50
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI DIY BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN INDUSTRI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGAIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM OLEH: LINDA DEWI BAYU ASTUTI NIM: 11340097 PEMBIMBING: 1. LINDRA DARNELA, S.Ag., M. Hum 2. FAISAL LUQMAN H., SH., M. Hum ILMU HUKUM FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2015

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI DIY

BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000

TENTANG DESAIN INDUSTRI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGAIAN SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM

OLEH:

LINDA DEWI BAYU ASTUTI

NIM: 11340097

PEMBIMBING:

1. LINDRA DARNELA, S.Ag., M. Hum 2. FAISAL LUQMAN H., SH., M. Hum

ILMU HUKUM

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2015

Page 2: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

ii  

ABSTRAK

Peranan perlindungan desain industri sebagai salah satu bidang Hak Kekayaan Intelektual sering diabaikan apabila dibandingkan dengan perlindungan terhadap paten, merek atau hak cipta. Di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perkembangan industri di bidang kreatifitas sangat banyak, namun tidak didukung dengan perlindungan hukum yang sesuai. Perlindungan hukum diberikan agar desain industri yang dihasilkan pengrajin tidak ditiru atau dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak berhak. Hal ini mendorong penulis untuk membahas tentang perlindungan hukum bagi pemilik desain industri di DIY. Di dalam penelitian ini, digunakan rumusan masalah Apakah bentuk perlindungan hukum terhadap desain industri di Daerah Istimewa Yogyakarta sudah sesuai sebagaimana Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

Adapun metode penelitian yang penyusun gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Penelitian lapangan (field research) dengan mencari sumber data-data langsung dari lapangan yaitu Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM DIY melalui pengumpulan data dan wawancara terhadap pihak yang bersangkutan.

Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa perlindungan hak desain industri di DIY belum sesuai dengan ketentuan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang desain industri karena subtansi yang ada tidak cukup memberikan perlindungan, struktur hukum belum optimal dalam melaksanakan undang-undang desain industri dan kultur hukum masyarakat belum memiliki kesadaran hukum dalam menggunakan haknya. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan melalui sudut hukum perdata maupun pidana, Dari sudut hukum perdata sendiri secara formal ditentukan hak mengajukan gugatan ke pengadilan niaga, namun dapat juga mengajukan gugatan perdata ke pengadilan negeri dengan perbuatan melawan hukum. Akan tetapi jika ingin menyelesaikan sengketa melalui jalur non litigasi para pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase atau alternatif penyelesaian sengketa sesuai dalam ketentuan Pasal 46 undang-undang desain industri, sedangkan dalam sudut hukum pidana harus dilakukan melalui pengaduan karena laporan pelanggaran HaKI merupakan delik aduan.

Page 3: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 4: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 5: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 6: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 7: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

vii  

MOTTO

“Rahasia terbesar para pemenang adalah bahwa 

kegagalan memberi inspirasi untuk menang” 

 

 

 

„Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap

seimbang, kau harus terus bergerak‰

Albert Einstein 

Page 8: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

viii  

PERSEMBAHAN

Untuk yang selalu mendukung serta mendoakanku dengan harapan serta penuh cinta dan kasih sayang

maka dengan penuh ikhlas kupersembahkan karya ini sebagai ungkapan terima kasihku untuk:

Bapak dan Ibu 

Adikku 

Serta Keluarga dan Teman‐teman 

yang Selalu 

Memberikan Semangat, Dukungan dan Do’anya 

Dan

Almamaterku Tercinta

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Page 9: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

ix  

KATA PENGANTAR

الرحيم الرحمن الله بسم

و هللا اال اله ال ان اشهد.والدين امورالدنيا على نستعين وبه العالمين رب لله الحمد وصحبه اله على و محمد على وسلم صل اللهم. هللا رسول محمدا ان اشهد

ه بعد اما. اجمعين

Penyusun ucapkan atas segala rahmat, hidayah, serta anugerah yang telah

diberikan oleh Allah SWT. Dengan petunjuk dan bimbinganNya, penyusun dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum Bagi

Pemilik Desain Industri Di DIY Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

2000 tentang Desain Industri” sebagai tugas akhir dalam perkuliahan di Fakultas

Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. Shalawat

serta salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW sebagai suri

tauladan bagi seluruh umat Islam termasuk Penyusun.

Selama penyusunan skripsi ini dan menuntut perkuliahan di Fakultas Syari’ah

dan Hukum, Program Studi Ilmu Hukum, penyusun banyak mendapat bantuan,

motivasi, serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini

penyusun akan menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, MA., Ph.D selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 10: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

x  

2. Dr. H. Syafiq Mahmadah Hanafi,,M.Ag. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan

Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Bapak Ahmad Bahiej, S.H., M.Hum. selaku Ketua Prodi Ilmu Hukum dan

Bapak Faisal Lukman Hakim, S.H. M.Hum. selaku Sekretaris Prodi Ilmu

Hukum.

4. Ibu Lindra Darnela S.Ag., M.Hum. selaku pembimbing I, dan Bapak Faisal

Luqman Hakim, S.H., M.Hum. selaku pembimbing II, yang penuh kesabaran

dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi kepada penyusun guna

mencapai kebaikan maksimal dalam penyusunan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Prodi Ilmu Hukum yang telah memberikan ilmu pengetahuan

kepada penyusun selama perkuliahan.

6. Segenap karyawan TU Fakultas Syari’ah dan Hukum yang memberikan

pelayanan terbaik serta kesabaran demi kelancaran segala urusan perkuliahan

dan penyusunan skripsi ini.

7. Terima kasih kepada Bapak Haryanto S.H, M.H selaku Kepala Bidang Hak

Kekayaan Intelektual Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi

Manusia DIY.

8. Bapak Hanyuwito dan Ibu Sudarwanti tercinta, yang senantiasa mengiringi

penyusun dengan doa, harapan, nasihat, serta curahan kasih sayang yang telah

diberikan selama ini.

9. Adiku Ratna Hendra Alfianita dan Laura Henny Wulandari.

Page 11: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

xi  

10. Teman-teman Prodi Ilmu Hukum 2011 Bela, Aryo, Dian, Andi, Maya, Uci,

Wahyu, Rima, Yovita, Mustofa, Zacky, teman-teman lain yang tak bisa saya

sebutkan satu persatu. Meskipun kebersamaan kita hanya sementara, tapi

kenangan itu akan kuingat selamanya.

