15
1 PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP LULUSAN AKPER DR. SOEDONO MADIUN DI INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH KOTA DAN KABUPATEN MADIUN Muhidin*, Sudaryani**, Doni Noerliani**, Sri Wiyati** 1. Program D3 Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur 63117, Indonesia *Email: [email protected] Abstrak Pendahuluan: Menyongsong diberlakukannya ekonomi pasar bebas, kompetisi dan globalisasi menjadi ciri utama, maka tuntutan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan daya saing tinggi menjadi suatu keharusan. Secara umum kualitas SDM kita masih tertinggal cukup jauh dari negara-negara lain. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih diperlukan berbagai usaha dan kerja keras untuk meningkatkan kualitas SDM kita. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun di institusi pelayanan kesehatan di wilayah Kota dan Kabuppaten Madiun. Metode : Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan adalah atasan alumni seperti, kepala ruangan institusi pelayanan kesehatan di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun yang menggunakan jasa lulusan Akper Dr. Soedono Madiun yang diperkirakan sejumlah 64 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengolahan data dengan cara: 1. Editing 2. Coding, Entry dan Cleaning data. 3. Tabulating. Hasil: Persepsi pengguna terhadap kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun didapatkan berkinerja baik dengan rata-rata kinerja 2.95. Kinerja terendah pada pengembangan diri dengan rata-rata 2.61 dan kinerja tertinggi pada kriteria integritas diri (etika dan moral) sebesar 3.09. Nilai soft skil yang diharapkan dari lulusan adalah 1) Kejujuran, 2) Kedisiplinan, 3) Motivasi kerja yang tinggi, 4) Mampu bekerja dalam tekanan, 5) Kepercayaan diri, 6) Mudah beradaptasi dan 7) Kepemimpinan. Diskusi: Berdasarkan hasil penelitian ini maka perbaikan yang perlu dilakukan meliputi perbaikan tecnical skill dari para lulusan, penanaman atribut soft skill, perbaikan manajemen kependidikan, Induk organisasi memfasilitasi pengembangan institusi dengan penambahan jumlah tenaga dosen dan kependidikan, pengembangan manajemen kependidikan dan bantuan penyediaan alat-alat kesehatan serta program up todate. Kata Kunci : Persepsi Pengguna, Lulusan, Akademi Keperawatan, Pelayanan Kesehatan Abstract Introduction: Toward the implementation of free market economy, competition and globalization is the central feature, then demands the availability of Human Resources (HR) with high competitiveness becomes a necessity. In general, the quality of our human resources are still quite far behind from other countries. This fact shows that it is still necessary efforts and hard work to improve the quality of our human resources. The purpose of this study was to determine the user's perception of the performance of graduates in Nursing Dr.Soedono Madiun health care institution in the city and Kabuppaten Madison. Methods: The study design was a descriptive study. The population used is the boss of alumni like, head space health care institutions in the city and Madison County Nursing Academy graduate who use the services of Dr. Madison Soedono estimated number of 64 people. The instrument used was a questionnaire. Data processing by means of: 1. Editing 2. Coding, Entry and Data Cleaning. 3. Tabulating. Result: User perception of the performance obtained Madison Dr.Soedono Nursing graduates performed well with an average performance of 2.95. Lowest performance on self-development with average 2.61 and the highest performance on the criteria of integrity (ethical and moral) of 3:09. The expected value of the soft skills of graduates is 1) Honesty, 2) Discipline, 3) high work motivation, 4) Ability to work under pressure, 5) Confidence, 6) Adaptable and 7) Leadership. Discussion: Based on these results it is necessary improvements include refinement of the graduates tecnical skills, soft skills attributes planting, improvement of educational management, parent organizations to facilitate the

PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP LULUSAN AKPER Dr fileghyhorsphqw ri lqvwlwxwlrqv wr lqfuhdvh wkh qxpehu ri ohfwxuhuv dqg hgxfdwlrq ghyhorsphqw ri hgxfdwlrqdo pdqdjhphqw dqg surylvlrq ri

  • Upload
    doantu

  • View
    212

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

PERSEPSI PENGGUNA TERHADAP LULUSAN AKPER DR. SOEDONO MADIUN DI INSTITUSI PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH

KOTA DAN KABUPATEN MADIUN

Muhidin*, Sudaryani**, Doni Noerliani**, Sri Wiyati** 1. Program D3 Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun, Jawa Timur

63117, Indonesia *Email: [email protected]

Abstrak Pendahuluan: Menyongsong diberlakukannya ekonomi pasar bebas, kompetisi dan globalisasi menjadi ciri utama, maka tuntutan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan daya saing tinggi menjadi suatu keharusan. Secara umum kualitas SDM kita masih tertinggal cukup jauh dari negara-negara lain. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih diperlukan berbagai usaha dan kerja keras untuk meningkatkan kualitas SDM kita. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi pengguna terhadap kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun di institusi pelayanan kesehatan di wilayah Kota dan Kabuppaten Madiun. Metode : Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan adalah atasan alumni seperti, kepala ruangan institusi pelayanan kesehatan di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun yang menggunakan jasa lulusan Akper Dr. Soedono Madiun yang diperkirakan sejumlah 64 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Pengolahan data dengan cara: 1. Editing 2. Coding, Entry dan Cleaning data. 3. Tabulating. Hasil: Persepsi pengguna terhadap kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun didapatkan berkinerja baik dengan rata-rata kinerja 2.95. Kinerja terendah pada pengembangan diri dengan rata-rata 2.61 dan kinerja tertinggi pada kriteria integritas diri (etika dan moral) sebesar 3.09. Nilai soft skil yang diharapkan dari lulusan adalah 1) Kejujuran, 2) Kedisiplinan, 3) Motivasi kerja yang tinggi, 4) Mampu bekerja dalam tekanan, 5) Kepercayaan diri, 6) Mudah beradaptasi dan 7) Kepemimpinan. Diskusi: Berdasarkan hasil penelitian ini maka perbaikan yang perlu dilakukan meliputi perbaikan tecnical skill dari para lulusan, penanaman atribut soft skill, perbaikan manajemen kependidikan, Induk organisasi memfasilitasi pengembangan institusi dengan penambahan jumlah tenaga dosen dan kependidikan, pengembangan manajemen kependidikan dan bantuan penyediaan alat-alat kesehatan serta program up todate. Kata Kunci : Persepsi Pengguna, Lulusan, Akademi Keperawatan, Pelayanan Kesehatan Abstract Introduction: Toward the implementation of free market economy, competition and globalization is the central feature, then demands the availability of Human Resources (HR) with high competitiveness becomes a necessity. In general, the quality of our human resources are still quite far behind from other countries. This fact shows that it is still necessary efforts and hard work to improve the quality of our human resources. The purpose of this study was to determine the user's perception of the performance of graduates in Nursing Dr.Soedono Madiun health care institution in the city and Kabuppaten Madison. Methods: The study design was a descriptive study. The population used is the boss of alumni like, head space health care institutions in the city and Madison County Nursing Academy graduate who use the services of Dr. Madison Soedono estimated number of 64 people. The instrument used was a questionnaire. Data processing by means of: 1. Editing 2. Coding, Entry and Data Cleaning. 3. Tabulating. Result: User perception of the performance obtained Madison Dr.Soedono Nursing graduates performed well with an average performance of 2.95. Lowest performance on self-development with average 2.61 and the highest performance on the criteria of integrity (ethical and moral) of 3:09. The expected value of the soft skills of graduates is 1) Honesty, 2) Discipline, 3) high work motivation, 4) Ability to work under pressure, 5) Confidence, 6) Adaptable and 7) Leadership. Discussion: Based on these results it is necessary improvements include refinement of the graduates tecnical skills, soft skills attributes planting, improvement of educational management, parent organizations to facilitate the

