Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Maret-Juni 2020
PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) yang dinyatakan WHO sebagai pandemi sejak
tanggal 11 Maret 2020, telah mendorong berbagai
tingkatan Pemerintahan di seluruh dunia (termasuk
Pemerintah Provinsi Sumatera Utara) untuk
menetapkan berbagai kebijakan percepatan
penanganan. Tujuannya adalah agar pandemi yang
telah terjadi tidak semakin meluas dan berdampak
pada berbagai aspek kehidupan manusia.
Memperhatikan arahan dari Pemerintah pusat dan
mempedomani aturan perundang-undangan yang
berlaku, sejak Maret 2020 Pemerintah Provinsi
Sumatera Utara telah menetapkan berbagai
rangkaian kebijakan penanganan. Arah kebijakan
pembangunan daerah harus dirubah melalui
mekanisme refocusing program, untuk merealokasi
anggaran dalam upaya memenuhi kebutuhan yang
ada. Dengan berbagai ketidakpastian yang terjadi,
setiap kebijakan harus diputuskan dan
dilaksanakan. Sembari melakukan koreksi untuk
perbaikan di setiap tahapannya.
AGENDA
a. Perkembangan kasus Covid-19 menurut waktu
b. Dampak terhadap perekonomian, sosial dan budaya
Perkembangan dan Dampak Covid-19 di Sumut
01Kebijakan Percepatan Penanganan Covid-19 di Sumut
a. Rangkaian kebijakan Gubsu dalam upaya percepatan penenganan Covid-
19 di Sumut
b. Anggaran Belanja GTPP Covid-19 Dari Belanja Tidak Terduga (pra-
Refocusing Kegiatan)
c. Refocusing Kegiatan dan Realokasi APBD
d. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak
ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
02
a. Pemberlakuan Tatanan Hidup Baru yang Produktif dan Aman Covid-19
b. Kebijakan Penanganan Kesehatan
c. Kebijakan penanganan aspek sosial
d. Kebijakan Perbaikan perekonomian.
Rencana Tindak Lanjut
04
11 maret 2020 16 Maret 2020
Penyebaran Covid-19 dinyatakan sebagai
pandemi
Status siaga daruratbencana nonalam Covid-19; Pembentukan GTPP
Covid-19 Daerah berdasarkan Keppres
7/2020
30 Maret 2020
Status tanggap daruratbencana Covid-19;
Pembentukan GTPP Covid-19 Daerah berdasarkan SE Mendagri No. 440/2622/SJ
29 Mei 2020
Berakhirnya Status tanggap darurat bencana
Covid-19;
29 Mei 2020
Transisi dan persiapanNew Normal;
03 Evaluasi Kebijakan Berjalan
Perkembangan dan Dampak Covid - 19 d i Sumut
Kasus positif Covid-19 di Sumut terkonfirmasi pertama kali pada tanggal 21 Maret 2020, dari masyarakat yang baru pulang
bepergian dari luar negeri. Seiring perjalanan waktu, hingga tanggal 30 Juni 2020 kasus positif telah tercatat sebanyak 1.551
kasus. 405 orang (26,1%) diantaranya telah dinyatakan sembuh, dan 92 orang (5,9%) meninggal dunia. Untuk kasus probable
yang dirawat rata-rata berkisar antara 100 hingga 200 orang, dengan tren berfluktuatif dan cenderung mendatar. Kasus positif
menyebar di 28 Kab/Kota, dan berpusat di 5 daerah. Yaitu Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Simalungun, Kota
Pematang Siantar dan Kota Binjai.
Mayoritas kasus positif Covid-19 di Sumut bukan lagi kasus impor, melainkan telah menjadi local transmission antar lingkungan,
hubungan keluarga dan hubungan kerja. Banyak hal yang diduga menjadi penyebab meningkatnya penularan virus. Terutama
pada ketidakdisplinan masyarakat dalam menerapkan tindakan pencegahan penularan. Seperti pemakaian masker, rutin
mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak.
