Upload
hoangthien
View
248
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERAN TEPUNG MOCAF YANG DIPERKAYA TEPUNG CANGKANG
TELUR TERHADAP KADAR KALSIUM, DENSITAS, DAN PANJANG
TULANG TIBIA TIKUS SPRAGUE DAWLEY
Skripsi
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Mencapai Derajat Sarjana
Sholikatun Nikmah
G2D012002
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
AGUSTUS 2016
http://lib.unimus.ac.id
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Jangan pernah menyerah selagi kalian masih punya keinginan
karena harapan itu masih ada.
Jangan pernah takut mencoba karena ke gagalan adalah awal
kesuksesan baki kita.
Optimis, ikhlas dan sabar lah semua pasti ada jalan yang indah
serta kemudahan yang akan datang.
Luangkan sedikit waktu buat belajar “Waktumu Adalah
Ilmumu”.
PERSEMBAHAN
Bapak dan Ibu Tercinta.
Adek Afifah dan Adek Nicky.
Dany Rachman.
Mas Sahru, Mbak Nita dan Mbak Isna.
Teman-teman seangkatan dan seperjuangan.
http://lib.unimus.ac.id
vii
Kata Pengantar
Alhamdulillah, dengan memanjatkan segala Puji Syukur kehadirat
Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Peran Tepung Mocaf
Yang Diperkaya Tepung Cangkang Telur Terhadap Kadar Kalsium,
Densitas dan Panjang Tulang Tibia Tikus Sprague Dawley". Skripsi ini
merupakan tugas dari Universitas Muhammadiyah Semarang untuk
memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Program Studi Teknologi
Pangan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
Terselesainya skripsi ini dapat terwujud atas dukungan, bimbingan
dan bantuan dari semua pihak. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Nurhidajah, S.TP., M.Si dan ibu Siti Aminah, S.TP., M.Si selaku
dosen pembimbing I dan II yang telah banyak memberikan
bimbingan, dorongan dan semangat dalam penulisan proposal
skripsi.
2. Ibu Wulandari Meikawati, S.KM., M.Si atas bantuan pelaksanaan
penelitian.
3. Semua Dosen S1 Teknologi Pangan Fakultas Ilmu Keperawatan
dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Semarang yang telah
banyak memberikan ilmu kepada penulis.
4. Bapak, Ibu dan Adik tercinta yang telah memberikan motivasi dan
semangat serta do’a kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
5. Kak Mega, Kak Bima, tante Tati, Kak Arsy teman seperjuangan
selama menempuh pendidikan S1 Teknologi Pangan yang
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.
6. Seluruh civitas akademik program S1 Teknologi Pangan.
http://lib.unimus.ac.id
viii
7. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang
telah membantu dalam menyelesaikan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan skripsi ini masih jauh
dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki penyusunan. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.
Semarang, 01 Agustus 2016
Penulis
http://lib.unimus.ac.id
ix
ABSTRAK
SHOLIKATUN NIKMAH. Peran Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang Telur Terhadap Kadar Kalsium, Densitas dan Panjang Tulang Tibia Tikus Sprague Dawley. Dibimbing NURHIDAJAH dan SITI AMINAH.
Cangkang telur merupakan limbah hasil pengolahan makanan yang menggunakan telur. Pada cangkang telur terdapat mineral yang dapat digunakan untuk membantu pembentukan tulang. Tepung mocaf merupakan salah satu produk tepung dari singkong yang diproses secara fermentasi. Tetapi kandungan mineral dalam tepung mocaf hanya sedikit. Dalam penelitian ini tepung mocaf difortifikasi dengan tepung cangkang telur dan diaplikasikan pada hewan coba yaitu tikus Sprague Dawley.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsumsi tepung mocaf yang diperkaya tepung cangkang telur terhadap kadar kalsium, densitas dan panjang tulang tibia tikus Sprague Dawley. Metode penelitian berjenis eksperimen menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) disusun secara monofaktorial dan terdiri dari 3 perlakuan yaitu komposisi pakan yang meliputi : perlakuan I (pakan standar AIN 93), perlakuan II (mocaf dengan substitusi tepung cangkang telur 5%) dan perlakuaan III (mocaf dengan substitusi tepung cangkang telur 10%). Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan statistik ANOVA diikuti uji lanjut HSD. Hasil kadar kalsium sangat mempengaruhi pada kadar kalsium tulang tibia, uji lanjut menunjukkan bahwa ada perbedaan pada setiap perlakuan. Nilai densitas tulang terendah pada perlakuan III (mocaf dengan substitusi tepung mocaf 10%) yaitu 1,2 g/cm3 dan nilai densitas tertinggi pada perlakuan II (mocaf dengan substitusi cangkang telur 5%). Panjang tulang tibia tikus Sprague Dawley rata-rata sama pada setiap perlakuan. Kesimpulan fortifikasi tepung mocaf dengan tepung cangkang telur tidak mempengaruhi panjang tulang dan densitas tulang, tetapi dapat meningkatkan kadar kalsium tulang.
Kata kunci : mocaf, cangkang telur, tulang.
http://lib.unimus.ac.id
x
ABSTRACT
SHOLIKATUN NIKMAH. Influence of Mocaf Flour Enriched of Egg shell
Flour to Content of Calcium, Density, and Leght at Tibia’s Bone Sprague
Dawley. Supervised by NURHIDAJAH and SITI AMINAH.
The
Egg shell is the waste of a food process that using eggs as one of it
ingredients. The egg shell contains mineral that can help bone’s
construction. The Mocaf flour is a fermented flour made from Cassava. But
the Mocaf flour contain only slight mineral. In this study the Mocaf flour
fortified by the Eggshell powder and applied to animal experiments, the
Sprague Dawley Rats.
The
general purpose of this study is to find out the effect of consuming The
Mocaf flour with egg shell powder enrichment towards calcium’s contain,
length and density of Sprague Dawley Rat’s Tibia Bone. The studies
method is experiment kind using Randomized Complete Block Design
(RCBD) which is arranged monofactorially and consist of 3 treatment of
food composition group: Treatment I (AIN 93 standar food), Treatment II (
mocaf flour with 5 % eggshell powder subtitution) and Treatment III (mocaf
flour with 10 % eggshell powder substitution). The result data then
tabulated and analyzed using ANOVA statistic followed by HSD post hoc
test. The result of this study showed that the calcium content has different
score in each treatment. The lowest score of the bones density is 1,2
g/cm3 in the group treatment III (mocaf flour with 10 % eggshell powder
substitution) and the highest score is in the group treatment II (mocaf flour
with 5 % eggshell powder substitution). The rat’s bones from all treatment
had the same average length. The summary: The consumption of the
Mocaf flour with egg shell powder enrichment could increased the calcium
content in the rat’s tibia bone. There are no influence of the Mocaf flour
with egg shell powder enrichment’s consumption in the rat’s tibia bones
length and density.
Keywords: Mocaf, Egg shells, Bones
http://lib.unimus.ac.id
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………… ....... i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………… ii
HALAMAN KOMISI PENGUJI …………………………………………... iii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………………. iv
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ……………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. vi
KATA PENGANTAR ………………………………………………….…… vii
ABSTRAK …………………………………………………………………. . ix
ABSTRACT ………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI ………………………………………………………………... xi
DAFTAR TABEL …………………………………………………………... xiii
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………... xv
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………. . 1
A. Latar Belakang ……………………………………………………… 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………. . 3 C. Hipotesis …………………………………………………………….. 3 D. Tujuan ……………………………………………………………….. 3
1. Tujuan Umum …………………………………………………….. 3 2. Tujuan Khusus …………………………………………… ........... 3
E. Manfaat ……………………………………………………………. ... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………….... 5
A. Tepung Mocaf …………………………………………………….. ... 5 B. Cangkang Telur Sebagai Sumber Kalsium …………………….. .. 7 C. Tulang ………………………………………………........................ 9 D. Peran Kalsium Dalam Pertumbuhan tulang ……………………. .. 14 E. Kerangka Teori Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang ……………………………………………………………….. 15 F. Kerangka Konsep Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang ………………………………………………………………... 16
BAB III. METODE PENELITIAN …………………………………………. 17
A. Jenis Penelitian …………………………………………………….. . 17
http://lib.unimus.ac.id
xii
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan ………….……………………… 17 C. Alat dan Bahan ……………………………………………………... 17
1. Bahan ……………………………………………………………... 17 2. Alat ………………………………………………………………… 18
D. Prosedur Penelitian ……………………………………………. ...... 18 1. Pembuatan Tepung Mocaf ……………………………………... 18 2. Pembuatan Tepung Cangkang Telur …………………………. . 20 3. Pemeliharaan Tikus ……………………………………………... 20 4. Kadar Kalsium ……………………………………………………. 22 5. Penentuan Densitas Tulang ………………………………….... . 23 6. Pengukuran Panjang Tulang ………………………………….. . 24
E. Rancangan Penelitian …………………………………………….... 24 F. Analisis Data ............................................................................... 25
G. Kerangka Penelitian ………………………………………………. .. 26
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………... 27
A. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang Telur Tehadap Kadar Kalsium ………………………………..........27 B. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang Telur Tehadap Densitas Tulang ………………………………….. . 30 C. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang
Telur Tehadap Panjang Tulang ………………………………… ... 33
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………… 34
A. Kesimpulan ………………………………………………………...... 34 B. Saran ………………………………………………………………… 34
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… . 35
LAMPIRAN ………………………………………………………………… 40
http://lib.unimus.ac.id
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Syarat Mutu Tepung Mocaf ………………………………. 6
Tabel 2. Syarat Mutu Edible Cassava Flour dalam CODEX STAN 176-1989 (Rev. 1-1995) ……………….... 7
Tabel 3. Komposisi Cangkang Telur ……………………................ 8
Tabel 4. Komposisi Pakan Tikus (g/kg) ……………………………. 22
http://lib.unimus.ac.id
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Anatomi Pada Tikus .......................................................... 12
Gambar 2. Anatomi OS Tibia dan Fibula ............................................. 13
Gambar 3. Kerangka Teori Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang ......................... 15
Gambar 4. Kerangka Konsep Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang ....................... 16
Gambar 5. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Mocaf ................................................. 19
Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan tepung Cangkang Telur .................................. 20
Gambar 7. Pemeliharaan dan Perlakuan Tikus Selama 8 Minggu ............................................................ 21
Gambar 8. Kerangka Penelitian ........................................................... 26
Gambar 9. Kadar Kalsium Tulang (%) ................................................. 28
Gambar 10. Densitas Tulang (gr/cm3) ................................................. .31
Gambar 11. Panjang Tulang Tibia (cm) ............................................... 33
http://lib.unimus.ac.id
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Analisis Kadar Kalsium Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley……………………………….40
Lampiran 2. Data Hasil Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley……………………………………………….41
Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Panjang Tulang Tikus Betina Sprague Dawley……………………………………………….42
Lampiran 4. Hasil Uji Kadar Kalsium Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley dengan SPSS……………………………..43
Lampiran 5. Hasil Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley dengan SPSS……………………………...45
Lampiran 6. Hasil Uji Panjang Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley dengan SPSS……………………………..47
Lampiran 7. Hasil Uji Kolerasi Antara Kadar Kalsium dengan Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley……..49
Lampiran 8. Hasil Scan Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley……………………………………………….50
Lampiran 9. Dokumentasi…………………………………………………...53
http://lib.unimus.ac.id
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mocaf adalah produk tepung dari singkong (Manihot esculenta
Crantz) yang diproses menggunakan prinsip modifikasi sel singkong
secara fermentasi dengan menggunakan mikrobia BAL (Bakteri Asam
Laktat) yang menjadikan tepung mocaf memiliki warna lebih putih dari
tepung singkong biasa dan cita rasa netral dimana mampu memperbaiki
cita rasa singkong sampai 70% (Hadi, 2009). Kandungan serat dalam
tepung mocaf lebih tinggi tetapi kandungan nilai gizi tepung mocaf seperti
protein, kalsium, dan vitamin; rendah dibandingkan tepung terigu. Untuk
meningkatkan kandungan kalsium dalam penelitian ini tepung mocaf
ditambahkan tepung cangkang telur sebagai sumber kalsium.
