14
1 PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT MINANGKABAU DI KELURAHAN SIMPANG RUMBIO KECAMATAN LUBUK SIKARAH KOTA SOLOK SANDRA VERMAYANTI ABSTRACT This research is motivated by the lack of scientific and empirical studies on the question of traditional Minangkabau society , especially in the Village District Simpang Lubuk Rumbio Sikarah Solok . The purpose of this study is twofold, namely ( 1 ) describing the classification question Minangkabau traditional village communities in Simpang Lubuk Rumbio Sikarah Solok District , ( 2 ) describing the functions of traditional Minangkabau question for the people in the village of Simpang Lubuk Rumbio Sikarah Solok District . This research is a descriptive qualitative research methods that do not use the figures and objects in the form of a group of people . Data were obtained through interview techniques and recording traditional questions . Informants in this study determined by the snowball technique is to ask recommendation from someone . From an informant that a little amount of data sources belipat can double in number . Mengelinding like a snowball . Data were analyzed by the study formula . Based on the analysis of data and discussion concluded the following things . First , the traditional question types are classified into question the actual traditional and traditional questions that are categorized as other forms . second , the traditional question types are divided into two general functions , to test one's intelligence or to exceed the others and for the entertainment of others . Traditional communities in question Minangkabu Simpang Village Rumbio Solok found as many as 53 questions . From these data there are 8 traditional same question , so that the actual data are 45 traditional questions .

PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

  • Upload
    lelien

  • View
    238

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

1

PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT MINANGKABAU

DI KELURAHAN SIMPANG RUMBIO KECAMATAN LUBUK

SIKARAH KOTA SOLOK

SANDRA VERMAYANTI

ABSTRACT

This research is motivated by the lack of scientific and empirical studies on the question

of traditional Minangkabau society , especially in the Village District Simpang Lubuk

Rumbio Sikarah Solok . The purpose of this study is twofold, namely ( 1 ) describing

the classification question Minangkabau traditional village communities in Simpang

Lubuk Rumbio Sikarah Solok District , ( 2 ) describing the functions of traditional

Minangkabau question for the people in the village of Simpang Lubuk Rumbio Sikarah

Solok District . This research is a descriptive qualitative research methods that do not

use the figures and objects in the form of a group of people . Data were obtained

through interview techniques and recording traditional questions . Informants in this

study determined by the snowball technique is to ask recommendation from someone .

From an informant that a little amount of data sources belipat can double in number .

Mengelinding like a snowball . Data were analyzed by the study formula . Based on the

analysis of data and discussion concluded the following things . First , the traditional

question types are classified into question the actual traditional and traditional questions

that are categorized as other forms . second , the traditional question types are divided

into two general functions , to test one's intelligence or to exceed the others and for the

entertainment of others . Traditional communities in question Minangkabu Simpang

Village Rumbio Solok found as many as 53 questions . From these data there are 8

traditional same question , so that the actual data are 45 traditional questions .

Page 2: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

2

A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Indonesia terdiri atas

berbagai daerah dan suku bangsa.

Daerah-daerah tersebut memiliki

kebudayaan yang beragam dan

diwariskan oleh nenek moyang

mereka secara turun-temurun.

Kebudayaan tercipta karena manusia

hidup bermasyarakat, bergaul, dan

sesuai dengan daerah dan tradisi

yang dianutnya. Budaya-budaya

daerah merupakan kebanggaan dari

suku bangsa yang menghuni daerah

tersebut. Salah satu kebudayaan

yang berkembang di masyarakat

Indonesia adalah folklor yang

merupakan sastra lisan yang

dipercaya oleh masyarakat secara

turun-termurun. Sastra lisan secara

umum mencakup: (a) bahasa rakyat

seperti logat, julukan, pangkat

tradisional, dan titel

kebangsawanan, (b) ungkapan

tradisional seperti pribahasa,

pepatah dan pemeo, (c) pertanyaan

tradisional seperti teka-teki, (d) puisi

rakyat seperti pantun, gurindam, dan

syair, (e) nyanyian rakyat, dan (f)

cerita prosa rakyat seperti mite,

legenda, dan dongeng (Danandjaja,

1991:22).