11. Teman-teman KKN Angkatan 83 Arini, Yogi, Estri, Adib, Prima, Isti, Aziz,

Tina. Terima kasih kekompakan dan kebersamaan kita.

12. Semua pihak yang terlibat dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga Allah

senantiasa memberikan pahala yang berlipat sebagai bekal kehidupan di dunia

dan akhirat.

Yogyakarta, 4 Juni 2015

Linda Dewi Bayu Astuti

11340097

 

Page 12: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

xii  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... iii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI I ..................................................................... iv

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI II ...................................................................... v

HALAMAN MOTTO ............................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... vii

KATA PENGANTAR .............................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... xi

BAB 1: PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 6

C. Tujuan dan Kegunaan ....................................................................................... 6

D. Telaah Pustaka .................................................................................................. 7

E. Kerangka Teoretik ........................................................................................... 10

F. Metode Penelitian ........................................................................................... 18

G. Sistematika Pembahasan ................................................................................. 22

Page 13: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

xiii  

BAB II: PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN INDUSTRI BERDASARKAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 31 TAHUN 2000 TENTANG DESAIN

INDUSTRI ................................................................................................................. 23

A. Tinjauan Umum Perlindungan Hukum ........................................................... 23

1. Pengertian Perlindungan Hukum .............................................................. 23

2. Bentuk Perlindungan Hukum .................................................................... 25

B. Tinjauan Umum Desain Industri ..................................................................... 26

1. Subjek Desain Industri .............................................................................. 35

2. Ruang Lingkup Desain Industri ................................................................ 38

3. Asas Hukum Perlindungan Desain Industri .............................................. 39

4. Permohonan Pendaftaran Desain Industri ................................................. 41

5. Pengalihan hak .......................................................................................... 45

6. Lisensi Desain Industri .............................................................................. 46

7. Pembatalan Pendaftaran ........................................................................... 50

8. Akibat Hukum Pembatalan Pendaftaran ........................................................ 50

C. Tinjauan Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri .... 52

BAB III: PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN INDUSTRI DI DAERAH

ISTIMEWA YOGYAKARTA ................................................................................. 58

A. Desain Industri Di Daerah Istimewa Yogyakarta ........................................... 58

Page 14: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

xiv  

B. Perlindungan Hukum Desain Industri Di Daerah Istimewa Yogyakarta ........ 60

1. Pemeriksaan Formal dan Pemeriksaan Substantif .................................... 69

2. Substansi Dalam Undang-undang Desain Industri ................................... 71

BAB IV: ANALISIS TERHADAP PERLINDUNGAN HUKUM DESAIN

INDUSTRI DI DIY ................................................................................................... 74

BAB V: PENUTUP ................................................................................................... 88

A. Kesimpulan ..................................................................................................... 88

B. Saran ................................................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 91

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 15: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dinamika hukum dan ekonomi Indonesia yang bergerak dinamis, diakui

membawa pengaruh yang cukup besar terhadap perkembangan hukum kekayaan

intelektual. Hak Kekayaan Intelektual biasa disebut HKI atau Intellectual Property

Rights (IPR) pada dasarnya merupakan hak yang lahir berdasarkan hasil karya

intelektual seseorang.1

Hak Kekayaan Intelektual adalah hak-hak hukum yang diperoleh dari aktivitas

intelektual di bidang industri, ilmu pengetahuan dan seni.2 Pengklasifikasian Hak

Kekayaan Intelektual (HKI) di Indonesia secara garis besar mengadopsi dari

ketentuan Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights (TRIPs) Agreement,

dengan tidak mengesampingkan norma-norma yang berlaku di Indonesia.3 Secara

garis besar HKI dibagi dalam 2 (dua) bagian, yaitu: Hak Cipta (copyright) dan Hak

kekayaan industri (industrial property rights), yang mencakup: Paten (patent), Desain

industri (industrial design), Merek (trademark), Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu

                                                            1 Endang Purwaningsih, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Dan LisensiI, (Bandung: Mandar

Maju, 2012), hlm. 1. 2 Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 145. 3 Budi Agus Riswandi, Hak Cipta di Internet Aspek Hukum dan Permasalahannya di

Indonesia, (Yogyakarta: UII Press, 2009), hlm. 6.

Page 16: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

2  

(layout design of integrated circuit), Rahasia Dagang (trade secret)4 dan Indikasi

geografis (Geographical indications).

Indonesia dikenal memiliki keragaman hayati yang tinggi, bahkan tergolong

paling tinggi di dunia. Bukan itu saja, negeri kita juga mempunyai beragam budaya

dan karya tradisional. Namun tanpa disadari, banyak asset dan kekayaan intelektual

lokal itu telah terdaftar di luar negeri sebagai milik orang asing. Kurangnya kesadaran

akan pentingnya aset karya intelektual ini telah mengakibatkan kerugian yang besar

bagi Indonesia.5

Tingkat keberhasilan suatu negara dalam persaingan ekonomi dan perdagangan

internasional sangat ditentukan oleh kemampuan negara tersebut untuk mengelola

dan menyediakan barang atau jasa hasil industri yang berkualitas. Oleh karena itu,

karya-karya intelektual yang dimulai dengan invensi-invensi di bidang teknologi

yang kemudian diikuti oleh karya-karya intelektual lainnya termasuk desain industri

mempunyai peranan yang sangat penting dalam percepatan pembangunan ekonomi

suatu negara. Upaya-upaya untuk mewujudkan peningkatan pertumbuhan ekonomi

melalui industrialisasi dan perdagangan perlu didukung oleh suatu bentuk pengaturan

hukum yang dapat memberikan perlindungan bagi setiap hasil karya yang terkait

dengan kegiatan industri.6 Melihat beberapa permasalahan yang belum banyak

                                                            4 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, hlm. 1. 5 Adrian Sutedi, Hak Atas Kekayaan Intelektual, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 6. 6 Ansori Sinungan, Perlindungan Desain Industri Tantangan dan Hambatan Dalam

Praktiknya Di Indonesia, (Bandung: PT Alumni, 2011), hlm. 1.

Page 17: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

3  

tersentuh tersebut penulis merasa tertarik untuk membahas salah satu cabang Hak

Kekayaan Intelektual yaitu desain industri.

