Upload
others
View
30
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS
MELALUI MODEL THINK TALK WRITE
BERBANTUAN MEDIA KOMIK
DI KELAS V SDN PATEMON 01
KOTA SEMARANG
SKRIPSI
disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
MULYA CITRA DEVI
1401411125
JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Mulya Citra Devi
NIM : 1401411125
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Think
Talk Write Berbantuan Media Komik di Kelas V SDN
Patemon 01 Kota Semarang
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi ini adalah hasil karya
sendiri, bukan jiplakan karya tulis orang lain, baik sebagian atau keseluruhan.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 25 Juni 2015
Peneliti
Mulya Citra Devi
1401411125
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi atas nama Mulya Citra Devi, NIM 1401411125, dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik di Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang.” telah
disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juli 2015
Semarang, 25 Juni 2015
Mengetahui, Menyetujui
Ketua Jurusan PGSD, Dosen Pembimbing,
Dra. Hartati, M.Pd. Drs. Moch Ichsan, M.Pd.
NIP. 19551005 198012 2 001 NIP. 19500612 198403 1 001
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Mulya Citra Devi, NIM 1401411125, dengan judul
“Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik di Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang” telah
dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada :
Hari : Senin
Tanggal : 13 Juli 2015
Panitia Ujian Skripsi:
Ketua Sekretaris
Prof. Dr. Fakhrudin, M.Pd. Fitria Dwi P, S.Pd., M.Pd.
NIP. 195604271986031001 NIP. 198506062009122007
Penguji Utama
Dra. Munisah, M.Pd.
NIP. 195506141988032001
Penguji I Penguji II
Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Drs. Moch Ichsan, M.Pd.
NIP. 196203121988032001 NIP. 19500612198403001
v
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Moto
“Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang tidak menyadari betapa
dekatnya mereka dengan keberhasilan, saat mereka menyerah”
( Thomas Alfa Edison )
“ Kesuksesan adalah hasil usaha kerja keras, ketekunan, kesabaran,
kebenarandalam tindak dan berfikir. Akhirnya menyerahkan segala sesuatu
Kepada Yang Maha Kuasa. “(R.A. Kartini)
Persembahan
Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT
Karya yang sederhana ini saya persembahkan kepada:
Kedua orang tuaku tercinta, “Bapak Mulyono dan Ibu Enis Tri Wulandari”yang
tiada henti memberi semangat, dukungan dan doanya.
Almamaterku.
vi
PRAKATA
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik di Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang”.
Penyusunan skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan
pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang. Selain itu, skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat
bagi yang berkepentingan terutama dalam memajukan pendidikan Indonesia.
Dalam penulisanskripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu
dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan peluang untuk penulis menempuh pendidikan SI di
Universitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah
memberikan izin dalam penelitian.
3. Dra. Hartati, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, yang
melancarkan penyusunan skripsi ini dan memberikan ijin penelitian.
4. Drs. Moch Ichsan, M.Pd. Dosen Pembimbing yang telah membimbing,
mengarahkan dan memberi nasehat dengan kesabaran serta kesungguhan hati
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.
5. Dra. Mu’nisah, M.Pd. Dosen Penguji utama yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan teliti dan sabar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
6. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Penguji I yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan teliti dan sabar sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
vii
7. Teguh Budiwati, S.Pd. Kepala Sekolah SDN Patemon 01 Kota Semarang
yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian sehingga penelitian
berjalan dengan lancar.
8. Munawaroh, S.Pd SD Guru kolaborator kelas V SDN Patemon 01 Kota
Semarang yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan
penelitian di kelas V.
9. Keluarga besar SDN Patemon 01 Kota Semaranfg yang telah memberikan
pengalaman mengajar dan ilmu yang bermanfaat bagi penulis
10. Seluruh civitas akademika PGSD FIP UNNES yang telah memberikan ilmu
yang bermanfaat bagi penulis
11. Galih Restu Ajiatmoko terkasih, yang selalu memberikan semangat,
dukungan dan doa yang tiada henti kepada penulis.
12. Adik-adik tersayang, Mulya Diva Cahaya Sabilla dan Mulya Arrahma Finisya
yang tiada henti memberi semangat dan doa kepada penulis.
13. Sahabat tersayang, Naila Zulfa, Insani Kamila A., Ahyad Rosyada J., Roro
Etikawati serta teman-teman mahasiswa program studi S1 PGSD UNNES
angkatan 2011 yang telah memberikan semangat dan doa kepada penulis.
14. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-satu.
Tiada yang lebih sempurna dari Allah SWT. Dan hanya kepada kepada Allah
SWT kita tawakal dan memohon hidayah serta inayah-Nya. Semoga skripsi ini
memberi manfaat bagi peneliti, pembaca, maupun dunia pendidikan pada
umumnya.
Semarang, 25 Juni 2015
Peneliti
viii
ABSTRAK
Devi, Mulya Citra. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS melalui
Model Think Talk Write Berbantuan Media Komik di Kelas V SDN
Patemon 01 Kota Semarang. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing :
Drs. Moch Ichsan, M.Pd. 192 halaman.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan mengenal
konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, serta
memiliki kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. Hasil refleksi menunjukan guru
dalam pembelajaran IPS belum menggunakan model dan media yang variatif
serta kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga berdampak pada
aktivitas siswa dan hasil belajar yang belum optimal. Hasil belajar pra siklus
menunjukkan bahwa 22 siswa dari 36 siswa (61,2%) memiliki nilai di bawah
KKM. Rumusan masalah penelitian adalah bagaimanakah cara meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS melalui model think talk write berbantuan media
komik di kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang?. Tujuan penelitian adalah
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS meliputi keterampilan guru,
aktivitas siswa dan hasil belajar melalui model think talk write berbantuan
media komik di kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang.
Desain penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan
prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
yang terdiri tiga siklus. Subjek penelitian adalah guru dan 36 siswa kelas V
SDN Patemon 01 Kota Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes
dan non tes. Teknik analisis data menggunakan analisis statistik kuantitatif dan
deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan keterampilan guru pada siklus I
memperoleh skor 23 dengan kategori cukup, siklus II memperoleh skor 28
dengan kategori baik, dan siklus III memperoleh skor 37 dengan kategori sangat
cukup. Aktivitas siswa pada siklus I memperoleh skor 18,1 dengan kategori
baik, siklus II memperoleh skor 21,4 dengan kategori baik, siklus III
memperoleh skor 27,2 dengan kategori sangat baik. Katuntasan klasikal hasil
belajar pada siklus I sebesar 52,7% dengan kategori cukup, siklus II sebesar
69,4% dengan kategori baik, siklus III sebesar 86,1% dengan kategori sangat
baik.
Simpulan dari penelitian ini adalah model think talk write berbantuan
media komik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS yang meliputi
keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Saran bagi guru
hendaknya pembelajaran melalui model think talk write berbantuan media
komik dapat digunakan untuk pembelajaran lain.
Kata kunci: ips,kualitas pembelajaran, media komik, think talk write
ix
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. x
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH .............................................................. 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH ................ 9
1.2.1Rumusan Masalah . ..................................................................................... 9
1.2.2. Pemecahan Masalah ................................................................................. 10
1.3 TUJUAN PENELITIAN .............................................................................. 11
1.4 MANFAAT PENELITIAN .......................................................................... 12
1.4.1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 12
1.4.2. Manfaat Praktis ........................................................................................ 12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 KAJIAN TEORI .......................................................................................... 14
2.1.1 Hakikat belajar ....................................................................................... 14
2.1.2 Hakikat pembelajaran ............................................................................. 15
2.1.3 Kualitas pembelajaran ........................................................................... 16
2.1.3.1 Keterampilan guru .................................................................................. 20
2.1.3.2 Aktivitas siswa ....................................................................................... 28
x
2.1.3.3 Hasil belajar ........................................................................................... 32
2.1.4 Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial .......................................................... 40
2.1.4.1 Hakikat Pendidikan IPS ......................................................................... 40
2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran IPS ....................................................................... 41
2.1.4.3 Pembelajaran IPS di SD ......................................................................... 44
2.1.5 Model Kooperatif ...................................................................................... 48
2.1.5.1 Pengertian Pembelajaran Model Kooperatif .......................................... 48
2.1.5.2 langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif ............................................ 49
2.1.6 Model Kooperatif Tipe Think Talk Write .................................................. 50
2.1.6.1 Langkah-langkah Pembelajaran Think Talk Write ................................. 51
2.1.6.2 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Think Talk Write .................. 52
2.1.7 Media Komik Pembelajaran ...................................................................... 53
2.1.7.1 Pengertian Media Pembelajaran ............................................................. 53
2.1.7.2 Fungsi Media Pembelajaran ................................................................... 53
2.1.7.3 Manfaat Media Pembelajaran ................................................................ 54
2.1.7.4 Landasan Penggunaan Media Pembelajaran .......................................... 55
2.1.7.5 Jenis Media Pembelajaran ...................................................................... 57
2.1.7.6 Media Komik ......................................................................................... 58
2.1.7.7 Jenis-jenis Komik ................................................................................... 59
2.1.8 Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Menggunakan Model
Think Talk Write Berbantuan Media Komik ............................................ 61
2.8.1.1 Teori Belajar Konstruktivisme ............................................................... 61
2.1.8.2 Teori Belajar Kognitivisme .................................................................... 62
2.1.9 Penerapan Model Think Talk Write Berbantuan Media Komik ................ 64
2.2 KAJIAN EMPIRIS ...................................................................................... 65
2.3 KERANGKA BERPIKIR ............................................................................ 71
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN ............................................................................ 73
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN .................................................................... 74
3.1.1 Perencanaan ............................................................................................... 75
xi
3.1.2 Pelaksanaan Tindakan ............................................................................... 76
3.1.3 Observasi ................................................................................................... 76
3.1.4 Refleksi ..................................................................................................... 77
3.2 SIKLUS PENELITIAN ............................................................................... 78
3.2.1 Siklus Pertama ........................................................................................... 78
3.2.2 Siklus Kedua ............................................................................................. 80
3.2.3 Siklus Ketiga ............................................................................................. 82
3.3 SUBJEK PENELITIAN ............................................................................... 84
3.4 TEMPAT PENELITIAN ............................................................................. 85
3.5 VARIABEL PENELITIAN ......................................................................... 85
3.6 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA .......................................... 85
3.6.1 Sumber Data .............................................................................................. 85
3.6.2 Jenis Data .................................................................................................. 86
3.6.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 86
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA ....................................................................... 89
3.7.1 Data Kuantitatif ......................................................................................... 89
3.7.2 Data Kualitatif ........................................................................................... 92
3.7.2.1 Analisis Data Keterampilan Guru .......................................................... 94
3.7.2.2 Analisis Data Aktivitas Siswa ................................................................ 96
3.7.2.3 Analisis Data Hasil Belajar Siswa .......................................................... 96
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN ................................................................ 101
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 DATA PRASIKLUS .................................................................................... 101
4.2 HASIL PENELITIAN .................................................................................. 102
4.2.1 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus I ......................................................... 102
4.2.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus II ....................................................... 121
4.2.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Siklus III ...................................................... 140
4.3 PEMBAHASAN .......................................................................................... 168
4.3.1 Pemaknaan Temuan Penelitian ................................................................. 168
4.3.2 Implikasi Hasil Penelitian ......................................................................... 179
xii
BAB V PENUTUP
5.1 SIMPULAN ................................................................................................. 182
5.2 SARAN ........................................................................................................ 184
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 185
LAMPIRAN ...................................................................................................... 188
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel SK,KD IPS Semester II ............................................................ 45
Tabel 3.1 Kriteria Ketuntasan Belajar ................................................................ 92
Tabel 3.2 Skor dan Ketegori Kualitatif .............................................................. 94
Tabel 3.3 Kriteria Data Ketuntasan Guru .......................................................... 95
Tabel 3.4 Kriteria Data Aktivitas Siswa ............................................................ 97
Tabel 3.5 Kriteria Data Nilai Afektif ................................................................. 99
Tabel 3.6 Kriteria Data Nilai Psikomotorik ....................................................... 100
Tabel 4.1 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Prasiklus ...................................... 103
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I ................................. 108
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ....................................... 112
Tabel 4.4 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ................................................ 115
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Afektifitas Siswa Siklus I ..................................... 117
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus I ..................... 119
Tabel 4.7 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II ................................ 127
Tabel 4.8 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ...................................... 131
Tabel 4.9 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ............................................... 135
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Afektifitas Siswa Siklus II ................................. 137
Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus II .................. 139
Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III ............................. 146
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III .................................. 151
Tabel 4.14 Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus III ........................................... 155
Tabel 4.15 Hasil Pengamatan Afektifitas Siswa Siklus III ................................ 157
Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Aspek Psikomotorik Siswa Siklus III ................ 159
Tabel 4.17 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, II dan III ........................ 163
Tabel 4.18 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III .............................. 165
Tabel 4.19 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I, II dan III ........ 166
Tabel 4.20 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Afektif Siklus I, II dan III .......... 167
Tabel 4.21 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Psikomotorik Siklus I, II dan III 169
xiv
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Kerucut Dale’s .................................................................................. 55
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 73
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ................................................. 75
xv
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I ............................ 108
Diagram 4.2 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I .................................. 112
Diagram 4.3 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Siklus I ..................... 116
Diagram 4.4 Hasil Pengamatan Belajar Afektif Siswa Siklus I ......................... 117
Diagram 4.5 Hasil Pengamatan Belajar Psikomotorik Siswa Siklus I ............... 119
Diagram 4.6 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II ........................... 127
Diagram 4.7 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ................................. 132
Diagram 4.8 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Siklus II ................... 135
Diagram 4.9 Hasil Pengamatan Belajar Afektif Siswa Siklus II ....................... 137
Diagram 4.10 Hasil Pengamatan Belajar Psikomotorik Siswa Siklus II ........... 139
Diagram 4.11 Hasil Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III ........................ 146
Diagram 4.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III .............................. 151
Diagram 4.13 Ketuntasan Klasikal Hasil Belajar Kognitif Siklus III ................ 155
Diagram 4.14 Hasil Pengamatan Belajar Afektif Siswa Siklus III .................... 157
Diagram 4.15 Hasil Pengamatan Belajar Psikomotorik Siswa Siklus III .......... 159
Diagram 4.16 Peningkatan Keterampilan Guru Siklus I, II dan II ..................... 164
Diagram 4.17 Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan II .......................... 165
Diagram 4.18 Pencapaian Ketuntasan Belajar Kognitif Siklus I,II dan III ........ 166
Diagram 4.19 Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siklus I,II dan II ..... 168
Diagram 4.20 Peningkatan Aspek Psikomotorik Siklus I,II dan III .................. 169
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pedoman Penetapan Indikator Keterampilan Guru ........................ 193
Lampiran 2 Pedoman Penetapan Indikator Aktivitas Siswa .............................. 194
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ........................................................ 196
Lampiran 4 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru ....................................... 198
Lampiran 5 Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ............................................. 201
Lampiran 6 Lembar Pengamatan Belajar Afektif Siswa .................................... 204
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Belajar Psikomotorik Siswa ......................... 206
Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I .... 209
Lampiran 9 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus I .......................... 221
Lampiran 10 Catatan Lapangan Siklus I ............................................................ 224
Lampiran 11 Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I ...................... 225
Lampiran 12 Tabel Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus I ................................. 226
Lampiran 13 Tabel Hasil Pengamatan Afektif Siklus 1 .................................... 228
Lampiran 14 Tabel Hasil Pengamatan Psikomotorik Siklus 1 .......................... 229
Lampiran 15 DOKUMENTASI SIKLUS I ....................................................... 231
Lampiran 16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II .. 233
Lampiran 17 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus II........................ 248
Lampiran 18 Catatan Lapangan SiklusII ........................................................... 251
Lampiran 19 Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus II ...................... 252
Lampiran 20 Tabel Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus II ............................... 253
Lampiran 21 Tabel Hasil Pengamatan Afektif Siklus II .................................... 255
Lampiran 22 Tabel Hasil Pengamatan Psikomotorik Siklus II .......................... 256
Lampiran 23 DOKUMENTASI SIKLUS II ...................................................... 258
Lampiran 24 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III . 260
Lampiran 25 Lembar Pengamatan Keterampilan Guru Siklus III ..................... 274
Lampiran 26 Catatan Lapangan Siklus III ......................................................... 277
Lampiran 27 Tabel Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus III ..................... 278
Lampiran 28 Tabel Hasil Belajar Aspek Kognitif Siklus III ............................. 279
xvii
Lampiran 29 Tabel Hasil Pengamatan Afektif Siklus III .................................. 281
Lampiran 30 Tabel Hasil Pengamatan Psikomotorik Siklus III ........................ 282
Lampiran 31 DOKUMENTASI SIKLUS III ..................................................... 284
Lampiran 32 Hasil Belajar Siklus I .................................................................... 285
Lampiran 33 Hasil Belajar Siklus II ................................................................... 287
Lampiran 34 Hasil Belajar Siklus III ................................................................. 290
Lampiran Data Awal ....................................................................................... 292
Lampiran Surat Ijin Penelitian........................................................................ 294
Lampiran Surat Telah Melakukan Penelitian .............................................. 295
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan prioritas utama yang dibutuhkan setiap individu di
era global ini. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat, memiliki
pengetahuan yang baik serta dapat bertingkah sesuai norma-norma yang berlaku.
Perkembangan dunia pendidikan ikut berubah seiring dengan perkembangan
jaman dimana pola pikir pendidik berubah dari konservatif menjadi lebih modern.
Hal ini memiliki implikasi terhadap metode pendidikan di Indonesia. Undang-
Undang Nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan berfungsi
untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar harus
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk
2
berpartisipasi aktif, mengembangkan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 Tahun 2006 tentang
standar isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari
SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Selain mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. IPS juga memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis,
dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Tujuan dari mata pelajaran IPS adalah membekali peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut: 1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya; 2) memiliki kemampuan dasar untuk
berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial; 3) memiliki komitmen dan kesadaran
terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4) memiliki kemampuan
berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetensi dalam masyarakat yang
majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global (KTSP 2006:575). Sejalan dengan
tujuan tersebut, menurut Nursid (dalam Hidayati,dkk. 2008: 1.24) tujuan
pendidikan IPS yaitu “membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi
dirinya serta bagi masyarakat dan negara”. Lebih lanjut Hamalik (dalam
Hidayati,dkk. 2008:1.24) menyebutkan bahwa tujuan IPS berorientasi pada
3
tingkah laku siswa, yaitu 1) pengetahuan dan pemahaman, 2) sikap hidup belajar,
3) nilai-nilai sosial dan sikap 4) keterampilan.
Sumantri (dalam Hidayati,dkk. 2008:1.3) menyebutkan IPS sebagai suatu
program pendidikan bukan sub-disiplin ilmu sehingga mempelajari banyak ilmu
terkait. Sedangkan Susanto (2013:137) menyatakan Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial serta
kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi
wawasan dan pemahaman kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan
menengah. Selanjutnya, Sapriya (2012:20) menuturkan bahwa istilah IPS di
sekolah dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai
integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan
berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. Materi IPS untuk jenjang sekolah
dasar tidak terlihat aspek disiplin ilmu karena yang lebih dipentingkan adalah
dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik kemampuan berfikir siswa
yang bersifat holistik.
Kualitas pembelajaran IPS masih menemui permasalahan, dibuktikan
dengan adanya Temuan NCSS (Nasionals Council for the Social Studies) tahun
2009 menyatakan bahwa dari 44% kabupaten yang disurvei telah mengurangi
waktu untuk mempelajari IPS. NCSS juga menyatakan bahwa di banyak negara
nilai tes membaca dan matematika menjadi satu-satunya pengukuran
pembelajaran. Bahkan ketika IPS termasuk dalam standar tes yang tinggi, guru
hanya menyesuaikan pembelajaran dengan kisi-kisi tes, bukan menekankan pada
pembelajaran bermakna. Sebagai hasil praktik pendidikan tersebut, siswa hanya
4
akan menerima nilai tes yang baik, sehingga tingkat kesiapan siswa untuk aktif
sebagai warga negara masih kurang. Pemahaman yang seperti itu, menyebabkan
bahwa pembelajaran IPS lebih menekankan pada verbalisme. Sarana penting
untuk media pembelajaran juga sangat penting untuk mencapai tujuan
pembelajaran IPS. Pada umumnya sarana mendukung pembelajaran IPS masih
minim, sehingga permasalahan ini mengakibatkan siswa kurang aktif, bahkan
cenderung pasif, dan mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Hasil refleksi peneliti saat melaksanakan kegiatan pembelajaran dikelas V
SDN Patemon 01 dengan kurikulum 2013 tema Peristiwa Dalam Kehidupan
muatan mata pelajaran IPS menunjukkan hasil belajar yang belum optimal jika
dibandingkan dengan muatan Bahasa Indonesia, Matematika, dan PKn. Kondisi
tersebut terjadi karena beberapa faktor baik dari keterampilan guru, aktivitas siswa
maupun hasil belajar. Guru bertindak sebagai pusat dalam pembelajaran (teacher
centered) karena memberikan uraian materi dengan metode ceramah tanpa
memberikan kesempatan siswa untuk mencari pemahaman secara mandiri
terhadap materi yang diajarkan. Penggunaan media untuk memudahkan
pemahaman siswa masih belum maksimal digunakan. Dengan melihat pencapaian
hasil belajar dan pelaksanaan pembelajan IPS terlihat bahwa pembelajaran kurang
berkualitas. Suparno, dkk (2004:7) mengungkapkan kualitas pembelajaran
diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa,
kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan
5
kurikuler. Indikator kualitas pembelajaran dalam penelitian ini dikaji dalam tiga
indikator, yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar.
Pernyataan diatas berdampak pada pencapaian hasil belajar IPS siswa
kelas V SDN Patemon 01Kota Semarang. Pencapaian hasil belajar siswa masih
banyak yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPS
yang telah ditentukan sekolah yaitu 64. Dari 36 siswa hanya 14 siswa (38,8%)
yang memenuhi KKM, sedangkan 22 siswa lainnya (61,2%) memiliki nilai di
bawah KKM. Dari pencapaian hasil belajar tersebut, maka perlu dilakukan
perbaikan kualitas pembelajaran karena lebih dari 50% dari keseluruhan siswa
kelas V SDN Patemon 01 kurang memahami materi IPS yang mengakibatkan
hasil belajar siswa menjadi kurang optimal.
Permasalahan yang ditemukan di kelas V SDN Patemon 01 Kota
Semarang memerlukan upaya yang tepat untuk memperbaiki serta meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS. Berdasarkan hasil diskusi bersama guru mitra, maka
didapatkan alternatif pemecahan masalah untuk mengatasi rendahnya kualitas
pembelajaran IPS yaitu menggunakan pembelajaran kooperatif model think talk
write berbantuan media komik.
Model think talk write dipilih karena model ini menekankan pada
keberhasilan siswa untuk belajar baik secara individu maupun dalam kelompok.
Dalam model think talk write pembelajaran tidak bersifat teacher centered
melainkan guru bertindak sebagai fasilitator. Menurut Yamin dan Ansari (2009:
84) model pembelajaran think talk write yang dikenalkan oleh Huinker dan
Laughlin ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan menulis.
6
Alur kemajuan model think talk write dimulai keterlibatan siswa dalam berpikir
atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya
berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis. Suasana
seperti ini lebih efektif jika dlakukan dalam kelompok heterogen dengan 3-5
siswa. Dalam kelompok ini siswa diminta membaca, membuat catatan kecil,
menjelaskan, mendengarkan dan menbagi ide bersama teman kemudian
mengungkapkannya melalui tulisan. Aktivitas berpikir, berbicara dan menulis ini
adalah salah satu bentuk aktivitas belajar mengajar yang memberikan peluang
kepada siswa untuk berpartisipasi aktif. Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam
pembelajaran menggunakan tipe ini adalah berpikir (think), berbicara (talk),
dan menulis (write). Sehingga metode pembelajaran think talk write
memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan memanipulasi ide-ide melalui
proses berpikir dan berbicara sebelum menuliskannya. Fitria (2011)
mengungkapkan kelebihan metode pembelajaran think talk write adalah sebagai
berikut: 1) siswa menjadi lebih kritis; 2) semua siswa lebih aktif dalam proses
pembelajaran; dan 3) siswa lebih paham terhadap materi yang dipelajari. Think
talk write membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat
meningkatkan aktivitas siswa. Sehingga model think talk write dipandang efektif
digunakan untuk mengatasi rendahnya kualitas pembelajaran IPS di kelas V SDN
Patemon 01 Kota Semarang.
Penerapan model think talk write akan dipadukan dengan pemanfaatan
media komik pembelajaran untuk mempermudah penyampaian materi sehingga
proses pembelajaran akan berlangsung lebih kondusif karena menerapkan
7
pembelajaran aktif dan media yang menarik bagi siswa. Penggunaan komik
pembelajaran sebagai media cocok digunakan dalam pembelajaran IPS pada
materi peristiwa menjelang proklamasi. Melalui komik pembelajaran, peristiwa
sejarah disajikan dalam bentuk gambar 2 dimensi sehingga memudahan siswa
dalam memahami peristiwa dengan jelas melalui teks dan gambar yang ada dalam
komik. Selain itu, komik pembelajaran dapat dibaca ulang sesuai kebutuhan untuk
dapat memberikan penekanan maupun untuk lebih memperjelas materi.
Pemilihan komik sebagai media pembantu yang digunakan disini adalah untuk
menambah daya tarik siswa dalam belajar. Serial komik sangat erat kaitannya
dengan kartun. Komik merupakan suatu bentuk kartun yang mengungkapkan
karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan
dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca (Nana
Sudjana, 2013:64). Sehingga dengan komik membuat siswa merasa senang dan
lebih tertarik untuk membaca yang akan lebih memotivasi mereka dalam belajar.
Beberapa jurnal penelitian yang memperkuat penerapkan model think talk
write berbantuan media komik antara lain adalah penelitian yang dilaksanakan
oleh Widya Nurhayati tahun 2012 dengan judul “Peningkatan Komunikasi Ilmiah
Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Think Talk Write” menunjukan
Pada siklus I rata-rata perolehan skor kemampuan guru adalah 3,16 dengan
kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor kemampuan guru meningkat
menjadi 3,8 dengan kategori sangat baik, 2) Aktivitas siswa pada siklus I
diperoleh total skor 2,54 dengan kategori baik, dan pada siklus II perolehan skor
meningkat menjadi 3,3 dengan kategori sangat baik, 3) Pada siklus I ketuntasan
8
hasil belajara klasikal mencapai 72,7% (24 dari 33 siswa yang tuntas mencapai
KKM ≥ 63) dengan rerata kelas adalah 73,3 dan pada siklus II ketuntasan hasil
belajar klasikal meningkat menjadi 87,9% (29 dari 33 siswa) dengan rerata kelas
adalah 81,4. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran IPS
melalui model kooperatif tipe think talk write dapat meningkatkan, kemampuan
guru, aktivitas komunikasi siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bulu Lor
Semarang.
Sedangkan pemakaian media Komik Pembelajaran terbukti dapat
meningkatkan aktivitas siswa, hal ini ditunjukkan dalam penelitian yang dilakukan
oleh Kurnia Indah Cahyani pada tahun 2014 dengan judul “Penggunaan Media
Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi” menunjukan bahwa
pada prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 64,59
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 25%, pada siklus I nilai rata-rata
keterampilan menulis narasi siswa adalah 68,36 dengan persentase ketuntasan
klasikal sebesar 39,13%, dan pada siklus II nilai rata-rata keterampilan menulis
narasi siswa adalah 74,29 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 86,96%.
Persentase tersebut telah melampaui indikator kinerja yang ditetapkan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua
siklus, dapat disimpulkan bahwa penggunaan media komik dapat meningkatkan
keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IVA SD Negeri.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran IPS di kelas V SDN Patemon 01 dengan melaksanakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “Peningkatan Kualitas
9
Pembelajaran IPS melalui Model Think Talk Write Berbantuan Media
Komik di Kelas V SDN Patemon 01Kota Semarang“
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
1.2.1 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut :
Bagaimanakah cara meningkatkan kualitas pembelajaran IPS dengan penerapan
model think talk write berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01 Kota
Semarang?
Rumusan masalah di atas dapat dirinci sebagai berikut :
a. Apakah melalui penerapan model think talk write berbantuan media komik
dapat meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS di kelas V
SDN Patemon 01 Kota Semarang?
b. Apakah melalui penerapan model think talk write berbantuan media komik
dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS di kelas V
SDN Patemon 01 Kota Semarang?
c. Apakah melalui penerapan model think talk write berbantuan media komik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di kelas V
SDN Patemon 01 Kota Semarang?
10
1.2.2 PemecahanMasalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti merancang alternatif
tindakan yang dapat dilakukan melalui penerapan model think talk write (Huda.
2013: 220) berbantuan media komik pada pembelajaran IPS siswa kelas V SDN
Patemon 01 Kota Semarang.Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1. Siswa memperhatikan penjelasan tentang materi dan konsep pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
2. Siswa mengamati media komik dan cara penggunaannya
3. Masing-masing siswa diberikan komik pembelajaran.
4. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual
tentang hal penting atau informasi yang dia ketahui maupun belum
diketahui dalam komik (think).
5. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen (5-6 orang)
6. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan
kecil yang telah dibuat dan membuat rangkuman dengan pemahaman
mereka peristiwa sesuai isi komik (talk).
7. Dari hasil diskusi siswa secara individual merumuskan pengetahuan sesuai
dengan hasil diskusi merekadengan bentuk tulisan dengan bahasanya
sendiri (write).
8. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok) membacakan hasil
diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
11
1.3 TUJUANPENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menentukan tujuan
yang akan dicapai yaitu:
Tujuan Umum
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menentukan tujuan umum dalam
penelitian ini yaitu:
Meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang.
Tujuan Khusus
a. Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model
think talk write berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01.
b. Meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model think
talk write berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS melalui model
think talk write berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01.
1.4 MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat memberikan manfaat kepada
pihak-pihak yang terkait. Manfaat yang dicapai adalah,
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi kontribusi pada
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada mata pelajaran IPS di Sekloah
Dasar.
12
1.4.2 Manfaat Praktis
Berikut adalah beberapa manfaat dari penelitian ini :
1.4.2.1 Manfaat Bagi Guru
1) Mengembangkan keterampilan guru dalam memilih dan menerapkan mo-
del pembelajaran inovatif sehingga dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.
