PERENCANAAN KARIR DAN KEBUTUHAN KARYAWAN

Embed Size (px)

Citation preview

PERENCANAAN KARIR DAN KEBUTUHAN KARYAWAN Ditulis oleh Oleh : Prof.Dr. Tb. Safri Mangkuprawira Sumber : http://ronawajah.wordpress.com/ Jumat, 06 Maret 2009 23:40 Tidak semua karyawan (manajemen dan nonmanajemen) memiliki perencanaan karir yang jelas dan tertulis. Begitu pula yang terjadi pada perusahaan. Akibatnya tidak jarang para karyawan melakukan protes kepada perusahaan tentang masa depan karirnya yang tidak jelas. Ketidaktahuan batasan tentang karir dengan segala aturannya manambah permasalahan ketidakpuasan di antara karyawan. Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan timbul suasana kerja yang tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan. Karir adalah semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama kehidupan dalam pekerjaannya (Keith Davis dan Werther W.B; 1996). Komponen utama karir terdiri atas alur karir, tujuan karir, perencanaan karir dan pengembangan karir. Alur karir adalah pola pekerjaan yang berurutan yang membentuk karir seseorang. Tujuan karir merupakan pernyataan tentang posisi masa depan di mana seseorang berupaya mencapainya sebagai bagian dari karir hidupnya. Tujuan ini menunjukkan kedudukan seseorang sepanjang karir pekerjaannya. Perencanaan karir merupakan proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan pengembangan karir seseorang meliputi perbaikan-perbaikan personal yang dilakukan untuk mencapai rencana dan tujuan karirnya. Para ahli SDM melihat perencanaan karir sebagai sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan staf internal. Meskipun bantuan perencanaan karir umumnya terjadi untuk posisi-posisi manajer, profesional, dan karyawan teknisi, karena keterbatasan anggaran, idealnya seluruh karyawan hendaknya memiliki akses untuk itu. Ketika pengusaha mendorong perencanaan karir, para karyawan akan lebih mungkin untuk menyusun tujuan karir dan bekerja dengan giat untuk mencapai hal itu. Pada gilirannya, tujuan-tujuan itu dapat memotivasi karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lanjutan dan bentuk kegiatan pengembangan lainnya. Hal itu mungkin terjadi karena karyawan terdorong oleh motif bahwa pekerjaan merupakan bagian dari hidup dan kehidupan melalui investasi SDM yang tidak terputus. Apa yang dibutuhkan para karyawan? Sebuah studi tentang sekelompok karyawan mengungkapkan lima faktor yang terkait dengan karir (Keith Davis dan Werther,W.B; 1996), yaitu sebagai berikut. a. Keadilan dalam Karir : Para karyawan menghendaki keadilan dalam sistem promosi dengan kesempatan sama untuk peningkatan karir. b. Perhatian dengan Penyeliaan : Para karyawan menginginkan para penyelia mereka memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan karir dan menyediakan umpan balik dengan teratur tentang kinerja. c. Kesadaran tentang Kesempatan : Para karyawan menghendaki pcngetahuan tentang

kesempatan

untuk

peningkatan

karir.

d. Minat Pekerja : Para karyawan membutuhkan sejumlah informasi berbeda dan pada kenyataan; memiliki derajat minat yang berbeda dalam peningkatan karir yang tergantung pada beragam faktor. e. Kepuasan Karir : Para karyawan, tergantung pada usia dan kedudukan mereka, memiliki kepuasan berbeda. Program karir yang efektif harus mempertimbangkan perbedaan persepsi keinginan para karyawan. Apa yang pekerja harapkan dari program karir dikembangkan; olch departemen SDM sesuai dengan ragam faktor usia, jenis kelamin, kedudukan pendidikan, dan faktor-faktor lainnya.

