Upload
duongque
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
WAHYU WIBAWA
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
No. Kode : 1801.025.017/Lapkhir/2015
LAPORAN AKHIR
PENYEDIAAN DAN PENYEBARLUASANBENIH SUMBER VARIETAS UNGGUL BARU
(VUB) MELALUI UNIT PENGELOLAANBENIH SUMBER (UPBS)
DI PROVINSI BENGKULU
Wahyu WibawaHarwi Kusnadi
Lina IvantiTri Wahyuni
YahumriWaluyo
Rahmat OktaviaYanharSyafi’i
BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULUBADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN
2015
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah swt, karena berkat
karunia-Nyalah Laporan Akhir Tahun 2015 Kegiatan penyediaan dan
penyebarluasan benih sumberVarietas Unggul Baru (VUB) melalui Unit
Pengeloaan Benih Sumber (UPBS)BPTP Bengkuludapat diselesaikan. Laporan ini
dibuat sebagai salah satu pertanggungjawaban terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan selama tahun 2015.
Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 meliputi : 1) Menyusun basis
data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di
Provinsi Bengkulu. 2) Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem
sawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu)
serta memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke
BPSB bagi petani kooperator. 3) Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik
lokasi melalui berbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi di
Provinsi Bengkulu. 4) Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di
Provinsi Bengkulu.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPTP Bengkulu atas
arahan-arahannya dalam kegiatan ini, demikian juga kepada rekan-rekan BPTP
Bengkulu yang telah memberikan sumbangan tenaga dan pemikiran sehingga
kegiatan ini dapat terlaksana dengan baik. Harapan kami semoga laporan ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bengkulu, Desember 2015
Penanggung Jawab,
Dr. Wahyu Wibawa, MPNIP. 196904271998031001
iii
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RDHP : Penyediaan Benih Sumber VarietasUnggul Baru (VUB) melalui UnitPengeloaan Benih Sumber (UPBS) diProvinsi Bengkulu.
2. Unit Kerja : BPTP Bengkulu3. Alamat Unit Kerja : JL. Irian KM, 6,5 Bengkulu 381194. Sumber Dana : DIPA BPTP Bengkulu TA. 20155. Status Kegiatan (L/B) : L (lanjutan)6. Penanggung Jawab
a. Nama : Dr. Wahyu Wibawa, MPb. Pangkat/Golongan : Penata Tingkat 1/IIIdc. Jabatan Fungsional : Peneliti Muda
7. Lokasi : Provinsi Bengkulu8. Agroekosistem : Lahan sawah dan lahan rawa9. Tahun Mulai : 201110. Tahun Selesai : 201611. Output Tahunan : 1. Informasi dan basis data kebutuhan
benih, varietas, kelas benih, dansebaran varietas unggul padi diProvinsi Bengkulu.
2. Benih sumber padi untukagroekosistem sawah, rawa danladang sebanyak 13,70 ton dengankelas benih SS (label ungu) sertamemfasilitasi proses sertifikasi benihtanaman pangan strategis (padi) keBPSB bagi petani kooperator.
3. Peningkatan jumlah pengguna VUByang diproduksi oleh UPBS.
4. Diperoleh umpan balik kinerjalembaga perbenihan di ProvinsiBengkulu.
12. Output Akhir : 1. Harmonisasi dan sinergi dari lembagaperbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalampenyediaan benih unggul yangberkualitas bagi petani pengguna diProvinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasidipahami dan diadopsi secara masifoleh petani dalam upaya peningkatanproduktivitas dan produksi tanaman.
3. Data base yang akurat tentangkebutuhan benih, lembagaperbenihan daerah (BBI, BBU,penangkar), penyebaran benih, danpeta pengembangan VUB spesifiklokasi di Provinsi Bengkulu.
iv
4. UPBS menjadi lembaga penyediabenih sumber (logistik) yang mandiri,profesional dan mampu berkolaborasiaktif serta sinergis dengan lembagaperbenihan daerah.
13. Biaya : Rp. 179.570.000,00 (Seratus tujuhpuluh sembilan juta lima ratus tujuhpuluh ribu rupiah).
Koordinator Program,
Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.DNIP.19690427 199803 1001
Penanggung Jawab RDHP,
Ir. Wahyu Wibawa, MP. Ph.DNIP.19690427 199803 1001
Mengetahui,Kepala BBP2TP
Dr. Ir. Abdul Basit, MSNIP. 19610929 198603 1003
Kepala BPTP Bengkulu,
Dr. Ir. Dedi Sugandi, MPNIP. 19590206 198603 1002
v
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. iiiDAFTAR ISI.............................................................................................. vDAFTAR TABEL......................................................................................... viDAFTAR LAMPIRAN................................................................................... viiRINGKASAN ............................................................................................ viiiSUMMARY................................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 11.1 Latar Belakang............................................................................ 11.2 Dasar Pertimbangan.................................................................... 21.3 Tujuan ....................................................................................... 31.4 Keluaran yang Diharapkan ........................................................... 41.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak .................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
III. PROSEDUR PELAKSANAAN.................................................................. 93.1 Pendekatan/Kerangka Pemikiran .................................................... 93.2 Ruang Lingkup Kegiatan ............................................................... 93.3 Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan. .................................... 10
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................... 154.1 Koordinasi Internal dan Antar Institusi........................................... 154.2 Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu ................. 164.3 Identifikasi Kegiatan, Sarana dan Prasarana, Kelembagaan dan
Kinerja Lembaga Perbenihan Daerah (BBI, BBU)............................. 184.4 Produksi Benih Stock Seed (SS) .................................................... 194.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi Melalui
berbagai Media dan Metode Penyampaian Informasi Teknologidi Provinsi Bengkulu . ................................................................... 29
4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar ........................... 31
V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 32
KINERJA HASIL DISEMINASI ..................................................................... . 33DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 33ANALISIS RISIKO ..................................................................................... 35JADWAL KERJA......................................................................................... 37PEMBIAYAAN. .......................................................................................... 39PERSONALIA ............................................................................................ 41LAMPIRAN ............................................................................................... 42
vi
DAFTAR TABEL
Halaman1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015................. 16
2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di ProvinsiBengkulu Tahun 2015......................................................................... 17
3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu ....................... 20
4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.2015 di Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma .............. 22
5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, KabupatenSeluma ............................................................................................. 23
6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA.2015 diKabupaten Bengkulu Utara.................................................................. 24
7. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masing petani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015di Kabupaten Rejang Lebong .............................................................. 24
8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatanPenangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 ........................................ 26
9. Hasil prosesing calon benih UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015.................... 28
10. Data stok,Produksi dan Distribusi VUB Padi UPBSBPTP Bengkulu TA. 2015..................................................................... 29
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman1. Dokumentasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma.............. 42
2. Dokumentasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong... 44
3. Dokumentasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Bengkulu Utara .. 45
4. Dokumentasi prosesing benih UPBS BPTP Bengkulu............................... 46
viii
RINGKASAN
1. Judul : Penyediaan dan Penyebarluasan Benih SumberVarietas Unggul Baru (VUB) melalui UnitPengeloaan Benih Sumber (UPBS) di ProvinsiBengkulu
2. Unit kerja : BPTP Bengkulu3. Lokasi : Provinsi Bengkulu4. Agroekosistem : Lahan Sawah, Lahan Rawa, dan Ladang5. Status (L/B) : Lanjutan6. Tujuan : Tahun 2015:
1. Menyusun basis data kebutuhan benih,varietas, kelas benih, dan sebaran varietasunggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Memproduksi benih sumber padi untukagroekosistem sawah, rawa dan ladangsebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS(label ungu) serta memfasilitasi prosessertifikasi benih tanaman pangan strategis(padi) ke BPSB bagi petani kooperator.
3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifiklokasi melalui berbagai media dan metodepenyampaian informasi teknologi di ProvinsiBengkulu.
4. Memperoleh umpan balik kinerja lembagaperbenihan di Provinsi Bengkulu
Akhir kegiatan :1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi dari
lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalammenyediakan benih unggul yang berkualitasbagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. Petani memahami dan mengadopsipenggunaan VUB berkualitas yang spesifiklokasi dalam upaya peningkatan produktivitasdan produksi tanaman pangan strategis(padi).
3. Menyusun basis data yang akurat tentangkebutuhan benih, lembaga perbenihandaerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaranbenih, dan peta pengembangan VUB spesifiklokasi di Provinsi Bengkulu.
4. Menjadikan UPBS sebagai lembagaperbenihan yang mandiri, profesional danmampu berkolaborasi aktif serta sinergisdengan lembaga perbenihan daerah.
ix
7. Keluaran : Tahun 2015 :1. Informasi dan basis data kebutuhan benih,
varietas, kelas benih, dan sebaran varietasunggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Benih sumber padi untuk agroekosistemsawah, rawa dan ladang sebanyak 13,70 tondengan kelas benih SS (label ungu) sertamemfasilitasi proses sertifikasi benihtanaman pangan strategis (padi) ke BPSBbagi petani kooperator.
3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yangdiproduksi oleh UPBS.4. Diperoleh umpan balik kinerja lembagaperbenihan di Provinsi Bengkulu.
Akhir kegiatan :1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga
perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTDPerbenihan, petani penangkar) dalampenyediaan benih unggul yang berkualitasbagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahamidan diadopsi secara masif oleh petani dalamupaya peningkatan produktivitas danproduksi tanaman pangan strategis (padi).
3. Data base yang akurat tentang kebutuhanbenih, lembaga perbenihan daerah (BBI,BBU, penangkar), penyebaran benih, danpeta pengembangan VUB spesifik lokasi diProvinsi Bengkulu.
4. UPBS menjadi lembaga perbenihan yangmandiri, profesional dan mampuberkolaborasi aktif serta sinergis denganlembaga perbenihan daerah.
8. Hasil/pencapaian : 1. Pada tahun 2012 telah tersebar 17.962 kgbenih padi yang dihasilkan oleh UPBS BPTPBengkulu.
2. Pada tahun 2013 telah diproduksi benihsumber varietas unggul baru padi (Inpari,Inpara dan Inpago) 33,5 ton, jagung 1,95tondan kedelai 0,40 ton.
3. Alternatif rekomendasi peningkatan kinerjalembaga perbenihan.
4. Peta terintegrasi (overlay) dari lokasipenangkar, lembaga perbenihan danpenyebaran VUB padi.
9. Prakiraan Manfaat : 1. Tersedia informasi yang akurat mengenaikebutuhan benih, varietas, kelas benih, waktuproduksi dan penyebaran VUB di ProvinsiBengkulu.
2. Lembaga perbenihan di daerah termasuk
x
petani penangkar mendapatkan benih sumbersecara tepat jumlah, varietas, mutu, waktu,lokasi dan harga.
3. Petani dan lembaga perbenihan daerahmendapatkan bimbingan teknis budidaya,prosesing benih, dan bahkan dapatmenyaksikan langsung keunggulan varietasyang dikembangkan melalui berbagai kegiatandiseminasi (penangkaran, temu lapang, panenraya).
4. Petani menghargai dan memahamipanjangnya proses untuk menghasilkan benihunggul berkualitas dan pentingnyapenggunaan VUB spesifik lokasi.
5. Petani mendapatkan varietas adaptif yangsudah teruji dengan potensi hasil tinggi dantoleran terhadap berbagai cekamanlingkungan biotik dan abiotik, sebagai upayauntuk mengurangi resiko kegagalan dalamusaha tani.
6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataranrendah, dataran tinggi, lahan kering, lahanrawa, lahan masam, lahan alkalis, lahansawah irigasi, tadah hujan) dapat disediakansecara tepat, sehingga para pengguna/petanimempunyai banyak pilihan atau alternatif VUBspesifik lokasi.
7. Lembaga perbenihan di daerah dapatmelakukan pembenahan secara internal dalamrangka menjalankan tugas dan fungsi sebagailembaga penyedia benih berkualitas untukmasyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
10. Prakiraan Dampak : Adopsi terhadap benih berkualitas yangspesifik lokasi berdampak pada peningkatanproduksi dan produktivitas tanaman padi diProvinsiBengkulu. Peningkatan tersebut akanmenyebabkan meningkatnya pendapatanpetani. Peningkatan produktivitas dan produksipadi dapat mendukung dan mewujudkanswasembada dan swasembada padiberkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
11. Prosedur : Kegiatan Produksi Benih/UPBS dilaksanakan di10 Kabupaten/Kota ProvinsiBengkulu melaluipenangkaran benih di lahan petani penangkardengan pengawalan teknologi sesuai dengankondisi spesifik lokasi.Kegiatan akandilaksanakan pada bulan Januari–Desember2015.Kegiatan Produksi Benih/UPBS meliputipersiapan, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan.Persiapan kegiatan meliputi penyusunan dan
xi
perbaikan rencana kegiatan (RODHP dan juklak)dan koordinasi. Pelaksanaan kegiatan meliputi:(a) Pertemuan internal dan antar institusi(dinas/instansi terkait di pusat dan daerah),(b)Menyusun basis data perbenihan di ProvinsiBengkulu (c).Identifikasi kegiatan dan kinerjalembaga perbenihan daerah (BBI dan BBU)(d).Produksi benih/pelaksanaan penangkaran dilahan petani penangkar, prosesing, sertifikasi,penyimpanan dan distribusi benih (e)Meningkatkan kapasitas (pengetahuan danketerampilan) petugas, penangkar, dan petanidalam upaya perubahan sikap dan perilaku (f).pelaporan kegiatan. Adapun parameter yangdiamati meliputi: (1) Basis data dan Petapenyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu,(2) Kinerja UPBS, lembaga perbenihan daerahdan peran petani penangkar dalam memenuhikebutuhan benih sumber di Provinsi Bengkulu,(3) Produksi benih sumber padi, (4) Jumlahbenih yang produksi dan disalurkan oleh UPBSBPTP Bengkulu, dan (5) Jumlah penangkar yangdibina.
