186
PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK MENDAPATKAN HASIL FRAGMENTASI OPTIMUM PADA QUARRY BUKIT KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG SUMATERA BARAT Oleh: BOBY WHIJAKSONO PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI ( STTIND ) PADANG 2017

PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN

UNTUK MENDAPATKAN HASIL FRAGMENTASI

OPTIMUM PADA QUARRY

BUKIT KARANG PUTIH

PT. SEMEN PADANG

SUMATERA BARAT

Oleh:

BOBY WHIJAKSONO

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND ) PADANG

2017

Page 2: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN

UNTUK MENDAPATKAN HASIL FRAGMENTASI

OPTIMUM PADA QUARRY

BUKIT KARANG PUTIH

PT. SEMEN PADANG

SUMATERA BARAT

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

guna memperoleh gelar Sarjana Teknik

Oleh:

BOBY WHIJAKSONO

1010024427004

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

YAYASAN MUHAMMAD YAMIN PADANG

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI

( STTIND ) PADANG

2017

Page 3: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

i

PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN

UNTUK MENDAPATKAN HASIL FRAGMENTASI OPTIMUM

PADA QUARRY BUKIT KARANG PUTIH

PT. SEMEN PADANG SUMATERA BARAT

Nama : Boby Whijaksono

NPM : 1010024427004

Pembimbing I : Dian Hadiyansyah, MT

Pembimbing II : Refky Adi Nata, ST, MT

RINGKASAN

PT. Semen Padang melakukan kegiatan pemberaian batugamping

dengan peledakan yang menggunakan elektronik detonator. Parameter

keberhasilan dari suatu kegiatan peledakan adalah fragmentasi batuan.

Fragmentasi batuan berperan untuk mengoptimalkan produksi, oleh karena itu

distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan harus dioptimumkan.

Untuk meningkatkan fragmentasi batuan dilakukan pengujian dan

perhitungan terhadap geometri peledakan aktual, R.L Ash, C,J Konya dan ICI-

Explosive, yang telah diterapkan pada front I dan front II quarry Bukit Karang

Putih PT. Semen Padang. Maka didapat geometri peledakan yang ideal untuk

batugamping yaitu geometri peledakan rumusan C,J Konya dengan powder factor

0,25 kg/m3 dan tonase hasil peledakan sebesar 30,726 ton/hari. Kemudian peneliti

merancang ulang geometri peledakan dengan powder factor 0,27 kg/m3 dan

tonase hasil peledakan sebesar 31,949 ton/hari. Persentase fragmentasi batuan

hasil geometri peledakan rumusan C,J Konya yang tertahan ayakan sebesar 69,75

%, sedangkan yang lolos ayakan sebesar 30,25 %. Disamping itu fragmentasi

yang dihasilkan geometri usulan atau rancangan ulang, yang tertahan sebesar

68,63 %, sedangkan yang lolos ayakan sebesar 31,37 %.

Sedangkan Desain peledakan yang bisa meningkatkan persentase

fragmentasi batuan dari kegiatan peledakan di front I dan front II quarry Bukit

Karang Putih PT. Semen Padang adalah pola lubang ledak staggered dan pola

peledakan excelon-cut dengan 3-7 row. Maka untuk mendapatkan hasil peledakan

yang optimum, geometri dan pola peledakan harus betul-betul disesuaikan dengan

karakteristik batuan, rangkaian peledakan, pengisian bahan peledak dan stemming

kedalam lubang ledak diharapkan sesuai perencanaan.

Kata Kunci: Geometri Peledakan, Fragmentasi, Pola Peledakan

Page 4: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

ii

THE DESIGN OF THE GEOMETRY AND THE BLASTING

PATTERN TO GET THE RESULT OF THE

FRAGMENTATION OPTIMUM IN QUARRY BUKIT

KARANG PUTIH PT. SEMEN PADANG

OF WEST SUMATERA

Name : Boby Whijaksono

Students ID : 1010024427004

Supervisor I : Dian Hadiyansyah, MT

Supervisor II : Refky Adi Nata, ST, MT

SUMMARY

PT. Semen Padang activities limestone excavation by blasting using

electronic detonators. Success parameters of blasting activity is the fragmentation

of the rock. The fragmentation of the rocks is to optimize production, because of

that the distribution of the fragmentation of rock blasting outcomes should be

optimized.

To improve the fragmentation of rock done the testing and the

calculation of the geometry of the actual blasting, R.L Ash, C,J Konya and ICI-

Explosive, it has been applied on the front I and front II quarry of Bukit Karang

Putih PT. Semen Padang. It found that geometry of the blasting which is ideal for

limestone is the geometry of the blasting formulation C,J Konya with a powder

factor of 0.25 kg/m3 and tonnage the results of the blasting amounted to 30,726

tons/day. The researchers redesigned blasting geometry with powder factor 0.27

kg/m3 and tonnage of blasting result was 31,949 ton/day. The percentage of rock

fragmentation resulted from explosive geometry of formulation C,J Konya which

retained sieve equal to 69,75%, while that pass sieve equal to 30,25%.

Furthermore, the resultant fragmentation of proposed geometry or redesign, which

stood at 68.63%, while those who passed the sieve of 31.37%.

While the Design of the blasting that could increase the percentage of

fragmentation of the rocks from the activities of the blasting in front-I and front-II

quarry of Bukit Karang Putih PT. Semen Padang is the blasthole pattern

staggeredred and blasting pattern excel on-cut with 3-7 row. And then to get

optimum results of blasting geometry and the blasting, should really adapted to

the characteristics of the rock, series of blasting, loading explosives and stemming

into the blasthole expected according to the planning.

Keywords :Blasting Geometry, Fragmentasy, Blasting Pattern

Page 5: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

iii

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT. karena atas

berkah dan rahmat-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian

ini. Penulis menyadari bahwa penulisan penelitian ini belum sempurna karena

keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Walaupun demikian, penulis

telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyelesaian penelitian ini dengan

baik.

Dalam penyelesaian penelitian ini penulis telah dimotivasi dan dibantu

oleh berbagai pihak, oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis dengan tulus

hati mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Yang paling istimewa Kedua orang tua penulis yang telahs banyak

memberikan dukungan moril maupun spritual sampai Penelitian ini

terlaksana dengan baik.

2. Bapak Riko Ervil, MT selaku ketua Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

3. Bapak Dr. Murad, MS, MT selaku ketua program studi Teknik

Pertambangan.

4. Bapak Dian Hadiyansyah, MT selaku pembimbing I dalam penulisan

penelitian ini.

5. Bapak Refky Adi Nata, ST, MT selaku pembimbing II dalam penulisan

penelitian ini.

Page 6: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

iv

6. Bapak Ilham Akbar, ST dan bapak Andrinto Selaku Pembimbing Lapangan

di kuari PT. Semen Padang.

7. Semua karyawan/karyawati PT. Semen Padang yang tidak dapat disebutkan

namanya satu persatu atas seganap bantuannya.

8. Seluruh dosen dan karyawan/karyawati Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang.

9. Teman-teman mahasiswa/mahasiswi Sekolah Tinggi Teknologi Industri

(STTIND) Padang, khususnya mahasiswa/mahasiswi dari prodi Teknik

Pertambangan.

Dalam penulisan penelitian ini penulis menyadari masih pterdapat

banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan kritikan yang

bersifat membangun dari semua pihak. Akhir kata penulis mengucapkan terima

kasih dan semoga penelitian ini bermanfaat bagi kita semua.

Padang, November 2017

Penulis

(Boby Whijaksono)

Page 7: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

RINGKASAN ................................................................................................. i

SUMMARY .................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................. 3

1.3 Batasan Masalah ....................................................................... 3

1.4 Rumusan Masalah .................................................................... 4

1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................... 4

1.6 Manfaat Penelitian .................................................................... 5

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan .................................................. 6

2.1.1 Profil Perusahaan ............................................................. 6

2.1.2 Lokasi dan Kesampaian Daerah ...................................... 7

2.1.3 Keadaan Geologi Regional .............................................. 9

2.1.4 Keadaan Morfologi ......................................................... 10

2.1.5 Keadaan Litologi ............................................................. 11

2.1.6 Struktur Geologi .............................................................. 12

2.1.7 Cadangan dan Sifat Gamping diKuari Karang Putih ...... 13

2.1.8 Genesa Batugamping ...................................................... 14

Page 8: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

vi

2.2 Landasan Teori ....................................................................... 16

2.2.1 Pemboran ........................................................................ 16

2.2.1.1 Diameter Lubang Ledak ............................................ 17

2.2.1.2 Kedalaman Lubang Ledak ........................................ 17

2.2.1.3 Arah Pemboran.......................................................... 17

2.2.1.4 Pola Pemboran ......................................................... 19

2.2.2 Mekanisme Peledakan ..................................................... 21

2.2.2.1 Mekanisme Pecahnya Batuan ................................... 21

2.2.2.2 Geometri Peledakan .................................................. 24

2.2.3 Bahan Peledak ................................................................ 31

2.2.4 Reaksi Bahan Peledak ..................................................... 32

2.2.5 Blasting Ratio .................................................................. 34

2.2.6 Jumlah Bahan Peledak .................................................... 36

2.2.7 Power Factor .................................................................. 37

2.2.8 Software Peledakan ......................................................... 38

2.2.8.1 DRZ Blast .................................................................. 38

2.2.8.2 ShotPlus .................................................................... 39

2.2.8.3 Kuz Ram .................................................................... 41

2.3. Kerangka Konseptual ............................................................... 42

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ......................................................................... 45

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian .................................................. 45

3.2.1 Tempat Penelitian ............................................................ 45

3.2.2 Waktu Penelitian ............................................................. 45

3.3 Variabel Penelitian ................................................................... 46

3.4 Jenis Data dan Sumber Data ...................................................... 46

3.4.1 Jenis Data......................................................................... 46

3.4.2 Sumber Data .................................................................... 47

3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 47

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...................................... 47

Page 9: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

vii

3.6.1 Teknik Pengolahan .......................................................... 47

3.6.2Analisis Data .................................................................... 51

3.7 Kerangka Metodologi ............................................................... 51

BAB IVPENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1 Pengumpulan Data.................................................................... 53

4.1.1 Perlengkapan dan Peralatan Peledakan ........................... 53

4.1.1.1 Perlengkapan Peledakan ............................................ 53

4.1.1.2 Peralatan Peledakan ................................................... 56

4.1.2 Geometri Peledakan Aktual ............................................. 58

4.1.3 Desain Pola Peledakan Aktual......................................... 59

4.2 Pengolahan Data ....................................................................... 61

4.2.1 Geometri Peledakan ........................................................ 61

4.2.2 Desain Pola Peledakan .................................................... 66

4.2.3 Fragmentasi Hasil Peledakan .......................................... 67

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Analisis Hasil Geometri Peledakan .......................................... 73

5.2. Analisis Hasil Desain Pola Peledakan ...................................... 75

5.3 Analisis Hasil Fragmentasi Batuan Peledakan ......................... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan ............................................................................... 78

6.2. Saran ......................................................................................... 79

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN

Page 10: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Geometri Peledakan Aktual ...................................................... 58

Tabel 4.2. Tabel Tabulasi Pola Peledakan Aktual ..................................... 61

Tabel 4.3. Geometri Peledakan R,L. Ash ................................................... 62

Tabel 4.4. Geometri Peledakan C,J Konya……………….. ...................... 63

Tabel 4.5. Geometri Peledakan ICI-Explosive .......................................... 64

Tabel 4.6. Geometri Peledakan Usulan ..................................................... 65

Tabel 4.7. Surface Delay Combination ....................................................... 66

Tabel 4.8. Tabel Tabulasi Pola Rancangan Ulang Peledakan ................... 67

Tabel 4.9. Persentase (%) Fragmentasi Peledakan Aktual ......................... 68

Tabel 4.10. Persentase (%) Fragmentasi Peledakan R,L. Ash ..................... 69

Tabel 4.11. Persentase (%) Fragmentasi Peledakan C,J Konya .................. 70

Tabel 4.12. Persentase (%) Fragmentasi Peledakan ICI-Explosive ............. 71

Tabel 4.13. Persentase (%) Fragmentasi Peledakan Usulan ........................ 72

Tabel 5.1. Analisis Geometri Peledakan ..................................................... 74

Tabel 5.2. Persentase Ukuran Fragmentasi ................................................. 76

Page 11: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Lokasi PT. Semen Padang ..................................................... 8

Gambar 2.2. Stratigrafi Daerah Lubuk Kilangan, Bukit Karang Putih ...... 12

Gambar 2.3. Lubang bor Tegak dan Lubang bor Miring ........................... 18

Gambar 2.4. Pola Pemboran Square dan Rectangular……………….. ..... 20

Gambar 2.5. Pola Pemboran Sejajar dan Selang-Seling ............................. 20

Gambar 2.6. Proses Pemecahan Tahap Pertama ......................................... 22

Gambar 2.7. Proses Pemecahan Tahap Kedua ........................................... 23

Gambar 2.8. Proses Pemecahan Tahap Ketiga ........................................... 24

Gambar 2.9. Tampilan DRZ Blast .............................................................. 39

Gambar 2.10. Tampilan ShotPlus ................................................................ 40

Gambar 2.11. Tampilan Kuz ram ................................................................ 41

Gambar 2.12. Kerangka Konseptual Penelitian ........................................... 44

Gambar 3.1. Bagan Alir Penelitian ............................................................. 52

Gambar 4.1. Bahan peledak Dabex ............................................................ 54

Gambar 4.2. Booster ................................................................................... 54

Gambar 4.3. Detonator Listrik ................................................................... 55

Gambar 4.4. In Hole Delay 500ms ............................................................. 55

Gambar 4.5. Surfarce Delay 25 ms ............................................................ 56

Gambar 4.6. Pengukur Tahanan (Blast ohm meter) ................................... 57

Gambar 4.7. Blasting machine .................................................................... 57

Gambar 4.8. Desain Pemboran Staggered .................................................. 59

Page 12: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

x

Gambar 4.9. Desain Peledakan Excelon ..................................................... 60

Gambar 4.10. Desain Peledakan Curner-cut ............................................... 60

Gambar 4.11. Distribusi Fragmentasi dari Geometri Aktual ....................... 68

Gambar 4.12. Distribusi Fragmentasi dari Geometri R,L. Ash .................... 69

Gambar 4.13. Distribusi Fragmentasi dari Geometri C,J Konya ................. 70

Gambar 4.14. Distribusi Fragmentasi dari Geometri ICI-Explosive ........... 71

Gambar 4.15. Distribusi Fragmentasi dari Geometri Usulan ...................... 72

Gambar 5.1 Distribusi Fragmentasi ........................................................... 77

Page 13: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A. Jadwal Penelitian ...........................................................................80

Lampiran B. Struktur Organisasi Departement Tambang PT. Semen Padang ...81

Lampiran C. Tabel Loading Density Lubang Ledak ...........................................82

Lampiran D. Peta Geologi Dan Peta Topografi Kuari PT. Semen Padang ........83

Lampiran E. Peta IUP PT. Semen Padang ..........................................................85

Lampiran F. Spesifikasi Bahan Peledakan dan Peralatan Peledakan ..................86

Lampiran G. Spesifikasi Alat Bor .......................................................................88

Lampiran H. Pengenalan Software ......................................................................90

Lampiran I. Geometri Peledakan Aktual Kuari PT. Semen Padang ...................101

Lampiran J. Geometri Peledakan Menurut R,L.Ash ............................................122

Lampiran K. Geometri Peledakan Menurut C,J Konya ......................................123

Lampiran L. Geometri Peledakan Menurut ICI-Explosive .................................124

Lampiran M. Geometri Peledakan Usulan ..........................................................125

Lampiran N. Desain Geometri Peledakan Aktual ...............................................126

Lampiran O. Desain Geometri Peledakan Usulan atau Rancangan Ulang .........147

Lampiran P. Fragmentasi Batuan dari Geometri Peledakan Aktual ...................168

Lampiran Q. Fragmentasi Batuan dari Geometri Peledakan R,L.Ash .................169

Lampiran R. Fragmentasi Batuan dari Geometri Peledakan C,J Konya .............170

Lampiran S. Fragmentasi Batuan dari Geometri Peledakan ICI-Explosive ........171

Lampiran T. Fragmentasi Batuan dari Geometri Peledakan Usulan ...................172

Page 14: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

xii

Lampiran U. Ringkasan Jurnal ............................................................................173

Lampiran V. Foto Lapangan ...............................................................................185

Page 15: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Untuk mendapatkan bahan baku PT. Semen Padang melakukan

penambangan sendiri untuk batugamping dan silika. Dalam aktifitas penambangan

batugamping, PT. Semen Padang melaksanakan pembongkaran batugamping

dengan kegiatan peledakan. Aktifitas peledakan ini akan menimbulkan dampak

seperti getaran tanah (groud vibration), batuan terbang (flyrock), dan kebisingan

(air blast). Dampak dari lemparan batuan terbang (flyrock) dapat mengakibatkan

kerusakan pada alat-alat berat, kerusakan kantor yang berada di area

penambangan dan cidera bahkan kematian pada manusia. Dampak berbahaya

tersebut bisa dihindari dengan cara, sebelum kegiatan peledakan dilaksanakan

semua alat-alat berat harus menjauhi lokasi peledakan.

Keberhasilan proses peledakan ditunjukkan oleh fragmentasi batuan

hasil peledakan yang sesuai untuk proses selanjutnya, yaitu loading dan crushing.

Pada proses loading, fragmentasi batuan berperan dalam mengoptimalkan digging

rate shovel. Kemudian agar proses crushing optimum diameter fragmentasi yang

dibutuhkan oleh crusher ≤60 cm. Tonase hasil peledakan saat ini sebesar 34,202

ton/hari, dengan rata-rata distribusi fragmentasi 68,850 cm. Oleh karena itu

distribusi fragmentasi batuan hasil peledakan harus ditingkatkan untuk memenuhi

kebutuhan crusher ≤60 cm.

Page 16: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

2

Dalam operasi peledakan, salah satu parameter keberhasilan suatu

operasi peledakan ialah fragmentasi batuan, berkurangnya flyrock, dan groud

vibration yang kecil. Hasil peledakan itu sendiri tergantung pada bagaimana

rancangan geometri dan pola peledakan yang diterapkan pada setiap operasi

peledakan.

Geometri peledakan aktual dimana spacing dan burden yang diterapkan

5 m x 5 m dengan kedalaman lubang ledak 11 m, untuk kedalaman lubang edak

bisa berubah tergantung karakteristik batuan dan terkadang digunakan spacing

dan burden 5 m x 6 m dengan kedalaman lubang ledak 12 m. Untuk saat ini

geometri dan pola peledakan yang diterapkan menggunakan elektronik detonator

yang mempunyai desain delay waktu yang lebih presisi. Dimana urutan delay

peledakan dapat diatur antara 0 ms sampai 15000 ms. Sehingga dengan demikian

akan diperoleh waktu yang akurat dan fleksibel untuk mendapatkan fragmentasi

yang lebih bagus dengan powder factor yang sama digunakan pada non elektronik

detonator. Setiap batuan mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu

diperlukan pengaturan geometri dan pola peledakan yang tepat agar didapat

distribusi energi yang maksimal pada batuan ketika peledakan.

Tidak ada formula yang jelas dan pasti untuk menghitung keberhasilan

pada suatu peledakan, sehingga untuk itu diperlukan pengamatan terhadap setiap

geometri peledakan (burden, spacing, tinggi jenjang, kedalaman lubang ledak, dan

stemming) dan pola peledakan yang telah dilakukan sebelumnya, sehingga dari

Page 17: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

3

data sebelumnya dapat diambil kesimpulan bagaimana geometri dan pola

peledakan yang tepat untuk peledakan pada suatu karakteristik batuan tertentu.

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tugas akhir akan

membahas masalah tentang “Perancangan Geometri Dan Pola Peledakan untuk

Mendapatkan Hasil Fragmentasi Optimum pada Quarry Bukit Karang Putih

PT. Semen Padang Sumatera Barat“.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat di indentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Jarak flyrock masih cukup jauh dengan radius 100 m dari lokasi kegiatan

peledakan.

2. Masih banyak boulder yang terbentuk dari kegiatan peledakan.

3. Geometri peledakan kurang tepat sehingga fragmentasi yang dihasilkan tidak

sesuai dengan kebutuhan crusher (≤60 cm).

4. Pola peledakan belum bisa memaksimalkan distribusi energi bahan peledak.

5. Inisiasi peledakan masih belum optimum.

6. Fragmentasi peledakan yang belum sesuai dengan kebutuhan crusher

(≤60 cm).

1.3. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan dibahas

sebagai berikut:

Page 18: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

4

1. Rancangan geometri peledakan di front I dan front II pada Quarry Bukit

Karang Putih PT. Semen Padang.

2. Pola peledakan di front I dan front II pada Quarry Bukit Karang Putih PT.

Semen Padang.

3. Fragmentasi peledakan diameter (2,5 cm-100 cm) dari hasil kegiatan peledakan

di front I dan front II pada Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan batasan masalah di atas, maka

dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana geometri peledakan yang ideal di front I dan front II pada

kegiatan peledakan Quarry Bukit karang Putih PT. Semen padang?

2. Bagaimana model pola peledakan di front I dan front II pada kegiatan

peledakan Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang?

