21
49 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK DAERAH I. UMUM Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah. Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah merupakan pilar utama dalam mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pajak-pajak daerah yang termuat didalam peraturan daerah ini selain adanya diskresi tarif juga telah mempertimbangkan aspek rasa keadilan, kemampuan membayar dan demokrasi serta akuntabilitas. Prinsif yang terkandung pada peraturan daerah ini didalam sistem pemungutan pajak menganut kepada : a. Self Assesment atau Wajib Pajak didalam memenuhi kewajibannya dapat menghitung, memperhitungkan dan membayar sendiri pajaknya ke Kas Daerah. b. Official Assesment atau Wajib Pajak didalam memenuhi kewajibannya berdasarkan penetapan dengan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabat dengan cara dilakukan perhitungan pajak terhutang terhadap wajib pajak. Supaya peraturan daerah ini berjalan dengan efektif, perlu terlebih dahulu untuk dilakukan sosialisasi kepada wajib pajak agar dapat dipahami kewajiaban-kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi dan hak yang diperoleh oleh setiap wajib pajak. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup Jelas Pasal 2 Cukup Jelas

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

49

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU

NOMOR 8 TAHUN 2011

TENTANG

PAJAK DAERAH

I. UMUM

Dalam rangka pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjutdengan Peraturan Daerah.

Peraturan Daerah tentang Pajak Daerah merupakan pilar utamadalam mengoptimalkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD),pajak-pajak daerah yang termuat didalam peraturan daerah ini selainadanya diskresi tarif juga telah mempertimbangkan aspek rasakeadilan, kemampuan membayar dan demokrasi serta akuntabilitas.

Prinsif yang terkandung pada peraturan daerah ini didalam sistempemungutan pajak menganut kepada :

a. Self Assesment atau Wajib Pajak didalam memenuhikewajibannya dapat menghitung, memperhitungkan danmembayar sendiri pajaknya ke Kas Daerah.

b. Official Assesment atau Wajib Pajak didalam memenuhikewajibannya berdasarkan penetapan dengan Surat KetetapanPajak Daerah (SKPD) yang dikeluarkan oleh Bupati atau Pejabatdengan cara dilakukan perhitungan pajak terhutang terhadapwajib pajak.

Supaya peraturan daerah ini berjalan dengan efektif, perlu terlebihdahulu untuk dilakukan sosialisasi kepada wajib pajak agar dapatdipahami kewajiaban-kewajiban perpajakan yang harus dipenuhi danhak yang diperoleh oleh setiap wajib pajak.

II. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1Cukup Jelas

Pasal 2Cukup Jelas

Page 2: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

50

Pasal 3Cukup Jelas

Pasal 4Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Cukup Jelas

Ayat (3)Cukup Jelas

Ayat (4)Huruf a

Cukup Jelas

Huruf bPengecualian apartemen, kondominium dan sejenisnyadidasarkan atas izin usahanya.

Huruf cCukup Jelas

Huruf dCukup Jelas

Huruf eCukup Jelas

Pasal 5Cukup Jelas

Pasal 6Cukup Jelas

Pasal 7Cukup Jelas

Pasal 8Cukup Jelas

Pasal 9Cukup Jelas

Pasal 10Cukup Jelas

Pasal 11Ayat (1)

Cukup Jelas

Page 3: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

51

Ayat (2)Cukup Jelas

Ayat (3)Pengusaha Restoran yang nilai penjualannya per bulansampai dengan Rp5.000.000,- (Lima Juta Rupiah) kebawahtidak menjadi Wajib Pajak Restoran atau tidak di pungutpajaknya, batasan tersebut bertujuan untuk melindungipengusaha kecil.

