Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN HUTAN PINUS SEBAGAI
PENDUKUNG KEBERLANJUTAN FUNGSI
DAS DI DAS KEDUNGBULUS, KEBUMEN,
JAWA TENGAH
DISERTASI
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat Doktor Program Studi Ilmu
Lingkungan Minat Utama Managemen Sumberdaya
Oleh:
IRFAN BUDI PRAMONO NIM: T741408001
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2017
v
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sehingga penelitian dan penyusunan
disertasi ini dapat terselesaikan. Keberhasilan disertasi ini tergantung pada berbagai
pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada yang terhormat:
1. Rektor Univeristas Sebelas Maret, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti
pendidikan S3 di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang telah menerima dan
menghantarkan dalam menempuh studi S3.
3. Kepala Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS, Badan Litbang Lingkungan Hidup
dan Kehutanan, yang telah member ijin belajar untuk mengikuti pendidikan S3 Prodi
Ilmu Lingkungan Pascasarjana di Universitas Sebelas Maret.
4. Prof. Dr. Ir. M. Th. Sri Budiastuti, MSi sebagai Promotor dalam memberikan bimbingan
dan arahan serta motivasi sejak mulai pengajuan judul sampai selesai disertasi ini.
5. Prof. Dr. Totok Gunawan, MS, sebagai Ko-Promotor I yang telah memberikan
bimbingan dan semangat sehingga selesai disertasi ini.
6. Dr. Wiryanto, sebagai Ko-Promotor II yang banyak memberikan saran, koreksi dan
kiat-kiat dalam menyelesaikan disertasi ini.
7. Ketua Prodi S3 Ilmu Lingkungan Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang
telah memberikan arahan dan membantu secara adminsitrasi untuk kelancaran disertasi
ini.
8. Almarhum Djalal Sayuti dan Almarhumah Hj.Siti Djufriyah , terima kasih yang
sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi- tingginya dengan kasih sayang dan
semangat telah membesarkan ke delapan anak-anaknya untuk selalu meningkatkan
pendidikan yang setinggi- tingginya.
9. Istri tercinta Dr.Ir. Tyas Mutiara Basuki, MSc. yang sudah setia mendampingi sejak 30
tahun yang lalu, dengan pengertian dan dorongannya yang diberikan untuk
meningkatkan ilmu dengan menempuh studi S3. Tidak lupa anak-anak: dr. Pradipta
Arief Pramono (29 tahun), dr.Candrika Izzatika Pramono (26 tahun), dan Anindita
Hasna Intan Pramono, S.Ked. (22 tahun), serta cucuku Hamzah Daffa Asrafi (1,5
vi
tahun) yang telah merasakan suka dan duka serta ikut berkorban selama saya menempuh
studi S3.
10. Kepada teman-teman peneliti dan teknisi Balai Litbang Teknologi Pengelolaan DAS
(Wisnu, Rahardyan, Andy, Sudarso, Latief, Asep, dan Sutarman) yang telah membantu
melakukan penelitian di DAS Kedungbulus, Gombong.
11. Kepada semua pihak, handai taulan dan teman satu angkatan (Pak Harjito, Bu Titik, Pak
Mahyudin, Pak Taryono , Bu Suci, Pak Mardiyanto, Pak Jaka Purwanta, dan Pak Akbar
Gani) yang telah saling membantu dalam memperlancar sejak kuliah sampai ujian serta
Mbak Dina dan Mas Joko yang telah membantu kelancaran administrasi dan kelancaran
pelaksanaan kuliah sampai ujian.
Akhirnya diharapkan semoga disertasi ini dapat diterima sebagai amalan ilmu
pengetahuan dan disadari bahwa disertasi ini masih jauh dari sempurna karena masih
banyak kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan.
vii
RINGKASAN
Irfan Budi Pramono, T741408001. Peran Hutan Pinus sebagai Pendukung
Keberlanjutan fungsi DAS di DAS Kedungbulus, Kebumen, Jawa Tengah. Disertasi.
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Ir.
M. Th. Sri Budiastuti, MSi.(Promotor), Prof. Dr. Totok Gunawan, MS.(Ko Promotor I),
Dr. Wiryanto, MSi (Ko Promotor II).