2

development of institutions to increase the number of lecturers and education, development of educational management and provision of assistance tools and health programs up todate. Keywords: User Perceptions, Graduates, Academy of Nursing, Health Care Pendahuluan

Menyongsong diberlakukannya ekonomi pasar bebas dimana kompetisi dan globalisasi menjadi ciri utama, maka tuntutan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan daya saing tinggi menjadi suatu keharusan. Secara umum kualitas SDM kita masih tertinggal cukup jauh dari negara-negara lain. Laporan United Nation Development Programme (UNDP) nilai Human Development Index (HDI) 2009, Indonesia berada di urutan ke-111 atau di bawah Palestina yang berada di peringkat ke-110 dari 182 negara. Apalagi jika dibandingkan negara tetangga di Asia, seperti Malaysia (ke-66) dan Singapura (ke-23), semakin terlihat ketertinggalan Indonesia. Kenyataan ini menunjukkan bahwa masih diperlukan berbagai usaha dan kerja keras untuk meningkatkan kualitas SDM kita, khususnya tenaga kerja terdidik yang mampu bersaing secara regional maupun internasional ( www.newsindo.com/beasiswa/undp1.pdf. ).

Sesuai dengan SK Menteri Pendidikan Nasional 232/U/2000 tentang pedoman penyesuaian kurikulum dan penilaian hasil belajar mahasiswa dan SK Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002 tentang persentase kurikulum inti dan kurikulum institusional, perguruan tinggi dituntut untuk menggunakan kurikulum berbasis kompetensi. Tujuan dari kebijakan tersebut adalah agar perguruan tinggi dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas, kompeten bagi

pembangunan bangsa dan negara dan dapat mewujudkan pendidikan tinggi yang berorientasi pada quality, access and equity serta autonomy. Dengan demikian setiap pendidikan tinggi harus berkualitas, menjamin akses bagi semua calon peserta didik yang memenuhi persyaratan mutu akademik dan memiliki otonomi yang dapat menjamin terselenggaranya kegiatan akademik yang efisien dan berkualitas.

Menurut Zainudin (2008) kualitas pendidikan dapat dilihat dari dua aspek meliputi (1) produk pendidikan yang dihasilkan (lulusan) berupa persentase dari peserta didik yang berhasil lulus serta lulusan tersebut dapat terserap oleh lapangan kerja yang tersedia atau membuka lapangan kerja sendiri baik dengan cara meniru yang sudah ada maupun menciptakan yang baru (2) Pengelolaan/ manajemen pembelajaran melalui SDM yang berkualitas, sarana prasarana dan pembelajaran yang berorientasi terhadap kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu setiap perguruan tinggi wajib melakukan evaluasi terhadap lulusan yang dihasilkan apakah telah relevan dengan kebutuhan lapangan dan memiliki kompetensi yang memadai dalam menjalankan perannya didunia kerja. Evaluasi kinerja lulusan dapat dilakukan melalui penilaian persepsi pelanggan terhadap out put perguruan tinggi (PT) maupun hasil kinerja lulusan PT yang dilakukan melalui tracer study. Oleh karena itu PT dituntut melakukan evaluasi berkesinambungan terhadap

3

kebutuhan dunia kerja dan tuntutan masyarakat (Ace dan Tilaar, 1999).

Kualitas lulusan PT di Indonesia saat ini masih sangat memprihatinkan. Hasil Survey Tenaga Kerja Nasional Badan tahun 2009; 4,1 juta atau sekitar 22,2 persen dari 21,2 juta angkatan kerja terpaksa menganggur, dan 2 juta diantaranya adalah lulusan diploma dan sarjana. Hal tersebut, terjadi antara lain karena sebagian besar lulusan PT tidak memiliki keterampilan nonakademis. Padahal, dunia kerja atau industri justru menjadikan keterampilan nonakademis itu sebagai salah satu faktor penentu dalam penerimaan karyawan atau tenaga kerja. ”Nilai indeks prestasi kumulatif boleh saja tinggi, tetapi tanpa soft skill itu tidak akan ada artinya. Oleh karenanya, paradigma pendidikan harus diubah sehingga perguruan tinggi bisa ikut memacu soft skill ini dan mengakomodasi kebutuhan dunia kerja. Ketrampilan atau keahlian nonakademis yang dimaksud itu, antara lain, adalah keterampilan presentasi, manajemen konflik, berbicara di depan publik, dan kerja sama dalam satu tim (Aditia Sudarto & Sudino Lim, 2009 http://edukasi. kompas. Com /read/ 2010/ 02/19/03191054/. Dua.Juta.Diploma.dan.Sarjana. Menganggur).

Wakil Menteri Pendidikan Nasional Prof Dr Fasli Djalal, mengemukakan bahwa tigginya pengangguran terdidik baik program diploma maupun strata satu (S-1) karena PT kurang memperhatikan kualitas dan mutu pendidikan (Kompas, Senin 22 Nopember 2010). Upaya untuk memperbaiki kualitas lulusan adalah melakukan perbaikan sistem pendidikan mulai dari input,

proses dan output dan out come secara sistematis dan berkesinambungan. Salah satu elemen penting adalah evaluasi terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan dan melakukan pengkajian tentang relevansi lulusan terhadap kebutuhan pasar kerja melalui tracer study atau pendekatan-pendekatan yang sesuai.

