127
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA MELALUI TEKNIK BERCERITA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010) Oleh FAHRU ROJI BAIDAWI NIM: 106013000295 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2011

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

0

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN

KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA

MELALUI TEKNIK BERCERITA (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan

Tahun Pelajaran 2009/2010)

Oleh

FAHRU ROJI BAIDAWI NIM: 106013000295

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2011

Page 2: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

i

KATA MUTIARA

“Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup,

tapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi

ketika berusaha meraih sukses.”

(Bookert Washington)

“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat.

Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras

keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi

ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan.”

(Thomas A. Edison)

“Periksalah buku kenanganmu semalam

dan engkau akan tahu bahwa engkau masih berhutang

kepada manusia dan kehidupan.”

(Khalil Gibran)

“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain,

tapi kita bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.”

(Michael De’Mintagne)

Ketahuilah, apa pun yang menjadikanmu bergetar,

itulah yang terbaik untukmu dan karena itulah,

qolbu seorang penciptanya

lebih besar dari pada singgasananya.

(Jalaludin Rumi)

i

Page 3: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

ii

Abstrak

Kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang perlu dimiliki oleh seseorang . yaitu seorang yang hidup di lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah maupun dimana saja. Berbicara adalah hal yang biasa bagi kita, namun kegagalan pembelajaran keterampilan berbicara masih banyak terdengar di kalangan sekolah.

Banyak pertanyaan yang timbul berdasarkan kegagalan anak dalam keterampilan berbicara yaitu kurangnya kemampuan anak dalam mengembangkan kosa kata, merasa malu dan tidak percaya diri. Hal ini yang membuat siswa tidak terbiasa dalam menuangkan kata-kata dengan baik dan benar khususnya dalam keterampilan berbicara.

Penelitian ini menggunakn metode penelitian tindakan kelas yang berlangsung selama tiga bulan, melakukan berbagai kegiatan. Hasil yang dimiliki dalam pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui teknik bercerita dapat meningkat, hal ini dapat dilihat dari hasil pre tes nlai rata-rata anak 40,5 sedangkan pada hasil pos tes anak 77,15, dan siklus 1 anak-anak mendapat nilai rata-rata 63,3 dan siklus II rata-rata 73,58.

Peningkatan diatas dapat dilihat bahwa pembelajaran keterampilan berbicra bahas Indonesia melalui teknik bercerita di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan dapat meningkat, hal ini menunjukan bahwa teknik bercerita layak dan dapat digunakan untuk diterapkan di sekolah karena memberikan hasil yang baik kususnya dalam keterampilan berbicra.

ii

Page 4: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberikan kemudahan

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul "Peningkatan

Kualitas Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia melalui Teknik

Bercerita Siswa Kelas VIII SMP Negeri 13 Tangerang Selatan".

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar

Sajana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dengan

selesainya skripsi ini, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada:

1. Allah Swt atas rahmat, perlindungan, dan hidayah-Nya

2. Rosulullah Muhammad Saw, bulan purnama yang telah memberikan cahaya

untuk menerangi bumi ini

3. Kedua orang tuaku tercinta, orang tua terbaik di dunia, Hj. Aini dan K.H.

Misbahudin atas kasih sayang yang tak pernah berhenti mengalir

4. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan.

5. Ibunda Dra. Mahmudah Fitriyah ZA., M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Bahasa dan Sastra Indonesia, yang selalu menginginkan kemajuan atas jurusan

yang dipimpinnya.

6. Bapak Drs. E. Kusnadi, selaku Pembimbing I, yang begitu peduli terhadap

mahasiswa-mahasiswanya,

7. Ibunda Hindun, M.Pd., selaku Pembimbing II, yang telah menyisakan waktu

berharganya di antara kesibukan-kesibukan yang padat.

8. Seluruh dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, atas ilmu

yang telah diajarkan, dengan jasa-jasamu itu sesungguhnya bintang

kehormatan sangat pantas disematkan di dadamu.

9. Kakak-kakakku tersayang, Bahruddin, S.Ag, Amsorullah, S.Pd, Badrussalam,

S.Ag, Nyai Suryani, Ida Jahidah, lyah Khairiyah atas doa dan dukungannya.

iii

Page 5: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

iv

10. Sri Nurul Hidayati, yang selalu memberi masukan dan sctnangat yang sangat

berharga.

11. .Fauzi, Rusfi, Pisol, Mu'min, Firman, Syarif, Yusuf, dan semua saudara-

saudaraku di kelas atas semangatnya. Kalian adalah bagian dari catatan hidup

yang tak terlupakan.

Tentu saja skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih terdapat banyak

kekurangan dan kesalahan oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran

membangun yang dapat memperbaiki skripsi ini.

Jakarta, 18 Februari 2011

Fahru Roji Baidawi

iv

Page 6: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

v

DAFTAR ISI

SAMPUL ........................................................................................................ LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................. KATA MUTIARA ........................................................................................... i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 3

B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5

C. Perumusan Masalah .......................................................................... 5

D. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5

E. Manfaat Penelitian ............................................................................ 5

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 7

A. Belajar .............................................................................................. 7

1. Pengertian Belajar ......................................................................... 7

2. Ciri-ciri Belajar ............................................................................. 9

3. Jenis-jenis Belajar ......................................................................... 9

4. Prinsip-prinsip Belajar................................................................... 10

5. Faktor-faktor Belajar ..................................................................... 11

B. Berbicara........... ................................................................................. 13

1. Pengertian Berbicara ..................................................................... 13

2. Tujuan Ketermapilan Berbicara ..................................................... 13

3. Prinsip Umum dalam Keterampilan Berbicara ............................... 16

4. Jenis-jenis Berbicara ..................................................................... 16

v

Page 7: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

vi

5. Peralatan Berbicara ...................................................................... 25

6. Rambu-rambu dalam Berbicara ..................................................... 27

7. Faktor-faktor Penunjang Keefektifan Keteramapilan Berbicara ..... 29

C. Bercerita ............................................................................................ 40

1. Pengertian Bercerita ...................................................................... 40

2. Tenik Bercerita ............................................................................. 43

3. Kelebihan Teknik Bercerita ........................................................... 43

4. Kelemahan Berbicara .................................................................... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 47

A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 47

B. Metode Penelitian ............................................................................. 47

C. Intrumen Penelitian .......................................................................... 48

D. Desain Penelitian .............................................................................. 49

E. Data dan Sumber Data ...................................................................... 50

1. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 50

2. Analisis Data ............................................................................... 51

BAB IV DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN .................................................. 52

A. Paparan Data .................................................................................... 52

B. Hasil Data Observasi ........................................................................ 58

C. Tahap Analisis .................................................................................. 74

D. Tahap Refleksi.................................................................................. 74

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 77

A. Kesimpulan ...................................................................................... 77

B. Saran ................................................................................................ 77

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

vi

Page 8: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Frekuensi nilai pree tes………………………………… 53

2. Lembar observasi siklus I………………………………………… 58

3. Distribusi frekuensi nilai tes akhir siklus I………………………... 63

4. Lembar observasi siklus I…………………………………………. 67

5. Distribusi frekuensi nilai akhir siklus II…………………………... 72

6. Distribusi frekuensi nilai pos tes………………………………….. 73

7. Rekapitulasi hasil belajar nilai keterampilan berbicara…………… 74

vii

Page 9: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa negara adalah bahasa Indonesia, demikian tertera dalam Undang-

Undang Dasar 1945. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia menjadi lambang

kebanggaan bangsa, lambang identitas nasional, alat pemersatu, dan alat

komunikasi antardaerah dan antarkebudayaan. Bahasa Indonesia pun merupakan

alat yang dapat mencerminkan nilai-nilai sosial budaya.

Sebagai lambang identitas nasional, Bahasa Indonesia harus dijunjung

tinggi. Bahasa Indonesia pun harus dikembangkan. Sebagai alat pemersatu

berbagai suku bangsa dengan latar belakang kebudayaan dan bahasa yang

berbeda-beda. Bahasa Indonesia telah memungkinkan berbagai suku bangsa

mencapai keserasian hidup dalam satu bangsa karena bahasa memiliki banyak

fungsi dalam mempersatukan suku bangsa. Abdul Chaer menulis dalam bukunya

bahwa bahasa itu sistem, lambang, bunyi, bermakna, arbitrer, konvensional,

produktif, unik, universal, dinamis, bervariasi dan manusiawi.1 Sesuai fungsinya,

Bahasa Indonesia juga berperan sebagai alat pengungkapan perasaan bahkan

hingga nuansa perasaan yang halus.

Dengan bahasa memungkinkan manusia menuangkan pikiran yang rumit

dan abstrak menjadi konkret. Manusia dapat berpikir mengenai objek tertentu.

Dalam hal ini objek-objek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol

bahasa yang menjadi abstrak. Walaupun objek itu secara faktual tidak kelihatan.

Hal ini memungkinkan manusia berpikir secara berlanjut dalam penggunaan

bahasanya yaitu dalam keterampilan berbicara.

Kemampuan berbicara merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

perlu dimiliki oleh seseorang, terutama siswa atau seseorang yang hidup di

1Abdul Chaer, Linguistik umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), hlm. 33-56.

.

1

Page 10: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

2

lingkungan masyarakat. Kemampuan ini bukanlah kemampuan yang diwariskan

secara turun-temurun, walaupun pada dasarnya secara ilmiah manusia dapat

berbicara. Untuk menghasilkan kemampuan berbicara secara formal memerlukan

pelatihan dan pengarahan atau bimbingan yang intensif dalam mempelajarinya.

Pengajaran bahasa Indonesia yang baik akan berakibat langsung pada

pelajaran yang lainnya, karena bahasa itu alat untuk berpikir, alat untuk

menyampaikan ilmu pengetahuan, alat mengajarkan keterampilan, dan untuk

menanamkan suatu sikap yang terarah. Tetapi, kita tidak dapat menutup mata

untuk menghadapi kenyataan bahwa pengajaran Bahasa Indonesia perlu

ditingkatkan sesuai dengan tuntunan dunia modern yang meliputi dunia

pendidikan dengan segala aspeknya.

Keterampilan berbahasa terdiri dari empat komponen, yaitu keterampilan

menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan

menulis. “Setiap keterampilan itu berhubungan erat dengan keterampilan lainnya.

Keterampilan berbahasa diperoleh dengan urutan yang teratur, mula-mula pada

masa kecil manusia belajar menyimak bahasa, kemudian berbicara, sesudah itu

mereka belajar membaca, dan menulis. Menyimak dan berbicara dipelajari

sebelum memasuki sekolah sedangkan membaca dan menulis umumnya dipelajari

di sekolah. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu

kesatuan, merupakan catur tunggal”.2

Berdasarkan keempat penjelasan di atas penulis memfokuskan pada

keterampilan yang ke dua yaitu keterampilan berbicara dengan menggunakan

teknik bercerita. Berbicara merupakan salah satu keterampilan yang banyak

gunanya bagi siswa, terutama terampil berbicara di lingkungan sekolah.

Bayangkan jika seluruh siswa di sekolah tidak bisa berbicara dengan bahasa yang

baik maka perkembangan bangsa ini pun sebatas penggunaan bahasa yang hanya

kesehariannya menggunakan kata-kata gaul, tren, dan tidak jelas kaidah tata

bahasanya.

2 Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Bandung:

Angkasa, 2005), hlm.1.

Page 11: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

3

Kaidah tata bahasa dalam komunikasi seseorang merupakan gambaran

teratur tidaknya pola pikir yang dihasilkan melalui keterampilan berbicaranya.

Kemampuan berbicara seseorang tersebut turut menentukan kesuksesan kariernya.

Banyak orang sukses karena menguasai keterampilan berbicara. Contohnya,

wartawan, presenter, penyiar, dan komentator.

Demikianlah berbicara dapat membuahkan kutub konstruktif maupun kutub

destruktif. Dengan perkataan lain, berbicara dapat mendatangkan kedamaian,

menumbuhkan cinta, dan dapat pula menimbulkan perang, menumbuhkan benci,

tergantung pada situasi dan kondisi.

Ada banyak hal yang menyebabkan siswa terhambat atau mengalami

gangguan-ganguan dalam berbicara seperti: tidak percaya diri, merasa cemas.

Seperti dikatakan dalam buku The handbook of public speaking bahwa

”Kecemasan merupakan suatu energi syaraf, kekuatan misterius yang

dibangkitkan oleh perasaan, yang mempengaruhi sistem syaraf Anda, yang bisa

menghancurkannya atau sebaliknya, menguatkannya sampai kita merasa

bersemangat dan menyala-nyala dan mampu mencapai puncak orasi”.3

Kecemasan itu menimbulkan rasa takut dalam berbicara. Apabila rasa takut itu

menguasai diri seseorang maka menyebabkan timbulnya gugup, malas, gagap,

sehingga berbicara menjadi tak terarah dan dalam pengucapannya khususnya

dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan.

Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

menggunakan teknik bercerita, karena pengajaran teknik bercerita merupakan

suatu teknik yang sistematis dalam mengembangkan keterampilan berbicara

bahasa Indonesia khususnya pada siswa. Hasil keterampilan berbicara bahasa

Indonesia dengan menggunakan teknik bercerita ini diharapkan siswa mampu

berbicara bahasa Indonesia dengan artikulasi atau lafal yang jelas, penjedaan yang

tepat, dan intonasi yang baik dalam keterampilan berbicaranya.

Pada umumnya, keterampilan berbicara merupakan bagian-bagian yang

mendukung dalam teknik bercerita. Bercerita merupakan salah satu cara untuk

3 A. G. Mears, The Handbook of Public Speaking (Milestone: Publishing House, 2009),

hlm. 125.

Page 12: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

4

mengekspresikan jiwa melalui bahasa lisan, sama halnya dengan paragraf dan

karangan. Dalam mengarang ada suatu kegiatan yang melahirkan gagasan,

perasaan pengalaman pada diri sesorang tersebut yang dituangkan dalam bentuk

tulisan menjadi sebuah paragraf. Begitu juga dengan keterampilan berbicara,

dengan teknik bercerita siswa bisa menuangkan perasaan dan pengalamannya

yang dituangkan dalam bentuk perkataan, yaitu dalam bentuk lisan.

Mengingat pentingnya pengajaran keterampilan berbicara di sekolah dan di

luar lingkungan sekolah maka hendaknya guru dan orang di sekitarnya bisa

mendukung dan memotivasi, yaitu dengan memberikan masukan-masukan positif

guna menumbuhkan siswa lebih terampil dan berani menunjukkan keterampilan

berbicara khususnya dalam teknik bercerita.

Kegiatan bercerita merupakan suatu kegiatan mengekspresikan jiwa melalui

bahasa lisan. Bercerita merupakan salah satu teknik menyampaikan informasi

kepada orang lain (pendengar). Bahkan guru-guru di sekolah sering menggunakan

teknik bercerita dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya. Beberapa

alasan mengapa seseorang memilih menggunakan teknik bercerita dibanding

teknik lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan audio visual

adalah karena teknik bercerita mempunyai kelebihan, yaitu lebih fleksibel dan

mudah, hal ini memungkinkan siswa lebih semangat dan terbantu dalam

pembelajaran keterampilan berbicara khususnya dalam keterampilan secara

umum.

Keterangan di atas menunjukan betapa pentingnya memahami pembelajaran

keterampilan berbicara, karena siswa yang mampu menguasai keterampilan

berbicara dengan baik tentu akan baik dalam berceritanya. Hal inilah yang

mendorong penulis untuk mencoba meneliti dan membahas mengenai

”Peningkatan Kualitas Pembelajaran Keterampilan Berbicara Bahasa

Indonesia Melalui Teknik Bercerita pada Siswa SMP Negeri 13 Tangerang

Selatan”.

Page 13: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

5

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut:

1. Kesulitan siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara.

2. Macam-macam teknik bercerita dalam pembelajaran keterampilan berbicara

bahasa Indonesia.

3. Kesulitan siswa dalam pembelajaran teknik bercerita.

C. Rumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang yang telah diidentifikasikan di atas, maka

masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Bagaimana

peningkatan kualitas pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Indonesia

melalui teknik bercerita pada siswa SMP Negeri 13 kelas VIII Tahun Ajaran

2010-2011 di Kota Tangerang Selatan?

D. Tujuan Penelitian

Dari hasil penelitian ini, penulis mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan kualitas kemampuan siswa kelas VIII SMPN 13

Kota Tangerang Selatan dalam pembelajaran keterampilan berbicara

Bahasa Indonesia.

2. Untuk meningkatkan kualitas kemampuan siswa kelas VIII SMPN 13

Kota Tangerang Selatan dalam menggunakan teknik bercerita.

3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan siswa kelas VIII SMPN 13 Kota

Tangerang Selatan dalam berbicara Bahasa Indonesia melaui teknik

bercerita.

E. Manfaat Penelitian

Secara umum hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapakan dapat

dijadikan bahan masukan bagi jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

dalam pembelajaran keterampilan berbicara. Dan dapat memberikan manfaat

kepada berbagai pihak, khususnya di lingkungan pendidikan sekolah.

Page 14: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

6

1. Manfaat bagi Guru

a. Guru bahasa Indonesia dapat menjadikan hal ini sebagai informasi dan

rujukan dalam pengajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia

melalui teknik bercerita.

b. Menjadi pertimbangan guru dalam mengajar dengan menggunakan

teknik bercerita dalam keterampilan berbicara baik dari strategi

persiapan mengajar maupun kendala-kendala yang dihadapi.

2. Manfaat bagi Siswa

Siswa dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam keterampilan

berbicara bahasa Indonesia dengan ekspresi, intonasi, lafal dan

penggunaan bahasa yang baik dalam berbicara melalui teknik bercerita.

3. Manfaat bagi Sekolah

Sekolah mendapat gambaran dan data tentang peningkatan kualitas

kemampuan siswanya dalam keterampilan berbicara melalui teknik

bercerita, khususnya siswa kelas VIII SMPN 13 Kota Tangerang Selatan.

Page 15: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

7

BAB II

ACUAN TEORETIS

A. Belajar

1. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri

seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat

pengalaman dan latihan.4 Dimyati mengatakan bahwa belajar adalah melatih

daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri dari daya mengamat,

menangkap, mengingat, menghayal, merasakan, berpikir, dan sebagainya.5

Menurut pengertian secara psikologis, “belajar merupakan suatu proses

perubahaan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya

dalam memenuhi lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.”6

Belajar juga berarti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu,7

ungkap Slameto. Sementara Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi Pendidikan

menambahkan bahwa belajar adalah “Merupakan faktor penentu proses

perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan,

sikap, keterampilan, nilai reaksi, keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang

dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar”.8

Menurut Slameto, belajar juga dapat dipandang sebagai suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku tersebut memiliki

ciri-ciri sebagai berikut.

4 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta:

Kencana, 2008), hlm. 207. 5 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2006), hlm. 46. 6Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka cipta, 2010),

hlm. 2. 7 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989. 8 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 54.

7

Page 16: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

8

a. Perubahan terjadi karena sadar.

Bahwa seorang yang belajar akan menyadari terjadinya perubahaan itu

atau sekurang-kurangnya ia merasakan telah terjadi adanya suatu perubahan

pada dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya bertambah,

kecakapannya bertambah, kebiasaannya bertambah.

b. Perubahaan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional.

Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri seseorang

berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis. Satu perubahaan yang

terjadi akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi

kehidupan ataupun proses belajar berikutnya. Misalnya jika seorang anak

belajar menulis, maka ia akan mengalami perubahan dari tidak dapat menulis

menjadi dapat menulis.

c. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif.

Dalam perubahan belajar, perubahan-perubahan itu senantiasa

bertambah dan tertuju untuk meperoleh sesuatu yang lebih baik dari

sebelumnya. Dengan demikian makin banyak belajar itu dilakukan, makin

banyak pula perubahan yang diperoleh. Perubahan yang bersifat aktif artinya

bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena ada

usahanya dari individu sendiri.

d. Perubahan dalam dalam belajar bukan sikap sementara.

