81
PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI CEPAT 50 METER (Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Progresif dan Metode Repetitif pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan Diajukan oleh : SUKAT A. 120209113 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI

CEPAT 50 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Progresif dan Metode Repetitif pada

Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Diajukan oleh :

SUKAT

A. 120209113

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

ii

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI

CEPAT 50 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Progresif dan Metode Repetitif pada

Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo)

Disusun Oleh

SUKAT

A.120209113

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Dewan Pembimbing Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I

Pembimbing II

Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd

Prof. Dr. H. Soedjarwo, M.Pd

-------------------

-------------------

---------------

---------------

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. H. Soedjarwo, M.Pd NIP. 130 205 394

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

iii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI

PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN

KEMAMPUAN GERAK DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI

CEPAT 50 METER

(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Progresif dan Metode Repetitif pada

Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo)

Disusun Oleh

SUKAT A.1200209113

Telah disetujui oleh Tim Penguji

Pada Tanggal : April 2010

Jabatan Nama Tanda Tangan

Ketua

Sekretaris

Anggota Penguji

Prof. Dr. Siswandari, MStats

Dr. dr. Muchsin Doewes, MARS

1. Prof. Dr. H. M. Furqon H., M.Pd

2. Prof. Dr. H. Soedjarwo, M.Pd

-------------------

-------------------

-------------------

-------------------

Surakarta, April 2010

Mengetahui

Direktur PPs UNS Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D Prof. Dr. H. Soedjarwo, M.Pd NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19390715 196203 1 001

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini , saya :

Nama : Sukat

NIM : A. 120209113

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul, ” PERBEDAAN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK

DASAR TERHADAP HASIL BELAJAR LARI” adalah benar-benar karya sendiri.

Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis ini diberi tanda citasi dan ditunjukkan

dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta, 11 Januari 2010

Yang Membuat Pernyataan

Sukat NIM. A120209113

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

v

MOTTO

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

vi

PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada :

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Dengan memanjatkan Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan berkat dan rahmat Nya, sehingga tesis saya yang berjudul ” Perbedaan

Pengaruh metode pembelajaran dan kemampuan gerak dasar terhadap hasil belajar

lari 50 meter”, dapat saya selesaikan dengan baik.

Tesis ini tidak mungkin dapat diselesaikan tanpa bimbingan dan bantuan serta

dukungan dari semua pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini perkenankanlah

saya menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya

kepada :

a. Prof. Dr. dr. Moch. Syamsul Hadi, SP.KJ selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta yang telah memberikan kempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan Program Pasca sarjana Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

c. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd. selaku ketua program, program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret atas dukungan dan arahan guna kelancaran studi.

d. Prof. Dr. H.M. Furqon H, M.Pd. dan Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd sebagai

pembimbing tesis yang telah secara seksama dan dengan penuh kesabaran dalam

mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk memberikan bimbingan sampai

tesis ini dapat selasai.

e. Kepala SMP Negeri 1 Siman Ponorogo serta staf yang telah membantu

terlaksanaannya penelitian ini.

f. Rekan-rekan program studi IOR angkatan 2008 yang telah membantu dalam

proses penyelesaian penulisan tesis ini.

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

viii

g. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril

atau materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan

dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,

oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik

yang bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Surakarta, Januari 2010

Penulis

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

ix

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

ABSTRAK....................................................................................................... xiv

ABSTRACT .................................................................................................... xv

BAB I . PENDAHULUAN.......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 9

C. Pembatasan Masalah................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 10

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 10

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 11

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS..................................................................................... 12

A. Landasan Teoritis........................................................................... 12

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran ....................................... 12

2. Pembelajaran............................................................................. 15

3. Belajar Gerak ............................................................................ 16

4. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga.......... 28

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

x

5. Atletik lari cepat 50 M.............................................................. 30

6. Metode Pembelajaran .............................................................. 35

4. Metode Repetitif....................................................................... 41

5. Kemampuan gerak Dasar.......................................................... 41

6. Hasil Belajar Lari Cepat 50 M.................................................. 42

B. Kerangka Berfikir .. ....................................................................... 44

C. Pengajuan Hipotesis ...................................................................... 47

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 48

B. Metode Penelitian ......................................................................... 49

C. Rancangan Penelitian ..................................................................... 51

D. Variabel Penelitian ......................................................................... 52

E. Definisi Operasional Variabel ........................................................ 53

F. Populasi dan Sampel ...................................................................... 54

G. Teknik Pengumpulan data .............................................................. 56

H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 60

BAB IV. HASIL PENELITIAN ................................................................... 66

A. Deskripsi Data ................................................................................ 66

B. Uji Analisis Data ............................................................................. 69

C. Pengujian Hipotesis ........................................................................ 71

D. Pembahasan Hasil Penelitian .......................................................... 73

BAB V. PENUTUP ....................................................................................... 78

A. Kesimpulan ..................................................................................... 78

B. Implikasi .......................................................................................... 78

C. Saran ................................................................................................ 79

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 81

LAMPIRAN ..................................................................................................... 85

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xi

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Rancangan faktorial 2 x 2 .................................................................. 52

Tabel 2. Proses Pengumpulan Data Penelitian ................................................. 56

Tabel 3. Ringkasan hasil uji Reliabilitas Tes Barrow Motor Ability dan lari... 61

Tabel 4. Kriteria Nilai Reliabilitas.................................................................... 62

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lari 50 Meter tiap Kelompok

Berdasarkan Variabel Penelitian Sebelum dan Sesudah Perlakuan.... 66

Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sampel dengan Mengikuti

Uji Lilliefors dengan Taraf Signifikansi a = 0,05 .............................. 69

Tabel 7. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi dengan Uji Bartlett

pada taraf signifikansi a = 0,05 .......................................................... 70

Tabel 8. Rangkuman Hasil Perhitungan Anava Tes Akhir Hasil Belajar

Lari 50 Meter dengan Taraf Signifikasi a = 0,05.............................. 71

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tingkatan Perkembangan Keterampilan gerak............................... 21

Gambar 2. Pelaksanaan start jongkok lari cepat 50 meter................................ 32

Gambar 3. Teknik dasar lari 50 M ................................................................... 34

Gambar 4. Teknik Dasar masuk finish ............................................................. 34

Gambar 5. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil belajar lari 50 Meter

pada tes awal, tes akhir dan nilai peningkatan................................ 68

Gambar 6. Diagram perbandingan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar

lari 50 meter antar kelompok perlakuan ........................................ 68

Gambar 7. Bentuk interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Hasil Belajar

Lari 50 Meter.................................................................................. 76

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian ......................................................... 84

Lampiran 2. Program Pembelajaran Int........................................................... 85

Lampiran 3. Tes dan Pengukuran Kemampuan Gerak Dasar.......................... 86

Lampiran 4. Program Kegiatan Pembelajaran................................................. 89

Lampiran 5. Program Kegiatan Pembelajaran Lari 50 M................................ 91

Lampiran 6. Program Pembelajaran Metode Progresif ................................... 93

Lampiran 7. Program Pembelajaran Metode Repetitif ................................... 99

Lampiran 8. Data Tes Kemampuan Gerak ...................................................... 104

Lampiran 9. Data T-Score Tes Kemampuan Gerak ........................................ 116

Lampiran 10. Pengelompokan Sampel ............................................................. 119

Lampiran 11. Data Tes Lari 50 Meter .............................................................. 123

Lampiran 12. Penghitungan Uji Normalitas ..................................................... 127

Lampiran 13. Penghitungan Uji Homogenitas ................................................. 131

Lampiran 14. Penghitungan Lengkap Hasil Penelitian ................................... 133

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xiv

ABSTRAK

SUKAT. Perbedaan Pengaruh Metode Mengajar dan Kemampuan Gerak Daar Terhadap Kemampuan Lari 50 Meter.(Eksperimen Perbedaan Pengaruh Metode Progresif dan Metode Repetitif pada Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo). Tesis. Surakarta. Program Studi Ilmu Keolahragaan. Program Pascasarjana UNS Surakarta, Januari 2010 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh gaya mengajar antara gaya komando dengan latihan pada siswa sekolah dasar yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi maupun rendah pada kelompok umur 8-9 tahun dan kelompok umur 10-11 tahun terhadap keterampilan teknik dasar bermain sepakbola. Di samping itu, juga untuk mengetahui interaksi antara gaya mengajar, kemampuan gerak dasar dan kelompok umur terhadap kertampilan teknik dasar bermain sepakbola. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen yang melibatkan tiga variabel, yaitu variabel independent (gaya mengajar), variabel atributif (kemampuan gerak dasar) dan variable dependen (hasil belajar lari 50 meter). Rancangan penelitian dengan desain faktorial 2x2. Sampel penelitian adalah siswa putra kelas VII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo. Besarnya sampel yang diambil untuk penelitian sebanyak 40 siswa Teknik pengambilan sampel dengan purposive random sampling dengan cara undian. Teknik analisis data yang digunakan adalah. Pengujian hipotesis dilakukan dengan taraf signifikansi 0,05. Penelitian menyimpulkan : (1) Ada perbedaan pengaruh antara metode mengajar progresif dan metode mengajar repetitif terhadap hasil belajar lari cepat 50 Meter. Pengaruh metode mengajar progresif lebih baik daripada metode mengajar repetitif. (2). Ada perbedaan hasil belajar lari 50 meter yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan gerak tinggi dan siswa yang mempunyai kemampuan gerak rendah. Peningkatan hasil belajar lari 50 meter pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik daripada yang memiliki kemampuan gerak rendah. (3). Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode mengajar dan kemampuan gerak terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter. (a). Siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi lebih cocok jika diberikan metode mengajar progresif. (b). Siswa dengan kemampuan gerak dasar rendah lebih cocok jika diberikan metode mengajar repetitif.

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xv

Kata Kunci : Metode Mengajar progesif, Metode mengajar repetitif,Kemampuan

Gerak Dasar, Kemampuan Lari 50 Meter ABSTRACT

SUKAT. Differences Influence of Teaching Methods and Elementary Ability Motion of the Capacity Meter Run 50. (Experiment Differences Influence Progressive Methods and Method repetitive eighth grade students in Junior High School Son 1 Siman Ponorogo). Thesis. Surakarta. Study Program of Sport Science. UNS Surakarta Postgraduate Program, January 2010 This aims study of this research are know : (1). Difference effect between method teach progressive and method teach repetitive to result learn to run quickly 50 M at SMPN student Siman Ponorogo. (2). Difference effect between student having ability of high motion and student having ability of low motion to learning result to to run quickly 50 M at SMPN student Siman Ponorogo. (3). Interaction effect between teaching method and basic movement ability to the learning result of running quickly 50 M at SMPN student Siman Ponorogo. Research conducted with experimental method involving three variables, namely the independent variable (teaching style), attributive variables (ability of elementary movement) and dependent variable (learning result to run 50 metre). Research with factorial design 2x2. Research sample is male student VII SMP Negeri 1 Siman Ponorogo. Sampling Technicque was used purposive random sampling technique with random sampling by way of lottery. Data analysis technique in this research use statistical test with anava 2 x 2. Examinition of hypothesis conducted at 5% significance Research concluded: (1) There is a difference between the effect of progressive teaching methods and teaching methods to learning outcomes repetitive sprint 50 metre. Effect of progressive teaching methods better than the repetitive teaching methods. (2). There are differences in learning outcomes is a significant run 50 metre between the students who have high mobility and students who have low mobility. Improved learning outcomes run 50 metre to the students who have a high movement capability is better than having low mobility. (3). There is a significance interaction effect between teaching methods and ability to move toward the result of 50-metre sprint. (a). Students who have a high basic motion capabilities more suitable if given the progressive teaching methods. (b). Students with low basic skills more appropriate motion if given repetitive teaching methods.

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xvi

Keyword : Method Teach progesif, Method teach repetitif, Elementary Motion Ability Run 50 Metre

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xvii

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari system pendidikan

secara keseluruhan bertujuan untuk mengembangkan aspek kesehatan, kebugaran

jasmani, keterampilan berfikir dan daya tahan tubuh yang kuat. Pendidikan jasmani

sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan

jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan disekolah memiliki peranan sangat

penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung

dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan

yang dipilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu

diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih

baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat.

Pendidikan memiliki sasaran pedagogis, oleh karena itu pendidikan kurang

lengkap tanpa adanya pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan karena gerak

sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan

dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman.

Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan media untuk mendorong

pertumbuhan fisik, perkembangan psikis, ketranpilan motorik, pengetahuan dan

penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-

sosial), serta pembiasaan pola hidup sehat yang yang bermuara untuk merangsang

pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xviii

Untuk menjalankan proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran

merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Pergaulan yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa

sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh

siswa, dan melalui kegiatan ini akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar. Kedua peranan

itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara

dua subyek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan

ketrampilan motorik, ketrampilan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan, nilai

sikap – mental – emosional – spiritual – social dan pembiasaan pola hidup sehat yang

bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang.

Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai ungkapan yang erat

kaitanya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai ungkapan yang

kreatif, inofatif, terampil. Memiliki kebugaran jasmani kebiasaan hidup sehat dan

memiliki pengetahuan serta pemahaman terhadap gerak manusia.

Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani, guru diharapkan

mengajarkan berbagai ketrampilan gerak dasar , teknik dan strategi permainan dan

olahraga. Internalisasi dan nilai-nilai ( sportivitas, jujur, kerjasama, dan lain – lain

serta pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran

konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis. Namun melibatkan unsur,

fisik, mental, intelektual, emosional dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam

pengajaran harus mendapat sentuhan dedaktif metodik. Sehingga aktivitas yang 1

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xix

dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran. Berdasarkan penjelasan diatas maka

pendidikan jasmani dapat didefinisikan suatu proses pendidikan yang memanfaatkan

aktifitas jasmani, yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,

perceptual, koknitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional.

Ateng (2003:52) mengemukakan tujuan dari pendidikan jasmani antara lain:

(a). Merangsang pertumbuhan dan perkembangan organic

(b). Ketrampilan neuromuskuler motorik

(c). Perkembangan intelektual

(d). Perkembangan emosional

Pendidkan jasmani adalah salah satu komponen pendidikan yang wajib

diajarkan disekolah dan pentingnya pendidikan jasmani karena memiliki peran yang

sangat strategis dalam pembentukan manusia seutuhnya, yang tidak hanya berdampak

positif pada fisik melainkan juga dapat berdampak positif pada mental, intelektual,

emosional maupun social seorang siswa. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses

pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang di lakukan

secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh

pertumbuhan jasmani, kesehatan dan kesegaran jasmani, kemampuan dan

ketrampilan, kecerdasan dan perkembangan watak serta kepribadian yang harmonis

dalam rangka pembentukan manusia Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila

(cholik muthohir, dalam Samsudin, 2008:2)

Dalam mencapai tujuan pendidkan jasmani, banyak factor pendukung yang

diperlukan antara lain ; factor guru sebagai penyampai informasi, siswa sebagai

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xx

penerima informasi, sarana prasarana, dan juga metode pembelajaranya. Metode yang

dipilih dan diperkirakan harus cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori atau

praktek ketrampilan, semata – mata untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi

proses pembelajaran. Proses pembelajaran dapat dikatakan efektif bila perubahan

perilaku yang terjadi pada siswa setidak tidaknya mencapai tingkat optimal,sikap dan

perilaku sehat pada siswa dapat terbentuk dengan meningkatkan partisipasi siswa

secara aktif dalam segala bentuk aktifitas olahraga seperti olahraga lari cepat 50 M

yang dilakukan di SMP Negeri 1 Siman Ponorogo.

Dengan demikian guru mempunyai peranan yang sangat penting dalam

proses pembelajaran, terutama untuk keberasilan siswanya, guru selalu dituntut untuk

proaktif, reponsif, inopatif, dan kreatif terhadap fenomena-fenomena yang terjadi di

dalam kelas, diluar kelas dan lingkungan sekitarnya, seorang guru dituntut juga

memiliki kemampuan akademik, memahami kurikulum, menguasahi strategi dan

metode mengajar yang tepat. Mengingat pentingnya peranan guru dalam

pembelajaran, maka guru perlu membuat strategi pembelajaran yang cepat dan tepat,

utamanya penggunaan metode pembelajaran.Menurut Nana Sudjana, (2004:147)

strategi pembelajaran adalah tindakan guru untuk melaksanakan rencana mengajar.

Untuk itu seorang guru perlu mempelajari, memahami dan mampu

menerapkan berbagai metode pembelajaran pada bidang studi yang diampunya. Pada

dasarnya metode mengajar adalah cara guru memberikan bimbingan pengalaman

belajar yang telah disusun secara teratur kepada siswa ( sukintaka, 1983:18 ),

sedangkan menurut Sunaryo Basuki (1979 : 181 ) metodik mengajar adalah cara

khusus dan terperinci yang telah dipikirkan dengan seksama sehingga merupakan

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxi

pola tertentu yang digunakan oleh guru dalam membimbing anak dalam mempelajari

berbagai materi pelajaran , dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya metode

untuk membantu kelancaran pembelajaran, semakin tepat metode yang digunakan

dalam proses belajar mengajar maka makin efektif dan tujuan juga segera akan

tercapai.

Lari cepat 50 M merupakan suatu kegiatan olahraga yang tidak terlalu rumit

untuk dipraktekkan karena setiap anak pasti bisa melakukannya, namun untuk

menghasilkan seorang pelari dengan gaya dan teknik lari yang baik dan benar sangat

memerlukan pola-pola pembelajaran secara terperinci. Dengan demikian teknik lari

cepat 50 M, yang harus dikuasahi oleh siswa adalah (1). Teknik melakukan stard (2).

Teknik saat melakukan dorongan (3). Teknik saat berlari mulai dari ayunan tangan

dan langkah kaki (4). Teknik memasuki garis finis, dengan teknik lari yang benar

maka akan dapat menghasilkan seorang pelari yang baik. Pada kenyataanya

dilapangan banyak sekali kendala yang dihadapi oleh siswa sehingga tidak semua

siswa bisa melakukan lari cepat 50 M dengan baik dan benar, karena banyaknya

kendala yang dihadapi oleh guru dan siswa antara lain minimnya sarana dan

prasarana yang dimiliki oleh sekolah serta motode pembelajaran yang kurang

menarik sehingga siswa merasa bosan dan tidak efektif. Akibatnya yang muncul

dalam pembelajaran adalah pembelajaran yang kurang efektif,dan minat siswa

menjadi rendah hal ini akan berpengaruh langsung terhadap hasil belajar lari cepat 50

M.

Melihat dari permasalahan di atas maka, perlu sekali dicari upaya-upaya

untuk meningkatkan atau memperbaiki kondisi pembelajaran yang efektif. Suatu

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxii

proses pembelajaran akan bisa berjalan dengan baik dan lancar jika dari berbagai

komponen itu saling mendukung. Yang di maksud dari berbagai komponen itu adalah

guru, siswa, sarana dan prasarana serta lingkungan di sekitarnya. Dari keseluruhan

komponen pembelajaran tersebut guru merupakan pengelola pembelajaran untuk

meningkatkan hasil belajar. Artinya bahwa belajar bisa dikatakan berhasil jika guru

dalam memberikan informasi dan penerapan pembelajaranya bisa dilakukan dengan

baik dan benar.

Melihat pentingnya peran seorang guru dalam proses pembelajaran terutama

dalam hal keberhasilan siswanya, maka guru selalu dituntut untuk pro aktif, reponsif,

inopatif dan kreatif dalam hal pembelajaran. Maka seorang guru juga dituntut untuk

memiliki kemampuan akademik, memahami kurikulum dan metode mengajar yang

tepat. Berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga menurut Nossek (1982 : 1 )

antara lain adalah ”fisiologi latihan ” biomekanik olahraga, paedagogi di bidang

olahraga, sosiologi olahraga dan kesehatan olahraga. Mengingat pentingnya peran

seorang guru dalam pembelajaran maka guru harus memiliki strategi pembelajaran

yang tepat utamanya adalah metode pembelajaran.

Pembelajaran olahraga lari cepat 50 M, maka guru harus dapat memilih

metode yang tepat agar penyajianya materi lari cepat tersebut dapat menarik dan

dapat disenangi oleh siswa dan dapat bermakna bagi siwa itu sendiri. Menurut

Sunaryo Basuki (1979 : 189) ada beberapa macam metode dalam mengajar atletik

khususnya lari cepat 50 M yaitu:

1. Metode bagian (part method)

2. Metode keseluruhan (whole method)

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxiii

3. Metode keseluruhan – bagian – keseluruhan (whole – part – whole method).

Dengan adanya fenomena-fenomena seperti yang telah dituangkan diatas

maka kami selaku guru olahraga selain menerapkan metode pembelajaran yang

sangat penting sekali diterapkan untuk siswa, maka kami berusaha sekuat tenaga dan

semampu pikiran kita untuk. memperhatikan kemampuan dan karakter siswa

termasuk kemampuan gerak dasar dari masing-masing siswa itu sendiri. Dimana

gerak dasar yang dimiliki siswa juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar lari

cepat 50 M. semua siswa akan memiliki gerak dasar yang berbeda – beda, terjadinya

perbedaan gerak dasar yang dimiliki anak disebabkan oleh kondisi kualitas fisik yang

berbeda baik kondisi secara internal maupun secara eksternal. Menurut pendapat

Rusli Luthan (1988 : 322) bahwa factor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

gerak adalah , (1) kondisi internal, yaitu kondisi siswa yang mencakup factor-faktor

yang terdapat pada diri siswa itu sendiri (2) kondisi eksternal yang mencakup factor-

faktor dari luar yang mempengaruhi diri siswa .

Dari berbagai alasan bahwa, kemampuan gerak (Motor ability) merupakan

salah satu factor internal yang membedakan indifidu untuk mengembangkan suatu

ketrampilan gerak, dapat di pandang sebagai landasan dimasa yang akan datang

dalam upaya untuk melakukan ketrampilan gerak. Perbedaan kemampuan gerak

memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran. Kecepatan dan penguasaan

ketrampilan olahraga seseorang dapat dipengaruhi oleh kemampuan gerak yang

dimilikinya, tinggi rendahnya kemampuan gerak dasar siswa sangat menentukan hasil

pembelajaran lari cepat 50 M.

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxiv

Dimasa sekarang ini kehidupan yang serba tercukupi dan mudah untuk

mendapatkanya baik kebutuhan eksternal maupun internal sehingga dapat menjadikan

seseorang bisa menjadi malas untuk berbuat sesuatu yang sifatnya lebih berat, dari

kenyataan tersebut maka dapat dilihat ada dua factor yang dimiliki oleh siswa yaitu

sebagian ada yang memiliki gerak dasar rendah ada juga yang memiliki gerak dasar

tinggi. Rendahnya gerak dasar yang dimiliki siswa ini diakibatkan kurangnya

kegiatan atau aktifitas kehidupan sehari-hari, tetapi bagi siswa yang memiliki gerak

dasar tinggi disebabkan adanya aktifitas keseharianya banyak sehingga akan

mempunyai banyak pengalaman gerak. Dengan adanya perbedaan kemampuan gerak

yang dimiliki oleh siswa sehingga menjadi bahan pertimbangan yang sangat penting

bagi guru untuk memilih dan menentukan metode mengajar yang sesuai dengan

karakter yang dimiliki oleh siswa, dan memberikan perlakuan yang berbeda dalam

proses belajar agar siswa dapat mencapai hasil yang optimal.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:

1. Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang sangat integral, yang

mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosional

dan sosial melalui aktivitas fisik siswa.

2. Metode mengajar yang diterapkan guru terhadap siswa dalam penyampaian

khususnya lari cepat 50 M.

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxv

3. Gerak dasar yang dimiliki oleh anak mempunyai peranan yang sangat

menentukan hasil belajar siswa dalam lari cepat 50 M.

4. Metode mengajar dan gerak dasar, memiliki hubungan terhadap hasil belajar

lari cepat 50 M.

5. Teknik dasar khususnya lari cepat 50 M.

C. Pembatasan Masalah

Guna membatasi ruang lingkup penelitian agar tidak menimbulkan

penafsiran yang berbeda,maka perlu adanya batasan-batasan masalah yang akan

diteliti. Pada penelitian ini akan mengkaji pada pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Pengaruh metode progresif dan metode repetitive terhadap hasil belajar lari

cepat 50 meter

2. Pengaruh hasil belajar lari cepat 50 meter antara siswa yang memiliki

kemampuan gerak dasar tinggi dan rendah

3. Pengaruh interaksi antara metode mengajar dan kemampuan gerak terhadap

hasil belajar lari cepat 50 meter.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan di

atas,maka masalah-masalah yang timbul dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adakah perbedaan pengaruh metode progresif dengan metode repetitive

terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter ?

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxvi

2. Adakah perbedaan hasil belajar lari cepat 50 meter siswa yang memiliki

kemampuan gerak dasar tinggi dan gerak dasar rendah?

3. Adakah Pengaruh interaksi antara metode mengajar dengan kemampuan gerak

dasar terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah diungkapkan diatas maka,

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Perbedaan pengaruh antara metode mengajar progresif dan metode repetitive

terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter pada siswa SMPN 1 Siman ponorogo

2. Perbedaan hasil belajar lari cepat 50 meter antara siswa kemampuan gerak

tinggi dengan siswa yang kemampuan gerak rendah

3. Pengaruh Interaksi antara metode mengajar dengan kemampuan gerak terhadap

hasil belajar lari cepat 50 meter

F. Manfaat penelitian

Dengan melaksanakan penelitian dengan baik akan memberikan manfaat

sebagai berikut:

1. Dapat mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan siswa terhadap prestasi

yang diperoleh

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxvii

2. Dapat meningkatkan profesionalitas guru tentang pengaruh metode progresif

dan metode repetitive dan kemampuan gerak dasar terhadap pembelajaran lari

cepat 50 meter

3. Dapat memberikan pengetahuan atau hal yang baru bagi para pembaca.

4. Dapat memberikan sumbangan pengetahuan sebagai bahan pertimbangan

kepada guru pendidikan jasmani di sekolah tentang pentingnya metode

mengajar lari cepat 50 meter di sekolahnya.

