perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    1/30

     

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    2/30

    3

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    3/30

    2

    Mengingat : Perubahan kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 28

    Tahun 2000 tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa

    Konstruksi (Lembaran Negara RI Tahun 2010 Nomor 7,

    Tambahan Lembaran Negara Nomor 157);

    3. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    10/PRTM/2010 sebagaimana telah diubah dengan

    Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    24/PRT/M/2010 tentang Tata Cara Pemilihan

    Pengurus, Masa Bakti, Tugas Pokok dan Fungsi, serta

    Mekanisme Kerja Lembaga Pengembangan Jasa

    Konstruksi;

    4. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor

    223/KPTS/M/2011 tentang Penetapan Organisasi dan

    Pengurus Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

    Tingkat Nasional Periode 2011 – 2015;

    5. Peraturan Lembaga Nomor 06 Tahun 2011 tentang

    Struktur Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja

    Badan Pelaksana Lembaga Pengembangan Jasa

    Konstruksi Nasional.

    MEMUTUSKAN

    Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASAKONSTRUKSI NASIONAL TENTANG PERATURANKEPEGAWAIAN BADAN PELAKSANA NASIONAL 

    BAB I

    KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan :

    (1) Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi yang selanjutnya

    disebut Lembaga adalah organisasi sebagaimana dimaksud

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    4/30

    3

    dalam Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2010 tentang

    Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2000

    tentang Usaha dan Peran Masyarakat Jasa Konstruksi.

    (2) Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi, selanjutnya disebut LPJK,adalah Lembaga yang independen dan mandiri sebagaimana dimaksud

    dalam pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1999 tentang

    Jasa Konstruksi.

    (3) Badan Pelaksana LPJK Nasional, selanjutnya disebut BAPELNAS, adalah

    satuan kerja tetap di LPJK Nasional yang bertugas melaksanakan

    Kesekretariatan Lembaga sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri

    Pekerjaan Umum Nomor 10/PRTM/2010.(4) Pegawai, adalah personil BAPELNAS yang bekerja penuh waktu pada

    Badan Pelaksana Tingkat Nasional, bertanggung jawab kepada Pengurus

    LPJK Nasional dan diangkat serta diberhentikan sesuai hirarki.

    (5) Gaji, adalah suatu penerimaan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari

    LPJK kepada pegawai untuk suatu pekerjaan/jasa yang telah dilakukan, dan

    dibayarkan atas dasar Surat Keputusan dan atau suatu perjanjian kerja.

    (6) Upah lembur, adalah imbalan yang dibayarkan kepada pegawai sebagai

    kompensasi dari kerja lembur yang dilakukan oleh pegawai tersebut, yang

    besarnya sesuai dengan perhitungan yang telah diatur di dalam peraturan

    perundangan yang berlaku.

    Pasal 2

    Ruang lingkup peraturan kepegawaian ini mengatur tentang hubungan kerja

    antara LPJK Nasional dengan pegawai yang meliputi status, hak, dan kewajiban

    pegawai, syarat-syarat kerja, tata tertib, penghargaan, dan sanksi.

    Pasal 3

    (1) Maksud ditetapkannya peraturan ini agar terjalin hubungan kerja yang jelas,

    dinamis, dan harmonis serta mengetahui hak dan kewajiban masing-masing

    pihak antara Pengurus LPJK Nasional dengan BAPELNAS.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    5/30

    4

    (2) Tujuan ditetapkannya peraturan ini untuk memberikan kepastian tentang hak

    dan kewajiban pegawai serta mengetahui dengan jelas kedudukan masing-

    masing pegawai dalam hubungan ketenagakerjaan, sesuai dengan

    peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    BAB II

    STATUS, PENERIMAAN DAN PENGANGKATAN PEGAWAI

    Bagian Kesatu

    Status Pegawai

    Pasal 4

    (1) Status Pegawai BAPELNAS LPJK terdiri atas :

    a. Pegawai Tetap

    b. Pegawai Yang Diperbantukan

    c. Pegawai Honorer

    d. Pegawai Harian

    (2) Pegawai Tetap sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a merupakan pegawai

    yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh LPJK Nasional,

    diterima, dipekerjakan, dan mendapat gaji secara bulanan serta terikat

    dalam hubungan kerja dengan LPJK sebagai pegawai tetap.