01. PERKEMBANGAN DAN DAMPAK COVID-19 DI SUMUTa. Perkembangan kasus Covid-19 menurut waktu
POSITIF PCR
1551PDP
212MENINGGAL
92SEMBUH
405
0 2 2 2 8 9 9 9 14 14 20 26 31 34 37 37 37 53 55 55 55 64 65 72 76 78 79 79 79 81 83 84 93 95 102
105
110
111
111
114
116
116
124
124
129
130
142
142
157
179
179
196
198
200
202
202
202
218
225
235
250
273
285
311
311
315
315
332
362 40
040
640
941
741
844
4 488 53
7 605
605
607
619
635 68
0 768 86
287
2 932
957
970
993
1024 10
8210
9511
1512
32 1287 13
5613
70 1447
1467
1480 15
51
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
0
20
40
60
80
100
120
140
20
Mar
21
Mar
22
Mar
23
Mar
24
Mar
25
Mar
26
Mar
27
Mar
28
Mar
29
Mar
30
Mar
1 A
pr
2 A
pr
03
Ap
r
04
Ap
r
05
Ap
r
06
Ap
r
07
Ap
r
08
Ap
r
09
Ap
r
10
Ap
r
11
Ap
r
12
Ap
r
13
Ap
r
14
Ap
r
15
Ap
r
16
Ap
r
17
Ap
r
18
Ap
r
19
Ap
r
20
Ap
r
21
Ap
r
22
Ap
r
23
Ap
r
24
Ap
r
25
Ap
r
26
Ap
r
27
Ap
r
28
Ap
r
29
Ap
r
30
Ap
r
01
Mei
02
Mei
03
Mei
04
Mei
05
Mei
06
Mei
07
Mei
08
Mei
09
Mei
10
Mei
11
Mei
12
Mei
13
Mei
14
Mei
15
Mei
16
Mei
17
Mei
18
Mei
19
Mei
20
Mei
21
Mei
22
Mei
23
Mei
24
Mei
25
Mei
26
Mei
27
Mei
28
Mei
29
Mei
30
Mei
31
Mei
01
Ju
n
02
Ju
n
03
Ju
n
04
Ju
n
05
Ju
n
06
Ju
n
07
Ju
n
08
Ju
n
09
Ju
n
10
Ju
n
11
Ju
n
12
Ju
n
13
Ju
n
14
Ju
n
15
Ju
n
16
Ju
n
17
Ju
n
18
Ju
n
19
Ju
n
20
Ju
n
21
Ju
n
22
Ju
n
23
Ju
n
24
Ju
n
25
Ju
n
26
Ju
n
27
Ju
n
28
Ju
n
29
Ju
n
30
Ju
n
PO
SITI
F P
CR
KA
SUS
BA
RU
WAKTU
KASUS COVID-19 MENURUT WAKTUDI SUMATERA UTARA30 JUNI 2020
Positif PCR Kasus Baru
Bertambahnya kasus COVID-19 di seluruh dunia, termasuk Indonesia, menjadi faktor penahan momentum percepatan pertumbuhan ekonomi Nasional 2020, melalui tiga saluran transmisi,
yaitu perdagangan barang & jasa, investasi, dan pendapatan. Menurut laporan BI regional Sumut, kondisi ini telah berdampak pada menurunnya seluruh komponen perekonomian Sumut.
Konsumsi tumbuh negatif, investasi tumbuh negatif, ekspor dan impor juga terkontraksi cukup dalam. Berdasarkan analisis BI, pada triwulan kedua perekonomian Sumuttelah masuk pada
skenario berat dengan prediksi PDRB hanya berkisar 2,2-2,6. Bahkan apabila tidak diintervensi, dapat turun hingga pada skenario sangat berat dengan PDRB pada kisaran 1,2-1,6. Pelaku
usaha mengalami penurunan omset dan sebagian telah banyak merumahkan karyawan bahkan melakukan PHK. Pelemahan ekonomi berpotensi meningkatkan tingkat kemiskinan menjadi
9.7% -12.9%. Jumlah orang miskin diperkirakan bertambah hingga 1,3 -1,8 juta. Estimasi tenaga kerja rentan terkena PHK di 4 sektor utama (PBE, penyediaan akmamin, transortasi dan
pergudangan, serta industri pengolahan) yang terdampak sebanyak 354 ribu orang. Kepulangan pengangguran PMI) juga berpotensi meningkatkan pengangguran hingga 123%.
Inflasi Sumut pada akhir tahun 2020 diprakirakan dalam tren yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2019. Mei 2020, inflasi Sumut tercatat 0,43% (mtm). Lebih tinggi dari bulan
sebelumnya yang tercatat deflasi -0,29% (mtm), serta dari Sumatera dan Nasional (0,07% mtm).
Sebagai komponen yang berpengaruh secara langsung terhadap kehidupan masyarakat, kemerosotan ekonomi ditambah berbagai ketidakpastian yang terjadi, telah berdampak pada
berbagai aspek sosial masyarakat. Antara lain adanya peningkatan keresahan, stigma sosial dan ancaman stabilitas dan kondusifitas keamanan.
01. PERKEMBANGAN DAN DAMPAK COVID-19 DI SUMUTb. Dampak terhadap perekonomian, sosial dan budaya
KONSUMSI RUMAH TANGGA
KONSUMSI PEMDA
INVESTASI
EKSPOR
IMPOR
KINERJA EKONOMI
BI regional Sumut. 2020
• TINGKAT KEMISKINAN MENJADI 9.7% -12.9% (1,3 -1,8 JUTA JIWA)
• TENAGA KERJA RENTAN TERKENA PHK DIESTIMASI SEBANYAK > 400 RIBU;
• KEPULANGAN PEKERJA MIGRAN BERPOTENSI MENINGKATKAN PENGANGGURAN HINGGA 123%
DAMPAK SOSIAL• MENINGKATNYA KERESAHAN
MASYARAKAT AKIBAT
KETIDAKPASTIAN YANGTERJADI;
• MENINGKATNYA STIGMA
SOSIAL;
• ADANYA ANCAMAN STABILITAS
DAN KONDUSIFITAS KEAMANAN
KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID - 19DI SUMATERA UTARA
SIAGA DARURAT BENCANA
Periode sebelum terbitnya SK Gubsu No. 188.44/174/KPTS/2020
tanggal 30 Maret 2020
• SE Gubsu No. 440/2666/2020, tanggal 17 Maret 2020. Tentang
peningkatan kewaspadaan terhadap resiko penularan infeksi
Covid-19
• SE Gubsu No. 360/2854/2020, tanggal 23 Maret 2020. Tentang
penutupan sementara kegiatan operasional industri pariwisata
dalam upaya kewaspadaan terhadap penularan infeksi Covid-19;
• SE Gubsu No. 800/13978/BKD/2020, tanggal 26 Maret 2020.
tentang penyesuaian sistem kerja ASN di lingkungan Pemprovsu
dalam upaya mensikapi pencegahan penyebaran Covid-19
• SK Gubsu No.. 188.44/171/KPTS/2020, tanggal 26 Maret 2020.
