7
Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8 553 PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF PERTUMBUHAN INDIVIDU) SEBAGAI PREDIKTOR KEMAMPUAN INDIVIDU UNTUK MENGATASI KONFLIK DENGAN PASANGAN PADA REMAJA Putri Saraswati 1 , Sofa Amalia 2 Universitas Muhammadiyah Malang [email protected], [email protected] A B S T R A K Konflik dengan pasangan memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi individu yang mengalaminya. Bila individu memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi konflik yang dimilikinya dengan pasangan, maka akan berdampak pada peningkatan kualitas hubungan individu tersebut dengan pasangan, begitu pula sebaliknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi konflik adalah usaha individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan pada remaja. Subjek pada penelitian ini berjumlah 388 siswa remaja baik laki-laki maupun perempuan. Alat ukur yang digunakan adalah skala likert untuk kedua variabel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan (kompromi) (r= 0.275, sig. 0.000) dan avoidance (r=0,108, sig. 0,033) terhadap PGI. Terdapat hubungan negatif antara kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan (reaksi interaksi) dan PGI (r= -0.195, sig. 0.000). Terdapat hubungan negatif antara kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan (dominance) dan PGI (r= -0.255, sig. 0.002). Terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara kemampuan mengatasi masalah dengan separation dan PGI (r=-0,051, sig. 0,314); kemampuan mengatasi masalah dengan submisi dan PGI (r=-0,005, sig. 0,921). Kata kunci: personal growth inisiative, konflik dengan pasangan, remaja

PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

  • Upload
    others

  • View
    13

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

553

PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF PERTUMBUHAN

INDIVIDU) SEBAGAI PREDIKTOR KEMAMPUAN INDIVIDU

UNTUK MENGATASI KONFLIK DENGAN PASANGAN

PADA REMAJA

Putri Saraswati1, Sofa Amalia2 Universitas Muhammadiyah Malang

[email protected], [email protected]

A B S T R A K

Konflik dengan pasangan memiliki dampak yang positif maupun negatif bagi individu yang mengalaminya. Bila individu memiliki kemampuan yang baik dalam mengatasi konflik yang dimilikinya

dengan pasangan, maka akan berdampak pada peningkatan kualitas hubungan individu tersebut

dengan pasangan, begitu pula sebaliknya. Salah satu faktor yang mempengaruhi konflik adalah usaha

individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan pada remaja. Subjek pada penelitian ini berjumlah 388 siswa remaja baik laki-laki maupun perempuan. Alat

ukur yang digunakan adalah skala likert untuk kedua variabel. Teknik pengambilan sampel yang

digunakan adalah cluster random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat hubungan antara

kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan (kompromi) (r= 0.275, sig. 0.000) dan avoidance (r=0,108, sig. 0,033) terhadap PGI. Terdapat hubungan negatif antara kemampuan

individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan (reaksi interaksi) dan PGI (r= -0.195, sig. 0.000).

Terdapat hubungan negatif antara kemampuan individu dalam mengatasi masalah dengan pasangan

(dominance) dan PGI (r= -0.255, sig. 0.002). Terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara

kemampuan mengatasi masalah dengan separation dan PGI (r=-0,051, sig. 0,314); kemampuan mengatasi masalah dengan submisi dan PGI (r=-0,005, sig. 0,921).

Kata kunci: personal growth inisiative, konflik dengan pasangan, remaja

Page 2: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

554

L A T A R B E L A K A N G

Remaja adalah usia dimana individu mulai tertarik dengan lawan jenis dan pada beberapa remaja

sudah memulai untuk menjalin hubungan dengan lawan jenis. Hal ini sejalan dengan tugas

perkembangan pada remaja yakni mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan (Hurlock, 1991). Selain itu, Santrock (2007) juga menyatakan bahwa remaja memiliki tugas untuk mempersiapakan

perkawinan dan kehidupan keluarga. Sementara Gunarsa (2001) menyatakan bahwa tugas

perkembangan remaja salah satunya adalah memperoleh informasi tentang pernikahan dan

mempersiapkan diri untuk berkeluarga (Putro, 2017). Karena tugas perkembangan ini, secara disadari maupun tidak, pada kebanyakan remaja akan melakukan tugas perkembangan ini.

