Upload
duongkhuong
View
235
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
PERANCANGAN IC ANALOG DENGAN L-EDIT TM
Laporan kerja praktek di Lab.Desain PPAUME ITB Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan tahap Sarjana
di Departemen Teknik Elektro ITB
oleh : Andrie Prasetyo
13298006
DEPARTEMEN TEKNIK ELETRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2002
2
LEMBARAN PENGESAHAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa mahasiswa atas nama Sdr. Andrie Prasetyo
NIM.13298006 telah selesai melaksanakan kerja praktek di Laboratorium Desain
PPAUME ITB selama satu bulan ( 1 Agustus 2002 – 1 September 2002 ) dan telah
mengumpulkan laporan dengan judul “ Membuat Layout IC Analog Dengan L-
EditTM ”
Bandung, 18 September 2002
Ketua Lab Desain PPUAME selaku pembimbing
Ir. Achmad Fuad Mas’ud ,Msc NIP. 131 803 255
3
KATA PENGANTAR
Pertama penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat
dan hidayah-Nya laporan keja praktek ini dapat penulis selesaikan tepat pada
waktunya.
Kerja praktek yang dilakukan di Lab Desain PPAUME ITB ini merupakan suatu
rangkaian syarat kelulusan tahap sarjana S1 Departemen Teknik Elektro, Fakultas
Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung. Selama malakukan kerja praktek dan
menyusun laporan, penulis banyak dibantu oleh berbagai pihak. Untuk itu dengan
segala rasa hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan ungkapan terimakasih
kepada :
1. Ir. Achmad Fuad Mas’ud, Msc ; ketua Lab Desain PPAUME ITB, yang telah
mengizinkan penulis untuk melakukan kerja praktek di Lab Desain PPAUME
ITB.
2. Para pegawai Lab Desain PAUME ITB, yang telah membantu kelancaran
penulisan laporan ini.
3. Suryadi Wang,ST , yang telah banyak memberikan wawasan tentang
perancangan IC dan software L-Edit.
4. M.Fadhly dan Taufik Rakhman, kedua sahabatku yang telah mengundurkan
diri dalam kerja praktek ini. Dukungan kalian berdua sungguh telah
menguatkanku untuk melanjutkan kerja praktek ini seorang diri.
Akhirnya penulis berharap semoga laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi
yang membacanya. Penulis berharap adanya kritik yang membangun demi
penyempurnaan lebih lanjut.
Bandung, September 2002
Penulis
4
DAFTAR ISI
Lembaran Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi iv
Bab I Pendahuluan 1
I.1 Latar Bekalang 1
I.2 Rumusan Masalah 1
I.3 Batasan Masalah 2
I.4 Tujuan Penulisan 2
I.5 Sistematika Penulisan 2
Bab II Berkenalan Dengan L-Edit 5
II.1 Pendahuluan 5
II.1.1 System Requirements 5
II.1.2 Keterbatasan Student Version 6
II.2 Meng-install L-Edit 7
II.2.1 File – File dalam L-Edit 7
Bab III Menggunakan L-Edit 8
III.1 Lingkungan Kerja L-Edit 8
III.2 Penjelasan Secara Detail Menu Bar 10
III.2.1 File 10
III.2.2 Edit 13
III.2.3 View 15
III.2.4 Cell 17
III.2.5 Arrange 18
III.2.6 Setup 19
5
III.2.7 Special 21
Bab IV Melayout Dengan L-Edit 24
IV.1 Navigasi 24
IV.2 Menggambar Dengan L-Edit 24
IV.3 Emergency Abort 26
IV.4 Memonitor Penggunaan Memory 27
IV.5 Menyimpan Hasil Desain 29
Bab V Dasar – Dasar Mengedit Objek 31
V.1 Pemilihan Objek 31
V.2 Memindahkan Objek 32
V.3 Meng-kopi Objek 34
V.3.1 Menggunakan Ctrl+C 36
V.3.2 Menggunakan Ctrl+D 36
V.4 Mengubah Ukuran Objek 36
V.5 Meng-Cut Objek 37
V.6 Perintah – Perintah Arrange 38
V.6.1 Rotate 38
V.6.2 Flip Horizontal/Flip Vertical 38
V.6.3 Cut Vertical/Cut Horizontal 39
V.6.4 Merge Selection 39
Bab VI Fitur – Fitur Tambahan 41
VI.1 Design Rule Checker 41
VI.2 Circuit Extractor 46
VI.3 Cross-Sectional Viewer 47
Bab VII Mask dan Teknologi Yang Ada di L-Edit 50
VII.1 Default Teknologi 50
VII.2 Gambar Layout 50
6
VII.3 Teknologi Lain dalam L-Edit 51
VII.4 Design Rules 54
Bab VIII Melayout Komponen 57
VIII.1 Transistor MOS 57
VIII.1.1 Pemecahan MOS 59
VIII.1.2 Matching MOS 60
a. Cara Normal 61
b. Cara Interdigitized 62
c. Cara Common Centroid 63
VIII.2 Kapasitor 65
VIII.3 Bipolar Junction Transistor (BJT) 68
VIII.4 Resistor 70
Bab IX Contoh Kasus 72
IX.1 Membuat Desain Plan 74
IX.2 Simulasi Dengan PSPICE 82
IX.3 Menentukan Tata Letak Komponen 89
IX.4 Menggambar Layout dan Ekstraksi 91
IX.5 Analisa Post Layout 97
Kesimpulan 104
7
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Perancangan IC analog adalah salah satu keahlian khusus yang diharapkan dapat
dikuasai dengan baik oleh sarjana teknik elektro, khususnya yang memilih jalur
pilihan elektronika. Menanggapi hal di atas, maka Departemen Teknik Elektro ITB
mengadakan kuliah EL-421 (Perancangan Op-Amp) yang pada intinya adalah
merancang suatu rangkaian analog yang akan diimplementasikan sebagai IC analog.
Salah satu perangkat lunak yang digunakan untuk merancang IC analog adalah L-
EditTM. Keunggulan L-EditTM adalah dari segi penggunaannya yang mudah dan
kompatibilitasnya yang andal, sehinga dapat diproses lanjut dengan perangkat lunak
lainnya. Dengan L-EditTM dapat dilakukan pengolahan layout IC analog dengan
sangat mudah.
I.2 Rumusan masalah
Pada laporan kerja praktek ini penulis akan memaparkan dengan lengkap dan detail
bagaimana cara pengggunaan L-EditTM, mulai dari menginstall hingga ekstraksi ke
PSPICE script. Tidak lupa diberikan juga design rules untuk tiap komponen dan
design plan untuk sebuah rangkaian Op-Amp yang cukup kompleks.
8
I.3 Batasan Masalah
Penggunaan L-EditTM akan dimulai dari pengetahuan tentang file-file pada L-EditTM,
cara menginstall, dan cara-cara penggunaan tools yang ada pada L-EditTM.
Perancangan IC analog yang akan dibahas disini dibatasi hanya pada komponen-
komponen dasar, yaitu: NMOS, PMOS, BJT, resistor, dan kapasitor. Beberapa
konfigurasi layout juga akan dibahas secara singkat. Untuk Pad tidak akan dibahas
pada laporan kerja praktek ini, karena hal tersebut sudah berada diluar batas ruang
lingkup EL-421.
I.4 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan laporan kerja praktek ini adalah untuk memberikan pedoman
penggunaan perangkat lunak L-EditTM sehingga dapat memudahkan mahasiswa dalam
mengikuti mata kuliah EL-421. Disampimg itu diharapkan juga laporan ini berguna
untuk memberikan wawasan tentang perancangan IC analog. Dengan demikian
diharapkan laporan ini dapat dijadikan materi pendukung mata kuliah EL-421 dan
meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai L-EditTM.
I.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Berisi latar belakang, rumusan masalah. Batasan masalah,
tujuan penulisan dan sistematika penulisan.
9
BAB II : BERKENALAN DENGAN L-EditTM
Berisi cara instalasi, penjelasan direktori-direktori yang ada
dalam L-EditTM.
BAB III : MENGGUNAKAN L-EditTM
Berisi penjelasan tentang environment L-EditTM secara
lengkap.
BAB IV : MELAYOUT DENGAN L-EditTM
Berisi penjelasan navigasi, cara menggambar, emergency
abort, dan manajemen memori.
BAB V : DASAR – DASAR MENGEDIT OBYEK
Berisi pemilihan objek, pemindahan objek, meng-kopi objek,
mengubah ukuran objek, meng-cut objek, dan perintah-
perintah arrange.
BAB VI : FITUR - FITUR TAMBAHAN
Berisi Design Rule Check, Circuit Extractor, Cross-Sectional
Viewer.
BAB VII : MASK DAN TEKNOLOGI PADA L-EditTM
Berisi default teknologi, gambar layout, dan cara mengubah
teknologi.
BAB VIII : MELAYOUT KOMPONEN
Berisi cara melayout MOS, BJT, kapasitor dan resistor
beserta design rule-nya.
10
BAB IX : CONTOH KASUS
Berisi langkah – langkah perancangan IC analog dengan
menggunakan L-EditTM.
BAB X : KESIMPULAN
Berisi kesimpulan langkah – langkah perancangan IC analog
dengan menggunakan L-Edit TM
11
BAB II
BERKENALAN DENGAN L-Edit TM
Selamat datang di L-EditTM student version. Pada bab ini akan dikenalkan program L-
EditTM mulai dari bagaimana cara menginstal, bagaimana cara menggunakan, dan apa
saja yang dapat dilakukan dengan L-EditTM.
II.1 Pendahuluan
L-EditTM adalah editor layout IC analog, yang memiliki semua perangkat yang
diperlukan untuk mendesain IC analog dengan tingkat kompleksitas yang beragam.
Desain layout IC analog dengan menggunakan L-EditTM bersifat full custom, yang
artinya semua proses penggambaran layout dilakukan oleh user secara manual. L-
EditTM student version memiliki hampir semua tools yang ada pada L-EditTM full
version, termasuk design rule checker(DRC), dan cross-sectional viewer yang
memungkinkan kita untuk melihat layer-layer pada chip IC analog.
II.1.1 System Requirements
Untuk menginstall dan menggunakan L-EditTM student version, sistem minimal yang
dimiliki harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
• Komputer berbasis MS-DOS, dengan RAM minimal 640K dan sebuah floppy
disk drive 3,5’. L-EditTM dapat berfungsi pada semua jenis operating sistem
berbasis DOS dan NTFS (Win 311, win 95, win 98, win 98SE, win ME, win
2000, win NT, dan win XP).
• Graphic card EGA 256K RAM
• Mouse
12
Perkembangan hardware komputer sekarang ini sudah sedemikian pesat. Dengan
demikian diyakini bahwa tidak akan ada lagi masalah terhadap keterbatasan hardware
komputer .
II.1.2 Keterbatasan Student Version
Walaupun L-EditTM student version memiliki hampir semua tools yang dimiliki oleh
L-EditTM Full Version, namun tetaplah memiliki keterbatasan, yaitu :
• Penggunaaan Memory(RAM) terbatas sampai 640 K saja, sedangkan pada full
version penggunaan memory tidak dibatasi. Hal ini berimplikasi pada ukuran
file desain yang dihasilkan hanya berkisar antara 50 – 60 K.
• File hanya dapat disimpan dalam bentuk .tdb(tanner data base), walaupun
demikian hal ini tidak berpengaruh pada saat printing, plotting, atau editing.
• Student version tidak dapat membaca file dengan format CIF, atau GDS II.
Dengan demikian file desain IC yang menggunakan student version tidak
dapat langsung dikirimkan ke foundry untuk di produksi. Kita memerlukan
L-EditTM Full version untuk mengkonversikan format .tdb ke .cif atau .gds.
• Student version didesain untuk menghasilkan grafik dengan kualitas resolusi
EGA, sedangkan pada full version dapat dihasilkan grafik berkualitas VGA
atau SVGA.
Keterbatasan dari sudent vesion ini tidaklah mempengaruhi kinerja software. Satu
hal yang perlu diperhatikan adalah keterbatasan penggunaan memory(RAM).
Kami merekomendasikan anda untuk tidak menggunakan program lain selagi
menggunakan L-EditTM. Bila batas maksimum penggunaan memory dilewati,
maka sebagian atau seluruh desain anda dapat hilang.
13
II.2 Meng-install L-EditTM
Meng-install L-EditTM adalah hal yang sangat mudah. Anda hanya tinggal
mengkopinya dari floppy disk ke hard disk anda, terserah ke drive mana saja, tidak
harus di drive c.
II.2.1 File – File dalam L-EditTM
File-file yang ada dalam L-EditTM adalah :
ledit.exe
ledit.tdb
morbn20.ext
morbn20.xst
example.tdb
xsect.tdb
xsect.xst
scna.spc
Progam utamanya adalah ledit.exe. Tiap kali program ini dijalankan, maka ledit.tdb
akan di-load sebagai file teknologi dasar yang digunakan. Kedua file ini harus selalu
ada ketika kita akan mulai menggunakan L-EditTM.
Sebagai tambahan dari kedelapan file diatas, maka turut disertakan enam subdirektori
dalam L-EditTM, yaitu :
XSECT – Cross-Section Viewer data files;
EXTRACT – Data files for Circuit Extractor;
SAMPLES – Misdellaneous sample drwings;
PRTSETUP – Alternate drawing background screens;
TECH – CMOS technology files;
MUMPS – Micromechanical technology files.
