85
1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN, Menimbang : a. bahwa guna mendukung pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan menuju kemandirian Daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab, perlu digali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah; b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 110 ayat (1) dan Pasal 156 ayat (1), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Jasa Umum perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah–daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah–daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang- Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN …€¦ · TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN, ... Retribusi Pelayanan Pasar;

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 1

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2011

    TENTANG

    RETRIBUSI JASA UMUM

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN,

    Menimbang : a. bahwa guna mendukung pembiayaan penyelenggaraan Pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan menuju kemandirian Daerah dalam rangka pelaksanaan otonomi

    daerah yang nyata, luas dan bertanggung jawab, perlu digali sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah;

    b. bahwa sesuai ketentuan Pasal 110 ayat (1) dan Pasal 156

    ayat (1), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Retribusi Jasa Umum perlu

    ditetapkan dengan Peraturan Daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

    dalam huruf a, dan huruf b, perlu membentuk Peraturan

    Daerah tentang Retribusi Jasa Umum;

    Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

    2. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

    Daerah–daerah Tingkat II Dalam Wilayah Daerah–daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958

    Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

    3. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 3209); 4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara

    Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

    Nomor 3851); 5. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

    Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

    Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

    6. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 4355);

  • 2

    7. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,

    terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

    Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

    8. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

    Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

    9. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

    dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik

    Indonesia Nomor 5025); 10. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah

    dan Retribusi Daerah (Lembaran Negera Republik Indonesia

    Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049);

    11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran

    Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

    Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negera Republik

    Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

    13. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata

    Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik

    Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161);

    14. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

    Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090);

    15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

    Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia

    Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

    16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 1999 tentang Sistem dan Prosedur Administrasi Pajak Daerah, Retribusi Daerah dan Pendapatan Lain-lain;

    17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

    telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

    2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

  • 3

    18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah;

    19. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 11/PMK.07/2010 tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Ketentuan

    di Bidang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 9

    Tahun 1990 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

    Daerah Kabupaten Tingkat II Timor Tengah Selatan Tahun 1990 Nomor 3 Seri D Nomor 2);

    21. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 18

    Tahun 2007 tentang Urusan Pemerintahan yang Menjadi Kewenangan Pemerintahan Daerah Kabupaten Timor Tengah

    Selatan (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2007 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 18);

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

    dan

    BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.

    BAB I KETENTUAN UMUM

    Pasal 1

    Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Timor Tengah Selatan. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

    3. Bupati adalah Bupati Timor Tengah Selatan. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD

    adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

    5. Pejabat adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas tertentu dibidang

    Retribusi Daerah sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. 6. Retribusi Daerah yang selanjutnya disebut Retribusi adalah pungutan

    Daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang

    khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau Badan.

    7. Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan.

    8. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat

    dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 9. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut peraturan

    perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

    retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu. 10. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas

    waktu bagi Wajib Retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan

    tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan.

  • 4

    11. Surat Setoran Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SSRD adalah

    bukti pembayaran atau penyetoran Retribusi yang telah dilakukan dengan menggunakan formulir atau telah dilakukan dengan cara lain ke kas

    daerah melalui tempat pembayaran yang ditunjuk oleh Bupati. 12. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat SKRD,

    adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan besarnya jumlah

    pokok Retribusi yang terutang. 13. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar yang selanjutnya disingkat

    SKRDLB adalah Surat Ketetapan Retribusi yang menentukan jumlah

    kelebihan pembayaran Retribusi karena jumlah kredit Retribusi lebih besar dari Retribusi yang terutang atau seharusnya tidak terutang.

    14. Surat Tagihan Retribusi Daerah yang selanjutnya disingkat STRD adalah surat untuk melakukan tagihan Retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.

    15. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan

    profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan retribusi daerah dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan

    peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi daerah. 16. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi daerah adalah serangkaian

    tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta

    mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan

    tersangkanya.

    BAB II

    JENIS RETRIBUSI JASA UMUM

    Bagian Kesatu

    Umum

    Pasal 2

    (1) Jenis Retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah ini terdiri dari:

    a. Retribusi Pelayanan Kesehatan; b. Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan;

    c. Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;

    d. Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum;

    e. Retribusi Pelayanan Pasar; dan f. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

    (2) Jenis Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digolongkan sebagai

    Retribusi Jasa Umum.

    Bagian Kedua

    Retribusi Pelayanan Kesehatan

    Paragraf 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Retribusi

    Pasal 3

    Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan dipungut Retribusi atas setiap Jasa Pelayanan Kesehatan oleh Pemerintah Daerah.

  • 5

    Pasal 4

    (1) Objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan kesehatan di

    Puskesmas, Puskesmas Keliling, Puskesmas Pembantu, Pos Kesehatan Desa, Polindes, Rumah Sakit Umum Daerah dan tempat pelayanan kesehatan lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh

    Pemerintah Daerah kecuali pelayanan pendaftaran. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Kesehatan adalah pelayanan

    kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan Pihak

    Swasta.

    Pasal 5

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh

    Pelayanan Kesehatan dari Pemerintah Daerah.

    Pasal 6

    Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Kesehatan.

    Paragraf 2

    Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 7

    Tingkat Penggunaan Jasa Pelayanan Kesehatan diukur berdasarkan jenis pelayanan, bahan/peralatan yang digunakan dan frekuensi pelayanan

    kesehatan.

