Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Tugas KelompokMata Kuliah : Chassis Otomotif I
SISTEM SUSPENSI
oleh:
MUHAMMAD SADDAN (1323044001)FADLI PUTRA S. (1323044007)ISMAIL RANJANI (1323044010)ICAL RAMADAN (1323044011)KAMALUDDIN (1323044012)HASRULLAH (1323044016)SYAHRIL (1323044017)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIFFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR2013
KATA PENGANTAR
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Segala puji bagi Allah yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan yaitu sistem suspensi pada kendaraan. Tak lupa shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad S.A.W., yang merupakan sebaik-baik suri tauladan bagi umat manusia.
Di dalam proses penyelesaian makalah ini, tentu tak lepas dari beberapa hal yang menjadi hambatan baik dari segi finansial maupun dari segi waktu. Akan tetapi, hal-hal tersebut bukanlah yang menjadi alasan bagi penulis untuk menyelesaikan tugas kelompok yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa setiap kita melangkah untuk mencapai tujuan,
hambatan dan rintangan pun tak terpisahkan darinya. Namun demikian berkat rahmat
dan petunjuk-Nya kemudian dengan usaha keras dan do’a sehingga semua dapat
Penulis jalani dan lewati dengan baik, semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap
orang yang membacanya. Amin.
Makassar,26 September 2013
Penulis
Kelompok I
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1
D. Batasan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kajian Teori .................................................................................................. 3
1. Pegas Daun .............................................................................................. 3
2. Pegas Spiral.............................................................................................. 4
3. Pegas Batang Torsi................................................................................... 5
4. Pegas Udara.............................................................................................. 5
5. Pegas Berlubang....................................................................................... 6
6. Jenis dan Konstruksi Suspensi................................................................. 6
7. Shock Absorber........................................................................................ 10
BAB III PENUTUP
B. Simpulan ....................................................................................................... 13
C. Saran .............................................................................................................. 14
D.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kenyamanan menaiki kendaraan bermotor merupakan faktor yang
diprioritaskan oleh pengendara maupun penumpang. Namun demikian, kendaraan
bermotor akan selalu mengalami getaran atau goncangan yang disebabkan oleh
mesin itu sendiri atau karena kondisi jalan yang dilaluinya. Getaran dan
goncangan itu kadang-kadang dirasakan oleh penumpang sehingga mengganggu
kenyamanan. Untuk mengurangi getaran dan goncangan tersebut, setiap
kendaraan perlu dilengkapi dengan suspensi.
Pada sistem suspensi, pegas mempunyai peranan sangat penting untuk
mengurangi kejutan maupun getaran. Pegas ditempatkan di antara rangka dengan
poros. Kejutan atau getaran yang ditimbulkan mesin atau kondisi jalan dapat
dikurangi oleh sifat elastisitas pegas sehingga tidak sampai ke bodi kendaraan.
Selain itu, pegas suspensi memberikan tambahan kemampuan cengkeraman ban
terhadap permukaan jalan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas yang menjadi rumusan masalah adalah :
1. Berapakah golongan suspensi menurut bentuknya
2. Bagaimanakah jenis suspensi dan konstruksinya
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui golongan suspensi menurut bentuknya
2. Mengetahui jenis suspensi dan konstruksinya
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 1
D. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak keluar dari tema yang ditentukan maka perlu ditetapkan
batasan masalah yaitu :
1. Golongan suspensi menurut bentuknya
2. Jenis suspensi dan konstruksinya
3.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kajian Teori
Sistem Suspensi
Menurut bentuknya pegas suspensi dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pegas daun.
2. Pegas spiral.
3. Pegas batang torsi.
4. Pegas udara.
5. Pegas berlubang.
1. Pegas Daun
Pegas daun dibuat dari pelat baja yang tebalnya 3 - 6 mm. Susunan
pegas daun terdiri atas 3 sampai 10 lembar pelat pegas. tergantung dari beban
ketidaraan dan kenyamanan yang didinginkan. Beberapa pelat pegas itu
panjang daun pegasnya berbeda dan disatukan dengan baut pengikat pada
bagian tengahnya. Pada ujung pelat pegas yang terpanjang dibentuk mata
pegas untuk pemasangannya pada rangka kendaraan. Pada pegas daun dikenal
istilah "NIP" yaitu tinggi lengkungan daun pegas sendiri-sendiri sebelum
menerima beban. Selain itu, digunakan istilah "Camber" untuk tinggi
lengkungan daun pegas yang sudah disusun pada saat tidak menerima beban.
Kenyamanan yang diberikan oleh pegas daun tergantung dari banyak
sedikitnya lembar daun pegas yang dipasang. Apabila jumlahnya sedikit maka
ke-elastisitasannya akan lebih besar. Akan tetapi, kekuatan menahan beban
lebih kecil. Sebaliknya, apabila jumlah lembar daun pegasnya banyak maka
ke-elastisitasatinya akan lebih kecil sehingga kenyamanan penumpang juga
berkurang. Akan tetapi, kemampuan menahan beban menjadi lebih besar. .
