129
PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM PENANGGULANGAN DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh : HILMANSYAH NIM : 108053000008 PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

  • Upload
    vuanh

  • View
    223

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM

PENANGGULANGAN DAMPAK PARIWISATA

TERHADAP KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI PULAU

TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh :

HILMANSYAH

NIM : 108053000008

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H/2013 M

Page 2: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

PERANAN IYTAJELIS ULAT},IA INDONESTA DALAfrIPENANGGULANGAN DAMPAK PARIWISATA TERIIADAP

KEFiiDUPAri KEAGAiiflAAN Di FULAU TIDUTGKEPULAUAN SERIBU

SkripsiDiajukan Kepada Fakultas Ihnu Dakwah dan Ilmu Komrmikasi

Llntuk Me.rnenuhi Syarat Mencapai GelarSarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oieh:Hilmansyah

NIM: 108053000008

Dibawah Bimbingan

Prof. Dr. H. Syamsir Saiam.IviS.NrP. 19450720 197803 I 002

PROGRAivi ST-UDiiviAi.iAiElyiEi.i DAKWAiiFAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMLTNIKASI

LIN,MRSTTAS TSLAMN_I9Iu:. HTDAYATT_rr.r,AHJ.r\A,A-tttA

1434H/ 2013 M

Page 3: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

rLl\t llsArtAi\ rAi\tIlA UJIAI\

; i .-JKnpsl yang DerJuoul reranan ivraJerrs urama rnoonesra l,atzm renanggulangan

Dampak Pariwisata Terhadap Kehidupan Keagamaan Di Pulau Tidung

irepulauan Seri-bu, teiah oiujixan ciaiam siciang viunaqasyah Fakuitas iimu ijakwah

dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada

ianggai ii9 Januari Z0ii. Skripsi ini ieiah ciiierirna sebagai saiah saru syarai

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.l) pada program studi Manajemen

Dakwah.

l^1,^a^ l< l^^,,^.i 1nl2.!4N41L4. I J .t4lIU4l I :\' I J

Sidang Munaqasyah

Keiua Merangi<ap Anggora

W*r-ijrs. Lecep Uastraw'UaJ-a. ivirrNIP. 19670818 199803 l 002

rengult I

NrP. t966065 199403 1 005

i i i : iirl. lvlulKanaslr. SA. 5.ro. iv'ltvr

NrP. 19550101 198302 I 001

i: :i : _ --;:IJrS. ivl. r1uorl. lYlANrP. r9720606 199803 I 003

viengetahur,Pembimbing Skripsi

az:-z--j;?

002NIP. 19450720197803 |

Page 4: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

-

LitfriiiAi< Pitiifi YA'i'AAN

i-Lrengan rft sayamenyaraKan oaffira:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

saiah satu persyaratan memperoieh geiar sarjana Straia i di UTi.{ Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumirer yang saya gunakan ciaiam si<ripsi ini teiah <iicaniumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. irka kemudian han terbukti bahwa karya iimiah iru bukan irasii karya asii

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya oftmg lain, maka saya

berseciia menenma ketentuan yang beriaku di tJtN Syarif i-iiciayaiuiiah

Jakarta

iakrt& 22 iatuariZDi3

Page 5: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

ABSTRAK

HILMANSYAH

Peranan Majelis Ulama Indonesia Dalam Penanggulangan Dampak

Pariwisata Terhadap Kehidupan Keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan

Seribu

Pariwisata telah menampilkan peranannya dengan nyata dalam

memberikan kontribusinya terhadap kehidupan ekonomi, sosial dan budaya

bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-orang terampil di bidang ini makin

bertambah jumlahnya, pendapatan Negara dari sektor pajak makin meningkat,

keadaan sosial masyarakat yang terlibat dalam sector ini makin baik, kebudayaan

bangsa makin memperoleh apresiasi.

Disatu sisi, sulit diingkari bahwa pariwisata itu mampu meningkatkan taraf

hidup masyarakat. Di sisi lain harus diakui pula bahwa pariwisata tidak sedikit

diboncengi dampak negatif yang menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia

yang kadang tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan tatanan kehidupan sosial,

budaya dan agama masyarakat serta harkat hidup manusia itu sendiri.

MUI sebagai organisasi yang dinaungi oleh para ulama, ustadz dan ustadzah

yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta memiliki

kompetensi membendung dan menanggulangi dampak yang ditimbulkan oleh

pariwisata, khususnya dari sisi keagamaan.

Untuk itu penulis mengangkat penelitian tentang peranan Majelis Ulama

Indonesia dalam penanggulangan dampak pariwisata terhadap kehidupan

keagamaan di Pulau Tidung, dengan maksud menjadikannya sebagai salah satu

sumber informasi yang bermanfaat untuk masyarakat dan MUI tentang peranan

MUI dan dampak-dampak yang ditimbulkan parwisata. Penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yang menggunakan teknik

wawancara dan pengambilan dokumentasi berupa data atau laporan tertulis.

Adapun hasil temuan yang penulis peroleh selama proses penelitian, dapat

disimpulkan bahwa MUI melakukan berbagai upaya dalam ragka untuk

menanggulangi dampak pariwisata diantaranya: membahas tentang hukum

menyewakan home stay atau penginapan dan penyewaan kapal snorkeling dalam

batshul masail dan memfatwakannya, membuat media himbauan kepada para

wisatawan untuk berpakaian sopan didaerah pemukiman, serta melakukan

komunikasi, koordinasi dan sinkronisasi kepada pemerintah kelurahan yang

menyoalkan tentang pariwisata. Namun ada berbagai macam hambatan yang

dialami MUI dalam melakukan upaya-upaya tersebut, seperti: kompleksitas

persoalan yang ada di Pulau Tidung membuat MUI agak kesulitan melakukan

sesuatu, sikap apatis masyarakat terhadap permasalahan yang ditimbulkan oleh

pariwisata membuat MUI kurang mendapat dukungan penuh dalam membuat

fatwa, mulai lunturnya jiwa kesolidan masyarakat dan sikap materialistis

membuat MUIagak kesulitan melakukan sesuatu karna semua diukur dan dinilai

denga rupiah,dan minimnya koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi antara MUI

dengan pemerintah setempat dalam hal ini adalah Lurah Pulau Tidung membuat

MUI agak terbatas dalam melakukan dan merumuskan sesuatu

Kata kunci :Peranan, Pariwisata, Kehidupan Keagamaan.

Page 6: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih

tetap setia memberikan segala petunjuk menuju dunia yang diridhoi-Nya.

Sholawat dan salam selalu dijunjungkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW

yang telah dan akan selalu memberikan syafa‟at kepada kaum Muslim dunia.

Alhamdulillah, empat tahun penulis berjuang melawan banyak godaan untuk

menuntut ilmu dijalan Allah. Canda, tawa, suka dan duka selalu menjadi

penyemangat jalannya hidup. Kini semua akan meninggalkan penulis namun akan

menjadi sebuah goresan tinta kehidupan yang tak akan pernah penulis lupakan.

Terima kasih penulis sampaikan kepada segenap pihak atas terselesaikannya

skripsi ini, antara lain:

1. Allah SWT yang selalu memberikan petunjuk dalam setiap langkah penulis

selama hidup ini. Semoga Engkau tetap meridhoi jalan yang hamba pilih.

2. Kedua orang tua penulis, H. Mudasir RD dan (Almarhuma) Hj. Hariyati, Kasih

sayangmu tak dapat penulis ungkapkan melalui kata-kata dalam skripsi ini, tak

terhitung berapa jumlah kalori yang kau bakar hanya untuk memberikan yang

terbaik untuk penulis. I Love You Father and Mother!

3. Kepada kakak, adik dan abang ipar penulis: Turmudzi, Maliyatun, Muhdalifah,

Nurmaningsih, Kholid Haidir, Hariyadi, Mifathul Jannah, Khairatin, yang

selalu memberikan warna dalam kehidupan penulis. Tak lupa kepada

keponakan yang lucu-lucu: Fitri Farhana, Fatiyah Azzahrah, Aliyah, Zahrah,

Yasmin, Qonita, Sefty, Jihan, Afifah, semoga Allah menjaga kalian semua

dalam ridho-Nya.

4. Kepada Prof. Dr. Komarudin Hidayat selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, kepada Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan para jajarannya, kepada Drs.

Cecep Castrawijaya, MM selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah dan

kepada H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, selaku Sekretaris Jurusan Manajemen

Dakwah.

5. Kepada Prof. Dr. H. Syamsir Salam selaku dosen pembimbing. Terima kasih

atas semua ilmu yang telah bapak berikan.

6. Kepada segenap Bapak dan Ibu dosen Manajemen Dakwah, terima kasih atas

segala ilmu yang telah diajarkan selama ini. Semoga masih akan terus

bermanfaat untuk penulis dalam menghadapi dunia yang nyata.

7. Kepada staf Perpustakaan FIDKOM dan Perpustakaan Utama yang telah

memberikan kemudahan dalam bertransaksi buku yang selama ini penulis

butuhkan dan tentunya atas koneksi WiFi-nya yang selalu penulis gunakan.

8. Kepada Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung. Terima kasih atas

waktu dan bantuan yang bapak berikan sehigga penulis mendapatkan data dan

dokumen tentang Pulau Tidung.

9. Terima kasih kepada Bapak H. Rahmat Syamsudin dan Drs. Mawardi, Ketua

dan Sekretaris MUI Kepulauan Seribu yang telah berkenan untuk membagi

waktunya kepada penulis untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Semoga

beliau sehat selalu.

10. Kepada semua pihak: para travel, tokoh masyarakat, dan tokoh agama atas

doa dan dukungannya kepada penulis. Barokallah.

Page 7: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

11. Kepada segenap kawan-kawan seperjuangan dari Manajemen Dakwah 2008;

Ibnu Banyu, Abd. Somad, Husin, dan teman-teman MD A dan B yang

lainnya.

12. Kepada My Best Friend, Anisal Husna yang terus memotivasi dan

memberikakan semangat kepada penulis. Semoga semangat ini dapat

dilanjutkan dan cepat selesai juga kuliahnya.

13. Kepada kawan-kawan seperjuangan di Forum Mahasiswa Kepulauan Seribu

(FMKS) dan rekan-rekan Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Kepulauan

Seribu serta terima kasih kepada para senior, terus berkontribusi untuk Pulau

tercinta. Jangan lupa kuliahnya kawan-kawan.

14. Kepada teman-teman kosan, Dian, Agung, Anca, Lukman yang selalu berbagi

cerita dan ceria serta selalu memberikan motivasi dan semangat kepada

penulis dalam menyusun skripsi ini,

Jakarta, 03 Januari 2013

Hilmansyah

Page 8: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...................................... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................... 7

D. Metodologi Penelitian ............................................................. 8

E. Sistematika Penulisan ............................................................. 13

BAB II. TINJAUAN TEORI .......……………………………….……... 15

A. Teori Peranan ........................................................................ 15

1. Pengertian Peranan ........................................................... 15

2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran ................................... 18

B. Teori Perubahan Sosial .......................................................... 18

1. Pengertian Perubahan Sosial ............................................ 18

2. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial ..................................... 22

3. Klasifikasi Perubahan Sosial ............................................ 24

4. Faktor-faktor Perubahan Sosial ........................................ 27

5. Proses Perubahan Sosial ................................................... 32

C. Teori Fungsional-Struktural ................................................... 44

D. Teori Ekonomi ....................................................................... 45

BAB III. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PULAU

TIDUNG KEPULAUAN SERIBU ........................................... 47

A. Sejarah Singkat ....................................................................... 47

B. Keadaan Geografis ................................................................. 48

1. Batas wilayah ................................................................... 48

2. Luas wilayah .................................................................... 49

C. Keadaan Penduduk ................................................................ 52

1. Penduduk berdasarkan umur ........................................... 52

2. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan ..................... 54

3. Penduduk berdasarkan mata pencaharian ........................ 57

D. Keagamaan ............................................................................. 59

1. Tempat peribadatan ......................................................... 59

2. Kegiatan tempat peribadatan ........................................... 61

BAB IV. PERKEMBANGAN DAN DAMPAK PARIWISATA DI

PULAU TIDUNG KEPULAUN SERIBU .............................. 66

A. Pengertian Pariwisata ........................................................... 66

B. Sejarah Pariwisata di Pulau Tidung ..................................... 67

C. Fasilitas Pariwisata di Pulau Tidung .................................... 68

D. Kegiatan Wisata di Pulau Tidung ........................................ 76

E. Dampak Pariwisata di Pulau Tidung ..................................... 77

1. Dampak positif ................................................................ 78

Page 9: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Dampak negatif ............................................................... 80

F. Tanggapan Masyarakat Tentang Pariwisata

di Pulau Tidung ..................................................................... 84

BAB V. PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM

PENANGGULANGAN DAMPAK PARIWISATA DI PULAU

TIDUNG KEPULAUAN SERIBU .......................................... 86

A. Sejarah Singkat ....................................................................... 86

B. Visi, Misi, Tujuan, Orientasi, dan Peran ................................ 88

C. Struktur Organisasi ................................................................ 95

D. Upaya-upaya yang Dilakukam MUI ..................................... 97

E. Hambata-hambatan ............................................................. 101

BAB VI. PENUTUP ................................................................................. 102

A. Kesimpulan ......................................................................... 102

B. Saran ................................................................................... 104

Page 10: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat dunia dewasa ini sedang bergelut menghadapi era

kesejagatan, yaitu era globalisasi yang diwarnai oleh derasnya arus

komunikasi, informasi, dan transportasi. Berbagai informasi begitu cepat

terkomunikasi, sehingga peristiwa yang terjadi di belahan bumi lainnya dapat

disimak. Arus transportasi yang begitu lancar, memicu siklus pergerakan

manusia di dunia yang memungkinkan terjadinya proses transformasi dan

perembesan nilai-nilai budaya, sosial, dan religi dari satu negara ke negara

lainnya yang berakibat lanjut kepada pergeseran tatanan nilai kehidupan

manusia itu sendiri.

Gaung global yang memunculkan dua alternatif peluang dan atau

ancaman itu yang harus diantisipasi dengan mengambil langkah-langkah

terencana dan tindakan nyata agar ancaman dan tantangan tersebut dijadikan

peluang yang membawa keberuntungan. Salah satu alternatif sebagai peluang

yang cukup menjanjikan adalah sektor pariwisata dapat dijadikan pilihan

solusi terbaik, karena sebagai sebuah industri, pariwisata banyak membawa

efek (multiplier effect) dalam pembangunan di berbagai sektor serta diyakini

sebagai sebuah industri masa depan yang mampu meningkatkan kualitas

hidup masyarakat ke arah yang lebih baik.1

1 Dahlan, HMD, Mencari Makna Hidup, (Bandung: CV Diponegoro, 1995), h. 213.

Page 11: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Dalam Islam, perjalanan pariwisata sangat dianjurkan dalam rangka

untuk melihat dan menyaksikan tanda-tanda kebesaran-Nya. Bahkan dalam

Al-Quran ditemukan sekian banyak perintah Allah yang berkaitan dengan

fungsi tanda-tanda tersebut. Khusus yang menyangkut pandang-memandang,

tidak kurang dari tujuh ayat yang mengaitkan langsung perintah memandang

itu dengan melakukan perjalanan. Allah SWT telah berfirman dalam surat At-

Taubah ayat 112

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang bertaubat, yang beribadat,

yang memuji, yang melawat (melakukan perjalanan), yang ruku', yang sujud,

yang menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan yang

memelihara hukum-hukum Allah. Dan gembirakanlah orang-orang mu'min

itu.

Bahkan, al-saihun (wisatawan) yang melakukan perjalanan dalam

rangka mendapat pelajaran dan pengajaran, dipuji Al-Qur‟an berbarengan

dengan pujiannya kepada orang-orang yang bertaubat, mengabdi memuji

Allah, rukuk dan sujud, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah

kemungkaran serta memelihara ketetapan-ketetapan Allah.2

2 M. Quraish, Shihab, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. (Bandung: Penerbit Mizan, 1992), h. 53.

Page 12: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Perjalanan atau pariwisata yang tidak mengakibatkan dosa dibenarkan

oleh agama. Bahkan, mereka yang melakukan perjalanan mendapat

keringanan-keringanan dalam kewajiban agama, seperti kebolehan menunda

puasa dan menggabung atau meringkas rakaat shalat. Namun, sifat terpuji

dari suatu perjalanan adalah yang seperti tercantum dalam Al-Quran

mengenai perintah melakukan perjalanan Q.S Al-Hajj: 46

Artinya: “Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka

memiliki hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau memiliki telinga

yang dengan itu mereka dapat mendengar? Karena Sesungguhnya bukanlah

mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.”

Dengan melakukan perjalanan, kita dapat melihat bukti-bukti

kekuasaan Allah dalam penciptaan langit dan bumi serta kehidupan makhluk-

Nya. Dengan penuh kekaguman, sekaligus akan merasakan kenikmatan saat

melihat penciptaan Yang Maha Pencipta itu. Saat itu pula, kita akan

mendapatkan kenikmatan dan kesejukan yang akan menambah keimanan,

kepasrahan, dan ketundukan kepada Allah.3

3 Ibid.

Page 13: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Dalam konteks di Indonesia sendiri, pariwisata telah menampilkan

peranannya dengan nyata dalam memberikan kontribusinya terhadap

kehidupan ekonomi, sosial dan budaya bangsa. Kesempatan kerja bagi orang-

orang terampil di bidang ini makin bertambah jumlahnya, pendapatan negara

dari sektor pajak dan devisa makin meningkat, keadaan sosial masyarakat

yang terlibat dalam sektor ini makin baik, kebudayaan bangsa makin

memperoleh apresiasi.

Disatu sisi, sulit diingkari bahwa pariwisata itu mampu meningkatkan

taraf hidup masyarakat. Di sisi lain harus diakui pula bahwa, pariwisata

banyak diboncengi dampak negatif yang menyentuh berbagai aspek

kehidupan manusia yang kadang tidak sesuai, bahkan bertentangan dengan

tatanan kehidupan sosial, budaya dan agama masyarakat serta harkat hidup

manusia itu sendiri.

Dampak lain yang ditimbulkan pariwisata yang sering disebut

sebagai multiplier effect, menyusup juga ke aspek-aspek di luar ekonomi

seperti sosial, budaya, dan religi. Pada aspek budaya, industri pariwisata

memiliki hubungan yang tidak bisa dipisahkan satu dengan lainnya. Budaya

dan pariwisata dalam interaksinya berada dalam level ganda, yaitu pada level

pertama; pola kebudayaan dalam masyarakat bisa mempengaruhi kemampuan

dan keinginan mereka untuk berwisata; dan pada level kedua, budaya bisa

menyediakan berbagai jenis atraksi wisata dalam sebuah sistem pariwisata

seperti kegiatan budaya, event, produk wisata yang kesemua itu merupakan

Page 14: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

motivasi kuat bagi wisatawan untuk berkunjung ke suatu daerah tujuan

wisata.

Walaupun pariwisata itu telah mendapat legitimasi dari berbagai

perspektif, namun pariwisata juga dipandang sedikit apriori oleh para tokoh

agama, sehingga tidak heran apabila dalam kehidupan masyarakat sering

terdengar bahwa dunia pariwisata itu sebagai sebuah industri kemaksiatan

tingkat tinggi, pembawa bencana erosi, degradasi, dan abrasi moral yang

tidak sepadan dengan nilai anutan masyarakat setempat. Praktek prostitusi

dan tindakan kejahatan akan semakin merajalela, perilaku generasi muda

akan jauh melenceng dan terkontaminasi oleh budaya luar yang tidak sesuai

bahkan bertentangan dengan agama Islam dan budaya lokal. Budaya malu

telah terabaikan bahkan sebagian generasi muda sudah mulai malu

menyandang rasa malu.4

Melihat fenomena di atas, maka dibutuhkan tokoh agama sebagai key

person memiliki peranan besar di dalam kehidupan bermasyarakat. Andil

tokoh agama dalam konteks kehidupan sehari-hari dapat dilihat dari banyak

sisi seperti: (1) tokoh agama dalam hal ini “tuan guru” dianggap sebagai

penasehat tunggal (the single advisor) bagi masyarakat dalam meminta

berbagai jenis dan macam petunjuk hidup; (2) tuan guru dipredikatkan

sebagai problem solver di tengah-tengah kehidupan masyarakat.5

4 Piliang, Yasraf Amir, Sebuah Dunia yang Dilipat, (Bandung: Mizan, 1998), h. 32.

5Raqith, Ahmad Hasan, Meraih sukses Perjuangan Da’i, (Yogyakarta: Mitra Pustaka,

2001), h. 23.

