109
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI MENTAL HEALTH CARE Skripsi Diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam (S.Pd.I) Disusun oleh: AQILATUL MUNAWAROH (1110011000019) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

  • Upload
    dotuyen

  • View
    255

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI

MADANI MENTAL HEALTH CARE

Skripsi

Diajukan kepada fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan islam (S.Pd.I)

Disusun oleh:

AQILATUL MUNAWAROH (1110011000019)

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 3: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 4: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 5: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 6: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

iv

ABSTRAK

AQILATUL MUNAWAROH

Peranan Pendidikan Agama dalam Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba di

Madani Mental Health Care, Jakarta Timur

Masalah penyalahgunaan narkoba perlu ditangani secara serius dan

menjadi tanggung jawab bersama. Bangsa ini telah kehilangan remaja yang tidak

terhitung jumlahnya akibat penyalahgunaan narkoba. kehilangan remaja sama

dengan kehilangan sumber daya manusia bagi bangsa. Prof. Dadang Hawari

menyatakan bahwa jumlah penyalahgunaan narkoba di masyarakat 10 kali lipat

dari angka resmi. Melihat kenyataan pahit ini, banyak elemen masyarakat dan

lembaga-lembaga berupaya menanggulangi penyalahgunaan narkoba. Walaupun

dengan cara yang berbeda-beda, namun tujuannya ingin menyelamatkan

masyarakat Indonesia dari obat-obatan yang merusak tidak hanya fisik tapi juga

jiwa penyalahgunannya.Salah satu lembaga yang ikut andil dalam

penanggulangan ini adalah Yayasan Madani Mental Healt Care. Sebuah lembaga

rehabilitasi di Cipinang Besar, Jakarta Timur dengan metode pemulihan Bio-

Psiko-Sosial-Spiritual.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan

pendidikan agama Islam dalam proses rehabilitasi di Madani Mental Health Care.

Adapun jenis penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, metode deskriftif

analisis. Dengan proses wawancara, observasi, dokumentasi serta angket, fokus

penelitiannya adalah pada peranan pendidikan agama Islam dalam proses

rehabilitasi pecandu narkoba di Madani Mental Health Care.

Keadaan santri narkoba di Madani mengalami ketergantungan narkoba dan

pada umumnya mempunyai pengetahuan agama yang kurang. Adapun materi

pendidikan agama Islam yang diterapkan secara umum adalah pendidikan

keimanan, pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah Dengan metode yang

bervariasi diantaranya ceramah, simulasi, diskusi. Sedangkan teknik penerapan

pendidikan agama Islam dengan keteladanan, nasehat, kisah, hadiah dan

hukuman, menjadikan santri narkoba memahami dan menghayati pendidikan

keagamaan.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan pendidikan agama Islam

mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses rehabilitasi. Perubahan-

perubahan positif yang ditampakkan oleh santri narkoba ialah rajin melaksanakan

shalat, bersikap tenang dan dewasa, berpikir positif, dan menjadi lebih baik dari

sebelumnya

Page 7: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

v

ABSTRACT

Aqilatul Munawaroh (NIM: 1110011000019). The role of Islamic Education

in the Process of Drug’s Abuser Rehabilitation in Madani Mental Health

Care, Jakarta Timur

This research aims to know how the role islamic education in the process

of rehabilitation in Madani Mental Health Care, Jakarta Timur.

This research was conducted in Madani Mental Health Care Foundation

from June-July 2014. The research uses qualitative approach, descriptive analysis

method. The method of data collecting used is interview, observation,

documentation, and questionnaire.

The result of this research shows that drug abuser students have a

condition where they have deep dependence on drugs and generally having poor

religious knowledge.

The material of Islamic education applied is generally belief, behavior, and

worship education. It uses various teaching methods such as sermon, simulation,

and discussion. Whereas the technique of Islamic education applying is by using

example, advice, story, reward, and punishment, it enables drug abuser students to

understand and to think deeply Islamic education.

The Islamic education in Madani Mental Health Care has a role in

fulfilling the basic spiritual need of drug abuser students, which consists of the

need of basic belief, the need of the essence of life, the need of worship, the need

of belief, the need of freedom from the guilty, the need of self-acceptance, the

need of security, the need of high morality achievement, the need of interaction

with nature and among others, and the need of social life. By applying Islamic

education, each drug abuser students’ basic need is accomplished. The positive

changes appeared from drug abuser students are the diligence in praying, calm and

adulterous deed, positive thinking, and better than before.

Page 8: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ungkapkan selain puji syukur kehadirat

Allah SWT yang telah memberikan taufik dan hidayahNya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah membimbing umatnya menuju jalan

yang di ridhai Allah.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu tugas akademik di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dalam rangka menggapai gelar sarjana

pendidikan Islam (S.Pd.I). Dalam penyusunan ini penulis menyadari sepenuhnya

bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberikan motivasi maupun dorongan materil.

Ucapan terima kasih khususnya penulis sampaikan kepada:

1. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Ibu Dra. Nurlena Rifa’i,MA,Ph.D

beserta staffnya.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Bapak Dr. H. Abdul Majid Khan,

M.Ag dan sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Ibu Marhamah Saleh,

Lc beserta staff

3. Bapak Prof. Dr. H. Syafi’i Noor yang telah sabar dan meluangkan waktunya

untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Jazakumullah

khairan katsiran

4. Bapak Muhammad Zuhdi dan Bapak Prof.Rif’at Syauqi yang telah bersedia

menjadi dosen penguji penulisan skripsi ini. Terima kasih atas kritikan dan

sarannya sehingga penulis memperbaiki skripsi ini

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya kepada penulis, semoga

bapak dan ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Semoga

ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat dikemudian hari.

6. Bapak pimpinan Perpustakaan Utama beserta staff, Perpustakaan Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada

penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian skripsi

ini.

Page 9: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

vii

7. Rasa terima kasih, cinta, dan bakti penulis persembahkan kepada kedua orang

tua, Ayahanda Subana S.Pd dan Ibunda Nunung Nurjanah S.Pd, atas segala

kasih sayang, doa, dan cinta yang tak pernah berkurang, dan tak pernah

tergantikan. Untuk adik-adik tersayang, Ulfah Azizah, Evi Latifah, Elis

Nurkholisoh yang turut simpatik dan mendoakan penulis, dan tak lupa Syifa

yang menjadi salah satu alasan penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

Juga terima kasih untuk seluruh keluarga besar yang tak henti mendoakan

penulis. Semoga Allah selalu membahagiakan orang-orang yang penulis

cintai. Amiin.

8. Bapak Ust. Darmawan, pimpinan yayasan Madani Mental Health Care beserta

staff yang telah memberikan kesempatan dan membantu untuk melakukan

penelitian skripsi ini. Terima kasih penulis haturkan pula kepada Ust. Harid

atas semua bantuan yang diberikan kepada penulis. Hatur nuhun pisan.

9. Teruntuk Muhammad Reza Fahlevi S.Pd.I, yang selalu menemani suka dan

duka penulisan skripsi ini. Terimakasih atas motivasi, doa dan bantuan tiada

henti yang menjadi pendorong agar penulis cepat-cepat menyelesaikan skripsi

ini.

10. Keluarga UKM pramuka Racana Fatahillah-Nyi Mas Gandasari, khususnya

angkatan Lemot yang selalu membuat penulis tersenyum dan termotivasi.

Terima kasih atas pengalaman yang luar biasa

11. Kakak-kakak yang selalu mengarahkaan penulis disaat sedang buntu, kak

Imran Satria Muchtar, S.Pd.I ; kak Khadafi, S.Pd.I; dan kak Hamdi S.Pd.I.

12. Para sahabat penulis, Herdiyanti Fhauziah, Shofa Muaz, Siti Fujiyanti, Septia

Rahayu S.Pd.I, Drifal S.Pd.I, Esa Nurjanah S.Pd, dan Tyas Gusman S.Ds,

yang telah memberikan semangat untuk terus berkarya.

13. Teman-temanku mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2010,

khususnya kelas A yang sama-sama berjuang dan saling mendukung satu

sama lain. Terima kasih atas keceriaan yang telah kalian berikan.

14. Semua pihak yang tidak penulis sebutkan satu persatunya, yang telah berjasa

membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 10: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

viii

Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang turut

berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini semoga menjadi amal

baik yang akan dibalas oleh Allah SWT dengan berlipat ganda.

Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih jauh dari kata

sempurna, oleh karena itu penulis tidak menutup kritik dan saran yang bersifat

konstruktif. Tak lupa penulis mohon dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya

jika dalam penulisan skripsi ini ada yang kurang berkenan. Penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis, umumnya bagi para

pembaca sekalian.

Jakarta, 2014

Aqilatul Munawaroh

Page 11: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

ix

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ..................................................... i

LEMBAR PERSETUJUAN/PENGESAHAN................................... ................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................... .................. iii

ABSTRAK .......................................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah .............................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ............................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 8

A. Pendidikan Agama Islam ....................................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................................... 8

2. Dasar Pendidikan Agama Islam ....................................................... 9

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam ..................................................... 11

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ....................................... 13

5. Metode Pendidikan Agama Islam .................................................... 13

6. Fungsi Agama Islam ........................................................................ 15

7. Peranan Agama Islam .................................................................... .. 16

B. Rehabilitasi Pecandu Narkoba ............................................................... 18

1. Pengertian Narkoba ......................................................................... . 18

2. Jenis Narkoba ................................................................................. .. 19

3. Faktor penyebab penyalahgunaan narkoba ...................................... 21

4. Akibat Penyalahgunaan Narkoba ................................................... .. 22

5. Pengertian Rehabilitasi .................................................................... 23

Page 12: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

x

6. Landasan Rehabilitasi ................................................................... .. 24

7. Tahapan rehabilitasi ......................................................................... 25

8. Faktor Pendukung Keberhasilan Rehabilitasi Pecandu Narkoba ..... 26

C. Kerangka Berfikir ................................................................................... 26

D. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................................... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 29

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................... . 29

B. Metode & Jenis Penelitian ...................................................................... 29

C. Teknik Pengumpulan data ....................................................................... 30

1. Observasi ........................................................................................ 30

2. Wawancara ...................................................................................... 30

3. Angket / Kuesioner ........................................................................ 31

4. Dokumentasi .................................................................................. 32

D. Teknik Pengolahan Data ...................................................................... . 32

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data .................................. 33

F. Teknik Analisis Data .............................................................................. 35

BAB IV HASIL PENELITIAN ........................................................................ 38

A. Sejarah Singkat MMHC ...................................................................... .. 38

1. Latar Belakang MMHC................................................................... 38

2. Visi dan Misi MMHC...................................................................... 39

B. Pembahasan terhadap Temuan Penelitian .............................................. 40

1. Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba ............................................. 40

2. Pendidikan Agama Islam dalam Proses Rehabilitasi di MMHC..... 45

C. Analisis Hasil Temuan........................................................................ ... 63

BAB IV PENUTUP ........................................................................................... 69

A. Kesimpulan ...................................................................... .................... 69

B. Saran ..................................................................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 71

LAMPIRAN

Page 13: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

xi

DAFTAR TABEL

Hal

TABEL 3.1 Pembinaan spiritual menjadi wadah mengenal Islam ................. 57

TABEL 3.2 Pembinaan spiritual menjadi sarana untuk mendekatkan diri

pada Allah .................................................................................... 58

TABEL 3.3 Pembinaan spiritual tidak membuat pasien pulih ....................... 58

TABEL 3.4 Pembinaan spiritual membuat pasien terbiasa beribadah ............ 59

TABEL 3.5 Pasien menjadi sadar akan dosa yang telah diperbuat ................. 59

TABEL 3.6 Kegiatan keagamaan hanya membuang waktu saja .................... 60

TABEL 3.7 Iman menjadi benteng ada keinginan untuk mengkonsumsi

narkoba kembali................................................................. 60

TABEL 3.8 Dengan bekal iman dalam hati, pasien menjadi lebih

jernih pikirannya..................... ..................................................... 61

TABEL 3.9 Keinginan untuk pulih berasal dari diri sendiri ........................... 61

TABEL 3.10 Tidak adanya hubungan pemulihan dengan ibadah..................... 62

TABEL 3.11 Lantunan ayat al Quran dan dzikir memberi kedamaian............ . 62

TABEL 3.12 Keluarga tidak mendukung dalam proses pemulihan ................. 63

TABEL 3.13 Peran Ustad (terapis) dalam memotivasi pasien untuk pulih..... 63

TABEL 3.14 Pasien merasa tertekan di Madani karena terlalu banyak

kegiatan agama.................................................................. 64

TABEL 3.15 Pasien selalu berdoa setelah sholat agar segera pulih............... 64

TABEL 3.16 Melaksanakan ibadah karena diperintah oleh ustad................... 65

TABEL 3.17 Muhasabah merupakan sarana untuk introspeksi atas

kesalahan yang pernah diperbuat.......................................... . 65

TABEL 3.18 Pembinaan agama mendorong pasien untuk terbiasa beribadah. . 66

TABEL 3.19 Tekad dari dalam diri sendiri lah yang utama dalam

Proses pemulihan.................................................................. 66

TABEL 3.20 Pasien melaksanakan ibadah bukan karena keinginan sendiri.... 67

Page 14: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan menjadi salah satu masalah yang penting bagi kehidupan suatu

bangsa, karena hal tersebut pendidikan mendapat perhatian dari berbagai lapisan

elemen, baik dari keluarga, masyarakat, pemerintah dan sekolah. Untuk itu

pemerintah melakukan usaha dan upaya untuk memantapkan pembangunan di

bidang pendidikan Nasional. Sebab pendidikan itu sendiri merupakan kebutuhan

yang pokok bagi setiap bangsa. Dengan pendidikan diharapkan terciptanya

manusia Indonesia yang bertaqwa kepada Tuhan, berpengetahuan, cakap dan

terampil agar nantinya dapat membangun kemajuan suatu bangsa.

Hal ini sejalan dengan apa yang tercantum dalam Undang-Undang

Sisdiknas yang bertuang pada Bab II pasal 3, ditegaskan bahwa “Pendidikan

nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif , mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokratis dan bertanggung jawab”. 1

Tujuan pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut sesuai dengan

pendapat Hasan Langgulung yang dikutip oleh Ramayulis tentang pendidikan

Islam yaitu “proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan,

memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi

manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”.2

Dengan demikian, tujuan pendidikan nasional ataupun pendidikan Islam

sama-sama berupaya mengarahkan generasi muda pada keseimbangan antara

pemenuhan kebutuhan perkembangan jasmani dan rohani untuk terciptanya

generasi muda yang bertaqwa kepada Tuhan, berpengetahuan, cakap dan terampil

dalam membangun Indonesia. Karena pemuda dalam setiap bangsa adalah tulang

punggung yang menjadi unsur penggeraknya sehingga tidak ada suatu bangsa pun

1 Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional,

(Bandung: Citra Umbara, 2003), hal.7

2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta:Kalam Mulia, 2013), cet.10, h.36

Page 15: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

2

yang mampu bangkit kecuali di atas pundak para pemudanya. Ketika pemudanya

menjalani berbagai aktivitas yang positif, maka kedepan akan kita saksikan

bangsa ini akan menjadi sebuah bangsa yang maju, besar dan berperadaban

Namun, saat ini kemerosotan moral manusia semakin memprihatinkan.

Seakan-akan fenomena ini sudah tidak dapat dibendung lagi. Generasi muda yang

diharapkan meneruskan untuk membangun negeri ini justru masuk dalam jajaran

manusia yang amoral.

Salah satu permasalahan terbesar di negara ini adalah maraknya

penyalahgunaan narkoba. Dari data BNN Januari tahun 2009, di Indonesia, kasus

narkoba juga membuat khawatir berbagai pihak. Berdasarkan latar belakang

pendidikan, penyalahguna narkoba yang berlatar belakang pendidikan SD sekitar

10,6 %, kemudian tingkat SMP sekitar 22,9%, tingkat SMA sekitar 63,1%, dan

tingkat perguruan tinggi sekitar 3,4%.3

Sangat memprihatinkan melihat kenyataan yang terjadi saat ini. Mereka

calon generasi penerus justru terjerumus dalam bayangan obat yang sangat

berbahaya. Akibat penyalahgunaan narkoba, tidak hanya berpengaruh terhadap

kesehatan fisiknya, tapi perkembangan mental-emosional dan sosial penyalahguna

juga terhambat. Bahkan ia mengalami kemunduran perkembangan. Menurut BNN

akibat terhadap mental-emosional “contohnya antara lain sikap acuh tak acuh,

sulit mengendalikan diri, mudah tersinggung, marah, menarik diri dari pergaulan,

hubungan dengan keluarga dan sesama terganggu. Terjadi perubahan mental

diantaranya gangguan pemusatan perhatian, motivasi belajar/bekerja lemah, ide

paranoid, dan gejala parkinson”.4

Hasil penelitian BNN bekerja sama dengan Universitas Indonesia

menunjukkan “sekitar 1,5 % dari jumlah penduduk Indonesia merupakan pemakai

narkoba. Berarti sekitar 3,2 hingga 3,6 juta penduduk Indonesia berkutat dengan

penyalahgunaan zat-zat terlarang tersebut. Dari angka itu, sekitar 15 ribu orang

3 BNN, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: BNN, 2009), cet.2, h.

36

4 BNN, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. (Jakarta: BNN),cet. II,

hlm 41

Page 16: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

3

harus meregang nyawa setiap tahun karena memakai narkoba. Tak kurang dari 78

% korban yang tewas merupakan anak muda berusia antara 19-21 tahun”.5

Masalah penyalahgunaan narkoba perlu ditangani serius dan menjadi

tanggung jawab bersama. Bangsa ini telah kehilangan pemuda akibat

penyalahgunaan narkoba. Kehilangan remaja sama dengan kehilangan sumber

daya manusia bagi bangsa.

Menurut Nashih Ulwan, narkoba merupakan obat yang merusak

kehidupan, salah satunya fisik. Para dokter dan pakar kesehatan telah

menyatakan bahwa minuman keras dan narkoba dapat menyebabkan penyakit

gila, melemahkan daya ingat, mengganggu syaraf dan pencernaan,

melumpuhkan ketajaman berpikir, menghilangkan selera makan, melemahkan

daya seksual, membekukan jaringan dan urat-urat darah serta penyakit

berbahaya lainnya.6

Penyebab penyalahgunaan narkoba ini salah satunya karena lunturnya

nilai-nilai keagamaan dalam diri manusia. Menurut Jalaluddin, “Kebudayaan

dalam era global mengarah kepada nilai-nilai sekular yang besar pengaruhnya

terhadap perkembangan jiwa keagamaan, khususnya di kalangan generasi muda”.7

Pola pikir generasi muda di kehidupan global ini sedikit demi sedikit terpengaruh

oleh nilai sekular dalam kehidupan keagamaannya. Sehingga kemudian tanpa

disadari, mereka mulai melupakan aturan agama.

Menurut Akhmad Taufik, akibat proses sekularisasi hidup terasa menjadi

hampa dan tidak bermakna jika tidak bergelimang harta. Selain itu, muncul

tanda-tanda kehancuran nilai dan moral, yaitu meningkatnya tingkat

hubungan seks di luar pernikahan dengan menjamurnya tempat-tempat

pelacuran, orang tua memperkosa anaknya, kakek memperkosa cucunya,

tingginya tingkat perceraian, tingginya kejahatan dan penyalahgunaan

narkoba, dll.8

Lunturnya nilai-nilai keagamaan membuat manusia menjadi tak bermoral.

Mereka mulai melupakan tujuan utama hidup di dunia ini. Tujuan hidup beralih

5 BNN, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: BNN, 2009), cet.2, h.

21

6Syeikh Abdullah Nasih Ulwan, Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia, (Jakarta: PT

Ikrar Mandiriabdi, 2012), jilid 3 hlm.27-28

7 Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet.13, h.236

8 Akhamd Taufik,dkk, Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam, (Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2005), h.47-48

Page 17: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

4

pada berlomba-lomba untuk mendapatkan kesenangan dunia. Ketika terpuruk,

karena jauh dari nilai agama, mereka mencari obat-obat penawar depresi, salah

satunya narkoba.

Syariat Islam dengan tegas dan jelas menetapkan bahwa minuman keras

dan narkoba hukumnya haram. Karena hal itu merupakan perbuatan setan,

sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Maidah:90-91 :

)19-19ده: املاء)

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) minuman keras

(khamar), berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan

panah, adalah termasuk perbuatan setan.Maka jauhilah perbuatan-

perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.Sesungguhnya setan itu

bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu

lantaran (meminum) minuman keras (khamar) dan berjudi itu, dan

menghalangi kamu dari mengingat Allah dan (mengerjakan) salat. Maka

berhentilah kamu (dari mengerjakan perbuatan-perbuatan setan itu)” (Q.S.

Al Ma’idah:90-91)

Ada dua tahapan yang dapat dilakukan sebagai solusi, yaitu pencegahan

dan pengobatan. Pencegahan agar korban penyalahguna narkoba tidak bertambah

banyak, dan juga pengobatan diberikan pada mereka yang sudah menjadi korban

penyalahgunaan narkoba.

Setelah mengetahui penyebab penyalahgunaan narkoba karena lunturnya

nilai keagamaan, maka dalam pencegahan maupun pengobatan perlu memasukkan

nilai-nilai keagamaan. Pengobatan terhadap korban penyalahguna narkoba salah

satunya dengan rehabilitasi.

