Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    1/14

    Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kepercayaan dan citra yang baik dimata masyarakat merupakan salah satu yang terpenting bagi

    eksistensi sebuah perusahaan. Pada era persaingan sekarang ini, bukan publik yang membutuhkan

    perusahaan, tetapi perusahaan yang butuh public.*1+ Apabila kepercayaan dan citra perusahaan rusak

    di mata masyarakat, maka perusahaan tersebut harus bersiap-siap untuk menghadapi krisis. Suatu

    perusahaan yang mengalami permasalahan sudah dianggap selesai secara hukum, justru akan

    berdampak negative dan akan terus berkepanjangan, serta tingkat kepercayaan atau citra masyarakat

    menjadi turun secara tajam.

    Sehubungan dengan masalah di atas, orang yang mempunyai peranan penting untuk mengembalikan

    citra perusahaan yang baik adalah seorang Public Relations (PR) atau Humas. Seorang PR tidak hanya

    harus mempunyai technical skill dan managerial skill dalam keadaan normal, tapi PR juga harus memiliki

    kemampuan dalam mengantisipasi, menghadapi atau menangani suatu krisis kepercayaan (crisis of

    trust) dan penurunan citra (lost of image) yang terjadi.*2+ Selanjutnya merupakan tantangan berat

    adalah pemulihan citra positif (recovery of image) masyarakat terhadap kepercayaan perusahaan.

    B. Rumusan Masalah

    1. Apa peran dari seorang PR dalam menangani krisis kepercayaan dan citra negatif perusahaan?

    2. Bagaimana metode PR untuk memulihkan krisis kepercayaan dan citra negatif perusahaan?

    C. Tujuan dan Manfaat

    Tujuan dari penelitian ini adalah :

    1. Ingin mengetahui kemampuan praktisi PR dalam melaksanakan fungsi dan perannya

    2. Ingin mengetahui kemampuan praktisi PR secara professional dalam menangani krisis kepercayaan

    dan citra negative terhadap perusahaan.

    3. Ingin mengetahui strategi-strategi yang harus dilakukan ketika perusahaan menghadapi krisis

    kepercayaan dan citra negatif.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    2/14

    Manfaat dari penelitian ini adalah :

    1. Untuk mengembangkan peran praktisi PR dalam menangani masalah yang dihadapi oleh sebuah

    perusahaan

    2. Untuk menjadikan praktisi PR agar mampu bertahan dalam menjaga citra perusahaan dalam

    keadaan apapun.

    BAB II

    KASUS ATAU PERMASALAHAN

    A. Banjir Lumpur Panas Lapindo

    Banjir lumpur panas Sidoarjo atau Lapindo atau lumpur Sidoarjo, adalah peristiwa menyemburnya

    lumpur panas di lokasi pengeboran PT. Lapindo Brantas di desa Renokenongo, kecamatan Porong,

    kabupaten Sodoarjo, Jawa Timur, sejak tanggal 27 mei 2006. Semburan lumpur panas selama beberapa

    tahun ini menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan perindustrian di tiga

    kecamatan sekitarnya, serta mempengaruhi aktivitas perekonomian di Jawa Timur.

    Lokasi tersebut merupakan kawasan permukiman dan di sekitarnya merupakan salah satu kawasan

    industry utama di Jawa Timur. Tidak jauh dari lokasi semburan terdapat jalan tol Surabaya-Gempol, jalan

    raya Surabaya-Malang dan Surabaya-Pasuruan-Banyuwangi (jalur pantura timur), serta jalur kereta api

    lintas timur Surabaya-Malang dan Surabaya-Banyuwangi.

    Penutupan ruas jalan tol ini juga menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan

    Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini berakibat pula terhadap

    aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruan yang selama ini merupakan salah satu

    kawasan industri utama di Jawa Timur.[3]

    B. Hasil Uji Lumpur

    Berdasarkan pengujian toksikologi di tiga laboratorium terakreditasi (Sucofindo, Corelab dan Bogorlab)

    diperoleh kesimpulan ternyata lumpur Sidoarjo tidak termasuk limbah B3 baik untuk bahan anorganikseperti Arsen, Barium, Boron, Timbal, Raksa, Sianida Bebas dan sebagainya, maupun untuk untuk bahan

    organik seperti Trichlorophenol, Chlordane, Chlorobenzene, Chloroform dan sebagainya. Hasil pengujian

    menunjukkan semua parameter bahan kimia itu berada di bawah baku mutu.

