PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    1/17

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA INSTRUMENTASI

    PERCOBAAN I

    PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA

    SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    NAMA : MUTIARA DWI S.

    NIM : J1B112053

    KELOMPOK : VIII (DELAPAN)

    ASISTEN : SRI KURNIAWATI

    PROGRAM STUDI S1-KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

    BANJARBARU

    2014

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    2/17

    PERCOBAAN I

    PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA

    SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    I. TUJUAN PERCOBAAN

    Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan konsentrasi larutan

    KNO2dan KNO3secara spektrofotometer ultraviolet.

    II. TINJAUAN PUSTAKA

    Spektrofotometer adalah suatu instrumen untuk mengukur transmitan atau

    absorbans suatu sampel sebagai fungsi gelombang tunggal. Instrumen semacam

    itu dapat dikelompokkan menjadi secara manual atau merekam sebagai berkas

    tunggal atau berkas rangkap.dalam praktek instrument berkas tunggal biasanya

    dijalankan dengan tangan (manual), dan instrumen berkas rangkap umumnya

    mencirikan perekaman automatik terhadap spektra serapan, namun dimungkinkan

    untuk merekam suatu spektrum dengan instrument berkas tunggal (Day dan

    Underwood, 1999).

    Sebuah instrument yang lebih kompak dan kecil, serta relatif tidak mahal

    yang lebih berguna untuk uji rutin dalam analisis kualitatif adalah spektroskop

    pandangan langsung dengan prisma perbandingan. Cahaya dari sumber nyala

    melwatu sumbu pusat instrument lewat celah yang dapat disesuaikan dengan suatu

    tombol disisi alat. Bila prisma perbandingan diimpitkan, separuh panjang celah

    tertutup dan dengan demikian cahaya dari suatu sumber dalam posisi tegak lurus

    sumbu akan jatuh pada separuh celah didekat cahaya langsung yang memasuki

    separuh yang lain (Khopkar, 2003).

    Analisis spektrofotometri menggunakan suatu sumber radiasi yang

    menjorok ke dalam daerah ultraviolet spektrum itu. Dari spektrum ini, dipilih

    panjang-panjang gelombang tertentu dengan lebar pita kurang dari 1 nm. Proses

    ini memerlukan penggunaan instrumen yang lebih rumit dan karenanya lebih

    mahal. Instrumen yang digunakan untuk maksud ini adalah spektrofotometer, dan

    seperti tersirat dalam nama ini, instrumen ini sebenarnya terdiri dari dua

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    3/17

    instrumen dalam satu kotak sebuah spektrometer dan sebuah fotometer (Svehla,

    1990).

    Instumentasi kimia adalah kunci dari analisis kimia standar pada suatu

    senyawa. Spektrofotometri ultraviolet dan visible didasarkan pada absorpsi

    gelombang elektromagnetik (cahaya) oleh suatu molekul. Pada spektrofotometri

    ultraviolet, yang diserap adalah cahaya ultraungu (ultraviolet = UV), dengan cara

    ini larutan tak berwarna dapat diukur. Energi cahaya yang terserap digunakan

    untuk transisi elektron (electronic transition). Metode spektrofotometri sinar

    tampak (visible) didasarkan pada penyerapan sinar tampak oleh suatu larutan

    berwarna. Oleh karena itu metode ini dikenal juga sebagai metode kolorimetri.

    Hanya larutan senyawa berwarna yang dapat ditentukan dengan metode ini.

    Senyawa-senyawa tidak berwarna dapat dibuat berwarna dengan mereaksikannya

    dengan pereaksi yang menghasilkan senyawa berwarna. Panjang gelombang

    cahaya UV lebih pendek bila dibandingkan dengan panjang gelombang cahaya

    tampak. Satuan yang akan digunakan untuk memeriksa panjang gelombang ini

    adalah nanometer (1 nm = 10-7cm). Spektrum tampak terentang dari sekitar 400

    nm (ungu) sampai 750 nm (merah), sedangkan spektrum ultraviolet terentang dari

    100 sampai 400 nm Keuntungan dari metode spektrofotometri UV-Vis adalah

    mempunyai sensitivitas yang tinggi, selektivitas yang tinggi, akurasi yang baik,

    dan penggunaan alat yang mudah (Day dan Underwood, 1999).

    Spektrofotometer mempunyai lima komponen dasar yang merupakan

    instrument transmisi UV-VIS yang khas. Mempunyai suatu sumber cahaya, dan

    komponen-komponen yang dapat diatur sesuai keinginan yang biasanya

    digunakan untuk pemiihan panjang gelombang. Suatu sample yang dibuat dari

    potongan LEGO, suatu fotodetektor silisium dan sesuatu yang merupakanmultimeter digital untuk mengukur panjang gelombang berupa sinyal listrik .

