48
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONAL Kelompok II Susilo Marizal Posma

Persentasi Model Model Pemgembangan Instruksional

Embed Size (px)

Citation preview

Slide 1

MODEL-MODELPENGEMBANGAN INSTRUKSIONALKelompok IISusiloMarizalPosma Pengertian Pengembangan InstruksionalTwelker, Urbach dan Buck (1972) mendefenisikan sebagai cara yang sistematik untuk mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi satu set bahan dan strategi belajar dengan maksud mencapai tujuan tertentuReigeluth (1978) mengartikannya sebagai tiga tahap kegiatan : 1. Desain yang bagi seorang pengembang instruksional berfungsi sebagai cetakan biru bagi ahli bangunan2. Produksi yang berarti penggunaan desain untuk membuat program instruksional3. Validasi yang merupakan penentuan kualitas atau validitas dari produk akhir.Atwi Suparman dalam bukunya Desain Instruksional mendefenisikan bahwa Pengembangan instruksional adalah suatu proses yang sistematik dalam mengidentifikasi masalah, mengembangkan bahan dan strategi instruksional serta mengevaluasi efektifitas dan efesiensinya dalam mencapai tujuan instruksional.

Dalam suatu siklus lengkap kegiatan instruksional dimulai dari Pengembangan instruksional, Pelaksanaan kegiatan instruksional dan Evaluasi instruksionalPENGEMBANGAN DESAININSTRUKSIONALSiklus Lengkap Kegiatan InstruksionalTahap ITahap IITahap IIIPengembangan InstruksionalPelaksanaan Kegiatan InstruksionalEvaluasi InstruksionalLima model pendekatan sistem yang turunkan dari karya Twelkel, Urbach dan Buck (1971). Judul dan pengarang kelima model yang tergolong sebagai pendahulu MODEL- MODEL PENGEMBANGAN INSTRUKSIONALDaftar Lima Model Pendekatan Sistem dalam Pendidikan NoJudulPengarangTahun1Teaching Research SystemHamreus19682Michigan State University Instructional System Development ModelBarson19673System Aproach for Educational (SAFE)Corrigan19664Project MINERVA Instructional Systems DesignTracey19675Banathy Instructional Development SystemBanathy1968Desain Teaching Research System

INSTRUCTIONAL SYSTEM DEVELOPMENT MODEL

SYSTEM APPROACH FOR EDUCATION (SAFE)

Project MINERVA Instructional System Design MengumpulkanData PekerjaanMengidentifikasi PersyaratanLatihan Merumuskan Tujuan Penampilan Merumuskan Tujuan Penampilan MemproduksiBahan InstruksionalMemilih StrategiInstruksional Memilih IsiMata PelajaranMelaksanakanKegiatanInstruksionalTindak LanjutLulusanMelaksanakandan MenganalisaTesMengevaluasiKegiatanInstruksionalTHE BANATHY MODEL