    Hasil pengujian LC50 terhadap larva udang windu (Penaeus monodon) maupun organisme akuatik

    lainnya (Daphnia carinata) menunjukkan bahwa lumpur tersebut tidak berbahaya dan tidak beracun bagi

    biota akuatik. LC50 adalah pengujian konsentrasi bahan pencemar yang dapat menyebabkan 50 persen

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    3/14

    hewan uji mati. Hasil pengujian membuktikan lumpur tersebut memiliki nilai LC50 antara 56.623,93

    sampai 70.631,75 ppm Suspended Particulate Phase (SPP) terhadap larva udang windu dan di atas

    1.000.000 ppm SPP terhadapDaphnia carinata. Sementara berdasarkan standar EDP-BPPKA Pertamina,

    lumpur dikatakan beracun bila nilai LC50-nya sama atau kurang dari 30.000 mg/L SPP. Di beberapa

    negara, pengujian semacam ini memang diperlukan untuk membuang lumpur bekas pengeboran (used

    drilling mud) ke dalam laut. Jika nilai LC50 lebih besar dari 30.000 Mg/L SPP, lumpur dapat dibuang

    keperairan.

    Namun kesimpulan dari Wahana Lingkungan Hidup menunjukkan hasil berbeda, dari hasil penelitian

    Walhi dinyatakan bahwa secara umum pada area luberan lumpur dan sungai Porong telah tercemar oleh

    logam kadnium (Cd) dan timbal (Pb) yang cukup berbahaya bagi manusia apalagi kadarnya jauh di atas

    ambang batas. Dan perlu sangat diwaspadai bahwa ternyata lumpur Lapindo dan sedimen Sungai

    Porong kadar timbal-nya sangat besar yaitu mencapai 146 kali dari ambang batas yang telah

    ditentukan.[4]

    Dengan fakta sedemikian rupa, yaitu kadar PAH dalam lumpur Lapindo yang mencapai 2000 kali diatas

    ambang batas bahkan ada yang lebih dari itu. Maka bahaya adanya kandungan PAH tersebut telah

    mengancam keberadaan manusia dan lingkungan:

    1. Bioakumulasi dalam jaringan lemak manusia (dan hewan)

    2. Kulit merah, iritasi, melepuh, dan kanker kulit jika kontak langsung dengan kulit

    3. Kanker

    4. Permasalahan Reproduksi

    5. Membahayakan organ tubuh seperti liver, paru-paru, dan kulit

    Dampak PAH dalam lumpur Lapindo bagi manusia dan lingkungan mungkin tidak akan terlihat sekarang,

    melainkan nanti 5-10 tahun kedepan. Dan yang paling berbahaya adalah keberadaan PAH ini akan

    mengancam kehidupan anak cucu, khususnya bagi mereka yang tinggal di sekitar semburan lumpur

    Lapindo beserta ancaman terhadap kerusakan lingkungan. Namun sampai Mei 2009 atau tiga tahun dari

    kejadian awal ternyata belum terdapat adanya korban sakit atau meninggal akibat lumpur tersebut.[5]

    C. Kritik

    Pemerintah dianggap tidak serius menangani kasus luapan lumpur panas ini. Masyarakat dan PT

    LAPINDO adalah korban yang paling dirugikan, di mana mereka harus mengungsi dan kehilangan mata

    pencaharian tanpa adanya kompensasi yang layak, sementara Lapindo telah mengeluarkan uang sebesar

    Rp 6 Triliun lebih untuk masalah ini. Pemerintah hanya membebankan kepada Lapindo pembelian lahan

    bersertifikat dengan harga berlipat-lipat dari harga NJOP yang rata-rata harga tanah dibawah Rp. 100

    ribu- dibeli oleh Lapindo sebesar Rp 1 juta dan bangunan Rp. 1,5 juta masing-masing permeter persegi.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    4/14

    untuk 4 desa (Kedung Bendo, Renokenongo, Siring, dan jatirejo) sementara desa-desa lainnya

    ditanggung APBN, juga penanganan infrastruktur yang rusak. Hal ini dianggap wajar karena banyak

    media hanya menuliskan data yang tidak akurat tentang penyebab semburan lumpur ini.