Pembinaan pecandu narkoba saat ini telah banyak ditangani oleh berbagai

lembaga, termasuk Yayasan Madani Mental Health Care. Madani Mental Health

Care adalah panti rehabilitasi korban narkoba yang berada dibawah naungan Prof.

Page 18: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

5

Dadang Hawari. Lembaga ini sedikit berbeda dengan lembaga rehabilitasi lainnya.

Karena selain memulihkan dari segi medis, MMHC ini mengunakan terapi

psikiatri, sosial dan juga menanamkan spiritual/ nilai-nilai keagamaan.

Menurut Prof. Dadang Hawari, tujuan menanamkan nilai-nilai keagamaan karena:

Setiap orang, apakah ia orang yang beragama atau sekuler sekalipun

mempunyai kebutuhan dasar yang sifatnya kerohaniaan (spiritual meeds).

Setiap orang membutuhkan rasa aman, tentram, terlindungi bebas dari rasa

cemas, depresi stres dan sejenisnya. Bagi mereka yang beragama, kebutuhan

rohani ini dapat diperoleh lewat agama, namun bagi mereka yang sekuler

menempuh lewat penyalahgunaan obat-obatan dan alkohol atau berbagai zat

yang pada gilirannya dapat menimbulkan ketergantungan dengan segala

dampaknya.9

Berpijak dari hal tersebut, penulis merasa tertarik untuk meneliti dan

mengkaji lebih dalam tentang peranan pendidikan agama Islam yang diberikan

kepada pecandu narkoba dalam proses rehabilitasi. Sehingga penulis mengambil

judul penelitian “PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM

PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI MENTAL

HEALTH CARE”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka identifikasi masalah

pada penelitian ini adalah :

1. Saat ini kemerosotan moral manusia semakin memprihatinkan terutama

pada generasi muda yang diharapkan untuk meneruskan pembangunan

bangsa ini

2. Arus globalisasi yang semakin gencar perlahan mempengaruhi sikap

keberagamaan masyarakat. Masyarakat mulai melupakan nilai-nilai agama

3. Lunturnya agama membuat hidup manusia menjadi tidak beraturan dan

menjadi penyebab kehancuran hidup manusia itu sendiri.

9 Ibid, h. 22

Page 19: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

6

4. Korban penyalahgunaan narkoba semakin meningkat, yang berujung pada

kematian. Sekitar 78 % korban yang tewas merupakan anak muda usia 19-

21 tahun

C. Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini yang erat

kaitannya dengan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan Agama Islam yang dimaksud adalah seluruh pendidikan

agama Islam yang diterapkan di Madani yang dijalani oleh pasien

pecandu narkoba sebagai salah satu bentuk pembinaan dalam rehabilitasi

pecandu narkoba

2. Proses Rehabilitasi di Madani Mental Health Care adalah proses

pemulihan yang terdiri dari terapi medis, terapi psikoterapi, terapi sosial

dan terapi spiritual dengan tujuan memulihkan pasien dari

ketergantungan narkoba

3. Pasien pecandu narkoba dalam penelitian ini adalah pasien yang

beragama Islam yang mengikuti proses rehabilitasi pecandu narkoba di

Madani Mental Health Care, Jakarta Timur.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut diatas, maka

masalah yang akan diteliti dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana peranan

pendidikan agama Islam dalam proses rehabilitasi korban narkoba di Madani

Mental Health Care?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan:

untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan Agama Islam dalam dalam

merehabilitasi korban narkoba di Madani Mental health Care

Page 20: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

7

2. Manfaat Penelitian

a. Diharapkan menambah informasi tentang peranan pendidikan agama

Islam dalam proses rehabilitasi pecandu narkoba, dan juga menambah

khazanah keislaman serta membuka wawasan baik bagi peneliti maupun

pembaca.

b. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan atau masukan dalam

pembuatan kebijakan, khususnya Madani Mental Health Care, sehingga

pelaksanaan terapi dengan pendidikan agama Islam pada korban

penyalahgunaan narkoba bisa lebih baik dan sesuai dengan nilai-nilai

yang bermanfaat bagi individu dan masyarakat.

c. Sebagai pertimbangan bagi orangtua, tokoh agama dan tokoh

masyarakat dalam mendidik anak-anak dan remaja agar tidak terjerumus

kembali dalam dunia narkoba.

Page 21: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

8

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan adalah “Proses

perubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses pembuatan

dan cara mendidik”.1

Pendidikan dalam UU Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang

sisdiknas adalah “ Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi

dirinya, masyarakat dan negara”.2

Menurut Ahmad Tafsir, “Pendidikan adalah usaha mengembangkan

seseorang agar terbentuk perkembangan yang maksimal dan positif.”3

Abdul Rahman An-Nahlawi mengartikan pendidikan “merupakan kegiatan

yang betul-betul memiliki tujuan, sasaran, dan target”.4

Dengan demikian, pendidikan adalah proses bimbingan yang diberikan

secara sengaja oleh pendidik melalui upaya pengajaran dan pelatihan terhadap

perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju kedewasaan, sehingga

terbentuklah kepribadian utama yang berguna bagi peranannya dimasa yang akan

datang.

Jika pendidikan disandarkan pada kata agama Islam, “Pendidikan agama

Islam” atau “pendidikan Islam” menunjukkan warna pendidikan tertentu, yaitu

1Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbud RI, 1998), h.667 2 Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Bandung: Fokus Media, 2013), hal. 2 3 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.38

4Abdul Rahman An-Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah, dan

Masyarakat,(Bina Insani Press, 1995),h.21

Page 22: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

9

pendidikan yang berwarna Islam, pendidikan yang Islami, yaitu pendidikan yang

berdasarkan Islam.

Pendidikan Islam menurut Zakiyah Darajat adalah “Suatu usaha untuk

membina dan mengasuh pesrta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran

Islam secara menyeluruh. Lalu menghayati tujuan yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup”.5

Sedangkan menurut Abuddin Nata, pendidikan Islam adalah “Upaya

membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara

sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nila-

nilai ajaran Islam.”6

Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan agama

Islam atau pendidikan Islami merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik

dalam rangka mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan

mengamalkan ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan

yang telah dikumpulkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam di sekolah-sekolah di

Indonesia mempunyai landasan yang kuat.

Sebagaimana yang di kemukakan oleh Abdul Majid, “Dasar pendidikan

Islam dapat ditinjau dari berbagai segi, yaitu:

a. Dasar Yuridis/Hukum,

b. Segi Religus,

c. Aspek Psikologis”.7

5 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi: Konsep

dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-3,h.130 6 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002),

cet.7, h. 292 7Abdul Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet.ke-3,h

h.132-134

Page 23: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

10

Keterangan ketiga tujuan tersebut adalah:

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar yuridis formal tersebut terdiri dari tiga macam, yaitu:

1) Dasar Ideal, yaitu dasar falsafah negara Pancasila, sila pertama: Ketuhanan

Yang Maha Esa

2) Dasar Struktural/Konstitusional, yaitu UUD 1945 dalam bab XI pasal 29

ayat 1 dan 2 yang berbunyi : Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang

Maha Esa dan negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut agama dan

kepercayaannya itu.

b. Segi Religus

Menurut ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan

merupakan perwujudan ibadah kepadaNya. Dalam al Qur’an banyak ayat yang

menunjukkan perintah tersebut, antara lain:

1) QS. An Nahl:125

) ل: حسورة الن

522)

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran

yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya

Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari

jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat

petunjuk”.(Q.S. An Nahl [16]: 125)

2) QS. Al Imran:104

(501العمران: )سورة

Page 24: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

11

“dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada

kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,

merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al Imran [3]:104)

3) Al Hadis :

(1463)رواه البخارى: ولو آية بلغ عنى

“Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya

sedikit.”(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari: 3641)

c. Aspek Psikologis

Psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Sebagaimana dikemukakan oleh Zuhairini, dkk semua

manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya pegangan hidup yang disebut

agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatu perasaan yang

mengakui adanya Zat Yang Maha Kuasa, tempat mereka berlindung, dan tempat

mereka memohon pertolonganNya. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya

kalau mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa hati membuat hati tenang dan tentram

dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.

3. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Islam menghendaki manusia dididik agar mampu merealisasikan tujuan

hidupnya sebagaimana yang telah ditegaskan oleh Allah. Tujuan hidup manusia

itu adalah beribadah kepada Allah. Ini diketahui darه ayat 56 surat al-Dzariyat:

:اراي ت (23)سوراة اذل

“dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka

mengabdi kepada-Ku.”(Q.S. Al-Dzariyat [51]: 56

Pendidikan Agama Islam menurut Abdul Majid mempunyai maksud dan

tujuan, yaitu :

Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta

Page 25: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

12

didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus

berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara,

serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.8

Sedangkan menurut Abdul Fattah Jalal, tujuan umum pendidikan Islami

adalah terwujudnya manusia sebagai hamba Allah.9

Aspek tujuan pendidikan Islam menurut Ramayulis meliputi empat hal,

yaitu:

a. Tujuan Jasmaniah (Ahdaf al Jismiyyah)

Tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia muslim

yang sehat dan kuat jasmaninya serta memiliki keterampilan yang

tinggi.

b. Tujuan Rohaniah (Ahdaf al Ruhyyah)

Tujuan ini dikaitkan dengan kemampuan manusia menerima agama

Islam yang inti ajarannya adalah keimanan dan ketaatan kepada Allah,

Tuhan Yang Maha Esa dengan tunduk dan patuh kepada nilai-nilai

moralitas yang diajarkanNya dengan mengikuti keteladanan Nabi

Muhammad SAW

c. Tujuan akal (ahdaf al aqliyyah

Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensia yang

berada dalam otak sehingga mampu memahami dan menganalisis

fenomena-fenomena ciptaan Allah di jagad raya ini

d. Tujuan Sosial (Ahdaf al Ijtima’iyah)

Pendidikan menitikberatkan perkembangan karakter-karakter yang unik,

agar manusia mampu beradaptasi dengan standar masyarakat bersama-

sama dengan cita-cita yang ada padanya. 10

Ahmad Tafsir mengatakan tujuan akhir pendidikan Islam yaitu “Untuk

menjadi manusia yang sempurna. Adapun ciri manusia sempurna adalah

jasmaninya sehat dan kuat, akalnya cerdas serta pandai dan hatinya penuh iman

kepada Allah”. 11

Tujuan Pendidikan Islam menurut Alisuf Sabri, “yaitu membentuk

kepribadian muslim atau insan kamil yang beriman, berakhlak, berilmu, dan

berketerampilan yang senantiasa berupaya mewujudkan dirinya dengan baik

8 Abdul Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis

Kompetensi: Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2006), cet. 3 h.135 9 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami (Bandung: PT Rosdakaya, 2012), h.64

10 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2013) cet. 10, h. 222-225

11 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h.63

Page 26: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

13

secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup karena didorong oleh

sikap ketakwaan dan penyerahan diri kepada Allah agar memperoleh ridhoNya.”12

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa, tujuan pendidikan secara

Islami adalah untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan mengenai

Islam dan juga membentuk akhlakul karimah agar menjadi muslim yang cerdas.

4. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam sebagai ilmu dan amaliyah mempunyai ruang

lingkup yang sangat luas yang dijadikan landasan spiritual, dan bila dipraktekkan

dalam kehidupan sehari-hari, maka kehidupan manusia akan baik.

Adapun urutan prioritas pendidikan Islam dalam upaya pembentukan

kepribadian muslim menurut Zuhairini adalah

a. Pendidikan keimanan kepada Allah SWT,

b. Pendidikan akhlakul karimah,

c. Pendidikan ibadah13

Menurut Muhammad Daud, “Ruang lingkup pendidikan agama Islam

terdiri atas akidah, syariah, dan akhlak.” 14

Sedangkan menurut Zakiah Darajat, “ruang lingkup pengajaran pendidikan

agama Islam meliputi pengajaran keimanan, pengajaran akhlak, pengajaran ibadat,

pengajaran fiqh, pengajaran ushul fiqh, pengajaran qiraat qur’an, pengajaran

tafsir, pengajaran ilmu tafsir, dan pengajaran hadis.”15

Walaupun dari ketiga pendapat tersebut terdapat perbedaan mengenai

ruang lingkup pendidikan agama Islam, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup

pendidikan agama Islam antara lain ketauhidan (keimanan), akhlak (tingkah laku

seorang muslim dan muslimah), syariah (termasuk ibadah sehari-hari).

5. Metode dan Teknik Pendidikan Agama Islam

Samsul Nizar mengutip pendapat Hamka yang membagi metode

pendidikan Islam kepada empat macam metode, yaitu:

12

Alisuf Sabri, Ilmu Penddikan, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999), h. 109 13

Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), cet.5, h.155-158 14

Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2008), h. 133 15

Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara,

2008), cet.4, h. 63-101

Page 27: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

14

a. metode diskusi

b. metode darmawisata

c. metode eksperimen

d. metode resitasi atau assignment (pemberian tugas) 16

Keterangan keempat metode tersebut sebagai berikut:

a. Metode diskusi

Diskusi merupakan proses saling bertukar pikiran antara dua orang atau

lebih. Melalui proses ini, kedua belah pihak akan saling berdialog dan

mengemukakan pandangannya secara argumentatif. Proses ini dilakukan dengan

penuh keterbukaan dan persaudaraan. Tujuan utamanya adalah mencari kebenaran

b. Metode darmawisata

Metode ini dimaksudkan agar tumbuh kepekaan sosial pada peserta didik.

Seorang pendidik bisa mempergunakan metode darmawisata untuk mengenalkan

peserta didik pada realitas lingkungannya secara dekat dan konkret.

c. Metode eksperimen

Melalui eksperimen, peserta didik akan diformulasi untuk melakukan

serangkaian observasi dan latihan-latihan yang berfungsi untuk memperkaya

pengalaman mereka terhadap materi (teori) ilmu pengetahuan yang mereka miliki.

Melalui pendekatan metode eksperimen secara langsung terhadap objek yang

dipelajari, maka peserta didik akan memperoleh pengalaman langsung terhadap

berbagai fenomena sosialnya

d. Metode resitasi atau assignment (pemberian tugas)

Agar peserta didik memiliki rasa tanggung jawab terhadap amanat yang

diberikan kepadanya, maka pendidik dapat melakukan pendekatan dengan

menggunakan metode resitasi, yaitu memberikan sejumlah soal-soal pendidikan

untuk dikerjakannya secara baik dan benar.

Sedangkan metode pendidikan Islam menurut Ramayulis dibagi kepada

sepuluh, yaitu : “(a) Metode Ceramah, (b) Metode Tanya Jawab, (c) Metode

Diskusi, (d) Metode Pemberian Tugas, (e) Metode Demonstrasi, (f) Metode

16

Samsul Nizar, Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka

Tentang Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2008),h.178-180

Page 28: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

15

Eksperimen, (g) Metode kerja kelompok, (h) Metode kisah, (i) Metode Amsal, (j)

Metode Targhib dan (k) Tarhib."17

Adapun teknik mengajar menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh

Ramayulis, terdiri dari:

a. Mendidik melalui keteladanan

b. Mendidik melalui kebiasaan

c. Mendidik melalui nasihat dan cerita

d. Mendidik melalui disiplin

e. Mendidik melalui partisipasi

f. Mendidik melalui pemeliharaan18

:

Penggunaan teknik dan metode dapat digunakan bersama-sama atau saling

menunjang. Misal mendidik melalui disiplin akan lebih efektif bisa diikuti

dengan cara keteladanan.

e. Fungsi Agama

Pada diri manusia telah ada sejumlah potensi untuk memberi arah dalam

kehidupan manusia. Menurut Bambang Syamsul Arifin , potensi tersebut adalah:

1. Hidayat al ghariziyyat (naluriah)

2. Hidayat al Hissiyat (inderawi)

3. Hidayat al aqliyyat (nalar)

4. Hidayat al Diniyyat (agama)”19

Melalui pendekatan ini, maka agama sudah menjadi fitrah yang dibawa

sejak lahir. Bambang Syamsul Arifin menyatakan tentang fungsi agama dalam

kehidupan individu:

Pengaruh lingkungan terhadap seseorang adalah memberi bimbingan kepada

potensi yang dimilikinya itu. Agama dalam kehidupan individu berfungsi

memberi kemantapan batin, rasa bahagia, rasa terlindung, rasa sukses, dan rasa

puas. Perasaaan positif ini lebih lanjut akan menjadi pendorong untuk berbuat.

17

Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam ( Jakarta: Kalam Mulia, 2013) cet. 10, h..280-286 18

Ibid. h.287-290 19

Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),h.145

Page 29: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

16

Agama dalam kehidupan individu selain menjadi motivasi dan nilai etik, juga

merupakan harapan.”20

Hampir sama dengan Bambang S, Jalaluddin pun berpendapat bahwa :

Fungsi agama sebagai motivasi dan harapan. Agama berpengaruh sebagai

motivasi dalam mendorong seseorang untuk berkreasi, berbuat kebajikan

maupun berkorban, sedangkan nilai etik mendorong seseorang untuk berlaku

jujur, menepati janji menjaga amanat dan sebagainya. Dan harapan mendorong

seseorang untuk bersikap ikhlas, menerima cobaan yang berat ataupun berdoa.

Sikap seperti itu akan lebih terasa secara mendalam jika bersumber dari

keyakinan terhadap agama.21

f. Peranan Agama Islam

Agama tampaknya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

Pengingkaran manusia terhadap agama menurut Jalaluddin “dikarenakan faktor-

faktor tertentu baik yang disebabkan oleh kepribadian maupun lingkungan

masing-masing. Namun, untuk menutupi atau meniadakan sama sekali dorongan

dan rasa keagamaan tampaknya sulit dilakukan. Manusia ternyata memiliki unsur

batin yang cenderung mendorongnya untuk tunduk kepada Dzat yang gaib.”22

Agama sebagai fitrah manusia telah tercantum dalam QS. Ar Ruum : 30

: وم (00)سوراة الر

Artinya:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah

atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak

ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi

kebanyakan manusia tidak mengetahui (Q.S. Ar Ruum [30]:30)

Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa fitrah Allah maksudnya ciptaan Allah.

manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau

ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar.

Kondisi mental memang sangat menentukan dalam hidup ini. Hanya orang

yang sehat mentalnya sajalah yang dapat merasa bahagia, mampu, berguna dan

20

Ibid 21

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010), cet.13, h.321 22

Ibid. h. 165

Page 30: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

17

sanggup menghadapi kesukaran-kesukaran atau rintangan-rintangan dalam hidup.

Apabila kesehatan mental terganggu, akan tampaklah gejalanya dalam segala

aspek kehidupan, misalnya perasaan, pikiran, kelakuan dan kesehatan. Maka,

perlu adanya pembinaan mental dengan agama baik sejak kecil maupun ketika

sudah dewasa. Seyogyanya agama masuk menjadi unsur-unsur yang menentukan

dalam konstruksi pribadi sejak kecil. Akan tetapi, apabila seseorang menjadi

remaja atau dewasa, tanpa mengenal agama, maka kegoncangan jiwa remaja akan

mendorongnya kearah kelakuan-kelakuan kurang baik.

Kehilangan makna hidup menyebabkan manusia mencari jalan sendiri-

sendiri, bertualang tanpa arah. Terus mencari siapa dan apa yang diduga mampu

mengiklankan obat penawar kesepian batin akan dihampiri. Sayangnya agama

sering dipandang hanya sebagai anutan. Padahal potensinya sudah bersemi dalam

batin sebagai fitrah manusia.

Agama memberikan berbagai pedoman dan petunjuk agar ketentraman

jiwa tercapai, dalam al Qur’an banyak sekali ayat-ayat tentang itu. Misal dalam

QS. Ar Ra’du: 28

) سوراة

(13-13الرعد :

“Yaitu orang-orang yang beriman, hati mereka menjadi tentram dengan

mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah, hati menjadi

tentram.”(Q.S. Ar-Ra’du[13]: 28)

Apabila ketentraman batin terganggu, orang mungkin menjadi lesu, malas

bekerja, bahkan akan sering merasa sakit. Gangguan itu kadang-kadang

disebabkan oleh karena kegagalan. Gangguan itu kadang-kadang disebabkan oleh

karena kegagalan. Bagi orang yang beriman dan mampu menggunakan

keyakinannya kepada Tuhan dalam menghadapi segala persoalan hidup ia tidak

akan sampai patah semangat, malas atau tersesat. Karena ia yakin di balik

kesulitan pasti ada kemudahan.

Page 31: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

18

Ramayulis menyatakan bahwa pendidikan agama sangatlah penting:

Setiap manusia dalam hidupnya menginginkan kebahagiaan dan pada

hakikatnya setiap usaha yang dilakukan oleh manusia adalah dalam rangka

mewujudkan kebahagiaan tersebut. Secara fisik materil kebutuhan manusia

terpenuhi, namun secara mental spiritual mengalami pendangkalan. Padahal

dimensi spiritual inilah yang mampu menjamin kebahagiaan manusia. Oleh

karena itu maka dalam rangka terlaksananya usaha untuk mewujudkan

kebahagiaan tersebut adalah dengan pendidikan agama.23

B. Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba

1. Pengertian Narkoba

Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan zat

adiktif lainnya. Menurut BNN, “narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan

tergolong makanan, jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikkan,

berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan saraf pusat), dan sering

menyebabkan ketergantungan.”24

Sebagian jenis narkoba dapat digunakan, tetapi karena menimbulkan

ketergantungan, penggunaannya sangat terbatas sehingga harus berhati-hati dan

harus mengikuti petunjuk dokter atau aturan pakai. Menurut Lydia Harlina &

Satya Joewana contoh narkoba yang dapat dimanfaatkan di dunia medis

diantaranya: “morfin yang berasal dari opium mentah), petidin (opioda sintetik),

untuk menghilangkan rasa sakit pada penyakit kanker, amfetamin untuk

mengurangi nafsu makan, serta berbagai jenis pil tidur dan obat penenang.

