Upload
luthfiyah-fia
View
248
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
h
Citation preview
Sumber Daya Energi
Fakultas Pertanian, Unpad 2014
Zumi Saidah, SP.,M.Si
Agenda Hari Ini
Kondisi Fakta Energi Saat ini Permasalahan Energi Kebijakan Energi Tantangan & Hambatan SD Energi Alternatif Sumberdaya Energi lainnya
Kondisi Energi Saat Ini Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan
bakar fosil yang bersifat non renewabel disebabkan dari semakin menipisnya cadangan minyak bumi.
Hal tersebut mengakibatkan meningkatnya harga bahan bakar minyak (BBM).
Kondisi ini memicu kenaikan biaya hidup dan naiknya biaya produksi.
Oleh karena itu perlu dicari sumber-sumber bahan bakar alternatif yang bersifat renewable (terbaharukan).
Jenis Energi
Sumber Daya
Cadangan Terbukti
Produksi (per tahun)
Perbandingan (Cadangan/
Produksi)
Minyak Bumi 86,9
milyar barel 9
milyar barel 500
juta barel 18 tahun
Gas Bumi 384,7 TSCF
188 TSCF
3,0 TSCF
62 tahun
Batubara 57
milyar ton 19,3
milyar ton 130
juta ton 147 tahun
Sumber : Blue Print Pengelolaan Energi Nasional
Cadangan energi fosil, khususnya minyak bumi semakin terbatas. Jika tidak ada penemuan cadangan baru, perbandingan antara cadangan dan produksi hanya 18 tahun
Kondisi Energi Saat Ini
Potensi Kapasitas Terpasang
Tenaga Air 75.67 GW 4200 MW
Panas Bumi 27 GW 807 MW
Mini/Microhydro 712 MW 206 MW
Biomassa 49.81 GW 445 MW
Energi Surya 4.8 kWh/m2/hari 8 MW
Energi Angin 3-6 m/det 0.6 MW
Potensi Energi Terbarukan Cukup Besar, Namun Pemanfaatannya Masih Terbatas, Kecuali Tenaga Air Skala Besar Dan Panas Bumi.
Kondisi Energi Saat Ini (2)
6
Peran minyak bumi dalam penyediaan energi masih dominan sehingga energy mix timpang
Minyak bumi54.4%
Gas bumi26.5% Batubara
14.1%
PLTA3.4%
Panas bumi1.4%
EBT Lainnya0.2%
Kondisi Energi Saat Ini (3)
0100
200
300
400
500
600
Japan OECD Thailand Indonesia Malaysia North Am. Germany
index
(Japan
= 100)
Energy Intensity Energy Per Capita
Intensitas Energi (toe per juta US$, harga 1995) Japan : 92,3 Indonesia : 470
Konsumsi energi perkapita (toe per kapita) Japan : 4,14 Indonesia : 0,467
Konsumsi Energi Perkapita Relatif Rendah, Namun Intensitas Energi Cukup Tinggi
Kondisi Energi Saat Ini (4)
8
42.11
74.1
150.4
260.1851
389.1
459.47
53
8
16
28
43
52
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
500
1980 1985 1990 1995 2000 2004
Kons
umsi
per
Kap
ita (k
Wh
0
10
20
30
40
50
60
Rasi
o El
ektri
fikas
i (%
)
Konsumsi Listrik per Kapita Rasio Elektrifikasi
Rasio Elektrikasi Nasional tahun 2004 : 53,38% Jawa : 57,38% Luar Jawa : 47,01%
Akses Masyarakat Terhadap Listrik Masih Terbatas Ditunjukkan Dengan Masih Rendahnya Rasio Elektrifikasi
Diolah dari: Statistik DJLPE, 2003
Kondisi Energi Saat Ini (5)
9
Pemakaian Energi Masih Boros Ditunjukkan Dengan Tingginya Elastisitas Pemakaian Energi
1.84
1.69
1.36
1.161.05
0.73
0.47
0.260.17
0.10
(0.03)(0.12)
(0.50)
-
0.50
1.00
1.50
2.00
INDO
NESI
A
MALA
YSIA
TAIW
AN
THAI
LAND
ITALY
SING
APOR
E
FRAN
CE
UNITE
D ST
ATES
CANA
DA
JAPA
N
UNITE
D KI
NGDO
M
GERM
ANY
Catatan: Diolah dari data BP Statistical Review of World Energy 2004 dan IMF World Monetary Outlook 2004
Kondisi Energi Saat Ini (6)