Page 15: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Begitu pula halnya aktivitas pariwisata di Pulau Tidung Kepulauan

Seribu. Sebagai salah satu destinasi pariwisata di Kepulauan seribu ini

mempunyai keunikan, yaitu pariwisata di Pulau Tidung bersifat wisata

pemukiman, artinya tempat pariwisata berbaur menjadi satu dengan

kehidupan masyarakat setempat. Berbeda dengan wisata resort, yaitu daerah

atau tempat yang diperuntukkan khusus untuk aktivitas pariwisata, seperti

Bali, Pulau Lombok, dan lain-lain.

Dari sisi ekomomi, aktivitas pariwisata di Pulau Tidung sangat

membantu masyarakat setempat meraup pundi-pundi rupiah, karena

diperkirakan setiap minggu (weekend) wisatawan yang datang sekitar 1.500

wisatawan yang berkunjung bahkan bisa lebih jika libur panjang (long

weekend).6 Dapat dibayangkan nilai rupiah yang berputar di Pulau Tidung

setiap minggunya. Dengan begitu maka pendapatan masyarakat di Pulau

tersebut meningkat dan berujung pada kesejahteraan masyarakat setempat.

Namun, disisi lain, yaitu aspek religi/keagamaan disadari atau tidak

sudah mengalami degradasi, bahkan sedikit demi sedikit telah melunturkan

kebiasaan keagamaan yang telah lama ada disana. Salah satu bukti adalah

ketika hari raya idul fitri. Sudah dua tahun belakangan, perayaan hari raya

idul fitri agak berbeda dan kurang khidmat dari tahun sebelumnya karena

berkurangnya budaya bersalam-salaman antar masyarakat setempat karena

ramainya aktivitas pariwisata pada saat hari raya yang seharusnya khidmat

itu. Masyarakat disibukkan dengan kegiatan melayani wisatawan yang

6 Harian Pelita, Alamsyah M Dja‟far, Islam dan Ruang Publik, 28 Oktober 2011.

Page 16: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

mayoritas non muslim. Tidak hanya itu, Warga acap kali disuguhi

pemandangan cara berpakaian serba minim, baik di bagian atas tubuh maupun

kaki. Rasa miris tak hanya terkait tata berbusana, kegaduhan juga mengusik

suasana masyarakat yang tenang. Wisatawan sering melakukan tindakan yang

bertentangan dengan nilai agama dan budaya lokal.7

Menurut Ketua Kerukunan Umat Beragama Kepulauan Seribu

(KUBKS) Thoyib Syahputra bahwa jika dibandingkan masa lalu, terutama

saat Pulau Tidung belum terjamah oleh pariwisata, masyarakat lokal tersohor

dengan lingkungan agamis. Jauh melampaui kondisi keagamaan di pulau-

pulau sekitar Kepulauan Seribu. Perlahan tapi pasti, pergeseran norma dan

nilai-nilai kearifan lokal kian mengemuka.8

Disinilah diperlukan peranan tokoh agama atau ormas keagamaan

yang dianggap mampu mengatasi persoalan pariwisata terhadap kehidupan

keagamaan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Seribu adalah salah

satu organisasi keagamaan yang oleh masyarakat setempat dianggap mampu

mengatasi hal tersebut.

Oleh karena itu, untuk mengetahui lebih jauh dan mendalam

mengenai peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Seribu dalam

menanggulangi dampak negatif dari pariwisata yang berpengaruh pada

kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu, maka penulis akan

7 Pernyataan Pribadi Ketua MUI Kepulauan Seribu (H. Rahmat Syamsudin), di Pulau

Tidung, 27 September 2011.

8 Batavia.co.id, Ferry Kisihandi, Thoyib Syahputra: Meredam Lunturnya Nilai Agama,

diakses pada 14 Oktober 2011.

Page 17: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

menuangkannya dalam karya tulis ilmiah “skripsi” dengan judul “PERANAN

MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM PENANGGULANGAN

DAMPAK PARIWISATA TERHADAP KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI

PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan skripsi ini lebih terarah dan fokus, maka penulis

membatasi masalah yang akan dibahas hanya pada peranan Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dalam upaya penanggulangan dampak pariwisata

terhadap kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka masalah-masalah

pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah:

a. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pariwisata terhadap kehidupan

keagamaan?

b. Bagaimana peranan MUI dalam penaggulangan dampak negatif dari

pariwisata terhadap kehidupan keagamaan di Pulau Tidung?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran secara

jelas mengenai peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya

menanggulangi dampak pariwisata terhadap kehidupan keagamaan di

Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

Page 18: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:

a. Manfaat Akademis

1) Manfaat penelitian ini secara akademisi adalah untuk

mendapatkan gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

2) Untuk memperkaya atau menambah wawasan dan khazanah

keilmuan penulisan tentang Peranan Majelis Ulama Indonesia

(MUI) dalam upaya penaggulangan dampak pariwisata terhadap

kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

b. Manfaat Praktis

1) Untuk menggambarkan peranan Majelis Ulama Indonesia (MUI)

dalam upaya penanggulangan dampak pariwisata terhadap

kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

2) Penelitian ini diharapkan memberikan informasi dan masukan

kepada MUI tentang dampak pariwisata terhadap kehidupan

keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu dan dapat

dijadikan parameter dalam menjalankan peranannya dikemudian

hari.

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara kerja untuk memahami objek

penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran atau

pengetahuan. Metode penelitian dalam skripsi ini adalah metode kualitatif,

Page 19: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yaitu sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orangdan perilaku yang dapat diamati.

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode kualitatif. Metode kualitatif adalah suatu teknik pengumpulan data

yang menggunakan metode observasi partisipasi,peneliti terlibat

sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek

penelitian dan sumber informasi penelitian.9

Penulis menggunakan pendekatan kualitatif karena penelitian ini

diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan,

tulisan dan tingkah laku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok,

masyarakat, organisasi tertentu dalam suatu konteks setting tertentu yang

dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistic (Bogdan

and Taylor, 1992:22).10

Dan dalam penelitian ini, penulis menggunakan

metode studi kasus sebagai sub dari penelitian kualitatif, dimana studi

kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang menelaah satu

kasus secara intensif, mendalam, mendetail dan komprehensif.

Oleh karena itu, pendekatan kualitatif ini dipilih oleh penulis

berdasarkan tujuan penelitian yang ingin mendapatkan gambaran tentang

9 Elvinaro Ardianto, Metodolgi Penelitian Untuk Public Relations, Kualitatif dan

Kuantitatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010) h. 58

10 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003) h. 213

Page 20: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

peranan MUI dalam penanggulangan dampak pariwisata terhadap

kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

Dimana untuk mendapatkan hasil dari penelitian ini, penulis

melakukan pengumpulan data yang diperlukan secara intensif dan

kemudian menguraikan fakta-fakta yang terjadi secara alamiah disertai

pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan.

2. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka dalam penelitian ini penulis

menggunakan jenis penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan berupa

kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Data tersebut berasal dari

penelitian langsung kepada objek dengan teknik wawancara langsung,

catatan ilmiah dan dokumen resmi lainnya.

3. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini adalah di Pulau Tidung, Kelurahan

Pulau Tidung, Kec. Kepulauan Seribu Selatan, Kab. Administrasi

Kepulauan Seribu.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pengurus Majelis Ulama Indonesia

(MUI) Kepulauan Seribu, sedangkan objek penelitiannya yaitu peranan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya penaggulangan dampak

pariwisata terhadap kehidupan keberagamaan di Pulau Tidung Kepulauan

Seribu.

Page 21: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah

menggunakan teknik pengumpulan data kualitatif, yaitu berupa

pengumpulan data dalam bentuk kata-kata dan pernyataan.

Dimana dalam pelaksanaannya, penulis melakukan teknik

pengumpulan data melalui:

a. Wawancara

Wawancara atau interview adalah percakapan atau tanya jawab

antara dua orang atau lebih untuk mendapatkan sebuah informasi.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan wawancara tidak

terstruktur, yakni wawancara yang tidak tertuju pada satu pedoman

wawancara atau wawancara yang dilakukan bebas dimana penulis

hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang akan

ditanyakan.11

Dimana dalam penelitian ini, penulis melakukan wawancara

dengan garis besar permasalahan yang diteliti, yakni tentang peranan

Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam upaya penaggulangan dampak

pariwisata terhadap kehidupan keberagamaan di Pulau Tidung

Kepulauan Seribu.

11

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: ALFABETA,

2008) hal.140

Page 22: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.12

Teknik observasi pada awalnya

dipergunakan dalam penelitian etnografi, yakni merupakan studi

tentang kebudayaan suatu bangsa, dan tujuannya adalah untuk

memahami suatu cara hidup dari pandangan orang-orang yang terlibat

didalamnya.13

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen,14

seperti berupa data-data, arsip-arsip dan gambar-

gambar ataupun bentuk lainnya. Dimana dalam kaidah metodologi

penelitian, sumber data di bagi menjadi dua menurut cara perolehannya,

yakni data primer (primary data) yang merupakan data yang diperoleh

secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok atau

organisasi. Dan data sekunder (secondary data) yakni data yang

diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi atau tersedia melalui publikasi

dan informasi yang dikeluarkan di berbagai organisasi atau perusahaan,

12

Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2003) h. 53

13 Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003) h. 33

14 Husaini Usman dan Purnomo Akbar Setiady, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta:

PT. Bumi Aksara, 2003) h. 57

Page 23: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

termasuk majalah jurnal, khusus pasar modal, perbankan dan

keuangan.15

6. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif

kualitatif. Analisis data yang dilakukan secara terus menerus selama

pengumpulan data berlangsung maupun setelah data terkumpul. Data yang

bersifat kualiatif digambarkan dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-

pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.16

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam menyusun penelitian ini

terdiri dari lima bab yaitu :

BAB I : Pada bab ini membahas pendahuluan yang menggambarkan

tentang latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika

penulisan yang ditulis secara singkat.

BAB II : Pada bab ini membahas mengenai tinjauan teori yang menunjang

dalam pembahasan materi penelitian ini.

BAB III : Pada bab ini menguraikan tentang gambaran umum tentang lokasi

penelitian, yaitu Pulau Tidung Kepulauan Seribu

BAB IV : Pada bab ini terdiri dari temuan dan analisis lapangan tentang

dampak dan perkembangan pariwisata di Pulau Tidung Kepulauan

15

Rosady Ruslan, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2003), h.29-30

16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,1998), h. 245.

Page 24: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Seribu. Temuan dan analisis lapangan serta membahas tentang

temuan dan analisis data.

BAB V : Pada bab ini terdiri dari temuan dan analisis lapangan tentang

peranan MUI dalam penanggulangan dampak pariwisata terhadap

kehidupan keagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu. Temuan

dan analisis lapangan serta membahas tentang temuan dan analisis

data tersebut.

BAB VI :Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan

jawaban dari masalah penelitian dan serta saran untuk

penyempurnaan penelitian ini.

Page 25: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Peranan

1. Pengertian Peranan

Kata peranan berasal dari kata peran yang dalam kamus besar

Bahasa Indonesia, peran adalah beberapa tingkah laku yang diharapkan

dimiliki oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat dan harus

dilaksanakan.17

Dalam kamus ilmiah populer, peran diartikan sebagai

fungsi, kedudukan atau bagian dari kedudukan, seseorang dikatakan

berperan atau memiliki peranan karena dia (orang tersebut) mempunyai

status dalam masyarakat. Walaupun kedudukannya ini berbeda antara satu

dengan yang lainnya, akan tetapi masing-masing dirinya berperan sesuai

dengan statusnya. Menurut Soerjono Soekanto, “peran dapat dikatakan

sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.”18

Teori peran (Role Theory) adalah teori yang merupakan sebuah

perpaduan berbagai teori orientasi maupun disiplin ilmu yang pada

dasarnya tidak bisa dipisahkan dengan status kedudukan, walaupun

keduanya berbeda, akan tetapisaling berhubungan erat antara satu dengan

17

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), h. 667.

18 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar,Cet. Ke-1, (Jakarta : Balai Pustaka,

1998), h. 667.

Page 26: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yang lainnya, karenanya peran diibaratkan dua sisi mata uang yang

berbeda akan tetapi kelekatannya sangat terasa sekali.19

Dalam kamus modern “peran” berarti sesuatu yang menjadi atau

memegang pimpinan yang utama, peran, memerankan, memainkan

sesuatu, peran lakon, bagian utama.20

Jadi peran adalah seperangkat tindakan atau perbuatan, pekerjaan

yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok yang berkedudukan di

masyarakat dalam suatu peristiwa atau keadaan yang sedang terjadi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.

Sedangkan menurut Gross. Masson dan A. W. Mc Eachern

sebagaimana dikutip oleh David Barry mendefinisikan peran sebagai

seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang

menempati kedudukan sosial tertentu.21

Menurut David Berry harapan-harapan tersebut merupakan

imbangan-imbangan dari norma-norma sosial, oleh karena itu dapat

dikatakan peranan-peranan itu ditentukan oleh norma-norma masyarakat.

Artinya diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan oleh

masyarakat di dalam pekerjaannya dan dalam pekerjaan-pekerjaan lainnya.

19

Sarlito Wirawan Saryono, Teori Psikologi Sosial, Cet. Ke-8, (Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), h. 214.

20 Poewadarminta, WJS, Kamus Modern, Cet. Ke-2, (Jakarta : 1976), h. 473.

21 N. Gross, W. S. Masson, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis,

dalam David Barry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi,Cet. Ke-3, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1995), h. 99.

Page 27: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Sarlito Wirawan Sarwono juga mengemukakan hal yang sama

bahwa “harapan tentang peran adalah harapan lain pada umumnya tentang

perilaku-perilaku yang pantas yang seyogyanya ditentukan oleh seseorang

yang mempunyai peran tertentu”.22

Peran sangat menentukan kelompok sosial masyarakat, dalam

artian diharapkan masing-masing dari sosial masyarakat yang berkaitan

agar menjalankan perannya, yaitu menjalankan hak dan kewajiban sesuai

dengan kedudukannya dalam masyarakat (lingkungan) dimana ia

bertempat tinggal.

David Berry mengatakan bahwa di dalam “peranan terdapat dua

macam harapan, pertama, harapan-harapan masyarakat terhadap pemegang

peran atau kewajiban-kewajiban dari pemegang peran. Kedua, harapan-

harapan yang dimiliki oleh si pemegang peran terhadap masyarakat atau

terhadap orang-orang yang berhubungan dengannya dalam menjalankan

perannya atau kewajibannya.

Maka dari itu, dari penjelasan tersebut di atas menggambarkan

bahwasanya peran merupakan kewajiban yang harus dijalankan oleh

seseorang atau kelompok sesuai dengan kedudukannya di dalam status

tertentu dalam suatu lingkungan masyarakat dimana ia berada. Dengan

demikian, maka MUI Kepulauan Seribu mempunyai peran yang sangat

penting dalam upaya menanggulangi dampak negatif pariwisata terhadap

kehidupan keberagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

22

Sarlito Wirawan Sarwono, Teori Psikologi Sosial, Cet.1, (Jakarta: CV Rajawali, 1995),

h. 235.

Page 28: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Tinjauan Sosiologi Tentang Peran

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya manusia adalah makhluk

sosial, yang tidak bisa melepaskan sikap ketergantungan (dependent) pada

makhluk atau manusia lainnya, Peranan menurut ahli sosiologi, seperti

menurut Ralph Linton, yaitu: The dynamic aspec of status. Seseorang

menjalankan peranan manakala ia menjalankan hak dan kewajiban yang

merupakan statusnya. Sedangkan suatu status adalah “a collection of right

and duhes” suatu kumpulan hak dan kewajiban. Robert K. Merton

mempunyai pandangan yang berbeda yaitu pelengkap hubungan peranan

yang dipunyai seseorang karena menduduki status sosial tertentu.23

Dalam teorinya, Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam

teori peran dalam empat golongan yaitu istilah yang menyangkut:

a. Orang yang mengambil bagian dalam interaksi tersebut.

b. Perilaku yang muncul dalam istilah tersebut.

c. Kedudukan orang dalam perilaku.

d. Kaitan antara orang dan perilaku.24

B. Teori Kepemimpinan

1. Pengertian Kepemimpinan

Menurut Tead dan Terry kepemimpinan yaitu kegiatan atau seni

mempengaruhi orang lain agar mau bekerjasama yang didasarkan pada

23

Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia, 1993), h. 62-63.

24 Sarlito Wirawan Saryono, Teori Psikologi Sosial, Cet. Ke-8, (Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2003), h. 215.

Page 29: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

kemampuan orang tersebut untuk membimbing orang lain dalam mencapai

tujuan-tujuan yang diinginkan kelompok.25

Sedangkan menurut Young kepemimpinan yaitu bentuk dominasi

yang didasari atas kemampuan pribadi yang sanggup mendorong atau

mengajak orang lain untuk berbuat sesuatu yang berdasarkan penerimaan

oleh kelompoknya, dan memiliki keahlian khusus yang tepat bagi situasi

yang khusus.26

Berbeda dengan Moejiono, beliau memandang bahwa leadership

atau kepemimpinan tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,

karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang

membedakan dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela

(compliance induction theorist) cenderung memandang kepemimpinan

sebagai pemaksaan atau pendesakan pengaruh secara tidak langsung dan

sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai dengan keinginan

pemimpin.27

Dari beberapa definisi para tokoh diatas dapat disimpulkan

bahwa kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain,

bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan

atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang

25

Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h.

76. 26

Ibid.

27 Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), h. 45.

Page 30: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau

kelompok.

2. Teori-teori Kepemimpinan

a. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang

pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang

dimiliki pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan

bahwa untuk menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat

ditentukan oleh kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan

pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat,

perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki

pemimpin menurut Sondang P Siagin adalah:28

1) pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat, rasionalitas,

obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi

masa depan.

2) sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi, naluri

relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang

antisipatif, kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas

integratif.

3) kemampuan untuk bertumbuh dan berkembang, analitik,

menentukan skala prioritas, membedakan yang urgen dan yang

penting, keterampilan mendidik, dan berkomunikasi secara efektif.

28

Sondang P. Siagin, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010), h. 75-76.

Page 31: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Walaupun teori sifat memiliki berbagai kelemahan antara

lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi antara sifat

yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan

dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita

renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung

didalamnya mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai

pemimpin justru sangat diperlukan oleh kepemimpinan yang

menerapkan prinsip keteladanan.

b. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan

perilaku seorang individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu

kelompok ke arah pencapaian tujuan. Dalam hal ini, pemimpin

mempunyai deskripsi perilaku:

1) Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan

bawahan memiliki ciri ramah tamah,mau berkonsultasi,

mendukung, membela, mendengarkan, menerima usul dan

memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya

setingkat dirinya. Di samping itu terdapat pula kecenderungan

perilaku pemimpin yang lebih mementingkan tugas organisasi.

2) Berorientasi kepada bawahan dan produksi perilaku pemimpin

yang berorientasi kepada bawahan ditandai oleh penekanan pada

hubungan atasan-bawahan, perhatian pribadi pemimpin pada

pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan

Page 32: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan. Sedangkan

perilaku pemimpin yang berorientasi pada produksi memiliki

kecenderungan penekanan pada segi teknis pekerjaan,

pengutamaan penyelenggaraan dan penyelesaian tugas serta

pencapaian tujuan.29

c. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional

ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang

disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi

organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu

dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya

kepemimpinan tertentu menurut Sondang P. Siagin adalah:30

1) Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas.

2) Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan.

3) Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan.

4) Norma yang dianut kelompok.

5) Rentang kendali.

6) Ancaman dari luar organisasi

7) Tingkat stress

8) Iklim yang terdapat dalam organisasi.

29

Gary Yukl, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2010), h. 27.

30 Sondang P. Siagin, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2010), h. 129.

Page 33: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

3. Tipe Kepemimpinan

a. Tipe Kepemimpinan Kharismatis

Tipe kepemimpinan kharismatis memiliki kekuatan energi,

daya tarik dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang

lain, sehingga ia mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya

dan pengawal-pengawal yang bisa dipercaya. Kepemimpinan

kharismatik dianggap memiliki kekuatan ghaib (supernatural power)

dan kemampuan-kemampuan yang superhuman, yang diperolehnya

sebagai karunia Yang Maha Kuasa. Kepemimpinan yang kharismatik

memiliki inspirasi, keberanian, dan berkeyakinan teguh pada

pendirian sendiri. Totalitas kepemimpinan kharismatik memancarkan

pengaruh dan daya tarik yang amat besar.31

b. Tipe Kepemimpinan Paternalistis dan Maternalistik

Kepemimpinan paternalistik lebih diidentikkan dengan

kepemimpinan yang kebapakan dengan sifat-sifat sebagai berikut:32

1) Pemimpin yang menganggap bawahannya sebagai manusia yang

tidak/belum dewasa, atau anak sendiri yang perlu dikembangkan.

2) Pemimpin yang bersikap terlalu melindungi.

3) Pemimpin yang jarang memberikan kesempatan kepada bawahan

untuk mengambil keputusan sendiri.