Cangkang telur merupakan limbah hasil pengolahan yang
menggunakan telur seperti : pengolahan kue, roti dan aneka pengolahan
makanan lain yang menggunakan telur. Menurut Hadi (2005) cangkang
telur mengandung kalsium karbonat sebanyak 94%, kalsium phospat 1%
dan magnesium karbonat 1%. Kandungan kalsium dalam cangkang telur
merupakan salah satu sumber suplemen untuk bahan pangan. Kalsium
cangkang telur dapat difungsikan untuk meningkatkan densitas mineral
dalam tulang (Ayu dan Fithri, 2005).
Kalsium merupakan unsur kimia yang terpenting untuk organ
manusia atau makhluk hidup. Kalsium termasuk mineral makro yang
sebagian besar bersumber dari bahan makanan. Tubuh manusia lebih
banyak mengandung kalsium dari pada mineral makro lainnya seperti
kalium, natrium dan klorida, berat rata-rata orang dewasa sekitar 2%
kalsium dan kalsium pada bayi hanya sedikit yaitu 25-30 g (Winarno,
2004). Sekitar 99% kalsium dalam tubuh terdapat pada tulang dan gigi
dan 1% terdapat pada cairan ekstra sel (Nabil, 2005). Kalsium memiliki
peran penting dalam tubuh salah satunya adalah membantu pembentukan
tulang dan gigi dan mengukur proses biologis dalam tubuh, sedangkan
http://lib.unimus.ac.id
2
kalsium yang berada dalam sirkulasi darah dan jaringan tubuh berperan
dalam berbagai kegiatan diantaranya untuk transmisi impuls syaraf,
kotraksi otot, penggumpalan darah serta keaktifan enzim (Winarno, 2004).
Kebutuhan kalsium dalam tubuh dihitung dengan keseimbangan
nitrogen. Apabila konsumsi kalsium menurun dapat terjadi kekurangan
kalsium yang menyebabkan osteomalasia, tulang menjadi lunak karena
matriknya kekurangan kalsium. Selain itu, bila keseimbangan kalsium
negatif akan menyebabkan osteoporosis (Winarno, 2004). Menurut
Preisinger et. al. (1995), pencegahan osteoporosis yang baik adalah
dengan menjaga keseimbangan kalsium dalam tulang.
Penambahan tepung cangkang telur dalam tepung mocaf
dimaksudkan untuk meningkatkan kadar kalsium tepung mocaf.
Diharapkan diversifikasi pangan dengan pendayagunaan mocaf sebagai
alternatif pengganti tepung terigu, dapat dikonsumsi dalam jumlah yang
lebih banyak. Dengan demikian konsumsi kalsium dari tepung mocaf
dapat meningkat. Sehingga fortifikasi mocaf dengan cangkang telur dapat
membantu meningkatkan kesehatan tulang.
Dalam penelitian ini akan mengkaji tentang pengaruh fortifikasi
kalsium dari cangkang telur pada tepung mocaf terhadap kadar kalsium,
densitas dan panjang tulang dengan menggunakan hewan coba yaitu
tikus betina Sprague Dawley.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dirumuskan bagaimana potensi
tepung mocaf yang diperkaya tepung cangkang telur terhadap kadar
kalsium, densitas dan panjang tulang tibia.
http://lib.unimus.ac.id
3
C. Hipotesis
Ada pengaruh konsumsi tepung mocaf yang diperkaya tepung
cangkang telur terhadap kadar kalsium, densitas, dan panjang tulang
tibia tikus Sprague Dawley.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh konsumsi tepung mocaf yang diperkaya tepung
cangkang telur terhadap kadar kalsium, densitas, dan panjang
tulang tibia tikus Sprague Dawley.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah :
a. Mengukur dan mengevaluasi diet tepung mocaf yang
diperkaya tepung cangkang telur terhadap kadar kalsium tibia
tikus Sprague Dawley.
b. Mengukur dan mengevaluasi diet tepung mocaf yang
diperkaya tepung cangkang telur terhadap densitas tulang
tibia Sprague Dawley.
c. Menganalisis dan mengevaluasi diet tepung mocaf yang
diperkaya tepung cangkang telur terhadap panjang tulang
tibia tikus Sprague Dawley.
http://lib.unimus.ac.id
4
E. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan pengetahuan
kepada masyarakat tentang pemanfaatan cangkang telur dalam
fortifikasi tepung mocaf untuk kesehatan tulang.
http://lib.unimus.ac.id
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tep
ung Mocaf
Tepung mocaf (Modified cassava flour) adalah produk
tepung dari ubi kayu (Manihod esculenta crantz) yang diproses
menggunakan prinsip memodifikasi sel ubi kayu secara fermentasi.
Mikroba yang tumbuh dalam proses fermentasi tersebut adalah
bakteri asam laktat yang akan memodifikasi selama fermentasi
tepung singkong. Proses liberasi ini akan menyebabkan perubahan
karakteristik dari tepung yang dihasilkan yaitu berupa naikknya
viskositas, kemampuan gelasi, daya dehidrasi dan kemudahan
kelarutan. Mikroba ini juga menghasilkan asam-asam organik,
terutama asam laktat yang akan terimbibisi dalam bahan, sehingga
bahan tersebut ketika diolah dapat menghasilkan aroma dan cita
rasa khas yang dapat memperbaiki aroma dan cita rasa ubi kayu
yang cenderung tidak menyenangkan (Subagio, 2007).
Tepung mocaf memiliki karakteristik yang khas, sangat
berbeda dengan tepung terigu dan tepung tapioca. Dibandingkan
dengan tepung tapioka, viskositas mocaf lebih rendah. Hal ini
disebabkan oleh komponen pati tepung tapioka dapat mencangkup
hamper seluruh bahan kering, sedangkan pada mocaf komponen
selain pati masih dalam jumlah yang signifikan. Namun, dengan
fermentasi selama 72 jam akan didapatkan produk mocaf yang
mempunyai viskositas mendekati tepung tapioka (Subagyo, 2007).
Tepung mocaf memiliki beberapa kelebihan antara lain :
aman untuk penderita autis, aman bagi pasien hiperkolestrol karena
tepung mocaf tidak mengandung kolesterol. Selain itu, tepung
mocaf juga mengandung fitoestrogen yaitu suatu hormone yang
http://lib.unimus.ac.id
6
berfungsi untuk mencegah menopause dini yang biasa terjadi pada
kaum wanita (Hapsari Wara, 2012).
Berdasarkan SNI 7622-2011 syarat mutu tepung mocaf
dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Syarat Mutu Tepung Mocaf
No Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
1.1 Bentuk - Serbuk halus
1.2 Bau - Normal
1.3 Warna - Putih
2 Benda-benda asing - Tidak ada
3 Serangga dalam semua bentuk stadia dan potongan-potongannya yang tampak
- Tidak ada
4 Kehalusan
4.1 Lolos ayakan 100 mesh % b/b Min. 90
4.2 Lolos ayakan 80 mesh % b/b 100
5 Kadar air % b/b Maks. 13
6 Abu % b/b Maks. 1,5
7 Serat kasar % b/b Maks. 2,0
8 Derajat putih (MgO = 100) - Min. 87
9 Belerang dioksida (SO2) ml NaOH Maks. 4,0
10 Derajat asam 1 N/100 g
11 HCN mg/kg Maks. 10
12 Cemaran logam
12.1 Cadmium (Cd) mg/g Maks. 0,2
12.2 Timbal (Pb) mg/g Maks.0,3
12.3 Timah (Sn) mg/g Maks. 40,0
12.4 Merkuri (Hg) mg/g Maks. 0,05
13 Cemaran Arsen (As) mg/g Maks. 0,5
14 Cemaran mikroba
14.1 Angka Lempeng Total (35°C, 48 jam)
Koloni/g Maks. 1 x 10²
14.2 Escherichia coli APM/g Maks. 10
14.3 Bacillus cereus Koloni/g < 1 x 104
14.4 Kapang Koloni/g Maks. 1 x 104
Sumber : SNI, 2011
Tepung mocaf digolongkan sebagai produk hasil olahan dari
singkong yang edible cassava flour. Oleh karena itu, syarat mutu
mocaf dapat mengacu kepada CODEX STAN 176-1989 (Rev.1-
1995) tentang edible cassava flour (Tabel 2).
http://lib.unimus.ac.id
7
Tabel 2. Syarat mutu edible cassava flour dalam CODEX STAN
176-1989 (Rev.1-1995)
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu
1 Kadar air % Max. 13
2 Kadar abu % Max. 3
3 Kadar Serat
Kasar
% Max. 2
4 Kadar HCN mg/kg Max. 10
5 Residu pestisida - Sesuai dengan aturan yang
berlaku
6 Logam berat - Tidak terdeteksi
7 Bahan Tambahan - Tidak terdeteksi
Sumber : Subagyo (2006)
B. Can
gkang Telur Sebagai Sumber Kalsium
Cangkang telur merupakan salah satu sumber CaCO₃
(calcium carbonate) yang paling besar dengan kadar mencapai
95% (Jaso dan Sitous, 2009). Salah satu alternatif yang dapat
dilakukan untuk mengatasi limbah cangkang telur adalah dengan
mengolah kulit telur tersebut menjadi serbuk hidroksiapatit.
