117
LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA KULINER DAN REKREASI CIKARANG Dengan Penekanan Pada Bentuk dan Penampilan Bangunan Melalui Pendekatan Arsitektur Organik Disusun Oleh: PURWANTA NIM : 32121034 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA BEKASI 2018

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

LAPORAN TUGAS AKHIR

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

PUSAT WISATA KULINER DAN REKREASI CIKARANG

Dengan Penekanan Pada Bentuk dan Penampilan Bangunan

Melalui Pendekatan Arsitektur Organik

Disusun Oleh:

PURWANTA

NIM : 32121034

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI PELITA BANGSA

BEKASI 2018

Page 2: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing Skripsi

untuk disidangkan dengan judul:

PUSAT WISATA KULINER DAN REKREASI CIKARANG

Dengan Penekanan Pada Bentuk dan Penampilan Bangunan Melalui

Pendekatan Arsitektur Organik

Pembimbing I Pembimbing II

(Ir. Harry Miarsono,M.Arch.,M.CP.,Ph.D) (Lia Amelia Megawati, S.Pd., M.T.)

NIDN. 0301056002 NIDN. 0428048503

Mengetahui,

Ketua Program Studi Arsitektur

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

(Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.)

NIDN. 0413097702

Page 3: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

iii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG SKRIPSI

Telah disidangkan dan disahkan oleh Tim Penguji Skripsi dengan judul:

PUSAT WISATA KULINER DAN REKREASI CIKARANG

Dengan Penekanan Pada Bentuk dan Penampilan Bangunan Melalui

Pendekatan Arsitektur Organik

Menyetujui:

Komisi Penguji Skripsi

Penguji I Penguji II

(Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.) (Windi, S.Pd., M.M.)

NIDN. 0413097702 NIDN. 0428028504

Mengetahui,

Ketua Ketua Program Studi Arsitektur

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa

(Dr. Ir. Supriyanto, M.P.) (Retno Fitri Astuti, S.T., M.T.)

NIDN. 0401066605 NIDN. 0413097702

Page 4: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Purwanta

NIM : 32121034

Judul Skripsi : Pusat Wisata Kuliner dan Rekreasi Cikarang.

Dengan Penekanan pada Bentuk dan Penampilan

Bangunan melalui Pendekatan Arsitektur Organik.

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil

penelitian, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri, baik untuk naskah

laporan maupun kegiatan Perencanaan dan Perancangan yang tercantum sebagai

bagian dari Skripsiini. Jika terdapat karya orang lain, saya akan mencantumkan

sumber yang jelas.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian

hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya

bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya tulis ini dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa paksaan dari pihak

manapun.

Bekasi, 10 November 2018

Yang membuat pernyataan

(Purwanta)

NIM: 32121034

Page 5: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Sebagai sivitas akademika Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa, saya yang

bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Purwanta

NIM : 32121034

Program Studi : Arsitektur

Jenis Karya : Perencanaan dan Perancangan Pusat Wisata

Kuliner dan Rekreasi Cikarang

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa Hak Bebas Noneksklusif (Non-exclusive

Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul: “Pusat Wisata Kuliner

dan Rekreasi Cikarang”, beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan

hak paten royalty noneksklusif ini Sekolah Tinggi Teknologi Pelita Bangsa berhak

menyimpan, mengalih media/ formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data

(database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis/ pencipta dan sebagai pemilik Hak

Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Bekasi

Pada tanggal : 10 November 2018

Yang Menyatakan,

(Purwanta)

NIM: 32121034

Page 6: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah Ta’ala, kami memuji-Nya, memohon

pertolongan dan ampunan kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari

kejahatan diri-diri kami dan kejelekan amal perbuatan kami. Barangsiapa yang

Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barangsiapa

yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat memberinya petunjuk.

Aku bersaksi bahwa tidak ada Illah yang berhak diibadahi dengan benar

kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwasanya

Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam adalah hamba dan Rasul-Nya.

Alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,

karena dengan limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan

laporan tugas akhir Perencanaan dan Perancangan Arsitektur dengan judul “Pusat

Wisata Kuliner dan Rekreasi Cikarang”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Retno Fitri Astuti, S.T., M.T. selaku Kepala Program Studi Arsitektur

Pelita Bangsa.

2. Ir. Harry Miarsono, M.Arch., M.CP., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing 1

3. Lia Amelia Megawati, S.Pd., M.T. selaku Dosen Pembimbing 2

4. Seluruh staff pengajar program Studi Arsitektur

5. Keluarga tercinta yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat

yang luar biasa.

Page 7: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

vii

6. Rekan-rekan mahasiswa arsitektur angkatan 2012 atas kerjasama dan

persahabatan selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, laporan

tugas akhir ini tidak akan selesai dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan

laporan ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penyusunan laporan ini.

Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya.

Cikarang, November 2018

Penulis

Purwanta

Page 8: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

viii

DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i

Halaman Lembar Persetujuan Skripsi......................................................................ii

Halaman Lembar Pengesahan Sidang Skripsi........................................................iii

Halaman Lembar Pernyataan Keaslian...................................................................iv

Halaman Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah untuk Kepentingan Akademik............................................................................................v

Kata Pengantar........................................................................................................vi

Daftar Isi...............................................................................................................viii

Daftar Gambar.......................................................................................................xii

Daftar Tabel...........................................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah.................................................................................4

1.3. Rumusan Masalah....................................................................................4

1.4. Batasan Masalah......................................................................................5

1.5. Tujuan dan Manfaat Penulisan................................................................5

1.6. Sistematika Penulisan..............................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Objek Perancangan...................................................................7

2.1.1 Definisi Objek........................................................................................7

a. Pengertian Pusat................................................................................7

b. Pengertian Wisata..............................................................................8

c. Pengertian Kuliner.............................................................................8

d. Pengertian Rekreasi...........................................................................9

2.1.2. Teori Perancangan Arsitektural..........................................................12

Page 9: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

ix

a. Bentuk Dalam Arsitektur.................................................................12

b. Teori Tentang Bentuk......................................................................14

c. Faktor yang Mempengaruhi Bentuk................................................16

d. Ekspresi Bentuk Tampilan Bangunan.............................................18

2.2. Tinjauan Tema Perancangan..................................................................21

2.2.1. Pengertian Organik.............................................................................22

2.2.2. Pengertian Arsitektur Organik............................................................22

2.2.3. Arsitektur Organik Menurut V.M. Lampugnani.................................23

2.2.4. Arsitektur Organik Menurut Frank Lloyd Wright..............................24

2.2.5. Konsep Alam Frank Lloyd Wright.....................................................24

2.2.6. Karakteristik Arsitektur Organik Frank Lloyd wright........................25

2.2.7. Penerapan Arsitektur Organik pada Ekspresi Bangunan....................27

2.2.8. Arsitektur Organik Menurut Alvar Aalto...........................................31

2.3. Studi Empiris.........................................................................................33

2.3.1. Studi Banding Arsitektur Organik......................................................33

a. Kaufman House (The Falling Water)..............................................33

b. One & Ortakoy, Istambul................................................................34

2.3.2. Studi Banding Pusat Wisata Kuliner..................................................35

a. Dusun Bambu..................................................................................35

b. Kampung Daun...............................................................................38

c. Floating Market...............................................................................43

BAB III ANALISA PERANCANGAN

3.1. Lokasi....................................................................................................45

3.1.1 Analisa Lokasi dan Posisi Site Terhadap Kawasan Lingkungan.........45

3.1.2. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan........46

3.1.3. Analisa Tata Guna Lahan...................................................................47

Page 10: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

x

3.1.4. Analisa Pencapaian Site......................................................................48

3.1.5. Analisa View......................................................................................48

3.1.6. Analisa Angin, Vegetasi dan Matahari...............................................50

3.1.7. Analisa Kebisingan.............................................................................51

3.2. Analisa Kegiatan....................................................................................52

3.2.1. Analisa Pengguna dan Kegiatan.........................................................52

3.2.2. Deskripsi Perilaku...............................................................................55

3.2.3. Pola Hubungan Antar Ruang..............................................................57

3.3. Analisa Fungsional................................................................................64

3.3.1. Analisa Jumlah Pengunjung dan Jumlah Parkir.................................64

3.3.2. Analisa Besaran Ruang.......................................................................66

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

4.1. Konsep Dasar.........................................................................................75

4.2. Konsep Tapak........................................................................................76

4.3. Konsep Bangunan..................................................................................83

a. Konsep Bentuk................................................................................83

b. Konsep Penampilan Bangunan........................................................85

c. Konsep Fungsi dalam Bangunan.....................................................87

d. Konsep Struktur Bangunan.............................................................89

BAB V HASIL PERANCANGAN

5.1 Site Plan..................................................................................................90

5.2 Main Entrance.........................................................................................91

5.3 Parkir Pengunjung dan Pengelola...........................................................92

5.4 Plaza........................................................................................................93

5.5 Toko Souvenir, Office dan Ruang Serba Guna......................................94

5.6 Restoran..................................................................................................95

Page 11: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

xi

5.7 Saung/Gazebo.........................................................................................96

5.8 Cafe.........................................................................................................97

5.9 Kolam Renang........................................................................................98

BAB VI PENUTUP

6.1. Kesimpulan............................................................................................99

6.2. Saran....................................................................................................100

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................101

LAMPIRAN.........................................................................................................103

Page 12: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sydney opera house. ………………………………… ..... ………….. 17

Gambar 2.2 Nagaki Capsule building....................................................................18

Gambar 2.3 The Falling Water ………………………………… . ………………..3 3

Gambar 2.4 Kantilever yang memanjang pada The Falling Water ………...…….3 4

Gambar 2.5 One & Ortakoy, istambul …………… ……………………………...3 4

Gambar 2.6 Burangrang Café…………………… …………………… .. ………..3 6

Gambar 2.7 Saung Purbasari…………………… …………………......…………3 7

Gambar 2.8 Lutung Kasarung …………………… …………………………. ..….3 7

Gambar 2.9 Kampung Layung …………………… ………………………...……3 8

Gambar 2.10 Kampung Daun…………………… ………………………………3 8

Gambar 2.11 Suasana malam di Kampung Daun … ………………………..……3 9

Gambar 2.12 Saung Kampung Daun…………… ………………………………. 40

Gambar 2.13 Interior Kampung Daun …………… …………… …………...…… 41

Gambar 2.14 Site plan Kampung daun…………… ……………………………..4 2

Gambar 2.15 Floating Market Lembang Bandung ………………………………4 3

Gambar 2.16 Suasana di dalam Floating Market ……………………….………..4 4

Gambar 3.1 Peta lokasi perancangan…………… …………………………...…4 5

Gambar 3.2 Kondisi eksisting lahan……………… ………… ... …………...……4 7

Gambar 3.3 Tata Guna Lahan…………………… ………………………………4 7

Gambar 3.4 Pencapaian Menuju Site…………………………………………….4 8

Gambar 3.5 View dari luar ke dalam …………… ……………………………….4 9

Gambar 3.6 View dari dalam ke luar …………… …………………………...….. 50

Gambar 3.7 Analisa angin, vegetasi dan matahari ………………… .. ………...… 50

Page 13: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

xiii

Gambar 3.8 Analisa kebisingan.............................................................................51

Gambar 3.9 Diagram alur kegiatan pengelola........................................................55

Gambar 3.10 Diagram alur kegiatan karyawan.....................................................56

Gambar 3.11 Diagram alur kegiatan pedagang......................................................56

Gambar 3.12 Diagram alur kegiatan pengunjung..................................................56

Gambar 3.13 Diagram alur kegiatan service..........................................................57

Gambar 3.14 Skema hubungan ruang kegiatan penerimaan.................................57

Gambar 3.15 Skema hubungan ruang kegiatan makan dan minum......................58

Gambar 3.16 Skema hubungan ruang kegiatan belanja........................................59

Gambar 3.17 Skema hubungan ruang kegiatan bermain dan rekreasi..................61

Gambar 3.18 Skema hubungan ruang kegiatan penunjang...................................62

Gambar 3.19 Skema hubungan ruang kegiatan servis..........................................63

Gambar 4.1 Penzoningan tapak..............................................................................77

Gambar 4.2 Pencapaian menuju tapak...................................................................78

Gambar 4.3 Pola tatanan massa.............................................................................80

Gambar 4.4 Konsep Main Entrance.......................................................................81

Gambar 4.5 Konsep jalan.......................................................................................82

Gambar 4.6 Konsep parkir dilahan berkontur........................................................82

Gambar 4.7 Konsep sistem parkir..........................................................................83

Gambar 4.8 Konsep bentuk dasar..........................................................................84

Gambar 4.9 Konsep Bangunan..............................................................................85

Gambar 4.10 Material yang dipakai.......................................................................86

Gambar 4.11 Konsep fasade..................................................................................87

Gambar 4.12 Konsep tempat makan......................................................................87

Page 14: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

xiv

Gambar 4.13 Konsep kolam renang.......................................................................88

Gambar 4.14 Konsep struktur bangunan...............................................................89

Gambar 5.1 Site Plan..............................................................................................90

Gambar 5.2 Main Entrance....................................................................................91

Gambar 5.3 Parkir Pengunjung dan Pengelola......................................................92

Gambar 5.4 Plaza...................................................................................................93

Gambar 5.5 Toko Souvenir, Office dan Ruang Serba Guna..................................94

Gambar 5.6 Restoran..............................................................................................95

Gambar 5.7 Saung/ Gazebo....................................................................................96

Gambar 5.8 Cafe....................................................................................................97

Gambar 5.9 Kolam Renang....................................................................................98

Page 15: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Tabel Sifat Bahan Bangunan………… ………………………... …….. 30

Tabel 3.1 Analisa pengguna dan kegiatan..............................................................55

Tabel 3.2 Data jumlah penduduk Kab. Bekasi tahun 2010-2015..........................64

Tabel 3.3 Analisa besaran ruang............................................................................74

Tabel 4.1 Konsep dasar perancangan.....................................................................76

Page 16: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Fenomena hidup di perkotaan saat ini tidak terlepas dari kesibukan,

kemacetan dan gaya hidup. Fenomena tersebut akan menimbulkan tekanan dan

stress. Dalam masyarakat perkotaan yang penuh dengan tekanan dan stress,

kecenderungan untuk melakukan sebuah aktivitas yang berbeda dari rutinitas

mereka sehari-hari semakin meningkat. Aktivitas yang dianggap cukup untuk

memberikan rileksasi sesaat dari kepenatan.

Untuk memulihkan kejernihan pikiran, mendapatkan inspirasi baru,

bersenang-senang dan kesegaran baru, itulah tujuan mereka ketika mereka

merasakan mendapat tekanan hidup, stress, jenuh dan tegang setelah melakukan

aktifitas yang mereka kerjakan. Salah satu kegiatan yang dapat mereka lakukan

untuk mengisi dan mendapatkan apa yang mereka inginkan adalah dengan wisata.

Salah satu bentuk wisata yang saat ini menjadi gaya hidup adalah wisata

kuliner. Wisata kuliner sangat berbeda dengan wisata umumnya, karena wisata ini

lebih mengunggulkan makanan, kepuasan rasa dan kekhasan suatu makanan atau

sajian. Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer dalam hidup,

sehingga menjadi salah satu faktor peningkatan permintaan pasar dalam hal

tempat kuliner khususnya Cikarang.

Page 17: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

2

Kabupaten Bekasi adalah sebuah Kabupaten di Propinsi Jawa Barat,

Indonesia. Kabupaten ini berada tepat di sebelah timur Jakarta, berbatasan dengan

Kota Bekasi dan Provinsi DKI Jakarta di barat, Kabupaten Karawang di timur dan

Kabupaten Bogor di selatan. Kabupaten Bekasi terdiri atas 23 Kecamatan, yang

dibagi lagi atas sejumlah desa dan kelurahan. Cikarang merupakan salah satu

kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Bekasi. Pada awalnya merupakan

wilayah yang mayoritas penduduknya adalah petani, kemudian mengalami

perubahan dengan adanya pembangunan kawasan industri. Hal ini juga

menimbulkan banyaknya pendatang dari luar daerah, sehingga terjadi kenaikan

tingkat urbanisasi ke wilayah Cikarang.

