Upload
others
View
10
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBANDINGAN AKTIVITAS GELOMBANG ALFA
ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG) OTAK SAAT
DIPERDENGARKAN MUROTTAL AL-QUR’AN SURAH AL-
INSYIQAQ PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA
Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA KEDOKTERAN
OLEH:
KHUSNUL KHATIMA
NIM: 11151030000087
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018 M
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
Laporan penelitian ini rnerupakan hasil karya asli saya yang diajukan untukmemenuhi salah satu persyaratan mempercleh gelar sarjaana kedokteran diUIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
semua sumber yang saya gunakan daram penurisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di uIN syarifHidayatullah Jakarta.
Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orailg lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di LIIN syarif Hidayatullah Jakarta.
Ciputat, 23 Oktober 2018
l.
2.
aJ.
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PERBANDINGAN AKTTWTAS GELOMBAI\G ALFA
ELEKTROENSEFALOGRAFI (EEG) OTAK SAAT DIPERDENGARKAN
AT-QUR'AN SURAH AL.INSYIQAQ PADA MAIIASIS\ryA
KEDOKTERAN ITIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Laporan penelitian
Diajukan kepadaProgram Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh:
Khusnul Khatima
NIM: 11151030000087
Pembimbing I
Pembimbing lI
dr. Ahmad Azwar Habibi, M. Biomed
NIP. 19800s2220091p1}0s
ilr
"'=----)(-Wdr. Ully Husna. Sp.S
NIP.
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKTTLTAS KEDOKTERAN
UNWERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA
M4AW2AI8 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Laporan Penelitian berjudul PERBANDTNGAN GELOMBANG ALFAELEKTROENSEFALOGRAT'I (EEG) OTAK SAAT DIPERI}ENGARKANMUROTTAL AL.QUR'AN SL'RAH AL-INSYIQAQ PADA MAHASISWAKEDOKTERAN UIN SYARTF I{TDAYATULLATT JAKARTA yang diajukanoleh Khusnul Khatima (NIM: 11151030000087), telah diajukan dalam sidang diFakultas Kedokleran pada 23 Oktober 2018. Laporan penelitian ini telah diterimasebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Kedokteran (S.Ked) padaProgram Studi Kedokteran.
Jakarta 23 Oktober 2018
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
dr. Ahrnad Azwar Habibi, M.Biomed
NIP. I 9800s222009n1005
Pembimbing I
,#frlu,//
dr. Ahmad Azwar Habibi, M.Biorned
NrP. 1 9800 s222009 D1 A05
dr. tllly Husna, Sp.S, M.Biomed
dr. L
NIP.
NIP.
dr. F
NIP.
PIMPINAN FAKTILTAS
n IIIN Kaprodi PSKPD
t
D,
(_-_
, pfNASntA dr. Achmad Zaki,M.Epid, Sp.OT
iantina M.Biomed Faisal, M.T
1985030s201801 1001
,sp23 200312
*T#$). r>6 "*.\ri.B&9:i*.#?'l ;
;,|,ARTA ,1.
ffi{ffi I 003
IV
NIP. 19780507 200501 1 00s
v
KATA PENGANTAR
Assalaamualaikum Wr. Wb
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya saya dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta salam saya
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan para
umatnya.
Saya merasa akan sangat sulit bagi saya menyelesaikan penelitian ini jika
tanpa bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Sehingga, saya ingin
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. dr. Hari Hendarto, SpPD, PhD, FINASIM selaku Dekan FK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, dr. Achmad Zaki, M.Epid, SpOT selaku Ketua
Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, serta seluruh dosen Program Studi Kedokteran yang selalu
membimbing serta memberikan ilmu kepada saya selama menjalani masa
pendidikan di Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Ahmad Azwar Habibi, M. Biomed dan dr. Ully Husna, Sp.S selaku
pembimbing penelitian saya yang selalu membimbing dan mengarahkan
saya dalam penelitian sehingga dapat menyelesaikannya dengan baik.
3. Kedua orang tua saya yang tercinta Adham Hasyim dan Hj. Madianah Saleh
serta kedua saudara saya Mar’atul Fitriyah dan Mu’adz Adham Hasyim, dan
juga seluruh keluarga besar H. Hasyim Mas’ud dan (Alm) H. Muh. Saleh
yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang, memberi doa, nasihat, serta
semangat dalam kehidupan saya.
4. Seluruh Pimpinan Kementerian Agama (KEMENAG) RI dan Pengurus
Program Beasiswa Santri Berprestasi yang telah memberi saya kesempatan
untuk berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku Penanggung Jawab (PJ) riset.
vi
6. Untuk dr. Nizmah, Sp.S selaku pemilik ruangan dan alat
Elektroensefalografi serta Mba Ana yang selalu bersedia membantu
melakukan perekaman EEG.
7. Untuk teman seperjuangan saya dalam penelitian ini yaitu Annisah Nur
Rahmah Syarif, Nur Fauziah Syam, dan Rahmawati.
8. Teruntuk saudara seperjuangan di tanah rantau ini Megawati Latenriolle,
Monalisa, Nurlaelatul Qadria, Atiqah Murtadha, Abd. Rahman,
Rezdwyanto Sabiri, Muhammad As’ad, Ilmul Yaqin Amha, Hasna Aqilah,
Auliya Yasmin, Widda Mayyala S, Qotrun Nada, juga IAPAN UIN Jakarta
(Ahmad Sisjufri M, S.Ked, St. Rafidah Ali, S. Ked, Achmad Fudhail, S.KM,
Akbar Maulana dan Sandrawati) yang selalu hadir dan memberikan
semangat dan dukungan dalam menjalani studi.
9. Keluarga CSSMoRA UIN Jakarta 2015 yang selalu memberikan
memotivasi penulis hingga dapat menyelesaikan penelitian ini.
10. Teman-teman Amigdala 2015 yang berjuang bersama meraih mimpi untuk
menjadi dokter muslim di masa depan.
vii
ABSTRAK
Khusnul Khatima. Program Studi Kedokteran. Perbandingan Gelombang
Alfa EEG (Elektroensfalografi) Saat Diperdengarkan Al-Qur’an Surah Al-
Insyiqaq Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Uin Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2018
Pendahuluan: Gelombang Alfa adalah salah satu jenis gelombang otak yang
terdeteksi oleh alat Elektroensfalografi dan berasal dari bagian korteks otak yang
dapat terbentuk ketika seseorang menutup mata dan merasa tenang atau dalam
keadaan rileks. Elektroensefalografi adalah teknik pencitraan medis dengan
membaca aktivitas listrik yang dihasilkan yang dihasilkan oleh kulit kepala pada
struktur otak. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa seseorang yang
mendengarkan Al-Quran secara sadar mampu meningkatkan kekuatan alpha relatif
di lobus frontal, dibandingkan dengan kondisi istirahat. Objektif: untuk
mengetahui perbandingan aktivitas gelombang alfa elektroensefalografi (EEG)
otak saat diperdengarkan murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Metode: Sampel pada penelitian terdiri dari 20 orang yang
dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
(diberikan materi mengenai kandungan surah Al-Insyiqaq ayat 1-25). Hasil: Data
dianalisis dengan statistik Uji T tidak berpasangan untuk membandingkan aktivitas
gelombang alfa pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa aktivitas gelombang alfa kelompok perlakuan lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol (P=0,033). Kesimpulan: Pemberian intervensi
berupa pemberian materi lebih mendalam terkait surah al-Insyiqaq ayat 1-25
menghasilkan perbedaan aktivitas gelombang alfa elektroensefalografi (EEG) pada
kelompok perlakuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Kata kunci: Gelombang alfa, Elektroensefalografi, Murottal Al-Qur’an, Surah Al-
Insyiqaq
viii
ABSTRACT
Khusnul Khatima. Medical Study Program. Comparison of Alpha EEG Wave
(Electroencephalography) When Listened to Al-Qur'an Al-Insyiqaq on
Students of the Faculty of Medicine Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. 2018
Introduction: Alpha waves are one type of brain wave that is detected by
electroencephalography devices and comes from the part of the brain cortex that
can be formed when a person closes his eyes and feels calm or relaxed.
Electroencephalography is a medical imaging technique by reading the electrical
activity produced by the scalp in the brain structure. Several previous studies have
shown that someone who listens to the Koran consciously is able to increase alpha
strength relative to the frontal lobe, compared to resting conditions. Objective: to
determine the comparison of brain electroencephalography (EEG) alpha wave
activity when murottal al-Qur'an surah Al-Insyiqaq was played in the control group
and the treatment group of students of the Faculty of Medicine Syarif Hidayatullah
State Islamic University in Jakarta. Method: The sample in the study consisted of
20 people divided into 2 groups, namely the control group and treatment group
(given material on the content of sura Al-Insyiqaq verses 1-25. Results: Data were
analyzed with unpaired T test statistics to compare alpha wave activity in the control
group and treatment group, the results of data analysis showed that the alpha wave
activity of the treatment group was higher than the control group (P = 0.033).
Conclusion: The provision of more in-depth material related to sura al-Insyiqaq
verses 1-25 results in a higher difference in alpha electrophalography (EEG)
activity compared to the control group.