Saat ini banyak fenomena yang terjadi pada remaja yang berhubungan dengan tugas perkembangan

ini terutama pada remaja yang menyandang status sebagai pelajar. Pelajar remaja yang mulai menjalin

hubungan dengan lawan jenis, ada yang mampu tetap menjaga kualitas performa akademiknya. Dampak positif dari pelajar remaja yang mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis adalah belajar

untuk bersosialisasi dan mengenal karakter orang lain. Meskipun demikian, tidak sedikit juga dari

pelajar ini yang mengalami kendala karena berhubungan dengan lawan jenis sehingga menggangu

performa akademiknya. Seperti yang dilansir dalam media online kompasiana, bahwa dampak negatif

dari berpacaran adalah kekerasan fisik, kekerasan seksual, kehamilan, penyakit seksual, menjadi pribadi yang rapuh, hingga menurunkan konsentrasi sehingga banyak tugas yang tidak selesai dan

berakhir pada prestasi yang menurun dan bunuh diri (Lenggono, 2016; Kompas.com, 2016).

Selain berbagai dampak yang muncul dari pelajar yang mulai menjalin hubungan dengan lawan jenis ini, pelajar usia remaja juga memiliki tugas sebagai untuk menyelesaikan tugas-tugas akademiknya.

Kondisi ini tentunya dapat mempengaruhi usahanya untuk berkembang menjadi pribadi yang lebih

baik atau disebut juga personal growth inisiative (PGI). Personal Growth Inisiative (PGI) adalah

keterlibatan individu secara intesif untuk berubah dan berkembang sebagai seorang manusia

(Robitschek dalam Robitschek & Keyes, 2009). Personal growth initiative (inisiatif individu untuk bertumbuh) merupakan proses yang sadar dan aktif, individu tersebut akan mengusahakan

perubahan dengan intensi tertentu sehingga menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya

(Saraswati, 2019). Dengan demikian, meski individu tersebut memiliki masalah maka ia akan tetap

berubah menjadikan dirinya berkembang menjadi lebih baik.

Hal ini sejalan dengan faktor yang mempengaruhi PGI, menurut Ogunyemi & Mabekoje (2007)

perilaku dalam pengambilan resiko dan self efficacy (keyakinan diri) dapat memprediksi usaha

seseorang untuk berkembang menjadi lebih baik. Individu yang mengalami konflik/masalah artinya

individu tersebut sedang berada dalam suatu resiko. Begitu pula dengan pelajar usia remaja yang sedang berkonflik dengan pasangannya, berarti individu tersebut sedang mengambil resiko dalam

hubungannya dengan pasangannya.

Individu yang memiliki PGI yang akan berusaha secara intensif untuk menyelesaikan masalah dihadapinya dengan pasangannya sehingga ia dapat menjadi pribadi yang lebih baik. Robitschek &

Cook (1999) menyatakan bahwa individu dengan PGI yang baik, tidak hanya sadar bahwa dirinya

harus berkembang dari waktu ke waktu, tetapi terus aktif dalam proses perubahan tersebut, secara

intensif mencari kesempatan untuk berkembang. Individu dengan memiliki PGI yang baik akan aktif

mencari solusi dari konflik/masalah yang dihadapinya.

Konflik/masalah sendiri dalam pandangan teori pertukaran sosial (social exchange theory)

merupakan ketidakseimbangan antara imbalan dan pengeluaran pada pasangan yang terjadi dari

beberapa interaksi. Sementara dalam terori sistem, konflik/masalah disederhanakan dalam

komunikasi, sehingga penyelesaian konflik dapat terjadi dengan adanya komunikasi yang baik

Page 3: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

555

(Zacchilli, Hendrick, & Hendrick, 2009). Menurutnya, terdapat beberapa strategi atau cara yang

dapat digunakan untuk mengatasi masalah dengan pasangan. Cara tersebut antara lain 1) dominan,

dimana individu akan berusaha atau memaksa pihak lain untuk mengikuti yang menurutnya benar. 2)

kompromi, adalah mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak yang berkonflik. 3) menghinar (avoidance), menghindari mendiskusikan permasalahan yang dialami atau menolak masalah

yang muncul. 4) separasi, adalah periode pendinginan secara intensional dan kembali lagi pada

masalah yang memicu konflik beberapa waktu kemudian. 5) submisi, mengalah kepada pasangan agar

dapat berdamai dengan pasangan. 6) Reaksi Interaksional, dimana kedua pasangan saling menyampaikan pendapat dan keinginannya selama berkonflik.