    Paragraf 3 Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Besarnya

    Tarif Retribusi

    Pasal 8

    (1) Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan

    ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang

    bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

    (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan

    pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal. (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

    jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

    Paragraf 4

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 9 Struktur dan besarnya Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan tercantum dalam

    Lampiran I dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

  • 6

    Paragraf 5 Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 10

    (1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender. (2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau

    dokumen lainnya yang dipersamakan.

    Bagian Ketiga

    Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

    Paragraf 1 Nama, Obyek, Subyek dan Wajib Retribusi

    Pasal 11

    Dengan nama Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintaha Daerah.

    Pasal 12

    (1) Objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah

    meliputi : a. pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi

    pembuangan sementara;

    b. pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan sementara ke lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah; dan

    c. penyediaan lokasi pembuangan/pemusnahan akhir sampah.

    (2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelayanan kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial

    dan tempat umum lainnya.

    Pasal 13

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan/menikmati Pelayanan Persampahan/Kebersihan yang

    diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

    Pasal 14

    Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan

    peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan.

    Paragraf 2 Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 15

    (1) Tingkat penggunaan jasa pelayanan persampahan/kebersihan diukur

    berdasarkan jenis dan/atau volume sampah yang dibuang. (2) Jenis sampah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah sampah

    organik dan non organik.

  • 7

    Paragraf 3 Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 16

    (1) Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Retribusi Pelayanan

    Persampahan/Kebersihan ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan, dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

    (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal.

    (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

    jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

    Paragraf 4 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 17

    Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan

    tercantum dalam Lampiran II dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 5 Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 18

    (1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender. (2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau

    dokumen lainnya yang dipersamakan.

    Bagian Keempat

    Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil

    Paragraf 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Retribusi

    Pasal 19

    Dengan nama Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil dipungut biaya atas pelayanan Cetak Kartu Tanda

    Penduduk dan Akta Catatan Sipil yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah.

    Pasal 20

    Objek Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta

    Catatan Sipil adalah pelayanan : a. kartu tanda penduduk;

    b. kartu keterangan bertempat tinggal; c. kartu identitas kerja; d. kartu penduduk sementara;

  • 8

    e. kartu identitas penduduk musiman;

    f. kartu keluarga; dan g. akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta

    pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga negara asing dan akta kematian.

    Pasal 21

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang memperoleh

    pelayanan cetak KTP dan Akta Catatan Sipil dari Pemerintah Daerah.

    Pasal 22 Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan

    peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi

    Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil.

    Paragraf 2

    Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 23

    Tingkat Penggunaan Jasa diukur berdasarkan jumlah dan jenis kartu dan

    dokumen catatan sipil yang diterbitkan.

    Paragraf 3

    Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 24

    Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Penggantian biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil hanya memperhitungkan biaya pencetakan dan pengadministrasian.

    Paragraf 4

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 25

    Struktur dan besarnya tarif retribusi biaya cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil tercantum dalam Lampiran III dan merupakan bagian yang

    tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 5 Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 26

    (1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender. (2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau

    dokumen lainnya yang dipersamakan.

  • 9

    Bagian Kelima

    Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum

    Paragraf 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Retribusi

    Pasal 27

    Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum dipungut

    retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan jasa perparkiran di tepi jalan umum.

    Pasal 28

    Objek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir di tepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah

    sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 29

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan tempat parkir untuk menempatkan kendaraannya.

    Pasal 30

    Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan

    pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum.

    Paragraf 2 Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 31

    Cara mengukur tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jenis kendaraan dan frekuensi penggunaan tempat parkir.

    Paragraf 3

    Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 32

    (1) Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Retribusi Pelayanan Parkir di

    Tepi Jalan Umum ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

    (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal.

    (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

  • 10

    Paragraf 4 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 33

    Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum tercantum dalam Lampiran IV dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan

    dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 5 Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 34

    (1) Masa retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) bulan kalender. (2) Saat retribusi terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau

    dokumen lainnya yang dipersamakan.

    Bagian Keenam Retribusi Pelayanan Pasar

    Paragraf 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Retribusi

    Pasal 35

    Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut Retribusi atas penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, kios dan los yang

    dikelola Pemerintah Daerah dan khusus disediakan untuk pedagang.

    Pasal 36

    (1) Objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah penyediaan fasilitas pasar tradisional/sederhana, berupa pelataran, kios dan los yang dikelola

    Pemerintah Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang. (2) Dikecualikan dari objek Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    adalah pelayanan fasilitas pasar yang dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.

    Pasal 37

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menggunakan

    pelayanan penyediaan fasilitas pasar yang dikelola oleh Pemerintah Daerah.

    Pasal 38

    Wajib Retribusi adalah orang pribadi dan/atau Badan yang menurut

    ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pelayanan Pasar.

    Paragraf 2 Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 39

    Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan luas, jenis, tempat dan kelas pasar dan jangka waktu yang digunakan.

  • 11

    Paragraf 3 Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 40

    (1) Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Retribusi Pelayanan Pasar

    ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas

    pengendalian atas pelayanan tersebut. (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan

    pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal.

    (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

    Paragraf 4

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 41

    Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pelayanan Pasar tercantum dalam Lampiran V dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan

    Daerah ini.

    Paragraf 5 Masa Retribusi dan Saat Retribusi Terutang

    Pasal 42

    (1) Masa Retribusi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) hari untuk Los/Pelataran, dan 1 (satu) bulan untuk Kios.

    (2) Saat Retribusi Terutang adalah pada saat ditetapkannya SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

    Bagian Ketujuh

    Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

    Paragraf 1 Nama, Objek, Subjek dan Wajib Retribusi

    Pasal 43

    Dengan nama Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor dipungut Retribusi atas Pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

    Pasal 44

    Objek Retribusi adalah pelayanan pengujian kendaraan bermotor sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang diselenggarakan oleh

    Pemerintah Daerah.