Pasal 12Cukup Jelas

Pasal 13Cukup Jelas

Pasal 14Cukup Jelas

Pasal 15Cukup Jelas

Pasal 16Cukup Jelas

Pasal 17Cukup Jelas

Pasal 18Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Cukup Jelas

Ayat (3)Yang dimaksud dengan “hiburan berupa kesenian rakyat/tradisonal” adalah hiburan kesenian rakyat/tradisonal yangdipandang perlu untuk dilestarikan dan diselenggarakanditempat yang dapat dikunjungi oleh semua lapisanmasyarakat baik dengan bayaran maupun tidak denganbayaran.

Pasal 19Cukup Jelas

Pasal 20Cukup Jelas

Page 4: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

52

Pasal 21Cukup Jelas

Pasal 22Cukup Jelas

Pasal 23Cukup Jelas

Pasal 24Cukup Jelas

Pasal 25Cukup Jelas

Pasal 26Cukup Jelas

Pasal 27Cukup Jelas

Pasal 28Cukup Jelas

Pasal 29Cukup Jelas

Pasal 30Cukup Jelas

Pasal 31Cukup Jelas

Pasal 32Cukup Jelas

Pasal 33Cukup Jelas

Pasal 34Cukup Jelas

Pasal 35Cukup Jelas

Pasal 36Cukup Jelas

Page 5: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

53

Pasal 37Cukup Jelas

Pasal 38Cukup Jelas

Pasal 39Cukup Jelas

Pasal 40Cukup Jelas

Pasal 41Cukup Jelas

Pasal 42Cukup Jelas

Pasal 43Cukup Jelas

Pasal 44Cukup Jelas

Pasal 45Cukup Jelas

Pasal 46Cukup Jelas

Pasal 47Cukup Jelas

Pasal 48Cukup Jelas

Pasal 49Cukup Jelas

Pasal 50Cukup Jelas

Pasal 51Cukup Jelas

Page 6: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

54

Pasal 52Yang dimaksud dengan “Air Tanah” adalah Air yang terdapatdalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah,seperti Air Sungai, Air Sumur, Air Pegunungan atau Air Bukit.

Pasal 53Cukup Jelas

Pasal 54Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Yang dimaksud dengan Orang Pribadi atau Badan adalahOrang Pribadi atau Badan yang melakukan pengambilan ataupemanfaatan air tanah dengan tujuan komersial atau dijualdengan harga tertentu untuk mendapat keuntungan.

Contoh :Perusahaan Daerah Air Minum merupakan Badan UsahaMilik Daerah yang mengambil atau memanfaatkan air tanahuntuk diolah dan dijual dengan harga tertentu, merupakanBadan Usaha yang menjadi Wajib Pajak Air Tanah.

Pasal 55Cukup Jelas

Pasal 56Cukup Jelas

Pasal 57Cukup Jelas

Pasal 58Cukup Jelas

Pasal 59Cukup Jelas

Pasal 60Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “ sarang burung walet” yang telahdikenakan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) adalahsarang burung walet yang berada di kawasan hutan lindungdan/atau sarang burung walet yang memiliki bukti lunas telahmembayar PNBP.

Page 7: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

55

Pasal 61Cukup Jelas

Pasal 62Cukup Jelas

Pasal 63Cukup Jelas

Pasal 64Cukup Jelas

Pasal 65Cukup Jelas

Pasal 66Cukup Jelas

Pasal 67Ayat (1)

Yang dimaksud dengan “kawasan” adalah semua tanah danbangunan yang digunakan oleh perusahaan perkebunan,perhutanan, dan pertambangan di tanah yang diberi hak gunausaha perkebunan, tanah yang diberi hak pengusahaan hutandan tanah yang menjadi wilayah usaha pertambangan.

Ayat (2)Cukup Jelas

Ayat (3)Huruf a

Cukup Jelas

Huruf bYang dimaksud dengan “tidak dimaksudkan untukmemperoleh keuntungan” adalah bahwa objek pajakBumi dan Bangunan itu diusahakan untuk melayanikepentingan umum, dan nyata-nyata tidak ditujukanuntuk mencari keuntungan. Hal ini dapat diketahui antaralain dari anggaran dasar dan anggaran rumah tanggadari yayasan/badan yang bergerak dalam bidang ibadah,sosial, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan,termasuk pengertian ini adalah hutan wisata milikpemerintah/pemerintah daerah sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.