Perubahan yang bersifat sementara atau temporer terjadi hanya untuk

beberapa saat saja, seperti berkeringat, keluar air mata, bersin, menangis dan

sebagainya, tidak dapat digolongkan sebagai perubahhan dalam arti belajar.

e. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.

Perubahan tingkah laku ini terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.

Perbuatan belajar terarah kepada perubahan tingkah laku yang benar-benar

disadari. Misalnya sesorang yang belajar mengetik, sebelumnya sudah

ditetapkan apa yang hendak dicapai dalam mengetik. Ini berarti perubah tingah

laku yang terarah.9

9 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor…, hlm. 2-4.

Page 17: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

9

2. Ciri-ciri belajar

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Pendidikan dengan

Pendekatan Baru, menyebutkan ciri-ciri belajar, yaitu:

a. Perubahan yang intensional, dalam arti perubahan yang terjadi karena

intensitas pengalaman, praktik, atau latihan.

b. Perubahan menuju ke arah yang positif, dalam arti sesuai dengan yang

diharapkan baik oleh guru, siswa maupun lingkungan sosial.

c. Perubahan yang efektif, dalam arti membawa pengaruh dan makna

tertentu bagi siswa. Setidaknya sampai batas waktu tertentu. Baik

demi alasan penyesuaian diri maupun demi mempertahankan

kelangsungan hidupnya.10

Sebagai suatu proses pengetahuan, kegiatan belajar juga tidak

terlepas dari mengajar. ”Belajar mengajar memiliki tujuan, yakni untuk

membentuk anak didik dalam suatu perkembangan tertentu, ada suatu

prosedur (jalan interaksi) yang direncanakan, Ditandai dengan materi satu

pengarahan materi yang khusus dan ditandai dengan aktivitas anak

didik.”11

3. Jenis-jenis belajar

a. Slameto membagi jenis-jenis belajar yaitu: belajar bagian, belajar

dengan wawasan, belajar diskriminatif, belajar global atau secara

keseluruhan, belajar insidental, belajar instrumental, belajar

instrumental, belajar intensional, belajar laten, belajar mental, belajar

produktif, belajar verbal.12

b. Muhibin Syah berpendapat mengenai jenis-jenis belajar

1) Belajar abstrak

10Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2004), hlm. 116. 11 Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka cipta, 2006),

hlm. 39-40. 12Slameto, Belajar dan Faktor-faktor …, hlm. 8.

Page 18: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

10

Belajar yang menggunakan cara-cara berpikir abstrak.

Tujuannya adalah bentuk memeroleh pemahaman dan pemecahan

masalah-masalah yang tidak nyata.

2) Belajar keterampilan

Belajar dengan menggunakan gerakan-gerakan motorik yakni

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot. Tujuannya

adalah menguasai jasmani tertentu.

3) Belajar sosial

Belajar memahami masalah-masalah dan teknik-teknik untuk

memecahkan masalah tersebut.

4) Belajar pemecahan masalah

Belajar menggunakan metode-metode ilmiah atau berpikir

secara sistematis, logis, dan teratur.

5) Belajar rasional

Belajar dengan menggunakan kemampuan berpikir secara logis

dan rasional (sesuai dengan akal sehat).

6) Belajar kebiasaan

Belajar pembentukan kebiasaan-kebiasaan baru atau perbaikan

kebiasaan yang telah ada.

7) Belajar apresiasi

Belajar mempertimbangkan arti penting atau nilai suatu objek.

8) Belajar pengetahuan

Belajar melakukan penyelidikan mendalam terhadap objek

pengetahuan.13

4. Prisip-prinsip belajar.

Dalam belajar diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan

membimbing untuk mencapai tujuan intruksional.

a. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang

kuat pada siswa untuk mencapai tujuan intruksional.

13Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan,...hlm. 123 – 124.

Page 19: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

11

b. Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat

mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan

efektif.

c. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunganya.14

Untuk memperoleh peningkatan seperti diatas dalam belajar kita

harus mengetahui prinsip-prinsip dalam belajar. Yaitu belajar untuk

memperoleh perubahan tingkah laku, hasil belajar ditandai dengan

perubahan aspek tingkah laku, belajar merupakan suatu proses, belajar

dorongan dan tujuan yang akan dicapai dan belajar merupakan bentuk

pengalaman.15

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembelajaran

a. Faktor Intern

1) Faktor jasmaniah (faktor fisiologis)

Faktor utama yang mempengaruhi belajar didukung dalam

diri sendiri atau fisik siswa tersebut. Kondisi umum jasmani dan

tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-

organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi intensitas

siswa dalam mengikuti pelajaran. Misalnya organ tubuh ynag

lemah, kondisi badan seperti ini menurunkan ranah cipta (kognitif)

sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak

berbekas.16

2) Faktor psikologis

Faktor psikologis dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas dan

perolehan pembelajaran siswa.

a) Inteligensi

Inteligensi adalah kemampuan mental individu yang dapat

digunakan untuk menyesuaikan diri di dalam lingkungan yang

14 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor…, hlm. 28. 15Akyas Azhari, Psikologi Umum dan Perkembangan, Jakarta: PT. Mizan Publika,

2004). Hlm. 123-125. 16 Muhibin Syah, Psikologi pendidikan,...hlm. 132.

Page 20: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

12

baru, serta dapat memecahkan memecahkan masalah yang

dihadapi dengan cepat dan tepat17

Pakar psikologi Claparede dan Stern memberikan definisi

penyesuaian diri secara mental terhadap situasi dan kondisi

baru.18

b) Minat

Minat( interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang

tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

c) Bakat

Secara umum, bakat adalah kemampuan potensial yang

dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang.

d) Motivasi

Motivasi ialah keadaan internal organisme baik manusia

maupun hewan yang mendorongnya untuk membuat sesuatu.19

b. Faktor-faktor ekstern

1) Faktor keluarga adalah salah satu faktor di luar yang

mempengaruhi siswa belajar yaitu relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluaraga, pengertian orang

tua, dan latar belakang kebudayaan.

2) Faktor sekolah faktor yang mempengaruhi di luar yang

menduking siswa yaitu: metode mengajar guru, kurikulum

sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa,

disiplin sekolah, sarana sekolah, waktu sekolah, metode belajar

dan tugas rumah.

3) Faktor masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa dari

luar yaitu: kegiatan siswa pada masyarakat, media masa, teman

bergaul dan bentuk kehidupan dalam masyarakat tersebut.

17Akyas Azhari, psikologi umum,... hlm. 142. 18 Zeki Neni Iska, Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan, ( Jakarta: Kizi

Brother, 2006), hlm. 86. 19. Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan,...hlm. 235 – 136.

Page 21: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

13

B. Berbicara

1. Pengetian Berbicara

Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi

atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan

pikiran, gagasan dan perasaan. Sebagai memperluasan dari bahasan ini. Dapat

kita katakan bahwa berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat

didengar (audible) dan yang kelihatan (visible) yang memanfaatkan sejumlah

otot dan jaringan otot tubuh manusia demi maksud dan tujuan gagasan-gagasan

atau ide-ide keinginan kepada orang lain yang dikombinasikan.

Pada hakikatnya keterampilan berbicara merupakan keterampilan

memproduksi arus sistem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak,

kebutuhan perasaan, dan keinginan kepada orang lain.20 Lebih jauh lagi,

berbicara merupakan suatu bentuk prilaku manusia yang memanfaatkan faktor-

faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian

ekstensif, secara luas sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang

paling penting bagi kontrol sosial.21 Berbicara adalah beromong, bercakap,

berbahasa, mengutarakan isi pikiran, melisankan sesuatu yang dimaksudkan.22

2. Tujuan keterampilan berbicara

Tujuan utama dalam keterampilan berbicara adalah untuk

berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, maka

seyogyanyalah sang pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin

disampaikan. Dia harus mampu mengevalausi efek komunikasinya terhadap

(para) pendengarnya, dan seorang pembicara harus mengetahui prisip-prinsip

yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun

perorangan.23

20 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja, 2008), hlm. 241. 21 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:

Angkasa, 1993), hlm. 15. 22 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 165. 23 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai…, hlm. 15.

Page 22: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

14

Disamping itu, keterampilan berbicara juga memiliki tujuan dalam

pengembangan yang akan dimiliki bagi seorang yang berbicara. Di antaranya:

a. Kemudahan berbicara

Peserta didik harus mendapat kesempatan yang besar untuk berlatih

berbicara sampai mereka memgembangkan keterampilan ini secara wajar,

lancar, dan menyenangkan, baik di hadapan pendengar umum yang lebih

besar jumlahnya.

b. Kejelasan

Dalam hal ini peserta didik berbicara dengan jelas, baik artikulasi

maupun diksi kalimatnya. Gagasan yang diucapkan harus tersusun dengan

baik.

c. Bertanggung jawab

Latihan berbicara yang bagus menekankan pembicaraan untuk

bertanggung jawab agar berbicara secara tepat, dan dipikirkan dengan

sungguh-sungguh mengenai apa yang menjadi pokok pembicaraan , tujuan

pembicaraan, siapa yang diajak berbicara, dan bagaimana situasi

pembicaraan serta momentumnya.

d. Membentuk pendengaran yang kritis,

Latihan berbicara yang baik sekaligus mengembangkan

keterampilan menyimak secara tepat dan kritis juga menjadi tujuan utama,

yaitu peserta didik perlu belajar untuk mengevaluasi kata-kata, niat, dan

tujuan pembicaranya.

e. Membentuk kebiasaan.

Kebiasaan berbicara tidak dapat dicapai tanpa kebiasaan

berinteraksi dalam bahasa yang dipelajari bahkan dalam bahasa ibu.

Tujuan keterampilan berbicara seperti yang dikemukakan di atas

akan dapat dicapai jika program pengajaran dilandasi prinsip-prinsip

yang relevan, dan pola KBM yang membuat para peserta didik secara

aktif mengalami kegiatan berbicara.24

1) Tingkat pemula

24 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja, 2008), hlm. 243.

Page 23: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

15

Untuk tingkat pemula, tujuan pembelajaran keterampilan

berbicara dapat dirumuskan peserta didik dapat melafalkan bunyi

bahasa, menyampaikan informasi, menyampaikan setuju atau tidak

setuju, menjelaskan identitas diri, menceritakan hasil bacaan atau

simakan, menyatakan ungkapan rasa hormat dan mampu bermain

peran.

2) Tingkat menengah

Untuk tingkat menengah, tujuan pembelajaran keterampilan

berbicara bahwa peserta didik dapat menyampaikan informasi,

berpartisipasi dalam percakapan, menjelaskan identitas diri,

menceritakan hasil simakan atau bacaan, melakukan wawancara,

bermain peran, dan menyampaikan gagasan dalam diskusi dan pidato.

3) Tingkat paling tinggi

Untuk tingkat yang paling tinggi, tujuan pembelajaran

keterampilan berbicara dirumuskan bahwa peserta didik dapat

menyampaikan informasi, berpartisipasi dalam percakapan,

menjelaskan identitas diri, menceritakan kembali hasil simakan atau

bacaan dan berpartisipasi dalam wawancara.25

Dari tujuan kegiatan keterampilan berbicra di atas dapat dikatakan

bahwa keterampilan berbicara memiliki manfaat atau tujuan dicapai yaitu

dari tingkat pemula sampai tingkat yang paling tinggi. Berdasarkan

keterangan di atas tujuan yang hendak dicapai seorang pengajar harus

memenuhi beberapa konsep.

Empat konsep dasar yang harus dipahami oleh pengajar sebelum

mengajarkan bahasa kedua dengan model pembelajaran keterampilan

berbicara, yaitu berbicara dan menyimak adalah kegiatan resiprokal,

berbicara adalah proses berkomunikasi individu, berbicara adalah ekspresi

kreatif, berbicara adalah ekspresi kreatif, berbicara adalah tingkah laku,

25 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja, 2008), hlm. 287.

Page 24: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

16

berbicara dipengaruhi kekayaan pengalaman dan berbicara adalah

pancaran pribadi.26

3. Prinsip Umum yang Mendasari Kegiatan Berbicara

a. Membutuhkan paling sedikit dua orang, tentu saja pembicaraan dapat

dilakukan oleh satu orang dan hal ini sering terjadi misalnya oleh

orang yang sedang mempelajari banyak bunyi-bunyi bahasa serta

maknanya atau oleh seseorang yang meninjau kembali.

b. Menggunakan sandi linguistik yang dipahami bersama, bahkan

andai kata pun dipergunakan dua bahasa namun setting pengertian,

pemahaman bersama itu tidak kurang pentingnya.

4) Merupakan suatu pertukaran antara partisipan, kedua pihak partisipan

yang memberi dan menerima dalam pembicaraan sating bertukar

sebagai pembicara dan penyimak.

5) Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan

lingkungan dengan segera. Perilaku lisan sang pembicara selalu

berhubungan dengan responsi yang nyata atau yang diharapkan, dan

sang penyimak sebaliknya. Jadi hubungan itu bersifat timbal balik

antara dua arah.

6) hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan

suara atau bunyi bahasa dan pendengaran (vocal and auditory

apparatus).

7) secara tidak pandang bulu menghadap apa yang nyata dan apa yang

diterima sebagai dalil.27

4. Jenis-jenis Berbicara

Bila diperhatikan mengenai bahasa pengajaran akan kita dapatkan

berbagai jenis berbicara. Antara lain: diskusi, pidato (menjelaskan,

26 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 286. 27 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai…, hlm. 16.

Page 25: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

17

menghibur), ceramah, dan sebagainya. Jenis-jenis keterampilan berbicara

tersebut adalah:

a. Diskusi

Diskusi, berasal dari kata Latin “discutere”, yang berarti bertukar

pikiran. Akan tetapi belum tentu setiap kegiatan bertukar pikiran dapat

dikatakan berdiskusi. Diskusi pada dasarnya adalah suatu bentuk tukar

pikiran yang teratur dan terarah, baik kelompok kecil atau besar, dengan

tujuan untuk mendapatkan suatu pengertian, kesepakatan, dan keputusan

bersama mengenai suatu masalah.28 Diskusi juga diartikan suatu metode

untuk memecahkan masalah-masalah dengan proses berpikir kelompok.29

Panel adalah suatu bentuk diskusi yang dihadapkan sejumlah

partisipan atau pendengar.30Suatu kelompok yang terdiri dari tiga sampai

enam orang ahli yang ditunjuk untuk mengemukakan pandangannya dari

berbagai segi mengenai suatu masalah.31 Diskusi ini melibatkan

sekelompok kecil peserta yang melakukan pembicaraan secara informal

tentang sesuatu topik tertentu yang sebelumnya telah diselidiki dengan

teliti oleh para peserta diskusi.32

b. Simposium

Sinposium terdiri dari serangkaian presentasi yang disampaikan

secara singkat tetapi formal berkaitan tentang suatu tema dan topik.

Sesudah presentasi formal, para anggota sinposium diperkenankan

menjawab pertanyaan yang diajukan para peserta yang mengadakan suatu

panel diskusi di antara mereka sendiri. 33Masalah yang dibahas dalam

simposium mempunyai ruang lingkup yang luas, sehingga dapat ditinjau

28 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Erlangga, 1988), hlm . 37. 29 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai …, hlm. 36. 30Piet. A. Sahertian, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, ( Surabaya: Usaha

Nasional, 1981), hlm. 112. 31 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai…, hlm. 40. 32 Siti Sahara, dkk., Keteramilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN, 2009),

hlm. 22 33 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 23.

Page 26: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

18

dari berbagi sudut aspek ilmu untuk mendapatkan perbandingan. Pada

sinposium diadakan sanggahan untuk umum terhadap suatu prasaran dan

sanggahan itu disusun secara tertulis.34

c. Seminar

Seminar terdiri dari sekelompok ahli yang bertugas menjawab

pertanyaan-pertanyaan hadirin atau mungkin pers. Para ahli tersebut

sebelumnya tidak diberi tahukan menenai pertanyaan-pertanyaan yang

akan diajukan tetapi, biasanya mereka menguasai topik-topik yang

dibicarakan.35 Dalam seminar membahas secara ilmiah, walaupun yang

menjadi topik pembicaraan hal-hal dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan

untamanya adalah untuk memecahkan suatu masalah.36. Dalam seminar

juga banyak hal yang harus dipersiapkan diantaranya:

1) Menentukan topik dan tujuan

Sebelum seminar dilaksanakan perlu ditentukan terlebih dahulu

topik atau masalah yang akan diseminarkan.

2) Penentuan waktu dan tempat

Waktu seminar sebaiknya dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa

sejarah atau nasional, umpamanya: Bulan bahasa, Hari Ibu, hari

Pendidikan Nasional. Jika seminar itu berskala kecil penentuan waktu

perlu diperhatikan, sehingga dapat dihadiri oleh beberapa peserta.

3) Persiapan fasilitas

Segala kebutuhan dan kelancaran seminar sebaiknya dipersiapkan

sebaik-baiknya. Seperti:

4) Tempat duduk yang memadai

Cahaya yang cukup terang dan sirkulasi udara yang menyegarkan

dalam ruangan. Alat-alat peraga publikasi.37

34 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara ..., hlm. 38. 35 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 23. 36 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 38. 37 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 27.

Page 27: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

19

d. Pidato

Pidato adalah penyajian penjelasan lisan. Pidato merupakan

keterampilan berbaha sasecara epektif, baik lisan maupun tulisan karang

mengarang.

Pidato juga diartikan kegiatan berbicara dihadapan orang banyak,

Pidato juga diartikan berbicara dimuka umum dengan tujuan memberikan

tambahan ilmu pengetahuan atau untuk mengajak para pendengar berpikir

dan bertindak seperti diberi nasihat kepada orang banyak.38

1) Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam berpidato

a). Mempunyai tekad dan kemampuan bahwa seoarang pembicara

mampu meyakinkan orang lain.

b). Memiliki pengetahuan yang luas, sehungga si pembicara dapat

mengusai materi dengan baik.

c). Memiliki pembendahaaan kata yang cukup, sehingga si pembicara

mampu mengungkapkan pidato dengan lancar dan meyakinkan.39

2) Sistematika berpidato

Pembukaan, yaitu mengucap salam atau menyapa para hadirin

a) Menyampaikan pendahuluan, yang biasanya dilahirkan dalam

bentuk ucapan terima kasih, atau ungkapan kegembiraan, atau rasa

syukur.

b) Penyampaian isi pidato, yang diucapkan secara jelas dan dengtan

menggunakan bahasa Indonesia yang benar dan dengan gaya

bahasa yang menarik.

c) Menyampaikan kesimpulan dari isi pidato, supaya mudah diingat

oleh pendengar.

d) Menyampaikan harapan yang berisi anjuran atau ajakan kepada

pendengar untuk melaksanakan isi pidato.

e) Menyampaikan salam penutup.40

38 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 61 – 62. 39 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara …, hlm. 54. 40 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara …, hlm. 55.