    (3) Pegawai yang Diperbantukan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b

    adalah pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan/dipekerjakan diLPJK.

    (4) Pegawai Honorer sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c adalah pegawai

    yang diangkat dengan suatu perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu.

    (5) Pegawai Harian sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d merupakan

    pegawai yang diangkat dengan perjanjian kerja dengan status pegawai

    harian dan memperoleh upah harian berdasarkan kehadiran pegawai

    tersebut.

    Pasal 5

    (1) Pegawai BAPELNAS terdiri dari unsur Direksi dan unsur Staf.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    6/30

    5

    (2) Unsur Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas 1 (satu)

    orang Direktur Eksekutif dan 3 (tiga) orang Direktur, yang diangkat dan

    diberhentikan oleh Pengurus LPJK.

    (3) Unsur Staf sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas Kepala Divisi,

    Kepala Kepala Sub Divisi beserta jajarannya yang diangkat dan

    diberhentikan oleh Direktur Eksekutif BAPELNAS atas usulan Direktur yang

    menangani kepegawaian.

    Bagian Kedua

    Penerimaan Pegawai

    Pasal 6

    Penerimaan pegawai didasarkan pada kebutuhan / formasi pegawai.

    Pasal 7

    (1) Setiap orang yang mengajukan lamaran pekerjaan, harus :

    a. Warga Negara Indonesia (yang dibuktikan dengan KTP)

    b. Berusia antara 18–

      35 tahun pada saat penerimaan, kecualidiperlukan oleh LPJK dapat melebihi batas tertinggi usia tersebut.

    c. Bagi wanita pada saat penerimaan, tidak dalam keadaan hamil.

    (2) Setiap orang yang mengajukan lamaran pekerjaan sebagaimana dimaksud

    pada ayat (1) dapat diterima apabila memenuhi :

    a. Persyaratan administrasi

    b. Lulus dalam test mengenai sikap (attitude) dan kemampuan teknis

    yang meliputi keahlian dan atau keterampilan sesuai bidang tugas

    yang akan diberikan.

    d. Bersedia mentaati peraturan kepegawaian.

    (3) Persyaratan administrasi sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a, meliputi :

    a. Mengajukan surat lamaran pekerjaan; dan

    b. Melampirkan :

    1) Daftar riwayat hidup (Curiculum Vitae)

    2) Photocopy ijazah yang telah dilegalisasi

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    7/30

    6

    3) Surat Keterangan Kesehatan dari Rumah Sakit (bagi wanita

    melampirkan surat keterangan tidak hamil)

    4) Pasphoto berwarna ukuran 4x6 sebanyak 4 (empat) lembar

    (4) Seleksi kemampuan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b

    dilakukan melalui uji tulis dan wawancara;

    (5) Pelaksanaan penerimaan pegawai sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat

    (2), ayat (3), dan ayat (4) dilakukan oleh Direktur yang menangani

    kepegawaian.

    (6)

    Pasal 8

    Setiap pelamar yang telah memenuhi persyaratan penerimaan pegawai

    sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat diangkat sebagai calon pegawai.

    Bagian Ketiga

    Pengangkatan Pegawai

    Pasal 9

    (1) Calon pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diberikan masapercobaan selama 3 (tiga) bulan dengan menandatangani Surat Perjanjian

    Pegawai Percobaan;

    (2) Calon pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah melampaui

    masa percobaan diwajibkan menjalani test kesehatan pada Rumah Sakit

    yang ditunjuk.

    (3) Calon pegawai yang lulus test kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) diangkat sebagai pegawai tetap.