Kodein, yang merupakan bahan alami yang terdapat pada candu, secara luas

digunakan pada pengobatan sebagai obat batuk.”25

Namun dampak negatifnya menurut BNN, “ketika penggunaannya

disalahgunakan untuk kepentingan di luar medis akan berdampak terhadap

gangguan kesehatan, mental dan sosial. Narkoba disebut berbahaya karena tidak

23 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, ... h. 151

24 BNN,Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. (Jakarta:BNN),cet. II,

h.27 25

Lydia Harlina M & Satya Joewana, Pencegahan Dan Penanggulangan

Penyalahgunaan Narkoba Berbasis Sekolah, (Jakarta:Balai Pustaka, 2006), h. 5-6

Page 32: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

19

aman digunakan oleh manusia. Oleh karena itu, penggunaan, pembuatan, dan

peredarannya diatur oleh undang-undang”26

Sebagaimana dalam UU nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika dalam

pasal 7, bahwa “narkotika hanya dapat digunakan untuk kepentingan pelayanan

kesehatan dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi”27

2. Jenis Narkoba

Lydia Harlina & Satya Joewana mengutip penggolongan narkoba

berdasarkan Undang-undang nomor 22 Tahun 1997 tentang Narkotika dan

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang psikotropika. Penggolongan jenis-

jenis narkoba tersebut antara lain:

a. Narkotika

1) Narkotika golongan I,

2) Narkotika golongan II,

3) Narkotika golongan III,

b. Psikotropika

1) Psikotropika golongan I

2) Psikotropika golongan II

3) Psikotropika golongan III

4) Psikotropika golongan IV

c. Zat Psiko-aktif lain28

Adapun penjelasan dari jenis narkoba diatas, sebagai berikut:

a. Narkotika. Menurut undang-undang nomor 22 tahun 1997, narkotika di bagi

menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya adalah sebagai

berikut:

26

BNN, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. (Jakarta:BNN),cet. II,

hlm 27 27

BNN, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: BNN, 2009), cet.2, h.

132

28

dr.Lydia H & dr. SatyaJoewana, Pencegahan Dan Penanggulangan Penyalahgunaan

Narkoba Berbasis Sekolah, Buku Panduan Untuk Guru, Konselor, Dan Administrator, (Jakarta:

BalaiPustaka, 2006), hlm. 6-7

Page 33: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

20

1) Narkotika golongan I: berpotensi sangat tinggi menyebabkan

ketergantungan. Tidak digunakan untuk terapi (pengobatan). Contoh:

heroin, kokain, dan ganja. Putaw adalah heroin tidak murni berupa bubuk.

2) Narkoba golongan II: berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan.

Digunakan pada terapi sebagai pilihan terakhir. Contoh: morfin, petidin,

dan metadon.

3) Narkoba golongan III: berpotensi ringan menyebabkan ketergantungan

dan banyak digunakan dalam terapi. Contoh kodein.

Masing-masing zat atau obat-obatan tadi jika digunakan dengan benar

melalui saran dan resep dokter memang tidak berbahaya apalagi sampai

menimbulkan ketergantungan. Tapi sayangnya banyak yang menyalahgunakannya

diluar kepentingan medis guna mendapatkan efek-efeknya membuat tubuh dan

perasaan lebih ringan dan santai.

b. Psikotropika. Menurut potensi yang menyebabkan ketergantungannya,

psikotropika terbagi menjadi 4 bagian:

1) Psikotropika golongan I, amat kuat menyebabkan ketergantungan dan

tidak digunakan dalam terapi. Contoh: MDMA (ekstasi), LSD, dan STP

2) Psikotropika golongan II, kuat menyebabkan ketergantungan, digunakan

amat terbatas pada terapi: amfetamin, metafetamin (sabu), fensiklidin, dan

ritalin.

3) Psikotropika golongan III, ptensi sedang menyebabkan ketergantungan,

banyak digunakan dalam terapi. Contoh: pentobarbital dan flunitrazpam.

4) Psikotropika golongan IV, potensi ringan menyebabkan ketergantungan,

dan sangat luas digunakan dalam terapi. Contoh: diazepam, klobazam,

fenobarbital, barbital, klorazepam, klordiazepoxide dan nitrazepam

(Nipam, pil KB/koplo, DUM, MG, Lexo, Rohyp, dll)

c. Zat Psiko-aktif lain. Yaitu zat/bahan lain bukan narkotika dan psikotropika

pada kerja otak. Tidak tercantum dalam peraturan perundang-undangan

tentang narkotika dan psikotropika. Yang sering disalahgunakan adalah:

1) Alkohol, yang terdapat pada berbagai jenis minuman keras

Page 34: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

21

2) Inhalansia/solven, yaitu gas atau zat yang mudah menguap yang terdapat

pada berbagai keperluan pabrik, kantor, dan rumah tangga.

3) Nikotin yang terdapat pada tembakau

4) Kafein pada kopi, minuman penambah energi dan obat sakit kepala

tertentu.

3. Faktor Penyebab penyalahgunaan narkoba

Menurut Dadang Hawari, faktor-faktor yang berperan dalam

penyalahgunaan narkoba diantaranya:

a. Faktor kepribadian (antisosial/psikopatik,

b. Kondisi kejiwaan kecemasan atau depresi,

c. Kondisi keluarga yang meliputi keutuhan keluarga, kesibukan orang tua,

dan hubungan antara orang tua dan anak,

d. Kelompok teman sebaya,

e. Dan Naza-nya itu sendiri, mudah diperoleh dan tersedia di pasaran baik

resmi maupun tidak resmi (easy availability)29

Sedangkan dalam buku BNN, Mencegah lebih baik daripada mengobati,

“faktor penyebab penyalahgunaan narkoba antara lain:

a) Mencari pengalaman yang menyenangkan.

b) Mengatasi stres.

c) Menanggapi pengaruh sosial menjadikan pemakai tampak jantan dan keren.”30

Kadarmanta sedikit berbeda dalam istilah faktor penyebab narkoba. Ia

menggunakan istilah COBA. “COBA yaitu Curiosity (rasa ingin tahu);

mendorong seseorang untuk mencoba-coba sesuatu, Opportunity (kesempatan);

adanya peluang maka ada rasa ingin mencoba-coba. Biological (kondisi biologis);

tidak seimbangnya mentalitas dan kondisi biologis. Availability (ketersediaan);

ketersediaan narkoba membuat rasa ingin mencoba.”31

Dapat ditarik kesimpulan, seseorang menyalahgunakan narkoba, karena

adanya perasaan ingin tahu (coba-coba) pada awalnya, kemudian berakibat

29 Dadang Hawari, Al Qur’an Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:

PT Dana Bakti Prima Yasa, 1998), h. 149 30

BNN, Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati. (Jakarta: 2007), h.91-92 31

A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa, (Jakarta: PT Forum Media

Utama, 2010), h. 71

Page 35: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

22

ketergantungan terhadap narkoba sulit dikendalikan. Selain itu, karena tidak

adanya iman yang kuat, seseorang beranggapan narkoba menjadi solusi yang tepat

atas permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.

4. Akibat penyalahgunaan narkoba

Akibat dari penyalahgunaan narkoba sangat fatal, karena efek narkoba

tidak hanya menimpa penyalahguna, melainkan lingkungan sekitar penyalahguna.

Menurut BNN, ada 4 (empat) aspek yang akan mendapatkan efek akibat

penyalahgunaan narkoba, diantaranya:

a. Bagi Diri Sendiri,

b. Bagi Keluarga,

c. Bagi Sekolah,

d. Bagi Masyarakat, Bangsa dan Negara32

Adapun penjelasan mengenai akibat penyalahgunaan narkoba menurut

BNN adalah sebagai berikut:

a. Bagi Diri Sendiri

1) Terganggunya fungsi otak dan perkembangan penyalahguna

2) Overdosis (OD), dapat menyebabkan kematian karena terhentinya

pernapasan (heroin) atau pendarahan otak (amfetamin, sabu).

3) Gangguan prilaku/mental.

4) Gangguan kesehatan: kerusakan atau gangguan fungsi organ tubuh, seperti

hati, jantung, paru, ganjil, kelenjar endokrin, alat reproduksi infeksi

{hepatitis B/C (80%); HIV/AIDS (40-50%)}, penyakit kulit dan kelamin,

kurang gizi, penyakit kulit, dan gigi berlubang.

b. Bagi Keluarga

1) Suasana nyaman dan tentram dalam keluarga terganggu, karena barang-

barang berharga hilang

2) Keluarga malu melihat salah satu anggotanya menjadi asosial, sikap kasar,

berbohong, hidup semaunya.

32

BNN, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. (Jakarta:BNN),cet. II, h.

40-43

Page 36: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

23

c. Bagi Sekolah

Siswa penyelahguna mengganggu suasana belajar-mengajar. Mereka

menciptakan iklim acuh tak acuh dan tidak menghormati pihak lain.

d. Bagi Masyarakat, Bangsa, dan Negara

Mafia perdagangan gelap selalu berusaha memasok narkoba. Masyarakat

yang rawan narkoba tidak memiliki daya tahan, sehingga kesinambungan

pembangunan terancam. Negara menderita kerugian karena masyarakatnya tidak

produktif dan tingkat kejahatan meningkat; belum lagi sarana dan prasarana yang

harus disediakan, disamping itu rusaknya generasi penerus.

Senada dengan keterangan diatas, BNN menjelaskan dampak dari

penyalahgunaan narkoba dalam buku yang lain ialah:

a. Bagi tubuh manusia

Dampak langsung bagi jasmani adalah adanya gangguan pada jantung,

hemoprosik, urinarius, otak, tulang, pembuluh darah, endokrin, kulit,

sistem syaraf, paru-paru, gangguan pada sistem pencernaan (dapat

terinfeksi penyakit menular berbahaya seperti HV/AIDS, Hepatitis,

Herpes, TBC, dll).

b. Bagi Kesehatan/mental

Dampak lain pada kejiwaan manusia adalah menyebabkan depresi mental

dan gangguan jiwa berat/psikotik, bunuh diri, melakukan tindak kejahatan,

kekerasan serta pengrusakan.33

5. Pengertian rehabilitasi

Ungkapan bahwa “pencegahan lebih baik daripada pengobatan”, sampai

sekarang masih berlaku, tetapi bagi yang sudah terlanjur terkena atau menjadi

penderita penyakit atau ketergantungan narkoba, pencegahan walaupun lebih baik,

sudah terlambat sehingga bagi mereka yang terbaik adalah pengobatan,

perawatan, dan rehabilitasi baru kemudian pencegahan jangan sampai mereka

kambuh lagi.

Rehabilitasi menurut Kamus Ilmiah Populer, merupakan pemulihan

(perbaikan atau pembetulan); seperti sedia kala; pengembalian nama baik secara

hukum, pembaharuan kembali.34

33

BNN, Pencegahan & Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba

(P4GN), (Jakarta: BNN, 2010), h.59 34

Tim Prima Pena, Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Gitamedia Press, 2006), h. 404

Page 37: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

24

Pengertian rehabilitasi menurut Prof. Dadang Hawari- seorang psikiater,

adalah :

“upaya memulihkan dan mengembalikan kondisi mantan

penyalahguna/ketergantungan NAZA (Narkoba) kembali sehat dan psikologik,

sosial, dan spiritual/agama (keimanan). Dengan kondisi seperti tersebut

diharapkan mereka akan kembali berfungsi secara wajar dalam kehidupannya

sehari-hari baik dirumah, di sekolah/kampus, di tempat kerja dan di

lingkungam sosialnya.35

Jadi, rehabilitasi merupakan tahapan penting bagi pecandu narkoba untuk

lepas dari ketergantungan narkoba. pemulihan ini merupakan proses panjang dan

sering diibaratkan perjalanan dari pikiran(adiktif) ke hati. Program rehabilitasi ini

menurut Kadarmanta dikenal sebagai “koversi hati dan perubahan internal.”36

6. Landasan rehabilitasi

BNN menyatakan, Kewajiban menjalani pengobatan dan perawatan bagi

pecandu narkotika diatur dalam undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang

narkotika dalam pasal 54, pasal 56, pasal 57, dan pasal 58:

a. Pasal 54

Pecandu Narkotika dan korban penyalahgunaan Narkotika wajib menjalani

rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial.

b. Pasal 56

(1) Rehabilitasi medis pecandu Narkotika dilakukan di rumah sakit yang

ditunjuk oleh Menteri

(2) Lembaga rehabilitasi tertentu yang diselenggarakan oleh instansi

pemerintah atau masyarakat dapat melakukan rehabilitasi medis

pecansu narkotika setelah mendapat persetujuan Menteri.

c. Pasal 57

Selain melalui pengobatan dan/atau rehabilitasi medis, penyembuhan

Pecandu Narkotika dapat diselenggarakan oleh instansi pemerintah atau

masyarakat melalui pendekatan keagamaan dan tradisional.

d. Pasal 58

Rehabilitasi sosial antan pecandu Narkotika diselenggarakan baik oleh

instansi pemerintah maupun oleh masyarakat.37

35

Dadang Hawari, Penyalahguna dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan

Zat Adiktif) (Jakarta: Penerbit FKUI, 2006), edisi ke-2, cetakan ke-1, h. 132 36

A. Kadarmanta, Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa, (Jakarta: PT Forum Media

Utama, 2010), h. 180 37

BNN, Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba, (Jakarta: BNN, 2009), cet.2, h.

133-135

Page 38: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

25

7. Tahapan rehabilitasi

Tahapan utama proses perawatan dan pemulihan penderita ketergantungan

narkoba menurut BNN, yaitu:

a. Tahap detoksifikasi

b. Tahap stabilisasi

c. Tahap rehabilitasi38

Adapun penjelasan mengenai tahapan rehabilitasi adalah sebagai berikut:

a. Tahap detoksifikasi terapi lepas narkoba (withdrawal syndrome) dan terapi

fisik yang ditujukan untuk menurunkan dan menghilangkan racun dari tubuh,

mengurangi akibat putus narkoba serta mengobati komplikasi mental

penderita

b. Tahap stabilisasi suasana mental dan emosional penderita, sehingga gangguan

jiwa yang menyebabkan perbuatan penyalahgunaan narkoba dapat diatasi

sehingga penderita secara bertahap dapat menyesuaikan diri dengan situasi

perawatan dan situasi sosialnya

c. Tahap rehabilitasi atau pemulihan keberfungsian fisik, mental dan sosial

penderita seperti bersekolah belajar bekerja serta bergaul secara normal

dengan lingkungan sosial selanjutnya.

Menurut BNN proses perawatan dan penderita ketergantungan narkoba

merupakan proses yang panjang mulai dari detoksifikasi, pengobatan dan

pemulihan kondisi fisik, pemberian dukungan psikologis melalui konseling

psikologis, terapiperilaku (behaviour modification) bila penderita menunjukkan

gejala penyimpangan prilaku, intervensi psikiatris rehabilitasi sosial,

rehabilitasi vokasional serta upaya pembinaan lanjutan baik dalam

keluarganya, dilingkungan kerjanya, atau dalam situasi yang sengaja diciptakan

yang disebut therapeutic community. 39

Masih menurut BNN, “perawatan dan pemulihan penderita ketergantungan

narkoba memerlukan waktu yang panjang, biaya yang besar, fasilitas dan obat

yang memadai serta tenaga profesional yang kompeten.”40

38

BNN, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda, (Jakarta: BNN,

2004), h. 124 39

BNN, Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda, (Jakarta: BNN,

2004), h. 124 40

Ibid h. 125

Page 39: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

26

8. Faktor pendukung keberhasilan

Pengobatan dan rehabilitasi ketergantungan narkoba juga memerlukan

dukungan, perhatian serta keterlibatan orang tua penderita.

Menurut BNN, keberhasilan dan efektifitas program dan rehabilitasi

penderita ketergantungan narkoba ditentukan oleh banyak faktor, seperti

diantaranya sebagai berikut :

a. Kemauan kuat serta kerjasama penderita sendiri

b. Profesionalisme kompetensi serta komitmen para pelaksananya

c. Sistem rujukan antara lembaga yang baik

d. Prasarana, sarana dan fasilitas yang memadai

e. Perhatian dan keterlibatan orang tua atau keluarga

f. Dukungan dana yang memadai

g. Kerjasama dan koordinasi lintas propesi yang baik41

C. Kerangka Berfikir

Bambang Syamsul Arifin mengatakan “Allah dengan tegas menerangkan

bahwa ketenangan jiwa dapat dicapai dengan dzikir (mengingat Allah).” 42

Bentuk pelaksanaan ibadah agama, paling tidak ikut berpengaruh dalam

menanamkan keluhuran budi yang pada puncaknya akan menimbulkan rasa

sukses sebagai pengabdi Tuhan yang setia. Tindak ibadah setidaknya akan

memberi rasa bahwa hidup menjadi lebih bermakna

Sedangkan menurut Dadang Hawari mengenai peranan agama bagi

manusia adalah:

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat negara maju telah kehilangan

aspek spiritual yang merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia, apakah

ia seorang yang beragama ataupun yang sekuler sekalipun. Kekosongan

spiritual, kerohanian dan rasa keagamaan inilah yang menimbulkan

permasalahan psikososial di bidang kesehatan jiwa. Sehubungan dengan itu

para ahli kini berpendapat bahwa manusia bukanlah makhluk biopsikososial

semata, melainkan juga biopsikosio spiritual.43

Dalam hal ini pendekatan terapi keagamaan menurut Dadang Hawari

“dalam praktek kedokteran (khususnya psikiatri), bukan untuk tujuan mengubah

41

Ibid, h. 125-126 42

Bambang Syamsul Arifin, Psikologi Agama, (Bandung: Pustaka Setia, 2008),h. 156

43

Dadang Hawari, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa,

(Yogyakarta: PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), h. 13-14

Page 40: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

27

keyakinan pasien terhadap agama yang dianutnya, melainkan untuk

mengembangkan kekuatan kerohanian/spiritualnya dalam menghadapi

penderitaan penyakit.”44

Terapi keagamaan (intervensi religi) pada kasus-kasus gangguan jiwa juga

memberikan manfaat. Menurut Dadang Hawari “penderita-penderita yang

diikutsertakan dalam berbagai kegiatan keagamaan/ibadah/sembahyang,

menunjukkan hasil yang nyata dalam penurunan berbagai gejala-gejala

psikiatrik”45

Jiwa seorang penyalahguna narkoba yang mengalami depresi mental, dan

gangguan jiwa berat/psikotik mencari ketenangan jiwa. Ketika manusia

mengalami kegelisahan, agama memberikan ketenangan batin pada orang tersebut

dengan berdoa dan meminta ampun pada Allah SWT.

Sebagaimana pemaparan Zakiah Darajat, untuk memperkuat jiwa agamanya,

supaya mampu merasa diterima kembali oleh Allah, perlu pendidikan agama

yang lebih serius dan intensif, maka dalam usaha rehabilitasi itu perlu sekali

peningkatan pendidikan agama bagi mereka. Kepada mereka juga perlu diberi

pengertian tentang hukum dan ketentuan agama, yang akan menjamin

keamanan dan ketentraman batinnya.46

Dari uraian di atas, nampak jelas kiranya pendidikan agama Islam

mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan

kegiatan antara manusia yang dilakukan secara sadar yaitu untuk membimbing,

mengarahkan, mengajarkan, latihan, pembiasaan pada peserta didik untuk

mengembangkan kepribadian, bakat, kemampuan, minat pada tingkat

kedewasaan.

Dengan demikian, eksistensi agama memang sangat penting dalam proses

rehabilitasi narkoba. Mengingat bahwa para penyalahguna NAZA telah

kehilangan basic spiritual needs, turunnya iman karena permasalahan yang

menimpa, maka untuk mengembalikan basic spiritual needs ini, penyembuhan

pasien narkoba disertai dengan pendidikan keagamaan.

44 Ibid, h.28-29

45

Dadang Hawari, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, ... h.19

46

Dr. Zakiah Darajat, Membina nilai-nilai Moral di Indonesia (Jakarta: Bulan

Bintang, 1977), cet.4, h.103-104

Page 41: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

28

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Sebelum penulis melakukan penelitian, penulis mengkaji terlebih dahulu

karya ilmiah yang mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis

teliti. Adapun maksud tinjauan pustaka ini untuk mengetahui permasalahan yang

penulis teliti berbeda dengan yang diteliti sebelumnya. Setelah penulis melakukan

suatu kajian pustaka, penulis menemukan beberapa judul skripsi yang hampir

sama dengan judul yang akan penulis teliti. Diantaranya adalah:

1. Judul skripsi “Peranan Keluarga Terhadap Keberhasilan Rehabilitasi

Pengguna Narkoba”, penulis Arif Rahman, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik, Jurusan Antropologi, 2011

2. Judul “Pendekatan Family Support Group dalam Pemulihan Korban

Penyalahgunaan NAPZA di Panti Sosial Pamardi Putra Sehat Mandiri

Yogyakarta”, penulis Zakiyah Darojah, Fakultas Dakwah, Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam, 2008

3. Rahmat Hafizulloh-Judul “Peranan KH. Muhammad Djunaidi dalam

Menangani Korban Penyalahgunaan Narkoba di Pondok Pesantren Hidayatul

Mubtadi’ien Sawangan Depok”, penulis Rahmat Hafizulloh, Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam,

2011.