14
BAB III
MNGGUNAKAN L-Edit TM
III.1 Lingkungan Kerja L-EditTM
Untuk memulai menggunakan L-EditTM, anda tinggal men-double click file ledit.exe.
Kemudian akan muncul layar seperti ini :
Mari kita bahas satu persatu istilah-istilah dalam gambar tersebut.
• Menu Bar
Menu bar adalah daerah paling atas dari layar L-EditTM. Menu bar berisi semua fitur
operasi pada L-EditTM.Untuk melihat perintah-perintah yang berada di dalamnya,
anda tinggal men-click kategori-kategori yang tersedia. Cara penggunaannya sama
persis dengan penggunaan Microsoft Windows, jadi anda pasti tidak akan mengalami
masalah dalam penggunaannya.
15
Adapun menu-menu yang tersedia pada menu bar ini akan dibahas satu persatu secara
detail pada akhir bagian ini.
• Mouse Button
Mouse Button digunakan sebagai alat dasar untuk menggambar, dan juga sebagai
divais pengontrol. L-EditTM pada dasarnya akan mengasumsikan bahwa mouse yang
digunakan adalah 3-button mouse. Jika anda menggunakan 2-button mouse, maka
anda tinggal menekan tombol Alt-Key sembari klik kiri mouse anda. L-EditTM akan
menampilkan mouse button untuk 2-button mouse, seperti yang anda lihat pada
gambar.
• Work Area
Work area adalah daerah atau tempat kita untuk menggambar layout IC. Untuk
menyesuaikan daerah penglihatan yang cocok sesuai dengan keinginan anda, anda
dapat melakukan zoom in dan zoom out. Zoom in menggunakan tombol ”-“,
sedangkan zoom out menggunakan tombol ”+”.
• Locator
Locator terletak di atas sudut kanan layar L-EditTM, didefinisikan dengan sepasang
angka koordinat (x,y). Locator menunjukkan dimana letak mouse yang sedang berada
pada work area.
• File Name
File name menampilkan nama file yang sedang aktif anda kerjakan. Sebuah file akan
memiliki nama setelah anda menyimpannya dan memberikan nama (Hal yang sudah
biasa untuk semua aplikasi windows)
• Cell Name
Sebuah cell adalah blok dasar dari sebuah VLSI. Contoh : sebuah paralel adder dapat
dibuat dengan menggabungkan beberapa full adder yang dihubungkan secara paralel.
Sebuah file dapat berisi banyak cell, cell name menunjukkan nama dari blok yang
sedang anda kerjakan. Penggunaan cell sangat berguna untuk desain yang sangat
besar.
16
• Layer Name
Sebuah IC terdiri dari banyak layer material, seperti polysilicon, metal, dll. Layer
name menunjukkan layer apa yang anda pilih untuk digambar.Layer-layer ini
ditentukan oleh file ledit.tdb .
• Layer Palette
Layer palette membantu anda untuk menggambarkan pola-pola layer yang anda
inginkan. Anda tinggal memilih pola mana yang anda inginkan dengan meng-klik kiri
salah satunya dan kemudian anda dapat mulai menggambar layout.
III.2 Pembahasan Secara Detail Menu Bar
Pilihan – pilihan yang tersedia pada menu bar ini adalah : File, Edit, View, Cell,
Arrange, Setup, dan Special. Mari kita bahas satu per satu pilihan-pilihan itu secara
detail.
III.2.1 File
Pada File kita dapat menemukan sekumpulan perintah yang memungkinkan kita
melakukan akses ke operasi file. Perhatikan file menu window di bawah ini :
Sekarang mari kita bahas perintah-perintah di atas satu-persatu.
• New
Perintah ini untuk membuat file baru . Ketika anda menjalankan perintah ini, maka
anda akan mendapatkan suatu box dialog dan anda akan diminta untuk mengisikan
17
nama file baru tersebut. Setelah memberi nama file baru tersebut, klik OK. Anda juga
dapat melakukan perintah ini dengan cara menekan Ctrl dan N secara bersamaan
(^N).
• Open
Perintah ini untuk membuka suatu file. Ingat bahwa file yang dapat dibuka hanyalah
file berekstensi .tdb. Anda dapat membuka file yang berasal dari harddisk atau dari
floppy disk. Jika file yang ingin anda buka berada dalam folder L-EditTM, maka anda
tinggal ketikkan nama file tersebut. Tetapi jika file yang akan anda buka tidak berasal
dari folder L-EditTM, maka anda perlu mengisikan path-nya . Contoh : A:\Proyek-
1.tdb
Cara lain untuk melakukan perintah ini adalah dengan ^O.
• Save
Perintah ini untuk menyimpan hasil desain layout anda. File yang tersimpan akan
selalu berekstensi .tdb. Anda akan diminta untuk memberikan nama pada file yang
akan disimpan, setelah itu klik OK. Cara lain untuk melakukan perintah ini adalah
dengan ^S
• Save As
Perintah ini digunakan jika anda ingin mengedit suatu desain layout, tanpa anda
kehilangan desain layout yang asli. File yang ingin anda edit tersebut terlebih dahulu
harus disimpan dengan nama lain, beru kemudian anda edit.
• Close
Perintah ini digunakan jika anda ingin keluar dari file L-EditTM yang sedang anda
kerjakan.. Anda terlebih dahulu akan ditanya apakah anda hendak menyimpan hasil
desain anda sebelumnya sebelum menutup file tersebut. Pilihan terserah pada anda,
apakan file ingin disimpan, atau dibiarkan begitu saja. Cara alternatif untuk
melakukan perintah ini adalah dengan ^W
18
• Replace Setup
Perintah ini memungkinkan anda untuk mengubah informasi file yang sedang aktif
dengan informasi data file yang lain. Ketika menjalankan perintah ini anda akan
diminta untuk mengisikan informasi pada parameter setup yang baru.
• Info
Perintah ini akan memberikan informasi mengenai file yang sedang aktif. Informasi
tersebut dapat berupa nama file, pembuat file, tanggal pembuatan file, tanggal terakhir
pengeditan file, messages, dan nomor versi.
Perintah ini juga berguna untuk mengunci(lock) file. File yang terkunci hanya dapat
dilihat atau dikopi, tetapi tidak dapat diubah.
• Choose Printer
Perintah ini berguna untuk memilih printer yang akan digunakan untuk mencetak file
layout desain
• Page Setup
Perintah ini berguna untuk menentukan lebar halaman layout dan kualitas hasil
cetakan ketika file layout desain akan di cetak dengan printer.
• Print/Plot
Perintah ini akan menginisiasi file untuk proses pencetakan. Ada banyak pilihan
seperti page scaling, print range, dan number of copies yang harus anda tentukan.
• Push to DOS
Perintah ini akan mengeluarkan kita sementara waktu dari L-EditTM ke DOS .
Perintah ini akan menggunakan memory sebanyak 200K. Untuk kembali lagi ke L-
EditTM, anda tinggal mengetikkan EXIT pada DOS prompt.
• Quit
Perintah ini akan mengeluarkan anda dari L-EditTM. Cara lain untuk melakukan
perintah ini adalah dengan ^Q
19
III.2.2 Edit
Perintah –perintah edit berguna untuk melakukan manipulasi object pada layout. Di
bawah ini adalah edit menu window
• Undo
Perintah ini akan mengembalikan pekerjaan anda pada kondisi asli sebelum
mengalami edit. Perintah ini hanya dapat membatalkan perintah-perintah yang
berhubungan langsung dengan object seperti: copy, move, flip, rotate, dll. Cara
termudah untuk melakukan undo adalah dengan mekan tombol ^Z.
• Cut
Perintah ini sama dengan move, yang berarti akan memindahkan object dari suatu
tempat ke tempat lain. Sebelum anda menggunakan perintah ini, tentunya anda harus
memilih terlebih dahulu object apa yang akan di-cut. Cara termudah melakukan hal
ini adalah dengan tombol ^X
• Copy
Perintah ini akan meng-kopi object dari suatu tempat untuk kemudian ditempatkan di
tempat lain. Saya tidak tahu apa terjemahan bahasa indonesia yang tepat untuk kata
20
copy, jadi sebaiknya digunakan kata kopi saja (tentunya ini bukan kopi untuk di
minum,lho).
• Paste
Setelah anda melakukan cut atau copy, tentunya anda harus melakukan paste. Paste
ini berarti akan meletakkan object yang telah di-cut atau di-copi. Cara termudah
untuk melakukan paste adalah dengan ^V.
• Clear
Perintah ini akan menghilangkan object yang anda pilih. Cara alternatif untuk
melakukan perintah ini adalah dengan ^B.
• Duplicate
Berbeda halnya dengan perintah copy, pada perintah duplicate ini akan dihasilkan
duplikat object yang anda pilh secara langsung. Anda tidak perlu melakukan perintah
paste setelah melakukan perintah ini. Duplicate juga dapat dilakukan dengan
menekan tombol ^D
• Select All
Perintah ini adalah untuk memilih semua object yang ada pada work area. Dengan
mengetik tombol ^A , maka anda dengan mudah telah melakukan perintah ini.
• Unselect All
Perintah ini adalah kebalikan dari perintah Select All. Untuk melakukannya anda
cukup menekan tombol Alt-A secara bersamaan.
• Find Object
Perintah ini berguna untuk mencari sebuah tipe object dari layer yang diberikan.
Anda akan mendapatkan sebuah dialog box yang akan menuntun anda memilih satu
dari tiga tipe, yaitu: object, port, atau instance. Hanya satu layer yang dapat dicari
pada suatu waktu.
• Find Next object
Perintah ini adalah kelanjutan dari perintah Find Next.
21
• Edit Object
Perintah ini adalah untuk melakukan edit pada object, menggunakan text. Yang
termasuk pada perintah ini adalah informasi seperti posisi object, koordinat layer, tipe
data, dan lain-lain.
• Group
Perintah ini akan membuat cell baru berisi object yang dipilih dalam cell yang sedang
aktif.
• Ungroup
Perintah ini adalah kebalikan dari group.
III.2.3 View
Perintah-perintah view berguna untuk menentukan environtment dari work area.
Menu view adalah seperti berikut ini :
• Show/hide All Insides
Perintah Show All Insides ini akan menampilkan secara detail semua bagian cell pada
layout. Perintah ini dapat diakifkan ketika bagian detail dari cell tidak ditampilkan.
Kebalikan dari perintah ini adalah Hide All Insides.
22
• Show/Hide Insides
Sama seperti pada perintah Show/Hide All Insides, perintah ini akan menampilkan
atau menyembunyikan bagian detail dari suatu cell. Letak perbedaannya adalah pada
perintah ini yang akan ditampilkan detailnya adalah hanya object yang dipilih, jadi
bukan semuanya.
• Cell outline/Icon View
Dengan perintah ini kita dapat menampilkan cell dengan menggunakan informasi
yang tergambar pada icon layer. Sebagai contoh : sebuah cell inverter dapat di
deskripsikan dengan menggunakan logic symbol ekivalen pada icon layer. Perintah
ini berguna untuk mengurutkan aliran logic dari sebuah rangkaian.
• Hide/Show Arrays
Perintah ini akan menyembunyikan array yang ada pada suatu cell.
• Hide/Show ports
Perintah ini akan menampilkan atau menyembunyikan lokasi port dari cell yang
sedang di-edit.
• Hide/Show Location
Perintah ini akan menampilkan atau menyembunyikan lokasi koordinat dari mouse
pada sudut kanan atas layar L-EditTM.
• Hide/Show Grid
Perintah ini akan menampilkan atau menyembuntikan grid pada work area. Grid
adalah titik-titik koordinat pada work area. Grid sangat berguna untuk penentuan luas
dari suatu layer.
• Home View
Perintah ini secara otomatis akan melakukan skala dan reposisi pada layout, sehingga
seluruh object dapat dilihat pada layar monitor.
• Excange View
Mengubah tampilan yang aktif menjadi tampilan sebelumnya.
23
• Mouse Zoom
Perintah ini akan membuat mouse anda dapat digunakan untuk melakukan zoom atau
pan.
• Zoom In
Perintah ini akan membesarkan tampilan pada work area dengan faktor 2
• Zoom Out
Perintah ini akan mengecilkan tampilan pada work area dengan faktor 2
• Zoom Selection
Perintah ini akan melakukan zoom pada object tertentu sesuai yang anda pilih.
• Pan Left/Right/Up/Down
Perintah ini akan menggeser window L-EditTM ke kiri, kanan, atas, atau bawah.
III.2.4 Cell
Cell adalah bagian terkecil dari suatu rangkaian, yang dapat digunakan pada bagian
lain. Penggunaan cell akan sangat bermanfaaat jika kita akan melakukan suatu desain
yang besar. Menu window dari Cell adalah seperti di bawah ini :
• Info
Perintah ini akan menampilkan informasi dari cell yang sedang aktif. Informasi
tersebut dapat berupa nama file, nama pembuat, tanggal pembuatan, dll. Cell dapat
juga di lock dengan perintah ini. Suatu cell yang di lock hanya akan dapat dilihat dan
di kopi, tetapi tidak dapat di-edit.