    Pasal 10

    (1) Sebelum diangkat sebagai pegawai tetap, calon pegawai harus

    menandatangani Surat Perjanjian Kerja;

    (2) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempatkan sesuai dengan

    formasi yang dibutuhkan.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    8/30

    7

    (3) Pengangkatan pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

    dengan Surat Keputusan Direktur Eksekutif BAPELNAS.

    Pasal 11

    (1) Dalam hal LPJK Nasional memerlukan tenaga kerja untuk suatu pekerjaan

    yang membutuhkan keahlian tertentu atau untuk jangka waktu tertentu,

    Direktur Eksekutif BAPELNAS dengan seizin Pengurus LPJK Nasional

    dapat menerima pegawai dengan status pegawai honorer atau pegawai

    harian.

    (2) Penerimaan pegawai honorer atau pegawai harian dilakukan dengan

    wawancara.

    (3) Penerimaan pegawai honorer atau pegawai harian dituangkan dalam Surat

    Perjanjian Kerja, yang ditandatangani oleh Direktur Eksekutif.

    Pasal 12

    (1) Pegawai yang telah diangkat sebagai pegawai tetap akan diberikan tugas

    pekerjaan sesuai dengan kebutuhan formasi yang diperuntukan.(2) Untuk pendayagunaan pegawai dan untuk mencapai tujuan operasional

    setiap pegawai dapat dipindahkan / mutasi dari unit kerja yang satu ke unit

    kerja yang lain.

    BAB III

    HAK DAN KEWAJIBAN PEGAWAI

    Bagian KesatuHak Pegawai

    Pasal 13

    (1) Pegawai Tetap mempunyai hak :

    a. Gaji, tunjangan dan lembur serta bonus akhir tahun

    b. Cuti

    c. Asuransi

    d. Pesangon

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    9/30

    8

    e. Pendidikan dan Pelatihan yang dapat menunjang pekerjaan.

    (2) Skala gaji, jenis dan besar tunjangan serta pesangon ditetapkan

    sebagaimana pada Lampiran Peraturan ini.

    Bagian Kedua

    Kewajiban Pegawai

    Pasal 14

    Kewajiban Pegawai meliputi :

    a. Mematuhi jam kerja, mengisi daftar hadir, dan mengenakan tanda pengenal;

    b. Melaksanakan semua pekerjaan dan tugas yang menjadi tanggung

     jawabnya dan mematuhi semua petunjuk dan instruksi kerja dari atasannya;

    c. Mentaati peraturan dan tata tertib kepegawaian;

    d. Menjaga, menyimpan, dan tidak menyebarluaskan semua keterangan dan

    dokumen yang bersifat rahasia;

    e. Memelihara dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja dan barang

    yang menjadi tanggung jawabnya;

    f. Menjaga kesehatan, kebersihan, dan kerapihan tempat kerja dan

    lingkungan;

    g. Berpakaian dan bersikap sopan, baik tutur kata maupun tindakannya;

    h. Menjaga nama baik LPJK;

    i. Setiap pegawai wajib melaporkan apabila ada perubahan atas status dirinya

    maupun alamat rumahnya dan hal-hal lain yang patut diketahui;

     j. Setiap pegawai wajib segera melaporkan kepada atasannya apabila

    mengetahui adanya hal-hal yang dapat menimbulkan bahaya yang dapat

    mengakibatkan kerugian bagi LPJK.

    Pasal 15

    Hak dan kewajiban pegawai honorer atau pegawai harian sesuai yang tercantum

    dalam Perjanjian Kerja masing-masing.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    10/30

    9

    BAB IV

    HARI KERJA, JAM KERJA DAN HARI LIBUR

    Pasal 16

    (1) Hari kerja ditetapkan hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali harilibur;

    (2) Jumlah jam kerja 8 (delapan) jam dalam 1 (satu) hari atau 40 (empat puluh)

     jam dalam 1 (satu) minggu;

    (3) Jam Kerja :

    a. Hari Senin s.d. Kamis : Jam 08.00 s.d. 17.00

    b. Hari Jumat : Jam 08.00 s.d. 17.30

    c. Istirahat Senin s.d. Kamis : Jam 12.00 s.d. 13.00d. Istirahat Jumat : Jam 11.30 s.d. 13.00

    Bagian Kedua

    Kerja Lembur

    Pasal 17

    (1) Kerja Lembur dilakukan di luar jam kerja sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 16 ayat (3) atau hari libur;

    (2) Kerja Lembur dilakukan apabila terdapat pekerjaan yang harus diselesaikan

    dengan segera dan dilaksanakan berdasarkan Surat Perintah Kerja Lembur.