Cikarang mempunyai kegiatan utama yang paling dominan terdiri dari

area perindustrian, perdagangan, perkantoran, pemerintahan dan perumahan.

Dengan banyaknya aktivitas masyarakat Cikarang, semakin menambah ramai dan

sibuknya masyarakat. Hal itu berpengaruh terhadap gaya hidup masyarakat dalam

hal berwisata kuliner dan rekreasi.

Namun, untuk mewadahi aktivitas tersebut di Cikarang masih terbatas

jumlahnya. Selain jumlahnya yang terbatas, tempat wisata kuliner yang ada masih

sedikit sekali yang mengusung konsep berwisata kuliner sekaligus tempat

rekreasi. Saat ini masyarakat memandang kuliner bukan saja sebagai alat untuk

memenuhi kebutuhan untuk makan. Namun lebih dari itu, makanan kini sudah

bertranformasi menjadi sebuah pemenuhan kebutuhan untuk refreshing juga.

Sehingga banyak masyarakat yang menuju ke suatu tempat makan bukan saja

karena lapar, namun juga butuh untuk berwisata. Dengan adanya trend pada

masyarakat tersebut menuntut sebuah tempat yang dapat menampung aktivitas

Page 18: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

3

tersebut. Dengan adanya wadah tersebut diharapkan dapat memberikan banyak

manfaat bagi masyarakat.

Dalam dunia arsitektur, bangunan dapat memperlihatkan sebuah ekspresi.

Ekspresi itu menjadi suatu media komunikasi untuk memperlihatkan apa fungsi

bangunan tersebut, bangunan itu seperti apa rupanya, sebesar apa bangunannya

dan berbagai pernyataan lainnya yang muncul dalam benak seseorang yang

melihat bangunan tersebut. Sehingga tampilan bangunan merupakan salah satu

faktor penting yang dapat memberi kesan awal pada orang yang melihatnya.

Dalam kaitannya dengan Pusat Wisata Kuliner dan Rekreasi, ekspresi tak

lepas dari peran bentuk. Bentuk itu sendiri merupakan unit yang mempunyai

unsur garis, lapis, volume, tekstur dan warna, dimana kombinasi keseluruhan

unsur tersebut dan juga setelah dikombinasikan dengan skala, irama dan proporsi

akan menghasilkan suatu ekspresi serta memunculkan citra atau image pada

bangunan.

Untuk dapat menciptakan citra atau image sebuah bangunan yang selaras

dengan lingkungan maka diperlukan suatu konsep arsitektur yang dekat dan

menyatu dengan alam. Konsep arsitektur organik dinilai tepat untuk diaplikasikan

dalam perancangan Pusat Wisata Kuliner dan Rekreasi ini. Dengan konsep

arsitektur organik tersebut, yang diwujudkan dengan suatu sentuhan tampilan

bangunan yang dapat mengekspresikan sebuah bangunan yang dekat dan menyatu

dengan alam, sehingga diharapkan menjadi daya tarik bagi pengunjung Pusat

Wisata Kuliner dan Rekreasi ini. Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas,

maka penulis mengangkat hal ini sebagai bahan tugas akhir dengan judul “Pusat

Wisata Kuliner dan Rekreasi Cikarang”

Page 19: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

4

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah tersebut dapat diidentifikasi

permasalahannya yaitu

a) Tingkat kesibukan masyarakat perkotaan semakin meningkat. Dengan

kesibukan tersebut menimbulkan tekanan dan stres, sehingga butuh

tempat untuk berileksasi. Salah satunya yaitu dengan cara berwisata

kuliner.

b) Adanya perubahan gaya hidup masyarakat saat ini, tempat wisata

kuliner tidak hanya sebagai tempat untuk menghilangkan rasa lapar

saja, melainkan juga sebagai tempat untuk rekreasi.

c) Dengan kondisi perkotaan yang sangat padat, kebutuhan akan tempat

wisata yang dekat dan menyatu dengan alam sangat tinggi, sehingga

membutuhkan suatu lokasi yang dirancang dengan konsep arsitektur

yang dekat dan menyatu dengan alam. Rancangan yang tepat adalah

yang mengusung konsep arsitektur organik.

1.3. Rumusan Masalah

Dari identifikasi masalah tersebut, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

a) Bagaimana mendesain sebuah Pusat Wisata Kuliner yang dipadukan

dengan tempat rekreasi?

b) Bagaimana program ruang, kebutuhan ruang dan hubungan antar

ruang dalam Pusat Wisata Kuliner & Rekreasi ini?

Page 20: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

5

c) Bagaimana penerapan tema arsitektur organik kedalam rancangan

Pusat Wisata Kuliner & Rekreasi yang menekankan pada bentuk dan

penampilan bangunan?

1.4 Batasan Masalah

Agar pembahasan lebih terarah, maka perlu dibuat suatu batasan

masalah. Adapun batasan masalah pada perencanaan dan perancangan Pusat

Wisata Kuliner dan Rekreasi ini terbatas pada bentuk dan tampilan bangunan.

1.5 Tujuan dan Manfaat Penulisan

Tujuan penulisan laporan tugas akhir ini adalah untuk menyusun konsep

perencanaan dan perancangan pusat wisata kuliner yang dipadukan dengan tempat

rekreasi dengan menerapkan tema Arsitektur Organik pada bentuk dan

penampilan bangunan yang meliputi:

a. Konsep perancangan tapak yang meliputi konsep penzoningan,

konsep pencapaian, konsep orientasi dan tata masa bangunan

b. Konsep tampilan fisik bangunan yang meliputi konsep bentuk dan

Penampilan bangunan

c. Konsep fungsi dalam bangunan yang meliputi konsep tempat makan

dan konsep tempat rekreasi

Dengan karya tulis tugas akhir ini, penulis berharap dapat menambah

wawasan ilmu arsitektur mengenai desain sebuah Pusat Wisata Kuliner dan

rekreasi dengan tema arsitektur organik yang diterapkan dalam bentuk dan

penampilan bangunan.

Page 21: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

6

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah,

batasan masalah, tujuan dan manfaat penulisan serta sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Pustaka

Berisi tentang tinjauan objek perancangan, tinjauan tema perancangan dan studi

empiris.

Bab III Analisa Perancangan

Berisi tentang analisa lokasi meliputi deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai

tapak rancangan, tata guna lahan, analisa pencapaian site, analisa view, angin,

vegetasi & matahari, analisa kebisingan. Analisa kegiatan meliputi analisa

pengguna dan kegiatan, deskripsi perilaku, pola hubungan antar ruang. Analisa

fungsional meliputi analisa jumlah pengunjung dan jumlah parkir, analisa besaran

ruang.

Bab IV Konsep Perancangan

Berisi tentang Konsep dasar, konsep tapak, konsep bangunan yang meliputi

konsep bentuk, konsep penampilan bangunan, konsep fungsi dalam bangunan,

konsep struktur bangunan

Bab V Hasil Perancangan

Berisi tentang site plan, main entrance, parkir pengunjung dan pengelola, plaza,

toko souvenir, office, ruang serba guna, restoran, saung/gazebo, cafe, kolam

renang.

Bab VI Penutup

Berisi tentang kesimpulan dan saran

Page 22: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Objek Perancangan

Tinjauan objek perancangan di dalamnya mengandung definisi objek dan

teori perancangan arsitektural. Objek yang akan dirancang adalah Pusat Wisata

Kuliner dan Rekreasi yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat.

2.1.1. Definisi Objek

a. Pengertian Pusat

Pusat dalam bahasa Inggris (centre) di dalam buku Oxford Learner’s

Pocket Dictionary (1991) disebutkan bahwa ‘center’ adalah “place for a

particular activity” atau dalam bahasa Indonesia yaitu tempat untuk aktivitas

tertentu atau kegiatan khusus. Secara rinci menurut WJS Poerwadarminta (1976),

pusat berarti pokok, pangkal atau yang menjadi tumpuan, dan bersifat

mengumpulkan. Pusat (center) juga dapat diartikan sebagai titik poin yang

menjadi tempat tujuan yang menarik bagi banyak orang untuk menuju tempat

tersebut.

Menurut Undang-undang Kepariwisataan Nomor 9, tahun1990, Bab I

Pasal 1: Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut

yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati obyek

dan daya tarik wisata. Jadi pengertian wisata tersebut mengandung empat unsur,

yaitu kegiatan perjalanan, dilakukan secara sukarela, bersifat sementara,

Page 23: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

8

perjalanan itu seluruhnya atau sebagian bertujuan untuk menikmati obyek dan

daya tarik wisata.

b. Pengertian Wisata

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1994: 1130)

Wisata adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,

bersenang-senang, dan sebagainya). Wisata dalam bahasa Inggris disebut tour

yang secara etimologi berasal dari kata torah (ibrani) yang berarti belajar, tornus

(bahasa Latin) yang berarti alat untuk membuat lingkaran, dan dalam bahasa

Perancis kuno disebut tour yang berarti mengelilingi sirkuit. Pada umumnya orang

memberi padanan kata wisata dengan rekreasi, wisata adalah sebuah perjalanan,

namun tidak semua perjalanan dapat dikatakan wisata. Dari hal tersebut

dipaparkan bahwa wisata memiliki lima karakteristik, diantaranya (Suyitno,

2001):

1. Bersifat sementara, bahwa dalam jangka waktu pendek wisatawan akan

kembali ke tempat asalnya.

2. Melibatkan komponen-komponen wisata, misalnya sarana transportasi,

akomodasi, restoran, objek wisata, toko cinderamata dan lain-lain.

3. Umumnya dilakukan dengan mengunjungi objek wisata dan atraksi

wisata.

4. Memiliki tujuan tertentu yang intinya untuk mendapatkan kesenangan.

5. Tidak untuk mencari nafkah di tempat tujuan, bahkan keberadaannya

dapat memberikan kontribusi pendapatan bagi masyarakat atau daerah

yang dikunjungi.

Page 24: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

9

c. Pengertian Kuliner

Menurut bahasa Melayu (2009) dalam Patimah (2012) “Kuliner adalah

hasil olahan yang berupa masakan, masakan tersebut berupa lauk-pauk, makanan

(panganan) dan minuman”. Kuliner adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan

pangan dan makanan mulai dari bahan-bahan mentah sampai pada proses

pengolahan dan penyajian.

d. Pengertian Rekreasi

Beberapa pengertian tentang rekreasi, antara lain:

1. Nurlan Kusmaedi (2002:2) menjelaskan sebagai berikut:

Rekreasi adalah suatu kegiatan pengisi waktu luang yang melibatkan

fisik, mental/emosi dan sosial yang mengandung sifat pemulihan kembali kondisi

seorang dari segala beban yang timbul akibat kegiatan kegiatan sehari-hari dan

dilaksanakan dengan kesadaran sendiri.”

2. Marjono (2002:3) menjelaskan bahwa:

Rekreasi adalah kegiatan yang dikerjakan oleh seorang atau secara

bersama-sama dengan orang lain dalam waktu senggang secara sadar dan sukarela

untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan serta kesegaran pribadi dengan

secara langsung dan segera”.

3. Manuel (1997) mengidentifikasikan dan mengelompokan kegiatan rekreasi ke

dalam 5 kategori yaitu :

1) Kegiatan rekreasi dilaksanakan didalam / disekitar rumah seperti

menonton televisi, mendengarkan radio, membaca buku, berkebun,

dan mengerjakan suatu hobi.

Page 25: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

10

2) Kegiatan rekreasi bernilai sosial tinggi seperti melakukan hiburan

keluar, makan keluar, mengunjungi penginapan.

3) Kegiatan rekreasi yang mengejar / mencari budaya dan artistic seperti

mengunjungi teater, konser, dan pameran seni.

4) Kegiatan rekreasi yang mengejar olahraga yang aktif seperti renang,

golf dan tennis.

5) Kegiatan rekreasi out door informal seperti piknik, mengendarai untuk

kesenangan, dan melihat pemandangan.

Kesimpulan beberapa ciri-ciri dari rekreasi, seperti berikut :

1. Rekreasi adalah suatu aktivitas yang bersifat fisik, mental, maupun

emosional, rekreasi menghendaki aktivitas dan tidak selalu bersifat non

aktif.

2. Aktifitas rekreasi tidak mempunyai bentuk dan macam tertentu, semua

kegiatan yang dapat dilakukan oleh manusia dapat dijadikan aktivitas

rekreasi asalkan saja dilakukan dalam waktu senggang dan memenuhi

tujuan dan maksud-maksud positif daripada rekreasi.

3. Rekreasi dilakukan karena terdorong oleh keinginan atau mempunyai

motif-motif yang sekaligus memilih gerakan atau bentuk dan macam

aktivitas yang hendak dilakukan.

4. Rekreasi hanya dilakukan pada waktu senggang (leisure time), ini berarti

bahwa semua kegiatan yang tidak dilakukan dalam waktu senggang

tersebut tidak dapat digolongkan sebagai kegiatan rekreasi.

Page 26: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

11

5. Rekreasi dilakukan secara bebas dari segala bentuk dan macam paksaan,

hal ini adalah penting bagi sifat kegiatan rekreasi sebagai sarana untuk

dapat menyatakan diri secara bebas.

6. Rekreasi bersifat universal yang merupakan bagian daripada kehidupan

manusia, dari semua bangsa, dan tidak terbatas oleh umur, jenis kelamin,

pangkat, serta kedudukan sosial.

7. Rekreasi dilakukan secara sungguh-sungguh dan mempunyai maksud-

maksud tertentu; banyak orang menganggap bahwa rekreasi tidak bersifat

sungguh-sungguh karena justru ingin mendapatkan kesenangan. Anggapan

tersebut kurang tepat dan merupakan salah pengertian dari sekian banyak

orang. Justru karena ingin mendapatkan kesenangan dan kepuasan

kegiatan rekreasi harus dilakukan secara sungguh-sungguh.

Rekreasi adalah fleksibel, ini berarti bahwa rekreasi tidak dibatasi oleh tempat,

dimana saja sesuai dengan bentuk dan macam kegiatan rekreasi dapat dilakukan.

Selanjutnya rekreasi dapat juga dilakukan oleh perorangan atau kelompok.

Menurut Mayer (1991), rekreasi mempunyai sembilan ciri. Ciri-ciri

tersebut adalah berupa kegiatan, bentuknya bervariasi, dilatar belakangi oleh

motivasi, dilakukan secara rutin, bersifat sukarela, fleksibel, merupakan produk

sampingan, besifat universal dan diperlukan, serta serius dah serbaguna. Dari

sembilan cirri-ciri tersebut, maka jenis rekreasi beragam, tidak selalu bertamasya

ke tempat-tempat wisata atau berupa kegiatan fisik.

Menurut Basuni dan Soedargo (1988), rekreasi dapat dibedakan

berdasarkan sifatnya, yaitu aktif dan pasif. Rekreasi aktif menekankan pada

manfaat fisik dari pada mental, sebagai contohnya adalah olahraga memanjat

Page 27: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

12

tebing dan aktifitas yoga. Sedangkan rekreasi pasif sebaliknya, lebih berorientasi

pada manfaat mental dari pada fisik. Contohnya seperti membaca buku di

perpustakaan atau menonton televisi di rumah atau menonton film bersama

keluarga ataupun teman di bioskop.