24
• New
Perintah ini akan membuat cell baru. Ketika menjalankan perintah ini, maka window
cell yang sedang aktif akan ditutup, tetapi tetap ada dalam memory.
• Open
Perintah ini berguna untuk membuka file dari cell. Daftar dari cell yang ada akan
ditampilkan, anda tinggal memilih cell mana yang akan dibuka.
• Revert Cell
Perintah ini akan mengembalikan bentuk cell seperti awal file cell ini dibuka. Segala
perubahan yang dilakukan pada cell ini akan diabaikan.
• Close As
Perintah ini hampir sama dengan save as. Sebelum anda menutup file anda dapat
memberi nama baru bagi file cell tersebut.
• Delete
Perintah ini akan menghapus suatu cell dari daftar cell.
• Rename
Perintah ini berguna jika anda ingin mengganti nama cell.
• Copy
Perintah ini akan membuat duplikat dari suatu cell secara detail.
• Fabricate
Perintah ini tidak digunakan, kecuali jika desain anda akan dikirimkan ke suatu
foundry untuk di produksi.
• Flatten
Perintah ini akan membuat hirarki cell menjadi sejajar.
III.2.5 Arrange
Perintah-perintah arrange digunakan untuk melakukan edit pada object. Menu
window dari Arrange adalah seperti berikut ini:
25
• Rotate
Perintah ini berguna untuk memutar object yang dipilih sebesar 900 berlawanan
dengan arah jarum jam.
• Flip Horizontal/Vertical
Perintah ini akan mencerminkan object terhadap sumbu horizontal atau sumbu
vertikal.
• Cut Horizontal/Vertical
Perintah ini akan membagi object terhadap sumbu horizontal atau sumbu vertikal.
• Merge Selection
Perintah ini akan menggabungkan layer-layer sejenis yang saling berpotongan
menjadi satu buah layer saja
III.2.6 Setup
Perintah – perintah setup memberikan informasi mengenai teknologi yang digunakan.
Contohnya adalah sifat-sifat material, resistansi, kapasitansi, design rules, dan
parameter-parameter yang lain. Menu window dari Setup adalah seperti berikut ini :
26
• Palette
Perintah ini berguna untuk mengubah tampilan warna pada palette. Ada banyak
pilihan warna, anda tinggal memilih salah satu diantaranya.
• Environtment
Environtment secara harfiah adalah lingkungan. Perintah ini berfungsi untuk
mengubah environtment pada L-EditTM, seperti highlighting, warna foreground,
warna background, dan fitur-fitur lain pada L-EditTM
• Layers
Perintah ini berguna untuk mengedit struktur layer dari file yang sedang aktif.
Perintah ini juga dapat memungkinkan anda untuk mengatur bagaimana warna
gabungan 2 layer atau lebih. Selain itu dengan perintah ini, kita dapat menentukan
nilai resistansi, dan kapasitansi dari tiap layer. Hal ini berguna pada saat proses
ekstraksi layout menjadi listing SPICE.
• Wires
Perintah ini berguna untuk menentukan lebar awal dari wire
• Derived Layers
Mendefinisikan layer-layer layout dengan menggunakan operasi Boolean.
27
• Technology
Perintah ini memungkinkan kita untuk menggubah teknologi dan parameter-
parameter yang digunakan. Perintah ini berguna untuk memeriksa teknologi yang
digunakan pada layout anda.
• Grid
Perintah ini berfuna untuk mengubah parameter grid dan untuk mengendalikan
pergerakan pointer mouse.
• CIF
Perintah ini memungkinkan anda untuk memodifikasi layer teknologi sehingga sesuai
dengan syntax CIF. Perintah ini tidak dapat dijalankan pada L-EditTM Student
Version.
• GDS II
Perintah ini berguna untuk menentukan pembacaan informasi GDS II. Perintah ini
tidak tersedia pada L-EditTM Student Version.
• SPR Block, Padframes, Pad Routes
Perintah - perintah ini digunakan pada router otomatis dalam L-EditTM Full Version.
Dengan demikian perintah –perintah ini tidak dapat dijalankan pada L-EditTM Student
Version.
III.2.7 Special
Perintah-perintah yang ada pada menu special merupakan fitur-fitur khusus dalam L-
EditTM. Menu window dari Special adalah seperti berikut ini ;
28
• Generate Layers
Perintah ini berguna untuk men-generate layer, dengan demikian perintah ini dapat
digunakan untuk mendefinisikan physical layer dengan menggunakan efek dari dua
mask atau lebih.
• Clear Gen’ed Layers
Perintah ini berguna untuk menghapus semua object pada layer.
• DRC
Perintah ini berguna untuk melakukan pemeriksaan design rule dari desain layout
anda. Dengan menggunakan perintah ini dapat diketahui apakah desain layout anda
melanggar design rule atau tidak.
• DRC Box
Perintah ini sama fungsinya dengan DRC. Perbedaannya adalah pada DRC Box kita
dapat menentukan object mana yang akan di periksa design rulenya, jadi tidak semua
object akan diperiksa, hanya object-object yang kita tentukan saja.
• Clear Error Layer
Jika desain layout kita memiliki kesalahan design rule, maka akan muncul tanda salah
pada desain kita tersebut (berupa tanda silang yang besar). Untuk menghilangkan
tanda error tersebut, maka digunakanlah perintah Clear Error layer.
• Place and Route
Perintah ini tidak tersedia pada L-EditTM Student Version.
29
• Extract
Perintah ini berguna untuk melakukan ekstraksi desain layout menjadi listing SPICE.
Hasil ekstraksi tersebut dapat anda simulasikan pada SPICE untuk mendapatkan
perkiraan karakteristik dari rangkaian.
• Cross Section
Perintah ini berguna untuk melihat penampang melintang hasil desain layout anda.
Dari sini kita dapat mengetahui bagaimana gambar permukaan penampang melintang
dari desain. Anda tinggal menentukan daerah mana yang ingin dilihat penampang
melintangnya.
30
BAB IV
MELAYOUT DENGAN L-Edit TM
IV.1 Navigasi
Perintah dasar navigasi adalah PAN dan ZOOM. Pan adalah perintah untuk
menggeser layar work area. Perintah ini dapat dilakukan dengan tombol arah panah,
seperti di bawah ini.
Sedangkan Perintah ZOOM adalah untuk medekatkan atau menjauhkan pandangan
kita dari object. Perinta ini dapat dilakukan dengan tombol “+” atau “-“, seperti
dibawah ini :
IV.2 Menggambar Dengan L-Edit TM
Anda sekarang dapat mulai menggambar dengan menggunakan L-EditTM. Cobalah
pertama kali menggunakan drawing tools yang ada. Ada enam drawing tools yang
ada pada Tool palette, yaitu :
• Arrow : untuk memilih dan menunjuk objek
31
• Rectangle : untuk menggambar objek berbentuk segi empat
• Polygon : untuk menggambar polygon
• Wire : untuk menggambar wire
• Circle : untuk menggambar objek berbentuk lingkaran
• Port : untuk mendefinisikan titik masukan sinyal dan untuk memberikan label
text
Untuk menggunakan drawing tool diatas, anda tinggal memilih salah satu
diantaranya, dan mulai menggambarkan pola yang anda inginkan. Untuk
menggambarkan pola, anda harus meng-klik kiri dan kemudian tahan selama anda
membentuk polanya. Berikut ini adalah contoh pola – pola menggunakan drawing
tool diatas :
Circle Rectangle Polygon
Wire
32
Pada saat menggambar port anda akan mendapatkan box diolog seperti dibawah ini.
Anda tinggal mengisikan nama port yang diinginkan dan menentukan seberapa besar
ukuran text-nya.
hasilnya adalah seperti berikut ini
Ada cara lain untuk memilih keenam drawing tools tersebut, yaitu dengan
menggunakan tombol F1 – F6. Secara detail adalah sebagai berikut :
IV.3 Emergency Abort
Segala operasi pada L-EditTM dapat dihentikan dengan perintah Control-Break.
Perintah ini hanya dilakukan pada saat genting saja. Ketika perintah ini di eksekusi,
maka segala proses eksekusi program yang sedang berlangsung pada saat itu akan
dihentikan. Yang harus diperhatikan adalah segala stuktur data internal yang sedang
33
dieksekusi akan dibiarkan tanpa disimpan begitu saja. Setelah anda melakukan
perintah ini, disarankan untuk segera menyimpan pekerjaan anda, dan keluar dari L-
EditTM, kemudian anda dapat memulai menggunakan L-EditTM kembali dari awal.
IV.4 Memonitor Penggunaan memori
Seperti yang sudah dikatakan pada awal bab ini bahwa untuk L-EditTM Student
version ini penggunaan memori sangatlah dibatasi, yaitu hanya sampai 640 K.
Sebuah desain yang kompeks dan sudah mulai menggunakan library cell yang besar
akan memboroskan penggunaan memori. L-EditTM akan memberi peringatan jika
pengguanaan memori sudah hampir melampai batas. Jangan abaikan peringatan ini,
karena jika batas memori dilampaui maka anda dapat kehilangan sebagian, atau
bahkan keseluruhan desain anda. Anda sangat dianjurkan untuk sering memonitor
penggunaan memori, terlebih jika anda sedang mengerjakan sebuah disain yang
besar.
Untuk memonitor penggunaan memori, pilih status dari sudut kanan atas menu bar.
Kemudian akan muncul status windows seperti di bawah ini. Hal terpenting yang
harus diperhatikan adalah pernyataan “Free Memory” pada baris terakhir. Pastikan
bahwa anda masih memiliki banyak free memori pada saat melakukan desain.
34
Cara Alternatif untuk melakukan hal di atas adalah dengan menekan tombol F9.
Berikut ini adalah box dialog yang menyatakan bahwa anda sudah melebihi batas
penggunaan memori.
Anda akan diberikan dua pilihan, yaitu me-restart L-EditTM secara otomatis atau
keluar dari L-EditTM terlebih dulu, baru kemudian mulai menggunakan L-EditTM
kembali secar manual. Jika anda memilih restart, maka L-EditTM akan berusaha
kembali ke tampilan awal . Tetapi pilihan ini sangat memakan memori, dan jika gagal
anda akan mendapatkan pesan seperti di bawah ini
35
Jika anda mengalami hal seperti ini , sebaiknya anda segera menyimpan hasil
pekerjaan dan keluar dari L-EditTM terlebih dahulu, baru kemudian memulai L-EditTM
dari awal. Hal ini dikarenakan anda sudah tidak dapat melakukan operasi apapun
pada L-EditTM.
Apabila anda memilih Exit, maka anda akan kembali ke DOS atau windows dan
mendapatkan pesan seperti di bawah ini :
IV.5 Menyimpan Hasil Desain
Hal penting lain yang harus anda lakukan adalah menyimpan hasil desain anda secara
teratur. Hal ini berguna untuk mengeliminasi kemungkinan-kemungkinan buruk yang
tidak diinginkan ( kehilangan hasil desain anda karena tiba – tiba mati lampu atau
komputer hang sedangkan anda belum sempat untuk menyimpan hasil pekerjaan anda
). Untuk menyimpan hasil kerja anda, maka anda pilih File>save, atau File>Save As
pada menu bar. Perhatikan ilustrasi di bawah ini.
36
Setelah itu anda akan mendapatkan diaolg box seperti dibawah ini. Anda tinggal
mengisikan nama file sesuai dengan keinginan anda. Pada contoh di bawah ini file
diberi nama Proyek-1.
37
BAB V
DASAR - DASAR MENGEDIT OBYEK
V.1 Pemilihan Obyek
Untuk memilih layer yang akan digambar, anda tinggal memilih salah satu layer pada
layer palette windows, lalu klik kiri layer tersebut. Sebagai contoh, pada gambar
diatas, layer yang dipilih adalah poly. Untuk mendapatkan layer – layer lainnya, anda
tinggal klik kiri tanda panah yang berada di bawah layer palette windows tersebut.
Setelah anda memilih layer, anda dapat mulai menggambar. Perhatikan contoh di
bawah ini
38
Gambar diatas adalah sebuah NMOS. Untuk menggambarkannya, pertama anda pilih
anda pilih active layer(warna hijau), kemudian gambarkan sebuah segiempat. Setelah
itu, anda pilih poly layer(warna merah), dan gambarkan sebuah segiempat di tengah-
tengah active layer. Setelah itu anda pilih active contact layer(warna hitam) dan
gambarkan segiempat berukuran 2x2 di sekitar poly layer, tetapi masih di dalam
active layer. Kemudian anda pilih metal layer, kemudian gambarkan segiempat
hingga menutupi active-contact. Dan yang terakhir anda pilih N-Select dan
gambarkan segiempat hingga melingkupi gambar MOS tersebut. Urutan-urutan diatas
tidaklah baku, anda dapat saja memulainya dengan menggambarkan N-Select terlebih
dulu, baru kemudian active-layer dan seterusnya.
Untuk menggambarkan divais(MOS, resistor, capasitor,dll) tidaklah sembarangan.
Ada aturan-aturan main yang harus ditaati. Hal itu tidak akan dibahas pada bab ini,
yang terpenting adalah anda dapat mulai menggunakan L-Edit. Aturan-aturan tersebut
akan dibahas secara mendetail pada bagian Design Rules.
