Upload
oombandiku
View
238
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
1/27
Kebakaran Hutan dan Kabut Asap
Kelompok 2 :
Jumailan C1 11131156
Sahbandi C1 11131169
Monika C1 1113117
Madjidi C1 11131177
Melia Heldianti C1 11131178
Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2 16
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
2/27
Klasifikasi
Gambut
Berdasarkankematangan
Berdasarkankesuburan
Berdasarkanlingkungan
bembentukan
Berdasarkankedalaman
gambut
Berdasarkanproses dan lokasi
Saprik/Matang Hemik / ½MatangFibrik /Mentah
Eutrofik Mesorofik Oligotrofik
Ombrogen Topogen
Dangkal(50 – 100 Cm) Sedang (100
– 200 Cm) Dalam (200-300 Cm)
SangatDalam ( >300)
PantaiPedalamanTransisi
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
3/27
Karakteristik Lahan
Gambut
Pertanian Non pertanian
Pangan dan
hortikultura
( < 100 cm )
tanaman tahunan
(2 – 3 m )
kawasan
konservasi ( > 3 m )
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
4/27
Penyebab Utama Kebakaran Hutan dan Lahan• Kebakaran hutan dan lahan terjadi disebabkan oleh 2 (dua) faktor utama
yaitu :1. Faktor Alami = El – Nino kemarau panjang tanaman
mengering bahan bakar potensial
2. Faktor Kegiatan Manusia yang Tidak Terkontrol. Pembakaran baik
disengaja maupun tidak disengaja.
kebakaran hutan di Indonesia sebanyak 90% disebabkan oleh manusia
dan selebihnya disebabkan oleh faktor alam. Faktanya, kasus kebakaranHutan Tanaman Industri menyumbang asap terbesar di Riau ( Sabrina,
2015 ).
• Hal tersebut menyebabkan terjadinya kebakaran bawah (ground fire) dan
kebakaran permukaan (surface fire).
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
5/27
Penyebaran Kebakaran
hutan dan lahan
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
6/27
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
7/27
Tipe kebakaran hutan1. Kebakaran Bawah (Ground Fire) : Api membakar bahan organik di
bawah permukaan serasah yang pada umumnya berupa humus dan
gambut tidak dipengaruhi oleh angin berlangsung secara perlahandan tanpa nyala, sehingga sulit untuk dideteksi dan kontrol.
2. Kebakaran Permukaan (Surface Fire) : Api membakar serasah,
tumbuhan bawah, bekas limbah pembakaran dan bahan bakar lainya
yang terdapat di lantai / permukaan hutan dipengaruhi oleh angin
merambat ke tajuk pohon.
3. Kebakaran Tajuk (Crown Fire) : Api menjalar dari tajuk pohon satu ke
tajuk pohon berikutnya sangat dipengaruhi oleh angin,
menghasilkan api loncat (spot fire), yaitu ranting atau bagian pohon yang
terbakar yang terbawa angin dan menimbulkan kebakaran baru di
tempat lain.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
8/27
Faktor yang mempengaruhi kebakaran
pada lahan gambut
1. Kadar air gambut semakin tinggi kadar air
gambut semakin rendah laju pembakaran.
2. Tingkat dekomposisi gambut semakin matang
gambut (saprik) semakin sulit terbakardibandingkan dengan jenis gambut yang belum
matang (fibrik dan hemik).
3. Tinggi muka airmempengaruhi kadar air gambut
4. Curah hujan mempengaruhi tinggi muka airlahan gambut.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
9/27
Dampak kebakaran hutan dan lahan ??
• Terdegradasinya kondisi lingkungan
- Perubahan kualitas fisik dan kimia gambut
- Terhanggu proses dekomposisi
- Rusaknya siklus hidrologi
- Terjadi emisi karbon
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
10/27
Kesehatan manusia
• penyakit infeksi saluran pernafasan, sakit
mata, dan batuk sebagai akibat dari asap
kebakaran. Kebakaran gambut juga
menyebabkan rusaknya kualitas air, sehinggaair menjadi kurang layak untuk diminum.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
11/27
Aspek sosial ekonomi
• Hilang nyasumber mata pencaharian masyarakatyang masih menggantungkan hidupnya padahutan (berladang, beternak, berburu/menangkapikan).
