Perencanaan dalam Keperawatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

q

Citation preview

Perencanaan dalam KeperawatanA. Definisi Perencanaan Askep

Perencanaan adalah suatu kategori dari prilaku keperawatan dimana tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang di perkirakan di tetapkan dan intervensi keperawatan di pilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter. 2005) Dalam menetapkan perencanaan seorang pereawat perlu berkolaborasi dengan berbagai pihak yakni klien, keluarga, serta petugas medis lain seperti dokter, ahli farmasi dan nutrisionist.

B. Tahap-Tahap Merencanakan Asuhan Keperawatan

1. Menetapkan prioritas

Penetapan prioritas sangat di butuhkan karena hal ini dapat mengidentifikasi urutan intervensi keperawatan ketika klien mempunyai masalah dalam menetapkan prioritas tidak hanya memperhatikan aspek fisiologis tapi juga aspek keinginan, kebutuhan, dan keselamatan klien.

Prioritas di klasifikasikan menjadi tiga yakni tinggi, menengah dan rendah :a. Prioritas tinggiPrioritas yang berdasarkan diagnosa keperawatan dapat mengakibstksn ancaman bagi klien atau orang lain bila tidak segera di tangani.b. Prioritas menengahPrioritas ini mencakup kebutuhan klien non emergency tidak mengancam kehidupan.c. Prioritas rendahMencakup kebutuhan yang tidak secara langsung berhubungan dengan suatu penyakit spesifik

2. Menetapkan tujuan asuhan keperawatan

Tujuan asuhan keperawatan adalah sasaran yang ingin di capai dalam pemberian intervensi terhadap dua tipe tujuan dan harus di capai yakni jangka pendek (diarahkan rencana keperawatan mendesak) dan harus di capai dalam waktu yang relative singkat. Tipe lain adalah tujuan jangka panjang yang di capai dalam waktu yang relative lebih lama. Biasanya tujuan jangka panjang berfokus pada pencegahan, pemulangan, rehabilitasi dan pendidikan kesehatan.

Dalam menentukan tujuan dan beberapa kriteria yakni sebagai berikut :a. Berfokus kepada klien. Pernyataan tujuan harus merupakan perilaku klien yang menunjukkan berkurangnya masalah klien. Masalah tersebut telah diidentifikasikan dalam diagnosis keperawatanb. Jelas dan singkatc. Dapat diukur dan diobservasid. Waktu relatif dibatasi (jangka pendek, menengah dan panjang)e. Realistik untuk kemampuan/kondisi klien dalam waktu seperti yang ditetapkanf. Realistik untuk tingkat pengalaman dan ketrampilan perawatg. Ditentukan bersama oleh perawat dan klienh. Tujuan harus sejalan dan menyokong terapi lain.

a. Tujuan Umumi. Sebagai alat komunikasi antara sesama anggota perawatan dan antar tim kesehatan lainnyaii. Untuk meningkatkan kesinambungan asuhan keperawatan terhadap klieniii. Mendokumentasikan proses dan kriteria hasil asuhan keperawatan yang akan dicapai.b. Tujuan administrativei. Mengidentifikasi fokus keperawatan kepada klien atau kelompokii. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi kesehatan lainnyaiii. Menyediakan suatu kriteria guna pengulangan dan evaluasi keperawataniv. Menyediakan kriteria klasifikasi klienc. Tujuan kliniki. Menyediakan suatu pedoman dalam penulisanii. Mengomunikasikan dengan staf perawat, apa yang diajarkan, apa yang diobservasi dan apa yang dilaksanakaniii. Menyediakan kriteria hasil (outcomes) sebagai pengulangan dan evaluasi keperawataniv. Rencana tindakan yang spesifik secara langsung bagi individu, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya untuk melaksanakan tindakand. Petunjuk Umum dalam Menulis Tujuani. Tulislah tujuan dalam istilah yang dapat diukur. Hindari kata-kata : baik, normal, cukup dan perbaikan.ii. Tulislah tujuan dalam istilah `yang dapat dicapai oleh klien`, bukan tindakan keperawataniii. Tulis tujuan sesingkat mungkiniv. Buat tujuan yang spesifikv. Setiap tujuan berdasarkan dari satu diagnosis keperawatanvi. Rencanakan batas waktu untuk pencapaian setiap tujuan. Tulis tanggal tujuan dan tanggal evaluasi.vii. Secara umum : SMART : Specific, Measurable, Achievable, Reality and Time (singkat, jelas, dapat dimengerti, spesifik, dapat diukur, dapat dinilai, realistis, berdasarkan diagnosis keperawatan dan kriteria waktu tertentu).

3. Menetapkan kriteria hasil asuhan keperawatan

a. Merupakan model atau standar yang digunakan untu membuat keputusanb. Dinyatakan sebagai hasil, misalnya merupakan perubahan status kesehatanc. Menentukan apakah tujuan dapat dicapaid. Menentukan kriteria keberhasilan yang ditentukan, yang mencakup perubahan perilaku, apa yang dilakukan oleh klien dan bagaimana kemampuan klien sebelum mencapai tujuan

Manifestasi terhadap respon manusia : KAPP (Kognitif, Afektif, Psikomotor, dan Perubahan fungsi tubuh)a. Kognitif : pengetahuan; berdasarkan pengulangan informasi yang telah diajarkan kepada klien.b. Affektif : mengetahui bagaimana respon klien dan keluarga terhadap stress yang dihadapi (status emosional)c. Psikomotor : mengidentifikasi apa yang seharusnya bisa dilaksanakan oleh klien sebagai hasil dari rencana pengajarand. Perubahan fungsi tubuh : sejumlah manifestasi yang dapat diobservasi

Ciri-ciri keberhasilana. Berhubungan dengan tujuanb. Bersifat khusus dan konkritc. Hasilnya dapat dilihat, didengar, diraba dan diukur oleh orang laind. Dinyatakan dengan istilah yang positif.

4. Menetapkan intervensiSetelah menerapkan prioritas dan tujuan asuhan keperawatan maka seorang perawat menetapkan intervensi keperawatan yang akan di berikan kepada klien.

5. Menuliskan dan mendokumentasikan perencanaan asuhan keperawatan Mendokumentasikan perlu di lakukan sebagai bukti dan juga dapat di gunakan sebagai acuan terhadap proses selanjutnya atau perencanaan asuhan keperawatan lain di kemudian hari.

Kriteria dalam penulisan perencanaan, yakni sebagai berikut.a. Memekai tenaga kerja yang tepatb. Dapat memodifikasikanc. Bersifat spesifik :i. Siapa yang akan akan melakukanii. Apa yang akan di lakukaniii. Dimana dilakukaniv. Kapan dilakukanv. Bagaimana melakukan

C. Manfaat membuat perencanaan asuhan keperawatan

Tujuan dan dalam pembuatan perencanaan agar setiap implementasi asuhan keperawatan dapat dilakukan langkah yang tepat dan efisien.1. Sebagai penghubung kebutuhan klien2. Untuk menjelaskan intervensi keperawatan yang harus dilaksanakan3. Untuk meningkatkan praktik keperawatan, sehingga mendapatkan pengertian yang lebih jelas tentang prinsip proses keperawatan4. Menjadi dasar pendekatan yang sistematis terhadap asuhan keperawatan