Page 28: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

20

3) Metode penyampaian dan penilaian dalam berpidato

Ada empat macam metode penyampaian lisan seperti pidato yang

perlu diketahui, yaitu:

Maksud dan tujuan pembicaraan, kesempatan, atau pendengar atau

pemirsa, ataupun waktu untuk persiapan dapat menentukan metode

penyajian, atau sang pembicara sendiri dapat menentukan yang terbaik dari

empat metode yang mungkin dipilih yaitu:

a). Penyampaian secara mendadak ( impromptu delivery)

Metode impromptu adalah metode penyampaian berdasarkan kebutuhan

tahuaan dan kemahirannya. sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali,

pembicara secara serta merta berbicara berdasarkan pengetahuan dan

kemahirannya. Kesanggupan dan kemampuannya menyampaikan lisan

seperti pidato menurut metode ini sangat berguna dalam keadaan terdesak

atau terpaksa.41 Kesanggupan dan kemampuan penyampaian lisan seperti

pidato menurut metode ini sangat berguna dalam keadaan terdesak atau

terpaksa, namun kegunaannya terbatas pada waktu yang tidak terduga itu

saja. Pembicara menyampaikan pengetahuannya yang ada, dikaitkan dengan

situasi dan kepentingan saat itu.42

b). Penyampaian tanpa persiapan (extemporaneous delivery)

Metode ekstemporan adalah metode berpidato dengan cara pembicara

menuliskan pokok-pokok pikiran yang akan disampaikan.43 Uraian yang

akan dibawakan dengan metode ini direncanakan dengan cermat dan dibuat

catatan-catatan yang penting, yang sekaligus menjadi urutan bagi uraian itu.

Kadang-kadang dipersiapkan konsep berupa naskah, namun tidak dihafal

kata demi kata. Dalam penyampaian lisan seperti pidato, pembicara dengan

bebas berbicara dan bebas pula memilih kata-katanya sendiri. Catatan dan

konsep naskah yang dipersiapkannya hanya digunakan untuk mengingat

urut-urutan topik pembicaraannya. Dengan metode ini pembicara dapat

41 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 67. 42 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 65. 43 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa…, hlm. 67.

Page 29: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

21

mengubah nada pembicaraannya sesuai dengan reaksi yang timbul pada

para pendengar sementara pembicaraan berlangsung.44

c). Penyampaian dari naskah (delivery from manuscript)

Metode naskah adalah metode naskah yang benar-benar

dipersiapkan dengan cermat. Pembicara menyusun naskah terlebih dahulu

sebelum pidato.45 Pidato ini biasanya digunakan untuk acara-acara resmi.

pidato televisi dan radio. Metode ini sifatnya agak kaku, sebab bila tidak atau

kurang melakukan latihan yang cukup, terjadi seolah-olah tidak ada hubungan

antara pembicara dengan pendengar. Mata dan perhatian pembicara selalu

ditujukan ke naskah, sehingga ia tidak bebas menatap pendengarnya.

Pembicara harus dapat memberi tekanan dan variasi suara untuk

menghidupkan pembicaraannya. Untuk itu pembicara perlu melakukan

latihan yang intensif.46

d). Penyampaian dari ingatan (delivery from memory)

Metode ini merupakan kebalikan dari metode inpromtu. Pidato ini

disampaikan dengan metode ini dipersiapkan dan ditulis secara lengkap

lebih dahulu.47 Metode ini memerlukan konsentrasi yang kuat dalam

penyampaiannya dari seorang pembicara kemudian dihafal kata demi kata.

Ada pembicara yang berhasil dengan metode ini, namun ada juga yang

tidak. Pembicara dengan menggunakan metode ini sering menjemukan dan

tidak menarik, ada kecenderungan untuk berbicara cepat-cepat dan

mengeluarkan kata-kata tanpa menghayati maknanya. Selain itu metode ini

juga sering menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan diri dengan situasi

dan reaksi-reaksi pendengar keti ka menyampaikan uraiannya.48

Cara manapun yang dipilih dalam berbicara dalam penyampaiannya,

yang terpenting adalah bahwa usaha kita berhasil: komunikasi berjalan

lancar. Oleh karena itu ada baiknya bila kita mengetahui pula bagaimana

caranya mengevaluasi keterampilan berbicara diantaranya:

44 Midar G arsad mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 66. 45 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 68. 46 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 65. 47. Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 67-68. 48 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 65.

Page 30: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

22

(1). Apakah bunyi-bunyi tersendiri (vokal, konsonan) diucapkan dengan

tepat?

(2). Apakah pola pola intonasi, naik dan turunnya suara dan tekanan suku

kata, memuaskan?

(3). Apakah ketetapan dan ketepatan ucapan mencerminkan bahwa sang

pembicara tanpa referensi intrernal memahami makna yang

dipergunakannnya?

(4). Apakah kata kata yang diucapkan itu dalam bentuk dan urutan yang

tepat?

(5). Sejauh manakah” kewajaran yang tercermin bila seseorang berbicara?

(Brook, 1964:252).49

Mengevaluasi keterampilan berbicara juga dapat dilakukan secara

berbeda-beda pada setiap jenjangnya. Misalnya pada sekolah dasar,

kemampuan menceritakan, berpidato, dan lain-lain dapat dijadikan dalam

bentuk evaluasi. Seseorang dianggap memiliki kemampuan berbicara

selama ia mampu berkomunikasi dengan lawan bicaranya.50

Dalam pengajaraan berbahasa Indonesia yaitu dalam keterampilan

berbicara memiliki berbagai hal dalam menilai, baik dari pelafalan anak itu

sendiri secara individual maupun secara berkemampuan yang telah

diklasifikasikan dan telah ditentukan dalam pembelajarannya.

4). Strategi pengajaran keterampilan berbicara

Dalam strategi pengajaran Keterampilan berbicara memilki teknik

atau pariasi dalam pembelajarannya yang bermacam-macam di antaranya

dalam keterampilan:

a). Berbicara terpimpin, yaitu: frase dan kalimat, satuan paragraf, dan

dialog.

b). Berbicara semi-terpimpin, yaitu: reproduksi cerita, cerita berantai(

pengalaman diri, pengalaman hidup, pengalaman membaca, menyusun

kalimat dalam pembicaraan, dan menyampaikan isi bacaan secara lisan.

49 Henry Guntur Tarigan, Berbicara Sebagai…, hlm. 24 – 26. 50 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: Remaja, 2008), hlm. 240.

Page 31: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

23

c). Berbicara bebas, yaitu: diskusi, drama, wawancara, berpidato, bermain

peran(dalam drama)51

Selain strategi dalam berbicara juga memilki teknik, yang

dimaksudkan di sini adalah cara-cara yang digunakan di dalam berbicara,

meliputi:

1) Kemampuan menggunakan bahasa lisan dengan baik. Dalam hal ini

seorang pembicara hendaknya memiliki kemampuan tata bahasa yang

baik, Artikulasi yang jelas dan tidak cadel, intonasi yang menarik (tidak

monoton), aksen yang tepat, dan tidak terlalu banyak menggunakan

istilah yang tidak perlu.

2) Ekspresi (air muka) yang menarik, misalnya: tidak cemberut, tidak

pucat, tidak merah, dan sebagainya. Ekspresi dalam berbicara sangat

penting untuk memikat minat dengar atau rasa ingin tahu dari

pendengar.

3) Stressing (redance), yaitu kemampuan seorang pembicara untuk

memberikan penekanan pada masalah-masalah inti atau penting

didalam pembicaraannya, misalnya dengan pengulangan-pengulangan

yang seperlunya, atau dengan penekanan-penekanan tertentu dalam

nada pembicaraan.

4) Kemampuan memberikan refreshing (penyegaran) dengan menyelipkan

intermezo, yaitu dengan menyelingi pembicaraan dengan hal-hal lain

yang berhubungan yang mengandung kelucuan, baik itu pengalaman

sendiri atau sebuah anekdot, dengan tidak mengurangi nilai

pembicaraan. Hal ini dimaksudkan agar pendengar tidak terlalu stress

yang bisa menimbulkan kejenuhan atau kebosanan dalam mengikuti

pembicaraan kita.

5) Kepribadian (personality). Dalam hal ini yang dimaksudkan adalah

disamping daya pesona atau kharismatik seseorang, juga meliputi nilai-

nilai pribadi seorang pembicara, diantaranya: jujur, cerdik, berani,

51 Iskandar Wassid, Strategi Pembelajaran …, hlm. 244.

Page 32: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

24

bijaksana, berpandangan baik, percaya diri, tegas, tahu diri, tenang dan

tenggang rasa.52

e. Ceramah

Ceramah adalah suatu cara keterangan atau informasi atau uraian

tentang suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan. Seperti halnya

dalam pidato, dalam ceramah pun keterampilan alat utama dalam

keterampilan berbicara.53.

Ceramah juga dapat diartikan bahwa pidato dihadapan para

pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dan sebagainya. Piadat dan

ceramah merupakan suatu sarana komunikasi yang berpungsi menyampaikan

suatu informasi secara langsung, tetapi antar pidato dan ceramah memiliki

beberapa perbedaan, yaitu pidato disampaikan untuk suatu tujuan yang

penting sedangkan pada ceramah disampaikan sebagai pengajaran.54. Dalam

ceramah memiliki beberapa ciri khas, yaitu:

1). Ada sesuatu yang dijelaskan atau diinformasikan untuk memperluas

pengetahuan para pendengar, biasanya disampaikan kepada orang yang

memiliki keahlian atau dianggap ahli dalam bidang atau disiplin ilmu

tertentu.

2). Terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dan pendengar, yaitu

berupa dialog, tanya jawab, diskusi, dan sebaginya.

3). Dapat digunakan alat bantu untuk memperjelas uraian, seperti over head

projector (OHP), Lembar peragaan, gambar, dan sebagainya.55

Ada respon dari pendengar mengenai materi yang disampaikan dalam

ceramah. Selain memiliki ciri khas dalam ceramah, ceramah atau metode ceramah

juga memiliki keunggulan.

52 Jumardas, “Kepribadian”, dari http://jurnardas.blogspot.com/2004/04/kepribadian.html,

diakses pukul 15.32, 22 November 2010. 53 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 67. 54 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 63. 55 Midar G. Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 67.

Page 33: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

25

1) Kelebihan metode ceramah

Materi yang disampaikan tidak terlalu banyak, hanya poin-poin

khusus saja. Dapat memberi semangat para pendengar untuk belajar karena

hanya menyeduakan alat pendengaran dan pemahaman saja.

2) Kelemahan metode ceramah

Karena jumlah pendengar relatif banyak, penceramah cenderung

mengalami kesulitan untuk nmengetahui sampai sejauh mana si pendengar

dapat memahami materi yang disampaikan.

Dalam metode ceramah ini siswa cenderung hanya menjelaskan penjelasan

penceramah, tanpa ada timbal balik.

3) Perbedaan antar pidato dan ceramah

Pada ceramah terdapat komunikasi dua arah antara pembicara dengan

pendengar, sedagkan pidato hanya bersifat satu arah.

Pidato bertujuan untuk mempengaruhi pendengar, meyakinkan para

pendengar, sedangkan ceramah bertujuan untuk menjelaskan atau

memperluas pengetahuan para pendengar.56

Pidato disampaikan secara resmi sedangkan ceramah dismpaikan tidak resmi .

Pidato bertujuan untuk menyampaikan gagasan atau informasi, sedangkan

ceramah bertujuan untuk menambah wawasan atau pengetahuan.

5. Peralatan dan alat peraga dalam berbicara

Hal kecil yang sering dilupakan pembicara adalah penggunaaan dan

peralatan dalam berbicara. Berikut ini diuraikan cara-cara menggunakan

peralatan pidato.

a. Mikrofon

Ada dua jenis mikrofon, yaitu berkabel dan yang tidak berkabel.

Penggunaan jenis mikrofon ini sama saja. Pengaturan jarak yang paling

baik adalah satu jengkal tangan. Mulut yang terlalu dekat dengan mikrofon

56 Siti Sahara, dkk,, Keterampilan Berbahasa …, hlm. 63-65.

Page 34: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

26

akan menimbulkan kesan seolah-olah alat itu akan dimakan. Bila diatas

podium telah disediakan tiang penyangga mikrofon, lebih baik mikrofon

itu tidak dipegang. Hal ini akan memberikan kesempatan tangan untuk

bergerak leluasa.57

b. Flip chart

Werupakan alat peraga yang paling efektif untuk pendengar yang

jumlahnya mencapai 25 orang dan merupakan alat yang paling cocok

untuk mncapaikan kalimat-kalimat sederhana.58

c. Pengeras suara.

Pengeras suara adalah peralatan pendukung yang sangat penting dalam

berpidato. Sebelum pidato dimulai, sebaiknya pengeras suara diuji terlebih

dahulu. Usaha ini dapat mencegah macetnya aliran suara pada saat pidato

dimulai. Buatlah para audiens senyaman mungkin karena pengeras suara

yang rusak dapat mengacaukan suasana.

d. Echo

Agar suara seorang pembicara terdengar menarik, pada speaker dapat

digunakan echo, aturlah echo sesuai dengan suara anda, dan jangan terlalu

tinggi. Pengujian echo lebih baik dilakukan minimal lima belas menit

sebelum pidato dimulai.59

e. Film, monitor video dan televise proyeksi

Film dan video bekerja baik untuk jenis-jenis penyajian tertentu. Film dan

televisi proyeksi dapat diperlihatkan kepada jumlah pendengar mana

saja.60

57 Muhammad Muflih, Menjadi Orator Ulung, (Jakarta: Grasindo, 2004), hlm. 20. 58 John W. Osborne, Kiat Berbicara di Depan Umum untuk Eksekutif, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2000), hlm. 36. 59 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 32. 60 W. Osborne, Kiat Berbicara…, hlm. 40.

Page 35: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

27

6. Rambu-Rambu dalam Berbicara

Suksesnya sebuah pembicaraan sangat tergantung kepada pembicara dan

pendengar. Untuk itu dituntut beberapa persyaratan kepada seorang pembicara

dan pendengar. Di bawah ini adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh

seorang pembicara.

a. Menguasai masalah yang dibicarakan.

Penguasaan masalah ini akan menumbuhkan keyakinan kepada

diri pembicara, sehingga akan tumbuh keberanian. Keberanian ini

merupakan modal pokok bagi pembicara. Hal ini dapat dicapai dengan

giat mengumpulkan bahan dengan mempelajari bermacam sumber seperti

sudah dijelaskan sebelumnya.

b. Mulai berbicara kalau situasi sudah mengizinkan.

Sebelum memulai pembicaraan, hendaknya pembicara

memperhatikan situasi seluruhnya, terutama pendengar. Kalau pendengar

sudah siap, barulah mulai berbicara. Hal ini sebetulnya juga dipengaruhi

oleh sikap atau penampilan pembicara. Sikap pembicara yang tenang,

tidak gugup, wajar, serta penampilan yang rapi, akan banyak membantu.

c. Pengarahan yang tepat akan dapat memancing perhatian pendengar.

Sesudah memberikan kata salam dalam membuka pembicaraan,

seorang pembicara yang baik akan menginformasikan tujuan ia berbicara

dan menjelaskan pentingnya pokok pembicaraan itu bagi pendengar.

Dalam hal ini walaupun topik pembicaraan kurang menarik, tetapi karena

pendengar mengetahui manfaatnya bagi mereka, kata pendengar pun

akan bersedia mendengarkan.

d. Berbicara harus jelas dan tidak terlalu cepat.

e. Bunyi-bunyi bahasa harus diucapkan secara tepat dan jelas.

Kalimat harus efektif dan pilihan kata pun harus tepat. Janganlah

berbicara terlalu cepat dan hal-hal yang penting diberi tekanan sehingga

pendengar dengan mudah dapat menangkapnya.

Pandangan mata dan gerak-gerik yang membantu. Hendaknya

terjadi kontak batin antara pembicara dengan pendengar. Pendengar

Page 36: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

28

merasa diajak berbicara dan merasa diperhatikan. Pandangan mata dalam

hal ini sangat membantu. Pandangan mata yang menyeluruh akan

menyebabkan pendengar merasa diperhatikan. Demikian juga dengan

gerak-gerik atau mimik yang sesuai merupakan daya pikat sendiri.61 mata

memiliki kekuatan tersendiri dalam mempengaruhi orang lain. Seorang

yang karismatik biasanya memiliki sorot mata yang mengagumkan.

Banyak wanita yang tergila gila pada seorang pria yang tatapan matanya

yang mampu menggetarkan hati mereka tersebut.62

f. Pembicara sopan, hormat, dan melihatkan rasa persaudaraan.

Pembicara yang congkak dan memandang rendah pendengar

dengan sikap dan kata-kata kasar, akan menghilangkan rasa simpati

pendengar. Siapa pun pendengarnya dan bagaimana pun tingkat

pendidikannya, pembicara harus menghargainya. Jauhkan sifat

emosional. Pembicara tidak boleh mudah terangsang emosinya sehingga

mudah terpancing amarahnya.

g. Dalam komunikasi dua arah, mulailah berbicara kalau sudah

dipersilakan.

Seandainya kita ingin mengemukakan tanggapan, berbicaralah

kalau sudah diberi kesempatan. Jangan memotong pembicaraan orang

lain dan jangan berebut berbicara. Jangan pula berbicara berbelit-belit,

tetapi langsung pada sasaran kenyaringan suara.63

Suara hendaknya dapat didengar oleh semua pendengar dalam

ruangan itu. Volume suara jangan terlalu lemah dan jangan pula terlalu

keras, apalagi berteriak. Suara adalah salah satu bagian terpenting dalam

berbicara karena massa akan mendengarkan suara yang di keluarkan dari

mulut seorang pembicara.

Suara yang baik akan menciptakan suasana menjadi hidup.kita

patut bersyukur karena Tuhan menciptakan suara manusia berbeda beda

sehingga massa dapat membedakan seorang orator hanya dari suaranya

61 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 32. 62 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 8. 63 Midar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 32.

Page 37: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

29

saja.Misalnya,suara K.H. Zainudin M.Z. berbeda dengan suara manusia

berbeda dengan suara bung karno meskipun mereka sama tenarnya.

Dengan melatih suara secara teratur, akan didapatkan hasil suara

berkualitas dan berciri khas.64

Pendengar akan lebih terkesan kalau ia dapat menyaksikan pembicara se-

penuhnya. Usahakanlah berdiri atau duduk pada posisi yang dapat dilihat

oleh seluruh pendengar. Begitu pula sebaliknya.

Dala berbicara seorang pembicara harus memiliki kemampuan ketika

berbicara yaitu seorang pembicara yang baik ketika berbicara

memandang sesuatu suatu hal dari sudut pandang yang baru, mempunyai

cakrawaa luas, antusias dalam berbicara, menunjukan empati mempunyai

gaya bicra humor dan punya gaya bicara sendiri.65

7. Faktor-Faktor Penunjang Keefektifan Keterampilan Berbicara

Kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi

artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,

me- nyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Pendengar menerima

informasi melalui rangkaian nada, tekanan, dan penempatan persendian

(juncture). Jika komunikasi berlangsung secara tatap muka, ditambah lagi

dengan gerak tangan, dan air muka (mimik) pembicara.

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat

menyampaikan informasi dengan efektif, sebaiknya pembicara betul-betul

memahamі isi pembicaraannya, di samping juga harus dapat mengevaluasi efek

komunikasinya terhadap pendengar. Jadi, bukan hanya ара уang akan

dibicarakan, tetapi bagaimana mengemukakannya.66

Hal ini menyangkut masalah bahasa dan pengucapan bunyi-bunyi

bahasa tersebut. Yang dimaksud ucapan adalah seluruh kegiatan yang kita

lakukan dalam memproduksi bunyi bahasa, yang meliputi artikulasi, yaitu

64 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 5. 65 Larry King, Seni Berbicara ( Jakrta: Gramedia, 2009), hlm. 63. 66 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 17.

Page 38: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

30

bagaimana posisi alat bicara, seperti lidah, gigi, bibir, dan langit-langit pada

waktu kita membentuk bunyi, baik vokal maupun konsonan.

