Upload
lyxuyen
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MATERI PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW DENGAN PENDEKATAN JAS DAN PENILAIAN AUTENTIK
DI SMP NEGERI 6 SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian Studi Strata 1 untuk mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun oleh:
Nama : Fajar
NIM : 4401402004
Program Studi : Pendidikan Biologi S1
Jurusan : Biologi
Fakultas : MIPA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2006
ii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan
Lingkungan Melalui Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
dengan Pendekatan JAS dan Penilaian Autentik di SMP
Negeri 6 Semarang.
Telah dipertahankan di depan sidang panitia ujian skripsi Jurusan Biologi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 23 Agustus 2006
Panitia Ujian
Ketua
Drs. Kasmadi Iman S., M. S. NIP.130781011
Pembimbing I
Drs. Y. Ulung Anggraito, M. Si. NIP. 131900802
Pembimbing II
Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009
Sekretaris Ir. Tuti Widianti, M. Biomed. NIP. 130781009
Anggota Penguji
1. Drs. F. Putut Martin H.B., M.Si. NIP. 132231403
2. Drs. Y. Ulung Anggraito, M. Si.
NIP. 131900802 3. Ir. Tuti Widianti, M. Biomed.
NIP. 130781009
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
1. “Bacalah dengan menyebut nama TuhanMu, Yang menciptakan. Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan TuhanMu Yang Maha
Pemurah, Yang telah mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia telah
mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al ’Alaq: 1-5)
2. “….. Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-
orang yang tidak mengetahui?”, Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat
menerima pelajaran”. (Q.S. Az Zumar (39): 9)
3. “….. Dan apabila dikatakan ”Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah
meninggikan orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi
pengetahuan beberapa derajat. .............” ( Q.S. Al Mujaadalah (58): 11)
PERSEMBAHAN
Karya kecil ini saya persembahkan buat:
1. Bapak dan Ibu yang selalu menyayangiku dan mendoakanku.
2. Saudara/saudariku atas semangat dan dukungannya.
3. Keponakanku Isrofah, Indri dan Silfia yang manis dan lucu.
4. Orang-orang yang telah mengajariku baik ilmu agama maupun pengetahuan.
5. The beloved Ani yang selalu mendukung dan membantu.
6. Sahabatku Fitri, Zulfah, Poncowati, Ana, Ully, Winarni, Wulan, Anita, dll yang
mendukung dan membantuku.
7. Teman-teman seperjuangan Bio-Excharge’02.
8. Kepada semua friends yang ada di kos Ozon.
iv
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah SWT., yang telah memberi rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran Materi Pengelolaan Lingkungan melalui
Pembelajaran Kooperatif Jigsaw dengan Pendekatan JAS dan Penilaian Autentik di
SMP Negeri 6 Semarang”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak dapat tersusun dengan baik tanpa
bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor UNNES yang telah memberi kesempatan kuliah.
2. Dekan FMIPA UNNES yang telah memberi ijin penelitian.
3. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNNES yang telah memberi kemudahan dan
kelancaran dalam penysusnan skripsi ini.
4. Drs Y. Ulung Anggraito, M.Si dan Ir Tuti Widianti, M. Biomed sebagai dosen
pembimbing yang telah dengan sabar membimbing dan memberi petunjuk serta
pengarahan selama penulisan skripsi.
5. Kepala SMP 6 Semarang telah memberi ijin dan kemudahan selama penelitian.
6. Mardiyanti Pujiastuti, A.Md, SH. selaku guru Biologi SMP 6 Semarang yang
telah memberi waktu dan tenaganya selama penelitian.
7. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu atas bantuannya
selama dilaksanakannya penelitian sampai selesainya penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, untuk itu
dengan segala kerendahan hati penulis bersedia menerima kritik dan saran demi
sempurnanya skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua
pihak.
Semarang, 27 September 2006
Penulis.
v
ABSTRAK
Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran dan wawancara guru diperoleh data, bahwa dalam proses pembelajaran masih kurang kerjasama antar siswa, masih ramai, dan interaksi dalam kelas belum optimal. Keadaan tersebut membuat siswa tidak kosentrasi, terjadi persaingan tidak baik dan kurang tertarik pada pembelajaran. Hasil nilai ulangan harian pada materi Ekosistem dengan nilai rata-rata kelas sebesar 63,5. Dalam sistem penilaian masih menitikberatkan pada ranah kognitif dan siswa masih kurang dilibatkan dalam penilaian. Data tersebut diperoleh dari hasil wawancara guru dan angket siswa. Dengan alasan di atas, bahwa kualitas pembelajaran materi Ekosistem di kelas VIIB SMP Negeri 6 Semarang semester II tahun ajaran 2005/2006 masih rendah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut diterapkan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Strategi ini diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, sebab lebih mengaktifkan siswa, materi yang dibahas lebih nyata dan mudah untuk dipahami, dapat meningkatkan kerjasama dan sikap tanggung jawab serta saling menghargai. Penilaian autentik melibatkan siswa dalam penilaian sehingga siswa lebih termotivasi untuk belajar. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik.
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 6 Semarang semester II tahun ajaran 2005/2006 dengan jumlah siswa 48 orang yang terdiri dari 19 lelaki dan 29 perempuan. Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, tiap siklus dalam penelitian meliputi empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting). Indikator keberhasilan penelitian ini adalah selama proses pembelajaran ≥85% siswa aktif dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar siswa secara klasikal adalah 85% siswa memperoleh nilai ≥ 65.
Dari tiga siklus PTK diperoleh data bahwa keaktifan siswa selama pelaksanaan pembelajaran berturut-turut pada siklus I, siklus II dan siklus III sebesar 85,42%, 87,5% dan 93,75%. Ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal berturut-turut sebesar 85,42%, 83,33%, dan 93,75% untuk siklus I, siklus II dan siklus III.
Berdasarkan data penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan pada kelas VII B SMP Negeri 6 Semarang.
Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif, Jigsaw, Pendekatan JAS, Penilaian Autentik.
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i
PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iii
PRAKATA............................................................................................................. iv
ABSTRAK ............................................................................................................ v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... x
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Penegasan Istilah .................................................................................. 5
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 8
1. Belajar dan Pembelajaran................................................................. 8
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................................... 9
3. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw...................................................... 11
4. Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) .......................................... 19
5. Penilaian Autentik dalam Proses Pembelajaran .............................. 22
vii
B. Hipotesis Tindakan ............................................................................... 26
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian .......................................... 27
B. Faktor yang Diteliti ............................................................................... 27
C. Rencana Tindakan ................................................................................ 27
D. Instrumen Penelitian ............................................................................. 32
E. Data dan Cara Pengambilan Data .......................................................... 35
F. Metode Analisis Data ............................................................................ 36
G. Indikator Kinerja .................................................................................. 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Keaktifan Siswa dan Pembahasan ................................................... 39
2. Hasil Belajar Siswa dan Pembahasan .............................................. 44
3. Tanggapan Siswa dan Pembahasan ................................................. 49
4. Data Kinerja Guru dan Pembahasan ............................................... 51
5. Data Wawancara guru dan Pembahasan ......................................... 55
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan .............................................................................................. 58
B. Saran...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 62
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Tingkat Kesukaran Soal Tes Hasil Uji Coba .................................................. 32
2. Daya Pembeda Soal Tes Hasil Uji Coba ......................................................... 33
3. Validitas Soal Tes Hasil Uji Coba .................................................................. 33
4. Rekapitulasi Data Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran .................. 39
5. Hasil Tes Siswa Tiap Siklus ............................................................................ 44
6. Hasil Angket Siswa Setiap Akhir Siklus ......................................................... 50
7. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran ................................... 52
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw ................................................................................ 19
2. Hubungan Antar Komponen dalam KBK ......................................................... 22
3. Alur Penelitian .................................................................................................. 31
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman 1. Lampiran Silabus dan Sistem Penilaian .......................................................... 62
2. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus I ...................................................... 63
3. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus II ..................................................... 74
4. Lampiran Rencana Pembelajaran Siklus III .................................................... 84
5. Lampiran Rekap Hasil Uji Coba Tes .............................................................. 88
6. Lampiran Contoh Perhitungan Analisis Uji Coba Tes .................................... 91
7. Lampiran Kisi-kisi Soal Tes Akhir Siklus ...................................................... 95
8. Lampiran Soal Tes Akhir ................................................................................ 97
9. Lampiran Hasil Tes Akhir Siklus .................................................................... 106
10. Lampiran Rekap Nilai Tes Akhir Siklus ......................................................... 114
11. Lampiran Angket Awal Siswa ........................................................................ 115
12. Lampiran Angket Akhir Siklus ....................................................................... 117
13. Lampiran Hasil Angket Siswa Setiap Siklus .................................................. 118
14. Lampiran Lembar Observasi Aktivitas Siswa ................................................. 121
15. Lampiran Hasil Observasi aktivitas Siswa pada Siklus I ................................ 122
16. Lampiran Rekap Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus II ............................ 125
17. Lampiran Rekap Hasil Observasi aktivitas Siswa Siklus III .......................... 127
18. Lampiran Hasil Skor Kinerja Siswa ................................................................ 129
19. Lampiran Rekap Skor Per Kelompok ............................................................ 130
20. Lampiran Pedoman Wawancara Guru ............................................................ 132
21. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus I .......................................... 133
xi
22. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus II.......................................... 134
23. Lampiran Rekap Hasil Wawancara Guru Siklus III ........................................ 135
24. Lampiran Format Lembar Observasi Guru...................................................... 136
25. Lampiran Data Skor Kinerja Guru................................................................... 137
26. Lampiran Foto-foto Penelitian ........................................................................ 138
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) menitikberatkan pada penguasaan
kompetensi oleh siswa dan dalam proses pembelajaran siswa yang aktif membentuk
pengetahuannya. KBK diterapkan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah. Pembelajaran yang berkualitas dapat di
lihat dari dua aspek yaitu proses pembelajaran dan hasil belajar. Proses pembelajaran
yang berkualitas ditunjukkan adanya aktivitas di dalam kelas yang optimal sehingga
proses pembelajaran yang aktif, efektif, menyenangkan, efektif dan kreatif.
Pembelajaran yang berkualitas akan mendukung perolehan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar juga dipengharui oleh sistem penilaian yang digunakan oleh
guru. Sistem penilaian yang baik yaitu dapat mengumpulkan informasi yang
sebenarnya (autentik) dan lengkap tentang siswa sehingga menunjukan kemajuan
belajar siswa yang sebenarnya serta dapat memotivasi siswa untuk belajar.
Namun dalam kenyataan di lapangan, pelaksanaan KBK masih menemui
banyak kendala sehingga masih banyak proses pembelajaran yang berjalan satu arah
dan masih menitikberatkan pada penilaian ranah kognitif. Hal ini karena guru yang
belum menemukan metode pembelajaran dan sistem penilaian yang tepat.
Hasil observasi awal terhadap proses pembelajaran yang berlangsung di kelas
VII-B SMP Negeri 6 Semarang menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
lebih banyak kegiatan di dalam kelas, kurang bervariasi dan kurang memanfaatkan
lingkungan sebagai media pembelajaran sehingga pembelajaran kurang menarik
2
minat siswa. Proses pembelajaran tersebut menimbulkan kecenderungan siswa
bersikap pasif dan kurang memotivasi siswa, sehingga penguasaan kompetensi masih
rendah. Dalam proses pembelajaran, interaksi dalam kelas juga belum optimal,
kurang kerjasama antara siswa, kurang saling membantu dan lebih nampak sikap
indivudialisme siswa, berdasarkan hasil wawancara dengan guru Biologi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa dan hasil angket awal siswa
menunjukkan sebagian besar siswa (75%) senang dan tertarik dengan Biologi.
Berdasarkan data awal ulangan harian kelas VII SMP Negeri 6 Semarang
tahun 2004/2005, diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 6,35 dan ketuntasan belajar
sebesar 68,75%. Standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) SMP Negeri 6
Semarang sebesar 6,5. Hal tersebut menunjukan hasil belajar siswa masih rendah.
Rendahnya hasil belajar juga dipengaruhi sistem penilaian yang digunakan guru
yaitu tes tertulis masih dominan, kurang pemberian tugas portofolio, penilaian
kinerja kurang dan kurang melibatkan siswa dalam penilaian. Kenyataan ini
berdasarkan hasil angket siswa yang sebagian besar (60,41%) siswa menyatakan
belum pernah terlibat dalam menilai hasil karya sendiri. Kelas VII-B berada dekat
dengan jalan raya dan selokan kotor sehingga proses pembelajaran menjadi kurang
kondusif karena terganggu suara kendaraan bermotor dan bau selokan. Dengan
kondisi kelas VIIB ini dapat mempengaruhi kinerja siswa dalam pembelajaran dan
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Materi Pengelolaan Lingkungan merupakan materi tentang keadaan
lingkungan sekitar dan penerapan konsep sains untuk menjaga keseimbangan
lingkungan. Pembelajaran materi Pengelolaan Lingkungan lebih tepat dengan
kegiatan eksplorasi lingkungan karena akan lebih faktual dan nyata, lebih menarik
3
minat siswa, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar dan konsep Biologi lebih
mudah dipahami dan lebih lama diingat. Proses pembelajaran biologi tersebut sejalan
dengan pembelajaran berpendekatan jelajah alam sekitar (JAS). Pembelajaran
berpendekatan JAS merupakan pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan sekitar
siswa baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai obyek belajar biologi
seperti selokan, jalan raya dan lingkungan sekolah.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi pembelajaran yang
mengajarkan kerjasama antar siswa, saling membantu, saling menghargai,
mengaktifkan siswa dan tidak menggolongkan siswa sehingga tidak terjadi
persaingan tidak sehat dalam pembelajaran dan antar kelompok. Salah satu strategi
pembelajaran kooperatif yaitu Jigsaw yang membagi siswa dalam kelompok kecil
yang heterogen. Pada Jigsaw ada pembagian tugas, setiap siswa mendapatkan
tugasnya masing-masing untuk dikerjakan di kelompok ahli, sebelum mengajarkan
pada teman-temannya sehingga setiap siswa mendapatkan tugas, aktif dalam
pembelajaran dan saling bekerjasama serta saling membantu teman dalam mencapai
kompetensi.
Sistem penilaian autentik tidak hanya menilai ranah kognitif tetapi juga ranah
afektif, ranah psikomotorik, penilaian produk, portofolio, asesmen kinerja dan
asesmen diri. Adanya keterlibatan siswa di dalam penilaian akan meningkatkan
motivasi siswa dalam belajar dan mendukung perolehan hasil belajar yang baik.
Dengan demikian, penilaian autentik akan lebih lengkap dalam mengumpulkan
informasi yang sebenarnya tentang keberhasilan siswa dan kemajuan belajar siswa
serta penilaian siswa sesuai dengan kemampuannya.
4
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian di atas maka pokok permasalahan yang akan dikaji adalah
“Apakah penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan
penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan
Lingkungan?”.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini mempunyai tujuan yaitu: “Untuk mengetahui
peningkatan kualitas pembelajaran materi Pengelolan Lingkungan melalui
pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik di
SMP Negeri 6 Semarang”.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah
dan peneliti.
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan tanggung jawab perseorangan, karena dalam strategi Jigsaw
masing-masing siswa mendapat tugas satu materi tertentu dan harus
menjelaskan pada kelompoknya. Siswa yang tidak melaksanakan tugasnya
akan dituntut oleh rekan satu kelompok agar tidak menghambat yang lainya.
b. Memperdalam pemahaman, karena masing-masing anggota kelompok harus
menjelaskan bahan pelajaran bagiannya kepada anggota kelompok lainnya.
c. Meningkatkan rasa harga diri, motivasi belajar, mengurangi sifat apatis,
mengurangi perilaku yang menggangu, meningkatkan perbaikan diri, dan sikap
5
saling menbantu karena mereka bekerja dalam kelompok yang mempunyai
tujuan sama.
2. Bagi Guru
a. Mendapatkan suatu strategi pembelajaran biologi yaitu strategi pembelajaran
kooperatif Jigsaw sebagai suatu alternatif dalam upaya mengaktifkan siswa
dalam pembelajaran.
b. Membantu guru untuk melaksanakan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar
secara efisien dan efektif.
c. Mendapatkan pendekatan pembelajaran yang efektif dan efisien dalam
pembelajaran Biologi yaitu pembelajaran Biologi dengan pendekatan JAS.
3. Sekolah
Memberikan sumbangan dalam perbaikan proses pembelajaran untuk
meningkatkan potensi belajar siswa yang akhirnya berpengaruh pada mutu
sekolah.
4. Peneliti
Mendapatkan pengalaman dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
E. Penegasan Istilah
Dalam peneliltian ini perlu dijelaskan istilah yang berkaitan dengan judul
penelitian agar tidak terjadi salah penafsiran. Adapun istilah yang perlu dijelaskan
adalah:
6
1. Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Dalam penelitian ini peningkatan kualitas pembelajaran yang dimaksud
adalah bertambah baiknya proses pembelajaran yang dilaksanakan guru dalam
pembelajaran di kelas. Perbaikan yang diharapkan dalam proses pembelajaran yaitu
meningkatnya partisipasi siswa dan meningkatnya hasil belajar.
2. Pembelajaran dengan Pendekatan Jelajah Alam sekitar (JAS)
Pembelajaran JAS merupakan pendekatan pembelajaran yang memanfaatkan
lingkungan alam sekitar siswa baik lingkungan fisik, sosial, maupun budaya sebagai
obyek belajar biologi yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah. Pendekatan
ini menekankan pada kegiatan pembelajaran yang berkaitan dengan situasi dunia
nyata sehingga selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh
peserta didik. Pendekatan JAS memungkinkan peserta didik mempelajari berbagai
konsep dan cara mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajar
lebih berdaya guna bagi kehidupannya (Ridlo, 2005).
3. Kooperatif Jigsaw
Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang membagi siswa
ke dalam kelompok kecil dengan karakteristik heterogen. Setiap individu siswa
dalam kelompok asal diberikan tugas mempelajari satu topik tertentu. Masing-
masing siswa bertanggungjawab mempelajari topik yang ditugaskan dan
mengajarkan kepada seluruh anggota kelompok lainnya. Siswa dari kelompok yang
berbeda berkumpul dalam satu kelompok untuk mempelajari suatu materi atau topik
yang sama dengan mendiskusikan bagian materi atau topik yang telah ditugaskan,
sebelum mengajarkannya kepada teman-temannya (Ibrahim dkk, 2001).
7
4. Penilaian Autentik
Dalam penelitian ini yang dimaksud penilaian autentik atau asesmen autentik
yaitu proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi yang lengkap
tentang siswa (Ibrahim, 2003). Penilaian autentik yang digunakan berupa asesmen
kinerja, asesmen diri, dan portofolio (Nur, 2005).
5. Materi Pengelolaan Lingkungan
Materi Pengelolaan Lingkungan mempelajari tentang konsekuansi
penebangan hutan, pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah dan materi
pengayaan pencemaran suara. Penyajian materi Pengelolaan Lingkungan sesuai
dengan kurikulum 2004 SMP. Penyampian materi Pengelolaan Lingkungan
dilaksanakan dalam 10 jam pelajaran dengan lima kali pertemuan.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan perilaku, akibat interaksi
individu dengan lingkungan (Ali, 1987). Perubahan sebagai hasil proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan,
pemahaman, sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kemampuan, daya
reaksi, dan daya penerimaan dan lain-lain. Sedangkan menurut Sardiman (2001),
belajar merupakan serangkian kegiatan jiwaraga, psiko-fisik, untuk menuju ke
perkembangan pribadi manusia seutuhnya yang berarti menyangkut unsur cipta,
rasa dan karsa, ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.
Belajar bukan proses menghafal dan bukan mengingat, tetapi belajar
adalah sebuah proses yang ditandai dengan adanya perubahan akibat adanya
pengalaman. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip belajar yaitu mengalami
sendiri artinya siswa yang belajar dengan melakukan sendiri akan memberikan
hasil belajar yang lebih cepat dan pemahaman yang lebih mendalam. Belajar tidak
hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu stimulus tetapi
belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti mengalami, mengamati,
mengerjakan, dan memahami melalui proses.
Menurut teori kognitif, pembelajaran adalah cara guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa
yang sedang dipelajari (Darsono dkk, 2000), jadi siswa yang melakukan kegiatan
9
belajar secara aktif. Menurut Lie (2002) para guru hendaknya menyusun dan
melaksanakan pembelajaran berdasarkan beberapa pokok pikiran sebagai berikut.
a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa.
b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif, berarti belajar adalah suatu
kegiatan yang dilakukan siswa, bukan sesuatu yang dilakukan terhadap siswa.
c. Pengajaran perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, berarti
kegiatan pembelajaran harus lebih menekankan proses daripada hasil.
d. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara
siswa dan guru.
Berdasarkan uraian di atas yang perlu diperhatikan para guru adalah
bahwa sasaran proses pembelajaran adalah siswa, oleh karena itu proses
pembelajaran harus melibatkan siswa sehingga meningkatkan minat dan motivasi
siswa untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memilih strategi dan pendekatan
pembelajaran yang melibatkan siswa, memanfaatkan media pembelajaran baik
teksbook atau kontekstual. Paradigma pendidikan modern menyatakan bahwa
dalam proses pembelajaran guru bukanlah satu-satunya sumber belajar di sekolah
tetapi sebagai motivator dan fasilitator.
2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sudjana (2000) mengemukakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa
dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dalam diri siswa dan faktor yang
datang dari luar diri siswa (faktor lingkungan).
a. Faktor dari dalam diri siswa
Faktor yang datang dari dalam diri siswa terutama adalah kemampuan
yang dimiliki siswa. Kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil
10
belajar yang dicapai siswa. Menurut Carlk bahwa hasil belajar siswa di sekolah,
70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh lingkungan
(Tim MKDK,1990).
Faktor lain yaitu motivasi belajar, minat dan perhatian, sikap dan
kebiasaan belajar, ketekunan, sosial ekonomi, faktor fisik dan psikis. Motivasi
adalah dorongan dari dalam diri siswa atau seseorang untuk melakukan sesuatu
dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Motivasi memegang peranan penting
dalam belajar karena makin kuat motivasi seseorang dalam belajar maka makin
optimal seseorang dalam melakukan aktivitas belajar (Tim MKDK, 1990).
Perhatian seseorang akan meningkatkan konsentrasi, yang pada gilirannya akan
meningkatkan hasil belajar dan tidak lekas lupa. Faktor fisik dan psikis
merupakan kondisi awal suatu kegiatan belajar. Kondisi fisik yang tidak kondusif,
misalnya sakit, pasti akan mempengaruhi faktor-faktor lain yang dibutuhkan
untuk belajar. Demikian pula kondisi psikis yang kurang baik, misalkan gelisah,
tertekan, dan lainnya merupakan kondisi awal yang tidak menguntungkan
seseorang untuk belajar sehingga belajar menjadi tidak optimal.
b. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan merupakan faktor dari luar diri siswa yang menentukan
atau mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu lingkungan belajar yang
dominan mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah adalah kualitas
pembelajaran yaitu tinggi-rendahnya atau efektif tidaknya proses pembelajaran
dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Setidaknya ada tiga unsur dalam pembelajaran yang akan mempengaruhi
hasil belajar siswa, yaitu:
11
1. Kompetensi guru
Salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah guru,
sebab guru adalah sutradara dan sekaligus aktor dalam proses pembelajaran di
samping buku pelajaran, dan media pembelajaran atau alat bantu. Dari variabel
guru yang paling dominan mempengaruhi kualitas pembelajaran adalah
kompetensi profesional yang dimilikinya, artinya kemampuan dasar yang dimiliki
guru baik di bidang kognitif (intelektual), seperti penguasaan bahan ajar, bidang
sikap seperti mencintai profesinya, dan bidang perilaku seperti ketrampilan
mengajar, menilai hasil belajar siswa, dan lainnya.
2. Karakteristik kelas
Variabel karakteristik kelas yang mempengaruhi hasil belajar siswa antara
lain: a) besarnya kelas (class size), b) suasana belajar, c) fasilitas dan sumber
belajar yang tersedia.
3. Karakteristik sekolah
Karakteristik sekolah berkaitan dengan disiplin sekolah, perpustakaan
yang ada di sekolah, letak geografis sekolah, lingkungan sekolah, estetika dalam
arti memberikan perasaan nyaman dan kepuasan belajar, bersih, rapih dan teratur
(Sudjana, 2000).
3. Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Manusia sebagai makhluk sosial, mutlak membutuhkan kerjasama dalam
kelangsungan hidupnya. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Nur (1996) bahwa
penggunaan secara efektif keterampilan-keterampilan kooperatif menjadi semakin
penting agar berhasil dalam menghadapi tantangan lapangan kerja yang banyak
12
berorientasi pada kerja tim. Dari uraian di atas sangat jelas bahwa kerja kooperatif
(bergotong-royong) menjadi sangat penting dalam kehidupan.
Pembelajaran kooperatif adalah strategi mengajar bermakna yang
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Di dalam
kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari siswa-siswa dengan tingkat
kemampuan yang berbeda ini siswa akan menggunakan sejumlah kegiatan belajar
untuk mengembangkan pemahaman terhadap suatu konsep, sub konsep atau
materi. Asumsi yang mendasari pengembangan pembelajaran kooperatif menurut
Joyce & Weil dalam Hindarto (1996) adalah:
a. Sinergi yang dibangkitkan melalui kerangka kerjasama menghasilkan motivasi
yang lebih baik daripada suasana persaingan individual.
b. Anggota kelompok kerjasama dapat saling belajar sesamanya.
c. Interaksi antara anggota kelompok membuahkan pengetahuan dan rasa sosial
serta menumbuhkan aktivitas intelektual.
d. Kerjasama meningkatkan rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif
terhadap orang lain.
e. Kerjasama meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan pembelajaran
dan meningkatkan perasaan dihargai dan diperhatikan oleh orang lain dalam
lingkungannya.
f. Para siswa, termasuk siswa sekolah dasar pun dapat belajar untuk meningkatkan
kemampuan kerjasamanya.