Salah satu sastra lisan yang

termasuk dalam folklor lisan yaitu

pertanyaan tradisional yang

berkembang dalam masyarakat

Indonesia yang secara turun-

termurun disampaikan, sehingga

tidak lagi diketahui siapa yang

menciptakannya. Pertanyaan

tradisional merupakan salah satu

bentuk sastra lisan yang paling

menarik, karena selain untuk

mengasah otak dapat juga untuk

hiburan diwaktu senggang.

Perkembangan pertanyaan

tradisional seperti teka-teki di

kalangan masyarakat sudah mulai

berkurang dan dikhawatirkan pada

suatu saat nanti akan hilang.

Pertanyaan tradisional ini adalah

milik masyarakat yang merupakan

cerminan budaya daerah

Minangkabau yang perlu di

lestarikan. Pertumbahan dan

perkembangannya patut dikaji dan

diteliti dalam usaha

menumbuhkembangkan serta

melestarikan budaya nusantara

melalui budaya daerah. Penelitian

tentang warisan budaya dalam hal

ini pertanyaan tradisional dan

kebudayaan merupakan dua unsur

yang saling melengkapi dan tidak

Page 3: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

3

dapat dipisahkan. Perkembangan

ilmu pengetahuan dan kemajuan

teknologi yang semakin canggih

membuat warisan budaya tersebut

sudah mulai di tinggalkan. Oleh

sebab itu, pertanyaan tradisional

makin tidak dikenal oleh generasi

muda. Untuk menguji kepintaran

seseorang dan menjebak seseorang

sehingga pertanyaan tradisional

tidak lagi dipakai atau sudah jarang

dipergunakan.

Untuk itu masyarakat

Minangkabau khususnya di

Kelurahan Simpang Rumbio Kota

Solok harus mengembangkan serta

mewariskan kepada generasi muda

karena dalam kenyataannya hanya

orang tua saja yang mengetahui

pertanyaan tradisional, sehingga

pewarisan atau orang yang masih

mengetahui tentang pertanyaan

tradisional Minangkabau setiap hari

bahkan setiap detik akan terus

berkurang. Hal ini disebabkan oleh

keterbatasan umur manusia, jika

keberadaan ini dibiarkan berlanjut

maka konsekuensinya generasi

muda di Kelurahan Simpang

Rumbio Kota Solok tidak dapat

mengetahui kekayaan budaya

mereka sendiri. Sastra daerah yang

berupa pertanyaan tradisional (teka-

teki rakyat) ini akan sangat menarik

untuk diteliti karena nilai-nilai yang

terkandung di dalamnya dapat

memperlihatkan ciri khas pemikiran

seseorang. Salah satu contoh

pertanyaan tradisional rakyat

seperti: diarak bukannyo marapulai,

dipayung bukannyo rajo, ditanam

bukannyo tanaman, apo kok yo?

“maik” (diiringi bukannya

pengantin, dipayungi bukannya raja,

ditanam bukannya tanaman, apakah

itu?)”mayat”. Dari contoh

pertanyaan tradisional ini berfungsi

untuk menguji kepandaian dan

melebihi orang lain. Apabila si

pendengar tidak dapat menjawab

pertanyaan tradisional, maka si

penanya akan lebih pintar dari

sipendengar. Pertanyaan tradisional

juga untuk berfikir dan

menyampaikan pendidikan,

sehingga dengan bermain

pertanyaan tradisional menuntut

para penutur dan penjawabnya untuk

berfikir.

Berdasarkan fenomena

tersebut, maka penulis perlu untuk

melakukan penelitian dengan judul

“Pertanyaan Tradisional (teka-teki)

Masyarakat Minangkabau di

Page 4: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

4

Kelurahan Simpang Rumbio

Kecamatan Lubuk Sikarah Kota

Solok”. Alasan penulis memilih

penelitian di Kelurahan Simpang

Rumbio ini supaya lebih dikenalnya

pertanyaan tradisional yang ada di

Kelurahan Simpang Rumbio oleh

masyarakat umum, serta kaum muda

pada khususnya karena pertanyaan

tradisional ini tidak banyak lagi

dikenal oleh generasi muda

sekarang. Oleh sebab itu, upaya

peneliti menggali dan

mendokumentasikan pertanyaan

tradisional penting untuk diadakan

penelitian dan juga untuk

mengetahui penggolongan dan

fungsi pertanyaan tradisional yang

terdapat di Kelurahan Simpang

Rumbio Kota Solok agar tidak

hilang begitu saja.

b. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang

masalah di atas, penelitian ini

difokuskan folklor lisan yaitu:

“Pertanyaan Tradisional Masyarakat

Minangkabau di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok.” Pertanyaan tradisional

tersebut dilihat dari segi penggolongan

dan fungsi pertanyaan tradisional bagi

masyarakat.

c. Rumusan Masalah

Berdasarkan fokus masalah yang

telah dikemukakan di atas, maka

masalah penelitian ini dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan sebagai

berikut.

1. Bagaimanakah penggolongan

pertanyaan tradisonal di Kelurahan

Simpang Rumbio Kecamatan Lubuk

Sikarah Kota Solok?

2. Bagaimanakah fungsi sosial

pertanyaan tradisional di Kelurahan

Simpang Rumbio Kecamatan Lubuk

Sikarah Kota Solok?

d. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mendeskripsikan penggolongan

pertanyaan tradisional Minangkabau

masyarakat di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok.

2. Mendeskripsikan fungsi pertanyaan

tradisional Minangkabau bagi

masyarakat di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok.

Page 5: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

5

e. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk

memperluas wawasan dan

pengetahuan serta lebih memahami

lagi tentang

2. Bagi pemerhati sastra, sebagai

masukan dalam pengembangan

sastra khususnya sastra lisan tentang

pertanyaan tradisional seperti teka-

teki.

3. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa dan

Sastra Indonesia, untuk menambah

ilmu pengetahuan dan wawasan

mengenai sastra lisan daerah

Minangkabau khususnya pertanyaan

tradisional seperti teka-teki.

4. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan

perbandingan untuk penelitian lain

yang relevan.

B. METODE PENELITIAN

a. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah

penelitian kualitatif karena data

penelitian berupa kata-kata lisan dari

informan dengan menggunakan metode

deskriptif. Sesuai pendapat Bogdan dan

Taylor (dalam Moleong, 2005:4),

penelitian kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa data-data tulisan atau

lisan tentang orang-orang dan perilaku

yang dapat diamati. Pemilihan metode

deskriptif dalam penelitian ini

dikarenakan tujuan dari penelitian

adalah mendeskripsikan penggolongan

dan fungsi sosial yang terdapat dalam

pertanyaan tradisional masyarakat

Minangkabau di Kelurahan Simpang

Rumbio Kota Solok.

b. Latar, Entri, Kehadiran

Penelitian

Latar merupakan gambaran

tempat dan waktu dalam melakukan

penelitian. Penelitian ini dilakukan di

Kelurahan Simpang Rumbio Kecamatan

Lubuk Sikarah Kota Solok. jumlah

penduduk 6791 jiwa. Luas wilayah

Kelurahan Simpang Rumbio 21141

Hektar. Mata pencarian penduduknya

kebanyakan berdagang. Sisanya bekerja

sebagai tukang ojek, petani dan Pegawai

Negeri Sipil (PNS). Entri penelitian ini

adalah dilihat dari segi penggolongan

dan fungsi pertanyaan tradisional bagi

masyarakat di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok. Kehadiran Penelitian dalam

pengumpulan data, peneliti terlibat

langsung dengan informan. Peneliti

langsung mendatangi rumah-rumah

informan dan melakukan wawancara

Page 6: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

6

dengan informan, serta merekam

perkataan informan yang berhubungan

dengan objek yang diteliti.

c. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini

informan yang mengetahui tentang

pertanyaan tradisional rakyat di

kelurahan tersebut. Informan tersebut

ditetapkan berdasarkan teknik bola

salju, yaitu merupakan teknik penentuan

sampel penelitian dengan mengikuti

informasi-informasi dari sampel

sebelumnya. Informan yang dipilih

merupakan hasil rekomendasi dari

informan sebelumnya. Salah satu cara

yang bisa digunakan adalah dengan

meminta rekomendasi dari seseorang.

