Upload
putri-andini
View
1.006
Download
77
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan farmakologi tentang bakterisida
Citation preview
Percobaan IV
PENETAPAN BAKTERISID / BAKTERIOSTATIK
Tanggal Percobaan : 08 Maret 2010
Asisten : Sri Peni F.,M.Si., Apt
Disusun oleh :
Nissa Nurhayati 10060307145
Fathurrohman M 10060307146
Vita Purwanti 10060307147
LABORATORIUM FARMASI TERPADU UNIT D & E
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG
2010
Percobaan IV
PENETAPAN BAKTERISID / BAKTERIOSTATIK
I.TUJUAN
- Dapat mengerjakan satu metode penentuan cara kerja antibiotika
- Dapat melihat perubahan konsentrasi terhadap sifat bakterisid dan bakteriostatik
II.TEORI
Antibiotik dapat dibedakan berdasarkan tipe kerjanya yaitu bakterisid dan
bakteriostatik. Suatu antibiotika apakah bertipe bakterisid atau bakteriostatik dapat dilihat
berdasarkan mekanisme kerjanya atau dapat pula karena dosisnya. Penggunaan
antibiotika apakah yang bertipe bakterisid atau bakteriostatik mempunyai kebaikan dan
keburukan tersendiri.
Dalam percobaan ini dilakukan penetapan sifat bakterisid-bakteriostatik dengan
menggunakan metode tubidimetri. Pada metode turbidimetri dilakukan pengukuran
kekeruhan kultur cair bakteri. Kekeruhan diukur dengan alat spektrofotometer pada
panjang gelombang 530 nm. Pengukuran dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Untuk
menentukan apakah suatu antibiotika bertipe bakterisid atau bakteriostatik dilakukan
dengan mengamati kurva pertumbuhan bakteri yang dipengaruhi oleh suatu antibiotika
yang dibandingkan terhadap kurva pertumbuhan normal (membuat kurva antara log
absorban terhadap waktu). Berdasarkan perbandingan kurva tersebut dapat ditentukan
pula apakah suatu antibiotika bertipe bakterisid primer atau sekunder. Metode ini
mempunyai kelemahan yaitu masih dapat terukurnya sel yang mati akan tetapi tidak lisis.
III.ALAT DAN BAHAN
- Antibiotik : Ampisilin Na dan Tetrasiklin HCl
- Bakteri uji : Escherichia coli
- Medium : air kaldu
- Bahan lain : kapas berlemak, aluminium foil
- Alat : inkubator kocok, spektrofotometer, jarum ose, vortex, pinset, cawan petri,
tabung reaksi, pipet ukur, pipet Eppendorf.
IV. PROSEDUR
a. Penentuan kurva pertumbuhan normal bakteri
- Dimasukkan air kaldu ke dalam tabung reaksi masing-masing 10 ml. Kemudian
ditambahkan 5 tetes (0,25 ml) suspensi bakteri
- Semua tabung diinkubasi dalam inkubator kocok pada 370C selama 30 menit (t -1/2
jam)
- Setelah 30 menit, diukur absorbansinya pada Tb1k (t0), sementara itu Tb2k-Tb5k
terus diinkubasi
- Kemudian diukur absorbansi tiap 30 menit:
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb2k (t 1 jam). Tb3k-Tb5k terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb3k (t 1 1/2 jam). Tb4k-Tb5k terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb4k (t 2 jam). Tb5k terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb5k (t 2 1/2 jam).
b. Penentuan bakterisid-bakteriostatik suatu antibiotika pada konsentrasi tertentu
- Dimasukkan air kaldu dalam 5 tabung reaksi (Tb1u-Tb5u), masing-masing sebanyak 10 ml.
Kemudian ditambahkan 5 tetes (0,25 ml) suspensi bakteri.
- Semua tabung diinkubasi dalam inkubator kocok pada 370C selama 30 menit (t -1/2
jam)
- Setelah 30 menit, diukur absorbansinya pada Tb1u (t0), sementara itu Tb2u-Tb5u
terus diinkubasi
- Kemudian diukur absorbansi tiap 30 menit:
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb2u (t 1 jam). Tb3u-Tb5u terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb3u (t 1 1/2 jam). Tb4u-Tb5u terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb4u (t 2 jam). Tb5u terus diinkubasi
o Setelah 30 menit, A diukur pada Tb5u (t 2 1/2 jam).
V. PENGAMATAN
VI.PEMBAHASAN
Tujuan percobaan ini adalah menentukan cara kerja antibiotika apakah antibiotika
yang digunakan bersifat bakterisid atau bakteriostatik. Bakterisid yaitu membunuh
bakteri misalnya dengan cara merusak dinding sel bakteri, sedangkan bakteriostatik
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara menghambat metabolismenya. Antibotika
yang digunakan dalam percobaan ini adalah Tetrasiklin HCl dan bakterinya adalah
Escherichia coli.
