Upload
ledang
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pertumbuhan Bibit Sagu padaBerbagai Kombinasi Pupuk NPK(merah, kuning, hijau, biru) denganZat Pengatur Tumbuh IBA danTriacontanol pada Fase Aklimatisasi
Akhmad Fauzi Anwar (A24120066)
di bimbing oleh:
Prof. Dr Ir. H. M. H. Bintoro, M.Agr
Latar Belakang
90 % areal sagu dunia
5,2 juta ha ada di Indonesia
(Djoefrie et al. 2014)
Karbohidrat dari sagu 20 – 40 ton ha-1 (Amarilis, 2013)
1 ha mampu memberi makan 100 orang (Ishizaki, 1997)
5,2 juta ha mampu memberi makan dunia (Feed The World)
Produksi sagu 6,84 juta ton tahun-1
90 % di Papua (Syakir dan Karmawati 2013)
Sagu ditanam secara tradisional
Kebun rakyat atau hutan rakyat
Penanaman bibit di dalam polibag
Meminimalisir transplanting shock Bibit menyesuaikan kondisi lapang
Produktivitas rendah
Penyediaan bibit sagu terbatas
Pupuk NPK
ZPT
Meningkatkan pertumbuhan
Mampu adaptasi ke lapang
Produksi meningkat
Aplikasi pupuk NPK
Penambahan zpt IBA dan Triakontanol
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuipertumbuhan bibit tanaman sagu yang diberi pupuk npk(merah, kuning, hijau, biru) dan zpt (IBA dantriakontanol) dengan taraf yang berbeda pada faseaklimatisasi.
Metode Pelaksanaan
Percobaan dilaksanakan di Desa Kepau Baru, Kecamatan TebingTinggi Timur, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau.Percobaan dilaksanakan di lokasi nursery atau pembibitan kebun
Waktu Penelitian14 Februari – 20 Juni 2016
Bahan dan Alat Bahan
NPK (merah, kuning, hijau, biru)
Dolomit
Dechis
Dithane M-45
Furadan ‘3GR
IBA Triacontanol Tanah Gambut Bibit Sagu
Alat
Ember Angkong Skop CangkulMeteran dan jangka
sorong
Timbangan Pompa Air Thermohygrometer Ion dan light meterPH meter
SPAD Parang Munshell Color Chart Kertas label & Alat Tulis
Penelitian ini menggunakan Rancangan Kelompok
Lengkap Teracak (RKLT) split plot 2 faktor dengan 3
ulangan.
Petak utama terdiri atas pupuk yang diberikan dengan 4
jenis yakni tanpa npk, npk merah, npk kuning, npk hijau
dan npk biru dengan mengacu dosis N yang diberikan 3 g
tanaman-1 (Ahmad 2012) sehingga npk yang diberikan
rentang dosisnya adalah 15-20 g tanaman-1.
Anak petak terdiri atas zat pengatur tumbuh yang
diberikan dengan 4 cara yakni kontrol, IBA dengan
konsentrasi 7,40 mM (Amarilis 2013), Triakontanol dengan
dosis 1,5 mg liter-1 tanaman-1 (Dhalimi dan Syakir 2008),
dan IBA 7,40 mM + Triakontanol 1,5 mg liter-1 tanaman-1.
Pupuk NPK ZPT (Zat Pengatur Tumbuh)
K0
(Kontrol)
K1
(IBA)
K2
(Triakontanol)
K3
(IBA dan
Trikontanol)
P0 P0K0 P0K1 P1K2 P1K3
P1 (Merah)
P2 (Kuning)
P3 (Hijau)
P4 (Bitu)
P1K0
P2K0
P3K0
P4K0
P1K1
P2K1
P3K1
P4K1
P1K2
P2K2
P3K2
P4K2
P1K3
P2K3
P3K3
P3K3
Pengambilan bibit
Seleksi
Pembersihan
Perendaman I
Perendaman II
Penyemprotan
1
2
3
4
5
6
Penanaman
Poliybag under shading
Dalam kolam
Polibag under UV plastik
Pre- Nursery (1 Bulan)
Aklimatisasi (1 Bulan)
Adaptasi (1 Bulan)
Tanam di Lapang
7
8
9
101112
Karakter respons morfologi yang diamati diantaranya yaitupanjang rachispanjang kemekaran rachispanjang petiolepanjang anak daun terpanjangpresentase bibit hidupjumlah anak daunjumlah tanaman sudah berdaun dua,luas daunbobot kering tanamanPresentase daun sudah mekar.
