205
PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE PROPORSIONAL DAN ANUITAS TERHADAP TINGKAT RISIKO DAN KESEHATAN BANK SYARI’AH Tesis Diajukan untuk memenuhi gelar Magister Ekonomi Syariah Nama : FITHRAH KAMALIYAH NIM : 2113403300011 MAGISTER EKONOMI SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 M/1437 H

PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

  • Upload
    hanga

  • View
    229

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE PROPORSIONAL

DAN ANUITAS TERHADAP TINGKAT RISIKO

DAN KESEHATAN BANK SYARI’AH

Tesis

Diajukan untuk memenuhi gelar Magister Ekonomi Syariah

Nama : FITHRAH KAMALIYAH

NIM : 2113403300011

MAGISTER EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2016 M/1437 H

Page 2: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

2

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah

dan taufiq-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tesis ini yang berjudul

“Perbandingan Pengaruh Penerapan Metode Proporsional dan Anuitas terhadap

Tingkat Risiko dan Kesehatan Bank Syariah”. Shalawat dan salam disampaikan

kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, para sahabat dan pengikutnya hingga akhir

zaman.

Penulis menyadari sepenuhnya, upaya penyelesaian disertasi ini tidak terlepas

dari bantuan berbagai pihak, baik materil maupun moril. Untuk itu dengan segala

keikhlasan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta, Asep Saepudin Jahar, M.A., PhD., selaku Dekan Fakultas

Syariah dan Hukum, Dr. Nurhasanah, M.A., selaku Kaprodi Magister Hukum

Ekonomi Syariah dan Ahmad Chairul Hadi, M.A., Selaku Sekretaris Prodi.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga kepada

kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda Drs. Luqman Salim dan Ibunda tercinta

Badriyah, S.PdI, yang selalu memberikan dukungan, kasih sayang, semangat, nasihat

dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan Tesis ini dengan jalan kemudahan

dari Allah SWT.

i

Page 3: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

3

Rasa hormat, ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya

kepada Ir. M. Nadratuzzaman Hosen, MS., M.Ec, PhD, selaku pembimbing yang

telah memberi banyak arahan dan bimbingan dalam penulisan Tesis ini semenjak

penulisan proporsal hingga selesainya penulisan Tesis ini. Selain itu, ucapan terima

kasih pula kepada narasumber yaitu Rifki Ismal, PhD. dan Beny Wicaksono yang

telah memberikan kesediaan waktunya untuk memberi masukan dan pendapatnya.

Seluruh dosen Magister Ekonomi Syariah Fakultas Syariah dan Hukum yang telah

metransfer ilmu selama perkuliahan. Seluruh karyawan/karyawati Magister Ekonomi

Syariah yang telah membantu administrasi demi kelancaran perkuliahan dan sidang

Tesis ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Tesis

ini, untuk segala kritik dan saran penulis ucapkan terima kasih. Mudah-mudahan

segala keikhlasan semua pihak yang membantu penulis secara langsung maupun tidak

langsung akan dibalas Allah dengan balasan yang berlipat ganda.

Jakarta, 21 Juni 2016

Fithrah Kamaliyah

ii

Page 4: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

4

ERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE PROPORSIONAL

Page 5: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

5

iv

Page 6: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

6

v

Page 7: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

7

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisis perbandingan dua metode

perhitungan margin dalam akad murabahah yaitu Proporsional dan Anuitas yang

dijalankan oleh bank syariah dan bagaimana pengaruhnya terhadap kelangsungan

bisnis yang dinyatakan oleh tingkat risiko dan kesehatan bank syariah. Objek dalam

penelitian ini adalah Bank Muamalat Indonesia (BMI) dengan melihat laporan

keuangan tahunan pada periode 2001-2014. Peneliti menggunakan analisis SEM

(Structural Equation Modelling) untuk melihat perbandingan pengaruh dari kedua

metode tersebut terhadap tingkat risiko dan kesehatan bank. Metode ini digunakah

untuk memudahkan analisis pengujian dengan hubungan timbal balik antara variabel

laten yang tidak dapat diukur secara langsung dan lebih kompleks. Hasil dari analisis

dalam penelitian ini menunjukkan bahwa metode proporsional memiliki pengaruh

45% terhadap tingkat risiko dan 23% terhadap tingkat kesehatan bank. Sedangkan

metode anuitas memiliki pengaruh 51% terhadap tingkat risiko dan -57% terhadap

kesehatan bank. Sementara dari sudut pandang maslahat, metode proporsional

memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan metode anuitas. Dengan demikian,

metode proporsonal adalah metode yang lebih baik untuk diterapkan bank syariah

karena lebih memberikan dampak positif bagi kesehatan dan kemaslahatan bank

syariah.

Kata Kunci: Metode margin murabahah, risiko bank, kesehatan bank, maslahat.

vi

Page 8: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

8

ABSTRACT

The purpose of this study was to compare two business models in murabaha

contract are proportional and annuity. How they effect business continuity expressed

by level of risks and the soundness of islamic banks. The object of research is Bank

Muamalat Indonesia according to its Annual Financial Statements in period 2001-

2014. This research using SEM analysis to see comparation influence of both

methods. This Method is used to ease the analysis with recursive laten variable and

more complex. The result of this study, suggesting that proportional method has 45%

influence on the level of risk and 23% of the bank’s soundness. The annuity method

has 51% on the level of risk and 57% of the bank’s soundness negatively. From the

standpoint of maslahah, proportional method has higher value than annuity method.

Thus, the proportional method is a better method to apply sharia banks because it is

more a positive impact on the health and welfare of Islamic banks.

Keywords: Margin murabaha method, the bank’s risks, the soundness of islamic

banks, maslaha.

vii

Page 9: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

9

ملخص

يؤثر كيف. واألقساط تتناسب المرابحة عقد في اثنين األعمال نماذج لتحليل الدراسة هذه من الغرض وكان

نكب هو البحث من والهدف. اإلسالمية البنوك وسالمة طرالمخا مستوى عنها عبرت التي األعمال استمرارية

تحليل باستخدام البحث هذا. 1022-1002 الفترة في السنوية المالية لبياناتها وفقا اندونيسيا معامالت SEM

على تأثير ٪24 لديه النسبي طريقة بأن يوحي مما الدراسة، لهذه ونتيجة. األساليب من كل تأثير لمعرفة

سالمة من ٪45و المخاطر مستوى على ٪42 لديها األقساط طريقة. البنك سالمة من ٪12 و الخطر مستوى

النسبي ةطريق فإن البنك سلبا من وجهة نظر مصلحة, طريقة نسبي له قيمة أعلى من طريقة األقساط. وهكذا،

اإلسالمية نوكالب ورفاهية صحة على إيجابيا تأثيرا أكثر ألنها البنوك الشريعة لتطبيق طريقة أفضل هو .

ةمرسل ومصالح اإلسالمية، البنوك وسالمة للبنك، والمخاطر المرابحة، طريقة الهامش: البحث الكلمات

viii

Page 10: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

10

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

A. Konsonan

b = ب

t = ت

th = ث

j = ج

ḥ = ح

kh = خ

d = د

dh = ذ

r = ر

z = ز

s = س

sh = ش

ṣ = ص

ḍ = ض

ṭ = ط

ẓ = ظ

ع = ‘

gh = غ

f = ف

q = ق

k = ك

l = ل

m = م

n = ن

h = ه

w = و

y = ي

B. Vokal Pendek : a = ; i = ; u =

C. Vokal Panjang : ā = ا ; i = ; ū =

D. Diftong : ay = اي ; aw = او

ix

Page 11: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

11

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR……………………………………………………..

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI……………………………………..

PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………………………

ABSTRAK…………………………………………………………………

PEDOMAN TRANSLITERASI…………………………………………...

DAFTAR ISI………………………………………………………………

DAFTAR TABEL…………………………………………………………

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………….

B. Identifikasi Masalah………………………………………………...

C. Rumusan Masalah……………………………………………………

D. Pembatasan Masalah………………………………………………...

E. Tujuan Penelitian……………………………………………………

F. Manfaat Penelitian…………………………………….…………….

G. Penelitian Terdahulu yang Relevan…...…………………………….

H. Metodologi Penelitian……………………………………………….

I. Sistematika Penulisan……………………………………………….

i

iii

iv

v

viii

x

xiii

xiv

1

1

9

9

10

10

11

11

21

25

x

Page 12: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

12

BAB II KONSEP NILAI WAKTU UANG, MURABAHAH, RISIKO

DAN KESEHATAN BANK SYARIAH………………………………….

A. Nilai Waktu Uang…………………………………………………...

B. Murabahah………………………………………………………….

C. Risiko Bank Syariah…………………………………………………..

D. Kesehatan Bank Syariah……………………………………………...

BAB III PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANK ANTARA

METODE PROPORSIONAL DAN ANUITAS…………………………….

A. Definisi dan Landasan Hukum Penetapan Metode Proporsional dan

Anuitas………………………………………………………………..

B. Implementasi dan Formulasi Metode Proporsional dan Anuitas

dalam Pembiayaan Murabahah……………………………………….

C. Analisis Perbandingan Risiko yang Muncul atas Penggunaan Metode

Proporsional dan Anulitas…………………………………………….

1. Perbandingan Tingkat Risiko Kredit antara Metode Proporsional

dan Anuitas……………………………………………………….

2. Perbandingan Tingkat Risiko Likuiditas………………………….

3. Perbandingan Tingkat Risiko Operasional………………………..

4. Risiko Stratejik atas Penggunaan Metode Proporsional dan

Anuitas……………………………………………………………

BAB IV PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK ANTARA

27

27

37

50

58

69

69

89

96

96

99

104

106

xi

Page 13: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

13

METODE PROPORSIONAL DAN ANUITAS…………………………….

A. Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara Metode

Proporsional dan Anuitas…………………………………………….

1. Aspek Good Corporate Governance…………………………….

2. Aspek Earning…………………………………………………...

3. Aspek Permodalan……………………………………………….

B. Asumsi Maslahat terhadap Penerapan Metode Proporsional dan

Anuitas……………………………………………………………….

BAB V PENUTUP…………………………………………………………..

A. Kesimpulan……………………………………………………….

B. Saran………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….

LAMPIRAN…………………………………………………………………

118

118

118

121

125

131

148

148

150

159

163

xii

Page 14: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

14

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank Syariah………………….

Tabel 1.2 Peringkat Perolehan Margin Murabahah………………………..

Tabel 2.1 Perbedaan Murabahah dengan Consumer Finance……………..

Tabel 2.2 Klasifikasi Peringkat NPF………………………………………

Tabel 2.3 Klasifikasi Peringkat FDR………………………………………

Tabel 2.4 Klasifikasi Peringkat BOPO…………………………………….

Tabel 2.5 Klasifikasi Peringkat ROA……………………………………...

Tabel 2.6 Klasifikasi Peringkat ROE……………………………………...

Tabel 2.7 Klasifikasi Peringkat NIM………………………………………

Tabel 2.8 Klasifikasi Peringkat CAR……………………………………...

Tabel 3.1 Contoh Aplikasi Metode SOD…………………………………..

Tabel 3.2 Simulasi Murabahah Proporsional……………………………...

Tabel 3.3 Simulasi Murabahah Anuitas…………………………………...

Tabek 3.4 Perbandingan Pelunasan Pokok Hutang Metode Proporsional

dan Anuitas………………………………………………………………...

Tabel 3.5 Perbandingan Perolehan Margin Metode Proporsional dan

Anuitas……………………………………………………………………..

Tabel 4.1 Tingkat Kesehatan Bank Muamalat Indonesia…………………………….

Tabel 4.2 Korelasi Margin Proporsional………………………………….

3

27

49

65

66

66

68

69

69

70

81

93

94

112

113

128

130

xiii

Page 15: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

15

Tabel 4.3 Hasil Korelasi Margin Anuitas………………………………….

Tabel 4.4 Dampak Total Penggunaan Metode Proporsional dan Anuitas…

Tabel 4.5 Pemetaan Maslahat Metode Proporsional………………………

Tabel 4.6 Pemetaan Maslahat Metode Anuitas……………………………

131

132

144

146

xiv

Page 16: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Model Penelitian…………………………………………

Gambar 3.1 Porsi Perolehan Pendapatan BMI 2014………………….

Gambar 3.2 Grafik Tingkat NPF BMI 2001-2014……………………

Gambar 3.3 Perbandingan NPF dan Laju Inflasi……………………...

Gambar 3.4 Grafik Tingkat FDR BMI 2001-2014……………………

Gambar 3.5 Grafik Tingkat BOPO BMI 2001-2014………………….

Gambar 3.6 Struktur Risiko Bisnis……………………………………

Gambar 3.7 Pebandingan Pemenuhan Kewajiban Jangka Pendek

Metode Proporsional dan Anuitas…………………………………….

Gambar 3.8 Analisis SWOT Metode Proporsional dan Anuitas……...

Gambar 4.1 Grafik Tingkat ROA BMI 2001-2014…………………...

Gambar 4.2 Grafik Tingkat ROE BMI 2001-2014…………………...

Gambar 4.3 Grafik Tingkat NIM BMI 2001-2014……………………

Gambar 4.4 Grafik Tingkat CAR BMI 2001-2014…………………...

Gambar 4.5 Model Struktur Metode Proporsional dan Anuitas

dengan Tingkat Risiko dan Kesehatan Bank………………………….

Gambar 4.6 Batas Kesejahteraan Konsep Pareto Optimum…………..

Gambar 4.7 Perbandingan Margin dan Pokok Hutang Nasabah

Metode Anuitas……………………………………………………….

28

92

99

100

101

106

109

111

117

123

125

126

127

129

140

141

xv

Page 17: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia1,

sejak tahun 1980-an mulai merintis usaha pendirian bank Islam guna memenuhi

permintaan masyarakat yang membutuhkan alternatif jasa perbankan yang sesuai

dengan syariah Islam. Dual banking system diberlakukan di Indonesia dengan

diterapkannya sistem perbankan konvensional yang berbasis bunga dan sistem

perbankan syariah yang berbasis bagi hasil.2Bank syariah mulai menampakkan

perkembangannya setelah pada tanggal 16 Desember 2003, MUI mengeluarkan

fatwa tentang keharaman bunga bank yang kemudian disusul dengan diberlakukannya

kebijakan pembukaan layanan syariah (office chaneling) pada tahun 2006. Eksistensi

perbankan syariah semakin kokoh dengan dikeluarkannya UU No. 21 tahun 2008

tentang perbankan syariah pada tanggal16 Juli 2008 yang secara rinci mengatur

perbankan syariah di Indonesia.3

Diberlakukannya dual banking system di Indonesia, memang dapat menjadi

pilihan bagi masyarakat Indonesia untuk melakukan transaksi antara bank syari’ah

dan bank konvensional, sehingga memberikan sarana bagi mayoritas umat Islam

1 Berdasarkan survey BPS 2010, Jumlah penduduk muslim Indonesia sebesar 207. 176. 162

jiwa. 2Maulana Ibrahim, “Strategy to Develop Islamic Banking: The Indonesian Schene”, IRTI

Journal (Jeddah: IRTI, 2009), h. 64. 3 Ida Syafrida dan Ahmad Abror, “Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia”: Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 10 No. 1

(Jakarta: PNJ, 2011), h. 26.

1

Page 18: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

2

dalam bertransaksi secara syari’ah. Namun hal ini juga memberikan kendala bagi

perkembangan bank syari’ah sendiri, karena bank konvensional akan menjadi

kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih dahulu

mengenal bank konvensional dengan memberi keuntungan pada simpanan dan

investasi mereka melalui tingkat bunga bank, membuat bank syariah masih harus

mempertimbangkan tingkat suku bunga bank dalam menentukan tingkat profit

margin yang akan diberikan kepada nasabahnya sehingga dapat bersaing dengan bank

konvensional.4

Pertumbuhan perbankan syari’ah di Indonesia secara umum hingga saat ini

memang mengalami peningkatan. Dilihat dari jumlah jaringan kantor bank syari’ah

yang tumbuh saat ini terdapat 12 bank dan 2.175 kantor dari Bank Umum Syari’ah,

22 bank dan 418 kantor dari Unit Usaha Syari’ah, serta 163 bank dan 433 kantor dari

Bank Perkreditan Rakyat Syari’ah. Begitupula dengan peningkatan asset perbankan

syari’ah yang saat ini telah mencapai Rp 258.359 Milyar meningkat 3,96% dari tahun

sebelumnya. 5

Perbankan syari’ah harus mempertahankan kinerjanya dengan baik agar

mampu bertahan dalam industri keuangan. Suatu bank dikatakan berhasil dalam

bisnisnya jika bank tersebut mampu memberikan jasa layanan keuangan yang lebih

baik dari kompetitornya. Manajemen bank yang kreatif dan inovatif selalu berusaha

4 Zairi Zainol dan Salina Kasim, “An Analysis of Islamic Banks Exposure to Rate of Return

Risk”: Journal of Economic Cooperation and Development, 31, 1 (Kuala Lumpur: IIUM, 2010), h. 59-

84. 5 OJK, Statistik Perbankan Syari’ah 2014.

Page 19: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

3

menciptakan berbagai produk layanan bank yang prospek dan menguntungkan

dengan memperhatikan Asset Liability Management (ALMA), dengan

mempertimbangkan dan mengelola risiko untuk tercapainya profitabiltas yang

diharapkan.6 OJK telah melakukan penilaian untuk melihat tingkat kesehatan bank

syari’ah pada akhir September 2014, yang ditunjukkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1:Pengukuran Tingkat Kesehatan Bank Syari’ah

Indikator 2013 Sept 2014

CAR (%)

Kualitas Aktiva Produktif (Miliar

Rp)

Profitabilitas:

- NOM (%)

- ROA (%)

- BOPO (%)

Likuiditas:

- STM (%)

- FDR (%)

14,42

96,96

1,82

1,58

82,16

16,33

95,87

14,79

95,53

2,93

0,55

88,10

18,57

93,05

Sumber: Statistik Perbankan Indonesia, OJK 2014

Berdasarkan tabel 1, dapat dilihat bahwa Perbankan Syari’ah selain

mengalami peningkatan dari kecukupan modal, kualitas aktiva tetap, pendapatan

operasional, dan likuiditas, di sisi lain terdapat permasalahan yang terjadi yaitu

menurunnya tingkat profitabilitas. Menurunnya tingkat profitabilitas dapat dilihat dari

menurunnya rasio ROA sebesar 1%, menunjukkan bahwa profit yang diperoleh dari

asset menurun dan kondisi ini dianggap tidak sehat. Menurunnya tingkat

efisiensibank syariah dapat dilihatdari rasio BOPO yang meningkat sebesar 6,7% dari

tahun sebelumnya. Tingkat likuiditas dalam pengembalian dana pihak ketiga, dengan

6 David Marston dan V. Sundararajan, Unique Risk of Islamic Banks: Implication for Systemic

Stability (Jeddah: IRTI, 2006). h. 94.

Page 20: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

4

melihat rasio FDR yang tinggi, membuat kondisi ini sangat berisiko apabila sewaktu-

waktu nasabah menarik dananya atau debitur tidak dapat mengembalikan dana yang

dipinjam.

Penilaian terhadap performa bank syariah merupakan salah satu perangkat

penting dalam melakukan penilaian dan pengawasan terhadap kualitas

operasionalnya. Perangkat ini juga dibutuhkan mengingat ketatnya persaingan

perbankan syariah di Indonesia dan menghindari risiko kegagalan operasional. Secara

konsep, bank syariah secara tidak langsung menjadi lembaga keuangan yang sehat

secara finansial karena menjalankan syariat dan sistemnya senantiasa dijaga pada

tingkat kepercayaan publik yang tinggi. Ada dua aspek yang membedakannya dari

bank konvensional. Pertama, seluruh transaksi finansial harus mendapat persetujuan

dari Dewan Pengawas Syariah (DPS), kedua adanya perbedaan struktur finansial

dalam melakukan penilaian tingkat kesehatan perbankan. Penerapan bagi hasil yang

diterapkan juga dibutuhkan suatu modifikasi terhadap indikator solvabilitas dan peran

agensi bank syariah sebagai bank Islam.7

Kelemahan-kelemahan perbankan syari’ah disisi profitabilitas, efisiensi dan

likuiditas dapat disebabkan oleh manajemen bank syariah masih menggunakan pola-

pola manajemen bank konvensional.8 Hal tersebut terjadi karena banyak aturan dan

kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK mengacu padakebijakan bank konvensional.

7 Ari Setiani, Performa BPR: PSTTI UI, (Depok: Universitas Indonesia, 2008), h. 3. 8 Muhammad Hanif, “Differences and Similarities in Islamic and Conventional Banking”:

International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 2, (Islamabad: NUCES, 2011), h.

166-175.

Page 21: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

5

Penentuan margin, fee, dan nisbah bank syariah masih menggunakan tingkat suku

bunga sebagai indikator pembanding bagi bank syariah dalam membuat keputusan

ekonomis. Selain itu, penerapan Standar Akuntansi Syariah yang mengikuti metode

perhitungan keuntungan konvensional salah satunya dengan diterapkannya metode

anuitas dalam perhitungan margin murabahah.

Beberapa data dan fakta yang telah diungkapkan oleh OJK mengenai

kelemahan kinerja bank syari’ah membutuhkan manajemen risiko yang professional

terutama untuk meminimalisir risiko dan efisiensi yang berkaitan dengan produk-

produk yang berbasis pembiayaan. Berdasarkan PBI Nomor 13/23/PBI/2011 tentang

Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Terdapat sepuluh jenis risiko yang dihadapi bank Islam, yaitu: risiko kredit, risiko

pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko

strategis, risiko kepatuhan, risiko imbal hasil, dan risiko investasi. Delapan risiko

pertama merupakan risiko umum yang juga dihadapi oleh bank konvensional.

Sedangkan dua risiko terakhir merupakan risiko unik yang khusus dihadapi oleh bank

Islam. Penambahan dua risiko ini sejalan dengan platform manajemen risiko yang

dikeluarkan oleh Islamic Financial Standard Board (IFSB). 9

Produk pembiayaan yang banyak digemari adalah pembiayaan murabahah.

Berdasarkan data OJK September 2014, pembiayaan murabahah menduduki

peringkat pertama dengan jumlah transaksi sebanyak Rp 115,088 Milyar dan

9Imam Wahyudi et. al., Manajemen Risiko Bank Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h.

23.

Page 22: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

6

selanjutnya disusul dengan pembiayaan musyarakah, mudharabah, dan pembiayaan

lainnya. Besarnya jumlah transaksi pada pembiayaan murabahah memang menjadi

hal yang positif bagi peningkatan keuntungan bank syari’ah, namun meningkatnya

pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat harus diiringi pula dengan pengaturan

yang ketat dalam menghadapi risiko-risiko yang terjadi. Menurut Amira et. al.10,

sejumlah risiko terkait pembiayaan murabahah, diantaranya yaitu risiko dalam

penentuan harga, risiko persediaan, risiko pasar, dan risiko kredit.

Penggunaan sistem yang tepat terhadap strategi pembiayaan yang dilakukan

oleh bank syari’ah menjadi sangat penting. Seperti perlakuan terhadap pembiayaan

murabahah yang dikaitkan dengan risiko, Dewan Standar Akuntansi Syari’ah

(DSAS) menetapkan ketentuan mengenai metode pencatatan dan pengakuan

keuntungan dari pembiayaan murabahahdengan dikeluarkannya PSAK 102.

Ketentuan PSAK 102 (revisi 2013) membantu bank memilih penggunaan metode

pengakuan keuntungan akad murabahah, menggunakan metode proporsional atau

anuitas. Dalam menanggapi kedua metode ini, DSN MUI mengeluarkan fatwa Nomor

84/DSN-MUI/XII/2012 yakni ketentuan tamwil bi al-murabahah. Menyebutkan

bahwa Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) dalam mengakui keuntungan murabahah

dapat dilakukan secara proporsional dan anuitas selama sesuai dengan ‘urf

(kebiasaan) yang berlaku di LKS tersebut. Dalam fatwa disebutkan bahwa

diperbolehkannya menggunakan metode metode anuitas ini adalah untuk

10 Siti Nor Amira, et. al., “Islamic Credit Risk Management in Murabahah Financing-The

Studi of Islamic Banking in Malaysia”: Australian Journal of Basic and Applied Sciences 8(6),

(AENSI, 2014). h. 319.

Page 23: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

7

menciptakan sistem keuangan LKS yang sehat sehingga memunculkan statement

bahwa metode anuitas ini yang dianggap mampu mewujudkan kesehatan bank

syariah tersebut.11

Perbedaan yang nyata antara konsep metode anuitas dan metode proporsional

akan terlihat pada sisa saldo pokok pembiayaan dan sisa saldo kredit, di mana pada

metode proporsional sisa saldo pembiayaan lebih kecil bila dibandingkan dengan sisa

saldo kredit. Dalam perhitungan menggunakan metode proporsional, konsep yang

diterapkan adalah economic value of time, yaitu besarnya jumlah keuntungan per

transaksi dalam satu periode yang sifatnya sama. Hal ini terjadi karena bank syariah

tidak kenal adanya cicilan pokok dan bunga atau margin. Nasabah hanya membayar

sisa hutang dagang tanpa membedakan lagi antara pokok dan margin. Pada metode

anuitas, tren pendapatan dari waktu ke waktu mengalami penurunan, sehingga

nasabah dana lebih dirugikan. Sedangkan dengan metode proporsional pendapatan

akan mengalami kenaikan, terutama jika bank melakukan ekspansi maka nasabah

akan semakin mendapatkan pendapatan yang terus meningkat.12

Dalam aplikasinya mengenai kedua metode tersebut sampai saat ini masih

menjadi perdebatan di tingkat otoritas yaitu: antara Bank Indonesia No. 9/634/DPbS

tanggal 20 April 2007 meminta bank syariah untuk menggunakan metode

proporsional dalam pembebanan margin, sementara OJK memberikan opsi kepada

11 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI : Tentang Metode Pengakuan Keuntungan al-Tamwil

Bi al-Murabahah di Lembaga Keuangan Syari’ah (No: 84/DSN-MUI/XII/2012). 12 Trisiladi Supriyanto, Konsep Rate of Profit dalam Perspektif Ekonomi Islam: Disertasi SPS

UIN Jakarta, (Jakarta: Pasca Sarjana UIN, 2014), h. 231.

Page 24: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

8

bank syariah untuk melakukan pembebanan baik metode proporsional atau efektif.

Hal ini menunjukkan OJK belum memiliki konsep yang jelas tentang konsep margin

dalam sistem keuangan Islam yang seharusnya memiliki karakter tersendiri.

Pembebanan margin yang bersifat besar di awal pembiayaan dan menurun terus

sampai akhir, secara filosofis, metode ini menciptakan kondisi eksploitatif pada

peminjam sehingga tujuan mencapai keadilan dan kesejahteraan ekonomi tidak

tercapai.13 Senada juga dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Adnan14,

bahwa jumlah porsi margin yang sama dari awal periode cicilan hingga akhir periode

cicilan akan memberikan keuntungan yang adil dan merata bagi kesehatan bank

syariah.

Menaggapi ketentuan PSAK 102 (revisi 2013) dan Fatwa DSN MUI tentang

diperbolehkannya metode anuitas ini, dalam memberikan kontribusi penyelesaian

risiko dan stabilitas kesehatan bank syari’ah adalah menarik untuk dilakukan

penelitian. Apakah metode anuitas merupakan metode yang tepat dalam menghadapi

risiko-risiko bank syari’ah dan menjaga stabilitas kesehatan bank syari’ah atau justru

metode proporsional yang tepat dalam menanggapi permasalahan ini. Untuk itu tesis

ini ingin melakukan pengujian terhadap perbandingan pengaruh penerapan metode

anuitas dan proporsional terhadap tingkat kesehatan bank syari’ah.

13Ibid., h. 15. 14 Muhammad Akhyar Adnan, An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Banks The Cases of Bank Islam Malaysia Berhad and Bank Muamalat Indonesia: Thesis

University of Wollongong (Sydney: Univ. Wollongong, 1996). h. 241-275.

Page 25: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

9

B. Permasalahan Penelitian

1. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi kemungkinan

permasalahan yang muncul berkenaan dengan penerapan metode penentuan margin

murabahah, diantaranya adalah:

a. Bank syariah saat ini menerapkan pola manajemen konvensional yang

mengakibatkan kinerja bank syariah menjadi menurun

b. Metode anuitas mempengaruhi penurunan tingkat profitabilitas bank

syariah

c. Metode proporsional yang mengandung prinsip syariah saat ini telah

ditinggalkan karena dianggap tidak kompetitif dalam menyaingi

keuntungan bank syariah

d. OJK dan MUI belum memiliki konsep yang jelas mengenai penerapan

metode margin yang seharusnya dijalankan oleh bank syariah

e. Metode anuitas dianggap sebagai metode yang lebih kompetitif dan

mendukung kesehatan bank syariah dari metode proporsional

2. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam tesis ini adalah mengetahui bagaimana

perbedaan pengaruh penerapan metode proporsional dan anuitas terhadap kesehatan

dan risiko bank syari’ah. Permasalahan tersebut dijabarkan menjadi:

Page 26: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

10

a. Bagaimana perbedaan pengaruh penerapan metode proporsional dan

anuitas terhadap kesehatan bank syariah?

b. Bagaimana perbedaan pengaruh penerapan metode proporsional dan

anuitas terhadap tingkat risiko bank syariah?

3. Pembatasan Masalah

Untuk mempersempit pokok pembahasan yang akan dibahas, dalam peneitian

penerapan metode proporsional dan anuitas dikhususkan pada akad murabahah.

Risiko yang akan dibahas hanya dibatasi pada Risiko Kredit, Risiko Likuiditas dan

Risiko Operasional. Sedangkan kesehatan bank dibatasi hanya pada tingkat

Profitabilitas dan Likuiditas.15

Penelitian ini dilakukan pada dua bank syariah yang menjadikan murabahah

sebagai sumber utama dalam memperoleh keuntungan, indikator kedua bank tersebut

diambil dari bank syariah yang memiliki nilai murabahah terbesar dalam struktur

modalnya yaitu Bank Muamalat Indonesia. Periode yang menjadi acuan dalam

pengambilan data keuangan untuk mengukur margin murabahah, tingkat kesehatan,

dan risiko bank dibatasi pada tahun 2001 s. d. 2014.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sekaligus menganalisis

penerapan metode anuitas dalam pembiayaan murabahah terhadap tingkat kesehatan

bank syari’ah. Tujuan penelitian dapat dirinci sebagai berikut:

15Menurut Peraturan OJK No. 4/POJK.03/2016 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum.

Page 27: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

11

1. Untuk mengukurperbedaan tingkat kesehatan bank syariah yang

menerapkan metode proporsionaldan anuitasdalam pembiayaan

murabahah

2. Untuk mengukurperbedaan tingkat risiko bank syariah yang menerapkan

metode proporsional dan anuitas dalam pembiayaan murabahah

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dalam hal

menambah khazanah pengetahuan mengenai perbandingan pengaruh penerapan

metode anuitas dan proporsional dalam pembiayaan murabahah terhadap

tingkatkesehatan dan risiko bank syari’ah, serta pengetahuan secara praktis mengenai

mitigasi risiko yang muncul dari penerapan kedua metode tarsebut.

Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi para penentu

kebijakan sehingga dapat meninjau kembali penerapan metode perhitungan margin

murabahah yang tepat untuk menumbuhkan perbankan syariah yang sehat baik

secara finansial maupun esensinya. Tentunya juga bagi para praktisi perbankan

syariah, dengan penelitian ini agar dapat meninjau kembali strategi yang tepat dalam

meminimailisir risiko yang muncul atas penerapan metode anuitas dan proporsional

agar kesehatan dan kesinambungan pertumbuhan perbankan syariah tetap dapat

terjaga.

E. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Beberapa isu mengenai pembiayaan murabahah telah diteliti oleh para

cendikiawan islam, seperti penelitian yang dilakukan oleh Penelitain yang dilakukan

Page 28: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

12

oleh Adnan (1996)16 mengenai konsep akuntansi dan praktiknya di Bank Malaysia

Berhad (BIMB) dan Bank Muamalat Indonesia (BMI). Penelitian ini berfokus pada

penyelidikan dan evaluasi kritik atas konsep dan praktek akuntansi yang diadopsi dan

memeriksa penerapan standar yang diterbitkan oleh standar akuntansidari Financial

Accounting Organisation for Islamic Banks and Financial Institution (FAO-IBFI).

Selanjutnya dilakukan perbandingan perhitungan profit margin murabahah yang

menggunakan metode Sum of Digit (SOD) yang menyerupai metode anuitas dan

metode Constant Rate of Return (CRR) yang menyerupai metode flat rate di BIMB,

temuan yang diperoleh adalah hasil prosentase dari keuntungan yang menggunakan

CRR diakui lebih adil bagi keuntungan bank sebab memiliki prosentase keuntungan

yang sama sejak awal hingga akhir periode cicilan sehingga dapat lebih mengcover

biaya yang telah dikeluarkan. Pengungkapan mengenai kedua metode tersebut masih

belum mendalam karena hanya mencakup segi biaya dan return yang diterima oleh

bank dan belum menilai keadilan dari sisi nasabah.

Penelitian oleh Waluyo (2006)17 mengenai dampak margin murabahah

terhadap profitabilitas dan distribusi pendapatan pada bank syariah. Penelitian ini

memfokuskan pada pengaruh adanya peraturan PSAK No. 59 tentang akuntansi

perbankan syariah yang menimbulkan pro kontra berbagai kalangan khususnya yang

menyangkut dasar pengakuan pendapatan yang semula menggunakan cash basis

16 Muhammad Akhyar Adnan, An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Banks The Cases of Bank Islam Malaysia Berhad and Bank Muamalat Indonesia: Thesis

University of Wollongong (Sydney: Wollongong, 1996). h. 241-275. 17 Waluyo, The Effect of The Changes of Recognizing Murabahah Margin Revenue to Main

Revenue, Profitability, and Profit Distribution: Tesis Universitas Indonesia (PSTTIUI, 2006)., h.35.

Page 29: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

13

menjadi accrual basis pada pendapatan margin murabahah, istishna, dan ijarah.

Temuan dari penelitian ini adalah pada saat diberlakukan metode accrual basis rata-

rata pendapatan operasi utama lebih tinggi dan terkait dengan tingkat profitabilitas,

disimpulkan bahwa pada rasio ROA, ROE, NPM rata-ratanya lebih tinggi sedangkan

rasio BOPO pada saat accrual basis lebih rendah. Adapun pada distribusi bagi hasil

dengan menggunakan accrual basis akan lebih tinggi dan dapat menguntungkan

pemegang saham karena laba bersih per saham menjadi meningkat seiring

meningkatnya laba bersih. Namun, metode accrual basis juga menimbulkan kendala

karena pajak yang harus dibayar menjadi lebih tinggi sementara arus kas yang

diterima tidak mengalami peningkatan karena peningkatan pendapatan adalah akibat

pengakuan pendapatan yang baru akan diterima di masa yang akan datang tetapi

diakui sekarang sebagai pendapatan.

Penelitian ini berkaitan dengan penelitian yang diajukan dalam tesis ini, yakni

terkait dengan penerapan suatu metode yang tentunya akan berpengaruh terhadap

tingkat kesehatan bank. Dengan demikian, kebijakan yang diterapkan oleh suatu bank

terlebih jika kebijakan tersebut terkait dengan income yang akan diterima oleh bank

maka hal ini memerlukan pertimbangan yang mendalam apakah kebijakan tersebut

berdampak positif atau tidak. Kesalahan dalam menentukan kebijakan maka tentu

akan berdampak pada penurunan kinerja dan kesehatan bank.

Page 30: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

14

Gunawan18 dalam penelitiannya menemukan bahwa penerapan metode anuitas

berdampak pada kinerja perusahaan khususnya dalam hal pendapatan dan laba jangka

pendek. Menurut Gunawan, pengakuan pendapatan dengan sistem anuitas yang saat

ini banyak dianut sistem perbankan syariah belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip

PSAK 102 dan dilihat dari sisi landasan syariah sistem pengakuan pendapatan skim

proporsional lebih mengakomodir dibanding dengan sistem anuitas. Penelitian ini

hanya menyesuaikan antara peraturan yang diterbitkan dengan aplikasi di lapangan,

namun peneliti telah dapat mengungkapkan kesesuaian metode proporsional dan

anuitas terhadap prinsip-prinsip syariah yang semestinya. Penelitian ini memberikan

jalan bagi penulisan tesis ini untuk lebih mengungkap secara detail kesesuaian kedua

metode tersebut terhadap prinsip-prinsip syariah yang seharusnya diterapkan oleh

perbankan syariah.

