160
PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU MENGADAKAN VARIASI PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V SKRIPSI disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan oleh Ida Rakhmawati NIM 1401412225 JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU

MENGADAKAN VARIASI

PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS V

SKRIPSI

disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

oleh

Ida Rakhmawati

NIM 1401412225

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Peneliti yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Ida Rakhmawati

NIM : 1401412225

Prodi/jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skipsi : Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan

Variasi pada Pembelajaran IPS Kelas V

menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri,

bukan hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.

Pendapat atau tulisan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Page 3: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi atas nama Ida Rakhmawati, NIM 1401412225, berjudul “Persepsi Siswa

terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi pada Pembelajaran IPS Kelas

V” ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke sidang Ujian

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Jumat

tanggal : 22 Juli 2015

Page 4: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi atas nama Ida Rakhmawati, NIM 1401412225, berjudul “Persepsi

Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi pada Pembelajaran IPS

Kelas V” ini telah dipertahankan di hadapan sidang Ujian Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri

Semarang pada:

hari : Jumat

tanggal : 05 Agustus 2016

Panitia Ujian Skripsi

Page 5: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

v

MOTO DAN PERSEMBAHAN

MOTO

“Seorang guru yang berusaha mengajarkan tanpa menginspirasi muridnya dengan

keinginan untuk belajar adalah seperti memalu besi dingin” (Horace Mann).

“Guru terbaik adalah orang yang menganjurkan bukan mendogmakan, dan

menginspirasi pendengarnya dengan harapan bisa mengajarkan dirinya sendiri”

(Edward Bulwer).

“Ketika orang lain sedang tertidur maka bangunlah, ketika orang lain hanya

berjalan alam hidupnya maka berlarilah dalam hidupmu” (Penulis).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada Ibunda dan Ayahanda tersayang (Ibu Siti Fatimah

dan Bapak Wiyono) yang telah mendoakan, memberi semangat dan motivasi dan

dukungan hingga skripsi selesai.

Page 6: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

vi

PRAKATA

Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah Swt., yang telah melimpah-

kan rahmat, dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi pada

Pembelajaran IPS Kelas V”.

Penelitian ini tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, kritik,dan sumbang

saran dari segala pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini peneliti

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, Rektor Universitas Negeri Semarang;

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Semarang;

3. Drs. Isa Ansori, M.Pd., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Universitas Negeri Semarang;

4. Masitah,S.Pd.,M.Pd., Dosen Pembimbing I;

5. Drs. Sukarjo, S.Pd., M.Pd., Dosen Pembimbing II;

6. Triyatno, A.Ma., Sri Haryati, S.Pd., Sumardi, S.Pd., Miyarti, S.Pd.,

MM, Drs. Totok Sugianto, Kepala SD Gugus RA. Kartini Kota

Semarang.

Semoga semua pihak yang telah membantu peneliti mendapatkan balasan

pahala dari Allah Swt. Kesempurnaan hanya milik-Nya, namun peneliti telah

berusaha optimal dalam menyusun skripsi, dan berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak.

Page 7: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

vii

ABSTRAK

Rakhmawati, Ida. 2016. Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru dalam

Mengadakan Variasi pada Pembelajaran IPS Kelas V. Skripsi Jurusan

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Utama Masitah, S.Pd., M.Pd. Pembimbing

Pendamping Drs. Sukarjo, S.Pd, M.Pd. 146 halaman.

Salah satu hal yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah peran guru.

Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran yang disampaikan oleh seorang

guru sangat bergantung kepada keterampilan seorang guru dalam mengajar. Selain

faktor guru dan mata pelajaran, persepsi siswa terhadap guru saat mengajar juga

mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah bagaimanakah persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam

mengadakan variasi pada pembelajaran IPS Kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota

Semarang? Tujuan penelitian ini untuk mengetahui persepsi siswa terhadap

keterampilan guru mengadakan variasi guru pada pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan berjenis deskriptif.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Gugus RA. Kartini

Kota Semarang tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 224 siswa kemudian

diambil sampel sebanyak 72 siswa dengan menggunakan teknik proportionate

random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner)

dan dokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif yang

bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta dan

karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu. Data penelitian diperoleh

dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara

deskriptif dengan rerata skor dari jawaban siswa dan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa termasuk dalam kategori

baik dengan rerata skor 3.2381 dan 37 responden (51.39%) memiliki persepsi

dengan kategori baik. Artinya siswa memiliki pandangan setuju terhadap

keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan guru meliputi gaya mengajar,

media dan bahan pengajaran, serta pola interaksi dan kegiatan pada pembelajaran

IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang. Pihak sekolah hendaknya

dapat menyediakan fasilitas dan sarana untuk guru dan siswa sehingga guru dapat

melakukan keterampilan mengajar secara optimal dan berdampak timbulnya

persepsi yang positif dari siswa terhadap guru.

Kata kunci : IPS, keterampilan variasi, persepsi

Page 8: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................... . ............... i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. iii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

PRAKATA ......................................................................................................... vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

1.2 Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah ............................................... 6

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7

1.5 Definisi Operasional ..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 10

2.1 Kajian Teori ............................................................................................. 10

2.1.1 Hakikat Persepsi ....................................................................................... 10

2.1.1.1 Pengertian Persepsi ................................................................................ 10

2.1.1.2 Prinsip Dasar Persepsi ............................................................................ 13

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ..................................................... 14

2.1.2 Guru ....................................................................................................... 16..

2.1.2.1 Kompetensi Guru .................................................................................. 16

2.1.2.2 Kepribadian Guru ................................................................................... 18

2.1.2.3 Tugas Utama Guru ................................................................................. 18

2.1.2.4 Fungsi Sentral Guru ............................................................................... 19

2.1.2.5 Keterampilan Dasar Guru ...................................................................... 20

Page 9: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

ix

2.1.2.6 Keterampilan Mengadakan Variasi ....................................................... 20

2.1.2.6.1 Tujuan Variasi Mengajar...................................................................... 21

2.1.2.6.2 Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar ................................................ 24

2.1.2.6.3 Komponen-Komponen Variasi Mengajar ............................................ 26

2.1.3 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 36

2.1.3.1 Pengertian Belajar ................................................................................... 36

2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Belajar .......................................................................... 37

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar .......................................... 42

2.1.3.4 Teori Belajar............................................................................................ 44

2.1.3.5 Pengertian Pembelajaran ........................................................................ 46

2.1.4 Siswa ....................................................................................................... 47

2.1.4.1 Siswa Sebagai Subjek Belajar ................................................................. 47

2.1.4.2 Kebutuhan Siswa .................................................................................... 48

2.1.5 Hakikat IPS ............................................................................................. 49

2.1.5.1 Pengertian IPS ......................................................................................... 49

2.1.5.2 Tujuan IPS .............................................................................................. 51

2.1.5.3 Ruang Lingkup IPS ............................................................................... 54

2.1.5.4 Pembelajaran IPS di SD ......................................................................... 55

2.2 Kajian Empiris ............................................................................................. 57

2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 64

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 65

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................. 65

3.2 Prosedur Penelitian ....................................................................................... 66

3.3 Variabel Penelitian ....................................................................................... 67

3.4 Subjek Penelitian, Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................... 68

3.4.1 Subjek Penelitian ....................................................................................... 68

3.4.2 Lokasi Penelitian ...................................................................................... 68

3.3.3 Waktu Penelitian ....................................................................................... 68

3.5 Populasi dan Sampel ................................................................................. 68

3.5.1 Populasi .................................................................................................... 68

3.5.2 Sampel ...................................................................................................... 69

Page 10: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

x

3.6 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 70

3.7 Instrumen Penelitian ................................................................................. 72

3.7.1 Penyusunan Instrumen ............................................................................... 72

3.7.2 Uji Coba Instrumen .................................................................................. 76

3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ......................................................... 76

3.9 Teknik Analisis Data .................................................................................. 81

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 85

4.1 Deskripsi Tempat dan Subyek Penelitian .................................................. 85

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ................................................................ 86

4.2.1 Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Mengadakan Variasi ................... 86

4.2.2 Persepsi Siswa Berdasarkan Indikator ...................................................... 91

4.3 Pembahasan Hasil Penelitan ..................................................................... 98

4.4 Implikasi Hasil Penelitian ........................................................................ 103

BAB V PENUTUP ............................................................................................ 105

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 105

5.2 Saran ............................................................................................................. 106

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 107

LAMPIRAN ...................................................................................................... 109

Page 11: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Hasil Belajar IPS ................................................................ 56

Tabel 3.1 Rincian Lokasi Sekolah ...................................................................... 68

Tabel 3.2 Rincian Jumlah Populasi ................................................................... 69

Tabel 3.3 Rincian Penarikan Sampel SD Gugus RA. Kartini Kota

Semarang. .......................................................................................... 70

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keterampilan Mengadakan Variasi .... 75

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 78

Tabel 4.1 Data Responden ................................................................................. 86

Tabel 4.2 Kriteria Persepsi ................................................................................ 87

Tabel 4.3 Distribusi Rerata Skor Persepsi ......................................................... 88

Tabel 4.4 Distribusi Skor Indikator Gaya Mengajar ......................................... 92

Tabel 4.5 Distribusi Skor Indikator Media dan Bahan Pengajaran ................... 94

Tabel 4.6 Distribusi Skor Indikator Pola Interaksi dan Kegiatan ...................... 97

Page 12: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

xii

DAFTAR GAMBAR/DIAGRAM

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................... 64

Gambar 4.1 Distribusi Rerata Skor Persepsi Siswa .......................................... 90

Gambar 4.2 Persentase Distribusi Rerata Skor Persepsi Siswa ........................ 91

Page 13: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Angket Keterampilan Guru .......................... 109

Lampiran 2 Instrumen Uji Coba Angket ............................................................ 111

Lampiran 3 Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian .............................................. 114

Lampiran 4 Angket Penelitian ............................................................................ 115

Lampiran 5 Rekapitulasi Skor Angket ............................................................... 118

Lampiran 6 Profil SD Gugus RA. Kartini .......................................................... 120

Lampiran 7 Daftar Sampel Penelitian .............................................................. 125

Lampiran 8 Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................. 128

Lampiran 9 Surat Izin Melaksanakan Penelitian ............................................... 131

Lampiran 10 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ....................... 136

Lampiran 11 Lembar Hasil Pengisian Angket .................................................. 141

Lampiran 12 Dokumentai Penelitian ................................................................ 143

Page 14: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan salah satu tujuan nasional

Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Dasar Republik Indonesia tahun 1945 alinea ke-4. Salah satu proses untuk mewu-

judkan tujuan Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan

UUD Republik Indonesia alinea ke-4 tersebut, yaitu dengan menyelenggarakan

pendidikan. Pendidikan menjadi hak sekaligus kewajiban warga negara. Hal ini

diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31: (1) setiap warga negara

berhak mendapatkan pendidikan, dan (2) setiap warga negara wajib mengikuti

pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai.

Untuk mewujudkan tujuan nasional sesuai dengan Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia, maka diperlukan proses pendidikan

yang baik. Proses pendidikan yang baik dilahirkan dari para pendidik yang

berkualitas dan profesional. Dalam UU no. 20 th. 2003: Sisdiknas BAB I pasal 1

ayat 5, pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru,

dosen, konselor, pamong belajar, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain

yang sesuai dengan kekhususan, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan

pendidikan.

Pemerintah juga mengatur tugas pendidik dalam UU no. 20 th 2003, Bab

Page 15: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

2

XI, pasal 39, ayat 2E yakni merencanakan dan melaksanakan proses pembelajar-

an, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta

melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik

pada perguruan tinggi.

Pendidik erat kaitannya dengan kegiatan mengajar. Mengajar merupakan

proses yang mengandung serangkaian tindakan guru dan siswa atas dasar hubung-

an timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan

tertentu. Interaksi inilah yang menjadi syarat utama dalam berlangsungnya proses

belajar mengajar. Tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran dapat dilihat

dari prestasi yang dicapai oleh siswa. Sedangkan prestasi yang dicapai oleh siswa

berhubngan dengan hasil belajar. Salah satu usaha untuk meningkatkan hasil bela-

jar adalah melalui peran guru. Guru harus dapat menerapkan cara mengajar yang

beragam dan tepat dalam proses belajar mengajar, sehingga materi pelajaran akan

lebih dapat diterima siswa dengan optimal.

Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005, tentang standar pendidikan nasi-

onal, seorang guru harus menguasai empat kompetensi guru yaitu: kompetensi

pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi kepribadian, dan kompetensi sosi-

al. Salah satu keterampilan yang dituntut dari kompetensi ini adalah keterampilan

melaksanakan pembelajaran yang mendidik. Untuk melaksanakan pembelajaran

yang mendidik dengan baik, guru dipersyaratkan menguasai keterampilan dasar

mengajar, yang merupakan salah satu aspek penting dalam kompetensi guru.

Aqib (2013: 83) menjelaskan bahwa keterampilan dasar ialah keterampil-

an standar yang harus dimiliki setiap individu yang berprofresi sebagai guru. Ke-

Page 16: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

3

terampilan itulah yang sepintas dapat membedakan guru profesional dengan guru

tidak profesional. Keterampilan dasar sangat penting dikuasai oleh guru, sebab

strategi dan model pembelajaran yang digunakan, efektivitasnya sangat ditentukan

oleh keterampilan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

Uraian tersebut menyimpulkan bahwa salah satu hal yang mempengaruhi

hasil belajar siswa adalah peran guru. Keberhasilan siswa dapat mengikuti pelajar-

an yang disampaikan oleh seorang guru sangat bergantung pada keterampilan

mengajar yang dilaksanakan. Bila dilihat dari segi guru, adakalanya guru kurang

menguasai bahan, kurang dapat menggunakan metode atau cara yang tidak mena-

rik sehingga pelajaran membosankan, daya tangkap dan ketertarikan siswa terha-

dap materi yang disampaikan guru kurang.

Aqib (2013: 83) menyebutkan delapan keterampilan mengajar guru dalam

proses pembelajaran yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan memberikan

penguatan, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keteram-

pilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelom-

pok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok

kecil dan perorangan. Delapan keterampilan tersebut masing-masing memiliki

fungsi tersendiri, salah satunya keterampilan mengadakan variasi yang berguna

untuk mengatasi kebosanan yang dialami siswa dalam proses pembelajaran dan

juga untuk mengatasi kondisi ruang yang tidak nyaman, fasilitas yang kurang

memadai, dan materi bacaan yang terlalu banyak. Dengan memperbaiki gaya

mengajar, guru belum dapat mengatasi persoalan yang terjadi, namun dengan ha-

rapan bervariasinya proses pembelajaran yang diberikan akan menjadikan proses

Page 17: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

4

belajar lebih menyenangkan bagi siswa. Adanya variasi juga untuk mengatasi sis-

wa yang cenderung kurang tertarik terhadap mata pelajaran yang banyak bacaan

dan hafalan seperti Ilmu Pengetahuan Sosial.

Pembelajaran IPS di sekolah dasar khususnya kelas V semester II memuat

materi tentang sejarah kemerdekaan Indonesia. Materi tersebut memuat banyak

bacaan, hafalan tentang tokoh, waktu, dan tempat. Alasan itulah yang menjadikan

siswa mudah mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran IPS. Apalagi

jika cara mengajar guru monoton hanya dengan menjelaskan saja tanpa adanya

variasi mengajar. Oleh karena itu, sangat diperlukan adanya variasi mengajar yang

dilakukan guru untuk mengatasi kejenuhan siswa sehingga materi dapat diterima

oleh siswa.

Selain faktor guru dan mata pelajaran, persepsi siswa terhadap guru saat

mengajar juga mempengaruhi proses dan hasil pembelajaran. Slameto (2013:102)

menjelaskan persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau infor-

masi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan

hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu

indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Hubungan pribadi antara seorang siswa dengan guru memberikan kesan

yang tidak terlupakan bagi siswa. Guru membangun standar dalam pikiran siswa

yang secara sadar atau tidak sadar dijadikan contoh bagi siswa tersebut dalam

sikap dan tindakan. Siswa akan mempersepsikan guru berdasarkan pengalaman

yang diperoleh dari alat indera.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, siswa yang kurang

Page 18: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

5

menyukai guru akan menunjukkan sikap yang kurang kooperatif dalam pembela-

jaran dikarenakan mengalami kejenuhan dalam pembelajaran IPS. Akibatnya sis-

wa sering mengalami kesulitan ketika ada tugas atau evaluasi. Hal tersebut mem-

berikan gambaran bahwa anggapan siswa terhadap guru juga berimbas kepada

hasil belajar siswa yang bersangkutan.

Temuan Depdiknas pada tahun 2007, menunjukkan masih banyak perma-

salahan pelaksanaan standar isi mata pelajaran IPS. Guru dalam menerapkan pem-

belajaran lebih menekankan pada model yang mengaktifkan guru, kurang melibat-

kan siswa, pembelajaran yang dilakukan guru kurang kreatif, lebih banyak

menggunakan metode ceramah dan kurang mengoptimalkan media pembelajaran.

Sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran, bahkan

cenderung pasif. Siswa hanya diam, mendengarkan, mencatat, dan mudah bosan

dalam pembelajaran.

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh A. Hasan Saragih pada

tahun 2008 dengan judul “Kompetensi Minimal Seorang Guru dalam Mengajar”.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa kompetensi guru sebagai agen pembelajaran

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini yang

meliputi: kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Selain itu

hasil penelitian dalam hal keterampilan, seorang guru harus menguasai keteram-

pilan mengajar, yaitu: keterampilan bertanya, keterampilan memberikan penguat-

an, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan

membuka dan menutup pelajaran, keterampilan membimbing diskusi kelompok

kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar kelompok kecil

Page 19: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

6

dan perorangan. Dalam proses belajar mengajar, guru memegang peran sebagai

sutradara sekaligus aktor dan merupakan faktor yang sangat dominan dalam me-

nentukan keberhasilan proses belajar mengajar di kelas.

Penelitian yang dilakukan oleh Septiani,Yohanez, dan Izhar pada tahun

2014 dengan judul “Penerapan Keterampilan Mengajar Guru dalam Mengadakan

Variasi di SMAN”. Hasil penelitian menjelaskan bahwa pada penerapan keteram-

pilan mengajar guru dalam mengadakan variasi di kelas XI IPS ini sudah maksi-

mal, baik dari variasi gaya mengajar, variasi penggunaan media dan alat pengajar-

an, serta variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, terutama pada variasi penggu-

naan media dan alat pengajaran, guru mata pelajaran sosiologi menerapkan media

yang variatif sertasesuai dengan tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin

mengkaji tentang persepsi siswa terhadap pelaksanaan keterampilan guru dalam

mengadakan variasi melalui penelitian berjenis deskriptif dengan judul “Persepsi

Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi pada Pembelajaran IPS

Kelas V”.

1.2 BATASAN DAN RUMUSAN MASALAH

Penelitian ini membatasi pada persepsi siswa terhadap keterampilan

mengajar untuk mengadakan variasi pada pembelajaran IPS di Kelas V.

Berdasarkan batasan masalah tersebut dapat diambil rumusan masalah yaitu

bagaimanakah persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam mengadakan

variasi pada pembelajaran IPS Kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang?

Page 20: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

7

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini untuk

mendeskripsikan persepsi siswa terhadap keterampilan guru dalam mengadakan

variasi pada pembelajaran IPS Kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang.

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak, baik seca-

ra teoritis maupun praktis.

1.4.1 Manfaat Teoritis

Secara teoretis penelitian ini dapat dijadikan bacaan tambahan bagi

peneliti yang akan mengadakan kajian tentang persepsi siswa terhadap

keterampilan mengajar guru dalam mengadakan variasi. Selain itu, hasil penelitian

diharapkan dapat mengembangkan pembelajaran di SD khususnya mata pelajaran

IPS.

1.4.2 Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi guru, siswa, dan

sekolah/lembaga pendidikan.

a. Guru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan pedoman untuk memahami

persepsi siswa terhadap guru dalam pelaksanaan keterampilan mengada-

kan variasi dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kualitas

mengajar.

b. Siswa

Hasil penelitian ini, diharapkan dapat menumbuhkan minat siswa dalam

Page 21: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

8

belajar di sekolah ditunjukkan dengan variasi mengajar yang dapat mengu-

rangi kejenuhan saat pembelajaran.

c. Sekolah/Lembaga Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan dalam menetapkan kebijakan

pembinaan atau sosialisasi keterampilan guru dalam pembelajaran

terutama keterampilan mengadakan variasi untuk meningkatkan persepsi

positif dalam diri siswa.

d. Peneliti

Menambah pengetahuan, mengembangkan cakrawala berpikir dan sebagai

bahan refleksi bagi peneliti sebagai calon guru ataupun praktisi pendidikan

untuk mengetahui pelaksanaan mengadakan variasi sebagai salah satu ke-

terampilan mengajar khususnya dalam pembelajaran IPS

1.5 DEFINISI OPERASIONAL

Agar diperoleh pengertian yang sama tentang istilah dalam pengertian ini

dan tidak menimbulkan interpretasi yang berbeda dari pembaca maka perlu

adanya batasan istilah. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini sebagai

berikut:

a. Persepsi

Persepsi adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses

seseorang mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Persepsi yang dikaji

dalam penelitian ini adalah persepsi siswa, persepsi siswa terhadap keterampilan

mengadakan variasi yang dilakukan guru.

Page 22: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

9

b. Keterampilan

Keterampilan dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah .kecakapan

untuk menyelesaikan tugas. Keterampilan yang dimaksud dalam penelitian ini

adalah keterampilan guru dalam mengajar. Delapan keterampilan dasar yang

harus dimiliki guru dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Mengadakan Variasi

Variasi berarti beragam atau bermacam-macam. Variasi yang dimaksud

dalam penelitian iini, berarti dalam pembelajaran harus ada pergantian gaya

mengajar guru, media yang digunakan, serta pola interaksi siswa dalam pembela-

jaran. Penelitian ini memfokuskan variasi pada gaya mengajar guru, media dan

bahan pelajaran, serta pola interaksi dan kegiatan antara siswa dan guru.

d. Pembelajaran IPS

Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar harus memperhatikan kebutuhan siswa

yang berusia antara 6-12 tahun. Kaitannya dengan pembelajaran IPS yang berisi

konsep-konsep seperti waktu, perubahan, berkesinambungan(continuity), arah ma-

ta angina, lingkungan, ritual, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, per-

mintaan, atau kelangkaan. Sehingga dalam pembelajaran IPS di SD harus berta-

hap dari kongkrit ke abstrak. Batasan pembeljaran IPS dalam penelitian ini adalah

materi IPS Kelas V Semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh

dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para to-

koh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Page 23: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Persepsi

2.1.1.1 Pengertian Persepsi

Persepsi mengandung pengertian yang sangat luas, berbagai ahli telah

memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, walaupun pada prinsipnya

mengandung makna yang sama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, persep-

si adalah tanggapan (penerimaan) langsung dari sesuatu. Proses seseorang menge-

tahui beberapa hal melalui panca inderanya.

Walgito (2004: 53) menjelaskan bahwa persepsi adalah suatu proses yang

didahului oleh penginderaan. Penginderaan merupakan suatu proses diterimanya

stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indera. Karena itu proses

persepsi tidak lepas dari proses penginderaan, dan proses penginderaan merupa-

kan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses penginderaan terjadi seti-

ap saat, yaitu pada waktu individu mnerima stimulus yang mengenai dirinya mela-

lui alat indera.

