16
PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR FORENSIK, KEAHLIAN AUDITOR INVESTIGATIF, PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA DALAM PENGUNGKAPAN KORUPSI Disusun sebagai satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Oleh: APRILIA MILASARI B200140337 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

  • Upload
    dinhnhi

  • View
    254

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR

FORENSIK, KEAHLIAN AUDITOR INVESTIGATIF,

PROFESIONALISME DAN PENGALAMAN KERJA DALAM

PENGUNGKAPAN KORUPSI

Disusun sebagai satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Oleh:

APRILIA MILASARI

B200140337

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2018

Page 2: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

i

Page 3: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

ii

Page 4: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

iii

Page 5: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

1

PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR FORENSIK,

KEAHLIAN AUDITOR INVESTIGATIF, PROFESIONALISME DAN

PENGALAMAN KERJA DALAM PENGUNGKAPAN KORUPSI

Abstraksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis persepsi auditor terhadap keahlian

auditor forensik, keahlian auditor investigatif, profsionalisme dan pengalaman

kerja dalam pengungkapan korupsi. Penelitian ini dilakukan pada kantor

inspektorat kota Surakarta, inspektorat kabupaten Karanganyar dan inspektorat

kabupaten Boyolali. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian

ini adalah convenience sampling dengan jumlah sampel sebanyak 46 responden.

Analisis data menggunakan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa keahlian auditor forensik dan keahlian auditor investigatif berpengaruh

terhadap pengungkapan korupsi, sedangkan profesionalisme dan pengalaman

kerja tidak berpengaruh terhadap pengungkapan korupsi.

Kata kunci : pengungkapan korupsi, keahlian auditor forensik, keahlian auditor

investigatif, profesionalisme, pengalaman kerja.

Abstract

The purpose of this research is to analyze the perceptions of the auditors on the

auditor forensic’s skill, investigative auditor expertise, professionalism and

woeking experience on the disclosure of corrueption. This research was conducted

at the office of the Inspectorate Surakarta, inspectorate Karanganyar Regency and

inspectorate Boyolali Regency. The technique of determination of the sample used

in this research is convenience sampling with the total sample as much of the 46

respondents. Data analysis using multiple linear regression. The results showed

that the expertise of forensic auditors and auditor investigative expertise to

disclosure of corruption, while the professionalism and work experience have no

effect on the disclosure of corruption.

Keywords : disclosure of corruption, forensic auditor expertise, investigative

auditor expertise, professionalism, work experience

1. PENDAHULUAN

The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) mengklasifikasikan

kecurangan (fraud) dalam bentuk fraud tree yaitu sistem klasifikasi mengenai hal-

hal yang ditimbulkan oleh kecurangan, yang terbagi dalam 3 (tiga) jenis atau

tipologi berdasarkan perbuatan yaitu penyimpangan atas asset (asset

misappropriation), pernyataan palsu atau salah pernyataan (fraudulent statement)

Page 6: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

2

dan korupsi (corruption). Fraud adalah sebuah masalah yang semakin

berkembang dewasa ini. Pelaku-pelaku yang melakukan fraud pun saat ini tidak

hanya terbatas pada golongan atas, namun sudah banyak yang menyentuh lapisan

bawah. Hal ini tentu menjadi salah satu yang perlu kita waspadai dan peduli

terhadap sekeliling tempat kita bekerja.

Kasus mengenai kecurangan (fraud) sudah banyak terjadi di indonesia menurut

hasil survey fraud yang dilakukan oleh Association of Fraud Examiners (ACFE)

Indonesia yang bekerjasama dengan Pusat Penelitian dan Pencegahan Kejahatan

Kerak Putih (P3K2P), korupsi merupakan kasus fraud yang paling banyak terjadi

di Indonesia. Korupsi terjadi dalam 67% kasus di dalam survey tersebut, diikuti

oleh pemindahan aset sebanyak 31% dan kecurangan laporan keuanan sebanyak

2%. Jumlah kerugian yang disebabkan oleh korupsi dapat mencapai hingga 10

milyar rupiah sedangkan oleh pemindahan aset mencapai lebih besar lagi dari

angka tersebut. Korupsi dianggap sebagai bentuk fraud yang paling merusak

dikarenakan jumlah kasusnya yang paling banyak di indonesia. (Survei Fraud

Indonesia, 2016)