Secara singkat, apa pun yang diadopsi departemen SDM, hendaknya luwes dan proaktif. Keluwesan dalam program pengembangan karir merupakan hal pokok jika tujuan dari produktivitas yang membaik, kepuasan personal meningkat pertumbuhan dan keefektivitasan keorganisasianya; meningkat ingin dapat tercapai. Dalam banyak kasus, hal ini akan membutuhkan modifikasi dari program yang ada untuk menunjukkan kebutuhan spesifik kelompok karyawan tertentu. Tidak semua karyawan (manajemen dan nonmanajemen) memiliki perencanaan karir yang jelas dan tertulis. Begitu pula yang terjadi pada perusahaan. Akibatnya tidak jarang para karyawan melakukan protes kepada perusahaan tentang masa depan karirnya yang tidak jelas. Ketidaktahuan batasan tentang karir dengan segala aturannya menambah permasalahan ketidak-puasan di antara karyawan. Kalau hal ini dibiarkan berlarut-larut maka akan timbul suasana kerja yang tidak nyaman yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan dan perusahaan. Karir adalah semua pekerjaan yang dipegang seseorang selama kehidupan dalam pekerjaannya (Keith Davis dan Werther W.B; 1996). Komponen utama karir terdiri atas alur karir, tujuan karir, perencanaan karir dan pengembangan karir. Alur karir adalah pola pekerjaan yang berurutan yang membentuk karir seseorang. Tujuan karir merupakan pernyataan tentang posisi masa depan di mana seseorang berupaya mencapainya sebagai bagian dari karir hidupnya. Tujuan ini menunjukkan kedudukan seseorang sepanjang karir pekerjaannya. Perencanaan karir merupakan proses di mana sesorang menyeleksi tujuan karir dan arus karir untuk mencapai tujuan tersebut, sedangkan Pengembangan karir seseorang meliputi perbaikan-perbaikan personal yang dilakukan untuk mencapai rencana dan tujuan karirnya. Para ahli SDM melihat perencanaan karir sebagai sebuah cara untuk memenuhi kebutuhan staf

internal. Meskipun bantuan perencanaan karir umumnya terjadi untuk posisi-posisi manajer, profesional, dan karyawan teknisi, karena keterbatasan anggaran, idealnya seluruh karyawan hendaknya memiliki akses untuk itu. Ketika pengusaha mendorong perencanaan karir, para karyawan akan lebih mungkin untuk menyusun tujuan karir dan bekerja dengan giat untuk mencapai hal itu. Pada gilirannya, tujuan-tujuan itu dapat memotivasi karyawan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan lanjutan dan bentuk kegiatan pengembangan lainnya. Hal itu mungkin terjadi karena karyawan terdorong oleh motif bahwa pekerjaan merupakan bagian dari hidup dan kehidupan melalui investasi SDM yang tidak terputus. Apa yang dibutuhkan para karyawan sehubungan dengan karir mereka? Sebuah studi tentang sekelompok karyawan mengungkapkan lima faktor yang terkait dengan karir (Keith Davis dan Werther,W.B; 1996), yaitu sebagai berikut. a. Keadilan dalam Karir Para karyawan menghendaki keadilan dalam sistem promosi dengan kesempatan sama untuk peningkatan karir. b. Perhatian dengan Penyeliaan Para karyawan menginginkan para penyelia mereka memainkan perannya secara aktif dalam pengembangan karir dan menyediakan umpan balik dengan teratur tentang kinerja. c. Kesadaran tentang Kesempatan Para karyawan menghendaki pcngetahuan tentang kesempatan untuk peningkatan karir. d. Minat Pekerja Para karyawan membutuhkan sejumlah informasi berbeda dan pada kenyataan; memiliki derajat minat yang berbeda dalam peningkatan karir yang tergantung pada beragam faktor. e. Kepuasan Karir Para karyawan, tergantung pada usia dan kedudukan mereka, memiliki kepuasan berbeda. Program karir yang efektif harus mempertimbangkan perbedaan persepsi keinginan para karyawan. Apa yang pekerja harapkan dari program karir dikembangkan; olch departemen SDM sesuai dengan ragam faktor usia, jenis kelamin, kedudukan pendidikan, dan faktor-faktor lainnya. Secara singkat, apa pun yang diadopsi departemen SDM, hendaknya luwes dan proaktif. Keluwesan dalam program pengembangan karir merupakan hal pokok jika tujuan dari produktivitas yang membaik, kepuasan personal meningkat pertumbuhan dan keefektivitasan keorganisasianya; meningkat ingin dapat tercapai. Dalam banyak kasus, hal ini akan membutuhkan modifikasi dari program yang ada untuk menunjukkan kebutuhan spesifik