Yang membedakan skripsi ini dengan skripsi yang telah disebutkan diatas

bahwa, penelitian sebelumnya adalah:

Skripsi pertama dan kedua meneliti bagaimana peranan dan support

keluarga dalam proses pemulihan korban penyalahguna narkoba. Dan skripsi yang

ketiga ingin mengetahui bagaimana peranan KH. Muhammad Djunaidi dengan

pendekatan dzikirnya dalam menangani korban penyalahguna narkoba di Pondok

Pesantren Hidayatul Mubtadi’ien Sawangan Depok.

Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, pada penelitian ini

penulis ingin mencari tahu bagaimana peranan pendidikan agama dalam proses

rehabilitasi di Madani Mental Health Care.

Dalam menulis skripsi ini, tidak ada penelitian yang sama dengan yang

akan penulis teliti, maka dari itu, skripsi ini murni hasil karya penulis.

Page 42: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Yayasan Madani Mental Health Care yang

beralamat di Jl. Pancawarga III Rt. 003/04 No. 34 Cipinang Besar Selatan

Jatinegara Jakarta Timur 13410. Telepon/fax (021) 8578228 – 0816 1342 931

Waktu penelitian berlangsung selama 1 bulan 21 hari. Mulai pada tanggal

1 Juni 2014 sampai dengan 22 Juli 2014.

B. Metode dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini metode yang dilakukan adalah melalui metode

kualitatif.

Metode kualitatif menurut Lexy J.Moleong, “adalah penelitian yang

bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah”1

Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, maka pendekatan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Menurut Hadeli,

pendekatan deskriptif adalah “penelitian yang bermaksud untuk mendeskripsikan

secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, situasi-situasi atau

kejadian-kejadian dan karakteristik populasi”.2

Dengan demikian, kualitatif deskriptif ini bertujuan untuk memberikan

gambaran tentang bagaimana peranan pendidikan agama Islam dalam proses

rehabilitasi pecandu narkoba di Yayasan Madani Mental Health Care.

1 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014), cet.32, h.6 2 Hadeli, Metode Penelitian Kependidikan, (Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006), h. 63

Page 43: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

30

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dan

informasi adalah penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang

dilakukan dengan meneliti secara langsung objek penelitian yang ditentukan

C. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam skripsi ini menggunakan teknik pengumpulan

penelitian berikut:

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu menelaah buku-buku yang relevan

dengan pembahasan untuk informasi dan data mengenai peranan pendidikan

agama islam dan proses rehabilitasi pecandu narkoba.

2. Penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilakukan di

Yayasan Madani Mental Health Care, dengan teknik sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam

pendekatan penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang

dilakukan peneliti. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung kegiatan

sehari-hari yang dilakukan oleh pihak yang terkait penelitian. Dalam penelitian ini

ialah semua yang mencakup ruang lingkup sekolah. Hasil observasi ini akan

digunakan untuk sumber data penelitian.

Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian,

yaitu: Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities (aktivitas).3 Place atau tempat

disini adalah lingkungan rehabilitasi di Madani. Actor atau pelaku disini adalah

terapis atau ustadz. Activities atau aktivitas disini adalah kegiatan rehabilitasi

(pemulihan).

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam

pendekatan penelitian kualitatif. Wawancara ini merupakan langkah kedua setelah

observasi. Dalam wawancara peneliti akan berdialog dengan narasumber yang

terkait penelitian. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal dari

responden dan menilai keadaan responden terkait hal penelitian.

3Ibid., h. 228

Page 44: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

31

Dalam wawancara disini, yang akan diwawancarai ialah terapis atau ustadz

yang merehabilitasi pecandu narkoba, dan juga pasien yang direhabilitasi pecandu

narkoba. Dalam wawancara terdapat pedoman wawancara. Dalam wawancara

disini, peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur.

Pedoman wawancara yang digunakan untuk wawancara adalah sebagai

berikut:

1) Wawancara terhadap terapis atau ustadz yang merehabilitasi pecandu

narkoba mengenai:

a) Mulai diterapkannya kegiatan keagamaan

b) Cara atau metode dalam penerapan kegiatan keagamaan

c) Kendala dalam proses penerapan kegiatan keagamaan

d) Strategi dalam menghadapi pasien pecandu narkoba yang membandel

e) Seberapa besar peranan kegiatan keagamaan (pendidikan agama Islam)

dalam memulihkan pasien pecandu narkoba

2) Wawancara terhadap pasien pecandu narkoba mengenai:

a) Kehidupan sebelum menggunakan narkoba

b) Sebab menyalahgunakan pecandu narkoba

c) Respon pasien terhadap kegiatan keagamaan

d) Motivasi kesembuhan

c. Angket

Kuesioner menurut Suharsimi Arikunto adalah “Sejumlah pertanyaan

tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti

laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui.”4

Dengan menggunakan angket ini penulis ingin mendapatkan data yang

objektif dari responden melalui sejumlah pertanyaan yang telah disediakan.

Angket berfungsi sebagai data penunjang dari wawancara.

4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka

Cipta, 2002), cet. 12, h.128

Page 45: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

32

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Suharsimi Arikunto

dengan kuesioner tertutup, “yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya

sehingga responden tinggal memilih.”5 Angket ini diberikan kepada pasien

pecandu narkoba dan juga alumni pecandu narkoba yang masih ada di Madani

Mental Health Care.

d. Dokumentasi

Adapun dokumentasi yang dimaksud disini ialah dokumentasi berupa foto-

foto kegiatan pembinaan santri narkoba di Madani Mental Health Care.

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data angket dalam penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa teknik yaitu:

1. Editing

Yaitu meneliti kembali data yang telah dikumpulkan dalam rangka

mengetahui apakah data itu sudah lengkap atau belum, serta melengkapi data yang

kurang. Tujuan dari editing adalah untuk meminimalisir data-data yang kurang

diperlukan dalam penelitian, sehingga proses mengolah data efektif.

2. Tabulating

Tabulating adalah mengolah data dengan memindahkan jawaban yang

terdapat di dalam angket dan telah dikelompokkan ke dalam bentuk tabel frekuensi

yang tujuannya memudahkan penulis dalam mengolah data yang telah diedit.

Tujuan dari tabulasi untuk mendapatkan gambaran frekuensi dalam setiap

item yang penulis kemukakan. Sehingga tampak jawaban angket yang satu dengan

yang lainnya.

Kemudian, pedoman yang penulis gunakan untuk mencari presentase data

adalah:

P = F x 100%

N

5 Ibid, h.129

Page 46: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

33

Keterangan:

P = Prosentasi

F= Frekuensi jawaban responden

N = Jumlah responden

Sebelum membuat tabel frekuensi, maka terlebih dahulu dinilai pada tiap-

tiap alternatif jawaban angket yang dipilih responden, penulis memberikan skor

setiap pilihan sebagai berikut:

Apabila pernyataan dalam angket bersifat positif, maka skornya sebagai

berikut:

a. Pilihan sangat setuju dengan skor = 4

b. Pilihan setuju dengan skor = 3

c. Pilihan tidak setuju dengan skor = 2

d. Pilihan sangat tidak setuju dengan skor = 1

Sedangkan untuk pernyataan dalam angket bersifat negatif, maka skornya

adalah kebalikan dari skor yang positif, yaitu:

a. Pilihan sangat setuju dengan skor = 1

b. Pilihan setuju dengan skor = 2

c. Pilihan tidak setuju dengan skor = 3

d. Pilihan sangat tidak setuju dengan skor = 4

Adapun jumlah pertanyaan dalam bentuk angket adalah 20 pertanyaan

Kemudian, data yang diperoleh dari hasil wawancara dan juga angket dianalisa

dengan deskriptif analisi yaitu menggambarkan apa adanya, kemudian dituangkan

dengan membuat tabel frekuensi dan dilengkapi dengan prosentase.

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam penelitian deskriptif kualitatif, pemeriksaan keabsahan data

dilakukan dengan teknik triangulasi. Triangulasi menurut Lexy Moleong adalah

“teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain”.6

Dengan kata lain triangulasi adalah proses melakukan pengujian kebenaran data.

6 Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014) cet.32, h. 330

Page 47: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

34

Lexy mengutip pendapat Denzin, triangulasi yang dilakukan biasanya

berupa triangulasi sumber, metode, penyidik, dan teori.7 Sedangkan menurut

Sugiyono, triangulasi yang dilakukan biasanya berupa triangulasi sumber, teknik

pengumpulan data dan waktu.8

Dalam penelitian ini penulis menggunakan tiga triangulasi sebagai berikut:

1. Triangulasi Sumber

Menurut Sugiyono, “triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek

data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.”9

Dalam penelitian ini

triangulasi sumber dilakukan dengan mewawancarai tiga orang ustad yang

berperan dalam pendidikan agama Islam, kemudian wawancara dengan santri

narkoba, dan juga pimpinan yayasan Madani Mental Health Care

2. Triangulasi Metode Pengumpulan Data

Metode pemeriksaan keabsahan data berikutnya dilakukan dengan cara

melakukan pengecekan kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.10

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penulis menggunakan empat metode

pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, angket, dan

dokumentasi.

Pertama-tama dilakukan pengumpulan data dengan wawancara terhadap

narasumber. Setelah itu penulis melakukan kegiatan observasi dilapangan untuk

memperoleh data pendukung dan pembanding dari hasil wawancara yang telah

dilakukan. Kemudian dilakukan dokumentasi untuk memperkuat data yang telah

diperoleh melalui wawancara dan observasi. Dan terakhir, data diperkuat dengan

hasil penyebaran angket kepada para santri narkoba.

3. Triangulasi Waktu

Terkadang data yang diperoleh seorang peneliti ketika melakukan

wawancara atau observasi di lapangan dapat berbeda disebabkan faktor waktu.

7 Ibid, h. 330

8 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: alfabeta, 2010), cet. XI h. 372. 9 Ibid, h.373.

10 Ibid, h.373

Page 48: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

35

Wawancara yang dilakukan ketika siang hari dapat menghasilkan data yang

berbeda dengan data wawancara yang dilakukan pada pagi hari.11

Triangulasi

waktu dilakukan untuk mendapatkan data pembanding yang lebih komprehensif.

Untuk memperkuat data dan mendapatkan data yang lebih handal, maka

dilakukan pula observasi tiga sampai empat kali di hari dan waktu yang berbeda.

F. Analisis Data

Analisis data menurut Patton yang dikutip oleh Lexy Moleong adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar.12

Sementara itu, menurut Sugiyono, analisis data dalam penelitian kualitatif

dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah

selesai di lapangan. Namun analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.13

Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah model analisis

mengalir (flow model analysis) yang dikemukakan Miles dan Hubarman. Proses

analisis ini melalui empat aktifitas dalam pelaksanaannya. Empat aktifitas tersebut

ialah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan14

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Pengumpulan data merupakan proses yang berlangsung sepanjang

penelitian, dengan menggunakan seperangkat instrumen yang telah disiapkan,

guna memperoleh informasi data melalui wawancara, observasi, angket dan

dokumentasi. Pada proses pengumpulan data, peneliti mencatat dan

mengumpulkan data apa saja yang dianggap penting dan kredibel (dapat

dipercaya). Data yang diperoleh dikumpulkan dan belum mengalami seleksi,

11

Ibid, h.374 12

Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2014) cet.32, h. 280 13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan kombinasi (Mix Methods),

(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 334-335 14

Ibid. h. 335

Page 49: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

36

meskipun peneliti sudah memulai mengira-ngira data mana yang penting dan

kurang penting (analisis selama pengumpulan data).

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Menurut Sugiyono, “Inti dari reduksi data adalah menyiapkan dan mengolah data

dalam rangka menarik kesimpulan.”15

Reduksi data merupakan proses berfikir

sensitif yang memerlukan kecerdasan, keluasan dan kedalaman wawasan yang

tinggi. Karena tujuan utama penelitian kualitatif adalah pada temuan. Maka dalam

melakukan reduksi data, peneliti harus memperhatikan hal-hal baru yang didapat

selama proses pengumpulan data.

Reduksi data merupakan proses menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan,

mengabstraksikan dan mentransformasi data mentah yang muncul dalam

penelitian di lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisis data. Reduksi

data haruslah tajam, ringkas, terfokus, memilih data yang penting dan membuang

data yang tidak penting.16

Dalam penelitian ini, penulis hanya memilih

(mereduksi) data-data yang terkait dengan pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

dalam Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba di Madani Mental Health Care.

3. Penyajian Data (Data Display)

Setelah data mengalami reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data. Dalam penelitian kualitatif data disajikan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya.17

Fenomena sosial yang bersifat kompleks dan dinamis terkadang menjadi

penghambat dalam penyajian data. Perkembangan data dapat terjadi setelah

penelitian dilakukan, sehingga peneliti harus terus menguji apa yang telah

ditemukan di lapangan.18

4. Penarikan Kesimpulan (Conclusions)

Penarikan kesimpulan merupakan aktivitas analisis, di mana pada awal

pengumpulan data, seorang analis mulai memutuskan apakah sesuatu bermakna,

15

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung: alfabeta, 2010), cet. XI h. 339. 16

Ibid. h. 135 17

Ibid. h. 341 18

Ibid. h. 342.

Page 50: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

37

atau tidak mempunyai keteraturan, atau tidak mempunyai keteraturan, pola,

penjelasan, kemungkinan konfigurasi, hubungan sebab akibat, dan proporsi.

Dalam penyajian data harus dapat menjelaskan hasil penelitian dengan

jelas. Penyajian data harus bisa menemukan makna dari data, disusun secara

sistematis supaya diperoleh sajian singkat dan efektif, artinya tidak ada makna

ganda. Sajian data berupa kalimat-kalimat atau paragraf-paragraf singkat agar

tidak ada kerancuan.19

Dalam analisis yang dikemukakan Miles dan Hiberman, kesimpulan awal

yang dikemukakan masih bersifat sementara dan akan berubah apabila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat sebagai pendukung. Namun apabila kesimpulan

yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti yang valid dan tetap pada

saat peneliti kembali ke lapangan, maka kesimpulan yang dikemukakan

merupakan kesimpulan yang kredibel.20

19

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), cet. XI, h. 30. 20

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D,(Bandung: alfabeta, 2010), cet. XI h. 345.

Page 51: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Madani Mental Health Care

1. Latar Belakang MMHC

Kenyataan yang terjadi, para pasien pecandu narkoba mengalami relapse

(kekambuhan), walaupun telah selesai menjalani rehabilitasi. Hasil wawancara

Ust. Darmawan dengan para pasien yang mengalami kekambuhan, mereka tidak

menyukai suasana tempat rehabilitasi yang tidak bersahabat. Akhirnya

Ust.Darmawan membuat konsep tempat rehabilitasi yang nyaman, dan tidak

dengan kekerasan dan juga berbasis masyarakat. Namun konsep tersebut belum

terealisasikan, karena beberapa faktor.

“Suatu ketika, tahun 1999 mantan santrinya (ex-junkies) yang sudah sering

relapse (kekambuhan) dan keluar masuk panti rehabilitasi tapi sulit melepaskan

ketergantungan dari narkoba, datang ke rumah Ust.Darmawan dan tinggal lama di

rumah beliau. Akhirnya beliau bersedia menampung mantan santrinya dengan

tekad dan keberanian.”1Atas keuletan dalam membina santri tersebut dan dengan

dibantu oleh keluarga dan teman-teman, alhamdulillah santri tersebut berhasil

dibina.

Seiring berjalannya waktu, informasi dari mulut ke mulut tentang adanya

rumah ustadz yang berbentuk kost-kostan korban NAZA dengan cepat menyebar.

Banyak orang tua lain yang menitipkan anak-anaknya untuk dapat dibina sampai

berhasil. Sebagaimana hal ini menjadikan tantangan untuk membantu santri

terlepas dari NAZA dan memberikan motivasi dengan didasari landasan agama

agar mereka dapat kembali di kehidupan yang normal dalam arti kehidupan

sebenarnya. Hingga pembinaan pun dikaji ulang dan terus berupaya untuk

menjadi lebih baik. Adapaun pembinaan santri, yang dibantu oleh SDM

(instruktur religi) direkrut dari beberapa panti rehab diantaranya Darul Ihsan,

Wisma Ibrahim, Wisma Ismail dan Rumah Sakinah.

1 Hasil wawancara dengan Ust. Darmawan (pimpinan yayasan Madani), pada tanggal 19

Juli 2014

Page 52: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

39

Dengan tenaga yang telah memiliki pengalaman dan pembinaan santri,

memadukan dan menyempurnakan kekurangan-kekurangan yang ada baik metode

pembinaan, maupun kekuatan visi dan misi untuk membina para santri.

Sehingga pada bulan Agustus 2003, “tercetuslah ide pembinaan dengan

metode Prof. Dadang Hawari Bio-Psiko-Sosio-Spiritual (BPSS) dengan nama

Yayasan Madani Home Care.”2

Namun, keputusan belum sepenuhnya, karena menunggu restu dari Porf.

Dadang Hawari. Ust. Darmawan sebagai penghubung menyampaikan berita dan

tawaran mereka kepada beliau dan mempresentasikan ide tersebut.

Alhamdulillah gayung pun bersambut, akhirnya pada tanggal 1 september

2003 di RS. Thamrin jam 13.00 WIB, Prof. Dadang Hawari menyetujui metode

Prof. Dadang Hawari, Psikiater “Bio-Psiko-Sosio-Spiritual (BPSS)” digunakan

pada pembinaan di Yayasan Madani Home Care.

Dengan dorongan berbagai pihak mereka memberanikan diri untuk

mendirikan Madani mental health Care (pembinaan berbasis masyarakat atau

community basis), sebagai wujud untuk berperan aktif dalam menyelamatkan

anak bangsa dari bahaya penyalahgunaan NAZA.

Setelah beberapa tahun berlangsung, akhirnya MHC diajukan ke notaris

agar lembaga ini berbadan hukum. Dengan berbagai perjuangan yang cukup berat,

akhirnya MMHC berhasil memperoleh kelegalan dalam menjalankan lembaga ini.

11 November 2007 yayasan Madani Mental Health Care disahkan oleh negara.

2. Visi dan Misi Madani Mental Health Care

a. Visi

Menyelamatkan dan mengembalikan masa depan dan citra keluarga,

masyarakat, dan bangsa serta meningkatkan kualitas hidup menjadi lebih baik.

b. Misi

Melaksanakan usaha pencegahan melalui penyuluhan, bimbingan,

pembinaan dan konsultasi mengenai bahaya yang ditimbulkan dari

2 Hasil wawancara dengan Ust. Darmawan (pimpinan yayasan Madani), pada tanggal 19

Juli 2014

Page 53: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

40

penyalahgunaan NAZA, maupun mengobati serta meningkatkan kualitas hidup

korban NAZA dan penderita Skizofrenia sehingga dapat kembali ke masyarakat

dan lingkungannya secara baik dan benar.

B. Hasil Temuan

1. Proses Rehabilitasi Pecandu Narkoba

Program pembinaan dengan metode BPSS dilaksanakan secara terpadu

dan berkesinambungan oleh tenaga-tenaga yang berpengalaman pada bidangnya.

Program pembinaan bagi korban penyalahguna NAZA maupun penderita

SKIZOFRENIA dijalankan melalui beberapa tahap: “dimulai dengan tahap

pertama stabilisasi/detoksifikasi, lalu tahap kedua rehabilitasi dalam jangka 3

(tiga) bulan dan dapat diperpanjang sesuai perkembangan, kemudian program

lanjutan Day Care selama 3 (tiga) bulan serta masuk tahap terakhir kemandirian

selama 3 (tiga) bulan.”3

Dengan beberapa program terapi dalam pembinaan yang berbasis

masyarakat (community base), Yayasan Madani Mental Health Care memakai

sistem terpadu Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (BPSS) metode Prof. Dr. dr. Dadang

Hawari, psikiater.

Penjelasan Bio-Psiko-Sosial-Spiritual menurut Prof. Dadang Hawari yang

dikutip oleh Samsuludin yaitu:

Perawatan biologik, artinya pendekatan medis. Pasien narkoba atau napza

memerlukan penanganan secara medis dengan obat-obatan psikiatrik.

Psikologis artinya pendekatan kejiwaan dilakukan dengan terapi-terapi

psikologis atau pendekatan kejiwaan baik pasien ataupun keluarga pasien

untuk menyelesaikan masalah kejiwaan mereka. Sosial artinya pendekatan

pemulihan NAPZA dengan berbasis kemasyarakatan (community base),

dengan keterlibatan keluarga dalam proses pembinaan, sehingga pasien dapat

melanjutkan aktifitas lainnya dengan pendampingan satu pasien satu ustadz

pendamping (konselor individu). Spiritual artinya pendekatan keagamaan

untuk menjelaskan pentingnya agama dalam kehidupan (pendekatan fungsi dan

makna ibadah) tanpa adanya unsur paksaan.4

3 Hasil dari dokumen Yayasan Madani Mental Health care

4 Samsuluddin, “Islam dan Psikoterapi Spiritual (Analisis Terhadap Program Rehabilitasi

Napza di Madani Mental Health Care)”, Tesis pada Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta: 2013, h. 62, tidak dipublikasikan

Page 54: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

41

Adapun tujuan program pembinaan di Madani Mental Health Care adalah

“agar mereka para santri (pasien) dapat sehat jasmani, jiwa, meningkatnya

perilaku sosial yang baik dan bertambahnya pemahaman agama”.5 Sehingga

pasien dapat menjalani kehidupan sesuai dengan tahap kehidupannya dalam

keluarga yang bahagia.