Hidroksiapatit adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan
sebuah ikatan yang mengandung ion kalsium yang dapat
dikombinasikan dengan orthophosphates, pyrophosphates,
hydrogen atau hidroksida yang merupakan bahan utama dalam
pembentukan tulang dan enamel gigi, sehingga disebut juga
sebagai biomaterial (Mohd, 2008).
Limbah cangkang telur juga dapat digunakan sebagai suatu
produk olahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan nilai
ekonomis. Menurut Jaso dan Sitous (2009) komposisi cangkang
telur sebagai berikut :
Tabel 3. Komposisi Cangkang Telur
Komposisi Berat %
http://lib.unimus.ac.id
8
Kalsium karbonat 94
Magnesium karbonat 1
Kalsium fosfat 1
Bahan organic 4
Sumber : Jaso dan Sitous (2009)
Kalsium berhubungan erat dengan pembentukan tulang dan
gigi. Kalsium sangat penting dalam pengaturan jumlah besar,
aktivitas sel yang vital, fungsi saraf dan otot, serta kerja hormon,
pembekuan darah dan mobilitas seluler.
Kalsium merupakan unsur kimia yang penting bagi
organisme termasuk manusia. Semua makluk hidup perlu
mengkonsumsi kalsium untuk membangun dan mempertahankan
tulang yang kuat serta komunikasi yang sehat antara otak dan
berbagai bagian tubuh. Didalam tubuh kita mengandunng lebih
banyak kalsium dari pada mineral lainnya. Berat rata-rata orang
dewasa terdiri dari 2% kalsium dan kalsium pada bayi hanya sedikit
sekitar 25-30 g. Kalsium kebanyakan terkonsentrasi dalam tulang
rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan
lunak (Winarno, 2004).
Kalsium memiliki peranan penting dalam tubuh yaitu
membantu pembentukan tulang dan gigi serta mengatur proses
biologis dalam tubuh. Kebutuhan kalsium terbesar pada masa
pertumbuhan, tetapi kebutuhan kalsium masih diteruskan hingga
mencapai usia dewasa. Kalsium yang berada dalam sirkulasi darah
dan jaringan tubuh berperan sebagai transmisi implus syaraf,
kontraksi otot, penggumpalan darah, pengaturan permeabilitas
membrane sel, serta keaktifan enzim.
Tulang merupakan jaringan pengikat yang dibuat dalam dua
proses yaitu pembentukan matriks dan penempatan mineral ke
dalam matriks. Ada tiga jenis komponen selular yang terlibat
didalamnya serta memiliki fungsi yang berbeda yaitu osteoblast
http://lib.unimus.ac.id
9
untuk pembentukan tulang, osteocyte untuk pemeliharaan tulang,
dan osteoclast untuk penyerapan tulang (Winarno, 2004).
Selain sebagai pembentukan tulang dan gigi, kalsium juga
diperlukan dalam proses penyerapan vitamin B12 serta bermanfaat
dalam struktur dan fungsi dari membrane sel. Ada beberapa faktor
yang dapat menghambat proses penyerapan kalsium diantaranya
adalah adanya zat organic yang bergabung dengan kalsium dan
membentuk garam yang tidak larut, seperti asam oksalat dan asam
fitat (Winarno, 2004).
Kebutuhan kalsium dalam tubuh dapat dihitung dengan
keseimbangan kalsium sama halnya yang digunakan untuk
menghitung keseimbangan nitrogen. Apabila dalam tubuh
kekurangan kalsium maka mengakibatkan osteomalasia. Pada
osteomalasia tulang menjadi lunak karena matriknya kekurangan
kalsium. Disamping itu bila keseimbangan tulang negatif dapat
menyebabkan osteoporosis. Sedangkan kelebihan kalsium akan
menyebabkan batu ginjal, sembelit dan keram pada perut.
C. Tula
ng
Tulang adalah jaringan yang kuat dan memberikan bentuk
pada tubuh. Kerangka merupakan rangkaian tulang yang
mendukung dan melindungi organ lunak, terutama dalam tengkorak
dan panggul. Tulang membentuk rangka penunjang dan pelindung
bagi tubuh dan tempat untuk melekatnya otot-otot yang
menggerakkan kerangka tubuh, serta tulang merupakan tempat
primer untuk menyimpan dan mengatur kalsium dan fosfat. Didalam
tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama
garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi
sepertiga dari bahan tersebut adalah fibrosa yang membuat kuat
dan elastis (Price dan Wilson, 2006).
http://lib.unimus.ac.id
10
Densitas adalah kepadatan tulang yang ada dalam tubuh.
Tulang merupakan penompang tubuh vertebrata. Tanpa tulang
tubuh kita tidak dapat berdiri tegak, tulang terbentuk mulai sejak
bayi dalam kandungan dan berlangsung terus sampai masa 20
tahun dalam susunan teratur. Tulang normal terdiri atas 60%
mineral dan 40% bahan organik, sebagian besar yang terkandung
dalam tulang adalah mineral yang berupa kalsium dan sebagian
besar bahan organi berupa kolagen (Rubenstein, 2007).
Menurut Siki (2009) T-score ada empat kategori diagnosis
kepadatan tulang (densitas mineral tulang), sebagai berikut :
a. Normal : nilai densitas tulang tidak lebih dari 1 selisih pokok
dibawah rata-rata orang dewasa atau kira-kira 10% dibawah
rata-rata orang dewasa atau lebih tinggi (T-score lebih besar
atau sama dengan -1 SD).
b. Osteopenia (osteoporosis dini) : nilai densitas lebih dari 1
selisih pokok dibawah rata-rata orang dewasa, tetapi tidak
lebih dari 2,5 selisih pokok dibawah rata-rata orang dewasa
atau 10-25% dibawah rata-rata (T-score antara -1 SD
sampai -2,5 SD).
c. Osteoporosis : nilai densitas tulang tidak lebih dari 2,5 selisih
pokok dibawah rata-rata orang dewasa atau 25% dibawah
rata-rata atau kurang (T-score dibawah -2,5 SD).
d. Osteoporosis lanjut : nilai densitas tulang lebih dari 2,5
selisih pokok dibawah rata-rata orang dewasa atau 25%
dibawah rata-rata atau lebih dan di sertai adanya satu atau
lebih patah tulang osteoporosis (T-score dibawah -2,5 SD
dengan adanya satu atau lebih patah tulang).
Menurut WHO, osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik
yang ditandai dengan rendahnya densitas mineral tulang,
perubahan mikro arsitektural jaringan tulang dan akan berlanjut
kerapuhan serta kepatahan tulang (Veeresha, 2013).
http://lib.unimus.ac.id
11
Densitas tulang yang tidak normal ditandai dengan terjadinya
penurunan kepadatan tulang disebut dengan osteoporosis. Fraktur
tulang yang sering dialami oleh penderita osteoporosis adalah
fraktur tulang punggung, paha dan pergelangan tangan. Apabila
kehilangan densitas tulang akan menyebabkan kepatahan pada
tulang belakang, sehingga seseorang akan mengalami
pembungkukan dan kehilangan tinggi yang normal.
Hal tersebut dapat menimbulkan resiko terjadinya penurunan
densitas tulang yaitu dapat di kontrol dan tidak dapat dikontrol.
Faktor resiko yang dapat di kontrol misalnya : defisiensi kalsium
dan vitamin D, kebiasaan merokok, penurunan berat badan dan
penggunaan obat-obatan. Sedangkan faktor resiko yang tidak
dapat di kontrol misalnya : kurang beraktifitas, jenis kelamin,
kerangka tulang yang tipis, adanya menopause dini, suku dan usia.
Pada remaja yang menjelang usia 20 tahun akan mengalami
pembentukan tulang yang sangat pesat. Hal ini merupakan masa
persiapan untuk mencapai puncak pertumbuhan masa tulang-peak
bone mass (Mann et. al., 2002). Dalam pembentukan tulang
selama remaja dan peak bone mass akan menentukan densitas
tulang seseorang di masa dewasa yang berkaitan dengan status
osteoporosis. Selama remaja, kebutuhan mineral utama
pembentukan tulang seperti kalsium akan meningkat sejalan
dengan berlangsungnya proses pertumbuhan tulang. Kalsium dan
fosfor merupakan elemen penyusun utama dari tulang. Apabila di
masa remaja dan dewasa kekurangan kalsium maka akan
meningkatkan resiko osteoporosis (Spear, 2004).
Berikut adalah gambar anatomi pada tikus :
http://lib.unimus.ac.id
12
Gambar 1. Anatomi Pada Tikus
Sumber : Pamungkas (2012)
Tulang ekstrimitas bawah atau anggota gerak bawah
dikaitkan pada batang tubuh dengan perantara gelang panggul
terdiri dari 31 pasang, antara lain : tulang koksa, tulang femur, tibia,
patella, tarsalia, meta tarsalia dan falang (Price dan Wilson, 2006).