31

YW Sunindhia, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993), h. 64.

32 Ibid.

Page 34: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

4) Pemimpin yang hampir tidak pernah memberikan kesempatan

kepada bawahan untuk berinisiatif.

5) Pemimpin yang memberikan atau hampir tidak pernah

memberikan kesempatan pada pengikut atau bawahan untuk

mengembangkan imajinasi dan daya kreativitas mereka sendiri.

6) Selalu bersikap maha tahu dan maha benar.

Sedangkan tipe kepemimpinan maternalistik tidak jauh

berbeda dengan tipe kepemimpinan paternalistik, yang

membedakan adalah dalam kepemimpinan maternalistik terdapat

sikap over-protective atau terlalu melindungi yang sangat menonjol

disertai kasih sayang yang berlebihan.33

c. Tipe Kepemimpinan Militeristik

Tipe kepemimpinan militeristik ini sangat mirip dengan tipe

kepemimpinan otoriter. Adapun sifat-sifat dari tipe kepemimpinan

militeristik adalah: 34

1) Lebih banyak menggunakan sistem perintah/komando, keras dan

sangat otoriter, kaku dan seringkali kurang bijaksana.

2) Menghendaki kepatuhan mutlak dari bawahan.

3) Sangat menyenangi formalitas, upacara-upacara ritual dan tanda-

tanda kebesaran yang berlebihan.

4) menuntut adanya disiplin yang keras dan kaku dari bawahannya

33

Miftah Thoha, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2006), h. 36. 34

Ibid.

Page 35: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

5) Tidak menghendaki saran, usul, sugesti, dan kritikan-kritikan dari

bawahannya.

6) Komunikasi hanya berlangsung satu arah.

d. Tipe Kepemimpinan Otokratis

Kepemimpinan otokratis memiliki ciri-ciri antara lain:35

1) Mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan mutlak yang harus

dipatuhi.

2) Pemimpin yang selalu berperan sebagai pemain tunggal.

3) Berambisi untuk merajai situasi.

4) Setiap perintah dan kebijakan selalu ditetapkan sendiri.

5) Bawahan tidak pernah diberi informasi yang mendetail tentang

rencana dan tindakan yang akan dilakukan.

6) Semua pujian dan kritik terhadap segenap anak buah diberikan

atas pertimbangan pribadi.

7) Adanya sikap eksklusivisme.

8) Selalu ingin berkuasa secara absolut.

9) Sikap dan prinsipnya sangat konservatif, ketat dan kaku.

10) Pemimpin yang akan bersikap baik pada bawahan apabila mereka

patuh.

e. Tipe Kepemimpinan Laissez Faire

Pada tipe kepemimpinan ini praktis pemimpin tidak

memimpin, dia membiarkan kelompoknya dan setiap orang berbuat

35

Ibid

Page 36: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

semaunya sendiri. Pemimpin tidak berpartisipasi sedikit pun dalam

kegiatan kelompoknya. Semua pekerjaan dan tanggung jawab harus

dilakukan oleh bawahannya sendiri. Pemimpin hanya berfungsi

sebagai simbol, tidak memiliki keterampilan teknis, tidak mempunyai

wibawa, tidak bisa mengontrol anak buah, tidak mampu melaksanakan

koordinasi kerja, tidak mampu menciptakan suasana kerja yang

kooperatif.36

f. Tipe Kepemimpinan Populistis

Kepemimpinan populis berpegang teguh pada nilai-nilai

masyarakat yang tradisonal, tidak mempercayai dukungan kekuatan

serta bantuan dari luar. Kepemimpinan jenis ini mengutamakan

penghidupan kembali sikap nasionalisme.37

g. Tipe Kepemimpinan Administratif/Eksekutif

Kepemimpinan tipe administratif ialah kepemimpinan yang

mampu menyelenggarakan tugas-tugas administrasi secara efektif.

Pemimpin biasanya terdiri dari teknokrat-teknokrat dan administratur-

administratur yang mampu menggerakkan dinamika modernisasi dan

pembangunan. Oleh karena itu dapat tercipta sistem administrasi dan

birokrasi yang efisien dalam pemerintahan. Pada tipe kepemimpinan

36

K. Permadi, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. (Jakarta: Rineka Cipta,

1996), h. 82.

37 A Timpe, Dale, Kepemimpinan (Seri Manajemen Sumber Daya Manusia), (Jakarta: PT

Elex Media Komputindo, 1991), h. 38.

Page 37: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

ini diharapkan adanya perkembangan teknis yaitu teknologi, indutri,

manajemen modern dan perkembangan sosial ditengah masyarakat.38

h. Tipe Kepemimpinan Demokratis

Kepemimpinan demokratis berorientasi pada manusia dan

memberikan bimbingan yang efisien kepada para pengikutnya.

Terdapat koordinasi pekerjaan pada semua bawahan, dengan

penekanan pada rasa tanggung jawab internal (pada diri sendiri) dan

kerjasama yang baik. kekuatan kepemimpinan demokratis tidak

terletak pada pemimpinnya akan tetapi terletak pada partisipasi aktif

dari setiap warga kelompok.

Kepemimpinan demokratis menghargai potensi setiap

individu, mau mendengarkan nasihat dan sugesti bawahan. Bersedia

mengakui keahlian para spesialis dengan bidangnya masing-masing.

Mampu memanfaatkan kapasitas setiap anggota seefektif mungkin

pada saat-saat dan kondisi yang tepat.39

C. Teori Ekonomi

Ilmu ekonomi digunakan untuk menganalisis permasalahan ekonomi

yang terkait dengan kegiatan ekonomi dalam peranannya untuk meningkatkan

taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat.Fenomena pendekatan ekonomi

dibangun berdasarkan kesamaan prinsip-prinsip berpikir untuk menguraikan

38

Ibid.

39 Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), h.

76.

Page 38: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

suatu gejala dengan masalah sosial ekonomi. Faktor-faktor ekonomi, non

ekonomi, sosial budaya sangat mempengaruhi perilaku ekonomi masyarakat.40

Hubungan pariwisata dengan aspek ekonomi, pariwisata dapat

dikatakan sebagai industri pariwisata, jika di dalam industri tertentu ada suatu

produk tertentu, di dalam industri pariwisata yang disebut produk tertentu

tersebut adalah kepariwisataan itu sendiri. Seperti halnya di suatu industri ada

konsumen, ada permintaan, ada penawaran, dimana produsen mempunyai

tugas untuk menghasilkan suatu produk agar dapat memenuhi permintaan.

Pada industri pariwisata konsumen yang dimaksud adalah wisatawan.

Wisatawan mempunyai kebutuhan dan permintaan-permintaan yang harus

dipenuhi dan pemenuhan kebutuhan tersebut dengan sarana uang.41

Pariwisata merupakan alat untuk mencapai tujuan dalam ekonomi.

Secara mikro dijelaskan perkembangan pariwisata meningkatkan pendapatan

daerah setempat. Munculnya komunitas pedagang di sekitar lokasi untuk

menambah pendapatan dan meningkatkan jumlah pengunjung, karena

merupakan salah satu fasilitas yang tersedia dan mudah dijangkau.

40

Sjafri Sairin, Pengantar Ekonomi Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h.

8.

41 Ace Partadiredja, Pengantar Ekowisata, (Yogyakarta: BPFE, 1985), h. 22-23.

Page 39: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

A. Sejarah

Pulau Tidung merupakan pulau terbesar dalam gugusan pulau-pulau

di Kepulauan Seribu. Pulau ini memiliki luas 109 hektare dengan jumlah

penduduk 4160 jiwa. Menurut masyarakat setempat, nama Pulau Tidung

berasal dari kata Tidung, yang artinya tempat berlindung, karena pulau ini

sering dijadikan sebagai tempat untuk berlindung dari para bajak laut atau

perompak.

Dalam buku Sedjarah Djakarta, yang terbit tahun 60 atau 70-an,

disebutkan bahwa ketika Fatahillah menyerbu Portugis di Malaka, beliau

menggunakan pulau-plau di teluk Jakarta ini sebagai basis mengatur strategi.

Salah satu pulaunya kemudian diberi nama Pulau Tidung, yang artinya pulau

tempat berlindung.42

Menurut penduduk setempat, Pulau Tidung mulai dihuni

penduduknya sekitar tahun 1920-an. Pada saat itu telah ada orang yang

menjadi penjaga pulau yang didatangkan dari Rawa Belong. Pada tahun 1942

(saat penjajah Jepang datang ke Indonesia) penduduk Pulau Tidung pernah

diungsikan ke daerah Tegal Alur Jakarta Barat. Pengungsian tersebut

berlangsung selama tiga tahun, hingga tahun 1945. Penduduknya baru bisa

kembali setelah penjajah Jepang kalah.

42

Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan Kab.

Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

Page 40: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Kini Pulau yang terhampar membujur panjang dari barat ke timur ini

menjadi pusat Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan. Kecamatan ini

membawahi 3 Kelurahan antara lain, Kelurahan Pulau Pari, Kelurahan Pulau

Untung Jawa dan Kelurahan Pulau Tidung.43

B. Keadaan Geografis

Kelurahan Pulau Tidung adalah salah satu dari tiga Kelurahan yang

ada di Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan, berdasarkan Peraturan Daerah

Provinsi DKI Jakarta Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Pembentukan

Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Kecamatan Kepulauan Seribu

Selatan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, secara Administratif

Kelurahan Pulau Tidung dibatasi dengan bagian Utara Laut Jawa, Timur Laut

Jawa, SelatanLaut Jawa dan Barat Laut Jawa.

1. Batas Wilayah

Sedangkan batas wilayah kelurahan Pulau Tidung secara geografis

dapat dilihat sebagai berikut :

— Sebelah Utara : 05O 46

„ 15

“LS

— Sebelah Timur : 106O 34

„ 22

“BT

— Sebalah Selatan : 05O 59

„ 30

“BT

— Sebelah Barat : 106O 26

„ 00

“LS

Pemerintahan kelurahan secara operasional penyelenggara

pemerintahan yang berhubungan langsung dengan masyarakat atau dengan

43

Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan Kab.

Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

Page 41: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

kata lain garis terdepan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan posisi dan

kedudukan ini pemerintah kelurahan memiliki peran yang sangat strategis

dalam penyelenggaraan pemerintahan saat ini yang menuntut pemerintah

untuk lebih mandiri, transparan, akuntabel, dan demokrasi.

Kelurahan Pulau Tidung Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan

membawahi 6 pulau, 4 RW dan 24 RT, dengan luas wilayah 106,90 Hektare,

baik dilihat dari status tanah, peruntukan tanah maupun jenis tanah, yang

terdiri dari areal pemukiman, pertanian, pariwisata, dan rekreasi.

2. Luas Wilayah44

Pulau Tidung Kepulauan Seribu mempunyai luas wilayah 106,90

hektare. Namun luas wilayah tersebut dibagi atas beberapa wilayah,

diantaranya: luas wilayah menurut status tanah, luas wilayah menurut

peruntukan tanah, dan luas wilayah berdasarkan jenis tanah,

a. Luas wilayah berdasarkan status tanah

Jika dilihat dari segi luas wilayah Pulau Tidung menurut status

tanahnya yaitu terbagi atas: tanah milik negara yang luasnya 23.06

Hektare, tanah milik adat yaitu 83,09 hektare, dan tanah wakaf yang

mempunyai luas 0,75 hektare. Untuk lebih jelasnya, tabel 1 akan

menggambarkannya.

44

Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan Kab.

Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

Page 42: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Tabel 1. Luas wilayah Pulau Tidung Berdasarkan

Status Tanah Tahun 2012

No Status Tanah Luas (%)

1 Tanah Negara 21,6 %

2 Tanah Milik Adat 77,7 %

3 Tanah Waqaf 0,7 %

Jumlah 100%

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan

Seribu Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Terlihat dari tabel 1 bahwa tanah milik adat lebih dominan di

bandingkan dengan tanah negara dan tanah waqaf. Hal tersebut dikarnakan

masyarakat yang tinggal di Pulau Tidung adalah penduduk asli Pulau itu

sendiri. Tanah wakaf terlihat paling sedikit dibanding status tanah lainnya.

Karna tanah wakaf adalah tanah milik pribadi dan biasanya dimanfaatkan

untuk fasilitas umum yang peruntukkannya masih sedikit.

b. Luas wilayah berdasarkan peruntukan tanah

Luas wilayah Pulau Tidung jika dilihat menurut peruntukan tanah

diantaranya sebagaimana tabel di bawah ini:

Tabel 2. Luas wilayah Pulau Tidung Berdasarkan

Peruntukan Tanah Tahun 2012

No Peruntukan Tanah Luas (%)

1 Perumahan 17,9 %

Page 43: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2 Pariwisata/Rekreasi 17,3 %

3 Fasilitas Umum 2,9 %

4 T P U 1,0 %

5 Perkebunan 57,2 %

6 Jalan 3,7 %

Jumlah 100 %

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan

Seribu Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Berdasarkan tabel di atas, tanah untuk perkebunan lebih

mendominasi dibanding dengan tanah peruntukkan lainnya yaitu 57,2 %

dikarenakan Pulau Tidung adalah daerah lautan dan pantai, perkebunan

mayoritas disana adalah perkebunan kelapa dan sukun yang menjadi

makanan khas pulau tersebut, hanya perkebunan kelapa dan sukun yang

cocok dengan tekstur tanah di pulau ini. Perkebunan ini biasanya berada di

sebelah barat dan timur Pulau yang di kelilingi lautan ini. Dan tanah yang

diperuntukkan untuk Tempat Pemakaman Umum (TPU) lebih sedikit

dikarnakan tingkat kematian di Pulau ini yang rendah, jadi itulah yang

membuat tanah unutk TPU paling sedikit.45

45

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 44: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

c. Luas wilayah menurut jenis tanah

Luas wilayah Pulau Tidung didominasi oleh daratan jika dilihat

dari jenis tanah yaitu 106,90 hektare. Karena menurut data kelurahan

Pulau Tidung bahwa yang masuk dalam wilayah tanah Pulau Tidung

hanya daratan sedangkan lautan tidak termasuk dalam hitungan wilayah

Pulau Tidung.46

C. Keadaan Penduduk47

Keadaan penduduk Pulau Tidung Kepulauan Seribu dapat dilihat dari

segi umur dan jenis kelamin, tingkat pendidikan masyarakat, dan mata

pencaharian. Inilah komponen yang dapat menggambarkan kondisi

masyarakat yang ada di Pulau Tidung.

1. Penduduk berdasarkan kelompok umur

Pulau Tidung yang berada di sebelah selatan Kepulauan Seribu

mempunyai penduduk 4160 jiwa.48

Tingkat kelahiran pendudukan di

Pulau dari tahun ketahun mengalami peningkatan, hal tersebut dapa

dilihat dari penduduk yang berumur 0-09 tahun. Untuk lebih jelasnya,

tabel 4 akan menggambarkan keadaan penduduk Pulau Tidung

berdasarkan umur.

46

Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan Kab.

Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

47 Ibid.

48 Ibid

Page 45: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Tabel 3. Penduduk Pulau Tidung Berdasarkan

Kelompok Umur Tahun 2009-2012

No Kelompok Umur

Tahun

2009 2010 2011 2012

1 0 - 09 Tahun 876 978 1071 1077

2 10 - 19 Tahun 839 843 828 824

3 20 - 29 Tahun 844 835 798 798

4 30 - 39 Tahun 701 695 679 677

5 40 - 49 Tahun 483 479 473 470

6 50 - 59 Tahun 274 169 272 272

7 60 - 69 Tahun 179 174 174 174

8 70 - 75 Tahun Keatas 41 35 60 60

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec.Kepulauan

Seribu Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Tabel diatas menjelaskan bahwa penduduk Pulau Tidung yang

berumur 0-09 tahun mengalami peningkatan dari tahun 2009-2012. Hal

tersebut disebabkan karena angka kelahiran penduduk terus bertambah

dari tahun ke tahun. Lain lagi penduduk yang berumur 10-19 tahun

sepertinya mengalami ketidakstabilan, dimana pada tahun 2009

berjumlah 839 jiwa, lalu meningkat di tahun 2010 menjadi 843 jiwa,

kemudian mengalami penurunan di tahun 2011 dengan jumlah 828 dan

kembali meningkat di tahun 2012 yang berjumlah 824 jiwa. Hal ini

disebabkan karna adanya tingkat kematian yang disebabkan penyakit

demam berdarah dan malaria yang mejangkiti sebagian masyarakat

Page 46: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Pulau Tidung dari pertengahan tahun 2011 sampai dengan awal tahun

2012, hal tersebut lebih didominasi oleh penduduk yang berumur 10-19

tahun dan juga perpindahan penduduk di umur tersebut dari Pulau

Tidung ke Pulau lain atau bahkan ke daerah lain seperti Tangerang dan

daerah daratan Jakarta lainnya. Berbeda dengan penduduk yang

berumur 20-29 tahun terus mengalami penurunan dari tahun 2009-2012.

Penurunan ini disebabkan ikatan pernikahan penduduk Pulau Tidung

dengan Penduduk di luar Pulau seperti Jakarta dan Tangerang yang

mengakibatkan perpindahan tempat tinggal ke luar Pulau Tidung,

meskipun angka tersebut tidak terlalu signifikan. Selain itu angka

kematian juga menjadi penyebab penurunan jumlah penduduk

meskipun tidak tinggi serta mobilitas masyarakat dari Pulau ke daerah

lain juga masih ada. Penduduk yang berumur 30-39 tahun juga terus

mengalami penurunan dalam kurun tahun 2009-2012. Jika lihat ditabel,

penurunan tersebut tidak terlalu signifikan dari tahun ke tahun.

Penurunan ini disebabkan hampir sama dengan umur-umur sebelumnya

yakni angka kelahiran yang rendah, angka kematian yang terus ada

meskipun tidak terlalu tinggi namun berpengaruh terhadap angka

penduduk Pulau Tidung serta mobilitas penduduk dari Pulau Tidung ke

daerah lain dan sebaliknya masih terus ada. Umur 40-49 tahun angka

penduduk jelas di tabel bahwa mengalami penurunan dari tahun 2009-

2012 meskipun tidak signifikan, angka kematian yang terus ada sebagai

penyebab turunnya jumlah tersebut. Berbeda dengan umur 50-59 tahun

Page 47: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yang cukup stabil yakni di tahun 2009 berjumlah 274 jiwa meskipun

sesekali mengalami penurunan di tahun 2010 dengan angka 169 jiwa,

akan tetapi mengalami kenaikan di tahun 2011 dan terus stabil di tahun

2012 dengan jumlah 272 jiwa. Hal tersebut mungkin agak mirip dengan

keadaan penduduk yang berumur 60-69 tahun. Di tahun 2009 berjumlah

179 jiwa dan menurun di tahun 2010 dengan 174 jiwa serta terus

mengalami kestabilan di tahun 2011 dan 2012. Kemudian penduduk

yang berumur 70-75 dapat dikatakan mengalami peningkatan, yakni di

tahun 2009 berjumlah 41 jiwa dan walaupun mengalami penurunan di

tahun 2010 dengan 35 jiwa, akan tetapi kembali mengalami

peningkatan yang cukup signifikan di tahun 2011 yaitu 60 jiwa dan

terus kestabilan dengan jumlah yang sama di tahun 2012.

2. Penduduk berdasarkan tingkat pendidikan

Jika dilihat dari segi tingkat pendidikan, Penduduk Pulau Tidung

belum cukup berkembang, tabel 4 akan menunjukkan tingkat pendidikan

penduduk Pulau Tidung.