Prof. Dr. Dr. H. Dadang Hawari, Psikiater sebagai pembina yayasan ini

menggunakan metode penggabungan antara ilmu kesehatan dan ilmu spiritual.

Menurutnya, “Komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari

penyakit, meningkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat

penyembuhan dengan catatan terapi medik diberikan sebagaimana mestinya”6

Adapun tahapan-tahapan pembinaan di Madani Mental Health Care, yaitu:

a. Detoksifikasi/stabilisasi

Terapi medis yang diberikan berupa pemberian obat anti depressant yang

sifatnya non adiktif dan juga obat analgentika (anti nyeri) yang sifatnya non

adiktif dan tidak mengandung unsur opiat atau turunannya.

Menurut Ust.Samsul, Prof.Dadang Hawari pernah menyampaikan, bahwa

proses pembinaan mental pasien Napza harus dilakukan terlebih dahulu proses

detoxsifikasi/stabilisasi. Hal ini didasarkan pada diagnosis awal, bahwa perubahan

perilaku, perubahan emosi, dan pikiran pengguna Napza dilatar belakangi dari

rusaknya susunan syaraf pusat (neurotransmitter).7

Menurut Prof.Dadang Hawari, “metode detoksifikasi ini, tidak

menggunakan obat-obatan yang merupakan substitusi (pengganti) yang masih

merupakan turunan atau sintesis opiat (heroin/morfin), misalnya Methadon,

Buprhrenorphine HCI (subutex), Tramadol HCI (tramal, tradosix) codein dan zat

lain yang sejenis”.8 Karena bila menggunakan substitusi berarti tidak mengobati

dan tidak menyembuhkan, sebab sinyal penghantar saraf (neurotransmitter) sel-

5 Hasil wawancara dengan Ust.Samsul (Kepala Rumah Transit), pada tanggal 16 Juni

2014 6 Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir

Sebagai Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia2009), h.2. 7 Hasil Wawancara dengan Ust. Samsul, pada tanggal 16 Juni 2014

8 Dadang Hawari, Terapi (detoksifikasi) dan rehabilitasi (pesantren) Mutakhir (sistem

terpadu) pasien naza (narkotika, alkohol, dan zat adiktif lain), (Jakarta: UI-Press, 2008), cet.IV, h.

5

Page 55: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

42

sel otak masih tetap terganggu atau dengan kata lain gangguan mental dan prilaku

tetap diderita oleh pasien. Pasien belum dapat diberikan pembinaan, karena pasien

lebih banyak ditidurkan pada fase ini (bukan karena minum obat tidur). Kesadaran

penuh dicapai pada hari kelima atau keenam.

b. Program Transit House

Program Transit House adalah program pembinaan mental yang

dilaksanakan di lingkungan Madani Mental Health Care selama 24 jam x 3 bulan.

Jadi, pasien atau santri narkoba harus berada di rumah transit (rumah kesadaran)

selama 3 bulan penuh.

Di lingkungan pembinaan, para pasien menyebut para konselor, pengajar,

instruktur atau pembina lainnya dengan sebutan atau panggilan ustad. Dan para

pasien, disebut dengan para santri.

Menurut Ust.Samsul, “walaupun masa stabilisasi telah selesai, santri

narkoba tetap melakukan konsultasi medis dengan Prof. Dadang Hawari secara

berkala dan meminum obat yang diberikan secara teratur”.9

Langkah pertama yang dilakukan adalah menumbuhkan rasa nyaman,

penerimaan keterbukaan dan asesmen awal terhadap adiksi pasien serta

menemukan permasalahan dasar yang dialami oleh pasien.

Bulan kedua, pasien yang dinilai sudah memiliki kesadaran penuh dalam

memahami penyakit dan mengerti program pemulihan, diberikan waktu untuk cuti

dengan keluarga. Harapannya keluarga dapat mengevaluasi perkembangan pasien,

sehingga keluarga dapat ikut serta dalam proses pembinaan selanjutnya. Bulan

ketiga pasien yang telah menyelesaikan masalah kehidupannya, disiapkan untuk

program kemandirian mental.

Adapun penerapan program metode BPSS dalam masa program transit adalah:

1) Perawatan medik

Dalam masa program transit, pasien konsultasi dengan dokter Psikiater

dalam 10 hari sekali dengan didampingi oleh konselor. Selain itu, minum obat

secara teratur dalam pengawasan konselor, mengkonsumsi makanan yang bergizi.

9 Hasil wawancara dengan Ust. Samsul pada tanggal 16 Juni 2014

Page 56: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

43

2) Program Psikologis

Program psikologis dilaksanakan dengan konseling individu, tes

psikologis, tes minat dan bakat, dan tes kepribadian yang diarahkan langsung oleh

psikolog.

3) Sosial

Program sosial meliputi peningkatan kemampuan minat dan bakat pasien

dengan berbagai program keterampilan, keterampilan berkomunikasi yang baik

dengan teman, keluarga dan masyarakat, family terapy dan keterampilan

tambahan lainnya.

Pendidikan pilihan yang diberikan di Madani Mental Health Care

mencakup bahasa Inggris, desain grafis, komputer, musik, kaligrafi, handycraft

dan lainnya disesuaikan dengan minat dan bakat pasien.

4) Pendidikan agama

Tujuan pendidikan agama atau terapi religius diberikan untuk menyentuh

satu sisi spiritualitas manusia, mengaktifkan titik ketuhanan dan mengembalikan

santri narkoba pada fitrahnya, darimana ia berasal.

Menurut Ust.Jami, “program keagamaan dijalankan dalam bentuk kajian

keagamaan, praktek ibadah (shalat, baca al Qur’an, puasa, doa, zikir), akhlak dan

tasawuf, fiqh, pengetahuan wawasan Islam, kajian tematik tafsir Napza dan

Skizofrenia, muhadharah, dan tugas aktualisasi diri santri untuk mempimpin

kegiatan keagamaan”.10

c. Day Care (Rumah Kemandirian)

Setelah pasien dievaluasi dari berbagai aspek dan memiliki perkembangan

yang baik dalam masa transit house, pasien dirujuk untuk mengikuti program

rehabilitasi lanjutan, yaitu program Day Care.

Pada program ini, santri diperkenankan memilih waktu dalam satu

minggu, dapat 2-3 hari/pertemuan dalam satu minggu datang untuk mengikuti

program. Tujuan dari program ini adalah untuk menjaga kestabilan mental setelah

10

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014

Page 57: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

44

program transit, sebelum pasien benar-bnar memiliki kemandirian mental yang

utuh dan sebelum pasien mendapatkan komunitas yang baik dan bersih.11

Sebagaimana diketahui mereka yang baru pulih dan tidak mempunyai

pekerjaan sangat rentan atau beresiko tinggi untuk kambuh kembali

mengkonsumsi NAZA. Lagipula pada umumnya mereka mengalami kebingungan

menghadapi masa depannya, demikian pula dengan orangtuanya mengalami

kebingungan harus berbuat apa bagi anaknya karena dihantui oleh trauma masa

lalu yaitu ketakutan anaknya kambuh kembali. Atas dasar hal tersebut, maka perlu

ditindak lanjuti dengan program terminal (pasca rehabilitasi), yaitu suatu program

untuk mempersiapkan para santri narkoba untuk dapat kembali melanjutkan studi

maupun sebagai tenaga siap pakai (bekerja).

Santri tidak diwajibkan untuk tinggal di wisma, namun pada waktunya

pelatihan, santri narkoba harus sudah ada di tempat pelatihan.

Menurut Ust.Jami, “pembinaan di tahap ini tidak padat seperti pembinaan

di rehabilitasi. Santri sudah dianggap sudah mandiri untuk mengurus kamarnya.

Namun konsultasi dengan dokter dan meminum obat tetap dilakukan.”12

Adapun program terminal (pasca rehabilitasi) menurut Dadang Hawari,

lamanya sekitar 1-2 bulan, dengan kurikulum mencakup :

1) Kursus intensif (misalnya bahasa arab, bahasa inggris, komputer dan lainnya).

2) Keterampilan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan permintaan tenaga

kerja.

3) Bimbingan belajar.

4) Pendidikan agama intensif, yang meliputi aspek kognitif, afektif dan

psikomotor.

5) Psikoterapi (suportif, dan psiko-edukatif).

6) Dan lain-lain yang terkait.13

d. Forum Silaturahmi (Home care)

Forum silaturahmi merupakan program lanjutan (pasca rehabilitasi) yaitu

program atau kegiatan yang dapat diikuti oleh mantan

penyalahgunaan/ketergantungan NAZA (yang telah selesai menjalani tahapan

11

Hasil wawancara dengan Ust. Samsul, pada tanggal 18 Juli 2014 12

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014 13

Dadang Hawari, Terapi (Detoksifikasi) dan Rehabilitasi (Pesantren) Mutakhir (Sistem

Terpadu) Pasien Naza, (Jakarta: FKUI, 2008), h. 36

Page 58: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

45

rehabilitasi) dan keluarganya (ayah dan ibu). Forum silaturahmi ini dijalankan

secara periodik (1-2 kali dalam sebulan ) dan berkesinambungan selama 2 tahun.

Sebagaimana menurut A. Fattah, keluarga merupakan lembaga pendidikan

pertama bagi anak. Sehingga, keluarga harus mampu menampilkan pola prilaku

yang positif.14

Maka dari itu, peranan keluarga dalam proses rehabilitasi ini sangat

diperlukan untuk membantu proses pemulihan dengan mendukung dan juga ikut

serta membentuk lingkungan seperti di tempat rehabilitasi. Agar ketika santri

narkoba tersebut kembali ke rumah, suasana rumah dengan suasana di tempat

rehabilitasi tidak berbeda, sehingga mantan penyalahguna tersebut merasa

nyaman.

Tujuan yang hendak dicapai dalam forum silaturahmi ini menurut

penuturan Ust.Harid adalah “untuk memantapkan terwujudnya rumah tangga/

keluarga sakinah yaitu keluarga yang harmonis dan religius, sehingga dapat

memperkecil kekambuhan penyalahgunaan/ketergantungan NAZA”.15

2. Pendidikan Agama Islam dalam proses Rehabilitasi

Pasien atau santri narkoba mendapat pendidikan agama sesuai dengan

kepercayaannya masing-masing. Setelah selesai masa stabilisasi, pasien menetap

di rumah kesadaran (transit house). Santri narkoba terlebih dahulu dibangun

kesadarannya, mengapa ia harus sembuh, diberikan edukasi tentang yang telah ia

lakukan selama ini (menyalahgunakan narkoba) adalah salah. Salah satu cara

menumbuhkan kesadaran itu dengan pendidikan agama.

Ust. Jami menuturkan, tujuan diterapkannya pendidikan agama di yayasan

Madani Mental Health Care ini adalah untuk membantu mengembalikan para

santri narkoba kembali pada fitrahnya, yaitu insan yang beragama. Keyakinan

(iman) kepada Tuhan dibutuhkan agar santri narkoba sadar dan meyakini

bahwa narkoba merupakan barang haram yang tentunya dilarang oleh agama.

Agama diharapkan menjadi benteng dalam dirinya saat tawaran atau keinginan

menyalahgunakan narkoba kembali datang.16

14

A. Fattah, Dimensi-dimensi Pendidikan Islam, (Malang: UIN Malang, 2008), h. 221 15

Hasil wawancara dengan Ust. Harid pada tanggal 22 Juli 2014 16

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014

Page 59: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

46

Sebelum mereka melakukan treatment panjang, mereka diajak untuk

kembali merenung darimana ia berasal, untuk apa ia diciptakan. Santri narkoba

juga diajak untuk mengenal siapa dirinya, bagaimana kehidupannya sebelum ia

mengenal narkoba, siapa keluarganya, dan ketika berada di tempat rehabilitasi,

bagaimana perasaannya. Menurut Ust. Indra, “jika ia tidak memahami dan

mengenal dirinya sendiri, maka pembinaan apapun yang diberikan padanya itu

tidak akan masuk dalam dirinya”.17

a. Materi pendidikan agama

1) Pendidikan Keimanan

Sebelum membiasakan kebiasaan-kebiasaan baik yang lain, santri narkoba

diberikan pendidikan keimanan melalui siraman rohani yang diberikan oleh para

ustadz, dan juga melalui bedah buku Prof. Dadang Hawari.

Siraman rohani menanamkan kembali kepada diri santri narkoba tentang

ajaran Islam atau kepercayaan tentang agama yang hilang dari dirinya. Agama

diturunkan kepada umat manusia untuk memberi kedamaian dan rasa aman dalam

kehidupannya. Dengan pemahaman ini, santri narkoba diajak untuk lebih jernih

dalam menyelesaikan masalah, dan juga santri narkoba diberi arahan mana yang

baik dan mana yang tidak baik.

Menurut terapis MMHC tujuan dari pendidikan keimanan yang menjadi

kajian pokok dalam membangun spiritualitas pasien Napza di Madani Mental

Health Care adalah untuk menemukan tujuan kehidupan yang utama, yaitu Allah

SWT. Dengan harapan santri narkoba dapat mengenal diri, mengenal Tuhannya,

mengenal tujuan dan tugas kehidupannya. Sehingga menjadi dasar untuk

meningkatkan kesadaran diri terhadap fungsinya sebagai manusia, dapat

memaknai dasar-dasar keimanan sebagai kontrol dan solusi dari permasalahan

kehidupan, sehingga menjadi kuat dan tidak tergoda lagi untuk menggunakan

Napza. 18

17

Hasil wawancara dengan Ust. Indra pada tanggal 12 Juli 2014 18

Hasil wawancara dengan ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014

Page 60: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

47

2) Pendidikan akhlakul karimah

Pendidikan akhlak yang baik salah satunya dengan mengadakan

muhasabah setiap senin malam setelah shalat maghrib.19

Program ini dibimbing

oleh Ust.Samsul, yang mana tempat dilaksanakannya Muhasabah ini di Mushola

MMHC. Menurut ustad Samsul, “tujuan program muhasabah ini adalah pasien

merasa diterima secara spiritual, dengan diampunkannya segala dosa yang pernah

dilakukan dan memberikan harapan untuk menjalani kehidupan yang lebih

baik.”20

Adapun pelaksanaan muhasabah, terlebih dahulu dibuka oleh pemandu

acara, untuk menjelaskan dan menegaskan pentingnya muhasabah dalam

kehidupan. Selanjutnya membacakan asma al husna, dan fungsinya sebagai

harapan dan tujuan manusia kepada Tuhannya. Untuk menjaga keheningan situasi

ruangan dimatikan lampunya dan mulai terapis menyampaikan instruksi-

instruksinya.

Para santri diajak untuk merenungkan bagaimana perilakunya terhadap

orang tua, terhadap orang di sekelilingnya, kesalahan apa yang telah ia lakukan.

Dengan muhasabah ini, santri diajak untuk introspeksi diri. Selain muhasabah,

pendidikan akhlak pun diterapkan dengan sikap teladan dari para ustadznya. Para

ustadz memberikan teladan (contoh) pada santri narkoba, tidak hanya dengan teori

saja. Karena mereka (para ustadz), masing-masing mendapat tugas 3 x 24 jam

menemani santri narkoba selama satu minggu. Sehingga pembiasaan yang

dilakukan oleh para ustadz lebih bisa diterima oleh para santri karena mereka bisa

praktek bersama-sama.

3) Pendidikan Ibadah

Santri narkoba diajak untuk membiasakan diri menjalankan perintah dan

menjauhi laranganNya. Salah satunya membiasakan diri untuk menjalankan

ibadah baik itu wajib maupun sunnah.

19

Data dokumen program pembinaan harian santri pada tahun 2013-2014 20

Hasil wawancara dengan Ust. Samsul pada tanggal 18 Juli 2014

Page 61: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

48

a) Berwudhu

Wudu merupakan kegiatan membersihkan diri dari segala kotoran yang

melekat pada tubuh. Wudhu, biasanya dilakukan dengan mencuci menggunakan

air bersih seluruh anggota tubuh, mulai dari tangan, mulut, hidung, wajah, lengan,

telinga, kepala, dan kaki, lima kali sehari sebelum shalat.

Sebelum melaksanakan shalat, santri dibiasakan untuk berwudhu. Selain

sebelum shalat, santri diajak berwudhu sebelum melaksanakan kegiatan lain,

misalnya bedah buku, hafalan do’a harian dan lain-lain.

Bagi para santri yang belum bisa berwudhu, maka ustad-ustad

membimbing wudhu, mempraktekkan bagaimana tata cara berwudhu.

b) Shalat, doa, dan dzikir

Program ini dipandu oleh Ust. Jami, dilaksanakan setiap waktu shalat.

Program shalat, doa dan dzikir ini adalah kajian yang tidak hanya menjelaskan

praktek ibadah harian, juga menjelaskan makna-makna ibadah dalam kehidupan

dan hubungan antara ibadah dengan kesehatan jiwa dengan buku rujukan karya

Dadang Hawari. 21

Santri diberikan kesempatan untuk adzan dan iqamat secara bergiliran.

Setelah selesai, barulah dilaksanakan shalat berjamaah. Selesai shalat, doa dan

dzikir bersama. Dalam pelaksanaan membacakan doa dan dzikir, pasien diberikan

kesempatan untuk memimpin dzikir dan doa. Jika ada pasien yang belum bisa

membaca huruf Arab, diperbolehkan membaca latinnya, bahkan untuk doa

diperbolehkan untuk membaca artinya saja.22

Ini bertujuan agar mereka yang

diberi kesempatan untuk memimpin, merasa dihargai dan merasa orang-orang di

sekelilingnya menganggap ada.23

Adapun tema-tema yang menjadi program shalat, zikir dan doa

diantaranya: makna thaharah untuk kesehatan, makna shalat untuk istirahat dan

berkomunikasi dengan Allah, makna zikir untuk ketenangan pikiran, makna doa

untuk menumbuhkan rasa optimisme.

21

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014 22

Hasil observasi pada tanggal 16 Juni 2014 23

Hasil wawancara dengan Ust. Samsul pada tanggal 12 Juli 2014

Page 62: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

49

Terapis atau ustad menjelaskan fenomena kesalahan dalam melaksanakan

shalat. Bahwa selama belajar sholat yang diajarkan hanya menghafal bacaannya

dan gerakannya, tidak ada unsur kejiwaan apalagi keruhanian yang ikut sholat.

Baru setelah itu, terapis menjelaskan bagaimana sholat yang khusyu. Dilain

kesempatan, terapis menjelaskan gerakan shalat yang tuma’ninah dapat

menambah ketenangan fisik yang nantinya akan mempengaruhi ketenangan jiwa.

Dalam kajian lain, terapis menjelaskan fungsi zikir dan doa untuk

ketenangan dan menumbuhkan rasa optimisme. Pertama, terapis menjelaskan

bahwa tahap kesadaran akan menghantarkan pada kesadaran terhadap kehambaan

dan kesadaran akan kelemahan sebagai manusia. Tanpa adanya kesadaran akan

kelemahan diri, maka kesungguhan dalam berdoa sulit dicapai. 24

c) Kajian al Quran

Program kajian al Quran ini, tidak hanya mengajarkan bagaimana

membaca al Quran dengan baik dan benar, melainkan menjelaskan makna-makna

dan nilai kandungan al Quran yang berhubungan dalam kehidupan.

Menurut Ust.Jami, “program ini terdiri dari baca tulis al Qur’an, tajwid,

tafsir tematik al Quran tentang Napza dan Skizofrenia dan juga hafalan al Quran.

Kajian tematik tafsir Napza dan skizofrenia dilaksanakan setiap pagi setelah shalat

Duha, dipandu oleh Ust. Heria Widya. Program hafalan al Quran di jadwalkan

setelah shalat Subuh oleh Ust. Yanto.”25

Terapis menyampaikan keutamaan orang yang menghafal al Qur’an dari

tinjauan Islam. Bahwa al Qur’an merupakan suatu perbuatan yang sangat terpuji

dan mulia. Selain menghafal al Qur’an, para santri juga menghafal asma ul Husna.

b. Metode Pembinaan

Metode pembinaan dan pengajarannya lebih mengedepankan pendekatan

individual daripada klasikal (general) karena didasarkan kepada latar belakang

santri narkoba, masalah yang dihadapi, dan harapan serta cita-citanya.

24

Hasil Observasi pada tanggal 18 Juni 2014 25

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014

Page 63: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

50

Sebagaimana metode Ramayulis, metode pendidikan di Madani Mental

Health Care adalah:

1) Ceramah

Metode pembinaan dengan nasehat dan penyampaian cerita lebih cocok

dengan teknik ceramah. Karena nasihat yang secara langsung face to face bisa

lebih mengena ke dalam hati seseorang. Misal ceramah ustadz pada para santri,

penyampaian informasi tentang pengetahuan agama, dan lain-lain.

Terapis atau ustad dikelilingi oleh para santri membentuk lingkaran

mendengarkan ceramah atau nasehat dari sang ustad. Sambil diselingi tanya jawab

apabila ada yang tidak dimengerti oleh santri.