Peranan perlindungan Desain Industri sebagai salah satu bidang Hak Kekayaan

Intelektual sering diabaikan apabila dibandingkan dengan perlindungan terhadap

paten, merek atau hak cipta. Padahal peranan suatu desain industri apabila dilihat dari

aspek promosi dan pemasaran suatu produk adalah sangat dominan dalam

menentukan keinginan seseorang untuk menentukan pilihannya terhadap suatu

produk. Desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau

komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi

atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola

tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.7 Di Indonesia desain industri di

lindungi oleh Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang desain industri yang

mulai berlaku sejak tanggal 20 Desember 2000.8

Merujuk pada definisi di atas maka, karakteristik desain industri itu dapat

dirumuskan sebagai berikut:

1. Satu kreasi tentang bentuk, konfigurasi atau komposisi garis atau warna, atau

garis dan warna atau gabungan keduanya.

2. Bentuk konfigurasi atau komposisi tersebut harus berbentuk dua atau tiga

dimensi.

                                                            7 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri . 8 Muhammad Ahkam Subroto dan Suprapedi, Pengenalan HKI (Hak Kekayaan Intelektual)

Konsep Dasar Kekayaan Intelektual Untuk Penumbuhan Inovasi, (Jakarta: PT Indeks, 2008), hlm. 25.

Page 18: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

4  

3. Bentuk tersebut harus pula memberi kesan estetis.

4. Kesemua itu (butir 1, 2 dan 3 di atas) harus dapat dipakai untuk

menghasilkan suatu produk, berupa barang, komoditas industri, atau

kerajinan tangan.9

Prinsip-prinsip umum yang berlaku di dalam Hak Kekayaan Intelektual seperti:

1. Prinsip HKI sebagai hak eksklusif;

2. Prinsip melindungi karya intelektual berdasarkan pendaftaran;

3. Prinsip perlindungan yang dibatasi oleh batasan territorial;

4. Prinsip adanya pemisahan antara benda secara fisik dengan HKI yang

terdapat di dalam benda tersebut;

5. Prinsip perlindungan HKI bersifat terbatas;

6. Prinsip HKI yang berakhir jangka waktu perlindungannya berubah menjadi

public domain.10

Proses penciptaan desain produk industri bukanlah sesuatu hal yang mudah

dilakukan, karena diperlukan pengorbanan waktu dan biaya yang tidak sedikit.

Banyak pengusaha yang mengambil jalan pintas dengan memanfaatkan desain suatu

produk yang sudah dikenal atau dipublikasikan. Permasalahan yang timbul biasanya

berupa penjiplakan atau peniruan terhadap desain milik pihak lain yang sudah banyak

dikenal dan dikhawatirkan berakibat tidak baik pada iklim dunia usaha.

                                                            9 Ok. Saidin, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights), (Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2010), hlm. 468. 10 Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Di Era Global Sebuah Kajian

Kontemporer, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 12-13.

Page 19: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

5  

Untuk wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) perkembangan industri di

bidang kreatifitas dan seni sendiri sangat banyak dan pesat, namun ditemukan juga

desain-desain yang mirip namun berbeda pendesain maupun pemilik produknya.

Ketika desain industri yang dihasilkan oleh pendesain/pengrajin, maka patutlah untuk

diberikan perlindungan hukum. Perlindungan hukum diberikan agar desain industri

yang dihasilkan pengrajin tidak ditiru atau dimanfaatkan oleh pihak lain yang tidak

berhak. UKM di DIY sendiri sangat banyak dan mempunyai nilai jual yang tinggi.

Nilai ekonomis yang dapat diberikan kepada pembeli di antaranya adalah

menawarkan desain produk yang berbeda dari desain produk lainnya. Lain halnya

dengan merk, desain disini dibuat berbeda dengan kesan estetis agar dapat menarik

minat para pembeli untuk membeli produk tersebut. Namun perkembangan industri

kreatif di DIY kurang mendapat perlindungan hukum dikarenakan banyak desain

yang ditiru dan dipasarkan. Hal ini dikarenakan sedikitnya pendesain yang

mengajukan permohonan pendaftaran di Kantor Kementrian Hukum dan HAM DIY

berdasarkan data yang diperoleh dari Kantor Kementrian Hukum dan HAM DIY dari

tahun 2011-2014. Berbagai faktor turut menjadi penyebab kurangnya perlindungan

hukum desain industri di DIY.

Menyadari pentingnya perlindungan hak kekayaan intelektual sebagai basis

perekonomian nasional untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi maka

perlindungan hukum terhadap desain industri sangat penting untuk di

implementasikan secara efektif. Mengingat baik di dalam implementasi maupun

Page 20: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

6  

praktik Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri masih

memiliki kelemahan-kelemahan maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dan menuliskan hasilnya dalam sebuah skripsi yang berjudul “Perlindungan Hukum

bagi Pemilik Desain Industri di DIY Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun

2000 Tentang Desain Industri”.

B. Rumusan Masalah

Apakah perlindungan hukum terhadap desain industri di Daerah Istimewa

Yogyakarta (DIY) sudah sesuai sebagaimana Undang-undang Nomor 31 Tahun

2000 tentang Desain Industri?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini mempunyai tujuan sebagai

berikut:

Untuk mengetahui apakah perlindungan hukum terhadap desain industri di DIY

sudah sesuai sebagaimana Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang

Desain Industri.

Page 21: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

7  

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:

1. Secara teoretis, penelitian ini diharapkan mampu untuk memberikan masukan

secara umum dan kontribusi di bidang hukum, terutama yang berkaitan

dengan Hak Kekayaan Intelektual, khususnya mengenai kajian tentang

permasalahan yang berkaitan dengan perlindungan hukum di bidang desain

industri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat dan

menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penyusun pribadi dan pihak lain

yang secara langsung maupun tidak terkait penelitian ini.

D. Telaah Pustaka

Kajian dan penelitian tentang Hak Kekayaan Intelektual telah banyak dituangkan

ke dalam beberapa tulisan, buku, bahkan penelitian-penelitian lain. Akan tetapi,

kajian dan penelitian Hak Kekayaan Intelektual yang memfokuskan pada pembahasan

perlindungan hukum terhadap desain industri masih jarang dilakukan. Untuk

mengetahui posisi penyusun dalam melakukan penelitian ini, maka dilakukan review

terhadap beberapa penelitian terdahulu yang ada kaitannya atau relevansinya dengan

masalah pada tulisan yang menjadi objek penelitian.

