Upload
others
View
7
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DALAM
MENANGGULANGI PENYEBARAN VIRUS EBOLA
DI SIERRA LEONE, 2014-2015
(Skripsi)
Oleh
HASYA NOVIZSA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PERAN WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DALAM
MENANGGULANGI PENYEBARAN VIRUS EBOLA
DI SIERRA LEONE, 2014-2015
Oleh
Hasya Novizsa
Penelitian ini menganalisis peran WHO dalam menanggulangi penyebaran
virus ebola di Sierra Leone dari tahun 2014 hingga 2015 Peneliti menggunakan
metode kualitatif deskriptif. Data sekunder yang didapatkan dari buku, jurnal,
serta laporan tahunan mengenai peran WHO dalam menanggulangi penyebaran
virus ebola di Sierra Leone. Dengan mengacu pada teori peran, konsep keamanan
non tradisional, dan konsep organisasi internasional, penelitian ini
memperlihatkan bahwa WHO melaksanakan perannya sebaigamana organisasi
kesehatan dunia sesuai dengan peran organisasi internasional, yaitu menentukan
standar kesesuaian, penyebaran norma-norma internasional, memobilisasi
berbagai mekanisme sosialisasi kelompok untuk membentuk perilaku anggota;
Meningkatkan kerja sama; dan Memengaruhi lingkungan informasi dengan
menyebarkan informasi yang kredibel dan tidak memihak. Hingga tercapai tujuan
akhir yaitu membebaskan Sierra Leone dari wabah virus ebola. WHO dinilai
mampu melaksanakan perannya sebagai organisasi kesehatan dunia, hal itu
terbukti dengan Sierra Leone yang dinyatakan bebas ebola pada tanggal 7
November 2015.
Kata kunci : Peran, Oranisasi Internasional, World Health Organisation,
Health security, Ebola, Sierra Leone.
ABSTRACT
ROLE OF THE WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO)
IN HANDLING THE SPREAD OF EBOLA VIRUS
IN SIERRA LEONE, 2014-2015
By
Hasya Novizsa
This study analyzes the role of WHO in tackling the spread of the Ebola
virus in Sierra Leone from 2014 to 2015. Researchers used descriptive qualitative
methods. Secondary data obtained from books, journals, and annual reports on
the role of WHO in tackling the spread of the Ebola virus in Sierra Leone. With
reference to role theory, non-traditional security concepts, and the concept of
international organizations, this study shows that WHO carries out its role as a
world health organization in accordance with the role of international
organizations, namely determining conformity standards, disseminating
international norms, mobilizing various mechanisms of group socialization to
shaping member behavior; Increase cooperation; and Influencing the information
environment by disseminating credible and impartial information. To achieve the
final goal, namely to free Sierra Leone from the Ebola virus outbreak. WHO is
considered capable of carrying out its role as a world health organization, as
evidenced by Sierra Leone which was declared free on November 7, 2015.
Keywords: Role, International Organization, World Health Organization,
Health security, Ebola, Sierra Leone.
PERAN WORLD HEALTH ORGANIZATION (WHO) DALAM
MENANGGULANGI PENYEBARAN VIRUS EBOLA
DI SIERRA LEONE, 2014-2015
Oleh
HASYA NOVIZSA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA HUBUNGAN INTERNASIONAL
Pada
Program Sarjana Ilmu Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
Judul Skripsi : Peran World Healt Organization (WHO) Dalam
Menanggulangi Penyebaran Virus Ebola di Sierra
Leonne, 2014-2015
Nama Mahasiswa : Hasya Novizsa
Nomor Pokok Mahasiswa : 1516071103
Jurusan : Hubungan Internasional
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Drs. Aman Toto Dwijono, M.H Iwan Sulistyo, S.Sos., M.A.
NIP. 19570728 198703 1 006 NIP . 19860428 201504 1 004
2. Ketua Jurusan Hubungan Internasional
Dr. Ari Darmastuti, M.A
NIP. 19600416 198603 2 002
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Drs. Aman Toto Dwijono, M.H.
Sekretaris : Indra Jaya Wiranata, S.IP.,M.A
Penguji
Bukan Pembimbing : Prof. Dr. Yulianto, M.S
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Dr. Syarif Makhya, M.Si.
NIP. 19590803 198603 1003
Tanggal Lulus Ujian Skripsi: 04 November 2019
RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap penulis adalah Hasya Novizsa atau
akrab dipanggil Hasya. Lahir di Krui, Pesisir Barat pada
05 Desember 1997. Penulis merupakan anak pertama
dari dua bersaudara, buah hati Bapak Irwan Novizsa dan
Ibu Puspita A.md.Keb. Pendidikan formal yang pernah
di tempuh penulis adalah Taman Kanak-Kanak (TK) ‘Darma Wanita Pesisir
Selatan dan Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Rajabasa Way Jambu sampai tahun
2009, Pendidikan formal selanjutnya di tempuh di Sekolah Menengah Pertama
Islam Terpadu (SMPIT) AR-Raihan Banda Lampung pada tahun 2009-2012 dan
Sekolah Menengah Atas (SMA) YP UNILA Bandar Lampung di selesaikan pada
tahun 2015.
Penulis melanjutkan pendidikan ke perguruaan tinggi dengan terdaftar
sebagai mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Lampung pada tahun 2015 dan diterima melalui jalur
MAndiri. Penulis melaksanakan KKN 2018 di Desa Argo Mulyo, Kecamatan
Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus. Penulis turut berpartisipasi dalam kegiatan
HMJ Hubungan Internasional Universitas Lampung yaitu menjadi Liaison Officer
(LO) dalam Pertemuan Sela Nasional Mahasiswa Hubungan Internasional se-
Indonesia XXX 2018. Penulis juga telah melaksanakan magang di Kementrian
Pertahanan, Direktorat Kerjasama Internasional.
MOTTO
“This is not about "the right time" this is about how
the process make who you've become”
-Hasya Novizsa-
“There is no failure, you either win or learn”
-Unknown-
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT.
Kupersembahkan Skripsi ini kepada:
Kedua orang tuaku, Ayahku Irwan Novirsyah dan Bunda Puspita yang senantiasa
mendukung dan mendoakanku dalam setiap langkah hidupku;
Keluarga besar penulis yang selalu memberikan motivasi untuk penulis berproses;
Untuk dosen-dosen yang tanpa lelah berbagi ilmu dan menjadi panutan penulis
dalam menghadapi masa depan;
Sahabat-sahabat tercinta dan teman-teman seperjuangan HI Unila 2015,
Serta untuk Almamater tercinta,
Jurusan Hubungan Internasional
Universitas Lampung
SANWACANA
Puji Syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi dengan judul “Peran World
Health Organization (WHO) Dalam Menanggulangi Penyebaran Virus Ebola
di Sierra Leone, 2014-2015 ” adalah salah satu syarat untuk memeperoleh gelar
sarjana Hubungan Internasional di Universitas Lampung. Dalam kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syarief Makhya selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Ari Darmastusi, M.A., selaku Ketua Jurusan Hubungan
Internasional, FISIP, Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Aman Toto Dwijono, M.H. selaku Pembimbing Utama skripsi
dan Pembimbing Akademik penulis. Terima kasih atas jasa, ilmu, waktu,
saran, masukan, yang sangat berguna terhadap pengembangan diri penulis.
Mohon maaf apabila terdapat perkataan dan tindakan penulis yang tercela,
baik secara sadar maupun tidak.
4. Prof. Dr. Yulianto, M.s selaku dosen pembahas. Terima kasih atas segala
ilmu, saran, masukan dan telah membantu penulis dalam memperbaiki
penulisan skripsi. Mohon maaf apabila terdapat perkataan dan tindakan
penulis yang tercela, baik secara sadar ataupun tidak.
5. Mas Iwan Sulistyo, S.Sos., M.A selaku pembimbing skripsi yang selama ini
senantiasa membimbing penulis dalam berbagai hal. Terima kasih telah
menjadi dosen pembimbing. Terima kasih atas jasa, ilmu, waktu, saran,
masukan, yang sangat berguna terhadap pengembangan diri penulis. Mohon
maaf apabila terdapat perkataan dan tindakan penulis yang tercela, baik secara
sadar maupun tidak.
6. Ayah Irwan Novirsyah dan Bunda Puspita selaku kedua orang tua yang
selalu ingin penulis cintai. Terima kasih sudah menunggu dengan ikhlas
sampai penulis dapat menyelesaikan studi ini. Terima kasih atas segala jerih
payah sudah dilakukan untuk penulis, kasih sayang, dukungan baik moril
dan materil, serta doa-doa yang selalu dipanjatkan untuk penulis. Mohon
maaf dari lubuk hati yang paling dalam jika selama ini telah mengecewakan
dan selalu menyusahkan. Semoga Ayah dan Bunda diberikan kesehatan dan
selalu dalam perlindungan Allah SWT.
7. Adikku Farhan Alyyado. Terimakasih karena selalu mengingatkan untuk
menjadi kakak yang lebih baik setiap harinya, terimakasih juga sudah
menjadikan penulis menjadi kakak yang lebih sabar dan bisa menghadapi
masalah dengan dewasa. Jangan pernah lelah untuk menuntut ilmu agar
bangga kedua orang tua kita kelak.
8. Teman-teman ThaiClub (ชมรมไทย) ku, Kent, Sarah, Hayyu dan Clara selaku
sahabat seperjuangan yang penulis sayangi. Terima kasih selama 4 tahun ini
telah menjadi support system penulis, sehingga penulis mampu
menyelesaikan perkuliahan ini sampai selesai. Terima kasih telah berbagi
suka dan duka, terimakasih telah menjadi bagian paling berharga selama
empat tahun perkuliahan ini. Semoga kita semua bisa mencapai sukses kita
masing-masing dikehidupan yang akan datang.
9. Teman-teman Kardus Bunulku, Dimas, Lulu dan juga Resna yang selalu
menjadi tempat penulis menceritakan keluh-kesah yang dialami setiap hati,
tempat berbagi canta tawa, memberi masukan yang berarti, dan semoga kita
semua menjadi manusia yang berguna bagi manusia dan kaya raya. Aamiin.
10. Teman-teman seperjuanganku sejak SMA, Lulu, Sukma, Fifi, Dedi, Fajar,
Gilang, dan Kresna. Teman yang sedari SMA selalu memberi support moral
maupun materil. Semoga kita akan selalu menjadi teman bahkan hingga tua
nanti.
11. Tya, Ica, Anya, Adit, Anita, Fika, Ardhyta, Tata, Fika, Cipa, Nia Besar, Nia
Kecil, Anin, Ega, Retno Ningsih, Intan Nata, Donna, Ulul, Ajeng, Khansa,
Mela, Arief Cahyo, Hani, Dean, Dedek, Didit, Ridho, Gedo, Fitrah, Eva,
Sasa, Riris, Devita, Sevy, Olvy, Hana, Linda, Wita selaku teman angkatan
penulis dalam bangku perkuliahan. Terima kasih telah menjadi bagian dalam
kehidupan penulis, Terima kasih atas kebersamaanya dalam berproses
menjadi pribadi yang lebih baik.