Kualitas lulusan PT keperawatan pun tak jauh beda dengan program studi lain yang ada diberbagai PT, bahkan mungkin lebih buruk, mengingat profesi keperawatan baru dalam tahap penemuan jati dirinya dan belum memiliki kerangka pendidikan yang kokoh. Seperti diketahui bahwa perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya (60-70%) dari seluruh tenaga kesehatan di Indonesia. Rasio kebutuhan perawat terhadap penduduk adalah 1 : 2850, sedangkan produksi lulusan perawat sampai akhir tahun 2007 adalah 40.000 lulusan. WHO juga melaporkan bahwa dunia saat ini masih kekurangan perawat, tiap tahunnya dibutuhkan lebih dari 1 juta tenaga perawat baru (Yani, 2007). Dibukanya kelas DIII Keperawatan disetiap kabupaten melalui Program Health Project yang dibiayai oleh World Bank yang bertujuan meningkatkan kualitas SDM tenaga keperawatan agar tidak dipandang sebagai pembantu dokter tetapi sebagai mitra kerja dalam pemberian pelayanan kesehatan. Serta berlakunya UU 20 tahun 2003 tentang SPN menjadi euphoria dalam pendirian pendidikan tinggi keperawatan, sehingga pertumbuhan institusi keperawatan di Indonesia menjadi tidak terkendali dan tidak sejalan dengan perluasan lapangan pekerjaan untuk tenaga keperawatan.

4

akibatnya diperkirakan 100 ribu lebih lulusan diploma dan sarjana keperawatan menjadi pengangguran bukan karena tidak adanya lapangan pekerjaan tetapi lebih karena kualitas lulusan tidak mampu bersaing di kancah global. Bahkan mereka yang telah terserap oleh dunia kerja juga tidak mampu berkinerja dengan baik (ILMIKI, 2009).

Rendahnya kinerja perawat dapat dilihat dari hasil penelitian Ilyas (2001) tentang waktu kerja produktif perawat Puskesmas di Indonesia ditemukan bahwa waktu kerja produktif personil perawat adalah 53,2% dan sisanya 46,8% digunakan untuk kegiatan non produktif. Dari 53,2% kinerja produktif, hanya 13,3% waktu yang digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan (asuhan keperawatan), sedangkan sisanya 39,9% digunakan untuk kegiatan penunjang pelayanan kesehatan. Kenyataan ini akan mempengaruhi kinerja personil itu sendiri dan kinerja institusi pelayanan kesehatan pada umumnya. Sedangkan penelitian Erika (2008) terhadap 15 Akademi Keperawatan Swasta di kota Medan menyimpulkan terdapat kualitas lulusan yang beragam dan tidak satupun dari 15 institusi pendidikan tersebut melakukan evaluasi terhadap kinerja lulusannya apakah kompeten dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Demikian juga penelitian Khairil Anwar & Trisnanto Kuncoro (2007) di Akper Muhammadyah Klaten merekomendasikan perlunya melakukan penelitian terhadap kualitas lulusan ditinjau dari kompetensinya.

Akademi Keperawatan (Akper) Dr.Soedono Madiun merupakan salah PT kesehatan dibawah pembinaan Pusat Pendidikan Tenaga

Kesehatan (Pusdiknakes) Kementrian Kesehatan RI, sampai dengan tahun 2011 telah meluluskan 1.013 lulusan reguler 309 program ekstensi. Akper Dr.Soedono Madiun sebenarnya merupakan institusi perintis dalam pendidikan keperawatan di Jawa Timur karena telah mendidik tenaga kesehatan khususnya keperawatan dan kebidanan semenjak tahun 1951 dengan taraf pendidikan setingkat pendidikan menengah. Tahun 1997 institusi ini mulai melakukan konversi dari Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) menjadi Akademi Keperawatan (Diploma III) Keperawatan. Lulusannya telah menyebar diberbagai wilayah Indonesia bahkan dibeberapa negara seperti Jepang, Arab Saudi, Emirat Arab, Taiwan dan lain sebagainya. Namun distribusi terbesar penyerapan lulusanya adalah di wilayah Karesidenan Madiun dan sekitarnya. Diwilayah kabuaten dan kota Madiun lulusan Akper Dr.Soedono Madiun merupakan tenaga keperawatan yang utama seperti di RSU Dr.Soedono, RSUD Kabupaten Madiun, RSUD Kota Madiun, RSI Aisiyah Madiun, RS Panti Bahagia dan RS Griya Husada maupun di Dinas Kesehatan sebagai perawat pelaksana di Puskesmas.

Berlakunya UU SPN dan tuntutan masyarakat akan pelayanan keperawatan yang bermutu oleh tenaga yang kompeten, institusi akper Dr.Soedono Madiun dituntut untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja lulusanya apakah telah kompeten dalam bidang tugasnya dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Metode

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

5

adalah penelitian deskriptif yang menggambarkan tentang persepsi pengguna jasa lulusan Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun terhadap kualitas kinerja alumni.

Populasi dalam penelitian ini adalah atasan alumni yang memonitor langsung kinerja alumni dalam melaksanakan tugas-tugas keperawatan seperti, kepala ruangan institusi pelayanan kesehatan di wilayah Kota dan Kabupaten Madiun yang menggunakan jasa lulusan Akademi Keperawatan Dr. Soedono Madiun yang diperkirakan sejumlah 64 orang. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Data yang telah dikumpulkan diolah dengan cara: 1. Editing 2. Coding, Entry dan Cleaning data. 3. Tabulating.

6

Hasil Jumlah responden dalam

penelitian ini berjumlah 69 orang. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara dikirim secara langsung ke responden dengan disertai penjelasan maksud dan tujuan penelitian. Kuesioner yang telah diisi diambil secara langsung oleh peneliti ke masing-masing institusi tempat responden bekerja. Kuesioner yang dibagikan berjumlah 74 eksemplar. Kuesioner yang kembali dan diisi lengkap berjumlah 61 eksemplar, 3 eksemplar tidak diisi lengkap.

Hasil Penelitian bahwa menunjukkan responden (orang yang menilai kinerja lulusan) rata-rata berumur 38 tahun 7 bulan; median 38 tahun 6 bulan dan umur terbanyak 43 tahun. Umur termuda 24 tahun dan umur tertua 53 tahun.

Responden berjumlah 61 orang, Jumlah responden terbanyak di RSUP dr. Soedono Madiun dan RSUD Kabupaten Madiun masing-masing berjumlah 12 orang (19,67%). Jumlah responden paling sedikit di Rumah Sakit H. Ibrahim berjumlah 1 orang (1,67%).

Jumlah responden yang memiliki jabatan kepala ruangan berjumlah 40 orang (65,57%), perawat pelaksana berjumlah 16 orang (26,23%), dan sebagai kepala puskesmas berjumlah 5 orang (8,2%).