Tentang rujukan rumah sakit darurat pasien covid19 di Provinsi
Sumatera Utara.
• Seruan Gubsu No. 184/TU/III/2020, tanggal 26 Maret 2020.
Tentang Terkait penanganan covid-19 di Provinsi Sumatera
Utara;
TANGGAP DARURAT BENCANA
Masa berlakunya SK Gubsu No.
188.44/174/KPTS/2020. Antara tanggal 30
Maret 2020 s/d 29 Mei 2020
• Ingub No. 188.54/4/INS/2020, tanggal 3 April
2020. tentang prosedur penanganan pasien
Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara;
• SE Gubsu No. 440/3859/2020, tanggal 8 Mei
2020. Tentang Himbauan melakukan doa
bersama secara serentak menghadapi
wabah virus Covid-19;
• SE Gubsu No. 800/16197/BKD/II/2020,
tanggal 15 Mei 2020. Tentang Pembatasan
kegiatan bepergian ke luar daerah dan/atau
mudik dan/atau cuti bagi para ASN di
lingkungan Pemprovsu dalam upaya
pencegahan penyebaran Covid-19;
PASCA TANGGAP
DARURAT BENCANA
Pasca berakhirnya SK Gubsu
No. 188.44/174/KPTS/2020.
Setelah tanggal 29 Mei 2020
• Masa transisi dan persiapan
pemberlakuan tatanan hidup
normal baru. Untuk
mewujudkan masyarakat yang
produktif, aman Covid-19 di
Sumatera Utara
• Pergub Pedoman
Pelaksanaan tatanan Hidup
Nomal Baru yang Produktif
Aman Covid-1Sumatera Utara
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTa. Rangkaian kebijakan Gubsu dalam upaya percepatan penenganan Covid-19 di Sumut
Pergub Sumut No. 7/2020 tentang Perubahan Pertama Pergub
Sumut Nomor 47 Tahun 2019 tentang APBD Sumut Tahun Anggaran 2020
Pergub Sumut No. 16/2020 tentang Perubahan Kedua Pergub Sumut
Nomor 47 Tahun 2019 tentang APBD Sumut Tahun Anggaran 2020
PENANGANAN ASPEK KESEHATANJARING PENGAMAN SOSIAL
PENANGANAN DAMPAK EKONOMI
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTa. Rangkaian kebijakan Gubsu dalam upaya percepatan penenganan Covid-19 di Sumut
SERUAN GUBERNUR SUMATERA UTARA No. 184/TU/III/2020, tanggal 26 Maret 2020. Terkait Penanganan Covid-19 di Sumatera Utara
KEPADA PEMERINTAH DAERAH KAB/KOTA, DAN PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA :1. Segera Lakukan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 2020 Tentang Refocussing Kegiatan, Re-alokasi Anggaran, Serta
Percepatan Pengadaan Barang Dan Jasa Dalam Rangka Percepatan Penangangan Covid-19;2. Menerapkan sepenuhnya 5 (lima) protokol penanganan Covid-19 (protokol penanganan kesehatan, komunikasi publik, transportasi dan area
publik, institusi pendidikan, dan menjaga pintu masuk ke wilayah sumatera utara);3. Memangkas anggaran kegiatan-kegiatan apbd tahun anggaran 2020 yang manfaatnya tidak langsung menyentuh kepada masyarakat;4. Tidak melaksanakan perjalanan dinas dalam dan luar daerah ataupun ke luar negeri;5. Menunda seluruh kegiatan berupa rapatrapat atau pertemuan yang menghadirkan banyak peserta;6. Meniadakan kegiatan yang menghadirkan orang banyak dan aktifitas-aktifitas yang mengundang keramaian, kecuali pasar atau rumah-rumah
makan untuk penyedia konsumsi, dan toko obat/apotik penyedia obat-obatan serta sarana pemeliharaan kesehatan;7. Kepada instansi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota terutama OPD sektor pekerjaan umum, perhubungan, pertanian, kelautan dan
perikanan, dan pengelola dana desa dan program pemerintah daerah provinsi kabupaten dan kota agar mengutamakan program padat karya,dalam rangka membantu masyarakat, membantu para pekerja harian, petani, buruh tani, dan nelayan, namun dengan tetap mengikutiprotokol kesehatan yaitu dalam bekerja harus menjaga jarak yang aman.