2) Metode Tanya Jawab

Selain ceramah, para ustad atau terapis mengadakan tanya jawab dengan

para santri. Metode ini bertujuan untuk menggali pengetahuan santri, Seberapa

jauh mereka menguasai materi.

Metode ini dilakukan secara bergantian, terkadang terapis yang bertanya

kepada santri, dan juga sebaliknya santri yang bertanya. Biasanya digunakan saat

pemahaman mengenai pelaksanaan ibadah, dan lain-lain. Dengan metode ini,

pembelajaran tidak hanya satu arah, tetapi dua arah.

3) Metode Diskusi

Agar santri tidak merasa jenuh dengan kajian-kajian yang diadakan di

MMHC, kajian diselingi dengan metode diskusi. Para santri diberi kesempatan

untuk diskusi mengenai tema tertentu. Sedangkan terapis menjadi fasilitator dan

meluruskan apabila ada yang tidak sesuai.

4) Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas salah satunya dengan memberikan kesempatan

pada para santri untuk bertugas sebagai pemimpin. Menjadi muadzin, imam shalat

berjamaah, dan memimpin doa dan dzikir.

5) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi digunakan saat terapis mengajarkan materi yang

bersifat praktikum, misalnya tentang shalat. Terapis sebagai media langsung

mendemonstrasikan bagaimana gerakan-gerakan shalat yang benar, dan tidak lupa

Page 64: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

51

menjelaskan makna-maknanya. Materi lain yang memerlukan praktikum misalnya

berwudhu, tayamum dan lain-lain

6) Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dengan menyuruh murid

melakukan suatu percobaan. Jadi para ustad memberikan kesempatan kepada para

santri untuk bereksperimen. Misal santri di beri kesempatan untuk berwudhu dan

shalat yang ia bisa. Kemudian guru meluruskan apabila ada yang tidak sesuai.

7) Metode kerja kelompok

Santri diberi kesempatan untuk kerja kelompok membahas mengenai tema

yang telah diberikan oleh terapis atau santri.

8) Metode Kisah

Salah satu pendidikan akhlak di MMHC yaitu dengan metode kisah. Kisah

dari Al Qur’an, kisah para nabi, kisah-kisah yang memberikan pelajaran. Para

terapis menceritakan kepada santri tentang kisah-kisah, sedangkan santri

menyimak. Dan juga sebaliknya, para santri diberikan kesempatan untuk

bercerita, sedang terapis dan santri yang lain menyimak.

9) Metode Amsal

Terapis menyampaikan materi pembelajaran dengan membuat atau melalui

contoh atau perumpamaan.

10) Metode Targhib dan Tarhib

Metode targhib dan tarhib adalah cara mengajar dimana terapis

memberikan materi pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap

kebaikan dan hukuman terhadap keburukan agar para santri melakukan kebaikan

dan menjauhi keburukan.

Selain itu, metode ini memberikan pelajaran dengan memberi dorongan

(motivasi) untuk memperoleh kegembiraan dalam kebaikan, misal diberi hadiah.

Dan mendapat hukuman, jika melanggar aturan.26

c. Teknik Pembinaan

Teknik pembinaan yang digunakan dalam proses pembelajaran

diantaranya:

26

HM. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 77

Page 65: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

52

1) Teladan

Dalam menerapkan pendidikan Islam, para ustadz menggunakan metode

teladan. Para Ustadz 3 x 24 jam tinggal bersama para santri. Para Ustadz shalat

berjamaah, dzikir dan doa, dan tidur bersama dengan para santri.

Sehingga para santri bisa melihat dan mengenal kepribadian para ustadz.

Dengan demikian, akhlak yang baik lebih mudah tebentuk dengan metode teladan

ini. Para ustadz berbaur dengan semua santri. Tujuannya agar santri merasakan

kenyamanan tinggal di rumah kesadaran Madani.

2) Kebiasaan

Para santri dengan kesadarannya dibiasakan untuk menjalankan ibadah.

Contohnya dengan pembiasaan shalat berjamaah, dzikir dan doa bersama, dan

lain-lain. Selain itu, para santri dibiasakan untuk belajar menghargai orang lain,

bersahabat dengan santri lain, selalu berkata yang baik, dll. Teknik pembiasaan ini

lama kelamaan, tanpa mereka sadari akan membentuk akhlak para santri. Menurut

Muhammad Sayyid, “jika ditelaah dengan cermat kehidupan keseharian

seseorang, kebanyakan aktivitas tubuh, mental, dan intelektual berdasarkan

kebiasaan-kebiaasaan yang telah terbentuk pada diri melalui pendidikan dan

interaksi dengan lingkungan masyarakat.”27

3) Nasehat dan cerita

Nasehat yang baik bermanfaat untuk jiwa yang tengah haus akan siraman

rohani. Nasehat bermacam-macam, bisa dengan bedah buku, mengambil hikmah-

hikmah atau nasehat bijak dari penulis buku. Saat-saat tertentu, di Madani

mengadakan bedah buku Prof. Dadang Hawari. Selain itu, pendidikan Islam

dengan metode nasehat ini dilaksanakan dari hati ke hati maupun menyeluruh

untuk semua santri.

Selain bedah buku, metode penanaman nilai-nilai religius di Madani

dengan menyampaikan cerita-cerita atau kisah para nabi. Para Ustadz

menceritakan kisah-kisah dengan sedemikian rupa, sehingga para santri dapat

mengambil hikmah atau pelajaran dari kisah tersebut.

27

Muhammad Sayyid Muhammad, Pendidikan Remaja antara Islam dan Ilmu Jiwa,

(Jakarta: Gema Insani Press, 2007), h. 348

Page 66: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

53

4) Disiplin

Sesuatu yang membanggakan, tidak ada salahnya diberikan hadiah. Saat

ada santri yang berprestasi, maka diberi reward atau apresiasi. Salah satu

contohnya adalah Eki (bukan nama sebenarnya) mendapatkan penghargaan karena

dapat menghafal asma’ul husna. 28

Sebaliknya, jika ada santri yang melanggar aturan, tidak mau mengikuti

pembinaan di Madani, santri tersebut diberikan hukuman agar jera. Namun

hukuman disini tidak pada fisik, melainkan pada sesuatu yang mendidik pula.

Misal santri tersebut dihukum untuk menuliskan lafaz istighfar sebanyak 100 kali.

d. Hasil Angket

Setelah memperoleh data dari hasil angket yang telah penulis sebar, lalu

dianalisa dalam bentuk tabel dengan menggunakan teknik deskriptif prosentase

untuk mengetahui bagaimana peranan pendidikan agama Islam dalam proses

pemulihan pecandu narkoba di Madani Mental Health Care. Dan mengenai

hasilnya, dapat dilihat lebih jelas pada tabel-tabel berikut:

Tabel 3.1

Pembinaan spiritual menjadi wadah mengenal Islam

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 3 25%

2 Setuju 8 66,66%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0 %

N 12 100%

Hal ini menunjukkan bahwa pasien Madani setuju pembinaan spiritual di

Madani Mental Health Care membantu pasien mengenal Islam. Dengan

pembinaan dan pendidikan di Madani, pasien mendapatkan pengetahuan yang

lebih sehingga bisa memahami Islam lebih dalam. Hal ini senada dengan hasil

wawancara dengan para santri narkoba, bahwa “di Madani, mereka mendapat

28

Hasil observasi pada tanggal 22 Juli 2014

Page 67: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

54

banyak pengetahuan Islam. Belajar membaca al Qur’an, praktek ibadah,

mendalami sejarah, dan masih banyak lagi”29

Tabel 3.2

Pembinaan spiritual menjadi sarana untuk mendekatkan diri pada Allah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 2 16,66%

2 Setuju 9 75%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0 %

Jumlah 12 100%

Dari tabel diatas, hal ini menunjukkan bahwa pasien Madani setuju

pembinaan spiritual di Madani Mental Health Care membantu pasien untuk

mendekatkan diri pada Allah dengan pembiasaan beribadah. Selain itu,

mendekatkan diri pada Allah dengan senantiasa berdzikir dan berdoa.

Tabel 3.3

Pembinaan spiritual tidak membuat pasien pulih

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 1 8,33%

3 Tidak Setuju 10 83,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Dari data diatas, lebih dari setengahnya jumlah pasien Madani tidak

sepakat dengan pernyataan pembinaan spiritual tidak membantu proses

pemulihan. Artinya, para pasien lebih banyak yang setuju bahwa pembinaan

spiritual berperan penting dalam proses pemulihan mereka.

29

Hasil wawancara dengan para santri narkoba pada tanggal 16 Juni – 12 Juli 2014

Page 68: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

55

Tabel 3.4

Pembinaan spiritual membuat pasien terbiasa beribadah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 9 75%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa para pasien setuju

bahwa kegiatan-kegiatan agama di Madani mental Health Care membantu pasien

membiasakan diri untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal ini sesuai dengan

penuturan para santri narkoba, “pada awalnya mereka merasa sulit untuk sholat,

namun karena dibimbing dan lingkungan yang mendukung, akhirnya mereka

terbiasa untuk sholat berjamaah, berdzikir, membaca al Qur’an, dan lain-lain”.30

Tabel 3.5

Pasien menjadi sadar akan dosa yang telah diperbuat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 9 75%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Berdasarkan tabel diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa pasien yang

merasa timbul kesadarannya atas dosa yang telah diperbuat berjumlah lebih

banyak dari pada yang tidak setuju dan sangat tidak setuju atas pernyataan

tersebut. Pada umumnya, santri narkoba merasa bersalah atas dosa yang telah

30

Hasil wawancara dengan para santri narkoba pada tanggal 16 Juni – 12 Juli 2014

Page 69: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

56

diperbuat. “Melalui muhasabah, mereka bersama-sama merenungkan perbuatan

yang telah mereka perbuat. Mereka mengekspresikan perasaan bersalah dengan

bermacam-macam. Namun setelah muhasabah ini, ada perasaan tenang

menyelimuti hati”.31

Tabel 3.6

Kegiatan keagamaan hanya membuang waktu saja

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 1 8,33%

3 Tidak Setuju 9 83,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Dapat diambil kesimpulan, sebagian besar pasien tidak setuju dengan

pernyataan bahwa kegiatan keagamaan di Madani hanya membuang waktu saja.

Intinya, para pasien sepakat, kegiatan keagamaan justru membantu proses

pembinaan.

Tabel 3.7

Iman menjadi benteng ada keinginan untuk mengkonsumsi narkoba

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 10 83,33%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Dapat diambil kesimpulan, bahwa sebagian besar para pasien menyetujui

iman yang kokoh tertanam dalam hati menjadi benteng saat tawaran narkoba

kembali datang.

31

Hasil wawancara dengan para santri narkoba pada tanggal 16 Juni – 12 Juli 2014

Page 70: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

57

Tabel 3.8

Dengan bekal iman dalam hati, pasien menjadi lebih jernih pikirannya

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 11 91,66%

3 Tidak Setuju 0 0%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dapat diambil kesimpulan, bahwa lebih dari setengah jumlah pasien

menyetujui bahwa mereka tampak lebih tenang setelah mendapat pencerahan dari

para ustad dalam meningkatkan iman mereka.

Tabel 3.9

Keinginan untuk pulih berasal dari diri sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 9 75%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian, pasien madani rata-rata datang ke Madani melakukan

pembinaan karena adanya keinginan dari diri sendiri untuk pulih. Walaupun ada

beberapa yang merasa terpaksa mengikuti pembinaan di Madani. Menurut hasil

wawancara, para santri narkoba menyatakan “sebanyak apapun tempat rehabilitasi

yang didatangi, dan sebanyak apapun cara untuk melepaskan ketergantungan dari

narkoba, jika tidak diiringi dengan tekad yang kuat ingin pulih, itu akan sia-sia.32

32

Hasil wawancara dengan para santri narkoba pada tanggal 16 Juni – 12 Juli 2014

Page 71: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

58

Tabel 3.10

Tidak adanya hubungan pemulihan dengan ibadah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 1 8,33%

2 Setuju 1 8,33%

3 Tidak Setuju 9 75%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Pasien lebih banyak yang tidak menyetujui bahwa pelaksanaan ibadah di

Madani tidak berhubungan dengan proses pemulihan. Lebih dari setengah dari

jumlah pasien menyetujui bahwa ibadah memang berpengaruh terhadap proses

pemulihan.

Tabel 3.11

Lantunan ayat al Quran dan dzikir memberi kedamaian

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 4 33,33%

2 Setuju 7 58,33%

3 Tidak Setuju 1 33,33%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian, lebih dari setengah jumlah pasien menyetujui bahwa

lantunan ayat al Quran dan dzikir usai sholat menentramkan jiwa, memberi

kedamaian atas jiwa yang gersang. Para santri narkoba merasakan ketenangan saat

setelah membaca ayat suci al Qur’an. Selain itu, mendengarkan ayat suci al

Qur’an pun membuat jiwa mereka damai, ditambah dengan berdoa meminta

segera pulih dan sehat jasmani rohaninya.

Page 72: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

59

Tabel 3.12

Keluarga tidak mendukung dalam proses pemulihan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 1 8,33%

3 Tidak Setuju 8 66,66%

4 Sangat Tidak Setuju 3 25%

Jumlah 12 100%

Peran keluarga ikut serta dalam proses pemulihan, keluarga diharapkan

untuk menciptakan iklim yang sama seperti di Madani, salah satunya ikut serta

melakukan ibadah. Dengan melihat hasil angket tersebut, terlihat bahwa keluarga

ikut mendukung dalam proses pemulihan. Madani Mental Health Care berupaya

mengikutsertakan peran keluarga. Karena, keluargalah yang akan mendorong dan

memotivasi santri narkoba untuk segera pulih.

Tabel 3.13

Peran Ustad (terapis) dalam memotivasi pasien untuk pulih

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 2 16,66%

2 Setuju 7 58,33%

3 Tidak Setuju 2 16,66%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33 %

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peran ustad (terapis) sangat

penting dalam mengembalikan percaya diri pasien, memotivasi pasien untuk

bangkit dan segera pulih. Para konselor yang disebut ustad memainkan peran yang

sangat penting dalam membimbing dan mengarahkan para santri narkoba. Mereka

juga tidak hanya sebagai pembimbing, tapi juga sebagai motivator, pendorong

untuk para santri narkoba agar segera pulih.

Page 73: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

60

Tabel 3.14

Pasien merasa tertekan di Madani karena terlalu banyak kegiatan agama

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 2 16,66%

3 Tidak Setuju 7 58,33%

4 Sangat Tidak Setuju 3 25 %

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien merasa nyaman

mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan di Madani, terutama kegiatan agama.

Tabel 3.15

Pasien selalu berdoa setelah sholat agar segera pulih

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 2 16,66%

2 Setuju 9 75%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien mempunyai harapan

untuk kesembuhannya. Ia menggantungkan harapannya dalam setiap doa terutama

setelah sholat. Dan dapat disimpulkan, pasien memiliki keyakinan bahwa dengan

ia meminta dalam doanya, Allah menjawab permintaannya. Dalam setiap

kesempatan, para ustad pun menekankan bahwa agar proses pemulihan segera

membuahkan hasil harus diiringi usaha dan doa. Para santri narkoba mengakui,

“setelah melakukan ritual berdoa, timbul ketenangan hati dan harapan taubatnya

diterima dan juga harapan untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik.”33

33

Hasil wawancara dengan para santri narkoba pada tanggal 16 Juni – 12 Juli 2014

Page 74: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

61

Tabel 3.16

Melaksanakan ibadah karena diperintah oleh ustad

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 3 25%

3 Tidak Setuju 8 66,66%

4 Sangat Tidak Setuju 1 8,33%

Jumlah 12 100%

Salah satu faktor yang mendukung untuk pemulihan adalah kesadaran dari

diri sendiri. Jika tidak ada keinginan dari pribadi pasien untuk mengikuti proses

pembinaan, maka proses pemulihan akan terhambat. Melihat hasil angket diatas,

pasien melaksanakan ibadah karena keinginannya. Menurut Ust. Harid, “pada

umumnya, ustad (terapis) tidak memaksakan untuk mengikuti ibadah, pasien

dibina untuk sadar dan merasa butuh untuk melaksanakan ibadah tersebut”.34

Tabel 3.17

Muhasabah merupakan sarana untuk introspeksi atas kesalahan yang

pernah diperbuat

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 10 83,33%

3 Tidak Setuju 2 16,66%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dapat disimpulkan bahwa hampir semua pasien menyetujui bahwa

muhasabah sebagai tempat untuk merenungkan atas perbuatan yang telah

dilakukan.

34

Wawancara dengan Ust.Harid pada tanggal 12 Juli 2014

Page 75: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

62

Tabel 3.18

Pembinaan agama mendorong pasien untuk terbiasa beribadah

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 11 91,66%

3 Tidak Setuju 1 8,33%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan ibadah membantu

pasien untuk terbiasa dalam melaksanakan ibadah. Pembiasaan ini termasuk salah

satu tujuan dari pembinaan, agar pasien tetap imannya, tetap berpegang pada

agama. Sehingga ketika selesai masa pembinaan dan tinggal di luar Madani,

pasien tidak kembali terjerumus dengan pengetahuan agama yang melekat dalam

hatinya.

Tabel 3.19

Tekad dari dalam diri sendiri lah yang utama dalam proses pemulihan

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 4 33,33%

2 Setuju 8 66,66%

3 Tidak Setuju 0 0%

4 Sangat Tidak Setuju 0 0%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien setuju faktor utama

dalam proses pemulihan selain pembinaan yang lain adalah tekad dan keinginan

dalam diri sendiri agar segera pulih. Jika dalam pribadi pasien tidak ada keinginan

untuk itu, maka akan menjadi sia-sia proses pembinaan.

Page 76: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

63

Tabel 3.20

Pasien melaksanakan ibadah bukan karena keinginan sendiri

No Alternatif Jawaban Frekuensi Prosentase

1 Sangat setuju 0 0%

2 Setuju 1 8,33%

3 Tidak Setuju 9 75%

4 Sangat Tidak Setuju 2 16,66%

Jumlah 12 100%

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pasien tidak setuju atas

pernyataan melaksanakan ibadah bukan karena keinginan sendiri. Mereka

melaksanakan ibadah karena keinginan diri sendiri. Dari hasil angket ini, dapat

disimpulkan secara keseluruhan, bahwa peranan pendidikan agama Islam

membantu proses pemulihan pecandu narkoba.

C. Analisis Hasil Temuan

Hasil dari analisis peneliti selama terlibat dalam proses pembinaan,

menilai bahwa “pendidikan agama di Madani Mental Health Care diutamakan, ini

bisa dibuktikan dari jadwal harian, memang selalu disisipkan materi-materi

pendidikan agama Islam.”35

a. Materi Pendidikan Islam

Materi pendidikan Islam menurut di Madani Mental Health Care terdiri

atas pendidikan keimanan, pendidikan akhlak, dan pendidikan ibadah.

Pertama, pendidikan keimanan. Program ini dilakukan untuk memenuhi

kebutuhan dalam upaya meningkatkan rasa kepercayaan diri, menghilangkan

perasaan ketidakberdayaan dan depresi, perasaan bersalah, tidak memiliki tempat

untuk menggantungkan harapan dengan mengaktifkan sisi ketuhanannya.

35

Hasil dari data dokumen jadwal mingguan Madani Mental Health care

Page 77: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

64

Sesuai dengan pendapat Dadang Hawari, “bahwa manusia mempunyai

kebutuhan-kebutuhan spiritual, salah satunya kebutuhan akan pengisian

keimanan dengan selalu mengadakan hubungan dengan Tuhan.”36

Pendidikan keimanan ini mengajarkan keyakinan kepada Tuhan Yang

Maha Pengasih, Penyayang lagi Pengampun. Sehingga pasien tidak perlu merasa

stres, depresi dan cemas. Untuk menyelesaikan masalah kehidupan, tidak harus

dengan menggunakan narkoba, melainkan dengan berusaha dan memanjatkan doa

kepada Tuhan,Allah SWT.

Menurut Jalaluddin, “sikap pasrah seseorang terhadap kekuasaan Yang

Maha Tinggi, diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga

muncul perasaan positif, seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa

dicintai atau rasa aman. Sikap emosi yang demikian merupakan bagian dari

kebutuhan asasi manusia sebagai makhluk ber-Tuhan”.37

Memiliki hubungan yang dekat dengan Tuhan dapat membantu pasien

dalam mengendalikan prilaku dan pola berpikir. Beribadah secara rutin akan

membantu proses penyembuhan.

Selain kebutuhan akan pengisian keimanan, menurut Dadang Hawari

penyalahguna narkoba pun membutuhkan bebas dari rasa bersalah dan

berdosa”38

. Rasa bersalah dan berdosa merupakan beban mental bagi seseorang

dan tidak baik bagi kesehatan jiwa. Bebas dari rasa bersalah dan berdosa

merupakan ciri jiwa yang sehat, sebab kedua hal tersebut merupakan gejala bagi

gangguan kejiwaan depresi yang dialami seseorang.

Hampir seluruh pasien narkoba mengakui bahwa “mereka menjadi lebih

tenang setelah mengikuti program Muhasabah.”39

Dengan muhasabah, mereka

merenungkan dan menyesali perbuatan-perbuatan mereka, sehingga mereka tidak

lagi stres, bahkan depresi. Muhasabah juga sebagai media untuk bertaubat, dengan

taubatan nasuha.

