Pertemuan-1[1]

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

TEKNIK REAKSI KIMIA I

9

PERTEMUAN KE I

Pendahuluan

Setiap proses kimia industri dirancang untuk memproduksi hasil yang diinginkan secara ekonomis dari berbagai bahan baku melalui serangkaian tahapan pengolahan (fisik dan kimia). Bahan baku mengalami sejumlah tahapan pengolahan fisik agar sesuai dengan spesifikasi reaksi untuk selanjutnya direaksikan secara kimia di dalam reaktor. Produk reaksi harus diolah lebih lanjut secara fisik, antara lain seperti pemisahan, pemurnian, dan lain-lain melalui proses distilasi, absorpsi, kristalisasi, dan lain-lain agar diperoleh produk akhir sesuai spesifikasi yang diinginkan. Perancangan peralatan untuk pengolahan secara fisik dipelajari pada Operasi Teknik Kimia (Unit Operation). Tahapan proses kimia adalah jantung dari proses yang menentukan ekonomis atau tidaknya suatu proses tersebut. Proses pengolahan secara kimia dipelajari pada Kinetika Kimia dan Teknik Reaksi Kimia. Kinetika Kimia adalah studi tentang laju reaksi kimia dan mekanisme reaksi. Teknik Reaksi Kimia adalah studi yang menggabungkan kinetika kimia dengan perancangan reaktor, dimana reaksi terjadi secara kimia. Kinetika kimia dan perancangan reaktor merupakan jantung keseluruhan proses pada semua industri proses kimia. Perancangan reaktor menggunakan informasi, knowledge, dan pengalaman dari cabang-cabang ilmu dasar seperti termodinamika, kinetika kimia, mekanika fluida, perpindahan panas, perpindahan masa, dan ekonomi. Pada perancangan reaktor salah satu hal yang perlu diketahui adalah data-data kinetika reaksi berupa laju reaksi dari suatu sistem reaksi yang ditinjau. Oleh karena itu pengetahuan tentang kinetika reaksi kimia mutlak diperlukan. Pengetahuan tentang kinetika reaksi kimia ini terutama penting untuk reaksi-reaksi yang berlangsung lambat, dimana waktu reaksi akan secara lansung mempengaruhi besarnya konversi. Sedangkan untuk reaksi-reaksi yang berlangsung sangat cepat sehingga sistem dengan segera berada dalam keseimbangan, maka yang diperlukan terutama adalah data-data termodinamika tentang keseimbangan dan panas reaksi. Pengetahuan tentang kinetika kimia dan perancangan reaktor inilah yang membedakan chemical engineers dari engineers (bidang engineering) yang lain, yakni berkaitan dengan kemampuannya menganalisis sebuah proses kimia.

PENGERTIAN LAJU REAKSI

Konsep laju reaksi sangat diperlukan pada perancangan reaktor karena laju reaksi sangat mempengaruhi jumlah maupun ukuran reaktor yang diperlukan untuk memproduksi hasil dengan kapasitas tertentu.

Laju reaksi menyatakan seberapa cepat sejumlah mole spesies kimia yang sedang dikonsumsi untuk membentuk spesies kimia yang lain. Chemical species (spesies kimia) yaitu merujuk pada sembarang senyawa kimia atau unsur dengan sebuah identitas tertentu. The identity of a chemical species (identitas dari sebuah spesies kimia) ditentukan oleh jenis, jumlah, dan konfigurasi dari atom-atom spesies itu. A chemical reaction (reaksi kimia) sudah berlangsung bila sejumlah molekul-molekul dari satu atau lebih spesies yang dapat dideteksi sudah kehilangan identitasnya dan yang diasumsikan sebuah bentuk baru oleh sebuah perubahan pada jenis atau jumlah dari atom-atom dalam senyawa dan/ atau oleh sebuah perubahan pada struktur atau konfigurasi dari atom-atomnya. Saat perubahan kimia (reaksi kimia) terjadi maka jumlah total masa adalah tetap, hal ini sesuai dengan hukum konservasi masa yang menyatakan bahwa masa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan. Massayang dimaksud adalahmassakolektif total semuaspesies yang berbedadalam sistem.Namunmengingatspesiesindividu yang terlibatdalam reaksitertentu, menyatakan tingkat penghilanganmassadarispesiestertentu pula. Laju penghilangan suatu spesies i adalah jumlah molekul i yang hilang identitas kimianya per satuan waktu per satuan volume melalui pemutusan dan pembentukan kembali ikatan kimia selama reaksi berlangsung. Ada tiga cara dasar suatu spesies kehilangan identitas kimianya, yaitu: dekomposisi, penggabungan, dan isomerisasi. Pada dekomposisi, molekul kehilangan identitasnya dengan cara diputus menjadi molekul-molekul, atom-atom lebih kecil. Sebagai contoh adalah bila benzen dan propilen dibentuk dari molekul cumene,

