10
Perancangan Alarm Anti Maling DASAR TEORI Pengertian rangkaian dan sistem digital erat kaitannya dengan pengertian rangkaian dan sistem pada bidang elektronika. Rangkaian elektronika didefinisikan sebagai kesatuan dari komponen-komponen elektronika baik pasif maupun aktif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal (signal processing). Dalam hal ini komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya tidak memerlukan catu daya dan sifatnya tidak dapat melakukan penguatan terhadap arus atau tegangan listrik, sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya memerlukan catu daya dan memiliki sifat dapat menguatkan sinyal atau tegangan listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor, sedangkan contoh komponen aktif adalah transistor. Jenis pengolahan sinyal antara lain adalah penguatan sinyal (amplification), pembangkitan sinyal (oscillation), dan pemodulasian (modulation). ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN Daftar komponen yang digunakan Resistor : R1 = 2 K 2 R4 = 2 K 2 R2 = 4 K 7 R5 = 1 K R3 = 1 K Kapasitor : C = 150µF / 12 VDC Transistor : TR = BC178 SCR : Type SS 3328 atau FIR 3D LDR : Type ORP 12 BUZZER : 6VDC SAKLAR : S = Saklar SPDT BATERAI : 6VDC GAMBAR RANGKAIAN ALARM

Perancangan Alarm Anti Maling

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perancangan Alarm Anti Maling

Perancangan Alarm Anti Maling DASAR TEORIPengertian rangkaian dan sistem digital erat kaitannya dengan pengertian rangkaian dan sistem pada bidang elektronika. Rangkaian elektronika didefinisikan sebagai kesatuan dari komponen-komponen elektronika baik pasif maupun aktif yang membentuk suatu fungsi pengolahan sinyal (signal processing). Dalam hal ini komponen pasif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya tidak memerlukan catu daya dan sifatnya tidak dapat melakukan penguatan terhadap arus atau tegangan listrik, sedangkan komponen aktif adalah komponen elektronika yang dalam operasinya memerlukan catu daya dan memiliki sifat dapat menguatkan sinyal atau tegangan listrik. Contoh komponen pasif adalah resistor, kapasitor, dan induktor, sedangkan contoh komponen aktif adalah transistor. Jenis pengolahan sinyal antara lain adalah penguatan sinyal (amplification), pembangkitan sinyal (oscillation), dan pemodulasian (modulation).

ALAT DAN BAHAN YANG DIPERLUKAN

Daftar komponen yang digunakan Resistor : R1 = 2 K 2 R4 = 2 K 2 R2 = 4 K 7 R5 = 1 K R3 = 1 K Kapasitor : C = 150µF / 12 VDC Transistor : TR = BC178 SCR : Type SS 3328 atau FIR 3D LDR : Type ORP 12 BUZZER : 6VDC SAKLAR : S = Saklar SPDT BATERAI : 6VDC

GAMBAR RANGKAIAN ALARM

CARA KERJA RANGKAIAN (PEMBAHASAN)Rangkaian alarm ini sangat cocok dipakai untuk mengusir tamu tak diundang atau pencuri.

Page 2: Perancangan Alarm Anti Maling

Sebagai komponen utama adalah sebuah sensor yaitu berupa komponen LDR (Light Different Resistance) yang dipasang pada tempat tersembunyi namun mendapat cahaya lampu penerangan yang ada.

Rangkaian alarm ini akan berbunyi apabila ada cahaya yang menyinari LDR terpotong/terhalang oleh orang atau sebuah gerakan yang lewat sensor tersebut.Telah kita ketahui bahwa komponen-komponen elektronika yang dibutuhkan untuk merangkai alarm diatas mempunyai cara kerja sendiri-sendiri yaitu:

1. Resistor berfungsi sebagai tahanan listrik yang mempunyai besar tahanan sesuai dengan warna-warna yang ditunjukkan pada transistor.

2. Kapasitor berfungsi untuk menyimpan muatan listrik. Kapasitor yang digunakan dalam rangkaian alarm ini adalah kapasitor elektrolisis jenis elektrolisis aluminium. Kapasitor jenis ini memiliki terminal positif dan terminal negatif. Kedua terminal ini harus disambungkan dengan polaritas yang benar.

3. Transistor berfungsi untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.

4. SCR fungsinya hampir sama dengan Transistor yaitu untuk mengalirkan arus melalui terminal emitor dengan polaritas paling negatif, terminal kolektor beberapa volt lebih positif dibandingkan terminal emitor lainnya dan terminal basis lebih positif 0,7 V daripada terminal emitor lainnya.

