15
PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) Oleh: Nur Khamary Dwi Putri Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya [email protected] Dosen Pembimbing: Andarwati The aims of this study is to determine the differences in the financial performance of acquiring companies as measured by Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Assets Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Economic Value Added (EVA) and Market Value Added (MVA) between before and after the acquisition. The type of research used in this study is comparative with quantitative approach. Population used is manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange between 2008-2015. The sampling technique used is a purposive sampling method and obtained a sample of 2 companies. Analiysis is conducted for 3 years before and after the acquisition. The Paired Sample T-Test is used to test the hypotesis. The result there is no significant difference on CR 3 years berfore and after acquisitions. Another result, shows that there are significant differences on ROE, TATO, DER, EVA and MVA 3 years before and after acquisitions. Keywords: Acquisition, Financial Performance, Financial Ratio, Economic Value Added, Market Value Added. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total Assets Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) sebelum dan sesudah akuisisi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia antara tahun 2008-2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 2 perusahaan. Perhitungan dilakukan selama 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah akuisisi. Metode analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji Paired Sample T-Test. Hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada CR pada periode 3 tahun sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi. Hasil lainnya, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ROE, TATO, DER, EVA dan MVA 3 tahun sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi. Kata Kunci: Akuisisi, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Economic Value Added, Market Value Added.

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN

SEBELUM DAN SESUDAH AKUISISI

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar

di Bursa Efek Indonesia)

Oleh:

Nur Khamary Dwi Putri

Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya

[email protected]

Dosen Pembimbing:

Andarwati

The aims of this study is to determine the differences in the financial performance of

acquiring companies as measured by Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total

Assets Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Economic Value Added (EVA)

and Market Value Added (MVA) between before and after the acquisition. The type of

research used in this study is comparative with quantitative approach. Population used is

manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange between 2008-2015.

The sampling technique used is a purposive sampling method and obtained a sample of 2

companies. Analiysis is conducted for 3 years before and after the acquisition. The Paired

Sample T-Test is used to test the hypotesis. The result there is no significant difference on

CR 3 years berfore and after acquisitions. Another result, shows that there are significant

differences on ROE, TATO, DER, EVA and MVA 3 years before and after acquisitions.

Keywords: Acquisition, Financial Performance, Financial Ratio, Economic Value

Added, Market Value Added.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan pada perusahaan

pengakuisisi yang diukur dengan Current Ratio (CR), Return On Equity (ROE), Total

Assets Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Economic Value Added (EVA) dan

Market Value Added (MVA) sebelum dan sesudah akuisisi. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah komparatif dengan pendekatan kuantitatif.

Populasi yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia antara tahun 2008-2015. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode

purposive sampling dan didapatkan sampel sebanyak 2 perusahaan. Perhitungan

dilakukan selama 3 tahun sebelum dan 3 tahun sesudah akuisisi. Metode analisis data

yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian adalah uji Paired Sample T-Test.

Hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada CR pada

periode 3 tahun sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi. Hasil lainnya,

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada ROE, TATO, DER, EVA

dan MVA 3 tahun sebelum dan sesudah perusahaan melakukan akuisisi.

Kata Kunci: Akuisisi, Kinerja Keuangan, Rasio Keuangan, Economic Value Added,

Market Value Added.

Page 2: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

2

I. PENDAHULUAN

Era globalisasi membuat

semakin terbukanya pasar dunia

sehingga berdampak positif bagi

perekonomian. Kondisi tersebut

berdampak pada persaingan yang

semakin luas dan ketat, terutama

pada sektor industri.

Peranan sektor industri dalam

ekonomi nasional dapat diketahui

dari signifikansi kontribusi terhadap

Produk Domestik Bruto (PDB).

Sektor manufaktur merupakan sektor

industri yang memiliki kontribusi

terbesar terhadap PDB dibandingkan

dengan keseluruhan industri secara

nasional.

Berdasarkan data dari Badan

Pusat Statistik (BPS), diperoleh

informasi bahwa kinerja industri

manufaktur semakin menurun dari

tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan

bahwa terdapat kontradiksi antara

peran penting yang dimiliki oleh

industri manufaktur yang tidak

diikuti dengan kinerjanya.

Menurut Lestari dan Isnina

(2017:186), industri manufaktur

Indonesia masih memiliki harapan

untuk meningkatkan kinerjanya

dengan cara menciptakan strategi

jangka panjang untuk

mempertahankan kelangsungan

hidupnya, meningkatkan efisiensi

serta memperbaiki kinerja agar tetap

mencapai keunggulan yang

kompetitif agar tidak tertinggal

dengan negara-negara lainnya

terutama di wilayah Asia Tenggara.