Tulang tibia merupakan tulang pipa yang terbesar, panjang
dan kecil dengan kepala tumpul tulang fibula tidak berartikulasi
dengan tulang femur pada ujung terdapat tonjolan yang disebut OS
maleolus lateralis (mata kaki luar). OS tibia berbentuk lebih kecil
dari bagian pangkal melekat pada OS fibula pada bagian ujung
membentuk persendian dengan pangkal kaki dan terdapat taju
yang disebut OS maleolus medialis (Price dan Wilson, 2006).
Berikut ini adalah gambar anatomi OS tibia dan fibula.
http://lib.unimus.ac.id
13
Gambar 2. Anatomi OS Tibia dan Fibula.
Sumber : Syaifuddin, (2006)
Tulang tibia bersama otot-otot disekitarnya berfungsi
menyangga seluruh tubuh dari paha ke atas, serta mengatur
pergerakan untuk menjaga keseimbangan tubuh pada saat berdiri.
Tulang tibia merupakan tempat deposit mineral (kalsium, fosfor dan
hematopoisis).
Selain itu, tulang dapat berguna untuk menetapkan
kematangan tulang. Kematangan tulang ditentukan dari banyaknya
klasifikasi tulang. Klasifikasi pada dasarnya adalah pengendapat
mineral terutama kalsium dan fosfor (Hazel et. al., 1995). Secara
histologist dengan mengukur lebar lempeng epifisis pada panjang
tulang, misalnya femur, tibia, dan radius. Pada saat ketebalan
lempeng epifisis menunjukkan potensi tumbuh kembang tulang,
dengan demikian dapat digunakan untuk mengukur kualitas dan
kematangan tulang (Mito et. al., 2002). Pertumbuhan memanjang
pada panjang tulang disebabkan oleh adanya proliferasi pada zona
tenang dan zana proliferasi lempeng epifisis. Kematangan tulang
juga dapat ditentukan dengan mengukur kadar mineral tulang
diantaranya adalah kalsium dan fosfor, oleh karena itu banyak
mineral tulang menentukan banyaknya klasifikasi (Narsito, 1992).
http://lib.unimus.ac.id
14
D. Pera
n Kalsium Dalam Pertumbuhan Tulang
Kalsium merupakan mineral makro terbanyak dalam tubuh.
Kalsium memiliki peran untuk menetralisasi tulang dan untuk
pengaturan proses fisiologik dan biokimia. Kalsium diperlukan untuk
memaksimalkan masa tulang dan mempertahankan densitas tulang
yang normal (Groff and Gropper, 2000). Asupan kalsium yang
normal berkisar 1000-1500 mg/hari, yang akan diekskresikan tidak
jauh berbeda dengan asupan tersebut melalui feses (800 mg) dan
urin (200 mg). Dalam metabolisme kalsium akan mempunyai peran
penting dalam remodeling tulang yaitu sebanyak 300-500 mg yang
berasal dari kalsium ekstra selular, sehingga kalsium serum berada
dalam keadaan seimbang (Permana, 2011).
Jumlah kalsium yang dibutuhkan oleh tikus untuk
pertumbuhan maksimal dan perkembangan tulang bervariasi mulai
dari 0,55 sampai 1,2 mmol kalsium perhari. Salah satu lembaga
penelitian merekomendasikan asupan kalsium harian minimum 1,5
mmol kalsium perhari dan kebanyakan makanan hewan jenis roden
menyediakan banyak kalsium dari pada yang dibutuhkan. Dengan
perkiraan bahwa cairan ekstraseluler tikus adalah kira-kira 20% dari
berat badan tikus dengan konsentrasi kalsium kira-kira 2 mmol,
maka tikus yang mempunyai berat badan 250 gr mempunyai kira-
kira 0,1 mmol kalsium dalam cairan ekstraseluler (Tordoff, 2001).
E. Kera
ngka Teori Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang
1. Suhu
2. Nutrisi
3. Air, dll.
Faktor Eksternal 1. Gen
2. Hormon Faktor Internal
Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang
http://lib.unimus.ac.id
15
Gambar 3. Kerangka Teori Faktor Pertumbuhan dan Perkembangan
Tulang
(Wasis, 2008)
F. Kerangka Konsep Faktor Pertumbuhan dan
Perkembangan Tulang
Manusia Hewan Tumbuhan
Pertumbuhan
Primer
Pertumbuhan
sekunder
Metagenesis
Pubertas
Fisik
Pubertas
Psikis
Pubertas Balita
Anak-
anak
Remaja
Dewasa
Manula
Fase
Embrionik
Fase Pasca
Embrionik
Metamorfosis
Pertumbuhan dan Perkembangan Tulang
Faktor Eksternal 1. Suhu
2. Nutrisi
3. Air, dll.
Hewan
http://lib.unimus.ac.id
16
Gambar 4. Kerangka Konsep Faktor Pertumbuhan dan
Perkembangan Tulang (Wasis, 2008)
Berdasarkan skema di atas dapat dijelaskan bahwa
pertumbuhan dan perkembangan tulang dipengaruhi oleh faktor
eksternal salah satunya adalah nutrisi yang bersumber dari bahan
pangan untuk memenuhi kecakupan kalsium. Hal ini akan terjadi
pada pertumbuhan dan perkembangan tulang hewan, selanjutnya
akan menentukan fase pasca embrionik yaitu densitas dan panjang
tulang.
Fase
Embrionik
Fase Pasca
Embrionik
Panjang Tulang
Densitas
Kalsium
http://lib.unimus.ac.id
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental in vivo pada
hewan coba tikus Sprague Dawley dibidang teknologi pangan.
B. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Pemeliharaan hewan coba dilakukan di Laboratorium Penelitian
Pengujian Terpadu Universitas Gajah Mada IV, pembuatan pakan tikus
di Laboratorium Teknologi Pangan dan pengukuran panjang tulang di
Laboratorium Kimia FIKKES Universitas Muhamadiyah Semarang,
pengujian densitas tulang di Laboratorium Fisika Citra Universitas
Gajah Mada, pengujian kadar kalsium di Laboratorium Biokimia Nutrisi
Universitas Diponegoro. Waktu penelitian ini dimulai bulan Maret 2015-
Mei 2016 yang meliputi : penyusunan proposal, pelaksanaan
penelitian, pengolahan data dan penyusunan skripsi.
C. Alat dan Bahan
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk pengolahan tepung mocaf
adalah singkong jenis Manggu yang berumur 9-10 bulan (Windi,
2011) yang diperoleh dari Weleri Kabupaten Kendal dan Kabupaten
Grobogan. Bahan utama penelitian ini adalah cangkang telur dari
Home Industri Bakeri Kafina Semarang. Komposisi ransum basal
disusun berdasarkan standar AIN 93 yaitu tepung jagung, kasein,
minyak kedelai, CMC, mocaf, mineral mix, vitamin mix, L-cystein,
kolin bitartrat. Uji in vivo hewan coba yang digunakan adalah tikus
betina Sprague Dawley karena menapouse banyak terjadi pada
kalangan wanita. Tikus yang digunakan berumur 2 bulan dengan
rerata berat awal 118,7 g. Bahan kimia untuk uji kalsium adalah
http://lib.unimus.ac.id
18
HCl, aquades, kertas saring whattman 41, larutan lanthanum
oksida, sedangkan bahan untuk analisis densitas adalah lilin
mainan dan tulang.
2. Alat
Alat yang digunakan untuk pembuatan pakan tikus, meliputi :
loyang, penggiling adonan, pengering kabinet, timbangan, pisau
kecil, serbet dan waskom. Sedangkan alat yang digunakan untuk uji
in vivo adalah kadang tikus induvidu dan botol aquades. Analisis
kadar kalsium menggunakan metode AAS (Atomic Absorption
Spektrofotometer) yaitu menggunakan alat Perkin Elmer 3110, labu
ukur, tanur. Sedangkan alat yang digunakan untuk mengukur
panjang tulang dengan menggunakan jangka sorong dan
penggaris. Alat untuk pengukuran densitas tulang menggunakan
Bone Densitometry (Dual Energy X-ray Absorptiometry/DEXA).
D. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan Tepung Mocaf (Amanu, 2014)
Pembuatan tepung mocaf dimulai dari persiapan bahan baku
dan peralatan yang akan digunakan. Adapun diagram alir proses
pembuatan tepung mocaf adalah sebagai berikut :
Singkong
Pengupasan
http://lib.unimus.ac.id
19
Singkong dan kulitnya
Gambar 5. Diagram Alir Proses Pembuatan Tepung Mocaf.
2. Pembuatan Tepung Cangkang Telur (Rahmawati, 2015)
Pencucian
Penirisan
Pemotongan
Pengecilan Ukuran
Penimbangan
Fermentasi
Pengeringan
Penghalusan (kecepatan
2, selama 3 menit)
Pengayakan
(ukuran 80 mesh)
http://lib.unimus.ac.id
20
Pembuatan tepung cangkang telur dimulai dari pemilihan
bahan baku untuk menghasilkan tepung dengan karakteristik yang
baik. Adapun diagram alir proses pembuatan tepung cangkang
telur adalah sebagai berikut :
Gambar 6. Diagram Alir Proses Pembuatan tepung cangkang telur.