    Salah satu pihak yang paling mengecam penanganan bencana lumpur Lapindo adalah aktivis lingkungan

    hidup. Selain mengecam lambatnya pemerintah dalam menangani lumpur, mereka juga menganggapaneka solusi yang ditawarkan pemerintah dalam menangani lumpur akan melahirkan masalah baru,

    salah satunya adalah soal wacana bahwa lumpur akan dibuang ke laut karena tindakan tersebut justru

    berpotensi merusak lingkungan sekitar muara.

    PT Lapindo Brantas Inc sendiri lebih sering mengingkari perjanjian-perjanjian yang telah disepakati

    bersama dengan korban.Menurut sebagian media, padahal kenyataannya dari 12.883 buah dokumen

    Mei 2009 hanya tinggal 400 buah dokumen yang belum dibayarkan karena status tanah yang belum

    jelas. Namun para warga korban banyak yang menerangkan kepada Komnas HAM dalam

    penyelidikannya bahwa para korban sudah diminta menandatangani kuitansi lunas oleh Minarak

    Lapindo Jaya, padahal pembayarannya diangsur belum lunas hingga sekarang. Dalam keterangannya

    kepada DPRD Sidoarjo pada Oktober 2010 ini Andi Darusalam Tabusala mengakui bahwa dari sekitar

    13.000 berkas baru sekitar 8.000 berkas yang diselesaikan kebanyakan dari korban yang berasal dari

    Perumtas Tanggulangin Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa banyak keterangan dan penjelasan yang

    masih simpang siur dan tidak jelas.[6]

    BAB III

    MEMBINA RELASI DENGAN PUBLIC

    A. Pembentukan citra perusahaan

    Citra adalah kesan yang diperoleh seseorang berdasarkan pengetahuan dan pengertiannya tentang

    fakta-fakta atau kenyataan. Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui

    dari sikapnya terhadap objek tersebut. Semua sikap bersumber pada organisasi kognitif pada informasi

    dan pengetahuan yang dimiliki. Tidak akan ada teori sikap atau aksi social yang tidak didasarkan pada

    penyelidikan tentang dasar-dasar kognitif. Efek kognitif dari komunikasi sangat pempengaruhi proses

    pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang

    diterima seseorang, komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu, tetapi cenderungmempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang lingkungan.[7]

    Public Relations digambarkan sebagai input-output, proses intern dalam model ini adalah pembentukan

    citra, sedangkan input adalah stimulus yang diberikan dan output adalah tanggapan atau perilaku

    tersebut. Citra itu sendiri digambarkan melalui persepsi-kognisi-motivasi-sikap. Model pembentukan

    citra ini menunjukkan bagaimana stimulus yang berasal dari luar diorganisasikan dan mempengaruhi

    respon. Stimulus (rangsang) yang diberikan pada individu dapat diterima dan ditolak.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    5/14

    Empat komponen persepsi-kognisi-motivasi-sikap diartikan sebagai citra individu terhadap rangsanng.

    Ini disebut sebagai picture in our head oleh Walter Lipman. Jika stimulus mendapat perhatian, individu

    akan berusaha untuk mengerti rangsang tersebut. Persepsidiartikan sebagai hasil pengamatan terhadap

    unsure lingkungan yang dikaitkan dengan suatu proses pemaknaan. Dengan kata lain, individu akan

    memberikan makna terhadap rangsang berdasarkan pengalamannya mengenai rangsang. Kemampuan

    mempersepsi itulah yang dapat melanjutkan proses pembentukan citra. Persepsi atau pandangan

    individu akan positif apabila informasi yang diberikan oleh rangsang dapat memenuhi kognisi individu.

    Kognisi yaitu suatu keyakinan diri dari individu terhadap stimulus. Keyakinan ini akan timbul apabila

    individu telah mengerti rangsang tersebut, sehingga individu harus diberikan informasi-informasi yang

    cukup yang dapat mempengaruhi perkembangan kognisinya.

    Motivasi dan sikap yang ada akan menggerakkan respon seperti yang diinginkan oleh pemberi rangsang.

    Motif adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan

    kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan.

    Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berfikir, dan merasa dalam objek, ide, situasi atau

    nilai. Sikap bukan perilaku, tetapi kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu. Sikap

    mempunyai daya pendorong atau motivasi. Sikap menentukan apakah orang harus proa atau kontra

    terhadap sesuatu, menentukan apa yang disukai, diharapkan dan diinginkan. Sikap mengandung aspek

    evaluative, artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan. Sikap ini juga dapat

    diperteguh atau diubah.