Molekul cumene kehilangan identitasnya (penghilangan) dengan pemutusan ikatannya untuk membentuk molekul-kolekul benzen dan propilen. Cara kedua dimana molekul dapat kehilangan identitas spesiesnya adalah melalui penggabungan molekul atau atom yang lain. Contohnya molekul propilen kehilangan identitas spesiesnya bila reaksi diatas dibalik arahnya, sehingga propilen digabungkan dengan benzen untuk membentuk cumene. Cara ketiga dimana molekul dapat kehilangan identitas spesiesnya adalah melalui isomerisasi, contohnya adalah reaksi berikut ini:

Pada reaksi tersebut tidak ada terjadi penambahan molekul lain, dan tidak ada pemutusan ikatan molekul menjadi molekul yang lebih kecil, namun tetap dikatakan sudah terjadi kehilangan identitas spesiesnya melalui perubahan pada konfigurasinya. Dapat disimpulkan bahwa sejumlah molekul tertentu dari suatu spesies kimia tertentu telah beraksi atau telah dihilangkan/dikonsumsi bila molekul-molekul tersebut telah kehilangan identitas kimianya. Laju reaksi, -rA adalah jumlah mol A yang bereaksi atau yang dikonsumsi per satuan waktu per satuan volume (mol/dm3.detik). Laju reaksi kimia (laju reaksi pembentukan komponen i, ri ) dapat dinyatakan pada beberapa cara berikut: Bila didasarkan pada satuan volume fluida yang bereaksi,

....................................... (1.1).

Bila didasarkan pada satuan massa padatan dalam sistem fluida-padat, ....................................... (1.2).

Bila didasarkan pada satuan luas permukaan interfasial dalam sistem dua-fluida (atau, berdasarkan satuan luas permukaan padatan dalam sistem gas-padat):

..........................................(1.3).

Bila didasarkan pada satuan volume padatan dalam sistem gas-padat, ..................................... (1.4).Bila didasarkan pada satuan volume reaktor, dan apabila berbeda dengan laju reaksi yang didasarkan atas satuan volume fluida,

...................................... (1.5).

Pada sistem homogen, volume fluida dalam reaktor seringkali sama dengan volume reaktor sehingga V dan VR adalah sama. Persamaan laju, ri adalah suatu persamaan aljabar yang merupakan sebuah fungsi propertis material yang bereaksi dan kondisi reaksi (yaitu konsentrasi spesies, temperatur, tekanan, dan katalis bila ada). Persamaan laju tidak bergantung pada tipe reaktor (contohnya batch atau alir kontinu) dimana reaksi dilangsungkan. Akan tetapi, karena propertis dan kondisi reaksi dari material yang bereaksi dapat berubah dengan posisi di dalam reaktor kimia, ri sebaliknya dapat menjadi suatu fungsi posisi dan dapat berubah dari titik ke titik dalam sistem tersebut. Hukum laju Reaksi kimia dasarnya adalah persamaan aljabar yang melibatkan konsentrasi,bukanpersamaan diferensial. Contoh, bentuk aljabar dari hukum laju, -rA untuk reaksi: A Produk, merupakan suatu fungsi linier dengan konsentrasi, -rA = k CA, atau -rA = k CA2, atau . Untuk reaksi tertentu ketergantungan hukum laju terhadap konsentrasi harus ditentukan dari pengamatan percobaan.

Apabila bahan A dan bahan B direaksikan membentuk C dan D maka setelah terbentuk hasil C dan D ada dua kemungkinan yang bisa terjadi antara lain :

C dan D tidak bereaksi (disebut reaksi searah) C dan D bereaksi membentuk A dan B kembali (disebut reaksi bolak balik)

Persamaan reaksi bisa dituliskan sebagai berikut : Reaksi searah (irreversible)

A + B C + DReaksi bolak balik (reversible)

A + B C + D

Untuk reaksi yang homogen (satu fasa) dan reaksi sederhana ( tidak melalui tahapan reaksi ) maka persamaan laju reaksi :

a. Untuk reaksi searah dapat dinyatakan : -rA = k CA CB-rA= lajuA bereaksi , mol /(waktu volume)k = konstanta laju reaksi, (satuan tergantung order reaksinya)CA,CB= konsentrasi reaktan, mol/volume, = order reaksi (untuk reaksi elementer order reaksi sama dengan koefisien reaksi)rB = (/) rA rC = - (/) rA rD = - (/) rA

b. Untuk reaksi bolak balik dinyatakan dengan persamaan : rA = k1 CA CB- k2 CC CD

rA= lajuA bereaksi , mol /(waktu volume)k1 = konstanta laju reaksi ke kanank2 = konstanta laju reaksi ke kiriCA,CB= konsentrasi reaktan, mol/volumeCC,CD= konsentrasi produk, mol/volume, = order reaksi ke kanan , = order reaksi ke kiri

Faktor faktor yang berpengaruh terhadap laju reaksi :

1. Konstanta laju reaksi

Semakin besar konstanta laju reaksi maka semakin besar laju reaksinya.