Permasalahan Energi Saat Ini l Bauran energi tidak optimal l Menurunnya tingkat produksi minyak bumi l Kelangkaan energi (gas dan listrik) di beberapa daerah l Harga energi belum berdasarkan nilai keekonomiannya dan subsidi
energi semakin meningkat l Penggunaan energi masih boros l Energi lebih banyak diekspor dibandingkan untuk memenuhi kebutuhan
energi dalam negeri l Penerimaan devisa dari sektor energi untuk pengembangan sektor
energi masih rendah l Perlindungan/pelestarian lingkungan hidup belum menjadi prioritas
Sumber: DEN, Draft Rancangan Kebijakan Energi Nasional, Des 09
Kebijakan Energi
1. Undang-undang No, 27 tahun 2003 tentang Panas Bumi
" Undang-undang ini mengatur pengelolaan dan pengembangan sumber energi panas bumi baik sebagai komoditi tambang maupun sebagai sumber energi bagi pemanfaatan langsung dan tidak langsung (listrik)
" Mengatur penyediaan dan pemanfaatan tenaga listrik dari sumber energi terbarukan dan tak terbarukan
" Mengutamakan pemakaian energi setempat terutama energi terbarukan untuk pembangkit tenaga listrik
" Pengadaan listrik dari pembangkit yang menggunakan energi terbarukan tidak perlu mengikuti proses tender (melalui penunjukan langsung)
2. PP No.03/2005 tentang Perubahan atas PP No. 10/1989 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Listrik
Kebijakan (2)
3. Permen ESDM No. 009 Tahun 2005
Kebijakan (3)
Mengatur Prosedur Pembelian Tenaga Listrik Dan/Atau Sewa Menyewa Jaringan Dalam Usaha Penyediaan Tenaga Listrik Untuk Kepentingan Umum
Pembelian Tenaga Listrik Dilakukan Melalui Pelelangan Umum Atau Penunjukan Langsung
4. Permen ESDM No. 010 Tahun 2005
Mengatur Tata Cara Perizinan Usaha Ketenagalistrikan Untuk Lintas Provinsi Atau Yang Terhubung Dengan Jaringan Transmisi Nasional
Langkah Kebijakan :
Intensifikasi pencaraian cadangan energi meningkatkan ketersediaan cadangan energi khususnya energi fosil
Diversifikasi energi meningkatkan penganekaragaman penggunaan energi alternatif (batubara, gas, dan energi terbarukan)
Konservasi energi meningkatkan efisiensi pemakaian energi
5. Kebijakan Energi Nasional (KEN) (Kepmen ESDM No. 0983 K/16/MEM/ 2004)
Kebijakan (4)
Mengelola sumberdaya batubara dan memelihara
daya dukung agar bermanfaat bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi
Meningkatkan pemanfaatan potensi sumberdaya batubara dan menjaga lingkungan hidup dengan melakukan konservasi, efisiensi dan menerapkan teknologi ramah lingkungan
6. Kebijakan Batubara Nasional
Kebijakan (5)
7. Kebijakan Energi Hijau (KepMen ESDM No. 002 tahun 2004)
Kebijakan Energi Hijau yaitu kebijakan Pengembangan Energi Terbarukan dan Konservasi Energi pada dasarnya mengatur:
" Pemanfaatan energi terbarukan (ET) yang optimal " Teknologi pemanfaatan energi (baik dari sumber
energi terbarukan maupun fosil) yang efisien, " Budaya hemat energi
Kebijakan (6)
" Pengelola : Usaha Kecil " Kapasitas : < 1MW/pembangkit " Lokasi : terjangkau jaringan PLN pada
Tegangan Rendah (TR) atau Tegangan Menengah (TM) (on-grid)
" Harga jual : - 0,8 x HPP TM, atau - 0,6 x HPP TR
8. Pembangkit Skala Kecil (Kepmen ESDM No.1122K/30/MEM/2002)
Kebijakan operasional untuk mendukung partisipasi masyarakat dalam penyediaan tenaga listrik:
Kebijakan (7)
1. Menyusun rancangan undang-undang energi Mengatur penyediaan dan pemanfaatan energi secara optimal dan berkelanjutan.
2. Merevisi peraturan Pembangkit Skala Kecil Perubahannnya : kapasitas maksimum yang semula 1 MW ditingkatkan menjadi 10 MW dan kontraknya jangka panjang (10
tahun) 3. Peraturan Presiden tentang Kebijakan Energi Nasional Dalam rancangan ini dicantumkan target-target pengembangan energi alternatif yang harus dicapai
Kebijakan Energi Yang Sedang Dipersiapkan
4. Peraturan Pemerintah tentang Panas Bumi Peraturan ini merupakan penjabaran dari UU Panas Bumi 5. Instruksi Presiden tentang Biofuel Merupakan instruksi kepada Menteri terkait, Gubernur dan
Bupati untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka mempercepat pengembangan biofuel sebagai pengganti
BBM 6. Instruksi Presiden tentang Batubara Cair Merupakan instruksi kepada Menteri terkait, Gubernur dan
Bupati untuk mengambil langkah-langkah dalam rangka mempercepat pengembangan batubara cair sebagai pengganti BBM
Kebijakan (2)
Kebijakan Diversifikasi Energi
Rasionalisasi harga energi Percepatan substitusi minyak bumi dengan gas
dan batubara untuk tenaga listrik, industri, transportasi maupun rumah tangga termasuk dengan meningkatkan pemakaian LPG dab BBG serta briket batubara
Peningkatan pemanfaatan panas bumi dan energi terbarukan lainnya
Pembangunan infrastruktur untuk mendukung pemakaian bahan bakar alternatif
Tantangan & Hambatan
Menjamin keamanan pasokan energi nasional (security of supply) dalam rangka penyediaan energi
nasional
Mempercepat pemanfaatan energi alternatif (Diversifikasi Energi)
Mempercepat pemanfaatan energi secara efisien (Konservasi Energi)
Solusinya
" Biaya investasi awal tinggi (peralatan umumnya masih teknologi impor)
" Minat swasta khususnya di bidang bisnis energi alternatif masih sangat kurang
" Kemampuan jasa dan industri energi alternatif dalam negeri masih kurang
" Kemampuan SDM relatif rendah terutama untuk energi alternatif yang belum komersial
Hambatan Dalam Pengembangan Energi Alternatif
Tantangan dan Hambatan (2)
Sasaran Energi Mix Nasional 2025
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025(SKENARIO BaU)
Minyak bumi41.7%
Gas bumi20.6%
Batubara34.6%
PLTA1.9%
Panas bumi1.1%
PLTMH0.1%
ENERGI MIX NASIONAL TAHUN 2025(SKENARIO OPTIMALISASI)
PLTMH 0.216%
Biofuel 1.335%
Tenaga surya 0.020%
Tenaga angin 0.028%
Fuel cell 0.000%
Biomassa 0.766%
Nuklir 1.993%
Gas bumi 30.6%
Minyak bumi 26.2%
Other 4.4%
Panas bumi 3.8%
PLTA 2.4%
Batubara 32.7%
OPTIMALISASI PENGELOLAAN
ENERGI
Catatan : Optimalisasi Pengelolaan Energi dilakukan dengan cara: - Pemanfaatan energi secara efisien (Konservasi Energi) - Penganekaragaman pemanfaatan sumber energi (Diversifikasi Energi)
Berbagai Bentuk Energi Alternatif Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada
semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut.
Bentuk-bentuk energi alternatif dari : Bahan Bakar Nabati : Singkong, tebu, kelapa sawit, jagung,
jarak pohon, dsb Energi gravitasi bumi dan magnet: Pembangkit listrik. Biaya
yang dibutuhkan hanya untuk membuat pembangkit listrik, sedangkan untuk bahan penggeraknya yaitu gravitasi bumi dan medan magnet benar-benar gratis.