Strategi atau cara kompromi meliputi kolaborasi dan negosiasi yang berujung pada kepuasan kedua

belah pihak yang berkonflik untuk mencapai tujuan berprestasi. Sedangkan strategi/cara mengatasi

masalah dengan dominan dicirikan dengan usaha individu untuk mengontrol dan memangkan diri melalui argumentasi (Zacchilli, 2009). Strategi separasi/perpisahan, berusaha memberikan jeda waktu

yakni memberikan periode tenang untuk selanjutnya membicarakan masalah dikemudian hari.

Dengan kata lain, cara menyelesaikan masalah dengan kompromi, dominan, dan separasi

berhubungan dengan PGI. Sebab PGI adalah usaha individu untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

Cara mengatasi konflik/masalah dengan submisi berarti memberikan kepuasan kepada pihak

lain/pasangannya agar memenangkan konflik atau membuat konflik menjadi lebih sederhana dengan

memberikan kepuasan kepada pasangan. Sedangkan, cara mengatasi masalah dengan menghindar,

yakni menghalangi suatu masalah sebelum masalah tersebut muncul. Terakhir, rekasi interaksional dicirikan dengan agresif verbal, kekerasan emosi dan kurangnya kepercayaan kepada pasangan dalam

menyelesaikan masalah (Zacchilli, 2009). Dengan demikian cara mengatasi masalah dengan submisi,

menghindar (avoidance), dan reaksi interaksi berhubungan negatif dengan PGI sebab penyelesaian

masalah dengan cara ini dengan sengaja mengalah untuk orang lain, dan membuat diri menjadi

tersakiti.

Berdasarkan penjabaran diatas, maka peneliti inign mengetahui hubungan positif antara strategi

mengatasi masalah dengan cara kompromi, dominan dan separasi terhadap PGI, serta mengetahui

hubungan negatif antara strategi mengatasi masalah dengan cara submisi, avoidance dan reaksi interaksi terhadap PGI.

M E T O D E P E N E L I T I A N

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif relasional, dengan menghubungkan variabel

bebas (X) dan variabel tergantung (Y). Subjek penelitian ini adalah remaja usia sekolah menengah atas di kota Malang. Subjek pada penelitian ini berjumlah 388 siswa. Teknik pengumpulan data

menggunakan skala psikologis PGI yang dibuat oleh peneliti sendiri, validitas 0,314 – 0,609, reliabilitas

0,806 (Saraswati, 2019). Skala psikologis untuk variable Y (kemampuan individu ntuk mengatasi

konflik dengan pasangan) menggunakan skala romantic partner conflict scale yang telah diadaptasi dalam bahasa Indonesia dan disesuaikan dengan budaya setempat (Julaibib, 2019). Skala ini memiliki validitas

sebesar 0.59 – 0.84 dan dimensi submisi (reliabilitas 0.819), kompromi (reliabilitas 0,904),

menghindar (0.692), interaksional reaksi (reliabilitas 0.616), separasi (reliabilitas 0.855) dan dominasi

(reliabilitas 0.813). Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa dengan menggunakan teknik

statistik korelasional ganda.

H A S I L D A N P E M B A H A S A N

Berdasarkan hasil uji statistik, data pada penelitian ini menunjukkan data yang normal dengan uji

kolmogorov-smirnov (sig. 0.05 < o.458) dan linier dilihat dari diagram plot. Selanjutnya, dari hasil

Page 4: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

556

perhitungan korelasi didapatkan hasil bahwa ada hubungan positif Kemampuan mengatasi masalah

dengan kompromi dan PGI (r= 0.275, sig. 0,000); kemampan mengatasi masalah dengan avoidance

dan PGI (r=0,108, sig. 0,033); hubungan negatif kemampuan mengatasi masalah dengan reaksi

interaksi dan PGI (r=-0,195, sig. 0,000); kemampuan mengatasi masalah dengan dominan dan PGI (r=-0,155, sig. 0,002) dan ada hubungan negatif yang tidak signifikan antara kemampuan mengatasi

masalah dengan separation dan PGI (r=-0,051, sig. 0,314); kemampuan mengatasi masalah dengan

submisi dan PGI (r=-0,005, sig. 0,921).