• Penurunan produksi kayu.
• Terganggunya kegiatan transportasi.
• Terjadinya protes dan tuntutan dari negaratetangga akibat dampak asap kebakaran.
• Meningkatnya pengeluaran akibat biaya untukpemadaman.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
12/27
Pengendalian kebakaran hutan mencakup tiga komponen kegiatan yaitu:
Mencegah terjadinya kebakaran hutan
Memadamkan kebakaran hutan dengan segera sewaktu api masih kecil
Penggunaan api hanya untuk tujuan – tujuan tertentu dalam skala terbatas
Cara-cara agar tidak terjadi kebakaran lahan gambut yang besar adalah:
Jangan membakar sampah atau sesuatu di sekitar lahan gambut.
Memasang tanda larangan membakar sampah di lahan gambut.
Bersihkan lahan gambut jika sudah mongering.
Tanamilah lahan gambut dengan tanaman yang cocok.
Seperti nanas ataupun kelapa sawit. Kedua tanaman ini
memang cocok sekali di tanam di lahan gambut.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
13/27
Pencegahan kebakaran hutan dan lahan merupakan usaha mencegah atau
mengurangi api dari luar masuk keareal hutan atau lahan, mencegah Pengeringan
kawasan Gambut yang mengakibatkan mudah terbakar, serta membatasi
penyebaran api apabila terjadi kebakaran.
Adapun strategi yang dapat dijadikan acuan dalam usaha pencegahan
terjadinya kebakaran meliputi :Pendekatan system informasi kebakaran
Pendekatan social ekonomi masyarakat
Pendekatan pengelolaan lahan dan hutan
Semua pendekatan tersebut dapat dilakukan dengan berbasiskan Masyarakat.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
14/27
Langkah-langkah memadamkan kebakaran lahan gambut adalah:
Cari titik api dimana lahan gambut tersebut terbakar.
Usahakan bekerja sama dengan pemerintah setempat. Dikarenakan akan
menjamin peralatan yang di miliki, dan pasti pemerintah akan
mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak.
Sediakan air, beserta selang yang besar.
Arahkan pemadaman kea rah titik api. Hal ini perlu di lakukan dengan
hati-hati. Karena salah-salah malah api menjadi besar.
Semprotkan ke pusat titik api yaitu di arahkan ke bawah, hal ini bertujuan
agar air akan merembes langsung dan akan mengurangi api tersebut.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
15/27
Konservasi lahan gambut
Konservasi adalah suatu cara yang digunakan untuk menggunakan Sumber Daya
Alam dengan cara berkesinambungan dalam jangka yang tidak terbatas, artinya dalam
memanfaatkan lahan gambut kita harus melakukannya secara berkesinambungan.
Ada beberapa pendekatan yang dapat ditempuh dalam rangka konservasi
lahan gambut yaitu:
Menanggulangi kebakaran hutan dan lahan gambut
cara penengulangan kebakaran hutan dan lahan gambut yaitu api
dapat dicegah melalui perbaikan sistem pengelolaan air
(meninggikan muka air tanah), peningkatan kewaspadaan terhadap api
serta pengendalian api apabila terjadi kebakaran. Salah satu
bentuk pengendalian kebakaran adalah dengan cara memblok salurandrainase yang sudah terlanjur digali, terutama pada lahan terlantar
seperti di daerah eks Pengelolaan Lahan Gambut (PLG) sejuta ha,
sehingga muka air tanah lebih dangkal.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
16/27
Penanaman kembali dengan tanaman penambat karbon tinggi (tanaman
pohon-pohonan)
Tanaman pohon-pohonan menyumbangkan karbon lebih tinggi dibandingkan dengan
tanaman semusim. tanaman yang menambat CO2 dalam jumlah banyak serta yang toleran
dengan drainase dangkal atau tanpa drainase, seperti sagu dan karet, merupakan pilihan
utama dalam konservasi lahan gambut.