    Pasal 45

    Subjek Retribusi adalah orang pribadi dan/atau Badan yang mendapatkan pelayanan Pengujian Kendaraan Bermotor.

  • 12

    Pasal 46

    Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan Retribusi diwajibkan untuk melakukan

    pembayaran Retribusi, termasuk pemungut atau pemotong Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor.

    Paragraf 2 Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa

    Pasal 47

    Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan jumlah dan jenis kendaraan yang diuji.

    Paragraf 3 Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 48

    (1) Prinsip dan Sasaran dalam Penetapan Tarif Retribusi Pengujian Kendaraan

    Bermotor ditetapkan dengan memperhatikan biaya penyediaan jasa yang

    bersangkutan, kemampuan masyarakat, aspek keadilan dan efektifitas pengendalian atas pelayanan tersebut.

    (2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasional dan pemeliharaan, biaya bunga dan biaya modal.

    (3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memperhatikan biaya penyediaan

    jasa, penetapan tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.

    Paragraf 4

    Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

    Pasal 49

    Struktur dan besarnya tarif Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor

    tercantum dalam Lampiran VI dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

    Paragraf 5

    Ketentuan Pelaksanaan Pengujian Kendaraan Bermotor

    Pasal 50

    (1) Setiap kendaraan bermotor wajib uji, yang dioperasikan di jalan harus memenuhi syarat teknis untuk laik jalan sesuai ketentuan peraturan

    perundang-undangan. (2) Untuk menetapkan kendaraan bermotor yang telah memenuhi syarat-

    syarat teknis untuk laik jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

    dilakukan pemeriksaan berupa pengujian yang dilakukan secara berkala. (3) Pelaksanaan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan

    oleh tenaga penguji yang memiliki kualitas teknik tertentu.

  • 13

    Pasal 51

    (1) Jenis kendaraan bermotor yang wajib diuji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50, adalah kendaraan bermotor yang termasuk kategori :

    a. mobil bus; b. mobil barang; c. mobil penumpang;

    d. kereta gandeng; e. kereta tempelan; f. kendaraan khusus; dan

    g. kendaraan umum. (2) Masa berlaku uji berkala ditetapkan dalam selang waktu 6 (enam) bulan

    sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    Pasal 52

    (1) Pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 50,

    dilakukan pemilik kendaraan yang bersangkutan dengan menunjukkan surat-surat sebagai keterangan kelompok kendaraan bermotor yang akan diuji sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (2) Terhadap kendaraan bermotor yang dalam pengujian telah memenuhi persyaratan teknis laik jalan, diberikan buku uji dan tanda uji kendaraan bermotor.

    (3) Persyaratan dan tata cara permohonan pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Bupati atau Pejabat yang ditunjuk sesuai

    dengan kewenangan dan fungsinya.

    Pasal 53

    (1) Pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan oleh Dinas yang membidangi

    perhubungan sesuai dengan pedoman teknis yang ditetapkan oleh Menteri

    Perhubungan Republik Indonesia. (2) Lokasi pengujian Kendaraan Bermotor ditetapkan oleh Bupati.

    Pasal 54

    Kendaraan bermotor wajib uji setelah dilakukan pengujian dan dinyatakan belum memenuhi persyaratan teknis laik jalan dapat diuji ulang setelah

    dipenuhi persyaratan teknis laik jalan yang telah ditentukan.

    Paragraf 6

    Jangka Waktu Pengujian

    Pasal 55

    Jangka waktu pengujian adalah 6 (enam) bulan.

    Paragraf 7

    Instansi Pemungut

    Pasal 56

    (1) Pelaksanaan pemungutan biaya pengujian sebagaimana yang dimaksud

    dalam Peraturan Daerah ini dilakukan oleh Bendahara Khusus Penerimaan

    pada Dinas yang membidangi Perhubungan.

  • 14

    (2) Dinas yang membidangi Perhubungan memberi laporan pertanggungjawaban tentang realisasi pungutan kepada Bupati melalui

    Dinas yang membidangi Pendapatan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah secara teratur dan terus menerus setiap bulan atau sewaktu-waktu apabila

    diminta.

    BAB III

    PUNGUTAN RETRIBUSI

    Pasal 57

    Retribusi yang terutang dipungut di wilayah Daerah.

    Bagian Kesatu

    Tata Cara Pemungutan

    Pasal 58

    (1) Pemungutan Retribusi tidak dapat diborongkan. (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang

    dipersamakan. (3) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dapat berupa karcis, kupon dan kartu langganan. (4) Hasil pemungutan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disetor

    secara bruto ke Kas Daerah.

    Pasal 59

    (1) Retribusi yang terutang harus dilakukan secara tunai/lunas. (2) Pembayaran Retribusi yang terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SKRD atau

    dokumen lain yang dipersamakan. (3) Tata cara pembayaran, penentuan tempat pembayaran, angsuran dan

    penundaan pembayaran Retribusi diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    Bagian Kedua Tata Cara Penagihan

    Pasal 60

    (1) Penagihan Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dilakukan

    dengan STRD. (2) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

    didahului dengan surat teguran.

    (3) Pengeluaran surat teguran sebagai tindakan awal pelaksanaan penagihan retribusi setelah 7 (tujuh) hari sejak tanggal jatuh tempo pembayaran.

    (4) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari setelah tanggal surat teguran wajib retribusi harus melunasi retribusi yang terutang.

    (5) Surat teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikeluarkan oleh

    pejabat yang berwenang. (6) Tata cara penagihan dan penerbitan surat teguran diatur lebih lanjut

    dengan Peraturan Bupati.