12. Jangka Waktu : 6 tahun (2011 -2016).13. Biaya : Rp. 179.570.000,00 (Seratus tujuh puluh
sembilan juta lima ratus tujuh puluh ribu rupiah).
xii
SUMMARY
1. Title : Supplyingand Distribution of Breeding Seed forNew Improved Varieties by Management UnitforBreeding Seed in BengkuluProvince.
2. Institusion : Bengkulu AIAT3. Location : Bengkulu Province4. Agroecosystem : Rice field, Swamp,and fields5. Status (N/C) : Continued6. Objective : On 2015 :
1. Develop database seed needed, varieties,seed class, and distribution of high yieldingvarieties of rice in the province of Bengkulu.
2. Producing rice seed source for agroecosystemfields, swamps and fields as much as 13.70tons with seed class SS (purple label) andfacilitate the certification process of strategicfood crop seeds for farmers to BPSBcooperators.
3. Accelerate the deployment site-specific VUBthrough a variety of media and methods ofdelivery of information technology in theprovince of Bengkulu.
4. Obtain feedback breeding institutionperformance in Bengkulu
And of activity :1. To create harmonize dan sinergy of breeding
institution (UPBS, BBI), BBU, UPTD, andbreeders) and in supplying high quality ofsupperior seed for farmers in BengkuluProvince.
2. Farmers understand and adopt using highspecific locations quality VUB in an effort toincrease productivity and production ofstrategic food crops (rice).
3. Develop accurate data base on with seedneeded, regional breeding institution, (BBI,BBU, penangkar), spreading seed and map ofdeveloping new improved varieties havingsite-specific in Bengkulu Province.
4. To make UPBS as self and profesionalbreeding seed supplyer that able to colaboratewith regional breeding institution.
7. Output : On 2015 :1. Informations of seed needed, varieties, seed
class, distribution of high yielding varieties ofrice in the Bengkulu Province.
2. The seed source for agro-ecosystem paddyfields, swamps and fields as much as 13.70tons with seed class SS (purple label) and
xiii
facilitate the certification process of strategicfood crop seeds (rice) to BPSB for farmercooperators.
3. Increasing the number of users VUB producedby UPBS.
4. Retrieved performance feedback seedinstitutions in the province of Bengkulu.
End of activity :1. Harmonize dan sinergy of breeding institution
(UPBS, BBI, BBU, UPTD, and breeders) and insupplying high quality of supperior seed forfarmers in the province of Bengkulu users.
2. VUBspecific quality massively understood andadopted by farmers in an effort to increaseproductivity and production of strategic foodcrops (rice).
3. The data base that is accurate about the needsof the seed, seedling institute area (BBI, BBU,breeder), seed dispersal, and maps VUBdevelopment of specific locations in theprovince of Bengkulu.
4. Germination UPBS be independent institutions,professional and able to collaborate activelyand synergistically with local seed institutions.
8. Result/Achievement : 1. On 2012 UPBS had produced and distributed17.962 kg of rice breeding seed.
2. On 2013 UPBS had produced new improvedvarieties of rice (Inpari, Inpara, Inpago), corn,and soybean.
3. Recommandation for increasing performanceof regional breeding seed institution.
4. Integrated map of breeding location, regionalbreeding institution, and spreading newimproved varieties of breeding seed.
9. Expected benefit : 1. Aviability of acurate informations conected withseed needed, varieties, seed class and period ofseed production, and spreading new improvedvarieties in Bengkulu Province.
2. Regional breeding institutions included breederscan get breeding seed easely in exactly volume,variety, time, site, price and quality.
3. Farmersandregional breeding institution getguidance in cultivation and seed proccessingand than they can see supperiorty of developedvarieties directly on the field through variousdisemination activities.
4. Farmersgetadaptive varieties having highpotencial yield and tolerant for manykinds ofextreem environment.
5. Specific agroecosystem of seeds/varieties can
xiv
be supplied fastly and axactly.6. Regional breeding institution can do internal
improvement as an effort to do duty andfanction as high quality of breeding institutionin Bengkulu Province.
7. Farmers appreciate and understand thecomplexity proccess to produce improved seedhaving good quality and they aware thatplanting or using new improved varieties isimportant thing to increase rice production.
8. Seed having specific agroecosystem (low latitu,high latitu, dry land, swamp, acid soil, alcalicsoil) can be supplied exactly, sothat farmersand breeders have many choiice in using newimproved varieties.
10. Expected Impact : Adoption for supperior seed has impact inincreasing rice productivity and production inBengkulu Province. The increasing of productivitywill cause increasing of farmersincome. Thiscondition will support rice self suficient.
11. Procedure : UPBS activities will be conducted in BengkuluProvince. Seed production will be conducted onfarmers field with controling quality from AIATand certification institute. UPBS activities consistof preparation, execution and evaluation. Thepreparation incluted activities of arrangment ofproposal (RODHP and Guidance) andcoordination. The excecution activities consists ofa). Coordination between internal and externalinstitution. b). Seed production. c). Assistance forbreeders. d). Reporting and evaluation. .
12. Duration : 6 years (2011 -2016).13. Budged : IDR. 179.570.000,00
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu hambatan dalam pencampaian swasembada tanaman pangan
di Indonesia adalah ketersediaan benih yang belum memadai. Saat ini, produksi
benih baru memenuhi sekitar separuh produksi benih nasional. Sisa kebutuhan
benih dipenuhi dengan cara mengimpor. Selain permasalahan tersebut, petani
juga kesulitan memperoleh benih yang bermutu, sehingga petani menggunakan
benih asalan untuk memenuhi kebutuhannya.
Permasalahan lain terdapat pada kelembagaan produksi benih seperti
Balai Benih Induk (BBI) dan Balai Benih Unggul (BBU) yang selama ini belum
berfungsi secara optimal khususnya sejak era otonomi daerah, sehingga lembaga
tersebut belum dapat diharapkan sebagai penyedia benih sumber. Berdasarkan
hasil kegiatan UPBS tahun 2015 terhadap lembaga perbenihan di Provinsi
Bengkulu, dari 10 kabupaten dan kota yang ada di Provinsi Bengkulu, hanya 7
kabupaten yang memiliki balai benih padi. Terdapat tiga kabupaten, yakni
Kabupaten Seluma, Bengkulu Utara, dan Bengkulu Tengah yang belum memiliki
lemabaga perbenihan. Padahal, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu
Utara merupakan sentra penghasil padi di Provinsi Bengkulu.
Secara umum, lembaga perbenihan baik pada tingkat BBI dan BBU
menghadapi permasalahan yang sama yakni keterbatasan sarana dan prasarana
(peralatan dan bangunan sarana produksi benih), SDM (kurang keterampilan dan
pelatihan), infrastruktur jaringan irigasi, dan anggaran. Selain itu, struktur
kelembagaan lembaga perbenihan di kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu
masih beragam. Sudah ada lembaga perbenihan yang dibentuk struktur
tersendiri menjadi institusi eselon III dan IV, namun masih ada lembaga
perbenihan yang menempati struktur di bawah Kepala Bidang Pertanian.
Lemahnya kapasitas lembaga perbenihan tersebut dapat menghambat
pemenuhan kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu. Idealnya, lembaga
perbenihan yang dapat merespon kebutuhan benih dengan baik yang memenuhi
prinsip enam tepat yakni tepat jumlah, tepat varietas, tepat mutu, tepat waktu,
tepat lokasi, dan tepat harga. Apabila, lembaga perbenihan di daerah belum
mampu mewujudkan hal tersebut, maka diharapkan keberadaan Unit Pengelola
Benih Sumber (UPBS) dalam sistem perbenihan dapat mewujudkannya.
2
Keberadaan UPBS di BPTP juga diharapkan dapat mengatasi permasalahan
kurangnya promosi dan diseminasi VUB oleh Balai Besar Penelitian/Balit
komoditas, minimnya stok dan logistik benih VUB adaptif serta jauhnya rentang
kendali antara produsen (sumber benih: Balai Besar Penelitian dan Balit
Komoditas) dan pengguna benih (BBI, BBU dan petani penangkar).
Lebih lanjut, UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih
sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan
kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial
budaya setempat (BBP2TP, 2013). UPBS BPTP Bengkulu sejauh ini telah
menghasilkan dan menyebarluaskan VUB padi, jagung dan kedelai. Hasil yang
telah dicapai adalah telah disebarkan sebanyak 17.962 kg VUB padi pada tahun
2012 dan pada tahun 2013 telah diproduksi benih sumber VUB padi (Inpari,
Inpara dan Inpago) 33,5 ton, jagung 1,95 tondan kedelai 0,40 ton.
Pada tahun 2014, UPBS bekerjasama dengan petani penangkar dan
lembaga perbenihan (BBI/BBU) telah menghasilkan benih sumber VUB padi
sebanyak 34.56 ton. Pada tahun 2015, ditargetkan produksi benih VUB sebanyak
13.70 ton benih padi kelas SS (label ungu) dan dihasilkan basis data kebutuhan
benih, varietas, kelas benih, dan sebaran varietas unggul padi di Propinsi
Bengkulu.
1.2 Dasar Pertimbangan
1. Produktivitas padi di Propinsi Bengkulu pada tahun 2014 masih relatif
rendah yaitu 4.02 ton/ha menurun 4.67% dibandingkan tahun 2013 (Badan
Pusat Statistik, 2014).
2. Luas tanam VUB padi di Propinsi Bengkulu pada tahun 2014 adalah 71.931
ha dengan dominasi penggunaan VUB Cigeulis (luas tanam 27.664 ha) dan
Mekongga (luas tanam 18.871 ha) (Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu,
2014).
3. Tingkat kesadaran petani dalam memanfaatkan VUB spesifik lokasi baru
sudah mulai muncul, seiring dengan kegiatan promosi. Oleh karena itu,
perlu ditingkatkan upaya penyediaan logistik VUB padi yang memenuhi
enam tepat.
4. Peningkatan produktivitas salah satunya perlu didukung melalui
penggunaan VUB padi. UPBS BPTP Bengkulu pada tahun 2013 mampu
3
menyediakan benih sumber VUB sebanyak 33,15 ton, tahun 2014 sebanyak
34.56 ton dan pada tahun 2015, produksi sumber benih UPBS ditargetkan
menjadi 13,70 ton VUB SS.
5. Penyebarluasan VUB spesifik lokasi dapat diwujudkan secara cepat dengan
cara mendekatkan teknologi kepada stakeholders (pengambil kebijakan)
dan petani pengguna. Keunggulan VUB dapat disebarluaskan kepada
petani maupun stakeholders melalui kegiatan demplot, penangkaran, temu
lapang dan temu usaha. VUB cepat diadopsi jika stakeholders dan petani
yakin bahwa VUB yang ditawarkan dapat meningkatkan produktivitas,
kualitas hasil serta pendapatan usahatani.
6. UPBS dapat berperan sebagai penyedia logistik benih dan agen dalam
mempromosikan/menyebarluaskan VUB Badan Litbang Pertanian.
7. Ketersediaan benih sumber spesifik lokasi untuk lembaga perbenihan di
daerah (BBI, BBU, UPTD Perbenihan) dan petani penangkar masih kurang
dan perlu disediakan secara tepat.
8. Sinergi dan kolaborasi antar lembaga perbenihan di daerah masih lemah.
1.3 Tujuan
Tujuan kegiatan UPBS pada tahun 2015 adalah:
1. Menyusun basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan sebaran
varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Memproduksi benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan
ladang sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta
memfasilitasi proses sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke
BPSB bagi petani kooperator.
3. Mempercepat proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai
media dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu.
4. Memperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu
Tujuan akhir kegiatan UPBS BPTP Bengkulu adalah :
1. Menciptakan harmonisasi dan sinergi antar lembaga perbenihan (UPBS,
BBI, BBU, UPTD Perbenihan, petani penangkar) dalam menyediakan benih
unggul yang berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
4
2. Petani memahami dan mengadopsi penggunaan VUB berkualitas yang
spesifik lokasi dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi
tanaman pangan strategis (padi).
3. Menyusun basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga
perbenihan daerah (BBI, BBU, penangkar), penyebaran benih, dan peta
pengembangan VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
4. Membentuk UPBS sebagai lembaga perbenihan yang mandiri, profesional
dan mampu berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan
daerah.
1.4 Keluaran yang Diharapkan
Keluaran Tahun 2015 :
1. Informasidan basis data kebutuhan benih, varietas, kelas benih, dan
sebaran varietas unggul padi di Provinsi Bengkulu.
2. Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah, rawa dan ladang sebanyak
13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi proses
sertifikasi benih tanaman pangan strategis (padi) ke BPSB bagi petani
kooperator.
3. Peningkatan jumlah pengguna VUB yang diproduksi oleh UPBS.
4. Diperoleh umpan balik kinerja lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu.
Keluaran Akhir Kegiatan :
1. Harmonisasi dan sinergi dari lembaga perbenihan (UPBS, BBI, BBU, UPTD
Perbenihan, petani penangkar) dalam penyediaan benih unggul yang
berkualitas bagi petani pengguna di Provinsi Bengkulu.