    B. Konferensi pers

    Konferensi pers adalah suatu kegiatan mengundang wartawan untuk berdialog, dengan materi yang

    telah dipersiapkan secara matang oleh PR, sedangkan sasaran pertemuan itu diharapkan dapat dimuat

    media massa dari wartawan yang diundang.

    Tujuan dari konferensi pers diantaranya ialah :

    1. Menyebarkan informasi positif kepada public (masyarakat luas) tentang perusahaan

    2. Menetralisir atau membantah berita yang tidak benar atau negative tentang perusahaan,

    manajemen, karyawan, produk atau jasa

    3. Meningkatkan image (citra) yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan suatu produk/jasa

    4. Membina hubungan secara langsung dengan pers.[8]

    C. Strategi dan Tehnik Manajement Public Relations

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    6/14

    Kebanyakan perusahaan kini mengakui peranan Public relations (PR) cukup menonjol dalam

    pengambilan keputusan manajemen. Seringkali manajer PR melapor atau berhubungan langsung

    dengan top management. Dengan alas an yang sederhana bahwa PR adalahinterpreter (penerjemah)

    manajemen, sehingga PR harus mengetahui apa yang manajemen pikirkan setiap saat terhadap isu

    public yang sebernarnya.

    Sebagai boundary managers orang-orang PR mendukung kolega mereka dengan sokongan komunikasi

    mereka yang lintas organisasional yaitu ke dalam dan ke luar perusahaan. Dengan cara ini para

    professional PR juga menjadi manajer system, memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk melakukan

    transaksi dengan menjalin berbagai hubungan yang bersifat kompleks (rumit) dan penting dalam

    organisasi perusahaan, yakni :

    1. PR harus memikirkan hubungan perusahaan terhadap lingkungannya sendiri. Berkaitan dengan itu

    unit manajer bisnis dan bagian operasional mendukung staf.

    2. PR harus bekerja sesuai dengan aturan perusahaan untuk mengembangkan pemecahan yang

    inovatif terhadap berbagai permasalahan perusahaan. Dalam defenisi, para manajer PR berhubungan

    dengan lingkungan yang berbeda dibandingkan dengan rekan sejawat di dalam perusahaan mereka.

    Para manajer PR harus inovatif, tidak hanya menempatkan solusi komunikasi, tetapi juga dalam

    membuat pengertian dan penerimaan koleganya.

    3. PR harus berfikir strategis. Para manajer PR harus menampakkan pengetahuannya tentang misi,

    tujuan dan strategi perusahaan. Solusinya harus menjawab kebutuhan nyata perusahaan.

    4. Para PR manajer juga harus memiliki kemampuan mengukur hasil yang telah diperoleh. PR harus

    menyatakan dengan jelas apa yang ingin mereka kerjakan, membuat pekerjaan secara sistematik, dan

    mengukur suatu keberhasilan. Hal ini menggunakan beberapa cara yang diterima dari tehnik-tehniksekolah bisnis seperti management by objectives (MBO), managemenet by objectives and results (MOR),

    and program evaluating and research technique (PERT).[9]

    BAB IV

    ANALISIS DAN KAJIAN TEORI

    A. Mengatasi krisis

    Mengingat dampak negative dan kerugian besar, bahkan citra perusahaan akan terganggu dengan

    terjadinya krisis, insan Public Relations sebagai orang yang palinh berkepentingan menangani krisis

    dapat melakukan strategi 3P.

    1. Strategi pencegahan, adalah tindakan preventif melalui antisipasi terhadap situasi krisis. Insan Public

    Relations harus memiliku kepekaan terhadap gejala-gejala yang timbul mendahului krisis. PR dituntut

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    7/14

    mampu berfikir strategis untuk dapat mengantisipasi, menganalisis, dan sekaligus memposisikan

    masalah krisis agar terjadinya krisis dapat dicegah secara dini.

    2. Strategi persiapan, bilamana krisis tidak dapat dicegah sejak dini, strategi persiapan harus dilakukan

    melalui dua langkah :

    a. Perusahaan membentuk tim krisis, tim ini terdiri dari pemimpin perusahaan (presdir, dirut),

    manajer umum, manajer personalia, manajer operasi, manajer keamanan, dan manajer public relations.

    Tim ini harus selalu berhubungan baik melalui surat, telepon, atau rapat. Dengan seringnya

    berkomunikasi suasana krisis dapat dipantaudari waktu ke waktu.

    b. Tim harus mendapatkan informasi tentang krisis dengan jelas dan akurat, sehingga pers akan

    mendapatkan informasi yang akurat.