Untuk kendaraan berat, kadang-kadang juga dilengkapi dengan pegas
pembantu yang dipasang di atas pegas utama. Pegas pembantu tersebut akan
bekerja apabila pegas utama mengalami beban yang berlebihan.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 3
Gambar 1. Pegas Daun
2. Pegas Spiral
Pegas spiral juga disebut pegas ulir atau pegas koil (coil spring). Pegas
spiral dibuat dari batang baja yang digulung. Pegas ini mempunyai elastisitas
yang tinggi sehingga kurang dapat menyerap kejutan. Oleh karena itu, dalam
pemasangannya biasanya disertai dengan sock absorber.
Gambar 2. Pegas Spiral
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 4
3. Pegas Batang Torsi
Pegas batang torsi banyak digunakan untuk kendaraan kecil. Pegas ini
dibuat dari batang baja yang elastis terhadap gaya puntiran. Konstruksinya
sangat sederhana, ringan, dan tidak banyak memakan tempat. Namun
demikian, kurang kuat menahan beban yang berat. Salah satu ujung pegas ini
dipasangkan pada rangka yang tidak mungkin mendapat puntiran. Ujung
lainnya dilengkapi dengan lengan penggerak yang dipasang pada bagian
suspensi. Jika roda mendapat kejutan mendadak maka lengan penggerak ikut
berayun ke atas. Gerakan ini akan memuntir batang torsi sehingga
memberikan perlawanan gerak yang menghasilkan efek penyerapan atau
peredaman getaran.
Gambar 3. Pegas Batang Torsi
4. Pegas Udara
Pada suspensi pegas udara dilengkapi dengan pengembus yang
dipasang di atas poros dan kompresor atau pompa penekanan untuk
memasukkan udara ke dalam pengembus. Bekerjanya pegas ini karena adanya
pemampatan udara di ruang pengembusan dan ruang udara yang terletak di
atas rangka. Dengan demikian, apabila terjadi beban yang berat atau
goncangan karena kondisi jalan maka udara yang berada di dalam pengembus
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 5
akan termampatkan sehingga akan menghasilkan efek peredaman getaran.
Pegas udara ini banyak digunakan pada kendaraan berat.
Gambar 4. Pegas Udara
5. Pegas Berlubang
Pegas berlubang merupakan pegas tambahan yang terbuat dari karet,
berfungsi untuk mencegah benturan antara rangka dan komponen lainnya.
Pencegahan itu dilakukan dengan menahan dan melindungi rangka terhadap
tumbukan apabila roda menerima kejutan yang berlebihan.
Gambar 5. Pegas Berlubang
6. Jenis dan Konstruksi Suspensi
Sistem suspensi yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 6
a. suspensi bebas.
b. suspensi kaku.
Gambar 6. Suspensi Bebas dan Kaku
Pada suspensi kaku, antara roda kiri dan roda kanan dihubungkan
dengan sebuah poros. Apabila kondisi jalan mengakibatkan roda kiri dan roda
kanan tidak sejajar atau miring maka kemiringan tersebut dirasakan oleh
penumpangnya. Akibatnya, kenyamanan berkurang. Suspensi kaku
konstruksinya sederhana dan kuat. Oleh karena itu, cocok digunakan pada
kendaraan berat baik untuk suspensi depan maupun suspensi belakang. Untuk
mobil penumpang suspensi kaku digunakan pada suspensi belakang.
Pada suspensi model bebas masing-masing roda mempunyai poros
sendiri (independent) yang tidak saling berpengaruh. Apabila salah satu roda
miring karena kondisi jalan maka kemiringan tersebut tidak dirasakan oleh
penumpang. Jenis suspensi bebas memiliki konstruksi yang lebih rumit
dibandingkan dengan suspensi kaku, namun karena kenyamanannya jenis
suspensi bebas banyak dipakai pada suspensi depan kendaraan penumpang.
Suspensi bebas dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara
lain:
a. tipe Wishbone dengan pegas koil (spiral);
b. tipe Wishbone dengan batang torsi;
c. tipe berayun;
d. tipe Macpherson.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 7
Tipe Wishbone dengan pegas koil terdiri atas upper arm, lower arm,
frame, steering knuckle, pegas koil, dan shock absorber. yang berada di
tengah-tengah pegas koil. Upper arm dibuat lebih pendek daripada lower arm
dengan tujuan untuk mencegah keausan ban yang terlampau besar dan
menjaga agar menapaknya ban tidak berubah walaupun cambernya
mengalami perubahan.