12. Terimakasih kepada Mayolla, Anissa, Unggul, Anggun paramitha, Ambar
Mumpuni, Eky anissa, Bella Krismonita danPutri Aisyah. Yang benar-benar
telah membantu penulis dalam melaksanakan skripsi ini. Penulis sangat
bersyukur bisa bertemu orang-orang baik seperti kalian, semoga Allah SWT
selalu melimpahkan berkah kepada kalian
13. Kepada Kim hanbin, Kim jiwon, Kim jinhwan, Song yunhyeong, Kim
donghyuk, Koo junhoe, dan Jung chanwoo. Terimakasih telah mengajarkan
penulis bagaimana menjalani proses dengan sabar dan tekun, terimakasih
karena telah memberi pelajaran berarti pada penulis. Meskipun tidak pernah
bertemu tetapi banyak hal bisa penulis pelajari dari kalian. Terimakasih
iKon.
14. Staff Jurusan, Dekanat, Universitas terima kasih telah berperan dan
membantu penulis dalam segala urusan administrasi yang diperlukan.
15. Dosen-dosen Jurusan Hubungan Internasional terima kasih atas seluruh ilmu
yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir dengan lancar.
16. Untuk orang-orang yang belum disebutkan dan tidak mungkin untuk
disebutkan. Penulis mengucapkan terima kasih atas semuanya.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari
kata kesempurnaa, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi semua. Amin
Bandar Lampung, 04 November 2019
Penulis,
Hasya Novizsa
i
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ............................................................................................................. i
DAFTAR TABEL ................................................................................................... iii
DAFTAR DIAGRAM ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ v
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................ vi
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 9
2.2 Teori dan Konsep ......................................................................................... 16
2.2.1 Teori Peran ......................................................................................... 16
2.2.2 Organisasi Internasional ...................................................................... 19
2.2.3 Keamanan Non Tradisional ................................................................. 20
2.3 Kerangka Pikir ............................................................................................. 22
III. METODE PENELITIAN
3.1 Metode penelitian ....................................................................................... 23
3.2 Fokus Penelitian ......................................................................................... 24
3.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 25
3.5 Teknik Analisis Data ................................................................................... 25
3.6 Level Analisis ............................................................................................ 26
3.7 Validitas Data Penelitian ............................................................................. 27
ii
IV. GAMBARAN UMUM
4.1 Profil Negara Sierra Leone .......................................................................... 30
4.2 Profil World Healt Organization (WHO) ................................................... 35
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Penyebaran Virus Ebola di Sierra Leone, 2014-2015 ................................. 39
5.1.1 Sejarah Virus Ebola ............................................................................ 39
5.1.2 Penyebaran Virus Ebola di Afrika Barat ............................................ 43
5.1.3 Penyebaran Virus Ebola di Sierra Leone ........................................... 45
5.2 Peran WHO dalam menganggulangi virus ebola di Sierra Leone,
2014- 2015 ................................................................................................... 56
5.2.1 Menentukan standard kesesuaian, penyebaran norma-norma
internasional, memobilittasi berbagai mekanisme sosialisasi
kelompok untuk membentuk perilaku anggota .................................. 60
5.2.2 Meningkatkan kerja sama .................................................................... 66
5.2.3 Memengaruhi lingkungan informasi dengan menyebarkan
informasi yang kredibel dan tidak memihak ....................................... 72
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................................................................... 77
6.2 Saran ........................................................................................................... 78
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 79
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1 Tabel Penelitian Terdahulu............................................................. 14
Tabel 2 Tingkat Analisis ............................................................................. 26
Tabel 3 Kumalatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 20-221 Desember 2014 .....................................................
51
Tabel 4 Kumalatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 5 Febuari 2015...................................................................
52
Table 5 Kumalatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 26 April 2015.....................................................................
52
Table 6 Kumulatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 17 Mei 2015.......................................................................
53
Table 7 Kumulatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 26 Juli 2015........................................................................
53
Table 8 Kumulatif kasus terkonfirmasi, terduga, dan dicurigai pada
tanggal 13 September 2015.............................................................
54
Table 9 Kaitan Variable dan peran WHO.................................................... 74
iv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram Halaman
Diagram 1
Diagram 2
Diagram 3
Jumlah Kasus Pengidap Ebola Tahun 2014 ..................................
Jumlah Kematian Akibat Virus Ebola Tahun 2014.......................
Jumlah Kasus Penyebaran Virus Ebola Tahun 2014-2015............
2
3
5
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1
Gambar 2
Bagan Kerangka Pikir........................................................................
Peta Sierra Leone dan Bendera Sierra Leone.....................................
22
30
vi
DAFTAR SINGKATAN
AS
CDC
DCP
ECN
EDPLN
EVD
GOARN
GPHIN
IFRC
IGO
IMF
IMO
KKN
MFS
NGO
OCHA
OECD
PBB
PHEIC
RUF
: Amerika Serikat
: Center for Disease Control and Prevention
: Disease Control and Prevention
: Emergency Communications Network
: Emerging and Dangerous Pathogens Laboratory Network
: The Ebola virus Disease
: Global Outbreak Alert Response Network
: Global Public Health Intelligence Network
: International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies
: Inter-Govermental Oganization
: International Monetary Fund
: International Organization for Migration
: Kolusi, Korupsi, dan Nepotisme
: Médecins Sans Frontières
: Non-Govermental Oganization
: Office for the Coordination of Humanitarian Affairs
: The Organisation for Economic Co-Operation and Development
: Persatuan Bangsa-Bangsa
: Public Health Emergency of Internastional Concern
: Revolution United Fornt
vii
UN
UNFPA
UNDG
UNDP
UNFP
UNICEF
USAID
WFP
WHO
: United Nation
: United Nation Population Fund
: United Nations Development Group
: United Nations Development Programme
: United Nation Population Fund
: United Nations Emergency Children.s Fund
: The U.S Agency for International Development
: World Food Programme
: The World Health Organisation
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isu keamanan telah mengalami perubahan pasca perang dingin.
Sebelumnya, hanya sebatas tentang militer dan nuklir atau yang biasa disebut
dengan keamanan tradisional. Saat ini, isu keamanan lebih berkembang menjadi isu
keamanan non tradisional, yakni adanya pergeseran isukesehatan menjadi salah
satu masalah dalam isu non tradisional. Health security adalah salah satu isu
keamanan non tradisional yang dapat menjadi ancaman serius di suatu negara
karena dapat mengganggu perkembangan sumber daya manusianya.1
Salah satu isu kesehatan dunia yang dianggap krusial adalah virus yang
mewabah di suatu negara dan mengancam keamanan dari negara tertentu. Salah
satu virus yang mematikan dan berpotensi untuk menyerang keamanan suatu negara
adalah virus ebola. Wabah virus ebola terbesar adalah pada tahun 2014 di kawasan
Afrika Barat khususnya di Guenia, Sierra Leone, dan Liberia. Kasus awal, atau
pasien indeks, dilaporkan pada Desember 2013. Seorang anak laki-laki berusia 18
bulan dari sebuah desa kecil di Guinea diyakini telah terinfeksi oleh kelelawar.
1 Paul D. William, 2008, Security Studies, Rouletge, New York. Hlm 4
2
Setelah lima kasus tambahan diare fatal terjadi di daerah itu, peringatan medis resmi
dikeluarkan pada 24 Januari 2014, kepada pejabat kesehatan distrik. Virus ebola
segera menyebar ke Ibu Kota Guinea, Conakry, dan pada 13 Maret 2014,
departemen Kesehatan di Guinea mengeluarkan peringatan untuk penyakit tak
dikenal. Tak lama setelah itu, Pasteur Institute di Prancis mengonfirmasi penyakit
itu sebagai Ebola virus Disease (EVD) yang disebabkan oleh Zaire ebola virus.
Pada 23 Maret 2014, dengan 49 kasus yang dikonfirmasi dan 29 kematian, World
Health Organisation (WHO) secara resmi mengumumkan wabah EVD.2 Adapun
total angka kasus virus ebola secara keseluruhan yang dilaporkan dari 3 negara di
wilayah tersebut sampai saat ini mencapai lebih dari 26.000 orang dan telah
menewaskan lebih dari 11.000 orang.3 Dibawah ini merupakan data
yangdikeluarkan oleh WHO pada tanggal 13 Oktober 2014 yang dapat dilihat pada
diagram 1 dan 2.
Diagram 1. Jumlah Kasus Pengidap Virus ebola Tahun 2014
Sumber: http://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/respone-
roadmap/en/
2 WHO: Ebola Virus Disease. Diakses dari: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/ebola-virus-disease 3 WHO: Ebola Outbreak in Liberia is Over. Diakses dari:
https://afro.who.int/news/ebola-outbreak-liberia-over
3
Jumlah korban yang terinfeksi akibat dari virus ebola pada tahun 2014
semakin meningkat dengan total keseluruhan 8.376 dan jumlah orang yang
meninggal mencapai 4.024 jiwa. 32 dari data tersebut Liberia merupakan negara
yang terburuk dari semua negara yang terkena dampak virus ebola. Di Liberia
ditemukan 4.076 kasus infeksi dan 2.316 kematian. Posisi Liberia pun disusul oleh
Siera Leone dengan 2.950 kasus infeksi dan 930 kasus kematian. Pada urutan
ketiga, terdapat Guinea dengan 1.350 kasus infeksi dan 778 kasus kematian.
Semakin meningkatnya jumlah kasus infeksi dan jumlah penderita yang meninggal
ini, telah mengundang perhatian banyak pihak internasional. Sementara itu, petugas
kesehatan juga dapat mengalami risiko terjangkit virus ini. Di seluruh negara,
petugas kesehatan yang telah meninggal akibat terkena virus ebola berjumlah 233
dari 416 kasus. Bahkan, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa lebih
dari 233 petugas kesehatan yang bekerja di Afrika Barat telah meninggal akibat
ebola.4
Diagram 2. Jumlah Kematian akibat Virus Ebola Tahun 2014
Sumber: http://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/respone-
roadmap/en/
4 WHO. Deadly Ebola virus resurfaces in Zaire. Lab Medica 1995 ; 12(3). Hlm 1-2
4
Sistem surveilans yang lemah dan infrastruktur kesehatan masyarakat yang
buruk berkontribusi pada kesulitan seputar penahanan wabah ini dan dengan cepat
menyebar ke negara-negara perbatasan, Liberia dan Sierra Leone. Pada Juli 2014,
wabah menyebar ke ibu kota ketiga negara. Ini adalah pertama kalinya EVD
berkembang dari daerah pedesaan yang lebih terisolasi dan menjadi pusat perkotaan
padat penduduk, memberikan kesempatan yang belum pernah terjadi sebelumnya
untuk transmisi Pada 8 Agustus 2014, WHO menyatakan situasi yang memburuk
di Afrika Barat dan Sierra Leone Sebagai negara dengan pengidap ebola terbanyak
di dunia.5
Dinyatakannya Sierra Leone sebagai negara dengan penyebaran virus ebola
tercepat adalah karena terdapat beberapa permasalahan mulai dari sistem kesehatan
yang buruk, kurangnya kemampuan institusional dalam menjalankan fungsinya
sebagai pemerintah, hilangnya legitimasi, dan kapabilitas dalam menjalankan
kebijkannya sehingga fungsi minimal negara pada indikator kesehatan dasar
masyarakat terabaikan. Perang sipil yang terjadi di Sierra Leone juga menjadi faktor
melemahnya sistem negara tersebut, sistem admistrasi negara menjadi tidak baik
akibat kekurangan sumber daya manusia yang mumpuni yang mengakibatkan
negara tidak bisa menangani masalah.6 Sehingga pada sepanjang tahun 2014 hingga
2015 penyebaran virus ebola di Sierra Leone mengalami peningkatan melampaui
Guenia dan Liberia. Berikut ini adalah data dari Center for Disease Control and
5 2014-2016 Ebola Outbreak in West Africa. Diakses dari:
https://www.cdc.gov/vhf/ebola/history/2014-2016-outbreak/index.html 6 Francis Fukuyama, 2004, State-Building: Governance and World Order in the 21st
century. New York, Cornell University Press. Hlm xvii
5
Prevention (CDC) yang memperlihatkan peningkatan penyebaran virus ebola di
Sierra Leone yang dapat dilihat pada diagram 3.