    Pasal 18

    (1) Besar upah kerja lembur ditetapkan sebagai berikut :

    a. Untuk pegawai tetap = 1/173 x gaji pokokb. Untuk pegawai honorer = 3/20 x upah sehari

    c. Untuk pegawai harian = 1/7 x upah rata-rata sehari.

    (2) Besar upah kerja lembur untuk tiap jam kerja lembur diatur :

    a. Apabila kerja lembur dilakukan pada hari kerja :

    Untuk jam lembur pertama dibayar sebesar 1 ½ x upah sejam untuk

    lembur, selebihnya dibayar 2 x upah sejam.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    11/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    12/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    13/30

    12

    (2) Pegawai wanita yang keguguran kandungan berhak atas cuti sesuai

    rekomendasi/surat keterangan dokter dan diberikan paling lama 2 (dua)

    bulan.

    (3) Cuti melahirkan dan cuti keguguran kandungan harus dilengkapi dengan

    surat keterangan dokter.

    Bagian Ketiga

    Cuti Alasan Penting

    Pasal 23 

    (1) Pegawai yang menunaikan ibadah haji / umroh atau ritual keagamaan

    diberikan cuti paling lama 40 (empat puluh) hari yang akan diperhitungkan

    dengan hak cuti besarnya.

    (2) Pegawai yang mendapat tugas belajar singkat (short course ) di luar

    tanggungan LPJK diberikan cuti khusus paling lama 1 (satu) bulan yang

    diperhitungkan dengan hak cuti besarnya.

    Bagian Keempat

    Izin

    Pasal 24

    (1) Pegawai yang :

    a. Melangsungkan pernikahan, menikahkan anaknya atau mengkhitankan

    anaknya;

    b. Isteri/suami, anak, orang tua/mertua, menantu atau garis keturunan

    meninggal dunia;

    c. Isteri/suami, anak, orang tua/mertua, menantu atau garis keturunan

    terkena musibah;

    Diberikan izin selama 2 (dua) hari kerja.

    (2) Pegawai yang tidak masuk bekerja karena sakit dan memberitahukan

    kepada atasan langsungnya diberikian izin selama 1 (satu) hari dan apabila

    lebih dari 2 (dua) hari harus dengan surat keterangan dokter.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    14/30

    13

    (3) Izin dapat diberikan setelah pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    mengajukan permohonan secara tertulis kepada atasan langsungnya.

    Pasal 25

    (1) Pegawai yang tidak masuk bekerja tanpa alasan yang jelas dan tidak

    memberitahukan kepada atasan langsungnya maka pegawai tersebut

    dianggap mangkir.

    (2) Apabila pegawai mangkir selama 10 (sepuluh) hari kerja berturut-turut dan

    telah dipanggil secara tertulis namun pegawai tersebut tidak menanggapi,

    maka pegawai tersebut dianggap telah mengundurkan diri.

    BAB VI

    PENGGAJIAN

    Bagian Kesatu

    Struktur Gaji

    Pasal 26

    (1) Struktur Penggajian terdiri dari gaji pokok dan tunjangan

    (2) Gaji pokok ditetapkan berdasarkan skala gaji sesuai dengan pangkat dan

    golongan pegawai, yang diatur lebih lanjut oleh Direktur Eksekutif atas

    usulan Direktur yang menangani kepegawaian dengan persetujuan

    Pengurus LPJK Nasional.