Zandi dan Ariffin (2011),19 mengenai isu murabahah di Iran dan Malaysia,

yang menemukan bahwa transaksi murabahah pada bank Islam di Iran dalam

perhitungan mark-up dari murabahah menggunakan metode perhitungan yang sama

dengan pembiayaan bank konvensional (anuitas) sehingga menyebabkan keuntungan

yang di peroleh bank semakin sedikit pada periodecicilan dan bank mengalami

kerugian. Hal yang sama juga terjadi pada bank Islam Malaysia yang menerapkan

18 Aang Gunawan, Analisis Perlakuan Pendapatan Skim Murabahah: Tesis Universitas

Trisakti (Universitas Trisakti, 2010), h.160. 19 Gholamerza Zandi dan Noraini Mohd. Ariffin, Some Issue on Murabahah Practices in Iran

and Malaysian Islmic Banks, (Kuala Lumpur: IIUM, 2011). h. 1-18.

Page 31: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

15

jual beli cicilan rumah dengan mark-up yang besar di awal cicilan (anuitas), sehingga

menyerupai dengan model pembiayaan konvensional.

Isu selanjutnya mengenai murabahah di Indonesia diteliti oleh Shofwati

(2014)20 yang menemukan bahwa praktik pembiayaan murabahah di perbankan

syariah Indonesia dan membandingkannya dengan fatwa yang dikeluarkan oleh

Dewan Syariah Nasional dan praktik dalam fiqih klasik. Sofwati menemukan bahwa

praktik dalam perbankan syariah di Indonesia tidak sepenuhnya melakukan apa yang

dikeluarkan dalam Fatwa DSN, antara lain adanya ketidak sesuaian masalah

kepemilikan yang tidak jelas ketika akad dilakukan, penggunaanbenchmark di atas

interest rate pasar, perhitungan menggunakan metode anuitas, dan digunakan dalam

jangka waktu yang panjang. Penelitian ini hanya membandingkan kesesuaian fatwa

dengan praktik lapangan pada bank syariah namun hanya dilakukan analisis

perbandingan fiqih klasik yang masih kaku untuk dibandingkan dengan penerapan

transaksi akad murabahah yang saat ini berkembang.

Penelitian lain tentang konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam di

Bank Syariah, yang dilakukan oleh Supriyanto (2014).21Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan menjelaskan mengenai fakta aplikasi rate of profit di

bank syariah baik tingkat makro maupun mikro, kemudian melihat bagaimana konsep

ekonomi Islam tentang rate of profit secara komperhensif melalui kajian literatur.

20 Atina Shofawati, Murabahah Financing in Islamic Banking : Case Study in Indonesia,

(Kuala Lumpur: Asia-Pacific Business Research Conference, 2014). h. 1-18. 21 Trisiladi Supriyanto, Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi di Bank

Syariah), (Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN, 2014). h.371.

Page 32: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

16

Penelitian ini menggunakan data dokumentasi laporan keuangan dan distribusi bagi

hasil pada Bank syariah Mandiri dan Bank Syariah Danamon. Penelitian ini

menemukan bahwa dalam pembiayaan murabahah,metode proporsional merupakan

metode yang sesuai dengan prinsip syariah yang berbasis economic value of time

karena bank syariah tidak mengenal adanya cicilan pokok dan bunga atau margin.

Nasabah hanya membayar sisa hutang dagang tanpa membedakan lagi antara pokok

dan margin.

Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Rosmiati et. al (2014)22 tentang

analisis perbandingan kinerja antara kedua metode anuitas dan proporsional dalam

akad pembiayaan murabahah pada Bank Jabar Banten cabang Singaparna.

Perbandingan kinerja kedua metode ini diukur berdasarkan 4 indikator, yaitu: 1)

piutang yang berhasil ditagih/belum ditagih, 2) nilai pokok angsuran, 3) marjin

angsuran, dan 4) nilai angsuran. Hasil analisis ini membuktikan bahwa metode

anuitas memiliki kinerja yang baik pada awal periode cicilan dan terus menurun

seiring dengan menurunnya jumlah margin yang diterima oleh bank, sendangkan

dalam metode proporsional kinerja terlihat stabil dari awal periode hingga akhir

periode cicilan sesuai dengan margin yang jumlahnya tetap dari awal periode hingga

akhir periode cicilan. Dengan demikian, kinerja dari murabahah yang menggunakan

metode porporsional lebih baik dan stabil dibanding dengan menggunakan metode

anuitas.

22 Rosmiati et. al., “Comparative Analysis Annuity Method and The Mothod of Proportion in

Performance Assessment in Financing Transaction on Murabahah”: Jurnal Universitas Siliwangi No.

157, (Tasikmalaya: Univ. Siliwangi, 2014). h. 1-15.

Page 33: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

17

Mukhlisin dan Hudaib (2014)23, memberikan simpulan kritik atas metode

pengakuan pendapatan dalam murabahah. Dalam penelitiannya menyatakan bahwa

penerapan metode anuitas di Indonesia (yang pada dasarnya mengadopsi dari standar

IFRS) selain tidak sesuai dengan hukum syariah dan menciptakan liberalisasi

ekonomi dengan adanya kepentingan politik ekonomi bagi pemangku kepentingan

dalam Lembaga Keuangan Syariah dan para invenstor terutama dalam mempercepat

perolehan keuntungan. Dalam penelitian ini, Mukhlisin dan Hudaib lebih

menjelaskan secara historical terhadap munculnya metode anuitas secara jelas

sehingga penelitian ini memberikan kontribusi yang baik bagi penulisan tesis ini.

Sementara itu, mengenai kebijakan penetapan suatu kebijakan akuntansi, juga

akan berdampak pada kesehatan suatu entitas. Sebagaimana penelitian yang telah

dilakukan oleh Witjaksono, et. al. (2014)24 Hasil dalam penelitian ini menujukkan

bahwa penetapan PSAK 24 untuk entitas, memberikan pengaruh negatif terhadap

kesehatan entitas. Kesehatan entitas diukur dengan indicator CAR, NPL, ROA, ROE,

dan LDR. Oleh karena itu, kebijakan dalam menentukan metode akuntansi yang tepat

akan mempengaruhi tingkat kesehatan entitas tersebut. Kaitannya dengan penelitian

ini adalah dengan diterapkannya metode anuitas akan menimbulkan penurunan

penerimaan terhadap margin bank yang akan menimbulkan penurunan juga terhadap

kesehatan bank terutama dari sisi profitabilitas pada periode akhir.

23 Mukhlisin dan Hudaib, “Is there a political economy of accounting in financial reporting

standardization for the Islamic financial institutions?”:10th International Conference on Islamic

Economic and Finance (United Kingdom: University of Glasgow, 2014).h.38-40. 24 Armanto Witjaksono, et. al., “Analisis Dampak Penerapan PSAK 24 tahun 2013”: Jurnal

Keuangan dan Bisnis (GICI), Vol.4 No.3 (Depok: STIE GICI Depok, 2014). h.1-8.

Page 34: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

18

Demikian halnya Amir et. al. (2015)25yang juga menemukan bahwa

penggunaan metode anuitas memiliki nilai positif bagi bank, yaitu untuk menjaga

nilai likuiditas dan kecukupan modal bank, karena keuntungan yang diperoleh besar

diawal sehingga dapat lebih menjamin kecukupan modal bank. Namun disisi lain, hal

ini menjadikan nasabah sebagai penanggung risiko dengan membebankan biaya yang

besar di awal cicilan untuk memberikan keuntungan bagi bank tanpa menghiraukan

beban bagi nasabah (memeras kemampuan ekonomi nasabah).

Penelitian dalam mengukur tingkat kesehatan bank dengan menggunakan

pendektan Risiko atau Risk-Based Bank Rating, telah dilakukan oleh beberapa

peneliti seperti Evanoff dan Wall26; Rotinsulu et. al.27; Geyfman28; Mori dan

Harada29;Trisnawati dan Puspita30.SE BI No 13/24/DPNP menjelaskan bahwa

“profil risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan

manajemen risiko yang mencakup 8 jenis risiko yaitu, risiko pasar, risiko kredit,

25 Amir et. al., “A Criticism of Annuities in Murabahah Transaction: Allowing Riba Through

Fatwa? (A case study of Shariah Banking in Indonesia)”: Kuala Lumpur International Business,

Economics and Law onference 6, Vol. 1. (Kuala Lumpur, 2015).h.22-26.

26 Douglas D. Evanoff dan Larry D. Wall, “Measures of the Riskiness of Banking

Organizations: Subordinated Debt Yields, Risk-Based Capital,and Examination Ratings”: Working

Paper Series Reserve Bank of Atlanta 2001-25 (Federal Reserve Bank of Atlanta, 2001).h.1-33. 27 David P. Rotinsulu, P. Kindangen, dan M. Pandowo, “The Analyze of Risk-Based Bank

Rating Method on Bank’s Profitability in State-Owened Banks: Jurnal EMBA Vol.3 No.1

(International Business Administration (IBA) University of Sam Ratulangi Manado, 2015).h.95-106. 28 Victoria Geyfman, “Risk-Adjusted Performance Measures at Bank Holding Companies

with Section 20 Subsidiaries”: Working Paper No. 05-26 Federal Reserve Bank of Philadelphia

(Federal Reserve Bank of Philadelphia, 2005).h.1-40. 29 Toshihiko Mori dan Eiji Harada, “Internal Risk Based Approach Evolutionary Approaches

to Regulatory Capital Charge for Operational Risk”: Financial and Payment System Office Working

Paper Series 00-No. 2 Bank of Japan (Japan, 2000).h.1-12. 30 Hening Asih Widyaningrum, Suhadak, dan Topowijono, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank

dengan Menggunakan Metode Risk-Based Bank Rating (RBBR)”: Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|

Vol. 9 No. 2 (Univ. Barawijaya, 2014).h.1-9.

Page 35: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

19

risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan

dan risiko reputasi”. Faktor kedua yang menjadi dasar penilaian adalah Good

Corporate Governance(GCG) mencakup kedalam tiga aspek utama yakni,

governance structure, governance process, dan governance output. Rentabilitas

(earning) penilaian terhadap faktor ini mencakup atas kinerja, sumber-sumber,

kesinambungan (suistainability), dan manajemen. Faktor permodalan (Capital) dapat

dinilai dengan menggunakan rasio keuangan yakniCapital Adequecy Ratio (CAR).

Untuk menciptakan kondisi industri perbankan syariah yang sehat, harus

didukung pula dengan adanya manajemen risiko yang professional. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Mason31, sebuah manajemen risiko yang baik akan

menciptakan efisiensi dan dapat meningkatkan nilai bank dengan mengurangi

kemungkinan terjadinya biaya laba dan arus kas. Biaya yang lebih banyak

dikeluarkan adalah disaat terjadinya default dari peminjam dan biaya akibat kesulitan

likuiditas bagi bank. Hal ini akan memunculkan biaya yang lebih tinggi bagi bank

sebagai lembaga keuangan dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan non-bank.

Sejumlah studi juga telah mendokumentasikan pengaruh berbagai macam

risiko keuangan pada sensitivitas pendapatan dan profitabilitas bank (Hanweck dan

Ryu32; Soumadi dan Aldaibat33; Schumacher34; Sufian dan Chong35; Lee dan Hooy36;

31S. P. Mason, “The Allocation of Risk”: Working Paper (Harvard Business School, 1995). h.

1-5. 32 G. Hanweck dan Ryu L, “The sensitivity of bank net interest margins and pro tability to

credit, interest rate, and term-structure shocks across bank product specializations”: Working Papers

(School of Management, George Mason University, 2005) h. 1-36.

Page 36: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

20

Hoffmann37; Robertson38). Misalnya, penelitian yang dilakukan oleh Ariffin dan

Tafri39, yang melakukan analisis pengaruh risiko-risiko keuangan terhadap

profitabilitas bank. Data diolah dari laporan keuangan dari 65 bank Islam di dunia

pada periode 2004-2011. Metodologi yang digunakan adalah Generalized Least

Square (GLS) analisis panel data. Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko kredit dan

interaksi antara risiko kredit dan risko bunga mempunyai hubungan negative secara

signifikan terhadap ROA yang merupakan indikator profitabilitas dari bank Islam.

Secara umum risiko keuangan, yang juga termasuk risiko likuiditas mempunyai

dampak signifikan terhadap profitabilitas bank.

Selain itu Hutapea dan Kasri40, melakukan penelitian terhadap faktor-faktor

yang mempengaruhi margin bank antara bank islam dan bank konvensional di

Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa volatilitas suku bunga (diukur dengan

standar deviasi) meningkat sebesar 1 persen, dalam keadaan ceteris paribus, margin

33 Mustafa M. Soumadi dan Bassam F. Aldaibat, “Growth Strategy and Bank Profitability:

Case of Housing Bank For Trade and Finance”:European Scientific Journal Oct. Ed. No. 22 (Jordan:

Al-Balqa Applied University, t.th.). h. 210-234. 34 V. Flamini et. al.,”The Determinant of Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan

Africa”: IMF Working Paper 05/15 (IMF, 2009). h. 1-29. 35 F. Sufian dan R. Razali Chong, “Determinants of Bank Profitability in A Developing

Economi: Empirical Evidence from The Philippines”:Asian Academy of Management Journal of

Accounting and Finance Vol. 4, No. 2 (AAMJAF, 2008). h. 91-109. 36 Chyn-Hwa Lee dan Chee-Wooi Hooy, “Determinants of systematicfinancial risk exposures

of airlines in North America, Europe and Asia”: Journal of Air Transport Management (Penang:

USM, 2012). h. 31-35. 37 P. S. Hoffmann, “Determinants of the Profitability of the US Banking Industry”: IJBSS vol.

2 No. 22 (Madrid: Saint Louis University, 2011) h. 255-269. 38 P. R. Robertson, “Commercial Bank Risk Management and Financial Performance”: Case

Study (IRJAF, 2014). h. 1-11. 39 A. F. Ariffin dan F. H. Tafri, “The Impact of Financial Risks on Islamic Banks”

Profitability (ICBSAS: Kuala Lumpur, 2014). h. 97-102. 40 Erwin G. Hutapea dan Rahmatina A. Kasri, ”Bank Margin Determination: A Comparison

Between Islamic and Conventional Banks in Indonesia” (www. emeraldinsight. com/1753-8394. htm:

diakses 24 Maret 2015) h. 65-82.

Page 37: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

21

bank Islam akan menurun sebesar 0,02 persen. Dengan demikian perubahan tingkat

suku bunga akan banyak mempengaruhi naik turunnya margin yang diperoleh bank

Islam. Dalam kajiannya Hutapea dan Kasri menyimpulkan bahwa bank Islam tidak

seharusnya melakukan peningkatan mark-up yang disesuaikan dengan bunga

konvensional, karena hal tersebut akan menimbulkan dampak ketidakadilan bagi

nasabah dengan dibebaninya biaya yang tinggi.

Dengan melihat kajian penelitian terdahulu, penelitian ini memiliki persamaan

dengan penelitian sebelumnya, yaitu dengan pokok bahasan yang masih berkaitan

dengan ketentuan metode perhitungan pendapatan dari pembiayaan murabahah.

Penelitian ini berkaitan dengan isu yang telah diungkapkan oleh peneliti sebelumya,

yakni penggunaan metode anuitas diakui terlibat sebagai turunan dari rumus

perhitungan bunga pada bank konvensional dan memiliki kaitan dengan konsep time

value of money (nilai waktu uang). Penelitian ini memiliki kelebihan dari penelitian

sebelumnya, yaitu penelitian ini akan dikaitan dengan analisis risiko dan menguji

tingkat kesehatan bank syari’ah pada bank yang telah menerapkan metode anuitas.

Selain itu penelitian ini juga ingin melihat penggunaan kedua metode tersebut dari

sudut pandang maslahat, sehingga dari tingkat risiko yang berbeda maka akan telihat

kemaslahatan diantara kedua metode tersebut.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitan komparatif yakni menjelaskan

perbandingan pengaruh penerapan metode anuitas dan metode proporsional dalam

Page 38: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

22

pengakuan keuntungan murabahah terhadap tingkat kesehatan dan risiko bank

syariah. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif inferensial, yakni analisis

dengan angka dan diolah dengan menggunakan metoda statistik untuk melihat

korelasi antar variable untuk menguji hipotesis yang diajukan.

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perbankan syariah yang

menerapkan metode pengakuan keuntungan murabahah, yaitu metode proporsional

dan metode anuitas, yang keseluruhan berjumlah 197 bank syariah. Keriteria

pengambilan sampel bank syariah yang dijadikan objek penelitian, yaitu bank syariah

yang memiliki nilai aset murabahah terbesar dalam struktur modalnya (sebagai mana

yang tercantum dalam tabel 1.2). Bank syariah yang menjadi sampel hanya 1 bank,

yaitu Bank Muamalat Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya kesulitan dalam

memperoleh data saat penelitian.

Tabel 1.2

Peringkat Perolehan Margin Murabahah

Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun Buku 2014

Peringkat Nama BUS Jumlah Margin Murabahah

(Dalam Juta Rupiah)

1 Bank Syariah Mandiri 3. 873. 016

2 Bank Muamalat Indonesia 2. 329. 282

3 Bank Negara Indonesia 1. 450. 260

4 Bank Rakyat Indonesia 1. 335. 164

5 Bank Mega Syariah 1. 115. 128

Sumber: Laporan Keuangan Masing-masing BUS 2014

Page 39: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

23

3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan

keuangan bank, laporan kesehatan bank, laporan manajemen risiko dan sekema

cicilan murabahah. Untuk melihat tingkat kesehatan bank periode yang menjadi

pengamatan peneliti adalah 14 tahun sejak penggunaan metode proporsional dan

anuitas yaitu pada tahun 2001 s.d. 2014.

4. Teknik Analisis Data

Rancangan model penelitian dalam tesis ini dibentuk melalui metode statistik

yang disebut sebagai Structural Equation Modelling (Model Persamaan Struktural),

sebagaimana yang digambarkan pada gambar 1.1 berikut:

Gambar 1.1

Model Penelitian Perbandingan Pengaruh Penerapan Metode Proporsional

dan Anuitas terhadap Tingkat Kesehatan dan Risiko Bank Syariah.

Page 40: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

24

a. Variabel-variabel Penelitian

1) Variabel Dependen Laten, adalah Kesehatan Bank Syariah, yang

diindikasikan dengan kualitas:Rentabilitas (earning) dan Permodalan

(Capital).

2) Variabel Dependen Laten Intermediasi, adalah Risiko yang terkait

dengan pembiayaan murabahah, yang terdiri dari: risiko kredit, risiko

operasional, dan risiko likuiditas.

3) Variabel Independen Latenterdiri dari duavariabel, yaitu penentuan

margin murabahah dengan menggunakan MetodeAnuitas, penentuan

margin murabahah dengan menggunakan Metode Proporsional.

b. Hubungan antara Variabel

Hubungan antara variable dicerminkan oleh tanda panah dalam Model

Persamaan Struktural penelitianyang telah digambarkan pada gambar 1.1.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H1: Penerapan metode proporsional berpengaruh terhadap tingkat risiko bank

syariah

H2: Penerapan metode anuitas berpengaruh terhadap tingkat risiko bank syariah

H3: Penerapan Metode proporsional berpengaruh terhadap tingkat kesehatan

bank syariah

H4: Penerapan metode anuitas berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank

syariah

Page 41: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

25

c. Metode Analisis Data

Data yang dikumpulkan dari dokumentasi pada bank yang dijadikan sampel

akan dianalisis secara kuantitatif dengan menggunakan metode SEM (Structural

Equation Modeling) dengan bantuan software AMOS 21. Teknik SEM yang terdiri

dari dua macam teknis analisis, yaitu Goodness of Fit dan Regression Weight

digunakan untuk menilai kesesuaian model estimasi berdasarkan tingkat pengukuran

(measurement) signifikansi dari beberapa goodness of fit yaitu baik buruknya suatu

model. Derajat ketepatan model ditentukan oleh cut off value-nya.

Dalam pengukuran tingkat kesehatan bank, peneliti menggunakan alat ukur

dari rasio-rasio keuangan yang merujuk kepada metode RGEC dan kemudian akan

dibandingkan dengan jumlah marjin angsuran yang diterima oleh oleh kedua bank

yang masing-masing menggunakan metode anuitas maupun proporsional.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan tesis ini dibagi menjadi lima bab. Sebagaimana layaknya karya

ilmiah Tesis ini dimulai dari Bab 1 yang dimulai dengan pendahuluan, yang berisi

latar belakang dan perumusan masalah, tujuan, signifikansi penelitian serta penelitian

terdahulu yang terkait. Terahir adalah metodelogi penelitian yang terdiri dari tehknik

pengelolaan data, metode analisi serta sistematika pembahasan tesis.

Selanjutnya, Bab II menjelaskan kerangka teori yang memaparkan konsep

dasar berkaitan dengan point-point yang dibahas dalam tesis ini. Beberapa konsep

yang dibahas berkaitan dengan konsep Nilai Waktu Uang, Murabahah, Risiko dan

Kesehatan Bank Syariah serta konsep mengenai Maslahat.

Page 42: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

26

Bab III Merupakan analisis tentang Perbandingan Pengaruh Penerapan

Metode Anuitas dan Proporsional Terhadap Tigkat Risiko Bank Syariah. Dalam bab

ini akan dibahas mengenai definisi, landasan hukum, perkembangan, dan formulasi

dan implementasi metode anuitas dan proporsional dalam pemiayaan murabahah.

Dalam bab ini juga akan dilakukan pengolahan data dan analisis mengenai risiko

yang muncul akibat digunakannya metode anuitas dan proporsional. Selain itu juga

dijelaskan mengenai mitigasi risiko atas risiko yang muncul dari penggunaan kedua

metode tersebut.

Bab IV merupakan analisis tentang Perbandingan Pengaruh Penerapan

Metode Anuitas dan Proporsional terhadap Tingkat Kesehatan Bank Syariah. Setelah

mengungkapkan mengenai risiko yang muncul dalam penggunaan metode anuitas dan

proporsional pada bab III, maka dalam bab ini juga akan dilakukan pengolahan dan

analisis data mengenai dampak penggunaan metode anuitas dan proporsional

terhadap tingkat kesehatan bank syariah. Serta dijelaskan pula sudut pandang

kemaslahatan dari penggunaan metode yang tepat sebagai manajemen risiko bank

syariah.

Sebagai uraian akhir penulis memaparkan bab V. Bagian ini mencoba

menyimpulkan hasil penelitian dan interpretasi hasil yang didapat dari pengolahan

dan pembahasan data, yang akan dipergunakan untuk saran-saran dan rekomendasi

untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut dari hasil penelitian ini.

Page 43: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

27

BAB II

KONSEP NILAI WAKTU UANG, MURABAHAH, RISIKO DAN

KESEHATAN BANK SYARIAH

A. Nilai Waktu Uang

Uang telah menjadi instrumen universal pedagangan di berbagai negara di

mana seluruh jenis barang dibeli dan dijual, atau ditukar satu sama lain. Menurut

Adam Smith, uang berfungsi murni sebagai alat perantara pertukaran.41Sementara itu

Keynes mendefinisikan uang dalam tiga point, yaitu; sebagai alat tukar, satuan hitung

dan penyimpan nilai.42 Terkait dengan tujuan masyarakat dalam memegang uang,

maka ia mengklasifikasikan ke dalam tiga motif utama, yaitu:43

1. Motif transaksi (Transaction Motive), motif ini timbul karena uang digunakan

untuk melakukan pembayaran secara regular terhadap transaksi yang

dilakukan. Besarnya permintaan uang ini ditentukan oleh besarnya tingkat

pendapatan.

2. Motif berjaga-jaga (Precautionary Motive), uang digunakan masyarakat untuk

keperluan di masa mendatang yang sifatnya berjaga-jaga. Besarnya

permintaan uang ini ditentukan juga oleh besarnya tingkat pendapatan.

41 Andrew Farrant, “Adam Smith on Money, Banking, and Macroeconomic”: Libertarian

Heritage No.16, (London: Libertarian Alliance, 1996), h.1. 42 Subramanian S. Sriram, “Survey of Literature on Demand for Money-Theoretical and

Empirical Work with Special Reference to Error Correction Model”: IMF Working Paper No.99/46,

(IMF, 1999), h.8. 43 L. Randall Wray, “Keynes’s Approach to Money-an Assessment after 70 Years”: Working

Paper The Levy Economics Institute No. 438, (New York: The Levy Economics Institute, 2006), h.1.

27

Page 44: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

28

3. Motif spekulasi (Speculation Motive), uang dengan motif ini digunakan

masyarakat untuk kegiatan spekulasi, seperti disimpan atau digunakan untuk

membeli surat-surat berharga. Faktor yang mempengaruhi besarnya

permintaan uang dengan motif ini adalah tingkat suku bunga, deviden surat-

surat berharga, atau pun capital gain.

Sementara itu, Friedman tidak bertitik tolak dari pembahasan yang mendalam

mengenai motif-motif memegang uang yaitu salah satu bentuk aktiva (asset) yang

memberikan manfaat sebagai sumber daya beli yang liquid (readily available source

of purchasing power).44Pengertian kekayaan dari Friedman mempunyai ciri khas,

yaitu pertama bahwa yang dimasukkan dalam definisi kekayaan tidak hanya aktiva

yang berbentuk uang atau bisa diubah (dijual) menjadi uang, tetapi juga nilai, yakni

nilai sekarang (present value) dari aliran penghasilan di tahun mendatang. Kedua,

adalah konsep manfaat dimana setiap bentuk aktiva merupakan faktor pertimbangan

dari pemilik kekayaan untuk memutuskan berapa jumlah dari masing-masing bentuk

aktiva yang akan ia pegang. Disebut diatas bahwa Marginal Rate of Substitution dari

suatu aktiva terhadap aktiva lain menurun dengan makin besarnya jumlah aktiva

tersebut yang dipegang. Ini berarti bahwa bila seseorang memegang terlalu banyak

44 A. Berentsen dan G. Rocheteau, “On The Friedman Rule in Search Models with Divisible

Money”: University of Zurich Working Paper No.155 (Costarica: Institute for Empirical Research in

Economics University of Zurich, 2003), h.2.

Page 45: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

29

satu bentuk aktiva, misalnya uang maka manfaat marginal dari uang akan menjadi

lebih kecil dari pada marginal returns dari aktiva yang lain.45

Berdasarkan definisi yang telah diperoleh di atas, uang menurut ekonom

klasik uang hanya sebagai media pertukaran sedangkan dalam tokoh neoklasik uang

juga berfungsi sebagai satuan nilai (Store of Value). Artinya, uang memiliki nilai

tertentu sehingga waktu dari kepemilikan uang akan mempengaruhi nilai uang yang

dipegang oleh masyarakat. Selain itu juga uang pada akhirnya akan menjadi alat

spekulasi (Money Demand for Speculation) yang merubah fungsi uang menjadi salah

satu komoditi perdagangan.

Nilai uang yang dikaitkan dengan jangka waktu tertentu dapat disebut sebagai

Time Value of Money. Teori konvensional meyakini bahwa uang saat ini lebih

bernilai dibanding uang di masa depan. Teori ini berangkat dari pemahaman bahwa

uang sesuatu yang sangat berharga dan dapat berkembang dalam suatu waktu

tertentu.46Senada dengan ungkapan Damodaran, yang menyebutkan bahwa nilai

waktu dari uang: “A dollar today is worth more than a dollar in future because a

dollar today can be invested to get a return.”47

Namun definisi ini dianggap tidak akurat, sebab dalam hal investasi selalu ada

kemungkinan terjadinya pendapatan positive,negative, atau bahkan no return. Bagi

45 Gernot Deppelhofer dan N. Allington, “Intertemporal Macroeconomics”: Cambridge 4th

Essay in Applied Economics, (Cambridge UP, 2009), h.12. 46 Shamim A. Siddiqui, “The Controversy over Time Value of Money Among Conteporary

Muslim Economists”: Journal of Management and Social Sciences Vol.2 No.2 (Karachi: Institute

Business and Technology Univ. of Brunei Darussalam, 2006), h.147. 47 Aswath Damodaran, Corporate Finance: Theory and Practice 2nded, (New York: John

Willey & Son, 2001), h.371.

Page 46: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

30

ekonom konvensional, ada dua hal yang menjadi alasan institusi mereka akan konsep

nilai waktu uang:48

1. Presence of Inflation

Akibat adanya pengaruh inflasi yang meningkat, masyarakat akan lebih

memilih membelanjakan uangnya saat ini dibandingkan waktu yang akan

datang disaat harga naik akibat inflasi.

2. Preference present consumption to future consumption

Masyarakat lebih menyukai untuk membelanjakan uangnya saat ini dibanding

waktu yang akan datang, walau pun pada hakikatnya nilai inflasi adalah nol.

Argumen pertama dan kedua dari penerapan nilai waktu uang tidak dapat

diterima, sebab dalam setiap perekonomian selalu terdapat nilai inflasi dan deflasi.

Bila keadaan inflasi menjadi alasan adanya time value of money, seharusnya keadaan

ekonomi deflasi menjadi alasan adanya negative time value of money. Untuk itu,

konsep time value of money mengabaikan kondisi deflasi dari perekonomian.49

Dalam ekonomi Islam, fungsi uang yang diakui hanya sebagai alat tukar

(medium of exchange) dan kesatuan hitung (unit of account). Uang itu sendiri tidak

memberikan kegunaan atau manfaat, akan tetapi fungsi uang yang memberikan

kegunaan. Uang menjadi berguna jika ditukar dengan benda yang nyata atau jika

48 Aswath Damordaran, ibid. 49 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Makro IslamiEd. 2 (Depok: Rajawali Pres, 2013), h.112.

Page 47: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

31

digunakan untuk membeli jasa. Oleh karena itu uang tidak bias menjadi komoditi

atau barang yang dapat diperdagangkan.50

Fungsi uang sebagai alat tukar dipandang sebagai medium yang digunakan

untuk membeli barang agar perputarannya tidak diam di satu pihak. Artinya uang

harus terus mengalir dalam perekonomian agar tidak terjadi suatu ketimpangan

kepemilikan harta, konsep ini juga dikenal sebagai flow concept.51 Ini berbeda dengan

system perekonomian kapitalis, di mana uang dipandang tidak saja sebagai alat tukar

yang sah (legal tender) melainkan juga dipandang sebagai komoditas. Dengan

demikian, uang dapat diperjual belikan dengan kelebihan baik on the spot maupun

secara tangguh. 52

Beberapa tokoh Islam seperti Imam Al Ghazali dalam kitabnya Ihyaa

Ulumuddin menyatakan bahwa fungsi penting dari uang adalah untuk memfasilitasi

masyarakat dalam melakukan transaksi dan bukan untuk tujuan itu sendiri

(memperjual-belikan uang itu sendiri). Menjadikan uang sebagai komoditas yang

diperdagangkan bertentangan dengan prinsip syariah dan dapat mengakibatkan lebih

banyak bahaya bagi komoditas dari pada manfaatnya, yaitu akan menciptakan inflasi

dan ketidakadilan bagi masyarakat. Selain itu, akan berdampak pada mencegah

50 Rininta Nurrachmi et. al., “Time Value of Money in Islamic Perspective and The Practice

in Islamic Banking Implications”: MPRA Paper No.46818 (Malaysia: IIUM, 2013), h.7. 51 Al-Zahabi, “Money In Islam”: Syiar A’lam Al-Nubala’ Vol. 4 (Beirut, t.th.), h.13-14. 52 Mohamed Fairooz Abdul Khair dan Ridzwan Ahmad, “The Concept of Time Value of Money

from Shariah Perspective: A Critical Review”: Shariah Journal Vol. 19 No. 2 (Malaysia, 2011), h.110.

Page 48: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

32

masyarakat untuk membuka kegiatan usaha di ekonomi riil, mereka dengan mudah

mengumpulkan uang akan tetapi juga mudah untuk kehilangan uang.53

Ibnu Taimiyah juga berpendapat hampir sama, yang mengungkapkan bahwa

fungsi utama uang sebagai pengukur nilai dan media pertukaran bagi sejumlah barang

yang berbeda. Pangukur nilai yang dimaksud di sini adalah pengukur nilai barang

(mi’yar al-amwal) yang dengannya jumlah nilai barang (miqdar al-amwal) dapat

diketahui. Berangkat dari pemikiran tersebut, ibnu Taimiyah melarang keras

memperjual belikan uang. Selain menyimpang dari fungsi utamanya uang juga tidak

mempunyai kepuasan intristik (intrinsic utility) yang nilainya tidak sama dengan

nominalnya. Uang hanya sebagai media yang berlaku selama disahkan oleh

pemerintah, oleh karena itu ketika uang tersebut sudah tidak berlaku lagi maka ia pun

tidak lagi memiliki nilai.54

Dalam konteks kekinian, konsep ibnu Taimiyah ini sama seperti uang kertas

(fiat money ) yang kini beredar.55Fiat money yang beredar di masyarakat saat ini

semakin diyakini dapat menambah kekayaan mereka, namun kenyataannya uang fiat

memiliki banyak dampak buruk bagi perekonomian apabila peredarannya melebihi

cadangan emas yang dimiliki oleh negara, hal ini akan menimbulkan

53 Rininta Nurrachmi et. al., “Time Value of Money in Islamic Perspective and The Practice

in Islamic Banking Implications”: MPRA Paper No.46818 (Malaysia: IIUM, 2013), h.8. 54 Abdul Azim Islahi, “Economic Concept of ibn Taimiyah”: Journal KAU Islamic Economic

Vol.10 (United Kingdom: The Islamic Foundation Leicester, 2009), h.70. 55 Zubair Hasan, “Money Creation and Control from Islamic Perspective”: MPRA Paper No.

28366 (The Global University of Islamic Finance, 2011), h.11.

Page 49: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

33

inflasi.56Terlebih jika nyatanya sudah tidak diakui lagi maka uang tersebut hanyalah

seperti kertas yang tidak bernilai sementara yang mencetak tetap mendapatkan

keuntungan.

Sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh Imam Al-Ghazali, Ibnu Khaldun

berpendapat bahwa uang memang tidak harus emas dan perak. Hanya saja emas dan

perak dijadikan standar nilai uang, sementara pemerintah menetapkan harganya

secara konsisten. Oleh karena itu, Ibnu Khaldun menyarankan agar harga emas dan

perak itu konstan walau pun harga-harga lain berfluktuasi.57

Penetapan prefrensi waktu dalam uang adalah tidak tepat, sebagai mana yang

diungkapkan oleh Zarqa bahwa teori Positive time preference dalam uang tidak dapat

diasumsikan begitu saja karena secara rasional adanya kemungkinan positif maupun

negatif. Kemungkinan positive maupun negative dan bahkan zero time preference

adalah karena ketidakpastian (uncertainty) di masa depan.58

Fahim Khan pernah juga mengemukakan pendapatnya mengenai konsep time

preference dan time value of money dan relevansinya terhadap pendiskontoan, gaji,

sewa, bai muajjal, dan bai salam. Ia mencoba untuk menjelaskan kontradiksi atas

pelarangan bunga sebagai sangkalan dari adanya time value of money, dan

diperbolehkannya bai’ muajjal dan bai’ salam yang menurutnya disana terdapat

konsep positive time value of money. Isu mengenai bai’ muajjal ulama telah

56 Michael D. Bordo et. al., “Gold, Fiat Money, and Price Stability”:Working Paper of

Federal Reserve Bank of St. Louis No. 014.D(Federal Reserve Bank of St. Louis, 2007), h.1-2. 57 Euis Amalia, Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik hingga Kontemporer,

(Depok: Gramata Publishing, 2010), h.248. 58 Naili Rahmawati, “Konsep Time Value of Money perspektif Islam”: Jurnal Ekonomi Islam

Iqtishoduna (Mataram: IAIN Mataram, t.th.), h.42.

Page 50: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

34

membolehkan adanya perbedaan harga antara pembayaran secara cash dan kredit dari

harga komoditas karena mereka mengakui penawaran dan permintaan yang berbeda

pada waktu yang berbeda juga.59

Dalam konteks kekinian, konsep time value of money yang dibahas dalam

penelitian ini adalah kaitannya dengan metode yang digunakan dalam transaksi

murabahah kredit. Pada awalnya transaksi murabahah kredit di Indonesia

mengunakan metode proporsional dengan pembagian margin yang sama dari periode

awal cicilan hingga akhir. Namun sejak dikeluarkannya fatwa mengenai

diperbolehkannya bank syariah untuk memilih antara dua metode pengakuan margin

murabahah, yaitu metode anuitas dan proporsional, maka setelah tahun 2012 secara

keseluruhan bank syariah lebih memilih untuk menggunakan metode anuitas dalam

metode pengakuan margin murabahahnya.

Metode anuitas diakui sebagai salah satu metode yang menggunakan konsep

time value of money karena menggunakan prinsip bahwa margin yang diterima di

awal periode adalah lebih bernilai dibanding periode akhir cicilan. Dengan kondisi

demikian bank syariah lebih ingin cepat mendapatkan keuntungan di awal tahun

cicilan dibanding diakhir tahun cicilan karena mungkin nilai rupiah tahun ini lebih

bernilai dari tahun yang akan datang. Namun konsep ini harus benar-benar dipahami

bahwa konsep time value of money tidak selamanya positif akan tetapi dapat juga

menjadi negatif, sebagai mana yang telah diungkapkan oleh beberapa tokoh pemikir

muslim pada penjelasan sebelumnya.

