5
Penjelasan P&ID 1. Inlet proses inlet natural dari PNG masuk melalui ball valve diukur tekana dan temperature. Lalu hasil pengukuran ditransmisikan melalui transmiter menuju kontrol room. Untuk Presure indikator dikontrol room disambungkan dengan PAH. Ketika presure yang diukur melebihi batas tekanan yang diperbolehkan alarm akan berbunyi dan menutup shutdont valve. Vent berungsi membuang panas dan tekanan berlebih dari natural gas yang masuk. Setelah itu, mass flow inlet akan diatur besar masukannya dengan control valve. Didepan control valve, diberikan oriface sebagai indikator aliran yang akan di olah ke flow indikator transmiter dan ditransmisikan data tersebut ke flow indikator control di control room untuk mengontrol bukaan valve agar sesui dengan HMB. Karena valve yang digunakan adalah pneumatik maka sinyal elektrik dari FIC harus dikonver terlebih dahulu di FY. Setelah itu, memasuki proses pretreatment. 2. Pretreatment a. Scruber dan Filter

pEnjelasan P

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pEnjelasan P

Penjelasan P&ID

1. Inlet

proses inlet natural dari PNG masuk melalui ball valve diukur tekana dan temperature. Lalu hasil pengukuran ditransmisikan melalui transmiter menuju kontrol room. Untuk Presure indikator dikontrol room disambungkan dengan PAH. Ketika presure yang diukur melebihi batas tekanan yang diperbolehkan alarm akan berbunyi dan menutup shutdont valve. Vent berungsi membuang panas dan tekanan berlebih dari natural gas yang masuk. Setelah itu, mass flow inlet akan diatur besar masukannya dengan control valve. Didepan control valve, diberikan oriface sebagai indikator aliran yang akan di olah ke flow indikator transmiter dan ditransmisikan data tersebut ke flow indikator control di control room untuk mengontrol bukaan valve agar sesui dengan HMB. Karena valve yang digunakan adalah pneumatik maka sinyal elektrik dari FIC harus dikonver terlebih dahulu di FY. Setelah itu, memasuki proses pretreatment.

2. Pretreatmenta. Scruber dan Filter

Proses pretreatment yang pertama adalah menyaring natural gas dari partikel partikel yang tidak di inginkan dan gas lain. Partikel besar disaring oleh scruber. Dalam scruber, diatur level drain(kotoran). Level drain, di monitoring

Page 2: pEnjelasan P

menggunakan LIT. Lalu ditransmikan ke level control. Ketika level pengotor mencapai batas, maka level control akan mengirim sinyal ke control valve untuk terbuka dan embuang kotoran. Sinyal dari LC diconvert ke peneumatik dengan LY karena control valve model pneumatik. Tekanan di scruber di monitoring menggunakan PIT dan ditransmisikan ke PI dan PAH di kontrol Room. Ketika tekanan melebihi batas, PAH akan memberikan alaram dan membuka PSV untuk emngurangi tekanan. Setelah itu natural gas akan di treatment ke filter. Pengiriman ini melalui check valve agar aliran natural gas tidak berbalik lagi ke scruber.Didalam filter, perlakuuan sama dengan scruber. Hanya saja, filter menyaring engotor dengan ukuran yang lebih kecil dan gas gas yang tidak dibutuhkan. P&ID pada filter pula sama dengan scruber.

b. DRYER3. Kompresi dan Saving.

Proses kompresi mengunakan kompresor yang untu mengugah natural gas bertekanan 25 bar menjadi CNG bertekanan 250 bar. Maka output dari kompresor diberi PIT(presure indikator transmiter) untuk memonitoring dan mentransmisikan besarnya tekanan keluaran kompresor ke PIC(presure indokator kontrol) jika tekanan dibawaha batas, maka PAL(Presure Alarm Low) akan berbunyi dan meningkatkan daya kompresor. Jikatekanan melebihi batas yang di inginkan maka PAH(presure alarm high akan berbunyi dan membuang tekanan berlebih. Saving, CNG disimpan didalam CNG Tube Modul dimana dalam CNG di monitoring Tekanan dan Suhunya, jika tekanan melebihi batas, maka Presure reduce unit akan membuang gas tekanan berlebih. Didiepan dan belakang CNG module tube diberi shutdown valve. Jika Module tube meledak, maka shutdown valve akan menutup proses masuk keluarnya CNG. Jika akan digunakan maka CNG akan di keluarkan dari moduletube. Sebelum di turunkan tekanannya pada proses reduce unit, aliran gas CNG diatur menggunakan sistem flow control.

4. Presure Reduce Unit

Page 3: pEnjelasan P

proses presure reduce unit menggunakan eksansion valve. Kelauaran dari CNG module tube dialirkan di expansion valve, keluaran expansion valve diukur tekanan nya lalu ditansmisikan ke kontrol tekanan di control room. Jika tekanan belum sesuai maka kontrol akan mengatur bukaan ekspansion valve untuk mengatur hingga tekanan sesuai yang diinginkan. Setalah melalui ekspansion valve, suhu dinaikan kembali menggunakan heat excanger. Keluaran natural gas dari heat exchanger, diukur kembali suhunya. Untuk ditransmisikan ke temperature control di control room untuk mengatur bukaan valve input fluida panas suplai heat exchanger yang menaikan suhu natural gas. Agar suhu di natural gas sesuai dengan yang diinginkan.Suplai fluida panas didapat dari boiler yang dipanaskan menggunakan fuel gas dari proses pretreatmen sebelum dryer. Suply fuel gas, diatur dengan mengontrol inputnya menggunakan control valve. Control valve ersebut diatur berdasarkan suhu fluida keluaran boiler, apakah sudah sesuai atau belum. Jia, krang maka TIC akan membuka control alve input fuel gas lebih lebar dan sebaliknya. Pada boiler diberi indikator tekanan. Yang ditransmisikan ke kontrol room. Jika tekanan boiler melebihi batas, maka PSV akan terbuka membuang tekanan berlebih. Jika terjadi vailure fatal seperti boiler meledak, maka shutdwon valve input fuel gas dan output module tube akan tertutup. Sehingga proses presure reduce unit berhenti.