Daerah Kabupaten Kebumen sering mengalami masalah tata air, banjir pada
musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau. Tutupan lahan di hulusungai-
sungai di Kabupaten Kebumen merupakan hutan pinus. Diharapkan hutan pinus d i
daerah hulu dapat mengatasi masalah banjir dan kekeringan. Namun kenyataan daerah
Kebumen setiap tahun masih mengalami banjir dan kekeringan sehingga keberadaan
hutan pinus dalam mengatur tata air masih dipertanyakan.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengidentifikasi keragaman biogeofisik yang
berpengaruh terhadap respon hutan pinus terhadap hidrologi pada setiap sub DAS, (2)
Mempelajari tingkat aliran (debit dan volume) banjir, aliran dasar, aliran rendah, dan
hasil air pada berbagai luas hutan pinus, (3) Mempelajari peran hutan pinus dalam aspek
social dan ekonomi masyarakat desa sekitar hutan, dan (4) Menemukan peran hutan
pinus sebagai pendukung keberlanjutan fungsi DAS di sub DAS Kedungbulus.
Lokasi penelitian di DAS Kedungbulus, Gombong, Kabupaten Kebumen, Jawa
Tengah dengan ketinggian tempat berkisar antara 80- 250 m dari permukaan laut (dpl).
Luas hutan pinus pada setiap sub DAS bervariasi dari 7% sampai dengan 95% dari luas
sub DAS. Penutupan lahan lain berupa tegalan, sawah tadah hujan, semak belukar,
pemukiman, dan padang rumput. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif-
deskriptif dengan teknik pengukuran tata air dan wawancara secara langsung.
Keragaman biogeofisik dilakukan dengan pengukuran karakteristik DAS seperti bentuk,
kelerengan, geologi, tanah, serta tinggi, diameter, dan kerapatan tegakan pinus
Penentuan luas hutan pinus dan tutupan lahan lain dilakukan melalui interpretasi citra
World View dan pengecekan lapangan. Puncak dan volume banjir dipilih dari
pemantauan tinggi muka air otomatis dengan logger “Hobo”. Pemisahan aliran dasar
dan aliran langsung menggunakan program “Hydro-Office” paket software khususnya
program BFI+ 3.0. Hasil air diukur secara langsung berdasarkan pemantauan debit
harian dan prediksi dengan metode neraca air “Thorthwaite & Mather”. Setiap
parameter hidrologi seperti puncak banjir, volume banjir, aliran dasar, dan aliran rendah
dihubungkan dengan luas hutan dan dievaluasi hubungan antara variabel bebas dengan
variabel tidak bebas tersebut menggunakan persamaan regresi dengan menggunakan
program “Microsoft Office Excel 2007”. Peran hutan pinus dalam peningkatan
pendapatan petani sekitar hutan dilakukan dengan wawancara terstruktur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Keragaman biogeofisik pada setiap sub
DAS hampir sama. Komposisi kelas lereng yang dominan yaitu kelas lereng 25% -
45%. Bentuk setiap sub DAS hampir sama yaitu bulat dengan nilai Rc sebesar 0,52
viii
sampai dengan 0,68. Geologi di DAS Kedungbulus didominasi oleh formasi
Waturondo. Jenis tanah hanya ada dua yaitu Dystropepts dan Tropudalfs. Tinggi pohon
pinus bervariasi dari 20,2 m sampai dengan 24,93 m, kerapatan pohon bervariasi dari
388 pohon/ha sampai dengan 473 pohon/ha. Diameter pohon setinggi dada (DBH)
bervariasi dari 27 cm sampai dengan 40 cm. Variasi kondisi biogeofisik DAS
Kedungbulus terlihat bahwa setiap sub DAS mempunyai kondisi biogeofisik hampir
sama menyebabkan respon hutan pinus dari air hujan menjadi aliran juga hampir sama.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa yang membedakan respon hidrologi antar sub
DAS adalah luas penutupan hutan pinus. (2) Kemampuan hutan pinus untuk
mengurangi puncak banjir terjadi pada saat curah hujan satu kali kejadian kurang dari
70 mm. Ketika hujan yang terjadi ≥70 mm, puncak banjir spesifik dari berbagai luas