Huruf cCukup Jelas

Page 8: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

56

Huruf dCukup Jelas

Huruf eCukup Jelas

Huruf fCukup Jelas

Ayat (4)Cukup Jelas

Pasal 68Cukup Jelas

Pasal 69Ayat (1)

Penetapan NJOP dapat dilakukan dengan :

a. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis,adalah suatu pendekatan/metode penentuan nilai jualsuatu objek pajak dengan cara membandingkannyadengan objek pajak lain yang sejenis yang letaknyaberdekatan dan fungsinya sama dan telah diketahuiharga jualnya.

b. Nilai perolehan baru, adalah suatu pendekatan/metodepenentuan nilai jual suatu objek pajak dengan caramenghitung seluruh biaya yang dikeluarkan untukmemperoleh objek tersebut pada saat penilaiandilakukan, yang dikurangi dengan penyusutanberdasarkan kondisi pisik objek pajak tersebut.

c. Nilai jual pengganti, adalah suatu pendekatan/metodepenentuan nilai jual suatu objek pajak yang berdasarkanpada hasil produksi objek pajak tersebut.

Ayat (2)Pada dasarnya penetapan NJOP adalah 3 (tiga) tahun sekali.Untuk daerah tertentu yang perkembangan pembangunannyamengakibatkan kenaikan NJOP yang cukup besar, makapenetapan NJOP dapat ditetapkan setahun sekali.

Ayat (3)Cukup Jelas

Pasal 70Cukup Jelas

Page 9: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

57

Pasal 71Nilai jual kena pajak untuk Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)sebelum diterapkan tarif pajak dikurangi terlebih dahulu denganNilai Jual Tidak Kena Pajak sebesar Rp10.000.000,- (sepuluh jutarupiah).

Contoh :“Wajib Pajak A” mempunyai objek pajak berupa :- Tanah seluas 450 m2 dengan harga jual Rp200.000,- /m2 ;- Bangunan seluas 80 m2 dengan nilai jual Rp250.000,- /m2 ;- Taman seluas 50 m2 dengan nilai jual Rp20.000,- /m2 ;

- Pagar sepanjang 95 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 mdengan nilai jual Rp40.000,- /m .

Besarnya pokok pajak yang terutang adalah sebagai berikut :1. NJOP Bumi : 450 x Rp200.000,- = Rp90.000.000,-2. NJOP Bangunan :

a. Rumah dan Garasi80 x Rp250.000,- = Rp20.000.000,-

b. Taman50 x Rp20.000,- = Rp 1.000.000,-

c. Pagar(95 x 1,5 ) x Rp40.000,- = Rp 5.700.000,-

Total NJOP Bangunan Rp26.700.000,-

Nilai Jual Objek Pajak Tidak KenaPajak

= Rp10.000.000,-

Nilai Jual Bangunan Kena Pajak = Rp16.700.000,- +

3. Nilai Jual Objek Pajak Kena Pajak = Rp106.700.000,-

4. Tarif pajak yang ditetapkan dalamperaturan daerah ini adalah 0,3 %

5. PBB terutang : 0,3% x Rp106.700.000,- = Rp320.100,-

Pasal 72Cukup Jelas

Pasal 73Cukup Jelas

Pasal 74Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Penetapan SPPT ini hanya untuk Pajak Bumi dan BangunanPerdesaan dan Perkotaan.

Page 10: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

58

Ayat (3)Cukup Jelas

Pasal 75Cukup Jelas

Pasal 76Cukup Jelas

Pasal 77Cukup Jelas

Pasal 78Cukup Jelas

Pasal 79Cukup Jelas

Pasal 80Cukup Jelas

Pasal 81Contoh :“Pak AHAI” membeli tanah beserta bangunan dengan :- Nilai Perolehan Objek Pajak tersebut = Rp350.000.000,-- Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak

Kena Pajak (NPOPTKP)= Rp 60.000.000,- (-)

- Nilai Perolehan Objek Pajak KenaPajak (NPOPKP)

= Rp290.000.000,-

- Pajak BPHTB yang terutang adalah :5 % x Rp290.000.000,- = Rp 14.500.000,-

Pasal 82Cukup Jelas

Pasal 83Cukup Jelas

Pasal 84Ayat (1)

Cukup Jelas

Ayat (2)Yang dimaksud dengan “risalah lelang” adalah kutipan risalahlelang yang ditandatangani oleh Kepala Kantor yangmembidangi Pelayanan Lelang Negara.

Page 11: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

59

Ayat (3)Cukup Jelas

Pasal 85Cukup Jelas

Pasal 86Cukup Jelas

Pasal 87Cukup Jelas

Pasal 88Cukup Jelas

Pasal 89Cukup Jelas

Pasal 90Ayat (1)

Wijib Pajak yang memenuhi kewajibannya dengan caramembayar sendiri, diwajibkan melaporkan pajak yangterutang dengan menggunakan SPTPD.

Ayat (2)Pajak dibayar sendiri adalah pengenaan pajak yangmemberikan kepercayaan kepada wajib pajak untukmenghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkansendiri pajak yang terutang.

Ayat (3)Cukup Jelas

Ayat (4)Cukup Jelas

Ayat (5)

Pasal 91Cukup Jelas

Pasal 92Cukup Jelas

Page 12: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

60

Pasal 93Ayat (1)

Ketentuan ini memberi kewenangan kepada Bupati untukdapat menerbitkan SKPDKB, SKPDKBT atau SKPDN hanyaterhadap kasus-kasus tertentu, dengan perkataan lain hanyaterhadap wajib pajak tertentu yang nyata-nyata atauberdasarkan hasil pemeriksaan tidak memenuhi kewajibanformal dan/atau kewajiban material.

Contoh :

1. Seorang wajib pajak tidak menyampaikan SPTPD padatahun pajak 2010. setelah ditegur dalam jangka waktutertentu juga belum menyampaikan SPTPD, maka dalamjangka waktu paling lama 5 (lima) tahun Bupati dapatmenerbitkan SKPDKB atas pajak yang terutang.

2. Seorang wajib pajak menayampaikan SPTPD pada tahunpajak 2010. Dalam jangka waktu paling lama 5 (lima)tahun, ternyata dari hasil pemeriksaan SPTPD yangdisampaikan tidak benar. Atas pajak yang terutang yangkurang bayar tersebut, Bupati dapat menerbitkanSKPDKB ditambah dengan sanksi administratif.

3. Wijib Pajak sebagaimana dimaksud dalam contoh yangtelah diterbitkan SKPDKB, apabila dalam jangka waktupaling lama 5 (lima) tahun sesudah pajak yang terutangditemukan data baru dan/atau data yang semula belumterungkap yang menyebabkan pertambahan jumlah pajakyang terutang, maka Bupati dapat menerbitkanSKPDKBT.

4. Wajib Pajak berdasarkan hasil pemeriksaan ternyatajumlah pajak yang terutang sama besarnya denganjumlah kredit pajak atau pajak tidak terutang dan tidakada kredit pajak, maka Bupati dapat menerbitkan SKPDN.

Huruf aAngka 1)

Cukup Jelas

Angka 2)Cukup Jelas

Angka 3)Yang dimaksud dengan ‘penetapan pajak secara“jabatan” adalah penetapan besarnya pajak terutangyang dilakukan oleh Bupati atau Pejabat yangditunjuk berdasarkan data yang ada atauketerangan lain yang dimiliki.

Huruf bCukup Jelas

Page 13: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

61

Huruf cCukup Jelas

Ayat (2)Ketentuan ini mengatur sanksi terhadap wajib pajak yangtidak memenuhi kewajiban perpejakannya yaitu mengenakansanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)sebulan dari pajak yang tidak atau terlambat dibayar untukjangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan ataspajak yang tidak atau terlambat dibayar. Sanksi administratifberupa bunga dihitung sejak saat terutangnya pajaksampaidengan diterbitkannya SKPDKB.