    Spektrum absorbsi dalam daerah-daerah ultraungu dan tampak umumnya terdiri

    dari satu atau beberapa pita absorpsi yang lebar. Semua molekul dapat menyerap

    radiasi dalam daerah UV-tampak, oleh karena mereka mengandung elektron, baik

    yang dipakai bersama maupun tidak, yang dapat dieksitasi ke tingkat energi yang

    lebih tinggi. Panjang gelombang pada waktu absorbsi terjadi tergantung pada

    bagaimana erat elektron terikat di dalam molekul. Elektron dalam satu ikatan

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    4/17

    kovalen tunggal terikat erat, dan radiasi dengan energi tinggi, atau panjang

    gelombang pendek, diperlukan untuk eksitasinya (Basset, 1994).

    Spektrofotometri serapan atom digunakan untuk penentuan konsentrasi

    suatu unsur logam yang terkandung dalam larutan dengan konsentrasi sangat

    kecil. Metode SSA digunakan karena ketelitian yang cukup tinggi, cepat dan

    relatif mudah. Meskipun metode ini telah tervalidasi, namun ketersediaan

    instrumennya masih terbatas. Metode lain yang dapat digunakan untuk mengukur

    kadar timbal adalah dengan menggunakan spektrofotometri Ultra Violet-Visible

    (UV-Vis). Pengukuran kadar timbal dengan spektrofotometri UV-Vis dilakukan

    dengan menggunakan reagen pengompleks Alizarin Red S (ARS) sehingga

    dihasilkan senyawa kompleks timbal yang dapat mengabsorpsi radiasi pada

    panjang gelombang. Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan pH optimum

    reaksi Pb(II) dengan ARS, validasi metode spektrofotometri UV-Vis untuk

    pengukuran logam timbal dan penentuan kadar timbal (II) pada air Sungai

    Kapuas. Proses validasi dilakukan dengan mengukur beberapa parameter yaitu

    presisi, akurasi, linearitas, limit deteksi dan kuantifikasi. Penelitian ini diharapkan

    dapat memberikan informasi mengenai kemampuan metode spektrofotometri UV-

    Vis dalam pengukuran kadar logam timbal pada sampel air Sungai Kapuas

    (Aldinomera, dkk., 2014).

    III.ALAT DAN BAHAN

    A.Alat

    Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah spektrofotometer UV-

    VIS DMS 100, monitor BMC international, printer IEE 00-100263-XX,

    kuvet kotak, labu takar, propipet, pipet Mohr 5 mL, buret, statif, pipet tetes,

    tube film, beaker gelas, dan botol semprot.

    B.Bahan

    Bahan yang digunakan yaitu larutan standar 1 M KNO2, larutan standar 1

    M KNO3 dan akuades.

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    5/17

    IV. CARA KERJA

    A. Kurva kalibrasi larutan KNO2 dan larutan KNO3

    1.

    Menghidupkan alat spektrofotometer, monitor dan printer selama 15-30

    menit.

    2. Memilih sistem optik daerah UV dengan menekan tombol tanda UV on-off.

    3.

    Memilih skala untuk penentuan absorbans dengan memasukkan nilai

    absorbans tertinggi pada ORD MAX dan absorbans terendah pada ORD

    MIN.

    4.

    Memilih pembacaan time constant untuk lamanya pembacaan sampel

    hingga tampil di layar monitor.

    5.

    Memilih panjang gelombang maksimum untuk daerah tertinggi dan panjang

    gelombang minimum untuk daerah terendah.

    6. Memasukkan blanko dimasukkan pada kuvet kotak dan diamati pembacaan

    pada layar monitor.

    7. Memasukkan salah satu konsentrasi larutan dimasukkan untuk melakukan

    scane panjang gelombang pada absorbans maksimum.

    8. Memilih panjang gelombang maksimum ini dipilih sebagai nilai panjang

    gelombang maksimum tetap (FIXED WAVELENGTH).

    9. Mengukur nilai absorbans semua larutan standar diukur untuk memperoleh

    kurvanya (secara regresi linier).

    B. Menentukan Konsentrasi Larutan KNO2dan KNO3

    1. Mengukur konsentrasi larutan cuplikan diukur dengan mengukur

    absorbansnya pada panjang gelombang maksimum.

    2. Mengalurkan nilai absorbans yang diperoleh dialurkan dalam kurva

    kalibrasi yang diperoleh dari larutan standar.