59 Naili Rahmawati, “Konsep Time Value of Money perspektif Islam”…h.43.

Page 51: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

35

Time value of money memiliki filosofi yaitu proses pembungaan uang

secara majemuk. Proses pembungaan uang secara majemuk secara sistematik

memisahkan antara uang dengan sektor rillnya. Sektor moneter selalu memiliki

sebuah growth yang positif, sedangkan sektor rillnya memiliki growth yang tidak

pasti.60Inilah yang menjadikan ketidak adilan, dikarenakan pemilik modal

(shohibul maal) selalu menikmati kondisi sebuah kepastian keuntungan,

sementara pengusaha sektor rill dihadapkan pada kondisi yang tidak pasti.

Tindakan ini hanya menguntungkan sebelah pihak, padahal setiap tindakan

(ekonomi maupun non ekonomi) akan mengandung hasil dan rugi (return and

risk).

Kredit konvesional menerapkan Time value of money, dikarenakan adanya

opportunity cost yang hilang dan kemudian dikompensasi dengan nilai persentase

tertentu atas pokok pinjaman (jual beli kredit). Alasannya berkaitan dengan

ketidakpastian return dalam usaha.Penerapan time value of money ini semestinya

tidak senaif yang dibayangkan, misalnya dengan mengabaikan ketidakpastian

return yang akan diterima.61

Economic Value of time memiliki arti memaksimumkan nilai ekonomis

suatu dana dalam periode waktu tertentu. Dasar perhitungan pada kontrak ini

60 Muhammad Akhyar Adnan dan Nuroh Shobah Hanum, “Pemahaman dan Ekspektasi Para

Bankinr Bank Syariah dan Manajemen Lembaga Keuangan Syariah terhadap Pendekatan Economic Value of Time untuk Produk Murabahah”: Jurnal Ekonomi, Manajemen, dan Akuntansi I Vol.23 No.2 (Yogyakarta: UMY, 2014), h.35.

61 Abu Umar Faruq Ahmad dan M. Kabir Hasan, “The Time Velue of Money Concept in Islamic Finance”: Journal Islamic Economic and Finance (www.iefpedia.com, 2009), h.69-70.

Page 52: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

36

adalah nisbah bagi hasil yang relatif lebih adil. Persoalan nilai waktu uang yang

diformulasikan dalam bentuk bunga adalah tidak dapat diterima oleh mekanisme

investasi menurut Islam. Dengan demikian, perlu dipikirkan bagaimana formula

pengganti yang seiring dengan nilai dan jiwa Islam. Adapun formula investasi

menurut pandangan Islam sebagai berikut:62

Y = (QR) vW

Dimana:

Y = Pendapatan

Q = Nisbah Bagi Hasil

R = Return Usaha

v = Tingkat Pemanfaatan Harta

W = Harta yang Ditabung

Monzer Kahf63, menyatakan bahwa ada beberapa perbedaan pada economic

value of time dan time value of money. Pertama: Rasionalitas ekonomi konvensional

adalah rational economic man adalah tindakan individu dianggap rasional jika

tertumpu kepada kepentingan diri sendiri (self interest) yang menjadi satu-

satunya tujuan bagi seluruh aktivitas. Ekonomi konvensional mengabaikan moral

dan etika dalam pembelanjaan dan unsur waktu hanya terbatas di dunia saja

tanpa mengambil unsur untuk hari akhirat. Sedangkan dalam ekonomi Islam kriteria

62 Ridha Saadallah, “Concept of Time in Islamic Economics”: Journal Islamic Economic Studies

Vol.2 No.1 (www.cba.edu.kw, 1994), h.3. 63 Monzer Khaf, “Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective”: Review of

Islamic Economics Vol. 3 No. 2 (Jeddah: IDB, 1994), h.32-33.

Page 53: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

37

manusia yang hendak dibentuk adalah Islamic man(‘Ibadurrahman) (QS 25:

63). Islamic man dianggap perilakunya rasional jika konsisten dengan prinsip-prinsip

Islam yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang seimbang. Tauhidnya

mendorong untuk yakin bahwa Allah-lah yang berhak membuat aturan untuk

mengantarkan kesuksesan hidup.

Kedua, ekonomi Islam menawarkan konsep rasionaliti secara lebih

menyeluruh tentang tingkah laku agen ekonomi yang berlandaskan etika untuk

mencapai al-falah. Ketiga, tujuan utama ekonomi Islam adalah mencapai falah

di dunia dan akhirat, sedangkan ekonomi konvensional semata - mata

kesejahteraan duniawi.64

B. Murabahah

Akad atau perjanjian jual beli secara teknis dapat diterapkan dalam lembaga

keuangan syariah dan lembaga pembiayaan yang disebut dengan akad murabahah.

Secara etimologi, kata murabahah (مرابحة ) adalah bentuk wazan dari mufa’alah

berasal dari kata ar-ribh (الربح) yang berarti pertumbuhan yang terjadi karena

perdagangan. Secara terminology fuqaha akad murabahah berarti:65

معلوم ربح زيادة مع األول الثمن بمثل بيع

“Menjual dengan harga yang sama dengan harga beli ditambah dengan suatu

laba yang diketahui”.

64 Monzer Khaf dan Tariqullah Khan, “Principles of Islamic Perspective”: Islamic Research and

Trining Institute Journal (IDB, 1988), h.16-17. 65 Muhammad Shalah, Problematika Investasi Pada Bank Islam : Solusi Ekonomi Islam

(Jakarta: Migunani, 2008), hlm. 134.

Page 54: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

38

Dalam PSAK 102 disebutkan mengenai definisi murabahah yaitu jual beli

barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang

disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada

pembeli.66Definisi ini menunjukkan bahwa transaksi murabahah tidak harus dalam

bentuk pembayaran tangguh (kredit), melainkan dapat juga dalam bentuk tunai

setelah menerima barang, ditangguhkan dengan mencicil setelah menerima barang,

ataupun ditangguhkan dengan membayar sekaligus di kemudian hari. 67

Pengertian akad murabahah dalam PBI 9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan

Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta

Pelayanan Jasa Bagi Bank Syariah sebagaimana telah diubah dengan PBI

10/16/PBI/2008, pengertian murabahah adalah transaksi jual beli suatu barang

sebesar harga perolehan barang ditambah dengan margin yang disepakati oleh para

pihak, dimana penjual menginformasikan terlebih dahulu harga perolehan kepada

pembeli.68

Dasar diperbolehkannya akad murabahah terdapat dalam Al-Qur’an surat Al-

Baqarah ayat 275:

66 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 102 (revisi 2013), paragraf 5. 67 Ibid. , paragraf 8. 68 Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa Bagi Bank Syariah, No.

10/16/PBI/2008.

Page 55: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

39

Artinya:“orang-orang yang Makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan

seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata

(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, Padahal Allah telah

menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah sampai

kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka

baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka

orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.

Kemudian dalam surat An-Nisa ayat 29:

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta

sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu.”

Dan begitu pula disebutkan dalam Hadits Rasul:

ة, و خلط أن نبي صلى هللا عليه وسلم قال: ثالث فيهن البركة : البيع إلى أجل, و المقارض

البر بالشعير للبيت ال للبيع )رواه ابن ماجح عن صحيب(

Artinya:”Sesungguhnya Nabi SAW bersabda, ‘ada tiga hal yang mengandung

berkah: jual beli tidak secara tunai, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur

Page 56: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

40

gandum jewawut untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual.” (H.R. Ibnu

Majjah).69

Berdasarkan Ijma, para ulama telah bersepakat mengenai kehalalan jual beli

sebagai transaksi riil yang sangat dianjurkan dan merupakan sunah Rasulullah.

Hukum asal jual beli adalah boleh. Imam Syafi’I berkata: “Asal jual beli semuanya

boleh apabila dengan ridho kedua belah pihak, yaitu perkara yang boleh ketika

keduanya saling berjual beli, kecuali yang telah dilarang oleh Rasulullah SAW.”70

Ketentuan syar’i terkait dengan transaksi murabahah, digariskan oleh fatwa

Dewan Syari’ah Nasional Nomor 04/DSN-MUI/IV/2000. Fatwa tersebut membahas

mengenai ketentuan umum murabahah dalam bank syari’ah, ketentuan murabahah

kepada nasabah, jaminan, utang dalam murabahah, penundaan pembayaran, dan

kondisi bangkrut pada nasabah murabahah. 71

Dalam melakukan akad murabahahsecara syariah harus memenuhi ketentuan

rukun dan syarat sebagai berikut:72

a. Rukun jual beli murabahah:

Menurut jumhur ulama terdapat 4 rukun dalam jual beli, yaitu: orang yang

menjual, orang yang membeli, shighat (ijab dan qabul), dan barang atau sesuatu yang

diadakan.

69Ibnu Majah, Sunan Ibnu Majah, Juz II, (Kairo: Dar Al-Hadist, t.t.), hlm. 768. 70Herawati Khotmi, Evaluasi Transaksi Murabahah Berdasarkan Fiqih Muamalah dan PSAK

102 (Akuntansi Murabahah): Tesis Univ. UGM (Yogyakarta: Pascasarjana Univ. UGM, 2011), h.19. 71 Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI : Tentang Akad Murabahah (No: 04/DSN-

MUI/IV/2000). 72 M. Syafi’I Antonio, Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek (Jakarta : Gema Insani, 2001),

hlm. 102.

Page 57: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

41

b. Syarat jual beli murabahah:

1) Penjual memberi tahu biaya modal kepada nasabah

2) Mengetahui besarnya keuntungan, merupakan keharusan karena ia

bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat

sahnya jual beli.

3) Transaksi pertama haruslah sah secara syara’

4) Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacatatas barang

sesudah pembelian

5) Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

pembelian, misalnya jika pembelian dilakukan secara utang

Secara prinsip, jika syarat dalam (1), (4), atau (5) tidak dipenuhi, pembeli

memiliki pilihan:

1) Melanjutkan pembelian seperti apa adanya

2) Kembali kepada penjual dan menyatakan ketidaksetujuan atas barang

yang dijual

3) Membatalkan kontrak

Berbagai persyaratan yang harus dipenuhi oleh Bank Syariah atau Unit Usaha

Syariah (UUS) dalam memberikan pembiayaan murabahah ini, tertuang dalam Surat

Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPbS tanggal 17 Maret 2008. Bahwa

Page 58: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

42

dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan atas dasar Akad

Murabahah berlaku persyaratan minimal, sebagai berikut:73

1. Bank bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam rangka memberikan

barang terkait dengan kegiatan transaksi murabahah dengan nasabah sebagai

pihak pembeli barang.

2. Barang adalah objek jual beli yang diketahui secara jelas kuantitas, kualitas,

harga perolehan dan spesifikasinya.

3. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk

pembiayaan atas dasar akad murabahah, serta hak dan kewajiban nasabah

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi

informasi produk bank dan penggunaan data pribadi nasabah.

4. Bank wajib melakukan analisis atas permohonan pembiayaan atas dasar akad

murabahah dari nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa

analisa atas karakter (character) dan/atau aspek usaha antara lain meliputi

analisa kapasitas usaha (capacity), keuangan (capital), dan/atau prospek

usaha (condition).

5. Bank dapat membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang

telah disepakati kualifikasinya.

6. Bank wajib menyediakan dana untuk merealisasikan penyediaan barang yang

dipesan nasabah.

73 Ketentuan berdasarkan: Surat Edaran Bank Indonesia (SEBI) No. 10/14/DPbS tertanggal 17

Maret 2008.

Page 59: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

43

7. Kesepakatan atas marjin ditentukan hanya satu kali pada awal pembiayan atas

dasar murabahah dan tidak berubah selama periode pembiayaan

8. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian

tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar murabahah.

9. Jangka waktu pembayaran harga barang oleh nasabah kepada bank ditentukan

berdasarkan kesepakatan bank dan nasabah.

Berdasarkan jenisnya, murabahah dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:74

1. Murabahah tanpa pesanan, pelaksanaannya adalah saat ada pesanan atau

tidak, ada yang membeli atau tidak, bank syari’ah menyediakan barang

dagangannya.

2. Murabahah berdasarkan pesanan, pelaksanaannya adalah bank syari’ah baru

akan melakukan transaksi murabahah atau jual beli apabila ada nasabah yang

memesan barang hingga menyediakan barang baru dilakukan jika ada

pesanan. Murabahah berdasarkan pesanan dapat dibedakan menjadi:

a. Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat mengikat, maksudnya bila

telah memesan harus dibeli oleh nasabah.

b. Murabahah berdasarkan pesanan dan bersifat tidak mengikat, maksudnya

walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat,

nasabah dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.

74 Bagya Agung Prabowo, “Konsep Akad Murabahah pada Perbankan Syariah (Analisa Kritis

terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah di Indonesia dan Malaysia)”: Jurnal Hukum No.1 Vol.16

(Yogyakarta: FH-UII, 2009), h.112.

Page 60: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

44

AAOIFI menjelaskan aturan dari murabahah berdasarkan pesanan sebagai

berikut:75

Murabahah berdasarkan pesanan bersifat mengikat, dengan aturan antara lain:

1. Jika bank menerima permintaan pemesan (nasabah), bank harus membeli

asset yang diakhiri / ditutup dengan akad penjualan yang sah antara bank dan

penjual aset. Pembelian ini dianggap merupakan pelaksanaan janji yang

mengikat secara hukum antara nasabah sebagai pemesan dan bank.

2. Bank menawarkan aset kepada pemesan, yang harus diterima berdasarkan

janji yang mengikat di antara kedua belah pihak secara hukum, dan oleh

karena itu, harus sesuai dengan ketetapan yang berlaku dalam akad

penjualan.

3. Di dalam bentuk penjualan seperti ini, diperbolehkan untuk membayar urbun

ketika menandatangani akad aslinya, tetapi sebelum bank membeli aset.

Urbun di dalam fiqih Islam adalah sejumlah uang yang dibayarkan di muka

kepada penjual. Jika bank memutuskan untuk melakukan transaksi dan

menerima aset, maka urbun akan diperlakukan sebagai bagian dari harga

yang dibayat di muka, jika tidak maka urbun akan ditahan oleh penjual.

Murabahah berdasarkan pesanan bersifat tidak mengikat, dengan aturan antara lain:

1. Salah satu pihak (pemesan / nasabah) meminta pihak lain (pembeli / bank)

untuk membeli sebuah aset dan menjanjikan bahwa apabila ia membeli aset

75Ahmad Azharuddin Lathif, “Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada Perbankan

Syariah di Indonesia”: Jurnal Ahkam Vol.12 No.2 (Masyarakat Ekonomi Syariah, 2012), h.70.

Page 61: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

45

tersebut, maka pemesan akan membelinya dari dia sesuai dengan harganya

(sudah termasuk mark-up keuntungan). Permintaan ini dianggap sebagai

kemauan untuk membeli, bukan penawaran.

2. Jika bank menerima permintaan ini, dia akan membeli aset untuk dirinya

sendiri berdasarkan akad penjualan yang sah antara dia dan dan penjual

(vendor) aset tersebut.

3. Pembeli harus menawarkan lagi kepada pemesan menurut syarat perjanjian

pertama, tentunya setelah kepemilikan aset secara sah dimiliki bank. Hal ini

dianggap sebagai suatu penawaran dari bank.

4. Ketika aset ditawarkan kepada pemesan, dia harus mempunyai pilihan untuk

mengakhiri suatu akad penjualan atau menolak membelinya, dengan kata

lain pemesan tidak wajib memenuhi janjinya. Jika dia memilih melakukan

suatu akad, maka itu akan dianggap sebagai suatu penerimaan tawaran

tersebut. Kemudian suatu akad penjualan yang sah harus dibuat antara

pemesan dan bank.

5. Apabila terjadi pemesan menolak membeli aset tersebut, maka aset tersebut

tetap akan menjadi milik bank yang berhak untuk menjualnya melalui cara-

cara yang diperbolehkan.

6. Jika diharuskan bahwa pemesan harus membayar cicilan pertama, maka

pembayaran tersebut harus dilakukan setelah akad tersebut ditandatangani

dan cicilan tersebut merupakan bagian dari harga penjualan tersebut.

Page 62: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

46

Sedangkan jika dilihat dari cara pembayarannya, maka transaksi murabahah

dapat dilakukan dengan cara tunai atau dengan pembayaran tangguh. Secara praktik

yang banyak dijalankan oleh bank syari’ah saat ini adalah murabahah berdasarkan

pesanan dengan sifatnya mengikat dan cara pembayarannya tangguh.76

Banyak pihak yang mengatakan bahwa murabahah tidak berbeda dengan

pembiayaan konsumen (consumerfinance) yang selama ini dilakukan oleh lembaga

keuangan, dalam hal objek yang diserahkan yaitu komoditas atau barang, harga

pokok ditambah keuntungan, pembayarannya yang dapat dilakukan dengan tunai atau

dicicil dan sebagainya.

Sesuai Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1251/KMK. 013/1988 yang

dimaksud pembiayaan konsumen adalah kegiatan pembiayaan untuk pengadaan

barang berdasarkan kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau

berkala konsumen. Apabila dipahami ketentuan mengenai murabahah dengan

consumer finance dapat dilihat perbedaannya malalui tabel 2.1 berikut:

76 Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yogyakarta: UII Pres, 2005), hlm. 38.

Page 63: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

47

Tabel 2.1

Perbedaan Murabahah dengan consumer finance

No Masalah Jual beli murabahah Pembiayaan konsumen

1 Akad - Jual beli

- Harus ada barang

- Pinjam meminjam

- Belum tentu ada

barangnya

2 Objek

penyerahan

- Barang yang

diperjualbelikan

(barangnya harus ada)

- Barang dapat

diserahkan sewaktu

akad

- Barang berupa harta

yang jelas harganya

- Barang milik sendiri

(bank) artinya terjaga

- Uang yang akan

dipergunakan untuk

membeli barang yang

dibutuhkan

3 Harga perolehan

barang

- Harus diberitahukan

kepada nasabah

- Tidak ada keharusan,

karena yang diserahkan

uang bukan barang

(bahkan tidak tahu

perolehan barangnya)

4 Tanda bukti

nasabah

- Tanda terima barang - Tanda terima uang

tunai nasabah, promise

atau sejenisnya

5 Hutang nasabah - Sebesar harga jual,

yaitu harga perolehan

barang ditambah

keuntungan yang

disepakati

- Berkurang sebesar

pembayaran angsuran

yang dilakukan (tidak

membedakan lagi

unsur pokok dan

keuntungan)

- Bagi nasabah tidak

mengenal hutang

pokok dan hutang

margin

- Pokok kredit ditambah

dengan bunga

(tergantung sistem

bunga yang dikenakan

–tetap, floating dan

dsb-

- Berkurang sebesar

angsuran pokok kredit

dan pembayaran bunga

(pada umumnya bank

menggunakan sistem

perhitungan anuitas –

pembayaran pokok

angsuran kecil pada

awalnya)

- Ada hutang pokok dan

hutang bunga

6 Perhitungan

keuntungan

- Keuntungan harus

disepakati

- Dilakukan sekali dari

- Perhitungannya dari

sisa / outstanding

pokok kredit yang

Page 64: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

48

No Masalah Jual beli murabahah Pembiayaan konsumen

harga perolehan

barang setelah

dikurangi uang muka

(jika ada).

diberikan kepada

nasabah (biasanya

bank mempergunakan

sistem perhitungan

anuitas – bunga besar

pada awalnya, karena

modalnya

dipergunakan juga

besar)

7 Nasabah

melunasi

sebelum jatuh

tempo

- Sebesar sisa

hutangnya (hutang

awal dikurangi dengan

pembayaran angsuran)

- Bank syari’ah

diperkenankan untuk

memberi potongan

pelunasan dipercepat,

yang besarnya

merupakan kebijakan

bank

- Besarnya sisa pokok

kredit dan biasanya

bunga yang belum

diterima sebagai

potongan pelunasan

- Dengan cara

perhitungan anuitas,

sisa pokok kredit pada

awalnya tersisa besar

dan secara bertahap

menurun

8 Jaminan - Nasabah dapat

diminta untuk

memberikan jaminan

- Nasabah harus

menyerahkan jaminan

9 Diskon dari

supplier

- Pada prinsipnya

menjadi milik nasabah

- Diskon yang tidak

jelas pemiliknya,

merupakan dana

kebijakan

- Menjadi milik bank,

sebagai pendapatan

non-operasional

10 Denda - Hanya kepada

nasabah mampu tetapi

tidak mau membayar

- Nasabah yang tidak

mampu tidak

diperkenankan

dikenakan denda

- Denda yang diterima

merupakan

pendapatan non-halal

(dana kebajikan)

- Bagi nasabah yang

tidak membayar (tidak

memperhatikan mampu

atau tidak mampu)

- Denda yang diterima

diakui sebagai

pendapatan non-

operasional

11 Uang muka - Harus diserahkan

kepada bank syari’ah

- Jika pesanan

dibatalkan, bank

mengalami rugi maka

- Dapat disetor langsung

kepada supplier (self

financing)

Page 65: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

49

No Masalah Jual beli murabahah Pembiayaan konsumen

nasabah harus

mengganti kerugian

riil bank dari uang

muka

- Jika dilaksanakan,

sebagai pengurang

hutang nasabah

12 Pembagian

pokok dan

keuntungan

(untuk

keuntungan

bank)

- Jika murabahah

pembayarannya

dilakukan secara

tangguh, maka

pembagian pokok

margin harus

dilakukan secara

proporsional merata

dan tetap selama

jangka waktu

angsuran

- Tidak dikenal

pembayaran pokok

dulu, pembayaran

angsuran adalah

pengurang hutang

nasabah

- Pada umumnya bank

menggunakan porsi

pokok dan bunga

- Pembagian dilakukan

secara anuitas, yaitu

dengan jumlah

angsuran yang sama

pada awalnya porsi

pokok lebih kecil dan

porsi bunga lebih besar

dan akhirnya

sebaliknya

- Dimungkinkan untuk

membayar bunga dulu,

atau membayar pokok

saja dst

Sumber : Wiroso, Jual Beli Murabahah (Yoyakarta: UII, 2005)

Konsep yang membedakan antara jual beli murabahah dengan pembiayaan

konvensional sebagai mana tabel diatas, merupakan konsep dasar murabahah yang

sudah dirumuskan oleh Dewan Syari’ah sejak tahun 1992. Namun saat ini penerapan

konsep tersebut sudah bergeser. Kini bank syari’ah telah mengadopsi konsep-konsep

konvensional salah satunya dengan menggunakan metode anuitas dalam perhitungan

pokok angsuran dan margin murabahah, secara tidak langsung dapat kita katakan

bahwa bank syari’ah kini hampir serupa dengan consumer finance yang diterapkan

oleh bank konvensional.

Page 66: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

50

C. Risiko Bank

Sebagai lembaga intermediary, bank akan selalu berhadapan dengan berbagai

jenis risiko dengan tingkat kompleksitas yang beragam. Risiko tersebut tidak dapat

dihindari, namun dapat dikelola dan dikendalikan. Bank harus mengambil atau

menerima dan mengelola berbagai jenis risiko keuangan secara efektif agar dampak

negatif tidak terjadi.77

Menurut Jorion dan Khoury yang dikutip oleh Tariqullah dan Ahmed, risiko

tumbuh ketika terdapat kemungkinan akhir yang tidak dapat diketahui. Risiko dapat

didefinisikan sebagai perubahan-perubahan dari hal yang tidak terduga.78 Sedangkan

menurut Keown, risiko sebagai kejadian potensial (potential event), baik yang dapat

diperkirakan (anticipated) maupun yang tidak dapat diperkirakan (unanticipated)

yang berdampak negatif terhadap pendapatan atau modal bank. Atau dengan kata

lain bahwa risiko merupakan suatu hasil yang tidak diharapkan, atau secara teknis

bisa disebut Devinisi Standar. 79

Bank memerlukan serangkaian prosedur dan metodologi yang dapat

digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau, dan mengendalikan risiko

yang timbul dari kegiatan usaha, atau disebut manajemen risiko. Manajemen risiko

77 Indria Purwaningsih, Upaya Peningkatan Pencapaian Service Level Management

Penyusunan Opini Risiko Pembiayaan di Bank Mandiri: Tesis Univ. Gajah Mada (Yogyakarta:

Pascasarjana Univ. Gajah Mada, 2011), h.29. 78 Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, Risk Management : An Analysis of Issues in Islamic

Financial Industry (Jeddah : IRTI, 2001), h.25. 79 Habibullah, Evaluasi Pembiayaan Murabahah Melalui Perbandingan antara Return dan

Risiko: Thesis PST.THI UI (Depok : Universitas Indonesia, 2005), h.31.

Page 67: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

51

berfungsi sebagai filter atau pemberi peringatan dini (early warning system) terhadap

kegiatan usaha bank. Tujuan manajemen risiko adalah:80

1. Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator.

2. Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat unacceptable.

3. Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat uncontrolled.

4. Mengukur eksposur dan pemusatan risiko.

5. Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.

Pengukuran risiko dapat dilakukan dengan menghubungkan penyimpangan

atau deviasi dari outcome yang diterima dengan yang diekspektasi. Sedangkan risiko

murabahah dapat diukur dengan melihat deviasi standar dari return pembiayaan

murabahah yang menggunakan metode anuitas dan proporsional. Deviasi standar

dapat dinyatakan dapat dinyatakan sebagai berikut:81

=

Dimana :

= deviasi standar

= return bulan ke-1

= Rata-rata return masing-masing jenis murabahah

= Jumlah data observasi

80 Adiwarman Karim, Manajemen Risiko Bank Syariah (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,

2004), h.135. 81Ibid.

Page 68: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

52

Berdasarkan cirinya, perbankan syari’ah memiliki beberapa risiko yang

mungkin dihadapinya dengan beberapa aktivitas transaksi yang dilakukannya

khususnya pada pembiayaan murabahah. Beberapa risiko yang mungkin terjadi pada

bank syari’ah terkait transaksi murabahah, menurut Khan dan Ahmed diantaranya

yaitu:82

1. Risiko Kredit

Risiko kredit dapat muncul dari pembayaran cicilan yang meningkat ketika

salah satu pihak sepakat untuk membayar sejumlah uang maka akan memunculkan

potensi kerugian. Dalam pembiayaan murabahah risiko kredit muncul ketika nasabah

memiliki potensi ketidakmampuan untuk membayar cicilan yang telah ditetapkan

oleh bank.

2. Risiko Benchmark

Bank syari’ah tidak menyetujui adanya bunga, hal ini memungkinkan bank

syari’ah untuk terhindar dari adanya risiko pasar akibat perubahan dari tingkat suku

bunga bank yang berpeluang membuka risiko terhadap penerimaan bank syariah.

Lembaga keuangan menggunakan suku bunga acuan untuk memberikan harga yang

berbeda pada instrumen keuangannya. Pada murabahah khususnya, mark-up

ditentukan oleh adanya suku bunga bank konvensional. Dengan menggunakan

metode fixed income yang ditetapkan sebagai mark-up dari pembiayaan murabahah

selama kontrak berlangsung, apabila suku bunga acuan mengalami perubahan maka

tingkat mark-up dengan metode fixed income tidak dapat disesuaikan. Dengan

82 Tariqullah Khan dan Habib Ahmed, hlm. 52.

Page 69: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

53

demikian bank syariah akan menghadapi risiko dari adanya perubahan suku bunga

pasar.

3. Risiko Likuiditas

Risiko bank akibat ketidakmampuan memenuhi kewajiban yang telah jatuh

tempo dari pendanaan arus kas dan atau aset yang likuid dapat menggangu aktivas

bank sehari-hari. Dari pengertian tersebut berarti bank harus mampu menyediakan

dana cadangan bilamana ada penarikan dana nasabah yang bersifat mendadak dan

aktiva yang diivestasikan bank juga cukup likuid bilamana harus mencairkan untuk

menutupi kebutuhan dana.

Sedangkan menurut Mohamed, dalam bukunya Islamic Banking, risiko yang

terkait dengan akad murabahah yaitu:83

1. Credit Risk

Bank syariah mengalami credit risk yang sama dengan bank konvensional

lainnya, yaitu dalam risiko kerugian dimana terjadinya penurunan kapasitas nasabah

dalam pembayaran. Penilaian terhadap credit risk hampir sama dengan perbankan

konvensional, dimana terdapat dua metode yang digunakan: (1) pendekatan

tradisional, yang merupakan pendekatan dalam menetapkan nilai ataupun peringkat

risiko untuk setiap kategori yang berkaitan dengan adanya kemungkinan kesalahan

yang terjadi; (2) Value-at-risk (VaR), merupakan pendekatan yang paling baik.

Kedua pendekatan tersebut merupakan dasar dari penilaian terhadap adanya

83El Tiby, Amr Mohamed, Islamic Banking, How To Manage Risk and Improve Profitability,

(USA: Willey Finance, 2011), h. 48-49

Page 70: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

54

kemungkinan kerugian pinjaman dan juga gambaran mengenai kerugian yang tak

terduga. Bagi kemungkinan kerugian pinjaman, perbankan memerlukan sebuah

ketetapan pengurangan dari pendapatan sebagai biaya dan kerugian tidak terduga

yang akan diperhitungkan dan diambil melalui modal.

2. Market Risk

Bank syariah mengalami risiko ini diakibatkan oleh murabahah dan MPO

yang tidak terikat. Risiko ini timbul dalam dua tipe kontrak saat nasabah

membatalkan persetujuan untuk membeli dan bank syariah ingin menjual aset-aset,

karena dapat menimbulkan kerugian jika harga pasar lebih rendah dari harga yang

sebenarnya. Sebagai tambahan, bank syariah dapat menanggung biaya tambahan

untuk pemasaran dengan menghapus biaya yang terkait (seperti asuransi).

3. Operational Risk

Terdapat dua tipe utama dari operational risk yang berhubungan dengan

murabahah:

1) P

enerimaan dan toleransi murabahah pada yuridiksi yang berbeda. Sebagai

contoh, mungkin perlu adanya penyesuaian sistem informatika untuk hukum

khusus menghadapi sistem yang digunakan oleh yuridiksi yang berbeda.

2) T

ransakasi perbankan secara alamiah, termasuk kebutuhan untuk benar-benar

membeli aset sebelum dijual pada nasabah, menimbulkan adanya komplikasi

pada hukum dan persyaratan yang ada.

Page 71: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

55

Dalam mengidentifikasi risiko yang ada, Vughan memberikan beberapa teknik

diantaranya yaitu:84

1) Orientation

Dilakukan dengan melakukan pendekatan terhadap bank mengenai teknik

pelaksanaan operasionalnya. Manajer risiko harus mengetahui secara detail mengenai

informasi tersebut, seperti perkembangan bank, kemampuan bank dalam

mendapatkan keuntungan, maupun hubungan bank dengan pihak eksternal, seperti

investor, supplier, dan lain sebagainya.

2) Analysis of Document

Terkait dengan dokumen bank yang harus dilakukan analisis untuk melihat

tigkat risiko, diantaranya: a) Laporan keunagan, b) Flowchart internal perusahaan

apakah sudah memenuhi standar operasional atau belum, c) Kebijakan yang

diterapkan oleh bank di perlukan untuk menganalisis kontrak-kontrak yang ada, d)

Loss Report atau laporan kerugian-kerugian yang pernah dialami oleh bank, dan

dokumen yang berhubungan dengan risk planning yang dibuat oleh bank tersebut.

3) Interview

Dilakukan dengan mewawancarai pihak-pihak yang berkompeten dengan bisnis

bank, seperti: manajer operasional, manajer keuangan, manajer sumber daya manusia,

supervisor, konsultan hokum, divisi pembelian dan penjualan, hingga dengan

karyawan dalam bank tersebut.

84Vughan, Emmet.th J, Risk Management (USA: John Willey & Sons, Inc. 1997), h. 113.

Page 72: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

56

4) Inspection

Dengan melakukan survey secara langsung instrument bank yang digunakan

dalam kegiatan operasionalnya. Dengan dilakukan survey ini diharapkan dapat

mengetahui tingkat possible loss yang mungkin dialami bank dalam kegiatan

operasionalnya.

Untuk menuju visi jangka panjang, sebuah bank memerlukan peningkatan

kualitas manajemen risiko pada aktivitas bank sehari-hari. Bank memperoleh

pendapatannya dari menerima dan mengelola risiko untuk memperoleh laba. Struktur

tata kelola manajemen risiko bank yang kuat menjadi dasar evaluasi keseimbangan

antara risiko dan tingkat pengembalian untuk menghasilkan pendapatan yang

berkesinambungan, mengurangi fluktuasi pendapatan serta meningkatkan nilai bagi

pemegang saham.85

Beberapa hal yang mengharuskan bank memiliki sebuah sistem terpadu untuk

mengelola semua risiko yang timbul dari usahanya adalah:86

1. Lingkungan usaha yang berubah

a. Tuntutan konsumen semakin tinggi, persaingan semakin tajam

terdiversifikasi. Hal ini meningkatkan kompleksitas dan volatilitas pasar

berikut instrumennya

b. Menipisnya margin bank akibat persaingan

85 Indria Purwaningsih, Upaya Peningkatan Pencapaian Service Level Management

Penyusunan Opini Risiko Pembiayaan di Bank Mandiri: Tesis Univ. Gajah Mada (Yogyakarta:

Pascasarjana Univ. Gajah Mada, 2011), h.30. 86 R. Tampubolon, Risk Management Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial (Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo, 2004), h.27.

Page 73: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

57

c. Deregulasi dan perkembangan teknologi pesat dan terkonvergensi dengan

komunikasi

d. Perkembangan usaha, teknologi, dan komunikasi menimbulkan

peningkatan error, omission, dan fraud.

2. Basel Accord dan Peraturan Bank Indonesia

Kedua peraturan di atas mengharuskan bank dan lembaga keuangan lainnya

menerapkan manajemen risiko. Risk Management Process pada bank harus

memenuhi arahan Basel II Accord, yang menyatakan manajemen risiko

dikelola berdasarkan tahapan yang sistematis yaitu risk awareness, risk

identification, risk monitoring, danrisk mitigation.

3. Kelalaian, akibat tidak atau belum diterapkannya manajemen risiko secara

efektif menyebabkan banyak bank yang bangkrut pada saat krisis moneter

tahun 1997-1998.

4. Kebutuhan menjadi bank papan atas. Bank yang menerapkan manajemen

risiko secara terpadu akan memiliki daya saing yang tinggi dan mampu

menjadi bank yang terbaik.

5. Faktor lainnya:

a. Sistem pendukung manajemen risiko di bank selama ini belum memadai.

b. Strategi produk dan trading yang harus dimiliki bank semakin kompleks.

c. Perubahan lingkungan usaha menuntut sistem dan proses pengelolaan

risiko yang fleksibel dan dinamis.

Page 74: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

58

d. Kemampuan SDM terkait manajemen risiko harus terus disesuaikan

dengan tantangan tisiko yang berkembang.

e. Kebutuhan akan sistem dan proses pengelolaan risiko sehingga bank dapat

mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjenag

organisasi.

D. Kesehatan Bank

Berdasarkan Pasal 29 UU No.7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan

UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan87, bank wajib memelihara tingkat

kesehatannya sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas

manajemen, likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas, serta aspek lain yang berkaitan

dengan usaha bank dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip kehati-

hatian.88

Kegiatan usaha bank senantiasa dihadapkan dengan berbagai risiko yang

berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Diantara risiko yang

dihadapi yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional,

Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi.

Kompleksnya risiko kegiatan usaha bank pada akhirnya menuntut penyempuranaan

metode penilaian tingkat kesehatan bank dengan pendekatan risiko.89

87 Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun1998 (Perubahan UU. No. 7 1992) :

Tentang Perbankan. 88 Khisti Minarrohmah et. al, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan

Pendekatan RGEC pada Bank BCA Periode 2010-2012”: Jurnal Administrasi Bisnis Vol.17 No.1,

(Malang: Universitas Barawijaya, 2004), h.1. 89 Hennie Van Greuning dan Zamir Iqbal, Risk Analiysis for Islamic Banks, (Washington: The

Worl Bank, 2008), h.65-66.

Page 75: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

59

Oleh karena itu, Bank Indonesia melakukan langkah strategis dalam

mendorong penerapan manajemen risiko yang tertuang dalam Peraturan Bank

Indonesia No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

dengan pendekatan risiko yang mencakup pada empat faktor yaitu Risk Profile (Profil

Risiko), Good Corporate Governance (GCG), Earnings (Rentabilitas), dan Capital

(Permodalan) yang selanjutnya disebut dengan metode RGEC. Pedoman perhitungan

selengkapnya diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25

Oktober 2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.90

Metode RGEC ini berlaku secara efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 yaitu

untuk penilaian tingkat kesehatan bank periode yang berakhir 31 Desember 2011 dan

sekaligus menghapus metode CAMELS. Penggunaan metode CAMELS hanya

mencakup beberapa keriteria; diantaranya Permodalan (Capital) yang diukur melalui

kecukupan modal dengan menggunakan rasio CAR (Capital Adequency Ratio), Aset

(Asset) yang diukur melalui rasio kualitas aset produktif, Manajemen (Management)

diukur dengan membandingkan biaya dengan rata-rata aset, Kualitas Laba (Earning)

yang diukur dengan dua rasio yaitu rasio ROA (Return on Assets) dan rasio ROE

(Return on Equity), Likuiditas (Liquidity)yang diukur melalui rasio FDR (Financing

90 Heidy Arrvida Lasta et. al., “Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan

Pendekatan RGEC pada PT. Bank BRI Periode 2011-2013”: Jurnal Administrasi Bisnis Vol.13 No.2,

(Malang: Univ. Barawijaya, 2014), h.2.