Untuk dapat menjadi pembicara yang baik, seorang pembicara selain

harus memberikan kesan bahwa ia menguasai masalah yang dibicarakan, si

pembicara juga harus memperlihatkan keberanian dan kegairahan. Selain itu

pembicara harus berbicara dengan jelas dan tepat. Dalam hal ini ada beberapa

faktor yang harus diperhatikan oleh si pembicara untuk keefektifan berbicara,

yaitu faktor kebahasaan dan faktor nonkebahasaan.

a. Faktor-Faktor Kebahasаan

1). Ketepatan Ucapan

Seorang pembicara harus membiasakan diri mengucapkan bunyi-

bunyi bahasa secara tepat. Pengucapan bunyi bahasa yang kurang tepat,

dapat mengalihkan perhatian pendengar. 67 Orang yang salah mengucapkan

kata-kata biasanya dianggap kurang berkependidikan atau tidak terlalu

pintar, karena banyak persoalan salah pengucapan disebabkan oleh

kebiasaan salah artikulasi yang buruk.68

Pengucapan bunyi-bunyi bahasa yang tidak tepat atau cacat akan

menimbulkan kebosanan, kurang menyenangkan, atau kurang menarik. Atau

sedikitnya dapat mengalihkan perhatian pendengar. Pengucapan bunyi-

bunyi bahasa dianggap cacat kalau menyimpang terlalu jauh dari ragam

lisan biasa, sehingga terlalu menarik perhatian, mengganggu komunikasi,

atau pemakaiannya (pembicara) dianggap aneh.

2). Penempatan Tekanan, Nada, Sendi, dan Durasi yang Sesuai

Kesesuaian tekanan, nada, sendi, dan durasi akan merupakah daya

tarik tersendiri dalam berbicara. Bahkan kadang-kadang merupakan faktor

penentu. Walaupun masalah yang dibicarakan kurang menarik, dengan

penempatan tekanan, nada, sendi, dan durasi yang sesuai, akan

67 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 18. 68 John W. Osborne, Kiat Berbicara…, hlm. 71.

Page 39: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

31

menyebabkan masalahnya menjadi menarik. 69 Suara yang monoton dan

membosankan merupakan pembunuh nomor satu dalam suatu penyajian.

Sebagian besar dari arti yang ingin dikatakan akan hilang apabila dalam

bicaranya tidak memiliki suara yang menyenagkan70

3). Pilihan Kata (Diksi)

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas, dan bervariasi. jelas maksudnya

mudah dimengerti oleh pendengar yang menjadi sasaran. Pendengar akan

lebih terangsang dan akan lebih paham, kalau kata-kata yang digunakan

kata-kata yang sudah dikenal oleh pendengar. Misalnya, kata-kata populer

tentu akan lebih efektif dari pada kata-kata yang muluk-muluk, dan kata-

kata yang berasal dari bahasa asing.

4). Ketepatan Sasaran Pembicaraan

Hal ini menyangkut pemakaian kalimat. Pembicara yang menggunakan

kalimat efektif akan memudahkan pendengar menangkap pembicaraannya.

Susunan penuturan kalimat ini sangat besar pengaruhnya terhadap

keefektifan penyampaian. Seorang pembicara harus mampu menyusun

kalimat efektif, kalimat yang mengenai sasaran, Sehingga mampu

menimbulkan pengaruh, meninggalkan kesan, atau menimbulkan akibat.71

b. Faktor-Faktor Nonkebahasaan

Keefektifan berbicara tidak hanya didukung oleh faktor kebahasaan seperti

yang sudah diuraikan di atas, tetapi juga ditentukan oleh faktor

nonkebahasaan. Bahkan dalam pembicaraan formal, faktor nonkebebasan ini

sangat mempengaruhi keefektivan berbicara. Dalam proses belajar-mengajar

berbicara, sebaiknya faktor nonkebahasaan ini ditanamkan terlebih dahulu,

sehingga kalau faktor nonkebahasaan sudah dikuasai akan memudahkan

penerapan faktor kebahasaan. Diantara faktor nonkebahasaan ialah:

1) Faktor penampilan.

69 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 18. 70 John W. Osborne, Kiat Berbicara…, hlm. 47. 71 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 18.

Page 40: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

32

Jangan sekali-kali meremehkan faktor penampilan. Dalam berbicara yang

tampil didepan umum atau diatas podium menjadi sorotan yang dilihat oleh

masa. Kadang sedetik pun tidak ada yang mata yang berhenti menatapinya.

Kunci sukses seorang pembicara adalah kebriliananya dalam memadukan

konsep berpikir, bergaya, berintonasi, dan berpenampilan.72

a) Pandangan mata terhadap audiens

Supaya pendengar dan pembicara betul-betul terlibat dalam kegiatan

berbicara, pandangan pembicara sangat membantu. Hal ini sering

diabaikan oleh pembicara. Pandangan yang hanya tertuju pada satu

arah, akan menyebabkan pendengar merasa kurang diperhatikan.73

b) Kesehatan

Menjaga kesehatan sangat penting karena kesehatan akan

mempengaruhi produktivitas seorang. Begitu pula halnya dalam

berpidato, seorang pembicara mampu tampil prima karena ditunjang

faktor kesehatan.

c) Pakaian

Idealnya, seorang pembicara berpakaian rapih. Kategori rapih ialah

yang sesuai dengan pakaian formal. Misalnya, baju dimasukan,

brsepatu, berkaus kaki, dan baju disetrika. Usahakan setiap hadir

dalam acara apapun selalu berkemeja dan bersepatu. Namun, jangan

lupa memakai kaus kaki karena hal ini selalu diperhatikan orang.

d) Kulit

Tingkatan selebritis seperti aktor, aktris, dan penyanyi selalu

memperhatikan kesehatan kulit mereka karena mereka sadar betul

dunia mereka yang selalu menjadi sorotan publik. Begitu juga bagi

seorang pembicara. Memelihara kulit bukan berarti modis. Setidaknya

kulit tidak menggangu.74

72 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 35. 73 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 21. 74 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 36-37.

Page 41: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

33

2) Faktor Pribadi

Sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku. Pembicara yang tidak

tenang, lesu, dan kaku tentulah akan memberikan kesan pertama yang

kurang menarik. Padahal kesan pertama ini sangat penting untuk menjamin

adanya kesinambungan perhatian pihak pendengar.75 Berikut ini adalah

cara atau yang harus dimilki diri dalam penampilan di atas podium .

a) Kesediaan menghargai pendapat orang lain. Dalam menyampaikan isi

pembicaraan, seorang pembicara hendaknya memiliki sikap terbuka

dalam arti dapat menerima pendapat pihak lain, bersedia menerima kritik,

bersedia mengubah pendapatnya kalau ternyata memang keliru. Namun,

tidak berarti si pembicara begitu saja mengikuti pendapat orang lain dan

mengubah pendapatnya, tetapi ia juga harus mampu mempertahankan

pendapatnya dan meyakinkan orang lain. Tentu saja kalau pendapatnya

itu mengandung argumentasi yang kuat, yang betul-betul diyakini

kebenarannya.

b) Gerak-gerik dan mimik yang tepat. Gerak-gerik dan mimik yang tepat

dapat pula menunjang keefektivan berbicara. Hal-hal yang penting selain

mendapat tekanan, biasanya juga dibantu dengan gerak tangan atau

mimik. Hal ini dapat menghidupkan komunikasi, artinya tidak kaku.76

Melatih mimik tidak jauh bebeda dengan melatih mata dan mulut.

Hanya saja bagian yang digunakan dalam mimik ini lebih banyak. Apa

yang digerakan wajah, itulah mimik yang diekspresiakan pada waktu itu.

Sesuaikanlah gerakan mimik wajah itu dengan pembicaraan yang

sedang diungkapkan. Kunci keberhasilan ini adalah sabar dan rileks. 77

c) Kenyaringan suara juga sangat menentukan. Tingkat kenyaringan ini ten-

tu disesuaikan dengan situasi, tempat, jumlah pendengar, dan akustik.

Tetapi perlu diperhatikan jangan berteriak. Kita aturlah kenyaringan

suara kita supaya dapat didengar oleh semua pendengar dengan jelas,

dengan juga mengingat kemungkinan gangguan dari luar.

75 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 20. 76 Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 21. 77 Muhammad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 11.

Page 42: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

34

d) Kelancaran. Seorang pembicara yang lancar berbicara akan memudahkan

pendengar menangkap isi pembicaraannya, Seringkali kita dengar

pembicara berbicara terputus-putus, bahkan antara bagian-bagian yang

terputus itu dise- lipkan bunyi-bunyi tertentu yang sangat mengganggu

penangkapan pendengar, misalnya menyelipkan bunyi ее, oo, aa, dan

sebagainya. Sebaliknya pembicara yang terlalu cepat berbicara juga akan

menyulitkan pendengar menangkap pokok pembicaraannya.

e) Relevansi/Penalaran. Gagasan demi gagasan haruslah berhubungan de-

ngan logis. Proses berpikir untuk sampai pada suatu kesimpulan haruslah

logis. Hal ini berarti hubungan bagian-bagian dalam kalimat, hubungan

kalimat dengan kalimat harus logis dan berhubungan dengan pokok

pembicaraan.

f) Penguasaan Торік. Pembicaraan formal selalu menuntut persiapan.

Tujuannya tidak lain supaya topik yang dipilih betul-betul dikuasai.

Penguasaan topik yang baik akan menumbuhkan keberanian dan

kelancaran. Jadi, penguasaan topik ini sangat penting, bahkan merupakan

faktor utama dalam berbicara.78

c. Faktor Kepribadian sebagai Penunjang Keterampilan Berbicara

Kemampuan berbahasa lisan dengan baik untuk dapat efisien dalam

berbicara kempuan berbahasa lisan menjadi faktor utama ini dikarenakan

kemampuan berbicara dengan baik tidak cadel, artikulasi yang jelas, tidak

gagap dan intonasi yang bagus akan membuat pembicaraan lebih mudah

dimengerti dan pembicaraan menjadi lebih efisien.79 Seperti dikatakan dalam

buku orator bahawa menjadi seorang pembicara harus melakukan latihan

yang serius dan banyak faktor pendukung yang menunjang seperti.

1) Melatih Suara

78Maidar G Arsad Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara…, hlm. 20 – 21. 79Boediono, “Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara”, dari

http://boediono.blogspot.com/2010/11/faktor-penunjang-efisiensi-berbicara.html. diakses tanggal 21/11/2010. pukul; 13.05.

Page 43: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

35

Suara adalah salah satu bagian terpenting dalam berpidato karena massa

akan mendengarkan suara pidato yang di keluarkan dari mulut seorang orator.

Suara yang baik akan menciptakan suasana menjadi hidup. Kita patut

bersyukur karna Tuhan menciptakan suara manusia berbeda beda sehingga

massa dapat membedakan seorang orator hanya dari suaranya saja. Misalnya

suara K.H. Zainudin M.Z. berbeda dengan suara manusia berbeda dengan

suara bung Karno meskipun mereka sama tenarnya. Dengan melatih suara

secara teratur, akan didapatkan hasil suara berkualitas dan berciri khas.

Secara lahiriah, ada orang bersuara kecil dan ada juga yang bersuara keras.

Suara yang sangat kecil sangat menyulitkan orang tersebut untuk tampil,

sedangkan suara yang keras belum tentu menjamin seseorang dapat

menyampaikan pidato dengan baik.Oleh sebab itu,kedua tipe suara perlu

dilatih.

Untuk menguji kualitas suara, ajaklah salah seorang teman Anda untuk

berdiri lima meter dari hadapan Anda di tempat terbuka. Pada tempat seperti

ini suara tidak memantul dan menggema sehingga anda tidak perlu berteriak

keras, tetapi bersuaralah dengan normal. Bila teman anda tidak mendengar

dengan jelas, anda perlu memaksimalkan latihan suara itu lagi.

2) Melatih wajah

Melatih wajah dan tubuh sangat penting untuk menyesuaikan suara dan

gerakan tubuh. Orator yang semngat akan menggunakan mimik wajah yang

bersemanagat pula. Ketika bernada pelan, ia akan menggerakan bibirnya agak

agak sedang. Pada saat mengacungkan telunjuknya, ia akan melantangkan

suaranya. Gerakan wajah dan tubuh ysng berpariasi itu dapat menambah daya

tarik audiens.

Ekspresi wajah menggambarkan perasaan seseorang, anda tidak perlu

bingung membaca keadaan hati seseorang karena bahasa tubuh telah

mengajarkan berbagai hal tentang ini. Kita hanya perlu mencocokan

hubungan ekspresi wajah dengan ucapan orang tersebut. Bila ada kontradiksi

antara ucapan dan ekspresi, biasanya terbaca sesuatu yang dibuat-buat. Hati

Page 44: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

36

yang menolak akan serasi dengan ekspresi penolakan juga, begitu pula

sebaliknya.

Namun ada juga sebagian orang yang mampu melakukan kontradiksi

antara ekspresi dan ucapan seperti tadi karena kemampuan mereka didapat

dari latihan-latihan khusus. Dalam hubugaan dengan pidato, ekspresi wajah

harus disesuaikan dengan perasaan,intonasi dan uraian isi yang dibicarakan.

Bagian wajah yang perlu dilatih antara lain mata, mulut, dan mimik.

3) Melatih mata

Pernahkah perasaan Anda berbunga bunga ketika dilirik seorang

wanita? Kontak mata yang genit seperti itu mudah sekali meluluhkan

perasaan seorang pria. Sebenarnya, mata memiliki kekuatan tersendiri dalam

mempengaruhi orang lain. Seorang yang karismatik biasanya memiliki sorot

mata yang mengagumkan. Banyak wanita yang tergila-gila pada seorang pria

yang tatapan matanya yang mampu menggetarkan hati mereka tersebut.

Pada langkah awal, cobalah buat gambar mata sesuai dengan ukuran

mata Anda. Tempelkan gambar itu di dinding, tepat dihadapan mata anda.

Kemudian, tataplah mata itu tanpa berkedip selama lima menit. Tambah lagi

sebanyak sepuluh menit. Bila mampu mencapai sepuluh menit, tambah lagi

sampai lima belas menit. Begitu pula untuk seterusnya. Kemudian, letakan

gambar itu keatas dan tataplah sesuai dengan aturan yang dijelaskan tadi.

lakuan latihan tiga kali sehari. Dan lakukan pelatihan terhadap binatang

seperti melihat mata kucing, elang, anjing. Usahakan mata Anda lebih tahan

berkedip dari pada mata binatang tersebut.

Saat latihan berbicara didepan orang, tataplah mata Anda dari kiri dan

kanan. Sorotah pandangan anda kesetiap sudut ruangan. Anggaplah bangku

bangku yang kosong itu sebagai audiens yang hidup. Tataplah semuanya satu

persatu. Latihan seperti ini perlu dilakukan dengan santai karena mata yang

tegang akan mengurangi mata audiens. Mata yang sayu juga akan membuat

dugaan bahwa sang pembicara itu sedang loyo. Oleh sebab itu, dengan

tatapan yang rileks, seorang pembicara akan mendapat perhatian audiens

yang luar biasa.

Page 45: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

37

Dengan demikian, mata akan terlatih ketika tampil pada medan

sesungguhnya, ingatlah, sorotan mata yang baik dapat menghidupkan suasana

ddisekitar podium.

4) Melatih mulut

Berkomunikasi dengan mulut adalah kelebihan yang dimiliki manusia.

Setiap perkataan yang diungkapkan seseorang dapat terbaca pada gerakan

mulut orang tersebut. Dalam berpidato, peran mulut sangat vital sekali, pada

tahap latihan ini, kita mencoba menampilkan gaya mulut yang baik.

Mulut terdiri dari bibir, lidah, gusi, dan lain lain. Semua organ ini

menyatu untuk mengoloa suara. Bagian terpenting yang yang mesti dilatih

adalah adalah bibir dan lidah. Biasanya berbicara dengan suara yang jelas

supaya orang dapat memahami pembicaraan kita. Agar pembicaraan menjadi

jelas, lidah harus diposisikan dengan baik sesuai dengan ketukan kata yang

dikeluarkan.

Untuk mempraktikannya, ajaklah teman berbicara. Usahakan agar dia

mampu memahami perkataan dia tanpa harus diulang ulang.

Bagian lain yang masih berkaitan dengan mulut adalah bibir. Orang

yang sedang marah, bibirnya cemberut. Orang yang senang, bibirnya selalu

tersenyum. Gerakan bibir yang beragam ini memiliki pesona yang luar biasa.

Variasi gerakan bibir ketika berpidato dapat melahirkan daya tarik audiens.

Namun, jangan terlalu berlebihan dalam mengerakan bibir.karena risiko yang

dihadapi sangat besar. Bisa saja sebagian audiens berteriak karena pembicara

dinilai kurang beretika. Dewasa ini, masyarakat pandai sekali dalam menilai

penampilan publik.

Latihan bibir dengan gaya yang rileks. Sesuaikan intonasi pidato

Anda, Kapan bibir digerakkan untuk santai, semangat, dan sedih. Alangkah

lebih baik bila latihan ini berlatih di depan cermin. Perhatikan gerakan bibir

Anda tersebut pada saat mengharmonisasikan dengan materi yang diucapkan.

Anda juga dapat melengkapinya dengan intonasi dan gerakan tubuh lainnya.

Latihan bibir ini memerlukan kesabaran yang tinggi karena biasa

orang merasa tidak puas dengan hasil yang ada. Emosi dalam diri dapat

Page 46: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

38

mengurangi konsentrasi pergerakan bibir sehingga menjadi tegan. Oleh sebab

itu, cobalah latihan ini dengan rutin supaya anda benar-benar menguasai

tahap ini!

5) Mimik

Melatih mimik tidak jauh bebeda dengan melatih mata dan mulut.

Hanya saja bagian yang digunakan dalam mimik ini lebih banyak. Apa yang

digerakan wajah, itulah mimik yang diekspresiakan pada waktu itu.

Sesuaikanlah gerakan mimk wajah itu dengan pembicaraan yang sedang

diungkapkan. Kunci keberhasilan ini adalah sabar dan rilek. Latihlah mimik

anda ditempat yang sunyi. Kemudian, cobalah pada tempat yang ramai. Lalu,

bandingkan daya tahan rilek Anda itu pada tempat yang berbeda. Usahakan

agar Anda yang mengatur gerakan mimik, bukan suasana ditempat latihan.

Cermin sangat membantu dalam latihan ini. Sebaiknya gunakan

cermin yag besar sehigga seluruh tubuh dapat memadukan kekuatan mimik

Anda.

6) Melatih tubuh

Tidak semua organ tubuh digerakan pada saat berpidato. Hanya

sebagian organ saja yang sebagian aktif bergerak pada saat tampil di podium

di ntaranya kepala, leher, tangan, dan badan, sedangkan kaki hanya digerakan

sekali saja. Kaki digerakkan untuk membantu badan bergeser sedikit jangan

terlalu panjang mengambil langkah kaki untuk bergeser. Ingat, berpidato

tidak seperti bermain drama.

Gerakan tubuh harus disesuaikan dengan jenis podium yang

disediakan. Pada podium yang tidak menggunakan mimbar, sebaiknya tangan

diletakkan di depan badan. Sekali-kali angkatlah tangan untuk mendukung

ekspresi mimik Anda. Kedua tangan itu tidak selalu diletaakan di belakang

badan karena akan terkesan berbaris, sedangkan pada podium yang

bermimbar, tangan diletakan di atas mimbar tersebut. Angkatlah tangan

secara bergantian supaya tidak terkesan monoton. Biasakan rutin untuk

menggerakan rutin agar selalu seirama dengan mimik dan suara.

Page 47: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

39

Ada beberapa macam gerakan tubuh yang kurang disukai audiens,

seperti menggaruk, mengernyitkan hidung, mengeluarkan lidah, merapikan

rambut, dan melototkan mata. Sebaiknya gerakan gerakan tersebut tidak

dilakukan. Anggaplah bahwa audiens itu bukan hanya sebagai pendengar

setia, melainkan juga sebagi juri yang menilai setiap sikap sikap Anda.80

d. faktor lingkungan

Faktor lingkungan memberikan pengaruh besar keefisienan sebuah

pembicaraan di antaranya adalah pendengar atau audiens, suasana, tempat,

dan forum pembicaraan menjadi faktor efisiensi berbicara.