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    6/17

    V. HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil

    Tabel 1. Nilai Absorbansi Untuk larutan KNO2 pada Panjang

    Gelombang Maksimum 350 nm

    Tabel 2. Nilai Absorbansi Untuk larutan KNO3 pada Panjang

    Gelombang Maksimum 300 nm

    Konsentrasi (M) Absorbansi

    10-

    5 x 10-3

    10-3

    5 x 10-4

    10-4

    0,154

    0,142

    0,131

    0,049

    0,066

    Tabel 3. Nilai Absorbansi Untuk larutan Cuplikan pada Panjang

    Gelombang Maksimum 350 nm dan 300 nm

    Konsentrasi cuplikan (M) Absorbansi

    Pada maks350 nm Pada maks300 nm

    Cuplikan KNO2 5 x 10-4 0,111

    Cuplikan KNO3 5 x 10- 0,142

    Konsentrasi (M) Absorbansi

    10-

    5 x 10-3

    10-3

    5 x 10-4

    10-4

    0,269

    0,171

    0,078

    0,066

    0,062

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    7/17

    Gambar 1. Grafik Nilai Absorbansi Untuk larutan KNO2pada Panjang

    Gelombang Maksimum 350 nm

    Gambar 2. Grafik Nilai Absorbansi Untuk larutan KNO2pada Panjang

    Gelombang Maksimum 350 nm

    y = 21.328x + 0.0584

    0

    0.05

    0.1

    0.15

    0.2

    0.25

    0.3

    0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012

    A

    bsorbansi

    Konsentrasi

    Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Vs Absorbans

    KNO2 pada max = 350 nm

    y = 8.6111x + 0.0798

    0

    0.02

    0.04

    0.06

    0.08

    0.1

    0.12

    0.14

    0.16

    0.18

    0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012

    Absorbansi

    Konsentrasi

    Grafik Hubungan Antara Konsentrasi Vs Absorbans

    KNO2 pada max = 300 nm

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    8/17

    B. Perhitungan :

    1. Untuk KNO2pada cuplikan dengan maks = 350 nm

    Diketahui : A cuplikan = 0,111

    y = 21,32x + 0,058

    A cuplikan = y

    Ditanya : Konsentrasi cuplikan (x) ?

    Jawab : y = 21,32x + 0,058

    0,111 = 21,32x + 0,058

    x = 2,4859 x 10-3

    Jadi, konsentrasi cuplikan KNO2 adalah 2,4859 x 10-3M.

    2.

    Untuk KNO3 pada cuplikan dengan maks = 300 nm

    Diketahui : A cuplikan = 0,142

    y = 8,611x + 0,079

    A cuplikan = y

    Ditanya : Konsentrasi cuplikan (x) ?

    Jawab : y = 8,611x + 0,079

    0,142 = 8,611x + 0,079

    x = 7,3162 x 10-3

    Jadi, konsentrasi cuplikan KNO3 adalah 7,3162 x 10-3M.

    C. Pembahasan

    Instrumen spektrofotometer UV-Vis cara kerjanya berprinsip pada absorpsi

    yang terjadi dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak yang menyebabkan

    tereksitasinya elektron pada ikatan dari sampel atau larutan yang dianalisis.

    Spektrofotometer UV-VIS merupakan instrumen berkas rangkap (double beam),

    dimana sinar monokromatis yang dipancarkan dipecah menjadi dua berkas sinar

    dengan intensitas (P) yang sama. Satu berkas berupa berkas acuan (reference

    beam) dan satu berkas lainnya berupa berkas cuplikan (sampel beam). Kedua

    berkas yang mula-mula berjalan terpisah ini, kemudian disatukan kembali dan

    diteruskan ke detektor yang berfungsi untuk menyerap energi foton-foton sinar

    yang jatuh mengenainya dan mengubah energi tersebut menjadi suatu besaran

    yang dapat diukur.

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    9/17

    Komponen-komponen pokoknya berupa sumber radiasi ultraviolet yang

    stabil misalnya lampu hidrogen atau deuterium. Monokromator yang berfungsi

    untuk menguraikan radiasi polikromatis menjadi komponen-komponen sinar

    monokromatis. Cuplikan pada daerah ultraviolet berupa gas atau larutan yang

    ditempatkan dalam Quartz atau sel dari silika yang dilebur dan komponen yang

    lain adalah detektor.