Tetrasiklin mempunyai spektrum antibakteri yang luas, efektif terhadap kuman
Gram positif maupun Gram negatif, mencakup spektrum penisilin, streptomisin dan
kloramfenikol. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan riketsia, amuba,
mikoplasma dan klamidia. Tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat
bakteriostatik. Mekanisme kerja dari tetrasiklin yaitu dengan cara menghambat sintesis
protein ribosom sub unit 70s dan ribosom sub unit 80s. Efek tetrasiklin mempengaruhi
tRNA-ribosom terlihat dengan terhambatnya ikatan amino asil-tRNA pada reseptor
penerima pada ribosom. Tetrasiklin tidak langsung menghambat penyusun peptide atau
tahap translokasi, tetapi menghambat terminasi rantai peptidepada kodon terminasi.
Mekanisme penembusan tetrasilin unuk masuk ke dalam sel bakteri, kemungkinan sama
dengan cara menghambat sntesis protein ditambah modifikasi struktur guna
penghambatan sintesis protein. Kuman-kuman yang sensitif terhadap tetrasiklin ini antara
lain; β-hemolitik Streptococci, non hemolytic Streptococci, Clostridia, Brucella,
Haemophylus dan Klebsiela. Sedang untuk Escherichia coli, pasteurella, salmonela dan
Conybacterium bersifat agak atau cukup sensitif terhadap tetrasiklin (Gan, 1983;
Nicholas dan McDonald, 1988).
Bakteri yang digunakan yaitu Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif.
Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa Tetrasiklin berspektrum luas, sehingga
dapat menghambat bakteri gram negatif ataupun positif.
Dalam percobaan ini membandingkan nilai absorbansi pada tabung kontrol yaitu
yang berisi air kaldu dan bakteri saja pada interval tertentu, dan nilai absorbansi pada
tabung uji yang berisi air kaldu, bakteri dan beberapa konsentrasi antibiotika (Tetrasiklin
HCl). Cara ini digunakan untuk melihat apakah antibiotika yang digunakan bersifat
bakterisid atau bakteriostatik, dan dengan menggunakan berbagai konsentrasi antibiotika
untuk melihat perubahan konsentrasi terhadap sifat bakterisid dan bakteriostatik.
Sehingga akan terlihat pada konsentrasi berapa antibiotika ini bersifat bakterisid.
Dari kurva yang didapat terlihat kerja Tetrasiklin terhadap Escherichia coli, yaitu
bersifat bakteriostatik dan bertambahnya dosis dapat mengubahnya menjadi bakterisid.
Semakin tinggi dosis yang digunakan maka semakin bakterisid. Namun, terlihat dari
kurva tidak beraturan, kemungkinan dikarenakan pada pengerjaannya tidak aseptis,
sehingga data absorbansi yang didapat tidak seperti yang diharapkan.
Pada data kontrol terlihat bakteri terus tumbuh, sehingga mempengaruhi nilai
absorbansi menjadi semakin tinggi. Sedangkan pada tabung uji dengan konsentrasi 50
µg/ml Tetrasiklin masih bersifat bakteriostatik dengan nilai absorbansi yang tidak jauh
beda, dan dibandingkan dengan konsentrasi yang lain, nilai absorbansinya masih tinggi,
mungkin pada konsentrasi ini hanya dapat menghambat pertumbuhannya. Pada kurva
yang di atas terlihat ada fase-fase, yaitu fase pada saat naik/turun nilai absorbansi secara
drastis pada awal dan akhir kurva, dan ada fase stationer yaitu nilainya tetap pada tengah
kurvanya. Pada konsentrasi 200 µg/ml terlihat perubahan antibiotika dari bakteriostatik
menjadi bakterisid.
VII.KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
- Tetrasiklin HCl pada awalnya bersifat bakteriostatik serta berspektrum luas
- Dengan konsentrasi di atas 100µg/ml menjadi bakterisid
VIII.DAFTAR PUSTAKA
http://www.pioindonesia.com/index.php?option=com_content&view=article&id=55:tentang-antibiotik&catid=25:obat-dan-kesehatan&Itemid=69
http://biomedikamataram.wordpress.com/2009/05/08/pemakaian-antibiotik-rasional/
http://portalpharmacy.blogspot.com/2010/03/antibiotik.html
Pelczar,Michael J., dan E.C.S Chan. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2. Diterjemahkan oleh Ratna Siri H dkk. UIP-Press: Jakarta