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxviii

BAB II

LANDASAN TEORI KERANGKA BERFIKIR

DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

A. Landasan Teoritis

1. Pengertian Belajar dan Pembelajaran

Istilah belajar merupakan sesuatu yang telah biasa didengar di dalam

pembicaraan sehari-hari. Di dalam pembicaraan sehari-hari istilah belajar selalu

dikaitkan dengan sesuatu kegiatan membaca atau mengerjakan soal-soal misalnya

berhitung atau matematika dan sebagainya kegiatan membaca yang dikatakan belajar

itupun masih dibatasi hanya apa bila yang dibaca adalah buku pelajaran atau buku

yang berisi pengetahuan yang ada hubungannya dengan pelajaran di sekolah.

Menurut pengertian di atas terlalu menyempitkan pengertian belajar, belajar

merupakan suatu yang komplek, yang menyangkut bukan hanya kegiatan berfikir

untuk mencari pengetahuan, melainkan juga menyangkut gerak tubuh dan emosi serta

perasaan. Seperti halnya pendapat Robert N. Gagne dalam Syahara (2004: 20)

mengatakan bahwa aspek-aspek kemampuan yang bisa ditingkatkan melalui belajar

adalah meliputi (1) kemampuan intelektual (2) kemampuan mengungkapkan

informasi dalam bentuk ferbal (3) strategi berfikir (4) ketrampilan gerak (5) emosi

dan perasaan.

Pengertian belajar merupakan sesuatu yang kompleks, karena itu

pengertiannya bisa bermacam-macam. Belajar bisa dipandang sebagai suatu hasil

apabila yang dilihat adalah bentuk terakhir dari berbagai pengalaman interaksi

edukatif, bisa dipandang sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah kejadian

12

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxix

selama siswa menjalani proses belajar untuk mencapai suatu tujuan, dan bisa juga

dipandang sebagai suatu fungsi apabila yang dilihat adalah aspek-aspek yang

menentukan terjadinya perubahan tingkah laku siswa.

Berdasarkan teori belajar, dapat di definisikan sebagai berikut : menurut

Oemar Hamalik ( 2006 : 145 ) yang dimaksud dengan belajar adalah perubahan

tingkah laku yang relative mantap berkat latihan dan pengalaman. Selanjutnya

menurut Hergenhahm, B.R. dan Mattew H. Olson (1997:2) bahwa belajar ditunjukan

dengan adanya (1) suatu perubahan tingkah laku (2) perubahan tingkah laku relatip

permanen (3) perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman dan praktek (4)

pengalaman dan praktek harus diperkuat. Jenis perubahan dan belajar itu sendiri

merupakan perubahan perilaku dan penjelasan tentang belajar dan perilaku apa yang

mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku apa

yang mungkin terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan peningkatan

kemampuan untuk beberapa jenis ”performance” dan juga merupakan sebuah cara

pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai. Perubahan tersebut harus lebih

dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat dipanggil kembali setelah beberapa

waktu. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang

menghasilkan tingkahlaku, kecakapan, sikap, minat, maupun pola

beraktivitas.perubahan yang dihasilkan melalui aktifitas belajar biasanya merupakan

peningkatan menjadi lebih baik. Dari pengertian belajar yang telah dikemukakan

diatas, pengertian belajar menurut penulis adalah sebagai berikut suatu proses

perubahan tingkah laku cara pandang dan kemampuan seseorang dan perubahan yang

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxx

terjadi relatif tetap atau permanen yang merupakan sebuah hasil dari pengalaman atau

latihan.

Belajar perlu dibedakan dengan konsep-konsep yang berhubungan seperti

berpikir, berperilaku, perkembangan atau perubahan. Demikian pula Gagne dalam

Brophy (1990 : 129), mengemukakan bahwa “Hirarki belajar adalah dimana belajar

disusun berurutan dari yang paling sederhana ke yang paling kompleks. Sebagai

contoh hirarki mengandung tiga kategori yaitu : (1) Belajar signal adalah belajar

suatu respon umum ke dalam bentuk isyarat, misalnya menyiapkan kelas dengan

bunyi bel. (2) Belajar respon stimulus yaitu belajar suatu respon stimulus yang tepat

ke suatu rangsangan yang dibedakan, misalnya memanggil orang dengan nama-nama

yang dibedakan (3) Belajar diskriminasi yaitu belajar membedakan antara anggota

dalam kumpulan stimulus yang sama supaya mempunyai respon pada perbedaan ciri

individu, misalnya mengindentifikasi perbedaan jenis-jenis anjing yang berbeda,

sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwasannya metode mengajar adalah merupakan

salah satu cara untuk menciptakan suatu bentuk pengajaran dengan kondisi yang

diinginkan guna membantu tercapainya tujuan proses belajar mengajar secara efektif.

Membahas tentang belajar bisa dilakukan dari beberapa sudut pandang,

belajar bisa dipandang sebagai fungsi, dan bisa dipandang sebagai suatu hasil, belajar

dianggap sebagai suatu proses apabila yang dilihat adalah yang terjadi selama

seseorang menjalani proses edukatif untuk mencapai suatu tujuan. Belajar dianggap

sebagai suatu fungsi apa bila yang dilihat adalah aspek-aspek yang menentukan atau

memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang dalam proses edukatif.

Sedangkan belajar dianggap suatu hasil apabila yang dilihat bentuk akhir dari

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxi

berbagai pengalaman dari berbagai interaksi edukatif. Bentuk akhir ini berupa

menampaknya sifat-sifat dan tanda-tanda tingkah laku yang berhubungan dengan apa

yang dipelajari.

Pengertian belajar, Dalam pembelajaran bidang studi olahraga seringkali

guru menemui kesulitan dalam penerapan metode mengajar dan pendekatan yang

sesuai dalam proses pembelajaran, sehingga dihadapan siswa pembelajaran olah raga

dianggap kurang menarik dan menyenangkan.Sarana prasarana merupakan salah satu

bagian yang strategis dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan kata lain,

lengkap dan tidak lengkapnya sarana prasarana pembelajaran turut mempengaruhi

maksimal dan tidak maksimalnya ketercapaian tujuan pembelajaran. Sarana yang

lengkap bisa memudahkan guru untuk mengejar target-target tertentu yang menjadi

tujuan pembelajaranya. Begitu sebaliknya, sarana yang tidak lengkap akan

menyulitkan bagi guru dalam mencapai target-target tujuan pembelajaranya.

2. Pembelajaran

Belajar dan pembelajaran merupakan dua konsep yang saling berkaitan erat,

’’pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dengan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar ’’ ( Depdiknas, 2003:9 ). Pada dasarnya

lingkungan bukan hanya tempat untuk suatu pengajaran, tetapi juga suatu tempat

untuk menuangkan metode-metode, media dan peralatan yang diperlukan untuk

menyampaikan impormasi dan suatu pedoman siswa untuk kegiatan belajar.

Pemilihan strategi dan dalam pembelajaran tergantung pada lingkungan yaitu metode-

metode dan media, peralatan, fasilitas serta bagaimana impormasi-impormasi tersebut

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxii

bisa terkumpul dan dapat digunakan. Peran pengajar atau guru sangat penting dalam

proses perencanaan pembelajaran, dengan bekerja sama dengan sesama guru dan ahli

media untuk memasukkan kedalam proses pembelajaran agar dapat meningkatkan

prestasi belajarnya.

3. Belajar Gerak

Definisi belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya,

belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai penekanan pada

suatu spesifik yaitu untuk suatu tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh manusia.

setiap macam belajar gerak memiliki keunikannya masing-masing bisa dilihat dalam

hal materi yang dipelajari, proses belajarnya, kondisi belajarnya, intensitas

keterlibatan setiap unsur domain kemampuannya, serta hasil belajarnya. Di dalam

belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola – pola gerak ketrampilan tubuh,

misalnya gerakan-gerakan dalam olahraga proses belajarnya melalui pengamatan

gerak untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakanya kemudian menirukan dan

mencoba melakukannya berulang kali untuk kemudian menerapkan pola-pola gerak

yang dikuasahi didalam kondisi tertentu yang dihadapi. Dan akhirnya belajar dapat

menciptakan gerakan – gerakan yang lebih efisien untuk menyelesaikan tugas-tugas

gerak tertentu.

Pengertian belajar gerak menurut Schimidt (1998: 11) yang dimaksud

dengan belajar gerak adalah suatu proses internal yang mencerminkan kemampuan

seseorang untuk melakukan gerak tertentu yang diperoleh melalui latihan tertentu,

jadi sesuatu gerakan yang dimiliki oleh seseorang pada awalnya adalah suatu proses

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxiii

atau tindakan yang berasal dari pengalaman atau belajar dari gerakan-gerakan tertentu

yang dipelajarinya, sehingga seseorang dapat melakukan gerakan-gerakan tertentu

dengan baik. Menurut Syahara. (2004: 42) belajar gerak dapat didefinisikan sebagai

berikut: belajar gerak adalah, belajar yang diwujudkan melalui respon-respon

muscular yang di ekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh.dengan

demikian sesuatu gerakan yang dimiliki oleh seseorang merupakan respon dari orang

lain dan sekaligus di tuangkan dalam bentuk gerakan tubuh seseorang sehingga dapat

menghasilkan gerakan tubuh yang disebut dengan belajar gerak. Dari pernyataan

diatas dapat ditarik tiga hal pokok yaitu : (1) belajar merupakan proses yang

didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman, (2) terjadinya perubahan-

perubahan gerakan yang ditampilkan, (3) perubahan yang terjadi relatip permanen. Di

dalam belajar gerak, materi – materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak

ketrampilan tubuh, proses belajarnya, cara menirukan gerakanya dan mencoba

melakukan gerakan yang telah dipahaminya secara berulangkali sehingga pada

akhirnya dapat menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu.

Magill, Richard A. (1980: 134) menyatakan dalam pembelajaran gerak

disebut “Skema Sensor Motorik” yaitu suatu pembelajaran lebih efisien bila diberikan

contoh sehingga dapat meniru dan dengan instruksi verbal dan gambaran visual dapat

menggunakannya sebagai penuntun terhadap penampilan dan menjadi tambahan

kesempatan dalam praktek dengan umpan balik yang korektif. Latihan merupakan hal

yang sangat penting bagi peserta siswa sebagai umpan balik. Hal yang sama juga

diungkapkan oleh Adams, William C (1991: 134) bahwa “Umpan balik dalam belajar

keterampilan gerak bersifat internal selain umpan balik internal ini keterampilan

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxiv

gerak juga menghasilkan umpan balik external melalui kejadian di lingkungannya.

Pada pembelajaran keterampilan gerak penting untuk mencegah berkembangnya

kebiasaan buruk. Bila siswa tidak diajarkan prinsip dasar dan bentuk yang tepat,

maka mereka dapat mengembangkan keterampilan yang sangat berfungsi sampai

pada tahap tertentu tetapi tidak efisien dan secara potensial tidak produktif.

Menurut Robert M Gagne (1994:233), bahwa “belajar adalah suatu

perubahan pembawaan atau kemampuan yang bertahan dalam jangka waktu tertentu

dan tidak semata-mata disebabkan oleh proses pertumbuhan. Hal yang sama juga

dikemukakan oleh Toeti Soekamto (1997: 71), bahwa “Tujuan belajar merupakan

komponen sistem pengajaran yang sangat penting di dalamnya meliputi pemilihan

metode mengajar yang dipakai, sumber belajar yang dipakai, harus bertolak dari

tujuan belajar yang akan dicapai”. Oleh karena kompleksitas pengembangan teori

yang saling berkaitan, maka dalam strategi pengembangan ilmu pendidikan jasmani

akan semakin berkembang apabila insan akademiknya mampu mempelajari dan

mengembangkan ilmu penyangganya.

Belajar mempunyai makna sebagai proses perubahan tingkah laku akibat

adanya interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar gerak menurut

Magill (1980:8) adalah “Perubahan dari individu yang didasarkan dari perkembangan

permanen dari individu yang dicapai oleh individu sebagai hasil praktek. Di dalam

belajar gerak, materi yang dipelajari adalah pola-pola gerak keterampilan tubuh,

misalnya gerakan-gerakan olahraga. Proses belajarnya meliputi pengamatan gerakan

untuk bisa mengerti prinsip bentuk gerakannya, kemudian menirukan dan mencoba

melakukannya berulang kali. Dalam menerapkan pola-pola gerak yang dikuasai di

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxv

dalam kondisi tertentu yang dihadapi dan pada akhirnya diharapkan siswa mampu

menyelesaikan tugas-tugas gerak tertentu.

Pendidikan jasmani adalah disiplin akademik yang bersifat interdisipliner

pengembangannya sangat bergantung dari ilmu yang menyangga (psikologi,

kesehatan. filsafat, pendidikan, pengajaran dan sebagainya. Untuk dapat

mengembangkan pendidikan jasmani sebagai disiplin, prasyarat mutlak yang harus

dilaksanakan adalah insan akademik pendidikan jasmani untuk mengeksplorasi ilmu-

ilmu penyangganya, tanpa menguasai ilmu penyangga pendidikan jasmani akan

semakin jauh tertinggal, karena pengembangan konsep dan teori ilmu penyangganya

maju dengan pesat. Ilmu pengajaran merupakan salah satu penyangga pendidikan

jasmani, baik teoritis maupun praktis. Pengajaran pendidikan jasmani tidak akan

berkembang tanpa mengikuti perkembangan ilmu pengajaran. Demikian pula ilmu

pengajaran itu tidak akan berkembang tanpa mengikuti perkembangan teori belajar.