Sementara rekreasi menurut tempat tujuannya dibedakan menjadi

rekreasi indoor (dalam ruangan) dan outdoor (luar ruangan). Rekreasi indoor

mulai dari membaca buku di perpustakaan, menonton orchestra di gedung

pertunjukan, makan bersama di restoran indor yang terkenal, hingga berkutat

dengan hobi di rumah. Sedangkan rekreasi outdoor seperti rafting di sungai,

mendaki gunung, berenang dan berjalan-jalan di taman hiburan, dll.

Kesimpulan dari objek rancangan adalah Pusat Wisata Kuliner dan

Rekreasi merupakan sebuah pusat atau tempat tujuan yang menarik bagi banyak

orang untuk menikmati aneka macam hidangan/masakan sekaligus sebagai tempat

untuk mendapatkan kesenangan dan kepuasan serta kesegaran badan & pikiran.

2.1.2 Teori Perancangan Arsitektural

a. Bentuk Dalam Arsitektur

Menurut Agung Sri Maryanto (2006) dalam Tugas Akhir Penampilan

Bangunan yang Sinergis dengan Fungsi Bangunan Jogjacomtech, Fakultas Teknik

Arsitektur Universitas Sebelas Maret, Surakarta, dikatakan bahwa bentuk adalah

satu unsur yang tertuju langsung pada mata dan bendanya merupakan suatu unsur

yang tertuju pada jiwa dan akal budi manusia. Benda dan ukurannya saling

bekerja sama untuk menghasilkan nilai-nilai dan emosi. Selain itu, pada satu

pihak memberikan gambaran bahwa bentuk pada suatu karya arsitektur dapat

Page 28: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

13

menyampaikan arti kepada yang terlibat secara visual yaitu masyarakat. Di lain

pihak bentuk merupakan ungkapan dari berbagai kekuatan yang mewakilkan

arsitek sebagai perwujudan karyanya dan untuk menyampaikan arti yang

dikandung oleh bentuk itu sendiri.

Suatu bentuk dapat berfungsi sebagai media komunikasi yang dapat

disamakan dengan bahasa sebagai media komunikasi lisan atau tulisan. Agar

masyarakat mengerti bahasa yang dikemukakan, bahasa tersebut harus

mengandung arti serta susunan dalam kerangka kalimat dan kerangka tersebut

harus tersusun secara utuh dan jelas.

Bentuk merupakan suatu hasil kreasi desain. Bentuk adalah apa yang kita

lihat pada bangunan atau desain, menyangkut bahan dan perlengkapan bangunan.

Bentuk tidak dibatasi pada satu bagian bangunannya saja, tetapi menyangkut

keseluruhan dari bentuk yang disampaikan. Pengertian mengenai bentuk

dikemukakan pula oleh beberapa arsitek ternama, antara lain :

Alvar Aalto: bentuk merupakan media bagi arsitek untuk menyampaikan

informasi melalui kesan yang ditampilkan.

Mies Van de Rohe: bentuk adalah wujud dari penyelesaian akhir dari

konstruksi

Hugo Haring: bentuk adalah suatu perwujudan dari organisasi ruang yang

merupakan hasil dari suatu proses pemikiran. Proses ini didasarkan atas

usaha pernyataan diri dan pertimbangan fungsi.

Bentuk menurut Walter Grophius dibedakan menjadi 2, yaitu: bentuk

teknik (technical form), bentuk seni (art form), dimana keduanya berusaha

dipertemukan sebagai satu kesatuan yang utuh. Sedangkan kekompakan

Page 29: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

14

bentuk menurutnya adalah: “bentuk konseptual yang jelas, yang

tertangkap dalam sekali pandang tanpa sedikitpun ingatan akan rumitnya

organisme teknisnya”. Menurutnya cita rasa merupakan sumber dari

bentuk. Karenanya dia adalah salah seorang arsitek beraliran ekspresionis,

yang berpendapat bahwa asal-usul bentuk adalah interior ruang.

Prinsip bentuk dari Frank Lloyd Wright berbeda dengan Grophius. Ia

mencoba membuat bentuk horizontal mengikuti bentuk permukaan bumi.

Dia mempunyai keinginan: “ . . . untuk menyebarkan bangunan-bangunan

yang pernah ada dalam iklim-iklim ekstrim kita sekedar menyerupai

sebuah kotak, yang dipotong-potong menjadi apartemen-apartemen,

menjadi sebuah ekspresi yang lebih organis”. Dalam hal ini dia mencoba

menyatukan bentuk dan fungsi, analog dengan fenomena alam, alam telah

mengajarkan bagaimana bangunan dapat harmonis dengan lingkungannya.

Harmonis dalam hal ini dapat dilihat dari harmoni bentuk yang juga

bersumber pada fungsi-fungsi batin, yaitu: kegunaan yang tepat dari

material dan bahan yang digunakan.

b. Teori Tentang Bentuk

Teori bentuk itu ada beberapa macam, salah satunya adalah bentuk

berasal dari daya imajinasi kreatif sampai berasal dari pengaruh fungsi dan iklim.

Berikut merupakan teori yang lain tentang asal-usul bentuk yang dikemukakan

oleh Gelemter (1995) dalam buku Tugas Akhir Fauzan, 2004, Redesain

Bengawan Sport Center, Fakultas Teknik Arsitektur UNS, Surakarta, yaitu:

1. Bentuk Arsitektural terbentuk sesuai dengan fungsinya.

Page 30: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

15

Dalam teori ini, suatu bangunan yang bagus adalah bangunan yang

terbentuk karena berbagai pengaruh fisik, sosial, psikologi dan fungsi

simbolis. Sebagai contoh adalah bentuk ideal untuk suatu bangunan

konser hall, yang dihasilkan dengan meletakkan jalur penanda yang

mudah terlihat, bentuk dan lokasi foyer harus memperhatikan pergerakan

orang dari dan ke tempat duduk mereka, dan juga tampak luar harus

terbentuk dari simbolisasi konser hall sebagai fokus dari kebanggan kota.

2. Bentuk terbentuk dari proses imajinasi.

Pada teori ini ide bentuk arsitektur murni berasal dari intuisi dan

kemampuan dari perancang. Bentuk yang tercipta merupakan perasaan

khusus dari si perancang dalam membuat bentuk-bentuknya, atau

menempatkan ide lama bersama dengan yang baru dan jalan yang belum

pernah dipakai sebelumnya.

3. Bentuk terbentuk karena spirit of age.

Dalam hal ini perancang dalam mendesain bentuk terpengaruh oleh

adanya spirit of age, ada suatu kemungkinan seorang perancang mengikuti

gaya tertentu dari arsitek yang lain, di sini ada pengaruh psikologi dalam

pembentukan bentuk yang terjadi.

4. Bentuk arsitektural dapat dibedakan dengan adanya pengaruh kondisi

sosial ekonomi.

Seperti halnya teori bentuk ketiga, yaitu spirit of age, teori ini

mengemukakan bahwa usaha artistis seseorang terpengaruh oleh usaha

yang berkembang saat ini. Tetapi kondisi sosial ekonomi berpengaruh

terhadap bentukan bangunan yang terjadi, di sini ada suatu hirarki sosial

Page 31: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

16

sebagi refleksi individual. Dalam hal ini terdapat bentuk-bentuk khusus

yang berkaitan dengan adanya faktor sosial ekonomi seseorang atau

pemberi order.

5. Bentuk arsitektural berasal dari prinsip waktu dari bentuk yang

merefleksikan kelebihan atau kekhususan si arsitek, budaya dan iklim.

Dalam teori ini lebih menekankan pada keunikan bentukan bangunan itu

sendiri. Sehingga ada berbagai macam bentuk bangunan dalam usaha

untuk menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan, iklim dan alam

sekitarnya. Sebagai hasilnya bangunan yang dihasilkan mempunyai

bentukan yang khusus sesuai dengan ide si arsitek.

c. Faktor yang Mempengaruhi Bentuk

Perwujudan suatu bentuk tidak lepas dari pengaruh tuntutan kebutuhan

aktivitas pemakai, tuntutan kepuasan akan keindahan dan keamanan

(Hendraningsih,1992)

1. Fungsi

Peranan fungsi menyangkut pemenuhan terhadap aktivitas manusia yang

timbul akibat kebutuhan manusia, baik itu kebutuhan jasmani maupun

rohani

2. Simbol

Dalam dunia arsitektur, pengenalan simbol dapat dikaitkan dengan peran

simbol ini sendiri, kesan yang ditimbulkan oleh bentuk simbolis dan

pesan yang langsung disampaikan oleh simbol yang semuanya

Page 32: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

17

ditimbulkan oleh bentuk simbolis dan pesan yang langsung disampaikan

oleh simbol yang semuanya ditampilkan pada bentuk-bentuk tertentu.

Simbol yang agak tersamar, simbol ini menyatakan peran dari suatu

bentuk sebagai contoh gerigi pada atap sebuah pabrik

(Hendraningsih, 1992)

Symbol Methapor. Masyarakat mempunyai pandangan tertentu

terhadap suatu bentuk bangunan yang dilihat dan diamatinya, baik

sebagian maupun keseluruhan bangunan dan pandangan ini

tergantung dari latar belakang mereka yaitu tingkat kecerdasan dan

pengalamannya, sebab mereka cenderung membandingkan

bangunan yang dilihatnya dengan sesuatu benda yang lain.

Metaphor merupakan suatu benda lain, makhluk hidup atau

perumpamaan lain yang mereka ketahui. Contoh :

a) Sidney Opera House, tanggapan dari pengamat lain tentang

bangunan antara lain seperti bunga, tumpukan kerang, layer

kapal, deretan kura-kura yang sedang bercinta.

Gambar 2.1 Sydney Opera House

b) Nagakin Capsule Building, tanggapan dari pengamat lain

tentang bangunan ini antara lain seperti tumpukan sugar

cube, dan tumpukan mesin cuci tua.

Page 33: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

18

Gambar 2.2 Nagaki Capsule Building

Simbol sebagai unsur pengenal, merupakan bentuk-bentuk yang sudah

dikenal secara umum oleh masyarakat melalui ciri khas dan fungsi dari

bangunan tersebut. Contohnya seperti kubah pada bangunan masjid.

3. Sistem Struktur

Dengan majunya pengetahuan manusia, struktur juga mengalami

perkembangan, baik dari konstruksinya, bahan, maupun metode

pembangunannya. Dengan demikian sangat besar kemungkinan dalam

menciptakan struktur yang kuat dan indah yang berpengaruh besar

terhadap penampilan bentuk yang terwujud.

d. Ekspresi Bentuk Tampilan Bangunan

1. Konsep bentuk bangunan dalam arsitektur

Bentuk dalam arsitektur adalah suatu media atau alat komunikasi untuk

menyampaikan arti yang dikandung oleh bentuk itu sendiri atau alat untuk

menyampaikan pesan tertentu dari arsitek kepada masyarakat sebagai penerima

(Hendraningsih, 1992).

Bentuk mempunyai peran yang lahir dari fungsi, selain itu bentuk sendiri

juga diwujudkan oleh bahan, struktur dan simbol. Bentuk bangunan yang

Page 34: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

19

berfungsi, secara lahiriah mengungkapkan maksud dan tujuan bangunan, disertai

dengan pengertian ilusinya.

2. Elemen bangunan sebagai pendukung penampilan bangunan

Terdapat elemen fisik yang penting dalam arsitektur Rob Krier untuk

mengkomunikasikan penampilan bangunan, yaitu :

a. Fasade bangunan (eksterior). Fasade merupakan elemen arsitektur yang

paling penting dalam kemampuannya untuk mengkomunikasikan fungsi

sebuah bangunan

b. Ruang dalam (interior). Kesatuan terkecil pada bangunan adalah ruang-

ruang yang kualitasnya sangat menentukan citra bangunan tersebut

c. Denah dan massa bangunan, meskipun kecil peranannya tetapi denah dan

massa bangunan juga ikut berperan dalam mengkomunikasikan

penampilan bangunan tersebut.

Selain hal tersebut di atas elemen-elemen lain yang dapat mendukung

terwujudnya suatu ekspresi bangunan yang diinginkan yaitu:

a. Tekstur (Sutedjo, 1982: 57)

Tekstur pada dasarnya mempunyai asosiasi dari sumber rekaman

pengalaman. Tekstur ada dua macam, yaitu tekstur halus dan tekstur kasar.

Tekstur halus mempunyai sifat menyenangkan dan meyakinkan, sedangkan

tekstur kasar mempunyai sedikit peringatan mungkin akan cukup kuat untuk

memberikan kesan ancaman, dan sebagai tambahan mengingatkan kita pada

kekuatan yang agresif yang menjadikannya.

Suatu tekstur dari bentuk, dapat menguatkan atau mengurangi kesan yang

secara dasar ditimbulkan oleh bentuk itu sendiri. Tekstur juga mempunyai

Page 35: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

20

kekuatan untuk mengubah penampilan bentuk dengan mendesak dan

mengalahkan pengertian bentuknya. Suatu tekstur yang kasar yang diberikan pada

bentuk yang sebetulnya tegas dan tepat, akan cenderung menjadikan bentuk

tersebut amorf, karena selain membangkitkan indera peraba, tekstur tersebut juga

menipu mata pada batas yang telah ditetapkan secara tegas dan tepat.

Suatu permukaan yang halus dan lunak, menonjolkan perbedaan cahaya

dengan bayangan, mempunyai efek yang berbeda tapi bila digosok sehingga

seperti kaca perbedaan antar cahaya dan bayangan berkurang. Dengan adanya

pantulan, benda yang mempunyai kesan padat menjadi kurang padat dalam

penampilannya. Tekstur tidak hanya mengatur kualitas kepadatan, tetapi

digunakan juga untuk mengatur “perasaan akan ruang” terutama pada peralihan

dari ruang luar ke ruang dalam

b. Pola

Pola dibentuk oleh:

Garis Vertikal : kesan tinggi dan kuat

Garis Horizontal : memberi kesan tenang dan keras

Garis Diagonal : garis untuk pergerakan/ movement

Garis Lengkung : kesan dinamis dan fleksibel

c. Bentuk/massa (Sutedjo, 1982: 43)

Bentuk merupakan unit yang mempunyai unsur garis, lapisan, volume,

tekstur dan warna. Kombinasi keseluruhan unsur warna tersebut yang

menghasilkan suatu ekspresi. Unit-unit tadi dapat berdiri sendiri secara

keseluruhan atau merupakan bagian dari bagian yang lebih besar.

Page 36: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

21

Untuk menganalisa bentuk sebaiknya diadakan penilaian hubungan

timbal balik antara bagian-bagian bentuk dan bentuk keseluruhan, karena sifat

bagian bentuk ditentukan oleh:

Tingkat pemusatannya.

Kemampuannya untuk bergabung dengan bagian bentuk lain.

Hal ini dapat dirasakan secara naluri tetapi perlu dikaitkan dengan

berbagai unsur bentuk lainnya seperti skala, proporsi, irama dan sebagainya.

Sedangkan faktor-faktor yang mewujudkan bentuk antara lain fungsi, symbol dan

teknologi struktur dan bahan

d. Warna (Asri, 1986: 43-45)

Warna dalam suatu desain bangunan merupakan suatu elemen yang tidak

mungkin diabaikan. Warna banyak memberi pengaruh pada kehidupan manusia

secara konstan dan mendalam. Selain itu warna juga sangat berpengaruh terhadap

pembentukan suasana, terutama untuk membangkitkan emosional pemakai (secara

psikologis). Setiap jenis warna mempunyai kepribadiannya sendiri. Penggunaan

warna secara tepat, dapat menimbulkan imajinasi seseorang atau dapat

menimbulkan suasana hati yang kita inginkan.

Dengan memahami sifat dan karakteristik warna, kita dapat

mengekspresikan individualitas sebuah bangunan dan menciptakan ruang yang

nyaman dan “mengundang” pemakai yang ada didalamnya.