Dari seseorang informan, jumlah

sumber data berlipat ganda jumlahnya,

seperti bola salju yang menggelinding.

d. Instrumen Penelitian

Menurut Moleong (2009:169),

peneliti sekaligus merupakan perencana,

pelaksanaan pengumpulan data, analisis,

penafsiran data dan pada akhirnya

sebagai pelapor hasil penelitiannya.

Jadi, peneliti adalah instrumen utama

penelitian karena peneliti menjadi

segalanya dari proses penelitian. Dalam

menggumpulkan data digunakan alat

tulis, lembaran pencatatan, alat

handphone, dan pedoman wawancara.

Alat tulis, handphone, dan lembaran

pencatatan digunakan untuk

mengumpulkan data ketika peneliti

melakukan wawancara dengan

informan, sedangkan panduan

wawancara digunakan sebagai pedoman

dalam berwawancara dengan informan

agar peneliti memperoleh data yang

akurat.

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah teknik rekam.

Peneliti merekam perkataan yang

disampaikan oleh informan, kemudian

melakukan wawancara untuk

memperoleh informasi pertanyaan

tradisional rakyat. Sudaryanto

(1993:121-122) menyatakan teknik

memperoleh data adalah sebagai

berikut: (1) melakukan studi pustaka

yaitu membaca referensi dan teori-teori

yang berkaitan dengan penelitian, (2)

melakukan wawancara langsung dengan

informan yang telah ditentukan dengan

cara memberi pertanyaan kepada

informan sesuai dengan tujuan

penelitian, (3) merekam langsung kata-

kata informan untuk memperoleh data

yang ilmiah, dan (4) melakukan

Page 7: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

7

pencatatan kembali hasil rekaman yang

telah dilakukan.

f. Teknik Analisis Data

Menurut Semi (1993: 31-32),

pada tahap ini dilakukan analisis data,

pemberian interpretasi, dan melakukan

deskripsi bagian demi bagian yang

ditentukan dalam penelitian, selanjutnya

dirumuskan kesimpulan umum tentang

hasil penelitian secara lengkap dalam

bentuk tertulis. Dalam penelitian ini

setelah data didapatkan, penelitian ini

dilanjutkan pada proses analisis data

dengan langkah-langkah sebagai

berikut: (1) mentranskripsikan hasil

rekaman ke dalam bahasa tulis, (2)

mencatat dan menerjemahkan data ke

dalam bahasa Indonesia yang baik dan

benar yang telah terkumpul, (3)

mengidentifikasikan pertanyaan

tradisional berdasarkan penggolongan,

(4) menganalisis fungsi pertanyaan

tradisional, dan (5) menarik kesimpulan.

g. Teknik Pengabsahan Data

Teknik pengabsahan data pada

dasarnya digunakan untuk menyanggah

balik apa yang dituduhkan kepada

peneliti kualitatif yang mengatakan

suatu hal yang tidak ilmiah, selain itu

teknik pengabsahan data merupakan dua

unsur yang tidak terpisahkan dari

penelitian kualitatif (Moleong,

2005:320). Pengabsahan data ini bapak

Kamril, SH. DT. RJ. Kubuang, beliau

adalah ketua panggung adat di

Kelurahan Simpang Rumbio dan juga

banyak mengetahui adat istiadat

Minangkabau.

C. HASIL PENELITIAN

A. Temuan Penelitian

1. Deskripsi Data

Data pertanyaan tradisional

masyarakat Minangkabau di Kelurahan

Simpang Rumbio Kecamatan Lubuk

Sikarah Kota Solok, diperoleh

wawancara langsung dengan informan.

Pada penelitian dan wawancara ini,

peneliti memerlukan waktu selama tiga

minggu untuk pengambilan data.

Pengumpulan data pertanyaan

tradisional yang diperoleh

menggunakan bahasa asli Minangkabau

setempat. Dalam melakukan penelitian

peneliti tidak banyak menemukan

kesulitan, karena penelitian dilakukan di

daerah asal peneliti sendiri. Informan

dalam penelitian ini ditetapkan

berdasarkan teknik bola salju yaitu

meminta rekomendasi dari seseorang.