Jumlah lulusan yang dinilai berjumlah 223 orang. Jumlah lulusan yang dinilai menurut lokasi kerjanya terbanyak di RSUP dr. Soedono Madiun berjumlah 65 orang (29,15%) dan jumlah terkecil di Rumah Sakit H. Ibrahim berjumlah 3 orang (1,35%).

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria integritas diri adalah: nilai rata-rata 3,09; median 2,90; modus 3,00; nilai minimal 2,14 dan nilai maksimal 4,00. Rata-rata

tertinggi sebesar 3,21 pada kriteria menjaga nama baik almamater dan rata-terendah pada kriteria etos kerja dengan nilai 2.93. Hal ini berarti integritas diri atau etika dan moral lulusan Akper dr. Soedono Madiun baik, tetapi perlu peningkatan etos kerja lulusan agar menjadi lebih baik.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria profesionalisme adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,90; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 1,38 dan nilai maksimal 3,92. Rata-rata tertinggi sebesar 3,10 untuk kriteria kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja dan rata-rata terendah sebesar 2,77 untuk kriteria inovasi dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme atau keahlian berdasarkan ilmu keperawatan lulusan Akper dr. Soedono Madiun baik. Kemampuan melakukan inovasi dalam pekerjaan perlu ditingkatkan sehingga hasil kerja akan semakin baik.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria penerapan komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,87; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 1,00 dan nilai maksimal 4,00. Rata-rata tertinggi sebesar 3,05 pada kriteria komunikasi formal dengan atasan/ bawahan tim kesehatan lain dan rata terendah sebesar 2,74 pada kriteria kemampuan melakukan pendekatan dengan sentuhan terapeutik. Hal ini berarti penerapan komunikasi terapeutik lulusan Akper dr. Soedono Madiun sudah baik. Kriteria kemampuan berkomunikasi seacara terapeutik perlu lebih dikembangkan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria kepemimpinan adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,88; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 1,33 dan nilai maksimal 4,00. Rata-rata tertinggi pada kriteria mengatur dan menjalankan tugas pokoknya dan rata-rata terendah pada kemampuan sebagai motivator dalam

7

linkungan kerja. Hal ini berarti kepemimpinan lulusan Akper dr. Soedono Madiun rata-rata baik.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria penguasaan teknologi dan teknologi informasi adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,83; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 1,00 dan nilai maksimal 4,00. Hal ini berarti penguasaan teknologi dan teknologi informasi lulusan Akper dr. Soedono Madiun rata-rata baik, meskipun beberapa lulusan masih kurang menguasai teknologi dan teknologi informasi.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria kerjasama tim adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,98; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 1,00 dan nilai maksimal 4,00. Rata-rata tertinggi pada kemampuan bersosialisasi di lingkungan kerja dan rata-rata terendah pada kriteria kemampuan menerima kritik dan saran. Hal ini berarti kemampuan lulusan Akper dr. Soedono Madiun dalam bekerjasama secara tim rata-rata baik.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria pengembangan diri adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,61; median 2,67; modus 3,00; nilai minimal 1,00 dan nilai maksimal 4,00. Rata-rata tertinggi pada kriteria motivasi mempelajari hal baru untuk kemajuan institusi dan kemajuan diri dan rata-rata terendah pada kriteria partisipasi dalam kegiatan ilmiah. Hal ini berarti kemampuan lulusan Akper dr. Soedono Madiun dalam pengembangan diri cukup.

Nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun sebagai berikut: nilai rata-rata 2,91; median 2,95; modus 2,97; nilai minimal 1,53 dan nilai maksimal 3,84. Nilai rata-rata tertinggi pada kriteria integritas diri (etika dan moral) sebesar 3,09, nilai rata-rata terendah pada kriteria pengembangan diri sebesar 2,61.

Harapan Pengguna Terhadap Perbaikan Mutu Lulusan menunjukkan

nilai “Soft Skill” lulusan Akper dr. Soedono Madiun yang diharapkan oleh pengguna lulusan sesuai dengan prioritas. Prioritas nilai “Soft Skill” yang diharapkan pengguna lulusan adalah: 1) Kejujuran; 2) Kedisiplinan; 3) Motivasi tinggi; 4) Mampu bekerja dalam tekanan; 5) Kepercayaan diri dan komunikasi; 6) Kepemimpinan dan mudah adaptasi dan bekerjasama.

Kriteria lain dari lulusan Akper dr. Soedono Madiun yang diharapkan oleh pengguna lulusan sesuai prioritas. Urutan prioritas tersebut adalah: 1) Indeks prestasi kumulatif; 2) Kemampuan mengoperasikan komputer dan pelatihan yang diikuti; 3) Pengalaman kerja; 4) Kemampuan berbahasa asing dan kemampuan mengendarai; 5) Jumlah penerimaan penghargaan.

Materi keilmuan yang diharapkan oleh pengguna terhadap lulusan Akper dr. Soedono Madiun sesuai prioritas. Prioritas materi keilmuan yang diharapkan sebagai berikut: 1) Keperawatan kedaruratan; 2) Ilmu Keperawatan Dasar dan Komunikasi terapeutik; 3) Kebutuhan Dasar Manusia; 4) Keperawatan Anak; 5) Keperawatan Medikal Bedah; 6) Keperawatan Komunitas dan Manajemen; 7) Keperawatan Maternitas; 8) Riset/ Metodologi.

Masukan Pelanggan untuk Perbaikan Mutu Lulusan menunjukkan masukan pengguna untuk perbaikan mutu lulusan Akper dr. Soedono Madiun. Sebanyak 27 orang mengusulkan peningkatan ketrampilan tentang tindakan keperawatan; 24 orang mengusulkan peningkatan penanaman sifat caring/ kepedulian; 5 orang mengusulkan peningkatan penguasaan teknologi; 4 orang mengusulkan perbaikan sistem penerimaan mahasiswa baru dan 3 orang masing-masing mengusulkan peningkatan kualitas pengajar dan membangun kerjasama/networking. Kondisi ini dapat memberikan gambaran walaupun secara umum kinerja lulusan akper Dr.Soedono

8

Madiun sudah baik, tetap harus ditingkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan tindakan. Para pelanggan menyadari bahwa sebagai perawat vokasional kecakapan melakukan tindakan adalah elemen utama.

Pembahasan

Pelayanan keperawatan merupakan indikator kritis dari pelayanan kesehatan. Mutu atau kwalitas pelayanan kesehatan dapat diketahui melalui penampilan profesional tenaga kesehatan khususnya perawat, karena tenaga keperawatan merupakan jumlah terbesar (60-70%) dari seluruh tenaga kesehatan. Oleh karena itu institusi pendidikan tinggi keperawatan memiliki peranan sentral menciptakan tenaga yang profesional dan kompeten. Tenaga yang kompeten akan memiliki kinerja yang baik dan sangat diharapkan oleh setiap pengguna lulusan (Vincent, 2001). Hasil penilaian terhadap persepsi kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun akan dibahas secara sequensial sebagai berikut.