    (3) Gaji Pegawai Honorer dan Pegawai Harian diatur tersendiri berdasarkan

     jenis pekerjaan dan jumlah waktu yang diberikan dan dituangkan dalamsurat perjanjian kerja yang disepakati bersama.

    Pasal 27

    (1) Gaji minimum pegawai tidak lebih rendah dari Upah Minimum Provinsi

    (UMP)

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    15/30

    14

    (2) Gaji pokok pegawai ditinjau secara berkala setiap 2 (dua) tahun sekali

    berdasarkan daftar penilaian prestasi kerja yang dibuat oleh atasan

    langsung.

    (3) Pegawai yang memperoleh hasil penilaian dengan predikat kurang, tidak

    mendapatkan kenaikan gaji.

    (4) Daftar penilaian prestasi kerja berisi unsur yang dinilai dan nilai setiap

    unsur ditetapkan sebagai berikut :

    a. Unsur :

    1) Loyalitas

    2) Prestasi

    3) Disiplin

    4) Kejujuran

    5) Kepemimpinan/ kerjasama

    b. Nilai :

    1) Memuaskan : 91 - 100

    2) Sangat Baik : 81 - 90

    3) Baik : 71 - 80

    4) Cukup : 61 - 70

    5) Kurang : 60 ke bawah

    Bagian Kedua

    Tunjangan

    Pasal 28

    (1) Tunjangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1) terdiri atas :

    a. Tunjangan Kompensasi Kerja

    b. Tunjangan Kesejahteraan

    c. Tunjangan Prestasi

    d. Tunjangan Jabatan

    (2) Besaran nilai tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan

    tersendiri oleh Direktur Eksekutif atas usulan Direktur yang menangani

    kepegawaian dengan persetujuan Pengurus LPJK Nasional.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    16/30

    15

    Pasal 29

    Pegawai diberikan tunjangan Hari Raya , tunjangan lainnya dan bonus akhir

    tahun berdasarkan persetujuan Pengurus LPJK Nasional.

    BAB VI

    PENGEMBANGAN DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAI

    Bagian Kesatu

    Pengembangan Pegawai

    Pasal 30

    Pengembangan pegawai dilakukan melalui :

    a. Pendidikan dan Pelatihan

    b. Promosi

    c. Mutasi

    Pasal 31

    (1) Pendidikan dan pelatihan dilakukan untuk :a. Meningkatkan kompetensi pegawai

    b. Menambah wawasan dan pengalaman pegawai

    c. Pengembangan karier pegawai

    (2) Program pendidikan dan pelatihan disusun dengan memperhatikan

    kebutuhan pegawai yang secara kualitatif dan kuantitatif memenuhi tugas

    dan jabatan yang dipersyaratkan.

    (3) Program pendidikan dan pelatihan dilakukan agar pegawai dapat memenuhi

    kualifikasi jabatan yang dipersyaratkan

    (4) Program pendidikan dan pelatihan teridiri dari :

    a. Pendidikan formal

    b. Kursus (short course) dan magang

    c. Seminar dan lokakarya.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    17/30

    16

    Pasal 32

    (1) Program pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 31

    ayat (4) didasarkan pada :

    a. Ketersediaan biaya;b. Kebutuhan pekerjaan tertentu;

    c. Kemampuan pegawai;

    d. Penilaian kinerja

    (2) Pegawai yang telah mengikuti program pendidikan dan pelatihan wajib

    membuat laporan dan melakukan presentasi apabila diperlukan.

    (3) Untuk pendidikan formal pegawai wajib memberikan laporan secara berkala

    yang berkaitan dengan kemajuan pendidikannya.

    Pasal 33

    (1) Pegawai dapat dipromosikan pada jabatan yang lebih tinggi apabila :

    a. Formasi jabatan tersedia;

    b. Kualifikasi pegawai memenuhi persyaratan jabatan yang diperlukan;

    c. Penilaian kinerja minimal Baik dalam tiga tahun terakhir.