Perkembangan ilmu akuntansi telah memasuki wilayah investigasi dan forensik

untuk mendeteksi kecurangan. Permasalahan dan solusi mengenai kecurangan

biasanya dipandang dari sudut ekonomi, sosiologi, budaya, sistem pemerintahan

maupun segi hukum. Namun pada segi akuntansi, masih jarang terlihat kontribusi

nyata dari akuntan dalam melawan kecurangan (fraud). Dalam hal ini para

akuntan dituntut untuk memiliki kemampuan yang lebih dalam bidang akuntansi

yang didukung oleh pengetahuan luas di bidang ekonomi, keuangan, perbankan,

perpajakan, bisnis, teknologi informasi, dan tentunya pengetahuan di bidang

hukum. (Rika, 2016).

Fraud atau kecurangan adalah objek utama dari akuntansi forensik dan

dibuktikan dalam audit investigatif. Akuntansi forensik adalah penerapan disiplin

ilmu akuntansi dalam arti luas, termasuk auditing, pada masalah hukum untuk

penyelesaian hukum di dalam atau di luar pengadilan, di sektor publik maupun

privat. Pada awalnya akuntansi forensik merupakan perpaduan yang sederhana

antara akuntansi dan hukum, tetapi pada kasus yang lebih rumit ada tambahan

Page 7: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

3

ilmu yang terkandung dalam akuntansi forensik yaitu ilmu audit. (Tuanakotta,

2014). Audit forensik lebih menekankan proses pencarian bukti serta penilaian

kesesuaian bukti atau temuan audit tersebut dengan ukuran pembuktian yang

dibutuhkan untuk proses persidangan. Audit forensik merupakan perluasan dari

penerapan prosedur audit standar ke arah pengumpulan bukti untuk kebutuhan

persidangan di pengadilan. Dalam membuktikan apakah seseorang melakukan

kecurangan (fraud) harus didukung oleh alat-alat bukti yang kuat, sedangkan

untuk memperoleh alat bukti yang kuat diperlukan metode yang tepat dan relevan

salah satu metode yang digunakan yaitu jasa auditor forensik (Hakim, 2014).

Dalam hal ini keahlian auditor forensik sangat dibutuhkan.

Masalah yang dihadapi indonesia saat ini adalah kecurangan yang berupa

korupsi. Tidak mudah dalam menyelesaikan kasus-kasus tersebut karena harus

melalui prosedur yang tepat untuk memperoleh bukti yang kuat. Audit investigatif

merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengungkap kecurangan yang

terjadi karena audit investigatif ini dilakukan oleh seorang ahli akuntansi dan audit

dalam pengungkapan kecurangan tersebut. (Ni Wayan, 2016). Audit investigatif

merupakan upaya pembuktian, umumnya pembuktian ini berakhir di pengadilan

dan ketentuan hukum acara yang berlaku dengan menerapkan beberapa teknik.

Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

pelaksanaan audit investigatif, auditor harus memiliki kemampuan untuk

membuktikan adanya kecurangan yang mungkin terjadi dan belum terdeteksi oleh

berbagai pihak. prosedur dan teknik dalam proses penyelidikan harus sesuai

dengan ketentuan dan standar yang berlaku.

Hal ini menuntut setiap auditor harus memiliki sikap profesionalisme dalam

melakukan tugasnya. Hal ini berarti auditor dituntut untuk memiliki keterampilan

umum yang dimiliki auditor pada umumnya dan merencanakan serta

melaksanakan pekerjaan menggunakan keterampilan dan kemahiran

profesionalnya dengan cermat dan seksama. Penggunaan kemahiran profesional

dengan cermat dan seksama, memungkinkan auditor untuk memperoleh

keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material, baik

Page 8: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

4

yang disebabkan oleh kekeliruan maupun kecurangan. (Marcellina dan Sugeng,

2009).