Salah satu strategi yang dapat

dilakukan oleh perusahaan

manufaktur untuk mempertahankan

eksistensinya dan memperbaiki

kinerjanya ditengah kondisi

persaingan yang ketat adalah

akuisisi.

Akuisisi dikenal sebagai salah

satu bentuk restrukturisasi

perusahaan. Restrukturisasi

digunakan oleh perusahaan untuk

mencari solusi bagi perusahaan yang

tidak berkembang atau untuk

menghadapi berbagai ancaman yang

timbul dalam persaingan usaha.

Beberapa tahun terakhir tren

akuisisi telah mengalami pergeseran

ditandai dengan berkurangnya aksi

akuisisi pada sektor keuangan dan

mulai tahun 2011 peningkatan tren

akuisisi terjadi pada sektor industri

barang konsumsi (KPPU, 2011).

Industri barang konsumsi memilik

peran yang penting karena industri

tersebut merupakan penyedia

Page 3: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

3

kebutuhan pokok masyarakat sehari-

hari sehingga memicu pertumbuhan

investasi yang signifikan.

Pada sektor industri barang

konsumsi subsektor kosmetik dan

keperluan rumah tangga, PT

Unilever Indonesia melakukan

akuisisi kepada PT Sara Lee Body

Care Indonesia pada 6 Januari 2011

dengan mengakuisisi 89% sahamnya

dengan nilai Rp. 7,7 triliun. Akuisisi

ini dilakukan untuk memperluas

pangsa pasar karena Unilever dan

Sara Lee memiliki kegiatan usaha

yang sama, khususnya di tiga

kategori yaitu, body wash dan

shower gel, deodorant roll on, serta

men’s hair style cream. Unilever

memfokuskan akuisisi melalui dua

brand unggulan yang dimiliki oleh

Sara Lee yaitu Switzal yang

merupakan merek yang dikenal di

Indonesia dengan produk shampo

bayinya dan She yang dikenal

sebagai produk personal care yang

dikhususkan untuk wanita.

Akuisisi pada sektor industi

barang konsumsi selanjutnya

dilakukan oleh PT Kalbe Farma

terhadap PT Hale Internasional pada

3 Agustus 2012 dengan mengakuisisi

100% sahamnya senilai Rp. 93,9

miliar. Kalbe Farma mengakuisisi

Hale Internasional yang bergerak

dalam bidang produksi minuman

kesehatan berupa jus buah-buahan

dalam kemasan botol, dimana merek

dagangnya adalah Original Love

Juice. Strategi akuisisi yang

dilakukan ini untuk memperluas

pangsa pasar Kalbe Farma dalam

memperkuat bisnis minuman

kesehatan siap saji.

Keberhasilam perusahaan dalam

melakukan strategi akuisisi yang

dilakukan dapat dilihat dari kinerja

perusahaan tersebut. Maka dari itu

perlu untuk dilakukan pengukuran

kinerja keuangan perusahaan yang

digunakan untuk menilai

implementasi strategi perusahaan

dalam hal akuisisi.

Penelitian ini akan melakukan

perbandingan kinerja keuangan

sebelum dan sesudah akuisisi

dilakukan dengan menggunakan

rasio keuangan. Melalui analisis

perubahan rasio keuangan,

perusahaan dapat melihat apakah

akuisisi memberikan perbedaan saat

sebelum dan sesudah perusahaan

melakukan akuisisi. Selain itu,

evaluasi kinerja keuangan dapat

dilakukan untuk melihat kekuatan

Page 4: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

4

dan kelemahan yang dimiliki

perusahaan terkait akuisisi.

Indikator-indikator pengukuran

kinerja keuangan sebelum dan

sesudah akuisisi dalam penelitian ini

diantaranya likuiditas, profitabilitas,

aktivitas dan solvabilitas.

Likuiditas dalam penelitian ini

menggunakan indikator Current

Ratio (CR). CR penting untuk

diperhatikan karena CR

menunjukkan seberapa jauh aktiva

lancar perusahaan dapat digunakan

untuk menutupi hutang lancarnya,

dengan dilakukannya aktivitas

akuisisi maka aset lancar kedua

perusahaan akan bergabung sehingga

nilai aset lancarnya akan semakin

besar.