Page 76: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

60

to Deposit Ratio) dan Sensitivitas terhadap Risiko Pasar (Sensitivity to Market Risk)

yang dihitung dengan Potential lost profit rate dan Potential lost nilai tukar.91

Kesehatan Bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk

melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi

semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan

perbankan yang berlaku.92 Manajemen bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip

umum berikut ini sebagai landasan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank:93

1. Berorientasi Risiko

Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko Bank dan dampak

yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan dengan cara

mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal. Dengan demikian, Bank

diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan Bank dan

mengambil langkah-langkah pencegahan sertaperbaikan secara efektif dan efisien.94

2. Proporsionalitas

Penggunaan parameter dalam tiap faktor penilaian Tingkat Kesehatan

Bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha

Bank. Namun demikian, Bank dapat menggunakan parameter tambahan yang

91 Nabilah Rozani, “Camels and Performance Evaluation of Banks in Malaysia: Conventional

Versus Islamic”: Journal of Islamic Finance and Business Research Vol.2 No.1, (Slangor: Univ.

Teknologi MARA Shah Alam, 2013), h.40. 92 Li Lian Ong et. al. “HEAT! A Bank Health Assessment Tool”:IMF Working Paper

WP/13/177, (International Monetary Fund, 2013), h.7-8. 93 Ketentuan berdasarkan: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/DPNP

2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 94Helmut Elsinger, Risk Assessment for Banking Systems :European Finance Association

Paper (European Finance Association, 2003), h.3.

Page 77: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

61

sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai tingkat

kesehatan bank sehingga dapat mencerminkan kondisi bank dengan lebih baik.95

3. Materialitas dan Signifikansi

Bank perlu memperhatikan materialitas dan signifikansi faktor penilaian

Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, Good Corporate Governance, Rentabilitas,

dan Permodalan serta signifikansi parameter/indikator penilaian pada masing-

masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan peringkat

faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut didasarkan pada analisis

yang didukung oleh data dan informasi yang memadai mengenai Risiko dan

kinerja keuangan Bank.96

4. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta difokuskan

pada permasalahan utama Bank. Analisis dilakukan secara terintegrasi dengan

mempertimbangkan keterkaitan antar Risiko dan antar faktor penilaian Tingkat

Kesehatan Bank serta Anak Perusahaan yang wajib dikonsolidasikan. Analisis

harus didukung oleh fakta pokok dan rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat,

trend, dan tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank.97

95Kyriaki Kosmidou, Measurement of Bank Performance in Greece: South-Eastern Europe

Journal of Economics (ASECU, 2008), h.80. 96 Anjum Siddiqui, Financial Contracts, Risk and Performance in Islamic Banking:

Managerial Finance Journal Vol.34 No.10 (Emerald Group Publishing Limited, 2008), h.684. 97 Mabwe Kumbirai, “A Financial Ratio Analysis of Comercial Bank Performance in South

Africa”: African Review of Economics and Finance Vol.2 No.1 (Rhodes University, 2010), h.39-40.

Page 78: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

62

Sesuai dengan Peraturan OJK tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum No. 4/POJK.03/2016, bank wajib melakukan penilaian Tingkat Kesehatan

Bank berdasarkan risiko dengan metode RGECyaitu :

1. Penilaian Risk Profile (Profil Risiko)

Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap Risiko Inheren

dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional bank. Risiko

yang wajib dinilai terdiri atas sepuluh jenis risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar,

Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko

Kepatuhan, risiko imbal hasil, risiko investasi dan Risiko Reputasi.98

Penilaian Risiko inheren yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, baik yang

dapat dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi posisi

keuangan Bank. Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan oleh factor internal

maupun eksternal, antara lain strategi bisnis, karakteristik bisnis, kompleksitas

produk dan aktivitas Bank, industri dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta

kondisi makro ekonomi.99

Penetapan atas masing-masing jenis Risiko mengacu pada prinsip-prinsip

umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah

yang dikategorikan ke dalam 5 (lima) peringkat yakni peringkat 1 (low), peringkat 2

98 Ketentuan berdasarkan: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/DPNP

2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 99 David Lut.threll, Understanding The Risks Inherent in Shadow Banking: Journal of Dallas

Fed No.18 (Federal Reserve Bank of Dallas, 2012), h.21.

Page 79: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

63

(low to moderate), peringkat 3 (moderate), peringkat 4 (moderate to high), dan

peringkat 5 (high).100

Risiko yang akan diambil dalam penelitian ini hanya mencakup lima jenis

risiko, yaitu risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko stratejik.

Pengukuran risiko kredit adalah dengan menggunakan rasio NPF (Non Performing

Financing) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

NPF = x 100

Tabel 2.2

Klasifikasi Peringkat Komposit NPF

Nilai Komposit Peringkat Predikat

<2% 1 Sangat Baik

2% < NPF< 5% 2 Baik

5% < NPF< 8% 3 Cukup Baik

8% < NPF< 12% 4 Kurang Baik

NPF>12% 5 Tidak Baik

Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Sementara itu, risiko likuiditas diukur dengan rasio FDR (Financing to Deposit

Ratio) dengan rumus:

FDR = x100%

100 Ketentuan berdasarkan: Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.10/SEOJK.03/DPNP

2014 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 80: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

64

Tabel 2.3

Klasifikasi Peringkat Komposit FDR

Nilai Komposit Peringkat Predikat

60% < FDR < 75% 1 Sangat Baik

75% < FDR < 85% 2 Baik

85% < FDR < 100% 3 Cukup Baik

100% < FDR < 110% 4 Kurang Baik

FDR > 110% 5 Tidak Baik

Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Dan pengukuran risiko operasional menggunakan ukuran rasio BOPO yaitu

rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional, sebagai mana rumus

berikut:

BOPO =

Tabel 2.4

Klasifikasi Peringkat Komposit BOPO

Nilai Komposit Peringkat Predikat

83% < BOPO < 88% 1 Sangat Baik

89% < BOPO < 93% 2 Baik

94% < BOPO < 96% 3 Cukup Baik

97% < BOPO < 100% 4 Kurang Baik

BOPO > 100% 5 Tidak Baik

Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Page 81: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

65

2. Penilaian Good Corporate Governance (GCG)

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen bank

atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG yang berpedoman pada ketentuan Bank

Indonesia dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha bank.

Menurut komite Cadbury, GCG adalah prinsip yang mengarahkan dan

mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta

kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggung jawabannya kepada

pemegang saham dan para pengambil keputusan.101Kelompok negara maju (OECD),

mendefinisikan GCG sebagai cara-cara manajemen perusahaan yang bertanggung

jawab pada pemegang sahamnya. Para pengambil keputusan di perusahaan haruslah

dapat bertanggung jawab, dan keputusan yang diberikan harus dapat memberikan

nilai tambah bagi para pemegang saham. Oleh karena itu, yang menjadi fokus utama

adalah pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai transparency,

responsibility, accountability, dan fairness.102

3. Penilaian Earnings (Rentabilitas)

Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja rentabilitas,

sumber-sumber rentabilitas, kesinambungan (sustainability) rentabilitas, dan

manajemen rentabilitas. Penetapan tata kelola terhadap rentabilitas bank syariah

101 Go Alex, Analisis Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Surya Bangun Jaya

Abadi: AGORA Vol.2 No.2 (Univ. Petra, 2014), h.1. 102 Basel Commit.thee on Banking Supervision, Principle for Enhancing Corporate

Governance (Bank for International Set.thlement, 2010), h.5-6.

Page 82: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

66

sangat dibutuhkan terutama untuk meningkatkan kinerja bank syariah dengan tata

kelola yang baik, professional, dan akuntabel.103

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP kinerja rentabilitas

dapat diukur melalui beberapa rasio keuangan, seperti:

a. Return on Asset Ratio (ROA)

ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total aktiva:

ROA = x 100%

b. Return on Equity Ratio (ROE)

ROE merupakan rasio antara laba setelah pajak terhadap total modal inti:

ROE = x 100%

Tabel 2.5

Peringkat Faktor Penilaian ROA

Komposit Peringkat Predikat

ROA > 1,5% 1 Sangat Baik

1,25% < ROA < 1,5% 2 Baik

0,5% < ROA < 1,25% 3 Cukup Baik

0% < ROA < 0,5% 4 Kurang Baik

ROA < 0% 5 Tidak Baik

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

Semakin besar nilai ROA menunjukkan bahwa semakin efektif bank dalam

memperoleh laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki, dan sebaliknya

103 Cahaya Eka Putri, Tata Kelola, Kinerja Rentabilitas, dan Risiko Pembiayaan: Journal of

Business and Banking Vol.4 No.1 (Surabaya: STIE Perbanas, 2014), h.93.

Page 83: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

67

semakin kecil nilai rasio ROA menunjukkan bahwa semakin tidak efektif bank dalam

memperoleh laba dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki.

Tabel 2.6

Peringkat Faktor Penilaian ROE

Komposit Peringkat Predikat

ROE> 20% 1 Sangat Baik

20% < ROE< 12,51% 2 Baik

5,01% < ROE< 12,51% 3 Cukup Baik

0% < ROE< 5% 4 Kurang Baik

ROE< 0% 5 Tidak Baik

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

c. Net Income Margin (NIM)

NIM merupakan rasio antara pendapatan bersih terhadap aktiva produktif:

NIM = x 100%

Tabel 2.7

Klasifikasi Peringkat Komposit NIM

Nilai Komposit Peringkat Predikat

>3% 1 Sangat Baik

2% < NIM < 3% 2 Baik

1,5% < NIM < 2% 3 Cukup Baik

1% < NIM < 1,5% 4 Kurang Baik

NIM < 1% 5 Tidak Baik

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

4. Penilaian Capital (Permodalan)

Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan

permodalan dan kecukupan pengelolaan permodalan. Bank wajib mengacu pada

ketentuan Bank Indonesia mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi

Page 84: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

68

Bank Umum. Peringkat Komposit Tingkat Kesehatan Bank ditetapkan berdasarkan

analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap peringkat setiap faktor dan

memperhatikan prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum yang

tercantum dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP.

Parameter mengukur tingkat permodalan adalah dengan menggunakan rasio

CAR (Capital Adequency Ratio). Rasio CAR dalam metode RGEC dan CAR dalam

metode CAMELS berbeda dalam perhitungan ATMR (Aktiva Tertimbang menurut

Risiko). ATMR dalam metode RGEC selain diperoleh dari risiko kredit dan risiko

pasar, juga ditambah risiko operasional104, dengan rumus:

CAR =

Tabel 2.8

Klasifikasi Peringkat Komposit CAR

Nilai Komposit Peringkat Predikat

>12% 1 Sangat Baik

9% < CAR < 12% 2 Baik

8% < CAR < 9% 3 Cukup Baik

6% < CAR < 8% 4 Kurang Baik

NIM < 6% 5 Tidak Baik

Sumber: Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004

E. Maslahat

104 Bayu Aji Permana, “Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Camels dan

Metode Rgec”: Jurnal Akuntansi Unesa Vol.1 No.1 (Surabaya: Univ. Negeri Surabaya, 2012), h.14.

Page 85: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

69

Allah menjadikan agama Islam sebagai agama yang memberikan

kemaslahatan bagi para hambanya baik di dunia maupun di akhirat. Menurut Imam

al-Gozali makna maslahah adalah mewujudkan kemanfaatan dan menghindari

kemudaratan (jalb al-manfa’ah dan daf’ul mahdarah). Sedangkan pengertian secara

syar’i, adalah memelihara dan mewujudkan tujuan hukum Islam (syari’ah) berupa

memelihara agama, jiwa, akal budi, keturunan dan harta kekayaan. Ditegaskan oleh

al-Gozali bahwa sesuatu yang dapat menjamin dan melindungi eksistensi salah satu

dari kelima hal tersebut dikualifikasi sebagai maslahah, sebaliknya, sesuatu yang

dapat mengganggu dan merusak salah satu dari kelima hal tersebut dinilai sebagai

mafsadah.105

Ketentuan syariah yang berasaskan kemaslahatan mempunyai tujuan untuk

menegakkan keadilan dan hukum Islam, dengan menghindari kerusakan dan

memperoleh manfaat untuk kesejahteraan umat.106 Sebagaimana Allah SWT

berfirman:

Artinya: “Barangsiapa yang datang dengan (membawa) kebaikan, Maka baginya

(pahala) yang lebih baik daripada kebaikannya itu; dan Barangsiapa yang datang

105Amir Shahruddin, “Maslahah Mafsadah Approach in Assessing the Shariah Compliance of

Islamic Banking Product”: International Journal of Business and Social Science Vol.1 No.1 (USA:

Centre for Promoting Ideas, 2010), h.132. 106Mohamad Akram Laldin, “Understanding The Concept of Maslahah and Its Parameters

when Used in Financial Transaction”: Journal of Islamic Business and Management Vol.3 No.2

(Malaysia: ISRA, 2013), h.152.

Page 86: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

70

dengan (membawa) kejahatan, Maka tidaklah diberi pembalasan kepada orang-

orang yang telah mengerjakan kejahatan itu, melainkan (seimbang) dengan apa yang

dahulu mereka kerjakan”. (Q.S. Al-Qashash : 84).

Artinya: “Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)

dengan cara yang lebih baik….(Q.S. Fushilat : 34).

Kedua ayat tersebut menunjukkan bahwa Allah SWT menyenangi suatu

kebaikan sehingga akan membalasnya dengan sebuah pahala yang mulia dan lebih

baik dari kebaikannya itu. Sementara yang mendatangkan keburukan akan

memberikan balasan di akhirat kelak. Keburukan yang datang kepada kita semestinya

kita tolak dan menggantinya dengan hal yang lebih baik sehingga siapa pun tidak ada

yang dirugikan dan semua umat merasakan kemanfaatannya.

Dalam keuangan Islam, keputusan yang berlandaskan maslahat merupakan hal

yang penting terutama bagi para pembuat keputusan dan merupakan panduan utama

bagi bank syariah dalam melakukan kegiatan operasional. Penetapan keputusan

dengan landasan maslahat memiliki orientasi yang tidak hanya mementingkan

keuntungan duniawi semata, akan tetapi memiliki tujuan yang panjang yakni

memberikan kebaikan pula bagi kehidupan di akhirat.107 Allah SWT berfirman:

107 Elvan Syah Putra et. al., “Maslahah as an Islamic Source and Its Aplication in Financial

Transactions”: Journal of Research in Humanities and Social Science Vol.2 Issue 5 (Malaysia: Univ.

Sains Islam Malaysia, 2014), h.66.

Page 87: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

71

Artinya: “dan Tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau

belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang

bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?”.(Q.S. Al-An’am: 32).

Salah satu keutamaan ajaran Islam adalah memberikan ajaran dan bimbingan

untuk hidup di dunia dan juga akhirat. Kehidupan akhirat yang kekal menjadi tujuan

yang sangat penting untuk dipersiapkan bagi umat Islam karena sesungguhnya dunia

ini adalah fana dan hanyalah permainan.

Permainan di dunia, termasuk kedalamnya adalah permainan keuntungan,

sebagaimana sistem yang dianut oleh keuangan konvensional, keuntungan finansial

merupakan ukuran kesejahteraan seseorang. Faham mengenai Time value of money

juga termasuk ke dalamnya. Dengan menggunakan metode anuitas, bank telah

melakukan eksploitasi nasabah untuk membayar hutang namun uang yang mereka

bayarkan nyatanya lebih diberikan sebagai keuntungan bagi bank dibandingkan

kepentingan pelunasan hutang nasabah sehingga kedilan antara nasabah dan bank

tidak terwujud secara nyata.

Ekspektasi kesejahteraan bank dalam jangka waktu yang panjang menjadi

terabaikan memunculkan berbagai risiko (risiko kredit, likuiditas dan operasional).

Merosotnya kinerja BMI di tiga tahun terakhir (2013 s.d. 2014) saat penggunaan

metode anuitas secara penuh dan juga dipengaruhi faktor inflasi108 dan nilai tukar

108 Imam Mukhlis, “Kinerja Keuangan Bank dan Stabilitas Makroekonomi terhadap

Profiabilitas Bank Syariah di Indonesia”: Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.16 No.2 (Malang:

Univ. Negeri Malang, 2012), h.275.

Page 88: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

72

rupiah109 merupakan bukti jangka panjang dari kelemahan penggunaan metode

anuitas. Dengan demikian sejak penggunaan metode anuitas, tingkat kesehatan BMI

mengalami penurunan dari tahun ke tahun diiringi dengan peningkatan nilai inflasi

dan nilai tukar rupiah yang melemah. Hal ini juga berdampak pada penurunan tingkat

kesehatan bank yang drastis di tahun 2014. Penggunaan metode anuitas dalam hal ini

membuktikan bahwa risiko membuat bank semakin merugi.

Dalam konsep islam, pencapaian keuntungan harus dilandasi dengan moral

dan etika keadilan antara bank dan nasabah dapat terwujud. Tidak seperti prinsip

keuangan konvensional yang mengedepankan prinsip Pareto Optimum. Seperti yang

ditunjukan dalam gambar 2.1:

Gambar 2.1

Batas Kesejahteraan Konsep Pareto Optimum

UB Kepuasan Bank

UB1 A

UB2B

UK1 UK2 UK Kepuasan Nasabah

109 Liang T. He et. al., “Bank Profitability: The Impact of Foreign Currency Fluctuations”:

Journal of Applied Business and Economics Vol.16 (2) (2014), h.98-99.

Keterangan:

- Kurva Pareto Optimum

berbentuk negatif (menurun dari

kiri atas ke kanan bawah)

- Titik A merupakan Kepuasan

maksimum bank dengan

mengorbankan kepuasan nasabah

dititik UK!demikian sebaliknya

untuk titik B.

Page 89: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

73

Konsep Pareto optimum110 menyatakan bahwa tidak dimungkinkan

meningkatkan kesejahteraan seseorang atau sebuah perusahaan tanpa membuat yang

lain menderita. Konsep ini jelas bertolak belakang dengan konsep maslahat yang ada

dalam Islam. Kurva pareto optimum nyatanya sejalan dengan prinsip metode anuitas.

Dengan metode anuitas bank lebih memaksimalkan keuntungannya, dan melakukan

pembebanan terhadap pokok hutang nasabah yang besar di akhir periode.

Gambar 2.2

Metode Anuitas, Perbandingan Margin dan Pokok Hutang Nasabah

MB Margin yang diterima Bank

MB1P1

MB2P2

MB3P3

MB4P4

PN1 PN2 PN3 PN4 PN Pokok Hutang Nasabah

Berdasarkan kurva diatas, posisi MB1 adalah perolehan margin maksimum

yang diterima oleh bank pada periode cicilan pertama (P1) sedangkan pokok nasabah

pada periode ini nilainya lebih kecil yaitu pada posisi PN1. Sementara pada akhir

periode atau P4, adalah giliran nasabah yang diberikan beban pelunasan yang jauh

lebih besar (PN4) sementara bank masih menerima margin pada posisi MB4. Hal

110 Toseef Azid et. al., “Theory of The Firm, Management and Stakeholders: An Islamic

Perspective”: Journal of Islamic Economics Studies Vol.15 No.1 (UK: Markfield Institute, 2007), h.13.

Keterangan:

- MB : Margin Bank

- PN : Pokok Hutang Nasabah

- P : Periode Cicilan

Page 90: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

74

demikianlah yang dianggap sebagai permainan eksploitatif bank kepada nasabah

melalui metode anuitas.

Kembali kepada konsep maslahat, beberapa tokoh muslim yang

mengemukakan mengenai pengelolaan keuangan Islam yang berlandaskan maslahat.

Imam Al-Gozali111, Imam Asy-Syatibi112, dan Wahbah Zuhaily113yang sependapat

bahwa tujuan manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu tujuan agama dan tujuan

dunia. Dalam tujuan agama (hifdzu diin) kemaslahatan ini adalah untuk mencapai

kesejahteraan di akhirat.Sementara tujuan duniawi dibagi menjadi empat, yaitu

perlindungan jiwa (hifdzu nafs), keturunan (hifdzu nasl), akal (hifdzu ‘aql), dan harta

(hifdzu maal), keempat tujuan dunia ini semuanya dimaksudkan untuk melayani

tujuan diin yang tunggal atau untuk memenuhi tujuan keselamatan akhirat. Oleh

karena itu, pengelolaan keuangan yang sesuai dengan syariah harus memenuhi kelima

syarat tersebut untuk mencapai nilai kemaslahatan.

Menurut Dusuki114 konsep maslahah sangat berkaitan dengan moral ekonomi

karena berusaha untuk menegakan keadilan, menghilangkan prasangka dan

meringankan kesulitan, kerjasama dan saling mendukung dalam masyarakat,

111 Ghazali, Shifa al-Ghalil, dalam Tawfique Al-Mubarak dan Noor Mohmmad Osmani,

“Aplication of Maqashid Shari’ah and Maslahah in Islamic Banking Practices”: Journal of Islamic

Banking (Qatar: Qatar Foundation, t.th.), h.5. 112 Mohammad Abu Hurayra, “Achievement of Maqasid-al-Shari’ah in Islamic Banking: An

Evaluation of Islamic Bank Bangladesh Limited”: Global Journal of Computer Science and

Technonogy a Hardware and Computation Vol.15 Issue 1 (USA: Global Journal Inc., 2015), h.10. 113Wahbah Zuhaily, Maqashid Syari’ah dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan Islam

(Jakarta: Forum Riset Ekonomi Syari’ah II, 2013), h.4. 114 Asyraf Wajdi Dusuki dan Abdulazeem Abozaid, “A Critical Appraisal on The Challenges

of Realizing Maqashid Al-Shariah in Islamic Banking and Finance”: IIUM Journal of Economics and

Management 15 No.2 (Malaysia: The International Univ. Malaysia, 2007), h.151.

Page 91: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

75

realisasikepentingan umum, manfaat publik, dan mencegah kejahatan social atau

korupsi, mengamankan manfaat dan menolak bahaya.

Dalam tulisan Husain115, disebutkan bahwa terdapat spesifikasi dalam

menentukan hukum berdasarkan maslahat, yaitu:

1. Prefrensi berdasarkan hal yang mendominasi (bersifat umum)

2. Prefrensi berdasarkan tingkatan kebutuhan,dharuriyat (Agama, jiwa,

keturunan, akal, dan harta), hajiyat (kebutuhan komplementer), dan

tahsiniyat (kebutuhan tersier).

3. Prefrensi berdasarkan tingkat kewajiban agama (taklif) yaitu;

a. Konflik antara maslahah dan mafsadah yang berpusat pada

perintahdan larangan dalam Al-Qur’an.

b. Konflik antara wajib, sunah, makruh, haram, dan mubah.

4. Prefrensi berdasarkan ruang lingkup aplikasi; memberikan prioritas

kepada maslahah atau mafsadah yang bersifat umum dari pada yang

bersifat khusus.

5. Prefrensi berdasarkan prioritas maslahah atau mafsadah yang bersifat

pasti (qathiyah) dariyang bersifat dugaan (dzanniyah).

6. Prefrensi berdasarkan kesepakatan atas ulama

7. Prefrensi berdasarkan risiko yang nyata

115 Amir Husain Mohd Nor et.al., “Aplicatiom of The Principle of Maqashid Shariah in

Administration of The Islamic Countries”: Advances in Natural and Applied Sciences 6(6) (Malaysia:

Univ. Kebangsaan Malaysia, 2012), h.850.

Page 92: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

76

Asy-Syatibi dalam membicarakan maslahat memberikan dua dlawabith al-

maslahat (keriteria maslahat) sebagai batasan, yaitu: Pertama, maslahat harus bersifat

mutlak, artinya bukan relative atau subjektif yang membuatnya tunduk pada hawa

nafsu. Kedua, maslahat bersifat universal (kulliyah) dan universalitas ini tidak

bertentangan dengan sebagian juziyat-nya.116 Sedangkan menurut Auda117Maqashid

Syariah diartikan dalam empat makna, yaitu: Pertama, hikmah dibalik suatu hukum.

Kedua, tujuan akhir yang baik hendak dicapai oleh hukum. Ketiga, kelompok tujuan

ilahiyah (ketuhanan/agama) dan konsep moral yang menjadi basis hukum. Keempat,

maslahat atau kebaikan bagi umat secara universal.

116 Galuh Nashrullah K. M. dan Hasni Noor, “Konsep Maqashid Al-Syariah dalam

Menentukan Hukum Islam”: Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah Al-

IqtishadiyahVol1 Issue1 (Banjarmasin: Univ. Islam Kalimantan MAB, 2014), h.52. 117 Jasser Auda, Maqashid Al-Shariah as Philosophy of Islamic Law a System

Approach:Journal of Philosophy The International Institute of Islamic Thought (London: The

International Institute of Islamic Thought, 2007), h.2-3.

Page 93: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

77

BAB III

PERBANDINGAN TINGKAT RISIKO BANK ANTARA METODE

PROPORSIONAL DAN ANUITAS

A. Definisi dan Landasan Hukum Penetapan Metode Proporsional dan

Anuitas

Pada dasarnya metode perhitungan angsuran murabahahyang dilakukan

Lembaga Keuangan Syari’ah mencakup empat metode, yaitu metode anuitas, metode

proporsional, metode effective interest rate, dan metode flat rate.118 Penjelasan untuk

masing-masing metode tersebut sebagai berikut:

1. Metode Efektif

Metode ini menghitung margin yang harus dibayar setiap bulan sesuai dengan

pokok pinjaman bulan sebelumnya.

2.

118 Novan Bastian dan Aulia Fuad, “Analisis Perlakuan Akuntansi Murabahah pada PT Bank

Rakyat Indonesia Syariah Cabang Kota Malang”: Jurnal Univ. Barawijaya (Malang: Univ.

Barawijaya, t.th),hlm.6-7.

77

Page 94: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

78

Keterangan :

M: Margin

n: Jangka waktu dalam tahun

2. Metode Margin Anuitas

Metode pengakuan keuntungan murabahah ini merupakan adaptasi dari

metode bunga efektif.119 Metode ini memberikan siasat kepada penjual agar jumlah

angsuran pokok dan margin yang dibayar sama setiap bulannya. Satu perbedaan

metode anuitas dengan metode efektif adalah komposisi besarnya angsuran pokok

dan angsuran marginnya (bunga). Pada metode ini, perhitungan bunga didasarkan

dari saldo akhir pokok setiap bulannya, sehingga bunga yang dibayar akan semakin

menurun. Sedangkan metode anuitas, komposisi pembayaran pokok semakin besar

setiap bulannya dan pembayaran bunga akan semakin kecil setiap bulannya meski

angsuran perbulan sama. Hal ini mengindikasikan bahwa bank sebagai penjual akan

membebankan margin yang besar di awal pembayaran untuk mendapatkan

keuntungan yang lebih apabila pembeli melunasi pembayaran lebih awal dari

kesepakatan.120Rumus metode ini menurut Bank Indonesia adalah:

119 Sri Herianingrum dan Tika Widiastuti, “Theoritical Overview Murabahah Financing in

Islamic Banking”: Journal of Sydney International Research Conference (Australia: University of

Western Sydney Campbeltown, 2015), h.272. 120 Rafic Yunus Al-Masri, “Are All Forms of Interest Prohibited?”:Journal J.KAU Islamic

Economic Vol.17 No.1 (Jeddah: Research Center King Abdul Aziz University, 2004), h.39.

Page 95: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

79

3. Metode flat rate

Dalam metode flat rate nilai Margin akan tetap sama karena dihitung dari

presentase margin dikalikan pokok pinjaman awal:

4. Metode Proporsional

Metode proporsional adalah perhitungan keuntungan terhadap nilai harga

pokok pembiayaan secara tetap dari satu periode ke periode lainnya.121 Rumus

metode proporsional yang telah ditetapkan, adalah sebagai berikut:

121 Faisal, “Metode Anuitas dan Proporsional Murabahah sebagai Bentuk Transparansi dan

Publikasi Laporan Bank”: Jurnal Mimbar Hukum Vol.26 No.3 (Aceh: Univ. Malikussaleh, 2014), h.

389.

Page 96: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

80

Metode Aunitas (annuity) secara lebih terperinci didefinisikan sebagai

serangkaian pembayaran dalam jumlah yang sama yang dilakukan pada jangka waktu

yang tetap dalam periode yang telah ditentukan.122 Berdasarkan waktu

pembayarannya, dalam literatur konvensional dapat dibagi menjadi dua, yaitu anuitas

biasa dan anuitas jatuh tempo. Anuitas biasa atau ditangguhkan (ordinary/deferred

annuity) pembayarannya dilakukan pada tiap akhir periode, sedangkan anuitas jatuh

tempo (annuity due) pembayarannya dilakukan pada awal tiap periode.123

Perhitungan dengan menggunakan metode anuitas pada dasarnya adalah

mengacu pada konsep nilai waktu uang (time value of money), sebagaimana yang

telah diungkapkan oleh Brigham dan Ehrhardt bahwa: “a dollar in hand today is

worth more than a dollar to be received in the future, because if you had it now, you

could invest it, earn interest, and end up with more than one dollar in the future”.124

Berdasarkan kutipan dari pernyataan tersebut, dijelaskan bahwa tujuan dari metode

anuitas itu sendiri adalah memanfaatkan uang yang ada saat ini, baik untuk

berinvestasi, mendapatkan bunga, dan memenuhi kebutuhan jangka pendek.

122 James C. Van Horne dan John M. Wachowicz, Fundamentals of Financial Management:

Twelfth Edition (Madrid: Financial Times Prentice Hall, 2005), h.48. 123 Graham Peirson, Business Finance: Eighth Edition (Australia: McGraw-Hill, 2002), h.65-

66 124 Eugene F. Brigham dan Michael C. Ehrhardt, Financial Management: theory and Practice

Tenth Edition (USA: Harcout College Publishers, 2002), h.286.

Page 97: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

81

Pembiayaan dengan anuitas memiliki dua nilai waktu, yaitu nilai masa depan

dari anuitas (FVAn) dan nilai sekarang dari anuitas (PVAn).125

a. Nilai Masa Depan dari Anuitas

1) Anuitas Biasa

Anuitas biasa atau ditangguhkan, terdiri atas serangkaian pembayaran yang

sama jumlahnya pada akhir tiap periode. Tiap pembayaran dimajemukkan sampai

akhir periode, dan jumlah pembayaran yang dimajemukkan adalah nilai masa depan

dari anuitas atau yang disebut sebagai FVAn (Future Value of Annuity). rumus

perhitungan FVAn dari anuitas biasa, adalah sebagai berikut:

FVAn = PMT(1+i)n-1 + PMT(1+i)n-2 + PMT(1+i)n-3 + … + PMT(1+i)n-0

= PMT

PMT = Besar angsuran yang dilakukan

i = Tingkat suku bunga

n = Jumlah periode

2) Anuitas Jatuh Tempo

Berbeda dengan anuitas biasa, metode anuitas jatuh tempo pembayaran

dilakukan di awal periode sehingga dalam garis waktu pembayaran akan bergeser

mundur satu tahun, dan setiap pembayaran akan dimajemukkan untuk satu tahun lagi.

125 Arthur J. Keown et. al., Financial Management: Tenth Edition (New Jersey: Pearson

Education, 2005), h.144-145.

Page 98: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

82

Pembayaran yang dilakukan lebih awal akan menambah pendapatan bunga yang

dihasilkan, akibatnya nilai masa depan dari anuitas jatuh tempo akan lebih besar dari

nilai masa depan anuitas biasa. Anuitas jatuh tempo dirumuskan sebagai berikut:126

FVn = PMT

b. Nilai Sekarang dari Anuitas

1) Anuitas Biasa

Persamaan yang umumnya digunakan untuk mencari PVAn adalah :

PVAn = 1 + 2 + … n

=

2) Anuitas Jatuh Tempo

Tiap pembayaran menggunakan metode anuitas jatuh tempo akan bergeser

mundur satu tahun, sehingga tiap pembayaran akan didiskontokan untuk satu tahun

lebih sedikit. Untuk menghitung nilai sekarang dari anuitas jatuh tempo dapat

menggunakan rumus berikut:

PVAn = 0 + 1 + … n-1

=

126 Arthur J. Keown et. al., Financial Management: Tenth Edition (New Jersey: Pearson

Education, 2005), h.152.

Page 99: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

83

Time value of money atau nilai waktu dari uang, dalam literatur keuangan

konvensional menempati kedudukan yang penting. Sebuah investasi di saat ini akan

memberikan keuntungan potensial dari masa yang akan datang.127Walaupun secara

realitas metode anuitas menerapkan konsep nilai waktu uang yang dianut oleh

lembaga keuangan konvensional, penggunaan metode anuitas dalam penentuan

jumlah margin dan pokok angsuran dalam praktik perbankan syariah, telah

diperbolehkan dengan dikeluarkannya fatwa DSN MUI No. 84/DSN-MUI/XII/2012.

Fatwa tersebut menyatakan bahwa pengakuan keuntungan pembiayaan murabahah

dalam bisnis yang dilakukan oleh lembaga keuangan syari’ah boleh dilakukan secara

proporsional dan secara anuitas selama sesuai dengan kebiasaan yang berlaku di

kalangan Lembaga Keuangan Syari’ah. Dikeluarkannya fatwa tersebut menimbulkan

kritik di kalangan cendikiawan muslim, salah satu dari kritik mereka bahwa dengan

dikeluarkannya fatwa tersebut bank syariah telah keluar dari prinsip kesyari’ahannya

dan justru mengadopsi prinsip yang dianut oleh lembaga keuangan konvensional.

Konsep time value of money sudah sangat lama ditetapkan oleh para cendikiawan

muslim berlawanan dengan pandangan islam terhadap uang, namun pada akhirnya

terabaikan begitu saja.128

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/26/DPbs dijelaskan juga

bahwa pengakuan pendapatan dengan menggunakan metode anuitas atau metode

127 M. Kabir Hassan dan Mervyn K. Lewis, Handbook on Islam and Economic Life (United

Kingdom: Edward Elgar Publishing, 2014), hlm.120. 128 M. Fahim Khan, “Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective”: Review

of Islamic Economic Vol.1 No.2 (Jeddah: IRTI, 1991), h.36-37.

Page 100: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

84

proporsional hanya dapat digunakan untuk pengakuan pembiayaan atas dasar jual beli

dan dalam pencatatan transaksi murabahah wajib menggunakan:

a. PSAK 55 (Revisi 2011): instrument keuangan: pengakuan dan

pengukuran

b. PSAK 50 (Revisi 2010): instrument keuangan: penyajian

c. PSAK 60: instrument keuangan: pengungkapan dan PSAK lain yang

relevan

Sedangkan bank syari’ah yang menggunakan metode proporsional maka

pencatatan transaksi murabahah menggunakan PSAK 102: akuntansi murabahah.

Selain itu juga dijelaskan, bank syari’ah yang menggunakan metode anuitas, maka

pendapatan dan biaya129 yang berhubungan dengan nilai pembiayaan murabahah

dilakukan amortisasi selama masa akad dengan metode effective rate sebagaimana

diatur dalam PSAK 55, 50, dan 60 serta PSAK lain yang relevan.130 Berdasarkan

ketetapan tersebut, dua kritik dalam penggunaan metode anuitas adalah dari metode

penghitungan margin dan metode amortisasi yang digunakan yang keduanya

mengacu pada konsep time value of money.

Penentuan dalam hal jumlah cicilan pinjaman harus ditetapkan dapat menutup

semua biaya yang berkaitan dengan pinjaman sehingga diperoleh pengembalian yang

129 Pendapatan yang dimaksud adalah pendapatan di luar margin seperti pendapatan

administrasi. Biaya yang dimaksud adalah biaya langsung yang terkait dengan pembiayaan murabahah

seperti biaya komisi, biaya survei, dan biaya lain. 130 Halim Alamsyah, Surat Edaran Bank Indonesia no. 15/26/DPbs (Bank Indonesia: 2013),

hlm.4.