Stimulus yang mengenai individu itu kemudian diorganisasikan, diinter-

pretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang diinderanya itu. Proses

inilah yang disebut dengan persepsi.

Stimulus yang akan mendapatkan respon dari individu bergantung pada

Page 24: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

11

pada perhatian individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut, perasaan,

kemampuan berfikir, pengalaman-pengalaman yang dimiliki individu tidak sama,

maka dalam mempersepsi sesuatu stimulus, hasil persepsi mungkin akan berbeda

antar individu satu dengan individu lain.

Sugihartono (2012: 7) menyatakan bahwa perilaku manusia diawali

dengan adanya penginderaan atau sensasi. Penginderaan adalah proses masuknya

stimulus ke dalam alat indra manusia. Setelah stimulus masuk, otak akan menerje-

mahkan stimulus tersebut. Kemampuan otak dalam menerjemahkan stimulus di-

sebut persepsi. Persepsi adalah proses untuk menerjemahkan atau menginterpre-

tasikan stimulus yang masuk ke dalam alat indera.

Suatu stimulus akan berhasil untuk diindra karena memiliki syarat-syarat

berikut:

a. Ukuran stimulus yang cukup besar

b. Alat indra yang sehat

c. Adanya perhatian manusia untuk mengamati stimulus disekitarnya

Pengamatan memegang peran yang dominan dalam kehidupan sehari-hari.

Pengamatan adalah usaha untuk mengenal dunia sekitar dengan menggunakan alat

indra. Dalam kehidupan sehari-hari meskipun stimulus yang diindra atau diamati

sama namun bisa menimbulkan persepsi yang berbeda-beda. Perbedaan hasil

pengamatan atau persepsi juga dipengaruhi oleh individu atau orang yang meng-

amati. Dilihat dari individu atau orang yang mengamati, adanya perbedaan hasil

pengamatan dipengaruhi oleh:

a. Pengertahuan, pengalaman atau wawasan seseorang

Page 25: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

12

b. Kebutuhan seseorang

c. Kesenangan

d. Kebiasaan

Persepsi yang ada pada seseorang akan mempengaruhi bagaimana perilaku

orang tersebut. Perbedaan sudut pandang pada pengamatan akan menghasilkan

perbedaan persepsi. Persepsi manusia, baik berupa persepsi positif maupun negatif

akan mempengaruhi tindakan yang tampak.

Toha (2014: 141) menyatakan bahwa persepsi pada hakikatnya adalah

proses kognitif yang dialami setiap orang di dalam memahami informasi tentang

lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan

penciuman.

Menurut Slameto (2013:102) persepsi adalah proses yang menyangkut

masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia, melalui persepsi manusia

terus menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Hubungan ini dila-

kukan lewat inderanya, yaitu indera pengelihat, pendengar, peraba, perasa, dan

pencium.

Kunci utama untuk memahami persepsi terletak pada pengenalan bahwa

persepsi merupakan suatu penafsiran yang unik terhadap situasi dan bukan suatu

pencatatan kebenaran terhadap situasi.

Persepsi mempunyai sifat subjektif, karena bergantung pada kemampuan

dan keadaan dari masing-masing individu, sehingga akan ditafsirkan berbeda oleh

individu yang satu dengan yang lain. Dengan demikian persepsi merupakan proses

perlakuan individu yaitu pemberian tanggapan, arti, gambaran, atau penginter-

Page 26: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

13

prestasian terhadap apa yang dilihat, didengar, atau dirasakan oleh indranya dalam

bentuk sikap, pendapat, dan tingkah laku atau disebut sebagai perilaku individu.

2.1.1.2 Prinsip Dasar tentang Persepsi

Berikut ini beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui

oleh seorang guru agar ia dapat mengetahui siswanya secara lebih baik menurut

Slameto (2013: 103) :

a. Persepsi itu Relatif bukan Absolut

Manusia bukan instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu

persis seperti keadaan sebenarnya. Hubungannya dengan kerelatifan ini, dampak

pertama dari suatu perubahan rangsangan dirasakan lebih besar daripada rang-

sangan yang datang kemudian. Berdasarkan kenyataan bahwa persepsi itu relatif,

seorang guru dapat meramalkan dengan lebih baik persepsi dari siswanya untuk

pelajaran berikutnya, karena guru telah mengetahui lebih dahulu persepsi yang

telah dimiliki siswa dari pelajaran sebelumnya.

b. Persepsi itu Selektif

Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan saja dari banyak

rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat tertentu. Berarti rangsangan yang

diterima akan tergantung pada apa yang pernah ia pelajari, dan apa yang menarik

perhatiannya. Berdasarkan prinsip ini, dalam memberikan pelajaran guru harus

dapat memilih bagian pelajaran yang perlu diberi tekanan agar mendapat perhati-

an dari siswa. Seorang guru harus dapat menjaga keadaan lingkungan tempat ia

mengajar serta seorang guru harus menjaga agar dalam satu kali penyajian atau

pelajaran, ia tidak terlalu banyak menyampaikan hal-hal baru sehingga melebihi

Page 27: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

14

batas kemampuan persepsi siswa.

c. Persepsi itu Mempunyai Tatanan

Orang menerima rangsangan tidak dengan cara sembarangan. Ia akan me-

nerimanya dalam bentuk hubungan-hubungan atau kelompo-kelompok. Jika rang-

sangan yang datang tidak lengkap, siswa akan melengkapinya sendiri.

d. Persepsi Dipengaruhi oleh Harapan dan Kesiapan (Penerima Rangsangan)

Dalam pelajaran, guru dapat menyiapkan siswanya untuk pelajaran selan-

jutnya dengan cara menunjukkan pada pelajaran pertama urut-urutan kegiatan

yang harus dilakukan dalam pelajaran tersebut. Jika pada hari pertama guru meng-

ajak berdoa sebelum pelajaran dimulai, maka dapat dipastikan bahwa pada hari

hari berikutnya siswa akan menanti guru untuk memulai dengan doa sebelum pel-

ajaran dimulai.

e. Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda

Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi

orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi ini dapat

ditelu-suri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepri-

badian, perbedaan dalam sikap, atau perbedaan dalam motivasi.

2.1.1.3 Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Menurut Toha (2014: 149), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi se-

seorang adalah sebagai berikut:

a. Faktor Eksternal

Adapun faktor-faktor dari luar yang terdiri dari pengaruh-pengaruh ling-

kungan luar antara lain: intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan,

Page 28: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

15

hal-hal yang baru dan tidak asing.

Intensitas, prinsip intensitas dari suatu perhatian dapat dinyatakan bahwa

semakin besar intensitas stimulus dari luar, semakin besar pula hal-hal itu dapat

dipahami (to be perceived). Faktor yang kedua ukuran, bentuk ukuran akan mem-

pengaruhi persepsi seseorang, dan dengan melihat bentuk ukuran suatu obyek o-

rang akan mudah tertarik perhatian yang pada gilirannya dapat membentuk perse-

psi. Selanjutnya faktor keberlawanan atau kontras, keberlawanan menyatakan

bahwa stimuli luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakang atau

sekeliling atau di luar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.

Sama seperti faktor keberlawanan, faktor pengulangan (repetition), stimulus dari

luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan de-

ngan yang sekali dilihat. Pengulangan merupakan daya tarik dari luar tentang sua-

tu obyek yang bisa mempengaruhi persepsi seseorang.

Faktor gerakan (moving), menyatakan bahwa orang akan memberikan ba-

nyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dibandingkan dengan obyek diam.

Gerakan suatu obyek yang menarik perhatian seseorang ini akan timbul suatu per-

sepsi. Faktor dari luar yang terakhir adalah baru (familier), obyek atau peristiwa

baru dalam tatanan yang sudah dikenal, atau peristiwa yang sudah dikenal dalam

tatanan yang baru akan menarik perhatian pengamat.

b. Faktor Internal

Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses

seleksi persepsi antara lain; proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadian-

nya. Persepsi seseorang dibentuk dari proses pemahaman atau belajar. Selain pro-

Page 29: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

16

ses belajar dapat membentuk persepsi, faktor dari dalam yang jua menentukan ter-

jadinya persepsi antara lain motivasi dan kepribadian. Persepsi mempunyai penga-

ruh yang besar pada motivasi begitu sebaliknya.

Faktor-faktor tersebut menjadikan persepsi individu berbeda satu sama la-

in dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, stimu-

lus, meskipun objek tersebut benar-benar sama. Persepsi seseorang atau kelompok

dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya

sama. Perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan indi-

vidu, perbedaan-perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbe-

daan dalam motivasi. Pada dasarnya proses terbentuknya persepsi ini terjadi da-

lam diri seseorang, namun persepsi juga dipengaruhi oleh pengalaman, proses be-

lajar, dan pengetahuannya.

2.1.2 Guru

2.1.5.1 Kompetensi Guru

Menurut Glasser (dalam Sudjana, 2013: 18) ada empat hal yang harus di-

kuasai guru, yakni: (a) menguasai bahan pelajaran, (b) kemampuan mendiagnose

tingkah laku siswa, (c) kemampuan melaksanakan proses pengajaran, dan (d) ke-

mampuan mengukur hasil belajar siswa. Untuk keperluan analisis tugas guru, ma-

ka kemampuan guru atau kompetnsi guru yang banyak hubungannya dengan usa-

ha meningkatkan proses dan hasil belajar dapat diguguskan ke dalam empat ke-

mampuan yakni; (a) merencanakan program belajar mengajar, (b) melaksanakan

dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar, (c) menilai kemajuan proses

belajar, (d) menguasai bahan pelajaran dalam pengertian menguasai bidang studi

Page 30: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

17

atau mata pelajaran yang dibinanya.

Kemampuan merencanakan program belajar mengajar merupakan muara

dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman yang

mendalam tentang objek belajar dan situasi pengajaran. Makna dari perencanaan

/program belajar mengajar tidak lain aalah perkiraan guru mengenai kegiatan yang

harus dilakukan siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan terse-

but secara terinci harus jelas siswa akan dibawa (tujuan), apa yang harus siswa

pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa mempelajarinya (metode dan

teknik), dan bagaimana kita mengetahui bahwa siswa telah mencapainya (penilai-

an). Tujuan, isi, metode dan teknik serta penilaian merupakan unsur utama yang

secara minimal harus ada dalam setiap program belajar mengajar.

Menurut Darmadi ( 2012: 31-33) peraturan pemerintah Nomor 19 tahun

2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, mneyebutkan ada empat kompetensi

guru yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, professional, dan sosial. Yang di-

maksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajar-

an siswa yang meliputi pemahaman terhadap siswa, perancang dan pelaksana

pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan siswa untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi kepribadian

adalah kemampuan kepribadian yang mantab, stabil, dewasa, arif, dan ber-

wibawa, menjadi teladan bagi siswa dan berakhlak mulia. Kompetensi pro-

fessional merupakan kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan

mendalam yang memungkinkannya membimbing siswa memenuhi standar

kompetensi yang ditetapkan dalam standar pendidikan. Sedangkan yang di-

Page 31: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

18

maksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari

masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan siswa, sesama

guru, tenaga kependidikan, orangtua/wali siswa dan masyarakat sekitar.

2.1.2.2 Kepribadian Guru

Keberhasilan mengajar guru dalam kaitannya dengan fungsi dan peranan

guru dalam menciptakan kemampuan dasar mengajar dapat diimplementasikan

dalam pengembangan kepribadian guru yang mantab dan dinamis yang meliputi:

a. Kemantapan dan integrasi pribadi

b. Peka terhadap perubahan dan pembaharuan

c. Berpikir alternatif

d. Adil,jujur, dan objektif

e. Disiplin dalam melaksanakan tugas

f. Ulet dan tekun bekerja

g. Berusaha memperoleh hasil kerja yang baik

h. Simpatik, menarik, luwes, bijaksana, dan sederhana

i. Bersifat terbuka

j. Kreatif

k. Berwibawa

2.1.2.3 Tugas Utama Guru

Tugas utama guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, dan pelatih,

tugas guru menurut Depdikbud (dalam Darmadi, 2012: 56):

a. Tugas professional yaitu mendidik dalam rangka menyumbangkan

kepribadian, mengajar dalam hal menyumbangkan kepribadian, menga-

Page 32: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

19

jar dalam rangka menyumbangkan kemampuan berpikir, kecerdasan dan

melatih dalam rangka membina keterampilan.

b. Tugas manusiawi, yaitu membina anak didik dalam rangka

meningkatkan dan mengembangkan martabat diri sendiri, kemampuan

manusia yang optimal serta pribadi yang mandiri.

c. Tugas kemasyarakatan, yaitu dalam rangka mengembangkan

terbentuknya masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945

2.1.2.4 Fungsi Sentral Guru

Darmadi (2012: 56) menyatakan bahwa sebagai pendidik, pengajar, pem-

bimbing, dan pelatih guru juga dituntut menerapkan fungsi-fungsinya yang sen-

tral. Fungsi tersebut meliputi:

a. Guru sebagai pengelola proses KBM. Kelas merupakan suatu organisasi

yang semestinya dikelola dengan baik, mengacu pada fungsi-fungsi

administrasi yang ada dan berlaku.

b. Guru sebagai moderator. Menurut aliran baru dalam bidang pendidikan

guru diharapkan bukan sebagai penyampaian materi semata tetapi juga

lebih sebagai moderator, yaitu pengatur lalu lintas pembicaraan, jika

ada jalur pembicaraan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswa maka

gu-rulah yang wajib mendamaikan perselisihan tersebut.

c. Guru sebagai motivator. Jika guru tidak dapat memancing kemauan sis-

wa untuk aktif maka guru sendiri yang akan merasakan kesulitan dalam

proses pembelaajaran karena dapat ditebak bahwa siswa akan pasif tan-

Page 33: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

20

pa inisiatif.

d. Guru sebagai fasilitator. Guru sebagai fasilitator memberikan kemudah-

an dan sarana kepada siswa agar dapat aktif belajar sesuai dengan ke-

mampuannya.

e. Guru sebagai evaluator. Guru sebagai evaluator berperan setiap kegi-

atan selalu diikuti oleh motivasi jika orang-orang yang terlibat dalam

kegiatan menginginkan terjadinya peningkatan atas kegiatan itu pada

masa-masa yang akan datang.

2.1.2.6 Keterampilan Dasar Guru dalam Mengajar

Aqib (2013: 83) menjelaskan bahwa keterampilan dasar ialah keteram-

pilan standar yang harus dimiliki setiap individu yang berpofresi sebagai guru.

Keterampilan itulah yang dapat membedakan guru yang profesional dan yang bu-

kan guru. Keterampilan dasar sangat penting dikuasai oleh guru, sebab startegi

dan model pembelajaran apapun yang digunakan efektivitasnya sangat ditentukan

oleh keterampilan guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.

Sanjaya (2014: 33) menyatakan bahwa keterampilan dasar mengajar diper-

lukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan proses pembela-

jaran, sehingga pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien.

2.1.2.6.1 Keterampilan untuk Mengadakan Variasi

Djamarah dan Zain (2013: 160) menjelaskan bahwa dalam proses belajar

mengajar, bila guru tidak menggunakan variasi maka akan membosankan siswa,

perhatian siswa berkurang, mengantuk, dan akibatnya tujuan belajar tidak terca-

pai.

Page 34: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

21

Keterampilan mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar akan

meliputi tiga aspek, yaitu variasi dalam gaya mengajar, variasi dalam mengguna-

kan media dan bahan pengajaran, dan variasi dalam interaksi antara guru dengan

siswa. Apabila ketiga komponen tersebut dikombinasikan dalam penggunaannya

atau secara integrasi, maka akan meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan

keinginan dan kemauan belajar siswa. Keterampilan dalam mengadakan variasi

ini lebih luas penggunaannya daripada keterampilan lainnya, karena merupakan

keterampilan campuran dari keterampilan lainnya. Misalnya, variasi dalam mem-

berikan penguatan, variasi dalam memberikan pertanyaan, dan variasi dalam ting-

kat kognitif.

Variasi dalam kegiatan pembelajaran yaitu perubahan dalam proses kegi-

atan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa, serta mengurangi keje-

nuhan dan kebosanan.

Sanjaya (2014: 39) memiliki nama yang berbeda dari keterampilan meng-

adakan variasi yaitu keterampilan variasi stimulus. Variasi stimulus adalah kete-

rampilan guru untuk menjaga agar iklim pembelajaran tetap menarik perhatian, ti-

dak membosankan, sehingga siswa menunjukkan sikap antusias dan ketekunan

penuh gairah, dan berpartisipasi aktif dalam setiap langkah kegiatan pembelajaran.

Variasi mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan untuk menjaga

iklim pembelajaran untuk meningkatkan perhatian siswa, untuk membangkitkan

keinginan dan kemauan belajar siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

2.1.2.6.2 Tujuan Variasi Mengajar

Penggunaan variasi terutama ditujukan terhadap perhatian siswa, motivasi,

Page 35: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

22

dan belajar siswa. Djamarah (2013: 161) menyebutkan tujuan mengadakan variasi

adalah:

a. Meningkatkan dan Memelihara Perhatian Siswa Terhadap Relevansi Proses

Belajar Mengajar

Dalam jumlah siswa yang besar biasanya ditemukan kesukaran untuk

mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi pelajaran yang diberikan.

Fokus permasalahan pentingnya perhatian ini dalam proses belajar mengajar, ka-

rena dengan perhatian yang diberikan siswa terhadap materi pelajaran yang guru

jelaskan, akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

Jadi perhatian adalah masalah yang tidak dapat dikesampingkan dalam konteks

pencapaian tujuan pembelajaran.

b. Memberikan Kesempatan Kemungkinan Berfungsinya Motivasi

Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa mempunyai

motivasi yang sama terhadap suatu bahan. Untuk bahan tertentu boleh jadi siswa

menyenanginya, tetapi untuk bahan yang lain boleh jadi siswa tidak menyenangi-

nya.

Bagi siswa selalu memperhatikan materi pelajaran yang diberikan, bukan-

lah masalah bagi guru. Karena di dalam diri siswa tersebut sudah ada motivasi

yaitu motivasi instrinsik. Lain hal bagi siswa yang tidak ada motivasi dalam diri-

nya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak

diperlukan. Disini peranan guru lebih dituntut untuk memerankan fungsi motivasi,

yaitu motivasi sebagai alat yang mendorong manusia untuk berbuat, motivasi se-

bagai alat yang menentukan arah perbuatan, dan motivasi sebagai alat untuk me-

Page 36: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

23

nyeleksi perbuatan.

c. Membentuk Sikap Positif Terhadap Guru dan Sekolah

Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa di kelas ada siswa ter-

tentu yang kurang senang terhadap seorang guru. Konsekuensinya bidang studi

yang dipegang oleh guru tersebut juga menjadi tidak disenangi. Kurang senangnya

seorang siswa terhadap guru dapat disebabkan gaya mengajar guru yang kurang

bervariasi. Gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa.

Guru yang bijaksana adalah guru yang pandai menempatkan diri dan pan-

dai mengambil hati siswa. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikan oleh guru,

siswa ingin selalu dekat dengan guru. Ketiadaan guru barang sehari di sekolah ti-

dak jarang dipertanyakan. Guru seperti itu biasanya karena gaya mengajar dan

pendekatan yang digunakan sesuai psikologis siswa. Variasi mengajarnya mempu-

nyai relevansi dengan gaya belajar siswa. Disela-sela penjelasan selalu diselingi

humor dengan pendekatan yang edukatif, jauh dari sikap permusuhan.

d. Memberikan Kemungkinan Pilihan dan Fasilitas Belajar Individual

Fasilitas merupakan kelengkapan belajar yang harus ada di sekolah. Fung-

sinya berguna sebagai alat bantu pengajaran. Sebagai sumber belajar adalah sisi

lain dari peranan yang tidak pernah guru lupakan. Lengkap tidaknya fasilitas bela-

jar mempengaruhi pemilihan yang harus guru lakukan. Sangat terbatasnya fasilitas

belajar cenderung lebih sedikit alternatif yang tersedia untuk melakukan pemilih-

an.

e. Mendorong Anak Didik untuk Belajar

Belajar memerlukan motivasi sebagai pendorong bagi siswa yaitu motivasi

Page 37: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

24

intrinsik yang lahir dari kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan. Perbedaan

motivasi pada anak terlihat dari sikap dan perbuatan mereka ketika menerima

materi pelajaran tertentu, tetapi dilain pihak ada juga anak yang didik yang senang

menerima materi pelajaran tertentu. Di sinilah diperlukan peranan guru,

menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang

dan bergairah belajar. Cara akurat yang harus guru lakukan adalah mengembang-

kan varisi mengajar, baik dalam gaya mengajar, dalam penggunaan media dan ba-

han pengajaran, maupun dalam interaksi guru dengan anak didik.

2.1.2.6.3 Prinsip Penggunaan Variasi Mengajar

Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa aktif dan kreatif bela-

jar, diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya dengan cara

memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Djamarah

(2013: 166) menyebutkan prinsip penggunaan variasi mengajar itu adalah sebagai

berikut:

a. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi di-

gunakan, selain juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis

variasi. Semua itu untuk mencapai tujuan belajar;

b. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga moment

proses belajar mengajar yang utuh tidak rusak, perhatian anak didik dan pro-

ses belajar tidak terganggu;

c. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktur dan direncana

kan oleh guru. Karena itu memerlukan penggunaan yang luwes, spontan sesu-

ai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan ba-

Page 38: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

25

lik yang diterima dari siswa. Biasanya bentuk umpan balik ada dua, yaitu:

1) umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan

siswa,

2) umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.

Buletin Pendidikan guru tahun IX Januari 1985 mengemukakan tiga prin-

sip yang berhubungan dengan penggunaan keterampilan mengadakan variasi se-

bagai berikut:

1) variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu, relevan de-

ngan tujuan yang hendak dicapai, cocok dengan kemampuan dan hakikat

pendidikan. Penggunaan variasi yang wajar dan beragam sangat dianjur-

kan, dan sebaliknya pemakaian yang berlebihan akan menimbulkan kebi-

ngungan, bahkan dapat mengganggu proses belajar mengajar,

2) variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga ti-

dak akan merusak perhatian murid dan tidak mengganggu pelajaran.

Sejalan dengan prinsip-prinsip diatas, komponen-komponen variasi terten-

tu memerlukan susunan dan perencanaan yang baik, artinya secara eksplisit dican-

tumkan dalam rencana pelajaran. Di samping itu, bila diperlukan komponen kete-

rampilan tersebut dapat juga digunakan secara fleksibel dan spontan sesuai de-

ngan balikan yang siswa selama pelajaran berlangsung. Balikan tersebut biasanya

muncul dalam bentuk tingkah laku yang bertalian dengan perhatian dan

keikutsertaan siswa, serta informasi yang bertalian dengan pemahaman siswa.

Kesimpulannya guru yang harus menggunakan secara tepat dan sesuai de-

ngan kondisi lingkungan belajar mengajar yang tercipta untuk mencapai tujuan,

Page 39: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

26

yaitu keberhasilan belajar mengajar dari segi proses maupun produk sehingga

muncul balikan dari siswa dalam bentuk tingkah laku dan pemahaman siswa.