Selanjutnya, profitabilitas dalam

penelitian ini menggunakan indikator

Return On Equity (ROE). ROE dapat

mengkaji mengenai sejauh mana

perusahaan mampu menggunakan

sumber daya yang dimiliki untuk

menghasilkan laba bersih dari modal

sendiri dan berguna untuk

mengetahui besarnya pengembalian

yang diberikan perusahaan untuk

modal yang telah ditanamkan oleh

investor.

Tingkat aktivitas menggunakan.

indikator Total Assets Turnover

(TATO). TATO dapat mengukur

perputaran dari semua aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan serta

mengukur berapa jumlah penjualan

yang didapat dari setiap rupiah aktiva

yang dimiliki perusahaan.

Solvabilitas menggunakan Debt

to Equity Ratio (DER) sebagai

indikator pengukuran dalam

penelitian ini. DER digunakan untuk

mengukur kemampuan pemilik

perusahaan dengan modal yang

dimiliki untuk membayar hutang

kepada kreditor.

Brigham dan Houston

(2014:161) mengungkapkan bahwa

alat analisis rasio keuangan dalam

praktiknya belum dapat

menggambarkan kondisi dan posisi

keuangan yang sesungguhnya.

Analisis rasio keuangan memiliki

kelemahan karena tidak

memperhatikan risiko yang dihadapi

perusahaan dengan mengabaikan

adanya unsur biaya modal (cost of

capital). Maka dari itu, cara

mengatasi kelemahan tersebut

dikembangkan konsep pengukuran

berdasarkan nilai tambah, yaitu

Page 5: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

5

Economic Value Added (EVA) dan

Market Value Added (MVA).

Menurut Rudianto (2013:340),

Economic Value Added (EVA)

adalah suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba

ekonomi dalam suatu perusahaan

yang menyatakan bahwa

kesejahteraan dapat tercipta jika

perusahaan mampu memenuhi semua

biaya operasional (operating cost)

dan biaya modal (cost of capital).

Sedangkan, menurut Brigham dan

Houston (2014:110) MVA adalah

perbedaan antara nilai pasar

perusahaan (termasuk utang dan

ekuitas) dan modal keseluruhan yang

diinvestasikan dalam perusahaan.

Leepsa dan Mishra (2012)

melakukan penelitian pada

perusahaan manufaktur di India yang

melakukan akuisisi dengan tujuan

untuk mengetahui perbedaan kinerja

keuangan perusahaan sebelum dan

sesudah melakukan akuisisi. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa rasio

likuiditas menunjukkan tidak adanya

perbedaan sesudah melakukan

akuisisi.

Hasil yang sama juga terjadi

pada penelitian yang dilakukan oleh

Aprilita, et al (2013) yang

melakukan penelitian terhadap 17

perusahaan publik menujukan hasil

penelitian perbedaan pada seluruh

pengukuran kinerja keuangan.

Dewi (2015) menganalisis

kinerja keuangan setelah melakukan

akuisisi pada 15 perusahaan

pengakuisisi periode 2003-2013.

menunjukkan adanya perbedaan

yang signifikan pada nilai Return on

Equity, Retun on Investment, Debt to

Equity Ratio, Total Asset Turnover,

dan Earning Per Share setelah

melakukan akuisisi.

Selanjutnya penelitian yang

dilakukan oleh Wardani (2018) yang

menunjukkan bahwa tidak terdapat

perbedaan signifikan pada nilai

Economic Value Added (EVA) pada

perusahaan sebelum dan sesudah

akuisisi namun terdapat perbedaan

signifikan pada Market Value Added

(MVA). Sedangkan penelitian yang

dilakukan oleh Soewito dan

Kusumawati (2017) menghasilkan

adanya perbedaan yang signifikan

pada nilai Economic Value Added

(EVA) dan Market Value Added

(MVA) pada periode penelitian 3

tahun sebelum dan sesudah akuisisi.

Hal tersebut berarti dalam jangka

waktu 3 tahun sesudah akuisisi,

Page 6: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

6

perusahaan sudah memberikan hasil

yang optimal ditandai dengan

kenaikan nilai EVA dan MVA.