  • 15

    Bagian Ketiga

    Keberatan

    Pasal 61

    (1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan hanya kepada Bupati atau

    Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. (2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai

    alasan-alasan yang jelas.

    (3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal SKRD diterbitkan, kecuali jika wajib retribusi dapat

    menunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.

    (4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

    adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.

    (5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan penagihan Retribusi.

    Pasal 62

    (1) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat

    Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.

    (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian hukum bagi wajib retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan oleh Bupati.

    (3) Keputusan Bupati atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.

    (4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan

    Bupati tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap dikabulkan.

    Pasal 63

    (1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan pembayaran retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga

    sebesar 2% (dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (duabelas) bulan. (2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan

    pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

    BAB IV

    PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

    Pasal 64

    (1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan permohonan pengembalian kepada Bupati.

    (2) Bupati dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya

    permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus memberikan keputusan.

    (3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) telah dilampaui dan Bupati tidak memberikan suatu keputusan, permohonan pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan

    dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.

  • 16

    (4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Retribusi lainnya, kelebihan

    pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang Retribusi tersebut.

    (5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya SKRDLB.

    (6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua) bulan, Bupati memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran

    Retribusi. (7) Tata cara pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana

    dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    BAB V

    KEDALUWARSA PENAGIHAN

    Pasal 65

    (1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah

    melampaui waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi melakukan tindak pidana di bidang retribusi daerah.

    (2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh apabila:

    a. diterbitkan Surat Teguran; dan b. ada pengakuan utang retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung

    maupun tidak langsung.

    (3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a, kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat teguran tersebut.

    (4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan

    masih mempunyai utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.

    (5) Pengakuan utang secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat

    (2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.

    Pasal 66

    (1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.

    (2) Bupati menetapkan keputusan penghapusan piutang retribusi yang sudah

    kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Tata cara penghapusan piutang retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur

    lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    BAB VI

    SANKSI ADMINISTRATIF

    Pasal 67

    Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang

    membayar, dikenakan sanksi administrasi berupa bunga 2% (dua persen) setiap bulan dari retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar.

  • 17

    BAB VII PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI

    Pasal 68

    (1) Tarif Retribusi dapat ditinjau kembali paling lama 3 (tiga) tahun sekali.

    (2) Peninjauan tarif retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.

    (3) Penetapan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut

    dengan Peraturan Bupati.

    BAB VIII

    INSENTIF PEMUNGUTAN

    Pasal 69

    (1) Instansi yang melaksanakan pemungutan retribusi dapat diberi insentif

    atas dasar pencapaian kinerja tertentu. (2) Pemberian insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan melalui

    Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

    (3) Tata cara pemberian dan pemanfaatan insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

    BAB IX KETENTUAN PENYIDIKAN

    Pasal 70

    (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah diberi wewenang khusus sebagai Penyidik untuk melakukan penyidikan

    tindak pidana di bidang Retribusi Daerah, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

    (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diangkat oleh Pejabat yang berwenang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (3) Wewenang Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau

    laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas;

    b. meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang

    pribadi atau Badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana retribusi;

    c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau Badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang Retribusi;

    d. memeriksa buku, catatan dan dokumen lain berkenaan dengan tindak

    pidana di bidang Retribusi; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti

    pembukuan, pencatatan dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan

    terhadap bahan bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas

    penyidikan tindak pidana di bidang Retribusi;

  • 18

    g. menyuruh berhenti dan/atau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan

    memeriksa indentitas orang, benda dan/atau dokumen yang di bawa; h. memotret seseorang yang berkaitan dengan tindak pidana Retribusi;

    i. memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;

    j. menghentikan penyidikan; dan/atau

    k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana dibidang Retribusi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

    (4) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut

    Umum melalui Penyidik Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana.

    BAB X KETENTUAN PIDANA

    Pasal 71

    (1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan keuangan Daerah diancam Pidana Kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau Pidana Denda paling banyak 3 (tiga) kali jumlah Retribusi

    terutang yang tidak atau kurang dibayar. (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran.

    Pasal 72

    Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1), merupakan penerimaan Negara.

    BAB XI KETENTUAN PERALIHAN

    Pasal 73

    Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

    a. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5 Tahun 2007

    tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor

    Tengah Selatan Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor

    5 Tahun 2007 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten

    Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12):

    b. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 13 Tahun 2009

    tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 13);

    c. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 14 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 14);

  • 19

    d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 15 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum (Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 15);

    e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Pasar (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 16); f. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 17 Tahun 2009

    tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 17);

    masih dapat ditagih selama jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak saat terutang.

    BAB XII KETENTUAN PENUTUP

    Pasal 74

    Pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku:

    a. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5 Tahun 2007 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan

    Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2007 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 5) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

    Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor

    5 Tahun 2007 tentang Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 12): b. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 13 Tahun 2009

    tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan (Lembaran Daerah Kabupaten

    Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 13);

    c. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 14 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 14, Tambahan

    Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 14); d. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 15 Tahun 2009

    tentang Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 15, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 15);

    e. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 16 Tahun 2009 tentang Retribusi Pelayanan Pasar (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 16); f. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 17 Tahun 2009

    tentang Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor (Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 17, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 17);

    g. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 18 Tahun 2009 tentang Retribusi Pengobatan Hewan (Lembaran Daerah Kabupaten Timor

    Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 18, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 18);

  • 20

    h. Peraturan Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19 Tahun 2009 tentang Retribusi Penggantian Biaya Administrasi (Lembaran Daerah

    Kabupaten Timor Tengah Selatan Tahun 2009 Nomor 19, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan Nomor 19);

    dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

    Pasal 75

    Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

    Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

    Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Timor Tengah Selatan.