pengaturan tinggi muka air tanah,
Budidaya tanaman pangan di lahan gambut harus menerapkan teknologi pengelolaan
air, yang disesuaikan dengan karakteristik gambut dan jenis tanaman. Pembuatan saluran
drainase mikro sedalam 10 - 50 cm diperlukan untuk pertumbuhan berbagai
jenis tanaman pangan pada lahan gambut. penggunaan lahan yang
memerlukan drainase dangkal seperti perkebunan karet, sagu, atau sawah
(Tanaman padi sawah pada lahan gambut hanya memerlukan parit
sedalam 10-30 cm) dapat mengurangi jumlah emisi dibandingkan
dengan sistem yang memerlukan drainase dalam.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
17/27
Memanfaatkan lahan semak belukar yang terlantar
penggunaan semak belukar pada perkebunan sawit yang
cadangan karbonnya sekitar 15 t C ha-1, akan dapat dikurangi emisi
dari kebakaran dan dekomposisi biomassa sebanyak 85 t C ha-1
atau 312 t CO2 ha-1. Selain itu karena rendahnya jumlah biomassa
yang dapat terbakar, maka ketebalan gambut yang terbakar
sewaktu pembukaan lahan semak belukar juga dapat dikurangi.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
18/27
penguatan peraturan perundang-undangan dan pengawasan
penggunaan dan pengelolaan lahan gambut
Aspek legal mengenai konservasi lahan gambut diatur dalam
Keputusan Presiden No. 32 tahun 1990 yang menyatakan bahwa
ketebalan gambut lebih dari 3 meter untuk dikonservasi atau
untuk kehutanan dan kurang dari 3 meter dapat dijadikan kawasan
produksi
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
19/27
pemberian insentif dalam konservasi gambut
- Mekanisme Perdagangan Karbon
Perkebunan sawit pada lahan gambut berpotensi mengeluarkan emisi CO2 rata-
rata sebanyak 71,4 t ha-1 tahun-1. Jika hutan gambut dipertahankan (tidak dikonversi
menjadi perkebunan kelapa sawit) maka emisi dari hutan gambut sebanyak sebanyak 71,4 t
ha-1 tahun-1 tersebut dapat dihindari. Artinya, dengan mempertahankan hutan gambut tetap
sebagai hutan, pemilik lahan berpotensi mendapatkan bayaran setara dengan tingkat
keuntungan perkebunan kebun sawit. Uang pembayaran tersebut merupakan hak bagi
pemilik lahan dan lembaga yang memfasilitasi serta memonitor penerapan perjanjian
perdagangan karbon serta dapat dijadikan modal untuk bidang usaha lain oleh
petani/pemilik lahan.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
20/27
- Mekanisme insentif lokal
Pembukaan hutan gambut dapat menyebabkan subsiden yang berpotensi
menyebabkan daerah sekelilingnya rentan akan kebanjiran dan kebakaran. Untuk itu
diperlukan insentif di tingkat lokal untuk merubah sistem pertanian tersebut. Seperti petani
tradisional yang menggunakan abu hasil pembakaran gambut untuk meningkatkan
kesuburan tanah. Untuk mengendalikan cara yang merusak gambut dan lingkungan ini,
dapat diberikan insentif, misalnya dalam bentuk subsidi pupuk yang disertai dengan
teknologi pengelolaan kesuburan tanah.