hutan memiliki hasil yang sama. Puncak banjir spesifik sama terjadi karena intensitas
curah hujan tinggi dan kelembaban tanah sebelum (KTS) juga tinggi. Untuk volume
banjir, makin luas hutan pinus dalam suatu DAS maka volume banjir spesifik makin
kecil, namun pada hujan >70 mm makin luas hutan pinus, volume banjir spesifik
makin besar. Hal ini terjadi karena hutan pinus sudah tidak mampu lagi menahan air
hujan pada intensitas lebih dari 70 mm per kejadian hujan. Untuk hasil air, makin luas
hutan pinus dalam suatu DAS maka hasil air makin sedikit. Hasil air dari sub DAS
dengan hutan pinus seluas 7% sebesar 1.520 mm / tahun. Sementara, DAS dengan
hutan pinus seluas 95% dari luas DAS menghasilkan air lebih rendah yaitu 1.289
mm/tahun. Untuk aliran dasar(base flow) , makin luas hutan pinus, aliran dasar
cenderung makin kecil, namun pada hujan tinggi (>70 mm) makin luas hutan pinus
aliran dasar makin besar. Untuk indek aliran dasar (BFI), makin besar luas hutan pinus
maka BFI cenderung naik. BFI adalah perbandingan aliran dasar dan total aliran. Makin
tinggi BFI maka kondisi DAS dalam menyimpan air makin baik. Pada luas hutan 43%
nilai rata-rata BFI=0,55, sedangkan pada luas hutan 75% nilai BFI=0,75. Untuk aliran
rendah, makin luas hutan pinus maka aliran rendah (low flow) makin tinggi, (3) Hutan
pinus berpengaruh dalam aspek social dan ekonomi masyarakat desa sekitar
hutan..Aspek social meliputi pengurangan penggangguran untuk mengerjakan
penanaman, perawatan, penyadapan getah, dan penebangan pohon pinus. Selain itu,
konflik lahan tidak banyak terjadi pada hutan pinus karena masyarakat sekitar hutan
pinus tergantung pada penyadapan getah pinus. Pencurian kayu di hutan pinus tidak
banyak terjadi karena kayu pinus kurang mempunyai nilai ekonomi. Hal ini disebabkan
oleh adanya getah di dalam kayu pinus yang cukup tinggi sehingga tidak sesuai untuk
kayu pertukangan. Aspek ekonomi meliputi peningkatan pendapatan masyarakat dari
penyadapan getah pinus. Hasil dari penyadapan getah pinus ini memberikan tambahan
pendapatan masyarakat di sekitar hutan pinus sampai 73% dari total pendapatan rumah
tangga. (4) Hutan pinus mempunyai peran dalam mendukung keberlanjutan fungsi DAS
yaitu mampu mengurangi puncak banjir sebesar 80%, mengurangi volume banjir
sebesar 76%, dan meningkatkan aliran rendah sebesar 88% dengan penambahan luas
hutan pinus sebesar 57% dari luas DAS. Namun demikian hutan pinus ternyata
mengurangi hasil air tahunan sebesar 15% dengan penambahan luas hutan sebesar 87%.
ix
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hutan pinus mempunyai peran
dalam mendukung keberlanjutan fungsi DAS yaitu mampu mengurangi puncak banjir,
mengurangi volume banjir, dan meningkatkan aliran rendah. Namun demikian hutan
pinus ternyata mengurangi hasil air tahunan. Peran hutan pinus dalam mendukung
keberlanjutan fungsi DAS dapat dioptimalkan dengan menerapkan tehnik-teknik
konservasi air seperti rorak dan teras serta mengubah metode penyadapan dari system
kowakan menjadi system sersan terbalik agar pohon roboh akibat penyadapan dapat
dihindari.
Kata kunci: peran hutan pinus, banjir, aliran rendah, hasil air, pendapatan petani
x
SUMMARY
Irfan Budi Pramono, T741408001. The role of pine forest to support sustainability of watershed functions in Kedungbulus watershed, Kebumen, Central
Java. Dissertation. Postgraduate Program of Sebelas Maret University Surakarta. Supervisor: Prof. Dr. Ir. M. Th. Sri Budiastuti, MSi. (Promoter), Prof. Dr. Totok Gunawan, MS. (Co Promoter I), Dr. Wiryanto, MSi (Co Promotor II).