5. LDR (Light Dependent Resistor) yang terdiri dari sebuah piringan bahan semikonduktor dengan dua buah elektroda pada permukaannya. Di bawah cahaya yang cukup terang, banyak elektron yang melepaskan diri dari atom-atom bahan semikonduktor sehingga nilai tahanan listrik bahan rendah. Dan sebaliknya apabila dalam gelap atau dibawah cahaya yang redup, bahan piringan hanya mengandung elektron bebas dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga nilai tahanan bahan sangat tinggi sehingga alarm dapat bekerja.

6. Buzzer (speaker) berfungsi sebagai penghasil suara alarm.7. saklar SPDT (Single-Pole, Double-Throw) berfungsi untuk menyambung dan

memutuskan arus listrik yang mengalir pada alarm.8. Baterai berfungsi sebagai sumber daya pada alarm.

Apabila saklar pertama dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang pertama yaitu yang diletakkan pada pintu rumah. Sehingga apabila ada seorang maling yang masuk kedalam rumah melalui pintu, maka cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terpotong dan alarm akan berbunyi.

Jika saklar kedua dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah alarm yang kedua yang diletakkan pada ruangan atau bagian dalam rumah. Dimana cara kerja rangakaian alarm yang kedua, apabila ada orang yang bergerak didalam ruangan tersebut, maka akan mengakibatkan cahaya yang menyinari sensor (LDR) akan terhalang dan alarm akan berbunyi.

Sedangkan apabila kedua saklar dihidupkan, maka alarm yang bekerja adalah kedua-duanya,

Page 3: Perancangan Alarm Anti Maling

sehingga apabila ada seorang pencuri yang masuk melalui pintu maupun terdapat gerakan didalam ruangan rumah maka alarm akan berbunyi, dan sebaliknya apabila kedua saklar alarm dimatikan maka tidak ada alarm yang bekerja.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa rangkaian alarm anti maling tersebut dapat berbunyi ketika sensor (LDR) dalam keadaan gelap atau tidak mendapat cahaya lampu, karena jika sensor (LDR) dalam keadaan gelap mempunyai tahanan yang lebih tinggi daripada sensor (LDR) dalam keadaan yang tersinari cahaya, sehingga alarm dapat bekerja atau berbunyi.

Semoga rangkaian alarm ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan kami mohon maaf.Terima kasih.

Referensi : Bishop, Owen, Dasar-dasar ELEKTRONIKA, Seri Pendidikan Profesi Elektro, Erlangga, Jakarta, 2004

Rangkaian Detektor Hujan Untuk RUMAH detektor hujan pada gambar dibawah merupakan rangkaian sederhana yang dapat mendeteksi telah terjadi hujan disekitar alar tersebut. Pada dasarnya rangkaian detektor hujan pada mobil ini mendeteksi adanya hujan melalui terhubungnya terminal sensor oleh air hujan. Rangkaian detektor hujan untuk mobil ini sangat sederhana dan dibangun menggunakan komponen utama sensor air dan sebuah SCR. Sensor air pada rangkaian detektor hujan ini dapat dibuat dengan PCB kemudian didesain sedemikian rupa sehingga prinsip terjadi hubungan antara 2 terminal pada saat terkena air terpenuhi. Sebagai indikator bila sensor tersebut mendeteksi adanya hujan maka rangkaian ini akan memberikan sinyal output berupa bunyi buzzer. Untuk membuat rangkaian detektor hujan untuk mbil ini dapat dilihat skema rangkaian dan komponen yang digunakan pada gambar berikut.

GAMBAR RANGKAIAN DETEKTOR HUJAN

nah sesuai janji saya kemarin saya akan update nama komponennya dan gambarnya :

R1 = 1K ohm

R2 = 680 ohm

Page 4: Perancangan Alarm Anti Maling

D1 = 1N4001

ni gambarnya:

SCR1 = C106B

ni gambarnya :

BZ1 = Buzzer 12 volt

ni gambarnya :

S1 = SPST

ni gambarnya :

Page 5: Perancangan Alarm Anti Maling

Pada saat membuat rangkaian detektor hujan ini sebaiknya ditest dahulu sebelum dipasang di atap rumah dengan cara sebagai berikut. Pada saat proses perakitan selesai, dan rangkaian telah diberikan sumber tegangan DC +12 volt maka untuk test rangkaian dilakukan dengan memercikan air ke sensor. Secara kasat mata apabila air telah mengenai sensor dan terlihat ada jalur sensor yang terhubung oleh air maka rangkaian ini akan memberikan indikator berupa bunyi buzzer. Apabila tidak ada bunyi buzzer maka rangkaian perlu dicek kembali sampai berhasil. Setelah test selesai dan kondisi rangkaian baik (dapat beroperasi sesuai desain) maka dapat dipasang langsung di mobil dengan sumber tegangan untuk rangkaian detektor hujan ini diambilkan dari accumulator +12 volt.