8. Kepada tim pengendali inflasi daerah (TPID) agar dapat menjamin ketersediaan bahan pokok, menjaga kesetabilan harga-harga dengan tetap memperhatikan kesejahteraan petani.9. Sekolah-sekolah mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi untuk melakukan belajar dari rumah dengan sistem daring atau belajar online dari rumah;10. Mengatur sistem kerja perkantoran baik swasta maupun pemerintah, melalui sistem kerja dari rumah (work from home). Menyesuaikan sistem kerja aparatur sipil negara dilingkungan
pemerintah provinsi sumatera utara, selama 2 (dua) pekan dari sekarang terhitung mulai hari kamis tanggal 26 maret 2020;11. Percepat realisasi rencana belanja daerah melalui pelaksanaan kegiatan-kegiatan dengan menyesuaikan kondisi yang ada;12. Bulog agar dapat menjaga stok bahan pangan utama cukup sampai dengan juni tahun 2020 terutama beras;13. Menutup sementara tempat-tempat hiburan sampai ada petunjuk leih lanjut ke depan.
KEPADA KALANGAN USAHA MASYARAKAT SUMATERA UTARA :1. Menerapkan Physical Distancing atau menjaga jarak, serta disiplin untuk hidup sehat.2. Menerapkan sistem kerja Work Form Home (WFH) bagi pekerja instansi Pemerintah dan Swasta. Bagi pekerja kalangan industry untuk memberlakukan sistem bekerja bergiliran
semaksimal mungkin dengan tetap memberikan hak pekerja dan jangan sampai melakukan PHK atau pemutusan kontrak kerja;3. Untuk sektor UMKM dan pekerja sektor informal agar dapat memanfaatkan kebijakan penundaan cicilan yang diberikan Pemerintah Pusat, Untuk membeli produk UMKM dengan
memaksimalkan teknologi informasi dan komunikasi
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTa. Rangkaian kebijakan Gubsu dalam upaya percepatan penenganan Covid-19 di Sumut
KEPUTUSAN GUBERNUR SUMATERA UTARASTATUS TANGGAP DARURAT BENCANA WABAH PENYAKIT AKIBAT
VIRUS COVID-19 DI SUMATERA UTARA
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTa. Rangkaian kebijakan Gubsu dalam upaya percepatan penenganan Covid-19 di Sumut
KEPUTUSAN GUBSUTENTANG GUGUS
TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN COVID-
19 DI PROVINSI SUMATERA UTARA
Sesuai arahan Mendagri melalui Permendagri 20
Tahun 2020 tentang Percepatan penanganan
Covid-19 bagi Pemerintah daerah, Pemprovsu
menggunakan Anggaran Belanja Tidak Terduga
(BTT) dalam APBD 2020 untuk membiayai upaya
percepatan penangan Covid-19 sebelum adanya
realokasi anggaran melalui refocusing kegiatan.
Anggaran BTT yang tersedia sebesar 10 milyar,
direalisasikan pada 5 komponen belanja. Yaitu
Biaya Operasional Gugus Tugas; Biaya Mobilisasi
Kendaraan (BBM); Biaya Pencegahan, Sosialisasi
dan Monitoring; Alat Kesehatan dan Obat-obatan
dan Biaya Operasional Rumah Sakit Rujukan
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTb. Anggaran Belanja GTPP Covid-19 Dari Belanja Tidak Terduga (Pra Refocusing Kegiatan)
RENCANA DAN REALISASI ANGGARAN BELANJA KEGIATAN GUGUS TUGAS COVID-19 DARI BELANJA TIDAK TERDUGA (Rp 10 Milyar)
No. Kegiatan Anggaran (Rp.) Realisasi (Rp.)
1 Biaya Operasional Gugus Tugas 7,005,000,000 714.645.126
2 Biaya Mobilisasi Kendaraan (BBM) 75,000,000 53.806.400
3 Biaya Pencegahan, Sosialisasi dan
Monitoring
2,100,000,000 934.814.587
4 Alat Kesehatan dan Obat-obatan 8,300,000,000 6.927.199.340
5 Biaya Operasional Rumah Sakit Rujukan 6,000,000,000 1.355.311.046
6Biaya Pelatihan Paramedis RS Rujukan
dan Non Rujukan500,000,000 -
7 Makan minum rapat posko 5,655,000,000 -
8 Operasional Satgas Dinas Kesehatan 750,000,000 -
9 Pembuatan Ruang Isolasi 60,000,000,000 -
JUMLAH 90,385,000,000 9.985.776.499
Sumber : Paparan Gubsu kepada Ketua KPK, 24 Juni 2020
Menyusul Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2020
dan menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 20 Tahun 2020 dan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 6 Tahun 2020, Pemprovsu
melakukan perubahan alokasi anggaran kegiatan
tertentu (refocusing) APBD 2020 untuk percepatan
penanganan COVID-19 dengan jumlah lebih kurang
sebesar Rp1,5 triliun.
Pada tahap pertama melalui Pergub No. 7/2020
tentang perubahan Pergub 47/2019 tentang
penjabaran APBD Provsu tahun 2020, yang
dtetapkan Gubsu pada tanggal 3 April 2020.
Realokasi anggaran dilakukan dengan efisiensi
belanja yang bersifat rutin, seperti kegiatan rapat,
pertemuan-pertemuan, sosialisasi termasuk juga
kegiatan perjalanan dinas. Dalam hal ini terkumpul
anggaran yang bisa diposisikan sebesar Rp502,1
miliar.
Pada tahap pertama, Anggaran percepatan
penganagan Covid-19 Provsu termasuk 10 daerah
Provinsi dengan anggaran terbesar secara Nasional.
