Peran ICT Dalam Masa Gawat Darurat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

doc PPT Peran ICT Dalam Masa Emergency

Citation preview

Peran ICT Dalam Masa Gawat DaruratTeknologi informasi dan komunikasi (TIK) memuat semua teknologi yang berhubungan dengan penanganan informasi. Penanganan ini meliputi pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. Jadi, TIK adalah teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi.Ditinjau dari susunan katanya, teknologi informasi dan komunikasi tersusun dari 3 (tiga) kata yang masing-masing memiliki arti sendiri. Kata pertama, teknologi, berarti pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin, material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya. Istilah teknologi sering menggambarkan penemuan alat-alat baru yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik.Kata kedua dan ketiga, yakni informasi dan komunikasi, erat kaitannya dengan data. Informasi berarti hasil pemrosesan, manipulasi dan pengorganisasian sekelompok data yang memberi nilai pengetahuan (knowledge) bagi penggunanya. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara keduanya.Jadi dapat di sumpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dan proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain sehingga lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya.Bercermin pada kejadian bencana-bencana di Indonesia (gempa Aceh, Padang, Yogyakarta, gunung Merapi dan Bromo, banjir dll), dimana hampir segala bentuk komunikasi terhambat (telepon mati, listrik terputus, jalan dan transportasi terhambat), maka komunikasi radio menjadi satu alternatif komunikasi yang selalu siap dan sanggup menjembatani dalam waktu cepat. Itulah sebabnya ada slogan yang terkenal: When all else fails, amateur radio worksTidak seperti halnya jalur komunikasi komersial seperti telepon, handphone yang bisa terputus atau overload pada kondisi darurat - pada saat terjadi gempa bumi Yogyakarta, beberapa BTS masih memang hidup, namun hampir tidak bisa digunakan karena overload karena semua orang berebutan menggunakan - radio komunikasi bersifat mandiri dan tidak tergantung oleh fasilitas khusus. Bahkan para operator radio komunikasi yang berpengalaman memiliki ketrampilan untuk merekayasa perangkat, antena dan sumber daya darurat, sehingga komunikasi tetap terhubung.Organisasi seperti ORARI dan RAPI memiliki pelatihan/ training untuk topik ini, sehingga masyarakat luas dapat ikut berpartisipasi bahu membahu untuk membangun jalur komunikasi, baik untuk kepentingan medis, logistik, SAR, bahkan sistem peringatan dini terhadap kemungkinan bencana. Anda juga dapat bergabung dalam lembaga/ organisasi yang bergerak dalam bidang tanggap darurat.Hal-hal yang perlu diperhatikan pada komunikasi dalam keadaan emergency ini antara lain:1. Persiapkanlah terlebih dahulu berita yang akan disampaikan (bila perlu secara tertulis) agar penyampaian berita efisien dan efektif.2. Usahakan selalu berbicara tepat di muka mic agar supaya suara/berita dapat diterima dengan jelas, usahakan berbicara dengan nada yang baik, jelas dan perlahan.3. Usahakan untuk menekan tombol PTT selama satu detik, sebelum anda mulai mengirimkan berita, hal ini untuk menjaga awal berita tidak terputus, karena umumnya berbicara lebih cepat dari pada dari pada mekanisme tombol PTT.4. Dalam keadaan darurat seorang operator condong untuk berbicara cepat, harus dijaga supaya berita dapat sampai ketujuan dengan lengkap dan tepat, jadi usahakan untuk berbicara perlahan dan jelas, ketepatan berita adalah utama, kecepatan adalah kedua.5. Hindarkan perasaan emosi di udara karena dapat mengeruhkan situasi/keadaan dan membawa kesan negatif terhadap Amatir Radio.6. Gunakanlah kata-kata yang jelas, penggunaan kode Q seyogyanya dihindarkan karena dapat disalah artikan.7. Apabila harus menyebutkan nomor supaya dieja kata per kata, misalnya nomor satu kosong tiga lima dan tidak seribu tiga puluh lima yang mungkin sulit dicatat.8. Selalu menyebutkan identifikasi yang jelas pada setiap permulaan transmisi karena NCS (net control station) atau stasiun lainnya, harus segera mengetahui siapa yang memanggil.9. Jangan mencoba untuk menjadi relay station, apabila tidak diminta oleh NCS.10. Jangan anda menerima begitu saja berita tanpa dimengerti, artinya tanyakan sekali lagi sehingga anda-benar-benar mengerti maksudnya.11. Yang terpenting kirimkanlah berita berdasarkan fakta yang sebenarnya tidak berdasarkan desas desus.12. Harus selalu mengetahui secara tepat lokasinya anda, sehingga memudahkan stasiun untuk memberikan petunjuk langsung.13. Didalam mengirimkan berita dengan handy Transceiver (HT) usahakan supaya anda tetap berada di posisi pada waktu transit dan tidak berjalan-jalan, karena dapat mengakibatkan berita tidak diterima secara sempurna.14. Stasiun yang tidak mempunyai berita atau tidak dipanggil, tidak perlu mengudara, anda hanya berbicara kalau ada berita atau dipanggil, usahakan supaya frekuensi selalu clear.Yang dimaksud dengan komunikasi dalam keadaan emergency ialah penyampaian berita-berita pada saat terjadi emergency, bencana alam dan penyelamatan jiwa manusia serta harta benda.Dalam situasi emergency, peran pembawa dan penyampai berita sangat penting sehingga koordinasi komunikasi untuk tujuan pencegahan, penanggulan dan penyelamatan jiwa bisa dilakukan dengan tepat dan cepat.Kenapa radio komunikasi menjadi andalan saat kondisi emergency, tidak lain dan tidak bukan adalah karena radio komunikasi tidak tergantung infrastruktur masif layaknya telepon seluler atau satelit. Cukup menggunakan frekuensi radio, maka penyampaian berita sudah bisa dilakukan. Jargon yang digunakan oleh penggiat atau relawan komunikasi emergency adalahWhen all else fails, amateur radio worksyang artinya adalah jika dalam situasi emergency infrastruktur masif lumpuh total (jaringan telepon, listrik, air, dll) maka radio amatir dan radio komunikasi masih bisa berfungsi.1. Peran ICT dalam Emergency