Diagram 3. Jumlah Kasus Penyebaran Virus di Guenia, Liberia, dan Sierra Leone
Tahun 2014-2015
Sumber data : https://stacks.cdc.gov/view/cdc/35126
Negara Sierra Leone merupakan salah satu negara berkembang di kawasan
Afrika Barat, negara ini mengalami krisis sumber daya manusia yang
mengakibatkan negara tidak mampu untuk memahami permasalahan di negara
tersebut.7 Virus ebola pertama kali terdeteksi di Sierra Leone pada tahun 2014.
Menurut data dari World Bank yang dikeluarkan pada April 2015, yang menyatakan
bahwa World Bank sudah menggeluarkan dana lebih dari $2,2 miliar untuk
menanggulangi negara-negara yang terinfeksi virus ebola termasuk Sierra Leone.8
Negara Sierra Leone telah mengalami defisit terkait tenaga ahli kesehatan,
karena tenaga ahli hanya terfokus pada daerah perkotaan dibandingkan daerah
7 National Ebola Recovery Strategy for Sierra Leone 2015-2017, Government of Sierra
Leone, 2015. Diakses dari: https://ebolaresponse.un.org/sites/default/files/sierra_leone_-
_national_recovery_strategy_2015-2017.pdf 8 Sara B Wolicki, 2016, Public Health Surveillance: At the Core of the Global Health
Security Agenda, Mary Ann Liebert, Inc. Hlm 3
6
pedesaan, hal ini diakibatkan oleh sulitnya akses dan fasilitas yang ada di Sierra
Leone.9 Minimnya keahlian yang mumpuni dari para tenaga medis di Sierra Leona
menjadi faktor lambatnya penanganan virus ebola, dikarenakan keadaan tersebut
penduduk setempat lebih memilih untuk merawat pasien yang terinfeksi virus di
rumah. Hal itu menjadikan jumlah kematian akibat virus ebola di Sierra Leone
semakin meningkat.10
Pada permasalahan diatas peneliti menemukan adanya batasan masalah
yakni pada periode waktu 2014-2015. Pada periode ini peneliti melihat ada
peningkatan penyebaran virus ebola di Negara Sierra Leone pada November 2014
sebanyak 4000 kasus yang naik menjadi 14.000 kasus pada November 2015.11
Kurangnya akses dan fasilitas kesehatan menyebabkan virus ebola di Sierra Leone
menyebarkan dengan cepat. Sebagai organisasi internasional yang menangani
permasalahan kesehatan di dunia yakni WHO turut membantu mengurangi
penyebaran virus ebola di Sierra Leone. Beberapa program yang dilakukan WHO
dalam WHO strategic response plan 2015: West Africa Ebola outbreak yaitu:
menghentikan penularan virus ebola di negara-negara yang terkena dampak,
mencegah wabah baru virus ebola di daerah dan negara baru, dengan aman
mengaktifkan kembali layanan kesehatan esensial dan meningkatkan ketahanan
9 Cathryn Streifel, 2015, How did Ebola Impact Maternal and Child Health in Liberia and
Sierra Leone?, Washington DC, Center for Strategic & International Studies. Hlm. 9. 10 Outbreak of Ebola Virus Disease in West Africa, 2015, European Centre for Disease
Prevention and Control. Diakses dari https://ecdc.europa.eu/en/ebola-and-marburg-fevers/threats-
and-outbreaks/ebola-outbreak 11 Centers for Disease Control and Prevention, "2014 Ebola Outbreak in West Africa-
Reported Cases Graphics." September 24, 2014. Diakses dari
http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/2014-westafrica/cumulativecases-graphs.html
7
penelitian dan pengembangan ebola dengan cepat serta mengkoordinasikan respons
ebola secara nasional dan internasional.12
1.2 Rumusan Masalah
Penyebaran virus ebola telah menjadi isu keamanan non tradisional yang
mengancam keamanan nasional sebuah negara karena penyebarannya yang cepat
dan sulit diatasi hanya oleh beberapa pihak. Kawasan Afrika Barat, khususnya
negara Sierra Leone, menjadi kawasan yang darurat ebola. Terjadinya perang sipil
di Sierra Leone menjadikansistem kesehatan negara tersebut yang dianggap belum
cukup kuatuntuk menanggulangi virus ebola di Sierra Leone menjadi faktor
cepatnya penyebaran virus ebola.13 WHO sebagai organisasi kesehatan dunia
mengambil peranan dalan menanggulangi kasus ini di Sierra Leone.Oleh karena itu,
skripsi ini menjawab satu pertanyaan, yaitu; “Bagaimana peran WHO dalam
menanggulangi penyebaran virus eboladi Sierra Leone dari tahun 2014 hingga
2015?”
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu untuk:
1 Menjelaskan penyebaran virus ebola di Sierra Leone dari tahun 2014-2015
yang mencangkup sejarah virus ebola, penyebarannya di Afrika Barat, dan
penyebarannya di Sierra Leone dalam konteks kajian ilmu Hubungan
Internasional; dan
12 WHO.2015. WHO strategic response plan 2015: West Africa Ebola outbreak. Diakses
dari https://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/ebola-strategic-plan/en/ 13 2014-2016 Ebola Outbreak in West Africa. Diakses dari
https://www.cdc.gov/vhf/ebola/history/2014-2016-outbreak/index.html
8
2 Menganalisis peran WHO yang terdiri dari menentukan standard
kesesuaian; penyebaran norma-norma internasional; memobalisasi
berbagai mekanisme sosialisasi kelompok untuk membentuk perilaku
anggota; meningkatkan kerja sama; dan memengaruhi lingkungan
informasi dengan menyebarkan informasi yang kredibel dan tidak
memihak.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat dalam hal teoretis dan
praktis:
1. Manfaat teoretis, ia dapat menjadi referensi lebih lanjut bagi penelitian
mengenai peran WHO dalam menanggulangi virus ebola di Sierra Leone
pada tahun 2014-2015 dan sebagai informasi bagi semua kalangan yang
akan memerlukan, khususnya untuk penelitiorganisasi internasional dan
Hubungan Internasional.
2. Manfaat Praktis, diharapkan penelitian ini dapat melengkapi penelitian-
penelitian sebelumnya mengenai penyebaran virus ebola di Sierra Leone,
khususnya dalam kajian keamanan non tradisional dan diharapkan dapat
menjadi acuan bagi pemerintah dan organisasi internasional terhadap
penyebaran penyakit khususnya virus ebola.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti melakukan tinjauan terhadap
pelitian terdahulu yang berkaitan dengan penyebaran virus ebola dan juga keadaan
di Sierra Leone. Berikut ini merupakan penelitian terdahulu yang
dijadikanperbandingan penelitian oleh peneliti sehingga dapat terlihat aspek
kebaruan di dalam skripsi ini, yaitu:
Pertama, penelitian dengan judul Socio-Economic Impact of Ebola Virus
Disease in West African Countries yangditulis oleh United Nations Development
Group (UNDG)yang merupakan sebuah konsorsium sebagai hasil dari agenda
reformasi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dibentuk oleh Sekretaris Jenderal
PBB pada tahun 1997, untuk meningkatkan efektivitas berbagai kegiatan
pembangunan yang dilakukan oleh PBB di tingkat negara. UNDG melihat bahwa
virus ebola yang terjadi di kawasan Afrika Barat sangat melebar sehingga
menimbulkan masalah baru yaitu sosial dan ekonomi.
UNDG sebagai organisasi pembangunan dunia memiliki tanggung jawab
akan masalah sosial dan ekonomi yang telah timbul dikarenakan penyebaran virus
ebola. UNDG pun dengan cepat mengambil tindakan dengan berusaha untuk
10
menerapkan The macro-economic impact model for the Ebola virus disease dan
Trade impacts of Ebola virus diseasedi kawasan Afrika Barat.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian ini adalah penelitian penelitian
ini lebih berfokus pada wilayah regional Afrika Barat dan lebih memperhatikan
masalah sosial-ekonomi. Sedangkan penelitian ini akan lebih berfokus terhadap isu
penyebaran ebola di salah satu negara di kawasan Afrika Barat yakni Sierra Leone.
Kedua, penelitian dengan judul The political foundations of the Ebola crisis
in Sierra Leone ditulis oleh El Anderson yang merupakan mahasiswa di University
of Leeds. Anderson melihat bagaimana peran negara Sierra Leone terhadap
penanggulangan virus ebola di negara tersebut. Anderson di dalam penelitiannya
melihat bahwa menurunnya layanan kesehatan merupakan dampak dari peran
internal, yang menyebabkan turunnya aspek lain dalam negara seperti pendidikan,
naiknya jumlah pengangguran dan ketidak stabilan politik yang juga berpengaruh
kepada sistem kesehatan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Anderson adalah, penelitian
Anderson menggunakan level analisis pada negara-bangsa yaitu Sierra Leone.
Sedangkan peneliti ini menggunakan level anlisis peneliti pada sistem internasional
yakni WHO sebagai organisasi internasional dalam menaggulangi penyebaran virus
ebola.
Ketiga, penelitian dengan judul yang sama yaitu Peranan World Health
Organization (WHO) Melalui Global Programme On Aids Dalam Menangani
Kasus Hiv/Aids Di Indonesia (2001-2006) ditulis oleh Roida Tunisa yang
merupakan mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Komputer Indonesia,
11
Bandung. Roida melihat bahwa Virus HIV/AIDS masih belum ditemukan vaksin
atau obat yang dapat menyembuhkan HIV/AIDS hal itu menjadi perhatian dunia
internasional. HIV/AIDS menjadi ancaman, sampai saat ini para ahli kedokteran
masih mencari formula yang tepat untuk menyembuhkan virus tersebut sehingga
hal ini dapat menjadi ancaman baru bagi keamanan internasional termasuk
Indonesia.
Roida melihat bahwa WHO Global Programme on AIDS Dalam Menangani
KasusHiv/Aids Di Indonesia (2001-2006) dengan cara mendirikan empat program
yaitu; Informasi Publik dan Pendidikan, Perawatan Medis, Hak AsasiManusia dan
Dukungan, Penelitian dan Evaluasi.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Roida Tunisa adalah Penelitian
Roida berfokus pada penanggulangan HIV AIDS di Indonesia. Sedangkan
penelitian ini berfokus pada penyebaran virus ebola di negara Sierra Leone.