2. VUB berkualitas yang spesifik lokasi dipahami dan diadopsi secara masif oleh
petani dalam upaya peningkatan produktivitas dan produksi tanaman pangan
strategis (padi).
3. Basis data yang akurat tentang kebutuhan benih, lembaga perbenihan
daerah (BBI, BBU, penangakar), penyebaran benih dan peta pengembangan
VUB spesifik lokasi di Provinsi Bengkulu.
4. UPBS menjadi lembaga perbenihanyang mandiri, profesional dan mampu
berkolaborasi aktif serta sinergis dengan lembaga perbenihan daerah.
5
1.5 Perkiraan Manfaat dan Dampak
Manfaat dari UPBS BPTP Bengkulu bagi stakeholders:
1. Memberikan informasi yang akurat mengenai kebutuhan benih, varietas,
kelas benih, waktu produksi dan penyebaran VUB di Provinsi Bengkulu.
2. Lembaga perbenihan di daerah termasuk petani penangkar mendapatkan
benih sumber dengan tepat jumlah, varietas, mutu, waktu, lokasi dan harga.
3. Petani dan lembaga perbenihan daerah mendapatkan bimbingan teknis
budidaya, prosesing benih, dan bahkan dapat menyaksikan langsung
keunggulan varietas yang dikembangkan melalui berbagai kegiatan
diseminasi (penangkaran, temu lapang, panen raya).
4. Petani menghargai dan memahami panjangnya proses untuk menghasilkan
benih unggul berkualitas dan pentingnya penggunaan VUB spesifik lokasi.
5. Petani mendapatkan varietas adaptif yang sudah teruji dengan potensi hasil
tinggi dan toleran terhadap berbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik,
sebagai upaya untuk mengurangi resiko kegagalan dalam usaha tani.
6. Benih yang spesifik agroekosistem (dataran rendah, dataran tinggi, lahan
kering, lahan rawa, lahan masam, lahan alkalis, lahan sawah irigasi, tadah
hujan) dapat disediakan secara tepat, sehingga para pengguna/petani
mempunyai banyak pilihan atau alternatif VUB yang spesifik lokasi.
7. Lembaga perbenihan di daerah dapat melakukan pembenahan secara
internal dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi sebagai lembaga
penyedia benih berkualitas untuk masyarakat tani di Provinsi Bengkulu.
Adopsi terhadap benih berkualitas yang spesifik lokasi berdampak pada
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan di ProvinsiBengkulu.
Peningkatan tersebut akan menyebabkan peningkatan pendapatan petani.
Peningkatan produktivitas dan produksi padidapat mendukung dan mewujudkan
swasembada dan swasembada berkelanjutan di Provinsi Bengkulu.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis
Penggunaan varietas unggul yang berdaya hasil tinggi, responsif terhadap
pemupukan dan toleran terhadap serangan hama penyakit utama telah terbukti
dapat meningkatkan produktivitas (Nugraha dkk., 2007). Sistem perbenihan yang
tangguh (produktif, efisien, berdaya saing, dan berkelanjutan) sangat diperlukan
untuk mendukung upaya peningkatan penyediaan benih padi dan peningkatan
produksi beras nasional.
Kesadaran petani untukmenggunakan benih bermutu dari VUB spesifik
lokasi sudah mulai muncul di Propinsi Bengkulu. VUB (Inpari, Inpara, dan
Inpago) yang dilepas sejak tahun 2008 masih belum dominan di petani. Hal ini
menunjukkan bahwasistem diseminasi masih lemah. Wahyuni (2011) melaporkan
bahwa lambatnya adopsi VUB juga dipicu oleh terbatasnyaketersediaan benih
sumberserta belum dapat dilayaninya permintaan VUB dari stakeholders maupun
petani secara tepatwaktu, jumlah, varietas, tempat, harga, dan kualitas.
Penyebarluasan informasi tentang keunggulan VUB padi spesifik lokasi
serta ketersediaan benih sumber berpengaruh terhadap percepatan proses
adopsi. Keunggulan suatu varietasakan dapat dirasakan manfaatnya apabila
tersedia benih dalam jumlah cukup untuk ditanam oleh petani (Daradjat dkk.,
2008).
Selain tersedia benih dalam jumlah yang cukup, untuk mendorong
percepatan penggunaan benih bermutu diperlukan upaya penangkaran dan
sertifikasi benih.UPBS dilembagakan sebagai bentuk tindakan reponsif atas
lemahnya kinerja kelembagaan perbenihan di daerah, kurangnya promosi dan
diseminasi VUB oleh sumber inovasi, serta minimnya stok dan logistik benih VUB
spesifik lokasi. UPBS di BPTP mempunyai mandat untuk menghasilkan benih
sumber kelas FS dan SS dengan jumlah dan varietas yang disesuaikan dengan
kebutuhan, permintaan, preferensi serta karakteristik agroekosistem dan sosial
budaya setempat (BBP2TP, 2013).
Terkait dengan penggunaan benih bermutu, preferensi petani di Bengkulu
sudah mulai berminat untuk menggunakan varietas unggul berlabel secara
mandiri. Ada 4 alasan utama bagi petani dalam pemilihan varietas yaitu
produktivitas tinggi, toleran terhadap serangan OPT, berumur genjah, dan
7
nasinya pulen (Wibawa dkk., 2012). Konsekuensi dari peningkatan kesadaran
petani dalam penggunaan benih bermutu dan VUB spesifik lokasi adalah: (1).
Perlu peningkatan intensitas, kualitas dan jangkauan informasi/penyuluhan yang
berkaitan dengan keunggulan VUB yang spesifik lokasi (2). Perlu perencanaan
dan prediksi yang akurat berkaitan dengan kebutuhan benih, varietas, kelas
benih, waktu produksi dan sebaran varietasnya (3). Penguatan sinergi dan
kolaborasi antar lembaga perbenihan daerah (BBI, BBU) dan kelompok/petani
penangkar (4). Penyediaan (logistik) benih sesuai kebutuhan masyarakat tani
secara tepat waktu, tempat, jumlah, varietas, harga, dan kualitas.
2.2. Hasil Penelitian Terkait
Perubahan iklim global berpengaruh terhadap produksi pertanian,
dampaknya dapat berupa peningkatan munculnya hama dan penyakit, fluktuasi
ketersediaan air, salinitas, penurunan/perubahan luas area tanam, penurunan
hasil (produksi dan produktivitas), dan lain-lain. Manajemen pertanian dalam
menghadapi perubahan iklim global yang dapat dilakukan salah satunya dengan
menggunakan varietas yang toleran (Haryanto, 2014).
Terkait dengan hal tersebut, Kementerian Pertanian hingga saat ini telah
melepas 233 Varietas Unggul Baru (VUB) padi, yaitu 144 VUB padi sawah inbrida,
35 VUB padi hibrida, 30 VUB padi gogo, dan 24 VUB padi rawa/pasang surut
(Sudarwati, dkk., 2014). Lebih lanjut, Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian telah menyiapkan dan
menyediakan VUB yang toleran menghadapi musim kekeringanpada tahun 2015.
Karakteristik beberapa varietas unggul tersebut adalah: umur genjah, tahan dan
adaptif terhadap kekeringan dan dapat bertahan pada dua kondisi iklim yang
berbeda yaitu lahan kering dan lahan genangan (Amfibi). Varietas-varietas padi
tersebut adalah: Limboto, Batutegi, Towuti, Situ Patenggang, Situ Bagendit,
Inpari 10 Laeya, Inpago 4, Inpago 5, Inpago 6, Inpago 7, Inpago 8, dan Inpago
9 (Anonim, 2015).
Produksi padi juga dipengaruhi oleh ketersediaan benih padi yang bermutu.
Namun, salah satu kendala yang dihadapi dalam penyediaan benih bermutu
adalah daya simpan benih yang masih rendah, terutama akibat penambahan
kadar air dan penurunan daya kecambah selama penyimpanan benih. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Soejadi dkk. (2001) menunjukkan bahwa
8
penggunaan kemasan kantong plastik dengan ketebalan 0.08 mm cukup baik
untuk menahan pengaruh RH udara ruang penyimpanan terhadap kadar air
benih padi.
Dewayani dkk. (2013) melakukan penelitian penyimpanan kualitas gabah
dan beras yang dikemas dengan menggunakan kemasan hermetik dan karung
plastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpanan dengan menggunakan
kemasan kedap udara (hermetik) dapat mempertahankan kualitas gabah.
Penggunaan kemasan hermetik dapat menghambat kenaikan kadar air gabah
varietas Cigeulis selama dalam penyimpanan. Selain itu, penyimpanan hermetik
mampu mempertahankan daya tumbuh gabah yang tinggi (99%) hingga
penyimpanan 9 dan 12 bulan. Sementara penyimpanan dengan kemasan karung
plastik menurunkan daya tumbuh gabah hingga 11% pada penyimpanan selama
9 bulan dan 0% pada penyimpanan selama 12 bulan.
Mutu benih yang tinggi berpengaruh terhadap mutu beras yang dihasilkan,
dimana ketebalan penggilingan mempengaruhi mutu beras yang dihasilkan
(Thahir, 2000 diacu dalam Iswari, 2012). Menurut Sudarwati, dkk. (2014), pada
umumnya petani lebih menyukai bentuk gabah yang panjang karena bentuknya
menarik sehingga akan mempengaruhi penampilan nasi yang bentuknya juga
lebih menarik dibandingkan dengan gabah yang berbentuk bulat. Selain itu,
tengkulak akan membeli gabah berukuran panjang dengan harga yang lebih
tinggi dibandingkan dengan gabah yang berukuran pendek.
9
III. PROSEDUR PELAKSANAAN
3.1. Pendekatan/Kerangka Pemikiran
Keluaran kegiatanUPBSdapat tercapai apabila data dukung yang
diperlukan dapat diperoleh.Data dan informasi yang diperlukan berkaitan
dengan: (1). Total kebutuhan benih padi dalam 1 tahun (2). Komposisi varietas
padi yang dikembangkan/dibudidayakan (3). Kebutuhan benih berdasarkan
varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) (5). Kalender tanam
terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi tanam (6). Jumlah, aktifitas, sarana
dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja lembaga perbenihan daerah (BBI dan
BBU) di Provinsi Bengkulu (7). Jumlah dan sebaran kelompok/petani penangkar
(8). Peluang dan permasalahan dalam penyediaan dan penyebarluasan VUB
spesifik lokasi (9). Metode penyuluhan dan diseminasi.
Data dan informasi tersebut diperoleh melalui desk study, survey,
pengisian kuisioner maupun wawancara. Data yang terkumpul ditabulasikan,
dianalisis, dan diintrepretasikan menjadi output kegiatan yang sesuai dengan
tujuan kegiatan yaitu : (1) Informasi dan basis data kebutuhan varietas, kelas
benih, dan sebaran varietas unggul padi. (2) Informasi tentang kelembagaan,
kegiatan dan kinerja institusi perbenihan daerah (BBI dan BBU) serta kelompok
penangkar. (3) Peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta perubahan
perilaku dari petugas, penangkar, dan petani dalam pemilihan serta penggunaan
VUB spesifik lokasi (4) Benih sumber padi untuk agroekosistem sawah dan rawa
sebanyak 13,70 ton dengan kelas benih SS (label ungu) serta memfasilitasi
proses sertifikasi.
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup kegiatan Produksi Benih/UPBS pada tahun 2015 meliputi
(a) produksi benih VUB dilakukan di UPBS BPTP Bengkulu dan di lahan petani
penangkar Provinsi Bengkulu, (b) VUB yang dihasilkan adalah benih padi
sebanyak 13,70 ton kelas benih SS, (c) penyusunan basis data perbenihan di
Provinsi Bengkulu (d) promosi dan sosialisasi benih sumber melalui berbagai
media (e) menjaring umpan balik kinerja kelembagaan perbenihan di Provinsi
Bengkulu. Kegiatan UPBS akan dilaksanakan di seluruh kabupaten di Provinsi
Bengkulu. Pada akhir kegiatan diharapkan UPBS sudah menjadi lembaga yang
profesional serta mampu berperan aktif dan bersinergi dengan lembaga
10
perbenihan daerah. Produksi benih diutamakan untuk kebutuhan benih sumber di
Provinsi Bengkulu.
3.3. Bahan dan Prosedur Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1Bahan dan alat
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan
Produksi Benih/UPBS antara lain: a) VUB padi (Inpari dan Inpara) kelas BS (label
kuning) dan FS (label putih). b) Saprodi pupuk (pupuk phonska, urea), pestisida
(herbisida, insektisida, fungisida). c) Karung untuk hasil panen dan karung
kemasan 20 kg, d) Plastik kemasan 5 kg, e) Tali, dan f) Elpiji.
Peralatan yang diperlukan dalam kegiatan UPBS tahun 2015 antara lain:
timbangan, alat pengukur kadar air, alat pengebor tanah, sealer, terpal
penjemuran, seed cleaner, seed blower, AC, dan gerobak sorong.
3.3.2 Prosedur pelaksanaan kegiatan
Lokasi kegiatan dan waktu
Lokasi penangkaran kegiatan UPBS pada tahun 2015 adalah Kabupaten
Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Utara, dan Kabupaten Seluma. Pemilihan
lokasi penangkaran didasarkan pada beberapa kriteria yaitu: (1). Merupakan
daerah sentra padi di masing-masing kabupaten/kota, (2). Lokasi strategis,
pinggir jalan, mudah dijangkau dan didukung oleh sarana irigasi yang memadai,
(3) Bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi, (4).