36

Dadang Hawari, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:

PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), h.495 37

Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010), cet.13 38

Dadang Hawari, Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa, (Yogyakarta:

PT Dana Bhakti Prima Yasa, 1998), h.495 39

Hasil wawancara dengan santri narkoba pada tanggal 12 Juli 2014

Page 78: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

65

Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan yang dikutip oleh Dadang

Hawari, ternyata “tingkat keimanan seseorang erat hubungannya dengan

kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai problem kehidupan yang

merupakan stresor psikososial.”40

Pendidikan keimanan, sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan atas

makna dan tujuan hidup. Pendidikan keimanan ini pada akhirnya mencapai

kesadaran diri, mengetahui apa yang diyakini dan mengetahui tentang sesuatu

yang memberikan motivasi yang paling dalam bagi dirinya, dan juga kesadaran

akan tujuan hidupnya. Kesadaran terhadap kekuatan yang Maha Besar, perlu

dilanjutkan dengan penerimaan terhadap kondisi masa lalunya, dengan perasaan

diterima yaitu dengan program pertaubatan.

Materi kedua, pendidikan akhlakul karimah. Pendidikan akhlak dengan

metode dan teknik yang tepat membuat perubahan-perubahan terhadap sudut

pandang para pasien (santri). Pendidikan akhlak dengan mengkaji program

muhadhoroh dan family terapy. Menurut terapis, tujuan dari pendidikan akhlak

adalah untuk memahami fungsi-fungsi dirinya terhadap lingkungannya, baik

keluarga atau lingkungan sosialnya41

. Menurutnya, dengan memahami fungsi-

fungsi akhlak, pasien diharapkan memiliki kepercayaan diri untuk merubah

kepribadian yang negatif menjadi kepribadian yang kuat dan mandiri secara

mental.

Dengan demikian, pasien menjadi nyaman dengan kondisi dirinya dan

nyaman dengan lingkungannya. Kenyamanan dalam diri dan hubungan baik

dengan lingkungannya dapat menjadi motivasi dalam proses pemulihan pasien

narkoba.

Adapun tema-tema yang menjadi program muhadhoroh diantaranya: hak

dan kewajiban terhadap orang tua, sifat syukur dan kebahagiaan hidup, sifat sabar

dan ketahanan hidup, kisah-kisah anak durhaka kepada orang tua, dan lain-lain.42

Pasien diberi kesempatan untuk menemukan pentingnya memiliki kepribadian

40

Dadang Hawari, Panduan Psikoterapi Agama (Islam), (Jakarta: Fakultas Kedokteran

UI, 2010), h.9 41

Hasil wawancara dengan Ust. Jami pada tanggal 11 Juli 2014 42

Hasil wawancara dengan Ust. Samsul pada tanggal 18 Juli 2014

Page 79: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

66

yang baik dalam bersosialisasi dalam kehidupan keluarga dan lingkungannya dan

selanjutnya dihubungkan dengan berbagai permasalahan kehidupan yang

dihadapi.

Materi ketiga adalah pendidikan ibadah. Pendidikan ibadah bertujuan

untuk memahami fungsi-fungsi ibadah dalam kehidupan. Menurut terapis

MMHC, dengan memahami fungsi-fungsi ibadah, pasien diharapkan untuk

menjalankan ibadah bukan karena paksaan, bukan karena kebiasaan tapi karena

kesadaran.

Para santri pun mengakui, “mereka pada umumnya tidak dipaksa untuk

melaksanakan ibadah atau kegiatan lain.”43

Para ustad tidak hanya mengajak

untuk beribadah, tapi mereka menjelaskan makna dari pelaksanaan ibadah

tersebut. Dengan pendekatan seperti itu, akhirnya mereka mau beribadah.

Sejumlah penelitian ilmiah membuktikan, melaksanakan ibadah kepada

Allah mempunyai implikasi terhadap penyakit. Pada umumnya, para santri merasa

lebih sehat dan segar badannya setelah mereka berada di MMHC dan mengikuti

semua program, ternasuk ibadah tersebut.44

Aliah berpendapat, secara ilmiah wudhu mempunyai manfaat untuk fisik

seseorang:

Dengan sifat air yang membersihkan, wudu merupakan prosedur preventif

dalam kesehatan. Air merupakan media penyembuhan yang paling tua, yang

digunakan oleh manusia dan hewan, misalnya untuk menyembuhkan luka,

untuk memberikan relaksasi pada otot, membersihkan tubuh dan jiwa. Air

dapat membantu untuk menghilangkan rasa sakit baik secara fisik maupun

emosi. Seseorang merasa segar ketika membiarkan air membasuh dirinya dan

membiarkan keluar perasaan frustasi, kemarahan, stres yang dialaminya

bersama dengan air, dan merasakan kepasrahan total pada waktu itu. 45

Selain wudhu, pelaksanaan shalat pun memberikan dampak positif

terhadap kondisi fisik pasien penyalahguna narkoba. Sejumlah riset ilmiah

melakukan penelitian atas praktik sembahyang dari berbagai agama, termasuk

Islam. Hasilnya menunjukkan bahwa ritual sembahyang memiliki manfaat fisik

dan psikis.

43

Hasil wawancara dengan santri narkoba pada tanggal 11 Juli 2014 44

Hasil wawancara dengan santri pada tanggal 12 Juli 2014 45

Aliah B. Purwakania Hasan, Pengantar Psikologi Kesehatan Islami, (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2008), h. 128

Page 80: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

67

Hasil penelitian yang dikutip oleh Aliah, Woods dan kawan-kawan(1999)

melakukan penelitian terhadap 106 HIV-seropositiratve pria homoseksual, dan

menemukan bahwa kegiatan religius, seperti sembahyang dan diskusi spiritual,

erat kaitannya dengan peningkatan kekebalan tubuh.46

Selain wudhu, shalat pun mempunyai dampak yang positif terhadap fisik.

Salah satunya dengan sujud. Menurut Aliah, selama sujud, otot dilatih, peredaran

darah meningkat, kapasitas paru-paru dipergunakan. Semua itu akan mendorong

kesehatan fisik. Hal ini juga berpengaruh terhadap kesehatan mental yang lebih

baik, bukan hanya karena keggiatan fisiknya, melainkan karena proses spiritual

juga.47

Selain shalat, santri narkoba dianjurkan untuk berdoa dan berzikir kepada

Allah. Dipandang dari sudut kesehatan jiwa, menurut Dadang Hawari, doa dan

zikir mengandung psikoterapeutik yang mendalam. Kemudian dari segi

psikologis, doa dan dzikir mengandung kekuatan spiritual yang membangkitkan

rasa percaya diri dan rasa optimisme.48

Dua hal ini yaitu rasa percaya diri dan

optimisme merupakan dua hal yang amat esensial bagi penyembuhan suatu

penyakit disamping obat-obatana dan tindakan medik lainnya.

Dengan demikian, program pelaksanaan ibadah memberikan dampak yang

positif terhadap proses pemulihan pasien.

b. Metode Pendidikan Agama Islam

Metode pendidikan agama Islam yang diterapkan di Madani Mental Health

Care cukup bervariasi, sehingga santri narkoba sebagai peserta didik tidak merasa

jenuh. Hampir sebagian santri narkoba senang terhadap materi kisah-kisah, yaitu

kisah para nabi, kisah yang inspiratif, yang dapat menginspirasi mereka untuk

memperbaiki diri.

Metode demonstrasi juga bisa dilakukan dengan pemutaran film atau

video. Setiap malam, santri narkoba bersama para ustad nonton bareng (nobar).49

46

Ibid, h. 140 47

Ibid, h. 133 48

Dadang Hawari, Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik , (Jakarta: FKUI, 2009),

cet.2, h. 17 49

Hasil dari data dokumen jadwal harian MMHC

Page 81: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

68

Film yang mereka tonton adalah film-film inspiratif, yang memberikan pelajaran

hidup bagi yang menontonnya.50

Selain metode diatas, dalam muhasabah disisipkan metode tobat dan

ampunan. Metode tobat dan ampunan menurut HM. Arifin adalah “cara

membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup dan optimisme

pada seseorang, dengan memberikan kesempatan untuk bertobat dari kesalahan

yang lampau.”51

Dengan cara demikian, orang akan mengalami katarisasi

(pembersihan batin) sehingga memungkinkan timbulnya sikap dan perasaan

mampu untuk berbuat yang lebih baik lagi diiringi dengan optimisme dan

harapan-harapan hidup di masa depannya.

Program pembinaan dan pendidikan agama Islam di Madani Mental

Health Care sudah memenuhi kebutuhan dasar spiritual para santri narkoba.

Dengan demikian, peranan pendidikan agama Islam dalam proses rehabilitasi di

Madani Mental Health Care yaitu dengan memenuhi kebutuhan dasar spiritual

santri narkoba melalui materi pendidikan keimanan, akhlakul karimah dan juga

pendidikan ibadah.

50

Hasil wawancara dengan santri narkoba pada tanggal 18 Juli 2014 51

H.M Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h. 77

Page 82: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Madani Mental Health Care di bawah naungan Prof. Dadang Hawari

menggunakan metode BPSS (Bio, Psiko, Sosial, Spiritual). Perawatan biologik

maksudnya perawatan medis. Pasien narkoba atau napza memerlukan penanganan

secara medis dengan obat-obatan psikiatrik. Kemudian Psikologis, pendekatan

kejiwaan dilakukan dengan terapi-terapi psikologis atau pendekatan kejiwaan baik

pasien ataupun keluarga pasien untuk menyelesaikan masalah kejiwaan mereka.

Sosial artinya pendekatan pemulihan NAPZA dengan berbasis kemasyarakatan,

sehingga pasien dapat berinteraksi dan juga melanjutkan aktifitasnya. Dan terakhir

spiritual. Spiritual diberikan agar membantu mengembalikan fitrah para pasien.

Peranan spiritual atau pendidikan agama Islam inilah yang diteliti. Adapun

peranan pendidikan agama Islam di Madani Mental Health Care diantaranya:

dengan materi keimanan,akhlakul karimah, dan ibadah. Tingkat keimanan pasien

erat hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi problem

kehidupan. Dengan tempaan akhlak yang baik, pasien atau santri narkoba

memiliki kepercayaan diri untuk merubah kepribadian negatif menjadi

kepribadian yang kuat dan mandiri. Dan dengan pembiasaan ibadah, pasien

menjadi terbiasa untuk melaksanakan ibadah dan melaksanakan perintahNya dan

mencoba menjauhi laranganNya sedikit demi sedikit. Sehingga secara psikologis,

pendidikan agama Islam berperan menumbuhkan rasa optimis, emosi menjadi

stabil, pembiasaan ibadah. Sehingga, jika kondisi psikologis membaik, maka akan

membantu proses pemulihannya.

Integrasi medik, psikologis, sosial dan spiritual berpadu dalam suatu

sistematika sehingga apabila dijalankan dengan benar, insya Allah dapat

mengobati dan merehabilitasi pasien penyalahguna narkoba kembali sehat

sehingga mampu berfungsi kembali secara wajar dalam kehidupannya sehari-hari.

B. Saran-saran

Hasil dari penelitian ini,diharapkan memberikan kontribusi bagi para

konselor adiksi, psikiater dan institusi yang bergerak di bidang pemulihan dan

Page 83: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

70

pengobatan korban penyalahguna narkoba, untuk membentuk kesehatan spritiual

pasien dengan cara yang tepat. Sehingga proses pemulihan akan lebih efektif.

Dengan demikian, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut:

1. Kurangnya tenaga terapis membuat pembinaan yang diberikan para terapis

kurang maksimal. Dengan demikian perlu adanya penambahan tenaga

terapis agar pembinaan menjadi lebih terfokus. Selain itu, bagi para terapis

atau konselor, penting mengembangkan strategi perawatan dengan

spiritual pasien narkoba, sehingga kebutuhan spiritual dapat terpenuhi.

2. Bagi pasien dan keluarga pasien narkoba, penting mempelajari dan

mengamalkan kembali fungsi-fungsi agama dalam kehidupan, sehingga

agama menjadi sumber tuntunan kehidupan, menuju kebahagiaan dunia

dan akhirat.

3. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan agar

mengintegrasikan pendidikan agama dalam lembaga-lembaga rehabilitasi.

Dan juga mendukung dan membantu lembaga rehabilitasi ini agar tetap

berdiri kokoh untuk memulihkan para korban penyalahgunaan narkoba.

4. Bagi masyarakat, diharapkan memberikan kontribusi untuk lembaga yang

bergerak di bidang ini khususnya yayasan Madani Mental Health Care ini.

Karena lembaga seperti ini sangat membantu dalam memulihkan para

korban penyalahgunaan narkoba dari ketergantungan narkoba.

Page 84: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

71

DAFTAR PUSTAKA

Alqur’an dan Terjemah, Departemen Agama RI. Al-Hikmah. Bandung:

Diponegoro, 2010

Arifin, Bambang Syamsul. Psikologi Agama. Bandung: Pustaka Setia, 2008

Arifin, H.M. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: PT Bumi Aksara,2003

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002

an-Nahlawi Abdul Rahman. Pendidikan Islam di Rumah, Sekolah dan

Masyarakat. Jakarta: Bina Insani Press, 1995

Az Za’labawi, Muhammad Sayyid Muhammad. Pendidikan Remaja antara Islam

dan Ilmu Jiwa. Jakarta: Gema Insani, 2007

BNN, Pencegahan & Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap

Narkoba (P4GN). Jakarta: BNN. 2010.

Advokasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba. Jakarta: BNN, 2009

Mencegah Lebih Baik Dari Pada Mengobati. Jakarta: BNN, 2007

Pedoman Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba bagi Pemuda. Jakarta:

BNN, 2004

Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak Usia Dini. Jakarta: BNN

Darajat,Zakiah. Membina nilai-nilai Moral di Indonesia. Jakarta: Bulan Bintang,

1977

Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

2008. cet.4

Hadeli. Metode Penelitian Kependidikan. Ciputat: PT. Ciputat Press, 2006

Hawari, Dadang. Al Qur’an: Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Jiwa

Yogyakarta: PT Dana Bakti Prima Yasa, 1996

Integrasi Agama dalam Pelayanan Medik, Jakarta: Fakultas Kedokteran

UI, 2009. cet.2

Panduan Psikoterapi Agama (Islam), (Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia, 2010

Page 85: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

72

Penyalahguna dan Ketergantungan NAZA (Narkotika, Alkohol, dan Zat

Adiktif). Jakarta: Penerbit FKUI, 2006

Petunjuk Praktis Terapi (Detoksifikasi), Miras & Narkoba (NAZA)

Tanpa Anestesi Dan Substitusi Dan HIV/AIDS. Jakarta: Badan Penerbit

Fakultas Kedokteran UI, 2011

Imam Bukhari, Shahih al Bukhari no 3641 (Beirut: Dar al Kutub al Ilmiyyah,

2013)

Jalaluddin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010

Kadarmanta,A. Narkoba Pembunuh Karakter Bangsa. Jakarta: PT Forum Media

Utama, 2010

Majid, Abdul dan Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2002.

Cet.7

Nizar, Samsul. Memperbincangkan Dinamika Intelektual dan Pemikiran Hamka

Tentang Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana, 2008

Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia, 2013

Sabri, Alisuf. Ilmu Pendidikan. Jakarta: CV Pedoman Ilmu Jaya, 1999

Samsuludin, Islam dan Psikoterapi Spiritual, Jakarta: Pascasarjana UIN Syarif

Hidayatullah, 2013

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D. Bandung: alfabeta, 2010. cet. XI

Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

Mix Methods. Bandung:Alfabeta, 2011

Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islami. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012

Taufik,Akhamd dkk. Sejarah Pemikiran dan Tokoh Modernisme Islam. Jakarta:

PT Raja Grafindo Persada, 2005

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Depdikbud RI, 1998)

Tim Prima Pena. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya: Gitamedia Press, 2006

Page 86: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

73

Ulwan, Syeikh Abdullah Nasih. Ensiklopedia Pendidikan Akhlak Mulia. Jakarta:

PT Ikrar Mandiriabdi, 2012

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan

Nasional. Bandung: Citra Umbara, 2003

Yasin, A. Fattah. Dimensi-dimensi Pendidikan Islam. Malang: UIN Malang Press,

2008

Zuhairini, dkk. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Page 87: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

74

Pedoman wawancara Dengan pimpinan Madani

1. Bagaimanakah sejarah lembaga ini berdiri?

2. Apa hambatan yang bapak temui dalam keberlangsungan lembaga ini?

Dengan konselor (pembimbing)

1. Latar belakang pendidikan & motivasi bapak berada disini?

2. Apa tujuan dari penerapan psikoreligius (kegiatan agama) ini?

3. Spiritual/ pendidikan agama menjadi salah satu metode di MMHC, menurut bapak

apakah ada pengaruhnya terhadap proses pemulihan para santri narkoba?

4. Bagaimana cara (metode) penerapan psikoreligius yang bapak lakukan?

5. Apa hambatan yang bapak temukan daat menerapkan nilai-nilai religius di

MMHC ini?

6. Apa strategi bapak saat ada pecandu yang membandel tidak ingin ikut kegiatan?

7. Materi apa saja yang diberikan kepada santri narkoba?

Dengan santri narkoba

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba?

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi?

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba?

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini?

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

6. Pernahkah saudara di rehabilitasi ditempat lain?

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara?

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya?

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain?

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah mengkonsumsi

narkoba?

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini?

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara?

Page 88: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

75

ANGKET PENELITIAN

“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA

DI MADANI MENTAL HEALTH CARE”

Identitas Responden Nama : Jenis Kelamin :

Petunjuk Pengisian a. Bacalah petunjuk pengisian sebelum mengisi angket

b. Sebelum menjawab, bacalah terlebih dahulu setiap pernyataan dengan teliti, kemudian tentukan jawaban anda terhadap masing-masing pernyataan, dan

c.

Berilah tanda centrang ( v ) pada kolom yang sesuai dengan pilihan anda SS (Sangat Setuju) S (Setuju) TS (Tidak Setuju) STS (Sangat Tidak Setuju)

NO PERNYATAAN SS S TS STS

1 Pendidikan dan pembinaan di Madani sangat membantu saya untuk mengenal Islam

2 Pembinaan spiritual yang diberikan mendorong saya untuk mendekatkan diri kepada Allah

3 Pembinaan di Madani tidak membuat saya segera pulih

4 Kegiatan di Madani membiasakan saya untuk mengamalkan ajaran Islam dan memotivasi saya untuk sembuh

5 Pembinaan agama yang diberikan membuat saya menjadi tersadar akan dosa yang telah saya perbuat

6 Kegiatan keagamaan di tempat ini hanya membuang waktu saya saja

7 Iman yang tertanam dalam dada menjadi benteng saat tawaran untuk mengkonsumsi narkoba kembali datang

8 Dengan bekal iman yang ada dalam hati, saya menjadi lebih jernih dalam menyelesaikan masalah

9 Saya ada di tempat ini karena ingin terlepas dari jeratan narkoba

10 Saya tidak benar-benar melakukan ibadah seperti yang lain, karena ibadah tidak ada hubungannya dengan penyembuhan saya

11 Lantunan ayat al Quran dan dzikir usai sholat membuat hati saya damai

Page 89: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

76

NO PERNYATAAN SS S TS STS

12 Keluarga saya tidak pernah mendampingi proses pemulihan saya

13 Ustad sangat membantu dalam mengembalikan kepercayaan diri saya

14 Saya merasa kondisi saya lebih buruk tinggal di tempat ini karena terlalu banyak kegiatannya

15 Saya selalu berdoa kepada Allah agar segera pulih dari ketergantungan narkoba

16 Saya melaksanakan shalat jika diperintah oleh ustad atau teman yang lain

17 Muhasabah membantu saya untuk merenungkan atas kesalahan yang telah saya perbuat selama ini dan introspeksi diri agar menjadi insan yang lebih baik

18 Kegiatan agama Islam disini, membantu saya membiasakan diri melaksanakan ibadah untuk mendekatkan diri pada Allah

19 Saya sadari, selain dorongan dari para ustad, tekad dari diri sendirilah yang membuat saya berusaha untuk pulih

20 Saya belum merasa melaksanakan sholat karena keinginan diri sendiri

Page 90: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

77

Hasil wawancara dengan santri narkoba I

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba? Saya berada di

lingkungan pemakai sejak di sekolah menengah atas. Sejak itu, saya pun ikut

mengkonsumsi. Saya mencoba hal tersebut karena tertekan dengan sikap

orang tua yang keras terhadap saya

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi? Saya mengkonsumsi ganja, sabu-

sabu

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba? Saya

jarang melaksanakan shalat, jauh dari agama sebelum. Keadaan lebih parah

saat saya mengenal narkoba. sering berbohong dan sering bertengkar dengan

orang tua

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini? Saya sudah dua bulan lebih di

tempat ini. Sebentar lagi saya selesai masa pembinaan

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

Tentu ada perubahan dalam diri saya. Saya jadi lebih tenang dan berpikir

positif

6. Pernahkah saudara di rehabilitasi ditempat lain? Sudah dua kali. Namun saya

lebih nyaman tinggal di tempat ini. Karena para ustad memperlakukan saya

dengan baik dan tidak seperti di tempat rehab lain, kami dibiarkan untuk

keluar

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara? Semua menurut saya

memberikan manfaat, sehingga saya ikuti setiap pembinaan

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya? Menurut saya, dengan berdzikir saya

menjadi lebih jernih dan berfikir positif. Selain itu, saya dapat belajar lebih

dalam mengenai agama.