2) Mengembangkan keterampilan guru dalam memilih media pembelajaran
yang menarik bagi siswa.
1.4.2.2 Manfaat Bagi Siswa
1) Menumbuhkan motivasi dalam pembelajaran IPS.
2) Memfasilitasi siswa untuk mampu mengungkapkan pendapatnya.
3) Menumbuhkan keakraban karena adanya interaksi antar siswa dalam
kegiatan berkelompok.
4) Meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPS
1.4.2.3 Manfaat Bagi Sekolah
1) Digunakan sebagai pertimbangan memotivasi guru untuk melaksanakan
proses pembelajaran yang efektif dan efisien dengan menggunakan model
dan media pembelajaran yang inovatif dikelasnya.
2) Peningkatan kemampuan keterampilan profesional para guru, perbaikan
proses dan hasil belajar siswa.
13
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. KAJIAN TEORI
2.1.1. Hakikat Belajar
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara
seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar dapat terjadi kapan saja
dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah mulai belajar adalah
adanya perubahan tingkah laku dari pada diri orang itu yang mungkin disebabkan
oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan, atau sikapnya
(Azhar, 2013:1). Lebih lanjut, Slavin (dalam Rifa’i, 2010:82) menyatakan bahwa
belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan pengalaman. Belajar
merupakan proses penting bagi perubahan setiap orang dan belajar itu mencakup
segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan seseorang. Belajar memegang
peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan,
kepribadian, dan bahkan persepsi seseorang.
Sedangkan menurut Susanto (2013:4) belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh
konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif baik dalam berfikir, merasa, maupun
dalam bertindak.
14
Berdasarkan pengertian yang telah dijelaskan oleh para ahli, maka dapat
disimpulkan bahwa pada hakikatnya belajar merupakan usaha sadar yang
dilakukan seseorang dengan pemahamannya sendiri melalui pengalaman dari
proses interaksi antar individu dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan
pada diri individu baik dalam pengetahuan, keterampilan maupun sikapnya.
2.1.2. Hakikat Pembelajaran
Kata pembelajaran merupakan perpaduan dua aktivitas yaitu belajar dan
mengajar. Aktivitas belajar secara metodologi cenderung lebih dominan pada
siswa, sedangkan mengajar secara intruksional dilakukan oleh guru. Menurut
Sistem Pendidikan Nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, Bab I Pasal
1 Ayat 20, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik
dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Susanto (2013:19),
pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar terjadi proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat serta
pembentukan sikap dan keyakinan pada peserta didik.
Briggs (dalam Rifa’i, 2010:191) menjelaskan bahwa pembelajaran adalah
seperangkat peristiwa yang mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa
sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan
lingkungan. Selanjutnya Gagne 1985 (dalam Rifa’i, 2010:193) mengemukakan
pembelajaran merupakan suatu kumpulan proses yang bersifat individual, yang
merubah stimulus dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi, yang
selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar dalam jangka panjang.
Sejalan dengan Gagne, Trianto (2011:17) mengungkapkan pembelajaran
15
hakikatnya adalah usaha sadar dari seseorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam
rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli tentang pembelajaran, dapat di-
simpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha sadar yang dilakukan oleh pendidik
(guru) untuk memfasilitasi siswa melakukan proses belajar yang menghasilkan
perubahan tingkah laku pada diri siswa sehingga peningkatan kualitas pembela-
jaran menjadi optimal dengan memanfaatkan lingkungan dan sumber belajar yang
lainnya.
2.1.3. Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas
keterkaitan sistematik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajmedia,
fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar
yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler. Kualitas pembelajaran pada
dasarnya juga dapat disebut sebagai suatu aktivitas yang menghasilkan, yang
dapat diukur dan adanya masukan instrumental dan potensial. Secara konseptual
kualitas perlu diperlakukan sebagai dimensi kriteria yang berfungsi sebagai tolok
ukur dalam kegiatan pengembangan profesi, baik yang berkaitan dengan usaha
penyelenggaraan lembaga pendidikan maupun kegiatan pembelajaran di kelas.
(Depdiknas, 2004:6).
Suparno, dkk (2004: 7) mengungkapkan kualitas pembelajaran diartikan
sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis guru, siswa, kurikulum dan
bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan
16
proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan kurikuler.
Selanjutanya Etzioni (dalam Hamdani 2011:194) Kualitas dapat dimaknai dengan
istilah mutu atau keefektifan. Secara definitif, efektivitas dapat dinyatakan sebagai
tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Sejalan dengan itu,
Hamdani (2011:194) menyatakan bahwa efektivitas belajar adalah tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran yang berupa peningkatan pengetahuan,
keterampilan, serta pengembangan sikap melalui proses pembelajaran. Aspek-
aspek efektivitas belajar yaitu: 1 ) peningkatan pengetahuan, 2 ) peningkatan
keterampilan, 3) perubahan sikap, 4 ) perilaku, 5 ) kemampuan adaptasi,
6 ) peningkatan integrasi, 7) peningkatan partisipasi, 8) peningkatan interaksi
kulktural.
Pencapaian efektivitas belajar menurut UNESCO (dalam Hamdani
2011:194-195) menetapkan empat pilar pendidikan guna meningkatkan kualitas
pembelajaran, diantaranya:
1. Belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know), Guru
berfungsi sebagai fasilitator dalam pembelajaran sehingga proses pema-
haman dapat mengetahui dan memahami subtansi yang dipelajarinya
secara baik.
2. Belajar untuk menguasai keterampilan (learning to do), keterampilan lebih
dominan dalam mendukunng keberhasilan siswa dan harus mendapat
perhatian serius.
3. Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to live together), dalam
lingkungan pendidikan siswa dipersiapkan untuk hidup bermasyarakat.
17
Selain itu harus dikembangkan rasa saling menghargai, hidup bersama,
terbuka.
4. Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learning to be).
Pengembangan diri erat kaitanya dengan bakat dan minat, perkembangan
fisik dan kejiwaan, tipologi pribadi anak, serta kondisi lingkunganya. Ke-
mampuan diri yang terbentuk di sekolah secara maksimal memung-kinkan
siswa mengembangkan diri pada tingkat lebih tinggi
Adapun indikator kualitas pembelajaran menurut Depdiknas (2004) adalah
sebagai berikut:
1. Perilaku pembelajaran guru, dapat dilihat dari kinerjanya sebagai berikut:
a. Membangun persepsi dan sikap positif siswa terhadap belajar.
b. Menguasai disiplin ilmu berkaitan dengan keluasan dan kedalaman
jangkauan substansi dan metodologi dasar keilmuan, serta mampu
memilih, menata, mengemas dan merepresentasikan materi sesuai
kebutuhan siswa.
c. Guru perlu memahami keunikan setiap siswa dengan segenap kele-
bihan, kekurangan, dan kebutuhannya.
d. Pengelolaan pembelajaran yang berorientasi pasa siswa.
e. Mengembangkan kepribadian dan keprofesionalan
2. Perilaku dan hasil belajar siswa dapat dilihat dari :
a. Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap belajar
b. Mampu mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan
c. Mampu memperluas dan memperdalam pengetahuan
18
d. Mampu membangun kebiasaan berfikir, bersikap dan bekerja pro-
duktif.
3. Iklim pembelajaran mencakup :
a. Suasana kelas yang kondusif
b. Perwujudan nilai dan semangat ketauladanan, prakarsa, dan
kreatifitas dosen.
4. Materi pembelajaran yang berkualitas tampak dari :
a. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran dan
kompetensi
b. Ada keseimbangan antara keluasan dan kedalaman
materi
c. Materi pembelajaran sistematis dan kontekstual
5. Kualitas media pembelajaran tampak dari :
a. Dapat menciptakan pengalaman belajar yang bermakna.
b. Mampu memfasilitasi proses interaksi antar siswa dan guru.
c. Media mampu mengubah suasana belajar.
6. Sistem pembelajaran di lembaga meliputi :
a. Sekolah mampu menonjolkan ciri khas keunggulannya
b. Memiliki perencanaan yang matang
c. Ada semangat perubahan yang dicanangkan Perlu pengendalian dan
penjamin mutu.
Berdasarkan uraian para ahli tentang kualitas pembelajaran, dapat
disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan proses
19
pembelajaran yang dapat dilihat dari indikator-indikatornya, yaitu perilaku guru,
perilaku dan dampak belajar siswa, materi, media, iklim, dan sistem
pembelajaran.
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan indikator kualitas
pembelajaran menjadi 3 variabel yaitu: 1) keterampilan guru, 2) aktivitas siswa, 3)
hasil belajar. Pembatasan ini dilakukan karena ketiga variabel tersebut dapat
mewakili enam indikator kualitas pembelajaran. Ketiga variabel tersebut akan
dibahas lebih lanjut sebagai berikut:
2.1.3.1. Keterampilan Guru
Menurut Rusman (2014:80) keterampilan dasar mengajar (teaching skills)
merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang berhubungan dengan
pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan melalui tindakan.Keterampilan
dasar mengajar pada dasarnya adalah berupa bentuk-bentuk perilaku bersifat
mendasar dan khusus yang harus dimiliki oleh seorang guru sebagai modal awal
untuk melaksanakan tugas-tugas pembelajarannya secara terencana dan pro-
fesional.
Menurut Turney (dalam Anitah, 2009:7.2), terdapat 8 keterampilan dasar
mengajar yang dianggap berperan penting dalam menentukan keberhasilan
pembelajaran. Keterampilan yang dimaksud adalah keterampilan bertanya,
memberi penguatan, mengadakan variasi, menjelaskan, membuka dan menutup
pelajaran, membimbing diskusi kelompok kecil, mengelola kelas dan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Berikut ini akan dijabarkan mengenai 8
keterampilan tersebut:
20
2.1.3.1.1. Keterampilan bertanya
Pada hakikatnya melalui bertanya kita akan mengetahui dan mendapatkan
informasi tentang apa saja yang ingin kita ketahui. Keterampilan bertanya harus
dimiliki oleh guru yaitu baik jenis dan bentuk pertanyaan yang diajukan
dimaksudkan agar siswa belajar. Melalui pertanyaan yang diajukan, siswa
difasilitasi untuk memperoleh pemahaman dan meningkatkan daya pikir secara
kritis, analitis dan aplikatif. Menurut Anitah ( 2009:7.19) pertanyaan yang baik
dapat mendorong siswa untuk berfikir, meningkatkan keterlibatan siswa,
merangsang siswa untuk mengajukan pertanyaan, mendiagnosis kelemahan siswa,
memusatkan perhatian siswa, membantu siswa mengungkapkan pendapat dengan
bahasa yang baik.
Rusman (2014:83) menyebutkan komponen-komponen keterampilan
bertanya meliputi:
1) Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat. Pertanyaan yang diberikan
harus singkat dan jelas, sehingga mudah dimengerti oleh siswa.
2) Pemberian acuan. Guru dapat memberikan jawaban antara sebagai acuan
sebelum masuk pada jawaban yang diinginkan.
3) Fokus pertanyaan. Pertanyaan harus terfokus pada pertanyaan yang
diinginkan, apakah dalam bentuk terbuka, tertutup, pertanyaan luas atau
pertanyaan sempit.
4) Pemindahan giliran. Pertanyaan harus diberikan secara bergiliran agar tidak
didominasi oleh beberapa siswa saja.
21
5) Penyebaran. Idealnya pertanyaan diberikan ke kelas terlebih dahulu sehingga
semua siswa berfikir, setelah itu pertanyaan disebaruntuk memberikan
kesempatan kepada semua siswa.
6) Pemberian waktu berfikir. Setelah pertanyaan diberikan, berilah waktu utuk
berfikir kepada siswa, setelah itu guru dapat memberi kesempatan menjawab
bagi yang sudah siap.
7) Pemberian tuntutan. Bila siswa mengalami kesulitan untuk menjawab
pertanyaan, guru dapat memberi tuntutan, sehingga siswa memiliki gambaran
jawaban yang diharapkan.
2.1.3.1.2. Keterampilan memberi penguatan
Menurut Anitah (2009:7.34-7.35) penguatan adalah respons yang
diberikan oleh guru terhadap perilaku siswa yang baik, yang menyebabkan siswa
tersebut terdorong untuk mengulangi atau meningkatkan perilaku yang baik
tersebut. Teknik pemberian penguatan dalam pembelajaran dapat dilakukan secara
verbal dan nonverbal. Penguatan verbal merupakan penghargaan yang dinyatakan
dengan lisan, sedangkan penguatan nonverbal dinyatakan dengan mimik, gerakan
tubuh, pemberian sesuatu, dan lain-lainnya. Rusman (2014:85) menyebutkan ada
empat cara dalam memberikan penguatan (reinforcement) yaitu penguatan kepada
pribadi tertentu, penguatan kepada kelompok siswa, pemberian penguatan dengan
cara segera, variasi dalam penggunaan. Tujuan dari pemberian penguatan ini
adalah meningkatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran,
merangsang dan meningkatkan motivasi belajar, meningkatkan kegiatan belajar
22
dan membina tingkah laku siswa yang produktif, menumbuhkan rasa percaya diri
kepada siswa.
2.1.3.1.3. Keterampilan mengadakan variasi
Anitah (2009:7.49) menjelaskan variasi adalah keanekaragaman yang
membuat sesuatu tidak monoton. Variasi dalam kegiatan pembelajaran dapat
menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat siswa, melayani gaya belajar
siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Menurut Rusman
(2014: 86) tujuan dan manfaat variation skills adalah untuk: 1) menimbulkan dan
meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek pembelajaran yang relevan dan
bervariasi; 2) memberikan kesempatan berkembangnya bakat yang dimilki siswa;
3) memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah; 4) memberikan
kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang
disenangi.
2.1.3.1.4. Keterampilan menjelaskan
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar
percakapan guru mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa yang berupa
penjelasan (Anitah, 2009:7.61). Rusman (2014:86-88) memaparkan penyampaian
informasi yang terencana dengan baik disajikan dengan urutan yang cocok
merupakan ciri utama kegiatan menjelaskan. Tujuan pemberian penjelasan dalam
pembelajaran salah satunya adalah untuk membantu siswa memahami berbagai
konsep, hukum, prosedur, dan sebaginya secara objektif. Komponen-komponen
dan prinsip-prinsip keterampilan menjelaskan adalah keterampilan merencanakan
penjelasan, keterampilan menyajikan penjelasan, penyajian penjelasan yang
23
mencakup adanya relevansi antara penjelasan dengan tujuan pembelajaran, sesuai
dengan keperluan, mengingat latar belakang dan kemampuan siswa, diberikan
secara spontan atau sesuai dengan rencana yang telah disiapkan dan isi penjelasan
bermakna bagi siswa.
2.1.3.1.5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
Anitah (2009:8.13-8.14) menjelaskan bahwa keterampilan membuka
pelajaran adalah keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam memulai
kegiatan pembelajaran, sedangkan keterampilan menutup pelajaran adalah
keterampilan yang berkaitan dengan usaha guru dalam mengakhiri
pelajaran.Komponen membuka pelajaran antara lain: 1) menarik perhatian siswa;
2) menimbulkan motivasi; 3)memberikan acuan; 4)membuat kaitan. Sedangkan
komponen menutup pelajaran sebagaimana dijelaskan Anitah (2009:8.14) adalah
sebagai berikut: 1) meninjau kembali (mereview); (2) menilai (mengevaluasi);
dan 3) memberi tindak lanjut.
2.1.3.1.6. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Rusman (2014:89) menjelaskan keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil adalah salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memfasilitasi
sistem pembelajaran yang dibutuhkan oleh siswa secara kelompok. Diskusi
kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok siswa
dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau
informasi, pengambilan kesimpulan dan pemecahan masalah. Anitah ( 2009:8.30)
memaparkan komponen-komponen yang harus dikuasai guru dalam membimbing
diskusi kelompok yaitu: memusatkan perhatian, memperjelas masalah,
24
menganalisis pandangan siswa, meningkatkan urunan siswa, memberikan
kesempatan untuk berpartisipasi, menutup diskusi.
2.1.3.1.7. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan kelas pada dasarnya adalah pengaturan guru dan siswa yang
memungkinkan terciptanya dan terpeliharanya kondisi belajar yang optimal
(Anitah, 2009:8.46). Rusman (2014:90) menjelaskan komponen-komponen dalam
mengelola kelas adalah sebagai berikut: a) keterampilan yang berhubungan
dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal; b)
keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang
optimal; c) menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
2.1.3.1.8. KeterampilanMengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Menurut Anitah (2009:8.50) keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perorangan merupakan keterampilan dasar mengajar yang paling kompleks dan
menuntut penguasaan keterampilan dasar mengajar sebelumnya. Kegiatan
kelompok kecil dan perorangan memungkinkan guru memberikan perhatian
terhadap kebutuhan siswa yang berbeda-beda. Rusman (2014:91) pembelajaran
individual adalah pembelajaran yang paling humanis untuk memenuhi kebutuhan
dan ketertarikan siswa. Hakikat pembelajaran perseorangan adalah terjadinya
hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa,
siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing, siswa
mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhan, siswa dilibatkan dalam
perencanaan kegiatan pembelajaran. Komponen yang perlu dikuasai guru
25
berkenaan dengan mengajar kelompok kecil dan perorangan sebagai berikut: 1)
keterampilan untuk mengadakan pendekatan secara pribadi; 2) keterampilan
mengorganisasikan; 3) keterampilan membimbing dan memudahkan belajar; dan
4) keterampilan merencanakan dan melakukan kegiatan pembelajaran; 5)
keterampilan pembelajaran perseorangan
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan para ahli, dapat disimpulkan
bahwa guru wajib menguasai 8 keterampilan dasar mengajar dalam pembelajaran.
Berikut ini adalah indikator keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui
model think talk write berbantuan media komik yaitu:
1. Membuka pelajaran (keterampilan membuka dan menutup pelajaran) yang
meliputi mengkondisikan siswa sebelum pelajaran di mulai, menanyakan
kehadiran siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran, menimbulkan
motivasi siswa.
2. Mengajukan pertanyaan (keterampilan bertanya) yang meliputi pertanyaan
yang disampaikan jelas dan dimengerti oleh siswa, pertanyaan yang
diberikan sesuai dengan materi pembelajaran, memberikan kesempatan
siswa untuk menjawab, memberikan konfirmasi jawaban kepada siswa.
3. Menjelaskan materi pelajaran (keterampilan menjelaskan) yang meliputi
menyampaikan materi secara jelas, menyampaikan materi pelajaran
menggunakan bahasa yang baik dan benar, menggunakan contoh atau
ilustrasi yang ada dikehidupan siswa, menguasai materi saat pembelajaran.
4. Membentuk kelompok secara heterogen (keterampilan mengelola kelas)
yang meliputi memusatkan perhatian siswa, memberi petunjuk dengan
26
jelas, membantu siswa membentuk kelompok, membentuk kelompok
secara heterogen.
5. Menggunakan media komik (keterampilan mengadakan variasi) yang
meliputi materi dalam komik sesuai dengan pembelajaran, cerita dalam
komik mudah dimengerti siswa, media komik dapat menarik perhatian
siswa, media komik dapat membantu pemahaman siswa.
6. Menerapkan model think talk write dalam pembelajaran (keterampilan
mengelola kelas dan keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan) yang meliputi memberi penjelasan tentang penggunaan
model think talk write, menerapkan langkah-langkah model pembelajaran
think talk write, penyajian informasi yang memotivasi siswa dalam
melaksanakan pembelajaran, membimbing siswa dalam menggunakan
model think talk write dalam pembelajaran.
7. Membimbing diskusi kelompok (keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil) yang meliputi membantu siswa dalam memahami
permasalahan/pertanyaan, membimbing diskusi, memberi kesempatan
siswa untuk berdiskusi, memberi kesempatan siswa melaporkan hasil
diskusi.
8. Menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal (keterampilan
mengelola kelas dan keterampilan memberi penguatan) yang meliputi
memotivasi siswa berpendapat, merespon partisipasi siswa dalam
pembelajaran, memberikan teguran dan penguatan terhadap sikap siswa,
membantu siswa dalam menyelesaikan permasalahan.
27
9. Memberikan penguatan (keterampilan memberi penguatan) yang meliputi
memberikan penguatan menggunakan bahasa yang padat dan jelas,
pemberian penguatan secara verbal (pujian), memberikan penguatan secara
non verbal (gerakan, tepukan, pendekatan, simbol), pemberian penguatan
dapat memberi motivasi siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran.
10. Menutup pelajaran (keterampilan membuka dan menutup pelajaran) yang
meliputi membimbing siswa menyimpulkan hasil pembelajaran,
memberikan evaluasi, memberikan tindak lanjut, memberikan rencana
pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
2.1.3.2. Aktivitas Siswa
Dalam belajar diperlukan adanya aktivitas. Kegiatan belajar tidak akan
berlangsung baik tanpa aktivitas karena keberhasilan belajar siswa tergantung
aktivitas yang dilakukan selama proses pembelajaran. Menurut Sardiman
(2012:95), belajar memerlukan aktivitas sebab pada prinsipnya belajar adalah
berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak
ada belajar kalau tidak ada aktivitas.
Menurut Hamalik (2012:91) penggunaan asas aktivitas dalam proses
pembelajaran memiliki manfaat tertentu, antara lain:
1. Siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung menglaminya
2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral
3. Memupuk kerjasama yang harmonis antara siswa
4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri
28
5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi
demokratis
6. Mempererat hubungan sekolah dengan masyarakat dan guru dengan orang
tua
7. Pelajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret, sehingga
mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan
verbalitas
8. Pembelajaran di sekolah menjadi sebagaimana aktivitas dalam kehidupan
masyarakat.
Selanjutnya Paul B. Diedrich (dalam Sardiman, 2014:101) mengemukakan
kegiatan siswa dalam pembelajaran dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Visual activities (kegiatan visual), yang termasuk di dalamnya misalnya,
membaca, memerhatikan gambar demostrasi, percobaan, pekerjaan orang
lain.
2. Oral activities (kegiatan oral), seperti: menyatakan, merumuskan,
bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi, interupsi.
3. Listening activities (kegiatan mendengarkan), sebagai contoh mende-
ngarkan: uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato.
4. Writing activities (kegiatan menulis), seperti misalnya menulis cerita,
karangan, laporan, angket, menyalin.
5. Drawing activities (kegiatan menggambar), misalnya: menggambar, mem-
buat grafik, peta, diagram.
29
6. Motor activities (kegiatan motor), yang termasuk di dalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain,
berkebun, beternak.
7. Mental activities (kegiatan mental), sebagai contoh misalnya: menanggapi,
menginggat, memecahkan soal, menganalisis, membuat hubungan,
mengambil keputusan.
8. Emotional activities (kegiatan emosi), misalnya, menaruh minat, merasa
bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
Berdasarkan uraian aktivitas belajar, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa merupakan bseluruh aktivitas yang dilakukan oleh siswa yang meliputi
kegiatan-kegiatan kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dilaksanakan
selama proses pembelajaran berlangsung. Pada penelitian ini indikator aktivitas
siswa dalam meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui model think talk
write berbantuan media komik antara lain:
1. Menyiapkan diri sebelum pembelajaran IPS (visual activities, emotional
activities) yang meliputi datang tepat waktu sebelum pelajaran dimulai,
menyiapkan perlengkapan belajar, memperhatikan penjelasan guru untuk
memulai pelajaran, tertib dan rapi di tempat duduk masing-masing.
2. Keaktifan bertanya dan menjawab dalam pembelajaran IPS (oral activities,
emotional activities) yang meliputi berani menjawab pertanyaan, aktif
menjawab pertanyaan, menjawab sesuai pertanyaan, dan mengajukan
pertanyaan.
30
3. Memperhatikan penjelasan dari guru (oral activities, listening activities,
writing activities, mental activities, emotional activities) yang meliputi
bersikap tenang memperhatikan penjelasan guru, bertanya bila belum
mengerti, tidak mengganggu pembelajaran dengan bermain atau berbicara
dengan teman, mencatat materi pembelajaran.
4. Memahami media komik (visual activities, oral activities, listening
activities, mental activities, emotional activities ) yang meliputi
menggunakan media komik sesuai petunjuk guru, membaca media komik
dengan tenang, bertanya pada guru jika ada yang tidak dimengerti, tidak
mencorat-coret media komik.
5. Aktif menyimpulkan isi komik (visual activities , oral activities, writing
activities, listening activities, , mental activities, emotional activities) yang
meliputi memahami peristiwa dan alur cerita dalam komik, siswa
mendiskusikan materi dengan teman sekelompoknya, menyimpulkan dan
mencatat hasil diskusi, memahami isi simpulan hasil diskusi.
6. Keaktifan dalam kegiatan diskusi kelompok (visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities, drawing activities, mental
activities, emotional activities) yang meliputi memahami tugas yang
diberikan, mengeluarkan pendapat dan saran, tertib saat berdiskusi, bekerja
sama menyelesaikan tugas yang diberikan.
7. Melaporkan hasil diskusi (visual activities,oral activities, mental activities,
emotional activities) yang meliputi berani melaporkan hasil diskusi, lancar
31
membacakan hasil diskusi, memperhatikan hasil diskusi, merespon hasil
diskusi.
8. Mengerjakan soal evaluasi (oral activities, writing activities, mental
activities, emotional activities) yang meliputi tidak membuka buku, tidak
mencontek teman, mengerjakan sesuai waktu yang ditentukan, tidak meng-
ganggu teman setelah mengerjakan soal.
2.1.3.4. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta didik
setelah mengalami kegiatan belajar (Rifa’i, 2010:85). Sedangkan Susanto
(2013:5) menjelaskan bahwa hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar. Secara sederhana, yang
dimaksud hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.
Bloom (dalam Rifa’i, 2010:86-89) menyampaikan tiga taksonomi yang
disebut dengan ranah belajar, yaitu: rahah kognitif (cognitive domain), ranah
efektif (affective domain), dan ranah psikomotorik (psychomotorik domain).
2.1.3.4.1. Ranah kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang menekankan pada pengembangan
kemampuan dan keterampilan intelektual. Terdapat enam aspek dalam ranah
kognitif, penjelasannya sebagai berikut:
32
1. Mengingat (C1)
Menarik kembali informasi yang tersimpan dalam memori jangka
panjang. Aspek ini mencakup dua macam proses kognitif: mengenali
(recognizing) dan mengingat (recalling).
2. Memahami (C2)
Mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal
yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang
telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema
yang telah ada dalam pemikiran siswa. Aspek memahami mencakup tujuh
proses kognitif: menafsirkan (interpreting), memberikan contoh
(exemplifying), mengkelasifikasikan (classifying), meringkas (summarizing),
menarik inferensi (inferring), membandingkan (comparing), dan menjelaskan
(explaining).
3. Menerapkan (C3)
Mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau
mengerjakan tugas. Aspek ini mencakup dua macam proses kognitif:
menjalankan (executing) dan mengimplementasikan (implementing).
4. Menganalisis (C4)
Menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan
menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan
struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam
menganalisis, antara lain: membedakan (differentiating), mengorganisir
(organizing), dan menemukan pesan tersirat (attributting).
33
5. Mengevaluasi (C5)
Membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada.
Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: memeriksa
(checking) dan mengritik (critiquing).
6. Mencipta (C6)
Menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada
tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: membuat
(generating), merencanakan (planning), dan memproduksi (producing).
2.1.3.4.2. Ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Ranah
afektif mencakup watak perilaku seperti perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai.
Menurut Bloom (dalam Rifa’i, 2010:88) ranah afektif terdiri dari 5 jenjang, yaitu:
1. Penerimaan: hasil belajar ini berentangan dari kesadaran sederhana tentang
adanya sesuatu sampai pada perhatian selektif yang menjadi bagian milik
individu siswa.
2. Penanggapan: hasil belajar di bidang ini adalah penekanan pada kemahiran
merespon (membaca materi), keinginan merespon (mengerjakan tugas
secara sukarela), atau kepuasan merespon (membaca untuk hiburan).
3. Penilaian: penilaian ini berentangan dari penerimaan nilai yang lebih
sederhana (keinginan memperbaiki keterampilan kelompok), sampai pada
tingkat kesepakatan yang kompleks (bertanggungjawab agar berfungsi
efektif pada kelompok).
34
4. Pengorganisasian: hasil belajar ini dapat berkaitan dengan konseptualisasi
nilai (mengenali tanggung jawab setiap individu untuk memperbaiki
hubungan antar manusia).
5. Pembentukan pola hidup: hasil belajar pada tingkat ini mencakup berbagai
aktivitas luas, namun penekanan dasarnya adalah pada kekhasan perilaku
siswa.
Menurut Bloom (dalam Rifa’i, 2010:87) kategori tujuan ranah afektif
mencerminkan hirarkhi dari keinginan untuk menerima sampai dengan pemben-
tukan pola hidup. Menurut Asmani (2011:33) ranah afektif adalah nilai-nilai
perilaku manusia dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan dan kebangsaan.
Penelitian ini menekankan pada sub nilai-nilai utama menurut Asmani
(2011:33-39) sebagai berikut:
1. Jujur
Jujur merupakan perilaku yang ada didasarkan pada upaya menjadikan diri
sebagai orang yang selalu dapat dipercaya, baik terhadap diri sendiri
maupun pihak lain.
2. Bertanggung Jawab
Bertanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan kewajibannya, sebagaimana yang seharusnya ia
lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan
budaya), Negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.
35
3. Percaya Diri
Percaya diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri terhadap
pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapannya.
4. Santun
Santun adalah sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa
maupun tata perilakunya kepada semua orang.
2.1.3.4.3. Ranah psikomotorik
Menurut Hamdani (2011:153) ranah psikomotor berorientasi pada
keterampilan motorik yang berhubungan dengan anggota tubuh atau tindakan
yang memerlukan koordinasi antara saraf dan otot. Simpson (dalam Rifa’i, 2010:
89) katagori jenis perilaku untuk ranah psikomotorik adalah persepsi, kesiapan,
gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian dan
kreativitas.
Berikut ini penjelasan dari katagori jenis perilaku ranah psikomotorik:
1. Persepsi: persepsi ini berkaitan dengan penggunaan organ penginderaan
untuk memperoleh petunjuk yang memandu kegiatan motorik.