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Refocusing Kegiatan dan Realokasi APBD
RENCANA ANGGARAN PENANGANAN COVID-19 DARI HASIL REFOCUSING KEGIATAN DAN REALOKASI APBD TAHUN 2020 (TAHAP I, II & III)
SEBESAR RP.1.502,1TRILYUN
Sumber : Paparan Gubsu kepada Ketua KPK, 24 Juni 2020
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Refocusing Kegiatan dan Realokasi APBD
TAHAP I
Sumber : Paparan Gubsu kepada Ketua KPK, 24 Juni 2020
Pada tahapan kedua, melalui Pergub No. 16
tahun 2020 tentang tentang perubahan kedua
Pergub 47/2019 tentang penjabaran APBD
Provsu tahun 2020, yang ditetapkan Gubsu
pada tanggal 14 Mei 2020. Pada tahapan
kedua ini, Pemprovsu mengalokasikan
anggaran percepatan penanganan Covid-19
sebesar kurang lebih 500 miliar.
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTb. Refocusing Program dan Realokasi APBD
*RENCANA REALOKASI APBD PROVSU TA. 2020UNTUK PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19
TAHAP II
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTb. Refocusing Program dan Realokasi APBD
*
Untuk memastikan anggaran Covid-19 dikelola dengan benar, Pemprovsumendapat pendampingan hukum yang ditandai dengan Penandatanganan Nota Kesepahaman Pendampingan Hukum, Pengawalan dan Pengawasan KeuanganPercepatan Penanganan Covid-19 Sumut. Nota kesepahaman ditandatangani oleh Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, KepoldaSumut Irjen Pol Martuani Sormin, KepalaKejaksaan Tinggi Sumut Amir Yanto, dan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi SumutYono Andi Atmoko, pada tanggal 5 Juni2020.
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
Dalam rangka penanganan cepat COVID-19,
langkah penting yang harus segera dilakukan
adalah menyeimbangkan ketersediaan
fasilitas kesehatan dengan jumlah kasus
infeksi yang terjadi. Merespon hal tersebut
Pemprovsu dengan sigap mengambil langkah-
langkah strategis secara gotong-royong
melalui penyiapan dan penguatan kapasitas
sumber daya kesehatan baik di rumah sakit,
laboratorium, dan fasilitas kesehatan lainnya.
Sejak status siaga bencana, Pemprovsu telah
berupaya mempersiapkan berbagai fasilitas
kesehatan rujukan dan/atau darurat. Untuk
segera menyediakan alat pelindung diri (APD)
tenaga medis, Sarana dan peralatan layanan
kepada masyarakat dan Penanganan pasien
Covid-19.
Dengan intervensi yang dilakukan oleh
Pemprovsu dengan penambahan rumah sakit
rujukan cadangan sebanyak 1.392 kamar,
maka kapasitas fasiltas kesehatan rujukan
penanganan covid-19 di Sumut telah
mencapai lebih dari 1500 kamar.
KEBIJAKAN PADA ASPEK KESEHATAN
Laboratorium PCR RS
USU Telah Resmi
Beroperasi sejak 17
April 2020
1. Penambahan kapasitas RS rujukan penanganan Covid-192. Belanja Alkes, APD dan Rapid Test yang diditribusikan ke
Rumah Sakit Rujukan dan Pemerintah Kab/Kota;3. Operasional Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Lainnya
dalam Penanganan Pasien Covid-19 (PDP dan Positif Covid); dan
4. Operasional Isolasi ODP dan/atau OTG
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
Pandemi Covid-19 yang tengah terjadi telah
melemahkan sendi-sendi kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat. Pembatasan aktifitas
masyarakat telah menghentikan roda
perekonomian.
Program pemerintah untuk menjaga daya beli
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya, adalah program Jaring Pengaman
Sosial (JPS).
Untuk melaksanakan program JPS dengan
sasaran masyarakat kelas bawah yang bekerja di
sektor informal, termasuk para korban PHK,
Pemprovsu telah berkomitmen untuk turut
menyalurkan bantuan sosial dalam tiga tahapan.
Yaitu pada bulan Mei, Juni dan Juli.
Pada tahap pertama, Pemprovsu telah
menyalurkan bantuan senilai +/- 300 miliar
(berbentuk sembako dan uang tunai untuk
kemudian dibelanjakan untuk membeli sembako).
Bantuan diditribusikan kepada Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) berbasis Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) ke 33 Kab/Kota.
KEBIJAKAN JARING PENGAMAN SOSIAL
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
Merujuk hasil kajian BI regional Sumut, diketahui bahwa dampak
ekonomi COVID-19 utamanya akan dirasakan oleh Sumut pada
periode Triwulan II dan III 2020. untuk menjaga agar pertumbuhan
ekonomi di triwulan paling terdampak agar tidak berada dibawah
3%, dibutuhkan upaya penanganan yang dapat memutar kembali
roda perekonomian yang sempat terhenti.
Salah satu cara untuk mempertahankan pergerakan ekonomi,
adalah memperkuat kinerja UMKM di Sumut yang saat ini dalam
kondisi tidak baik. Upaya yang dapat dilakukan untuk meperkuat
UMKM adalah melalui permodalan, peningkatan SDM dan
perbaikan pemasaran.