kelompok karyawan tertentu. Tulisan asli dari artikel ini dan tulisan menarik lainnya tentang MSDM dapat juga diakses melalui link: PERENCANAAN KARIR DAN KEBUTUHAN KARYAWAN K Setelah mengetahui pengertian karir, maka setiap karyawan tentu menginginkan karirnya tidak remang-remang atau tidak jelas. Karir yang terus menanjak merupakan dambaan setiap karyawan. Namun sadarkah, bahwa tidak semua karyawan tersebut telah membuat atau memiliki rencana bagi masa depan karirnya. Untuk itu beberapa pakar SDM mengemukakan pentingnya perencanaan karir, sebagai berikut : Menurut Mondy, melalui perencanaan karir, setiap individu mengevaluasi kemampuan dan minatnya sendiri, mempertimbangkan kesempatan karir alternatif, menyusun tujuan karir, dan merencanakan aktivitas-aktivitas pengembangan praktis. Fokus utama dalam perencanaan karir haruslah sesuai antara tujuan pribadi dan kesempatan-kesempatan yang secara realistis tersedia. Pada dasarnya perencanaan karir terdiri atas dua elemen utama yaitu perencanaan karir individual (individual career planning) dan perencanaan karir organisasional (organizational career planning). Perencanaan karir individual dan organisasional tidaklah dapat dipisahkan. Seorang karyawan yang rencana karir individualnya tidak dapat terpenuhi di dalam organisasi, cepat atau lambat karyawan tersebut akan meninggalkan perusahaan. Oleh karena itu, organisasi juga perlu menciptakan perencanaan karir bagi karyawannya sehingga organisasi dapat berkembang dan karyawanpun terpenuhi pengembangan karirnya.

Pokok pembicaraan mengenai karir, baik dilihat dari sudut tinjauan individu maupun dari sudut tinjauan organisasi, timbul sebagai suatu bidang studi yang penting dalam perilaku organisasi, dan sekarang telah diakui mempunyai hubungan yang erat dengan praktek manajemen sumber daya manusia. Fungsi kepegawaian yang berusaha menyesuaikan rencana dan kebutuhan karir perseorangan dengan kebutuhan organisasi disebut perencanaan karir atau manajemen karir 2.Alasan mengadakan perencanaan karir Perencanaan karir merupakan fungsi kepegawaian yang relatif baru dan program-program yang mantap masih jarang, kecuali dalam organisasi-organisasi yang besar atau maju. Akan tetapi keterlibatan organisasi dalam perencanaan karir makin bertambah. Banyak calon pegawai, khususnya calon-calon yang berpendidikan tinggi, menginginkan suatu karir, bukan hanya suatu jabatan saja. Suatu survei terhadap 2.300 orang pembaca menemukan bahwa para responden menilai halhal berikut sebagai yang paling penting bagi mereka dalam suatu jabatan. 1. Kesempatan untuk melakukan sesuatu yang membuat anda merasa senang.

2. Kesempatan untuk mencapai sesuatu yang berharga. 3. Kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru, dan 4. Kesempatan untuk mengembangkan kecakapan dan kemampuan anda. Penting untuk diperhatikan bahwa responden-responden ini cenderung kepada jabatanjabatan profesional/keahlian.

3.Keuntungan perencanaan karir Perencanaan karir tidak hanya menguntungkan pegawai secara perseorangan, tetapi juga menguntungkan organisasi. Dengan mengembangkan pegawai-pegawai untuk jabatanjabatan yang akan datang, maka organisasi mendapat jaminan persediaan pegawai-pegawai yang cakap, yang dapat dipercaya untuk mengganti pegawai-pegawai yang tingkatnya lebih tinggi, baik yang keluar maupun yang mendapat promosi. Hal ini memudahkan penyusunan tenaga kerja intern organisasi dan mengurangi biaya pengadaan tenaga kerja dari luar dan seleksi. Lagi pula suatu strategi perencaan karir memungkinkan organisasi mengembangkan dan menempatkan pegawai dalam jabatan-jabatan yang sesuai dengan melihat kebutuhan, dan tujuan karirnya. Melalui proses perencanaan karir pegawai-pegawai dibantu untuk menentukan tujuan-tujuan realistik dan untuk mengembangkan kecakapan dan kemampuan yang diperlukan untuk jabatan-jabatan sasaran.