Insentif agar petani lebih memilih bertanam karet yang lebih rendah tingkat emisinya
dibandingkan dengan bertanam kelapa sawit dapat diberikan, misalnya dalam
bentuk penyediaan bibit karet ’clone’ unggul dan penyederhanaan sistem pemasaran
sehingga harga jual di tingkat petani lebih tinggi.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
21/27
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam rangka konservasi dan
rehabilitasi lahan gambut adalah:
1. Mencegah dan mengendalikan kebakaran hutan di lahan gambut,
2. Menetapkan areal lahan gambut yang memiliki kedalaman lebih dari 4 m sebagai
kawasan konservasi
3. Mengelola secara lestari hutan gambut yang memiliki kedalaman 1-4 m lahan dan tidak
menetapkannya sebagai hutan konversi. Hanya hutan gambut yang kurang dari 1 m yang
dapat dikonversi untuk keperluan lain dengan tetap mengindahkan kaidah konservasi
tanah, air dan satwa liar.
4. Melakukan rehabilitasi lahan gambut yang sudah mengalami drainase hebat dengan
menutup kanal yang sudah dibuat. Menanam pohon pada hutan gambut yang mengalami
degradasi dengan jenis-jenis lokal.
5. Menata ulang sistem pengelolaan lahan gambut dengan sistem kelembagaan dan
kewenangan yang jelas baik di tingkat pusat maupun daerah.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
22/27
Peraturan Pemerintah Tentang Pembukaan Hutan
Dan Lahan Gambut
Berdasarkan peraturan pemerintah bahwa Pembukaan lahan dengan
cara membakar diperbolehkan oleh negara yang dikukuhkan melalui Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009, tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan, bahwa dalam
pasal pasal 69 ayat (2) menyebutkan Ketentuan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf h memperhatikan dengan sungguh-sungguh kearifan lokal di
daerah masing-masing.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
23/27
Dalam penjelasan UU Nomor 32, pasal 69 ayat (2)
menjelaskan : Kearifan lokal yang dimaksud dalam
ketentuan ini adalah melakukan pembakaran lahan
dengan luas lahan maksimal 2 hektare perkepala
keluarga untuk ditanami tanaman jenis varietas lokal
dan dikelilingi oleh sekat bakar sebagai pencegah
penjalaran api ke wilayah sekelilingnya.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
24/27
Mengacu pada Undang-undang tersebut, selama pembakaran dengan
keluasan 2 ha kebawah, dinyatakan tidak melanggar undang-undang yang
berlaku.
Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, melalui Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 10 tahun 2010, tentang Mekanisme
Pencegahan Pencemaran Dan/Atau Kerusakan Lingkungan Hidup Yang
Berkaitan Dengan Kebakaran Hutan Dan/Atau Lahan, pada pasal 4 ayat (1),
tertulis “Masyarakat hukum adat yang melakukan pembakaran lahan dengan
luas lahan maksimum 2 (dua) hektare per kepala keluarga untuk ditanami jenis
varietas lokal wajib memberitahukan kepada kepala desa.”
Berdasarkan peraturan diatas bahwa diijinkan pembukaan lahan
dengan cara membakar asalkan tidak melebihi dari 2 hektare
lahan yang digunakan.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
25/27
Adapun tanaman yang dapat ditanam pada lahan gambut
yaitu :
Tanaman pangan seperti bengkoang, jagung, ganyong, kacang tanah, kedelai,
padi, sagu, sorgum, singkong, sukun, ubi jalar, yam / uwi
Tanaman sayuran seperti bawang merah, bawang daun, bawang kucai, bayam,
cabe merah, cabe rawit.
Tanaman buah-buahan seperti alpukat, belimbing, delima, duku, mangga,
nanas
Tanaman rempah seperti cengkeh, jahe, kayu manis, kunyit, kencur, mint
Tanaman perkebunan seperti karet, kelapa sawit, kelapa, kopi, tebu, teh
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
26/27
KESIMPULAN
• Pembukaan lahan tidak menggunakan slash
and burn
• Penguatan praturan dalam pemanfaatan dan
pembukaan lahan gambut• Manfaatkan lahan semak belukar untuk
mengoptimalkan produktifitas lahan gambut.
• Melakukan upaya konservasi pada lahan
basah dan gambut.
8/16/2019 Persentasi Kelompok 2 PDF
27/27
Thank you