2.1.2.6.4 Komponen-Komponen Variasi Mengajar

Komponen-komponen variasi mengajar dibagi ke dalam tiga kelompok

besar, yaitu variasi gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta variasi interaksi.

Aqib (2013: 84) mengelompokkan variasi mengajar ke dalam tiga bagian yaitu va-

riasi dalam gaya mengajar, variasi dalam penggunaan media dana bahan pelajar-

an, serta variasi dalam pola interaksi dan kegiatan. Pernyataan yang sependapat

oleh Sanjaya (2014: 39) menyebutkan ada tiga jenis varians stimulus yang dapat

dilakukan guru yaitu variasi pada waktu bertatap muka atau melaksanakan proses

pembelajaran, variasi dalam menggunakan media/alat bantu pembelajaran, dan

variasi dalam melakukan pola interaksi. Tiga varians stimulus tersebut dijabarkan

dalam penjelasan sebagai berikut:

a. Variasi Gaya Mengajar

Variasi ini pada dasarnya meliputi variasi suara, variasi gerakan anggota

badan, dan variasi perpindahan posisi guru dalam kelas. Perilaku guru seperti itu

dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis dan mempertinggi komuni-

kasi antara guru dan anak didik, dan memberi stimulasi. Variasi dalam gaya

mengajar sebagai berikut:

1) Variasi suara, suara guru dapat bervariasi dalam intonasi, nada, volume, dan

kecepatan,

2) Penekanan, untuk memfokuskan perhatian anak didik pada suatu aspek yang

penting guru dapat menggunakan penekanan secara verbal yang dikombina-

Page 40: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

27

sikan dengan gerakan anggota badan yang dapat menunjukkan dengan jari

atau memberi tanda pada papan tulis,

3) Pemberian waktu (pausing), dalam keterampilan bertanya pemberian waktu

dapat diberikan setelah guru mengajukan pertanyaan. Bagi anak didik, pem-

berian waktu dipakai untuk mengorganisasikan jawaban agar lebih lengkap,

4) Kontak pandang, guru dapat membantu anak didik dengan menggunakan

matanya menyampaikan informasi, dan dengan pandangannya dapat menarik

perhatian anak didik,

5) Gerakan anggota badan (gesturing), variasi dalam mimic gerakan kepala atau

badan merupakan bagian yang penting dalam komunikasi. Tidak hanya untuk

menarik perhatian saja, tetapi juga menolong dalam menyampaikan arti pem-

bicaraan,

6) Pindah posisi, perpindahan posisi guru di dalam ruang kelas dapat membantu

menarik perhatian anak didik, dapat meningkatkan kepribadian guru. Perpin-

dahan posisi dapat dilakukan dari muka ke bagian belakang, dari sisi kiri ke

sisi kanan, atau di antara anak didik dari belakang ke samping. Yang penting

dalam perubahan posisi ialah harus ada tujuannya, dan tidak sekadar mondar-

mandir.

Variasi gaya mengajar menurut Aqib (2013: 84) dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti:

a) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,

b) memusatkan perhatian,

c) membuat kesenyapan sejenak,

Page 41: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

28

d) mengadakan kontak pandang,

e) variasi gerakan badan dan mimik, dan

f) mengubah posisi.

Djamarah (2013: 153) menambahkan bahwa gerakan tubuh dalam bentuk

mimik yang cerah, dengan senyuman, mengangguk, acungan jempol, tepuk ta-

ngan, memberi salam, menaikkan bahu, geleng-geleng kepala, menaikkan tangan

adalah sejumlah gerakan fisik yang dapat memberikan umpan balik dari anak di-

dik. Gerakan tubuh merupakan penguatan yang dapat membangkitkan gairah

belajar anak didik, sehingga proses belajar mengajar lebih menyenangkan. Gerak-

an tubuh dapat meluruskan perilaku anak didik yang menyimpang dari tujuan

pembelajaran.

Sesuai dengan yang dinyatakan dalan Buletin Pendidikan Guru Tahun IX

variasi dalam ekspresi wajah, gerakan kepala, gerakan badan adalah aspek yang

amat penting dalam berkomunikasi. Hal ini tidak saja sekedar menarik perhatian,

tetapi lebih dari itu dapat menyampaikan arti dari pesan lisan yang dimaksudkan.

Ekspresi wajah, misalnya tersenyum, cemberut, mengerutkan dahi, menaikkan

alis mata, atau kelihatan tertarik dengan memperhatikan sesuatu.

Sejalan dengan penggolongan variasi suara yang dikemukakan oleh Sardi-

man (2016: 202) yang termasuk dalam pengertian suara ini adalah kekerasan, lagu

bicara (intonasi), tekanan bicara, dan kelancaran bicara.

a. Kekuatan atau Kekerasan

Sama halnya dengan gerakan, suara yang terlampau keras atau sebaliknya

terlalu lemah akan memberikan hasil belajar yang buruk. Suara yang terlalu keras

Page 42: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

29

dan memekakkan telingan justru sulit untuk ditangkap isi atau arah pembicaraan-

nya serta kesan yang diterima siswa ialah guru seorang yang kejam. Sebaliknya

suara yang terlampau lemah (biasanya kaum wanita) akan tidak jelas terdengar o-

leh siswa terutama yang duduk pada deretan belakang. Kesan yang diterima siswa

ialah bahwa gurunya lemah dalam penguasaan bahan, sehingga diremehkan. Maka

perlu dipertimbangkan tentang seberapa kekuatan suara yang harus dikeluarkan

berdasarkan jumlah siswa, luas ruang, kondisi ruang apakah tertutup atau terbuka

dan kemungkinan penggunaan alat pengeras suara.

b. Lagu dan Tekanan Bicara

Lagu bicara mempunyai pengaruh pula pada daya tangkap siswa terhadap

pembicaraan guru. Lagu bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa,

shingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula lagu bicara yang

naik turun tetapi tersendat-sendat memberikan akibat yang sama. Lagu bicara

yang demikian, sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung akan ditiru-

kan. Lagu bicara yang seakan-akan guru sedang dalam keadaan marah hendaknya

juga dihindari karena siswa akan diekam oleh rasa ketakutan.

Tekanan bicara hendaknya diberikan pada hal-hal yang penting misalnya

dalam pembuatan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucap-

an yang pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran ber-

bicara patut pula diperhatikan karena mempunyai pngaruh yang besar pada daya

tangkap siswa.

Demikian pentingnya suara untuk diperhatikan karena merupakan alat ko-

munikasi yang penting dalam interaksi edukatif. Guru hendaknya memperhatikan

Page 43: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

30

setiap murid yang dihadapinya sebagai lawan bicara sehingga akan terlibat kontak

batiniah antar masing-masing individu.

Sanjaya ( 2014: 39) menambahkan bahwa variasi gaya mengajar atau vari-

asi pada waktu melaksanakan proses pembelajaran agar pembelajaran tetap kon-

dusif dengan menerapkan teknik pemusatan perhatian (focusing). Memusatkan

perhatian siswa pada hal-hal yang dianggap penting dapat dilakukan oleh guru

untuk memfokuskan perhatian siswa. Misalnya, dengan mengajak siswa untuk

memperhatikan sesuatu bersama-sama melalui kalimat. Focusing diperlukan un-

tuk minta perhatian khusus dari siswa terhadap hal-hal yang spesifik. Selain focu-

sing ada juga teknik variasi yaitu kebisuan guru (teacher silent). Teknik ini dapat

digunakan untuk menarik perhatian siswa, manakala siswa dalam keadaan rebut,

kemudian guru diam sambil menatap mereka satu-satu maka mereka akan diam.

Oleh sebab itu, teknik diam dapat digunakan sebagai alat untuk menstimulasi

ketenangan dalam belajar.

Berbagai kajian tersebut, dapat disimpulkan bahwa variasi dalam gaya

mengajar atau pelaksanaan proses pembelajaran meliputi perubahan suara, pene-

kanan, pemberian waktu (pausing), kontak pandang, gerak anggota badan dan mi-

mik , pindah posisi, pemusatan perhatian (focusing), dan membuat kesenyapan

sejenak (teacher silence).

b. Variasi Media dan Bahan Ajaran

Tiap anak didik mempunyai kemampuan indera yang tidak sama, dengan

variasi penggunaan media kelemahan indera yang dimiliki anak didik dapat dia-

tasi. Dengan variasi seperti itu dapat member stimulasi terhadap indera anak didik.

Page 44: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

31

Ada tiga komponen dalam variasi penggunaan media, yaitu media pandangan,

media dengar, dan media taktil (Djamarah, 2013: 169).

1) Variasi media pandang, penggunaan media pandang dapat diartikan sebagai

penggunaan alat dan bahan ajaran khusus untuk komunikasi sperti buku, maja-

lah, globe, peta, majalah dinding, film, film strip, TV, radio, dan gambar. Peng-

gunaan yang lebih luas dari alat-alat tersebut akan memiliki keuntungan:

a) Membantu secara konkret konsep berpikir dan mengurangi respon

yang kurang bermanfaat,

b) Memiliki secara potensial perhatian anak didik pada tingkat yang

tinggi,

c) Dapat membuat hasil belajar yang riil yang akan mendorong kegiatan

mandiri anak didik,

d) Mengembangkan cara berpikir berkesinambungan, seperti halnya

dalam film,

e) Memberi pengalaman yang tidak mudah dicapai oleh alat yang lain,

f) Menambah frekuensi kerja, lebih dalam, dan variasi belajar.

2) Variasi media dengar, pada umumnya dalam proses belajar mengajar di kelas

suara guru adalah alat utama dalam komunikasi. Ada sejumlah media dengar yang

dapat dipakai diantaranya pembicaraan anak didik, rekaman bunyi, rekaman

musik, rekaman drama, wawancara yang semuanya ada relevansi dengan

pelajaran.

3) Variasi media taktil, pengunaan media yang memberikan kesempatan kepada

anak didik untuk menyentuh dan memanipulasi benda atau bahan ajaran. Dalam

Page 45: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

32

hal ini akan melibatkan anak didik dalam kegiatan penyusunan atau pembuatan

model, yang hasilnya dapat disebutkan sebagai media taktil.

Mulyasa (2015: 79) berpedapat bahwa pada variasi penggunaan media da-

pat dilakukan dengan variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan

sekitar.

Menurut Sanjaya (2014: 41) guru perlu menggunakan variasi dalam peng-

gunaan media dan alat pembelajaran dalam proses pembelajaran yang merupakan

proses komunikasi agar berjalan dengan efektif sehingga pesan yang ingin disam-

paikan dapat diterima secara utuh. Variasi penggunaan media dana alat pembela-

jaran dapat dilakukan sebagai berikut:

1) Dengan menggunakan variasi media yang dapat dilihat (visual) seperti

menggunakan gambar, slide, foto, dan bagan,

2) Variasi alat atau media yang bisa didengar (auditif) seperti mengguna-

kan radio, music, deklamasi, dan puisi,

3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi, dan digerak-

kan (motorik). Pemanfaatan media semacam ini dapat menarik perha-

tian siswa, sebab siswa dapat secara langsung membentuk dan mem-

peragakan kegiatannya, baik secara perorangan ataupun secara kelom-

pok, yang termasuk ke dalam alat dan media ini adalah berbagai ma-

cam peragaan dan model.

Selaras yang dikemukakan dalam Buletin Pendidikan Guru Tahun IX bah-

wa penggunaan dari jenis yang satu ke jenis yang lain atau dari bermacam alat/

bahan dalam satu komponen mengharuskan anak menyesuaikan alat inderanya se-

Page 46: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

33

hingga lebih dapat mempertinggi tingkat perhatian siswa. Bahan dan alat yang ba-

ru juga dapat menambah rasa ingin tahu siswa. Alat, media, dan bahan yang kaya

dan beragam serta relevan dengan tujuan pembelajaran dapat merangsang pikiran

dan hasil belajar yang bermakna dan bertahan lebih lama. Variasi ini dapat digo-

longkan menjadi variasi alat/bahan yang dapat dilihat, variasi alat/bahan yang da-

pat didengar, dan variasi alat/bahan yang dapat diraba atau dimanipulasi. Penggu-

naan alat dan bahan yang dapat diraba, dicium baunya, ataupun dimanipulasi sa-

ngat membantu menarik perhatian siswa. Hal ini dapat melibatkan siswa dalam

membentuk dan memperagakan kegiatannya baik secara tersendiri maupun ke-

lompok kecil.

Sardiman (2016: 205) menambahkan bahwa dalam variasi penggunaan

media, alat-alat pengajaran sebagai media komunikasi dapat dikelompokkan ke

dalam tiga golongan. Pertama, adalah alat-alat yang merupakan benda sebenarnya

yang memberikan pengalaman langsung dan nyata. Kedua, alat-alat yang merupa-

kan benda pengganti yang sering kali dalam bentuk tiruan dari benda sebenarnya.

Ini memberikan pengalaman buatan atau tidak langsung. Ketiga ialah bahasa baik

lisan maupun tertulis memberikan pengalaman melalui bahasa..

Peranan media dalam proses belajar mengajar sudah tidak diragukan lagi

karena dapat:

1) menghemat waktu belajar;

2) memudahkan pemahaman;

3) meningkatkan perhatian siswa;

4) meningkatkan aktivitas siswa;

Page 47: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

34

5) mempertinggi daya ingat siswa.

Suatu media dapat dikatakan baik apabila bersifat efisien dan efektif serta

komunikatif. Efisien artinya memiliki daya guna ditinjau dari segi penggunaan-

nya, waktu, dan tempat. Efisien apabila penggunannya mudah, dalam waktu sing-

kat dapat mencakup isi yang luas, dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas.

Penempatan media perlu diperhatikan ketepannya agar dapat diamati dengan baik

oleh seluruh siswa. Efektif artinya memberikan hasil guna yang tinggi ditinjau da-

ri segi pesannya dan kepentingan siswa yag sedang belajar. Sedangkan komunika-

tif ialah media tersebut mudah untuk dimengerti maksudnya. Sebagai guru hen-

daknya terampil dalam mengoperasikan media yang digunakan.

c. Variasi Interaksi

Variasi dalam pola interaksi antara guru dengan anak didiknya memiliki

rentangan yang bergerak dari dua kutub, yaitu:

1) anak didik bekerja atau belajar secara bebas tanpa campur tangan dari guru,

2) anak didik mendegarkan dengan pasif, situasi didominasi oleh guru.

Misalnya guru berbicara dengan sekelompok kecil anak didik melalui

mengajukan pertanyaan atau guru berbicara dengan anak didik secara individu-

al,atau guru menciptakan situasi sedemikian rupa sehingga antar anak didik sa-

ling tukar menukar pendapat melalui penampilan diri, demonstrasi, atau diskusi.

Sardiman (2016: 206) menyebutkan bahwa variasi interaksi ialah frekuen-

si atau banyak sedikitnya pergantian aksi antara guru dengan siswa, dan siswa de-

ngan siswa secara tepat. Bagaimanapun variasi interaksi harus ada antara guru

dan siswa, siswa dan siswa dalam setiap kali terjadi interaksi belajar mengajar.

Page 48: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

35

Beberapa keuntungan dapat diperoleh dengan adanya variasi interaksi tersebut mi-

salnya suasana kelas menjadi hidup dan beberapa hal dapat diketahui diantaranya:

1) kebutuhan dan minat siswa;

2) seberapa jauh mata pelajaran dapat diterima/dipahami/diketahui oleh siswa;

3) kekurangan/kesalahan konsep pada siswa;

4) kekurangan/kesalahan guru;

5) perhatian siswa;

6) sikap siswa terhadap beberapa aspek yang sedang dipelajari;

7) ada tidaknya kontak antara guru dan siswa.

Buletin Pendidikan Guru Tahun IX menyatakan bahwa pola umum inter-

aksi sangat beragam mulai dari situasi kegiatan yang sepenuhnya didominasi oleh

guru sampai kepada kegiatan yang bekerja sendiri-sendiri secara bebas. Diantara

kedua kutub ini banyak sekali pola-pola yang mungkin ada. Misalnya guru dapat

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerja dalam kelompok kecil,

atau tukar pendapat melalui diskusiatau melakukan demonstrasi tanpa campur

tangan guru. Dapat pula guru berbicara atau membantu murid secara perorangan,

atau dapat juga memberi pelajaran kepada seluruh siswa melalui pertanyaan.

Menurut Sanjaya (2014:42) pembelajaran adalah proses interaksi antara

siswa dengan lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh de-

ngan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi de-

ngan lingkungannya. Kesalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran,

guru hanya menggunakan pola interaksi satu arah, yaitu dari guru ke siswa. Oleh

sebab itu guru perlu menggunakan variasi interaksi dua arah, yaitu pola interaksi

Page 49: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

36

siswa-guru-siswa, bahkan pola interaksi yang multiarah.

Ada tidaknya interaksi adalah tanggung jawab guru, sehingga perlu men-

dapatkan perhatian khusus. Suatu cara untuk menumbuhkan interaksi adalah de-

ngan mengajukkan pertanyaan atau permasalahan kepada siswa. Pihak guru mau-

pun pihak murid dapat kita adakan variasi pola interaksinya. Mengubah pola inter-

aksi, guru dengan sendirinya mengubah kegiatan belajar murid, tingkat dominasi

guru, dan keterlibatan murid.

Variasi mengajar sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar. Kom-

ponen-komponen variasi mengajar seperti variasi gaya mengajar, variasi media

dan bahan pengajaran, dan variasi interaksi mutlak dikuasai oleh guru guna me-

ningkatkan gairah belajar anak didik dalam waktu yang relatif lama dalam suatu

pertemuan kelas.

2.1.2 Hakikat Belajar dan Pembelajaran

2.1.3.1 Pengertian Belajar

Slameto (2013: 2) menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu peubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi de-

ngan lingkungannya.

Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh

suatu perubahan perilaku yang baru secara keseeluruhan, sebagai hasil pengalam-

an individu itu sendiri di dalam interaksi dengan lingkungannya (Aunurrahman,

2014: 35).

Catharina (2006: 3) menyebutkan konsep belajar mengandung tiga unsur

Page 50: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

37

utama, yaitu belajar berkaitan dengan perubahan perilaku, perubahan perilaku itu

terjadi karena didahului oleh proses pengalaman, dan perubahan perilaku karena

bela-jar bersifat relatif permanen. Belajar bukan menghafal, bukan pula meng-

ingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada

diri seseorang. Oleh karena itu belajar adalah proses aktif, proses mereaksi terha-

dap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah proses yang diarah-

kan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Sugihartono, dkk (2012: 74) menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu

proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkung-

annya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

Gagne (dalam Suprijono, 2012: 2) menyatakan belajar merupakan peru-

bahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktivitas. Peru-

bahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan sese-

orang secara alamiah.

Belajar adalah proses perubahan pada diri individu secara aktif meliputi

perubahan perilaku individu sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungan yang diarahkan kepada tujuan tertentu bersifat relative perma-

nen dalam rentang waktu yang relative lama.

2.1.3.2 Prinsip-Prinsip Belajar

Prinsip belajar menunjuk kepada hal-hal penting yang harus dilakukan gu-

ru agar terjadi proses belajar siswa sehingga proses pembelajaran yang dilaku-kan

dapat mencapai hasil yang diharapkan. Bagi guru, kemampuan menerapkan prin-

sip belajar dalam proses pembelajaran akan dapat membantu terwujudnya tujuan

Page 51: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

38

pembelajaran yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran. Sementara bagi

siswa prinsip-prinsip belajar akan membantu tercapainya hasil belajar yang diha-

rapkan.

Ada delapan prinsip belajar menurut Aunurrahman (2013: 114) yaitu:

a. Prinsip Perhatian dan Motivasi

Perhatian dan motivasi merupakan dua aktivitas yang memiliki keterkaitan

yang sangat erat. Untuk menumbuhkan perhatian diperlukan adanya motivasi. Ha-

malik (dalam Aunurrahman, 2013: 114) mengemukakan bahwa motivasi adalah

suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbul-

nya afektif (perasaan dan reaksi sesorang untuk mencapai tujuan). Perubahan

energi di dalam diri seseorang tersebut kemudian membentuk suatu aktivitas nyata

dalam berbagai bentuk kegiatan. Djamarah (dalam Aunurrahman, 2013: 115) me-

negaskan bahwa hanya dengan motivasilah anak didik dapat tergerak hatinya un-

tuk belajar bersama teman-temannya yang lain.

Ketika kegiatan belajar peran guru sangat penting di dalam menumbuhkan

motivasi belajar siswa. Menyadari bahwa motivasi terkait erat dengan kebutuhan,

maka tugas guru adalah meyakinkan siswa agar tujuan belajar yang ingin diwu-

judkan menjadi suatu kebutuhan bagi setiap siswa.

b. Prinsip Transer dan Retensi

Berkenaan dengan proses transfer dan retensi terdapat beberapa prinsip

yaitu: (a) tujuan belajar dan daya ingat dapat menguat retensi, (2) bahan yang ber-

makna bagi pelajar dapat diserap lebih baik, (3) retensi seseorang dipengaruhi

oleh kondisi psikis dan fisik dimana proses belajar itu terjadi, (4) latihan yang ter-

Page 52: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

39

bagi-bagi memungkinkan retensi yang lebih baik, (5) proses saling mempengaruhi

dalam belajar akan terjadi bila bahan baru yang sama dipelajari mengikuti bahan

yang lalu, dan (6) transfer hasil belajar dalam situasi baru dapat lebih mendapat

kemudahan bila hubungan-hubungan yang bermanfaat dalam situasi yang khas

dan dalam situasi yang agak sama dapat diciptakan.

c. Prinsip Keaktifan

Pandangan mendasar yang perlu menjadi kerangka pikir setiap guru ada-

lah bahwa pada prinsipnya anak-anak adalah makhluk yang aktif. Individu meru-

pakan manusia belajar yang aktif dan selalu ingin tahu. Daya keaktifan yang dimi-

liki anak secara kodrati itu akan dapat berkembang ke arah yang positif bilamana

lingkungannya memberikan ruang yang baik untuk tumbuhnya keaktifan. Hal ini

pula yang mendasari pemikiran bahwa kegiatan pembelajaran harus dapat mem-

berikan dan mendorong seluas-luasnya keaktifan siswa. Ketidaktepatan pemilihan

pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan keaktifan siswa menjadi tidak

tumbuh, bahkan mungkin justru menjadi hilang keaktifannya.