District Kebumen often experiences water problems, flooding in the rainy season and drought during the dry season. Land cover in the upper watershed at
Kebumen is pine forests. It is expected that pine forests in the upstream areas can reduce the problem of floods and drought. However, in fact Kebumen area every year still experiences flood and drought so that the existence of pine forest in regulating the water
system is still questionable. Based on the problems a study has been conducted with the purposes to: (1) to
identify biogeophysical variations that affect pine forest responses to hydrology on each sub-watershed, (2) to study the flow rate (flows and volumes) of flood, base flow, low flow, and water yields in sub-watershed covered by various pine forest areas, (3) to
study the role of pine forests in social and economic aspects of the rural communities around the forest areas, and (4) to obtain the role of pine forest as supporting aspect of
the sustainability of watershed function in Kedungbulus sub watershed. Research site is located in Kedungbulus watershed, Gombong, Kebumen regency, Central Java with altitute range from 80-250 m from mean sea level (msl). The area of
pine forest on each sub-watershed varies from 7% to 95% of the sub watershed. Other land covers are agriculture dry field, rainfed rice fields, shrubs, settlements, and
grasslands. This research is an explorative-descriptive research with water flow measurement technique and depth interview. Biogeophysical diversity is observed by measuring watershed characteristics such as shape, slope, geology, soil, and height,
diameter and pine density. Determination of pine forest area and other land cover are conducted through interpretation of World View imagery and field checks. Flood peaks
and flood volumes are selected from automatic water level monitoring with the "Hobo" logger. Base flow and direct flow separation were conducted using the program "Hydro-Office" software package especially BFI + 3.0 program. The water yields are measured
directly based on daily discharge monitoring and prediction using the "Thorthwaite & Mather" water balance method. Each of the hydrological parameter which are flood
peak, flood volume, base flow, and low flow as the depended variables is regressed to forest area as an independent variable The role of pine forests in social and economic aspects is done through structured interviews and secondary data.
The results showed that (1) The biogeophysical variabilities in each sub watershed were almost the same. The dominant slope classes were similar with the
slope class 25% - 45%. The shape of each sub-watershed was almost the same with Rc value of 0.52 to 0.68. Geology in the Kedungbulus watershed was dominated by the Waturondo formation. There were two dominant soil types which were Dystropepts and
Tropudalfs. The height of pine trees varied from 20.2 m up to 24.93 m, tree density varied from 388 trees/ha to 473 trees/ha. The diameter of the tree at breast height (DBH)
varied from 27 cm to 40 cm. Due to similarity of the biogeophysical conditions of the sub-watesheds, therefore the hydrological responses of each sub-watershed were
xi
considered caused by the differences of pine forest areas. (2) The ability of pine forests
to reduce the peak of floods occurs when the single rainfall was less than 70 mm. When a single rainfall was more than 70 mm, specific flood peaks from different forest areas
have similar results or patterns. This condition occurred because of high rainfall intensity and antecedent soil moisture content. Flood volume and forest area had a negative correlation until a single rainfall depth of 70 mm. When a single rainfall depth
more than 70 mm, there were no correlation between flood volume and pine forest areas, various pine forest areas had similar specific flood volume. Water yield and forest
area has negative correlation. Water yield from the sub-watershed with pine forest area of 7% was 1,520 mm/year. Meanwhile, sub-watershed covering by 95% of pine forests area produced lower water yield that was 1,289 mm/year. Base flows and forest areas
had negative correlation for rainfall < 70 mm. However, for rainfall > 70 mm, there was positive correlation between base flows and forest areas. Base flow index (BFI) and
forest area had positive correlation. In the sub-watershed with forest area of 43%, the average value of BFI = 0.55, while in the sub-watershed with forest area of 75%, the BFI value = 0.75. Low flow and forest area had positive correlation. (4) The pine forest
affected the social and economic aspects of the village community around the forest areas. The positive social aspects from pine forest areas were the reduction of
unemployment to work on planting, grooming, tapping sap, and logging pine trees. In addition, land conflicts did not occur in pine forests because the community around the pine forest depended on tapping pine resin. Lack of illegal logging occurred in the
pine forest because pine wood had less economic value. This was due to the presence of sap in the pine wood was high enough that was not suitable for wood carpentry. The
economic aspect resulted from the availability of pine forests were the increase of public incomes from pine sap tapping. The results of this pine resin provided an additional income to the surrounding pine forests up to 73% of total household income.
(5) Pine forest had a role in supporting the sustainability of watershed function that was able to reduce the flood peak by 80%, reduced the flood volume by 76%, and increased
the low flow by 88% with the addition of pine forest area of 57% of the watershed. However, pine forest reduced annual water yield by 15% with the addition of 87% of forest area.
It can be concluded that pine forests have a role in supporting the sustainability of watershed functions that are able to reduce the peak flood, reduce the volume of
floods, and increase the low flow. However, pine forest reduces annual water yields. The role of pine forests in supporting the sustainability of watershed functions can be optimized by applying water conservation techniques such as water trap and terrace and
altering the wiretapping method of the kowakan system into an inverse sergeant system to prevent falling trees from tapping.