V.2 Memindahkan Obyek
Untuk memindahkan obyek yang sudah digambarkan, maka anda beberapa cara yang
dilakukan. Cara yang termudah adalah dengan menggunakan mouse. Misalkan anda
ingin memindahkan active layer pada gambar contoh diatas. Yang pertama anda
lakukan adalah memilih active layer, dengan cara klik kanan active layer tersebut.
Setelah itu tekan dan tahan tombol Alt. Bersamaan dengan itu klik kiri dan tahan pada
active layer tersebut, kemudian drag active layer tersebut ke daerah yang anda tuju.
Setelah sampai di daerah yang dituju, maka drop(lepaskan klik kiri, Ctrl , dan Alt).
Perhatikan bahwa daerah yang anda klik kiri adalah bagian tengahnya, bukan bagian
tepinya. Agar lebih jelasnya silakan perhatikan ilustrasi di bawah ini
39
Apabila anda ingin memindahkan obyek secara keseluruhan/ semua layer pada
gambar, maka anda dapat melakukannya dengan cara klik kanan dan blok seluruh
layer, kemudian cara selanjutnya sama dengan diatas. Perhatikan ilustrasi berikut ini:
40
hasilnya adalah seperti pada gambar (d).
V.3 Meng- kopi Obyek
Untuk melakukan kopi obyek, cara yang termudah adalah menggunakan mouse.
Misalkan anda ingin meng-kopi layer poly pada gambar NMOS. Langkah pertama
yang anda lakukan adalah memilih poly layer dengan klik kanan. Langkah kedua
adalah tekan dan tahan tombol Ctrl, dan klik kiri secara bersamaan. Kemudian drag/
tarik ke daerah yang dituju. Yang terakhir adalah drop/lepaskan klik kiri dan tombol
Ctrl pada daerah tujuan tersebut, dan poly layer sudah ter-kopi. Agar lebih jelasnya
perhatikan ilustrasi di bawah ini.
41
Untuk meng-kopi seluruh obyek, maka dapat dilakukan dengan memblok seluruh
obyek terlebih dahulu, langkah selanjutnya adalah sama dengan diatas. Perhatikan
ilustrasi di bawah ini
Hasilnya adalah seperti pada gambar (d).
42
Ada cara lain untuk melakukan kopi obyek, yaitu :
V.3.1 Dengan menggunakan perintah kopi (Ctrl+C)
Caranya adalah ,pertama anda pilih obyek yang akan anda kopi(baik hanya 1 layer
atau seluruh obyek). Langkah yang kedua adalah pilih menu Edit > copy. Langkah
yang terakhir adalah paste. Paste dapat dilakukan dengan cara Ctrl+V atau dengan
memilih menu Edit > paste.
V.3.2 Menggunakan perintah duplicate(Ctrl+D)
Langkah pertama adalah dengan memilih obyek yang akan di kopi. Langkah yang
kedua adalah dengan tekan perintah Ctrl+D, atau dapat juga dari menu Edit >
Duplicate. Dengan demikian obyek langsung ter-kopi, anda tinggal memindahkannya
ke daerah yang diinginkan.
V.4 Mengubah ukuran obyek
Untuk mengubah ukuran (membesarkan atau mengecilkan) obyek, cara yang
termudah adalah dengan menggunakan mouse. Misalkan kita ingin membesarkan
ukuran dari active layer. Langkah pertama yang dilakukan adalah memilih active
layer yang akan diubah ukurannya. Langkah kedua adalah tekan dan tahan tombol Alt
43
dan klik kiri bagian tepi dari active layer tersebut. Ingat yang di klik kiri adalah
bagian tepi dari layer. Kemudian drag sampai ukuran acrive layer tersebut sesuai
dengan keinginan anda. Agar lebih jelasnya perhatikan ilustrasi di bawah ini :
V.5 Meng-Cut Obyek
Untuk melakukan cut pada obyek, langkah pertama adalah memilih obyek yang akan
di-cut. Setelah itu anda lakukan perintah ^C, atau dapat juga dari menu Edit>cut. Dan
langkah yang terakhir adalah paste. Paste dapat dilakukan dengan cara ^V atau
dengan memilih menu Edit > paste.
44
V.6 Perintah- perintah Arrange
Perintah-perintah arrange merupakan perintah-perintah yang berguna untuk
mengubah orientasi obyek. Adapun perintah-perintah arrange tersebut adalah :
V.6.1 Rotate
Perintah rotate akan memutar obyek sebesar 900 berlawanan dengan arah putaran
jarum jam. Cara melakukannya adalah dengan memilih menu Arrange>Rotate, atau
hanya dengan cara menekan tombol R. Tentunya sebelum itu kita sudah memilih
obyek mana yang akan di putar.
V.6.2 Flip Horizontal/Flip Vertical
Perintah flip ini akan mencerminkan obyek terhadap sumbu x atau sumbu y. Flip
horizontal akan mencerminkan obyek terhadap sumbu y, sedangkan flip vertical akan
mencerminkan obyek terhadap sumbu x. Cara melakukannya adalah dengan memilih
45
menu Arrange>Flip horizontal, atau Arrange>Flip vertical. Agar lebih jelasnya
perhatikan ilustrasi berikut ini :
V.6.3 Cut Vertical/ Cut Horizontal
Perintah ini berfungsi untuk membagi obyek sesuai dengan sumbu yang ditunjukkan
oleh mouse.
V.6.4 Merge Selections
Perintah ini berfungsi untuk menggabungkan obyek yang berpotongan pada layer
yang sama menjadi satu obyek.
Agar lebih jelasnya perhatikan ilustrasi di bawah ini:
46
Perhatikan sebelum di-merge pada gambar asli memiliki 2 potong active layer,dan 9
potong metal yang saling berpotongan, serta 2 poly, dan 12 active contact yang tidak
berpotongan. Setelah di merge gambar hanya memiliki 1 active layer, 1 metal,
sedangkan poly dan active contact tidak di merge karena mereka tidak berpotongan.
47
BAB VI
FITUR - FITUR TAMBAHAN
Fitur –fitur ini akan membawa anda pada suasana desain CMOS yang sebenarnya.
Fitur-Fitur ini dapat anda temukan pada menu bar dengan cara-cara yang standar.
Adapun fitur-fitur tersebut adalah :
VI.1 Design Rule Checker
Setelah anda selesai mendesain sebuah rangkaian CMOS, maka langkah selanjutnya
adalah memeriksa apakah desain anda sudah sesuai dengan Design Rule. Langkah ini
dilakukan dengan Design Rule Checker(DRC). Untuk melakukannya maka caranya
adalah sebagai berikut :
Dari menu bar pilih Special>DRC
Setelah itu anda aka mendapatkan dialog box seperti di bawah ini
48
Ada tiga pilihan peletakan kesalahan pada DRC, yaitu :
• Place Error Ports : menginformasikan error pada ports
• Place Error Objects : menginformasikan kesalahan pada object
• Write DRC Errors : menuliskan di mana letak kesalahan desain kita, dan apa
jenis kesalahannya. File data error ini berekstensi .DRC, yang dapat anda
temukan pada folder L-Edit , dan dapat anda buka menggunakan aplikasi
notepad. Anda juga perlu memberi nama file data error yang akan dihasilkan.
Pada gambar diatas, file data error yang dihasilkan akan diberi nama Proyek-
1.DRC
Setelah memberi nama file data error, maka anda tekan OK, dan proses design rule
checker akan dimulai. Pada saat pemeriksaan/pengecekan design rule, anda akan
mendapatkan box tanda bahwa proses pengecekan sedang berlangsung seperti di
bawah ini
pada gambar diatas yang sedang di-check adalah bagian N diffusion.
Setelah proses pengecekan design rule selesai, maka akan muncul box informasi yang
menginformasikan berapa kesalahan kita, dan apa saja kesalahan kita. Apabila desain
kita memenuhi semua design rule yang ditentukan, maka informasi yang muncul
adalah o errors seperti di bawah ini
Tetapi jika desain kita memiliki kesalahan, maka lain lagi yang muncul.
Misalkan anda menggambar layout sebuah NMOS yang kaki saurcenya
disambungkan ke kaki drain dari sebuah PMOS seperti dibawah ini.
49
Setelah selesai mendesain, maka anda lakuan Design Rule Checker. Karena desain
anda mengandung kesalahan, maka yang dihasilkan adalah seperti di bawah ini
Dari gambar diatas didapatkan bahwa ada 1 kesalahan pada desain anda. Perhatikan
bahwa pada desain anda nampak suatu coretan. Coretan ini berguna untuk
50
menunjukkan letak kesalahan kita dan membantu anda untuk melakukan koreksi atau
perbaikan pada desain.
Untuk mengetahui jenis error pada desain anda, cara yang termudah adalah dengan
meng-klik kanan coretan tanda error tersebut. Perhatikan contoh di bawah ini.
Pada folder L-Edit anda akan terdapat file data error berekstensi .DRC yang berisi
tentang letak koordinat kesalahan dan jenis kesalahannya. Dengan bantuan file ini
anda dapat melakuakan perbaikan atau koreksi pada gambar desain. Berikut ini
adalah file data error dari gambar desain diatas :
Nampak bahwa kesalahan yang terjadi adalah pada gate(poly layer) yang seharusnya
besarnya adalah dua lambda. Angka koordinat di belakang adalah menunjukkan pada
koordinat berapa terjadi error tersebut. Pada L-Edit dapat kita lihat pada locator, yaitu
di pojok kanan atas dari menu bar. Perhatikan gambar di bawah ini
51
Yang perlu anda lakukan setelah ini adalah melakukan koreksi atau perbaikan pada
gambar desain anda berdasarkan informasi error pada file ini sampai desain anda
tidak memiliki error lagi (0 errors).
Ketika anda ingin memperbaiki kesalahan –kesalahan tersebut, dan anda merasa
terganggu dengan kehadiran tanda error tersebut sehingga anda ingin tanda error
tersebut hilang, maka anda dapat menggunakan perintah clear error layer dari menu
special, seperti di berikut ini
52
Dengan demikian layout desain anda akan bersih seperti sedia kala, dan anda dapat
melakukan koreksi tanpa gangguan tanda error tersebut.
VI.2 Circuit Extractor
Setelah anda selesai melakukan DRC, maka langkah selanjutnya adalah membuat
hasil ekstraksi layout. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
Pilih dari menu bar Special>Extract
Kemudian akan muncul dialog box seperti di bawah ini
Isikan nama file teknologi ekstraksi(morbn20.ext), dan hasil ekstraksi SPICE-nya
sesuai dengan keinginan anda(pada contoh diatas namanya proyek-1.spc). Pada
bagian bawah anda memiliki dua pilihan, yaitu :
53
• Write Node Names : akan menuliskan nama titik-titik (nodes) pada rangkaian
• Write Node Capacitances : akan menuliskan besarnya kapasitansi pada
rangkaian.
Hasil ekstraksi adalah file berekstensi .SPC dan dapat anda temukan pada folder L-
Edit .
Berikut ini adalah sebuah contoh file extraksi spice dari layout desain di atas.
VI.3 Cross-Sectional Viewer
Fitur ini memungkinkan anda utuk melihat penampang melintang dari desain layout
rangkaian anda. Cara untuk melakukan hal ini adalah sangat mudah, yaitu : Pilih
Special>Cross Section.
54
Kemudian muncul box dialog seperti berikut ini:
L-Edit secara deafult akan memasukkan Process Definition File: morbn20.xst.
Sebenarnya ada banyak Process Definisiton File, seperti: mhp_n12.xst, morbp20.xst ,
dan lain-lain. Satu hal yang perlu anda perhatikan disini adalah File Description file
yang anda pilih haruslah sesuai dengan teknologi yang digunakan L-Edit. Pada L-Edit
ini digunakan teknologi SCNA, dengan demikian Process Defiition File yang sesuai
adalah morbn20.xst.
Kemudian anda klik OK, dan anda pilih daerah mana yang ingin dilihat secara
crossectional. Hasilnya adalah seperti berikut ini :
Gambar sebelah kiri adalah gambaran penampang melintang dari sebuah NMOS,
Kemudian gambar sebelah kanan adalah penampang melintang dari sebuah NMOS
55
dan PMOS dengan source dari NMOS dihubungkan dengan drain dari PMOS.
Perhatikan bahwa garis melintang warna merah pada layout adalah letak potongan
dimana kita akan melihat penampang melintangnya
Apabila anda ingin menggunakan file teknologi selain morbn20, maka pada saat
pertama kali akan mulai menggambar desain, anda harus membuka file teknologi
tersebut. Baru kemudian anda mulai menggambar desain layout. Perhatikanlah
ilustrasi di bawah ini :
Misalkan anda ingin menggunakan file teknologi mhp_n12, maka langkah pertama
adalah membuka file teknologi tersebut
Setelah itu anda gambarkan layout desain. Pada saat akan melakukan DRC, ekstraksi,
dan cross sectional viewer anda harus mengisikan file teknologinya mph_n12.
56
BAB VII
MASK DAN TEKNOLOGI YANG ADA DI L-Edit TM
Setiap layer dalam fabrikasi IC membutuhkan mask yang berbeda yang mentukan
bentuk geometris dari layer tersebut. Tiap layer mask harus dibedakan dari layer
mask lainnya. L-EditTM membedakan setiap layer dengan menggunakan penamaan
dan warna yang berbeda.