3. Berapa fragmentasi batuan yang dihasilkan pada kegiatan peledakan di front I

dan front II pada kegiatan peledakan Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen

Padang?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Merancang geometri peledakan yang akan diterapkan pada kegiatan peledakan

di front I dan front II Quarry Bukit karang Putih PT. Semen padang.

2. Merancang pola peledakan yang akan digunakan sesuai dengan karakteristik

batuan di front I dan front II Quarry Bukit karang Putih PT. Semen padang.

Page 19: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

5

3. Menghitung fragmentasi batuan dari hasil kegiatan peledakan di front I dan

front II Quarry Bukit karang Putih PT. Semen padang.

1.6. Manfaat Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentunya harus ada manfaat yang diperoleh

dari penelitian tersebut baik bagi perusahaan, kampus, maupun peneliti. Adapun

manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah:

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan pembanding

bagi perusahaan dalam melakukan perancangan geometri dan pola peledakan agar

dapat memaksimalkan kegiatan peledakan.

b. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat di bangku

perkuliahan ke dalam bentuk penelitian, meningkatkan kemampuan peneliti dalam

menganalisa dan memecahkan suatu permasalahan, menambah wawasan dan

pengetahuan. Penelitian yang dilakukan dapat dijadikan modal berharga bagi

peneliti menuju dunia pekerjaan nantinya, dan peneliti dapat ilmu dan pengalaman

yang tidak ada di bangku perkuliahan khususnya di bidang peledakan.

c. Bagi institusi STTIND Padang

Penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan

mahasiswa/mahasiswi yang membacanya, dapat dijadikan sebagai salah satu

masukan untuk pembuatan jurnal dan dapat dijadikan sebagai referensi dan

pedoman bagi mahasiswa/mahasiswi yang akan melakukan penelitian

Page 20: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

6

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.1. Tinjauan Umum Perusahaan

2.1.1 Profil Perusahaan

PT. Semen Padang (Perusahaan) didirikan pada tanggal 18 Maret 1910

dengan nama NV Nederlandsch Indische Portland Cement Maatschapij (NV

NIPCM) yang merupakan pabrik semen pertama di Indonesia. Kemudian pada

tanggal 5 Juli 1958 Perusahaan dinasionalisasi oleh Pemerintah Republik

Indonesia dari pemerintah Belanda. Selama periode ini, Perusahaan mengalami

proses kebangkitan kembali melalui rehabilitasi dan pengembangan kapasitas

pabrik Indarung I menjadi 330,000 ton/tahun. Selanjutnya pabrik melakukan

transformasi pengembangan kapasitas pabrik dari teknologi proses basah menjadi

proses kering dengan dibangunnya pabrik Indarung II, III, dan IV untuk

menambah jumlah produksi, maka PT. Semen Padang membagun unit Indarung

V sehingga kapasitas terpasang sampai saat ini total keseluruhan adalah 5,360,000

ton/tahun dan sekarang PT. Semen Padang sedang membangun Unit Indarung VI,

dengan spesifikasi pabrik adalah sebagai berikut:

1. Pabrik Indarung I (wet procces) menghasilkan 120,000 ton per tahun,

dibangun pada tahun 1910. Pabrik ini di stop sejak tahun 1998.

2. Pabrik Indarung II (dry procces) menghasilkan 660,000 ton per tahun,

dibangun pada tahun 1978.

Page 21: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

7

3. Pabrik Indarung III (dry procces) menghasilkan 660,000 ton per tahun,

dibangun pada tahun 1985.

4. Pabrik Indarung IV (dry procces) menghasilkan 1,620,000 ton per tahun,

dibangun pada tahun 1987.

5. Pabrik Indarung V (dry procces) menghasilkan 2,300,000 ton per tahun,

dibangun pada tahun 1998.

2.1.2. Lokasi dan Kesampian Daerah

PT. Semen Padang berlokasi di kelurahan Indarung, kecamatan Lubuk

Kilangan, Kotamadya Padang, Sumatera Barat. ±15 km di sebelah timur kota

Padang yang terletak pada koordinat 100°28ʹ05ʺ BT–100°28ʹ55ʺ BT dan 00°57ʹ50ʺ

LS–00°58ʹ55ʺLS dengan Ketinggian 225 m dari permukaan laut dengan puncak

tertinggi mencapai 549 m dari permukaan laut. Indarung terletak di kaki

Pegunungan Bukit Barisan, di daerah ini mengalir beberapa sungai antara lain

Sungai Batang Kuranji, Sungai Batang Idas, Sungai Batang Kasumba dan Sungai

Batang Arau. Quarry batugamping (Bukit Karang Putih) terletak di Kelurahan

Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan ±2 Km dari pabrik Semen Padang ke

arah selatan Indarung yang dihubungkan dengan sebuah jalan yang terbuat dari

beton. lokasi penambangan di Quarry Karang Putih ini berbatas dengan beberapa

wilayah diantaranya:

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman.

2. Sebelah timur berbatasan dengan Kotamadya Solok dan Kabupaten Solok.

3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan.

Page 22: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

8

4. Sebelah barat berbatasan dengan Lautan Hindia, Kotamadya Padang

merupakan salah satu Daerah tingkat II di wilayah Propinsi Sumatera Barat

dengan luas 694,96 Km² meliputi wilayah kecamatan dan terdiri dari 193

wilayah kelurahan.

PT. Semen Padang merupakan BUMN dibawah Dirjen Industri Logam,

Mesin dan Kimia, Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Kegiatan-kegiatan

perusahaan dikendalikan oleh putra-putri Indonesia dengan berbagai latar

belakang pendidikan.

Sumber:Google Map

Gambar 2.1

Lokasi PT. Semen Padang

Quarry PT.

Semen Padang

Komplek Perkantoran

PT. Semen Padang

Pelabuhan Teluk

Bayur

Page 23: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

9

2.1.3. Keadaan Geologi Regional

Secara regional daerah penelitian terletak pada lereng sebelah barat

dari jalur pegunungan Bukit Barisan. Dari hasil penyelidikan Kastowo dan

Gerhard (1972) diketahui bahwa daerah batuan yang tertua dan tersingkap di

sekitar Indarung dan sekitarnya berumur tersier jura, terdiri dari

kelompok batuan metemorf yang umumnya mendasari perbukitan dan

pegunungan–pegunungan. Kelompok batuan ini terdiri dari batuan metamorf,

batu lanau yang berasosiasi dengan filit dan batu lempung tufa

yang bersifat marmeran kristalin.

Di atas batuan Pra-Tersier tersebut secara tidak selaras diendapkan

kelompok batuan Vulkanik Tersier Kuarter dan endapan Kuarter ini terdiri dari

aliran–aliran (lahar, konglomerat), persilangan antara andesit dan tufa kristal yang

sangat keras. Untuk endapan kuarter terdiri dari endapan kipas alluvial yang

merupakan hasil rombakan dari endapan gunung api dan sebagian kelompok

batuan paling mudah adalah endapan aluvial, terdiri dari bongkah–bongkah

batuan beku, kerikil, pasir dan lanau yang bersifat lepas. Keadaan geologi daerah

ini merupakan bukit yang sangat terjal dengan sudut lereng alami mencapai lebih

dari 450.

Bukit Karang Putih umumnya di tempati oleh batugamping atau

marmer dan terobosan–terobosan batuan beku (basalt, andesit dan granitis).

Lapisan batugamping terletak diatas batu lempung tufaan dengan ketebalan

100–350 m. Di sebelah selatan lokasi penambangan ditemukan batuan basalt.

Hal ini dapat diperkirakan bahwa di daerah ini terdapat ekstruksi basalt,

Page 24: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

10

ekstruksi inilah yang menyebabkan terjadinya penghabluran batugamping menjadi

kalsit dengan kristal yang besar–besar. Batuan tertua yang dijumpai pada Bukit

Karang Putih ialah batuan kerisikan yang sebenarnya terdiri dari lempung tufaan

yang berasosiasi dengan rijang chert. Dinding–dinding bukit batu ini

memperlihatkan gejala pelarutan melalui kekar–kekar yang terlihat dari adanya

gua–gua di daerah tersebut.

2.1.4. Keadaan Morfologi

Bukit Karang Putih yang merupakan lokasi penambangan batugamping

untuk pabrik PT. Semen Padang mempuyai luas kurang dari 1,6 Km2. Morfologi

daerah di dominasi oleh perbukitan lereng terjal sekitar 65%-70% dan mempuyai

punggung kearah selatan dengan puncak yang melandai dan bergelombang

umumnya di tempati oleh batugamping atau marmer dan terobosan–terobosan

batuan beku.

Lokasi penambangan yang berada dikelurahan Indarung dan Batu

Gadang yang secara fisiografis termasuk dalam sistem penghubung Bukit Barisan

Van Bemmelen, Lang yang memanjang dari Barat laut ke Tenggara di sepanjang

Pulau Sumatera dan ditempati oleh Pra Tersier sampai Kuarter. Satuan morfologi

yang membentuk daerah penambangan bervariasi dari perbukitan landai

bergelombang sampai terjal.

Pada daerah indarung dan sekitarnya terdiri dari dataran rendah, daerah

perbukitan rendah dan daerah perbukitan tinggi. Dataran rendah keadaan

morfologinya pada umumnya hampir rata dengan variasi sedikit merupakan

perbukitan landai dengan ketinggian antara 130 m–250 m diatas permukaaan laut.

Page 25: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

11

Daerah ini terletak di bagian timur laut Bukit Karang Putih, berbatuan alluvial

berupa pasir sungai, lempung agak keras dan lempung dari hasil endapan Sungai

Idas dan Sungai Sako berupa pasir, lanau, kerikil dan bongkahan–bongkahan

batuan vulkanik. Daerah perbukitan tinggi terdiri dari puncak–puncak yang

menonjol berupa karang berwarna putih dengan ketinggian 450 m diatas

permukaan laut, berwarna putih dan batuanya terdiri dari batugamping dan andesit

yang membentuk dinding–dinding terjal dan banyak ditumbuhi pepohonan (pohon

jati, pinus dan lain–lain), disertai kontrol patahan berarah laut–tenggara tampak

cukup jelas.

2.1.5. Keadaan Litologi

Secara umum litologi penyusun satuan batuan ini di dominasi oleh

batuan rijang (Chert), Filit (sekisan), batu sabak dan konglomerat, yang hanya

tersingkap setempat-setempat pada alur sungai batang Idas arah ke hulu. Di

lapangan, tidak di jumpai kontak yang jelas di antara litologi di atas. Secara umum

hanya di jumpai perubahan secara berangsur dari Batugamping kristalin menjadi

marmer, sedangkan batugamping hablur di jumpai pada zona sesar atau hancuran.

Batugamping hablur (sugary limestone) berwarna putih keabu-abuan, putih

kecoklatan, dan mengandung mineral kalsit 95% hingga 100%.

Page 26: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

12

Sumber:PT. Semen Padang

Gambar 2.2

Stratigrafi Daerah Lubuk Kilangan, Bukit Karang Putih

2.1.6. Struktur Geologi

Struktur geologi yang ada yaitu, kekar, bidang sesar dan hancuran atau

bereaksiasi. Gejala struktur geologi atau bantuan untuk mengarah ke terjadinya

struktur geologi yang lain adalah kelurusan sungai.

Struktur kekar yang pada umumnya masih terbuka dan pada beberapa

lokasi ada yang terisi oleh mineral kalsit atau mineral ubahan lainnya. Sesar

batang idas, diantara sesar yang ada, sebelah timur bukit batu putih, memiliki

bidang sesar yang arahnya N600E/71

0, net slip 60

0, N208

0E dan rake 60

0. Sesar-

sesar yang lain adalah:

1. Sesar ngalau breasiasi berupa bidang sesar.

2. Sesar air luhung.

Page 27: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

13

3. Sesar batu putih.

4. Sesar karang putih.

5. Sesar lubuak paraku.

2.1.7. Cadangan dan Sifat Fisik Gamping di Quarry Karang Putih

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh direktorat geologi tahun

1974, bahwa cadangan batugamping yang terdapat di Quarry Karang Putih

adalah sebesar 404,437,044 ton dengan luas daerah lebih kurang 1,65 x 0,6 km,

dengan ketebalan rata–rata 100-250 meter yang terletak diantara batu terkersikan,

sebagai batuan penutupnya adalah batu rijang. Cadangan batugamping ini adalah

cadangan yang terbesar di Indonesia yang mempuyai dua jenis batugamping

yaitu Hard Limstone.

Berdasarkan hasil analisis contoh permukaan dan inti bor di

laboratorium, maka batugamping di daerah tersebut mempuyai sifat fisik, yaitu:

1. Warna : Putih susu / bening , abu–abu, terang, sampai abu gelap

2. Kekerasan : 3–5 Skala Mohs

3. Belahan : Bentuk sempurna

4. Pecahan :Kaca bentuk earthly

5. Sifat dalam : Keras, liat hingga yang brittle

6. Density : 2,5 ton / BCM : 1,6 ton/ LCM

7. Kandungan unsur kimia:

a. CaO : 52 %

b. SiO : 7%

c. FeO : 0,7 %

Page 28: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

14

d. MgO : 0,44 %

e. H2O : 44 %

8. Ketahanan : Keras dan kompak

9. Sisipan : Lempung tufaan berasosiasi dengan rijang, kalsit dan marmer

10. Test Kompresor:

Hard Limestone : 570,4 – 810 kg/cm2

Test abrasive : 0,084 – 0,115 mm / mnt

Gelombang seismik : 2,2–4,7 km/s

Tahanan jenis : 480–2000 ohm/m

2.1.8. Genesa Batugamping

Dikenal batugamping non-klastik, merupakan koloni dari binatang laut

antara lain Coelenterata, Molusca, Protozoa, Foraminifera. Batugamping Koral

merupakan pertumbuhan/perkembangan koloni Koral. Batugamping klastik,

merupakan hasil rombakan jenis batugamping non klasik melalui proses erosi oleh

air, transportasi, sortasi, sedimentasi. Oleh karenanya selama proses tersebut

terikut jenis mineral lain yang merupakan pengotor dan memberi warna pada

batugamping yang bersangkutan. Dikenal jenis kalsidurit apabila batugamping

tersebut fragmental, kalkarenit apabila batugamping terebut berukuran pasir, dan

kalsilutit apabila batugamping tersebut berukuran lempung. Tingkat pengotoran/

kontaminasi oleh mineral asing berkaitan erat dengan ukuran butirnya. Pada

umumnya jenis batugamping ini dilapangan menunjukkan berlapis. Adanya

perlapisan dan struktur sedimen yang lain serta adanya kontaminasi mineral

Page 29: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

15

tertentu yang akan memberi warna dalam beberapa hal memberikan nilai tambah

setelah batugamping tersebut terkena sentuhan teknologi.

Selain itu mata air mineral dapat pula mengendapkan batugamping

yang disebut sebagai endapan sinter kapur. Batugamping jenis ini terjadi karena

proses kimia di alam, peredaran air panas alam maka melarutlah batugamping di

bawah permukaan yang kemudian diendapkan kembali dipermukaan bumi.

Secara kimia batugamping terdiri atas kalsium karbonat (CaCO3). Di

alam tidak jarang pula dijumpai batugamping magnesium. Kadar magnesium yang

tinggi mengubah batugamping menjadi batugamping dolomitan dengan komposisi

kimia CaCO3MgCO3. Hasil penyelidikan hingga kini meyebutkan bahwa kadar

Calsium Oksida batugamping di Jawa umumnya tinggi (CaO>50%). Selain

magnesium batugamping ada yang tercampur dengan lempung, pasir, bahkan jenis

mineral lain. Terjadi secara organik, mekanik atau secara kimia.

1. Organik: pengendapan binatang karang/cangkang siput, foraminifera,

koral/kerang

2. Mekanik: bahannya sama dengan organik yang berbeda hanya terjadinya

perombakan dari batugamping tersebut yang kemudian terbawa arus dan

diendapkan tidak terlalu jauh dari tempat semula

3. Kimia: terjadi pada kondisi iklim dan suasana lingkungan tertentu dalam air

laut atau air tawar.

Selain yang pejal (masif) dijumpai pula batugamping yang sarang

(porus). Mengenai warna dapat dikatakan bervariasi dari putih susu, abu -abu tua,

coklat, merah, bahkan hitam. Semuanya disebabkan karena jumlah dan jenis

Page 30: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

16

pengotor yang ada. Warna kemerahan disebabkan oleh mangan, oksida besi

sedang kehitaman karena zat organik.

Air hujan yang mengandung CO2 dari udara dan CO2 hasil pembusukan

zat organik di permukaan setelah meresap kedalam tanah dapat melarutkan

batugamping yang di laluinya sepanjang rekahan. Reaksi kimia yang berlangsung

adalah:

CaCO3 + 2 CO2 + H2O Ca(HCO3 )2 + CO2

Ca(HCO3)2 larut dalam air sehingga lambat laun terjadi rongga dalam

bentuk gua atau sungai bawah tanah. Seperti dijelaskan di muka, secara geologi

batugamping mungkin berubah menjadi dolomitan (MgO 2,2%-10,9%) atau

dolomit (MgO > 19,9%) karena pengaruh pelindian (leaching) atau peresapan

unsure magnesium dari laut kedalam batugamping tersebut. Disamping itu

dolomit juga diendapkan secara tersendiri atau bersamaan dengan batugamping.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pemboran

Pemboran adalah kegiatan dengan bantuan alat berat mekanis untuk

menyiapkan lubang yang berdiameter homogen, dan kedalaman yang bisa

ditentukan dan berada di atas batuan keras.

Geometri pemboran antara lain adalah diameter lubang bor, kedalaman

lubang ledak, kemiringan lubang ledak, tinggi jenjang dan juga pola pemboran.

Page 31: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

17

2.2.1.1. Diameter Lubang Ledak

Menentukan diameter lubang ledak berdasarkan dari volume massa

batuan yang akan dibongkar, tinggi jenjang, tingkat fragmentasi yang diinginkan,

mesin bor yang digunakan, dan kapasitas alat muat yang akan digunakan.

Diameter lubang ledak yang dibuat terlalu kecil akan mengurangi faktor energi

yang dihasilkan, sehingga tidak cukup untuk membongkar batuan. Jika diameter

terlalu besar maka hasil fragmentasi batuan tidak baik, terutama pada batuan yang

banyak terdapat kekar dengan spacing yang rapat. Selain itu dari tinggi jenjang,

dengan diameter lubang yang besar, untuk menghindari getaran dan flying rock,

stemming yang digunakan akan relatif lebih banyak. Sedangkan untuk lubang

ledak yang kecil, maka jumlah stemming dapat dikurangi.

2.2.1.2. Kedalaman Lubang Ledak

Kedalaman lubang ledak biasanya disesuaikan dengan tinggi jenjang

yang diterapkan. Untuk mendapatkan lantai jenjang yang rata maka kedalaman

lubang ledak hendaknya lebih dalam dari level jenjang, yang mana kelebihan dari

pada level jenjang ini disebut subdrilling.

2.2.1.3. Arah Pemboran

Pada kegiatan pemboran ada dua macam arah lubang ledak yaitu

arah tegak (vertical) lurus dan arah miring. Dengan lubang bor miring biasanya

untuk mengurangi problem back break dan lebih dari itu lubang bor miring

mempunyai banyak keuntungan dari pada yang tegak yaitu:

Page 32: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

18

1. Biasanya mengurangi biaya pemboran dan konsumsi bahan peledakan karena

dengan burden yang lebih besar.

2. Akan diperoleh jenjang (bench) yang lebih besar.

3. Mengurangi resiko timbulnya tonjolan dan back break.

4. Hasil tumpukan lebih bagus.

Dengan pemboran miring gelombang ledak (shock wave) yang

dipantulkan dari lantai dasar jenjang yang lebih besar.

Dengan pemboran tegakada bagian atas jejang kurang bagus

karena ada back break, fragmentasi kurang dan pada bagian lantai

dasar daya ledak tidak sperti tersalurkan, tapi dengan lubang bor miring yang

biasanya dengan kemiringan 3:1 (18°) bisa menghindari maslah tersebut diatas.

Sebaliknya terdapat beberapa kerugian atau kesulitan dalam membuat lubang bor

miring, antara lain:

Sumber: PT. Semen Padang

Gambar 2.3

Lubang Bor Tegak dan Lubang Bor Miring

Lantai Atas

Lantai Bawah 450

450

Daerah bongkar besar

Daerah backbreak

Stemming

Gel.Tekan diteruskan

Gel.Tekan dipantulkan

450

450

Lantai Atas

Lantai Bawah

Lubang bor Tegak

Lubang bor miring

Daerah bongkar besar

Gel.Tekan dipantulkan

Daerah backbreak

Stemming

Gel.Tekan diteruskan

Page 33: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

19

1. Sulit melakukan pemboran secara akurat, khususnya bila pemboran yang lebih

dalam.

2. Diperlukan supervision yang kuat.

Disamping itu drillhole straihness adalah faktor yang penting, jika arah

pemboran tidak lurus akan memberikan pengaruh terhadap biaya pemboran

dan peledakan yang condong besar. Disamping itu berakibat jarak spacing atau

burden akan berubah dari desain yang telah ditetapkan, karena saling

berhimpitan/mengecil/membesar.