    3. Strategi penanggulangan, apabila strategi pencegahan dan strategi persiapantidak sempat

    dilaksanakan, langkah terakhir yang diambil adalah strategi penanggulangan, yaitu masa kuratif. Dalam

    strategi penanggulangan terdapat langkah-langkah yang harus diambil sesuai dengan kondisi krisis :

    a. Kondisi krisis akut, pengamananyang harus dilakukan dalam kondisi ini melalui tahap-tahap :

    1) Mengindentifikasi krisis, mencari penyebab timbulnya krisis. Sebab tanpa mengetahui

    penyebabnya, penanggulangan krisis menjadi sulit. Sebaliknya factor penyebab diketahui, maka

    perusahaan dapat memastikan apakah krisis dapat ditanggulangi atau tidak.

    2) Mengisolasi krisis, agar krisis ini dapat ditangani sebaik mungkin, krisis perlu diisolasi, agar

    operasional perusahaan tidak terganggu, agar efektivitas penanggulangan dapat ditingkatkan. Tim

    khusus dibebaskan dari kegiatan rutinnya, bisa bekerja sama dengan konsultas Public Relations. Tim

    khusus menunjuk juru bicara untuk menghadapi public pers agar kesimpangsiuran berita dapat dicegah.

    3) Mengendalikan krisis, agar krisis tidak meluas, krisis harus dikendalikan. Setelah krisis berhasil

    diidentifikasi, penanggulangan dapat dilaksanakan. Itulah penaggulangan krisis. Apabila krisis berhasil

    diidentifikasi, artinya krisis berhasil dikendalikan. Dalam hal ini keputusan tepat dan baik harus diambil.

    b. Kondisi kesembuhan, kondisis ini merupakan saat dimana perusahaan pengintrospeksi mengapa

    krisis terjadi. Bagi perusahaan yang gagal menanggulangi krisis berarti kondisi kesembuhan tidak dapat

    dicapai. Hal ini akan menjadi masa kegoncangan bahkan kebangkrutan. Sedangkan bagi perusahaan

    yang berhasil menaggulangi krisis dengan baik berarti kondisi kesehatan dapat dicapai. Sehingga masa

    ini adalah masa yang menenangkan yang mengarah pada pemulihan (kesembuhan).[10]

    B. Peranan PR dalam masa krisis

    Public Relations mempunyai peranan penting dalam menangani masa krisis, mengingat masa krisis

    dapat berdampak negative terhadap citra perusahaan, sehingga dapat dikatakan Public Relations

    merupakan fungsi manajemen yang strategis. Agar fungsi strategis ini dapat dijalankan dengan baik,

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    8/14

    posisi Divisi/Bidang Public Relations harus langdung di bawah pimpinan puncak, dengan demikian insan

    Public Relations mempunyai kewenangan yang memungkinkan fungsi tersebut dapat dijalankan secara

    efektif.

    Dalam menjalankan peran tersebut insan Public Relations harus membuat langkah-langkah strategisnya

    :

    1. Hubungan pers (press relations)

    2. Hubungan pemerintah (government relations)

    3. Hubungan dengan pemuka pendapat (opinion leaders relations)

    4. Hubungan perdagangan (trade relations).

    Hal-hal yang harus dilakukan dalam mengatasi krisis adalah :

    1. Fact finding, mencari dan mengumpulkan data, termasuk data penyebab

    2. Membentuk pusat informasi

    3. Pilih juru bicara yang mampu dan berpengalaman. Pastikan bahwa juru bicara mendapat semua

    data dan informasi serta data yang benar

    4. Berikan keterangan yang cukup, jelas dan benar kepada pers, agar mereka tidak mencari ke sumber

    yang tidak sesuai

    5. Membuat dokumentasi kejadian tersebut berupa foto, tape, atau video sebagai data

    6. Memperbaharui data-data pers dari waktu ke waktu

    7. Memberitahukan operator bahwa tidak ada seorang pun yang menberikan keterangan selain juru

    bicara

    8. Permintaan pers untuk kepentingan informasi mereka harus dipenuhi secepatnya.[11]

    C. Metode PR dalam Menangani Krisis Kepercayaan dan Menurunnya Citra Perusahaan

    Perusahaan yang baik adalah perusahaan yang berhasil mencapai cita-cita dan tujuannya secara

    maksimal. Begitu pula dengan kerja praktisi PR yang bertugas menangani krisis kepercayaan dan

    mengembalikan citra positif perusahaan dimana praktisi PR ini bernaung. Untuk kelancaran jalannya

    proses pencapaian tujuan tersebut dilakukan cara-cara penyelenggaraan kerja yang seefisien mungkin

    dengan mengingat faktor tujuan, biaya, fasilitas, waktu, dan tenaga. Dengan kata lain bahwa PR

    memerlukan metode kerja yang menjadi syarat mutlak untuk mencapai tujuan.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    9/14