Untuk menghindari terjadinya kesamaan dalam pembahasan dengan penelitian

yang telah ada sebelumnya, maka penyusun akan memaparkan ulasan dan kajian

yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.

Page 22: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

8  

Dalam karya tulis yang berupa tesis karya Raditya Permana yang berjudul

“Perlindungan Hukum Desain Industri Batik Banyumasan”, mengkaji tentang

perlindungan desain industri batik banyumasan dan masalah pembajakan/penjiplakan

desain batik banyumasan yang dihadapi perajin batik serta hambatan yang dihadapi

perajin batik banyumasan untuk melindungi desain industrinya. 11 Perbedaan dengan

yang akan penulis teliti adalah objek, yakni karya tersebut di atas meneliti tentang

desain industri batik banyumasan sedangkan yang penulis akan teliti objeknya adalah

desain industri di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dengan sampel random.

Dalam karya tulis yang kedua berupa skripsi karya Tota Ria Ningsih yang

berjudul “Faktor-Faktor Penghambat Pelaksana Pendaftaran Desain Industri Pada

Kerajinan Gerabah Keramik Di Kasongan, Yogyakarta”, mengkaji tentang faktor

penghambat pendaftaran desain industri pada kerajinan gerabah keramik di Kasongan

dan upaya yang dilakukan Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM berkenaan

dengan pendaftaran desain industri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam karya

tulis tersebut belum dibahas mengenai perlindungan hukum terhadap desain

industrinya. Perbedaan dengan yang akan penulis teliti adalah penulis memaparkan

mengenai perlindungan hukum terkait desain industri. 12

Karya tulis yang ketiga adalah skripsi karya Ikhwanudin yang berjudul “Tinjauan

Yuridis Terhadap Desain Industri dan Hubungannya Dengan Persaingan Curang”,

                                                            11 Raditya Permana, Perlindungan Hukum Desain Industri Batik Banyumasan, Tesis,

Universitas Diponegoro Semarang, 2002. 12 Tota Ria Ningsih, Faktor-Faktor Penghambat Pelaksana Pendaftaran Desain Industri Pada

Kerajinan Gerabah Keramik Di Kasongan, Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2005. 

Page 23: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

9  

dalam skripsi tersebut memaparkan mengenai pelaksanaan Undang-Undang Nomor

31 Tahun 2000 tentang Desain Industri dan faktor yang menjadi penghambat

perlindungan hukum desain industri dari persaingan curang serta cara untuk

mengatasi hambatan perlindungan hukum terhadap desain industri dari persaingan

curang. Dalam karya ini dibahas mengenai desain industri kaitannya dengan

persaingan curang di bidang karya intelektual. Perbedaan dengan yang akan di teliti

oleh penulis adalah karya diatas mengarah pada persaingan curang sedangkan penulis

akan mengacu pada perlindungan hukum dan sistem hukumnya.13

Karya tulis yang ke empat adalah skripsi karya Agitya Kresna Agiyan yang

berjudul “Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan Desain Industri

Di Indonesia (Studi Kasus Desain Industri Iphone 3G Apple inc. v. Galaxy S

Samsung Electronics Co. Ltd)”, mengkaji mengenai penerapan prinsip kebaruan

dalam perlindungan desain industri di Indonesia karena di dalam penegakan hukum

terkait desain industri di Indonesia tidak memiliki klausula yang khusus, maupun

penjelasan yang terprinci dan jelas mengenai prinsip kebaruan yang dapat diterapkan

dalam penyelesaian sengketa desain industri. Dalam skripsi tersebut membahas

mengenai kasus desain industri Iphone 3G Apple inc. v. Galaxy S Samsung

Electronics Co. Ltd. Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh penulis adalah karya di

atas mengacu pada novelty atau prinsip kebaruan sedangkan penulis tidak mengarah

                                                            13 Ikhwanudin, Tinjauan Yuridis Terhadap Desain Industri dan Hubungannya Dengan

Persaingan Curang, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2002.

Page 24: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

10  

pada prinsip kebaruan melainkan perlindungan hukum desain industri di Daerah

Istimewa Yogyakarta. 14

E. Kerangka Teoretik

1. Negara Hukum

Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia

Tahun 1945 menyebutkan bahwa “Negara Indonesia adalah negara hukum”.15 Negara

hukum bermakna negara yang terdiri diatas hukum yang menjamin keadilan bagi

setiap warga negaranya. Keadilan merupakan syarat bagi terciptanya kebahagiaan

hidup bagi warga negaranya. Demikian pula peraturan hukum yang sebenarnya hanya

ada jika peraturan hukum itu mencerminkan keadilan bagi pergaulan hidup warga

negaranya.16

Negara Indonesia memberikan perlindungan dan pengakuan atas hak milik

rakyatnya dalam konstitusi negara. Pasal 28D ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945

menyebutkan bahwa: Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.

Hak individu untuk memperoleh pengakuan hak milik itu lebih lanjut disebut

dalam Pasal 28H ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945 yang berbunyi: Setiap orang

                                                            14 Agitya Kresna Agiyan, Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan Desain

Industri Di Indonesia (Studi Kasus Desain Industri Iphone 3G Apple inc. v. Galaxy S Samsung Electronics Co. Ltd), Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Brawijaya, 2013.

15 Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 17. 16 Moh. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, (Jakarta: Sinar

Bakti, 1988), hlm. 46.