Tabel 5.4 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria integritas diri memiliki nilai rata-rata 3,09. Hal ini berarti integritas diri atau etika dan moral lulusan Akper dr. Soedono Madiun baik, tetapi perlu peningkatan etos kerja lulusan agar menjadi lebih baik. Aspek integritas diri yang dicapai para alumni Akper Dr.Soedono ini menunjukkan bahwa mereka masih menjunjung tinggi nilai-nilai moral utama sebagai perawat. Nilai-nilai etika & moral ini merupakan elemen yang sangat mendasar yang menentukan kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan. Sebagaimana dijelaskan Watson (1988) dalam Tomey (2006), interaksi perawat dengan pasien, keluarga yang berlandaskan etik dan nilai-nilai humanistik merupakan inti pelayanan keperawatan.

Perbaikan yang harus dilakukan terhadap aspek integritas diri adalah

etos kerja. Upaya ini ini harus dilakukan melalui implementasi nilai-nilai soft skill dalam proses pembelajaran dengan cara membangkitkan semangat bekerja melalui rasa cinta terhadap profesi dan implementasi nilai-nilai spiritual maupum reward sistem yang baik.

Ramakrishna (2000) menemukan dalam penelitiannya bahwa persepsi dari Alumni dan Employer (pengguna lulusan) khususnya atasan alumni dan pengelola program pelayanan mengenai kompetensi utama dan pengetahuan cenderung sama. Maka untuk survey periodik, peneliti sudah dipandang cukup untuk memusatkan survey penilaian kinerja lulusan kepada kelompok yang paling besar kemungkinannya dalam memberikan tanggapannya. Persepsi dari atasan alumni (kepala ruangan atau yang lain) dalam penelitian ini cukup mewakili dalam melihat kinerja yang utama dari alumni.

Kinerja dari aspek keahlian dalam bidang keilmuan (profesionalisme) sebagai kompetensi utama lulusan D III Keperawatan seperti dijelaskan pada tabel 5.5 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun: nilai rata-rata 2,90. Rata-rata tertinggi sebesar 3,10 untuk kriteria kemampuan beradaptasi dengan lingkungan kerja dan rata-rata terendah sebesar 2,77 untuk kriteria inovasi dalam melaksanakan pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa profesionalisme atau keahlian berdasarkan ilmu keperawatan lulusan Akper dr. Soedono Madiun baik. Kemampuan melakukan inovasi dalam pekerjaan perlu ditingkatkan sehingga hasil kerja akan semakin baik.

Kemampuan profesionalisme merupakan komponen Hard skill yang mutlak harus ada pada diri perawat, sehingga masyarakat akan menaruh rasa percaya dan aman dalam melakukan kontrak sosial untuk memberikan otonomi profesi dalam melakukan tindakan keperawatan “Caring for” (Nurachmah, 2001). Perguruan tinggi mempunyai kewajiban memberikan

9

bekal kompetensi utama dari setiap profesi yang dihasilkan. Menurut Cohen (1996) tugas utama perawat adalah memberikan asuhan keperawatan melalui pendekatan ilmiah proses keperawatan. Seorang perawat vokasional (Diploma III Keperawatan) harus mampu mengkoordinasikan tugas-tugas asuhan, mengelola pelayanan, memberi nasehat, konsultasi dan memberikan kenyaman.

Kurangnya kemampuan inovasi ini dimungkinkan karena orientasi pendidikan dari Akper Dr.Soedono Madiun adalah perawat vokasional yang lebih menekankan pada kemampuan melaksanakan tindakan prosedural. Kondisi ini merupakan masukan penting untuk Akper Soedono untuk berupaya meningkatkan kemampuan inovasi dalam lingkup tugas pokok sebagai perawat vokasional.

Kompetensi selanjutnya yang menjadi subjek penilaian adalah kemampuan dalam penerapan komunikasi teraupetik. Tabel 5.6 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria penerapan komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut: nilai rata-rata 2,87. Rata-rata tertinggi sebesar 3,05 pada kriteria komunikasi formal dengan atasan/ bawahan tim kesehatan lain dan rata terendah sebesar 2,74 pada kriteria kemampuan melakukan pendekatan dengan sentuhan terapeutik. Hal ini berarti penerapan komunikasi terapeutik lulusan Akper dr. Soedono Madiun sudah baik. Kriteria kemampuan berkomunikasi seacara terapeutik perlu lebih dikembangkan guna meningkatkan kemampuan berkomunikasi.

Menurut Peplau (1999) dalam Craven and Hirnle (2000) bahwa komunikasi merupakan jantung dari semua pelayanan keperawatan. Kinerja perawat tentu akan tereksplorasi dari aspek komunikasi mengigat setiap tindakan keperawatan membutuhkan komunikasi karena pasien adalah manusia yang memiliki hati nurani.

Perbaikan mendasar dari aspek kinerja komunikasi adalah kemampuan implementasi komunikasi langsung pada pasien yang merupakan inti dari Caring. Kemampuan komunikasi akan meletakan respon persepsi yang positif maupun negatif dari kinerja perawat. Penerapan komunikasi hakekatnya adalah implementasi spirit Caring sebagai ruh keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan melalui kata-kata lemah lembut, sentuhan, emphati, peduli, mendengarkan, memberikan harapan dan selalu ada disamping pasien (Cohen, 1996).

Mengacu pada pendapat tadi Akper Soedono Madiun harus membenahi mata kuliah komunikasi teraupetik melalui praktik langsung pada pasien bagaimana mendengarkan, memberikan sentuhan, mengklarifikasi dll.

Tabel 5.7 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria kepemimpinan nilai rata-rata adalah 2,88. Rata-rata tertinggi pada kriteria mengatur dan menjalankan tugas pokoknya dan rata-rata terendah pada kemampuan sebagai motivator dalam linkungan kerja. Hal ini berarti kepemimpinan lulusan Akper dr. Soedono Madiun rata-rata baik.

Diploma III Keperawatan menghasilkan tenaga keperawatan vokasional sebagai ahli madya keperawatan. Dalam hierarki manajemen perawat vokasional sebagai pelaksana keperawatan menempati lini pertama yang menjalankan tugas-tugas teknis pelayanan. Kemampuan manajerial yang dituntut adalah mengorganisir dan menjalankan tugas pokok (Swansburg, 2000). Hasil penelitian ini menunjukkan para alumni telah menjalankan kinerja dari aspek leadership diri yang baik, kemampuan ini akan makin meningkat seiring kenaikan kedudukan dan jabatan yang dia emban. Sebagian besar lulusan yang dievaluasi memiliki masa kerja yang masih singkat (2006 – 2010).