2.2 Tinjauan Tema Perancangan

Arsitektur Organik merupakan topik yang dipakai dalam proyek ini,

sehingga teori-teori Arsitektur Organik menjadi teori utama yang dipakai

Page 37: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

22

2.2.1 Pengertian Organik

Organik adalah hal yang berkenaan dengan organ (alat pada tubuh

manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan) atau dengan kata lain suatu

kesatuan dari bagian-bagian yang membentuk satu kesatuan sistem (W.J.S

Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia)

"Said of material or compound derived from vegetable or animal"

(McGraw Hill, Dictionary For Engineers). Organik adalah kumpulan

bahan atau senyawa dari kehidupan tumbuh-tumbuhan atau binatang.

Organik adalah suatu kata yang menunjuk pada satu kesatuan, atau lebih

tepat bila dikatakan suatu yang terpadu. Seperti yang digunakan dalam

arsitektur, organik pada awalnya adalah bagian-bagian dari keseluruhan

dan keseluruhan dari bagian-bagian. Keseluruhan merupakan sesuatu yang

terpadu (James C Snyder, Antony J Catanese, Pengantar Arsitektur, 1991

hal.41)

2.2.2 Pengertian Arsitektur Organik

Arsitektur Organik mendeskripsikan hubungan dengan alam secara

keseluruhan dan bagian-bagian yang mempunyai ikatan dengan kondisi

alamnya (V.M.Lampugnani, 20” Century Architecture, Thames and

Hudson)

Arsitektur Organik bersumber pada faktor prilaku alam, pola simetris dan

garis-garis tegas, serta kehidupan yang sifatnya alami. Pada dasarnya,

arsitektur organik adalah arsitektur yang berguru pada alam (Frank Lloyd

Wright, The Future Of Architecture, 1963 hal 225-226)

Page 38: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

23

Arsitektur organik memiliki pada konsep pada hubungan yang harmonis

antara keseluruhan dan bagian-bagiannya. Adanya hubungan pada proses

kehidupan, kelahiran, pertumbuhan dan kematian. Setiap bagian dari

struktur harus mencerminkan identitasnya masing-masing walaupun

demikian tetap merupakan satu kesatuan dari keseluruhan bangunan

(Maggie Btrryraan, Organic Architecture. Microsoft Internet Explorer)

2.2.3 Arsitektur Organik Menurut V.M. Lampugnani

Menurut V.M. Lampugnani dalam Architecture and City Planning In The

Twentieth Century, arsitektur organik secara garis besar memiliki tiga prinsip,

yaitu :

Nature as Model

Merupakan inspirasi dari pelarian terhadap kota-kota besar dan peradaban

teknologi, dengan menjadikan alam beserta aturannya sebagai pedoman.

Individualisme

Merupakan otonomi intelektual dan kepribadian individual dengan tujuan-

tujuan psikologis. Hal ini dilakukan dengan memperhatikan kondisi-

kondisi yang ada, termasuk kondisi lokasi individual terhadap tuntutan

psikologis manusianya.

Nationalisme

Adanya keterkaitan antara seseorang/manusia dengan daerahnya dan

budaya setempat. Hal ini diterapkan dengan memberkan karakter tidak

hanya dari segi bangunan, lihgkungan dan pemakainya, tetapi juga dari

daerah dimana bangunan tersebut berada, beserta tradisinya.

Page 39: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

24

2.2.4 Arsitektur Organik Menurut Frank Lloyd Wright

Berbagai macam pandangan mengenai arsitektur organik sangatlah

banyak dan arsitek yang menganut paham ini juga tidak sedikit, akan tetapi yang

paling menonjol dan merupakan pelopor dari arsitektur organik adalah Frank

Lloyd Wright.

Dasar-dasar arsitektur Frank Lloyd Wright berakar dari alam, yang

kemudian dia sebut arsitektur organik. Alam, diatas segalanya adalah kekuatan

inspirasi dari Wright yang paling besar. Dia pernah menganjurkan kepada murid-

muridnya untuk "pelajari alam, cintai alam, tetaplah dekat dengan alam karena

alam tidak akan pernah mengecewakan kamu ". Pengalaman masa kecilnya

dimana dia tinggal di sebelah barat daya Wisconsin mendekatkan dia dengan

irama, pola, warna dan sistim dari alam.

2.2.5 Konsep Alam Frank Lloyd Wright

Menurut Wright bangunan harus berada bersama alam, dimiliki oleh

alam, sehingga antara alam dan bangunan dapat hidup bersama.

Ada empat pendekatan konsep alam Frank Lloyd Wright, yaitu :

Manusia harus tinggal/hidup bersama alam

Adanya karakteristik yang menggambakan integrasi antara alam dengan

lingkungan, tetapi bangunan berkesan tumbuh bersama-sama dengan

lingkungan.

Alam merupakan kekuatan dari inspirasi rancangan. Bentuk-bentuk yang

dihasilkan merupakan inspirasi dari kondisi alam sekitar, baik dari segi

kontruksi bangunan maupun penggunaan material bangunan.

Page 40: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

25

Alam mengajarkan cara yang tepat dalam pemakaian material

Dalam arsitektur organik, penggunaan, material dapat memberikan kesan

ekspresif pada permukaan bangunan penekanan pada garis-garis dan

tekstur material dapat mendukung usaha untuk menampilkan karakter

bangunan.

Penyesuaian diri terhadap alam

Penyesuaian terhadap alam dapat dilakukan dengan cara penyesuaian

dengan kondisi tapak, waktu, indentitas lokasi dan penggunaannya.

2.2.6 Karakteristik Arsitektur Organik Frank Lloyd Wright

Sedangkan secara garis besar ada empat karakteristik arsitektur organik

menurut Frank Lloyd Wright dalam Introduction to Architecture, 1979 hal 23-24,

yaitu:

1. It develops outward from within, in harmony with the conditions of its

being; it not applied. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis terhadap

sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja. Maksudnya adalah eksterior

bangunan dengan tetap memperhatikan keharmonisan dengan kondisi

tapak sekitarnya terbentuk atau berkembang dari dalam bangunan

(interior). Disinilah keunikan arsitektur organik dimana ia berusaha untuk

menerapkan gaya-gaya arsitekturnya pada keseluruhan bangunan baik

interior maupun eksterior agar dapat mengekspresikan kesatuan bangunan

secara utuh.

2. Conduction occurs within the nature of material, "where in glass is

used as glass, stone as stone, wood as wood".

Page 41: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

26

Konstruksi selalu terjadi dalam sifat-sifat alami dari material. Artinya

bahwa dalam kontruksi, material yang digunakan fungsinya disesuaikan

dengan sifat-sifat dari bahan itu sendiri. Misalnya : kaca untuk masuknya

cahaya atau melihat pemandangan luar, bukan digunakan sebagai

tembok/pembatas ruangan atau kulit bangunan (seperti yang banyak kita

Iihat pada bangunan bertingkat tinggi yang ada di Jakarta).

3. Elemen of a building are integral

Elemen-elemen dari sebuah bangunan adalah merupakan satu kesatuan

utuh. Artinya bahwa ornamen-ornamen yang tidak perlu sebaiknya

dihilangkan apabila bukan merupakan bagian dari kesatuan bangunan.

Tentang hal ini dapat juga dilihat dalam bukunya yang lain dimana ia

mengatakan bahwa : “Openings Should be seen as part of the structure.

Eliminate unnecessary detail and ornament”. Bahkan mebel yang menjadi

bagian dari interior bangunan ia desain sendiri agar konsepnya tentang

keutuhan bangunan benar-benar merupakan kesatuan yang utuh.

Kata organik menunjuk pada kesatuan : barangkali terpadu atau intrinsic

adalah kata yang lebih tepat untuk dipakai. Sebagaimana mulanya

digunakan dalam arsitektur, organik berarti bagian pada keseluruhan

sebagai keseluruhan pada bagian. Jadi keseluruhannya adalah terpadu

adalah apa yang sesungguhnya diartikan oleh kata organik.

4. Reflects time, place and purpose : “made by the people out o the ground

in their ways of their own devising-true to time, place, environment and

purpose. Folk building we might call them."

Bangunan-bangunan yang dirancang sebaiknya dapat mengekspresikan :

Page 42: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

27

Time : waktu/saat bangunan tersebut dirancang

Place : memberikan gambaran identitas dimana bangunan berada,

berkaitan dengan budaya dan keadaan sosial ekonomi lingkungan

setempat.

Purpose : memperlihatkan kepentingan individual yang didasari oleh

tujuan psikologi manusianya.

Tetapi selain dari keempat karakteristik mendasar diatas masih ada lagi

konsepnya yang lebih detail tentang arsitektur yang berhasil dia terjemahkan

kedalam idiologi desain secara total dimana dia menyebutkan arsitektur organik.

diantaranya adalah :

1. Kesederhanaan dan ketenangan adalah kualitas yang dapat diukur untuk

menentukan nilai seni sesungguhnya.

2. Batasi jumlah ruangan dan ukuran ruangan sesuai dengan kebutuhan.

3. Jangan memasang alat-alat perlengkapan yang tidak enak dipandang.

4. Bangunan seharusnya nampak berkembang dengan mudah dari tapaknya.

5. Gunakan warna-warna yang natural.

6. Tampilkan sifat-sifat yang alami dari material yang digunakan, dll.

2.2.7 Penerapan Arsitektur Organik pada Ekspresi Bangunan

Menurut Frank Lloyd Wright, prinsip arsitektur organik dapat

diaplikasikan pada ekspresi bangunan melalui:

a. Tapak (site)

Bangunan-bangunan karya Wright menyatu dengan tapaknya. Bangunan

yang paling jelas mengungkapkan “perkawinan” antara bangunan dengan

Page 43: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

28

tapaknya adalah salah satu hasil karyanya yang disebut “Falling

Water”dekat Mill Run, Penssylvania.

b. Ruang (space)

Adanya ruang (interior) yang menjadi alasan bangunan itu sendiri,

mendikte bentuk eksteriornya. Bagi Wright, ruang-ruang seharusnya

mempunyai ciri-ciri seperti cairan, mengalir dengan bebas dan bentuknya

tidak normal. Dalam bangunanya ia merancang agar orang keluar dari

kotak (boxes), untuk meninjau keadaan luar secara visual yaitu lewat

jendela, dengan adanya teras atau beranda dan perancangan tapak yang

menarik.

c. Skala

Skala yang digunakan adalah skala manusia. Bila ia sudah menentukan

satu unit dari suatu ukuran maka akan digunakan sebagai standar ukuran

bagi keseluruhan bangunan untuk kemudian menentukan proporsi. Pintu-

pintu akses dan langit-Iangit dibuat lebih rendah lagi, lebih dekat dengan

skala manusia, sehingga menimbulkan perasaan yang intim menyatu

dengan arsitekturnya.

d. Material

Bahan-bahan material yang natural dengan kondisi dan asalnya yang alami

menjadi inspirasi dari bangunan-bangunan wright. Untuk lebih efektifnya,

jumlah material yang digunakan dijadikan bahan primer (mendominasi

tampak eksterior dan interiornya bahkan sering digunakan sekaligus

sebagai bahan strukturnya) sedangkan yang lainnya sebagai bahan

sekunder. Material yang menjadi andalan bagi wright adalah :

Page 44: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

29

Batu, merupakan bahan yang paling sering diungkapkan dalam

karya-karya Wright. Menurutnya batu yang merupakan material

dasar bangunan-bangunan kuno dan bersejarah mempunyai nilai

apresiasi yang tinggi.

Batu bata (brick), batu bata mempunyai warna yang bermacam-

macam, dimensi serta finishingnya. Untuk eksterior bangunan ia

sering menggunakan bata ini untuk menekankan kesan horizontal

pada bangunan.

Kayu, Wright mengandalkan kayu sebagai dasar-dasar elemen

strukturnya. Untuk interior, kayu selalu digunakan dengan respek

karena merupakan bagian tak terpisahkan dari keindahan. Bahan

bangunan mempunyai sifat dan karakter sendiri dalam

menampilkan ekspresinya. Bahan yang sama tetapi

penyelesaiannya berbeda akan menampilkan ekspresi yang berbeda

pula atau dengan kata lain, setiap ekspresi dari material secara

langsung akan berhubungan dengan persepsi seseorang dan akan

menghasilkan asosiasi yang berbeda-beda.

SIFAT-SIFAT BEBERAPA BAHAN BANGUNAN Material Sifat Kesan Penampilan Contoh Pemakaian Kayu Mudah dibentuk, juga untuk

konstruksi-kontruksi yang kecil ; bentuk-bentuk lengkung

Hangat, lunak, alamiah, menyegarkan.

Untuk bangunan rumah tinggal dan tempat masyarakat membutuhkan kontak langsung dengan bangunan

Batu Bata

Fleksibel, terutama pada detail, dapat untuk macam-macam struktur,bahkan untuk struktur-struktur

Praktis Banyak digunakan oleh bangunan perumahan, monumental dan komersial.

Page 45: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

30

Semen (Stucco)

Dapat untuk eksterior dan interior. Cocok untuk diberikan segala macam warna. Mudah rata Mudah rata (homogen), mudah dibentuk

Dekoratif. Bangunan bangunan di daerah Mediterania. Untuk elemen-elemen dekorasi.

Batu Alam

Tidak membutuhkan proses , dapat dibentuk (diolah).

Berat, kasar, alamiah, sederhana, informil.

Untuk pondasi, dinding dekoratiff. Banyak digunakan untuk bangunan bangunan kecil terutama rumah

Beton Hanya menahan gaya tekan Formil, keras, kaku, kokoh.

Bangunan bangunan monumental, pemerintahan

Baja Hanya menahan gaya tarik. Keras, kokoh, kasar. Bangunan pemerintahan, bangunan utilitas.

Metal Efisien Ringan, dingin. Bangunan komersial. Kaca Tembus pandang, biasanya

digabung dengan bahan lain Ringkih, dingin, dinamis.

Hanya sebagai pengisi.

Tabel 2.1. Tabel Sifat Bahan Bangunan

e. Wama

Dalam memilih warna, sebaiknya kita secara selektif menganalisa warna-

warna yang ada pada lingkungan disekitar bangunan yang akan

direncanakan sehingga penampilannya menyatu denagn alam/sekitarnya.

warna hitam pekat dan putih murni bertentangan dengan tesisnya tentang

harmoni dan kesatuan. Sedangkan warna merah merupakan warna favorit

yang sering ia gunakan sebagai aksen untuk banyak bangunannya,

terutama warna merah yang hangat.

f. Cahaya

Baik cahaya alami maupun cahaya buatan adalah vital dalam arsitektur

organik. Banguann yang akan diletakkan dalam tapak harus dianalisa

dahulu terhadap cahaya alami agar mendapat "energi" matahari yang

paling baik. Untuk cahaya buatan Wright senang menggunakan efek

cahaya tidak langsung.

Page 46: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

31

g. Seni Dekorasi

Sebagian dari elemen dekorasi Wright dirancang untuk menjadi bagian

dari kesatuan secara menyeluruh. Wright senang menyatukan benda-benda

seni. Mebel, perlengkapan lampu, karpet, besi penompang kayu di

perapian, bahkan taplak meja dimodel berbeda-beda antara tapak yang satu

dengan yang lainnya, disesuaikan dengan lingkungannya.

h. Mebel (Furniture)

Mebel seperti kursi, meja, lemari dan lain-lain dirancang sendiri oleh

Wright agar sesuai dengan konsepnya tentang kesatuan. Seakan-akan

mebel-mebel tersebut merupakan bagian dari keseluruhan bangunan.

i. Textile

Wright memilih textile yang sederhana dan natural. Dia menyukai linen,

katun, beludru dan wol dengan tenunan rata dan halus. Textile digunakan

sebagai pelengkap atau sebagai aksen terhadap tekstur ruangan

disekitarnya.

j. Aksesoris

Bentuk-bentuk aksesoris yang ia gunakan bersifat geometris dan

berorientasi alam.