Karakter respon fisiologi yang diamati yaitu kehijauan daun(klorofil), dan shoot root ratio.
Keterangan:A : Rachis DaunB : Tunas AnakC : RhizomeD : AkarE : Daun TombakF : Diameter RhizomeG : Ujung Pemangkasan RizhomeH : Dasar Rhizome
Keterangan:1 : Akar Primer2 : Akar Sekunder3 : Akar Nafas
Keadaan Umum
Percobaan dilaksanakan di lokasi nursery ataupembibitan kebun sagu camp molat. Daerah lokasipercobaan (pembibitan) memiliki luas 100 x 25 m2.
Curah hujan rata-rata bulanan dari Januari hingga Juniyaitu 108,16 mm.
Suhu harian dari bulan Februari hingga Juli pada pagi hariberkisar 270 C–300C, sedangkan pada siang hari suhuhariannya berkisar 320C-350C.
Kelembaban di lokasi percobaan dari bulan Februarihingga Juli pada pagi hari berkisar 86% -76 %, kemudianpada siang hari kelembabannya berkisar 76% - 66%.
Menrut Mulyanto dan Suwardi (2000) ketinggian
optimal untuk sagu sampai 400 m dpl dengan suhu
optimal 24-300C.
Kelembaban optimal 90%, dan toleransi maksimal
kelembaban 70% (Flach 1986) serta suhu minimum
tanaman sagu untuk dapat hidup yaitu 150C (Flach et
al. 1986).
Kondisi tanah pada lokasi pembibitan yang dijadikantempat penelitian bersifat masam karena semuatanahnya merupakan tanah gambut.
Tanah yang digunakan sebagai media tanam padabibit sagu memiliki pH tanah sekitar <3,5 – 5,5.Menurut Gardner et al. (2008) pada tanah masamhara N mudah hilang jika tidak tersedia air karenanilai bulk densitynya rendah (Hardjowigeno 2007).
Hasil dan Pembahasan
Presentase Hidup
Jenis Pupuk Zat Pengatur Tumbuh
Presentase hidup (%) 4 MSA
msa (minggu setelah
aplikasi)
Kontrol IBA
7,40mM
Triakontanol
1,5 mg Liter-1
IBA 7,40mM dan
Triakontanol 1,5 mg Liter-
1
Kontrol 98,333ab 93,333abcd 93,333abcd 96,667abc
NPK Merah 20 g tanaman-1 81,667d 85,000cd 86,667bcd 91,667abcd
NPK Kuning 19 g tanaman-1 96,667abc 90,000abcd 100,000a 86,667bcd
NPK Hijau 17 g tanaman-1 85,000cd 93,333abcd 90,000abcd 93,333abcd
NPK Biru 19 g tanaman-1 88,333abcd 95,000abc 93,333abcd 85,000cd
Uji F * * * *
Tabel 2. Pengaruh interaksi pemupukan dan zat pengatur tumbuh terhadap presentase hiduptanaman 4 MSA
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Jenis Pupuk Zat Pengatur Tumbuh
Presentase hidup (%) 8 MSA
msa (minggu setelah
aplikasi)
Kontrol IBA 7,40mM Triakontanol
1,5 mg Liter-1
IBA 7,40mM dan
Triakontanol 1,5 mg Liter-1
Kontrol 88,333abc 80,000cd 83,333abc 91,667ab
NPK Merah 20 g tanaman-1 76,667d 85,000abc 76,667d 90,000ab
NPK Kuning 19 g tanaman-1 88,333abc 83,333abc 95,000a 85,000abc
NPK Hijau 17 g tanaman-1 80,000cd 86,667abc 86,667abc 86,667abc
NPK Biru 19 g tanaman-1 80,000cd 83,333abc 91,667ab 80,000cd
Uji F * * * *
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %
Tabel 3. Pengaruh interaksi pemupukan dan zat pengatur tumbuh terhadap presentase hidup tanaman 8 MSA.