Page 101: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

85

sesuai. Selain itu, nilai margin yang ditentukan pun harus dapat mencapai target

pangsa pasar, penetrasi sektor ekonomi, dan pertumbuhan aktiva serta kualitasnya di

samping mencapai target management gap. Tingkat margin tersebut ditetapkan atas

dasar metode pricing yang rasional yang mempunyai 5 komponen utama:131

1. Cost of funds, seluruh biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan

dana tersebut

2. Premi risiko industri yang bervariasi menurut jenis industri,

mencerminkan risiko dari suatu industri tertentu, berubah jika kondisi

industri itu berubah, dan didasarkan pada latar belakang kolektibilitas

serta perkiraan sekarang tentang prospek industri

3. Premi risiko perusahaan atau debitur yang mencerminkan risiko

berkaitan dengan debitur tertentu, merupakan antisipasi terhadap

penghapusan pinjaman, menutupi biaya pinjaman, menuntupi

pembiayaan non lancar dan kemungkinan dipengaruhi oleh struktur

pinjaman

4. Biaya pelayanan termasuk biaya personel dan biaya overhead

5. Margin keuntungan yang disesuaikan dengan risiko kredit yang

kemungkinan timbul yang disesuaikan dengan situasi persaingan atau

untuk mencapai tujuan-tujuan strategis

131 Mudrajat Kuncoro dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi (BPFE :

Yogyakarta, 2002), hlm.305-308.

Page 102: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

86

Kegagalan untuk menghitung setiap komponen tersebut akan memberi

dampak negative terhadap keuntungan, seperti menurunnya margin keuntungan,

kehilangan debitur berkualitas baik, kegagalan untuk memperhitungkan kerugian

dari pinjaman yang bermasalah atau pinjaman yang dihapuskan dengan kegagalan

mencapai target Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).132 Dalam hal

ini tentunya nilai margin yang semakin meurun maupun tetap akan mempengaruhi

nilai profitabilitas yang diperoleh bank syariah.

Kritik terhadap metode anuitas telah diungkapkan oleh beberapa peneliti,

salah satunya yaitu oleh Supriyanto133 yang mengungkapkan bahwa metode anuitas

adalah salah satu dari penerapan sistem bunga modern. Sistem bunga ini

diaplikasikan dengan menetapkan tambahan keuntungan di awal periode cicilan,

diperhitungkan secara pasti di muka, diperhitungkan dari nilai pokok berdasarkan

tempo waktu dan pada umumnya berdasarkan persentase. Metode anuitas yang

diterapkan dalam perbankan syariah menggunakan rumus yang sama dengan bunga

konvensional (Compounded interest), hal ini sesuai dengan kalimat dalam fatwa MUI

tentang keriteria dalam pelarangan bunga bank.134Pembebanan margin yang besar di

awal pembiayaan dan menurun terus sampai akhir pembiayaan adalah sejenis dengan

metode anuitas yang diterapkan oleh bank konvensional, secara filosofis, metode ini

132 Muliaman D. Hadad et. al., P”robabilitas Kegagalan Korporasi dengan Menggunakan

Model Merton”: Research Paper of Bank Indonesia 6/1 (Jakarta: Biro Stabilitas Sistem Keuangan BI,

2004), h.5. 133Trisiladi Supriyanto, Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi di Bank

Syariah), (Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN, 2014).h.93-94. 134 Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Komisi fatwa se-Indonesia tentang bunga (nterest/faidah)

tahun 2003.

Page 103: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

87

menciptakan kondisi eksploitatif pada peminjam dan lebih menguntungkan pemodal

sehingga tujuan mencapai keadilan dan kesejahteraan ekonomi tidak tercapai.

Sedangkan menurut Adnan135 dalam penelitian yang dilakukan di Bank Islam

Malaysia Berhard (BIMB) mengungkapkan bahwa terdapat salah satu metode

perhitungan margin murabahah yang mengacu pada metode anuitas yaitu metode

Sum of Digits (SOD) dengan rumus perhitungan margin sebagai berikut:

Pendapatan per Periode = x Mark-up

n = Jumlah Periode Cicilan

Dengan rumusan tersebut maka akan diperoleh jumlah margin cicilan yang

besar di awal periode dan kemudian menurun hingga akhir periode cicilan

sebagaimana yang ada pada metode anuitas.Aplikasi dari rumusan metode SOD dapat

dilihat pada tabel berikut:

135 Muhammad Akhyar Adnan, An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Bank: The Cases of Bank Islam Malaysia Berhard and Bank Muamalat Indonesia: Thesis

University of Wollongong (Sydney: Univ. Wollongong, 1996), h.241.

Page 104: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

88

Tabel 3.1

Contoh Aplikasi Metode SOD (Sum of Digits) dan Perbandingannya

terhadap Keuntungan dan Recovery Biaya

Tahun Keuntungan Recovery

Biaya

Total

Cicilan

Biaya yang

Dikeluarkan

Prosentase

Keuntungan

0 $ 100.000,00

1 $ 14.545,45 $ 3.454,55 $ 18.000,00 $ 96.545,55 14,55%

2 $ 13.090,90 $ 4.909.09 $ 18.000,00 $ 91.636,36 13,56%

3 $ 11.636,36 $ 6.363.64 $ 18.000,00 $ 85.272,73 12,70%

… … … … … …

9 $ 2.909,09 $ 15.090,91 $ 18.000,00 $ 16.545,45 9,20%

10 $ 1.454,55 $ 16.545,45 $ 18.000,00 $ 0,00 8,79%

$ 80.000,00 $ 100.000,00 $180.000,00

Sumber: Disertasi M. Akhyar

Berdasarkan kalkulasi di atas, Akhyar memberikan kritik terhadap

penggunaan metode tersebut, yaitu: pertama margin yang menurun adalah metode

yang dianggap tidak adil sebab persentase margin yang diterima oleh bank adalah

tidak merata (tabel 3.1) sehingga periode pada akhir cicilan akan dirugikan dengan

perolehan margin yang semakin kecil. Margin yang terus menurun tidak akan

menggambarkan pendapatan sesungguhnya (real income) yang diperoleh bank,

apabila nilai inflasi pada tahun tersebut meningkat maka pendapatan yang diperoleh

tidak sebanding dengan biaya dari inflasi yang ada pada saat itu.

Kedua, walaupun penggunaan metode ini dapat berdampak pada peningkatan

keuntungan bank, namun pada kenyataannya keuntungan yang diperoleh hanya akan

Page 105: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

89

meningkat pada periode-periode awal cicilan, sehingga nilai neraca hanya akan baik

pada beberapa tahun saja.

Kekurangan dari metode SOD tersebut akhirnya diatasi dengan munculnya

metode yang bernama CRR (Constant Rate of Return) yang kemudian digunakan

oleh BIMB dengan alasan bahwa metode CRR dianggap lebih adil dalam pembagian

margin bank karena menggunakan nilai persentase margin yang sama dari awal

hingga akhir periode cicilan.136 Metode CRR ini memang berbeda dengan metode

proporsional dalam mengukur keseimbangan margin, metode ini menggunakan

persentase sedangkan dalam metode proporsional digunakan adalah nilai nominal.

Dalam hal ini Adnan menyimpulkan bahwa penggunaan metode yang

menyamaratakan margin untuk tiap periode, memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

Pertama, dapat menolak pendapat publik akan konsep time value of money

pada bank syariah, sehingga bank syariah tidak dianggap serupa dengan bank

konvensional yang menggunakan sistem present value maupun future value dari uang

yang mereka terapkan pada metode anuitas.

Kedua, kontribusi dari keuntungan akan lebih adil bagi bank dari seluruh

periode, tidak hanya memperbagus nilai laba di awal saja. Artinya laba yang diterima

oleh bank tiap tahun sama dan tidak menimbulkan kerugian di akhir periode.

136 Muhammad Akhyar Adnan, An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Bank: The Cases of Bank Islam Malaysia Berhard and Bank Muamalat Indonesia…..h.242.

Page 106: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

90

Ketiga, dengan keuntungan yang tetap jumlahnya maka akan membuka

peluang bagi para investor atau pemegang saham untuk melihat stabilitas keuangan

yang baik pada bank, sehingga mereka akan tetap berinvestasi atau bank akan dapat

mendatangkan investor baru.137 Dengan demikian dapat dilihat bahwa penetapan

metode perhitungan margin yang jumlahnya tetap lebih memberikan keadilan

keuntugan bagi bank sebagaimana yang terdapat pada metode proporsional.

Mukhlishin dan Hudaib138 melakukan penelitan atas pengaruh politik ekonomi

terhadap yang menjadi latar belakang keluarnya fatwa dalam mengadopsi metode

anuitas. Dalam penelitiannya menyebutkan bahwa pengaruh tersebut dimulai dengan

tiga tahap, yaitu:

1. Tahapan Makro

Dalam tahapan makro, pengaruh politik ekonomi dimulai dengan adanya era

globalisasi yang menuntut untuk semua lembaga keuangan agar menyamaratakan

standard pelaporan keuangan. Hal ini diberlakukan agar dapat memfasilitasi

dibukanya pasar baru, dan untuk memiliki akses yang bebas dari arus keluar-masuk

aktivitas keuangan yang dapat terlihat dari laporan keuangan yang disajikan. Dalam

mengikutsertakan diri dalam era globalisasi, Indonesia pada tahun 2008 telah menjadi

137Ibid., h.268. 138 Muniarti Mukhlisin dan Mohammad Hudaib, “Islamic Political Economy of Accounting

Discourse on Financial Reporting Standarization for Islamic Financial Institutions AAOIFI and A

Country Case of Indonesia”: 10th International Conference on Islamic Economic and Finance (United

Kingdom: Univ. of Glasgow, t.th.), h.26-30.

Page 107: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

91

anggota ekonomi utama G-20139 yang berlangsung di Washington. Pada saat itu,

Indonesia terlibat dalam merumuskan kebijakan ekonomi internasional bersama

dengan negara-negara lainnya.140 G-20 menciptakan momentum dalam mengubah

standar akuntansi dari semua negara anggota, dan menyepakati bahwa IFRS adalah

standar acuan pencatatan internasional yang harus diterapkan secara penuh. Deklarasi

pada pertemuan G-20 untuk mengadopsi IFRS bukanlah sesuatu yang baru, itu adalah

bagian dari program post-monitoring IMF pada tahun 1998. Pada saat krisis ekonomi

pada tahun 1998 Indonesia telah mengambil pinjaman besar dari IMF untuk

memulihkan kembali kondisi perekonomian, pinjaman tersebut memiliki tuntutan

yang ketat bahwa Indonesia harus mengadopsi kebijakan yang dikeluarkan oleh

kesepakatan internasional yang bersifat neo-liberal.141

Kekhawatiran mengenai ancaman globalisasi, ekonomi pasar liberal atau neo-

liberalisme ekstrim menjadi salah satu aspek penting untuk dilihat, karena Indonesia

sebagai negara dengan sumber daya yang melimpah seharusnya mampu lebih

139 G-20 atau kelompok 20 ekonomi utama adalah kelompok 19 negara dengan perekonomian

besar di dunia ditambah dengan negara Uni Eropa. Kelompok ini resmi dibentuk pada tahun 1999

sebagai forum yang secara sistematis menghimpun kekuatan-kekuatan ekonomi maju dan berkembang

untuk membahas isu-isu penting perekonomian dunia. Latar belakang pembentukan forum ini adalah

terjadinya krisis krisis keuangan 1998. G-20 lebih banyak menjadi ajang konsultasi dan kerja sama hal-

hal yang berkaitan dengan sistem moneter internasional. Terdapat pertemuan yang teratur untuk

mengkaji, meninjau, dan mendorong diskusi di antara negara industri maju dan sedang berkembang

terkemuka mengenai kebijakan-kebijakan yang mengarah pada stabilitas keuangan internasional dan

mencari upaya-upaya pemecahan masalah yang tidak dapat diatasi oleh satu negara tertentu saja. 140 Negara peserta G-20: Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia,

Brasil, Britania Raya, RRT, India, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko,

Perancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa. 141M. Gaffikin, “Accounting in The Global Environment”: Working Papers Univ. Wollongong

07/03 (Australia: School of Accounting and Finance Univ. Wollongong, 2007), h.15.

Page 108: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

92

melindungi segala yang menjadi kekayaannya dengan sistem yang sudah menjadi

landasan ekonominya.

2. Tahapan Meso

Dalam tahapan ini sejumlah lembaga yang terkait adalah bagian pembuat

aturan standar, dalam hal ini yang terkait adalah Ikatan Akuntan Indonesia dan DSN

Majelis Ulama Indonesia. kedua lembaga tersbutlah yang pada akhirnya

menyambungkan misi untuk menerapkan aturan internasional tersebut (IFRS) yang

telah disepakati seblumnya oleh beberapa perwakilan dari masing-masing negara.

Walaupun dalam hal ini penyesuaian yang begitu sulit untuk memaksa mengikuti apa

yang telah menjadi aturan-aturan keuangan berlandaskan nilai islam dan kemudian

harus mengganti arah kiblatnya ke aturan-aturan keuangan lembaga konvensional.142

AAOIFI sebagai salah satu standar pelaporan keuangan untuk lembaga

keuangan Islam juga dianggap tidak sebanding, karena dianggap terlalu umum dan

tidak banyak diadopsi oleh lembaga keuangan Islam. Walaupun demikian, standar

internasional yang telah disepakati harus diterapkan, karena jika tidak Indonesia akan

menerima dampak berupa kesulitan dalam berhubungan secara internasional dan juga

merupakan paksaan dari IMF sebagai pemberi pinjaman atau hutang bagi negara

Indonesia. Dengan demikian, IAI dan DSN-MUI juga harus memberikan ketetapan

142 Muniarti Mukhlisin dan Mohammad Hudaib, “Islamic Political Economy of Accounting

Discourse on Financial Reporting Standarization for Islamic Financial Institutions AAOIFI and A

Country Case of Indonesia”…. h.34-36.

Page 109: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

93

yang mengacu pada aturan keuangan internasional tersebut (IFRS). Menurut Purba143

dalam bukunya “International Financial Reporting Standards Konvergensi dan

Kendala Aplikasinya di Indonesia”:

“International Accounting Standards (IAS) dan IFRS harus diterapkan secara

konsisten dengan berlandaskan pada framework for the preparation and

presentation of financial statement. Permasalahannya, dunia perbankan dan

pasar modal Indonesia saat ini menggunakan dua sistem yaitu kapitalis murni

dan syariah. IAS dan IFRS akan berisiko diterapkan sebagian-sebagian oleh

perbankan dan lembaga keuangan yang berbasis syariah. Di Indonesia tidak

ada pemisah yang jelas bagi penerapan sistem akuntansi keuangan dan

sistem akuntansi syariah. Sistem syariah banyak diterapkan di perusahaan-

perusahaan yang bergerak di bidang industry keuangan seperti perbankan

dan asuransi. Namun bagi perusahaan-perusahaan tersebut masih diwajibkan

menerapkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bagi akun-akun yang tidak

diatur akuntansi syariahnya. Kondisi ini akan mengakibatkan permasalahan

ketika IFRS diadopsi menjadi PSAK.”

Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution

(AAOIFI) pun menolak beberapa tujuan, konsep, dan standar yang ada pada IFRS

didasarkan pada aplikasi penentu standar yang berbeda dengan pendekatan yang

sama. Pendapat ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Asian-Oceanian

Standard-Set.thers Group tentang hubungan penerapan IFRS dengan Islamic finance,

menyatakan beberapa isu terkait penerapan IFRS pada Islamic Financial Institution

yaitu konsep time value of money dan substance offer form yang tidak sesuai dengan

konsep akuntansi syariah.144

Berbeda dengan negara tetangga Malaysia, melaui Malaysia Accounting

Standard Board (MASB) berani menyimpulkan bahwa prinsip-prinsip pelaporan

143 Marisi P. Purba, International Financial Reporting Standards Konvergensi dan Kendala

Aplikasinya di Indonesia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h.73. 144Asian-Oceanian Standard-Set.thers Group: Research Paper Financial Reporting Issues

relating to Islamic Finance, (Malaysia: AOSSG, 2010), h.34.

Page 110: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

94

keuangan dalam IFRS tidak bertentangan dengan syariah, dan pelaporan keuangan

adalah fungsi pencatatan yang akan tidak menyucikan atau membatalkan keabsahan

transaksi syariah.145

Namun nampaknya tidak demikian dengan Indonesia. Staf IAI setuju dengan

penolakan yang diungkap di dalam FAS 2 AAOIFI mengenai persyaratan paragraf

29-30 dari IAS 18, tidak bisa diterapkan pada transaksi Murabahah dalam

yurisdiksinya. Mereka menyatakannya dalam Research Paper AOSSG:146

“… according to sharia fatwa in Indonesia, murabahah sales of goods

cannot be accounted for as sales and financing transaction, therefore this

kind of transaction should be treated as sales transaction Hence, the

recognition of [a financing] effect in [the] form of effective interest rate

shall not be used.”;

“Islamic financing based on sales contracts should be treated on the aqad

base. The term ‘financing’ for sales contract[s] is not proper to be used. …

When sales [are] accounted as financing, it will eliminate the essence of

[the] sharia principle.”

Dalam pernyataan di atas, dijelaskan bahwa transaksi murabahah dalam IAS 18

diperlakukan seperti halnya pembiayaan pada bank konvensional. Penggunaan istilah

pembiayaan akan menimbulkan efek diterapkannya suku bunga efektif. Hal ini tidak

sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional Indonesia, yaitu transaksi keuangan

syariah seperti murabahah subtansi akadnya adalah jual-beli. Sehingga penggunaan

kata pembiayaan atas aqad jual-beli kurang tetap, justru akan menghilangkan esensi

dari prinsip syariah.

145Ibid. h.76. 146Asian-Oceanian Standard-Set.thers Group: Research Paper Financial Reporting Issues

relating to Islamic Finance, (Malaysia: AOSSG, 2010), h.14.

Page 111: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

95

Bank Indonesia selaku regulator, akhirnya menerbitkan PAPSI yang

mengakomodir IFRS sebagai revisi PAPSI tahun 2003. PAPSI ini telah efektif per

tanggal 1 Agustus 2013. Pembentukan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah

Indonesia (PAPSI) diharapkan menjadi infrastruktur yang sangat menunjang

keberlangsungan dari bank syariah.147

Salah satu kebijakan yang berubah adalah akuntansi murabahah yang

mengacu pada IFRS. Dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 15/26/DPbS tanggal

10 Juli 2013, memuat penetapan metode pencatatan pendapatan murabahah dibagi

menjadi 2 yaitu anuitas dan proposional. Selain itu, pendapatan atau pun beban

penyaluran murabahah diluar margin keuntungan, digabungkan dengan nilai

pembiayaan murabahah. Selanjutnya nilai tersebut diamortisasi selama masa akad

dengan menggunakan metode effective rate sebagaimana diatur dalam PSAK 55

(revisi 2011), PSAK 50 (Revisi 2010), PSAK 60 dan PSAK lain yang relevan.

Terlepas dari pro dan kontra mengenai kebijakan baru ini, penerapan PSAK

yang konvergen terhadap IFRS pada tahun 2012 dan penetapan PAPSI 2013 akan

tetap berlangsung. Hal ini setidaknya memberi dampak pada penyajian, pengukuran

dan pelaporan keuangan bank syariah.

147 Mulya Siregar, “Agenda Pengembangan Perbankan Syariah untuk Mendukung Sistem

Ekonomi yang Sehat di Indonesia: Evaluasi, Prospek Dan Arah Kebijakan”: IqtisadJournal Of Islamic

Economics Vol. 3, No. 1(Jakarta: ,2002), h.49.

Page 112: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

96

3. Tahapan Mikro

Dalam tahapan mikro Lembaga Keuangan Syariah menjadi subjek yang

bermain di lapangan dengan menerima berbagai permintaan dari para pemangku

kepentingan dan masyarakat pada umumnya. Dorongan dari pemangku kepentingan

untuk menerapkan IFRS sebagai standar pencatatan keuangan akhirnya dapat

dimodifikasi dalam beberapa aturan yang terdapat dalam PSAK, demikian juga

berlaku untuk Lembaga Keuangan Syariah. Salah satu ketetapan yakni ketentuan

terhadap kebolehan Lembaga Keuangan Syariah untuk menggunakan metode anuitas

dalam metode pancatatan keuntungan. Walaupun pada awalnya metode anuitas

sempat menjadi perdebatan antara pemangku kepentingan dengan Lembaga

Keuangan Syariah, namun persoalan ini selesai ketika Asosiasi Bank Islam Indonesia

(ASBISINDO) mendekati Direktorat Perbankan Syariah, mereka mengklaim bahwa

metode anuitas terlihat lebih menguntungkan untuk bank-bank, investor dan

stakeholder.

Merujuk pada PSAK 102 yang diterbitkan pada tahun 2007 aturan mengenai

metode pencatatan keuntungan murabahah metode yang pada awalnya diharuskan

adalah dengan menggunakan metode proporsional, namun hal ini berlawanan dengan

UU. No. 40 tahun 2007 Tentang Perusahaan Indonesia pasal 66 (3) yang menjadi

aturan bagi semua perusahaan di Indonesia termasuk perbankan syariah disebutkan

bahwa: “Laporan keuangan sebagaimana disebutkan dalam ayat (2)a harus dibuat

sesuai dengan standar keuangan.” Namun dalam ketentuan UU tersebut tidak

Page 113: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

97

membedakan antara menggunakan metode anuitas dan proporsional, sehingga

Lembaga Keuangan Syariah tidak diwajibkan untuk merujuk PSAK 102 untuk

transaksi murabahah.

Setelah itu pada tanggal 16 Juli 2008, DPR Republik Indonesia menerbitkan

UU Perbankan Islam yang menjadi standar acuan yang menyebutkan bahwa Lembaga

Keuangan Islam diwajibkan untuk menyampaikan laporan keuangannya berdasarkan

standar akuntansi yang berlaku umum, baru setelah itu DSN-MUI pada tahun 2012

mengeluarkan fatwa (Nomor 84/DSN-MUI/XII/2012) yang kemudian

memperbolehkan bank syariah menggunakan metode anuitas dalam pengakuan

keuntungan murabahah dan bahkan menambahkan di dalam isi fatwanya bahwa

“Pengakuan keuntungan yang lebih baik dalam at-tamwil bi al-murabahah selama

periode pengembangan Lembaga Keuangan Syariah adalah metode anuitas.”

Sebagai pendukung pelaksana penerapan kedua metode perhitungan

pendapatan murabahah Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) menerbitkan Buletin Teknis

9 pada tahun 2013 yang berisi teknis acuan masing-masing metode pengakuan

pendapatan. Dalam bulletin teknis 9 tersebut dijelaskan bahwa akuntansi untuk

metode anuitas harus dirujuk ke PSAK 50, PSAK 55 dan PSAK 60 tentang Instrumen

Keuangan, sedangkan PSAK 102 tidak secara khusus mengatur metode

tersebut. Industri ini masih tidak puas, dan akhirnya telah melakukan modifikasi

terhadap PSAK 102 untuk mengakomodasi metode anuitas pada bulan November

tahun 2013.

Page 114: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

98

Dengan demikian, dapat kita lihat bahwa munculnya fatwa mengenai

diperboehkannya metode anuitas adalah berasal dari politik ekonomi internasional

khususnya IMF yang mengharuskan kepada negara yang berhutang agar menerapkan

sistem yang sama yang tentunya berasal dari konsep konvensional dan memiliki nilai-

nilai liberalisme.

B. Implementasi dan Formulasi Metode Proporsional dan Anuitas dalam

Pembiayaan Murabahah

Dalam penelitian ini, sampel yang diambil untuk memperlihatkan

implementasi dan formulasi dari kedua metode pengakuan pendapatan murabahah

adalah PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). BMI merupakan cikal bakal awal

pendirian bank syariah di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1992 dan merupakan

salah satu Bank Syariah yang memiliki sumber pendapatan dari akad murabahah

yang terbesar ke-2 setelah Bank Syariah Mandiri (BSM) sebagai yang sumber

keuntungan murabahahnya adalah sebesar 46% dari total pendapatan BMI tahun

2014. Gambar 3.1

Porsi Perolehan Pendapatan Bank Muamalat 2014

Sumber: Annual Report BMI 2014 Diolah

Mudharabah

45%

Murabahah

46%

Ijarah 1%

Pendapatan

lain-lain 8%

Other

Murabahah Mudharabah Ijarah Pendapatan usaha lainnya

Page 115: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

99

Dalam penerapan metode anuitas dan proporsional, BMI telah menerapkan

secara penuh penggunaan metode anuitas sejak dikeluarkan fatwa tentang At-Tamwil

Bi Al-Murabahah No. 84/DSN-MUI/XII/2012 dan penerapan teknisnya sesuai

dengan ketentuan PSAK 102, PSAK 50, 55 dan 60 tahun 2013 untuk akuntansi

perbankan syariah. Sedangkan dalam menerapkan metode proporsional BMI telah

menerapkannya sejak pendirian awal yaitu pada tahun 1992 sampai dengan tahun

2007. Pengelompokkan periode penggunaan metode dilakukan sesuai dengan tahun

penerapan masing-masing metode dengan keterbatasan data yang tersedia data hanya

akan dihitung sejak tahun 2001. Formulasi yang digunakan oleh BMI dalam metode

pengakuan pendapatan murabahah dengan metode proporsional, dapat dilihat melalui

simulasi berikut:

Page 116: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

100

Tabel 3.2

Simulasi Murabahah dengan Metode Proporsional

Transaksi dengan harga jual : Rp 13.500.000

Biaya perolehan : Rp 10.000.000

Margin : Rp 3.500.000

Biaya administrasi : Rp 1.000.000

Jangka waktu : 24 Bulan

Sumber: Diolah dari simulasi murabahah BMI 2013

Estimasi Saldo

Awal

Effective Margin rate Angsuran Saldo Akhir Baki

Arus Nilai Buku Piutang Nilai Buku Debet

Angsura

n ke-

Kas Piutang

Pembiayaa

n

Murabahah

Amortisasi

Total

Pendapata

n

Amortisasi

Pendapatan

Administrasi

Amortisasi

Pendapata

n Margin

Piutang

Pembiayaan

Piutang

Pembiayaan

(1) (2) (3) (4) (a) (b) (5) (6) =

(3)+(4)-(5)

(7)

0 (9,900,000) 9,900,000 13,500,000

1 562,500 9,900,000 150,000 4,167 145,833 562,500 9,487,500 12,937,500

2 562,500 9,487,500 150,000 4,167 145,833 562,500 9,075,000 12,375,000

3 562,500 9,075,000 150,000 4,167 145,833 562,500 8,662,500 11,812,500

4 562,500 8,662,500 150,000 4,167 145,833 562,500 8,250,000 11,250,000

5 562,500 8,250,000 150,000 4,167 145,833 562,500 7,837,500 10,687,500

…… …… …… …… …… …… …… …… ……

20 562,500 2,062,500 150,000 4,167 145,833 562,500 1,650,000 2,250,000

21 562,500 1,650,000 150,000 4,167 145,833 562,500 1,237,500 1,687,500

22 562,500 1,237,500 150,000 4,167 145,833 562,500 825,000 1,125,000

23 562,500 825,000 150,000 4,167 145,833 562,500 412,500 562,500

24 562,500 412,500 150,000 4,167 145,833 562,500 - -

3,600,000 3,600,000 100,000 3,500,000

Page 117: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

101

Berdasarkan tabel simulasi di atas maka formulasi dari masing-masing pos adalah

sebagai berikut:

a. Biaya administrasi : Adalah 1% dari biaya perolehan

b. Angsuran :

c. Estimasi arus kas : Harga perolehan – Biaya administrasi

d. Amortisasi total pendapatan : xAngsuran per bulan

e. Amortisasi pend. admin : x Amor. total pendapatan

f. Amortisasi pend. margin : Amor. total pend – Amor. pend administrasi

g. Saldo akhir buku piutang : Saldo awal nilai buku + Amor. total pend. –

Angsuran piutang per bulan

Sementara itu, formulasi yang digunakan oleh BMI dalam metode pengakuan

pendapatan murabahah dengan metode anuitas, dapat dilihat melalui simulasi

berikut:

Page 118: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

102

Tabel 3.3

Simulasi Murabahah dengan Metode Anuitas

Transaksi dengan harga jual : Rp 13.500.000

Biaya perolehan : Rp 10.000.000

Margin : Rp 3.500.000

Biaya administrasi : Rp 1.000.000

Jangka waktu : 24 Bulan

IRR : 2,646%

Sumber: Diolah dari simulasi murabahah BMI 2013

Estimasi Saldo Awal Effective Margin rate Angsuran Saldo Akhir Baki

Arus Nilai Buku Piutang Nilai Buku Debet

Angsur

an ke-

Kas Piutang

Pembiayaan

Murabahah

Amortisasi

Total

Pendapatan

Amortisasi

Pendapatan

Administrasi

Amortisasi

Pendapatan

Margin

Piutang

Pembiayaan

Piutang

Pembiayaan

(1) (2) (3) (4) (a) (b) (5) (6) = (3)+(4)-(5) (7)

0 (9,900,000) 9,900,000 13,500,000

1 562,500 9,900,000 261,947 7,276 254,671 562,500 9,599,447 12,937,500

2 562,500 9,599,447 253,995 7,055 246,939 562,500 9,290,942 12,375,000

3 562,500 9,290,942 245,832 6,829 239,003 562,500 8,974,274 11,812,500

4 562,500 8,974,274 237,453 6,596 230,857 562,500 8,649,227 11,250,000

5 562,500 8,649,227 228,853 6,357 222,496 562,500 8,315,580 10,687,500

…… …… …… …… …… …… …… …… ……

20 562,500 2,602,337 68,856 1,913 66,943 562,500 2,108,693 2,250,000

21 562,500 2,108,693 55,795 1,550 54,245 562,500 1,601,987 1,687,500

22 562,500 1,601,987 42,387 1,177 41,210 562,500 1,081,875 1,125,000

23 562,500 1,081,875 28,626 795 27,831 562,500 548,000 562,500

24 562,500 548,000 14,500 403 14,097 562,500 (0) -

3,600,000 3,600,000 100,000 3,500,000

Page 119: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

103

Berdasarkan tabel 3.3 maka formulasi dari masing-masing pos adalah sebagai

berikut:

a. IRR (Internal Rate of Return) : i1 + (i1 – i2)

Dimana,

NPV1 : Net Present Value bernilai positif

NPV2 : Net Present Value bernilai negatif

i1 : Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV positif

i2 : Tingkat diskonto yang menghasilkan NPV negatif

b. Biaya administrasi : Adalah 1% dari biaya perolehan

c. Angsuran :

d. Estimasi arus kas : Harga perolehan – Biaya administrasi

e. Amor. total pendapatan : Saldo awal nilai buku x IRR

f. Amor. biaya Pend.admin : x Amor. total pendapatan

g. Amor. pendapatan margin : Amor. total pendapatan –Amor. biaya p. admin

h. Saldo akhir piutang : Saldo awal buku piutang + Total Amor. biaya

pendapatan admin – angsuran tiap bulan

Page 120: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

104

Dalam hal perhitungan amortisasi pendapatan margin murabahah dengan

metode anuitas, adalah penggunaan nilai IRR (Internal Rate of Return) yang

termasuk dalam konsep Time Value of Money. Formulasi IRR memperhitungkan nilai

pengembalian suatu investasi berdasarkan nilai sekarang dari uang yang diterima.

Formulasi IRR tentunya sudah dapat diketahui bahwa tingkat suku bunga juga

dipertimbangkan dalam mengukur nilai dari uang yang akan diperoleh, sehingga time

preference juga diperhitungkan baik saat positive maupun negative dari nilai Net

Present Value atau nilai bersih uang yang akan diterima saat ini.

Bawrek148 berpendapat bahwa diskonto dalam positive time preference

didasarkan pada tingkat suku bunga (interest rate), sehingga secara tidak langsung

bank syariah menjadikan tingkat suku bunga bank konvensional sebagai benchmark

atas keuntungan yang diterima. Senada dengan hal itu, Zarqa149 dan Khan150

menyatakan bahwa diskonto didasarkan pada Interest Rate sehingga membuka pintu

bagi masuknya riba. Walaupun diskonto mengandung Opportunity Cost yang

bertujuan untuk efisiensi, namun diskonto bukan satu-satunya faktor penentu

efisiensi.

148 Bawrek B. Von, Capital and Interest Vol.3 (South Holland: Libertarian Press, 1959), h.2. 149 Zainuddin Ahmed et. al., “Fiscal Policy and Resourced in Islam”: International Centre for

Research in Islamic Economic (Jeddah: King Abdul Aziz Univ, 1983), h.18-19. 150 M. Fahim Khan, “Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective”: Review

of Islamic Economic Vol.1 No.2 (Jeddah: IRTI, 1991), h.35-36.

Page 121: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

105

Demikian juga menurut Antonio151, terdapat dua perbedaan mendasar untuk

membedakan investasi dengan pembungaan uang, pertama, investasi adalah kegiatan

usaha yang mengandung risiko karena berhadapan dengan unsur ketidakpastian.

Dengan demikian perolehan return-nya tidak pasti dan tidak tetap. Kedua,

membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung risiko karena

perolehan return-nya berupa bunga yang relatif pasti dan telah ditetapkan. Penetapan

tambahan margin keuntungan bagi pembiayaan murabahah sangat dekat dengan

penetapan policy pricing (kebijakan harga) pada pembiayaan sejenis bank

konvensional. Mark up untuk penambahan dari harga pokok sebagai margin laba

pada pembiayaan murabahah secara aplikasi hampir sama dengan penerapan single

interest pada bank konvensional.

C. Analisis Perbandingan Risiko yang Muncul atas Penggunaan Metode

Proporsional dan Anuitas

Dalam penggunaan kedua metode pengakuan pendapatan murabahah,

tentunya dari masing-masing metode tersebut memiliki risiko yang terkait terutama

mengenai perolehan keuntungan bank. Dalam penelitian ini penulis ingin

mengidentifikasi beberapa risiko yang terkait dengan kedua metode tersebut dengan

empat jenis risiko sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab sebalumnya yaitu

mencakup: risiko kredit, risiko operasional, risiko likuiditas, dan risiko stratejik.

151 M. Syafii Antonio, Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan (Jakarta: Tazkia

Institute, 1991), h.56.

Page 122: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

106

1. Perbandingan Tingkat Risiko Kredit antara Metode Proporsional dan

Metode Anuitas

Pengukuran risiko kredit dilakukan dengan mengukur sebarapa besar nilai

kredit macet pada BMI dengan menggunakan rumus NPF (Non Performing

Financing). Periode yang akan diacu untuk metode proporsional adalah sejak tahun

2001 s.d. 2007 sedangkan untuk metode anuitas adalah sejak tahun 2008 s.d. 2014.

Perkembangan risiko kredit untuk penggunaan kedua metode dapat dilihat melalui

gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2

Perkembangan Tingkat NPF Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat 2001 s.d. 2014

Berdasarkan Gambar 3.2, perkembangan nilai NPF BMI di atas, terlihat

bahwa pada dasarnya periode dari kedua metode (anuitas dan proporsional) sempat

Periode Proporsional PeriodeAnuitas

Page 123: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

107

mengalami penurunan nilai NPF, periode proporsional nilai terendah NPF adalah

pada tahun 2005 yaitu sebesar 2,80% sedangkan yang tertinggi adalah tahun 2001

sebesar 6,18%. Pada periode penggunaan metode anuitas, nilai terendah NPF adalah

pada tahun 2012 sebesar 2,09% dan tertinggi pada tahun 2014 yaitu sebesar 6,55%.

Inflasi merupakan salah satu faktor yang mepengaruhi tinggi rendahnya tingkat

pembiayaan bermasalah, laju inflasi beriringan dengan tingginya NPF di BMI sebagai

mana ditunjukan pada gambar 3.3 berikut:

Gambar 3.3

Perbandingan Nilai NPF dengan Laju Inflasi Tahun 2001 s.d. 2014

Sumber: Badan Pusat Statistik

Sedangkan setelah dilakukan perbandingan rata-rata antara NPF periode

anuitas dan NPF periode proporsional, didapatkan rata-rata NPF periode proporsional

adalah sebesar 4,11 sedangkan rata-rata NPF periode anuitas adalah sebesar 4,19 hal

ini menunjukan bahwa tingkat NPF pada periode penggunaan metode anuitas adalah

Page 124: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

108

lebih tinggi 0,08 % dari saat penggunaan metode proporsional. Hal ini juga

menunjukan bahwa penggunaan metode anuitas memiliki tingkat risiko kredit yang

cukup besar terutama pada saat tingkat inflasi tinggi, sebagaimana bank muamalat

mengalami peningkatan NPF yang cukup signifikan pada tahun penggunaan metode

anuitas secara penuh yaitu pada tahun 2013 s.d. 2014.

2. Perbandingan Tingkat Risiko Likuiditas antara Metode Proporsional

dan Metode Anuitas

Selanjutnya dalam mengukur tingkat risiko likuiditas adalah dengan

menggunakan rasio FDR (Financing to Deposit Ratio). Perkembangan tingkat FDR

dari masing-masing periode penggunaan metode proporsional dan anuitas, dapat

dilihat melalui gambar berikut:

Gambar 3.4

Perkembangan Tingkat FDR Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat tahun 2001 s.d. 2014.

Page 125: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

109

Bersasarkan gambar 3.4 di atas, perkembagan tingkat likuiditas BMI di atas,

masing-masing periode penggunaan metode memiliki titik terendah dan tertinggi.