Dari seorang informan jumlah sumber

data yang sedikit dapat berlipat ganda

Page 8: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

8

jumlahnya seperti bola salju yang

mengelinding. Pengumpulan data

dilakukan dengan cara merekam dan

mencatat pertanyaan tradisional yang di

ungkapkan oleh para informan. Setelah

mendapatkan data, data tersebut

diterjemahkan dari bahasa Minangkabau

ke dalam bahasa Indonesia dan

mengklasifikasikan data berdasarkan

penggolongan pertanyaan tradsisional

dan fungsi sosial pertanyaan tradisional.

Berdasarkan data yang terkumpul

selama penelitian, ditemukan sebanyak

53 Pertanyaan tradisional sedangkan

teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak

menemukan, setelah dilakukan

pengecekan kembali ternyata ada

beberapa informan yang memberikan

pertanyaan tradisional yang sama. Jadi,

pertanyaan tradisional yang akan

dianalisis berjumlah 45 pertanyaan

tradisional.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan

membahas penggolongan pertanyaan

tradisional dan fungsi sosial dari

pertanyaan tradisional tesebut.

Penggolongan pertanyaan dibagi

menjadi dua bagian, yaitu pertanyaan

tradisional yang sesungguhnya dan

pertanyaan tradisional yang tergolong

bentuk lainnya. Penggolongan

pertanyaan yang sesungguhnya terbagi

atas tiga golongan, yaitu

pertanyaan berdasarkan sifat

atau hal yang digambarkan dalam

pertanyaan, terdiri atas tujuh klasifikasi

yaitu, persamaan dengan makluk hidup

contohnya kok ketek menjadi kawan kok

lah gadang nyo menjadi lawan, apo kok

yo?api (Teka-teki ini di samakan

sifatnya dengan makhluk hidup karena

pada setiap makhluk hidup

pertumbuhannya dari yang kecil menuju

besar. Sehingga dalam kehidupan

sehari-hari kita sebagai makhluk hidup

pada akhirnya bertemu dengan lawan

dan kawan), persamaan dengan binatang

contohnya bersisik bukan nyo ikan,

bapayung bukan nyo rajo, a kok yo?

Naneh (Teka-teki ini di samakan dengan

binatang karena menyatakan nama

binatang yaitu bersisik bukannya ikan.

Tetapi bersisik dalam pertanyaan ini

jawabannya adalah nenas yang memiliki

sisik seperti ikan), dalam penelitian

tidak ditemukan pertanyaan tradisional

persamaan dengan beberapa binatang,

persamaan dengan manusia contohnya

inyo ketek tapi alah ba uban, a kok yo?

Onde-onde (teka-teki ini di samakana

dengan manusia karena menyatakan

kecil tapi sudah beruban,

Page 9: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

9

menggambarkan kalau umur manusia

sudah lanjut pasti akan tumbuh uban),

persamaan dengan beberapa manusia

contohnya kok anak nyo batanang-

tanang, kok induk nyo barantang-

rantang tali, a t kok yo? Buah kondua

(Teka-teki ini di samakan dengan

beberapa orang karena pertanyaannya

menyatakan kehidupan sehari-hari

manusia yang terdiri atas ibu dan anak

yang tidak bisa dipisahkan. Dari teka-

teki tersebut terlihat ibu dan anak tidak

terpisahkan), persamaaan dengan

tumbuhan contohnya ubi-ubi apo yang

bisa manjala, kok yo? Ubi jala (Teka-

teki ini di samakan dengan tumbuhan

karena dari pertanyaan menyatakan Ubi

jalar yang menjalar di dalam tanah.

Setiap tumbuhan akan subur dan akan

berakar bila hidup didalam tanah), dan

persamaan dengan benda contohnya apo

kok yo paguno nyo kalau ari ah ujan?

Payuang (Teka-teki ini di samakan

dengan benda karena menyatakan

bahwa payung adalah benda yang bila

diperlukan apabila datang hari hujan.

Benda tersebut sewaktu-waktu dipakai

ketika hujan turun).