Jumlah tanaman berdaun duaTabel 4. Pengaruh zat pengatur tumbuh terhadap jumlah tanaman berdaun dua 12
MSA
Perlakuan (Jenis ZPT) Tanaman berdaun daun dua
msa (minggu setelah aplikasi) 12 MSA
Kontrol 9,4667ab
IBA 7,40mM 8,6000b
Triakontanol 1,5 mg Liter-1 10,000a
IBA 7,40mM dan Triakontanol 1,5 mg
Liter-1
9,0000ab
Uji F *
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan
tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Bibit tanaman sagu cenderung tidak responsif terhadappemberian zpt IBA justru cenderung menghambatpertumbuhan daun dua bibit tanaman sagu.
Sebaliknya, tanaman sagu yang tidak diberi pupukpertumbuhan daun tanaman sagu tidak terhambat. Haltersebut diduga aplikasi zpt IBA lebih cocok dilakukan padaakar tanaman bukan melalui daun seperti penelitian yangdilakukan oleh Amarilis (2013).
Tabel 5. Pengaruh interaksi pemupukan dan zat pengatur tumbuh terhadap jumlah
tanaman berdaun dua saat 12 MSA
Jenis Pupuk Zat Pengatur Tumbuh
Jumlah tanaman berdaun dua 12 MSA
Kontrol IBA 7,40mM Triakontanol 1,5
mg Liter-1
IBA 7,40 mM dan
Triakontanol 1,5 mg Liter-
1
Kontrol 10,000abcd 8,333bcd 10,000abcd 9,000abcd
NPK Merah 20 g tanaman-1 10,000abcd 9,333abcd 8,667abcd 11,000ab
NPK Kuning 19 g tanaman-1 9,333abcd 8,333bcd 9,333abcd 7,667cd
NPK Hijau 17 g tanaman-1 11,000ab 8,333bcd 10,333abc 9,667abcd
NPK Biru 19 g tanaman-1 7,000d 8,667abcd 11,667a 7,667cd
Uji F * * * *
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Menurut Kakuda et al. (2005) aplikasi N pada tanaman sagudapat meningkatkan biomasa tanaman sagu. Hal tersebutberbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Lina etal. (2009).
Menurut Lina el al. (2009) aplikasi N tidak berpengaruhnyata dengan peningkatan biomasa tanaman sagu.
Presentase tanaman berdaun mekarTabel 6. Pengaruh pemupukan NPK terhadap presentase tanaman berdaun mekar
4-12 MSA
Jenis Pupuk Jumlah daun mekar (helai)
msa (minggu setelah
aplikasi)
4 6 8 12
Kontrol 1,4117a 1,7517a 1,8717a 2,2225a
NPK Merah 20 g tanaman-1 1,2550ab 1,4658ab 1,5167b 1,9900ab
NPK Kuning 19 g tanaman-1 0,9950b 1,3758b 1,8050ab 2,2575a
NPK Hijau 17 g tanaman-1 1,2183ab 1,2817b 1,7192ab 2,0542ab
NPK Biru 19 g tanaman-1 1,1700ab 1,4383b 1,5075b 1,9108b
Uji F * * * *
Keterangan : Data merupakan hasil =transformasi ( ). angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
Menurut Ando et al. (2007) aplikasi pupuk tidakmemberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhandan status hara pada tanah masam. Hal tersebutterjadi ketika bibit sagu setelah melewati fase awalhingga pertengahan waktu aplikasi.