2.2.8 Arsitektur Organik menurut Alvar Aalto

Alvar Aalto mempunyai pandangan yang berbeda mengenai arsitektur

organik, desainnya cenderung mengguanakan unsur emosi atau psikologi dari

manusia atau pemakai bangunan. Alvar Aalto dalam pernyataannya menyatakan

bahwa penghargaan terhadap alam dimulai dari manusia dan pada akhimya

Page 47: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

32

kembali pada manusia (Frederick Gulheim, Alvar Aalto. Master of World

Architecture, Hal. 323).

Prinsipnya yang paling mendasar adalah selalu mengarah pada interaksi

yang harmonis terhadap bangunan dan sekitarnya, terhadap teknologi dan manusia

serta selalu memperhatikan hubungan antara keduanya.

Tujuan utamanya adalah estetis, contohnya : secara harmonis seimbang

dan bentuk-bentuk yang ekspresif, tetapi tujuan yang sebenarnya adalah

membentuk keharmonisan terhadap kehidupan secara utuh, termasuk menemukan

jawaban-jawaban secara biologis yang dapat diterima terhadap masalah

lingkungan dan masyarakat yang humanis.

Adapun konsep Nature and Culture dari Alvar Aalto, yaitu ;

Alvar Aalto dalam Arkkitechti menulis bahwa tempat-tempat

perlindungan primitif dan perumahan-perumahan saling berbeda satu sama

lain. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh dari kondisinya,

penggunaan material setempat dan pola fakir masing-masing individu.

Masing-masing bangunan arsitektur tersebut dimiliki oleh kondisi

tapaknya dan topografinya seperti hewan yang tergantung pada hutan dan

lingkungannya.

Hal yang terpenting dari semua komunitas standarisasi adalah alam itu

sendiri, dengan kekayaan dari bentuk-bentuknya dan system yang ada

pada lingkungannya yang berada satu sama lain akan memberikan jiwa

lokasi yang berbeda.

Dari prinsip ekologikal Alvar Aalto, tujuan utamanya yaitu menciptakan

tempat yang tepat tanpa menimbulkan konflik antar ilmu, seni dan

Page 48: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

33

teknologi dalam penerapannya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa konsep

ekologikal Alvar aalto (From Architecture to Nature, From Nature to

Architecture) memiliki perbedaan dengan konsep alam Frank Lloyd

Wright (Architectur And Nature are One).

2.3 Studi Empiris

2.3.1 Studi Banding Arsitektur Organik

a. Kaufman House (The Falling Water)

Menurut Nuryanti Sasmita (USU, 2011) dalam laporan tugas akhir

Danau Toba Resort Hotel dijelaskan bahwa Falling water adalah rumah yang

didesain oleh arsitek Amerika Frank Lloyd Wright pada tahun 1935 di barat daya

pedesaan Pennsylvania , 50 mil sebelah tenggara Pittsburgh. Berusaha

menghadirkan sebuah karya arsitektur dengan pendekatan konsep dekat dengan

alam.

Gambar 2.3 The Falling Water

Pada bangunan ini Wright mencoba mengintegrasikan alam ke dalam

rumah, baik ruang dalam maupun ruang luar. Frank Lloyd Wright telah

membangun ide arsitektur organiknya yang berakar dari bentuk natural. Di mana

ada kesederhanaan, keharmonisan, dan integrasi. Wright menghubungkan

Page 49: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

34

arsitekturnya dengan tanaman organik, alam lingkungan sekitar bangunan yang

akan di bangun seperti yang kita lihat pada bangunan Kaufmann House.

Wright membangun suatu bangunan tanpa merusak keadaan

lingkungannya. Air sungai mengalir sepanjang bawah rumah teras seolah-olah

telah menarik arus ini ke dalam orbit struktur, dari teras ini terbentuk tangga yang

misterius yang menurun menuju sungai.

Gambar 2.4 Kantilever yang memanjang pada The Falling Water

b. One & Ortakoy, Istambul

Gambar 2.5 One & Ortakoy, istambul

Page 50: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

35

Menurut Nuryanti Sasmita (USU, 2011) dalam laporan tugas akhir

Danau Toba Resort Hotel dijelaskan bahwa One & Ortakoy merupakan bangunan

mix-use yaitu berupa bangunan apartemen dan bangunan komersil. Lokasi site

berada di samping lokasi lereng bukit, proyek ini dianggap sebagai langkah besar

menuju modernisasi di daerah tersebut, yaitu Istanbul. Arsitek dari bangunan ini

memadukan antara organic and green kedalam desainnya. Hal ini tercermin dari

bentuk bangunan yang meliuk-liuk mengikuti lereng bukit dan pada atap kedua

bangunan didesain dengan memfungsikan sebagai area rekreasi/taman bermain,

kolam renang dan roof garden. Keseluruhan fasade di desain dengan

memaksimalkan view dan bukaan. Pada dinding-dindingnya juga terdapat

tanaman merambat yang memperindah fasade. Dindingnya menggunakan

bebatuan alam yang pemilihan warnanya didasari oleh warna alam yang lembut.

2.3.2 Studi Banding Pusat Wisata kuliner

a. Dusun Bambu

Lokasi berada di Jl. Kolonel Masturi Km. 11, Situ Lembang, Bandung,

Jawa barat. Dusun Bambu Lembang mengadopsi tema back to nature dengan

menonjolkan ragam keindahan alam yang natural, tetapi fasilitas wisata yang

modern seperti villa, restoran, dan cafe tersedia dengan baik. Dusun Bambu

merupakan tempat wisata keluarga yang mengandalkan keindahan alam dengan

pemandangan bernuansa pegunungan yang asri, tertata dengan rapi, modern

namun tetap dekat dengan alam. Ruh Pasundannya tetap terasa kental, baik itu

dari segi desain bangunanya, maupun makanannya yang meski menyajikan menu-

menu western, namun juga menyajikan menu tradisional. Dusun Bambu

Page 51: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

36

merupakan objek wisata rekreasi yang dirancang sebagai representasi budaya

Jawa Barat. Mulai dari konsep area wisata, perancangan bangunan sampai dengan

makanan yang disajikan. Dusun Bambu terdiri dari 3 area yaitu restoran,

penginapan dan kemah (Faisal Amir, Perancangan Promosi Objek Wisata Dusun

Bambu, Unikom).

Restorannya sendiri terbagi menjadi 4 area yaitu:

1. Burangrang Cafe merupakan area makan dengan sajian menu makanan

tradisional sampai internasional. Tiap sudut ruangannya dihias dengan

ornamen dari bambu termasuk lampu-lampunya. Di sini pengunjung bisa

memilih menu makan di dalam atau di luar. Dan bagian terbaiknya adalah,

pemandangan dari cafe Burangrang ini yang menghadap ke Danau dan di

sebelah kirinya menghadap pegunungan. Burangrang Cafe memiliki posisi

yang cukup tinggi sehingga pengunjung dapat menyaksikan pemandangan

gunung dari balkon lantai 2.

Gambar 2.6 Burangrang Cafe

2. Saung Purbasari merupakan area makan dengan sajian menu makanan

tradisional Sunda. Area makan dirancang khusus dengan konsep bangunan

rumah adat Sunda yang terletak di tepi danau yang terinspirasi dari kisah

romantis Putri Purbasari.

Page 52: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

37

Gambar 2.7 Saung Purbasari

3. Pasar Khatulistiwa merupakan gabungan foodcourt, farmers market dan

area bermain anak. Pasar Khatulistiwa menyajikan buah-buahan, sayur-

sayuran, jajanan tradisional sunda serta souvenir hasil kerajinan tangan

masyarakat lokal.

4. Lutung Kasarung merupakan tempat makan dengan ruang makan yang

dirancang menyerupai sangkar burung yang ditempatkan cukup tinggi

diantara pepohonan Kayu Putih. Terinspirasi dari legenda romantis Lutung

Kasarung

Gambar 2.8 Lutung Kasarung

5. Kampung layung merupakan tempat penginapan dengan nuansa tradisional

Sunda dengan konsep cottage.

Page 53: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

38

Gambar 2.9 Kampung Layung

b. Kampung Daun

Kampung Daun Culture Gallery & Cafe terletak di Jalan Sersan Bajuri

Km 4,7 No. 88 Triniti Villas Lembang, Bandung. Berdiri pada tanggal 13

November 1999. Luas lahan Kampung Daun adalah sekitar 2.4 hektare.

Kampung Daun menawarkan konsep Cafe and Cultur Gallery. Kampung

Daun memberikan pelayanan yang memanjakan pengunjung atau wisatawan

untuk menikmati alam dan suasana pedesaan yang hening, alami dan berhawa

dingin serta aneka menu yang lezat dan menggairahkan (Boyke Arief, Jurnal

Itenas, 2011).

Gambar 2.10 Kampung Daun

Page 54: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

39

Salah satu ciri khas dari Kampung Daun adalah memiliki konsep

penataan kawasan wisata yang cukup unik. Kawasan tersebut berada di tepian

desa yang sunyi dan di desain dengan ornamen tradisional yang antik, seperti

tempat makan, saung, lesehan. Lampu yang menerangi kawasan ini sungguh

indah, redup dan membuat suasana romantis dan uniknya sepanjang jalan menuju

ke tempat wisata ini pengunjung dapat melihat jajaran lampu obor di sepanjang

jalan, sehingga suasana hangat, rasa dan ciri khas pedesaan mulai terasa disini.

Kampung Daun memakai atap rumbia dalam berbagai ukuran sebagai tempat

makan pengunjung, mulai ukuran kecil, sedang, hingga besar. Besarnya ukuran

saung ini ternyata memang di buat untuk menyesuaikan dengan jumlah

pengunjung yang datang.

.

Gambar 2.11 Suasana malam di Kampung Daun

Pencahayaan pada malam hari dengan lampu penerangan yang berwarna

kuning meredup yang menghiasi sepanjang jalan. Jalan sirkulasi pengunjung

dibuat berbelok-belok dengan dasar jalan bebatuan yang melewati tebing serta

pepohonan yang rindang. Semenjak memasuki areal ini, pengunjung akan

Page 55: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

40

langsung disuguhi saung-saung model atap tradisional dan bangunan menarik

dengan penataan yang sangat enak dilihat mata.

Gambar 2.12 Saung Kampung Daun

Kampung Daun didirikan tanpa merubah konsep alam yang ada

sehingga siapapun yang datang kesini bisa menikmati suasana alam sambil

menyantap hidangan di saung-saung yang tersedia sambil lesehan. Penataan

arsitekturalnya disusun rapi dengan memanfaatkan kondisi lingkungan alamnya

yang berbentuk sebuah lembah berkontur, terdapat tebing batu dan air terjun,

sungai kecil dengan airnya yang jernih, pepohonan yang rimbun, udara yang

sejuk, serta pemandangan alam kaki gunung Burangrang, yang disesuaikan

dengan konsep temanya yaitu suasana perkampungan tradisional Indonesia.

Tiga prinsip kampung yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan

yang digunakan para desainernya saat pembuatan Restoran Kampung Daun

diantaranya yaitu; tidak serba mengkilat, tidak dibuat rapih, dan tidak dibuat serba

keramik (Wahyu Edi Suwarno; 2008). Hal ini yang kemudian dijadikan ciri untuk

setiap penyelesaian bentuk dan detail setiap elemen arsitektural maupun desain

Page 56: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

41

interiornya, pada seluruh bangunan yang ada, termasuk pada penggunaan desain

furniturnya.

Gambar 2.13 Interior Kampung Daun

Gambaran situasi secara umum Kampung Daun Culture Gallery & Cafe

adalah sebagai berikut; mulai dari pintu gerbang berdiri sebuah patung yang

terbuat dari susunan batu setinggi kurang lebih 3 meter dan disekitarnya terdapat

area bermain ATV yang cukup luas, serta areal retail dan restoran. Masuk ke area

parkir berbentuk seperti parkiran di jalanan umum, yang kemudian menuju saung

area makan. Di depan saung yang merupakan salah satu masa bangunan seperti

ruang tamu berupa plaza terdapat tulisan ‘reservasi’, yang di dalamnya terdapat

panggung-panggung kecil, tempat makan outdoor, retail, bangunan mushola, dan

toilet.

Disekitar area makan terdapat papan signage yang terbuat dari belahan

kayu bertuliskan ‘Kampung Daun, Gallery Culture Cafe’ yang menempel pada

dinding pendek terbuat dari susunan batu kali yang rapi sekaligus sebagai entrace.

Page 57: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

42

Dari area ini terdapat jalan setapak selebar kurang lebih 2 meter dengan material

batu temple, untuk menuju saung-saung yang tersebar di pinggir kiri kanan jalan.

Saungsaung tempat makan yang dapat menampung untuk 4 orang, 6, atau 8 orang,

dan ada juga yang dapat menampung hingga 30 dan 50 orang, berada agak

tersembunyi di antara rerimbunan pepohonan.

Kondisi lahan yang berkontur pada kompleks restoran ini menjadikan

banyaknya dibangun tangga-tangga dan jembatan penghubung antar masa

bangunan, yang terbuat dari material batu dan konstruksi kayu yang diekspos.

Sementara masa bangunan saung ditempatkan pada daerah yang memiliki view

yang baik. Tangga, jembatan dan saung menjadi unsur dominan dalam desainnya.

Gambar 2.14 Site plan Kampung daun

Untuk ruang makan yang terdiri dari saung-saung sendiri bangunannya

dibuat dengan dominasi material dan konstruksi dari kayu yang diekspos, dengan

beratapkan rumbia, berlantai kayu dan beberapa saung diberi tirai berwarna putih

pada setiap tiangnya. Masing-masing saung dilengkapi dengan bantalan karet busa

dilapis upholstery kain sebagai alas duduk cara lesehan, meja pendek berbentuk

segi empat sebagai tempat untuk menghidangkan makanan, serta bantal-bantal

Page 58: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

43

kecil yang dapat digunakan untuk tidur-tiduran. Untuk sarana penerangannya

digunakan lampu gantung dengan jenis lampu berwarna kekuning-kuningan.

Fasilitas makan dan minum lainnya yang disediakan di area restoran ini

diantaranya adalah wine corner, merupakan sarana yang disediakan untuk para

tamu yang ingin menikmati minuman wine, khususnya untuk para wisatawan

asing. Bentuk bangunan dan sarana lainnya dibuat menyerupai Bar dengan

mengadopsi gaya khas Bali, lantai dan dindingnya dibuat dari material batu,

beratap rumbia dengan konstruksi kayu, serta menggunakan furnitur built-in

perpaduan material batu dan kayu

c. Floating Market

Floating Market adalah pasar apung, yaitu pasar dimana para pedagang

menjajakan dagangannya sambil terapung di atas perahu. Ada beberapa lokasi di

nusantara yang memiliki konsep pasar seperti ini seperti pasar Muara Kuin

Kalimantan Selatan, pasar Sirring Pierre Tandean Banjarmasin, pasar Apung Batu

Malang, dan Floating Market Lembang (Annisareni, Unikom, 2016)

Gambar 2.15 Floating Market Lembang Bandung

Page 59: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

44

Floating Market terletak di Jalan Grand Hotel No. 33E Lembang,

Bandung. Yaitu sebuah kawasan wisata seluas lebih dari 7 hektar dengan sebuah

danau bernama Situ Umar sebagai pusatnya. Floating Market menawarkan

keunikan berupa wisata pasar terapung. Namun Floating Market tidak seperti

pasar terapung pada umumnya, karena tempat ini memiliki konsep wisata, bukan

pusat perdagangan.

Gambar 2.16 Suasana di dalam Floating Market

Tempat duduk didalam Floating Market ini diatur layaknya pujasera atau

food court sehingga bebas untuk duduk dan makan dimana saja. Lokasi ini

tergolong lengkap dalam menyediakan wahana-wahana permainan menarik serta

tempat-tempat santai sambil menikmati keindahan alam atau menikmati aneka

hidangan kuliner. Selain wisata air, di Floating market juga tersedia wahana

permainan anak, taman, serta miniatur Kereta Api yang dapat dijadikan sebagai

pilihan aktivitas wisata selama dilokasi ini.