Page 25: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

11  

berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil alih

secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

Hak atas kekayaan intelektual (HAKI) adalah hak yang berkenaan dengan

kekayaan yang timbul karena kemampuan intelektual manusia. Kemampuan tersebut

dapat berupa karya di bidang teknologi, ilmu pengetahuan, seni dan sastra.17

2. Sistem Hukum

Pada hakikatnya, sebuah sistem adalah sebuah unit yang beroperasi dengan

batas-batas tertentu. Sistem bisa bersifat mekanis, organis, atau sosial.18 Sistem

merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur atau elemen yang saling

berinteraksi satu sama lain, dalam sistem tidak menghendaki adanya konflik antar

unsur-unsur yang ada dalam sistem, kalau sampai terjadi konflik maka akan segera

diselesaikan oleh sistem tersebut.19

Lawrence M. Friedman dalam bukunya Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah

mengemukakan empat fungsi sistem hukum: Pertama, sebagai bagian dari sistem

kontrol sosial (social control) yang mengatur perilaku manusia. Kedua, sebagai

sarana untuk menyelesaikan sengketa (dispute settlement). Ketiga, sistem hukum

memiliki fungsi sebagai social engineering function. Keempat, hukum sebagai social

                                                            17 Muhammad Ahkam Subroto dan Suprapedi, Pengenalan HKI: Konsep Dasar Kekayaan

Intelektual Untuk Penumbuhan Inovasi, hlm. 14. 18 Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, (Bandung: Nusa Media,

2013), hlm. 6. 19 Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, & Ilmu Hukum, (Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, 2013), hlm. 311.

Page 26: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

12  

maintenance, yaitu fungsi yang menekankan peranan hukum sebagai pemeliharaan

“status quo” yang tidak menginginkan perubahan.

Selanjutnya menurut Friedman ada tiga elemen dari sistem hukum, yaitu

structure, substance dan legal culture. Struktur adalah menyangkut lembaga-lembaga

yang berwenang membuat dan melaksanakan undang-undang (lembaga pengadilan

dan lembaga legislatif). Aspek kedua, adalah substansi, yaitu materi atau bentuk dari

peraturan perundang-undangan, dan aspek ketiga dari sistem hukum adalah apa yang

disebut sebagai sikap orang terhadap hukum dan sistem hukum, yaitu menyangkut

kepercayaan akan nilai, pikiran atau ide dan harapan mereka.

Sistem hukum yang baik tidak akan berjalan dengan baik kalau tidak ditunjang

oleh adanya substansi hukum yang baik pula. Demikian pula substansi hukum yang

baik tidak akan dapat dirasakan manfaatnya kalau tidak ditunjang oleh structure

hukum yang baik. Selanjutnya structure dan substansi hukum yang baik tidak akan

dapat dirasakan eksistensinya kalau tidak didukung oleh budaya hukum masyarakat

dengan baik pula.

Dengan kata lain, hukum akan berperan dengan baik manakala ketiga aspek

subsistem yaitu struktur, substansi dan budaya hukum itu saling berinteraksi dan

memainkan peranan sesuai dengan fungsinya, sehingga hukum akan berjalan secara

serasi dan seimbang, sesuai dengan fungsinya.20 Suatu sistem hukum dalam operasi

                                                            20 Ibid, hlm. 311-312.

Page 27: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

13  

aktualnya merupakan sebuah organisme kompleks di mana struktur, substansi, dan

kultur berinteraksi.21

3. Hak Milik

Dalam kamus Istilah Hukum Belanda Indonesia dapat ditemukan, bahwa istilah

HAKI merupakan terjemahan dari Intelectuelle Eigendom yang diartikan sebagai hak

khusus yang dimiliki manusia atas buah pikirnya.22 Hak adalah sesuatu yang layak

bagi setiap orang dan yang secara eksklusif dimiliki oleh seseorang.23 Konsep harta

kekayaan menurut hukum Indonesia, meliputi benda dan hubungan hukum untuk

memperoleh benda tersebut. Dengan kata lain meliputi benda (zaak) dan perikatan

(verbintenis). Harta kekayaan adalah benda milik seseorang yang memiliki nilai

ekonomi. Lebih lanjut menurut Pasal 499 Burgerlijke Wetboek (BW) pengertian

benda (zaak) meliputi barang (good) dan hak (rect). Baik harta kekayaan maupun hak

yang melekat diatasnya diakui dan dilindungi berdasarkan bukti yang sah. Sedangkan

pengertian Hak Milik terdapat dalam Pasal 570 BW yang menyatakan:24

Hak kepemilikan adalah hak untuk menikmati kegunaan sesuatu kebendaan dengan leluasa dan untuk berbuat bebas terhadap kebendaan itu sepenuh-penuhnya asal tidak bertentangan dengan undang-undang atau peraturan umum yang ditetapkan oleh suatu kekuasaan yang berhak menetapkan dan tidak mengganggu hak-hak orang lain dengan tidak mengurangi kemungkinan akan

                                                            21 Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, hlm. 17. 22 Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia Dalam Era Perdagagan

Bebas, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 11. 23 Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, (Surabaya:

Airlangga University Press, 2010), hlm. 23. 24 Ibid., hlm. 23.

Page 28: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

14  

pencabutan hak itu demi kepentingan umum berdasarkan atas ketentuan undang-undang dan dengan pembayaran ganti rugi.25 Berdasarkan ketentuan tersebut, maka hak atas barang milik hanya berlaku bagi

barang bergerak yang meliputi:

1. Hak menguasai dengan bebas;

2. Hak menikmati dengan sepenuhnya;

3. Secara tidak bertentangan dengan undang-undang (yang diperluas tidak

bertentangan dengan hukum).26

Menurut Pitlo dalam bukunya Rahmi Jened yang berjudul Hak Kekayaan

Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif ada penyalahgunaan hak, apabila

penggunaan hak itu sedemikian rupa, sehingga kerugian orang lain lebih besar dari

pada manfaat yang diperoleh pemilik yang menggunakan barang miliknya itu. Jadi,

konsep kebebasan dalam hak milik yang tidak bertentangan dengan hukum,

mengandung arti bahwa menguasai dan menikmati hak milik tidak boleh

mengganggu orang lain, atau menyalahgunakan hak yang merugikan orang lain.27

                                                            25 Subekti R dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cet. 39, (Jakarta:

PT Pradnya Paramita, 2008), hlm. 171. 26 Rahmi Jened, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, hlm. 23. 27 Ibid., hlm. 24.