Keywords: Alpha Wave, Electroencephalography, Murottal Al-Qur'an, Surah Al-
Insyiqaq
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Jenis-jenis gelombang otak pada Elektroensefalografi……………… 10
Tabel 4.1 Hasil analisa data post test surah Al-Insyiqaq……………………… 28
Tabel 4.2 Hasil analisa data gelombang alfa hasil EEG saat diperdengarkan
Murottal Al-Qur’an Surah Al-Insyiqaq…………………………….. 30
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Label sesuai dengan Penempatan Elektroda 10-20………………… 6
Gambar 2.2 Proses perekaman EEG……………………………………………. 8
Gambar 2.3 Gelombang Alfa……………………………………………………11
Gambar 2.4 Proses Transduksi Suara…………………………………………....12
Gambar 2.5 Lobus Korteks Serebral..……………………………………….......13
Gambar 2.6 Sistem Limbik………....……………………………………….......14
Gambar 4.1 Gelombang Alfa Hasil Elektroensefalografi……………………….36
Gambar 6.1 Form permohonan izin peminjaman alat………………………….. 37
Gambar 6.2.Lembar persetujuan kesediaan menjadi responden………………...39
Gambar 6.3 Lembar pre test dan post test surah Al-Insyiqaq…………………...40
Gambar 6.4 Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq………………………..42
Gambar 6.5 Proses penentuan posisi elektroda………………………………….43
Gambar 6.6 Petunjuk pengukuran posisi elektroda…….………………………..45
Gambar 6.7 Elektroda EEG………………….................………………………..46
Gambar 6.8 Proses perekaman EEG…………………...………………………..46
Gambar 6.11 Hasil Post test dan Gelombang Alfa EEG………………………...51
xi
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Hasil Post Test Surah Al-Insyiqaq………………...………………….29
Grafik 4.2 Hasil Gelombang Alfa Elektroensefalografi saat diperdengarkan
Murottal Surah Al-Insyiqaq…..……………………………………..31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form Permohonan Peminjaman Alat ............................................... 37
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Kesediaan menjadi responden ........................ 39
Lampiran 3 Lembar pretest dan post test surah Al-Insyiqaq ............................... 40
Lampiran 4 Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq ...................................... 42
Lampiran 5 Gambar Proses Penelitian ................................................................. 45
Lampiran 6 Hasil Post Test dan Gelombang Alfa EEG ....................................... 52
Lampiran 7 Kunci Jawaban Soal Post Test .......................................................... 53
Lampiran 8 Analisa Data ..................................................................................... 53
Lampiran 9 Riwayat Penulis ................................................................................ 55
xiii
DAFTAR SINGKATAN
EEG : Elektroensefalografi
BMKG : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika
EMG : Elektromiogram
EKG : Elektrokardiografi
MRI : Magnetic Resonance Imaging
PET : Positron Emission Tomography
xiv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. i
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................................... i
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
1.3 Hipotesis ................................................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................................... 3
1.4.1 Umum ................................................................................................................ 3
1.4.2 Khusus ............................................................................................................... 3
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................................. 3
1.5.1 Bagi peneliti ...................................................................................................... 3
1.5.2 Bagi Institusi ..................................................................................................... 4
1.5.3 Bagi Masyarakat .............................................................................................. 4
1.6 Batasan Masalah .................................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 5
2.1 Landasan Teori ....................................................................................................... 5
2.1.1 Elektroensfalografi (EEG) ............................................................................... 5
2.1.2 Gelombang Alfa .............................................................................................. 11
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Otak .......................................................................... 12
2.1.4 Murottal Al-Qur’an Surah Al-Insyiqaq ....................................................... 15
2.2 Kerangka Teori ..................................................................................................... 21
2.3 Kerangka Konsep .................................................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 24
3.1 Desain Penelitian ................................................................................................... 24
xv
3.2 Waktu dan tempat penelitian ............................................................................... 24
3.2.1 Waktu Penelitian ............................................................................................ 24
3.2.2 Tempat Penelitian .......................................................................................... 24
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................................... 25
3.3.1 Populasi Penelitian ......................................................................................... 25
3.3.2 Sampel Penelitian ........................................................................................... 25
3.4 Besar Sampel ......................................................................................................... 25
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................... 26
3.5.1 Kriteria Inklusi ............................................................................................... 26
3.5.2 Kriteria Eksklusi ............................................................................................ 26
3.6 Instrumen Penelitian ............................................................................................. 26
3.7 Alur Penelitian....................................................................................................... 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 29
4.1 Hasil Penelitian ...................................................................................................... 29
4.2 Pembahasan ........................................................................................................... 33
4.3 Keterbatasan Penelitian ....................................................................................... 36
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 37
1.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 37
1.2 Saran ...................................................................................................................... 37
LAMPIRAN..................................................................................................................... 41
Lampiran 1 .................................................................................................................. 41
Lampiran 2 .................................................................................................................. 43
Lampiran 3 .................................................................................................................. 44
Lampiran 4 .................................................................................................................. 46
Lampiran 6 .................................................................................................................. 52
Lampiran 7 .................................................................................................................. 53
Lampiran 8 .................................................................................................................. 54
Lampiran 9 ................................................................................................................. 56
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beberapa tahun belakangan ini sering terjadi bencana alam di Indonesia yang
tidak jarang menewaskan banyak korban jiwa. Salah satunya, menurut data dari
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), keaktifan gempa bumi di
Indonesia meningkat setiap tahunnya. Dalam periode 2016-2017, tercatat 31 kali
gempa bumi yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia5. Hal ini membuat
masyarakat menjadi lebih waspada dan cemas akan bencana yang tidak pernah
diketahui pasti waktu terjadinya. Ini dapat menjadi sebuah peringatan mengenai
datangnya hari kiamat yang merupakan hari dimana seluruh alam akan mengalami
kehancuran. Berkaitan dengan hari kiamat, Allah telah menjelaskan di beberapa
surah dalam Al-Qur’an. Salah satu diantara surah tersebut adalah surah Al-
Insyiqaq.
Surah Al-Insyiqaq yang terdiri dari 25 ayat bercerita tentang ketundukan alam
kepada kuasa dan perintah Allah SWT berupa langit yang terbelah dan bumi yang
memuntahkan seluruh isinya sehingga bumi menjadi kosong saat datangnya hari
kiamat. Selain itu, diuraikan pula tentang keadaan manusia di hari itu dan
pertanggungjawaban dari amal perbuatannya6. Dengan memahami makna surah Al-
Insyiqaq serta mengingat mengenai kejadian bencana alam yang sering terjadi,
diharapkan akan bertambahnya rasa cemas, yang jika digambarkan dengan aktivitas
gelombang otak akan mempengaruhi aktivitas dari gelombang alfa.
Gelombang Alfa adalah salah satu jenis gelombang otak yang terdeteksi oleh
alat elektroensfalografi (EEG) yang merupakan teknik pencitraan medis dengan
membaca aktivitas listrik akibat adanya stimulus dari berbagai sumber seperti suara,
yang kemudian suara tersebut akan dikirim ke otak untuk dipersepsikan dan
menimbulkan terbentuknya beragam sensasi seperti emosional atau suasana hati
(marah, takut, sedih, dan gembira) yang dihasilkan oleh kulit kepala pada struktur
otak1. Gelombang ini berasal dari bagian korteks otak yang merupakan gelombang
2
EEG terkuat ketika seseorang menutup mata dan merasa tenang atau dalam keadaan
rileks dan akan berkurang atau hilang ketika dipengaruhi oleh keadaan mata
terbuka, mengantuk dan tidur2.
Murottal Al-Qur’an adalah teknik pembacaan Al-Qur’an yang memiliki
melodi. Beberapa psikolog dan perawat telah mempelajari banyak hal tentang efek
dari Al-Qur’an dan melaporkan bahwa mendengarkan Al-Qur’an mampu
mengurangi rasa sakit dan kecemasan pasien3. Sehingga, murottal Al-Qur’an
menjadi salah satu media suara yang dapat mempengaruhi keadaan emosional atau
suasana hati. Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa seseorang yang
mendengarkan murottal Al-Quran secara sadar mampu meningkatkan kekuatan alfa
relatif, dibandingkan dengan kondisi istirahat. Dijelaskan pula pada hasil penelitian
yang dilakukan Azian Azamimi Abdullah bahwa gelombang alfa saat
mendengarkan murottal Al-Qur’an lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi
istirahat sambil mendengarkan musik yang membuktikan bahwa seseorang dapat
rileks dan tenang saat mendengarkan murottal Al-Qur’an2. Namun hingga saat ini,
belum ada penelitian spesifik terhadap aktivitas gelombang alfa ketika
diperdengarkan salah satu surah dalam Al-Qur’an yang telah dipahami
kandungannya.
Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengetahui perbedaan aktivitas gelombang
alfa hasil EEG pada subjek yang diberikan perlakuan berupa pemberian materi lebih
mendalam terkait surah Al-Insyiqaq dengan subjek yang tidak diberikan perlakuan
apapun.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana perbandingan aktiivitas gelombang alfa EEG otak saat
diperdengarkan murottal Al-qur’an surah Al-Insyiqaq pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan mahasiswa Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta ?