Kelima model pendekatan sistem tersebut dapat dibandingkan dari segi penetapan prosesnya. Tiga tahap yang akan digunakan sebagai dasar perbandingan adalah:1. TAHAP PERTAMA Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi: a. Identifikasi Masalah b. Analisis Setting c. Organisasi Pengelolaan2. TAHAP KEDUA Analisis dan Pengembangan Sistem, meliputi: a. Identifikasi Tujuan b. Penentuan Metode c. Penentuan Prototipe3. TAHAP KETIGA Evaluasi, meliputi: a. Melaksanakan tes atau uji coba prototipe b. Menganalisis hasil uji coba c. Implementasi atau uji coba ulang1. TAHAP PERTAMA, Definisi Masalah dan Organisasi yang meliputi:a. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah merupakan proses membandingkan keadaan sekarang dengan keadaan yang seharusnya. Hasilnya akan menunjukkan kesenjangan antara kedua keadaan tersebut. Kesenjangan itu disebut kebutuhan (needs). Bila kesenjangan kedua keadaan tersebut besar, kebutuhan itu perlu diperhatikan atau diselesaikan. Kebutuhan yang besar dan ditetapkan untuk diatasi itu disebut masalah, sedangkan kebutuhan yang lebih kecil mungkin untuk sementara atau seterusnya diabaikan. Ia merupakan kebutuhan yang tidak dianggap sebagai masalah. Hasil akhir dari identifikasi masalah adalah perumusan tujuan umum.MODELKEGIATANTeaching Research SystemMendefinisikan masalah instruksionalMichigan State University Instructional System Development Model Menentukan tujuan pendidikan umum: Perguruan Tinggi, Fakultas, Jurusan, Mata KuliahSAFE1. Menilai kebutuhan2. Menentukan tujuan misi3. Menentukan persyaratan, penampilan (performance) misi4. Menetukan hambatan5. Menentukan profil misi6. Melakukan analisis fungsional7. Melakukan analisis tugas8. Melakukan analisis metode dan alat9. Membuat keputusan kelayakan final (terus atau berhenti)Project MINERVAMengumpulkan data pekerjaanBanathyMaksud sistemb. Analisis LatarAnalisis latar meliputi kegiatan menentukan karakteristik siswa dan sumber belajar yang tersedia untuk digunakan dalam pemecahan masalah. Apa bahasa yang dipergunakan oleh kelima desain di atas?MODELKEGIATANTeaching Research System1. Mengidentifikasi populasi siswa2. Mengumulkan bahan pelajaran3. Menganalisis context instruksionalMichigan State University Instructional System Development Model Mengumpulkan data masukanSAFEMengidentifikasi stategi alternatif pemecahan masalahProject MINERVAMengidentifikasi keperluan trainingBanathy1. Menilai kompetensi masukan2. Tes masukanc. Organisasi PengelolaKegiatan yang termasuk Organisasi Pengelolaan cukup luas yaitu meliputi:Pendefinisian tugas dan tanggung jawab yang diperlukanPembentukan jaringan berkomunikasi untuk mengorganisasikan pengumpulan dan pendistribusi- an informasi kepada tim pengembangan. Pembentukan rencana proyek dan prosedur kontrolMODELKEGIATANTeaching Research System1. Menentukan dan memilih sifat pendukung 2. Menentukan kontrol pengelolaanMichigan State University Instructional System Development Model Tidak adaSAFEMendesain pengelolaan atau rencana pelaksanaan setiap alternatifProject MINERVATidak adaBanathyTidak ada2. TAHAP KEDUA, Analisis, dan Pengembangan SistemHasil kegiatan tahap pertama, yaitu Definisi Masalah dan organisasi memberikan arah kepada tim atau mengembangkan instruksional untuk memulai kegiatan tahap kedua, yaitu tahap Analisis dan Pengembangan Sistem. Tahap ini meliputi tiga langkah, yaitu: identifikasi tujuan, penentuan metode, dan pembuatan prototipe. a. Identifikasi Tujuan Tujuan adalah apa yang dapat dikerjakan oleh peserta didik setelah menyelesaikan proses belajar. Tujuan ini harus bermanfaat bagi peserta didik. Ia berbentuk perilaku yang dapat diukur. Tujuan ini kemudian diuraikan menjadi tujuan-tujuan khusus, yaitu tujuan yang lebih rinci dan spesifik. Selanjutnya tujuan khusus ini disusun dalam urutan yang logis. Atas dasar tujuan inilah isi pelajaran dipilih dan disajikan kepada peserta didik kelak. 