Perawatan Luka

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdddd

Citation preview

Perawatan LukaDitulis Oleh:kaptenPengetahuan operator tentang komplikasi yang akan terjadi akan membekali pasien/ orangtua/ wali dalam pemeliharaan dan pengawasan luka paska operasi. Seringkali operator lupa menjelaskan berbagai hal yang harus atau tidak boleh dilakukan setelah operasiSeperti pada perawatan paskaoperatif lain, perawatan setelah bedah minor pun tidak berbeda. Yang membedakan adalah ukuran lukanya relatif kecil. Luka operasi sebaiknya tetap kering, minimal selama tiga hari untuk menghindari kontaminasi kuman.Penggantian BalutanPelepasan balutan ini dapat dilakukan pada hari ketiga karena pada saat tersebut luka umumnya sudah kering. Jika terjadi kesulitan melepaskan kasa, luka dapat dibasahi dahulu dengan iodin povidon 10% atau cairan steril lainnya beberapa saat sampai kasa basah dan mudah dilepas.Setelah luka kering, tidak perlu lagi dibungkus dengan kasa, jika masih sedikit basah bisa ditetesi iodin povidon 10% sampai luka kering,Jika luka produktif apakah mengeluarkan nanah atau seroma, maka segera harus dievakuasi. Evakuasi bisa dilakukan dengan menekan luka atau embuka sebagian jahitan. Selanjutnya dapat dilakukan penggantian balutan yang menyerap cairan/pus. Selengkapnya dapat dilihat di komplikasi paska operasiPengangkatan jahitanPengangkatan jahitan dilakukan jika benang yang digunakan jenis non absorbable. Pengangkatan tergatung pada1. Jenis operasi2. Lokasi3. Jenis benangPada penjahitan di muka dengan menggunakan benang di atas 5-0 umumnya dibuka hari ke 3 5.AreaRemoval time (days)

Face3 to 5

Neck5 to 8

Scalp7 to 9

Upper extremity8 to 14

Trunk10 to 14

Extensor surface hands14

Lower extremity14 to 28

Teknik pengangkatan jahitan dapat dilihat di bab ikatan dan jahitanMonitoring Tanda-Tanda KomplikasiKomplikasi yang sering terjadi adalah perdarahan dan infeksi. Komplikasi lainnya jarang ditemukan, kenali gejala dan tandanya .1. PerdarahanPerhatikan jika ada perdarahan aktif. Lakukan dep dengan kasa dalam beberapa menit. Jika tidak dapat diatasi maka lakukan eksplorasi dengan membuka jahitan di arah tempat sumber perdarahan.2. HematomTerdapat bekuan darah sebagai akibat terputusnya pembuluh darah dan darah berkumpul di jaringan ikat longgar. Hematom dapat aktif ataupun pasif. Aktif artinya hematom terus membesar karena bekuan yang terbentuk tidak mampu menutup pembuluh darah yang pecah. Jika ini terjadi maka harus dilakukan eksplorasi ulang dan dilakukan hemostasis.Jika hematom tetap tidak membesar, maka kalau ukurannya relatif kecil tidak masalah sepanjang tidak mengganggu penjahitan atau kosmetik3. SeromaCairan yang keluar dari luka atau bekas manipulasi tindakan yang bersumber dari ekstravasasi pembuluh darah dan lymp. Jika aktif maka salah satu jahitan dibuka untuk memberi jalannya cairan keluar. Dapat juga menggunakan balutan yang bersifat absorben, misalnya yang mengandung agar-agar laut ataubio-ceramic.4. InfeksiTerjadi mulai hari kedua dan sering muncul di hari ke 3. Tanda dan gejalanya: edema kemerahan keluar eksudat yang bertambah banyak demam takikardi nyeriJika dijumpai tanda-tanda tadi, maka cucilah luka sampai bersih dengan NaCl 0,9 % Jaringan nekrotik dan eksudat harus dibersihkan sampai maksimal. Jika ada krusta maka harus diangkat karena dibawahnya hampir dipastikan terjadi koloni kuman.Berikanlah tambahan antibiotik dengan dosis yang sudah dihitung untuk 3 hari kedepan. Jika 3 hari tidak memberikan respon maka lakukanlah tes kultur dan resistensi. Sambil menunggu hasil tes kultur dan resistensi, gantilah antibiotik dengan golongan lain.Perlu diperhatikan tanda dan gejala berbagai komplikasi yang mungkin terjadi. Uraian rinci dapat dibaca di bab berikutnya.5. Wound DehiscenceTerbukanya luka operasi karena proses inflamasi dan atau infeksi yang menggangguhealing. Jika luka kotor, maka dilakukan perawatan luka terbuka dengan mencuci dengan NaCl 0,9 % dan atau dengan larutan antiseptik. Setelah terbentuk granulasi atau luka bersih maka dilakukan penjahitan kembali(secondary suture).- See more at: http://bedahminor.com/index.php/main/page/perawatan-luka#sthash.Eq9yIRYc.dpuf