1.3 Hipotesis
Aktivitas gelombang alfa EEG otak pada kelompok perlakuan lebih sedikit
daripada aktivitas gelombang alfa EEG otak pada kelompok kontrol saat
3
diperdengarkan murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq pada mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Umum
Tujuan umum penelitan ini adalah untuk mengetahui perbandingan
aktivitas gelombang alfa EEG otak saat diperdengarkan murottal al-
Qur’an surah Al-Insyiqaq pada kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
1.4.2 Khusus
a. Mengetahui gambaran hasil post test surah Al-Insyiqaq terhadap
aktivitas gelombang alfa pada kelompok kontrol.
b. Mengetahui gambaran hasil post test surah Al-Insyiqaq terhadap
aktivitas gelombang alfa pada kelompok perlakuan.
c. Mengetahui perbandingan hasil post test surah Al-Insyiqaq antara
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
d. Mengetahui perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Bagi peneliti
a. Mendapatkan pengalaman penelitian dengan metode eksperimen.
b. Mendapatkan pengetahuan dan pengalaman mengenai penggunaan
alat EEG yang digunakan untuk mengetahui aktivitas kelistrikan otak.
c. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar Sarjana Kedokteran dari
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4
1.5.2 Bagi Institusi
a. Dapat dijadikan acuan dan referensi dalam bidang kesehatan dan
agama.
b. Dapat menjadi inspirasi untuk dilakuan penelitian lebih lanjut dan
mendalam terkait perbandingan aktivitas gelombang alfa EEG otak
saat diperdengarkan murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq.
1.5.3 Bagi Masyarakat
a. Dapat menjadi informasi bagi masyarakat bahwa Murottal Al-Qur’an
dapat dijadikan sebagai alat meditasi relaksasi pikiran.
b. Dapat menambah hasanah pengembangan ilmu pengetahuan dalam
bidang ilmu kesehatan dan agama.
1.6 Batasan Masalah
a. Murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq ayat 1-25.
b. Parameter yang diamati adalah perbandingan aktivitas gelombang alfa
EEG otak saat diperdengarkan murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq
pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan mahasiswa
kedokteran angkatan 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Elektroensfalografi (EEG)
Pemeriksaan EEG atau biasa dikatakan Elektroensefalografi biasanya
digunakan untuk medis dan penelitian dalam bidang neurologi dan neurofisiologi
klinis. Elektroensefalografi adalah teknik pencitraan medis dengan membaca
aktivitas listrik yang dihasilkan oleh kulit kepala pada struktur otak. EEG ini akan
merekam arus yang mengalir selama perangsangan sinaptik dari banyak dendrit
neuron piramidal di korteks serebral. Arus listrik otak tersebut sebagian besar terdiri
dari Na2+, K+, Ca2+, dan ion Cl- yang dipompa melalui kanal yang ada di dalam
membrane neuron yang diatur langsung oleh membrane potensial7. Hanya sebagian
neuron aktif yang dapat menghasilkan aktifitas listrik pada permukaan kepala yang
dapat direkam. Dimulai dari lapisan saraf, tengkorak, kulit kepala dan beberapa
lapisan kulit lainnya dan kemudian ditangkap oleh elektroda dan hasilnya
tergambarkan secara grafis pada secarik kertas atau disimpan ke memori komputer.
Pengaruh tinggi EEG berasal dari aktivitas listrik dari korteks serebral karena
posisinya dipermukaan1.
A. Penempatan Elektroda rekaman
Elektroda yang digunakan dalam melakukan perekeman EEG ada
beberapa jenis, yaitu:
a. Sekali (gel-less dan pre-gelled)
b. Elektroda disk yang dapat digunakan berulang kali (berbahan
stainless steel atau timah)
c. Ikat kepala dan topi elektroda
d. Elektroda jarum
Apabila menggunakan elektroda perak, maka ruang antara elektroda
dan kulit harus diisi dengan pasta konduktif. Penempatan elektroda-
elektroda menggunakan sistem 10-20. Sistem tersebut ditemukan pada
tahun 1985, International Federation in Electroencephalography dan
6
Clinical Neurophysiology. Kepala dibagi menjadi beberapa bagian dengan
jarak tertentu mulai dari bagian depan tengkorak kepala sampai seluruh
bagian otak. Penempatan elektroda sesuai dengan label elektrodanya.
- F untuk bagian Frontal
- C untuk bagian Central/bagian pusat
- T untuk bagian Temporal
- P untuk Posterior, dan
- O untuk Oksipital
Kemudian disertai dengan angka-angka yang terdapat pada sisi kanan
dan kiri. Angka ganjil untuk sisi kiri kepala dan genap di sisi kanan. Sebelah
kiri dan kanan ditentukan dari sudut pandang subjek 8,1,9.
Susunan peletakan elektroda seperti gambar di atas, setiap elektroda
kulit kepala terletak di bagian otak tertentu, misalnya F7 terletak di dekat
pusat aktivitas yang rasional, Fz di dekat pusat atensi dan motivasi, F8 di
dekat sumber impuls emosional. C3, C4, dan Cz di bagian otak yang
berhubungan dengan fungsi motorik dan sensorik. P3, P4 dan Pz di bagian
persepsi dan diferensiasi. Prosessor emosional berada dekat dengan
elektroda T3 dan T4. Sedangkan T5 dan T6 adalah fungsi memori. Pada
daerah otak viseral terdapat elektroda O1 dan O2. Impedansi tinggi dapat
menyebabkan distorsi, maka dari itu untuk menghindari terjadinya distorsi
Gambar 2.1 Label sesuai dengan Penempatan
Elektroda 10-20 (Teplan, 2002)
7
disetiap kontak elektroda dengan kulit kepala, semua elektroda harus
dibawah 5K ꭥ dan seimbang dalam 1K ꭥ satu sama lain. Terdapat 2 cara
dasar untuk menempelkan elektroda ke kulit kepala yaitu, dengan gel atau
collodin. Pengaplikasian elektroda yang menggunakan gel adalah sebagai
berikut:
1. Cari posisi untuk elektroda yang menggunakan sistem
penempatan elektroda 10-20.
2. Helai rambut terpisah diatas posisi elektroda dengan
menggunakan ujung kayu dari aplikator.
3. Bersihkan kulit mati dan kotoran dari daerah dengan bahan
pembersih abrasif seperti Omni-Prep or NuPrep
4. Sendok beberapa pasta elektroda ke elektroda
5. Tempatkan elektroda pada posisi diatas kulit
6. Masukkan bantalan kasa 2 “x2” di atas elektroda da dorong
kepala dengan kuat, menyediakan segel yang mencegah
elektroda jatuh dari kepala10.
Terdapat juga artefak saat perekaman EEG. Artefak dalam rekaman
EEG dapat terkait pasien dan teknisi. Artefak yang terkait pasien adalah
sinyal fisiologis yang tidak diinginkan yang mungkin secara signifikan
mengganggu EEG.
1. Setiap gerakan kecil tubuh
2. EMG (biasanya dipasang di dagu, tangan kiri atau kanan)
3. EKG (pulse-kecepatan)
4. Gerakan mata
5. Berkeringat.
8
B. Gelombang Otak pada EEG
Gelombang otak dihasilkan oleh aliran elektrik yang disinkronisasi dari
massa neuron yang saling berkomunikasi satu sama lain8.
Elektroensefalogram adalah rekaman dari osilasi potensial listrik yang
dihasilkan oleh otak dan direkam dari elektroda pada kulit kepala, seperti
yang digambarkan pada Gambar 2.212.
Gelombang otak tersebut kemudian mengalami analisis spektrum
waktu-bervariasi dengan menghitung daya spektral dalam pita frekuensi
yang berbeda yang biasanya digunakan dalam analisis EEG dan membentuk
5 gelombang otak, yaitu:
Jenis gelombang Karakteristik gelombang
1. Gamma Gelombang yang memiliki rentang
frekuensi 31 Hz ke atas.
Diperkirakan bahwa itu
menggambarkan keadaan sadar.
Gelombang beta dan gamma sama-
Gambar 2.2 (a) Otak manusia. (b) Bagian dari korteks serebral yang
menghasilkan potensial aksi. (c) Setiap elektroda EEG
merekam hampir seluruh bagian korteks (Tong S, 2009)
9
sama dikaitkan dengan perhatian,
persepsi, dan kognisi13,14.
2. Beta Gelombang ini memiliki rentang
frekuensi antara 12 Hz sampai
30Hz. Tetapi biasanya dibagi
menjadi β1 dan β2 untuk
mendapatkan rentang yang lebih
spesifik. Gelombangnya kecil dan
cepat. Terkait dengan konsentrasi
terfokus14. Ketika otak diamati saat
berpikir berat atau dalam keadaan
waspada, maka gelombang beta
akan terbentuk. Gelombang ini
hanya terbentuk ketika seseorang
dalam situasi waspada, terlibat
dalam pemecahan masalah,
perhatian, dan pengambilan
keputusan.
3. Alfa Gelombang alfa memiliki rentang
frekuensi antara 8 Hz sampai 12 Hz.
Gelombang alfa hanya bisa
ditemukan dalam keadaan relaksasi
otak dan mata tertutup12. Paling
sering ditemukan dibagian belakang
kepala atau lobus oksipital (O1 dan
O2) dan di lobus frontal14,15.
4. Teta Gelombang Teta memiliki rentang
frekuensi antara 4 Hz sampai dengan
8 Hz. Gelombang ini dapat diamati
dalam keadaan mengantuk12. Selain
10
itu, keadaan melamun, frustasi, atau
kecewa dapat membentuk
gelombang teta14,16.