Pengalaman audit ditunjukkan dengan jam terbang auditor dalam melakukan

prosedur audit terkait dengan pemberian opini atas laporan auditnya. Auditor yang

telah memiliki banyak pengalaman tidak hanya akan memiliki kemampuan untuk

menemukan kekeliruan (error) atau kecurangan (fraud) yang tidak lazim yang

terdapat dalam laporan keuangan tetapi juga auditor tersebut dapat memberikan

penjelasan yang lebih akurat terhadap temuannya tersebut dibandingkan dengan

auditor yang sedikit pengalamannya (Ansah dan Kushasyandita, 2014).

Penelitian ini merupakan kombinasi dari penelitian Isam Ahmad Fauzan,

Pupung Purnamasari dan Hendra Gunawan (2015), Sastiana dan Sumarlin (2016)

dan Ni Wayan Puspita dan I Wayan Ramatha (2016) yang mana penelitian ini

menguji kembali pengaruh audit forensik dan audit investigatif terhadap

kecurangan atau korupsi dimana penelitian ini menambahkan variabel

profesionalisme dan pengalaman kerja.

Perbedaan selanjutnya, peneliti menggunakan objek penelitian yang berbeda

yaitu kantor Inspektorat sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan objek

kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Berdasarkan

latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian mengenai persepsi auditor atas pengaruh keahlian auditor

forensik, keahlian auditor investigatiatif, profesionalisme dan pengalaman kerja

dalam pengungkapan korupsi.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai di kantor Inspektorat,

sedangkan sampel penelitian ini adalah auditor pemerintah dan Aparat

Pengawasan Internal Pemerintah (APIP) yang bekerja di kantor Inspektorat Kota

Surakarta, Inspektorat Kabupaten Boyolali dan Inspektorat Kabupaten

Karanganyar. Metode pengambilan sampling dilakukan secara non probability

Page 9: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

5

sampling dengan teknik convenience sampling (pemilihan sampel berdasarkan

kemudahan).

2.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

2.2.1 Variabel Dependen

2.2.1.1 Pengungkapan Korupsi

Pengungkapan korupsi yaitu tindakan untuk menunjukkan, membuktikan,

menyikap tentang penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan

dsb) untuk keuntungan pribadi atau orang lain. Variabel ini diukur menggunakkan

skala likert mulai poin 1 yang menyatakan tidak setuju sampai dengan poin 5

yang menyatakkan sangat setuju. Variabel pengungkapan korupsi diukur dengan 9

item pertanyaan.

2.2.2 Variabel Independen

2.2.2.1 Keahlian Auditor Forensik

Keahlian auditor forensik datang dari kemampuanya dalam bidang

akuntansi dan audit, pajak, operasi bisnis, manajemen, pengendalian intern,

hubungan interpersonal dan komunikasi. Sehingga keahlian merupakan dasar

yang positif dimiliki seorang auditor forensic untuk mendukung penugasanya

dalam pengungkapan korupsi. Variabel ini diukur menggunakkan skala likert

mulai poin 1 yang menyatakan tidak setuju sampai dengan poin 5 yang

menyatakkan sangat setuju. Variabel keahlian auditor forensik diukur dengan 9

item pertanyaan.

2.2.2.2 Keahlian Auditor Investigatif

Keahlian auditor investigatif adalah keahlian untuk mencari, menemukan

dan mengumpulkan bukti secara sistematis yang bertujuan untuk mengungkapkan

kecurangan atau korupsi Variabel ini diukur menggunakkan skala likert mulai

poin 1 yang menyatakan tidak setuju sampai dengan poin 5 yang menyatakkan

sangat setuju. Variabel keahlian auditor investigatif diukur dengan 21 item

pertanyaan.