4.Perencanaan karir : suatu fungsi kepegawaian Dipandang dari sudut harapan pegawai, perencanaan karir dibuat setelah pegawai yang bersangkutan bekerja beberapa waktu lamanya dan setelah organisasi mempunyai kesempatan untuk menilai pelaksanaan pekerjaan pegawai. Dipandang dari sudut harapan organisasi, perencanaan karir merupakan suatu fungsi manajemen yang terus berlangsung mempunyai hubungan erat dengan perencanaan sumber daya manusia dan fungsi pengembangan pegawai.

Penilaian pelaksanaan pekerjaan Penilaian pelaksanaan pekerjaan dipergunakan untuk memberitahukan kepada pegawai tentang kekuatan dan kelemahannya, tentang kedudukannya dalam organisasi dan tentang kesempatannya untuk promosi atau kemajuan. Informasi ini sangat penting untuk menentukan tujuan karir perseorangan yang realistik. Tujuan demikian sering ditentukan dalam wawancara penilaian pelaksanaan pekerjaan yang berkembang.

Perencanaan sumber daya manusia Dipandang dari sudut harapan organisasi, perencanaan karir menyesuaikan kebutuhan, minat dan tujuan perencanaan karir perseorangan dengan kebutuhan organisasi akan penyusunan tenaga kerja yang akan datang. Dengan cara ini organisasi dapat menjamin bahwa persediaan pegawai-pegawai yang cakap dan mempunyai motivasi yang cukup akan tersedia untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan. Perencanaan-perencanaan sumber daya manusia memperlengkapi perencanaan-perencanaan karir dengan ramalan-ramalan tentang lowonganlowongan pekerjaan. Perencana-perencana karir menggunakan data ini untuk memberikan harapan-harapan tentang kesempatan-kesempatan untuk maju kepada para pegawai. Fungsi perencanaan karir juga mempunyai masukan-masukan yang berharga untuk fungsi perencanaan sumber daya manusia.

Analisis Pekerjaan Salah satu tanggung jawab fungsi perencanaan karir adalah memberikan informasi kepada pegawai-pegawai mengenai kesempatan-kesempatan karir dalam organisasi. Tanggung jawab ini mencakup perencanaan jalur-jalir karir, kemajuan logis antara pekerjaan-pekerjaan atau dari satu pekerjaan ke jabatan sasaran. Jabatan sasaran adalah jabatan yang pegawai berusaha mencapainya atau jabatan yang dipersiapkan oleh organisasi untuk diterima oleh yang bersangkutan untuk waktu yang akan datang. Jabatan-jabatan sasaran merupakan objek dari tujuan karir perseorangan dan subjek dari usaha-usaha pengembangan pada pihak organisasi. Untuk merencanakan jalur-jalur karir, perencana-perencana karir memerlukan informasi analisis pekerjaan.

Pengembangan Pegawai Dalam hubungannya dengan pengembangan pegawai, fungsi perencanaan karir menentukan tujuan untuk pengembangan pegawai secara sistematis. Apabila tujuan-tujuan karir pegawaipegawai perseorangan yang telah disetujui bersama ditentukan, maka kegiatan-kegiatan pengembangan dapat dipilih dan disalurkan dalam suatu arah yang berarti baik bagi individu maupun bagi organisasi. 5. Apa yang dikehendaki orang-orang dari karir mereka Di samping kesempatan untuk pertumbuhan dan pengembangan, apakah yang dikehendaki

orang-orang dari karir mereka? Membuat penyamarataan-penyamarataan adalah sulit karena individu-individu itu mempunyai perbedaan yang besar. Selanjutnya apa yang dikehendaki pegawai-pegawai dari karir mereka cenderung berubah sepanjang waktu. Kemajuan karir dan bertambahnya usia menimbulkan minat-minat terhadap karir yang baru dan kebutuhankebutuhan yang berubah. Meskipun demikian, E.H. Schein menunjukkan lima motif yang kuat yang mendasari pilihan karir dan tujuan jangka panjang orang-orang. Schein menyebut faktor-faktor motivasi dasar ini career anchors. Career anchors dari Schein Career anchors dari Schein menunjukkan aspek-aspek pekerjaan yang diperlukan khusus oleh orang-orang untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka. Career anchors itu meliputi : Kemampuan manajerial individu menginginkan kesempatan untuk memimpin. 2)Kemampuan teknis/fungsional individu ingin menggunakan berbagai kemampuan teknis dan kemampuan khusus. 3.Keselamatan/keamanan individu pada dasarnya dimotivasi oleh kebutuhan akan keselamatan/keamanan pekerjaan atau kestabilan dalam situasi pekerjaan. 4)Daya cipta individu dimotivasi oleh kebutuhan untuk menciptakan atau membuat sesuatu. 5) Otonomi dan kebebasan yang sangat penting bagi orang ini adalah kesempatan untuk bekerja secara bebas dan tanpa paksaan organisasi. Kegiatan perencanaan dan pengembangan karir memungkinkan pegawai untuk tumbuh dalam jurusan-jurusan apapun yang diinginkan ini.