Page 60: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

45

BAB III

ANALISA PERANCANGAN

3.1 Lokasi

3.1.1 Analisa Lokasi dan Posisi Site Terhadap Kawasan Lingkungan

Gambar 3.1 Peta lokasi perancangan

Kabupaten Bekasi berada di provinsi Jawa Barat dengan letak geografis

berada pada posisi antara 106°48’79”–107°27’29” Bujur Timur dan antara 6°10’–

6°30’ Lintang Selatan, dengan luas wilayah ±127.388 hektar. Ibukota Kabupaten

INDONESIA

JAWA BARAT

KAB. BEKASI

Jl.Deltamas Boulevard, Hegarmukti, Cikarang Pusat, Bekasi

SITE

Danau Situ binong

Page 61: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

46

Bekasi berada diwilayah Cikarang Pusat dengan lahan seluas ± 60 Ha. Iklim

Kabupaten Bekasi mempunyai iklim tropis dengan temperatur pada musim panas

rata-rata 32° C dan temperatur pada musim hujan rata-rata 28º C.

3.1.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Sebagai Tapak Rancangan

Kasus Proyek : Pusat Wisata Kuliner di Cikarang

Status proyek : Fiktif

Pemilik Proyek : Pihak Swasta dan Pemerintah

Lokasi Tapak : Jl.Deltamas Boulevard, Hegarmukti, Cikarang Pusat, Bekasi

Luas Lahan : ± 6.8 ha

Kontur : Berkontur sedang

Bangunan Eksisting : Lahan Kosong

Potensi Lahan :-Lokasi berada ditepi danau atau situ sehingga banyak

potensi yang perlu dikembangkan

-Lokasi berada dekat dengan pusat pemerintahan dan

kawasan industri

- Lahan cukup luas dan masih alami

-Lahan memiliki kontur yang indah

-Akses mudah dicapai

Page 62: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

47

Gambar 3.2 Kondisi eksisting lahan

3.1.3 Analisa Tata Guna Lahan

Gambar 3.3 Tata Guna Lahan

Page 63: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

48

3.1.4 Analisa Pencapaian Site

Pencapaian dan sirkulasi adalah hal yang berhubungan dengan cara mencapai

bangunan melalui jalur transportasi sirkulasi. Analisa ini dilakukan untuk memperoleh

cara terbaik untuk mencapai bangunan.

Gambar 3.4 Pencapaian menuju site

3.1.5 Analisa View

View adalah pemandangan yang menjadi citra sebuah bangunan. Bangunan

sangat penting untuk mendapat citra yang baik agar dapat dikenal dan di nilai baik dari

segi estetika maupun fungsionalnya.

a. View dari luar ke dalam

Lokasi ini hanya terlihat dari dua arah yaitu dari arah selatan dan arah timur.

LIPPO CIKARANG

PUSAT PEMERINTAHAN DELTAMAS

LOKASI

Page 64: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

49

Dari sisi selatan terlihat pemandangan yang sangat indah, dengan kondisi tanah

yang berkontur. Sedangkan dari sisi timur, lokasi site tidak terlihat karena

tertutup oleh tebing bukit.

Gambar 3.5 View dari luar ke dalam

b. View dari dalam ke luar

Jika dilihat dari dalam site, pemandangan ke arah luar terutama yang

menghadap ke danau sangat bagus dan view yang mengarah ke timur juga

bagus karena berada pada posisi tertinggi. View yang menghadap ke arah

utara kurang bagus karena terdapat perkampungan warga namun sudah

tertutup oleh rimbunnya pohon bambu. Sedangkan view yang kearah

selatan adalah berupa jalan raya dan pertokoan.

Page 65: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

50

Gambar 3.6 View dari dalam ke luar

3.1.6 Analisa Angin, Vegetasi dan Matahari

Angin dapat dijadikan faktor penting dalam merancang bangunan. Angin dapat

menjadi pertimbangan fungsional, struktur dan sumber energi bangunan.

Gambar 3.7 Analisa angin, vegetasi dan matahari

Page 66: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

51

3.1.7 Analisa Kebisingan

Kebisingan juga harus diperhatikan dalam merancang sebuah bangunan.

Kebisingan yang terjadi dilokasi site dapat mengganggu kenyamanan pengguna

bangunan.

Gambar 3.8 Analisa kebisingan

Titik A : intensitas kebisingan pada titik ini sangat tinggi karena merupakan akses

keluar masuk pintu tol Cikarang Pusat

Titik B : intensitas kebisingan pada titik ini sangat tinggi karena merupakan area

persimpangan jalan dan dekat dengan lampu lalu lintas

Page 67: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

52

3.2 Analisa Kegiatan

Untuk menganalisa kegiatan, maka harus diketahui dahulu siapa pengguna dari

bangunan yang akan dirancang. Pada proses perancangan bangunan ini, user atau

pengguna dibagi menjadi 5 kelompok yaitu:

1. Pengelola

2. Karyawan

3. Penyewa (tenants)/pedagang

4. Pengunjung

5. Service

3.2.1 Analisa Pengguna dan Kegiatan

Pengguna dan kegiatannya merupakan unsur hidup didalam bangunan.

Pengguna dan kegiatan juga merupakan penentu terbentuknya ruangan beserta

fungsinya.

NO PELAKU KEGIATAN KEBUTUHAN RUANG

1 Pengelola

Parkir kendaraan Parkir

Meeting Ruang meeting

Service pengunjung Area komplek wisata

Marketing Ruang office

Administrasi Ruang Office

Istirahat Ruang istirahat

Makan & minum Kantin/Pantri

Ibadah Mushola

MCK Toilet

2 Karyawan Parkir kendaraan Parkir

Absen masuk Tempat absen

Page 68: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

53

Ganti seragam Loker

Meeting Ruang meeting

Service pengunjung Area komplek wisata

Marketing Ruang office

Administrasi Ruang Office

Istirahat Ruang istirahat

Makan & minum Kantin

Ibadah Mushola

MCK Toilet

3 Penyewa (tenants)

Parkir kendaraan Parkir

Service pengunjung Area komplek wisata

Makan & minum Kantin

Ibadah Mushola

MCK Toilet

4

Pengunjung (restoran khas Indonesia, khas Chinese, khas Jepang & khas Barat)

Parkir kendaraan Parkir

Pesan makanan & minuman Ruang kasir

Makan & minum Ruang makan indoor & outdoor

Melihat pertunjukan Stand pertunjukan

Ibadah Mushola

MCK Toilet

5 Pengunjung (food court & cafe)

Parkir kendaraan Parkir

Pesan makanan & minuman Ruang kasir

Makan & minum Ruang makan indoor & outdoor

Melihat pertunjukan Stand pertunjukan

Ibadah Mushola

MCK Toilet

6 Pengunjung (Food market & souvenir)

Parkir kendaraan Parkir

belanja Tempat belanja

Membayar Kasir

Page 69: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

54

Makan & minum Restoran

Ibadah Mushola

MCK Toilet

7 Pengunjung (Kolam renang)

Parkir kendaraan Parkir

Beli ticket Loket

Ganti baju Loker

Berenang Kolam renang

Mandi (bilas) Ruang bilas

Makan & minum Restoran

Ibadah Mushola

MCK Toilet

8 Pengunjung (wahana air)

Parkir kendaraan Parkir

Beli ticket Loket

Naik perahu Dermaga

Naik balon air Dermaga

Makan & minum Restoran

Ibadah Mushola

MCK Toilet

9 Pengunjung (tempat pemancingan)

Parkir kendaraan Parkir

menyiapkan peralatan memancing

Ruang Peralatan

Memancing ikan Dermaga

Makan & minum Restoran

Ibadah Mushola

MCK Toilet

10 Pengunjung (game anak & dewasa)

Parkir kendaraan Parkir

Beli ticket Loker

bermain Arena Bermain

Makan & minum Restoran

Ibadah Mushola

MCK Toilet

Page 70: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

55

11 Servis

Parkir kendaraan Area Parkir

Keamanan Ruang jaga

Engineering R.pompa, R. Genset, R.ME, R.AHU

Pemeliharaan kebersihan Semua ruangan & lingkungan

Droping barang R.Droping barang

Penyimpanan Gudang

Ibadah Mushola

MCK Toilet

Tabel 3.1 Analisa pengguna dan kegiatan

3.2.2 Deskripsi Perilaku

Diskripsi perilaku adalah gambaran tentang perilaku pengguna yang akan

beraktifitas dibangunan ini nantinya.

1. Kegiatan pengelola

Gambar 3.9 Diagram alur kegiatan pengelola

Page 71: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

56

2. Kegiatan karyawan

Gambar 3.10 Diagram alur kegiatan Karyawan

3. Kegiatan penyewa (tenants)/pedagang

Gambar 3.11 Diagram alur kegiatan pedagang

4. Kegiatan pengunjung

Gambar 3.12 Diagram alur kegiatan pengunjung

Page 72: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

57

5. Kegiatan service

Gambar 3.13 Diagram alur kegiatan service

3.2.3 Pola Hubungan Antar Ruang

1.Kegiatan Penerimaan

Gambar 3.14 Skema hubungan ruang kegiatan penerimaan

Page 73: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

58

2. Kegiatan Makan & Minum

Gambar 3.15 Skema hubungan ruang kegiatan makan dan minum

Page 74: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

59

3.Kegiatan Belanja

Gambar 3.16 Skema hubungan ruang kegiatan belanja

Page 75: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

60

4.Kegiatan Bermain/Rekreasi

Page 76: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

61

Gambar 3.17 Skema hubungan ruang kegiatan bermain dan rekreasi

Page 77: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

62

5.Kegiatan Penunjang

Gambar 3.18 Skema hubungan ruang kegiatan Penunjang

Page 78: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

63

6. Kegiatan Servis

Gambar 3.19 Skema hubungan ruang kegiatan servis

Page 79: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

64

3.3 Analisa Fungsional

Analisa fungsional adalah analisa yang berhubungan dengan fungsi didalam

bangunan itu sendiri. Analisa ini akan membahas hierarki ruang, fungsi ruang dan

kegiatan pengguna didalamnya.

3.3.1 Analisa Jumlah Pengunjung dan Jumlah Parkir

a) Analisa Jumlah Pengunjung

Perhitungan pengunjung berdasarkan jumlah penduduk Kabupaten Bekasi berdasarkan

data BPS Propinsi Jawa Barat adalah:

Tabel 3.2 Data jumlah penduduk Kab. Bekasi tahun 2010-2015

Dari grafik diatas diperoleh rata-rata kenaikan jumlah penduduk Kabupaten Bekasi

dalam Lima tahun terakhir adalah:

= ((3.246.013-3.122.698) + (3.122.698-3.002.112) + (3.002.112-2.912.499) +

(2.912.499-2.677.631) + (2.677.631-2.629.551))/5

= (123.315 + 120.586 + 89.613 + 234.868 + 48.080)/5

= (616.462)/5

= 123.292 jiwa

Jadi, rata-rata kenaikan per tahun adalah 123.292 jiwa. Prediksi jumlah

penduduk Kabupaten Bekasi pada tahun 2030 akan mencapai ±5.095.399 jiwa.

2,629,551 2,677,631 2,912,499 3,002,112 3,122,698 3,246,013

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

2010 2011 2012 2013 2014 2015

Jiw

a

Tahun

Data Jumlah Penduduk Kab. Bekasi Tahun 2010-2015

Page 80: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

65

Diperkirakan 20% akan memilih wisata kuliner.

Maka, 20% dari 5.095.399 jiwa = 1.019.080 jiwa

Jumlah dalam satu hari diperkirakan = 1.019.080 jiwa : 365 hari

= 2792 jiwa/hari

Diperkirakan 30% akan mengunjungi Pusat Wisata Kuliner Cikarang

Maka, 30% dari 2792 jiwa = 838 jiwa/hari

Diperkirakan pengunjung yang datang dari luar daerah mencapai = ± 600 jiwa.

Dan diperkirakan wisatawan asing dari luar negeri mencapai = ± 300 jiwa

Maka, perkiraan pengunjung yang akan mendatangi Pusat Wisata Kuliner Cikarang ini

dalam satu hari adalah:

Pengunjung lokal + pengunjung luar daerah + wisatawan asing = 838 + 600 + 300 =

1738 jiwa/hari.

Diasumsikan 25% dari pengunjung merupakan anak kecil

Maka, 25% dari 1738 jiwa = 434 jiwa

Diasumsikan 75% dari pengunjung merupakan orang dewasa

Maka, 75% dari 1738 jiwa = 1304 jiwa

b) Analisa jumlah parkir kendaraan

Parkir Roda 2

Diperkirakan sekitar 40% dari jumlah pengunjung datang dengan kendaraan roda 2

Maka, 40% dari 1738 jiwa = 695 pengunjung yang datang mengendarai roda 2

Dengan daya angkut kendaraan roda 2 adalah 2 orang, maka :

695: 2 = 348 kendaraan roda 2

Parkir Roda 4

Diperkirakan sekitar 45% dari jumlah pengunjung datang dengan kendaraan roda 4

Page 81: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

66

Maka, 45% dari 1738 jiwa = 782 pengunjung yang datang mengendarai roda 4

Dengan asumsi daya angkut kendaraan roda 4 adalah 4 orang , maka:

782 : 4 = 195 kendaraan roda 4

Parkir Bus Pariwisata

Diperkirakan sekitar 12% dari jumlah pengunjung datang dengan kendaraan bus

Maka, 12% dari 1738 jiwa = 209 pengunjung yang datang mengendarai bus

Dengan asumsi daya angkut bus adalah 36-40 orang, maka:

209:40 = 5 bus pariwisata

3.3.2 Analisa Besaran Ruang

Analisa besaran ruang berdasarkan pada jumlah pengguna dan aktifitas yang

direncanakan pada Pusat wisata kuliner ini. Selain itu, faktor lain yang dipertimbangkan

dalam menentukan besaran atau luasan ruang meliputi tata ruang, besaran furniture, dan

kenyamanan sirkulasi.