Page 10: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

6

2.2.2.3 Profesionalisme

Profesionalisme merupakan elemen dari motivasi yang memberikan

sumbangan pada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi.

Profesionalisme sangat penting bagi auditor unuk menjalankan tugasnya. Variabel

ini diukur menggunakkan skala likert mulai poin 1 yang menyatakan tidak setuju

sampai dengan poin 5 yang menyatakkan sangat setuju. Variabel profesionalisme

diukur dengan 6 item pertanyaan.

2.2.2.4 Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja adalah pengalaman auditor dalam melakukan audit yang

dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan banyaknya tugas

pemeriksaan yang telah dilakukan. Variabel ini diukur menggunakkan skala likert

mulai poin 1 yang menyatakan tidak setuju sampai dengan poin 5 yang

menyatakkan sangat setuju. Variabel pengalaman kerja diukur dengan 6 item

pertanyaan.

2.3 Metode Analisis Data

Penelitian menggunakan metode analisis regresi linear berganda yang

bertujuan untuk menguji hubungan variabel independen terhadap variabel

dependen. Model regresi berganda dalam penelitian ini dinyatakan sebagai berikut

:

KOR = α + β1KF + β2KL+ β3PA+ β4PK + е

Dimana :

KOR = Pengungkapan Korupsi

α = Konstanta

β1, β2, β3, β4 = Koefisien regresi

KF = Keahlian Auditor Forensik

KL = Keahlian Auditor Investigatif

PA = Profesionalisme

PK = Pengalaman Kerja

е = Variabel Residual (tingkat kesalahan)

Page 11: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

7

3. HASIL DAN PEMBAHSAN

3.1 Uji Regresi Linear Berganda

Tabel 1

Uji Regresi Linear Berganda

B T Sig (p-value)

Constant -1,214 -0,546 0,588

Keahlian Auditor Forensik

(KF)

-0,192 -2,150 0,037

Keahlian Auditor Investigatif

(KL)

0,448 7,355 0,000

Profesionalisme (PA) -0,030 -0,421 0,676

Pengalaman Kerja (PK) 0,112 1,114 0,272

Sumber : Data primer 2017, diolah

KOR = -1,214 – 0,192KF + 0,448KL – 0,030PA + 0,112PK + e

Interpretasi dari masing-masing koefisien variabel adalah sebagai berikut :

1) Nilai konstanta -1,214 menunjukkan bahwa keahlian auditor forensik,

keahlian auditor investigatif, profesionalisme dan pengalaman kerja

nilainya 0 maka pengungkapan korupsi akan turun sebesar 1,214

2) Koefisien regresi pada variabel keahlian auditor forensik menunjukkan

sebesar 0,192 dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap

peningkatan tingkat keahlian auditor forensik maka pengungkapan korupsi

akan menurun sebesar 0,192 dengan asumsi variabel yang lain konstan

3) Koefisien regresi pada variabel keahlian auditor investigatif menunjukkan

sebesar 0,448 dengan nilai positif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan

tingkat keahlian auditor investigatif maka pengungkapan korupsi akan

meningkat sebesar 0,448 dengan asumsi variabel yang lain konstan

4) Koefisien regresi pada variabel profesionalisme menunjukkan sebesar

0,030 dengan nilai negatif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan

tingkat profesionalisme maka pengungkapan korupsi akan menurun

sebesar 0,030 dengan asumsi variabel yang lain konstan

Page 12: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

8

5) Koefisien regresi pada variabel pengalaman kerja menunjukkan sebesar

0,112 dengan nilai positif. Hal ini berarti bahwa setiap peningkatan tingkat

pengalaman kerja maka pengungkapan korupsi akan meningkat sebesar

0,112 dengan asumsi variabel yang lain konstan.

3.2 Pembahasan

1) Variabel keahlian auditor forensik diketahui nilai (-2,150) lebih

besar daripada (2,019) dan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,037 <

α = 0,05 , maka diterima artinya keahlian auditor forensik berpengaruh

terhadap pengungkapan korupsi.