2. Kesiapan: kesiapan mengacu pada pengambilan tipe kegiatan tertentu.
Kategori ini mencakup kesiapan mental dan jasmani.
3. Gerakan terbimbing: gerakan terbimbing berkaitan dengan tahap-tahap
awal di dalam belajar keterampilan kompleks meliputi peniruan dan
mencoba-coba.
36
4. Gerakan terbiasa: gerakan terbiasa berkaitan dengan tindakan unjuk kerja
gerakan yang telah dipelajari itu telah menjadi biasa dan gerakan dapat
dilakukan dengan sangat menyakinkan dan mahir.
5. Gerakan kompleks: gerakan kompleks berkaitan dengan kemahiran unjuk
kerja dari tindakan motorik yang mencakup pola-pola gerakan yang
kompleks.
6. Penyesuaian: berkaitan dengan keterampilan yang dikembangkan sangat
baik sehingga individu siswa dapat memodifikasi pola-pola gerakan sesuai
dengan persyaratan-persyaratan baru atau ketika menemui situasi masalah
baru.
7. Kreativitas: mengacu pada penciptaan pola-pola gerakan baru untuk
disesuaikan dengan situasi tertentu atau masalah-masalah tertentu.
Menurut Hamid (2011:148) penilaian keterampilan dapat dilakukan
terhadap proses dan hasil yang didapat. Penilaian proses merupakan penilaian
terhadap langkah-langkah, prosedur dan ketepatan cara melakukan sesuatu.
Sedangkan penilaian hasil adalah penilaian terhadap pencapaian hasil akhir suatu
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar adalah
pencapaian bentuk perubahan perilaku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik yang dihasilkan dari proses belajar. Hasil belajar tidak hanya diukur
pada ranah kognitif namun juga diukur pada ranah afektif dan psikomotor. Dalam
penelitian ini, hasil belajar dalam mengajar dengan model think talk write
berbantuan media komik disesuaikan dengan kebutuhan dalam pembelajaran.
37
Berikut ini indikator hasil belajar (meliputi ranah kognitif, afektif,
psikomotorik) melalui model think talk write berbantuan media komik dalam
pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:
1. Ranah Kognitif
Dalam penelitian ini adapun indikator ranah kognitif pencapaian hasil
belajar sebagai berikut:
1. Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan. (C1)
2. Menjelaskan peritiwa pertemuan di Dalat yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan. (C2)
3. Menjelaskan peritiwa Rengasdengklok yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan. (C2)
4. Menyimpulkan runtutan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan. (C5)
5. Menjelaskan peristiwa perumusan teks proklamasi. (C2)
6. Mengemukakan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan. (C3)
7. Menyimpulkan runtutan peristiwa perumusan teks proklamasi
kemerdekaan. (C4)
8. Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam proklamasi
kemerdekaan.(C1)
9. Memilih cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan. (C3)
38
2. Ranah afektif
Indikator serta deskriptor ranah afektif dalam penilitian ini (Sulistyowati,
2012:72) adalah :
1) Menyatakan kejujuran dengan deskriptor meliputi mengemukakan apa
adanya, berbicara secara terbuka, menunjukkan fakta yang
sebenarnya, dan mengakui kesalahan.
2) Bersikap santun dengan deskriptor yang meliputi menerima nasihat
guru, menghindari permusuhan dengan teman, menjaga ketertiban,
dan berbicara dengan tenang.
3) Berpegang pada tanggung jawab dengan deskriptor yang meliputi
melaksanakan kewajiban, menaati tata tertib, memelihara fasilitas, dan
menjaga kebersihan lingkungan.
4) Menunjukkan kepercayaan diri dengan deskriptor yang meliputi
pantang menyerah, berani menyatakan pendapat, berani bertanya,
berpenampilan tenang.
3. Ranah Psikomotorik
Dalam penelitian ini ranah psikomor siswa diamata dalam kegiatan berupa
diskusi. siswa bersama teman kelompok akan membaca komik secara
individu, mencatat hal penting dan berdiskusi tentang inti dari komik.
Penilaian produk yang akan dinilai antara lain: tahap persiapan, tahap
pembuatan produk, dan tahap penilaian produk (Majid, 2014:280) dengan
indikator sebagai berikut:
39
1) Persiapan alat dan bahan (kesiapan) dengan deskriptor: tertib sebelum
memulai diskusi, menyiapkan alat dan bahan (komik, 1 lembar kertas
dan alat tulis), siswa memperhatikan petunjuk diskusi, memulai
diskusi dengan baik.
2) Pelaksanaan dengan deskriptor: membaca komik secara individual,
membuat catatan tentang hal penting dalam komik, aktif berdiskusi
dalam kelompok, membuat kesimpulan isi komik bersama kelompok.
3) Penilaian dengan deskriptor: kerapian catatan, kelengkapan catatan,
kesesuaian simpulan dengan isi komik, presentasi hasil kerja
kelompok.
2.1.4. Hakikat Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
2.1.4.1. Hakikat pendidikan IPS
Menurut Buchari Alma (dalam Susanto, 2013:141) mengemukakan
pengertian IPS sebagai suatu program pendidikan yang merupakan suatu
keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan
alam fisik, maupun dalam lingkungan sosialnya dan yang bahannya diambil dari
berbagai ilmu sosial, seperti: geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi,
politik, dan psikologi. Dengan mempelajari IPS ini siswa mendapatkan bekal yang
berharga dalam memahami dirinya sendiri dan orang lain dalam lingkungan
masyarakat yang berbeda tempat maupun waktu, baik individu maupun secara
kelompok, untuk menemukan kepentingannya yang pada akhirnya dapat terbentuk
suatu masyarakat yang baik dan harmonis.
40
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang
berkaitan dengan isu sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya (Trianto, 2007:124). Sejalan dengan itu Hidayati
(2008: 1-4) IPS mengikuti cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata
pelajaran seperti: geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropo-
logi, psikologi, sosiologi, dan sebagainya.
Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006, IPS merupakan salah
satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB/ sampai
SMP/MTs/SMPLB, IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI pelajaran IPS
memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata
pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga Negara
Indonesia yang demo-kratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta
damai.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan Ilmu pengeta-
huan Sosial merupakan Ilmu kajian tentang fakta dan konsep terintegrasi dari
berbagai disiplin ilmu seperti: sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan eko-
nomi yang ada dalam interaksi serta masalah-masalah dalam kehidupan manusia.
Dalam pembelajarannya di SD Ilmu Pengetahuan Sosial disederhanakan dan
dimodifikasi sesuai perkembangan anak usia Sekolah Dasar.
41
2.1.4.2. Tujuan pembelajaran IPS
Nur Hadi (dalam Susanto, 2013: 146) menyebutkan bahwa ada empat
tujuan pendidikan IPS, yaitu knowledge, skill, attitude, dan value. Pertama,
knowledge, sebagai tujuan utama dari pendidikan IPS yaitu membantu para siswa
sendiri untuk mengenal diri mereka sendiri dan lingkunganya, dan mencakup
geografi, sejarah, politik, ekonomi, dan sosiologi psikologi. Kedua, skill, yang
mencakup keterampilan berpikir (thinking skill). Ketiga, Attitudes, yang terdiri
atas tingkah laku berpikir (intellectual behavior) dan tingkah laku sosial (social
behavior). Keempat, value, yaitu nilai yang terkandung di dalam masyarakat yang
diperoleh dari lingkungan masyarakat maupun lembaga pemerintahan, termasuk
di dalamnya nilai kepercayaan, nilai ekonomi, pergaulan antarbangsa, dan
ketaatan kepada pemerintah dan hukum.
Secara khusus, tujuan pendidikan IPS di sekolah dapat dikelompokkan
menjadi empat komponen, sebagaimana yang dikemukakan oleh Chapin &
Messick (dalam Susanto, 2013:147) yaitu:
a. Memberikan kepada siswa penge-tahuan tentang pengalaman manusia
dalam kehidupan bermasyarakat pada masa lalu, sekarang, dan masa yang
akan datang.
b. Menolong siswa untuk mengem-bangkan keterampilan untuk mencari dan
mengolah untuk memproses informasi.
c. Menolong siswa untuk mengembangkan nilai/sikap demokrasi dalam kehi-
dupan bermasyarakat.
42
d. Menyediakan kesempatan kepada siswa untuk berpe-ran serta dalam
kehidupan sosial. Keempat tujuan ini tidak terpisah atau berdiri sendiri,
melainkan merupakan kesatuan dan saling berhubungan.
Oemar Hamalik (dalam Hidayati, 2008:1-24-1-25) merumuskan tujuan
pendidikan IPS berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu:
a. Pengetahuan dan Pemahaman
Salah satu fungsi pengajaran IPS adalah mentransmisikan pengetahuan dan
pemahaman tentang masyarakat berupa fakta-fakta dan ide-ide kepada anak.
Selain itu juga mengembangkan rasa kontinuitas dan stabilitas, memberikan
informasi dan teknik-teknik sehingga mereka dapat ikut memajukan masyarakat
sekitarnya.
b. Sikap belajar
IPS juga bertujuan untuk mengembangkan sikap belajar yang baik. Artinya
dengan belajar IPS anak memiliki kemampuan menyelidiki (inkuiri) untuk
menemukan ide-ide, konsep-konsep baru sehingga mereka mampu melakukan
perspektif untuk masa yang akan datang.
c. Nilai-nilai sosial dan sikap
Anak membutuhkan nilai-nilai untuk menafsirkan fenomena dunia sekitarnya,
sehingga mereka mampu melakukan perspektif. Nilai-nilai sosial merupakan
unsur penting di dalam pengajaran IPS. Berdasar nilai-nilai sosial yang
berkembang dalam masyarakat, maka akan berkembang pula sikap-sikap sosial
anak.
43
d. Keterampilan dasar IPS
IPS memperkenalkan kepada siswa bahwa manusia dalam hidup bersama
dituntut rasa tanggung jawab sosial. Mereka akan menyadari bahwa dalam hidup
bersama itu akan menghadapi berbagai masalah, diantaranya adalah masalah
sosial.
Berdasarkan pengertian dan tujuan dari pendidikan IPS, tampaknya
dibutuhkan suatu pola pembelajaran yang mampu menjembatani tercapainya
tujuan tersebut. Kemampuan dan keterampilan guru dalam memilih dan
menggunakan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran senantiasa terus
ditingkatkan Kosasih 1994 dalam (Solihatin E, dan Raharjo 2005:15).
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan tujuan pembelajaran
pendidikan IPS adalah mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
siswa dalam memecahkan masalah-masalah dalam kehidupannya di masyarakat
serta membangun kepekaan siswa terhadap kondisi lingkungan.
2.1.4.3. Pembelajaran IPS di SD
2.1.4.3.1 Ruang lingkup IPS di SD
Badan Standar Nasional Pendidikan (2007:575) ruang lingkup mata
pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Manusia, tempat dan lingkungan
b. Waktu, keberlanjutan dan perubahan
c. Sistem sosial dan budaya
d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
44
Menurut Wahab dkk, (2009:3.6) menyatakan yang menjadi ruang lingkup
ilmu pengetahuan sosial yaitu manusia dalam konteks sosialnya atau manusia
sebagai anggota masyarakat. Sependapat dengan itu Taneo (2010:1.36) ruang
lingkup IPS berkaitan dengan kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat
dalam konteks sosial. Ruang lingkup IPS sebagai program pendidikan berkaitan
dengan manusia sebagai anggota masyarakat dan dilengkapi nilai-nilai
karakteristik program pendidikanya.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan ruang lingkup Ilmu
Pengetahuan Sosial mencakup manusia, lingkungan, sejarah, sistem ekonomi,
sistem sosial dan kebudayaan yang terkait dengan proses keberlangsungan
kehidupan manusia.
Materi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah materi IPS kelas V
semester dua dengan materi pokok menghargai peranan tokoh pejuang dalam
mempersiapkan kemerdekaan Indonesia sampai sikap menghargai jasa para
pahlawan yang termasuk ke dalam materi kehidupan masa lampau, sejarah tokoh-
tokoh dan kejadian besar.
45
Tabel 2.1 Berikut adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang
ada pada mata pelajaran IPS semester II sesuai dengan silabus kelas V SDN
Patemon 01:
Standar
Kompetensi
Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran
2. Menghargai
peranan
tokoh
pejuang dan
masyarakat
dalam mem-
persiapkan
dan
memper-
tahankan
kemerdekaa
n Indonesia.
2.1 Mendeskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada masa
penjejehan Belanda dan
Jepang
1. Perjuangan melawan penjajah
dan pergerakan nasional
Indonesia
2. Peranan sumpah pemuda 28
Okt. 1982 dalam
mempersatukan Indonesia
2.2 Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam
mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia
1. Mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia dan perumusan
dasar negara
2.3 Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
1. Proklamasi kemerdekaan
Indonesia
2.4 Menghargai perjuangan para
tokoh pejuang dalam
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
1. Perjuangan para tokoh dalam
mempertahankan
kemerdekaan Indonesia
(KTSP, 2006: 576)
Dari tabel SK dan KD pembelajaran IPS yang ada dalam tabel, dalam
penelitian ini Kompetensi dasar dan Indikator yang diambil adalah
Kompetensi Dasar :
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
Indikator :
1. Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan.
(C1)
46
2. Menjelaskan peritiwa pertemuan di Dalat yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan. (C2)
3. Menjelaskan peritiwa Rengasdengklok yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan. (C3)
4. Menyimpulkan runtutan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan. (C5)
5. Menjelaskan peristiwa perumusan teks proklamasi. (C3)
6. Mengemukakan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan. (C3)
7. Menyimpulkan runtutan peristiwa perumusan teks proklamasi
kemerdekaan. (C4)
8. Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam proklamasi
kemerdekaan.(C1)
9. Memilih cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan. (C3)
2.1.4.3.2. Karakteristik pembelajaran IPS di SD
Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi
atau terpadu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial, sehingga IPS
mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan
bidang studi lainnya (Hidayati, 2008:1-26). Berikut dikemukakan karakteristik
IPS berdasarkan sudut pandang materi dan strategi penyampaiannya
1) Materi pembelajaran IPS
Menurut Mulyono (dalam Hidayati, 2008: 1-26) materi IPS digali dari
segala aspek kehidupan sehari-hari masyarakat. Ada 5 macam sumber materi IPS
antara lain :
47
a. Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak
dari keluarga, sekolah, desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas
Negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya.
b. Kegiatan manusia misalnya: mata pencaharian, pendidikan, keagamaan,
produksi, komunikasi dan transportasi.
c. Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan
antropologi yang terdapat sejak dari lingkungan yang terdekat sampai
yang terjauh.
d. Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah
lingkungan, tokoh-tokoh dan kejadian-kejadian yang besar.
2) Strategi pembelajaran pendidikan IPS
Menurut Hidayati (2008:1-27) strategi penyampaian pengajaran IPS
didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan: anak (diri
sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Strategi
ini dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan
lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis
bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian
mengem-bangkan kemampuannya untuk menghadapai unsur-unsur dunia yang
lebih luas.
Berdasarkan pendapat para ahli, pembelajaran IPS membutuhkan suatu
strategi pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan materi. Dalam penelitian
ini siswa dikenalkan dulu pada konsep yang kemudian dapat dikembangkan
sendiri oleh siswa.
48
2.1.5. Model Kooperatif
2.1.5.1. Pengertian Pembelajaran Model Kooperatif
Cooperative mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai
jutuan bersama (Hamid Hasan, 1996). Dalam kegiatan kooperatif, mahasiswa
(siswa) secara individual mencari hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota
kelompoknya. Jadi pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil
dalam pengajaran yang memungkinkan siswa bekerjasama untuk memaksimalkan
belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut Johnson, et
al., 1994; Hamid Hasan, 1996 (dalam Solihatin, Raharjo, 2008:5).
Aris Shoimin (2014:45) mengemukakan bahwa cooperative learning
adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama
saling membantu mengkonstruksi konsep dan menyelesaikan persoalan. Menurut
teori dan pengalaman, agar menciptakan kelompok yang kohesif (kompak-
partisipatif), tiap kelompok terdiri dari 4-5 orang heterogen (kemamouan, gender,
karakter), ada kontrol dan fasilitasi, dan meminta tanggungjawab hasil kelompok
berupa laporan atau presentasi.
Selanjutnya menurut Panitz (dalam Suprijono Agus, 2012:54-55) pembe-
lajaran cooperative adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja
kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan
oleh guru. Secara umum pembelajaran cooperative dianggap lebih diarahkan oleh
guru, dimana guru menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menye-
diakan bahan-bahan dan informasi yang dirancang untuk membantu peserta didik
49
menyelesaikan masalah yang dimaksud. Guru biasanya memberi bentuk ujian
tertentu pada akhir tugas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi,
menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial.
2.1.5.2. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Menurut Rusman (2012:211) terdapat enam langkah utama atau tahapan di
dalam pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif antara lain:
1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada kegiatan
pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan
memotivasi siswa belajar.
2) Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan jalan
demonstrasi atau melalui bahan bacaan.
3) Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk
kelompok belajar dan membimbing setiap kelompok agar melakukan transisi
secara efektif dan efisien.
4) Membimbing kelompok bekerja dan belajar
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mengerjakan
tugas mereka.
50
5) Evaluasi
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau
masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6) Memberikan penghargaan
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil
belajar siswa baik secara individu maupun kelompok.
2.1.6. Model Kooperatif Tipe Think Talk Write
Yamin dan Ansari (2012:84) menyatakan bahwa metode pembelajaran
think talk write dikembangkan oleh Huinker dan Laughlin. Metode pembelajaran
ini didasarkan pada pemahaman bahwa belajar adalah sebuah perilaku sosial.
Metode pembelajaran think talk write merangsang peserta didik untuk berpikir,
berbicara dan kemudian menuliskan suatu topik tertentu. Sehingga metode
pembelajaran think talk write memperkenankan siswa untuk mempengaruhi dan
memanipulasi ide-ide melalui proses berpikir dan berbicara sebelum
menuliskannya. Huda (2013:218) mengungkapkan think talk write adalah model
yang memfasilitasi latihan berbahasa secara lisan dan menulis bahasa tersebut
dengan lancar.
Selanjutnya, Suyatno (2009:66) menjelaskan bahwa think talk write
dimulai dengan berpikir melalui bahan bacaan (menyimak, mengkritisi, dan
alternatif solusi), hasil bacaannya dikomunikasikan dengan presentasi, diskusi,
dan kemudian membuat laporan hasil presentasi. Sintaknya adalah informasi,
kelompok (membaca-mencatat-menandai), presentasi, diskusi, dan melaporkan.
51
2.1.6.1. Langkah-langkah pembelajaran tipe Think Talk Write
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode think talk
write (Huda 2013:220) adalah:
1. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara
individual (think), untuk dibawa ke forum diskusi.
2. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman satu grup untuk
membahas isi catatan (talk).
3. Siswa mengontruksikan sendiri pengetahuan yang memuat pemahaman
dan komunikasi matematika dalam bentuk tulisan (write).
4. Kegiatan akhir pembelajaran adalah membuat refleksi dan simpulan atas
materi yang dipelajari.
Silver dan Smith (dalam Huda 2013:219-220) menyatakan peranan dan
tugas guru dalam usaha mengefektifkan penggunaan strategi think talk write
adalah mengajukan dan menyediakan tugas yang memungkinkan siswa terlibat
secara aktif berpikir, mendorong dan menyimak ide-ide yang dikemukakan siswa
secara lisan dan tertulis dengan hati-hati, mempertimbangkan dan memberi
informasi terhadap apa yang digali siswa dalam diskusi, serta memonitor, menilai,
dan mendorong siswa untuk berpartisipasi secara aktif. Tugas yang disiapkan
diharapkan dapat menjadi pemicu siswa untuk bekerja secara aktif, seperti soal
yang memiliki jawaban divergen atau open-ended task.
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa think talk write
merupakan metode pembelajaran yang di dalamnya terdapat tahapan untuk
berpikir (think), berbicara (talk) dan menuliskannya (write). Penelitian ini meng-
52
gunakan cooperative learning type think talk write yang dipadukan dengan media
pembelajaran berbentuk visual.
2.1.6.2. Kelebihan pembelajaran kooperative model Think Talk Write
Menurut Aris Shoimin (2014:215) dalam pembelajaran menggunakan
model think talk write memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan. Diantaranya:
Kelebihan Model Think Talk Write
1. Mengembangkan pemecahan yang bermakna dalam memahami materi
ajar.
2. Dengan memberikan soal open ended dapat mengembangkan keterampilan
berfikir kritis dan kreatif pada siswa.
3. Dengan berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompok akan melibatkan
siswa secara aktif dalam belajar.
4. Membiasakan siswa berfikir dan berkomunikasi dengan teman, guru,
bahkan dengan diri mereka sendiri
2.1.7. Media Komik Pembelajaran
2.1.7.1 Pengertian media pembelajaran
Media pembelajaran adalah segala sesuatu untuk menyampaikan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif.
Sependapat dengan itu Asyhar (2013:8) media pembelajaran adalah segala sesuatu
yang direncanakan guna menyampaikan pesan dari suatu sumber secara efisien
dan efektif. Lebih lanjut Hamodjojo (dalam Arsyad, 2013:4) mengung-kapkan
bahwa media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang digu-nakan oleh
53
manusia untuk menyampaikan ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu
sampai kepada penerima yang dituju.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan media pembelajaran ada-
lah suatu alat atau bahan yang mendukung proses pembelajaran dapat dijadi-kan
sebagai penyalur pesan dalam belajar guna memudahkan pencapaian tujuan pem-
belajaran.
2.1.7.2. Fungsi media pembelajaran
Fungsi media pembelajaran adalah sebagai sumber belajar. Sependapat
dengan itu Asyhar (2013:29) mengemukakan media pembelajaran tidak sekadar
menjadi alat bantu pembelajaran, melainkan suatu strategi dalam pembelajaran.
Sebagai strategi media pembelajaran memiliki fungsi. Fungsi media pembelajaran
menurut Suprihatiningrum (2013:320) adalah: fungsi atensi, fungsi motivasi,
fungsi afeksi, fungsi kompensatori, fungsi psikomotorik, fungsi evaluasi.
Menurut Munadi (2013:37-48) Fungsi media pembelajaran diantaranya:
1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar.
2. Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata, makna, atau maksudnya benar-benar dipahami anak
didik.
3. Fungsi manipulatif ini didasarkan pada ciri-ciri (karakteristik) umum yang
dimilikinya.
4. Fungsi psikologis memiliki beberapa sub fungsi diantaranya: fungsi atensi,
fungsi afektif, fungsi imajinatif, dan fungsi motivasi.
54
5. Fungsi sosio-kultural yakni mengatasi hambatan sosio-kultural antar
peserta komunikasi pembelajaran.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi utama dari media
pembelajaran adalah sebagai sumber belajar untuk mempermudah siswa
menerima konsep atau informasi yang disampaikan guru.
2.1.7.3. Manfat penggunaan media pembelajaran
Midun (dalam Asyar 2012:42) menjelaskan manfaat penggunaan media
pembelajaran antara lain:
1. Dengan media pembelajaran yang bervariasi dapat memperluas cakrawala
sajian materi pembelajaran yang diberikan di kelas seperti buku, foto-foto
dan narasumber. Dengan demikian peserta didik akan memiliki banyak
pilihan sesuai kebutuhan dan karakteristik masing-masing.
2. Dengan menggunakan berbagai jenis media, peserta didik akan
memperoleh pengalaman beragam selama proses pembelajaran.
3. Media pembelajaran dapat memberikan pengalaman belajar yang konkret
dan langsung kepada peserta didik.
4. Media pembelajaran menyajikan sesuatu yang sulit diadakan, dikunjungi
atau dilihat oleh peserta didik. Dengan media pembelajaran keterbatasan-
keterbatasan tersebut dapat diatasi.
5. Media-media pembelajaran dapat memberikan informasi yang akurat dan
terbaru.
6. Media pembelajaran dapat menambah kemenarikan tampilan materi
sehingga meningkatkan motivasi dan minat serta mengambil perhatian
55
peserta didik untuk fokus mengikuti materi yang disajikan, sehingga
diharapkan efektivitas belajar akan meningkat pula.
7. Media pembelajaran dapat merangsang peserta didik untuk berfikir kritis,
menggunakan kemampuan imajinasinyam, bersikap dan berkembang lebih
lanjut, sehingga melahirkan kreatifitas dan karya-karya inovatif.
2.1.7.4. Landasan penggunaan media pembelajaran
Menurut Bruner dalam Gunawan (2011:10) terdapat tiga tingkatan utama
modus pembelajaran yaitu: pengalaman langsung (evactive), pengalaman
pictorial/gambar (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Ketiga pengalaman
ini saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman (pengetahuan, sikap,
dan keterampilan). Tingkatan pengalaman pemerolehan hasil belajar digambarkan
oleh Dale (1969) sebagai suatu proses komunikasi. Dale menyimpulkan, semakin
bawah menunjukkan, pengetahuan yang diperoleh semakin kecil. Berikut ini
adalah kerucut pengalaman Edgar Dale:
Bagan. 2.1 Kerucut Prngalaman Edgar Dale
56
Berdasarkan bagan 4.1 dapat disimpulkan bahwa ketika penggunaan
media pembelajaran lebih konkrit atau dengan pengalaman langsung maka pesan
(informasi) pada proses pembelajaran yang disampaikan guru kepada siswa akan
tersampaikan dengan baik. Akan tetapi sebaliknya jika penggunaan media
pembelajaran semakin abstrak maka pesan (informasi) akan sulit untuk diterima
siswa dengan kata lain siswa menghadapi kesulitan dalam memahami dan
mencerna apa yang disampaikan oleh guru. Hal ini diperjelas oleh Arsyad
(2011:7) yang menyebutkan bahwa “pemerolehan pengetahuan dan keterampilan,
perubahan– perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara
pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya”. Oleh
karena itu, penggunaan media pembelajaran akan memberikan dampak baik
secara langsung atau tidak terhadap pemerolehan dan pertumbuhan pengetahuan,
keterampilan dan sikap dari peserta didik atau siswa.
2.1.7.5. Jenis media pembelajaran
Perkembangan ilmu dan teknologi, khususnya di bidang elektronika,
telekomunikasi dan informasi melahirkan media pembelajaran baru. Media
pembelajaran kini tampil dengan berbagai jenis dan format, seperti visual, video,
tape recorder, program radio, internet dan sebagainya. Media pembelajaran perlu
digolongkan dan diklasifikasikan secara sistematis untuk memudahkan
pemahaman.
Hamdani (2011:44) mengelompokkan media pembelajaran menjadi tiga, yaitu:
57
a. Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan
indra penglihatan. Jenis media inilah yang sering digunakan oleh para guru
untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Contoh media
visual antara lain poster, gambar, peta, dan sebagainya
b. Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perha-
tian, dan kemampuan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.
c. Media Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual
atau bisa disebut media pandang-dengar.
Asyhar (2012:45) mengklasifikasikan media menjadi empat jenis, yaitu
media visual, media audio, media audio-visual dan multimedia. Multimedia
merupakan media berbasis komputer yang menggunakan berbagai jenis media
secara terintegrasi dalam satu kegiatan. Itulah sebabnya pembelajaran dengan
media interaktif, internet dan lain-lain sering dianggap pembelajaran dengan
multimedia.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti menggunakan media pembelajaran
visual grafis berbentuk komik pembelajaran. Jenis media ini melibatkan
penglihatan dan pemahaman sekaligus dalam satu proses pembelajaran. Sehingga
pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan
verbal dan nonverbal.
58
2.1.7.6. Media komik
Komik adalah gambar 2 dimensi yang mengungkapkan karakter dan
memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat, dihubungkan dengan gambar dan
dirancang untuk memberikan hiburan kepada pembaca (Sudjana dan Rivai, 2010:64).
Dalam penggunaan media komik secara efektif pada saat proses belajar mengajar,
guru diwajibkan untuk menggunakan motivasi potensial dari buku komik yang dipadu
dengan metode mengajar, sehingga komik akan dapat menjadi alat pengajaran yang
efektif (Sudjana dan Rivai, 2010:68). Dengan demikian komik akan dapat
difungsikan sebagai media instruksional edukatif. Kelebihan komik yang lainnya
adalah penyajiannya mengandung unsur visual dan cerita yang kuat. Ekspresi
yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat secara emosional sehingga
membuat pembaca untuk terus membacanya hingga selesai. Hal inilah yang
menginspirasi komik yang isinya materi-materi pelajaran (Daryanto, 2010:116).
Karakteristik komik menurut Sudjana dan Rivai (20010:64) adalah sebagai
berikut: (a) komik terdiri atas berbagai situasi cerita bersambung; (b) komik bersifat
menarik dan menyenangkan; (c) perwatakan lain dari komik harus dikenal agar
kekuatan medium ini bisa dihayati; (d) cerita pada komik mengenai diri pribadi
sehingga pembaca dapa segera mengidentifikasi dirinya melalui perasaan serta
tindakan dari perwatakan tokoh utamanya; (e) ceritanya ringkas dan menarik
perhatian; (f) dilengkapi dengan aksi bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-
buku; dan (g) komik dibua lebih hidup serta diolah dengan warna-warna utama secara
bebas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan komik merupakan
suatu bentuk kartun yang berupa gambar yang memerankan suatu cerita yang
59
dirancang untuk memberikan hiburan. Penggunaaan komik sebagai media
pengajaran yang dipadukan dengan model pembelajaran think talk write akan
menjadi alat pembelajaran yang efektif. Komik merupakan suatu bentuk bacaan
dimana anak membacanya tanpa harus dibujuk. Dengan dipadukan model
pembelajaran think talk write menggunakan komik dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk menumbuhkan minat baca siswa, yang juga akan memotivasi
siswa lebih giat belajar.
2.1.7.7. Jenis-jenis komik
Berdasarkan uraian tersebut, media komik merupakan cerita dengan
visualisasi atau ilustrasi gambar dengan alur dan materi tertentu untuk membantu
tenaga pendidik agar antusias dan minat peserta didik meningkat. Menurut Arjuna
(2012) beberapa jenis komik adalah sebagai berikut:
1) Komik karikatur
Komik karikatur biasanya hanya berupa satu tampilan saja, dimana di
dalamnya bisa terdapat beberapa gambar yang dipadu dengan tulisan-tulisan.