a. KoordinasiMerupakan unsure utama yang bersifat multi sektoral dan harus ada dukungan dari berbagai profesi bersifat multi disiplin dan multi profesi untuk melaksanakan dan penyelenggaraan suatu bentuk layanan terpadu bagi penderita gawat darurat dan bencana dan kejadian luarbiasa.b. Efisiensi tindakan Memberikan kemudahan dalam mengakses maupun memperoleh informasi yang cepat, karena dalam masa gawat darurat diperlukan pengambilan keputusan dan pengambilan tindakan yang cepat dan tepat. Di ruang gawat darurat beberpa tekhnologi informasi yang dapat menentukan tindakan petugas untuk menyelamatkan nyawa korban. Salah satu conto adalah system Computerized Axial Tomografy (CAT) Melakukan rotgen terhadap tubuh pasien sehingga dapat diketahui apa penyakit dan penyebabnya. Diagnostik , terapi dan perawatan, monitoring status pasien Laboratorium analisis kesehatan, penelitian dalam bidangkesehatan Penelitian dan pabrik Farmasi.c. Mempercepat Respon timeDengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dalam penanganan gawat darurat tanggapan dari beberapa pihak dapat dengan cepat menjangkau tempat atau lokasi yang tengah terjadi kegawat daruratan.d. KonsultasiDapat menjadi media konsultasi dalam mengambil tindakan cepat ketika terjadi kedaruratan dalam duatu masalah.