5. Delta Gelombang ini adalah gelombang
otak paling lambat yang memiliki
rentang frekuensi antara 0,5 Hz
hingga 4Hz. Gelombang Delta ini
dapat diamati ketika seseorang
dalam keadaan tidur nyenyak14,17.
C. Aplikasi EEG
Aktivitas saraf otak dapat direkam secara kompleks dengan cepat
setelah diberikan stimulus dan juga EEG memberikan resolusi spasial lebih
sedikit dibadindingkan dengan MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan
PET (Positron Emission Tomography). Jadi, alokasi yang lebih baik di
dalam otak, EEG sering dikombinasikan dengan scan MRI. Terdapat
beberapa aplikasi dari EEG pada manusia dan hewan menurut R. Bickford,
yaitu:
1. Menentukan daerah kerusakan setelah terjadi cedera kepala, stroke,
tumor, dll;
2. Uji jalur aferen (oleh potensi bangkitan);
3. Memantau keterlibatan kognitif (Irama Alpha);
4. Menghasilkan keadaan biofeedback, alpha, dll;
5. Mengontrol anestesi (“Servo anestesi”);
6. Menyelidiki epilepsi dan menentukan asal kejang;
7. Uji efek obat epilepsi;
8. Memonitor perkembangan otak manusia dan hewan;
9. Menyelidiki gangguan tidur dan fisiologi1,18.
Tabel 2.1 Jenis-jenis gelombang otak
11
2.1.2 Gelombang Alfa
Gelombang alfa adalah salah satu jenis gelombang otak yang dideteksi oleh
EEG dan terutama berasal dari lobus oksipital selama relaksasi dengan mata
tertutup. Gelombang alpha berkurang dengan mata terbuka dan mengantuk dan
tidur. Mereka dianggap mewakili aktivitas korteks visual dalam keadaan diam.
Gelombang alfa occipital selama periode mata tertutup adalah sinyal otak EEG
terkuat2. Menurut Astrid von Stein, dalam jurnalnya ia mengemukakan
pendapatnya bahwa, aktivitas alfa dengan besar amplitudo 8-12 Hz muncul ketika
mata tertutup dan menghilang saat mata dibuka. Namun, aktivitas alfa juga dapat
ditemukan saat mata terbuka dan maksimal ketika dalam keadaan
tenang19,20.Terbentuknya gelombang pada EEG tersebut dapat distumulus dengan
berbagai rangsangan salah satunya dalam bentuk suara. Gelombang suara yang
terjadi, awalnya akan diterima oleh telinga luar yang berperan dalam lokalisasi
suara. Namun, bukti-bukti terakhir menunjukkan bahwa korteks pendengaran
menentukan lokasi suara berasarkan perbedaan dalam waktu pola lepas-muatan
neuron. Setelah ditangkap oleh telinga bagian luar, maka suara akan melewati liang
telinga (Meatus Akustikus Eksterna) yang kemudian akan menggetarkan membrane
timpani yang merupakan awal perubahan energi suara menjadi energi mekanik.
Energi mekanik pada membrane timpani yang terjadi, kemudian akan ikut
menggerakkan cairan yang ada di telinga dalam. Kemudian menggerakkan sel
rambut yang ada di koklea. Gerakan pada sel rambut dalam yang ada di koklea akan
menghasilkan impuls listrik pendengaran (potensial aksi yang menyampaikan
pesan pendengaran ke korteks serebrum). Neuron-neuron aferen yang membawa
Gambar 2.3 Gelombang Alfa (Gamboa, 2005)
12
sinyal auditorik dari sel rambut dalam keluar dari koklea melalui saraf auditorius
melibatkan beberapa sinaps dalam perjalanannya, dengan yang paling menonjol
berada Batang otak dan nucleus genikulatum medialis talamus seperti yang
dijelaskan pada Gambar 2.421.
Talamus berfungsi sebagai stasiun pemancar pemrosesan awal semua
rangsangan sensorik. Semua masukan sensorik bersinaps di talamus kemudian
setelah dari talamus, akan disebarkan ke seluruh korteks somatosensorik22,21,23.
2.1.3 Anatomi dan Fisiologi Otak
Serebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia dan juga berhubungan
dengan fungsi otak yang paling penting seperti pemikiran dan tindakan. Serebrum
terdiri dari 2 belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri yang tidak terhubung
secara langsung. Belahan kanan dan kiri berkomunikasi secara tidak langsung
Gambar 2.4 Proses Transduksi Suara (Sherwood, 2016)
13
melalui talamus dan struktur serebral lainnya24. Korteks serebral dibagi menjadi 4
bagian seperti pada Gambar 2.521, yang disebut sebagai lobus, yaitu:
1. Lobus Frontal
2. Lobus Parietal
3. Lobus Oksipital adalah pusat pemrosesan visual otak, termasuk
pemrosesan visuo-spasial tingkat rendah (orientasi, frekuensi spasial),
diferensiasi warna dan persepsi gerak. Korteks oksipital terletak di
bagian paling belakang dari tengkorak. Semua hal yang kita lihat
diproses di bagian ini.
4. Lobus Temporal merupakan area memori dan pendengaran. Lobus
temporal dikaitkan dengan pemrosesan input sensorik, bahasa dan
asosiasi emosional. Korteks temporal bertanggung jawab untuk memori
jangka panjang. Struktur temporal yang bagian dalam termasuk
hipokampus. Selain itu, korteks temporal kiri bertanggung jawab atas
pemahaman bahasa, pemrosesan, dan produksi (area Broca dan
Wernicke)25.
Meskipun ada yang kanan dan kiri untuk setiap lobus, terdapat perbedaan
antara belahan otak. Belahan kanan sering dikaitkan dengan kreativitas dan
imajinasi, sedangkan belahan kiri dikaitkan dengan kemampuan logika seperti
Gambar 2.5 Lobus korteks serebral. Korteks serebral dibagi menjadi
lobus oksipital, temporal, parietal, dan frontal, seperti
yang digambarkan dalam pandangan lateral dari sisi
kiri otak (Sherwood, 2016)
14
kognisi numerik dan spasial. Selain itu, otak juga mempunyai bagian-bagian yang
masing-masing memiliki fungsi. Salah satunya, Sistem Limbik25. Sistem limbik
bukanlah suatu struktur terpisah. Tetapi, suatu cincin struktur-struktur otak depan
yang mengelilingi batang otak dan saling berhubungan melalui jalur-jalur neuron.
Struktur ini mencakup bagian sebagai berikut : lobus-lobus korteks serebrum
(terutama korteks asosiasi limbik), nucleus basal, talamus, hipotalamus, amigdala
dan hipokampus22. Beberapa bagian dari otak tersebut berkaitan dengan emosi,
kelangsungan hidup dasar dan pola perilaku sosioseksual, motivasi, memori dan
pembelajaran. Konsep emosi mencakup perasaan emosional subjektif dan suasana
hati (misalnya marah, takut, sedih, dan gembira). Misalnya, amigdala bagian
penting dalam memproses input yang dapat menimbulkan sensasi ketakutan dan
kecemasan. Suasana hati tersebut menimbulkan terbentuknya beragam sensasi yang
dirasakan oleh seseorang sebagai kesenangan, ketakutan, dan yang lainnya. Hal
tersebut terjadi akibat dari adanya proses aktivitas listrik yang menghasilkan
neurotransmitter berupa norepinefrin, dopamin, dan serotonin di dalam otak yang
terstimulasi dari berbagai sumber seperti, suara, gambar, maupun sentuhan21.
Namun, aktivitas dan persepsi kortikal tidak didorong oleh stimulus eksternal saja
selain itu dipengaruhi dari stimulus internal juga seperti ekspektasi, memori, dan
tindakan yang telah direncanakan13.
Gambar 2.6 Sistem Limbik. Struktur yang terletak di bagian
dalam otak yang merupakan sistem limbik
(berwarna merah muda) (Sherwood, 2016)
15
Memori adalah proses menyimpan informasi yang diperoleh melalui
pembelanjaran dan memanggil informasi. Penyimpanan informasi yang diperoleh
dilakukan dalam dua cara: Ingatan jangka-pendek dan ingatan jangka panjang.
Ingatan jangka pendek berlangsung beberapa detik hingga jam, sedangkan ingatan
jangka panjang dipertahankan dalam hitungan harian bahkan tahunan. Memori
jangka panjang merupakan informasi dalam memori jangka pendek yang dapat
diubah menjadi jenis memori yang lebih permanen. Proses yang mengubah jangka
pendek menjadi memori jangka panjang disebut sebagai konsolidasi. Proses
konsolidasi terjadi pada hipokampus21. Memori jangka panjang melibatkan
amigdala dan serebelum 22.