Asumsi yang dikemukakan oleh Joyce & Weil tersebut didukung oleh
pendapat Scott Gordon dalam Sulistyorini (1998) yang menyatakan bahwa pada
13
dasarnya manusia lebih senang berkumpul dengan yang sepadan dan membuat
jarak dengan yang berbeda. Berkumpul dengan yang sepadan akan meningkatkan
rasa aman, nyaman dalam menjalankan sebuah aktivitas sehingga akan terjalin
kerjasama dan hubungan yang positif. Berbeda dengan jika berkumpul dengan
yang berbeda akan membuat rasa tidak nyaman dan aman sehingga sulit untuk
bekerjasama dan membuat hubungan yang kurang positif.
Slavin (1995) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan
dan memahami konsep-konsep atau materi yang sulit apabila mereka dapat saling
bekerjasama dan saling mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan
temannya. Hal ini karena sesama siswa sudah terjalin hubungan yang dekat dan
kebersamaan sehingga akan lebih menyenangkan dalam belajar.
Beberapa teori yang mendasari mengapa siswa yang saling bekerja dalam
kelompok kooperatif akan belajar lebih banyak daripada kelas yang
diorganisasikan secara tradisional menurut Slavin (1995) adalah:
a. Teori Motivasi
Menurut teori motivasi, motivasi siswa pada pembelajaran kooperatif
terutama terletak pada bagaimana bentuk hadiah atau struktur pencapaian saat
siswa melakukan kegiatan. Terdapat tiga struktur pencapaian tujuan yaitu:
1) Kooperatif; dimana usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan
bersama dengan individu menyumbang untuk pencapian tujuan individu lain.
Siswa yakin bahwa tujuan mereka akan tercapai jika dan hanya jika siswa lain
mencapai tujuan tersebut.
2) Kompetitif; dimana usaha-usaha yang dilakukan berorientasi pada pencapaian
tujuan individual dan membuat frustasi pencapaian tujuan individu lain. Siswa
14
yakin bahwa untuk mencapai tujuan tersebut jika dan hanya jika siswa lain
tidak mencapai tujuan tersebut.
3) Individualistik; dimana usaha-usaha yang berorientasi tujuan tiap individu tidak
memiliki konsekuensi terhadap pencapaian tujuan individu lain. Siswa yakin
bahwa upaya mereka sendiri untuk mencapai tujuan tersebut.
Berdasarkan teori motivasi, struktur pencapain tujuan menciptakan situasi
dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan
kelompoknya. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang diinginkan, anggota
kelompok harus saling membantu satu sama lain untuk keberhasilan kelompoknya
dan yang lebih penting adalah memberi dorongan atau dukungan pada anggota
lain untuk berusaha secara optimal mencapai tujuan.
Kritik teori motivasi terhadap pengorganisasian kelas secara tradisional
adalah bahwa pemberian rangking prestasi belajar yang kompetitif dan sistem
penghargaan yang tidak formal terhadap kelas, menciptakan norma kelas yang
memperlemah upaya-upaya akademik, karena keberhasilan seorang siswa
mengurangi keberhasilan siswa lainnya (Ibrahim dkk, 2001).
b. Teori Kognitif
Teori kognitif terdiri dari teori perkembangan dan teori elaborasi kognitif,
penjelasannya sebagai berikut.
1) Teori Perkembangan mengasumsikan bahwa interaksi antar siswa di sekitar
tugas-tugas yang sesuai, meningkatkan penguasan mereka terhadp konsep
yang sulit. Menurut Vygotsky interaksi antar siswa terjadi pada “ zone of
development ” yaitu jarak antar tingkat perkembangan yang didedifinisikan
sebagai kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat
15
perkembangan potensial yang didefinisikan sebagai kemampuan pemecahan
masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih
mampu.
2) Teori Elaborasi Kognitif, penelitian dalam psikologi kognitif telah menemukan
bahwa supaya informasi dapat disimpan dalam memori dan terkait dengan
informasi yang sudah ada dalam memori, maka siswa harus terlibat dalam
beberapa macam kegiatan restruktur atau elaborasi kognitif atas suatu materi.
Salah satu cara elaborasi kognitif yang efektif adalah menjelaskan materi itu
pada orang lain.
Banyak penelitian yang menyatakan betapa pentingnya menerapkan
pembelajaran kooperatif di dalam proses pembelajaran, namun masih banyak guru
yang khawatir untuk menerapkannya. Kekhawatiran tersebut didasarkan pada
beberapa alasan yaitu: 1) kemungkinan terjadi kekacauan di kelas dan siswa tidak
belajar jika mereka ditempatkan dalam kelompok; 2) banyak siswa yang tidak
senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain; 3) siswa yang tekun merasa
harus bekerja melebihi siswa yang lain dalam kelompoknya, sedangkan siswa
yang kurang mampu merasa minder ditempatkan dalam satu kelompok dengan
yang lebih pandai; 4) siswa yang tekun juga merasa temannya yang kurang hanya
numpang saja hasil jerih payah mereka.
Kekhawatiran-kekhawatiran tersebut terjadi karena guru menerapkan
pembelajaran kelompok tradisional yaitu guru membagi siswa dalam kelompok-
kelompok kecil kemudian memberi tugas untuk diselesaikan tanpa melalui
pembagian tugas yang adil, dan siswa merasa ditinggal begitu saja sehingga
mereka bingung dan tidak tahu bagaimana harus bekerja sama menyelesaikan
16
tugas tersebut. Kejadian tersebut tidak akan terjadi jika guru benar-benar
menerapkan pembelajaran kooperatif dengan baik.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan pembelajaran kelompok
tradisional. Perbedaan struktur kelompok antara kelompok pembelajaran
kooperatif dengan kelompok tradisional (Sulistyorini, 1998) yaitu:
Kelompok Pembelajaran Kooperatif Kelompok Tradisional
- Kepemimpinan bersama
- Saling ketergantungan positif
- Keanggotaan heterogen
- Mempelajari adanya keterampilan-
keterampilan kooperatif
- Tanggung jawab terhadap hasil
belajar seluruh anggota kelompok
- Menekankan pada tugas dan
hubungan kooperatif
- Ditunjang oleh guru
- Satu pemimpin
- Tidak ada saling ketergantungan
- Keanggotan yang homogen
- Asumsi adanya keterampilan-
keterampilan sosial yang efektif
- Tanggung jawab terhadap hasil
belajar sendiri
- Hanya menekankan pada tugas
- Diarahkan oleh guru
Menurut Ibrahim, dkk (2001) agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan
secara efektif harus ditanamkan unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif:
1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup
sepenanggungan bersama”
2) Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti
milik mereka sendiri.
17
3) Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota dalam kelompoknya memiliki
tujuan sama.
4) Siswa harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya.
5) Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberi hadiah/penghargaan yang juga akan
dikenakan untuk semua anggota kelompoknya.
6) Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
7) Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang
ditangani dalam kelompok kooperatif.
Kebanyakan pembelajaran yang mengunakan model kooperatif dapat
memiliki ciri-ciri (Ibrahim dkk, 2001) sebagai berikut: a) siswa bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya, b) kelompok
dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah, c)
bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis
kelamin yang berbeda, dan d) penghargaan lebih berorientasi kelompok
ketimbang individu.
Menurut Joyce & Weil dalam Hindarto (1996), bahwa keberhasilan
pembelajaran kooperatif sangat dipengaruhi oleh usaha guru dalam membantu
siswa mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan untuk bekerja kooperatif.
Guru di dalam proses belajar bertindak sebagai fasilitator terhadap proses di
dalam kelompok, pengarah dalam kelompok supaya kegiatan benar-benar tertuju
18
pada kegiatan edukatif serta sebagai pengawas kegiatan edukatif yang terjadi, agar
siswa mendapatkan pengalaman belajar.
Model pembelajaran kooperatif banyak macamnya, misalnya STAD, TGT
dan Jigsaw. Strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot
Aronson di Unversitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin di Universitas
John Hopkins. Jigsaw merupakan strategi pembelajaran kooperatif yang
memungkinkan masing-masing siswa suatu kelompok mengkhususkan diri pada
salah satu materi pembelajaran. Dalam strategi ini guru memperhatikan latar
belakang pengalaman siswa dan membantu mengaktifkan skemata ini agar bahan
pembelajaran lebih bermakna.
Dalam penerapan Jigsaw (Ibrahim dkk, 2001), siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 5 atau 6 anggota kelompok belajar
heterogen. Kelompok ini disebut kelompok asal (original group). Materi
pembelajaran diberikan dalam bentuk teks atau tugas tertentu. Setiap anggota
kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian tertentu bahan atau
mengerjakan tugas tertentu yang diberikan. Anggota dari kelompok lain yang
mendapat tugas topik yang sama berkumpul dan berdiskusi atau mengerjakan
tugas tersebut. Kelompok ini disebut kelompok ahli (expert group). Selanjutnya
anggota kelompok ahli kembali ke kelompok asal dan mengajarkan apa yang telah
dipelajari di dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman kelompoknya
sendiri. Hubungan antara kelompok asal dengan kelompok ahli ditunjukan oleh
gambar berikut.
19
Kelompok Asal:
Kelompok Ahli:
Gambar 1. Ilustrasi Kelompok Jigsaw.
Keterangan gambar: Kelompok asal (A, B, C, D, E) merupakan satu kelompok yang terdiri dari 5 anggota siswa yang memiliki tugas berbeda. Kelompok ahli (A, A, A, A, A) merupakan kumpulan siswa dari kelompok asal yang memiliki tugas yang sama. Manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa dengan hasil belajar yang
rendah, antara lain (Linda Lundgren dalam Ibrahim dkk, 2001): 1) meningkatkan
pencurahan waktu pada tugas; 2) rasa harga diri menjadi lebih tinggi; 3)
memperbaiki sikap terhadap IPA dan sekolah; 4) memperbaiki kehadiran; 5)
angka putus sekolah menjadi rendah; 6) penerimaan terhadap perbedaan individu
menjadi lebih besar; 7) konflik antar pribadi berkurang; 8) sikap apatis berkurang;
9) pemahaman yang lebih mendalam; 10) motivasi lebih besar; 11) retensi lebih
lama; 12) meningkatkan kebaikan budi, kepekaan, dan toleransi.
4. Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
JAS adalah Jelajah Alam Sekitar merupakan sebuah pendekatan baru
dalam pendidikan yang dikembangkan melalui program hibah kompetitif A2.
Menurut Ridlo (2005), JAS merupakan suatu strategi alternatif dalam
pembelajaran Biologi dengan mengajak subjek didik mengekplorasi lingkungan
untuk mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga memiliki
A B C D E
A A A A A
A B C D E
A B C D E
A B C D E
A B C D E
20
penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan mensikapi
dan penguasaan bermasyarakat. Lingkungan sekitar dalam hai ini bukan saja
sebagai sumber belajar tetapi menjadi objek yang harus diuntungkan sebagai
akibat adanya kegiatan pembelajaran. Pembelajaran JAS berbasis pada akar
budaya, dikembangkan sesuai dengan metode ilmiah dan dievaluasi dengan
berbagi cara.
Kartijono dan Mariyanti (2005) berpendapat, JAS adalah suatu pendekatan
pembelajaran yang memanfaatkan lingkungan alam sekitar kehidupan peserta
didik baik lingkungan fisik, sosial, budaya sebagai objek belajar biologi dengan
mempelajari fenomenanya melalui kerja ilmiah. Pendekatan ini menekankan pada
kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, sehingga dapat
membuat wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik. Pendekatan
ini memungkinkan peserta didik dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengkaitkannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya
guna bagi kehidupannya.
Adapun Santoso (2005) menjelaskan pembelajaran JAS sebagai berikut: 1)
selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung, maupun
menggunakan media; 2) selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan
penjelasan; 3) ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan,
gambar, foto atau audiovisual. Sedangkan, Andreas (Santoso, 2005) menyatakan
JAS merupakan contextual teaching and learning (CTL)-nya biologi.
Dalam implementasi JAS, penjelajahan merupakan penciri kegiatan dan
alam sekitar merupakan objek yang bisa di ekplorasi fungi dan strukturnya. Untuk
lebih jelasnya diuraikan di bawah ini yaitu:
21
1) Kegiatan penjelajahan merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran
(biologi) dengan mengajak subjek didik aktif mengekplorasi lingkungan untuk
mencapai kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sehingga memiliki
penguasaan ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan
mensikapi dan penguasaan bermasyarakat. Lingkungan sekitar dalam hal ini
bukan saja sebagai sumber belajar tetapi menjadi objek yang harus
diuntungkan sebagai akibat adanya kegiatan pembelajaran. Pembelajaran JAS
berbasis pada akar budaya, dikembangkan sesuai dengan metode ilmiah dan
dievaluasi dengan berbagi cara.
2) Penciri dalam kegiatan pembelajaran JAS adalah:
a. Selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung,
maupun menggunakan media.
b. Selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan.
c. Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar,
foto atau audiovisual.
3) Model-model pembelajaran yang bisa dikembangkan adalah model yang
lebih bersifat student centered, lebih memaknakan sosial, lebih memanfaatkan
multiresources dan assesment yang berbasis mastery learning.
Menurut Kartijono dan Mariyanti (2005) ciri-ciri pembelajaran dengan
pendekatan JAS adalah sebagai berikut: a) constructivisme, b) proses sains, c)
inquiri, d) ekplorasi lingkungan alam sekitar, e) alternative assessment.
Sedangkan hakekat pendekatan pembelajaran JAS adalah 1) siswa belajar dengan
melakukan secara nyata dan alamiah; 2) bentuk kegiatan lebih utama daripada
hasil; 3) terbentuknya masyarakat belajar; 4) berpikir tingkat tinggi; 5)
22
memecahkan masalah; 6) menanamkan sikap ilmiah; 7) hasil belajar diukur
dengan berbagai cara ( tidak hanya dengan tes).
5. Penilaian Autentik dalam Proses Pembelajaran.
Terdapat empat komponen dalam KBK yaitu (1) kurikulum dan hasil
belajar, (2) penilaian berbasis kelas, (3) kegiatan belajar mengajar, dan (4)
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah. Hubungan dari ke empat komponen
KBK digambarkan di bawah ini yaitu:
Gambar 2. Hubungan antar komponen dalam KBK.
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi dan membuat keputusan
berdasarkan informasi itu (Blaustein dalam Ibrahim, 2003). Puckett dan Black
dalam Rosidin (2004) menjelaskan bahwa teknik dan strategi asesmen dapat
dilakukan dengan formal dan informal. Dalam asesmen formal biasanya
menggunakan tes-tes standar, sedangkan asesmen informal menekankan pada
asesmen autentik 4P, yaitu performance, proses, produk, dan portofolio.
Arends (1997) mengartikan asesmen autentik sebagai proses asesmen
performance siswa dalam melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam situasi nyata.
Mc. Tighe dalam Rosidin (2004) juga menegaskan bahwa asesmen autentik
mencari dan mengumpulkan serta mensintesis informasi kemampuan siswa dalam
memahami dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan proses dalam situasi
Kurikulum 2004 (KBK)
Kurikulum dan Hasil Belajar
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Sekolah
Kegiatan Belajar Mengajar
Penilaian Berbasis Kelas
1
4
2
3
23
nyata. Asesmen autentik merupakan metode asesmen alternatif yang
memungkinkan siswa untuk mendemonstrasikan kemampuannya dalam
menyelesaikan tugas-tugas, menyelesaikan masalah, atau mengekplorasikan
pengetahuannya dengan cara mensimulasikan situasi yang dapat ditemui di dalam
dunia nyata.
Asesmen autentik juga sering dikenal dengan istilah asesmen alternatif
atau asesmen lembar kerja yang kesemuanya ini merupakan upaya
mendeskripsikan bentuk-bentuk asesmen yang lebih bermakna. Melalui cara ini
fokus asesmen bergeser dari peserta didik “beraktivitas untuk mendapatkan nilai
dengan menjawab atau memilih jawaban” menjadi “beraktivitas untuk
menunjukan apa yang diketahui dan apa yang dapat dilakukan”. Wiggins dalam
Rosidin (2004) menyatakan bahwa asesmen yang tidak kontekstual kurang
validitasnya. Dalam pengembangan asesmen yang kontekstual diperlukan
asesmen autentik, yakni suatu asesmen yang valid dan autentik terhadap hal yang
telah dipahami siswa. Stiggins dalam Rosidin (2004) menyatakan dalam salah
satu prinsip penilaian “assessment as instruction” bahwa “assessment and
teaching can be one and the same”. Dengan demikian asesmen autentik harus
dipahami dan dilakukan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses
pembelajaran. Dalam konteks tersebut, asesmen dilakukan untuk mendukung
upaya peningkatan mutu proses pembelajaran.
Menurut Ibrahim (2003), asesmen autentik dilakukan untuk mengevaluasi
tugas-tugas autentik yang telah dilakukan oleh siswa, sehingga guru dapat
memiliki informasi yang lengkap tentang siswa. Sedangkan, Rosidin (2004)
menyatakan bahwa asesmen autentik bertujuan untuk menyediakan informasi
24
yang absah/valid dan akurat mengenai hal yang benar-benar diketahui dan dapat
dilakukan oleh siswa. Aktivitas siswa terdiri dari aktivitas yang dapat meliputi
baik nyata maupun tersembunyi, yang pada dasarnya meliputi tiga aspek: kognitif,
yaitu proses mengetahui dan berpikir; afektif atau perasaan dan emosi; dan
psikomotorik, yaitu keterampilan.
Menurut Nur dalam Ibrahim (2003), asesmen autentik memiliki ciri
sebagai berikut: 1) mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa. 2)
mempersyaratkan penerapan pengetahuan dan keterampilan. 3) penilaian terhadap
produk atau kinerja. 4) tugas-tugas konstekstual dan relevan. 5) proses dan
produk, dua-duanya dapat diukur.
Karakteristik asesmen autentik menurut Mulyani (2003) adalah asesmen
autentik dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran, bisa digunakan
untuk formatif maupun sumatif, yang diukur keterampilan dan performansi,
berkesinambungan, terintegrasi, dan dapat digunakan sebagai feed back.
Asesmen autentik menurut Nur (2005) meliputi asesmen kinerja, portofolio,
dan asesmen-diri siswa, penjelasan lebih lanjut sebagai berikut.
a. Asesmen kinerja
Asesmen kinerja terdiri dari setiap bentuk asesmen dimana siswa
menunjukan atau mendemonstrasikan suatu respons secara lisan, tertulis, atau
menciptakan suatu karya. Dalam asesmen kinerja siswa diminta untuk
menyelesaikan tugas-tugas kompleks dan nyata, dengan mengerahkan
pengetahuan awal, pembelajaran yang baru diperoleh, dan keterampilan-
keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah-masalah realistik atau
autentik. Siswa mungkin diminta untuk menggunakan bahan-bahan atau
25
melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah. Beberapa
karakteristik asesmen kinerja adalah: 1) menyusun respons, 2) pemikiran tingkat
tinggi, 3) keautentikan, 4) keterpaduan, 5) proses dan produk, 6) kedalaman vs
luas namun dangkal.
b. Asesmen portofolio
Asesmen portofolio merupakan suatu kumpulan sistematik karya siswa
yang dianalisis untuk menunjukkan kemajuan siswa dari waktu ke waktu ditinjau
dari pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran. Salah satu figur penting dari asesmen
portofolio adalah keterlibatan siswa dalam pemilihan contoh-contoh karya mereka
sendiri untuk menunjukan perkembangan atau pembelajaran dari waktu ke waktu.
Dalam penerapan asesmen portofolio sangat berpusat pada siswa dan siswa
memiliki peran dalam pengasesan kemajuan mereka sendiri di dalam kelas.
Keuntungan portofolio (Nur, 2005) yaitu menghubungkan asesmen dengan
pembelajaran, portofolio memiliki validitas, portofolio meningkatkan jumlah di
samping mutu tulisan dan menyumbang terhadap perkembangan kognitif,
penggunaan portofolio mendorong siswa untuk melakukan refleksi atas karyanya,
menganalisis kemajuan dan menetapkan tujuan perbaikan, dan hasil-hasil
portofolio dapat digunakan untuk merencanakan pengajaran.
c. Asesmen diri (self assessment)
Asesmen-diri siswa merupakan elemen kunci dalam asesmen autentik.
Asesmen diri menggalakkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran.
Siswa memiliki kebebasan untuk memilih kegiatan-kegiatan menantang, berani
mengambil resiko, dan menyelesaikan tujuan-tujuan yang diinginkan. Siswa yang
mengatur diri sendiri pembelajaran mereka tersebut (self-regulated learners)
26
bekerja sama dengan siswa lain dalam bertukar ide, mencari bantuan bila
diperlukan, dan memberikan dukungan kepada teman sebaya mereka. Akhirnya,
self-regulated learners atau pembelajar mandiri memonitor kinerja mereka
sendiri dan mengevaluasi kemajuan dan hasil belajar mereka sendiri.
Dalam penerapan asesmen autentik dalam pembalajaran diawali dengan
perencanaan dan pengembangan asesmen autentik terdiri dari delapan langkah: 1)
membentuk tim, 2) menentukan tujuan-tujuan asesmen autentik, 3) menetapkan
tujuan-tujuan pembelajaran khusus atau indikator, 4) melakukan pengembangan
asesmen autentik secara profesional, 5) mengkumpulkan contoh-contoh asesmen
autentik, 6) mengadaptasi asesmen yang ada atau mengembangkan yang baru, 7)
menguji coba asesmen autentik, 8) menelaah tugas autentik.
B. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan penelitian
ini adalah: “Dengan menerapkan pembelajaran koooperatif Jigsaw melalui
pendekatan jelajah alam sekitar (JAS) dan penilaian autentik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran pada materi Pengelolaan Lingkungan”.
27
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Semarang siswa
kelas VII-B pada semester genap. Kelas VII-B memiliki 48 siswa yang terdiri dari
19 lelaki dan 29 perempuan dengan kualitas pembelajaran yang masih rendah.
Penelitian ini menerapkan pembelajaran koooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS
dan penilaian autentik. Siswa dibagi dalam kelompok kecil yang heterogen dengan
beranggotakan 5-6 siswa sebanyak sembilan kelompok asal.
B. Faktor yang diteliti
Faktor-faktor yang diteliti meliputi faktor guru dan siswa yaitu:
1. Faktor guru, yang diamati adalah kinerja guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik dan tanggapan guru.
2. Faktor siswa, yang diamati adalah aktivitas siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, karya siswa, tanggapan siswa, dan hasil belajar siswa.
C. Rencana Tindakan
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain penelitian tindakan
kelas yang terdiri dari tiga siklus. Tiap siklus mencakup empat tahap kegiatan yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), observasi, refleksi
(reflecting). Sebelum dilakukan penelitian diadakan kegiatan pra-penelitian yaitu:
Observasi awal dilakukan bertujuan untuk identifikasi masalah, menganalisis
28
penyebab masalah dan menetapkan tindakan pemecahannya. Beberapa kegiatan
observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yaitu melalui pemberian angket
siswa, wawancara siswa, wawancara guru biologi dan melihat langsung proses
pembelajaran. Berdasarkan analisis terhadap masalah yang ditemukan, kemudian
ditentukan tindakan yang digunakan yaitu menerapkan melalui pembelajaran
kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik pada materi
pengelolaan lingkungan. Menjelaskan kepada siswa tentang strategi Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik agar siswa siap mengikuti pembelajaran.
Langkah-langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus secara rinci
dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan meliputi kegiatan membuat rencana pembelajaran
(RP) dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS
dan penilaian autentik; membuat angket siswa, lembar observasi aktivitas siswa,
lembar observasi kinerja guru, lembar pelaksanaan pembelajaran oleh guru, lembar
wawancara guru; menyusun alat evaluasi (kuis/test) berupa tes tertulis; penentuan
kelompok secara heterogen berdasarkan hasil ulangan harian; membagi siswa ke
dalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen dengan 5-6 siswa; membagi bahan
pelajaran yang akan diberikan menjadi lima bagian. Materi pokok pengelolaan
lingkungan terdiri dari empat sub materi yaitu konsekuensi penebangan hutan,
pencemaran udara, pencemaran air dan pencemaran tanah dan satu materi pengayaan
yaitu pencemaran suara. Menyiapkan bahan dan alat yang dibutuhkan dalam
pembelajaran.
29
2. Pelaksanaan tindakan (acting)
Pada tahap pelaksanaan tindakan ini, dilaksanakan skenario pembelajaran
yang telah direncanakan bersama guru. Pada dasarnya dalam penelitian ini bentuk
tindakannya sama pada tiap-tiap siklus yaitu menerapkan pembelajaran kooperatif
Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik. Pada siklus dua dan tiga,
pelaksaaan tindakan (acting) lebih dikembangkan dan disempurnakan. Pelaksanaan
tindakan secara rinci dapat dijelaskan yaitu:
a. Guru (pengajar) memberikan pengenalan materi Pengelolaan Lingkungan dengan
cara bertanya kepada siswa apa yang ketahui mengenai lingkungan sekitar dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memotivasi
dan mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan pelajaran.
b. Guru memberikan tugas pada siswa. Dalam satu kelompok asal siswa
mendapatkan tugas yang berbeda-beda. Tugas tersebut dalam bentuk lembar kerja
siswa (LKS) atau lembar diskusi siswa (LDS).
c. Siswa yang mendapat bagian tugas yang sama bertemu dalam satu kelompok ahli
untuk mengerjakan tugas dan/atau mendiskusikannya. Kemudian kembali ke
“kelompok asal”nya untuk menjelaskan bahan bagiannya kepada anggota
kelompok yang lainnya.
d. Siswa mengikuti diskusi kelas dan pengambilan kesimpulan dengan bimbingan
guru. Diadakan tes individu untuk mengukur pemahaman siswa.