    Metode pekerjaan PR ditekankan pada penelitian terhadap publik. Dari penelitian disusun rencana kerja,

    kemudian dilaksanakan, lalu dilakukan evaluasi. Secara sistemastis proses pekerjaan PR dalam

    menangani krisis dan menurunnya citra perusahaan dapat digambarkan sesuai tahapan tadi, yaitu :

    1. Penelitian (Research)

    Penelitian mempunyai peranan sangat penting sebagai kegiatan pendukung dalam melaksanakan fungsi

    PR, baik untuk memperoleh data, fakta lapangan mengenai citra perusahaan, persepsi, pandangan, dan

    opini public secara akurat serta tanggapan khalayak sebagai target sebagai sasaran mengenai

    kebikajsanaan, pelayanan, program kerja, aktivitas perusahaan.

    Menurut Ann H. Barkelew, Senior Vise President of Fleishman-Hillards Office, Amerika menjelaskan

    bahwa sangat pentingnya peranan penelitian untuk mencapai kesuksesan atau efektivitas dalam

    pelaksanaan praktik PR.[12]

    Secara ilmiah kita mengenal beberapa jenis penelitian : survey, case study, activity analysis,

    content/document analysis, serta penelitian follow up. Semua jenis penelitian tersebut dapat digunakanpraktisi PR untuk mencapai tujuannya.

    2. Perencanaan (planning)

    Setelah mendapatkan hasil laporan yang berupa data dan fakta dari penelitian, PR kemudian menyusun

    rencana kerja. Dalam hal ini rencana kerja disusun tidak berdasarkan pada keinginan yang dipaksakan

    dan irrasional. Perencanaan yang baik bersifat rasional, flexible, dan berkelanjutan.

    Tujuan dari perencanaan PR adalah :

    a. Mengubah citra

    b. Membentuk citra baru

    c. Memperkenalkan perusahaan

    d. Meningkatkan community relatios

    e. Menentukan partisipasi pemimpin dalam kehidupan masyarakat (public life)

    f. Memberitahukan kegiatan penelitian.

    Keberhasilan perencanaan tergantung pada keterampilan dan efisiensi praktisi PR. Salah satu faktor

    yang bisa dijadikan tolak ukur keberhasilan dari perncanaan tersebut adalah pembentukkan opini, sikap,

    dan citra.

    3. Pelaksanaan (action)

    Pelaksanaan dilakukan setelah rencana yang matang mendapatkan persetujuan dari semua pihak

    terkait. Pelaksanaan kerja merupakan kegiatan operasional dalam melakukan apa yang telah

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    10/14

    direncanakan. Pengembalian kepercayaan dan citra perusahaan dilakukan dengan menggabungkan

    tenaga kerja, alat-alat, informasi, waktu, tempat, dan uang. Pelaksanaan ini dikatakan sukses apabila

    tujuan telah tercapai. Dalam hal ini berbagai cara dan teknik digunakan diantaranya yaitu pendekatan

    terhadap pegawai (internal public) dan pendekatan kepada umum (eksternal public). Untuk

    mengebalikan kepercayaan publik dan citra perusahaan diutamakan pendekatan kepada umum karena

    menyangkut pandangan masyarakat secara luas.