Berdasarkan data Dinas Koperasi dan UMKM Provsu, diketahui
bahwa Saat ini terhitung sedikitnya ada 672.000 UMKM dan
7.700 koperasi di Sumatera Utara (Sumut) yang terdampak
pandemi Covid-19. Jumlah tersebut tersebar di seluruh
kabupaten/kota di Sumut. Untuk dapat mengembalikan ke
performa semula, dibutuhkan waktu selama 6 bulan.
Sebagai tahap awal upaya penagangn dampak ekonomi yang
diakibatkan pandemi Covid-19 di Sumut, upaya yang telah
dilakukan adalah memberikan keringanan KUR, keringanan dari
lembaga pengelola dana bergulir, kemudahan dan keringanan
pajak, serta pasar murah UMKM Selanjutnya setelah program
bantuan sosial selesai dilaksanakan, Pemprovsu akan mulai
menyiapkan stimulus ekonomi bagi sektor UMKM untuk mengatasi
dampak Covid-19. Program stimulus ekonomi yang dimaksud
berupa pendampingan terhadap UMKM, program alih usaha,
bantuan alat kerja, maupun fasilitasi UMKM untuk restrukturisasi
kreditnya kepada perbankan.
KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK EKONOMI
02. KEBIJAKAN PERCEPATAN PENANGANAN COVID-19 DI SUMUTc. Kebijakan aspek kesehatan, perlindungan sosial dan penanganan dampak ekonomi akibat Covid-19 di Sumut
KEBIJAKAN PENANGANAN DAMPAK EKONOMISALAH SATU REKOMENDASI BI PERWAKILAN SUMUT
UNTUK MEWUJUDKAN GOOD AGRICULTURE PRACTICE DI SUMUT
EVALUASI KEBIJAKAN BERJALAN
03. EVALUASI KEBIJAKAN BERJALANEvaluasi Kebijakan Aspek Kesehatan
1. Kebijakan Pemprovsu untuk menambah kapasitas fasilitas dan pelayanan kesehatan rujukan penanganan Covid-19 merupakan langkah tepat untuk menyeimbangkan kemampuan sarana kesehatan untuk menangani jumlah kasusinfeksi yang terjadi;
2. Tugas penting yang menjadi perhatian adalah upaya untuk menekan angka penularan. Jumlah kasus yang terusbertambah, menggambarkan upaya pencegahan melalui tindakan promotif (sosialisasi dan edukasi) kesehatanuntuk mencegah penularan Covid-19 masih belum memberikan dampak yang optimal.
03. EVALUASI KEBIJAKAN BERJALANEvaluasi Kebijakan Jaring Pengaman Sosial
MASALAH
1. Masih adanya 5 (Kab/Kota) yang belum 100% mendistribusikansembako ke KPM;
2. Gudang penampung di Kab/Kota tidak siap menerima paket dalamjumlah yang besar;
3. Terbatasnya ketersediaan bahan pokok tertentu di Kab/Kota;4. Resiko perjalanan dan terdapatnya paket yang rusak menuju
Kab/kota (kemasan minyak yang pecah, beras basah dan terkenahujan)
5. Masih adanya kekurangan kuantitas dan kualitas, namun langsungdiganti dengan jumlah yang sama dan baik (sesuai kesepakatan dan perjanjian awal PBJ)
6. Terbatasnya transportasi penyaluran sampai ke titik bagi (penerima) oleh GTPP Kab/Kota
7. Terbatasnya tenaga SDM penyalur ke penerima manfaat;8. DTKS yang masih memerlukan validasi dan verifikasi9. Tidak terdatanya masyarakat yang terdampak sosial dan ekonomi
akibat Covid-19
SOLUSI
1. Agar Kab/kota mempercepat pendistribusian sembako kepada penerima manfaat baik yang terdata pada DTKS hasil verivikasi/validasi maupun kepada penerima manfaat yang terdampakCovid-19;
2. Pendistribusian dilakukan secara bertahap menyesiuaikan kemampuan kab/Kota dan dibantuoleh TNI/Polri, relawan dan lain-lain;
3. Penyedia memfasilitasi pengantaran paket sampai ke tingkat kecamatan sesuai dengankemampuan peneydia;
4. Beberapa penyedia melakukan packaging langsung di Kab/Kota untuk mempermudah proses distribusi dan penyingkatan waktu serta menghidupkan sosial dan ekonomi masyarakat;
5. Paket yang rusak atau isinya tidak sesuai langsung diganti oleh pihak penyedia dan selanjutnyadiserahterimakan kembali kepada GTPP Kab/Kota atau penerima manfaat;
6. Setiap Kab/kota penerima BLT, wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan, proses PBJ dan pertanggungjawaban pengurus BLT (SPTJM)
7. Jika ada warga calon penerima belum mendapat sembako, maka dilakukan pelaporan padatingkat dusun/desa/kecamatan melalui pengaduan/ pelaporan;
8. Pemberian sembako kepada penerima manfaat, maka secara tak langsung dilakukan validasi dan verifikasi DTKS 2019.
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI DAN SOLUSI PENDISTRIBUSIAN JARING PENGAMAN SOSIAL PEMPROVSU(Rapat evaluasi penyaluran JPS Pemprovsu, 24 Juni 2020)
• Sama seperti di berbagai daerah lainnya di Indonesia, pengimplementasian program Jaring Pengaman Sosial bagi Masyarakat Miskin dan rentan Covid-19 di Sumut dihadapkan pada berbagai masalah yang umumnya diakibatkan oleh 2 (dua) sumber permasalahan. Yaitu terkait Data penerima manfaat yang belumakurat, serta ketidaksiapan daerah (terkait SDM dan sarpras) untuk mendistribusikan bantuan.