Keywords : role of pine forest, flood, low flow, water yield, social economic
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i
PENGESAHAN PEMBIMBING DISERTASI ............................................................ ii
PENGESAHAN PENGUJI DISERTASI .................................................................... iii
PERNYATAAN ORISINALITAS ................................................................................iv
KATA PENGANTAR .....................................................................................................v
RINGKASAN ................................................................................................................ vii
SUMMARY ......................................................................................................................x
DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xviii
BAB I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................................ 4
C. Tujuan................................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian .............................................................................................. 5
BAB II. LANDASAN TEORI .........................................................................................7
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................................. 7
1. Karakteristik pohon Pinus merkusii ................................................................... 7
2. Respon Hutan Pinus terhadap Hidrologi............................................................ 8
3. Hubungan antara hutan dan puncak banjir ....................................................... 10
4. Hubungan antara hutan dan volume banjir ...................................................... 12
5. Hubungan antara hutan dan aliran rendah........................................................ 13
6. Hubungan antara hutan dan hasil air................................................................ 16
xiii
7. Peran masyarakat dalam pelestarian hutan pinus ............................................. 17
B. Kerangka Pikir................................................................................................... 17
C. Hipotesis.............................................................................................................. 21
BAB III. METODE PENELITIAN ..............................................................................22
A. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................... 22
B. Bahan dan Alat yang digunakan ...................................................................... 22
C. Tatalaksana Penelitian ...................................................................................... 23
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................35
A. Kondisi Biogeofisik Sub DAS Kedungbulus .................................................... 35
1. Lokasi Penelitian.............................................................................................. 35
2. Tutupan lahan................................................................................................... 35
3. Bentuk DAS ..................................................................................................... 37
4. Kelerengan ....................................................................................................... 38
5. Geologi............................................................................................................. 39
6. Jenis tanah ........................................................................................................ 40
7. Karakteristik DAS ............................................................................................ 41
B. Kemampuan Hutan Pinus dalam Mengendalikan Tata Air.......................... 42
1. Kemampuan Hutan Pinus Dalam Mengurangi Puncak Banjir ........................ 42
2. Kemampuan Hutan Pinus dalam Mengurangi Volume Banjir ........................ 50
3. Kemampuan Hutan Pinus Dalam Mempengaruhi Aliran Dasar ...................... 56
4. Hasil Air dari Berbagai Luas Hutan Pinus dalam DAS ................................... 64
C. Peran Hutan Pinus dalam Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Sekitar
Hutan.......................................................................................................................... 71
xiv
1. Aspek Sosial..................................................................................................... 71
2. Aspek Ekonomi................................................................................................ 72
D. Peran Hutan Pinus sebagai Pendukung Keberlanjutan Fungsi DAS .......... 74
E. Kebaruan Penelitian .......................................................................................... 78
1. Kemampuan hutan pinus dalam mengurangi puncak dan volume banjir ............ 78
2. Kemampuan hutan pinus dalam meningkatkan aliran rendah ............................. 78
3. Nilai koefisien aliran dari hutan pinus bervariasi ................................................ 79
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................80
A. Kesimpulan......................................................................................................... 80
B. Saran ................................................................................................................... 81
C. Rekomendasi ...................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................82
Lampiran ........................................................................................................................95
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Intersepsi pada berbagai jenis pohon pinus ................................................................9
Tabel 2. Tingkat infiltrasi pada berbagai jenis pohon pinus ...................................................10
Tabel 3. Hubungan antara Tahapan Penelitian, Pertanyaan Penelitian, Pendekatan Penelitian,