Glasersferld (dalam Aunurrahman, 2013: 120) menjelaskan bahwa dalam

proses konstruksi diperlukan beberapa kemampuan; (1) kemampuan mengingat

dan mengungkapkan kembali pengalaman, (2) kemampuan untuk lebih menyukai

pengalaman yang satu daripada pengalamn yang lain. Sedangkan menurut teori

kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah

informasi yang kita terima, tidak sekadar menyimpannya saja tanpa mengadakan

transformasi

d. Prinsip Keterlibatan Langsung

Page 53: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

40

Sejumlah hasil penelitian membuktikan lebih dari 60% yang diperoleh

dari kegiatan belajar didapatkan dari keterlibatan langsung. Edgar Dale dalam

penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan dalam kerucut pengalamannya

mengemukakan bahwa belajar yang paling baik adalah belajar melalui pengalam-

an langsung.

e. Prinsip pengulangan

Thordike (dalam Aunurrahman, 2013: 123) dengan salah satu hukum bela-

jarnya “Low of exercise”, yang menyatakan bahwa belajar adalah pembentukan

hubungan stimulus dengan respons. Dengan pengulangan, pengalaman-pengalam-

an belajar maka akan semakin memperkuat hubungan stimulus dan respons.

f. Prinsip Tantangan

Deporter mengemukakan bahwa studi-studi menunjukkan bahwa siswa le-

bih banyak belajar jika pelajarannya memuaskan, menantang serta ramah, dan me-

reka memiliki peran di dalam pengambilan keputusan. Ketika anak merasa tertan-

tang dalam suatu pelajaran, maka dapat mengabaikan aktivitas lain yang dapat

mengganggu kegiatan belajarnya. Dalam kaitan dengan prinsip tantangan diharap-

kan guru secara cermat dapat memilih dan menentukan pendekatan-pendekatan

dan metode pembelajaran yag dapat memberikan tantangan bagi siswa.

g. Prinsip Balikan dan Penguatan

Dorongan belajar menurut Skinner tidak hanya muncul karena penguatan

yang menyenangkan, tetapi juga terdorong oleh penguatan yang tidak menyenang-

kan, dengan kata lain penguatan positif dan negatif dapat memperkuat belajar. De-

mikian pula jika siswa tidak mendapat nilai yang baik, akan memberikan manfaat

Page 54: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

41

dalam rangka mendorong aktivitas belajar yang lebih giat. Nilai yang baik meru-

pakan balikan yang positif. Demikian pula jika siswa tidak mendapatkan nilai ba-

ik, juga akan memberikan manfaat dalam rangka mendorong aktivitas belajar

yang lebih giat.

Memberikan penguatan (reinforcement) merupakan tindakan atau respon

terhadap suatu bentuk perilaku yang dapat mendorong munculnya peningkatan

kualitas tingkah laku pada waktu yang lain. Terdapat beberapa jenis penguatan

yang dapat dilakukan guru diantaranya: penguatan verbal, penguatan gestural, pe-

nguatan dengan cara mendekati, penguatan cara sentuhan, penguatan dengan

memberikan kejadian yang menyenangkan, dan penguatan berupa tanda atau ben-

da.

h. Prinsip Pebedaan Individual

Siswa adalah individual yang memiliki keunikan, berbeda dan tidak

satupun yang memiliki ciri-ciri persis meskipun mereka itu kembar. Setiap indivi-

du pasti memiliki karakteristik yang berbeda dengan individu lainnya. Perbedaan

individual tersebut membawa implikasi imperative terhadap setiap layanan pendi-

dikan untuk memperhatikan karakteristik anak diidk yang unik dan bervariasi ter-

sebut.

Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan-perbe-

daan individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara. Cara-cara yang dapat di-

tempuh oleh guru antara lain penggunaan metode atau pendekatan secara berva-

riasi sehingga semakin besar memberikan peluang tumbuhnya perhatian siswa di

dalam latar belakang perbedaan individual. Demikian pula dalam mengembang-

Page 55: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

42

kan model-model instruktusional yang dapat membantu melayani perbedaan-

perbedaan individual dalam belajar.

2.1.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal.

a. Faktor Internal

Catharina (2006: 14) menyebutkan bahwa kondisi internal mencakup kon-

disi fisik, seperti kesehatan organ tubuh; kondisi psikis, seperti kemampuan inte-

lektual, emosional; dan kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan

lingkungan. Kesempurnaan dan kualitas kondisi internal yang dimiliki oleh pem-

belajar akan berpengaruh terhadap kesiapan, proses, dan hasil belajar. Pembelajar

yang mengalami kelemahan di bidang fisik, seperti dalam membedakan warna,

misalnya akan mengalami kesulitan dalam belajar melukis. Pembelajar yang

bermotivasi rendah, akan kesulitan di dalam persiapan belajar lebih-lebih dalam

proses belajar. Pembelajar yang sedang mengalami ketegangan emosional, missal-

nya takut dengan guru maka akan mengalami kesulitan di dalam mempersiapkan

diri untuk memulai belajar. Pembelajar yang mengalami hambatan bersosialisasi,

akan mengalami kesulitan di dalam beradaptasi dengan lingkungannya, yang pada

akhirnya mengalami hambatan belajar.

Selain dengan faktor internal tersebut, Slameto (2013: 54) menyatakan

bahwa faktor internal meliputi faktor kesehatan, cacat tubuh, intelegensi, perha-

tian, bakat, minat, motif, kematangan, dan kesiapan. Siswa yang mempunyai

tingkat intelegensi tinggi akan lebih berhasil dibandingkan siswa dengan intele-

Page 56: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

43

gensi rendah, walaupun demikian tidak semua siswa yang tingkat intelegensinya

tinggi dapat berhasil dalam belajar karena beberapa faktor. Keberhasilan dalam

belajar didukung pula oleh perhatian, minat, dan kesiapan siswa yang tinggi. Ba-

kat yang dimiliki siswa serta kematangan siswa menjadi faktor pendorong keber-

hasilan siswa dalam belajar.

b. Faktor Eksternal

Selain faktor eksternal, belajar juga dipengaruhi oleh faktor ekternal. Fak-

tor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor ekstern dikelompok-

kan menjadi tiga yaitu faktor keluarga, sekolah, dan faktor masyarakat (Slameto,

2013: 60).

Siswa yang belajar menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang

tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan eko-

nomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan. Siswa yang

belajar membutuhkan bimbingan orang tua, hubungan yang penuh pengertian dan

kasih sayang antar anggota keluarga, dan suasana rumah yang tenang dan tente-

ram. Dukungan lain untuk mendorong keberhasilan belajar berupa keadaan eko-

nomi keluarga yang cukup sehingga kebutuhan siswa tercukupi (Slameto, 2013:

60).

Faktor sekolah berupa metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat belajar, waktu sekolah,

standar pelajaran, keadaan gedung, dan tugas rumah (Slameto, 2013: 64). Pelak-

sanaan kurikulum, metode mengajar yang meningkatkan kegiatan belajar siswa,

hubungan antar warga sekolah yang harmonis, kedisiplinan warga sekolah, alat

Page 57: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

44

pelajaran yang tercukupi, keadaan gedung memadai, serta pemberian tugas rumah

yang tidak berlebihan sangat mendukung keberhasilan siswa dalam belajar. Ber-

dasarkan teori belajar yang mengingat perkembangan psikis dan kepribadian sis-

wa yang berbeda-beda, guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai de-

ngan kemampuan siswa masing-masing.

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar

siswa, berupa kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, ben-

tuk kehidupan masyarakat (Slameto, 2013: 69). Kegiatan siswa dalam masyarakat

yang berlebihan, teman bergaul yang salah, dan latar belakang kehidupan masya-

rakat tempat tinggal yang kurang baik akan berpengaruh terhadap belajar siswa.

Media massa yang kurang mendidik akan berpengaruh jelek terhadap siswa.

Sugihartono,dkk (2012: 76) menambahkan bahwa faktor sekolah yang

mempengaruhi belajar meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi antar siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar

pelajar-an, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah.

Faktor internal dan eksternal saling mempengaruhi dalam keberhasilan

belajar siswa. Perlunya keseimbangan antara faktor intern dan ekstern yang baik

akan mengoptimalkan keberhasilan siswa dalam belajar. Maka peran keluarga, te-

man sebaya, sekolah, guru, masyarakat, dan siswa itu sendiri diperlukan dalam

menentukan keberhasilan belajar.

2.1.3.4 Teori Belajar

Menurut Budiningsih (dalam Cahyo, 2013: 23) teori pembelajaran adalah

goal oriented. Artinya, teori pembelajaran dimaksud untuk mencapai tujuan. Oleh

Page 58: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

45

karena itu, variable yang diamati dalam teori pembelajaran adalah metode yang

optimal untuk mencapai tujuan. Hasil pembelajaran yang diamati dalam pengem-

bangan teori pembelajaran adalah hasil pembelajaran yang diinginkan (desire out

comes) yang telah ditetapkan lebih dulu. Dengan demikian, teori pembelajaran

berisi seperangkat preskriptif guna mengoptimalkan hasil pembelajaran yang di-

inginkan di bawah kondisi tertentu.

a. Teori Belajar Humanistik

Siregar dan Nara (2011: 34) mengatakan proses belajar bagi penganut teo-

ri ini harus berhulu dan bermuara pada manusia. Teori ini bersifat eklektik, artinya

teori apapun dapat dimanfaatkan asal tujuannya untuk memanusiakan manusia

(mencapai aktualisasi diri) dapat tercapai. Tujuan pendidikan menurut aliran hu-

manistik adalah untuk memanusiakan manusia agar agar manusia mampu meng-

aktualisasikan diri sebaik-baiknya. Prinsip yang nampak dalam kegiatan pembel-

ajaran humanistik cenderung mendorong anak untuk berfikir induktif, karena me-

mentingkan faktor pengalaman dan keterlibatan aktif dalam proses belajar.

Menurut Lapono (2008: 2.3) teori ini didasarkan pada pemikiran bahwa

belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang dalam upayanya memenuhi

kebutuhan hidupnya. Apabila siswa merasa upaya pemenuhan kebutuhannya ter-

abaikan maka kemungkinan besar di dalam dirinya tidak akan tumbuh motivasi

berprestasi dalam belajarnya.

Menurut Sugihartono (2012: 116) teori humanistik, tujuan belajar adalah

untuk memanusiakan manusia. Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar te-

lah memahami lingkungannya dan diri sendiri.

Page 59: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

46

Teori pembelajaran ini sesuai dengan variabel yang peneliti kaji dalam

penelitian yang dilakukan. Hal ini karena dalam variasi mengajar, peran guru se-

bagai peran utama proses pembelajaran harus dioptimalkan antara lain dengan

mengadakan variasi pada gaya mengajar, media, serta pola interaksi selama pem-

belajaran yang ditujukan untuk siswa didukung dengan batasan mata pelajaran

yang akan diambil adalah IPS.

2.1.3.5 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran adalah upaya secara sistematis yang dilakukan guru untuk

mewujudkan proses pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien yang dimulai

dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Aqib, 2013: 66).

Menurut Suprijono (2012: 13) pembelajaran mempunyai arti sebuah pro-

ses, cara, perbuatan mempelajari. Ia juga menambahkan bahwa subjek pembela-

jaran adalah siswa. Kegiatan pembelajaran berpusat pada siswa dan peran guru

adalah mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran.

Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh

guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan mencipta-kan

system lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan

kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil optimal.

Aunurrahman (2013: 34) menjelaskan bahwa pembelajaran merupakan

proses yang berupaya mengubah masukan berupa siswa yang belum terdidik

menjadi siswa yang terdidik, siswa yang belum memiliki pengetahuan tentang se-

suatu menjadi siswa yang memiliki pengetahuan. Demikian pula siswa yang me-

miliki sikap, kebiasaan atau tingkah laku yang belum mencerminkan eksistensi

Page 60: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

47

dirinya sebagai pribadi baik atau positif, menjadi siswa yang memiliki sikap, kebi-

asaan, dan tingkah laku yang baik.

Sedangkan Malik (dalam Majid, 2014: 1) menjelaskan bahwa pembelajar-

an adalah kombinasi yang tersusun meliputi unsure-unsur manusiawi, material, fa-

silitas, perlengkapan, prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan

pembelajaran.

Berdasarkan berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa pem-

belajaran adalah serangkaian kegiatan dalam proses belajar yang melibatkan pe-

serta didik sebagai subjek dan guru sebagai pengorganisir lingkungan yang dimu-

lai dari perencanan hingga evaluasi guna adanya perubahan pada siswa menjadi

pribadi yang memiliki sikap, kebiasaan, dan tingkah laku yang baik.

2.1.3 Siswa

2.1.4.1 Siswa Sebagai Subjek Belajar

Sardiman (2016:111) mengemukakan siswa atau anak didik adalah salah

satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar

mengajar. Di dalam proses belajar mengajar, siswa, siswa sebagai pihak yang i-

ngin meraih cita-cita, memiliki tujuan, dan kemudian ingin mencapainya secara

optimal. Siswa atau anak didik itu akan menjadi penentu sehingga menuntut dan

dapat mempengaruhi segala sesuatu yang diperlukan untuk mencapai tujuan bela-

jarnya.

Jadi dalam proses belajar mengajar yang diperhatikan pertama kali adalah

siswa/anak didik. Apa bahan yang diperlukan, bagaimana cara yang tepat untuk

bertindak, alat dan fasilitas apa yang mendukung dan cocok, semua itu harus dise-

Page 61: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

48

suaikan dengan keadaan/karakteristik siswa. Itulah sebabnya siswa atau anak di-

dik merupakan subjek belajar.

Memang dalam berbagai statement dikatakan bahwa siswa/anak didik da-

lam pross belajar mengajar seagai kelompok manusia yang belum dewasa dalam

artian jasmani maupun rohani. Oleh karena itu, memerlukan pembinaan, pembim-

bingan dan pendidikan serta usaha orang lain yang dipandang sudah dewasa, agar

siswa dapat mencapai kedewasaannya.

2.1.4.2 Kebutuhan Siswa

Pemenuhan kebutuhan siswa disamping bertujuan untuk memberikan ma-

teri kegiatan setepat mungkin, juga materi pelajaran yang sudah disesuaikan de-

ngan kebutuhan biasanya menjadi lebih menarik. Adapun yang menjadi kebutuh-

an siswa antara lain:

a. Kebutuhan Jasmaniah

Hal ini berkaitan dengan tuntutan siswa yang bersifat jasmaniah entah

yang menyangkut kesehatan jasmani yang dalam hal ini olah raga menjadi materi

utama. Di samping itu kebutuhan lain seperti makan, minum, tidur, pakaian dan

sebagainya perlu mendapatkan perhatian.

b. Kebutuhan Sosial

Dalam hal ini sekolah harus dipandang sebagai lembaga tempat para siswa

belajar, bergaul dan beradaptasi dengan lingkungan seperti misalnya bergaul sesa-

ma teman yang berbeda jenis kelamin, suku bangsa, agama, status sosial, dan ke-

cakapan. Guru dalam hal ini harus menciptakan suasana kerja sama antar siswa

dengan suatu haapan dapat melahirkan pengalamn belajar yang lebih baik. Guru

Page 62: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

49

harus membangkitkan semangat kerja sama, sehingga dapat dikembangkan seba-

gai metode untuk mengajarkan sesuatu, misalnya metode belajar kelompok.

c. Kebutuhan Intelektual

Setiap siswa tidak sama dalam hal minat untuk mempelajari suatu ilmu pe-

ngetahuan. Mungkin ada yang berminat belajar ekonomi, sejarah, biologi, atau

yang lain. Minat semacam ini tidak dapat dipaksakan kalau ingin mencapai hasil

belajar yang optimal. Oleh karena itu yang penting, bagaimana guru dapat men-

ciptakan program yang dapat menyalurkan minat masing-masing.

2.1.4 Hakikat IPS

2.1.5.2 Pengertian IPS

Sumantri (dalam Gunawan 2013: 17) menyebutkan bahwa IPS

merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri,

sehingga ti-dak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin

ilmu-ilmu sosi-al (social studies), maupun ilmu pendidikan. Sedangkan Social

Science Education (SSEC) dan National Council for Social Studies (NCSS),

menyebutkan IPS seba-gai “Social Science Education dan Social Studies”.

Dengan kata lain, IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari jumlah

mata pelajaran seperti geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,

antropologi, psikologi, sosi-ologi, dan sebagainya.

Mulyono (dalam Hidayati,dkk, 2009: 17) memberi batasan IPS merupa-

kan suatu pendekatan interdisipliner (inter-disciplinary Approach) dari pelajaran

ilmu-ilmu sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial

seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi, ekonomi,

Page 63: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

50

ilmu politik, dan sebagainya. Jadi IPS merupakan salah satu program pendidikan

yang merupakan kumpulan dari berbagai cabang ilmu sosial.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan paduan dari berbagai bidang

studi yang disederhanakan dan disusun menjadi satu kesatuan. IPS merupakan su-

atu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi,

dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan-kete-

rampilan Sejarah, Geografi, Sosiologi, Antropologi, dan Ekonomi (Puskur, 2007:

14).

Somantri (dalam Gunawan 2013: 19) menambahkan bahwa IPS adalah

synthetic discipline yang berusaha untuk mengorganisasikan dan mengembangkan

substansi ilmu-ilmu sosial secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

pengertian social studies atau studi sosial ini oleh para ahli banyak memberikan

batasan, salah asatunya yang diungkapkan oleh Jarolimek mengisyaratkan bahwa

studi sosial lebih bersifat praktis yaitu memberikan kemampuan kepada anak di-

dik dalam mengelola dan memanfaatkan kekuatan-kekuatan fisik dan sosial dalam

menciptakan kehidupan yang serasi (Ischak, 2004: 1.34).

Soemantri (dalam Sudrajat, 2008) menyatakan bahwa IPS merupakan

pelajaran ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD,

SMP, dan SMA. Penyederhanaan tersebut mengandung arti sebagai berikut:

a. Menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasa dipelajari di

perguruan tinggi menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan

berpikir siswa Sekolah Dasar dan lanjutan.

b. Mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial

Page 64: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

51

dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah di-

pahami.

Sejalan dengan pendapat Soemantri, Taneo (2010: 1.9) mengemukakan

bahwa IPS berinduk pada ilmu-ilmu social, dengan pengertian bahwa teori, kon-

sep, dan prinsip yang berlaku pada ilmu-ilmu sosial. Ilmu sosial dengan bidang

keilmuan ilmu sosial dipergunakan untuk melakukan pendekatan, analisis, dan

menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang dilaksanakan pada pem-

belajaran IPS. IPS bagi pendidikan dasar dan menengah merupakan hasil perpa-

duan dari mata pelajaran geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah,

antropologi, psikologi, dan sosiologi. Perpaduan ini disebabkan mata pelajaran

tersebut memilki objek material kajian yang sama, yaitu manusia.

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

IPS di SD/MI adalah bahan kajian yang diambil dari ilmu sosial dan ilmu-ilmu la-

in yang telah disederhanakan, diadopsi, diadaptasi sesuai dengan prinsip pedago-

gis dan psikologis atau karakteristik kebutuhan siswa sekolah dasar, serta sebagai

bahan ajar prasekolah.

3.1.5.2 Tujuan IPS

Setiap pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum sekolah mempunyai

tujuan tertentu. Tujuan IPS menurut Sumaatmadja adalah membina “membina pe-

serta didik menjadi warga negara yang baik, yang memilki pengetahuan, keteram-

pilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi diri sendiri serta bagi masyarakat

dan negara.” Sedangkan secara rinci Hamalik merumuskan tujuan pendidikan IPS

berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1) pengetahuan dan pe-

Page 65: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

52

mahaman; (2) sikap hidup belajar; (3) nilai-nilai sosial dan sikap; dan (4) keteram-

pilan. (Hidayati, 2008: 1.24)

Tujuan IPS bukan hanya mencakup aspek pengetahuan, namun juga kete-

rampilan, sikap, dan nilai. Jack R. Fraenkel membagi tujuan IPS dalam empat ka-

tegori, yaitu:

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah kemahiran dan pemahaman terhadap sejumlah in-

formasi dan ide-ide. Tujuan pengetahuan ini membantu siswa untuk

belajar lebih banyak tentang diri, fisik, dan dunia sosial.

b. Keterampilan

Keterampilan adalah pengembangan kemampuan-kemampuan tertentu

sehingga digunakan pengetahuan yang diperoleh. Beberapa keterampil-

an yang ada dalam IPS adalah keterampilan berpikir, akademik, peneli-

tian, dan sosial.

c. Sikap

Sikap adalah kemahiran mengembangkan dan menerima keyakinan-

keyakinan, ketertarikan (interest), pandangan-pandangan, dan kecen-

derungan tertentu.

d. Nilai

Nilai adalah kemahiran memegang sejumlah komitmen yang menda-

lam, mendukung ketika sesuatu dianggap penting dengan tindakan yang

tepat (Puskur, 2007: 15).

Pendapat ahli tersebut merupakan tujuan IPS secara umum. Adapun di SD,

Page 66: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

53

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan

sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat

dan lingkungan;

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin

tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial;

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kema-

nusiaan;

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan berkompetisi

dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.

(BSNP, 2006: 575)

Dari pendapat berbagai ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan IPS

adalah membina siswa menjadi warga negara yang baik, yang memilki pengetahu-

an dan pemahaman, keterampilan, kepedulian sosial, sikap, serta nilai yang bergu-

na bagi diri sendiri serta bagi masyarakat dan negara. Sedangkan tujuan pendidik-

an IPS di sekolah dasar di Indonesia adalah membina siswa menjadi warga negara

yang baik yang memiliki, (1) pengetahuan dan pemahaman tentang kehidupan

masyarakat dan lingkungan; (2) kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis,

rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan

sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kema-

nusiaan serta: (4) memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, bekerjasama, dan

berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan glo-

Page 67: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

54

bal yang berguna bagi diri sendiri, masyarakat, dan dunia.

2.1.5.3 Ruang Lingkup IPS

IPS sebagai program pendidikan tidak hanya menyajikan pengetahuan so-

sial semata-mata, melainkan harus pula membina siswa menjadi warga

masyarakat dan warga negara yang memiliki tanggung jawab kesejahteraan ber-

sama dalam arti yang luas. Sebagai bidang pengetahuan, ruang lingkup IPS yaitu

kehidupan manusia dalam masyarakat atau manusia sebagai anggota masyarakat

atau manusia dalam konteks sosial. Jika ditinjau dari aspek-aspek IPS, ruang ling-

kup tersebut meliputi hubungan sosial, ekonomi, psikologi sosial, budaya, sejarah,

geografi, dan aspek politik. Ditinjau dari ruang, IPS meliputi tingkat lokal, region-

nal, sampai ke tingkat global. Sedangkan jika dilihat dari proses interaksi sosial

meliputi interaksi dalam bidang kebudayaan, politik, dan ekonomi (Sumaatmadja,

2003: 1.23).

Adapun ruang lingkup mata pelajaran IPS di sekolah dasar meliputi aspek-

aspek sebagai berikut:

a. Manusia, tempat, dan lingkungan;

b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan;

c. Sistem sosial dan budaya; serta

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan (KTSP, 2011:575).

Berdasarkan paparan di atas, ruang lingkup IPS adalah manusia sebagai

anggota masyarakat serta segala bentuk aktivitas sosial manusia tersebur. IPS me-

liputi tingkat lokal, regional, hingga tingkat global. Sedangkan ruang lingkup IPS

di sekolah dasar dibedakan menjadi empat yaitu (1) manusia, tempat, dan ling-

Page 68: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

55

kungan; (2) waktu, keberlanjutan, dan perubahan; (3) sistem sosial dan budaya;

dan (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

2.1.5.4 Pembelajaran IPS di SD

Gunawan (2013: 82) menyatakan bahwa pelajaran IPS di SD harus mem-

perhatikan kebutuhan anak yang berusia antara 6-12 tahun. Mereka memandang

dunia dalam keseluruhan yang utuh, dan mnganggap tahun yang akan datang se-

bagai waktu yang masih jauh, yang mereka pedulikan adalah sekarang (kongkrit),

dan bukan masa depan yang belum mereka pahami (abstrak). Padahal, bahan ma-

teri IPS penuh dengan pesan-pesan yang bersifat abstrak. Konsep-konsep seperti

waktu, perubahan, kesinambungan (continuity), arah mata angin, lingkungan, ritu-

al, akulturasi, kekuasaan, demokrasi, nilai, peranan, permintaan, atau kelangkaaan

adalah konsep-konsep abstrak yang dalam program studi IPS harus dibelajarkan

kepada siswa SD. Ischak (2004: 1.36) menyatakan bahwa IPS yang diajarkan pada

pendidikan dasar dan menengah, menjadi dasar pengantar bagi mempelajari IPS/

studi sosial ataupun ilmu sosial di perguruan tinggi. Bahkan dalam kerangka ker-

janya dapat saling melengkapi.