Dalam tahap ini seorang guru harus mengupayakan pembelajaran dengan

menata lingkungan belajar dan perencanaan materi yang akan dipelajari atau akan

dibahas. Guru harus berperan sebagai fasilitator dan motivator sehingga siswa

berminat untuk mengikuti pembelajaran. Klasifikasi tingkah laku domain kognitif,

afektif dan psikomotor seperti telah dikemukakan sebelumnya. Domain kognitif

Guiford dalam Magill (l980:2), menamakan “intelectual activities)” yaitu

"kemampuan individu dalam hubungannya dengan pengenalan informasi, dan ingatan

yang berkenaan dengan aktivitas berpikir”. Kemudian domain afektif adalah

penalaran yang mempunyai peran penting sebagai motivasi dalam belajar

keterampilan gerak dan yang terakhir adalah domain psikomotor sangat penting

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxvi

dalam belajar keterampilan gerak, karena berhasil tidaknya seseorang memahami

keterampilan gerak dari gerakan yang sederhana ke dalam gerakan yang lebih

kompleks. Belajar gerak terjadi dalam bentuk atau melalui respon-respon muskular

yang diekspresikan dalam gerakan-gerakan bagian tubuh.

Menurut Pate, Rotella dan McClenaghan (1993:201), bahwa “Pembelajaran

bertahap keterampilan gerakan yang rumit adalah fenomena yang kompleks dimulai

secara periodik dalam kandungan dan berlangsung sampai usia dewasa. Kemampuan

untuk bergerak dengan baik dalam lingkungan seseorang tergantung pada perpaduan

aspek sensorik dan aspek sistem syaraf secara efisien”. Sebelum memulai dengan

pembahasan tentang perbaikan keterampilan olahraga tingkat lanjut, perlu terlebih

dahulu dibahas bagaimana seseorang memperoleh kemampuan untuk dapat bergerak

dengan kompleks. Tanpa informasi dasar ini akan sulit bagi guru untuk memahami

mengapa beberapa penampilan mempunyai kesulitan yang lebih besar dalam

menguasai gerakan yang menuntut keterampilan siswa. Pembelajaran bertahap

keterampilan gerak dapat benar-benar dipahami apabila menggunakau model

“tingkatan”. Ketika seorang anak menjadi dewasa sistem syaraf otot mulai mampu

melakukan gerakan yang makin lama makin sulit.

Dapat dilihat pada gambar 1.

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxvii

Gambar 1. Tingkatan Perkembangan Ketrampilan gerak

Sumber. Pate, Rotclla dan McClenaghan. 1993. Scientific Foundation of

Coaching (Terjemahan : Rasiyo Dwijoyowinoto). Semarang : IKIP Semarang Press,

hal. 202.

Perkembangan gerak dapat dibagi dalam dua periode utama : tahap pra-

keterampilan dan tahap perbaikan keterampilan. Dalam masing-masing tahap terdapat

tingkatan yang berurutan yang digunakan untuk membantu dalam menggambarkan

pengamatan tingkah laku. Ciri khas tingkah laku untuk mendapatkan keterampilan

yang lebih tinggi secara berkelanjutan, sesuai dengan tahap tingkatan perkembangan

keterampilan gerak.

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxviii

Pada tahap pra-keterampilan tingkah laku gerak awal dimulai kira-kira pada

periode 6 bulan dalam kandungan dan terus berlangsung sepanjang kehidupan

seseorang. Perbaikan kemampuan gerakan selama periode bayi dan masa anak-anak

awal terpusat pada perolehan kemampuan yang memberikan dasar pada semua

perkembangan keterampilan lebih lanjut. Pada tahap ini pengembangan pra-

keterampilan gerak, gerakan bayi diperbaiki dari gerak reflek awal menjadi pola

dasar yang sangat terkoordinasikan atau bisa dikatakan bahwa tahap ini adalah

merupakan “periode kritis” dalam pencapaian ketrampilan gerak. Tiga tingkatan

dalam tahap ini adalah tingkat refleksi, integrasi sensorik (penggabungan sensor) dan

pola gerakan dasar. Tingkatan refleksi adalah unit yang paling sederhana dan otot

(neoromuskular).

Menurut Sage dalam Pate Rotella dan McClenaghan (1993:203), bahwa

“Gerakan refleks adalah akibat dari rangsangan reseptor sensoris yang mengirimkan

suatu tanda sepanjang jalur syaraf refleks dan balik ke serabut-serabut otot”.

Biasanya, gerakan-gerakan ini dikendalikan pada tingkat jaringan syaraf tulang

belakang gerak reflek ini mempunyai peranan penting dalam olahraga. Misalnya

penjaga belakang (catcher) baseball harus melihat bola yang masuk dalam sarung

tangannya meskipun naluri alamiah adalah berkedip. Tingkatan integrasi sensoris

adalah gerakan dini terkendali yang cenderung kasar dan tidak teratur. Bayi

memperoleh pengaturan terkendali yang makin bertambah atas otot-otot rangka yang

lebih besar dan kemudian memperoleh kekuatan untuk membuat penyesuaian sikap

tubuhnya dalam belajar bergerak. Selama penampilan gerakan sederhana yang

terpisah, anak mulai mengintegrasikan masukan dari berbagai penerima sensoris

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xxxix

dengan penampilan gerakan motorik. Proses Perseptual ini penting untuk perolehan

tingkah laku gerak yang efisien. Anak-anak segera belajar melalui pengamatan untuk

menggunakan masukan sensoris guna membuat keputusan yang sesuai untuk

menghasilkan respon gerak. Perkembangan pola gerakan dasar dimulai pada awal

masa anak-anak usia 2-8 tahun ditunjukan oleh pencapaian dan perkembangan yang

cepat dari kemampuan gerak yang semakin kompleks. Pengembangan gerak selama

dua tingkatan pertama sangat tergantung pada proses kematangan sebagai akibat dari

bertambahnya usia dan tidak terlalu tergantung pada pengalaman anak-anak, tetapi

tingkatan pola gerak dasar menandai peralihan yang cepat dari perkembangan yang

berdasar pada kematangan menuju suatu proses yang sangat tergantung dari

pemikiran dan proses pembelajaran keterampilan gerak.

Istilah terampil telah digunakan oleh pengarang yang berbeda untuk

menggambarkan tingkat kemampuan yang bervariasi. Meskipun istilah ini memiliki

banyak pengertian pada umumnya yang dimaksud adalah penampilan gerakan yang

lebih tinggi. Sage dalam Pate Rotella dan McClenaghan (1993:204) bahwa

“Penampilan yang terampil sering ditandai dengan penampilan yang mudah, mulus,

dan kemampuan untuk menanggulangi kondisi lingkungan”. Keterampilan olahraga

adalah gerakan-gerakan tersebut yang dikaitkan dengan kegiatan olahraga. Selama

masa awal pra-remaja anak-anak mulai sangat mementingkan keikutsertaan yang

berhasil dalam olahraga. Ketika remaja telah membatasi pilihannya dan

berkonsentrasi pada keterampilan gerak, tekanan harus diarahkan pada perbaikan

keterampilan tersebut. Keterampilan olahraga dapat menjadi lebih baik ketika

kesempatan untuk turut serta dalam kegiatan yang cocok bertambah. Tahap-tahap

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xl

dalam perolehan keterampilan olahraga mencakup periode perkembangan perbaikan,

penampilan, dan kemunduran. Satu hal yang sangat penting adalah bahwa cara

seseorang dalam tahap-tahap perkembangan tergantung pada kecenderungannya

untuk ikut serta kegiatan yang berorientasi pada kegiatan olahraga.

Tingkat perbaikan keterampilan remaja secara terus menerus mulai mengatur

pola gerak dasar dengan penuh terpadu. Gerakan dasar secara penuh sudah terkuasai.

Latihan diperlukan untuk perbaikan keterampilan dan pengendalian gerakan.

Program gerak ini didefinisikan sebagai suatu perangkat perintah gerak yang

membantu dalam menampilkan pola keterampilan gerak yang sulit dengan campur

tangan susunan syaraf sadar yang terbatas. Latihan yang terus-menerus selama tingkat

perkembangan ini penting untuk mengembangkan mekanisme kontrol gerakan.

Kemampuan dalam mengontrol gerakan akan memberikan kemungkinan bagi

seseorang untuk berbuat sesuai dengan yang seharusnya dilakukan akan lebih

mudah untuk mengikuti aturan-aturan, termasuk mengikuti aturan agar dirinya

dapat menjadi terampil. Belajar gerak adalah mempelajari pola-pola gerak

keterampilan tubuh, proses belajarnya melalui pengamatan dan mempraktekkan

pola-pola yang dipelajari.

Periode pra-remaja sangat penting dalam pembelajaran gerak yang makin

terpadu. Schmidt dalam Pate, Rotella dan McClenaghan (1993;205) menggunakan

dasar kognitif dari bagan untuk menolong perolehan penampilan yang terampil

bahwa Program gerak yang disimpan dalam selaput otak bukan rekaman khusus dari

gerakan-gerakan, tetapi lebih merupakan aturan-aturan umum yang membantu

mengatur penampilan. Hal senada diungkapkan oleh Fitts, Adams dalam Pate, Rotella

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xli

dan McClenaghan (1993 : 205) menandai tiga langkah dalam perolehan yang

terampil. Tampaknya semua pelaku tanpa pandang umur, maju melalui langkah-

langkah perkembangan berikut ini :

Langkah 1. Tingkat kognitif ditandai oleh usaha pertama siswa untuk menguasai

suatu keterampilan gerak baru atau dengan kata lain proses belajarnya

diawali dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Siswa

berusaha untuk mengetahui dan memahami gerakan dari informasi yang

diberikan kepadanya

Langkah 2. Tingkat asosiatif yaitu dalam perbaikan keterampilan olahraga ditandai

oleh naiknya penampilan melalui latihan dan pada saat program gerak

dibuat atau seorang siswa sudah mampu melakukan gerakan-gerakan

dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat dalam

pelaksanaannya

Langkah 3. Tahap otonom. Latihan yang rutin dan terus-menerus menghasilkan

perbaikan lebih lanjut dari keterampilan gerak rnenjadi suatu gerak yang

otomatis. Dalam kegiatan ini, hanya sedikit perhatian yang dibutuhkan

agar siswa dapat memusatkan perhatian pada faktor lingkungan yang

mempengaruhi penampilannya.

Pada awal tahap pembelajaran, siswa baru mengenal subtansi yang baru

dipelajarinya baik yang menyangkut pembelajaran kognitif, afektif dan psikomotor.

Sesuatu pembelajaran yang baru siswa menganggap bahwa pembelajaran itu

dianggap asing, namun guru harus berusaha secara bertahap untuk membuat

pembelajaran itu supaya tidak asing bagi siswa. Dengan cara menarik dan

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlii

memusatkan perhatian siswa pada materi pembelajaran. Sehingga dengan berangsur-

angsur siswa dapat menghilangkan sesuatu hal yang dianggap asing bisa hilang

dengan sendirinya. Setelah ini guru mulai menata lingkungan belajar atau

merencanakan materi yang akan dipelajari atau yang akan dibahas. Sehingga disini

guru sebagai fasilitator dan motifator sehingga siswa berminat untuk mengikuti

pembelajaran.

Siswa dalam menerima palajaran dari guru pada dasarnya cara untuk

menerima materi pelajaran tersebut tidak semuanya sama dan baik, akan tetapi ada

beberapa siswa yang daya tangkapnya rendah sehingga apa yang telah disampaikan

oleh guru tidak semua diterima dengan baik, untuk menyiasati masalah-masalah

seperti tersebut di atas maka seorang guru harus pandai-pandai untuk membuat

metode pembelajaran, aktif, inofatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. sehingga

siswa dapat menerima pelajarannya dengan baik, oleh sebab itu pembelajaran Atletik

lari cepat 50 M dapat dilaksanakan dengan model-model pembelajaran dengan cara

tahap demi tahap, bagian demi bagian, bagian dan keseluruhan. Menurut pendapatnya

Pate, Rotella dan Mc Clenaghan (1993;201).mengatakan bahwa perkembangan gerak

dapat dibagi dalam dua pereode utama yaitu, tahap pra ketrampilan dan tahap

perbaikan ketrampilan. Dalam masing-masing tahap terdapat tingkatan yang

berurutan satu sama lain yang digunakan untuk membantu dalam menggambarkan

pengamatan tingkahlaku untuk mendapatkan ketrampilan yang lebih tinggi secara

berkelanjutan, sesuai dengan tahap tingkatan perkembangan ketrampilan gerak.