    (2) Promosi pegawai diusulkan oleh atasan langsung dan diputuskan oleh

    Direktur Eksekutif BAPELNAS

    Pasal 34

    (1) Pegawai dapat dimutasikan pada posisi atau jabatan lain baik pada unit

    kerja yang sama maupun pada unit kerja lain.

    (2) Mutasi pegawai dilakukan berdasarkan pengisian formasi yang diperlukan.

    (3) Mutasi pegawai diusulkan oleh atasan langsung dan diputuskan oleh

    Direktur Eksekutif.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    18/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    19/30

    18

    Pasal 39

    (1) Asuransi jaminan hari tua sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (1)

    merupakan jaminan pensiun bagi pegawai.

    (2) Besaran pertanggungan dan tata cara pembayaran kepada pegawai yang

    menjalani pensiun dilakukan sesuai perjanjian antara LPJK Nasional

    dengan pihak asuransi

    Pasal 40

    LPJK Nasional memberikan sumbangan berupa :

    a. Sumbangan pernikahan

    b. Sumbangan kedukaan.

    Pasal 41

    (1) Sumbangan pernikahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf a

    diberikan kepada pegawai yang menikah dan telah bekerja di LPJK Nasionalsekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan.

    (2) Sumbangan pernikahan diberikan untuk pernikahan yang pertama.

    (3) Besaran sumbangan pernikahan ditetapkan oleh Direktur Eksekutif .

    Pasal 42

    (1) Sumbangan kedukaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 huruf b

    diberikan kepada pegawai yang isteri / suami, anak, orang tua, dan mertuameninggal dunia.

    (2) Besaran sumbangan kedukaan ditetapkan oleh Direktur Eksekutif.

    BAB VII

    PELANGGARAN DAN SANKSI

    Pasal 43

    Jenis Pelanggaran yang dilakukan pegawai dikelompokkan dalam :

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    20/30

    19

    a. Pelanggaran ringan

    b. Pelanggaran sedang

    c. Pelanggaran berat

    Pasal 44

    Sanksi untuk pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 43 dikenakan

    dengan mempertimbangkan :

    a. Jenis Pelanggaran

    b. Frekuensi (keseringan/pengulangan) pelanggaran

    c. Berat/ringannya pelanggaran

    Pasal 45

    (1) Pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran ringan :

    a. Keterlambatan masuk kerja tanpa alasan yang jelas sebanyak 2 (dua)

    kali dalam 1 (satu) bulan;

    b. Pulang kerja atau meninggalkan pekerjaan lebih awal tanpa seijin

    atasannya sebanyak 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan;

    c. Terlambat masuk kembali setelah jam istirahat sebanyak 3 (tiga) kali

    dalam 1 (satu) bulan;

    d. Tidak memelihara dan melindungi dengan baik semua peralatan kerja

    dan barang yang menjadi tanggung jawabnya;

    e. Tidak memakai seragam dan atau tidak mengenakan tanda pengenal 3

    (tiga) kali tanpa alasan yang jelas.

    (2) Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikenakan sanksi

    berupa Surat Peringatan I(3) Pelanggaran yang dikategorikan sebagai pelanggaran sedang :

    a. Pegawai mengulangi pelanggaran ringan sebagaimana dimaksud pada

    ayat (1) meskipun telah diberi peringatan secara tertulis;

    b. Keterlambatan masuk kerja tanpa alasan yang jelas lebih dari 2 (dua)

    kali dalam 1 (satu) bulan;

    c. Pulang kerja atau meninggalkan pekerjaan lebih awal tanpa seijin

    atasannya lebih dari 2 (dua) kali dalam 1 (satu) bulan;

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    21/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    22/30

    21

    (1) Peringatan Pertama diberikan oleh Direktur yang menangani kepegawaian

    atas usulan atasan langsung pegawai yang bersangkutan dengan masa laku

    selama 6 (enam) bulan;

    (2) Peringatan Kedua diberikan oleh Direktur yang menangani kepegawaian

    atas usulan atasan langsung pegawai yang bersangkutan dengan masa laku

    selama 6 (enam) bulan.