Keempat, penelitian yang berjudul Virus Ebola Di Afrika Barat Sebagai
Ancaman Keamanan Nasional Amerika Serikat ditulis oleh Kemas Muhammad
Zulfikar yang merupakan mahasiswa jurusan Hubungan Internasional Universitas
Airlangga, Surabaya. Kemas dalam penelitiannya melihat bahwa alasan Amerika
Serikat (AS) menjadikan virus ebola yang berpusat di regional Afrika Barat
menjadi ancaman keamanan AS adalah kekhawatiran AS terhadap virus ebola yang
dapat mengancam keamanan di luar dari kawasan regional Afrika Barat termasuk
AS sendiri.
Kemas juga mengatakan bahwa Amerika Serikat sebagai global leader
dalam tatanan internasional merespon virus ebola sebagai virus yang mengancam
12
keamanan nasional, dengan mengawasi penyebaran penyakitnya diikuti oleh
Centers for Disease Control and Prevention (DCP) yang mengirimkan relawan
untuk merespon U.S Agency for International Development (USAID) dengan
membantu pendanaan WHO untuk membantu negara-negara yang terinfeksi virus
ebola.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Kemas Muhammad Zulfikar
terdapat pada konsep yang di gunakan. Penelitian Kemas menggunakan konsep
keamanan nasional dan kebijakan luar negeri, mengenai hal ini AS sebagai global
leader menggunakan kebijakan luar negerinya untuk mengontrol dan
mengantisipasi virus ebola untuk tidak meluas ke wilayah regional lain. Sedangkan
penelitian menggunakan konsep keamanan non-tradisional dan organisasi
internasional yaitu WHO sebagai organisasi internasional berperan dalam
menanggulangi penyebaran virus ebola yang termasuk dalam keamanan non-
tradisional.
Kelima, penelitian yang serupa berjudul Ebola dan Ancaman Keamanan
Non-Tradisional di Asean ditulis oleh Dewi Amelia Tresna Wijayanti yang
merupakan Tenaga Ahli Badan Kerja Sama Antar Parlemen DPR RI. Dewi melihat
bahwa wabah virus ebola menjadi ancaman keamanan non-tradisional dan di
butuhkannya organisasi regional di kawasan Asia Tenggara sebagai bentuk
antisipasi dalam menanggulangi virus ini.
Dewi dalam skripsinya mengatakan bahwa Virus ebola yang bukan hanya
menjadi masalah kesehatan semata tetapi telah menjadi isu keamanan internasional.
13
ASEAN merujuk upaya kolektif manajemen penanggulangan penyakit menular
berbahaya.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Dewi Amelia Tresna Wijayanti
terletak pada Penelitian terdahulu menganalisis peran ASEAN dan menanggulangi
ebola sebagai ancaman keamanan non-tradisional. Sedangkan peneliti akan lebih
berfokus terhadap peran WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di
negara Sierra Leone.
Berdasarkan pemaparan diatas mengenai lima penelitian terdahulu terkait
Peran WHO dalam Menanggulangi Penyebaran Virus Sierra Leone penelti hendak
meringkas kelima penelitian terdahulu kedalam sebuah tabel sebagai berikut.
14
Tabel 1. Tabel Penelitian Terdahulu
No Nama Penulis Judul Buku atau
Tulisan
Fokus Penelitian Kesimpulan
1 United Nations
Development
Group (2015)
Socio-Economic Impact
of Ebola Virus Disease
in West African
Countries
Penelitian ini terfokus kepada
bagaimana virus ebola
berdampak kepada masalah
sosial dan ekonomi di Afrika
Barat.
Ebolasebagai virus yang merambat dengan
dengan sangat besar dan berpengaruh kepadan
sistem sosial dan ekonomi di Afrika barat. United
Nations Development Group menunjukan
perannya untuk membantu memulihkan kembali
masalah sosial dan ekonomi yang ada di Afrika
Barat.
Perbedaan penelitian Penelitian terdahulu lebih berfokus pada masalah sosian dan Ekonomi di wilayah regional Afrika Barat.
Sedangkan penelitian ini akan lebih berfokus terhadap isu penyebaran ebola di negara Sierra Leone.
2 El Anderson (2016) The political
foundations of the
Ebola crisis in Sierra
Leone
Penelitian ini terfokus kepada
bagaimana kelemahan sistem
kesehatan di Negara Sierra
Leone dalam menanggulangi
wabah virus ebola.
Sistem kesehatan di negara Sierra Leone
dikatakan lemah dalam menanggulangi virus
ebola dikarenakan ketidak siapan pelayanan
umumnya, petugas kesehatan dan juga adanya
masalah internal negara.
Perbedaan penelitian
Perbedaan terdapat pada level analisis. Peneliti terdahulu menggunakan level negara-bangsa. Sedangkan
peneliti menggunakan level anlisis peneliti adalah sistem internasional.
3 Roidatunisa
(2009)
Peranan World Health
Organization (WHO)
Melalui
Global Programme On
Aids Dalam Menangani
Kasus
Hiv/Aids Di Indonesia
(2001-2006)
Penelitian ini berfokus pada
bagaimana WHO Global
Programme on AIDS
dijalankan di Indonesia.
Usahan WHO Global Programme on AIDS di
Indonesia (2001-2006)dengan cara mendirikan
empat program yaitu ; Informasi Publik dan
Pendidikan, Perawatan Medis, HAM, Dukungan,
Penelitian dan Evaluasi.
15
Perbedaan penelitian Perbedaan terdapat pada fokus penelitian. Penelitian Roida berfokus pada penanggulangan HIV AIDS di
Indonesia. Sedangkan peneliti berfokus pada penyebaran virus ebola di negara Sierra Leone
4
Kemas Muhammad
Zulfikar
(2017)
Virus Ebola Di Afrika
Barat Sebagai Ancaman
Keamanan Nasional
Amerika Serikat
Penelitian ini berfokus pada
alasan Amerika Serikat (AS)
menjadika virus ebola yang
berpusat di regional Afrika
Barat sebagai menjadi
ancaman keamanan AS.
Amerika Serikat sebagai global leader dalam
tatanan internasional merespon virus ebola
sebagai virus yang mengancam keamanan
nasional. Dengan mengawasi penyebaran
penyakitnya diikuti oleh Centers for Disease
Control and Prevention (DCP) yang mengirimkan
relawan untuk merespon U.S Agency for
International Development (USAID) dengan
membantu pendaan WHO untuk membantu
negara-negara yang terinfeksi virus ebola.
Perbedaan penelitian Perbedaan terdapat pada konsep yang di gunakan. Penelitian terdahulu menggunakan konsep keamanan
nasiolan dan kebijakan luar negri. Sedangkan peneliti menggukan konsep keamanan non-tradisional dan
organisasi internasional.
5 Dewi Amelia Tresna
Wijayanti
(2014)
Ebola dan Ancaman
Keamanan Non-
Tradisional di Asean
Penelitian ini berfokus pada
bagaimana wabah virus ebola
menjadi ancaman keamanan
non-tradisional dan di
butuhkannya organisasi
regional di kawasan Asia
Tenggara sebagai bentuk
antisipasi dalam
menanggulangi virus ini.
Virus ebola yang bukan hanya menjadi masalah
kesehatan semata tetapi telah menjadi isu
keamanan internasional. ASEAN merujuk upaya
kolektif manajemen penanggulangan penyakit
menular berbahaya.
Perbedaan penelitian Penelitian terdahulu menganalisis peran ASEAN dan menanggulangi ebola sebagai ancaman keamanan non-
tradisional. Sedangkan peneliti akan lebih berfokus terhadap peran WHO dalam menanggulangi penyebaran
virus ebola di negara Sierra Leone.
Sumber data diolah peneliti, 2018.
16
2.2 Teori dan Konsep
Penelitian ini menggunakan teori dan konsep yang berkaitan dengan peran
WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di Sierra Leone, yaitu Teori
Peran, Konsep Organisasi Internasional, dan Keamanan Non Tradisional, sebagai
berikut:
2.2.1 Teori Peran
Teori peran dalam Hubungan Internasional pertama kali muncul dalam
foreign policy analysis (FPA) pada tahun 1970. Teori peranan dalam Hubungan
Internasional bertujuan untuk memastikan pola perilaku negara-negara dalam
struktur Perang Dingin. Sejak saat itu semakin banyak ilmuan yang mengatakan
bahwa ada perluasan peran sosial seperti pemimpin, mediator, insisiator dan kontra
peran seperti pengikut, aggressor dan lain-lain sebagai struktur sosial Hubungan
Internasional yang berkembang.14 Sementara itu, teori peran dalam buku Harnisch
dijelaskan bahwa, peran merupakan posisi sosial atau aktor yang diakui oleh sosial
yang dibentuk oleh harapan sendiri yakni ego, dan harapan orang lain.15
Di dalam teori peran terdapat role expectation yang digunakan untuk aktor
terorganisir seperti negara atau organisasi internasionaldapat bervariasi dan role
expectation setiap orang berbeda tergantung pada ruanglingkupnya sehingga
kewajibannya menjadi berbeda. Kemudian, menurut sebagianpeneliti peran dan
identitas yakni saling berkaitan. Role identity adalah bahwalembaga atau kelompok
14 Sebastian Harnisch, Cornelia Frank, and Hanns W. Maull. 2011. Role Theory in
International Relations Approaches and analyses. Routledge. Hlm 7 15 Ibid. Hlm 8
17
mendefinisikan dirinya melalui mata orang lain atau persepsiorang lain. Ketika
seorang aktor bertindak dalam memilih perilaku sesuai denganbatas perannya,
perilaku ini dipengaruhi oleh identitas mereka dan juga memberikan feedback
kepada aktor yang berperan tersebut.16
Faktor peranan merupakan aspek penting untuk menentukan dan melihat
tingkah laku internasional (international behaviour) dari aktor internasional, baik
itu negara bangsa, non-governmental organization,multinational cooperation,
international organization, dan sebagainya, yang bisa ditentukan fungsi dan
posisinya di dalam suatu sistem internasional yang ada.17
Lisa Martin dan Beth Simmons menjelaskan ada tiga peranan yang
dilakukan oleh International Organizations, antara lain:18
1. Menentukan standar kesesuaian, penyebaran norma-norma internasional,
memobalisasi berbagai mekanisme sosialisasi kelompok untuk membentuk
perilaku anggota;
Organisasi Internaasional berperan untuk menetukan bagaimana standar
pelaksanaan agar tercapai tujuan dari organisasi tersebut. Norma-norma
internasional dalam organisasi internasional adalah bagaimana organisasi
tersebut bisa mewujudkan harapan bersama, dan bisa menetukan standar yang
akan diterapkan oleh organisasi internasional agar terlaksana tujuan awal yaitu
16 Sebastian Harnisch, Cornelia Frank, and Hanns W. Maull. 2011. Role Theory in
International Relations Approaches and analyses. Routledge. Hlm 10 - 13 17 Joseph Frankel, 1987, International Relation in Changing World, Oxford University
Press. Hlm 34 18 Walter Carlesnaes, et.al, 2013, Handbook of International Relations, London, SAGE
Publications. Hlm 258-261
18
mewujudkan harapan bersama atau membantu anggota dari organiasi
internasional keluar dari permasalahannya dengan memfasilitasi anggotanya.