2.2.1.4. Pola Pemboran

Pola pemboran sangat diperlukan untuk menempatkan titik-titik

dengan pola tertentu yang kemudian dilakukan pemboran pada titik-titik

tersebut. Pola pemboran pada tambang terbuka dapat diklasifikasikan menjadi

dua macam, yaitu:

1. Square Drill Pattern

Pada setiap kolomnya merupakan suatu pola pemboran yang

mempunyai jarak burden dan spacing yang sama.

2. Rectangular Drill Pattern

Merupakan suatu pola pemboran dimana jarak spacing dalam suatu

baris lebih besar dari pada jarak burden.

Page 34: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

20

Sumber: PT. Semen Padang

Gambar 2.4

Pola Pemboran Square dan Rectangular

3. Staggered (selang seling / zig zag)

Merupakan suatu pola pemboran lubang tembak selang-seling baik

pada squre drill pattern maupun pada rectangular drill pattern.

Sumber: PT. Semen Padang

Gambar 2.5

Pola Pemboran: 1.Sejajar (Paralel) dan

2.Selang-Seling (Staggered)

Free Face

B

S 1.) S = Spacing

B = Burden

Free Face

B

S 2.)

S = Spacing

B = Burden

B

Page 35: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

21

2.2.2. Mekanisme Peledakan

Kegiatan pembongkaran pada batuan yang sangat keras dilakukan

dengan cara pemboran dan peledakan dengan tujuan untuk menghancurkan

batuan menjadi material dengan fragmentasi tertentu yang sesuai dengan proses

selanjutnya. Apabila ukuran fragmentasi bertambah (ukuran makin kecil), maka

biaya pemboran dan peledakan juga bertambah, tetapi biaya pemuatan,

pengangkutan dan peremukan menurun. Untuk mencapai keadaan tersebut

diperlukan pengamatan terhadap pola pemboran, pola peledakan, geometri

peledakan, karakteristik atau sifat-sifat fisik batuan yang diledakkan, dan sifat-

sifat bahan peledak yang digunakan.

2.2.2.1. Mekanisme Pecahnya Batuan

Terdapat beberapa teori yang berhubungan dengan proses pecahnya

batuan. Proses pecahnya batuan oleh peledakan dapat dibagi dalam tiga, yaitu:

1. Proses Pemecaha Tahap I ( Pembebanan Dinamik)

Pada saat bahan peledak meledak, tekanan tinggi yang ditimbulkan

akan menghancurkan batuan di daerah sekitar lubang tembak. Gelombang kejut

yang meninggalkan lubang tembak merambat dengan kecepatan 2,750–5,200

ft/det akan mengakibatkan tegangan tangensial yang menimbulkan rekahan radial

yang menjalar dari daerah lubang tembak. Rekahan radial pertama terjadi dalam

waktu 1–2 ms.

Page 36: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

22

Sumber: Jefri Hansen, 2013.

Gambar 2.6

Proses Pemecahan Tahap Pertama

2. Proses Pemecahan Tahap II ( Pembebanan Kuasi–Statik)

Tekanan akibat gelombang kejut yang meninggalkan lubang tembak

pada proses pemecahan tahap I adalah positif. Apabila gelombang kejut mencapai

bidang bebas (Free Face), gelombang tersebut akan dipantulkan.

Bersamaan dengan itu tekanannya akan turun dengan cepat dan

kemudian berubah menjadi negatif serta menimbulkan gelombang tarik (Tension

Wave). Gelombang tarik ini merambat kembali di dalam batuan. Oleh karena kuat

tarik batuan lebih kecil dari pada kuat tekan, maka akan terjadi rekahan-rekahan

(Primary Failure Cracks) karena tegangan tarik yang cukup kuat, sehingga

menyebabkan terjadinya pecahan batuan (Spalling) pada bidang bebas.

Dalam proses pemecahan tahap I dan II fungsi dari energi yang

ditimbulkan oleh gelombang kejut adalah membuat sejumlah rekahan-rekahan

kecil pada batuan. Secara teoritis jumlah energi gelombang kejut hanya berkisar

antara 5–15 % dari energi total bahan peledak.

Page 37: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

23

Sumber: Jefri Hansen, 2013.

Gambar 2.7

Proses Pemecahan Tahap Kedua

3. Proses Pemecahan Tahap III ( Pelepasan Beban)

Di bawah pengaruh tekanan sangat tinggi dari gas-gas hasil peledakan

maka rekahan radial utama (tahap II) akan diperbesar secara cepat oleh efek

kombinasi dari tegangan tarik yang disebabkan kompresi radial dan pembajian.

Apabila massa di depan lubang tembak gagal mempertahankan

posisinya dan bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi yang berada dalam

batuan akan dilepaskan, seperti spiral kawat yang ditekan kemudian dilepaskan.

Akibat pelepasan tegangan tekan ini akan menimbulkan tegangan tarik yang

besar di dalam massa batuan.

Tegangan tarik inilah yang melengkapi proses pemecahan batuan yang

sudah dimulai pada tahap II. Rekahan yang terjadi dalam proses pemecahan tahap

II merupakan bidang-bidang lemah yang membantu fragmentasi utama pada

proses peledakan.

Page 38: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

24

Sumber: Jefri Hansen, 2013.

Gambar 2.8

Proses Pemecahan Tahap Ketiga

2.2.2.2. Geometri Peledakan

Geometri peledakan terdiri dari beberapa parameter yaitu burden,

spacing, stemming, subdrilling dan kedalaman lubang ledak. Dalam mencari

besaran geometri peledakkan jenjang, ada beberapa persamaan yang dapat dipakai

antara lain rumus R.L Ash, rumus C.J Konya, rumus ICI. Explosive.

1. Rumusan mencari geometri peledakan menurut R.L Ash.

a. Burden (B)

Burden dapat didefinisikan sebagai jarak tegak lurus dari lubang ledak

terhadap bidang bebas yang terdekat saat terjadi peledakan. burden

merupakan variabel yang sangat penting dalam mendesain peledakan. Jarak

burden ini sangat erat hubungannya dengan diameter lubang ledak.

Nilai burden juga dipengaruhi oleh kerapatan (densitas) batuan yang akan

diledakan, kecepatan rambat bahan peledak digunakan serta densitas bahan

peledak. Untuk menghitung burden, dapat digunakan persamaan berikut.

Page 39: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

25

................................(2.1)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

B = burden (Ft)

De = Diameter lubang ledak (inchi)

Kb = Nisbah burden yang telah dikoreksi

Nilai nisbah yang telah dikoreksi didapat dari persamaan berikut:

.................................(2.2)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

Kbstd = Nisbah burden standar (30)

AF1 = Faktor penyesuaian terhadap bahan peledak

AF2 = Faktor penyesuaian kerapatan batuan

Nilai faktor penyesuaian terhadap bahan peledak dapat dicari dengan

persamaan berikut:

................................(2.3)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan :

Sg = Spesific Gravity bahan peledak yang dipakai

Ve = Kecepatan ledak bahan peledak yang dipakai (Ft/s)

Sgstd = Spesific Gravity bahan peledak standar (1,2)

Vstd = Kecepatan ledak bahan peledak standar (12000 Ft/s)

B = ( Kb x De ) / 12

Kb = Kbstd x AF1 x AF2

32

2

1)(

)(

stdhandakVxstdhandakSG

handakVxhandakSGAF

Page 40: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

26

Sedangkan harga faktor penyesuaian terhadap kerapatan batuan dapat

dicari menggunakan persamaan berikut:

.....................................(2.4)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

SGstd = Kerapatan batuan standar (160 Lb/Cuft)

SG = Kerapatan batuan yang diledakkan (Lb/Cuft)

b. Spacing (S)

Spacing adalah jarak antara lubang ledak yang satu dengan lubang ledak

yang lainnya dalam satu baris. Harga spacing sangat tergantung dari harga

burden. Persamaan yang digunakan untuk mencari besarnya spacing adalah

sebagai berikut:

.....................................(2.5)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

S = spacing (m)

Ks = Spacing ratio, yang mempunyai nilai antara 1–2

Bila masing-masing lubang tembak diledakkan sendiri-sendiri, dengan

interval waktu yang panjang, maka tidak akan terjadi interaksi gelombang

energi antar muatan yang berdekatan sehingga memungkinkan setiap

lubang tembak akan meledak dengan sempurna. Jika interval waktu

32

batuanSG

stdbatuanSGAF

S = Ks x B

Page 41: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

27

diperpendek atau lubang tembak diledakkan secara serentak akan terjadi

efek ledakan yang kompleks.

Prinsip dasar yang digunakan dalam menentukan besarnya spacing adalah:

1) Bila lubang tembak dalam satu baris dinyalakan secara beruntun

(delay), maka nilai Ks = 1 atau S = B.

2) Bila lubang tembak dalam satu baris dinyalakan serentak, maka nilai Ks

= 2 atau S = 2B

3) Bila lubang tembak terdiri dari beberapa baris dan dinyalakan secara

beruntun untuk setiap baris dalam arah lateral terhadap baris lainnya

secara serentak, maka pola pemborannya dibuat segi empat untuk

mengatasi ketidak seimbangan tekanan.

4) Bila dalam baris-baris lubang tembak, setiap baris dinyalakan secara

serentak dan antara baris yang satu dengan lainnya tunda, maka pola

pemborannya harus dibuat selang-seling.

c. Stemming (T)

Stemming adalah bagian lubang ledak yang tidak terisi bahan peledak, tetapi

diisi dengan material seperti cutting dan material lepas lainnya yang berada

di atas kolom isian bahan peledak. Fungsi utama dari stemming ini adalah

untuk mengurung gas-gas hasil proses peledakan agar energi hasil

peledakan dapat terdistribusi secara maksimal ke sekeliling lubang ledak.

Persamaan yang digunakan untuk mencari nilai stemming adalah:

Page 42: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

28

.....................................(2.6)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

T = stemming (m)

Kt = stemming ratio, yang bernilai antara 0,7–1

d. Subdrilling (J)

Subdrilling adalah kelebihan kedalaman yang terdapat di bawah batas floor

jenjang. Tujuan utama dibuatnya subdrilling ini adalah supaya batuan dapat

meledak secara full face yang sesuai harapan dan menghindari adanya toe.

Secara teoritis, subdrilling dapat dicari dengan menggunakan rumus berikut:

.....................................(2.7)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

J = subdrilling (m)

Kj = subdrilling ratio, dengan nilai antara 0,2 – 0,4

e. Kedalaman lubang ledak (H)

Kedalaman lubang ledak merupakan kedalaman lubang yang akan

diledakkan yang merupakan penjumlahan antara tinggi jenjang dengan

subdrilling. Kedalaman lubang ledak tidak boleh lebih kecil dari burden.

Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya overbreak. Kedalaman

lubang ledak dapat ditentukan berdasarkan geometri peledakan atau dapat

juga disesuaikan dengan ketinggian jenjang yang ada. Bila ditentukan

berdasarkan geometri peledakan, maka dapat digunakan rumus:

T = Kt x B

J = Kj x B

Page 43: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

29

.....................................(2.8)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

H = Kedalaman lubang ledak (m)

Kh = hole depth ratio, yang bernilai antara 1,5 – 4,0

2. Rumusan menentukan geometri peledakan menurut C.J Konya.

a. Burden (B)

Untuk mencari nilai burden digunakan rumus berikut:

B = 3,15 x De x ....................................(2.9)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

B = burden (ft)

De = Diameter lubang ledak (inchi)

SGe = Berat jenis bahan peledak yang dipakai

SGr = Berat jenis batuan yang akan dibongkar

b. Spacing (S)

Nilai spacing ditentukan dari sistem tunda dan perbandingan tinggi

jenjang (L) dan burden (B). Jika ledakan serentak dalam satu baris lubang

ledak (instantaneous)/ (row by row).

L/B < 4 maka, S = 3

)2( BL

.....................................(2.10)

L/B >4 maka, S = 2B

H = Kh x B

3

SGr

SGe

Page 44: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

30

Jika ledakan beruntun dalam tiap baris lubang ledak (delay).

L/B < 4 maka, S = 8

)7( BL ......................................................(2.11)

L/B > 4 maka, S = 1,4 B

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

c. Stemming (T)

Untuk batuan massive, T = B

Untuk batuan berlapis, T = 0,7B ....................................(2.12)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

d. Subdrilling (J)

J = 0,3B ....................................(2.13)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

e. Kedalaman lubang ledak (H)

H = L + J ....................................(2.14)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

3. Rumusan untuk menentukan geometri peledakan menurut ICI-Explosive.

Tiap parameter geometri peledakan ditentukan oleh nilai diameter

lubang ledak (d), Sebagai berikut:

a. Burden (B)

B = 25d – 40d ....................................(2.15)

b. Spacing (S)

S = 1B – 1,5B ....................................(2.16)

Page 45: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

31

c. Stemming (T)

T = 20d -30d ....................................(2.17)

d. Tinggi Jenjang (H)

H = 60d – 140d ....................................(2.18)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

2.2.3. Bahan Peledak

Bahan peledak yang dimaksudkan adalah bahan peledak kimia yang

didefinisikan sebagai suatu bahan kimia senyawa tunggal atau campuran

berbentuk padat, cair, atau campurannya yang apabila diberi aksi panas, benturan,

gesekan atau ledakan awal akan mengalami suatu reaksi kimia eksotermis sangat

cepat dan hasil reaksinya sebagian atau seluruhnya berbentuk gas disertai panas

dan tekanan sangat tinggi yang secara kimia lebih stabil.

Panas dari gas yang dihasilkan reaksi peledakan tersebut sekitar

4000C. Adapun tekanannya, menurut Langerfors dan Kihlstrom (1978), bisa

mencapai lebih dari 100,000 atm setara dengan 101,500 kg/cm² atau 9,850 MPa

(10.000 MPa). Sedangkan energi per satuan waktu yang ditimbulkan sekitar

25,000 MW atau 5,950,000 kcal/s. Perlu dipahami bahwa energi yang sedemikian

besar itu bukan merefleksikan jumlah energi yang memang tersimpan di dalam

bahan peledak begitu besar, namun kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan

yang sangat cepat, yaitu berkisar antara 2500-7500 meter per second (m/s). Oleh

sebab itu kekuatan energi tersebut hanya terjadi beberapa detik saja yang lambat

laun berkurang seiring dengan perkembangan keruntuhan batuan.

Page 46: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

32

2.2.4. Reaksi Bahan Peledak

Peledakan akan memberikan hasil yang berbeda dari yang diharapkan

karena tergantung pada kondisi eksternal saat pekerjaan tersebut dilakukan yang

mempengaruhi kualitas bahan kimia pembentuk bahan peledak tersebut. Panas

merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia pembentuk bahan

peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan deflragrasi dan

terakhir detonasi. Proses dekomposisi bahan peledak diuraikan sebagai berikut:

1. Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan dijaga

keberlangsungan oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri dan

produknya berupa pelepasan gas-gas. Reaksi pembakaran memerlukan unsur

oksigen (O2) baik yang terdapat di alam bebas maupun dari ikatan molekuler

bahan atau material yang terbakar. Untuk menghentikan kebakaran cukup

dengan mengisolasi material yang terbakar dari oksigen. Contoh reaksi minyak

disel (diesel oil) yang terbakar sebagai berikut:

CH3(CH2)10CH3 + 18½ O2 12 CO2 + 13 H2O

2. Deflagrasi adalah proses kimia eksotermis di mana transmisi dari reaksi

dekomposisi didasarkan pada konduktivitas termal (panas). Deflagrasi

merupakan fenomena reaksi permukaan yang reaksinya meningkat menjadi

ledakan dan menimbulkan gelombang kejut (shock wave) dengan kecepatan

rambat rendah, yaitu antara 300–1000 m/s atau lebih rendah dari kecep suara

(subsonic). Contohnya pada reaksi peledakan low explosive (black powder)

sebagai berikut:

Page 47: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

33

a. Potassium nitrat + charcoal + sulfur

20NaNO3 + 30C + 10S 6Na2CO3 + Na2SO4 + 3Na2S +14CO2 + 10CO +

10N2

b. Sodium nitrat + charcoal + sulfur

20KNO3 + 30C + 10S 6K2CO3 + K2SO4 + 3K2S +14CO2 +10CO +

10N2

3. Ledakan, menurut Berthelot, adalah ekspansi seketika yang cepat dari gas

menjadi bervolume lebih besar dari sebelumnya diiringi suara keras dan efek

mekanis yang merusak. Dari definisi tersebut dapat tersirat bahwa ledakan

tidak melibatkan reaksi kimia, tapi kemunculannya disebabkan oleh transfer

energi ke gerakan massa yang menimbulkan efek mekanis merusak disertai

panas dan bunyi yang keras. Contoh ledakan antara lain balon karet ditiup terus

akhirnya meledak, tangki BBM terkena panas terus menerus bisa meledak, dan

lain-lain.

4. Detonasi adalah proses kimia-fisika yang mempunyai kecepatan reaksi sangat

tinggi, sehingga menghasilkan gas dan temperatur sangat besar yang semuanya

membangun ekspansi gaya yang sangat besar pula. Kecepatan reaksi yang

sangat tinggi tersebut menyebarkan tekanan panas ke seluruh zona peledakan

dalam bentuk gelombang tekan kejut (shock compression wave) dan proses ini

berlangsung terus menerus untuk membebaskan energi hingga berakhir dengan

ekspansi hasil reaksinya. Kecepatan rambat reaksi pada proses detonasi ini

berkisar antara 3000–7500 m/s. Contoh kecepatan reaksi anfo sekitar 4500 m/s.

Sementara itu shock compression wave mempunyai daya dorong sangat tinggi

Page 48: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

34

dan mampu merobek retakan yang sudah ada sebelumnya menjadi retakan

yang lebih besar. Disamping itu shock wave dapat menimbulkan symphatetic

detonation, oleh sebab itu peranannya sangat penting di dalam menentukan

jarak aman (safety distance) antar lubang. Contoh proses detonasi terjadi pada

jenis bahan peledakan antara lain:

TNT : C7H5N3O6 1,75 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 5,25 C

ANFO : 3 NH4NO3 + CH2 CO2 + 7 H2O + 3 N2

NG : C3H5N3O9 3 CO2 + 2,5 H2O + 1,5 N2 + 0,25 O2

NG + AN : 2 C3H5N3O9 + NH4NO3 6 CO2 + 7 H2O + 4 N4 + O2

2.2.5. Blasting Ratio

Volume batuan yang akan diledakkan tergantung pada dimensi

spacing, burden, tinggi jenjang, dan jumlah lubang ledak yang tersedia. Dimensi

atau ukuran spacing, burden, tinggi jenjang memberikan peranan yang penting

terhadap besar kecilnya volume peledakan. Artinya volume hasil peledakan akan

meningkat bila ukuran ketiga parameter tersebut diperbesar, sebaliknya untuk

volume yang kecil.

Volume batuan yang akan diledakkan merupakan hasil perkalian

burden, spacing, dan tinggi jenjang. Hasilnya berupa balok dan bukan volume

yang telah terberai oleh proses peledakan. Volume tersebut dinamakan volume

padat (solid atau insitu atau bank), sedangkan volume yang telah terberai disebut

volume lepas (Loose). Konversi dari volume padat ke volume lepas menggunakan

Page 49: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

35

factor berai atau swell factor, yaitu suatu faktor perubah yang dirumuskan sebagai

berikut:

SF = L

S

V

V x 100% ....................................(2.19)

Vs = B x S x H

VL = SF

H x S x B

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Untuk menyatakan hasil peledakan dalam satuan berat, maka

dialakukan pengalian volume dengan densitas batuannya, yaitu:

W = V(s,L) x ρ ....................................(2.20)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

SF = Faktor berai (%)

Vs = Volume padat, insitu, bank

VL = Volume lepas, loose

Ρ = Densitas batuan(ton/m3).

W = berat batuan (ton, kg)

Berat hasil peledakan baik dalam volume padat maupun volume lepas

bernilai sama, tetapi densitasnya berbeda, di mana densitas pada kondisi lepas

akan lebih kecil dibanding padat. Untuk batugamping densitas lepas dan densitas

solid adalah yaitu 1,6 ton/m3 dan 2,6 ton/m.

Page 50: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

36

2.2.6. Jumlah Bahan Peledak

Densitas pengisian (Loading density) adalah jumlah bahan peledak

setiap meter kedalaman kolom lubang ledak. Densitas pengisian digunakan untuk

menghitung jumlah bahan peledak yang diperlukan setiap kali peledakan.