Pertanyaan bukan berdasarkan

sifat hal yang digambarkan dalam

pertanyaan, dibagi atas empat klasifikasi

yaitu, pertambahan keterangan

perumpamaan contohnya a kok yo

badan nyo bungkuak, makan nyo sagalo

nan ijau? Sabik (pertanyaan ini

termasuk pertambahan keterangan

perumpamaan karena jawabannya sabit

diumpamakan berbadan bungkuk dan

makanannya bewarna hijau, sabit

tersebut digunakan untuk memotong

sesuatu yang bewarna hijau seperti

rumput), pertambahan keterangan pada

bentuk dan fungsi contohnya bantuak

nyo sagi ampek atau bulek, tiok ari

indak baranti bajalan, a kok yo? Jam

(pertambahan keterangan pada bentuk

dan fungsi karena pertanyaannya

memberikan keterangan tentang bentuk

benda tersebut yaitu jam yang berfungsi

untuk melihat waktu setiap hari

berjalan), pertambahan keterangan pada

warna contohnya warnanyo putiah, kok

saketek dicabuik, kok lah banyak inyo

dipadiaan, a kok yo? Uban (pertanyaan

ini termasuk ke dalam pertambahan

keterangan pada warna karena pada

pertanyaan disebutkan bewarna putih)

dan pertambahan keterangan pada

tindakan contohnya Namonyo

sikalamualam, mandaki ka yang data,

jajak menjadi kato-kato? Pena

(pertanyaan ini termasuk pertambahan

keterangan pada tindakan karena pada

bagian pertanyaannya melakukan

Page 10: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

10

sesuatu yang berupa tindakkan yaitu

mendaki ke yang datar).

Pertanyaan tradisional yang

seolah-olah cabul contohnya kok

masuak nyo tagang, kok kalua kandua,

a t kok yo? Tabu (pertanyaan ini

termasuk ke dalam Pertanyaan

tradisional seolah cabul karena

memberikan kesan cabul. Teka-teki ini

di samakan dengan cabul karena pada

bagian pertanyaannya menyatakan

kalau masuk tegang, kalau keluar

kendor sehingga beranggapan bahwa

sipenanya memberikan pertanyaan yang

bersifat cabul padahal maksudnya bukan

seperti itu. Pertanyaannya saja yang

cabul tapi jawabannya tidak cabul).

Penggolongan pertanyaan

tradisional yang tergolong bentuk

lainnya dalam penelitian ini ditemukan

pertanyaan tradisional yang bersifat

teka-teki ditemukan 10 pertanyaan salah

satu contohnya satiok dikarek namo

nyo panjang juo, apo kok yo? kacang

panjang (termasuk ke dalam golongan

pertanyaan yang bersifat teka-teki

karena jawaban dari teka-teki ini tidak

dapat diramalkan sebelumnya oleh

pendengar teka-teki) dan pertanyaan

perangkap ditemukan 2 pertanyaan

salah satu contohnya Apo yang ado di

tangah sawah, kok yo? Huruf w

(termasuk ke dalam golongan

pertanyaan yang bersifat perangkap,

karena sipenanya menanyakan apa yang

ada di tengah sawah? Hal ini membuat

sipendengar terperangkap dari teka-teki

tersebut dan pasti sipendengar akan

menjawab kalau yang ada ditengah

sawah itu adalah padi, padahal jawaban

dari teka-teki ini adalah huruf w).

Fungsi sosial Pertanyaan

Tradisional Masyarakat Minangkabau di

Kelurahan Simpang Rumbio Kecamatan

Lubuk Sikarah Kota Solok adalah

berfungsi sebagai menguji kepandaian

seseorang dan sebagai hiburan dalam

bermain pertanyaan tradisional. Salah

satu contoh dari pertanyaan tradisional

ini.

B. Pembahasan

Bedasarkan hasil penelitian

mengenai pertanyaan tradisional

masyarakat di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok ditemukan sebanyak 53

pertanyaan tradisional. Dari data

tersebut terdapat 8 data yang sama,

sehingga data sebenarnya berjumlah 45

Pertanyaan tardisional. Pertanyaan

tradisional tersebut digolongkan

kedalam folklor lisan karena bentuknya

memang murni lisan, diantaranya yang

Page 11: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

11

termasuk kedalam sastra lisan (a)

bahasa rakyat seperti logat, julukan,

pangkat tradisional, dan title

kebangsaan, (b) ungkapan tradsional

seperti pepatah, pameo, dan pribahasa,

(c) pertanyaan tradisional seperti teka-

teki, (d) puisi rakyak seperti pantun,

gurindam, dan syair, (e) cerita prosa

rakyat seperti mite, legenda, dongeng,

dan (f) nyanyian rakyat.