10

Kemampuan sebagai motivator merupakan komponen soft skills yang harus dibekalkan semasa proses pembelajaran.

Tabel 5.8 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun untuk kriteria penguasaan teknologi dan teknologi informasi nilai rata-rata 2,83 Hal ini berarti penguasaan teknologi dan teknologi informasi lulusan Akper dr. Soedono Madiun rata-rata baik, meskipun beberapa lulusan masih kurang menguasai teknologi dan teknologi informasi.

Tidak dapat dipungkiri kemujuan IPTEK telah merambah seluruh aspek kehidupan termasuk didalamnya adalah pelayanan kesehatan. Kemajuan teknologi informasi menyebabkan beberapa tugas keparawatan saat ini semakin terbantu seperti merekam EKG, observasi tanda-tanda vital dijalankan program komputer. Kemajuan IPTEK dibidang kesehatan khususnya di Indonesia ini lebih sering diakomodir dunia industri dibandingkan dunia pendidikan oleh karenanya sering timbul gap yang menonjol pada aspek TI ini. Oleh karena itu pembelajaran setting laboratorium keperawatan harus updating sesuai dengan kondisi dunia industri.

Menurut Vincent (2001) fenomena menarik dari lulusan Perguruan Tinggi di Indonesia adalah ketidakmapuan lulusan untuk cepat beradaptasi dengan kebutuhan dunia industri modern. Perubahan dunia industri barang dan jasa diera modern adalah perkembangan teknologi canggih yang pesat namun tidak diimbangai kemampuan adaptasi yang cepat dari alumni terhadap perubahan tersebut. Faktor lain yang berperan atas ketertinggal penguasaan teknologi ini adalah pola asuh pengelolaan perguruan tingggi yang masih mengacu pada sistem konvensional, baik dalam kurikulum, materi, metode maupun fasilitas.

Keberadaan alat-alat laboratorium skill Akper Dr.Soedono Madiun umum

diupayakan menyesuaikan dengan perkembangan dilahan praktek namun optimalisasi penggunaannya masih terbatas karena minimanya jumlah tenaga serta rasio antara alat dengan jumlah mahasiswa kurang berimbang. Kondisi ini tentu menyebabkan pencapaian skills tindakan keperawatan belum optimal.

Kinerja lulusan akper Dr.Soedono Madiun dari aspek kerjasama tim seperti ditampilkan dalam tabel 5.9 menunjukkan bahwa nilai rata-rata 2,98. Rata-rata tertinggi pada kemampuan bersosialisasi di lingkungan kerja dan rata-rata terendah pada kriteria kemampuan menerima kritik dan saran. Hal ini berarti kemampuan lulusan Akper dr. Soedono Madiun dalam bekerjasama secara tim rata-rata baik.

Metode asuhan keperawatan yang diterapkan di institusi pelayanan kesehatan di wilayah kabupaten dan kota Madiun masih bersifat fungsional. Metode ini menyebabkan pelayanan keperawatan menjadi terfragmentasi. Nilai-nilai kerjasama dalam tim yang telah diajarkan di kampus menjadi kurang bermakna. Kondisi ini ditunjukkan kriteria kemampuan menerima kritik dan saran yang rendah.

Penelitian kualitatif dari Ponte at. All (2007) mengidentifikasi tema ciri profesi keperawatan yang kuat adalah kemampuan perawat untuk menjalin dan menghargai kerjasama secara efektif dengan sejawat maupun profesi dari disiplin ilmu lain. Ciri ini akan diperoleh apabila implementasi model pelaksanaan tugas dilaksanakan secara tim (modular) maupun keperawatan primer.

Kriteria kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun yang memiliki skor terendah adalah pengembangan diri, dengan nilai rata-rata 2,61 lihat tabel 5.10. Rata-rata tertinggi pada kriteria motivasi mempelajari hal baru untuk kemajuan institusi dan kemajuan diri dan rata-rata terendah pada kriteria partisipasi dalam kegiatan ilmiah. Hal ini berarti kemampuan lulusan Akper dr.

11

Soedono Madiun dalam pengembangan diri cukup.

Kelemahan ini harus segera dibenahi mengingat dunia kerja membutuhkan kemampuan SDM yang responsif terhadap perubahan untuk memecahkan masalah. Kemampuan ini tercapai apabila seorang pekerja secara terus menerus melakukan pengembangan diri melalui proses belajar formal, non formal, kemampuan berorganisasi dan penguasaan teknologi (Robins, 2001). Pengembangan diri dalam masa studi dapat ditumbuhkembangkan melalui penciptaan atmosfere ilmiah dalam proses pembelajaran.

Secara keseluruhan kualitas kerja dari alumni Akper Dr.Soedono Madiun pada kategori baik. Tabel 5.11 menunjukkan nilai kinerja lulusan Akper dr. Soedono Madiun nilai rata-rata 2,95; median 3,00; modus 3,00; nilai minimal 2,00 dan nilai maksimal 4,00. Kondisi ini bukan menjadi sesuatu yang harus dibanggakan tetapi harus menjadi cambuk perbaikan. Mengingat subjek yang diteliti hanya di wilayah kabupaten dan kota Madiun saja, dimana kompleksitas manajemen layanan dan adopsi kemajuan teknologi kedokteran dan kesehatan masih sangat minimal. Dan tidak satupun kinerja lulusan mencapai taraf level yang sangat baik.

Elemen yang harus dilakukan perbaikan oleh Akper Dr.Soedono Madiun dapat mengacu dari hasil penelitian Kemenade and Garre (2000) mengidentifikasi 8 kriteria yang dibutuhkan lulusan untuk bisa memenuhi dunia kerja diera globalisasi. Kriteria tersebut adalah 1) Memiliki visi berorientasi pada pelanggan, 2) Memiliki pengetahuan praktis dan aplikasi alat-alat berbasis teknologi dan penguasaan total quality management, 3) Mampu membuat keputusan berdasarkan fakta, 4) Memiliki pemahaman bahwa bekerja adalah sebuah proses dinamis, 5) Bekerja yang berorientasi pada kelompok, 6) Memiliki komitmen untuk peningkatan dan

pengembangan diri secara terus menerus, 7) Pembelajaran aktif (active learning), dan 8) Memiliki perspektif sistem.