2.1.4 Murottal Al-Qur’an Surah Al-Insyiqaq
Murottal Al-Qur’an adalah teks ritmik (prosa) yang berarti bahwa Al-
Qur’an memiliki melodi yang berasal dari kombinasi kata dan huruf berdasarkan
makna yang halus dan suci3. Salah satu surah di dalam Al-Qur’an yaitu Surah Al-
Insyiqaq. Para ahli tafsir sepakat bahhwa surah Al-Insyiqaq diturunkan di Mekkah
setelah surah al-infithar26. Surah ini diturunkan sebelum Nabi Muhammad SAW
hijrah ke Madinah. Namanya yang dikenal pada masa sahabat Nabi SAW adalah
Surah Idza Insyaqqat as-Sama’. Nama tersebut dipersingkat sehingga hanya
menjadi Surah al-Insyiqaq. Surah ini bercerita tentang ketundukan alam kepada
kuasa dan perintah Allah swt serta uraian tentang keadaan manusia dan
pertanggungjawabannya di Hari Kemudian juga kecaman terhadap mereka yang
tidak disentuh jiwanya oleh tuntunan al-Qur’an. Tujuan dari Surah Al-Insyiqaq ini
adalah memberikan penjelasan tentang keniscayaan kiamat dan bahwa pada
akhirnya nanti manusia akan mendapatkan ganjaran atau balasan dari perbuatannya.
Masing-masing akan menerima kitab amalnya dengan tangan kanan ( pertanda
memperoleh kebaikan dan surga) atau tangan kiri (pertanda penerima keburukan
dan neraka)6.
16
a. Inti Sari Kandungan Ayat
1. Ayat 1-5
مآء انشقت خلت وت وألقت ما فيها ٣ا الرض مدت وإذ ٢وأذنت لرب ها وحقت ١إذا الس
٥وأذنت لرب ها وحقت ٤
Artinya: “1. Apabila langit terbelah, 2. dan patuh kepada Tuhannya dan
sudah semestinya patuh, 3. dan apabila bumi diratakan, 4. dan
memuntahkan apa yang ada di dalamnya dan menjadi kosong, 5. dan
patuh kepada Tuhannya, dan sudah semestinya patuh”27
Pada ayat 1-5 di atas Allah menggambarkan kondisi saat terjadinya hari
kiamat yang artinya berakhirnya kehidupan di dunia. Pada awal surah ini,
Allah SWT menjelaskan keadaan bumi dan langit saat terjadinya Kiamat.
Langit yang terlihat kokoh itu menjadi terbelah karena ada sebab yang telah
ditetapkan Allah SWT sehingga ia rapuh dan hancur, dan dalam saat yang
sama langit sangat patuh kepada Tuhan sehingga menerima perintah Allah
SWT membelah dan memorak-morandakannya (ayat 1 dan 2). Sedangkan
bumi yang selama ini terlihat berbukit dan bergunung-gunung atau
berlembah yang curam, menjadi datar karena gunung-gunung dan tebing-
tebingnya diratakan. Bumi juga mencampakkan dan memuntahkan apa saja
yang ada di dalam perutnya, menjadikan bumi kosong dari segala sesuatu
yang selama ini tersimpan di dalam perut bumi (mayat, bahan tambang,
cacing, dan yang lainnya). Semuanya akan terhampar di permukaan bumi
yang menjadi datar. Keadaan bumi menjadi seperti itu karena, bumi pun
sangat patuh kepada Tuhannya dan sudah semestinya seperti itu keadaan
bumi (ayat 3-5)6.
2. Ayat 6-15
نسان إنك كادح إلى رب ك كدحا فملقيه ا من أوتي كتبه بيمينه ٦يا أيها ال فسوف يحاسب ٧فأم
ي ٨حسابا يسيرا ا من أوتي كتبه وراء ظهره ٩نقلب إلى أهله مسرورا و فسوف يدعو ١٠وأم
17
يصلى سعيرا ١١ثبورا بلى إن ١٤انه ظن أن لن يحور ١٣إنه كان في أهله مسرورا ١٢و
١٥بصيرا ربه كان به
Artinya: “6. Wahai manusia! Sesungguhnya kamu telah bekerja keras
menuju Tuhanmu, maka kamu akan menemui-Nya. 7. Maka
adapun orang yang catatannnya diberikan dari sebelah
kanannya. 8. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan
yang mudah. 9. Dan dia akan kembali kepada keluarganya
(yang sama-sama beriman) dengan gembira. 10. Dan adapun
orang yang catatannya diberkan dari sebelah belakang. 11.
Maka dia akan berteriak, “Celakah aku!”. 12. dan dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). 13.
Sungguh, dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan
keluarganya (yang sama-sama kafir). 14. Sesungguhnya dia
mengira bahwa dia tidak akan kembali (kepada Tuhannya).
15. Tidak demikian, sesungguhnya Tuhannya selalu
melihatnya.”27.
Setelah ditegaskan mengenai kepatuhan langit dan bumi serta
keniscayaan adanya balasan dan ganjaran, ayat 6 menyeru dan
mengingatkan manusia bahwa: Wahai manusia, sesungguhnya engkau,
siapapun engkau, selalu giat bekerja dan bersungguh-sungguh berusaha
menuju Tuhan Pencipta dan Pemeliharamu; Kesungguhan itu adalah bagian
dari perjalanan menuju kepada-Nya, karena itu engkau pasti menemui-Nya
dan ketika itulah masing-masing akan menerima balasan amal
perbuatannya. Ayat 7-9 menggambarkan penerimaan catatan amal masing-
masing manusia serta perhitungan Allah SWT. Ada yang diberikan kitabnya
dengan tangan atau dari arah kanannya, maka dia akan diperiksa dengan
pemeriksaan yang mudah karena dia adalah orang yang taat dan selama
hidup di dunia dia selalu menginteropeksi dirinya. Dia diilustrasikan sebagai
musafir yang rindu kepada keluarganya dan kembali membawa membawa
keuntungan besar, karena itu pada ayat 9 dijelaskan bahwa dia akan kembali
18
kepada keluarganya yang sama-sama beriman dan menemui mereka dengan
gembira. Adapun yang diberi kitab amalnya dengan tangan kiri dari balik
punggungnya, maka dia akan menjalani perhitungan yang sulit dan akan
berteriak “Celakalah aku karena akan mengalami kesengsaraan”. Dia akan
masuk ke dalam api yang menyala-nyala. Demikian ayat 10-12. Pada ayat
13 dan 14 dijelaskan karena dahulu ketika dia hidup di dunia, di tengah
keluarga dan lingkungannya, dia selalu bergembira, angkuh dan berfoya-
foya. Dia juga menduga atau bahkan berkeyakinan bahwa dia tidak akan
kembali kepada Tuhan. Itulah sebabnya sehingga dia tidak pernah
melakukan interopeksi atas dirinya. Ayat 15 menafikan dugaan mereka
dengan menyatakan: Tidaklah demikian! Dia pasti akan kembali kepada
Allah SWT. Sesungguhnya Tuhannya Maha Melihatnya, yakni Maha
Mengetahui secara terperinci tingkah lakunya6.
3. Ayat 16-21
ا فم ١٩ا عن طبق لتركبن طبق ١٨تسق اوالقمر إذا ١٧واليل وما وسق ١٦فل أقسم بالشفق
٢١دون وإذا قرئ عليهم القران ل يسج ٢٠لهم ل يؤمنون
Artinya: “16. Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu
senja. 17. Demi malam dan apa yang diselubunginya. 18.
Demi bulan jadi purnama. 19. Sungguh, akan kamu jalani
tingkat demi tingkat (dalam kehidupan) 20. Mengapa mereka
tidak mau beriman? 21. Dan apabila al-Qur’an dibacakan
kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud.”27.
Untuk lebih menegaskan kesalahan mereka yang menduga tidak akan
ada hari kebangkitan, Allah SWT bersumpah dengan menyebut tiga hal:
1. Cahaya merah di waktu senja.
2. Malam serta apa yang dihimpun(nya), seperti manusia,
binatang dan apapun.
3. Bulan apabila menjadi purnama.
19
Ketiga hal tersebut untuk menekankan bahwa dalam proses kehidupan
setiap orang pasti telah dan akan melalui fase demi fase dan tingkat demi
tingkat. Bermula dari perut ibu di dunia, lalu kematian, lalu hidup di alam
barzah, lalu kebangkitan, dan akhirnya nanti berada d surga atau neraka juga
pergantian antara sehat dan sakit, senang dan susah, perang dan damai, dan
lain-lain.
Kemudian, pada ayat 20 seperti menyatakan bahwa: Cukup sudah
penjelasan dan bukti-bukti yang digambarkan mengenai keniscayaan hari
kiamat. Jika demikian, mengapa para pendurhaka itu tetap keras kepala,
tidak mau beriman dan mengamalkan tuntunan Allah SWT? Apakah yang
merintangi mereka? Kemudian pada ayat 21 dijelaskan bahwa apabila
dibacakan kepada mereka ayat al-Qur’an oleh siapapun, mereka senantiasa
tidak mau bersujud, yaitu mereka tidak mau tunduk dengan hati dan pikiran
mereka dan meletakkan dahi mereka ke bumi sebagai pengakuan tentang
kebesaran Allah SWT dan kebenaran firman-firman-Nya6.
4. Ayat 22-25
بون أعلم بما يوعو ٢٢بل الذين كفروا يكذ رهم بعذاب أليم ٢٣ن وللاه ن امنوا ل الذي ٢٤فبش
لحت لهم أجر غير ممنون ٢٥وعملوا الصه
Artinya: “22. Bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya), 23.
Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan
(dalam hati mereka), 24. Maka sampaikanlah kepada
mereka (ancaman) azab yang pedih, 25. Kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka
akan mendapat pahala yang tidak putus-putusnya”27.
Pada ayat sebelumnya, mempertanyakan apa yang merintangi para
pendurhaka untuk beriman dan patuh? Pada ayat 22 seperti menyatakan
bahwa tidak ada yang meritangi mereka. Bahkan sebaliknya banyak bukti
dan dorongan untuk beriman dan patuh. Tetapi karena, kekerasan hati
mereka, maka mereka tidak ingin untuk beriman dan patuh bahkan orang-
20
orang kafir tersebut terus menerus mendustakan al-Qur’an, padahal Allah
SWT lebih mengetahui dibandingkan dengan siapapun tentang isi hati
mereka yang senantiasa mereka sembunyikan. Kemudian pada ayat 23,
dijelaskan bahwa yang mereka sembunyikan itu antara lain adalah
kekaguman mereka terhadap al-Qur’an, tetapi mereka akan enggan untuk
mengakuinya karena mereka khawatir kehilangan kedudukan dan pengaruh.
Jika demikian itu sikap mereka, maka ayat 24 memerintahkan
“menggembirakan” mereka dengan azab yang pedih. Itulah yang
dipersiapkan untuk orang-orang kafir, sedangkan menurut ayat 25,orang-
orang yang beriman membuktikan kebenaran iman mereka dengan beramal
saleh akan memperoleh pahala yang tidak putus-putus dan itu secara
sempurna mereka peroleh pada Hari Kiamat yang bermula pada saat langit
terbelah dan bumi dibentangkan6.
21
2.2 Kerangka Teori
22
2.3 Kerangka Konsep
23
2.4 Definisi Operasional
Variabel Definisi
operasional Alat ukur Cara Pengukuran
Skala
Pengukuran
Nilai post
test
Nilai yang
didapatkan dari
hasil post test
mengenai surah
Al-Insyiqaq
Lembar soal Menyesuaikan
dengan jawaban yang
telah ditetapkan
sesuai lembar soal
Numerik
Gelombang
alfa
Gelombang alfa
adalah salah satu
jenis gelombang
otak yang
dideteksi oleh
EEG dan terutama
berasal dari lobus
oksipital selama
relaksasi dengan
mata tertutup
Elektroensefalografi Menggunakan
elektroda yang
ditempelkan di kulit
kepala
Numerik
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode Eksperimental.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan sejak bulan Mei hingga September 2018.
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian bertempat di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Klinik Zam-zam Bintaro.
KEGIATAN WAKTU
Perekaman EEG I dan
Pembagian soal Pre Test
(Kel. Kontrol dan
Perlakuan)
7-12 Mei 2018
Intervensi I (Pemberian
materi mengenai surah Al-
Insyiqaq )
27 Mei 2018
Intervensi dengan
pemberian booklet 27 Mei-6 September 2018
Intervensi II (Pemberian
materi mengenai surah Al-
Insyiqaq )
7 September 2018
Perekaman EEG II dan
Pembagian soal Post Test
(Kel. Kontrol)
5-7 September 2018
Perekaman EEG II dan
Pembagian soal Post Test
(Kel. Perlakuan )
8-10 September 2018
25
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Kedokteran 2016-
2017 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.3.2 Sampel Penelitian
Teknik sampling yang digunakan adalah Probabiliti Sampling berupa,
Simple Random Sampling. Probabiliti sampling adalah teknik sampling
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota)
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel, sedangkan Simple
Random sampling merupakan teknik sampling sederhana karena,
pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu28.
3.4 Besar Sampel
Rumus besar sampel penelitian analitik numerik tidak berpasangan adalah
N1 = N2 = 2 ((Zα+Zβ)S
X1−X2)2
Keterangan:
N : Jumlah sampel minimal
Zα : Derivat baku alfa
Zβ : Derivat baku beta
S : Simpang baku gabungan
X1-X2: Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna
Karena penelitian ini tidak ada kepustakaan sebelumnya, maka penelitian ini
termasuk dalam studi pendahuluan yang menggunakan 10-20 orang Subjek
penelitian29.
26
Pada penelitian ini, menggunakan 20 orang Subjek penelitian, yang terbagi
menjadi 2 kelompok, yaitu 10 orang kelompok kontrol dan 10 orang kelompok
perlakuan.
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi
- Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016-2017 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bersedia mengikuti proses penelitian hingga akhir.
- Tidak sedang mengonsumsi obat-obatan sedatif.
- Bisa membaca tulisan arab.
3.5.2 Kriteria Eksklusi
- Mahasiswa Kedokteran angkatan 2016-2017 UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang tidak mengikuti salah satu proses intervensi.
- Menderita atau memiliki riwayat epilepsi.
- Ada gangguan pendengaran.
3.6 Instrumen Penelitian
- Lembar soal multiple choice dan esai tentang Al-Qur-an Surah Al-
Insyiqaq ayat 1-25. Lembar soalnya ini digunakan untuk memilih
responden yang akan dijadikan sampel penelitian.
- Audio atau alat pemutar music
Audio atau alat pemutar music menggunakan laptop yang berisi
Murottal Al-Qur’an Surah Al-Insyiqaq ayat 1-25 sebagai alat yang
digunakan responden untuk mendengarkan Murottal Al-Qur’an dalam
keadaan berbaring.
- Speaker
Speaker sebagai alat pengeras suara agar Murottal Al-Qur’an surah
Al-Insyiqaq ayat 1-25 terdengar lebih jelas.
- Elektroensefalografi (EEG)
Electroensefalografi (EEG) merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur aktivitas kelistrikan otak.
- Instrumen Pendukung Pemeriksaan Elektroensefalografi (EEG)
27
Instrumen pendukung yang digunakan dalam pemeriksaan
elektroensefalografi terdiri dari alat pengukur kepala, pensil warna,
alkohol swab, plester, gel elektroda, handuk kecil.
- Lembar Informed Consent
Lembar informed consent digunakan untuk meminta persetujuan
kesediaan menjadi subjek penelitian serta untuk mencatat
karakteristik yang terdiri dari nama, usia, jenis kelamin, alamat, dan
nomor telepon.
- Aplikasi Analisis Statistik
Aplikasi yang digunakan untuk melakukan analisa statistik data
adalah aplikasi SPSS versi 23.
28
3.7 Alur Penelitian
29
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian yang membahas tentang
perbedaan gelombang Alfa hasil elektroensfalografi saat diperdengarkan murottal
Al-Qur’an surah Al-Insyiqaq ayat 1-25.
Pada penelitian ini menggunakan 20 sampel penelitian yang diperoleh secara
acak dari jumlah keseluruhan angkatan 2016 dan 2017 Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Kemudian 20 sampel penelitian tersebut diberikan pre
test sebanyak 12 soal mengenai surah Al-Insyiqaq dan kemudian dilakukan
perekaman EEG pertama sambil diperdengarkan murottal Al-Qur’an surah Al-
Insyiqaq ayat 1-25 dalam keadaan membuka mata. Kemudian 20 sampel tersebut
dibagi secara acak menjadi 10 kelompok kontrol dan 10 kelompok perlakuan. Pada
kelompok perlakuan diberikan intervensi berupa pemberian materi lebih dalam
mengenai kandungan surah Al-Insyiqaq ayat 1-25. Intervensi dilakukan 5 kali (2
dengan metode ceramah, 3 dengan metode pemberian booklet berisi tafsir surah Al-
Insyiqaq) tiap intervensi diberikan soal berupa terjemahan surah Al-Insyiqaq untuk
mengetahui hasil dari intervensi tersebut. Setelah itu, seluruh sampel penelitian baik
kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan diberikan post test dan dilakukan
perekaman EEG II sambil diperdengarkan murottal Al-Qur’an surah Al-Insyiqaq
ayat 1-25 dalam keadaan membuka mata.
4.1.1 Post Test
Dari hasil post test kedua kelompok (Grafik 4.1), yaitu kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan didapatkan rata-rata sebesar 32,5 dan 54,5.
Kemudian dari hasil post test kedua kelompok dilakukan uji normalitas.
Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang ada
berdistribusi normal atau tidak. Selain itu, uji normalitas digunakan untuk
mengetahui jenis uji yang akan dipakai untuk menguji hipotesa penelitian
ini. Dalam hal ini digunakan Shapiro Wilk Test untuk uji normalitas
30
karena pada penelitan ini sampel yang digunakan berjumlah 20 artinya <50
sampel.
Grafik 4.1 Hasil Post Test Surah Al-Insyiqaq
Hasil dari uji normalitas post test kedua kelompok didapatkan nilai P
value 0,380 dan 0,208 (P value >0,05) yang artinya distribusi dari data
hasil post test kedua kelompok normal. Maka, dapat disimpulkan bahwa
jenis uji hipotesa yang akan digunakan pada penelitan ini adalah uji T tidak
berpasangan. Hal ini dikarenakan data yang ada berdistribusi normal
dilihat dari nilai signifikansi kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
lebih besar dari 0,05. Setelah dilakukan uji normalitas, langkah selanjutnya
dilakukan uji homogenitas atau uji kesetaraan. Uji kesetaraan dilakukan
untuk mengetahui kevalidan sebuah penelitian eksperimen. Hasil
penelitian dikatakan valid apabila tidak ada perbedaan secara bermakna
antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang tergambarkan
dengan P value >0,05 atau artinya varian sama11. Dari data hasil post test
kedua kelompok, didapatkan bahwa pada kelompok kontrol dan kelompok
intervensi tidak terdapat perbedaan yang bermakna atau varian sama.