Salah satu sastra lisan

Minangkabau adalah pertanyaan

tradisional yang peneliti lakukan

sekarang. Pertanyaan tradisional

masyarakat berfungsi sebagai berfikir

dan melebihi orang lain karena dalam

bermain pertanyaan tradisional

menuntut para penutur dan penjawabnya

untuk berfikir salah satu contohnya “kok

digigik indak dagiang, kok diambuih

indak balon, kok dikunyah raso o

manih, a kok yo?gulo-gulo kajai” (kalau

digigit tidak daging, kalau dihembus

tidak balon. Kalau dikunyah rasanya

manis, apakah itu? Gula-gula karet. Dari

pertanyaan tradisional tersebut dituntut

sipendengar untuk bisa berpikir apa

jawaban dari teka-teki tersebut.

Sedangkan pertanyaan tradisional

berfungsi sebagai hiburan, salah satu

contohnya “ujuang nyo runciang, di

bawah nyo babulu, mamasuakan nyo

sambia manunggiang, apo kok

yo?urang mananan padi” (apakah itu

yang ujungnya runcing, dibawahnya

berbulu memasukkannya sambil

menungging? orang yang sedang

menanam padi) dari teka-teki tersebut

membuat sipendengar akan tertawa

mendengarnya dan bersenda gurau. Dari

contoh tersebut menuntut seseorang

agar bisa berpikir dan memiliki

wawasan yang luas mengenai teka-teki

tersebut.

Penggolongan pertanyaan yang

sesungguhnya terbagi atas tiga

golongan, yaitu pertanyaan berdasarkan

sifat atau hal yang digambarkan dalam

pertanyaan, terdiri atas tujuh klasifikasi

yaitu, persamaan dengan makluk hidup

ditemukan 3 pertanyaan tradisional,

persamaan dengan binatang ditemukan

ditemukan 3 pertanyaan tradisional,

dalam penelitian tidak ditemukan

pertanyaan tradisional persamaan

dengan beberapa binatang, persamaan

dengan manusia ditemukan 1

pertanyaan tradisional, persamaan

dengan beberapa manusia ditemukan 2

pertanyaan tradisional, persamaaan

dengan tumbuhan ditemukan 3

pertanyaan tradisional dan persamaan

dengan benda ditemukan 2 pertanyaan

tradisional. Pertanyaan bukan

Page 12: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

12

berdasarkan sifat hal yang digambarkan

dalam pertanyaan, dibagi atas empat

klasifikasi yaitu, pertambahan

keterangan perumpamaan ditemukan 3

pertanyaan tradisional, pertambahan

keterangan pada bentuk dan fungsi

ditemukan 1 pertanyaan tradisional,

pertambahan keterangan pada warna

ditemukan 2 pertanyaan tradisional dan

pertambahan keterangan pada tindakan

ditemukan 11 pertanyaan tradisional,

dalam penelitian ditemukan 2

pertanyaan tradisional yang seolah-olah

cabul. Penggolongan pertanyaan

tradisional yang tergolong bentuk

lainnya dalam penelitian ini ditemukan

pertanyaan tradisional yang bersifat

teka-teki dan pertanyaan perangkap.

Ditemukan 10 pertanyaan tradisional

yang bersifat teka-teki dan pertanyaan

perangkap ditemukan 2.

Fungsi sosial Pertanyaan

Tradisional Masyarakat Minangkabau di

Kelurahan Simpang Rumbio Kecamatan

Lubuk Sikarah Kota Solok adalah

berfungsi sebagai menguji kepandaian

seseorang dan sebagai hiburan dalam

bermain pertanyaan tradisional.

D. PENUTUP

Sesuai dengan hasil penelitian

dan analisis data dapat disimpulkan

bahwa:

1 Setiap daerah memiliki folklor lisan

yang diturunkan secara turun

termurun, seperti yang terdapat

dalam masyarakat Kelurahan

Simpang Rumbio, dan antara satu

daerah dengan daerah-daerah lain

memiliki folklor lisan yang

bentuknya berbeda. Salah satunya

folklor lisan yaitu pertanyaan

tradisional, pertanyaan tradisional

ini dikenal dengan nama teka-teki

atau tebak-tebakkan untuk menguji

kepandaian seseorang.