    1. Kurva Kalibrasi Larutan KNO2dan KNO3

    Serapan cahaya dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak tergantung pada

    struktur elektronik dari molekul. Spektra ultraviolet dan tampak dari senyawa-

    senyawa organik berkaitan erat dengan transisi-transisi diantara tingkat-tingkat

    tenaga elektronik. Disebabkan hal ini, maka serapan radiasi elektronik atau

    tampak sering dikenal sebagai spektroskopik elektronik. Transisi-transisi tersebut

    biasanya antara orbital-orbital ikatan atau orbital pasangan bebas dan orbital non

    ikatan tak jenuh atau anti ikatan. Panjang gelombang serapan merupakan ukuran

    dari pemisahan tingkatan-tingkatan tenaga dari orbital-orbital yang bersangkutan.

    Pemisahan tenaga paling tinggi diperoleh bila elektron-elektron dalam ikatan

    sigma terkesitasi yang menimbulkan serapan dalam daerah dari 120 hingga 200

    nm, daerah ini dikenal sebagai daerah ultraviolet vakum dan relatif tidak banyak

    memberikan keterangan.

    Instrumen spektrofotometer UV-Vis berprinsip pada absorpsi yang terjadi

    dalam daerah ultraviolet dan daerah tampak yang menyebabkan tereksitasinya

    elektron pada ikatan dari sampel atau larutan yang dianalisis. Instrumen

    spektrofotometer UV-Vis pada dasarnya memiliki komponen-komponen standar,

    seperti sumber cahaya, monokromator, sel, detektor, penguat, dan sistem

    pembacaan. Hanya saja instrumen ini berbasis komputer, sinyal-sinyal listrik dari

    detektor diproses, diubah domain digital, dan ditujukan ke program-program yang

    sudah terprogram. Sebagai larutan standar untuk penentuan panjang gelombang

    maksimum digunakan larutan KNO2dan larutan KNO3dengan konsentrasi 1x10-

    2, 5x10-3, 1x10-3, 5x10-4, dan 1x10-4 dengan panjang gelombang maksimum (

    maks) 350 didapat nilai absorbansi dari masing-masing konsentrasi 0,269; 0,171;

    0,078; 0,066; 0,062. Sedangkan pada panjang gelombang maksimum 300 nm pada

    larutan KNO3 didapatkan nilai absorbansi secara berturut-turut 0,154; 0,142;

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    10/17

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    11/17

    dan larutan KNO3dapat dibuat grafik standar antara konsentrasi larutan dengan

    nilai absorbansi pada daerah panjang gelombang maksimum sehingga diperoleh

    persamaan dari grafik yaitu y = ax + b, dimana a = k. Nilai k (tetapan ekstingsi),

    dalam hukum Lambert-Bear : A = log T = bc = kc, dimana tetapan ini

    merupakan fungsi dari panjang gelombang yang dipakai. Dari grafik hubungan

    antara absorbansi dengan konsentrasi, diperoleh persamaan y = 21,32x + 0,058

    untuk larutan KNO2 dan y = 8,611x + 0,079 untuk larutan KNO3. Sehingga

    diperoleh nilai k. Untuk KNO2, maks 350 nm diperoleh harga k sebesar 21,32

    sedangkan pada larutan KNO3dengan maks 300 nm diperoleh harga k 8,611.

    Harga k = 8,611 dimana nilai a = k, hal ini berlaku hukum Lambert-Bear.

    Pada pengukuran larutan sampel A untuk KNO2pada panjang gelombang

    maksimum 350 nm diperoleh nilai absorbansinya adalah 0,111 dan dari

    perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan garis lurus y =

    21,32x + 0,058 maka diperoleh konsentrasinya sebesar 2,4859 x 10-3M.

    Sedangkan pada pengukuran larutan sampel B untuk KNO3 pada panjang

    gelombang maksimum 300 nm diperoleh nilai absorbansinya adalah sebesar 0,142

    dan dari perhitungan yang dilakukan dengan menggunakan persamaan garis lurus

    y = 8,611x + 0.079 maka didapatkan konsentrasinya sebesar 7,3162 x 10-3

    M.

    Faktor-faktor yang mempengaruhi spektrum serapan yaitu jenis pelarut (polar,

    non polar), pH larutan, kadar larutan. Jika konsentrasi tinggi akan terjadi

    polimerisasi yang menyebabkan maksimum berubah sama sekali atau harga Io ttabel maka H0 ditolak atau ada korelasi antara absorbansi (y) dan

    konsentrasi (x). Hal ini menunjukkan bahwa persamaan regresi tersebut layak

    digunakan sebagai kurva kalibrasi. Sehingga persamaan y = 0,0424x - 0,0029

    dapat digunakan sebagai dasar pengukuran untuk menentukan konsentrasi besi.