Perhitungan luas ruang berdasarkan pada:

a) Neufert Architect’s Data (NAD)

b) Time Saver Standar (TSS)

c) Data literatur (DL)

d) Asumsi (Ass)

Penentuan angka sirkulasi/flow:

a) 5%-10% = standar flow gerak minimum

b) 20% = kebutuhan keleluasaan gerak

c) 30% = tuntutan kenyamanan fisik

d) 40% = tuntutan kenyamanan psikologis

Page 82: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

67

e) 50% = tuntutan persyaratan spesifikasi kegiatan

f) 60% = keterlibatan terhadap servis kegiatan

g) 70%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan

Berikut perkiraan besaran ruang yang direncanakan pada Pusat Wisata Kuliner ini:

1.Kegiatan Penerimaan

TOTAL 5539,705 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Penerimaan

1.Main entrance

Gerbang masuk kendaraan

1 16 m² 16 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 16 m²

SIRKULASI 70% 11,2 m²

TOTAL LUAS MAIN ENTRANCE 27,2 m²

2.Plaza/open space

Air mancur/ taman

1 150 orang 150 m² 150 m²

Ass

SUB TOTAL LUAS 150 m²

SIRKULASI 70% 105 m²

TOTAL LUAS PLAZA/OPEN SPACE 255 m²

3.Parkir

Parkir Bus 1 5 bus 37,5

m²/bus 187,5

m² 187,5

m² NAD

Parkir Mobil 1 195 mobil 11,25

m²/mobil 2193,75

m² 2193,8

m² NAD

Parkir motor 1 348 motor 1,8

m²/motor 626,4

m² 626,4

m² Ass

Ruang Istirahat Sopir

1 20 orang 2

m²/orang 40 m² 40 m² NAD

1 15 m² 15 m² Ass

1 30 m² 30 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 3092,65 m²

SIRKULASI 70% 2164,855 m²

TOTAL LUAS PARKIR 5257,505 m²

2.kegiatan makan dan minum

TOTAL 3288,46 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Makan & Minum

1.Restoran Khas Indonesia

Entrance area 1 12 orang 1,2

m²/orang 14,4 m²

14,4 m²

NAD

Stealing makanan

1 3 orang 6 m² 6 m² Ass

Ruang makan indoor

1 32 orang 1,5

m²/orang 48 m² 48 m² NAD

Page 83: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

68

Ruang makan outdoor

1 48 orang 1,5

m²/orang 72 m² 72 m² NAD

Ruang makan Privat

3 24 orang 1,5

m²/orang 36 m²

108 m²

NAD

Dapur 1 12 orang 20% dari R.makan

31,2 m² 31,2

m² NAD

storage 1 50% dari Dapur

15,6 m² 15,6

m² NAD

ruang pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 305,2 m²

SIRKULASI 40% 122,08 m²

TOTAL LUAS RESTORAN KHAS INDONESIA 427,28 m²

2.Restoran Khas Jepang

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Stealing makanan

1 3 orang 6 m² 6 m² Ass

Ruang makan indoor

1 24 orang 1,5

m²/orang 36 m² 36 m² NAD

Ruang makan outdoor

1 30 orang 1,5

m²/orang 45 m² 45 m² NAD

Ruang makan Privat

3 12 orang 1,5

m²/orang 18 m² 54 m² NAD

Dapur 1 6 orang 20% dari R.makan

19,8 m² 19,8

m² NAD

storage 1 50% dari Dapur

9,9 m² 9,9 m² NAD

ruang pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 187,9 m²

SIRKULASI 40% 75,16 m²

TOTAL LUAS RESTORAN KHAS JEPANG 263,06 m²

3.Restoran Khas China

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Stealing makanan

1 3 orang 6 m² 6 m² Ass

Ruang makan indoor

1 24 orang 1,5

m²/orang 36 m² 36 m² NAD

Ruang makan outdoor

1 30 orang 1,5

m²/orang 45 m² 45 m² NAD

Ruang makan Privat

3 12 orang 1,5

m²/orang 18 m² 54 m² NAD

Dapur 1 6 orang 20% dari R.makan

19,8 m² 19,8

m² NAD

storage 1 50% dari Dapur

9,9 m² 9,9 m² NAD

ruang pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 187,9 m²

SIRKULASI 40% 75,16 m²

Page 84: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

69

TOTAL LUAS RESTORAN KHAS CHINA 263,06 m²

4.Restoran Khas Barat

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Stealing makanan

1 3 orang 6 m² 6 m² Ass

Ruang makan indoor

1 24 orang 1,5

m²/orang 36 m² 36 m² NAD

Ruang makan outdoor

1 30 orang 1,5

m²/orang 45 m² 45 m² NAD

Ruang makan Privat

3 12 orang 1,5

m²/orang 18 m² 54 m² NAD

Dapur 1 6 orang 20% dari R.makan

19,8 m² 19,8

m² NAD

storage 1 50% dari Dapur

9,9 m² 9,9 m² NAD

ruang pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 187,9 m²

SIRKULASI 40% 75,16 m²

TOTAL LUAS RESTORAN KHAS BARAT 263,06 m²

5. Cafe & Snack

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Food & drink stealing area

1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² Ass

Bar Counter 1 3 orang 1,5

m²/orang 4,5 m² 4,5 m² NAD

Cashier 1 2 orang 2,4

m²/orang 4,8 m² 4,8 m² NAD

Dining Area 3 21 orang 1,5

m²/orang 31,5 m²

94,5 m²

NAD

Dapur 1 3 orang 20% dari R.makan

6,3 m² 6,3 m² NAD

storage 1 50% dari Dapur

3,15 m² 3,15

m² NAD

ruang pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

LUAS 134,05 m²

SUB TOTAL LUAS (5 CAFE) 670,25 m²

SIRKULASI 40% 268,1 m²

TOTAL LUAS CAFE & SNACK 1072,4 m²

6. Food Court

Area makan 1 300 orang 1,5

m²/orang 450 m²

450 m²

NAD

Dapur 15 3 orang 12 m² 180 m²

Ass

Stand makanan 15 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 54 m² NAD

Ruang cuci peralatan

1 30 m² 30 m² Ass

LUAS 714 m²

Page 85: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

70

SIRKULASI 40% 285,6 m²

TOTAL LUAS FOOD COURT 999,6 m²

3. Kegiatan Belanja

TOTAL 1898,26 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Belanja

1.Food Market

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Cashier 1 6 orang 2,4

m²/orang 14,4 m²

14,4 m²

NAD

Area Penjualan 1 200 orang 900 m² 900 m²

Ass

Ruang Pendingin

1 30 orang 1,5

m²/orang 45 m² 45 m² Ass

Storage 3 12 orang 1,5

m²/orang 18 m² 54 m² Ass

Ruang pengelola

1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 1030,6 m²

SIRKULASI 40% 412,24 m²

TOTAL LUAS FOOD MARKET 1442,84 m²

2.Toko Souvenir

Entrance area 1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² NAD

Cashier 1 3 orang 2,4

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Area Penjualan 1 60 orang 300 m² 300 m²

Ass

Storage 1 3 orang 1,5

m²/orang 4,5 m² 4,5 m² Ass

Ruang pengelola

1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 325,3 m²

SIRKULASI 40% 130,12 m²

TOTAL LUAS TOKO SOUVENIR 455,42 m²

4. Kegiatan Bermain/rekreasi

TOTAL 2728,38 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Bermain & Rekreasi

1.Berenang

Entrance area 1 6 orang 1,2

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Loket Ticket 1 6 orang 2,4

m²/orang 14,4 m²

14,4 m²

NAD

Kolam renang pemula

1 100 orang 312,5

m² 312,5

m² Ass

Page 86: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

71

Kolam renang utama

1 150 orang 900 m² 900 m²

Ass

Loker 2 100 laci 20 m² 40 m² Ass

Ruang Bilas 2 10 orang 1

m²/orang 10 m² 20 m² Ass

Ruang Pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 1304,1 m²

SIRKULASI 40% 521,64 m²

TOTAL LUAS KOLAM RENANG 1825,74 m²

2.Memanah

Entrance area 1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² NAD

Loket Ticket & hadiah

1 3 orang 2,4

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Ruang peralatan 1 1 orang 6 m² 6 m² Ass

Area memanah 1 6 orang 72 m² 72 m² Ass

Ruang Pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 98,8 m²

SIRKULASI 20% 19,76 m²

TOTAL LUAS AREA MEMANAH 118,56 m²

3.Lempar Pisau

Entrance area 1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² NAD

Loket Ticket & hadiah

1 3 orang 2,4

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Ruang peralatan 1 1 orang 6 m² 6 m² Ass

Area melempar pisau

1 6 orang 72 m² 72 m² Ass

Ruang Pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 98,8 m²

SIRKULASI 20% 19,76 m²

TOTAL LUAS AREA MELEMPAR PISAU 118,56 m²

4.Shooting Target

Entrance area 1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² NAD

Loket Ticket & hadiah

1 3 orang 2,4

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Ruang peralatan 1 1 orang 6 m² 6 m² Ass

Area menembak 1 6 orang 72 m² 72 m² Ass

Ruang Pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 98,8 m²

SIRKULASI 20% 19,76 m²

TOTAL LUAS AREA SHOOTING TARGET 118,56 m²

5.Paint ball

Entrance area 1 3 orang 1,2

m²/orang 3,6 m² 3,6 m² NAD

Loket Ticket & hadiah

1 3 orang 2,4

m²/orang 7,2 m² 7,2 m² NAD

Ruang peralatan 1 1 orang 6 m² 6 m² Ass

Page 87: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

72

Area menembak 1 6 orang 72 m² 72 m² Ass

Ruang Pengelola 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 98,8 m²

SIRKULASI 20% 19,76 m²

TOTAL LUAS AREA PAINT BALL 118,56 m²

6.Play Ground

Taman bermain anak

1 30 orang 60 m² 60 m² Ass

Lapangan sintetis

1 30 orang 120 m² 120 m²

Ass

SUB TOTAL LUAS 180 m²

SIRKULASI 10% 18 m²

TOTAL LUAS AREA PLAY GROUND 198 m²

7.Bersantai/ memancing

Dermaga Pemancingan

1 20 orang 24 m² 24 m² Ass

Tempat peralatan memancing

1 3 orang 12 m² 12 m² Ass

Gazebo 10 6 orang 12 m² 120 m²

Ass

SUB TOTAL LUAS 156 m²

SIRKULASI 20% 31,2 m²

TOTAL LUAS AREA BERSANTAI & MEMANCING 187,2 m²

8.Naik Perahu & balon air

Dermaga 1 20 orang 24 m² 24 m² Ass

Tempat peralatan

1 3 orang 12 m² 12 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 36 m²

SIRKULASI 20% 7,2 m²

TOTAL LUAS AREA NAIK PERAHU & BALON AIR 43,2 m²

5. Kegiatan Penunjang

TOTAL 631,8 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Penunjang

1.Mushola

Tempat wudhu 2 15 orang 0,6

m²/orang 9 m² 18 m² NAD

Toilet 2 2 orang 2,25

m²/orang 4,5 m² 9 m² NAD

Area Sholat 1 50 orang 0,5

m²/orang 312,5

m² 312,5

m² Ass

SUB TOTAL LUAS 339,5 m²

SIRKULASI 30% 101,85 m²

TOTAL LUAS MUSHOLA 441,35 m²

2.Ruang Pengelola

Front Office 1 3 orang 4,5

m²/orang 13,5 m²

13,5 m²

NAD

Ruang Manager 1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

Page 88: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

73

Ruang Ass.Manager

1 1 orang 10 m² 10 m² Ass

ruang Rapat 1 10 orang 48 m² 48 m² Ass

Ruang Karyawan

1 20 orang 20 m² 20 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 101,5 m²

SIRKULASI 30% 30,45 m²

TOTAL LUAS RUANG PENGELOLA 131,95 m²

3.Ruang Ibu & bayi

Ruang Menyusui

1 6 orang 1,5

m²/orang 9 m² 9 m² NAD

Ruang bermain bayi

1 6 orang 1,29

m²/orang 10 m² 10 m² Ass

Ruang istirahat Ibu & bayi

1 6 orang 2

m²/orang 10 m² 10 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 29 m²

SIRKULASI 30% 8,7 m²

TOTAL LUAS RUANG IBU & BAYI 37,7 m²

4.Ruang ATM

Ruang Mesin ATM

8 1 orang 2 m² 16 m² NAD

SUB TOTAL LUAS 16 m²

SIRKULASI 30% 4,8 m²

TOTAL LUAS RUANG ATM 20,8 m²

6. Kegiatan Servis

TOTAL 608,352 m²

Kelompok Fasilitas Jenis Jumlah Kapasitas Standard Luas Total Sumber

Kegiatan Kegiatan Ruang

Servis

1.Toilet Pria

Bilik Kamar Mandi

24 1 orang 2,25

m²/orang 2,25 m² 54 m² NAD

Wastafel 34 1 orang 0,24

m²/orang 0,24 m²

8,16 m²

NAD

Urinoir 34 1 orang 0,2

m²/orang 0,2 m² 6,8 m² Ass

Janitor 10 1 alat keb 2,7

m²/orang 2,7 m² 27 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 95,96 m²

SIRKULASI 60% 57,576 m²

TOTAL LUAS TOILET PRIA 153,536 m²

2.Toilet Wanita

Bilik Kamar Mandi

32 1 orang 2,25

m²/orang 2,25 m² 72 m² NAD

Wastafel 34 1 orang 0,24

m²/orang 0,24 m²

8,16 m²

NAD

SUB TOTAL LUAS 80,16 m²

SIRKULASI 60% 48,096 m²

TOTAL LUAS TOILET WANITA 128,256 m²

Page 89: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

74

3.Ruang Cleaning service

Ruang Petugas kebersihan

1 10 orang 16 m² 16 m² Ass

Tempat pembuangan sampah

1 1 orang 9 m² 9 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 16 m²

SIRKULASI 60% 9,6 m²

TOTAL LUAS RUANG CLEANING SERVICE 25,6 m²

4.Ruang Keamanan

Ruang Security 1 3 orang 7,5 m² 7,5 m² Ass

Ruang audio visual

1 2 orang 6 m² 6 m² Ass

Pos jaga 2 2 orang 6 m² 12 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 25,5 m²

SIRKULASI 60% 15,3 m²

TOTAL LUAS RUANG KEAMANAN 40,8 m²

5.Ruang ME

Ruang Genset 2 1 orang 1,8

m²/orang 1,8 m² 3,6 m² NAD

Ruang Panel 5 1 orang 0,8

m²/orang 0,8 m² 4 m² NAD

Ruang Pompa 2 1 orang 40 m² 80 m² Ass

Ruang Maintenace

1 2 orang 2

m²/orang 4 m² 4 m² NAD

Ruang Storage 1 1 orang 15 m² 15 m² Ass

Ruang staff ME 1 4 alat keb 30 m² 30 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 136,6 m²

SIRKULASI 60% 81,96 m²

TOTAL LUAS RUANG ME 218,56 m²

6.Ruang Loading/un loading

Area loading 1 1 orang 26 m² 26 m² Ass

SUB TOTAL LUAS 26 m²

SIRKULASI 60% 15,6 m²

TOTAL LUAS RUANG LOADING/UNLOADING 41,6 m²

Tabel 3.3 Analisa besaran ruang

REKAPITULASI PERHITUNGAN KEBUTUHAN RUANG

No Jenis Kegiatan Kebutuhan Ruang (m²) 1 Kegiatan Penerimaan 5539,705 m²

2 kegiatan makan dan minum 3288,46 m²

3 Kegiatan Belanja 1898,26 m²

4 Kegiatan Bermain/rekreasi 2728,38 m²

5 Kegiatan Penunjang 631,8 m²

6 Kegiatan Servis 608,352 m²

TOTAL 14694,957 m²

Page 90: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

75

BAB IV

KONSEP PERANCANGAN

4.1 Konsep Dasar

Perancangan Pusat Wisata Kuliner ini menggunakan tujuh prinsip arsitektur

organik yaitu: Form Follows Flow, Building as Nature, Of the People, Of the

Materials, Of the Hill, youthful end unexpected dan living music. Prinsip-prinsip yang

akan diterapkan sebagai konsep dasar perancangan akan kami jelaskan sebagai

berikut:

No Konsep Aplikasi dalam Arsitektur Gambaran Penerapan

1 Form Follows Flow

Tatanan massa bangunan

Bangunan yang dibangun bisa mengikuti alam dengan cara arah hadap bangunan yang bisa mengoptimalkan penghawaan dan pencahayaan

Zoning Zoning pada fungsi bangunan menyebar disesuaikan dengan sifatnya untuk mendapatkan pencahayaan dan penghawaan yang cukup

2 Building as nature

Bentuk bangunan Bangunan menyesuaikan dengan lingkungan alam sekitar dengan meminimalkan cut and fill yang ada

Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak menyesuaikan tapak yang berkontur

Page 91: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

76

3 Of the people

Kebutuhan ruang Memperhitungkan kenyamanan dan kemudahan pengguna atau pemakai

Tatanan massa Perletakan massa bangunan menyesuaikan zoning pada tapak untuk memenuhi kebutuhan pengunjung dalam pencapaian

4 Of the Material Bahan bangunan Menggunakan material yang sifatnya ekonomis dan alami

5 Of the hill Tapak Mempertahankan kontur pada tapak, bangunan merupakan bagian dari site, bukan sekedar bangunan yang ditempatkan diatas site

6 Youthful and unexpected Dekorasi Bangunan yang dipenuhi dengan aksen sehingga terlihat

menarik dan tidak membosankan

7 Living music Bentuk bangunan Bangunan mengikuti irama harmonis dengan mengurangi bentukan yang simetris

Tabel 4.1 Konsep dasar perancangan

4.2 Konsep Tapak

Konsep perancangan tapak adalah konsep perancangan yang berhubungan

dengan desain luar/tapak dimana bangunan akan dibangun. Konsep ini akan

Page 92: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

77

diperlukan sebagai gambaran awal tentang bagaimana bentuk tapak bangunan dengan

segala utilitasnya dapat mendukung bangunan itu sendiri.

a. Penzoningan Tapak

Konsep penzoningan tapak adalah konsep penzoningan yang berhubungan

dengan zona-zona yang akan menjadi dasar desain perancangan. Konsep ini akan

diperlukan sebagai konsep perancangan berdasarkan keterkaitan ruang. Konsep

penzoningan tapak terbagi menjadi 3 zona yaitu zona publik, semi publik dan private.