Guru yang berpengalaman dapat dengan mudah mengamati siswa dalam

melewati tahap-tahap perbaikan ketrampilan, dampak pengajaran ini sangat jelas

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xliii

pengalaman belajar awal harus memungkinkan terjadinya waktu untuk pemrosesan

koknitif dalam lingkungan yang terkendali, jika ketrampilan membaik, waktu latihan

harus dirancang sedemikian rupa sehingga memungkinkan seorang siswa

menampilkan kegiatan itu dalam berbagai situasi lingkungan. Sebagai contoh

tingkatan awal dalam mengajar teknik dasar lari cepat 50 M harus dipusatkan pada

dasar-dasar stretching, dan permainan, dimana siswa pada saat itu memusatkan

perhatiannya secara koknitif pada tugas tersebut. Dengan adanya pola-pola yang

sudah membaik pada saat stretching dan permainan maka anak merasakan permainan

yang sesungguhnya. Pada tahap otonom ketrampilan gerak yang dikuasai oleh siswa

akan berlanjut terhadap latihan – latihan gerak yang lebih komplek. Tujuan guru

memberikan latihan-latihan dasar dan permainan ini adalah untuk menampilkan

segala ketrampilan yang mungkin nantinya akan dibutuhkan untuk melaksanakan

latihan yang sesungguhnya. Sehingga siswa harus memperhartikan contoh gerakan

stretching dan permainan dengan baik dan benar.

4. Belajar Gerak dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Untuk mengetahui belajar gerak dalam pendidikan jasmani maka kita harus

mengetahui terlebih dahulu tentang arti dari apa pendidikan jasmani dan apa olahraga

itu? Pendidikan jasmani dimaksudkan terjemahan dari istilah ”Physical Education”

sedangkan istilah olahraga sebagai terjemahan dari ”Sport” namun dalam bahasa

sehari-hari istilah tersebut masih digunakan berganti ganti hal, ini bisa dimengerti

bahwa pengertian ”olah” identik dengan pengertian ”pendidikan” sedangkan ”raga”

sama dengan ”jasmani”. Berdasarkan kesamaan pengertian tersebut diatas maka

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xliv

selanjutnya akan digunakan istilah pendidikan jasmani merupakan suatu pendidikan

yang tidak terlepas dari pendidikan secara menyeluruh. Pendidikan jasmani adalah

bagian integral dari proses pendidikan secara total, yang bertujuan untuk

mengembangkan warga Negara menjadi sehat fisik, mental emosional, dan social

melalui aktifitas fisik.

Secara garis besar pendidikan ialah bantuan secara sengaja kepada anak

didik untuk mencapai kedewasaan. Dan kedewasaan pada hakekatnya adalah

kesanggupan secara berdikari untuk memikul tugas dalam kehidupan sehari-hari yang

ditandai dengan adanya dua ciri utama yaitu (1) kesanggupan berkembang sebagai

diri sendiri dan berintegrasi dengan lingkungan sekitar atau masyarakat, (2)

kesanggupan berani berbuat untuk bertanggung jawab yaitu kebebasan berbuat

namun sekaligus yang berkaitan dengan norma, nilai dan peraturan yang berlaku,

sudah jelas bahwa kedudukan pendidikan jasmani merupakan suatu bentuk

pendidikan yang menyeluruh dan bukan hanya pendidikan yang berurusan dengan

pembentukan badan atau fisik saja.

Melalui program program pendidikan jasmani yang teratur, terencana,

terarah dan terbimbing diharapkan dapat tercapai seperangkat tujuan yang meliputi

pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan

rohkani. Tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani,

intelektual, emosional, social dan moral spiritual. Tujuan itu dapat dicapai melalui

pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya berupa cabang-cabang

olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang diutamakan bukanlah kesempatan

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlv

bergerak atau berolahraga untuk memperoleh ketrampilan , yang diutamakan ialah

suasana pendidikan.

Suasana kependidikan itu secara nyata nampak dalam wujut rangsangan atau

penyediaan pengalaman belajar. Rijsdrop dalam Rusli Lutan (1988:15) membagi

pengalaman belajar yang bersifat mendidik kedalam 4 kelompok:

a. Pembentukan gerak: (1) memenuhi keinginan untuk bergerak (2) menghayati

ruang, waktu dan bentuk, termasuk perasaan irama (3) mengenal kemungkinan

gerak diri sendiri (4) memiliki keyakinan gerak dan perasaan sikap (5)

memperkaya kemampuan gerak.

b. Pembentukan prestasi: (1) mengembangkan kemampuan kerja optimal melalui

pengajaran ketangkasan, (2) belajar mengarahkan diri untuk mencapai prestasi,

misalnya dengan pembinaan kemauan, konsentrasi keuletan (3)menguasahi

emosi (4) belajar mengenal keterbatasan dan kemampuan diri (5) membentuk

sikap yang tetap terhadap nilai terdapat dalam kehidupan sehari–hari dan

berolahraga.

c. Pembentukan social (1) mengakui dan menerima peraturan dan norma bersama

(2) belajar bekerja sama menerima pimpinan dan memimpin (3) belajar

bertanggung jawab, berkorban dan memberikan pertolongan (4)

mengembangkan kemampuan terhadap orang lain sebagai diri pribadi dan rasa

hidup bermasyarakat, (5) belajar mengenal dan menguasahi bentuk kegiatan,

mengisi waktu luang secara aktif.

d. Pertumbuhan : (1) meningkatkan syarat untuk mampu melakukan gerak dengan

baik berprestasi optimal (2) meningkatkan kesehatan jasmani atau kesegaran

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlvi

jasmani termasuk kemampuan bertanggung tawab terhadap kesehatan diri sediri

dan kebiasan hidup sehat.

Dari uraian diatas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung

pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak lengkap tanpa

pendidikan jasmani, pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari

pendidikan secara keseluruhan. Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani sepeti

diatas, ternyata bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting didalam pendidikan

jasmani dan olahraga.

5. Atletik lari cepat 50 M

Lari cepat 50 M merupakan lari cepat yakni lari yang dilakukan mulai dari

garis stard hingga garis finish dengan kecepatan maksimal, proses Kegiatan

pembelajaran olahraga yang di selenggarakan di SMP Negeri 1 Siman Ponorogo,

yang dilaksanakan satu kali tatap muka dengan siswa dalam satu minggu memang

sangat menarik perhatian siswa di antara kegiatan – kegiatan yang lain, namun yang

lebih menyenangkan adalah proses kegiatan pembelajaran olahraga Atletik khususnya

lari cepat 50 M, merupakan salah satu nomor yang di perlombakan dalam cabang

olahraga atletik yang aktifitasnya di awali dengan mengambil awalan stard bersama-

sama kemudian lari secepat-cepatnya dengan tujuan untuk memperoleh kecepatan

yang paling cepat sampai garis finish, selanjutnya dikatakan pencapaian hasil

kecepatan yang baik dapat di capai melalui pemantapan koordinasi gerakan dan

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlvii

teknik langkah serta ayunan tangan saat berlari, yang meliputi mulai dari awalan atau

stard, teknik saat berlari serta teknik saat memasuki garis finish.

Selanjutnya untuk mencapai hasil yang baik dalam lari cepat 50 M, dapat

dilalui dari berbagai pemantapan koordinasi gerak, teknik awalan / stard, teknik saat

berlari serta teknik memasuki garis finish, yang masing-masing dari teknik tersebut

memiliki cara-cara tersendiri. Adapun teknik lari cepat 50 M ini memiliki tiga macam

factor pembelajaran antara lain 1. Start, 2. Teknik lari, 3. Teknik memasuki garis

finis.

a. Langkah – langkah pelaksanaan lari 50 M

a.1 Tehnik start

Tehnik start lari cepat 50 M, menggunakan start jongkok, dimana siswa pada

saat melakukan tehnik stard untuk stard ada 4 fase yang harus dilakukan oleh siswa

antara lain : posisi bersedia, posisi siaaap, gerak dorong lepas dari balok start dan

gerak percepatan langkah dengan tubuh badan naik ke atas lebih sedikit. Posisi start

yang setandart, letak balok depan adalah dua panjang telapak kaki dibelakang garis –

start, letak balok belakang 1,5 panjang telapak kaki dibelakang balok depan, atur

balok depan lebih datar dari yang belakang letakkan kedua tangan di tanah selebar

bahu kedua lengan menopang berat badan. Letakkan lutut belakang di tanah kedua

lengan menopang berat badan, bahu diatas dan sedikit ke depan dari kedua tangan.

Angkat pantat sampai lutut depan membentuk sudut 900 . (1) dan pantat diangkat

sedikit lebih tinggi dari bahu (2). Gerak dorong depan dari kaki depan, angkat tangan

dari tanah pada saat serentak, tariklah kaki kiri kedepan dengan cepat luruskan

pinggang dan lutut sepenuhnya pada saat gerak dorong berakhir, dorong kedepan

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlviii

dengan cepat dan penuh kekuatan, dari tanah. Pertahankan posisi badan tegakkan

togog badan dari sedikit ( IAAF ).

(Pendidikan pelatihan. 1993). Untuk mengetahui lebih jelasnya dapat dilihat gambar

dibawah ini.

Bersedia siap gerak dorong gerak percepatan

Gambar 2. pelaksanaan start jongkok lari cepat 50 M

(sumber IAAF Pedidikan Pelatihan, 1993)

Perlu diketahui dari posisi start siswa diharapkan selalu dapat menempatkan

posisi start dengan baik pandangan kedepan kira-kira berjarak 1 meter dari garis start

sehingga pada saat bersedia badan condong kedepan berat badan berada di kedua

tangan sehingga dapat melaksanakan gerakan untuk berlari dan saat itu perlu adanya

power yang sangat besar untuk daya ledak pertama kali untuk menghasilakan awalan

saat lari.

a.2 Tehnik dasar lari cepat

a.2.1 gerakan kaki

· Kaki melangkah selebar dan secepat mungkin

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

xlix

· Kaki belakang saat menolak dari tanah harus tertendang lurus

dengan cepat serta lutut ditekuk secara wajar agar paha mudah

terayun kedepan

· Pendaratan kaki pada tanah menggunakan ujung telapak kaki

dengan lutut agak menekuk

2.2 gerakan ayunan lengan

· Lengan diayun kedepan atas sebatas hidung

· Sikut ditekuk kurang lebih membentuk sudut 900

2.3 sikap badan

· Saat lari rileks dengan kepala segaris punggung

· Pandangan kedepan

· Badan condong kedepan

Picture 1E:\GAMBAR PENJAS\Atletik\lari\atletik 003.tif

Gambar 3. Teknik dasar lari 50 M

(Sumber Roji. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 2006:64.65)

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

l

a.3 Teknik dasar masuk finish

Perlu diketahui seorang pelari pada saat memasuki finish, ada beberapa

teknik untuk menuju garis finish maka harus pandai-pandai untuk menjulurkan

anggota badannya ke garis finish, anggota badan tersebut antara lain bisa kepala, dada

dan pundak dengan cara menyamping,

Gambar 4. teknik dasar masuk finish

(Sumber Roji. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan. 2006:64.65)

6. Metode pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar diperlukan dengan adanya suatu metode

untuk membantu kelancara pembelajaran, semakin tepat metode yang digunakan

dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat

tercapai. Metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan

langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk

mencapai tujuan. Menurut Sunaryo Basuki (1978:181) ” metode yaitu cara bekerja

yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

li

mencapai tujuan. Sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah

merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran.

Metode pembelajaran adalah prosedur pemilihan pembelajaran untuk

membatu siswa memperoleh materi-materi atau untuk memahami isi atau pesan.

Menurut Joyce, Weil dan Colhoun (2000 : 2) metode pembelajaran dapat diartikan

sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk mengatur proses pembelajaran.

Menurut Atwi Suparman (1997:16) metode mengajar berfungsi dalam menyajikan (

menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan) isi pelajaran kepada siswa

untuk mencapai tujuan tertentu. Program yang diberikan kepada siswa harus disusun

secara sistematis, berurutan, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah bebannya

dari yang mudah sampai yang sulit, sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang

optimal. Oleh karena itu peranan metode mengajar sebagai cara untuk menciptakan

sustu proses belajar dan mengajar, dengan metode ini dapat diharapkan tumbuh

kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan mengajar guru. Oleh karena itu

metode mengajar yang baik adalah metode mengajar yang dapat menumbuhkan

belajar siswa.

Dengan demikian metode pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata

yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu yang

lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan.macam-macam metode pengajaran :

Metode metode mengajar atletik ada beberapa macam cara:

a. Metode bagian (part method)

b. Metode keseluruhan (whole method)

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lii

c. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan (whole - part - whole methot)

(sunaryo basuki, 1979:189)

Begitu juga menurut sukintaka (1983:18) ada beberapa metode dalam mengajarkan

sesuatu kegiatan olahraga yaitu:

a. Metode bagian (part method)

Cara mengajar dengan menggunakan metode bagian yaitu dalam

mengajarkan gerakan anak harus mempelajari semua unsure-unsur atau

teknik-teknik gerakan itu terlebih dahulu. Semua unsure dari gerakan itu

dipelajari sehingga semuanya dapat dikuasahi atau dapat dilakukan dengan

baik. Kalau semua unsure itu sudah dikuasahi, baru kemudian anak disuruh

melakukan rangkaian gerakan itu secara keseluruhan. Jadi sebelum semua

dikuasahi anak belum disuruh melakukan kegiatan secara keseluruhan (

Sukintaka, 1983:21).