Dalam periode metode proporsional, titik terendah tingkat likuiditas pada tahun 2003

yaitu sebesar 76,97% sedangkan titik tertinggi dari tingkat likuiditas berada pada

tahun 2007 sebesar 99.16. Sementara itu pada periode metode anuitas, titik terendah

tingkat likuiditas adalah pada tahun 2011 sebesar 85,18% dan titik tertinggi tingkat

likuiditas adalah pada tahun 2013 sebesar 106,5%. Jika dibandingkan dengan nilai

rata-rata dihasilkan perbedaan dari masing-masing periode yaitu proporsional sebesar

86,93% sedangkan metode anuitas sebesar 92,16% dengan demikian tingkat risiko

likuiditas metode anuitas lebih tinggi 5,23% dibandingkan metode proporsional.

Dalam memitigasi risiko likuiditas ini, bank syariah melakukan beberapa

kebijakan yang salah satunya disebut Profit Equalization Reserve (PER). PER adalah

suatu kebijakan yang dilakukan dengan penyisihan dari sebagian pendapatan kotor

yang diperoleh bank syariah (khususnya dari transaksi mudharabah) pada saat

melebihi proyeksi, sebelum keuntungan tersebut dibagikan kepada mudharib yang

tujuan pemerataan bagi hasil pada saat berada di bawah proyeksi.152

Penggunaan kebijakan PER ini dilakukan untuk menghindari adanya risiko

imbal hasil atau yang bisa disamakan dengan Displace Commercial Risk (DCR).

DCR merupakan risiko yang khas dimiliki bank syariah yang disebabkan adanya

tekanan tujuan komersial dengan harus memberikan tingkat imbal hasil yang

152 Sayd Farook, et. al., “Profit Distribution Management by Islamic Banks: An Empirical

Investigation”: The Quarterly Review of Economics and Finance 52 (Elsevier, 2012), h.334.

Page 126: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

110

kompetitif kepada investor dan menyerap sebagian kerugian yang biasanya

ditanggung oleh investor untuk mencegah terjadinya penarikan dana investasi secara

besar-besaran.153 DCR menjadi salah satu risiko yang sangat dikhawatirkan

mengingat bank syariah merupakan lembaga yang kesulitan memperoleh Dana Pihak

Ketiganya (DPK) sehingga senantiasa menjaga para investor tidak menarik dananya

untuk pindah ke bank lain yang dianggap lebih kompetitif dalam memberikan

keuntungan.154

Faouzi dan Zarai155 dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa dalam

penerapan PER memiliki 4 problem, diantaranya: pertama masalah penyalah gunaan

potensi dan monitoring. Dengan adanya kebijakan PER nasabah menjadi sulit untuk

menilai kinerja suatu bank karena mereka akan selalu menerima pendapatan investasi

yang telah ditargetkan dan demikian pula mereka tidak diberitahu bahwa sebagian

pendapatan investasi mereka telah dicadangkan.

Kedua adalah masalah pergeseran antar generasi. Masalah ini sangat

berpengaruh bagi para investor jangka panjang yang menginvestesikan dana mereka

melalui deposito. Investor jangka panjang akan lebih dirugikan dibandingkan investor

jangka pendek, karena mereka harus menanggung risiko yang lebih besar dengan

153 Mohammad Omar Farooq, “Displace Commercial Risk (DCR) and Value of Alpha for

Islamic Banks in Bahrain”: Gulf Research Council Conference (United Kingdom: Univ. of Cambride,

2012), h.3. 154 Zairy Zainol, “An Analysis of Islamic Banks Exposure to Rate of Return Risk”: Journal of

Economic Cooperation and Development 31, 1 (Malaysia, 2010), h.60-61. 155 Faouzi Mohamed Hamdi dan Mohamed Ali Zarai, “Earnings Management and Investment

Accounts Holders Inserts in Islamic Banking Institutions”: International Journal of Business and

Management Invention Vol.2 Issue 12 (IJBMI: Saudi Arabia, 2013), h.27.

Page 127: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

111

lamanya periode mereka berinvestasi. Sedangkan para investor baru pun akan

menerima risiko yang dibebankan dari para investor sebelumnya. Di sinilah

terjadinya ketidak adilan yang ditanggung dari setiap generasi investor. Keuntungan

yang semestinya diterima atau menjadi hak bagi investor yang nyatanya berada diatas

proyeksi malah justru tidak diberikan, demikian sebaliknya ketika keuntungan

ternyata berada di bawah proyeksi mereka tetap mendapatkan keuntungan sesuai

yang telah ditetapkan di muka.

Ketiga masalah buruknya moral para eksekutif bank, dengan metode ini, dapat

diprediksi risiko yang akan diterima dari suatu investasi yakni dengan nilai yang

ditentukan dalam Investment Risk Reserve (IRR) untuk pencadangan dari risiko

investasi yang timbul. Para eksekutif dapat meningkatkan nilai IRR ini untuk

kepentingan perolehan keuntungan bank yang mereka ambil dari nilai laba yang

dicadangkan.

Dan keempat adalah masalah nilai keislaman dari transaksi bank Islam.

Dengan adanya kebijakan PER ini, konsep tersebut beralih menjadi revenue sharing

artinya investor hanya mau menerima keuntungan dari dana mereka dan tidak

menanggung kerugian yang timbul dari dana yang dipinjamkan. Problem ini adalah

hal yang mendasar dan menjadikan nasabah salah memahami konsep bank Islam

yang seharusnya ketika mereka berinvestasi, mereka tidak hanya memperoleh

keuntungan tapi juga memperoleh kerugian dari dana yang diinvestasikan.

Page 128: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

112

Penggunaan PER ini difungsikan untuk menghindari DCR namun juga menjadikan

hilangnya konsep profit loss sharing dalam bank Islam.

Walaupun dalam kebijakan PER ini menuai banyak masalah, kebutuhan akan

adanya kebijakan PER saat ini sangat penting bagi bank syariah. Mengingat dual

banking system yang diterapkan di Indonesia, menjadikan bank syariah harus dapat

kompetitif dengan kompetitornya. Bank syariah merupakan lembaga keuangan yang

sangat sulit melakukan penghimpunan DPK, dengan adanya PER ini diharapkan bank

syariah dapat menjaga nasabahnya dari DCR dan dapat lebih banyak menghimpun

DPK.

Beberapa masalah dalam penggunaan PER juga harus dapat diminimalisir.

Kendatinya, PER tidak selalu digunakan untuk menahan pendapatan para investor

yang diterima saat di atas proyeksi. Dalam menanggulangi hal ini, produk murabahah

menjadi salah satu mitigasi penggunaan PER, selain paling diminati oleh nasabah

keuntungan yang diperoleh dari murabahah terus mengalami peningkatan yang tinggi.

Pengalihan keuntungan dari produk murabahah ini dapat disalurkan pada bagi hasil

mudharabah yang berada pada kondisi dibawah proyeksi dan hal ini dapat dilakukan

tanpa mengorbankan keuntungan mudharib sehingga hak mereka pada saat

mengalami surplus tetap dapat tersalurkan. Tentunya, penggunaan metode yang tepat

dalam pengelolaan margin murabahah adalah penting untuk menjaga likuiditas bank

syariah. Dari pengungkapan data sebelumnya bahwa dengan menggunakan metode

proporsional risiko likuiditas lebih rendah dibanding dengan metode anuitas.

Page 129: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

113

3. Perbandingan Tingkat risiko Operasional antara Metode Proporsional

dan Metode Anuitas

Risiko operasional merupakan risiko kerugian atau ketidakcukupan dari

proses internal, sumber daya manusia, dan sistem yang gagal atau dikarenakan faktor

eksternal. Untuk mengukur tingkat risiko operasional, penulis menggunakan rasio

keuangan BOPO. Bank yang memiliki tingkat BOPO yang tinggi menunjukkan

bahwa bank tersebut tidak menjalankan kegiatan operasionalnya dengan efisien

sehingga memungkinkan risiko operasional yang dimiliki bank akan semakin besar.

Perkembangan tingkat risiko operasional BMI dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut:

Gambar 3.5

Perkembangan Tingkat BOPO Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report BMI tahun 2001 s.d. 2014.

Page 130: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

114

Berdasarkan gambar 3.5, titik terendah BOPO pada periode proporsional

adalah pada tahun 2005 yaitu 81,59% sedangkan titik tertinggi pada tahun 2003 yaitu

89,77%. Sedangkan dalam periode anuitas titik terendah berada pada tahun 2008

yaitu 78,94% dan titik tertinggi pada tahun 2009 yaitu 95,50%. Jika dilakukan uji

perbandingan maka diperoleh rata-rata metode proporsional 85.80% sedangkan

metode anuitas 89.06% dengan selisih rata-rata 3,26% lebih tinggi pada saat

penggunaan metode anuitas. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada saat

metode anuitas diterapkan BMI mengalami penurunan tingkat efisiesi sebesar 3,26%

dibanding saat penggunaan metode proporsional.

Untuk ekspektasi tingkat risiko operasional tahun yang akan datang, formulasi

yang menjadi acuan perbankan tertuang dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.

11/3/DPNP yang juga mengacu pada aturan pengukuran risiko Basel II mengenai

perhitungan ATMR (Angka Tertimbang Menutut Risiko) dengan menggunakan

Pendekatan Indikator Dasar. Formulasi dalam menghitung risiko operasional adalah

sebagai berikut:156

156 Ioannis Akkizidis dan Sunil Kumar Khandelwal, Financial Risk Management for Islamic

Banking and Finance, (USA: Palgrave, 2008), h.94.

Page 131: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

115

Berdasarkan rumus tersebut, ekspektasi beban risiko operasional untuk BMI tahun

2015 adalah:

KPID = [ (Rp 524.526x15%)+(Rp 293.388x15%)+(Rp 147.852x15%)]

3

= Rp 48.288 (dalam jutaan Rupiah)

Maka ekspektasi untuk beban risiko operasional BMI tahun 2015 adalah

sebesar Rp 48.288 meningkat sebesar 37% dibanding dengan tahun 2014. Berdasarka

espektasi tersebut tentunya BMI harus menyiapkan kebijakan terkait efisiensi dalam

hal operasional perusahaan agar dapat menghindari beban risiko operasional yang

lebih besar dari tahun sebelumnya.

4. Risiko Stratejik atas Penggunaan Metode Proporsional dan Metode

Anuitas

Risiko stratejik muncul akibat adanya kesalahan pengambilan atau

pelaksanaan keputusan serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan

bisnis.157 Pengambilan keputusan atas pilihan penerapan metode proporsional dan

anuitas merupakan salah satu yang memunculkan beberapa risiko, sehingga perlu

pertimbangan secara cermat bagi para decision maker dalam bank syariah.

157 Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Page 132: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

116

Menurut Raff yang dikutip oleh Asher dan Gale158 bahwa risiko strategis

adalah bentuk risiko yang lebih besar dari risiko keuangan dan risiko operasional,

masalah krisis keuangan sering kali berakar pada keputusan strategis dari pada

operasional dan semua keputusan strategis memerlukan risiko namun risiko strategis

tidak diukur dan dikelola dengan kekakuan. Seperti yang dikutip Oblakovic159 dalam

konsep yang digambarkan oleh Moeller, bahwa struktur risiko strategis adalah yang

teratas terlebih dahulu harus dilakukan pengambilan keputusan yang tepat, karena

jika tidak ia akan menjadi pencetus seluruh risiko dalam satu perusahaan

sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 3.6.

Strategi bank syariah dengan memilih metode yang tepat adalah suatu syarat

mutlak dalam mewujudkan lembaga keuangan yang sehat dengan mencegah

munculnya berbagai risiko yang muncul akibat kesalahan memilih metode.

Berdasarkan analisis sebelumnya, sejak diterapkannya metode anuitas BMI memiliki

tingkat risiko kredit, risiko likuiditas, dan risiko operasional yang lebih tinggi

dibandingkan pada saat periode sebelumnya dalam penerapan metode proporsional.

Untuk itu tentunya BMI harus kembali melakukan pertimbangan kembali keputusan

dalam hal penggunaan metode yang tepat dalam pengakuan pendapatannya.

158 Anthony Asher dan Andrew Gale, “Strategic Risk Management Mapping the Commanding

Heights and Hazards”: Paper of Institute of Actuaries of Australia’s Biennial Convention (New

Zaland: Institute of Actuaries of Australia, 2007), h.2. 159 Malika Oblakovic, Risk Management at The Strategic and Operational Levels of Swiss

Banks: Disertation of The University of St. Gallen (Bern: Stampfli Publiationen AG, 2013), h.61.

Page 133: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

117

Gambar 3.6

Struktur Risiko Bisnis

Sumber: Moeller dalam Disertasi Oblakovic, 2013.

Dari kedua metode pengakuan keuntungan murabahah yaitu metode

proporsional dan metode anuitas, tentunya memiliki kekuatan dan kelemahan di

masing-masing sisi baik bank maupun nasabah. Dalam hal ini penulis mencoba

menganalisis kedua metode tersebut dengan menggunakan analisis SWOT atau yang

disebut dengan Strength, Weakness, Opportunity, and Threatment. Penggunaan

analisis ini bertujuan dalam melihat kembali kekuatan, kelemahan, kesempatan dan

ancaman dari kedua metode sehingga dapat menjadi pertimbangan bank syariah

dalam mengambil keputusan yang tepat dalam penggunaan metode yang dianggap

paling tepat.

Page 134: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

118

a. Kekuatan (Strength)

Dari sisi kekuatan, metode proporsional memiliki kelebihan dalam hal

keadilan perolehan margin yang diterima oleh bank. Jumlah margin yang diterima

dari tahun ke tahun adalah sama, sehingga tidak terdapat ketimpangan pendapatan di

awal periode. Selain itu bank akan lebih dapat menutupi biaya operasionalnya secara

merata sehingga lebih efisien. Dengan margin yang merata tersebut dapat

meningkatkan likuiditas bank untuk memenuhi kewajiban jangka pendek maupun

panjang.160 Sementara itu kekuatan dari metode anuitas adalah bank lebih cepat

mengumpulkan keuntungannya di awal periode sehingga neraca dan laba rugi bank

pada periode awal cicilan akan terlihat baik dengan jumlah perolehan keuntungan

murabahah yang besar. Dengan demikian dapat memenuhi kewajiban khususnya

kewajiban jangka pendek lebih cepat.161

160Muhammad Akhyar Adnan, An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Banks…. h. 241-275. 161Amir et. al., “A Criticism of Annuities in Murabahah Transaction: Allowing Riba Through

Fatwa?....h.22-26.

Page 135: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

119

Gambar 3.7

Perbandingan Pemenuhan Kewajiban Jangka pendek dan Jangka Panjang

Metode Anuitas dan Proporsional

Untuk melihat perbandingan cepatnya pelunasan hutang antara metode

proporsional dan metode anuitas, kita asumsikan seorang nasabah melakukan

transaksi murabahah dengan jangka waktu 2 tahun dengan kesepakatan harga pokok

sebesar Rp 10.000.000,00, margin sebesar Rp 3.500.000,00 dan biaya administrasi

Rp 1.000.000,00, perbandingan masing-masing metode dalam pelunasan pokok dapat

dilihat pada tabel 3.4:

Persentase pelunasan pokok hutang dengan metode proporsional dalam waktu

1 tahun sudah mencapai 45% dari total pokok hutang yang dibayar sedangkan pada

metode anuitas pelunasan pokok hutang baru mencapai 38%, dengan demikian

nasabah yang menggunan metode proporsional akan lebih cepat dalam melunasi

Pemenuhan kewajiban

jangka pendek

Pemenuhan kewajiban

jangka panjang

Page 136: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

120

hutangnya. Mengenai pelunasan hutang, Rasulallah SAW telah memberikan pujian

dalam sabdanya:

اء" ن ك م ق ض ك م أ حس ي ار ق ال النب ى – صلى هللا عليه وسلم : "إ ن خ

Artinya: Bersabda Nabi SAW: “Sesungguhnya sebaik-baik kalian adalah

orang yang paling baik dalam mengembalikan hutang”. (H.R. Bukhari,

II/843, Bab Husnul Qadha’ No.2263).

Sumber: Olahan simulasi metode anuitas dan proporsional BMI

Tabel 3.4

Metode Proporsional Metode anuitas

Sumber: Simulasi murabahah BMI

b. Kelemahan (Weakness)

Dari segi kelemahan penggunaan metode proporsional tentunya tidak sebaik

metode anuitas dalam mengumpulkan keuntungan. Untuk melihat perbandingan

Bulan Pokok Margin Angsuran

per bulan

Saldo

Pokok

1 412.500 150.000 562.500 9.900.000

2 412.500 150.000 562.500 9.487.500

3 412.500 150.000 562.500 9.075.000

4 412.500 150.000 562.500 8.662.500

5 412.500 150.000 562.500 8.250.000

6 412.500 150.000 562.500 7.837.500

7 412.500 150.000 562.500 7.425.000

8 412.500 150.000 562.500 7.012.500

9 412.500 150.000 562.500 6.600.000

10 412.500 150.000 562.500 6.187.500

11 412.500 150.000 562.500 5.775.000

12 412.500 150.000 562.500 5.362.500

… … … … …

Bulan Pokok Margin Angsuran

per bulan

Saldo

Pokok

1 345.553 261.947 562.500 9.900.000

2 308.505 253.995 562.500 9.599.447

3 322.668 239.832 562.500 9.290.942

4 325.047 237.453 562.500 8.974.274

5 333.647 228.853 562.500 8.649.227

6 324.475 220.025 562.500 8.315.580

7 351.537 210.963 562.500 7.973.104

8 360.839 201.661 562.500 7.621.567

9 370.386 192.114 562.500 7.260.728

10 380.168 182.314 562.500 6.890.342

11 390.246 172.254 562.500 6.510.156

12 400.571 161.929 562.500 6.119.910

… … … … …

Page 137: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

121

perolehan kecepatan pengumpulan margin, dapat dilihat melalui simulasi pada

tabel3.5.

Jika dilihat dari margin yang terkumpul selama 1 tahun pada metode

proporsional margin baru terkumpul sebesar 50% dari total margin yang harus

diterima bank, sedangkan pada metode anuitas dalam waktu 1 tahun telah dapat

mengumpulkan margin sebesar 71%. Dengan kemampuan lebih cepat dalam

mengumpulkan laba, maka metode anuitas lebih mampu memenuhi kebutuhan jangka

pendeknya dibandingkan metode proporsional.

Tabel 3.5

Metode Proporsional

Metode Anuitas

Sumber: Simulasi murabahah BMI

Sedangkan kelemahan dengan

menggunakan metode anuitas adalah kurang mampu memenuhi kewajiban jangka

panjang. Hal ini disebabkan margin yang diterima pada akhir periode cicilan semakin

Bulan Pokok Margin Angsuran

per bulan

Saldo

Pokok

1 345.553 261.947 562.500 9.900.000

2 308.505 253.995 562.500 9.599.447

3 322.668 239.832 562.500 9.290.942

4 325.047 237.453 562.500 8.974.274

5 333.647 228.853 562.500 8.649.227

6 324.475 220.025 562.500 8.315.580

7 351.537 210.963 562.500 7.973.104

8 360.839 201.661 562.500 7.621.567

9 370.386 192.114 562.500 7.260.728

10 380.168 182.314 562.500 6.890.342

11 390.246 172.254 562.500 6.510.156

12 400.571 161.929 562.500 6.119.910

… … … … …

24 548.000 14.500 562.500 0

Total 9.900.000 3.600.000 13.500.000

Bulan Pokok Margin Angsuran

per bulan

Saldo

Pokok

1 412.500 150.000 562.500 9.900.000

2 412.500 150.000 562.500 9.487.500

3 412.500 150.000 562.500 9.075.000

4 412.500 150.000 562.500 8.662.500

5 412.500 150.000 562.500 8.250.000

6 412.500 150.000 562.500 7.837.500

7 412.500 150.000 562.500 7.425.000

8 412.500 150.000 562.500 7.012.500

9 412.500 150.000 562.500 6.600.000

10 412.500 150.000 562.500 6.187.500

11 412.500 150.000 562.500 5.775.000

12 412.500 150.000 562.500 5.362.500

… … … … …

24 412.500 150.000 562.500 0

Total 9.900.000 3.600.000 13.500.000

Page 138: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

122

kecil begitu pula dalam menghadapi kenaikan inflasi akan mengakibatkan bank

menjadi kurang efisien menutup biaya yang muncul atas faktor tersebut.

Dari sisi nasabah, pelunasan hutang menggunakan akad murabahah anuitas

lebih lama dalam pelunasan pokok hutangnya dan lebih mengarah kepada eksploitasi,

sebab dari porsi yang mereka bayarkan pada awal periode lebih banyak diberikan

sebagai keuntungan bank dibandingkan untuk melunasi hutangnya.162 Kemudian dari

segi risiko yang muncul sebagaimana pembahasan sebelumnya, walapun metode

anuitas secara jangka pendek memiliki tingkat likuiditas yang tinggi namun

kenyataannya BMI justru mengalami penurunan tingkat likuiditas pada tahun 2014.

Risiko lain yang muncul adalah tingkat NPF dan risiko operasional yang meningkat

dibanding saat penggunaan metode proporsional.

c. Kesempatan (Opportunity)

Masing-masing metode memiliki kesempatan yang berbeda, dengan metode

proporsional antara bank dan nasabah memiliki porsi keadilan. Dalam operasional

bank dapat memberikan porsi margin yang merata pada setiap periode sehingga tidak

akan merugikan operasional atau manajemen beberapa tahun yang akan datang.

Sementara dengan nasabah, keadilan dilihat dari porsi hutang yang mereka bayarkan

kepada bank, cicilan yang mereka bayarkan tidak lebih dieksploitasi semata untuk

keuntungan bank. Dengan mengedepankan prinsip keadilan ini, metode porporsional

dinilai memiliki nilai syariah, sebagaimana beberapa prinsip yang dikedepankan

162 Trisiladi Supriyanto, Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi di Bank

Syariah)…. h.94.

Page 139: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

123

dalam sistem ekonomi islam yaitu keadilan yang tentunya mengantarkan pada

kemaslahatan.163 Hal ini tertuang dalam Al-Qur’an Surat Annisa Ayat 135:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar

penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau

ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika iakaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu

kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin

menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau

enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala

apa yang kamu kerjakan.”

Kemudian, kesempatan yang diperoleh dari penggunaan metode anuitas

adalah dengan cepatnya pengumpulan margin di awal periode, maka penggunaan

metode anuitas dalam hal ini dapat bersaing dengan kompetitor bank syariah yaitu

bank konvensional yang sejak dari awal menggunakan metode ini untuk mempercepat

perolehan keuntungan.

163 Rafiu Ibrahim Adebayo, Adl as The Bedrock of Islamic Financial Service Delivery:

Journal of Islamic Economics, Banking and Finance Vol.6 No.2 (Nigeria: Univ. of Ilorin, t.th.), h.9-10.

Page 140: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

124

d. Ancaman (Threatment)

Ancaman yang muncul dari penggunaan metode proporsional adalah bank

syariah memiliki keuntungan yang kurang bersaing dengan bank konvensional yang

terus-menerus mengumpulkan keuntungan demi kesinambungan usahanya.

Sementara, penggunaan metode anuitas tentunya akan memberikan ancaman

kepada bank syariah melalui persepsi masyarakat yang menganggap bank syariah

mengadopsi konsep yang sama dengan bank konvensional.164 Dengan persepsi yang

demikian maka masyarakat akan lebih memilih bank konvensional yang memberikan

keuntungan lebih besar. Ancaman muncul pula bagi penerapan margin anuitas adalah

buruknya kinerja pada periode jangka panjang, sehingga hal ini akan memberatkan

direksi berikutnya.165

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan terhadap kedua metode

(proporsional dan anuitas) melalui analisis SWOT, maka kita dapat menarik sebuah

ringkasan mengeni kelebihan dan kekurangan serta peluang dan ancaman dari kedua

metode:

164Mohamed Sharif Bashir, et. al. Reputation Risk in Islamic Financial Institutions: SSRG

International Journal of Economic and Management Studies Vol.2 Issue 3,(SSRG Publishing, 2015),

h.55-57.

165Rosmiati et. al., “Comparative Analysis Annuity Method and The Mothod of Proportion in

Performance Assessment in Financing Transaction on Murabahah”….h. 1-15.

Page 141: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

125

Gambar 3.8

Analisis SWOT Metode Proporsional dan Anuitas

D. Mitigasi Risiko atas Penerapan Metode Proporsional dan Anuitas

Berdasarkan pemetaan menggunakan analisis SWOT tersebut, maka kita

dapat melihat bahwa masing-masing metode mempunyai kelebihan, kelemahan,

peluang dan ancaman masing-masing sehingga untuk para manajer keuangan

Proporsional:

- Adil, Efisien, Nasabah cepat

membayar hutang

Anuitas:

- Cepat mengambil keuntungan,

lebih dapat memebuhi kewajiban

jangka pendek

Proporsional:

- Nasabah lebih percaya karena

mengandung nilai syariah.

(keadilan).

Anuitas:

- Lebih bersaing dengan

keuntungan bank konvensional.

Proporsional:

- Pengumpulan keuntungan

lebih lama

Anuitas:

- Tidak efisien dalam jangka

panjang, lebih berisiko, Nasabah

lama dalam membayar hutang,

eksploitatif terhadap nasabah

Proporsional:

- Tidak dapat bersaing dengan

keuntungan konvensional.

Anuitas:

- Hilangnya kepercayaan nasabah

karena mengadopsi konsep

konvensional, bank dapat merugi

akibat keuntungan yang tidak

dapat menutupi biaya

operasional sehingga kesehatan

bank berkurang, kepercayaan

investor berkurang.

Page 142: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

126

tentunya dapat mengambil langkah strategis dalam memilih metode yang paling baik

digunakan tentunya yang memiliki sedikit kelemahan dan risiko. Untuk memberikan

strategi yang tepat, peneliti melakukan teknik matriks silang atas analisis SWOT yang

telah dipaparkan pada tabel berikut:

Tabel 3.6

Strategi Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

(S) Strength/Kekuatan

(W) Weskness/Kelemahan

(O) Opportunities/

Kesempatan

Strategi S-O

Memberlakukan metode

anuitas bagi nasabah dengan

profil pembiayaan lancar

Strategi W-O

Merekomendasikan metode

Proporsional bagi setiap

nasabah yang akan melakukan

transaksi pembiayaan

murabahah

(T) Threats/

Ancaman

Strategi S-T

Mempertahankan kembali

metode proporsional

yangmengandung nilai

syariah

Mengedukasi nasabahtentang

kelebihan

metodeproporsional

(nilaikeadilan)

Strategi W-T

Selektif dalam menilai

kemampuan nasabah sebelum

transaksi dilaksanakan

Sumber: Analisis Matriks SWOT

Page 143: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

127

Metode anuitas mempunyai sisi positif dalam cepatnya mengumpulkan

keuntungan, hal ini tentunya baik bagi kesehatan bank dalam memenuhi kebutuhan

jangka pendek sehingga likuiditas bank dapat terjaga dengan baik. Tentunya

penggunaan metode anuitas ini lebih direkomendasikan untuk nasabah dengan profil

pembiayaan yang lancar agar penerimaan keuntungan yang besar di awal dapat

diterima bank secara lebih berkesinambungan. Namun, untuk lebih menjaga stabilitas

keuangan bank syariah tentunya selektif dalam memilih kemampuan nasabah dalam

melunasi cicilan adalah hal utama yang harus diterapkan.166

Metode proporsional memang merupakan metode yang sesuai dengan syariah.

Walau pun metode anuitas lebih memberikan keuntungan yang bersaing dengan

lembaga konvensional, namun metode proporsional harus tetap dipertahankan untuk

menjaga reputasi bank syariah di mata masyarakat. Kehilangan kepercayaan

masyarakat akan nilai syariah akan memiliki dampak yang sangat berarti bagi

penghimpunan dana masyarakat khususnya masyarakat Indonesia yang mayoritas

muslim.167

166Siti Nor Amira, et. al., Islamic Credit Risk Management in Murabahah Financing-The

Studi of Islamic Banking in Malaysia….h. 319. 167Mohamad Sabri Haron et. al., Reputation Risk and Its Impact on The Islamic Banks-Case

of Murabaha: International Journal of Economic and Financial Issues. (Malaysia: Econjournal, 2015), h.854-856.

Page 144: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

128

BAB IV

PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK ANTARA METODE

PROPORSIONAL DAN ANUITAS

A. Analisis Perbandingan Tingkat Kesehatan Bank antara Metode

Proporsional dan Anuitas

Tingkat risiko yang muncul dari penerapan metode proporsional dan anuitas

tentunya memberi dampak pula bagi kesehatan bank. Dalam bab ini penulis akan

mengungkapkan perbandingan pengaruh atas penerapan metode proporsional dan

anuitas terhadap kesehatan bank syariah. Penilaian terhadap kesehatan bank dalam

tesis ini adalah dengan menggunakan metode RGEC, yang menilai berdasarkan

empat aspek: Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning dan Capital.

Panduan mengenai pengukuran kesehatan bank dengan menggunakan metode ini

telah dijabarkan melalui PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE No.13/24/DPNP.

Dalam penelitian ini, aspek risk profile dibatasi hanya risiko yang berkaitan

dengan pembiayaan murabahah saja dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya.

Untuk itu, bab ini hanya akan menjelaskan mengenai kesehatan bank dengan aspek

GCG, Earning dan Capital saja.

1. Aspek Good Corporate Governance

Dalam menilai aspek GCG penelitian ini hanya memperoleh data dari tahun

2007 s.d. 2014 saja hal ini dikarenakan GCG BMI baru terlakasana dengan baik pada

128

Page 145: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

129

tahun 2007. Pedoman mengenai hal tersebut telah dibuat sejak tahun 2004 dan sudah

melakukan self-assessment pada Agustus 2006 kemudian melengkapi komitenya pada

tahun 2007.168Penilaian GCG dilaksanakan oleh BMI yang dimulai pada tahun 2006

mengacu pada Peraturan Bank Indonesia No.8/4/PBI/2006, sejalan dengan

diberlakukannya peraturan tersebut, bank Muamalat pada tahun 2006 telah

membentuk komite remunerasi, nominasi, dan pemantau risiko dengan susunan

keanggotaan dan tugas sesuai dengan yang dimaksud.

Secara operasional, bisnis syariah mengacu pada dua asas. Asas pertama

adalah perilaku berbisnis dalam Islam, yaitu shidiq, amanah, tabligh dan fathonah.

Asas kedua adalah transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi dan

kewajaran,169BMI menambahkan satu aspek yaitu sikap kepedulian (Social

awareness) sebagai bagian dari bentuk tanggung jawab perusahaan (Corporate social

responsibility).170

Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia terbaru mengenai pelaksanaan GCG

yaitu: PBI No.11/33/PBI/2009, Surat Edaran Bank Indonesia No. 12/13/DPbS

mengenai pelaksanaan GCG bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,

Peraturan OJK No. 8/POJK.03/2014 serta Surat Edaran OJK No. 10/SEOJK.03/2014

tentang penilaian tingkat kesehatan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,

168 Keterangan berdasarkan Annual Report Bank Muamalat Indonesia tahun 2006, h.36. 169 Malik M. Hafeez, An Analysis of Corporate Governance in Islamic and Western

Perspective: International Journal of Business, Economics and Law Vol.2 Issue 3 (Bahawalpur: The

Islamia Univ, 2013), h.100. 170 Keterangan berdasarkan Annual Report Bank Muamalat Indonesia tahun 2014, h.5.

Page 146: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

130

BMI melakukan self-assessment secara komprehensif terhadap kecukupan

pelaksanaan GCG dalam faktor-faktor berikut:

a. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris

b. Pelaksanaan dan tanggung jawab dewan direksi

c. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite

d. Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan pengawas syariah

e. Pelaksanaan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana dan

penyaluran dana serta penyertaan jasa

f. Penanganan benturan kepentingan

g. Penerapan fungsi kepatuhan bank

h. Penerapan fungsi audit intern

i. Penerapan fungsi audit ekstern

j. Batas maksimum penyaluran dana

k. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan, laporan pelaksanaan

GCG dan pelaporan internal

Pelaksanaan GCG dalam lembaga keuangan syariah mengandung aspek

prinsip-prinsip syariah itu sendiri, sebagai mana point yang dinilai dalam self-

assessment BMI, khususnya dalam melakukan penghimpunan dana. Tentu hal ini

termasuk metode perolehan keuntungan yang seharusnya melaksanakan prinsip-

prinsip syariah dan bukan justru mengadopsi dan menerapkan prinsip konvensional

yang bersifat liberal. Seperti dalam metode anuitas yang menerapkan basis time value

Page 147: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

131

of money tentunya merupakan konsep konvensional. Walaupun secara pandangan

bisnis, metode ini menjadikan bank syariah lebih kompetitif dengan bank lain, tidak

ada salahnya untuk mempertahankan metode proporsional yang jelas lebih

mengandung nilai kemaslahatan dibandingkan metode anuitas. Dengan diterapkannya

prinsip-prinsip Islam yang lebih konsisten tentu akan lebih dapat menciptakan Good

Corporate Governance yang bernilai syariah serta dapat mensejahterakan umat.

2. Aspek Earning

Perkembangan earning dapat diukur melalui tiga indikator yaitu ROA (Return

on Asset), ROE (Return on Equity), dan NIM (Net Income Margin). Perbandingan

tingkat ROA antara periode proporsional dan anuitas, dapat dilihat melalui grafik

berikut:

Gambar 4.1

Perkembangan Tingkat ROA Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat Tahun 2001 s.d. 2014

Page 148: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

132

Berdasarkan grafik di atas terdapat perbedaan rata-rata pada masing-masing

periode, pada periode proporsional rata-rata ROA adalah 2,29% sedangkan rata-rata

ROA pada anuitas adalah 1,29%. Dalam hal ini sudah terlihat penurunan yang berarti

dari sisi penerimaan aset yang menurun hingga 1%. Penurunan ini dapat dipengaruhi

oleh sistem margin yang menurun pada metode anuitas, terlihat juga dengan model

grafik yang menurun dari periode anuitas yaitu pada tahun 2008-2009 dan tahun

2013-2014. Tahun 2009 dan 2014 menjadi perolehan ROA terendah yang diterima

oleh BMI semenjak penggunaan metode anuitas dan mendapat predikat tidak sehat di

kedua tahun tersebut.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Supriyanto171 dikatakan bahwa bank

yang menggunakan metode anuitas, tren pendapatan dari waktu ke waktu akan

mengalami penurunan, sehingga dana nasabah akan dirugikan. Sedangkan dengan

bank yang menggunakan metode proporsional, tren pendapatan akan terus mengalami

kenaikan, terutama jika bank melakukan ekspansi. Sehingga apabila terjadi perubahan

penggunaan metode anuitas ke proporsional, bank syariah tidak perlu khawatir

walaupun pada awal pergantian akan mengalami penurunan pendapatan, tetapi secara

bertahap akan terjadi kenaikan pendapatan sejalan dengan meningkatnya penyaluran

dana.

Selanjutnya untuk melihat tingkat perkembangan ROE dapat dilihat melalui

gambar 4.2 dimana pergerakan ROE yang searah dengan naik dan turunnya ROA.

171Trisiladi Supriyanto, Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi di Bank

Syariah)….h.233-234.

Page 149: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

133

Namun secara rata-rata nilai ROE pada periode proporsional yaitu 20,86% dan

anuitas 20,56% tidak terdapat selisih yang besar antara kedua periode tersebut hanya

saja perolehan ROE pada periode anuitas lebih rendah 0,3% dibanding pada saat

periode proporsional. Titik terendah dari perolehan ROE pada BMI juga terjadi pada

saat periode anuitas, yaitu pada tahun 2009 sebesar 8,03% (predikat cukup sehat) dan

tahun 2014sebesar 2,13% (predikat kurang sehat), hal ini pun sesuai dengan

perolehan ROA yang juga pada tahun tersebut mengalami penurunan secara

signifikan dari tahun sebelumnya yaitu pada tahun 2008 dan 2013.

Gambar 4.2

Perkembangan Tingkat ROE Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat Tahun 2001 s.d. 2014

Page 150: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

134

Point selanjutnya dalam mengukur pendapatan adalah dengan melihat rasio

keuntungan margin bersih atau Net Income Margin (NIM). Perkembangan NIM

dalam masing-masing periode penggunaan metode proporsional dan anuitas dapat

dilihat pada gambar 4.3.

Berdasarkan gambar 4.3 di bawah, penurunan keuntungan margin bersih terus

mengalami penurunan sejak penggunaan metode anuitas. Secara rata-rata,

penerimaan NIM periode proporsional adalah 6,60% dan 5,07% pada periode anuitas.

Rata-rata penerimaan NIM pada metode anuitas lebih rendah 1,53% dibandingkan

saat penggunaan metode proporsional. Nilai NIM terendah juga dialami oleh BMI

pada saat penggunaan metode anuitas, yaitu sejak tahun 2012 s.d. 2014. Penggunaan

metode pengakuan pendapatan murabahah tentunya mempunyai pengaruh yang

signifikan mengingat pendapatan terbesar yang diterima oleh BMI berasal dari akad

murabahah.