3. Pemeliharaan Tikus
Sebanyak 21 ekor tikus dikelompokkan menjadi 3 (tiga),
masing-masing kelompok sebanyak 7 ekor tikus. Hewan coba
diaklimatisasi dengan pemberian pakan berupa rasum basal dan
minum air suling secara ad libitum pada semua tikus dengan suhu
kamar (25-27°C) selama 56 hari (8 minggu). 1 minggu pertama
masa adaptasi dan pada minggu ke-2 mulai diberikan perlakuan
sampai minggu ke-8. Dengan perlakuan I pakan standart AIN 93,
Pencucian
Perebusan
(selama 15 menit)
Penghalusan
(kecepatan 2 selama 5 menit)
Pengayakan
(ukuran 80 mesh)
Cangkang Telur
http://lib.unimus.ac.id
21
perlakuan II pakan mocaf dengan substitusi tepung cangkang telur
5% dan perlakuan III pakan mocaf dengan substitusi tepung
cangkang telur 10%. Selama 56 hari pemeliharaan dengan
pemberian pakan perlakuan tikus ditimbang berat badannya setiap
1 minggu sekali. Pada hari ke-56 (hari terakhir) tikus dilakukan
operasi untuk pengambilan tulang tibia, dengan cara tikus
dimasukkan dalam stoples. Dimana didalam stoples tersebut sudah
berisi kapas alkohol, maka tikus akan pisan, sehingga akan
memudahkan pada saat pengambilan tulang tibia.
Gambar 7. Pemeliharaan dan Perlakuan Tikus Selama 8 minggu.
21 ekor tikus
Adaptasi 1 minggu
Perlakuan I (Pakan
standart AIN 93)
Perlakuan II (Mocaf
dengan substitusi
cangkang telur 5%)
Perlakuan III (Mocaf
dengan substitusi
cangkang telur 10%)
Analisis Pengukuran
panjang tulang
Analisis Densitas
tulang tibia
Analisis Kadar
kalsium tulang
tibia
Pemeliharaan 56 hari
http://lib.unimus.ac.id
22
Adapun komposisi pakan tikus dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Pakan Tikus (g/kg)
No. Bahan Pakan Standar
Perlakuan
Mocaf dengan substitusi cangkang
telur 5%
Mocaf dengan substitusi
cangkang telur 10%
1 Tepung jagung (g) 620,7 405,455 405,455
2 Kasein (g) 140 140 140
3 Sukrosa (g) 100 100 100
4 Minyak kedelai (g) 40 39,47 39,47
5 CMC (g) 50 50 50
6 Mocaf (g) - 204,987 194,198
7 Mineral mix (g) 35 35 35
8 Vitamin mix (g) 10 10 10
9 L-Cystein (g) 1,8 1,8 1,8
10 Kholin bitartat (g) 2,5 2,5 2,5
11 Tepung cangkang telur (g)
- 10,788 21,577
Ket : Jumlah tepung mocaf adalah 204,987 + 10,788 = 215,725 g.
Mocaf dengan substitusi cangkang telur 5% =
X 215, 725 = 10,788
g.
Mocaf dengan substitusi cangkang telur 10% =
X 215,725 = 21,577
g.
Penentuan jumlah fortifikasi cangkang telur 5% didasarkan
pada jumlah tepung mocaf yang ditambahkan untuk substitusi 5%
diambil dari perhitungan 5% tepung mocaf sedangkan untuk
penentuan jumlah fortifikasi cangkang telur 10% didasarkan pada
jumlah tepung mocaf yang ditambahkan untuk substitusi 10%
diambil dari perhitungan 10% tepung mocaf.
4. Kadar Kalsium (Ca) (Suarsana et. al., 2011)
Perhitungan kadar kalsium dilakukan untuk mengetahui
persentase kadar kalsium yang terkandung dalam sampel. Analisis
kadar kalsium tulang tibia menggunakan motode AAS (Atomic
absorption spectrophotometer) . Tulang tikus dibersihkan dari
daging-daging yang menempel pada tulang. Abu sampel dilarutkan
dalam asam ditambahkan dengan Lanthanum Oksida untuk
http://lib.unimus.ac.id
23
mencegah terbentuknya ion selain Ca pada saat penetapan
dengan menggunakan alat AAS.
Prosedur pengujian kadar kalsium (AOAC 2000 dalam
Ngudiharjo, 2011) sebagai berikut : sampel tulang ditimbang
sebanyak 2gr, kemudian dibakar dalam tanur 550°C hingga
menjadi abu selama 4 jam. Diencerkan dengan penambahan 10 ml
HCl 3N, lalu dididihkan selama 10 menit. Setelah dipanaskan
disaring dengan kertas whattman 41 di dalam labu ukur 250 ml, lalu
ditimbang dengan ditambahkan aquades sampai batas.
Pengenceran diambil sebanyak 1 ml dan dimasukkan ke dalam
labu ukur 50 ml. Ditambahkan 10 ml La2O3 5% dan ditambahkan
aquades sebanyak 50 ml. Pembacaan sampel dengan
menggunakan alat AAS dengan panjang gelombang 422,7 nm.
Rumus yang digunakan untuk menghitung kadar kalsium tulang
tibia :
% Ca = C x O x F
W x
A x 10000
Keterangan :
C = Konsentrasi hasil pembacaan AAS. O = Pengenceran indukan (1 ml). F = Pengenceran final untuk pembacaan (250 ml). W = Bobot sampel. A = Larutan yang diambil untuk diencerkan (25 ml).
5. Penentuan Densitas Tulang
Tulang yang diamati adalah tulang tibia. Tulang tibia
dipisahkan dari jaringan lunak menggunakan gunting kecil, jepitan
dan catton gauze. Densitas tulang diukur menggunakan alat Bone
Densitometer (Dual Energy X-ray Absorptiometry) dengan metode
Radiographic Absorptiometry menggunakan sinar x. Tulang tibia
ditusukkan tegak pada lilin malam kemudian diletakkan pada
dudukan objek yang berhadapan dengan detektor, selanjutnya
ditutup dengan menggunakan besi dan pintu penutup alat Bone
http://lib.unimus.ac.id
24
Densitometer (Dual Energy X-ray Absorptiometry). Kemudian
tombol on / off ditekan maka sinar x akan menyala dan gambar
tulang tibia ditangkap oleh program Dr Graber (mesin scan).
Penghitungan densitas tulang dilakukan secara manual melalui soft
file hasil foto rontgen dan titik pengukuran densitas tulang tibia
terletak 1 mm dibawah dari foramen mentale (New, 2003).
6. Pengukuran Panjang Tulang
Pengukuran panjang tulang dilakukan di Laboratorium Kimia
Universitas Muhamadiyah Semarang. Pengukuran panjang tulang
dilakukan dengan menggunakan jangka sorong, dengan cara
tulang dibersihkan dari daging-daging tikus yang menempel pada
tulang. Kemudian dilakukan pengukuran panjang tulang tibia
dengan satuan cm. Panjang tulang diukur mulai dari kondilus media
sampai maleolus media (Syaifuddin, 2006).
E. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan
Acak Kelompok (RAK) yang disusun secara monofaktorial dan terdiri
dari 3 perlakuan yaitu komposisi pakan yang meliputi : perlakuan I
(pakan standar AIN 93), perlakuan II (mocaf dengan substitusi
cangkang telur 5%) dan perlakuan III (mocaf dengan substitusi
cangkang telur 10%). Dengan variabel independent kalsium pada
tulang tibia, densitas tulang dan panjang tulang. Percobaan
dikelompokkan menjadi 3 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri
dari 7 ekor hewan percobaan, sehingga diperoleh unit percobaan
sebanyak 21 unit percobaan.
F. Analisis Data
http://lib.unimus.ac.id
25
Data pada penelitian ini merupakan data primer yang didapat
langsung berdasarkan analisa kadar kalsium, pengukuran panjang
tulang, dan densitas tulang tibia.
Data yang diperoleh ditabulasi dan dianalisis dengan menggunakan
statistik ANOVA (Analysis Of Varian) dengan bantuan Software SPSS
18.0. Jika ada pengaruh dimana p-value < 0,05 diuji lanjut dengan uji
HSD dengan persamaan linier :
Yij = μ + αi + eij
Keterangan :
Yij = variabel yang akan diasumsikan berdistribus normal. μ = efek rata-rata yang sebenarnya. αi = efek yang sebenarnya dari perlakuan ke-i. eij = efek sebenarnya dari unit eksperimen ke-j dari
perlakuan ke-i.
G. Kerangka Penelitian
Penyusunan Proposal
http://lib.unimus.ac.id
26
Gambar 8. Kerangka Penelitian.
Analisis Densitas
Tulang Tibia
Analisis Kadar
Kalsium
Tulang Tibia
Pemeliharaan Hewan Coba
(Sesuai Perlakuan)
Persiapan Alat dan Bahan
Analisis Pengukuran
Panjang Tulang
Analisis Data
Penyusunan Laporan Skripsi
http://lib.unimus.ac.id
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Penelitian tentang tepung mocaf yang diperkaya tepung cangkang
telur dalam penelitian ini menggunakan hewan coba tikus betina
Sprague Dawley karena menapouse banyak terjadi pada kalangan
wanita. Sebanyak 21 ekor yang berumur 2 bulan dengan rerata berat
awal 118,7 g. Selanjutnya tikus dibagi secara random menjadi 3
kelompok masing-masing kelompok sebanyak 7 ekor. Sebelum
dilakukan perlakuan tikus diadaptasi selama 1 minggu dan diberikan
pakan standar AIN 93. Pemberian pakan dan minum secara ad libitum
yang bertujuan supaya tikus tidak kekurangan makanan dan minuman.
Jumlah pakan setiap ekor adalah 15 g, penimbangan pakan ini untuk
mengetahui jumlah asupan dan sisa pakan ditimbang setiap hari.
Pada akhir perlakuan dalam penelitian ini, dilakukan operasi
pengambilan tulang tibia untuk di analisis panjang tulang, densitas
tulang dan kadar kalsium. Hasil analisis tepung mocaf yang diperkaya
tepung cangkang telur terhadap panjang tulang tibia tikus Srague
Dawley adalah sebagai berikut :
A. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang
Telur Terhadap Kadar Kalsium
Kalsium merupakan mineral makro yang memiliki peran untuk
membantu meningkatkan pembentukan tulang dan gigi serta mengukur
proses biologis dalam tubuh (Winarno, 2004). Menurut Widya Karya
Nasional Pangan dan Gizi (2012) menjelaskan bahwa kebutuhan gizi
orang berbeda-beda tergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan
dan kondisi fisiologis tubuh. Sumber utama kalsium dalam makanan
terdapat pada susu dan hasil olahannya, seperti keju atau yoghurt.