Biasanya komik tipe kartun/ karikatur ini berjenis humor (banyolan) dan editorial
(kritikan) atau politik (sindiran) dapat menimbulkan sebuah arti sehingga si
pembaca dapat memahami maksud dan tujuannya. Bisa dilihat pada surat kabar
maupun majalah yang menampilkan gambar kartun/ karikatur dari sosok tokoh
tertentu.
2) Komik Strip
Komik Strip (Strip comics) adalah sebuah gambar atau rangkaian gambar
yang berisi cerita. Komik Strip ditulis dan digambar oleh seorang kartunis, dan
60
diterbitkan secara teratur (biasanya harian atau mingguan) di surat kabar dan di
internet. Biasanya terdiri dari 3 hingga 6 panel atau sekitarnya. Penyajian isi cerita
juga dapat berupa humor/ banyolan atau cerita yang serius dan menarik untuk
disimak setiap periodenya hingga tamat.
3) Buku Komik
Rangkaian gambar-gambar, tulisan dan cerita dikemas dalam bentuk
sebuah buku (terdapat sampul dan isi). Buku Komik (Comic Book) ini sering
disebut sebagai komik cerita pendek, yang biasanya dalam Buku Komik berisikan
32 halaman, pada umumnya ada juga yang 48 halaman dan 64 halaman, dimana
didalamnya berisikan isi cerita, iklan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan komik karikatur atau kartun karena usia pada masa anak sekolah
dasar sangat senang dan gemar dengan kartun. Kartun sangat sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa usia anak SD. Selain itu, warna-warni dan gambar
dalam komik ini sangat menarik siswa untuk membaca dan memahami materi
atau pesan yang disampaikan. Peneliti mengambil tokoh yang dikartunkan sesuai
dengan materi yang akan diajarkan. Tokoh tersebut diambil dari Indonesia asli,
sehingga diharapkan mendukung pendidikan karakter bangsa. Cerita dalam komik
ini berkaitan dengan materi yang dibelajarkan guru kepada siswa, yaitu mengenai
peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan.
61
2.1.8. Teori Belajar yang Mendasari Pembelajaran Menggunakan Model
Think Talk Write Berbantuan Media Komik
2.1.8.1. Teori Belajar Konstruktivisme
Rifa’i (2010:225) konstruktivisme merupakan teori psikologi tentang
pengetahuan yang menyatakan bahwa manusia membangun dan memahami
pengetahuan dari pengalaman sendiri. Esensi dari teori konstruksivisme adalah
ide bahwa siswa harus menemukan dan mentransformasikan suatu informasi
kompleks ke situasi lain apabila dikehendaki, informasi itu menjadi milik mereka
sendiri (Sugandi, 2007:82).
Vigotsky (Rifa’i, 2010:226) menyatakan bahwa dalam teori belajar
konstruktivisme siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan
informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan
merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-
benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus bekerja
memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan
susah payah dengan ide-ide. Dalam Suprijono (2012:39) dijelaskan bahwa
konstruktivisme menekankan pada belajar sebagai proses operatif, yaitu belajar
dengan memperoleh dan menemukan struktur pemikiran yang lebih umum dapat
digunakan pada bermacam-macam situasi. Konstruktivisme juga menekankan
pada belajar autentik, artinya proses interaksi seseorang dengan objek yang
dipelajari secara nyata. Selain itu konstruktivisme memberikan kerangka
pemikiran belajar sebagai proses sosial atau belajar kolaboratif dan kooperatif.
62
2.1.8.2. Teori Belajar Kognitivisme
Teori kognitivisme memandang bahwa belajar adalah proses mental yang
aktif untuk mencapai, mengingat, dan menggunakan pengetahuan. Menurut
Bruner (dalam Suprijono, 2012:24) pekembangan kognitif akan melalui tiga
tahapan, yaitu :
1. Tahap enaktif yaitu individu melakukan aktivitas-aktivitas dalam
upayanya memahami lingkungan sekitarnya. Memahami dunia sekitarnya
dengan pengetahuan motorik.
2. Tahap ikonik yaitu individu memahami objek-objek atau dunianya melalui
gambar dan visualisasi verbal. Memahami dunia sekitarnya dengan bentuk
perumpamaan dan perbandingan.
3. Tahap simbolik yaitu individu telah mampu memiliki ide-ide atau
gagasan-gagasan abstrak yang sangat dipengaruhi oleh kemampuannya
dalam berbahasa dan logika. Memahami dunia sekitarnya melalui simbol-
simbol bahasa, logika, matematika, dan sebagainya.
Menurut Piaget (dalam Rifa’i dan Anni, 2011:27), perkembangan kognitif
(kecerdasan) anak dibagi menjadi empat tahap yaitu :
a. Tahap sensory-motor, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 0-2 tahun. Pada tahap ini anak mengatur sensorinya (indranya)
dan tindakan-tindakannya. Pada awal periode ini anak tidak mempunyai
konsepsi tentang objek-objek secara permanen. Artinya anak belum dapat
mengenal dan menemukan objek, benda apa pun yang belum dapat dilihat,
tidak disentuh atau tidak didengar.
63
b. Tahap praoperasional, yakni perkembangan ranah kognitif yang terjadi
pada usia 2-7 tahun. Perkembangan ini bermula pada saat anak telah
memahami objek-objek secara sempurna. Artinya anak sudah mempunyai
kesadaran akan eksistensi suatu benda yang ada atau biasa ada walaupun
benda tersebut sudah tidak dilihat atau didengarnya lagi.
c. Tahap operasional kongkrit, yaitu perkembangan kognitif yang terjadi
pada usia 7 sampai 11 tahun. Dalam tahap ini anak sudah mulai melakukan
operasi, mulai dapat berpikir rasional. Dalam tahap ini anak mampu
mengambil keputusan-keputusan secara logis.
d. Tahap operasional formal, yaitu perkembangan kognitif yang terjadi pada
usia 11 sampai 15 tahun. Tahap ini dapat dikatakan terjadi pada anak yang
bernjak remaja. Dalam tahap ini anak sudah mampu berpikir hipotetik, dan
mampu mempelajari materi-materi yang abstrak.
Dalam penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis menggunakan
model think talk write berbantuan media komik yang dilakukan juga berpedoman
pada tahap-tahap berpikir siswa menurut Piaget, yaitu pada tahap operasional
kongkrit yang akan melatih siswa dalam memecahkan masalah dengan logis dan
konkret. Masalah yang konkret akan memudahkan siswa dalam memahami dan
menemukan pemecahan masalahnya. Masalah yang diberikan juga akan
dipecahkan melalui diskusi kelompok sehingga kemampuan berpikir logis siswa
akan meningkat. Dengan meningkatnya kemampuan berpikir logis siswa, maka
pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat menghafal akan lebih baik.
64
2.1.9. Penerapan Model Think Talk Write Berbantuan Media Komik
Penerapan Model think talk write berbantuan media komik langkah-
langkahnya sebagai berikut:
1. Guru menjelaskan materi dan konsep pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Guru menunjukan media komik didepan kelas dan menjelaskan
penggunaannya.
3. Guru membagikan komik kepada masing-masing siswa.
4. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual
tentang hal penting atau informasi yang dia ketahui maupun belum
diketahui dalam komik (think).
5. Guru membagi siswa dalam kelompok kecil heterogen (5-6 orang)
6. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil
yang telah dibuat dan membuat rangkuman dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik (talk).
7. Dari hasil diskusi siswa secara individual merumuskan pengetahuan sesuai
dengan hasil diskusi merekadengan bentuk tulisan dengan bahasanya sendiri
(write).
8. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok) membacakan hasil
diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual.
65
2.2. KAJIAN EMPIRIS
Penelitian ini juga didasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan
terhadap model think talk write berbantuan media komik dalam meningatkan
kualitas pembelajaran IPS. Adapun penelitian tersebut adalah :
2.2.1. Dalam penelitian Widya Nurhayati tahun 2012 dengan judul Peningkatan
Komunikasi Ilmiah Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Think
Talk Write menunjukan Pada siklus I rata-rata perolehan skor kemampuan
guru adalah 3,16 dengan kategori baik, pada siklus II rata-rata perolehan skor
kemampuan guru meningkat menjadi 3,8 dengan kategori sangat baik, 2)
Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh total skor 2,54 dengan kategori baik,
dan pada siklus II perolehan skor meningkat menjadi 3,3 dengan kategori
sangat baik, 3) Pada siklus I ketuntasan hasil belajara klasikal mencapai
72,7% (24 dari 33 siswa yang tuntas mencapai KKM ≥ 63) dengan rerata kelas
adalah 73,3 dan pada siklus II ketuntasan hasil belajar klasikal meningkat
menjadi 87,9% (29 dari 33 siswa) dengan rerata kelas adalah 81,4.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pembelajaran IPA melalui
model kooperatif tipe Think Talk Write dapat meningkatkan, kemampuan
guru, aktivitas komunikasi siswa, dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Bulu
Lor Semarang.
2.2.2. Dalam penelitian Ni Wayan Juniasih pada tahun 2013 dengan judul
Pengaruh Model Pembelajaran Think Talk Write (Ttw) Berbantuan Media
Konkret Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iv Sd menunjukan Hasil
penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA
66
antara siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbantuan media konkret dan model pembelajaran konvensional. Hal
ini dike-tahui dari hasil analisis hipotesis dengan uji-t, thitung > ttabel (thitung
=3,26>ttabel=2,000 dan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model
pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbantuan media konkret lebih tinggi
yaitu 15,72, sedangkan skor rata-rata siswa yang be-lajar dengan model
pembelajaran konvensional yaitu 12,22. Jadi, model pembelajaran Think Talk
Write (TTW) berbantuan media konkret berpengaruh terhadap hasil belajar
IPA pada siswa kelas IV di Gugus V Kecamatan Tegallalang Kabupaten
Gianyar tahun pelajaran 2012/2013.
2.2.3. Dalam penelitian Tika Sari Asmoro pada tahun 2014 dengan judul
Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Penerapan Strategi
Think Talk Write (Ttw) menunjukan Pembelajaran keterampilan membaca
pemahaman pada siklus I dengan menerapkan strategi Think Talk Write
menunjukkan adanya peningkatan. Hasil analisis data nilai keteram-pilan
membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri Palur 5 menunjukkan bahwa
persentase ketuntasan naik sebesar 35,72% dari tahap prasiklus sebesar
35,71% meningkat menjadi 71,43% pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis
pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan pada nilai keterampilan
membaca pemahaman. Dari 14 siswa kelas V SD Negeri Palur 5, siswa yang
memenuhi nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 13 siswa (92,86%), dan hanya 1 siswa
(7,14%) yang belum memenuhi KKM. Nilai tertinggi adalah 92,5, nilai
terendah 65, dan rata-rata kelas adalah 82,5. Berdasarkan hasil penelitian
67
tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa
Penerapan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan
keterampilan membaca pema-haman siswa kelas V SD Negeri Palur 5 Mojo-
laban Sukoharjo tahun ajaran 2013/ 2014.
2.2.4. Dalam penelitian Dyah Dwi Hapsari pada tahun 2013 dengan judul
Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan
menunjukan bahwa nilai rata-rata keterampilan menulis karangan sebelum
tindakan hanya sebesar 67,5, pada siklus I menjadi 71,17, dan pada siklus II
semakin meningkat menjadi 84,22. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa
yang memperoleh nilai diatas KKM (≥75) hanya sebanyak 7 siswa (38,89%),
pada siklus I meningkat menjadi 9 siswa (50%), dan pada siklus II meningkat
lagi menjadi 15 siswa (83,33%). Simpulan penelitian ini adalah penggunaan
media komik dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan.
2.2.5. Dalam penelitian Kurnia Indah Cahyani pada tahun 2014 dengan judul
Penggunaan Media Komik Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis
Narasi menunjukan bahwa pada prasiklus nilai rata-rata keterampilan menulis
narasi siswa adalah 64,59 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 25%,
pada siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 68,36
dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 39,13%, dan pada siklus II nilai
rata-rata keterampilan menulis narasi siswa adalah 74,29 dengan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 86,96%. Persentase tersebut telah melampaui
indikator kinerja yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas
yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, dapat disimpulkan bahwa
68
penggunaan media komik dapat meningkatkan keterampilan me-nulis narasi
pada siswa kelas IVA SD Negeri
2.2.6. Utama (2014) dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif
Dengan Strategi Think Talk Write (TTW) Terhadap Hasil Belajar Ips Siswa
Kelas V” menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan
yang telah dilakukan diketahui, terdapat perbedaan yang signifikan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPS antara siswa yang mengikuti
pembelajaran dengan strategi pembelajaran think talk write dengan siswa yang
belajar menggunakan model konvensional di Gugus V Kecamatan Tegallalang
tahun pelajaran 2013/2014. Perbedaan hasil belajar dapat diketahui
berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh siswa. Skor rata-rata siswa yang
belajar dengan strategi pembelajaran think talk write lebih tinggi yaitu 20,59.
Sedangkan skor rata-rata siswa yang belajar dengan model pembelajaran
konvensional lebih rendah yaitu 17,4. Selain itu, berdasarkan uji hipotesis
yang telah dilakukan, diketahui nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan
ttabel yaitu thitung = 2,54 dan ttabel = 2,00. Jadi, terdapat perbedaan yang
signifikan antara siswa yang belajar dengan think talk write dengan siswa
yang belajar dengan model pembelajaran konvensional.
2.2.7. Dalam penelitian Noviana pada tahun 2014 dengan judul Peningkatan
Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Media Komik Di
Sekolah Dasar menunjukan bahwa (1) Kemampuan guru dalam merencanakan
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V B Sekolah Dasar Negeri 24
Pontianak Tenggara dengan menggunakan Media Komik dari base line 2,6
69
meningkat pada siklus I 3,2 dan kembali meningkat menjadi 3,7 pada siklus II.
(2) Kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran bahasa
Indonesia di kelas VB Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan
menggunakan Media Komik dari base line 2,75 meningkat pada siklus I 3,43
menjadi 3,68 pada siklus II. (3) Peningkatan kemampuan membaca
pemahaman pada pembelajaran bahasa Indonesia pada peserta didik kelas VB
Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara dengan Menggunakan Media
Komik dari base line 43,74% meningkat siklus I sebesar 65,62% meningkat
pada siklus II menjadi 92,19%. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di
Sekolah Dasar Negeri 24 Pontianak Tenggara, hasil data yang diperoleh dari
hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas V B maka
secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kemampuan
membaca pemahaman siswa dengan menggunakan media komik pada
pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V B Sekolah Dasar Negeri 24
Pontianak Selatan sebagai berikut.
2.2.8. Zaheer Ahmad (2010) dengan judul “Effects of Cooperative Learning vs.
Traditional Instruction on Prospective Teachers’ Learning Experience and
Achievement” (Pengaruh Pembelajaran Kooperatif vs Tradisional Instruksi
Calon Belajar Pengalaman dan Prestasi Guru) Data dianalisis dengan
menggunakan salah satu cara diulang tindakan analisis varians (ANOVA)
secara terpisah untuk kedua pengalaman belajar dan prestasi. Hasil penelitian
mengenai pertanyaan pertama "apakah ada perubahan pengalaman belajar
calon guru di bawah tiga berbeda kondisi pembelajaran yaitu instruksi
70
tradisional, CL longgar terstruktur dan STAD model CL? "Mengungkapkan
bahwa ada signifikan secara statistik Perbedaan antara calon guru skor
pengalaman belajar di tiga kondisi (Wilks Lambda = .32, F (2, 28) = 29,26 p
<0,01 multivariat eta parsial kuadrat = .68). Sebagai perbedaan berarti pada
pengalaman belajar adalah signifikan pada p <0,01, perbandingan berpasangan
dijalankan untuk mengetahui efek perbandingan kondisi yang berbeda pada
pengalaman belajar siswa.
71
2.3 KERANGKA BERPIKIR
Pembelajaran IPS hakikatnya adalah untuk mengembangkan konsep
pemikiran siswa tentang realita kondisi sosial yang ada di lingkungan siswa.
Sehingga membentuk siswa yang sosialis dan mengembangkan kemampuannya
dalam berpikir logis, kritis, dan dapat bekerjasama dengan oranglain. untuk
mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan proses pembelajaran yang berkualitas.
Kualitas pembelajaran diartikan sebagai intensitas keterkaitan sistemik dan
sinergis guru, siswa, kurikulum dan bahan belajar, media, fasilitas, dan sistem
pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai
dengan tuntutan kurikuler.
Hasil refleksi pelaksanaan pembelajaran IPS di kelas V SDN Patemon
belum optimal.Faktor penyebab belum optimalnya kualitas pembelajaran adalah
saat melaksanakan pembelajaran guru masih bertindak sebagai pusat dalam
pembelajaran (teacher centered) karena memberikan uraian materi dengan metode
ceramah tanpa memberikan kesempatan siswa untuk mencari pemahaman secara
mandiri terhadap materi yang diajarkan. Penggunaan media untuk memudahkan
pemahaman siswa juga belum maksimal digunakan. Dengan melihat pencapaian
hasil belajar dan pelaksanaan pembelajan IPS terlihat bahwa pembelajaran kurang
berkualitas. Kondisi tersebut mengakibatkan hasil belajar siswa belum mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 64, dari 36
siswa hanya 14 siswa (38,8%) yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), sedangkan 22 siswa lainnya (61,2%) mendapat nilai di bawah
KKM.
72
Pemecahan masalah tersebut, peneliti bersama guru mitra melaksanakan
penelitian tindakan kelas dengan menerapkan model think talk write berbantuan
media komik sebagai pemecahan masalah tersebut. Model think talk write dipilih
karena model ini menekankan pada keberhasilan siswa untuk belajar baik secara
individu maupun dalam kelompok. Dalam model think talk write pembelajaran
tidak bersifat teacher centered melainkan guru bertindak sebagai fasilitator. Alur
pembelajaran model think talk write dimulai keterlibatan siswa dalam berpikir
atau berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya
berbicara dan membagi ide (sharing) dengan temannya sebelum menulis.
Sedangkan media komik dipilih karena penyajiannya mengandung unsur visual
dan cerita yang kuat. Ekspresi yang divisualisasikan membuat pembaca terlibat
secara emosional sehingga membuat pembaca untuk terus membacanya hingga
selesai. Dengan memadukan model pembelajaran think talk write menggunakan
komik dapat berfungsi sebagai jembatan untuk menumbuhkan minat baca siswa,
yang juga akan memotivasi siswa lebih giat belajar sehingga materi yang memuat
banyak hafalan akan terasa lebih menyenangkan untuk dibaca.
Model think talk write berbantuan media komik apabila dilaksanakan
secara efektif dalam pembelajaran dapat meningkatkan keterampilan guru,
aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa. Selanjutnya dapat memberikan kontribusi
bagi guru untuk menerapkan pembelajaran inovatif dan menyenangkan agar siswa
aktif dan antusias mengikuti pembelajaran.
Kerangka berfikir tersebut dapat disajikan dalam bagan sebagai berikut:
73
Bagan 2.2: kerangka berfikir
KONDISI
AWAL
1. Guru belum menggunakan model dan media
pembelajaran yang variatif.
2. Siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam
pembelajaran.
3. Hasil belajar IPS siswa belum optimal, sebanyak 22
siswa (61,2%) belum mencapai KKM.
PELAKSANAAN
TINDAKAN
Melaksanakan pembelajaran melalui penerapan model
think talk write berbantuan media komik sebagai berikut:
1. Siswa memperhatikan penjelasan tentang materi dan
konsep pembelajaran yang akan dilaksanakan.
2. Siswa mengamati media komik dan cara
penggunaannya
3. Masing-masing siswa diberikan komik pembelajaran.
4. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil
secara individual tentang hal penting atau informasi
yang dia ketahui maupun belum diketahui dalam
komik (think).
5. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen (5-6
orang)
6. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok
membahas isi catatan kecil yang telah dibuat dan
membuat rangkuman dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik (talk).
7. Dari hasil diskusi siswa secara individual
merumuskan pengetahuan sesuai dengan hasil diskusi
merekadengan bentuk tulisan dengan bahasanya
sendiri (write).
8. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok)
membacakan hasil diskusinya didepan kelas dan
kelompok lain bertugas memberi tanggapan.
9. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu.
KONDISI
AKHIR
1. Keterampilan guru meningkat minimal baik dengan
skor >25
2. Aktivitas siswa meningkat minimal mencapai kategori
baik dengan skor >20
3. Hasil belajar siswa meningkat di atas KKM yaitu 64
dan ketuntasan klasikal sampai 75%.
74
2.4 HIPOTESIS TINDAKAN
Berdasarkan kajian teori, kajian empiris dan kerangka berfikir yang telah
dikemukakan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah melalui
model think talk write berbantuan media komik dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa
yang meliputi ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik dalam
pembelajaran IPS di kelas V SD N Patemon 01 Kota Semarang.
75
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 RANCANGAN PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas merupakan proses pengkajian masalah
pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dan upaya memecahkan masalah
dengan melakukan berbagai tindakan terencana dalam situasi nyata serta
menganalisis setiap pengaruh dari tindakan tersebut (Sanjaya, 2013:149).
Selanjutnya Menurut Arikunto (2012: 58) PTK adalah penelitian tindakan yang
dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki/meningkatkan mutu praktik
pembelajaran. Dalam Penelitian Tindakan Kelas terdapat empat tahapan dalam
penelitian tindakan kelas yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi.Adapun skema langkah-langkah PTK menurut Arikunto, 2012:16 sebagai
berikut,
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
OBSERVASI
REFLEKSI SIKLUS 1
PERENCANAAN
PELAKSANAAN
OBSERVASI
REFLEKSI SIKLUS 2
?
76
3.1.1 Perencanaan
Dalam tahap perencanaan, menurut Arikunto (2012:75) tahap perencanaan
menentukan faktor peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk
diamati, kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk merekam fakta
yang terjadi selama tindakan berlangsung. Sedangkan menurut Aqib (2009:42)
Tahap perencanaan harus menjelaskan secara lengkap dan rinci tentang apa saja
yang dilaksanakan oleh peneliti.
Adapun pada tahap perencanaan, rancangan tindakan tersebut sebagai
berikut:
1. Menelaah Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran,
dan indikator yang ingin dicapai bersama tim kolaborasi.
2. Menyusun RPP sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan dan
skenario pembelajaran melalui model think talk write berbantuan media
komik.
3. Menyiapkan sumber (buku, dan media berupa komik pembelajaran) yang
dibutuhkan dalam pembelajaran.
4. Menyiapkan alat evaluasi berupa tes tertulis dan lembar kerja siswa.
5. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru,
aktivitas siswa, hasil belajar siswa serta catatan lapangan dalam
pembelajaran IPS melalui model think talk write berbantuan media
komik.
77
3.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan merupakan aplikasi dari adanya perencanaan yang
telah dibuat untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran dan
peningkatkan mutu praktek pendidikan pada kelas tertentu. Sehingga dalam
pelaksanaan tindakan ini guru dan siswa akan melaksanakan aktivitas sesuai
pembe-lajaran yang telah dirancang oleh guru. Menurut Arikunto ( 2012:18),
pelaksa-naan merupakan implementasi dari perencanaan yang sudah dibuat. Pada
tahap pelaksanaan tindakan yang perlu diperhatikan adalah guru harus melakukan
secara alami, wajar, apa adanya, tidak dibuat-buat, dan berusaha melakukan sesuai
program perencanaan yang telah dibuat.
Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini direncanakan dalam tiga
siklus melalui model think talk write berbantuan media komik. Setiap siklus
dilaksanakan satu kali pertemuan dan sesuai dengan RPP yang telah disusun. Jika
ternyata tindakan perbaikan pada siklus pertama belum berhasil menjawab
permasalahan maka terdapat siklus berikutnya dengan langkah-langkah tetap sama
menerapkan pembelajaran melalui model think talk write berbantuan media
komik.
3.1.3. Observasi
Menurut Arikunto ( 2012:78), observasi adalah kegiatan pengamatan
untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Asrori
(2009:105) juga menjelaskan observasi dilakukan terhadap proses tindakan dan
dampaknya terhadap perbaikan proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa.
Pengumpulan data pada penelitian tindakan kelas ini melalui observasi langsung.
78
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru
pengampu kelas V SD Negeri Patemon 01 yang bertujuan mengetahui
ketrampilan guru dan aktivitas siswa dengan menggunakan instrumen yang telah
disediakan, serta melakukan observasi terhadap hasil belajar siswa menggunakan
tes/unjuk kerja. Sedangkan guru melakukan tes terhadap hasil belajar siswa untuk
mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran.
3.1.4. Refleksi
Menurut Arikunto (2012: 19) refleksi merupakan kegiatan mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Selanjutnya Arikunto (2012:133) menjelaskan
kegiatan yang dilakukan yaitu mengulas secara kritis tentang perubahan yang
terjadi pada siswa, suasana kelas, dan guru. Pada tahap ini dilakukan pengamatan
dan mencatat semua hal yang diperlukam dan terjadi selama pelaksanaan tindakan
berlangsung.
Penelitian mengkaji proses pembelajaran yang meliputi aktivitas siswa,
keterampilan guru dan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan Pembelajaran IPS
melalui model think talk write berbantuan media komik dengan melihat
ketercapaian indikator keberhasilan pada setiap tahapan siklus. Peneliti juga
mengkaji kekurangan dan permasalahan ketercapaian indikator yang muncul pada
siklus pertama, kemudian membuat perencanaan perbaikan untuk siklus
berikutnya.
79
3.2 SIKLUS PENELITIAN
Siklus atau putaran dalam PTK adalah satu kali proses pembelajaran sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun (Sanjaya, 2013:174). Peneliti merancang
pelaksanaan PTK dalam penelitian ini akan dilaksanakan secara bersiklus.
Dimana setiap siklus dilaksanakan satu kali pertemuan. Alur persiklus tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut :
3.2.1. Siklus Pertama
3.2.1.1. Perencanaan
Perencanaan adalah persiapan yang dilakukan untuk pelaksanaan PTK,
tahap perencanaan antara lain sebagai berikut:
1) Menelaah dan menentukan SK, KD, indikator, dan materi pembelajaran
IPS kelas V Semester II bersama tim kolaborator.
2) Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan dan skenario pembelajaran melalui model think talk write
berbantuan media komik.
3) Membuat media pembelajaran berupa media komik pembelajaran.
4) Membuat lembar pengamatan berupa lembar observasi untuk mengamati
keterampilan guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran meng-
gunakan model think talk write berbantuan media komik.
5) Menyiapkan lembar catatan lapangan dalam pembelajaran IPS melalui
model think talk write berbantuan media komik.
6) Menyiapkan peralatan pendukung pembelajaran
80
3.2.1.2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan adalah perlakuan yang dilaksanakan guru berdasar-
kan perencanaan yang telah disusun (Sanjaya, 2013:176). Pelaksanaan tindakan
berupa kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir pembelajaran.
Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
pada perencanaan siklus I yaitu pembelajaran IPS pada kelas V melalui model
think talk write berbantuan media komik.
3.2.1.3. Observasi
1) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran
melalui model think talk write berbantuan media komik.
2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model
think talk write berbantuan media komik.
3) Mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran
3.2.1.4. Refleksi
Dalam tahap ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi:
1) Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan penerapan
model think talk write berbantuan media komik pada siklus pertama.
2) Melakukan evaluasi secara menyeluruh proses dan hasil pembelajaran
siklus pertama melalui penerapan model think talk write berbantuan media
komik.
3) Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.
4) Meminta saran pada kolaborator untuk perbaikan pembelajaran pada siklus
berikutnya.
81
3.2.2. Siklus Kedua
3.2.2.1. Perencanaan
Perencanaan yang dilakukan pada siklus kedua adalah memperbaiki
pembelajaran pada siklus pertama. Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat
rencana sebagai berikut:
1. Menelaah SK, KD, Indikator, materi pembelajaran IPS bersama
kolaborator.
2. Menyusun perangkat pembelajaran sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan dan skenario pembelajaran model think talk write berbantuan
media komik.
3. Menyiapkan materi sekaligus media komik.
4. Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati keterampilan guru,
aktivitas siswa, hasil belajar siswa, dan catatan lapangan dalam pembela-
jaran IPS melalui model think talk write berbantuan media komik.
5. Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.2.2.2. Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
pada perencanaan siklus II yaitu pembelajaran IPS pada kelas V melalui
penerapan model think talk write berbantuan media komik.
3.2.2.3. Observasi
Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborator melakukan
pengamatan terhadap pembelajaran.
Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
82
1) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran
melalui model think talk write berbantuan media komik.
2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model
think talk write berbantuan media komik.
3) Mencatat hal-hal penting selama proses pembelajaran
3.2.2.4. Refleksi
Pada siklus kedua, refleksi dilakukan untuk mengetahui perubahan tingkah
lakusiswa selama mengikuti pembelajaran serta peningkatan kualitas
pembelajaran IPS.
Dalam tahap refleksi, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi:
1) Mengkaji ulang pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan penerapan
model think talk write berbantuan media komik pada siklus pertama.
2) Melakukan evaluasi secara menyeluruh proses dan hasil pembelajaran
siklus pertama melalui penerapan model think talk write berbantuan media
komik.
3) Mencatat masalah-masalah yang muncul selama proses pembelajaran.
4) Meminta saran pada kolaborator untuk perbaikan pembelajaran pada siklus
berikutnya.
3.2.3. Siklus Ketiga
3.2.3.1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus ketiga adalah memperbaiki pembelajaran yang te-
lah dilakukan pada siklus kedua.
Tahap perencanaan pada siklus ketiga meliputi:
83
1) Merancang perbaikan pembelajaran berdasarkan refleksi siklus kedua.
2) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai perbaikan hasil
refleksi siklus kedua dengan menerapkan model think talk write
berbantuan media komik.
3) Mempersiapkan sumber dan media komikberupa komik pembelajaran.
4) Membuat lembar kerja siswa untuk bahan diskusi siswa.
5) Meyiapkan lembar observasi mengamati keterampilan guru, aktivitas
siswa dalam pembelajaran IPS.
6) Membuat instrumen berupa lembar observasi mengamati aktivitas siswa
dan keterampilan guru selama proses pembelajaran.
7) Menyiapkan lembar catatan lapangan.
3.2.3.2. Pelaksanaan tindakan
Peneliti melakukan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun
pada perencanaan siklus III yaitu pembelajaran IPS pada kelas V melalui model
think talk write berbantuan media komik.
3.2.3.3. Observasi
Selama penelitian berlangsung peneliti bersama kolaborator melakukan
pengamatan terhadap pembelajaran.
Observasi pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1) Melakukan pengamatan keterampilan guru dalam perbaikan pembelajaran
melalui model think talk write berbantuan media komik.
2) Melakukan pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui model
think talk write berbantuan media komik.
84
3.2.3.4. Refleksi
Pada siklus ketiga, refleksi dilakukan untuk mengetahui perubahan pada
tingkah laku siswa selama mengikuti pembelajaran serta peningkatan kualitas
pembelajaran IPS materi perkembangan teknologi transportasi.
Dalam tahap refleksi, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti meliputi:
1) Menganalisis pelaksanaan pembelajaran pada siklus ketiga.
2) Menganalisis hasil belajar siswa pada siklus ketiga dan membandingkanya
dengan siklus pertama dan kedua.
3) Jika indikator sudah memenuhi kriteria yang ditetapkan tidak dilaksana-
kan siklus 4 tetapi pembelajaran dapat ditingkatkan secara berkelanjutan.
3.3 SUBJEK PENELITIAN
Subjek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3.3.1. Guru
Subyek dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar IPS di kelas V
SDN Patemon 01 melalui model think talk write berbantuan media komik.
3.3.1. Siswa
Subyek dalam penelitian ini adalah 36 siswa kelas V yang terdiri 20 siswa
laki-laki dan 16 siswa perempuan yang mengikuti pelajaran IPS melalui model
think talk write berbantuan media komik. Namun aktivitas siswa yang diamati
difokuskan pada 10 siswa sebagai sample penelitian.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui model think talk write
berbantuan media komik. dilaksanakan pada seluruh siswa kelas V SDN Patemon
85
01. Namun untuk mencari data aktivitas siswa dan hasil belajar ranah afektif,
obyek penelitian hanya difokuskan pada 10 siswa sebagai sampel penelitian. Hal
ini dilaksanakan bertujuan untuk memudahkan observer dalam melakukan
pengamatan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hopkins (dalam Wardhani, 2010:
2.23) yang menyatakan bahwa terdapat lima karakteristik kunci observasi. Salah
satu karakteristik kunci observasi adalah fokus. Fokus pengamatan yang sempit
atau spesifik akan menghasilkan data yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan
profesional guru.
3.4 TEMPAT PENELITIAN
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SDN Patemon 01 terletak di
Jalan Patemon Sekaran kecamatan Gunungpati Kota Semarang Jawa Tengah.
3.5 VARIABEL PENELITIAN
Variabel dalam penelitian ini meliputi:
a. Keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik di kelas V SD Negeri Patemon 01
b. Aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik di kelas V SD Negeri Patemon 01
c. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik di kelas V SD Negeri Patemon 01
86
3.6 DATA DAN CARA PENGUMPULAN DATA
3.6.1. Sumber Data
3.6.1.1. Guru
Sumber data guru dalam penelitian ini adalah guru yang mengajar di kelas
V SDN Patemon 01 dalam pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik.
3.6.1.2. Siswa
Sumber data siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN
Patemon 01 sebanyak 36 siswa yang terdiri 20 siswa laki-laki dan 16 siswa
perempuan yang mengikuti pelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik.
3.6.1.3. Data dokumen
Data yang diperoleh dari dokumen berupa daftar nama siswa, data awal/
daftar nilai sebelum dilaksanakan penelitian model think talk write berbantuan
media komik pada siswa kelas V SDN Patemon 01.
3.6.2. Jenis Data
3.6.2.1. Data Kuantitatif
Menurut Herrhyanto (2008:1.3) data kuantitatif merupakan data yang
berbentuk bilangan atau angka. Data kuantitatif dalam penelitian ini diwujudkan
berupa data hasil evaluasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model
think talk write berbantuan media komik yang berbentuk tes.
87
3.6.2.2. Data Kualitatif
Menurut Arikunto (2012:131) data kualitatif adalah data yang berupa
informasi berbentuk kalimat yang memberi gambaran tentang pemahaman siswa
selama proses pembelajaran. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau
gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. Data kualitatif dalam penelitian
ini diwujudkan dengan data observasi keterampilan guru, aktivitas siswa, catatan
lapangan, data kuesioner, foto serta video saat proses pembelajaran.
3.6.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah
teknik non tes dan tes.
3.6.3.1. Teknik Non Tes
Adapun metode nontes yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya
sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat observasi
(Sanjaya, 2013:270). Selanjutnya, Hamdani (2011:312) menyebutkan bahwa
observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan mengamati dan mencatat
secara sistematik apa yang tampak dan terlihat sebenarnya. Jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa obsevasi adalah proses mengamati dan mencatat hal-hal yang
terjadi dari kejadian atau situasi.
Kegiatan observasi penelitian ini berupa lembar pengamatan keterampilan
guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model think talk write
88
berbantuan media komik. Sasaran dalam observasi ini adalah guru dan siswa
dengan menggunakan alat lembar observasi (pengamatan) yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran IPS.
b. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan catatan mengenai segala hal yang terjadi
pada saat tindakan berlangsung. Dalam penelitian ini, catatan lapangan digunakan
mencatat segala hal yang muncul dalam pembelajaran IPS melalui model think
talk write berbantuan media komik . Masnur (2009:60) menjelaskan catatan
lapangan adalah riwayat tertulis, diskriptif yang mencakup rujukan atau pendapat
yang diarahkan pada persoalan yang dianggap menarik. Catatan lapangan berisi
catatan guru selama pembelajaran berlangsung apabila ada hal-hal yang muncul
dalam proses pembelajaran, catatan lapangan berguna untuk memperkuat data
yang diperoleh dalam observasi dan sebagai masukan guru dalam melakukan
refleksi.
Catatan lapangan dilakukan untuk memperkuat data yang diperoleh pada
saat observasi keterampilan guru, aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui
model think talk write berbantuan media komik.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data skor siswa sebelum
tindakan dan setelah tindakan, serta foto dan video untuk merekam proses pem-
belajaran dari awal sampai akhir sehingga memberikan gambaran kongkrit
aktivitas siswa dan keterampilan guru selama pembelajaran. Nana Syaodih (2011:
221) menjelaskan metode dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data
89
dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen
tertulis, gambar maupun elektronik.
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh
data tentang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran IPS melalui model think
talk write berbantuan media komik
3.6.3.2. Tes
Tes adalah instrumen pengumpulan data tentang kemampuan subjek
penelitian dengan cara pengukuran (Sanjaya, 2013: 251). Menurut Sutikno (2013:
121) tes adalah alat pengukuran berupa pertanyaan, perintah, dan petunjuk yang
ditujukan kepada tester untuk mendapatkan respon sesuai petunjuk.
Jadi tes adalah alat untuk memperoleh informasi baik kondisi, perkem-
bangan atau perubahan yang diinginkan pada murid atau kelompok murid.
Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa yang ditunjukkan pada kemampuan dasar atau prestasi belajar siswa. Tes
diberikan untuk mengetahui tingkat kemampuan kognitif siswa. Tes ini dikerjakan
siswa secara individu. Tes ini dilakukan pada saat proses pembelajaran dan tes
akhir pembelajaran pada setiap siklus. Aspek yang digunakan sebagai keber-
hasilan adalah indikator pencapaian kompetensi. Tes tertulis yang digunakan
dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang hasil belajar IPS
melalui model think talk write berbantuan media komik.
90
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian pembelajaran IPS
melalui model think talk write berbantuan media komik adalah:
3.7.1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar untuk mengukur kemampuan kognitif
pada siswa dianalisis dengan teknik analisis deskriptif dengan menentukan mean.
Data kuantitatif akan disajikan dalam bentuk prosentase. Berikut adalah langkah-
langkah untuk menganalisis data kuantitatif:
1) Menentukan nilai berdasarkan skor teoretis
Keterangan:
B = banyaknya butir yang dijawab benar (dalam bentuk pilihan ganda)
atau (jumlah skor jawaban benar pada tiap butir/ item soal pada tes
bentuk penguraian).
St = skor teoritis = banyaknya butir soal pada pilihan ganda, jumlah skor
seluruhnya.
N = nilai
(Poerwanti dkk, 2008:6.14-6.16)
2) Menghitung persentase ketuntasan belajar
Menurut Aqib (2010:41) untuk menghitung persentase ketuntasan belajar
dapat menggunakan rumus sebagai berikut:
N = 𝑩
𝑺𝒕 x 100
91
Nilai ketuntasan adalah nilai yang menggambarkan proporsi dan kualifikasi
penguasaan siswa terhadap kompetensi yang telah dikontrakkan dalam
pembelajaran (Poerwanti, 2008:6.16). Menghitung persentase ketuntasan belajar
secara klasikal digunakan rumus sebagai berikut:
% ketuntasan belajar=
x 100%
(Aqib, 2010:41)
3) Menghitung mean atau rata-rata
Mean atau rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan seluruh skor dibagi
dengan banyaknya subjek. Secara sederhana rumusnya adalah:
Keterangan:
= nilai rata-rata
ΣX = Jumlah semua nilai siswa
ΣN = Jumlah siswa (Aqib, 2011:40)
Pemerolehan nilai dari hasil penghitungan rumus-rumus di atas,
dibandingkan dengan kriteria ketuntasan belajar siswa yang dikategorikan
menjadi dua, yaitu tuntas (≥64) dan tidak tuntas (<64), disesuaikan dengan KKM
mata pelajaran IPS di SDN Patemon 01 Kota Semarang.
Nilai ketuntasan merupakan nilai yang menggambarkan proporsi dan
kualifikasi penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditentukan.
Menurut Aqib (2010: 41) kriteria tingkat keberhasilan belajar secara klasikal
=
92
dikelompokkan dalam 5 kategori yaitu > 80% berarti sangat tinggi, 60-79%
berarti tinggi, 40-59% berarti sedang, 20-39% berarti rendah dan < 20% berarti
sangat rendah. Hasil penghitungan tersebut dikonsultasikan dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) SDN Patemon 01 dengan KKM klasikal dan
individual dikelompokkan ke dalam dua kategori tuntas dan tidak tuntas, dengan
kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kriteria Ketuntasan belajar
Kriteria ketuntasan
klasikal
Kriteria Ketuntasan
individu
Kualifikasi
≥75% ≥ 64 Tuntas
<75% < 64 Tidak Tuntas
Sumber: SK KKM Mata Pelajaran IPS SDN Patemon 01 Tahun Pelajaran 2015
Dari perhitungan demikian, dapat ditentukan jumlah siswa yang tuntas dan tidak
tuntas.
3.7.2. Data Kualitatif
Dalam penelitian tindakan kelas ini data kualitatif berupa data hasil obser-
vasi aktivitas siswa dan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model
think talk write berbantuan media komik, serta hasil catatan lapangan, dianalisis
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Data kualitatif
dipaparkan dalam kalimat yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk
memperoleh suatu kesimpulan.
Data kualitatif ini diperoleh dari pengolahan data yang didapat dari instru-
men pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa. Poerwanti (2008:6.9)
menjelaskan dalam bentuk contoh mengenai instrument untuk mengukur minat
93
peserta didik yang telah berhasil dibuat adalah 10 butir. Jika rentangan yang
dipakai adalah 1–5 maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi adalah 50.
Dengan demikian mediannya adalah Me
= 30. Jika dibagi menjadi 4
kategori maka didapat skala 10–20 masuk dalam kategori tidak berminat, 21–30
kurang berminat, 31–40 berminat dan skala 41–50 sangat berminat. Dari contoh
tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam mengelola data skor
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan skor tertinggi (m)
2. Menentukan skor terendah (k)
3. Membagi rentang nilai menjadi 4 kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan
kurang
4. Menentukan jarak interval
( )
(Widoyoko, 2012: 110-111)
Skor yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dikonversikan
dengan tabel rentang dan kategori data kualitatif untuk mengetahui rentang skor
dan kategorinya.
94
Tabel 3.2
Skor dan Kategori
Skor Kategori Penilaian Kualifikasi
(k+3(i)) ≤ skor ≤m Sangat Baik Tuntas
(k+2(i)) ≤ skor < (k+3(i)) Baik Tuntas
(k+i) ≤ skor < (k+2(i)) Cukup Tidak Tuntas
k ≤ skor < (k+i) Kurang Tidak Tuntas
Keterangan:
a. Kategori sangat baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan (k+3(i))
kurang dari sama dengan m
b. Kategori baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan (k+2(i)) kurang
dari (k+3(i))
c. Kategori cukup dengan jumlah skor lebih dari sama dengan (k+i) kurang
dari (k+2(i))
d. Kategori kurang dengan jumlah skor lebih dari sama dengan k kurang dari
(k+i)
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat dibuat tabel klasifikasi
tingkatan nilai untuk menentukan tingkatan nilai pada keterampilan guru, aktivitas
siswa, dan hasil belajar sebagai berikut:
3.7.2.1. Analisis Data Kelerampilan Guru
Untuk menghitung skor hasil pengamatan terhadap keterampilan guru
menggunakan perhitungan sebagai berikut :
95
Keterangan Penilaian
R = skor terendah = 10 × 1 = 10
T = skor tertinggi = 10 × 4 = 40
Median =
=
= 25
Jarak Interval (i) =
=
=
= 7,5
(k+i) = 10+ 7,5= 17,5
(k+2(i)) = 10+2(7,5)=10+15= 25
(k+3(i)) = 10+3(7,5)=10+22,5= 32,5
(k+4(i)) = 10+4(7,5)=10+30= 40
Tabel 3.3
Kriteria Data Keterampilan Guru
Keterangan:
a. Kategori sangat baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 32,5
kurang dari sama dengan 44
Skor Nilai
32,5 ≤ skor ≤ 40 Sangat Baik
25 ≤ skor < 32,5 Baik
17,5 ≤ skor < 25 Cukup
01 ≤ skor < 17,5 Kurang
96
b. Kategori baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 25 kurang
dari 32,5
c. Kategori cukup dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 17,5
kurang dari 25
d. Kategori kurang dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 10
kurang dari 17,5.
Kriteria data keterampilan guru diperoleh dari skor tiap indikator
keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model
think talk write berbantuan media komik yang terdiri atas: 1) membuka pelajaran;
2) mengajukan pertanyaan; 3) menjelaskan materi pelajaran; 4) membentuk
kelompok secara heterogen; 5) mengadakan variasi; 6) mengajar kelompok kecil
dan perorangan; 7) membimbing diskusi kelompok; 8) menciptakan lingkungan
pembelajaran yang optimal; 9) memberikan penghargaan; 10) menutup pelajaran.
3.7.2.2. Analisis Data Aktivitas Siswa
Sedangkan untuk menghitung skor hasil pengamatan terhadap aktivitas
siswa menggunakan perhitungan sebagai berikut :
Keterangan Penilaian
R = skor terendah = 8 ×1 = 8
T = skor tertinggi = 8 × 4 = 32
Jarak Interval (i) =
=
=
= 6
(k+i) = 8+6= 14
97
(k+2(i)) = 8+2(6)=8+12=20
(k+3(i)) = 8+3(6)=8+18= 26
(k+4(i)) = 8+4(6)=8+24= 32
Tabel 3.4
Kriteria Data Aktivitas Siswa
Keterangan:
a. Kategori sangat baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 26
kurang dari sama dengan 32
b. Kategori baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 20 kurang
dari 26
c. Kategori cukup dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 14 kurang
dari 20
d. Kategori kurang dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 8 kurang
dari 14
Tabel kriteria data aktivitas siswa diperoleh dari skor tiap indikator
aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran IPS menggunakan model think
talk write berbantuan media komik yang terdiri atas: 1) mempersiapkan diri
sebelum pembelajaran IPS; 2) keaktifan bertanya dan menjawab dalam
Skor Nilai
26 ≤ skor ≤ 32 Sangat Baik
20 ≤ skor < 26 Baik
14 ≤ skor < 20 Cukup
8≤ skor < 14 Kurang
98
pembelajaran; 3) memperhatikan penjelasan dari guru; 4) menggunakan media
berupa komik; 5) aktif mencatat hal penting dalam komik; 6) keaktifan dalam
kegiatan diskusi; 7) melaporkan hasil diskusi; 8) mengerjakan soal evaluasi.
3.7.2.3. Analisis Data Hasil Belajar Siswa
Ranah afektif
Keterangan Penilaian Afektif
R = skor terendah = 4 × 1 = 4
T = skor tertinggi = 4 × 4 = 16
Median =
=
= 10
Jarak Interval (i) =
=
=
= 3
(k+i) = 4+3= 7
(k+2(i)) = 4+2(3)=4 +6= 10
(k+3(i)) = 4+3(3)=4+9= 13
(k+4(i)) = 4+4(3)=4+12= 16
99
Tabel 3.5
Kriteria Data Nilai Afektif
Keterangan:
a. Kategori sangat baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 13
kurang dari sama dengan 16
b. Kategori baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 10 kurang
dari 13
c. Kategori cukup dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 7 kurang
dari 10
d. Kategori kurang dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 4 kurang
dari 7
Tabel kriteria data afektif siswa diperoleh dari skor tiap indikator afektif
siswa dalam melaksanakan pembelajaran pembelajaran IPS menggunakan model
think talk write berbantuan komik yang terdiri atas: jujur, santun, tanggungjawab,
percayadiri.
Skor Nilai
13 ≤ skor ≤ 16 Sangat Baik
10 ≤ skor < 13 Baik
7 ≤ skor < 10 Cukup
4 ≤ skor < 7 Kurang
100
Ranah psikomotorik
Keterangan Penilaian Psikomotorik
R = skor terendah = 3 × 1 = 3
T = skor tertinggi = 3 × 4 = 12
Jarak Interval (i) =
=
=
= 2,25
(k+i) = 3+2,25= 5,25
(k+2(i)) = 3+2(2,25)= 3+4,5= 7,5
(k+3(i)) = 3+3(2,25)= 3+6,75= 9,75
(k+4(i)) = 3+4(2,25)= 3+9= 12
Tabel 3.6
Kriteria Data Nilai Psikomotorik
Keterangan:
a. Kategori sangat baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan
9,75 kurang dari sama dengan 12
Skor Nilai
9,75 ≤ skor ≤ 12 Sangat Baik
7,5 ≤ skor < 9,75 Baik
5,25 ≤ skor < 7,5 Cukup
3 ≤ skor < 5,25 Kurang
101
b. Kategori baik dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 7,5 kurang
dari 9,75
c. Kategori cukup dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 5,25
kurang dari 7,5
d. Kategori kurang dengan jumlah skor lebih dari sama dengan 3
kurang dari 5,25
Tabel kriteria data psikomotorik siswa diperoleh dari skor tiap indikator
psikomotorik siswa dalam melaksanakan pembelajaran pembelajaran IPS
menggunakan model think talk write berbantuan komik yang terdiri atas: 1)
persiapan; 2) pelaksanaan; 3) produk.
3.8 INDIKATOR KEBERHASILAN
Model think talk write berbantuan media komik dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan guru, aktivitas siswa, dan hasil
belajar IPS pada siswa kelas V SD Negeri Patemon 01 dengan indikator sebagai
berikut:
1. Keterampilan guru kelas V SD Negeri Patemon 01 dalam melaksanakan
pembelajaran model dengan menggunakan think talk write berbantuan
media komik sekurang-kurangnya baik, yaitu perolehan skor (25 ≤ skor <
32,5) pada lembar pengamatan keterampilan guru.
2. Aktivitas siswa kelas V SD Negeri Patemon 01 dalam melaksanakan
pembelajaran model dengan menggunakan think talk write berbantuan
media komik sekurang-kurangnya baik, yaitu perolehan (20 ≤ skor < 26)
pada lembar pengamatan aktivitas siswa.
102
3. Hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Patemon 01 dalam melaksanakan
pembelajaran dengan menggunakan model think talk write berbantuan
media komik pada ranah kognitif mencapai ketuntasan belajar klasikal
75% dengan nilai individu ≥ 64.
187
BAB V
PENUTUP
5.1. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas pada pembelajaran IPS melalui
model think talk write berbantuan media komik di kelas V SDN Patemon 01 Kota
Semarang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang meliputi keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar berupa ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil sebagai berikut:
1. Keterampilan guru pada pembelajaran IPS melalui model think talk write
berbantuan media komik di kelas V mengalami peningkatan. Keterampilan
guru pada siklus I memperoleh skor 23 dengan kategori cukup, dan
meningkat pada siklus II dnegan memperoleh skor 28 dengan kategori baik.
Pada siklus terakhir jumlah keterampilan guru meningkat menjadi 37 skor
dengan kategori sangat baik.
2. Aktivitas siswa siklus I memperoleh jumlah skor 181 dengan rata-rata 18,1
dengan kategorikan cukup. Pada siklus II aktivitas siswa meningkat
memperoleh jumlah skor 214 dengan rata-rata skor total 21,4 sehingga
dikategorikan baik dan siklus III jumlah aktivitas siswa juga meningkat
menjadi 272 skor dengan rata-rata skor total 27,2 dengan kategori sangat
baik.
3. Hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan psikomotorik dalam
pembelajaran IPS melalui model think talk write berbantuan media komik di
188
kelas V selalu mengalami peningkatan. Hal ini dapat dibuktikan dengan data
sebagai berikut:
3.1. Ranah Kognitif
Pada data awal memiliki persentase ketuntasan 38,8%. Pada siklus I
menunjukkan persentase ketuntasan meningkat menjadi 52,7%. Pada siklus
II, ketuntasan belajar juga meningkat mencapai 69,4% dan siklus III
meningkat sebanyak 12% sehingga hasil belajar siswa menjadi 86,1%, ini
artinya penelitian ini telah mencapai tingkatan yang diharapkan pada siklus
III.
3.2. Ranah Afektif
Ranah afektif pada penelitian ini meningkat pada tiap siklusnya. Hal
ini dibuktikan pada siklus I, jumlah perolehan nilai adalah 101 dengan rata-
rata 10,1 dan sehingga masuk dalam kategori baik. Pada siklus II, jumlah
perolehan nilai adalah 121 dengan rata-rata 12,1 dengan kategori baik. Pada
siklus III jumlah perolehan nilai adalah 142 dengan rata-rata 14,2 sehingga
masuk pada kategori sangat baik.
3.3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik pada penelitian ini meningkat pada tiap
siklusnya. Hal ini dibuktikan pada siklus I, jumlah perolehan nilai adalah
1240 dengan rata-rata 6,32 dan sehingga masuk dalam kategori cukup. Pada
siklus II, jumlah perolehan nilai adalah 348 dengan rata-rata 9,16 dengan
kategori baik. Pada siklus III jumlah perolehan nilai adalah 417 dengan rata-
rata 10,97 sehingga masuk pada kategori sangat baik.
189
5.2. SARAN
Pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam pembelajaran
IPS melalui model think talk write berbantuan media komik di kelas V SDN
Patemon 01 Kota Semarang, terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan,
antara lain:
1. Pembelajaran yang dilaksanakan di kelas sebaiknya menggunakan berbagai
model dan media, salah satu model dan media yang bisa dilaksanakan adalah
model think talk write berbantuan media komik karena dapat menjadikan
siswa bekerja sama dengan anggota kelompoknya yang heterogen selain itu
adanya interaksi antar anggota dapat membantu siswa yang kurang paham
menjadi paham.
2. Guru hendaknya menerapkan model think talk write berbantuan media komik
sebagai salah satu model dan media dalam pembelajaran selain pembelajaran
IPS karena dengan model dan media ini dapat menjadikan pembelajaran lebih
bervariatif dan tidak monoton sehingga pembelajaran lebih efektif.
3. Kepala Sekolah hendaknya memberikan motivasi dan apresiasi kepada
penelitian yang telah dilakukan, agar pendidik nantinya termotivasi untuk
melaksanakan penelitian atau membuat karya ilmiah.
190
DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri.2009. Strategi Pembelajaran di SD.Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
________________ . 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Asrori, Muhammad.2009. Penelitian Tindakan Kelas.Bandung: Wacana Utama
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di
Sekolah. Jogjakarta: Dive Press.
Aqib, Zaenal. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Yrama Widya.
__________. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual(Inovatif).Bandung:Yrama Widya.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Yrama Widya
Depdiknas. 2007. Peningkatan Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
________ . 2006. Naskah Akademik Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran
IPS. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum
_________ . 2004. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Depdiknas
_________ . 2012. Himpunan Perundang-Undangan Republik Indonesia. Sistem
Pendidikan Nasional (SISDIKNAS). Bandung: Fokusindo Mandiri
Dyah Dwi Hapsari, Sukarno, Joko Daryanto. (2013). Media Komik Untuk
Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan. http://ejournal.ums.ac.id/index.php/JJPGSD/article/view/856728/vol11
Hamalik, Oemar. 2012. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia
Hamid, Sholeh. 2011. Standar Mutu Penilaian dalam Kelas. Jogjakarta: Dive
Press
191
Herrhyanto, Nar dan Akib H. 2008. Statistika Dasar. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Huda, Miftahul. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi
Konstruktivistik.Jakarta: Prestasi Pustaka
Kurnia Indah Cahyani, Kuswadi, Karsono. (2014). Penggunaan Media Komik
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi. FKIP USM. Dalam
Portal Garuda.
Muslich, Masnur. 2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Bumi Aksara.
Permendiknas. 2006. Standar Isi. Jakarta: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia.
Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi.
Rifa’i, Achmad dan Chatharina Tri Anni. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang:
UNNES Press
Rusman. 2014. Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung:
Alfabeta.
_______ . 2014. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Press.
Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali
Press
Sanaky, Hujair. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. 2013. Yogyakarta:
Kaukaba Dipantara.
Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenadomeda.
Slavin, E. Robert.2005. Cooperative Learning: Teori, Riset dan Praktik. Bandung
: Nusamedia.
Sugiarto. 2013. Pendekatan Scientific di SD. Jakarta: Badan Pelatihan Nasional.
Sugandi, Achmad. 2007. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press.
Sugiyono.2008. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung :
Alfabeta.
192
Sukmadinata, Nana. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suprapto. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Pendidikan dan Ilmu-Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: CAPS.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di SD. Jakarta: Prenada
Media.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto. 2011. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana
Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Kencana.
Winataputra, Udin S, dkk. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Zaheer Ahmad. 2010. Effects of Cooperative Learning vs. Traditional Instruction
on Prospective Teachers’ Learning Experience and Achievement.Ankarna
University, Journal Of Faculty Of Educational Sciences, year: 2010,vol:
43,no:1,151-164
http://www.nationalforum.com/ElectronicJournalVolumes/Zaheer,Ahmad.
EffectsOfCooperativeLearningvs.TraditionalInstructionOnProspectiveTea
chersLearningExperienceAndAchievementNFTEJ/V43N32012.pdf
193
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR KETERAMPILAN GURU
DALAM PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK TALK WRITE
BERBANTUAN MEDIA KOMIK
Langkah-langkah Pembelajaran
Model Think Talk Write berbantuan
media Komik
Keterampilan
Guru
(Rusman, 2014:
80-89)
Indikator keterampilan
guru dalam pembelajaran
melalui model Think Talk
Write berbantuan media
komik
1. Guru menjelaskan materi dan konsep
pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
2. Guru menunjukan media komik
didepan kelas dan menjelaskan
penggunaannya.
3. Guru membagikan komik kepada
masing-masing siswa.
4. Siswa membaca komik dan membuat
catatan kecil secara individual
tentang hal penting atau informasi
yang dia ketahui maupun belum
diketahui dalam komik (think).
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil heterogen (5-6
orang)
6. Siswa berinteraksi dengan teman
satu kelompok membahas isi catatan
kecil yang telah dibuat dan membuat
rangkuman dengan pemahaman
mereka peristiwa sesuai isi komik
(talk).
7. Dari hasil diskusi siswa secara
individual merumuskan pengetahuan
sesuai dengan hasil diskusi
merekadengan bentuk tulisan dengan
bahasanya sendiri (write).
8. Masing–masing kelompok
(perwakilan kelompok) membacakan
hasil diskusinya didepan kelas dan
kelompok lain bertugas memberi
tanggapan.
9. Guru memberikan refleksi tentang isi
komik bersama siswa dan
kesimpulan tentang materi yang telah
dipelajari.
10. Guru membagikan soal evaluasi
kepada siswa.
11. Siswa mengerjakan soal evaluasi
secara individual.
1. Keterampilan
bertanya
2. Keterampilan
memberi
penguatan
3. Keterampilan
mengadakan
variasi
4. Keterampilan
menjelaskan,
5. Keterampilan
membuka dan
menutup
pelajaran
6. Keterampilan
membimbing
diskusi
kelompok
kecil
7. Keterampilan
mengelola
kelas, dan
8. Keterampilan
mengajar
kelompok
kecil dan
perorangan.
1. Membuka pelajaran
(keterampilan membuka
dan menutup pelajaran)
2. Mengajukan pertanyaan
(keterampilan bertanya)
3. Menjelaskan materi
pelajaran (keterampilan
menjelaskan)
4. Membentuk kelompok
secara heterogen
(keterampilan mengelola
kelas)
5. Menggunakan media
komik (keterampilan
mengadakan variasi)
6. Menerapkan model think
talk write dalam
pembelajaran
(keterampilan mengelola
kelas dan keterampilan
mengajar kelompok
kecil dan perseorangan)
7. Membimbing diskusi
kelompok (keterampilan
membimbing diskusi
kelompok kecil)
8. Menciptakan lingkungan
pembelajaran yang
optimal (keterampilan
mengelola kelas dan
keterampilan memberi
penguatan)
9. Memberikan penguatan
(keterampilan memberi
penguatan)
10. Menutup pelajaran
(keterampilan membuka
dan menutup pelajaran)
LAMPIRAN 1
194
PEDOMAN PENETAPAN INDIKATOR AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL THINK TALK WRITE
BERBANTUAN MEDIA KOMIK
Langkah-langkah Model
Think Talk Write
berbantuan media Komik
Aktivitas Siswa
Paul B. Diedrich (dalam
Sardiman, 2014: 101)
Indikator aktivitas siswa
dalam pembelajaran
melalui model Think Talk
Write berbantuan media
komik
1. Guru menjelaskan materi
dan konsep pembelajaran
yang akan dilaksanakan.