1) Pendengar

Pembukaan Pembukaan menjadi faktor penunjang efisiensi

berbicara karena bila seorang pembicara dapat memberikan pembukaan

yang baik maka 50% pembicaraan telah dikuasai dan pembicaraan

selanjutnya akan lebih terarah, sehingga pendengar merasa lebih nyaman.

Penguasaan Materi Setelah sukses dipembukaan pada saat

menyampaikan materi adalah inti dari sebuah pembicaraan, jadi

penguasaan materi menjadi faktor penting efisiensi berbicara dan yang

terpenting lagi bagaimana pembicara dapat membawa jalannya pembicaraan

agar pembicaraan tidak menjadi membosankan dan terkesan monoton.

2) Suasana dan alokasi waktu

Alokasi Waktu Pembagian waktu menjadi faktor penunjang efisiensi

pembicaraan karena inti dari sebuah efisiensi yaitu bagaimana dengan waktu

yang singkat dapat memberikan pemahaman yang luas. Pada materi yang

disampaikan maka perlu pembagian pembicaraan maksimal 1 (sayu) jam

per sesi dan pembahasan yang lebih luas dapat dilanjutkan dalam forum

tanya jawab.81

80 Muhamad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 5 – 6. 81Boediono, “Faktor Penunjang Efisiensi Berbicara”, dari

http://boediono.blogspot.com/2010/11/faktor-penunjang-efisiensi-berbicara.html. diakses tanggal 21/11/2010. pukul; 13.05.

Page 48: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

40

8. Faktor Penghambat Efisiensi Berbicara

a. Kecakapan yang kurang dalam berkomunikasi. Kurang cakap dalam

berbicara (terutama di depan umum), berbicara tersendat-sendat,

menyebabkan pendengar menjadi jengkel dan tidak sabar.

b. Sikap yang kurang tepat. Seorang dosen yang sedang memberi kuliah

sambil duduk di atas meja sehingga akan memberi kesan yang kurang baik

bagi mahasiswa.

c. Kurang pengetahuan. Seseorang yang kurang pengetahuannya, jarang

membaca atau mendengar radio atau televisi, akan mengalami kesulitan

dalam mengikuti pembicaraan orang lain.

d. Rasa takut yang mendalam sehingga tibul grogi dan tidak percaya diri.

e. Kurang memahami sistem sosial.

f. Prasangka yang tidak beralasan.

g. Jarak fisik komunikasi menjadi kurang lancar bila jarak komunikan dan

komunikator berjauhan ataupun terlalu berdekatan.

h. Tidak ada persamaan persepsi.

i. Indera yang rusak.

Berbicara yang berlebihan. Berbicara berlebihan seringkali akan

mengakibatkan penyimpangan dari pokok pembicaraan.

j. Mendominir pembicaraan.82

C. Bercerita

1. Pengertian Bercerita

Bercerita adalah cara untuk menunturkan atau menyampaikan cerita secara

lisan kepada anak didik yang dengan cerita tersebut dapat disampaikan pesan-

pesan yang baik, dari cerita yang disampaikan juga dapat diambil suatu pelajaran.

Menurut pakar pendidikan cerita dapat membantu membentuk kepribadian

anak. Karenanya, menasehati anak salah satunya dapat dilakukan dengan cerita

atau dongeng.83

82Muhamad Muflih, Menjadi Orator…, hlm. 25.

Page 49: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

41

Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki keindahan dan

kenikmatan tersendiri. Akan menyenangkan bagi anak-anak maupun orang

dewasa, jika pengarang, pendongeng, dan penyimaknya sama-sama baik.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, cerita diartikan sebagai berikut;

a. Sebuah tutur yang melukiskan suatu proses terjadinya suatu peristiwa

secara panjang lebar.

b. Karangan yang menyajikan jalannya kejadian-kejadian atau peristiwa.

c. Suatu lakon yang diwujudkan dalam pertunjukan seperti drama,

sandiwara, film dan sebagainya.

Berdasarkan pengertian yang tercatat pada Kamus Besar Bahasa Indonesia

di atas, maka dapat dimengerti bahwa cerita itu merupakan tutur atau tuturan,

yaitu uraian atau gambaran atau deskripsi dari suatu peristiwa atau kejadian.

Seperti dongeng tentang Roro Mendut yang menggambarkan proses terjadinya

Candi Mendut.84

Cerita juga dipandang sebagai suatu karangan, hal ini menunjukkan bahwa

cerita itu disusun atau dibuat oleh seseorang. Karangan tersebut bisa jadi disajikan

secara tertulis maupun secara lisan. Karangan dalam cerita berisi tentang kejadian

atau peristiwa, baik peristiwa alam maupun kejadian yang dialami manusia.

Peristiwa atau kejadian yang disusun tersebut, bisa jadi disajikan dalam

bentuk pertunjukan yang bisa ditonton. Sehingga cerita tidak hanya bisa dinikmati

dalam bentuk tuturan yang disimak dalam bentuk tulisan maupun lisan, tetapi juga

dapat dinikmati dalam bentuk sajian permainan peran seperti sandiwara, drama,

sinetron, wayang dan sebagainya.

Sementara menurut Abdul Aziz Abdul Majid (2001:8) cerita merupakan

salah satu bentuk dari seni sastra yang bisa dibaca atau didengar. Sebagai salah

satu bentuk kesenian, maka cerita memiliki keindahan dan dapat dinikmati. Pada

umumnya cerita bisa menimbulkan kesenangan baik untuk anak-anak maupun

orang dewasa.

83 Sumbi Sumbang Sari, Kumpulan Cerita Rakyat, (Ciganjur, PT. Wahyu Media, 2009),

hlm. 1. 84KBBI, hlm. 165.

Page 50: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

42

Berdasarkan pendapat Abdul Majid di atas, maka dapat dikatakan bahwa

cerita merupakan karangan yang termasuk dalam kategori seni sastra. Karangan

tersebut dapat disampaikan secara tertulis yang dapat dibaca maupun secara lisan

yang dapat didengar oleh penyimak. Sedangkan menurut Heri Hidayat (2003)

cerita merupakan tuturan, yaitu upaya mendeskripsikan atau menggambarkan

terjadinya suatu peristiwa.

Di samping itu cerita juga dipandang sebagai karangan, yaitu upaya

menuturkan perbuatan, kejadian, pengalaman dan lain-lain baik berupa kisah

nyata (peristiwa yang benar-benar terjadi) maupun rekaan (bukan kisah nyata).

Maka dapat dikatakan bahwa cerita itu bisa jadi peristiwa yang benar-benar terjadi

ataupun peristiwa yang dikarang, bukan peristiwa yang sebenarnya. Cerita yang

bukan peristiwa yang sebenarnya biasa disebut dengan dongeng.

Jika cerita disebut sebagai suatu karangan, bercerita dapat dikatakan

sebagai menyampaikan karangan. Menurut Heri Hidayat (2003) bercerita

dikatakan sebagai aktivitas menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang

perbuatan, pengalaman atau suatu kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun

hasil rekaan. Bercerita dikatakan sebagai menuturkan, yaitu menyampaikan

gambaran atau deskripsi suatu kejadian.

Menurut Abdul Majid (2001:9) bercerita berarti menyampaikan cerita kepada pendengar atau membacakan cerita bagi mereka. Dari batasan yang dikemukakan oleh Abdul Majid ini menunjukkan paling tidak ada 3 komponen dalam bercerita, yaitu: (1) pencerita, orang yang menuturkan atau menyampaikan cerita, cerita dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis; (2) cerita atau karangan yang disampaikan, cerita ini bisa dikarang sendiri oleh pencerita atau cerita yang telah dikarang atau ditulis oleh pengarang lain kemudian disampaikan oleh pencerita; (3) penyimak, yaitu individu atau sejumlah individu yang menyimak cerita yang disampaikan baik dengan cara mendengarkan maupun membaca sendiri cerita yang disampaikan secara tertulis.85

85 Boediono, “Pengertian Bercerita”, dari http://boediono.blogspot.com/2010/11/faktor-

penunjang-efisiensi-berbicara.html. diakses tanggal 21/11/2010. pukul; 14.05.

Page 51: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

43

2. Teknik Bercerita

Teknik adalah cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI, 1995). Teknik

merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk

menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung. Teknik harus

konsisten dengan metode, oleh karena itu, teknik harus selaras dan serasi dengan

pendekatan.

Bercerita merupakan salah satu teknik menyampaikan informasi kepada

orang lain (pendengar). Bahkan guru-guru di sekolah sering menggunakan teknik

bercerita dalam menyampaikan pelajaran kepada anak didiknya. Beberapa alasan

mengapa seseorang memilih menggunakan teknik bercerita dibanding teknik

lainnya seperti drama, diskusi, atau menggunakan peralatan audio visual. Karena

teknik bercerita mempunyai kelebihan seperti berikut;

3. Kelebihan teknik bercerita

a. Lebih Praktis dan Fleksibel

Praktis karena dapat dilakukan seorang diri tanpa koordinasi dengan

orang lain (seperti drama, misalnya). Fleksibel karena cerita dapat

disampaikan hampir di segala tempat maupun situasi, baik di dalam atau di

luar kelas, kepada orang dalam jumlah banyak atau sedikit.

b. Lebih Murah (Tanpa atau dengan Alat Peraga)

Bercerita merupakan alat pengajaran yang sangat murah, karena

dapat digunakan dengan atau tanpa alat peraga. Guru sekolah dapat bebas

memilih dan mengembangkan sendiri alat peraga yang bervariasi, baik

membawa gambar, peraga, boneka sebagai partner, membuat sketsa selama

bercerita, menciptakan gerak-gerik tertentu dan melibatkan anak dalam

cerita, dan variasi-variasi yang lain.

c. Pada Umumnya Anak Lebih Menyukai Cerita

Untuk anak yang lebih kecil, bahkan cerita yang sudah dikenal pun

akan tetap memiliki daya tarik bila guru dapat mengemasnya dengan variasi

cerita yang menarik, yang disertai adegan-adegan pengulangan pada bagian

tertentu. Sedangkan bagi anak yang lebih besar, keahlian guru

Page 52: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

44

membangkitkan rasa ingin tahu anak terhadap kelanjutan cerita akan

memikat perhatian mereka selama proses bercerita disampaikan.

Namun sayangnya, teknik bercerita sisi kelemahan. Hal itu dapat

dilihat pada kegiatan belajar mengajar di sekolah, seperti pemaparan

berikut.

4. Kelemahan teknik bercerita

a. Seringkali dianggap sebagai teknik yang paling "mudah", sehingga

sebagian guru merasa tidak perlu melakukan persiapan karena mereka

tinggal "menceritakan ulang".

b. Isi bahan persiapan mengajar yang telah dibaca atau didapatnya dari

kelompok persiapan guru. Padahal, dalam menyampaikan cerita, seseorang

harus benar-benar memiliki persiapan yang cukup matang untuk

mengemas ulang bahan pengajarannya. Hal ini penting untuk dilakukan

supaya pada saat cerita disampaikan, tujuan yang ingin dicapai benar-

benar sampai pada sasaran.

Cara menangani kelemahan bercerita, antara lain;

a. Ketahui terlebih dahulu isi cerita dari buku-buku cerita yang ada dan

sesuaikan isi cerita dengan usia anak-anak.

b. Gunakan ekspresi wajah, gesture (bahasa tubuh), dan suara.

c. Perlihatkan emosi dari tokoh yang diceritakan dengan ekspresi wajah dan

naik turun nada suara (intonasi).

d. Berceritalah dengan santai, jangan terburu-buru (perhatikan spasi).

e. Gunakan improvisasi cerita apabila cerita terlalu panjang.

f. Sound effect dapat mendukung cerita sehingga semakin menarik perhatian

anak-anak.

g. Kontak mata dengan anak-anak perlu dilakukan, jangan asyik sendiri

dengan buku ceritanya.

h. Berinteraktiflah dengan anak-anak. Tanyakan apakah mereka paham isi

cerita? atau tanyakan pendapat mereka tentang gambar atau sikap tokoh

Page 53: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

45

yang ada di cerita, serta dapat pula tanyakan pendapat mereka tentang

ending cerita versi mereka ditengah-tengah cerita.

i. Hindari cerita kekerasan.

5. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam menggunakan Teknik

Bercerita

a. Pendengar Harus Terlibat

Seorang guru sekolah biasanya menyampaikan cerita lengkap dengan

berbagai intisari pengajarannya tanpa melibatkan anak-anak yang diajarnya.

Padahal, keterlibatan anak secara aktif akan semakin mendorong pemahaman

anak akan arti cerita.

b. Cerita Dapat Dimengerti dan Memiliki Makna Bagi Pendengarnya

Dalam menyampaikan cerita, guru juga harus jeli melihat kebutuhan

rohani anak yang dihadapinya, keadaan dan situasi dimana anak tersebut

tinggal, serta pengetahuan anak tentang dunianya.

c. Guru Benar-Benar Memahami Cerita yang Akan Disampaikan

Seorang pembawa cerita yang baik dapat membawa anak-anak serasa

masuk ke dalam tempat dan suasana cerita yang sesungguhnya dan dapat

membuat karakter dalam cerita menjadi lebih hidup. Hal ini bisa terjadi

apabila guru benar-benar memahami cerita yang akan disampaikan. Hal-hal

yang perlu dipahami dengan benar antara lain:

1) Tempat Kejadian

Dalam menggambarkan tempat kejadian, gunakanlah alat peraga

dan kalimat yang jelas untuk memudahkan anak-anak menggambarkan dan

memahami tempat terjadinya peristiwa tersebut.

2) Kejadian/peristiwa

Dalam bercerita pada anak-anak kecil, sebaiknya anda

menyampaikan alur kejadian secara urut, dari awal, pertengahan hingga

akhir. Cerita yang menggunakan alur flashback (kilas balik) tidak akan

banyak membantu anak-anak dalam memahami dan mengerti cerita yang

disampaikan. Jika suatu cerita merupakan kelanjutan dari cerita

Page 54: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

46

sebelumnya, maka, sebelum bercerita, berilah pertanyaan pada anak-anak

untuk mengingatkan cerita sebelumnya. Usahakan anda menceritakan

terjadinya peristiwa secara kronologis.

3) Karakter

Dalam bercerita, jelaskan karakternya, tokoh atau pelaku yang

terdapat dalam cerita tersebut, siapa namanya, bagaimana kepribadiannya,

bagaimana bentuk wajahnya, penakut, pemalu atau pemberani. Bagaimana

bentuk badannya, tinggi, kurus, pendek, gemuk. Apa status sosialnya, raja,

penduduk, pendatang, pedagang, atau pemungut cukai. Apa motivasi yang

dimiliki tokoh tersebut. Apa keistimewaannya. Dan kembangkanlah

karakternya dengan jelas.

Page 55: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negri 13 Pondok Ranji Tangerang

Selatan. Peneliti melakukan tindakan berupa pengamatan, merencanakan

tindakan, mengumpulkan dan menganalisis data, serta melaporkan hasil

penelitian. Dalam penelitian ini peneliti dibantu guru Bahasa Indonesia yang

menjadi observer yang ikut langsung mengamati proses belajar mengajar di kelas.

2. Waktu

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

selama tiga bulan, yaitu mulai bulan September dan dilanjutkan pada bulan

Oktober-November 2010 di SMP Negeri 13 Tangerang Selatan. Penelitian

tindakan kelas ini dilakukan dengan jumlah siswa 38 orang.

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas

yang terdiri atas empat rangkaian kegiatan siklus berulang. Pada penelitian ini

peneliti menggunakan 2 siklus. Siklus ini dapat berhenti jika telah tercapai tujuan

pembelajaran dengan nilai KKM 65 yang berlaku pada sekolah SMP Negeri 13

Tangerang Selatan. Empat kegiatan utama yang ada pada tiap siklus, yaitu:

1. Perencanaan (Planning)

Peneliti merencanakan tindakan yang akan dilakukan selama proses

belajar mengajar berlangsung. Peneliti menyiapkan rencana pelaksanaan

pembelajaran, lembar observasi, lembar pengamatan, dan lembar penilaian tes

siswa.

2. Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan ini peneliti melaksanakan apa yang telah

direncanakan pada tahap perencanaan.

477

Page 56: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

48

3. Pengamatan (Observation)

Peneliti melakukuan pengamatan pada siswa selama proses belajar

mengajar berlangsung dengan lembar observasi.

4. Refleksi (Reflection)

Pada tahap ini peneliti beserta guru menganalisis data yang diperoleh dari

kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang

direncanakan. Hasil ini kemudian dianalisis dan akan digunakan untuk

merencanakan tindakan selanjutnya.

C. Instrumen Penelitian

Secara fungsional instrumen penelitian adalah untuk memperoleh data

yang diperlukan setelah peneliti menginjak pada langkah pengumpulan

informasi di lapangan.86 Instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan

data dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dan non tes. Tes ini atau

praktik ini digunakan yaitu tes formatif yang dilaksanakan pada tiap siklus dan

pada tiap akhir pemblajaran. Tes ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hasil

belajar siswa. Sedangkan non tes instrumen yang digunakan adalah lembar

observasi, dan catatan lapangan.

86 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), hlm. 75.

Page 57: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

49

D. Desain Intervensi Tindakan

Berikut adalah desain intervensi tindakan :

Gambar 1

Desain Penelitian

(Suharsimi Arikunto, dkk. 2007:74)

Dalam kegiatan penelitian yang menjadi sasaran peneliti adalah siswa SMP

Negri 13 Tangerang Selatan kelas VIII yamg berjumlah 38 orang, yang terdiri dari

20 laki laki dan 18 orang perempuan.

Pada penelitian tindakan kelas peneliti mempunyai peran tersendiri, yaitu

sebagai perancang kegiatan, melaksanakan kegiatan, melakukan pengamatan,

mengumpulkan data serta melaporkan hasil penelitian, pada jalannya proses

pembelajaran dikelas. Peneliti dalam penelitian dibantu oleh guru kelas VIII yang

bertindak sebagai observer.

Permasalahan Perencanaan Tindakan I

Perencanaan Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Refleksi I

Siklus I

Permasalahan baru Hasil rafleksi

Perencanaan Tindakan II

Perencanaan Tindakan II

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Refleksi I

Siklus I

Apabila permasalahan Belum terseleaikan

Dilanjutkan ke Siklus selanjutnya

Page 58: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

50

Pencapaian tindakan yang diharapkan oleh peneliti yaitu perubahan pada

metode pengajaran dengan penerapan teknik bercerita serta keterlibatan langsung

siswa dalam kelas selama proses belajar berlangsung, penggunaan yang sesuai

dengan materi yang diberikan oleh guru sehingga mencapai hasil belajar yang

optimal.

E. Data dan Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII, guru, dan

peneliti. Adapun elemen dari sumber data yang berbentuk berupa yaitu berupa

hasil tes kemampuan anaka dalam keterampilan berbicara Bahasa Indonesia

dengan teknik bercerita, hasil observasi dan catatan lapangan.

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan semua data

yang berkaitan dengan siswa dan proses belajar mengajar di kelas penelitian.

Beberapa data yang akan dikumpulkan di antaranya: 1) Data tentang situasi

pembelajaran pada saat dilaksanakan tindakan observasi, diperoleh dengan

menggunakan catatan lapangan pada setiap siklus. 2) Dan hasil belajar siswa

diambil dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus selama dilaksanakan

tindakan, dan 3) Data tentang pendapat guru dan siswa terhadap proses

pembelajaran di kelas sebelum dan setelah dilakukan tindakan diperoleh dari

proses pembelajaran yang diambil dari setiap siklus.

a. Teknik pemeriksaan keterpercayaan

Validitas data dilakukan untuk menyakinkan diri bahwa data yag

diperoleh selama penelitian adalah benar dan valid menggunakan

teknik triangulasi dan audit. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik

triangulasi yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui

sumber yang lainnya, pemeriksaan yang memanfaatkan sumber

metode, penyidik, dan teori. Peneliti menerangkan serta menyimpulkan

data dari tiga pihak yang memilki perbedaan pandangan, tersebut

adalah guru, siswa, dan peneliti itu sendiri.

Page 59: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

51

b. Pengembangan perencanaan tindakan.

Selama proses penelitian berlangsung, peneliti dapat melihat

bagaimana perkembangan siswa selama penerapan teknik bercerita

diterapkan melalui siklus-siklus yang telah direncanakan. Apabila

sudah diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang

baru selesai yang dilaksanakan pada satu siklus, peneliti (bersama guru

pengamat) menentukan rancangan untuk siklus kedua. Apakah peneliti

akan mengulangi kesuksesan untuk meyakinkaan atau menguatkan

hasil, atau akan memperbaiki langkah terhadap hambatan atau

kesulitan selama proses belajar berlangsung. Untuk itu masih perlu

penelitian lebih lanjut.

2. Analisis data

Proses analisis data dilakukan dengan mengumpulkan seluruh data

yang diperoleh. Menurut Moleong Lexy proses analisis data dimulai

dengan menelaah seluruh data seluruh data yang tersedia dari sebagai

sumber, yaitu dari Observasi, pengamatan, catatan lapangan.

Langkah terakhir dalam menganalisis data, yaitu mengadakan

pemeriksaan keabsahan data. Data yang telah dikumpulkan perlu

dianalisis, sehingga data tersebut mempunyai makna untuk menjawab

masalah dan dapat menguji pertanyaan penelitian.

Page 60: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

52

BAB IV

DESKRIPSI, ANALISA DATA, INTERPRETASI HASIL

ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Paparan data

1. Penelitian pendahuluan

Penelitian pendahuluan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan,

yaitu pada tanggal 7, 13, dan 18 0ktober 2010. Yang di lakukan untuk

mengetahui aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran. Penelitian ini

dilakukan tiga kali tatap muka, penelitian pendahuluan ini tidak

melibatkan observer. Berikut hasil penelitian pendahuluan:

a. Masih banyaknya siswa yang tidak siap untuk belajar, karena

masih banyaknya siswayang berkeliaran di luar kelas ketika bel

masuk berbunyi.

b. Guru berada di kelas ketika semua siswa sudah berada di kelas.

Pada saat pelajaran dimulai masih banyak siswa yang belum

bersiap siap untuk belajar, yaitu masih banyak siswa yang

mengobrol dan belum siap mendengarkan guru, tetapi ada juga

sebagian siswa yang sudah siap untuk belajar. Akhirnya gurupun

menginstruksikan kepada siswa untuk bersiap-siap dan

berkonsentrasi untuk belajar dan menyiapkan segala peralatan

untuk belajar.

c. Guru memberikan kepada siswa untuk betanya tentang materi yang

telah dibahas. Ada beberapa siswa yang belum paham dengan

materi tersebut dan siswa kembali menjelaskannya.

d. Ketika guru memulai dengan pelajaran baru, masih terdapat siswa

yang tidak memperhatikan guru, masih ada yang mengobrol dan

ada yang diam saja.

e. Proses pembelajaran tidak berlangsung aktif, ini disebabkan siswa

tidak berperan aktif selam proses pembelajaran berlangsung.

52

Page 61: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

53

Ketika guru memberikan soal kepada siswa, banyak siswa yang

keliru tentang jawaban, ada yang tidak mengerti apa yang

diperintahkan guru, ada yang tau jawabannya tetapi malu untuk

menjawabnya namun ada juga yang menjawab dari pertanyan yang

diberikan guru hal ini yang menyebabkan kurag interaktifnya guru

dan siswa dalam menjadikan kelas yang aktif.

f. Hasil belajar siswa yang masih rendah. Hal ini terlihat dari nilai

yang dilihat dari materi keterampilan berbicara siswa yang belum

mencapai KKM 65 yang telah ditetapkan dari sekolah.

g. Hasil belajar siswa rendah karena banyak siswa yang belum

mampu mengatur kata-kata, dalam berbicara dan banyak siswa

juga yang tidak berani, gugupsehingga banyak siswa yang

mencapai nilai 65 pada pelajaran bahasa Indonesia tentang

keterampilan berbicara siswa.

h. Masih banyak siswa juga yang belum mengerti tentang materi

tersebut karena siswa malu dan tidak percaya diri yang

mengakibatkan siswa tidak semangat untuk belajar dan

mencobanya.

Berikut hasil nilai keterampilan berbicara dalam pembelajaran

sehari-hari.

Tabel 1

Distribusi Frekuensi Pretest

N0 Kelas interval Frekuensi Relatif

1 32-37 8 21,05

2 38-43 13 34,21

3 44-49 8 21,05

4 50-55 4 10,52

4 56-61 3 7,90

6 62-67 2 5,27

Page 62: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

54

Dari hasil penelitian di atas, didapat bahwa hasil belajar bahasa Indonesia

dengan materi keterampilan berbicara masih rendah dengan rata rata 44,45,

median 37,5, modus 40, nilai minimum 32, dan nilai maksil\mum 67. Dari data

tersebut maka belum mencapai nilai KKM sekolah. Rendahnya siswa ini

disebabkan karena malu bertanya dan malu untuk mencoba dan kurangnya teknik

mengajar yang disampaikan guru dalam pembelajaran bahasa Indonesia

khususnya materi keterampilan berbicara.

Beradasarkan penelitian tersebut, peneliti melakukan suatu tindakan untuk

untuk meningkatkan hasil belajar dengan kemampuan keterampilan berbicara

bahasa Indonesia melalui teknik bercerita. Penerapan teknik berceita ini akan

dilakukan pada penelitian siklus 1, yaitu pada tanggal 7-18 oktober 2010.

Diharapkan dengan penerapan teknik bercerita dapat meningkat hasil belajar

bahasa Indonesia dengan materi keterampilan berbicara bahasa Indonesia dan

mencapai nilai KKM yang diharapkan sekolah.

2. Siklus 1

a. Tahap perencanaan

Materi yang dibahas dalam siklus satu ini mengenai bagaimana cara

berbicara yang baik dan benar dan komponen apa saja yang mempengaruhi dalam

keterampilan berbicara bahasa Indonesia. Pembelajaran dilaksanakan pada siklus

1 yaitu dengan materi macam-macam keterampilan berbicara dan bagaimana cara

berbicara yang baik dan benar dengan pertemuan 3 kali pertemuan. Petemuan 1

dan 2 untuk materi dan tes kemampuan. Setelah siswa melakukan tes kemampuan

berbicara peneliti menerapkan teknik bercerita untuk mempermudah siswa agar

lebih terampil lagi dalam pembelajarannya. Pertemuan ke 3 untuk pembahasan

hasil tes kemudian peneliti menerangkan kembali materi yang sudah diberikan

kepada siswa, dan pertemuan ke 4, yaitu tes kemampuan akhir siklus 1 dengan

materi yang sudah diajarkan.

b. Tahap pelaksanaan.

Pada siklus 1 pelaksanaan dilakukan 3 kali pertemuan dengan materi tentang

macam- macam keterampilan berbicara dan bagaimana berbicara baik dan benar

Page 63: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

55

Serta mempraktikan bagimana cara berbicara yang baik di depan audiens atau

teman-teman tersebut.

Adapun uraian proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus 1

sebagai berikut.

1) Pertemuan pertama 19 Oktober 2010.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajari dilakukan pada tanggal 19

Oktober 2010 dengan materi macam- macam keterampilan brbicara dan

bagaimana cara berbicara dengan baik dan benar. Kegiatan pembelajaran ini

dimulai jam pertama pada pukul 06.45 s.d. 08.05 WIB. Pada pertemuan ini siswa

hadir semua.

Pembelajaran ini dilakukan dengan pembelajaran yang menjelaskan dari

yang paling bawah bagimana cara menjadi pebicaran yang baik dan berbicara baik

dalam penyampaiannya dan cara pengaturan nafas dan peneliti terlibat lansung

untuk memperagakan bagimana cara berbicara dalam teknik bercerita sehingga

memudahkan siswa untuk lebih bersemangat dan meniru untuk mempraktikannya.

Peneliti dibantu oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung untuk

menilai peneliti selama mengajar di kelas dan membantu mengamati aktifias

siswa selama proses belajar berlangsung, yang tujuannya unntuk memberikan

perbaikan selama mengajar.

Materi awal, yaitu materi tentang keterampilan berbicara yang diajarkan

kepada siswa. Dalam pembelajarannya peneliti berperan langsung

mempraktikannya sehingga mempermudah siswa dalam mempelajarinya dan

memberikan motivasi bahwa berbicara itu seperti yang dicontohkan oleh peneliti

dan membuat siswa mempunyai keinginan dan punya gambaran dalam

keterampilan berbicara. Di sini siswa berperan aktif untuk menyebutkan hal apa

saja yang harus dipersiapkan dalam keterampilan berbicara kemudian peneliti

menjelaskan di depan kelas tentang materi bebicara. Setelah dijelaskan peneliti

meminta siswa mempraktikan keterampilan bebicara dengan teknik bercerita

berdasarkan pengalaman pribadi. Di sini siswa berperan aktif dalam mempelajari

materi keterampilan berbicara.

Page 64: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

56

Penerapaan teknik bercerita dilakukan pada saat peneliti memberikan

latihan tes kemampuan untuk maju ke depan kelas setiap siswa, dan peneliti

memberikan waktu 10 menit untuk setiap siswa yang maju untuk melakukan tes

berbicara dengan teknik bercerita berdasarkan cerita atau pengalaman yang paling

bekesan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah waktu selesai barulah peneliti

menyampaikan pesan- pesan dan memotivasi kepada siswa buntuk lebih giat lagi

dalam belajar dan penerapan teknik bercerita ini memudahkan siswa dalam

berbicara didepan kelas kepada temannya.

Peneliti mengamati selama penerapan teknik bercerita diterapkan kepada siswa.

2) Pertemuan ke 2, 21 Oktober

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ke 2 ini dilaksanakan pada tanggal 21

Oktober 2010. Dimulai pada jam pertama jam 06.45-08.05 WIB. Yang dihadiri 38

siswa yang lainnya tidak hadir dikarenakan sakit. Pertemuan yang kedua ini

membahas tentang bagaimana berbicara dengan bahasa dan benar dan tahapan

tahapannya.

Pertemuan ini diawali dengan peneliti bertanya kembali kepada siswa

tentang materi yang belum dipahami dalam keterampilan berbicara yang telah

dibahas.

Pada pembelajaran ini peneliti mengunakan alat peraga dalam berbicara

yaitu alat rekaman hal ini menpermudah siswa dalam mengoreksi kemampuannya

sehingga menjadi acuan untuk lebih bagus lagi dalam keterampilan berbicara.

Sama halnya dalam pertemuan pertama seorang penelti meragakan kemudian

siswa mempraktikan kemampuannya lewat contoh yang telah diberikan dan

berperan aktif dalam pembelajaran keterampilan berbicara tersebut.

Peneliti kembali dibantu oleh guru (observer) untuk menilai peneliti

selama mengajar dan mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran

berlangsug. Setelah siswa dapat memperagakan dan memahami materi tentang

berbicara maka peneliti kembali melanjutkan dan menjelaskan tentang

keterampilan berbicara dengan teknik bercerita itu.

Para siswa kembali memperhatikan peneliti menjelaskan materi tentang

keterampilan berbicara dengan teknik berceita, sebagian siswa ada yang sudah

Page 65: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

57

paham dan ada juga yang belum mengerti dan berani untuk maju

mempraktikannya akan tetapi penelti terus mencoba memotivasi dan menjelaskan

sampai siswanya benar-benar paham dan berani.

Materi telah selesai dibahas maka peneliti kembali untuk memberikan

latihan tes kemampuan lagi kepada siswa untuk memperagakan kembali tentang

materi yang sudah dipelajari yaitu tentang keterampilan berbicara dengan teknik

berceita. Peneliti kembali memberikan waktu kepada siswa 10 menit untuk maju

tes kemampuan.

Teknik pembelajaran ini disukai oleh siswa karena mereka lebih terbantu

dalam berbicaranya, yaitu teknik bercerita yang diambil dari pengalaman yang

mereka lakukan sehari hari. Setelah selesai siswa memperaktikan atau melakukan

tesnya selesai, peneliti kembali memberikan motivasi dan memberikan arahan

kepada siswa untuk percaya pada kemampuan diri bahwa setiap orang past bisa

asal mau bersungguh-sungguh dan berani memperaktikannya.

3) Pertemuan ke 3, 25 Oktober

Pada tanggal 25 Oktober pertemuan terakhir siklus I, pada tahap akhir ini peneliti

berbicara kepada siswa untuk melakukan tes terakhir dan diharapkan kepada

seluruh siswa mampu dan memahami segala materi yang telah diajarkan sehingga

setiap siswa mampu berbicara dengan teknik bercerita dengan baik dan benar

mencapai nilai yang ditentukan sekolah.

Pada tes ini selain peneliti menugaskan kepada siswa untuk maju kedepan,

peneliti juga mengamati aktifitas siswa yang dibantu oleh guru (observer) dalam

menjalani tes siswa.

Berikut hasil observasi aktifitas siswa selama proses pembelajaran selama

siklus I.

Page 66: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

58

B. HASIL DATA OBSERVASI

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selam Siklus 1

Tabel 2

No Aktivitas

Siswa

Banyaknya siswa yang

melakukan aktivitas

pertemuan pada siklus I

Total Rata-rata

persentase

1 2 3

1 Siswa berada

di kelas tepat

waktu

78% 82,9% 87,8% 248,7% 82,9%

2 Siswa bersiap

dan

berkonsentrasi

untuk belajar

73,2% 70,7% 90,2% 234,1% 78%

3 Guru

memberikan

kepada siswa

kesempatan

bertanya

tentang

pelajaran

yang telah

dibahasa

63,4% 70,7% 85,4% 219,5% 73,7%

Page 67: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

59

4 Guru

memulai

pelajaran

baru

dan siswa

memperhati

kan guru

menerangkan

82,9% 80,4% 92,7% 256% 85,3%

5 Siswa

diberi

kesempatan

oleh guru

untuk

mencatat

materi

75,6% 78% 90% 243,6% 81,2%

6 Siswa

bertanya

kepada guru

21,9% 100% 36,6% 158,5% 52,8%

7 Siswa

memperagakan

pelajaran

tentang

keterampilan

berbicara

dengan tekik

bercerita

80,5% 87% 90% 258,4% 86,1%

Page 68: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

60

8 Siswa aktif

dalam

peragaan

75,6% 78% 90% 243,8% 81,3%

9 Siswa

menyukai

teknik

bercerita

70,7% 80,5% 85,4% 236,6% 78,9%

10 Teknik

bercerita

membantu

siswa

dalam

materi

78% 87,8% 92,7% 258,5% 86,7%

11 Review

dibahas

bersama

75,6% 78% 87,9% 241,5% 80,5%

12 Siswa

diberikan

tugas

78% 68,10% 70,7% 216,8% 72,3%

13 Membahas

PR

82,9% 87,8% 90% 260,7% 86,9%

Jumlah 936,3% 1049,9% 1089,4% 3076,75% 1026,6%

Rata-rata 72,031% 80,76% 83,8% 236,66% 78,969%

Page 69: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

61

Dari hasil pengamatan siswa, didapat 78%-82,9% siswa sudah berada

dalam kelas tepat waktu dan sudah siap untuk menerima pelajaraan. Untuk materi

yang diberikan guru, sebagian siswa mempehatikan guru, dan yang lainnya masih

asik dengan kesibukannya masing-masing. Penerapan teknik bercerita dilakukan

pada saat tes atau uji kemampuan yag diberikan oleh guru atau peneliti. Siswa pun

senang dengan penerapan teknik bercerita ini, karena siswa lebih terbantu dan

leluasa dalam pengucapannya, yaitu tentang keterampilan berbicara. Keterampilan

berbicara dengan menggunakan teknik bercerita ini siswa diharuskan

menggunakan bahasa yang baik, intonasi yang tepat, pelafalan dan ekspresinya.

Hal ini terlihat dari perolehan observasi siswa sebanyak 86,84%,

keterampilan bercerita ini sangat membantu siswa dalam keterampilan berbicara

selama belajar, keterampilan berbicara dengan mengunakan teknik bercerita siswa

lebih terbantu dan lancar dalam pengucapaanya khususnya dalam keterampilan

berbicara.

c. Tahap analisis

Tahap analisis diawali pada pertemuan pertama rabu 19 Oktober 2010.

Pada proses pembelajaran kali ini siswa hadir semua, maka materi langsung

diberikan kepada siswa dengan materi awal, yaitu mengenal macam-macam

keterampilan berbicara dan bagaimana berbicara dengan baik dan benar dalam

teknik bercerita. proses pembelajaran peneliti dibantu oleh observer, yaitu guru

kelas untuk menilai dan mengamati peneliti selama mengajar.

Setelah materi diberikan, peneliti memberitahukan kepada seluruh siswa

untuk mempelajari dan mengingat materi yang telah diberikan karena akan

diadakan tes atau uji kemampuan siswa. Setiap siswa memperaktikan kedepan

kelas satu persatu dengan materi yang telah diberikan, yaitu kemampuan

keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita.

Penerapan teknik becerita ini dilakukan dengan siswa dalam keterampilan

berbicara, setiap siswa berbicara harus menggunakan teknik bercerita dengan baik

dalam bahasanaya, intonasi, pelafalan dan ekspresinya.

Page 70: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

62

Selama tes uji kemampuan berlangsung setiap siswa yang lainnya

memperhatikan temannya masing-masing dan menunggu gilirannya untuk maju

ke depan kelas.

Pada pertemuan ke dua tanggal 21 Oktober 2010, pada kali ini siswa yang

tidak hadir ada 2 orang. Dikarenakan sakit. Sebelum memulai pelajaran baru,

peneliti kembali bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah diberikan dan

dipelajari serta menanyakan kepada siswa hal apa yang belum dimengerti dan

dipahami dalam materi yang sudah diberikan kemudian peneliti kembali

membahas materi tersebut.

Selama pelaksanaan ada beberapa siswa yang masih bingung apa yang

harus dilakukan, oleh karena itu peneliti turut membantu siswa tersebut dengan

memberikan masukan-masukan dan arahan agar siswa tersebut termotivasi dan

berani untuk materi keterampilan berbicara ini.

Pembelajaran ini berakhir dengan pembahasan-pembahasan materi yang

telah diberikan kepada siswa kemudian peneliti kembali menanyakan materi yang

diberikan dan dipelajari. Pada pembelajaran terakhir ini juga peneliti kembali

memerintahkan kepada siswa untuk berlatih dan mengingat kembali materi yang

telah diberikan karena akan diadakan tes akhir siklus I.

Pada tanggal 25 oktober merupakan pertemuan terakhir pada siklus I.

peneliti dibantu observer melakukan tes akhir siklus I dengan melakukan tes

kemampuan siswa secara individu setiap siswa untuk maju kedepan kelas

memperaktikan atau meragakan bagaimana berbicara dengan mengunakan teknik

bercerita yang baik dan benar. Tes dilakukan pada jam pertama pukul 06.45-

08.05 WIB. Uji kemampuan yang diberikan siswa adalah tentang keterampilan

bericara sesuai dengan materi yang telah diberikan dan dibahas setiap pertemuan

pada siklus I.

Page 71: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

63

Tabel 3

Distribusi frekuensi siklus I

No. Kelas interval Frekuensi relatif

1 50-53 7 18,4%

2 54-57 3 7,90%

3 58-61 7 18,4%

4 62-65 7 18,4%

5 66-69 5 13,2%

6 70-73 7 18,4%

7 74-77 2 5,3%

Jumlah 38 100

Berdasarakan hasil tes akhir silklus I, didapat hasil belajar siswa rata-rata

63,3, median 62, modus 50 dan 75 nilai minimum 50, nilai maksimum 70,

simpangan baku 271,35, varians 65 dan kemiringan –0,80. Dari tes akhir siklus I

siswa sudah mencapai nilai 6. dengan freuensi relative 47% pada interval 74-77,

dengan hasil ini yang didapat pada tablel ini, maka siklus I selesai, dan berlanjut

ke siklus II. Pada siklus II siswa diharapkan mendapat hasil nilai lebih besar dari

siklus I.

Setelah tes ini dilakukan maka peneliti melakukan kepada wawancara

kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 4 orang.

Dengan wawancara ini diharapkan diharapkan peneliti akan mendapatkan

informasi tentang kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahas Indonesia

tentang teknik bercerita.

d. Tahap refleksi.

Pada tahap refleksi siklus I ini masih ditemukan siswa yang tidak aktif

mengikuti pelajaran, ketika diberikan pertanyaan masih banyak siswa yang tidak

berani untuk menjawab, malu bertanya, oleh karena itu disini peneliti lebih aktif

lagi untuk memperhatikan semua siswa agar terjalin interaksi antar guru dan

siswa.

Page 72: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

64

Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung dan hasil evaluasi

tentang kemampuan berbicara dengan teknik bercerita, sudah mengalami

peningkatan. Namun. Peningkatan siswa belum mengamati peningkatan yang

tinggi. Masih ada siswa yang bernilai rendah untuk mencapai nilai sesuai dengan

KKM yang ditetapkan di sekolah hanya 7 oarang saja dari 38 orang yang lulus.

Pada siklus II peneliti harus lebih serius dan memperhatikan siswa serta dapat

menguasai ruangan kelas agar terjalin interaksi antara guru dan siswa serta dapat

mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah.

Siklus II

a. Tahap perencanaan

Pada siklusI telah dijelaskan tentang bagaimana cara berbicara yang baik

dan benar dan komponen apa saja yang mempengaruhi dalam keterampilan

berbicara bahasa Indonesia. Maka pada siklus dua ini akan dipelajari faktor apa

saja yang mempengaruhi keterampilan berbicara dan hambatan-hambatan dalam

berbicara pada pembeajaran kali ini siswa duduk berubah posisi yaitu pada tempat

duduknya.

b. tahap pelaksanaan.

Pada siklus II pelaksanaan dilakukan 3 kali pertemuan dengan materi tentang

faktor-faktor penunjang dalam keterampilan berbicara dan faktor pengambat

dalam keterampilan berbicara serta penunjang dalam keterampilan berbicara.

Adapun uraian proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II

sebagai berikut.

1. Pertemuan pertama 10 November 2010.

Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar ini dilakukan pada tanggal 10

November 2010 dengan materi faktor-faktor penunjang dalam keterampilan

berbicara dan faktor penghambat dalam keterampilan berbicara.

Kegiatan pembelajaran ini dimulai jam pertama pada pukul 06.45 s.d. 08.05 WIB.

Pada pertemuan ini 2 siswa tidak hadir karena sakit.

Pembelajaran ini dilakukan dengan pembelajaran yang menjelaskan dari

yang paling bawah yaitu faktor yang menunjang serta penghambat dalam

Page 73: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

65

berbicara sehingga siswa mengetahui dan bisa mempraktikannya dengan benar

sesuai dengan pembelajaran yang diajarkannya.

Peneliti dibantu oleh guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung untuk

menilai peneliti selama mengajar dikelas dan membantu mengamati aktifias

siswa selama proses belajar berlangsung, yang tujuannya unntuk memberikan

perbaikan selama mengajar.

Materi awal yaitu materi tentang faktor apa saja sebagai penunjang

keterampilan berbicara diajarkan kepada siswa. Dalam pembelajarannya peneliti

berperan lansung menjelaskannya sehingga mempermudah siswa lebih mengerti

dan paham dalam mempelajarinya dan memberikan motivasi bahwa hambatan

dalam berbicara dan penunjnag dalam berbicara itu seperti yang dicontohkan oleh

peneliti dan membuat siswa menginginkan dan punya gambaran dalam

keterampilan berbicara. Di sini siswa berperan aktif untuk menyebutkan hak apa

saja yang harus dipersiapkan dalam keterampilan berbicara, kemudian peneliti

menjelaskan didepan kelas tentang materi bebicara. Setelah dijeaskan peneliti

meminta siswa memperaktikan keterampilan bebicara dengan teknik bercerita

berdasarkan pengalaman pribadi. Disini siswa berperan aktif dalam mempelajari

materi keterampilan berbicara.

Penerapan teknik bercerita dilakukan pada saat peneliti memberikan

latihan tes kemampuan untuk maju kedepan kelas setiap siswa, dan peneliti

memberikan waktu 10 menit untuk setiap siswa yang maju untuk melakukan tes

berbicara dengan teknik bercerita berdasarkan cerita atau pengalaman yang paling

bekesan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah waktu selesai barulah penelti

menyampaikan pesan- pesan dan memotivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi

dalam belajar dan penerapan teknik bercerita ini memudahkan siswa dalam

berbicara di depan kelas kepada temannya.

Peneliti mengamati selama penerapan teknik bercerita diterapkan kepada siswa.

2. Pertemuan ke dua 14 November 2010

Kegiatan belajar mengajar pada pertemuan ke dua ini dilaksanakan pada tanggal

14 November 2010. Dimulai pada jam pertama jam 06.45-08.05 WIB. Yang

Page 74: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

66

dihadiri 38 siswa yang lainnya tidak hadir dikarenakan sakit. Pertemuan yang

kedua ini membahas tentang bercerita dengan baik dalam keterampilan berbicara.

Pertemuan ini diawali dengan peneliti bertanya kembali kepada siswa

tentang materi yang belum dipahami dalm keterampilan berbicara yang telah

dibahas.

Pada pembelajaran ini peneliti mengunakan alat peraga dalam berbicara,

yaitu alat rekaman. Hal ini mempermudah siswa dalam mengoreksi

kemampuannya sehingga menjadi acuan untuk lebih bagus lagi dalam

keterampilan berbicara. Sama halnya dalam pertemuan pertama seorang penelti

meragakan kemudian siswa memperaktiakan kemampuannya lewat contoh yang

telah diberikan dan berperan aktif dalam pembelajaran keterampilan berbicara

tersebut.

Peneliti kembali dibantu oleh guru (observer) untuk menilai peneliti

selama mengajar dan mengamati aktifitas siswa selama proses

pembelajaranberlangsug. Setelah siswa dapat memperagakan dengan memahami

materi tentang berbicara maka peneliti kembali melanjutkan dan menjelaskan

tentang keterampilan berbicara dengan teknik bercerita itu.

Para siswa kembali memperhatikan peneliti menjelaskan materi tentang

keterampilan berbicara dengan teknik berceita , sebagian siswa ada yang sudah

paham dan ada juga yang belum mengerti dan berani untuk maju mempraktiaknya

akan tetapi peneliti terus mencoba memotivasi dan menjelaskan sampai siswanya

benar-benar paham dan berani.

Materi telah selesai dibahas maka peneliti kembali untuk memberikan

latihan tes kemampuan lagi kepada siswa untuk memperagakan kembali tentang

materi yang sudah dipelajari, yaitu tentang keterampilan berbicara dengan teknik

bercerita. Peneliti kembali memberikan waktu kepada siswa 10 nit untuk maju tes

kemampuan.

Teknik pembelajaran ini disukai oleh siswa karena mereka lebih terbantu

dalm berbicaranya yaitu teknik bercerita yang diambil dari pengalaman yang

mereka lakukan sehari hari. Setelah selesai siswa memperaktikan atau melakukan

tesnya selesai, peneliti kembali memberikan motivasi dan memberikan arahan

Page 75: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

67

kepada siswa untuk percaya pada kemampuan diri bahwa setiap orang pasti bisa

asal mau bersungguh-sunguh dan berani memperaktiaknnya.

3. Pertemuan ke tiga 18 November 2010

Pada tanggal 18 November pertemuan terakhir siklus II, pada tahap akhir ini

peneliti berbicara kepada siswa untuk melakukan tes terakhir dan diharapkan

kepada seluruh siswa mampu dan memahami segala materi yang telah diajarkan

sehingga setiap siswa mampu berbicara dengan teknik bercerita dengan baik dan

benar mencapai nilai yang ditentukan sekolah.

Pada tes ini selain peneliti menugaskan kepada siswa untuk maju kedepan,

peneleliti juga mengamati aktifitas siswa yang dibantu oleh guru (observer) dalam

menjalani tes siswa.

Berikut hasil observer aktifitas siswa selama proses pembelajaran selam

suiklus II

Tabel 4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Selama Siklus II

No Aktivitas

Siswa

Banyaknya siswa yang

melakukan aktivitas

pertemuan pada siklus II

Total Rata-rata

persentase

1 2 3

1 Siswa berada

di kelas tepat

waktu

85,4%

87,8% 90% 263,2% 87,7%

2 Siswa bersiap

dan

berkonsentrasi

untuk belajar

78% 73,2% 87,8% 239% 79,7%

3 Guru 68,10% 78% 87,8% 233,9% 77,10%

Page 76: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

68

memberikan

kepada siswa

kesempatan

bertanya

tentang

pelajaran

yang telah

dibahasa

4 Guru

memulai

pelajaran

baru

dan siswa

memperhati

kan guru

menerangkan

87,8% 85,4% 95,1% 268% 89,4%

5 Siswa

diberi

kesempatan

oleh guru

untuk

mencatat

materi

90,2%

80,5% 92,7% 263,4% 87,8%

6 Siswa

bertanya

kepada guru

26,8%

34,1% 41,5% 102,4% 34,1%

Page 77: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

69

7 Siswa

memperagakan

pelajaran

tentang

keterampilan

berbicara

dengan tekik

bercerita

85,4% 90% 95,1% 270,5% 90,2%

8 Siswa aktif

dalam

peragaan

80,5%

82,9% 87,8% 251,2% 83,7%

9 Siswa

menyukai

teknik

bercerita

75,6% 87,8% 92,7% 256,1% 85,4%

10 Teknik

bercerita

membantu

siswa

dalam

materi

90,2% 90% 95,1% 275,3% 91,8%

11 Review

dibahas

bersama

75,6% 80,5% 90% 246,1% 82%

12 Siswa 90,2% 73,2% 78% 241,4% 80,5%

Page 78: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

70

diberikan

tugas

13 Membahas

PR

90% 92,7% 95,1% 277,8% 92,6%

Jumlah 1023,8% 1036,1% 1128,7% 3188,6% 1027,9%

Rata-rata 78,75% 79,7% 86,8231% 245,271% 79,069%

Dari hasil pengamatan siswa, didapat 85,4% siswa sudah berada dalam

kelas tepat waktu dan sudah siap untuk menerima pelajaraan. Untuk materi ynag

diberikan guru, sebagian siswa mempehatikan guru, dan yang lainnya masih asik

dengan kesibukannya masing-masing. Penerapan teknik bercerita dilakukan pada

saat tes atau uji kemamapuan yag diberikan oleh guru atau peneliti. Siswa pun

senag dengan penerapan teknik bercerita ini, karena siswa lebih terbantu dan

leluasa dalam pengncapaannya yaitu tentang keterampilan berbicara.

Keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita ini siswa

diharuskan menggunakan bahasa yang baik, intonasi yang tepat, pelafalan dan

ekspresinya. Hal ini terlihat dari perolehan observasi siswa sebanyak 86,84%,

keterampilan bercerita ini sangat membantu siswa dalam keterampilan berbicra

selama belajar, keterampilan berbicara dengan mengunakan teknik bercerita siswa

lebih terbantu dan lancar dalam pengucapaanya khususnya dalam ketrampilan

berbicara.

c. Tahap analisis

Tahap analisis diawali pada pertemuan pertama 10 Novemberr 2010. Pada

proses pembelajaran kali ini siswa hadir semua, maka materi langsung diberikan

kepada siswa dengan materi awal yaitu mengenal macam-macam keterampilan

berbicara dan bagaiman aberbicara dengan baik dan benar dalam teknik

bercerita.;proses pembelajaran peneliti dibantu oleh observer yaitu guru kelas

untuk menilai dan mengamati peneliti selama mengajar.

Page 79: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

71

Setelah materi diberikan, peneliti memberitahukan kepada seluruh siswa

untuk mempelajari dan mengingat materi yang telah diberikan karena akan

diadakan tes atau uji kemampuan siswa. Setiap siswa mempraktikkan ke depan

kelas satu persatu dengan materi yang telah diberikan yaitu kemampuan

keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik bercerita.

Penerapan teknik becerita ini dilakukan dengan siswa dalam keterampilan

berbicara, setiap siswa berbicara harus menggunakan teknik bercerita dengan baik

dalam bahasanaya, intonasi, pelafalan dan ekspresinya.

Selama tes uji kemampuan berlangsung setiap siswa yang lainnya

memperhatikan temannya masing-masing dan menunggu gilirannya untuk maju

ke depan kelas.

Pada pertemuan ke dua tanggal 14 November 2010, pada kali ini siswa

yang tidak hadir ada 2 orang. Dikarenakan sakit. Sebelum memulai pelajaran

baru, peneliti kembali bertanya kepada siswa tentang materi yang sudah diberikan

dan dipelajari serta menanyakan kepada siswa hal apa yang belum dimengerti dan

dipahami dalam materi yang sudah diberikan kemudian peneliti kembali

membahas materi tersebut.

Selama pelaksanaan ada beberapa siswa yang masih bingung apa yang

harus dilakukan, oleh karena itu peneliti turut membantu siswa tersebut dengan

memberikan masukan-masukan dan arahan agar siswa tersebut termotivasi dan

berani untuk materi keterampilan berbicara ini.

Pembelajaran ini berakhir dengan pembahasan-pembahasan materi yang

telah diberikan kepada siswa kemudian peneliti kembali menyanyakan materi

yang diberikan dan dipelajari. Pada pembelajaran terakhir ini juga peneliti

kembali memerintahkan kepada siswa untuk berlatih dan mengingat kembali

materi yang telah diberikan karena akan diadakan tes akhir siklus II.

Pada tanggal 18 November merupakan pertemuan terakhir pada siklus II.

peneliti dibantu observer melakukan tes akhir siklus I dengan melakukan tes

kemampuan siswa secara individu setiap siswa untuk maju kedepan kelas

memperaktikan atau meragakan bagaiman berbicara dengan mengunakan teknik

bercerita yang baik dan benar. Tes dilakukan pada jam pertama pukul 06.45-

Page 80: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

72

08.05 WIB. Uji kemampuan yang diberikan siswa adalah tentang keterampilan

bericara sesuai dengan materi yang telah diberikan dan dibahas setiapertemuan

pada siklus II.

Tabel 5

Distribusi Frekuensi Siklus II

No. Kelas interval Frekuensi Relatif

1 60-63 7 18,4%

2 64-68 3 7,90%

3 69-72 7 18,4%

4 73-76 7 18,4%

5 77-81 5 13,2%

6 82-85 7 18,4%

Jumlah 38 100

Berdasarkan hasil tes akhir silklus II, didapat hasil belajar siswa rata-rata

73,85, median 75,5, modus 75,5 dan 75,5 nilai minimum 60, nilai maksimum 85,

simpangan baku 357,04, varians 56,77 dan kemiringan 0,85. Dari tes akhir siklus

II siswa sudah mencapai nilai> 6 dengan freuensi relative 23,68%. Dengan hasil

ini siklus II selesai.

Setelah tes ini dilakukan maka peneliti melakukan kepada wawancara

kepada siswa yang berprestasi tinggi, sedang dan rendah sebanyak 4 orang.

Dengan wawancara ini diharapkan diharapkan peneliti akan mendapatkan

informasi tentang kualitas pembelajaran keterampilan berbicara bahasa Indonesia

tentang teknik bercerita.

Pada tanggal 20 November pada pertemuan ini peneliti dibantu oleh

observer melakukan post test pada siklus II yaitu kembali memperagakan

kemampuan berbicara dengan teknik bercerita didepan kelas. Tes ini dihadiri 38

orang.

Berikut hasil post test siklus II pada table distibusi frekuensi dan dapat

dilihat pada table berikut ini:

Page 81: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

73

Tabel 6

Distribusi Frekuensi Nilai Post Test

No. Kelas interval Frekuensi relatif

1 55-60 2 5,27

2 61-65 3 7,89

3 66-70 4 10,53

4 71-75 5 13,16

5 76-80 7 18,42

6 81-85 10 26,31

8 86-90 7 18,42

Jumlah 38 100

Berdasarkan hasil post test didapat bahwa hasil tes tentang keterampilan

berbicra anak dengan teknik bercerita memilki nilai rata-rata 77,15, median70,5,

modus 80,5, nilai minimum58, nilai maksimum 90,4 varians 56,77,

d. Tahap refleksi.

Pada tahap refleksi siklus II ini siswa sudah mengalami peningkatan hasil

belajar yang optimal, karena sudah memenuhi standar KKM sekolah yaitu nilai

73,83. mengikuti pelajaran, ketika diberikan pertanyaan masih banyak siswa yang

tidak berani untuk menjawab, malu bertanya, oleh karena itu disini peneliti lebih

aktif lagi untuk memperhatikan semua siswa agar terjalin interaksi antar guru dan

siswa.

Berdasarkan pengamatan selama siklus I berlangsung dan hasil evaluasi

tentang kemampuan berbicara dengan teknik bercerita, sudah mengalami

peningkatan. Namun. Peningkatan siswa belum mengamati peningkatan yang

tinggi. Masih ada siswa yang bernilai rendah untuk mencapai nilai sesuai dengan

KKM yang ditetapkan di sekolah hanya 7 oarang saja dari 38 orang yang lulus.

Pada siklus II peneliti harus lebih serius dan memperhatikan siswa serta dapat

menguasai ruangan kelas agar terjalin interaksi antara guru dan siswa serta dapat

mencapai nilai sesuai dengan KKM yang ditetapkan di sekolah.

Page 82: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

74

Berikut rekapitulasi hasil belajar keterampilan berbicara Bahasa Indonesia

melalui teknik bercerita pada pretest, siklus I, siklus II, dan posttest.

Tabel 7

Rekapitlasi Hasil Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia

Statistik Pretest Siklus I Siklus II Post test

N 38 38 38 38

Minimum 32 50 55 60

Maksimum 67 70 85 90

Mean 50,5 58,5 73,85 77,15

Modus 40,5 50 dan 75 79,0 83

C. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pada penelitian ini untuk memerika keabsahan data peneliti

menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik

pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Adapun empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik, dan teori.

Dalam hal ini peneliti menggunakan triangulasi pemeriksaan data

dengan sumber lainnya.

Sumber data ini diambil dari sumber data hasil observasi dan

wawancara.

Berikut perolehan data serta pemeriksaan keabsahan data:

1) Data hasil observasi

Dari observasi diperoleh data bahwa kelas VIII mengalami

peningkatan sebesar 78%, Mereka lebih terbantu dengan

menggunakan teknik bercerita. Peningkatan pun terjadi sebesar

95,1% setelah pelaksanaan kegiatan berbicaranya menggunakan

teknik bercerita.

Page 83: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

75

Hal ini memberi dampak postif bagi siswa dan guru, yaitu

hasil belajar keterampilan berbicara dengan teknik bercerita

meningkat dengan pencapaian nilai sesuai KKM sekolah yaiti 65.

B. Analisis Data

Berikut hasil proses pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa

Indonesia melalui teknik bercerita:

1. Siklus I

Pada siklus satu ini materi yang diberikan yaitu tentang

bagaimana berbicara berbicara baik dan benar dan komponen apa

saja yang mempengaruhi dalam keterampilan berbicara Bahasa

Indonesia, berdasarkan hasil observasi didapat sebanyak 78%

siswa bersiap untuk belajar, Dari hasil tes pada siklus I terlihat

sebanyak 18,42% siswa mendapat nilai terendah 50-53, dan nilai

tertinggi 74-75 nilai tertinggi sebanyak 5,26%.