Berdasarkan tabel 5.12 bahwa faktor soft skill yang dipertimbangkan dalam kriteria rekruitmen pegawai, kejujuran menempati peringkat pertama. Nilai kejujuran masih ditempatkan pada skala prioritas karena saat ini terjadi berbagai dekadensi moral dikalangan generasi penerus yang berdampak sangat fatal pada budaya dan norma-norma sosial yang ada di masyarakat. Prisnsip kejujuran dalam ilmu keperawatan merupakan bagian inti dari prinsip Caring, yang akan sangat menentukan citra seorang perawat dimata klien dan masyarakat. Hubungan terapeutik harus dibangun dengan kejujuran, melaksanakan tindakan dalam upara care dan cure harus dilandasi dengan kejujuran (de Wits, 2005).

Menurut Nurachmah (2001) Pasien, keluarga atau masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan kesehatan termasuk pelayanan keperawatan membangun rasa percaya karena kejujuran yang ditampilkan oleh tenaga kesehatan. Saat ini pelanggan semakin menyadari hak-haknya sehingga keluhan, ketidak jujuran tenaga, harapan, laporan bahkan tuntutan ke pengadilan menjadi suatu bagian upaya mempertahankan hak-haknya. Perguruan Tinggi keperawatan harus dari awal menanamkan konsep kejujuran dalam bekerja dan interaksi dengan pelanggan atau profesi lain karena akan membentuk citra atau Brand Image perawat.

Kemampuan kepemimpinan ditempatkan pada prioritas yang rendah kondisi ini dimungkinkan employer menyadari bahwa alumni pendidikan D III keperawatan adalah tenaga vokasional dalam tataran manajemen berperan pada level eksekutor atau tenaga teknis.

Tema-tema masukan yang disampaikan pengguna (employer) dapat diklasifikasi dalam 3 hal utama yaitu 1)

12

Perbaikan pada tujuan utama pendidikan, dan 2) Perbaikan terhadap manajemen kependidikan. Perbaikan pada tujuan utama bahwa pendidikan Diploma keperawatan harus mengahasilkan tenaga keperawatan yang memiliki skills yang handal dalam tindakan keperawatan, soft skills dalam melakukan pelayanan yang merupakan sifat hakiki keperawatan dalam memberikan pelayanan yaitu Caring (Sopan, santun, ramah, disiplin, memiliki etos kerja, berjiwa sosial, peduli dll). Perbaikan dalam manajemen pendidikan mengacu pada teori sistem dari aspek Input – Proses – Output dan Outcome. Aspek input perbaikan harus dilakukan pada Sistem penerimaan mahasiswa baru yang berkwalitas yang tidak hanya mengedepankan kemampuan kognitif tetapi juga aspek soft skills yang terbukti memberikan keberhasilan didalam dunia kerja. Aspek proses yang harus diperbaiki adalah sistem pembelajaran yang mengoptimalisikan pembelajaran laboratorium dan praktek, serta penguasaan teknologi terbaru. Serta perbaikan SDM Dosen, tenaga laoboran serta tenaga kependidikan yang berkwalitas.

Perbaikan dari aspek output bahwa Akper Dr.Soedono Madiun harus melakukan evaluasi yang sistematik terhadap kualitas lulusan dan melihat langsung kinerja lulusan dan membangung jejaring dengan lahan untuk meningkatkan penyerapan lulusan.

Masukan-masukan tersebut menunjukkan bahwa dunia kerja mengharapkan tenaga vokasional lulusan siap pakai sehingga mengurangi beban dalam proses adaptasi dengan dunia kerja. Hasil ini sejalan penelitian Juhdi et al (2007) yang menyimpulkan bahwa pengguna lulusan lebih menyukai calon karyawan dengan kemampuan yang “siap pakai” karena akan mengurangi biaya pendidikan dan pengembangan.

Penelitian sejenis yang dilakukan James Madison University (JMU) menunjukkan hasil masukan-masukan yang diperoleh dari employer terhadap perbaikan kwalitas lulusan perawat meliputi 5 atribut; 1) Kemampuan mendefinisikan dan memecahkan masalah, 2) Menjadi pendengar yang efektif, 3) Kemampuan teknical (Mastery craft) yang baik, 4) Berbicara yang efektif serta 5) Kemampuan berkomunikasi efektif dengan pasien, keluarga dan profesi lain.

Simpulan

Persepsi pengguna terhadap kinerja lulusan Akper Dr.Soedono Madiun didapat kan berkinerja baik dann nilai soft skil yang diharapkan dari lulusan berdasarkan prioritas adalah sebagai berikut; 1) Kejujuran, 2) Kedisiplinan, 3) Motivasi kerja yang tinggi, 4) Mampu bekerja dalam tekanan, 5) Kepercayaan diri, 6) Mudah beradaptasi dan 7) Kepemimpinan.

Kriteria yang dipertimbangkan oleh pengguna dalam menerima calon karyawan (pelaksana keperawatan) berdasarkan prioritas adalah 1) Indeks Prestasi Kumulatif, 2) Pengalaman kerja 3) Jumlah pelatihan yang diikuti, 4) Kemampuan mengoperasikan komputer dan penggunaan alat berbasis teknologi, 5) Kemampuan menggunakan bahasa asing, 6) Kemampuan mengendarai mobil dan 7) Jumlah penghargaan yang diterima.

Mata Kuliah / kajian keilmuan yang perlu dilakukan peningkatan berdasarkan prioritas adalah 1) Kegawat Daruratan, 2) Komunikasi teraupetik, 3) Keperawatan Dasar, 4) Kebutuhan Dasar Manusia, 5) Keperawatan Anak, 6) Keperawatan Medikal Bedah, 7) Manajemen

13

Harapan pelanggan terhadap perbaikan kualitas lulusan Akper Dr.Soedono Madiun meliputi 3 hal utama yaitu 1) Perbaikan pada tujuan utama pendidikan, dan 2) Perbaikan terhadap manajemen kependidikan.

Saran

Memperhatikan fakta-fakta yang diperoleh dari penelitian ini maka langkah perbaikan yang perlu dilakukan meliputi perbaikan tecnical skill dari para lulusan, penanaman atribut-atribut soft skill dalam pembelajaran maupun dalam lingkungan kampus, perbaikan manajemen kependidikan perbaikan secara sistematis dari input – proses – output dan outcome peserta didik. Induk organisasi seharusnya memfasilitasi pengembangan institusi ini melalui penambahan jumlah tenaga dosen dan kependidikan yang sangat jauh dari ideal, pengembangan manajemen kependidikan dan bantuan penyediaan alat-alat kesehatan yang berbasis Teknologi Modern serta program-program up todate yang diprogramkan pemerintah.