Tabel 4. Penduduk Pulau Tidung Berdasarkan

Tingkat Pendidikan Tahun 2009-2012

No Tingkat Pendidikan

Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Tidak Sekolah/Belum Sekolah 607 712 808 816

2 Tidak Tamat SD/Belum Tamat

SD 974 966 962 958

Page 48: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

3 Tamat SD/MI 1305 1290 1263 1262

4 Tamat SLTP/Tsanawiyah 523 515 513 512

5 Tamat SLTA 615 615 599 595

6 Tamat Akademik (DI,DII,DIII) 51 51 51 51

7 Tamat Perguruan Tinggi (SI) 155 155 152 151

8 Tamat Perguruan Tinggi (S2) 7 6 8 9

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kep. Seribu

Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Data diatas mendeskripsikan bahwa minat sekolah masyarakat atau

Angka Partisipasi Sekolah (APS) belum konsisten bahkan mengalami

penurunan di beberapa tingkatan pendidikan. Tergambar dari angka yang

tidak sekolah/belum sekolah dari 2009 sampai tahun 2012 mengalami

kenaikkan, ini menunjukkan bahwa masih rendahnya tingkat kesadaran

akan pentingnya pendidikan di kalangan masyarakat, angka tidak

sekolah/belum sekolah didominasi oleh masyarakat berumur 45-55 tahun

yang memiliki pemikiran bahwa untuk bersekolah ditingkat dasar sudah

terlambat di usia mereka yang tidak muda lagi. Justru angka partisipasi

sekolah mengalami peningkatan ditataran Sekolah Dasar (SD), Terbukti

dari menurunnya angka masyarakat yang tidak tamat SD/belumnya tamat

SD dari tahun 2009-2012. Karna pada saat itu mulai digalakkan

pendidikan paket A, paket B, dan paket C oleh pemerintah khususnya di

Kepulauan Seribu. Tamatan SD/MI pun mengalami kenaikan dengan

jumlah rata-rata 1280 jiwa jika dibandingkan dengan data sebelumnya

yaitu tidak tamat SD/belum taman SD dengan jumlah rata-rata 965 jiwa,

Page 49: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

namun untuk tingkatan tamat SD juga mengalami penurunan dari tahun

2009-2012 jika dilihat ditingkatannya. Angka tersebut menunjukkan

bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan masih

kurang dan belum tumbuh. Berbeda dengan tamatan SLTP/Tsanawiyah,

tingkatan ini yang justru masa-masa yang dapat dikatakan masa yang

diwaspadai oleh para orang tua, karna masa tersebut saatnya anak mencari

jati diri dan tidak jarang yang terjerumus ke pergaulan bebas. Oleh karna

itu angkat tamatan SLTP/Tsanawiyah mengalami penurunan meskipun

tidak cukup signifikan, hal tersebut diakibatkan karna tidak sedikit siswa

yang berhenti sekolah di tengah jalan atau diberhentikan karna perkawinan

dini. Begitu pula dengan tamatan SLTA, dengan kasus dan permasalahan

yang sama. Angka tamatan mengalami penurunan karna tidak sedikit

siswa yang terjerumus dalam pergaulan bebas dan melakukan pernikahan

dini bahkan tidak sedikit pula yang berhenti sekolah karna lebih memilih

untuk bekerja. Berbeda jika lihat data tamatan akademik (DI, DII, DIII)

dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 menunjukkan angka yang sama

yaitu 51 jiwa. Ini menggambarkan bahwa masyarakat masih kurang

meminati pendidikan akademik (DI, DII, DIII) karna dalam pemikiran

masyarakat tamatan tersebut agak sulit untuk mencari dan mendapat

pekerjaan. Angka pendidikan yang cukup tinggi terjadi tingkatan

pendidikan tamatan S1 meskipun menurut tingkatan tersebut mengalami

penurunan yang tidak terlalu signifikan. Ini memberikan gambaran bahwa

pendidikan S1 terus digalakkan dan banyak diminati oleh masyarakat

Page 50: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

meskipun menngalami penurunan angka, akan tetapi ini mununjukkan

bahwa masyarakat perlahan menyadari bahwa pendidikan itu penting dan

hingga perguruan tinggi. Tamatan S2 pun mengalami peningkatan

meskipun ditahun 2010 menurun dari tahun sebelumnya yakni 7 jiwa

menjadi 6 jiwa, namun angka itu terus mengalami peningkatan ditahun

2011 menjadi 8 dan di tahun 2012 menjadi 9.49

3. Penduduk berdasarkan mata pencaharian

Mayoritas penduduk Pulau Tidung bermata pencaharian sebagai

Nelayan, dikarenakan Pulau Tidung merupakan daerah yang dikelilingi

oleh lautan dan didukung oleh potensi ikan yang banyak. Berikut ini

adalah jenis mata pencaharian penduduk Pulau Tidung.

Tabel 5. Penduduk Pulau Tidung Berdasarkan

Mata Pencaharian Tahun 2009-2012

49

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung

No

Jenis Mata Pencaharian

Tahun

2009 2010 2011 2012

1 Tani (Budidaya Rumput Laut) 50 50 65 65

2 Pedagang/Pengusaha 66 66 99 99

3 Buruh (Bangunan) 50 50 52 52

4 PNS 190 190 185 185

5 ABRI/POLRI 8 8 9 9

Page 51: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec.Kepulauan

Seribu Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Tabel diatas menunjukkan bahwa masyarakat Pulau Tidung lebih

dominan bermata pencaharian sebagai nelayan. Karna Pulau Tidung

adalah daerah yang dikelilingi oleh lautan dan didukung potensi ikan

yang cukup banyak dan variatif serta faktor pendidikan juga

mempengaruhi masyarakat di Pulau ini memilih profesi sebagai

nelayan. Data diatas juga menggambarkan bahwa profesi sebagai

ABRI/Polisi kurang diminati oleh masyarakat karna masyarakat menilai

profesi tersebut mempunyai resiko yang tinggi dan biaya pendidikan

untuk jadi seorang ABRI/Polisi terhitung tidak sedikit. Justru PNS

(Pegawai Negeri Sipil) menjadi profesi urutan kedua pilihan

masyarakat disana. Memang profesi sebagai PNS dinilai masyarakat

sebagai bukti kesuksesan seseorang dalam berkarir. Oleh karna itu,

dengan alasan yang demikian, tidak sedikit masyarakat yang

berbondong-bondong untuk menjadi PNS khususnya di pendidikan atau

guru. Profesi sebagai pedagang/pengusaha juga menjadi pilihan yang

selanjutnya dan tidak sedikit. Melihat akan kebutuhan masyarakat yang

semakin hari meningkat, menjadikan sebagian masyarakat sebagai

peluang usaha dan lagi-lagi faktor pendidikan juga mempengaruhi

masyarakat untuk berprofesi sebagai pedagang/pengusaha. Yang biasa

diperjual-belikan adalah kebutuhan sembako, alat-lat elektronik, sayur-

6 Nelayan 666 680 1440 1440

7 Wiraswasta 20 20 36 36

Page 52: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

sayuran dan makanan cepat saji. Menjadi petani rumput laut juga

menjadi pilihan masyarakat, karna melihat potensi laut yang produktif

dan mendukung untuk menanam rumput laut dan bisa menjadi

tambahan pendapatan untuk kebutuhan sehari-hari. Profesi menjadi

buruh bangunan dan wiraswasta merupakan pilihan terakhir namun

tidak sedikit yang memilih mata pencaharian ini. Kondisi alam di Pulau

in tidak menentu dan daerah yang tidak begitu luas membuat profesi ini

kurang diminati karna lowongan pekerjaan yang tidak pasti dan kurang

menjanjikan.50

D. Keagamaan

Masyarakat Pulau Tidung yang berjumlah 4160 jiwa dan semuanya atau

100 % beragama Islam dan penduduknya bermazhab Imam Syafi‟i dan berbasis

Nahdlatul Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama‟ah.51

1. Tempat peribadatan52

Sudah dapat dilihat bahwa seluruh masyarakat Pulau Tidung

beragama Islam dan sudah dapat di pastikan pula bahwa tempat peribadatan

yang ada di Pulau Tidung adalah hanya tempat peribadatan agama Islam.

Namun untuk lebih jelasnya lihat berikut:

50

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

51 Wawancara langsung dengan Bapak H. Rahmat Syamsudin, Ketua MUI Kepulauan

Seribu, pada tanggal 13 Mei 2012 di Pulau Tidung Kepuluan Seribu.

52 Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan Kab.

Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

Page 53: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Tabel 6. Tempat Peribadatan Di Pulau Tidung Tahun 2012

No

Jenis Tempat

Peribadatan

Jumlah

Nama Tempat

Peribadatan

1 Masjid 2 1. Masjid Nurul Huda

2. Masjid Nurul Hijrah

2 Musholla 7 1. Musholla Ar-Rahman

2. Musholla Baitul Rahim

3. Musholla Nurul Iman

4. Musholla An-Nur

5. Musolla Al-Ijtihad

6. Musholla Nurul Hikmah

7. Musholla Al-Ikhlas

3 Gereja -

4 Kelenteng -

5 Vihara/Tepekong -

Jumlah 9

Sumber: Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan

Seribu Selatan Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012

Tabel diatas menggambarkan bahwa masyarakat Pulau Tidung 100

persen beragama Islam, hal tersebut dibuktikan dengan keberdaaan masjid

yang berjumlah 2 buah dan musholla berjumlah 7 buah. Keberadaan masjid

dan musholla tersebut mampu menampung penduduk Pulau Tidung untuk

Page 54: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

melaksnakan ritual beribadah maupun melakukan kegiatan-kegiatan

keislaman lainnya.

2. Kegiatan tempat peribadatan

Seperti halnya tempat peribadatan, kegiatan yang biasa dilakukan

adalah kegiatan rutinitas atau kegiatan ceremonial. Seperti halnya tempat

peribadatan (masjid atau musholla) yang ada di Pulau Tidung, kegiatan yang

biasa dilakukan adalah sholat berjama‟ah, pengajian, majelis taklim dan lain

sebagainya. Untuk lebih jelasnya, lihat tabel 7 yang menggambarkan kegiatan

tempat peribadatan di Pulau Tidung.

Tabel 7. Kegiatan Tempat Peribadatan Di Pulau Tidung Tahun 2012

No Masjid/Musholla Kegiatan

1 Masjid Nurul Huda 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian setiap malam minggu

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Kuliah subuh setiap hari jum‟at

5. Kajian kitab kuning setiap malam

rabu

6. Taklim kaum bapak setiap

seminggu sekali53

2 Masjid Nurul Hijrah 1. Sholat berjama‟ah

53

Wawancara langsung dengan Bapak H. Badrun Muntako, Pengurus Masjid Nurul

Huda, pada tanggal 03 Mei 2012 di Pulau Tidung.

Page 55: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Kuliah subuh setiap hari minggu

5. Taklim kaum bapak setiap

seminggu

Sekali

6. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

sabtu54

3 Musholla Ar-Rahman 1. Sholat berjama‟ah

2. Dzikir dan Istighosah setiap malam

minggu

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

hari jum‟at

4. Kuliah subuh setiap hari jum‟at

5. Kajian kitab kuning setiap malam

kamis

6. Majelis taklim kaum ibu setiap

jum‟at

7. Taklim kaum bapak setiap malam

54

Wawancara langsung dengan Bapak H. Abd. Manaf, Pengurus Masjid Nurul Hijrah,

pada tanggal 03 Mei 2012 di Pulau Tidung.

Page 56: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

sabtu

8. Pelatihan pencak silat setiap sabtu

sore

9. Pelatihan Marawis dan Hadroh

setiap minggu sore55

4 Musholla Baitul Rahim 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

minggu56

5 Musholla Nurul Iman 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

55

Wawancara langsung dengan Bapak Moh. Dani, Pengurus Musholla Ar-Rahman, pada

tanggal 04 Mei 2012 di Pulau Tidung.

56 Wawancara langsung dengan Bapak Abd. Rahman, Pengurus Musholla Baitul Rahim,

pada tanggal 04 Mei 2012 di Pulau Tidung.

Page 57: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

rabu57

6 Musholla An-Nur 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Kajian kitab kuning seminggu

sekali

4. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

5. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

senin58

7 Musolla Al-Ijtihad 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

selasa59

8 Musholla Nurul Hikmah 1. Sholat berjama‟ah

57

Wawancara langsung dengan Bapak Moh. Ma‟mun, Pengurus Musholla Nurul Iman,

pada tanggal 04 Mei 2012 di Pulau Tidung.

58 Wawancara dengan Bapak Syahroni, Pengurus Musholla An-Nur, pada tanggal 05 Mei

2012 di Pulau Tidung.

59 Wawancara langsung dengan Bapak H. Ibrahim, Pengurus Musholla Al-Ijtihad, pada

tanggal 05 Mei 2012 di Pulau Tidung.

Page 58: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

kamis60

9 Musholla Al-Ikhlas 1. Sholat berjama‟ah

2. Pengajian anak-anak (TPA) setiap

hari ba‟da ashar

3. Yasinan dan tahlil setiap malam

jum‟at

4. Majelis taklim kaum ibu setiap hari

sabtu61

Sumber: Wawancara dengan para pengurus masjid dan musholla yang

ada di Pulau Tidung

3. Tradisi Keagamaan Masyarakat Pulau Tidung

Beberapa tradisi atau kebiasaan keagamaan yang masyarakat

setempat anggap harus terus dijunjung tinggi dan dilestarika. Tradisi

tersebut diantaranya:

60

Wawancara langsung dengan Bapak Ahmad Syakir, Pengurus Musholla Nurul Hikmah,

pada tanggal 05 Mei 2012 di Pulau Tidung.

61 Wawancara langsung dengan Bapak Amirullah, Pengurus Musholla Al-Ikhlas, pada

tanggal 05 Mei 2012 di Pulau Tidung.

Page 59: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

a. Tahlilan

Acara ritual memperingati hari kematian yang biasa dilakukan oleh

masyarakat setempat. Tahlilan biasanya dilakukan dengan membaca

beberapa ayat Al-Qur‟an, dzikir, dan do‟a-do‟a yang ditujukan untuk

mayit. Biasanya dilakukan setiap hari dari hari pertama hingga hari

ketujuh, kemudian dilanjutkan hari ke-40, hari ke-100, hingga

menginjak tempo setahun serta tiga tahun hari kematian.

b. Mauludan atau Rasulan

Tradisi yang dilaksanakan ketika masyarakat yang akan melaksanakan

pernikahan atau resepsi. Ritual ini biasanya membaca riwayat-riwayat

Nabi serta sholawat-sholawat.

c. Sedekah Bumi

Dilakukan oleh masyarakat Pulau Tidung satu kali dalam setahun.

Tradisi ini merupakan warisan tradisi orang tua terdahulu yang

bertujuan agar selalu mensyukuri karunia dan nikmat yang tuhan

berikan.

d. Sedekah Kopi

Ritual yang dilakukan ketika masyarakat atau nelayan yang

mempunyai kapal atau perahu baru dan sebelum digunakan harus

dilakukan ritual ini. Tujuannya adalah sebagai wujud rasa syukur dan

kapal atau perahu dijauhkan dari marabahaya ketika digunakan.

Page 60: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

e. Arwahan

Ritual yang biasa dilakukan setiap satu tahun sekali tepatnya di hari

terakhir pada bulan sya‟ban atau menjelang bulan ramadhan.

Tujuannya adalah untuk mengenang para sanak, saudara atau orang

tua yang telah mendahului agar mendapat ketenangan di alam kubur.

f. Pulau Tidung yang terkenal dengan masyarakat agamisnya yakni

kebiasaan masyarakat pada saat waktu menjelang maghrib tidak ada

yang keluar rumah atau tidak ada di jalan karena masyarakat percayai

jika ada yang melanggar akan kena bala dan bahaya atau “pamali”. Ini

merupakan kebiasaan yang masyarakat anggap harus terus

dilestarikan.62

62

Pernyataan langsung H. Dja‟far Arsy (Tokoh Masyarakat) Pulau Tidung, 12 Januari

2013 di Pulau Tidung

Page 61: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB IV

PERKEMBANGAN DAN DAMPAK PARIWISATA

DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

A. Pengertian Pariwisata

Pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam

jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya

hlidup dan bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-

tempat tujuan itu.Menurut Hunziger dan krapf dari swiss dalam Grundriss Der

Allgemeinen Femderverkehrslehre, menyatakan pariwisata adalah keseluruhan

jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing

disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan

yang penting (major activity) yang memberi keuntungan yang bersifat

permanen maupun sementara.63

Pendapat di atas pada dasarnya adalah bahwa pariwisata itu motif

kegiatannya adalah untuk mengisi waktu luang, untuk bersenang-senang,

bersantai, studi, kegiatan Agama, dan mungkin untuk kegiatan olahraga.

Selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya

baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu

lama.

Menurut Prof. Salah Wahab bahwa pariwisata adalah suatu aktivitas

manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara

63

Soekardijo R.G, Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai “Systemic

Lingkage). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1997), h. 96.

Page 62: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri,

meliputi pendiaman orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu

mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang

dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.64

Dari pengertian di atas dapat diartika bahwa pariwisata adalah suatu

perjalanan yang dilakukan untuk rekreasi atau liburan, dan juga persiapan

yang dilakukan untuk aktivitas tersebut untuk mendapatkan kepuasan.

B. Sejarah Pariwisata Pulau Tidung

Sampai saat ini belum ada yang dapat memastikan secara tepat kapan

dimulainya pariwisata di Pulau Tidung, namun menurut Lurah Pulau Tidung

(Bunyamin S,Sos, MM) pariwisata di Pulau Tidung sudah ada sejak

pertengahan tahun 2009. Berawal dari salah seorang warga Pulau Tidung

yang kuliah di daratan Jakarta dan pada saat liburan ia membawa teman-

temannya yang kebetulan adalah para mahasiswa berlibur ke Pulau Tidung,

setelah para mahasiswa tersebut menikmati liburan di Pulau Tidung dan

mengamati bahwa Pulau Tidung punya potensi untuk dijadikan salah satu

objek wisata bahari. Dari situlah warga Pulau Tidung dan para mahasiswa

tersebut mempromosikan dengan cara mulut lewat mulut atau face to face.

Dari cara yang demikian pariwisata di Pulau Tidung terus mengalami

perkembangan dari tahun ke tahun. Satu tahun terakhir Pulau Tidung

dikunjungi lebih dari 2.000 wisatawan setiap akhir pekan (weekend) bahkan

bisa lebih jika libur panjang (long weekend).

64

Yoeti, Oka. A, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 1994), h. 166.

Page 63: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Letak geografis Pulau Tidung yang relatif dekat dengan daratan

Ibukota Jakarta. hanya membutuhkan waktu 2 sampai dengan 3 jam

perjalanan dari pelabuhan Muara Angke atau 1 jam dari Marina Ancol,

membuat wisatawan tidak perlu membuang waktu yang banyak dan biaya

yang tinggi untuk melakukan perjalanan wisata ke Pulau Tidung.65

Pulau Tidung dapat dijadikan alternatif wisata bahari di Kepulauan

Seribu, nuansa laut berwarna biru kehijauan dan lebih jauh biru dan biru

gelap pertanda laut dalam, pantai ini tidak berombak besar karena gugusan

karang dan terumbu karang yang mengelilingi mampu menahan ombak,

cukup aman untuk berenang. Ekosistem terumbu karang pulau ini masih

mempunyai keindahan yang cukup baik, khususnya apabila melakukan

kegiatan snorkeling atau diving. Bersepeda ria, memancing dan wisata

keliling pulau- pulau sekitarnya. Kegiatan penelitian juga sering dilakukan di

daerah ini.

C. Fasilitas Pariwisata di Pulau Tidung

Pulau Tidung merupakan salah satu objek pariwisata yang banyak

dikunjungi oleh para wisatawan baik domestik maupun mancanegara, dengan

panorama alam yang masih alami dan didukung oleh kesiapan sumber daya

manusia dan fasilitas penunjang yang dapat membuat pariwisata untuk

berlama-lama di Pulau yang mempunyai luas 106,90 hektare ini. Berikut

adalah fasilitas pariwisata yang ada di Pulau Tidung Kepulauan Seribu:

65

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 64: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

1. Kapal penyeberangan

Untuk sampai ke Pulau Tidung harus menggunakan kapal laut.

Banyak variasi kapal penyeberangan yang ditawarkan untuk sampai

kesana. Ada kapal ojek (kapal kayu) dengan harga ekomomis yaitu Rp.

35.000 per jiwa untuk sekali perjalanan dengan trayek Pulau Tidung–

Muara Angke dan sebaliknya dengan jarak tempuh 2,5 jam. Saat ini

tersedia kapal ojek sebanyak 5 kapal ojek yang berkapasitas rata-rata 150

sampai 200 penumpang dan melayani seperti KM. Kurnia , KM. Anterja,

KM. Cahaya Laut, KM. Zahro, KM. Bisma, KM. Trans Bahari, dan KM.

Batavia yang semuanya itu melayani trayek Pulau Tidung – Muara

Angke dan sebaliknya serta sesuai jadwal yang telah ditentukan oleh

Asosiasi Kapal Tradisional. Dan ada juga kapal cepat (speed boat)

dengan harga menengah ke atas yaitu Rp. 150.000 per jiwa untuk sekali

perjalanan dengan trayek Pulau Tidung–Ancol dan sebaliknya serta jarak

tempuhnya lebih cepat yaitu 1 jam. Kapal yang tersedia seperti Predator,

Tidung Ekspress, Michael, dan Evolution yang semuanya itu mempunyai

kapasitas masing-masing, mulai dari 15 sampai 75 penumpang. Jadwal

keberangkatan dan kepulangan untuk kapal ojek dan kapal cepat yaitu

pukul. 07.30 wib untuk hari biasa (senin-jum‟at) dan kapal yang tersedia

untuk akhir pekan (sabtu-minggu) yaitu 07.30 dan 13.00 wib.66

66

Wawancara langsung dengan Bapak Nasrullah, Ketua Asosiasi Kapal Tradisional Pulau

Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung.