Disamping itu, kolom lubang ledak (L) yang terbagi menjadi penyumbat atau

steaming (T) dan isian utama (PC). Bahan peledak hanya terdapat sepanjang

kolom PC, sehingga keperluan bahan peledak setiap kolom adalah perkalian PC

dengan densitas pengisian (ρd) atau:

Whandak = PC x ρd ....................................(2.21)

Wtotal handak = n x PC x ρd ....................................(2.22)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Dimana (n) adalah jumlah seluruh lubang ledak. Densitas pengisian (ρd)

dapat dicari dengan menggunakan rumus:

ρd = 4

2 dxxanfo ....................................(2.23)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

ρd = Loading density (kg/m)

ρanfo = Densitas anfo (kg/m3)

π = phi (3,14)

d = Diameter lubang ledak (m)

Page 51: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

37

2.2.7. Powder Factor

Powder Factor (PF) didefinisikan sebagai perbandingan jumlah bahan

peledak yang dipakai dengan volume peledakan, jadi satuannya kg/m3. karena

volume peledakan dapat pula dikonversi dengan berat, maka pernyataan PF bisa

pula menjadi jumlah bahan peledak yang digunakan dibagi berat peledakan atau

kg/ton. Volume peledakan merupakan perkalian dari B x S x H, jadi:

PF = HxSxB

Whandak ....................................(2.24)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

PF = powder factor (kg/m3)

W = Volume material yang diledakkan (m3)

E = Berat bahan peledak setiap lubang ledak (kg)

n = Jumlah lubang ledak

PF biasanya sudah ditetapkan oleh perusahaan karena merupakan hasil

dari beberapa penelitian sebelumnya dan juga karena berbagai pertimbangan

ekonomi. Umumnya bila hanya berpegang pada aspek teknis hasil dari

perhitungan matematis akan diperoleh angka yang besar yang menurut penilaian

secara ekonomi masih perlu dan dapat dihemat. Tolak ukur dalam menetapkan

angka PF adalah:

1. Ukuran fragmentasi hasil peledakan yang memuaskan, artinya tidak terlalu

banyak bongkahan (boulder) atau terlalu kecil. Terlalu banyak bongkahan

Page 52: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

38

harus dilakukan peledakan ulang (secondary blasting) yang berarti terdapat

tambahan biaya sebaliknya, bila fragmentasi terlalu kecil berarti boros bahan

peledak dan sudah pasti biaya tinggi pula. Ukuran fragmentasi harus sesuai

dengan proses selanjutnya, antara lain ukuran mangkok (bucket) alat muat atau

ukuran umpan (feed) mesin peremuk batu (crusher).

2. Keselamatan kerja peledakan, artinya disamping berhemat juga keselamatan

karyawan dan masyarakat di sekitarnya harus terjamin.

3. Lingkungan, yaitu dampak negatife peledakan yang menggangu kenyamanan

masyarakat sekitar harus dikurangi. Dampak negatife tersebut dapat berupa

getaran yang berlebihan, gegaran yang menyakitkan telinga dan suara yang

mengejutkan.

Dari pengalaman di beberapa tambang terbuka yang sudah berjalan

secara normal, harga PF yang ekonomis berkisar antara 0,20–0,3 kg/m3. pada

tahap persiapan (Development) harga PF tidak menjadi ukuran, karena tahap

tersebut sasarannya bukan produksi tetapi penyelesaian suatu proyek, walaupun

tidak menutup kemungkinan kadang-kadang diperoleh bijih atau bahan galian

yang dapat dipasarkan.

2.2.8. Software Peledakan

2.2.8.1. DRZ Blast

Merupakan software simulasi peledakan yang digunakan untuk

memaksimalkan perancangan peledakan per hole, efektifitas fragmentasi, powder

factor, jarak burden, spacing stemming, subdrill, airdeck, diameter lubang, tipe

Page 53: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

39

bahan peledak, ekonomisasi biaya sampai kepada perkiraan vibrasi (far field)

yang semuanya ditampilkan dengan visualisasi. Kelebihan dari DRZ Blast yang

bisa di peroleh antara lain:

1. Desain peledakan bisa di ketahui.

2. Data geologi bisa diinput dengan keseluruhan.

3. Data bor berupa jenis bor, merek bor,besar driling, dan besar lubang bor yang

di hasilkan.

4. Dapat melihat fragmentasi peledakan.

5. Dapat mengetahui Vibration Prediction.

Sumber: Manual Book DRZ Blast,2013.

Gambar 2.9

Tampilan DRZ Blast

2.2.8.2. ShotPlus

Merupakan program yang bisa digunakan untuk mendesain,

menganalisis dan mengoptimalkan urutan inisiasi peledakan. Shotplus juga dapat

membuat berbagai laporan, mensimulasi urutan peledakan, pengecekan desain

Page 54: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

40

geometri dan pola peledakan untuk hasil yang optimal, dan memaksimalkan

efisiensi proses desain peledakan.

Sumber: Manual Book ShotPlus, 2015

Gambar 2.10

Tampilan ShotPlus

Keunggulan dari ShotPlus ini antara lain:

1. Mengatur waktu peledakan piroteknik klastik atau pun elektronik.

2. Menjalankan kalkulasi untuk memberikan sudut inisiasi, pelepasan beban atau

kontur antar selang waktu.

3. Simulasi peledakan yang menyoroti bagian-bagian bermasalah, dan

mengonfirmasikan urutan waktu tunda yang serentak meledak.

4. Mendiagnosa kesalahan penembakan atau jarak rakitan booster dengan antara

muka dek.

5. Bisa melihat Burden Relief.

6. Dapat melihat arah lemparan batuan.

7. Dapat mendesain peledakan dengan tampilan 3D dan Suara.

Page 55: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

41

2.2.8.3. Kuz Ram

Kuz Ram merupakan program perhitungan fragmentasi batuan pada

proses pemberaian batuan yang terjadi pada proses penambangan. Program kuz

ram dijalankan oleh engineer tambang atau teknisi yang sudah khusus di lokasi

tambang dengan mengambil dan menginput data berupa burden, spacing,

subdrilling, tinggi jenjang, dan stemming dari kegiatan peledakan. Adapun

kelebihan dari kuz ram sebagai berikut:

1. Mempermudah dalam analisis fragmentasi peledakan.

2. Mempercepat perhitungan fragmentasi peledakan.

3. Mempermudah distribusi fragmentasi peledakan.

Sumber: Manual Kuz Ram,2013.

Gambar 2.11

Tampilan Kuz Ram

Berikut rumus perhitungan fragmentasi batuan dalam kuz ram, antara lain:

a. Subroutine (x)

....................................(2.25)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

0.63

0.17

0,8

115

E Q

Q

V A x

Page 56: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

42

Keterangan:

x = subroutine

A = Diameter lubang ledang

V = strength batuan

Q = Densitas batuan

E = strength bahan peledak

b. Keseragaman fraksi (n)

..............................(2.26)

(Sumber: Awang Suwandhi, 2012)

Keterangan:

n = Fraksi batuan

B = burden

d =Diameter lubang ledak

W = Densitas bahan peledak

L = Kedalaman lubang ledak

H = Tinggi jenjang

2.3. Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini terdapat kerangka konseptual yang akan membantu

penulis dalam menyelesaikan penelitian yang terdiri atas:

1. Input

a. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat secara langsung di lapangan yaitu di

lokasi Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang. Data primer meliputi

desain peledakan dan geometri peledakan, berupa burden, spacing,

H

L

2

1)(A1

B

W1

d

14B2,2 n

Page 57: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

43

kedalaman lubang tembak, stemming, panjang kolom isian lubang ledak

dan tinggi jenjang.

b. Data Sekunder

Sedangkan data sekunder di peroleh dari sumber-sumber buku atau studi

kepustakaan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini. Data-data

tersebut meliputi spesifikasi bahan peledakan, peralatan peledakan, alat bor,

loading density lubang ledak, geometri peledakan dan pola peledakan di

Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang.

2. Proses

Proses merupakan pengolahan dan analisa dari data-data yang diperoleh

pada bagian in put. Data-data diolah dengan rumus R,L.Ash, C,J Konya, dan ICI-

Explosive kemudian dilanjutkan analisa data dengan perangkat lunak atau sofware

blasting shotplus dan Kuz Ram

3. Output

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu meningkatkan

fragmentasi peledakan untuk memaksimalkan produksi peledakan di Quarry

Bukit Karang Putih PT. Semen Padang.

Page 58: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

44

Input Proses Output

Gambar 2.12

Kerangka Konseptual Penelitian

Data terdiri dari:

1. Data

geometri

peledakan

2. Pola

peledakan

3. Spesifikasi

peralatan

peledakan

4. Spesifikasi

bahan

peledakan

5. Loading

density

lubang ledak

Proses merupakan

pengolahan dan

analisa dari data-data

yang diperoleh pada

bagian input. Data-

data diolah dengan

rumus R,L.Ash, C,J

Konya, dan ICI-

Explosive kemudian

dilanjutkan analisa

data dengan perangkat

lunak atau sofware

blasting shotplus dan

Kuz Ram.

Hasil yang

diharapkan dari

penelitian ini,

yaitu untuk

meningkatkan

fragmentasi

peledakan untuk

memaksimalkan

produksi

peledakan di

quarry Bukit

Karang Putih PT.

Semen Padang.

Page 59: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

45

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang peneliti lakukan adalah penelitian eksperimental.

Metode eksperimental merupakan metode penelitian yang memungkinkan peneliti

memanipulasi/merancang variabel dan meneliti akibat-akibatnya. Pada metode ini

variabel-variabel dikontrol sedemikian rupa, sehingga variabel luar yang mungkin

mempengaruhi dapat dihilangkan.

Metode eksperimental bertujuan untuk mencari hubungan sebab akibat

dengan memanipulasi/merancang satu atau lebih variabel. Manipulasi/rancangan

adalah mengubah secara sistematis sifat-sifat atau nilai-nilai variabel bebas.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1. Tempat penelitian

Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang terletak di Indarung,

sekitar 15 km di sebelah Timur kota Padang, secara administrasi termasuk dalam

Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 07 November 2016 s/d

27 Februari 2017. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran A.

Page 60: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

46

3.3. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek

pengamatan penelitian. Sesuai dengan permasalahan yang diteliti maka variabel

penelitian adalah variabel-variabel dari geometri peledakan, dan pola peledakan.

3.4. Jenis Data dan Sumber Data

3.4.1. Jenis Data

1. Data Primer.

Data primer yang dikumpul kan dari lapangan antara lain:

a. Desain peledakan.

b. Geometri peledakan ( burden, spacing, kedalaman lubang ledak, tinggi

jenjang, dan subdrilling).

2. Data Sekunder.

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari data-data yang

sudah ada di Quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang, studi kepustakaan

dan beberapa literatur yang mendukung penelitian ini. Data-data tersebut meliputi:

a. Spesifikasi bahan peledakan, peralatan peledakan, dan alat bor.

b. Loading density lubang ledak.

c. Geometri peledakan dan

d. Pola peledakan.

Page 61: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

47

3.4.2. Sumber Data

Sumber data yang penulis dapatkan berasal dari pangamatan langsung

ataupun studi kepustakaan serta dari arsip-arsip di Quarry Bukit Karang PT.

Semen padang.

3.5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam teknik pengumpulan data di lakukan dengan dua cara yaitu:

1. Studi Lapangan.

Cara mendapatkan data yang dibutuhkan dengan melakukan

pengamatan langsung di lapangan/tempat kerja, maupun dengan wawancara

langsung.

2. Studi Pustaka

Mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku

literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas dan data-data serta

arsip perusahaan sehingga dapat digunakan sebagai landasan dalam pemecahan

masalah.

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisa Data

3.6.1. TeknikPengolahan

Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan rumus- rumus sebagai berikut:

1. Berikut beberapa rumus burden (B):

a. R,L.Ash.

Page 62: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

48

...........................(3.1)

Keterangan:

B = burden(Ft)

De = Diameter lubang ledak (inchi)

Kb = Nisbah burden yang telah dikoreksi

b. C,J Konya.

B = 3,15 x De x ..................................(3.2)

Keterangan:

B = burden (ft)

De = Diameter lubang ledak (inchi)

SGe = Berat jenis bahan peledak yang dipakai

SGr = Berat jenis batuan yang akan dibongkar

c. ICI- Explosive

B = 25d – 40d ...................................(3.3)

Keterangan:

B = burden (ft)

d = Diameter lubang ledak (inchi)

2. Berikut beberapa tumus spacing(S):

a. R,L.Ash.

...................................(3.4)

Keterangan:

S= spacing (m)

Ks= Spacing ratio, yang mempunyai nilai antara 1–2

B = ( Kb x De ) / 12

3

SGr

SGe

S = Ks x B

Page 63: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

49

b. C.J Konya

L/B < 4 maka, S = 3

)2( BL

...................................(3.5)

L/B >4 maka, S = 2B

Keterangan:

S = spacing (m)

B = burden

c. ICI-Explosive

S = 1B – 1,5B ...................................(3.6)

Keterangan:

S = spacing (m)

B = burden

3. Berikut rumus-rumus stemming (T):

a. R.L Ash.

...................................(3.7)

Keterangan:

T = Stemming (m)

Kt = Stemming ratio, yang bernilai antara 0,7–1

b. C.J Konya.

Untuk batuan massive, T = B

Untuk batuan berlapis, T = 0,7B ...................................(3.8)

c. ICI-Explosive.

T = 20d -30d ...................................(3.9)

T = Kt x B

Page 64: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

50

4. Berikut rumus- rumus kedalaman lubang ledak (H):

a. R.L Ash.

...................................(3.10)

Keterangan:

H = Kedalaman lubang ledak (m)

Kh = Hole depth ratio, yang bernilai antara 1,5 – 4,0

b. C.J Konya.

H = L + J ...................................(3.11)

Keterangan:

H = Kedalaman Lubang Ledak

L = Tinggi Jenjang

J = Subdrilling

c. ICI- Explosive.

H = 60d – 140d ...................................(3.12)

Keterangan:

H = kedalaman Lubang ledak

d = Diameter Lubang ledak

Dalam pengolahan penelitian juga mengunakan software peledakan

yaitu ShotPlus dan DRZ blast, yang dirasa mempunyai banyak kelebihan dan

dapat menunjang perancangan geometri dan pola peledakan.

3.6.2. Analisis Data

Setelah melalui tahap dalam pengumpulan data dan pengolahan data

maka dilakukan analisis data dengan perangkat lunak/sofware blasting antra lain:

H = Kh x B

Page 65: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

51

1. Shotplus.

2. DRZblast.

3. dan juga mengunakan Kuz Ram untuk fragmentasi peledakan.

3.7. Kerangka Metodologi

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian

dapat dilihat pada bagan alir berikut:

Perancangan Geometri dan Pola Peledakan untuk Mendapatkan

Hasil Fragmentasi Optimum pada Quarry Bukit Karang Putih

PT. Semen Padang Sumatera Barat

Sekunder a. Spesifikasi bahan peledakan,

peralatan peledakan, dan alat

bor.

b. Loading density lubang ledak.

c. Geometri peledakan dan

d. Pola peledakan.

Primer

a. Desain peledakan.

b. Geometri peledakan (Burden,

spacing, kedalaman lubang ledak,

tinggi jenjang, stemming, dan

subdrilling).

Pengumpulan Data

Identifikasi Masalah 1. Jarak flyrock masih cukup jauh dengan radius 100 m dari lokasi

kegiatan peledakan.

2. Masih banyak boulder yang terbentuk dari kegiatan peledakan.

3. Geometri peledakan kurang tepat sehingga fragmentasi yang dihasilakn

tidak sesuai dengan kebutuhan crusher (≤60 cm).

4. Pola peledakan belum bisa memaksimalkan distribusi energi bahan

peledak.

5. Inisiasi peledakan masih belum optimum.

6. Fragementasi peledakan yang belum sesuai dengan kebutuhan crusher

(≤60 cm).

A

Page 66: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

52

Gambar 3.1

Bagan Alir Penelitian

Pengolahan Data

pengolahan data dilakukan dengan perangkat

lunak/software blasting antra lain:

1. Shotplus,

2. Kuz Ram.

Hasil

Model geometri, pola peledakan

yang ideal dan efisien dan

Fragmentasi di quarry Bukit

Karang Putih PT. Semen

Padang.

Analisis Data

Validasi data

Tidak

Ya

A

Page 67: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

53

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

4.1. Pengumpulan Data

Sebelum melakukan peracangan ulang geometri peledakan dan pola

peledakan, maka di perlukan pengumpulan data-data terlebih dahulu. Data yang

diambil pada quarry Bukit Karang Putih Bukit Karang Putih PT. Semen Padang

berupa data-data kegiatan peledakan yang antara lain.

4.1.1. Perlengkapan dan Peralatan Peledakan

Perlengkapan peledakan merupakan bahan-bahan yang hanya bisa

digunakan untuk satu kali dalam proses peledakan. Peralatan peledakan adalah

alat-alat yang bisa digunakan berulang kali dalam proses peledakan. Perlengkapan

peledakan yang digunakan pada quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang

antara lain.

4.1.1.1. Perlengkapan Peledakan

1. Dabex

Dabex adalah campuran dari emulsi dan ANFO dengan perbandingan

70 : 30 yang memiliki densitas 1,2 gr/cm3, Keuntungan dari meggunakan dabex

high performance, peka primer, ekonomis dan tidak sensitif hingga diisi ke dalam

lubang ledak yang berair.

Page 68: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

54

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.1

Bahan Peledak Dabex

2. Booster

Boster daya gel magnum merupakan bahan peledakan istimewa yang

memiliki kekuatan tinggi dan beremulsi sensitif yang kuat dengan densitas 1,23

gr/cm3.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.2.

Booster

Page 69: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

55

3. Eldeto ( Electric Detonator)

Detonator listrik adalah jenis detonator yang penyalaannya dengan arus

listrik yang dihantarkan melalui kabel khusus. Untuk itu pada kedua ujung kabel

di dalam tabung detonator listrik dilengkapi dengan jenis kawat halus yang

telanjang yang apabila dilewati arus listrik memiliki kelebihan dari pada

menggunakan detonator biasa. Kekuatan arus listrik minimum untuk dapat

meledakkan detonator listrik adalah 1 sampai 1,5 Amper.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.3

Detonator listrik

4. In Hole Delay

In Hole delay dayate 500 ms dengan panjang 9 m dan 12 m.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.4

In Hole Delay 500 ms

Page 70: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

56

5. Surface Delay

Surface delay daya date 17 ms (warna kuning), 25 ms (warna merah),

42 ms (warna putih), dan 67 ms (warna orange) yang memiliki panjang masing-

masingnya adalah 9 m.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.5

Sufarce Delay 25 ms

4.1.1.2. Peralatan Peledakan

1. BOM (Blasting Ohm Meter)

Alat pengukur tahanan kawat listrik untuk keperluan peledakan dibuat

khusus untuk pekerjaan peledakan dan tidak disarankan digunakan untuk

keperluan lain. Sebaliknya alat pengukur tahanan yang biasa dipakai oleh operator

listrik umum yaitu multitester dilarang menggunakan untuk mengukur kawat pada

peledakan listrik. Ruas kawat yang harus diukur tahanannya adalah seluruh

legwire dari sejumlah detonator yang digunakan connecting wire, bus wire, dan

kawat utama. Dengan demikian jumlah tahanan seluruh rangkaian dapat dihitung

dan voltage blasting machine dapat ditentukan setelah arus dihitung.

Page 71: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

57

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.6

Pengukur tahanan (Blast ohm meter)

2. Blasting Machine

Alat pemicu peledakan listrik atau exploder merupakan sumber energi

penghantar arus listrik menuju detonator. Alat pemicu peledakan listrik

mempunyai tipe generator dan tipe baterai.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.7

Blasting Machine

Page 72: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

58

4.1.2. Geometri Peledakan Aktual

Dalam kegiatan peledakan batugamping di front I dan front II quarry

Bukit Karang Putih Bukit Karang Putih PT. Semen Padang menerapkan geometri

peledakan dengan burden 5 m, spacing 5 m dan kedalaman lubang ledak 11 m-16

m didapat power factor 0,23 k/m3, untuk lebih jelas dapat kita lihat pada tabel 4.1.

Tabel 4.1

Geometri Peledakan Aktual

Geometri peledakan aktual ini disesuaikan dengan kondisi batuan yang

ada di front I dan front II quarry Bukit Karang Putih Bukit Karang Putih

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 5 5 1,4 10 11,4 4 7,4 38

2 15/11/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 46

3 16/11/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 49

4 18/11/2016 Front II 5 5 1,1 10 11,1 4 7,1 45

5 20/112016 Front II 5 5 1,3 10 11,3 4 7,3 37

6 21/11/2016 Front II 5 5 1,7 10 11,7 4 7,7 31

7 24/11/2016 Front II 5 5 1,4 10 11,4 4 7,4 72

8 25/11/2016 Front II 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 32

9 26/11/2016 Front II 5 5 1,2 10 11,2 4 7,2 20

10 28/11/2016 Front II 5 5 1,3 10 11,3 4 7,3 35

11 29/11/2016 Front II 5 5 6 10 16 4 12 23

12 30/11/2016 Front II 5 6 1,4 10 11,4 4 7,4 39

13 05/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 29

14 07/12/2016 Front I 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 30

15 08/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 32

16 11/12/2016 Front II 5 5 1 10 11 4 7 70

17 13/12/2016 Front I 5 6 1 10 11 4 7 46

18 15/12/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 68

19 19/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 54

20 20/12/2016 Front I 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 72

Total 100 102 31,1 200 231 80 151 868

Rata-rata 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 43

Page 73: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

59

PT. Semen Padang dengan density batuan limestone 2,6 ton/m3. Geometri ini

sudah di terapkan oleh pihak perusahaan selama satu tahun dan bisa berubah

sewaktu-waktu mengikuti kondisi batuan yang ada di lokasi/front. Dari geometri

aktual ini diperoleh tonase hasil peledakan sebesar 32,920 ton/hari.