Petani kooperatif dan bersedia bekerjasama secara partisipatif.
Tahapan pelaksanaan kegiatan
Persiapan
Kegiatan persiapan meliputi penyusunan RODHP, petunjuk pelaksananaan
(juklak) dan koordinasi awal ke stakeholders di Kabupaten/kota. RODHP disusun
untuk mempermudah pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai penjabaran dari
proposal/RDHP. RODHP lebih rinci memuat aspek administrasi/keuangan dan
kegiatan yang akan dilaksanakan. Kegiatan teknis di lapangan akan dilengkapi
dengan petunjuk pelaksanaan (juklak) yang berisi tahapan teknis kegiatan secara
rinci dan detail sebagai acuan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
11
Pelaksanaan kegiatan
1. Pertemuan internal dan antar institusi
Pertemuan internal dilaksanakan secara rutin dalam bentuk pertemuan di
BPTP Bengkulu yang mengevaluasi kemajuan dan tindak lanjutkegiatan di
masing-masing lokasi kegiatan UPBS/Perbenihan.Pertemuan antarinstitusi
dilakukan baik pada tingkat regional (stakeholders di Provinsi dan Kabupaten)
maupun nasional. Pertemuan di tingkat regional, khususnya ditingkat kabupaten
direncanakan dalam bentuk koordinasi yang dilakukan denganstakeholders
(Dinas Pertanian Kabupaten maupun Badan Pelaksana Penyuluhan).
Pertemuan/workshop/seminar di tingkat nasional dilakukan di Balai Besar/Balit
lingkup Badan Litbang pertanian.
2. Penyusunan basis data perbenihan di Provinsi Bengkulu
Basis data disusun dari data primer dan sekunder melalui desk study,
wawancara, pengisian kuisioner, dan survei. Data yang diperlukan dalam
penyusunan basis data perbenihan diantaranya adalah: (1). Total kebutuhan
benih padi dalam 1 tahun (2). Komposisi varietas padi yang
dikembangkan/dibudidayakan di Provinsi Bengkulu (3). Kebutuhan benih
berdasarkan varietas dan kelas benih (4). Sebaran varietas padi (peta) di 10
kabupaten/kota (5). Kalender tanam terpadu dalam penentuan waktu dan lokasi
tanam.
Basis data ini bermanfaat dalam perencanaan produksi benih berkaitan
dengan jumlah/volume, varietas, kelas benih, lokasi dan waktu penggunaan
benih. Basis data perbenihan dapat digunakan untuk mengevaluasi kecukupan
dan kinerja UPBS dan lembaga perbenihan daerah dalam penyediaan dan
penyebarluasan benih sumber dari VUB spesifik lokasi.
3. Identifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja
lembagaperbenihan daerah (BBI; BBU)
Identifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dan kinerja
lembaga perbenihan dilakukan untuk mengenal dan mendalami kondisi serta
kinerja mitra perbenihan yang ada di Provinsi Bengkulu. Lembaga perbenihan di
Provinsi Bengkulu terdapat 7 lembaga perbenihan daerah yang tersebar di 7
kabupaten/kota yaitu Balai Benih Pembantu (Kota Bengkulu dan Bengkulu
12
Selatan), Balai Benih Induk (Kepahiang dan Mukomuko), Balai Benih
Utama(Kaur), Balai Benih Padi dan Palawija (Lebong dan Rejang Lebong).
Kabupaten Seluma, Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara belum memiliki
lembaga perbenihan.
4. Produksi benih SS
Penentuan lokasi dan petani kooperator
UPBS BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan, maka produksi
benih dilakukan di lahan petani penangkar kooperator.Penentuan lokasi dan
petani penangkar sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan. Pemilihan
petani kooperator menjadi salah satu faktor penting dalam pelaksanaan
penangkaran. Petani penangkar yang dipilih adalah petani yang kooperatif dan
bersedia untuk mengikuti semua petunjuk teknis yang telah ditentukan.
Budidaya , panen , prosesing dansertifikasi benih
Pelaksanaan penangkaran difokuskan pada produksi benih sumber padi
SS sebanyak 13,70 ton. Kegiatan produksi benih dimulai dengan kegiatan
budidaya, meliputi kegiatan persemaian, penyiapan lahan, penanaman,
pemupukan, pengairan, penyiangan dan pengendendalian OPT, roughing, panen,
sertapengeringan. Setelah proses pengeringan, dilanjutkan dengan kegiatan
pengolahan benih (seed cleaning), sertifikasi,pengemasan serta penyimpanan
yang secara keseluruhan akan dtuangkan dalam juklak.
VUB yang ditangkarkan sudah diseleksi melalui berbagai kegiatan
penelitian, pengkajian, pendampingan, maupun gelar teknologi di BPTP
Bengkulu. VUB yang sudah ditangkarkan dan sudah terseleksidiantaranya adalah
Inpari 6, Inpari 7, Inpari 10, Inpari 13, Inpari 15 , Banyuasin, Inpara 2, Inpara 6,
dan Inpago 8.Varietas yang ditangkarkan pada tahun 2015 adalah Inpari 30
Ciherang Sub 1, Inpari 6, Inpara 2, Inpara 4, Inpari 16, dan Inpari 18.Penentuan
varietas berdasarkan pertimbangan teknis, kesesuaian agroekosistem dan
preferensi petani.
5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi melalui berbagai media
dan metode penyampaian informasi teknologi di Provinsi Bengkulu.
Petani tidak mudah mengganti varietasexisting ke varietas baru sebelum
mereka yakin dan melihat bukti keunggulan varietas yang diintroduksikan.
13
Berbagai metode dan media penyuluhan (display, demplot, temu lapang, gelar
teknologi, maupun penyebaran bahan informasi tercetak maupun elektronik)
perlu diintensifkan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.
Hal ini dilakukan dalam upaya mengubah sikap dan perilaku petani untuk
menerima VUB spesifik lokasi yang direkomendasikan.
Promosi/sosialisasi juga dilakukan untuk menyebarluaskan informasi
tentang ketersediaan benih sumber di UPBS BPTP Bengkulu kepada
dinas/instansi lingkup pertanian tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota, BUMN,
penangkar dan petani padi. Sosialisasi dilakukan melalui berbagai kegiatan
pertemuan (temu lapang, temu usaha, sinkronisasi/koordinasi kegiatan dengan
stakeholders), penyebarluasan informasi dalam bentuk tercetak serta website.
Melalui berbagai kegiatan sosialisasi diharapkan timbulnya sinergi kegiatan antar
pelaku agribisnis (petani, badan usaha, dan pemerintah) dalam mempercepat
penyebarluasan penggunaan VUB padidi lahan petani.
Strategi pendistribusian benih sumber dilakukan dengan 2 pendekatan
yaitu (1) promosi/diseminasi dan (2) komersial.
Distribusi melalui kegiatan promosi/diseminasi
Kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :
1. Sosialisasi benih VUB kepada dinas pertanian (Provinsi/kabupaten/kota),
badan koordinasi penyuluhan (pada tingkat Provinsi) atau badan pelaksana
penyuluhan kabupaten/kota.
2. Melakukan promosi benih bersama dengan Dinas dan masyarakat dalam
bentuk kunjungan lapang maupun panen bersama.
3. Pemberian bantuan benih kepada petani melalui dinas pertanian
kabupaten/kota dan/atau badan pelaksana penyuluhan pertanian
kabupaten/kota setempat untuk dimanfatkan dalam kegiatan uji adaptasi
varietas, demonstrasi benih unggul, demplot, display VUB dan kaji terap
varietas unggul.
4. Temu lapang hasil kegiatan penangkaran varietas unggul serta pameran.
5. Pameran dalam rangkahari ulang tahun (HUT) kabupaten/kotadan pameran
pembangunan.
6. Pemberian bantuan benih VUB kepada penangkar benih.
14
Distribusi benih secara komersial
1). Produksi benih yang dimanfaatkan secara komersial atau dijual. Hasil
penjualan sepenuhnya disetorkan kepada kas negara sebagai pendapatan
negara bukan pajak (PNBP). Semakin besar proporsi benih yang dapat
dikomersialkanmengindikasikan bahwa minat masyarakat terhadap VUB
berkualitas semakin meningkat.
2). Penyaluran (distribusi) benih, baik yang bersifat bantuan maupun benih yang
dikomersialkan perlu dilengkapi dengan dokumen administrasi benih atau
berita acara serah terima benih. Pelaksanaan pengelolaan UPBS berdasarkan
pada Pedoman Umum Unit Pengelola Benih Sumber Tanaman (UPBS) Badan
Litbang Pertanian Tahun 2011 melalui SK Kepala Badan Litbang Pertanian
Nomor: 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tanggal 18 Mei 2011 dan Petunjuk
Pelaksanaan UPBS Balai Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
(BBP2TP).
6. Pelaporan
Penyusunan laporan pelaksanaan yang terdiri atas laporan bulanan,
semester dan laporan akhir. Isi laporan meliputi : (1) target produksi, (2)
pelaksanaan kegiatan : lokasi, varietas benih, mekanisme produksi, (3)
realisasi produksi dan distribusi, (4) Kinerja UPBS dalam memenuhi
kebutuhan benih padi di Provinsi Bengkulu.
3.3.3 Parameter yang Diukur
1. Produksi benih sumber padi
2. Jumlah benih yang produksi dan disalurkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.
3. Jumlah penangkar yang dibina.
4. Basis data dan Peta penyebaran varietas padi di Provinsi Bengkulu.
15
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Koordinasi internal dan antar institusi
Koordinasi kegiatan UPBS dilaksanakan secara internal dan antarinstitusi.
Koordinasi internaltim kegiatan UPBS BPTP Bengkulu dilaksanakan secara rutin
setiap bulan. Pertemuan tim inidilaksanakan untuk merencanakan pelaksanaan
kegiatan UPBS BPTP Bengkulu tahun 2015. Dalam pertemuan ini juga dievaluasi
kemajuan kegiatan, hambatan dan kendala, tingkat serapan dana, pencapaian
dan rencana tindak lanjut kegiatan UPBS.
Koordinasi antarinstitusi ditingkat regional (stakeholders)dilaksanakan
pada tingkatprovinsi dan kabupaten untuk membangun sinergitas dan kerjasama
antarlembaga/institusi dan stakeholder. Koordinasi pada tingkat provinsi
dilakukan dengan Dinas Pertanian dan BPSB Provinsi Bengkulu. Ditingkat
kabupaten koordinasidilaksanakan melalui kunjungan dan pemaparan kegiatan
kepada stakeholders (Dinas Pertanian dan Badan Pelaksana Penyuluhan maupun
petugas BPSB yang bertindak sebagai Koordinator Wilayah di Kabupaten Rejang
Lebong, Seluma, dan Bengkulu Utara). Tujuan dari kegiatan koordinasi tersebut
adalah melaksanakan sosialisasi kegiatan UPBS, mengidentifikasi calon lokasi
kegiatan penangkaran UPBS, serta mengidentifikasi kebutuhan benih di Provinsi
Bengkulu.
Koordinasi di tingkat nasional telah dilaksanakanmelalui pertemuan dalam
Rapat Koordinasi (Rakor) dan ReviewUPBS di Badan Litbang Pertanian.Rakor
UPBS lingkup Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Teknologi Pertanian
(BBP2TP) yang secara rutin dilaksanakan tiap tahun ini bertujuan agar tim
kegiatan UPBS di seluruh Indonesia dapat saling bertukar informasi, pengalaman,
serta melakukan klarifikasi dan validasi datapelaksanaan kegiatan UPBS
maupunmerumuskan upaya untuk menyelesaikan permasalahan atau kendala
yang dihadapi. Kegiatan tersebut selain diikuti oleh para penanggung jawab
UPBS dari 33 BPTP/LPTP, juga diikuti oleh penanggung jawab UPBS Balai Besar
Penelitian Padi, Balai Penelitian Tanaman Serealia, dan Balai Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Ubi.Selain itu juga dilakukan koordinasi dengan BBP2TP
dalam rangka perbaikan proposal, RDHP dan RODHP.
Kegiatan Rakor pada tingkat nasional, koordinasijuga dilakukan dengan
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Padi (BB Padi). Salah satu tujuan
koordinasi dengan BB Padi adalah memperoleh informasi ketersediaan (stok)
16
VUB padi di BB Padi yang mencakup varietas, volume,serta deskripsi dan kelas
benih yang tersedia. Berdasarkan informasi tersebut, dapat ditentukan
kebutuhan VUB yang akan ditangkarkan oleh UPBS BPTP Bengkulu.
4.2.Penyusunan Basis Data Perbenihan di Provinsi Bengkulu
Penyusunan basis data dilakukan berdasarkan hasil pengumpulan data
primer dan sekunder. Hasil pengumpulan data menunjukkan bahwatotal luas
tanam VUB padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 adalah 71.931 ha. Data
sebaran penggunaan VUB Padi di Provinsi Bengkulu pada tahun 2014 disajikan
pada Tabel 1. Data tersebut menunjukkaan bahwa VUB yang paling banyak
digunakan di Provinsi Bengkulu adalah varietas Cigeulis sebanyak 38.46% dan
Mekongga sebanyak 26.23%.