Page 65: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Home stay

Home stay merupakan suatu jenis akomodasi yang berasal dari

rumah-rumah masyarakat yang telah ditingkatkan fasilitas dan sarananya,

sehingga memenuhi syarat-syarat kesehatan, yang disewakan kepada

wisatawan.67

Jangan berharap akan menemukan hotel berbintang di Pulau

terbesar di kawasan Kepulauan Seribu ini, penginapan yang ada hanyalah

berbentuk rumah-rumah penduduk atau home stay, tetapi cukup nyaman

dengan harga yang terjangkau. Sebuah home stay yang cukup bersih

dengan satu buah kamar tidur dapat disewa dengan harga sekitar Rp.

250.000 sampai Rp. 350.000 untuk dua hari satu malam.68

Seiring berjalannya pariwisata dan perkembangannya jumlah

home stay terus bertambah. Dari tahun 2009 hanya 20 home stay terus

mengalami peningkatan di tahun 2010 yakni 33 home stay dan

mengalami peningkatan yang signifikan di tahun 2011 yaitu 57 home

stay serta di tahun 2012 terus bertambah menjadi 64 home stay. Hal ini

terjadi karena terus bertambahnya wisatawan yang berkunjung ke Pulau

Tidung yang membuat permintaan akan tempat singgah terus

meningkat.69

67

Yoeti, Oka A, Dasar-dasar Pengertian Hopitaliti dan Pariwisata, (Bandung : Angkasa,

2010), h. 35.

68 Wawancara langsung dengan Bapak Asep Eman Surahman, pemilik Travel Tidung

Beach Tours, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung.

69 Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 66: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

3. Penginapan

Penginapan merupakan suatu jenis akomodasi yang diperuntukan

khusus untuk para wisatawan atau pengunjung untuk menginap dengan

fasilitas yang mendukung dan sesuai standart.70

Penginapan di Pulau Tidung bervariasi, dari harga yang rendah

sampai yang tinggi. Harga rendah yaitu Rp.350.000 per malam dengan

fasilitas kamar tidur 1 buah, AC, TV, kamar mandi 1 buah, dan kasur

tidur 3 buah dengan kapasitas 7 orang. Dan harga tinggi yaitu Rp.

800.000 per malam dengan kapasitas 20-25 orang. Fasilitasnya sepert:

kamar tidur 3 buah, AC, TV, kamar mandi 3 buah, dan kasur tidur 7

buah.71

Jumlah penginapan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan

dikarenakan jumlah wisatawan yang datang ke Pulau ini terus mengalami

peningkatan. Tahun 2009 tercatat penginapan di Pulau Tidung berjumlah

16 penginapan, angkat tersebut mengalami peningkatan di tahun 2010

yakni 22 penginapan. Seiring perkembangan pariwisata, jumlah

penginapan terus mengalami peningkatan menjadi penginapan 31 dan

jumlah itu terus meningkat menjadi 44 penginapan di tahun 2012.72

70

Oka A. Yoeti, Dasar-dasar Pengertian Hopitaliti dan Pariwisata, (Bandung : Angkasa,

2010), h. 54.

71 Wawancara langsung dengan Bapak Asep Eman Surahman, pemilik Travel Tidung

Beach Tours, pada tanggal 15 Oktpber 2012 di Pulau Tidung.

72 Wawancara langsung dengan Bapak Asep Eman Surahman, pemilik Travel Tidung

Beach Tours, pada tanggal 15 Oktpber 2012 di Pulau Tidung.

Page 67: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

4. Jembatan cinta

Jembatan di pulau yang berpenghuni sekitar 5000 jiwa ini terbuat

dari kayu panjang yang dibentangkan sepanjang 800 meter. Jembatan ini

menghubungkan Pulau Tidung Besar dengan Pulau Tidung Kecil.

Lautnya sendiri sangat jernih. Karang dan ikan warna warni bisa terlihat

begitu jelas dari atas jembatan tersebut. Warna hijau muda/tua dan biru

laut menjadi gradasi warna laut yang apik di sepanjang jembatan cinta.

Tidak hanya itu, cobalah bermain pasir putih dengan telanjang

kaki nampaknya bisa menambah eksotika di Pulau Tidung ini. Tidak

salah bila obyek wisata Jembatan Cinta di Pulau Tidung ini masuk

dalam jajaran wisata alam yang patut dikunjungi.

5. Permainan atau olahraga air

a. Diving

Diving adalah penyelaman dengan menggunakan peralatan

selam lengkap berupa fin, mask, tabung oksigen beserta regulator.

Teknik selam ini dapat digunakan pada kedalaman tertentu dari

permukaan dengan bantuan tabung pernapasan.73

Aktivitas diving biasanya dilakukan di sekitar Pulau Tidung

tepatnya di sebelah timur atau tanjungan timur Pulau Tidung. Belum

banyak yang menyewakan alat diving di Pulau Tidung karna harga

alat ini agak mahal. Alat ini disewakan dengan harga Rp. 500.000

73

M. M.Simpala, Tour Guide: Teori dan Praktek dalam Pariwisata, (Jakarta : Indie

Publishing, 2010), h. 29.

Page 68: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

per set dan pendamping sebagai instruktur dengan waktu lama 3-4

jam.74

b. Snorkeling

Snorkeling adalah suatu teknik menikmati pesona keindahan

dasar laut dengan menggunakan perlatan dasar selam berupa snarkle,

fin (kaki katak) dan mask (kacamata renang). Jenis penyelaman ini

dilakukan pada plaut dangkal karena tidak menggunakan alat bantu

pernafasan berupa tabung oksigen.Cara pemakaian alat ini adalah

dengan digigit pada mulut sehingga kita bisa bernafas melalui

mulut.75

Dengan pemandangan bawah laut yang menarik, membuat

para wisatawan yang datang ke Pulau Tidung melakukan kegiatan

snorkeling. Aktivitas ini biasa dilakukan di Pulau Tidung Kecil atau

antara Pulau Tidung Kecil dan Pulau Tidung. Snorkeling

kebanyakan dilakukan oleh para wisatawan dari pukul 13.00 wib

sampai dengan pukul 17.00 wib. Harga alat ini adalah Rp. 35.000 per

set.76

c. Banana boat

Banana boat merupakan olahraga air yang menggunakan

perahu karet tunggal berbentuk seperti pisang, dan ditarik oleh speed

74

Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung.

75 A.J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 86.

76 Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

Page 69: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

boat berkeliling pantai dalam waktu 15 menit. Kapasitas muatan

banana boat ini adalah maksimal 4 orang plus 1 orang instruktur

sebagai pendamping. Kita bisa minta diceburkan ke air selama boat

berjalan.

Permaianan air di pusatkan di tanjungan timur Pulau Tidung,

seperti halnya banana boat. Permainan air yang satu ini biasa

ditawarkan dengan harga Rp.35.000 per orang dengan durasi 15

menit.77

d. Canoe

Canoe adalah perahu panjang serta sempit, ujung haluan dan

buritannya tajam (untuk memudahkan mengubah haluan), dahulu

dapat dibuat dari batang pohon yg dilubangi seperti lesung.78

Permainan air yang satu ini banyak diminati dengan para

wisatawan karna berperahu sambil menikmati pemandangan pantai

Pulau Tidung. Harga sewa untuk canoe yaitu Rp. 35.000 per 30

menit.79

e. Jet sky

Jet sky merupakan salah satu olahraga air dengan

menggunakan sejenis boat luncur yang bentuknya mirip jet dengan

77

Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

78 M. M.Simpala, Tour Guide: Teori dan Praktek dalam Pariwisata, (Jakarta : Indie

Publishing, 2010), h. 33.

79 Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

Page 70: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

menggunakan penggerak mesin sehingga mampu berkecepatan

tinggi.80

Tidak banyak yang menyewakan permainan air yang satu ini

karna harga sewa yang terlalu mahal yaitu Rp. 150.000 per 15 menit.

Kalau pun ada yaitu para wisatawan kelas menengah ke atas.81

f. Donuts boat

Donuts boat adalah olahraga air yang menggunakan perahu

karet yang berbentuk bulat seperti kue donat, dan ditarik oleh speed

boat berkeliling pantai dalam waktu 15 menit. Kapasitas muatan

donuts boat ini adalah maksimal 2 orang.82

Permainan yang satu ini hampir sama dengan banana boat,

perbedaannya hanya pada bentuk perahu karetnya yang seperti kue

donat dan pada saat ditarik rasanya lebih ekstrim dibanding dengan

banana boat. Harga yang ditawarkan pun sama yaitu Rp. 35.000 per

15 menit.83

6. Kendaraan

Untuk mengelilingi Pulau Tidung dengan luas hampir 7 km

ini dapat dilakukan berjalan kaki, menyewa sepeda Rp.17.000/hari

80

A.J. Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), h. 67.

81 Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

82 Gamal Suwantoro, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta : Andi Publishing, 1997), h.

53.

83 Wawancara langsung dengan Bapak Amsir, pemilik Tidung Banana-agen permainan

air Pulau Tidung, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

Page 71: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

atau menyewa sepeda motor dengan harga sekitar Rp.50.000/hari.

Alternatif lainnya ialah dengan menumpang kendaraan umum berupa

motor becak roda tiga dengan tarif Rp.5.000/orang karna tidak ada

mobil di pulau ini.84

D. Kegiatan Wisata di Pulau Tidung

Banyak hal yang dapat dilakukan di pulau pariwisata berbasis

pemukiman ini. Mulai dari bersepeda, olahraga atau permainan air, outbound,

diving, snorkeling dan lain sebagainya. Namun para jasa pariwisata biasanya

melakukan kegiatan berdasarkan jadwal yang ditentukan dengan tujuan agar

kegiatan berwisata lebih nyaman dan pelayanan yang prima dapat terwujud.

Berikut adalah jadwal kegiatan berwisata di Pulau Tidung mulai dari

keberangkatan hingga kepulangan.

06.00 WIB - 07.00 WIB : Berkumpul di Muara Angke, menuju ke Pulau Tidung

09.00 WIB – 10.00 WIB : Tiba di Pulau Tidung dan Welcome Drink

10.00 WIB – 12.30 WIB : Menuju Home Stay dan Makan Siang

12.30 WIB – 16.00 WIB : Snorkling atau Diving ke Pulau-pulau Sekitar

16.00 WIB – 17.00 WIB : Ke Jembatan Cinta dan Permainan atau Olahraga Air

17.30 WIB – 18.00 WIB : Kembali ke Home Stay

:

84

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 72: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

18.00 WIB – 19.30 WIB Istirahat, Mandi, Sholat (bagi yang menunaikan)

19.00 WIB - 20.00 WIB : Makan Malam

21.00 WIB – 23.00 WIB : Bakar Ikan (Barbeqeu)

Hari Kedua

05.00 WIB – 06.30 WIB : Sholat Subuh dan Melihat Sunrise

07.00 WIB – 08.00 WIB : Sarapan (Break Fast)

08.30 WIB - 10.00 WIB : Keliling Pulau Tidung Besar dan Beli ole-ole

11.30 WIB - 12.00 WIB : Makan Siang, Packing dan menuju Pelabuhan Tidung

12.30 WIB – 15-30 WIB : Diperkirakan Tiba di Muara Angke.85

E. Dampak Pariwisata di Pulau Tidung

Dampak pariwisata adalah perubahan-perubahan yang terjaditerhadap

masyarakat sebagai komponen dalam lingkunganhidup sebelum ada kegiatan

pariwisata dan setelah ada kegiatan pariwisata.86

Dalam sebuah aktivitas pasti

mempunyai dampak dari aktivitas tersebut baik dampak positif amaupun

dampak negatif. Tentunya dari aktivitas pariwisata di Pulau Tidung tidak

sedikit berdampak positif dan berdampak negatif baik bagi masyarakat

maupun lingkungan sekitar. Berikut adalah dampak positif dan dampak

negatif pariwisata di Pulau Tidung:

85

Wawancara langsung dengan Bapak Asep Eman Surahman, pemilik Travel Tidung

Beach Tours, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung.

86 Bra Baskoro, Wisata Kota Jalan Jaksa: Sebuah Kajian Sosiologi Pariwisata,(Jakarta :

Koekoesan, 2010) h. 48.

Page 73: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

1. Dampak Positif

Dampak ekonomi pariwisata adalah perubahan terhadap

peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan serta produktivitas masyarakat

akibat aktivitas/kegiatan pariwisata.87

Indikatornya yaitu:

1) Kesempatan kerja adalah munculnya jenis pekerjaan/usaha baru di

kawasan wisata Pulau Tidung, seperti: menjadi pemandu wisata

(guide), jasa travel, catering dan usaha-usaha lain. Dari tahun ke

tahun jumlah pemandu wisata (guide) mengalami peningkatan.

Tahun 2009 bejumlah 24 orang, bertambah di tahun 2010 yakni 37

orang, di tahun 2011 bertambah menjadi 52 orang dan di tahun 2012

meningkat menjadi 78 orang. Jasa travel juga mengalami

peningkatan, tahun 2009 tercatat hanya 2 travel, lalu tahun 2010

bertambah menjadi 5 travel, kemudian tahun 2011 meningkat

signifikan menjadi 21 travel dan terus bertambah di tahun 2012 yaitu

32 travel. Jasa catering perkembangan dan peningkatannya sama

dengan jasa travel karna catering dan travel itu satu kesatuan dalam

satu paket travel. Jumlah tersebut terus bertambah dari tahun ke

tahun di karnakan kunjungan para wisatawan yang terus bertambah

dan membuat permintaan akan hal tersebut juga meningkat.88

87

Kusudianto Hadinoto, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata, (Jakarta : UI

Jakarta, 1996), h. 123.

88 Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 74: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2) Pendapatan adalah jumlah nilai uang yang diterima oleh seluruh

anggota keluarga bekerja dalam rupiah per bulan.89

Pendapatan

masyarakat Pulau Tidung meningkat tajam semenjak adanya

pariwisata yaitu rata-rata Rp. 2.000.000 per kapita pada tahun 2012.

Tercatat pada tahu 2011 masyarakat Pulau Tidung memiliki rata-rata

pengahasilan Rp. 1.300.000 per kapita, lebih kecil lagi ketika

pariwisata belum cukup dewasa berkembang di Pulau Tidung pada

tahun 2010, data mencatat bahwa pendapatan rata-rata masyarakat

disana yakni Rp. 900.000 per kapita. Tentunya jika melihat

kebelakang lagi yakni tahun 2009 pendapatan masyarakat di Pulau

yang mempunyai ikon jembatan cinta ini lebih kecil lagi, terdata Rp.

750.000 per kapita rata-rata pendapatan masyarakat pada tahun

tersebut.90

Ini menunjukkan bahwa pariwisata merupakan salah satu

instrumen meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

3) Harga lahan/tanah adalah nilai jual lahan sesuai luas yang ditempati

dalam rupiah per M2.91

Sebelum adanya pariwisata lahan/tanah di

Pulau Tidung berharga Rp. 25.000 per M2, hal tersebut mengalami

kenaikan harga semenjak dirintisnya pariwisata oleh masyarakat

89

Sjafri Sairin, Pengantar Ekonomi Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), h.

73.

90 Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

91 Sutrisno Hadi, Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup, (Jakarta: P.

Pertja, 1997), h. 99.

Page 75: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

pada tahun 1990 yakni Rp. 75.000 per M2. Terdata bahwa harga

tanah tersebut terus mengalami kenaikan di tahun 2010 yaitu

menjadi Rp. 90.000 per M2. Kenaikan yag cukup signifikan di tahun

2011, saat-saat puncaknya pariwisata di Pulau ini, harga tanah

menjadi Rp. 150.000 per M2. Kenaikan yang cukup drastis juga

terjadi pada tahun 2012, data menyebutkan bahwa nilai tanah di

Pulau Tidung mencapai harga Rp. 200.000-250.000 per M2.92

Data

tersebut menggambarkan bahwa efek pariwisata menjalar disegala

aspek, sampai nilai atau harga tanah pun terpengaruhi.

2. Dampak Negatif

Ada beberapa dampak negatif yang dilahirkan oleh adanya

pariwisata di Pulau Tidung, diantaranya:

1) Terjadinya kesenjangan pendapatan/kesejahteraan masyarakat antara

pelaku pariwisata dengan masyarakat lain yang tidak bersentuhan

dengan pariwisata secara langsung.

2) Dampak sosial pariwisata adalah pengaruh aktivitas/kegiatan

pariwisata terhadap terjadinya perubahan sosial yaitu gejala

berubahnya struktur sosial dalam masyarakat akibat aktivitas/kegiatan

pariwisata.93

Indikator: kesenjangan sosial adalah adanya jarak yang

terjadi di tengah-tengah masyarakat oleh perbedaan status sosial

92

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

93 Nadjamuddin Ramly, Pariwisata Berwawasan Lingkungan: Belajar dari Kawasan

Wisata Ancol, (Jakarta : Grafindo, 2007), h. 143.

Page 76: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

maupun status ekonomi masyarakat Pulau Tidung. Hal ini terlihat dari

gaya hidup masyarakat yang tinggi dan tidak sedikit masayarakat yang

mempunyai barang-barang mewah. Tidak hanya itu, tradisi gotong

royong masyarakat Pulau Tidung semakin lama semakin memudar.

Dahulu Pulau Tidung dikenal dengan masyarakatnya yang religius

dibandingkan dengan pulau-pulau lain yang ada di Kepulauan Seribu,

namun hal tersebut kini sudah tidak berlaku semenjaka adanya

pariwisata.

3) Dampak lingkungan fisik pariwisata adalah perubahan penurunan

kondisi kualitas lingkungan fisik permukiman diukur melalui

penyediaan dan perbaikan prasarana dan sarana dasar permukiman

akibat aktivitas/kegiatan pariwisata. Seperti ikon pariwisata Pulau

Tidung yaitu Jembatan Cinta yang tidak terurus dan kurang

diperhatikan, padahal Jembatan Cinta merupakan daya tarik

wisatawan yang ingin berkunjung ke Pulau Tidung. Tidak hanya itu,

rasa air tanah di Pulau Tidung yang dulu tawar kini sudah menjadi

payau bahkan asin di sebagian besar kawasan Pulau Tidung, ini

diakibatkan oleh pemakaian air tanah yang berlebihan dan ditambah

dengan para wisatawan yang datang menyebabkan persediaan air

tanah tidak cukup dan pohon-pohon untuk penyerapan sudah banyak

Page 77: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yang ditembangi untuk kepentingan lahan membuat penginapan atau

home stay, hal ini yang mengakibatkan air menjadi payau atau asin.94

4) Dampak pariwisata terhadap keagamaan.Dengan berkembangnya

pariwisata, maka akan ada dampak yang ditimbulkan dari aktivitas

pariwisata tersebut, tidak terkecuali adalah dampak terhadap aktivitas

keagamaan. Dampak-dampak tersebut diantaranya:95

a. Sebelum adanya pariwisata Pulau Tidung terkenal dengan Pulau

yang religius diantara pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu.

Kebiasaan-kebiasaan yang berbau keislaman dan sosial masih

kental, seperti shalat berjama‟ah yang ramai, setiap masuk waktu

maghrib tidak ada masyarakat yang keluar rumah atau berkeliaran,

dan hidup gotong royong terus dijunjung. Akan tetapi semenjak

adanya pariwisata dan seiring berjalannya waktu predikat tersebut

seakan pudar bahkan hilang, terbukti dengan semakin

berkurangnya masyarakat yang shalat berjama‟ah, masyarakat

sudah mulai acuh dan kurang menghargai waktu maghrib yang

merupakan kebiasaan masyarakat untuk tidak kelaur rumah dan

tidak melakukan aktivitas, dan mulai lunturnya jiwa

kegotongroyongan masyarakat.

94

Wawancara langsung dengan Bapak Bunyamin, S.Sos, MM, Lurah Pulau Tidung, pada

tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

95 Wawancara langsung dengan Bapak H. Rahmat Syamsudin, Ketua MUI Kepulauan

Seribu pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung.

Page 78: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

b. Aktivitas majelis taklim yang dilakukan kaum ibu setiap siang hari

(ba‟da zuhur) mengalami pengurangan jamaa‟ah dikarnakan ibu-

ibu yang biasa mengikuti majelis taklim kini menjadi juru masak

atau catering untuk para wisatawan. Apalagi hal tersebut terjadi di

hari sabtu dan minggu majelis taklim seakan sunyi dan hanya ada

beberapa ibu-ibu.

c. Bulan Ramadhan yang dianggap bulan penuh barokah dan fokus

untuk ibadah kini hanya sekedar dalam ingatan saja karna pada

bulan tersebut aktivitas wisata terus berlanjut sudah 5 tahun

belakangan ini. Hal tersebut akan mengganggu masyarakat Pulau

Tidung yang 100% muslim dalam melaksanakan ibadah puasa,

seperti: para wisatwan yang berlalu lalang di daerah pemukiman

dengan berpakaian serba mini akan berpotensi mengganggu ibadah

puasa masyarakat, dan aktivitas makan siang yang dilakukan para

wisatawan di luar rumah akan menggoda selera dan berpotensi

membatalkan puasa, apalagi anak-anak.

d. Pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha para wisatawan seakan

tidak bisa bertoleransi dengan masyarakat yang seluruhnya muslim.