3. Pengamatan (observing)
Pada kegiatan pengamatan ini peneliti dibantu oleh rekan mahasiswa
berjumlah empat orang sebagai kolaborator sehingga seluruhnya pengamat
30
berjumlah lima orang. Pembagian tugas dalam observasi yaitu semua rekan
mahasiswa ikut mengamati guru dan siswa sesuai dengan kemampuannya. Observasi
pelaksanaan tindakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana efek tindakan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif
jigsaw dan penilaian autentik. Observasi dilaksanakan bersamaan pelaksanaan
tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Aspek–aspek
yang diamati adalah keaktifan siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran
berlangsung serta hasil tes pada akhir siklus.
4. Refleksi (reflecting)
Hasil dari tahap observasi yang meliputi aktivitas siswa selama proses
pembelajaran, tanggapan siswa, cara guru mengajar, tanggapan guru dan hasil tes
pada akhir siklus serta kendala–kendala yang dihadapi selama kegiatan
pembelajaran. Data hasil observasi di analisis dan dikaji sehingga diperoleh hasil
refleksi untuk mengetahui perubahan yang terjadi selama menerapkan pendekatan
JAS melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dan penilaian autentik. Hasil refleksi
yang dilaksanakan pada tahap ini digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
siklus berikutnya. Kegiatan refleksi dilaksanakan setelah dilakukan observasi dan
dilakukan oleh peneliti serta guru biologi ikut memberikan masukan untuk perbaikan
pelaksanaan tindakan pada siklus berikutnya.
Alur penelitian ini dapat dijelaskan melalui skema pada gambar 3 pada
halaman 31.
31
Studi awal pembelajaran biologi di SMP 6 Semarang
Permasalahan: Rendahnya kualitas pembelajaran biologi di kelas VIIB SMP 6 Semarang ditandai keaktifan siswa yang rendah, hasil belajar yang cukup rendah pada materi Pengelolaan Lingkungan.
Alternatif pemecahan (rencana tindakan) I: Penerapan pendekatan JAS melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dan penelitiaan autentik.
Pelaksanaan tindakan I: guru melakukan prose pembelajaran pada materi pengelolaan lingkungan pada konsekuensi penebangan hutan dan pencemaran udara
Observasi I: Mengamati aktivitas selama pembelajaran dan dalam kelompok, memberi angket siswa, memberikan tes siklus I, kinerja guru selama proses pembelajaran serta wawancara guru.
Analisis Data I: menganalisis data hasil tes, data aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
SIKLUS I
Refleksi I: • Indikator untuk nilai tes sudah tercapai,
keatifan siswa dan kinerja guru meningkat dari sebelum penelitian tindakan kelas namun belum mencapai indikator.
• Kekurangan: Guru terlalu cepat dalam menerangkan, saat membimbing siswa dalam kelompok masih kurang optimal dan masih mendikte. Keaktifan siswa belum menyeluruh.
Rencana tindakan II: Pembelajaran materi pencemaran air dan pencemaran tanah dengan menerapkan pendekatan JAS melalui strategi jigsaw dan penilaian autentik dengan praktikum, diskusi kelompok, diskusi kelas, perbaikan pengelolaan kelas dalam pembelajaran oleh guru, membimbing siswa untuk menemukan jawaban dan mengurangi kecepatan dalam menerangkan.
Observasi II: Memberi tes siklus II, mengamati aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Analisis Data II: Menganalisis data hasil tes, aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Refleksi II: • Indikator untuk tes belum tercapai, keaktifan siswa dan kinerja guru
meningkat dari kegiatan siklus I. • Kekurangan: kekurangtegasan guru dalam mengorganisasikan waktu
pada saat melakukan praktikum dan diskusi kelompok, kurang optimal dalam diksusi kelas.
SIKLUS II
Rencana Tindakan III: Pembelajaran pada materi pencemaran suara dengan pendekatan JAS strategi Jigsaw dan penilaian autentik disertai praktikum dan diskusi kelompok dan diskusi kelas, pembelajaran lebih dikembangkan guru mengoptimalkan dalam membimbing dan menerangkan lebih jelas dan lambat.
SIKLUS III
Pelaksanaan Tindakan III: Guru melakukan proses pembelajaran yang telah dikembangkan sesuai dengan rencana tindakan III pada materi pencemaran suara.
Observasi III: Memberikan tes siklus III, mengamati aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Analisis Data III: Menganalisis data hasil tes siklus III, aktivitas siswa, tanggapan siswa, kinerja guru dan tanggapan guru.
Refleksi III: * Indikator untuk nilai tes tercapai, keaktifan siswa
dan kinerja guru dalam pengelolaan pembelajaran meningkat dari siklus II.
Gambar 3. Alur penelitian
Pelaksanaan Tindakan II: Guru melakukan proses pembelajaran dengan pendekatan JAS melalui strategi Jigsaw dan penilaian autentik pada materi pencemaran air dan tanah yang telah dikembangkan seperti pada rencana tindakan II.
32
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes tertulis, lembar
observasi aktivitas siswa, lembar angket siswa, lembar observasi kinerja guru dan
pedoman wawancara guru. Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti dikonsultasikan
kepada dosen pembimbing agar diperoleh instrumen yang baik.
1. Tes Tertulis
Tes tertulis digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa.
Tes yang digunakan adalah tes objektif berupa pilihan ganda. Pengambilan data
melalui tes ini dilakukan sesudah proses pembelajaran pada tiap akhir siklus. Alat
evaluasi berupa tes tertulis ini terlebih dahulu diuji cobakan di luar sampel penelitian
sebelum digunakan dalam penelitian untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda,
validitas dan reliabilitas soal.
a. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.
Hasil uji coba soal tes didapat lihat dalam tabel berikut.
Tabel 1. Tingkat kesukaran soal tes hasil uji coba.
Aspek Soal
Siklus Hasil Uji Coba
Nomor Soal Keterangan
Siklus I
Sedang : 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 1 9, 20.
Dipakai
Sedang : 17 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18.
Dipakai Siklus II
Sukar: 1 10 Dipakai
Tingkat Kesukaran
Siklus III
Sedang : 20 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20.
Dipakai
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7, halaman 103.
b. Daya pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemmpuan tinggi) dengan siswa yang bodoh
33
(berkemampaun rendah). Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh
siswa-siswa yang pandai saja. Daya pembeda soal tes hasil uji coba disajikan pada
tabel 2 yaitu:
Tabel 2. Daya pembeda soal tes hasil uji coba.
Aspek Soal Siklus Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan Baik: 8 2, 3, 4, 6, 9, 11, 14, 17. Dipakai Siklus I Cukup: 12 1, 5, 7, 8, 10, 12, 13, 15,
16, 18, 19, 20. Dipakai
Baik: 8 3, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16. Dipakai Cukup: 9 1, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 17, 18. Dipakai
Siklus II
Jelek: 1 2 Diperbaiki Baik: 8 5, 6, 9, 12, 13, 14, 15, 16. Dipakai Cukup: 11 1, 2, 3, 4, 7, 8, 10, 11, 17,
18, 19 Dipakai
Daya pembeda
Siklus III
Jelek: 1 20 Diperbaiki Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 7 halaman 103.
c. Validitas
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan kriteria,
dalam arti memiliki kesejajaran antara tes tersebut dengan kriteria. Berdasarkan hasil
uji coba didapat data validitas soal yang disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3. Validitas soal tes hasil uji coba.
Aspek Soal
Siklus Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan
Valid: 16
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20.
Dipakai
Siklus I
Tidak valid: 4 7, 8, 15, 18. Diperbaiki Valid: 13 3, 4, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 15,
16, 17, 18. Dipakai Siklus
II Tidak valid: 5 1, 2, 5, 6, 11. Diperbaiki Valid: 14
1, 2, 3, 4, 5, 6, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 16, 17, 19, 20.
Dipakai
Validitas
Siklus III
Tidak valid: 6 1,8,10,17,18,20. Diperbaiki Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 7 halaman 103.
34
d. Reliabilitas
Reliabilitas dihitung dengan teknik korelasi KR-21, berdasarkan hasil uji
coba reabilitas soal tes pada siklus I, siklus II dan siklus III bertururt-turut sebesar
(0,812), (0,761) dan (0,819).
Berdasarkan hasil uji coba soal maka ditetapkan 20 soal yang digunakan
untuk tes akhir siklus I, 18 soal untuk tes akhir siklus II dan untuk tes akhir siklus III
digunakan sebanyak 20 soal.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan oleh peneliti dan kolaborator untuk memperoleh
data tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan dalam kelompok,
kinerja guru selama melakukan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan
JAS dan penilaian autentik pada materi pengelolaan lingkungan.
3. Lembar Angket Siswa
Lembar angket siswa digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data tentang
tanggapan siswa. Adapun isi dari angket siswa yaitu
a. Pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran
model Jigsaw dengan pendekatan JAS.
b. Pemahaman terhadap materi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw
dengan pendekatan JAS.
c. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran
model Jigsaw dengan pendekatan JAS.
d. Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS.
35
e. Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan
pendekatan JAS.
4. Pedoman Wawancara
Instrumen ini digunakan oleh peneliti sebagai arahan dalam melakukan
wawancara guru untuk mengambil data tentang:
a. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi Pengelolaan
Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS?
b. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa selama pembelajaran materi
Pengelolaan Lingkungan melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS?
c. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan
kualitas pembelajaran setelah menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw
dengan pendekatan JAS?
d. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui pembelajaran
kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS?
E. Data dan Cara Pengambilan Data
a. Sumber Data
Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru pada saat proses
pembelajaran dan setelah proses pembelajaran.
b. Data dan Cara Pengambilan Data
Data dan cara pengambilan data dalam penelitian ini yaitu:
1. Data hasil belajar siswa diambil dengan memberikan kuis/tes kepada siswa.
36
2. Data aktivitas siswa selama pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar
observasi aktivitas siswa.
3. Data tanggapan siswa siswa selama pembelajaran diambil dengan
menggunakan lembar angket siswa.
4. Data kinerja guru selama pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar
observasi kinerja guru.
5. Data tanggapan guru selama pembelajaran diambil dengan wawancara.
F. Metode Analisis Data
Data hasil penelitian yang berupa hasil belajar siswa, aktivitas siswa dalam
kelompok, akvititas siswa dalam proses pembelajaran dan kinerja guru. Untuk data
hasil belajar siswa dianalisis yaitu analisis rata-rata kelas, ketuntasan belajar secara
individual, ketuntasan secara klasikal.
1. Rata-rata Kelas
Untuk menghitung nilai rata-rata kelas pada masing-masing siklus menurut
Sudjana (2000) yaitu:
Keterangan:
X = Nilai rata-rata kelas ∑X = Jumlah nilai kelas N = Banyaknya siswa
2. Ketuntasan belajar secara individual
Siswa dikatakan tuntas belajar secara individual apabila telah mencapai nilai 6,5
ke atas. Dengan demikian siswa yang memperoleh nilai 6,5 ke bawah secara
NXX ∑=
37
individual belum tuntas belajarnya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui
ketuntasan belajar secara individual menurut Ali (1987) sebagai berikut.
Keterangan:
NS = Nilai ketuntasan secara individual ∑b = Jumlah skor jawaban benar setiap siswa
∑n = Jumlah seluruh item soal 3. Ketuntasan belajar secara klasikal
Nilai kuis diperoleh setelah diadakan tindakan kelas, kemudian dianalisis
untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa. Rumus yang digunakan untuk
mengetahui ketuntasan belajar secara klasikal menurut Ali (1987) adalah:
Keterangan:
P = Nilai ketuntasan belajar ∑ 1n = Jumlah siswa tuntas belajar secara individual (nilai 6,5 ke atas)
∑n = Jumlah total siswa Untuk data aktivitas siswa dan kinerja guru dianalisis dengan patokan skor
sebagai berikut:
1. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan format lembar observasi aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran yang terdiri dari 16 items dan empat pilihan jawaban maka rentangan
skor dari 16 – 64. Memodifikasi dari Arikunto (2001), penentuan kriteria aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dengan patokan skor sebagai berikut.
Baik sekali : 52 – 64
Baik : 40 – 51
∑∑=
nbNS
%1001 ×=∑∑
nn
P
38
Kurang : 28 – 39
Kurang sekali : 16 – 27
2. Aktivitas siswa secara klasikal.
Penentuan kriteria aktivitas siswa secara klasikal dalam proses pembelajaran
sebagai berikut (Ali, 1987):
Keterangan:
K : keaktifan siswa secara klasikal 1aΣ : jumlah siswa dengan kriteria baik dan baik sekali ∑a : jumlah total siswa
3. Kinerja guru.
Berdasarkan format lembar observasi kinerja guru dalam proses pembelajaran
terdiri dari 21 item dan empat pilihan jawaban maka rentangan skor dari 21 – 84.
Penentuan kriteria kinerja guru dengan patokan skor dari lembar observasi kinerja
guru sebagai berikut.
Baik sekali : 69 – 84
Baik : 53 – 68
Kurang : 37 – 52
Kurang sekali : 21 – 36
F. Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah selama
proses pembelajaran ≥85% siswa aktif dalam pembelajaran dan ketuntasan belajar
siswa secara klasikal adalah 85% siswa memperoleh nilai ≥ 6,5.
%100aa
K 1 ×ΣΣ
=
39
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Keaktifan Siswa
Pada setiap kegiatan pembelajaran diadakan observasi terhadap keaktifan
siswa sebagai alat untuk mengetahui tingkat keterlibatan siswa dalam kegiatan
pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Pada saat pelaksanaan penelitian,
peneliti dibantu oleh lima mahasiswa untuk melaksanakan observasi aktivitas siswa.
Data keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran pada setiap siklus disajikan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4. Rekapitulasi Data Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran.
Kategori Tingkat Keaktifan siswa
Keterangan Baik Sekali (BS)
Baik (B) Kurang (K)
Sangat Kurang
(SK)
Keaktifan klasikal (BS + B)
Frekuensi 9 32 4 3 41 Siklus I Persentase 18.75% 66,67% 8,33% 6,25% 85,42% Frekuensi 7 35 6 0 42 Siklus II Persentase 14,58% 72,92% 12,5% 0% 87,5% Frekuensi 11 34 3 0 45 Siklus III Persentase 22,92% 70,83% 6,25% 0% 93,75%
Keterangan: Data selengkapnya pada Lampiran 16-18, halaman 121-127.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh keaktifan siswa selama penelitian
untuk siklus I sebesar 85,42%, pada siklus II menjadi 87,5% dan siklus III meningkat
menjadi 93,75%, yang telah memenuhi indikator kinerja. Peningkatan keaktifan
40
siswa yang cukup besar karena siswa ikut terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siswa dibagi dalam kelompok
kecil yang heterogen dengan anggota 5-6 siswa sehingga terbentuk sembilan
kelompok yaitu I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII dan IX. Selanjutnya kelompok ini
disebut kelompok asal. Dalam kelompok asal siswa mendapat tugas yang berbeda
Siswa yang mendapat tugas yang sama akan bergabung membentuk kelompok untuk
mengerjakan tugas, yang selanjutnya kelompok ini disebut kelompok ahli. Setelah
siswa selesai bekerja dalam kelompok ahli, siswa akan kembali ke kelompok asal
untuk menjelaskan hasil kerja pada anggota kelompoknya. Selanjunya diadakan
diskusi kelas untuk menyatukan kerangka berpikir dan mengambil kesimpulan yang
dibimbing guru. Ibrahim (2001) berpendapat bahwa siswa aktif bekerja dalam
kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya. Menurut Darsono
dkk (2000) bahwa pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berpikir agar dapat mengenal dan memahami apa yang sedang dipelajari, jadi siswa
yang melakukan kegiatan belajar secara aktif. Hasil penelitian Chalimah (2006)
bahwa dengan menerapkan pembelajaran kooperatif Jigsaw akan meningkatkan
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa yang baik juga dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran
yang digunakan yaitu pendekatan JAS. Pembelajaran JAS memiliki karakteristik
penjelajahan terhadap lingkungan sekitar. Menurut Ridlo (2005) bahwa kegiatan
penjelajahan merupakan suatu strategi alternatif dalam pembelajaran (biologi)
dengan mengajak subjek didik aktif mengekplorasi lingkungan untuk mencapai
kecakapan kognitif, afektif, dan psikomotoriknya sehingga memiliki penguasaan
ilmu dan keterampilan, penguasaan berkarya, penguasaan mensikapi dan penguasaan
41
bermasyarakat. Dalam pembelajaran JAS siswa dituntut untuk aktif untuk melakukan
penjelajahan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar. Hasil penelitian Asih (2006)
bahwa dengan menerapkan pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat
mengembangkan ranah psikomotorik (kinerja) siswa selama proses pembelajaran.
Tingkat keaktifan siswa yang baik dipengaruhi oleh penilain autentik karena
adanya asesmen kinerja yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran untuk
menyelesaikan tugas atau permasalahan yang nyata dan konpleks. Dalam
menyelesaikan tugas atau permasalahan yang nyata dan kompleks tersebut siswa
dituntut untuk mengerahkan dan menggunakan kemampuannya, ketrampilan, dan
pengetahuan yang baru diperoleh maupun yang sudah ada.
Tingkat keaktifan siswa yang baik karena siswa ikut terlibat langsung dalam
pembelajaran. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran karena siswa merasa senang
dan siswa sangat tertarik dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik. Siswa merasa senang dan tertarik dengan
pembelajaran karena cara guru mengajar lebih menyenangkan dan rileks. Hasil
angket pada siklus I, siklus II dan siklus III secara berturut sebesar 91,67%; 93,75%;
95,83% siswa menyatakan cara guru mengajar lebih menyenangkan dan rileks.
Pembelajaran kooperatif Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung
jawab siswa terhadap pembelajarannya dan pembelajaran orang lain. Dengan
pembelajaran kooperatif juga menumbuhkan saling menghargai, saling membantu,
penerimaan individu menjadi lebih besar, mengurangi sikap individualisme, dan
mengurangi sikap apatis (Linda Lundgren dalam Ibrahim dkk, 2001).
Pada siklus I, keaktifan siswa dalam kelompok masih kurang dan masih
belum optimal. Siswa yang kurang aktif dalam kerja kelompok berjumlah 7 siswa
42
antara lain Ismojo Aji T, Anggi H, Ariska Fannya A, Maulana Rian dll. Faktor yang
menyebabkan kekurangaktifan siswa dalam kelompok, karena siswa baru beradaptasi
dengan kelompoknya, baik pada saat diskusi kelompok asal maupun diskusi
kelompok ahli dan siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran ini. Siswa
merasa takut, kurang percaya diri dan malu, sehingga siswa terkesan seperti orang
membaca catatan dan berakibat kurang jelasnya pengertian yang diterima anggota
kelompok yang lainnya. Sudjarwo (1998) berpendapat bahwa pelaksanaan belajar
secara kelompok pada tahap awal akan menemui kesulitan apalagi ada sikap anggota
kelompok yang negatif akan berpengaruh kepada anggota lainnya sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai. Sedangkan Hasibuan dan Moedjiono (1995),
berpendapat bahwa bagi mereka yang belum terbiasa dengan penggunaan metode
kerja kelompok dan masih terbiasa dengan penggunaan metode ekspositorik
misalnya ceramah memerlukan waktu untuk berlatih.
Pada proses pembelajaran siklus II interaksi siswa dalam satu kelompok
sudah lebih baik dari siklus I yaitu lebih banyak siswa yang saling bekerjasama,
sikap menghargai dan mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan. Siswa
terlihat sangat antusias dalam melakukan praktikum/diskusi dan memiliki motivasi
yang besar untuk memahami materi pelajaran. Pendapat Ali (1987), menyatakan
bahwa belajar tidak hanya semata-mata sebagai suatu upaya dalam merespon suatu
stimulus tetapi belajar dilakukan melalui berbagai kegiatan mengalami, mengerjakan
dan memahami belajar melalui proses. Hasil penelitian Kustanti (2005), menyatakan
bahwa penerapan strategi Jigsaw dapat meningkatkan keaktifan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
43
Pada siklus II jumlah siswa yang kurang aktif mengalami penurunan menjadi
6 siswa antara lain Eswardus sandi PW, Ismojo AT, Ika Mutiara DS, dan lain-lain.
Siswa-siswi yang masih kurang aktif mungkin karena mungkin kurang cocok dengan
kelompoknya atau memang termasuk siswa yang kurang terbiasa dengan belajar
kelompok. Siswa yang kurang aktif mungkin juga karena siswa tersebut sedang tidak
baik secara fisik maupun psikis atau kesalahan pengamatan oleh observer.
Pada siklus III, keaktifan siswa mengalami peningkatan dari pembelajaran
siklus sebelumnya. Peningkatan keaktifan siswa karena siswa telah mengerti dengan
baik dan sudah terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw sehingga
siswa tidak lagi canggung dalam mengerjakan tugasnya dan takut dalam menjelaskan
materi bagiannya pada teman sekelompoknya. Siswa yang tidak aktif mengalami
penurunan menjadi 3 siswa.
Tingkat keaktifan siswa yang tinggi pada siklus III karena pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana pembelajaran (RP). Kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran dengan RP, menurut Joyce dan Weil dalam Hindarto
(1996) berpendapat bahwa yaitu 1) melatih siswa untuk saling kerjasama, 2) anggota
kelompok kerjasama dapat saling belajar sesamanya, 3) kerjasama meningkatkan
rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif terhadap orang lain, 4) kerjasama
meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan pembelajaran dan meningkatkan
perasaan dihargai dan perhatian oleh orang lain dalam lingkungannya, dan 5)
kerjasama meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Peningkatan keaktifan siswa
sejalan dengan hasil penelitian Murdiatun (2005) bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif Jigsaw meningkatkan aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran.
44
Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan
penilaian autentik dapat meningkatan keaktifan siswa selama pembelajaran materi
Pengalolaan Lingkungan.
2. Hasil Belajar Siswa
Pelaksanaan PTK di setiap akhir siklus diadakan tes sebagai alat untuk
mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan pada kegiatan
pembelajaran. Pelaksanaan tes individual ini dilakukan setiap akhir pembelajaran
pada pertemuan terakhir di setiap siklus. Tes tertulis yang digunakan berupa pilihan
ganda. Ketuntasan belajar individual ditetapkan jika siswa mendapat nilai ≥ 65 dan
ketuntasan belajar klasikal ditetapkan ≥ 85% siswa mendapatkan nilai ≥ 65.
Berdasarkan analisis data hasil tes setiap akhir siklus dan sebelum pelaksanaan
tindakan disajikan dalam tabel di bawah ini yaitu:
Tabel 5. Hasil Tes Siswa Setiap Siklus.
Keterangan Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Siklus IIINilai tertinggi 85 95 100 90 Nilai Terendah 45 50 58 55
Rata-rata Nilai Siswa 63,5 71,29 76,19 73,85 Ketuntasan Klasikal
Belajar Siswa 68,75% 85,42% 83,33% 93,75%
Keterangan: Data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11 halaman 114.
Pembahasan
Hasil tes setiap akhir siklus diperoleh data nilai rerata kelas untuk siklus I,
siklus II dan siklus III berturut-turut yaitu 71,29; 76,19 dan 73,85, sedangkan
ketuntasan belajar klasikal sebesar 85,42%; 83,33% dan 93,75% untuk siklus I,
siklus II dan siklus III. Hasil tes penelitian tersebut jika dibandingkan dengan
sebelum penelitian mengalami peningkatan yang cukup besar. Dengan uji t antara
45
nilai rerata kelas sebelum tindakan dengan siklus I diperoleh nilai thitung : 4,252
sedang ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01): 2,375, dengan demikian terdapat perbedaan
nilai rerata kelas yang signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Untuk nilai rerata
kelas siklus I dan siklus II terdapat perbedaan yang singnifikan pada taraf
kepercayaan 95% berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai thitung: 1,739 sedang
ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01): 2,375. Meningkatnya nilai rata-rata siswa dan
ketuntasan belajar secara klasikal tersebut berarti menunjukan pemahaman siswa
terhadap materi yang dipelajari meningkat. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian
Wuryanto (2005) yang menyatakan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif
Jigsaw akan meningkatkan pemahaman terhadap materi yang dipelajari.
Peningkatan nilai rata-rata kelas karena siswa terlibat langsung secara aktif
dalam proses pembelajaran. Keterlibatan siswa tersebut terlihat secara aktivitas siswa
dalam diskusi kelompok, diskusi kelas dan adanya aktivitas siswa yang saling
menjelaskan materi kepada sesama anggota kelompoknya. Pendapat Sudjana (2000),
menyatakan bahwa ada kalanya siswa tidak memahami suatu materi pelajaran atau
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas mandiri, sehingga memerlukan
bantuan dan pendapat orang lain. Oleh karena itu belajar kelompok sangat diperlukan
agar diperoleh hasil belajar yang lebih baik. Uraian tersebut sebagaimana pendapat
Slavin (1995) bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-
konsep atau materi yang sulit apabila mereka dapat saling bekerjasama dan saling
mendiskusikan masalah-masalah tersebut dengan temannya. Peningkatan hasil
belajar siswa sejalan dengan hasil penelitian Fauzi (2005) bahwa penggunaan
pendekatan pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada kegiatan pembelajaran.
46
Pembelajaran dengan pendekatan JAS yang diterapkan juga memudahkan
siswa untuk memahami materi, mungkin karena materi yang dibahas menjadi lebih
nyata, lebih menarik, dekat dengan kehidupan sehari-hari siswa dan siswa
mengalami. Pendapat Kartijono dan Marianti (2005) bahwa pembelajaran dengan
pendekatan JAS menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan
situasi dunia nyata, sehingga dapat membuat wawasan berpikir yang beragam dari
seluruh peserta didik. Darsono (200) berpendapat bahwa salah satu prinsip belajar
adalah mengalami sendiri artinya siswa belajar dengan melakukan sendiri akan
memberikan hasil belajar yang lebih cepat dalam pemahaman yang lebih mendalam.
Peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sisetm penilaian yang
dipakai oleh guru. Pada penelitian ini sistem penilaian yang dipakai yaitu asesmen
autentik. Pada asesmen autentik, penilaian tidak hanya pada ranah kognitif melalui
tes tertulis tetapi ranah afektif, ranah psikomotorik, portofolio, kinerja dan asesmen
diri sehingga penilaian terhadap siswa lebih lengkap dan sebenarnya (autentik).
Dalam asesmen kinerja siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks
dan nyata, dengan mengerahkan pengetahuan awal, pembelajaran yang baru
diperoleh, dan keterampilan-keterampilan yang relevan untuk memecahkan masalah-
masalah realistik atau autentik. Siswa mungkin diminta untuk menggunakan bahan-
bahan atau melakukan kegiatan hands-on dalam mencapai pemecahan masalah.
Dengan demikian siswa dengan sesungguhnya dan termotivasi untuk mempelajari
dan memahami materi pelajaran yang disampaikan.
Dalam penerapan asesmen portofolio sangat berpusat pada siswa dan siswa
memiliki peran dalam pengasesan kemajuan mereka sendiri di dalam kelas.
Keuntungan portofolio (Nur, 2005) antara lain portofolio meningkatkan jumlah di
47
samping mutu tulisan dan menyumbang terhadap perkembangan kognitif,
penggunaan portofolio mendorong siswa untuk melakukan refleksi atas karyanya,
menganalisis kemajuan dan menetapkan tujuan perbaikan. Asesmen diri
menggalakkan keterlibatan langsung siswa dalam pembelajaran. Keterlibatan siswa
dalam pembelajaran dan penilaian akan memotivasi siswa belajar, meningkatkan
kompetensinya, berkesempatan mengemukakan pendapatnya dan tahu kekeliruan
pemahaman materi sehingga siswa akan berusaha untuk belajar lebih giat.
Peningkatan nilai rata-rata kelas dan ketuntasan belajar klasikal karena siswa
merasa senang dalam pembelajaran dan materi lebih mudah dipahami. Hasil angket
siswa menunjukan secara berturut-turut untuk siklus I, siklus II dan siklus III sebesar
85,42%; 88% dan 93,75%, siswa menyatakan pembelajaran lebih menyenangkan
sehingga lebih memotivasi siswa untuk belajar. Berdasarkan hasil angket untuk
siklus I, siklus II dan siklus III berturut-turut sebesar 93,75% ; 95,83%; 97,92%,
siswa menyatakan materi lebih mudah dipahami, sehingga meningkatkan penguasaan
siswa terhadap materi pelajaran dan meningkatkan hasil belajar. Peningaktan hasil
belajar pada penelitian juga karena kinerja guru yang semakin baik dari siklus ke
siklus beriktnya (lihat tabel 7. data kinerja guru).
Pada siklus II, nilai rata-rata kelas mengalami peningkatan dari 71,29 pada
siklus I menjadi 76,19. Peningakatan nilai rata-rata kelas juga karena sebelum
pembelajaran siswa diperintahkan mempelajari materi terlebih dahulu di rumah.
Kesiapan siswa dalam pembelajaran melalui pembelajaran kooperatif Jigsaw dapat
meningkatkan kebersamaan, siswa lebih terlatih untuk dapat bertukar pikiran, saling
membantu dan saling menghargai antar sesama teman.
48
Ketuntasan belajar klasikal mengalami penurun pada siklus II dari
pembelajaran siklus I yaitu 85,42% menjadi 83,33%. Penurunan ketuntasan belajar
pada siklus II karena ada kelompok yang kurang kondusif untuk belajar sehingga ada
materi yang belum dijelaskan oleh siswa kepada sesama anggota kelompoknya.
Siswa yang banyak diam dan menggangu antara lain Ismojo AT dan Ika Mutiara DS,
sehingga kurang menguasai dan memahami materi pelajaran. Dengan demikian akan
menghambat dan membuat kesulitan siswa lain dalam kelompoknya dalam
memahami materi pelajaran secara keseluruhan. Terdapat siswa yang aktif namun
mendapatkan hasil tes yang buruk antara lain M. Faisal Maulana, M. Iqbal, Nurul
Qomariah, Anggi H dll. Siswa tersebut mungkin kurang dapat menangkap,
menguasai materi jika dengan cara belajar kelompok dan pratikum dan lebih dapat
menguasai materi jika penjelasan dari guru atau kelihatnya aktif namum tidak
belajar. Pendapat Ibrahim (2001), menyatakan bahwa belajar kooperatif akan efektif
jika anggota kelompoknya saling bekerjasama, saling menghargai dan bertanggung
jawab terhadap materi bagiannya jika tidak dilakukan akan menghambat anggota
kelompoknya yang lain.
Berdasarkan hasil tes pada siklus III mengalami penurunan Nilai rata-rata
kelas jika dibandingkan dengan siklus II yaitu dari 76,19 menjadi 73,85. Berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh nilai thitung:1,10 sedang ttabel(94;0,05): 1,665 dan ttabel(94;0,01):
2,375 dengan demikian nilai rerata kelas pada siklus II dan siklus III tidak terdapat
perbedaan yang signitifikan. Penurunan nilai rerata kelas karena soal tes siklus III
meliputi semua materi dari siklus I, siklus II dan siklus III sehingga kemungkinan
besar ada materi pelajaran yang sudah dilupakan oleh siswa. Materi Pengelolan
49
Lingkungan cukup banyak dan ada materi yang abstrak sehingga siswa cukup
kesulitan untuk mengingat semuanya dan banyak yang terlupakan.
Meningkatannya ketuntasan belajar dari siklus sebelumnya tersebut
dipengaruhi oleh meningkatnya kinerja guru dan keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Siswa terlibat langsung dalam pembelajaran dan membentuk
pengetahuan sendiri. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus III diperoleh hasil yang
sudah sesuai harap, dikarenakan: 1) siswa sudah dapat menyesuaikan diri dengan
model Jigsaw, 2) siswa mendapat pengalaman baru yang berkaitan dengan
penggunaan model Jigsaw, 3) motivasi siswa untuk mempelajari materi pelajaran
biologi bertambah, 4) keberanian siswa bertambah, karena dalam diskusi siswa
dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran, dan 5) rasa tanggung jawab siswa secara
individu maupun kelompok meningkat, karena adanya tuntutan dari anggota
kelompoknya yang lain.
Berdasarkan hasil belajar dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran
kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik dapat
meningkatkan hasil belajar pada materi Pengelolaan Lingkungan.
3. Tanggapan Siswa
Data tanggapan siswa diambil dengan menggunakan angket siswa yang
diberikan pada setiap akhir siklus. Angket siswa diberikan setelah siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik. Hasil angket siswa disajikan pada tabel
berikut.
50
Tabel 6. Hasil Angket Siswa Setiap Akhir Siklus.
Persentase (%) No. Uraian
Siklus I Siklus II Siklus IIIKesan pembelajaran biologi. a. Menyenangkan 85,42% 88% 93,75%
1.
c. Tidak Menyenangkan 14,58% 10,42% 6,25% Pemahaman terhadap materi Biologi. a. Lebih mudah dipahami 93,75% 95,83% 97,92%
2.
b. Sulit dipahami 6,25% 4,17% 2,08% Kesan terhadap cara mengajar guru biologi. a. Menyenangkan dan rileks 91,67% 93,75% 95,83%
3.
b. Tidak menyenangkan dan rileks 8,33% 6,25% 4,17% Penerapan pembelajaran Jigsaw dengan pendekatan JAS.
a. Terdapat kesulitan 27,08% 25% 20,83%
4.
b. Tidak ada kesulitan 72,92% 75% 79,17% Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran.
a. Menyenangkan dan tenang 75% 85,42% 83,34%
5.
b. Tidak menyenangkan dan ramai 25% 14,58% 16,67% Keterangan: Data selangkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14 halaman 118.
Pembahasan
Hasil angket siswa dari siklus I ke siklus berikutnya mengalami
peningakatan, mengenai kesan siswa terhadap pembelajaran kooperatif Jigsaw
dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik adalah siswa merasa senang karena
suasana kelas tidak monoton dan siswa dapat bertukar pikiran antar sesama anggota
kelompok. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan mungkin karena
pembelajaran dirancang supaya siswa dapat terlibat langsung, eksplorasi lingkungan
dan memanfaatkan media nyata sehingga siswa lebih tertarik dengan pembelajaran.
Menurut siswa bahwa pembelajaran dengan pendekatan JAS dapat membantu siswa
dalam memahami materi, mungkin karena materi yang dipelajari menjadi lebih
51
nyata, lebih bervariasi, lebih menarik, dan lebih berdaya guna bagi kehidupannya.
Pendapat Kartijono dan Mariyanti (2005), menyatakan bahwa pembelajaran dengan
pendekatan JAS memungkinkan siswa dapat mempelajari berbagai konsep dan cara
mengkaitannya dengan kehidupan nyata, sehingga hasil belajarnya lebih berdaya
guna bagi kehidupannya.
Menurut siswa cara mengajar guru juga menyenangkan dan rileks sehingga
siswa merasa tidak tertekan. Suasana kelas selama pembelajaran lebih kondusif dan
tidak ramai sehingga siswa merasa nyaman dalam belajar dan tidak mengalami
kesulitan dalam belajar. Hal ini karena guru telah meningkatkan kinerja dalam
pembelajaran. Siswa telah meningkatkan sikap kerjasamanya, saling menghargai,
salilng membantu dan meningkatkan sikap penerimaan terhadap temannya. Sikap
positif tersebut dibentuk karena diterapkannya pembelajaran kooperatif Jigsaw
dengan pendekatan JAS. Menurut Joyce & Weil dalam Hindarto (1996), bahwa
pembelajaran kooperatif mengembangkan Interaksi antara anggota kelompok
membuahkan pengetahuan dan rasa sosial serta menumbuhkan aktivitas intelektual.
Kerjasama meningkatkan rasa solidaritas, membangun hubungan yang positif
terhadap orang lain. Kerjasama meningkatkan rasa percaya diri dalam peningkatan
pembelajaran dan meningkatkan perasaan dihargai dan diperhatikan oleh orang lain
dalam lingkungannya.
4. Data Kinerja Guru
Pada pelaksanaan penelitian dilakukan pengamatan kinerja guru yang
dilaksanakan oleh peneliti dan dibantu rekan mahasiswa dengan menggunakan
lembar kinerja guru dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran sesuai RP. Data
52
kinerja guru dinyatakan dalam bentuk skor kinerja guru yang disajikan pada tabel
berikut.
Tabel 7. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran.
Skor Kinerja Guru No. Siklus I Siklus II Siklus III 1 75 80 79 2 74 80 75 3 80 78 78 4 74 75 80 5 70 74
Jumlah 373 387 312 Rerata 74,6 77,4 78
Keterangan: Data selengkapnya pada dilihat lampiran 27 halaman 137.
Berdasarkan pengamatan observer pada siklus I bahwa kinerja guru sangat
baik (mempunyai skor 74,6) dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga
suasana pembelajaran menjadi lebih kondusif. Guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran semakin baik diantaranya saat pendahuluan dilakukan dengan baik
untuk mempersiapkan alat dan bahan, penertiban suasana kelas dan penyampaian
tujuan pembelajaran. Dalam membimbing siswa juga ada peningkatan dari
sebelumnya sehingga siswa menjadi lebih dapat bekerjasama dan lebih aktif.
Penyampaian materi pelajaran juga lebih menarik dengan adanya praktikum dan
diskusi serta dibantu dengan memanfaatkan media belajar berupa gambar dan objek
langsung. Kinerja guru sudah baik namun demikian terdapat kekurangan antara lain
masih cepat dalam menerangkan terutama pada saat kegiatan siswa dan pengambilan
kesimpulan. Berdasarkan pengamatan dari observer pada saat belajar kelompok
untuk melakukan percobaan guru masih kurang dalam menuntun siswa dan masih
menjawab langsung, sehingga kebingungan untuk menyelesaikan tugasnya. Pendapat
Hasibuan dan Moedjiono (1995), menyatakan bahwa campur tangan guru yang
53
berlebihan merupakan salah satu dari beberapa kekeliruan yang perlu dihindari guru
dalam kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan data wawancara guru terungkap bahwa guru mengalami
kesulitan dalam memantau aktivitas siswa selama kegitan pembelajaran. Guru
merasa belum puas karena belum maksimal dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran terutama dalam membimbing siswa sehingga perlu mencoba lagi.
Namun demikan masih ada kurang seperti masih cepat dalam menerangkan dan
membimbing diskusi atau praktikum dalam kelompok dan saat diskusi kelas masih
kurang baik. Pengelolaan waktu cukup baik, namun siswa masih tergesa-gesa dan
masih ada yang belum selesai mengerjakan tugas.
Pada siklus II, kinerja guru sangat baik dan mengalami peningkatan dalam
pelaksanaan proses pembelajaran misalnya menerangkan sudah lebih lambat dari
sebelumnya. Guru dalam membimbing diskusi atau praktikum dan pengelolaan
waktu sudah lebih baik dari sebelumnya, sehingga siswa mengerjakan tugas dengan
baik dan tidak tergesa-gesa namun masih ada siswa yang belum selesai bekerja.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada proses pembelajaran pada
siklus II diketahui bahwa guru telah memperbaiki kekurangan pada siklus I. Kinerja
guru dalam kegiatan pembelajaran pada siklus II meningkat jika dibandingkan siklus
I dari skor 74,6 menjadi 77,4 (dapat dilihat pada tabel 4). Tindakan perbaikan
tersebut terlihat dari cara guru menerangkan dengan tidak terlalu cepat dan tidak
mendominasi pembicaraan dan pemikiran siswa dalam membimbing kelompok.
Guru juga tidak langsung menjawab pertanyaan siswa tetapi dengan mengarahkan
siswa menemukan jawaban sendiri, sehingga siswa benar-benar belajar mencari
jawaban dan guru hanya memberi stimulus dan bimbingan. Pendapat Chauhan dalam
54
Ali (1987), menyatakan bahwa peranan guru dalam kerja kelompok salah satunya
adalah sebagai advisor yaitu guru memberikan saran-saran tentang penyelesaian
tugas bila diperlukan. Pemberian saran ini berupa pengajuan pertanyaan-pertanyaan
bukan pemberian informasi secara langsung dan guru berkeliling memberi teguran
pada siswa yang tidak aktif.
Kinerja guru pada siklus II sangat baik, namun demikian masih terdapat
kekurangan antara lain guru masih kurang memantau aktivitas siswa dalam diskusi
kelompok. Guru masih kurang dalam memperhatikan siswa dengan menegur jika ada
yang ramai dan menggangu temannya sehingga ada kelompok yang banyak bermain-
main dan materi pelajaran tidak dikuasi dengan baik. Guru juga merasa belum puas
karena belum optimal dalam membimbing siswa dan ketuntasan belajar belum
memenuhi indikator maka perlu mencoba lagi.
Pada siklus III, kinerja guru sudah sangat baik melaksanakan proses
pembelajaran. Guru dengan sangat baik memberikan penjelasan dan membimbing
siswa dalam kerja kelompok dan saat diskusi kelas sehingga siswa mengerjakan
tugas dengan baik dan dapat mengemukakan pendapatnya. Pengelolaan waktu sudah
sesuai dengan RP, sehingga siswa mengerjakan tugas dengan baik.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa guru telah meningkatkan
kinerjanya dalam mengelola proses pembelajaran. Guru telah memperbaiki
kekurangan yang ditemukan pada pembelajaran sebelumnya. Tindakan perbaikan
tersebut adalah pengelolan waktu yang lebih baik, lebih membimbing siswa dalam
kerja kelompok, sudah berkeliling kelas dan menegur siswa jika ada yang ramai dan
mengganggu siswa lain. Guru juga telah memberikan pertanyaan-pertanyaan
55
penuntun pada setiap kelompok ahli untuk membantu dalam diskusi. Dengan
demikian siswa mempunyai kerangka berpikir dan arahan yang jelas dalam
berdiskusi. Pelaksanaan pembelajaran siklus III telah sesuai dengan rencana
pembelajaran yang telah direncanakan pada tahap perencanaan siklus III.
Berdasarkan hasil analisis di atas, sudah jelas bahwa strategi pembelajaran
kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS dan penilaian autentik mampu
menciptakan suasana belajar yang kondusif, tidak membosankan dan tidak
menjenuhkan, siswa bekerja dalam keadaan rileks namun tetap aktif dan
bertanggunga jawab serta peningkatan hasil belajar.
5. Data Wawancara Guru
Pada pelaksanaan PTK, di setiap akhir siklus peneliti melakukan wawancara
dengan guru untuk mengetahui kendala dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran
dan mengetahui yang belum dimengerti guru berkaitan pelaksanaan penelitian ini.
Wawancara guru juga bertujuan untuk mengetahui ketercapaian keberhasilan
penelitian menurut pandangan guru.
Hasil wawancara pada siklus I, guru berpendapat bahwa strategi
pembelajaran yang diterapkan baik. Suasana kelas menjadi lebih kondusif dan lebih
mudah dalam menyampaikan materi. Siswa menjadi lebih aktif dan lebih terkendali
dari sebelumnya. Menurut guru ada kesulitan dalam membimbing siswa dalam
kelompok, sulit memantau aktivitas siswa dan juga keterbatasan waktu saat diskusi
kelas sehinggga guru merasa belum puas dalam melaksanakan pembelajaran.
Pada siklus II menurut guru bahwa kegiatan pembelajaran lebih baik dari
sebelumnya. Guru menyatakan lebih mudah dalam menyampaikan materi dan siswa
56
lebih terkendali. Suasana kelas lebih kondusfi, lebih mudah memantau aktivitas
siswa dan siswa lebih aktif dan lebih bekerjasama. Menerapkan pembelajaran
kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS ada peningkatan kualitas pembelajaran.
Guru merasa kesulitan dalam membimbing siswa dengan baik sehingga merasa
belum puas.
Pada siklus III menurut guru bahwa dengan menerapkan pembelajaran
kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS ada peningkatan kualitas pembelejaran.
Dalam pembelajaran siswa lebih aktif dan lebih terkendali sehingga tercipta suasana
pembelajaran yang kondusif. Menurut guru materi pelajaran lebih mudah untuk
disampaikan kepada siswa dan lebih mudah dalam memantau aktivitas siswa. Data
wawancara selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 23-25, halaman 140-142.
Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I, siklus II, dan siklus III, guru
berpendapat bahwa strategi pembelajaran yang diterapkan baik. Suasana kelas
menjadi lebih kondusif dan lebih mudah dalam menyampaikan materi. Siswa
menjadi lebih aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran
yang baik ini mungkin karena diterapknya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik. Strategi pembelajaran tersebut menuntut
siswa aktif, bertanggungjawab, saling bekerjasama, saling membantu, eksplorasi
lingkungan sebagai sumber belajar sehingga pembelajaran lebih menarik dan
bermakna.
Pada siklus I, menurut guru ada kesulitan dalam membimbing siswa dalam
kelompok, sulit memantau aktivitas siswa dan juga keterbatasan waktu saat diskusi
kelas sehinggga guru merasa belum puas dalam melaksanakan pembelajaran.
Kesulitan tersebut mungkin karena guru dan siswa belum terbiasa dengan strategi
57
pembelajaran ini. Pada siklus II dan siklus III, Guru merasa kesulitan dalam
membimbing siswa dengan baik sehingga merasa belum puas. Kesulitan ini terjadi
mungkin karena kelas termasuk kelas besar dengan 48 siswa dan siswa cukup aktif
dalam pembelajaran.
Menurut guru bahwa menerapkan pembelajaran kooperatif jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik ada peningkatan kualitas pembelajaran pada
siklus I jika dibandingkan sebelum melaksanakan penelitian ini. Peningkatan kualitas
pembelajaran dapat dilihat dari peningkatan keaktifan siswa, kinerja siswa dalam
pembelajaran, hasil belajar dan kinerja guru mengalami peningkatan.
58
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa
melalui penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan
penilaian autentik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Pengelolaan
Lingkungan di SMP N 6 Semarang. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian pada
siklus III yaitu tingkat keaktifan siswa sebesar 93,75% telah memenuhi indikator
kinerja yaitu ≥ 85% siswa aktif dalam pembelajaran. Pada siklus III nilai rata-rata
kelas sebesar 73,85 dengan ketuntasan 93,75% telah memenuhi indikator kinerja
yaitu ≥ 85% siswa mendapat nilai ≥ 65. Siswa dan guru merasa puas dengan
pembelajaran yang sudah berlangsung pada pelaksanaan PTK ini.
B. Saran
Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran biologi
perlu dilakukan:
1. Penerapan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS dan
penilaian autentik pada materi biologi yang lain.
2. Pada kegiatan pembelajaran perlu adanya kontrol yang baik dan bimbingan
yang baik dari guru sehingga siswa benar-benar memanfaatkan waktu untuk
memahami materi dengan baik dan aktif selama proses pembelajaran.
3. Perlu sosialisasi mengenai strategi pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan
pendekatan JAS dan penilaian autentik sebelum penelitian dilakukan.
59
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. 1987. Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.
Arend, Richard I. 1997. Classroom Instruction and Management. New York: The
McGraw-Hill Companies, inc. Arikunto, S. 2001. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi
Aksara. Chalimah U.N. 2006. Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa MA Al Ashor
Gunungpati Semarang dengan Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Semarang: FMIPA UNNES.
Darsono, M.; Sugandhi, A.; Dj. Martensi; R. K. Sutadi & Nugroho. 2000. Belajar
dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Fauzi AN. 2005. Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan Hewan. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.
Hasibuan, J.J. & Moedjiono. 1995. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Hindarto, N. 1996. Cooperative Learning sebagai Upaya Meningkatkan
Kemampuan Siswa. Makalah. Semarang: IKIP Semarang Press. Ibrahim M., dkk. 2001. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: UNESA-Universitas
Press. Ibrahim M. 2003. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata
Pelajaran Biologi. Assesmen Autentik. Jakarta: Depdiknas Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo. Kartijono EN. & Mariyanti A. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Makalah Semlok
Pengembangan Kurikulum Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Kustanti EH. 2005. Penerapan Strategi Jigsaw Untuk Meningkatkan Keaktifan
dan Hasil Belajar Siswa Kelas II MTs N Parakan Temanggung Pada Konsep Sistem Saraf. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.
60
Mulyani S. 2003. Pembelajaran Inovatif I. Makalah Workshop Pengembangan
Profesi Guru Bidang Studi Biologi Sekolah Menengah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah.
Murdiatun T. 2005. Meningkatkan Kegiatan Belajar Mengajar Pada Konsep
Keanekaragaman Hewan Menggunakan Metode Jigsaw Untuk Siswa Kelas VII SMP N Wangon Kabupaten Banyumas. Skripsi. Semarang: FMIPA UNNES.
Nur, M. 1996. Pembelajaran Kooperatif dalam Kelas IPA. Surabaya: IKIP
Surabaya. Nur, M. 2005. Ide-Ide Inovatif Pengembangan Kurikulum dan Disain Inovasi
Pembelajaran Biologi. Makalah. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Nurhadi. 2004. Kurikulum 2004 (Pertanyaan dan Jawaban). Jakarta: Grasindo. Ridlo S. 2005. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Malakah Semlok
Pengembangan Kurikulum Biologi Dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES Dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Rosidin, U. 2004. Asesmen Otentik: Pengembangan Dan Penerapannya Dalam
Pembelajaran IPA. Makalah. Yogyakarta: Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia (HEPI).
Santoso K. 2005. Jelajah Alam Sekitar (JAS). Makalah Semlok Pengembangan
Kurikulum Biologi dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jurusan Biologi FMIPA UNNES dalam Rangka Pelaksanaan Program PHK A2. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
Sardiman. 2001. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rosa
Grafindo Persada. Slavin, R. 1995. Cooperative Learning. Second Edition. Massachusetts: Allyn and
Bacon. Sudjana, N. 2000. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar
Baru Algensindo. Sudjarwo, S. 1998. Beberapa Aspek Pengembangan Sumber Belajar. Jakarta:
Putratama Sarana Perkasa.
61
Sulistyorini, S. 1998. Pengembangan Paket Pembelajaran Dengan Model “FLEX YOUR BRAIN” (Penalaran) Pada Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Metakognisi Siswa di SMU N 18 Surabaya. Tesis. Surabaya: IKIP Surabaya.
TIM MKDK. 1990. Strategi Belajar Mengajar I. Semarang: IKIP Semarang
Press. Wuryanto. 2005. Upaya Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas IIC SMP N 13
Semarang pada Konsep Sistem Transportasi dengan Menggunakan Model Jigsaw. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.
SILABUS DAN SISTEM PENILAIAN Nama Sekolah : SMP Negeri 6 Semarang Mata Pelajaran : SAINS (Biologi) Kelas / Semester : VII/2 (Genap) Standar Kompetensi : Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen, serta melakukan
upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatsi pencemaran dan kerusakan lingkngan.
Strategi Pembelajaran Penilaian Kompetensi Dasar
Materi Pokok Tatap Muka Pengalaman
Belajar
Indikator Jenis
Tagihan Bentuk Tagihan
Contoh Instrumen
Alokasi Waktu
Sumber, alat, dan bahan
Mendiskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan / praktikum
Pengaruh manusia di dalam ekosistem * Penebangan
hutan * Pencemaran
udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara
* Upaya mengatasi dan menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan
* Kegiatan berwawasan lingkungan
* Praktikum , memfasilitasi percobaan erosi, pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara
* Diskusi penebangan hutan, pencemaran udara, air, tanah, dan suara serta upaya mengatasinya
* Kegiatan berwawasan lingkungan
* Melakukan percobaan erosi, dan pencemaran (udara, air, tanah, dan suara).
* Mendiskusikan secara berkelompok tentang penebangan hutan, pencemaran (udara, air, tanah, dan suara) dan upaya mengatasinya.
* Melakukan kegiatan berwawasan lingkungan
* Menjelaskan konsekuensi penebangan hutan pengaruhnya terhadap kerusakan lingkungan dan upaya mengatasinya.
* Menjelaskan pengaruh pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara kaitannya dengan aktivitas manusia dan upaya mengatasinya.
* Tes
* Non tes
* Lembar kerja siswa
* Uraian
* Portofolio
* Performance
* Sebutkan zat pencemar udara? bagaimana pengaruhnya terhadap lingkungan?
* Laporan hasil praktikum, lembar hasil diskusi, analisis artikel / jurnal lingkungan
* Diskusikan penyebab pencemaran lingkungan?
10 JP Buku siswa dari PEMKOT, LKS Alat dan Bahan: 1. Kertas pH
Universal 2. Air
selokan, air sumur
3. Ikan, detergen, dll sesuai di LKS
2
63
Lampiran 2. Rencana Pembelajaran Siklus I
RENCANA PEMBELAJARAN I
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan.
B. Indikator 1. Produk
a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran udara. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap
lingkungan. c. Siswa dapat menjelaskan pengaruh penebangan hutan terhadap
lingkungan. d. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan
pencemaran udara. 2. Proses
a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran udara. b. Siswa mampu memprediksi pengaruh pencemaran udara terhadap
lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh penebangan hutan terhadap
lingkungan. d. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi kerusakan hutan dan
pencemaran udara. 3. Ketrampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan.
64
d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga,
Sumarwan dkk 4. Lembar kerja siswa (LKS 01- 05)
E. Media/ Alat/ Bahan 1. Beaker glass 7. Mikroskop
2. Kaleng persegi 8. Dua kaca benda dan penutup 3. Gelas ukur 9. Minyak goreng dan tali 4. Penyiram untuk membuat hujan buatan 10. Gambar kerusakan hutan 5. Dua gelas penampung 11. Gambar pencemaran hutan 6. Tanah berumput dan tidak berumput
F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (15 menit) 1. Guru menyiapkan alat-alat dan bahan untuk praktikum pada proses
pembelajaran. 2. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi hutan dan lingkungan di
sekitar rumah mereka. 3. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan
siswa dengan materi yang akan dipelajari. 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok. (Fase 1) 5. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara mengajukan
pertanyaan. (Fase 1) II. Kegiatan Inti (65 menit):
1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen. (Fase 2:5 menit)
2. Guru memberikan LKS,dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LKS yang berbeda-beda. (Fase 3:5menit)
3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LKS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS. (10 menit)
65
4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan kegiatan/praktikum sesuai pentunjuk LKS dan mendiskusikan hasil praktikum dan membuat kesimpulan. (Fase 4: 45 menit)
III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan
hutan dan pencemaaran udara. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah
disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan.
G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran - Laporan praktikum. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui,
Semarang, …………2006 Guru Biologi Peneliti Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H. Fajar
66
RENCANA PEMBELAJARAN II
Standar Kompetensi :Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan.
B. Indikator 1. Produk
a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran udara. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran udara terhadap
lingkungan c. Siswa dapat menjelaskan pengaruh penebangan hutan terhadap
lingkungan. d. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan
pencemaran udara. 2. Proses
a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab pencemaran udara. b. Siswa mampu memprediksi pengaruh pencemaran udara terhadap
lingkungan dan makluk hidup. c. Siswa mampu mengidentifikasi pengaruh kerusakan hutan terhadap
lingkungan. d. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi kerusakan lingkungan dan
pencemaran udara. 3. Ketrampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa mampu mengikuti proses pembelajaran dengan aktif. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang
diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar
Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri
67
3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk
4. Lembar kerja siswa (LKS 01-05) E. Media/ Alat/ Bahan
1. Gambar kerusakan hutan. 2. Gambar pencemaran hutan. 3. Hasil kerja siswa pada pertemuan sebelumnya.
F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (10 menit)
1. Guru melakukan apresiasi tentang kegiatan pembelajaran pada pertemuan minggu lalu.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok . (Fase 1) 3. Memberi motivasi siswa belajar dengan mengajukan pertanyaan. (Fase 1)
II. Kegiatan Inti (70 menit): 1. Hasil praktikum dan diskusi hasil praktikum, setiap anggota kelompok ahli
harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya. (25 menit)
2. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan hasil praktikum dan diskusi kelas. (20 menit)
3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada siswa dengan menyebutkan nomornya. Diadakan tes individual. (Fase 5: 20 menit)
4. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tertinggi dengan menuliskan pada papan prestasi di depan kelas. (Fase 6: 5 menit)
III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk membuat poster tentang penebangan
hutan dan pencemaaran udara. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah
disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan.
G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum. - Karya siswa. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Semarang, …………2006
Guru Biologi Peneliti Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H. Fajar
68
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) KONSEKUENSI PENEBANGAN HUTAN
A. Tujuan Mencari tahu bagaimana pengaruh penebangan hutan terhadap
lingkungan seperti tanah longsor, banjir dan erosi. Menumbuhkan kesadaran siswa untuk ikut serta dalam menjaga kelestarian hutan.
B. Alat dan Bahan 1. Dua buah kotak persegi 4. Tanah tak berumput 2. Tanah berumput lebat 5. Dua buah gelas penampung 3. Dua buah penyiram 6. Gelas ukur 1000 ml
C. Cara Kerja 1. Susunlah perangkat percobaan seperti gambar berikut ini
A B
2. Siramlah perangkat percobaan A dan B dengan volume air yang sama, misalnya 500 ml
3. Tampunglah hasil siraman perangkat percobaan A dan B. Amati keadaan tampungan dan ukurlah volume air masing-masing perangkat!
4. Catatlah hasil pengamatan dalam tabel
Tabel Hasi l Pengamatan Hasil percobaan Peralatan Awal
percobaan I II III Rata-rata
Volume air Perangkat A (tanah berumput) Kondisi air
Volume air Perangkat B (tanah gundul) Kondisi air
Pertanyaan 1. Apa yang menyebabkan perbedaan data pada tabel pengamatan? 2. Dari percobaan tersebut, apa akibat dari penebangan hutan sehingga terjadi
kerusakan hutan bagi lingkungan? 3. Berdasarkan percobaan tersebut diskusikan di bawah ini yaitu:
a. Jelaskan kaitan kerusakan hutan dengan pendangkalan sungai? b. Bagaimana terjadinya banjir karena kerusakan hutan? c. Bagaimana terjadinya tanah longsor akibat kerusakan hutan?
4. Bagaimana upaya penanggulangan kerusakan hutan akibat penebangan hutan secara liar?
5. Buatlah kesimpulan kelompokmu dari hasil praktikum tersebut!
69
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02) KONSEKUENSI PENEBANGAN HUTAN
Diskusikan bersama dengan anggota kelompokmu, pertanyaan berikut ini. Perhatikan gambar dibawah ini akibat kerusakan hutan terhadap kehidupan makhluk hidup (keanekaragaman hayati).
1. Apa penyebab kerusakan hutan di Indonesia ? 2. Bagimana dampak kerusakan hutan terhadap keanekaragaman hayati di hutan? 3. Bagaimana upaya menangani penurunan keanekaragaman flora dan fauna akibat
penebangan hutan secara liar? 4. Letak Indonesia di daerah tropis mempunyai kawasan hutan dan terumbu karang
yang luas. Terumbu karang tersebar di seluruh kepulauan Indonesia, demikian juga halnya dengan kawasan hutan. Hutan merupakan kawasan yang sangat berpotensi baik untuk keseimbangan alam maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia, salah satunya kebutuhan akan sumber daya energi. Untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya energi tersebut, tekanan-tekanan dari manusia membuat hutan dieksploitasi secara besar-besaran dan akumulasinya telah melampaui batas ekologi yang dibutuhkan hutan untuk memulihkan dirinya. Hilangnya hutan mengakibatkan semakin besar tingkat erosi dan semakin tinggi kandungan lumpur dalam airsungai. Lumpur ini secara perlahan namun pasti akan terbawa oleh aliran air sungai ke laut, dimana di kawasan tersebut ekosistem terumbu karang berada. Lumpur-lumpur tersebut akan menutupi terumbu karang, sehingga terumbu karang tidak lagi mendapat cahaya matahari untuk melakukan fotosintesis. Selain tumpukan lumpur, limbah-limbah industri dan limbah rumah tanggapun akan terbawa hanyut ke lautan yang menyebabkan terumbu karang tidak dapat berkembang dan mati. a) penyebab terumbu karang tidak dapat berkembang biak dan mati? b) Bagaimana upaya untuk mengatasi agar terumbuk karang tidak mati?
Kira-kira 2,47 m2 hutan menjadi gundul tiap menitnya, setidaknya 4200 hektar hutan tropis hilang tiap tahun.
Tidak kelihatan lagi tumbuhan yang hijau dan hewan yang riang gembira.
70
5. Perhatikan gambar di bawah ini. Pengabaian masyarakat
terhadap fungsi hutan sebagai ‘paru-paru’ dunia menimbulkan dampak global yang sungguh-sungguh memprihatinkan. Bagaimana tidak? Sebab kerusakan hutan hujan tropis Indonesia yang termasuk terluas di dunia itu, iklim dan suhu bumi akan bergerak di antara titik-titik ekstrem, zat seantero dunia.
Badai global tersebut dipicu dari ketiadaan ‘media alamiah’
(hutan) yang bisa menyerap gas karbon dioksida. Sehingga, jumlah karbon menjadi tidak seimbang, dan gas karbon dioksida pada atmosfirpun tidak bisa dikonversi menjadi gas oksigen yang mencukupi bagi bumi. Karena sifat gas karbon yang bisa mengurung panas (seperti rumah kaca), maka suhu atmosfer terus naik sampai ke titik panas yang ekstrim. Terjadilah pergeseran arus gelombang panas dari laut yang kemudian memicu terjadinya perubahan tekanan, kemudian akan menimbulkan angin besar (badai). Tak hanya sampai disitu, kenaikan suhu atmosfir bumi itupun bisa menimbulkan banjir besar di berbagai kawasan, karena suhu di kutub ataupun salju abadi ayang meliputi puncak-puncak gunung tersebut terus mancair.
a) Apakah yang dibahas dalam bacaan tersebut di atas? b) Bagaimana usaha untuk mengatasinya?
6. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
71
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) PENCEMARAN UDARA
A. Tujuan
Mencari tahu udara yang bersih dengan mengetahui perbedaan polutan udara bebas dan polutan dari buangan knalpot. Menumbuhkan kesadaran siswa untuk ikut menjaga kebersihan udara dan tidak menimbulkan polusi udara.
B. Alat dan Bahan 1. Mikroskop/lup 4. Minyak goreng 2. Dua kaca benda dan penutup 5. Kaca penutup 3. Tali untuk mengikat 6. Pipet
C. Cara Kerja 1. Olesi tiap-tiap kaca benda dengan minyak goreng. 2. Kaca benda I : letakkan di jendela atau dekat pintu kelas selama 10-15 menit. 3. Kaca benda II : ikat dengan tali dan gantungkan dekat knalpot sepeda motor
atau mobil yang sedang dinyalakan, tunggu beberapa saat, kemudian mobil / motor dimatikan. Catatan : jangan terlalu dekat dengan knalpot panas dan mengeluarkan racun.
4. Perhatikan udara yang keluar dari knalpot. 5. Setelah itu tutuplah masing-masing kaca benda dengan kaca penutup. 6. Amati kaca benda tersebut dengan mikroskop. 7. Catatlah hasilnya pada tabel.
Tabel Hasil Pengamatan No. Komponen udara Kaca I (*) Kaca II (*) 1. Debu 2. Karbon 3. Uap air 4. Abu bekas pembakaran 5. Asap
(*) diisi dengan: : Tidak ada ++ : Cukup banyak + : Ada sedikit +++ : Banyak Pertanyaan 1. Udara mana yang baik untuk kehidupan manusia? 2. Apakah sama partikel yang terdapat pada buangan knalpot dengan udara bebas? 3. Prediksikan zat atau gas apa saja yang terdapat dalam asap knalpot! 4. Apa akibatnya zat-zat atau gas yang terdapat pada asap knalpot bagi
lingkungan? 5. Setelah melakukan pengamatan, apa yang dimaksud dengan pencemaran
(polusi) udara? 6. Sebutkan sumber pencemar udara yang lain! 7. Buatlah Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
72
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04) PENCEMARAN UDARA
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. Perhatikan gambar skematis di bawah ini dengan seksama!
Pertanyaan 1. Sebutkan zat penyebab pencemaran udara pada gambar di atas! 2. Proses apa yang ditunjukan gambar skematis tersebut? 3. Jelasakan proses yang terjadi pada gembar skematis tersebut! 4. Sebutkan dampak dari proses tersebut bagi lingkungan dan makhluk hidup! 5. Bagaimana cara mengatasi akibat pencemaran udara yang mengakibatkan
seperti ditunjukan gambar tersebut? 6. Buatlah kesimpulan dari diskusi kelompokmu!
73
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 05) PENCEMARAN UDARA
Perhatikan gambar di bawah dan diskusikan dalam kelompokmu.
Gambar 2
1. Sebutkan zat yang menyebabkan pencemaran udara pada gambar di atas! 2. Perhatikan dan jelaskan proses yang terjadi pada gambar ke satu (1) dan
sebutkan dampaknya bagi lingkungan hidup? 3. Perhatikan dan jelaskan proses yang terjadi pada gambar ke dua (2) dan
sebutkan dampaknya bagi lingkungan hidup? 4. Bagaimana upaya penanggulangan terjadinya efek rumah kaca? 5. Bagaimana upaya mengurangi terjadinya kerusakan lapisan ozon ? 6. Buatlah kesimpulan dari kegiatan ini!
Gambar 1
Bumi
atmosfer
Sebagian energi dipancarkan ke angkasa
Cahaya matahari
Sebagian panas dipantulkan kembali ke bumi
74
Lampiran 3. Rencana Pembelajaran Siklus II
RENCANA PEMBELAJARAN I
Standar Kompetensi : Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling
ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan.
B. Indikator 1. Produk
a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaran air dan tanah. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran air, dan tanah terhadap
lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah.
2. Proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab dan pengaruh pencemaran air,
dan tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. b. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah.
3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang
diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar
Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga,
Sumarwan dkk 4. Lembar Kerja siswa (LKS 01-05)
E. Media/ Alat/ Bahan a. Beaker glass e. Ikan Mas atau ikan lele
75
b. Air sumur dan air selokan. f. Indikator pH, Termometer air c. Mikroskop. Gelas ukur, g. dan sesuai dengan di LKS d. Air sumur, air detergen 5% dan 2,5%
F. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (15 menit)
1. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi lingkungan disekitar rumah mereka.
2. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 4. memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1)
II. Kegiatan Inti (65 menit): 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok
beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen.(fase 2:5 menit)
2. Guru memberikan LKS atau LDS, dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LKS atau LDS yang berbeda-beda.(fase 3:5menit)
3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LKS atau LDS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS atau LDS.(10 menit)
4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan diskusi/praktikum sesuai pentunjuk LKS atau LDS. Membuat kesimpulan dan menyerahkan kepada guru.(fase 4: 35 menit)
5. Diadakan kuis untuk mengecek pemahaman siawa. (10 menit) III. Penutup (10 menit):
1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan hutan dan pencemaaran lingkungan sesuai dengan tugas pada kelompok ahli.
2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan.
Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum atau hasil diskusi. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui,
Semarang, …………2006 Guru Biologi Peneliti
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H. Fajar
76
RENCANA PEMBELAJARAN II
Standar Kompetensi : 4. Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/ Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan.
B. Indikator 1. Produk
a. Siswa dapat menjelaskan penyebab pencemaaran air, dan tanah. b. Siswa dapat menjelaskan pengaruh pencemaran air dan tanah terhadap
lingkungan dan makhluk hidup. c. Siswa dapat menjelaskan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah.
2. proses a. Siswa mampu mengidentifikasi penyebab dan pengaruh pencemaran air dan
tanah terhadap lingkungan dan makhluk hidup. b. Siswa mampu mengusulkan upaya mengatasi pencemaran air dan tanah.
3. Ketrampilan Sosial a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk mengerjakan tugas yang
diberikan. C. Model pembelajaran/Strategi Belajar
Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar)
D. Sumber Pembelajaran 1.Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP Kelas VII Semester 2 Penerbit Erlangga,
Sumarwan dkk 4. LKS (Lembar Kerja siswa)
E. Media/ Alat/ Bahan a. Beaker glass e. Ikan Mas atau ikan lele b. Air sumur dan air selokan. f. Indikator pH, Termometer air c. Mikroskop dan gelas ukur. g. dan sesuai dengan di LKS
77
d. Air sumur, air detergen 5% dan 2,5% F. Skenario Pembelajaran
I. Pendahuluan (15 menit) 1. Guru melakukan apersepsi terhadap pembelajaran minggu kemarin. 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 3. memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1)
II. Kegiatan Inti (65 nmenit): 1. Pada pertemuan kemarin, Setelah selesai praktikum atau diskus kelompok,
setiap anggota kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya.(25 menit)
2. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan hasil praktikum dan diskusi.(10 menit)
3. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan secara acak kepada siswa dengan menyebutkan nomornya. Diadakan tes individual.(fase 5:30 menit)
4. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya memperoleh nilai tertinggi.(fase 6:10 menit)
III. Penutup (10 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk membuat karya seperti poster atau
kerajinan tangan mendaurulang sampah. 2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah
disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan.
Penilaian
- Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui, Semarang, …………2006
Guru Biologi Peneliti
Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H. Fajar
78
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) MENCARI AIR BERSIH DAN TERCEMAR
A. TUJUAN Mengetahui air yang bersih dan cirinya serta air tercemar dan cirinya. Zat
atau bahan yang menyebabkan pencemaran air. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya air dalam kehidupan sehingga ikut serta menjaga kebersihan air.
A. ALAT DAN BAHAN 1. Mikroskop 5. Kaca benda dan kaca penutup 2. Ember 6. Beaker glass 3. Air selokan 7. Air sumur (ledeng) 4. Termometer air 8. Kertas indikator universal
C. CARA KERJA 1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. 2. Siswa pergi ke depan sekolah untuk mengambil air selokan. 3. Siswa mengambil air sumur (ledeng). 4. Amati kondisi fisik (warna, bau, kekeruhan, rasa) air dari kedua sumber
yaitu air selokan dan air sumur. 5. Ukurlah suhu dan pH dari kedua air tersebut. 6. Teteskan air selokan pada kaca benda lalu tutup dengan kaca penutup, amati
di bawah mikroskop. 7. Teteskan air sumur pada kaca benda dan tutp dengan kaca penutup, lalu
amati di bawah mikroskop. 8. Catat hasil pengamatan pada tabel di bawah ini.
Tabel Hasil Pengamatan No. Komponen Air Sumur Air Selokan 1. Suhu 2. PH 3. 4. 5.
PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan perbedaan kondisi air tersebut? 2. Dari kedua macam air tersebut, air mana yang mengalami pencemaran air
dan yang baik untuk kebutuhan hidup makhluk hidup? 3. Sebutkan kriteria(ciri-ciri) air tercemar? 4. Prediksikan zat atau bahan yang menyebabkan pencemaran air selokan? 5. Bagaimana upaya mengatasi pencemaran air yang terjadi di selokan? 6. Setelah melakukan pengamatan, Apakah yang dimaksud pencemaran air? 7. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
79
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02) PENCEMARAN AIR
A. Tujuan Mengetahui pengaruh zat pencemar air sabun terhadap kehidupan hewan
air. Upaya untuk mengatasinya pencemaran air akibat air sabun. Meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai sehingga tidak terjadi pencemaran air.
B. Alat dan Bahan 1. Dua buah beaker glass 1000 ml. 2. 2 ekor ikan mas/ikan lele. 3. Termometer air. 4. Air detergen kosentrasi 5% dan 2,5%. 5. Pipet dan gelas ukur.
C. Cara Kerja 1. Beri nomor 1, 2 pada gelas kimia. 2. Isilah gelas kimia pada nomor 1dengan air detergen 5%, nomor 2 dengan air
detergen 2,5%, masing-masing 800 ml. 3. Pada masing-masing beaker glass masukan seekor ikan mas, pada waktu
bersamaan. 4. Amatilah perilaku dan kondisi ikan (membuka menutup operkulum(tutup
insang) ikan, kesimbangan tubuh, ketahanan dan keadaan fisik). Tabel Pengamatan:
Kondisi ikan mas pada menit ke
Air detergen dengan kosentrasi 5%
Air detergen dengan kosentrasi 2,5%
5
10
15
20
25
30 PERTANYAAN: 1. Bagimana keadan ikan mas setelah 3 menit pada air detergen kosentrasi 5% dan
2,5%? 2. Pada menit ke berapa ikan mas mati dalam air detergen kosentrasi 5% dan
2,5%? Berikan alasanmu terhadap kematian ikan mas! 3. Apa yang terjadi jika air detergen di buang ke sungai/badan air yang lain? 4. Usaha apa yang dilakukan supaya air detergen dari limbah rumahtangga tidak
mencemari sungai?
80
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 03) PENCEMARAN AIR
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. 1. Pertanian menggunakan peptisida (DDT) dalam membunuh hama atau penyakit
tanaman, penggunaan peptisida yang berlebih dan sisanya mengalir ke sungai/badan air.
a. Jelaskan proses akumulasi DDT pada makhluk hidup dan akibatnya bagi
manusia? b. Disebut apa kejadian akumulasi DDT pada makhluk hidup? c. Bagaimana upaya menanggulangi supaya tidak terjadi akumulasi DDT?
2. Jelaskan gambar di bawah ini yang merupakan akibat pencemran air!
Diskusikan pertanyaan berikut: a. Disebut apa sungai yang tertutup oleh alga akibat pertumbuhan yang
berlebihan? b. Apa yang terjadi pada ekosistem air jika sungai tertutup oleh pertumbuhan
alga? c. Apa yang terjadi pencemaran terhadap kehidupan bayi?
Petani mengunakan pestisida
Burung pemakan ikan (kadar DDT 1575 kali dari air)
Fitoplakton (kadar DDT 145 kali dari air
Zooplakton (kadar DDT 270 kalidari air)
Ikan kecil (kadar 525 kali dari air)
Ikan besar (kadar DDT 985 kali dari air)
Limbah organik, Pupuk, kotoran berupa fosfat dan nitrat(NO3)
NO3 dalam air minum
Bayi (3 bulan) gangguan sistem peredaran darah Jumlah ikan
menurun
81
3. Ceritakan gambar dibawah ini! Apa dampak terhadap lingkungan dan bagaimana upaya penanggulangannya?
4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
82
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 04) Mencari dan Menganalisis ‘ Harta Karun” Sampah
A. Tujuan
Mengetahui zat, bahan atau energi yang dapat menyebabkan pencemaran tanah. Menumbuhkan kesadaran pada diri siswa untuk ikut menjaga lingkungan dengan membuang sampah pada tempatnya sehingga tidak menimbulkan pencemaran tanah.
B. Alat dan Bahan : 1. Sapu lidi 4. Sampah organik dan anorganik. 2. Kantong plastik /karung 5. Timbangan 3. Tanah 6. Tali pengikat
C. Cara Kerja : 1. Kumpulkan sampah-sampah dari lokasi yang telah ditentukan. 2. Masukkan sampah ke kantong plastik. 3. Pilihlah sampah menjadi dua, organik dan anorganik 4. Timbanglah berat masing-masing sampah tersebut.
Bila berat sampah yang ditemukan setiap hari adalah sama, maka berapa berat sampah dalam 1 bulan ataupun 1 tahun?
5. Catatlah data yang kamu peroleh dalam tabel pengamatan. Buatlah grafik dari data yang kamu peroleh.
6. Untuk minggu depan : masukan sampah tersebut pada pada plastik dicampur dengan tanah dan ikat rapat-rapat. Sampah organik dan sampah anorganik pada plastik yang berbeda.
Tabel Pengamatan
Lokasi:……….. Golongan sampah
Berat sehari (kg) Berat sebulan (kg)
Berat setahun (kg)
Organik Anorganik Jumlah
Pertanyaan 1. Buatlah grafik dari tabel pengamtan yang kamu peroleh! 2. Apa saja komponen sampah organik dan sampah anorganik? 3. Apa pengaruh sampah-sampah tersebut terhadap tanah? 4. Setelah melakukan kegiatan, apa yang dimaksud pencemaran tanah? 5. Bagaimana usahamu untuk mengurangi jumlah sampah yang ada: a) di rumah;
b) di lingkungan sekolah; c) di lingkungan sekitar. 6. Buatlah kesimpulan dari hasil kerja kelompokmu!
83
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 05) PENCEMARAN TANAH
Diskusikan dalam kelompokmu pertanyaan berikut. 1. Amati hasil pekerjan minggu lalu yaitu sampah dicampurkan dengan tanah.
Catatlah hasil pengamatanmu. a. bagimana kondisi tanah dengan sampah organik dan tanah dengan sampah
anorganik? b. Adakah perbedaan kedua jenis tanah tersebut? Mengapa hal ini terjadi?
2. Dengan melihat gambar di bawah ini. Apa yang terjadi jika sampah tidak dibuang dengan benar?
3. Perhatikan grafik di bawah ini. Jelaskan kaitannya dengan pencemaran tanah!
4. Perhatikan dengan seksama gambar berikut:
a. Ceritakan gambar diatas kaitannya derngan pencemaran tanah! b. Usaha apa yang dilakukan di TPA supaya sampah tidak meluas
mencemari tanah? 5. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi!
84
Lampiran 4. Rencana Pembelajaran Siklus III
RENCANA PEMBELAJARAN I
Standar Kompetensi : 4. Mengidentifikasi komponen ekosistem dan saling ketergantungan antar komponen serta melakukan upaya pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan.
Materi Pokok : Pengelolaan Lingkungan Bidang Studi : Pengetahuan Alam/Biologi Kelas/ Semester : VII/ 2 Waktu : 2 x 45 menit/ 2 JP Sekolah : SMP NEGERI 6 SEMARANG A. Kompetensi Dasar
Mendeskripsikan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan untuk mengatasi pencemaran dan kerusakan lingkungan dan melaporkan dalam bentuk karya tulis, laporan pengamatan atau percobaan.
B. Indikator 1. Produk
a. Siswa mampu menjelaskan sumber pencemaran suara. b. Siswa mampu menjelaskan pengaruh pencemaaran suara terhadap
lingkungan dan makhluk hidup serta cara mengatasinya. 2. Proses
a. Siswa mampu mendeteksi sumber pencemaran suara. b. Siswa mampu mencari dan mendeteksi pengaruh pencemaran suara
terhadap lingkungan dan cara mengatasinya. 3. Ketrampilan Sosial
a. Siswa mampu bekerjasama dengan anggota kelompoknya. b. Siswa aktif di dalam proses pembelajaran. c. Siswa mampu mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan. d. Siswa mempunyai tanggungjawab untuk mengerjakan tugas yang diberikan.
C. Model pembelajaran/Strategi Belajar Model pembelajaran kooperatif jigsaw dengan pendekatan JAS
D. Sumber Pembelajaran 1. Buku pegangan siswa dari PEMKOT Bab 6 Pengeleloan lingkungan 2. Buku Sains Biologi jilid 1 terbitan Erlangga, Istamar Syamsuri 3. Buku Sains Biologi SMP VII Semester 2 Penerbit Erlangga, Sumarwan dkk 4. LKS (Lembar Kerja Siswa)
E. Media/ Alat/ Bahan 1. Gambar tentang pencemaran suara. 2. Sound Levelmeter (alat ukur suara). 3. Suara gaduh kelas.
E. Skenario Pembelajaran I. Pendahuluan (10 menit) 1. Guru menanyakan kepada siswa bagaimana kondisi lingkungan disekitar
rumah mereka.
85
2. Guru menanggapi dan menghubungkan permasalahan yang disampaikan siswa dengan materi yang akan dipelajari.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi pokok .(fase 1) 4. Memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar dengan cara.(fase 1)
II. Kegiatan Inti (75 menit): 1. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. Setiap kelompok
beranggotakan 3-5 siswa, tiap siswa diberi nomor urut sesuai dengan absen.(fase 2: 2,5 menit)
2. Guru memberikan LDS, dimana setiap siswa dalam anggota kelompok memperoleh LDS yang berbeda-beda.(fase 3: 2,5menit)
3. Siswa dari kelompok asal yang memperoleh LDS yang sama, selanjutnya berkumpul dengan anggota kelompok lain guna membentuk kelompok gabungan (kelompok ahli) dan memberi kesempatan untuk bertanya jika kurang jelas dalam LKS atau LDS.(5 menit)
4. Dalam kelompok ahli mereka melakukan diskusi sesuai LDS.(fase 4: 15 menit)
5. Setelah selesai diskus kelompok, setiap anggota kelompok ahli harus kembali ke kelompok asalnya. Anggota kelompok ahli dengan materi yang dikuasainya memberikan penjelasan kepada teman sekelompoknya.(25 menit)
6. Guru memberikan kuis dan tes individual kepada siswa.(fase 5:20 menit) 7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang anggotanya
memperoleh nilai tertinggi dengan menuliskan pada papan prestasi di depan kelas.(fase 6:5 menit)
III. Penutup (5 menit): 1. Guru memberikan tugas rumah untuk mencari artikel tentang penebangan
hutan dan pencemaaran lingkungan sesuai dengan tugas pada kelompok ahli.
2. Guru meminta siswa untuk membuat ringkasan materi pelajaran yang telah disampaikan dan membuat repleksi diri (penilaian diri) terhadap penguasaan materi yang baru saja disampaikan.
G. Penilaian - Keaktifan/aktivitas siswa selama proses pembelajaran. - Laporan praktikum atau hasil diskusi. - Tes tertulis. - Ringkasan materi dan repleksi diri (penilaian diri).
Mengetahui,
Semarang, …………2006 Guru Biologi Peneliti Mardiyanti Pujiastuti, A.Md., S.H. Fajar
86
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 01) IDENTIFIKASI SUARA NORMAL DAN SUARA BISING
A. Tujuan Siswa mengidentifikasi adanya pencemaran suara dan penyebab pencemaran suara pada lingkungan sekitar serta mengusulkan cara mengatasinya. Diharapkan ada peningkatan kesadaran pada diri siswa untuk berperan serta dalam mengurangi pencemaran suara di kehidupan sehari-hari.
A. Alat dan Bahan 1. Alat ukut bunyi (Sound Levelmeter) 4. Suara mesin (motor/mobil/diesel) 2. Suara percakapan 5. Suara di keramaian lalu lintas 3. Suara kelas gaduh
B. Cara Kerja 1. Ukurlah intensitas suara dengan alat sound levelmeter pada situasi
percakapan, kelas gaduh, suara mesin, dan keramian lalu lintas. 2. Ulangi percobaan tadi sebanyak 3 kali. 3. Catatlah hasil percobaan pada tabel pengamatan.
Tabel Pengamatan No. Situasi/suara Percobaan
I (dB) Percobaan
II (dB) Percobaan
III (dB) Rata-rata
(dB) 1. 2. 3. 4.
Pertanyaan
1. Pada ambang batas berapakah intensitas suara normal (tidak kebisingan)? 2. Dari hasil pengamatan pada tabel, adakah yang tergolong pencemaran suara?
Berikan alasan! 3. Setelah melakukan pengamatan, apakah yang dimaksud dengan pencemaran
suara? 4. Bagaimana usaha yang kamu lakukan untuk mengurangi pencemaran suara
yang ada di lingkungan sekitarmu? 5. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
87
LEMBAR KERJA SISWA (LKS 02 ) PENCEMARAN SUARA
Perhatikan gambar yang menunjukan penyebab pencemaran suara.
Diskudikan pertanyaan berikukt ini. 1. Mengapa suara yang ditimbulkan pada gambar-gambar diatas termasuk
penyebab pencemaran suara? berikan alasanmu! 2. Apa yang kamu rasakan jika kamu mendengarkan suara yang ditunjukan pada
gambar di atas? 3. Usaha apa yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran suara pada gambar
diatas? Dari masing – masing penyebeb pencemaran suara. 4. Buatlah kesimpulan dari hasil diskusi kelompokmu!
HASIL UJICOBA TES SIKLUS I Nomor Butir Soal No. Kode
siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Y Y2
1 AA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 361 2 AA2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 18 324 3 AA3 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 17 289 4 AA4 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16 256 5 AA5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 16 256 6 AA6 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 256 7 AA7 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 15 225 8 AA8 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 15 225 9 AA9 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 14 196
10 AA10 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 13 169 11 BB1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 9 81 12 BB2 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 9 81 13 BB3 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 8 64 14 BB4 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 8 64 15 BB5 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 8 64 16 BB6 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 7 49 17 BB7 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 7 49 18 BB8 0 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 6 36 19 BB9 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 5 25 20 BB10 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 5 25
∑X 12 11 11 11 12 11 12 13 12 10 11 12 10 12 11 12 11 13 12 12 231 3095 ∑X2 12 11 11 11 12 11 12 13 12 10 11 12 10 12 11 12 11 13 12 12 ∑XY 161 150 1.53 150 159 154 153 164 166 136 151 162 139 164 144 161 147 165 158 158
Validitas 0,49 0,49 0,56 0,49 0,45 0,57 0,32 0,31 0,61 0,44 0,52 0,52 0,51 0,56 0,37 0,49 0,43 0,34 0,43 0,43 Keterangan Vld Vld Vld Vld Vld Vld tdk tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld tdk Vld Vld tdk Vld Vld
Interprestasi r Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Rdh Rdh Tgi Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Rdh Ckp Ckp Rdh Ckp Ckp M 11,5 Vt 21,348 r11 0,812
Tk. Kesukaran 0,6 0,55 0,55 0,55 0,6 0,55 0,6 0,65 0,6 0,5 0,55 0,6 0,5 0,6 0,55 0,6 0,55 0,65 0,6 0,6 Kriteria Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg
PA 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 0,7 0,8 0,8 0,7 0,9 0,7 0,8 0,8 0,8 0,8 0,8 PB 0,4 0,3 0,3 0,3 0,4 0,3 0,4 0,5 0,3 0,3 0,3 0,4 0,3 0,3 0,4 0,4 0,3 0,5 0,4 0,4
Daya Pembeda 0,4 0,5 0,5 0,5 0,4 0,5 0,4 0,3 0,6 0,4 0,5 0,4 0,4 0,6 0,3 0,4 0,5 0,3 0,4 0,4 Kriteria Ckp Bk Bk Bk Ckp Bk Ckp Ckp Bk Ckp Bk Ckp Ckp Bk Ckp Ckp Bk Ckp Ckp Ckp
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
HASIL UJICOBA TES SIKLUS II
Nomor Butir Soal No.
Kode siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Y Y2
1 AA 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 17 289 2 AA1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 16 256 3 AA2 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16 256 4 AA3 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 15 225 5 AA4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 15 225 6 AA5 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 15 225 7 AA6 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 14 196 8 AA7 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 14 196 9 AA8 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 14 196 10 AA9 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 13 169 11 BB 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 9 81 12 BB1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 9 81 13 BB2 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 8 64 14 BB3 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 8 64 15 BB4 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 7 49 16 BB5 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 1 1 7 49 17 BB6 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 6 36 18 BB7 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 6 36 19 BB8 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 5 25 20 BB9 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4 16
∑X 13 14 13 12 12 13 12 13 12 6 7 14 13 12 12 12 14 14 218 2734 ∑X2 13 14 13 12 12 13 12 13 12 6 7 14 13 12 12 12 14 14 ∑XY 153 164 162 149 146 155 150 166 154 82 92 177 165 158 158 156 171 176
Validitas 0.28 0,29 0,50 0,44 0,37 0,33 0,46 0,60 0,56 0,43 0,39 0,63 0,58 0,66 0,66 0,61 0,48 0,60 Keterangan Tdk Tdk Vld Vld Tdk Tdk Vld Vld Vld Vld Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld
Interprestasi r Rdh Rdh Ckp Ckp Rdh Rdh Ckp Tgi Ckp Ckp Rdh Tgi Ckp Tgi Tgi Tgi Ckp Tgi M 11
Vt 17,89 r11 0,761
Tk. Kesukaran 0,65 0,7 0,65 0,6 0,6 0,65 0,6 0,65 0,6 0,3 0,35 0,7 0,65 0,6 0,6 0,6 0,7 0,7 Kriteria Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Skr Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg
PA 0,8 0,8 0,9 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 0,9 0,5 0,5 1 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 0,9 PB 0,5 0,6 0,4 0,4 0,4 0,5 0,4 0,4 0,3 0,1 0,2 0,4 0,4 0,3 0,3 0,3 0,5 0,5
Daya Pembeda 0,3 0,2 0,5 0,4 0,4 0,3 0,4 0,5 0,6 0,4 0,3 0,6 0,5 0,6 0,6 0,6 0,4 0,4 Kriteria Ckp Jlk Bk Ckp Ckp Ckp Ckp Bk Bk Ckp Ckp Bk Bk Bk Bk Bk Ckp Ckp
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
HASIL UJICOBA TES SIKLUS III
Nomor Butir Soal Y Y2 No. Kode siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AA1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 19 361 2 AA2 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 18 324 3 AA3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 17 289 4 AA4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 17 289 5 AA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 16 256 6 AA6 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15 225 7 AA7 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 15 225 8 AA8 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 14 196 9 AA9 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 14 196
10 AA10 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 13 169 11 BB1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 9 81 12 BB2 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 9 81 13 BB3 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 8 64 14 BB4 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 8 64 15 BB5 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 7 49 16 BB6 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 7 49 17 BB7 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 6 36 18 BB8 1 0 0 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 6 36 19 BB9 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5 25 20 BB10 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 5 25
∑X 13 10 13 8 13 13 10 12 10 7 12 11 10 11 11 10 12 14 14 14 228 3040 ∑X2 13 10 13 8 13 13 10 12 10 7 12 11 10 11 11 10 12 14 14 14 11,4 ∑XY 163 137 169 113 173 172 134 155 146 93 160 153 143 152 157 144 155 174 179 168
Validitas 0,33 0,49 0,46 0,47 0,55 0,53 0,43 0,40 0,68 0,30 0,50 0,59 0,62 0,57 0,68 0,64 0,40 0,34 0,45 0,20 Keterangan Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Tdk Vld Vld Vld Vld Vld Vld Vld Tdk Vld Tdk
Interprestasi r Rdh Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Ckp Tgi Rdh Ckp Ckp Tgi Ckp Tgi Tgi Ckp Rdh Ckp Rdh
M 11,4 Vt 22,04 r11 0,819
Tk. kesukaran 0,65 0,5 0,65 0,4 0,65 0,65 0,5 0,6 0,5 0,35 0,6 0,55 0,5 0,55 0,55 0,5 0,6 0,7 0,7 0,7 Kriteria Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg Sdg
PA 0,8 0,7 0,8 0,6 0,9 0,9 0,7 0,8 0,8 0,5 0,8 0,8 0,8 0,8 0,9 0,8 0,8 0,9 0,9 0,8 PB 0,5 0,3 0,5 0,2 0,4 0,4 0,3 0,4 0,2 0,2 0,4 0,3 0,2 0,3 0,2 0,2 0,4 0,5 0,5 0,6
Daya Pembeda 0,3 0,4 0,3 0,4 0,5 0,5 0,4 0,4 0,6 0,3 0,4 0,5 0,6 0,5 0,7 0,6 0,4 0,4 0,4 0,2 Kriteria Ckp Ckp Ckp Ckp Bk Bk Ckp Ckp Bk Ckp Ckp Bk Bk Bk Bk Bk Ckp Ckp Ckp Jlk
Keterangan: Vld: valid Tdk: Tidak Valid Ckp: Cukup Rdh: Rendah Tgi: Tinggi Sdg: Sedang Bk: Baik Jlk: Jelek
91
Lampiran 6. Perhitungan Validitas, Reliabillitas, Taraf Kesukaran dan Daya
Pembeda
Perhitungan Validitas Soal Siklus I
Rumus:
Kriteria:
Besarnya Nilai r Interprestasi 0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat Rendah
Berikkut ini contoh perhitungan validitas soal pada butir No.1
No. Kode X Y X2 Y2 XY 1 AA1 1 19 1 361 19 2 AA2 1 18 1 324 18 3 AA3 1 17 1 289 17 4 AA4 1 16 1 256 16 5 AA5 0 16 0 256 0 6 AA6 1 16 1 256 16 7 AA7 1 15 1 225 15 8 AA8 1 15 1 225 15 9 AA9 1 14 1 196 14 10 AA10 0 13 0 169 0 11 BB1 0 9 0 81 0 12 BB2 1 9 1 81 9 13 BB3 0 8 0 64 0 14 BB4 1 8 1 64 8 15 BB5 0 8 0 64 0 16 BB6 1 7 1 49 7 17 BB7 1 7 1 49 7 18 BB8 0 6 0 36 0 19 BB9 0 5 0 25 0 20 BB10 0 5 0 25 0
∑X 12 231 12 3095 161
( )( )( )[ ] ( )[ ]2222xy
YYNXXN
YXXYNrΣ−ΣΣ−Σ
ΣΣ−Σ=
92
Dengan menggunakan rumus tersebut diperoleh:
( ) ( )4950
2313095201212202311216120
22,
....rxy =
−−
−=
Harga rxy terletak pada interval 0,400 – 0,600 maka interprestasi nilai rxy-nya
termasuk dalam kategori cukup.
Perhitungan Reliabillitas Instrumen Pada Siklus I
Rumus:
Keterangan:
M = Rata-rata skor total
k = jumlah butir tes
Vt = variasi skor total
Kriteria:
Besarnya Nilai r Interprestasi 0,800 – 1,000 Sangat tinggi 0,600 – 0,800 Tinggi 0,400 – 0,600 Cukup 0,200 – 0,400 Rendah 0,000 – 0,200 Sangat Rendah
Dari tabel diketahui harga dari:
M = 11,5 Vt = 21,348 k = 20
Berdasarkan tabel pada analisis uji coba diperoleh:
( ) 81203482120
511205111120
2011 ,
,,,r =⎟
⎠
⎞⎜⎝
⎛×
−−⎟
⎠⎞
⎜⎝⎛
−=
Karena harga r11 (0,812) terletak pada interval 0,800-1,000 maka interprestasi
nilai r11 termasuk dalam kategori tinggi.
( )⎥⎦⎤
⎢⎣⎡ −
−⎥⎦⎤
⎢⎣⎡
−=
Vt.kMkM
kkr 1
111
93
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pada siklus I
Rumus:
JSBP =
Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = jumlah siswa yang menjawab benar
JS = jumlah soal
Kriteria:
Interval P Kriteria 0,00 – 0,30 Sukar 0,30 – 0,70 Sedang 0,70 – 1,00 Mudah
Kelompok Atas Kelompok Bawah No. Kode Skor No. Kode Skor
1 AA1 1 1 BB1 0 2 AA2 1 2 BB2 1 3 AA3 1 3 BB3 0 4 AA4 1 4 BB4 1 5 AA5 0 5 BB5 0 6 AA6 1 6 BB6 1 7 AA7 1 7 BB7 1 8 AA8 1 8 BB8 0 9 AA9 1 9 BB9 0 10 AA10 0 10 BB10 0
Jumlah 8 Jumlah 4 Berdasarkan tabel diatas diperoleh:
6502013 ,P ==
Dengan nilai P = 0,65 terletak pada interval 0,30-0,70 maka soal tersebut
termasuk dalam kategori sedang.
94
Perhitungan Daya Pembeda Soal Pada Siklus I
Rumus:
PBPAJBBB
JABaD −=−=
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
JA = Banyaknya peserta kelompok atas
JB = Banyaknya peserta kelompok bawah
BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda soal (Arikunto, 2001) adalah:
Interval D Kriteria 0,00 – 0,20 Jelek 0,20 – 0,40 Cukup 0,40 – 0,70 Baik 0,70 – 1,00 Baik sekali
Kelompok Atas Kelompok Bawah No. Kode Skor No. Kode Skor
1 AA1 1 1 BB1 0 2 AA2 1 2 BB2 1 3 AA3 1 3 BB3 0 4 AA4 1 4 BB4 1 5 AA5 0 5 BB5 0 6 AA6 1 6 BB6 1 7 AA7 1 7 BB7 1 8 AA8 1 8 BB8 0 9 AA9 1 9 BB9 0 10 AA10 0 10 BB10 0
Jumlah 8 Jumlah 4
4010
48 ,D =−
=
Karena harga D (0,4) terletak pada interval 0,40-0,70 maka soal termasuk kategori
baik.
95
Lampiran 7. Hasil Rekapitulasi Soal-Soal Hasil Uji Coba
Siklus I
No. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan
Valid: 16
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,
13,14,16,17,19,20.
Dipakai
1. Validitas
Tidak valid: 4 7,8,15,18. Diperbaiki
2. Reliabillitas 0,812
Baik: 8 2,3,4,6,9,11,14,17 Dipakai 3. Daya
Pembeda Cukup: 12 1,5,7,8,10,12,13,15,16,
18,19,20
Dipakai
4. Tingkat
Kesukaran
Sedang : 20 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17,18,1
9,20
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 7,8,15,18
Siklus II
No. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan
Valid: 13
3,4,7,8,9,10,12,13,14,1
5,16,17,18.
Dipakai
1. Validitas
Tidak valid: 5 1,2,5,6,11. Diperbaiki
2. Reliabillitas 0,761
Baik: 8 3,8,9,12,13,14,15,16. Dipakai
Cukup: 9 1,4,5,6,7,10,11,17,18 Dipakai
3. Daya
Pembeda
Jelek: 1 2 Diperbaiki
Sedang : 17
1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,
13,14,15,16,17,18
4. Tingkat
Kesukaran
Sukar: 1 10
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 1,2,5,6,11
96
Siklus III
No. Aspek Soal Hasil Uji Coba Nomor Soal Keterangan
Valid: 14
1,2,3,4,5,6,9,10,11,12,
13,14,16,17,19,20.
Dipakai
1. Validitas
Tidak valid: 6 1,8,10,17,18,20. Diperbaiki
2. Reliabillitas 0,819
Baik: 8 5,6,9,12,13,14,,15,16 Dipakai
Cukup: 11
1,2,3,4,7,8,10,11,17,18
,19
Dipakai
3. Daya
Pembeda
Jelek: 1 20 Diperbaiki
4. Tingkat
Kesukaran
Sedang : 20 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,
12,13,14,15,16,17,18,1
9,20
Dipakai dengan perbaikan soal nomor 1,8,10,17,18,20.
97
Lampiran 8. Soal Tes Akhir Siklus
TEST INDIVIDUAL SIKLUS I
Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1. Hasil percobaan menunjukan bahwa pada peralatan B (tanah tidak berumput), air
yang ditampung menjadi keruh, penyebabnya adalah kecuali ......... a. air yang mengalir membawa tanah. b. air yang disiramkan, mencuci papan yang kotor. c. tidak ada yang menahan tanah yang terlarut air. d. lahan tersebut tidak ada tumbuhan. 2. Yang bukan fungsi hutan dalm memjaga kesimbangan lingkungan adalah .......... a. sebagai tempat resapan air. c. sebagai paru-paru dunia. b. sebagai payung raksasa. d. sebagai tempat berteduh hewan. 3. Dampak erosi di hutan gundul berdasarkan praktikum kerusakan hutan adalah…
a. air keruh, tanah longsor, dan tanah terkikis. b. lahan menjadi datar cocok untuk pertanian. c. persediaan air melimpah untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian. d. membantu untuk penyedian lahan yang datar untuk perumahan. 4. Perhatikan pernyataan berikut: 1. Tanah menjadi tandus akibat terkikis. 2. Jika terjadi hujan tidak ada yang menahan jatuhnya air hujan. 3. Lapisan tanah subur tergerus terbawa aliran air. 4. Pada lahan miring, tanah yang sudah jenuh menjadi bergerak ke bawah. 5. Tanah menjadi jenuh tidak mampu menahan air Urutkan terjadinya longsor akibat penebangan hutan secara liar adalah ........... a. 1 – 2 – 3 – 5 – 4 c. 3 – 2 – 1 – 5 – 4 b. 2 – 3 – 1 – 5 – 4 d. 5 – 1 – 2 – 3 – 4 5. Kerusakan hutan karena adanya penebangan hutan secara liar berakibat buruk
pada keanekaragaman makhluk hidup yaitu……….. a. makhluk hidup nudah untuk mendapatkan makanan. b. makhluk hidup banyak yang mati. c. makhluk hidup menjadi berkembang pesat. d. makhluk hidup merasa bebas bergerak.
6. Hutan gundul di daerah hulu sungai berakibat buruk pada kelestarian terumbuk karang hal ini disebabkan oleh adanya………….. a. erosi menyebabkan air sungai keruh membawa tanah mengalir ke laut. b. tanah longsor di hutan. c. banjir pada musim hujan karena hutan gundul. d. tanah hutan menjadi tidak subur.
98
7. Penebangan liar menyebabkan kerusakan hutan yang memdukung terjadinya efek rumah kaca karena .................................. a. tidak ada pepohonan yang menyerap panas matahari. b. tidak adanya penghalang pergerakan udara panas. c. penghasil oksigen berkurang. d. penyerapan karbon dioksida yang dikonversi menjadi oksigen berkurang.
8. Cara yang tepat dilakukan pada tanah gundul akibat penebangan liar adalah…… a. membuat sengkedan sehingga lahan tidak miring. b. melakukan reboisasi agar menjadi hutan kembali. c. membiarkan saja tanah itu agar tumbuh alang-alang. d. memanfaatkan tanah itu untuk usaha pertanian. 9. Zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan atau penurunan
kualitas lingkungan disebut .............. a. kimiawi c. radioaktif b. polutan d. emisi
10. Zat atau bahan yang menyebabkan polusi udara antara lain kecuali ............. a. air raksa danarsen. c. mikroorganisme dan asap pabrik b. debu dan asap kendaraan bermotor. d. Pb (timbale) dan CFC.
11. Karbon monoksida dari emisi kendaraan bermotor yang berbahaya karena......... a. menyebabkan kanker c. menyebabkan keracunan dan mati. b. menyebabkan katarak d. menyebabkan efek rumah kaca.
12. Polutan udara yang menyebabkan hujan asam adalah .......... a. NO2 dan SO2 c. NOx dan CO2
b. CO dan SOx d. CO dan CO2 13. Yang bukan dampak buruk hujan asam adalah…
a. hujan asam dapat merusak bangunan. b. mengganggu pertumbuhan tanaman dan membunuh tumbuhan. c. tanah hutan menjadi lebih subur karena adanya zat asam. d. perairan menjadi asam sehingga ekosistem air akan terganggu.
14. SO2 dan NO2 naik ke awan dan turun ke bumi berupa butiran-butiran padat. Peristiwa ini disebut ....................
a. hujan asam. c. polusi asam. b. deposisi asam. d. polusi udara. 15. Usaha untuk mengatasi polusi udara yang menyebabkan hujan asam adalah...... a. mengurangi penggunaan gas asam. b. mengurangi penggunaan bahan bakar fosil minyak bumi. c. mengurangi pemasangan penyaring pada cerobong asap pabrik. d. mengurangi penggunaan CFC pada AC. 16. Polutan udara berupa 42danCHCO dapat menyebabkan efek rumah kaca.
Dampak buruk dari efek rumah kaca adalah………….. a. bumi menjadi lebih hangat karena adanya panas matahari yang tertahan. b. permukaan air laut menjadi lebih rendah karena adanya penguapan. c. dapat menyebabkan penyakit demam panas. d. terjadinya badai dan perubahan iklim.
99
17. Lapisan ozon yang berada di lapisan stratosfer berfungsi untuk .................... a. memantulkan sinar ultra violet dari matahari. b. menyaring radiasi untra violet dari matahari. c. menahan radiasi sinar gamma dari lingkungan. d. menggabungkan karbon monoksida dengan cuaca dingin. 18. Dampak buruk menipisnya lapisan ozon adalah kecuali ………………..…
a. penyakit katarak mata dan menimbulkan kanker mata pada sapi. b. mengurangi daya kekebalan pada manusia. c. menimbulkan kanker kulit. d. meningkatkan jumlah ikan dan tanaman.
19. Usaha mencegah terjadinya lubang ozon karena polusi udara adalah kecuali...... a. mengganti zat CFC dengan senyawa yang ramah lingkungan. b. tidak menggunakan CFC pada kulkas, AC dan semprotan parfum. c. tidak menggunakan styrofoam. d. menanam kembali hutan yang gundul.
20. Data jumlah kendaraan bermotor pada suatu tempat.
No. Lokasi Jam Jumlah kendaraan yang lewat
1. Jatingaleh 08.00 – 16.00 11.567 – 13.899
2. Simpang lima 08.00 – 16.00 15.545 – 15.954
3. Sekaran 08.00 – 16.00 2.345 – 4.567
4. Jl. Pemuda 08.00 – 16.00 7.896 – 9768 Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan data tersebut adalah ............. a. daerah Simpang lima udaranya lebih bersih dari daerah Jatingaleh. b. udara di sekaran lebih buruk daripada di Jl. Pemuda. c. udara di Jatingaleh lebih bersih daripada di Jl. Pemuda. d. udara di Simpang lima lebih buruk daripada di Sekaran.
100
TES INDIVIUDAL SIKLUS II
Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1. Ciri-ciri air bersih yang layak digunakan untuk memenuhi kebutuhan adalah ….
a. bening, beraroma harum, dan tidak mengandung bakteri. b. bening, tidak beraroma, dan tidak mengandung bakteri. c. bening, berasa asin, dan tidak berwarna. d. berwarna putih, tidak mengandung kapur, dan tidak mengandung baketri.
2. Air selokan yang ada di depan sekolah termasuk air tercemar karena ………… a. bening, pH netral dan tidak berasa. b. berwarna, beraroma, dan terasa asin. c. tidak ada mikroorganisme, banyak ikan, dan tidak beraroma. d. tidak berwarna, banyak batu dan pH netral.
3. Bahan yang berpotensi mencemarai air adalah kecuali …………………… a. kerang, batu besar dan ikan. c. detergen, bakteri, dan limbah nuklir. b. perstisida, pupuk dan detergen. d. air raksa, arsen, dan oli.
4. Pengkayaan perairan oleh zat nutrisi limbah organik, pupuk disebut ………… a. polusi c. akumulasi b. nutrisisasi d. eutrofikasi
5. Akibat terjadinya eutrofikasi di perairan adalah kecuali ……………………… a. tubuh ikan semakin besar. c. ikan banyak yang mati. b. perairan kaya akan ikan. d. peraiaran semakin indah karena warna hijau.
6. Usaha supaya limbah air detergen dari rumah tidak mencemari air jika dibuang ke sungai adalah ……………………………………………………… a. membuat penampungan air limbah. b. mengecerkan air detergen dan disaring pada sumur penyaringan. c. membuangnya ke tanah. d. sebelum di buang ke sungai air detergen di masak dulu.
7. Proses akumulasi DDT pada organisme yang lebih tinggi disebut …………… a. eutrofikasi c. biological magnification. b. terkontaminasi d. termofikasi.
8. Dampak akumulasi DDT pada makhluk hidup bagi manusia adalah ………… a. memudahkan penangkapan ikan. b. membantu mengendalikan hama burung. c. menyebabkan terjadinya mutasi makhluk hidup. d. menyebabkan keracunan dan kematian.
9. Dampak air detergen bagi kehidupan perairan adalah ………………………. a. membersihkan sisik ikan dari kotoran. c. memberi nutrisi fitoplankton. b. membersihkan kotoran di perairan. d. ikan akan mati karena keracunan.
10. Kandungan nitrat (NO3) yang melebihi ambang batas dalam air,berakibat……
101
a. gangguan sistem peredaran darah pada bayi umur tiga bulam. b. memberi nutisi bagi perairan. c. menyebabkan sakit perut. d. menyebabkan gangguan sistem syaraf.
11. Pencemaran air oleh bahan kimia anorganik yang bersifat asam, garam, dan logam berdampak buruk yaitu kecuali………………………………… a. air tidak layak diminum. c. merusak peralatan karena berkarat. b. terjadinya akumulasi logam berat. d. terjadi eutrofikasi.
12. Agar limbah industri tidak mencemari perairan adalah ……………….. a. membuang ke perkebunan untuk pupuk. b. membangun unit pengelolaan limbah cair. c. membuat kolam ikan sebagai penampung limbah. d. memberi tawas pada limbah cair sebelum dibuang.
13. Faktor yang menyebabkan pencemaran tanah kecuali ……………………… a. sampah yang sulit terurai. b. sampah dalam jumlah yang melimpah. c. sampah yang berserakan dan tidak diolah. d. sampah organic dalam jumlah sedikit.
14. Bahan anorganik yang dapat menyebabkan pencemaran tanah adalah ……… a. papan dan ranting. c. dedaunan dan kulit buah. b. kaca dan logam. d. rumput kering dan tulang.
15. Dampak dari sampah tidak dibuang dengan benar adalah kecuali …………… a. menimbulkan bau yang tidak sedap dan terlihat kumuh. b. menjadi sarang lalat sehingga menyebabkan penyakit perut. c. mencemari air sumur dan air tanah. d. menjadikan tanah lebih subur dan gembur.
16. Dampak dari pencemaran tanah adalah …………………………………… a. tanah semakin kaya zat hara. c. memperkaya mikroorganisme tanah. b. tanah menjadi tandus, dan keras. d. memberi nutrisi bagi cacing.
17. Usaha kita mengatasi pencemaran tanah adalah …………………………… a. menerapkan prinsip 3R (recycle, reuse, reduse) b. membuang sampah ke sungai. c. membakar sampah yang menumpuk. d. membiarkan pemulung yang mengambil.
18. Jika kita melihat orang membuang sampah sembarangan, tindakan kita yang tepat adalah …………………….……. a. membiarkan karena bukan urusan kita. b. mengambilnya lalu membuang ke sungai. c. memberi pengertian atau mengambil sampah lalu dibuang ke tempat sampah. d. memarahinya karena tidak sopan dan cinta lingkungan.
102
TES INDIVIDU SIKLUS III
Nama : ............................................................... Kelompok : ............................................................... Kelas/no. absen : ............................................................... Pilihlah di bawah ini jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang (X) pada huruf A, B, C dan D! 1.Yang bukan fungsi hutan dalm memjaga kesimbangan lingkungan adalah .......... a. sebagai tempat resapan air. c. sebagai paru-paru dunia. b. sebagai payung raksasa. d. sebagai tempat berteduh hewan. 2. Dampak erosi pada hutan gundul berdasarkan praktikum kerusakan hutan adalah
................... a. air keruh, tanah longsor, dan tanah terkikis. b. lahan menjadi datar cocok untuk pertanian. c. persediaan air melimpah untuk kebutuhan rumah tangga dan pertanian. d. membantu untuk penyedian lahan yang datar untuk perumahan. 3. Kerusakan hutan karena adanya penebangan hutan secara liar berakibat buruk
pada keanekaragaman makhluk hidup yaitu…. a. makhluk hidup nudah untuk mendapatkan makanan. b. makhluk hidup banyak yang mati. c. makhluk hidup menjadi berkembang pesat. d. makhluk hidup merasa bebas bergerak.
4. Hutan gundul di daerah hulu sungai berakibat buruk pada kelestarian terumbuk karang hal ini disebabkan oleh adanya……………. a. erosi menyebabkan air sungai keruh membawa tanah mengalir ke laut. b. tanah longsor di hutan. c. banjir pada musim hujan karena hutan gundul. d. tanah hutan menjadi tidak subur.
5. Zat atau bahan yang dapat menyebabkan perubahan lingkungan atau penurunan kualitas lingkungan disebut ......................... a. kimiawi c. radioaktif b. polutan d. emisi
6. Data jumlah kendaraan bermotor pada suatu tempat.
No. Lokasi Jam Jumlah kendaraan yang lewat
1. Jatingaleh 08.00 – 16.00 11.567 – 13.899
2. Simpang lima 08.00 – 16.00 15.545 – 15.954
3. Sekaran 08.00 – 16.00 2.345 – 4.567
4. Jl. pemuda 08.00 – 16.00 7.896 – 9768 Pernyataan yang tepat untuk menjelaskan data tersebut adalah ....................... a. daerah Simpang lima udaranya lebih bersih dari daerah Jatingaleh. b. udara di sekaran lebih buruk daripada di Jl. Pemuda. c. udara di Jatingaleh lebih bersih daripada di Jl. Pemuda.
103
d. udara di Simpang lima lebih buruk daripada di Sekaran.
7. Yang bukan dampak buruk hujan asam adalah…………… a. hujan asam dapat merusak bangunan. b. mengganggu pertumbuhan tanaman dan membunuh tumbuhan. c. tanah hutan menjadi lebih subur karena adanya zat asam. d. perairan menjadi asam sehingga ekosistem air akan terganggu.
8. Polutan udara berupa 42danCHCO dapat menyebabkan efek rumah kaca. Dampak buruk dari efek rumah kaca adalah…………….. a. bumi menjadi lebih hangat karena adanya panas matahari yang tertahan. b. permukaan air laut menjadi lebih rendah karena adanya penguapan. c. dapat menyebabkan penyakit demam panas. d. terjadinya badai dan perubahan iklim.
9. Pernyataan di bawah ini yang bukan dampak buruk menipisnya lapisan ozon oleh polutan CFC adalah ………………………………………………….. a. penyakit katarak mata dan menimbulkan kanker mata pada sapi. b. mengurangi daya kekebalan pada manusia. c. menimbulkan kanker kulit. d. meningkatkan jumlah ikan dan tanaman.
10. Zat atau bahan yang menyebabkan polusi udara antara lain kecuali ............. a. air raksa danarsen. c. mikroorganisme dan asap pabrik b. debu dan asap kendaraan bermotor. d. Pb (timbale) dan CFC.
11. Air selokan yang ada di depan sekolah termasuk air tercemar karena ……… a. bening, pH netral dan tidak berasa. b. berwarna, beraroma, dan terasa asin. c. tidak ada mikroorganisme, banyak ikan, dan tidak beraroma. d. tidak berwarna, banyak batu dan pH netral.
12. Bahan yang berpotensi mencemarai air adalah kecuali …………………… a. kerang, batu besar dan ikan. c. detergen, bakteri, dan limbah nuklir. b. perstisida, pupuk dan detergen. d. air raksa, arsen, dan oli.
13. Usaha supaya limbah air detergen dari rumah tidak mencemari air jika dibuang ke sungai adalah …………………………………………………………… a. membuat penampungan air limbah. b. mengecerkan air detergen dan disaring pada sumur penyaringan. c. membuangnya ke tanah. d. sebelum di buang ke sungai air detergen di masak dulu.
14. Proses akumulasi DDT pada organisme yang lebih tinggi disebut ………… a. eutrofikasi c. biological magnification. b. terkontaminasi d. termofikasi.
15. Limbah pertanian banyak mengandung fosfst dan nitrat yang sangat merangsang pertumbuhan alga di perairan, dampak buruk pertumbuhan alga adalah ………… a. ikan menjadi lebih besar karena banyak makanan. b. banyak ikan yang mati karena terjadi eutrofikasi. c. sungai akan semakin kaya dengan organisme. d. jumnlah ikan di sungai akan meningkat karena banyak makanan.
104
16. Dampak dari sampah tidak dibuang dengan benar adalah kecuali …………… a. menimbulkan bau yang tidak sedap dan terlihat kumuh. b. menjadi sarang lalat sehingga menyebabkan penyakit perut. c. mencemari air sumur dan air tanah. d. menjadikan tanah lebih subur dan gembur.
17. Di TPA (tempat pembungan akhir) banyak sampah organik dan anorganik, upaya mengatasi pencemaran tanah adalah kecuali ……………………… a. memnafaatkan sampah organik untuk dibuat kompos. b. mendaur ulang (recycle) sampah plastic, kaleng, kertas dll. c. memnafatkan ulang (reuse) barang bekas atau sampah anorganik. d. membakar sampah yang menumpuk.
18. Intensitas suara yang ada di studio setelah di ukur dengan sound levelmeter adalah 175 dB sehingga menyebabkan pencemaran suara, yang bukan dampak negatif adalah ………………………………………………………… a. suara terdengar lebih jelas. c. menggangg fisiologi tubuh. b. menyebabkan ketulian. d. merubah ambang batas kebisingan.
19. Kita saat naik kedaraan umum, kebetulan mendapat tempat duduk di dekat mesin. Ternyata intensitas suara mesin adalah 185 dB. Upaya kita untuk menghindari kebisingan adalah ……………………………………… a. memakai alat peredam suara. c. mencoba untuk tidur. b. membunyikan radio. d. berbincang-bincang dengan teman.
20. Suara yangkeras menyebabkanpencemaran suara, dampak negatifnya adalah … a. membantu orang untuk mendengar dengan jelas. b. merusak gendang telinga sehingga dapat berakibat ketulian. c. membuat hati menjadi senang karena mendengar suara yang nyaring. d. membuat orang agar tidak tuli.
105
KUNCI JAWABAN TES INDIVIDU
SIKLUS I
1. B 6. A 11. C 16. D
2. D 7. D 12. A 17. B
3. A 8. B 13. C 18. A
4. B 9. B 14. B 19. D
5. B 10. A 15. B 20. D
SIKLUS II
1. B 6. B 11. D 16. B
2. B 7. C 12. B 17. A
3. A 8. D 13. D 18. C
4. D 9. D 14. B
5. C 10. A 15. D
SIKLUS II
1. D 6. D 11. B 16. B
2. A 7. C 12. C 17. D
3. B 8. A 13. B 18. A
4. A 9. D 14. C 19. A
5. A 10. B 15. D 20. B
Catatan:
1. Untuk setiap item skornya 1 (satu) jadi skor maksimal adalah 20.
2. Perhitungan skor menjadi nilai dengan menggunakan rumus:
Keterangan: N = nilai
b = skor jawaban benar
n = skor total nbN =
114
Lampiran 10. Rekap Nilai Hasil Tes Akhir Siklus.
NILAI TEST SISWA KELAS VII-B SMP N 6 SEMARANG Nilai Kelas / Ulangan Harian No. Nama siswa Siklus I Kreteria Siklus II Kreteria Siklus III Kreteria
1 Ade SC. 75 lulus 58 tidak lulus 75 lulus 2 Adi P. 70 lulus 83 lulus 65 lulus 3 Ana S. 80 lulus 92 lulus 70 lulus 4 Andi A. 70 lulus 75 lulus 75 lulus 5 Anggi H. 65 lulus 58 tidak lulus 65 lulus 6 Ardi S. 65 lulus 75 lulus 50 tidak lulus 7 Ardyan I. 75 lulus 83 lulus 80 lulus 8 Arindi D.D.R. 70 lulus 100 lulus 80 lulus 9 Ariska FA. 65 lulus 67 lulus 75 lulus
10 Bagus LT. 80 lulus 92 lulus 90 lulus 11 Bramanty 85 lulus 83 lulus 80 lulus 12 Cahaya PA. 75 lulus 67 lulus 75 lulus 13 Charisma PS. 95 lulus 92 lulus 90 lulus 14 C. Fian P. 60 tidak lulus 75 lulus 80 lulus 15 Dani nur P. 80 lulus 92 lulus 80 lulus 16 Desi PS. 65 lulus 67 lulus 85 lulus 17 Dessy M.AS. 70 lulus 67 lulus 70 lulus 18 Dewi R. 85 lulus 83 lulus 65 lulus 19 D. Aloita 80 lulus 83 lulus 70 lulus 20 Dita DU. 50 tidak lulus 67 lulus 65 lulus 21 E. Sandi PW. 60 tidak lulus 58 tidak lulus 55 tidak lulus 22 F. Dyah P. 80 lulus 92 lulus 80 lulus 23 Fransischa 70 lulus 92 lulus 80 lulus 24 Gabriel WN. 55 tidak lulus 75 lulus 65 lulus 25 Haidar F. 95 lulus 92 lulus 75 lulus 26 Icuk KW. 85 lulus 83 lulus 70 lulus 27 Ismojo AT. 55 tidak lulus 58 tidak lulus 65 lulus 28 Ika MDS. 75 lulus 58 tidak lulus 80 lulus 29 Marcellus H.P. 80 lulus 75 lulus 75 lulus 30 Maulana R F.J. 80 lulus 92 lulus 75 lulus 31 Mei M. 75 lulus 83 lulus 70 lulus 32 M. Iqbal 75 lulus 58 tidak lulus 70 lulus 33 M. Faizal M. 75 lulus 58 tidak lulus 65 lulus 34 Nanang W. 80 lulus 83 lulus 85 lulus 35 Nia A. 65 lulus 67 lulus 60 tidak lulus 36 Nita H. 55 tidak lulus 83 lulus 80 lulus 37 Norfitriani 70 lulus 67 lulus 70 lulus 38 Nurul Q. 80 lulus 58 tidak lulus 75 lulus 39 Retno L. 65 lulus 75 lulus 70 lulus 40 Rezha IR. 70 lulus 75 lulus 80 lulus 41 Rheno RY. 70 lulus 83 lulus 65 lulus 42 Riska YT. 65 lulus 67 lulus 80 lulus 43 Roy DP. 70 lulus 75 lulus 75 lulus 44 Tabita M. 55 tidak lulus 83 lulus 65 lulus 45 Trio A. 70 lulus 83 lulus 90 lulus 46 Ulfia 85 lulus 83 lulus 85 lulus 47 Woro AA. 70 lulus 75 lulus 80 lulus 48 Zelika AK. 80 lulus 67 lulus 75 lulus Rata-rata nilai 72.29 76.19 73.85 Persentase kelulusan 85.42% 83.33% 93.75%
115
Lampiran 11. Angket awal siswa.
ANGKET AWAL SISWA
Nomor Absen : ......................................................................................................
Hari/Tanggal : ......................................................................................................
Tempat : ......................................................................................................
Petunjuk Pengisian. 1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan sebenar-benarnya! 2. Angket ini tidak berpengaruh terhadap niali hasil belajar saudara. 3. Angket ini bertujuan untuk menggali data awal dalam rangka perbaikan
pembelajaran Biologi. 4. Pilih salah satu jawaban yang tersedia dengan tanda silang, disertai komentar
saudara tentang hal yang ditanyakan! 5. Mintalah penjelasan jika terdapat kalimat yang kurang jelas.
Pertanyaan 1. Apakah selama ini pembelajaran biologi menyenangkan dan anda merasa
tertarik untuk mempelajari Biologi? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................
2. Apakah selama ini dalam pembelajaran Biologi anda hanya terpancing pada penjelasan guru? a. Ya b. Tidak komentar: ....................................................................….................................
3. Apakah anda selama pembelajaran Biologi bertanya jika ada kesulitan, biasanya anda lebih suka bertanya kepada? a. Teman b. Guru Komentar: ........................................................................................................
4. Dalam mengikuti pembelajaran Biologi, apakah anda bertanya tentang hal-hal yang berkaitan dengan materi yang sedang diajarkan? a. Belum pernah c. Sering b. Kadang-kadang d. Selalu Komentar: ........................................................................................................
5. Apakah dalam proses pembelajaran Biologi diikuti dengan pengamatan langsung atau gamabar terhadap objek yang dipelajari? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................
116
6. Metode apa yang digunakan oleh guru anda pada proses pembelajaran Biologi? (pilihan boleh lebih dari satu) a. Ceramah b. Diskusi c. Tanya-jawab
d. Demonstrasi e. Eksperimen f. Lain-lain, sebutkan .....................................
Komentar: ........................................................................................................ 7. Alat bantu apa yang digunakan guru anda pada pembelajaran Biologi?
a. Chart/gambar d. Torso b. Awetan e. Bagan c. Lain-lain, sebutkan .......……........................................................................ komentar: ….....................................................................................................
8. Apakah guru menilai kinerja anda selama pratikum atau diskusi? a. Ya b. Tidak Komentar: ........................................................................................................
9. Apakah selama pembelajaran Biologi, anda sudah diberi kesempatan untuk menilai hasil pekerjaan anda sendiri? a. Ya b. Tidak Komentar: …....................................................................................................
117
Lampiran 12. Angket akhir siklus
ANGKET SISWA
Hari/Tanggal : ...................................................................................................... Tempat : ...................................................................................................... Petunjuk Pengisian. 1. Baca dengan seksama pertanyaan-pertanyaan dibawah ini. 2. Jawab dengan sebaik-baiknya pertanyaan sesuai dengan yang anda rasakan
selama mengikuti pembelajaran. 3. Jawaban anda tidak ada hubungannya dengan penilaian hasil belsajar.
Pertanyaan 1. Pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran
model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
2. Pemahaman terhadap materi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
3. Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
4. Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: .............................................................................................................................. ..............................................................................................................................
5. Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS? Jawab: ………………………………………………………………………………....…. ..............................................................................................................................
118
Lampiran 13. Hasil angket siswa setiap siklus.
Rekap Hasil Angket Siswa Setiap Siklus.
Persentase (%)
No. Uraian Siklus I Siklus II Siklus III
Apakah pembelajaran biologi lebih menyenangkan setelah penerapan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
a. Menyenangkan 85,42% 88% 93,75%
1.
c. Tidak Menyenangkan 14,58% 10,42% 6,25% Bagaimana pemahaman terhadap materi Biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
a. Lebih mudah paham 93,75% 95,83% 97,92%
2.
b. Sulit dipahami 6,25% 4,17% 2,08% Kesan terhadap cara mengajar guru biologi dengan menerapkan pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
a. Menyenangkan dan rileks 91,67% 93,75% 95,83%
3.
b. Tidak menyenangkan dan rileks 8,33% 6,25% 4,17% Apa kesulitan dalam menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
a. Terdapat kesulitan 27,08% 25% 20,83%
4.
b. Tidak ada kesulitan 72,92% 75% 79,17% Kesan anda terhadap suasana kelas saat pembelajaran model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
a. Menyenangkan dan tenang 75% 85,42% 83,33%
5.
b. Tidak menyenangkan dan ramai 25% 14,58% 16,67%
119
Angket Siswa Yang Telah Diisi Oleh Siswa:
120
121
Lampiran 14. Lembar observasi aktivitas siswa
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
Hari : ............................. NAMA : ................................ Tanggal : ............................. NO. ABSEN : ................................ Petujuk pengisian
a. Baca dengan seksama petunjuk dan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sebelum anda mengisi.
b. Pilih satu kriteria skor yang sesuai dengan kenyataan yang anda lihat, dengan cara membari tanda cek (√ ) pada salah satu kriteria skor.
c. Tanyakan jika ada kesulitan. Daftar Pernyataan No. Aspek Pengamatan 4 3 2 1 1. Perhatian siswa akan penjelasan guru. 2. Siswa dalam menanggapi pertanayaan siswa. 3. Penerimaan siswa akan teman sekelompok. 4. Perhatian siswa akan tugas yang diberikan padanya. 5. Keatifan siswa dalam mengemukakan pendapat/bertanya
atau menjawab pertanyaan guru atau teman.
6. Aktivitas siswa dalam kelompok untuk parktikum dan atau berdiskusi.
7. Ketelitian dan prosedur yang benar dalam praktikum/pengamatan dan diskusi.
8. Ketrampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan serta tanggungjawabnya.
9. Partisipasi siswa dalam diskusi kelompok dalam penjelasan hasil praktikum dan atau diskusi.
10. Keaktifan siswa dalam mencari bahan/sumber materi dikusi atau praktikum.
11. Aktivitas siswa dalam mencatat hasil paraktikum dan atau diskusi.
12. Tanggung jawab siswa akan tugas yang diberikan. 13. Partisipasi siswa dalam diskusi kelas. 14. Pemahaman siswa akan metri pelajaran lewat lisan. 15. Ketertarikan siswa akan materi pelajaran. 16. Ketertarikan siswa akan model pembelajaran kooperatif
jigsaw dan pendekatan JAS.
Keterangan :
4 = Sangat Baik 3 = Baik 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang
Semarang, ................. 2006 Observer
(.......................................)
122
TIDAK UNTUK DI PRINT (TIDAK MASUK DALAM LAMPIRAN)
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN
4
: Diam dan memperhatikan penjelasan guru serta menanggapi setiap pertanyaan guru. Bekerjasama dengan semua anggota kelompok, dan menerima tugasnya dengan baik, jika tidak paham akan bertanya. Sering berpendapat jika ada pertanyaan/masalah. Bekerja kelompok dengan giat. Praktikum atau diskusi dilakukan dengan sangat baik, sesuai denga n prosedur. Pengamatan dengan teliti menggunakan semua alat indera dan tabel diisi sesuai pengamatan. Menggunakan alat dan bahan, trampil sesuai prosedur dan bersih seperti semula. Siswa mencatat semua hasil praktikum atau diskusi. Siswa mengerjakan tugas dilakukan dengan sangat baik. Siswa mendengarkan dan menanggapi penjelasan temannya serta menjelaskan materi dengan jelas dan tidak gugup. Sering berpendapat dalam diskusi kelas dan menjawab jika ada pertanyaan dalam diskusi kelas diawali dengan mengangkat tangan. Mempelajari semua materi dengan baik dan antusias. Siswa mengikuti pembelajaran dengan sangat antusias.
3 : Diam mendengarkan penjelasan guru serta sering menanggapi pertanyaan guru. Bekerjasama dengan sebagian anggota kelompok, dan menerima tugasnya dengan baik. Kadang-kadang berpendapat jika ada pertanyaan/masalah. Bekerja kelompok dengan kurang baik. Praktikum atau diskusi dilakukan dengan baik. Pengamatan tidak menggunakan semua alat indera dan tabel diisi sesuai pengamatan. Menggunakan alat dan bahan dengan kurang trampil dan bersih seperti semula. Siswa mencatat semua hasil praktikum atau diskusi. Siswa mengerjakan tugas dilakukan dengan baik namun ada yang belum tuntas. Siswa mendengarkan dan kadang-kadang menanggapi penjelasan temannya serta menjelaskan materi dengan baik dan masih gugup. Kadang-kadang berpendapat dalam diskusi kelas. Mempelajari materi dengan baik. Siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan baik.
2 : Siswa banyak bermain sendiri sehingga tugas yang dikerjakan dengan kurang baik. Siswa dalam mengikuti pembelajaran tidak serius dan banyak bermain, materi pelajaran kurang dikuasai dengan baik. Menggunakan alat dan bahan tidak trampil. Dalam bekerja kelompok asal-asalan.
1 : Siswa banyak bermain dan sering mengganggu temannya. Bekerja dalam kelompok sangat buruk, sangat jarang dalam mengeluarkan pendapat.
123
Pembelajaran diikuti dengan bermain-main. Menggunakan alat dan bahan dengan tidak trampil dan tidak hati-hati. Tidak pernah mengeluarkan pendapat. Tidak mencatat dan materi tidak mengguasainya.
Hasil Analisis Aktivitas Siswa Setiap Siklus
Kategori Tingkat Keaktifan siswa
Baik
Sekali
(BS)
Baik (B) Kurang
(K)
Sangat
Kurang
(SK)
Keaktifan
klasikal
(BS + B)
Frekuensi 9 32 4 3 41 Siklus I
Persentase 18.75% 66,67% 8,33% 6,25% 85,42%
Frekuensi 7 35 6 0 46 Siklus
II Persentase 14,58% 72,92% 12,5% 0% 87,5%
Frekuensi 11 34 3 0 47 Siklus
III Persentase 22,92% 70,83% 6,25% 0% 93,75%
124
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus I
Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran!
Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kategori Tingkat Keaktifan siswa
Kelompok Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Jumlah
skor Baik Sekali (BS) Baik (B) Kurang
(K)
Sangat Kurang
(SK) S-18 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4 4 58 V S-26 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 42 V S-06 4 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 48 V S-41 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 54 V
Kelompok I
S-36 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 51 V S-34 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 2 3 3 4 4 48 V S-19 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 4 3 4 3 3 3 50 V S-27 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 37 V S-35 3 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 39 V
Kelompok II
S-46 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 58 V S-01 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 3 3 47 V S-04 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 4 49 V S-14 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 47 V S-28 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 48 V S-42 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 2 4 4 58 V
Kelompok III
S-39 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 47 V S-03 4 4 2 2 3 3 3 2 4 4 3 3 2 3 4 4 50 V S-15 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 46 S-30 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 28 V S-40 3 3 2 3 3 3 2 3 2 4 3 3 4 3 3 4 48 V
Kelompok IV
S-44 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 57 V S-20 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 49 V S-21 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 42 V S-24 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 57 V S-25 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 2 4 47 V
Kelompok V
S-48 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 4 45 V S-09 2 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 2 28 V Kelompok VIS-12 3 3 2 2 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 3 3 47 V
S-11 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 37 V S-22 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 57 V S-37 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 45 V S-45 3 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 54 V S-06 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 39 V S-16 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 52 V S-17 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 59 V S-23 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 52 V
Kelompok VII
S-47 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 49 V S-02 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 3 3 3 48 V S-13 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 28 V S-29 3 3 3 2 3 4 4 2 2 2 4 3 4 2 3 3 47 V S-38 3 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 3 45 V
Kelompok VIII
S-43 4 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 58 V S-07 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 48 V S-08 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 51 V S-10 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 59 V V S-31 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 50 V S-32 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 53 V
Kelompok IX
S-33 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 42 V 9 32 4 3
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus I
%42,85
%10048
329
%100SiswaJumlah
)BBS(
=
×+
=
×+
= ∑ ∑
Keterangan:
A. Aspek Keaktifan Siswa Selama Pembelajaran 1. Perhatian siswa akan penjelasan guru (tujuan pembelajaran).
2. Sikap siswa menanggapi pertanyaan siswa/guru.
3. Peneriman siswa akan teman sekelompok.
4. Perhatian siswa akan tugas yang diberikan padanya.
5. Keaktifan siswa dalam mengemukakan pendapat.
6. Aktivitas siswa dalam kelompok ahli untuk praktikum atau
dan diskusi.
7. Ketelitian dan prosedur yang benar dalam praktikum atau
pengamatan dan diskusi.
8. Ketrampilan siswa dalam menggunakan alat dan bahan serta
tanggungjawabnya.
9. Keaktifan siswa dalam mencari sumber/bahan pelajaran.
10. Aktivitas siswa dalam mencatat hasil praktikum dan atau
diskusi.
11. Tanggung jawab siswa akan tugas yang diberikan.
12. Partisipasi siswa pada diskusi kelompok asal dalam
penjelasan hasil praktikum dan diskusi.
13. Partisipasi siswa dalam diskusi kelas.
14. Pemahaman siswa akan materi pelajaran lewat lisan.
15. Ketertarikan siswa akan materi pelajaran.
16. Ketertarikan siswa akan metode pembelajaran.
B. Kategori Tingkat Keaktifan Siswa
Baik sekali : 55 – 64
Baik : 42 – 54
Kurang : 29 – 41
Kurang sekali : 16 – 28
RUBRIK OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
4 : Dilakukan dengan sangat baik. 3 : Dilakukan dengan baik. 2 : Dilakukan dengan kurang baik. 1 : Dilakukan dengan sangat kurang baik.
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus II
Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran!
Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kategori Tingkat Keaktifan siswa
Kelompok Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah skor
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat Kurang
(SK) S-18 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 53 V S-26 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 3 47 V S-36 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 3 2 4 3 47 V S-41 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 59 V
Kelompok I
S-36 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 41 V S-05 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 40 V S-19 2 3 3 3 3 4 4 4 2 2 3 3 2 2 3 3 46 V S-27 3 3 2 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 39 V S-35 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 2 2 2 3 3 3 48 V
Kelompok II
S-46 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 53 V S-01 3 3 2 2 4 3 4 4 3 3 2 2 2 3 3 3 46 V S-04 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 45 V S-14 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 53 V S-28 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 3 41 V S-42 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 53 V
Kelompok III
S-39 3 2 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 4 4 3 53 V S-03 3 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 3 4 4 48 V S-15 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 2 50 V S-30 3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 49 V S-40 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 56 V
Kelompok IV
S-44 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 56 V S-20 3 3 2 2 4 4 3 3 4 4 2 2 3 3 3 3 48 V S-21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 32 V S-24 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 4 2 54 V S-25 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 44 V
Kelompok V
S-48 3 2 2 3 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2 4 3 44 V S-09 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 4 3 50 V Kelompok
VI S-12 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 53 V
S-11 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 56 V S-22 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 57 V S-37 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 40 V S-45 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 58 V S-05 3 2 2 3 4 4 4 2 3 3 2 2 3 3 3 3 46 V S-16 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 44 V S-17 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 56 V S-23 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 50 V
Kelompok VII
S-47 3 3 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 49 V S-02 3 3 3 3 2 2 4 2 2 2 3 3 3 3 3 3 44 V S-13 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 4 4 45 V S-29 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 43 V S-38 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 2 46 V
Kelompok VIII
S-43 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 4 4 52 V S-07 2 2 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 50 V S-08 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 50 V S-10 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 51 V S-31 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 42 V S-32 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 54 V
Kelompok IX
S-33 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 52 V Jumlah 7 35 6 0
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus II
%5,87
%10048
357
%100SiswaJumlah
)BBS(
=
×+
=
×+
= ∑ ∑
Hasil Analisis Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Siklus III
Petunjuk: Berilah skor kegiatan siswa selama pembelajaran!
Keaktifan Siswa Selama Proses Pembelajaran Kategori Tingkat Keaktifan siswa
Kelompok Anggota 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Jumlah skor
Baik Sekali (BS)
Baik (B)
Kurang (K)
Sangat Kurang
(SK) S-18 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 59 V S-26 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 51 V S-36 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 45 V S-41 4 4 2 4 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 2 51 V
Kelompok I
S-36 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 51 V S-05 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 43 V S-19 4 4 4 4 3 4 4 2 3 3 3 4 4 3 3 3 55 V S-27 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 45 V S-35 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 44 V
Kelompok II
S-46 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 56 V S-01 4 4 2 4 2 3 3 2 3 3 3 3 4 4 2 2 48 V S-04 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 41 V S-14 2 2 2 3 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 46 V S-28 3 2 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 45 V S-42 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 50 V
Kelompok III
S-39 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 50 V S-03 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 45 V S-15 2 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 45 V S-30 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 49 V S-40 4 4 4 4 2 4 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 57 V
Kelompok IV
S-44 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 57 V S-20 4 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 49 V S-21 2 2 2 3 3 4 4 3 4 3 2 2 3 3 2 3 45 V S-24 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 56 V S-25 2 2 2 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 45 V
Kelompok V
S-48 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 50 V S-09 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 4 50 V Kelompok
VI S-12 2 2 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 3 3 3 49 V
S-11 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 60 V S-22 2 2 3 3 3 4 4 4 3 3 3 2 2 3 4 4 49 V S-37 2 2 3 3 2 3 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 45 V S-45 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 55 V S-05 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 39 V S-16 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 4 48 V S-17 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 49 V S-23 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 55 V
Kelompok VII
S-47 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 3 3 4 4 51 V S-02 3 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 3 2 3 2 44 V S-13 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 50 V S-29 4 4 2 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 48 V S-38 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 2 2 3 38 V
Kelompok VIII
S-43 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 57 V S-07 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 2 2 3 3 50 V S-08 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 4 4 3 58 V S-10 3 2 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 45 V S-31 3 4 2 4 2 3 3 2 2 3 3 2 2 4 4 3 46 V S-32 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 2 4 4 48 V
Kelompok IX
S-33 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 3 52 V Jumlah 11 36 3 0
Tingkat Keaktifan Siswa Siklus III
%92,97
%10048
3611
%100)(
=
×+
=
×+
= ∑ ∑SiswaJumlah
BBS
129
Lampiran 18. Hasil Skor Kinerja Siswa
SKOR KINERJA SISWA VII-B SMP N 6 SEMARANG Nilai Kinerja siswa No. NAMA SISWA Siklus I Siklus II Siklus III
1 ADE SC. 73 72 74 2 ADI P. 74 69 68 3 ANA S. 78 75 71 4 ANDI A. 76 71 65 5 ANGGI H. 65 72 68 6 ARDI S. 75 69 67 7 ARDYAN I. 90 78 90 8 ARINDI D.D.R. 74 78 78 9 ARISKA FA. 62 78 78
10 BAGUS LT. 92 79 71 11 BRAMANTY 63 88 93 12 CAHAYA PA. 74 83 77 13 CHARISMA PS. 61 70 78 14 C. FIAN P. 73 82 71 15 DANI NUR P. 72 78 71 16 DESI PS. 83 68 75 17 DESSY M.AS. 96 88 77 18 DEWI R. 91 83 92 19 D. ALOITA 78 72 86 20 DITA DU. 77 75 77 21 E. SANDI PW. 68 63 71 22 F. DYAH P. 95 89 77 23 FRANSISCHA 72 78 86 24 GABRIEL WN. 90 85 87 25 HAIDAR F. 74 68 71 26 ICUK KW. 70 74 80 27 ISMOJO AT. 62 64 71 28 IKA MDS. 75 67 69 29 MARCELLUS H.P. 73 69 75 30 MAULANA R F.J. 63 77 77 31 MEI M. 78 67 72 32 M.IQBAL 69 82 74 33 M. FAIZAL M. 82 84 75 34 NANANG W. 80 73 71 35 NIA A. 69 75 69 36 NITA H. 80 67 80 37 NORFITRIANI 70 67 70 38 NURUL Q. 70 71 66 39 RETNO L. 73 82 78 40 REZHA IR. 75 88 89 41 RHENO RY. 84 92 79 42 RISKA YT. 90 83 78 43 ROY DP. 90 81 89 44 TABITA M. 90 87 89 45 TRIO A. 84 90 87 46 ULFIA 91 83 90 47 WORO AA. 78 76 81 48 ZELIKA AK. 71 68 78
Rata-rata 76.94 76.63 77.21
SKOR PER KELOMPOK SISWA KELAS VII-B SMP 6 SEMARANG
SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III Kelompok Nama Siswa Hasil
Test Nilai
KinerjaPortofolio Hasil
Test Nilai
Kinerja Portofolio Hasil
Test Nilai
Kinerja Portofolio
Dewi Rahmawati 85 91 82 83 83 79 65 92 75 Icuk Kristianto 85 70 73 83 74 78 70 80 70 Nanang Wijanarto 80 80 63 83 73 78 85 71 75 Rheno Rudy Y. 70 84 79 83 92 86 65 79 70 W.Nita Haryanti 55 80 67 83 67 73 80 80 65 Jumlah 375 405 364 415 389 394 365 402 355
I
Rata-rata 75 81 72.8 83 77.8 78.8 73 80.4 71 Ardi Sulistyo N. 65 75 63 75 69 72 50 67 60 Dharigra Aloita 80 78 67 83 72 73 70 86 70 Ismojo Aji Trisabo 55 62 86 58 64 61 65 71 65 Nia Anggraini 65 69 61 67 75 67 60 69 60 Ulfia 85 91 91 83 83 78 85 90 65 Jumlah 350 375 368 366 363 351 330 383 320
II
Rata-rata 70 75 73.6 73.2 72.6 70.2 66 76.6 64 Ade Septi Cahyani 75 73 55 58 72 63 75 74 75 Andi Apriyono 70 76 79 75 71 73 75 65 80 Chrismast Fian P. 60 73 73 75 82 78 80 71 65 Ika Mutiara D.S. 75 75 63 58 67 62 65 69 55 Riska Yohan Tania 65 90 73 67 83 73 80 78 65 Retno Lestari 65 73 73 75 82 78 70 78 70
III
Jumlah 410 460 416 408 457 427 445 435 410
Rata-rata 68.33 76.67 69.33 68.00 76.17 71.17 74.17 72.50 68.33 Ana Setyawati 80 78 67 92 75 84 70 71 60 Dani Nur Prasetya 80 72 50 92 78 85 80 71 75 Maulana Rizky F.J. 80 63 83 92 77 85 75 77 75 Rheza Illa Rosla 70 75 55 75 88 82 70 89 65 Tabita Meydia 55 90 79 83 87 85 65 89 65 Jumlah 365 378 334 434 405 421 360 397 340
IV
Rata-rata 73 75.6 66.8 86.8 81 84.2 72 79.4 68 Dita Dwi Utami 50 77 45 67 75 69 65 77 75 Edwardus Sandi P.W. 60 68 82 58 63 60 55 71 60 Gabriel Wahyu N. 55 90 77 75 85 80 65 87 70 Haidar Fajri 95 74 60 92 68 80 75 71 80 Zelika Alin K. 80 71 63 67 68 63 75 78 60 Jumlah 340 380 327 359 359 352 335 384 345
V
Rata-rata 68 76 65.4 71.8 71.8 70.4 67 76.8 69 Ariska Febri A. 65 62 72 67 78 73 75 78 80 Cahaya Permata A. 75 74 63 67 83 75 75 77 90 Bramanty Y. V. 85 63 91 83 88 85 80 93 75 Fanniya Dyah P. 80 95 86 92 89 90 80 77 90 Norfitriani 70 70 73 67 67 61 60 70 80 Trio Aprilia 70 84 61 83 90 86 90 87 95 Jumlah 445 448 446 459 495 470 460 482 510
VI
Rata-rata 74.17 74.67 74.33 76.5 82.5 78.33 76.7 80.33 85 Anggi Hardiyanto 65 65 79 58 72 63 65 68 75 Desi Permata Sari 65 83 68 67 68 68 85 75 75 Dessy Margarisca A.S. 70 96 69 67 88 79 70 77 80
VII
Fransischa Purnama IB. 70 72 77 92 78 84 80 86 75
Woro Ayu A. 70 78 53 75 76 73 80 81 80 Jumlah 340 394 346 359 382 367 380 387 385 Rata-rata 68 78.8 69.2 71.8 76.4 73.4 76 77.4 77 Adi Pramono 70 74 86 83 69 73 65 68 55 Chirsma Puspita S. 95 61 63 92 70 81 90 78 75 Marcellus Hanindito P. 80 73 69 75 69 72 75 75 75 Nurul Qomariah 80 70 69 58 71 64 75 66 65 Roy Demo Pradito 70 90 67 75 81 78 75 89 65 Jumlah 395 368 354 383 360 368 380 376 335
VIII
Rata-rata 79 73.6 70.8 76.6 72 73.6 76 75.2 67 Arindi Deaz DR. 70 74 73 100 78 89 80 78 75 Ardyan Iswardhana 75 90 82 83 78 80 80 90 70 Bagus Lingga T. 80 92 69 92 79 85 90 71 80 Mei Megawati 75 78 72 83 67 72 70 72 75 M. FaizalMaulana 75 82 67 58 84 67 65 75 70 Muhammad Iqbal 75 69 72 58 82 63 70 74 75 Jumlah 450 485 435 474 468 456 455 460 445
IX
Rata-rata 75 80.83 72.5 79 78 76 75.8 76.67 74.17
Jumlah Keseluruhan 3470 3693 3390 3657 3678 3606 3510 3706 3445 Rerata Kelas 72.292 76.938 70.625 76.19 76.625 75.125 73.13 77.208 71.7708
132
Lampiran 20. Pedoman wawancara guru
PEDOMAN WAWANCARA GURU
Hari : ...............................................
Tanggal : ...............................................
Pertanyaan
1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi Pengelolaan
Lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: ......................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi
Pengelolaan Lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: ......................................................................................................................
..................................................................................................................................
3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan
kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: ......................................................................................................................
..................................................................................................................................
4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw
dengan pendekatan JAS?
Jawab: ........................................................................................................................
….................................................................................................................................
133
Lampiran 21. Hasil Wawancara Guru Siklus I.
REKAP WAWANCARA GURU
SIKLUS I
Hari : Senin, 16 Mei 2005
Tempat : SMP N 6 Semarang
Pertanyaan
1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi pengelolaan
lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS
cukup bagus. Pembelajaran yang direncanakan terlalu banyak kegiatan sehingga
perlu banyak tenaga dan perencanaan yang matang. Materi lebih mudah dalam
menyampaikan.
2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi
pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: dalam pembelajaran siswa menampakan cukup aktif dan lebih terkendali
dari sebelumnya sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan
kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan
JAS?
Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sebenarnya
bagus, ada peningkatan namun kegiatan terlalu banyak sehingga memerlukan
waktu yang lama.
4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw
dengan pendekatan JAS?
Jawab: dengan pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendakatan JAS yang
sesuai dengan RP terdapat kesulitan yaitu kesulitan dalam pemantuan aktivitas
siswa, pembimbingan siswa saat praktikum atau diskusi karena kegiatan terlalu
banyak.
134
Lampiran 22. Hasil Wawancara Guru Siklus II.
REKAP WAWANCARA GURU
SIKLUS II
Hari : Senin, 21 Mei 2005
Tempat : SMP N 6 Semarang
Pertanyaan
1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi pengelolaan
lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS
sangat bagus. Kegiatan terlalu banyak sehingga perlu banyak tenaga dan
perencanaan yang matang. Penyampaian materi pelajaran dirasa lebih mudah.
2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi
pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: Selama proses pembelajaran siswa aktif dan lebih terkendali dari
sebelumnya sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan
kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: Pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS adalah bagus,
ada peningkatan kualiatas pembelajaran namun kegiatan terlalu banyak sehingga
memerlukan waktu yang lama.
4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw
dengan pendekatan JAS?
Jawab: Pemantuan aktivitas siswa, dan pembimbingan siswa saat diskusi lebih
mudah dilakukan daripada siklus pertama karena kegiatan semuanya dalam kelas.
135
Lampiran 23. Hasil Wawancara Guru Siklus III.
REKAP WAWANCARA GURU
SIKLUS III
Hari : Sabtu, 4 Juni 2005
Tempat : SMP N 6 Semarang
Pertanyaan
1. Bagaimana kesan bapak/ibu terhadap pembelajaran materi pengelolaan
lingkungan melalui model Jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: menurut saya pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS
sangat bagus. Penyampaian materi lebih mudah dan kontrol terhadap siswa lebih
mudah.
2. Menurut bapak/ibu bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran materi
pengelolaan lingkungan melalui model jigsaw dengan pendekatan JAS?
Jawab: siswa menampakan lebih aktif dan lebih terkendali dari sebelumnya
sehingga pembelajaran lebih optimal.
3. Jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya apakah ada peningkatan
kualitas pembelajaran setelah menerapkan model Jigsaw dengan pendekatan
JAS?
Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendekatan JAS sangat bagus
jika direncanakan dengan matang, terdapat peningkatan pembelajaran jika
dibandingkan dengan sebelumnya.
4. Kesulitan apa saja yang ditemukan dalam pembelajaran melalui model Jigsaw
dengan pendekatan JAS?
Jawab: pembelajaran kooperatif Jigsaw dengan pendakatan JAS, kesulitan dalam
pemantuan aktivitas siswa, pembimbingan siswa saat praktikum atau diskusi
namum lebih mudah jika dibandingkan dengan sebelumnya.
136
Lampiran 24. Lembar Observasi Kinerja Guru
FORMAT OBSERVASI KINERJA GURU
Konsep / subkonsep : Pengelolaan Lingkungan Sekolah : SMP N 6 Semarang Kelas / semester : VII B / 2 Tanggal Observasi : ………………….…………….. Aspek yang diobsesvasi: No Kegiatan yang diamati 4 3 2 1I Persiapan 1. Persiapan alat dan bahan 2. Penertiban suasana belajar 3. Penyampaian tujuan pembelajaran (fase I) 4. Pemberian motivasi siswa dan apersepsi II Kegiatan Belajar Inti 5. a. Penyampaian pengantar materi pelajaran.(fase II) b. Pemberian tugas kepada siswa yang berbeda dan penjelasan
tugas tersebut.
6. a. Pembagi siswa ke dalam beberapa kelompok asal.(fase III) b. Mengarahkan siswa untuk membentuk kelompok ahli
(gabungan) untuk siswa dengan tugas sama.
7. a. Pembimbing siswa dalam kelompok ahli untuk melakukan praktikum dan diskusi. (fase IV)
b. Pembimbing anggota kelompok menjelaskan hasil kerja kepada anggota kelompok asal.
c. Memeriksa pemahaman siswa akan materi dengan meminta siswa untuk menjelaskan hasil kerja.
d. membimbing siswa dalam diskusi kelas. e. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. 8. Memberikan kuis dan atau tes individual. (fase V) 9. Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai
tertinggi atau berperan aktif.(fase VI)
10. Penguasaan materi oleh guru. 11. Kesesuaian materi dengan Rencana Pembelajaran. 12. Penguasaan metode pembelajaran. 13. Penciptaan keaktifan siswa saat praktikum. III Penutup 14. Pemberian tugas pada siswa. 15. Menutup pembelajaran.
Keterangan: Semarang, ................ 2006
4 = Sangat Baik Observer 3 = Baik 2 = Kurang 1 = Sangat Kurang (.......................................)
137
Lampiran 25. Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran.
Data Kinerja Guru Selama Pelaksanaan Pembelajaran.
No Kegiatan yang diamati Siklus I
Siklus II
Siklus III
1 Persiapan alat dan bahan 4 4 4 2 Penertiban suasana belajar 4 4 4 3 Penyampaian tujuan pembelajaran. 4 4 4 4 Pemberian motivasi siswa dan apersepsi 4 4 4 5 a. Penyampaian pengantar materi pelajaran. 4 4 4
b. Pemberian tugas kepada siswa yang berbeda dan penjelasan tugas tersebut. 4 4 4
6 a. Membagi siswa dalam beberapa kelompok asal. 4 4 4
b. Mengarahkan siswa untuk membentuk
kelompok ahli (gabungan) untuk siswa dengan tugas sama.
3 3 4
7 a. Pembimbing siswa dalam kelompok ahli untuk melakukan praktikum dan diskusi. 3 3 3
b. Pembimbing anggota kelompok menjelaskan hasil kerja kepada anggota kelompok asal. 3 3 4
c. Memeriksa pemahaman siswa akan materi dengan meminta siswa menjelaskan materi. 3 3 3
d. membimbing siswa dalam diskusi kelas. 3 3 3 e. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan. 3 4 4 8 Memberikan kuis dan atau tes individual. 4 4 4
9 Memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai tertinggi atau berperan aktif. 3 3 3
10 Penguasaan materi oleh guru. 4 4 4 11 Kesesuaian materi dengan Rencana Pembelajaran. 3 3 3 12 Penguasaan metode pembelajaran. 3 4 4 13 Penciptaan keaktifan siswa saat praktikum. 4 4 4 14 Pemberian tugas pada siswa. 4 4 3 15 Menutup pembelajaran. 4 4 4
Jumlah 75 77 78
SKOR KINERJA GURU
HASIL PENGAMATAN OBSERVER
Skor Kinerja Guru No. Siklus I Siklus II Siklus III 1 75 80 79 2 74 80 75 3 80 78 78 4 74 75 80 5 70 74 -
Jumlah 373 387 312 Rata-rata 74,6 77,4 78
138
Lampiran 26. Lampiran Foto Kegiatan Pembelajaran selama Penelitian.
Siswa sedang menjelaskan materi kepada temannya di kelompok asal.
Siswa sedang melakukan percobaan di kelompok ahli
139
Siswa sedang belajar di kelompok ahli.
Para siswa sedang mengikuti diskusi kelas.
140
Siswa melakukan percobaan untuk menanggulangi pencemaran tanah.
Guru sedang memberikan penghargaan pada kelompok yang berprestasi
106
Lampiran 9. Hasil Tes Siswa Setiap Siklus
107
108
109
110
111
112
113