Page 29: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

15  

HAKI adalah suatu istilah yang secara luas meliputi dan dipakai untuk

menunjukkan suatu kelompok dari bidang-bidang hukum: paten, merek, persaingan

curang, hak cipta, desain, rahasia dagang, hak moral, dan hak untuk publisitas.28

Dalam suatu negara, pasti terjadi hubungan antara negara dengan warga

negaranya, hubungan inilah yang menimbulkan hak dan kewajiban. Perlindungan

hukum akan menjadi hak bagi warga negara dan di sisi lain perlindungan hukum akan

menjadi kewajiban negara, sehingga negara wajib untuk memberikan perlindungan

hukum bagi warga negaranya. Perlindungan hukum merupakan gambaran dari

bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan-tujuan hukum, yakni keadilan,

kemanfaatan dan kepastian hukum.29

4. Perlindungan Hukum

Perlindungan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tempat berlindung,

hal atau perbuatan yang melindungi, menjaga.30 Sedangkan pengertian hukum adalah

peraturan yang dibuat oleh suatu kekuasaan atau adat yang dianggap berlaku oleh dan

untuk orang banyak.31 Menurut pendapat Phillipus M. Hadjon bahwa perlindungan

                                                            28 Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia Dalam Era Perdagagan

Bebas, hlm. 12. 29 Lenny Putri Sulistyaningrum, “Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah BMT Batik

Mataram Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen” Skripsi (Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2014), hlm. 16.

30 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), hlm. 526.

31 Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1976), hlm. 363.

Page 30: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

16  

hukum bagi rakyat sebagai tindakan pemerintah yang bersifat preventif dan represif.32

Dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi hukum,

yaitu konsep di mana hukum dapat memberikan suatu keadilan, ketertiban, kepastian,

kemanfaatan dan kedamaian.

5. Desain Industri

Peran serta Indonesia secara langsung di dalam kerja sama hukum HaKI

internasional dimulai sejak tahun 1950, beberapa tahun setelah kemerdekaan, saat

Indonesia meratifikasi Konvensi Paris, sebuah perjanjian internasional di bidamg hak

kekayaan industri. Baru-baru ini, Indonesia telah mengambil bagian di dalam Putaran

Uruguay (1986-1994), yang merupakan salah satu rangkaian terakhir perundingan

perdagangan multilateral. Termasuk menjadi peserta perundingan-perundingan

Perjanjian Pendirian WTO yang salah satu komponennya adalah TRIPs.33

Perlindungan terhadap HAKI termasuk desain industri mempunyai korelasi yang

erat dengan pembangunan ekonomi Indonesia, antara lain dengan masuknya investasi

asing dan eksistensi desain industri Indonesia itu sendiri.34 Sedangkan yang

dimaksud desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau

komposisi garis atau warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi

atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola                                                             

32 Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hlm. 2.

33 Tim Lindsey. Eddy Damian. Simon Butt. Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, (Bandung: PT Alumni, 2013), hlm. 24.

34Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia Dalam Era Perdagangan Bebas, hlm. 17.

Page 31: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

17  

tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk,

barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.35

Adapun definisi mengenai Hak Desain Industri terdapat dalam ketentuan Pasal 1

angka 5 UU No. 31 Tahun 2000 yang menyatakan :

“Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakan hak tersebut”.36

Subjek dari hak desain industri:

1. Yang berhak memperoleh Hak Desain Industri adalah Pendesain atau yang

menerima hak tersebut dari Pendesain.

2. Dalam hal Pendesain terdiri atas beberapa orang secara bersama, Hak

Desain Industri diberikan kepada mereka secara bersama, kecuali jika

diperjanjikan lain.

3. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan dinas dengan pihak lain

dalam lingkungan pekerjaannya atau yang dibuat orang lain berdasarkan

pesanan, pemegang Hak Desain Industri adalah pihak yang dan/atau

dalam dinasnya Desain Industri itu dikerjakan, kecuali ada perjanjian lain

antara kedua pihak dengan tidak mengurangi hak Pendesain apabila

penggunaan Desain Industri itu diperluas sampai ke luar hubungan dinas.

                                                            35 Rachmadi Usman, Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual Perlindungan dan Dimensi

Hukumnya di Indonesia, (Bandung: PT Alumni, 2003), hlm. 425. 36 Ranti Fauza Mayana, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia Dalam Era Perdagangan

Bebas. hlm. 13.

Page 32: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

18  

4. Jika suatu Desain Industri dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan

pesanan, orang yang membuat Desain Industri itu dianggap sebagai

Pendesain dan Pemegang Hak Desain Industri, kecuali jika diperjanjikan

lain antara kedua pihak.37

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode,

sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya.38 Adapun metode

yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah penelitian

lapangan (field research), yaitu penelitian yang obyeknya langsung berasal dari

Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Yogyakarta. Selain

penelitian lapangan (field research), dilengkapi juga dengan data yang diperoleh

melalui penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan

                                                            37 Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual, hlm. 63. 38 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: UI-Press, 1986), hlm. 43.

Page 33: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

19  

dengan menggunakan kepustakaan, baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil

penelitian dari penelitian terdahulu yang berkaitan dengan topik yang dibahas.39

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif-analitis, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

menggambarkan suatu keadaan berupa fenomena sosial, praktek dan kebiasaan yang

ada dalam masyarakat.40 Untuk mendukung sifat penelitian ini, maka digunakan

metode yuridis normatif. Jenis pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah penelitian yuridis empiris karena penelitian ini memadukan antara penelitian

kepustakaan dan penelitian lapangan.41 Penggunaan pendekatan ini berguna untuk

masalah yang dikaji dengan menggunakan dasar peraturan perundang-undangan yang

ada dengan melandaskan pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang

Desain Industri serta pendekatan yang dilakukan secara langsung ke lapangan melihat

bagaimana pelaksanaan dari aturan perundang-undangan yang ada.

3. Sumber dan Jenis Data

Sumber data adalah dari mana data dapat diperoleh. Jenis data yang akan

dipergunakan adalah berupa data primer dan data sekunder. Adapun sumber data

yang penulis pakai dalam penelitian ini:

                                                            39 M. Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11. 40 Kontjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm. 19. 41 Amirudin dan Zaenal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004), hlm. 133.

Page 34: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

20  

a. Data Primer adalah data yang diambil langsung dari subyek penelitian.

Adapun subyek/responden dalam penelitian ini adalah Kantor Wilayah

Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia di Yogyakarta dan para pelaku

UKM ataupun pemilik desain industri di Yogyakarta.

b. Data Sekunder berupa bahan-bahan kepustakaan, dokumen-dokumen,

statistik dan arsip-arsip yang berkaitan dengan tema yang diteliti, baik yang

didapatkan dari Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

di Yogyakarta atau lainnya.