Pada saat tersebut para wisatwan melakukan aktivitas wisata seperti

snorkling, bersepeda dan lain-lain, bahkan hal tersebut (bersepeda)

melalui jalur masjid. Hal tersebut tentu menggangu masyarakat

yang sedang shalat Idul Fitri dan Idul Adha.

Page 79: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

e. Tidak sedikit pasangan yang bukan muhrim tinggal dalam home

stay atau penginapan, tentunya hal ini tidak pantas dan tidak etis

terjadi di Pulau yang berpenduduk muslim ini. Jikalau hal ini terus

terjadi maka kemnungkinan ada hal-hal atau kejadian-kejadian

yang tidak diinginkan.

F. Tanggapan Masyarakat Tentang Pariwisata di Pulau Tidung

Masyarakat merupakan salah satu pilar utama dalam tumbuh dan

berkembangnya pariwisata di suatu daerah, karena pada dasarnya pilar

pariwisata itu terdiri dari: pertama pemerintah, kedua swasta dan ketiga

masyarakat, yang sering disebut tiga pilar utama pariwisata. Misalnya, setelah

pemerintah mengeluarkan kebijakan mengenai pengembangan pariwisata

yang diiringi dengan regulasinya tentunya. Kemudian pihak swasta yang

secara profesional menyediakan jasa pelayanan bagi pengembangan

pariwisata tersebut, maka tugas masyarakat adalah selain senantiasa

membangkitkan kesadaran tentang pentingnya pariwisata juga menumbuh-

kembangkan kreatifitas yang melahirkan berbagai kreasi segar yang

mengundang perhatian untuk kemudian menjadi daya pikat pariwisata.96

Menurut salah seorang tokoh masyarakat Pulau Tidung, bapak

Abdurrahman Misbak, pariwisata di Pulau Tidung merupakan salah satu

tongkat untuk mensejahterakan masyarakat. Perekonomian dan pendapatan

masyarakat meningkat yang akan berujung pada kesejahteraan masyarakat

tersebut. Akan tetapi kearifan lokal dan kelestarian lingkungan harus menjadi

96

Artikel Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata oleh Drs. Ahmad Zacky

Siradj, Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012

Page 80: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

perhatian bersama karna melihat fenomena yag ada sungguh cukup

memprihatinkan terutama terhadap lingkungan, pohon-pohon banyak yang

ditebangi dan tidak diimbangi dengan penghijauan, hal ini berakibat pada

kualitas tanah dan air di Pulau yang memiliki ikon jembatan cinta ini menjadi

payau atau asin.97

Menurut penyedia jasa atau travel wisata Pulau Tidung, Asep Eman

Surahman, ada beberapa aspek yang terjadi di masyarakat Pulau Tidung,

yaitu:

1. Masih adanya stigma pandangan bahwa pariwisata dapat mempengaruhi

kehidupan yang kurang baik atau akan berpengaruh buruk pada proses

pembentukkan moral masyarakat. Sebagaimana kita ketahui, bahwa

melalui pariwisata terjadi proses akulturasi budaya yang sesungguhnya

juga di balik itu semua banyak memberikan nilai tambah.

2. Kurang tumbuhnya sikap masyarakat untuk melindungi dan memberikan

pelayanan kepada para turis minimal dengan mengucapkan selamat dan

memberi senyuman sehingga masih terjadi insiden-insiden ketidakamanan

di Pulau Tidung yang menjadi destinasi obyek wisata.

3. Belum terbentuknya sikap dan cara pandang bahwa pariwisata, seperti

banyak terbukti di berbagai daerah dan negara, menjanjikan pula bagi

terwujudnya masyarakat yang sejahtera.98

97

Wawancara langsung dengan Bapak Abdurrahman Misbak, Tokoh Masyarakat Pulau

Tidung pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung

98 Wawancara langsung dengan Bapak Asep Eman Surahman, pemilik Travel Tidung

Beach Tours, pada tanggal 15 Oktober 2012 di Pulau Tidung.

Page 81: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB V

PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM

PENANGGULANGAN DAMPAK PARIWISATA TERHADAP

KEHIDUPAN KEAGAMAAN DI PULAU TIDUNG KEPULAUAN SERIBU

A. Sejarah Singkat MUI Kepulauan Seribu

Majelis Ulama Indonesia adalah wadah atau majelis yang

menghimpun para ulama,zuama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk

menyatukan gerak dan langkah-langkah umat Islam Indonesia dalam

mewujudkan cita-cita bersama. Majelis Ulama Indonesia berdiri pada tanggal

7 Rajab 1395 H, bertepatan dengan tanggal 26 Juli 1975 di Jakarta, sebagai

hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu'ama

yang datang dari berbagai penjuru tanah air.

Momentum berdirinya MUI bertepatan ketika bangsa Indonesia

tengah berada pada fase kebangkitan kembali, setelah 30 (tiga puluh) tahun

merdeka, di mana energi bangsa telah banyak terserap dalam perjuangan

politik kelompok dan kurang peduli terhadap masalah kesejahteraan rohani

umat.

Ulama Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa mereka adalah

pewaris tugas-tugas para Nabi (Warasatul Anbiya). Maka mereka terpanggil

untuk berperan aktif dalam membangun masyarakat melalui wadah MUI,

seperti yang pernah dilakukan oleh para ulama pada zaman penjajahan dan

perjuangan kemerdekaan. Di sisi lain umat Islam Indonesia menghadapi

tantangan global yang sangat berat. Kemajuan sains dan teknologi yang dapat

Page 82: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

menggoyahkan batas etika dan moral, serta budaya global yang didominasi

Barat, serta pendewaan kebendaan dan pendewaan hawa nafsu yang dapat

melunturkan aspek religiusitas masyarakat serta meremehkan peran agama

dalam kehidupan umat manusia.

Selain itu kemajuan dan keragaman umat Islam Indonesia dalam alam

pikiran keagamaan, organisasi sosial dan kecenderungan aliran dan aspirasi

politik, sering mendatangkan kelemahan dan bahkan dapat menjadi sumber

pertentangan di kalangan umat Islam sendiri.

Begitu pula dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan

Seribu. Organisasi para ulama di Kepulauan Seribu ini didirikan pada tanggal

25 Mei 2000 bertepatan dengan 13 Robiul Awal 1432 H di Pulau Tidung

Kepulauan Seribu. Organisasi ini terdiri dari para ulama, tokoh agama dan

para ustadz yang ada di Kepulauan Seribu dan kantor kesekretariatannya

beralamat di Jl. Masjid Nurul Huda RT 002/002 Kelurahan Pulau Tidung

Kecamatan Kepulauan Seribu Selatan Kabupaten Administrasi Kepulauan

Seribu. Adapun yang melatarbelakangi didirikannya MUI di Kepulauan

Seribu adalah sebagai wadah pembimbing dan pelayan umat Islam yang ada

di Kepulauan Seribu sekaligus sebagai tempat curahan hati masyarakat

mengenai persoalan-persoalan yang ada di Kepulauan Seribu khususnya

persoalan keagamaan, karena melihat fenomena bahwa Pulau Seribu adalah

salah satu daerah tujuan pariwisata yang ada di Jakarta. Tentu hal tersebut

memungkinkan adanya pergeseran atau perubahan kehidupan masyarakat,

mulai dari kehidupan sosial, ekonomi, budaya bahkan kehidupan keagamaan.

Page 83: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Melihat hal tersebut di atas, kehadiran MUI sangat dibutuhkan sebagai

sebuah organisasi kepemimpinan umat Islam yang bersifat kolektif dalam

rangka mewujudkan silaturrahmi, demi terciptanya persatuan dan kesatuan

serta kebersamaan umat Islam di Kepulauan Seribu.

Sampai saat ini MUI Kepulauan Seribu di pimpin oleh H. Rahmat

Syamsudin. Beliau memimpin selama 2 (dua) periode. Ini membuktikan

bahwa beliau adalah sosok ulama yang keberadaannya sangat dibutuhkan

oleh masyarakat.

B. Visi, Misi, Tujuan, Orientasi dan Peran

1. Visi

Visi diartikan sebagai keputusan dan komitmen manajemen puncak

terhadap posisi yang ingin dicapai oleh suatu organisasi pada satu waktu

tertentu di masa depan.99

Visi yang diusung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan

Seribu yaitu terciptanya kondisi kehidupan kemasyarakatan dan

keagamaan yang baik, memperoleh ridho dan ampunan Allah SWT

(baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur) menuju masyarakat yang

berkualitas (khaira ummah) demi terwujudnya kejayaan Islam dan kaum

muslimin (izzul Islam wal-muslimin).

2. Misi

Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud

organisasi. Misi suatu organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar

99

Sondang Siagian, Manajemen Internasional, (Jakarta : PT. BumiAksara, 2004), cet-1,

h. 175.

Page 84: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

yang membedakan satu organisasi dari organisasi-organisasi yang lainnya.

Misi merupakan perwujudan dasar filsafat para pembuat keputusan

strategik organisasi.100

Adapun Misi yang diusung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI)

Kepulauan Seribu adalah sebagai Berikut:

1. Menggerakkan kepemimpinan dan kelembagaan umat secara efektif

dengan menjadikan ulama sebagai panutan (qudwah hasanah), sehingga

mampu mengarahkan dan membina umat Islam di Kepulauan Seribu

dalam menanamkan dan memupuk aqidah Islamiyah, serta menjalankan

syariah Islamiyah;

2. Melaksanakan dakwah Islam, amar ma'ruf nahi mungkar dalam

mengembangkan akhlak karimah agar terwujud masyarakat berkualitas

(khaira ummah) dalam berbagai aspek kehidupan;

3. Mengembangkan ukhuwah Islamiyah dan kebersamaan dalam

mewujudkan persatuan dan kesatuan umat Islam di Kepulauan Seribu.

3. Tujuan

Dalam perjalanannya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan

Seribu berusaha menjalankan peran dan fungsi dengan tujuan untuk

memberikan bimbingan dan tuntunan kepada umat Islam dalam

mewujudkan kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah

SWT dengan memberikan nasihat dan fatwa mengenai masalah

keagamaan dan kemasyarakatan kepada Pemerintah dan masyarakat,

100

Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2003), cet. ke-18, h. 108.

Page 85: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

meningkatkan kegiatan bagi terwujudnya ukhwah Islamiyah dan

kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan

kesatuan masyarakat Kepulauan Seribu serta menjadi penghubung antara

ulama dan umaro (pemerintah) dan penterjemah timbal balik antara umat

dan pemerintah guna meningkatkan hubungan serta kerjasama antar

organisasi, lembaga Islam dan cendekiawan muslimin dalam memberikan

bimbingan dan tuntunan kepada masyarakat khususnya umat Islam dengan

mengadakan konsultasi dan informasi secara timbal balik.

4. Orientasi

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Seribu seperti halnya

MUI Pusat mempunyai sembilan orientasi perkhidmatan, yaitu:

1) Diniyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

mendasari semua langkah dan kegiatannya pada nilai dan ajaran Islam

yang kaffah.

2) Irsyadiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan dakwah

wal irsyad, yaitu upaya untuk mengajak umat manusia kepada

kebaikan serta melaksanakan amar makruf dan nahi munkar dalam arti

yang seluas-luasnya. Setiap kegiatan Majelis Ulama Indonesia

dimaksudkan untuk dakwah dan dirancang untuk selalu berdimensi

dakwah.

Page 86: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

3) Istijabiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

berorientasi istijabiyah, senantiasa memberikan jawaban positif dan

responsif terhadap setiap permasalahan yang dihadapi masyarakat

melalui prakarsa kebajikan (amal saleh) dalam semangat berlomba

dalam kebaikan (istibaq fi al-khairat).

4) Huirriyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan

independen yang bebas dan merdeka serta tidak tergantung maupun

terpengaruh oleh pihak-pihak lain dalam mengambil keputusan,

mengeluarkan pikiran, pandangan dan pendapat.

5) Ta‟awuniyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

mendasari diri pada semangat tolong menolong untuk kebaikan dan

ketakwaan dalam membela kaum dhu'afa untuk meningkatkan harkat

dan martabat, serta derajat kehidupan masyarakat. Semangat ini

dilaksanakan atas dasar persaudaraan di kalangan seluruh lapisan umat

Islam (ukhuwwah Islamiyah). Ukhuwah Islamiyah ini merupakan

landasan bagi Majelis Ulama Indonesia untuk mengembangkan

persaudaraan kebangsaan (ukhuwwah wathaniyyah)dan memperkukuh

persaudaraan kemanusiaan (ukhuwwah basyariyyah).

Page 87: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

6) Syuriyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

menekankan prinsip musyawarah dalam mencapai permufakatan

melalui pengembangan sikap demokratis, akomodatif dan aspiratif

terhadap berbagai aspirasi yang tumbuh dan berkembang di dalam

masyarakat.

7) Tasamuh

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

mengembangkan sikap toleransi dan moderat dalam menghadapi

masalah-masalah khilafiyah.

8) Qudwah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

mengedepankan kepeloporan dan keteladanan melalui prakarsa

kebajikan yang bersifat perintisan untuk kemaslahatan umat.

9) Addualiyah

Majelis Ulama Indonesia merupakan wadah perkhidmatan yang

menyadari dirinya sebagai anggota masyarakat dunia yang ikut aktif

memperjuangkan perdamaian dan tatanan dunia sesuai dengan ajaran

Islam.

Page 88: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

5. Peran

Peran merupakan beberapa tingkah laku yang diharapkan dimiliki

oleh seseorang yang berkedudukan di masyarakat dan harus

dilaksanakan.101

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kepulauan Seribu mempunyai

lima peran, yaitu:

1) Sebagai pewaris tugas-tugas para Nabi (warasat al-anbiya)

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai ahli waris tugas-tugas

para Nabi, yaitu menyebarkan ajaran Islam serta memperjuangkan

terwujudnya suatu kehidupan sehari-hari secara arif dan bijaksana

berdasarkan Islam. Sebagai waratsatu al-anbiyaa (ahli waris tugas-tugas

para nabi), Majelis Ulama Indonesia menjalankan fungsi kenabian an-

nubuwwah) yakni memperjuangkan perubahan kehidupan agar berjalan

sesuai ajaran Islam, walaupun dengan konsekuensi akan menerima

kritik, tekanan, dan ancaman karena perjuangannya bertentangan

dengan sebagian tradisi, budaya, dan peradaban manusia.

2) Sebagai pemberi fatwa (mufti)

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pemberi fatwa bagi

umat Islam baik diminta maupun tidak diminta. Sebagai lembaga

pemberi fatwa Majelis Ulama Indonesia mengakomodasi dan

menyalurkan aspirasi umat Islam Indonesia yang sangat beragam aliran

paham dan pemikiran serta organisasi keagamaannya.

101

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1998), h. 667.

Page 89: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

3) Sebagai pembimbing dan pelayan umat (ra‟iy wa khadim al ummah)

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pelayan umat (khadim

al-ummah), yaitu melayani umat dan bangsa dalam memenuhi harapan,

aspirasi dan tuntutan mereka. Dalam kaitan ini, Majelis Ulama

Indonesia senantiasa berikhtiar memenuhi permintaan umat, baik

langsung maupun tidak langsung, akan bimbingan dan fatwa

keagamaan. Begitu pula, Majelis Ulama Indonesia berusaha selalu

tampil di depan dalam membela dan memperjuangkan aspirasi umat

dan bangsa dalam hubungannya dengan pemerintah.

4) Sebagai penegak amar ma‟ruf dan nahi munkar

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai wahana penegakan

amar makruf nahyi munkar, yaitu dengan menegaskan kebenaran

sebagai kebenaran dan kebatilan sebagai kebatilan dengan penuh

hikmah dan istiqamah. Dengan demikian, Majelis Ulama Indonesia

juga merupakan wadah berhidmatan bagi pejuang dakwah mujahid

dakwah) ang senantiasa berusaha merubah dan memperbaiki keadaan

masyarakat dan bangsa dari kondisi yang tidak sejalan dengan ajaran

Islam menjadi masyarakat dan bangsa yang berkualitas khairu ummah)

5) Sebagai pelopor gerakan pembaharuan (al-tajdid)

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai pelopor tajdid yaitu

gerakan pembaruan pemikiran Islam.

6) Sebagai pelopor gerakan ishlah

Page 90: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Majelis Ulama Indonesia berperan sebagai juru damai terhadap

perbedaan yang terjadi di kalangan umat. Apabila terjadi perbedaan

pendapat di kalangan umat Islam maka Majelis Ulama Indonesia dapat

menempuh jalan al-jama'u wat taufiq (kompromi dan persesuaian) dan

tarjih (mencari hukum yang lebih kuat). Dengan demikian diharapkan

tetap terpelihara semangat persaudaraan (ukhuwwah) di kalangan umat

Islam Indonesia.

Karna MUI Kepulauan Seribu masuk dalam level kabupaten

atau kota jadi tidak mempunyai wewenang untuk membuat fatwa, akan

tetapi MUI Kepulaua Seribu mempunyai wewenang untuk

mengusulkan atau merekomendasikan fatwa kepada MUI Provinsi DKI

Jakarta yang selanjutnya akan dibahas dan digodok serta diputuskan

oleh MUI Provinsi DKI Jakarta untuk dijadikan fatwa atau tidak. Andai

pun MUI Kepulauan Seribu bisa mengeluarkan fatwa hanya pada

persoalan kecil saja, seperti fatwa makanan kripik sukun dan lain-lain.

Atau lebih jelasnya MUI Kepulauan Seribu hanya mempunyai

wewenang untuk melakukan Bathsul Masail (pembahasan masalah-

masalah kekinian yang berkembang di masyarakat dengan berpedoman

pada Al-Qur‟an dan Al-Hadits dan Kutab At-Turats para mujtahid

terdahulu).102

102

Wawancara langsung dengan Bapak H. Rahmat Syamsudin, Ketua MUI Kepulauan

Seribu, pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung

Page 91: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

C. Struktur Organisasi

Berdasarkan surat keputusan Dewan Pimpinan Majelis Ulama

Indonesia Provinsi DKI Jakarta nomor: 013/SK/MUI-DKI/XII/2009. Susunan

pengurus MUI Kepulauan Seribu masa bhakti 2009-2014 adalah sebagai

berikut:103

Pelindung/Pembina : Bupati Kabupaten Adm. Kepulauan Seribu

Dewan Pertimbangan : 1. Wakil Bupati Kabupaten Adm.

Kepulauan Seribu

2. Sekretaris Kabupaten Adm. Kepulauan

Seribu

3. Asisten. Kesmas Kabupaten Adm.

Kepulauan Seribu

4. Kepala Sudin Sosial Kabupaten Adm.

Kepulauan Seribu

5. Kepala Kandepag. Kabupaten Adm.

Kepulauan Seribu

Dewan Pimpinan

Ketua Umum : Ustadz. H. Rahmat Syamsudin

Ketua I : Ustadz. H. Nurjali

Ketua II : Ustadz. Ali Ahmad

Ketua III : Ustadz. Khatib

103

Surat Keputusan Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia Provinsi DKI Jakarta

Nomor 013/SK/MUI-DKI/XII/2009 Tentang Pengukuhan Pengurus MUI Kepulauan Seribu Masa

Bhakti 2009-2014

Page 92: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Ketua IV : Ustadz. Abdul Hakim, S.Ag

Sekretaris Umum : Drs. Mawardi

Sekretaris I : H. Asyuroh

Sekretaris II : Kamarudin, S.Pd

Sekretaris III : Rohmat, S.Ag

Sekretaris IV : Ustadz. Zamzami

Bendahara : Sumarno, M. Amin, S.Pd.I

Wakil Bendahara : H. Sadikin

Anggota : 1. Ustadz. A.A. Manaf

2. Baejuri

3. M. Ayub

4. H. Asmawi

5. Dra. Zakiyah

6. Fudholi

7. Maskur

8. Dra. Khadijah

10. Marhali

11. Mahfudz

D. Harapan Masyarakat Terhadap MUI Kepulauan Seribu

Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang masyarakat Pulau Tidung

mempunyai kompetensi dan kredibilitas serta mempunyai peran masyarakat

akan menjadi problem solver bagi permasalahan yang ada. Karna menurut

Page 93: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Gross. Masson dan A. W. Mc Eachern sebagaimana dikutip oleh David Barry

mendefinisikan peran sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan

pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.104

Berikut ini

adalah harapan-harapan masyarakat terhadap MUI:

1. Menjadi tempat curahat hati masyarakat terkait permasalahan yang ada

khususnya soal keagamaan.