2. Berdasarkan temuan penelitian

Pertanyaan Tradisional Masyarakat

Minangkabau di Kelurahan Simpang

Rumbio Kecamatan Lubuk Sikarah

Kota Solok berjumlah 53

pertanyaan, dari data tersebut

terdapat 8 pertanyaan tradisional

yang sama, sehingga data yang

sebenarnya berjumlah 45 pertanyaan

tradisional. Salah satu contoh

pertanyaan tradisional yaitu apo kok

yo, mandaki-mandaki basuo aia

satitiak? urang manjek pinang

(mendaki-mendaki bertemu air

Page 13: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

13

setitik, apakah itu? orang manjat

pohon pinang).

3. Penggolongan pertanyaan

tradisional yaitu pertanyaan

tradisional yang sesungguhnya dan

pertanyaan tradisional yang

tergolong bentuk lainnya.

Penggolongan pertanyaan yang

sesungguhnya terbagi atas tiga

golongan, yaitu pertanyaan

berdasarkan sifat atau hal yang

digambarkan dalam pertanyaan,

Pertanyaan bukan berdasarkan sifat

atau hal yang digambarkan dalam

pertanyaan, serta pertanyaan

tradisional seolah-olah cabul.

Penggolongan pertanyaan

tradisional yang tergolng bentuk

lainnya diklasifikasikan atas

pertanyaan tradisional yang bersifat

teka-teki dan bersifat perangkap

4. Fungsi sosial Pertanyaan Tradisional

Masyarakat Minangkabau di

Kelurahan Simpang Rumbio

Kecamatan Lubuk Sikarah Kota

Solok adalah berfungsi sebagai

menguji kepandaian seseorang dan

sebagai hiburan dalam bermain

pertanyaan tradisional.

E. KEPUSTAKAAN

Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra, Teori dan

Terapan. Padang: Yayasan

Citra Budaya Indonesia.

Asni, Ayub, dkk. 1993. Tata Bahasa

Minangkabau. Jakarta: Pusat

Pembinaan dan

Pengembangan Bahasa.

Danandjaja, James. 1991. Folklor

Indonesia (Ilmu Gossip,

Dongeng, dll). Jakarta:

Pustaka Utama Grafiti.

Djamaris, Edwar. 1990. Menggali

Khazanah Sastra Melayu

Klasik (Sastra Indonesia

Lama). Jakarta: Balai

Pustaka.

Idrus, Diana. 2005. ”Teka-teki di

Kanagarian Pasa Baru

Kecamatan Bayang

Kabupaten Pesisir Selatan” .

Skripsi: Universitas Negeri

Padang.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian

Bahasa: Tahapan Strategi

Metode, dan Tekniknya. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode

Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosda

karya.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode

Penelitian Kualitatif.

Bandung: PT Remaja Rosda

karya.

Moussay, Gerard. 1998. Tata Bahasa

Minangkabau. Jakarta:

Kepustakaan Popular

Gramedia.

Page 14: PERTANYAAN TRADISIONAL MASYARAKAT …ummy-solok.ac.id/fkip/images/e_jurnal/ina/2014/ina22.pdf · teka-teki berbentuk pantun peneliti tidak menemukan, setelah dilakukan pengecekan

14

Nadra. 2006. Rekontruksi Bahasa

Minangkabau. Padang:

Andalas University Press.

Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta:

Gramedia.

Riafni, Neli. 2000. ”Teka-teki di

Kecamatan Lubuk Begalung

Padang”. Skripsi: Universitas

Negeri Padang.

Semi, Atar. 1993. Metode Penelitian

Sastra. Bandung: Angkasa.

Sudaryanto, 1993. Metode dan Teknik

Analisis Data. Yogyakarta:

Duta Wacana University

Press.

Yanti, Yasri Fitri. 2009.

”Pengklasifikasi teka-teki dan

teka-teki Berdasarkan Bentuk

Sebagai Cerminan Budaya

Nagari Koto Gaek Guguak

Kecamatan Gunung Talang

Kabupaten Solok ” Skripsi:

Universitas Andalas.

Zainuddin, Muayair. 2011. Membangkit

Batang Tarandam Adat

Salingka Nagari di

Minangkabau. Padang:

Ombak.