Itulah sebabnya IPS SD bergerak dari yang kongkrit ke yang abstrak de-

ngan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas (expanding

environment approach) dan pendekatan spiral degan memulai dari yang mudah

kepada yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dan dari yang sukar, dari

yang sempit menjadi lebih luas, dan dari yang dekat ke yang jauh.

2.1.5.4.2 Indikator Hasil Belajar IPS

Hasil belajar IPS merupakan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah

Page 69: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

56

memperoleh pembelajaran IPS. Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompeten-

si Dasar (KD) yang digunakan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Indikator Hasil Belajar IPS

Standar Kompetensi (SK) Kompetensi Dasar (KD)

2. Menghargai peranan tokoh

pejuang dan masyarakat dalam

mempersiapkan dan

mempertahankan kemerdekaan

Indonesia.

2.3. Menghargai jasa dan peran-

an tokoh dalam memprokla-

masikan kemerdekaan

2.4. menghargai perjuangan para

tokoh perjuangan dalam

mempertahankan kemer-

daan.

2.1.5.4.2 Strategi Pembelajaran

Gunawan (2013: 75-78) memberikan alasan bahwa pembelajaran tidak da-

pat dilakukan secara sembarangan tetapi harus dirancang secara matang, maka pe-

nyusunan rancangan pembelajaran sesuatu yang mutlak dilakukan. Rancangan

pembelajaran disiapkan guru sebelum pembelajaran di kelas dilakukan. Ini meru-

pakan langkah awal strategi pemelajaran dan peranannya sangat menentukan ke-

berhasilan atau kegagalan pembelajaran. Langkah kedua adalah sosialisasi ran-

cangan pembeajaran yang telah disiapkan guru pada siswa. Siswa harus mengeta-

hui rancangan pembelajaran yang telah disiapkan guru, terutama tujuan pembela-

jaran yang diharapkan dicapai oleh siswa dan tugas-tugas belajar yang harus me-

reka lakukan untuk mencapai tujuan tersebut dilanjutkan dengan pemberian moti-

vasi belajar kepada siswa.

Strategi dalam pembelajaran dikelompokkan menjadi tiga yaitu : strategi

pengorganisasian materi ajar, strategi penyampaian materi ajar atau metode , serta

Page 70: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

57

komponen media pembelajaran. Hasil pembelajaran mencakup tujuan pembela-

jaran dan hasil pembelajaran. Pembelajaran efektif apabila tujuan pembelajaran

sama dengan hasil pembelajaran. Kaitannya dengan metode pembelajaran IPS, ya-

itu metode ekspositori dan metode inquiry, hanya sebatas kepada metode pembe-

lajaran untuk ranah kognitif. Untuk ranah afektif terdapat metode lain seperti me-

tode sosiodrama, klarifikasi nilai, simulasi, dan brainstorming. Sementara metode

pembelajaran untuk ranah psikomotorik terdapat sejumlah metode pembelajaran

seperti praktikum, proyek, dan role playing. Semua jenis metode pembelajaran ini

harus dikuasai oleh guru-guru dalam pembelajaran IPS.

Komponen penting lainnya dalam pembelajaran IPS adalah komponen

media pembelajaran. Media pembelajaran sering dikacaukan pengertiannya de-

ngan alat bantu belajar. Guru adakalanya dapat berfungsi sebagai media jika

hanya sebagai penyampai isi buku teks kepada siswa. Sementara alat bantu pem-

belajaran adalah segala sesuatu yag digunakan guru untuk mempermudah atau

menjadikan pembelajaran efektif.

2.2 KAJIAN EMPIRIS

Penelitian ini didasarkan oleh penelitian sebelumnya tenang keterampilan

mengajar diantaranya:

Devi Yulianti, dkk tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Keterampilan Guru Mengajar dan Pemanfaatan Media Pembelajaran Ter-

hadap Hasil Belajar IPS Terpadu”. Berdasarkan analisis diperoleh hasil penelitian

yang menunjukan bahwa, (1) ada pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan

guru mengajar terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 2

Page 71: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

58

Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, (2) ada pengaruh pemanfaat-

an media pembelajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP

Negeri 2 Tulang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013, (3) ada pengaruh

persepsi siswa tentang keterampilan guru mengajar dan pemanfaatan media pem-

belajaran terhadap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tu-

lang Bawang Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013.

Mutmainah, dkk pada tahun 2013 dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa

Tentang Kemampuan Guru Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Bela-

jar IPS Terpadu”. Hasil penelitian diantaranya : (1) Ada pengaruh yang positif dan

signifikan persepsi siswa tentang kemampuan guru dalam mengajar terhadap hasil

belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Mts Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran

2012/2013, (2) Ada pengaruh yang positif dan signifikan motivasi belajar terha-

dap hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Mts Nurul Iman Sekincau Tahun

Pelajaran 2012/2013, (3) Ada pengaruh yang positif dan signifikan persepsi siswa

tentang kemampuan guru dalam mengajar dan motivasi belajar terhadap hasil be-

lajar IPS Terpadu siswa kelas VIII Mts Nurul Iman Sekincau Tahun Pelajaran

2012/2013.

Ambar Tri Hutami pada tahun 2014 dengan judul “Persepsi Siswa terha-

dap Guru Geografi dalam Mengajar Kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota

Salatiga”. Hasil penelitian menunjukan (1)Persepsi siswa terhadap guru geografi

dalam mengajar dalam kriteria baik dengan persentase persepsi siswa mengenai

variasi gaya mengajar 72,60%, persepsi siswa terhadap variasi media dan bahan

ajaran 71,00%, dan persepsi siswa mengenai variasi interaksi 75,02%; (2)Analisis

Page 72: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

59

hubungan antara persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan

hasil belajar siswa menunjukan rxy =0,672 lebih besar dari harga kritik r tabel de-

ngan taraf signifikansi α=5% sebesar 0,195, yang berarti ada hubungan antara per-

sepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan hasil belajar siswa.

Penelitian tentang keterampilan guru mengadakan variasi oleh Septiana,

dkk pada tahun 2013 dengan judul “Penerapan Keterampilan Mengajar Guru da-

lam Mengadakan Variasi di SMAN”. Adapun hasil penelitian yang telah dilaku-

kan sebagai berikut: (1) Penerapan keterampilan mengajar guru mata pelajaran

sosiologi dalam mengadakan variasi gaya mengajar menunjukan bahwa guru ku-

rang maksimal dalam menvariasikan kontak pandang kepada siswanya. Hasil ini

dapat dilihat pada lembar observasi 3 dan 8 yang menyatakan guru “Jarang” me-

nerapkan serta menvariasikanya dengan gaya mengajar yang lainnya. (2) Penerap-

an keterampilan mengajar guru mata pelajaran sosiologi dalam mengadakan varia-

si penggunaan media dan alat pengajaran ini menunjukan bahwa guru kurang

maksimal dalam menerapkan serta menvariasiakan penggunaan media pada saat

pembelajaran sedang berlangsung. Hal ini dapat dilihat pada lembar observasi 1

sampai dengan lembar observasi 9 yang menyatakan guru “Sering” menerapkan-

nya tetapi tidak divariasikan dengan baik.

Adapun media yang di gunakan guru yakni penggunaan papan tulis dan a-

lat bantunya spidol, serta buku fotocopyan LKS. Lain halnya dengan variasi audio

dan audio visual ini dapat dikategori “Tidak Pernah” diterapkan maupun divariasi-

kan oleh guru mata pelajaran sosiologi pada saat mengajar didalam kelas. (3) Pe-

nerapan keterampilan mengajar guru mata pelajaran sosiologi dalam mengadakan

Page 73: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

60

variasi pola interaksi dan kegiatan siswa dalam menerapkan variasi ini guru telah

malakukan dengan baik. Pada pola interaksi dan kegiatan siswa ini dapat dikate-

gorikan “Selalu” dan “Sering” diterapkan dan divariasikan oleh guru mata pelajar-

an sosiologi saat mengajar didalam kelas XI IPS 1,2 dan 3.

Penelitian yang dilakukan oleh Soeharto dan Habibi Al-Ajami pada tahun

2014 dengan judul ” Hubungan Antara Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Peda-

gogik Guru Dan Dukungan Sosial Orangtua Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa

Di Mts Ibadurrahman Tibu Sisok Desa Loang Maka Lombok Tengah Tahun Ajar-

an 2013/2014”. Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) ada hubungan antara per-

sepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan motivasi belajar siswa ,

nilai r = 0,491, (2) ada hubungan antara dukungan sosial orang tua dengan moti-

vasi belajar siswa, nilai r = 0,595, dan (3) ada hubungan antara persepsi siswa ten-

tang kompetensi pedagogik guru dan dukungan sosial orang tua bersama-sama de-

ngan motivasi belajar siswa, nilai F = 27,800 dan p = 0,000 (p <0:01). Hal ini

menunjukkan bahwa persepsi siswa tentang guru berhubungan dengan motivasi.

Penelitian yang mendukung lainnya yaitu penelitian yang pernah dilaku-

kan oleh Surya Mahyudi pada tahun 2012dengan judul “Peranan Gaya Mengajar

Guru Fisika terhadap Minat Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTs Istiqlal Delitua”.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ternyata ada peranan positif dan signifikan

dari peranan gaya mengajar guru fisika dalam proses pembelajaran terhadap minat

siswa kelas IX MTs Istiqlal Delitua untuk belajar Fisika dengan koefisien kore-

lasi 0,596. Hal ini bersumber dari presentase rata-rata indikator peranan gaya

mengajar sehingga perlu ditingkatkan lagi variasi gaya mengajar guru Fisika agar

Page 74: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

61

minat siswa belajar Fisika akan lebih besar.

Giry Marhento pada tahun 2012 dengan judul “Pengaruh Persepsi Siswa

tentang Kompetensi Guru Mengajar dan Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar

IPA”. Hasil penelitian persepsi siswa terhadap kompetensi guru mengajar membe-

rikan pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa. Hal ini

diperlihatkan nilai koefisien korelasi antara X1 dan Y adalah 0,854 dan koefisien

determinasi sebesar 73,0 % yang mempunyai pengaruh kuat. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif persepsi siswa terhadap kom-

petensi guru mengajar terhadap hasil belajar IPA, dengan kata lain semakin tinggi

/ baik persepsi siswa terhadap kompetensi guru mengajar maka akan berdampak

kepada semakin tinggi / baik hasil belajar IPA siswa. Dari hasil analisis regresi di

atas dapat diketahui nilai thitung seperti pada tabel coefficient, yaitu sebesar

16,266. Nilai ttabel pada taraf α = 0,05 : 2 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan

(df) = n – k – 1 atau 100 – 2 - 1 = 97. Dengan pengujian 2 sisi (signifkansi =

0,025) hasil diperoleh untuk ttabel sebesar 1,988. Nilai thitung > ttabel (16,266 >

1,988 ), dengan demikian maka H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat

pengaruh yang positif persepsi siswa terhadap kompetensi guru mengajar terhadap

hasil belajar IPA siswa.

Eko Putro Widoyoko pada tahun 2008 dengan judul “Kompetensi Menga-

jar Guru IPS SMA Kabupaten Purworejo”. Hasil analisis deskriptif menunjukkan

bahwa kompetensi mengajar guru IPS Kabupaten Purworejo 19.6% tergolong

tinggi, 59.8% tergolong cukup, dan 20.5% tergolong kurang.

Abdi Rizak Mohamed Adi pada tahun 2008 dengan judul “Effect of Active

Page 75: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

62

Learning Variants on Student Performance and Learning Perceptions”. Studi ka-

sus tentang variasi belajar yang dilakukan. Hasil belajar siswa ditunjukkan perbe-

daan signifikan antara kolaboratif belajar dan mengajar tradisional tetapi tidak

berada dalam aktif belajar varian tradisional mengajar, kinerja murid terbaik dia-

jarkan oleh kolaboratif belajar. Ketika diminta menentukan modul pembelajaran,

67 % dari keselurhan siswa memilih kolaboratif. Penelitian menunjukkan bahwa

variasi mengajar khususnya metode mengajar berpengaruh terhadap siswa.

Penelitian yang telah dilakukan tersebut menunjukkan bahwa keterampil-

an dasar bagi guru sangat penting apalagi keterampilan mengadakan variasi pem-

belajaran sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses kegiatan belajar meng-

ajar di sekolah, serta persepsi siswa juga berpengaruh terhadap hasil belajar. Pene-

litian-penelitian yang telah dilakukan dapat digunakan sebagai pendukung pelak-

sanaan penelitian deskriptif kuantitatif tentang persepsi siswa terhadap keteram-

pilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V.

2.3 KERANGKA BERPIKIR

Penelitian ini akan meneliti tentang persepsi siswa terhadap keterampilan

guru mengadakan variasi saat penerapannya serta mendeskripsikan pelaksanaan-

nya dalam pembelajaran IPS di kelas. Sasaran utama dalam penelitian adalah sis-

wa , tentang persepsi mereka terhadap guru yaitu variasi yang dilakukan guru da-

lam pembelajaran IPS semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan to-

koh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para

tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Guru yang professional harus mampu menguasai empat kompetensi guru

Page 76: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

63

dan delapan keterampilan mengajar. Dari keterampilan mengajar tersebut salah

satunya adalah keterampilan untuk mengadakan variasi dalam pembelajaran. Pe-

laksanaan keterampilan mengadakan variasi yang tepat akan mampu mengu-

rangi rasa bosan serta meningkatkan minat belajar siswa di kelas. Pembelajaran

yang dikaji dalam penelitian ini adalah pembelajaran IPS , dengan variasi meng-

ajar pembelajaran IPS akan berdampak pada siswa. Pelaksanaan keterampilan

mengajar untuk mengadakan variasipun juga harus sesuai dengan prinsip untuk

mengadakan variasi mengajar . Variasi mengajar meliputi variasi dalam gaya

mengajar, media dan bahan pelajaran, serta pola interaksi antara siswa dan guru.

Siswa sebagai subjek belajar yang akan merasakan perbedaan saat guru mengajar

sehingga muncullah pengalaman belajar. Pengalaman belajar di kelas dengan guru

akan menimbulkan persepsi tentang guru oleh siswa. Karena faktor utama persep-

si muncul adalah pengalaman, yaitu pengalaman berupa keterampilan mengada-

kan variasi pada pembelajaran IPS yang diterima siswa pada batasan KD 2.3

Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan

2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Page 77: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

64

Alur kerangka berpikir dalam penelitian dapat digambarkan sebagai beri-

kut:

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

Keterampilan Mengadakan

Variasi

Pembelajaran IPS Persepsi Siswa

Pembelajaran IPS

yang kondusif

dengan persepsi siswa

yang baik

Page 78: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

65

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode sebagaimana dalam Kamus besar bahasa Indonesia adalah cara

yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai maksud. Metode penelitian

menjelaskan aturan penelitian yang akan dilakukan yaitu berhubungan dengan

teknik dan prosedur yang akan dilakukan. Metode penelitian bertujuan agar dalam

melaksanakan penelitian berjalan secara sistematis dan terarah.

Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan meng-

gunakan pendekatan kuantitatif yaitu penelitian yang kemudian diolah dan diana-

lisis untuk diambil kesimpulan. Artinya penelitian yang dilakukan adalah peneliti-

an yang menekankan analisisnya pada data-data numerik (angka) yang diolah de-

ngan menggunakan metode penelitian ini, akan diperoleh deskripsi dari variabel

yang diteliti.

3.1 JENIS PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian metode deskriptif dengan pen-

dekatan kuantitatif. Mahsyuri (2008: 34) menjelaskan bahwa penelitian yang ber-

sifat deskriptif merupakan penelitian yang memberi gambaran secermat mungkin

mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu.

Menurut Sugiyono (2012: 13) penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang

dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih

(independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel

Page 79: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

66

yang lain. Metode penelitian kuantitatif yang dijelaskan oleh Sugiyono (2012: 14)

adalah:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan

untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan

sampel biasanya dilakukan dengan perhitungan teknik sampel tertentu

yang sesuai, pengumpulan data kuantitatif/statistic dengan tujuan untuk

menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

Berdasarkan teori tersebut, penelitian deskriptif kuantitatif, merupakan da-

ta yang diperoleh dari sampel populasi penelitian dianalisis sesuai dengan metode

statistik yang digunakan. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini dimaksudkan

untuk mendapatkan gambaran dan keterangan-keterangan mengenai persepsi sis-

wa terhadap pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran

IPS kelas V.

3.2 PROSEDUR PENELITIAN

Menurut Arikunto (2010: 61) prosedur penelitian atau langkah-langkah

penelitian yang fokus pada kegiatan administratif, yaitu pembuatan rancangan pe-

nelitian, pelaksanaan penelitian, dan pembuatan laporan penelitian. Prosedur pe-

nelitian ini di mulai dari memilih masalah, dalam penelitian kuantitatif masalah

yang dibawa oleh peneliti harus jelas. Masalah yang ditemukan siswa yang tidak

menyukai cara guru saat mengajar maka berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

tersebut.. Setelah menemukan masalah, langkah selanjutnya adalah studi pendahu-

luan yang dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti

agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya. Setelah masalah diidentifika-

sikan dan dibatasi selanjutnya masalah tersebut dirumuskan. Berdasarkan rumusan

masalah tersebut, peneliti menggunakan berbagai teori untuk menjawab. Setelah

menuliskan teori, langkah berikutnya yaitu merumuskan anggapan dasar. Anggap-

Page 80: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

67

an dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan

berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti dalam

melaksanakan penelitian. Langkah selanjutnya adalah merumuskan hipotesis atau

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Karena dalam penelitian

ini bersifat deskriptif maka tidak menggunakan hipotesis, selanjutnya peneliti me-

milih pendekatan. Pendekatan adalah metode atau cara mengadakan penelitian.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis deskriptif. Lang-

kah berikutnya yaitu menentukan variabel dan sumber data. Kedua hal ini harus

diidentifikasi dengan jelas untuk menentukan alat pengumpulan data.

Setelah itu peneliti menentukan dan menyusun instrumen. Instrumen da-

lam penelitian ini adalah angket yang akan disebarkan ke siswa. Langkah selan-

jutnya adalah pengumpulan data. Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti

terlebih dahulu menentukan populasi dan sampel yang digunakan dalam peneliti-

an. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik angket dan doku-

mentasi. Langkah berikunya adalah analisis data. Jenis data akan menentukan tek-

nik analisis data. Langkah berikutnya yaitu menarik kesimpulan dari hasil peneli-

tian dan yang terakhir adalah menyusun laporan penelitian.

3.3 VARIABEL PENELITIAN

Sugiyono (2012: 61) menjelaskan bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut

atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai vari-asi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik ke-

simpulan. Dalam penelitian hanya terdapat satu variabel (variabel tunggal) untuk

diteliti yaitu keterampilan guru mengadakan variasi.

Page 81: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

68

3.4 SUBJEK PENELITIAN, LOKASI DAN WAKTU

PENELITIAN

3.4.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Gugus RA. Kartini

Kecamatan Gayamsari Kota Semarang

3.4.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah SD di Gugus RA. Kartini Kota Semarang.

Terletak di Kecamatan Gayamsari Kota Semarang, terdiri dari 5 sekolah berstatus

negeri, meliputi SDN Pandean Lamper 01, SDN Pandean Lamper 02, SDN

Pandean Lamper 03, SDN Pandean Lamper 04, dn SDN Gayamsari 01, yang se-

muanya terletak disatu wilayah yang brdekatan. Rincian lokasi sekolah sebagai

berikut:

Tabel 3.1

Rincian Lokasi Sekolah

Nama Sekolah Lokasi

SDN Pandean Lamper 01 Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan Gayamsari

SDN Pandean Lamper 02 Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan Gayamsari

SDN Pandean Lamper 03 Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan Gayamsari

SDN Pandean Lamper 04 Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan Gayamsari

SDN Gayamsari 01 Kelurahan Pandean Lamper Kecamatan Gayamsari

3.4.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April − Mei 2016

3.5 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek-obyek yang

Page 82: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

69

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian ditarik simpulannya (Sugiyono, 2012:117). Populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas V SDN Gugus RA. Kartini Kota Semarang

sebagai berikut:

Tabel 3.2

Rincian Jumlah Populasi

No Sekolah Banyak siswa kelas V

1 SDN Pandean Lamper 01 78

2 SDN Pandean Lamper 02 33

3 SDN Pandean Lamper 03 58

4 SDN Pandean Lamper 04 42

5 SDN Gayamsari 01 33

Jumlah 244

3.5.2 Sampel

Menurut Riyanto (dalam Musfiqon, 2012: 90) sampel adalah bagian dari

populasi. Keberadaan sampel mewakili populasi. Bahkan hasil analisis data yang

didapatkan dari sampel penelitian akan diberlakukan sama kepada populasi

penelitian, terutama populasi target.oleh karena itu, dalam pengambilan sampel

perlu dilakukan secara cermat dengan teknik yang sesuai agar keberadaan sampel

benar-benar mewakili populasi.

Tidak ada batasan baku, kapan peneliti harus mengambil sampel dalam

penelitiannya. Selagi peneliti masih mampu mengambil data pada seluruh maka

penelitian bida dilaksanakan. Tetapi kalau ada keterbatasan, baik dana, waktu atau

sarana, penelitian melibatkan populasi besar diperbolehkan mengambil sampel.

Page 83: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

70

Norma umum yang dipakai adalah jika jumlah populasi melebihi 100

orang maka boleh dilakukan pengambilan sampel. Namun jika jumlah populasi

kurang dari 100 orang, sebaiknya diteliti semuanya. Pengambilan sampel

disesuaikan dengan besarnya populasi, yaitu berkisar 20% - 30% dari total

populasi. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil

72 siswa

Penelitian ini akan menggunakan teknik proportionate random sampling.

Teknik ini digunakan karena jumlah siswa setiap sekolah tidak sama. Karena

dalam penelitian ini akan menetapkan pengambilan 30%, maka sampel dalam

penelitian sebagai berikut:

Tabel 3.3

Rincian Penarikan Jumlah Sampel SDN Gugus RA. Kartini

No Nama Sekolah Jumlah populasi Proporsi Sampel

1 SDN Pandean Lamper 01 78

23

2 SDN Pandean Lamper 02 33

10

3 SDN Pandean Lamper 03 58

17

4 SDN Pandean Lamper 04 42

12

5 SDN Gayam Sari 01 33

10

Total 244 72

3.6 TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data dalam penelitian dimaksudkan untuk memperoleh ba-

han-bahan, keterangan, kennyataan-kenyataan, dan informasi yang dapat diperca-

ya. Ada beberapa teknik yang dapat digunakan peneliti untuk mengumpulkan data

penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik kuestioner dan dokumentasi.