Tabel 1. Data Sebaran Varietas Padi di Provinsi Bengkulu Tahun 2015
No. Varietas Jumlah Luas Tanam VUBPadi (ha)
Persentase (%)
1. Cigeulis 27.664 38,462. Mekongga 18.871 26,233. Lokal 5.021 6,984. Ciherang 4.995 6,945. Situbagendit 3.775 5,256. Inpari 14 2.095 2,917. Inpari 13 1.593 2,228. Inpari Sidenuk 1.994 2,779. IR-64 1.220 1,6910. Bestari 1.076 1,4911. PB-42 998 1,3912. Inpari 10 975 1,3613. Inpara 2 341 0,4714. Inpari 2 322 0,4515. Inpari 20 218 0,3016. Inpari 3 182 0,2517. Diah Suci 164 0,2318. Rojolele 163 0,2319. Inpari 5 104 0,1520. PB-46 58 0,0821. Inpago 8 52 0,0722. Cilaya Muncul 43 0,0623. Inpara 1 33 0,0524. Inpari 30 3 0,00425. Inpari 32 2 0,003Total 71.931 100
Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu (2015)
17
Selain varietas Cigeulis dan Mekongga, varietas lokal juga banyak
digunakan. Hal ini berarti kebutuhan benih seluas areal 5021 ha (6.99%)
dipenuhi dari penggunaan varietas lokal yang mungkin telah digunakan secara
turun temurun. Namun demikian, informasi tentang asal usul varietas lokal
terkait belum tersedia.Hal ini karena petani biasanya memperoleh benih lokal
tersebut dengan cara tukar-menukar benih.Berdasarkan data sebaran VUB
tersebut, dapat diperoleh perkiraan kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu.
Tabel 2. Kebutuhan Benih bedasarkan jumlah luas tanam VUB di ProvinsiBengkulu Tahun 2015
NoKabupaten
/KotaJumlah
Luas Tanam(ha)
JumlahKebutuhan
Benih (ton)**
Sebaran Varietas
1. BengkuluUtara
14.993 374.83 Mekongga, Ciherang,Situbagendit, Cigeulis, Lokal,Inpari 14, IR-64, PB-42,Bestari, Cilaya Muncul
2. BengkuluSelatan
12.617 315.43 Cigeulis, Mekongga,Ciherang, Situbagendit,Inpari Sidenuk
3. RejangLebong
- - -
4. Mukomuko 4.254 106.35 Mekongga, Cigeulis, PB-42,Inpari 14, Inpari 13, Rojolele,PB-46, Inpari 2, Inpari 1
5. Seluma 8.032 200.80 Cigeulis, Mekongga,Ciherang, Situbagendit, IR-64, Lokal, Inpari 13, Inpari14, Bestari, Inpari 10, Inpari20, PB-42
6. Kaur 1.913 47.83 Cigeulis, Mekongga, Lokal7. Kepahiang 22.881 572.03 Cigeulis, Mekongga, Inpari
Sidenuk, Inpari 13, Bestari,Inpari 10, Situbagendit,Ciherang, Inpago 8, Inpari30, Inpari 32
8. Lebong -9. Bengkulu
Tengah5.116 127.90 Lokal, Cigeulis, Ciherang
Inpari 10, Inpari 14,Mekongga, Inpari 2, Inpara2, Bestari, Inpago 1
10. KotaBengkulu
2.125 53.13 Lokal
Jumlah 71.931 1.798,28Sumber : * Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu (2015), ** Hasil Olah Data
18
Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 disajikan pada
Tabel 2.Kebutuhan benih di Provinsi Bengkulu pada tahun 2015 mencapai
1.798,28 ton. Kebutuhan benih di Kabupaten Kepahiang tertinggi mencapai
572.03 tondibandingkan Kabupaten yang lain karena luas tanam padi juga
tertinggi. Sebaliknya Kabupaten Kaur membutuhkan benih dalam jumlah yang
terendah dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Provinsi Bengkulu sesuai
dengan luas tanam yang terendah.
4.3. Identifikasi kegiatan, sarana dan prasarana, kelembagaan, dankinerja lembaga perbenihan daerah (BBI; BBU)
Hasil survei terhadap lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu
menunjukkan bahwa masih terdapat 3 kabupaten yang tidak memiliki lembaga
perbenihan, terdiri atas Kabupaten Seluma, Kabupaten Bengkulu Utara, dan
Kabupaten Bengkulu Tengah. Ditinjau dari aspek produktivitas, Kabupaten
Bengkulu Utara dan Kabupaten Seluma merupakan daerah sentra produksi padi
di Provinsi Bengkulu. Kondisi ini menunjukkan bahwa pengelolaan perbenihan
belum menjadi prioritas di Provinsi Bengkulu.
Keragaan lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu. Disajikan pada Tabel
3. Ditinjau dari segi agroekosistem ketinggian tempat, lembaga perbenihan
berada pada ketinggian 14-628 m di atas permukaan laut termasuk dalam
kategori dataran rendah-menengah. Penguasaan lahan oleh lembaga perbenihan
berkisar antara 1,5-8 ha. Penguasaan lahan yang paling luas yakni Balai Benih
Pembantu di Kota Bengkulu dengan luas lahan sekitar 8 ha. Didukung dengan
penguasaan lahan tersebut, lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu mampu
memproduksi sebanyak 13.33 ton benih. Sementara itu, produksi benih tertinggi
dicapai oleh Balai Benih Padi dan Palawija Kabupaten Lebong dengan jumlah
produksi sebanyak 15.50 ton.
Ditinjau dari aspek kelembagaan, penamaan lembaga perbenihan di tiap
kabupaten masih beragam, demikian juga dengan struktur kelembagaan
lembaga perbenihan. Selain itu, lembaga perbenihan juga didukung dengan
jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas. Jumlah SDM yang
menjalankan operasional lembaga perbenihan berkisar antara 1-13 orang. Hal ini
karena anggaran yang dimiliki oleh lembaga perbenihan terbatas.
Anggaran yang terbatas juga menjadi kendala bagi operasional lembaga
perbenihan di Provinsi Bengkulu. Hal ini terlihat dari sarana infrastruktur yang
19
dimiliki oleh lembaga perbenihan yang belum memadai. Tidak hanya bangunan
dan saluran air irigasi yang sudah banyak rusak, peralatan prosesing yang
dikuasai oleh lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu juga terbatas. Prosesing
benih juga terkendala dengan kompetensi SDM yang terbatas, sehingga perlu
adanya pelatihan untuk meningkatkan kompetensi SDM.
Kondisi lembaga perbenihan di Provinsi Bengkulu tersebut pada satu sisi
menjadi hambatan dalam penyediaan benih di Provinsi Bengkulu. Namun, di sisi
lain, hal ini menjadi peluang bagi UPBS BPTP Bengkulu untuk meningkatkan
peranannya sebagai penyedia benih di Provinsi Bengkulu. Peluang untuk
mempromosikan VUB semakin terbuka. Didukung dengan sarana dan SDM yang
memadai, UPBS diharapkan dapat meningkatkan kinerjanya secara
berkelanjutan.
4.4. Produksi Benih Stock Seed (SS)
4.4.1. Penentuan lokasi dan petani kooperator
Lokasi penangkaran UPBS BPTP Bengkulu berada di Kabupaten Bengkulu
Utara, Kabupaten Rejang Lebong, dan Kabupaten Seluma. Beberapa hal yang
dipertimbangkan dalam pemilihan lokasi diantaranya adalah: kemudahan akses
ke lokasi produksi (kondisi jalan) dan kondisi fisik lahan. Lahan untuk produksi
benih sebaiknya adalah lahan bera atau bekas pertanaman varietas yang sama
atau varietas lain yang karakteristik pertumbuhannya berbeda nyata, kondisi
lahan subur dengan air irigasi dan saluran drainase yang baik serta bebas dari
sisa-sisa tanaman/varietas lain. Isolasi jarak minimal antara 2 varietas yang
berbeda adalah 3 meter. Apabila tidak memungkinkan, untuk memperoleh waktu
pembungaan yang berbeda bagi pertanaman produksi benih dari varietas yang
umurnya relatif sama perlu dilakukan isolasi waktu tanam sekitar 4 minggu.
20
`Tabel 3. Keragaan lembaga perbenihan padi di Provinsi Bengkulu
LembagaPerbenihan
Lokasi Sawah(Ha)
Produksi/Tahun(Ton)
Sdm Kelembagaan Permasalahan
Balai BenihInduk (DinasPertanianProvinsi)
KepahiangS03.37.284;E102.33.395Elevasi 574 m
2.00 5.58 13 Eselon III - Bangunan banyak yang sudah rusak- Peralatan prosesing benih padi terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal
Balai BenihInduk
Mukomuko 2.00 0 1 Masih di bawahKabid.Pertanian
- SDM sangat terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi
Balai BenihPadi danPalawija
LebongS. 03.08.280E. 102.14.578Elevation 360 m
5.54 15.50 7 Eselon IV - SDM sangat terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Anggaran terbatas
Balai BenihPadi danPalawija
Rejang LebongS.03.27.112E.102.29.803Elevation 628 m
3.00 0 7 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
Balai BenihPembantu
Kota BengkuluS.03.27.111E.102.29.804Elevation 42 m
8.00 13.33 9 Masih di bawahKabid.Pertanian
- Peralatan prosesing dan laboratorium minim- Sistem pengganggaran belum jelas- Kelembagaan masih di bawah Kabid. Produksi- Anggaran tidak tersedia
Balai BenihPembantu
BengkuluSelatanS.03.09.593E.102.10.131Elevation 36 m
5.00 2.50 3 Eselon IV - Peralatan prosesing terbatas- Perlu peningkatan kompetensi SDM, pelatihan sangat terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas- SDM Terbatas
Balai BenihUtama Padi
KaurS.04. 26.734E 102.54.305Elevation 14 m
1.5 1.50 3 Masih di bawahKabid.Pertanian
- Peralatan prosesing terbatas- Saluran air irigasi rusak sehingga pemanfaatan lahan tidak optimal- Anggaran dan SDM terbatas
21
BPTP Bengkulu tidak mempunyai kebun percobaan (KP), sehingga untuk
produksi benih sumber dilakukan kerjasama dengan petani penangkar.
Berdasarkan petunjuk teknis pelaksanaan UPBS, ada dua cara kerjasama dengan
petani kooperator yaitu dengan cara bagi hasil dan sewa lahan. Produksi benih
melalui mekanisme kerjasama bagi hasil dengan petani/penangkar dapat
dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
(1) Melakukan identifikasi calon petani/penangkar dan identifikasi lahan calon
lokasi produksi yang bersedia bekerjasama (bermitra), pada tahapan ini ada
beberapa hal yang perlu dicermati, diantaranya adalah calon petani/penangkar
bersifat inovatif, kreatif, bersedia menerima dan menerapkan informasi teknologi.
(2) Menyusun perjanjian atau kontrak, yang mengatur lingkup kegiatan, lokasi,
kontribusi masing-masing pihak dan sistem bagi hasil. Perjanjian mencantumkan
lingkup kegiatan, waktu, lokasi, dan teknis kegiatan.
Namun demikian, baik sistem bagi hasil maupun sewa lahan belum bisa
dilakukan di Provinsi Bengkulu. Hal ini karena sistem bagi sulit menemukan
kesepakatan, sementara sistem sewa lahan belum bisa dilakukan karena
sebagian besar petani menginginkan biaya sewa yang cukup tinggi, mencapai
Rp. 25.000.000,00/tahun, sehingga sistem kerjasama yang memungkinkan untuk
diterapkan adalah sistem investasi. Sistem investasi merupakan sistem kerjasama
dengan perjanjian bahwa petani memberikan hasil panen padi dalam bentuk
gabah atau calon benih kepada pihak UPBS BPTP Bengkulu sebesar biaya yang
dikeluarkan dalam proses produksi benih di lahan petani kooperator/penangkar.
Harga gabah disesuaikan dengan harga gabah pada waktu panenPenentuan
lokasi penangkaran kegiatan UPBS dilakukan berdasarkan hasil koordinasi
dengan instansi yang terkait. Lokasi penangkaran di Kabupaten Seluma, yang
direkomendasikan oleh petugas BPSB Kabupaten Seluma. Setelah dilakukan
survei lokasi, ditetapkan dua lokasi penangkaran di Kabupaten Seluma
yakniKelompok Penangkar Sakaian Indah Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil dan
Kelompok Penangkar Tunas Harapan, di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma
Selatan Kabupaten Seluma sebagai kelompok penangkar kooperator. Hal ini
karena kedua lokasi tersebut memenuhi kriteria sebagai lokasi penangkaran.
Kriteria tersebut antara lain: a ) lokasi strategis dan dipinggir jalan lintas Provinsi
Bengkulu-Kabupaten Seluma, b) petani dan petugas kooperatif, c) merupakan
22
kawasan/hamparan sawah yang berpengairan irigasi teknis, d) mendapatkan
rekomendasi dari petugas dan DP3 Kabupaten Seluma.
Selanjutnya, dilakukan pertemuan dengan calon petani kooperator
(kelompok penangkar) yang berjumlah 9 orang dengan lahan penangkaran
seluas 5 ha. Hasil pertemuanmenunjukkan bahwa pada prinsipnya petani
bersedia menjadi petani kooperator dan sanggup mengikuti ketentuan yang
diprasyaratkan oleh BPTP dengan sistem kerjasama investasi yang
ditawarkan.Varietas padi yang digunakan yakni Inpari 6, Inpara 2, dan Inpara 4.
Kebutuhan benih ditetapkan berdasarkan luasan lahan tiap petani dan
pendistribusian jumlah serta jenis varietas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di DesaTaba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma.