4.1.3. Desain Pola Peledakan Aktual

Desain pola peledakan yang di terapakan pada front I dan front II

quarry Bukit Karang Putih Bukit Karang Putih PT. Semen Padang menerapkan

desain lubang ledak staggered dengan diameter lubang ledak 5 inchi kedalaman

lubang ledak rata-rata 11 m dan desain rangkaian peledakan excelon

dikombinasikan dengan desain rangkaian peledakan cornet-cut dengan burden

5m, spacing 5m, Semua ini dilakukan untuk meningkatkan fragmentasi batuan.

Rincian desain peledakan dapat dilihat pada tabel 4.2, dan untuk gambaran

tentang arah lemparan, burden relief, dan nilai rangkaian dapat lihat pada

lampiran N.

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.8

Desain Lubang Ledak staggered

Free Face

B

S S = Spacing

B = Burden

B

Page 74: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

60

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.9

Desain peledakan Excelon

Disamping untuk meningkatkan hasil kegiatan peledakan berupa

fragmentasi batuan desain peledakan excelon juga menguragi lemparan batuan

(flyrock) yang tidak terarah begitu juga dengan pola peledakan corner-cut,

Sumber: Biro peledakan PT. Semen Padang

Gambar 4.10

Desain peledakan Corner-cut

Page 75: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

61

Tabel 4.2

Tabel Tabulasi Pola Peledakan Aktual

No Tanggal B

(m)

S

(m)

Diameter

lubang

ledak

(inchi)

Dalam

lubang

ledak

(m)

jumlah

lubang

ledak

(pcs)

jumlah

in hole

delay

(pcs)

jumlah

surface

delay

(pcs)

jumlah

eldeto

(pcs)

jumlah

primer

(pcs)

jumlah

dabex

(kg)

1 09/11/2016 5 5 5 11,4 38 38 37 1 38 32,06

2 15/11/2016 5 5 5 11,6 46 46 45 1 46 40,55

3 16/11/2016 5 5 5 11,6 49 49 48 1 49 43,20

4 18/11/2016 5 5 5 11,1 45 45 44 1 45 35,46

5 20/112016 5 5 5 11,3 37 37 36 1 37 30,52

6 21/11/2016 5 5 5 11,7 31 31 30 1 31 27,93

7 24/11/2016 5 5 5 11,4 72 72 71 1 72 60,74

8 25/11/2016 5 5 5 11,5 32 32 31 1 32 27,60

9 26/11/2016 5 5 5 11,2 20 20 19 1 20 16,13

10 28/11/2016 5 5 5 11,3 35 35 34 1 35 28,87

11 29/11/2016 5 5 5 16,0 23 23 22 1 23 44,16

12 30/11/2016 5 6 5 11,4 39 39 38 1 39 32,90

13 05/12/2016 5 5 5 11,0 29 29 28 1 29 22,33

14 07/12/2016 5 5 5 11,5 30 30 29 1 30 25,88

15 08/12/2016 5 5 5 11,0 32 32 31 1 32 24,64

16 11/12/2016 5 5 5 11,0 70 70 69 1 70 53,90

17 13/12/2016 5 6 5 11,0 46 46 45 1 46 35,42

18 15/12/2016 5 5 5 11,6 68 68 67 1 68 59,95

19 19/12/2016 5 5 5 11,0 54 54 53 1 54 41,58

20 20/12/2016 5 5 5 11,5 72 72 71 1 72 62,10

Total 100 102 100 231,1 868 868 848 20 868 74,592

Rata-Rata 5 5 5 11,6 43 43 42 1 43 37,30

4.2. Pengolahan Data

4.2.1. Geometri Peledakan

Dalam usaha memperbaiki fragmentasi batuan yaitu untuk

mendapatkan fragmentasi peledakan yang optimum dan sesuai kebutuahan

crusher, maka akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan perbaikan

Page 76: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

62

fragmentasi, yaitu dengan analisis geometri peledakan berdasarkan R,L, Ash, CJ,

Konya, dan ICI-Explosive.

a. Perhitungan dengan rumusan R,L, Ash

Analisis geometri peledakan berdasarkan rumus R,L, Ash dengan

burden 5,4 m, spacing 5,4 m, stemming 4,3 m. Untuk lebih jelasnya dapat

memperhatikan tabel 4.3.

Tabel 4.3

Geometri peledakan R,L, Ash

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 38

2 15/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 46

3 16/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 49

4 18/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,1 4,3 6,8 45

5 20/112016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,3 4,3 7,0 37

6 21/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,7 4,3 7,4 31

7 24/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 72

8 25/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 32

9 26/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,2 4,3 6,9 20

10 28/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,3 4,3 7,0 35

11 29/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 16 4,3 11,7 23

12 30/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 39

13 05/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 29

14 07/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 30

15 08/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 32

16 11/12/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 70

17 13/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 46

18 15/12/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 68

19 19/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 54

20 20/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 72

Total 108 108 32,4 200 231 86,4 145 868

Rata-Rata 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,2 43

Page 77: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

63

Dalam menganalisis geometri peledakan dengan rumusan R,L, Ash

diperoleh tonase hasil peledakan sebesar 37,678 ton/hari, Untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran J.

b. Perhitungan dengan rumusan C,J Konya

Analisis geometri peledakan berdasarkan rumus C,J Konya dengan

burden 4,1 m, spacing 5,8 m, stemming 3,3 m. Untuk lebih jelasnya dapat

memperhatikan tabel 4.4.

Tabel 4.4

Geometri Peledakan C,J Konya

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 38

2 15/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 46

3 16/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 49

4 18/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,1 3,3 7,82 45

5 20/112016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,3 3,3 8,02 37

6 21/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,7 3,3 8,42 31

7 24/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 72

8 25/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 32

9 26/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,2 3,3 7,92 20

10 28/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,3 3,3 8,02 35

11 29/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 16 3,3 12,72 23

12 30/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 39

13 05/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 29

14 07/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 30

15 08/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 32

16 11/12/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 70

17 13/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 46

18 15/12/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 68

19 19/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 54

20 20/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 72

Total 82 116 24,6 200 231 65,6 166 868

Rata-Rata 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,28 8,3 43

Page 78: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

64

Dalam menganalisis geometri peledakan dengan rumusan C,J Konya

diperoleh tonase hasil sebesar 30,726 ton/hari, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran K.

c. Perhitungan dengan rumusan ICI-Explosive

Analisis geometri peledakan berdasarkan rumus ICI-Explosive dengan

burden 4,2 m, spacing 6,3 m, stemming 3,4 m. Untuk lebih jelasnya dapat

memperhatikan tabel 4.5.

Tabel 4.5

Geometri Peledakan ICI-Explosive

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 38

2 15/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 46

3 16/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 49

4 18/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,1 10 11,1 3,4 7,7 45

5 20/112016 Front II 4,2 6,3 1,3 10 11,3 3,4 7,9 37

6 21/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,7 10 11,7 3,4 8,3 31

7 24/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 72

8 25/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 32

9 26/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,2 10 11,2 3,4 7,8 20

10 28/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,3 10 11,3 3,4 7,9 35

11 29/11/2016 Front II 4,2 6,3 6 10 16 3,4 12,6 23

12 30/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 39

13 05/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 29

14 07/12/2016 Front I 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 30

15 08/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 32

16 11/12/2016 Front II 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 70

17 13/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 46

18 15/12/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 68

19 19/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 54

20 20/12/2016 Front I 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 72

Total 84 126 31,1 200 231 67,2 164 868

Rata-Rata 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 43

Page 79: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

65

Dalam menganalisis geometri peledakan dengan rumusan ICI-Explosive

diperoleh tonase hasil sebesar 34,189 ton/hari, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada lampiran L.

d. Perhitungan rancangan ulang geometri peledakan

Dari rumus-rumus geometri peledakan di atas peneliti melakukan

perancangan dan melakukan pengujian langsung geometri peledakan dengan

burden 4,1 m, spacing 6 m, dan stemming 3 m. Untuk lebih jelas dapat

memperhatikan tabel 4.6.

Tabel 4.6

Rancangan Ulang Geometri Peledakan

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 29/12/2016 Front II 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 38

2 30/12/2016 Front II 4,1 6 1,6 10 11,6 3 8,4 46

3 04/01/2017 Front II 4,1 6 1,6 10 11,6 3 8,6 49

4 05/01/2017 Front I 4,1 6 1,1 10 11,1 3 8,1 45

5 09/01/2017 Front II 4,1 6 1,3 10 11,3 3 8,3 37

6 10/01/2017 Front I 4,1 6 1,7 10 11,7 3 8,7 31

7 11/01/2017 Front I 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 72

8 12/01/2017 Front I 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 32

9 13/01/2017 Front I 4,1 6 1,2 10 11,2 3 8,2 20

10 16/01/2017 Front I 4,1 6 1,3 10 11,3 3 8,3 35

11 17/01/2017 Front II 4,1 6 6 10 16 3 13 23

12 18/01/2017 Front II 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 39

13 19/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 29

14 23/01/2017 Front II 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 30

15 24/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 32

16 25/01/2017 Front I 4,1 6 1 10 11 3 8 70

17 26/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 46

18 01/02/2017 Front II 4,1 6 1,6 10 11,6 3 8,6 68

19 02/02/2017 Front I 4,1 6 1 10 11 3 8 54

20 03/02/2017 Front II 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 72

Total 82 120 30,9 200 231 60 171 868

Rata-Rata 4,1 6 1,5 10 11,6 3 8,5 43

Page 80: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

66

Dalam menganalisis geometri peledakan diperoleh tonase sebesar

32,561 ton/hari, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran M.

4.2.2. Desain Pola Peledakan

Setelah diperoleh geometri peledakan yang sesuai berupa burden,

spacing, stemming, subdrilling, dan banyak isisan lubang ledak barulah dilakukan

pemilahan surface delay, dan in hole delay untuk menentukan pola rangkaian

peledakan dengan beda waktu 8 ms. Dalam proses desain pola rangkaian

peledakan peneliti memilih menggunakan software shotplus. Dalam proses desain

peneliti menerapkan pola peledakan excelon-cut dengan 3-7 row yang disesuaikan

dengan karakteristik batuan, disamping itu pemilihan surface delay juga sangat

mempengaruhi hasil peledakan, adapun combination surface delay bisa dilihat

pada tabel 4.7. Untuk gambaran tentang beda waktu peledakan, arah lemparan,

burden relief, dan pola rangkaian dapat dilihat pada lampiran O.

Tabel 4.7

Surface delay combination

Control Row Echelon Row Maximal Rows Beda Waktu 8 ms

25 ms 17 ms 3 Rows

25 ms 42 ms 3 Rows

25 ms 67 ms 4 Rows

42 ms 17 ms 5 Rows

42 ms 25 ms 5 Rows

42 ms 67 ms 5 Rows

67 ms 17 ms 4 Rows

67 ms 25 ms 5 Rows

67 ms 42 ms 5 Rows

109 ms 17 ms 6 Rows

109 ms 25 ms 7 Rows

109 ms 42 ms 7 Rows

Page 81: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

67

Tabel 4.8

Tabel Tabulasi Pola Rancangan Ulang Peledakan

No Tanggal B

(m)

S

(m)

Diameter

lubang

ledak

(inchi)

kedalaman

lubang

ledak

(m)

jumlah

lubang

ledak

(pcs)

jumlah

in hole

delay

(pcs)

jumlah

surface

delay

(pcs)

jumlah

eldeto

(pcs)

jumlah

primer

(pcs)

jumlah

dabex

(kg)

1 29/12/2016 4,1 6 5 11,4 38 38 37 1 38 3422

2 30/12/2016 4,1 6 5 11,6 46 46 45 1 46 4482

3 04/01/2017 4,1 6 5 11,6 49 49 48 1 49 4775

4 05/01/2017 4,1 6 5 11,1 45 45 44 1 45 4296

5 09/01/2017 4,1 6 5 11,3 37 37 36 1 37 3387

6 10/01/2017 4,1 6 5 11,7 31 31 30 1 31 3010

7 11/01/2017 4,1 6 5 11,4 72 72 71 1 72 7141

8 12/01/2017 4,1 6 5 11,5 32 32 31 1 32 3091

9 13/01/2017 4,1 6 5 11,2 20 20 19 1 20 1904

10 16/01/2017 4,1 6 5 11,3 35 35 34 1 35 3243

11 17/01/2017 4,1 6 5 16,0 23 23 22 1 23 3054

12 18/01/2017 4,1 6 5 11,4 39 39 38 1 39 5780

13 19/01/2017 4,1 6 5 11,0 29 29 28 1 29 2680

14 23/01/2017 4,1 6 5 11,5 30 30 29 1 30 2760

15 24/01/2017 4,1 6 5 11,0 32 32 31 1 32 2992

16 25/01/2017 4,1 6 5 11,0 70 70 69 1 70 6160

17 26/01/2017 4,1 6 5 11,0 46 46 45 1 46 4048

18 01/02/2017 4,1 6 5 11,6 68 68 67 1 68 6310

19 02/02/2017 4,1 6 5 11,0 54 54 53 1 54 5108

20 03/02/2017 4,1 6 5 11,5 72 72 71 1 72 6624

Total 82 120 100 231,1 868 868 848 20 868 84,268

Rata-rata 4,1 6 5 11,6 43 43 42 1 43 42,13

4.2.3. Fragmentasi Hasil Peledakan

Untuk menghitung fragmentasi batuan hasil peledakan digunakan rumus dari

software Kuz Ram, Dari fragmentasi batuan hasil geometri dan pola peledakan aktual,

R,L,Ash, C,J Konya, ICI-Explosive dan rancangan ulang yang telah diolah dan di analisis

tersebut diolah dengan rumus Kuz Ram untuk menghitung fragmentasi batuan, Berikut

fragmentasi batuan dari masing-masing rancangan geometri peledakan.

Page 82: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

68

a. Fragmentasi dari geometri peledakan aktual

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Kus Ram, fragmentasi

batuan hasil peledakan aktual, maka didapat rata –rata fragmentasi batuan 63,699 cm

dimana yang berdiameter ≤60 cm sebesar 47,17 %, dan berdiameter ≥60 cm sebesar

52,83 % dengan powder factor 23 kg/m3. Data hasil fragmentasi hasil peledakan dapat

dilihat pada lampiran P.

Tabel 4.9

Persentase (%) Fragmentasi Peledakan Aktual

Ayakan Sebelum Perubahan Geometri

Tertahan (%) Lolos (%)

2,5 cm 99,20 0,80

5 cm 97,94 2,06

10 cm 94,74 5,26

20 cm 86,90 13,10

40 cm 69,43 30,57

60 cm 52,83 47,17

80 cm 38,72 61,28

100 cm 27,52 72,48

Sumber: Software Kuz Ram

Gambar 4.11

Distribusi Fragmentasi dari Geometri Aktual

Page 83: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

69

b. Fragmentasi dari geometri peledakan R,L,Ash

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Kus Ram, fragmentasi

hasil peledakan R,L,Ash, maka didapat rata-rata fragmentasi batuan 73,987 cm dimana

yang berdiameter ≤60 cm sebesar 41,13 %, dan berdiameter ≥60 cm sebesar 58,87 %

dengan powder factor 19 kg/m3. Data hasil fragmentasi hasil peledakan dapat dilihat pada

lampiran Q.

Tabel 4.10

Persentase (%) Fragmentasi Peledakan R,L,Ash

Ayakan Sebelum Perubahan Geometri

Tertahan (%) Lolos (%)

2,5 cm 99,12 0,88

5 cm 97,87 2,13

10 cm 94,87 5,13

20 cm 87,93 12,07

40 cm 73,04 26,96

60 cm 58,87 41,13

80 cm 46,41 53,59

100 cm 35,94 64,06

Sumber: Software kuz Ram

Gambar 4.12

Distribusi Fragmentasi dari Geometri R,L, Ash

Page 84: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

70

c. Fragmentasi dari geometri peledakan C,J Konya

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Kus Ram, fragmentasi

hasil peledakan C,J Konya, maka didapat rata-rata fragmentasi batuan 60,1093 cm

dimana yang berdiameter ≤60 cm sebesar 49,88 %, dan berdiameter ≥60 cm sebesar

50,12 % dengan powder factor 25 kg/m3. Data hasil fragmentasi hasil peledakan dapat

dilihat pada lampiran R.

Tabel 4.11

Persentase (%) Fragmentasi Peledakan C,J Konya

Ayakan Sebelum Perubahan Geometri

Tertahan (%) Lolos (%)

2,5 cm 99,78 0,22

5 cm 99,24 0,76

10 cm 97,36 2,64

20 cm 91,03 8,97

40 cm 71,83 28,17

60 cm 50,12 49,88

80 cm 31,21 68,79

100 cm 17,45 82,55

Sumber: Software Kuz Ram

Gambar 4.13

Distribusi Fragmentasi dari Geometri C,J Konya

Page 85: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

71

d. Fragmentasi dari geometri peledakan ICI-Explosive

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Kus Ram, fragmentasi

hasil peledakan ICI-Explosive, maka didapat rata-rata fragmentasi batuan 63,5421 cm

dimana yang berdiameter ≤60 cm sebesar 47,39 %, dan berdiameter ≥60 cm sebesar

52,61 % dengan powder factor 24 kg/m3. Data hasil fragmentasi hasil peledakan dapat

dilihat pada lampiran S.

Tabel 4.12.

Persentase (%) Fragmentasi Peledapkan ICI-Explosive

Ayakan Sebelum Perubahan Geometri

Tertahan (%) Lolos (%)

2,5 cm 99,89 0,11

5 cm 99,55 0,45

10 cm 98,23 1,77

20 cm 93,11 6,89

40 cm 75,17 24,83

60 cm 52,61 47,39

80 cm 31,93 68,07

100 cm 16,80 83,20

Sumber: Software DRZBlast

Gambar 4.14.

Distribusi Fragmentasi dari Geometri ICI-Explosive

Page 86: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

72

e. Fragmentasi dari geometri peledakan usulan

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan software Kus Ram, fragmentasi

hasil peledakan usulan, maka didapat rata-rata fragmentasi batuan 58,171 cm dimana

yang berdiameter ≤60 cm sebesar 52,20 %, dan berdiameter ≥60 cm sebesar 47,80 %

dengan powder factor 27 kg/m3. Data hasil fragmentasi hasil peledakan dapat dilihat pada

lampiran T.

Tabel 4.13

Persentase (%) Fragmentasi Peledakan Usulan

Ayakan Sebelum Perubahan Geometri

Tertahan (%) Lolos (%)

2,5 cm 99,89 0,11

5 cm 99,53 0,47

10 cm 98,10 1,90

20 cm 92,43 7,57

40 cm 72,38 27,62

60 cm 47,80 52,20

80 cm 26,55 73,45

100 cm 12,38 87,62

Sumber: Software Kuz Ram

Gambar 4.15.

Distribusi Fragmentasi dari Geometri Usulan

Page 87: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

73

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Hasil Geometri Peledakan

Salah satu yang menentukan untuk melakukan desain waktu delay pada proses

peledakan adalah geometri peledakan. Dalam geometri peledakan yang paling

berpengaruh adalah spacing, burden, stemming dan subdrilling pada daerah penelitian di

front I dan front II di quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang.

Spacing merupakan jarak antar lubang dalam satu baris. Dalam proses desain

waktu delay salah satu yang perlu diperhatikan adalah jarak spacing. Dimana bila spacing

lebih kecil maka dibutuhkan waktu tunda yang lebih kecil, dan begitu juga sebaliknya,

bila terdapat spacing yang besar maka waktu delay dibuat sedikit lebih besar. Hal ini

dikarenakan adanya perbedaan waktu yang diperlukan gelombang untuk merambat

karena adanya perbedaan jarak antar lubang.

Burden adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu

pekerjaan peledakan karena merupakan variabel yang utama dan kritis dalam proses

desain peledakan. Bila jarak burden semakin besar, gelombang regangan tekan akan

menempuh jarak yang lebih jauh terhadap bidang bebas. Bila mencapai bidang bebas

gelombang tersebut akan dipantulkan sebagai gelombang tarik dan gelombang tersebut

akan berasosiasi dengan gelombang berikutnya, sehingga terlalu kecil untuk

menimbulkan rekahan radial.

Berdasarkan perhitungan, maka dipilih geometri peledakan dengan rumus C,J

Konya dan geometri usualan atau rancangan ulang geometri peledakan. Untuk lebih

terperinci dapat memperhatikan tabel 5.1.

Page 88: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

74

Tabel 5.1

Analisis Geometri Peledakan

No Kondisi Geometri

Aktual

R,L,

Ash

C,J

Konya

ICI-

Explosive

Geometri

usulan

1

Geometri Peledakan Rata-Rata

a. Burden (B) 5 m 5,4 m 4,1 m 4,2 m 4,1 m

b. Spacing (S) 5 m 5,4 m 5,8 m 6,3 m 6 m

c. Stemming (T) 4 m 4,3 m 3,28 m 3,4 m 3 m

d. Subdrilling (J) 1,6 m 1,6 m 1,2 m 1,4 m 1,6 m

e. Kedalaman Lubang Ledak (L) 11.6 m 11,6 m 11,6 m 11,6 m 11,6 m

f. Tinggi Jenjang (H) 10 m 10 m 10 m 10 m 10 m

g. Kolom Lubang Ledak (PC) 7,6 m 7,2 m 8,3 m 8,2 m 8,5 m

h. Diameter Lubang Ledak 5 Inchi 5 Inchi 5 Inchi 5 Inchi 5 Inchi

i. Jumlah lubang Peledak (BL) 43 43 43 43 43

2 Total Bahan Peledak (Kg) 3,730 3,571 3,680 4,047 4,213

3 Tonase Hasil Peledakan

(Ton/hari) 32,920 37,678 30,726 34,189 31,949

4 Powder Factor (Kg/m3) 0,23 0,19 0,25 0,24 0,27

Dari tabel 5.1 dapat di lihat geometri peledakan aktual dengan powder factor

0,23 kg/m3 menghasilkan tonase peledakan sebesar 32,920 ton/hari menghabiskan bahan

peledak sebesar 3,730 kg, dari rumus-rumus yang diterapkan rumus geometri peledakan

menurut C,J Konya yang bisa mengoptimumkan distribusi fragmentasi hasil peledakan

dengan powder factor 0,25 kg/m3 menghasilkan tonase peledakan sebesar 30,726

ton/hari.

