PENYAKIT CACINGAN

  • Upload
    nono

  • View
    315

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

PENYAKIT CACINGANI. LATAR BELAKANG MASALAH Banyaknya masyarakat yang menyepelekan penyakit cacingan ini menyebabkan angka prevalensi penyakit ini makin tinggi. Masyarakat tidak menyadari bahwa penyakit yang dianggap sepele ini bila dibiarkan terus menerus dapat berakibat fatal bagi penderitanya. Penyakit ini biasanya diderita oleh masyarakat yang mempunyai gaya hidup yang salah dan kemampuan ekonominya yang masih rendah. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat khususnya mereka yangtinggal di daerah pedesaan yang pada umumnya lantai rumah mereka masih dari tanah (belum disemen). Kemampuan ekonomi yang rendah ini menyebabkan kurang memperhatikan Hygiene dan Sanitasi Lingkungan. Penyakit ini disebabkan oleh cacing yang bernama Ascaris Lumbricoides (cacing gelang) dan Trichulis Trichuria (cacing cambuk). Habitat cacing ini selain pada tanah juga pada manusia. Masyarakat Desa wonosarijaya dipilih sebagai sasaran dalam

penyuluhan ini karena mempunyai angka kesakitan dan resiko tertular yang sangat tinggi. Hal ini disebabkan karena pada umumnya masyarakat dari desa tersebut mempunyai mata pencaharian dari bertani, sehingga mereka sangat sering berhubungan dengan tanah yang juga merupakan habitat dari kedua cacing tersebut. Bukan hanya hal itu saja tetapi kebiasaan, lingkungan, dan kemampuan ekonomi mereka juga sangat mendukung untuk terkena penyakit ini. Misalnya, kebiasaan makan bekal di kebun yang dibawa dari rumah. Biasanya jika sudah lapar maka akan segera memakan bekal tersebut tanpa memperhatikan apakah sudah mencuci tangan dengan bersih usai bekerja tadi. Jalan atau gang-gang yang mereka tinggali biasanya belum diaspal atau dicor, sedangkan anak-anak kecil mempunyai kebiasaan berjalan atau berlarian di jalan-jalan tersebut hal tersebut dapat menyebabkan cacaing berpindah dari tanh dan masuk ke dalam tubuh manusia. Kemampuan ekonomi yang rendah

menyebabkan orang-orang tua kurang memperhatikan kesehatan anak-anaknya seperti memberi minum obat cacing setiap 6 bulan sekali, membeli alas kaki, mengecor lantai rumah mereka dan membuat jamban keluarga.

II. TUJUAN Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk menambah pemahaman dan pengetahuan masyarakat Desa Wonosarijaya tentang penyakit ini sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan mengurangi resiko tertular penyakit cacingan ini.

III. SASARAN Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat Desa Wonosarijaya baik yang sudah menderita penyakit ini yaitu berjumlah sekitar 82 orang maupun yang masih sehat yaitu berjumlah sekitar 157 orang, kedua kelompok tersebut dipilih sebagai sasaran dalam penyuluhan ini karena diharapkan dapat membantu mempermudah pengobatan bagi yang sudah menderita dan dapat mencegah penularan atau dapat memotong siklus penularan bagi yang masih sehat.

IV.

ISI (MATERI) Di daerah endemi dengan insidensi Ascaris dan Trichuris tinggi, terjadi

penularan secara terus menerus. Transmisi ini dipengaruhi oleh berbagai hal yang menguntungkan parasit, seperti keadaan tanah dan iklim yang sesuai. Kedua spesies cacing ini memerlkan tanah liat untuk berkembang. Telur Ascaris Lumbricoides yang telah dibuah dan jatuh di tanah yang sesuai, menjadi matang dalam waktu 3 minggu pada suhu optimum 25-30 derajat celcius. Telur Trichuris Trichiura akan mayang dalam dalam3-6 minggu pada suhu optimum kira-kira 30 derajat celcius. Telur matang kedua spesies ini tidak menetas dalam tanah dan dapat bertahan hidup beberapa tahun, khususnya telur Ascaris Lumbricodes. Selain keadaan tanah dan iklim yang sesuai, keadaaan endemic

juga dipengaruhi oleh jumlah telur yang dapat bertahan hidup sampa menjadi infektif. Bentuk infektif ini bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus.