Gambar 7. Wishbone dengan pegas koil
Pada suspensi Wishbone dengan batang torsi, ujung batang torsi dipasang
pada rangka dan ujung yang lain diikatkan pada lower arm. Apabila lower arm
bergerak ke atas atau ke bawah maka batang torsi akan cenderung melawan
gerakan-gerakan arm tersebut sehingga menghasilkan efek peredaman. Efek
peredaman inilah yang meredam kejutan yang diakibatkan oleh permukaan jalan
yang tidak rata. Suspensi tipe Wishbone dengan batang torsi konstruksinya
sederhana dan cocok untuk kendaraan kecil.
Gambar 8. Suspensi Wishbone dengan batang torsi
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 8
Suspensi tipe berayun biasanya digunakan untuk suspensi belakang.
Apabila roda melambung karena kondisi jalan yang tidak rata, sambungan poros
menjadi titik tumpu sehingga akan mengakibatkan terjadinya perubahan camber
dan bidang tumpuan ban. Hal ini mengakibatkan roda cenderung ke arah samping
sehingga akan mempercepat keausan ban. Suspensi tipe berayun mempunyai
konstruksi sederhana dan gaya rollingnya kecil karena titik pusat roll kendaraan
tinggi.
Gambar 9. Suspensi tipe berayun
Sistem Macpherson mempunyai konstruksi yang sangat sederhana dan
komponennya lebih sedikit. Suspensi sistem Macpherson tidak dilengkapi
dengan upper arm dan tidak diperlukan penyetelan laras imbang roda depan
(FWA) kecuali penyetelan toe in. Ruang mesin lebih lebar sehingga
mempermudah saat perawatan mesin. Sistem ini cocok untuk kendaraan kecil.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 9
Gambar 10. Suspensi tipe Macpherson
7. Shock Absorber
Untuk mendapatkan kenyamanan penumpang di dalam kendaraan
pada semua kondisi jalan, sistem suspensi tidak cukup hanya dilengkapi
dengan pegas. Hal ini disebabkan pegas mempunyai sifat elastisitas tinggi
yang mengakibatkan kendaraan akan terus-menerps bergerak naik-turun
setelah roda berbenturan dengan jalan yang tidak rata. Kontinuitas gerakan
pegas ini justru akan mengurangi kenyamanan. Oleh karena itu, pada sistem
suspensi dilengkapi dengan shock absorber yang berfungsi sebagai peredam
dan meniadakan gerakan pegas yang berlebihan.
Shock absorber atau peredam kejut bekerja pada saat menerima bebatl
tekan atau sebaliknya. Shock ini dipasang di antara rangka dengah poros.
Jenis yang paling banyak dipakai pada kendaraan adalah jenis hidraulis direct
acting. Komponen yang terdapat pada shock absorber adalah sebagai berikut.
a. Tabung atas atau tutup pelindung, sebagai pembungkus sebagian dari
tabung pertyitttpati (reservoir). Pada tabung atas ini dipasang batahg torak.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 10
b. Tabung penyimpan (reservoir), tabung ini berisi minyak shock absorber
data silinder tekan.
c. Silinder (tabung) tekan, merupakan tempat gerak naik-turunnya batangg
torak sehingga akan terjadi penekanan minyak yang ada di dalamnya.
d. Batang torak dan torak. Pada torak dilengkapi dengan lubang kecil (lubang
orifice) beserta katup. Apabila torak bekerja naik-turun, tekanan minyak
akan membuka katup dart minyak mengalir melalui lubang orifice.
Gambar 11. Shock absorber
Prinsip kerja shock absorber
Apabila roda berbenturan dengan jalan yang tidak rata maka tabung
penyimpan akan naik dan tutup pelinduna bergerak turun. Dengan demikian,
torak juga ikut bergerak tutun dan menekan minyak vane berada di dalam tabung
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 11
penyimpan di bawah torak sehingga minyak akan bergerak ke atas torak melalui
lubang orifice. Adanya tahanati dari lubang orifice tersebut akan mengakibatkan
gerak elastisitas pegas tertahan. Sebaliknya, apabila pegas mengembang, minyak
yang ada di atas torak akan bergerak turuti melalui lubang orifice karena
tekanannya lebih besar.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 12
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pembahasan pada bab dua maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan:
1. Menurut bentuknya pegas suspensi dapat digolongkan menjadi beberapa jenis
yaitu : Pegas daun, Pegas spiral, Pegas batang torsi, Pegas udara, Pegas
berlubang.
2. Sistem suspensi yang biasa digunakan pada kendaraan bermotor dapat
dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: Suspensi bebas dan Suspensi kaku.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka penulis menyarankan kiranya rekan-rekan
mahasiswa baik dari penulis maupun pembaca agar dapat lebih mengkaji
sehingga dapat betul-betul memahami dan menjadi pelopor lahirnya paradigma
baru dalam bidang otomotif.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 13
DAFTAR PUSTAKA
Sucahyo B., Darmanto., Soemarsono. 1997. Otomotif Mesin Tenaga . Penerbit: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Surakarta.
Sistem Suspensi (KLP. I) Pend. Teknik Otomotif FT UNM 14