    Ditetapkan di SoE

    pada tanggal 31 Desember 2011

    BUPATI TIMOR TENGAH SELATAN,

    PAULUS V. R. MELLA

    Diundangkan di SoE pada tanggal 31 Desember 2011

    SEKRETARIS DAERAH

    KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN,

    SALMUN TABUN

    LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN TAHUN 2011 NOMOR 20.

  • 21

    PENJELASAN ATAS

    PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 20 TAHUN 2011

    TENTANG

    RETRIBUSI JASA UMUM I. UMUM

    Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

    Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,

    memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah/Kota untuk mengurus sendiri Urusan Pemerintahannya untuk meningkatkan efisiensi dan

    efektivitas penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik kepada masyarakat.

    Berkaitan dengan kewenangan tersebut, maka pemerintahan KabupatenTimor Tengah Selatan berhak mengadakan pengaturan yang berupa Retribusi Jasa Umum kepada masyarakat, pengaturan tersebut

    dituangkan ke dalam peraturan perundang-undangan yang bersifat memaksa, hal tersebut juga ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar

    Republik Indonesia Tahun 1945. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan

    Retribusi Daerah, Pemerintah Daerah diberi kewenangan untuk melakukan Pungutan Retribusi yang terkait dengan Retribusi Jasa Umum, untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah guna mendukung pelaksanaan

    Otonomi Daerah.

    II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1

    Cukup Jelas. Pasal 2

    Cukup Jelas. Pasal 3 Cukup Jelas.

    Pasal 4 Cukup Jelas. Pasal 5

    Cukup Jelas. Pasal 6

    Cukup Jelas. Pasal 7 Cukup Jelas.

    Pasal 8 Cukup Jelas.

    Pasal 9 Cukup Jelas. Pasal 10

    Cukup Jelas.

  • 22

    Pasal 11 Cukup Jelas.

    Pasal 12 Cukup Jelas. Pasal 13

    Cukup Jelas. Pasal 14 Cukup Jelas.

    Pasal 15 Cukup Jelas.

    Pasal 16 Cukup Jelas. Pasal 17

    Cukup Jelas. Pasal 18

    Cukup Jelas. Pasal 19 Cukup Jelas.

    Pasal 20 Cukup Jelas. Pasal 21

    Cukup Jelas. Pasal 22

    Cukup Jelas. Pasal 23 Cukup Jelas.

    Pasal 24 Cukup Jelas. Pasal 25

    Cukup Jelas. Pasal 26

    Cukup Jelas. Pasal 27 Cukup Jelas.

    Pasal 28 Cukup Jelas.

    Pasal 29 Cukup Jelas. Pasal 30

    Cukup Jelas. Pasal 31 Cukup Jelas.

    Pasal 32 Cukup Jelas.

    Pasal 33 Cukup Jelas. Pasal 34

    Cukup Jelas. Pasal 35

    Cukup Jelas. Pasal 36 Cukup Jelas.

    Pasal 37 Cukup Jelas.

  • 23

    Pasal 38 Cukup Jelas.

    Pasal 39 Cukup Jelas. Pasal 40

    Cukup Jelas. Pasal 41 Cukup Jelas.

    Pasal 42 Cukup Jelas.

    Pasal 43 Cukup Jelas. Pasal 44

    Cukup Jelas. Pasal 45

    Cukup Jelas. Pasal 46 Cukup Jelas.

    Pasal 47 Cukup Jelas. Pasal 48

    Cukup Jelas. Pasal 49

    Cukup Jelas. Pasal 50 Cukup Jelas.

    Pasal 51 Cukup Jelas. Pasal 52

    Cukup Jelas. Pasal 53

    Cukup Jelas. Pasal 54 Cukup Jelas.

    Pasal 55 Cukup Jelas.

    Pasal 56 Cukup Jelas. Pasal 57

    Cukup Jelas. Pasal 58 Cukup Jelas.

    Pasal 59 Cukup Jelas.

    Pasal 60 Cukup Jelas. Pasal 61

    Cukup Jelas. Pasal 62

    Cukup Jelas. Pasal 63 Cukup Jelas.

    Pasal 64 Cukup Jelas.

  • 24

    Pasal 65 Cukup Jelas.

    Pasal 66 Cukup Jelas. Pasal 67

    Cukup Jelas. Pasal 68

    Ayat (1)

    Cukup jelas. Ayat (2)

    Cukup jelas. Ayat (3)

    Dalam hal besarnya tarif retribusi yang telah ditetapkan dalam

    Peraturan Daerah perlu disesuaikan karena biaya penyediaan layanan cukup besar dan/atau besarnya tarif tidak efektif lagi untuk

    mengendalikan permintaan layanan tersebut, Bupati dapat menyesuaikan tarif retribusi.

    Pasal 69

    Ayat (1) Yang dimaksud dengan “instansi yang melaksanakan pemungutan” adalah dinas/badan/lembaga yang tugas pokok dan fungsinya melaksanakan pemungutan Retribusi.

    Ayat (2)

    Pemberian besarnya insentif dilakukan melalui pembahasan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dengan alat kelengkapan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang membidangi masalah keuangan.

    Ayat (3) Cukup jelas.

    Pasal 70 Cukup Jelas. Pasal 71

    Cukup Jelas. Pasal 72 Cukup Jelas.