Pembahasan

Pada penelitian ini terlihat bahwa kemampuan mengatasi masalah dengan cara kompromi dan

avoidance berhubungan dengan PGI. Hal ini disebabkan karena kompromi adalah strategi penyelesaian masalah dengan menggunakan negosiasi dan kolaborasi, dimana setiap pihak (pasangan)

yang berkonflik berusaha untuk membuat pasangannya saling puas, sehingga mencapai tujuan yang

membuat kedua belah pihak merasa berhasil (Zacchilli, 2009). Sedangkan, strategi avoidance adalah

cara yang dilakukan pasangan untuk menghindari konflik. Pasangan berusaha untuk menghidari situasi

yang memungkinkan terjadinya konflik (Zacchilli, 2009). Hal ini membuat individu akan terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dan menjadi lebih bijak sana dan bersikap positif. Sebab

dengan bersikap positif maka individu akan lebih mudah berkembang menjadi lebih baik. Hal ini

sejalan dengan penelitian Mulyono (2019) yang menyatakan bahwa individu yang bersikap positif akan

membuat dirinya berkembang secara intensif menjadi lebih baik.

Correlations

komp

romi

avoida

nce

interaks

ional

separati

on

domina

nce

submiss

ion

pgi

Kompromi

Pearson Correlation 1 ,363** -,213** -,081 -,154** ,127* ,275**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,111 ,002 ,012 ,000

N 388 388 388 388 388 388 388

Avoidance

Pearson Correlation ,363** 1 -,207** ,061 -,061 ,218** ,108*

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,233 ,231 ,000 ,033

N 388 388 388 388 388 388 388

Interaksional

Pearson Correlation -,213** -,207** 1 ,059 ,397** -,001 -,195**

Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,243 ,000 ,985 ,000

N 388 388 388 388 388 388 388

Separation

Pearson Correlation -,081 ,061 ,059 1 ,178** ,051 -,051

Sig. (2-tailed) ,111 ,233 ,243 ,000 ,315 ,314

N 388 388 388 388 388 388 388

Dominance

Pearson Correlation -,154** -,061 ,397** ,178** 1 ,055 -,155**

Sig. (2-tailed) ,002 ,231 ,000 ,000 ,284 ,002

N 388 388 388 388 388 388 388

Submission

Pearson Correlation ,127* ,218** -,001 ,051 ,055 1 -,005

Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,985 ,315 ,284 ,921

N 388 388 388 388 388 388 388

Pgi

Pearson Correlation ,275** ,108* -,195** -,051 -,155** -,005 1

Sig. (2-tailed) ,000 ,033 ,000 ,314 ,002 ,921

N 388 388 388 388 388 388 388

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Page 5: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

557

Temuan lain pada penelitian ini adalah hubungan negatif dari strategi mengatasi maslah dengan cara

dominan dan reaksi interaksi terhadap PGI. Strategi dominan digambarkan dengan mengontrol dan

memenangkan konflik dengan beradu pendapat sehingga pendapatnya diterima dan mengabaikan

pasangannya (Zacchilli, 2009). Begitu juga dengan reaksi interaksi yang cenderung agresif dan melukai pasangannya baik secara verbal, emosi hingga menghilangkan kepercayaan terhadap pasangan

(Zacchilli, 2009). Kedua jenis strategi ini menghambat individu untuk tumbuh berkembang menjadi

pribadi yang lebih baik. Pribadi yang lebih baik dalam sudut pandang PGI adalah berkembang menjadi

manusia yang memiliki sikap positif (Robitschek dalam Robitschek & Keyes, 2009) menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya (Saraswati, 2019). Ketika individu melukai orang lain, maka ia tidak

menjadi individu yang memiliki sikap positif. PGI berasal dari filosofi konseling, dimana individu

datang pada sesi konseling untuk berubah menjadi lebih baik, lebih sehat kepribadiannya (Allport,

1955. 1961 dalam Robitschek et al., 2012). Tidak mengherankan jika semakin tinggi strategi dominan

yang digunakan dalam mengatasi masalah dengan pasangan maka semakin rendah pula PGI yang dimiliki individu. Begitu juga dengan strategi rekasi interaksi, semakin tinggi strategi ini digunakan

maka semakin rendah PGI yang dimiliki.

Selanjutnya, strategi mengatasi konflik dengan cara separasi dan submisi memiliki hubungan negatif

yang tidak signifikan dengan PGI. Strategi separasi merupakan periode pendinginan secara intensif dan mendiskusikan konflik yang dialami beberapa waktu kemudian. Hal ini seperti mendelay masalah

yang muncul dan membuat masalah menjadi berlarut-larut. Sementara itu, strategi submisi cenderung

mengalah untuk kebaikan dan kepuasan pasangan dan merugikan diri sendiri. Kedua strategi ini

memiliki hubungan negatif yang tidak signifikan bila dibandingkan dengan strategi reaksi interaksi dan dominan yang cenderung lebih merugikan pasangannya.

Banyak faktor lain, yang berhubungan dengan PGI selain beberapa strategi mengatasi konflik dengan

pasangan di atas. Faktor lain tersebut antara lain adalah achievement goal (Saraswati, 2019);

keyakinan diri (Ogunyemi & Mabekoje, 2007); kesiapan untuk berubah, perencanaan (Weigold et al., 2018); kesadaran akan kekuatan diri (Emplit, Second, & Resource, 2018) dan masih banyak lagi

lainnya.

S I M P U L A N D A N I M P L I K A S I

Penelitian ini menghasilkan simpulan bahwa terdapat 1) hubungan positif antara kemampuan

mengatasi masalah dengan pasangan menggunakan cara kompromi, avoidance dan PGI (r= 0.275, sig.

0,000 dan r=0,108, sig. 0,033). 2) terdapat hubungan negatif antara kemampuan mengatasi masalah

dengan pasangan menggunakan cara reaksi interaksi, dominan dan PGI (r=-0,195, sig. 0,000 dan r=-

0,155, sig. 0,002). 3) Terdapat hubungan negatif yang tidak signifikan antara kemampuan mengatasi masalah dengan pasangan menggunakan cara separasi, submisi dan PGI (r=-0,051, sig. 0,314 dan r=-

0,005, sig. 0,921).

Implikasi dari hasil penelitian ini bagi peneliti selanjutnya adalah memperdalam penelitian selanjutnya sehingga dapat mendiskripsikan dengan rinci bagaimana kemampuan mengatasi masalah dengan cara

menghindar (avoidance) berhubungan dapat berhubungan positif dengan PGI. Meneliti lebih lanjut

mengapa kemampuan mengatasi masalah dengan reaksi interaksi berhubungan negatif dengan PGI;

serta mengapa PGI tidak berhubungan dengan separasi dan submisi. Penelitian lebih lanjut dapat

menggunakan subjek yang berbeda. Selain itu, peneliti selanjutnya sebaiknya menggunakan subjek yang benar-benar memiliki pasangan atau sudah pernah memiliki pasangan, meskipun alat ukur

romantic partner scale dapat digunakan pada individu yang belum pernah memiliki pasangan.

Page 6: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

558

D A F T A R P U S T A K A

Elizabeth, Hurlock. (1991). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Emplit, J. O., Second, R., & Resource, M. H. (2018). STRENGTH AWARENESS AND PERSONAL

GROWTH INITIATIVE THE MODERATING ROLE OF A LEARNING GOAL ORIENTATION AND, (May), 1–49.

Gunarsa, S.D., dan Gunarsa, Y.S.. (2001). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga, Jakarta: BPK

Gunung Mulia

Julaibib. (2019). The Romantic Partner Scale. HKI. Universitas Muhammadiyah Malang. 000153318

Kompas.com. (2016). Pelajar SMA Gantung Diri karena Kecewa Terpergok Pacaran di Toilet

Sekolah.

https://regional.kompas.com/read/2016/05/02/06170831/Pelajar.SMA.Gantung.Diri.karena.K

ecewa.Terpergok.Pacaran.di.Toilet.Sekolah.

Lenggono, Budi. (2016). Pengaruh Pacaran Pada Remaja. https://www.kompasiana.com/budilenggono/57215cc1b49273f004449b53/artikel-pengaruh-

pacaran-pada-remaja?page=all

Mulyono, Budi. (2019). peningkatan sikap positif terhadap personal growth dengan bimbingan

kelompok teknik role playing pada siswa kelas XI SMA Yadika Bandar Lampung tahun ajaran

2018/2019. Skripsi. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Ogunyemi, A. O., & Mabekoje, S. O. (2007). Self-efficacy, risk-taking behavior and mental health as

predictors of personal growth initiative among university undergraduates. Electronic Journal

of Research in Educational Psychology, 5(12), 349–362.

Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja, 17, 25–32.

Robitschek, C., Ashton, M. W., Spering, C. C., Geiger, N., Byers, D., Schotts, G. C., & Thoen, M. A.

(2012). Development and psychometric evaluation of the Personal Growth Initiative Scale-II.

Journal of Counseling Psychology, 59(2), 274–287. https://doi.org/10.1037/a0027310

Weigold, I. K., Boyle, R. A., Weigold, A., Antonucci, S. Z., Mitchell, H. B., & Martin-wagar, C. A.

(2018). Personal Growth Initiative in the Therapeutic Process : An Exploratory Study. https://doi.org/10.1177/0011000018774541

Zacchilli, T. L., Hendrick, C., & Hendrick, S. S. (n.d.). The romantic partner conflict scale : A new scale to measure relationship conflict, 26(8), 1073–1096.

https://doi.org/10.1177/0265407509347936

Robitschek, C., & Cook, S. W. (1999). The influence of personal growth initiative and coping styles

on career exploration and vocational identity. Journal of Vocational Behavior, 54(1), 127–

141. https://doi.org/10.1006/jvbe.1998.1650

Robitschek, C., & Keyes, C. L. M. (2009). Keyes’s Model of Mental Health With Personal Growth

Initiative as a Parsimonious Predictor. Journal of Counseling Psychology, 56(2), 321–329. https://doi.org/10.1037/a0013954

Emplit, J. O., Second, R., & Resource, M. H. (2018). Strength awareness and personal growth initiative the moderating role of a learning goal orientation and, (May), 1–49.

Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan Masa Remaja, 17, 25–32.

Page 7: PERSONAL GROWTH INISIATIF (INISIATIF ...psychologyforum.umm.ac.id/files/file/Prosiding IPPI 2019...antara personal growth inisiative dan kemampuan dalam mengatasi konflik dengan pasangan

Naskah Prosiding Temilnas XI IPPI (Malang, 20-21 September 2019) ISBN : 978-60274420-7-8

559

Robitschek, C., Ashton, M. W., Spering, C. C., Geiger, N., Byers, D., Schotts, G. C., & Thoen, M. A.

(2012). Development and psychometric evaluation of the Personal Growth Initiative Scale-II.

Journal of Counseling Psychology, 59(2), 274–287. https://doi.org/10.1037/a0027310

Weigold, I. K., Boyle, R. A., Weigold, A., Antonucci, S. Z., Mitchell, H. B., & Martin-wagar, C. A.

(2018). Personal Growth Initiative in the Therapeutic Process : An Exploratory Study.

https://doi.org/10.1177/0011000018774541

Zacchilli, T. L., Hendrick, C., & Hendrick, S. S. (n.d.). The romantic partner conflict scale : A new

scale to measure relationship conflict, 26(8), 1073–1096. https://doi.org/10.1177/0265407509347936

Saraswati, Putri. (2019). Goal Achievement as a Predictor of Personal Growth Initiative for Generation Z . 4th

ASEAN Conference on Psychology, Counselling, and Humanities (ACPCH 2018). https://dx.doi.org/10.2991/acpch-18.2019.80

Zacchilli, T. L., Hendrick, C., & Hendrick, S. S. (2009). The romantic partner conflict scale : A new scale to measure relationship conflict, 26(8), 1073–1096.

https://doi.org/10.1177/0265407509347936