    Ada beberapa instrument yang dilakukan praktisi PR dalam melaksanakan membentuk citra lembaga

    dalam perusahaan diantaranya :

    a. Publisitas, merupakan komunikasi kepada publik melalui media massa atau langsung face to face,

    dan tidak memerlukan suatu bayaran, baik dari pihak komunikator (PR) maupun dari pihak media massa

    yang bersangkutan. Dalam membangun citra lembaga instrument ini sering digunakan, terutama jika

    lembaga tersebut sedang dalam permasalah finasial (deficit).

    b. Periklanan (Advertising), periklanan merupakan suatu kegiatan yang terkait dengan dua bidang

    kehidupan manusia sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dengan iklan citra suatu perusahaan

    bisa menjadi lebih baik. Iklan hanya menyebutkan sisi positif perusahaan. Iklan yang terus menerus yang

    ditayangkan dapat mempengaruhi pola perilaku,pandangan, serta kepercayaan masyarakat.

    c. Demonstrasi adalah sesuatu yang bisa mempercepat pengaruh terhadap khalayak sasaran serta

    meningkatkan citra yaitu demonstrasi. Dalam hal ini penglihatan, pendengaran, dan pemikiran publik

    bisa terkonsolidasi seketika sehingga menimbulkan penilaian yang bisa mendorong ke arah tindakan

    publik yang positif. Terutama pandangan atau image akan lebih baik terlihat oleh khalayak.

    d. Propaganda, agar publik menerima apa yang disodorkan serta mau menanamkan citra yang positif

    dan timbul kepercayaan, perusahaan dan petugas PR hendaknya melakukan propaganda. Propagandamerupakan kegiatan persuasif untuk mempengaruhi seseorang, suatu kelompok, atau orang banyak

    dengan dasar-dasar psikologis agar menerima suatu ide yang pada waktu tertetu belum tentu di terima.

    e. Pameran, salah satu cara yang menarik untuk menanamkan citra positif pada perusahaan adalah

    dengan melakukan pameran. Tujuan utama dari pameran adalah mengundang publik untuk mengenal,

    melihat, dan mengerti akan hal-hal mengenai perusahaan, terutama sekali hasil dari produksinya.

    f. Sales Promotion. Di samping untuk meningkatkan citra perusahaan, promosi dilakukan bertujuan

    untuk meningkatkan penjualan dengan memberikan rangsangan atau bujukan yang membangkitkan

    pembelian barang dan jasa.

    g. House Organ (Penerbitan Majalah Perusahaan/lembaga). Agar pencitraan yang sudah dicapai tetap

    bertahan maka diberikanlah informasi kepada pihak khlayak atau pihak eksternal melalui majalah

    khusus yang diterbitkan oleh perusahaan, dan biasa disebut house organ.

    h. Open House, memperkenalkan citra perusahaan dapat juga dilaksanakan dengan cara mengundang

    dan menerima tamu untuk keperluan pencitraan tersebut. Tujuan utamanya adalah agar dikenal dan

    populernya perusahaan dikalangan masyarakat.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    11/14

    4. Penilaian (evaluations)

    Penilaian ini tahap dimana pemeriksaan terhadap program dan rencana yang dapat dilakukan. Tahap ini

    berguna untuk mengetahui permasalahan yang harus diperhatikan lebih lanjut.

    D. Kajian Teori

    Dalam kajian teori ini, penulis akan menggunakan beberapa teori komunikasi massa yang dianggap

    cukup relevan untuk menganalisis permasalahan yang sedang ditangani oleh praktisi PR yang sedang

    terjadi saat ini.

    Dengan kata lain teori-teori ini untuk memperkuat pembahasan diatas dalam rangka penanganan PRO

    dalam mengatasi krisis tersebut.

    1. Agenda setting theory

    Teori agenda setting ini mengatakan bahwa media (khususnya media berita) tidak selalu berhasil

    memberitahu apa yang kita piker, tetapi media tersebut benar-benar berhasil memberitahu kita berpikir

    tentang apa. Media massa selalu mengarahkan kita pada apa yang harus kita lakukan. Media

    memberikan agenda-agenda melalui pemberitaannya, sedangkan masyarakat akan mengikutinya.

    Menurut asumsi teori ini, media mempunyai kemampuan untuk menyeleksi dan mengarahkan perhatian

    masyarakat pada gagasan atau peristiwa tertentu. Media mengatakan pada kita apa yang penting dan

    apa yang tidak penting. Media pun mengatur apa yang harus kita lihat, tokoh siapa yang harus kita

    dukung.[13]

    2. Stimulus-Respons Theory

    Teori ini mengatakan bahwa efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus.

    Sehingga dapat mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi dari komunikan.

    Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari

    komunikan.