Menurut Mc Geoch yang dikutip Sukintaka (1983:21) Membagi metode

bagian menjadi 3 yaitu : (1) metode bagian murni: cara mengajar dengan

metode ini setiap unsure dipelajari sendiri-sendiri secara khusus misalnya

unsur pertama dipelajari sampai dikuasahi, kemudian unsure kedua

dipelajari sampai dikuasahi pula. Setelah itu unsure ke tiga dikuasahi pula

dan seterusnya. Sehingga semua unsure dapat dikuasahi kemudian baru

dirangkaikan untuk melakukan gerakan secara keseluruhan. (2)metode

bagian progresif( maju berkelanjutan) cara mengajar dengan metode ini

unsure pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

liii

dikuasahi baru disatukan, selanjutnya unsure ketiga dipelajari secara terpisah

pula, seteh dikuasahi baru digabungkan unsure satu, dan dua. Demikan

seterusnya sehingga dapat dikuasahi setelah itu baru melakukan gerakan

yang sesungguhnya. (3) metode bagian repetitive (berulang) untuk metode

ini pertama kali yang diajarkan unsure ke satu, setelah unsure satu dikuasahi,

berikutnya diajarkan unsure kesatu dan unsure kedua secara bersamaan,

berikutnya lagi diajarkan unsure kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan

seterusnya.

b. Metode keseluruhan (whole method)

Cara mengajar metode keseluruhan, anak langsung disuruh melakukan

gerakan. Jadi seluruh gerakan dipelajari sekaligus. dengan Demikian teknik-

teknik gerakan tidak dipelajari secara tersendiri atau secara khusus.

kesalahan-kesalahan teknik dibetulkan dengan diberi demontrasi lagi.

Kemudian siswa disuruh melakukan gerakan kembali.

c. Metode keseluruhan – bagian – keseluruhan (whole-part-whole method)

Metode ini merupakan perpaduan dari pengajaran secara keseluruhan dengan

mengajarkan pula bagian perbagian, agar memudahkan siswa dalam

menerima materi keseluruhan, mengajarkan bagian-bagian ini perlu karena

proses pengenalan dalam belajar adalah bertahap. Pertama-tama penyajian

seluruh aktifitas sekaligus dengan dijelaskan dan didemontrasikan agar siswa

mendapat gambaran yang jelas apa yang dicapai nanti. Kemudian

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

liv

aktivitasnya diuraikan dalam bagian-bagian. Setelah bagian-bagian dikuasahi

kemudian dilakukan pengintegrasian dari bagian-bagian itu kedalam

keseluruhan yang terkoordinasi secara baik. Mengingat macam-macam

metode mengajar tersebut diatas, bahwa dalam upaya peningkatan hasil

belajar lari cepat 50 M pada siswa akan digunakan metode bagian progresif

dan repetitive dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini

hanya dibatasi metode progresif dan metode repetitive yang secara lengkap

akan diuraikan dan diungkapkan.

7. Metode progresif dan repetitive

Untuk mengetahui metode progresif maka terlebih dahulu kita perlu

mengetahui pengertian metode bagian (part method) menurut Amung Ma”um

(2000:89) ”Metode bagian adalah sebuah metode yang cukup bermakna yang dapat

dipakai untuk memisah - misahkan menjadi beberapa rangkaian gerak” Sunarya

basuki (1990:189) mengatakan bahwa metode bagian dimulai dari mempelajari

bagian – bagian aktifitas dasar, sesudah bagian-bagian itu di kuasahi lalu bagian itu

dirangkaikan sebagai bagian keseluruhan. Menurut Singer (1980:421) dalam metode

bagian semua aspek dari gerakan dapat dipelajari secara terpisah sebelum gerakan

lengkap dipraktekkan dalam totalitasnya. Dari berbagai pendapat diatas maka

pengertian metode bagian menurut peneliti adalah suatu metode dalam pembelajaran

dengan mempelajari tiap-tiap bagian sampai dikuasahi baru dirangkaikan saebagai

bagian keseluruhan.

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lv

Pada pembelajaran dengan metode bagian, siswa diharuskan mempalajari

unsure-unsur atau teknik-teknik terlebih dahulu sehingga semua unsure dan teknik

dapat dikuasahi dengan betul, apa bila semua unsure dan teknik sudah dikuasahi

maka baru melaksanakan gerakan yang sesungguhnya secara keseluruhan. Pada

metode bagian anak belum melakukan gerakan yang sesungguhmya sebelum gerakan

bagian dapat dikuasahi dengan baik.

a. Metode bagian progresif

Metode bagian progresif merupakan cara yang dilakukan untuk

meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak menstranfer kepada

keseluruhan . Amung Ma”um (2009:91) mengatakan bahwa pada metode

bagian progresif ketrampilan yang komplek disajikan secara terpisah tetapi

kegiatan - kegiatan terintegrasi kedalam bagian yang lebih besar dan

keseluruhan. Menurut Magill (2001:34) dalam metode bagian progresif siswa

mempraktekkan bagian pertama sebagai suatu unit yang indevenden kemudian

mempelajari bagian ke dua secara terpisah kemudian bagian kedua bersama

dengan bagian pertama, sehingga tiap begian yang indefenden secra progresif

bergabung pada bagian yang lebih besar. Menurut Christina Robert W

(1988:76) metode bagian progresif adalah suatu metode yang digunakan dalam

pembelajaran dimana siswa mempelajari suatu bagian sampai dikuasahi

kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasahi selanjutnya

dipraktekkan bersama sampai dikuasahi, kemudian bagian ketiga diajarkan

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lvi

tersendiri setelah bagian ini dikuasahi. Dari ketiga bagian dikombinasikan dan

dipraktekkan barsama sampai dikuasai. Prosedur ini dapat dilanjutkan untuk

masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan

sebagai suatu bagian keseluruhan. Dengan demikian metode bagian progresif

menurut peneliti merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa

mempelajari bagian pertama, kemudian mempelajari bagian ke dua, sampai bisa

kemudian siswa mempelajari bagian kesatu dan kedua secara bersamaan

kemudian mempelajari bagian ke satu,dua dan tiga secara bersamaan sampai

siswa tersebut bisa. Prosedur ini dilakuakan sampai selesai sebagai contoh

dalam mengajarkan lari cepat 50 M : (1) mempelajari cara awalan/start sampai

dikuasahi (2) mempelajari cara lari sampai dikuasahi (3) mengkombinasikan

kedua gerakan yaitu cara start dan cara lari cepat sampai dikuasai. (4)

mempelajari cara langkah kaki sampai dikuasai (5) mempelajari ayunan tangan

sampai dikuasahi (6) mengkombinasikan gerakan kaki dan ayunan tangan

sampai dikuasahi. (7) Dengan demikian dapat mengkombinasikan awalan, cara

lari cepat, gerakan kaki dan tangan serta cara memasuki garis finish sebagai

suatu rangkaian gerakan yang menyeluruh. Dengan demikian cara mengajar

dengan menggunakan metode bagian progresif adalah sebagai berikut. unsur

pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru

disatukan selanjutnya unsure ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah

dikuasahi digabungkan dengan unsure satu, dan dua. Demikian seterusnya

sehingga semua unsure dapat dikuasahi. Setelah itu baru melakukan gerakan

yang sesungguhnya secara keseluruhan.

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lvii

b. Metode bagian repetitive

Metode bagian repetitive adalah suatu metode pembelajaran dimana siswa

mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasahi dan kemudian

mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau

dipraktekkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh masing-

masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan sebagai

suatu keseluruhan ( Christira Robert W. dan Corcos Daniel M. 1988:77).

Contoh dalam lari cepat 50 M (1) akan mempelajai bagaimana melakukan

awalan /start sampai dikuasai (2) mengkombinasikan start dan saat lari dipelajai

dan dipraktekkan secara bersama-sama sampai dikuasai betul. (3)

mengkombinasikan awalan /start, saat lari cepat , gerakan kaki dan ayunan

tangan serta cara masuk garis finis dipelajari dan dipraktekkan secara bersama-

sama sebagai sesuatu keseluruhan. Sehingga langkah pertama dalam

penggunaan metode bagian repetitive dalam pembelajaran adalah membagi

materi pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk

memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Dalam metode bagian

repetitive terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik pada tiap bagian maupun

pada cara mengkombinasikan antar bagian sehingga dengan pengulangan ini

siswa akan lebih mudah menguasai gerak pada tiap bagian maupun gerak secara

keseluruan. Menurut Rooijakkes (1990:19) bahwa pengulangan suatu inpormasi

akan memperkuat kemampuan murid untuk mengingatnya.

8. Hasil Belajar Lari Cepat 50 M

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lviii

Nana Sudjana (2000 : 22) membagi kawasan belajar menjadi tiga, yakni

kawasan koknitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar haruslah mencerminkan

ketiga kawasan itu. Lebih lanjut secara inplisit menyebutkan bahwa ”hasil belajar

adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya”

belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang

diharapkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Untuk meningkatkan hasil belajar,

perlu diperhatikan kondisi internal dan kondisi eksternal. Kondisi internal adalah

kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, misalnya : kesehatan, ketrampilan,

kemampuan, dan sebagainya. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar

siswa, misalnya: ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana yang memadahi.

Menurut Fremen, Williem H. 2001:49-50) mengatakan bahwa hasil belajar adalah

gambaran kemampuan yang diperoleh seseorang setelah mengikuti proses belajar

yang dapat diklasifikasikan ke dalam lima kategori yaitu: ketrampilan intelektual,

strategi koknitif, informasi ferbal, ketrampilan, motorik dan sikap.

Jadi hasil belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbul, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap siswa pada pereode tertentu. Pengertian ini dapat

dikaitkan dengan pendidikan, hasil belajar adalah hasil dari pengukuran terhadap

peserta didik yang meliputi factor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrument tes atau instrument yang

relevan.

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lix

Hasil belajar lari cepat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil dari

proses belajar yang merupakan kemampuan untuk melakukan gerakan lari cepat yang

dihasilkan.

Kemampuan gerakan lari cepat tersebut adalah sebagai berikut:

a). Kemampuan melakukan awalan/start meliputi

(1) Posisi kaki dan tangan pada saat start

(2) Berat badan bertumpu pada kedua tangan saat aba-aba siaap

(3) Pandangan kedepan kurang lebih satu meter dari garis start

b). Kemampuan melakukan gerakan lari

(1) langkah kaki lebar dan secepat mungkin

(2) ayunan tangan, kedepan atas sebatas hidung

(3) sikut ditekuk kurang lebih membentuk sudut 900

c). Kemampuan melakukan gerakan masuk finish

(1) tidak mengurangi langkah kaki

(2) memasukkan gerakan bagian tubuh pada garis finish

B. Kerangka berpikir

Berdasarkan permasalahn di atas, dan sejumlah teori yang dipakai serta

untuk memberikan gambaran yang jelas mengenahi arah penelitian ini, maka dapat

disusun suatu kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lx

1. Perbedaan Pengaruh Metode Pembelajaran Progresif dan Repetitive

Terhadap Hasil Lari Cepat 50 meter.

Keefektifan proses pembelajaran ditunjukan oleh beberapa besar hasil

belajar yang di capai oleh siswa, guru hanya sebagai komponen aktif pembelajaran

juga sebagai komponen menejer di lapangan sangat berperan dalam menciptakan

sesuatu kondisi pembelajaran, salah satu upaya nyata yang dapat dilakukan guru

adalah pemilihan metode pembelajaran yang mampu membangkitkan siswa untuk

secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran.

Penyampaian suatu meteri pembelajaran dengan metode yang berbeda akan

menimbulkan hasil yang mungkin berbeda. Dalam metode progresif siswa dituntut

untuk menguasai teknik dasar lari cepat 50 meter secara bagian perbagian,

peningkatan pelajaran dilakukan oleh guru ketika suatu bagian telah dikuasai oleh

siswa yaitu mempelajari bagian berikutnya sampai dikuasai oleh siswa yaitu

mempelajari bagian berikutnya sampai dikuasai oleh siswa, baru dilakukan

penggabungan antar bagian untuk menguasahi suatu teknik tersebut maka siswa

diberi tugas latihan yang berulang-ulang sehingga pengulangan gerakan lebih banyak

dilakukan dalam rangka penguasaan teknik gerakan pada tiap-tiap bagian, sedang

pengulangan gerakan penggabungan akan di integrasikan antar bagian sangat kurang,

pada hal teknik penggabungan atau pengngintegrasian antar bagian sangat

mempengaruhi hasil yang akan dicapai.

Metode bagian repetitive mampu memberikan kesempatan kepada siswa

untuk melakukan pengulangan terhadap penggabungan antar bagian. Berdasarkan

pemikiran diatas dapat diduga bahwa dalam pembelajaran lari cepat 50 meter dengan

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxi

metode bagian repetitif siswa akan memiliki hasil belajar yang lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang menggunakan metode bagian progresif.

2. Perbedaan Hasil belajar Lari 50 Meter antara Siswa yang Memiliki

Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah

Kemampuan gerak siswa dipengaruhi oleh aktifitas atau kegiatan jasmani

keseharianya, semakin tinggi aktifitas fisik siswa akan semakin bagus, dan sebaliknya

semakin sedikit aktifitas siswa yang dilakukan dalam kesehariannya, maka

kemampuan geraknya akan semakin jelek. Dengan demikian kemampuan gerak

tinggi akan mempermudah siswa dalam penyelesaian tugasnya yaitu melakukan lari

cepat 50 meter.

