5
TUGAS SOFT SKILL PERILAKU KONSUMEN NAMA ANGGOTA : - Mira Erpiana (14211496) - Nofa Eriana (19211400) - Novi Diyah Adiarti (15211222) - Novia Arimi (15211232) - Uniqe Hartianti (17211229) 3 EA 27

Perilaku konsumen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Perilaku konsumen

TUGAS SOFT SKILLPERILAKU KONSUMEN

NAMA ANGGOTA :

- Mira Erpiana (14211496)- Nofa Eriana (19211400)- Novi Diyah Adiarti (15211222)- Novia Arimi (15211232)- Uniqe Hartianti (17211229)

3 EA 27MANAJEMEN EKONOMI

2013

Page 2: Perilaku konsumen

10 KARAKTERISTIK KONSUMEN

1. Konsumen Indonesia mempunyai memori jangka pendekSebagian besar konsumen ingin memperoleh hasil atau keuntungan yang

singkat dari hasil pembelian produk atau jasa. Tengok  saja,  mana  yang  lebih  banyak  pasarnya  antara  produk  penambah  tenaga  dan  produk  vitamin untuk kesehatan. Bandingkan juga antara kredit sepeda motor dan tabungan pendidikan. Jelas, produk suplemen   penambah   tenaga   lebih   menguasai  pasar,   begitu   juga   kredit   sepeda   motor   yang   lebih mendominasi. “Karena  itu,  berikan pemahaman  kepada  konsumen mengenai keuntungan jangka  pendek atau cepat.

2. Konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan. Karakter ini berhubungan dengan  karakter pertama.  Konsumen  juga  kurang 

menghargai  waktu  dan  memiliki  gaya  hidup  santai. Akibatnya, proses pembelian kurang efisien. Namun,  hal  ini bisa  dimanfaatkan dengan  menerapkan  strategi  produk atau  layanan  yang  mempunyai fleksibilitas  tinggi.  Artinya,  produk  itu  bisa  digunakan  alam  berbagai  situasi  multifungsi.  Agar  cepat tertuju kepada konsumen, gunakan display mencolok.

3. konsumen   Indonesia   suka   berkumpulbaik   dengan   kolega,   relasi   kerja,   dengan keluarga,  maupun  dengan 

teman  satu  komunitas.  Karakter  ini  merupakan  bagian  dari  budaya  bangsa Indonesia sejak lama sehingga akan bertahan hingga beberapa puluh tahun ke depan. Dalam   kondisi   ini,   biasanya   teman   dan   kolega   bisa   memengaruhi   konsumen   dalam   mengambil keputusan  pembelian.  Cara  yang  efektif,  tingkatkan  komunikasi  terhadap  kelompok atau  grup  tempat konsumen berkumpul. Bentuklah opini yang dapat memengaruhi kelompok itu. “Konsumen   akan   membeli   atau   menggunakan   produk   jasa   jika   teman-teman   juga   membeli.   Jadi kelompok dan komunitas itu harus diedukasi,” kata Handi.

4. Gaptek alias gagap teknologi.Konsumen Indonesia lebih doyan menggunakan teknologi   yang   sederhana  

dan   tidak   rumit.   Contohnya,   perkembangan   teknologi   informasi   dunia mendorong   munculnya    telepon    seluler    dengan    beragam   fasilitas    mulai   dari   GPRS,   3G   hingga teleconference. Namun apa yang terjadi? Masyarakat Indonesia tetap menggandrungi telepon dan pesan singkat (SMS) sebagai cara  komunikasi efektif. Pasar yang  menggunakan  teknologi simpel lebih gemuk dibandingkan dengan pasar yang selalu mengadopsi teknologi tinggi.Cara  pemasarannya,  buatlah  teknologi  untuk  tujuan  fun  atau  hiburan,  serta  teknologi  yang  mudah digunakan    dan   aman.   Dalam    kondisi    ini,   menjadi    pengikut   kesuksesan    produk    lain    bisa    jadi pertimbangan dalam menyusun strategi.

5. Konsumen   Indonesia   lebih   mengutamakan   konteks,   bukan   konten.  Konsumen Indonesia bukan masyarakat yang menyukai informasi bersifat

analisis data atau perdebatan, melainkan hiburan. Tengok  saja  acara  talk  show  atau perdebatan  konflik  politik  dibandingkan  dengan  talk  show  bertema hiburan seperti Empat Mata-nya Tukul. Peringkat yang paling tinggi tentu acara yang kedua. Masyarakat tidak  mau  menggunakan  banyak otak  saat menonton  atau  baca  koran. Masyarakat masih menjadikan televisi sebagai media hiburan, dan bukan informasi. Jadi, strategi pemasaran untuk konsumen ini adalah, membuat produk dengan

Page 3: Perilaku konsumen

kemasan dan desain yang menarik atau display yang mencolok, berikan pesan-pesan yang langsung dipahami konsumen.

6. Fanatik  terhadap  produk  buatan  luar  negeri. Rasa  nasionalisme  bangsa  Indonesia relatif  lebih  rendah dibandingkan

dengan bangsa  Korsel atau  Jerman  yang  menghargai produk  sendiri.Masyarakat  kurang  menghargai  produk  asli  buatan  lokal  karena  kualitasnya  sulit  bersaing  dengan produk asing. Ada  beberapa  cara  untuk  mengakali  konsumen  dengan   karakter  seperti  ini.  Pertama,buat  produk dengan simbol-simbol asing seperti membubuhkan tulisan made in dalam label produk. “Namun jangan bohongi  dan  menipu  konsumen,”  kata  Handi.  Cara  lainnya,  membuat produk dengan  harga  premium, atau beraliansi dengan merek global.

7. Indonesia dalam tiga  tahun  terakhir  terus  naik  signifikan.  Pada  dasarnya  bangsa  Indonesia  itu  manusia  yang  baik  dan tidak suka

mengolok-olok sehingga pasar ini tumbuh. Strategi untuk konsumen ini adalah bisa bergabung dengan asosiasi keagamaan, atau memberikan label religi  seperti  mendaftarkan  kehalalan  produk.  Cara  terakhir,  meluncurkan  produk  baru  untuk  segmen ini, karena potensi pasar religi ke depannya akan terus berkembang.

8. Pamer dan  gengsiini  berkaitan  dengan  karakter  konsumen  yang  banyak menyukai produk asing. Kondisi ini didorong oleh masih adanya budaya feodal dan apresiasi berlebihan di tengah masyarakat. Strateginya  adalah,  ciptakan  produk  dengan  edisi  terbatas,  atau  produk eksklusif.  Bisa  juga  dengan memberikan layanan personal secara khusus.

9. Kekuatan  subkultur  atau  budaya.Di  beberapa  daerah  pengaruh  budaya lokal   masih   kuat.   Cara  

pemasaran   untuk   konsumen    seperti   ini   dengan   memberikan    sentuhan kedaerahan,  baik  dalam  promo  produk  maupun  layanan.  Untuk  distribusi,  bisa  juga  menggandeng distributor lokal yang lebih memahami karakter daerah setempat.

10. Rendahnya  kesadaran  terhadap  lingkungan. Strateginya,  posisikan  konsep  ramah lingkungan  hanya  pada  level 

perusahaan  bukan  lebel  produk  di  tingkat  konsumen.  Terapkan  produk ramah lingkungan untuk keperluan ekspor dan pasar luar negeri saja.Namun, karakter ini dalam beberapa tahun ke depan akan berubah seiring dengan maraknya kampanye kesadaran lingkungan dan pemanasan global sehingga harus diantisipasi.