Radang (Inflamasi)Ditulis padaApril 17, 2011Definisi RadangRadang atau inflamasi adalah suatu respon protektif yang ditujukan untuk menghilangkan penyebab awal jejas sel serta membuang sel dan jaringan nekrotik yang diakibatkan oleh kerusakan asal (Mitchel & Cotran, 2003). Inflamasi melaksanakan tugas pertahanannya dengan mengencerkan, menghancurkan atau menetralkan agen berbahaya (misalnya mikroba atau toksin). Inflamasi kemudian menggerakkan berbagai kejadian yang akhirnya menyembuhkan dan menyusun kembali tempat terjadinya jejas. Dengan demikian, inflamasi juga terkait erta dengan proses perbaikan, yang mengganti jaringan yang rusak dengan regenerasi sel parenkim, dan atau dengan pengisian setiap defek yang tersisa dengan jaringan parut fibrosa (Kumalaet al., 1998; Mitchel & Cotran, 2003).Pada saat respon radang meliputi suatu perangkat kompleks berbagai kejadian yang sangat harmonis, garis besar suatu inflamasi adalah sebagai berikut. Stimulus awal radang memicu pelepasan mediator kimia dari plasma atau dari jaringan ikat. Mediator terlarut itu, bekerja bersama atau secara berurutan, memperkuat respon awal radang dan mempengaruhi perubahannya dengan mengatur respon vaskular dan selular berikutnya. Respon radang diakhiri ketika stimulus yang membahayakan menghilang dan mediator radang telah hilang, dikatabolisme atau diinhibisi (Mitchel & Cotran, 2003).Pada bentuk akutnya ditandai oleh tanda klasik : nyeri (dolor), panas (kolor), kemerahan (rubor), bengkak (tumor), dan hilangnya fungsi (fungsiolesa). Secara histologis, menyangkut rangkaian kejadian yang rumit, mencakup dilatasi arteriol, kapiler, dan venula, disertai peningkatan permeabilitas dan aliran darah; eksudasi cairan, termasuk protein plasma; dan migrasi leukositik ke dalam fokus peradangan. (Kumalaet al., 1998; Spector, 1993).Tanda-Tanda RadangGambaran makroskopik peradangan sudah diuraikan 2000 tahun yang lampau. Tanda-tanda radang ini oleh Celsus, seorang sarjana Roma yang hidup pada abad pertama sesudah Masehi, sudah dikenal dan disebut tanda-tanda radang utama. Tanda-tanda radang ini (Tabel 1) masih digunakan hingga saat ini. Tanda-tanda radang mencakuprubor(kemerahan),kalor(panas),dolor(rasa sakit), dantumor(pembengkakan). Tanda pokok yang kelima ditambahkan pada abad terakhir yaitufunctio laesa(perubahan fungsi) (Abrams, 1995; Rukmono, 1973; Mitchell & Cotran, 2003).Tabel 1. Tanda-tanda kardinal inflamasi

Sumber: Gurenlian, 2006RuborRubor atau kemerahan merupakan hal pertama yang terlihat di daerah yang mengalami peradangan. Saat reaksi peradangan timbul, terjadi pelebaran arteriola yang mensuplai darah ke daerah peradangan. Dengan demikian, lebih banyak darah mengalir ke mikrosirkulasi lokal dan kapiler meregang dengan cepat terisi penuh dengan darah. Keadaan ini disebut hiperemia atau kongesti, menyebabkan warna merah lokal karena peradangan akut. Timbulnya hyperemia pada permulaan reaksi peradangan diatur oleh tubuh baik secara neurogenik maupun secara kimia, melalui pengeluaran zat seperti histamin (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).KalorKalor atau panas terjadi bersamaan dengan kemerahan dari reaksi peradangan yang hanya terjadi pada permukaan tubuh, yang dalam keadaan normal lebih dingin dari 37 C yaitu suhu di dalam tubuh. Daerah peradangan pada kulit menjadi lebih panas dari sekelilingnya sebab darah yang disalurkan tubuh kepermukaan daerah yang terkena lebih banyak daripada yang disalurkan kedaerah normal. Fenomena panas lokal ini tidak terlihat pada daerah-daerah yang terkena radang jauh di dalam tubuh, karena jaringan-jaringan tersebut sudah mempunyai suhu inti 37C,hyperemialokal tidak menimbulkan perubahan (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).DolorDolor atau rasa sakit, dari reaksi peradangan dapat dihasilkan dengan berbagai cara. Perubahan pH lokal atau konsentrasi lokal ion-ion tertentu dapat merangsang ujung-ujung saraf. Pengeluaran zat seperti histamin atau zat bioaktif lainnya dapat merangsang saraf. Rasa sakit disebabkan pula oleh tekanan yang meninggi akibat pembengkakan jaringan yang meradang. Pembengkakan jaringan yang meradang mengakibatkan peningkatan tekanan lokal yang tanpa diragukan lagi dapat menimbulkan rasa sakit (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).TumorPembengkakan sebagian disebabkan hiperemi dan sebagian besar ditimbulkan oleh pengiriman cairan dan sel-sel dari sirkulasi darah ke jaringan-jaringan interstitial. Campuran dari cairan dan sel yang tertimbun di daerah peradangan disebut eksudat meradang. Pada keadaan dini reaksi peradangan sebagian besar eksudat adalah cair, seperti yang terjadi pada lepuhan yang disebabkan oleh luka bakar ringan. Kemudian sel-sel darah putih atau leukosit meninggalkan aliran darah dan tertimbun sebagai bagian dari eksudat. (Abrams, 1995; Rukmono, 1973).Functio LaesaBerdasarkan asal katanya,functio laesaadalah fungsi yang hilang (Dorland, 2002).Functio laesamerupakan reaksi peradangan yang telah dikenal. Akan tetapi belum diketahui secara mendalam mekanisme terganggunya fungsi jaringan yang meradang (Abrams, 1995).