Sedangkan rancagan ulang geometri atau geometri usulan dengan powder

factor sebesar 0,27 kg/ton menghasilkan tonase peledakan sebesar 31,949 ton/hari

menghabiskan bahan peledak sebesar 4,213 kg. Di dalam pelaksanaan rancangan ulang

geometri peledakan, peneliti merancang geometri ini untuk tujuan mengoptimumkan hasil

peledakan dengan memperhatikan diameter dan distribusi fragmentasi hasil peledakan.

Namun analisis geometri peledakan jika di lihat dari bahan peledak yang digunakan yang

optimum adalah rumus geometri peledakan menurut R,L, Ash dengan powder factor

sebesar 0,19 km/m3 menghasilkan 37,678 ton/hari dengan bahan peledak sebesar 3,571

kg.

Page 89: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

75

5.2. Analisis Hasil Desain Pola Peledakan

Dari geometri peledakan aktual, C,J Konya dan rancangan ulang geometri

peledakan pada front I dan front II di quarry PT. Semen Padang, kemudian dilanjutkan

desain pola peledakan dengan software shotplus. Pola lubang ledak staggered dan pola

peledakan excelon-cut dengan 3-7 row disesuaikan dengan faktor di front I dan front II

pada quarry PT. Semen Padang. Untuk lebih jelasnya tentang gambaran desain bisa

dilihat pada lampiran O.

Pemilihan pola peledakan tersebut dimaksudkan bisa meningkatkan

fragmentasi batuan dari kegiatan peledakan. Penggunaan software shotplus sangat

membantu dalam pekerjaan peledakan yang berpengaruh terhadat produksi suatu

pertambangan, disamping itu juga bisa menggetahui hasil peledakan sebelum kegiatan

peledakan dilakukan dan menigkatkan waktu produktifitas inisiasi peledakan.

5.3. Analisis Hasil Fragmentasi Batuan Peledakan

Kepentingan dari fragmentasi tidak bisa diremehkan karena pada tingkat yang

luas fragmentasi merupakan suatu ukuran dari suksesnya kegiatan peledakan.

Fragmentasi yang buruk menghasilkan oversize atau bongkahan besar (boulder) hal ini

mempengaruhi semua bidang operasi sebuah tambang terutama crusher. Oleh karena itu

geometri peledakan sangat diperhatikan.

Maka dipilih fragmentasi batuan dari hasil geometri peledakan C,J Konya dan

rancangan ulang geometri peledakan. Kemudian dilakukan perhitung persentase besar

ukuran fragmentasi batuan dengan menggunakan rumus kuz Ram untuk memenuhi

kebutuhan crusher. Untuk lebih jelas tentang persentase (%) ukuran fragmentasi batuan

geometri peledakan dapat dilihat pada tabel 5.2.

Page 90: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

76

Tabel 5.2

Persentase Ukuran Fragmentasi

No Kondisi

Fragme

ntasi

Aktual

RL. Ash CJ.

Konya

ICI.

Explosive

Fragme

ntasi

usulan

1 Ayakan Tertahan (%)

2,5 cm 99,20 99,12 99,78 99,89 99,89

5 cm 97,94 97,87 99,24 99,55 99,53

10 cm 94,74 94,87 97,36 98,23 98,10

20 cm 86,90 87,93 91,03 93,11 92,43

40 cm 69,43 73,04 71,83 75,17 72,38

60 cm 52,83 58,87 50,12 52,61 47,80

80 cm 38,72 46,41 31,21 31,93 26,55

100 cm 27,52 35,94 17,45 16,80 12,38

Rata-rata 70,91 74,26 69,75 70,91 68,63

2 Ayakan Lolos (%)

2,5 cm 0,80 0,88 0,22 0,11 0,11

5 cm 2,06 2,13 0,76 0,45 0,47

10 cm 5,26 5,13 2,64 1,77 1,90

20 cm 13,10 12,07 8,97 6,89 7,57

40 cm 30,57 26,96 28,17 24,83 27,62

60 cm 47,17 41,13 49,88 47,39 52,20

80 cm 61,28 53,59 68,79 68,07 73,45

100 cm 72,48 64,06 82,55 83,20 87,62

Rata-rata 29,09 25,74 30,25 29,09 31,37

Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat fragmentasi yang lebih baik dari

fragmentasi batuan geometri peledakan aktual yaitu fragmentasi batuan hasil

geometri peledakan C,J Konya dengan rata-rata persentase fragmentasi yang

tertahan lebih kecil dari persentase fragmentasi aktual dan rata-rata persentase

fragmentasi yang lolos lebih besar dari rata-rata fragmentasi aktual.

Disamping itu rata-rata fragmentasi dari geometri peledakan usulan

mengahasilkan rata-rata fragmentasi yang tertahan lebih kecil dari fragmentasi

aktual dan C,J Konya.

Page 91: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

77

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

2,5 cm 5 cm 10 cm 20 cm 40 cm 60 cm 80 cm 100 cm

Ku

mu

ati

f L

olo

s (%

)

Ukuran Fragmentasi (cm)

Distribusi Fragmentasi

Aktual CJ, Konya Usulan

Sumber: Software DRZBlast

Gambar 5.1

Distribusi Fragmentasi

Perbedaan distribusi fragmentasi dari ke tiga geometri ini tidak terlalu

jauh, namun perbedaan atau selisih ketiganya sangat mempengaruhi produktifitas

crusher, dan dari distribusi fragmentasi ini dapat dilihat keberhasilan kegiatan

peledakan.

Page 92: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

78

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan geometri peledakan aktual, R.L Ash, C,J Konya dan ICI-

Explosive, yang telah diterapkan pada front I dan front II quarry Bukit

Karang Putih PT. Semen Padang didapatkan geometri peledakan yang

ideal untuk batugamping yaitu geometri peledakan rumusan C,J Konya

dengan powder factor 0,25 kg/m3 dengan tonase hasil peledakan sebesar

30,726 ton/hari. Maka penulis merancang ulang geometri peledakan

dengan powder factor 0,27 kg/m3 dengan tonase hasil peledakan sebesar

31,949 ton/hari.

2. Desain peledakan yang bisa meningkatkan persentase fragmentasi batuan

dari kegiatan peledakan di front I dan front II quarry Bukit Karang Putih

PT. Semen Padang adalah pola lubang ledak staggered dan pola peledakan

excelon-cut dengan 3-7 row.

3. Fragmentasi batuan hasil geometri peledakan rumusan C,J Konya dengan

rata-rata 60,1093 cm dimana yang tertahan ayakan sebesar 69,75 %,

sedangkan yang lolos ayakan sebesar 30,25 %. Disamping itu fragmentasi

yang dihasilkan geometri usulan atau rancangan ulang dengan rata-rata

58,171 cm dimana yang tertahan sebesar 68,63 %, sedangkan yang lolos

ayakan sebesar 31,37 %.

Page 93: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

79

6.2. Saran

1. Geometri peledakan yang bagus atau ideal untuk batugamping khususnya

di front I dan front II quarry Bukit Karang Putih PT. Semen Padang adalah

geometri peledakan rumusan C,J Konya yang di variasikan dengan

geometri usulan atau rancangan ulang oleh penulis.

2. Dalam menentukan desain peledakan yang optimal ada beberapa faktor

yang perlu diperhatikan, yaitu:

a. Karakteristik batuan di front penambangan

b. Geometri peledakan

c. Jenis bahan peledak dan

d. Hasil peledakan yang diinginkan.

3. Saat inisiasi peledakan mohon sangat diperhatikan pengisian stemming,

karena stemming sangat mempengaruhi fragmentasi.

4. Sebaiknya setiap fragmentasi batuan dari kegiatan peledakan langsung

dimuat, agar dapat memudahkan pekerjaan marking atau pematokan titik

bor sehingga geometri peledakan sesuai dengan dengan geometri yang

telah direncanakan.

Page 94: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Alek Al Hadi, Redesign Geometri Peledakan Untuk Mendapatkan

Fragmentasi Batuan Yang Optimal Di Prebench PT Bukit Asam

(Persero) TBK, Universitas Sriwijaya, Palembang,

https://www.alekalhadi46/jurnal/filesrible/douwload/8730+itle. Diakses

05 September 2016.

Ansorpoun, Evaluasi Geometri Peledakan Batugamping Untuk Mendapatkan

Fragmentasi Yang Optimum Pada Quarry Bukit Karang Putih PT

Semen Padang Sumatera Barat, Universitas Sriwijaya, Palembang,

https://www.alekalhadi46/jurnal/filepadang/semenpadang/douwload/35

68+oubd. Diakses 05 September 2016.

Awang Suwandhi, Mengenal Tentang Pemberaian Batuan, Pusdiklat Teknologi

Mineral dan Batubara Bandung, Bandung. 2012.

, Manual Book Kuz Ram, Blast tech Pusdiklat Teknologi

Mineral dan Batubara Bandung, Bandung. 2013.

Desrizal, Optimasi Waktu Delay dengan I-KonTm

Digital Energy Control

System Untuk Mendapatkan Hasil Fragmentasi yang opyimum

Pada Tambang Grasberg PT Freeport Indonesia, Trisakti, Jakarta.

2005.

Eduardo Marquina, Split Destop Engineering Tutorial,

https://Engineering/LLC/vitacura/splitteng/206466/Arizona/78876/file/

douwload/09875/vulcanionm. Diakses 19 Agustus 2011.

Effendi kadir, Modul Simulasi Teknik Peledakan, Teknik Pertambangan

Universitas Sriwijaya, Palembang. 2013.

Jefri Hansen, Mekanisme Peledakan pada Batuan, Makasar. 2013.

Orica Mining Services, ShotPlus Manual, Australia,

hhtps://www.oricaminingservices.com. Diakses 15 Desember 2016.

PT Semen Padang, Sejarah Perusahaan Semen Padang, Padang. 2015.

, Kesampaian Daerah Penambangan Quarry PT Semen

Padang, Padang. 2016.

Riko Ervil, dkk, Penulisan Dan Ujian Skripsi, Sekolah Tinggi Teknologi

Industri Padang. 2016.

Page 95: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

Tom Morris, Kajian Teknis Dan Ekonomis pemboran-peledakan untuk

mendapatkan fragmentasi yang diinginkan guna meningkatkan

produktifitas di lokasi pre-bench tambang PT Pama Persada

nusantara job site tanjung enim sumatera barat, Universitas Sriwijaya,

Palembang, http:/www./himatelunsri08/skrioup/dtcwe/douwload. Diakses

09 September 2016.

Page 96: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

80

LAMPIRAN A

JADWAL PENELITIAN

No

Keterangan Tahun 2016-2017

Oktober November Desember January February Maret April

Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu Minggu

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan tugas akhir

2 Permohonan penelitian ke

Perusahaan

3 Pengenalan lingkungan

tempat penelitian

4 Pengamatan di lapangan

5 Penyusunan proposal

penelitian

6 Bimbingan dan perbaikan

proposal

7 Seminar proposal

8 Pengambilan data lapangan

9 Bimbingan, pengolahan

data dan pembahasan

10 Seminar hasil

Page 97: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

81

LAMPIRAN B

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMENT TAMBANG PT. SEMEN PADANG

Deparetement Tambang

Biro Evaluasi &

Analisa Tambang Biro Penambangan Tambang Biro

Pemeliharaan Alat

Biro Pemeliharaan

Alat Berat Tambang Biro Perintisan

Tambang

Staf Evaluasi &

Analisa Tambang

Bidang

Penambangan Batu

Kapur

Bidang Pengolahan

Batu Kapur

Bidang

Penambangan &

Pengolahan Silika

Bidang Pemeliharaan

Crusher & Transport I

Bidang Pemeliharaan

Crusher & Transport II

Bidang Pemeliharaan

Listrik & Instrument Alat

Tambang

Bidang Bengkel

Tambang

Staf Perintisan

Tambang

Bidang Pemeliharaan

Listrik & Instrument Alat

Tambang

Bidang Pemeliharaan

Alat Berat Tambang

Page 98: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

82

LAMPIRAN C

TABEL LOADING DENSITY LUBANG LEDAK

Page 99: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

83

LAMPIRAN D

PETA GEOLOGI DAN TOPOGRAFI QUARRY PT. SEMEN PADANG

1. PETA GEOLOGI

Pabrik PT. Semen Padang

Quarry PT. Semen Padang

Page 100: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

84

2. Peta Topografi

Page 101: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

85

84

LAMPIRAN E

PETA IUP PT. SEMEN PADANG

Page 102: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

86

84

LAMPIRAN F

SPESIFIKASI BAHAN PELEDAK DAN PERALATAN PELEDAKAN

1. SPESIFIKASI BAHAN PELEDAK

a. Dabex73.

Produk : DABEX 73

Buatan : PT Dahana (Persero)

Komposisi : Emulsion 70% - ANFO 30%

Water Resistance : Excellent

Density : 1,18 gr/cc

VOD : 5300 m/s

RWS (% to ANFO) : 77

RBS (% to ANFO) : 123

b. Booster.

Produk : Dayagel Magnum

Buatan : PT Dahana (Persero)

Diameter : 32 mm

Panjang : 200 mm

Berat : 200 gr

Density : 1,23 gr/cm3

VOD : 5000-5400 m/s

Water Resistance : Good

c. Iniatiator.

Produk : DayadetElectric Detonator

Buatan : PT Dahana (Persero)

Iniating Power : No. 8

Tube Material : Copper Alloy

Legwire Resistance : 0,15 + 0,02 ohm/meter

Legwire Length : 6 m

Primary Charge : Diazodinitrophenol (DDNP)

Base Charge : Penta Erythritol Tetra Nitrate (PETN)

Water Resistance : 5 kg/cm3 untuk 5 jam

Page 103: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

87

84

d. Inhole Delay.

Produk : Dayadet Inhole Delay

Buatan : PT Dahana (Persero)

Delay Time : 500 ms

Panjang Shock Tube : 12 m

e. Surface Delay.

Produk : Dayadet Surface Delay

Buatan : PT Dahana (Persero)

Panjang Shock Tube : 6 m

Delay Time : 17 ms, 25 ms, 42 ms, 67 ms

Warna Clip Connector :Kuning(17 ms), Merah (25 ms), Putih

(42 ms), Oranye (67 ms)

2. ESIFIKASI PERALATAN PELEDAKAN

a. Blasting Machine.

Produk : CD450-4J Blasting Machine

Buatan : REO (Research Energy of Ohio, Inc)

Capacitor Discharge : 450 volts, 47 microfarads, 4 joules

Battery : Alkaline 9V Eveready no. 522

b. Blaster’s Ohmmeter.

Produk :Blaster’s Ohmmeter Model B01999-1

Buatan : REO (Research Energy of Ohio, Inc)

Maximum Circuit Current : 1,2 milliamperes

Battery : Alkaline 9V Eveready no. 522

c. Lead Wire

Produk : Lead Wire

Ukuran : 2 x 0,6 mm

Panjang Gulungan : ± 100 m

Page 104: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

88

84

LAMPIRAN G

SPESIFIKASI ALAT BOR

1. Furukawa HCR 1500-ED II

Merk : Furukawa

Type : Furukawa HCR 1500-D 20i

Diameter Bit : 5 Inch

Diameter rod : 4 inch

Transport length : 9,8 m

Total weght : 16.3800 Kg

Transming speed : 1,6 – 4,8 km / h

Gradebility : 50 0 C

Rad oscilation : 10 0 C 15

0 C

Grown : Clearence 400 mm

Panjang ( menara turun ) : 3,2 m

Panjang ( menara naik ) : 8,5 m

Lebar : 4,3 m

Tinggi ( menara naik ) : 14,7m

Tinggi : 5,6 m

Sumber tenaga : Mesin diesel

Model sumber tenaga : 12 V 110 TA

Daya : 150 Hp

Jumlah jack : 3 buah

Diameter jack : 110 mm

Kapasitas kompressor : 780 cfm, 350 psi

Model kompressor : HJ 5 F

System track : Type Exavator

Panjang track : 5,5 m

Page 105: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

89

84

2. SANDVIK DP1100

Merk : Sandvik

Type : Sandvik DP1100

Pabrik : Tanfore Finlandia

Diameter Bit : 5,5 Inch

Diameter rod : 3,0 inch

Transport length : 9,8 m

Total weght : 14.300 Kg

Transming speed : 1,8 – 3,5 km / h

Gradebility : 40 0 C

Rad oscilation : 10 0 C 15

0 C

Grown : Clearence 400 mm

Bom swing : 30 0

Bom lift : 15 – 14

Bom Extension : 1,5 mm

Radistor : 430 liter

Fuel : 380 liter

Hydraulic oil : 14 liter

Compressor : 27 liter

Engine : 5,5 liter

Gear box : 1,7 liter

Feed fear : 2,7 liter

Winch : 0,75

Temperatur compressor : max 80 0 C

Tekanan udara mesin : max 2 bar

Fine separator : DC 1000 H

Primary cycline : PE 80 H

Hydraulic motor : 150 milimeter

Separator capasity : 99,90 %

Page 106: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

90

84

LAMPIRAN H

PENGENALAN SOFTWARE

1. Tutorial Pemakaian Shotplus

a. Buka aplikasi Shotplus

b. Jika ada permintaan yang bertuliskan “you have one day to renew

aplication licence before expired” maka tekan OK.

c. Jika ada massage box yang bertuliskan “Unable to complate data

update. This may be because you have the wrong server address, or

your proxy crudential are out of date” lalu tekan OK.

d. Maka akan ditampilkan ShotplusWindows sebagai berikut:

Gambar LH.1

e. Untuk membuat project baru, pilih file pilih new.

f. Maka akan keluar kotak dialog seperti berikut ini:

Gambar LH.2

a. Untuk Bagian Title silahkan isikan dengan judul project yang kita

inginkan, namun pada umumnya diisi dengan tanggal proses

perencanaan peledakan seperti “29122014” untuk peledakan yang

direncanakan pada tanggal 29 Desember 2014.

b. Untuk desainer diisi dengan nama pembuat desain peledakan tersebut.

Page 107: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

91

84

c. Untuk mine diisi dengan nama perusahaan tempat peledakan

dilakukan.

d. untuk location diisi dengan nama front kerja yang akan diledakkan

sebagai contoh:

Gambar LH.3

g. Lalu tekan ok, maka akan diperoleh halaman kerja sebagai berikut:

Gambar LH.4

h. Pada bagian kiri ada tool yang dapat digunakan untuk membuat desain

peledakan sebagai berikut:

Gambar LH.5

Page 108: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

92

84

i. Buatlah desain yang kita inginkan pada desain window dengan

memanfaatkan tool yang ada, seperti menggunakan tool Pattern tool,

maka akan keluar kotak dialog sebagai berikut:

Gambar LH.6

a. Tentukan jumlah rows dan holes pada bagian yang disediakan.

b. Isi kedalaman lubang tembak pada kotak isian Length (m).

c. Tentukan besarnya nilai burden dan spacing.

j. Gambar desainnya pada desain window, contoh tampilan:

Gambar LH. 7

Untuk Jumlah Row 4, Jumlah holes 9, burden 4 m dan Spacing 5 m.

k. Klik view all ( ) untuk menampilkan desain secara penuh.

l. Klik delay lead-in tool ( ) untuk memilih IP dan tempatkan IP

pada salah satu lubang yang diinginkan. Contoh tampilan:

Page 109: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

93

84

Gambar LH. 8

m. Klik tie tool ( ) untuk mmilih delay yang di inginkan.

n. Pada bagian atas akan tampilan sebagai berikut:

Gambar LH. 9

o. Klik kanan pada salah satunya lalu klik select product, maka akan

keluar kotak dialog sebagai

berikut:

Gambar LH. 10

p. Pilih signal tube, dan pilih delay yang diinginkan pada bagian delay

(dibawah).