Selain itu sumber kalsium juga dapat berasal dari nabati seperti
serealia dan kacang-kacangan. Dalam penelitian ini sumber kalsium
http://lib.unimus.ac.id
28
didapatkan dari fortifikasi tepung mocaf dengan tepung cangkang telur.
Tepung cangkang telur merupakan limbah pengolahan home industry
yang mengandung kadar kalsium cukup tinggi yaitu sebanyak 94%.
Kemudian diaplikasikan pada hewan percobaan yaitu tikus betina
Sprague Dawley.
Jumlah substitusi tepung mocaf dan tepung cangkang telur yang
digunakan untuk pakan tikus sangat berpengaruh pada kadar kalsium
tulang tibia tikus Sprague Dawley. Uji Anova menunjukkan p < 0,05
yang dapat disimpulkan bahwa fortifikasi tepung mocaf dengan tepung
cangkang telur berpengaruh pada kadar kalsium tulang. Ada pengaruh
antara pemberian pakan terhadap kadar kalsium tulang. Uji lanjut
menunjukkan ada perbedaan antara kadar kalsium hewan coba
perlakuan pakan standar dengan perlakuan pakan 10%. Hasil
pengujian kadar kalsium tulang tibia dapat dilihat pada gambar 9.
Gambar 9. Kadar Kalsium Tulang (%).
Gambar 9 menunjukkan bahwa hasil pengujian kadar
kalsium tulang tibia mengalami penurunan tetapi tikus yang
mengkonsumsi fortifikasi tepung mocaf dengan tepung cangkang
telur tetap mempunyai nilai retensi kalsium positif. Penelitian ini
sama halnya dengan penelitian Hartiningsih (2012) bahwa
pengangkatan rahim pada tikus yang mengkonsumsi pakan kalsium
17.41 16.74
15.63
13.5
14
14.5
15
15.5
16
16.5
17
17.5
18
18.5
Standart Cangkang Telur 5% Cangkang Telur 10%
Kad
ar K
alsi
um
(%
)
Perlakuan Pakan
a
b
ab
http://lib.unimus.ac.id
29
tinggi selsama 12 minggu menurunkan retensi kalsium. Guyton dan
Hall (2007) menyatakan bahwa kandungan dalam bahan pangan
yang berasal dari tempe dapat membantu meningkatkan
ketersediaan kalsium bagi tubuh. Tikus yang diberi pakan tepung
tempe rendah lemak selama 2 bulan mengalami peningkatan kadar
kalsium (Reggy, 2015).
Penyerapan kalsium dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu adanya zat organik yang dapat bergabung dengan kalsium
dan membentuk garam yang tidak terlarut. Pada proses kotraksi
otot rangsangan menghasilkan kontraksi yang merupakan implus
listrik yang diangkut oleh serabut urat syaraf. Stimulasi kimia
tersebut diperkirakan menyababkan terjadi lepasnya ion-ion
kalsium dari tempat penyimpanan dalam sel. Ion kalsium yang
keluar menstimulasi enzim ATP-ase dalam myosin yang dapat
menyebabkan pecahnya ATP aktin disebut aktomiosin dan terjadi
kontraksi. Setelah terjadi pengendoran otot ion kalsium dipompa
kembali ketempat penyimpanannya dalam sel (Winarno, 2004).
Adapun faktor penunjang dan penghambat penyerapan kasium
karena jumlah kalsium yang dikonsumsi tidak sama dengan yang
dapat diserap oleh tubuh. Semakin tinggi kebutuhan kalsium dan
semakin rendah persediaan kalsium dalam tubuh, maka semakin
efisien penyerapan kalsium (Wirakusumah, 2007). Peningkatan
kebutuhan terjadi pada pertumbuhan, kehamilan,menyusui,
defisiensi kalsium dan aktivitas fisik yang meningkatkan densitas
tulang. Jumlah kalsium yang dikonsumsi mempengaruhi absorpsi
kalsium (Almatsier, 2004).
Dalam keadaan normal ±1000 mg Ca2+ yang rata–rata
dikonsumsi perhari, hanya sekitar ⁄ yang diserap usus halus dan
sisanya keluar melalui feses (Sherwood, 2001). Konsumsi kalsium
yang berlebihan dapat menimbulkan batu ginjal, mual, peningkatan
rasa haus dan gangguan sembelit (Almatsier, 2004). Bila konsumsi
kalsium menurun dapat terjadi kekurangan kalsium yang
http://lib.unimus.ac.id
30
menyebabkan osteomalasia, tulang menjadi lunak karena
matriknya kekurangan kalsium. Penyebab utama osteomalasia
adalah kekurangan vitamin D karena vitamin D dapat merangsang
penyerapan kalsium pada mukosa usus dengan cara merangsang
produksi protein-protein pengikat.
Selain itu, bila keseimbangan kalsium negatif osteoporosis
dapat terjadi. Hal ini disebabkan konsumsi kalsium rendah,
absorpsi yang rendah atau terlalu banyak kalsium yang terbuang
bersama urin.
B. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung
Cangkang Telur Tehadap Densitas Tulang
Densitas mineral tulang (DMT) adalah marker yang berguna
untuk mewakili resiko fraktur tulang (Tahir, 2009). Kepadatan tulang
terbentuk dari ikatan serabut-serabut kolagen dengan kristal
hidroksiapatit. Serabut kolagen merupakan salah satu penyusun
matriks organik tulang (Guyton dan Hall, 2007).
Penelitian ini dilakukan pengukuran densitas tulang
menggukan alat Bone Densitometer (Dual Energy X-ray
Absorptiometry) yang bertujuan untuk mengukur masa tulang.
Dengan metode Radiographic Absorptiometry (RA) menggunakan
sinar x. Hasil pengujian densitas tulang dapat dilihat pada gambar
10.
http://lib.unimus.ac.id
31
Gambar 10. Densitas Tulang (g/cm3).
Gambar 10 menunjukkan bahwa nilai densitas tulang tibia tikus
Sprague Dawley terendah yaitu 1,2 g/cm3 pada perlakuan fortifikasi
tepung mocaf dengan tepung cangkang telur 10%. Sedangkan nilai
densitas tertinggi yaitu 1,4 g/cm3 pada perlakuan fortifikasi tepung
mocaf dengan tepung cangkang telur 5%. Menurut penelitian Meikawati
(2015) penurunan dan penaikan nilai sdensitas dipengaruhi oleh jumlah
sisa konsumsi pakan selama ±18 hari, rata-rata perlakuan pakan
standar AIN 93 5,83g, perlakuan fortifikasi tepung mocaf dengan
tepung cangkang telur 5% yaitu 6,60 g, dan perlakuan fortifikasi tepung
mocaf dengan tepung cangkang telur 10% yaitu 6,01g. Jumlah
komposisi L-cystein yang sama dengan komposisi kalsium pada
ransum yang diberikan ke tikus dapat memberikan pengaruh terhadap
terbentuknya kepadatan tulang, jika komposisi L-cystein lebih tinggi dari
konsumsi kalsium maka dapat memberikan pengaruh menurunnya
kepadatan tulang (Attwood, 2003). Apabila nilai masa tulang rendah
maka kehilangan masa tulang dapat terjadi, jika nilai puncak densitas
tinggi maka relatif kecil untuk terjadinya osteoporosis. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti : faktor genetik, konsumsi
kalsium dan olahraga secara teratur (Wirakusuma, 2007).
1.3 1.4 1.2
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
1.6
Standart Cangkang Telur 5% Cangkang Telur 10%
Nila
i De
nsi
tas
(gr/
cm3
)
Perlakuan Pakan
http://lib.unimus.ac.id
32
Uji ANOVA (Analysis Of Varian) menunjukkan p > 0,05 yang dapat
disimpulkan bahwa pakan yang diberikan kepada tikus betina Sprague
Dawley tidak mempengaruhi densitas tulang tibia.
Hasil uji kolerasi menunjukkan bahwa antara kalsium dengan
densitas tulang mempunyai nilai signifikansi 0,033 < 0,05 yang berarti
terdapat kolerasi yang tidak kuat terhadap kalsium dan densitas tulang
tibia tikus Sprague Dawley. Hal ini dipaparkan pada lampiran 4.
C. Pengaruh Tepung Mocaf Yang Diperkaya Tepung Cangkang
Telur Terhadap Panjang Tulang
Tulang merupakan jaringan yang kuat dan memberikan bentuk
pada tubuh. Perkembangan tulang berasal dari jenis perkembangan
membranosa dan kartilago. Proses peletakan jaringan tulang disebut
osifikasi. Jika hal ini terjadi dalam bentuk satu model selaput
dinamakan penulangan intra-membranosa dan tulang yang dibentuk
dinamakan tulang membran atau tulang dermal karena tulang tersebut
berasal dari suatu membran. Tulang endokhondral merupakan tulang
yang berkembang oleh penulangan suatu model tulang rawan,
penulangan ini dinamakan kartilaginosa. Jenis penulangan
intramembran adalah proses yang mendesak sedangkan jenis
penulangan intrakartilaginosa adalah proses yang berjalan perlahan
dan berencana (Syaifuddin, 2006). Hasil pengukuran panjang tulang
tibia dapat dilihat pada gambar 11.
http://lib.unimus.ac.id
33
Gambar 11. Pengukuran Tulang Tibia (cm).
Gambar 11 menunjukkan bahwa rata-rata panjang tulang sama.
Pada penelitian ini tikus yang diberikan pakan standar dengan tikus
yang diberikan pakan perlakuan (mocaf dengan substitusi cangkang
telur) tidak mempengaruhi panjang tulang tikus Sprague Dawley. Hal ini
sama dengan penelitian Aminah (2015) yang menunjukkan bahwa
panjang tulang tikus dengan beberapa perlakuan pakan tidak berbeda.
Hasil penelitian Mustafa (2011) menjelaskan bahwa tikus yang
mengkonsumsi ekstrak sipatah-patah selama 180 hari mengalami
perubahan panjang tulang. Semiadi (2012) lebih menegaskan lagi
bahwa dengan pemberian ranggah muda pada tikus selama 8 minggu
tulang tikus mengalami pertumbuhan. Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tulang tikus, seperti : genetik, endokrin
dan persyarafan (Syaifuddin, 2006).