Mengacu dengan adanya

pertentangan antara temuan empiris

serta inkonsistensi hasil pada

penelitian-penelitian terdahulu yang

beberapa hal disebabkan karena

periode waktu pengamatan dalam

penelitian yang terlalu pendek

sehingga mengakibatkan hasil

pengukuran kinerja keuangan yang

kurang maksimal untuk melihat

perbedaan atau dampak dari

keputusan strategi akuisisi yang

dilakukan serta karakteristik industri

yang diteliti pada masing-masing

variabel yang sama. Berdasarkan

indikasi tersebut, maka diperlukan

sebuah penelitian lanjutan mengenai

perbedaan kinerja keuangan

perusahaan yang diukur dengan rasio

likuiditas yang diproksikan Current

Ratio (CR), rasio profitabilitas yang

diproksikan Return On Equity

(ROE), rasio aktivitas yang

diproksikan Total Assets Turnover

(TATO) dan rasio solvabilitas yang

diproksikan Debt to Equity Ratio

(DER), Economic Value Added dan

Market Value Added yang

mempengaruhi keputusan akuisisi

pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI).

II. KAJIAN PUSTAKA

Akuisisi

Menurut PSAK No. 22 paragraf

8 menyebutkan bahwa akuisisi

adalah suatu bentuk penggabungan

usaha dimana salah satu perusahaan

yaitu pengakuisisi memperoleh

kendali atas aktiva neto dan operasi

perusahaan yang diakuisisi, dengan

memberikan aktiva tertentu,

mengakui suatu kewajiban, atau

mengeluarkan saham.

Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan

suatu gambaran mengenai kondisi

keuangan perusahaan yang dianalisis

menggunakan alat-alat analisis

keuangan untuk dapat mengetahui

mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang

mencerminkan prestasi kerja dalam

periode tertentu (Brigham dan

Houston, 2015:2).

Current Ratio (CR)

Current Ratio (CR) adalah salah

satu dari rasio likuiditas. CR

menunjukkan seberapa besar

kemampuan perusahaan melunasi

hutang lancar dengan aktiva lancar

Page 7: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

7

yang dimiliki. Rumus CR adalah

sebagai berikut (Brigham dan

Houston, 2014:134)

Return On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE)

merupakan salah satu pengukuran

rasio profitabilitas. ROE mengukur

seberapa banyak laba bersih yang

dihasilkan dari investasi oleh para

pemegang saham dalam perusahaan.

Rumus ROE adalah sebagai berikut

(Brigham dan Houston, 2014:134)

Total Assets Turnover (TATO)

Total Assets Turnover (TATO)

adalah salah satu pengukuran dari

rasio aktivitas. TATO mengukur

seberapa efektif aktiva perusahaan

mampu menghasilkan pendapatan

operasional yaitu pendapatan yang

diperoleh dari kegiatan utama

perusahaan. Rumus TATO adalah

sebagai berikut (Brigham dan

Houston, 2014:139)

Debt to Equity Ratio (DER)

Debt to Equity Ratio (DER)

merupakan salah satu pengukuran

dari rasio solvabilitas. DER

menunjukkan besarnya sebuah

perusahaan yang didanai dengan

utang. Rumus DER adalah sebagai

berikut (Brigham dan Houston,

2014:154)

Economic Value Added

Menurut Brigham dan

Houston (2014:111), EVA

merupakan estimasi laba ekonomi

usaha yang sebenarnya untuk tahun

tertentu dan sangat jauh berbeda dari

laba bersih akuntansi dimana laba

akuntansi tidak dikurangi dengan

biaya ekuitas sementara dalam

perhitungan EVA biaya ini akan

dikeluarkan. EVA dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

EVA = NOPAT – (Invested Capital

x WACC)

Market Value Added

Menurut Brigham dan

Houston (2014:111), MVA adalah

perbedaan antara nilai pasar ekuitas

suatu perusahaan dengan nilai buku

seperti yang disajikan dalam neraca.

MVA dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

MVA = Market Value of Equity –

Book Value of Equity

Hipotesis

H₁: Terdapat perbedaan pada rasio

likuiditas yang diproksikan dengan

Page 8: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

8

current ratio sebelum dan sesudah

akuisisi.

H₂: Terdapat perbedaan pada rasio

profitabilitas yang diproksikan

dengan return on equity sebelum dan

sesudah akuisisi.

H₃: Terdapat perbedaan pada rasio

aktivitas yang diporoksikan dengan

total assets turnover sebelum dan

sesudah akuisisi.

H₄: Terdapat perbedaan pada rasio

solvabilitas yang diproksikan dengan

debt on equity ratio sebelum dan

sesudah akuisisi.

H₅: Terdapat perbedaan pada

Economic Value Added sebelum dan

sesudah akuisisi.

H₆: Terdapat perbedaan pada Market

Value Added sebelum dan sesudah

akuisisi.

III. METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan

adalah penelitian komparatif dengan

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini

dilakukan di Galeri Bursa Efek

Indonesia Fakulta Ekonomi dan

Bisnis Universitas Brawijaya.

Populaso dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Pengambilan sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling dengan kriteria:

perusahaan manufaktur subsektor

barang konsumsi yang melakukan

akuisisi pada periode tahun 2011-

2012, motif dilakukannya akuisisi

adalah untuk diversifikasi produk,

perusahaan pengakuisisi tidak

melakukan aktivitas akuisisi dalam

jangka waktu 3 tahun sebelum dan 3

tahun sesudah tanggal akuisisi yang

dipilih. Dari hasil seleksi tersebut,

terdapat 2 perusahaan yang menjadi

sampel. Pengumpulan data dilakukan

dengan teknik dokumentasi. Metode

analisis yang digunakan adalah uji

beda dengan Paired Sample T Test

dengan melakukan uji normalitas

sebagai syarat pengujian data.

IV. HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan

sebelum data diolah yang bertujuan

untuk mengetahui distribusi data

dalam variabel yang akan digunakan

dalam penelitian. Untuk mendeteksi

normalitas data digunakan uji dengan

metode Kolmogorov-Smirnov Test.

Sampel berdistribusi normal jika

Asymptotic Sig > taraf signifikan

dalam hal ini adalah 95% atau

α=0.05.

Page 9: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

9

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas

Periode Variabel Sig Taraf

Sig

Kesimpulan

Sebelum

Akuisisi

CR 0,994 0,05 Normal

ROE 0,692 0,05 Normal

TATO 0,870 0,05 Normal

DER 0,823 0,05 Normal

EVA 0,899 0,05 Normal

MVA 0,931 0,05 Normal

Sesudah

Akuisisi

CR 0,929 0,05 Normal

ROE 0,846 0,05 Normal

TATO 0,970 0,05 Normal

DER 0,964 0,05 Normal

EVA 0,729 0,05 Normal

MVA 0,911 0,05 Normal

Sumber: Data diolah, 2019.

Tabel 1, menunjukan hasil uji

normalitas untuk periode sebelum

dan sesudah akuisisi untuk semua

variabel penelitian yaitu Current

Ratio, Return On Equity, Total

Assets Turnover, Debt to Equity

Ratio, Economic Value Added, dan

Market Value Added berdistribusi

normal. Hal ini terlihat dari semua

variabel yang memiliki nilai

Asymptotic Sig > taraf signifikansi

(α=0.05). Maka dari itu, selanjutnya

dilakukan pengujan hipotesis dengan

Paired Sample T-Test karena data

yang menyebar normal.

Paired Sample T Test

Paired Sample T Test dilakukan

untuk melihat mengenai adanya

perbedaan kinerja keuangan

perusahaan sebelum dan sesudah

akuisisi dilakukan dengan enam

pengukuran yaitu, rasio likuiditas,

rasio profitabilitas, rasio aktivitas,

economic value added, dan market

value added.

Tabel 2

Hasil Paired Sample T Test

Variabel Mean Sig Taraf

Sig

Kesimpulan

CR 0,5970 0,120 0,05 Tidak

Signifikan

ROE 0,2238 0,033 0,05 Signifikan

TATO 0,0090 0,023 0,05 Signifikan

DER 0,4695 0,040 0,05 Signifikan

EVA 1.013.747 0,035 0,05 Signifikan

MVA 33.728.648 0,042 0,05 Signifikan

Sumber: Data diolah, 2019.

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada rasio likuiditas yang proksikan

dengan Current Ratio (CR)

menghasilkan tingkat signifikansi

sebesar 0,120. Nilai Sig. t yang lebih

besar dari 0,05 (0,120 > 0,05) dan

perbandingan rata-rata menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan yang

signifikan pada rasio likuiditas antara

sebelum dan sesudah akuisisi

sehingga disimpulkan bahwa H₁

ditolak.

Hasil yang tidak signifikan dapat

disebabkan karena perusahaan yang

belum optimal dalam menggunakan

aset lancar untuk melunasi kewajiban

lancar setelah melakukan akuisisi.

Hal tersebut disebabkan karena

aktivitas akuisisi membutuhkan

biaya yang cukup besar sehingga hal

tersebut dapat menimbulkan beban

hutang dan beban bunga dengan

Page 10: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

10

jumlah yang cukup besar berasal dari

pinjaman untuk membiayai akuisisi.