2) Variabel keahlian auditor investigatif diketahui nilai (7,355) lebih

besar daripada (2,019) dan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,000 <

α = 0,05 , maka diterima artinya keahlian auditor investigatif

berpengaruh terhadap pengungkapan korupsi.

3) Variabel profesionalisme diketahui nilai (-0,421) lebih kecil

daripada (2,019) dan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,676 > α =

0,05 , maka ditolak artinya profesionalisme tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan korupsi.

4) Variabel pengalaman kerja diketahui nilai (1,114) lebih kecil

daripada (2,019) dan dapat dilihat dari nilai signifikansi 0,272 > α =

0,05 , maka ditolak artinya pengalaman kerja tidak berpengaruh terhadap

pengungkapan korupsi.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa keahlian auditor

forensik dan keahlian auditor investigatif berpengaruh terhadap pengungkapan

korupsi, sedangkan profesionalisme dan pengalaman kerja tidak berpengaruh

terhadap pengungkapan korupsi.

Page 13: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

9

4.2 Keterbatasan

Penelitian ini mempunyai beberapa keterbatasan, namun diharapkan

keterbatasan ini tidak mengurangi manfaat yang ingin dicapai. Beberapa

keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Penelitian ini tidak mencakup keseluruhan kantor inspektorat di Eks

Karisidenan Surakarta sehingga hasil penelitian terbatas generalisasinya.

2) Terdapat variabel independen lain yang belum mampu dijelaskan sebesar

11,5% terhadap variabel pengungkapan korupsi, sehingga masih ada

kemungkinan variabel lain yang dapat mempengaruhi pengungkapan korupsi.

3) Data penelitian ini dihasilkan dari instrumen yang didasarkan pada kuesioner

responden, sehingga besar kemungkinan adanya kelemahan yang ditemui

seperti adanya pertanyaan kuesioner yang kurang dipahami oleh responden.

4.3 Saran

Berdasarkan simpulan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka dapat

dijadikan sebagai acuan untuk memberikan saran guna meningkatkan kualitas

penelitian selanjutnya. Adapun saran yang penulis ajukan adalah :

1) Bagi penelitian berikutnya, diharapkan memperluas sampel serta menambah

cakupan penelitian.

2) Peneliti selanjutnya yang tertarik dengan topik serupa, sebaiknya menambah

variabel lain diluar penelitian ini atau bisa menambahkan variabel moderating

maupun intervening.

3) Peneliti selanjutnya disarankan menggunakan metode kualitatif untuk

mengumpulkan data penelitian agar dapat memperkuat hasil penelitian,

pendekatan ini bisa dilakukan dengan wawancara langsung dengan

responden.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, et al. (2014). “The Role of Forensik Accounting in Reducing Financial

Corruption A Study in Iraq”. ISSN 1833-8119. Vol.9, No.1

Agung Pratomo S.P, Taufiq. (2017). “Pengaruh Independensi, Kompetensi dan

Pengalaman Auditor Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP)

Page 14: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

10

terhadap Pendeteksian Fraud dengan Skeptisme Profesional

sebagai Variabel Intervening pada Perwakilan BPKP Provinsi

Kepulauan Riau”. Vol.8, No.1

Fauzan, Purnamasari dan Hendra Gunawan. (2015). “Pengaruh Akuntansi

Forensik dan Audit Investigasi terhadap Pengungkapan Fraud”.

ISSN : 2460-6561. Vol.2

Ferdiansyah, Reza. (2016). “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas

Hasil Pemeriksaan Audit Pemerintah”. Jurnal Akuntansi dan

Bisnis. Vol.16, No.2. Hal : 109-121

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21.

Edisi 7. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Hakim, Uminah. (2014). “Eksistensi Akuntansi Forensik dalam Penyelidikan dan

Pembuktian Pidana Korupsi”. Jurnal Unnes. ISSN: 2301-6744.