ASCARIS LUMBRICUIDES (CACING GELANG) Cacing Ascaris Lumbricoides ini memiliki panjang 15 mm-35 mm, hidup pada daerah yang panas dan udaranya lembab. Cacing ini biasanya bermukim didalam usus halus bagian atas, tetapi dapat menjalar ke bagian-bagian lain sepanjang saluran pencernaan. Cacing ini dapat memasuki lambung dan dimuntahkan keluar, atau menjalar sendiri kekerongkongan, kadang-kadang memasuki pipa udara dan saluran pernapasan. Cacing gelang betina menghasilkan telur dalam jumlah banyak. Cacing ini mudah dilihat di bawah Microskop. Dibutuhkan beberapa minggu untuk perkembangan janin-janin cacing di dalam telur sebelum cacing itu dapat menulari manusia. Telur-telur ini merajalela di tempat pembuangan tinja. Anakanak yang bermain disekitar rumah atau di kebun, membawa telur-telur mereka, terutama di celah kuku. Dari sana telur masuk ke dalam mulut, lambung dan usus halus di mana telur itu menetas dan mengeluarkan janin cacing. Kemudian janin-janin ini menyusup melalui jaringan, dan paru-paru kembali ke usus halus. Da dalam usus halus janin itu berkembang menjadi acing dewas dan berkembang di san. Selama perpindahan cacing yang belum dewasa ke paru-paru, penderita akan batuk-batuk, sakit tenggorokan dan kalau parasit itu sangat banyak, dahaknya akan bercampur darah. Gejala yang timbul pada penderita dapat disebabkan oleh cacing dewasa dan larva. Gangguan larva biasanya terjadi pada saat berada di paru-paru sebab larva cacing ini menembus dinding usus halusnmenuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru-paru. Pada orang yang rentan dapat terjadi pendarahan kecil pada dinding alveolus dan timbul gangguan pada paru dan diserati batuk, deamam eosinofilia. Pada foto toraks tampak infiltrate yang menghilang dalam waktu tiga minggu. Keadaan ini disebut Sindrom Loeffer.

Gangguan yang disebabkan cacing dewasa bisanya ringan. Kadang-kadang penderita mengalami gejala gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang, diare atau konstipasi. Pada anak-anak terutama, cacing ini akan menimbulkan sakit perut, demam, mencret, gertak gigi, gelisah, dan kadangkadang menderita sawan. Atau kalau jumlahnya hanya sedikit, tidak ada tandatanda yang nyata, dan tidak dapat di duga kecuali salah seekor cacing itu keluar bersama tinja atau kecual tinja diperiksa. Di daerah yang kotor tinja anak-anak harus diperiksa berkala. Pada infeksi berat, terutama pada anak dapat terjadi malabsorbsi sehingga memperberat keadaan malnutrisi. Efek yang serius terjadi bila cacingcacing ini menggumpal dalam usus sehingga terjadi Obstruksi (ileus). Pada keadaan tertentu cacing dewasa mengembara ke saluran empedu, appendiks atau bronkus dan menimbulkan keadaan gawat darurat sehingga kadang-kadang perlu tindakan operatif.

TRICHURIS TRICHIURA (CACING CAMBUK) Cacing cambuk berukuran 35mm-50mm panjangnya. Namanya

diberikan sesuai dengan bentuknya yang kelihatan seperti cambuk, ujungnya lebih kecil dan peganganya lebih besar. Bagian yang kecil ialah kepala cacing itu. Dalam usus seseorang kadang-kadang ditemukan sebanyak seribu ekor cacing ini. Mereka kebanyakan bermukim di usus besar dan jaranag menimbulkan gejala. Cacing ini mengeluarkan telur dalam jumlah yang besar yang mudah dilihat di bawah mikroskop. Kalau jumlahnya terlalu besar cacing ini akan mengganggu sehingga mencret dan berisi gas. Telur cacing cambuk keluar dari dalam usus dan menetas di tanah. Mereka memasauki tubuh dalam bentuk jentik-jentik. Dari telur cacing yang tertelan akan keluar larva dan masuk dalam usus. Sesudah menjadi dewasa cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Jadi cacing ini tidak mempunyai siklus paru. Cacing ini pada manusia terutama hidup di sekum dandapat juga ditemukan di kolon asendes. Pada infeksi berat

terutama pada anak, cacing ini tersebar di seluruh kolon dan rectum, kadangkadang terlihat di mukosa rectum yang mengalami prolapsus akibat mengejannya penderita pada waktu defikasi. Cacing ini memasukkan kepalanya ke dalam mukos usus. Pada tempat perlekatannya dapat terjadi pendarahan. Di samping itu rupanya cacing ini menghisap darah hospesnya sehingga dapat menyebabkan anemia. Penderita terutama anak dengan infeksi Trichuris Trichiura yang berat dan menahun, menunjukkan gejala-gejala nyata seperti diare yang sering diselingi dengan sindrom disentri, anemia, berat badan turun dan kadang-kadang disertai prolapsus rectum.