Penelitian ini sejalan dengan

hasil penelitian Dewi (2015) serta

penelitian yang dilakukan oleh

Leespa dan Mishra (2012).

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada rasio profitabilitas yang

dihitung dengan Return On Equity

(ROE) menghasilkan tingkat

signifikansi sebesar 0,033. Nilai Sig.

t yang lebih kecil dari 0,05 (0,033 <

0,05) dan perbandingan rata-rata

menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada rasio

profitabilitas antara sebelum dan

sesudah akuisisi sehingga

disimpulkan bahwa H₂ diterima.

Hal ini menyatakan bahwa setelah

melakukan akuisisi perusahaan telah

mampu meningkatkan laba yang

berasal dari modal sendiri.

Keputusan akuisisi diharapkan akan

membawa nilai tambah terhadap

perusahaan yang salah satunya

dicerminkan dengan jumlah laba

yang meningkat dibandingkan

dengan sebelum dilakukannya

akuisisi. Peningkatan nilai laba

tersebut juga didukung dengan

kondisi manajemen yang baik karena

hal tersebut menjadi tolak ukur

mengenai efektivitas perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan.

Hasil penelitian ini

bertolakbelakang dengan penelitian

yang dilakukan oleh Mahesh dan

Prasad (2012) serta Esterlina dan

Firdausi (2017).

c. Pengujian Hipotesis Ketiga

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada rasio aktivitas yang dihitung

dengan Total Assets Turnover

(TATO) menghasilkan tingkat

signifikansi sebesar 0,023. Nilai Sig.

t yang lebih kecil dari 0,05 (0,023 <

0,05) dan perbandingan rata-rata

menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan pada rasio

aktivitas antara sebelum dan sesudah

akuisisi sehingga disimpulkan bahwa

H₃ diterima.

TATO merupakan rasio yang

mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan penjualan

berdasarkan aset yang dimiliki

perusahaan. Artinya perusahaan telah

berhasil menghasilkan volume usaha

yang cukup untuk ukuran investasi

sebesar total aktivanya namun

penjualan harus tetap ditingkatkan

atau beberapa aktiva harus dijual.

Hasil penelitian ini sejalan dengan

Page 11: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

11

penelitian yang dilakukan oleh Dewi

(2015).

d. Pengujian Hipotesis Keempat

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada rasio solvabilitas yang dihitung

dengan Debt On Equity Ratio (DER)

menghasilkan tingkat signifikansi

sebesar 0,040. Nilai Sig. t yang lebih

kecil dari 0,05 (0,040 < 0,05)

sehingga disimpulkan bahwa H₄

diterima.

Adanya perbedaan yang

signifikan tersebut menunjukkan

kemampuan perusahaan membayar

kewajiban jangka panjangnya

menggunakan total aktiva atau modal

sendiri sudah tergolong baik dan

perubahan tingkat solvabilitas lebih

baik sesudah melakukan akuisisi.

Semakin rendah nilai DER, maka

semakin tinggi proporsi modal

sendiri untuk membiayai total utang.

Penelitian ini bertolak belakang

dengan hasil penelitian Rey Arinta

(2017).

e. Pengujian Hipotesis Kelima

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada Economic Value Added

menghasilkan tingkat signifikansi

sebesar 0,035. Nilai Sig. t yang lebih

kecil dari 0,05 (0,035 < 0,05) dan

perbandingan rata-rata menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan pada Economic Value

Added antara sebelum dan sesudah

akuisisi sehingga disimpulkan bahwa

H₅ diterima.

Maka dari itu, dapat dikatakan

bahwa keputusan perusahaan untuk

melakukan akuisisi telah mampu

menciptakan nilai tambah bagi

perusahaan. Perhitungan nilai EVA

menunjukkan nilai yang positif serta

mengalami kenaikan setiap tahunnya.

EVA yang positif dan meningkat

mengindikasikan bahwa tingkat

pengembalian yang dihasilkan oleh

perusahaan melebihi tingkat biaya

modal atau tingkat pengembalian

yang diharapkan investor. Menurut

Rudianto (2013:340), EVA

merupakan suatu sistem manajemen

keuangan untuk mengukur laba

ekonomi dalam suatu perusahaan

yang menyatakan bahwa

kesejahteraan hanya dapat tercipta

jika perusahaan mampu memenuhi

semua biaya operasional dan biaya

modal. EVA mencerminkan laba

residu yang tersisa setelah biaya dari

seluruh modal, termasuk modal

ekuitas setelah dikurangkan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan

Page 12: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

12

Wardani (2018) juga Soewito dan

Wati (2017).

f. Pengujian Hipotesis Keenam

Hasil dari Paired Sample T-Test

pada Market Value Added

menghasilkan tingkat signifikansi

sebesar 0,042. Nilai Sig. t yang lebih

kecil dari 0,05 (0,042 < 0,05) dan

perbandingan rata-rata menunjukkan

bahwa terdapat perbedaan pada

Market Value Added antara sebelum

dan sesudah akuisisi sehingga

disimpulkan bahwa H₆ diterima.