• Agar bantuan yang diberikan tepat sasaran pada masyarakat membutuhkan, serta pendistribusian dapat dilaksanakan dengan tertib, cepat dan tepat. Makauntuk selanjutnya dibutuhkan upaya penyediaan data masyarakat miskin dan rentan bencana yang akurat berbasis NIK (by name, by addres), dan perbaikanpada tatakelola pendistribusian bantuan hingga pada penerima manfaat.
03. EVALUASI KEBIJAKAN BERJALANEvaluasi Kebijakan Penanganan Dampak Ekonomi
HASIL SURVEI BANK INDONESIA PERWAKILAN SUMUTTERHADAP KINERJA KOORPORASI TRIWULAN I-II DI SUMUT
• Merujuk hasil survei BI terhadap kinerja koorporasi di Sumut yang mengindikasikan penurunan pada triwulan III di Sumut, sertamemperhatikan peningkatan inflasi pada bulan Mei (mtm dari April 2020). Terlihat bahwa upaya penanganan dampak ekonomiakibat Covid-19 yang dilakukan Pemerintah termasuk Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, belum berdampak signifikan untukmenggerakkan roda perekonomian;
• Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara di atas skenario berat, perekonomian Sumut perlu ditopang melaluisektor – sektor padat karya. Terutama pada sektor yang berpengaruh besar pada faktor ketenagakerjaan.
REALISASI INFLASI SUMUT PERIODE MEI 2020
RENCANA TINDAK LANJUT
04. RENCANA TINDAK LANJUTa. Pemberlakuan Tatanan Hidup baru Yang Produktif, Aman Covid-19
Menindaklanjuti berakhirnya masa Tanggap Darurat
Bencana Wabah Penyakit Akibat Virus Covid-19,
Sumut telah memasuki masa transisi. Untuk itu, Gubsu
telah menyampaikan kebijakan strategis daerah untuk
menyikapinya. Pilihannya jatuh pada pemberlakuan
New Normal. Sebagai tindak lanjut, Gubsu telah
menetapkan bahwa Sumut akan mulai
memberlakukan adaptasi kebiasaan baru pada
tanggal 1 Juli 2020 mendatang.
New Normal dalam diksi Adaptasi Kebiasaan Baru
dapat diartikan sebagi sebuah fase dimana kita hidup
dengan norma baru. Beradaptasi dengan perilaku,
aturan atau ketentuan yang baru, agar tetap dapat
melakukan aktivitas sosial, budaya dan ekonomi
ditengah pandemi yang sedang berlangsung. Dalam
fase ini aktivitas masyarakat akan diatur dalam
berbagai protokol kesehatan. Pemakaian masker, rutin
mencuci tangan dan menjaga jarak bukan lagi sebuah
kebutuhan. Namun telah menjadi kewajiban. New
Normal adalah sebuah keniscayaan untuk dilakukan
agar ekonomi bisa hidup kembali. Mau tidak mau,
suka tidak suka, New Normal harus kita hadapi.
Perubahan ini harus terjadi. “Karena diam bukan lagi
solusi”
04. RENCANA TINDAK LANJUTa. Pemberlakuan Tatanan Hidup baru Yang Produktif, Aman Covid-19
DRAFT PERGUB SUMUT TENTANG PELAKSANAAN NEW NORMAL DI SUMATERA UTARA
BAB I KETENTUAN UMUM(Penjelasan maksud beberapa istilah)
BAB II PEDOMAN TATANAN NORMAL BARU(Pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dan Dunia Usaha serta masyarakat untukmelakukan kegiatan Produktif dan Aman Covid-19, serta menjadi dasar bagi para stakeholder untuk melaksanakan program dan kegiatan)
BAB III PERSIAPAN PELAKSANAAN(Arahan bagi Bupati/Walikota menerbitkan Perkada tentang Pelaksanaan TatananNormal Baru Produktif dan Aman Covid-19. Sekurang-kurangnya mengatur tentang : 1) Protokol Kesehatan pada masing-masing pelaksanaan aspek penyelenggaraanpemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan; dan 2) Penetapan sanksi danpelaksanaannya)
BAB IV PELAKSANAAN(Arahan bagi Bupati/Walikota untuk melakukan penyesuaian target-target kinerjaPemerintah Kabupaten/Kota masing-masing dan memastikan anggaran yang cukupuntuk penanganan Covid-19 dan anggaran untuk mendorong penguatan danpengembangan usaha ekonomi masyarakat terutama UMKM
BAB V MONITORING DAN EVALUASI(Arahan bagi Bupati/Walikota untuk melakukan pembinaan, evaluasi dan monitoring atas kepatuhan masyarakat terhadap pelaksanaan Peraturan Bupati/Walikota yang telah ditetapkan
BAB VI KETENTUAN PENUTUP(pernyataan bahwa Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan)
1. Peningkatan Sarana dan peralatan layanan fasilitas kesehatan Covid-19;
2. Penyediaan peralatan kesehatan penanganan Covid-19 yang bersifat mobile;
3. Meningkatkan upaya mitigasi resiko terhadap tenaga medis dalam penanganan pasien Covid-19
1. Penambahan jumlah dan frekuensi tes melalui instrument Rapid test dan PCR (swab Test);
2. Peningkatan upaya tracing dan tracking terhadapkontak dekat dan lingkungan pasien Covid-19
1. Meningkatkan upayapromotif penerapan 3 M, yakni Memakai masker, Mencuci tangan pakaisabun serta Menjaga jarakinteraksi;
2. Melakukan pembinaan, evaluasi, monitoring ataskepatuhan masyarakatterhadap pelaksanaanprotocol pencegahanpenularan Covid-19
04. RENCANA TINDAK LANJUTb. Kebijakan Aspek Kesehatan
KEBIJAKAN LANJUT BIDANG KESEHATAN YANG AKAN DILAKUKAN PEMPROVSU, DIARAHKAN PADA TIGA TUJUAN UTAMA. YAITU MENEKAN ANGKA PENULARAN VIRUS COVID-19, MENINGKATKAN UPAYA SURVEILANS (test dan Trace) Covid-19 DAN MENINGKATKAN KEMAMPUAN DAN KAPASITAS PELAYANAN KESEHATAN UNTUK MENANGANI PASIEN COVID-19.