PENGOBATAN Oksantel-pirantel pamoat yang dapat digunakan untuk infeksi campuran Ascaris Lumbricoides dan Trichuris Trichiura. Untuk pengobatan massal perlu beberapa syarat yaitu: Obat mudah diterima oleh masyarakat. Aturan pemakaian sederhana. Mempunyai efek samping yang minim. Bersifat polivalen sehingga dapat berkhasiat terhadap beberapa jenis cacing. Harganya murah.

PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN Pencegahan dan pemberantasan cacing-cacing ini yaitu dengan: 1) Memutuskan rantai daur hidup dengan cara: a. Berdefekasi di kakus b. Menjaga kebersihan, cukup air bersih di kakus, mandi dan cuci tangan secara teratur terutama sebelum makan. c. Pengobatan masal dengan antelmintik (obat cacing) yang efektif terutama kepad golongan rawan 2) Pemberian penyuluhan kepada masyarakat mengenai sanitasi lingkungan yang baik dan cara menghindari infeksi cacing-cacing ini.

Pengalaman membuktikan bahwa ketentuan-ketentuan yang tertera di atas sangat sulit diterapkan di suatu masyarakat yang sedang berkembang. Pengertian sanitasi lingkungan yang baik sulit dikembangkan dalam masyarakat yang mempunyai keadaan social ekonomi rendah dengan keadaad seperti berikut ini: Rumah-rumah berhimpitan di daerah kumuh (slum area) di kota-kota besar mempunyai sanitasi lingkungan yang buruk, khususnya tempat anak balita tumbuh. Di daerah pedesaan anak berdefekasi dekat rumah dan orang dewasa di pinggir kali, di ladang dan perkebunan tempat ia bekerja. Penggunaan tinja yang mengandung telur hidup untuk pupuk di kebun sayuran. Pengolahan tanah pertanian atau perkebunan dan pertambangan dengan tangan dan kaki telanjang tidak terlindungi.

Pengobatan masal meskipun ada obat yang ampuh, sulit dilaksanakan karena harus dilakukan 3-4 kali setahun dan harga obat tidak terjangkau. Maka penyuluhan kepada masyarakat menjadi penting sekali dan dititikberatkan pada perubahan perilaku yang mempertinggi prevalensi infeksi cacing dan mengembangkan sanitasi lingkungan yang baik. Dengan demikian keadaan endemic dapat dikurangi dan angka kesakitan yang tinggi dapat diturunkan dalam masyarakat.

V.

METODE Metode penyuluhan yang digunakan pada kegiatan ini adalah metode

ceramah yang disertai dengan Tanya jawab. Metode ceramah ini dipilih karena dianggap mempunyai nilai kekeluargaan yang masih dijunjung tinggi oleh masyarakat di lingkungannya. Tanya jawab yang disisipkan akan mempermudah pemahaman masyarakat terhadap materi yang disampaikan. Pada penyuluhan ini

ditunjukkan (ditampilkan) pula gambar-gambar dari agen dari penyakit yang berupa gambar cacing Asaris Lumbricoides dan Trichuris Trichura. Gambar ini diharapkan dapat menarik perhatian sasaran terhadap materi yang disampaikan serta diharapkan pula sasaran dapat membedakan antara cacing penyebab penyakit tersebut dan yang bukan.

VI.

MEDIA Media yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah alat pengeras suara.

Media ini dipilih karena di anggap media yang paling tepat karena mengingat jumlah sasaran yang lumayan banyak sehingga tidak memungkinkan bila materi disampaikan tanpa pengeras suara.

VII.

KESIMPULAN Untuk mencegah penyakit parasit ini, ikutilah aturan kesehatan dan

kebersihan yang meliputi, membuang segala kotoran manusia di tempatnya, kakus harus dibersihkan apalagi kakus umum. Jangan menggunakan kotoran manusia sebagai pupuk di sawah atau kebun, paling sedikit makanan manusia tidak ketularan. Anak-anak dan oranag dewasa harus memakai alas kaki di daerah yang ketularan penyakit ini. Tubuh harus dijaga harus tetap bersih, cucilah tangan bersih-bersih setelah buang air besar, sebelum makan atau sebelum memegang makanan. Berhati-hatilah dengan binatang peliharaan termasuk anjimg dan kucing. Anak-anak akan mendapat resiko besar terhadap infeksi, karena lengan atau karena banyak kali bersentuhan dengan lantai, tanah dan bnatang peliharaan. Mereka harus mendapat tempat bermain yang bersig, dan harus dilatih agar tidak memasukkan jari-jari ke dalam mulut begitu juga dengan benda-benda lain. Setelah kegiatan ini usai di harapkan masyarakat dapat memahami dan mengetahui tentang penyakit cacingan ini sehingga dapat menurunkan angka prevalensi dan angka kesakitannya.