MVA digunakan untuk menilai

kinerja keuangan perusahaan dari

segi eksternal (pasar). Jika dilihat

dari rata-rata MVA menunjukkan

hasil yang lebih tinggi dibandingkan

dengan sebelum melakukan akuisisi.

Hal ini menunjukkan adanya

pengaruh akuisisi dalam

meningkatkan nilai MVA karena

perusahaan mampu memperoleh nilai

pasar saham perusahaan lebih besar

dari modal yang diinvestasikan

pemegang saham sehingga mampu

menciptakan kekayaan bagi para

pemegang saham, karena nilai pasar

merupakan indeks yang tepat untuk

mengukur efektifitas perusahaan

dalam hal ini adalah sesudah

perusahaan melakukan akuisisi. Hal

tersebut bertolak belakang dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh

Wardani (2018).

V. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Tidak terdapat perbedaan pada

rasio likuiditas yang diproksikan

dengan Current Ratio (CR)

sebelum dan sesudah akuisisi.

Akuisisi tidak memberikan

perbedaan yang berarti pada

kemampuan perusahaan dalam

melunasi hutang jangka

pendeknya melalui aset jangka

pendek yang dimiliki perusahan.

2. Terdapat perbedaan pada rasio

profitabilitas yang diproksikan

dengan Return on Equity (ROE)

sebelum dan sesudah akuisisi.

Akuisisi memberikan perbedaan

yang berarti pada kemampuan

perusahaan dalam meningkatkan

laba atas modal yang dimiliki

perusahan.

3. Terdapat perbedaan pada rasio

aktivitas yang diproksikan dengan

Total Assets Turnover (TATO)

sebelum dan sesudah akuisisi.

Akuisisi tidak memberikan

perbedaan yang berarti pada

kemampuan penjualan perusahaan

Page 13: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

13

melalui aset yang diterima

perusahaan.

4. Terdapat perbedaan pada rasio

solvabilitas yang diproksikan

dengan Debt to Equity Ratio

(DER) sebelum dan sesudah

akuisisi. Akuisisi telah mampu

memberikan perbedaan yang

berarti pada kemampuan

perusahaan dalam membayar

hutangnya melalui modal sendiri

yang dimiliki perusahan.

5. Terdapat perbedaan pada

Economic Value Added (EVA)

sebelum dan sesudah akuisisi.

Kinerja perusahaan setelah

akuisisi telah memberikan nilai

tambah ekonomis perusahaan dan

kekayaan para pemegang saham.

6. Terdapat perbedaan pada Market

Value Added (MVA) sebelum dan

sesudah akuisisi. Kinerja

perusahaan setelah akuisisi telah

memberikan nilai tambah

ekonomis perusahaan dan

kekayaan para pemegang saham.

Saran

1. Bagi manajemen perusahaan

Perusahaan yang akan melakukan

aktivitas penggabungan usaha

dengan cara akuisisi sebaiknya

melakukan persiapan yang matang

sebelum memutuskan untuk

melakukan akuisisi. Perusahaaan

juga harus lebih berhati-hati

dalam memilih perusahaan target

yang akan diakuisisi dengan cara

mempertimbangkan kondisi

kinerja keuangannya agar

nantinya dapat memberikan

sinergi bagi perusahaan.

2. Bagi investor

Investor sebaiknya lebih berhati-

hati dalam menyikapi kegiatan

akuisisi, karena keputusan

tersebut tidak selalu membawa

dampak yang baik bagi

perusahaan setelah melakukan

akuisisi. Investor juga dapat

mempertimbangkan keputusan

akuisisi agar pengembalian atas

saham yang diterima dapat

mencapai target dan menghindari

resiko kerugian.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti selanjutnya hendaknya

melakukan pengukuran kinerja

keuangan dengan menambahkan

variabel pengukuran yang lain dan

melakukan pengamatan pada

periode yang lebih panjang.