Sumber daya alam untuk pembangkit listrik seperti angin, air, tidak bisa terlalu diharapkan, terbentur masalah kontinyuitas ketersediaannya. Penguraian air menjadi bahan bakar juga masih tidak memadai dari segi ekonominya.
Bahan Bakar Nabati Bahan bakar nabati adalah minyak yang dapat diekstrak
dari produk tumbuh-tumbuhan dan limbah biomassa. Ada beberapa tananaman yang bisa digunakan sebagai
bahan bakar nabati spt : tebu, jagung, dan ketela pohon, yang mampu menghasilkan bahan bakar sekelas premium; sedangkan minyak buah jarak sebagai pengganti minyak tanah dan solar.
Sesuai dgn Perpres No 5 Tahun 2006 perihal Kebijakan Energi Nasional : Pemanfaatan bahan bakar nabati atau bahan bakar dari tanaman ini sebagai energi alternatif yang terbarukan
SD dari Bahan Bakar Nabati Tebu dan tanaman lain yang bisa diproses menjadi etanol
sebagai pengganti Bahan Bakar Minyak Bumi (BBM) dan atau pengganti energi fosil (solar, minyak tanah dan minyak bakar).
Departemen Pertanian menyatakan kesiapannya dalam menyediakan bahan baku biofuel dari komoditas pertanian, yaitu kelapa sawit dan jarak pagar (biodiesel), tebu, sagu, ubi kayu, ubi jalar, dan sorghum (bioetanol).
Jarak Pagar (Jatropha curcas L) Jarak Pagar (Jatropha curcas L) yang bisa menjadi sumber
energi alternatif dan menjadi bahan bakar hayati dengan sumber energi terbarukan (renewable energy) atau energi hijau yang terbarukan (biofuel).
Potensi Jarak pagar di Indonesia sebagai salah satu sumber energi alternatif pengganti BBM darikomoditas pertanian (biofuel).
Pemerintah melalui Blue Print Pengelolaan Energi Nasional yang dikeluarkan Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) menetapkan kebutuhan energi nasional akan dipenuhi dari sumber Energi Baru Terbarukan (EBT) sebesar 4,4 % , dimana sebesar 1,3 % berasal dari Biofuel (setara dengan 4,7 juta kilo liter).
Singkong Batre Singkong Seorang anak bernama Innocencio Kresna Pratama (dipanggil
Inno) mengantarkan kota Bandar Lampung menjadi yang terbaik di ajang "Kompetensi dan Kreativitas Siswa SD Dan Madrasah Ibtidaiah (MI) se provinsi Lampung" tanggal 6-7 November 2009.
Singkong dapat menghasilkan listrik karena mengandung cairan elektrolit untuk menghasilkan listrik: Satu batang singkong kecil yang dipotong menjadi empat bagian. Inno menancapkan pelat dan tembaga seng yang kemudian disambung dengan kabel kecil ke kalkulator dan jam digital. Hasilnya? Kedua benda itu menyala dan tetap akurat!
Pengolahan Sampah/Kotoran ternak Menjadi Biogas
Biogas hasil pencernaan berhubungan dengan pemanfaatan gas metana (CH4) yang dilepaskan ketika kotoran hewan membusuk.
Gas ini dapat diperoleh dari sampah dan sistem saluran limbah. Sistem penghasil biogas digunakan untuk menghasilkan untuk memproses gas metana melalui bakteri atau dekomposer yang memecah biomassa dalam lingkungan atau kondisi anaerobik.
Gas metana yang dikumpulkan dan dimurnikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif.
Tugas Kelompok Carilah berbagai bentuk sumberdaya alternatif yang
dapat dimanfaatkan sebagai sumberdaya energi ! Buat terlebih dahulu pohon alternatif industrinya dan
jelaskan penggunaannya terutama untuk pemanfaatannya sebagai energi alternatif !
Bagaimana pula ketersediaan produk pertanian tsb di Indonesia !
Berikan gambar, data, grafik yang jika diperlukan ! Buat makalah dan ppt nya kumpulkan kembali ke mail
saya paling telat kamis depan !
Terima Kasih