Dapat dilihat dari nilai P value 0,277 (P value >0,05). Setelah dilakukan
uji homogenitas, maka dilakukan T tidak berpasangan. Pada penelitian ini
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil Post Test
Kontrol Perlakuan
31
menggunakan Uji T tidak berpasangan untuk mengetahui perbedaan
signifikan dari hasil post test kelompok kontrol dan kelompok perlakuan11.
Tabel 4.1 Hasil Analisa Data Post Test Surah Al-Insyiqaq
N Rerata ± s.d
(detik)
P
Post
Test
Kontrol 10 32.5 ± 25.5 0,041
Perlakuan 10 54.5 ± 18.3
Dari data diatas, diperoleh masing-masing nilai rerata hasil post test
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah 32,5 dan 54,5.
Sedangkan nilai signifikansi dari data hasil Post test kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan 0,041 yang berarti bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan antara hasil post test dari kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan yang sebelumnya telah diberikan intervensi. Maka, peneliti
membuat kesimpulan dari hasil tersebut bahwa terdapat perbedaan yang
bermakna antar hasil post test kelompok kontrol dan kelompok perlakuan.
Artinya, intervensi yang diberikan peneliti berupa pemahaman lebih
mendalam mengenai kandungan surah Al-Insyiqaq dapat mempengaruhi
hasil post test kelompok perlakuan.
a. Hasil Elektroensefalografi
Dari data hasil elektroensefalografi kelompok kontrol dan kelompok
perlakuan diperoleh rata-rata gelombang alfa dari kedua kelompok 26,2
dan 40,5. Dari hasil gelombang alfa elektroensefalografi tersebut,
dilakukan uji normalitas dan diperoleh hasil P value 0.012 (P value
>0.05) pada kelompok kontrol. Artinya, distribusi dari data gelombang
alfa kelompok kontrol tidak normal. Maka dari itu, dilakukan upaya
untuk menormalkan distribusi data dengan melakukan proses
transformasi data. Setelah dilakukan transformasi data, maka
32
dilakukan kembali uji nomalitas menggunakan data yang telah
ditransformasi.
Grafik 4.2 Hasil Gelombang Alfa Elektroensefalografi saat
diperdengarkan Murottal Al-Qur’an surah Al-
Insyiqaq
Dari data diperoleh hasil P value yang berubah menjadi 0.041 pada
kelompok kontrol dan 0.425 pada kelompok perlakuan. Artinya,
distribusi kedua kelompok normal. Maka, dapat disimpulkan bahwa
jenis uji hipotesa yang akan digunakan pada penelitan ini adalah uji
Independent T Test. Setelah didapatkan hasil dari uji normalitas data
gelombang alfa, maka dilakukan uji homogenitas dan didapatkan hasil
bahwa kelompok kontrol dan kelompok perlakuan tidak terdapat
perbedaan atau variannya sama. Dilihat dari nila P value kedua
kelompok 0,163 (P value <0,05). Setelah itu dilakukan uji hipotesa
berupa uji Independent T Test, didapatkan hasil seperti pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Hasil Analisa Data Gelombang Alfa Hasil
Elektroensefalografi saat Diperdengarkan
Murottal Al-Qur’an Surah Al-Insyiqaq
0
10
20
30
40
50
60
70
80
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hasil Gelombang Alfa Elektroensefalografi saat Diperdengarkan Murottal Al-Qur’an Surah Al-
Insyiqaq
Kontrol Perlakuan
33
N Rerata ± s.d
(detik)
P
Gelombang
Alfa
Kontrol 10 26,2 ± 18,9 0,033
Perlakuan 10 40,5 ± 15,2
Tabel 4.1 diperoleh masing-masing nilai rerata hasil gelombang alfa
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan adalah 26,2 dan 40,5.
Sedangkan nilai signifikansi dari data aktivitas gelombang alfa
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan 0,033 yang berarti bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna antara hasil gelombang alfa dari
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang sebelumnya telah
diberikan intervensi. Maka, dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
kelompok yang diberikan intervensi berupa pemberian materi lebih
mendalam mengenai surah Al-Insyiqaq ayat 1-25 tidak merasa cemas
sehingga gelombang alfa yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
4.2 Pembahasan
Seperti yang telah diuraikan bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan aktivitas gelombang alfa pada hasil elektroensefalografi pada kelompok
kontrol yang tidak diberikan intervensi dan kelompok perlakuan yang diberikan
intervensi berupa penjelasan lebih dalam mengenai kandungan dan makna surah
Al-Insyiqaq saat diperdengarkan murottal al-Qur’an surah Al-Insyiqaq ayat 1-25
dalam keadaan membuka mata.
Berikut akan diurai mengenai interpretasi hasil dari penelitian ini.
1. Hasil post test kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Dari hasil post test kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang
ditunjukkan dari hasil uji T tidak berpasangan yaitu, P value <0,05
menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara hasil post test
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan, yang berarti bahwa pemberian
34
intervensi oleh peneliti terhadap kelompok perlakuan mampu memberikan
pemahaman yang lebih dalam mengenai surah Al-Insyiqaq daripada kelompok
kontrol yang tidak diberikan intervensi apapun.
2. Perbandingan aktivitas gelombang alfa elektroensefalografi pada
kelompok kontrol dan kelompok perlakuan
Dari hasil gelombang alfa elektroensefalografi didapatkan hasil gelombang
alfa pada kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.
Perbedaan tersebut terjadi karena, pada saat kelompok perlakuan yang telah
diberikan pemahaman terkait surah Al-Insyiqaq diperdengarkan surah al-
Insyiqaq, stimulus berupa suara tersebut akan di bawa ke talamus sebagai
stasiun pemancar dari rangsangan sensori, kemudian akan merangsang sistem
limbik khususnya amigdala dan serebelum sebagai tempat penyimpanan
memori untuk mengingatkan kembali memori yang menyimpan informasi
mengenai kandungan surah Al-Insyiqaq, yaitu:
1. Berakhirnya kehidupan dunia dan manusia akan menjalani
kehidupan tingkat demi tingkat.
2. Orang mukmin menerima buku amalnya dari sebelah kanan
3. Orang durhaka menerima buku amalnya dari belakang.
Ketika sampel penelitian pada kelompok perlakuan mengingat kandungan
surah Al-Insyiqaq tersebut akan membuat sampel melakukan interopeksi
terhadap dirinya dan kembali mengingat tuhan, maka pada saat itu terjadi
perubahan emosional yang diatur oleh sistem limbik sehingga menjadi rileks
atau tenang dan itu akan merangsang terjadinya pembentukan gelombang alfa.
Selain rangsangan dari perilaku interopeksi diri, pembentukan gelombang alfa
juga dipicu oleh lantunan Al-Qur’an surah Al-Insyiqaq oleh Mishary Rashid
El-Afasy memicu terbentuknya perasaan rileks atau tenang yang akan
tergambarkan dengan terbentuknya gelombang alfa pada seluruh korteks yang
terbaca oleh alat elektroensefalografi.
35
Hal tersebut sama seperti yang dijelaskan dalam surah Ar-Rad ayat 28 yang
berbunyi:
تطمئن القلوب أل بذكر للاه ٢٨الذين امنوا وتطمئن قلوبهم بذكر للاه
Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah
hati menjadi tenteram”. Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa dengan mengingat
Allah, membuat hati menjadi tenteram. Maka, ketika sampel penelitian
mendengarkan Murottal al-Qur’an dan mengingat Allah akan membuat hati
atau perasaan menjadi tenang. Terbukti dari hasil penelitian yang dilakukan
oleh Mudhir S. Sekha, dkk (2013) dalam artikelnya dijelaskan bahwa
mendengarkan Al-Qur’an dibandingkan dengan music Beethoven dan music
rock didapatkan hasil gelombang alfa paling tinggi ketika seseorang
mendengarkan al-Qur’an baik dalam keadaan membuka mata maupun
menutup mata30. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Zulkarnain
dkk (2012), yang membandingkan antara mendengarkan Al-Qur’an dan music
klasik didapatkan hasil bahwa gelombang alfa lebih tinggi ketika
mendengarkan Al-Qur’an dibandingkan dengan mendengarkan music klasik31.
Dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan intervensi
apapun, ketika diperdengarkan murottal Al-Qur’an surah Al-Insyiqaq dan
kemudian terbentuk gelombang alfa hanya di picu dari lantunan pembacaan
Gambar 4.1 Gelombang Alfa Hasil Elektroensefalografi
36
surah Al-Insyiqaq saja tanpa disertai adanya interopeksi diri dari kelompok
tersebut karena, kelompok kontrol tidak diberikan pemahaman lebih mendalam
terkait surah Al-Insyiqaq.
4.3 Keterbatasan Penelitian
Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian sebagai berikut:
1. Tidak terdapat parameter tingkat emosi dan tingkat spiritual sampel
penelitian.