Page 84: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

71

a. Teknik Kuestioner

Widoyoko ( 2015: 33) menjelaskan bahwa angket atau kuesioner merupa-

kan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperang-

kat pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon

sesuai dengan permintaan pengguna. Peneliti akan menggunakan teknik angket,

karena angket merupakan teknik pengumpulan daya yang efisien dengan subjek

penelitian adalah siswa serta angket juga cocok digunakan dalam jumlah respon-

den yang cukup besar dan tersebar di wilayah yang cukup luas.

Berkaitan dengan penelitian deskriptif yang dilaksanakan, angket memiliki

fungsi deskripsi, maksudnya adalah informasi yang diperoleh melalui angket da-

pat memberikan gambaran (deskripsi) tentang karakterisrtik dari individu atau se-

kelompok responden. Selanjutnya penggambaran unsur-unsur itu mempunyai tu-

juan, yaitu peneliti dapat memperoleh keterangan tentang persepsi siswa. Terdapat

pula fungsi pengukuran, bahwa berdasarkan respon yang diberikan oleh respon-

den peneliti dapat mengukur variabel (Widoyoko , 2015: 33).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup.

Angket tertutup merupakan angket yang jumlah item dan alternative jawaban

maupun responnya sudah ditentukan, responden tinggal memilih sesuai dengan

keadaan sebenarnya. Dipandang dari jawaban yang diberikan, angket yang akan

digunakan termasuk ke dalam angket tidak langsung, yaitu karena responden

menjawab/memberi respon tentang keadaan orang lain. Angket ini digunakan

untuk mengukur keterampilan guru mengadakan variasi dalam pembelajaran IPS,

respondennya adalah siswa yang menilai keterampilan guru pada saat mengajar

Page 85: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

72

sesuai alternatif yang sudah disediakan oleh peneliti.

b. Dokumentasi

Sugiyono (2011: 326) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catat-

an peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar, atau

karya-karya monumental dari seseorang. Hasil penelitian juga akan semakin kre-

dibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang te-

lah ada. Tetapi perlu dicermati bahwa tidak semua dokumen memiliki kredibiltas

yang tinggi. Dalam pelaksanaan penelitian nantinya akan menggunakan dokumen-

tasi berupa RPP, foto, video, dan hasil rekaman.

3.7 INSTRUMEN PENELITIAN

3.7.1 Penyusunan Instrumen

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenome-

na alam maupun sosial yang diamati. Dengan melakukan pengukuran maka dipe-

roleh data objektif yang diperlukan untuk menghasilkan kesimpulan penelitian

yang objektif pula (Sugiyono, 2012: 102). Instrumen yang digunakan dalam pene-

litian ini adalah instrumen non tes berupa angket. Instrumen bentuk angket yang

mengisi adalah responden (Widoyoko, 2012: 101). Instrumen penelitian diguna-

kan untuk mengukur variabel yang diteliti. Karena instrumen penelitian akan

digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuan-

titatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala pengukuran.

Widoyoko ( 2012: 102) menjelaskan bahwa skala pengukuran merupakan

kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya

interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan da-

Page 86: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

73

lam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Instrumen yang akan diguna-

kan dalam penelitian ini adalah angket. Angket bersifat tertutup, langsung, dan

berbentuk check list dan dalam bentuk rating scale dengan harapan responden a-

kan langsung memberikan jawaban dengan memberi tanda check () dalam kolom

pilihan alternatif jawaban sesuai dengan keadaan sebenarnya. Semua pernyatan

yang ada di dalan angket berupa kalimat positif.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert. Prinsip po-

kok skala likert adalah menentukan lokasi kedudukan seseorang dalam suatu kon-

tinum sikap terhadap objek sikap, mulai dari sangat negative samapai dengan sa-

ngat positif (Widoyoko, 2012: 104).

Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi

indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak me-

nyusun butir-butir instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan yang perlu

dijawab oleh responden. Jawaban setiap butir instrumen yang menggunakan skala

likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Penggunaan

skala likert ada tiga alternatif model , yaitu model tiga pilihan (skala tiga), empat

pilihan (skala empat), dan lima pilihan (skala lima). Skala disusun dalam bentuk

suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan.

Skala yang akan digunakan peneliti adalah skala empat dengan tingkatan respon

sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju.

Alternatif jawaban yang ada pada setiap item angket merupakan data kua-

litatif dengan menggunakan symbol huruf (SS-STS). Dari data kualitatif tersebut

ditransformasikan ke dalam data kuantitatif dengan menggunakan symbol berupa

Page 87: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

74

angka. Jadi secara berurutan pengubahan data kualitatif menjadi kuantitatif seba-

gai berikut:

a. Jawaban sangat setuju diberi nilai 4

b. Jawaban setuju diberi nilai 3

c. Jawaban tidak setuju diberi nilai 2

d. Jawaban sangat tidak setuju diberi nilai 1

Sebelum menyusun angket, harus dibuat acuan yang sesuai dengan pene-

litian yang akan dilaksanakan yaitu kisi-kisi instrumen. Widoyoko (2015: 132)

menyebutkan bahwa kisi-kisi instrumen merupakan sebuah tabel yang

menunjukkan hubungan antara variabel maupun sub-variabel, indikator dan

rancangan butir-butir instrumen. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian tersebut

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 88: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

75

Tabel 3.4

Kisi-kisi instrumen variabel keterampilan guru mengadakan variasi

Variabel Sub-variabel Indikator No. Butir

Keterampilan

guru

menadakan

variasi

Gaya

Mengajar

a. variasi suara yang jelas

b. Memberikan pemahaman materi

kepada siswa

c. Pemberian jeda waktu dalam berpikir

d. Memusatkan perhatian siswa

e. Melakukan variasi gerakan

f. Melakukan perubahan posisi

g. Menampilkan mimik muka yang

baik

1,2,3,4,5

6,7

8

9,10,21

11,12,13

14,15,16,17,18,19,20

22,23

Media dan

sumber

belajar

a. Penggunaan media pandang

b. Penggunaan media dengar

c. Penggunaan media yang

mengikutsertakan siswa

d. Memiliki potensi menarik perhatian

anak didik

e. Mampu dilihat oleh semua siswa

f. Penggunaan berbagai sumber belajar

24,25

26,27

28

29,31,32,33,34

30

35,36

Pola interaksi

dan kegiatan

a. Peran guru dalam pembelajaran

b. Menciptakan variasi interaksi antar

siswa dalam pembelajaran

c. Mengoptimalkan interaksi antara

guru dan siswa

d. Menciptakan variasi kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan

37,41,42,44

38,39,40

43,45

46,47,48

(Sumber: Djamarah dan Aswan Zain)

Page 89: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

76

3.7.2 Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen dilakukan sebelum melakukan penelitian. Uji coba

bertujuan untuk keterandalan instrumen (Arikunto, 2013: 275). Uji coba instru-

men juga untuk menghindari pertanyaan atau pernyataan yang kurang jelas mak-

sudnya bagi responden, menghilangkan kata yang sulit dipahami, untuk memper-

timbangkan penambahan atau pengurangan item pernyataan.

Uji coba instrumen akan dilakukan di luar populasi penelitian yaitu siswa

kelas V SD N Wonosari 02 Kota Semarang. Alasan peneliti akan melakukan uji

instrumen di sekolah tersebut, karena peneliti beranggapan bahwa responden me-

miliki karakteristik dan taraf pemahaman yang menunjukkan kesamaan dengan

sampel penelitian.

Berikut tahapan uji coba instrumen yang akan dilakukan:

a. Memberikan angket kepada responden

b. Menganalisis hasil uji coba instrument untuk mengetahui validitas dan

reliabilitas

c. Seleksi dari item yang valid untuk dipertahankan sedangkan item yang

tidak valid perlu diperbaiki atau dihilangkan.

3.8 VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

3.8.1 Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan dan

kesahihan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instru-

men, suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai kevalidan yang tinggi. Se-

baliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. In-

Page 90: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

77

strumen yang valid adalah instrumen yang dapat mengungkap data dari variabel

yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2013: 211).

Menurut Sugiyono (2010: 177) pengujian validitas konstrak untuk validi-

tas angket yanitu dengan meminta pendapat ahli (judgment expert). Tenaga ahli

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dra. Masitah, M.Pd dan Sukarjo,

S.Pd., M.Pd.

Kemudian dalam pengujian validitas digunakan korelasi pearson yaitu

dengan cara mengkorelasikan masing-masing skor item dengan skor total. Skor

total adalah penjumlahan dengan keseluruhan item. Untuk mengetahui validitas

item soal digunakan rumus korelasi product momentalasanya untuk mengetahui

tingkat kesesuaian antara hasil tes dengan kriterium sebagai berikut:

( )( )

√( ( ) )( ( ) )

Keterangan:

rxy : koefisien korelasi XY

N : jumlah subjek

X : skor setiap item

Y : skor total

∑X : jumlah skor item

∑Y : jumlah skor total

∑X2

: jumlah kuadrat skor item

∑Y2

: jumlah kuadrat skor total

∑XY : jumlah perkalian skor item dengan skor soal

(Arikunto, 2010: 87)

Page 91: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

78

Adapun hasil uji validitas dari setiap instrument penelitian dapat disajikan

melalui tabel berikut ini :

Tabel 3.5

Uji Validitas Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan Mengadakan Variasi

Pada Pembelajaran IPS

(Gaya Mengajar, Media dan Bahan Pengajaran, Pola Interaksi dan Kegiatan)

Variabel Item

Pernyataan Korelasi

Standar

Korelasi Keterangan

1. Gaya Mengajar

X01

X02

X03

X04

X05

X06

X07

X08

X09

X10

X11

X12

X13

X14

X15

X16

X17

X18

X19

X20

X21

X22

X23

0.759142352

0.468547191

0.00571989

0.661859184

0.468547191

0.48325008

0.538421614

0.660602938

0.366389258

0.486365528

0.594928254

0.465903407

0.447533158

0.583755586

0.448954706

0.042328644

-0.08313725

0.537513512

0.511562456

0.387863705

0.547223512

0.503976655

0.537513512

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

VALID

VALID

TIDAK VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

TIDAK VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

TIDAK VALID

TIDAK VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

Page 92: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

79

2. Media dan

Bahan Pengajaran

X24

X25

X26

X27

X28

X29

X30

X31

X32

X33

X34

X35

X36

0.504800193

0.691763663

0.58614096

0.595619939

0.528330748

0.587588851

0.58614096

0.542953042

0.595619939

0.613903017

0.582862414

0.573620473

0.543923559

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

3. Pola Interaksi

dan Kegiatan

X37

X38

X39

X40

X41

X42

X43

X44

X45

X46

X47

X48

0.52251635

0.537285552

0.561379494

0.578963643

0.272250474

0.558109576

0.580877918

0.549220319

0.4383337272

0.558109576

0.017340815

0.588245585

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

0.3809

VALID

VALID

VALID

VALID

TIDAK VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

VALID

TIDAK VALID

VALID

Berdasarkan Tabel 3.5 yakni hasil uji validitas, untuk aspek variasi gaya

mengajar dengan 23 item pernyataan ternyata 19 item pertanyaan sah (valid) se-

bab memiliki nilai korelasi di atas 0.3809 dan 4 item dinyatakan tidak valid kare-

na memiliki nilai korelasi di bawah 0.3809 , sedangkan aspek media dan bahan

Page 93: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

80

pengajaran dengan 13 item pertanyaan yang ternyata semua item pertanyaan me-

miliki kisaran korelasi di atas 0.3809, sedangkan aspek pola interaksi dan kegiatan

dengan 12 item pernyataan dengan 10 pernyataan memiliki kisaran korelasi di a-

tas 0.3809 dan 2 pernyataan memiliki kisaran korelasi dibawah 0.3809. Total ke-

seluruhan pernyataan dalam instrument angket yaitu 42 butir pernyataan yang di-

nyatakan valid.

3.8.2 Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2013: 221) reliabilitas menunjukkan pada suatu pe-

ngertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai

alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik Reliabilitas berkenaan

dengan tingkat keajegan tau ketetapan hasil pengukuran. Instrumen yang sudah

dapat dipercaya dan reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataan di lapangan, maka bera-

pakalipun diambil datanya akan tetap sama.

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas internal maksudnya hasil uji

coba instrumen ini diperoleh dengan menganalisa data dari satu kali pengentasan

yaitu data mengenai persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pa-

da pembelajaran IPS Kelas V. Penghitungan reliabilitas dalam penelitian ini

menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus tersebut digunakan untuk men-

cari reliabilitas instrument yang skornya berbentuk skala. Rumus reliabilitas

menggunakan Cronbach’s Alpha adalah sebagai berikut:

Page 94: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

81

Keterangan:

r11 = reliabilitas instrument

k = banyak butir

σb2

= jumlah varian butir

σt2

= varian total

(Arikunto, 2013: 239)

Langkah-langkah pengolahan datanya adalah sebagai berikut:

a. Alat ukur diuji cobakan pada 27 siswa diluar subjek penelitian.

b. Setelah data diambil kemudian dilakukan penskoran.

c. Setelah diskor, data kemudian ditabulasikan dalam table kerja dan

skor dari tiap-tiap butir dijumlahkan.

d. Tiap subjek dicari skor totalnya dan jumlah kuadrat dari skor total ter-

sebut.

e. Untuk memperoleh jumlah varian butir dapat diperoleh dengan men-

cari dulu varians setiap butir kemudian dijumlahkan.

Hasil uji reliabilitas pada instrumen menunjukkan pada angka 0.96 hal ter-

sebut menujukkan bahwa instrumen dikatakan reliabel. Jadi instrumen yang digu-

nakan sudah reliabel, maka instrumen dapat digunakan untuk pengukuran dalam

rangka pengumpulan data.

3.9 TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini dengan statistik des-

kriptif. Musfiqon (2012: 170) menyatakan bahwa statistik deskriptif digunakan

untuk mendeskripsikan data dengan melihat aspek rata-rata (mean), varian data,

Page 95: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

82

atau modus data dalam penelitian. Statistik deskriptif ini dapat digunakan pada pe-

nelitian kuantitatif dengan tujuan penelitian adalah deskriptif.

Ada beberapa langkah yang perlu dilalui dalam analisis kuantitatif dian-

taranya:

a. Skoring

Tahapan scoring adalah pemberian nilai pada setiap jawaban yang dikum-

pulkan peneliti dari instrument yang telah disebarkan. Setiap item pertanyaan a-

tau pernyataan yang dimunculkan dalam instrument dikuantifikasikan dalam ben-

tuk angka. Pada tahap scoring, peneliti memberikan nilai atau bobot pada setiap

alternatif jawaban. Langkah ini juga disebut konversi data dari kualitatif menjadi

kuantitatif.

b. Coding

Dalam tahap ini, peneliti melakukan klasifikasi data antara data primer

dan data sekunder.

c. Tabulasi

Tabulasi data ini dilakukan dengan cara peneliti membuat table yang for-

matnya disesuaikan dengan jenis data yang telah diklasifikasikan sebelumnya.

Melalui table ini dimaksudkan agar data penelitian lebih mudah dibaca dan diana-

lisis menggunakan rumus statistik yang dipilih.

d. Deskripsi dan uji statistik

Dalam analisis data kuantitatif peneliti dapat memilih kegiatan analisis

yang disesuaikan dengan jenis dan tujuan penelitian. Ada kegiatan mendeskripsi-

kan dan melakukan uji statistik atau inferensi.

Page 96: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

83

1) Mendeskripsikan Data

Mendeskripsikan data dapat digunakan untuk penelitian kuantitatif yang

pendekatannya menggunakan deskriptif kuantitatif seperti dalam penelitian

ini.

2) Melakukan uji statistik/inferensi

Pada tahap ini operasionalisasi rumus-rumusstatistik diterapkan untuk me-

nemukan nilai hitung dari data penelitian. Penliti melakukan uji statistik

sesuai dengan jenis data yang dikumpulkan. Uji statistik yang digunakan

adalah statistik deskriptif sesuai yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012:

29) pada statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau mem-

beri gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau popu-

lasi sebagaimana adanya. Cara penyajian data dalam statistik deskriptif de-

ngan table, grafik, diagram, penjelasan kelompok melalui modus, median,

mean, dan variasi kelompok.

Metode analisis yang digunakan dalam instrument penelitian berupa ang-

ket adalah analisis deskriptif persentase. Metode ini digunakan untuk mengkaji

variabel yang ada pada penelitian yaitu persepsi siswa terhadap keterampilan

mengadakan variasi. Deskriptif persentase ini diolah dengan cara frekuensi dibagi

dengan jumlah responden dikali 100%, seperti dikemukakan Sudjana (2001: 128)

adalah sebagai berikut:

Page 97: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

84

Keterangan:

P : Presentase jawaban

F : Frekuensi nilai yang diperoleh dari seluruh item

N : Jumlah responden

100 : Bilangan tetap

Dalam penelitian ini yang menggunakan rumus presentase adalah jawaban

dari kuesioner yang telah disebar, kemudian masing-masing jawaban di analisis

dengan rumus presentase yaitu banyaknya jawaban dibagi dengan jumlah keselu-

ruhan responden kemudian dikali dengan bilanngan tetap yaitu 100%.

Page 98: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

85

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang telah dilakukan, maka bab ini akan dijabarkan hasil pene-

litian deskriptif tentang Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Mengadakan

Variasi pada Pembelajaran IPS Kelas V.

4.1 DESKRIPSI TEMPAT DAN SUBYEK PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang yang

berjumlah 5 SD, yang keseluruhan berstatus Negeri. Rincian keseluruhan SD ter-

sebut yaitu SD Negeri Pandean Lamper 01 Semarang, SD Negeri Pandean Lam-

per 02 Semarang, SD Negeri Pandean Lamper 03 Semarang, SD Negeri Pandean

Lamper 04 Semarang, dan SD Negeri Gayamsari 01 Semarang. Subyek penelitian

adalah sampel siswa kelas V dari SD Gugus RA. Kartini. Populasi siswa kelas V

SD Gugus RA. Kartini sebanyak 224 siswa , diambil sampel sebanyak 30% yaitu

72 siswa. 72 siswa diminta mengisi angket tentang persepsi mereka terhadap kete-

rampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS.

Pengambilan data penelitian, peneliti mengambil data hanya pada 72 siswa

yang diambil secara acak tanpa membedakan prestasi siswa, sikap siswa, dan latar

belakang ekonomi. Jumlah responden sebanyak 72 siswa yang akan disampaikan

pada tabel berikut ini:

Page 99: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

86

Tabel 4.1

Data Responden kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang

No Nama SD

Jumlah siswa

Laki-laki Perempuan

1. SDNPL01 09 14

2. SDNPL02 04 06

3. SDNPL03 08 09

4. SDNPL04 03 08

5. SDNGS01 06 04

Jumlah 72

4.2 DESKRIPSI DATA HASIL PENELITIAN

Deskripsi data yang disajikan, untuk memberikan gambaran secara umum

mengenai penyebaran data yang diperoleh di lapangan. Data yang disajikan beru-

pa data tentang persepsi siswa yang diperoleh dari jawaban siswa di angket ter-

hadap keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS Kelas V semester

II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan

kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan yang nantinya akan didukung dengan hasil dokumentasi berupa re-

kaman pembelajaran, RPP, foto yang telah diperoleh dari guru.

Adapun hasil deskripsi data yang diperoleh dapat dijelaskan sebagai beri-

kut:

4.2.1. Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan Mengadakan Variasi pada

Pembelajaran IPS

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik angket atau kuesioner.

Page 100: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

87

Teknik kuesioner atau angket merupakan pengumpulan data yang dilakukan de-

ngan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis kepada responden untuk men-

jawab. Pengumpulan data dilakukan pada sumber data yaitu siswa, angket berupa

pernyataan tentang persepsi siswa tentang keterampilan mengadakan variasi yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS.

Data pada penelitian ini berupa data kuantitatif deskriptif. Untuk menge-

tahui persepsi siswa, digunakan instrumen angket dengan jumlah 42 butir pernya-

taan. Skala pengukuran instrumen pada penelitian ini digunakan skala likert, de-

ngan rentangan skor antara 1 sampai 4. Skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju,

skor 2 untuk jawaban tidak setuju, skor 3 untuk jawaban setuju, dan skor 4 untuk

jawaban sangat setuju. Skor tertinggi idealnya 4 x 42 = 168 sedangkan skor teren-

dah ideal yaitu 1 x 42 = 42. Klasifikasi persepsi siswa dalam penelitian ini meng-

gunakan rerata skor yang diperoleh. Berdasarkan penggunaan rerata skor terse-

but dapat diperoleh kategori rerata skor persepsi siswa sangat baik berada pada

kisaran 3,26 – 4,00, baik pada kisaran 2,51 – 3,25, kurang baik pada kisaran 1,76

– 2,50, dan sangat tidak baik pada kisaran 1,00 – 1,75. Adapun rinciannya sebagai

berikut:

Tabel 4.2

Kriteria Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Keterampilan Mengadakan Variasi

Pada Pembelajaran IPS Kelas V

No Rentang Rerata Skor Interprestasi

1 3,26 – 4,00 Sangat Baik

2 2,51 – 3,25 Baik

3 1,76 – 2,50 Kurang Baik

4 1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik

Page 101: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

88

Berdasarkan analisis deskriptif yang telah dilakukan oleh peneliti dipero-

leh hasil penelitian deskriptif tentang persepsi siswa terhadap keterampilan meng-

adakan variasi kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang yang telah dipapar-

kan dalam tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Distribusi Rerata Skor Persepsi Siswa Terhadap Keterampilan

Mengadakan Variasi pada Pembelajaran IPS Kelas V

Rerata Skor Kategori Frekuensi Persen (%)

3,26 – 4,00 Sangat Baik 37 51.39%

2,51 – 3,25 Baik 34 47.22%

1,76 – 2,50 Kurang Baik 1 1,39%

1,00 – 1,75 Sangat Tidak Baik 0 0

Rerata Skor 3.2381

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui sejumlah 37 responden (51.39%) memi-

liki persepsi sangat baik terhadap keterampilan mengadakan variasi yang dilaku-

kan guru pada pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang,

artinya siswa memiliki pandangan sangat setuju terhadap keterampilan mengada-

kan variasi yang dilakukan guru meliputi gaya mengajar, media dan bahan penga-

jaran, serta pola interaksi dan kegiatan pada pembelajaran IPS kelas V semester II

pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan ke-

merdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan

kemerdekaan.

Selanjutnya sebanyak 34 siswa (47.22%) dengan persepsi kategori baik

terhadap keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan guru pada pembelajar-

Page 102: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

89

an IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang, artinya siswa memiliki

pandangan setuju terhadap keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan guru

meliputi gaya mengajar, media dan bahan pengajaran, serta pola interaksi dan ke-

giatan pada pembelajaran IPS kelas V semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa

dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Kemudian siswa dengan kategori persepsi kurang baik terhadap keteram-

pilan mengadakan variasi yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS kelas V

SDN Gugus RA. Kartini Kota Semarang sebanyak 1 siswa (1,39%), yang artinya

siswa memiliki pandangan kurang setuju terhadap keterampilan mengadakan vari-

asi yang dilakukan guru meliputi gaya mengajar, media dan bahan pengajaran,

serta pola interaksi dan kegiatan pada pembelajaran IPS kelas V semester II pada

KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerde-

kaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemer-

dekaan. Untuk kategori persepsi sangat tidak baik , tidak ada responden yang ter-

masuk dalam kategori tersebut. Artinya tidak ada siswa di SDN Gugus RA.