Daftar Pustaka Arikunto, S. 2006. Prosedur

penelitian suatu pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Basford, Lyn & Slevin, Oliver. (2006). Theory And Practice of Nursing : An Integrated Approach to Patien Care, Edinburg : Champion Press Limmited (diterjemahkan oleh Agung Waluyo, dkk, Editor Monica Ester, Jakata : EGC).

Brockopp, D.Y. & Marie, T.H.T. 1995. Fundamental of nursing research (Dasar-dasar riset keperawatan). Boston: Jones & Barlett Publishers.

Burns, N., & Grove, K.T. (1999). Understanding nursing research, (2 nd ed), Philadelphia: WB Saunders Company.

Cohen, Elainet, (1996). Nurse Case Management in the 21st Century, St. Louis : Mosby Companny.

Davidoff, Linda. (1988). Psikologi Suatu Pengantar, Jilid 1, Surabaya : Erlangga.

Depkes RI, (2005). Visi Pembangunan Kesehatan “Indonesia Sehat 2010”, http://www.depkes.go.id/publikasi, didapat 30 September 2007.

Depkes RI, (2003). Perjalanan Menuju Indonesia Sehat 2010, http://www.depkes.go.id/publikasi, didapat 30 September 2007.

DeWit, Susan.C, (2005). Fundamental Concepts And Skills For Nursing, second edition, Philadelphia : Elsevier Inc.

Djarwanto. 2001. Mengenal beberapa uji statistik dalam penelitian. Yogyakarta: Liberty.

Guyton A.C, & Hall, L.E., (2003). Buku Ajarar Fisiologi Kedokteran, Edisi 9, Jakarta : EGC.

Hamid, Achir Yani, dkk, (2002). Praktik Keperawatan Ilmiah, Departemen Pendidikan Nasional Dewan Pendidikan Tinggi Komisis Disiplin Ilmu Kesehatan.

-------------- (2006). Keperawatan Jiwa Pada Penanganan Dampak Psikososial Akibat Bencana: Pidato Pengukuhan Guru Besar Tetap dalam Ilmu Keperawatan Jiwa pada

14

Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta 16 Desember 2006.

Hastono, S.P. (2007). Basic data analysis for health research. Depok: FKM-UI.

Henderson, Amanda et.al (2007). 'Caring for' behaviours that indicate to patients that nurses 'care about' them. Journal of Advenced Nursing. Vol.60.Ed 2. oct.2007. http://proquest.umi.com/pqdweb?did=1339911021&sid=3&Fmt=2&clientId=45625&RQT=309&VName=PQD didapat 10 Maret 2008.

James Madison University Employer Survey (2006), “Research Notes, Office of Institutional Research” Vol.19, Numner 4, January.

Juhdi Nurita et.all (2007) “A Study on Employability Skills of University Graduates.” The Business Wallpaper, Vo.2 Issue 1

Kartono, Kartini. (1996). Psikologi Umum, Bandung : Mandar Maju

Nurachmah Elly, (2001) Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit, Makalah pada seminar keperawatan di RS Islam Cempaka Putih Jakarta, 2 Juni 2001.Tidak dipublikasikan.

Nursalam, (2006). Profesionalisme Keperawatan di Indonesia Harapan, Tantangan dan Peluang bagi Perawat Untuk Bekerja. Orasi ilmiah pada Wisuda Akper Dr.Soedono Madiun tanggal 6 September 2006, tidak dipublikasikan.

------------, (2002). Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam

Keperatan Profesional, Jakarta; Salemba Medika.

Poerwodarminto, (1995). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Polit, D.F., Beck, C.T., & Hungler, B.P. (2001). Essential of nursing research: Methods, appraisal and utilization. St. Louis : Mosby Year Book Inc.

Potter , P.A & Perry, A.G (1997), Fundamental of Nursing; Concept, Process and Practice.St.Louis: Mosby Year Book.diterjemahkan oleh Asih Yasmin, dkk; diterbitkan di Jakarta; Penerbit Buku Kedokteran EGC).

Ponte, eid ,Pat et all (2007) The Power of Professional Nursing Practice – An Essential Element of Patient and Family Centered Care : The Online Journal of Issues in Nursing. Vol.12No.1, Manusscript 3. Available: www.nursing.org./ojin/ topic/32/tpc32_3.htm/ didapat 25 Pebruari 2007.

Ramakrishna, H.V. (2000) Assesing Critical IS knowledge and skills requirements for MBAs: How similiar are different respondent groups? Journal of Computer Information System 40 (3): 32-37.

Rheis, Penny J. (2005) Patient Perception of Quality of Nursing Care as Evidenced by Nurse Caring Behavior : _ HYPERLINK "http://proquest.umi.com/pqdweb?did=920931841 &sid=14&Fmt=2&clientId=45625&RQT=309&VName=PQD"__http://proquest.umi.com/pqdweb?did=920931841&sid=14&Fmt=2&clientId=45625&R

15

QT=309&VName=PQD_ , diakses 20 Juni 2008.

Robbins, S.P, (2001). Perilaku Organisasi; konsep, kontroversi dan aplikasi, Edisi ke 10: Jakarta. PT. Prehalindo.

Suryawati, C., Dharminto, Shaluhiyah, Z., (2006). Penyusunan Indikator Kepuasan Pasien Rawat Inap Rumah Sakit di Provinsi Jawa Tengah, Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan, Vol09/No.04/2006. hal. 177-184.

Suyadi Prawirosentono, (2004) Manajemen Mutu Terpadu, Jakarta, Penerbit Bumi Aksara.

Suryosubroto (2005) Tatalaksana Kurikulum, Penerbit Rineka Cipta

Swansburg, R.C.(2000) Introductory Management and Leadership for Clinical Nurses (Diterjemahkan oleh : S.Samba & Staf Pengajar Akper Depkes Bandung) Boston : Jones and Barlett Publishers.

Tilaar, A.R, (2002) Membedah Pendidikan Nasional, Jakarta, Penerbit Rinekacipta

-------- (2004) Paradigma Baru Pendidikan Nasional, Jakarta, Penerbit Rinekacipta

-------- (2004) Manajemen Pendidikan Nasional, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdhakarya

Tomey M.A, Alligood, R.M, (2006). Nursing theorists and their work.Sixth Edition. St.Louis : Mosby Elsevier.

Vincent Diane Hagan, (2001) Employer Satisfaction with ICT Graduates, Monash University.

Widayatun, T.R. (1999). Ilmu Perilaku. Jakarta : CV. Sagung Seto.

Walgito, Bimo (2003). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta; Gajahmada Press.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1192/Menkes/Per/X/2004 Tentang Pendirian Pendidikan Diploma Bidang Kesehatan, Jakarta.