Uji statistik ANOVA (Analysis Of Varian) menunjukkan p > 0,05
yang dapat disimpulkan bahwa pakan yang diberikan ke tikus Sprague
Dawley tidak berpengaruh pada panjang tulang tibia.
4.5 4.5 4.5
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
5
Standart Cangkang Telur 5% Cangkang Telur 10%
Pan
jan
g Tu
lan
g (c
m)
Perlakuan Pakan
http://lib.unimus.ac.id
34
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Tepung mocaf yang diperkaya tepung cangkang telur sangat
mempengaruhi kadar kalsium tulang tibia. Uji lanjut menunjukkan
bahwa ada perbedaan antara kalsium hewan coba perlakuan
pakan standar dengan perlakuan pakan 10%, kadar kalsium
terendah sebanyak 15,63% dan tertinggi sebanyak 16,74%.
2. Tidak ada pengaruh antara diet tepung mocaf yang diperkaya
tepung cangkang telur terhadap densitas tulang tibia tikus Sprague
Dawley. Nilai densitas tertinggi adalah 1,4 g/cm3 dan nilai densitas
terendah adalah 1,2 g/cm3.
3. Tepung mocaf yang diperkaya tepung cangkang telur tidak
berpengaruh terhadap panjang tulang. Rata-rata panjang tulang
tikus betina Sprague Dawley sama yaitu 4,5 cm.
B. Saran
1. Perlu dilakukan penambahan waktu intervensi untuk mengetahui
pengaruh densitas dan panjang tulang.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mensubstitusi tepung
mocaf dengan sumber kalsium yang lain untuk meningkatkan
densitas dan panjang tulang.
http://lib.unimus.ac.id
35
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, Wisnu S. 2005. Sifat Fisik Dan Organoleptik Minuman Instan Madu Bubuk Dengan Penambahan Efek Effervescent Dari Tepung Kerabang Telur. Skripsi. Institut Pertanian Bogor.
Amanu, F. N. dan Susanto, W. H. 2014. Pembuatan Tepung Mocaf Di Madura (Kajian Varietas Dan Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu Dan Rendemen. J. Pangan dan Agroindustri. Vol. 2 No. 3 p. 161-169.
Andarwulan N, Feri Kusnandar, Dian Herwati. 2011. Analisis Pangan. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Anderson, J.J., Ambrose, W.W., dan Garner, S.C. 1995. Orrally Dosed Genistein from Soy and Prevention of Concellous Bone Loss in Two Ovariectimized Rat Models. J. Nutr. 25 : 799S (Abstract).
Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Aminah, S dan Yusuf, M. 2015. Efisiensi Pakan, Berat Badan Dan Panjang Tulang Tikus Yang Mengkonsumsi Kajale Selama 6 Minggu. The 2nd University Researsch Coloquium. Universitas Muhamadiyah Semarang.
Arjmandi, B. H., R. Birnbaun, NV. Goyal. MJ. Getlinger, S. Juma, L. Alekel. CM. Hasler, ML. Drum, BW, Hollis, SC. Kukreja. 1998. Bone-Sparing Effect of Soy Protein in Ovarian Hormone-Deficient Rats is Related to it’s Isoflavone Content. Am. J. Clin. Nurt. 68 (suppl.) : 1364S-1368S.
Arjmandi, B. H., Alekel, L., Hollis, B. W., Amin, D., Stacewicz-Sapuntzakis, M., Guo, P., Kukreja, S.C. 1996. Dietary Soybean Protein Prevents Bone Loss in an Ovariectomized Rat Model of Osteoporosis. J. Nutr. 126: 161-167.
ATTWOOD CR. 2003. Milk, calcium and bone density. http://www.msu.edu/mikevh/mvhhome/milk.htm. Diakses 25 juli 2016.
Dawson and Hughes B, 1996. Calcium and vitamin D nutrionl needs of elderly woman. J Nutr 126 : 1165-1167.
Faizah L. N., dan Fitranti D. Y. 2015. Hubungan asupan protein, fosfor dan kalsium dengan kepadatan tulang wanita dewasa awal. (artikel penelitian). Semarang. Universitas Diponegoro.
Fanti, O. M. C. Faugere, Z. Gang, J. Schamidt, D. Cohen, H. H. Malluche. 1998. Systemic Administration of Genestein partially Prevents Bone Loss in Ovariectomized Rats in nonestrogen-like Mechamins. Am. J. Clin. Nutr. 68(suppl.) : 1517S-1521S.
http://lib.unimus.ac.id
36
Gass R and Neff M, 1995. Prevention of menopausal osteoporosis. Schweiz Med Wochenschr 125 : 1538-1591.
Gruff J.L. and Gropper S.S. 2000. Advanced Nutrition and Human Metabolism. United State: Wadsworth Thomson Leaming.
Hadi S. 2009. MOCAL Bahan Pangan Lokal Berkualitas, sebagai alternative pengganti BERAS dan Terigu. Solusi BERMARTABAT untuk Ketahanan Pangan Bangsa. http://gakopyri.wordpress.com/. Diakses 30 September 2015.
Hapsari Wara. 2012. Modified Cassava Flour (Tepung Cassava Modifikasi/Fermentasi). http://wara-hapsari.blogspot.com/2012/02/mocaf-alternatif-pengganti-tepung. diakses 30 September 2015.
Hartiningsih, Irkham W. dan Devita A. 2012. Retensi kalsium dan fosfor tikus panhisterektomi yang diberikan pakan kalsium tinggi. J. Sain Veteriner, vol 30.
Hazel B, dan Farman G. 1995. Skeletal Maturation Evalution Using Cervical Vertebral. Am J Orthod Dentofac Orthop. Vol : 107 (1). Hal : 58-66.
HTA Indonesia. 2005. Penggunaan Bone Densitometry pada Osteoporosis. http://dokumen.tips/documents/penggunaan-bone-densitometry-pada-osteoporosis.html. diakses 10 April 2016.
Jaso Parson P. A. G. Sitous. 2009. Pemanfaatan Pemberian Tepung Cangkang Telur Ayam Ras dalam Ransum Terhadap Performansi Burung Puyuh (Cortunix-cortunix japonica) Umur 0-42 Hari. Universitas Sumatra Utara, Medan.
Mann J, and Truswell AS. 2002. Essentials of Human Nutrition. Oxford University Press, New York.
Meikawati W, dan Agus S. 2014. Uji Organoleptik Tepung Dan Brownies Berbahan Dasar Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) Terfortifikasi Kalsium Dari Cangkang Telur Ayam Ras. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Meikawati W, dan Agus S. 2015. Kadar Kalsium Dan Fosfor Darah Pada Tikus Yang Diberikan Mocaf Terfortifikasi Kalsium Dari Cangkang Telur Ayam Ras. Universitas Muhammadiyah Semarang.
Mito T, Sato K, dan Mitani H. 2002. Cervical Vertebral Bone Age In Girls. Am J Orthod Dentofac Orthop. Vol : 122(4). Hal : 380-5.
http://lib.unimus.ac.id
37
Mohd. Irawan. 2008. Penyediaan Serbuk Hidroksiapatit Melalui Teknik Pemendakan. Universiti Teknikal Malaysia. Melaka.
Murtiningsih dan Suyanti. 2011. Membuat Tepung Umbi Dan Variasi Olahannya. Jakarta : PT. Agromedia Pustaka.
Mustafa S., Nurhidayat, dan Koeswinarning S. 2011. Kualitas tulang tikus betina normal yang diberi ekstrak sipatah-patah pada masa pertumbuhan. J. Veteriner. vol. 12:113-119.
Nabil, M. 2005. Pemanfaatkan Limbah Tulang Ikan Tuna (Thumus Sp) Sebagai Sumber Kalsium Dengan Metode Hidrolisis Protein. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor.
Narsito. 1992. Metode Pengukuran Spektroskopi Serapan Atom dan Spektrofotometri Ultra Light Visibel. Jogjakarta : Laboratorium Kimia dan Fisika Pusat. Universitas Gajah Mada.
New, Susan A. dan Jean Philippe Bonjour. 2003. Nutritional Aspect Of Bone Health. Cambridge, UK: The Royal Society of Chemistry.
Nguyen TVC, Jones G, Sambrook PN, White GP, Kelly PJ and Eisman JA. 1995. Effect of estrogen exposure and productive factor and bone mineral density and osteoporotic fractures. J Clin Endocrinol Metab 80 : 2709-2714.
Pamungkas A.D.S. 2012. DokterHewan. http://vetandsociety.blogspot.co.id/2012/11/anatomi-tikus-klinci.html. Diakses 8 agustus 2016.
Permana, Hikmat. 2011. Patogenesis dan Metabolisme Osteoporosis pada Manula. Tidak diterbitkan. Artikel. Sub Bagian Endorinologi dan Metabolisme Bagian Ilmu Penyakit Dalam RS Perjan Hasan Sadikin FK Universitas Padjadjaran: Bandung.
Preisinger E, Alaclamioglu Y, Pils K, Saradeth T and Scheider B. 1995. Therapeutic exercise in the prevention of bone loss. Am J Phys Med Rehabil 74 : 120-123.
Price A. S, Wilson. 2006. Patofisiologi. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol. 2. Jakarta : EGC.
Rahmawati W. A, Fithri Choirun Nisa. 2015. “Fortifikasi Kalsium Cangkang Telur Pada Pembuatan Cookies (Kajian Konsentrasi Tepung Cangkang Telur Dan Baking Powder)”. Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 3, No. 3, diakses Juli 2015. Universitas Brawijaya Malang.
Rubenstein D, David Wayne, John Bradley. 2007. Lecture Notes : Kedokteran Klinis. Jakarta : Erlangga ; 389-391.
http://lib.unimus.ac.id
38
Semiadi G., Raden T. P. N., dan yuliasri J. 2012. Suplementasi ranggah muda rusa sambar memperbaiki pertumbuhan tulang femur, bobot otot, dan ketahanan fisik tikus putih. J. Veteriner. vol.13:113-119.