VII.1 Default Teknologi
Pertama kali kita me-run L-EditTM maka teknologi yang digunakan adalah teknologi
SCNA (Scalable CMOS N-Well Analog). Di bawah ini adalah layer-layer yang
digunakan dalam teknologi SCNA.
Physical Layer Nama Warna n-well NWELL TAN Outline Silicon nitride ACTIVE GREEN Filled Polysilicon Layer 1 POLY1 RED Filled Polysilicon Layer 2 POLY2 TAN Filled p+ Ion Implant PSELECT GREY Box n+ Ion Implant NSELECT BLUE Outline Contact cut to n+/p+ CONTACT TO ACTIVE BLACK Filled Metal 1 METAL1 BLUE Filled Metal 2 METAL2 GREY Filled Via oxide cuts VIA WHITE Filled Pad contacts (overglass) OVERGLASS PURPLE Crosshatch
VII.2 Gambar Layout
Gambar layout merupakan “top view” dari layer-layer chip dengan tiap layernya
berbeda warna. Dalam L-EditTM, untuk menggambar layout tidak perlu dilakukan
berurutan seperti dalam urutan langkah dalam fabikasi sequence. Setiap layer bias
57
digambarkan kapan saja. Sebagai contoh, pembuatan gate dan daerah aktif sebuah
NMOS membutuhkan
1. ACTIVE
2. NSELECT
3. POLY
dalam urutan fabrikasinya. Di L-EditTM, ketiganya dapat digambarkan dalam
berbagai urutan, bisa POLY dulu atau NSELECT dulu. Hal ini memudahkan kita
dalam menggambar dan melakukan pengeditan yang bisa dilakukan secara langsung
tanpa harus memulai dari awal lagi.
VII.3 Teknologi Lain dalam L-EditTM
Seperti telah dinyatakan sebelumnya bahwa setiap kali kita me-launching program L-
EditTM ini untuk pertama kali maka teknologi yang dipakai adalah teknologi SCNA
yang terdapat dalam file ledit.tdb dan morbn20.tdb. Namun pada dasarnya L-EditTM
juga menyediakan teknologi-teknologi lain. Beberapa teknologi yang ada dalam L-
EditTM ini adalah sebagai berikut:
MORBN20.TDB Teknologi proses MOSIS’s Orbit Semiconductor n-well
2.0 um. Teknologi=SCNA ,Lambda = 1.0 um.
MORBP20.TDB Teknologi proses MOSIS’s Orbit Semiconductor p-well 2.0 um.
Teknologi=SCPE ,Lambda = 1.0 um. MVTIN20.TDB Teknologi proses MOSIS’s VLSI Technology n-well
2.0 um. Teknologi=SCN ,Lambda = 1.0 um.
ORBTN12.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor n-well 1.2 um. Teknologi= N122P2M, rules = MOSIS_12.
ORBTN16.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor n-well 1.6 um. Teknologi= N162P2M, rules =MOSIS_16
ORBTN20.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor n-well 2.0 um.
58
Teknologi= N202P2MNMPNBCCD, rules =MOSIS_16
ORBTP12.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor P-well 1.2 um. Teknologi= P122P2M, rules = MOSIS_12.
ORBTP16.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor p-well 1.6 um. Teknologi= P162P2M, rules = MOSIS_16.
ORBTP20.TDB Teknologi proses Orbit Semiconductor p-well 2.0 um. Teknologi= P202P2M, rules = MOSIS_20.
MHP_N12.TDB Teknologi proses MOSIS’s Hewlett-Packard n-well 1.2 um. Teknologi= SCN dengan Lambda = 0.6 um
MHP_N16.TDB Teknologi proses MOSIS’s Hewlett-Packard n-well 1.6 um. Teknologi= SCN dengan Lambda = 0.8 um
File-file ini tersimpan dalam direktori TECH dalam L-EditTM disk.
Untuk mengganti teknologi yang ingin digunakan, pilihlah menu Replace Setup dari
File window pada menu bar,seperti ditunjukkan oleh gambar berikut ini :
Setelah itu, di layar monitor akan muncul tampilan selanjutnya seperti di bawah ini :
59
Isilah box/kotak “From Disk File” dengan file teknologi yang dikehendaki, misal MORBP20.TDB.
Setelah itu tekan ‘OK’, yang akan mengubah teknologi yang dipakai sekarang ini
menjadi teknologi SCPE.
Untuk me-load teknologi yang diinginkan secara otomatis maka tinggal mengkopy
teknologi file yang dikehendaki ke dalam file ledit.tdb. Contoh perintahnya adalah
sebagai berikut :
60
copy mhp_n12.tdb ledit.tdb
akan mengubah default teknologi menjadi teknologi MOSIS HP n-well 1.2 micron.
Jangan mengubah nama dari teknologi file yang ada dalam L-EditTM.
VII.4 Design Rules
Design rules merupakan suatu set peraturan yang menyatakan dimensi/ukuran
minimum dan jarak yang diperbolehkan dalam menggambar layout. Hal ini
didapatkan dari batasan-batasan yang ditentukan oleh keterbatasan proses dan fisik.
Mengabaikan design rules akan berakibat tidak dapat dilakukan proses fabrikasi.
Dalam design rules ada istilah minimum linewidth yaitu ukuran/dimensi terkecil
yang diperbolehkan dalam menggambar layout serta minimum spacing yaitu jarak
terkecil yang diperbolehkan diantara sudut/tepi dua objek. Berikut ini adalah design
rules untuk teknologi 2 um:
Layer Type of Rule Value POLY Minimum width
Minimum spacing 2 lambda 2 lambda
ACTIVE Minimum width Minimum spacing
3 3
NSELECT Minimum width Minimum spacing
3 3
METAL1 Minimum width Minimum spacing
3 3
METAL2 Minimum width Minimum spacing
4 4
Minimum width Minimum Spacing
Layer X
Layer X
61
Berikut ini adalah design rules untuk teknologi SCNA: 1.0 NWELL
1.1 Minimum Width 10 1.3 Minimum Spacing 6
2.0 ACTIVE (N+, P+)
2.1 Minimum Width 3 2.2 Minimum Spacing 3 2.3 Drain/source Active to NWELL 2.3.1 P+ ACTIVE to NWELL 5 2.3.2 N+ ACTIVE to NWELL 5 2.4 CONTACT to NWELL EDGE 2.4.1 P+ in SUB to NWELL 3 2.4.2 N+ IN WELL to NWELL 3
3.0 POLY
3.1 Minimum Width 2 3.2 Minimum Spacing 2 3.3 Gate Extension out of ACTIVE 2 3.4 Extension (MOSFET)
3.4.1 NMOSFET Drain/Source 3 3.4.2 PMOSFET Drain/Source 3
3.5 POLY to ACTIVE Spacing 1 4.0 NSELECT and PSELECT
4.1 ACTIVE – SELECT Spacing 4.1.1 ACTIVE in SELECT 2 4.1.2 ACTIVE in SELECT to ACTIVE in next SELECT 2 4.2 Minimum Dimensions 4.2.1 NSELECT Minimum Width 2 4.2.2 PSELECT Minimum Width 2 4.2.3 NSELECT Minimum Space 2 4.2.4 PSELECT Minimum Space 2 4.3 PSELECT overlap of NSELECT 0
5.0 POLY CONTACT 5.1 Exact Size 2 x 2 5.2 Field Poly overlap of POLY CONTACT 2 5.3 Spacing 2
6.0 ACTIVE CONTACT 6.1 Exact Size 2 x 2 6.2 ACTIVE overlap of ACTIVE
62
CONTACT 2 6.3 Spacing 2
7.0 METAL1 7.1 Minimum Width 3 7.2 Minimum Spacing 3 7.3 Overlap of POLY CONTACT 1 7.4 Overlap of ACTIVE CONTACT 1
8.0 VIA 8.1 Exact Size 2 x 2 8.2 VIA to VIA spacing 3 8.3 METAL1 Overlap of VIA 1 8.4 VIA Spacing 8.4.1 VIA to POLY 2 8.4.2 VIA (on POLY) to POLY 2 8.4.3 VIA to ACTIVE 2 8.4.4 VIA (on ACTIVE) to POLY 2
9.0 METAL2 9.1 Minimum Width 3 9.2 Minimum Spacing 4 9.3 Overlap of VIA 4
Dalam L-EditTM, design rules ada berdasarkan teknologi proses yang digunakan.
63
BAB VIII
MELAYOUT KOMPONEN
VIII.1 Transistor MOS
Untuk melayout sebuah transistor, parameter yang sangat penting adalah WL
. WL
merupakan parameter yang menetukan arus maksimum yang mengalir dalam
MOSFET. Pada umumnya L diambil nilai minimum yang diperbolehkan oleh proses
lithography. Olehkarena itu, channel width (W) menjadi parameter design yang
utama.
Berikut ini adalah contoh langkah melayout transistor n-MOSFET dengan parameter
WL
= 303
.
Drain
Bulk
Source
Gate
W/L = 30/3
Untuk menggambar layout transistor seperti di atas, dengan menggunakan Teknologi
SCNA 2.0 mµ , langkah-langkah yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Gambar NSELECT yang akan menentukan tipe transistor yang dibuat,yaitu
tipe n.
2. Selanjutnya gambarlah kotak ACTIVE yang panjangnya merupakan channel
width (W). Kotak ACTIVE ini harus lebih kecil dan berada di dalam kotak
NSELECT. Jarak minimumnya berdasarkan Teknologi SCNA adalah 2
lambda. Jadi untuk transistor di atas panjang kotak ACTIVE adalah 30
lambda.
64
3. Buatlah kotak POLY yang memotong kotak ACTIVE dan NSELECT, serta
diperpanjang minimum 2 lambda dari NSELECT.
4. Setelah itu buatlah kotak METAL di kiri-kanan POLY dengan jarak METAL-
POLY minimum 1 lambda.
5. Kemudian di atas METAL diberi ACTIVE CONTACT yang ukurannya 2x2.
Kontak harus berjarak minimum 1 lambda dari METAL dan minimum 2
lambda dari ACTIVE.
Urutan langkah-langkah seperti di atas tidak penting, urutan langkah-langkah tersebut
dapat diubah-ubah tetapi tetap harus memenuhi design rules-nya. Untuk lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini.
Langkah melayout transistor MOS
65
VIII.1.1 Pemecahan MOS
Apabila suatu MOS memiliki nilai L
W yang sangat besar sehingga tidak
memungkinkan untuk digambarkan dalam satu komponen, maka kita dapat
membaginya menjadi beberapa bagian. Misalkan kita hendak menggambarkan suatu
MOS dengan 3
120=
LW , maka MOS tersebut dapat kita pisahkan menjadi 4 bagian
dengan masing-masing memiliki 3
30=
LW . Prinsip yang harus dipegang teguh adalah
source dan drain jangan sampai tersambung, sedangkan gate harus tersambung. Gate
yang tersambung menandakan bahwa MOS-MOS tersebut sebenarnya adalah satu
MOS. Berikut ini adalah contoh yang sangat baik sekali mengenai pemisahan MOS
66
Drain
Source
Gate
D
s
G
VIII.1.2 Matching MOS
Pada rangkaian MOS untuk penguat diferensial akan kita dapatkan dua buah MOS
yang harus match. Dengan adanya MOS yang match ini akan didapatkan arus yang
mengalir pada kedua sisi yang sama persis, sehingga rangkaian penguat diferensial
akan berfungsi dengan baik. Match yang dimaksud adalah jika kedua MOS memiliki
LW yang sama. Masalah baru muncul jika kedua MOS memiliki
LW yang besar.
Bagaimana caranya agar MOS tersebut dapat dipecah tetapi tetap match.
67
M1 M2
Ada tiga cara untuk menggambarkan layout MOS yang match, yaitu normal,
interdigitized, dan common centroid. Masing-masing memiliki keunggulan dan
kelemahan. Berikut ini adalah penjelasannya secara detail.
a. Cara Normal
Cara ini sangat sederhana, yaitu dengan membagi rangkaian MOS tersebut menjadi
dua bagian, yaitu M1 dan M2. Masing-masing bagian dapat dibagi lagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan kebutuhan. Misalkan M1 dan M2 memiliki 120=L
W ,
maka dapat dipisahkan menjadi 4 dengan masing-masing MOS memiliki 30=L
W
1 2 3 4 5 6 87
M1 M2
Berikut adalah contoh matching MOS dengan cara normal
68
b. Cara Interdigitized
Prinsip interdigitized adalah dengan membagi MOS menjadi 2n bagian, kemudian
diletakkan secara selang-seling. Perhatikan gambar dibawah ini untuk ilustrasi lebih
jelasnya.
1 dan 2 yang bewarna merah adalah M1, sedangkan 3 dan 4 yang bewarna hitam
adalah M2. Alternatif lainnya adalah dapat seperti berikut
1, 2, 3, dan 4 yang bewarna merah adalah M1, sedangkan 5, 6, 7, dan 8 yang bewarna
merah adalah M2. Berikut ini adalah contoh layout match MOS dengan cara
interdigitized
69
c. Cara Common Centroid Common Centroid mirip dengan interdigitized, namun cara selang-selingnya
membentuk diagonal, sehingga apabila gambar layout tersebut diputar 1800 akan
didapatkan layout yang serupa. Berikut ini adalah ilustrasi tata letak MOS lebih
jelasnya
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 yang bewarna merah adalah M1, sedangkan 9, 10, 11, 12 ,13,
14, 15, dan 16 yang bewarna hitam adalah M2.Perhatikan jika kita putar sebesar 1800
dengan titik A sebagai pusat, maka akan kita dapatkan gambar yang serupa. Hal ini
adalah kunci utama common centroid, dan merupakan hal yang mutlak.