3. Pengaruh Interaksi antara Metode Pembelajaran dengan Kemampuan

Gerak terhadap Hasil Belajar Lari Cepat 50 Meter

Setiap anak memiliki kemampuan gerak yang berbeda, perbedaan tingkat

kemampuan gerak merupakan perbedaan karakteristik secara individu dari masing-

masing siswa. Tingkat kemampuan gerak ini akan berpengaruh terhadap hasil belajar

lari 50 meter. Hal ini membawa pemikiran untuk menentukan suatu metode mengajar

yang sesuai dengan tingkat kemampuan gerak dasar yang dimiliki siswa.

Dalam metode progresif siswa dituntut untuk menguasai teknik dasar lari

cepat 50 M secara bagian perbagian, peningkatan pelajaran dilakukan oleh guru

ketika suatu bagian telah dikuasai oleh siswa yaitu mempelajari bagian berikutnya

sampai dikuasai oleh siswa yaitu mempelajari bagian berikutnya sampai dikuasai oleh

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxii

siswa, baru dilakukan penggabungan antar bagian untuk menguasahi suatu teknik

tersebut maka siswa diberi tugas latihan yang berulang-ulang sehingga pengulangan

gerakan lebih banyak dilakukan dalam rangka penguasaan teknik gerakan pada tiap-

tiap bagian, sedang pengulangan gerakan penggabungan akan di integrasikan antar

bagian sangat kurang, pada hal teknik penggabungan atau pengngintegrasian antar

bagian sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Metode bagian repetitive

mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan pengulangan

terhadap penggabungan antar bagian sehingga hal ini dimungkinkan lebih tepat untuk

siswa yang kemampuan geraknya rendah.

Metode dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani merupakan

rangkaian suatu gerakan ketrampilan yang menggunakan anggota tubuh hal ini akan

mempengaruhi dan meningkatkan kemampuan gerak siswa. Kemampuan gerak yang

tinggi akan mempermudah dalam penguasaan teknik dasar lari cepat 50 M sehingga

akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Sebab bila kemampuan gerak rendah bisa

menimbulkan proses belajar tetapi lambat, sehingga waktu dan proses pelaksanaan

tidak efektif dan efisien. Dengan demikian antara metode pembelajaran dengan

kemampuan gerak terdapat hubungan dan memiliki peran dalam meningkatkan hasil

belajar lari cepat 50 meter.

C. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan uraian dari kajian teori dan kerangka berpikir, maka dalam

penelitian ini mengajukan beberapa hipotesis, yaitu:

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxiii

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran progresif dan metode

pembelajaran repetitif terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter

2. Ada perbedaan hasil belajar lari cepat 50 meter antara siswa yang memiliki

kemampuan gerak tinggi dan rendah.

3. Ada pengaruh interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan gerak

terhadap hasil belajar lari cepat 50 meter.

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxiv

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian beserta interpretasinya. Mula-

mula disajikan tentang hasil analisis data penelitian yang menggunakan statistik

diskriptif, kemudian dilanjutkan pengujian hasil penelitian dengan statistik inferensial

yang merupakan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis menggunakan teknik

statistik analisis varian (ANAVA) yang memerlukan pengujian persyaratan analisis

maka disajikan pula hasil uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan

pembahasan hasil penelitian.

Tabel 5. Deskripsi Data Hasil Belajar Lari 50 Meter tiap Kelompok Berdasarkan

Variabel Penelitian Sebelum dan Sesudah Perlakuan

Gaya Mengajar Progresif Gaya Mengajar Repetitif Variabel Penelitian

Statistik Deskripstif

Kemampuan Gerak Tinggi

Kemampuan Gerak

Rendah

Kemampuan Gerak Tinggi

Kemampuan Gerak

Rendah

Sebelum ∑Y

Y

91

9,09

99

9,89

85

8,53

94

9,45

Sesudah ∑Y

Y

88,4

8,8

98,2

9,81

847

8,47

94,1

9,41

Peningkatan

∑Y

Y

2,47

0,247

10

0,80

0,08

10

0,62

0,062

10

0,39

0,039

10

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxv

N

Hal-hal yang mendapat perhatian dari nilai-nilai yang terdapat dalam tabel di

atas adalah sebagai berikut :

1. Pada kelompok perlakuan dengan gaya mengajar progresif mempunyai rata-

rata tes awal 94,885 dan tes akhir 93,25 dengan rata-rata peningkatan 1,635.

Dan pada kelompok perlakuan dengan gaya mengajar repetitif mempunyai

rata-rata tes awal 89,905 dan tes akhir 89,4 dan rata-rata peningkatan0,505.

Bila kedua perlakuan itu dibandingkan maka rata-rata peningkatan hasil belajar

lari 50 Meter dengan perlakuan menggunakan gaya mengajar progresif lebih

baik dari pada gaya mengajar repetitif.

2. Kelompok perlakuan pada siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi

mempunyai rata-rata tes awal 88,095 dan tes akhir 86,55 dengan peningkatan

1,545. Dan pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah

mempunyai rata-rata tes awal 96,695 dan tes akhir 96,1 dengan peningkatan

0,595. Bila kedua kelompok tersebut dibandingkan maka kelompok siswa yang

memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik rata-rata peningkatan hasil belajar

larinya dari pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.

3. Untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh dari nilai rata-rata hasil belajar

lari 50 meter untuk masing-masing faktor utama penelitian, maka perlu dibuat

perbandingan-perbandingannya. Perbandingan nilai rata-rata hasil belajar lari 50

meter sebelum dan sesudah perlakuan, serta nilai rata-rata peningkatannya

disajikan sebagai berikut :

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxvi

Gambar 5. Diagram perbandingan nilai rata-rata hasil belajar lari 50 Meter pada tes awal, tes akhir dan nilai peningkatan.

Keterangan :

A1 : Kelompok perlakuan gaya mengajar Progresif

A2 : Kelompok perlakuan gaya mengajar Repetitif

B1 : Kelompok kemampuan gerak tinggi

B2 : Kelompok kemampuan gerak rendah

NP : Nilai Peningkatan

Perbandingan rata-rata peningkatan antar kelompok perlakuan

Gambar 6. Diagram perbandingan nilai rata-rata peningkatan hasil belajar lari

50 meter antar kelompok perlakuan.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxvii

Keterangan gambar:

A1B1 : Kelompok metode mengajar progresif dengan kemampuan gerak tinggi A2B1 : Kelompok metode mengajar repetitif dengan kemampuan gerak tinggi A1B2 : Kelompok metode mengajar progresif dengan kemampuan gerak rendah A2B2 : Kelompok metode mengajar repetitif dengan kemampuan gerak rendah

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Sebelum dianalisis dengan mengikuti teknik analisis varians (ANAVA),

terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu dengan 1) uji normalitas

sampel. 2) uji homogenitas.

1. Uji Normalitas

Bentuk data yang normal merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

sebelum teknik ANAVA dapat digunakan untuk menganalisis data. Pengujian

normalitas data dilakukan terhadap hasil belajar lari 50 meter dengan mengikuti uji

Lilliefors pada taraf a = 0,05. Hasil pengujian tersebut disajikan dalam tabel berikut

ini :

Tabel 6 : Rangkuman Hasil Uji Normalitas Sampel dengan Mengikuti Uji

Lilliefors dengan Taraf Signifikansi a = 0,05.

Kelompok n Lo L-tabel Keterangan

1

2

3

4

10

10

10

10

0.163

0,13135

0,18864

0,13814

0.190

0.190

0.190

0.190

Normal

Normal

Normal

Normal

Keterangan:

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxviii

Kelompok 1: Kelompok metode mengajar progresif, siswa kemampuan gerak tinggi

Kelompok 2: Kelompok metode mengajar repetitif, siswa kemampuan gerak tinggi

Kelompok 3: Kelompok metode mengajar progresif, siswa kemampuan gerak rendah

Kelompok 4: Kelompok metode mengajar repetitif, siswa kemampuan gerak t rendah

Lo : Nilai L hitung yang diperoleh L-tabel : Nilai kritis L dalam tabel dengan taraf a = 0,05.

Kesimpulan semua data dalam masing-masing kelompok berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Semua variansi sampel harus homogen merupakan salah satu syarat yang

harus dipenuhi sebelum teknik ANAVA dapat digunakan untuk menganalisis data.

Pengujian homogenitas variansi terhadap hasil belajar lari 50 meter, dengan

mengikuti Uji Bartlet. Hasil pengujian tersebut disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 7 : Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Variansi dengan Uji Bartlett pada taraf

signifikansi a = 0,05.

Variansi Kelompok

ni

S2 Gab.

c2h

c 2 t

Kesimpulan

4 Kel. Pemb.

10

0,716697222

1,64322583

7,815 Homogen

Dari hasil uji homogenitas variansi yang tertera dalam tabel di atas, terlihat

bahwa c2 h : 1,64322583 lebih kecil dari c2 tabel : dk = 3 > 7,815 pada taraf a 0,05.

Kesimpulan sampel adalah homogen

C. Hasil Pengujian Hipotesis

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxix

Untuk menguji hipotesis penelitian digunaan teknik analisis Varians

(ANAVA) dua jalan dengan taraf signifikansi 5%. Rangkuman hasil perhitungan

Analisis Varians dapat dilihat pada tabel, sebagai berikut :

Tabel 8 : Rangkuman Hasil Perhitungan Anava Tes Akhir Hasil Belajar Lari 50

Meter dengan Taraf Signifikasi a = 0,05.

Sumber Variansi JK Db RJK Fh Ft

Antar Kolom (A) 0,1340875 1 0,1340875 13,3990729

Antar Baris(B) 0,0966475 1 0,0966475 9,65777494

Interaksi (AxB) 0,0454425 1 0,0454425 4,54097041

Dalam Kelompok (Error) 0,36 36 0,0100072

Total 0,65

4.08

Keterangan:

JK : Jumlah kuadrat

dk : Derajat bebas

RJK : Rata-rata jumlah kuadrat

Fh : Rasio F hitung

Ft : Rasio F tabel

Hasil ANAVA dua jalan dan rancangan faktorial blok 2 X 2 tersebut dapat

diinterprestasikan sebagai hasil pengujian hipotesis, yaitu:

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxx

1. Pengujian hipotesis pertama, yaitu perlakuan antara metode mengajar

progresif dan metode mengajar repetitif terhadap hasil belajar lari 50 meter

Perhitungan dengan Analisis Varians untuk mengetahui perbedaan ke-

lompok penelitian, diperoleh F hitung sebesar 13,3990729, sedangkan harga F tabel

dengan dk (1)(40) pada taraf a 0,05 = 4,08. Dengan melihat harga F hitung lebih

besar F tabel (Fh>Ft) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan

“ada perbedaan pengaruh antara metode mengajar progresif dan metode mengajar

repetitif terhadap hasil belajar lari 50 meter” ditolak., sehingga hipotesis pertama

penelitian ini terbukti kebenarannya.

2. Pengujian Hipotesis Kedua, yaitu Perbedaan pengaruh siswa yang

kemampuan gerak tinggi dan siswa yang kemampuan gerak rendah

terhadap hasil belajar lari 50 meter

Perhitungan dengan Analisis Varians untuk mengetahui perbedaan ke-

lompok penelitian, diperoleh F hitung sebesar 9,65777494, sedangkan harga F tabel

dengan dk (1)(40) pada taraf a 0,05 = 4,08. Dengan melihat harga F hitung lebih

besar F tabel (Fh>Ft) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol yang menyatakan

“ada perbedaan antara kelompok siswa kemampuan gerak tinggi dan siswa yang

kemampuan gerak rendah terhadap hasil belajar lari 50 meter” ditolak, sehingga

hipotesis kedua penelitian ini terbukti kebenarannya.

3. Pengujian Hipotesis Ketiga, yaitu Interaksi antara metode mengajar dan

kemampuan gerak Terhadap hasil belajar lari 50 meter

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxi

Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-

faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata.