Page 151: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

135

Gambar 4.3

Perkembangan Tingkat NIM Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat Tahun 2001 s.d. 2014

3. Aspek Permodalan

Aspek permodalan bank dalam menilai tingkat kesehatannya adalah dengan

menggunakan rasio CAR (Capital Adequancy Ratio). Perkembangan CAR dari

penerapan kedua metode, dapat dilihat melalui gambar4.4 di bawah

Berdasarkan data yang diperoleh, sejak tahun 2001 s.d. 2014 BMI memiliki

nilai CAR yang selalu berada diatas batas minimum 8%, sehingga kecukupan modal

BMI berada di titik aman baik saat penggunaan metode proporsional maupun anuitas.

Page 152: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

136

Secara rata-rata CAR pada periode proporsional adalah 12,35% dan saat periode

anuitas adalah 13,04%. Tingkat ketersediaan CAR pada metode anuitas lebih tinggi

0,69% dibandingkan CAR pada periode proporsional walaupun keduanya berada

dalam titik aman.

Gambar 4.4

Perkembangan Tingkat CAR Bank Muamalat dalam Penggunaan

Metode Anuitas dan metode Proporsional

Sumber: Annual Report Bank Muamalat Tahun 2001 s.d. 2014

Ringkasan mengenai tingkat kesehatan bank pada BMI setelah menggunakan

metode anuitas, dapat dilihat melalui tabel 4.1 berikut:

Penggunaan metode anuitas berdasarkan tabel 4.1, memiliki keunggulan dari

segi ketersediaan modal cadangan. Dengan metode anuitas tentunya bank akan lebih

dapat menyediakan modal cadangan yang diperolehnya dari margin yang besar pada

Page 153: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

137

awal periodesebagai dana untuk menutupi risiko atas penurunan aktiva akibat

kerugian yang dialami oleh bank. Untuk penilaian tingkat kesehatan bank, kedua

metode tampaknya masih memberikan rata-rata dalam predikat kesehatan yang baik,

namun dari selisih rata-rata masing-masing rasio, terlihat bahwa tingkat risiko metode

anuitas memiliki lebih tinggi dibandingkan dengan metode proporsional. Untuk

indikator yang lain, seperti rasio ROA, ROE dan NIM juga mengalami penurunan

pada saat penggunaan metode anuitas.Hal ini dapat disebabkan oleh tingat perolehan

margin yang menurun, sehingga pendapatan bank dari tahun ke tahun akan berkurang

khususnya dalam jangka waktu panjang.

Tabel 4.1

Tingkat Kesehatan BMI dalam Penggunaan Metode Proporsional dan Anuitas

Indikator Proporsional Anuitas Keterangan

Min Max Average Min Max Average

NPF 2,8 6,18 4,11 2,09 6,55 4,19 Anuitas

meningkat

0,08%

FDR 76,97 99,16 86,93 84,14 104,41 92,16 Anuitas

meningkat

5,23%

BOPO 81,59 89,77 85,80 78,94 97,33 89,06 Anuitas

meningkat

3,26%

ROA 1,33 4,01 2,29 0,17 2,6 1,29 Anuitas

menurun 1%

ROE 8,81 41,16 20,86 2,13 33,14 20,56 Anuitas

menurun 0,3%

NIM 5,27 8,41 6,60 3,36 7,42 5,07 Anuitas

menurun

1,53%

CAR 9,02 16,33 12,35 11,15 17,55 13,04 Anuitas

meningkat

0,69%

Page 154: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

138

Sumber: Olahan Data Rasio Keuangan BMI 2001 s.d. 2014

Untuk mengetahui keeratan hubungan penggunaan metode proporsional dan

anuitas, peneliti juga melakukan analisis dengan metode SEM (Structure Equation

Modelling) dengan menggunakan software AMOS 21. Berdasarkan teori yang telah

ada, maka peneliti membentuk struktur model hubungan antara variable endogen dan

eksogen yang telah dimodifikasi dengan software AMOS 21 pada Bagan 2 berikut:

Gambar 4.5Model Struktur Hubungan Metode Proporsional dan

Anuitas dengan Tingkat Risiko dan Kesehatan Bank

Page 155: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

139

Sumber: Olahan Data Keuangan BMI 2001 s.d. 2014

Dalam bagan tersebut terdapat tanda panah yang menujukkan arah hubungan

dari masing-masing variabel. Variabel independen laten dalam penelitian ini adalah

jumlah margin yang diterima oleh BMI dengan menggunakan masing-masing

metode. Sedangkan variable dependen laten intermediasi adalah risiko bank yang

terdiri dari risiko kredit, risiko likuiditas dan risiko operasional, selanjutnya variable

dependen laten adalah tingkat kesehatan bank yang diukur berdasarkan rasio earning

dan capital.

Hasil pembuktian pengaruh margin proporsional dan anuitas terhadap tingkat

risiko dan kesehatan bank dapat dilihat melalui tabel berikut:

Page 156: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

140

Tabel 4.2

Pengaruh Margin Proporsional terhadap Tingkat Risiko dan Kesehatan

Bank

Korelasi antar Variabel Estimasi Probabilitas Ket

Margin Proporsional Risiko 0,45 0,045 Signifikan

Risiko Kesehatan Bank -0,34 0,022 Signifikan

Margin Proporsional Kesehatan Bank 0,23 0,033 Signifikan

Sumber: Data Diolah

Keterkaitan antara variable margin proporsional dengan tingkat risiko dan

kesehatan bank memiliki nilai probabilitas < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima, artinya terdapat hubungan antara penerapan margin metode proporsional

dengan munculnya tingkat risiko dan kesehatan pada bank syariah. Berdasarkan hasil

tersebut, bahwa penggunaan margin metode proporsional memiliki hubungan positif

terhadap risiko 45% dan hubungan positif terhadap kesehatan bank 23%. Hubungan

positif metode proporsional terhadap kesehatan bank menujukkan bahwa penelitian

ini sejalan dengan temuan yang diungkapkan oleh Gunawan (2010), Supriyanto

(2014), Amir et. al. (2015), dan Rosmiati et. al. (tt).

Sementara itu, sesuai dengan teori yang telah dibahas pada BAB II korelasi

antara tingkat risiko dan kesehatan bank memiliki nilai probabilitas 0,022 sehingga

membuktikan bahwa terdapat hubungan antara tingkat risiko dengan tingkat

kesehatan bank syariah. Besarnya hubungan antara risiko dan kesehatan bank adalah -

Page 157: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

141

35%, artinya memiliki korelasi yang berlawanan, dengan meningkatnya risiko maka

akan menurunkan tingkat kesehatan bank demikian sebaliknya.

Tabel 4.3

Pengaruh Margin Anuitas terhadap Tingkat Risiko dan Kesehatan Bank

Korelasi antar Variabel Estimasi Probabilitas Ket

Margin Anuitas Risiko 0,51 0,005 Signifikan

Risiko Kesehatan Bank -0,58 0,000 Signifikan

Margin Anuitas Kesehatan Bank -0,57 0,000 Signifikan

Sumber: Data Diolah

Sama halnya dengan margin yang menggunakan metode proporsional, margin

anuitas pun memiliki hubungan dengan tingkat risiko dan kesehatan bank syariah,

yang ditunjukkan dengan nilai probabilitas <0,05. Hubungan margin anuitas terhadap

tingkat risiko bank positif 51% dan hubungan negatif terhadap kesehatan bank 58%,

artinya penggunaan margin anuitas memiliki hubungan yang cukup kuat dalam

meningkatkan risiko dan menurunkan tingkat kesehatan bank syariah. Demikian pula

hubungan tingkat risiko dan kesehatan bank memiliki nilai yang signifikan dan

negatif sebesar 36%.

Mengenai dampak penerapan metode proporsional dan anuitas terhadap

indikator-indikator kesehatan bank dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

Page 158: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

142

Tabel 4.4

Dampak Total Penggunaan Metode Proporsional dan Anuitas terhadap

Kesehatan Bank

Metode

Risiko dan Kesehatan Bank

Anuitas Proporsional

BOPO 0,55 0,49

FDR -0,13 0,06

NPF 0,42 0,26

ROA -0,77 0,10

ROE -0,40 0,43

NIM -0,70 0,004

CAR 0,46 0,033

Sumber: Data Diolah

Dampak total dari penggunaan metode anuitas meningkatkan peluang risiko

operasionalyang lebih tinggi dibandingkan dengan metode proporsional, yaitu sebesar

55% dan juga meningkatnya risiko kredit sebesar 42%. Namun metode anuitas

berhasil menekan risiko likuiditas 13% yang diringi dengan peningkatan CAR

sebesar 46%. Dengan margin yang cepat terkumpul pada awal periode sangat

memungkinkan bank melakukan pencadangan terhadap modalnya sehingga dapat

menutupi risiko dan membayar kewajiban jangka pendeknya. Begitupula

Page 159: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

143

pengumpulan margin yang lebih awal dapat menjadikan bank semakin likuid dalam

memutar kembali modalnya.

Akan tetapi penerapan metode anuitas memiliki dampak buruk bagi

pertumbuhan kesehatan bank karena mengakibatkan penurunan terhadap nilai ROA -

77%, ROE -40% dan NIM -70%. Hal ini disebabkan oleh perolehan margin

murabahah yang semakin menurun dalam periode jangka panjang sehingga bank

akan mengalami penurunan return. Penurunan return baik dalam aset, ekuitas,

maupun margin bersih memberikan dampak kerugian bagi bank terutama dalam

jangka panjang dimana bank akan kesulitan melakukan efisiensi. Penurunan tingkat

profitabilitas bank dalam jangka panjang juga akan menyebabkan investor menjadi

enggan untuk menanamkan dananya. Penurunan ini terlihat jelas pada tiga tahun

terakhir (2012-2014) dari penurunan nilai ROA, ROE, dan NIM.

Sementara itu, sisi positif dari penerapan metode proporsional adalah

peningkatan ROE 43% dan ROA 10%. Walaupun metode ini tidak sebaik anuitas

dalam meningkatkan nilai likuiditas bank, namun metode ini dapat secara perlahan

menaikan nilai return baik dari segi ekuitas dan aset.

Dalam hal ini, peneliti juga melakukan wawacara pada dua praktisi perbankan

syariah yaitu bapak Rifki Ismal, PhD selaku pengelola pasar keuangan pada Bank

Indonesia dan bapak BennyWicaksono selaku mantan direktur Bank Mega Syariah

pada 11 April 2016 melalui e-mail. Dalam pernyataannya, Benny Wicaksono

mengatakan bahwa penggunaan metode anuitas memang didasari atas motif

Page 160: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

144

likuiditas. Dengan adanya metode ini, bank syariah akan lebih mampu membayar

bagi hasil yang jatuh temponya dalam jangka pendek. Hal ini mengingat bahwa

sumber dana bank syariah saat ini lebih banyak pada nasabah dengan jangka waktu

yang pendek sedangkan akad pembiayaan pada umumnya berjangka panjang

sehingga akan timbul risiko liquidity mismatch dan bank membutuhkan metode yang

dapat segera menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Senada dengan hal tersebut, Rifki Ismal juga memberikan argument bahwa

metode anuitas adalah metode yang menguntungkan karena:

“(a) penerimaan dalam jumlah besar di awal tentu lebih diinginkan dari pada di

akhir (mitigasi risiko kredit), (b) ketidakpastian ekonomi dan bisnis di jangka pendek

menjadi motif keinginan dana yang cepat kembali (mitigasi risiko ekonomi/pasar),

(c) dapat mengantisipasi penarikan simpanan nasabah dalam jangka pendek

(mitigasi risiko liquidity mismatch), dll. Namun demikian, walaupun anuitas

memberikan keuntungan dari sisi mitigasi risiko bagi bank (konven maupun syariah),

unsur keadilan, moral, kebersamaan, kerjasama, dll hilang dari metode anuitas.

Sehingga bank syariah yang menerapkan metode anuitas telah menghilangkan aspek

maslahah, keberkahan, keadilan dan tolong menolong kepada saudaranya (pihak

yang mendapatkan pembiayaan)”.

Disamping faktor tersebut, menurutnya terdapat pula faktor eksternal dari

variabel ekonomi yang menjadikan metode anuitas lebih dipilih dalam institusi

perbankan syariah yaitu:

“a) Persepsi nasabah bahwa simpanannya di bank syariah harus selalu

menghasilkan return (b) Risiko jangka pendek cukup tinggi (ketidakpastian ekonomi)

sehingga profit dan pengembalian dana jangka pendek lebih diinginkan, (c) Target

profit dari shareholder kepada bank syariah (d) Pengelolaan dana (portfolio

management) akan lebih cepat dan mudah kalau menggunakan anuitas, dan (e)

Page 161: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

145

Acuan bunga untuk anuitas bisa menggunakan acuan bunga konven yang sama-sama

menggunakan metode anuitas”.

Diungkapkan pula dalam simulasi matematik yang pernah dilakukannya,

bahwa metode anuitas menurunkan ekspansi bisnis bank syariah ketimbang metode

proporsional. Bagi kesehatan bank syariah dampak metode anuitas di satu sisi

mungkin baik (dalam hal mitigasi risiko) namun di sisi lain, hilangnya unsur

keadilan, kemashlahatan, dll dari metode anuitas akan membuat berkurangnya

kepercayaan publik kepada bank syariah yang dapat bermuara kepada penurunan

kualitas kesehatan bank (karena DPK yang menurun, nasabah yang semakin sensitif,

dll). Dalam penelitiannya diungkapkan pula bahwa sisi kebaikan metode anuitas

dengan perolehan keuntungan yang cepat, dapat lebih mencapai target market share

5% perbankan syariah.

Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik dan wawancara dengan praktisi

perbankan syariah, dapat dikatakan bahwa sisi positif dari penerapan metode anuitas

adalah dari segi mitigasi risiko likuiditas yang sesuai dengan hasil penelitian ini.

Penggunaan metode anuitas berdasarkan para praktisi akan dapan menjadikan bank

syariah bertahan, namun ancaman risiko reputasi akan terjadi dan mengakibatkan

penurunan nilai DPK dari bank syariah. Pembuktian mengenai dampak dari

penerapan kedua metode tersebut diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi bank

syariah dalam mengambil keputusan yang tepat untuk menerapkan metode yang

sesuai dan memberikan dampak positif bagi perkembangan bank syariah kemudian.

Page 162: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

146

B. Asumsi Maslahat terhadap Penerapan Metode Proporsional dan Anuitas

Berdasarkan pendapat para cendikiawan mengenai konsep masalah tersebut,

peneliti dalam pembahasan ini mencoba untuk melakukan pemetaan terhadap masing-

masing metode (proporsional dan anuitas) berdasarkan keriteria maslahat dan

mafsadat serta merinci terpenuhinya keriteria maslahat dari masing-masing metode.

Pemetaan mengenai maslahat dan mafsadat dari metode proporsional dan anuitas

dapat dilihat melalui tabel berikut:

Tabel 4.5

Pemetaan Keriteria Maslahat Metode Proporsional

No. Keriteria Maslahat Mafsadat

1. Memenuhi Kebutuhan

dharuriyah

- Memenuhi hifdzu diin, hifdu maal,

dan hifdzu nafs -

2. Moral Ekonomi Menyamakan antara kepentingan

bank dan nasabah -

3. Keadilan Porsi margin dan pembayaran hutang

nasabah yang seimbang -

4. Realisasi Kepentingan

Umum

Kepentingan nasabah dan bank sama -

5. Perintah dan Larangan

dalam Al-Qur’an

Perintah berlaku adil telah dipenuhi -

6. Kepastian perintah

dalam Al-Qur’an

(Qathiyah)

Perintah berlaku adil adalah pasti

hukumnya di dalam Al-Qur’an untuk

menciptakan kemaslahatan

-

7. Risiko yang terkait

dengan pertumbuhan

kesehatan bank

-Risiko kredit, dan risiko operasional

tetap ada namun nilainya lebih kecil

dibandingkan dengan metode anuitas

-Memiliki pengaruh positif terhadap

kesehatan bank syariah

- CAR dalam

metode

proporsional lebih

rendah dari metode

anuitas

8. Hikmah Berlaku adil dan menerapkan prinsip

pembayaran hutang yang baik sesuai

dengan hadits nabi

-

9. Akhir yang Baik - Bank dapat menerapkan prinsip

syariah secara sempurna

- Memberikan dampak yang baik

-

Page 163: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

147

No. Keriteria Maslahat Mafsadat

bagi bank dalam memenuhi tingkat

kesehatan bank

- Dampak baik bagi nasabah sebab

nasabah tidak diperlakukan secara

eksploitatif,

10. Tujuan Ilahiyah / Tujuan

Akhirat

- Menaati apa yang telah

diperintahkan dan dilarang oleh

agama; berlaku adil

- Selain bertujuan untuk memenuhi

keuntungan di dunia juga untuk

memenuhi keuntungan di akhirat

(falah)

-

Sumber: Keriteria Berdasarkan Pendapat Para Tokoh Muslim

Dengan menaati apa yang diperintahkan dalam Al-Qur’an, yaitu dengan

mengutamakan berbuat adil dan tidak mengikuti hawa nafsu, maka penerapan metode

proporsonal telah memenuhi keriteria hifdzu diin (menjaga ketentuan agama). Dengan

keseimbangan antara kepentingan bank dan nasabah, metode ini juga telah dapat

memenuhi Penerapan prinsip Islam dalam bermu’amalah yaitu menegakan keadilan

(‘adalah) dan universal (syumulah).

Penerapan metode proporsional juga telah memenuhi keriteria hifdzu nafs

(melindungi jiwa) dengan menjaga bank dari salah satu sifat serakah, karena sifat

yang mengikuti hawa nafsu termasuk adalah tidak disukai Allah SWT:

Artinya: …. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah

sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan

Page 164: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

148

kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.(Q.S. Al-Maaidah :

77).

Al-Qur’an telah menjelaskan, bagaimana sifat orang-orang terdahulu yang

yang mengedepankan hawa nafsu dalam mengumpulkan harta. Perlakuan terhadap

orang yang berhutang sangat kejam dan senantiasa memeras demi kekayaan yang

merea peroleh. Oleh karena itu, Islam datang kepada manusia adalah untuk menjadi

panduan dan penolong manusia sehingga mereka yang mengikutinya tidak akan

tersesat dan mendapatkan keselamatan di dunia dan akhirat kelak.

Dengan memberlakukan seseorang yang berhutang (dalam hal ini nasabah

pembiayaan murabahah) maka harta yang diperoleh bank adalah dengan cara yang

baik atau dengan berlaku adil. Dengan demikian bank telah memenuhi keriteria

hifdzu maal (menjaga harta).

Tabel 4.6

Pemetaan Keriteria Maslahat dan Mafsadat Metode Anuitas

No. Keriteria Maslahat Mafsadat

1. Memenuhi

Kebutuhan

dharuriyah

- - Belum dapat memenuhi hifdzu diin, hifdu maal,

dan hifdzu nafs

2. Moral Ekonomi - - Kepentingan bank lebih didahulukan dari

kepentingan nasabah

- Eksploitatif nasabah

3. Keadilan - Porsi margin dan pembayaran hutang nasabah tidak

seimbang

4. Realisasi

Kepentingan

Umum

- Lebih mendahulukan kepentingan bank dalam

mengumpulkan keuntungan

5. Perintah dan

Larangan dalam

- Bank tidak memenuhi perintah di dalam Al-Qur’an

mengenai menegakan keadilan

Page 165: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

149

No. Keriteria Maslahat Mafsadat

Al-Qur’an

6. Kepastian

Perintah dalam

Al-Qur’an

(Qathiyah)

- Ketidak adilan adalah pasti hukumnya di dalam Al-

Qur’an akan menimbulkan kemafsadatan

7. Risiko yang

Terkait dengan

Pertumbuhan

Kesehatan Bank

Nilai CAR yang lebih

tinggi dari metode

proporsional sehingga

dapat menekan risiko

likuiditas

-Risiko kredit, dan risiko operasional nilainya lebih

besar dibandingkan dengan metode proporsional

-Metode anuitas memiliki pengaruh negatif

terhadap kesehatan bank syariah kususnya

profitabilias

8. Hikmah - Hanya memenuhi hawa nafsu dalam

mengumpulkan harta

9. Akhir yang Baik - - Akhir dari metode ini adalah memberatkan

nasabah dalam menyelesaikan hutang

- Tingkat kesehatan bank yang menurun

10. Tujuan Ilahiyah

/ Tujuan Akhirat

- Prinsip syariah terabaikan, dan hanya memenuhi

hasrat duniawi.

Sumber: Keriteria Berdasarkan Pendapat Para Tokoh Muslim

Keinginan bank syariah untuk menyaingi bank konvensional adalah harapan

yang besar, namun bukan berarti meninggalkan prinsip-prinsip syariah yang telah

jelas diperintahkan dalam Al-Qur’an dan Sunah. Menegakan keadilan, kesejahteraan

dan memperjuangkan tujuan dunia maupun akhirat adalah sebuah perintah.

Perincian mengenai prinsip-prinsip kemaslahatan dari kedua metode telah

dipaparkan melalui tabel 4.5 dan 4.6, sebagaimana kaidah ushul fiqih dalam

menentukan hukum yang berbunyi:

كم هللا 172 ة ف ث م ح صل ح د ت الم ج ا و أ ين م

Artinya: “Di mana terdapat kemaslahatan, di sana terdapat hukum Allah”.

172 Mahmud Abdul Karim Hasan, Al-Maslahah Al-Mursalah (Beirut: Daar An-Nahdhah Al-

Islamiyya, 1995), h.7.

Page 166: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

150

ال ح 173 ص لب الم ن ج ا ولىم د ف اس د رأ الم

Artinya: “Menolak mafsadat lebih utama dari mendatangkan maslahat”.

Syariah merupakan hukum yang diperintahkan oleh Allah SWT kepada

umatnya. Ketika kita mendapatkan suatu perkara yang mengandung maslahat, maka

disanalah syariah Allah. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan hukum harus

melihat adanya kemaslahatan karena segala sesuatu yang mempunyai nilai maslahat

maka tentunya itu adalah perkara yang Allah SWT perintahkan untuk diikuti.

Qaidah kedua menjelaskan bahwa ketika terdapat pertemuan antara maslahat

dan mafsadat, maka hal yang lebih diutamakan adalah menolak mafsadat tersebut,

karena perhatian syariat terhadap larangan (Nahyi)174 lebih ditekankan dari pada

perintah (Amr)175. Oleh karena itu, menolak metode anuitas yang lebih mengandung

mafsadat adalah lebih utama untuk mendatangkan kemaslahatan bagi bank syariah.

Metode proporsional dan anuitas memang memiliki kekurangan. Akan tetapi,

ijtihad ulama tentang hal ini adalah lebih baik memilih salah satu yang memiliki

mahdarat paling ringan, sebagai mana qaidah yang berbunyi:

ا 176 م را با رت ك اب ا خف ه ر ه ما ض ي ا عظ م وع فس د ت ان ر ض م ا ذ ا ت ع ار

173 Muhammad Al-Zarqa, Syarah Al-Qowaid Al-Fiqhiyah (Damaskus: Daarul Qalam, 1938),

h.205. 174Nahyi adalah segala sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. 175Amr adalah segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur’an. 176 Ali Ahmad An-Nadwy, Mausu’ah Al-Qowaid wa Dhowabith Al-Fiqhiyah Jilid 2

(Dasmaskus : Daarul Alim Al-Ma’rifah, 1999), h.32.

Page 167: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

151

Artinya: “Jika terdapat pertentangan dua mafsadat, maka ditahan yang terbesar

bahayanya, dengan mengerjakan yang paling ringan mafsadatnya.

Segala sesuatu yang ditetapkan oleh Allah SWT mengandung nilai

kemaslahatan, oleh karena itu segala yang mengandung kerusakan adalah haram

untuk dilakukan sebagaimana dalam qaidah ushul fiqih yang berbunyi:177

يم ار التحر ل و ف ي الم ض ن اف ع الح اال صل ف ي الم

Artinya : “Pada dasarnya segala yang bermanfaat adalah halal dan segala yang

mendatangkan kemahdaratan (bahaya) adalah haram”.

ة ر ل ا ال ا ن ي ك ون ف يه الم ض اال صل ف ي اال شي اء الح

Artinya: “Pada dasarnya segala sesuatu adalah halal kecuali ada padanya

kemahdaratan (bahaya)”.

177Ali Ahmad An-Nadwy, Mausu’ah Al-Qowaid wa Dhowabith Al-Fiqhiyah Jilid 2

(Dasmaskus : Daarul Alim Al-Ma’rifah, 1999), h.60-62.

Page 168: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

152

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini, dapat diungkapkan

beberapa kesimpulan, sebagai berikut:

1. BMI yang merupakan sampel dalam penelitian ini, menerima dampak dari

diterapkannya metode proporsional dan anuitas. Sebagaimana data yang

telah diolah melalui analisis SEM, bahwa kedua metode memiliki

pengaruh terhadap risiko dan kesehatan bank yang berbeda. Kedua

metode masih memiliki peluang terhadap meningkatnya risiko operasional

dan kredit, namun metode anuitas memiliki nilai yang lebih tinggi

sehingga dianggap kurang efisien. Akan tetapi metode anuitas lebih dapat

menekan risiko likuiditas dengan perolehan cadangan modal yang lebih

tinggi dari metode proporsional. Metode anuitas juga memberikan dampak

yang buruk bagi menurunnya tingkat profitabilitas terlihat pada dampak

total ROA -77%, ROE -40%, dan NIM -70%. Temuan ini sejalan dengan

hasil yang diungkapkan oleh peneliti sebelumnya yaitu: Gunawan (2010),

Supriyanto (2014), Rosmiatiet. al. (2014), dan Amir et. al. (2015) yang

juga mengungkapkan dampak buruk metode anuitas terhadap tingkat

profitabilitas dan menimbulkan inefisiensi bagi bank syariah.

152

Page 169: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

153

2. Dari hasil analisis tersebut, dapat dikatakan bahwa salah satu motif

penerapan metode anuitas saat ini adalah motif likuiditas. Bank

menggunakan metode ini adalah untuk memenuhi kewajiban jangka

pendek, hal ini disebabkan sumber pendanaan bank syariah lebih banyak

berasar dari dana jangka pendek sehingga bank harus membayar bagi hasil

pada saat jatuh tempo. Namun disayangkan, penerapan metode anuitas ini

mengabaikan profitabilitas bank sehingga mengakibatkan profitabilitas

perbankan syariah menurun. Turunya tingkat profitabilitas dapat

menyebabkan hilangnya kepercayaan investor untuk menanamkan

dananya pada bank syariah.

3. Analisis SWOT membuktikan kedua metode memiliki kekuatan,

kelemahan, kesempatan dan ancaman yang berbeda. Namun ancaman

yang dimiliki metode anuitas lebih memberikan dampak yang lebih serius

yaitu berkurangnya tingkat profitabilitas sehingga para investor menjadi

semakin tidak percaya untuk menanamkan dananya. Selain itu juga

reputasi bank syariah yang akan luntur akibat mengadopsi prinsip

konvensional sehingga masyarakat menyamaratakan bank syariah dengan

bank konvensional.

4. Penerapan metode pengakuan pendapatan murabahah yang terdapat pada

bank syariah seutuhnya belum menerapkan prinsip syariah. Seperti metode

pengakuan pendapatan yang saat ini diterapkan oleh seluruh bank syariah

yaitu metode anuitas, yang mengacu pada konsep time value of money.

150

Page 170: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

154

Konsep ini menilai uang yang diperoleh saat ini memiliki nilai yang lebih

tinggi dari nilai uang di masa yang akan datang. Dengan menerapkan

metode anuitas, pihak yang lebih diuntungkan adalah bank, sebab bank

dapat lebih dahulu mengumpulkan keuntungannya dan mengabaikan

pelunasan pokok hutang nasabah. Penerapan Metode anuitas dengan

demikian menyalahi prinsip khususnya keadilan dan tentunya nilai

kemaslahatan menjadi hilang.

B. Saran

Beberapa rekomendasi yang mungkin dapat diambil dari hasil peelitian ini:

1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bank syariah

untuk kembali meninjau penggunaan metode anuitas yang nyatanya

memberikan dampak negatif bagi kesehatan bank syariah. Pihak bank dapat

kembali menerapkan metode proporsional untuk menciptakan kesehatan bank

syariah dalam jangka panjang.

2. Para penentu kebijakan sehingga dapat meninjau kembali penerapan metode

perhitungan margin murabahah yang tepat untuk menumbuhkan perbankan

syariah yang sehat baik secara finansial maupun esensinya. Tentunya juga

bagi para praktisi perbankan syariah, dengan penelitian ini agar dapat

meninjau kembali strategi yang tepat dalam meminimailisir risiko yang

muncul atas penerapan metode anuitas dan proporsional agar kesehatan dan

kesinambungan pertumbuhan perbankan syariah tetap dapat terjaga.

Page 171: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

155

3. Pihak bank dapat memberikan prefrensi kepada masyarakat yang akan

bertransaksi menggunakan akad murabahah, apakah menggunakan metode

proporsional atau anuitas. Selain itu, pihak bank agar dapat memberikan

penjelasan kepada nasabah yang akan melakukan transaksi murabahah

mengenai keunggulan dari kedua metode terutama dalam hal keadilan di sisi

nasabah dalam melunasi pokok hutangnya. Diharapkan pula penelitian ini

dapat mengedukasi masyarakat tentang keunggulan dan kelemahan serta nilai

maslahat dan mafsadat dari kedua metode.

4. Untuk peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat mengembangkan penelitian

yang berkaitan dengan peningkatan tingkat kesehatan bank syariah terutama

terkait dengan manajemen bank syariah yang masih mengadopsi konsep

konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Page 172: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

156

Adebayo, Rafiu Ibrahim. Adl as The Bedrock of Islamic Financial Service Delivery: Journal

of Islamic Economics, Banking and Finance Vol.6 No.2. Nigeria: Univ. of Ilorin. tt:

h.9-10.

Adnan, Muhammad Akhyar dan Nuroh Shobah Hanum. Pemahaman dan Ekspektasi Para

Bankir Bank Syariah dan Manajemen Lembaga Keuangan Syariah terhadap

Pendekatan Economic Value of Time untuk Produk Murabahah: Jurnal Ekonomi,

Manajemen, dan Akuntansi I Vol.23 No.2. Yogyakarta: Univ. Muhammadiyah

Yogyakarta. 2014: h.37.

Adnan, Muhammad Akhyar. An Investigation of Accounting Concepts and Practices in

Islamic Banks The Cases of Bank Islam Malaysia Berhad and Bank Muamalat

Indonesia: Thesis University of Wollongong. Sydney: Wollongong. 1996.

Ahmad, Ridzwan dan Azizi Che Seman, Pemakaian Maslahah terhadap Konsep Nilai Masa

Wang dalam Sistem Perbankan Islam di Malaysia: Jurnal Fiqih No. 6International

Seminar on Research in Islamic Studies. Kuala Lumpur: Univ. Malaya. 2009: h.90.

Ahmed, Zainuddin et. al. Fiscal Policy and Resourced in Islam: International Centre for

Research in Islamic Economic. Jeddah: King Abdul Aziz Univ. 1983: h.18-19.

Alex, Go. Analisis Penerapan Good Corporate Governance pada PT. Surya Bangun Jaya

Abadi: AGORA Vol.2 No.2. Univ. Petra. 2014: h.1.

Al-Masri, Rafic Yunus. Are All Forms of Interest Prohibited?:Journal J.KAU Islamic

Economic Vol.17 No.1. Jeddah: Research Center King Abdul Aziz University. 2004.

h.39.

Al-Zahabi. Money In Islam: Syiar A’lam Al-Nubala’ Vol. 4. Beirut. tt: 13-14.

Al-Zarqa, Muhammad. Syarah Al-Qowaid Al-Fiqhiyah. Damaskus: Daarul Qalam. 1938.

Amalia, Euis. Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Masa Klasik hingga Kontemporer.

Depok: Gramata Publishing. 2010.

Amira, Siti Nor dkk. Islamic Credit Risk Management in Murabahah Financing-The Studi of

Islamic Banking in Malaysia: Australian Journal of Basic and Applied Sciences 8(6).

AENSI. 2014: h. 318-323.

An-Nadwy, Ali Ahmad. Mausu’ah Al-Qowaid wa Dhowabith Al-Fiqhiyah Jilid 2.

Dasmaskus : Daarul Alim Al-Ma’rifah. 1999.

Antonio, M. Syafi’I. Bank Syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema Insani. 2001.

Page 173: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

157

Antonio, M. Syafii. Bank Syariah Bagi Bankir dan Praktisi Keuangan. Jakarta: Tazkia

Institute. 1991.

Arif, Muhammad. Riba Free Economy Model: International Journal of Humanities and

Social Science Vol.2 No.6. Pakistan: Univ. of Education Lahore. 2012: h.147.

Ariffin, A. F. , dan F. H. Tafri. The Impact of Financial Risks on Islamic Banks’

Profitability. Kuala Lumpur:ICBSAS. 2014: h. 97-102.

Asher, Anthony dan Andrew Gale. Strategic Risk Management Mapping the Commanding

Heights and Hazards: Paper of Institute of Actuaries of Australia’s Biennial

Convention. New Zaland: Institute of Actuaries of Australia. 2007: h.2.

Asian-Oceanian Standard-Setters Group: Research Paper Financial Reporting Issues

relating to Islamic Finance. Malaysia: AOSSG. 2010: h.34.

Auda, Jasser. Maqashid Al-Shariah as Philosophy of Islamic Law a System

Approach:Journal of Philosophy The International Institute of Islamic Thought.

London: The International Institute of Islamic Thought. 2007: h.2-3.

Azid, Toseef et. al. Theory of The Firm, Management and Stakeholders: An Islamic

Perspective: Journal of Islamic Economics Studies Vol.15 No.1. UK: Markfield

Institute. 2007: h.13.

Basel Committee on Banking Supervision, Principle for Enhancing Corporate Governance

(Bank for International Settlement, 2010).

Bashir, Mohamed Sharif et. al. 2015. Reputation Risk in Islamic Financial

Institutions: SSRG International Journal of Economic and Management

Studies Vol.2 Issue 3. SSRG Publishing.

Bastian, Novan, dan Aulia Fuad. Analisis Perlakuan Akuntansi Murabahah pada PT Bank

Rakyat Indonesia Syariah Cabang Kota Malang: Jurnal Universitas Barawijaya.

Barawijaya. tt. h. 6.

Berentsen, A. dan G. Rocheteau. On The Friedman Rule in Search Models with Divisible

Money: University of Zurich Working Paper No.155. Costarica: Institute for

Empirical Research in Economics University of Zurich. 2003: h.2.

Bordo, Michael D. et. al. Gold, Fiat Money, and Price Stability :Working Paper of Federal

Reserve Bank of St. Louis No. 014.D. Federal Reserve Bank of St. Louis. 2007: h.1-2.

Page 174: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

158

D. Hadad, Muliaman et. al. Probabilitas Kegagalan Korporasi dengan Menggunakan Model

Merton: Research Paper of Bank Indonesia 6/1. Jakarta: Biro Stabilitas Sistem

Keuangan BI. 2004: h.5.

Dalel, G. , dan Taamalli Bessem. “Mourabaha” Contract and Basis of Islamic Finance:IJCRB

vol. 4, no. 11. ijcrb. webs. com. 2013: h. 157-161.

Damodaran, Aswath. Corporate Finance: Theory and Practice 2nded. New York: John

Willey & Son. 2001: h.371.

Dang, Uyen. The CAMEL rating System in Banking Supervision, A Case Study. Finland:

Arcada University. 2011: h. 8-41.

Deppelhofer, Gernot dan N. Allington. Intertemporal Macroeconomics: Cambridge 4th

Essay in Applied Economics. Cambridge UP. 2009: h.12.

Dusuki, Asyraf Wajdi dan Abdulazeem Abozaid, A Critical Appraisal on The Challenges of

Realizing Maqashid Al-Shariah in Islamic Banking and Finance: IIUM Journal of

Economics and Management 15 No.2. Malaysia: The International Univ. Malaysia.

2007: h.151.

El Tiby. Amr Mohamed, Islamic Banking, How To Manage Risk and Improve Profitability.

USA: Willey Finance. 2011.

Elsinger, Helmut. Risk Assessment for Banking Systems :European Finance Association

Paper. European Finance Association. 2003: h.3.

F. Brigham, Eugene dan Michael C. Ehrhardt. Financial Management: theory and Practice

Tenth Edition. USA: Harcout College Publishers. 2002.

Fahim Khan, Muhammad. Time Value of Money and Discounting in Islamic Perspective:

Review of Islamic Economic Vol.1 No.2. Jeddah: IRTI. 1991: h.36-37.

Faisal. Metode Anuitas dan Proporsional Murabahah sebagai Bentuk Transparansi dan

Publikasi Laporan Keuangan Bank: Jurnal Mimbar Hukum vol. 26 No. 3. Aceh:

PNBP Fakultas Hukum Univ. Malikussaleh. 2014: h. 382-392.