Dan yan terakhir adalah memobalisasi berbagai mekanisme sosialisasi
kelompok untuk membentuk perilaku anggota bagaimana organisasi
internasional bisa mefasilitasi anggotanya agar tercipta suatu perubahan yang
berdampak baik bagi anggotanya.19
2. Meningkatkan kerja sama;
Organisasi Internasional melakukan kerja sama dengan cara menjadikan
organisasi tersebut sebagai wadah organisasi lain atau negara-negara lain untuk
bisa menolong negara yang sedang ditangi oleh organisasi internasional,
dengan cara memberi bantuan berupa moral ataupun materil melalui organisasi
yang sedang menangani masalah.20
3. Memengaruhi lingkungan informasi dengan menyebarkan informasi yang
kredibel dan tidak memihak;
Organisasi Internasional sebagai sumber kredible dalam menyebarkan
informasi yang bisa di pecaya oleh masyarakat dunia.21
Berdasarkan pengertian menurut para ahli yang telah dijabarkan di atas,
maka teori ini digunakan untuk menganalisis bagaimana peran dari suatu organisasi
internasional. Penulis akan mengindentitifikasi peran-peran WHO ke dalam tiga
variabel tersebut.
19 Walter Carlesnaes, et.al, 2013, Handbook of International Relations, London, SAGE
Publications. Hlm 259 20 Ibid. Hlm 260 21 Ibid. Hlm 261
19
2.2.2 Organisasi Internasional
Kaum liberal institusional mengatakan bahwa, institusi internasional
merupakan suatu organisasi internasional seperti contohnya WHO yang merupakan
seperangkat aturan untuk mengatur tindakan negara dalam bidang tertentu.22
Keberadaan organisasi internasional memiliki peran penting bagi suatu negara yaitu
saat negara tersebut tidak dapat memecahkan permasalahan negaranya sendiri. Oleh
karena itu dalam hubungan internasional tidak lagi didominasi masalah politik,
ekonomi dan militer tetapi isu-isu semakin meluas dimana salah satu isunya adalah
isu mengenai kesehatan yang dapat menggangu keamanan di suatu negara,
sebagaimana virus ebola yang terjadi di Sierra Leone. Peu Ghosh mengatakan
bahwa :
“International relations represent the study of foreign affaris and global
issues among states including the role of states, Inter- Governmental
Organization (IGO), Non-Governmental Organization (NGO) and Multi
National Cooperations (MNCs)”23
Daniel S. Cheever dan H. Field Haviland Jr, mengatakan bahwa :
“Organizing For Peace: International Organization In WorldAffairs”
mengemukakan bahwa definisi dari organisasi internasional yaitu : “any
cooperative arrangement instituted among states, usually by a basic
agreement to perform some mutually advantageous functions implemented
through periodic meetings and staff activies”24
Berdasarkan paparan diatas menurut Daniel S. Cheever dan H. Field
Haviland Jr organisasi internasional adalah bentuk kerjasama internasional yang
terlembaga antar negara dan dilandasi perjanjian dasar untuk memastikan fungsi
22 Robert Jackson and Georg Sorensen, 2007. Introduction to international relations :
theories and approaches, New York, Oxford University Press. hlm. 154 23 Peu Ghosh, 2009, International Relations, New Delhi, PHI. hlm. 1-2 24 Daniel S Cheever and H. Field Haviland Jr, 1967, Organizing For Peace : International
Organization in World Affair, New York, Houghton Miffin Co. Hlm 2
20
yang baik dan pelaksanaannya melalui pertemuan-pertemuan serta kegiatan staf
secara berkala. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa organisasi internasional
adalah sebuah wadah nyata kerjasama dari negara-negara yang memiliki kekuatan
hukum, dimana kekuatan tersebut fungsinya untuk mengatur para anggota dari
organisasi internasional itu sendir untuk mencapai tujuan bersama.
2.2.3 Keamanan Non Tradisional
Definisi dasar dari keamanan non tradisional mengacu pada tantangan
keamanan yang kurang dari pola ancaman militer vs militer atau negara vs negara
dan yang secara luas dikondisikan oleh risiko sosio ekonomi.25 Konsep ini
didefinisikan secara samar; para ahli tampaknya terbagi dalam dua kubu. Di satu
sisi, perdebatan ilmiah telah menggambarkan keamanan non tradisional sebagai
konsep yang mendefinisikan ancaman terhadap negara-bangsa yang berasal dari
low politics dalam oposisi terhadap ancaman keamanan tradisional yang berkaitan
dengan pola ancaman negara ke negara.26
Di sisi lain, beberapa peneliti telah memperluas gagasan keamanan non
tradisional dan menganggapnya sebagai alat deskriptif untuk mendefinisikan
ancaman serta tanggapan multi level dan multi dimensi yang diperlukan untuk apa
yang disebut masalah keamanan manusia (human security).27 Tidak seperti abad-
abad sebelumnya, ancaman keamanan yang paling parah dihadapi negara-bangsa
adalah tentara negara bagian lain, di abad ke-21, munculnya sejumlah non-state
25 Europe and Asia _ Working Together on Non-Traditional Security Challenges (op-ed).
Diakses dari: http://www.global-europe.org/detail-articles.php 26 Mely Caballero Anthony, 2010, Non-traditional security challenges, regional
governance, and the ASEAN political-security community (APSC), Asia Security Initiative Policy
Series (7), London, Ashgate publishers. hlm 1-14. 27 Akiko Yamanaka, 2012, A vision for non-traditional security with human security,
speech at European Leadership Conference. Hlm 4
21
actor, seperti jaringan teroris, kartel narkoba dan jaringan pembajakan maritim, dan
konflik intra-negara (misalnya perang sipil) telah dianggap penting sebagai
ancaman era baru terhadap keamanan nasional negara-negara masa kini.28
Terlepas dari aktor non negara dan transnasional tersebut, dampak degradasi
lingkungan terhadap masa depan negara-bangsa, terutama implikasi dari perubahan
iklim global, telah muncul sebagai ancaman yang kredibel dan serius bagi eksistensi
masa depan bangsa-bangsa modern. Perubahan demografis, seperti populasi yang
menua dan atau menyusut, terutama akut di negara-negara maju Barat, telah
muncul sebagai satu-satunya faktor sosial yang mungkin mempengaruhi politik
kekuasaan global di masa depan. Akhirnya, kemajuan teknologi di abad ke-21,
khususnya sehubungan dengan revolusi Teknologi Informasi dan Komunikasi,
telah memfasilitasi munculnya perang cyber dan spionase cyber, memicu
pergeseran lambat dari medan perang dari darat, udara dan laut ke dunia maya.29
Virus ebola yang menyebar di negara Sierra Leone merupakan isu
keamanan non-tradisiona karena melibatkan aktor non-state. isunya pun termasuk
kedalam kategori isu low politic seperti isu-su ekonomi, sosial budaya, lingkungan
dan juga kesehatan di dalamnya. Isu kesehatan ini menyerang negara Sierra Leone
dan mengancam keamanan di negaranya kemudia WHO sebagai aktor non-sttate
mengambil peran dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di Negara Sierra
Leone.
28 Diva Srikanth, 2014, Non traditioanal security threat in the 21th century. International
Journal of Development and Conflict Journal. Hlm 50 29 Ibid.
22
2.3 Kerangka Pikir
Pada bagian kerangka pikir peneliti menggunakan satu teori dan dua konsep
yakni teori peran, konsep organisasi internasional, dan konsep keamanan non-
tradisional. Untuk teori peran peneliti akan menggambarkan bagaimana perang
WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di Sierra Leone. Sedangkan
dalam konsep organisasi internasional peneliti akan menggambarkan WHO sebagai
organisasi internasional dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di Sierra
Leone. Terakhir konsep keamanan non tradisional peneliti akan menggabarkan
pergeseran isu-isu high politic menjadi isu low politic salah satunya adalah isu
kesehatan. Pemaparan mengenai kerangka pikir dapat dilihat lebih jelas pada
Gambar. 1 berikut ini
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir Sumber data diolah peneliti, 2018
Isu ini mulai menjadi ancaman baru untuk masyarakat internasional, sehingga isu ini menjadi isu internasional yang
harus diselesaikan.
WHO sebagai organisasi kesehatan internasional berperan dalam menangani isu penyebaran virus ebola di negara Sierra
Leone.
Teori peran
1. Menentukan standard kesesuaian
2. Meningkatkan kerja
sama 3. Memengaruhi
lingkungan
informasi dengan menyebarkan
informasi yang
kredibel dan tidak memihak.
Organisasi internasional
1. Kerjasama Internasional yang
terlembaga
Keamanan non tradisional
1. Non-state Actors
2. Low politic issue
3. Human Security
Virus ebola mengancam keamanan negara Sierra Leone, negara dirugikan oleh penyebaran virus eboladikarenakan
virus tersebut cepat menyebar dan menimbulkan korban.
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian kualitatif
merupakan metode penelitian yang berlandas-kan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dan jika lebih
ditekankan secara spesifik dalam hubungan internasional, penelitian ini diartikan
sebagai penelitian yang dapat dijadikan jawaban yang dalam mekanisme proses
penelitian. Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk
menjadikan percakapan dan observasi yang dilakukan pada suatu kejadian yang
dapat diteliti.30
Penelitian dengan menggunakan teori kualitatif digunakan untuk
melakukan penyelidikan lebih dalam untuk mendapatkan jawaban.31 Penelitian
kualitatif memiliki beberapa karakter, yaitu: Prinsip alur berpikir induktif dan
berusaha mencari regenerasi atas teori yang ada, menekankan pada cara individu
30 Audie Klotz and Deepa Prakash, 2008, Qualitative Methods in International Relations:
A Pluralist Guide. Houndmill, Basingstroke, Palgrave Macmillan. Hml 3 31 Alan Bryman, 2012, Social Research Method, Ney York, Oxford University Press,
Hlm 27
24
menginterpretasikan dunia sosial, mempertimbangkan keadaan sosial manusia
sebagi ciptaan.32
Metode ini akan memaparkan kondisi di Negara Sierra Leone mengenai
virus ebola dan menjelaskan apa saja peran yang diambil oleh WHO melalui data
yang di kumpulkan dari dokumentasi peristiwa, sumber berita, jurnal, dan laporan
untuk mendukung penelitian penulis.
3.2 Fokus Penelitian
Fokus dari penelitian ini adalah bagaimana peran WHO dalam
menanggulangi penyebaran virus ebola di Sierra Leone.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Peneliti menggunakan sumber data sekunder merupakan data yang
diperoleh dari sumber berita, jurnal, dan laporan yang sifatnya tidak langsung
memberikan data kepada peneliti. Dokumen atau sumber berita yang menjadi arah
peneliti adalah yang berkaitan dengan Penyebaran virus ebola di negara Sierra
Leone dan peran WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di negara
Sierra Leone pada tahun 2014-2015. Sumber data yang diperlukan dalam penelitian
ini adalah bentuk-bentuk bantuan WHO dalam menanggulangi penyebaran virus
ebola di Sierra Leone seperti data penyebaran staf ahli, pembangunan laboraturium,
dan pembangunan unit kesehatan. Kemudian peneliti menyambungkan analis untuk
menjawab pertanyaan penelitian.
