Upload
agung-suharmanto
View
3
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
alkohol
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Permanganometri
Permanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks (reduksi-
oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron yaitu elektron
diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses
reduksi) (Setiartini, 2014).
Permanganometri merupakan salah satu analisa kuantitatif volumetrik yang
didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Larutan standar yang digunakan
adalah KMnO4. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan KMnO4 harus distandarisasi
terlebih dahulu karena bukan merupakan larutan standar primer. Selain itu KMnO4
mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1. Tidak dapat diperoleh secara murni
2. Mengandung oksida MnO dan Mn2O3
3. Larutannya tidak stabil ( jika ada zat organik )
Reaksi : 4 MnO4- + 2H2O 4 MnO2 + 3 O2 + 4OH-
4. Tidak boleh disaring dengan kertas saring ( zat organik ) dengan glass wool
5. Sebaiknya disimpan di dalam botol coklat
6. Distandarisasi dengan larutan standar primer.
Zat standar primer yang biasa digunakan antara lain : As2O3, Na2C2O4, H2C2O4,
Fe(NH4)2(SO4)2, K4Fe(CN)6, logam Fe, KHC2O4H2C2O4.2H2O.
(Meiditya, 2013).
2.2 Kalium Permanganat (KMnO4)
Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai pengoksidasi selama
lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan
tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1
N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan
yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk
mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi
kimia, karena mangan dapat hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan
+7. Permanganat dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat, menghasilkan gas
karbon dioksida:
2MnO4- + 5(COO)2
2- + 16 H+ 10CO2+ 2Mn2+ + 8H2O
Reaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60°C. Maka
diperlukan pemanasan sebelum dititrasi, dalam percobaan praktikan harus
memanaskan larutan terlebih dahulu (Yasinta, 2014).
2.3 Prinsip Titrasi Permanganometri
Prinsip permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat.
Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral ataupun alkali. Jika titrasi
dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksi
MnO4- + 4 H+ + 3 e Mn2+ + 4 H2O
Dimana potensial oksidasinya sangat dipengaruhi oleh adanya kepekatan ion
hidrogen akan tetapi konsentrasi ion mangan (II) pada persenyawaan di atas tidak
terlalu berpengaruh terhadap potensial redoks, karena konsentrasi ion mangan (II)
sendiri mampu mereduksi ion permanganat dengan membentuk ion-ion Mn3+ dan
MnO2. Dalam suasana asam reaksi di atas berjalan sangat lambat, tetapi masih cukup
cepat untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi sempurna. Jadi
umunya titrasi dilakukan dalam lingkungan asam karena lebih mudah mengamati
titik akhirnya (Angreyni, 2013).
2.4 Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Permanganometri
2.4.1 Kelebihan Titrasi Permanganometri
1. Larutan standarnya yaitu KMnO4 mudah diperoleh dan harganya murah
2. Tidak memerlukan indikator untuk titik akhir titrasi. Hal itu disebabkan karena
KMnO4 dapat bertindak sebagai indikator.
3. Reaksinya cepat dengan banyak pereaksi
2.4.2 Kekurangan Titrasi Permanganometri
1. Harus ada standarisasi awal terlebih dahulu
2. Dapat berlangsung lebih baik jika dilakukan dalam suasana asam
3. Waktu yang diperlukan untuk analisa cukup lama
(Meiditya, 2013)
2.5 Penentuan-Penentuan dengan Permanganat
Pada percobaan titrasi ini sampel permanganat sebagai titran pengoksidasi.
Larutan yang dititrasi adalah besi dalam asam sulfat, penitrasian ini dilakukan dalam
suasana asam. Untuk proses standarisasi larutan yang dititrasi adalah asam oksalat
dalam asam sulfat dan larutan ini dipanaskan sampai 73 oC, hal ini dilakukan karena
untuk titrasi permanganat jika dilakukan dalam suhu ruangan reaksinya berjalan
sangat lambat maka dari itu membutuhkan titrasi dalam keadaan yang sangat asam
dan harus dalam suhu yang tinggi atau menggunakan katalis baru dapat berjalan
reaksinya dengan lebih cepat. Hasil titik akhir titrasi pada saat proses standarisasi
kalium permanganat yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan
menjadi merah rosa yang stabil, warna ini didapat dalam percobaan ketika sudah
dititrasi dengan kalium permanganat (Nadia, 2014).
2.6 Aplikasi Permanganometri Pengujian Air Secara Asam
Kecenderungan pemakaian air minum isi ulang (AMIU) oleh masyarakat
terutama di perkotaan semakin meningkat. Namun demikian kualitasnya masih perlu
dikaji dalam rangka pengamanan kualitas airnya yang mempengaruhi kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian kualitas air minum dari depot
air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Tujuan: adalah untuk
mengetahui proses pengolahan air minum di depot AMIU, kualitas air minum isi
ulang dari depot AMIU yang banyak beredar saat ini dan mengetahui kondisi
kesehatan lingkungan dan jumlah konsumsi serta pendapat konsumen terhadap air
minum dari depot AMIU. Metodologi: Jumlah sampel depot air minum adalah 38,
sedangkan untuk sampel air setiap depot diambil 1 sampel air baku dan 1 sampel air
minum sehingga jumlah sampel air seluruhnya adalah 76. Parameter kualitas air yang
diperiksa meliputi parameter fisik, kimia, dan bakteriologi sesuai dengan Permenkes
416 tahun 1990 untuk air baku (air bersih) dan Kepmenkes 907 tahun 2002 untuk air
minum. Pemeriksaan sampel air berdasarkan Standard Method for Examination
Water and Wastewater dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan
Lingkungan (BTKL) Jakarta (Ramadhan, 2012).
2.6.1 Flowchart Pengujian Air Secara Asam
Dipipet 10 ml larutan H2C2O4 2 N
masukkan kedalam erlenmeyer
Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 4 N
Mulai
Diambil 50 ml sampel air dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang sudah dibebaskan dari zat organik
A
Dititrasi dengan KMnO4
Tidak
Apakah larutan
berubah menjadi warna
merah muda
Ya
Dipanaskan diatas hot plate sampai hampir mendidih
Ditambahkan 5 ml KMnO4 0,01 N
Dibiarkan mendidih selama 5 menit
Ditambahkan 15 ml asam oksalat 0,01 N setelah pemanasan
Dititrasi dengan KMnO4
Apakah larutan Tidak
berubah menjadi warna
merah muda?
Ya
Dihitung volume KMnO4 yang digunakan
Gambar 2.1 Flowchart Pengujian Air Secara Asam
(Ramadhan, 2012)
Selesai
A