Tabel 7. Pengaruh pemupukan terhadap tujuh peubah perlakuan 12 MSA
Perlakuan
(NPK)
Panjang
rachis
Panjang
kemekaran
rachis
Panjang
petiole
Panjang
anak daun
terpanjang
Jumlah
anak
daun
Kehijauan
daun
Luas
Daun
Satuan (cm) (cm) (cm) (cm) (helai) (nilai index) (cm2)
Kontrol 21,141a 29,625abc 27,017ab 19,5500ab 28,000ab 2,3192b 731,56a
NPK Merah 20
g tanaman-1
17,483b 27,200c 24,433b 18,4750b 26,250b 2,8808ab 577,65b
NPK Kuning 19
g tanaman-1
21,639a 30,158ab 29,758a 20,1167a 30,917a 3,1483ab 759,44a
NPK Hijau 17 g
tanaman-1
22,490a 31,567a 27,683ab 19,7583ab 30,667a 3,6642a 792,56a
NPK Biru 19 g
tanaman-1
20,338ab 28,350bc 25,467b 18,4583b 30,667a 2,5008b 674,16ab
Uji F * * * * * * *
Keterangan : angka yang diikuti huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata pada uji DMRT taraf 5 %.
vv
vv
vv
vv
vv
vv
Panjang rachis
Tanah gambut memiliki nisbah C N-1 > 30 yangmembuat mikroorganisme tanah akanmemobilisasi N untuk metabolismenya sehinggaN tidak tersedia bagi tanaman (Barchia, 2006).
Panjang kemekaran rachis
Menurut Barchia (2006) di dalam tanah
gambut terkandung N-organik yang sedikit
diserap oleh tanaman.
Oleh karena itu, ketika dipupuk hara akan
terikat oleh N-organik yang ada di dalam tanah
tersebut sehingga pemupukan npk tidak
meningkatkan panjang kemekaran rachis.
Panjang petiole
Tanah gambut memiliki nisbah C N-1 > 30
yang membuat mikroorganisme tanah akan
memobilisasi N untuk metabolismenya
sehingga N tidak tersedia bagi tanaman
(Barchia, 2006).
Panjang anak daun
Tanaman sagu yang dipupuk mengalami kesulitan menyerap harakarena bakteri baik yang ada di dalam tanah disibukkan denganproses metabolismenya sendiri dan tidak tersedianya N-anorganikkarena dijerap oleh N-organik yang ada di dalam tanah kecualipada bibit tanaman sagu yang tidak dipupuk dan yang dipupukdengan pupuk npk slow release (npk kuning dan hijau).
Oleh karena itu, menurut Miyazaki et al. (2007) hal tersebutmenyebabkan proses fotosintesis menjadi rendah akibatnyapemupukan npk tidak meningkatkan pertumbuhan panjang anakdaun terpanjang.
Jumlah anak daun
Menurut Mulyanto (2000) suhu optimum untuk
pertumbuhan sagu berkisar 24-30 0C sedangkan di
lokasi lebih tinggi dari itu.
Selain itu, RH optimum untuk pertumbuhan sagu
yakni 90 % sedangkan di lokasi lebih rendah dari itu
bahkan bisa mencapai 65%.
Kehijauan daunMenurut Manaroinsong (2014), pemupukan P dan K
meningkatkan indeks hijau daun.
Hal tersebut disebabkan hara P dan K yang terdapat dalam pupuk
npk hijau merupakan unsur esensial dalam pertumbuhan dan
perkembangan tanaman apalagi dalam fase vegetatif (Eguchi et al.
2006).
Nitrogen dalam tanaman mengandung molekul yang dibutuhkan
oleh klorofil daun tanaman (Yoger dan P. Crosssy 1995). Apabila
konsentrasi N meningkat di dalam tanaman maka akan meningkatkan
konsentrasi klorofil yang ada di dalam tanaman dan sebaliknya ketika
konsentrasi N dalam tanaman berkurang maka konsentrasi klorofil
pada tanaman juga berkurang (Daughtry et al. 2000; Zhao et al.
2003).