Berikut ini adalah contoh layout matching MOS dengan cara comman centroid
70
Untuk melayout transistor tipe p-MOSFET dengan parameter WL
= 303
, caranya
sama
Drain
Bulk
Gate
W/L = 30/3
Source
dengan yang digunakan untuk melayout transistor tipe-n tapi dengan mengganti
NSELECT dengan PSELECT dan sebelum menggambar PSELECT gambar dulu
kotak NWELL yang melingkupi PSELECT dengan minimum jaraknya adalah 5
71
lambda. Dibawah ini adalah gambar layout p-MOSFET yang sudah lengkap dengan
NWELL dan PSELECT.
VIII.2 Kapasitor
Melayout sebuah kapasitor sangat tergantung pada kapasitansinya. Semakin besar
kapasitansinya maka ukuran luas kapasitor akan menjadi semakin besar. Berdasarkan
rumus
AC=εd
parameter ε dan d adalah tetap berdasarkan teknologi yang digunakan. Oleh karena
itu, hanya parameter luas A saja yang bias diubah-ubah. Hal ini menyebabkan luas
kapasitor dapat jauh lebih besar daripada luas devais lainnya dalam suatu rangkaian
terintegrasi, sebab semakin besar kapasitansinya maka semakin besar pula luas
kapasitor yang dibutuhkan. Sehingga kapasitor adalah devais yang paling banyak
menghabiskan tempat.
72
Teknologi SCNA yang digunakan mempunyai kapasitansi per kotak 1x1 lambda
persegi (1 lambda2 ) adalah sebesar 0,5 fF (0,5 femto Farad) atau 5.10-4 pF. Jadi
untuk membuat kapasitor yang kapasitansinya 1 pF saja dibutuhkan luas kapasitor
sebesar 2000 kotak.
Berikut ini adalah contoh urutan langkah untuk melayout kapasitor dengan
kapasitansi 100 fF. Untuk kapasitansi 100 fF maka dibutuhkan luas sebesar 200
kotak.
1. Pertama gambarlah kotak Capasitor ID seluas kotak yang dibutuhkan, disini
berarti 200 kotak. Capasitor ID ini yang akan menentukan luas kapasitor.
2. Selanjutnya gambarlah kotak POLY yang seluas Capasitor ID tapi dengan
memperpanjang pada salah satu sisinya untuk membuat kontak.
3. Kemudian gambarlah kotak POLY2 yang seluas Capasitor ID tetapi dengan
memperpanjang salah satu sisinya untuk membuat kontak, dengan sisi yang
diper-panjang boleh yang mana saja asal tidak sama dengan POLY. Selain itu
pada sisi yang lain juga dilebihkan sebesar 2 lambda.
4. Langkah akhirnya adalah membuat kontak pada POLY dan POLY2.
Seperti pada layout transistor, urutan langkah melayout kapasitor juga dapat diubah
sesuai dengan keinginan dan juga kemudahannya tetapi tetap harus memenuhi design
rulenya. Agar lebih jelas, lihat gambar berikut ini.
73
Langkah melayout Capasitor
74
VIII.3 Bipolar Junction Transistor (BJT)
Bipolar Junction Transistor (BJT) memiliki tiga macam terminal yaitu collector, base, dan emitter.
collector
emitter
base
BJT tipe NPN
Gambar di atas merupakan symbol BJT tipe NPN, dimana terminal collector dan
emitter adalah semiconductor tipe-n sedangkan terminal basenya adalah tipe-p. Untuk
membuat layoutnya dengan teknologi SCNA maka dapat digunakan langkah-langkah
seperti di bawah ini :
1. Gambarlah kotak NWELL yang akan digunakan sebagai terminal collector.
Emitter dan base harus berada dalam NWELL ini.
2. Buatlah kotak NSELECT di dalam NWELL ini.
3. Gambarkan kotak ACTIVE di dalam NSELECT tersebut yang akan
menghasilkan daerah n+ pada collector dan akan digunakan untuk kontak.
4. Kemudian buatlah kotak PBASE di dalam NWELL. Dan buat pula PSELECT
serta ACTIVE area dalam PBASE. Ini akan menghasilkan terminal base dari
transistor.
5. Selanjutnya buat kotak NSELECT di dalam kotak PBASE.
6. Gambarkan kotak ACTIVE di dalam NSELECT sehingga akan dihasilkan
terminal emitter dari transistor.
7. Buatlah kontak pada masing-masing terminal, yaitu dengan membuat kotak
ACTIVE CONTACT pada PBASE, pada kotak ACTIVE emitter dan juga
pada collector.
75
Gambar-gambar berikut ini akan lebih memperjelas langkah-langkah untuk melayout
transistor bipolar tipe npn.
Contoh Langkah-langkah Melayout NPN
76
VIII.4 Resistor
Dalam Melayout resistor, parameter yang harus diperhatikan adalah luas dari resistor
tersebut.
Pada fabrikasi IC, resistansi dihitung per luas kotak bujursangkar(a x a). Misalnya,
resistor dengan panjang 5 dan lebar 5 berarti merupakan satu satuan luas kotak dan
nilai resistansinya, sebagai contoh, 19,6 Ω sehingga jika ada resistor dengan ukuran
panjang dan lebar 5 dan 10 maka resistansinya adalah 19,6 x 2 yaitu 39,2 Ω. Untuk
bahan yang sama, ukuran resistor 2 x 2 akan memiliki resistansi sebesar 19,6 Ω dan
resistor 2 x 4 atau 4 x 2 akan memiliki resistansi 39,2 Ω. Nilai resistansi 19,6 ini
disebut sebagai resistansi sheet (Rs).
Bahan yang digunakan untuk membuat resistor juga akan mempengaruhi nilai
resistansinya. Bahan yang digunakan pada contoh di atas adalah polysilicon. Untuk
bahan lain seperti metal ataupun silicon akan mempunyai nilai resistansi sheet yang
berbeda.
77
Untuk melayout suatu resistor, langkah-langkah yang digunakan adalah sebagai
berikut :
1. Gambarkan Resistor ID sesuai dengan resistansi yang diinginkan. Resistor ID
ini adalah yang menentukan daerah yang menjadi resistor.
2. Kemudian gambarlah resistor sesungguhnya dengan menggunakan bahan
yang diinginkan bias dengan POLY, METAL, maupun ndiff atau pdiff.
3. Buatlah kontak dengan devais lainnya.
Gambar berikut akan lebih memperjelas langkah-langkah melayout resistor. Resistor
boleh digambarkan dengan bentuk apapun tergantung pada keinginan tapi perlu
diperhitungkan pula pengaruh-pengaruh layout resistor tersebut dan juga harus
memperhatikan design rulenya.
Cara Melayout Resistor
78
BAB IX
CONTOH KASUS
Setelah mempelajari cara penggunaan L-Edit yang praktis, sekarang pada bab ini
akan diberikan suatu contoh yang sangat baik untuk menerapkan isi bab – bab
sebelumnya. Akan diberikan suatu rangkaian penguat dengan beberapa spesifikasi
yang harus dipenuhi. Rangkaian tersebut akan diimplementasikan sebagai IC analog.
Anda diminta untuk merancang rangkaian tersebut dengan sebisa mungkin dapat
memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan.. Adapun hal yang perlu dirancang pada
contoh kasus ini adalah nilai L
W dari transistor MOS, dan besarnya kapasitansi.
Perancangan dimulai dari perhitungan desain plan, dimana ini adalah inti dari
perancangan IC analog. kemudian diteruskan dengan simulasi PSPICE, penentuan
tata letak komponen, menggambar layout, ekstraksi, dan yang terakhir simulasi post
layout. Langkah yang tersulit adalah dalam membuat desain plan. Jarang sekali
ditemukan desain plan yang bisa langsung sekali jadi. Pasti ada proses pengulangan
dalam penentuan ukuran transistor.
Pada bab ini akan diberikan suatu contoh pengerjaan standar dalam perancangan IC
analog, khususnya op-amp. Setiap langkahnya dibuat secara berurutan sehingga anda
tinggal mengikutinya saja. Selain itu diberikan juga penjelasan sedikit mengenai
PSPICE yang digunakan dan tentu saja listing programnya. Pada akhir bab ini akan
diberikan kesimpulan yang menjelaskan proses perancangan dengan ringkas.
Berikut ini adalah soal beserta solusinya.
79
80
Langkah 1 Membuat Design Plan Diketahui dari spesifikasi bahwa VDD = 2,5 V dan VSS = -2,5 V 1. 7ID7 dipilih sebagai variable bebas. Dari spesifikasi disipasi daya didapatkan
bahwa
PD = ( VDD – VSS ) ( ID7 + ISS + IBIAS ) ≤ 0,2 mW
SSDD
DBIASSSD VV
PIII+
=++7
52,0
7
mAIII BIASSSD ≤++
mAIII BIASSSD 04,07 ≤++
Dipilih ID7 = 25 uA, dengan demikian ID6 = ID7 = 25 uA
2. Untuk Transistor M6
Dengan memperhatikan spesifikasi swing output maka didapatkan
SSMINOUTOD VVV −+≤ 5,0,6
VVVOD 5.226 +−≤
VVOD 5.06 ≤
Karena M6 harus menghasilkan gain yang besar, maka dipilih VVOD 2,06 =
Dari data ID6 dan VOD6 yang telah diketahui, maka 6gm dan 6⎟⎠⎞
⎜⎝⎛WW dapat dihitung
sebagai berikut :
VA
VA
VI
gmOD
D µµ 2502,025*22
66
6 ===
17,272,0*46
2506
66
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODnCoxVgm
LW
µ
81
Dipilih 276
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
Ambil L6 sebagai variable bebas, dan dipilih L6 = 3u. Dengan demikian W6 dapat
dihitung dengan rumus 66
6 * LL
WW ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
W6 = 27 * 3 = 81u
sehingga 381
6
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
3. Untuk Transistor M7
Dengan memperhatikan spesifikasi swing output
5,0,7 −−≤ MAXOUTDDOD VVV
25,27 −≤ VVOD
VVOD 5.07 ≤
Dipilih VOD7 = 0,45V
Dengan menggunakan data ID7 dan VOD7 yang telah diketahui, maka 7gm dan
7⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW dapat dihitung sebagai berikut :
VA
VuA
VI
gmOD
D µ11,11145,025*2*2
77
7 ===
46,1645.0*15
11,1117
77
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVpCgm
LW
µ
Dipilih 177
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
82
Ambil L7 sebagai variable bebas dan dipilih nilainya 3u, dengan demikian W7 dapat
dihitung sebagai berikut : 77
7 * LL
WW ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=
W7 = 17 * 3u = 51u
Dengan demikian 351
7
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
4. Dari Spesifikasi Phase Margin yang meminta lebih besar dari 600 , maka diambil
syarat
UZ ωω 10≥
UaP ω≥2 CC ≥ b CL
Spesifikasi meminta bahwa frekuensi unity gain ( fU ) adalah lebih besar dari 1,5
Mhz. Ambil fU = 1,6 Mhz. Dengan demikian UU fπω 2= = 3,2π . Dipilih πω 50=Z
Sehingga 50
2,350
2,361
==ππ
gmgm
_a dipilih 2,8
Dengan demikian UP ω8,22 ≥
CL C
gmCgm 18,26
≥
pFpFCgmgmC LC 792,110
502,38,2
618,2 ==≥
Dipilih pFCC 8,1=
5. Menentukan ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW transistor M1 dan M2
Dari Spesifikasi frekuensi unity gain C
U Cgmfπ2
1=
83
Dengan demikian VApFMhzCfgm CU
µπ 09,188,1*6,1*14,3*221 ===
VOD1 dipilih sebagai variable bebas. Karena transistor M1 harus menghasilkan gain,
maka dipilih VOD1 = 0,2V. Dari data 1gm dan VOD1 yang telah diketahui maka kita
dapat menghitung nilai 1⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW sebagai berikut :
03,62,0*15
09,181
11
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVpCgm
LW
µ
Dipilih 1⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW = 6.
Ambil L1 sebagai variable bebas dan dipilih nilainya 3u, dengan demikian W1 = 18u.