2. Alat yang digunakan terbilang mahal dan sulit didapatkan.
3. Peneliti belum mencari hubungan antara nilai hasil post test terhadap
aktivitas gelombang alfa elektroensefalografi (EEG) pada kelompok
kontrol dan kelompok perlakuan.
37
BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Berdasarkan uji statistic dan pembahasan yang telah dilakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
a. Pemberian intervensi berupa pemberian materi lebih mendalam terkait
surah al-Insyiqaq ayat 1-25 menghasilkan perbedaan hasil post test pada
kelompok perlakuan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok
kontrol.
b. Pemberian intervensi berupa pemberian materi lebih mendalam terkait
surah al-Insyiqaq ayat 1-25 menghasilkan perbedaan aktivitas
gelombang alfa elektroensefalografi (EEG) pada kelompok perlakuan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol.
1.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai perbandingan
aktivitas gelombang alfa EEG saat diperdengarkan murottal Al-Qur’an suah
Al-Insyiqaq ayat 1-25, saran yang dapat diberikan untuk peneliti selanjutnya
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan disertakan dengan fMRI agar lebih meyakinkan isi pikiran
dan keadaan emosi sampel penelitian.
2. Memilih surah dalam Al-Qur’an yang diyakini bisa membuat sampel
merasa takut atau cemas.
3. Saat diperdengarkan murottal Al-Qur’an disertakan dengan video yang
menggambarkan mengenai kandungan surah tersebut.
4. Menguji aktivitas gelombang beta EEG.
38
DAFTAR PUSTAKA
1. Teplan M. Fundamental of EEG Measurement. 2002;2.
2. Abdullah AA, Omar Z. The Effect of Temporal EEG Signals While
Listening to Quran Recitation. Int J Adv Sci Eng Inf Technol [Internet].
2011;1(4):372. Available from:
http://ijaseit.insightsociety.org/index.php?option=com_content&view=artic
le&id=9&Itemid=1&article_id=77
3. Vaghefi M, Nasrabadi AM, Golpayegani SMRH, Mohammadi MR,
Gharibzadeh S. Spirituality and brain waves. J Med Eng Technol [Internet].
2015;39(2):153–8. Available from:
http://dx.doi.org/10.3109/03091902.2014.1001528
4. BNPB. Data dan Informasi Bencana di Indonesia [Internet]. 2017.
Available from: http://dibi.bnpb.go.id/
5. BMKG. Katalog Gempa Signifikan dan Merusak Per Tahun [Internet].
2018. Available from: https://cdn.bmkg.go.id/Web/Gempa-Signifikan-dan-
Merusak-Per-Tahun-1821-2017.pdf
6. Shihab MQ. Al-Lubab Makna, Tujuan, dan Peajaran dari Surah-surah Al-
Qur’an. 1st ed. Penerbit Lentera Hati; 2012.
7. H.L A. Essentials of Neurophysiology. Canada; 1989.
8. OT W, MH A, RB S. Handbook of EEG interpretation. USA;
9. Nunez P. Neocortical Dynamics and Human EEG Rythms. New York:
Oxford University Press; 1995.
10. Teplan M, Krakovská A, Štolc S. EEG Characterization of Psycho-
Physiological Rest and Relaxation. Meas 2009, Proc 7th Int Conf.
2009;161–4.
11. 5-BRAIN-WAVES-ITS-CONNECTION-WITH-FLOW-STATE1
39
[Internet]. Available from: http://www.cwilsonmeloncelli.com
12. Tong S, Thakor N V, editors. Quantitative EEG Analysis Methods and
Clinical Applications. 2009.
13. M R et al. Beta Power in the EEG of Alcoholics. 2002; Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12372655
14. Larsen EA, Wang AI. Classification of EEG Signals in a Brain- Computer
Interface System. Nor Univ Sci Technol. 2011;(June):1–72.
15. Lukas S. et all. Electroencephalographic Correlates of Marihuana-Induced
Euphoria. 1995; Available from: http://ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/7758402
16. Zhang L, He W, Miao X, Yang J. Dynamic EEG Analysis via the
Variability of Band Relative Intensity Ratio: A Time-Frequency Method.
2005; Available from: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17282787
17. Hammond D. What is Neurofeedback? J Neurother. 2006;
18. R.D B. Electroencephalography. USA: Encyclopedia of Neuroscience;
1987. 371-373 p.
19. Kamal NF, Mahmood NH, Zakaria NA. Modeling Brain Activities during
Reading Working Memory Task: Comparison between Reciting Quran and
Reading Book. Procedia - Soc Behav Sci [Internet]. 2013;97:83–9.
Available from:
http://linkinghub.elsevier.com/retrieve/pii/S1877042813036525
20. KAMAL NFB. Identification of Resting State and Calming Mind During
Reciting Quran Using Eeg Signal. Vol. 16, Latihan Ilmiah. 2010.
21. Sherwood L. Human Physiology from Cells to System. 9th ed. 2016.
22. Silverthorn D. Fisiologi Manusia. 6th ed. Tanzil A, Redjeki S, Yolanda S,
editors. Jakarta: EGC; 2014. 317 p.
40
23. Granger R, Hearn R. Models of thalamocortical system. Scholarpedia
[Internet]. 2007;2(11):1796. Available from:
http://www.scholarpedia.org/article/Models_of_thalamocortical_system
24. IMotions. EEG: Pocket Guide. 2016;(EEG):1–64.
25. Martini. Fundamental of Anatomy and Physiology. Pearson Education.
2012. 1272 p.
26. As-Suyuthi J. al-Itqan fi ’Ulumi al-Qur’an. Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah;
20-22 p.
27. Al-Khalidi SAF. Mudah Tafsir Ibnu Katsir. Jakarta: Maghfirah Pustaka;
2017.
28. Sugiyono. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta; 2001.
29. Dahlan MS. Statistik untukKedokteran dan Kesehatan. 6th ed. Jakarta:
Salemba Medika; 2012.
30. Shekah MS, Hassan AO, Othman SA. Effects of Quran Listening and
Music on Electroencephalogram Brain Waves. J Exp Biol [Internet].
2013;9(1):1–7. Available from: http://www.egyseb.org
31. Zulkarnain N., Abdul Kadir RS., Murat Z., Isa R. The Comparison between
Listening to Al-Qur’an and Listening to Classical Music on the Brainware
Signal for the Alpha Band. 2012;181–6.
41
LAMPIRAN
Lampiran 1
Form Permohonan Peminjaman Alat
Gambar 6.1 Form Permohonan Izin Peminjaman Alat
42
Lampiran 1
Form Permohonan Peminjaman Alat
Gambar 6.1 Form Permohonan Izin Peminjaman Alat
43
Lampiran 2
Lembar Persetujuan Kesediaan menjadi Responden Penelitian
Gambar 6.2 Lembar Persetujuan Kesediaan menjadi Responden Penelitian
44
Lampiran 3
Lembar Pre test dan Post test surah Al-Insyiqaq
Gambar 6.3 Lembar soal pre test dan post test surah Al-Insyiqaq
45
Lampiran 3
Lembar Pre test dan Post test surah Al-Insyiqaq
Gambar 6.3 Lembar soal pre test dan post test surah Al-Insyiqaq
46
Lampiran 4
Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
Gambar 6.4 Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
47
Lampiran 4
Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
Gambar 6.4 Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
48
Lampiran 4
Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
Gambar 6.4 Lembar soal terjemahan surah Al-Insyiqaq
49
Lampiran 5
Proses Penelitian
Gambar 6.5 Proses penentuan posisi elektroda
Gambar 6.6 Petunjuk Pengukuran Posisi Elektroda
50
Lampiran 5
Gambar 6.7 Elektroda EEG
Gambar 6.8 Proses perekaman Elektroensefalografi
51
Lampiran 5
Gambar 6.8 Amplifier EEG
Gambar 6.10 Gel elektroda EEG
Gambar 6.9 Komputer EEG
52
Lampiran 6
Hasil Post Test dan Gelombang Alfa EEG
Gambar 6.11 Hasil Post test dan Geombang Alfa
EEG
53
Lampiran 7
Kunci Jawaban Soal Post Test
54
Lampiran 8
Analisa Data
1. Jumlah Gelombang Alfa pada EEG
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
T2_AlInsyiqaq Kontrol .241 10 .103 .793 10 .012
Perlakuan .234 10 .127 .927 10 .422
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
AlInsyiqaq_Transform
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.112 1 18 .163
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
AlInsyiqaq_Transform Kontrol .188 10 .200* .925 10 .401
Perlakuan .204 10 .200* .928 10 .425
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
55
2. Nilai Post Test
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
PostTest Kontrol .129 10 .200* .923 10 .380
Perlakuan .217 10 .200* .898 10 .208
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Test of Homogeneity of Variances
PostTest
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.256 1 18 .277
56
Lampiran 9
Riwayat Penulis
Riwayat Penulis
Identitas
Nama : Khusnul Khatima
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Makassar, 5 April 1997
Agama : Islam
Alamat : Jl. Cakalang V no.4 Kec. Bontoala Kel. Totaka, Makassar,
Sulawesi Selatan
e-Mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
2003-2009 : SDIT PLUS Al-Ashri
2009-2012 : MTS An-Nahdlah Makassar
2012-2015 : MA An-Nahdlah Makassar
2015-Sekarang : Fakultas Kedokteran Program Studi Kedokteran dan
Profesi Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta