Peningkatan Minat Baca Dikalangan Siswa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mahasiswa klinik

Citation preview

MAKALAHPENINGKATAN MINAT BACA DIKALANGAN SISWA

IIII

DISUSUN OLEHCHAIRUL ANAM

KEMENTRIAN KESEHATAN RIRUMAH SAKIT KETERGANTUNGAN OBAT JAKARTAJL. LAPANGAN TEMBAK NO. 75 KELURAHAN CIBUBURJAKARTA TIMUR 13720

SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini:Nama: Suharno, S.SosNip: 197307301994031007Jabatan: Ka. Instalasi Publikasi, Dokumentasi dan PerpustakanUnit Organisasi: Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa makalah yang berjudul :PENINGKATAN MINAT BACA DIKALANGAN SISWADisusun oleh: Chairul AnamNip: 196006261982011002Jabatan/Pangkat/Gol/: Pustakawan Madya/Pembina/IV.aUnit Organisasi: Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta

Adalah benar bahwa makalah tersebut diatas didokumentasikan di Perpustakan Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta guna menambah koleksi bahan pustaka.Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan seperrlunya.

Jakarta, 15 September 2008Rumah Sakit Ketergantungan Obat Ka. Instalasi Publikasi, Dokumentasi dan Perpustakan

Suharno, S.Sos197307301994031007

ABSTRAK

A. Chairul Anam, Nip 140122718B. Makalah PENINGKATAN MINAT BACA DIKALANGAN SISWAC. 11 Halaman

Budaya membaca dan menulis di tanah air Indonesia masih belum begitu populer. Akibatnya, para siswa Indonesia sering mendapatkan kesulitan bila diberi tugas oleh guru mereka. Para siswa Indonesia masih belum terbiasa dengan membaca maupun menulis. Walaupun mereka sebenarnya mengetahui bahwa, kegiatan membaca dan menulis itu sangat penting untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.Bagi mereka kegiatan membaca dan menulis dianggap sebagai suatu hal yang sulit dikarenakan belum terbiasa. Dengan kondisi seperti ini maka para pendidik dituntuk untuk bisa membangunkan para siswa agar menjadi terbiasa dengan kegiatan membaca dan menulis untuk mencerdaskan bangsa agar bisa menjadi maju.Dalam hal ini adanya perpustakaan sekolah harus dikembangkan dengan diperbanyak koleksi bahan pustaka maupun sarana pendukung lainnya guna meningkatkan minat baca siswa.

D. PenutupE. Daftar Pustaka

PENDAHULUAN

Masih jarang kita temukan kalanga remaja kita seperti para siswa yang gemar membaca. Mereka lebih gemar bersenang-senang dengan jalan-jalan ke mall, nonton sinetron, film, atau mendengarkan musik, bahkan lebih suka nongkrong di jalanan.Rendahnya minat baca ini secara tidak langsung berdampak pada rendahnya minat untuk menulis. Kegiatan membaca merupapakan suatu kegiatan yang sulit dilakukan bila tidak diajarkan sedini mungkin. Paling tidak sedari anak-anak duduk dibangku sekolah dasar kegiatan membaca harus mulai diajarkan.Perpustakaan sekolah harus lebih dimanfaatkan oleh para guru untuk membiasakan para siswa dengan membaca. Para guru juga diharapkan sering menyuruh para siswanya untuk banyak membaca untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan.

POKOK PEMBAHASAN

Masalah pendidikan dihadapkan pada kondisi yang pasif, yaitu kurangnya gairah membca pada siswa. Hasil survei United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) tahun 1992 menyebutkan, tingkat minat baca siswa Indonesia menempati urutan ke 27 dari 32 negara. Sedangka survei yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional tahun 1995 menyatakan, sebanyakk 57% pembaca dinilai sekedar membaca, tanpa mengetahui dan menghayati apa yang dibacanya.Salah satu upaya pengembangan minat baca siswa adalah dengan memanfaatkan adanya perpustakaan sekolah. Perpusakaan sekolah merupakan salah satu syarat mutlak yang diperlukan untuk pengembangan program minat baca siswa. Walaupun saat ini minat baca masih menjadi pekerjaan rumah dan belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Berbagai program tekah dilakukan untuk meningkatkan minat baca siswa.Pemerintah, praktisi pendidikan, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan masyarakat yang peduli pada komunitas minat baca saat ini telah melakukan berbagai kegiatan yang diharapkan mampu meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap pembaca. Akan tetapi berbagai program tersebut belum memperlihatkan hasil yang maksimal.Untuk mewujudkan bangsa berbudaya baca, maka bangsa Indonesia perlu melakukan pembinaan minat baca anak. Pembinaan minat baca anak merupakan langkah awal sekaligus cara yang efektif menuju bangsa berbudaya baca. Masa anak-anak merupakan masa yang tepat untuk menananmkan sebuah kebiasaan, dan kebiasaan akan terbawa hingga anak tumbuh dewasa.Pada usia sekolah dasar, anak mulai dikenalkan dengan huruf, belajar mengeja kata, dan kemudian belajar memaknai kata-kata tersebut dalam suatu kesatuan kalimat yang memiliki arti. Saat tersebut merupakan waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan membaca pada anak. Setelah anak-anak mampu membaca, anak-anak perlu diberikan bahan bacaan yang menarik sehingga mampu menggugah minat anak untuk membaca buku.Minat baca anak harus dipupuk dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan layak baca bagi perkembangan anak sehingga minat membaca tersebut akan membentuk kebiasaan membaca. Apabila kebiasaan membaca telah tertanam pada diri anak, maka setelah dewasa akan merasa kehilangan apabila sehari saja tidak membaca. Dari kebiasaan individu ini kemudian akan berkembang menjadi budaya baca masyarakat.Akan tetapi pembinaan minat baca anak saat ini sering terbentur dengan masalah ketersediaan saran baca. Tidak semua anak-anak mampu mendapatkan buku yang mampu menggugah minat mereka untuk membaca. Faktor ekonomi atau minimnya kesadaran orang tua untuk menyediakan buku bagi anak menyebabkan anak-anak sulit mendapatkan buku yang dibutuhkan.Tidak tersedianya sarana membaca merupakan masalah besar dalam pembinaan minat baca anak. Anak-anak tidak dapat memanjakan minat bacanya karena tidak tersedianya sarana baca yang mampu menggugah minat anak untuk membaca. Untuk mengatasi masalah ketersediaan sarana baca, salah satunya dapat dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan perpustakaan sekolah. Perpusatakaan sekolah dapat difungsikan sebagai institusi penyedia sarana cuma-cuma bagi anak.Melalui komunitas yang dihimpun perpustkaan-perpustakaan sekolah, maka akan semakin menumbuhkan kebiasan membaca anak. Namun demikian amat disayangkan, bahwa perpustakaan sekolah yang dijadikan ujung tombak dalam pembinaan minat baca anak justru dalam kondisi memprihatinkan. Bahkan saat ini masih banyak sekolah dasar yang belum memiliki perpustakaan, kalaupun toh ada sekolah yang telah mempunyai perpustakaan sekolah, perpustakaan tersebut belum dikelola dengan baik. Hanya sekolah-sekolah tertentu yang unggulan yang sadar akan pentingnya perpustakaan, sehingga perpustakaan dikelola dengan baik. Banyak perpustakaan sekolah yang pengelolaanya terkadang asal jalan.Hal ini terlihat dari segi koleksi, sarana perpustakaan, serta tenaga pengelola perpustakaan yang masih minimum. Rak-rak perpustakaan sebagian besar berisi buku-buku paket, sehingga kurangmampu menarik minat siswa untuk mengakses perpustakaan. Sarana dan prasarana perpustakaan yang seadanya menyebabkan suasana perpustakaan kurang nyaman. Selain itu banyak perpustakaan sekolah yang tidak dikelola oleh tenaga profesional bidang perpustakaan.Perpustakaan sekolah dikelolah oleh guru pustakawan atau guru yang merangkap sebagai pengelola perpustakaan. Guru tersebut memiliki tanggung jawab utama sebagai pengajar, sehingga menyebabkan perpustakaan kurang terkonrol. Perbailan perpustakaan sekolah sudah saatnya harus dilakukan. Hal ini demi terwujudnya perpustakaan sekolah sebagai sarana baca yang baik bagi anak-anak.Dengan perbaikan ini diharapkan dapat memotivasi anak-anak untuk berkunjung dan membaca koleksi perpustakaan.Perbaikan yang dapat dilakukan diantaranya adalaha :1. Koleksi perpustakaan terus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Sudah saatnya perpustakaaan tidak hanya berisi bku-buk paket, koleksi perpustakaan juga dapat berupa buku-buku bacaan yang mampu menarik siswa untuk membacanya. Selain itu perpustakaan dapat juga melengkapi koleksisnya dengan koleksi audiovisual, sehingga tidak memberikan kesan layanan yang monoton atau membosankan.2. Sarana yang dalam hal ini adalah perabot perpustakaan, perlu dilengkapi dengan alat pendingin (AC), televisi, computer multimedia. Perabot perpustakaan perlu didesain dan disusun sesuai dengan kondisi fisik anak-anak sehingga dapat memberikan kesany nyaman bagi anak. Ruang perpustakaan dapat di cat warna-warni dan dilukis dengan gambar lucu, sehingga menghilangkan kesan formil perpustakaan. Dengan perubahan kondisi fisik perpustakaan ini akan memberikan kesan nyaman bila berada di perpustkaan sehingga anak-anak akan rajin datang ke perpustakaan.3. Masalah sumber daya manusia (SDM) perpustakaan juga perlu mendapat perhatian. Perpustakaan harus dikelola oleh tenaga yang memiliki keahlian serta berlatar belakang ilmu perpustakaan, dokumentasi, informasi. Sumber daya manusia (SDM) yang memiliki latar belakang ilmu perpustakaan akan dapat mengerti bagaiman mengelola serta mengembangkan perpustakaan akan dapat mengerti bagaimana mengelola serta mengembangkan perpustakaan berdasarkan kaidah ilmu perpustakaan. Memberikan tanggung jawab pengelolaan perpustakaan kepada guru perlu dikaji ulang. Guru sudah mempunyai tugas utama sebagi tenga pengajar tidak akan mampu maksimal dalam pengembangan perpustakaan karena harus membagi waktunya untuk mengajar. Perpustakaan akan terbengkalai apabila guru tersebut mendapat tugas mengajar. Keadaan seperti ini tentu dapat menghambat proses pembinaan minat baca anak.4. Masalah keterbatasan koleksi, saran perpustakaan serta miniminya sumber daya manusia dibidang perpustakaan disebabkan karena keterbatasan dana. Keterbatasa dana menyebabkan perpustakaan tidak mampu membeli buku, melengkapi sarana perpustakaan dengan membayat tenag profesional untuk mengelola perpustakaan. Sebagai solusinya diperlukan perhatia pemerintah, pengelola sekolah serta peran aktif wali murid.Pemerintah perlu memberika perhatian bagi pengembangam perpustakaan sekolah. Perhatian dapat diberikan dalam bentuk pemberian dana bagi pengembangan perpustakaan sekolah, kebijakan yang merangsang perkembangan perpustakaan sekolah serta penghargaan kepada meraka yang berjasa dalam pengembangan perpustakaan.Perpustakaan sekolah juga dapat mengoptimalkan keberadaan wali murid yang terhimpun dalam komite sekolah dalam pengembangan perpustakaan sekolah. Wali murid dapat dimintai bantuan dalam pendanaan perpustakaan. Tentunya wali murid tidak akan mengeluarkan biata bagi perkembangan sekolah, karena manfaat perpustakaan sekolah akan kembali kepada putra-putri mereka.Selain itu pihak sekolah juga dapat menyusun program pengembangan perpustakaan sekolah dan mengajukannya ke perusahaan-perusahaan, instansi atau indinvidu yang memiliki perhatian dibidang pendidikan minat baca dan perpustakaan.

PENUTUP

Dengan berbagai perbaikan-perbaikan tersebut diatas, maka perpustakaan sekolah akan semakin menarik. Perubahan-perubahan ini akan menjadi motivasi bagi siswa maupun siswi untuk mengakses perpustakaan sekolah. Apabila perbaika ini dilakukan mulai sekarang, maka akan bisa dipastikan dalam sepuluh atau lima belas tahun kedepan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang gemar membaca.

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Erik Purnama PutraDalam artikel opini pembaca harian umum Media Indonesia Januari 20082. Artikel PendidikanHarian umum Media Indonesia Maret 20083. Suharti Akhadiah, Maidar G Arsjad, Sakura H RidwanPembinaan Kemampuan Menulis Bahasa IndonesiaPenerbit Erlangga, Jakart 19924. Muhammad AliKamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern, Penerbit pustaka Armani, Jakarta 20015. Ivenik Dewintari SSinonim Modern Bahasa Indonesia, Penerbit Aprindo, Jakarta 2002