32 Alan Bryman, 2012, Social Research Method, Ney York, Oxford University Press,
Hlm 37
25
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data
berupa dokumentasi atau library research dan melalui penelusuran data di internet.
Dokumen dibagi menjadi dua, yaitu; yang pertama tulisan yang didalamnya
terdapat catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Kedua
adalah gambar yang berupa foto, gambar hidup, sketsa.33 Oleh karena itu peneliti
hendak mengumpulkan data mengenai WHO di Sierra Leone khususnya dalam
penanganan virus ebola dengan interval waktu di tahun 2014-2015.
3.5 Teknik Analisis Data
Peneliti menggunakan teknik analisis Kualitatif, teknik ini mengolah
sumber data berupa dokumen dan juga catatan dan mengaplikasikannya menjadi
data di dalam penelitian ini, kemudian mengurangi data dengan proses pengkodean
dengan inisial dan kemudian mewakili data dalam bentuk tabel, figur atau gambar,
atau diskusi.34 Tahap terakhir adalah Membuat kesimpulan dari analisis data yang
bertujuan untuk memperoleh informasi dan keilmuan baru bagi penelitian
selanjutnya mengenai peran WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola
tahun 2014-2015.
33 Sarah J Tracy, 2013, Qualitative Research Methods: Collecting Evidence, Crafting
Analysis, Communicating Impact, United Kingdom, Blackwell Publishing. hlm 246. 34 J. W. Creswell, 2007, Qualitative inquiry and research design: Choosing among five
traditions. Thousand Oaks, California, Sage Publications. hlm 148
26
3.6 Level Analisis
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan level analisis penelitian pada
sistem internasional. Menurut Mohtar Mas’oed level analisis penelitian sistem
internasional terfokus pada sistem internasional itu sendiri, dimana sistem
internasional memegang kendali dan berpengaruh dalam menentukan perilaku apa
yang harus di ambil oleh aktor-aktor Hubungan Internasional.35
Peneliti menetapkan peran WHO dalam menanggulangi penyebaran virus
ebola di Sierra Leone tahun 2014-2015 sebagai unit analisis. Sedangkan Unit
Eksplanasi adalahPeran WHO dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di
Sierra Leone tahun 2014-2015
Level analisis penulis disertakan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 2. Tingkat Analisis
Sumber data diolah peneliti, 2018
35 Mas'oed, M. (1990). Ilmu Hubungan Internasional : Disiplin dan Metodologi. Jakarta:
Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Hlm 47
Level/Tingkat Analisis : Organisasi Internasional (WHO)
Unit Analisis Unit Eksplanasi
Peran WHO dalam menanggulangi
penyebaran virus ebola di Sierra
Leone tahun 2014-2015
Penyebaran virus ebola di Sierra
Leone tahun 2014-2015
27
3.7. Validitas Data Penelitian
Pada validitas data penelitian kualitatif, peneliti menggunakan teknik
triangulasi. Menurut Wiliam Wiersma, triangulasi adalah pemeriksaan data dari
berbagai sumber dengan menggunakan banyak cara dan waktu, pemeriksaan
dilakukan untuk memastikan keabsahan data penelitian. Menurut A.Guinuon
Triangulasi memiliki lima jenis yaitu: data triangulation, investigator
triangulation, theory triangulation, methodological triangulation dan
environmental triangulation.36 Penelitian ini diuji validitasnya menggunakan
teknik triangulasi data sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Melalui
pengumpulan berbagai temuan dari beberapa jenis data, peneliti atau sumber yang
kemudian menghasilkan hasil yang sama, sehingga memperkuat penelitian menjadi
kredibel.37 Triangulasi digunakan untuk menggecek keabsahan data juga dilakukan
untuk memperkaya data. Selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk
menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena triangulasi bersifat
reflektif.38
Menurut Norman K. Denzin terdapat empat jenis penyajian data triangulasi,
yakni triangulasi metode, triangulasi peneliti, triangulasi teori dan triangulasi
sumber data.Pada penelitian ini peneliti tidak melakukan wawancara dan observasi,
triangulasi dilakukan pada sumber data karena penelitian ini sebagian besar
menggunakan sumber data sekunder, yakni berasal dari dokumen, laporan dan
pernyataan resmi. Dalam melakukan uji validitas data, peneliti menggali kebenaran
36 A.Guinuon, L, 2002, Life and Freedom: The Eternal Way of Life and Liberation, Here
and Now. Diakses dari http:/www.igh.org/triangulation/ 37 Sarah J. Tracy, 2013, Qualitative Research Methods: Collecting Evidence, Crafting
Analysis, Communicating Impact, United Kingdom, Blackwell Publishing. hlm 236 38 Ibid.
28
informasi melalui sumber perolehan data. Peneliti membandingkan dokumen
tertulis berupa pernyataan, laporan dan wacana-wacana khususnya yang
dikeluarkan oleh WHO maupun artikel dan jurnal ilmiah lainnya mengenai ebola
di Sierra Leone, melalui sumber-sumber data sekunder tertulis yang penulis
dapatkan melalui Perpustakaan Pusat Universitas Lampung, Ruang Baca Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, juga mencari Artikel dan Jurnal
Ilmiah yang dipublikasikan secara resmi di media online pihak terkait.39
Masing-masing data yang peneliti dapatkan, menghasilkan bukti atau data
yang berbeda. Peneliti kemudian memilih dan membandingkan lalu memberikan
pandangan yang sesuai dengan penelitian yang peneliti lakukan terkait peran WHO
dalam menanggulangi penyebaran virus ebola di Sierra Leone pada tahun 2014-
2015.
39 Norman K. Denzin. 1989. The Research Act: A Theoretical Introduction to Sociological
Methods. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall, London: Sage Publication Ltd. hlm. 305
29
BAB IV
GAMBARAN UMUM
Bab ini menyajikan gambaran umum yang terdiri dari profil negara Sierra
Leone dan profil World Healt Organization (WHO).
4.1 Profil Negara Sierra Leone
Sierra Leone adalah satu dari 54 negara di benua Afrika, negara ini secara
administratif di bagi menjadi empat bagian yaitu, Utara, Selatan, Timur, dan Barat.
Negara Sierra Leone beribukota Freetown. Pada sensus tahun 2015United Nations
(UN) dan World Bank mencatat bahwa Negara Sierra Leone berpenduduk sebanyak
7.075.641jiwa dengan luas wilayah 71.740 km².40
Negara Sierra Leone memiliki angka harapan hidup 49 tahun untuk pria dan
48 tahun untuk wanita. Mayaoritas agam di Negara Sierra Leone adalah Islam yaitu
sebanyak 60% penduduknya beragamakan Islam. Disebelah timur laut Sierra Leone
berbatasan dengan Guinea, dibagian Tenggara berbatasan dengan Liberia,
sementara di bagian barat daya berbatasan langsung denganSamudera Atlantik.
40 Sierra Leone Country Profile- Timeline, 2017, BBC News, Diakses dari:
http://www.bbc.com/news/world-africa-14094194
30
Pertambangan, pertanian dan perikanan merupakan sektor-sektor yang mendukung
perekonomian di Negara Sierra Leone.41
Bendera Sierra Leone secara resmi dikibarkan pada 27 April 1961. Bendera
Sierra Leone memiliki tiga warna, yaitu hijau, putih dan biru. Masing-masing warna
memiliki arti yang berbeda. Warna hijau melambangkan pertanian, gunung-
gunung, dan sumber daya alam yang ada di Sierra Leone. Biru merupakan simbol
harapan negara untuk menjadikan pelabuhan di Freetown sebagai penyumbang
keamanan dunia. Putih melambangkan kerukunan dan keadilan.42 Berikut
merupakan gambar letak negara Sierra Leone dan gambar bendera dari negara
Sierra Leone.
.
Gambar 2. Peta Sierra Leone dan Bendera Sierra Leone Sumber:
https://www.worldatlas.com/webimage/countrys/africa/sierraleone/slflags.htm)
Sierra Leone mencapai kemerdekaan pada tanggal 27 April 1961. negara ini
mencapai status republik pada tanggal 19 April 1971. Terjadi instabilitas sosial dan
politik pada awal kemerdekaan Negara Sierra Leone, hal itu menyebabkan Negara
Sierra Leone hilang kendali dalam menjalankan sistem pemerintahannya. hal
41 Sierra Leone Country Profile- Timeline, 2017, BBC News, Diakses dari:
http://www.bbc.com/news/world-africa-14094194 42 Ibid.
31
tersebut dibuktikan dengan terjadinya kudeta pemerintaha, tindak krupsi,
pelanggaran hak asasi manusia dan puncak dari ketidak stabilan sistem negara
tersebut adalah dengan terjadinya perang sipil yang berlangsung dari tahun 1991
hingga tahun 2002. Tercatat sebanyak 75.000 jiwa yang meninggal selama
terjadinya perang sipil. Perang sipil ini disebabkan oleh konflik antar kelompok
oposisi dan pemerintah Sierra Leone, kelompok oposisi yang datang dengan
ideologi nasionalis menyebut mereka sebagai RUF (Revolutionary United Fornt)
yang dibentuk pada tahun 1991 oleh Foday Sankoh, dan dibantu oleh Charles
Taylor yang merupakan revolusioner dari Liberia, bertujuan untuk mengubah
pemerintahan kotor yang identik dengan korupsi. RUF menjanjikan pendidikan dan
kesehatan yang layak serta gratis, dan bagi hasil dari keuntungan tambang berlian
yang sebelumnya dikuasai oleh pemerintah.43
Selain adanya perbedaan antara pemerintahan dan juga pihak oposisi,
disebutkan bahwa berlian yang melimpah dinegara Sierra Leone juga menjadi
faktor terjadinya perang sipil, karena kedua kelompok yang berkonflik memiliki
hastar yang sama untuk menguasai sumber daya alam yang dimiliki Sierra Leone.
faktor lain yang menyebabkan terjadinya perang sipil di Sierra Leone adalah tidak
baiknya sistem pemerintahan di Negara Sierra Leone, dan buruknya pelayanan
publik dan lambatnya pertumbuhan ekonomi di negara tersebut padahal Sierra
Leone di angugerahi dengan kekayaan sumber daya alam seperti berlian.44
43 Module 6. International Conflict. 4: Sierra Leone: Civil War. Diakses dari
www.nervecentre.org/teachingdividedhistories 44 J Bellows and E Miguel, 2006, War and Institution: New Evidence from Sierra Leone,
Berkeley, Department of Economic, University of California. hlm.395
32
Penambangan mempekerjakan sebagian besar populasi dan memberikan
kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional. Berlian ditambang oleh
beberapa perusahaan swasta dan oleh sejumlah besar investor swasta. Perusahaan
Penambangan Intan Nasional juga menambang berlian sampai 1995. Metode
penambangan berkisar dari garis ambil mekanis dengan pabrik pencuci dan
pemisah hingga penggalian dan pendulangan dengan tangan. Banyak berlian
ditemukan di kerikil sungai, terutama di sepanjang sungai Sewa-Bafi.45
Ekspor resmi berlian telah menurun secara dramatis sejak 1960-an karena
penyelundupan yang luas dan menipisnya cadangan. Investasi asing yang dimulai
pada pertengahan 1990-an membantu mengembangkan penambangan intan, yang
secara resmi ditangguhkan setelah 1999 dan kemudian perlahan-lahan dipulihkan
kembali setelah perang berakhir pada tahun 2002. Ketidakstabilan internal
meninggalkan banyak wilayah intan di tangan pasukan pemberontak sepanjang
1990-an dan awal abad ke-21, dengan demikian memberi mereka sumber
pendanaan yang menguntungkan untuk pemberontakan mereka. Perdagangan
berlian tidak hanya di Sierra Leone tetapi juga di negara-negara Afrika lainnya
menjadi sumber kontroversi di seluruh dunia. Dewan Keamanan PBB
mengeluarkan resolusi pada Juli 2000.46
Kondisi politi di negara Sierra Leone semakin melemah dengan
dipimpinnya negara tersebut oleh kelompok elit yang kurang bisa mengkontrol
kekuasaannya. Kelompok elit tersebut akan melakukan segala cara agar bisa terus
45 Sierra Leone, Resource and Power, 2017, Britannica, Diakses
dari:https://www.britannica.com/place/Sierra-Leone/Resources-and-power 46 Ibid.