No Nama Petani Varietas KelasBenih
LuasLahan(ha)
Jumlah Benih(kg)
1 Syahbudin Inpara 2 BS 0,6 152 Iwan Harjo Inpari 6 FS 0,5 113 Khalimi Inpari 6 FS 0,7 174 Maryono Inpari 6 FS 0,5 135 Kusman Inpari 6 dan
Inpara 4FS dan
BS1,0 25
6 Wahab Inpari 6 FS 0,5 127 Idin Inpari 6 FS 0,3 88 Riki Inpara 2 BS 0,6 149 Toto Inpara 4 BS 0,2 5
Jumlah 5,0 120
Sementara itu, pertemuan juga dilakukan dengan calon penangkar
kooperator Kelompok Tunas Harapan di Desa Rimbo Kedui yang berjumlah 5
orang dengan luas lahan penangkaran seluas 4.75 ha. Berbeda dengan
penangkaran di Kelompok Sakaian Indah, kegiatan penangkaran di Kelompok
Tunas Harapan ini menggunakan VUB Inpari 18 (Tabel 5).
23
Tabel 5. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 di DesaRimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan, Kabupaten Seluma.
No Nama Petani Varietas KelasBenih
Luas Lahan(ha)
Jumlah Benih(kg)
1. Mastur Inpari 18 FS 1 252. Akral Inpari 18 FS 1 253. Misbah Inpari 18 FS 1 254. Gitok Inpari 18 FS 1 255. Antok Inpari 18 FS 0.75 25
Jumlah 4.75 125
Penentuan lokasi di Kabupaten Bengkulu Utara diawali dengansurvei yang
dilaksanakansentra pertanaman padi di Kabupaten Bengkulu Utara yakni di Desa
Tebing Kaning dan Kelurahan Kemumu Kecamatan Arma Jaya. Lebih lanjut survei
dilakukan pada kelompok petani penangkar yang sebelumnya berpengalaman
melakukan penangkaran padi. Berdasarkan hasil survei tersebut kemudian
ditetapkan kedua lokasi sentra padi di Kabupaten Bengkulu Utara tersebut
sebagai lokasi penangkaran karena memenuhi kriteria lokasi penangkaran yakni
strategis, terletak di pinggir jalan,mudah dijangkau, memiliki sarana irigasi yang
memadai, bukan merupakan daerah endemis hama dan penyakit utama padi
serta petani yang kooperatif.
Sebelum dilakukan pertanaman, dilakukan pertemuan dengan calon
petani kooperator untuk menjelaskan tentang sistem kerjasama investasi.
Selanjutnya, pertanaman dilakukan pada lahan milik kelompok tani Penangkar
Mandiri seluas 6.75 ha, dengan anggota petani penangkar sebanyak 11 orang.
VUByang digunakan adalah Inpari 30 dengan kelas benih Foundation Seed (FS)
label putih. Kabupaten Bengkulu Utara disajikan pada Tabel 6.
24
Tabel 6. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 diKabupaten Bengkulu Utara
No Nama PetaniKooperator Varietas Kelas
BenihLuas(ha)
Jumlahbenih (Kg)
1. Sugeng Inpari 30 FS 1 202. Aji Inpari 30 FS 1 253. Tasman Inpari 30 FS 0,2 104. Taslim Inpari 30 FS 0,3 105. Untung Inpari 30 FS 0,2 56. Julian Inpari 30 FS 0,8 207. Suratman Inpari 30 FS 1 208. Kasirin Inpari 30 FS 0,5 159. Ponidi Inpari 30 FS 0,5 1010. Sukirman Inpari 30 FS 0,75 1511. Sarip Inpari 30 FS 0,5 10
Jumlah 6,75 160
Penetapan lokasi di Kabupaten Rejang Lebong lokasi dan petani
penangkar juga dipilih berdasarkan kriteria letak lokasi yang strategis, kondisi
lahan subur dan irigasi/drainase cukup, petani yang kooperatif dan pernah
menjadi penangkar benih.Kegiatan penyediaan benih sumber VUB padi melalui
UPBS di Kabupaten Rejang Lebong dilakukan pada lahan sawah irigasi petani
penangkarluas lahan penangkaran berada di Balai Benih Induk Padi dan Palawija
di Desa Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong. VUB yang digunakan
adalah Inpari 16 dengan kelas benih Breeder Seed (BS) dan kelas benih
Foundation Seed (FS) (Tabel 7).
Tabel 7. Nama petani, luas lahan, kebutuhan benih dan varietas masing-masingpetani kooperator kegiatan UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 diKabupaten Rejang Lebong
No Nama PetaniKooperator Varietas Kelas Benih Luas
(ha)Jumlah benih
(Kg)1 Andi Inpari 16 BS 0.40 202 Nata Wijaya Inpari 16 BS 0.50 103 Rozik Inpari 16 BS 0.50 104 Abu Bakar Inpari 16 BS 0.70 205 Mixmilan Inpari 16 FS 0.25 56 Amir Inpari 16 FS 0.60 157 Jaya Inpari 16 FS 0.50 10
Jumlah 3.45 100
25
4.4.2. Budidaya
1. Persiapan Lahan
Pelaksanaan kegiatan di lapangan diawali dengan persiapan lahan dengan
melakukan pengolahan tanah dengan menggunakan hand tractor. Pengolahan
tanah dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
a. Pengolahan tanah dilakukan secara sempurna (maximum tillage) yakni
dengan melakukan pembajakan yang pertama, lalu digenangi selama 2 hari,
kemudian dikeringkan selama 7 hari. Setelah itu, lahan dibajak lagi lalu
digenangi selama 2 hari kemudian dikeringkan lagi. Selanjutnya, tanah digaru
untuk melumpurkan dan meratakan tanah.
b. Lahan yang telah diratakan kemudian disemprot dengan herbisida pratumbuh
dan dibiarkan selama 7-10 hari untuk menekan pertumbuhan gulma.
2. Persemaian
Persemaian padi dilakukan dengan teknik persemaian basah dengan
rekomendasi tahapan sebagai berikut:
a. Tanah diolah dengan cara dicangkul atau dibajak dan dibiarkan dalam kondisi
macak-macak selama minimal 2 hari, kemudian dibiarkan mengering sampai 7
hari agar gabah yang ada dalam tanah tumbuh. Setelah itu, tanah diolah
kembali dan pengolahan ini sekaligus bertujuan membersihkan lahan dari
tanaman padi yang tumbuh.
b. Dibuat bedengan dengan tinggi 5-10 cm, lebar 110 cm dan panjang yang
disesuaikan dengan ukuran petak sawah.
c. Luas lahan untuk persemaian adalah 2-4% dari luas areal lahan atau 200-400
m2 per hektarlahan.
d. Persemaian dipupuk dengan Urea, TSP, dan KCl masing-masing sebanyak 15
gram/m2.
e. Benih lalu direndam selama 24 jam, kemudian diperam selama 24 jam
sebelum ditaburkan di persemaian.
f. Benih yang sudah mulai berkecambah kemudian ditabur dengan kerapatan
25-50 g/m3 atau 0.5-1 kg benih per 20 m2 lahan.
26
3. Tanam
Teknis budidaya padi pada lahan UPBS/perbenihan dilakukan dengan
pendekatan 2 komponen teknologi utama yaitu Teknologi Pengelolaan Tanaman
Terpadu (PTT) dan Kalender Tanam (Katam). Komponen PTT dan teknologi yang
diterapkan disajikan pada Tabel 8.
Tabel 8. Komponen PTT dan teknologi yang diterapkan pada kegiatanpenangkaran UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015
No Komponen PTT Teknologi Yang Diterapkan1 Varietas Unggul Baru Inpari 6, Inpara 2 dan Inpara 42 Bibit bermutu dan sehat Kelas benih BS dan FS (label kuning
dan putih)3 Pengaturan cara tanam (jajar
legowo)Legowo 2:1 dengan jarak tanam (20cm – 40 cm) x 10 cm.
4 Penggunaan bibit muda Umur kurang dari 21 hari setelahsemai
5 Jumlah bibit per lubang 1-3 batang6 Pemupukan berimbang dan
efisien menggunakan PUTSdan Rekomendasi Katam
NPK Phonska 350 kg/ha dan Urea 100kg/ha
7 Pengendalian hama danpenyakit tanaman
Terpadu
8 Pengolahan Tanah Olah tanah sempurna (maximumtillage)
9 Pengelolaan air Berselang (intermitten)10 Penanganan panen dan
pascapanenTepat waktu dan segera dirontok
Pengaturan cara tanam dilakukan dengan menggunakan alat caplak yaitu
caplak roda legowo 2:1.Penerapan sistem jajar legowo 2:1 pada lahan kegiatan
UPBS di Desa Taba Kecamatan Talo Kecil Kabupaten Seluma baru pertama kali
diperkenalkan. Penggunaan alat caplak roda dan penanaman dengan sistem jajar
legowo diawali dengan demonstrasi langsung oleh anggota tim kegiatan UPBS.
Secara umum, petani merespon dengan baik sistem tanam jajar legowo dan
penggunaan caplak roda tersebut. Hal ini karena penggunaan caplak roda lebih
memudahkan petani dalam mempersiapkan lahan penanaman padi.
Sementara itu, penanaman padi pada lokasi penangkaran UPBS di
Kabupaten Rejang Lebong dilakukan pada saat umur bibit 15-21 hari setelah
semai.Jumlah benih yang disemai sebanyak 3-4 batang per lubang tanaman
penanaman. Benih kemudian ditanam dengan sistem tanam jajar legowo 4 :1.
27
Sistem legowo memberikan kesempatan yang sama pada setiap tanaman untuk
memperoleh sinar matahari.
Berbeda dengan lokasi penangkaran UPBS di lokasi yang lain, di
Kabupaten Bengkulu Utara, petani penangkar pada umumnya belum
menggunakan jajar legowo pada sistem pertanamannya. Salah satu
penyebabnya adalah petani menganggap cara bertanam tersebut sulit untuk
dilaksanakan. Selain itu, petani juga belum memahami manfaat dari penggunaan
jajar legowo.Manfaat yang didapat oleh petani pada penggunaan sistem tanam
jajar legowo antara lain : semua barisan rumpun tanaman berada pada bagian
pinggir yang biasanya memberi hasil yang lebih tinggi (efek tanaman pinggir).
4. Pemeliharaan
Pemeliharaan pertanaman padi meliputi pemupukan, pengendalian gulma,
pengairan dan pengendalian hama/penyakit. Pemupukan dibagi menjadi tiga
tahap yakni pemupukan pertama, pemupukan kedua, dan pemupukan ketiga.
Rekomendasi dosis pemupukan ditentukan berdasarkan hasil analisis tanah awal
dan pendekatan Kalender Tanam (Katam).
Budidaya tanaman padi pada kegiatan penangkaran padi di Kabupaten
Seluma meliputi penyemaian, penanaman, pemupukan, roughing, dan panen.
Pemupukan dilaksanakan sebanyak dua tahap, dengan dosis yang sesuai dengan
rekomendasi. Selain itu, juga dilakukan pengamatan terhadap serangan hama.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, hama yang terdapat pada tanaman
padi kelompok penangkar kooperator adalah hama keong mas yang menyerang
pada awal musim tanam. Permasalahan ini sudah diatasi dengan penggunaan
insektisida dan pengaturan air.
Kegiatan penangkaran padi pada lokasi pertanaman di Kabupaten Rejang
Lebong dilakukan sampai tanaman berumur 25- 45 hari setelah tanam. Kegiatan
pemeliharaan yang sudah dilakukan setelahpenanaman atara lain dan
pemupukan dan pengaturan air (intermitten). Namun, karena kondisi kekeringan
yang panjang, penangkaran padi di Kabupaten Rejang Lebong mengalami
kegagalan panen.
Pemeliharaan tanaman padi pada lokasi penangkaran di Kabupaten
Bengkulu Utara, dilakukan sampai pada tahap roughing. Berdasarkan hasil
pengamatan OPT,terlihat bahwa tanaman terkena hawar daun, kresek, dan blast
28
daun pada usia 28 hari setelah tanam. Namun, pada umurpertanaman 40 hari
setelah tanam, serangan telah berkurang. Saran yang diberikan kepada petani
adalah untuk mengurangi penggunaan urea, serta menerapkan sistem pengairan
intermitten (genang-kering) sehingga kelembaban yang di bawah tanaman dapat
berkurang.
5. Panen dan Prosesing Benih
Pemanenan dilakukan pada saat penangkaran benih lolos pemeriksaan
lapangan oleh petugas BPSB di lapangan sebagai salah satu rangkaian dari
proses sertifikasi benih. Panen dilakukan pada saat biji telah masak secara
fisiologis yang ditandai dengan warna malai yang sudah menguning 90-95%.
Selain itu, beberapa kegiatan yang perlu diperhatikan sebelum proses panen
berlangsung yakni : 1) memisahkan malai sisa roughing dari areal tanam, 2)
membersihkan peralatan yang digunakan untuk panen, 3) memisahkan dua baris
tanaman yang paling pinggir dengan tanaman lainnya. Kegiatan tersebut
dilakukan untuk menjaga kemurnian benih agar tidak tercampur dengan varietas
lain.