2. Siklus II

Pada siklus II ini, materi yang diberikan adalah faktor-faktor

penunjang dalam keterampilan berbicara dan factor penghambat,

berdasarkan hasil observasi siswa sudah siap untuk belajar hal ini

diperoleh dari hasil observasi sebanyak 87, 7%. Untuk hasil tes

pada siklus II mengalami peningkatan hal ini terihat dari hasil

persentase sebanyak 18,43% untuk nilai tertinggi 82-85 dan nilai

terendah 60-63 sebanyak 15,78%. Oleh karena itu hasil belajar

pada siklus II telah mencapai KKM sekolah yaitu 65, maka

penelitin pun dihentikan.

C. Intervensi Data

Dapat diketahui dari beberapa data diatas dalam keteramplan

berbicara bahasa Indonesia dengan teknik bercerita dapat

meningkat. Pada saat pree test nilai rata-rata sebesar 40,5,

sedangkan pada saat post test diperoleh rata-rata sebesar 77,15, hal

ini meningkat sebanyak 36,65 poin. Demikian pula pada siklus I

Page 84: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

76

rata-rata diperoleh sebesar 63,3, sedangkan pada siklus II diperoleh

rata-rata sebesar 73,58 hal ini meningkat sebanyak 15,08 poin.

Pada pree test nilai minimal 32 dan pada post tes nilai minimal

didapat 60, hal ini mengalami peningkatan sebanyak 28 poin.

Begitu pula pada siklus I nilai minimum yang diperoleh 50 dan

pada siklus II diperoleh 55, hal ini mengalami peningkatan 5 poin.

Demikian pula hal yang didapat pada nilai maksimum pada nilai

pree test 67 dan pada post test 90, selain itu pada siklus I nilai

maksimum diperoleh 77 dan siklus II 85.

Hasil belajar diatas membuktikan bahwa hasil penelitian

kualitas pembelajaran keterampilan berbicara Bahasa Indonesia

dengan teknik bercerita berpengaruh besar pada siswa, oleh karena

itu slah satu teknik bercerita dalam mengajar keterampilan

berbicara Bahasa Indonesia dapat merangsan sisa lebih termotivasi

dan mudah selam proses belajar mengajar disekolah. Dengan

demikian dapat dikatakan pembelajaran keterampilan berbicara

dengan teknik bercerita dapat meningkat.

Page 85: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan serangkaian penelitian, maka kesimpulan

yang dapat diambil sebagai berikut:

Penelitian tentang peningkatan keterampilan berbicara bahasa Indonesia

melalui teknik bercerita meningkat dari hasil belajar siswa, hal ini dilihat dari

hasil rata-rata tes keterampilan berbicara pada pretes sebesar 50,5. Pada siklus I

nilai rata-rata siswa meningkat sebesar 73,85 dan nilai pos tes siswa rata-rata

sebesar 77,15. Hasil belajar pada siklus II ini sudah mencapai kriteria

ketentuan belajar yang sudah ditentukan sekolah. Dengan demikian

peningkatan kualitas keterampilan berbicara bahasa Indonesia melalui teknik

bercerita dapat meningkat sesuai dengan KKM 65 yang telah ditentukan

sekolah.

B. SARAN

Dari kesimpulan yang telah dipaparkan maka dianjurkan beberapa saran yang

perlu disampaikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran Bahasa Indonesia perlu ditingkatkan khususnya dalam materi

keterampilan berbicara dalam bahasa baik dan benar, sehingga menciptakan

proses pembelajaran dan interaksi yang baik dan benar.

2. Untuk guru, Dengan adanya penelitian ini secara bertahap guru dapat

mengetahui strategi pembelajaran yang bervariasi dan meningkatkan sistem

pembelajaran di kelas.

3. Untuk peneliti, menambah wawasan pengetahuan tentang masalah-masalah

dan hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan berbicra.

4. Untuk Sekolah, khususnya SMPN 13 Tangerang Selatan, hasil penelitian ini

dapat memberikan sumbangan yang positif dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya materi keterampilan berbicara sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar Bahasa In donesia.

77

Page 86: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

78

5. Untuk pembaca, adanya penelitian ini diharapkan menjadi suatu kajian yang

menarik yang perlu diteliti lebih lanjut dan mendalam.

6. Sebagai seorang peneliti diharapkan seluruh siswa agar senantiasa

membiasakan diri berbicara dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Page 87: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

79

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, Cet. ke-7

Arsad, Maidar G. dan Mukti, Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia, (Jakarta: Erlangga, 1988).

Azhari, Akyas, Psikologi Umum dan Perkembangan, (Bandung: PT. Teraju,

2004).

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003), Cet. Ke-3

Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1989), Cet. Ke-2

http://www.mcps.k12.md.us/faktorpenunjangberbicara/language /instr/inq3level, diaksess.htm, diakses pada 7 Oktober 2010. Pukul 13.30 WIB.

Iska, Zikri Neni, Psikologi Pengantar, pemahaman diri dan Lingkungan, Jakarta: Izi brother, 2006

Iskandarwassid dan Dadang Suhendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya, 2008). King, Larry, Seni Berbicara, Jakarta: PT. Gramedia, 2009, Cet. Ke-6

Mear, A. G., The Handbook Of Public Speaking, (Milestone: Publising House, 2009).

Muflih, Muhamad, Menjadi Orator Ulung, (jakarta: Grasido, 2006).

Osborne, John W., Kiat Berbicara di Depan Umum Untuk Eksekutif, (Jakarta: PT. Bumi Akasara, 2000).

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996).

79

Page 88: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

80

Sahara, Siti, dkk., Keterampilan Berbahasa Indonesia, (Jakarta: FITK UIN, 2009).

Sahertian, Piet. A, Prinsip dan Teknik Supervisi Pendidikan, Surabaya: PT. Usaha

Nasional, 1981 Sambangsari, Sumbi, Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara, Jakarta: PT. Ciganjur,

2009 Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam,

Jakarta: Kencan, 2008.

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2003).

Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1997).

Tarigan, Henry Guntur, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,

(Bandung: Angkasa, 2005).

Page 89: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

81

LAMPIRAN

D. Deskripsi dan Analisis Data Hasil pretest dan posttest Keterampilan Berbicara

Tabel

Data Hasil Pretest Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Tangerang

Selatan

Nama :

Nomor absen :

Kelas :

No. Aspek yang Dinilai Bobot Akala Skor Skor

Maksimal

Skor

Siswa 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

25

25

25

25

25

√ 100

100

100

100

100

Total

Page 90: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

82

Nama :

Nomor absen :

Kelas :

No. Aspek yang Dinilai Bobot Akala Skor Skor

Maksimal

Skor

Siswa 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

25

25

25

25

25

√ 100

100

100

100

100

Total

Nama :

Nomor absen :

Kelas :

No. Aspek yang Dinilai Bobot Akala Skor Skor

Maksimal

Skor

Siswa 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

25

25

25

25

25

√ 100

100

100

100

100

Total

Page 91: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

83

Tabel

Data Hasil Pretest Keterampilan Berbicara Melalui Teknik Bercerita

Siswa Kelas VII SMP Negeri 13 Tangerang Selatan

No.

Nama

Aspek Penilaian Skor

Total

Nilai

1 2 3 4 5

1.

2.

Page 92: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

84

Jumlah

Rata-rata

Page 93: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

85

Varians = . . ² ( . )²( )

= ( , ) ( ) ( )

= =

= 65,04

Page 94: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

86

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Nama Sekolah :

Page 95: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

87

Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus I

50, 50, 50, 50, 50, 53, 53, 54, 54, 54, 58, 58, 58, 58, 60,60, 60, 62,62, 62, 65, 65,

65, 65, 67, 67, 68, 68, 68, 70, 70, 70, 70, 70, 72, 72, 75, 75.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam distribusi frekuensi adalah.

A. Menghitung Rentng Kelas = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 77 - 50

= 25

B. Menentukan Kelas Interval = 75

7

= 3,57

C. Menghitung panjang Kelas = R = 25 = 3,57

K 7

D. Tabel Distribusi Frekuensi

No.

Kelas Interval

fi Xi fi.Xi Xi² fi.Xi² Xi-X (Xi-X)² Fi(Xi.X)

1. 50-53 7 51,5 360,5 2652,25 18565,75 -11,8 139,24 974,68

2. 54-57 3 55,5 166,5 3080,25 9240,75 -7,8 60,85 182,55

3. 58-61 7 59,5 416,5 3540,25 24781,75 -3,8 14,44 101,08

4. 62-65 7 65,5 458,5 4290,25 30031,75 2,2 12,25 85,25

5. 66-69 5 67,5 337,5 4556,25 22781,25 4,2 4,84 24,20

6. 70-73 7 73,5 514,5 5402,25 37815,75 10,2 104,04 728,28

7. 74-77 2 75,5 151 5700,25 11400,50 12,2 148,84 297,68

Jumlah 38 2405 154617,50 484,50 297,68

Page 96: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

88

E. Menentukan nilai rataan

(푋) =훴푓푥훴푓

=2405

38= 63,3

F. Modus adalah nilai yang sering munculnya yaitu %0 dan 70

F. Varians

Varians = . . ² ( . )²( )

= ( , ) ( ) ( )

= =

= 65,04

G. Standar Deviasi (SD)

= 65,04 = 8,1%

Page 97: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

89

Perhitungan Distribusi Frekuensi Hasil Tes Akhir Siklus II

60, 60, 60, 63, 62, 62, 65, 65, 65, 68, 70, 70, 70, 72, 73,73, 73, 75,75, 75, 75, 75,

77, 77, 78, 78, 78, 80, 80, 80, 80, 83, 83, 85, 85, 85, 85.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam distribusi frekuensi adalah.

A. Menghitung Rentng Kelas = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 85 - 60

= 25

B. Menentukan Kelas Interval = 85

7

= 3,57

C. Menghitung panjang Kelas = R = 25 = 3,57

K 7

D. Tabel Distribusi Frekuensi

No.

Kelas Interval

fi Xi fi.Xi Xi² fi.Xi² Xi-X (Xi-X)² Fi(Xi.X)

1. 50-53 7 51,5 360,5 2652,25 18565,75 -11,8 139,24 974,68

2. 54-57 3 55,5 166,5 3080,25 9240,75 -7,8 60,85 182,55

3. 58-61 7 59,5 416,5 3540,25 24781,75 -3,8 14,44 101,08

4. 62-65 7 65,5 458,5 4290,25 30031,75 2,2 12,25 85,25

5. 66-69 5 67,5 337,5 4556,25 22781,25 4,2 4,84 24,20

6. 70-73 7 73,5 514,5 5402,25 37815,75 10,2 104,04 728,28

7. 74-77 2 75,5 151 5700,25 11400,50 12,2 148,84 297,68

Jumlah 38 2405 154617,50 484,50 297,68

Page 98: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

90

E. Menentukan nilai rataan

(푋) =훴푓푥훴푓

=2405

38= 63,3

F. Varians

Varians = . . ² ( . )²( )

= ( , ) ( ) ( )

= =

= 65,04

G. Standar Deviasi (SD)

= 65,04 = 8,1%

Page 99: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

91

Perhitungan Distribusi Frekuensi Posttest

50, 50, 50, 50, 50, 53, 53, 54, 54, 54, 58, 58, 58, 58, 60,60, 60, 62,62, 62, 65, 65,

65, 65, 67, 67, 68, 68, 68, 70, 70, 70, 70, 70, 72, 72, 75, 75.

Langkah-langkah yang diperlukan dalam distribusi frekuensi adalah.

A. Menghitung Rentng Kelas = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah

= 77 - 50

= 25

B. Menentukan Kelas Interval = 75

7

= 3,57

C. Menghitung panjang Kelas = R = 25 = 3,57

K 7

D. Tabel Distribusi Frekuensi

No.

Kelas Interval

fi Xi fi.Xi Xi² fi.Xi² Xi-X (Xi-X)² Fi(Xi.X)

1. 50-53 7 51,5 360,5 2652,25 18565,75 -11,8 139,24 974,68

2. 54-57 3 55,5 166,5 3080,25 9240,75 -7,8 60,85 182,55

3. 58-61 7 59,5 416,5 3540,25 24781,75 -3,8 14,44 101,08

4. 62-65 7 65,5 458,5 4290,25 30031,75 2,2 12,25 85,25

5. 66-69 5 67,5 337,5 4556,25 22781,25 4,2 4,84 24,20

6. 70-73 7 73,5 514,5 5402,25 37815,75 10,2 104,04 728,28

7. 74-77 2 75,5 151 5700,25 11400,50 12,2 148,84 297,68

Jumlah 38 2405 154617,50 484,50 297,68

Page 100: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

92

E. Menentukan nilai rataan

(푋) =훴푓푥훴푓

=2405

38= 63,3

F. Varians

Varians = . . ² ( . )²( )

= ( , ) ( ) ( )

= =

= 65,04

G. Standar Deviasi (SD)

= 65,04 = 8,1%

Page 101: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

93

Data Hasil Siklus I Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Teknik

Bercerita Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan

Nama : Adri Yulian Nomor Absen : 01

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vocal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 50

Nama : Andika Firdaus Nomor Absen : 02

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vocal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 50

Nama : Anggi Pratama Nomor Absen : 03

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vocal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 50

Page 102: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

94

Nama : Agus Pandepotan Nomor Absen : 04

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 50

Nama : Andi Maulana Nomor Absen : 05

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 50

Nama : Beni Chandra Nomor Absen : 06

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 53

Page 103: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

95

Nama : Daniel Nomor Absen :07

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 53

Nama : Donna Isabella Nomor Absen : 08

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 12

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 54

Nama : Fajar Abadi Nomor Absen : 09

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 9

Jumlah 100 54

Page 104: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

96

Nama : Fauzan Nomor Absen : 10

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 12

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 54

Nama : Ferdy Irfansyah Nomor Absen : 11

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 5

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 58

Nama : Handriyana Nomor Absen : 12

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 58

Page 105: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

97

Nama :Khoriya Natika Nomor Absen : 13

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 58

Nama : Icha Nita Nomor Absen : 14

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 58

Nama : Ivone Juanita Nomor Absen : 15

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 60

Page 106: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

98

Nama : Ido Holasta Nomor Absen : 16

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 60

Nama : Jeaniver Nomor Absen : 17

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 60

Nama : Lia Isnawati Nomor Absen : 18

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 62

Page 107: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

99

Nama : M. Mahmud Azis Nomor Absen : 19

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 62

Nama : Murniati Nomor Absen : 20

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 62

Nama : Nur Indah Sari Nomor Absen : 21

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 5

Jumlah 100 65

Page 108: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

100

Nama : Nurhayati Nomor Absen : 22

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 65

Nama : Nurhikmah Nomor Absen : 23

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 65

Nama : Putra Setia Budi Nomor Absen : 24

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 65

Page 109: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

101

Nama : Ramadhan Syah Putra Nomor Absen : 25

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 17

Jumlah 100 67

Nama : Randi Supriadi Nomor Absen : 26

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 67

Nama : Rianaldo Nomor Absen : 27

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 18

Jumlah 100 68

Page 110: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

102

Nama : Ria Ayu Nomor Absen : 28

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 18

Jumlah 100 68

Nama : Rini Dewi Nomor Absen : 29

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 18

Jumlah 100 68

Nama : Rika Yohana Nomor Absen : 30

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 70

Page 111: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

103

Nama : Ruslan Rusmedi Nomor Absen : 31

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 70

Nama : Sumarni Nomor Absen : 32

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 70

Nama : Titi Jaidi Nomor Absen : 33

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 70

Page 112: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

104

Nama : Tu Bagus Ijon Nomor Absen : 34

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 70

Nama : Yeski Wilson Nomor Absen : 35

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 72

Nama : Yoda Dwi Nomor Absen : 36

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 72

Page 113: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

105

Nama : Yusnaeni Nomor Absen : 37

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 75

Nama : Zukruf Nomor Absen : 38

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 75

Nama : Nomor Absen :

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20

2. Lafal/vokal 20

3. Kelancaran 20

4. Gaya Bahasa 20

5. Ekspresi 20

Jumlah 100

Page 114: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

106

Data Hasil Posttest Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia Melalui Teknik

Bercerita Kelas VIII SMPN 13 Tangerang Selatan

Nama : Adri Yulian Nomor Absen : 01

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 13

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 58

Nama : Andika Firdaus Nomor Absen : 02

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 60

Nama : Anggi Pratama Nomor Absen : 03

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 65

Page 115: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

107

Nama : Agus Pandepotan Nomor Absen : 04

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 65

Nama : Andi Maulana Nomor Absen : 05

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 65

Nama : Beni Chandra Nomor Absen : 06

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 70

Page 116: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

108

Nama : Daniel Nomor Absen :07

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 10

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 70

Nama : Donna Isabella Nomor Absen : 08

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 70

Nama : Fajar Abadi Nomor Absen : 09

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 10

Jumlah 100 70

Page 117: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

109

Nama : Fauzan Nomor Absen : 10

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 75

Nama : Ferdy Irfansyah Nomor Absen : 11

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 75

Nama : Handriyana Nomor Absen : 12

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 75

Page 118: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

110

Nama :Khoriya Natika Nomor Absen : 13

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 75

Nama : Icha Nita Nomor Absen : 14

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 75

Nama : Ivone Juanita Nomor Absen : 15

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 13

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 76

Page 119: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

111

Nama : Ido Holasta Nomor Absen : 16

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 77

Nama : Jeaniver Nomor Absen : 17

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 80

Nama : Lia Isnawati Nomor Absen : 18

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 80

Page 120: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

112

Nama : M. Mahmud Azis Nomor Absen : 19

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 80

Nama : Murniati Nomor Absen : 20

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 80

Nama : Nur Indah Sari Nomor Absen : 21

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 80

Page 121: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

113

Nama : Nurhayati Nomor Absen : 22

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 82

Nama : Nurhikmah Nomor Absen : 23

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 12

Jumlah 100 82

Nama : Putra Setia Budi Nomor Absen : 24

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 83

Page 122: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

114

Nama : Ramadhan Syah Putra Nomor Absen : 25

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 13

Jumlah 100 83

Nama : Randi Supriadi Nomor Absen : 26

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 10

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 85

Nama : Rianaldo Nomor Absen : 27

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 85

Page 123: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

115

Nama : Ria Ayu Nomor Absen : 28

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 15

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 85

Nama : Rini Dewi Nomor Absen : 29

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 85

Nama : Rika Yohana Nomor Absen : 30

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 85

Page 124: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

116

Nama : Ruslan Rusmedi Nomor Absen : 31

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 85

Nama : Sumarni Nomor Absen : 32

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 10

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 16

Jumlah 100 86

Nama : Titi Jaidi Nomor Absen : 33

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 16

Jumlah 100 86

Page 125: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

117

Nama : Tu Bagus Ijon Nomor Absen : 34

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 90

Nama : Yeski Wilson Nomor Absen : 35

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 15

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 90

Nama : Yoda Dwi Nomor Absen : 36

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 20

5. Ekspresi 20 15

Jumlah 100 90

Page 126: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

118

Nama : Yusnaeni Nomor Absen : 37

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 20

4. Gaya Bahasa 20 10

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 90

Nama : Zukruf Nomor Absen : 38

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20 20

2. Lafal/vokal 20 20

3. Kelancaran 20 15

4. Gaya Bahasa 20 15

5. Ekspresi 20 20

Jumlah 100 90

Nama : Nomor Absen :

No. Aspek yang dinilai Skor Maksimal Skor Siswa

1. Intonasi 20

2. Lafal/vokal 20

3. Kelancaran 20

4. Gaya Bahasa 20

5. Ekspresi 20

Jumlah 100

Page 127: PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN KETERAMPILAN … · dalam teknik bercerita menjadi tidak tersampaikannya pesan. Salah satu bagian pengajaran keterampilan berbicara adalah dengan

119