33
mengkuras habis sumber daya alam negara Sierra Leone. dimulai dari
kepemimpinan Albert Margai hingga Siaka Stevens memiliki ciri institusi politik
ekstraktif yaitu memperkaya diri mereka yaitu dengan mengeksploitasi besar-
besaran berlian yang ada di Sierra Leone dan melakukan praktik KKN (Kolusi,
Korupsi, dan Nepotisme) untuk memperkaya diri sendiri. Setelah pemerintahan
Siaka Stevens Sierra Leone Didipimpin oleh Mayor Jenderal Joseph Saidu Momoh
yang tidak berbeda dengan gaya kepemimpinan pemimpin-pemimpin sebelumnya,
bahkan pada kepemimpinan Momoh Jumlah pengangguran semakin meningkat dan
pengguna obat-obatan terlarang yang menjadi pemicu terjadinya kriminalisasi di
negara Sierra Leone.47
Selama 11 tahun melewati perang sipil, Negara Sierra Leone mengalami
kemunduran dan berpengaruh pada sektor, tak hanya sektor politik dan ekonomi.
Sektor kesehatan juga mengalami kemunduran. Salah satu warga Sierra Leone,
Angel Desai yang berkesempatan diwawancarai oleh Dr. Muctarr Jalloh (Dokter di
Sierra Leone) mengucapkan bahwa perang sipil telah berdampak menjadikan
infrastuktur kesehatan di Sierra Leone menjadi nol selama 10 tahun dari 11 tahun
masa perang sipil. Hal itu ditandai dengan hancurnya klinik dan rumah sakit yang
ada di Sierra Leone, kemudian para transmigrasi yang berpindah dari desa kekota
yang mencari kehidupan yang lebih layak namu kondisi justru semakin parah
karena buruknya sanitasi di Sierra Loene, hal ini juga makin parah karena tenaga
kesehatan di Sierra Leone sangat tidak memadai.48
47 D Acemoglu and J. A Robinson, 2015, Why Nation Fail, New York, Crown
Bussiness. Hlm. 86 48 Sierra Leone’s Long Recovery from the Scars of War, Bulletin of the World Health
Organization. Diakses dari: http://www.who.int/bulletin/volumes/88/10/10-031010/en/
34
Perang sipil yang terjadi di Sierrea Leone menjadikan negera tersebut
sebagai wilayah yang mengalami konflik terlama di benua Afrika yaitu selama 11
tahun. Sierra Leone yang merupakan negara dengan sumber daya alam yang
berlimpah membuat banyak penambang ilegal datang kenegara tersebut, lemahnya
hukum disertai dengan kekacauan yang terjadi saat perang di Sierra Leone juga
membuat penambang ilegal tersebut bebas berkeliaran di Sierra Leone untuk
mengguras sumber daya alamnya. Biasanya, sumber daya alam mendorong
pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam beberapa kasus, suatu negara justru
mengalami hasil sosial, ekonomi, dan politik yang negatif. Sierra Leone adalah
salah satu dari beberapa negara Afrika sub-Sahara di mana kehadiran sumber daya
alam telah mengakibatkan kekacauan politik, konflik kekerasan, dan
keterbelakangan ekstrim. Hal itu memjadikan Sierra Leone masuk dalam urutan
negara termiskin meskipun kekayaan sumber daya alamnya berlimpah.49
Dengan bantuan dari pasukan PBB, pasukan Inggris, dan dukungan udara
Guinea, Tentara Sierra Leone akhirnya mengalahkan RUF sebelum mereka bisa
mengendalikan Freetown. Pada 18 Januari 2002, Presiden Ahmad Tejan Kabbah
yang baru diangkat menyatakan bahwa perang sipil Sierra Leone akhirnya berakhir.
pasca terjadinya perang sipil pada tahun 2002, Sierra Leone kembali berusaha
membangun perekonomiaanya, walaupun Sierra Leone masih tergolong negara
termiskin berdasarkan indeks peringkat 180 dari 187 negara dalam pembangunan
manusianya di program PBB. Dan sistem pemerintahan juga mulai dibenahi.50
49 Civil War In Sierra Leone And The Role Of "Blood Diamonds", 2017, Worldatlas.
Diakses dari: https://www.worldatlas.com/articles/civil-war-in-sierra-leone-the-role-of-sierra-
leone-s-blood-diamonds.html 50 THE SIERRA LEONE CIVIL WAR (1991–2002). Diakses dari:
https://www.blackpast.org/global-african-history/sierra-leone-civil-war-1991-2002/
35
Pasca perang sipil pada tahun 2002, Sierra Leone kembali membenahi
pertumbuhan ekonominya tetapi Sieerra Leone masih masuk kedalam daftar negara
termiskin didinua berdasarkan indeks pembangunan manusia yang berada di urutan
180 dari 187 negara yang terdaftar di PBB, regional negara yang tidak stabil bisa
menjadi pemicu kembalinya terjadi konflik. Tidak stabilnya kondisi negara juga
menjadikan neagar Sierra Leone harus lebih bisa untuk menata kembali sistem
negaranya. Sistem pemerintaha dan politik juga mulai dibenahi pasca perang sipil
di Sierra Leone.51
4.2 Profil World Healt Organization (WHO)
Organisasi Kesehatan Dunia dibentuk pada tahun 1948 untuk
mengoordinasikan urusan kesehatan dalam sistem PBB. Prioritas awalnya adalah
malaria, tuberkulosis, penyakit kelamin dan penyakit menular lainnya, ditambah
kesehatan wanita, anak-anak, dan sanitasi. Sejak awal, ia bekerja dengan negara-
negara anggota untuk mengidentifikasi dan menangani masalah kesehatan
masyarakat, mendukung penelitian kesehatan dan pedoman masalah. Itu juga
diklasifikasikan penyakit. Selain pemerintah, WHO berkoordinasi dengan badan-
badan PBB lainnya, donor, lembaga swadaya masyarakat dan sektor swasta.
Investigasi dan pengelolaan wabah penyakit adalah tanggung jawab masing-masing
negara, meskipun berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional, pemerintah
diharapkan melaporkan kasus beberapa penyakit menular seperti wabah, kolera,
51 Global Ebola Response; Sierra Leone. Diakses dari http://ebolaresponse.un.org/sierra-
leone
36
dan demam kuning. WHO tidak memiliki wewenang untuk mengawasi apa yang
dilakukan negara anggota.52
Adapun visi-misi dari WHO adalah sebagai berikut;53
1. Membantu negara-negara yang mencari kemajuan menuju cakupan
kesehatan universal
2. Membantu negara membangun kapasitas mereka untuk mematuhi Peraturan
Kesehatan Internasional
3. Meningkatkan akses ke produk medis yang penting dan berkualitas tinggi
4. Mengatasi peran faktor sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam kesehatan
masyarakat
5. Mengkoordinasikan respons terhadap penyakit tidak menular
6. Mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, yang ditetapkan oleh PBB.
Pada tahun 2003 WHO, yang berkantor pusat di Jenewa, diorganisasikan ke
141 kantor negara yang dilaporkan ke enam kantor regional. Itu memiliki 192
negara anggota dan mempekerjakan sekitar 8.000 dokter, ilmuwan, ahli
epidemiologi, manajer dan administrator di seluruh dunia; anggaran untuk 2002-
2003 adalah $ 2,23 miliar. Direktur jenderal adalah Gro Harlem Brundtland,
seorang dokter medis dan mantan perdana menteri Norwegia. Mayoritas
pendanaannya berasal dari penilaian tahunan ditambah kontribusi sukarela dari
negara-negara anggota. WHO telah menikmati sejumlah keberhasilan sinyal selama
52 History of WHO. Diakses dari: https://www.who.int/about/who-we-are/history 53 Alliance Vision and Mission. Diakses dari:
https://www.who.int/workforcealliance/about/vision_mission/en/
37
bertahun-tahun, yang paling menonjol adalah pengurangan tajam dalam kebutaan
sungai, dan pemberantasan cacar (disertifikasi oleh Majelis Kesehatan Dunia pada
1980). Namun, dikritik karena lambat bereaksi ketika HIV / AIDS meledak di
seluruh dunia.54
Jaringan wabah virus Ebola tahun 1995 di Kongo, yang mengamuk selama
tiga bulan tanpa diketahui WHO, mengungkapkan kurangnya pengawasan
kesehatan masyarakat global dan sistem pemberitahuan. Maka pada tahun 1997,
WHO (bekerja sama dengan Kanada) meluncurkan Global Public Health
Intelligence Network (GPHIN), yang memanfaatkan informasi di Internet untuk
berfungsi sebagai sistem peringatan dini bagi potensi epidemi. Di antara kekuatan
lain, GPHIN dapat menangani kasus yang tidak secara resmi dilaporkan jika mereka
disebutkan di blog atau posting online. WHO melengkapi ini pada tahun 2000
dengan Global Outbreak Alert Response Network (GOARN) untuk menganalisis
peristiwa setelah mereka terdeteksi. GOARN menghubungkan 120 jaringan dan
institut dengan data, laboratorium, keterampilan, dan pengalaman untuk bertindak
cepat dalam krisis.55
Kantor-kantor negara adalah titik kontak utama WHO dengan pemerintah.
Kantor negara menyediakan dukungan teknis pada masalah kesehatan, berbagi
standar dan pedoman global yang relevan, dan menyampaikan permintaan dan
persyaratan pemerintah ke tingkat WHO lainnya. Ini juga menginformasikan dan
menindaklanjuti dengan pemerintah tuan rumah pada laporan wabah penyakit di
54 Brief History of WHO. Diakses dari:
http://ccnmtl.columbia.edu/projects/caseconsortium/casestudies/112/casestudy/www/layout/case_i
d_112_id_776.html 55 Ibid.