Dalam penyusunan ini bahan hukum yang digunakan di antaranya:

a. Bahan Hukum Primer

1) Undang-undang Dasar Tahun 1945

2) Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

3) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder yang digunakan dalam penyusunan ini adalah berupa

buku-buku atau literatur yang terkait dengan Hak Kekayaan Intelektual, hak

desain industri dan perlindungan hukum.

c. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yang digunakan adalah bahan yang berasal dari internet

dan bahan yang memberikan petunjuk atau penjelasan terhadap bahan hukum

primer dan sekunder seperti kamus, ensiklopedia, dan sebagainya.

Page 35: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

21  

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara (Interview)

Wawancara yaitu cara memperoleh data atau informasi dan keterangan-

keterangan melalui wawancara tanya jawab secara langsung dengan yang

diwawancarai atau narasumber.42

b. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data-data dan bahan-bahan berupa dokumen. Data

tersebut berupa arsip-arsip, foto-foto serta hal-hal lain yang mendukung penyusunan

skripsi ini.

c. Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis wawancara, yang bersifat kualitatif, yaitu penelitian yang objeknya bukan

berupa angka.43 Dengan pengertian bahwa data yang dipakai tidak menggunakan

perhitungan angka, melainkan mempergunakan sumber informasi yang relevan

berupa hasil observasi dan hasil wawancara dengan beberapa orang yang terlibat

dalam permasalahan ini. Data umum yang telah terkumpul selanjutnya diuraikan dan

disimpulkan yang bersifat khusus dengan cara berfikir deduktif, disertai dengan

pemaparan solusi.

                                                            42 Barowi dan Suwandi, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm.

188. 43 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 1998), hlm. 11.

Page 36: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

22  

G. Sistematika Pembahasan

Untuk memberikan gambaran secara mudah agar lebih terarah dan jelas

mengenai pembahasan skripsi ini, penyusun membuat sistematika sebagai

berikut:

Bab pertama pendahuluan, adapun di dalam pendahuluan berisi latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka,

kerangka teoritik, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab kedua membahas mengenai tinjauan umum perlindungan hukum,

tinjauan umum desain industri, dan tinjauan Undang-Undang Nomor 31 tahun

2000 tentang Desain Industri.

Bab ketiga membahas perlindungan hukum desain industri di Daerah

Istimewa Yogyakarta.

Bab keempat merupakan analisis dari hasil penelitian di lapangan dengan cara

menganalisis data yang didapat penyusun di lapangan dan mengkorelasikan

dengan referensi literatur-literatur yang terkait dengan tema penelitian.

Bab kelima penutup berisi tentang kesimpulan mengenai pokok permasalahan

yang telah diuraikan sebelumnya dan saran-saran dari hasil penelitian dari

jawaban rumusan masalah. Di bagian akhir juga akan dilampirkan berbagai

lampiran yang merupakan unsur dari kelengkapan laporan skripsi.

Page 37: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

88  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijabarkan diatas maka

dapat diambil kesimpulan bahwa perlindungan hukum desain industri di DIY belum

sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri karena

di lihat dari substansinya perundang-undangan yang mengatur mengenai desain

industri sendiri tidak cukup untuk melindungi pemilik hak desain industri, jika dilihat

dari struktur sendiri Dirjen HKI dalam melaksanakan sosialisasi atau penyuluhan

HKI kurang optimal karena masih banyak pendesain maupun masyarakat yang belum

pernah mengikuti sosialisasi HKI, sedangkan dari kultur hukum masyarakat

kurangnya kesadaran hukum pemilik hak desain industri dalam menggunakan hak

eksklusifnya. Walaupun dalam Undang-undang desain industri terkandung maksud

untuk memberikan perlindungan kepada pemilik desain maupun masyarakat terutama

yang berasal dari kelompok UKM, dalam kenyataannya undang-undang desain

industri belum dapat diimplementasikan secara efektif dan undang-undang desain

industri sendiri terdapat pasal-pasal yang memiliki kelemahan. Perlindungan hukum

hak desain industri diberikan dari sudut hukum perdata maupun pidana. Dari sudut

hukum perdata secara formal ditentukan hak mengajukan gugatan ke pengadilan

Page 38: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

89  

niaga, namun dapat juga mengajukan gugatan perdata ke pengadilan negeri dengan

perbuatan melawan hukum. Akan tetapi jika ingin menyelesaikan sengketa melalui

jalur non litigasi para pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase atau

alternatif penyelesaian sengketa sesuai dalam ketentuan Pasal 46 undang-undang

desain industri. Bentuk dari penyelesaian sengketa alternatif ini berupa negosiasi,

mediasi dan konsiliasi, Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM sendiri tidak

mempunyai wewenang untuk menyelesaikan sengketa perdata, sehingga para pihak

dapat memilih sendiri lembaga arbitrase sesuai kesepakatan para pihak. Sedangkan

untuk perlindungan hukum secara pidana mengacu pada ketentuan pidana Pasal 54

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.

B. Saran

Diharapkan bagi pemerintah beserta instansi-instansi yang terkait mengenai

perlindungan hak desain industri memiliki kewajiban untuk memberikan pengetahuan

dan pemahaman kepada pendesain maupun masyarakat luas melalui

penyuluhan/sosialisasi mengenai pentingnya perlindungan Hak Kekayaan Intelektual

dan pelaksanaan hak eksklusif pemilik desain termasuk di dalamnya bidang industri

serta aktif dan terencana. Sebaiknya upaya sosialisasi dan program yang mendukung

perlindungan hukum HaKI lebih di optimalkan dan tidak hanya berhenti di

sosialisasi, tetapi bisa dengan mengadakan survey pendesain/pemilik usaha agar ada

Page 39: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

90  

peningkatan kesadaran hukum, sehingga bagi pemilik hak desain industri bisa lebih

menggunakan hak eksklusifnya sesuai undang-undang yang berlaku. Kepada para

pendesain/pemilik usaha hendaknya bertindak pro-aktif dalam mencari tahu informasi

mengenai HaKI di berbagai tempat dan kesempatan yang ada.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 40: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

91  

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amirudin dan Zaenal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Barowi dan Suwandi, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Chazawi, H Adami, Tindak Pidana Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI), Malang:

Bayumedia Publishing.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1989.

Djumhana, Muhammad dan R Djubaedillah, Hak Milik Intelektual: Sejarah, Teori, dan

Prakteknya di Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993.