Page 110: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

94

84

q. Jika delay yang di inginkan tidak ada, pilih “User defined delay” dan

ketik waku delay yang kita inginkan, lalu tekan OK. Maka akan

menghasilkan tampilan sebagai berikut:

Gambar LH. 11

r. Pilih salah satu delay, dari delay yang ada dan hubungkan dengan

lubang-lubang yang kita inginkan. Contoh tampilan:

Gambar LH. 12

s. Untuk melihat perbedaan waktu maka klik calculation pada menu bar

lalu klik “Time Envelope“ maka akan menghasilkan tampilan

sebagai berikut:

Gambar LH. 13

Tamplan Perbedaan Waktu :

Page 111: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

95

84

t. Untuk melihat arah lemparan maka klik calculation pada menu bar

lalu klik “First Movement”, maka akan meghasilkan tampilan sebagai

berikut:

Gambar LH. 14

u. Utuk melihat burden relief, maka klik calculations lalu klik “

burden relief”, maka akan dihasilkan tampilan sebagai berikut:

Gambar LH. 15

v. Untuk melihat angle of inisiasi klik calculations lalu klik “angle of

initiation”, maka akan ditampilkan sebagai berikut:

Gambar LH. 16

w. Untuk pola-pola yang lain akan ditemukan berbagai variasi dalam hal

arah lemparan, angle of initiation, first movement, dll.

Page 112: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

96

84

x. Jadi keberhasilan simulasi peledakan dengan shotplus v 4.88 dan

keseuaian dilapangan apbila kondisi atau posisi lubang dilapangan

sama dengan desain yang kita buat pada shotplus.

2. Tutorial Pemakaian DRZBlast

2.1. Input Data

Sebelum menggunakan software atau aplikasi DRZBlast ,maka perlu di

masukkan data-data keadaan lapangan, yaitu:

1. Data geologi

Gambar LH. 17

a. klik worksheet Geodata, lalu pada kolom Mine Area, masukkan

nama-nama area tambang, contoh: hordzone, linestone, dan lainnya

sesuai nama area masing-masng

b. lalu masukkan data-data geologi/ sifat fisik batuan pada masing-

masing area, seperti: insitu %, insitu 80% Block size, density, young

modulus, UCS.

2. Prince Data

a. Klik Woorksheet Price Data, lalu pada tabel Product Pricing,

masukkan data-data produk yang digunakan pada operasi pemboran

dan peledakan.

c. Pada kolom SAP CodeB, merupakan jenis produk yang digunakan

pada operasi pengeboran dan peledakan ( jenis Explosive, primer,

detonator, jenis bor, pekerja drill and blas, dan leadin line.

Page 113: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

97

84

d. Kolom Spesification merupakan kolom, spesifikasi masing-masing

produk.

e. Kolom Price per unit, adalah untuk data harga masing-masing

produk.

Gambar LH. 18

3. Explosive Data

Klik Woorsheet Explosive Data, lalu masukkan data-data

karakteristik bahan peledak, seperti: Relative Weight Strength,

Relative Bulk Strength, Velocity of detonator.

Gambar LH. 19

4. Desain peledakan

Setelah memasukkan data-data geologi, data harga dan bahan

peledak, maka mulai memasukkan data-data desain peledakan yang

akan diterapkan pada lapangan

Page 114: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

98

84

a. Pertama klik work sheet desain

b. Pada Blast parameter masukkan data:

1) Burden

2) Spacing

3) Patter

4) Bench height Subdrilling Hole angle (sudut kemiringan

pemboran)

5) Drill code(jenis bor yang digunakan)

6) Number of hole Jumlah lubang ledak)

7) Wet hole %, perkiraan jumlah lubang ledak yang berair

8) Wet hole explosives ( jenis baha peledaka pada lubang ledak

yang barair)

9) Dry Hole Explosive( jenis bahan peledak yang digunakan)

Gambar LH. 20

c. Pada Blast hole loading, masukkan data, berupa:

1) Panjang Stemming

2) Charge length ( kedalaman lubag yang di isi bahan peledak)

3) Panjang Airdeck ( jika menggunakan airdeck)

d. Pada Initiation system, masukkan data jenis primer yang

digunakan

e. Pada labour, masukkan data, berupa:

1) Size of crew, yaitu jumlah pekerja blasting

2) Hour of load, yaitu banyaknya jam loading pada masing-

masing shift pekerja.

Page 115: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

99

84

3) Pada rock data, masukkan data rock type, sesuia nama daerah

tambang.

2.2. Ouput Data

Ketika memasukkan nilai-nilai veriabel peledakan pada worksheet desain,

maka akan otomatis tercipta output atau hasil dari desain peledakan yang

digunakan.

a. Blast Details

Terletak pada worksheet Desain.

Gambar LH. 21

b. Blast Result Prediction (Kuz Rum Model)

Terletak pada worksheet Desain

Gambar LH. 22

c. Biaya Operasi Pengeboran dan peledakan

Terletak pada worksheet Desain.

Page 116: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

100

84

Gambar LH. 23

d. Vibration Prediction

Terletak pada worksheet Vibration Prediction

Gambar LH. 24

Page 117: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

101

84

LAMPIRAN I

GEOMETRI PELEDAKAN AKTUAL QUARRY PT. SEMEN PADANG

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 5 5 1,4 10 11,4 4 7,4 38

2 15/11/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 46

3 16/11/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 49

4 18/11/2016 Front II 5 5 1,1 10 11,1 4 7,1 45

5 20/112016 Front II 5 5 1,3 10 11,3 4 7,3 37

6 21/11/2016 Front II 5 5 1,7 10 11,7 4 7,7 31

7 24/11/2016 Front II 5 5 1,4 10 11,4 4 7,4 72

8 25/11/2016 Front II 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 32

9 26/11/2016 Front II 5 5 1,2 10 11,2 4 7,2 20

10 28/11/2016 Front II 5 5 1,3 10 11,3 4 7,3 35

11 29/11/2016 Front II 5 5 6 10 16 4 12 23

12 30/11/2016 Front II 5 6 1,4 10 11,4 4 7,4 39

13 05/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 29

14 07/12/2016 Front I 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 30

15 08/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 32

16 11/12/2016 Front II 5 5 1 10 11 4 7 70

17 13/12/2016 Front I 5 6 1 10 11 4 7 46

18 15/12/2016 Front II 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 68

19 19/12/2016 Front I 5 5 1 10 11 4 7 54

20 20/12/2016 Front I 5 5 1,5 10 11,5 4 7,5 72

TOTAL 100 102 31,1 200 231 80 151 868

Rata-rata 5 5 1,6 10 11,6 4 7,6 43

PARAMETER GEOMETRI PELEDAKAN INPUT DATA: STRENGTH BATUAN :

Diameter lubang ledak 127 mm - Lemah, banyak retakan = 1

Burden 5,00 m - Kekuatan sedang = 7

Spasi 5,00 m - Keras, banyak retakan = 10

Stemming 4,00 m - Keras, sedikit retakan = 13

Subdrill 1,60 m

Tinggi jenjang 10,00 m

Kedalaman lubang ledak 11,60 m

Deviasi pengeboran 0,00 m

Faktor pola (bujursangkar = 1; staggered = 1.1) 1,10

Densitas bahan peledak 0,60 gr/cc

Strength batuan (lihat kolom "strength batuan") 8,00

Isian bahan peledak per lubang 57,76 Kg

Strength bahan peledak (ANFO = 100) 82

Powder Factor (PF) 0,23 kg/m3

Page 118: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

122

84

LAMPIRAN J

GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT R,L. Ash

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh

)

1 09/11/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 38

2 15/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 46

3 16/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 49

4 18/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,1 4,3 6,8 45

5 20/112016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,3 4,3 7,0 37

6 21/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,7 4,3 7,4 31

7 24/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 72

8 25/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 32

9 26/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,2 4,3 6,9 20

10 28/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,3 4,3 7,0 35

11 29/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 16 4,3 11,7 23

12 30/11/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,4 4,3 7,1 39

13 05/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 29

14 07/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 30

15 08/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 32

16 11/12/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 70

17 13/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 46

18 15/12/2016 Front II 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,3 68

19 19/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11 4,3 6,7 54

20 20/12/2016 Front I 5,4 5,4 1,6 10 11,5 4,3 7,2 72

TOTAL 108 108 32,4 200 231 86,4 145 868

Rata-rata 5,4 5,4 1,6 10 11,6 4,3 7,2 43

PARAMETER GEOMETRI PELEDAKAN INPUT

DATA STRENGTH BATUAN :

Diameter lubang ledak 127 mm - Lemah, banyak retakan = 1

Burden 5,40 m - Kekuatan sedang = 7

Spasi 5,00 m - Keras, banyak retakan = 10

Stemming 4,30 m - Keras, sedikit retakan = 13

Subdrill 1,60 m

Tinggi jenjang 10,00 m

Kedalaman lubang ledak 11,60 m

Deviasi pengeboran 0,00 m

Faktor pola (bujursangkar = 1; staggered = 1.1) 1,10

Densitas bahan peledak 0,60 gr/cc

Strength batuan (lihat kolom "strength batuan") 8,00

Isian bahan peledak per lubang 55,48 Kg

Strength bahan peledak (ANFO = 100) 82

Powder Factor (PF) 0,19 kg/m3

Page 119: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

123

84

LAMPIRAN K

GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT C,J Konya

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 38

2 15/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 46

3 16/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 49

4 18/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,1 3,3 7,82 45

5 20/112016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,3 3,3 8,02 37

6 21/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,7 3,3 8,42 31

7 24/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 72

8 25/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 32

9 26/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,2 3,3 7,92 20

10 28/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,3 3,3 8,02 35

11 29/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 16 3,3 12,72 23

12 30/11/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,4 3,3 8,12 39

13 05/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 29

14 07/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 30

15 08/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 32

16 11/12/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 70

17 13/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 46

18 15/12/2016 Front II 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,3 8,32 68

19 19/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11 3,3 7,72 54

20 20/12/2016 Front I 4,1 5,8 1,2 10 11,5 3,3 8,22 72

TOTAL 82 116 24,6 200 231 65,6 166 868

Rata-rata 4,1 5,8 1,2 10 11,6 3,28 8,3 43

PARAMETER GEOMETRI PELEDAKAN INPUT DATA STRENGTH BATUAN :

Diameter lubang ledak 127 mm - Lemah, banyak retakan = 1

Burden 4,10 m - Kekuatan sedang = 7

Spasi 5,80 m - Keras, banyak retakan = 10

Stemming 3,38 m - Keras, sedikit retakan = 13

Subdrill 1,20 m

Tinggi jenjang 10,00 m

Kedalaman lubang ledak 11,20 m

Deviasi pengeboran 0,00 m

Faktor pola (bujursangkar = 1; staggered = 1.1) 1,10

Densitas bahan peledak 0,60 gr/cc

Strength batuan (lihat kolom "strength batuan") 8,00

Isian bahan peledak per lubang 59,44 Kg

Strength bahan peledak (ANFO = 100) 82

Powder Factor (PF) 0,25 kg/m3

Page 120: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

124

84

LAMPIRAN L

GEOMETRI PELEDAKAN MENURUT ICI-Explosive

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 09/11/2016 Front I 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 38

2 15/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 46

3 16/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 49

4 18/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,1 10 11,1 3,4 7,7 45

5 20/112016 Front II 4,2 6,3 1,3 10 11,3 3,4 7,9 37

6 21/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,7 10 11,7 3,4 8,3 31

7 24/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 72

8 25/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 32

9 26/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,2 10 11,2 3,4 7,8 20

10 28/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,3 10 11,3 3,4 7,9 35

11 29/11/2016 Front II 4,2 6,3 6 10 16 3,4 12,6 23

12 30/11/2016 Front II 4,2 6,3 1,4 10 11,4 3,4 8,0 39

13 05/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 29

14 07/12/2016 Front I 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 30

15 08/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 32

16 11/12/2016 Front II 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 70

17 13/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 46

18 15/12/2016 Front II 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 68

19 19/12/2016 Front I 4,2 6,3 1 10 11 3,4 7,6 54

20 20/12/2016 Front I 4,2 6,3 1,5 10 11,5 3,4 8,1 72

TOTAL 84 126 31,1 200 231 67,2 164 868

Rata-rata 4,2 6,3 1,6 10 11,6 3,4 8,2 43

PARAMETER GEOMETRI PELEDAKAN INPUT DATA : STRENGTH BATUAN :

Diameter lubang ledak 127 mm - Lemah, banyak retakan = 1

Burden 4,20 m - Kekuatan sedang = 7

Spasi 6,30 m - Keras, banyak retakan = 10

Stemming 3,40 m - Keras, sedikit retakan = 13

Subdrill 1,60 m

Tinggi jenjang 10,00 m

Kedalaman lubang ledak 11,60 m

Deviasi pengeboran 0,00 m

Faktor pola (bujursangkar = 1; staggered = 1.1) 1,10

Densitas bahan peledak 0,60 gr/cc

Strength batuan (lihat kolom "strength batuan") 8,00

Isian bahan peledak per lubang 62,33 Kg

Strength bahan peledak (ANFO = 100) 82

Powder Factor (PF) 0,24 kg/m3

Page 121: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

125

84

LAMPIRAN M

GEOMETRI PELEDAKAN USULAN

No Tanggal Lokasi B

(m)

S

(m)

J

(m)

H

(m)

L

(m)

T

(m)

PC

(m)

BL

(bh)

1 29/12/2016 Front II 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 38

2 30/12/2016 Front II 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 46

3 04/01/2017 Front II 4,1 6 1,6 10 11,6 3 8,6 49

4 05/01/2017 Front I 4,1 6 1,1 10 11,1 3 8,1 45

5 09/01/2017 Front II 4,1 6 1,3 10 11,3 3 8,3 37

6 10/01/2017 Front I 4,1 6 1,7 10 11,7 3 8,7 31

7 11/01/2017 Front I 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 72

8 12/01/2017 Front I 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 32

9 13/01/2017 Front I 4,1 6 1,2 10 11,2 3 8,2 20

10 16/01/2017 Front I 4,1 6 1,3 10 11,3 3 8,3 35

11 17/01/2017 Front II 4,1 6 6 10 16 3 13 23

12 18/01/2017 Front II 4,1 6 1,4 10 11,4 3 8,4 39

13 19/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 29

14 23/01/2017 Front II 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 30

15 24/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 32

16 25/01/2017 Front I 4,1 6 1 10 11 3 8 70

17 26/01/2017 Front II 4,1 6 1 10 11 3 8 46

18 01/02/2017 Front II 4,1 6 1,6 10 11,6 3 8,6 68

19 02/02/2017 Front I 4,1 6 1 10 11 3 8 54

20 03/02/2017 Front II 4,1 6 1,5 10 11,5 3 8,5 72

TOTAL 82 120 30,9 200 231 60 171 868

Rata-rata 4,1 6,0 1,5 10 11,5 3,00 8,5 43

PARAMETER GEOMETRI PELEDAKAN INPUT DATA : STRENGTH BATUAN :

Diameter lubang ledak 127 mm - Lemah, banyak retakan = 1

Burden 4,10 m - Kekuatan sedang = 7

Spasi 6,00 m - Keras, banyak retakan = 10

Stemming 3,00 m - Keras, sedikit retakan = 13

Subdrill 1,60 m

Tinggi jenjang 10,00 m

Kedalaman lubang ledak 11,60 m

Deviasi pengeboran 0,00 m

Faktor pola (bujursangkar = 1; staggered = 1.1) 1,10

Densitas bahan peledak 0,60 gr/cc

Strength batuan (lihat kolom "strength batuan") 8,00

Isian bahan peledak per lubang 65,37 Kg

Strength bahan peledak (ANFO = 100) 82

Powder Factor (PF) 0,27 kg/m3

Page 122: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

126

84

LAMPIRAN N

DESAIN GEOMETRI PELEDAKAN AKTUAL

Untuk desain pola peledakan, beda waktu, arah lemparan, dan

burden relief bisa di lihat pada lembaran selanjutnya.

No Tanggal Lokasi

Control

Row

(ms)

Echelon

Row

(ms)

Jumlah

Control

Row

(pcs)

Jumlah

Echelon

Row

(pcs)

Jumlah

Lubang

Ledak

1 09/11/2016 Front I 42 67 13 24 38

2 15/11/2016 Front II 42 67 20 25 46

3 16/11/2016 Front II 42 67 18 30 49

4 18/11/2016 Front II 42 67 14 30 45

5 20/112016 Front II 42 67 11 25 37

6 21/11/2016 Front II 25 42 11 20 31

7 24/11/2016 Front II 25 67 & 42 24 40 & 7 72

8 25/11/2016 Front II 42 67 9 22 32

9 26/11/2016 Front II 42 67 6 13 20

10 28/11/2016 Front II 42 67 11 23 35

11 29/11/2016 Front II 42 67 10 12 23

12 30/11/2016 Front II 42 67 10 28 39

13 05/12/2016 Front I 42 67 7 21 29

14 07/12/2016 Front I 42 67 7 22 30

15 08/12/2016 Front I 42 67 9 22 32

16 11/12/2016 Front II 42 25 23 46 70

17 13/12/2016 Front I 25 42 17 28 46

18 15/12/2016 Front II 42 25 18 49 68

19 19/12/2016 Front I 42 67 16 37 54

20 20/12/2016 Front I 42 25 23 48 72

Page 123: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

122

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 09/ 11 /2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:38

:38

:37

: 1

: 38

: 4500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 124: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

123

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 15/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:46

:46

:45

: 1

: 46

: 4000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 125: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

124

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 16/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:49

:49

:48

: 1

: 45

: 6000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 126: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

125

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 18/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:45

:45

:44

: 1

: 102

: 5000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 127: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

126

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 20/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:37

:37

:36

: 1

: 74

: 4500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 128: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

127

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 21/11/2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:31

:31

:30

: 1

: 32

: 3000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 129: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

128

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 24/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

: 72

: 72

: 71

: 1

: 72

: 6000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 130: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

129

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 25/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:35

:35

:34

: 1

: 35

: 4000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 131: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

130

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 26/11/2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:20

:20

:19

: 1

: 20

: 2000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 132: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

131

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 28/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:35

:35

:34

: 1

: 35.5

: 3500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 133: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

132

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 29/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

:11

:23

:23

:22

: 1

: 23

: 3000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 134: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

133

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 30/ 11/ 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x6

: 5

: 11

:39

:39

:38

: 1

: 42

: 4500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 135: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

134

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 05 /12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:29

:29

:28

: 1

: 29

: 2000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 136: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

135

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 07/12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:30

:30

:29

: 1

: 30

: 2500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 137: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

136

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 08/12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:32

:32

:31

: 1

: 32

: 3000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 138: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

137

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 11/12 / 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:70

:70

:69

: 1

: 69

: 7000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 139: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

138

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 13 /12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x6

: 5

: 11

:46

:46

:45

: 1

: 46

: 4700

M

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 140: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

139

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 15 /12 / 2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:68

:68

:66

: 1

: 68

: 6500

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 141: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

140

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 19/12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:54

:54

:53

: 1

: 53

: 5000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 142: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

141

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 20 /12 / 2016

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole

Delay

Jumlah Surface

Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 5 x 5

: 5

: 11

:72

:72

:70

: 1

: 72

: 7000

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 143: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

142

LAMPIRAN O

DESAIN GEOMETRI PELEDAKAN USULAN ATAU RANCANGAN ULANG

No Tanggal Lokasi

Control

Row

(ms)

Echelon

Row

(ms)

Jumlah

Control

Row

(ms)

Jumlah

Echelon

Row

(ms)

Jumlah

Lubang

Ledak

1 29/12/2016 Front II 25 42 12 25 38

2 30/12/2016 Front II 25 67 13 32 46

3 04/01/2017 Front II 67 42 11 37 49

4 05/01/2017 Front I 25 42 16 42 45

5 09/01/2017 Front II 67 42 9 27 37

6 10/01/2017 Front I 67 25 & 42 8 10 & 11 31

7 11/01/2017 Front I 42 67 17 54 72

8 12/01/2017 Front I 42 67 8 23 32

9 13/01/2017 Front I 25 42 17 12 20

10 16/01/2017 Front I 25 67 11 23 35

11 17/01/2017 Front II 25 67 8 14 23

12 18/01/2017 Front II 42 67 9 29 39

13 19/01/2017 Front II 25 42 11 17 29

14 23/01/2017 Front II 25 17 12 17 30

15 24/01/2017 Front II 42 42 13 18 32

16 25/01/2017 Front I 42 67 17 52 70

17 26/01/2017 Front II 42 67 14 31 46

18 01/02/2017 Front II 42 67 18 49 68

19 02/02/2017 Front I 42 25 19 34 54

20 03/02/2017 Front II 42 67 18 53 72

Untuk desain pola peledakan, beda waktu, arah lemparan, dan burden relief bisa di lihat pada

lembaran selanjutnya.

.

Page 144: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

143

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 29/11/2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,4

:38

:38

:37

: 1

: 38

: 3604

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 145: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

144

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal :30/11/2016

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,6

:46

:46

:45

: 1

: 46

: 4546

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 146: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

145

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal :04/01/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,6

:49

:49

:48

: 1

: 49

: 4842

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 147: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

146

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 05/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,1

:45

:45

:44

: 1

: 45

: 4005

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 148: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

147

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 09/01/2017

Lokasi : Front

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,5 x 5,7

: 5

: 11,3

:37

:37

:36

: 1

: 37

: 3436

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 149: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

148

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 10/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,7

:31

:31

:29

: 1

: 31

: 3126

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 150: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

149

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 11/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,4

:72

:72

:71

: 1

:22

: 6829

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 151: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

150

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 12/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,5

:32

:32

:31

: 1

: 32

: 3098

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 152: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

151

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 13/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,2

:20

:20

:19

: 1

: 19

: 1818

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 153: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

152

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal :16/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,3

:35

:35

:34

: 1

: 35

: 3251

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 154: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

153

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 17/01/2017

Lokasi : FrontII

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 16

:23

:23

:22

: 1

: 23

: 4754

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 155: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

154

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 18/01/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,4

: 39

: 39

: 38

: 1

: 39

: 3699

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 156: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

155

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 19/01/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11

:29

:29

:28

: 1

: 29

: 2526

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 157: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

156

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 23/01/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,5

:30

:30

:29

: 1

: 30

: 2904

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 158: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

157

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 24/01/2017

Lokasi : FrontII

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11

:32

:32

:31

: 1

: 35

: 2787

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 159: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

158

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 25/01/2017

Lokasi : Front I

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11

:70

:70

:69

: 1

: 70

: 6098

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 160: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

159

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 26/01/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

:11

:46

:46

:45

: 1

: 46

: 4007

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 161: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

160

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal :01/02/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x5,7

: 5

: 11,6

:68

:68

:67

: 1

: 68

: 6720

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 162: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

161

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 02/02/2017

Lokasi : FrontI

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11

:54

:54

:53

: 1

: 54

: 4704

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 163: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

162

DESAIN PELEDAKAN DENGAN SHOTPLUS

Tanggal : 03/02/2017

Lokasi : Front II

BUKIT KARANG PUTIH

Spasi x Burden

Diameter Lubang

Kedalaman

Jumlah Lubang

Jumlah In Hole Delay

Jumlah Surface Delay

Jumlah Eldeto

Jumlah Primer

Dabex

: 4,4 x 5,7

: 5

: 11,5

:72

:72

:71

: 1

: 72

: 6971

m

Inci

m

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Pcs

Kg

Estimator.

BOBY WHIJAKSONO

Page 164: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

168

LAMPIRAN P

FRAGMENTASI BATUAN DARI GEOMETRI PELEDAKAN AKTUAL

x Rata-rata = 63,699 cm

Indeks Keseragaman fraksi (n):

n = 1,3784

: xz = 83,114 cm

Screen Tertahan Lolos Fraksi,

size, cm ( R ), % ( P ), % %

2,5 99,20 0,80 0,00 0,0080

5 97,94 2,06 1,26 0,0208

10 94,74 5,26 3,20 0,0540

20 86,90 13,10 7,84 0,1404

40 69,43 30,57 17,47 0,3649

60 52,83 47,17 16,60 0,6381

80 38,72 61,28 14,11 0,9487

100 27,52 72,48 11,20 1,2904

200 3,49 96,51 24,03 3,3548

Page 165: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

169

LAMPIRAN Q

FRAGMENTASI BATUAN DARI GEOMETRI PELEDAKAN R,L. Ash

x Rata-rata = 73,897 cm

Indeks Keseragaman fraksi (n):

n = 1,2886

: xz = 98,226 cm

Screen Tertahan Lolos Fraksi,

size, cm ( R ), % ( P ), % %

2,5 99,22 0,88 0,00 0,0088

5 97,87 2,13 1,25 0,0216

10 94,87 5,13 3,00 0,0527

20 87,93 12,07 6,94 0,1286

40 73,04 26,96 14,89 0,3142

60 58,87 41,13 14,17 0,5298

80 46,41 53,59 12,46 0,7676

100 35,94 64,06 10,47 1,0233

200 8,21 91,79 27,73 2,4999

Page 166: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

170

LAMPIRAN R

FRAGMENTASI BATUAN DARI GEOMETRI PELEDAKAN C,J Konya

x Rata-rata = 60,1093 cm

Indeks Keseragaman fraksi (n):

n = 1,81539

: xz = 73,5653 cm

Screen Tertahan Lolos Fraksi,

size, cm ( R ), % ( P ), % %

2,5 99,78 0,22 0,00 0,0022

5 99,24 0,76 0,54 0,0076

10 97,36 2,64 1,88 0,0267

20 91,03 8,97 6,33 0,0940

40 71,83 28,17 19,20 0,3308

60 50,12 49,88 21,71 0,6907

80 31,21 68,79 18,91 1,1644

100 17,54 82,55 13,76 1,7460

200 0,21 99,79 17,24 6,1451

Page 167: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

171

LAMPIRAN S

FRAGMENTASI BATUAN DARI GEOMETRI PELEDAKAN ICI-Explosive

x Rata-rata = 63,5421 cm

Indeks Keseragaman fraksi (n):

n = 1,95848

: xz = 76,6272 cm

Screen Tertahan Lolos Fraksi,

size, cm ( R ), % ( P ), % %

2,5 99,88 0,12 0,00 0,0012

5 99,52 0,48 0,36 0,0048

10 98,16 1,84 1,36 0,0185

20 93,05 6,95 5,11 0,0720

40 75,58 24,42 17,47 0,2799

60 53,83 46,17 21,75 0,6194

80 33,69 66,31 20,14 1,0880

100 18,56 81,44 15,13 1,6844

200 0,14 99,86 18,42 6,5463

Page 168: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

172

LAMPIRAN T

FRAGMENTASI BATUAN DARI GEOMETRI PELEDAKAN USULAN

x Rata-rata = 58,171 cm

Indeks Keseragaman fraksi (n):

n = 2,0368

: xz = 69,6468 cm

Screen Tertahan Lolos Fraksi,

size, cm ( R ), % ( P ), % %

2,5 99,89 0,11 0,00 0,0011

5 99,53 0,47 0,36 0,0047

10 98,10 1,90 1,43 0,0192

20 92,43 7,57 5,67 0,0788

40 72,38 27,62 20,05 0,3232

60 47,80 52,20 24,58 0,7381

80 26,55 73,45 21,25 1,3262

100 12,38 87,62 14,17 2,0892

200 0,02 99,98 12,36 8,5727

Page 169: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

173

LAMPIRAN U

RINGKASAN JURNAL

NO NAMA&TAHUN JUDUL TUJUAN HASIL

1 Alek Al Hadi, 2012

Resesign Geometri

Peledakan Untuk

Mendapatkan Fragmentasi

Batuan Yang Optimum Di

Prebench PT Bukit Asam

(Persero) TBK

1. Membuat desain geometri

peledakan untuk batuan

claystone, sandstone.

2. Memperbaiki fragmentasi di

prebench

3. Meningkatkan produksi

4. Dan mengoptimalkan

geometri peledakan

1. Desain geometri baru yang optimum untuk

batuan claystone:

a. burden (4.6m)

b. spacingI (6.5m)

c. Stemming (3.68m)

d. subdrilling (0m)

e. bench high (7.5).

2. Desain geometri baru yang optimum untuk

batuan sandstone:

a. burden (4.3m)

b. spacing (6m)

c. Stemming (4.3m)

d. subdrilling (1m)

e. bench high (7.5).

3. Desain geometri baru yang optimum untuk

batuan lineston:

Page 170: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

174

a. burden (4.3m)

b. spacing (6m)

c. Stemming (3.68m)

d. subdrilling (0.86m)

e. bench high (7.5).

4. Dan Fragmentasi batuan hasil peledakan

berkurang 8% dari ukuran sebelumnya.

2 Ansorpoun, 2012

Evaluasi Geometri

Peledakan Batugamping

Untuk Mendapatakan

Fragmentasi Yang

Optimum Pada Quarry

Bukit Katang Putih PT.

Semen Padang

Sebagai pertimbangan dalam

penerapan salah satu desain

peledakan untuk mendapatkan

fragmentasi yang optimum dan

produksi lebih besar.

1. Untuk mencapai target produksi semen

6.300.000 ton/tahun, maka dibutuhkan

batukapur 7.602.474ton/tahun dan pada bulan

februari sekitar 463.963 ton/bulan (16.000

ton/hari).

2. Untuk mencapai target produksi peledakan

batu kapur sebesar 16.000 ton per hari,maka

dipilih geometri peledakan usulan ketiga

dengan besar;

a. burden sebesar 4,6 meter

b. spacing sebesar 5,7 meter

c. subdrilling sebesar 1,8 meter

d. stemming sebesar 3,2 meter

Page 171: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

175

3. kedalaman lubang ledak sebesar 7,3 m3

Jumlah lubang ledak yang digunakan

sebanyak 43 lubang dan pemilihan geometri

usulan ini didasarkan pada perkiraan hasil

produksi paling besar yaitu mencapai 16.099

ton per hari atau sebesar 6.192 m3.

3 Desrizal, 2005 Optimasi waktu delay

dengan I-KonTm deigital

energy control system

untuk mendapatakan hasil

fragmentasi yag optimum

pada tambang grasberg PT

Freeport indonesia

1. Mengetahui karakteristik

massa batuan, geometri

peledakan dan tipe explosive

pada area peledakan.

2. Mengetahui distribusi

fragmentasi hasil peledakan.

3. Menganalisa desain waktu

delay peledakan yang telah

diterapkan pada lokasi

batuan tersebut.

1. Waktu delay dapat mempengaruhi wall

control, vibrasi peledakan, penempatan

material hasil peledakan dan fragmentasi yang

dihasilkan.

2. Dalam menentukan waktu delay yang optimal

ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan,

yaitu: Property of Rock, Geometri peledakan,

jenis bahan peledak dan hasil peledakan

bagaimana yang diinginkan.

3. Untuk batuan yang lebih keras akan

membutuhkan waktu delay yang lebih cepat

dari pada batuan yang kurang keras, hal ini

dikarenakan perbedaan kecepatan rambat

gelombang energi peledakan dimana pada

Page 172: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

176

batuan keras cepat rambat gelombang lebih

cepat.

4. Ukuran fragmentasi hasil peledakan

mempengaruhi tingkat kemampuan gali shovel

(digging rate shovel), dimana semakin kecil

ukuran fragmentasi maka semakin tinggi nilai

digging rate shovel.

4 Erik Wijaya, 2008 Studi Pengaruh Peledakan

terhadapdinding Tambang

Terbuka di Pit Batu Hijau

PT. NewMont Nusa

Tenggara, Nus Tenggra

Barat

Mengamati kondisi dinding

tambang yang diakibatkan oleh

getaran yang dihasilkan oleh

suatu peledakan.

1. Menentukan nilai batas

Kecepaan Partikel Puncak

(PPV) yang cocok untuk tiap

tipe batuan.

2. Menentukan rancangan

peledakan yang dapat

1. Kegiatan peledakan yang dilakukan di

tambang terbuka Batu Hijau PT. Newmont

Nusa Tenggara pada setiap tipe batuan

Volcanic, Tonalite, dan Diorite secara umum

tidak merusak

2. Dari hasil perhitungan di peroleh Peak

Particle Velocity (PPV) maksimum yang

dianjurkan untuk tiga macam tipe batuan

sebagai berikut:

a. Batuan Volcanic;PPV= 352.63 mm/sec

Page 173: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

177

meminimalisir kerusakan

terhadap dinding tambang

b. Batuan Tonalite;PPV = 300.00 mm/sec

c. Bataun Diorite;PPV=219.08 mm/sec

3. Rancangan peledakan yang dapat

meminimalisir kerusakan terhadap dinding

tambang pada setiap tipe batuan yang ada di

tambang Batu Hijau, adalah:

a. Untuk tipe batuan Volcanic; kedalaman

lubang ledak 15m dan diameter 251 mm,

dengan variasi geometri (5b x 4.5 s)m dan (8

x 7)m, maka massa explosive yang

dibutuhkan untuk trim, buffer, trim-

production sebesar 106 kg, 142 kg, dan 225

kg dengan jarak masing-masing sebesar 17.4

m, 20.2 m, dan 25.4 m.

b. Untuk tipe batuan Tonalite; ke lubang ledak

15 m dan diameter 251 mm,maka massa

VI-

1

Page 174: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

178

explosive yang dibutuhkan untuk trim,

buffer, trim-production sebesar 106 kg, 135

kg, dan 215kg dengan resultan jarak masing-

masing sebesar 17.2 m, 19.5 m, dan 24.6 m.

5 Heri Agus

Setiawan, 2013

Kajian Teknis Geometri

Peledakan Batu Kapur

dibukit Karang Putih

Kelurahan Indarung PT.

Semen Padang

Kajian teknis ini bertujuan

sebagai pertimbangan dalam

penerapan satu desain

peledakan untuk

mendapatkan fragmentasi

yang optimum dan produksi

yang lebih besar.

1. Untuk mencapai target produksi semen

6.300.000 ton/tahun, maka dibutuhkan

batukapur 7.602.474 ton/tahun dan pada

bulan februari sekitar 463.963 ton/bulan

(16.000 ton/hari).

2. Untuk mencapai target produksi peledakan

batu kapur sebesar 16.000 ton per hari,maka

dipilih geometri peledakan usulan ketiga

dengan besar:

a. burden (4,6 m)

b. spacing (6,9 m)

c. subdrilling (1,8 m)

d. stemming (3,2 m)

e. kedalaman lubang ledak( 7,3 m)

3. Dari geometri usulan yang dipilih

Page 175: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

179

menghasilkan derajat fragmentasi batuan

yang berukuran > 100 cm sebesar 1,79 % .

Hal ini menunjukkan bahwa jumlah boulder

yang dihasilkan lebih sedikit.

6 Marta Borisman,

2013

Ratio Pemakaian Bahan

Peledakan Anfo dan

Emulsi terhadapa

Keekonomisan Produksi

Blasting Batu Kapur di

Kuari Bukit Karang Putih

PT. Semen Padang

Tujuan dari pengambilan judul

ini adalah untuk mengetahui

bahan peledak yang lebih

efektif dan lebih ekonomis

dari kedua bahan peledak

untuk digunakan dalam

kegiatan peledakan untuk

mencapai target produksi.

1. PT. Semen Padang menggunakan 2 (dua)

jenis bahan peledak (blasting agent) yaitu

ANFO dan Emulsion (murni 100%) untuk

meningkatkan hasil peledakan yaitu

fragmentasi.

2. Biaya blasting dengan menggunakan

ANFO (Rp 45.421.854 / 7371 ton) lebih

mahal dari pada Emulsion (Rp 41.319.639 /

7371 ton).

7 Natal Siahaan, 2006 Studi Teknis Geometri

Peledakan Pada Pit III

Untuk Mendapatakan

Fragmentasi yang

dibutuhkan Serta

Memperkecil Flayrock di

PT. Batubara Bukit Kendi

untuk merencanakan

pemboran dan peledakan

Andesite dan Sandstone di

Blok III sehingga dapat

menghasilkan fragmentasi

sesuai dengan yang

direncanakan oleh PT.

1. Dengan geometri peledakan yang

ada saat ini yaitu untuk batuan andesit (burden

= 3 m dan spacing = 4 m), maka distribusi

fragmentasi berukuran ≥90 cm (boulder)

yang dihasilkan sebesar 25 % dan fragmentasi

yang berukuran ≤90 cm sebesar 75 cm.

Sedangkan untuk batuan sandstone (burden =

Page 176: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

180

Tanjung Enim, Sumatera

Selatan

Batubara Bukit Kendi.

3,85 m dan spacing 4,25 m) dihasilkan

fragmentasi berukuran ≥ 90 cm sebesar 22

% dan fragmentasi yang berukuran ≤90 cm

sebesar 78 %.

2. Dari ketiga pola yang diuraikan pada

bab sebelumnya maka pola yang paling cocok

untuk diikuti adalah pola III, untuk batuan

andesit, burden = 2,7 m dan spacing = 4,86m.

sedangkan untuk batuan sandstone, burden =

2,9 m dan spacing = 5,22 m.

8 Nopian

Fitrikansyah, 2003

Kajian Teknis Peledakan

untuk Memperbaiki

Fragmentasi Hard Zone di

Push Back 5 South dan

Push Back 6 South dengan

Analisa Kuz Ram pada

Tambang Terbuka

Grasberg PT.Freeport,

Irian Jaya, Indonesia

untuk memprediksi ukuran

fragmen batuan hasil

peledakan pada batuan hard

zone terutama di pushback 5

south dan pushback 6 south di

Tambang Terbuka Grasberg.

Ukuran fragmen batuan hasil peledakan pada

batuan hard zone di pushback 5 south dan

pushback 6 south menunjukkan ukuran fragmen

batuan hasil peledakan tersebut berada dalam

batas ekonomis, yaitu bahwa batas ekonomis

batuan hasil peledakan pada suatu operasi

peledakan yang dipecah kembali antara 10 %

sampai 15 %.

9 Rahmat Anaisa Powder Factor Untuk mendapatkan nilai 1. Powder factor (PF) peledakan overburden

Page 177: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

181

Hidayat,2011 Peledakan untuk Mencapai

Digging Rate

Optimumpada Alat Gali

Muat diPit Bendili PT.

Kaltim Prima Coal

Kecaamatan Sangatta

Kabupaten Kutai

Timur,Kalimantan Timur

powder factor peledakan

yang menghasilkan digging

rate optimal alat gali muat

shovel Liebherr R996 pada

Pit Bendili. Sedangkan

manfaat dari penelitian ini

yaitu nilai powder factor

yang didapat menjadi acuan

untuk proses peledakan pada

Pit Bendili.

aktual pada Pit Bendili minggu ke 1 sampai

34 tahun 2011 berada pada range 0,23

kg/bcm sampai 0,52 kg/bcm dan digging rate

shovel Liebherr R996 rata-rata 3.100

bcm/jam. Hasil analisis nilai powder factor

peledakan yang optimal pada Pit Bendili

untuk mencapai digging rate rata-rata shovel

Liebherr R996 berada pada range 0,32

kg/bcm sampai 0,34 kg/bcm.

2. Hasil percobaan membuktikan bahwa

peledakan dengan powder factor optimal

menghasilkan fragmentasi batuan dengan

ukuran > 40 cm kurang dari 20% dan digging

rate shovel Liebherr R996 mencapai lebih

dari 3.100 bcm/jam.

10 Tom Morris, 2013 Kajian teknis dan

ekonomis pemboran-

peledakan untuk

mendapatkan fragmentasi

yang diinginkan guna

1. Mengkaji kegiatan pemboran

dan peledakan yang

dilakukan untuk

membongkar lapisan

interburden B2-C agar

1. Dengan adanya peningkatan powder factor

(PF) dari 0.19 menjadi 0.24 ternyata

fragmentasi yang berukuran besar (> 1 m)

dapat dikurangi sebesar 6.85 %.

2. Desain peledakan yang baru diharapkan

Page 178: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

182

meningkatkan

produktifitas dilokasi pre-

bench tambang PT. Pama

Persada Nusantara Job Site

tanjung enim sumatera

selatan

diketahui kesesuaian

fragmentasi yang dihasilkan

dengan alat loading yang

digunakan.

2. Mengetahui kemungkinan

desain peledakan baru untuk

menghasilkan ukuran

fragmentasi yang sesuai

sehingga diharapkan akan

meningkatkan roduktifitas

alat gali-muat.

dapat meningkatkan produktifitas alat gali-

muat (PC 750 SE) dari 365.05 bcm/jam

menjadi 398.96 bcm/jam dan produktifitas

alat angkut (DT Nissan CWB 520) dari 20.24

bcm/jam untuk satu unit menjadi 21.99

bcm/jam.

3. Biaya produksi untuk mendapatkan 1 bcm

overburden dapat dikurangi sebesar 332.25

rupiah per bcm. Dari biaya sebelumnya

sebesar Rp. 10788.36 menjadi Rp. 10456.11

rupiah.

Page 179: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

183

LAMPIRAN V

FOTO LAPANGAN

Gambar LV. 1

Area Pencampuran Bahan Peledak

Gambar LV. 2

Kantor Peledakan

Page 180: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

184

Gambar LV. 3

Fragmentasi Hasil Peledakan (5-50 cm)

Gambar LV. 4

Fragmentasi Hasil Peledakan (60-100 cm)

Page 181: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

185

Gambar LV. 5

Lubang Ledak

Gambar LV. 6

Geometri Lubang Ledak

Page 182: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

186

Gambar LV. 7

Alat Bor Furukwa

Gambar LV. 8

Alat Bot Sandvick

Page 183: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

187

Gambar LV. 9

Inisiasi Bahan Peledak

Gambar LV. 10

Rangkaian Peledakan

Page 184: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

188

Gambar LV. 11

Peledakan

Gambar LV.12

Pemuatan Bahan Galian (fragmentasi hasil peledakan)

Page 185: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …
Page 186: PERANCANGAN GEOMETRI DAN POLA PELEDAKAN UNTUK …

BIODATA WISUDAWAN No Urut :

Nama : Boby Whijaksono

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat / Tgl Lahir : Pekanbaru/ 07 Februari 1993

NPM : 1010024427004

Program Studi : Teknik Pertambangan

Tanggal Lulus : 17 Oktober 2017

IPK :

Predikat Lulus : Sangat Memuaskan

Judul Skripsi :

Perancangan Geometri Dan Pola

Peledakan Untuk Mendapatkan Hasil

Fragmentasi Optimum Pada Quarry

Bukit Karang Putih PT. Semen

Padanag Sumatera Barat

Dosen

Pembimbing

: 1. Dian Hadiyansyah, MT

2. Refky Adi Nata, ST, MT

Asal SMA : SMK Negeri 2 sawahlunto

Nama Orang Tua : Suroso Ak

Alamat

: Perumahan GSI blok B7, No 7,

Nagari Padang Sibusuk, kecamatan

Kupitan, Kabupaten Sijunjung.

Sumatera Barat.

No Tlpn/ Hp : 085363777877

Email : [email protected]