Rangkaian Detektor Getaran. Elektromania, seperti kita ketahui bersama, Indonesia sekarang ini hampir menjadi langganan tetap bencana alam. Setiap saat bencana alam sering menghampiri bumi pertiwi. Mereka datang seolah silih berganti atau susul menyusul. Dari mulai banjir bandang, longsor, gempa bumi, gunung meletus  sampai tsunami. Mungkin ini terjadi karena letak geografis dan kondisi geologis Indonesia di samping karena ulah manusia sendiri yang sudah tidak bersahabat dengan alam.

Kita pun harus selalu waspada dan cepat tanggap bila mengetahui gejala akan datangnya musibah bencana alam. Alam memang sulit untuk ditaklukan. Kondisi alam cukup sulit untuk diprediksi. Jadi kita dituntut untuk selalu siaga bila terjadi gelagat bencana alam. Untuk mengetahui lebih dini akan adanya suatu bencana, kita tentu perlu alat atau instrumen yang bisa mendeteksi gejala bencana alam tersebut. Kali ini

Page 6: Perancangan Alarm Anti Maling

kita akan mencoba membuat alat yang berhubungan dengan gempa bumi atau tanah longsor.  Ini dia Rangkaian Detektor Getaran.

Dengan bantuan detektor keramik sederhana piezo-listrik memungkinkan untuk merakit sebuah unit sensor yang menarik dan berguna, yang dapat digunakan untuk mendeteksi dampak dan getaran pada pintu,  jendela, dinding, tanah dan lain-lain. Sensor kejut (Ceramic piezo-electric detector ) menggunakan “unimorph” diaphram, yang terdiri dari disk piezo dan disk logam. Sensor ini memasok tegangan sebanding dengan percepatan dampak atau getaran, misalnya 40mV / G keluaran yaitu dekat 2V untuk dampak 60g.Kemudian tegangan rendah arus rendah dampak unit sensor direalisasikan menggunakan detetor keramik standar piezo-listrik yang mengendarai monostable multivibrator (IC1), sirkuit untuk mengaktifkan transistor npn silikon (T1).  Betapa bermanfaatnya Rangkaian Detektor Getaran ini sebagai peringatan dini terhadap bencana alam longsor dan gempa bumi.

Home » Aplikatif » Rangkaian Lampu Taman

Rangkaian Lampu TamanAdvertisement

Page 7: Perancangan Alarm Anti Maling

Rangkaian Lampu Taman tentu saja memiliki fungsi untuk membuat penerangan di area taman di rumah anda. Dengan keberadaan taman pada rumah atau mungkin juga pusat kota yang biasanya ditanam di area taman tersebut tentu bisa menambah keindahan dan juga kenyamanan area taman tersebut. Tentu juga lampu taman bisa membuat lingkungan terasa lebih asri. Tentu saja jika taman tersebut dilengkapi dengan aneka lampu warna-warni yang jika bersinar di malam hari akan bisa membuat area taman akan semakin terlihat indah dan berwarna-warni. Namun ada kalanya sang pemilik atau pengelola dari taman tersebut kadang lupa untuk menyalakan atau mematikan lampu tersebut. Dan untuk memudahkan pengelola mematikan dan menghidupkan lampu taman tersebut, tentu ada cara tersendiri berupa rangkaian lampu taman otomatis yang bisa anda terapkan di area taman tersebut.

Gambar Skema Rangkaian Lampu Taman

Rangkaian lampu taman otomatis ini merupakan rangkaian lampu yang digunakan untuk mengendalikan lampu jalan dan juga lampu taman secara otomatis. Sehingga anda tidak perlu repot-repot untuk menyalakannya dan juga mematikannya ketika tidak membutuhkannya. Cukup dengan hanya menyalakan rangkaian lampu otomatis ini sekali saja, maka lampu ini secara

Page 8: Perancangan Alarm Anti Maling

otomatis akan bekerja sendiri dalam mengelola dan juga mengontrol dirinya dengan menggunakan sensor untuk merasakan cahaya terang dan gelap di sekitarnya.

Di dalam skema lampu taman otomatis ini terdapat komponen IC LM358 yang akan bekerja sebagai komparator. Sementara Transistor BC 548 akan berfungsi sebagai saklar on dan juga off untuk menyalakan relay yang terdapat di dalam rangakaian. Sedangkan komponen Potensiometer dengan besaran 10 K akan digunakan untuk mengatur sensitivitas dari lampu taman otomatis tersebut.

Jika di sekitar rangkaian lampu tersebut gelap, maka hal ini dapat dikontrol dengan memvariasikan potensiometer 1o K tersebut dan tegangan di pin 3 atau LDR akan menjadi lebih besar dari tegangan yang terdapat di pin 2 dan juga output komparator naik. Hal ini tentu saja bisa menyebabkan transistor akan menyala dan juga relay akan terhubung. Demikian penjelasan singkat mengenai rangkaian lampu taman, semoga rangkaian kali ini dapat bermanfaat.