2. Mampu menjadi mediator kepada pihak pemerintah terkait keluhan

masyarakat terkait persoalan keagamaan yang ada.

3. Menjadi problem solver dan pembimbing ditengah masyarakat yang

sedang mengalami era globalisasi dan perkembangan pariwisata.105

E. Upaya-upaya yang di Lakukan MUI Kepulauan Seribu

Ada beberapa upaya yang dilakukan MUI Kepulauan Seribu dalam

upaya untuk mencegah dampak pariwisata, diantaranya:106

1. Melakukan ceramah dan sosialisasi ke majelis taklim-majelis taklim ibu-

ibu tentang peran majelis taklim di zaman global. MUI Kepulauan Seribu

bekerja sama dengan pihak pemerintah Pulau Tidung. Harapannya adalah

agar kaum ibu selalu istoqomah menuntut ilmu meskipun dengan kondisi

lingkungan yang sudah berubah dengan hiruk-pikuk aktivitas pariwisata.

104

N. Gross, W. S. Masson, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis,

dalam David Barry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi,Cet. Ke-3, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1995), h. 99.

105 Pernyataan langsung H. Dja‟far Arsy (Tokoh Masyarakat) Pulau Tidung, 12 Januari

2013 di Pulau Tidung.

106 Wawancara langsung dengan Bapak H. Rahmat Syamsudin, Ketua MUI Kepulauan

Seribu, pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung

Page 94: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Memberikan rekomendasi kepada pihak pemerintah kelurahan Pulau

Tidung untuk memberhentikan sementara aktivitas pariwisata di Bulan

Ramadhan, karna tidak sedikit masyarakat yang merasa ibadah puasanya

terganggu dan kurang khusu‟ karena di daerah pemukiman warga banyak

mempertontonkan aktivitas-aktivitas yang berpotensi membatalkan pahala

puasa, seperti para wisatwan yang makan siang di luar rumah yang bisa

menggoda orang yang berpuasa apalagi anak-anak dan berpakaian minim

di daerah pemukiman.

3. Melakukan koordinasi dan berdiskusi dengan pemerintah dan masyarakat

dalam rangka menghadapi hari raya Idul Fitri yaitu dengan membuat

peraturan bahwa aktivitas pariwisata dihentikan pada hari pertama Idul

Fitri dari pukul 06.00-12.00 wib. Hal ini bertujuan agar masyarakat lebih

khusyu” dan khidmat dalam merayakan Idul Fitri.

4. Melakukan bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum

menyewakan penginapan yang dihuni oleh beberapa laki-laki dan

perempuan yang belum menikah dalam satu rumah.

Fatwa ini dikeluarkan oleh komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu dalam rapatnya pada tanggal

17 Sya‟ban 1431 H bertepatan dengan tanggal 29 Juli 2010 M. Fatwa ini

dibuat karena melihat realita di Pulau Tidung yang semakin berkembang

pariwisatanya dan semakin banyak pula penginapan yang disediakan untuk

para wisatawan yang belum jelas status perkawinannya. Dalam fatwa

tersebut berisi bahwa Pada dasarnya sewa menyewa itu di halalkan asalkan

Page 95: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

jelas manfaatnya, (termasuk menyewakan rumah dan fasilitasnya seperti

air, tempat tidur, dan lain-lain) akan tetapi menyewakan rumah atau

penginapan yang dihuni oleh beberapa laki-laki dan perempuan yang

belum menikah dalam satu rumah akan mengakibatkan berbaurnya antara

laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim maupun bukan suami-isteri

yang diharamkan oleh agama sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

وا/را أحود ى أحدكن باهرأة فإى الشيطاى ثالث ال يخل

Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kamu berkhalwat (menyendiri,

berduaan) dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan akan

menjadi orang ketiga di antara mereka berdua.” (HR. Ahmad).

Fatwa ini dikeluarkan untuk para wisatawan yang berkunjung ke Pulau

Tidung dan para pemilik penginapan atau home stay agar membuat aturan

yang sesuai dengan ajaran syariat Islam, seperti memisahkan antara rumah

sewa (kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan lain-lain) yang untuk dihuni

kaum laki-laki dengan yang dihuni perempuan, mengharuskan berpakaian

sopan dan menutup aurat.

Fatwa ini disosialisasikan melalui para pemilik travel wisata Pulau Tidung

dan para pemilik penginapan atau home stay serta masyarakat Pulau

Tidung dengan cara menempel stiker dan spanduk.

5. Melakukan bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum

menyewakan kapal untuk snorkeling/diving. Persoalan tersebut dibahas

oleh komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Administrasi

Page 96: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Kepulauan Seribu dalam rapatnya pada tanggal 17 Sya‟ban 1431 H

bertepatan dengan tanggal 29 Juli 2010 M.

Pada dasarnya menyewakan kapal laut untuk diving/menyelam dll

hukumnya halal, tetapi bila tidak diatur sehingga terjadi percampuran

antara laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim/suami isteri hukumnya

haram. Apalagi melihat kenyataan bahwa pakaian menyelam itu sangat

ketat sehingga menggambarkan lekuk-lekuk tubuh orang yang

memakainya bahkan cenderung terbuka. Orang yang seperti inilah di

antara yang dimaksudkan oleh Rasulullah SAW dalam hadis beliau yang

berbunyi:

ن سياط م هع وا ق ل الار لن أر سلن صفاى هي أ علي صلى الل قال رسل الل

ساء ا الاس هسلنكاسيات عارياتكأذاب البقر يضربى ب ا ...../ر

Artinya: “Rasulullah SAW bersabda: Ada dua golongan penghuni neraka

yang belum pernah aku lihat. Pertama kaum yang memiliki cambuk seperti

ekor sapi yang mereka gunakan untuk memukuli manusia, dan wanita yang

berpakaian tetapi telanjang.”(HR. Muslim)

Yang dimaksud wanita berpakaian tetapi telanjang adalah karena pakaian

tipis tembus pandang atau bisa juga tebal tetapi ketat menggambarkan

lekuk tubuh mereka.

Sebab jika tidak dibuat aturan sedemikian rupa dikhawatirkan si penyewa

kapal menjadi termasuk orang yang membantu dan memfasilitasi

kemaksiatan yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya.

Page 97: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Fatwa ini dipublikasikan kepada travel-travel wisata yang ada di Pulau

Tidung dan para pemilik kapal snorkeling/diving serta kepada masyarakat

Pulau Tidung melalui surat dan lampiran fatwa.

6. Merespon realita yang ada di Pulau Tidung seperti para wisatwan yang

berpakaian minim di daerah pemukiman, MUI Kepulauan Seribu membuat

himbauan melalaui spanduk dan stiker yang di pasang di setiap penginapan

dan home stay serta tempat-yempat strategis lainnya dengan bertuliskan

“sebaiknya anda berpakaian sopan di wilayah pemukiman”. Upaya

tersebut diharapkan mampu memberikan peringatan dan teguran kepada

para wisatawan agar berpakaian yang sopan dan lebih menyesuai dengan

lingkungan sekitar.

F. Hambatan-hambatan

Dalam melakukan ataua mengupayakan sesuatu pasti ada halangan

atau hambatan yang menganggu berjalannya aktivitas atau kegiatan yang

dilakukan. Seperti halnya MUI Kepulauan Seribu dalam melakukan upaya-

upaya dalam rangka menanggulangi dampak pariwisata, diantaranya:107

1. Kompleksitas persoalan yang ada di Pulau Tidung membuat MUI

Kepulauan Seribu agak kesulitan melakukan sesuatu. Seperti persoalan

lingkungan, masyarakat, kearifan lokal, keamanan, kebersihan dan lain

lain.

107

Wawancara langsung dengan Bapak H. Rahmat Syamsudin, Ketua MUI Kepulauan

Seribu, pada tanggal 30 September 2012 di Pulau Tidung

Page 98: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

2. Sikap apatis masyarakat terhadap permasalahan yang di timbulkan oleh

pariwisata membuat MUI Kepulauan Seribu kurang mendapat dukungan

penuh dalam membuat fatwa.

3. Mulai lunturnya jiwa kesolidan masyarakat dan sikap materialistis

membuat MUI Kepulauan Seribu agak kesulitan melakukan sesuatu karna

semua diukur dan dinilai denga rupiah.

4. Minimnya koordinasi, komunikasi dan sinkronisasi antara MUI

Kepulauan Seribu dengan Pemerintah setempat dalam hal ini adalah

Lurah Pulau Tidung membuat MUI agak terbatas dalam melakukan dan

merumuskan sesuatu.

Page 99: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan analisis, penulis dapat menyimpulkan bahwa:

1. Dampak-dampak negatif yang ditimbulkan dari adanya pariwisata

terhadap aktivitas keagamaan di Pulau Tidung meliputi hal-hal sebagai

berikut:

a. Sebelum adanya pariwisata Pulau Tidung terkenal dengan Pulau yang

religius diantara pulau-pulau yang ada di Kepulauan Seribu, akan tetapi

semenjak adanya pariwisata dan seiring berjalannya waktu predikat

tersebut seakan pudar bahkan hilang.

b. Aktivitas majelis taklim yang dilakukan kaum ibu setiap siang hari

(ba‟da zuhur) mengalami pengurangan jamaa‟ah dikarnakan ibu-ibu

yang biasa mengikuti majelis taklim kini menjadi juru masak atau

catering untuk para wisatawan. Apalagi hal tersebut terjadi di hari sabtu

dan minggu majelis taklim seakan sunyi dan hanya ada beberapa ibu-

ibu.

c. Bulan Ramadhan yang dianggap bulan penuh barokah dan fokus untuk

ibadah kini hanya sekedar dalam ingatan saja karna pada bulan tersebut

aktivitas wisata terus berlanjut sudah 5 tahun belakangan ini. Hal

tersebut akan mengganggu masyarakat Pulau Tidung yang 100%

muslim dalam melaksanakan ibadah puasa, seperti: para wisatwan yang

berlalu lalang di daerah pemukiman dengan berpakaian serba mini akan

Page 100: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

berpotensi mengganggu ibadah puasa masyarakat, dan aktivitas makan

siang yang dilakukan para wisatawan di luar rumah akan menggoda

selera dan berpotensi membatalkan puasa, apalagi anak-anak.

d. Pada saat shalat Idul Fitri dan Idul Adha para wisatawan seakan tidak

bisa bertoleransi dengan masyarakat yang seluruhnya muslim. Pada saat

tersebut para wisatwan melakukan aktivitas wisata seperti snorkling,

bersepeda dan lain-lain, bahkan hal tersebut (bersepeda) melalui jalur

masjid. Hal tersebut tentu menggangu masyarakat yang sedang shalat

Idul Fitri dan Idul Adha.

e. Tidak sedikit pasangan yang bukan muhrim tinggal dalam home stay

atau penginapan, tentunya hal ini tidak pantas dan tidak etis terjadi di

Pulau yang berpenduduk muslim ini. Jikalau hal ini terus terjadi maka

kemnungkinan ada hal-hal atau kejadian-kejadian yang tidak

diinginkan.

2. Peranan atau upaya-upaya yang sudah dilakukan Majelis Ulama Indonesia

(MUI) Kepulauan Seribu dalam menanggulangi dampak pariwisata di

Pulau Tidung diantanya adalah:

a. Membahas bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum

menyewakan penginapan yang dihuni oleh beberapa laki-laki dan

perempuan yang belum menikah atau bukan muhrim dalam satu

rumah.

b. Membahas bathsul masail serta memfatwakan tentang hukum

menyewakan kapal untuk snorkeling/diving.

Page 101: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

c. Merespon realita yang ada di Pulau Tidung seperti para wisatwan

yang berpakaian minim di daerah pemukiman, MUI Kepulauan Seribu

membuat himbauan melalaui spanduk dan stiker yang di pasang di

setiap penginapan dan home stay serta tempat-tempat strategis lainnya

dengan bertuliskan “sebaiknya anda berpakaian sopan di wilayah

pemukiman”.

d. Melakukan koordinasi dan berdiskusi dengan pemerintah dan

masyarakat dalam rangka menghadapi hari raya Idul Fitri yaitu

dengan membuat peraturan bahwa aktivitas pariwisata dihentikan

pada hari pertama Idul Fitri dari pukul 06.00-12.00 wib. Hal ini

bertujuan agar masyarakat lebih khusyu” dan khidmat dalam

merayakan Idul Fitri.

B. Saran

Setelah melakukan beberapa pengamatan tentang peranan da berbagai

upaya yang dilakukan MUI Kepulauan Seribu dalam menanggulangi dampa

pariwisata di Pulau Tidung, penulis dapat memberikan beberapa

saran,diantaranya:

a. Memaksimalkan kembali peran MUI sebagai organisasi yang mampu

memberikan solusi dan manfaat bagi masyarakat karna melihat peran

MUI 2 tahun belakangan ini agak meredup dan masyarakat merasa

kehilangan wadah atau tempat untuk berbagi cerita dan nasihat serta

pemberi solusi

Page 102: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

b. Lebih diperluas media untuk mensosialisasikan sebuah fatwa atau

himbauan agar seluruh elemen masyarakat mengetahui dan memahami,

dan metode dalam mensosialisasikan fatwa atau himbauan lebih dikemas

secara unik dan modern agar masyarakat cepat mengetahui dan

memahaminya.

c. Memperbaiki hubungan dan komunikasi MUI dengan pemerintah, dalam

hal ini adalah pemerintah kelurahan Pulau Tidung agar dalam membuat

sebuah fatwa atau merekomendasikan sesuatu lebih mudah dan efektif.

Karna melihat fenomena hubungan dan koordianasi antara MUI dan

pemerintah kelurahan masih kurang baik bahkan terjadi disharmonisasi

dan juga terjadi kesalahan peran dalam kehidupan masyarakat.

Page 103: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DAFTAR PUSTAKA

A.J, Mulyadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010).

Ardianto, Elvinaro, Metodolgi Penelitian Untuk Public Relations, Kualitatif dan

Kuantitatif (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2010).

Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 1998).

Artikel Peran Masyarakat Dalam Pengembangan Pariwisata oleh Drs. Ahmad

Zacky Siradj, Diakses pada tanggal 29 Oktober 2012.

Batavia.co.id, Ferry Kisihandi, Thoyib Syahputra: Meredam Lunturnya Nilai

Agama, Diakses pada 14 Oktober 2011.

Bra, Baskoro, Wisata Kota Jalan Jaksa: Sebuah Kajian Sosiologi

Pariwisata,(Jakarta: Koekoesan, 2010).

Dale, A Timpe, Kepemimpinan (Seri Manajemen Sumber Daya Manusia),

(Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 1991).

David Barry, Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi,Cet. Ke-3, (Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 1995).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Balai Pustaka, 1998).

Dokumentasi Kantor Kelurahan Pulau Tidung Kec. Kepulauan Seribu Selatan

Kab. Adm. Kepulauan Seribu, Maret 2012.

Gee, Chuck Y, International Tourism: A Global Perspective, (WTO: University

of Hawai at Manoa,1999).

Hadinoto, Kusudianto, Perencanaan Pengembangan Destinasi Pariwisata,

(Jakarta: UI Jakarta, 1996).

Handoko, Hani, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 2003), Cet. Ke-18.

Harian Pelita, Alamsyah M Dja‟far, Islam dan Ruang Publik, 28 Oktober 2011.

HMD, Dahlan, 1995, Mencari Makna Hidup, (Bandung: CV Diponegoro).

Kartono, Pemimpin dan Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

1998).

Page 104: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

N. Gross, W. S. Masson, and A. W. Mc Eachern. Exploritations In Role Analiysis,

dalam Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1993).

Partadiredja, Ace, Pengantar Ekowisata, (Yogyakarta: BPFE, 1985).

Permadi, K, Pemimpin dan Kepemimpinan dalam Manajemen. (Jakarta: Rineka

Cipta, 1996).

Piliang, Yasraf Amir, Sebuah Dunia yang Dilipat, (Bandung: Mizan, 1998).

Ramly, Nadjamuddin, Pariwisata Berwawasan Lingkungan: Belajar dari

Kawasan Wisata Ancol, (Jakarta: Grafindo, 2007).

Raqith, Ahmad Hasan, Meraih sukses Perjuangan Da’i, (Yogyakarta:

MitraPustaka, 2001).

Ruslan, Rusady, Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi (Jakarta:

PT. Raja Grafindo Persada, 2003).

Sairin, Sjafri, Pengantar Ekonomi Antropologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2002).

Shihab, M. Quraish, Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. (Bandung: Penerbit Mizan, 1992).

Siagian, Sondang P, Manajemen Internasional, (Jakarta : PT. BumiAksara, 2004),

Cet. Ke- 1.

________________, Teori dan Praktek Kepemimpinan, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 2010).

Simpala, M.M, Tour Guide: Teori dan Praktek dalam Pariwisata, (Jakarta: Indie

Publishing, 2010).

Soekardijo, R.G, Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai Systemic

Lingkage), (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997).

________________, Sosiologi Suatu Pengantar, Cet. Ke-1, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1989).

Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar, Cet Ke-21, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1995).

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung:

ALFABETA, 2008).

Page 105: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Sunindhia, YW, Kepemimpinan Dalam Masyarakat Modern, (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1993).

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM,

1994).

____________, Pengantar Ilmu Pariwisata, (Bandung : Angkasa, 1994).

____________, Ekowisata: Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup, (Jakarta:

P. Pertja, 1997).

Suwantoro, Gamal, Dasar-Dasar Pariwisata, (Yogyakarta: Andi Publishing,

1997).

Thoha, Miftah, Kepemimpinan dalam Manajemen, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2006).

Usman, Husaini dan Akbar Setiady, Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial

(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003).

WJS, Poewadarminta, Kamus Modern, Cet. Ke-2, (Jakarta: 1976).

Yoeti, Oka. A, Dasar-dasar Pengertian Hopitaliti dan Pariwisata, (Bandung:

Angkasa, 2010).

Yukl, Gary, Kepemimpinan dalam Organisasi, (Jakarta: PT. Indeks, 2010).

Page 106: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Bapak H. Rahmat Syamsudin

Jabatan : Ketua MUI Kepulauan Seribu

Hari, tanggal : Minggu, 30 September 2012

Waktu : 13. 15 WIB

Tempat : Kediaman Bapak H. Rahmat Syamsudin, Pulau Tidung

Kepulauan Seribu

1. Kapan MUI Pulau Seribu didirikan?

2. Apa yang melatarbelakangi berdirinya MUI di Kepulauan Seribu?

3. Jelaskan struktur pengurus MUI Kepulauan Seribu?

4. Apa saja tugas pokok MUI Kepulauan Seribu?

5. Pernakah MUI Kepulauan Seribu mengeluarkan Fatwa dan Apa Saja

Fatwanya?

6. Kapan Fatwa dikeluarkan?

7. Apa yang melatarbelakangi dikeluarkannya Fatwa?

8. Untuk siapa Fatwa itu dikeluarkan?

9. Dimana Fatwa yang dibuat MUI dikeluarkan?

10. Bagaimana MUI mensosialisasikan Fatwa yang dikeluarkan?

11. Tanggapan/pandangan fatwa/aturan yang dikeluarkan MUI di Pulau Tidung?

12. Bagaimana pengaruh atau dampak dari fatwa yang dikeluarkan MUI terhadap

kehidupan masyarakat Pulau Tidung?

Page 107: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber : Bapak Bunyamin, S.Sos, MM

Jabatan : Lurah Pulau Tidung

Hari, tanggal : Minggu, 30 September 2012

Waktu : 18. 45 WIB

Tempat : Rumah Dinas Lurah Pulau Tidung Kepulauan Seribu

1. Jelaskan sejarah Pulau Tidung?

2. Bagaimana keadaan penduduk Pulau Tidung (pendidikan dan mata

pencaharian)?