Vol.3 (1)

Indriantoro dan Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan

Manajemen. Medan: PT.Madju Medan Cipta, 1999

Karamoy, Herman dan Heince R.N.Wokas. (2015). “Pengaruh Independensi dan

Profesionalisme dalam Mendeteksi Fraud Pada Auditor Internal

Provinsi Sulawesi Utara”. Vol.6, No.2

Lidyah. Rika. (2016). “Korupsi dan Akuntansi Forensik. I-Finance”. Vol.2, No.2

Opi Widyanti. (2016). Pengaruh Profesionalisme dan Keahlian Auditor Forensik

terhadap Pengungkapan Korupsi dengan Kompetensi Bukti

sebagai Variabel Intervening. Skripsi, Jakarta: Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Islam Begeri Syarif Hidayatullah.

_____________Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 3 tahun 2010

tentang Tata Cara Pemberian Keterangan Ahli. Jakarta. 2010

_____________Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat

Pengawasan Intern Pemerintah. Jakarta. 2008

Purjono. 2011. Peran Audit Investigasi Dalam Pemberantasan Korupsi Di

Lingkungan Instansi Pemerintah. Jakarta

Page 15: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

11

Rozmita dan Elsa Tiara.(2015). “Pengaruh Pengalaman dan Profesionalisme

Akuntan Forensik terhadap Kualitas Bukti Audit Guna

Mengungkap Fraud”. Jurnal Riset Akuntansi dan Keuangan.

ISSN: 2338-1500. Vol.3, No.1

Kushasyandita, Rr.Sabhrina. (2012). Pengaruh Pengalaman, Keahlian, Situasi

Audit, Etika dan Gender terhadap Ketepatan Pemberian Opini

Auditor melalui Skeptisisme Profesional Auditor. Skripsi.UNDIP.

(tidak dipublikasi)

Sastiana dan Sumarlin. (2016). “Pengaruh Audit Forensik dan Profesionalisme

Auditor terhadap Pencegahan Fraud dengan Kecerdasan Spiritual

sebagai Variabel Moderating pada Perwakilan BPKP Provinsi

Sulawesi Selatan”. Akuntansi Peradaban. Vol.1, No.1

Sastiana. (2016). Pengaruh Audit Forensik dan Profesionalisme Auditor terhadap

Pencegahan Fraud dengan Kecerdasan Spiritual sebagai Variabel

Moderating. Skripsi, Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

Soedarwan DR. (1997). Audit Kecurangan (Fraud Auditing). Yayasan Pendidikan

Internal Auditing

Soejono, Karni. (2000). Auditing : Audit Khusus & Audit Forensik Dalam

Praktek. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas

Indonesia

Sayyid, Annisa. (2014). “Pemeriksaan Fraud dalam Akuntansi Forensik dan

Audit Investigatif”. Al-Banjari. Vol.12, No.2

Sugiyono. “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”. Bandung:

Alfabeta. 2014

Widiyastuti dan Sugeng Pamudji. (2009). “Pengaruh Kompetensi, Independensi

dan Profesionalisme terhadap Kemampuan Auditor dalam

Mendeteksi Kecurangan”. VALUE ADDED. Vol.5, No.2

Tuanakotta, M.Theodorus. Akuntansi Forensik dan Audit Investigatif. Jakarta:

Salemba Empat, 2010

Page 16: PERSEPSI AUDITOR TERHADAP KEAHLIAN AUDITOR …eprints.ums.ac.id/59400/12/NASKAH PUBLIKASI.pdf · Audit investigatif dilakukan oleh auditor yang disebut auditor investigatif. Dalam

12

_____________Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas

Undang-Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Jakarta. 2001

_____________Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 No.76.

Jakarta. 1981

Widawaty, Zilly Restu. (2015). Pengaruh Kompetensi Auditor Investigatif

terhadap Efektifitas Pelaksanaan Prosedur Audit dalam

Pembuktian Kecurangan. Skripsi, Bandung: Fakultas Ekonomi

Widyatama