Luas daun
Pemupukan npk hijau, kuning tidak berbeda nyata dengantanpa npk. Menurut Pinem (2008) pertumbuhan luas daunjuga dipengaruhi oleh kadar air medianya. Media polibagmemiliki ketersediaan air yang kurang berlimpah karenaharus selalu butuh air dengan cara disiram, sehingga bibittanaman sagu yang dipupuk sekalipun tidak meningkatkanpertumbuhan luas daun.
Bobot kering tajuk, bobot kering akar, shoot root ratioPerlakuan BK Tajuk (g) BK Akar (g) S R-1 rasio
P0K0 15 0,82 18,29268
P0K1 13 2,15 6,046512
P0K2 11 2,38 4,621849
P0K3 9 1,75 5,142857
P1K0 12 2,34 5,128205
P1K1 22 3,03 7,260726
P1K2 12 1,42 8,450704
P1K3 8 0,57 14,03509
P2K0 8 2,28 3,508772
P2K1 8 2,61 3,065134
P2K2 12 2,95 4,067797
P2K3 13 2,53 5,13834
P3K0 10 0,83 12,04819
P3K1 7 0,58 12,06897
P3K2 6 0,34 17,64706
P3K3 20 3,47 5,763689
P4K0 21 3,96 5,30303
P4K1 15 3,68 4,076087
P4K2 9 2,9 3,103448
P4K3 6 0,3 20
12
13,5
10,25
1,77
1,305
2,71
2,5925
Aplikasi pupuk npk tidak memberikan ketersediaan hara N
meningkat di dalam tanah. Hal tersebut terlihat dari pemberian
pupuk npk dan penambahan zpt tidak memberikan rata-rata yang
tinggi terhadap bobot kering tajuk, bobot kering akar, shoot root
ratio.
Menurut Lina et al. (2009) aplikasi N tidak meningkatkan
biomassa pada tanaman. Nilai rasio tajuk dan akar yang
proporsional yakni berkisar 2,5 (Irawan 2010).
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Hubungan antara kehijauan daun dan bobot kering akar
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Keterangan:
P0 : Tanpa Pupuk NPK
P1 : Pupuk NPK Merah 20 g tanaman-1
P2 : Pupuk NPK Kuning 19 g tanaman-1
P3 : Pupuk NPK HIjau 17 g tanaman-1
P4 : Pupuk NPK Bitu 19 g tanaman-1
K0 : Tanpa ZPT
K1 : ZPT IBA 7,40 mM
K2 : ZPT Triakontanol 1.5 mg liter-1
K3 : ZPT IBA dan Triakontanol (7,40 mM
dan 1,5 mg liter-1 tanaman-1)
Pemupukan npk ditambah dengan zpt memberikan hasil
terhadap kehijauan daun berkolerasi positif dengan bobot
kering akar pada bibit tanaman sagu. Peningkatan kehijauan
daun menyebabkan konsentrasi klorofil yang ada pada
tanaman meningkat (Daughtry et al. 2000).
Peningkatan klorofil pada tanaman meningkatkan kapasitas
asimilasi pada bibit tanaman sagu sehingga kemampuan bibit
tanaman sagu dalam memrpoduksi biomassa juga meningkat
(Lu dan Zang 2000). Oleh karena itu hasil regresi menunjukkan
hubungan yang linier antara nilai indeks kehijauan daun dan
bobot kering akar.
Pemberian pupuk NPK (merah, kuning, hijau, biru)dan penambahan zpt IBA dan triakontanol tidakmeningkatkan pertumbuhan bibit tanaman sagu. Bibittanaman sagu tidak perlu diberikan pupuk danpenambahan zpt IBA dan triakontanol. Semakin hijaudaun bibit tanaman sagu maka akarnya semakinbanyak.
Saran
Perlu dilakukan percobaan atau penelitian lanjutan mengenaiperan mikroorganisme khususnya bakteri yang terdapatdisekitar lingkungan tumbuh bibit sagu yang membantuproses penyerapan hara pada akar tanaman sagu.
TERIMA KASIH