Karena transistor M1 dan M2 harus matching maka ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW transistor M1 dan
transistor M2 harus sama, yaitu 3
18
21
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
LW
ID1 dapat dihitung sebagai berikut : uAVgmI ODD 809,12,0*09,18*211
21
11 ===
6. Menentukan ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW transistor M5
ISS = 2 ID1 = 2 * 1,809uA = 3,618uA
VOD5 dipilih sebagai variable bebas = 0,45V
Dengan demikian : VA
VuA
VI
gmOD
SS µ08,1645,0618,3*22
55
===
38,245,0*15
08,165
55
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVpCgm
LW
µ
Dipilih 5⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW = 3
84
Ambil L5 sebagai variable bebas dengan nilai 3u, dengan demikian nilai W5 = 3 * 3u
= 9u
Sehingga 39
5
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
7. Menentukan ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW transistor M3 dan M4
Dengan menggunakan syarat sistematis input offset voltage, dapat ditentukan untuk
bahwa:
7
5
3
4
6
3
21
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LWL
W
LWL
W
LWL
W
sehingga 38,2381
173
21
21
6
7
5
3
==⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
LWL
W
LW
Ambil nilai 33
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
Dipilih L3 sebagai variable bebas dengan nilai 3u, dengan demikian nilai dari W3
adalah 9u. Karena M3 dan M4 harus matching, maka nilai ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW dari transistor M3
dan M4 harus sama, yaitu : 39
43
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
LW
8. Dari spesifikasi disipasi daya kita mengetahui bahwa
mAIII BIASSSD 04,07 ≤++
dengan demikian SSDBIAS IImAI −−≤ 704,0
85
uAuAmAI BIAS 618,32504,0 −−≤
uAI BIAS 382,11≤
Dipilih uAI BIAS 10=
Untuk transistor M9, ambil VOD9 = 0,5V
Dengan demikian, maka VuA
VuA
VI
gmOD
BIAS 405.010*22
99
===
Dan 33,55.0*15
409
99
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVpCgm
LW
µ
Dipilih 69
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
L9 dipilih sebagai variable bebas dengan nilai 3u, sehingga nilai W9 adalah 18u.
Jadi 3
18
9
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
9. Untuk transistor M11
Pilih VOD11 = 0,25V, dengan demikian kita bisa menghitung nilai 11gm dan 11⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
sebagai berikut : VuA
VuA
VI
gmOD
BIAS 8025,010*22
1111
===
33,2125,0*15
8011
1111
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVpCgm
LW
µ
ambil 2111
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
L11 adalah variable bebas dengan nilai 3u, dengan demikian nilai W11 = 63u
Dengan demikian 363
11
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
10. Untuk Transistor M10
86
Pilih VOD10 = 0,25V
Dengan demikian perhitungan yang dapat dilakukan adalah :
VuA
VuA
VI
gmOD
BIAS 8025.010*22
1010
===
98,625.0*46
8010
1010
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVnCgm
LW
µ
Dipilih nilai 610
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
L10 adalah variable bebas dengan nilai 3u, dengan demikian nilai W10 = 18u
Dengan demikian 3
18
10
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
11. Untuk transistor M8
Pilih VOD10 = 0,25V
Dengan demikian perhitungan yang dapat dilakukan adalah :
VuA
VuA
VI
gmOD
BIAS 8025.010*22
88
===
98,625.0*46
808
88
===⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
ODOXVnCgm
LW
µ
Dipilih nilai 68
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
L8 adalah variable bebas dengan nilai 3u, dengan demikian nilai W8 = 18u
Dengan demikian 3
18
8
=⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW
87
88
Langkah 2 Melakukan Simulasi Hasil Desain Plan Dengan
PSPICE
Setelah menyelesaikan desain plan, maka selanjutnya adalah saat untuk menguji hasil
perhitungan desain plan. Pengujian dapat dilakukan dengan cara simulasi
menggunakan software PSPICE.
PSPICE yang digunakan pada contoh kasus ini adalah PSPICE A/D yang terdapat
pada software OrCad Versi 9.1. Langkah pertama adalah menuliskan syntax PSPICE
yang mendeskripsikan rangkaian OpAmp tersebut, kemudian simpanlah dengan
dalam bentuk ekstensi *.cir (circuit). Untuk masing – masing pengujian spesifikasi
diperlukan syntax perintah yang berbeda. Langkah selanjutnya adalah me-run
simulasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih Simulation > Run Simulation atau
hanya dengan menekan tombol .
Apabila simulasi sukses (tidak terdapat kesalahan syntax), maka otomatis akan
menampilkan layar probe. Di layar probe inilah grafik-grafik akan ditampilkan. Anda
tinggal memeriksa apakah hasilnya sudah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan.
Khusus untuk memeriksa spesifikasi disipasi daya, anda dapat melihatnya pada
simulation output file. Untuk menampilkannya anda cukup menekan tombol pada
bagian kiri layar PSPICE. Ini adalah contohnya
Apabila seluruh spesifikasi yang ditetapkan telah tercapai, maka anda dapat
melanjutkan ke langkah berikutnya. Tetapi jika ada spesifikasi yang belum terpenuhi,
maka anda perlu menghitung ulang desain plan.
Berikut adalah listing PSPICE masing-masing spesifikasi yang harus diketikkan
untuk melakukan simulasi. Adapun model PMOS dan NMOS dapat anda temukan
pada file SCNA di dalam folder L-Edit.
89
Listing Gain VDD 1 0 DC 2.5V VSS 10 0 DC -2.5V VIN+ 9 0 DC 0 AC 1 VIN- 7 0 DC 0 CL 6 0 10pF CC 6 4 1.8pF M1 3 7 2 2 PMOS W=18U L=3U M2 4 9 2 2 PMOS W=18U L=3U M3 3 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M4 4 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M5 2 5 1 1 PMOS W=9U L=3U M6 6 4 10 10 NMOS W=81U L=3U M7 6 5 1 1 PMOS W=51U L=3U M8 12 12 10 10 NMOS W=18U L=3U M9 5 5 1 1 PMOS W=18U L=3U M10 11 11 12 10 NMOS W=19U L=3U M11 11 11 5 1 PMOS W=60U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.6000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10 +CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.503000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10 +MJSW=0.310807 PB=0.800000 .TF V(6)VIN+ .AC DEC 20 1 100MEG .PROBE .END
90
Listing Slew Rate VDD 1 0 DC 2.5V VSS 10 0 DC -2.5V VIN+ 9 0 PWL (2U 0 2.01US -2.5V 1MS -2.5V) VIN- 7 0 DC 0 CL 6 0 10pF CC 6 4 1.8pF M1 3 7 2 2 PMOS W=18U L=3U M2 4 9 2 2 PMOS W=18U L=3U M3 3 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M4 4 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M5 2 5 1 1 PMOS W=9U L=3U M6 6 4 10 10 NMOS W=81U L=3U M7 6 5 1 1 PMOS W=51U L=3U M8 12 12 10 10 NMOS W=18U L=3U M9 5 5 1 1 PMOS W=18U L=3U M10 11 11 12 10 NMOS W=19U L=3U M11 11 11 5 1 PMOS W=60U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.6000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10 +CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.503000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10 +MJSW=0.310807 PB=0.800000 .PLOT TRAN V(6) .TRAN 1us 5us .PROBE .END
91
Listing Swing Output VDD 1 0 DC 2.5V VSS 10 0 DC -2.5V VIN+ 9 0 sin 0 +1m VIN- 7 0 sin 0 -1m CL 6 0 10pF CC 6 4 1.8pF M1 3 7 2 2 PMOS W=18U L=3U M2 4 9 2 2 PMOS W=18U L=3U M3 3 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M4 4 3 10 10 NMOS W=9U L=3U M5 2 5 1 1 PMOS W=9U L=3U M6 6 4 10 10 NMOS W=81U L=3U M7 6 5 1 1 PMOS W=51U L=3U M8 12 12 10 10 NMOS W=18U L=3U M9 5 5 1 1 PMOS W=18U L=3U M10 11 11 12 10 NMOS W=19U L=3U M11 11 11 5 1 PMOS W=60U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.6000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10 +CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.503000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10 +MJSW=0.310807 PB=0.800000 .PLOT TRAN V(6) .TRAN 1us 20Ms .PROBE .END
92
Dari Plot Gain dan Phase Margin di atas dapat dilihat bahwa :
• Penguatan pada frekuensi rendah (AOL) adalah 75,034 dB
• Frekuensi Unity-Gain ( fU) adalah 1,6114 Mhz
• Phase Margin 180 dB – 117,852 dB = 62,148 dB
93
Dari Plot Slewrate diatas dapat diketahui bahwa Slewratenya adalah :
uSVSR 09,3
612,10986,10158,1
=−
=
94
Dari Grafik plot swing tegangan output di atas, dapat dilihat bahwa VOUT, MAX =
2,479V , dan VOUT, MIN = -2,4571V
95
Langkah 3 Menentukan tata letak komponen
Setelah sukses melakukan simulasi ( semua spesifikasi terpenuhi ), maka langkah
selanjutnya adalah mengambarkan layout rangkaian. Namun sebelum mulai
menggambar, ada baiknya jika ditentukan terlebih dahulu tata letak komponennya.
Penentuan tata letak komponen ini sangat bermanfaat, khususnya dalam penentuan
luas layout dan routing. Komponen yang tertata letak dengan baik akan sangat
memudahkan kita dalam melakukan routing dan luasnya pun dapat ditentukan dengan
mudah. Berikut ini adalah contoh penentuan tata letak komponen.
Dari hasil desain plan, kita dapatkan nilai – nilai ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛
LW masing – masing MOS dan
juga telah ditentukan luas kapasitor. Berikut adalah nilai – nilainya :
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
318
9821 MMMM LW
LW
LW
LW . M1 dan M2 akan dibagi
menjadi 2 dengan masing-masing ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
39
LW dan akan diberi nomor indeks
1, 2, 3, dan 4. Hal ini adalah untuk memungkinkan dilakukan bentuk common
centroid. M8 dan M9 tidak perlu dibagi dan akan diberi nomor indeks 5 dan 6.
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
39
543 MMM LW
LW
LW . M3, M4, dan M5 tidak perlu dibagi dan
akan diberi nomor indeks 7, 8, dan 9.
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
381
6MLW , akan dibagi menjadi 3 bagian dengan masing-masing
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
327
LW dan akan diberi nomor indeks 10, 11, dan 12.
96
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
351
7MLW , akan dibagi menjadi 3 bagian dengan masing masing
⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
317
LW dan akan diberi nomor indeks 13, 14, dan 15,
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
319
10MLW . M10 tidak akan dibagi dan akan diberi nomor indeks 16
• ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
360
11MLW , akan dibagi menjadi 2 bagian dengan masing-
masing ⎟⎠⎞
⎜⎝⎛=⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
330
LW dan akan diberi nomor indeks 17 dan 18.
• Kapasitor CC yang memiliki kapasitansi 1,8nF akan diberi nomor indeks 19.
Dengan juga memperhatikan hubungan tiap-tiap komponen terhadap komponen
lainnya, maka dapat kita tentukan tata letaknya sebagai berikut:
1 2
3 4
5
6
7 8
9
10 11 12
13 14 151817
1619
97
Langkah 4 Menggambar Layout & ekstraksi Setelah tata letak komponen ditentukan dengan baik, maka langkah selanjutnya
adalah mulai menggambarkan layout pada L-Edit. Jadikanlah tata letak komponen
sebagai pedoman penggambaran. Hasil jadi layout untuk studi kasus ini adalah seperti
pada gambar.
Setelah selesai menggambarkan layout rangkaian, maka lakukanlah Design Rule
Check (DRC). Apabila dinyatakan bebas dari kesalahan ( 0 errors ), maka
lanjutkanlah dengan mengekstraksi layout tersebut menjadi file PSPICE (*.spc).
Adapun cara melakukan DRC ataupun ekstraksi telah dijelaskan dengan lengkap pada
bab V dari laporan ini.
Hasil ekstraksi tersebut tidaklah otomatis benar. Pada L-Edit versi student, secara
default telah terprogram bahwa urutan penamaan kaki MOS dari kiri ke kanan adalah
: drain, gate, source, dan bulk. Sedangkan pada gambar yang kita pasti terdapat kaki
drain dan source yang terbalik. Oleh karena hal tersebut, anda harus terlebih dahulu
meng-edit hasil ekstraksi ini. Cara mengeditnya adalah dengan menukar titik – titik
penomoran kaki MOS, sehingga menjadi sesuai dengan rangkaian yang anda
harapkan. Berikut ini ditampilkan contah hasil ekstraksi asli dan hasil ekstraksi yang
telah di-edit.