Tingkatan karir Apa yang dikehendaki atau diinginkan oleh orang-orang dari karirnya juga berbeda menurut tingkatan karir seseorang. Apa yang penting dalam tingkatan permulaan mungkin tidak penting dalam tingkatan akhir. Empat tingkatan karir yang berbeda telah ditentukan identitasnya : Karir Percobaan, Karir Pembentukan/Kemajuan, Karir Tengah dan Karir Akhir.

Tingkatan Percobaan Tingkatan percobaan mulai dengan dengan penjelajahan seorang individu, mengenai masalah-masalah yang berhubungan dengan karir dan biasanya berakhir pada usia kira-kira

25 tahun dengan tanggung jawab pada pihak individu atas suatu pekerjaan tertentu. Sampai keputusan diambil untuk menjadi tenang, individu dapat mencoba sejumlah pekerjaan dan organisasi. Sayang bagi banyak organisasi, tingkatan percobaan dan penjelajahan ini mengakibatkan tingkat perpindahan tenaga kerja yang tinggi diantara pegawai-pegawai baru.

Tingkatan Karir Tengah Tingkatan karir tengah yang terjadi kira-kira antara usia 45 dan 64 tahun, juga disebut tingkatan pemeliharaan. Tingkatan ini ditandai oleh kelanjutan pola-pola perilaku pekerjaan yang telah ditentukan. Tingkatan ini dipandang sebagai suatu masa stabil karir tengah. Dalam tingkatan ini individu mungkin memerlukan beberapa pembaharuan teknis dalam bidangnya. Pegawai harus didorong untuk mengembangkan kecakapan, dalam pekerjaan baru untuk menghindarkan pemberhentian dan kemunduran sebelum waktunya.

Tingkatan Karir Akhir D.E. Super, yang hasil karyanya telah merumuskan tingkatan-tingkatan karir, menyebut tingkatan karir akhir semenjak usia 65 tahun sebagai tingkatan kemunduran atau penurunan. Super menyatakan :Anda dapat menyebut ini apa yang anda inginkan Tahun-tahun keemasan, Tahun-tahun sinar/cahaya matahari, apa saja. Akan tetapi saya berada di sana; gunakan perkataan saya untuk itu, itu adalah penurunan! Pada tingkatan ini pentingnya karir menjadi berkurang dan pegawai merencanakan untuk berhenti/mengambil pensiunan dan berusaha mengembangkan rasa persamaan di luar lingkungan kerjanya.

6.Praktek Perencanaan Karir Dalam praktek fungsi perencanaan karir merupakan suatu fungsi yang kurang baik perumusannya, yang tanggung jawabnya sering menjangkau beberapa fungsi kepegawaian lainnya. Misalnya, perencana-perencana sumber daya manusia dapat menggambarkan kesempatan-kesempatan karir dipandang dari sudut perkiraan lowongan-lowongan pekerjaan yang direncanakan pada suatu waktu tertentu. Perencanaan karir tidak usah merupakan suatu hal yang baru bagi organisasi; apa yang merupakan hal baru adalah kesadaran akan nilai kesanggupan yang meningkat dan usaha yang dilakukan oleh banyak organisasi untuk menyatukan unsur-unsurnya yang berlainan menjadi suatu fungsi kepegawaian yang terpisah dan dapat diuraikan atau dirumuskan.

7. Unsur-unsur Program Perencanaan Karir. Meskipun program-program perencanaan karir itu berlainan; tampak empat unsur program perencanaan karir yang jelas. unsur-unsur yang dimaksud adalah (1) Penilaian individu tentang kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan; (2) Penilaian organisasi tentang kemampuan dan kesanggupan pegawai; (3) Komunikasi informasi mengenai kebebasan memilih dan kesempatan karir pada organisasi; dan (4) Penyuluhan karir untuk menentukan tujuan-tujuan realistik dan rencana untuk pencapaiannya.

a. Penilaian Individu Banyak pegawai memulai kehidupan pekerjaannya dengan organisasi tanpa penilaian formal tentang kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuan mereka. Karena defenisi menarik dan memberi tantangan berbeda bagi pegawai yang satu dan pegawai yang lain, maka proses perencanan karir harus dimulai dari individu dan penilaian dari kemampuan, minat, kebutuhan karir dan tujuannya. Rencana untuk mencapai tujuan karir kadang-kadang disebut Pembuatan Strategi (Strategizing) dapat juga dilakukan pada waktu ini.

b. Penilaian Organisasi Masalah pokok dalam kursus penyuluhan karir adalah apakah tujuan pegawai realistik dari segi kemungkinan organisasi dan penilaian organisasi terhadap kemampuan dan kesanggupan pegawai adalah penting, baik bagi organisasi maupun bagi individu. Organisasi mempunyai beberapa sumber informasi untuk membuat penilaian terhadap kemampuan dan kesanggupan pegawai. Yang pertama adalah informasi seleksi, termasuk ujian kemampuan dan informasi biografis seperti pendidikan dan pengalaman kerja. Yang kedua adalah informasi riwayat pekerjaan sekarang, termasuk informasi penilaian pelaksanaan pekerjaan, catatan-catatan promosi dan rekomendasi promosi, kenaikan gaji dan partisipasi dalam berbagai program latihan dan pengembangan. Organisasi biasanya menyandarkan diri pada data penilaian pelaksanaan pekerjaan sebagai dasar utama untuk menilai kesanggupan pegawai. Pusat penilaian menilai pegawai-pegawai mengenai kemampuannya untuk melaksanakan perilaku yang diperlukan untuk jabatan-jabatan yang akan datang. Penilai-penilai dilatih dan cenderung menjadi manajer-manajer yang mengetahui jabatan yang digunakan untuk menilai peserta-peserta pusat penilaian. Pusat penilaian dapat menggunakan diskusidiskusi kelompok, permainan peranan dan gabungan ujian, tetapi pusat penilaian setidak-

tidaknya harus juga menggunakan latihan simulasi/tiruan.

c.Informasi karir dalam suatu organisasi Sebelum tujuan-tujuan realistik dapat ditentukan, seorang pegawai membutuhkan informasi tentang pilihan-pilihan dan kesempatan-kesempatan karir. Hal ini meliputi informasi tentang arah-arah karir yang mungkin. Jalur-jalur kemajuan karir yang mungkin dan lowongan-lowongan pekerjaan tertentu. Lowongan-lowongan pekerjaan diumumkan dalam majalah perusahaan, dari mulut ke mulut, atau melalui sistem pengumuman pekerjaan. Lebih sedikit dari separuh responden dalam survei Ikatan Manajemen Amerika melaporkan mengkomunikasikan informasi lowongan pekerjaan melalui pengumuman pekerjaan atau cara-cara lain. Dalam organisasi yang mempunyai program perencanaan karir informal, pegawaipegawai mengetahui pilihan-pilihan dan kesempatan-kesempatan karir mereka dalam hubungannya dengan wawancara penilaian pelaksanaan pekerjaan. Jalur-jalur karir telah dirumuskan sebagai kemajuan-kemajuan yang logis antara pekerjaan-pekerjaan atau dari suatu pekerjaan ke suatu jabatan sasaran. Jalur-jalur ini dapat berhubungan dengan tradisi/kebiasaan atau dengan perilaku.

d.Penyuluhan karir Penyuluhan karir terdapat dalam kursus-kursus penyuluhan, khususnya pada penyeliapenyelia dan manajer-manajer dalam wawancara penilaian pelaksanaan pekerjaan yang berhubungan dengan pengembangan, yang kebanyakan pegawai menyelidiki tujuan dan kesempatan karir dalam organisasi. Para penyelia dan manajer memerlukan penilaian yang cermat mengenai kemampuan dan kesanggupan pegawai, baik informasi mengenai pilihan karir maupun informasi mengenai kesempatan dalam organisasi. Dalam kursus penyuluhan karir, pegawai berusaha menjawab jenis-jenis pertanyaan sebagai berikut : 1)