    Pasal 73 Cukup Jelas.

    Pasal 74 Cukup Jelas. Pasal 75

    Cukup Jelas.

    TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN NOMOR 20.

  • 25

    LAMPIRAN I PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN

    NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG

    RETRIBUSI JASA UMUM

    STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN

    N0

    NAMA RETRIBUSI

    BAHAN HABIS PAKAI

    JASA SARANA

    JASA PELAYANAN DAN MEDIK

    JUMLAH TARIF

    KETERANGAN

    BIAYA % BIAYA % BIAYA % BIAYA %

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    A. RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) I RAWAT JALAN A. Pemeriksaan di Poliklinik

    1. Fisik Umum (Kunjungan Baru) 1.800 40 1.800 40 900 20 4.500 100 / orang/kali

    2. Fisik Umum (Kunjungan Lama) 1.400 40 1.400 40 700 20 3.500 100 / orang/kali

    3. Visus (Kunjungan Baru)

    1.800 40 1.800 40 900 20 4.500 100 / orang/kali

    4. Visus (Kunjungan Lama)

    1.400 40 1.400 40 700 20 3.500 100 / orang/kali

    5. Gigi dan Mulut Umum (Kunjungan Baru)

    1.800 40 1.800 40 900 20 4.500 100 / orang/kali

    6. Gigi dan Mulut (Kunjungan Lama)

    1.400 40 1.400 40 700 20 3.500 100 / orang/kali

    B Poliklinik Kebidanan/Kandungan

    1. Sederhana/pemeriksaanlLuar/dalam 4,260 40

    4,260 40

    2,130 20

    10,650 100 / orang/kali

    2. Touche 23,860 40

    23,860 40

    11,930 20

    59,650 100 / orang/kali

    3. Pemasangan/Pencabutan IUD 22,660 40

    22,660 40

    11,330 20

    56,650 100 / orang/kali

    4. Pemasangan/Pencabutan Implant 22,660 40 22,660 40 11,330 20 56,650 100 / orang/kali

  • 26

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    5. Vagina Toilet 7,480 40

    7,480 40

    3,740 20

    18,700 100 / orang/kali

    6. Explorasi IUD 45,320 40

    45,320 40

    22,660 20

    113,300 100 / orang/kali

    7. USG 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/kali

    8. Dopler 4,000 40

    4,000 40

    2,000 20

    10,000 100 / orang/kali

    C Pemeriksaan Kesehatan

    1. Untuk Pelajar/Mahasiswa 1,000 40

    1,000 40

    500 20

    2,500 100 / orang/kali

    2. Untuk Mendapat Pekerjaan 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    3. Untuk Calon Pengantin 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    4. Untuk Karyawan/Karyawati 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    5. Untuk Keperluan WNI 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    6. Untuk Keperluan Haji 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    7. Untuk Keperluan SIM 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    D Poliklinik Gigi dan Mulut

    1. Tumpatan sementara 4,000 40

    4,000 40

    2,000 20

    10,000 100 / orang/gigi/kali

    2. Tumpatan glassionomer 10,000 40

    10,000 40

    5,000 20

    25,000 100 / orang/gigi/kali

    3. Tumpatan Amalgam 10,000 40

    10,000 40

    5,000 20

    25,000 100 / orang/gigi/kali

    4. Pencabutan gigi susu 4,000 40

    4,000 40

    2,000 20

    10,000 100 / orang/gigi/kali

    5. Pencabutan gigi permanen tanpa komplikasi 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/gigi/kali

    6. Pencabutan gigi permanen dgn komplikasi

    20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/gigi/kali

  • 27

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    7. Odontektomi 50,000 40

    50,000 40

    25,000 20

    125,000 100 / orang/gigi/kali

    8. Perawatan saluran akar/mumifikasi 4,000 40

    4,000 40

    2,000 20

    10,000 100 / orang/gigi/kali

    9. Pembersihan Karang gigi/segmen 10,000 40

    10,000 40

    5,000 20

    25,000 100 / orang/kali

    10.Kuretase /segmen 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/gigi/kali

    11.Insisi Abses 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/kali

    12.Alveolektomi 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/kali

    13.Konsultasi gigi dan mulut 600 40

    600 40

    300 20

    1,500 100 / orang/kali

    E Poliklinik Mata A. Tindakan Umum

    1. Slit Lamp 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/kali

    2. Funduscopy 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/kali

    3. Tonometri 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/kali

    4. Absisi Korpus Alienum 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/kali

    5. Insisi Hordeolum/Kalzion 20,000 40

    20,000 40

    10,000 20

    50,000 100 / orang/kali

    6. Tes Anel 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/kali

    7. Refraksi 8,000 40

    8,000 40

    4,000 20

    20,000 100 / orang/kali

    8. Ganti Verband 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

    9. Pemeriksaan Buta Warna 2,000 40

    2,000 40

    1,000 20

    5,000 100 / orang/kali

  • 28

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    F Tindakan Bedah Mata ( OK /Bedah Central) 1. Hecting Pelbepra

    - VIP 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 40,000 40

    20,000 20

    40,000 40

    100,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 30,000 40

    15,000 20

    30,000 40

    75,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    2. Hecting Kornea

    - VIP 80,000 40

    40,000 20

    80,000 40

    200,000 100 / orang/mata

    - Klas 1 40,000 40

    20,000 20

    40,000 40

    100,000 100 / orang/mata

    - Klas 2 30,000 40

    15,000 20

    30,000 40

    75,000 100 / orang/mata

    - Klas 3 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    3. Kista Konjungtiva