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain? Pada

awalnya saya tidak mau melaksanakan kegiatan,saya tidak mau sholat.

Namun, lama kelamaan, saya malu melihat teman-teman sholat berjamaah,

akhirnya saya mengikuti sholat berjamaah

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah

mengkonsumsi narkoba? saya sangat menyesal atas perbuatan saya. Narkoba

menurut agama itu haram, jadi wajib dihindari.

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini? Saya

rasa itu tidak benar. Karena dengan agama, saya merasakan ketenangan saya

kembali. Saya merasa lebih dekat pada Allah

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara? Motivasi terkuat menurut para ustad adalah keinginan dari diri

sendiri. bertaubat, untuk tidak menyalahgunakan narkoba kembali

Informan I

Page 91: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

78

Hasil wawancara dengan informan II

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba? Saya dimasukkan ke

dalam pesantren modern. Disana tersedia sekolah menengah lanjutan.

Namun, ada beberapa teman saya yang hanya sekolah saja, tidak tinggal di

pesantren. Dari teman luar itulah saya dapatkan narkoba ini. Selain itu, saya

merasa tertekan dengan kondisi keluarga saya.

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi? Sejak kelas 6 SD saya sudah

merokok. Di sekolah menengah lanjutan, saya mulai mengenal alkohol dan

obat-obatan (tramadol, bodrex, CTM, paramex)

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba?

Setelah mengenal narkoba, kondisi emosi saya semakin tidak stabil. Selain itu,

saya mulai merasakan fisik saya lemah, mudah lelah, dan sakit kepala yang

sangat.

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini? Saya baru 3 minggu tinggal disini

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

Saya merasakan fisik saya semakin lemah, sehingga saya ingin segera berobat

dan lepas dari pengaruh narkoba.

6. Pernahkah saudara direhabilitasi ditempat lain? Belum pernah.

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara? Saya merasakan

tenang saat di Madani. Shalat, dzikir. Walaupun saya masih kecil, tapi di

Madani saya diberi kesempatan untuk menjadi muadzin. Saya jadi nyaman

tinggal disini

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya? Kondisi fisik saya kembali bugar.

Walaupun terkadang, saya merasakan lemah. Tapi semoga ke depannya, saya

menjadi sehat seutuhnya

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain?

Terkadang saya malas untuk sholat. Tapi ustad dengan sabar dan juga tegas

mengajak saya untuk sholat

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah

mengkonsumsi narkoba? Saya menyesal, semoga tidak kembali masuk dunia

tersebut dan pulih

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini? Tidak.

Yang saya tahu, dengan mengikuti pembinaan keagamaan disini, saya

menjadi lebih baik dan sehat

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara? Saya ingin melanjutkan sekolah dan kembali sehat seperti sebelum

saya mengenal narkoba.

Informan II

Page 92: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

79

Hasil wawancara dengan informan III

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba? Kehidupan saya biasa

saja, lurus-lurus saja. Sampai suatu hari, ada teman menelpon dan mengajak

beremu. Teman tersebut menawarkan narkoba pada saya. Akhirnya saya

ketagihan dan sempat menjadi bandar juga.

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi? Berawal dari merokok, berlanjut

mengkonsumsi ganja, puta, sabu-sabu dan ekstasi

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba?

Sebelum mengkonsumsi narkoba, saya hidup normal, rajin sholat, mengaji.

Saya ini anak rumahan. Tapi setelah mengenal narkoba, saya menjadi brutal,

sering main diluar.

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini? Saya sudah dua bulan lebih di

tempat ini

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

Saya merasa nyaman tinggal disini. Kembali tersadarkan untuk melaksanakan

kewajiban saya sebagai seorang muslim yang taat

6. Pernahkah saudara direhabilitasi ditempat lain? Pernah satu kali. Lebih

nyaman disini, karena saya lebih bebas bergerak.

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara? Muhasabah menjadi

momen yang penting untuk merenungkan atas dosa yang telah saya kerjakan.

Saat saya masuk rumah transit, saya menangis. Saya menyesal atas perbuatan

saya

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya? Saya merasakan perubahan yang luar

biasa. Berpikir positif dan kembali melaksanakan shalat lima waktu

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain? Atas

kemauan sendiri

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah

mengkonsumsi narkoba? Saya sesali atas perbuatan ang lalu, semoga tidak

terulang kembali

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini?

Kegiatan agama disini tidak membebani. Justru pembinaan tersebut

membawa saya untuk bertaubat, meminta ampun kepada Allah. Dengan

sholat dan mengaji, hati saya menjadi tentram

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara? Keinginan sembuh dari diri sendiri itu penting. Saya ingin segera

pulih, da segera melanjutkan kuliah yang tertunda.

Informan III

Page 93: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

80

Hasil wawancara dengan informan IV

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba? Sejak sekolah menengah

atas saya mengenal rokok. Kemudian duduk di bangku kuliah, saya mulai

mengenal alkohol dan narkoba. faktor penyebabnya karena saya ingin kondisi

badan saya tetap semangat dengan seabrek aktivitas

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi? Saya mengkonsumsi shabu-shabu

dan inex. Selain itu, alkohol jua

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba? Saya

memang tidak mengenal agama sebelum mengenal narkoba. Setelah

mengenal narkoba, semakin jauh dari agama. Kondisi emosi saya tidak stabil.

Namun, saya mengkonsumsi narkoba saat saya sedang depresi saja

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini? Saya disini sudah empat bulan lebih

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

Saya merasa kondisi saya lebih baik, fisik saya sehat, batin saya pun terasa

tenang

6. Pernahkah saudara direhabilitasi ditempat lain? Belum pernah.

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara? Muhasabah menjadi

media untuk saya mengintrospeksi apa saja dosa yang telah saya lakukan.

Kemudian juga bedah buku membuka mata hati saya untuk mendalami agama

Islam dengan tekun karena masih banyak yang belum saya ketahui

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya? Saya merasakan hati menjadi nyaman

dan tenang.

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain? Sejak

tinggal di Madani, saya menjadi rajin untuk sholat, mengaji, kemarin belajar

puasa ramadhan, dan juga belajar untuk menjadi imam. Itu sangat berkesan

menurut saya.

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah

mengkonsumsi narkoba? Semoga saya tidak mengulang kesalahan yang sama

dan tidak kembali ke dunia yang hitam tersebut

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini? Tentu

saja tidak.

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara? Saya teringat akan keluarga yang mengharapkan kesembuhan saya.

Sehingga saya termotivasi untuk segera sembuh. Informan IV

Page 94: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

81

Hasil wawancara dengan pasien V

1. Apa latar belakang saudara mengkonsumsi narkoba? Saya menggunakanyan

karena coba-coba, penasaran dengan rasanya seperti apa. Sejak sekolah

menengah pertama, saya sudah mengenal rokok. Kemudian, dari merokok

berlanjut ke narkoba dan alkohol

2. Narkoba jenis apa yang saudara konsumsi? Saya mengkonsumsi ganja, sabu-

sabu, obat-obatan psikotropika (dumolit)

3. Bagaimana kehidupan saudara sebelum dan sesudah mengenal narkoba? Saat

di sekolah dasar, saya seorang anak yang baik-baik. Tapi saat di kelas

menengah pertama, saya bergabung dengan teman yang senang hura-hura.

Akhirnya saya terpengaruh dan mengikuti pola hidup mereka

4. Sudah berapa lama saudara di tempat ini? Saya sudah dua bulan lebih di

tempat ini

5. Apa yang saudara rasakan saat ini? Apakah ada perubahan yang signifikan?

Tentu ada perubahan dalam diri saya. Saya jadi lebih tenang dan berpikir

positif

6. Pernahkah saudara direhabilitasi ditempat lain? Belum pernah

7. Kegiatan agama apa saja yang menarik menurut saudara? Saya tidak mengenal

agama. Yang saya lakukan ketika depresi adalah mengkonsumsi hal-hal yang

membuat saya tenang

8. Apakah kegiatan keagamaan membantu proses pemulihan saudara? Apakah

saudara merasa lebih baik kondisinya? Nasihat dari para ustad memberikan

petunjuk dan memberikan ketenangan saat saya tuturkan apa yang saya

rasakan

9. Melaksanakan ibadah, apakah atas kemauan sendiri atau dari orang lain? Pada

awalnya saya tidak mau melaksanakan kegiatan,saya tidak mau sholat.

Karena saya tidak bisa. Tapi para ustad membimbing saya, hingga saya bisa

dan rajin melaksanakan sholat

10. Apakah saudara benar-benar merasakan penyesalan karena telah

mengkonsumsi narkoba? saya sangat menyesal atas perbuatan saya. Narkoba

menurut agama itu haram, jadi wajib dihindari

11. Apakah saudara merasa terbebani dengan kegiatan keagamaan disini? Saya

merasakan ketenangan batin saat berada disini. Dengan muhasabah bersama

ustad, dzikir setelah sholat, memberikan ketenangan tersendiri.

12. Apakah saudara ingin segera pulih? Apa yang menjadi motivasi kesembuhan

saudara? Motivasi kesembuhan yang terkuat lahir dari diri sendiri. tekad yang

kuat akan menghasilkan kesuksesan

Informan V

Page 95: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

82

Hasil Wawancara dengan Konselor 1

1. Latar belakang pendidikan & motivasi bapak berada disini? Alumunus UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta, jurusan Manajemen Dakwah. Awalnya karena

saya tertarik dengan pekerjaan ini, mengenal dan mengajak para santri

narkoba kembali kepada fitrahnya.

2. Apa tujuan dari penerapan psikoreligius (kegiatan agama) ini? Tujuan

penerapan pendidikan keagamaan ini adalah karena merupakan kebutuhan

dasar manusia. Keyakinan (iman) kepada Tuhan dibutuhkan agar tidak

kembali menggunakan kembali, gunanya menjadi benteng bagi dirinya.

Secara umum, mereka yang sudah mempunyai landasan agama yang cukup.

Orang yang mempunyai landasan agama, lebih mudah kembali lagi.

Dibanding mereka yang tidak mengenal agama, jauh lebih sulit.

3. Spiritual/ pendidikan agama menjadi salah satu metode di MMHC, menurut

bapak apakah ada pengaruhnya terhadap proses pemulihan para santri

narkoba? Penerapan ini bermanfaat sebagai benteng mereka, sebagai rem

untuk mereka untuk tidak terjerumus kembali ke dunia narkoba dan lainnya.

Kemudian belajar tentang keimanan, pengakuan, ketauhidan, terpancar

akhlaknya. Banyak yang berhasil. Namun ada saja yang kembali

menyalahgunakan kembali. Faktornya banyak, salah satunya karena mereka

tidak mengikuti semua treatmentnya. Santri yang kembali menyalahgunakan

karena putus obat sebelum waktunya..

4. Bagaimana cara (metode) penerapan psikoreligius yang bapak lakukan?

Metode (cara) menerapkan pendidikan agama di Madani salah satunya

dengan memberikan informasi. Ada form taubatan nasuha, setelah selesai

detox, kita melakukan diskusi, menyampaikan butuhnya mereka kepada

agama. Lebih kepada menggugah hatinya untuk melakukan ibadah secara

sadar tanpa keterpaksaan. Membangun, menanam, menyuburkan cinta

mereka kepada kebutuhan spiritual. Jika dipaksa untuk beribadah tanpa tahu

maknanya itu akan hampa. Intinya mengajak mereka dengan cara persuasif,

diskusi, muhasabah. Mengajak bukan memaksa.

Page 96: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

83

5. Apa hambatan yang bapak temukan daat menerapkan nilai-nilai religius di

MMHC ini? Hambatan yang dihadapi saat memulihkan mereka, yaitu

merubah prilaku mereka yang serba enak, dikondisikan untuk mengikuti

kegiatan secara massal. Karakter setiap santri yang beragam, berusaha

menyikapi permasalahan santri. Lebih tepatnya menjadi tantangan bukan

hambatan.

6. Apa strategi bapak saat ada pecandu yang membandel tidak ingin ikut

kegiatan?

Santri yang membandel, tidak mau mengikuti kegiatan, awalnya di biarkan

terlebih dahulu. Jika memang terus berlanjut tidak mengikuti, maka santri

tersebut dipanggil. Menanyakan apa yang menjadi kebutuhan mereka,

mungkin mereka lupa bacaan sholatnya. Jika memang sudah tetap

membandel, mereka dihukum.

7. Materi apa saja yang diberikan kepada santri narkoba?

Materi yang diajarkan misal penerapan akhlak dalam muhasabah, bagaimana

akhlak pada orang tua, merenungkan dosa yang telah dilakukan, dan lain-

lain. Kemudian shirah nabawiyah, dari cerita tersebut diambil akhlaknya,

nilai-nilai baiknya.

Pewawancara Konselor 1

Aqilatul Munawaroh Ust.Jami

Page 97: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

84

Hasil Wawancara dengan Konselor 2

1. Latar belakang pendidikan & motivasi bapak berada disini? Pendidikan

terakhir saya adalah psikologi Islam. Sejak akhir 2009, saya mulai

mengabdikan diri saya di Madani Mental Health Care atau MMHC.

Motivasinya karena memang ini sesuai dengan bidang yang saya kaji

2. Apa tujuan dari penerapan psikoreligius (kegiatan agama) ini? Yang pertama,

mengembalikan mereka (santri narkoba) kepada fitrahnya; kedua,

mendekatkan diri kepada Allah; ketiga, mandiri dalam arti santri narkoba

bisa mengembangkan kemampuannya.

3. Spiritual/ pendidikan agama menjadi salah satu metode di MMHC, menurut

bapak apakah ada pengaruhnya terhadap proses pemulihan para santri

narkoba? Pendidikan agama untuk pasien narkoba sangat penting perannya.

Agama bisa menangkal dari virus-virus di luar. Dia tidak hanya tahu bahwa

Allah itu ada, tapi ia juga harus merasa bahwa Allah itu ada dihadapannya.

Tidak hanya ia belajar sholat, tapi juga mengetahui maknanya. Dengan ia

merasa bahwa Allah ada dihadapannya, insya Allah ia akan terhindar dari

menyalahgunakan kembali.

Menurut hasil penelitian Prof. Dadang Hawari, resiko kekambuhan pasien

yang mendapatkan pendidikan agama dibawah 7 %. Sedangkan ditempat lain,

yang tidak menerapkan pendidikan agama.

4. Bagaimana cara (metode) penerapan psikoreligius yang bapak lakukan?

Metode yang diterapkan untuk pendidikan agama ini dengan dzikir, taubatan

nasuha, diskusi, simulasi, pembahasan film, nonton film, jalan-jalan, bermain,

dan lain-lain. Tapi, pada awalnya sebelum semua program dijalankan, kita

terlebih dahulu mengkondisikan santri tersebut agar merasa nyaman. Dengan

merasa nyaman, ia merasa kehadirannya diakui, ia akan dengan mudah

mengikuti program.

5. Apa hambatan yang bapak temukan daat menerapkan nilai-nilai religius di

MMHC ini? Yang pertama, latar belakang pasien yang berbeda-beda. Ada

pasien yang baru bergabung dan juga ada yang sudah mengikuti materi lama.

Page 98: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

85

Sehingga harus menyesuaikan materi untuk semua pasien. Kedua, mental

pecandu yang selalu bosan dan merasa tidak membutuhkan agama. Sehingga

harus ekstra dalam menanamkan pendidikan agama bahwa mereka

membutuhkannya.

6. Apa strategi bapak saat ada pecandu yang membandel tidak ingin ikut

kegiatan?

Tidak semua pasien mau mengikuti kegiatan di Madani. Strategi yang

dilakukan oleh para ustad adalah dengan membuat ia nyaman terlebih

dahulu. Ketika ia sudah nyaman, diajak berbicara, apa masalah yang ia

hadapi. Kalau tetap membandel juga, diberikan opsi untuk pindah ke tempat

rehabilitasi lain.

7. Materi apa saja yang diberikan kepada santri narkoba? Kajian keagamaan di

Madani ada 3 (tiga) aspek, yaitu:

1. Keimanan. Terdiri dari bagaimana mengenal dirinya, mengenal Allah,

dan memandang bagaimana kehidupan selanjutnya.

2. Ibadah. Materi ibadah terdiri dari pembiasaan sholat, dzikir, doa dan

lain-lain.

3. Akhlak. Pembinaan akhlak dengan teladan dari para ustad dan juga

adanya kegiatan muhasabah.

Pewawancara Konselor 2

Aqilatul Munawaroh Ust.Samsul

Page 99: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

86

Hasil Wawancara dengan Konselor 3

1. Latar belakang pendidikan & motivasi bapak berada disini? Pendidikan

terakhir saya yaitu jurusan bimbingan dan konseling. Sehngga ini yang

mendasari saya untuk terjun dibidang ini. Disini saya bisa belajar banyak

tentang makna kehidupan, belajar kembali bagaimana menangani santri

naarkoba atau skizofrenia.

2. Apa tujuan dari penerapan psikoreligius (kegiatan agama) Menanamkan

kesadaran pentingnya agama dalam kehidupan ini. Karena jika sudah

merasakan pentingnya beragama, akan berimplikasi pada kehidupannya, cara

pandang santri tersebut terhadap kehidupan dan permasalahannya.

3. Spiritual/ pendidikan agama menjadi salah satu metode di MMHC, menurut

bapak apakah ada pengaruhnya terhadap proses pemulihan para santri

narkoba? Sangat berpengaruh. Medis tanpa agama, pengobatan akan sia-sia.

Karena manusia mempunyai fitrahnya masing-masing untuk beragama. Santri

narkoba cenderung lebih tenang dan mempunyai pola pikir yang positif

4. Bagaimana cara (metode) penerapan psikoreligius yang bapak lakukan? Cara

menanamkan kesadaran, dilihat dari kondisi santrinya terlebih dahulu.

Apabila memungkinkan, mereka langsung diajak untuk beribadah. Namun

bagi mereka yang sulit dan tidak mau mengikuti kegiatan, maka dikondisikan

terlebih dahulu. Santri tersebut dibuat nyaman terlebih dahulu, melakukan

pendekatan. Jika ia sudah nyaman, baru bisa ditanyakan mengapa ia tidak

mau mengikuti.

5. Apa hambatan yang bapak temukan daat menerapkan nilai-nilai religius di

MMHC ini? Hambatannya adalah uji mental. Kesabaran sangat diuji dalam

merehabilitasi santri narkoba. Jika kuat mentalnya, maka segala hal dapat

diatasi

6. Apa strategi bapak saat ada pecandu yang membandel tidak ingin ikut

kegiatan? Strategi bagi mereka yang tetap membandel, adakan pendekatan

yang lebih. Dicari tahu penyebab mereka enggan beribadah. Jika sudah

diketahui akarnya, maka akan lebih mudah mengatasinya.

Page 100: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

87

7. Materi apa saja yang diberikan kepada santri narkoba? Materi yang diajarkan

shirah nabawiyah, membedah dan mengkaji buku Prof Dadang Hawari,

Muhasabah, hafalan al qur’an, shalat dan dzikir berjamaa. Selain itu, agar

tidak monoton, kita mengajak para santri untuk pergi keluar dari tempat

rehabilitasi, misal ke tempat rekreasi, wisata alam. Tujuannya mengajak para

santri untuk bertadabbur atas ciptaan Allah yang Maha Khalik. Selain wisata

keluar, kita juga mengadakan nonton bersama film-film yang sarat akan

makna. Nantinya setelah film selesai, mereka merefleksikan makna film

tersebut dalam kehidupan.

Pewawancara Konselor 3

Aqilatul Munawaroh Ust. Harid

.

Page 101: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

Foto Kegiatan Yayasan Madani Mental Health Care

1. Terapi Psikologis/mental

2. Terapi medis (konsultasi ke klinik prof. Dadang Hawari

3. Terapi Sosial

Page 102: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

4. Terapi religius (pendidikan agama Islam)

5. Keterampilan dan pengetahuan umum

Page 103: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 104: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 105: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 106: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 107: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 108: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI
Page 109: PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25437...PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PROSES REHABILITASI PECANDU NARKOBA DI MADANI

BIODATA PENULIS

Aqilatul Munawaroh, yang akrab

disapa ‘aqila’ ini lahir di Rabak,

Kecamatan Rumpin Kabupaten

Bogor, 22 tahun lalu, tepatnya pada

tanggal 01 Agustus.

Aqila terlahir dari pasangan Subana

dan Nunung Nurjanah sebagai anak

cikal dari lima bersaudara. Ia mengawali pendidikan dasarnya di SDN Sampay

pada tahun 1999. Kemudian melanjutkan di SMPN 1 Rumpin pada tahun 2004

dan pendidikan menengah atas di SMAN 1 Rumpin. Hingga akhirnya takdir

membawanya untuk mengenyam pendidikan tinggi di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Sebagai anak pertama, Aqila termotivasi untuk segera menyelesaikan pendidikan

di perguruan tinggi ini agar adik-adik yang lain dapat merasakan pendidikan juga.

Motto yang selalu ia pegang adalah Allah tidak akan menguji hambaNya di luar

batas kemampuan hambaNya. Saat hati hampir putus asa dengan jalanan terjal

yang dihadapi, kalimat ini menjadi penawarnya. walaupun dengan tertatih-tatih,

dengan izin Allah akhirnya ia sampai di garis finish pendidikan tingginya.