    C. Pengaruh Ion Pengganggu Ag(I) pada pH 4,5

    Analisa besi dengan 1,10-fenantrolin dapat diganggu oleh beberapa ion lain

    (misalnya perak, merkuri univalen dan bivalen, tembaga, kadmium, dan kobalt)

    karena 1,10- fenantrolin tidak spesifik untuk besi bivalen. Penelitian yang telah

    dilakukan sebelumnya dengan kondisi pH 4,5 diperoleh hasil bahwa ion Mn(II)

    mulai mengganggu pada konsentrasi 0,06 ppm ; Ni(II) mulai mengganggu pada

    konsentrasi 0,08 ppm dengan ; Co(II) mulai mengganggu pada konsentrasi 0,2

    ppm [14]; dan Cu(II) mulai mengganggu pada konsentrasi 0,9 ppm. Ion

    pengganggu yang dipilih dalam penelitian ini adalah perak(I) karena perak(I) dan

    besi (II) dapat membentuk kompleks dengan 1,10-fenantrolin sehingga

    memungkinkan terjadinya kompetisi.

    Metode yang digunakan pada penelitian ini berdasarkan pada reaksi besi(II)

    dengan pengompleks 1,10-fenantrolin yang membentuk warna jingga pada range

    pH 2-9. Besi(II) diperoleh dengan mereduksi besi(III) dengan natrium tiosulfat,

    persamaan reaksinya sebagai berikut:

    2 Fe3+(aq) + 2 S2O32-(aq) 2 Fe2+(aq) + S4O6

    2-(aq)

    Konsentrasi optimum natrium tiosulfat untuk mereduksi besi(III) menjadi besi(II)

    sebesar 11 ppm dengan pH optimum buffer asetat = 4,5. Larutan buffer ini

    berfungsi untuk menjaga kestabilan kompleks [Fe(C12H8N2)3]2+. Penambahan

    aseton berfungsi sebagai pelarut.

  • 8/10/2019 PERCOBAAN I PENENTUAN KONSENTRASI LARUTAN TAK BERWARNA SECARA SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

    17/17

    Perak(I) dengan 1,10-fenantrolin membentuk kompleks dengan

    perbandingan 1:1 dalam media asam dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan

    Zaporozhets, persamaan reaksinya sebagai berikut:

    Ag+(aq) + 3C12H8N2(aq) [Ag(C12H8N2)3]+(aq)

    Senyawa kompleks perak(I)-1,10-fenantrolin yang terjadi diperkiran berupa

    senyawa kompleks dengan stuktur linear dengan membentuk orbital sp, dengan

    ikatan kovalen koordinasi sesuai dengan Gambar 3.4.

    Penelitian sebelumnya pada pengaruh ion pengganggu Ni(II) diperoleh

    bahwa kompetisi yang terjadi antara Ni(II) dengan Fe(II) pada pembentukan

    kompleks dengan 1,10-fenantrolin dapat menurunkan absorbansi dikarenakan

    kompleks Ni(II)-1,10-fenantrolin dapat menurunkan intensitas warna yang

    dibentuk oleh Fe(II)-1,10-fenantrolin. Hal tersebut juga terjadi pada penelitian ini,

    apabila kompleks perak(I)-1,10-fenantrolin terbentuk dapat mengganggu

    pembentukan kompleks besi(II)-1,10-fenantrolin yang menyebabkan penurunan

    nilai absorbansi yang ditunjukkan pada Tabel 3.1.

    Ion perak(I) mulai mengganggu pada konsentrasi 0,03 ppm dapat dilihat

    pada kurva Gambar 4.5 dengan nilai persen recovery sebesar 92,88 %, karena

    nilai persen recovery yang diperbolehkan untuk cuplikan biologis dan bahan

    makanan yaitu 95% % recovery 105%. Kecermatan atau kepresisian dari

    suatu hasil penelitian menggunakan metode tertentu dan dapat ditentukan dengan

    nilai RSD (Relative Standart Deviation) < 20 ppt dan CV (Coefficient of

    Variation) < 2% dapat dikatakan bahwa metode tersebut memiliki kepresisian

    yang baik. Berdasarkan perhitungan diperoleh RSD= 3,645 ppt; dan CV= 0,364%

    yang menunjukkan bahwa data tersebut baik dan dapat digunakan pengukuran

    selanjutnya.

    V. KELEBIHAN METODE JURNAL

    Metode yang digunakan pada alat spektrofotometer itu sama dengan

    percobaan yang kami kerjakan. Namun pada saat membuat grafik kami tidak

    dapat membuat nilai R sehingga mengalami kesulitan pada saat menghitung.