Farrant, Andrew. Adam Smith on Money, Banking, and Macroeconomic: Libertarian

Heritage No.16. London: Libertarian Alliance. 1996: h.1.

Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI : Tentang Metode Pengakuan Keuntungan al-Tamwil

Bi al-Murabahah di Lembaga Keuangan Syari’ah (No: 84/DSN-MUI/XII/2012).

Page 175: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

159

Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Komisi fatwa se-Indonesia tentang bunga (nterest/faidah)

tahun 2003.

Ferrouhi, El Mehdi. Moroccan Banks Analysis Using CAMEL Model: International Journal

of Economics and Financial Issues, Vol. 4, No. 3. Rabat: Agdal University. 2014: h.

622-627.

Flamini, V. dkk. The Determinant of Commercial Bank Profitability in Sub-Saharan Africa:

IMF Working Paper 05/15. IMF. 2009: h. 1-29.

Frederick, Nsambu Kijjambu. Factors Affecting Performance of Commercial Banks in

Uganda -A Case for Domestic Commercial Banks: International Review of Business

Research Paper, Vol. 11 No. 1. Mbarara: Mbarara Univ. of Science and Technology.

2015: h. 95-113. Gaffikin, M. Accounting in The Global Environment: Working Papers Univ. Wollongong

07/03. Australia: School of Accounting and Finance Univ. Wollongong. 2007: h.15.

Ghazali, Shifa al-Ghalil, dalam Tawfique Al-Mubarak dan Noor Mohmmad Osmani,

Aplication of Maqashid Shari’ah and Maslahah in Islamic Banking Practices: Journal

of Islamic Banking. Qatar: Qatar Foundation. tt.: h.5.

Greuning, Hennie Van dan Zamir Iqbal. Risk Analiysis for Islamic Banks. Washington: The

Worl Bank. 2008.

Habibullah. Evaluasi Pembiayaan Murabahah Melalui Perbandingan antara Return dan

Risiko: Thesis PSTTI UI. Depok : Universitas Indonesia. 2005.

Hafeez, Malik M. An Analysis of Corporate Governance in Islamic and Western Perspective:

International Journal of Business, Economics and Law Vol.2 Issue 3. Bahawalpur:

The Islamia Univ. 2013: h.100.

Hanif, Muhammad. Comparative Performance Study of Conventional and Islamic Banking

in Pakistan: International Research Journal of Finance and Economics. Euro

Journal. 2012: h. 1-15.

Hanif, Muhammad. Differences and Similarities in Islamic and Conventional Banking:

International Journal of Business and Social Science Vol. 2 No. 2. Islamabad:

NUCES. 2011: h. 166-175.

Page 176: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

160

Hanweck, G. and Ryu, L. The sensitivity of bank net interest margins and profitability to

credit, interest rate, and term-structure shocks across bank product pecializations.

Working papers, School of Management. George Mason University. 2005: h. 1-36.

Haron, Mohamad Sabri et. al. 2015. Reputation Risk and Its Impact on The Islamic Banks-

Case of Murabaha: International Journal of Economic and Financial Issues.

Malaysia: Econjournal.

Hasan, Mahmud Abdul Karim. Al-Maslahah Al-Mursalah. Beirut: Daar An-Nahdhah Al-

Islamiyya. 1995.

Hasan, Zubair. Money Creation and Control from Islamic Perspective: MPRA Paper No.

28366. The Global University of Islamic Finance. 2011: h.11.

He, Liang T. et. al. Bank Profitability: The Impact of Foreign Currency Fluctuations: Journal

of Applied Business and Economics Vol.16 (2). 2014: h.98-99.

Herianingrum, Sri dan Tika Widiastuti. Theoritical Overview Murabahah Financing in

Islamic Banking: Journal of Sydney International Research Conference. Australia:

University of Western Sydney Campbeltown. 2015: h.272.

Hermawati. Analisis Kesehatan Bank dengan Metode CAMELS: Jurnal FISIP, Vol. 1 No. 2.

Riau: Univ. Riau. 2004: h. 1-14.

Hoffmann, P. S. Determinants of the Profitability of the US Banking Industry: IJBSS vol. 2

No. 22. Madrid: Saint Louis University. 2011: h. 255-269.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz. Fundamentals of Financial Management:

Twelfth Edition. Madrid: Financial Times Prentice Hall. 2005.

Hurayra, Mohammad Abu. Achievement of Maqasid-al-Shari’ah in Islamic Banking: An

Evaluation of Islamic Bank Bangladesh Limited: Global Journal of Computer

Science and Technonogy a Hardware and Computation Vol.15 Issue 1. USA: Global

Journal Inc. 2015: h.10.

Hutapea, Erwin G. dan Rahmatina A. Kasri. Bank Margin Determination: A Comparison

Between Islamic and Conventional Banks in Indonesia. www. emeraldinsight.

com/1753-8394. htm. 2010: h. 65-82.

Ibrahim, Maulana. Strategy to Develop Islamic Banking: The Indonesian Schene. Jeddah:

IRTI. 2009: h. 45-48.

Page 177: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

161

Ika, Siti Rochmah dan Norhayati Abdullah. A Comparative Study of Financial Performance

of Islamic Banks and Conventional Banks in Indonesia: International Journal of

Business and Social ScienceVol. 2 No. 15. USA: Centere for Promoting Ideas.

2011: h. 199-207.

Islahi, Abdul Azim. Economic Concept of ibn Taimiyah: Journal KAU Islamic Economic

Vol.10. United Kingdom: The Islamic Foundation Leicester. 2009: h.70.

Ismail, Abdul Ghafar dan Kamila Hanim Kamil. A Note on Debt Selling and Their Impact

on Islamic Bank Value: IJBF vol 7 iss. 1 Article. 9. http://epublications. bond. edu.

au/ijbf. 2010: h. 1-10.

J. Keown, Arthur et. al. Financial Management: Tenth Edition. New Jersey: Pearson

Education. 2005.

Kabir Hassan, Muhammad dan Mervyn K. Lewis. Handbook on Islam and Economic Life.

United Kingdom: Edward Elgar Publishing. 2014.

Kabir, Md. Anwarul dan Suman Dey. Performance Analysis Through CAMEL Rating: A

Comparative Study of Selected Private Comercial Banks in Bangladesh: Journal of

Politics & Governance, Vol. 1, No. 2/3. Bangladesh: Citagong. 2012: h. 16-25.

Karim, Adiwarman A. Ekonomi Makro Islami Ed. 2. Depok: Rajawali Pres. 2013.

Karim, Adiwarman. Manajemen Risiko Bank Syariah. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

2004.

Khan, Tariqullah dan Habib Ahmed, Risk Management : An Analysis of Issues in Islamic

Financial Industry. Jeddah : IRTI. 2001.

Khir, Mohamed Fairooz Abdul. The Concept of The Time Value of Money: A Shariah View

Point: International Shariah Research Academy for Islamic Finance No.38.

Malaysia: ISRA. 2012: h.2.

Khotmi, Herawati. Evaluasi Transaksi Murabahah Berdasarkan Fiqih Muamalah dan PSAK

102 (Akuntansi Murabahah): Tesis Univ. UGM . Yogyakarta: Pascasarjana Univ.

UGM. 2011.

Kosmidou, Kyriaki. Measurement of Bank Performance in Greece: South-Eastern Europe

Journal of Economics. ASECU. 2008: h.80.

Kumbirai, Mabwe. A Financial Ratio Analysis of Comercial Bank Performance in South

Africa: African Review of Economics and Finance Vol.2 No.1. Rhodes University.

2010: h.39-40.

Page 178: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

162

Kuncoro, Mudrajat dan Suhardjono, Manajemen Perbankan Teori dan Aplikasi. BPFE :

Yogyakarta. 2002.

Laldin, Mohamad Akram. Understanding The Concept of Maslahah and Its Parameters when

Used in Financial Transaction: Journal of Islamic Business and Management Vol.3

No.2. Malaysia: ISRA. 2013: h.152.

Lasta, Heidy Arrvida et. al. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan

Pendekatan RGEC pada PT. Bank BRI Periode 2011-2013: Jurnal Administrasi

Bisnis Vol.13 No.2. Malang: Univ. Barawijaya. 2014: h.2.

Lathif, Ahmad Azharuddin. Konsep dan Aplikasi Akad Murabahah pada Perbankan Syariah

di Indonesia: Jurnal Ahkam Vol.12 No.2. Masyarakat Ekonomi Syariah. 2012: h.70.

Lee, Chyn-Hwa, dan Chee-Wooi Hooy. Determinants of systematicfinancial risk exposures

of airlines in North America, Europe and Asia: Journal of Air Transport

Management. Penang: USM. 2012: h. 31-35.

Luttrell, David. Understanding The Risks Inherent in Shadow Banking: Journal of Dallas

Fed No.18. Federal Reserve Bank of Dallas. 2012: h.21.

M., Galuh Nashrullah K. dan Hasni Noor, Konsep Maqashid Al-Syariah dalam Menentukan

Hukum Islam: Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah Al-

IqtishadiyahVol1 Issue1. Banjarmasin: Univ. Islam Kalimantan MAB. 2014: h.52.

Marston, David dan V. Sundararajan. Unique Risk of Islamic Banks: Implication for

Systemic Stability. Jeddah: IRTI. 2006: .h. 94.

Masnidar. Cost-Plus Financing dalam Pembiayaan Murabahah Bank Syariah di Jambi:

innovation vol. vii no. 2. IAIN Jambi: Jambi. 2009: h. 349-374.

Mason, S. P. The Allocation of Risk. Working Paper 95 – 060. Harvard Business School.

1995: h. 1-5.

Minarrohmah, Khisti et. al. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan

Pendekatan RGEC pada Bank BCA Periode 2010-2012: Jurnal Administrasi Bisnis

Vol.17 No.1. Malang: Universitas Barawijaya. 2004: h.1.

Mukhlis, Imam. Kinerja Keuangan Bank dan Stabilitas Makroekonomi terhadap Profiabilitas

Bank Syariah di Indonesia: Jurnal Keuangan dan Perbankan Vol.16 No.2. Malang:

Univ. Negeri Malang. 2012: h.275.

Page 179: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

163

Murti, Julistia T. dan Teddy Oswari. Analysis Differencies Health Level Banking Method

Years 2006-2008 Using The CAMELS Method: Journal of ICBMR 4th. Bali: Univ.

Indonesia. 2009: h. 1-5.

Nimalathasan, B. A Comparative Study of Financial Performance of Banking Sector in

Bangladesh – An Application of CAMELS Rating System. Bucharest: Univ. of

Bucharest. 2008: h. 141-152. Nor, Amir Husain Mohd et.al. Aplicatiom pf The Principle of Maqashid Shariah in

Administration of The Islamic Countries: Advances in Natural and Applied Sciences

6(6). Malaysia: Univ. Kebangsaan Malaysia. 2012: h.850.

Nurrachmi, Rininta et. al. Time Value of Money in Islamic Perspective and The Practice in

Islamic Banking Implications: MPRA Paper No.46818. Malaysia: IIUM. 2013: h.7-

8.

OJK. Statistik Perbankan Syari’ah 2014.

Ong, Li Lian et. al. HEAT! A Bank Health Assessment Tool :IMF Working Paper

WP/13/177. International Monetary Fund. 2013: h.7-8.

P. Purba, Marisi. International Financial Reporting Standards Konvergensi dan Kendala

Aplikasinya di Indonesia. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010.

Peirson, Graham. Business Finance: Eighth Edition. Australia: McGraw-Hill. 2002.

Peraturan Bank Indonesia No. 13/23/PBI/2011 Tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi

Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Permana, Bayu Aji. Analisis Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Metode Camels dan

Metode Rgec: Jurnal Akuntansi Unesa Vol.1 No.1. Surabaya: Univ. Negeri Surabaya.

2012: h.14.

Prabowo, Bagya Agung. Konsep Akad Murabahah pada Perbankan Syariah. Analisa Kritis

terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah di Indonesia dan Malaysia: Jurnal

Hukum No.1 Vol.16. Yogyakarta: FH-UII. 2009: h.112.

Purwaningsih, Indria. Upaya Peningkatan Pencapaian Service Level Management

Penyusunan Opini Risiko Pembiayaan di Bank Mandiri: Tesis Univ. Gajah Mada.

Yogyakarta: Pascasarjana Univ. Gajah Mada. 2011.

Page 180: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

164

Putri, Cahaya Eka. Tata Kelola, Kinerja Rentabilitas, dan Risiko Pembiayaan: Journal of

Business and Banking Vol.4 No.1. Surabaya: STIE Perbanas. 2014: h.93.

Rahmawati, Naili. Konsep Time Value of Money perspektif Islam: Jurnal Ekonomi Islam

Iqtishoduna. Mataram: IAIN Mataram. tt: h.42.

Razak, Dzuljastri Abdul dan Fauziah Md. Taib. Diminishing Partnership Home Financing

Concept as An Alternatif To Bai Bithaman Ajil (BBA): Empirical Evidences from

The Perseption of Shariah Scholars and Bankers,The 3rd ISDEV International Islamic

Development Management Converence. Kuala Lumpur: University Sains Malaysia.

2009: h. 1-15.

Robertson, P. R. Commercial Bank Risk Management and Financial Performance: Case

Study. IRJAF. 2014: h. 1-11.

Rosmiati dkk. Comparative Analysis Annuity Method and The Mothod of Proportion in

Performance Assessment in Financing Transaction on Murabahah: Jurnal Universitas

Siliwangi No. 157. Tasikmalaya: Univ. Siliwangi. tt: h. 1-15.

Rozani, Nabilah. Camels and Performance Evaluation of Banks in Malaysia: Conventional

Versus Islamic: Journal of Islamic Finance and Business Research Vol.2 No.1.

Slangor: Univ. Teknologi MARA Shah Alam. 2013: h.40.

Scholten, B. and Wensveen, D. The theory of financial intermediation: An essay on what it

does (not) explain. The European Money and Finance Forum. SUERF Vienna.

2003: h. 1-59.

Setiani, Ari. Performa BPR: PSTTI UI. Depok: Universitas Indonesia. 2008.

Shahruddin, Amir. Maslahah Mafsadah Approach in Assessing the Shariah Compliance of

Islamic Banking Product: International Journal of Business and Social Science Vol.1

No.1. USA: Centre for Promoting Ideas. 2010: h.132.

Shalah, Muhammad. Problematika Investasi Pada Bank Islam : Solusi Ekonomi Islam.

Jakarta: Migunani. 2008.

Shofawati, Atina. Murabahah Financing in Islamic Banking : Case Study in Indonesia. Kuala

Lumpur: Asia-Pacific Business Research Conference. 2014.

Siddiqui, Anjum. Financial Contracts, Risk and Performance in Islamic Banking:

Managerial Finance Journal Vol.34 No.10. Emerald Group Publishing Limited.

2008: h.684.

Page 181: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

165

Siddiqui, Shamim A. The Controversy over Time Value of Money Among Conteporary

Muslim Economists: Journal of Management and Social Sciences Vol.2 No.2.

Karachi: Institute Business and Technology Univ. of Brunei Darussalam. 2006:

h.147.

Siregar, Mulya. Agenda Pengembangan Perbankan Syariah untuk Mendukung Sistem

Ekonomi yang Sehat di Indonesia: Evaluasi, Prospek Dan Arah Kebijakan: Iqtisad

Journal Of Islamic Economics Vol. 3, No. 1. Jakarta: tp. 2002: h.49.

Soumadi, Mustafa M. Growth Strategy and Bank Profitability: Case of Housing Bank For

Trade and Finance: European Scientific Journal Oct. Ed. No. 22. Jordan: Al-Balqa

Applied University. tt: h. 210-234.

Sriram, Subramanian S. Survey of Literature on Demand for Money-Theoretical and

Empirical Work with Special Reference to Error Correction Model: IMF Working

Paper No.99/46. IMF. 1999: h.8.

Sufian, F. dan R. Razali Chong. Determinants of Bank Profitability in A Developing

Economi: Empirical Evidence from The Philippines:Asian Academy of Management

Journal of Accounting and Finance Vol. 4, No. 2. AAMJAF. 2008: h. 91-109.

Supriyanto, Trisiladi. Konsep Rate of Profit Perspektif Ekonomi Islam (Aplikasi di Bank

Syariah). Jakarta: Sekolah Pascasarjana UIN. 2014.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor : 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004: Tentang Sistem

Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Syafrida, Ida dan Ahmad Abror. Faktor-faktor Internal dan Eksternal yang Mempengaruhi

Pertumbuhan Aset Perbankan Syariah di Indonesia:Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.

10 No. 1. Jakarta: PNJ. 2011: h. 25-33.

Syahputra, Elvan et. al. Maslahah as an Islamic Source and Its Aplication in Financial

Transactions: Journal of Research in Humanities and Social Science Vol.2 Issue 5.

Malaysia: Univ. Sains Islam Malaysia. 2014: h.66.

Tampubolon, R. Risk Management Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial. Jakarta:

PT. Elex Media Komputindo. 2004.

Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun1998 (Perubahan UU. No. 7 1992) :

Tentang Perbankan.

Page 182: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

166

Valahzaghard, Mohamad Khodei dan Sahar Jabbari. A Study on Relationship Between

CAMELS Indexes and Risk Taking: A Case Study of Iranian Banking Industry.

Tehran: Islamic Azad Univ. 2013: h. 1175-1180.

Von, Bawrek B. Capital and Interest Vol.3. South Holland: Libertarian Press. 1959.

Vughan, Emmett J. Risk Management. USA: John Willey & Sons, Inc. 1997.

Wahyudi, Imam, dkk. Manajemen Risiko Bank Islam. Jakarta: Salemba Empat. 2013.

Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Pres. 2005.

Wray, L. Randall. Keynes’s Approach to Money-an Assessment after 70 Years: Working

Paper The Levy Economics Institute No. 438. New York: The Levy Economics

Institute. 2006: h.1.

Yahya, Rizal, dkk. Akuntansi Perbankan Syari’ah: Teori dan Praktik Kontemporer. Jakarta:

Salemba Empat. 2009.

Zainol, Zairi dan Salina Kasim. An Analysis of Islamic Banks Exposure to Rate of Return

Risk: Journal of Economic Cooperation and Development, 31, 1. Kuala Lumpur:

IIUM. 2010: h. 59-84.

Zandi, Gholamerza dan Noraini Mohd. Ariffin. Some Issue on Murabahah Practices in Iran

and Malaysian Islamic Banks. Kuala Lumpur: IIUM. tt: h. 1-18.

Zuhaily, Wahbah.Maqashid Syari’ah dalam Bidang Ekonomi dan Keuangan Islam. Jakarta:

Forum Riset Ekonomi Syari’ah II. 2013: hlm.4.

Page 183: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

167

Page 184: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

168

HASIL OUTPUT AMOS

PADA MODEL STRUKTURAL MARGIN PROPORSIONAL

Number of variables in your model: 20

Number of observed variables: 8

Number of unobserved variables: 12

Number of exogenous variables: 10

Number of endogenous variables: 10

Weights Covariances Variances Means Intercepts Total

Fixed 12 0 0 0 0 12

Labeled 0 0 0 0 0 0

Unlabeled 8 1 10 0 8 27

Total 20 1 10 0 8 39

Number of distinct sample moments: 44

Number of distinct parameters to be estimated: 27

Degrees of freedom (44 - 27): 17

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Page 185: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

169

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Risiko <--- LN.M.PROP 1.023 .511 2.001 .045 par_7

Kesehatan_Bank <--- Risiko -.154 .067 -2.294 .022 par_5

Kesehatan_Bank <--- LN.M.PROP .229 .107 2.135 .033 par_8

NPF.PROP <--- Risiko 1.000

FDR.PROP <--- Risiko .578 .873 .662 .508 par_1

BOPO.PROP <--- Risiko 2.391 .823 2.903 .004 par_2

ROA.PROP <--- Kesehatan_Bank 1.000

NIM.PROP <--- Kesehatan_Bank .058 .125 .460 .645 par_3

CAR.PROP <--- Kesehatan_Bank .464 .387 1.198 .231 par_4

ROE.PROP <--- Kesehatan_Bank 6.033 2.101 2.871 .004 par_6

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Risiko <--- LN.M.PROP .457

Kesehatan_Bank <--- Risiko -.357

Kesehatan_Bank <--- LN.M.PROP .237

NPF.PROP <--- Risiko .579

FDR.PROP <--- Risiko .128

BOPO.PROP <--- Risiko 1.070

ROA.PROP <--- Kesehatan_Bank 1.308

NIM.PROP <--- Kesehatan_Bank .034

Page 186: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

170

Estimate

CAR.PROP <--- Kesehatan_Bank .145

ROE.PROP <--- Kesehatan_Bank .720

Intercepts: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

LN.M.PROP

17.110 .191 89.371 *** par_17

NPF.PROP

-12.301 8.774 -1.402 .161 par_10

FDR.PROP

82.158 15.934 5.156 *** par_11

BOPO.PROP

43.266 14.201 3.047 .002 par_12

ROA.PROP

1.008 1.561 .646 .519 par_13

ROE.PROP

11.405 10.398 1.097 .273 par_14

NIM.PROP

7.286 .359 20.288 *** par_15

CAR.PROP

12.515 1.100 11.381 *** par_16

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

e2 <--> e8 -1.523 2.169 -.702 .483 par_9

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

e2 <--> e8 -.149

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Page 187: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

171

Estimate S.E. C.R. P Label

e8

1.008 .272 3.708 *** par_18

e9

3.999 2.419 1.653 .098 par_19

e10

.844 .341 2.477 .013 par_20

e1

10.022 2.892 3.466 *** par_21

e2

103.706 28.118 3.688 *** par_22

e3

-3.668 6.036 -.608 .543 par_23

e4

-.393 .301 -1.302 .193 par_24

e6

2.633 .709 3.712 *** par_25

e7

9.425 2.504 3.764 *** par_26

e5

31.947 13.338 2.395 .017 par_27

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

LN.M.PROP

.000

Risiko

.209

Kesehatan_Bank

.106

ROE.PROP

.518

CAR.PROP

.021

NIM.PROP

.001

ROA.PROP

1.712

BOPO.PROP

1.145

FDR.PROP

-.001

NPF.PROP

.335

Page 188: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

172

Matrices (Group number 1 - Default model)

Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)

LN.M.

PROP

ROE.

PROP

CAR.

PROP

NIM.

PROP

ROA.

PROP

BOPO.

PROP

FDR.

PROP

NPF.

PROP

Risiko -.552 -.172 -.045 -.020 2.326 .646 -.006 -.099

Kesehata

n_Bank -1.876 -1.110 -.289 -.129

14.97

2 .595 -.005 -.091

Total Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko 1.023 .000 .000

Kesehatan_Bank .071 -.154 .000

ROE.PROP .430 -.931 6.033

CAR.PROP .033 -.072 .464

NIM.PROP .004 -.009 .058

ROA.PROP .071 -.154 1.000

BOPO.PROP 2.446 2.391 .000

FDR.PROP .591 .578 .000

NPF.PROP 1.023 1.000 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .457 .000 .000

Page 189: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

173

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Kesehatan_Bank .074 -.357 .000

ROE.PROP .053 -.257 .720

CAR.PROP .011 -.052 .145

NIM.PROP .003 -.012 .034

ROA.PROP .096 -.467 1.308

BOPO.PROP .489 1.070 .000

FDR.PROP .058 .128 .000

NPF.PROP .264 .579 .000

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko 1.023 .000 .000

Kesehatan_Bank .229 -.154 .000

ROE.PROP .000 .000 6.033

CAR.PROP .000 .000 .464

NIM.PROP .000 .000 .058

ROA.PROP .000 .000 1.000

BOPO.PROP .000 2.391 .000

FDR.PROP .000 .578 .000

NPF.PROP .000 1.000 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Page 190: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

174

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .457 .000 .000

Kesehatan_Bank .237 -.357 .000

ROE.PROP .000 .000 .720

CAR.PROP .000 .000 .145

NIM.PROP .000 .000 .034

ROA.PROP .000 .000 1.308

BOPO.PROP .000 1.070 .000

FDR.PROP .000 .128 .000

NPF.PROP .000 .579 .000

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .000 .000 .000

Kesehatan_Bank -.158 .000 .000

ROE.PROP .430 -.931 .000

CAR.PROP .033 -.072 .000

NIM.PROP .004 -.009 .000

ROA.PROP .071 -.154 .000

BOPO.PROP 2.446 .000 .000

FDR.PROP .591 .000 .000

Page 191: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

175

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

NPF.PROP 1.023 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.PROP Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .000 .000 .000

Kesehatan_Bank -.163 .000 .000

ROE.PROP .053 -.257 .000

CAR.PROP .011 -.052 .000

NIM.PROP .003 -.012 .000

ROA.PROP .096 -.467 .000

BOPO.PROP .489 .000 .000

FDR.PROP .058 .000 .000

NPF.PROP .264 .000 .000

e3 e4

-3.668 -.393

Model NCP LO 90 HI 90

Default model 25.620 10.120 48.796

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 112.292 78.455 153.690

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model .775 .466 .184 .887

Page 192: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

176

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Saturated model .000 .000 .000 .000

Independence model 2.696 2.042 1.426 2.794

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .166 .104 .228 .003

Independence model .238 .199 .279 .000

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 96.620 107.185

Saturated model 88.000 105.217

Independence model 164.292 167.422

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model 1.757 1.475 2.178 1.949

Saturated model 1.600 1.600 1.600 1.913

Independence model 2.987 2.372 3.740 3.044

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model 36 44

Independence model 19 22

Minimization: .112

Miscellaneous: 1.335

Bootstrap: .000

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 27 42.620 17 .001 2.507

Saturated model 44 .000 0

Independence model 8 148.292 36 .000 4.119

Page 193: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

177

Total: 1.447

HASIL OUTPUT AMOS

PADA MODEL STRUKTURAL MARGIN ANUITAS

Number of variables in your model: 20

Number of observed variables: 8

Number of unobserved variables: 12

Number of exogenous variables: 10

Number of endogenous variables: 10

Weights Covariances Variances Means Intercepts Total

Fixed 12 0 0 0 0 12

Labeled 0 0 0 0 0 0

Unlabeled 8 1 10 0 8 27

Total 20 1 10 0 8 39

Number of distinct sample moments: 44

Number of distinct parameters to be estimated: 27

Degrees of freedom (44 - 27): 17

Estimates (Group number 1 - Default model)

Scalar Estimates (Group number 1 - Default model)

Page 194: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

178

Maximum Likelihood Estimates

Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Risiko <--- LN.M.ANU .401 .143 2.807 .005 par_5

Kesehatan_Bank <--- Risiko -.249 .063 -3.918 *** par_6

Kesehatan_Bank <--- LN.M.ANU -.189 .035 -5.466 *** par_7

NPF.ANU <--- Risiko 1.000

FDR.ANU <--- Risiko -1.040 .729 -1.426 .154 par_1

BOPO.ANU <--- Risiko 4.455 .942 4.730 *** par_2

ROA.ANU <--- Kesehatan_Bank 1.000

NIM.ANU <--- Kesehatan_Bank 1.825 .315 5.785 *** par_3

CAR.ANU <--- Kesehatan_Bank -1.655 .495 -3.344 *** par_4

ROE.ANU <--- Kesehatan_Bank 8.167 3.224 2.533 .011 par_8

Standardized Regression Weights: (Group number 1 - Default model)

Estimate

Risiko <--- LN.M.ANU .516

Kesehatan_Bank <--- Risiko -.585

Kesehatan_Bank <--- LN.M.ANU -.572

NPF.ANU <--- Risiko .805

FDR.ANU <--- Risiko -.252

BOPO.ANU <--- Risiko 1.076

ROA.ANU <--- Kesehatan_Bank .891

NIM.ANU <--- Kesehatan_Bank .801

Page 195: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

179

Estimate

CAR.ANU <--- Kesehatan_Bank -.530

ROE.ANU <--- Kesehatan_Bank .453

Intercepts: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

LN.M.ANU

16.198 .357 45.401 *** par_17

NPF.ANU

-2.180 2.347 -.929 .353 par_10

FDR.ANU

104.274 5.542 18.815 *** par_11

BOPO.ANU

57.464 8.314 6.912 *** par_12

ROA.ANU

6.229 .707 8.805 *** par_13

ROE.ANU

63.743 14.989 4.253 *** par_14

NIM.ANU

14.025 1.698 8.259 *** par_15

CAR.ANU

4.961 2.433 2.039 .041 par_16

Covariances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

e1 <--> e8 -1.870 .719 -2.602 .009 par_9

Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

e1 <--> e8 -.615

Variances: (Group number 1 - Default model)

Estimate S.E. C.R. P Label

Page 196: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

180

Estimate S.E. C.R. P Label

e8

3.500 .944 3.708 *** par_18

e9

1.549 .737 2.101 .036 par_19

e10

-.006 .023 -.247 .805 par_20

e1

2.645 .719 3.677 *** par_21

e2

33.806 9.105 3.713 *** par_22

e3

-5.701 3.347 -1.703 .089 par_23

e4

.099 .033 3.025 .002 par_24

e5

98.476 27.212 3.619 *** par_25

e6

.712 .199 3.576 *** par_26

e7

2.670 .688 3.880 *** par_27

Squared Multiple Correlations: (Group number 1 - Default model)

Estimate

LN.M.ANU

.000

Risiko

.266

Kesehatan_Bank

1.015

CAR.ANU

.281

NIM.ANU

.641

ROE.ANU

.205

ROA.ANU

.794

BOPO.ANU

1.157

FDR.ANU

.063

NPF.ANU

.188

Page 197: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

181

Matrices (Group number 1 - Default model)

Factor Score Weights (Group number 1 - Default model)

LN.M.

ANU

CAR.

ANU

NIM.

ANU

ROE.

ANU

ROA.

ANU

BOPO.

ANU

FDR.

ANU

NPF.

ANU

Risiko .254 -.159 .657 .021 2.590 .729 .029 -.567

Kesehata

n_Bank -.278 .048 -.197 -.006 -.776 -.200 -.008 .156

Total Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .401 .000 .000

Kesehatan_Bank -.289 -.249 .000

CAR.ANU .478 .411 -1.655

NIM.ANU -.527 -.454 1.825

ROE.ANU -2.357 -2.030 8.167

ROA.ANU -.289 -.249 1.000

BOPO.ANU 1.787 4.455 .000

FDR.ANU -.417 -1.040 .000

Page 198: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

182

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

NPF.ANU .401 1.000 .000

Standardized Total Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .516 .000 .000

Kesehatan_Bank -.874 -.585 .000

CAR.ANU .464 .310 -.530

NIM.ANU -.700 -.468 .801

ROE.ANU -.396 -.265 .453

ROA.ANU -.779 -.521 .891

BOPO.ANU .555 1.076 .000

FDR.ANU -.130 -.252 .000

NPF.ANU .416 .805 .000

Direct Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .401 .000 .000

Kesehatan_Bank -.189 -.249 .000

CAR.ANU .000 .000 -1.655

NIM.ANU .000 .000 1.825

ROE.ANU .000 .000 8.167

ROA.ANU .000 .000 1.000

BOPO.ANU .000 4.455 .000

Page 199: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

183

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

FDR.ANU .000 -1.040 .000

NPF.ANU .000 1.000 .000

Standardized Direct Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .516 .000 .000

Kesehatan_Bank -.572 -.585 .000

CAR.ANU .000 .000 -.530

NIM.ANU .000 .000 .801

ROE.ANU .000 .000 .453

ROA.ANU .000 .000 .891

BOPO.ANU .000 1.076 .000

FDR.ANU .000 -.252 .000

NPF.ANU .000 .805 .000

Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .000 .000 .000

Kesehatan_Bank -.100 .000 .000

CAR.ANU .478 .411 .000

NIM.ANU -.527 -.454 .000

ROE.ANU -2.357 -2.030 .000

ROA.ANU -.289 -.249 .000

Page 200: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

184

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

BOPO.ANU 1.787 .000 .000

FDR.ANU -.417 .000 .000

NPF.ANU .401 .000 .000

Standardized Indirect Effects (Group number 1 - Default model)

LN.M.ANU Risiko Kesehatan_Bank

Risiko .000 .000 .000

Kesehatan_Bank -.302 .000 .000

CAR.ANU .464 .310 .000

NIM.ANU -.700 -.468 .000

ROE.ANU -.396 -.265 .000

ROA.ANU -.779 -.521 .000

BOPO.ANU .555 .000 .000

FDR.ANU -.130 .000 .000

NPF.ANU .416 .000 .000

e10 e3

-.006 -5.701

Model NPAR CMIN DF P CMIN/DF

Default model 27 74.930 17 .000 4.408

Saturated model 44 .000 0

Independence model 8 222.165 36 .000 6.171

Page 201: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

185

Model NFI

Delta1

RFI

rho1

IFI

Delta2

TLI

rho2 CFI

Default model .663 .286 .718 .341 .689

Saturated model 1.000

1.000

1.000

Independence model .000 .000 .000 .000 .000

Model PRATIO PNFI PCFI

Default model .472 .313 .325

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 1.000 .000 .000

Model NCP LO 90 HI 90

Default model 57.930 34.797 88.610

Saturated model .000 .000 .000

Independence model 186.165 142.855 236.979

Model FMIN F0 LO 90 HI 90

Default model 1.362 1.053 .633 1.611

Saturated model .000 .000 .000 .000

Independence model 4.039 3.385 2.597 4.309

Model RMSEA LO 90 HI 90 PCLOSE

Default model .249 .193 .308 .000

Independence model .307 .269 .346 .000

Model AIC BCC BIC CAIC

Page 202: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

186

Model AIC BCC BIC CAIC

Default model 128.930 139.495

Saturated model 88.000 105.217

Independence model 238.165 241.296

Model ECVI LO 90 HI 90 MECVI

Default model 2.344 1.924 2.902 2.536

Saturated model 1.600 1.600 1.600 1.913

Independence model 4.330 3.543 5.254 4.387

Model HOELTER

.05

HOELTER

.01

Default model 21 25

Independence model 13 15

Minimization: .092

Miscellaneous: .634

Bootstrap: .000

Total: .726

Page 203: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

187

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fithrah Kamaliyah, lahir di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1990.

Anak kedua dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan Drs. H.

Luqman Salim dan Badriyah S.Pdi.

Pedidikan formal yang ditempuh adalah tamat dari SD

Negeri 05 Pondok Pinang Jakarta Selatan, dan lulus pada tahun 2002, kemudian pada

tahun 2005 berhasil tamat dari MTS Al-Hamidiyah Depok, dan lulus dari MA Al-

Kenaniyah Jakarta pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan studinya kejenjang S1 di

Universitas Negeri Jakarta dengan mengambil konsentrasi Pendidikan Akuntasi dan

lulus pada tahun 2012. Selamjutnya kembali menempuh penidikan S2 di Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada konsentrasi Ekonomi syariah dan lulus

pada tahun 2016.

Page 204: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

188

Peneliti mempunyai pengalaman sebagai staf pengajar di Yayasan Pendidikan

Islam Al-Kenaniyah pada tahun 2008 sampai sekarang. Memiliki pengalaman dalam

menulis buku di Yayasan Tsauratul Islam pada tahun 2008-2009 dengan judul

“Metode Dakwah Rasulullah SAW”. Selain itu, penelitian ini juga diterbitkan dan

diseminarkan dalam Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis VI pada 12

Mei 2016.

Page 205: PERBANDINGAN PENGARUH PENERAPAN METODE …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/42548/1/FITHRAH... · kompetitor dalam memperoleh nasabah. Masyarakat Indonesia yang lebih

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Fithrah Kamaliyah, lahir di Jakarta pada tanggal 3 Juni 1990. Anak kedua

dari tiga bersaudara ini lahir dari pasangan Drs. H. Luqman Salim dan

Badriyah S.Pdi.

Pedidikan formal yang ditempuh adalah tamat dari SD Negeri 05

Pondok Pinang Jakarta Selatan, dan lulus pada tahun 2002, kemudian pada tahun 2005

berhasil tamat dari MTS Al-Hamidiyah Depok, dan lulus dari MA Al-Kenaniyah Jakarta

pada tahun 2008. Kemudian melanjutkan studinya kejenjang S1 di Universitas Negeri

Jakarta dengan mengambil konsentrasi Pendidikan Akuntasi dan lulus pada tahun 2012.

Selamjutnya kembali menempuh penidikan S2 di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta pada konsentrasi Ekonomi syariah dan lulus pada tahun 2016.

Peneliti mempunyai pengalaman sebagai staf pengajar di Yayasan Pendidikan

Islam Al-Kenaniyah pada tahun 2008 sampai sekarang. Memiliki pengalaman dalam

menulis buku di Yayasan Tsauratul Islam pada tahun 2008-2009 dengan judul “Metode

Dakwah Rasulullah SAW”. Selain itu, penelitian ini juga diterbitkan dan diseminarkan

dalam Seminar Nasional Kewirausahaan dan Inovasi Bisnis VI pada 12 Mei 2016.