20Kelima desain yang dibandingkan menggunakan istilah yang berbeda untuk menggambarkan pengertian tujuan tersebut.MODELKEGIATANTeaching Research System1. Mengidentifikasi tujuan perilaku2. Menentukan tujuan-tujuan khususMichigan State University Instructional System Development Model Menentukan secara spesifik perilaku awal dan akhirSAFEMenentukan tujuan misiProject MINERVAMerumuskan tujuan penampilanBanathySpesifikasi tujuanb. Penentuan MetodePenentuan metode dan media instruksional sangat penting untuk memungkinkan peserta didik mencapai tujuan instruksional. Metode yang diidentifikasi dapat lebih dari satu atau beberapa alternatif metode, karena dalam uji coba ada kemungkinan metode yang digunakan tidak efektif sehingga perlu diganti dengan metode lain.MODELKEGIATANTeaching Research SystemMengidentifikasi tipe belajarMenentukan kondisi belajarMenentukan penyesuaian terhadap perbedaan individualMengidentifikasi bentuk; kegiatan instruksionalMODELKEGIATANMichigan State University Instructional System Development Model Merencanakan strategiMengembangkan contoh pengajaran untuk isi pelajaran tertentuMemilih bentuk informasi yang representatif Menentukan alat transmisi MODELKEGIATANSAFEMemilih rencana pengelolaan dan pelaksanaan yang mempunyai keefektifan biaya optimal. Menganalisis alternatif dari segi keefektifan biaya optimalMenganalisis alternatif dari segi keefektifan dan keuntungan biayaMemilih pengelolaan atau rencana pelaksanaan yang mempunyai efektifitas biaya yang paling optimalMODELKEGIATANProject MINERVAMemilih isi mata pelajaran Memilih strategi instruksionalMODELKEGIATANBanathyMenemukan tugas-tugas belajarMengidentifikasi dan karakterisasi tugas-tugas belajar yang aktual Menganalisis fungsi Menganalisis komponenPendistribusianPenjadwalanc. Pembuatan PrototipePembuatan prototipe merupakan permulaan produksi untuk menghasilkan barang yang sesungguhnya. Di samping itu, pada materi ini pula dimulai pengembangan desain evaluasi dan permulaan review teknis terhadap sistem tersebut oleh para ahli serta penyusunan tes yang akan digunakan untuk mengukur perilaku siswa, baik sebelum maupun setelah uji coba.Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh kelima desain yang dibandingkan tampak dalam tabel di bawah ini:MODELKEGIATANTeaching Research SystemMengembangkan prototipe instruksional Menyusun alat pengukur penampilan Menyusun alat pengukur penampilan khsusReview teknis dan komunikasiMODELKEGIATANMichigan State University Instructional System Development ModelMengumpulkan, mendesain, dan memproduksi media yang telah ditentukan. Mengembangkan rasional untuk tes awal dan akhirMengembangkan instrumen evaluasi dengan informasi tentang mahasiwa dan mediaMODELKEGIATANSAFETidak spesifikProject MINERVAMemproduksi bahan instruksionalMenyusun tes penampilanBanathyTes Acuan Patokan3. TAHAP KETIGA, EvaluasiTahap akhir dari suatu proses pengembangan instruksional adalah evaluasi. Hasilnya akan menjadi dasar pengambilan keputusan tentang dua hal, yaitu: seberapa baik prototipe instruksional dalam mencapai tujuan, dan bagian mana yang masih lemah sehingga perlu direvisi serta bagaimana merevisinya. Banyak ahli pengembangan instruksional berpendapat bahwa evaluasi merupakan dasar dalam pendekatan sistem, sehingga tanpa evaluasi yang memadai seluruh proses pengembangan instruksional itu kehilangan maknanya.Tahap evaluasi meliputi tiga langkah, yaitu: pelaksanaan uji coba prototipe, analisis hasil dan implementasi/penggunaannya kembalia. Uji Coba Prototipe