Hasil panen (calon benih) kemudian dikemas dalam karung, selanjutnya
dijemur untuk menurunkan kadar airnya. Calon benih yang telah dijemur lalu
dibersihkan dan dipilah untuk memisahkan kotoran berupa tanah, kotoran
burung, jerami dan batang padi dari calon benih. Hasil panen yang sudah
diproses (Tabel 9) kemudian diuji mutunya di laboratorium pengujian mutu
BPSB. Parameter pengujian mutu benih meliputi kadar air, benih murni, benih
varietas lain, kotoran benih, dan daya tumbuh. Persyaratan mutu benih mengacu
pada standar mutu benih. VUB dengan kelas label ungu harus memenuhi kadar
air maksimal 13%, benih murni 98%, kotoran benih maksimal 1 %, adanya benih
dari varietas lain maksimal 0.1%, dan daya tumbuh minimal 80%.
Tabel 9. Hasil prosesing calon benih produksi UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015
No. Varietas Jumlah (kg)1. Inpari 30 3.1002. Inpari 6 1.6363. Inpara 2 3724. Inpara 4 5925. Inpari 18 1.950
Jumlah 7.650
29
4.5. Percepatan proses penyebaran VUB spesifik lokasi melaluiberbagai media dan metode penyampaian informasi teknologi diProvinsi Bengkulu
4.5.1. Pemutakhiran data stok, produksi, dan distribusi benih VUB padi
Salah satu upaya untuk mempercepat proses penyebaran VUB spesifik
lokasi adalah dengan melakukan sosialisasi ketersediaan benih VUB padi kepada
stakeholder. Sosialisasi dilakukan dengan cara melakukan pemutakhiran data
stok, produksi, dan distribusi benih padi melalui Sistem Informasi Website UPBS
secara periodik.Oleh karena itu, untuk mendukung upaya tersebut, diperlukan
data stok benih VUB Padi yang tersedia di gudang penyimpanan UPBS (Tabel
10).
Tabel 10. Data stok, produksi, dan distribusi VUB padi UPBS BPTP Bengkulu TA.2015
a. Sisa Stok Benih Tahun 2014 (Per Maret 2015)
No Varietas Kelas
Benih
Jumlah
(kg)
Distribusi Benih Jumlah
Distribusi
Benih
Sisa
Stok
(kg)
Keterangan
Bantuan Komersil
1. Inpara 2 FS 290 0 260 260 30 Kadaluarsa
2. Inpari 13 SS 112 0 25 25 87
3. Inpari 10 SS 91 38 35 73 18
4. Inpara 6 FS 274 0 265 265 9
5. Inpari 15 FS 419.5 330 50 380 39.5
6. Inpari 13 FS 416 - - - - Tidak LolosSertifikasi7. Inpari 20 FS 318 - - - -
8. Inpago 8 FS 300 - - - -
b. Produksi Benih Tahun 2015
1. Inpari 30 SS
3.100
295 2.330 2.625 475 Tidak layak
jual
2. Inpari 6 SS 1.636 0 0 0 0 Dalamproses
sertifikasi3. Inpara 2 SS 372 0 0 0 0
4. Inpara 4 SS 592 0 0 0 0
5. Inpari 18 SS 1.950 0 0 0 0
Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa VUB padi yang dihasilkan oleh
UPBS BPTP Bengkulu sebagian besar telah didistribusikan baik secara komersil
maupun bantuan kepada stakeholder. Berdasarkan data tersebut, dapat
diketahui bahwa dari sejumlah 2.965 kg VUB yang telah didistribusikan secara
komersil, minat stakeholder terhadap VUB Inpari 30 cukup tinggi yang ditandai
30
dengan banyaknya permintaan varietas ini dibandingkan dengan varietas yang
lain. Hal ini karena VUB Inpari 30 merupakan sub 1 Ciherang, sementara varietas
Ciherang termasuk VUB yang diminati oleh petani.
4.5.2. Pencetakan Bahan Informasi
Selain dilakukan sosialisasi tentang ketersediaan benih melalui website,
juga dilakukan sosialisasi melalui bahan informasi cetak seperti leaflet. Informasi
yang terdapat di dalam leaflet mencakup informasi tentang deskripsi VUB padi,
teknologi pengelolaan tanaman terpadu, teknologi pengendalian hama penyakit,
dan teknologi produksi benih VUB padi. Bahan cetakan tersebut digunakan
sebagai bahan informasi bagi stakeholder dan disebarkan melalui kegiatan temu
lapang, pameran, dan disebarkan kepada pengunjung ruang display.
4.5.3. Pemberian bantuan benihkepadastakeholder
Pemberian bantuan benih kepada stakeholder dilakukan
melaluidisplay/demplot kegiatan diseminasi dan kegiatan pengkajian. Melalui
kegiatan tersebut juga dilakukan promosi bersama Dinas Pertanian Provinsi dan
Kabupaten/Kota di Bengkulu dalam bentuk tanam atau panen bersama. Sejauh
ini, telah didistribusikan benih bantuan sebanyak 663 kg melaluidisplay kegiatan
Upaya Khusus (UPSUS) Percepatan Swasembada Padi, Jagung, dan Kedelai yang
berlokasi di Kota Bengkulu, Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Bengkulu
Selatan, Kabupaten Lebong, Kabupaten Seluma, dan Kabupaten
Mukomuko.kegiatan Pengkajian Mekanisasi Pertanian di Lahan Sawah yang
berlokasi di Kabupaten Bengkulu Utara.
Selain itu, benih juga didistribusikan kepada petani kooperator Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Penyuluh di Kota Bengkulu serta Kegiatan Pendampingan
Kawasan Padi di Provinsi Bengkulu. Pemberian benih bantuan juga dilakukan
kepada kelompok petani Tunas Harapan di Kota Bengkulu.
4.5.4. Pameran dan Temu lapang hasil kegiatan penangkaran VUB
Peranan UPBS di BPTP Bengkulu, tidak hanya sebagai produsen benih
tetapi sekaligus sebagai media diseminasi. Proses adopsi VUB spesifik lokasi
dipercepat melalui pembinaan petani penangkar, promosi, sosialisasi dan
distribusi benih. Salah satu, kegiatan promosi yang telah dilakukan oleh UPBS
pada tahun 2015 adalah menampilkan display dan pameran VUB padi pada
31
kegiatan PEDA-KTNA ke XV di Kabupaten Kepahiang.Selain itu juga dilaksanakan
kegiatan Temu Lapang Panen Bersama di Desa Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma
Selatan, Kabupaten Seluma dan Temu Lapang Hasil Kegiatan Penangkaran di
Desa Taba, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma yang dihadiri oleh instansi
terkait, petugas lapang, dan kelompok penangkar.
4.6. Kinerja UPBS dan Produktivitas Petani Penangkar
Kinerja UPBS pada tahun 2015 diantaranya telah bekerjasama sekaligus
melakukan diseminasi teknologi PTT terhadap dengan empat kelompok petani
penangkar yang terdapat di Kabupaten Seluma, Kabupaten Rejang Lebong, dan
Kabupaten Bengkulu Utara. Jumlah total keseluruhan petani penangkar
kooperator sebanyak 32 orang. Selain itu, UPBS juga telah berupaya
mengoptimalkan kerjasama dan membangun sinergi dengan lembaga perbenihan
dimulai dari BPSB dan BBI/BBU.
Ditinjau dari aspek produktivitas, UPBS BPTP Bengkulu bekerjasama
dengan kelompok petani penangkar telah memproduksi benih sebanyak 7.65 ton
dengan kelas benih SS. VUB yang dihasilkan adalah Inpari 30 sebanyak 3.1 ton
dari hasil penangkaran di Kabupaten Bengkulu Utara. Sementara itu, hasil yang
diperoleh dari penangkaran padi di Kabupaten Seluma adalah sebanyak 4.75 ton
yang terdiri atas 1.64 ton varietas Inpari 6, 0.37 ton varietas Inpara 2, Inpara 4
sebanyak 0.59 ton, dan varietas Inpari 18 sebanyak 1.95 ton dengan kelas benih
SS. Terdapat selisih target produksi benih SS sebanyak 5.85 ton VUB yang tidak
tercapai.
32
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Sebaran penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) padi di Provinsi Bengkulu
didominasi oleh penggunaan VUB Cigeulis dan Mekongga. Peluang
penyediaan untuk meningkatkan penggunaan VUB masih terbuka.
2. Produksi benih UPBS BPTP Bengkulu pada Tahun 2015 sebanyak 7.65 ton
(kelas benih SS).
3. Proses percepatan penyebaran VUB spesifik lokasi pada Tahun 2015 telah
dilakukan melaluipencetakan bahan informasi, pemberian bantuan benih
kepada stakeholder, pameran dan temu lapang hasil kegiatan penangkaran
VUB.
4. Kinerja kelembagaan di Provinsi Bengkulu masih mengalami keterbatasan
dari aspek sarana dan prasarana, anggaran operasional, serta SDM.
5.2. Saran
Produksi benih UPBS BPTP Bengkulu TA. 2015 tidak mencapai target yang
telah ditetapkan. Oleh karena itu perlu dirasionalisasi target produksi benih UPNS
BPTP Bengkulu pada tahun 2016.
33
KINERJA HASIL DISEMINASI
Kinerja UPBS BPTP Bengkulu pada tahun 2015 diantaranya telah
memproduksi benih SS sebanyak 7.65 ton, telah mendistribusikan Varietas
Unggul Baru (VUB) kepada stakeholder yang terdiri atas benih Inpari 13, Inpari
10, Inpari 15, Inpara 2, Inpara 6, dan Inpari 30 dengan total distribusi sebanyak
3.628 kg berupa 2.965 kg benih komersiil dan 663kg benih bantuan. Melalui
kegiatan penangkaran, telah didiseminasikan teknologi PTT termasuk
penggunaan VUB Inpari 30 pada kelompok Penangkar Mandiri di Kelurahan
Kemumu, Kabupaten Bengkulu Utara, VUB Inpari 16 pada kelompok petani
penangkar di Desa Lubuk Kembang, Kabupaten Rejang Lebong, dan VUB Inpari
6, Inpara 2, dan Inpara 4 pada kelompok penangkar Sakaian Indah di Desa
Taba, serta VUB Inpari 18 pada kelompok Tunas Harapan di Kabupaten Seluma
dengan total keseluruhan jumlah petani penangkar sebanyak 32 orang.
UPBS BPTP Bengkulu telah melakukan pemutakhiran data stok, produksi,
dan distribusi benih VUB padi melalui website, serta mencetak dan
menyebarluaskanbahan leaflet sebanyak 800 eksemplar (10 judul). Upaya untuk
mempercepat penggunaaan VUB padi juga dilakukan dengan cara promosi
bersama instansi terkait melalui kegiatan Temu Lapang Panen Bersama di Desa
Rimbo Kedui, Kecamatan Seluma Selatan dan kegiatan Temu lapang hasil
kegiatan penangkaran varietas unggul padi serta pameran.
34
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. Antisipasi Kekeringan Ini Langkah Balitbangtan.http://bbpadi.litbang.pertanian.go.id [25 September 2015].
Badan Litbang Pertanian. 2011. Keputusan Kepala Badan Litbang PertanianNomor 142/Kpts/OT.160/I/5/2011 tentang Unit Pengelola Benih Sumber.Badan Litbang Pertanian. Jakarta.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian. 2013. PetunjukPelaksanaan UPBS. Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan TeknologiPertanian. Bogor.
Badan Pusat StatistikPropinsi Bengkulu. 2014. Produksi Padi dan Palawija ProvinsiBengkulu Tahun 2014.http://bengkulu.bps.go.id. [25 September 2015].
Daradjat, A.A., Agus S., A.K. Makarim, A. Hasanuddin. 2008. Padi-InovasiTeknologi Produksi. Buku 2. LIPI Press. Jakarta.
Dinas Pertanian Propinsi Bengkulu. 2014. Data Sebaran Varietas Unggul Baru(VUB) Padi, Jagung, dan Kedelai Tahun 2014. Bengkulu.
Gardner, F.P. 1985. Physiology of Crop Plants. The Iowa State University Press.
Haryanto, T.A.D. 2014. Membangun Teknologi Peningkatan Produksi Padi AdaptifPerubahan Iklim Global Berbasis Sinergitas Lintas Sektor : Contoh Kasus diUNSOED. Prosiding Seminar Nasional 2013 (Inovasi Teknologi Padi AdaptifPerubahan Iklim Global Mendukung Surplus 10 Juta Ton Beras Tahun2014). Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. KementerianPertanian. Hal. : 1-8.
Iswari, K. 2012. Kesiapan Teknologi Panen dan Pascapanen dalam MenekanKehilangan Hasil dan Meningkatkan Mutu Beras. Jurnal Badan LitbangPertanian.
Nugraha, U.S, Sri Wahyuni, M.Y. Samaullah, dan A. Ruskandar. 2007. Perbenihandi Indonesia. Prosiding Hasil Penelitian Padi Tahun 2007. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi. Subang – Jawa Barat.
Rentha, T. 2007. Identifikasi Perilaku, Produksi dan Pendapatan Usahatani PadiSawah Irigasi Teknis Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pupuk di DesaBedilan Kecamatan Belitang OKU Timur. Universitas Sriwijaya.Palembang.
Soejadi, Udin, S.N., dan Rasam. 2001. Evaluasi Mutu Benih Beberapa GenotipePadi Selama Penyimpanan. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman PanganVol. 20 (3) : 17-22.