    - VIP 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 24,000 40

    12,000 20

    24,000 40

    60,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 16,000 40

    8,000 20

    16,000 40

    40,000 100 / orang/mata

    4. Entropion

    - VIP 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 24,000 40

    12,000 20

    24,000 40

    60,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 16,000 40 8,000 20 16,000 40 40,000 100 / orang/mata

  • 29

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    5. Ektropion - VIP

    60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 24,000 40

    12,000 20

    24,000 40

    60,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 16,000 40

    8,000 20

    16,000 40

    40,000 100 / orang/mata

    6. Insisi Abses

    - VIP 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 24,000 40

    12,000 20

    24,000 40

    60,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 16,000 40

    8,000 20

    16,000 40

    40,000 100 / orang/mata

    7. Pterigium

    - VIP 300,000 40

    150,000 20

    300,000 40

    750,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 140,000 40

    70,000 20

    140,000 40

    350,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 100,000 40

    50,000 20

    100,000 40

    250,000 100 / orang/mata

    8. Iridektomi

    - VIP 300,000 40

    150,000 20

    300,000 40

    750,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 140,000 40

    70,000 20

    140,000 40

    350,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 100,000 40

    50,000 20

    100,000 40

    250,000 100 / orang/mata

  • 30

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    9. Trabekulectomy

    - VIP 290,000 40

    145,000 20

    290,000 40

    725,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 140,000 40

    70,000 20

    140,000 40

    350,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 100,000 40

    50,000 20

    100,000 40

    250,000 100 / orang/mata

    10. Reposisi Iris

    - VIP 80,000 40

    40,000 20

    80,000 40

    200,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 40,000 40

    20,000 20

    40,000 40

    100,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2

    30,000 40

    15,000 20

    30,000 40

    75,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/mata

    11. ECCE

    - VIP 600,000 40

    300,000 20

    600,000 40

    1,500,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 300,000 40

    150,000 20

    300,000 40

    750,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 160,000 40

    80,000 20

    160,000 40

    400,000 100 / orang/mata

    12. ECCE + GA

    - VIP 800,000 40

    400,000 20

    800,000 40

    2,000,000 100 / orang/mata

    - Kelas 1 400,000 40

    200,000 20

    400,000 40

    1,000,000 100 / orang/mata

    - Kelas 2 300,000 40

    150,000 20

    300,000 40

    750,000 100 / orang/mata

    - Kelas 3 240,000 40 120,000 20 240,000 40 600,000 100 / orang/mata

  • 31

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    II. RAWAT INAP

    A.

    Rawat Inap VIP

    200,000 / orang/ hari

    Jasa sarana rawat inap 75,000 37.5 100

    Biaya makan minum 45,000 22.5

    Jasa pelayanan dan medik 80,000 40

    Rawat Inap Kelas I 40,000 100 / orang / hari

    Jasa sarana rawat inap 15,000 37.5

    Biaya makan minum 9,000 22.5

    40,000

    Jasa pelayanan dan medic

    16,000 40

    Rawat Inap Kelas II 30,000 100 / orang/ hari

    Jasa sarana rawat inap 11,250 37.5

    Biaya makan minum 6,750 22.5

    Jasa pelayanan dan medic 12,000 40

    Rawat Inap Kelas III 20,000

    / orang/ hari

    Jasa sarana rawat inap 7,500 37.5

    Biaya makan minum

    4,500 22.5

    8,000

    Jasa pelayanan dan medic

    40.00 100

  • 32

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    B. Tindakan Kebidanan/Kandungan 1. Partus/Persalinan Normal

    - VIP 300,000 40

    150,000 20

    300,000 40

    750,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 160,000 40

    80,000 20

    160,000 40

    400,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 120,000 40

    60,000 20

    120,000 40

    300,000 100 / orang/kali

    2. Partus Abnormal (termasuk persalinan dgn

    Induksi Vakum Ekstraksi, Forceps Ekstraksi,

    Abortus, Placenta Manual & Letak Sungsang)