InstruksionalUji coba prototipe biasanya mengambil bentuk-bentuk di bawah ini: Uji coba pengembangan untuk melihat komponen yang perlu direvisiUji coba validasi untuk melihat seberapa jauh peserta didik mencapai tujuan instruksional. Uji coba lapangan untuk menentukan apakah pengajar dan peserta didik lain dapat menggunakan bahan-bahan tersebut. Berbagai istilah dan langkah digunakan oleh pengembangan instruksional untuk melaksanakan uji coba prototipe ini. MODELKEGIATANTeaching Research SystemUji coba prototipeMenyelenggarakan tes penampilanMODELKEGIATANMichigan State University Instructional System Development ModelTes lapangan dengan kelompok peserta didikMODELKEGIATANSAFEMenyusun Rencana validasi atau Tes Lapangan (metode/alat/media) seperti yang diperlukanImplementasi/memantau pengelolaan dan rencana pelaksanaanMengevaluasi penampilan MODELKEGIATANProject MINERVAMelaksanakan kegiatan instruksional Melaksanakan dan menganalisis tesBanathyLatihan sistemTes sistemb. Analisis HasilAnalisis hasil melibatkan tiga jenis kegiatan, yaitu: pertama, tabulasi dan memproses data evaluasi. Kedua, menentukan hubungan antara metode yang digunakan, hasil yang dicapai dan tujuan yang ingin dicapai. Ketiga, menafsirkan data. Kualitas revisi yang akan dibuat tergantung kepada interpretasi .Kelima desain yang diperbandingkan menggunakan istilah yang berbeda seperti tampak dalam tabel berikut:MODELKEGIATANTeaching Research SystemMenganalisis hasil uji cobaMenganalisis tesMichigan State University Instructional System Development ModelTidak spesifik artinya dapat menggunakan berbagai cara tesMODELKEGIATANSAFEEvaluasi penampilan (proses dan produk)Project MINERVAMengevaluasi kegiatan instruksionalBanathyMengevaluasi c. Implementasi/Uji Coba UlangBerdasarkan interpretasi data hasil uji coba, revisi dilakukan dari revisi kecil sampai revisi total. Akhirnya, keputusan harus diambil untuk mengakhiri uji coba ulang dan kemudian mengimplementasikan ke dalam pembelajaran. Kelima desain yang diperbandingkan menggunakan beraneka ragam istilah untuk menyatakan revisi tersebut.MODELKEGIATANTeaching Research SystemMemodifikasi Sistem InstruksionalMODELKEGIATANMichigan State University Instructional System Development ModelMengidentifikasi letak dan mengoreksi kelemahanMengevaluasi dan mengulang kembali untuk memperbaiki sebagaimana diperlukan.MODELKEGIATANSAFEMerevisi untuk mencapai prestasi yang diinginkanProject MINERVATertuang dalam bentuk garis umpan balikBanathyMengubah untuk memperbaikiC. MODEL YANG TERBAIK ?Mengikuti perbandingan kelima Model pendekatan sistem yang diterapkan dalam desain instruksional mungkin ada orang yang ingin memilih salah satu yang terbaik dan menganggapnya sebagai model standar untuk semua macam kegiatan instruksional. Keinginan seperti itu sebaiknya dibatalkan, sebab setiap model itu baik dan sesuai untuk kondisi tertentu. Kondisi yang dimaksud adalah besar-kecilnya atau kompleks tidaknya suatu lembaga pendidikan, ruang lingkup tugas lembaga pendidikan, serta kemampuan pengelola. KESIMPULANDi dunia pendidikan masih banyak lagi model pengembangan instruksional lain di luar yang telah diperbandingkan di atas. Lima diantaranya adalah: 1. Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI) yang diterbitkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (1975)2. Instructional Sistem Design, karangan Gagne (1979)3. AT & T Instructional Development Model (1985)4. A Model of Steps in the Instruksional Proses (Rothwell and Kazanas, 2004 )5. Systems Approach Model for Designing Instruction karangan Dick and Carey (2009)6. Instructional Desain : The ADDIE Approach (Branch, 20097. Motivasional Design for Learning and Performance (ARCS Model-Keller,2010)