3. Apa saja dampak yang ditimbulkan dari pariwisata (positif dan negatif)?

4. Bagaimana keadaan keagamaan di Pulau Tidung?

5. Bagaimana tanggapan pemerintah kelurahan soal fatwa atau rekomendasi

MUI Kepulauan Seribu

Page 108: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA PENGINAPAN

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2009

No Nama Penginapan Jumlah

Kamar

Pemilik Harga/malam

1 Audy 3 Bustamil 300.000

2 Enjoy Pulau Tidung 3 Mahtum 250.000

3 Saradita 3 Murta‟a 350.000

4 Ibu Dewi 2 Mahdi 250.000

5 Slamet 1 Slamet/Saliwa 300.000

6 5 Saudara 4 Abd. Hamid 300.000

7 Sararita 3 Murta‟a 300.000

8 Nusa Indah 3 Saunah 300.000

9 Ibrahim 2 Tati/Ibrahim 250.000

10 Mona 1 Mona 300.000

11 Mahdum 2 Mahdum 300.000

12 Mawardi 3 Rahmawati 250.000

13 Andam 3 Hamdan/Mari‟ah 300.000

14 Aspandiar 2 Aspandiar 300.000

15 Sadeli 1 Sadeli 250.000

16 Sadikin 3 Sadikin 300.000

Page 109: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA PENGINAPAN

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2010

No Nama Home Stay Jumlah

Kamar

Pemilik Harga/malam

1 Audy 3 Bustamil 300.000

2 Enjoy Pulau Tidung 3 Mahtum 250.000

3 Saradita 3 Murta‟a 350.000

4 Ibu Dewi 2 Mahdi 250.000

5 Slamet 1 Slamet/Saliwa 300.000

6 5 Saudara 4 Abd. Hamid 300.000

7 Sararita 3 Murta‟a 300.000

8 Nusa Indah 3 Saunah 300.000

9 Ibrahim 2 Tati/Ibrahim 250.000

10 Mona 1 Mona 300.000

11 Mahdum 2 Mahdum 300.000

12 Mawardi 3 Rahmawati 250.000

13 Andam 3 Hamdan/Mari‟ah 300.000

14 Aspandiar 2 Aspandiar 300.000

15 Sadeli 1 Sadeli 250.000

16 Sadikin 3 Sadikin 300.000

17 3 Saudara 2 Sargawi 250.000

18 Natasya 2 Ikhwan 250.000

19 Husbani 2 Harun 250.000

20 Aula Rizki 4 Sutama 250.000

21 Gina 3 Sam‟un 300.000

22 Maxi 3 Moh. Nali 350.000

Page 110: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA PENGINAPAN

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2011

No Nama Home Stay Jumlah

Kamar

Pemilik Harga/malam

1 Audy 3 Bustamil 300.000

2 Enjoy Pulau Tidung 3 Mahtum 250.000

3 Saradita 3 Murta‟a 350.000

4 Ibu Dewi 2 Mahdi 250.000

5 Slamet 1 Slamet/Saliwa 300.000

6 5 Saudara 4 Abd. Hamid 300.000

7 Sararita 3 Murta‟a 300.000

8 Nusa Indah 3 Saunah 300.000

9 Ibrahim 2 Tati/Ibrahim 250.000

10 Mona 1 Mona 300.000

11 Mahdum 2 Mahdum 300.000

12 Mawardi 3 Rahmawati 250.000

13 Andam 3 Hamdan/Mari‟ah 300.000

14 Aspandiar 2 Aspandiar 300.000

15 Sadeli 1 Sadeli 250.000

16 Sadikin 3 Sadikin 300.000

17 3 Saudara 2 Sargawi 250.000

18 Natasya 2 Ikhwan 250.000

19 Husbani 2 Harun 250.000

20 Aula Rizki 4 Sutama 250.000

21 Gina 3 Sam‟un 300.000

22 Maxi 3 Moh. Nali 350.000

23 2 Saudara 3 Moh. Sani 300.000

24 Samudra 4 Samlawi 250.000

25 Lala Lulu 5 Subandrio 300.000

Page 111: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

26 Favorit 3 Rojali 300.000

27 Ka‟ Lia 3 Lia 350.000

28 Tobing 4 Hasan Tobing 300.000

29 Nasy Kev 3 Hj. Aisyah 350.000

30 Putra Putri 2 Dion 300.000

31 Srirama 3 Sapahudin 300.000

Page 112: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA PENGINAPAN

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2012

No Nama Home Stay Jumlah

Kamar

Pemilik Harga/malam

1 Audy 3 Bustamil 300.000

2 Enjoy Pulau Tidung 3 Mahtum 250.000

3 Saradita 3 Murta‟a 350.000

4 Ibu Dewi 2 Mahdi 250.000

5 Slamet 1 Slamet/Saliwa 300.000

6 5 Saudara 4 Abd. Hamid 300.000

7 Sararita 3 Murta‟a 300.000

8 Nusa Indah 3 Saunah 300.000

9 Ibrahim 2 Tati/Ibrahim 250.000

10 Mona 1 Mona 300.000

11 Mahdum 2 Mahdum 300.000

12 Mawardi 3 Rahmawati 250.000

13 Andam 3 Hamdan/Mari‟ah 300.000

14 Aspandiar 2 Aspandiar 300.000

15 Sadeli 1 Sadeli 250.000

16 Sadikin 3 Sadikin 300.000

17 3 Saudara 2 Sargawi 250.000

18 Natasya 2 Ikhwan 250.000

19 Husbani 2 Harun 250.000

20 Aula Rizki 4 Sutama 250.000

21 Gina 3 Sam‟un 300.000

22 Maxi 3 Moh. Nali 350.000

23 2 Saudara 3 Moh. Sani 300.000

24 Samudra 4 Samlawi 250.000

Page 113: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

25 Lala Lulu 5 Subandrio 300.000

26 Favorit 3 Rojali 300.000

27 Ka‟ Lia 3 Lia 350.000

28 Tobing 4 Hasan Tobing 300.000

29 Nasy Kev 3 Hj. Aisyah 350.000

30 Putra Putri 2 Dion 300.000

31 Srirama 3 Sapahudin 300.000

32 7 Saudara 2 Sudrajat 250.000

33 Debi 2 Mastur 250.000

34 Hasan 2 Hasan 250.000

35 Ulil Amri 1 Ulil Amri 250.000

36 Mahrum 2 Mahrum 250.000

37 Saudara 3 3 Abidin 350.000

38 Aldi Lamra 3 Aldi/Lamra 350.000

39 Sahbani 4 Sahbani 350.000

40 Diana 2 Moh. Nali 300.000

41 Jaya 1 Muljaya 300.000

42 Kaila 2 Hery Gunawan 300.000

43 Laila 2 Sahrudin 300.000

44 Emiliyah 1 Emiliyah 300.000

Page 114: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA TRAVEL

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2009

No Nama Travel Pemilik

1 Hasbi Group Kel.Besar Hasbi

2 Opiek Tidung Bpk. Fiqri

Page 115: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA TRAVEL

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2010

No Nama Travel Pemilik

1 Hasbi Group Kel.Besar Hasbi

2 Opiek Tidung Bpk. Fiqri

3 Tidung Adventure Alamsyah

4 Ayong Travel Tidung Mustawa

5 Latifah Travel Mansyur

Page 116: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA TRAVEL

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2011

No Nama Travel Pemilik

1 Hasbi Group Kel.Besar Hasbi

2 Opiek Tidung Bpk. Fiqri

3 Tidung Adventure Alamsyah

4 Ayong Travel Tidung Mustawa

5 Latifah Travel Mansyur

6 Hariyati Travel Riyat

7 Asep Travel Asep

8 Taufik Tidung Taufik

9 Tidung 1000 Tour Aseng

10 Bakri Travel Bakri

11 Najwa Trip Organizer Mugianto

12 Pulau Tidung Tourism Wisnu

13 Wisata Travel Muntako

14 Ghina Travel Angga

15 Cole Adventure Rahmat

16 Wisata Banana Fajar

17 Whater sport Ikhwan

18 Maro Travel Gunawan

19 Tidung Ceria Sport Hj. Isya

20 Mechin Tour Travel Muzzayanah

21 Tidung Banana 5 bersaudara

Page 117: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA TRAVEL

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2012

No Nama Travel Pemilik

1 Hasbi Group Kel.Besar Hasbi

2 Opiek Tidung Bpk. Fiqri

3 Tidung Adventure Alamsyah

4 Ayong Travel Tidung Mustawa

5 Latifah Travel Mansyur

6 Hariyati Travel Riyat

7 Asep Travel Asep

8 Taufik Tidung Taufik

9 Tidung 1000 Tour Aseng

10 Bakri Travel Bakri

11 Najwa Trip Organizer Mugianto

12 Pulau Tidung Tourism Wisnu

13 Wisata Travel Muntako

14 Ghina Travel Angga

15 Cole Adventure Rahmat

16 Wisata Banana Fajar

17 Whater sport Ikhwan

18 Maro Travel Gunawan

19 Tidung Ceria Sport Hj. Isya

20 Mechin Tour Travel Muzzayanah

21 Tidung Banana 5 bersaudara

22 Naura Tour Hamdan

23 Lutfi Tidung Tour Asdar

24 Mada Dhute Travel mawaddah

Page 118: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

25 Aiii tour Burhanudin

26 ChelMut Tidung Travel Febriansyah

27 Firza Travel Siddinq

28 Tidung Wisata Tour H. Sadeli

29 Cubby Group Travel Bahtiar

30 Naslaw Tour Moh. Yusup

31 Wisata Bahari Tidung Anie Family

32 Ghulam Travel Andam Mari‟ah

Page 119: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA GUIDE

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2009

No Nama Guide Alamat

1 Sutadi Pulau Tidung

2 Joni Pulau Tidung

3 Iqbal Pulau Tidung

4 Iwan Pulau Tidung

5 Reza Pulau Tidung

6 Abd. Rahim Pulau Tidung

7 Rangga Pulau Tidung

8 Eris Pulau Tidung

9 Radiansyah Pulau Tidung

10 Lukmanul Hakim Pulau Tidung

11 Pengang Pulau Tidung

12 Deta Pulau Tidung

13 Adam Pulau Tidung

14 Paris Pulau Tidung

15 Bibi Pulau Tidung

16 Paqih Pulau Tidung

17 Abdillah Pulau Tidung

18 Bambang Pulau Tidung

19 Sulaiman Pulau Tidung

20 Iman Syafii Pulau Tidung

21 Ibrahim Pulau Tidung

22 Sahril Pulau Tidung

23 Didin Pulau Tidung

24 Ma‟mun Pulau Tidung

Page 120: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA GUIDE

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2010

No Nama Guide Alamat

1 Sutadi Pulau Tidung

2 Joni Pulau Tidung

3 Iqbal Pulau Tidung

4 Iwan Pulau Tidung

5 Reza Pulau Tidung

6 Abd. Rahim Pulau Tidung

7 Rangga Pulau Tidung

8 Eris Pulau Tidung

9 Radiansyah Pulau Tidung

10 Lukmanul Hakim Pulau Tidung

11 Pengang Pulau Tidung

12 Deta Pulau Tidung

13 Adam Pulau Tidung

14 Paris Pulau Tidung

15 Bibi Pulau Tidung

16 Paqih Pulau Tidung

17 Abdillah Pulau Tidung

18 Bambang Pulau Tidung

19 Sulaiman Pulau Tidung

20 Iman Syafii Pulau Tidung

21 Ibrahim Pulau Tidung

22 Sahril Pulau Tidung

23 Didin Pulau Tidung

24 Ma‟mun Pulau Tidung

25 Aldi Pulau Tidung

26 Akbar Pulau Tidung

Page 121: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

27 Rahmat Pulau Tidung

28 Toto Hariyanto Pulau Tidung

29 Masrio Pulau Tidung

30 Amri Wibowo Pulau Tidung

31 Buyung Pulau Tidung

32 Rudini Pulau Tidung

33 Andra Pulau Tidung

34 Abu Bakar Pulau Tidung

35 Ali Ahmad Pulau Tidung

36 Yosef Ismail Pulau Tidung

37 Galih Sofyan Pulau Tidung

Page 122: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA GUIDE

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2011

No Nama Guide Alamat

1 Sutadi Pulau Tidung

2 Joni Pulau Tidung

3 Iqbal Pulau Tidung

4 Iwan Pulau Tidung

5 Reza Pulau Tidung

6 Abd. Rahim Pulau Tidung

7 Rangga Pulau Tidung

8 Eris Pulau Tidung

9 Radiansyah Pulau Tidung

10 Lukmanul Hakim Pulau Tidung

11 Pengang Pulau Tidung

12 Deta Pulau Tidung

13 Adam Pulau Tidung

14 Paris Pulau Tidung

15 Bibi Pulau Tidung

16 Paqih Pulau Tidung

17 Abdillah Pulau Tidung

18 Bambang Pulau Tidung

19 Sulaiman Pulau Tidung

20 Iman Syafii Pulau Tidung

21 Ibrahim Pulau Tidung

22 Sahril Pulau Tidung

23 Didin Pulau Tidung

24 Ma‟mun Pulau Tidung

25 Aldi Pulau Tidung

26 Akbar Pulau Tidung

Page 123: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

27 Rahmat Pulau Tidung

28 Toto Hariyanto Pulau Tidung

29 Masrio Pulau Tidung

30 Amri Wibowo Pulau Tidung

31 Buyung Pulau Tidung

32 Rudini Pulau Tidung

33 Andra Pulau Tidung

34 Abu Bakar Pulau Tidung

35 Ali Ahmad Pulau Tidung

36 Yosef Ismail Pulau Tidung

37 Galih Sofyan Pulau Tidung

38 Sona Rudi Pulau Tidung

39 Adriansyah Pulau Tidung

40 Jamaludin Pulau Tidung

41 Eki Kurniawan Pulau Tidung

42 Jiwi Asmat Pulau Tidung

43 Kholis Mansyur Pulau Tidung

44 Choirudin Pulau Tidung

45 Ahmad Yani Pulau Tidung

46 Ahmad Farhan Pulau Tidung

47 Hermansyah Pulau Tidung

48 Abraham Pulau Tidung

49 Safriansyah Pulau Tidung

50 Hirmawan Pulau Tidung

51 Hamdi Pulau Tidung

52 Rezki Pulau Tidung

Page 124: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

DATA GUIDE

KELURAHAN PULAU TIDUNG

KECAMATAN KEPULAUAN SERIBU SELATAN

KABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN TAHUN 2012

No Nama Guide Alamat

1 Sutadi Pulau Tidung

2 Joni Pulau Tidung

3 Iqbal Pulau Tidung

4 Iwan Pulau Tidung

5 Reza Pulau Tidung

6 Abd. Rahim Pulau Tidung

7 Rangga Pulau Tidung

8 Eris Pulau Tidung

9 Radiansyah Pulau Tidung

10 Lukmanul Hakim Pulau Tidung

11 Pengang Pulau Tidung

12 Deta Pulau Tidung

13 Adam Pulau Tidung

14 Paris Pulau Tidung

15 Bibi Pulau Tidung

16 Paqih Pulau Tidung

17 Abdillah Pulau Tidung

18 Bambang Pulau Tidung

19 Sulaiman Pulau Tidung

20 Iman Syafii Pulau Tidung

21 Ibrahim Pulau Tidung

22 Sahril Pulau Tidung

23 Didin Pulau Tidung

24 Ma‟mun Pulau Tidung

25 Aldi Pulau Tidung

26 Akbar Pulau Tidung

Page 125: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

27 Rahmat Pulau Tidung

28 Toto Hariyanto Pulau Tidung

29 Masrio Pulau Tidung

30 Amri Wibowo Pulau Tidung

31 Buyung Pulau Tidung

32 Rudini Pulau Tidung

33 Andra Pulau Tidung

34 Abu Bakar Pulau Tidung

35 Ali Ahmad Pulau Tidung

36 Yosef Ismail Pulau Tidung

37 Galih Sofyan Pulau Tidung

38 Sona Rudi Pulau Tidung

39 Adriansyah Pulau Tidung

40 Jamaludin Pulau Tidung

41 Eki Kurniawan Pulau Tidung

42 Jiwi Asmat Pulau Tidung

43 Kholis Mansyur Pulau Tidung

44 Choirudin Pulau Tidung

45 Ahmad Yani Pulau Tidung

46 Ahmad Farhan Pulau Tidung

47 Hermansyah Pulau Tidung

48 Abraham Pulau Tidung

49 Safriansyah Pulau Tidung

50 Hirmawan Pulau Tidung

51 Hamdi Pulau Tidung

52 Rezki Pulau Tidung

53 Firdaus Pulau Tidung

54 Reno Suratno Pulau Tidung

55 Mustakim Pulau Tidung

56 Sudiro Pulau Tidung

Page 126: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

57 Sigit Ade Pulau Tidung

58 Sukarno Pulau Tidung

59 Joko Sanjaya Pulau Tidung

60 Maulana Pulau Tidung

61 Agung Prasetyo Pulau Tidung

62 Adma Fahmi Pulau Tidung

63 Jailani Pulau Tidung

64 Syukur Rido Pulau Tidung

65 Royani Pulau Tidung

66 Sajili Pulau Tidung

67 Abd. Rauf Pulau Tidung

68 Mustakur Pulau Tidung

69 Khumaidi Pulau Tidung

70 Ivan Lutfi Pulau Tidung

71 Sobirin Pulau Tidung

72 Satiri Pulau Tidung

73 Satrio Pulau Tidung

74 Slamet Pulau Tidung

75 Abd. Manaf Pulau Tidung

76 Jasmani Pulau Tidung

77 Alvi Pulau Tidung

78 Munawar Pulau Tidung

Page 127: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

[. Ir. H. ]uanda No.95 Ciputatl54l2 Lrdonesia

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN IIMU KOMUNIKASITelepon,/Fax : (02\ 7 3272ll / 747WS8o

Website : www.Idkuinjakarta.ac.i4 E-mail : [email protected]

,l iri iii:'l ll

Nomor : Un.01/F5/KM.0 1.3/990/2012Lamp :1(satubundel)Hal : Bimbingan Skripsi

NamaNomor PokokJurusan /SemesterJudul Sluipsi

Tembusan:1. Dekan2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jakarta,09 Maret 2012

Kepada Yth.Prof. Dr. H. Syamsir SalamDosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu KomunikasiUIN Syarif Hidayatullah Jakarta

As s al amu' al ailatm Wn Wb.

Bersama ini kami sampaikan sebuah out line skripsi yang diajukan oleh mahasiswa

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai

berikut,

Hilmansyah108053000008Manajemen Dakwah (MD) / VIIIPeranan Majelis Ulama Indonesia dalam Penanggulangan

Dampak Pariwisata terhadap Kehidupan Keagamaan di Pulau

Tidung Kepulauan Seribu.

Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalartpenyusunan dan penyelesaian skripsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Atas perhatian dan kesediaannya kami sampaikan terima kasih.

Was salamu' alaih,m Wr. Wb.

1ee6o3 I oory

Page 128: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

Jl. ir. H. ]uanda No. 95 Cipuht 15412Indonesia

KEMENTERIAN AGAMAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SYARIF HIDAYATULLAH IAKARTA

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASITelepon/Fax : (027) 7432728 / 7MBr58oWebslte : urww.f dkuinjakarta.ac,ld, &.nail : [email protected]

Nomor : Un.0l/I5/KM.0t.31990/2012Lamp. : I (Satu)bundelHal : Penelitian/Wawancara

Tembusan:l. Pembantu Dekan Bidang Akademik2. Ketua Jurusan Manajemen Dakwah (MD)Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Jakarta, 09 Marct201,2

Kepada Yth.Pimpinan MUI Kepulauan SeribuJakartadi Tempat

As salarnu' alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat bersama ini karni sampaikan bahwa mahasiswa Fakultas IlmuDakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di bawah ini,

Nama : HilmansyahNomor Pokok : 108053000008Jurusan/Semester : Manajemen Dakwah (MD) /Vm

bermaksud melaksanakan penelitian/wawancaxa ultuk bahan penulisan skripsi yangberjudul Peranan Majelis Ulama Indonesia dalarn Penanggulangan Dampak Pariwisataterhadap Kehidupan Koagamaan di Pulau Tidung Kepulauan Seribu.

Sehubungan dengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibr.r/Sdr. kiranya berkenanmenerima mahasiswa kami tersebut dalam pelaksanaan penelitian/wawancara dimaksud.

Demikian, atas perhatian dan perkenannya kami mengucapkan terima kasih.

Was salamu' alaikum Wr. Wb,

Subhan, MAr10 1ee303 1 004t

Page 129: PERANAN MAJELIS ULAMA INDONESIA DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/30698/1/HILMANSYAH-FDK.pdf · yang oleh masyarakat mampu dan mampunyai kredibilitas serta

MAJELIS ULAMA INDONESIAKABUPATEN ADMINISTRASI KEPULAUAN SERIBU

Sekretariat : Pulau Tidung - Kepulauan Seribu Telp. 54395401 - 79192039

SURAT KETERANGAN

Nomor : 25lM U l-Ks/xl 2012

Sehubungan dengan surat Dekan Fakultas llmu Dakwah dan llmu Komunikasi Universitas

lslam Negeri (UlN) Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor Un.O1'lF5lKM.0L'3/99012012

tanggal 9 Maret ZOL2 perihal penelitian/wawancara, bersama ini kami sampaikan

bahwa mahasiswa dibawah ini :

Nama

NIMJ urusan/Semester

:Hilmansyah

: 108053000008

: Manajemen Dakwah (MD)/Vlll

Telah melaksanakan penelitian/wawancara untuk bahan penulisan skripsi yang berjudul

,,peranan Mojelis {Jlama lndonesia Dolam Penonggulongon Dompok Pariwisoto

Terhodop Kehidqpan Ke:ogomoon di Pulou Tidung Kepualaun Seribu".

Demikian kami sarnpaikan, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestlnya'

Pulou Tidung, 22 Oktober 2012

Maielis Ulama lndonesia

Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu

retaris Umum,