2. Guru menunjukan media
komik didepan kelas dan
menjelaskan
penggunaannya.
3. Guru membagikan komik
kepada masing-masing
siswa.
4. Siswa membaca komik dan
membuat catatan kecil
secara individual tentang hal
penting atau informasi yang
dia ketahui maupun belum
diketahui dalam komik
(think).
5. Guru membagi siswa dalam
kelompok kecil heterogen
(5-6 orang)
6. Siswa berinteraksi dengan
teman satu kelompok
membahas isi catatan kecil
yang telah dibuat dan
membuat rangkuman
dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik
(talk).
7. Dari hasil diskusi siswa
secara individual
merumuskan pengetahuan
sesuai dengan hasil diskusi
merekadengan bentuk
tulisan dengan bahasanya
sendiri (write).
8. Masing–masing kelompok
(perwakilan kelompok)
membacakan hasil
diskusinya didepan kelas
1. Visual activities:
membaca, melihat
gambar-gambar,
mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran,
mengamati orang lain
bekerja, atau bermain.
2. Oral activities:
mengemukakan suatu
fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu
kejadian, mengajukan,
pertanyaan, member saran,
mengemukakan pendapat,
wawancara, diskusi.
3. Listening activities:
mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan
percakapan atau diskusi
kelompok, mendengarkan
suatu permainan
instrumen musik,
mendengarkan siaran
radio.
4. Writing activities: menulis
cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan,
bahan-bahan kopi,
membuat sketsa, atau
rangkuman, mengerjakan
tes, dan mengisi angket.
5. Drawing activities:
menggambar, membuat
grafik, diagram, peta dan
pola.
6. Motor activities:
melakukan percobaan,
memilih alat-alat,
melaksanakan pameran,
1. Menyiapkan diri sebelum
pembelajaran IPS (visual
activities, emotional
activities)
2. Keaktifan bertanya dan
menjawab dalam
pembelajaran IPS ( oral
activities, emotional
activities)
3. Memperhatikan
penjelasan dari guru (oral
activities, listening
activities, writing
activities, mental
activities, emotional
activities)
4. Memahami media komik
(visual activities, oral
activities, listening
activities, mental
activities, emotional
activities )
5. Aktif menyimpulkan isi
komik (visual activities ,
oral activities, writing
activities, listening
activities, , mental
activities, emotional
activities)
6. Keaktifan dalam kegiatan
diskusi kelompok (visual
activities, oral activities,
listening activities, writing
activities, drawing
activities, mental
activities, emotional
activities)
7. Melaporkan hasil diskusi
(visual activities,oral
LAMPIRAN 2
195
dan kelompok lain bertugas
memberi tanggapan.
9. Guru memberikan refleksi
tentang isi komik bersama
siswa dan kesimpulan
tentang materi yang telah
dipelajari.
10. Guru membagikan soal
evaluasi kepada siswa.
11. Siswa mengerjakan soal
evaluasi secara individual.
membuat model,
menyelenggarakan
permainan (simulasi),
menari, berkebun.
7. Mental activities:
merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah,
menganalisis faktor-
faktor, menemukan
hubungan-hubungan,
membuat keputusan.
8. Emotional activities:
minat, membedakan,
berani, tenang, merasa
bosan, gembira,
bersemangat, bergairah,
gugup dan sebagainya.
activities, mental
activities, emotional
activities)
8. Mengerjakan soal evaluasi
(oral activities, writing
activities, mental
activities, emotional
activities)
196
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Judul: Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik Di Kelas V SDN Patemon 01 Kota
Semarang
No Variabel Indikator Sumber
Data
Alat/instrume
n 1. Keterampila
n guru dalam
pembelajara
n IPS
melalui
model think
talk write
berbantuan
media
komik.
1. Membuka pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan
3. Menjelaskan materi pelajaran
4. Membentuk kelompok secara
heterogen
5. Menggunakan media komik
6. Menerapkan model think talk write
dalam pembelajaran
7. Membimbing diskusi kelompok
8. Menciptakan lingkungan
pembelajaran yang optimal
9. Memberikan penguatan
10. Menutup pelajaran
1. Guru
2. Foto
3. Catatan
lapangan
4. Video
1. Lembar
pengamatan
keterampilan
guru.
2. Catatan
Lapangan
3. Dokumentas
i/ kamera
digital
2 Aktivitas
siswa kelas
V dalam
pembelajara
n IPS
melalui
model think
talk write
berbantuan
media
komik.
1. Menyiapkan diri sebelum
pembelajaran IPS
2. Keaktifan bertanya dan menjawab
dalam pembelajaran IPS
3. Memperhatikan penjelasan dari
guru
4. Memahami media komik
5. Aktif menyimpulkan isi komik
6. Keaktifan dalam kegiatan diskusi
kelompok
7. Melaporkan hasil diskusi
8. Mengerjakan soal evaluasi
1. Siswa
2. Foto
3. Catatan
lapangan
4. Video
1. Lembar
pengamatan
aktivitas
siswa
2. Catatan
Lapangan.
3. Dokumentas
i/ kamera
digital
LAMPIRAN 3
197
3 Hasil belajar
siswa kelas
V dalam
pembelajara
n IPS
melalui
model think
talk write
berbantuan
media
komik.
Ranah Kognitif
1. Menyebutkan peristiwa yang
terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan.
2. Menjelaskan peritiwa pertemuan di
Dalat yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan.
3. Menjelaskan peritiwa
Rengasdengklok yang terjadi
menjelang proklamasi
kemerdekaan.
4. Menyimpulkan runtutan peristiwa
yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan.
5. Menjelaskan peristiwa perumusan
teks proklamasi.
6. Mengemukakan peristiwa detik-
detik proklamasi kemerdekaan.
7. Menyimpulkan runtutan peristiwa
perumusan teks proklamasi
kemerdekaan.
8. Menyebutkan tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam proklamasi
kemerdekaan.
9. Memilih cara menghargai jasa
tokoh-tokoh kemerdekaan.
10. Menyimpulkan tokoh-tokoh dan
perannya dalam proklamasi
kemerdekaan.
Ranah Afektif
1. Menyatakan kejujuran.
2. Bersikap santun.
3. Berpegang pada tanggung jawab.
4. Menunjukkan kepercayaan diri.
Ranah Psikomotorik
1. Membuat catatan yang berisi
informasi penting dalam komik dan
menyimpulkannya.
1. Siswa
2. Hasil tes
formatif
1. Lembar tes
formatif
2. Lembar
penilaian
sikap
3. Lembar
kerja
kelompok
4. Lembar
kerja siswa
198
LEMBAR PENGAMATAN
Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus ...
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari, tanggal :
Nama Observer : Munawaroh, S.Pd SD
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No Indikator Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Membuka
pelajaran
a. Mengkondisikan siswa sebelum pelajaran di mulai
b. Menanyakan kehadiran siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
d. Menimbulkan motivasi siswa.
2. Mengajukan
pertanyaan
a. Pertanyaan yang disampaikan jelas dan dimengerti
oleh siswa
b. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan materi
pembelajaran
c. Memberikan kesempatan siswa untuk menjawab
d. memberikan konfirmasi jawaban kepada siswa
3. Menjelaskan
materi
pelajaran
a. Menyampaikan materi secara jelas
b. Menyampaikan materi pelajaran menggunakan
bahasa yang baik dan benar
c. Menggunakan contoh atau ilustrasi yang ada
LAMPIRAN 4
199
dikehidupan siswa
d. Menguasai materi saat pembelajaran
4. Membentuk
kelompok
secara
heterogen
a. Memusatkan perhatian siswa
b. Memberi petunjuk dengan jelas
c. Membantu siswa membentuk kelompok
d. Membentuk kelompok secara heterogen
5. Menggunaka
n media
komik
a. Materi dalam komik sesuai dengan pembelajaran
b. Cerita dalam komik mudah dimengerti siswa
c. Media komik dapat menarik perhatian siswa
d. Media komik dapat membantu pemahaman siswa
6. Menerapkan
model think
talk write
dalam
pembelajaran
a. Memberi penjelasan tentang peng-gunaan model
think talk write
b. Menerapkan langkah-langkah model pembelajaran
think talk write
c. Penyajian informasi yang memotivasi siswa dalam
melaksanakan pembelajaran,
d. membimbing siswa dalam menggu-nakan model
think talk write dalam pembelajaran
7. Membimbing
diskusi
kelompok
a. Membimbing jalannya diskusi
b. Memberi arahan kepada siswa untuk aktif dalam
berdiskusi
c. memberi kesempatan siswa melaporkan hasil
diskusi
d. menindaklanjuti hasil diskusi
8. Menciptakan
lingkungan
pembelajaran
yang optimal
a. Memotivasi siswa berpendapat
b. Merespon partisipasi siswa dalam pembelajaran
c. Memberikan teguran dan penguatan terhadap sikap
siswa
d. Membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan
9. Memberikan
penguatan
a. Memberikan penguatan menggu-nakan bahasa
yang padat dan jelas
b. Pemberian penguatan secara verbal (pujian)
c. memberikan penguatan secara non verbal
(gerakan, tepukan, pendekatan, simbol)
d. Pemberian penguatan dapat memberi motivasi
siswa agar lebih semangat dalam pembelajaran
10. Menutup
pelajaran
a. Membimbing siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
b. Memberikan evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut.
d. memberikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
200
Semarang, .................. 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
SKOR TOTAL
KATEGORI PENILAIAN
201
LEMBAR PENGAMATAN
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus ...
Nama Siswa : .....................................
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari, tanggal : .................................
Nama Pengamat : Munawaroh, S.Pd SD
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No Indikator Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Menyiapkan diri
sebelum
pembelajaran IPS
(visual activities,
emotional
activities)
e. Datang tepat waktu sebelum
pelajaran dimulai
b. Mempersiapkan peralatan, buku
dan materi sesuai topik
c. Memperhatikan petunjuk guru
sebelum memulai pelajaran
d. Duduk dengan rapi ditempat
duduk masing-masing
2. Keaktifan bertanya
dan menjawab
dalam
pembelajaran IPS (
oral activities,
emotional
a. Aktif bertanya materi pada guru.
b. Menanggapi pertanyaan guru.
c. Pertanyaan yang diajukan sesuai
materi.
d. Menjawab pertanyaan dengan
benar.
LAMPIRAN 5
202
activities)
3. Memperhatikan
penjelasan dari
guru (oral
activities, listening
activities, writing
activities, mental
activities,
emotional
activities)
a. Mendengarkan penjelasan guru.
b. Mencatat hal penting dari
penjelasan guru
c. Menanyakan hal yang belum
dimengerti
d. Mendengarkan dengan tenang.
4. Menggunakan
media visual
berupa komik
pembelajaran (
visual activities,
oral activities,
listening activities,
mental activities,
emotional
activities).
a. Menggunakan media sesuai
petunjuk guru
b. Tidak mencoret-coret media
c. Membaca media dengan tenang
d. Bertanya kepada guru jika ada
yang tidak dimengerti
5. Aktif
menyimpulkan isi
komik (visual
activities , oral
activities, listening
activities, mental
activities,
emotional
activities)
a. Memahami peristiwa dan alur
cerita dalam komik
b. Siswa mendiskusikan materi
dengan teman sekelompoknya
c. Menyimpulkan dan mencatat
hasil diskusi
d. Memahami isi simpulan hasil
diskusi
6. Keaktifan dalam
kegiatan diskusi
kelompok (visual
activities, oral
activities, listening
activities, writing
activities, drawing
activities, mental
activities,
emotional
activities,)
a. Dapat mengemukakan pendapat.
b. Dapat menerima pendapat orang
lain.
c. Aktif dalam semua kegiatan
kelompok.
d. Tidak mendominasi kegiatan
kelompok.
7. Melaporkan hasil
diskusi (visual
activities, oral
activities, mental
activities,
emotional
activities)
a. Bertanggung jawab dengan hasil
diskusi
b. Melapokan hasil diskusi de-ngan
percaya diri
c. Laporan hasil diskusi rapi dan
sistematis
d. Laporan hasil diskusi
menggukanakan kalimat yang
tepat dan jelas
8. Mengerjakan soal a. Mengerjakan soal evaluasi secara
203
Semarang, ................ 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
evaluasi dan
membuat simpulan
(oral activities,
writing activities,
mental activities,
emotional
activities)
mandiri dan tertib
b. Mengerjakan soal evaluasi sesuai
petunjuk guru
c. Membuat simpulan dari komik
dan hasul diskusi dengan baik
d. Selesai mengerjakan evaluasi
tepat waktu
SKOR TOTAL
KATEGORI PENILAIAN
204
LEMBAR PENGAMATAN
Hasil Belajar Afektif Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus I
Nama Siswa : ....................................
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari, tanggal : ......................................
Nama Pengamat : ......................................
Petunjuk :
3. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
4. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No Perilaku Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Menyatakan
kejujuran
a. Mengemukakan apa adanya
b. Berbicara secara terbuka
c. Menunjukkan fakta yang sebenarnya
d. Mengakui kesalahan
2. Bersikap
santun
a. Menerima nasihat guru
b. Menghindari permusuhan dengan teman
c. Menjaga ketertiban
d. Berbicara dengan tenang
3. Berpegang a. Melaksanakan kewajiban
LAMPIRAN 6
205
pada
tanggung
jawab
b. Menaati tata tertib
c. Memelihara fasilitas
d. Menjaga kebersihan lingkungan
4. Menunjukkan
kepercayaan
diri
a. Pantang menyerah
b. Berani menyatakan pendapat
c. Berani bertanya
d. Berpenampilan tenang
SKOR
KATEGORI PENILAIAN
Semarang, ................ 2015
Pengamat,
.......................................
206
LEMBAR PENGAMATAN
Hasil Belajar Psikomotorik Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think
Talk Write Berbantuan Media Komik
Siklus I
Nama Siswa :
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari, tanggal : ......................................
Nama Pengamat : ......................................
Petunjuk :
1. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
2. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No Perilaku Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1 Persiapan a. Tertib sebelum memulai diskusi
b. Menyiapkan alat dan bahan (komik, 1
lembar kertas dan alat tulis)
c. Siswa memperhatikan petunjuk diskusi
d. Memulai diskusi dengan baik
2 Pelaksanaan a. Membaca komik secara individual
b. Membuat catatan tentang hal penting
dalam komik
LAMPIRAN 7
207
c. Aktif berdiskusi dalam kelompok
d. Membuat kesimpulan isi komik bersama
kelompok
3 Penialain e. Kerapian catatan
f. Kelengkapan catatan
g. Kesesuaian simpulan dengan isi komik
h. Presentasi hasil kerja kelompok
Semarang, ................. 2015
Pengamat,
.....................................
208
LAMPIRAN SIKLUS I
RPP, HASIL OBSERVASI, HASIL BELAJAR,
CATATAN LAPANGAN DAN DOKUMENTASI
209
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Hari, tanggal : Senin, 13 April 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1x Pertemuan)
A. Standar Kompetensi
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
2.3.1 Menyebutkan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan.
2.3.2 Menjelaskan peritiwa pertemuan di Dalat yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan.
2.3.3 Menjelaskan peritiwa Rengasdengklok yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan.
2.3.4 Menyimpulkan runtutan peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui tanya jawab dengan guru siswa dapat menyebutkan peristiwa yang
terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan dengan tepat.
2. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang peristiwa yang terjadi
menjelang proklamasi kemerdekaan siswa dapat menjelaskan peritiwa
pertemuan di Dalat yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan dengan
benar.
3. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang peristiwa yang terjadi
menjelang proklamasi kemerdekaan siswa dapat menjelaskan peritiwa
Rengasdengklok yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan dengan
benar.
4. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan runtutan
peristiwa yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan dengan benar.
LAMPIRAN 8
210
Karakter yang diharapkan: jujur, santun, bertanggung jawab dan percaya diri.
E. Materi Pokok
1. Pertemuan di Dalat
2. Berita Kekalahan Jepang
3. Peristiwa Rengasdengklok.
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Tanya jawab
4. Model pembelajaraan : Model Think Talk write
G. Media Pembelajaran
1. Media komik pembelajaran
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Pra kegiatan ( 5 menit)
1. Salam
2. Mengkondisikan kelas
3. Doa
4. Presensi
b. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan terkait dengan materi.
Seperti: “ Aapa yang kalian ketahui tentang peristiwa kemerdekaan
Indonesia ?”
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi “Peristiwa Menjelang
Proklamasi Kemerdekaan” (eksplorasi)
2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran
(elaborasi)
3. Siswa ditunjukan media komik oleh guru (eksplorasi)
211
4. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
penggunaan komik (eksplorasi)
5. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual tentang
hal penting yang dia ketahui maupun belum diketahui dalam komik (think)
(elaborasi)
6. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen (5-6 orang) (eksplorasi)
7. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil
yang telah dibuat dan membuat rangkuman dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik (talk). (elaborasi)
8. Dari hasil diskusi siswa secara individual merumuskan pengetahuan sesuai
dengan hasil diskusi mereka dengan bentuk tulisan dengan bahasanya sendiri
(write) (elaborasi)
9. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok) membacakan hasil
diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan
(elaborasi)
10. Siswa dibimbing guru mengkorfirmasi hasil diskusi yang telah berlangsung.
(konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (15 menit)
11. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individual
I. Sumber Belajar
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (BSNP).
2. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial karangan Endang Susilaningsih dan Linda
S. Limbong untuk SD/ MI kelas V.hal 181
3. BSNP. 2006. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas
J. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
a. Tes awal : Tanya jawab sebelum pembelajaran
b. Tes Proses : Pengamatan dalam pembelajaran
c. Tes Akhir : Tes Tertulis
2. Teknik Penilaian
a. Tes
b. Non Tes
3. Bentuk Penilaian
212
a. Tes : Tertulis
b. Non tes : Pengamatan
4. Instrumen
a. Tes tertulis : pilihan ganda dan uraian (terlampir)
b. Pengamatan : Lembar pengamatan sikap dan aktivitas siswa (terlampir)
5. Kisi-kisi Evaluasi (terlampir)
6. Rambu-rambu jawab dan kunci jawaban (terlampir)
7. Penskoran (terlampir)
Semarang, 13 April 2015
Guru Mitra Guru Kelas V
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. NIP. 19670617199372001 NIM. 1401411125
Mengetahui,
213
MATERI PEMBELAJARAN
Peristiwa-Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Ada beberapa peristiwa sejarah menjelang Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945 yang patut kita ketahui.
1. PERTEMUAN DI DALAT
Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr.
Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi
undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Jenderal Terauchi adalah
Panglima tentara Jepang di Asia Tenggara. Dalam pertemuan itu, Jenderal
Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk memberikan
kemerdekaan kepada Indonesia. Keputusan itu diambil setelah Amerika Serikat
menjatuhkan bom atom di Jepang. Bom atom pertama dijatuhkan di kota
Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. Bom kedua dijatuhkan di kota Nagasaki
pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibatnya, Jepang menyatakan menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945.
2. MENANGGAPI BERITA KEKALAHAN JEPANG
Berita tentang kekalahan itu sangat dirahasiakan oleh Jepang. Semua radio
disegel oleh pemerintah Jepang. Namun demikian, ada juga tokohtokoh
pergerakan yang dengan sembunyi-sembunyi mendengar berita tentang kekalahan
Jepang tersebut. Di antaranya adalah Sutan Syahrir. Pada tanggal 14 Agustus
1945 sore, Sutan Syahrir sudah menunggu kedatangan Mohammad Hatta dari
Dalat. Syahrir mendesak agar proklamasi jangan dilakukan oleh PPKI. Menurut
Syahrir, Negara Indonesia yang lahir dengan cara demikian akan dicap oleh
Sekutu sebagai negara buatan Jepang. Syahrir mengusulkan agar proklamasi
kemerdekaan dilakukan oleh Bung Karno saja sebagai pemimpin rakyat, atas
nama rakyat lewat siaran radio.
3. PERISTIWA RENGASDENGKLOK
Berita kekalahan Jepang secara sembunyi-sembunyi didengar oleh tokoh
pergerakan Nasional yaitu Sutan Syahrir. Pemuda-pemuda Indonesia berdiskusi
untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia karena Indonesia berada dalam
kekosongan kekuasaan. Pemuda-pemuda itu adalah C. Saleh, Sukarni, Wikana
dan Sutan Syahrir .
214
Pada tanggal 15 Agustus 1945, tiga tokoh PPKI tiba di tanah air. Mereka
disambut oleh golongan muda yang dipimpin Sultan Syahrir agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun, tokoh dan golongan tua
seperti Mohammad Hatta, Ahmad Subarjo, Dr. Buntaran, Dr. Sanusi, dan Iwa
Kusumasumantri berpendapat kemerdekaan Indonesia dicapai tanpa pertumpahan
darah jika bekerja sama dengan Jepang. Sikap ini ditentang oleh golongan muda.
Perbedaan pendapat mengakibatkan golongan muda menculik Sukarno dan Hatta
ke luar kota. Tempat yang dipilih adalah Rengasdengklok, sebuah kota
kawedanan di sebelah timur Jakarta. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus
1945. Tujuan “penculikan” itu adalah menjauhkan kedua pemimpin nasional itu
dari pengaruh Jepang selain itu, para pemuda juga bermaksud memaksa mereka
agar segera memproklamasi kemerdekaan lepas dari segala sesuatu yang berkaitan
dengan Jepang. Setelah menjamin bahwa proklamasi akan segera dilaksanakan,
kedua tokoh tersebut di bawa ke Jakarta untuk menyusun persiapan pelaksanaan
proklamasi. Malam harinya, Soekarno-Hatta mengumpulkan para anggota PPKI
dan para pemimpin pemuda. Mereka diajak bermusyawarah untuk mewujudkan
proklamasi kemerdekaan. Sebagai tempat musyawarah, Mr.Ahmad Subarjo
memilih rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam Bonjol No. 1, Jakarta. Ia
adalah sahabatnya yang menjabat Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang.
Sekarang rumah ini menjadi gedung Museum Proklamasi.
215
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran berupa komik pembelajaran yang berisi materi pembelajaran
yang dikemas dengan animasi mengenai peristiwa menjelang proklamasi
kemerdekaan
216
LEMBAR KERJA SISWA
Petunjuk:
1. Tulis nama dan nomer absen anggota kelompok pada tempat yang disediakan!
2. Berdiskusilah dengan kelompok untuk mengerjakan tugas di bawah ini!
Tugas 1
Berdasarkan komik pembelajaran yang telah kalian baca. Sebutkan peristiwa apa saja
yang terjadi menjelang proklamasi kemerdekaan!
1. ...........................................................................................................
2. ...........................................................................................................
3. ...........................................................................................................
Tugas 2
1. Berdasarkan komik pembelajaran yang telah kalian baca. Jelaskan terjadinya
peristiwa pertemuan di Dala!
2. Berdasarkan komik pembelajaran yang telah kalian baca. Jelaskan terjadinya
peristiwa Rengasdengkolok!
3. Berdasarkan komik pembelajaran yang telah kalian baca. Buatlah simpulan
mengenai runtutan peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan sesuai isi
komik sebanyak 2 alinea secara jelas dan sistematis !
Nama Kelompok:
1. /
2. /
3. /
4. /
5. /
6. /
NILAI
217
KISI - KISI SOAL SOAL EVALUASI
Satuan Sekolah : SDN Patemon 01
Kelas/Semester : V / II
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mem-pesiapkan dan
mempertahankan kemer-dekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mem-proklamasikan kemerdekaan.
No. Indikator Aspek Nomor
Soal
Bentuk Soal
1 2.3.1 Menyebutkan peristiwa yang terjadi
menjelang proklamasi kemerdekaan.
C1 A.
1,2,3,4
Pilihan ganda
2 2.3.2 Menjelaskan peritiwa pertemuan di
Dalat yang terjadi menjelang
proklamasi kemerdekaan.
C2 A. 5,9
B. 1
Pilihan ganda
Uraian
3 2.3.3 Menjelaskan peristiwa
Rengasdengklok yang terjadi menje-
lang proklamasi kemerdekaan.
C3 A.
6,7,8,10
B. 2
Pilihan ganda
Uraian
4 2.3.4 Menyimpulkan runtutan peristiwa
yang terjadi menjelang proklamasi
kemerdekaan
C5 B. 3 Uraian
218
SOAL EVALUASI
Nama :
No. Absen :
A. Kerjakan Soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu jawaban yang palling tepat!
1. Dimana tempat pertemuan para pemimpin Indonesia dengan Jendral Terauchi
untuk membicarakan kemerdekaan Indonesia?
a. Jakarta c. Dalat
b. Hiroshima d. Surabaya
2. Negara yang menjatuhkan bom atom di Jepang adalah.....
a. Amerika Serikat c. Italia
b. Rusia d. Inggris
3. Kota yang hancur setelah di bom atom pada 6 Agustus 1945 adalah
a. Nagasaki c. Tokyo
b. Hiroshima d. Osaka
4. Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu pada tanggal.....
a. 6 Agustus 1945 c. 9 Agustus 1945
b. 17 Agustus 1945 d. 14 Agustus 1945
5. Musyawarah untuk mempersiapkan proklamasi kemerdekaan bertempat
tinggal di rumah ....
a. Laksamana Muda Maeda c. Ir. Soekarno
b. Drs. Moh. Hatta d. Mr. Ahmad Subarjo
6. Tokoh yang mendengar berita Jepang menyerah pada sekutu dan mendesak
Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan adalah.....
a. Chaerul Shaleh c.Sutan Syahrir
b. Ahmad Soebardjo d. Wikana
7. Berikut ini tokoh yang termasuk dalam golongan tua adalah......
a. Moh. Hatta c. Margono
b. Wikana d. Chairul Saleh
8. Berikut ini tokoh yang termasuk golongan muda, kecuali.......
a. Margono c. Chairul Saleh
219
b. Ahmad Soebardjo d. Wikana
9. Soekarno- hatta diculik oleh golongan muda ke kota.....
a. Jogja c. Rengasdengklok
b. Bogor d. Cirebon
10. Tokoh yang menjemput Soekarno-Hatta dari Rengasdengklok ke Jakarta
adalah.....
a. Ahmad Soebardjo c. Sutan Syahrir
b. Wikana d. Chaerul Shaleh
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
jelas dan tepat!
1. Jelaskan kapan dan apa yang terjadi dalam pertemuan di Dalat, Vietnam Selatan!
2. Jelaskan peristiwa Rengasdengklok!
a. Tokoh peristiwa Rengasdengklok
b. Tanggal dan tempat terjadinya peristiwa Rengasdengklok
c. Penyebab
3. Buatlah simpulan runtutan peristiwa menjelang kemerdekaan dalam 1 alinea
dengan bahasamu sendiri secara sistematis !
220
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI
A. Pilihan ganda
1. C 6. C
2. A 7. A
3. B 8. B
3. D 9. C
4. A 10.C
B. Uraian
1. Pada tanggal 12 Agustus 1945 tiga tokoh pergerakan nasional, yaitu Dr.
Radjiman Wedyodiningrat, Ir. Sukarno, dan Drs. Mohammad Hatta memenuhi
undangan Jenderal Terauchi di Dalat (Vietnam Selatan). Dalam pertemuan itu,
Jenderal Terauchi mengatakan pemerintah Jepang telah memutuskan untuk
memberikan kemerdekaan kepada Indonesia.
2.
a) Tokoh : C. Saleh, Wikana,Sukarni, Sultan Syahrir, Mohammad Hatta, Ahmad
Subarjo, Ir. Soekarno.
b) Peristiwa Rengasdengklok terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 di
Rengasdengklok, sebuah kota kawedanan di sebelah timur Jakarta.
c) Perbedaan pendapat antara golongan muda dan golongan tua
3. (jawaban disesuaikan dengan kesesuaian simpulan siswa materi dalam komik)
Teknik Penskoran :
A. Pilihan Ganda B. Uraian Nilai = 𝐴 𝐵
𝑆𝑡 x 100
Bobot @ soal = 1 Bobot @ soal = 10
Skor maks = 1 x 10 = 10 Skor maks = 𝑥
= 10
221
LEMBAR PENGAMATAN
Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus I
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari, tanggal : Senin, 13 April 2015
Nama Observer : Munawaroh, S.Pd SD
Petunjuk :
5. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
6. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No. Indikator Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Membuka
pelajaran
f. Mengkondisikan siswa sebelum pelajaran di
mulai
g. Menanyakan kehadiran siswa
h. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
i. Menimbulkan motivasi siswa.
2. Mengajukan
pertanyaan
e. Pertanyaan yang disampaikan jelas dan
dimengerti oleh siswa
f. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
materi pembelajaran
g. Memberikan kesempatan siswa untuk
LAMPIRAN 9
222
menjawab
h. memberikan konfirmasi jawaban kepada
siswa
3. Menjelaskan
materi
pelajaran
e. Menyampaikan materi secara jelas
f. Menyampaikan materi pelajaran
menggunakan bahasa yang baik dan benar
g. Menggunakan contoh atau ilustrasi yang ada
dikehidupan siswa
h. Menguasai materi saat pembelajaran
4. Membentuk
kelompok
secara
heterogen
e. Memusatkan perhatian siswa
f. Memberi petunjuk dengan jelas
g. Membantu siswa membentuk kelompok
h. Membentuk kelompok secara heterogen
5. Menggunak
an media
komik
e. Materi dalam komik sesuai dengan
pembelajaran
f. Cerita dalam komik mudah dimengerti
siswa
g. Media komik dapat menarik perhatian siswa
h. Media komik dapat membantu pemahaman
siswa
6. Menerapkan
model think
talk write
dalam
pembelajara
n
e. Memberi penjelasan tentang peng-gunaan
model think talk write
f. Menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran think talk write
g. Penyajian informasi yang memotivasi siswa
dalam melaksanakan pembelajaran,
h. membimbing siswa dalam menggu-nakan
model think talk write dalam pembelajaran
7. Membimbin
g diskusi
kelompok
e. Membimbing jalannya diskusi
f. Memberi arahan kepada siswa untuk aktif
dalam berdiskusi
g. memberi kesempatan siswa melaporkan
hasil diskusi
h. menindaklanjuti hasil diskusi
8. Menciptaka
n
lingkungan
pembelajara
n yang
optimal
e. Memotivasi siswa berpendapat
f. Merespon partisipasi siswa dalam
pembelajaran
g. Memberikan teguran dan penguatan
terhadap sikap siswa
h. Membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan
9. Memberikan e. Memberikan penguatan menggu-nakan
223
Semarang, 13 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
penguatan bahasa yang padat dan jelas
f. Pemberian penguatan secara verbal (pujian)
g. memberikan penguatan secara non verbal
(gerakan, tepukan, pendekatan, simbol)
h. Pemberian penguatan dapat memberi
motivasi siswa agar lebih semangat dalam
pembelajaran
10. Menutup
pelajaran
e. Membimbing siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
f. Memberikan evaluasi
g. Memberikan tindak lanjut.
h. memberikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
SKOR TOTAL
KATEGORI PENILAIAN
224
CATATAN LAPANGAN SIKLUS I
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik Siswa Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : V/II
Pokok Bahasan : Peristiwa menjelang proklamasi kemerdekaan
Hari/Tanggal : Senin, 13 April 2015
Pukul : 08.00-09.15
Petunjuk:
Catatlah keadaan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya yang
penting dan belum tercantum dalam instrumen dan deskriptor!
Guru sudah cukup baik dalam mengajar. Guru sudah menggunakan suara
yang lantang. Namun, pada awal kegiatan guru belum menarik perhatian siswa
dengan memaksimalkan penggunaan media. Padalah media tersebut sangat baik
untuk siswa dalam bekerja kelompok. Dalam pembagian kelompok guru sudah
membagi kelompok secara heterogen sehingga efektif. Meskipun demikian tetap
ada kegaduhan dalam pelaksanaan kerja kelompok dikarenakan 1 atau 2 siswa
yang memulai keributan. Pada akhir pembelajaran, guru belum nampak
mengapresiasi siswa yang aktif dalam pembelajaran dan aktivitas tanya jawab.
Semarang, 13 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
LAMPIRAN 10
225
TABEL HASIL PENGAMATAN
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus I
No. Nama
Siswa
Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
1 D P W 4 1 2 1 1 1 2 3 15 Cukup
2 M A E P 3 1 2 1 1 2 2 2 14 Cukup
3 M M N 4 2 2 3 4 4 2 3 24 Baik
4 M A A 3 2 2 2 2 2 2 3 18 Cukup
5 P D P 4 2 2 3 2 2 2 3 20 Baik
6 R E R 3 2 2 1 2 2 2 3 17 Cukup
7 R A P 3 2 2 3 3 4 2 2 21 Baik
8 S B F 3 1 2 3 4 2 2 2 19 Cukup
9 E M 3 1 2 2 2 2 2 3 17 Cukup
10 N R A 3 1 2 1 2 2 2 3 16 Cukup
Jumlah 33 15 20 20 23 23 20 27 181
Rata-rata 18,1
Kategori Cukup
Semarang, 13 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 11
226
TABEL HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPS
MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA KOMIK
SIKLUS I
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 D P W 80 Tuntas
2 M A E P 40 Tidak tuntas
3 A K 70 Tuntas
4 A A S 40 Tidak tuntas
5 A K 70 Tuntas
6 A K P.W 45 Tidak tuntas
7 A Y U 45 Tidak tuntas
8 A A F 70 Tuntas
9 A D F 50 Tidak tuntas
10 A L K 70 Tuntas
11 D P S 60 Tidak tuntas
12 D A 70 Tuntas
13 D A 55 Tidak tuntas
14 G K W 70 Tuntas
15 I S I 58 Tidak tuntas
16 I N A 90 Tuntas
17 M M 80 Tuntas
18 M G R 55 Tidak tuntas
19 M C Y 80 Tuntas
20 M I A 85 Tuntas
21 M N 45 Tidak tuntas
22 M Mn 45 Tidak tuntas
23 M A A 80 Tuntas
24 M S 45 Tidak tuntas
25 M S A 75 Tuntas
26 M U A J 55 Tidak tuntas
27 P D P 70 Tuntas
LAMPIRAN 12
227
28 R E R 55 Tidak tuntas
29 R A P 80 Tuntas
30 S B F 90 Tuntas
31 S A S 55 Tidak tuntas
32 W F Y 30 Tidak tuntas
33 W A H 75 Tuntas
34 S N R 75 Tuntas
35 E M 95 Tuntas
36 N R A 70 Tuntas
Jumlah 2322
Rata-rata 64,5
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 30
Data Ketuntasan Klasikal 52,7%
Semarang, 13 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
228
TABEL HASIL PENGAMATAN
Aspek Afektif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus I
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4
1 D P W 2 3 4 1 10 Baik
2 M A E P 3 2 3 1 9 Cukup
3 M M N 2 2 4 2 10 Baik
4 M A A 2 3 3 2 10 Baik
5 P D P 2 2 4 2 10 Baik
6 R E R 2 3 3 1 9 Cukup
7 R A P 3 2 4 3 12 Baik
8 S B F 3 3 3 2 11 Baik
9 E M 2 3 4 2 11 Baik
10 N R A 3 2 3 1 9 Cukup
Jumlah 24 25 35 17 101
Rata-rata 10,1
Kategori Baik
Semarang, 13 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 13
229
TABEL PENGAMATAN HASIL BELAJAR
Aspek Psikomotorik Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus I
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Keterangan
1 2 3
1 D P W 2 4 2 8 Baik
2 M A E P 4 3 4 11 Sangat baik
3 A K 1 2 4 7 Cukup
4 A A S 1 2 4 7 Cukup
5 A K 2 4 2 8 Baik
6 A K P W 4 4 3 11 Sangat Baik
7 A Y U 1 2 4 7 Cukup
8 A A F 1 2 1 4 Kurang
9 A D F 2 1 1 4 Kurang
10 A L K 2 4 4 10 Sangat baik
11 D P S 2 1 1 4 Kurang
12 D A 2 1 1 4 Kurang
13 D A 1 2 4 7 Cukup
14 G K W 4 4 3 11 Sangat baik
15 I S I 3 4 4 11 Sangat baik
16 I N A 3 4 2 9 Baik
17 M M 3 4 2 9 Baik
18 M G R 2 3 4 9 Baik
19 M C Y 2 1 1 4 Kurang
20 M I A 2 3 1 6 Kurang
21 M N 2 1 1 4 Kurang
22 M M N 4 1 1 6 Kurang
23 M A A 2 1 2 5 Kurang
24 M S 3 3 1 7 Cukup
25 M S A 2 3 1 6 Kurang
LAMPIRAN 14
230
26 M U A J 2 2 1 5 Kurang
27 P D P 1 2 1 4 Kurang
28 R E R 2 2 1 5 Kurang
29 R A P 1 2 1 4 Kurang
30 S B F 2 3 1 6 Kurang
31 S A S 2 2 1 5 Kurang
32 W F Y 2 3 2 7 Cukup
33 W A H 1 2 1 4 Kurang
34 S N R 2 2 1 5 Kurang
35 E M 3 3 3 9 Baik
36 N R A 4 3 2 9 Baik
Jumlah 76 91 69 236
Rata-rata 6,5
Kategori Cukup
Semarang, 13 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
231
DOKUMENTASI SIKLUS I
Guru membuka pelajaran Guru menampilkan media komik
Guru membagi kelompok Siswa berdiskusi dengan kelompok
Guru membimbing jalannya diskusi Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
LAMPIRAN 15
232
LAMPIRAN SIKLUS II
RPP, HASIL OBSERVASI, HASIL BELAJAR,
CATATAN LAPANGAN DAN DOKUMENTASI
233
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Hari, tanggal : Jumat, 17 April 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1xPertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan kemerde-
kaan.
C. Indikator
2.3.5 Menjelaskan peristiwa perumusan teks proklamasi
2.3.6 Mengemukakan peristiwa detik-detik proklamasi kemerdekaan
2.3.7 Menyimpulkan runtutan peristiwa perumusan teks proklamasi kemerdekaan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang peristiwa perumusan
teks proklamasi siswa dapat menjelaskan peristiwa perumusan teks proklamasi
dengan benar.
2. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang detik-detik proklamasi
siswa dapat mengemukakan peritiwa detik-detik proklamasi dengan runtut.
3. Melalui kegiatan diskusi kelompok siswa dapat menyimpulkan runtutan peristiwa
perumusan teks proklamasi kemerdekaan dengan benar.
Karakter yang diharapkan: jujur, santun, bertanggung jawab dan percaya diri.
E. Materi Pokok
Peristiwa perumusan teks proklamasi dan detik-detik proklamasi
F. Metode dan Model Pembelajaran
LAMPIRAN 16
234
1. Ceramah
2. Diskusi kelompok
3. Tanya jawab
4. Model pembelajaraan : Think Talk Write
G. Media Pembelajaran
1. Media visual berupa komik pembelajaran
H. Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Pra kegiatan ( 5 menit)
1. Salam
2. Mengkondisikan kelas
3. Doa
4. Presensi
b. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan terkait dengan materi.
Seperti: “ siapa yang tahu, dimana teks proklamasi pertama kali
dirumuskan?”
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi “Peristiwa Perumusan
Teks Proklamasi” (eksplorasi)
2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran
(elaborasi)
3. Siswa ditunjukan media komik oleh guru(eksplorasi)
4. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
penggunaan komik (eksplorasi)
5. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual tentang
hal penting yang dia ketahui maupun belum diketahui dalam komik (think)
(elaborasi)
6. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen (5-6 orang) (eksplorasi)
7. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil
yang telah dibuat dan membuat rangkuman dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik (talk). (elaborasi)
235
8. Dari hasil diskusi siswa secara individual merumuskan pengetahuan sesuai
dengan hasil diskusi mereka dengan bentuk tulisan dengan bahasanya sendiri
(write) (elaborasi)
9. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok) membacakan hasil
diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan
(elaborasi)
10. Siswa dibimbing guru mengkorfirmasi hasil diskusi yang telah berlangsung.
(konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (15 menit)
11. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
(konfirmasi)
13. Siswa mengerjakan soal evaluasi secara individu
14. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa mempelajari materi
berikutnya.
I. Sumber Belajar
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (BSNP).
2. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial karangan Endang Susilaningsih dan
Linda S. Limbong untuk SD/ MI kelas V.hal 181
3. BSNP. 2006. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas
J. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
a. Tes awal : Tanya jawab sebelum pembelajaran
b. Tes Proses : Pengamatan dalam pembelajaran
c. Tes Akhir : Tes Tertulis
2. Teknik Penilaian
a. Tes
b. Non Tes
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis
b. Non tes : Pengamatan
236
4. Instrumen
a. Tes tertulis : pilihan ganda dan uraian (terlampir)
b. Pengamatan : Lembar pengamatan sikap dan aktivitas siswa (terlampir)
5. Kisi-kisi Evaluasi (terlampir)
6. Rambu-rambu jawab dan kunci jawaban (terlampir)
Penskoran (terlampir)
Semarang, 17 April 2015
Guru Mitra Guru Kelas V
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. NIP. 19670617199372001 NIM. 1401411125
Mengetahui,
237
MATERI PEMBELAJARAN
Perumusan teks proklamasi
Sesampai di Jakarta Sukarno-Hatta bersama Laksamana Maeda menemui
Mayjen Nishimura untuk berunding. Nishimura tidak mengizinkan proklamasi
kemerdekaan. Kemudian, mereka menuju rumah Laksamana Maeda di Jalan
Imam Bonjol No. 1. Di tempat inilah naskah proklamasi dirumuskan. Para
pemuka Indonesia yang hadir berkumpul dalam dua ruangan, ruang makan dan
serambi depan. Perumusan teks proklamasi dilakukan di dalam ruang makan oleh
Sukarno, Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Sukarno menulis rumusan proklamasi
tersebut
Setelah selesai, teks proklamasi tersebut dibacakan di hadapan tokoh-
tokoh peserta rapat. Setelah terjadi kesepakatan bersama, teks proklamasi
selanjutnya diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik. Teks proklamasi yang
sudah diketik ditandatangani oleh Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama
bangsa Indonesia. Naskah itulah yang dikenal sebagai naskah Proklamasi yang
autentik .
Timbul persoalan tentang cara mengumumkan proklamasi. Sukarni
mengatakan bahwa rakyat di sekitar Jakarta telah diberi tahu untuk datang
berbondong-bondong ke lapangan Ikada pada tanggal 17 Agustus. Di sana mereka
akan mendengarkan proklamasi kemerdekaan. Bung Karno menolak cara tersebut.
Akhirnya, disepakati proklamasi kemerdekaan dilakukan di kediaman Sukarno di
Jalan Pegangsaan Timur 56, pukul 10.00. Setelah itu, para tokoh bangsa yang
hadir, keluar dari rumah Laksamana Maeda dan pulang ke rumah masing-masing.
238
Sebelum semua pulang, Hatta berpesan kepada para pemuda yang bekerja pada
pers dan kantor berita, terutama B.M Diah untuk memperbanyak teks proklamasi
dan menyiarkannya ke seluruh dunia.
Sementara itu, para pemuda tidak langsung pulang ke rumah masing-
masing. Mereka dibagi dalam kelompok-kelompok. Setiap kelompok pemuda
mengirim kurir untuk memberitahukan kepada masyarakat bahwa saat proklamasi
telah tiba.
Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Pada tanggal 17 Agustus 1945 pagi banyak orang berkumpul di kediaman
Sukarno. Mereka adalah rakyat dan para pemuda. Sekitar pukul 10.00, Ir. Sukarno
didampingi Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
Berikut ini perkataan Sukarno pada pembacaan proklamasi kemerdekaan:
“Saudara-saudara sekalian, saya telah meminta Saudara hadir di sini untuk
menyaksikan suatu peristiwa maha penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh
tahun kita, bangsa Indonesia telah berjuang, untuk kemerdekaan tanah air kita.
Bahkan, telah beratus-ratus tahun. Gelombangnya aksi kita untuk mencapai
kemerdekaan kita itu ada naiknya, ada turunnya, tetapi jiwa kita tetap menuju ke
arah cita-cita. Juga di dalam zaman Jepang, usaha kita untuk mencapai
kemerdekaan nasional tidak berhenti. Di dalam zaman Jepang ini tampaknya saja
kita menyandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakikatnya, tetap kita
menyusun tenaga kita sendiri, tetap kita percaya pada kekuatan sendiri. Hanya
bangsa yang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri, akan dapat berdiri
dengan kekuatannya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musyawarah
dengan pemuka-pemuka rakyat Indonesia dari seluruh Indonesia.
Permusyawaratan itu seia sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang
saatnya untuk menyatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami
menyatakan kebulatan tekad itu. Dengarkanlah proklamasi kami:
Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal yang mengenai pemindahan kekusaan d.l.l., diselenggarakan
dengan cara seksama dan dalam tempo yang sesingkatsingkatnya.
239
Jakarta, hari 17 bulan 8 tahun ’05
Atas nama Bangsa Indonesia
Sukarno/Hatta
Demikianlah Saudara-saudara! Kita sekarang telah merdeka. Tidak ada
satu ikatan lagi yang mengikat tanah air kita dan bangsa kita! Mulai saat ini kita
menyusun negara kita! Negara merdeka, negara Republik Indonesia merdeka,
kekal, dan abadi. Insya’ Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu.”
Gambar 8.6 Didampingi Bung Hatta, Bung Karno memproklamasikan
kemerdekaanIndonesia (kiri). Rakyat Indonesia yang hadir mengikuti pembacaa
ProklamasiKemerdekaan dengan hikmat (kanan).
proklamasi selesai, upacara dilanjutkan dengan pengibaran bendera Merah
Putih. Pengibaran Bendera Merah Putih dilakukan oleh S. Suhud dan Cudanco
Latif, serta diiringi lagu Indonesia Raya. Bendera Merah Putih itu dijahit oleh Ibu
Fatmawati Sukarno. Pada saat Sang Saka Merah Putih dikibarkan, tanpa ada
yang memberi
aba-aba, para hadirin menyanyikan lagu Indonesia Raya. Setelah pengibaran
Bendera Merah Putih, Wali kota Suwiryo dan dr. Mawardi memberikan
sambutan. Kemudian mereka yang hadir saling bertukar pikiran sebentar lalu
pulang ke rumah masing-masing.
240
Gambar 8.7 Setelah pembacaan Proklamasi Kemerdekaan, dilakukan Pengibaran
Sang Saka Merah Putih (kiri). Gedung Proklamasi di Jl. Pegangsaan Timur 56,
tempat dilasungkannya pembacaan Proklamasi Kemerdekaan RI (kanan).
241
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran berupa komik pembelajaran yang berisi materi pembelajaran
yang dikemas dengan animasi mengenai peristiwa menjelang proklamasi
kemerdekaan
242
LEMBAR KERJA SISWA
Petunjuk:
1. Tulis nama anggota kelompok pada tempat yang disediakan!
2. Berdiskusilah dengan kelompok untuk mengerjakan tugas di bawah ini!
Tugas 1
Jawablah peristiwa detik-detik proklamasi di bawah ini:
a. Tempat yang digunakan untuk merumuskan teks proklamasi di.....
b. Tokoh yang bertugas mengetik teks proklamasi adalah...
c. Tokoh yang menjahit bendera pusaka Merah Putih adalah.....
d. Tanggal terjadinya peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah.....
e. Tempat yang dijadikan pelaksanaan upacara proklamasi kemerdekaan Indonesia
di.....
Tugas 2
Temukan perbedaan antara naskah proklamasi tidak outentik dan autentik (3
perbedaan)!
Sebelum diperbarui Sesudah diperbarui
Nama Kelompok:
1. /
2. /
3. /
4. /
5. /
6. /
NILAI
243
II.
III.
244
KISI - KISI SOAL SOAL EVALUASI
Satuan Sekolah : SD Patemon 01
Kelas/Semester : V / II
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi
3. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mem-pesiapkan dan
mempertahankan kemer-dekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mem-proklamasikan kemerdekaan
No. Indikator Aspek Nomor
Soal
Bentuk Soal
1 2.3.5 Menjelaskan peristiwa perumusan
teks proklamasi
C1 A.
1,2,3,4,5
B. 1
Pilihan ganda
Uraian
2 2.3.6 Mengemukakan peristiwa detik-detik
proklamasi kemerdekaan
C3 A. 8,10
B. 2
Pilihan ganda
Uraian
3 2.3.7 Menemukan perbedaan teks
proklamasi sebelum dan sesudah
diperbaharui
C4 A. 6,7
Pilihan ganda
245
SOAL EVALUASI
Nama :
No. Absen :
A. Kerjakan Soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu jawaban yang palling tepat!
1. Teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia dirumuskan di rumah......
a. Ir. Soekarno c. Ahmad Soebardjo
b. Moh. Hatta d. Laksamana Maeda
2. Tokoh yang menulis rumusan teks proklamasi adalah
a. Ir. Soekarno c. Laksamana Maeda
b. Moh. Hatta d. Sayuti Melik
3. Teks proklamasi yang disetujui diketik oleh.....
a. Moh. Hatta c. Ahmad Soebardjo
b. Sayuti Melik d. Ir. Soekarno
4. Teks proklamasi yang telah diketik dan ditanda tangani Soekarno-Hatta disebut
dengan naskah proklamasi yang....
a. Antik c. Autentik
b. Palsu d. proklamasi
5. Proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan pada tanggal........
a. 17 Agustus 1945 c.18 Agustus 1945
b. 16 Agustus 1945 d.19 Agustus 1945
6. Naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia tulisan wakil-wakil bangsa Indonesia
berubah menjadi......
a. Perwakilan bangsa Indonesia
b. Rakyat Indonesia
c. Atas nama bangsa Indonesia
d. Bangsa Indonesia
7. Perbedaan teks proklamasi sebelum dan sesudah diperbarui, kecuali
a. Ditulis tangan - diketik
b. Banyak coretan - tidak ada coretan
c. Belum ada tanda tangan – sudah ada tanda tangan
246
d. tulisan berwarna biru - hitam
8. Pencipta lagu Indonesia Raya adalah..........
a. Ir. Soekarno c. Moh. Soebardjo
b. Moh. Hatta d. Wr. Supratman
9. Bendera merah putih dijahit oleh.....
a. Ahmad Soebardjo c. Sukarni
b. Ibu Fatmawati d. Wikana
10. Tokoh yang menandatangani teks proklamasi adalah.....
a. Ir. Soekarno dan Moh. Hatta c. Ir. Soekarno dan A. Soebardjo
b. Moh. Hatta dan A. Soebardjo d. Ir. Soekarno dan Fatmawati
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
jelas dan tepat!
1. Jelaskan peristiwa proklamasi!
a. Tanggal
b. Tempat
c. Tokoh Pengibar bendera
d. Tokoh pemberi sambutan setelah pengibaran bendera
2. Jelaskan peran tokoh-tokoh di bawah ini dalam perumusan teks proklamasi!
a. Ir. Soekarno ..............
b. Moh. Hatta ................
c. Sayuti Melik ................
247
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI/KUIS
A. Pilihan ganda
1. D 6. C
2. A 7. D
3. B 8. D
4. C 9. B
5. C 10. A
B. . Uraian
1. a. Tanggal : 17 Agustus 1945
b. Rumah Ir. Soekarno , Jl. Pegangsaan Timur No. 56
c. Pengibar Bendera : Suhud dan Cudanco Latief
d. Suwiryo dan dr. Mawardi
2.
a) Ir. Soekarno berperan merumuskan, menulis, menandatangani dan
membacakan teks proklamasi,
b) Moh. Hatta berperan bersama dengan Ir. Soekarno, dan Ahmad Subarjo
merumuskan, menandatangani teks proklamasi dan mendampingi Soekarno
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
c) Sayuti Melik berperan mengetik teks proklamasi yang disetujui.
Teknik Penskoran :
A. Pilihan Ganda B. Uraian Nilai = 𝐴 𝐵
𝑆𝑡 x 100
Bobot @ soal = 1 Bobot @ soal = 10
Skor maks = 1 x 10 = 10 Skor MAKS = 5 x 2 = 10
248
LEMBAR OBSERVASI
Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus II
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa perumusan teks proklamasi
Hari, tanggal : Jum’at, 17 April 2015
Nama Observer : Munawaroh, S.Pd SD
Petunjuk :
7. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
8. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No. Indikator Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Membuka
pelajaran
a. Mengkondisikan siswa sebelum pelajaran di
mulai
b. Menanyakan kehadiran siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
d. Menimbulkan motivasi siswa.
2. Mengajukan
pertanyaan
a. Pertanyaan yang disampaikan jelas dan
dimengerti oleh siswa
b. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
materi pembelajaran
c. Memberikan kesempatan siswa untuk
menjawab
d. memberikan konfirmasi jawaban kepada
LAMPIRAN 17
249
siswa
3. Menjelaskan
materi
pelajaran
a. Menyampaikan materi secara jelas
b. Menyampaikan materi pelajaran
menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Menggunakan contoh atau ilustrasi yang ada
dikehidupan siswa
d. Menguasai materi saat pembelajaran
4. Membentuk
kelompok
secara
heterogen
a. Memusatkan perhatian siswa
b. Memberi petunjuk dengan jelas
c. Membantu siswa membentuk kelompok
d. Membentuk kelompok secara heterogen
5. Menggunaka
n media
komik
a. Materi dalam komik sesuai dengan
pembelajaran
b. Cerita dalam komik mudah dimengerti siswa
c. Media komik dapat menarik perhatian siswa
d. Media komik dapat membantu pemahaman
siswa
6. Menerapkan
model think
talk write
dalam
pembelajaran
a. Memberi penjelasan tentang peng-gunaan
model think talk write
b. Menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran think talk write
c. Penyajian informasi yang memotivasi siswa
dalam melaksanakan pembelajaran,
d. membimbing siswa dalam menggu-nakan
model think talk write dalam pembelajaran
7. Membimbing
diskusi
kelompok
a. Membimbing jalannya diskusi
b. Memberi arahan kepada siswa untuk aktif
dalam berdiskusi
c. memberi kesempatan siswa melaporkan hasil
diskusi
d. menindaklanjuti hasil diskusi
8. Menciptakan
lingkungan
pembelajaran
yang optimal
a. Memotivasi siswa berpendapat
b. Merespon partisipasi siswa dalam
pembelajaran
c. Memberikan teguran dan penguatan terhadap
sikap siswa
d. Membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan
9. Memberikan
penguatan
a. Memberikan penguatan menggu-nakan
bahasa yang padat dan jelas
b. Pemberian penguatan secara verbal (pujian)
c. memberikan penguatan secara non verbal
250
Semarang, 17 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
(gerakan, tepukan, pendekatan, simbol)
d. Pemberian penguatan dapat memberi
motivasi siswa agar lebih semangat dalam
pembelajaran
10. Menutup
pelajaran
a. Membimbing siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
b. Memberikan evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut.
d. memberikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
SKOR TOTAL
KATEGORI PENILAIAN
251
CATATAN LAPANGAN SIKLUS II
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik Siswa Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : V/II
Pokok Bahasan : Peristiwa perumusan teks proklamasi
Hari/Tanggal : Jum’at, 17 April 2015
Pukul : 08.00-09.15 WIB
Petunjuk:
Catatlah keadaan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya yang
penting dan belum tercantum dalam instrumen dan deskriptor!
Pada awal pembelajaran guru sudah baik, guru sudah melakukan salam
dan menyampaiakan tujuan pembelajaran. Kemudian guru memberikan
penjelasan kepada siswa dengan melibatkan siswa secara aktif dalam tanya jawab.
Dalam kegiatan kelompok, siswa sudah terlihat lebih tertib dan aktif dalam
berdiskusi. Pada akhir pembelajaran, siswa masih belum dapat menyelesaikan
evaluasi dengan tepat waktu dan guru masih belum mampu menguasai beberapa
siswa untuk tertib dalam mengerjakan evaluasi.
Semarang, 17 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
LAMPIRAN 18
252
TABEL HASIL PENGAMATAN
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus II
No. Nama
Siswa
Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
1 D P W 4 2 2 1 2 2 2 4 19 Cukup
2 M A E P 3 2 2 2 2 2 2 3 18 Cukup
3 M M N 4 3 3 3 4 4 2 4 27 Sangat Baik
4 M A A 4 3 2 2 3 2 4 3 23 Baik
5 P D P 4 3 3 2 2 2 2 4 22 Baik
6 R E R 3 2 2 2 2 2 2 3 18 Cukup
7 R A P 3 3 2 3 3 4 2 3 23 Baik
8 S B F 3 2 2 3 4 2 2 2 20 Baik
9 E M 4 2 3 2 3 3 2 4 23 Baik
10 N R A 4 2 3 2 2 2 2 4 21 Baik
Jumlah 36 24 24 22 27 25 22 34 214
Rata-rata 21,4
Kategori Baik
Semarang, 17 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 19
253
TABEL HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPS
MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA KOMIK
SIKLUS II
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 D P W 70 Tuntas
2 M A E P 55 Tidak tuntas
3 A K 75 Tuntas
4 A A S 60 Tidak tuntas
5 A K 75 Tuntas
6 A K P.W 80 Tuntas
7 A Y U 90 Tuntas
8 A A F 75 Tuntas
9 A D F 85 Tuntas
10 A L K 75 Tuntas
11 D P S 85 Tuntas
12 D A 70 Tuntas
13 D A 85 Tuntas
14 G K W 95 Tuntas
15 I S I 95 Tuntas
16 I N A 85 Tuntas
17 M M 80 Tuntas
18 M G R 95 Tuntas
19 M C Y 95 Tuntas
20 M I A 80 Tuntas
21 M N 75 Tuntas
22 M Mn 60 Tidak tuntas
23 M A A 85 Tuntas
24 M S 55 Tidak tuntas
25 M S A 55 Tidak tuntas
26 M U A J 75 Tuntas
27 P D P 55 Tidak tuntas
LAMPIRAN 20
254
28 R E R 95 Tuntas
29 R A P 100 Tuntas
30 S B F 75 Tuntas
31 S A S 70 Tuntas
32 W F Y 70 Tuntas
33 W A H 65 Tuntas
34 S N R 75 Tuntas
35 E M 95 Tuntas
36 N R A 75 Tuntas
Jumlah 2538
Rata-rata 70,5
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 45
Data KetuntasanKlasikal 69,4%
Semarang, 17 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
255
TABEL HASIL PENGAMATAN
Aspek Afektif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus II
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4
1 D P W 2 3 4 2 11 Baik
2 M A E P 3 2 3 2 10 Baik
3 M M N 3 4 4 3 14 Sangat Baik
4 M A A 2 3 3 2 10 Baik
5 P D P 3 4 4 3 14 Sangat Baik
6 R E R 3 3 4 2 12 Baik
7 R A P 3 4 4 3 14 Sangat Baik
8 S B F 3 3 3 2 11 Baik
9 E M 3 3 4 3 13 Sangat Baik
10 N R A 3 3 4 2 12 Baik
Jumlah 28 32 37 24 121
Rata-rata 12,1
Kategori Baik
Semarang, 17 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 21
256
PENGAMATAN HASIL BELAJAR
Aspek Psikomotorik Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus II
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Keterangan
1 2 3
1 D P W 2 3 2 7 Cukup
2 M A E P 4 3 4 11 Sangat baik
3 A K 2 3 2 7 Cukup
4 A A S 1 3 2 6 Cukup
5 A K 3 4 4 11 Sangat baik
6 A K P.W 4 3 2 9 Baik
7 A Y U 3 3 2 8 Baik
8 A A F 4 3 2 9 Baik
9 A D F 3 3 4 10 Sangat baik
10 A L K 4 4 4 12 Sangat baik
11 D P S 3 2 3 8 Baik
12 D A 3 2 3 8 Baik
13 D A 4 3 4 11 Sangat baik
14 G K W 4 4 4 12 Sangat baik
15 I S I 4 3 4 11 Sangat baik
16 I N A 4 4 4 12 Sangat baik
17 M M 4 4 12 Sangat baik
18 M G R 4 3 4 11 Sangat baik
19 M C Y 3 4 3 10 Sangat baik
20 M I A 4 4 4 12 Sangat baik
21 M N 3 4 3 10 Sangat baik
22 M Mn 3 3 3 9 Baik
23 M A A 2 3 3 8 Baik
24 M S 3 4 4 11 Sangat baik
LAMPIRAN 22
257
25 M S A 3 4 3 10 Sangat baik
26 M U A J 4 4 4 12 Sangat baik
27 P D P 3 3 2 8 Baik
28 R E R 3 4 3 10 Sangat baik
29 R A P 3 4 3 10 Sangat baik
30 S B F 4 4 3 11 Sangat baik
31 S A S 3 3 2 8 Baik
32 W F Y 4 3 3 10 Sangat baik
33 W A H 3 2 3 8 Baik
34 S N R 3 2 3 8 Baik
35 E M 3 3 3 9 Baik
36 N R A 3 4 4 12 Sangat baik
Jumlah 119 117 112 348
Rata-rata 9.6
Kategori Baik
Semarang, 17 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
258
DOKUMENTASI SIKLUS II
Guru membuka pelajaran Guru menampilkan media komik
Guru membagi kelompok Siswa berdiskusi dengan kelompok
Guru membimbing jalannya diskusi Siswa mengerjakan soal evaluasi
Guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran
LAMPIRAN 23
259
LAMPIRAN SIKLUS III
RPP, HASIL OBSERVASI, HASIL BELAJAR,
CATATAN LAPANGAN DAN DOKUMENTASI
260
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS III
Satuan Pendidikan : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V / II
Hari, tanggal : Kamis, 23 April 2015
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit (1xPertemuan)
A. Standar Kompetensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan
dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
B. Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam memproklamasikan
kemerdekaan.
C. Indikator
2.3.8 Menyebutkan tokoh-tokoh yang berperan penting dalam proklamasi
kemerde-kaan.
2.3.9 Memilih cara menghargai jasa tokoh-tokoh kemerdekaan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang tokoh-tokoh proklamasi
siswa menyebutkan 3 tokoh yang berperan penting dalam proklamasi
kemerdekaan dengan benar.
2. Melalui penggunaan media komik pembelajaran tentang menghargai jasa tokoh
kemerdekaan siswa dapat memilih 3 cara menghargai jasa tokoh-tokoh
kemerdekaan dengan tepat.
Karakter yang diharapkan: jujur, santun, bertanggung jawab dan percaya diri.
E. Materi Pokok
1. Tokoh-tokoh penting dalam peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia
2. Sikap menghargai jasa-jasa tokoh proklamasi kemerdekaan.
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Ceramah
LAMPIRAN 24
261
2. Diskusi kelompok\
3. Tanya jawab
4. Model pembelajaraan : Think Talk Write
G. Media Pembelajaran
1. Media visual komik pembelajaran
I. Langkah – Langkah Pembelajaran
a. Pra kegiatan ( 5 menit)
1. Salam
2. Mengkondisikan kelas
3. Doa
4. Presensi
b. Kegiatan Awal (5 menit)
1. Guru melakukan apersepsi melalui pertanyaan terkait dengan materi.
Seperti: “ Sebagai seorang pelajar, sikap seperti apa yang bisa kalian
lakukan untuk menghargai perjuangan pahlawan RI?”
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
3. Guru memberikan motivasi kepada siswa.
c. Kegiatan Inti (45 menit)
1. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi “Peristiwa Menjelang
Proklamasi Kemerdekaan” (eksplorasi)
2. Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi pembelajaran
(elaborasi)
3. Siswa ditunjukan media komik oleh guru(eksplorasi)
4. Siswa mendengarkan dan memperhatikan penjelasan guru tentang
penggunaan komik (eksplorasi)
5. Siswa membaca komik dan membuat catatan kecil secara individual tentang
hal penting yang dia ketahui maupun belum diketahui dalam komik (think)
(elaborasi)
6. Siswa dibagi dalam kelompok kecil heterogen (5-6 orang) (eksplorasi)
7. Siswa berinteraksi dengan teman satu kelompok membahas isi catatan kecil
yang telah dibuat dan membuat rangkuman dengan pemahaman mereka
peristiwa sesuai isi komik (talk). (elaborasi)
262
8. Dari hasil diskusi siswa secara individual merumuskan pengetahuan sesuai
dengan hasil diskusi mereka dengan bentuk tulisan dengan bahasanya sendiri
(write) (elaborasi)
9. Masing–masing kelompok (perwakilan kelompok) membacakan hasil
diskusinya didepan kelas dan kelompok lain bertugas memberi tanggapan
(elaborasi)
10. Siswa dibimbing guru mengkorfirmasi hasil diskusi yang telah berlangsung.
(konfirmasi)
d. Kegiatan Akhir (15 menit)
11. Guru melakukan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan.
12. Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
(konfirmasi)
13. Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa.
14. Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa mempelajari materi
berikutnya.
I. Sumber Belajar
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar (BSNP).
2. Buku BSE Ilmu Pengetahuan Sosial karangan Endang Susilaningsih dan
Linda S. Limbong untuk SD/ MI kelas V.hal 181
3. BSNP. 2006. Model Silabus Kelas V. Jakarta: Depdiknas
J. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
a. Tes awal : Tanya jawab sebelum pembelajaran
b. Tes Proses : Pengamatan dalam pembelajaran
c. Tes Akhir : Tes Tertulis
2. Teknik Penilaian
a. Tes
b. Non Tes
3. Bentuk Penilaian
a. Tes : Tertulis
b. Non tes : Pengamatan
4. Instrumen
a. Tes tertulis : pilihan ganda dan uraian (terlampir)
263
b. Pengamatan : Lembar pengamatan sikap dan aktivitas siswa (terlampir)
5. Kisi-kisi Evaluasi (terlampir)
6. Rambu-rambu jawab dan kunci jawaban (terlampir)
Penskoran (terlampir
Semarang, 23 April 2015
Guru Mitra Guru Kelas V
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. NIP. 19670617199372001 NIM. 1401411125
Mengetahui,
264
MATERI PEMBELAJARAN
Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Mari kita bahas beberapa tokoh penting yang berperan dalam peristiwa
proklamasi kemerdekaan.
1. Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator dengan sapaan
akrabnya Bung Karno. Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 di Blitar, Jawa
Timur. Beliau mulai aktif berjuang pada masa pergerakan nasional dengan
memimpin Partai Nasional Indonesia (PNI). Pada masa pendudukan Jepang,
beliau menjadi salah seorang pemimpin organisasi Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
Di dalam keanggotaan BPUPKI, beliau menjadi ketua Panitia Sembilan.
Selanjutnya menjadi ketua PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia)
sebagai pengganti BPUPKI. Bung Karno bersama dengan Bung Hatta dan Ahmad
Subarjo merumuskan naskah Prklamasi. Bahkan rumusan awal naskah proklamasi
adalah tulisan tangan Bung Karno.
2. Mohammad Hatta
Drs. Muhammad Hatta, ditetapkan sebagai Pahlawan Proklamator.
Panggilan akrabnya adalah Bung Hatta. Dilahirkan di Sumatra Barat pada tanggal
12 Agustus 1902. Beliau menjadi perantara antara golongan muda dan golongan
tua, terutama dengan Bung Karno. Karena peran beliau, pendapat golongan tua
dan golongan muda bisa dipertemukan.
3. Mr Achmad Soebarjo
Mr. Achmad Soebardjo, Ahmad Subarjo adalah Penasihat PPKI. Beliau menjadi
penengah golongan muda dan kedua pemimpin nasional, Sukarno-Hatta.Ia
dilahirkan tanggal 23 Maret 1897 di Karawang Jawa Barat. Beliau turut
merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan.
4. Fatmawati
Fatmawati adalah istri Bung Karno, dilahirkan di Bengkulu pada tahun
1923. Ia berjasa menjahitkan Bendera Pusaka Merah Putih. Bendera tersebut
dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di halaman rumahnya yang sekaligus
265
tempat dibacakan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jalan Pegangsaan
Timur Nomor 56 Jakarta.
5. Sutan Syahrir
Sutan Syahrir adalah tokoh politik, pejuang kemerdekaan, dan perdana
menteri pertama RI. Syahrir dilahirkan di Bukit Tinggi. Pada zaman Jepang,
Syahrir memutuskan untuk tidak beker-ja sama dengan pemerintah Jepang. Beliau
salah satu tokoh yang berani mengambil risiko mencari berita mendengarkan
berita radio. Syahrir adalah salah satu tokoh yang paling awal mengetahui berita
Jepang menyerah kepada Sekutu. Setelah beliau mengetahui berita tersebut beliau
mendesak Sukarno-Hatta untuk memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di
luar rapat PPKI.
6. Laksamana Takasi Maeda
Laksamana Maeda adalah seorang perwira penghubung Jepang. Beliau
mendukung gerakan kemerdekaan Indonesia. Dukungannya telah tumbuh sejak
beliau menjabat atase militer di Belanda. Di Belanda, beliau menjalin hubungan
dengan sejumlah tokoh mahasiswa, misalnya Ahmad Subarjo. Beliau menjamin
keselamatan perencanaan proklamasi. Perumusan teks Proklamasi dilakukan di
rumah beliau. Karena dukungannya terhadap persiapan proklamasi kemerdekaan
Indonesia, beliau ditangkap oleh Sekutu dan dipenjarakan di Gang Tengah.
Sikap Menghargai Jasa dan Peranan Tokoh Pejuang dalam
Memproklamasikan Kemerdekaan
Kemerdekaan adalah jembatan emas untuk menuju Indonesia yang dicita-
citakan. Cita-cita itu adalah terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Hal
tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam tujuan negara Indonesia sebagai
berikut:
a. melindungi segenap tumpah darah Indonesia;
b. meningkatkan kesejahteraan umum;
c. mencerdaskan kehidupan bangsa;
d. turut serta di dalam menciptakan perdamaian dunia.
Untuk terwujudnya cita-cita tersebut di atas, masyarakat Indonesia harus
bekerja keras dan saling bekerja sama. Seperti halnya telah dicontohkan oleh para
266
pahlawan bangsa Indonesia dalam perjuangannya mencapai kemerdekaan
Indonesia. Sebagai generasi penerus bangsa, sudah merupakan suatu kewajiban
untuk meneruskan perjuangan itu. Tentu saja bentuk perjuangan itu harus
disesuaikan dengan keadaan zaman dan kemampuan kita masing-masing. Yang
jelas, kita berkewajiban mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang berguna.
Untuk menghargai jasa para pahlawan tersebut, ada hal yang perlu
diperhatikan dan dilaksanakan dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu
a. Bertanggung jawab sebagai warga negara. Sebagai warga negara, kita
mempunyai hak dan kewajiban yang sama terhadap negara. Misalnya, hal
pembelaan negara dan menghormati lambanglambang negara sebagai simbol
pemersatu bangsa serta ketaatan membayar pajak tepat waktunya. Selain itu
juga ikut mempertahankan dan mengisi kemerdekaan yang ada.
b. Relaan berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Untuk kepentingan
bangsa dan negara, kita harus mempunyai sikap rela berkorban dengan tidak
mementingkan pribadi atau golongan. Misalnya, merelakan sebagian milik
pribadi untuk kepentingan umum, seperti untuk pembangunan jalan dan
memberikan sumbangan kepada korban becana alam.
c. Adanya sikap saling menghormati antarmanusia.
d. Bersikap dan berbuat adil terhadap sesama manusia
267
MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran berupa komik pembelajaran yang berisi materi pembelajaran
yang dikemas dengan animasi mengenai peristiwa menjelang proklamasi
kemerdekaan
268
LEMBAR KERJA SISWA
Petunjuk:
3. Tulis nama anggota kelompok pada tempat yang disediakan!
4. Berdiskusilah dengan kelompok untuk mengerjakan tugas di bawah ini!
Petunjuk:
1. Tulis nama anggota kelompok pada tempat yang disediakan!
2. Berdiskusilah dengan kelompok untuk mengerjakan tugas di bawah ini!
Tugas
Sebutkan dan deskripsikan peranan tokoh-tokoh yang ada dalam masa
proklamasi kemerdekaan Indonesia !
Nama Kelompok:
1. /
2. /
3. /
4. /
5. /
6. /
NILAI
269
KISI - KISI SOAL SOAL EVALUASI
Satuan Sekolah : SD Patemon 01
Kelas/Semester : V / II
Mata Pelajaran : IPS
Standar Kompetensi
4. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempesiapkan dan
mempertahankan kemer-dekaan Indonesia.
Kompetensi Dasar
2.3 Menghargai jasa dan peranan tokoh dalam mem-proklamasikan kemerdekaan
No. Indikator Aspek Nomor
Soal
Bentuk Soal
1 2.3.8 Menyebutkan tokoh-tokoh yang
berperan penting dalam proklamasi
kemerde-kaan.
C1 A.
1,2,3,4,5,6,7
B. 1
Pilihan
ganda
Uraian
2 2.3.9 Memilih cara menghargai jasa tokoh-
tokoh kemerdekaan
C3 A. 8,9,10
B. 2
Pilihan
ganda
Uraian
270
SOAL EVALUASI
Nama :
No. Absen :
A. Kerjakan Soal-soal di bawah ini dengan memberikan tanda silang (X) pada
salah satu jawaban yang palling tepat!
1. Apa peran yang menonjol dari Soekarno dalam proklmasi kemerdekaan?
a. Ketua PPKI c. Presiden pertama RI
b. Membaca teks proklamasi d. Merumuskan teks proklamasi
2. Perhatikan tabel di bawah ini!
Pasangan tokoh dan peranannya yang tepat berdasarkan table di atas
adalah
a. 4-d c. 2-b
b. 3-c d. 1-a
3. Dimanakah perumusan tekd proklamasi dilakukan?
a. Rumah Sayuti Melik c. Rumah Laksamana Maeda
b. Rumah Moh Hatta d. Rumah Ibu Fatmawati
4. Di bawah ini mana yang termasuk cara menghargai peranan para tokoh
pejuang proklamasi?
a. bersenang-senang karena Indonesia telah merdeka
b. mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat
c. meneladani semangat para pejuang dalam mengisi kemerdekaan.
d. menutup diri dari bangsa asing agar tidak dijajah.
Nama Tokoh Perananya dalam Proklamasi
1. Latif Hendraningrat a. Penulis rumusan teks proklamasi
2. Moh Hatta b. Pengerek bendera merah putih saat
upacara proklamasi.
3. Ir. Soekarno c. Wakil Presiden Indonesia
4. Sutan Syahrir d. Pendengar pertama kekalahan Jepang
atas Sekutu
271
5. Peran para pelajar dalam mengisi kemerdekaan yaitu dengan
a. ikut berperang
b. giat belajar
c. menjadi TNI-Polri
d. bekerja
6. Sikap menghargai jasa para tokoh perjuangan yaitu:
1. Bertanggung jawab
2. Rela berkorban
3. Bermain terus
Pernyataan dibawah ini yang benar adalah ....
a. jawaban 1 dan 2 salah
b. jawaban 1 dan 3 benar
c. jawaban 1 dan 2 benar
d. semua jawaban benar
7. Membayar pajak tepat waktu merupakan contoh sikap menghargai para tokoh
perjuangan, yaitu
a. adil c. bertanggung jawab
c. rela berkorban d. saling menghormati
8. Sikap kita untuk menghargai jasa para tokoh perjuangan proklamasi,
kecuali......
a. meneladani sikap yang ditunjukkan oleh para tokoh perjuangan
b. menghargai hasil karya para tokoh perjuangan
c. mengisi kemerdekaan dengan hal positif
d. berhenti berjuang memajukan Indonesia karena telah merdeka
9. Kalimat yang tepat untuk proklamasi kemerdekaan adalah
a. Majulah Indonesiaku, Hiduplah Negriku
b. Hidup penjajah, hapuskan kemerdekaan
c. Lebih baik terjajah daripada mati
d. Menyerah untuk Indonesia
10. Berikut ini ungkapan yang tidak tepat untuk menghargai jasa para pahlawan
adalah
a. Jayalah negriku Indonesia!
b. Untukmu Indonesiaku,teruslah maju!
c. Berhenti belajar untuk Indonesia!
272
d. Kami siap untuk Indonesia lebih maju!
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang
jelas dan tepat!
1. Sebutkan 3 tokoh yang berperan dalam proklamasi kemerdekaan!
2. Sebutkan 3 sikap untuk menghargai jasa para pahlawan kemerdekaan!
273
KUNCI JAWABAN SOAL EVALUASI/KUIS
A. Pilihan ganda
1. B 6. C
2. A 7. C
3. C 8. D
4. C 9. A
5. B 10. C
B. . Uraian
3. Ir. Soekarno, Moh. Hatta, Latif Hendraningrat, Sukarni, Wikana, Fatmawati,
Mr. Achmad Soebardjo, Laksamana Tadashi Maeda, Chaerul Saleh
2. Bertanggung jawab, adil, rela berkorban, saling menghormati.
Teknik Penskoran :
A. Pilihan Ganda B. Uraian Nilai = 𝐴 𝐵
x 100
Bobot @ soal = 1 Bobot @ soal = 10
Skor maks = 1 x 10 = 10 Skor MAKS = 5 x 2 = 10
274
LEMBAR OBSERVASI
Keterampilan Guru Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus III
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : V/2
Pokok Bahasan : Peristiwa perumusan teks proklamasi
Hari, tanggal : Kamis, 23 April 2015
Nama Observer : Munawaroh, S.Pd SD
Petunjuk :
9. Berilah tanda check (√) pada kolom tingkat kemampuan yang sesuai dengan
indikator pengamatan !
Nilai 1 = Jika deskriptor tidak nampak atau nampak 1
Nilai 2 = Jika 2 deskriptor yang nampak
Nilai 3 = Jika 3 deskriptor yang nampak
Nilai 4 = Jika 4 deskriptor yang nampak
(Sukmadinata, 2009: 233)
10. Hal-hal yang tidak tampak pada deskriptor, dituliskan dalam catatan lapangan.
No. Indikator Deskriptor Tampak
(√)
Skor
1. Membuka
pelajaran
a. Mengkondisikan siswa sebelum pelajaran di
mulai
b. Menanyakan kehadiran siswa
c. Menyampaikan tujuan pembelajaran,
d. Menimbulkan motivasi siswa.
2. Mengajukan
pertanyaan
a. Pertanyaan yang disampaikan jelas dan
dimengerti oleh siswa
b. Pertanyaan yang diberikan sesuai dengan
materi pembelajaran
c. Memberikan kesempatan siswa untuk
menjawab
d. memberikan konfirmasi jawaban kepada
LAMPIRAN 25
275
siswa
3. Menjelaskan
materi
pelajaran
a. Menyampaikan materi secara jelas
b. Menyampaikan materi pelajaran
menggunakan bahasa yang baik dan benar
c. Menggunakan contoh atau ilustrasi yang ada
dikehidupan siswa
d. Menguasai materi saat pembelajaran
4. Membentuk
kelompok
secara
heterogen
a. Memusatkan perhatian siswa
b. Memberi petunjuk dengan jelas
c. Membantu siswa membentuk kelompok
d. Membentuk kelompok secara heterogen
5. Menggunaka
n media
komik
a. Materi dalam komik sesuai dengan
pembelajaran
b. Cerita dalam komik mudah dimengerti
siswa
c. Media komik dapat menarik perhatian siswa
d. Media komik dapat membantu pemahaman
siswa
6. Menerapkan
model think
talk write
dalam
pembelajaran
a. Memberi penjelasan tentang peng-gunaan
model think talk write
b. Menerapkan langkah-langkah model
pembelajaran think talk write
c. Penyajian informasi yang memotivasi siswa
dalam melaksanakan pembelajaran,
d. membimbing siswa dalam menggu-nakan
model think talk write dalam pembelajaran
7. Membimbing
diskusi
kelompok
a. Membimbing jalannya diskusi
b. Memberi arahan kepada siswa untuk aktif
dalam berdiskusi
c. memberi kesempatan siswa melaporkan
hasil diskusi
d. menindaklanjuti hasil diskusi
8. Menciptakan
lingkungan
pembelajaran
yang optimal
a. Memotivasi siswa berpendapat
b. Merespon partisipasi siswa dalam
pembelajaran
c. Memberikan teguran dan penguatan
terhadap sikap siswa
d. Membantu siswa dalam menyelesaikan
permasalahan
9. Memberikan
penguatan
a. Memberikan penguatan menggu-nakan
bahasa yang padat dan jelas
b. Pemberian penguatan secara verbal (pujian)
276
Semarang, 23 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
c. memberikan penguatan secara non verbal
(gerakan, tepukan, pendekatan, simbol)
d. Pemberian penguatan dapat memberi
motivasi siswa agar lebih semangat dalam
pembelajaran
10. Menutup
pelajaran
a. Membimbing siswa menyimpulkan hasil
pembelajaran
b. Memberikan evaluasi
c. Memberikan tindak lanjut.
d. memberikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan berikutnya
SKOR TOTAL
KATEGORI PENILAIAN
277
CATATAN LAPANGAN SIKLUS III
Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik Siswa Kelas V SDN Patemon 01 Kota Semarang
Nama Guru : Mulya Citra Devi
Sekolah : SDN Patemon 01 Kota Semarang
Kelas/Semester : V/II
Pokok Bahasan : Peristiwa perumusan teks proklamasi
Hari/Tanggal : Kamis, 23 April 2015
Pukul : 08.00-09.15 WIB
Petunjuk:
Catatlah keadaan lapangan sesuai dengan kenyataan yang sesungguhnya yang
penting dan belum tercantum dalam instrumen dan deskriptor!
Guru sudah melakukan rangkaian kegiatan awal dengan baik. Siswa juga
telah mengikuti pembelajaran dengan tertib. Semua aspek pembelajaran hampir
sudah terlaksana dengan lancar. Keaktifan guru dan siswa dalam berinteraksi
selama pembelajaran sudah berjalan lebih tertib. Kegiatan kerja kelompok
berjalan lebih tepat waktu meskipun tetap ada beberapa anak yang memulai
kegaduhan. Namun hal tersebut tidak terlalu berpengaruh pada siswa lain. Pada
akhir pembelajaran, evaluasi dan penyimpulan materi sudah berjalan tepat waktu
den lancar.
Semarang, 23 April 2015
Pengamat,
Munawaroh, S.Pd SD
NIP. 19670617 19937 2 001
LAMPIRAN 26
278
TABEL HASIL PENGAMATAN
Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk Write
Berbantuan Media Komik
Siklus III
No. Nama
Siswa
Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4 5 6 7 8
1 D P W 4 3 3 3 3 3 2 4 25 Baik
2 M A E P 4 3 2 3 3 3 2 4 24 Baik
3 M M N 4 4 4 4 4 4 2 4 30 Sangat Baik
4 M A A 4 3 3 3 4 3 2 4 26 Sangat Baik
5 P D P 4 4 4 3 4 4 2 4 29 Sangat Baik
6 R E R 4 3 3 3 4 4 2 4 27 Sangat Baik
7 R A P 4 4 3 4 4 4 2 4 29 Sangat Baik
8 S B F 4 3 3 4 4 4 2 4 28 Sangat Baik
9 E M 4 4 4 3 4 4 2 4 29 Sangat Baik
10 N R A 4 3 3 3 3 3 2 4 25 Baik
Jumlah 40 34 32 33 37 36 20 40 272
Rata-rata 27,2
Kategori Sangat Baik
Semarang, 23 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 27
279
TABEL HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF PADA PEMBELAJARAN IPS
MELALUI MODEL THINK TALK WRITE BERBANTUAN MEDIA KOMIK
SIKLUS III
No. Nama Siswa Nilai Keterangan
1 D P W 80 Tuntas
2 M A E P 90 Tuntas
3 A K 60 Tidak tuntas
4 A A S 60 Tidak tuntas
5 A K 100 Tuntas
6 A K P.W 80 Tuntas
7 A Y U 75 Tuntas
8 A A F 80 Tuntas
9 A D F 85 Tuntas
10 A L K 75 Tuntas
11 D P S 85 Tuntas
12 D A 70 Tuntas
13 D A 85 Tuntas
14 G K W 95 Tuntas
15 I S I 95 Tuntas
16 I N A 85 Tuntas
17 M M 80 Tuntas
18 M G R 95 Tuntas
19 M C Y 95 Tuntas
20 M I A 80 Tuntas
21 M N 75 Tuntas
22 M Mn 80 Tuntas
23 M A A 90 Tuntas
24 M S 80 Tuntas
25 M S A 60 Tidak tuntas
26 M U A J 55 Tidak tuntas
27 P D P 90 Tuntas
LAMPIRAN 28
280
28 R E R 100 Tuntas
29 R A P 80 Tuntas
30 S B F 85 Tuntas
31 S A S 70 Tuntas
32 W F Y 70 Tuntas
33 W A H 80 Tuntas
34 S N R 70 Tuntas
35 E M 85 Tuntas
36 N R A 70 Tuntas
Jumlah 2880
Rata-rata 80
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 45
Data KetuntasanKlasikal 86,1%
Semarang, 23 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
281
TABEL HASIL PENGAMATAN Aspek Afektif Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Think Talk
Write Berbantuan Media Komik
Siklus III
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Kategori
1 2 3 4
1 D P W 2 3 4 2 11 Baik
2 M A E P 3 2 3 2 10 Baik
3 M M N 3 4 4 3 14 Sangat Baik
4 M A A 2 3 3 2 10 Baik
5 P D P 3 4 4 3 14 Sangat Baik
6 R E R 3 3 4 2 12 Baik
7 R A P 3 4 4 3 14 Sangat Baik
8 S B F 3 3 3 2 11 Baik
9 E M 3 3 4 3 13 Sangat Baik
10 N R A 3 3 4 2 12 Baik
Jumlah 28 32 37 24 121
Rata-rata 12,1
Kategori Baik
Semarang, 23 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
LAMPIRAN 29
282
PENGAMATAN HASIL BELAJAR
Aspek Psikomotorik Siswa Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Think
Talk Write Berbantuan Media Komik
Siklus III
No. Nama Siswa Indikator Jumlah Keterangan
1 2 3
1 D P W 3 4 4 11 Sangat baik
2 M A E P 4 4 4 12 Sangat baik
3 A K 4 4 4 12 Sangat baik
4 A A S 4 4 4 11 Sangat baik
5 A K 4 4 4 12 Sangat baik
6 A K P.W 4 4 4 12 Sangat baik
7 A Y U 4 4 3 12 Sangat baik
8 A A F 3 3 3 9 Baik
9 A D F 4 4 4 12 Sangat baik
10 A L K 4 4 4 12 Sangat baik
11 D P S 4 3 4 11 Sangat baik
12 D A 4 3 4 11 Sangat baik
13 D A 4 4 4 12 Sangat baik
14 G K W 4 4 4 12 Sangat baik
15 I S I 4 4 4 12 Sangat baik
16 I N A 4 4 4 12 Sangat baik
17 M M 4 4 3 11 Sangat baik
18 M G R 4 4 4 12 Sangat baik
19 M C Y 4 4 4 12 Sangat baik
20 M I A 4 4 4 12 Sangat baik
21 M N 4 4 4 12 Sangat baik
22 M Mn 4 3 4 10 Sangat baik
23 M A A 4 4 4 10 Sangat baik
24 M S 4 4 4 12 Sangat baik
LAMPIRAN 30
283
25 M S A 4 3 3 12 Sangat baik
26 M U A J 4 3 3 12 Sangat baik
27 P D P 4 4 4 10 Sangat baik
28 R E R 4 4 3 12 Sangat baik
29 R A P 3 3 3 9 Baik
30 S B F 4 4 4 12 Sangat baik
31 S A S 4 3 3 12 Sangat baik
32 W F Y 4 4 4 12 Sangat baik
33 W A H 3 4 3 10 Sangat baik
34 S N R 4 4 4 12 Sangat baik
35 E M 4 4 3 11 Sangat baik
36 N R A 4 4 4 12 Sangat baik
Jumlah 141 140 `36 417
Rata-rata 11,58
Kategori Sangat baik
Semarang, 23 April 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
284
Dokumentasi Siklus III
Guru membuka pelajaran Guru menampilkan media komik
Guru membagi kelompok Siswa berdiskusi dengan kelompok
Guru membimbing jalannya diskusi Siswa mengerjakan soal evaluasi
LAMPIRAN 31
285
LAMPIRAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF
SIKLUS I
LAMPIRAN 32
286
287
LAMPIRAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF
SIKLUS II
LAMPIRAN 33
288
289
290
LAMPIRAN HASIL BELAJAR ASPEK KOGNITIF
SIKLUS III
LAMPIRAN 34
291
292
DAFTAR NILAI DATA AWAL PRASIKLUS PEMBELAJARAN
IPS SISWA KELAS V SDN PATEMON 01 KOTA SEMARANG
No Nama Nilai Keterangan
1 Diah Putri .W
50 Tidak tuntas
2 M Alfian Eko P
30 Tidak tuntas
3 Abdullah Khasan
65 Tuntas
4 Ahmad Amir Syafiq
60 Tidak tuntas
5 Andrean Kusuma S
70 Tuntas
6 Anindya K P.W
70 Tuntas
7 Anggi Yuliani. U
60 Tidak tuntas
8 Anna Aulia Fatikah
60 Tidak tuntas
9 Arifatul Dika F
55 Tidak tuntas
10 Aryananda L. K.
80 Tuntas
11 Daniswara Prastya S
55 Tidak tuntas
12 Dian Afiyanti
40 Tidak tuntas
13 Dini Anggreani
65 Tuntas
14 Gigih Ksatriyo W
80 Tuntas
15 I'anatun Stya I
75 Tuntas
16 Ika Nur Aini
80 Tuntas
17 Maretta Mawar N P
30 Tidak tuntas
18 Maulana Gilang R
45 Tidak tuntas
19 M. Chusnul Y
70 Tuntas
20 M.Irsyad A
70 Tuntas
LAMPIRAN 35
293
21 M.Nurwachid
50 Tidak tuntas
22 M Munawar
30 Tidak tuntas
23 Meira Ananda. A
80 Tuntas
24 Mochamad Safuan
65 Tuntas
25 Muhamad Sofyan A
50 Tidak tuntas
26 M Ulil Absor Jamil
30 Tidak tuntas
27 Pramesti Dewi. P
55 Tidak tuntas
28 Ratri Electra R
70 Tuntas
29 Risky Adi Prasetia
90 Tuntas
30 Samuel Bagus. F
60 Tidak tuntas
31 Seno Adi Setiawan
55 Tidak tuntas
32 Wafiyah
45 Tidak tuntas
33 Wildan Abid Hakam
60 Tidak tuntas
34 Saomi Novita R
30 Tidak tuntas
35 Egnes Marcelling
90 Tuntas
36 Nando R.A
50 Tidak tuntas
Semarang, 15 Januari 2015
Mengetahui,
Guru Mitra, Guru Kelas V,
Munawaroh, S.Pd SD Mulya Citra Devi
NIP. NIP. 19670617 19937 2 001 NIM. 1401411125
294
295
296