Hasil ekstraksi asli :
* Circuit Extracted by Tanner Research's L-Edit V5.13 / Extract V2.06 ; * TDB File proyek, Cell Cell0, Extract Definition File morbn20.ext ; C1 53 62 1807.2FF * C1 Plus Minus (25 -70 85 -10) A = 3600 M2 53 60 48 48 PMOS L=3U W=17U * M2 Drain Gate Source Bulk (192 26 195 43) A = 51, W = 17 M3 48 60 53 48 PMOS L=3U W=17U * M3 Drain Gate Source Bulk (183 26 186 43) A = 51, W = 17 M4 53 60 48 48 PMOS L=3U W=17U * M4 Drain Gate Source Bulk (174 26 177 43) A = 51, W = 17 M5 60 60 48 48 PMOS L=3U W=18U * M5 Drain Gate Source Bulk (99 11 102 29) A = 54, W = 18 M6 48 60 48 48 PMOS L=3U W=9U * M6 Drain Gate Source Bulk (99 35 102 44) A = 27, W = 9
98
M7 60 59 59 48 PMOS L=3U W=30U * M7 Drain Gate Source Bulk (70 14 73 44) A = 90, W = 30 M8 59 59 60 48 PMOS L=3U W=30U * M8 Drain Gate Source Bulk (61 14 64 44) A = 90, W = 30 M9 48 19 54 48 PMOS L=3U W=9U * M9 Drain Gate Source Bulk (138 12 141 21) A = 27, W = 9 M10 54 19 48 48 PMOS L=3U W=9U * M10 Drain Gate Source Bulk (129 34 132 43) A = 27, W = 9 M11 62 23 48 48 PMOS L=3U W=9U * M11 Drain Gate Source Bulk (129 12 132 21) A = 27, W = 9 M12 48 23 62 48 PMOS L=3U W=9U * M12 Drain Gate Source Bulk (138 34 141 43) A = 27, W = 9 .MODEL NMOS .MODEL PMOS .MODEL poly2NMOS .MODEL poly2PMOS .MODEL NPN M13 59 59 58 45 NMOS L=3U W=19U * M13 Drain Gate Source Bulk (110 -22 113 -3) A = 57, W = 19 M14 53 62 45 45 NMOS L=3U W=27U * M14 Drain Gate Source Bulk (201 -36 204 -9) A = 81, W = 27 M15 45 62 53 45 NMOS L=3U W=27U * M15 Drain Gate Source Bulk (192 -36 195 -9) A = 81, W = 27 M16 53 62 45 45 NMOS L=3U W=27U * M16 Drain Gate Source Bulk (183 -36 186 -9) A = 81, W = 27 M17 58 58 45 45 NMOS L=3U W=18U * M17 Drain Gate Source Bulk (147 -40 150 -22) A = 54, W = 18 M18 62 54 45 45 NMOS L=3U W=9U * M18 Drain Gate Source Bulk (165 -12 168 -3) A = 27, W = 9 M19 54 54 45 45 NMOS L=3U W=9U * M19 Drain Gate Source Bulk (147 -12 150 -3) A = 27, W = 9 * Total Nodes: 10 ; * Total Elements: 19 ; * Extract Elapsed Time: 12 seconds ; .END
Hasil Ekstraksi setelah di-edit :
* Circuit Extracted by Tanner Research's L-Edit V5.13 / Extract V2.06 ; * TDB File proyek, Cell Cell0, Extract Definition File morbn20.ext ;
99
C1 53 62 1807.2FF * C1 Plus Minus (25 -70 85 -10) A = 3600 M2 53 60 48 48 PMOS L=3U W=17U * M2 Drain Gate Source Bulk (192 26 195 43) A = 51, W = 17 M3 48 60 48 48 PMOS L=3U W=17U * M3 Drain Gate Source Bulk (183 26 186 43) A = 51, W = 17 M4 53 60 48 48 PMOS L=3U W=17U * M4 Drain Gate Source Bulk (174 26 177 43) A = 51, W = 17 M5 60 60 48 48 PMOS L=3U W=18U * M5 Drain Gate Source Bulk (99 11 102 29) A = 54, W = 18 M6 48 60 48 48 PMOS L=3U W=9U * M6 Drain Gate Source Bulk (99 35 102 44) A = 27, W = 9 M7 59 59 60 48 PMOS L=3U W=30U * M7 Drain Gate Source Bulk (70 14 73 44) A = 90, W = 30 M8 59 59 60 60 PMOS L=3U W=30U * M8 Drain Gate Source Bulk (61 14 64 44) A = 90, W = 30 M9 48 19 42 42 PMOS L=3U W=9U * M9 Drain Gate Source Bulk (138 12 141 21) A = 27, W = 9 M10 54 19 42 42 PMOS L=3U W=9U * M10 Drain Gate Source Bulk (129 34 132 43) A = 27, W = 9 M11 62 23 42 42 PMOS L=3U W=9U * M11 Drain Gate Source Bulk (129 12 132 21) A = 27, W = 9 M12 62 23 42 42 PMOS L=3U W=9U * M12 Drain Gate Source Bulk (138 34 141 43) A = 27, W = 9 .MODEL NMOS .MODEL PMOS .MODEL poly2NMOS .MODEL poly2PMOS .MODEL NPN M13 59 59 58 45 NMOS L=3U W=19U * M13 Drain Gate Source Bulk (110 -22 113 -3) A = 57, W = 19 M14 53 62 45 45 NMOS L=3U W=27U * M14 Drain Gate Source Bulk (201 -36 204 -9) A = 81, W = 27 M15 45 62 45 45 NMOS L=3U W=27U * M15 Drain Gate Source Bulk (192 -36 195 -9) A = 81, W = 27 M16 53 62 45 45 NMOS L=3U W=27U * M16 Drain Gate Source Bulk (183 -36 186 -9) A = 81, W = 27 M17 62 54 45 45 NMOS L=3U W=18U * M17 Drain Gate Source Bulk (147 -40 150 -22) A = 54, W = 18 M18 54 54 45 45 NMOS L=3U W=9U * M18 Drain Gate Source Bulk (165 -12 168 -3) A = 27, W = 9 M19 54 54 45 45 NMOS L=3U W=9U * M19 Drain Gate Source Bulk (147 -12 150 -3) A = 27, W = 9
100
* Total Nodes: 10 ; * Total Elements: 19 ; * Extract Elapsed Time: 12 seconds ; .END
101
LAYOUT
101
102
Langkah 5 Analisis Post Layout Setelah melakukan ekstraksi, maka langkah selanjutnya adalah mensimulasikannya
pada PSPICE. Langkah ini sebenarnya adalah pengulangan dari langkah 2. Hasil
simulasi file ekstraksi ini kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi dari desain
plan. Hampir pasti terdapat perbedaan antara hasil simulasi desain plan dan file
ekstraksi langsung. Kemudian periksa apakah hasil simulasi file ekstraksi ini dapat
memenuhi spesifikasi – spesifikasi yang diberikan. Apabila tidak ada spesifikasi yang
tidak terpenuhi, maka anda harus mengulangi lagi dari awal, yaitu membuat desain
plan yang baru. Akan tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Biasanya apabila hasil
simulasi desain plan dapat memenuhi spesifikasi, maka hasil simulasi file ekstraksi
juga akan dapat memenuhi spesifikasi.
Ini adalah langkah terakhir dalam perancangan Op-Amp. Apabila langkah ini telah
terlewati dengan baik, maka dapat dikatakan proses perancangan telah selesai.
Langkah selanjutnya adalah fabrikasi, yang tidak akan dibahas dalam laporan ini.
Berikut disertakan listing program PSPICE untuk analisis post layout.
103
Listing Gain Post Layout VDD 48 0 DC 2.5V VSS 45 0 DC -2.5V VIN+ 23 0 DC 0 AC 1 VIN- 19 0 DC 0 CL 53 0 10pF CC 53 62 1807.2FF M2 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M3 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M4 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M5 60 60 48 48 PMOS W=18U L=3U M6 42 60 48 48 PMOS W=9U L=3U M7 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M8 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M9 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M10 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M11 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M12 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M13 59 59 58 45 NMOS W=19U L=3U M14 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M15 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M16 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M17 58 58 45 45 NMOS W=18U L=3U M18 62 54 45 45 NMOS W=9U L=3U M19 54 54 45 45 NMOS W=9U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.919000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10 +CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.5000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10
104
+MJSW=0.310807 PB=0.800000 .TF V(53)VIN+ .AC DEC 20 1 100MEG .PROBE .END
Listing Swing Output Post Layout VDD 48 0 DC 2.5V VSS 45 0 DC -2.5V VIN+ 23 0 sin 0 +1m VIN- 19 0 sin 0 -1m CL 53 0 10pF CC 53 62 1807.2FF M2 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M3 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M4 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M5 60 60 48 48 PMOS W=18U L=3U M6 42 60 48 48 PMOS W=9U L=3U M7 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M8 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M9 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M10 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M11 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M12 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M13 59 59 58 45 NMOS W=19U L=3U M14 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M15 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M16 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M17 58 58 45 45 NMOS W=18U L=3U M18 62 54 45 45 NMOS W=9U L=3U M19 54 54 45 45 NMOS W=9U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.919000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10
105
+CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.5000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10 +MJSW=0.310807 PB=0.800000 .PLOT TRAN V(53) .TRAN 1us 20Ms .PROBE .END Listing Slew Rate Post Layout VDD 48 0 DC 2.5V VSS 45 0 DC -2.5V VIN+ 23 0 PWL (2U 0 2.01US -2.5V 1MS -2.5V) VIN- 19 0 DC 0 CL 53 0 10pF CC 53 62 1807.2FF M2 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M3 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M4 53 60 48 48 PMOS W=17U L=3U M5 60 60 48 48 PMOS W=18U L=3U M6 42 60 48 48 PMOS W=9U L=3U M7 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M8 59 59 60 48 PMOS W=30U L=3U M9 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M10 54 19 42 42 PMOS W=9U L=3U M11 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M12 62 23 42 42 PMOS W=9U L=3U M13 59 59 58 45 NMOS W=19U L=3U M14 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M15 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U M16 53 62 45 45 NMOS W=27U L=3U
106
M17 58 58 45 45 NMOS W=18U L=3U M18 62 54 45 45 NMOS W=9U L=3U M19 54 54 45 45 NMOS W=9U L=3U .MODEL NMOS NMOS LEVEL=2 LD=0.250000U TOX=417.000008E-10 +NSUB=6.108619E+14 VTO=0.825008 KP=4.919000E-05 GAMMA=0.172 +PHI=0.6 UO=594 UEXP=6.682275E-02 UCRIT=5000 CGBO=3.848530E-10 +DELTA=5.08308 VMAX=65547.3 XJ=0.250000U LAMBDA=6.636197E-03 +NFS=1.98E+11 NEFF=1 NSS=1.000000E+10 TPG=1.000000 +RSH=32.740000 CGDO=3.105345E-10 CGSO=3.105345E-10 +CJ=9.494900E-05 MJ=0.847099 CJSW=4.410100E-10 +MJSW=0.334060 PB=0.800000 .MODEL PMOS PMOS LEVEL=2 LD=0.227236U TOX=417.000008E-10 +NSUB=1.056124E+16 VTO=-0.937048 KP=1.5000E-05 GAMMA=0.715 +PHI=0.6 UO=209 UEXP=0.233831 UCRIT=47509.9 CGBO=5.292375E-10 +DELTA=1.07179 VMAX=100000 XJ=0.250000U LAMBDA=4.391428E-02 +NFS=3.27E+11 NEFF=1.001 NSS=1.000000E+10 TPG=-1.000000 +RSH=72.960000 CGDO=2.822585E-10 CGSO=2.822585E-10 +CJ=3.224200E-04 MJ=0.584956 CJSW=2.979100E-10 +MJSW=0.310807 PB=0.800000 .PLOT TRAN V(53) .TRAN 1us 5us .PROBE .END
107
Dari Plot Gain dan Phase Margin di atas nampak bahwa :
• Gain Open Loop pada frekuensi rendah ( AOL) = 75,496 dB
• Frekuensi Unity – gain ( fU ) = 1,5783 Mhz
• Phase Margin ( PM ) 180 – 117,004 = 62,992 0
108
Dari Plot swing tegangan output ( Post Layout ) diatas nampak bahwa VOUT, MAX =
2,4655 V , dan VOUT, MIN = -2,4097 V
109
Dari Plot Slewrate (Post – Layout) diatas maka dapat ditentukan bahwa slewratenya
adalah :
uSVSR 071,3
498,10701,10498,10962,633
=−−
=
110
BAB X
KESIMPULAN
Dari urutan – urutan langkah perancangan IC analog, khususnya op-amp yang telah
dibahas pada bab terakhir, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam proses
perancangan ini pasti terjadi pengulangan desain atau yang disebut iterasi. Iterasi
terus dilakukan sampai semua spesifikasi dapat terpenuhi dengan baik. Berikut ini
adalah diagram alir proses perancangan op-amp :
START
MEMBUAT DESAIN PLAN
SIMULASI DENGAN SPICE
MENGGAMBAR LAYOUT &EKSTRAKSI
SIMULASI POST-LAYOUT DENGAN PSPICE
FINISH
YA
TIDAK
TIDAK
YA
APAKAH SPESIFIKASITERPENUHI ?
APAKAH SPESIFIKASITERPENUHI ?
111
Dari Hasil Simulasi rancangan dan hasil Simulasi Post layout ternyata tidaklah
menghasilkan suatu perbedaan yang sangat nyata. Nampak bahwa hampir semua
spesifikasi yang dapat dipenuhi pada rancangan, ternyata juga dipenuhi oleh Post
Layout.
Agar lebih dapat memperoleh perbandingan yang nyata akan hal ini maka silakan
perhatikan table di bawah ini .
No Spesifikasi Rancangan Post Layout Pemenuhan Spec 1 Gain Open Loop pada frek rendah 75,034 dB 75,496 dB Terpenuhi 2 Frekuensi Unity - Gain 1,6114 Mhz 1,578 Mhz Terpenuhi 3 Phase Margin 62,148 62,992 Terpenuhi 4 Slew Rate 3,09 V/us 3,071V/us Terpenuhi 5 Swing Output Maksimum 2,479 V 2,4655 V Swing Output Minimum _-2,457 V _-2,4655 V Terpenuhi 6 Disipasi Daya 1,66E-04 W 1,97E-04 W Terpenuhi
Demikianlah urutan – urutan langkah pendesainan suatu rangakaian IC analog,
khususnya op-amp. Langkah – langkah ini hendaknya dilakukan secara berurutan,
dengan demikian dapat mengeliminir kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi
secara maksimal.
Selamat mencoba dan sukses selalu.