Sudarwati, S., M. Purnamasari, dan T. Munawarah. 2014. Evaluasi PreferensiPetani Terhadap Kualitas Hasil Beberapa Varietas Unggul Padi Sawah diKabupaten Kuta Kartanegara Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Nasional2013 (Inovasi Teknologi Padi Adaptif Perubahan Iklim Global MendukungSurplus 10 Juta Ton Beras Tahun 2014). Badan Penelitian danPengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian. Hal : 97-109
Wahyuni, S. 2011. Teknik Produksi Benih Sumber Padi. Makalah disampaikandalam Workshop Evaluasi Kegiatan Pendampingan SL-PTT 2001 dan
35
Koordinasi UPBS 2012 tanggal 28-29 November 2011. Balai BesarPenelitian Tanaman Padi.
Dewayani, W., Arafah, Nasrudin, R., Andi, D. 2013. Efek Jenis KemasanTerhadap Kualitas Gabah dan Beras Varietas Cigeulis. Jurnal Pengkajiandan Pengembangan Teknologi Pertanian. Vol. 16 (1) : 8-19.
Wibawa, W., Yahumri, Yesmawati, Y. Oktavia, S. Rosmanah, Nurmegawati,J. Firison, T. Rahman, T. Wahyuni, B. Honorita, dan T. Hidayat. 2012.Laporan Akhir Tahun Kegiatan, Balai Pengkajian Teknologi PertanianBengkulu. Bengkulu: Kementerian Pertanian.
36
ANALISIS RISIKO
Analisis risiko diperlukan untuk mengetahui berbagai risiko yang mungkin
dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan diseminasi/pendampingan. Dengan
mengenal risiko, penyebab, dan dampaknya maka akan dapat disusun strategi
ataupun cara penanganan risiko baik secara antisipatif maupun responsif (Tabel
11 dan 12)
Tabel 11. Daftar risiko pelaksanaan kegiatan Produksi Benih/UPBS tahun 2015.
No Resiko Penyebab Dampak1 Kegagalan usaha
penangkaran(gagal panen)
Ketidakpastian iklimdapat menyebabkanlanina (kekeringan)maupun El-nino(banjir/terendam)
- Stok benih VUBberkurang dan targetproduksi tidak tercapai
- Lembaga perbenihandaerah dan penangkartidak mendapatkanbenih dengan 6 tepat(waktu, tempat, jumlah,varietas, harga dankualitas)
2 Penurunanproduktivitas yangsignifikan
Serangan hama danpenyakit utama untuktanaman padi
Stok benih sumberberkurang dan targetproduksi benih tidaktercapai
3 Kerusakan fisikdan fisiologisbenih yangberakibat terhadaprendahnya dayakecambah danvigor
Kurang siapnya saranadan prasarana pascapanen danpengeringan sertacuaca yang ekstrem(frekuensi curah hujanyang tinggi)
- Calon benih tidak lulussertifikasi
- Target produksi tidakterpenuhi
4 Benih tidakterdistribusi kepenangkar/stakeholders
- Distribusi benihlambat akibat musimtanam yang tidaktepat
- Varietas tidakdiminati olehpenangkar/petani
Penumpukan benih sumber(benih expired).
5 Lembagaperbenihan,penangkar/petanitidakmemanfaatkanvarietas yangdiproduksi UPBS
Kurangsosialisasi/informasilemah
- Dominansi varietasunggul lama tetapbertahan
- Citra VUB (Inpari,Inpara, Inpago) negatif
37
Tabel 12. Daftar penanganan risiko dalam pelaksanaan kegiatan ProduksiBenih/UPBS tahun 2015.
No Risiko Penyebab Penanganan1 Kegagalan usaha
penangkaran(gagal panen)
Ketidakpastian iklimdapat menyebabkanlanina (kekeringan)maupun El-nino(banjir/terendam)
- Pemilihan varietastoleran spesifik lokasiterhadap cekamanlingkungan abiotik
- Pemilihan lokasisecara cermat denganmempertimbangkanaspek teknis terutamairigasi
2 Penurunanproduktivitas yangsignifikan
Serangan hama danpenyakit utama untuktanaman padi
- Pemilihan varietaspadi spesifik lokasiyang toleran cekamanlingkungan biotik- Penerapan
pengendalian OPTdengan pendekatanPHT (Spot-Stop)
3 Kerusakan fisikdan fisiologisbenih yangberakibat terhadaprendahnya dayakecambah danvigor
Kurang siapnya saranadan prasarana pascapanen dan pengeringanserta cuaca yangekstrem (frekuensicurah hujan yang tinggi)
Perbaikan sarana danprasarana pasca panendan prosesing benihyang high profil.
4 Benih tidakterdistribusi kepenangkar/stakeholders
- Distribusi benihlambat akibat musimtanam yang tidaktepat
- Varietas tidakdiminati olehpenangkar
- Melakukan promosidan diseminasi secaraintensif dan kontinyukepada stakeholdersdan penangkar.
- Pemilihan varietasdidasarkan padapertimbangan teknis,agroekosistem danpreferensi pengguna
5 Lembagaperbenihan,penangkar/petanitidakmemanfaatkanvarietas yangdiproduksi UPBS
Kurangsosialisasi/informasilemah
Penyuluhan/sosialisasidan promosi lebihintensif
38
JADWAL KERJA
Jadwal pelaksanaankegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2015.
No Uraian Bulan1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Persiapan, penyusunan(RODHP, Juklak) dankoordinasi
2 Penentuan lokasi, petanikooperator
3 Produksibenih dilapangan
4 Prosesing benih5 Sosialisasi/Open
House/Diseminasi6 Penyebaran /distribusi
benih7 Pelaporan
39
PEMBIAYAAN
A. Rencana Anggaran Belanja (RAB)
No Uraian Volume Satuan(Rp)
Jumlah (Rp)
1 Belanja Bahan 64.870.000- Benih, saprodi dan bahan
pendukung kegiatan1 TAHUN 53.350.000 53.350.000
- ATK, Komputer suplies danpelaporan
1 TAHUN 3.250.000 3.250.000
- Pencetakan bahan informasi 1 TAHUN 3.270.000 3.270.000- Konsumsi 1 PAKET 5.000.000 5.000.000
2 Honor Output Kegiatan 33.250.000
- UHL petani 700 OH 35.000 24.500.000- Upah Prosessing Benih 250 OH 35.000 8.750.000
3 Belanja Barang Non OperasionalLainnya
10.500.000
- Pengiriman benih 1 PAKET 5.000.000 5.000.000- Analisa tanah 1 KEG 3.500.000 3.500.000
- Biaya sertifikasi benih 1 KEG 2.000.000 2.000.0004 Belanja Sewa 5.000.000
- sewa kendaraan 10 KALI 500.000 5.000.0005 Belanja Jasa Profesi 1.000.000
- Nara sumber, pengarah,evaluator
2 OJ 500.000 1.000.000
6 Belanja perjalanan biasa 55.000.000- Perjalanan dalam rangka
pelaksanaan kegiatan(berkisar antara Rp. 365.000,-s/d Rp. 5.000.000)
11 OP 5.000.000 55.000.000
7 Belanja Perjalanan Dinas DalamKota
4.950.000
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan
45 OK 110.000 4.950.000
8 Belanja Perjalanan Dinas PaketMeeting Luar Kota
5.000.000
- Uang harian dan transportperjalanan ke luarProvinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
1 OH 2.900.000 2.900.000
- Penginapan perjalanan ke luarProvinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
3 OP 700.000 2.100.000
Jumlah 179.570.000
40
B. Realisasi Anggaran
No Uraian RealisasiAnggaran
(Rp)
ProsentaseKeuangan
(%)
ProsentaseFisik (%)
1 Belanja Bahan 99.98 99.50- Benih, saprodi dan bahan
pendukung kegiatan53.350.000 100 100
- ATK, Komputer suplies danpelaporan
3.250.000 100 100
- Pencetakan bahan informasi 3.260.000 99.69 100- Konsumsi 5.000.000 100 100
2 Honor Output Kegiatan 100 100- UHL petani 24.500.000 100 100
- Upah Prosessing Benih 8.750.000 100 1003 Belanja Barang Non Operasional
Lainnya83.94 100
- Pengiriman benih 4.636.000 92.72 100- Analisa tanah 3.248.000 92.80 100- Biaya sertifikasi benih 930.000 46.50 100
4 Belanja Sewa 100 100- sewa kendaraan 5.000.000 100 100
5 Belanja Jasa Profesi 100 100- Nara sumber, pengarah,
evaluator1.000.000 100 100
6 Belanja perjalanan biasa 100 100
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan(berkisar antara Rp. 365.000,-s/d Rp. 5.000.000)
55.000.000 100 100
7 Belanja Perjalanan Dinas DalamKota
99.96 100
- Perjalanan dalam rangkapelaksanaan kegiatan
4.950.000 100 100
- Penginapan perjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
2.099.200 99.96 100
- Uang harian dan transportperjalanan ke luarpropinsi/pusat dalam rangkapelaksanaan kegiatan
2.900.000 100 100
Jumlah 173.325.050 99.06 100
41
PERSONALIA
Tenaga yang terlibat dalam kegiatan produksi benih/UPBS terdiri atas
peneliti, penyuluh, dosen, dan teknisi dengan latar belakang pendidikan yang
beragam antara lain bidang agronomi, sosek, dan administrasi.
Tenaga pelaksana kegiatan UPBS/Perbenihan Tahun 2015.
No Nama/NIP JabatanFungsional/
Bidangkeahlian
Jabatandalam
Kegiatan
Uraian Tugas AlokasiWaktu(Jam/mgu)
1 Dr. Wahyu Wibawa,MP196904271998031001
PenelitiPertama/Agronomi
Penanggungjawab
1.Mengkoordinir anggotatim dalam pelaksanaankegiatan
2.Membuat perencanaandan mengevaluasikegiatan
3.Melaporkan hasilkegiatan kepadaKepala Balai secaraperiodik
15
2 Harwi Kusnadi, S.Pt,M.Sc197611182008011007
Peneliti Muda/Agronomi
Anggotatim
1. Membantuperencanaan kegiatan
2. Membantupelaksanaan kegiatan
10
3 Lina Ivanti, S.TP198410042009012004
PenelitiPertama/TeknologiPascapanen
Anggotatim
1. Membantu kegiatan dilapangan
2. Membantu pengolahandata pascapanen
10
4 Tri Wahyuni, S.Si19790603 2011011007
PenelitiPertama /Kimia
Anggotatim
1. Membantu kegiatanteknis di lapangan
2.Membantu pengolahandata sumberdaya
10
5 Yahumri, SP197908152005011003
PenelitiPertama/Agronomi
Anggotatim
1. Membantu kegiatan dilapangan
2. Membantu pengolahansumber daya
10
6 Waluyo, A.Md197601112000031001
Anggotatim
1. Membantu kegiatan dilapangan
2. Membantupelaksanaan kegiatan
10
7 Rahmat Oktavia, SP19791003 2007011001
Calonpenyuluh/Sosek
Anggotatim
1. Membantu kegiatanteknis di lapangan
2. Membantu pengolahandata sosial ekonomi
3. Membantuadministrasi
10
8 Yanhar196301191989031001
Teknisi Anggotatim
1. Membantu kegiatanteknis di lapangan
2.Membantu dalamkegiatan prosesingbenih
10
9 Syafi’i196910121999031002
Teknisi Anggotatim
1. Membantu kegiatanteknis di lapangan
2. Membantu dalamkegiatan prosesingbenih
10
42
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten Seluma
Pertemuan dengan Ketua KelompokTani Sakaian Indah (Bpk. Khalimi)
Ploting lahan per petani denganmenggunakan GPS
Penyerahan benih padi Inpari 6,Inpara 2 dan Inpara 4 kepada Keltan
Persiapan lahan yang dilakukan olehpetani kooperator (Bpk. Syahbudin)
Pembuatan persemaian yangdilakukan oleh petani kooperator
(Bpk. Khalimi)
Keragaan bibit tanaman padi varietasInpari 6 (umur 15 HSS)
43
Pembuatan jalur tanaman denganmenggunakan caplak roda (legowo
2:1)
Pelaksanaan tanam perdana denganmenggunakan sistem tanam legowo
2:1
Pelaksanaan tanam yang dilakukanoleh petani kooperator
Keragaan tanaman padi varietasInpari 6 umur 7 hari setelah tanam
(HST)
Keragaan tanaman padi Inpari 6umur 21 hari setelah tanam (HST)
Pengendalian hama tikus spesifiklokasi (bumbung bambu dan
rodentisida)
44
Lampiran 2. Dokumantasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten RejangLebong
Pengambilan sampel tanah dan pengujian status hara tanah denganmenggunakan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS)
Keragaan bibit tanaman padi di persemaianumur 10 hari setelah semai (HSS)
Sistem tanam jajar legowo 4:1 dan sistem tanam tegel kegiatan penangkaranpadi di Kabupaten Rejang Lebong
45
Lampiran 3. Dokumentasi kegiatan penangkaran padi di Kabupaten BengkuluUtara
Pengambilan sampel tanah dan keragaan pertumbuhan bibit padi di persemaianumur 1 minggu setelah semai (HSS)
Penggunaan caplak roda untuk membuat garis tanam (sistem tanam legowo4:1) dan pelaksanaan penanaman oleh petani kooperator
Keragaan pertumbuhan tanaman padi Inpari 30 umur 21 hari setelah tanam(HST) dan pelaksanaan roughing vegetatif 1
46
Lampiran 4. Dokumentasi prosesing benih UPBS BPTP Bengkulu
Proses pembersihan calon benih (seed cleaning)
Pengemasan benih yang sudah lolos sertifikasi