2. Mengapa ICT menjadi penting

1. Musibah umumnya tidak bisa di ramalkan, mengingat setiap musibah bisa menimpa siapa saja, diamana saja dan kapan saja. Sehingga dalam penggunaan Informasi, Teknologi dan Informasi dapat mempermudah untuk mengetahui atau memberikan beberapa tanda-tanda bahaya. Seperti halnya Early warning Sistem atau Sistem peringatan dini yang dapat berfungsi meberikan signal ketika ada tanda-tanda bahaya.2. Informasi tidak jelas, biasanya dalam beberapa kejadian bencanainformasi yang diperoleh sering simpang siur sehingga dengan adanya pemanfaatan ICT dapat lebih mudah di peroleh dengan informasi yang bisa di percaya dengan koordinasi yang baik dari berbagai instansi.3. Jumlah korban banyak dan dalam keadaan gawat darurat. 4. Jumlah anggota terbatas, dalam penggunaan ICT bantuan untuk menjalin atau merekrut relawan dapat dengan mudah di lakukan. Misalnya hanya dengan menginformasikan melalui media cetak maupun media elektronik masyarakat dapat mengetahui bahwa daerah tersebut membutuhkan tenaga bantuan.5. Lokasi jauh, terutama untuk daerah bencana, sehingga untuk mengkoordinasikan dengan lembaga-lembaga yang tempatnya berjauhan ICT dapat digunakan.

3. Mengapa Teknologi, informasi dan komunikasi diperlukan.1. Tidak bisa melakukan sendiri ketika ada kecelakaan/musibah 2. Perlu tindakan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan nyawa/harta benda 3. Membutuhkan ilmu dan skill khusus 4. Dapat terjadi dimana dan kapan saja 5. Melibatkan beberapa unsur (kesehatan, polisi, pemadam kebakaran dll)6. Membutuhkan informasi yang cepat, tepat dan akurat

4. Agar ICT berfungsi secara efektif1. Perlu regulasi yang jelas, dengan adanya hubungan koordinasi yang jelas membuat informasi tidak menjadi tumpang tindih antara satu dengan yang lain. Dengan tidak adanya regulasi yang jelas, alur informasi dari dan ke menjadi tidak terarah dengan baik.2. Ketersediaan dana untuk pengadaan ICT, meskipun dengan adanya keterbatasan kita harus tetap optimis dan berfikir kedepan sehingga nantinya setiam instasi atau lembaga-lembaga yang terkait dalam koordinasi lintas sector memiliki alat ICT yang memadai.3. SDM yang memadai, untuk memaksimalkan penggunaan ICT agar tetap berjalan dengan baik tentunya akan diperlukan SDM yang memadai. SDM yang menguasai IT.4. Suasana politik yang mendukung5. Jaminan keamanan.

5. Peran komunikasiKomunikasi berperan sebagai penghubung semua fase penanganan kegawat daruratan 1. Komunikasi pra rumah sakit, intra rumah sakit, antar rumah sakit 2. Komunikasi lintas sektor 6. Permasalahan Komunikasi di Indonesia1. Fasilitas komunikasi yang ada belum memadai dan belum merata (pulau terpencil tanpa fasilitas telepon, telepon satelit mahal) 2. Fasilitas komunikasi umum tidak terjamin dari terjadinya bebas gangguan (kerusakan telepon/ gangguan teknis)3. Toleransi minimal untuk pelayanan kasus emergensi bila terjadi hambatan komunikasi

Tugas FinalMata Kuliah : Emergency And Disaster managementDosen : Dr. Ir. Rhiza Samsoeeod Sajad, MSEE

MAKALAHPERAN ICT( INFORMATION, COMMUNICATION. AND TECHNOLOGY )IN EMERGENCY

Oleh1. SUDARMAN(P1508214001)2. MISNAWATI(P1508214002)3. SAPTA PRASETYA(P1508214003)

PROGRAM BIOMEDIK PASCASARJANA UNHASEMERGENCY AND DISASTER MANAGEMET2015 / 2016