Kartini yang sangat tidak setuju terhadap variasi yang dilakukan guru pada

pembelajaran IPS di kelas V.

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa persepsi

siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V

SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang diperoleh rerata skor keseluruhan adalah

3.2381 dengan kriteria memiliki persepsi baik yang artinya siswa memiliki pan-

dangan setuju terhadap keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan guru

Page 103: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

90

meliputi gaya mengajar, media dan bahan pengajaran, serta pola interaksi dan ke-

giatan pada pembelajaran IPS kelas V semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa

dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

Berikut ini hasil pengkategorian rerata skor persepsi siswa dalam bentuk

diagram:

Gambar 4.1: Diagram Distribusi Rerata Skor Persepsi Siswa

Sebanyak 72 responden rata-rata jawaban angket memiliki persepsi baik

terhadap variasi yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS di kelas V, artinya

berdasarkan angket yang disebar ke 72 responden rerata jawaban responden setuju

terhadap pelaksanaan keterampilan mengadakan variasi yang dilakukan guru pada

pembelajaran IPS. Adapun rumus yang digunakan untuk memperoleh rerata ja-

waban sebagai berikut:

Page 104: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

91

(Widoyoko, 2015: 112)

Gambar 4.2: Diagram Persentase Distribusi Rerata Skor Persepsi Siswa

4.2.2. Persepsi Siswa Berdasarkan Indikator

Rincian persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS kelass V untuk setiap indikator sebagai

berikut:

a. Persepsi Siswa dalam Indikator Gaya Mengajar

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan va-

riasi dalam indikator gaya mengajar, digunakan instrumen angket dengan jumlah

Page 105: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

92

19 butir soal pernyataan, masing-masing butir soal skornya 1 sampai 4

sehingga skor minimalnya adalah 1 x 19 = 19 dan skor maksimalnya adalah 4 x

19=76. Sehingga diperoleh range yaitu 57 dengan klasifikasi 4 sehingga diperoleh

kelas interval sebesar 14.25

Perhitungan data hasil penelitian deskriptif tentang persepsi siswa

terhadap keterampilan guru mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V

SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang pada indikator gaya mengajar dapat dilihat

pada tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Skor Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi

dalam Indikator Gaya Mengajar pada Pembelajaran IPS Kelas V

Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase

61.75 – 76 Sangat Baik 31 43.05%

47.50 -61.75 Baik 40 55.55%

33.25 – 47.50 Kurang Baik 1 1.38%

19 – 33.25 Sangat Tidak Baik 0 0

Jumlah 72 100%

Rerata Skor 59.80

Berdasarkan Tabel 4.4 tersebut, dapat diketahui bahwa indikator gaya

mengajar yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA.

Kartini Kota Semarang sebanyak 31 responden (43.05%) mempunyai persepsi sa-

ngat baik terhadap variasi gaya mengajar yang dilakukan guru pada pembelajaran

IPS, arti-nya siswa sangat setuju terhadap variasi gaya mengajar yang dilakukan

guru pada pembelajaran IPS. Kemudian sebanyak 40 responden (55.55%) mem-

punyai persepsi baik terhadap variasi gaya mengajar yang dilakukan guru pada

Page 106: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

93

pembelajaran IPS. Artinya siswa setuju terhadap variasi gaya mengajar yang dila-

kukan guru pada pembelajaran IPS. Kategori persepsi kurang baik ada 1 respon-

den (1.38%) yang termasuk dalam kategori tersebut, artinya hanya 1 responden

yang tidak setuju terhadap variasi gaya mengajar yang dilakukan guru pada pem-

belajaran IPS.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa ter-

hadap keterampilan mengadakan variasi dalam indikator gaya mengajar pada

pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang secara keselu-

ruhan memperoleh skor rata-rata 59.80 dalam kategori baik, artinya siswa setuju

terhadap variasi gaya mengajar yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS se-

mester II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklama-

sikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam memperta-

hankan kemerdekaan.

Data tersebut mengindikasikan bahwa mayoritas siswa memiliki persepsi

yang baik (positif) terhadap variasi gaya mengajar guru mengenai variasi suara,

penekanan (focusing) verbal, kontak pandang, perpindahan posisi, dan gerak

anggota badan (gesturing) serta mimik wajah yang dimiliki guru pada saat

mengajar di kelas. Pada saat menyampaikan materi pelajaran, guru melakukan

variasi misalnya dengan menerangkan tidak hanya membaca sambil duduk di

depan kelas saja, tapi terkadang diselingi dengan berjalan atau mendekati siswa

yang tidak fokus mengikuti pelajaran. Selain itu,guru juga sering mengingatkan

atau menekankan siswa terhadap materi yang harus benar-benar diperhatikan ka-

rena dianggap sulit atau sering keluar pada saat tes. Nada suara guru juga terde-

Page 107: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

94

ngar keras dan tegas agar siswa mendengarkan apa yang diajarkan. Nada suara

guru dibantu dengan adanya fasilitas microphone dan sound yang ada di dalam

kelas.

b. Persepsi Siswa dalam Indikator Media dan Bahan Pengajaran

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan va-

riasi dalam indikator media dan bahan pengajaran digunakan instrument angket

dengan jumlah 13 butir soal pernyataan, masing-masing butir soal skornya 1 sam-

pai 4 sehingga skor minimalnya adalah 1 x 13 = 13 dan skor maksimalnya adalah

4 x 13 =52. Sehingga diperoleh range yaitu 39 dengan klasifikasi 4 sehingga di-

peroleh interval sebesar 9.75

Perhitungan data hasil penelitian deskriptif tentang persepsi siswa terha-

dap keterampilan guru mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang pada indikator media dan bahan pengajaran

dapat dilihat pada tabel 4.5 sebagai berikut:

Tabel 4.5

Distribusi Skor Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru

Mengadakan Variasi dalam Indikator Media dan Bahan Pengajaran

Pada Pembelajaran IPS Kelas V

Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase

42.25 – 52 Sangat Baik 35 48.61%

32.50 – 42.25 Baik 35 48.61%

22.75 – 32.50 Kurang Baik 2 2.78%

13 – 22.75 Sangat Tidak Baik 0 0

Jumlah 72 100%

Rerata Skor 42.05

Page 108: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

95

Berdasarkan tabel 4.5 tersebut, dapat diketahui bahwa indikator media dan

bahan pengajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang sebanyak 35 responden (48.61%) mempunyai

persepsi sangat baik terhadap variasi media dan bahan pengajaran yang dilakukan

guru pada pembelajaran IPS, artinya siswa sangat setuju terhadap variasi media

dan bahan pengajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS. Kemudian

sebanyak 35 responden (48.61%) mempunyai persepsi baik terhadap variasi

media dan bahan pengajaran yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS.

Artinya siswa setuju terhadap variasi media dan bahan pengajaran yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS. Kategori persepsi kurang baik ada 2

responden (2.78%) yang termasuk dalam kategori tersebut, artinya hanya 1

responden yang tidak setuju terhadap variasi media dan bahan pengajaran yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa

terhadap keterampilan mengadakan variasi dalam indikator media dan bahan

pengajaran pada pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota

Semarang secara keseluruhan memperoleh skor rata-rata 42.05 dalam kategori

baik, artinya siswa setuju terhadap variasi media dan bahan pengajaran yang

dilakukan guru pada pembelajaran IPS semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa

dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai

perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Data tersebut

mengindikasikan bahwa mayoritas siswa memiliki persepsi yang baik (positif)

terhadap variasi media dan bahan ajaran yang meliputi variasi media pandang, va-

Page 109: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

96

riasi media dengar, dan variasi media taktil.

Ketika mengajar di kelas, media yang digunakan disesuaikan dengan ma-

teri yang sedang diajarkan, dapat diopersikan oleh guru, dan dapat dilihat oleh se-

mua siswa. Media yang digunakan misalnya berupa gambar-gambar, video atau

film, peta, globe, dan lain-lain. Terkadang guru juga meminta siswa membuat

media sendiri yang dijadikan sebagai tugas di rumah, seperti membuat gambar

mengenai materi yang akan dibahas selanjutnya. Sedangkan untuk buku yang di-

jadikan sebagai bahan ajaran, yaitu berupa buku pegangan yang didapat dari seko-

lah. Namun begitu, guru tetap menyarankan siswa untuk mencari sumber referensi

lain sebagai bahan belajar. Variasi media guru juga didukung dengan adanya fasi-

litas di dalam kelas seperti LCD , proyektor, computer, speaker, dan gambar yang

ada di dinding ruang kelas.

c. Persepsi Siswa dalam Indikator Pola Interaksi dan Kegiatan

Untuk mengetahui persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan va-

riasi dalam indikator pola interaksi dan kegiatan digunakan instrument angket

dengan jumlah 10 butir soal pernyataan, masing-masing butir soal skornya 1 sam-

pai 4 sehingga skor minimalnya adalah 1 x 10 = 10 dan skor maksimalnya adalah

4 x 10 =40. Sehingga diperoleh range yaitu 30 dengan klasifikasi 4 jadi diperoleh

interval sebesar 7,5.

Perhitungan data hasil penelitian deskriptif tentang persepsi siswa terha-

dap keterampilan guru mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang pada indikator pola interaksi dan kegiatan

dapat dili-hat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

Page 110: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

97

Tabel 4.6

Distribusi Skor Persepsi Siswa terhadap Keterampilan Guru Mengadakan Variasi

dalam Indikator Pola Interaksi dan Kegiatan pada Pembelajaran IPS

Kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang

Kelas Interval Kategori Frekuensi Presentase

32.5 – 40 Sangat Baik 55 76.38%

25 – 32.5 Baik 17 23.62%

17.5 – 25 Kurang Baik 0 0

10 – 17.5 Sangat Tidak Baik 0 0

Jumlah 72 100%

Rerata Skor 34.13

Berdasarkan Tabel 4.6 tersebut, dapat diketahui bahwa indikator pola in-

teraksi dan kegiatan yang dilakukan guru dalam pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang sebanyak 55 responden (76.38%) mempunyai

persepsi sangat baik terhadap variasi pola interaksi dan kegiatan yang dilakukan

guru pada pembelajaran IPS, artinya siswa sangat setuju terhadap variasi pola in-

teraksi dan kegiatan yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS.

Kemudian sebanyak 17 responden (23.62%) mempunyai persepsi baik ter-

hadap variasi pola interaksi dan kegiatan yang dilakukan guru pada pembelajaran

IPS. Artinya siswa setuju terhadap variasi pola interaksi dan kegiatan yang dila-

kukan guru pada pembelajaran IPS semester II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan

peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perju-

angan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. Tidak ada responden

yang masuk ke dalam kategori persepsi kurang baik dan sangat tidak baik

terhadap variasi pola interaksi dan kegiatan yang dilakukan guru pada pembelaran

Page 111: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

98

IPS.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa ter-

hadap keterampilan mengadakan variasi dalam indikator pola interaksi dan kegia-

tan pada pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang seca-

ra keseluruhan memperoleh skor rata-rata 34.13 dalam kategori sangat baik, arti-

nya siswa sangat setuju terhadap variasi pola interaksi dan kegiatan yang dilaku-

kan guru pada pembelajaran IPS. Meliputi metode yang digunakan guru , pengor-

ganisasian siswa dalam belajar, dan kegiatan pembelajaran berlangsung sehingga

pembelajaran tidak didominasi oleh guru. Variasi pola interaksi dan kegiatan dila-

kukan tanpa menghilangkan metode ceramah yang selama ini digunakan, karena

bagi siswa berdasarkan hasil angket metode ceramah termasuk yang disukai dari

guru karena merupakan pengantar dalam pembelajaran di kelas. Interaksi antara

guru dan siswa juga dilakukan, didukung dengan hasil rekaman pembelajaran IPS

di kelas terlihat cukup adanya interaksi antara guru dan siswa.

4.3 PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan hasil analisis deskriptif tersebut, secara keseluruhan persepsi

siswa terhadap keterampilan guru mengadakan variasi pada pembelajaran IPS ke-

las V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang pada kategori baik. Rincian setiap

indikator keterampilan mengadakan variasi yaitu: gaya mengajar, media dan ba-

han pengajaran, pola interaksi dan kegiatan. Persepsi untuk indikator variasi gaya

mengajar berada dalam kategori baik, indikator media dan bahan pengajaran bera-

da dalam kategori baik, dan indikator pola interaksi dan kegiatan berada dalam ka-

tegori sangat baik. Persepsi baik yang didapatkan, disimpulkan bahwa guru diang-

Page 112: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

99

gap sudah memiliki keterampilan mengajar yang baik dengan mengadakan berba-

gai variasi mengajar, meliputi gaya mengajar, media dan bagan pengajaran, serta

pola interaksi dan kegiatan.

Berdasarkan tabel distribusi skor keseluruhan persepsi siswa terhadap ke-

terampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA.

Kartini Kota Semarang diketahui bahwa sejumlah 37 siswa (51.39%) dengan rata-

rata skor antara 3,26 – 4,00 memiliki persepsi baik.

Hasil pengumpulan data yang telah dilakukan sesuai dengan teori-teori

tentang persepsi siswa. Menurut Walgito (2004: 53) mengungkapkan bahwa per-

sepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh penginderaan. Penginderaan

merupakan suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima

yaitu alat indera. Karena itu proses persepsi tidak lepas dari proses penginderaan,

dan proses penginderaan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi.

Proses penginderaan terjadi setiap saat, yaitu pada waktu individu menerima sti-

mulus yang mengenai dirinya melalui alat indera.

Sejalan dengan teori yang diungkapkan menurut Slameto (2013:102) per-

sepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam

otak manusia, melalui persepsi manusia terus menerus mengadakan hubungan de-

ngan lingkungannya. Hubungan ini dilakukan lewat inderanya, yaitu indera peng-

lihat, pendengar, peraba, perasa, dan pencium.

Hasil penelitian tentang persepsi siswa juga didahului oleh pengalaman

siswa atau penginderaan siswa. Pengalaman siswa yang dimaksud adalah keikut-

sertaan siswa selama proses pembelajaran IPS semester II pada KD 2.3 Meng-

Page 113: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

100

hargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4

Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, karena

terjadinya persepsi harus didahului dengan penginderaan yaitu indera penglihat,

pendengar, peraba, perasa, dan pencium terhadap keterampilan mengadakan vari-

asi yang dilakukan guru ketika pembelajaran sesuai yang ada di dalam angket ya-

itu meliputi variasi gaya mengajar, media dan bahan pengajaran, serta variasi pola

interaksi dan kegiatan yang dilakukan guru.

Persepsi setiap siswa juga tidak sama, karena persepsi mempunyai sifat

subjektif yaitu bergantung pada kemampuan dari masing-masing individu. Hal ini

akan ditafsirkan berbeda oleh individu satu dengan yang lain. Sesuai dengan hasil

penelitian, dari 72 responden tidak semua berpersepsi sangat baik. 37 responden

memiliki persepsi sangat baik terhadap keterampilan mengadakan variasi dalam

pembelajaran IPS, 34 responden memiliki persepsi baik terhadap keterampilan

mengadakan variasi dalam pembelajaran IPS, dan 1 responden memiliki persepsi

tidak baik terhadap keterampilan mengadakan variasi dalam pembelajaran IPS.

Perbedaan persepsi juga sesuai dengan teori menurut Slameto (2013: 103)

bahwa persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi

orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama. Perbedaan persepsi ini dapat

ditelusuri pada adanya perbedaan-perbedaan individual, perbedaan dalam kepri-

badian, perbedaan dalam sikap, atau perbedaan dalam motivasi.

Persepsi siswa terhadap keterampilan guru mengadakan variasi pada pem-

belajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang semester II pada

KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerde-

Page 114: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

101

kaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemer-

dekaan yaitu terkategori baik yang didukung dengan pelaksanaan variasi mengajar

yang dilakukan guru pada pembelajaran IPS berdasarkan hasil rekaman, rpp, dan

media yang ada. Pembelajaran yang dilaksanakan juga sesuai dengan teori kete-

rampilan mengadakan variasi yang dikemukakan oleh Djamarah (2013: 167) bah-

wa komponen variasi mengajar dibagi ke dalam tiga kelompok besar, yaitu variasi

gaya mengajar, variasi media dan bahan, serta variasi interaksi.

Secara rinci persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pa-

da indikator gaya mengajar memiliki rerata skor dari 72 responden yaitu 59.80 de-

ngan kategoi baik. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan variasi gaya mengajar

yang dilakukan guru sudah sesuai dengan teori gaya mengajar yang dikemukakan

Aqib (2013: 84), guru telah melakukan variasi gaya mengajar dengan berbagai

cara seperti:

a) variasi suara: rendah, tinggi, besar, kecil,

b) memusatkan perhatian,

c) membuat kesenyapan sejenak,

d) mengadakan kontak pandang,

e) variasi gerakan badan dan mimik, dan

f) mengubah posisi.

Sardiman (2016: 202) menambahkan yang termasuk dalam variasi suara

ini adalah kekerasan, lagu bicara (intonasi), tekanan bicara, dan kelancaran bicara.

Hal ini dapat dilihat dari jawaban siswa pada angket yang telah diisi.

Persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pada indikator

Page 115: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

102

media dan bahan pengajaran memiliki rerata skor dari 72 responden yaitu 42.05

dengan kategori baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat dari Mulyasa

(2015: 79) menambahkan bahwa pada variasi penggunaan media yaitu dapat dila-

kukan dengan variasi penggunaan sumber belajar yang ada di lingkungan sekitar

serta Sanjaya (2014:41) guru perlu menggunakan variasi dalam penggunaan medi-

a dan alat pembelajaran dalam proses pembelajaran yang merupakan proses ko-

munikasi agar berjalan dengan efektif sehingga pesan yang ingin disampaikan da-

pat diterima secara utuh.artinya guru dalam pembelajaran IPS telah melakukan se-

suai dengan teori tersebut.

Sedangkan persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pada

indikator pola interaksi dan kegiatan memiliki rerata skor dari 72 responden yaitu

34.13 dengan kategori sangat baik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru te-

lah melakukan variasi pola interaksi dalam pembelajaran IPS sesuai dengan pen-

dapat Sanjaya (2014:42) pembelajaran adalah proses interaksi antara siswa dengan

lingkungannya. Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan memberi-

kan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berinteraksi dengan lingkung-

annya.

Penelitian ini, sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

Ambar Tri Hutami pada tahun 2014 dalam jurnal yang berjudul Persepsi Siswa

terhadap Guru Geografi dalam Mengajar Kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota

Salatiga, menyebutkan bahwa (1)Persepsi siswa terhadap guru geografi dalam

mengajar dalam kriteria baik dengan persentase persepsi siswa mengenai variasi

gaya mengajar 72,60%, persepsi siswa terhadap variasi media dan bahan ajaran

Page 116: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

103

71,00%, dan persepsi siswa mengenai variasi interaksi 75,02%; (2) Analisis hu-

bungan antara persepsi siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan hasil

belajar siswa menunjukan rxy =0,672 lebih besar dari harga kritik rtabel dengan

taraf signifikansi α=5% sebesar 0,195, yang berarti ada hubungan antara persepsi

siswa terhadap guru geografi dalam mengajar dengan hasil belajar siswa.

Dengan demikian persepsi siswa terhadap keterampilan guru mengadakan

variasi pada pembelajaran IPS kelas V SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang se-

mester II pada KD 2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklama-

sikan kemerdekaan dan 2.4 Menghargai perjuangan para tokoh dalam memperta-

hankan kemerdekaan, yaitu terkategori baik.

4.4 IMPLIKASI HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan diketahui bahwa persepsi

siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V

SD Gugus RA. Kartini Kota Semarang semester II pada KD 2.3 Menghargai ja-

sa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerdekaan dan 2.4 Menghar-

gai perjuangan para tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan yaitu terkategori

baik, dengan demikian hasil penelitian ini memberikan beberapa implikasi antara

lain:

1) Implikasi Hasil Penelitian Secara Teori

Menurut Toha (2014: 149), faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ya-

itu intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, hal-hal yang baru

dan tidak asing., proses belajar (learning), motivasi, dan kepribadiannya.

Variasi mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan untuk menjaga

Page 117: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

104

iklim pembelajaran untuk meningkatkan perhatian siswa, membangkitkan keingi-

nan dan kemauan belajar siswa serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan.

Sesuai dengan teori diatas, hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi

siswa baik terhadap variasi mengajar. Sejalan dengan faktor yang mempengaruhi

persepsi siswa dan variasi mengajar yang dilakukan guru.

2) Implikasi Hasil Penelitian Secara Praktis

Implikasi praktis bertujuan ntuk memberikan manfaat sesuai penelitian

yang selalu berkembang. Hasil penelitian menunjukkan persepsi siswa baik ter-

hadap keterampilan guru mengadakan variasi pada pembelajaran IPS kelas V SD

Gugus RA. Kartini Kota Semarang dengan rerata skor 3.2381. Melalui penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pentingnya memahami per-

sepsi siswa kaitannya dengan cara mengajar guru.

3) Implikasi Hasil Penelitian Secara Pedagogis

Implikasi pedagogis bertujuan untuk membandingkan kenyataan di la-

pangan dengan hasil penelitian. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa tidak

semua siswa memiliki persepsi baik terhadap keterampilan mengadakan variasi

yang dilakukan guru. Terdapat siswa yang memiliki persepsi sangat baik, baik,

bahkan adapula yang memiliki persepsi tidak baik terhadap keterampilan menga-

dakan variasi yang dilakukan guru. Guru dan sekolah merupakan sumber penga-

laman yang dapat memunculkan persepsi siswa yang baik, tetapi masih ada

sekolah yang kurang menyediakan fasilitas dan sarana untuk guru dan siswa se-

hingga guru dapat melakukan keterampilan mengajar secara optimal dan berdam-

pak timbulnya persepsi yang positif dari siswa.

Page 118: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

105

BAB V

PENUTUP

5.1 SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Persepsi siswa terhadap keterampilan mengadakan variasi dalam

pembelajaran IPS masuk dalam kategori baik dengan rerata skor

3.2381 artinya siswa di SD Gugus RA. Kartini setuju terhadap vari-

asi mengajar yang dilakukan guru saat pembelajaran meliputi variasi

gaya mengajar, media dan bahan pengajaran, serta pola interkasi dan

kegiatan.

5.1.2 Mengadakan variasi pembelajaran merupakan salah satu keterampil-

an yang harus dipenuhi oleh setiap guru dari delapan jumlah kete-

rampilan dasar mengajar. Hal tersebut juga harus dipenuhi oleh guru

kelas di sekolah dasar di gugus RA. Kartini Kota Semarang. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa guru telah mampu menguasai kete-

rampilan dasar mengajar yakni dalam mengadakan variasi pembela-

jaran dengan baik didukung dengan persepsi siswa yang masuk da-

lam kategori baik.