Konstanta laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain suhu, frekuensi tumbukan dan energi aktivasi. Persamaan hubungan konstanta laju reaksi dengan faktor yang berpengaruh dapat dinyatakan (persamaan Arrhenius):

k= konstanta laju reaksiA= frekuensi tumbukan E= energi aktivasiT= suhu mutlakR= tetapan gas

Pertanyaan : Jelaskan bagaimana pengaruh suhu terhadap konstanta laju reaksiJelaskan bagaimana pengaruh energi aktivasi terhadap konstanta laju reaksi.

Besarnya energi aktivasi tergantung pada reaksi yang terjadi, dan dapat diturunkan nilainya dengan menggunakan katalisator atau dapat dinaikkan dengan menggunakan inhibitor.

Katalisator biasanya digunakan untuk mempercepat reaksi pada reaksi yang lambat biasanya pada reaksi untuk memproduksi suatu produk agar diperoleh hasil yang sebanyak- banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.

Inhibitor biasanya digunakan untuk reaksi-reaksi yang sangat cepat misalnya pada reaksi nuklir yang bila terjadi sangat cepat akan menghasilkan tenaga yang sangat besar yang mungkin sangat berbahaya apabila tidak terkendali maka reaksi harus diperlambat.

2. Konsentrasi reaktan

Semakin besar konsentrasi reaktan maka semakin besar laju reaksinya.

Biasanya pada awal reaksi laju reaksi paling besar, kemudian semakin lama konsentrasi reaktan semakin kecil sehingga laju reaksi semakin kecil.

Contoh :Suatu reaktor mula-mula berisi larutan yang terdiri atas bahan A dengan konsentrasi 10 gmol/Liter dan B dengan kosentrasi 25gmol/Liter bereaksi menjadi C dan D mengikuti persamaan reaksi elementer :A +2B k C + 3D 9irreversibel).dengan nilai konstanta laju reaksi, k = 2,5 (10-5 )e(-10.000/T). apabila reaksi dijalankan pada suhu konstan 300 K (isotermal)a.Berapa laju reaksi pada awal reaksib.Berapa laju reaksi pada saat konversi 50 %c.Berapa laju reaksi pada awal reaksi apabila suhu reaksi 350 K (isotermal)

HUBUNGAN KONVERSI DENGAN WAKTU PADA REAKSI DENGAN LAJU REAKSI TERTENTU.

Reaksi Order 1Persamaan hubungan konversi atau konsentrasi suatu bahan dalam reaktor dengan waktu reaksi dapat dinyatakan berdasarkan neraca massa dalam reaktor yang digunakan. Misalkan suatu larutan A dengan konsentrasi CA0 gmol/L dalam reaktor batch dengan volume larutan VL bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi A B, reaksi merupakan reaksi order 1 dengan laju reaksi -rA= kCA, maka dapat dibuat persamaan hubungan konversi dengan waktu menggunakan neraca massa pada reaktor batch :

Laju bahan masuk Laju bahan keluar Laju bahan bereaksi = Laju akumulasi.

apabila volume larutan dianggap konstan maka :

Jadi persamaan hubungan konsentrasi A dengan waktu :

Dengan persaman ini dapat diketahui konsentrasi A (CA) pada setiap saat. Atau bisa dinyatakan hubungan antara konversi dengan waktu :

Konsentrasi bahan-bahan yang lain bisa dihitung berdasarkan hukum stoichiometris :

CB = CB0 + CA0X

Contoh soal :Suatu larutan A dengan konsentrasi 0,5 gmol/L dalam reaktor batch dengan volume larutan 2,5 L bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi A B, reaksi merupakan reaksi order 1 dengan laju reaksi rA= kCA, dengan nilai k= 0,01 1/menit berapa konsentrasi A, konversi A serta konsentrasi B,C maupun D setelah 3 menit :

Penyelesaian :Dengan penjabaran neraca massa A seperti di atas diperoleh persamaan :

=0,029CB = CB0 - CA0X = 0 + 0,5(0,029 ) = 0,0145 gmol/L

TUGAS 1Suatu larutan A dengan konsentrasi 10 gmol/L dalam reaktor batch dengan volume larutan 2,5 L bereaksi membentuk B dengan persamaan reaksi A 3B, reaksi merupakan reaksi order 1 dengan laju reaksi rA= kCA, dengan nilai k= 0,02 1/menit, berapa konsentrasi A, konversi A serta konsentrasi B, C maupun D setelah 3 menit