Tabel. . Pengaruh sederhana, pengaruh utama dan interaksi Faktor, A dan B

terhadap hasil belajar lari 50 meter

Faktor A. Metode Mengajar Lari 50 Meter

Taraf A1 A2 Rerata A1-A2

B1 0,25 0,06 0,15 0,19

B= Kemampuan

Gerak Dasar

B2 0,08 0,04 0,06 0,04

Rerata 0,16 0,05 0,11 0,11

B1 - B2 0,17 0,02 0,09 0,15

A1 A2 rerata A1-A2

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxii

Gambar . Bentuk interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Hasil Belajar Lari 50 Meter Keterangan A1 : Kelompok perlakuan gaya mengajar Progresif

A2 : Kelompok perlakuan gaya mengajar Repetitif

B1 : Kelompok kemampuan gerak tinggi

B2 : Kelompok kemampuan gerak rendah

Atas dasar gambar diatas, bahawa bentuk garis perubahan besarnya nilai hasil

belajar lari 50 meter adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan

peningkatan antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau persilangan. Antara

kelompok gaya mengajar dan kemampuan gerak memiliki titik persilangan, berarti

terdapat interaksi yang signifikan diatara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan

bahwa kemampuan gerak berpengaruh terhadap hasil belajar lari 50 meter.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan sebelumnya. Berdasarkan

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxiii

pengujian hipotesis telah menghasilkan tiga kesimpulan analisis yaitu : (a) ada

perbedaan pengaruh yang signifikan antara hasil belajar lari 50 meter dengan

menggunakan metode mengajar progresif dan metode mengajar repetitif, (b) ada

perbedaan yang signifikan hasil belajar lari 50 meter antara siswa yang kemampuan

gerak tinggi dan siswa yang kemampuan geraknya rendah, (c) ada interaksi antara

faktor utama penelitian. Kelompok kesimpulan analisis tersebut dapat dipaparkan

lebih lanjut secara rinci sebagai berikut :

1. Pengaruh Metode Mengajar

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

antara hasil belajar lari 50 meter dengan menggunakan metode mengajar progresif

dan metode mengajar repetitif. Pada kelompok yang diberi metode mengajar

progresif, rata-rata peningkatan lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa

yang diberi metode mengajar repetitif. Siswa lebih mudah memelajari materi lari 50

meter dengan meode progresif, yaitu dalam pembelajaran siswa mempelajari suatu

bagian sampai dikuasai kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai

selanjutnya dipraktekkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan

tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Dari ketiga bagian dikombinasikan dan

dipraktekkan bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dapat dilanjutkan untuk masing-

masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan sebagai suatu

bagian keseluruhan

2. Pengaruh Kemampuan gerak

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxiv

Berdasarkan pengujikan hipotesis kedua ternyata ada perbedaan hasil belajar

lari 50 meter antara siswa yang kemampuan geraknya tinggi dan siswa yang

kemampuan geraknya rendah. Pada kelompok siswa yang kemampuan geraknya

tinggi memiliki rata-rata peningkatan lebih baik dibandingkan kelompok siswa yang

kemampuan geraknya rendah. Hal ini disebabkan kemampuan gerak tinggi akan

mempermudah siswa dalam penyelesaian tugas atau aktifitas fisiknya.

3. Interaksi Antara Faktor-Faktor Utama Penelitian.

Dari hasil penghitungan ada interaksi antara kedua faktor utama penelitian,

jadi bisa disimpulkan ada interaksi antara metode mengajar dengan kemampuan

gerak terhadap hasil belajar lari 50 meter. Metode mengajar dalam proses

pembelajaran pendidikan jasmani merupakan rangkaian suatu gerakan keterampilan

yang menggunakan anggota tubuh hal ini akan mempengaruhi dan meningkatkan

kemampuan gerak siswa. Kemampuan gerak yang tinggi akan mempermudah dalam

penguasaan teknik dasar lari cepat 50 M sehingga akan mempengaruhi hasil

pembelajaran. Sebab bila kemampuan gerak rendah bisa menimbulkan proses belajar

tetapi lambat, sehingga waktu dan proses pelaksanaan tidak efektif dan efisien.

Dengan demikian antara metode pembelajaran dengan kemampuan gerak terdapat

hubungan dan memiliki peran dalam meningkatkan hasil belajar lari cepat 50 M.

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxv

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan kesimpulan analisis data dan pembahasannya, yang telah

diungkapkan pada BAB IV, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode mengajar progresif dan metode mengajar repetitif terhadap hasil belajar lari cepat

50 Meter. Pengaruh metode mengajar progresif lebih baik daripada metode mengajar repetitif

2. Ada perbedaan hasil belajar lari 50 meter yang signifikan antara siswa yang mempunyai kemampuan gerak tinggi dan

siswa yang mempunyai kemampuan gerak rendah. Peningkatan hasil belajar lari 50 meter pada siswa yang memiliki

kemampuan gerak tinggi lebih baik daripada yang memiliki kemampuan gerak rendah.

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara metode mengajar dan kemampuan gerak terhadap hasil belajar lari

cepat 50 meter.

a). Siswa yang memiliki kemampuan gerak dasar tinggi lebih cocok jika diberikan metode mengajar progresif.

b). Siswa dengan kemampuan gerak dasar rendah lebih cocok jika diberikan metode mengajar repetitif.

B. Implikasi

Berdasarkan pada kesimpulan diatas, ternyata terdapat perbedaan pengaruh

antara metode mengajar progresif dan metode mengajar repetitif terhadap hasil

belajar lari 50 meter. Apabila kita mengkaji lebih mendalam mengenai perolehan

hasil antara pembelajaran dengan metode mengajar progresif dan metode mengajar

repetitif, ternyata mean hasil belajar lari 50 meter dari kelompok siswa yang diajar

dengan metode mengajar progresif hasilnya lebih baik dibandingkan dengan hasil

belajar lari 50 meter dari kelompok siswa yang diajar dengan metode mengajar

dengan metode mengajar repetitif. Dengan demikian secara kualitas, pembelajaran

dengan metode mengajar progresif lebih baik bila dibandingkan pembelajaran

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxvi

dengan metode mengajar repetitif. Untuk mempelajari kemampuan lari, yang sifatnya

keterampilan individual, metode mengajar progresif sangat cocok untuk diterapkan.

C. Saran

Dalam rangka ikut bertanggung jawab di dalam meningkatkan kualitas

pendidikan dan suatu usaha untuk menyumbangkan pemikiran dan wawasan

mengenai salah satu strategi pembelajaran pendidikan jasmani yang berorientasi pada

waktu pelaksanaan yaitu mengenai metode, maka dianjurkan saran-saran sebagai

berikut:

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan pengaruh antara metode

mengajar progresif dan metode mengajar repetitif, disarankan kepada guru

pendidikan jasmani untuk dapat menerapkan dalam proses belajar mengajar. Dengan

catatan, prosedur pembelajarannya fleksibel dan kreatif. Artinya proses pembelajaran

yang diterapkan pada siswa tidak kaku dan monoton sesuai dengan petunjuk

pelaksanaan yang telah digariskan. Pembelajaran dengan metode progresif dan metoe

repetitif mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang lebih penting di dalam proses

belajar mengajar tidak lekas menimbulkan kebosanan pada siswa. Hal ini sangat

menuntut kecerdikan dan kreatifitas guru didalam mengatur, menyajikan dan

melaksanakan proses belajar mengajar.

Meskipun hasil tes lari 50 meter dalam penelitian ini menunjukkan bahwa

siswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik daripada siswa yang

memiliki kemampuan gerak rendah, tetap disarankan kepada guru pendidikan jasmani

untuk selalu mengembangkan kemampuan gerak sebagai dasar untuk meningkatkan

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxvii

kemampuan gerak dasar. Karena dengan memiliki kemampuan gerak yang baik akan

menunjang siswa terampil dalam cabang olahraga. Pengembangan kemampuan gerak

di sekolah dapat dilakukan oleh seorang guru dengan melakukan lari lintas alam

misalnya, Guru mengajak siswanya melakukan lari melintasi alam yang disesuaikan

dengan karakteristik dan kondisi fisik anak. Pengembangan kemampuan gerak dapat

pula dilakukan dengan senam pembentukan melalui senam pembentuka akan

diperoleh unsur – unsur kemampuan gerak berupa kelincahan, kelentukan,

keseimbangan, kekuatan dan seni gerak yang baik.

Kepada peneliti lain disarankan untuk mengadakan penelitian dengan

menambah variabel lain yang dapat menunjang keberhasilan belajar dan

meningkatkan kemampuan atletik khususnya lari cepat. Selain jumlah variabel

ditambah, hendaknya juga diadakan penelitian dengan menggunakan sampel yang

lebih besar. Kemudian kepada guru pendidikan jasmani, disarankan agar dapat

menggunakan metode praktek pembelajaran ini.

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxviii

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng. 2003. Azas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Ditjen

Dikti Depdikbud.

Adams, William C. 1991. Foundation of Physical Education, Exercise, and Sport

Sciences. USA: Malvern, Pensylvania.

Aip Syarifudin. 1992 Atletik. Jakarta: Depdikbud. Direktoral Jenderal Pendidikan

Tinggi proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan

Amung Ma’ um 2001. Perkembangan Gerak dan Belajar Gerak. Jakarta: Depdinas

Andang Suherman 2001. Pembelajaran Atletik Pendekatan Permainan dan

Kompetisi. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Annarino, Anathony A. Charles C. Cowell and Helen W. Hozelton. 1980. Curriculum

Theory and Design in Physical Education. St. Louis, Miss : The C.V. Mosby

Company.

Atwi Suparman. 1997. Desain Instruksional. Jakarta: Depdikbud

Ballesteros. J.M. 1979. Pedoman latihan dasar Atletik. (terjemahan dari manual

Didactiko de Atletismo). Jakarta: IAAF Komisi pengembangan

Christina Robert W.Corcos Daniel M. 1988 Coaches Guide to Teaching sport Skill.

Champaign: Human Kineteties

Depdiknas. 2003. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003

Tentang system Pendidikan Nasional. Jakara: Biro Hukum dan Organesasi

Fremen, Williem H. 2001. Physicel Education and Sport. Toronto: A Pearson

Education Company

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxix

Gagne, Robert M. 1994. The Conditions of Learning. 3rd Edition. New York : Holt,

Rinchart and Winston.

Glass, Gene., and Hopkins, D. Kenneth. 1984. Statistical Methods in Education and

Physicology, Second Edition, New Jersey : Printies Hal. Inc.

Harrow, Anita J. 1977. A. Taxonomy of The Psychomotor Domain. Second Edition.

New York : David Mc. Kay Company Inc.

Hergenhan. BR & Matthe H Olson. 1997. An introduction to thecries of Learning.

New Jersey: Prentice Hal Upper Sadle River

Joyce B Weil M & Calhoun. 2000. Models Of Teaching. Boston: Alyn and Bacon

Kirkendall D.R., Gruber, Joseph J., Johnson, Robert E. 1997. Measurement and

Evaluation for Physical Education, Second Edition. Champaing Illionis:

Human Kinetics Publisher. Inc.

Magill, Richard A. 1980. Motor Learning : Concepts and Applications. IOWA :

Wm.C. Brown Company Publishers.

Mathews, Donald K. 1973.Measurement in Physical Education. Philadclphia : W.B.

Saunders Company.

Mosston, Muska and Ashworth. 1994. Teaching Physical Education. Fourth Edition.

Mac. Millan Publishing Company. New York USA.

Oemar Hamalik 2006. Perencanaan Pengajaran Bedasarkan Pendekatan Sistem.

Jakarta: Bumi Aksara

____________ 1984 Dasar-dasar Ilmu Kepelatihan Terjemahan Kasiyo

dwijowinoto, Semarang : IKIP Semarang Press

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxx

Pate R R. Clenaghan M B. & Rotella R. 1993. Dasar-dasar Ilmiah Kepelatihan, Alih

Bahasa Kasiyo Dwijowinoto. Semarang: IKIP Semarang Press.

Romizowsky, A.J 1981.Desihning Intuctional System. New York : Kogan Page,

Random/Nichols Publishing.

Russel R., Pate, McClenaghan, Bruce., Rottela, Robert. 1993. Scientific Foundation

of Coaching (Terjemahan: Kasiyo Dwijoyonoto). Semarang: IKIP Semarang

Press.

Roijakkers. 1990. Mengajar dengan Sukses. Jakarta : PT. Gramedia

Rusli Lutan. 1998. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan .

Jakarta: Direktur Jenderal Dasar dan Menengah

Schmidt, Richard A. 1988. Motor Control and Learning. Illinois: Human Kinetics

Publishers Inc

Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance. New York : Mac.

Millan Publishing Co. Inc.

Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta:

Depdikbud.

Soenaryo Basuki. Sutrisno Moeh Soebroto. 1977-1979. Tuntunan Mengajar Atletik .

Jakarta: Proyek Depdikbut RI.

_______ 1979. Atletik I. Depdikbud. Jakarta : Garuda Maju Cipta

_______ 1990. Atletik Sejarah Teknik dan Metodik I. Jakarta Garuda Maju Cipta

Sugiyanto,. Sudjarwo. 1994. Perkembangan dan Belajar Gerak. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Sudjana. 1994. Desain dan Analisis Eksperimen. Edisi III. Bandung : Penerbit Tarsito

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH METODE PEMBELAJARAN …/Perbedaan... · CEPAT 50 METER (Eksperimen ... b. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana ... 1. Pengertian

lxxxi

______. 1996. Metoda Statistika. Edisi Ke-6 Bandung : Penerbit Tarsito.

Sudjana, Nana. 2000. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Sinar

Baru Agresindo.

Sukintaka. 1983. Teori Pendidikan Jasmani. Filosopi Pembelajaran dan Masa

Depan. Jogjakarta.

Surachmad, Winarno. 1992. Pengantar Interaksi Mengajar Belajar. Bandung :

Penerbit Tarsito.

Strand, Bradford N. and Rolayne Wilson. 1993. Assessing Sport Skills. Utah State

University. Human Kinetics Publisher.

Syarifudin. 1997. Pokok-Pokok Pengembangan Program Pembelajaran Pendidikan

Jasmani. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Syahara. 2004. Pendidikan Olahraga. Padang: FPOK-IKIP.

Thomas, Jerry R., EdD & Nelson, Jack K., EdD. 2001. Research Methods In Physical

Activity fourth Edition. United States of America : Human Kinetics

Publisher.