Ayat (3)Dalam hal wajib pajak tidak memenuhi kewajibanperpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,yaitu dengan ditemukannya data baru dan/atau data yangsemula belum terungkap yang berasal dari hasil pemeriksaansehingga pajak yang terutang bertambah, maka terhadapwajib pajak dikenakan sanksi administratif berupa kenaikan100% (sertus persen) dari jumlah kekurangan pajak. Sanksiadministratif ini tidak dikenakan apabila wajib pajakmelaporkannya sebelum diadakan tindakan pemeriksaan.

Ayat (4)Cukup Jelas

Ayat (5)Dalam hal wajib pajak tidak memenuhi kewajibanperpajakannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf aangka 3), yaitu wajib pajak tidak mengisi SPTPD yangseharusnya dilakukannya, dikenakan sanksi administrativeberupa kenaikan pajak sebesar 25% (dua pulh lima persen)dari pokok pajak yang terutang.

Dalam kasus ini, Bupati menetapkan pajak yang terutangsecara jabatan melalui penerbitan SKPDKB.

Selain sanksi administratif berupa kenaikan sebesar 25%(dua puluh lima persen) dari pokok pajak yang terutang jugadikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2%(dua persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atauterlambat dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (duapuluh empat) bulan. Sanksi administratif berupa bungadihitung sejak saat terutangnya pajak sampai denganditerbitkannya SKPDKB.

Pasal 94Cukup Jelas

Page 14: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

62

Pasal 95Cukup Jelas

Pasal 96Cukup Jelas

Pasal 97Cukup Jelas

Pasal 98Cukup Jelas

Pasal 99Cukup Jelas

Pasal 100Cukup Jelas

Pasal 101Cukup Jelas

Pasal 102Cukup Jelas

Pasal 103Cukup Jelas

Pasal 104Cukup Jelas

Pasal 105Cukup Jelas

Pasal 106Cukup Jelas

Pasal 107Cukup Jelas

Pasal 108Cukup Jelas

Pasal 109Cukup Jelas

Pasal 110Cukup Jelas

Page 15: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

63

Pasal 111Cukup Jelas

Pasal 112Cukup Jelas

Pasal 113Cukup Jelas

Pasal 114Cukup Jelas

Pasal 115Cukup Jelas

Pasal 116Cukup Jelas

Pasal 117Cukup Jelas

Pasal 118Cukup Jelas

Page 16: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

64

Pasal 119Cukup Jelas

Pasal 120Cukup Jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULUNOMOR

Page 17: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

65

Page 18: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

66

Page 19: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

67

Page 20: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

68

Ditetapkan di : PutussibauPada Tanggal :BUPATI KAPUA HULU,

ABANG MUHAMAD NASIR,SHDiundangkan di PutussibauPada TanggalSEKRETARIS DAERAH,

Ir.H. M. SUKRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN NOMOR

Page 21: PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/...penjelasan.pdftentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, perlu diatur lebih lanjut ... dipahami

69

Ditetapkan diPutussibau

pada tanggal

BUPATI KAPUAS HULU,

Drs. H. ABANG TAMBUL HUSIN

TEMBUSAN Keputusan ini disampaikan kepada Yth ;

1. Gubernur Kalimantan Barat di Pontianak ;Up. Kepala Biro Hukum ;

2. Inspektur Propinsi Kalimantan Barat di Pontianak ;3. Kepala Dinas Pendapatan Daerah Propinsi Kalimantan Barat di Pontianak ;4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sintang di Sintang ;5. Inspektur Kabupaten Kapuas Hulu di Putussibau ;6. Kepala Kantor Pelayanan Penyuluhan dan Konsultasi Perpajakan (KP2KP)

di Putussibau ;7. Yang bersangkutan untuk diketahui dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.