Tujuan, Variabel, dan Keluaran. ............................................................................30
Tabel 4. Bentuk DAS Kedungbulus ....................................................................................38
Tabel 5. Karakteristik DAS Kedungbulus ............................................................................42
Tabel 6. Rekapitulasi hubungan antara puncak banjir spesifik dengan volume hujan, intensitas
hujan, serta kelembaban tanah pada berbagai luas hutan pinus dalam DAS ..............48
Tabel 7. Rekapitulasi hubungan antara volume banjir dengan volume hujan, intensitas hujan
serta kelembaban tanah sebelum pada berbagai luas hutan pinus dalam DAS ...........54
Tabel 8. Indek Aliran Dasar pada berbagai luas hutan pinus ..................................................63
Tabel 9. Karakteristik hutan pinus di sub DAS Kedungbulus .................................................67
Tabel 10. Peran Hutan Pinus sebagai pendukung keberlanjutan fungsi DAS ...........................75
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pikir Peran Hutan Pinus sebagai Pendukung Keberlanjutan fungsi DAS di
DAS Kedungbulus..............................................................................................................20
Gambar 2. Diagram alir Identifikasi biogeofisik pada setiap Sub DAS ...................................25
Gambar 3. Diagram Alir Peran hutan pinus dalam pengendalian tata air .................................28
Gambar 4. Diagram kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitari hutan pinus ......................29
Gambar 5. Lokasi penelitian ...............................................................................................35
Gambar 6. Citra World View Sub DAS Kedungbulus ............................................................36
Gambar 7. Komposisi tutupan lahan pada setiap sub DAS ....................................................36
Gambar 8. Peta tutupan lahan DAS Kedungbulus .................................................................37
Gambar 9. Peta Kelerengan DAS Kedungbulus ....................................................................38
Gambar 10. Kelas kelerengan masing-masing sub-DAS ........................................................39
Gambar 11. Peta Geologi DAS Kedungbulus .......................................................................40
Gambar 12. Peta Jenis Tanah DAS Kedungbulus ..................................................................41
Gambar 13. Hubungan antara curah hujan dan debit puncak spesifik pada luas hutan pinus 38%
(a) dan 95% (b) dari luas DAS.............................................................................................43
Gambar 14. Hubungan antara intensitas hujan dan puncak banjir spesifik pada DAS dengan luas
hutan 38% (a) dan 95% (b) dari luas DAS ............................................................................45
Gambar 15. Hubungan antara Kelembaban Tanah Sebelumnya (KTS) dengan puncak banjir
spesifik pada DAS dengan luas hutan 38% (a) dan 95% (b) dari luas DAS. ............................46
Gambar 16. Hubungan antara puncak banjir dan luas hutan pada hujan tinggi(> 66 mm) ........49
Gambar 17. Hubungan antara puncak banjir dan luas hutan pada hujan sedang (33 mm) ........50
Gambar 18. Hubungan antara hujan dan volume banjir pada DAS dengan luas hutan pinus 75%.
.........................................................................................................................................52
Gambar 19. Hubungan antara luas hutan pinus dan volume banjir spesifik pada (a) hujan 30
mm dan (b) pada hujan 49 mm ............................................................................................53
Gambar 20. Koefisien aliran pada berbagai luas hutan pinus dan berbagai variasi hujan ..........56
Gambar 21. Hubungan antara luas hutan dan aliran dasar spesifik pada (a) hujan 30 mm, (b) 66
mm, dan (c) 120 mm...........................................................................................................59
xvii
Gambar 22. Hubungan antara luas hutan dan aliran rendah spesifik tahun 2012 s/d 2015 .........61
Gambar 23. Rata-rata Indek Aliran Dasar pada berbagai luas hutan pinus ..............................63
Gambar 24. Prediksi hasil air dari berbagai luas hutan pinus di DAS Kedungbulus pada tahun
2015 ..................................................................................................................................65
Gambar 25. Pengukuran langsung hasil air tahunan dari berbagai luas hutan pinus di DAS
Kedungbulus ......................................................................................................................66
Gambar 26. Prediksi dan pengukuran hasil air tahunan pada berbagai luas hutan pinus ..........68
Gambar 27. Prediksi dan pengukuran lansung hasil air bulanan dengan menggunakan metodel
Thornthwaite and Mather (a and c) dan dengan menggunakan modifikasi (b and d). ...............71
Gambar 28. Pengambilan air oleh penduduk di sub DAS Watujali (75% hutan pinus) .............72
Gambar 29. Komposisi sumber pendapatan petani di sekitar hutan pinus Desa Somagede,
Kecamatan Gombong, Kabupaten Kebumen ........................................................................73
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. DAFTAR ISTILAH .....................................................................................95
Lampiran 2. DOKUMENTASI PENELITIAN .................................................................97
Lampiran 3. REGRESI ANTARA PUNCAK BANJIR DENGAN HUJAN, INTENSITAS
HUJAN, DAN KELEMBABAN TANAH SEBELUMNYA............................................. 104
Lampiran 4. PERHITUNGAN NERACA AIR ............................................................... 107
Lampiran 5. KARAKTERISTIK RESPONDEN PETANI PENYADAP GETAH PINUS
....................................................................................................................................... 111