Zona publik merupakan zona yang berfungsi sebagai ruang penerima

berhubungan secara langsung dengan kegiatan publik, yaitu area parkir dan plaza.

Oleh karena itu zona ini diletakkan ditempat strategis seperti didekat entrance site.

Zona semi publik merupakan zona yang tidak langsung berhubungan dengan

entrance site, tetapi masih berhubungan dengan kegiatan publik, seperti entrance

bangunan, hall penerimaan. Sehingga didekatkan dengan zona publik.

Zona private merupakan zona yang tidak berhubungan dekat dengan

entrance site, sehingga dapat diletakkan berjauhan dengan zona publik.

Gambar 4.1 Penzoningan tapak

Page 93: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

78

b. Pencapaian Menuju Tapak

Alternatif 1 : Main entrance diletakkan di jalan utama, tepatnya berada di ujung danau

Situbinong.

Alternatif 2 : Main entrance diletakkan di jalan utama, tepatnya berada dekat dengan

perempatan jalan.

Alternatif 3 : Main entrance diletakkan di jalan utama, tepatnya berada dijalur pintu

masuk tol Deltamas.

Gambar 4.2 Pencapaian menuju tapak

Page 94: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

79

Berdasarkan kriteria main entrance di atas, alternatif 1 dipilih sebagai Main

entrance pada bangunan yang direncanakan. Konsep pencapaian pengunjung menuju

bangunan yang digunakan adalah pencapaian secara langsung. Konsep ini diusung

untuk memberikan pencapaian yang mudah secara langsung ke area bangunan untuk

sirkulasi yang efisien. Dengan efisiensi ini pengunjung mencapai bangunan tanpa

harus manuver yang berlebih.

c. Orientasi dan Tata Masa Bangunan

Penempatan bangunan pada tapak atau kaitannya terhadap bangunan lain

sangat penting. Apabila diletakan dengan baik, maka bangunan akan mencapai

keserasian dengan topografinya. Penataan bangunan yang sesuai dengan topografinya

akan mengurangi pekerjaan pelandaian, memperkecil biaya konstruksi dan

meniadakan masalah drainase. Orientasi bangunan semua menghadap ke area waduk

Situbinong untuk mendapatkan pemandangan yang bagus. Vegetasi di sepanjang sisi

site yang berdekatan dengan jalan juga diperbanyak untuk membatasi pandangan dari

luar ke dalam site maupun sebaliknya, serta untuk memfilter kebisingan dari area

jalan.

Tatanan massa adalah perletakan massa bangunan majemuk pada suatu site

yang ditata berdasarkan zona dan tuntutan lain yang menunjang. Tata letak massa

bangunan ini disamping berdasarkan zonasi, juga dibuat berdasarkan alur sirkulasi

yang saling terkait. Massa sebagai elemen site dapat tersusun dari massa berbentuk

bangunan dan vegetasi. Tata massa untuk bangunan Pusat Wisata Kuliner dan

Rekreasi ini adalah berbentuk cluster. Bentuk Cluster cukup fleksibel dalam

memadukan bermacam-macam wujud, ukuran dan orientasi ke dalam strukturnya.

Page 95: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

80

Gambar 4.3 Pola tatanan massa

Pola cluster dikelompokan berdasarkan persyaratan fungsional seperti

ukuran, bentuk, warna, jarak dan letak. Karena polanya tidak berasal dari konsep

geometri yang kaku, bentuk organisasi ini bersifat fleksibel dan dapat menerima

pertumbuhan dan perubahan langsung tanpa mempengaruhi karakternya.

d. Sirkulasi

Sirkulasi pada area tapak bangunan terdiri dari beberapa bagian diantaranya :

- Sirkulasi pengunjung

- Sirkulasi karyawan / pengelola

- Sirkulasi mobil pengunjung dan karyawan

- Sirkulasi motor pengunjung dan karyawan

Posisi main entrance pada tapak diletakan di pinggir jalan utama dan area yang

memiliki view yang paling luas untuk memudahkan pengunjung menuju bangunan.

Page 96: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

81

Gambar 4.4 Konsep Main Entrance

Pada main entrance terdapat gapura sebagai penanda pintu masuk dan keluar area

wisata. Desain gapura dibuat unik agar mudah diingat dan dikenali oleh para

pengunjung.

Sirkulasi didalam tapak untuk area jalan kendaraan mobil dan bus dibuat

lebar 8 m, jalur pejalan kaki lebar 2 m dan area penghijauan 1,5 m. Dengan kondisi

tapak yang berkontur maka kondisi jalan juga dibuat sesuai dengan kondisi tapak

tersebut.

Page 97: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

82

Gambar 4.5 Konsep jalan

Memisahkan area parkir motor dengan area parkir mobil serta membuat area

khusus untuk drop off penumpang dan pemberhentian kendaraan bermotor supaya

tidak terjadi persilangan kendaraan yang akan menimbulkan kemacetan.

Gambar 4.6 Konsep parkir dilahan berkontur

Page 98: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

83

Konsep Parkir yang digunakan:

Gambar 4.7 Konsep sistem parkir

Berdasarkan jenis dan karakter sistem parkir di atas, maka gabungan antara parkir

menyudut 90 ° dan 45 ° dipilih sebagai sistem parkir yang digunakan pada

bangunan yang direncanakan.

4.3 Konsep Bangunan

a. Konsep Bentuk

Konsep bentuk massa bangunan pada pusat wisata kuliner dan rekreasi ini

berdasarkan pada beberapa point diantaranya:

Page 99: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

84

Mengaplikasikan tema arsitektur organik pada bentuk bangunan dengan cara

mengambil bentuk sesuai dengan garis-garis tapak, sehingga terjadi integrasi

yang baik antara tapak dengan bentuk bangunan.

Memanfaatkan dan berpedoman pada karakteristik alam dalam

pembentukan massa bangunan seperti bentuk daun.

Penggunaan bentuk bangunan yang bernuansa alam tanpa harus simetris

dan bersifat kaku serta penggunaan material atau warna yang sesuai,

sehingga citra dari suatu bangunan dapat ditonjolkan.

Bentuk dasar bangunan terinspirasi dari daun semanggi dan piring yang

menumpuk. Bentuk dasar tersebut kemudian diolah menjadi bentuk yang

organik. Daun semanggi banyak dijumpai di sekitar site. Daun semanggi

merupakan salah satu lalapan makanan. Bentuk daun semanggi akan

digunakan sebagai aksen bangunan.

Gambar 4.8 Konsep bentuk dasar

Page 100: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

85

Konsep bentuk bangunan menyesuaikan bentuk tapak yang berkontur, sehingga

dapat menciptakan bentuk-bentuk yang selaras dengan alam sekitarnya. Dengan

bentuk tersebut maka akan menghasilkan view yang sama pada setiap lantai dari

bangunan tersebut.

Gambar 4.9 Konsep Bangunan

b. Konsep Penampilan bangunan

1. Material

Melalui pendekatan arsitektur organik yang identik dengan konsep natural maka

dipilihlah batu, kayu, bambu yang ditampilkan dengan memunculkan tekstur dan

warna alami batu, kayu dan bambu tersebut. Warna cat yang digunakan pada

bangunan juga merupakan warna-warna yang senada dengan material-material ini.

Bambu digunakan sebagai fasade bangunan, kayu digunakan sebagai partisi dan

shading pada sisi barat, batu sebagai elemen dekoratif pada dinding lantai satu.

Page 101: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

86

MATERIAL

BATA

BATU ALAM

BETON

KACA

KAYU

Gambar 4.10 Material yang dipakai

2. Fasade

Fasade adalah desain yang menampilkan wajah suatu bangunan yang nantinya

bisa menjadikah ciri atau karakter dari bangunan tersebut. Dengan kata lain

bangunan tersebut memiliki ciri pada bagian tertentu, yang membuat pandangan

akan lebih tertuju kesitu. Fasade pada perancangan Pusat Wisata Kuliner dan

Rekreasi ini akan didominasi oleh elemen-elemen horisontal dan bangunan semi

terbuka.

Page 102: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

87

Gambar 4.11 Konsep fasade

c. Konsep Fungsi dalam bangunan

1. Tempat makan

Gambar 4.12 Konsep tempat makan

2. Kolam Renang

Salah satu pemilihan material yang cocok digunakan untuk kolam renang

adalah yang memiliki tekstur tidak licin serta memiliki model yang menarik. Apalagi

Page 103: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

88

kolam renang ini digunakan untuk tempat rekreasi, tentu faktor keindahan dan

keamanan harus di prioritaskan.

Desain kolam renang dengan perpaduan batu alam ini memiliki beberapa

kelebihan diantaranya:

1. Batu alam memiliki warna dan bentuk yang beraneka ragam

2. Batu alam memiliki karakteristik yang kuat dan tahan lama, sehingga

batu alam cocok digunakan pada bagian bibir kolam renang. Meskipun

terkena air dan panas, batu alam ini akan tahan lama.

3. Dengan menerapkan batu alam, maka akan menghadirkan kesan natural,

sejuk, dan juga asri. Warna yang ditimbulkan dari batu alam akan

membuat kolam renang menarik dipandang, tidak kaku dan

membosankan.

4. Tidak licin sehingga aman untuk digunakan

5. Mudah didapatkan

Gambar 4.13 Konsep kolam renang

Page 104: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

89

d. Konsep Stuktur Bangunan

1. Konsep Pondasi

Gambar 4.14 konsep struktur bangunan

Page 105: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

90

BAB V

HASIL PERANCANGAN

5.1 Site Plan

Gambar 5.1 Site Plan

Page 106: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

91

5.2 Main Entrance

Gambar 5.2 Main Entrance

Page 107: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

92

5.3 Parkir

a. Parkir Pengunjung

b. Parkir Pengelola

Gambar 5.3 Parkir Pengunjung dan Pengelola

b. Parkir Pengelola

Page 108: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

93

5.4 Plaza

Gambar 5.4 Plaza

Page 109: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

94

5.5 Toko Souvenir, Office dan Ruang Serba Guna

Gambar 5.5 Toko Souvenir, Office dan Ruang Serba Guna

Page 110: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

95

5.6 Restoran

Gambar 5.6 Restoran

Page 111: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

96

5.7 Saung/Gazebo

Gambar 5.7 Saung/ Gazebo

Page 112: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

97

5.8 Cafe

Gambar 5.8 Cafe

Page 113: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

98

5.9 Kolam Renang

Gambar 5.9 Kolam Renang

Page 114: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

99

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Fenomena gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini makin lama makin

sibuk, serba cepat dan serba instan. Keadaan seperti ini sangatlah tidak baik bagi

kondisi kesehatan fisik, jiwa dan pikiran manusia, sehingga perlu adanya suatu

tempat yang dapat mengembalikan kesegaran tubuh dan pikiran. Fasilitas Wisata

Kuliner & Rekreasi ini diharapkan mampu mengatasi keadaan tersebut.

1) Arsitektur organik merupakan arsitektur humanis karena memperhatikan

manusia di dalamnya dan merupakan suatu shelter yang melingkupi dan

melindungi manusia dan aktivitas,

2) Bentuk organis bukan merupakan imitasi dari alam, harus berdasar atas

ruang yaitu kesatuan antara ruang dalam dan ruang luar,

3) Harus mampu berhubungan dan menyatu dengan alam,

4) Bentuk dan penampilan bangunan merupakan salah satu sarana untuk

menyampaikan informasi melalui kesan yang ditampilkan oleh sebuah

bangunan.

Dengan menerapkan tema arsitektur organik pada objek perancangan,

diharapkan bisa menghadirkan konsep bangunan yang menampilkan sesuatu yang

berkaitan dengan alam dan tentunya menyesuaikan dengan lingkungan sekitar.

Disamping itu bangunan ini juga dapat mengikuti gaya arsitektur yang kekinian

sehingga menghasilkan bentuk-bentuk yang instagram-able. Tema ini pun

memberikan bentuk ruang dan langgam bangunan yang dinamis.

Page 115: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

100

6.2 Saran

Pengembangan perancangan objek ini tidak lantas berhenti ketika kita

telah berhasil memadukan konsep fungsi sebuah tempat dengan konsep teoritis

arsitektur. Fenomena yang terjadi pada dunia modern saat ini, telah membawa

perkembangan yang sangat maju dalam dunia rancang bangun dan masih banyak

konteks pengembangan yang belum sempat ditelaah karena kekurangan ilmu

penulis serta batasan konteks judul rancangan.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan

guna menambah pengetahuan dan pembelajaran akan perancangan arsitektur suatu

bangunan.

Page 116: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

101

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. 2000. “Arsitektur: Bentuk, Ruang, dan Tatanan”. Jakarta:

Erlangga.

Neufert, Ernst, (1989), “Data Arsitek Jilid I Edisi 2”, Terjemahan Ir.Sjamsu Amril,

Penerbit Erlangga, Jakarta.

White, Edward T, “Buku Pedoman Konsep”, Terjemahan Aris .K. Onggodiputro,

Penerbit Intermedia, Bandung.

Frick, Heins 2008, “Arsitektur Ekologis”, Yogyakarta: Kanisius Soegijapranata

University Press.

Frick, Heins 1998, “Dasar-Dasar Eko Arsitektur”, Yogyakarta: Kanisius Soegijapranata

University Press.

Frick, Heins 1996, “Arsitektur dan Lingkungan”, Yogyakarta: Kanisius Soegijapranata

University Press.

Nangoy, Windy M. 2016, “Jurnal Optimalisasi Konsep Building As Nature dari

Pendekatan arsitektur Organik Pada Kawasan Industri Peternakan Berkonsep

Agrowisata”, Universitas Sam Ratulangi, Manado.

Mahendra, Nikodemus Rendy. 2016, “Jurnal Konsep Arsitektur Organik Pada Bangunan

Resort & Hotel”, Institut Teknologi Nasional.

Widati, Titiani. 2015, “Jurnal Pendekatan Kontekstual dalam Arsitektur Frank Llyoid

wright”, Universitas Palangka Raya.

Maryanto, Agung sri. 2006, “ Skripsi Penampilan bangunan yang sinergis dengan fungsi

bangunan Jogjacomtech”, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Magdalena, Delita. 2007, “ Skripsi Pusat Informasi IPTEK di Surakarta dengan

ungkapan Visual Bangunan yang Informatif dan inovatif”, Universitas Sebelas

Maret, Surakarta.

Page 117: PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT WISATA …

102

Rashika, Tezza Nur Ghina. 2009, “Skripsi Arsitektur Organik Kontemporer”, Universitas

Indonesia, Depok.

Mirly, Fameida. 2010, “Skripsi Pengaruh Leisure terhadap Perkembangan Desain

Restoran”, Universitas Indonesia, Depok.

Ondang, Ixnanda J, “Jurnal Tomohon Health-Spa & wellness Center”, Universitas Sam

Ratulangi. Manado.