    (3) Pemutusan Hubungan Kerja diberikan oleh Direktur Eksekutif atas usulan

    Direktur yang menangani kepegawaian.

    Pasal 47

    (1) Apabila terdapat laporan bahwa pegawai telah melakukan pelanggaran atau

    kemungkinan telah melakukan pelanggaran, maka Direktur Eksekutif dapat

    membentuk Tim Pemeriksa Pegawai yang akan memeriksa

    permasalahannya dan memberikan rekomendasi penyelesaiannya.

    (2) Apabila diperlukan perpanjangan waktu dalam pemeriksaan tersebut,

    Direktur Eksekutif dapat memberhentikan untuk sementara pegawai yang

    terlibat dan apabila hasil pemeriksaan membuktikan bahwa pegawai

    tersebut bersalah, maka yang bersangkutan akan dipanggil dan dengan

    bukti yang ada dan atau keterangan saksi-saksi yang dapat dipercaya sudah

    cukup dijadikan dasar sebagai pengenaan sanksi/tindakan disiplin.

    (3) Pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud ayat (2) berlaku selama

    3 (tiga) bulan dan dalam pemberhentian sementara tersebut kepada

    pegawai diberikan gaji pokok tanpa tunjangan sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 28 ayat (1) dan setelah 3 (tiga) bulan pembayaran gaji pokok

    tersebut dihentikan.

    (4) Apabila hasil pemeriksaan membuktikan bahwa pegawai yang bersangkutan

    tidak bersalah, maka semua pihak yang berhubungan dengan urusan ini

    akan diberitahu dan pegawai tersebut akan diijinkan untuk bekerja kembali.

    Semua gaji dan atau pendapatan lain (jika ada) yang ditanggungkan

    pembayarannya akan dibayarkan kepada pegawai yang bersangkutan.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    23/30

    22

    BAB VIII

    PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN PESANGON

    Bagian Kesatu

    Pemutusan Hubungan Kerja

    Pasal 48 

    Pemutusan hubungan kerja dapat disebabkan hal-hal sebagai berikut :

    a. Pegawai meninggal dunia;

    b. Pegawai mengundurkan diri;

    c. Berakhirnya masa kerja;

    d. Mencapai batas usia pensiun;

    e. Ketidakmampuan bekerja oleh karena alasan kesehatan;

    f. Terkena sanksi atas pelanggaran berat.

    Pasal 49

    Pegawai yang meninggal dunia hubungan kerjanya secara otomatis terputus

    pada tanggal pegawai meninggal dunia.

    Pasal 50

    (1) Pegawai yang mengundurkan diri :

    a. Mengajukan permohonan pengunduran diri secara tertulis

    b. Pengunduran diri dapat disetujui apabila pegawai telah menyerahkan

    tugas dan tanggung jawabnya kepada pegawai yang ditunjuk.

    (2) Pegawai yang diberhentikan dengan hormat mendapatkan haknya sesuai

    dengan peraturan ini.

    (3) Pegawai yang mengundurkan diri sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak

    diberikan uang pesangon.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    24/30

    23

    Pasal 51

    (1) Pegawai honorer dan pegawai harian yang telah berakhir masa kerja sesuai

    dengan perjanjiannya dan tidak diperpanjang lagi dinyatakan telah putus

    hubungan kerjanya.(2) Pegawai honorer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan haknya

    sesuai yang tercantum dalam perjanjian kerja.

    Pasal 52

    (1) Pegawai yang telah mencapai batas usia pensiun diberhentikan dengan

    hormat.

    (2) Batas usia pensiun sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan :

    a. Direksi dan KepalaDivisi : 65 tahun

    b. Kepala Sub Divisi dan Staf : 60 tahun

    (3) Pegawai yang mencapai batas usia pensiun mendapatkan haknya sesuai

    peraturan ini.

    (4) Dalam hal pegawai telah mencapai batas usia pensiun namun karena

    keahlian / keterampilannya masih diperlukan dalam menunjang tugas-tugas

    LPJK maka batas usia pensiun pegawai tersebut dapat diperpanjang selama

    2 (dua) tahun berdasarkan Keputusan Pengurus LPJK Nasional.