Page 119: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

106

5.2 SARAN

Berdasarkan simpulan yang dibuat peneliti terhadap penelitian deskriptif

mengenai persepsi siswa terhadap keterampilan guru mengadakan variasi pada

pembelajaran IPS di sekolah dasar gugus RA. Kartini Kota Semarang, peneliti

memberikan saran sebagai berikut :

5.2.1 Bagi Sekolah

Sebagai lembaga pendidikan, hendaknya sekolah dapat menyediakan

fasilitas dan sarana untuk guru dan siswa sehingga guru dapat melaku-

kan keterampilan mengajar secara optimal dan berdampak timbulnya

persepsi yang positif dari siswa.

5.2.2 Bagi Guru

Guru perlu mengetahui persepsi siswa terhadap variasi yang dilaku-

kan, bukan hanya keterampilan mengadakan variasi akan tetapi kete-

rampilan mengajar lainnya. Karena persepsi dapat dijadikan faktor un-

tuk melakukan modifikasi cara mengajar guru agar sesuai dengan ke-

butuhan siswa.

5.2.3 Bagi Peneliti

Peneliti juga dapat meneliti variable lain seperti untuk mengetahui

hubungan persepsi siswa terhadap keterampilan mengajar guru de-

ngan hasil belajar siswa untuk meningkatkan pengetahuan peneliti ten-

tang variable yang berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada pem-

belajaran IPS.

Page 120: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

107

DAFTAR PUSTAKA

Abdurahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar: Teori, Diagnosis, dan

Remidiasinya. Jakarta: Rineka Cipta

Ajami, Habib Al dan Triana Noor Edwina DS. Hubungan Antara Persepsi Siswa

Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dan Dukungan Sosial Orang Tua

dengan Motivasi Belajar Pada Siswa. Jurnal 5 (2)

Anni, Catharina Tri. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: Universitas Negeri

Semarang Press

Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran . Bandung:

Yrama Widya

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta

Aunurrahman. 2014. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

Darmadi, Hamid. 2012. Kemampuan Dasar Mengajar (Landasan dan Konsep

Implementasi). Bandung: Alfabeta

Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas

Dimyati dan Mujiono.2009. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: PT Rineka Cipta.

Djamarah dan Aswan Zain. 2013. Strategi Belajar Mengajar.. Jakarta: PT Rineka

Cipta

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta

Gunawan, Rudy. 2013. Pendidikan IPS Filosofi, Konsep, dan Aplikasi. Bandung:

Alfabeta

Hidayati dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD.PJJ S1 PGSD

Hutami, Ambar Tri dan Sutardji. 2014. Persepsi Siswa Terhadap Guru Geografi

dalam Mengajar Kelas XI IPS di SMA Negeri Se-Kota Salatiga. Jurnal

Geografi. 3(1)

www.journal.unnes.ac.id/sju/indeks.php/edugeo

Mahyudi, Suryo. 2012. Peranan Gaya Mengajar Guru Fisika Terhadap Minat

Belajar Fisika Siswa Kelas IX MTs Istiqlal Delitua. Jurnal 1 (1)

Marhento, Giry. 2012. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Guru

Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPA. Jurnal

Formatif. 1 (3)

Mohamed, Abdi Rizak. 2008. Effects of Active Learning Variants on Student

Performance and Learning Perceptions. International Journal for the

Schoolarship of Teaching and Learning. 2(2)

Page 121: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

108

Mutmainah, dkk. 2013. Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kemampuan Guru

Mengajar dan Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu. 1(1)

Nurhayati, dkk. 2015. Kmpetensi Profesional Guru dalam Pengelolaan

Pembelajaran Bidang Studi IPS Pada SMP Kecamatan Jaya Baru Kota

Banda Aceh. Jurnal Magister Administrasi Pendidikan Universitas Syiah

Kuala. 3(3)

Rusman. 2014. Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Jakarta: Kencana

Sapriya. 2015. Pendidikan IPS. Bandung: Remaja Rosdakarya

Saragih, Abdul Hasan. 2008. Kompetensi Minimal Seorang Guru Dalam

Mengajar. Jurnal 5 (1)

Sardirman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo

Persada

Senen, Anwar, dkk. 2008. Pengembangan Pendidikan IPS SD. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta

Sudjana, Nana. 2013. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar

Baru Algensindo

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran (Penggunaan dan

Pembuatannya). Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugihartono, dkk. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan Tindakan). Bandung: Alfabeta

_______. 2012. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Tindakan.

Bandung: Refika Aditama

Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Toha, Miftah. 2014. Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya.

Jakarta: Rajawali Press

Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta: ANDI

Widyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 122: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

109

LAMPIRAN

Page 123: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

110

Kisi-kisi instrument variabel keterampilan guru mengadakan variasi

Variabel Sub-variabel Deskriptor No. Butir

Keterampilan

guru

menadakan

variasi

1. Gaya

Mengajar

a. variasi suara yang jelas

b. Memberikan

pemahaman materi

kepada siswa

c. Pemberian jeda waktu

dalam berpikir

d. Memusatkan perhatian

siswa

e. Melakukan variasi

gerakan

f. Melakukan perubahan

posisi

g. Menampilkan mimik

muka yang baik

1,2,3,4,5

6,7

8

9,10,21

11,12,13

14,15,16,17,18

,19,20

22,23

2. Media dan

sumber

belajar

a. Penggunaan media

pandang

b. Penggunaan media

dengar

c. Penggunaan media yang

mengikutsertakan siswa

d. Memiliki potensi

menarik perhatian anak

didik

e. Mampu dilihat oleh

semua siswa

f. Penggunaan berbagai

sumber belajar

24,25

26,27

28

29,31,32,33,34

30

35,36

Page 124: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

111

3. Pola

interaksi

dan

kegiatan

a. Peran guru dalam

pembelajaran

b. Menciptakan varias i

interaksi antar siswa

dalam pembelajaran

c. Mengoptimalkan

interaksi antara guru dan

siswa

d. Menciptakan variasi

kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan

37,41,42,44

38,39,40

43,45

46,47,48

(Sumber: Djmarah dan Aswan Zain)

Page 125: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

112

LEMBAR UJI COBA ANGKET PERSEPSI SISWA

TERHADAP KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI

DALAM PEMBELAJARAN IPS

(responden siswa )

Identitas Responden

Nama :

Sekolah :

Petunjuk pengisian

Pernyataan dibawah ini, berkaitan dengan pendapatmu ketika guru mengajar

saat pembelajaran IPS.

1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan pada lembar ini

2. Jawablah pernyataan dengan jujur dan percaya diri

3. Pilihlah jawaban yang sesuai dan berilah tanda centang () pada kolom

yang menurut kamu anggap paling sesuai.

Keterangan jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Keterangan

SS S TS STS

1. Guru mengajar dengan suara yang keras dapat

terdengar oleh semua siswa

2. Guru berbicara dengan cepat saat mengajar

3. Guru saaat mngajar kadang dengan suara keras

lalu tiba-tiba pelan

4. Saya suka dengan nada bicara guru saat mengajar

5. Guru menjelaskan materi dengan lancar

Page 126: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

113

6. Saya paham apa yang dibicarakan guru

7. Guru sering menuliskan materi yang penting

untuk diingat di papan tulis

8. Guru memberikan waktu untuk berpikir setelah

memberikan pertanyaan kepadaku

9. Guru saat mengajar sering menatapku

10. Guru selalu memberikan perhatian kepada saya

ketika proses belajar mengajar

11. Saya paham dengan gerakan guru menggelengkan

kepala artinya saya melakukan salah

12. Saya paham dengan gerakan guru

menganggukkan kepala artinya saya melakukan

menjawab benar

13. Saya mengerti maksud guru menggerakkan

anggota badannya

14. Guru saat mengajar berpindah tempat (di depan,

belakang, tengah, kanan , dan kiri)

15. Guru saat mengajar selalu di dibelakang

16. Guru saat mengajar selalu di samping barisan

kanan

17. Guru saat mengajar selalu di samping barisan kiri

18. Guru saat mengajar selalu di barisan tengah kelas

19. Saya menyukai posisi guru yang selalu berpindah-

pindah saat mengajar

20. Posisi guru saat mengajar dapat menentukan

perhatian saya kepada guru

21. Ketika ramai, guru tidak melanjutkan

pembelajaran

22. Ketika mengajar, guru senyum tidak marah-marah

23. Guru bersemangat dalam mengajar

24. Guru menggunakan gambar/foto saat menjelaskan

materi

25. Saya menyukai pembelajaran menggunakan

media gambar/foto

26. Guru menayangkan video/film tentang

perjuangan pahlawan kemerdekaan

27. Saya menyukai pembelajaran menggunakan

media video/film tentang perjuangan pahlawan

kemerdekaan

Page 127: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

114

28. Guru pernah menggunakan lagu dalam

pembelajaran

29. Saya dapat melihat alat peraga/media yang

digunakan oleh guru

30. Guru dapat menggunakan alat peraga/media

belajar

31. Saya lebih mengingat pelajaran apabila guru

menggunakan media dalam menjelaskan

32. Saya semangat belajar ketika guru menggunakan

media/alat peraga saat mengajar

33. Guru menyampaikan materi IPS dengan menarik

34. Saya paham dengan materi yang diajarkan guru

35. Guru menggunakan salah satu sumber buku IPS

sebagai buku utama dalam pembelajaran

36. Guru menggunakan lebih dari satu sumber buku

yang berkaitan dengan pembelajaran IPS

37. Guru menjelaskan materi dari awal pembelajaran

hingga akhir pembelajaran

38. Guru membentuk kelompok diskusi yang

menyenangkan

39. Saya lebih suka belajar dengan diskusi kelompok

40. Saya suka belajar secara berpasangan

41. Setiap kali mengajar guru hanya menerangkan

(ceramah) saja tentang pelajaran yang diajarkan

42. Saya menyukai guru menjelaskan materi terus

43. Guru menyelingi kegiatan belajar dengan kegiatan

tanya jawab

44. Guru memberikan beragam contoh saat

pembelajaran

45. Guru suka mengajak anda untuk melakukan

kegiatan praktek mengenai materi IPS misalnya

bermain drama tentang kemerdekaan dan tokoh

pahlawan

46. Pembelajaran selalu dilaksanakan di dalam

kelas

47. Saya lebih menyukai belajar di luar kelas

48. Saya menyukai cara mengajar guru

Page 128: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

115

Page 129: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

116

LEMBAR ANGKET PERSEPSI SISWA TERHADAP

KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI DALAM

PEMBELAJARAN IPS

(responden siswa )

Identitas Responden

Nama :

Sekolah :

Petunjuk pengisian

Pernyataan dibawah ini, berkaitan dengan pendapatmu ketika guru mengajar

saat pembelajaran IPS.

1. Bacalah baik-baik setiap pernyataan pada lembar ini

2. Jawablah pernyataan dengan jujur dan percaya diri

3. Pilihlah jawaban yang sesuai dan berilah tanda centang () pada kolom

yang menurut kamu anggap paling sesuai.

Keterangan jawaban:

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

No Pernyataan Keterangan

SS S TS STS

1. Guru mengajar dengan suara yang keras dapat

terdengar oleh semua siswa

2. Guru berbicara dengan cepat saat mengajar

3. Saya suka dengan nada bicara guru saat

mengajar

4. Guru menjelaskan materi dengan lancar

5. Saya paham apa yang dibicarakan guru

Page 130: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

117

6. Guru sering menuliskan materi yang penting

untuk diingat di papan tulis

7. Guru memberikan waktu untuk berpikir setelah

memberikan pertanyaan kepadaku

8. Guru selalu memberikan perhatian kepada saya

ketika proses belajar mengajar

9. Saya paham dengan gerakan guru

menggelengkan kepala artinya saya melakukan

salah

10. Saya paham dengan gerakan guru

menganggukkan kepala artinya saya melakukan

menjawab benar

11. Saya mengerti maksud guru menggerakkan

anggota badannya

12. Guru saat mengajar berpindah tempat (di depan,

belakang, tengah, kanan , dan kiri)

13. Guru saat mengajar selalu di dibelakang

14. Guru saat mengajar selalu di barisan tengah

kelas

15. Saya menyukai posisi guru yang selalu

berpindah-pindah saat mengajar

16. Posisi guru saat mengajar dapat menentukan

perhatian saya kepada guru

17. Ketika ramai, guru tidak melanjutkan

pembelajaran

18. Ketika mengajar, guru senyum tidak marah-

marah

19. Guru bersemangat dalam mengajar

20. Guru menggunakan gambar/foto saat

menjelaskan materi

21. Saya menyukai pembelajaran menggunakan

media gambar/foto

22. Guru menayangkan video/film tentang

perjuangan pahlawan kemerdekaan

23. Saya menyukai pembelajaran menggunakan

media video/film tentang perjuangan pahlawan

kemerdekaan

24. Guru pernah menggunakan lagu dalam

pembelajaran

25. Saya dapat melihat alat peraga/media yang

digunakan oleh guru

26. Guru dapat menggunakan alat peraga/media

belajar

Page 131: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

118

27. Saya lebih mengingat pelajaran apabila guru

menggunakan media dalam menjelaskan

28. Saya semangat belajar ketika guru menggunakan

media/alat peraga saat mengajar

29. Guru menyampaikan materi IPS dengan

menarik

30. Saya paham dengan materi yang diajarkan guru

31. Guru menggunakan salah satu sumber buku IPS

sebagai buku utama dalam pembelajaran

32. Guru menggunakan lebih dari satu sumber buku

yang berkaitan dengan pembelajaran IPS

33. Guru menjelaskan materi dari awal

pembelajaran hingga akhir pembelajaran

34. Guru membentuk kelompok diskusi yang

menyenangkan

35. Saya lebih suka belajar dengan diskusi

kelompok

36. Saya suka belajar secara berpasangan

37. Saya menyukai guru menjelaskan materi terus

38. Guru menyelingi kegiatan belajar dengan

kegiatan tanya jawab

39. Guru memberikan beragam contoh saat

pembelajaran

40. Guru suka mengajak anda untuk melakukan

kegiatan praktek mengenai materi IPS misalnya

bermain drama tentang kemerdekaan dan tokoh

pahlawan

41. Pembelajaran selalu dilaksanakan di dalam

kelas

42. Saya menyukai cara mengajar guru

Page 132: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

119

Page 133: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

120

Page 134: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

121

DATA SEKOLAH GUGUS RA. KARTINI KOTA SEMARANG

1. SD N Pandean Lamper 01 Semarang

Profil Sekolah

NPSN : 20328660

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Badak V

RT / RW : 11 / 6

Dusun : Pandeanlamper

Desa / Kelurahan : Pandean Lamper

Kecamatan : Kec. Gayamsari

Kabupaten : Kota Semarang

Propinsi : Prop. Jawa Tengah

Kode Pos : 50167

Email : [email protected]

Data PTK dan PD

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Guru 3 7 10

Pegawai 1 1 2

Jumlah PTK (Guru & Pegawai) 4 8 12

siswa 104 97 201

Data Rekap Per Tanggal 23 Mei 2016

*: Penghitungan PTK (Guru dan Pegawai) adalah yang sudah mendapat

penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

Page 135: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

122

2. SD N Pandean Lamper 02 Semarang

Profil Sekolah

NPSN : 20328660

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Badak V

RT / RW : 11 / 6

Dusun : Pandean lamper

Desa / Kelurahan : Pandean Lamper

Kecamatan : Kec. Gayamsari

Kabupaten : Kota Semarang

Propinsi : Prop. Jawa Tengah

Kode Pos : 50167

Email : [email protected]

Data PTK dan PD

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Guru 3 7 10

Pegawai 1 1 2

Jumlah PTK (Guru & Pegawai) 4 8 12

siswa 104 97 201

Data Rekap Per Tanggal 11 Mei 2016

*: Penghitungan PTK (Guru dan Pegawai) adalah yang sudah mendapat

penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

Page 136: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

123

3. SD N Pandean Lamper 03 Semarang

Profil Sekolah

NPSN : 20328659

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Jl. Badak Raya No. 59

RT / RW : 2 / 9

Desa / Kelurahan : Pandean Lamper

Kecamatan : Kec. Gayamsari

Kabupaten : Kota Semarang

Propinsi : Prop. Jawa Tengah

Kode Pos : 50167

Email : [email protected]

Data PTK dan PD

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Guru 3 15 18

Pegawai 1 1 2

Jumlah PTK (Guru & Pegawai) 4 16 20

siswa 194 200 394

Dokumen dan Perijinan

SK Pendirian Sekolah : 981/SK/Put/1973

Tanggal SK Pendirian : 1974-01-01

Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah

SK Izin Operasional : 981/1975

Tanggal SK Izin Operasional : 1975-07-14

Page 137: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

124

4. SD N Pandean Lamper 04 Semarang

Profil Sekolah

NPSN : 20328656

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Banteng Utara VI

RT / RW : 11 / 5

Desa / Kelurahan : Pandean Lamper

Kecamatan : Kec. Gayamsari

Kabupaten : Kota Semarang

Propinsi : Prop. Jawa Tengah

Kode Pos : 50167

Email : [email protected]

Data PTK dan PD

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Guru 0 11 11

Pegawai 2 1 3

Jumlah PTK (Guru & Pegawai) 2 12 14

siswa 103 87 190

Data Rekap Per Tanggal 11 Mei 2016

*: Penghitungan PTK (Guru dan Pegawai) adalah yang sudah mendapat

penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

Page 138: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

125

5. SD N Gayam Sari 1 Semarang

Profil Sekolah

NPSN : 20329385

Status Sekolah : Negeri

Bentuk Pendidikan : SD

Alamat : Jl Beruang Raya

RT / RW : 6 / 1

Desa / Kelurahan : Gayamsari

Kecamatan : Kec. Gayamsari

Kabupaten : Kota Semarang

Propinsi : Prop. Jawa Tengah

Kode Pos : 50161

Email : [email protected]

Data PTK dan PD

Uraian Laki-laki Perempuan Total

Guru 6 13 19

Pegawai 3 1 4

Jumlah PTK (Guru & Pegawai) 9 14 23

siswa 151 137 288

Dokumen dan Perijinan

SK Pendirian Sekolah : 421.2/00136/98

Tanggal SK Pendirian : 1961-01-01

Status Kepemilikan : Pemerintah Pusat

SK Izin Operasional : 421.2/001/III/100/75

Tanggal SK Izin Operasional : 1998-01-06

Data Rekap Per Tanggal 11 Mei 2016

*: Penghitungan PTK (Guru dan Pegawai) adalah yang sudah mendapat

penugasan, berstatus aktif dan terdaftar di sekolah induk.

Page 139: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

126

DAFTAR RESPONDEN

No Kode Sekolah

1 A 1 SD N Pandean Lamper 01

2 A 2 SD N Pandean Lamper 01

3 A 3 SD N Pandean Lamper 01

4 A 4 SD N Pandean Lamper 01

5 A 5 SD N Pandean Lamper 01

6 A 6 SD N Pandean Lamper 01

7 A 7 SD N Pandean Lamper 01

8 A 8 SD N Pandean Lamper 01

9 A 9 SD N Pandean Lamper 01

10 A 10 SD N Pandean Lamper 01

11 A 11 SD N Pandean Lamper 01

12 A 12 SD N Pandean Lamper 01

13 A 13 SD N Pandean Lamper 01

14 A 14 SD N Pandean Lamper 01

15 A 15 SD N Pandean Lamper 01

16 A 16 SD N Pandean Lamper 01

17 A 17 SD N Pandean Lamper 01

18 A 18 SD N Pandean Lamper 01

19 A 19 SD N Pandean Lamper 01

20 A 20 SD N Pandean Lamper 01

21 A 21 SD N Pandean Lamper 01

22 A 22 SD N Pandean Lamper 01

23 A 23 SD N Pandean Lamper 01

24 A 24 SD N Pandean Lamper 02

25 A 25 SD N Pandean Lamper 02

Page 140: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

127

26 A 26 SD N Pandean Lamper 02

27 A 27 SD N Pandean Lamper 02

28 A 28 SD N Pandean Lamper 02

29 A 29 SD N Pandean Lamper 02

30 A 30 SD N Pandean Lamper 02

31 A 31 SD N Pandean Lamper 02

32 A 32 SD N Pandean Lamper 02

33 A 33 SD N Pandean Lamper 02

34 A 34 SD N Pandean Lamper 03

35 A 35 SD N Pandean Lamper 03

36 A 36 SD N Pandean Lamper 03

37 A 37 SD N Pandean Lamper 03

38 A 38 SD N Pandean Lamper 03

39 A 39 SD N Pandean Lamper 03

40 A40 SD N Pandean Lamper 03

41 A 41 SD N Pandean Lamper 03

42 A 42 SD N Pandean Lamper 03

43 A 43 SD N Pandean Lamper 03

44 A 44 SD N Pandean Lamper 03

45 A 45 SD N Pandean Lamper 03

46 A 46 SD N Pandean Lamper 03

47 A 47 SD N Pandean Lamper 03

48 A 48 SD N Pandean Lamper 03

49 A 49 SD N Pandean Lamper 03

50 A50 SD N Pandean Lamper 03

51 A 51 SD N pandean Lamper 04

52 A 52 SD N pandean Lamper 04

Page 141: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

128

53 A 53 SD N pandean Lamper 04

54 A 54 SD N pandean Lamper 04

55 A 55 SD N pandean Lamper 04

56 A 56 SD N pandean Lamper 04

57 A 57 SD N pandean Lamper 04

58 A 58 SD N pandean Lamper 04

59 A 59 SD N pandean Lamper 04

60 A 60 SD N pandean Lamper 04

61 A 61 SD N pandean Lamper 04

62 A 62 SD N pandean Lamper 04

63 A 63 SD N Gayamsari 01

64 A 64 SD N Gayamsari 01

65 A 65 SD N Gayamsari 01

66 A 66 SD N Gayamsari 01

67 A 67 SD N Gayamsari 01

68 A 68 SD N Gayamsari 01

69 A 69 SD N Gayamsari 01

70 A 70 SD N Gayamsari 01

71 A 71 SD N Gayamsari 01

72 A 72 SD N Gayamsari 01

Page 142: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

129

CONTOH RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Page 143: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

130

Page 144: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

131

Page 145: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

132

SURAT IJIN PENELITIAN

Page 146: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

133

Page 147: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

134

Page 148: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

135

Page 149: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

136

Page 150: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

137

SURAT KETERANGAN TELAH MELAKSANAKAN PENELITIAN

Page 151: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

138

Page 152: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

139

Page 153: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

140

Page 154: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

141

Page 155: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

142

LEMBAR HASIL PENGISIAN ANGKET SISWA

Page 156: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

143

Page 157: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

144

DOKUMENTASI PENELITIAN

Fasilitas pengeras suara yang ada di kelas

Contoh media gambar yang digunakan guru dalam pembelajaran IPS

Page 158: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

145

Fasilitas komputer dan speaker yang ada di kelas

Penggunaan fasilitas lcd dan proyektor dalam pembelajaran

Page 159: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

146

Kegiatan pembelajaran di kelas

Salah satu variasi posisi dan pola interaksi antara guru dan siswa

Page 160: PERSEPSI SISWA TERHADAP KETERAMPILAN GURU …lib.unnes.ac.id/24323/1/1401412225.pdf · dari angket (kuesioner) yang diisi oleh siswa akan diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

147

Variasi kegiatan pembelajaran di luar kelas

Pengisian angket oleh siswa