38
luar negeri. Kantor-kantor negara harus menyeimbangkan dua misi yang bersaing:
mendukung dan bekerja sama dengan pemerintah tuan rumah, tetapi juga mewakili
kepentingan 191 negara anggota lainnya dalam acara acara kesehatan global.
Akhirnya, kantor negara WHO memberikan saran dan panduan tentang kesehatan
masyarakat kepada kantor-kantor badan PBB lainnya di dalam negeri.56
56 Brief History of WHO. Diakses dari:
http://ccnmtl.columbia.edu/projects/caseconsortium/casestudies/112/casestudy/www/layout/case_i
d_112_id_776.html
77
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan yang diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut :
Sistem kesehatan negara yang lemah membuat negara Sierra Leone tidak
mampu menangani penyebaran virus ebola tanpa bantuan dari pihak lain. Sebagai
elemen organisasi dari PBB yang bergerak di bidang kesehatan World Health
Organization (WHO) sangat berperan penting dalam penanganan wabah virus ebola
di Sierre Leone. WHO sangat berperan aktif dan menjadi pusat koordinasi bantuan
bagi pihak-pihak yang ingin membantu negara Sierra Leone. Peran-peran WHO
akhirnya berhasil membuat negara Sierra Leone resmi terbebas dari ebola pada
tanggal 7 November 2015.
78
6.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan yang diuraikan pada bab-bab sebelumnya,
Peniliti dapat menyimpulkan dan menyarankan poit-point yang penting, sebagai
berikut:
Kasus ini dapat menjadi perhatian khusus bagi pemerintahan di Sierra
Leone agar lebih memperhatikan dan mau memperbaiki fasilitas kesehatannya.
Serta dapat menjadi perhatian bagi WHO untuk turut membantu negara-negara
yang terjangkit virus dalam memastikan mereka memiliki alat, pengetahuan, dan
keterampilan guna menjaga negaranya dari virus ebola maupun terhadap ancaman
virus lainnya di masa yang akan datang.
79
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Archer, Clive. (2001) International Organizations: Third Edition. Roudledge.
London and NewYork.
Bellows, J and Miguel, E (2006) War and Institution: New Evidence from Sierra
Leone.
Bryman, Alan (2012) Social Research Method. Ney York : Oxford University
Press
Caballero Anthony, Mely (2010) Non-traditional security challenges, regional
governance, and the ASEAN political-security community (APSC), Asia
Security Initiative Policy.
Carlesnaes Walter, et.al, (2013) Handbook of International Relations, London,
SAGE Publications.
Cheever, Daniel S. and Jr, H. Field Haviland (1967) Organizing For Peace :
International Organization in World Affair.
Creswell, J. W. (2007). Qualitative inquiry and research design: Choosing among
five traditions. Thousand Oaks, California: Sage Publications.
Fukuyama, Francis. (2004) State-Building: Governance and World Order in the
21st century. New York. Cornell University Press.
Ghosh, Peu (2009) International Relations.
80
Harnisch, Sebastian (2011) Role Theory in International Relations Approaches
and analyses. New York; Routledge
Jackson, Robert and Sorensen, Georg. (2007) Introduction to international
relations : theories and approaches. New York : Oxford University Press.
Klotz, Audie and Prakash, Deepa. (2008) Qualitative Methods in International
Relations: A Pluralist Guide. Houndmill.
Mas'oed, M. (1989). Studi Hubungan Internasional Tingkat Analisis dan Teoritis.
RC, Baron, JB, Mc Cormick, OA Zubeir (1983) Ebola virus disease in southern
Sudan: hospital dissemination and intrafamilial spread.
Streifel, Cathryn (2015) How did Ebola Impact Maternal and Child Health in
Liberia and Sierra Leone? Washington DC: Center for Strategic &
International Studies.
Tracy, Sarah J. (2013) Qualitative Research Methods: Collecting Evidence,
Crafting Analysis, Communicating Impact, United Kingdom: Blackwell
Publishing. hlm 246.
Wolicki, Sara B. W. ( 2016) Public Health Surveillance: At the Core of the Global
Health Security Agenda, Vol. 14. No. 3, Mary Ann Liebert, Inc.
William, Paul D. (2008) Security Studies.
Report/Working Paper :
Diva Srikanth, (2014) Non traditioanal security threat in the 21th century.
International Journal of Development and Conflict 4 Journal.
Government of Sierra, (2015) Leone National Ebola Recovery Strategy for Sierra
Leone 2015-2017.
UNDG Western and Central Africa, 2015 Socio-Economic Impact of Ebola Virus
81
Disease in West African Countries A call for national and regional
containment, recovery and prevention.
Yamanaka, Akiko (2012) A vision for non-traditional security with human
security, speech at European Leadership Conference.
Sumber Online :.
2014-2016 Ebola Outbreak in West Africa. Diakses dari
https://www.cdc.gov/vhf/ebola/history/2014-2016-outbreak/index.html
2015 WHO STRATEGIC, RESPONSE PLAN West Africa Ebola
Outbreak. Hlm 4 Diakses dari:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/163360/9789241508698_eng.pdf;
jsessionid=C4B644073ECA861F7D8632AF6760A331?sequence=1
A.Guinuon, L. (2002). Life and Freedom: The Eternal Way of Life and
Liberation, Here and Now diakses dari http:/www.igh.org/triangulation
Alliance Vision and Mission. Diakses dari:
https://www.who.int/workforcealliance/about/vision_mission/en/
Brief History of WHO. Diakses dari:
http://ccnmtl.columbia.edu/projects/caseconsortium/casestudies/112/casestu
dy/www/layout/case_id_112_id_776.html
Centers for Disease Control and Prevention, "2014 Ebola Outbreak in West
Africa-Reported Cases Graphics." September 24, 2014. Diakses dari
http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/2014-westafrica/cumulativecases
graphs.html
Civil War In Sierra Leone And The Role Of "Blood Diamonds", 20
Worldatlas. Diakses dari: https://www.worldatlas.com/articles/civil-war-
in-sierra-leone-the-role-of-sierra-leone-s-blood-diamonds.html
DCD: History of Ebola Virus Desease. Diakses dari:
https://www.cdc.gov/vhf/ebola/history/summaries.html
82
Deadly Ebola virus resurfaces in Zaire Lab Medica 1995. Diakses dari:
https://www.vanityfair.com/news/1995/08/ebola-africa-outbreak
Ebola hemorrhagic fever in Sudan 1976. Diakses dari:
https://www.WHO/Internasional study team.com
Ebola : Profile of a Killer Virus. Diakses dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5652418/
Ebola virus. Diakses dari: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/ebola-virus- disease
Europe and Asia Working Together on Non-Traditional Security Challenges (op-
ed). Diakses dari: http://www.global-europe.org/detail-articles.php
From the ground up: rebuilding health systems in the wake of Ebola. Diakses dari:
http://www.who.int/features/2016/rebuilding-health-systems/en/
Global Ebola Response; Sierra Leone. Diakses dari:
http://ebolaresponse.un.org/sierra-leone
History of WHO. Diakses dari: https://www.who.int/about/who-we-are/history
History of Ebola Virus Disease. Diakses dari
https://www.cdc.gov/vhf/ebola/history/summaries.html
How an Ebola research project could help combat vaccine disinformation
in Canada. Diakses dari: https://www.cbc.ca/news/health/ebola-research-vaccine-
public-health-1.5249602
IMF Respond to Ebola Crisis. Diakses dari:
https://www.imf.org/external/np/fad/ebola/
Maier-Knapp, Naila (2012) Europe and Asia _ Working Together on Non
Traditional Security Challenges (op-ed), diakses dari http://www.global
europe.org/detail-articles.php?articles
Module 6. International Conflict. 4: Sierra Leone: Civil War. Diakses dari
www.nervecentre.org/teachingdividedhistories
83
National Ebola Recovery Strategy for Sierra Leone 2015-2017, 2015,
Government of Sierra Leone. Diakses dari
https://ebolaresponse.un.org/sites/default/files/sierra_leone_
national_recovery_strategy_2015-2017.pdf
Outbreak of Ebola Virus Disease in West Africa, 2015, European Centre for
Disease Prevention and Control. Centers for Disease Control and
Prevention, "2014 Ebola Outbreak in West Africa-Reported Cases
Graphics." September 24, 2015,
http://www.cdc.gov/vhf/ebola/outbreaks/2014-
westafrica/cumulativecases-graphs.html.
Respone Ebola Roadmap. Diakses dari:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/131596/1/EbolaResponseRoadma
p.pdf.
Sierra Leone Country Profile- Timeline, 2017, BBC News, Diakses dari:
http://www.bbc.com/news/world-africa-14094194
Sierra Leone declared Ebola-free by World Health Organisation. Diakses dari:
https://www.bbc.com/news/av/world-africa-34758087/sierra-leone-
declared-ebola-free-by-world-health-organisation
Sierra Leone, Global Health Response. Diakses dari:
http://ebolaresponse.un.org/sierra-leone
Sierra Leone’s Long Recovery from the Scars of War, Bulletin of the World
Health Organization. Diakses dari:
http://www.who.int/bulletin/volumes/88/10/10-031010/en/
Sierra Leone, Resource and Power, 2017, Britannica, Diakses
dari:https://www.britannica.com/place/Sierra-Leone/Resources-and-power
Successful Ebola vaccine provides 100% protection in trial. Diakses dari:
https://www.nature.com/news/successful-ebola-vaccine-provides-100-
protection-in-trial-1.18107
84
THE SIERRA LEONE CIVIL WAR (1991–2002). Diakses dari:
https://www.blackpast.org/global-african-history/sierra-leone-civil-war-
1991-2002/
VOA: Sierra Leone, Guinea See Spike in Ebola Cases. Diakses dari:
https://www.voanews.com/africa/sierra-leone-guinea-see-spike-ebola-
cases
WHO : A year of the Ebola Respone “At a glance”. Diakses dari
http://www.who.int/csr/disease/ebola/who-activities-report/en/
WHO. 2015 : Ebola in Sierra Leone: A slow start to an outbreak that eventually
outpaced all others. Diakses dari:
https://www.who.int/csr/disease/ebola/one-year-report/sierra-leone/en/
WHO: Ebola Outbreak in Liberia is Over. Diakses dari:
https://afro.who.int/news/ebola-outbreak-liberia-over
WHO : Ebola-Respone-Roadmap. Diakses dari:
http://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/respone-roadmap/en/
WHO: Ebola Virus Disease. Diakses dari: https://www.who.int/news-room/fact-
sheets/detail/ebola-virus-disease
World Healt Organization History. Diakses dari:
https://www.britannica.com/topic/World-Health-Organization
WHO press release on Ebola in Zaire. Diakses dari:
https://www.who.int/mediacentre/news/ebola/press-releases/en/
WHO strategic response plan 2015: West Africa Ebola outbreak. Diakses dari:
https://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/ebola-strategic-
plan/en/
WHO: The Ebola Outbreak in Liberia Is Over. Diunduh dari:
https://afro.who.int/news/ebola-outbreak-liberia-over
85
WHO.2015. WHO strategic response plan 2015: West Africa Ebola outbreak.
Diakses dari https://www.who.int/csr/resources/publications/ebola/ebola-
strategic-plan/en/