    (5) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dapat bekerja kembali

    dengan mendapatkan hak-haknya sebagai pegawai tetap LPJK sesuai

    Peraturan ini.

    Pasal 53

    (1) Pegawai yang menderita sakit terus menerus akan menerima gaji tanpa

    tunjangan selama masa sakit dengan ketentuan sebagai berikut :

    MASA SAKIT GAJI / BULAN

    4 bulan pertama 100 %

    4 bulan kedua 75 %

    4 bulan ketiga 50 %

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    25/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    26/30

    25

    Pasal 56

    (1) Pegawai yang mencapai batas usia pensiun sebagaimana dimaksud dalam

    Pasal 52 disamping menerima uang pesangon sebagaimana dimaksud

    dalam Pasal 55 ayat (2) diberikan juga uang penghargaan.

    (2) Besar uang penghargaan ditetapkan sebagai berikut :a. Masa Kerja 3 tahun - kurang dari 6 tahun : 2 bulan gaji pokok

    b. Masa Kerja 6 tahun - kurang dari 9 tahun : 3 bulan gaji pokok

    c. Masa Kerja 9 tahun - kurang dari 12 tahun : 4 bulan gaji pokok

    d. Masa Kerja 12 tahun - kurang dari 15 tahun : 5 bulan gaji pokok

    e. Masa Kerja 15 tahun - kurang dari 18 tahun : 6 bulan gaji pokok

    f. Masa Kerja 18 tahun - kurang dari 21 tahun : 7 bulan gaji pokok

    g. Masa Kerja 21 tahun - kurang dari 24 tahun : 8 bulan gaji pokok

    h. Masa Kerja 24 tahun atau lebih :10 bulan gaji pokok

    Pasal 57

    Pegawai yang mengalami sakit berkepanjangan atau mengalami cacat akibat

    kecelakaan kerja dan tidak dapat melakukan pekerjaannya setelah melampaui

    batas 12 (dua belas) bulan dapat mengajukan pemutusan hubungan kerja dan

    diberikan uang pesangon 2 (dua) kali ketentuan Pasal 55 ayat (2).

    BAB IX

    Pemutusan Hubungan Kerja Massal

    Pasal 58

    (1) Pemutusan Hubungan Kerja Massal dilakukan karena :

    a. Efisiensi LPJK Nasional.

    b. Pembubaran LPJK Nasional.

    (2) Pelaksanaan pemutusan hubungan kerja massal sebagaimana dimaksudayat (1) dilakukan atas kesepakatan antara Pegawai dengan LPJK Nasional.

    (3) LPJK Nasional dapat memberhentikan dengan hormat Pegawai yang

    bersangkutan sesuai ketentuan yang berlaku.

    (4) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan pesangon sesuai

    dengan ketentuan yang berlaku.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    27/30

    26

    BAB X

    ATURAN TAMBAHAN

    Pasal 59

    (1) Sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja antara pegawai dengan

    LPJK Nasional maka utang pegawai kepada LPJK Nasional dengan bukti

    yang sah akan diperhitungkan sekaligus dari uang pesangon atas nama

    pegawai atau dari sumber dana lain atas nama pegawai yang bersangkutan.

    (2) Dalam hal uang pesangon tidak cukup menutup utang pegawai yang

    bersangkutan maka tidak secara otomatis membebaskan pegawai tersebutdari sisa utang-utangnya kepada LPJK Nasional.

    BAB XI

    ATURAN PERALIHAN 

    Pasal 60

    Dengan berlakunya Peraturan Kepegawaian ini maka peraturan atau ketentuanyang telah ada tetap berlaku sepanjang belum diganti berdasarkan Peraturan ini

    dan tidak bertentangan dengan Peraturan ini.

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    28/30

    27

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    29/30

  • 8/18/2019 perlem 07 tahun 2011 ttg kepegawaian bapelnas.pdf

    30/30

    27