04. RENCANA TINDAK LANJUTc. Kebijakan Jaring Pengaman Sosial
SESUAI PERENCANAAN YANG TELAH DITETAPKAN, PEMPROVSU TETAP MELANJUTKAN KEBIJAKAN JARING PENGAMAN SOSIAL DENGAN PEMBERIAN BANTUAN SOSIAL KEPADA MASYARAKAT YANG PATUT MENJADI PENERIMA MANFAAT. UPAYA PERBAIKAN PENDISTRIBUSIAN BANTUAN SOSIAL YANG AKAN DILAKUKAN PEMPROVSU AKAN BERFOKUS PADA PERBAIKAN DATA KELUARGA PENERIMA MANFAAT DAN PERBAIKAN TATAKELOLA PENDISTRIBUSIAN BANTUAN SOSIAL
TUJUAN SASARAN STRATEGI
Bantuan yang diberikan tepatsasaran pada masyarakatmembutuhkan
Tersedianya data masyarakatmiskin dan rentan bencanayang akurat berbasis NIK (by name, by addres) di Sumatera Utara
1. Melakukan updating DTKS dan masyarakat rentan bencana denganmencantumkan NIK, yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kab/Kota;
2. Mengoptimalkan peran Dinas Dukcapil Provinsi dan Kabupaten/Kota untukmemverifikasi data DTKS dan masyarakat rentan Covid-19 berdasarkan NIK yang terdaftar di data kependudukan;
3. Pemisahan data KPM bantuan sosial reguler dan non-reguler berdasarkan data kependudukan berbasis NIK di Sumatera Utara.
Pendistribusian bantuandilaksanakan dengan tertib, cepat, DAN tepat
Terciptanya tatakelolapendistribusian bantuansosial yang implementif dan sesuai aturan perundang-undangan di Sumatera Utara
1. Mengoptimalkan peran BPBD, Instansi Sosial dan Instansi Yudisial di Tingkat Provinsi dan Kab/Kota, untuk memperbaiki tatakelola pendistribusian bantuansosial;
2. Penyusunan pedoman teknis pendistribusian bantuan sosial (khususnya yang bersifat non reguler) di Sumatera Utara.
04. RENCANA TINDAK LANJUTd. Kebijakan Penanganan Dampak Ekonomi
KEBIJAKAN LANJUT PENANGANAN DAMPAK EKONOMI YANG AKAN DILAKSANAKAN OLEH PEMPROVSU BERFOKUS PADA 3 (TIGA) AKSELERASI EKONOMI. YAITU ALOKASI ANGGARAN UNTUK INDUSTRI PADAT KARYA, PENGUATAN SEKTOR RIIL DAN UMKM, DAN PENGUATAN KETAHAN PANGAN
ALOKASI ANGGARAN UNTUK INDUSTRI PADAT KARYA
PENGUATAN SEKTOR RILL DAN UMKM
PENGUATAN KETAHANAN PANGAN
Refocusing APBD untuk industri padat karya yang memberikan multiplier effect yang besarterhadap perekonomian, terutama pada penyerapan tenaga kerja
• Memberikan insentif fiskal untuk mempercepat pemulihan sektor riil dan UMKM yangterdampak
• Upgrading Skill pelaku UMKM• Mendorong shifting usaha yang sesuai dengan preferensi konsumen pada masa
Adaptasi Kebiasaan Baru;• Mendorong digitalisasi proses bisnis sektor Riil dan UMKM
Meningkatkan produksi dan produktifitas komoditas strategis, operasi pasar, memotongrantan pasok, dan penguatan serta pemberdayaan perangkat daerah dalam rangkamemastikan ketersediaan bahan pokok dan komoditas strategis
TERIMA KASIH