DAFTAR PUSTAKA

Aprilita, Ira, Rina Tjandakirana, dan

Aspahani. 2013. ‘Analisis

Perbandingan Kinerja Keuangan

Page 14: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

14

Perusahaan Sebelum dan Sesudah

Akuisisi (Studi pada Perusahaan

Pengakuisisi yang Terdaftar di

BEI Periode 2000-2011)’. Jurnal

Manajemen dan Bisnis Sriwijaya.

Vol. 11, No. 2, p. 99-114.

Brigham, Eugene F. dan Houston,

JF. 2014. Fundamental of

Financial Management. Jakarta:

Penerbit Erlangga.

Chui, B. S. 2011. ‘A Risk

Management Model for Merger

and Acquisition’. Journal of

Engineering Business

Management. Vol. 3, No. 2, p. 37-

44.

Dewi, Sevika Ranita. 2015. ‘Analisa

Perbandingan Kinerja Keuangan

Beberapa Perusahaan Sebelum

dan Sesudah Akuisisi (Studi pada

Perusahaan Pengakuisisi yang

Terdaftar di BEI Periode 2003-

2013)’. Jurnal Ekonomi dan

Bisnis. Universitas Dian

Nuswantoro, p. 1-18.

Djohanputro, Bramantyo. 2004.

Restrukturisasi Perusahaan

Berbasis Nilai Strategi Menuju

Keunggulan. Jakarta: PPM.

Esterlina, Prisya dan Nila Nuzula

Firdausi. 2017. ‘Analisis Kinerja

Keuangan Perusahaan Sebelum

dan Sesudah Merger dan

Akuisisi’. Jurnal Administrasi

Bisnis (JAB). Vol. 47, No. 2, p.

39-48.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi

Multivariate dengan Program

SPSS. Edisi Ketujuh. Semarang:

Badan Penerbit Universitas

Diponegoro.

Kumara. N. V, dan M.

Satyanarayana. 2013.

‘Comparative Study of Pre and

Post Corporate Integration

through Mergers and

Acquisition’. International Journal

of Business and Management

Invention. 2(3), p. 31-38.

Leepsa, N. M. dan Chandra Sekhar

Mishra. 2012. ‘Post Merger

Financial Performance: A Study

with Reference to Select

Manufacturing Companies in

India’. International Research

Journal of Finance and

Economics Issue 83, p. 6-18.

Lestari, E. P. dan Isnina. 2017.

‘Analisis Kinerja Industri

Manufaktur di Indonesia’. Jurnal

Riset Ekonomi dan Manajemen

Vol. 17, No. 1, p. 183-198.

Mahesh R. dan Daddkar Prasad.

2012. ‘Post Merger and

Acquisition Financial

Performance Analysis: A Case

Study of Select Indian Airline

Companies’. International Journal

of Engineering and Management

Sciences. Vol. 3, No.3, p. 362-

369.

Mardianto, Natalis Christian, dan

Edi. 2018. ‘Dampak Merger dan

Akuisisi Terhadap Kinerja

Keuangan Perusahaan’. Jurnal

Benefita. Vol. 3, No. 1, p. 44-

52.

Page 15: PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN SEBELUM DAN SESUDAH …

15

Moin, Abdul. 2007. Merger, Akuisisi

& Divestasi. Yogyakarta:

Ekonisia.

Soewito dan Aprisa Kusumawati.

2017. ‘Pengukuran Kinerja

Keuangan dengan Pendekatan

Economic Value Added (EVA)

dan Market Value Added (MVA)

Sebelum dan Setelah Merger pada

Perusahaan GoPublic yang

Tercatat di Bursa Efek Indonesia

(BEI) Periode 2010-2012’.

Sosialita Jurnal Ilmu

Administrasi. Vol. 9, No. 2, p. 1-

9.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian

Kuantitatif Kualitatif dan R&D .

Bandung: Alfabeta.

Johan, Suwinto. 2011. ‘Implementasi

Strategi Bisnis dan Korporasi

Melalui Merger dan Akuisisi’.

Ultima Management Vol. 3, No.

1, p. 68-81.

Wardani, Ika Kusuma. 2018.

‘Analisis Perbandingan Economic

Value Added (EVA) dan Market

Value Added (MVA) pada

Perusahaan Sebelum dan Sesudah

Merger maupun Akuisisi Periode

Tahun 2010-2012 (Perusahaan

Publik yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia)’. Jurnal Ilmu

Manajemen Vol. 6, No. 1, p. 1-8.