Sherwood, L. 2001. Fisiologi Manusia. Edisi 2. Jakarta;EGC.
Suarsana N, Dharmawan NS, Priosoeryanto BP, Gorda W. 2011. Tepung tempe kaya isoflavon dapat meningkatkan kadar kalsium, fosfor dan estrogen plasma tikus betina normal. J. Veteriner 12 (3) : 229-234.
Subagio, A. 2007. Industrialisasi Modified Cassava Flour (MOCAF) sebagai Bahan Baku Industri Pangan Untuk Menunjang Diversifikasi Pangan Pokok Nasional. Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Jember. Jember.
Subagio, A. 2006. Ubi Kayu : Substitusi Berbagai Tepung-Tepungan. Jakarta : PT. Gramedia. Edisi 3.
Spear BA. 2004. Nutrition in Adolescence. Dalam Makanan K & Stump SE, Nutrition Food & Diet Therapy 11th ed. Hal : 284-301. Saunders, Pennsylvania.
Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Tangalayuk R. R., I Nyoman S., dan Iwan H. U. 2015. Kadar kalsium dan fosfor pada tulang tikus betina yang diberi pakan tempe rendah lemak. J. Buletin Veteriner Udayana. vol. 7. no 1.
Tordoff, M.G.2011. Calcium:Taste, Intake, and Appetite, Physiol.
Utomo M., Meikawati W., dan Putri Z., K. 2010. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kepadatan tulang pada wanita postmenopause. Vol 6. No 2.
Virginia Tech. 2008. The Egg. Virginia State University. Publication 388-
801, 2008: hal 1-12.
Wasis, Segeng Yuli Irianto. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 2 : Smp/Mts Kelas VII. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan Dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia.
Windi L, Ratna, Syaiful, Yuwono, Syafnijal. 2011. Pilihan Varietas untuk Mocaf. http://www.agrina-online.com/index.php diakses 09 September 2015.
http://lib.unimus.ac.id
39
Wirakusumah, Emma. S. 2007. Mencegah Osteoporosis Lengkap Dengan 39 Jus dan 38 Resep Masakan. Jakarta : Penebar Swadaya.
http://lib.unimus.ac.id
40
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Hasil Analisis Kadar Kalsium Tulang Tibia Tikus Betina
Sprague Dawley
No Nama Sampel Kadar Kalsium (%)
1 I. 1 18,38
2 I. 2 17,66
3 I. 3 18,12
4 I. 4 17,39
5 I. 5 17,31
6 I. 6 16,04
7 I. 7 16,99
8 II. 1 17,41
9 II. 2 16,43
10 II. 3 17,31
11 II. 4 16,63
12 II. 5 15,26
13 II. 6 17,44
14 II. 7 16,48
15 III. 1 15,90
16 III. 2 15,87
17 III. 3 15,66
18 III. 4 16,85
19 III. 5 16,38
20 III. 6 12,60
21 III. 7 16,12
http://lib.unimus.ac.id
41
Lampiran 2. Data Hasil Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague
Dawley
No Nama Sampel Diameter
(mm)
Nilai Densitas
(g/cm3)
Ralat Densitas
1 I. 1 0,35 1,17 0,02
2 I. 2 0,29 1,37 0,10
3 I. 3 0,24 1,75 0,04
4 I. 4 0,34 1,17 0,03
5 I. 5 0,28 1,58 0,11
6 I. 6 0,33 1,15 0,04
7 I. 7 0,32 1,24 0,01
8 II. 1 0,29 1,35 0,07
9 II. 2 0,36 1,16 0,00
10 II. 3 0,25 1,69 0,05
11 II. 4 0,27 1,38 0,06
12 II. 5 0,33 1,36 0,02
13 II. 6 0,28 1,43 0,03
14 II. 7 0,30 1,51 0,05
15 III. 1 0,31 1,30 0,08
16 III. 2 0,30 1,40 0,03
17 III. 3 0,28 1,39 0,05
18 III. 4 0,31 1,42 0,05
19 III. 5 0,34 1,20 0,06
20 III. 6 0,36 0,01 0,05
21 III. 7 0,36 1,06 0,03
http://lib.unimus.ac.id
42
Lampiran 3. Data Hasil Pengukuran Panjang Tulang Tibia Tikus Betina
Sprague Dawley
No Nama Sampel Panjang Tulang (cm)
1 I. 1 4,2
2 I. 2 4,6
3 I. 3 4,2
4 I. 4 4,5
5 I. 5 4,7
6 I. 6 4,8
7 I. 7 4,7
8 II. 1 4,6
9 II. 2 4,6
10 II. 3 4,5
11 II. 4 4,5
12 II. 5 4,3
13 II. 6 4,7
14 II. 7 4,7
15 III. 1 4,5
16 III. 2 4,4
17 III. 3 4,6
18 III. 4 4,6
19 III. 5 4,2
20 III. 6 4,6s
21 III. 7 4,4
http://lib.unimus.ac.id
43
Lampiran 4. Hasil Uji Kadar Kalsium Tulang Tibia Tikus Betina Sprague
Dawley dengan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
kalsium
N 21
Normal Parametersa,b
Mean 16.5824
Std. Deviation 1.22766
Most Extreme Differences Absolute .138
Positive .100
Negative -.138
Kolmogorov-Smirnov Z .632
Asymp. Sig. (2-tailed) .819
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
kalsium
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.418 2 18 .665
Descriptives
Kalsium
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 7 17.4129 .77149 .29159 16.6994 18.1264 16.04 18.38
2.00 7 16.7086 .77708 .29371 15.9899 17.4272 15.26 17.44
3.00 7 15.6257 1.39063 .52561 14.3396 16.9118 12.60 16.85
Total 21 16.5824 1.22766 .26790 16.0236 17.1412 12.60 18.38
ANOVA
Kalsium
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 11.346 2 5.673 5.432 .014
Within Groups 18.797 18 1.044
Total 30.143 20
http://lib.unimus.ac.id
44
Multiple Comparisons
kalsium
Tukey HSD
(I) perlakuan (J) perlakuan Mean
Difference (I-J) Std. Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower Bound Upper Bound
dimension2
1.00
dimension3
2.00 .70429 .54623 .419 -.6898 2.0984
3.00 1.78714* .54623 .011 .3931 3.1812
2.00
dimension3
1.00 -.70429 .54623 .419 -2.0984 .6898
3.00 1.08286 .54623 .145 -.3112 2.4769
3.00
dimension3
1.00 -1.78714* .54623 .011 -3.1812 -.3931
2.00 -1.08286 .54623 .145 -2.4769 .3112
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
http://lib.unimus.ac.id
45
Lampiran 5. Hasil Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley
dengan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai_densitas
N 21
Normal Parametersa,b
Mean 1.3376
Std. Deviation .19305
Most Extreme Differences Absolute .126
Positive .126
Negative -.097
Kolmogorov-Smirnov Z .576
Asymp. Sig. (2-tailed) .895
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
nilai_densitas
Levene Statistic df1 df2 Sig.
.999 2 18 .388
Descriptives
nilai_densitas
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 7 1.3471 .23457 .08866 1.1302 1.5641 1.15 1.75
2.00 7 1.4114 .16242 .06139 1.2612 1.5616 1.16 1.69
3.00 7 1.2543 .16811 .06354 1.0988 1.4098 1.01 1.42
Total 21 1.3376 .19305 .04213 1.2497 1.4255 1.01 1.75
http://lib.unimus.ac.id
46
ANOVA
nilai_densitas
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .087 2 .044 1.195 .326
Within Groups .658 18 .037
Total .745 20
http://lib.unimus.ac.id
47
Lampiran 6. Hasil Uji Panjang Tulang Tikus Betina Sprague Dawley
dengan SPSS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
perlakuan panjang_tulang
N 21 21
Normal Parametersa,b
Mean 2.0000 4.5190
Std. Deviation .83666 .17782
Most Extreme Differences Absolute .217 .199
Positive .217 .107
Negative -.217 -.199
Kolmogorov-Smirnov Z .996 .914
Asymp. Sig. (2-tailed) .274 .374
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Test of Homogeneity of Variances
panjang_tulang
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.866 2 18 .183
Descriptives
panjang_tulang
N Mean Std. Deviation Std. Error
95% Confidence Interval for Mean
Minimum Maximum Lower Bound Upper Bound
1.00 7 4.5286 .24300 .09184 4.3038 4.7533 4.20 4.80
2.00 7 4.5571 .13973 .05281 4.4279 4.6864 4.30 4.70
3.00 7 4.4714 .14960 .05654 4.3331 4.6098 4.20 4.60
Total 21 4.5190 .17782 .03880 4.4381 4.6000 4.20 4.80
http://lib.unimus.ac.id
48
ANOVA
panjang_tulang
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups .027 2 .013 .396 .679
Within Groups .606 18 .034
Total .632 20
http://lib.unimus.ac.id
49
Lampiran 7. Hasil Uji Kolerasi Antara Kadar Kalsium dengan Densitas
Tulang Tibia Tikus Betina Sprague Dawley
Correlations
kalsium densitas
kalsium Pearson Correlation 1 .467*
Sig. (2-tailed) .033
N 21 21
densitas Pearson Correlation .467* 1
Sig. (2-tailed) .033
N 21 21
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
http://lib.unimus.ac.id
50
Lampiran 8. Hasil Scan Uji Densitas Tulang Tibia Tikus Betina Sprague
Dawley
Perlakuan I
1 2 3
4 5 6
7
http://lib.unimus.ac.id
53
Lampiran 9. Dokumentasi
Pemeliharaan hewan coba
Pemberian pakan
Pembedahan Pemisahan tulang
Sampel
Pengukuran panjang tulang
http://lib.unimus.ac.id
54
bone
Bone Densitometer
Dudukan objek
Hasil penangkapan sinar x-ray AAS (Automic absorption
spectrophotometer)
Uji densitas tulang
http://lib.unimus.ac.id