Friedman, Lawrence M, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Bandung: Nusa

Media, 2013.

Hadjon, Phillipus M, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT

Bina Ilmu, 1987.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Page 41: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

92  

HR, Ridwan, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011.

HS, Salim dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian

Tesis dan Disertasi, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Jened, Rahmi, Hak Kekayaan Intelektual Penyalahgunaan Hak Eksklusif, Surabaya:

Airlangga University Press, 2010.

Kansil, CST, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1989.

Kontjaraningrat, Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1985.

Kusnardi, Moh dan Harmaily Ibrahim, Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: Sinar

Bakti, 1988.

Lindsey, Tim. Eddy Damian. Simon Butt. Tomi Suryo Utomo, Hak Kekayaan

Intelektual Suatu Pengantar, Bandung: PT Alumni, 2013.

Margono, Suyud, Hak Milik Industri Pengaturan dan Praktik di Indonesia, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2011.

Mayana, Ranti Fauza, Perlindungan Desain Industri Di Indonesia Dalam Era

Perdagagan Bebas, Jakarta: Grasindo, 2004.

Nasution, Rahmi Jened Parinduri, Interface Hukum Kekayaan Intelektual dan Hukum

Persaingan (Penyalahgunaan HKI), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Page 42: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

93  

Prasetyo, Teguh dan Abdul Halim Barkatullah, Filsafat, Teori, & Ilmu Hukum,

Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2013.

Purwaningsih, Endang, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Dan Lisensi, Bandung:

Mandar Maju, 2012.

R, Subekti dan R. Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cet. 39,

Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2008.

Riswandi, Budi Agus, Hak Cipta di Internet Aspek Hukum dan Permasalahannya di

Indonesia, Yogyakarta: UII Press, 2009.

Riswandi, Budi Agus dan M. Syamsudin, Hak Kekayaan Intelektual dan Budaya

Hukum, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005.

Saidin, Ok, Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights),

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Saliman, Abdul R., Hukum Bisnis Untuk Perusahaan, Jakarta: Kencana, 2011.

Santoso, Budi, Butir-butir Berserakan Tentang Hak Atas Kekayaan Intelektual

(Desain Industri), Bandung: CV. Mandar Maju, 2005.

Sinungan, Ansori, Perlindungan Desain Industri Tantangan dan Hambatan Dalam

Praktiknya Di Indonesia, Bandung: PT Alumni, 2011.

Subroto, Muhammad Ahkam dan Suprapedi, Pengenalan HKI (Hak Kekayaan

Intelektual) Konsep Dasar Kekayaan Intelektual Untuk Penumbuhan Inovasi,

Jakarta: PT Indeks, 2008.

Page 43: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

94  

Sudaryat et all, Hak Kekayaan Intelektual: Memahami Prinsip Dasar, Cakupan, dan

Undang-undang Yang Berlaku, (Bandung: Oase Media, 2010.

Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-Press, 1986.

Sutedi, Adrian, Hak Atas Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Usman, Rachmadi, Hukum Atas Hak Kekayaan Intelektual Perlindungan dan

Dimensi Hukumnya di Indonesia, Bandung: PT Alumni, 2003

Utomo, Tomi Suryo, Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Di Era Global Sebuah Kajian

Kontemporer, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

Skripsi

Agiyan, Agitya Kresna, Penerapan Prinsip Kebaruan (Novelty) Dalam Perlindungan

Desain Industri Di Indonesia (Studi Kasus Desain Industri Iphone 3G Apple

inc. v. Galaxy S Samsung Electronics Co. Ltd), Skripsi, Fakultas Hukum

Universitas Brawijaya, 2013.

Ikhwanudin, Tinjauan Yuridis Terhadap Desain Industri dan Hubungannya Dengan

Persaingan Curang, Skripsi, Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, 2002.

Ningsih, Tota Ria, Faktor-Faktor Penghambat Pelaksana Pendaftaran Desain Industri

Pada Kerajinan Gerabah Keramik Di Kasongan, Yogyakarta, Skripsi, Fakultas

Hukum Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2005.

Permana, Raditya, Perlindungan Hukum Desain Industri Batik Banyumasan, Tesis,

Universitas Diponegoro Semarang, 2002.

Page 44: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

95  

Sulistyaningrum, Lenny Putri, Perlindungan Hukum Terhadap Nasabah BMT Batik

Mataram Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang

Perlindungan Konsumen, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Syari’ah dan Hukum

UIN Sunan Kalijaga, 2014.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-undang Dasar Tahun 1945

Undang-undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri

KUH Perdata Pasal 570

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2009 tentang Jenis dan Tarif Atas Jenis

Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Hukum dan

Hak Asasi Manusia.

Lain-lain

Bambang Kesowo, Bahan Kuliah Hak Kekayaan Intelektual (HKI).

Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, Buku Panduan Hak Kekayaan Intelektual.

Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Umum Bahasa Indonesia.

http://id.wikipedia.org/wiki/Desain_industri

Page 45: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amirudin dan Zaenal Asikin, Pengantar Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2004.

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Barowi dan Suwandi, Metode Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2008.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 1989.

Djaja, Ermansyah, Hukum Hak Kekayaan Intelektual, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.

Djumhana, Muhammad dan R Djubaedillah, Hak Milik Intelektual: Sejarah, Teori, dan

Prakteknya di Indonesia, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1993.

Friedman, Lawrence M, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Bandung: Nusa

Media, 2013.

Hadjon, Phillipus M, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia, Surabaya: PT

Bina Ilmu, 1987.

Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya,

Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.

Page 46: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 47: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 48: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 49: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase
Page 50: PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMILIK DESAIN INDUSTRI DI …digilib.uin-suka.ac.id/16979/2/11340097_bab-i_iv-atau-v_daftar... · pihak dapat menyelesaikan perselisihan melalui arbitrase

CURICULUM VITAE

Nama : Linda Dewi Bayu Astuti

Tempat, Tanggal Lahir : Sleman, 21 Februari 1992

Alamat : Pohruboh Jl Aster II No 34 Condongcatur

Agama : Islam

No Hp : 083869500773

Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

TK Kartika IV-55 : (1997-1998)

SD Negeri Condongcatur : (1998-2004)

SMP Negeri 1 Depok : (2004-2007)

SMK Negeri 5 Yogyakarta : (2007-2010)

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga : (2011-2015)