    - VIP 440,000 40

    220,000 20

    440,000 40

    1,100,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 240,000 40

    120,000 20

    240,000 40

    600,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 200,000 40

    100,000 20

    200,000 40

    500,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 160,000 40

    80,000 20

    160,000 40

    400,000 100 / orang/kali

    3.Perawatan Bayi Baru Lahir

    - VIP 8,000 40

    4,000 20

    8,000 40

    20,000 100 / orang/hari

    - Kelas 1 4,000 40

    2,000 20

    4,000 40

    10,000 100 / orang/hari

    - Kelas 2 3,000 40

    1,500 20

    3,000 40

    7,500 100 / orang/hari

    - Kelas 3 2,000 40

    1,000 20

    2,000 40

    5,000 100 / orang/hari

    4. Kuretase

    - VIP 240,000 40

    120,000 20

    240,000 40

    600,000 100 / orang/kali

  • 33

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    - Kelas 1 160,000 40

    80,000 20

    160,000 40

    400,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 100,000 40

    50,000 20

    100,000 40

    250,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/kali

    5. Haemorrhagic Post Partum

    - VIP 400,000 40

    200,000 20

    400,000 40

    1,000,000 100 / orang

    - Kelas 1 320,000 40

    160,000 20

    320,000 40

    800,000 100 / orang

    - Kelas 2 240,000 40

    120,000 20

    240,000 40

    600,000 100 / orang

    - Kelas 3 120,000 40

    60,000 20

    120,000 40

    300,000 100 / orang

    6. Resusitasi Bayi

    - VIP 5,000 40

    2,500 20

    5,000 40

    12,500 100 / orang/kali

    - Kelas 1 3,800 40

    1,900 20

    3,800 40

    9,500 100 / orang/kali

    - Kelas 2 3,800 40

    1,900 20

    3,800 40

    9,500 100 / orang/kali

    - Kelas 3 2,000 40

    1,000 20

    2,000 40

    5,000 100 / orang/kali

    III. RAWAT DARURAT

    A. - Anamnese dan Pemeriksaan Fisik 1,400 40 700 20

    1,400 40

    3,500 100 /orang/kali

    - Status 200 100 - 0 - 0 200 100 / orang/kali

    - Resep 200 100 - 0 - 0 200 100 / orang/kali

    B. Tindakan-tindakan - Pasang infus 3,850 40 1,925 20 3, 850 40 9, 625 100 / orang/kali

    - Injeksi 200 40 100 20 200 40 500 100 / orang/kali

  • 34

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    - Pasang Kateter

    19,800 40

    9,900 20

    19,800 40

    49,500 100 / orang/kali

    - Pasang NGT 17,800 40

    8,900 20

    17,800 40

    44,500 100 / orang/kali

    - Jahit Luka (1 - 5 x) Jahitan 17,800 40

    8,900 20

    17,800 40

    44,500 100 / orang/kali

    - Jahit Luka (> 5 x) Jahitan / jahitan 2,000 40

    1,000 20

    2,000 40

    5,000 100 / orang/kali

    - Nebulizer 7,130 40

    3,565 20

    7,130 40

    17,825 100 / orang/kali

    - Rawat Luka 7,400 40

    3,700 20

    7,400 40

    18,500 100 / orang/kali

    - Aff Hecting 5,200 40

    2,600 20

    5,200 40

    13,000 100 / orang/kali

    - Insisi Abses 10,000 40

    5,000 20

    10,000 40

    25,000 100 / orang/kali

    - Irigasi Telinga 13,400 40

    6,700 20

    13,400 40

    33,500 100 / orang/kali

    - Kumbah Lambung 28,600 40

    14,300 20

    28,600 40

    71,500 100 / orang/kali

    - Cabut Kuku 13,780 40

    6,890 20

    13,780 40

    34,450 100 / orang/kali

    - Rectal Tuse 6,200 40

    3,100 20

    6,200 40

    15,500 100 / orang/kali

    - Aff Kathetetr 6,700 40

    3,350 20

    6,700 40

    16,750 100 / orang/kali

    - Pemeriksaan EKG 10,000 40

    5,000 20

    10,000 40

    25,000 100 / orang/kali

    - Melakukan suction 11,200 40

    5,600 20

    11,200 40

    28,000 100 / orang/kali

    - Tampon Adrenalin 40,000 40

    20,000 20

    40,000 40

    100,000 100 / orang/kali

    - Sirkumsisi 60,000 40

    30,000 20

    60,000 40

    150,000 100 / orang/kali

    - Ransel Verban 10,400 40

    5,200 20

    10,400 40

    26,000 100 / orang/kali

    - Pasang Spalk 20,000 40

    10,000 20

    20,000 40

    50,000 100 / orang/kali

  • 35

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    - Mengeluarkan corpus alienum 10,000 40

    5,000 20

    10,000 40

    25,000 100 / orang/kali

    IV. RADIOLOGI 1. Foto Thorax

    - VIP 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    2. Foto BNO dan Vertebrata

    - VIP 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    3. Foto Extremitas atas, bawah & kepala

    - VIP 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

  • 36

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    - Kelas 3 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    4. Foto Anak-anak

    - VIP 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    5. Foto Gigi

    - VIP 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 24,000 60

    8,000 20

    8,000 20

    40,000 100 / orang/kali

    1. Foto Thorax

    - VIP 120,000 60

    40,000 20

    40,000 20

    200,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 96,000 60

    32,000 20

    32,000 20

    160,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 90,000 60

    30,000 20

    30,000 20

    150,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 102,000 60 34,000 20 34,000 20 170,000 100 / orang/kali

  • 37

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    2. Foto BNO dan Vertebrata

    - VIP 120,000 60

    40,000 20

    40,000 20

    200,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 96,000 60

    32,000 20

    32,000 20

    160,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 90,000 60

    30,000 20

    30,000 20

    150,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    3. Foto Extremitas atas, bawah & kepala

    - VIP 120,000 60

    40,000 20

    40,000 20

    200,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 96,000 60

    32,000 20

    32,000 20

    160,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 90,000 60

    30,000 20

    30,000 20

    150,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    4. Foto Anak-anak

    - VIP 120,000 60

    40,000 20

    40,000 20

    200,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 96,000 60

    32,000 20

    32,000 20

    160,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 90,000 60

    30,000 20

    30,000 20

    150,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

  • 38

    1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

    5. Foto Gigi - VIP

    120,000 60

    40,000 20

    40,000 20

    200,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 96,000 60

    32,000 20

    32,000 20

    160,000 100 / orang/kali

    - Kelas 3 90,000 60

    30,000 20

    30,000 20

    150,000 100 / orang/kali

    - Poliklinik 102,000 60

    34,000 20

    34,000 20

    170,000 100 / orang/kali

    V. REHABILITASI MEDIK 1. Thermo Terapi/Stimulator

    - VIP 5,000 20

    15,000 60

    5,000 20

    25,000 100 / orang/kali

    - Kelas 1 5,000 20

    15,000 60

    5,000 20

    25,000 100 / orang/kali

    - Kelas 2 5,000 20

    15,000 60

    5,000 20

    25,00