    Prinsip stimulus-respon ini merupakan dasar dari teori jarum hipodermik, teori klasik mengenai proses

    terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh. Dalam teori ini, isi media dipandang sebagai

    obat yang disuntikkan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi

    seperti yang diharapkan.[14]

    3. Hypodermic Needle Theory

    Untuk mempelajari media massa, harus diakui bahawa peran gatekeeper sangatlah vital dalam melayani

    konsumennya. Faktanya, media massa muncul untuk menyakinkan tingkah laku, nilai dan maksud

    pengirim adalah kepentingan lebih besar daripada penerima.

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    12/14

    Teori ini lebih didasarkan pada intuisi daripada bukti ilmiah. Di samping menpunyai pengaruh yang

    sangat kuat teori ini juga mengasumsikan media massa mempunyai pemikiran bahwa audience bisa

    ditundukkan atau bisa dibentuk dengan cara apapun yang dikehendaki media. Intinya, media massa

    dalam Hypodermic Needle Theory mempunyai efek langsung disuntikkan ke dalam ketidaksadaran

    audience.[15]

    E. Kesimpulan

    Peran Public Relations sangat besar dalam penanganan krisis kepercayaan dan penurunan citra

    perusahaan. PR ini mempunyai tujuan universal yaitu menciptakan public understanding, public

    confidence, public support, public coorperation. Selain itu PR mempunyai fungsi mengetahui secara

    pasti dan mengevaluasi pendapat umum yang berkaitan dengan perusahaannya, menasehati para

    eksekutif mengenai cara-cara menangani pendapat umum yang timbul, menggunakan komunikasi untuk

    mempengaruhi pendapat umum.

    Dalam peranannya, PR ini mempunyai metode untuk menangani krisis kepercayaan dan menurunnya

    citra. Metode ini terdiri dari beberapa tahap yaitu : penelitian (research), perencanaan (planning),

    pelaksanaan (action), dan penilaian (evaluation).

    Dengan demikian metode dari praktisi PRO dalam penanganan krisis yang dialami perusahaannya juga

    ditunjang oleh teori-teori yang cukup relevan. Oleh karena itu praktisi PRO tidak dapat

    mengesampingkan teori-teori yang ada.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ardianto, Elvinaro. 2004. Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

    Amar, M.Djen. 1984. Hukum Komunikasi Jurnalistik. Bandung: Alumni

    Cultip, Scott. 2006. Effective PR. Jakarta : PT. Gramedia

    Danusaputra, Chairany Hanoum. 1995. Kontribusi Kegiatan VIP Party terhadap Citra Positif Tamu-tamu

    VIP Pada Gran Hotel Preanger Bandung (SKRIPSI). Bandung: Fikom UNPAD

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    13/14

    Effendi,Onong Uchjana. 2003. Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

    Hidayat, Dedy Nur. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

    http://.Diundang pertemuan Lapindo mangkir.org

    Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:

    Pustaka Utama Grafiti

    Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan, Konsepsi, dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

    Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

    Persada

    Sendjaja, Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka

    Soemirat, Soleh. Dkk. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

    www.antara.co.id

    www.Metrotvnews.com

    www.walhi.or.id

    ________________________________________

  • 7/27/2019 Peran Public Relations Officer Dalam Menangani Krisis perusahaan.docx

    14/14

    [1]. Ardianto, Elvinaro. 2004. Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

    [2]. Ruslan, Rosady. 2006. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja

    Grafindo Persada

    [3]. www. Metrotvnews.com

    [4]. www.walhi.or.id

    [5]. www.antara.co.id

    [6]. http//Diundang pertemuan Lapindo mangkir.org

    [7]. Danusaputra, Chairany Hanoum. 1995. Kontribusi Kegiatan VIP Party terhadap Citra Positif Tamu-

    tamu VIP Pada Gran Hotel Preanger Bandung (SKRIPSI). Bandung: Fikom UNPAD

    [8]. Amar, M.Djen. 1984. Hukum Komunikasi Jurnalistik. Bandung: Alumni

    [9]. Kasali, Rhenald. 1994. Manajemen Public Relations, Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Jakarta:

    Pustaka Utama Grafiti

    [10]. Soemirat, Soleh. Dkk. 2008. Dasar-dasar Public Relations. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

    [11]. Ruslan, Rosady. 2001. Etika Kehumasan, Konsepsi, dan Aplikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada

    [12]. Cultip, Scott. 2006. Effective PR. Jakarta : PT. Gramedia

    [13]. Sendjaja, Djuarsa. 1994. Teori Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka

    [14]. Effendi,Onong Uchjana. 2003. Ilmu,Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

    [15]. Hidayat, Dedy Nur. 2009. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada