Upload
others
View
17
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSIKALISASI PUISI MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) PADA
SISWA KELAS IX SMP N 1 SUMBERJAYA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
(Tesis)
Oleh
SUPU HERNAWIAH
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
ABSTRACT
INCREASED SKILL PLAYING WITH MUSIC POETRY THROUGH
LEARNING BASED ON INFORMATION AND COMMUNICATION
TECHNOLOGY (ICT ) ON STUDENTS IX SUMBERJAYA 1
JUNIOR HIGH SCHOOLS A YEAR 2017/2018
By
SUPU HERNAWIYAH
NIM 1523041012
A problem in this research is the low music poetry through, students ability while
research objectives is to describe: 1 ) planning learning, 2) implementation of the
learning, 3 ) results music poetry through skills and an increase in student skills,
4) music poetry through ICT based on a student Junior High Schools Sumberjaya
1 Years Lessons 2017 / 2018.
The design used in this research is research the act of class (PTK ) with the use of
ict skills which aims to repair music poetry students in 35 students IXA with
consideration of their students homogeneous.
Conclusion is research is increase skill poetry through learning based on
information and technology communication (ICT) with details as follows:
1) learning to promote disorder to planning on clarity the formulation of the
purpose of, the organizing of the material, the selection of a source of, the
completeness of an instrument and matter, an evaluation tool, the aspects that
were yet in weakness powerless promised to supply the selection of teaching
materials , determination of the types of learning activities giving rise to, out and
set in order for the allocation of teaching with a score of 72,50% on the cycle of
first and shipping companies had increased by 90,00% on second; 2) The
implementation of learning to promote disorder to covering preparations were
being made for, his opening remarks, organizes to deliver the material was,
approaches were used for the, the use of the, the assessment of, and closes
subjects with a average 65,50 % on first, and 90,30 % on second. During the
process of learning taking place in the community, a student to lose their actively
participate in the interact with other students from getting possessed. The
increase in activity of a student to lose their as much as 62,31 % on the cycle of
first and 80,27 % on second, meanwhile the motivation 61,86 % on the cycle of
first and 80,05 % on second a notebook detailing the development; 3) Learning
ICT can raise the average skill poetry cycle first 72,47; to be 82,00 in cycle
second. Lesson plans and implementation use ICT good, to be supported activity
and motivation can grow the atmosphere study a pleasant; fun so skill students
increased; Increase from 35 students on 25,71 % rose to 51,43 % in cycle first
and 88,57 % in cycle second. Until the second 80 kkm has reached percent of
students and all indicators. has already been promotedThis affected the, teacher
capacity building the increased availability and the media, advocates when
students learn, positive perception more active, compact and eager, happy with
learning is, so students. material is easier to understand.
Keywords: music poetry, achievement learning, the interest, ICT
ABSTRAK
PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSIKALISASI PUISI MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) PADA
SISWA KELAS IX SMP N 1 SUMBERJAYA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
Supu Hernawiyah
NIM 1523041012
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan musikalisasi siswa,
sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan 1) perencanaan
pembelajaran, 2) pelaksanaan pembelajaran, 3) hasil keterampilan musikalisasi,
dan 4) peningkatan keterampilan musikalisasi siswa berbasis ICT pada siswa SMP
Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018.
Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) dengan penggunaan ICT yang bertujuan melakukan perbaikan
keterampilan musikalisasi peserta didik pada 35 siswa kelas IXA dengan
pertimbangan kemampuan siswanya homogen.
Kesimpulan penelitian adalah terdapat peningkatan keterampilan musikalisasi
puisi melalui pembelajaran berbasis Information And Communication Technology
(ICT) dengan perincian sebagai berikut. 1) Perencanaan pembelajaran pada
perumusan tujuan, pengorganisasian bahan, pemilihan sumber, kelengkapan
instrumen dan materi, alat evaluasi, aspek yang lemah pemilihan bahan ajar, jenis
kegiatan, dan langkah-langkah mengajar dengan skor 72,50% pada siklus pertama
dan meningkat 90,00% pada siklus kedua: 2) Pelaksanaan pembelajaran meliputi
persiapan, membuka pelajaran, mengorganisasikan materi, pendekatan,
penggunaan sumber, penilaian, dan menutup pelajaran dengan rata-rata 65,50%
pada siklus pertama, dan 90,30% pada siklus kedua. Selama proses pembelajaran
berlangsung, siswa terdapat peningkatan aktivitas siswa sebesar 62,31% pada
siklus pertama dan 80,27% pada siklus kedua, sedangkan motivasi 61,86% pada
siklus pertama dan 80,05% pada siklus kedua; 3) Pembelajaran ICT dapat
meningkatkan rata-rata keterampilan musikalisasi 72,47 pada siklus pertama;
menjadi 82,00 pada siklus kedua. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan ICT yang baik, di dukung aktivitas dan motivasi siswa dapat
menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga keterampilan
musikalisasi siswa meningkat; 4) Terjadi peningkatan ketuntasan dari 35 siswa
pada pra-siklus 25,71% naik menjadi 51,43% pada siklus pertama dan 88,57%
pada siklus kedua. Sampai siklus kedua 80% siswa sudah mencapai KKM dan
semua indikator sudah tercapai. Hal ini dipengaruhi adanya peningkatan
kemampuan guru, ketersedian media dan alat pendukung, tumbuhnya persepsi
positif siswa belajar, lebih aktif, kompak dan bersemangat, merasa senang dengan
pembelajaran yang ada, sehingga siswa lebih mudah memahami materi.
Kata Kunci : Musikalisasi Puisi, Aktivitas, Motivasi, ICT
PENINGKATAN KETERAMPILAN MUSIKALISASI PUISI MELALUI
PEMBELAJARAN BERBASIS INFORMATION AND
COMMUNICATION TECHNOLOGY (ICT) PADA
SISWA KELAS IX SMP N 1 SUMBERJAYA
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Oleh
SUPU HERNAWIAH
(Tesis)
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Pada
Program Pascasarjana Magister Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia
Fakultas Kaguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Riwayat hidup
Lahir di Way Petai pada 26 Mei 1973 penulis
merupakan anak tunggal, anak tunggal dari Bapak
Damroh dan Ibu Rumyati (Alm). Penulis mulai
mengenyam pendidikan Formal pada tahun 1980 di SD
Negri 1 Way Petai diselesaikan pada tahun 1986.
Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sumber Jaya
diselesaikan pada tahun 1989. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bandar Lampung
diselesaikan pada tahun 1992. Pendidikan Diploma di tempuh diprogram Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung lulus tahun 1995.
Pendidikan Sarjana S1 ditempuh di Universitas Terbuka pada tahun 2001 lulus
tahun 2004. Pada tahun 2015 penulis menjadi Mahasiswa Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Lampung.
MOTTO
“Tuhan tidak akan Merubah nasib Seseorang, Jika hambanya itu sendiri tidak
akan merubah nasibnya”
(HR Bukhari Muslim)
“Hidup akan berarti jika kita punya arti buat orang lain ”
(Fhariez)
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang sebesar-besarnya kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar tanpa halangan
yang berarti.
Tesis dengan judul Peningkatan Keterampilan Musikalisasi Puisi Melalui
Pembelajaran Berbasis Information and Communication Technology (ICT) pada
Siswa Kelas IX SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018,
merupakan satu syarat untuk memperoleh gelar Program Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Lampung.
Kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dan bimbingan-
nya kepada:
1. Prof. Hasriadi Mat Akin, M.P., selaku Rektor Universitas Lampung;
2. Prof. Dr. Patuanraja, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung;
3. Prof. Dr. Mustofa, MA., Ph.D., selaku Direktur Pascasarjana Universitas
Lampung;
4. Dr. H. Edi Suyanto, M.Pd., selaku Ketua Program pada Magister Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia sekaligus sebagai pembimbing II, atas kesediaan
memberikan bimbingan, arahan, saran dalam proses penyelesaian tesis ini;
5. Dr. Nurlaksana Eko R., M.Pd., sebagai Pembimbing I, yang telah memberikan
bimbingan, arahan, saran dalam proses penyelesaian tesis ini;
6. Dosen Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP
Unila yang telah memberikan ilmu pengetahuanya;
7. H. Nowo Wibowo, M.Pd., sebagai kepala sekolah SMP Negeri 1 Sumberjaya,
atas ijin kuliah dan perkenannya dalam melakukan penelitian ini;
8. Staf Administrasi Program Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
FKIP Unila;
9. Seluruh rekan-rekan Pascasarjana Program Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia angkatan 2015, terima kasih atas segala motivasinya.
Akhir kata saya menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan guna perbaikan
tesis ini, dan semoga dapat bermanfaat secara khusus bagi penulis, dan pembaca.
Sumberjaya,…. April 2019
Penulis,
Supu Hernawiyah
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
HALAMAN JUDUL DALAM ...................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PEMBIMBING .......................... v
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ........................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ x
MOTO ............................................................................................................ xi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... xii
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................. 8
1.3 Batasan Masalah........................................................................................ 9
1.4 Rumusan Masalah ..................................................................................... 9
1.5 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 10
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................... 11
II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Tindakan Kelas....................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ....................................... 12
2.2.2 Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas ........................................ 15
2.2.3 Model Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 17
2.2.4 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 20
2.2 Media Pembelajaran ............................................................................... 23
2.2.1 Pengertian Media ........................................................................ 23
2.2.2 Macam-macam Media Pembelajaran ......................................... 27
2.2.3 Manfaat Media Pembelajaran ..................................................... 31
2.2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran ..................................... 33
2.3 Media Pembelajaran ICT ........................................................................ 34
2.3.1 Pengertian ICT .............................................................................. 36
2.3.2 Jenis-Jenis Pembelajaran Berbasis ICT ....................................... 38
xiv
2.3.3 Pemanfaatan ICT ........................................................................ 40
2.3.4 Tahapan Penggunaan ICT ........................................................... 45
2.3.5 Perangkat Pembelajaran Media Pembelajaran Berbasis ICT ...... 47
2.3.6 Masalah-masalah dalam Penerapan ICT ..................................... 48
2.4 Puisi ........................................................................................................ 49
2.4.1 Pengertian Puisi ............................................................................ 49
2.4.2 Ciri-ciri Kebahasaan Puisi ............................................................ 51
2.4.3 Tujuan Pembelajaran Puisi ........................................................... 53
2.4.4 Unsur dan Makna Puisi ................................................................ 54
2.4.5 Mencari Makna dalam Puisi ........................................................ 58
2.4.6 Cara Mengapreasiasi Puisi ........................................................... 60
2.5 Musikalisasi Puisi ................................................................................... 61
2.5.1 Pengertian Musikalisasi ................................................................ 62
2.5.2 Jenis-jenis Musikalisasi Puisi ....................................................... 65
2.5.3 Manfaat Musikalisasi Puisi .......................................................... 65
2.5.4 Tujuan Musikalisasi Puisi ............................................................ 68
2.5.5 Langkah-langkah Musikalisasi Puisi............................................. 68
2.5.6 Membuat Musikalisasi Puisi ......................................................... 69
2.5.7 Membuat Musikalisasi Puisi ......................................................... 79
2.5.8 Kriteria Penilaian Musikalisasi Puisi ............................................ 83
2.5.9 Contoh Cara Mengapreasisasi Puisi Melalui Musikalisasi .......... 87
2.5.10 Pentingnya Pembelajaran Musikalisasi di SMP ......................... 97
III. METODE ENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................... 106
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 108
3.3 Subjek Penelitian ................................................................................ 108
3.4 Prosedur Penelitian.............................................................................. 108
3.5 Data Penelitian ................................................................................... 121
3.6 Teknik Pengumpulan Data
.......................................................................... 141
3.11 Validasi Data ...................................................................................... 145
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 146
4.1.1 Deskripsi SMPN 1 Sumber Jaya .......................................... 146
4.1.2 Hasil Tahap Awal Penelitian ................................................ 152
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus I ....................................................... 154
4.1.4 Hasil Penelitian Siklus II ......................................................
..................................................................................... 168
4.2.1 Pembahasan Siklus I .............................................................
................................................................. 122
3.7 Instrumen Penelitian ........................................................................... 126
3.8 Format Instrumen Penelitian .............................................................. 133
3.9 Indikator Keberhasilan ....................................................................... 138
3.10 Teknik Analisis Data
168
4.2 Pembahasan
4.2 2 Pembahasan Siklus II ...........................................................
183
184
xv
199
5.2 Saran .................................................................................................. 201
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 102
LAMPIRAN ..................................................................................................... 206
V. SIMPULAN, DAN SARAN
5.1 Simpulan ...........................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
Gambar Halaman
1. Tahapan Kegiatan Pembelajaran oleh Guru ............................................... 114
2. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Siswa ..................................................... 116
3. Sebaran Kompetensi Dasar ........................................................................ 128
4. Kisi-Kisi Soal Esai dan Penampilan Siswa ................................................ 129
5. Indikator Penilaian Kemampuan Bermusikalisasi Puisi ............................ 130
6. Kisi-Kisi Motivasi belajar Siswa ............................................................... 132
7. Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................. 133
8. Format Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran ................................. 134
9. Lembar Observasi Aktivitas Siswa................... ......................................... 136
10. Format Motivasi Siswa ............................................................................. 136
11. Format Penilaian Aspek Kemampuan Musikalisasi ................................. 137
12. Format Penilaian Penampilan/ Psikomotor ................................................ 137
13. Format Penilaian Aspek Afektif ................................................................ 137
14. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 140
15. Data Siswa SMP N 1 Sumber Jaya ............................................................ 136
16. Data Guru SMP N 1 Sumber Jaya ............................................................. 151
17. Data Staf SMP N 1 Sumber Jaya ............................................................... 152
18. Hasil Kemampuan Awal Siswa dalam Musikalisasi .................................. 153
19. Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus I .................................................. 154
20. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .................................................. 155
21. Hasil Aktivitas Siswa Siklus I .................................................................... 157
22. Hasil Tingkat Aktivitas Siswa Siklus I ...................................................... 159
23. Sebaran Tingkat Motivasi Siklus I ............................................................. 160
24. Hasil Tingkat Motivasi Siklus I ................................................................. 161
25. Sebaran Tingkat Keterampilan Musikalisasi Siklus I ................................ 162
26. Rata-rata Keterampilan Musikalisasi Puisi Siklus I ................................... 163
27. Presentasi Ketuntasan Belajar Siswa ........................................................ 164
28. Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................................... 165
29. Identifikasi Kelebihan dan Kelemahan Siklus I ........................................ 166
30. Hasil Perencanaan Pembelajaran Siklus II ................................................. 168
31. Hasil Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................................................. 170
32. Hasil Aktivitas Siswa Siklus II .................................................................. 172
33. Hasil Tingkat Aktivitas Siswa Siklus II ..................................................... 174
34. Sebaran Tingkat Motivasi Siklus II ........................................................... 175
35. Hasil Tingkat Motivasi Siklus II ................................................................ 176
36. Sebaran Tingkat Keterampilan Musikalisasi Siklus II ............................... 177
37. Rata-rata Keterampilan Musikalisasi Puisi Siklus II ................................. 178
38. Presentasi Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ........................................... 179
xvii
39. Identifikasi Kelebihan dan Kelemahan Siklus II ...................................... 182
40. Rekapitulasi Hasil Penelitian .................................................................... 183
41. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Musiklalisasi Puisi Siswa Siklus I........ 188
42. Rekapitulasi Hasil Keterampilan Musiklalisasi Puisi Siswa Siklus II........ 194
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Siklus Tindakan .......................................................................................... 107
2. Grafik Persentase Keaktifan Siswa Siklus I ............................................... 158
3. Grafik Rata-rata Keterampilan Musikalisasi Siklus I ................................ 163
4. Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ............................................. 164
5. Grafik Persentase Keaktifan Siswa Siklus II ............................................. 173
6. Grafik Rata-Rata Keterampilan Musikalisasi Siklus II .............................. 179
7. Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ............................................. 180
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ......................................... 207
2. RPP ........................................................................................................
3. Instrumen Penelitian ..............................................................................
4. Data Penelitian .......................................................................................
5. Pembagian Kelompok Puisi yang Dimusikalisasikan ...........................
6. Foto Penelitian .......................................................................................
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peranan yang sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Dengan belajar bahasa, diharapkan peserta
didik dapat mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, mengemukakan
gagasan dan perasaan, serta berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan
bahasa tersebut. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik agar dapat berkomunikasi dalam bahasa Indonesia yang
baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi
terhadap hasil karya kesastraan Indonesia, salah satunya melalui puisi.
Salah satu upaya dalam meningkatkan keterampilan musikalisasi adalah melalui
pembelajaran dengan menggunakan media. Latihan rutin dan secara terarah akan
berdampak bagi pengetahuan dan pengalaman yang dalam menguasai sesuatu.
Musikalisasi puisi merupakan proses mengubah puisi menjadi sebuah lagu, dan
menjadikan puisi dalam bentuk musik yang sesuai dengan jiwa puisi dengan
demikian antara musik dan puisi haruslah memiliki kesatuan dan keselarasan,
sehingga apa yang terkandung dalam puisi tetap utuh, tetapi harus tetap
memperhatikan suasana yang terkandung dalam puisi tersebut.
2
Pemahaman puisi merupakan materi wajib yang terdapat dalam silabus SMP
pada kurikulum 2013 diantaranya pada Kompetensi Dasar kemampuan bersastra:
yaitu mendiskusikan isi puisi yang bertema sosial, budaya, dan kemanusian.
Pemahaman siswa pada puisi dipandang sebagai hal yang penting, sehingga
diperlukan kemampuan atau keterampilan khusus guru dalam menyampaikannya,
dan melatih siswa menelaah struktur dan kebahasaan, mengidentifikasi informasi
puisi, menyajikan puisi baik secara tertulis atau lisan, dan menyimpulkan isi puisi.
Hal yang penting dalam musikalisasi puisi adalah kepekaan rasa sehingga dapat
menyesuaikan karakter musik yang dipilih sebagai lirik lagunya sehingga suasana
dan pesan yang terkandung dalam puisi dapat dengan mudah disampaikan pada
pendengar. Dalam musikalisasi puisi, arasemen musik tidak boleh mengubah
jiwa puisi dan makna puisi harus tetap utuh. Musikalisasi puisi adalah puisi yang
dilagukan, sedangkan aransemen musik pengiringnya adalah upaya untuk
menambahkan citarasa yang mempertegas makna dari pemahaman puisi itu.
Terdapat tiga batasan yang harus dipenuhi sehingga sebuah karya dapat
dikategorikan sebagai musikalisasi puisi, yaitu 1) puisi yang dimusikalisasikan
dapat dipertanggungjawabkan keotentikannya dan sesuai dengan kaidah-kaidah
yang ada dalam ilmu kesusastraan; 2) lagu atau komposisi nada yang tercipta
harus orisinil, tidak menjiplak atau menggunakan komposisi yang sudah pernah
ada; 3) proses kreatif yang berurutan. Selain itu dalam memusikalisasikan puisi
harus ada puisi terlebih dahulu, lalu dibuat komposisi nada/lagu yang sesuai
dengan interpretasi dari puisi itu tanpa mengubah susunan kata. Komposisi
nadalah yang menyesuaikan dengan puisi dan proses ini tidak dapat dibalik.
3
Kesulitan dalam memahami puisi diantaranya adalah penggunaan sastranya terlalu
tinggi atau bahasa yang tersirat sulit dipahami. Puisi secara harfiah dapat
diartikan sebagai ungkapan batin seorang penyair melalui kata-kata ke dalam
tulisan dengan gaya dan ungkapan tertentu. Beberapa indikator dalam penilaian
musikalisasi puisi yaitu interpretasi isi puisi, vokal yang terdiri atas lafal dan
intonasi, komposisi musikal, keselarasan yang terdiri dari harmonisasi dan
koherensi, penampilan yang terdiri dari sikap dan kreativitas. Selanjutnya
menurut Simatupang dan Pradopo (dalam Sayuti 2008: 2) langkah-langkah yang
harus dilakukan memahami karya sastra itu paling tidak meliputi tiga hal, yaitu
interpretasi atau penafsiran, analisis, dan evaluasi atau penilaian.
Menurut Dola (2007:4), yang harus dilakukan dalam apresiasi puisi yaitu tahap
penjelajahan, tahap penafsiran dan tahap pengkreasian. Tahap penjelajahan
dilakukan dengan kegiatan membaca puisi agar dikenal dan dipahami. Tahap
penafsiran yaitu menganalisis unsur-unsur pembangun puisi sampai pada
pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan puisi. Tahap pengkreasian yaitu
mengekspresikan kembali puisi dalam bentuk yang lain atau menciptakan karya
sastra sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, seperti
musikalisasi puisi, dramatisasi puisi, dan visualisasi puisi.
Keterampilan membuat musikalisasi puisi serta memberikan irama lagu yang
sesuai dengan suasana puisi bukanlah sesuatu yang mudah. Hal tersebut
disebabkan kesulitan siswa dalam menuangkan ide untuk memunculkan nada,
irama yang sesuai dengan puisi. Seiring dengan perkembangan teknologi, untuk
mengatasi beberapa kondisi dan persoalan tentang musikalisasi puisi diatas salah
4
satunya adalah dengan media baik media cetak maupun elektronik yang sifatnya
berbasis on line atau off line diharapkan dapat membantu proses pembelajaran
yang lebih menarik dan interaktif. Pengoptimalan media pembelajaran merupakan
salah satu langkah yang harus ditempuh guru agar dalam pembelajaran siswa
menjadi aktif, keratif, dan menyenangkan. Usaha guru adalah membuat siswa
aktif dan membuat suasana menyenangkan dalam proses pembelajaran.
Proses pembelajaran mengandung dua unsur yang amat penting yaitu metode dan
media pembelajaran yang saling berkaitan. Pemilihan salah satu metode mengajar
tertentu akan mempengaruhi jenis media pembelajaran yang sesuai, meskipun ada
aspek yang perlu diperhatikan dalam memilih media, antara lain apakah sesuai
dengan tujuan pembelajaran, jenis tugas, respon siswa, termasuk karakteristik
siswa. Meskipun demikian bahwa salah satu fungsi utama media pembelajaran
adalah sebagai alat bantu belajar yang turut mewarnai iklim, kondisi, dan
lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru (Arsyad, 2009: 15).
Pemakaian media pembelajaran diharapkan dapat membangkitkan keinginan dan
minat belajar, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
membawa pengaruh-pengaruh psikologi siswa. Selain membangkitkan motivasi
dan minat siswa, media pembelajaran juga diharapkan dapat membantu siswa
meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik, memudahkan
penafsiran data, dan mendapatkan informasi dari media yang digunakan. Semakin
sadarnya akan pentingnya media yang mambantu pembelajaran sudah mulai
dirasakan. Perubahan dari paradigma perpustakaan yang menekankan pada media
cetak, kini berkembang menjadi media on-line. Selain itu dengan meluasnya
5
kemajuan di bidang komunikasi dan teknologi, serta diketemukannya dinamika
proses belajar, maka pelaksanaan kegiatan pembelajaran semakin menuntut media
pendidikan yang bervariasi pula (Daryanto, 2010: 4).
Salah satu komponen penting dalam pembelajaran adalah media pebelajaran.
Dengan memanfaatkan media, siswa dapat belajar secara mandiri. Darmawan
(2011: 38) menyatakan bahwa dengan adanya perubahan dalam bidang teknologi
khususnya teknologi informasi, membawa paradigma baru pada learning material
dan learning method. Pemanfaatan ICT ini diharapkan juga dapat diaplikasikan
dalam pencapaian tujuan pembelajaran bahasa di sekolah yaitu menumbuhkan
keterampilan, rasa cinta, dan penghargaan para siswa terhadap bahasa dan
sastra Indonesia sebagai bagian dari budaya warisan leluhur. Dengan demikian,
tugas guru bahasa dan sastra Indonesia tidak hanya memberi pengetahuan saja,
tetapi juga keterampilan dan menanamkan rasa cinta, baik melalui kegiatan di
dalam ataupun di luar kelas.
Berdasarkan hasil pengamatan pendahuluan dan pengalaman yang penulis
lakukan sebagai guru mata pelajaran bahasa Indonesia Kelas IX SMP Negeri 1
Sumberjaya, nilai pada mata pelajaran sastra khususnya musikalisasi puisi masih
rendah dan berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM). Bersadarkan
hasil rata-rata hanya mencapai 67,5. Perolehan tersebut berada di bawah nilai
KKM yakni sebesar 75 dan dicapai oleh minimal 80% dari keseluruhan siswa.
Faktor rendahnya ketercapaian tersebut dapat dimungkinkan disebabkan oleh
beberapa hal diantaranya: 1) penggunaan media pembelajaran berupa Information
and Communication Technology (ICT) yang terbatas sehingga siswa jarang
6
melihat model atau contoh audiovisual musikalisasi puisi; 2) siswa belum dilatih
dan kurangnya pemahaman tentang bermusikalisasi puisi; dan 3) musikalisasi
puisi merupakan materi pelajaran baru dalam kurikulum 2013 versi 2016 dan
belum familiar, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam menuangkan ide,
pikiran dan kreativitas dalam memberikan nada, irama, melodi dan aransemen
musik yang sesuai dengan tema dan suasana latar belakang puisi.
Salah satu solusi untuk mengajarkan musikalisasi puisi dengan baik dan benar
yaitu dengan menggunakan berbagai peralatan computer dan teknologi.
Penggunaan berbagai media dipandang tepat untuk mengajarkan musikalisasi
puisi kepada siswa, sebab melalui media pembelajaran berupa televisi, radio, film,
video, foto, poster, OHP/OHT, papan tulis, buku bacaan, modul ajar, internet, dan
lainya, diharapkan media-media tersebut memudahkan bagi guru dan peserta didik
melakukan interaksi secara mudah dan lancar (Lisnursamara, 2014: 1).
Untuk meningkatkan kemampuan musikalisasi puisi, perlu diperhatikan mulai
dari perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Usia rata-rata anak Indonesia saat
berada di kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya usia rata-rata anak adalah 15
tahun yang berarti anak masih berada pada masa perkembangan kanak-kanak
akhir (12-15 tahun). Anak-anak usia sekolah ini memiliki karakteristik senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, dan senang
merasakan atau melakukan sesuatu secara langsung. Oleh sebab itu, guru
hendaknya menggunakan pembelajaran berupa audiovisual.
Seiring perkembangan tersebut ilmu pengetahuan tersebut siap atau tidak
pembelajaran berbasis ICT harus dimulai sejak sekarang dengan mendayagunakan
7
teknologi komunikasi dan informasi di sekolah. Siswa sudah familier dengan
penggunaan handphone yang hampir semua siswa memiliki, untuk itu dapat
dijadikan sarana ICT pembelajaran yang nantinya dapat dipergunakan untuk
memfoto, memvideokan, membagikan hasil video, memutar kembali, dan mencari
contoh-contoh musikalisasi puisi melalui jaringan internet. Sedangkan untuk
mempermudah pembelajaran menggunakan laptop atau komputer disertasi infocus
agar hasilnya dapat diamati bersama pada proses pembelajaran.
Hasil dari penelitian ini diharapkan sesuai dengan penelitian Palewa (2014)
dengan hasil bahwa media pembelajaran ICT digunakan dalam hampir setiap
proses pembelajaran, mulai dari perencanaan sampai evaluasi. Bahkan Media ini
tidak hanya digunakan dalam proses pembelajaran siswa saja tapi juga di gunakan
dalam proses peningkatan kreatifitas siswa. Peranan media ICT adalah sebagai
alat bantu untuk memudahkan siswa memahami pelajaran, membuka wawasan
keilmuan siswa, serta memberi peluang siswa untuk belajar lebih lama diluar
sekolah, sehingga diharapkan prestasi belajar siswa menjadi lebih meningkat.
Demikian juga penelitian Setyorini (2016) dimana diperoleh hasil pemanfaatan
internet sebagai implementasi ICT dalam pembelajaran sastra dapat
memberikan motivasi terhadap peserta didik, namun, pembelajaran ini
memerlukan keterampilan khusus dari guru dan peserta didik karena mereka
dituntut untuk menguasai berbagai aplikasi yang ada dalam internet.
Berdasarkan uraian di atas, pelajaran musikalisasi puisi sangat penting diajarkan
dan dikuasai oleh siswa sebab dengan belajar memusikalisasikan puisi
dengan media ICT siswa akan memperoleh beberapa aspek: 1) pengetahuan,
8
pemahaman, pengalaman batin melalui kegiatan yang dilakukan pada tahap
apresiasi yaitu menganalisis puisi untuk menemukan unsur-unsur pembangun
puisi, menafsirkan puisi sehingga dapat menemukan makna dan maksud yang
tertuang dalam puisi dan mampu memusikalisasikan puisi; 2) memusikalisasikan
puisi dilakukan secara berkelompok, secara tidak langsung terjalin kerja sama
antar individu dalam kelompok dan memunculkan rasa tanggung jawab bersama
yang diwujudkan dalam nada dan irama menjadi lebih indah, harmonis namun
makna puisi tetap sesuai; 3) diharapkan akan tumbuh sikap intelektual siswa
yang dituangkan dalam ide, gagasan, kreativitas yang tergambar dalam
mengekspresikan puisi yang dimusikalisasi; 4) menumbuhkan kepekaan rasa,
rasa cinta dan penghargaan terhadap karya-karya sastra.
Mengingat besarnya kelebihan penggunaan ICT dalam pembelajaran untuk
mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan keterampilan
musikalisasi puisi siswa maka penulis melakukan penelitian tindakan kelas
dengan judul peningkatan keterampilan musikalisasi puisi melalui pembelajaran
berbasis Information And Communication Technology (ICT) pada kelas IX A
SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan beberapa
permasalahan diantaranya adalah:
1. Bahasa memiliki peranan yang sentral dalam perkembangan intelektual,
sosial, dan emosional dan merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari ilmu lainya.
9
2. Pemahaman siswa pada puisi masih rendah karena materi tersebut
dipandang sulit, sehingga diperlukan suatu kemampuan atau keterampilan
khusus guru dalam menyampaikannya dengan menggunakan media.
3. Siswa kesulitan dalam memahami puisi diantaranya adalah penggunaan
sastranya terlalu tinggi atau kemampuan memahami bahasa yang tersirat.
4. Perlunya penggunaan media interaktif misalnya ICT yang diharapkan dapat
membantu guru dalam proses pembelajaran, untuk meningkatkan kreativitas
siswa dalam mengapresiasi musikalisasi puisi, seiring perkembangan
teknologi, karena dengan media audiovisual dengan bantuan komputer dan
internet akan memberikan pemahaman yang lebih konkrit pada siswa.
1.3 Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang
ada cukup luas, sehingga perlu adanya pembatasan masalah yang akan diteliti.
Maka penelitian ini akan dibatasi pada Bagaimanakah perencanaan, pelaksanaan
pembelajaran, hasil penilaian keterampilan musikalisasi puisi, dan peningkatanya
dengan pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018?
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan, masalah yang dikaji
dalam tesis ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018?
10
2. Bagaimanakah proses pembelajaran musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018?
3. Bagaimanakah hasil penilaian keterampilan musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018?
4. Bagaimanakah peningkatan keterampilan musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa
Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya melalui pembelajaran berbasis ICT dalam
proses pembelajaran, sedangkan tujuan secara khsuus adalah:
1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menggunakan ICT pada
materi puisi pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran
2017/2018.
2. Mendeskripsikan proses pelaksanaan belajar-mengajar menggunakan ICT
pada materi puisi pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun
Pelajaran 2017/2018.
3. Mendeskripsikan hasil penilaian keterampilan musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis Information And Communication Technology (ICT)
pada Kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018.
11
4. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan musikalisasi siswa
menggunakan ICT pada materi puisi pada Kelas IX A SMP Negeri 1
Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018.
1.6 Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi
meningkatkan kemampuan memahami, mengapresiasi musikalisasi puisi, dan
memusikalisasikan puisi serta sebagai bentuk partisipasi pemikiran untuk
perkembangan sastra pada tataran pembelajaran musikalisasi puisi bagi
penerapan teori pembelajaran terutama pada materi musikalisasi puisi berbasis
penggunaan ICT, selain itu diharapkan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia
menjadi lebih bervariasi dengan berbagai media dan teknik, sehingga kegiatan
pembelajaran lebih menyenangkan pada Kelas IXA SMP Negeri 1 Sumberjaya.
1.6.2 Manfaat Praktis
1) Bagi guru, sebagai sarana pengembangan diri untuk dapat meningkatkan
kemampuan guru, terutama dalam penggunaan media ICT sebagai salah cara
meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga tercipta pembelajaran aktif,
inovatif, kreatif, efektif, gembira, dan menyenangkan.
2) Bagi siswa, sebagai upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam
peningkatan keterampilan musikalisasi puisi.
3) Bagi sekolah, penelitian ini dapat menjadi masukan dalam upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran pada keterampilan musikalisasi puisi.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Tindakan Kelas
2.1.1 Pengertian Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kusuma (2009: 9) penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut Mulyatiningsih
(2011: 60) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan terhadap
sekelompok orang dalam hal ini adalah siswa setelah dapat diidentifikasi
permasalahannya, kemudian peneliti atau guru menetapkan suatu tindakan
untuk mengatasinya.
Pandangan ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara
kolaboratif oleh guru untuk menyelesaikan masalah pembelajaran yang
dihadapi saat menjalankan tugasnya. Untuk pelaksanaan dapat dilaksanakan
bersama dengan orang yang lebih ahli atau pakar untuk memberikan alternatif
pemecahan dan alternatif tersebut perlu diuji sejauh mana efektifitasnya.
Dengan demikian penelitian tindakan bukan mutlak harus dilakukan oleh guru
sendiri akan tetapi guru dapat meminta atau bekerja sama dengan guru lain atau
dengan pihak lain.
Selanjutnya Kemmis dan Taggart sebagaimana dikutip oleh Muslich (2009: 8)
menyatakan penelitian tindakan adalah studi yang dilakukan untuk
13
memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja sendiri, yang dilaksanakan secara
sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas diri. Hal ini mengandung
pengertian bahwa PTK adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang
dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi mereka sendiri untuk
meningkatkan penyelesaian terhadap permasalah yang dihadapi terhadap
situasi yang muncul dari kondisi tersebut. Penelitian ini dilakukan secara
kolektif untuk memperbaiki berdasar refleksi diri. Penelitian tindakan adalah
bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan guru, siswa, atau
kepala sekolah, misalnya dalam situasi-situasi sosial termasuk pendidikan
untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran terhadap pendidikan yang
dilakukan sendiri, pengertian mengenai kegiatan yang dilakukan, dan situasi-
situasi dan lembaga-lembaga dimana kegiatan tersebut dilaksanakan.
Hopkins (1993) yang dikutip Muslich (2009: 8) PTK adalah suatu bentuk kajian
yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan
kemantapan rasional dari tindakan-tindakannya dalam melaksana-kan tugas dan
memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran. Hal ini
juga sesuai dengan pendapat Suyanto (1997) yang dikutip Muslich (2009: 8)
bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan
melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapar memperbaiki dan/atau
meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara professional.
Sedangkan menurut Mulyatiningsih (2011: 60-63) karakteristik penelitian
tindakan kelas antara lain: tema penelitian bersifat situasional, tindakan diambil
berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri, dilakukan dalam beberapa putaran,
14
penelitian dilakukan untuk memperbaiki kinerja, dilaksanakan secara
kolaboratif atau parisipatorif, dan jumlah sampel terbatas.
Menurut Arikunto pada PTK terdiri dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan, dan
Kelas. Ketiga kata tersebut memiliki makna sebagai berikut. Penelitian menunjuk
pada suatu kegiatan mencermati suatu objek sama dengan menggunakan cara dan
aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat
dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.
Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa
dan Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam
pengertian yang lebih spesifik. Istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam
waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.
Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian praktis yang dimaksudkan untuk
memperbaiki pembelajaran di kelas dengan jumlah sampel terbatas. Penelitian ini
merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan
yang dilakukan untuk memperbaiki suatu program pembelajaran dan atau
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilaksanakan di kelas.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat dapat memperbaiki
atau meningkatkan pembelajaran dan memperbaiki dalam rangka melakukan
pemecahan masalah yang di hadapi dalam kelas.
15
2.1.2 Jenis-Jenis Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Iskandar (2009; 24-26), karakteristik penelitian tindakan kelas PTK
memiliki karakteristik yang agak berbeda dibandingkan dengan jenis penelitian
yang lain. PTK dikategorikan sebagai jenis penelitian kualitatif dan eksperimen.
Dikatakan kualitatif karena pada saat dianalisis digunakan pendekatan kualitatif
tanpa perhitungan statistik, dan disebut eksperimen karena penelitiannya diawali
dengan perencanaan, adanya perlakuan, adanya evaluasi terhadap hasil yang
dicapai sesuadah dilakukan tindakan. Terdapat empat jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) yang akan dibahas yakni: PTK diagnostik; PTK partisipan; PTK
empiris; dan PTK eksperimental. Untuk lebih jelasnya, mengenai keempat jenis
PTK tersebut adalah sebagai berikut.
a. Penelitian Tindakan Kelas Diagnostik
Yang dimaksud PTK diagnostik adalah penelitian yang dirancang dengan dengan
menuntun peneliti ke arah suatu tindakan. Dalam hal ini peneliti mendiagnosis dan
memasuki situasi yang terdapat didalam latar penelitian. Contohnya: jika peneliti
berupaya menangani perselisihan, pertengkaran, masalah atau konflik yang
dilakukan antar siswa yang terdapat didalam sekolah atau kelas. Peneliti
menganalisis dan mengamati secara cermat melalui interaksi dengan siswa-siswa di
suatu sekolah atau kelas dengan mencari sumber masalah yang ada dan sebagainya.
Kemudian menganalisis semua data dan memberikan rekomendasi tentang
penyelesaian atas konflik tersebut.
16
b. Penelitian Tindakan Kelas Partisipan
Suatu penelitian tindakan kelas yang dikatakan partisipan adalah apabila orang
yang akan melakukan atau melaksanakan penilaian harus ikut terlibat langsung
dalam proses penelitian sejak awal sampai dengan hasil penelitian berupa laporan
Dengan demikian, sejak perencanaan penelitian, peneliti terlibat dan selanjutnya
peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data lalu menganalisa data serta
berakhir dengan melaporkan hasil dari penelitiannya. Peneliti dituntut keterlibatan
secara langsung dan terus menerus sejak awal sampai berakhir penelitian.
c. Penelitian Tindakan Kelas Empiris
PTK empiris ialah apabila peneliti berupaya melaksankan sesuatu tindakan atau
aksi dan membukakan apa yang dilakukan dan apa yang terjadi selama aksi
berlangsung. Pada prinsipnya proses penelitiannya berkenaan dengan penimpanan
catatan dan pengumpulan pengalaman peneliti dalam pekerjaan sehari-hari.
d. Penelitian Tindakan Kelas Eksperimental
Jenis PTK ini memiliki nilai potensial terbesar dalam kemajuan pengetahuan
ilmiah. Yang dikategorikan sebagai PTK eksperimental ialah apabila PTK
diselenggarakan dengan berupaya menerapkan berbagai teknik atau strategi secara
efektif dan efesien didalam suatu kegiatan belajar mengajar. Didalam kaitannya
dengan kegiatan belajar mengajar dimungkinkan terdapat lebih dari satu strategi
atau teknik yang ditetapkan untuk mencapai suatu tujuan instruksional. Dengan
diterapkannya PTK ini diharapkan peneliti dapat menentukan cara mana yang
paling efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.
17
2.1.3 Model Penelitian Tindakan Kelas
Penerapan PTK atau CAR (Classroom Action Research) dimaksudkan untuk
mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Sebagai salah satu
penelitian yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam
kelas, menyebabkan beberapa model atau desain yang dapat diterapkan.
Menurut Mulyatiningsih (2011:68-72) terdapat empat model PTK yaitu : Model
Lewin, Model Riel, Model Kemmis dan Taggart, Model DDAER. Sedangkan
menurut Kusuma (2011:19-24) adalah : Model Kurt Lewin, Kemmis dan
Taggart, John Elliott, dan McKernan. Berdasarkan pendapat diatas secara garis
besar model PTK sebagai berikut.
1) Model Kurt Lewin
Menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai model penelitian
tndakan yang lain, khususnya PTK. Dikatakan demikian karena dialah
yang pertama memperkenalkan action research atau penelitian tindakan.
Konsep model ini terdiri dari empat siklus, yaitu a) perencanaan
(planning), b) tindakan (acting), pengamatan (observing), dan d) refleksi
(reflecting), (Kusuma,2011:20).
2) Model Riel
Model yang dikembangkan oleh Riel membagi proses penelitian tindakan
menjadi tahap-tahap: studi dan perencanaan, pengambilan tindakan,
pengumpulan dan analisis, refleksi. Untuk mengatasi masalah diperlukan
studi dan perencanaan. Masalah ditentukan berdasarkan pengalaman
18
empiris yang ditemukan sehari-hari. Setelah masalah teridentifikasi
kemudian direncanakan tindakan yang sesuai dan mampu dilakukan oleh
peneliti. Perangkat pendukung tindakan (media, RPP) disiapkan pada
tahap perencanaan. Tahap berikutnya pelaksanaan tindakan, kemudian
mengumpulkan data atau informasi dan menganalisis. Hasil evaluasi
kemudian dianalisis, dievaluasi dan ditanggapi. Kegiatan dilakukan
sampai masalah bisa diatasi, (Mulyatiningsih, 2011:70).
3) Model Kemmis dan Taggart
Model kemmis & Mc Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar
yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin hanya saja, komponen acting (tindakan)
dengan observing (pengamatan) dijadikan sebagai satu kesatuan. Disatukan
kedua komponen tersebut disebabkan oleh adanya kenyataan bahwa
penerapan acting dan observing merupakan dua kegiatan yang tidak
terpisahkan. Maksudnya, kedua kegiatan harus dilakukan dalam satu
kesatuan waktu, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga
harus dilaksanakan. Hasil observasi direfleksi untuk menentukan kegiatan
berikutnya. Siklus dilakukan terus menerus sampai peneliti puas, masalah
terselesaikan dan hasil belajar maksimum (Mulyatiningsih, 2011:70-71).
4) Model DDAER
Desain lengkap PTK disingkat DDAER (diagnosis, design, action and
observation). Dalam penelitian ini hal yang pertama dilakukan bukan
diagnosis masalah sebelum tindakan diagnosis penelitian. Diagnosis
masalah ditulis dalam latar belakang masalah. Kemudian peneliti
19
mengidentifikasi tindakan dan memilih salah satu tindakan untuk
menyelesaikan masalah (Mulyatiningsih, 2011:71-72).
5) Model John Elliot
Model penelitian ini dalam satu tindakan terdiri dari beberapa step, yaitu
langkah tindakan 1, langkah tindakan 2, langkah tindakan 3. Langkah ini
dilakukan karena pertimbangan dalam suatu pelajaran terdapat beberapa
materi yang tidak dapat diselesaikan dalam satu waktu. Oleh karenanya,
untuk menyelesaikan satu pokok bahasan tertentu diperlukan beberapa kali
langkah tindakan yang terealisasi di dalam kegiatan belajar-mengajar. Apa
pun masalah yang akan diangkat dalam penelitian, hendaknya tetap berada
dalam lingkup permasalahan yang dihadapi oleh guru dalam praktik
kesehariannya di kelas dan merupakan sesuatu yanng ingin dirubah atau
diperbaiki. Semuanya itu harus dimulai dari ide awal, sampai monitoring
pelaksanaan dan efeknya, sesuai dengan bagan dibawah ini, semuanya tetap
dalam bentuk spiral. Semuanya harus diawali dari ide awal, sampai
monitoring pelaksanaan dan efeknya (Kusuma, 2011: 21-22).
6) Model McKernan
Menurut McKernan ada tujuh langkah yang harus dilakukan, yaitu: 1) Analisis
situasi / kenal medan, 2) perumusan dan klasifikasi permasalahan, 3) Hipotesis
tindakan, 4) Perencanaan tindakan, 5) Penerapan tindakan dengan monitoring,
6) Evaluasi hasil tindakan, dan 7) Refleksi dan pengambilan keputusan untuk
pengembangan selanjutnya.
20
2.1.4 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Menurut Kusuma (2011: 38-41) langkah penelitian tindakan kelas, yaitu:
adanya ide awal, praservei, diagnosis, perencanaan, implementasi tindakan,
pengamatan, refleksi, penyusunan laporan PTK. Sedangkan ada yang
menggunakan: diagnosis masalah, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan
dan observasi, analisis data, evaluasi dan refleksi. Beberapa langkah-langkah
penelitian sebagai berikut :
1. Adanya ide awal
Seseorang yang melaksanakan penelitian, pasti diawali dengan gagasan
atau ide dan diharapkan dapat dilakukan atau dilaksanakan. Ide tersebut
mendasari setiap proses yang akan dilakukan.
2. Praservei
Untuk mengetahui secara detail kondisi yang terdapat dikelas yang akan
diteliti, biasanya dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk melihat kondisi
awal yang terjadi di dalam kelas.
3. Diagnosis
Diagnosis dilakukan oleh peneliti yang tidak terbiasa mengajar di kelas
yang dijadikan sasaran.
4. Perencanaan
Perencanaan dibagi menjadi dua, yaitu: perencanaan umum dan khusus.
Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang
meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Perencanaan khusus
21
meliputi implementasi tindakan. Perencanaan ini dapat berupa rancangan
realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya,
strategi apa yang digunakan, materi yang diajarkan dan sebagainya.
Perencanaan tindakan adalah tahap pertama dalam penelitian tindakan kelas
yang akan disusun setelah dilaksanakannya pra PTK. Perencanaan tindakan
dilakukan untuk menguji secara empiris terhadap hipotesis tindakan yang
dibuat saat pra PTK. Pada tahap ini perlu disusun secara terperinci mengenai
tindakan-tindakan yang akan lakukan selama PTK, baik langkah-langkahnya,
materi, bahan ajar, teknik, metode pengajaran, serta kendala-kendala yang
mungkin akan terjadi ketika PTK berlangsung. Dengan penyusunan
perencanaan tindakan yang matang dan terperinci menentukan kelancaran
penelitian tindakan kelas nantinya, serta hipotesis yang disusun tidak berubah
(tepat).
5. Pengamatan
Pengamatan dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau dpat dibantu oleh
orang lain sebagai observer. Pengamatan dapat dibantu pihak luar dalam
pelaksanaannya sehingga bersifat kolaboratif, namun pihak luar tersebut
hanyalah berfungsi sebagai pengamat tanpa wewenang untuk mengintervensi
keputusan yang akan ambil. Pada tahap ini akan mengumpulkan dan
memperoleh data dari perencanaan hingga pelaksanaan, serta respon atau
dampak dari tindakan yang telah dilakukan. Pada saat monitoring haruslah
mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas peneliti baik apa
yang telah dikerjakan oleh peneliti ataupun oleh siswa.
22
6. Evaluasi dan refleksi
Kegiatan evaluasi adalah tahap dalam memproses data yang telah di peroleh.
Data yang diperoleh dilakukan penafsiran, analisis, dan disintesis.
Diperlukan pengetahuan, pengalaman yang melatarbelakangi penelitian dan
yang relevan untuk menunjang proses pengolahan data. Evaluasi
memikirkan kegunaan dan sejauhmana kegiatan yang dilakukan oleh para
kolaborator atau partisipan yang berperan dalam PTK. Refleksi dilakukan
sesudah implementasi tindakan dan hasil observasi. Evaluasi dilakukan
agar nantinya diperoleh kesimpulan yang mantap, dan refleksi yang
terpercaya dan tajam. Refleksi yang terpercaya, dan tajam akan menjadi
sebuah masukan yang akurat guna menentukan tindakan selanjutnya atau
menjadi dasar dalam penelitian tindakan kelas berikutnya. Untuk refleksi
yang baik disusun dengan segera bersama kolaborator setelah selesai
dilakukannya observasi dalam jangka waktu yang singkat setelah observing
selesai dilaksanakan.
7. Penyusunan laporan PTK.
Dilakukan setelah melakukan penelitian dilapangan. Penelitian harus
sistematis dan dilakukan sesuai acuan yang telah diberikan dalam
penelitian PTK. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit
apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah
dilakukan. Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan
yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti, di samping itu, juga perlu
disesuaikan dengan pedoman yang ditetapkan Diknas sesuai persyaratan
penulisan Karya Tulis Ilmiah (KTI).
23
2.2 Media Pembelajaran
2.2.1 Pengertian Media
Kata media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah tengah,
pengantar, atau perantara. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau
pengantar pesan dari pengirim pesan dari pengirim pesan. (Arsyad, 2009: 3)
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara. Makna umum media pembelajaran
adalah apa saja yung dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke
penerima informasi. Dalam proses komunikasi, media hanyalah satu dari tiga
komponen yang harus ada, yaitu sumber informasi, penerima informasi dan media.
Jika satu saja dari tiga kompanen ini tidak ada maka proses komunikasi tidak
mungkin terjadi (Prastati, 2001: 3).
Schramm dalam Arsyad (2002: 6) mendefinisikan media lebih khusus yaitu
teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk
pembelajaran. Media adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi
pembelajaran. Media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Secara lebih khusus, pengertian media
dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali
informasi visual atau verbal.
24
Menurut Association of Education and Communication Technology atau AECT
(1977) media adalah segala bentuk dari saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Sejalan dengan batasan media menurut
AECT, Heinnich menyatakan :
"A medium is a channel of communication. Derived from the Latin wordmeaning 'between', the return refers to anything that carries informationbetween source and receiver. examples indude film, television, diagrams,printed materials. computers, and instructors. These are consideredinstructional media when they carry messages with on instructionalpurpose"
Mengacu pada pendapat di atas dapat dijelaskan bahwa medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Termasuk media
komunikasi yaitu televisi, film, bahan-bahan cetakan, diagram. foto, radio,
rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, dan sejenisnya. Apabila media itu
membawa pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung
maksud-maksud pembelajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
Sudjana (2007: 1) menyatakan dalam ada dua aspek yang paling menonjol yakni
mengajar dan media sebagai alat bantu mengajar, sehingga jelas bahwa media
merupakan bagian integral dari proses belajar mengajar dan tidak dapat dipisahkan
dalam rangka pencapaian tujuan belajar.
Proses yang mutlak ada pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran, yaitu
proses komunikasi, dengan kata lain kegiatan belajar mengajar melalui media
terjadi bila ada komunikasi antara penerima pesan dengan sumber melalui media
tersebut.
25
Sesuatu dapat dikatakan sebagai media pembelajaran apabila media tersebut
digunakan agar informasi antara dua pihak nyata komunikator dan komunikan
dapat tersampaikan dan dapat membantu pencapaian tujuan yang telah ditetapkan
saat merencanakan pembelajaran secara efektif dan efisien. Media pembelajaran
adalah segala jenis sarana yang dapat diindera yang digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi pencapaian tujuan
pembelajaran. Media pendidikan digunakan karena memiliki nilai atau manfaat
dalam proses belajar mengajar. Beberapa nilai praktis atau manfaat dari media
pembelajaran ditulis oleh Hamalik (2004: 27) sebagai berikut.
1. Media pendidikan melampaui batas pengalaman pribadi siswa.2. Media pendidikan melampaui batas ruangan kelas.3. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
siswa dan lingkungan.4. Media pendidikan memberikan kesamaan dalam pengamatan.5. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realistis dan teliti.6. Media pendidikan membangkitkan keinginan dan minat - minat yang7. Media membangkitkan motivasi dan perangsang kegiatan belajar.8. Media pendidikan memberikan pengalaman yang menyeluruh.
Menurut Rahardjo (2004: 41) media merupakan wadah dari pesan yang oleh
sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan
tersebut dan bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan
bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar. Rahardjo
mengklasifikasikan media menjadi tujuh kelompok yaitu (1) audio visual gerak, (2)
media audio visual diam, (3) media audio semi gerak, (4) media visual gerak, (5)
media visual diam, (6) media audio, dan (7) media cetak.
Masih sejalan dengan pemikiran di atas adalah pendapat Gagne dalam Sadiman
(2003:34) menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
26
lingkungan pembelajar yang dapat merangsangnya untuk belajar. Media
Pembelajaran adalah alat, metode, tehnik yang digunakan dalam rangka lebih
mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan pembelajar dalam proses
pembelajaran yang meliputi orang (peoples) berupa pesan (messages), bahan
(materials), alat (devices), teknik (tecniques), dan lingkungan (setting).
Sedangkan dalam kepustakaan asing yang ada, sementara para ahli mrnggunakan
istilah Audio Visual Aids (AVA), untuk pengertian yang sama. Banyak pula para
ahli menggunakan istilah Teaching Material atau Instruksional Material yang
artinya identik dengan pengertian keperagaan yang berasal dari kata “raga” artinya
suatu benda yang dapat diraba, dilihat, didengar, dan diamanati melalui panca
indera kita. Dan sebelum diambil sebuah kesimpulan mengenai arti dari media
pembelajaran ada baiknya penulis memaparkan tentang pengertian media yang
telah dirumuskan oleh para ahli pendidikan diantarannya:
1) Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and
Technology), media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan
dalam proses penyampaian informasi.
2) Menurut NEA ( National Educational Assosiation),media adalah bentuk-
bentuk komunikasi baik tercetak maupun audio visual serta peralatannya.
Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar, dan dibaca
Arif Sadiman (2003:6).
3) Menurut Asnawir dan Baisyiruddin dalam bukunya mendefinisikan media
adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses pendidikan. Arif Sadiman (2002: 11).
27
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat kita simpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya
ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan tersebut. Bahwa materi yang
ingin disampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai
adalah terjadinya proses belajar mengajar. Apabila dalam satu dan hal lain media
tidak dapat menjalankan sebagaimana fungsinya sebagai penyalur pesan yang
diharapkan, maka media tersebut tidak efektif dalam arti tidak mampu
mengkomunikasikan isi pesan yang diinginkan dan disampaikan oleh sumber
kepada sasaran yang ingin dicapai berupa pesan (messages), bahan (materials), alat
(devices), teknik (tecniques), dan lingkungan (setting).
2.2.2 Macam-macam Media Pembelajaran
Sadiman (2002:5) menggolongkan media atas ciri-ciri fisiknya terdiri dari:
1) Benda sebenarnya termasuk dalam kategori ini meliputi :orang,
kejadian,objek, atau benda.
2) Presentasi Verbal, Presentasi verbal yang termasuk dalam kategori ini
meliputi: media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip,
transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan
lain sebagainya.
3) Presentasi Grafis, katagori ini meliputi : chart, grafik, peta, diagram,
lukisan/ gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan suatu ide,
ketrampilan/ sikap.
28
4) Potret diam (Still Picture), potret ini dari berbagai macam objek atau
peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide,
majalah dinding dan sebagainya.
5) Film (Motion Picture), artinya jenis media yang diperoleh dari hasil
pemotretan benda/ kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan
gambar (film animasi).
6) Rekaman suara (audio recorder), ialah bentuk media dengan menggunakan
bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat
dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual.
7) Program atau disebut dengan “pengajaran Berprograma, yaitu informasi
verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya
respon dari siswa.
8) Simulasi, adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/
menyerupai kejadian sebenarnya, contoh: simulasi tingkah laku seorang
pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan jalan ditunjukkan
pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan dengan permainan
(permainan simulasi).
Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran
serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan
menjadi lima macam yaitu:
a) Media tanpa proyeksi dua dimensi: yaitu jenis yang penggunaannya
tanpaproyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang
dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan
tempel, papan fanel, dan lainnya.
29
b) Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu: Jenis media yang
penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal
tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya: benda
sebenarnya, boneka, dan sebagainya.
c) Media audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara
saja. Media ini penggunaanya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat
perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkeras
suara. Jenis media semacam ini misalnya: radio dantape recorder.
d) Media dengan proyeksi yaitu: Media yang penggunaannya memakai
proyektor, misalnya: fim, slide, dan film strip
e) Televisi dan Video Tape Recorder yaitu jenis media yang pada
prinsipnya sama dengan audio tape recorder, dan radio. Perbedaannya
jika radio cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan TV
memancarkan suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan kalau TV
adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari
jarak jauh.
Pembagian media pembelajaran menurut Hamalik (2003: 51) dapat dikelompokan
pterdapat beberapa aspek diantaranya:
1) Bahan-bahan cetakan atau bacaan: buku, modul, komik, majalah, buletin,
folder, famlet,dan lain-lain.
2) Alat-alat audio visual, terdiri dari:
a. Media pembelajaran tanpa proyeksi: papan tulis papan tempel, planel,
garfik, foster, kartun, komik dan gambar.
30
b. Media pembelajaran tiga dimensi: diorama, boneka, topeng, ritaton,
standar lembar balik, peta, globe, dan pameran.
c. Media pembelajaran yang menggunakan tehnik; film, rekaman radio,
televisi, raboratorium, komputer.
3) Kumpulan benda-benda (material coleksi): daun, binatang, binatang, bahan
kimia, bagian tubuh.
4) Sumber-sumber masyarakat; obyek wisata, peninggalan, dokumentas
bahan-bahan, masalah-masalah.
5) Contoh-contoh kelakuan yang dicontohkan oleh guru; gerakan tangan, kaki,
badan, mata dan lain-lain.
Seel & Richey yang dikutip oleh Arsyad (2000: 7) membagi media pembelajaran
menjadi 3 jenis, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi
audio visual, (3) media hasil teknologi berdasarkan komputer. Teknologi cetak
berfungsi menghasilkan penyampaian materi pembelajaran melalui proses
pencetakan mekanis seperti buku. Teknologi audio visual merupakan cara
penyampaian pembelajaran menggunakan mesin elektronik untuk menyampaikan
pesan pembelajaran dalam bentuk audio dan visual.
Berdasarkan uraian di atas mencerminkan begitu banyak media pembelajaran yang
dapat dimanfaatkan guru dalam proses pembelajaran yang dapat digolongkan
dalam 3 jenis, yaitu: (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi
audio visual, (3) media hasil teknologi berdasarkan komputer.
31
2.2.3 Manfaat Media Pembelajaran
Manfaat dari media dalam proses belajar dan pembelajaran, menurut Hamalik
(2006:122) adalah:
a) Meletakan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir serta mengurangi
verbalisme.
b) Memperbesar perhatian para pembelajar.
c) Meletakan dasar-dasar yang penting bagi perkembangan belajar, oleh
karenannya menyebabkan belajar lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman yang tetap dan nyata yang dapat menumbuhkan
kegiatan berusaha sendiri dikalangan pembelajar.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinou.
f) Membantu menumbuhkan pengertian, dengan demikian membantu
perkembangan kemampuan berbahasa.
g) Memberikan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah diperoleh
dengan cara lain serta membantu perkembangan efesiensi yang lebih
mendalam serta keranggaman yang lebih banyak dalam belajar.
Media pembelajaran mempunyai fungsi yang cukup berarti dalam proses
pembelajaran, hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Rowntree dalam
Rohani (2007: 7-8), media pembelajaran berfungsi: (1) membangkitkan motivasi
belajar, (2) mengulang apa yang telah dipelajari, (3) menyediakan stimulus belajar,
(4) mengaktifkan respon siswa, (5) memberikan balikan dengan segera, dan (6)
menggalakkan latihan yang serasi. Prastati (2001: 6) mengidentifikasikan manfaat
media dalam pembelajaran sebagai berikut.
32
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkanb. Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktifd. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.e. Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.f. Sikap positif siswa terhadap bahan belajar maupun terhadap proses
pembelajaran itu sendiri dapat ditingkatkan.g. Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Media pembelajaran, baik itu media visual, audio maupun media yang lainnya,
sangat bermanfaat baik bagi siswa, guru, maupun proses pembelajaran itu sendiri.
Manfaat media dalam proses pembelajaran yaitu memperlancar interaksi antara
siswa. dan guru, dengan maksud membantu siswa dapat belajar secara optimal.
Perkembangan teknologi dan informasi makin memperkaya baik jenis, maupun
fungsi media pendidikan. hal ini menimbulkan dua kemungkinan yaitu, mem-
permudah guru dalam memilih dan memanfaalkan media pendidikan,
menimbulkan fungsi media pendidikan itu sendiri, Sadiman, (2006: 131).
Media pendidikan mempunyai kegunaan untuk mengatasi hambatan dalam
berkomunikasi, keterbatasan baik dalam kelas, sikap pasif anak didik, serta
mempersatukan pengamatan anak. Sementara itu kegunaan media pembelajaran
Menurut Miarso (2004: 109) adalah sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis.2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera,3. Dengan menggunakan media pembelajaran secara tepat dan bervariasi,
dapat di atasi sifat pasif anak didik.4. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa, dan lingkungm serta
pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materipembelajaran ditentukan sama, maka media pembelajaran bergunauntuk :a. Memberikan perangsang yang samab. Mempersamakan pengalaman.c. Menimbulkan persepsi yang sama
33
Berdasarkan uraian di atas pemanfaatan media adalah banyaknya media digunakan
sebagai upaya mengatasi hambatan dalam berkomunikasi, keterbatasan baik dalam
kelas, sikap pasif anak didik, serta mempersatukan pengamatan anak dan
membantu mempermudah siswa dalam proses pembelajaran.
2.2.4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Sadiman (2002: 83-84) menjelaskan bahwa: “faktor yang perlu
dipertimbangkan dalam pemilihan media adalah tujuan instruksional yang ingin
dicapai, karakteristik siswa, jenis rangsangan belajar yang diinginkan, keadaan
latar belakang dan lingkungan siswa, situasi kondisi setempat dan luas jangkauan
yang ingin dilayani. Faktor-faktor tersebut pada akhirnya harus diterjemahkan
dalam norma/kriteria keputusan pemilihan.”
Setidaknya masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan media yaitu: pertama, ketersediaan sumber setempat yaitu apabila media
yang bersangkutan tidak terdapat sumber-sumber yang ada, maka harus dibeli atau
dibuat sendiri. Kedua, apakah untuk membeli atau memproduksi sendiri tersebut
ada dana, tenaga, dan fasilitasnya. Ketiga, adalah faktor yang menyangkut
keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutanuntuk waktu yang
lama artinya biasa digunakan dimanapun dengan peralatan yang ada di sekitarnya
dan kapanpun serta mudah dibawa atau dipindahkan. Faktor keempat, adalah
efektifitas biayanya dalam jangka waktu yang panjang, sebab ada jenis media yang
biaya produksinya mahal (contohnya program film bingkai) tetapi dapat dipakai
berulang-ulang dalam jangka waktu yang panjang.
34
Jenis media yang digunakan harus dipilih berdasarkan kriteria utama, yaitu
kesesuaiannya dengan tujuan pembelajaran dan kriteria lain, seperti yang telah
diuraikan di atas. Bila media yang dipilih hanya memenuhi sebagian dari kriteria,
dapat terjadi hal-hal sebagai berikut:
1) Tampak baik dalam perencanaan tetapi tidak berhasi diproduksi, karena
terlalu mahal atau sulit diperoleh peralatan dan bahan bakunya.
2) Diproduksi dengan kualitas rendah karena alasan yang sama seperti diatas.
3) Tidak atau kurang digunakan karena tidak sesuai dengan karakteristik
peserta didik, tidak praktis untuk digunakan atau tidak sesuai dengan
metode pembelajaran.
4) Kurang efektif dalam mencapai tujuan.
Akhirnya perlu dipahami tentang cara-cara pemilihan media ada tiga cara (Rohani,
2007: 34) yaitu:
a. Model, Flow Chart, Eliminasi. Menggunakan sistem pengguguran (batal)
dalam pengambilan keputusan.
b. Model Matriks, menangguhkan pengambilan keputusan, untuk memilih ini
cocok kalau menggunakan media rancangan.
c. Model Checeklist, menangguhkan keputusan sampai seluruh kriteria
dipertimbangkan, hal ini cocok untuk media jadi dan media rancangan
2.3 Media Pembelajaran ICT
Gagne (1992) mengartikan media sebagai berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Sedangkan, Heinich,
Molenda, dan Russel (1982) menyatakan bahwa:
35
“Media adalah saluran komunikasi termasuk film, televisi, diagram, materitercetak, komputer, dan instruktur.” AECT (Assosiation of EducationandCommunication Technology, 1977), memberikan batasan media sebagaisegala bentuk saluran yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan atauinformasi.
NEA (National Education Assosiation) memberikan batasan media sebagai bentuk-
bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta peralatanya. Gagne “Media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang
untuk belajar.” Briggs (1985): “Media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar”.
Dari beberapa batasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa media merupakan
segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
merangsang pikiran, membangkitkan semangat, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa. Media
pembelajaran adalah media yang digunakan dalam pembelajaran, yaitu meliputi
alat bantu guru dalam mengajar serta sarana pembawa pesan dari sumber belajar ke
penerima pesan belajar (siswa). Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar
dalam hal-hal tertentu bisa mewakili guru menyajiakan informasi belajar kepada
siswa. Jika program media itu didesain dan dikembangkan secara baik, maka
fungsi itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru
Untuk selanjutnya disepakati bahwa yang dimaksud media pembelajaran, bukan
sekedar benda fisik, namun segala sesuatu yang sudah berisi materi pembelajaran,
yang memungkinkan seseorang memanfaatkannya untuk belajar guna memperoleh
pengetahuan, keterampilan, atau perubahan sikap.
36
Beberapa contoh media pembelajaran termasuk media tradisional (papan tulis,
buku teks, handout, modul, lembar peraga, LKS, objek-objek nyata, slide OHP,
pita video atau film, guru, dan lain-lain.), media massa (koran, majalah, radio,
televisi, bisokop, dan lain-lain.), dan media pembelajaran baru berbasis ICT
(komputer, CD, DVD, video interaktif, Internet, sistem multimedia, konferensi
video, dan lain-lain.
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa media pembelajaran berbasis ICT
adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional di
lingkungan siswa yang berbentuk teknologi informasi dan komunikasi. Dengan
kata lain, media ini adalah sarana penyebaran informasi yang berupa perangkat
keras, perangkat lunak, sistem jaringan, dan infrastruktur komputer maupun
telekomunikasi agar data dapat disebar dan di akses secara global.(Rusman, 2012)
Jadi dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berbasis ICT yaitu media
pembelajaran yang mana semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan,
pengumpulan (akuisisi), pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian
informasi/data dengan menggunakan komputer dan telekomunikasi.
2.3.1 Pengertian ICT
Menurut Hartoyo (2012: 2-4) TIK berasal dari istilah Information and
Communication Technology (ICT ) yang merupakan kependekan dari (Teknologi
Informasi dan Komunikasi). Istilah TIK tersusun dari tiga huruf yang berbeda
tetapi merupakan komponen yang memiliki makna erat.
1) Teknologi
37
Teknologi berasal dari kata techno yang berarti teknik, seni atau keterampilan, dan
logos yang berarti ilmu pengetahuan, sehingga teknologi dapat didefinisikan
sebagai sebuah pengetahuan ilmiah, seni, dan keterampilan. Teknologi terdiri atas
ilmu pengetahuan alam atau pengetahuan umum dan keahlian teknik. Komponen
teknologi dihubungkan dengan pembelajaran dan peralatan yang digunakan.
2) Informasi
Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk pembelajaran yang bermakna.
Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi merupakan objek atau
pesan yang kita peroleh, teruskan, pertukarkan untuk tujuan tertentu. Sedangkan
menurut (Fajri, 2014) informasi dapat diartikan suatu data yang telah diproses dan
diubah menjadi konteks yang berarti sehingga memiliki makna dan nilai bagi
penerimanya dan biasa digunakan untuk pengambilan keputusan.
3) Komunikasi
Komunikasi merupakan proses pemyampaian informasi antarindividu, termasuk
gagasan, emosi, pengetahuan, dan keterampilan. Dengan demikian TIK adalah
teknologi yang berfungsi atau yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung
komunikasi atau penyampaian informasi. Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK), atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Information and
Communication Technologies (ICT), adalah payung besar terminologi yang
mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan manyampaikan
informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi
komunikasi. Teknologi informasi berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai
alat bantu, manipulasi, dan pengolahan informasi, sedangkan teknologi komunikasi
38
adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mantransfer data dari perangkat yang satu kelainnya.
Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunkasi adalah dua buah
konsep yang tidak terpisahkan, jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi
mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan,
manipulasi, pengolahan, pemindahan informasi antar media. Istilah TIK muncul
setelah adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun
perangkat lunak). Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang pesat
melampaui bidang teknologi lainnya masih terus mengalami berbagai perubahan
tentang pengertian istilah tersebut.
2.3.2 Jenis Media Pembelajaran Berbasis ICT
ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat digunakan untuk menyimpan,
mengolah, menampilkan, dan menyampaikan informasi dalam proses komunikasi.
Yang termasuk teknologi ini adalah:
1. Teknologi komputer, baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunak (software) pendukungnya. Di dalamnya termasuk prosesor
(pengolahdata),media penyimpan data/informasi (hard disk, CD, DVD,
flash disk, memori, kartu memori, dan lain-lain.), alat perekam (CD Writer,
DVD Writer), alat input (keyboard, mouse, scanner, kamera, dan lain-lain),
dan alat output (layar monitor, printer, proyektor, LCD, speaker, dan lain-
lain.
Media pembelajaran berbasis komputer atau bisa disebut pembelajaran
berbantuan komputer (computer assisted instructional/ CAI). Penggunaan
39
komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat diwujudkan dalam
berbagai bentuk, diantaranya program computer-assisted learning(CAL),
konferensi komputer, surat elektronik atau elektronik mail (email), dan
komputer multimedia yang kemudian disebut multimedia pembelajaran
interaktif. Pembelajaran melalui CAI ini, bersifat offline, sehingga
dalampenggunaannya tidak tergantung pada adanya akses ke internet.
Program pembelajaran berbantuan komputer ini memanfaatkan seluruh
kemampuan komputer, terdiri dari gabungan hampir seluruh media, yaitu:
teks, grafis, gambar, photo, audio, video, dan animasi. Seluruh media
tersebut secara konvergen akan saling mendukung dan melebur menjadi
satu media yang luar biasa kemampuannya. Salah satu keunggulan media
komputer ini yang tidak dimiliki oleh berbagai media lain, ialah
kemampuannya untuk menfasilitasi interaktifitas peserta didik dengan
sumber belajar (conten) yang ada pada komputer (manand machine
interactivity).
2. Teknologi multimedia, media pembelajaran yang termasuk ke dalam
teknologi multimedia adalah kamera digital, kamera video, player suara,
player video, dan lain-lain. Multimedia sering diartikan sebagai gabungan
dari banyak media atau setidak-tidaknya terdiri lebih dari satu media.
Multimedia dapat diartikan sebagai komputer yang dilengkapi dengan CD
player, sound card, speaker dengan kemampuan memproses gambar gerak,
audio, dan grafis dalam resolusi yang tinggi.
3. Teknologi telekomunikasi, yang termasuk media telekomunikasi adalah
telepon seluler, dan faximile. Teknologi komunikasi ini sekarang
40
berkembang semakin pesat. Kini tidak hanya dalam bentuk telepon seluler
dan faximile saja namun bermacam-macam, seperti Handphone,e-mail,
facebook, twitterdan lain sebagainya, (Rusman, 2012).
4. Teknologi jaringan komputer. Teknologi ini terdiri dari perangkat keras
seperti LAN, internet, wifi, dan lain-lain. Selain itu juga terdiri dari
perangkat lunak pendukungnya natau aplikasi jaringan seperti WEB, e-mail,
html, java, php, aplikasi basis data dan lain-lain.
2.3.3 Pemanfaatan ICT
Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan ICT.
Selain fungsinya sebagai alat bantu pemecahan masalah manusia, ICT juga dapat
dimanfaatkan untuk mendukung proses pembelajaran yang dipercaya dapat (Elang
Krisnadi, 2009):
1. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
2. Memperluas akses terhadap pendidikan dan pembelajaran.
3. Mengurangi biaya pendidikan.
4. Menjawab keharusan berpartisipasi dalam ict, dan
5. Mengembangkan keterampilan ict (ict skills) yang diperlukan siswa ketika
bekerja dan dalam kehidupannya nanti.
Strategi pemanfaatan ICT di dalam pembelajaran mencakup: (1) ICT sebagai alat
bantu atau media pembelajaran, (2) ICT sebagai sarana/tempat belajar, (3) ICT
sebagai sumber belajar, dan (4) ICT sebagai sarana untuk peningkatan
profesionalisme.
41
1. ICT Sebagai Alat Bantu atau Media Pembelajaran
Pemanfaatan ICT dalam pembelajaran dalam konteks ini mendukung teori
socio-constructivism, yakni siswa memperoleh pengalaman belajar secara
bersama-sama dengan siswa lain atau melalui interaksi dengan para pakar
dengan media komunikasi berbasis ICT. Perkembangan terkini adalah
pemanfaatan ICT secara terpadu di dalam pembelajaran yang memadukan
berbagai keterampilan dan fungsi ICT di dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan ICT sebagai media pembelajaran dapat berbentuk file slide Power
Point, gambar, animasi, video, audio, program CAI (computer aided
instruction), program simulasi, dan lain-lain.
2. ICT Sebagai Sumber Belajar
Perkembangan ICT yang pesat tidak hanya dalam bentuk teknologisaja,
namun juga dalam bentuk isi (content). Pada satu sisi para ahli telah
mengembangkan teknologi yang memudahkan para pakar untuk menyajikan
dan menyampaikan pengetahuan, di sisi lain para pakar dalam berbagai bidang
sudah banyak yang menyumbangkan dan menyebarkan pengetahuannya
melalui berbagai media seperti CD, DVD, Internet (Web), baik secara individu
maupun secara kolektif.
Dengan tersedianya sumber-sumber informasi yang sangat melimpah di
Internet, untuk mempermudah pencarian informasi tertentu yang diiinginkan,
seseorang dapat menggunakan fasilitas mesin pencari (search engine). Salah
satu mesin pencari yang sangat popular sekarang adalah Google, dimana
semua informasi dapat dicari dengan mudah.
42
3. ICT Sebagai Sarana/Tempat Belajar
Saat ini, kegiatan belajar tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas atau
perpustakaan. Perkembangan ICT (khususnya Internet) telah memberikan
kemungkinan membuat kelas maya (virtual class) dalam bentuk e-learning, di
mana seorang guru dapat mengelola proses pembelajaran dan murid dapat
melakukan aktivitas belajar sebagaimana yang dilakukan di dalam kelas
Dengan e-learning, aktivitas belajar seperti membaca materi pembelajaran,
mengerjakan soal-soal dan tugas, berdiskusi dengan sesama teman maupun
guru melakukan semua ekperimen dalam bentuk simulasi, dan lain-lain
4. ICT Sebagai Sarana Peningkatan Profesionalisme.
Perkembangan ICT memberikan kemudahan bagi para guru untuk
meningkatkan profesionalisme. Selain dengan meningkatkan keterampilannya
dalam menggunakan ICT dan memanfaatkanya untuk mendukung dan
meningkatkan kualitas pembelajaran, para guru juga dapat meningkatkan
wawasan dan pengetahuannya, baik pengetahuan bidang ilmunya yang up
todate, pengetahuan tentang teori-teori belajar dan metode pembelajaran
terbaru, hasil-hasil penelitian dalam bidang ilmunya maupun penelitian
pendidikan oleh peneliti lain. Selain itu, dengan memanfaatkan ICT para guru
dapat berkomunikasi dengan sejawat maupun pakar untuk berdiskusi tentang
permasalahan-permasalahan pembelajaran yang dihadapinya. Bahkan, melalui
komunikasi semacam ini tidak tertutup kemungkinan terjalin kerja sama lebih
lanjut dalam bentuk penelitian bersama, misalnya, atau mengundang pakar
yang bersagkutan untuk menjadi pembicara dalam seminar atau workshop.
43
4. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Banyak sekali media dilingkungan sekitar kita yang dapat dimanfaatkan dalam
proses pembelajaran, untuk itu perlu kita pilih. Pemilihan ini penting dalam
rangka, agar ketika media pembelajaran itu kita pilih sebagai alat bantu
penyampai pesan benar-benar menjadi alat bantu yang efektif dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Pemilihan media perlu mempertimbangkan tujuan
pembelajaran, keefektifan, peserta didik, ketersediaan, kualitas teknis, biaya,
fleksibilitas, dan kemampuan orang yang menggunakannya serta alokasi waktu
yang tersedia.
Secara umum, penggunaan ICT dalam pendidikan dideskripsikan adalah sebagai
berikut.
a) ICT sebagai objek pembelajaran yang kebanyakan terorganisir dalam
kursus-kursus spesial. Apa yang dipelajari tergantung pada bentuk
pendidikan dan level siswa. Pendidikan ini mempersiapkan siswa untuk
menggunakan ICT dalam pendidikan, keterampilan masa depan dan dalam
kehidupan sosial.
b) ICT sebagai “ alat bantu (tool)”, yaitu digunakan sebagai alat, misalnya
ketika membuat tugas-tugas, mengumpulkan data, dan dokumentasi dan
melaksanakan penelitian. Umumnya ICT digunakan dalam memecahkan
permasalahan secara independen.
c) ICT sebagai medium atau perantara dalam proses pembelajaran, dimana
guru dapat mengajar dan dan siswa dapat belajar, atau berfungsi sebagai
penguhung materi yang akan dijelaskan.
44
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya pendapat guru dan siswa
tentang manfaat ICT khususnya edukasi net antara lain:
1) Memudahkan guru dan siswa dalam mencari sumber belajar alternatif.
2) Bagi siswa dapat memperjelas materi yang telah disampaikan oleh guru.
karena di samping disertai gambar juga ada animasi menarik.
3) Dapat berlatih soal dengan memanfaatkan uji kompetensi.
4) Cara belajar lebih efisien.
5) Wawasan bertambah.
6) Meringankan dalam membuat contoh soal.
7) Mengetahui dan mengikuti perkembangan materi dan info-info lain yang
berhubungan dengan bidang studi.
8) Membantu siswa dalam mempelajari materi secara individu.
9) Membantu siswa mempelajari ICT.
Adapun manfaat ICT khususnya internet/edukasi-net bagi pengembangan
profesional guru yaitu meningkatkan pengetahuan, membagi sumber diantara rekan
sejawat/sedepartemen, bekerja sama dengan guru-guru dari luar negeri, kesempatan
untuk menerbit/mengumumkan informasi secara langsung, mengatur komunikasi
secara teratur, berpartisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun
nasional dan internasional.
Manfaat sebagai sumber bahan yaitu dapat mengakses rencana pembelajaran dan
metodologi baru, sebagai bahan baku dan bahan jadi cocok untuk segala bidang
pelajaran, menginformasikan berbagai sumber. Mendorong minat/tutor untuk
meningkatkan motivasi siswa apabila lebih terfokus untuk belajar.
45
Adapun manfaat bagi siswa yaitu:
1. Mendorong siswa belajar sendiri secara cepat, sehingga meningkatkan
pengetahuan, belajar berinteraktivitas dan mengembangkan kemampuan di
bidang penelitian.
2. Dapat memperkaya diri siswa dalam meningkatkan komunkasi dengan
siswa lain dan meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada
diseluruh dunia.
Berdasarkan manfaat ICT terhadap guru, siswa maupun sebagai sumber bahanmaka
terlihat bahwa dengan memanfaatkan ICT sebagai media pendidikan dapat
meningkatkan kualitas pendidikan baik kualitas guru, siswa maupun bahan ajar.
2.3.4 Tahapan Penggunaan ICT
Berikut adalah tahapan di dalam mengolah dan menyajikan materi
pembelajaran ke dalam media berbasis ICT.
1. Kumpulkan sumber-sumber yang memuat materi sesuai topik-topik
yang akan diajarkan berdasarkan kurikulum atau kompetensi yang ingin
dicapai. Pemilihan sumber-sumber ini dapat mempertimbangkan isi,
tingkat keterbacaan, dan integritas penulisnya. Sumber-sumber ini
dapat berupa buku, majalah/ jurnal, gambar, audio, video atau sumber-
sumber di Internet.
2. Buat rancangan struktur isi (outline) media dan urutan penyajian materi
serta bentuk interaksi sesuai dengan alur pembelajaran yang
diharapkan. Bentuk-bentuk interaksi yang dapat dipilih antara lain: drill
and practice, tutorial, permainan (game), simulasi, eksplorasi,
46
penemuan (discovery), pemecahan masalah (problem solving). Pilih
materi-materi yang sesuai dari sumber-sumber yang sudah terkumpul
dan sajikanisi setiap topik secara singkat dengan bahasa yang sederhana
dan komunikatif, dilengkapi dengan ilustrasi/visualisasi dalam bentuk
gambar, grafik, diagram, foto, animasi, atau audio-video. Di dalam
memberikan visualisasi materi tekstual, pengembang media perlu
memperhatikan persyaratan VISUALS, yakni (Elang Krisnadi, 2009):
a) Visible (mudah dilihat): jelas, tingkat keterbacaan tinggi resolusi /
ketajaman grafis tinggi, mengandung satu makna.
b) Interesting (menarik): isi pesan sesuai dengan kebutuhan pebelajar
(audien), tampilan baik dan memikat sehingga menimbulkan rasa ingin
tahu, menjaga kelangsungan proses komunikasi/interaksi/belajar.
c) Simpel (sederhana): pesan terfokus, pemilihan kata / huruf /gambar
tidak mengubah makna pesan, bahasa dan tampilan lugas.
d) Useful (berguna): sesuai dengan kebutuhan pebelajar (audien) dan
tujuan pembelajaran maupun hasil belajar yang diinginkan.
e) Accurate (tepat): isi pesan mempunyai makna yang tepat, sesuai dengn
bidang ilmu.
f) Penyampaiannya cermat, didasarkan pada sumber yang dapat
dipertang-gung jawabkan.
g) Legitimate (absah/benar/logis): isi pesan benar, disusun secara logis,
mengikuti kaidah keilmuan, dan masuk akal.
h) Structure (terstruktur): rangkaian pesan disampaikan secara sistematis,
dengan urutan-urutan yang logis dan mudah dipahami.
47
2.3.5 Perangkat Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis ICT
Perangkat yang diperlukan untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
ICT meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).
Perangkat keras dapat berupa: komputer, scanner, speaker, microfon, CDROM,
DVDROM, flashdisk, kartu memori, kamera digital, kamera video, dan
sebagainya.
Software pengembangan media pembelajaran sangat beragam, mulai dari software
umum sampai software khusus pengembangan media. Berikut adalah beberapa
contoh software dan kegunaannya.
1. MS Word: dapat digunakan untuk membuat tampilan tekstual (berupa
tulisan) maupun gambar.
2. MS Power Point: dapat digunakan untuk membuat slide presentasi,
mempunyai kemampuan menampilkan teks, suara, animasi, video, serta
untuk membuat media interaktif dengan fasilitas hyperlink yang dimiliki.
3. MS Excel: software pengolah lembar data, dapat digunakan untuk membuat
media yang berupa grafik, maupun untuk membuat simulasi.
4. Software untuk menggambar dan mengolah citra seperti MS Paint, Correl
Draw, dan lain-lain.
5. Software pengolah video seperti MS Movie Maker, VideoLiead.
6. Software pengolah suara seperti MS Sound Recorder
7. Software untuk membuat animasi flash seperti Macromedia Flash
8. Bahasa pemrograman umum seperti Pascal, Delphi, Visual Basic, Java.
9. Software-software aplikasi.
48
Dalam penelitian ini siswa lebih cenderung pada penggunaan pirantikeras
perangkat keras (hardware) berupa: komputer, scanner, speaker, microfon,
handphone, flashdisk, kamera digital, dan sebagainya.
2.3.6 Masalah-masalah dalam Penerapan ICT
Dampak positif teknologi terhadap dunia pendidikan sudah tidak diragukan lagi.
Kehadiran teknologi baru seperti internet dan lain-lain akan dapat meningkatkan
kualitas pendidikan. Namun perlu disadari bahwa kehadiran teknologi tersebut
disekolah juga menimbulkan masalah baru apabila sekolah tidak siap antara lain:
a. Sarana di sekolah belum memadai. Tidak semua sekolah mempunyai sarana
yang menjadi prasarat pemanfaatan teknologi tersebut. Kondisi tersebut,
akhirnya sekolah enggan untuk menerapkan ICT di sekolahnya.
b. Keterbatasan biaya dan tenaga operasional. Untuk bisa memanfaatkan ICT
perlu adanya tenaga khusus yang mengelola media tersebut, karena tidak
setiap guru mampu mengoprasikan media tersebut. Berbagai sekolah yang
mempunyai kemampuan baik tenaga maupun biaya tidak menjadi masalah,
tetapi bagi sekolah yang miskin dan tenaga guru pas-pasan, kondisi ini
merupakan masalah baru yang sangat sulit mengatasinya. Keterbatasan
tenaga operasional untuk melakukan penjadwalan, perawatan dan
pengoperasian ketika guru akan memanfaatkan media menjadi masalah.
Akhirnya guru malas untuk memanfaatkan media tersebut.
c. Kepala sekolah dan guru kurang sadar akan pentingnya media pendidikan.
Secara umum kondisi sekolah Indonesia memang kesulitan untuk mencari
tambahan biaya untuk kegiatan yang di luar kegiatan rutin. Pemanfaatan
49
media pendidikan bagi sekolah kesannya hanya mahal dan menakutkan
sehingga kalau sekolah tersebut pemimpinya dan guru-gurunya kurang
sadar pentingnya media pendidikan, akan semakin jauh dari harapan untuk
memanfaatkan media pendidikan.
2.4 Puisi
2.4.1 Pengertian Puisi
Waluyo (2003: 4) mengungkapkan bahwa puisi dibangun oleh dua unsur
pokok, yaitu struktur fisik berupa bahasa yang digunakan dalam puisi dan
struktur batin atau struktur makna yang merupakan pikiran dan perasaan yang
diungkapkan oleh penyair. H.B. Jassin (1974) dalam B.P. Situmorang (1983: 7)
mengemukakan sesungguhnya puisi itu merupakan penghayatan kehidupan
manusia totalitas yang dipantulkan oleh penciptanya dengan segala pribadinya,
pikirannya, perasaannya, kemauannya dan lain-lain.
Pada hakikatnya, puisi adalah karya seni, puisi sebagai salah satu karya seni sastra
dapat dikaji dari bermacam-macam aspeknya yaitu struktur dan unsur-unsur,
mengingat bahwa puisi adalah struktur yang tersusun dari bermacam-macam
unsur dan sarana kepuitisan. Dapat pula dikaji jenis-jenis atau ragamnya. Begitu
juga puisi dapat dikaji dari sudut pandang kesejarahannya, dari waktu ke waktu
puisi selalu diciptakan dan dibaca orang sepanjang zaman, puisi selalu mengalami
perubahan dan perkembangan.
Menurut Sayuti (2008: 27) bahwa puisi sebagai sebuah dunia yang mandiri berarti
puisi merupakan suatu objek yang mencukupi dirinya sendiri atau bersifat otonom
50
sebagai sebuah dunia dalam kata. Itulah sebabnya ada yang menyebut bahwa puisi
merupakan kata-kata terbalik dalam susunan terbaik pula, puisi merupakan
penggunaan bahasa yang sempurna. Artinya, koherensi internal dunianya memang
dibangun sebaik-baiknya.
Secara etimologi, istilah puisi berasal dari bahasa Yunani poeima yang artinya
membuat atau poeisis yang artinya pembuatan, dan dalam bahasa Inggris disebut
poem atau poetry. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) puisi diartikan
sebagai ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta
penyusunan larik dan bait, selain itu puisi juga didefiniskan sebagai gubahan dalam
bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam
kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat
penataan bunyi, irama, dan makna khusus. Puisi merupakan ungkapan pikiran
yang bersifat musikal. Puisi adalah bentuk karangan kesusastraan yang
mengungkapkan pikiran dan mengekspresikan perasaan, yang merangsang imaji-
nasi panca indera dalam susunan yang berirama secara imajinatif, dengan meng-
gunakan unsur musikal yang rapi, padu dan harmonis sehingga terwujud kein-
dahan.
Mengutip pernyataan Samuel (dalam Pradopo, 1990: 6), mengemukakan bahwa
puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair
memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik- baiknya. Puisi
merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair dalam menciptakan puisi
memikirkan bunyi yang merdu seperti musik dalam puisinya.
51
Puisi merupakan sebuah genre sastra yang amat memperhatikan pemilihan aspek
kebahasaan sehingga tidak salah jika dikatakan bahwa puisi adalah bahasa yang
“tersaring” penggunaannya. Artinya pemilihan bahasa itu, terutama aspek diksi
serta mempertimbangkan dari berbagai unsur yang menyangkut bunyi, bentuk, dan
makna yang keseluruhannya harus memenuhi persyaratan untuk memperoleh efek
keindahan. Penggunaan unsur kebahasaan, pemilihan kata, serta susunan kata
berkaitan dengan keberhasilan penulisan dari sebuah puisi.
Berdasarkan berbagai uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa puisi adalah
karya sastra yang memiliki unsur-unsur pembentuk yang sistematis dan
kompleks, banyak mengandung makna konotatif, dan memiliki unsur keindahan
atau estetis, sehingga dalam penelitian ini diharapkan unsur-unsur tersebut dapat
digali hingga didapat sebuah arti atau pokok pikiran dari puisi yang dikaji
dengan mengonsentrasikan struktur fisik dan struktur batin.
2.4.2 Ciri-ciri Kebahasaan Puisi
Menurut Waluyo (2002: 2) ciri-ciri kebahasaan puisi dibedakan menjadi enam
kelompok yaitu, pemadatan bahasa, pemilihan kata khas, kata konkret,
pengimajian, irama, dan tata wajah.
1. Pemadatan Bahasa
Bahasa yang dipadatkan berkekuatan gaib. Kata-kata yang tidak berfungsi
benar mendukung makna akan dihilangkan oleh penyair, dalam menuliskan
baris-baris puisinya menempati setiap aturan penggunaan tanda baca seperti
dalam prosa (Suharianto, 2005: 35).
52
2. Pemilihan Kata Khas/Unik
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam memilih kata adalah sebagai berikut.
makna kias yakni kata-kata yang penuh dengan penafsiran untuk mengetahui
isi/maknanya.
1) Lambang, dalam puisi banyak digunakan lambang yaitu penggantian suatu
hal/benda dengan hal/benda lain. Jenis lambang yang ada dalam puisi
meliputi lambang benda, seperti lambang warna, lambang bunyi, dan
lambang suasana.
2) Persamaan bunyi atau rima, pemilihan kata di dalam sebuah baris maupun
dari suatu baris ke baris lain mempertimbangkan kata-kata yang
mempunyai persamaan bunyi yang harmonis.
3) Kata konkret, adalah kata-kata yang diciptakan oleh penyair agar puisinya
lebih nyata, dan bermakna. Penyair ingin menggambarkan suatu lebih
konkret atau lebih nyata.
4) Pengimajian, adalah kata atau susunan kata yang dapat memperjelas
pernyataan penyair. Cara pengimajian dibagi tiga yaitu.
a. Imaji visual (dapat dilihat), menampilkan kata-kata yang menyebabkan
apa yang digambarkan penyair lebih jelas seperti dapat dilihat pembaca.
b. Imaji auditif (dapat didengar), adalah penciptaan ungkapan oleh
penyair, sehingga pembaca seolah-olah mendengarkan suara seperti
yang digambarkan oleh penyair.
c. Imaji taktil (dapat dirasa), adalah penciptaan ungkapan oleh penyair yang
mampu mempengaruhi perasaan sehingga pembaca ikut terpengaruhi
perasaannya.
53
5. Irama atau (ritme) berhubungan dengan pengulangan bunyi, kata, frasa, dan
kalimat. Dalam puisi, irama berupa pengulangan yang teratur dalam baris puisi
menimbulkan gelombang yang menciptakan keindahan irama dapat berarti
pergantian keras-lembut, tinggi-rendah, atau panjang-pendek kata.
6. Tata wajah/tipograf, dapat diartikan sebagai ukiran bentuk atau tipografi
penulisan sebuah puisi. Tipografi adalah unsur lahir sebuah puisi, bentuk dari
penulisan itu dapat dilihat oleh pembaca dan berfungsi sebagai pendukung
makna.
2.4.3 Tujuan Pembelajaran Puisi
Tujuan pembelajaran puisi adalah memperoleh pengalaman mengapresiasi puisi,
pengalaman berekspresi dengan puisi, dan memeroleh pengetahuan dan sikap yang
baik terhadap puisi. Pada hakikatnya tujuan pembelajaran puisi adalah
menanamkan rasa peka terhadap karya sastra, sehingga tumbuh rasa bangga,
senang, atau haru tumbuh motivasi untuk mencoba dan mempelajari lebih jauh
tetang nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Pendapat lain dikemukakan oleh Gani (dalam Ismawati, 2013: 62), tujuan
pengajaran puisi adalah membina apresiasi puisi dan mengembangkan kearifan
serta menangkap isyarat-isyarat kehidupan. Cakupan pengajaran apresiasi puisi
sedikitnya mencakup 4 aspek diantaranya adalah: (1) menunjang keterampilan
berbahasa; (2) meningkatkan pengetahuan budaya; (3) mengembangkan rasa dan
karsa; (4) pembentukan watak.
54
2.4.4 Unsur dan Makna Puisi
Secara umum, unsur pembangun puisi ada dua yaitu unsur lahir dan unsur batin.
Unsur lahir atau unsur fisik, meliputi diksi, pengimajian, kata konkret, bahasa
figuratif, dan tipografi. Unsur batin atau struktur batin terbagi atas lima unsur
yaitu, tema, perasaan, nada, suasana dan amanat. Waluyo (2003: 28) berpendapat
bahwa struktur fisik puisi terdiri atas: diksi, pengimajian, kata konkret, majas,
versifikasi, dan tipografi, sedangkan struktur batin puisi terdiri atas: tema, nada,
perasaan, dan amanat.
1. Struktur Fisik Puisi
1) Diksi
Semi (1993: 122) mengungkapkan bahwa diksi merupakan pemilihan
kata. Pendapat tersebut senada dengan H.J. Waluyo (2003: 72)
mengemukakan bahwa penyair sangat cermat memilih kata-kata
karena kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,
komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah
konteks kata lainnya dan kedudukan kata dalam keseluruhan puisi
tersebut.
2) Pengimajian
Waluyo (2003: 78) menyatakan bahwa pengimajian adalah kata atau
susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoris,
seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Melalui pengimajian,
apa yang digambarkan seolah-olah dapat dilihat (imaji visual), didengar
(imaji auditif), dan dirasa (imaji taktil). Secara umum pengimajian
55
dikenal dengan pencitraan. Citraan berfungsi untuk menggambarkan
yang jelas, menimbulkan suasana yang khusus, membuat suasana
lebih hidup dan menarik perhatian.
3) Kata konkret
Waluyo (2003: 79) mengungkapkan bahwa setiap penyair berusaha
mengonkretkan hal yang ingin dikemukakan. Hal tersebut bertujuan
agar pembaca membayangkan dengan lebih hidup apa yang
dimaksudkan. Berkaitan dengan pendapat tersebut, kata konkret juga
disebut dengan kata yang dapat ditangkap dengan indera yang
memungkinkan munculnya imaji. Kata-kata ini berhubungan dengan
kiasan atau lambang. Misalnya kata konkret “salju” yang
melambangkan kebekuan cinta, kehampaan hidup, dan lain-lain,
sedangkan kata konkret “rawa-rawa” melambangkan tempat kotor,
tempat hidup, bumi, kehidupan.
4) Bahasa Figuratif
Pendapat Perrine, 1974 dalam Waluyo (2003: 83) Bahasa figuratif
lebih efektif menyatakan maksud penyair karena mampu menghasilkan
kesenangan imajinatif, puisi lebih nikmat dibaca, menyampaikan sikap
penyair, dan mengonsentrasikan makna. Majas merupakan unsur
terpenting dalam sebuah puisi. Jika diperumpamakan, puisi adalah
rumah, maka majas sebagai lenteranya atau penenrannya. Tanpa majas,
mungkin puisi akan tetap berdiri, namun tidak bermakna atau tidak
memiliki arti.
56
5) Versifikasi (Rima, Ritma, Metrum)
Versifikasi terdiri atas tiga hal yaitu rima, ritma, dan metrum.
Marjorie Boulton dalam Waluyo (2003:90), menyebutkan rima sebagai
phonetic form.
a. Rima adalah pengulangan bunyi pada puisi, baik di awal, tengah,
dan akhir baris puisi, rima menyangkut perpaduan bunyi
konsonan dan vokal untuk membangun orkestrasi atau
musikalitas (Waluyo, 2003: 12).
b. Ritma berupa pengulangan bunyi, kata, frase, dan kalimat yang
teratur suatu baris puisi menimbulkangelombang yang teratur dan
menciptakan keindahan. Ritma berasal dari bahasa Yunani rheo
yang berarti gerakan- gerakan air yang teratur, terus-menerus, dan
tidak putus-putus (Waluyo 2003: 94).
c. Metrum adalah sebagai satuan irama yang ditentukan oleh
jumlah dan tekanan suku kata dalam setiap baris puisi.
6) Tipografi
Semi (1993:135) mengemukakan bahwa tipografi disebut juga ukiran
bentuk. Peranan tipografi dalam puisi, untuk menampilkan aspek
artistik visual, dan menciptakan nuansa makna dan suasana tertentu
(Aminuddin, 2010: 146).
2. Struktur Batin Puisi
1) Tema
Tema adalah pokok permasalahanyang menjadi dasar pencitraan.
Untuk menentukan tema, harus dipahami dulu totalitas makna.
57
Totalitas makna adalah seluruh makna puisi dari hasil apresaiasi
unsur-unsur puisi. Tema bisa ditentukan dengan cara menyimpulkan
totalitas makna.
Waluyo (2003: 106) menyatakan bahwa tema adalah gagasan pokok
(subject-matter) yang dikemukakan penyair melalui puisinya.Tema
merupakan gagasan pokok tersirat dalam keseluruhan isi puisi.
Perasaan- perasaan yang diungkapkan merupakan penggambaran
suasana batin.
2) Nada
Dalam menulis puisi, penyair mempunyai sikap tertentu terhadap
pembaca. Waluyo (2003: 134) menegaskan kembali pernyataannya
bahwa nada puisi adalah sikap batin penyair yang akan
diekspresikan kepada pembaca.
3) Perasaan/Suasana
Puisi merupakan karya sastra yang paling mewakili ekspresi perasaan
penyair. Oleh sebab itu, penyair dalam mencipta sebuah puisi
memiliki perasaan yang berbeda-beda. Perasaan penyair (feeling)
adalah nuansa batin penyair yang diekspresikan dengan penuh
penghayatan dan takaran yang tepat sehingga diharapkan puisi yang
diciptakan penyair terasa hidup, menyentuh rasa haru, dan
menggetarkan. Perasaan tersebut ikut diekspresikan dan harus dapat
dihayati oleh pembaca. Waluyo (2003:125) menyatakan bahwa
suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi atau
akibat psikologis yang ditimbulkan puisi terhadap pembaca.
58
4) Amanat
Amanat merupakan kesan yang ditangkap pembaca setelah
membaca puisi. Amanat, pesan, atau nasihat yang akan
disampaikan oleh penyair dapat ditelaah setelah tema, rasa, dan
nada puisi dipahami (Waluyo , 2003:130).
2.4.5 Mencari Makna dalam Puisi
Rolland Barthes dalam Waluyo (2003:105), menyebutkan adanya lima kode
bahasa yang dapat membantu pembaca memahami makna karya sastra.
Kode-kode itu melatar belakangi makna karya sastra. Meskipun
pandangan itu diterapkan untuk prosa, namun prinsip-prinsipnya dapat
digunakan untuk puisi juga. Lima kode itu, sebagai berikut.
(1) Kode Hermeneutik (Penafsiran)
Dalam puisi, makna yang hendak disampaikan tersembunyi,
menimbulkan tanda tanya bagi pembaca. Tanda tanya itu
merupakan daya tarik karena pembaca penasaran ingin mengetahui
jawabannya. Misalnya, dalam puisi, “Senja di Pelabuhan Kecil”,
pembaca akan bertanya apa maksud penyair dengan judul itu? Apa
makna senja dan apa makna pelabuhan.
(2) Kode Proairetik (Perbuatan)
Dalam karya sastra perbuatan atau gerak atau alur pikiran penyair
merupakan rentetan yang membentuk garis linear.Pembaca dapat
menelusuri gerak batin dan pikiran penyair melalui perkembangan
pemikiran yang linear itu.Baris demi baris membentuk bait. Bait
59
pertama dan kedua serta seterusnya merupakan gerak secara
berkesinambungan.
(3) Kode Semantik (Sememe)
Makna yang kita tafsirkan dalam puisi adalah makna konotatif. Bahasa
kias banyak kita jumpai. Sebab itu, menafsirkan puisi berbeda dengan
menafsirkan prosa. Menghadapi bentuk puisi, pembaca sudah harus
bersiap-siap untuk memahami bahasanya yang khas.
(4) Kode Simbolik
Kode semantik berhubungan dengan kode simbolik; hanya kode
semantik lebih luas. Kode simbolik lebih mengarah pada kode bahasa
sastra yang mengungkapkan/melambangkan suatu hal dengan hal lain.
Makna lambang banyak kita jumpai dalam puisi.
(5) Kode Budaya
Pemahaman suatu bahasa akan lengkap jika kita memahami kode budaya
dari bahasa itu. Banyak kata-kata dan ungkapan yang sulit dipahami
secara tepat dan langsung jika kita tidak memahami latar belakang
kebudayaan dari bahasa itu.secara berulang-ulang dengan tujuan
menciptakan gelombang yang memperindah puisi.
2. Tata wajah/tipografi
Tata wajah dapat diartikan sebagai ukiran bentuk atau tipografi penulisan
sebuah puisi. Tipografi adalah unsur lahir sebuah puisi, bentuk dari
penulisan itu dapat dilihat oleh pembaca dan berfungsi sebagai pendukung
makna.
60
2.4.6 Cara Mengapresiasi Puisi
Puisi sebagai hasil ciptaan sastra sebenarnya mengandung berbagai macam unsur
yang sangat kompleks. Unsur-unsur itu meliputi: (1) unsur keindahan; (2) unsur
kontemplatif yang berhubungan dengan nilai-nilai; (3) media pemaparan, baik
berupa media kebahasaan maupun struktur; (4) unsur-unsur intrinsik yang
berhubungan dengan ciri karateristik cipta sastra itu sendiri sebagai suatu teks.
Tahapan dalam mengapresiasi sebuah puisi dikemukakan oleh Dola (2007: 4),
yaitu tahap penjelajahan, tahap penafsiran dan tahap pengkreasian. Tahap
penjelajahan dilakukan dengan kegiatan membaca puisi agar dikenal dan
dipahami. Tahap penafsiran yaitu menganalisis unsur-unsur pembangun puisi
sampai pada pendekatan yang digunakan dalam menafsirkan puisi. Tahap
pengkreasian yaitu mengekspresikan kembali puisi yang dipelajari dalam bentuk
lain atau menciptakan karya sastra sendiri berdasarkan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki, tahap ini merupakan tingkat apresiasi paling tinggi.
Pandangan lain dikemukakan oleh Ismawati (2013: 68), model yang tepat dalam
apresiasi puisi yaitu dengan melakukan kegiatan yang nyata melalui demonstrasi
atau media dengan berbagai media ICT. Hal ini dapat memberikan perspektif dan
pemahaman yang sama setiap peserta didik dengan cara:
1. Berikan puisi yang isi / temanya sesuai dengan mental usia peserta didik.
2. Ajaklah peserta didik menikmati secara langsung yaitu dengan memahami
puisi.
3. Aturlah suasana kelas yang santai dan penuh kesyahduan dengan irama
musik instrumental.
61
4. Gunakan model yang dianggap mahir atau mampu dalam membaca puisi.
5. Berikan waktu pada peserta didik untuk mengomentari atau menanggapi
pembacaan puisi.
2.5 Musikalisasi Puisi
Dewasa ini, keberadaan musikalisasi puisi bisa dikatakan semarak pada setiap
kegiatan sastra, apakah itu acara pembacaan puisi, televisi, pemilihan buku,
pelatihan-pelatihan sastra, maupun sejenisnya. Kelompok-kelompok musikalisasi
puisi bermula di berbagai kota dan daerah, kampus-kampus termasuk sekolah-
sekolah. Banyak sekolah yang menjadikan bidang musikalisasi puisi sebagai salah
satu kegiatan ekstrakulikuler (Ari KPIN, 2008: 7).
Jenis penyampaian puisi dengan cara musikalisasi puisi banyak macamnya, tetapi
yang penting, musik yang dibuat adalah semata untuk kepentingan puisi, sehingga
musik tersebut dapat menyampaikan pemahaman dan penghayatan tentang puisi
itu kepada apresiator. Oleh karena itu, musikalisasi puisi di dalam bidang kesenian
adalah salah satu bentuk kesenian tersendiri.
Musikalisasi puisi dibuat dengan maksud agar puisi itu menjadi lebih hidup
ketika dikolaborasikan dengan seni musik sehingga diharapkan dapat lebih
mendekatkan puisi, kepada khalayak yang lebih luas, tidak hanya peminat sastra.
Musikalisasi puisi diharapkan dapat memberi penajaman makna yang tersirat
maupun tersurat sehingga dapat membantu masyarakat awam dalam memahami
puisi. Meskipun demikian tidak semua orang mengenal, memahami, dan
menghasilkan karya musikalisasi puisi.
62
2.5.1 Pengertian Musikalisasi Puisi
Ari KPIN (2008: 9) mengemukakan bahwa musikalisasi puisi dapat didefinisikan
sebagai sarana mengomunikasikan puisi kepada apresian, melalui persembahan
musik (nada, irama, lagu, atau nyanyian). Musikalisasi puisi merupakan upaya
memusikkan puisi atau menggabungkan antara seni baca puisi dan seni musik.
Materi dasar seni baca puisi adalah puisi itu sendiri, sedangkan materi dasar seni
musik adalah lagu dan instrumen.
Hamdy Salad (2015: 164), mengemukakan musikalisasi puisi adalah upaya untuk
menyampaikan pesan-pesan puisi kepada audiens melalui musik. Definisi ini
dapat diartikan sebagai cara-cara tertentu yang bersifat kreatif untuk
menafsirkan, membacakan, melisankan, menyuarakan teks dan makna puisi
kepada audiens dengan menggunakan unsur-unsur musik, instrumen atau alat-alat
musik, atau komposisi dan aransemen musik.
Menyampaikan pesan puisi melalui musik berarti di dalamnya terkandung adanya
proses transformasi atau proses alih ragam, alih bentuk, alih jenis, yang dalam
teori seni disebut alih wahana. Namun demikian, hal ini juga terkadang masih
disalah pahami oleh beberapa orang, bahkan oleh penyair itu sendiri. Mungkin
karena keterbatasan informasi, atau kurang memahami makna transformasi,
kata perubahan masih diartikan atau dipersamakan dengan mengubah teks
puisi, dan bukan beralihnya wahana puisi.
Doyin (2008: 4) mengatakan bahwa musikalisasi puisi dapat dikatakan sebagai
bentuk memusikkan atau melagukan puisi. Selanjutnya, Danardana (2013: 56),
63
mengemukakan pendapatnya sebagai berikut. Musikalisasi puisi pada hakikatnya
adalah kolaborasi apresiasi seni, antara musik, puisi, dan pentas. Melalui
musikalisasi puisi, seseorang tidak hanya mendapat kesempatan mengapresiasi
puisi dan musik, tetapi juga mendapat kesempatan mengekspresikan apresiasinya
itu di depan khalayak.
Arsie (1996: 16) mengemukakan bahwa “musikalisasi puisi adalah satu bentuk
ekpresi sastra, puisi dengan melibatkan beberapa unsur seni, seperti: irama, bunyi,
(musik), gerak (tari)”. Lebih lanjut, Dedi S. Putra (dalam Arsie, 1996: 14)
mengemukakan bahwa musikalisasi puisi sebagai bentuk apresiasai puisi
ungkapan musikal, instrumen, melodi, dan nyanyian ucapan. Nuansa makna kata;
ekplisit dan implisit. Penghayatan menjadikan puisi mendapat kemampuan ekstra
untuk berkomunikasi karena pencarian yang diciptakan.
Ari KPIN (2008: 8-9) menyebutkan bahwa pengertian musikalisasi puisi ialah
sebagai upaya untuk menampilkan puisi dengan jalan memasukkan unsur-
unsur musik secara dominan, akan tetapi, tujuan pemusikalisasian puisi
dalam pengertian musikalisasi puisi bukanlah sekedar untuk menampilkan saja.
Di dalamnya ada upaya yang lebih dari itu. Komunikasi yang terbangun sebagai
sarana dari penyampaian ini. Pada musikalisasi puisi tentunya tidak sekadar
bentuk penampilan musik saja, karena musik ini dapat diciptakan tentunya
setelah pemusikalisasi sudah sangat memahami, mengerti, dan menghayati isi
puisi, sehingga segala penafsirannya pada puisi tersebut bisa ia lahirkan lewat
aransemen musik. Hasil yang diperoleh pun akan merupakan suatu karya yang
utuh, menyatu (musik dengan puisi) dan bukan karya sendiri-sendiri.
64
Mengacu pada hal tersebut, dan juga pada keberagaman jenis musikalisasi puisi
yang berkembang, pengertian musikalisasi puisi dapat didefinisikan sebagai
sarana mengomunikasikan puisi kepada apresian melalui persembahan musik
(nada, irama, lagu, atau nyanyian). Pada praktiknya, kegiatan menyanyikan puisi
ini lebih menarik diterapkan pada sekolah-sekolah dimulai sekolah lanjutan
pertama sampai tingkat mahasiswa. Kegiatan musikalisasi puisi jenis ini
ternyata diminati mereka yang ingin menggunakan cara lain dari sekadar
membaca puisi.
Berdasarkan paparan dan ulasan tentang definisi puisi di atas, ada tiga unsur
pokok yang perlu dipahami secara utuh, yaitu: kedudukan puisi sebagai teks
sastra, alih wahana puisi ke dalam seni musik, serta unsur-unsur estetik
musikalisasi puisi.
Dilihat dari cara penyuguhan suatu musikalisasi puisi, Ari KPIN (2008: 9)
mengemukakan bahwa musikalisasi puisi dapat kelompokkan 3 jenis yaitu:
a. Musikalisasi puisi awal, yakni musikalisasi puisi yang dibawakan dengan
cara pembacaan puisi yang dilatarbelakangi suatu komposisi musik baik
musik vokal maupun musik instrumental;
b. Musikalisasi puisi terapan, yakni musikalisasi puisi yang mana syair-syair
puisi diterapkan menjadi lirik lagu. Sebagaimana halnya lagu-lagu populer
pada umumnya;
c. Musikalisasi puisi campuran, yakni musikalisasi puisi yang ditampilkan
dengan cara menyuguhkan komposisi musik yang di dalamnya ada sebuah
puisi yang syair-syairnya ada yang dilagukan dan dinarasikan.
65
2.5.2 Jenis-jenis Musikalisasi Puisi
Dilihat dari cara penyuguhan suatu musikalisasi puisi, Ari KPIN (2008: 9)
mengemukakan bahwa musikalisasi puisi bisa di kelompokkan menjadi 3 jenis
musikalisasi puisi yaitu musikalisasi puisi awal, yakni musikalisasi puisi yang
dibawakan dengan cara pembacaan puisi yang dilatarbelakangi suatu komposisi
musik baik musik vokal maupun musik instrumental; musikalisasi puisi terapan,
yakni musikalisasi puisi yang mana syair-syair puisi diterapkan menjadi lirik
lagu. Musikalisasi puisi campuran, musikalisasi puisi yang ditampilkan dengan
cara menyuguhkan komposisi musik yang di dalamnya ada sebuah puisi yang
syair-syairya ada yang dilagukan dan dinarasikan.
2.5.3 Manfaat Musikalisasi Puisi
1. Manfaat Bagi Masyarakat
Mengomunikasikan puisi dengan jalan dimusikalisasikan, mengandung
banyak manfaat. Seperti yang diungkapkan Nenden Lilis A. (2004) dalam
Ari KPIN (2008: 9-10). Manfaat itu antara lain, sebagai berikut.
1) Memudahkan upaya sosialisasi puisi kepada masyarakat.
Musik pada umumnya memiliki daya tarik dan juga menimbulkan
kesenangan atau kepuasan tertentu kepada pendengarnya. Puisi
yang dikomunikasikan lewat atau dengan bantuan musik akan lebih
cepat diapresiasi masyarakat. Masyarakat pun akan lebih cepat
akrab dengan syair-syair dari puisi itu karena terbantu oleh nada-
nada. Hal itu telah terbukti pada lagu-lagu Bimbo dan Iwan Fals
yang merupakan pusi–puisi karya Taufiq Ismail dan Rendra.
66
2) Lebih merangsang minat masyarakat untuk memasuki dunia sastra.
Boleh jadi pada awalnya masyarakat lebih tertarik pada irama dari
musikalisasi tersebut. Akan tetapi, ketertarikan itu lambat laun akan
membuka mata dan rasa masyarakat pada daya sentuh-daya sentuh
dari puisi yang akan merangsang minat masyarakat pada puisi.
3) Memberi alternatif penafsiran kandungan suatu puisi.
Sebelum seorang musisi musikalisasi sebuah puisi, ia tentunya telah
berupaya memahami, merasakan, dan menghayati segala yang
terkandung dalam puisi itu. Hasil dari penafsiran inilah yang
kemudian dipresentasikan dalam karya musikalisasinya. Hingga
akhirnya, dapat membantu apresian dalam upaya menafsirkan
sebuah puisi dari musikalisasi yang didengar/disimak.
4) Memperkuat daya sentuh puisi lewat representasi musik
Puisi memiliki irama, bunyi, nada, perasaan, dan pikiran. Semua
kandungan itu berupaya dipresentasikan oleh si pemusikalisasi
dalam karya musikalisasi puisinya. Lewat representasi itu, daya
sentuh puisi dapat lebih kuat dirasakan apresiannya.
5) Memperkuat aspek-aspek bunyi.
Musikalisasi puisi dapat memperkuat aspek–aspek bunyi dalam puisi,
seperti irama, euphony, anomatope, dan lain–lain. Musikalisasi puisi
pun dapat memperkuat nada dan irama puisi. Dan masih banyak
manfaat lainnya dari muskalisasi puisi, termasuk untuk pembelajaran
sastra.
67
2. Manfaat Bagi Pembelajaran Apresiasi Puisi.
Manfaat musikalisasi puisi, selain dapat dijadikan sebagai salah satu
materi pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia pada tingkat
sekolah menengah, juga bisa digunakan para guru sebagai media
pembelajaran apresiasi puisi. Sebagai materi, seperti tercantum dalam
kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, musikalisasi
puisi ditampilkan siswa dengan mengacu pada kesesuaian musik dengan
isi puisi. Sebagai media pembelajaran apresiasi puisi, musikalisasi puisi
dijadikan sarana untuk memahami, menghayati, dan menikmati puisi
yang akan diapresiasi. Guru bisa menggunakan kaset, CD, / VCD
musikalisasi puisi, bisa mengundang pemusikalisasi ke kelas, dan bisa
oleh guru itu sendiri jika memiliki potensi itu.
Manfaat-manfaat musikalisasi puisi yang dapat diambil dari penerapan
musikalisasi puisi sebagai materi dan media dan pembelajaran apresiasi
puisi ini, seperti pernah diuraikan Nenden Lilis A. (Pikiran Rakyat, 1996)
dalam Ari KPIN (2008: 11). antara lain:
1) Merangsang minat siswa terhadap puisi sebab musik adalah salah
satu cabang kesenian yang sudah akrab dengan kehidupan siswa dan
pada umumnya disukai siswa;
2) Memberi penyegaran pada siswa agar pembelajaran tidak monoton;
3) Memberi kesempatan kepada siswa berhubungan langsung dengan
karya sastra melalui cara yang akrab dengan pengalaman siswa;
merangsang aspek emotif siswa, dan lain-lain.
68
2.5.4 Tujuan Musikalisasi Puisi
Tujuan dari musikalisasi puisi itu sendiri adalah agar pembacaan puisi menjadi
lebih ekspresif dan menarik. Musikalisasi puisi juga dapat membantu proses
pembangunan suasana imajinasi kita dalam mengapresiasi karya puisi. Ari KPIN
(2008: 8) mengemukakan tujuan musikalisasi puisi seperti halnya deklamasi atau
pembacaan puisi adalah menyampaikan isi puisi kepada apresian. Hanya saja ada
unsur yang menjadi pembeda, yaitu musik. Musik ini sengaja diciptakan
sebagai sarana komunikasi dari pemusikalisasi dengan audiensinya.
2.5.5 Langkah-langkah Musikalisasi Puisi
Ari KPIN (2008:11-12), menjabarkan langkah-langkah yang dapat dilakukan guru
dengan menjadikan musikalisiasi puisi sebagai media pembelajaran sebagai berikut.
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini guru memilih jenis puisi yang akan dijadikan materi
apresiasi. Kemudian, menyediakan alat berupa tafe recorder atau
laptop, CD/DVD Player.
2. Tahap Pendahuluan.
Pada tahap ini guru melakukan apresiasi dan memberi teks puisi yang
akan di apresiasi.
3. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini terdiri atas beberapa langkah:
a. guru menyajikan musikalisasi puisi dari media yang telah ada.
Siswa menyimak musikalisasi puisi dan memperhatikan tiap kata
dalam teks puisi. Penyajian diulang hingga dua kali;
69
b. guru bertanya jawab dengan siswa tentang kesan-kesan siswa setelah
menyimak musikalisasi puisi tadi, perasaan siswa, imajinasi siswa,
dan keterlibatan jiwa terhadap puisi itu;
c. guru bertanya jawab tentang pokok pembicaraan yang disampaikan
penyair dalam puisi itu, nada penyair, dan maksud penyair;
d. guru mengajak siswa mengkaji puisi itu dengan mempertahankan
unsur-unsur puisi, seperti diksi, majas, pencitraan, bunyi, tifografi,
dan lain-lain, hingga diperoleh penafsiran tentang makna puisi;
e. guru bertanya jawab dengan siswa tentang kaitan (relevansi) puisi
tersebut dengan dengan pengalaman dan kehidupan siswa, dan
kebermaknaan puisi itu bagi siswa.
4. Tahap Pengukuhan
Tahap ini dilakukan untuk memperkuat daya apresiasi siswa terhadap
puisi itu. Pengukuhan dapat dilakukan secara tertulis atau lisan. Secara
tertulis siswa dapat diminta untuk membuat parafrase puisi tersebut.
Secara lisan, siswa diminta membacakan puisi di depan kelas.
2.5.6 Membuat Musikalisasi Puisi
Kajian tentang membuat musikalisasi puisi ini penulis rangkum dari Ari KPIN
(2008: 17-54), yang menjabarkan musik memiliki karakteristik tersendiri. Dalam
musikalisasi puisi, musik dan puisi ini dipadukan untuk menyampaikan atau
mengomunikasikan makna puisi. Agar dapat melakukannya dengan baik, harus
dikuasai teknik-tekniknya. Selain itu, karena ada dua unsur yang disatukan di
dalamnya, yaitu musik dan puisi, kedua hal ini pun harus dikuasai terlebih dahulu.
70
A. Aspek-Aspek Cara Membuat Musikalisasi Puisi Secara Tepat
Terdapat dua hal yang harus diperhatikan oleh seseorang yang ingin
membuat musikalisasi puisi. Pertama berhubungan dengan musik, dan
yang kedua berhubungan dengan puisi. Dalam kaitannya dengan hal
pertama, si pemusikalisasi puisi harus sudah mempunyai kemampuan teknis
dalam bidang musik. Artinya, dia harus tidak punya kendala teknis dalam
bidangnya sendiri (musik). Adapun berhubungan dengan hal kedua,
seseorang yang akan memusikalisasi puisi hendaknya sudah memiliki bekal
yang berhubungan dengan puisi itu sendiri.
a. Menyampaikan Puisi melalui Musik
Penyair berusaha mengolah dan menggali daya tarik dan daya ungkap
bahasa dalam puisinya yang berupa bunyi, rima dan irama, segala aspek
puisi itu hendaknya dapat ditangkap oleh seorang pemusikalisasi puisi,
dengan mengkaji dan menangkap aspek-aspek tersebut, arti puisi pun dapat
tertangkap, baik arti berupa pokok pembicaraan dalam puisi, perasaan
dan suasana hati yang terkandung dalam puisi, nada bicara penyair dalam
mengungkapkan puisi, dan maksud atau tujuan yang ingin dicapai oleh
seorang penyair.
Keempat arti tersebut hendaknya dapat tertampilkan atau terpresentasikan
dalam karyanya. Artinya, puisi tidak sekadar memberi warna musik atau
irama pada puisi, tapi juga menampilkan ruh puisi yang dapat
membangkitkan daya tarik, daya ungkap, dan daya sentuh puisi.
71
b. Penggunaan Alat Musik untuk Musikalisasi Puisi
Selama ini ada semacam salah tafsir terhadap apa yang dinamakan
musikalisasi puisi, selama ini musikalisasi puisi cenderung diidentikkan
dengan minimalitas penggunaan alat musik. Banyak yang kemudian
beranggapan musikalisasi puisi harus bernuansa sendu dan sunyi. Padahal
tidak demikian yang penting alat musik yang digunakan selaras dengan puisi
yang akan dibawakan.
Persoalan kejernihan sebuah musikalisasi puisi, tidak terletak pada
penggunaan alat musiknya, tapi pada keberhasilan pemusikalisasi
menerjemahkan tafsiran puisi ke dalam karya musiknya, sehingga makna
puisi itu terkomunikasikan dengan baik kepada apresian. Puisi yang
mengandung perasaan riang, ceria, misalnya tentunya menghendaki irama-
irama yang riang dan ceria pula, dengan penggunaan alat-alat musik yang
bisa mengeluarkan bunyi-bunyi dan nada-nada riang, serta penampilan yang
riang pula dari penampilan.
Puisi yang berisi tentang kekerasan tentunya membutuhkan instrumen-
instrumen musik yang bisa menerjemahkan kekerasan itu. Setiap jenis puisi
memerlukan pemusikalisasian yang berbeda pula. Tidak selalu harus dalam
nuansa sendu, tetapi lebih kepada kesesuaian musik dengan tema puisi yang
akan dimusikalisasi agar makna yang akan ditampilkan lebih dapat ditangkap
oleh pendengar atau audien.
72
B. Tahap-Tahap Memusikalisasi Puisi
Puisi dapat dipahami dan ditafsirkan melalui unsur-unsur pembentuknya.
Oleh karena itu, pemahaman tentang unsur-unsur tersebut perlu dimiliki
antara lain sebagai berikut.
(1) Makna Puisi
Menurut I. A. Richard dalam Ari KPIN (2008: 21), arti puisi itu
tidak hanya satu, tapi empat, yaitu: 1) pokok yang dibicarakan
penyair; 2) nada penyair dalam mengungkapkan makna pokok puisi
itu; 3) perasaan penyair tentang pokok itu; 4) maksud penyair
mengemukakan pokok itu. Seorang pemusikalisasi puisi tentu harus
dapat menangkap keempat makna tersebut agar maksud, nada,
perasaan, suasana, dan arti puisi itu terpresentasikan dalam karya
musikalisasinya. Dengan demikian, makna puisi itu pun bisa
terkomunikasikan dengan baik.
(2) Unsur-Unsur Puisi
Dalam mengungkapkan gagasan, pengalaman, dan perasaannya
dalam puisi, penyair menggunakan media bahasa yang telah diolah
agar memiliki kekuatan daya ungkap dan daya estetik sehingga
dapat menyentuh pembaca. Unsur-unsur bahasa, menurut Nenden
Lilis A dalam Ari KPIN (2008:21-26), adalah sebagai berikut.
a. Diksi
Diksi adalah kata-kata yang dipilih baik dari kosakata sehari-hari
atau formal, dari bahasa Indonesia atau bahasa lain, bermakna
denotasi (memiliki arti lugas, sebenarnya, atau arti kamus), atau
73
konotasi (memiliki arti tambahan, yakni arti yang ditimbulkan
oleh asosiasi- asosiasi (gambaran, ingatan, perasaan) dari kata
tersebut diluar arti denotasinya.
b. Citra/Imaji
Citra/imaji adalah kata atau susunan kata-kata yang dapat
memperjelas atau memperkongkret apa yang dinyatakan penyair
sehingga apa yang digambarkan itu dapat ditangkap oleh
pancaindra kita. Melalui pencitraan/pengimajian apa yang
digambarkan seolah-olah dapat dilihat (citraan penglihatan),
didengar (citraan pendengaran), dicium (citraan penciuman),
dirasa (citraan taktil), diraba (citraan perabaan), dicecap
(citraan pencecap) , dan lain-lain.
c. Lambang
Dalam puisi banyak digunakan lambang, yaitu penggantian
suatu hal atau benda, dengan hal atau benda lain.
d. Bunyi/rima
Bunyi dalam puisi berfungsi untuk menambah keindahan dan
kenikmatan dari puisi tersebut, juga berfungsi memperdalam
ucapan (daya ungkap), menimbulkan rasa, menimbulkan suasana
yang khusus, dan lain-lain.
e. Irama
Irama dalam puisi akan memengaruhi maksud, nada, suasana, dan
daya pikat puisi itu. Sadar akan hal itu, unsur ini dimanfaatkan
sebaik- baiknya oleh penyair. Irama dalam puisi dapat terjadi
74
karena ada pengulangan pola waktu dan tekanan yang terjadi
secara teratur.
f. Gaya Bahasa
Gaya bahasa, menurut Nurgiyanto (1995:277) dalam Ari KPIN
(2008:24) adalah teknik pemilihan ungkapan kebahasaan yang
dirasa dapat mewakili sesuatu yang akan diungkapkan dan efek
yang diharapkan. Teknik pemilihan ungkapan ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yakni dengan permajasan dan gaya retoris.
g. Tipografi
Tipografi dalah tata letak/perwajahan puisi. Tipografi
dimaksudkan untuk mempertimbangkan bentuk agar sesuai
dengan efek estetis dan efek makna yang dikehendaki.
(3) Jenis-Jenis Puisi
Puisi epik adalah puisi yang berisi penuturan sebuah cerita, tidak
menyuarakan pikiran dan perasaan pribadi penyairnya. Puisi epik
terbagi lagi menjadi beberapa bentuk: epos, balada dan fabel.
Sedangkan puisi lirik merupakan kebalikan dari puisi epik yang
menyajikan ungkapan perasaan dan pikiran penyairnya. Puisi ini
dapat dilihat lagi berdasarkan maksud dan isi.
(4) Cara Menafsirkan puisi
Berdasar unsur-unsur puisi, seorang pemusikalisai melakukan
langkah-langkah berikut:
a. Perhatikan kata-kata yang ada dalam puisi. Apakah kata-katanya
75
cenderung menggunakan bahasa sehari-hari atau tidak. Apakah
bermakna kiasan/ harfiah;
b. Perhatikan pula bunyi kata-kata dalam puisi. Bunyi apa yang
dominan; apakah bunyi-bunyi konsonan, vokal ataukah bunyi
lainnya;
c. Perhatikan penggambaran-penggambaran yang dituliskan dalam
puisi. Apakah ada sesuatu yang bisa kita lihat, dengar, raba, atau
efek pengindraan lainnya;
d. Perhatikan penggunaan gaya bahasanya. Apakah maknanya
konotatif/ harfiah, perumpamaan, pertentangan, pengulangan, dan
lain-lain;
e. Perhatikan kata-kata tiap larik, berapa suku kata yang ada pada
tiap larik. Jika sama, maka jarak waktu yang ditempuh untuk
membaca tiap larik itu sama. Hal itu mencerminkan tempo dan
irama puisi itu, cepat atau lambat dan akan berimplikasi pada
penentuan tempo musikalisasi puisinya;
f. Perhatikan tipografi puisi. Apakah disusun dalam bait-bait,
apakah ada enjabemen. Membaca puisi yang disusun dalam bait-
bait, tentulah menimbulkan jeda-jeda, dan sebaliknya.
(5) Tahap Penyampaian puisi dengan Musik
a. Penguasaan tentang musik.
Musikalisasi puisi memerlukan 2 unsur penting yang tidak bisa
dipisahkan satu sama lain, yaitu musik dan puisi. Bila salah
satu dari kedua unsur tersebut lepas dari penguasaan kita, maka
76
akan terasa banyak kekurangan dari karya musikalisasi yang
dihasilkan. Dalam unsur musik, ada tuntutan tidak hanya
menguasainya secara teori, namun juga dari segi
keterampilannya.Untuk mengatasi hal-hal tersebut, terdapat
beberapa hal tentang musik yang patut kita kuasai, baik secara
teori maupun praktiknya.
b. Memahami pengertian puisi, memahami suatu sangat perlu di
pahami agar arti yang diberikan sesuai dengan maksud puisi.
c. Memahami unsur-unsur musik, unsur musik perlu dilakukan baik
tinggi rendah nada maupun yang lainya.
C. Cara-Cara Memadukan Puisi dengan Musik
Terdapat beberapa cara dalam memadukan unsur musik ke dalam puisi.
Diataranya:
1. Membacakan Puisi yang Dilatarbelakangi Musik
Membaca puisi dengan dilatarbelakangi musik merupakan cara
musikalisasi puisi yang paling mudah. Komposisi yang dibuat ini bisa
berupa: musik vokal, atau acapela dan musik intrumental.
a) Musik vokal sebagai pengiring pembacaan puisi
Komposisi musik dibuat dari alat ucap manusia sebagai sumber
bunyinya, bisa merupakan komposisi musik yang memiliki nada-nada
harmonis seperti acapella, paduan suara atau komposisi musik yang
tidak memiliki nada-nada harmonis, semacam peniruan suara-suara
yang tercipta di kehidupan sehari-hari (suara angin, suara mesin
kendaraan, suara binatang, dan sebagainya).
77
Cara membuat latar musik vokal:
1) Menentukan puisi yang akan dibaca;
2) Menandai bagian yang akan diberi aksentuasi atau penekanan;
3) Mendiskusikan dengan beberapa kawan yang akan
melatarbelakangi puisi dengan musik;
4) Mengatur suasana musik untuk mempertegas kesan yang ingin
disampaikan dalam puisi;
5) Berlatih semaksimal mungkin agar musik dan puisi yang akan
ditampilkan benar-benar padu.
b. Musik instrumental sebagai pengiring pembacaan puisi
Pada prinsipnya, apa yang dipaparkan di bagian musik vokal sebagai
pengiring pembacaan puisi, juga dapat diterapkan di bagian ini.
Hal membedakannya hanya sumber penghasilan bunyi. Kalau dibagian
pertama, yang menjadi sumber bunyi berasal dari alat ucap manusia,
sedangkan bagian ini sumber bunyi berasal dari alat-alat musik atau
alat bantu yang berfungsikan sebagai alat musik.
2. Membuat Komposisi Lagu dengan Puisi Sebagai Liriknya
Komposisi lagu dengan puisi sebagai lirik, ada beberapa trik/cara
yang bisa dilatihkan, diantaranya:
a. pilihlah salah satu puisi dari buku-buku atau media masa;
b. bacalah puisi itu berulang-ulang, hingga kita yakin memahami
makna yang terkandung di dalamnya;
c. buat beberapa penjelasan yang tidak menyalahi aturan penulisan,
78
tidak rancu diucapkan, serta menunjukan makna yang jelas dan
tidak terpotong;
d. buat pengelompokan dari hasil penjelasan itu, untuk dijadikan
bagian-bagian lagu;
e. ungkan kalimat-kalimat yang ada di tiap bagian lagu, sesuai jeda
yang sudah kita buat;
f. tuliskan nada-nada yang kita peroleh, supaya tidak lupa, dan agar
kita bisa melihat perjalanan melodi lagu yang kita ciptakan;
g. buat iringan sederhana, untuk membantu melancarkan latihan
melantunkan nada-nada yang sudah kita dapatkan;
h. berlatihlah secara teratur, karena selain mempertajam kemampuan
meningkatkan keterampilan dalam memainkan alat musik.
3. Memusikalisasi Puisi dengan Melagukan dan Menarasikan Puisi
Cara ketiga di dalam pembuatan musikalisasi puisi ini, merupakan
penggabungan dari dua cara sebelumnya. Namun demikian, bukan
berarti cara ini yang paling baik. Cara apapun dalam mambuat
musikalisasi puisi tentunya baik, selama estetika puisi masih tetap utuh.
Jagalah keutuhan puisi sebagaimana bawaannya. Jangan ditambah atau
dikurangi. Hal lain yang perlu diperhatikan bila kita akan menggunakan
cara ini, adalah, musikalisasi puisi dibuat dari bahan puisi yang sama.
Artinya, syair puisi yang dilagukan dengan yang dinarasikan diambil
dari satu puisi. Bukan dari dua atau tiga puisi yang digabung.
79
2.5.7 Penerapan Media ICT dalam Musikalisasi Puisi
Dalam menerapkan teknik media dengan berbagai media ICT dalam musikalisasi
puisi, tentu tidak semua guru bahasa Indonesia dapat atau mampu
melaksanakannya, karena tidak semua guru bahasa bisa menyanyi apalagi
mengajarkanya kepada siswa. Cara paling mudah adalah mendengarkan hasil
rekaman yang berisi puisi-puisi yang sesuai untuk diajarkan di jenjang
pendidikan tertentu, hasil rekaman dapat berbentuk kaset. Cara kedua yakni
dengan menggunakan model yang sudah terlatih atau cara lain melibatkan
guru kesenian untuk mengajarkan membaca notasi dan melagukannya. Tahap
pemaknaan tetap dilakukan oleh guru bahasa bersangkutan.
Sejalan dengan penjelasan Ari KPIN (2008: 31-47), Hamdy Salad (2015: 271-
278) menjabarkan bahwa untuk mendukung penerapan musikalisasi puisi perlu
sedikit penguasaan unsur-unsur musik secara umum. Unsur-unsur musik yang
dimaksud adalah: nada, melodi, irama, harmoni, serta unsur pendukung lain
seperti ekspresi, dinamika, serta bentuk lagu.
Hamdy Salad (20015: 186-194), menjelaskan agar musikalisasi puisi dapat
dikatagorikan sebagai ekspresi karya seni perlu ada bahasan yang berkaitan
dengan disiplin tertentu yang merujuk pada metode, teknik dan gaya. Metode
berkaitan dengan sistem pengetahuan dan apresiasi sastra yang menjadi konsep
dasar musikalisasi puisi. Teknik berkaitan dengan cara-cara tertentu yang dapat
dikembangkan oleh para pelakunya untuk mewujudkan puisi, sedangkan gaya
menunjuk pada perwujudan bentuk ekspresi keseluruhan musikalisasi puisi yang
dapat dirasakan, didengar dan disaksikan oleh audiensnya.
80
Musikalisasi puisi bukanlah sekadar cara untuk mengubah kata-kata ke dalam
bentuk bunyi dan suara, tetapi juga mewujudkan citra, bentuk visual, emosi,
pikiran, rasa, keindahan, kenikmatan, kesedihan dan kebahagiaan yang ditafsirkan
dalam kandungan makna puisi. musikalisasi puisi tidak dapat dipisahkan dengan
teoretik yang melingkupi, yaitu:
1. Metode: Interpretasi dan Kontekstualisasi
Objek utama dalam musikalisasi puisi adalah makna puisi, sedangkan
jalan untuk mengidentifikasi makna puisi dapat ditempuh melalui kajian
ilmu sastra yang disebut dengan proses interpretasi dan kontekstualisasi.
1) Interpretasi
Interpretasi merupakan proses yang bertujuan untuk menggali,
mencari, menemukan, memahami makna, maksud, dan amanat puisi
sesuai dengan kemampuan individu yang bersangkutan, untuk
kemudian diolah sebagai pesan yang dapat diekspresikan melalui
susunan medium bunyi dan suara yang bersifat musikal.
2) Kontekstualisasi
Proses interpretasi sebagai usaha kreatif pelaku musikalisasi puisi
untuk memahami teks dan konteks puisi, serta kemungkinan
aksentuasinya ke dalam bentuk musik. Proses tersebut dapat dimulai
dengan cara membaca teks puisi berulang kali, intensif dan
sungguh-sungguh, sehingga maksud, pesan, dan amanat puisi dapat
ditangkap, dipahami dan dikaitkan dengan konteks sosial budaya
yang melingkupi. Baru kemudian menentukan unsur-unsur tematik
81
yang dianggap penting untuk dikomunikasikan, disampaikan atau
diekspresikan kepada audiensnya sesuai dengan pengalaman, emosi,
perasaan, imajinasi dan pikiran pribadinya dengan bunyi dan suara.
2. Teknik: Vokal dan Instrumentalisasi
Teknik merupakan bentuk dari pengalaman, keterampilan, keahlian,
yang digunakan untuk mengekspresikan unsur-unsur makna, ide dan
gagasan pokok puisi. Penguasaan teknik dapat dikenali melalui bentuk
vokalisasi dan instrumentalisasi.
1) Vokalisasi
Vokalisasi berkaitan dengan cara-cara untuk menyuarakan,
menyanyikan atau melantunkan teks puisi baik melalui media
manusia maupun menggunakan alat bantu elektronika.
a. Vokalisasi memiliki fungsi menghantarkan emosi, perasaan,
pikiran dan pencitraan, serta unsur-unsur lain yang terkandung
dalam teks puisi kepada audiens sesuai penafsiran dan
penghayatan pelakunya. Kualitas vokalisasi dapat dikenali
ekspresinya melalui sususnan suara yang disebut artikulasi,
intonasi dan diksi.
b. Artikulasi mengandung pengertian cara-cara melafalkan huruf
dan suku kata dengan suara yang jelas dan tegas sesuai
dengan karakterfonologis bahasa dari teks puisi yang dijadikan
materi musikalisasi puisi.
c. Intonasi adalah bentuk bangunan dari keseluruhan susunan
suara. Dengan intonasi teks puisi dapat didengar melalui unsur
82
volume, nada dan tempo. Volume berkaitan dengan lemah dan
kerasnya suara. Nada berkaitan dengan rendah dan tingginya
suara, sedangkan tempo berkaitan dengan lambat dan cepatnya
suara. Intonasi dapat dimaknai pula sebagai susunan suara
yang mengandung lagu dan irama, sehingga melalui intonasi
itu, keindahan dan kebermaknaan puisi dapat dinikmati
audiensnya. Selain artikulasi dan intonasi, kualitas vokalisasi
juga didasarkan pengolahan diksi.
d. Diksi merupakan sarana untuk menghadirkan ruh, jiwa dan
semangat puisi. Pengolahan diksi dapat dilakukan dengan
mencari, merenungkan dan memilih kata, gabungan kata,
kalimat dan baris- baris puisi yang dianggap penting dan
perlu ditekankan dalam pengucapannya, sehingga makna puisi
dapat menyatu dengan keseluruhan ekspresi yang diwujudkan
melalui musikalisasi puisi.
2) Instrumentalisasi
Instrumentalisasi menunjuk pada harmoni susunan bunyi dan suara
yang diwujudkan dalam nada, irama dan melodi. Instrumentalisasi
merupakan bentuk akhir yang dapat didengar oleh audiens
berdasarkan kualitas, karakter dan suasana yang sengaja
dihadirkan dalam musikalisasi puisi sesuai kemampuan para
pelakunya. Itu sebabnya ekspresi musikalisasi puisi dapat
menghadirkan kualitas karakter dan suasana yang berbeda- beda
meski materinya diambil dari teks puisi yang sama.
83
3. Gaya: Representasi dan Aksentuasi
Gaya memiliki arti sama dengan style , merupakan variasi bentuk ekspresi
yang bersifat spontan sebagai respon terhadap situasi dan peristiwa
tertentu yang terjadi dalam proses penciptaan maupun pertunjukan
musikalisasi puisi. Gaya dapat didekati melalui tanda-tanda dari hasil
representasi dan aksentuasi.
1) Representasi
Representasi dalam musikalisasi puisi berarti menghadirkan
serangkaian ekspresi yang mewakili makna puisi, serta dapat
dilihat, didengar atau dinikmati oleh audiensnya.
2) Aksentuasi dapat diartikan sebagai bentuk ekspresi yang dapat
membantu penyampaian makna puisi secara efektif dan terukur.
Aksentuasi dapat dicari dan ditemukan melalui alat-alat musik yang
digunakan, jumlah dan potensi pelaku yang dilibatkan, atau
peralatan artistik yang diambil dari unsur seni lain yang telah
disesuaikan dengan unsur pokok musikalisasi puisi.
2.5.8 Kriteria Penilaian Musikalisasi Puisi
Kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam penilaian musikalisasi puisi teridiri dari
dua jenis, yaitu penilaian terhadap kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik
sebuah puisi dan penampilan musikalisasi puisi.
1. Penilaian Memahami Unsur-Unsur Instrinsik Puisi.
Pengukuran kemampuan siswa dalam musikalisasi puisi berdasarkan unsur-
unsur instrinsik yang terdapat dalam puisi,maka kriteria-kriteria yang
84
harus dicapai oleh siswa meliputi pemahaman tema, perasaan, nada,
suasana, dan amanat.
1) Tema adalah pokok persoalan yang disampaikan penyair di dalam puisi.
2) Perasaan adalah perasaan penyair terhadap pokok persoalan puisi.
3) Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca yang kadang menggurui,
menasehati, mengejek, menyindir atau sekadar bercerita.
4) Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, atau
akibat psikologis yang ditimbulkan puis terhadap pembaca. Nada dan
suasana saling berhubungan menimbulkan suasana terhadap pembaca.
5) Amanat yang hendak disampaikan penyair dalam puisi, dapat
ditemukan setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana.
2. Penilaian Penampilan Musikalisasi Puisi
Kriteria penilaian penampilan musikalisasi puisi secara umum
meliputi penghayatan, vokal, penampilan, keserasian.
1) Penghayatan
Penghayatan merupakan unsur batin yang terpenting. Penghayatan
akan memunculkan interpretasi terhadap vokal, penampilan, dan
keserasian eksplorasi lahiriah, yang harus dihayati baik tema
puisi, tujuan puisi, nada, dan rasa sebagai kesatuan yang utuh.
2) Vokal
Kemampuan eksplorasi vokal harus mencapai taraf keseimbangan
antara suara (vokal) manusia dan instrumen.Dalam dunia musik
vokal mencakup vokal manusia dan vokal instrumen. Indikasi
85
tinggi rendah suara adalah penciptaan jenis suara dan tekanan nada
eksplorasi karakteristik nada.
3) Penampilan
Penampilan yang diharapkan adalah wujud berupa mimik dan
pantomimik dengan indikasi tema tersampaikan melalui bentuk-
bentuk tersebut.
4) Kesesuaian
Kesesuaian yang diharapkan adalah keserasian harmonisasi
permainan bunyi, warna bunyi, ragam bunyi yang disajikan selaras
dengan interpretasi terhadap penghayatan yang nantinya akan
menjadi sumber terbaik dalam penilaian.
Hamdy Salad (2015: 205) mengemukakan kriteria pokok penilaian
musikalisasi puisi dapat mengacu pada ikhwal berikut.
1. Koherensi : ketepatan dalam memilih serta mewujudkan susunan bunyi dan
suara yang dengan cakupan bentuk dan jenis puisi. Koherensi
mengandung variabel; interpretasi (pemahaman puisi), instrumentalisasi
(pemilihan alat musik dan permainannya), vokalisasi (pelantunan atau
pengucapan puisi).
2. Harmonisasi: ketepatan dalam memilih serta menentukan susunan bunyi,
tangga nada, irama dan melodi yang senapas dengan cakupan tema dan
pesan puisi. Harmonisasi mengandung variabel; kontektualisasi
(penafsiran dan penghayatan puisi), komposisi (penentuan aliran
musik dan variasi permainannya), aktualisasi (pendalaman dan
pemaknaan puisi).
86
3. Karakterisasi: ketepatan dalam memilih serta menggunakan unsur-unsur
seni lain yang sejiwa dengan keseluruhan ekspresi. Karakterisasi
mengandung variabel keseluruhan ekspresi yang diwujudkan melalui
unsur: kreativitas (kebaruan/orisinalitas dan kepaduan), kosistensi
(ketepatan dan kelenturan), intensitas (kematangan dan kedalaman).
Kriteria penilaian yang dapat dijadikan acuan dalam lomba musikalisasi puisi
ada 10 macam, sebagaimana dikemukakan oleh Hamdy Salad (2015:216-
217). Namun apabila dicermati, maka kriteria penilaian yang paling tepat
adalah kriteria dapat dipakai acuan lomba baik berskala lokal (provinsi),
regional maupun nasional sebagai berikut.
Model 1:
1. Kesesuaian tema dengan isi
2. Komposisi musikal
3. Vokal
4. Keselarasan/harmonisasi
5. Penampilan
Model 2:
1. Penafsiran/pemaknaan puisi (25%)
2. Komposisi musikal (25%)
3. Vokal (20%)
4. Keselarasan/harmonisasi (20%)
5. Penampilan (10%)
87
Model 3
1. Penafsiran puisi dan penyampaian pesan
2. Komposisi musikal secara keseluruhan
3. Keselarasan
4. Vokal
5. Penampilan.
2.5.9 Contoh Cara Mengapresiasi Puisi melalui Musikalisasi
Tujuan dari musikalisasi puisi adalah agar pembacaan puisi menjadi lebih
ekspresif dan menarik. Musikalisasi puisi juga dapat membantu proses
pembangunan suasana imajinasi kita dalam mengapresiasi karya puisi. Terdapat
beberapa langkah yang harus dilakukan dalam membuat karya Musikalisasi
Puisi, diantaranya: (1) menikmati musikalisasi puisi (melihat contoh) musikalisasi
puisi melalui model, video atau internet (you tube); (2) memilih puisi yang akan
dimusikalisasi; (3) memahami puisi yang akan dimusikalisasi; (4) menentukan
irama yang sesuai dengan suasana puisi; (5) menampilkan musikalisasi puisi; (6)
menilai musikalisasi puisi.
1. Menikmati Musikalisasi Puisi
Hal pertama yang dilakukan adalah dengan mendengarkan dan melihat
contoh musikalisasi melalui video atau internet. Setelah lagu
didengarkan atau dinyanyikan, kemudian kemukakan pendapat tentang
irama lagu itu. Apakah iramanya sesuai dengan suasana isi lirik
lagunya, bagaimana pula tentang suasana perasaan dan imajinasi yang
dibayangkan ketika mendengarkan lagu itu.
88
2. Memilih Puisi yang Akan Dimusikalisasi
Siapkan puisi yang akan dimusikalisasikan (dilagukan), Bagi pemula,
lebih baik cari/buat puisi yang hanya terdiri dari 3 (tiga) bait saja,
yang masing- masing bisa terdiri dari 3-4 baris. Sebenarnya semua puisi
bisa dimusikalisasi, akan tetapi, sebaiknya pilih puisi-puisi yang
sederhana, yang syairnya mudah diucapkan agar mudah dinyanyikan.
3. Memahami Isi Puisi yang Akan Dimusikalisasi
Setelah menentukan puisi yang akan dimusikalisasi, kamu harus mampu
memahami isi puisi dengan tepat agar irama lagu yang dipilih sesuai
dengan isi puisi. Mengapresiasi puisi yang telah ditentukan dengan cara
membaca puisi secara berulang-ulang dan memaknai puisi, untuk
mencari dan menemukan emosi atau perasaan yang tercipta dari puisi
tersebut. Apakah sedih, semangat, ceria, tegas, lantang, perlawanan dan
lain-lain. Cara ini dilakukan agar kita dapat dengan mudah
menemukan musik yang pas untuk menegaskan makna yang ada dalam
puisi itu. Untuk memahami isi suatu puisi, dapat berpedoman pada
pertanyaan berikut.
a. Apa tema puisi itu?
b. Suasana bagaimanakah yang menjiwai puisi itu?
c. Hal apakah yang ingin dikemukakan pengarang melalui puisi itu?
d. Adakah bunyi vokal atau konsonan yang dominan dalam puisi itu?
e. Kata-kata apakah di dalam puisi itu yang menurutmu sulit untuk
dipahami?
89
4. Menentukan Irama yang Sesuai dengan Suasana Puisi
Kesusastraan (isi puisi dengan suasana yang dibangun), tentukanlah
nada, irama, dan tempo yang sesuai dengan isi dan suasana puisi,
kemudian siapkan alat musik, disarankan untuk memilih gitar, karena
alat musik inilah yang paling mudah dan tentunya murah. Selanjutnya,
temukan kord-kord dasar, boleh 3 kunci maupun lebih, cari ritme dan
nada yang pas yang cocok dengan makna yang ada didalam puisi.
Disarankan untuk mencari teman sebagai pendengar awal musikalisasi
puisi, agar usaha yang dilakukan lebih efisien dan efektif, selain itu
pula teman bisa juga diajak berdiskusi dan menuangkan ide. Dengan
demikian, akan tercipta perpaduan bunyi yang indah antara puisi dan
alat musik yang mengiringi Manfaatkanlah alat-alat musik sederhana yang
ada di sekitarmu seperti gitar, harmonika, atau seruling, bila tidak ada alat
musik, kamu dapat menyanyikan secara acapela (bernyanyi tanpa musik)
.5. Cocokkan Nada Kord/Kunci
Cocokkan nada kord/kunci yang sudah ditemukan dengan tiap baris atau
tiap bait, buatlah sebaik mungkin. Boleh direkam bila sudah cocok,
karena bisa saja lupa atau nada bisa berubah kemudian.
6. Menampilkan Musikalisasi Puisi
Setelah semuanya disiapkan tampilkanlah musikalisasi puisi! Dalam
penampilan musikalisasi, unsur terpenting yang harus diperhatikan
adalah kejelasan vokal dan penghayatanmu (ekspresi) saat menyanyikan
90
puisi tersebut, yang diutamakan tetap isi larik-larik puisi. Musik menjadi
pendukung yang harus senada dengan isi puisi. Kegiatan ini adalah
sebuah kerja kelompok sehingga setiap anggota kelompok harus
berperan aktif. Vokalis boleh lebih dari satu asalkan padu. Selain itu juga
anda bisa menambahkan senandung pada lagu, dan bunga musik pada
musik menggunakan alat musik lain, misalnya pianika, atau piano,
maka musikalisasi akan terdengar unik atau luar biasa.
Terdapat beberapa hal yang harus dicatat dalam menampilkan musikalisasi
puisi. diantara yang paling penting adalah kejelasan vokal dan penghayatan,
yaitu harus tetap mengutamakan isi dan larik-larik puisi. Musik pengiring
yang ada sekali lagi harus sesuai dengan tema yang ada. Dengan demikian
penampilan akan berhasilSetelah puisi dinyanyikan, direkam dan
didengarkan puisi di atas marilah kita analisis garis besar isi, nada,
suasana, dan irama puisi di atas sebagai berikut.
1 Analisis :
Berdasarkan jenis kata yang digunakan mengandung banyak makna kias,
cerita tidak disampaikan secara langsung, sehingga puisi itu bisa
digolongkan bermotif prismatik.
A. Struktur Fisik
1. Diksi
Puisi yang berjudul doa karya Chairil Anwar di atas, merupakan jenis
puisi prismatik. Hal itu terlihat dari sesunan katanya yang tidak
91
langsung memancarkan makna. Jadi, untuk mendapatkan makna
yang kita cari, maka pembaca harus menginpretasi maksud dari tiap
kata atau baris.
Pada puisi itu, pengarang menggunakan diksi yang sederhana, namun
dari diksi ynag sederhana itu timbul rangkaian bahasa kias.
Mengenai diksi, pengarang menggunakan kata yang berlainnan
untuk menyebutkan makna yang sama. Misal, pada puisi di atas
dituliskan kata `penuh menyeluruh` dua kata itu hampir sama
maknanya, namun oleh pengarang digunakan secara bersamaan.
Kata itu sesungguhnya bukan makna yang sebenarnya. Oleh
pengarang, kata `penuh menyeluruh` itu merupakan gambaran
Tuhan yang benar- benar ada. Selain itu, pada puisi itu juga
terdapat kata atau diksi `hilang bentuk` hal ini bermakna
kehancuran. Jika pengarang langsung saja menggunakan kata
hancur, walaupun maknanya sama, namun keutuhan makna dalam
baris tidak akan terbentuk sempurna.
2. Bunyi
Bunyi yang dihasilkan dari rangkaian kata-kata dalam puisi di atas,
sangat menarik dan bisa membantu menegaskan makna. Pada bait
pertama yang hanya terdiri atas satu baris saja menampilkan bunyi
yang utuh ynag terpancar dari kata `teguh`. Bunyi u merupakan
bunyi bulat yang utuh dan sangat mantap untuk kesan suara berat.
Apalagi diikuti dengan bunyi h yang merupakan penutup suara.
92
Jadi peran bunyi h adalah untuk mengakhiri bunyi u yang
dilafalkan sebelumnya. Bunyi yang ditampilkan oleh pengarang pada
puisi itu sangat teratur dan seragam. Selalu ada persamaan bunyi
akhir walaupun hanya dua baris saja yang sama. Persamaan bunyi
akhir juga bervariasi antara pasangan baris satu dengan yang
lainnya.
Kesamaan bunyi akhir u pada tiga baris sekaligus menimbulkan
kesan yang mendalam. Karena bunyi u merupakan bunyi yang
bulat dan utuh. Bunyi u dapat menimbulkan kemerduan. Selain
bunyi u yang berdiri sendiri tanpa penutup, ada juga bunyi u yang
disrtai penutup yang berupa huruf konsonan h yang merupakan unsur
titik bagi bunyi. Bunyi juga yang ditampilkan pada akhir baris
puisi tersebut. Setelah bunyi u yang bulat, dilanjutkan bunyi i yang
tinggi, maka akan menimbulkan variasi bunyi yang berpengaruh
dengan irama.
3. Versifikasi
Pada puisi yang berjudul `doa` di atas mengandung rima akhir,
rima identik, asonansi, dan juga aliterasi. Rima akhir yang dominan
adalah u dan i. Bunyi u memberikan kesan yang penuh atau bulat.
Dengan bunyi u juga bisa memberikan kesan menguatkan makna.
Selain u, ada juga bunyi i. Bunyi i disini memberikan kesan nada
tinggi. Kombinasi bunyi u dan i membuat nada pengucapan pada
puisi relatif beragam.
93
4. Bahasa kias
Pada puisi doa karya Chairil Anwar, terdapat beberapa bahasa kias,
diantaranya ‘penuh seluruh’ yang berarti sungguh-sungguh ada.
Bahasa kias itu digunakan untuk memperindah puisi dan juga untuk
memadatkan makna. Selain itu, ada kata `hilang bentuk` yang
berarti tidak berwujud lagi. Untuk mempersingkat kata, maka
pengarang menggunakan istilah semacam itu. Kata `mengembara
ke negeri asing` juga merupakan ungkapan dalam bahasa kias yang
berarti kebingungan. Tokoh aku merasa bingung dengan hidup yang
sedang dijalaninya. Bahasa kias yang digunakan oleh pengarang
membuat puisi semakin padat. Pemadatan ini mempengruhi bentuk
puisi dan unsur keindahannya pula.
5. Tipografi
Bentuk wajah yang ditampilkan pada puisi tersebut lumayan menarik,
walaupun penulisannya rata kiri dan bagian kanan terlihat tidak
teratur, namun terkesan singkat dan indah karena tiap baris puisi
hanya disusun oleh beberapa kata saja. Jadi, baris-baris dalam
puisi itu tidak panjang-panjang, melainkan pendek. Selain jumlah
kata yang menyusun baris, wajah puisi juga dibentuk oleh
penyusunan puisi yang dibuat berbait-bait, tidak hanya utuh dalam
satu bait saja. Puisi itu juga dibuat dengan kombinasi huruf kecil dan
huruf kapital. Beberapa baris yang penulisannya menggunakan
awalan huruf kapital, namun ada juga yang diawali dengan huruf
kecil. Hal itu mungkin berpengaruh pada pemenggalan pada puisi.
94
6. Enjambemen
Pemenggalan atau enjambemen yang dapat dilakukan pada puisi itu
Pemenggalan itu mempunyai arti tentang keadaan tokoh aku yang
dalam keragu-raguannya dia tetap menyebut tuhannya. Pemenggalan
ini mewakili makna puisi yaitu tentang kehidupan tokoh aku yang
sedang susah yang hanya mendapatkan sedikit pengasihan dari
tuhannya sehingga dia mulai sadar bahwa tuhan itu ada wujudnya
yang selalu memberi kenikmatan pada makhluknya. Pemenggalan
memberikan pengaruh pada proses pemaknaan, berfungsi sebagai
penekanan makna dan pengambilan nafas pada saat membaca.
7. Sarana Retorika
Pada puisi itu mengandung beberapa majas, misalnya majas
hiperbola, yang mana dengan kata itu, pengarang terkesan melebih-
lebihkan makna atau keadaan yang sedang terjadi. Ada juga majas
personifikasi yang mana pengarang mengibaratkan benda mati
seolah-olah hidup. Hal ini guna membangkitkan kesan yang menarik
dan mendalam.
8. Citraan
Terdapat beberapa citraan dalam puisi di atas, yaitu : Citraan
penglihatan (visual). Setelah membaca kata tersebut, pembaca
seolah-olah melihat ada seseorang yang sedang terdiam.
Rangkaian kata itu mengajak kita melihat seberkas cahaya kecil
walaupun itu hanya sebuah perumpamaan semata.
95
Citraan pendengaran (audio), dari kata-kata itu, kita seolah-olah
diajak oleh pengarang mendengar pengucapan tokoh aku dalam
menyebut nama Tuhannya. Citraan perabaan, pengarang ingin
menyampaikan kesan panas yang dirasakan oleh tokoh aku melalui
kutipan kata tersebut, dan citraan perasaan yaitu dari kata itu
pengarang memberikan kesan yang menyedihkan yang dirasakan
oleh tokoh aku. Bahwa dia merasa benar-benar susah.
B. Struktur Batin
1. Tema
Puisi “Doa” karya Chairil Anwar di atas mengungkapkan tema
tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita rasakan dari beberapa bukti.
1) Diksi yang digunakan sangat kental dengan kata-kata bermakna
ketuhanan. Kata ‘Doa’ yang digunakan sebagai judul
menggambarkan sebuah permohonan atau komunikasi seorang
penyair dengan Sang Pencipta.Kata-kata lain yang mendukung
tema adalah: Tuhanku, nama- Mu, mengingat Kau, caya-Mu, di
pintu-Mu.
2) Isi puisi tersebut menggambarkan sebuah renungan dirinya yang
menyadari tidak bisa terlepas dari Tuhan. Dari cara penyair
memaparkan isi hatinya, puisi ‘Doa’ sangat tepat bila digolongkan
pada aliran ekspresionisme, yaitu sebuah aliran yang
menekankan segenap perasaan atau jiwanya. Puisi yang
bertemakan ketuhanan ini memang mengungkapkan dialog
96
dirinya dengan Tuhan. Kata ‘Tuhan’ yang disebutkan beberapa
kali memperkuat bukti tersebut, seolah-olah penyair sedang
berbicara dengan Tuhan.
3) Nada berarti sikap penyair terhadap pokok persoalan (feeling)
atau sikap penyair terhadap pembaca. Sedangkan suasana
berarti keadaan perasaan pembaca sebagai akibat pembacaan
puisi. Nada dengan tema Ketuhanan menggambarkan betapa
dekatnya hubungan penyair dengan Tuhannya. Berhubungan
dengan pembaca, maka puisi ‘Doa’ tersebut bernada sebuah
ajakan agar pembaca menyadari bahwa hidup ini tidak bisa
berpaling dari ketentuan Tuhan. Karena itu, dekatkanlah diri kita
dengan Tuhan. Perasaan-perasaan berhubungan dengan suasana
hati penyair. Dalam puisi ‘Doa’ gambaran perasaan penyair
adalah perasaan terharu dan rindu. Perasaan tersebut tergambar
dari diksi yang digunakan antara lain: termenung, menyebut
nama-Mu, aku hilang bentuk, remuk, aku tak bisa berpaling.
4) Amanat, sesuai dengan tema yang diangkatnya, puisi ‘Doa’ ini
berisi amanat kepada pembaca agar menghayati hidup dan selalu
merasa dekat dengan Tuhan. Agar bisa melakukan amanat
tersebut, pembaca bisa merenung (termenung) seperti yang
dicontohkan penyair. Penyair juga mengingatkan pada hakikatnya
hidup kita hanyalah sebuah ‘pengembaraan di negeri asing’
yang suatu saat akan kembali juga.
97
2.5.10 Pentingnya Pembelajaran Musikalisasi Di SMP
Pembelajaran sastra terutama pembelajaran apresiasi musikalisasi puisi di
sekolah khususnya di SMP sering mengalami beberapa kendala. Hambatan
atau kendala tersebut berasal dari siswa maupun guru. Sebagian besar
siswa mengalami kendala karena motivasi belajar mereka.
Rendahnya hasil belajar siswa dapat dipengaruhi oleh media dan teknik
pembelajaran yang kurang bervariasi, pengelolaan proses kegiatan
pembelajaran yang tidak membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga
siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran. Seorang guru harus bisa memilih,
menggunakan media dan teknik pembelajaran yang sesuai dengan isi
tujuan pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
optimal, selain itu guru harus bisa merancang suatu proses belajar
mengajar yang menyenangkan dan menambah semangat siswa.
Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa meningkatkan kemampuan dalam
memahami makna materi pelajaran yang baru diperoleh dengan mengaitkan
pengetahuan awal yang sudah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan
yang baru yaitu dengan menggunakan teknik media dengan berbagai media
ICT. Penggunaan teknik ini peneliti anggap paling tepat untuk
mengajarkan materi musikalisasi puisi di kelas sebab dengan media
dengan berbagai media ICT siswa di kelas dapat melihat contoh yang dapat
ditiru sehingga mereka mampu ketika ditugaskan oleh guru untuk
memusikalisasikan puisi.
98
Musikalisasi puisi dapat dipahami atau diartikan sebagai aktivitas yang
dilakukan seseorang atau kelompok dengan langkah untuk mengenal,
memahami, dan menghayati suatu karya sastra yang berakhir dengan
memberikan penghargaan atau penilaian yang positif terhadap karya sastra
berbentuk puisi. Kenikmatan puisi selalu berhubungan dengan keterampilan
membaca, dalam hal ini membaca pemahaman.
Mengingat bahasa puisi yang bersifat sugestif, asosiatif, dan imajitif inilah,
maka para ahli sastra mengatakan, bahwa hakikat puisi adalah citraan
(imaji); bagaimana puisi itu mengungkapkan banyak hal melalui bahasa
yang padat, lugas, dan bernas. Akibatnya, terbuka peluang yang begitu luas
kepada pembaca untuk menafsirkan sendiri puisi yang bersangkutan. dan
semakin banyak tafsiran, semakin tinggi nilai karya itu.
Dalam membuat musikalisasi puisi, perlu dilakukan aktivitas berupa: (1)
mendengarkan/menyimak; (2) membaca; (3) menonton/memperhatikan
contoh musikalisasi melalui contoh model (media dengan berbagai media
ICT); (4) melakukan proses parafrase ; memberi makna setiap kata di setiap
kalimat (bait); (6) memaknai kata-kata kunci; (7) mengetahui unsur-unsur
puisi (struktur fisik dan struktur batin); (8) memberi tanda jeda; dan
terakhir (9) merasakan seperti: mendeklamasikan.
Langkah-langkah mengapresiasi sebuah karya sastra yang diminati secara
umum meliputi hal-hal berikut:
99
a) menginterpretasi atau melakukan penafsiran terhadap karya
sastra berdasarkan sifat-sifat karya sastra tersebut;
b) menganalisis atau menguraikan unsur-unsur karya sastra
tersebut, baik unsur intrinsik maupun ekstrinsiknya;
c) menikmati atau merasakan karya sastra berdasarkan pemahaman
untuk mendapatkan penghayatan;
d) mengevaluasi atau menilai karya sastra dalam rangka mengukur
kualitas karya tersebut;
e) memberikan penghargaan kepada karya sastra berdasarkan
tingkat kualitasnya.
Selain itu juga, hal-hal yang harus diperhatikan untuk dapat mengapresiasi
puisi dan musikalisasi puisi yaitu aspek kognitif, aspek emotif dan
aspek evaluatif. Ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu dengan yang
lain. Aspek kognitif berkaitan dengan keterlibatan intelektual pembaca,
dalam upaya memahami unsur-unsur sastra yang bersifat objektif. Aspek
emotif berkaitan dengan keterlibatan unsur emosi pembaca, dalam upaya
memahami unsur-unsur keindahan dalam teks sastra yang dibacanya,
serta berperan memahami unsur- unsur yang bersifat subjektif. Aspek
evaluatif berkaitan dengan kegiatan memberikan penilaian terhadap indah-
tidak indah, baik-buruk, karya sastra yang dibaca.
Tidak semua orang menyukai puisi, tidak semua siswa dapat memahami
puisi dan musikalisasi secara langsung. Mereka biasanya langsung
menyatakan kurang menyukai puisi dan itu yang menyebabkan mereka
kurang bisa memahami puisi. Ketidakpahaman dan ketidaksukaan mereka
100
pada sebuah puisi berakibat langsung pada hasil belajar yang diperoleh.
Hal ini disebabkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa puisi
sulit dipahami, dan jika dibacakan oleh seseorang sering dengan nada yang
berlebihan. Pada dasarnya puisi tidak mudah dipahami sekali baca. Hal ini
karena puisi mengandung berbagai kata bermakna konotatif, intensitas
kata yang padat, serta adanya imajinasi penyair yang menyertai puisi.
Namun, jika pembaca telah berhasil menangkap makna puisi tersebut,
dan membuatnya dalam bentuk musikalisasi, maka akan terasa betapa
menariknya sebuah puisi dan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari
membaca puisi dan memusikalisasikan puisi. Puisi sering menggambarkan
kehidupan zaman, berisi berbagai petuah hidup, dan lain-lain yang
bermanfaat bagi kehidupan. Jika menemui hal seperti itu, maka perlu ada
kegiatan kreatif seperti musikalisasi puisi.
Musikalisasi puisi berkaitan dengan pemahaman siswa dalam memahami
puisi. Kegiatan kreatif seperti musikalisasi puisi dapat membantu siswa
dalam mengapresiasi puisi. Menggunakan teknik media dengan berbagai
media ICT dalam apresiasi musikalisasi puisi ternyata dapat membantu
siswa dalam meningkatkan hasil belajar dalam memahami puisi.
Faktor yang sangat berperan dalam memperindah penyampaian puisi
tersebut adalah unsur musik. Musikalisasi puisi memang merupakan
perpaduan antara seni musik dengan seni sastra, dalam hal ini puisi.
Kerja musikalisasi puisi berawal dari teks puisi, yang dicipta oleh seorang
penyair. Teks puisi tersebut berusaha dipahami hakikatnya, yang terdiri dari
101
tema, amanat, nada, dan perasaan penyair. Setelah itu barulah unsur musik
dimasukkan dan dipadukan dengan puisi, agar menimbulkan harmoni
yang selaras. Unsur musik harus dapat memunculkan jiwa puisi, bukan
justru mematikan puisi. Kerja musikalisasi seperti ini jangan dibalik, dengan
lebih dahulu menciptakan nada dan irama musik kemudian
menggabungkannya dengan puisi.
Musikalisasi merupakan kerja kolektif yang menghimpun banyak orang,
terdiri dari seorang atau beberapa penyanyi, penggubah, pemusik, dan lain-
lain. Apabila guru belum siap mengajarkan musikalisasi puisi, kini telah
tersedia kaset musikalisasi puisi di beberapa tempat, atau mencarinya di
internet dan menayangkan puisi yang akan dibuat musikalisasi. Selanjutnya
guru mengajak siswa mencermati puisi tersebut. Selanjutnya baru guru
tersebut menayangkan contoh musikalisasi dengan dibantu alat
pembelajaran berupa media audiovisual atau media dengan berbagai media
ICT langsung oleh guru.
Setelah guru menayangkan musikalisasi tersebut, biasanya siswa akan mulai
tertarik dengan puisi, walaupun ketertarikan tersebut karena unsur musik
yang ada di dalamnya. Siswa akan berpendapat bahwa ternyata puisi dapat
dinikmati dengan bentuk yang berbeda. Bentuk yang berbeda dari
penayangan tersebut dapat menimbulkan daya tarik tersendiri.
Selanjutnya guru mengajak siswa mencermati musikalisasi puisi tersebut
bait demi bait, sehingga siswa dapat memahami apa yang terkandung
dalam puisi tersebut. Siswa dapat menelaah puisi tersebut mulai dari rima,
102
irama, nada, dan lain-lain yang terdapat dalam puisi tersebut hingga
amanat yang diperoleh dari musikalisasi tersebut. Untuk meningkatkan
hasil belajar siswa, guru mengajak siswa secara berkelompok untuk
mencipta musikalisasi puisi. Penciptaan musikalisasi puisi harus berawal
dari puisi dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Tentukan puisi yang akan dimusikalisasi.
2. Bacalah puisi tersebut berulangkali, sebagai upaya memahami hakikat
dan makna puisi. Pembacaan pemahaman ini akan lebih baik jika
dibacakan dengan bersuara, dibandingkan dengan hanya dibaca
dalam hati, sebab dengan dibacakan bersuara, maka ekspresi dan
intonasi akan muncul menyertai.
3. Tafsirkan makna puisi secara utuh dahulu, jangan terpenggal-
penggal. Lakukan pendalaman pemahaman makna puisi per bait.
4. Jangan ragu untuk membacanya berulang kali agar puisi itu dapat
lebih dipahami maknanya.
5. Tentukan di mana puncak puisi, klimaks-klimaks kecil, klimaks puisi,
bagian yang hendak dibaca, serta bagian yang hendak dilagukan. Jika
ada yang perlu diperjelas atau ditekankan dapat dilakukan
pengulangan-pengulangan atau mengambil nada tinggi.
6. Mulailah menetapkan irama atau notasi pada puisi.
7. Lakukan pengisian vokal, bunyi, dan penyelarasan atau harmoni ke
semua bunyi tersebut.
Secara umum aspek yang dinilai pada musikalisasi puisi sebagai ekspresi
lisan mencakup: (1) pemahaman isi puisi; (2) penghayatan yang menilai
103
tentang penghayatan gerak dan ekspresi; (3) penampilan yang mencakup
penguasaan ruang serta kesesuaian kostum; (4) harmoni; yang mencakup
keselarasan musik dan bunyi. Setelah puisi dinyanyikan dan didengarkan
maka, dianalisis garis besar isi, nada, suasana, dan irama puisi.
Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses
pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan
penemuannya sendiri.
Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses
pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk
merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai
fasilitator, memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide-ide. Setiap individu mempunyai potensi yang harus
dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali
motivasi siswa untuk selalu kreatif dan berkembang. Pembelajaran
musikalisasi puisi dengan teknik media dengan berbagai media ICT lebih
menekankan pada keaktifan dan kegiatan kreatif siswa, sehingga akan
meningkatkan kemampuan dan pemahaman konsep siswa yang kuat, serta
siswa menjadi lebih kreatif. Selain itu, kegiatan belajar mengajar akan lebih
menarik.
Hal ini menguatkan bahwa penerapan teknik media dengan berbagai media
ICT merupakan teknik pembelajaran yang cocok digunakan dalam upaya
meningkatkan motivasi belajar siswa. Sehingga ada dugaan bahwa
pembelajaran bahasa Indonesia khususnya musikalisasi puisi dengan
104
teknik media dengan berbagai media ICT dapat meningkatkan motivasi
dan kemampuan belajar siswa. Penggunaan teknik pembelajaran ini
diharapkan akan lebih memotivasi siswa dalam belajar memahami/apresiasi
puisi dan musikalisasi puisi. Apabila aktivitas dan motivasi belajar siswa
tinggi maka dengan sendirinya hasil belajar akan meningkat dan siswa
mampu mengapresiasi puisi dan memusikalisasikan dengan baik.
Penelitian ini diharapkan relevan dengan penelitian Nitayadnya, I Wayan.
(2014) kemajuan teknologi informasi membawa cara baru formal dan
informal, dan juga membuat penelitian bahasa dan sastra lebih mudah untuk
dilakukan. Dari teknologi dan informasi yang dalam belajar perlu
diperkenalkan dan dikembangkan agar pembelajaran puisi menjadi mudah.
Demikian juga penelitian As-shodiqi, Nur Fajri (2018) diperoleh hasil
penelitian mengenai pengembangan media pembelajaran musikalisasi puisi
untuk kelas IX berbasis macromedia flash player dapat disarankan sebagai
berikut: 1) siswa, melalui media pembelajaran musikalisasi puisi berbasis
flash ini disarankan siswa menjadi lebih kreatif dan lebih semangat dalam
membuat musikalisasi puisi, 2) guru, melalui media pembelajaran
musikalisasi puisi berbasis flash guru disarankan untuk lebih mudah dalam
menyampaikan materi musikalisasi puisi dan dapat memberikan peluang bagi
siswa untuk lebih kreatif dalam membuat musikalisasi puisi.
Khairunisa, Ratna (2017) dengan menggunakan media berdasarkan teknologi
informasi dan komunikasi ( ICT ) guru sebagai pembina memainkan peranan
yang penting bisa memilih figur media kegiatan belajar dan mengajar sesuai
105
dengan kegiatan belajar dan mengajar kemampuan menulis dan
memusikalisasi puisi.
Demikian hasil riset Xerri, Daniel (2012) melihat bagaimana dengan
menekan siswa bahwa dengan teknologi Informasi visual dan digital
keterampilan keaksaraan mereka dapat diaktifkan untuk menciptakan video
puisi.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau clasroom action reseach yang bertujuan untuk melakukan perbaikan
yang berdampak pada peningkatan hasil belajar. Muslich, (2008: 7) penelitian
tindakan kelas yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Penelitian
ini sebenarnya di awali dengan action research yang digunakan untuk menemukan
permasalahan yang dihadapi seseorang dalam tugasnya sehari-hari ditempat
tugasnya.
Arikunto (2006: 89) Penelitian Tindakan Kelas dapat dipahami pengertiannya
sebagai berikut, penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek,
menggunakan aturan metodelogi tertentu untuk memperoleh data/ informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak tindakan yang sengaja dilakukan
dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk siklus kegiatan.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan bentuk penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggert
yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu ke siklus yang berikutnya. Setiap
siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan)
107
dan reflection (refleksi). Sebelum masuk pada siklus I dilakukan tindakan
pendahuluan yang berupa identifikasi permasalahan. Siklus penelitian
dimodifikasi dari pendapat Kemmis dan Taggart dalam Hopkins (1993:48)
ditunjukkan seperti pada gambar berikut.
Gambar 1. Siklus Tindakan
Temuan orientasi dan kajianteori
Rencana Tindakan I
PelaksanaanTindakan I dan
Observasi
Tes I
Refeksi I
Rencana Tindakan II
PelaksanaanTindakan II dan
Observasi
Tes II
Refeksi II
dan seterusnya
108
Adapun tindakan yang diteliti adalah (1) Kemampuan bermusikalisasi puisi;
(2) Pengunaan pembelajaran berbasis ICT untuk meningkatkan kemampuan
bermusikalisasi puisi siswa kelas IX A SMP Negeri 1 Sumberjaya tahun pelajaran
2017/2018.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester Genap tahun pelajaran
2017/2018. Penelitian dilaksanakan selama enam bulan, yaitu pada bulan Januari
sampai Juni Tahun 2018. Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IX A SMP
Negeri 1 Sumberjaya.
3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IX A semester Genap SMP
Negeri 1 Sumberjaya Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan jumlah siswa sebanyak
35 orang dengan 11 siswa Laki-Laki dan 24 siswa Perempuan yang terbagi dalam
5 kelompok.
3.4 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, dimana pelaksanaan tiap siklus
dilakukan selama dua kali pertemuan 2 x 45 menit dan 1 kali untuk melaksanakan
tes. Prosedur pelaksanaan pada penelitian ini adalah Perencanaan, Pelaksanaan,
Observasi, dan Refleksi.
Sebelum melakukan penelitian peneliti melakukan proses perijinan untuk
melakukan melakukan penelitian baik kepada kepala sekolah maupun pihak
109
Dekan FKIP Unila untuk proses administrasi. Peneliti kemudian menyusun
proposal dan melakukan koordinasi dengan guru observer untuk diminta
kesediannya menjadi guru mitra (kolaborator) dalam penelitian ini dan membantu
merencanakan dan mempersiapkan proses penelitian.
Survey awal dilakukan pada peserta didik kelas IX dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi dan kemampuan awal peserta didik dalam menulis. Proses ini
juga dilakukan wawancara guna mencari persoalan yang paling dominan dikelas
tersebut. Kegiatan ini dilakukan dengan melakukan Pre-tes sebagai langkah awal
melihat pengetahuan awal siswa dan sebagai bahan untuk merencanakan
pembelajaran yang akan dilakukan. Tahap-tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan
tiap siklus dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Skenario Pembelajaran Siklus I
Peneliti bersama kolaborator mendesain pembelajaran musikalisasi puisi melalui
pembelajaran berbasis ICT. Guru melakukan diskusi dengan kolaborator untuk
membahas kendala dalam musikalisasi puisi dengan harapan dapat di capai
melalui pembelajaran berbasis ICT, selain mendiskusikan hambatan guru dan
siswa maka pada tahap ini membahas pelaksanaan penelitian pada siklus
pertama yang dilakukan selama satu pekan sebanyak dua kali pertemuan atau
delapan jam pelajaran dengan alokasi waktu 4 x 45 menit. Setelah itu,
pembelajaran ini menggunakan langkah- langkah melalui pembelajaran berbasis
ICT. Siklus pertama ini melalui empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2)
pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan (4) refleksi.
110
1. Perencanaan (Planning)
Perencanaan ini dilakukan untuk menentukan langkah-langkah yang akan
dilakukan. Perencanaan ini terkait mulai dari mempersiapkan materi ajar,
metode pembelajaran, media pembelajaran, bahan ajar, dan evaluasi serta hasil
pembelajaran. Dalam hal ini yang dimaksud perencanaan yaitu sama seperti
perencanaan operasional dalam pembelajaran, yaitu dengan membuat RPP.
Bentuk RPP sesuai dengan Permendikbud RI Nomor 103 Tahun 2014 Tentang
Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Pertama.
Kegiatan perencanaan siklus I sebagai berikut.
1) Bersama kolaborator berdiskusi mengkaji dan menelaah materi pelajaran
bahasa Indonesia kelas IX A semester II yang akan dilakukan tindakan
dengan melihat Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), serta
indikator. Berdiskusi dengan kolaborator tentang pembelajaran musikalisasi
puisi melalui foto dan rekaman video.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sesuai materi
pelajaran. RPP ini digunakan sebagai pedoman bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.
3) Mempersiapkan sumber, media pembelajaran, silabus dan buku pendukung.
4) Menyiapkan berbagai bahan dan media bantu pembelajaran berupa LCD
Projektor, Flasdis (VCD) berisi rekaman model musikalisasi dan contoh
musikalisasi yang lain, kemudian menyiapkan indikator yang akan diteliti
beserta tolak ukur keberhasilan penelitian. Selanjutnya berkomunikasi
dengan teman sejawat/ guru yang akan dijadikan kolaborasi, mengenai
teknik pembelajaran yang mendukung pelajaran bahasa Indonesia.
111
5) Mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti RPP yang akan diajarkan.
6) Membuat pedoman observasi sebagai pedoman pengamatan baik untuk
guru dan aktifitas siswa dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Menyusun
dan menyiapkan instrumen penelitian dan alat pengumpul data sebagai
pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran dan lembar observasi
perilaku siswa dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
7) Menyusun alat evaluasi (unjuk kerja).
8) Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa, kemudian
dikonsultasikan dengan kolaborator.
9) Menetapkan indikator ketercapaian tujuan.
2. Pelaksanaan (Acting)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan dari semua
rancangan yang telah dibuat. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan di dalam
kelas yang merupakan realisasi dari rencana, strategi, maupun skenario
pelaksanaan pembelajaran yang sudah dipersiapkan. Setelah dilakukan
perencanaan secara memadai, selanjutnya dilaksanakan tindakan dengan
penerapan pembelajaran berbasis ICT pada materi musikalisasi puisi. Pada
tahap tindakan ini guru melaksanakan rencana pembelajaran yang telah disusun
dan direncanakan oleh peneliti, yaitu pembelajaran musikalisasi puisi berbasis
ICT dengan langkah-langkah sesuai teori yang digunakan setelah dimodifikasi
dengan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Pelaksanaan ini dilakukan selama dua kali pertemuan. Tindakan yang dilakukan
sifatnya fleksibel dan terbuka terhadap perubahan-perubahan sesuai dengan
112
kondisi sebenarnya. Adapun langkah–langkah pelaksanaan adalah sebagai berikut.
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru mengkondisikan siswa;
c. Guru memberikan apersepsi dengan memberi pertanyaan seputar unsur-
unsur-unsur puisi, kemudian guru menginformasikan kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan sesuai dengan informasi sebelumnya;
d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai;
e. Guru menjelaskan materi sesuai dengan indikator;
f. Guru membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdi atas 7 siswa;
g. Guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa;
h. Setiap kelompok siswa menyiapkan peralatan ICT berbasis CBT (computer
based training), jaringan wi-fi, computer/ laptop yang memiliki cdrom, tafe
recorder, speaker, microfon, flashdisk, kartu memori, kamera / handphone
dan sebagainya.
i. Guru memberikan contoh melalui youtube tentang musiklaisasi puisi.
j. Setelah siswa selesai mengamati pemutaran vcd dan rekaman, dan
mendapatkan tambahan pengetahuan tentang musikalisasi puisi, siswa
diberi kesempatan mengajukan pertanyaan dan mengajukan pendapat
berkaitan dengan unsur-unsur puisi dan interpretasinya;
k. Guru membagikan teks puisi dan mempersilahkan kelompok siswa untuk
memilih secara kelompok dan mencari di internet atau youtube contoh video
atau rekaman musikalisasi puisi atau siswa boleh mencari puisi yang lain dan
siswa memilih puisi yang untuk dimusikalisasikan secara kelompok;
l. Siswa mengikuti latihan dasar (ringan) seperti olah vokal, dan olah nafas,
113
serta latihan konsentrasi. Dengan demikian siswa tampak lebih semangat
dan antusias dalam belajar (tahap retensi dari pembelajaran berbasis ICT);
m. Setelah latihan, siswa kembali latihan musikalisasi puisi di tempat
masing-masing dengan meniru cara yang ada dalam youtube dalam
melagukan puisi;
n. Guru menyuruh siswa untuk memutar contoh video atau rekaman
musikalisasi puisi yang dipilih secara kelompok untuk ditampilkan didepan
kelas, sementara guru dan pengamat mengamati perilaku setiap siswa
dengan lembar pengamatan yang sudah disiapkan sebelumnya; guru
kemudian dianalisis berdasarkan unsur intrinsik puisi secara satu persatu;
o. Secara kelompok seluruh siswa maju membaca puisi dan menyanyikan yang
menjadi tugas kelompoknya dan salah satu rekannya merekam sampai
semua kelompok maju.
p. Siswa dievaluasi satu persatu untuk membaca puisi di depan teman-
teman sekaligus penilaian (tahap reproduksi pembelajaran berbasis ICT);
q. Guru memberikan reward/hadiah kepada siswa yang berprestasi.
r. Guru dan siswa memberikan penghargaan atas hasil unjuk kerja siswa
secara kelompok. (tahap motivasi dari pembelajaran berbasis ICT);
s. Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya kembali;
t. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai isi puisi
yang telah dibaca dan dimusikalisasikan;
u. Guru memberikan penilaian pada akhir pembelajaran.
v. Kegiatan akhir, guru memberi saran dan tindak lanjut untuk pembelajaran
berikutnya.
114
Rangkuman kegiatan pelaksanaan pembelajaran oleh guru dan siswa dapat dilihat
seperti pada tabel berikut.
Tabel 1. Tahapan Kegiatan Pembelajaran oleh Guru
TahapanKegiatan
Tahapan Kegiatan
Kegiatan Awal(Tahappersiapan)
Membukapelajaran
1) Guru mengucapkan salam.2) Guru mengkondisikan siswa;3) Guru memberikan apersepsi dengan memberi
pertanyaan seputar unsur- unsur-unsur puisi, kemudianguru menginformasikan kegiatan pembelajaran yangakan dilakukan pada hari itu sesuai dengan informasiyang sudah disampaikan sebelumnya;
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.5) Guru dan siswa bertanya jawab tentang hal-hal yang
berkaitan dengan musikalisasi puisi.6) Guru membagi siswa di dalam 5 kelompok, yang
terdiri 7 orang (sesuai aturan jumlah peserta dalammusikalisasi puisi.
7) Menyiapkan perangkat pengajaran berupa komputer,pengeras suara, atau menyiapkan alat peraga audiovisual. Pada tahap ini guru memilih jenis puisi yangakan dijadikan materi apresiasi. Guru mencari jenistersebut dari media musikalisasi puisi (peralatan ICTberbasis CBT (Computer Based Training), jaringan Wi-fi, Computer/ Laptop yang memiliki CDROM, taferecorder, speaker, microfon, flashdisk, kartu memori,kamera / handphone), yang tersedia. Terkait dengan katakunci konsep-konsep pada materi yang akan diajarkan.
TahappendahuluanPenyampaianMateri danStrategipembelajaran
1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensidasar yang perlu dicapai.
2) Guru menyampaikan cakupan materi dan penjelasanuraian kegiatan sesuai silabus.
3) Guru memaparkan materi musikalisasi puisi dengankonsep-konsep kunci dari materi yang akan diajarkan.
4) Guru memberi teks puisi yang akan diapresiasi dandimusikalisasikan.
Kegiatan inti(Tahappelaksanaan)
1) Guru menyajikan musikalisasi puisi dari media ICT yangtelah dipersiapkan. ICT pada siklus I dan wi-fi daninternet pada siklus II
2) Penyajian diulang hingga dua kali.3) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kesan- kesan
siswa setelah menyimak musikalisasi puisi yang
115
PenggunaanMediaPembelajaranDanPemanfaatanSumber Belajar
diperdengarkan atau ditunjukkan, perasaan, imajinasi,dan keterlibatan jiwa siswa terhadap puisi itu.
4) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang pokokpembicaraan yang disampaikan dalam puisi yang telahdisimak, perasaan penyair, dan maksud penyair denganpuisi itu. Jawaban siswa pada langkah 3 di atas tentulahbermacam-macam. Oleh karena itu, untuk menegaskan,guru mengajak siswa mengkaji puisi itu denganmemperhatikan unsur-unsur puisi, seperti diksi, majas,pencitraan, bunyi, tipografi, daln lain- lain, hinggadiperoleh penafsiran tentang makna puisi itu.
5) Guru bertanya jawab dengan siswa tentang kaitan(relevansi) puisi tersebut dengan pengalaman dankehidupan siswa, dan kebermaknaan puisi itu bagi siswa(misalnya dengan bertanya tentang apakah siswamemperoleh pengetahuan dan pengalaman baru daripuisi itu, dan sebagainya).
6) Guru meminta siswa untuk membuat musikalisasi sepertiyang telah dicontohkan guru, yang berkaitan denganmateri apresiasi musikalisasi puisi.
7) Guru membimbing dan membantu siswa yangmengalami kesulitan dengan cara menggali informasiyang dimiliki siswa untuk diasosiasikan dengan materiyang sedang dipelajari.
PenilaianPrestasi Belajar
1) Guru meminta siswa untuk mempresentasikan hasilkaryanya melalui musikalisasi tentang materimusikalisasi puisi.
2) Guru memberi beberapa pertanyaan.3) Guru memberi penghargaan atas hasil yang telah dicapai
siswa.
Kegiatan Akhir(Tahappengukuhan)
MengakhiriPelajaran
Tahap ini dilakukan untuk memperkuat daya apresiasi siswaterhadap musikalisasi puisi itu, Pengukuhan dapat dilakukansecara tertulis/lisan.1) Guru meminta siswa membuat parafase puisi tersebut,
secara tertulis.2) Guru meminta salah satu siswa untuk membacakan
atau menyanyikan puisi itu di depan kelas.3) Guru dan siswa,bersama-sama membahas hasil
pembelajaran.4) Guru membimbing siswa dalam menyimpulkan hasil
pembelajaran.5) Guru memberikan pemantapan kepada siswa.6) Guru memberikan tindak lanjut kepada siswa.7) Guru memberikan tes.
116
Sedangkan untuk pelaksaan pembelajaran pada siswa dapat dilihat seperti pada
tabel berikut.
Tabel 2. Tahapan Kegiatan Pembelajaran Siswa
Tahapan Tahapan Kegiatan
Kegiatan Awal
MembukaPelajaran
1) Siswa siap menerima pelajaran.2) Siswa dapat menjawab pertanyaan apersepsi.3) Siswa memahami tujuan pembelajaran.4) Siswa mengamati, suara/lagu, gambar/menyimak
video.5) Siswa mengamati contoh musikalisasi puisi.6) Siswa mempunyai motivasi untuk mengikuti
pembelajaran.
Kegiatan intiPenyampaianMateri danStrategiPembelajaran
1) Siswa memperhatikan penjelasan guru.2) Siswa aktif bertanya tentang penggunakan alat
peraga berupa video musikalisasi puisi danmenerapkan ICT pada siklus I menggunakan vidoedan foto dan wi-fi dan internet pada siklus II
3) Siswa mengerti instruksi tentang langkah-langkahpembelajaran musikalisasi puisi denganmenggunakan ICT.
PenilaianPrestasibelajar
1) Siswa mempresentasikan musikalisasi puisi hasilkreatif kelompoknya di depan kelas.
2) Mengerjakan tes.3) Menerima penghargaan dari hasil yang telah dicapai.4) Siswa memberikan tepuk tangan pada kelompok lain
yang telah memusikalisasikan puisinya.5) Perubahan prestasi belajar per siklus dengan acuan
pada KKM.KegiatanAkhirMengakhiriPelajaran
1) Membahas bersama guru hasil pembelajaran.2) Siswa merefleksi proses dan hasil pembelajaran
yang telah dilalui.3) Membuat kesimpulan4) Mengerjakan tugas lanjutan yang diberikan guru.5) Mengerjakan tes.
3. Pengamatan (Observing)
Pada tahap observasi, peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan yang sedang dan telah dilakukan. Observasi dapat dilakukan oleh
117
peneliti itu sendiri dan guru mitra yang sebelumnya sudah diberi arahan
mengenai penelitian yang akan dilakukan. Hal yang diamati yaitu keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam kemampuan musikalisasi
puisi melalui pembelajaran berbasis ICT. Tujuan dari adanya observasi ini
adalah untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan perencanaan
yang sudah disusun, dan juga untuk mengetahui keefektifan pelaksanaan
tindakan demi menghasilkan perubahan yang diinginkan. Observasi atau
pengamatan dalam penelitian ini dilakukan selama proses pembelajaran di kelas
berlangsung. Observasi dilaksanakan untuk mengamati setiap proses dan
perkembangan yang terjadi pada peserta didik. Observasi dilakukan oleh
peneliti dan observer atau teman sejawat sesuai dengan pedoman observasi yang
telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan antara lain sebagai berikut.
a. Melakukan observasi keterampilan guru dalam pembelajaran musikalisasi
puisi melalui pembelajaran berbasis ICT. Pengamatan yang dilakukan meliputi
aktivitas guru, dan aktivitas media pembelajaran yang digunakan.
b. Melakukan observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran musikalisasi
puisi melalui pembelajaran berbasis ICT , melalui foto dan video.
c. Pengamatan penilaian pembelajaran meliputi pengamatan kognitif, afektif dan
psikomotor. Mengamati siswa dalam menganalis, memahami isi puisi,
membaca puisi secara individu dan berlatih melagukannya secara
kelompok di depan kelas, dilakukan oleh guru dan kolaborator.
4. Refleksi (Reflecting)
Tahap refleksi merupakan tahap memproses data yang diperoleh dari pengamatan
118
untuk mengetahui bagian manakah yang sudah mencapai tujuan penelitian dan
bagian yang perlu diperbaiki. Setelah mengkaji proses pembelajaran yang
dilakukan tentang keterampilan guru, aktivitas siswa, dan kemampuan
musikalisasi puisi yang diperoleh siswa dalam pembelajaran, maka peneliti dan
kolaborator dapat melihat indikator yang telah direncanakan sebelumnya
sudah efektif atau belum dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan pada siklus
pertama dengan melihat kelebihan dan kekurangan dengan membuat daftar
permasalahannya.
Peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa dalam merefleksikan
musikalisasi puisi. Pada tahap ini peneliti mengumpulkan dan menganalisis data
yang diperoleh selama observasi, yaitu data yang diperoleh dari lembar
observasi, kemudian peneliti mendiskusikan dengan guru/kolaborator dari hasil
pengamatan yang dilakukan, baik kekurangan maupun ketercapaian
pembelajaran dari siklus I sebagai pertimbangan perencanaan pembelajaran
siklus selanjutnya. Beberapa refleksi yang dilakukan pada siklus pertama antara
lain sebagai berikut.
a. Refleksi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran siklus I.
b. Refleksi pelaksanaan pembelajaran meliputi aktivitas guru, aktivitas siswa, dan
aktivitas media pembelajaran yang digunakan.
c. Refleksi penilaian meliputi pengamatan kognitif, afektif dan psikomotor.
b. Skenario Pembelajaran Siklus II
Pelaksanaan Siklus II berdasarkan hasil refleksi atau perbaikan pada siklus I
dengan melalui tahapan-tahapan sebagaimana pada siklus I yaitu Perencanaan,
119
Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi dengan melihat aspek-aspek yang sudah
muncul pada siklus I dan melakukan perbaikan berdasarkan kelemahan-
kelemahan atau faktor-faktor yang belum muncul di siklus I. Siklus II merupakan
tindak lanjut yang direncanakan untuk memperbaiki proses dan hasil
pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Hasil refleksi siklus pertama
apakah kemampuan membaca puisi apakah masih perlu diperbaiki sehingga
perlu diadakan tindakan pada siklus kedua sebagai kelanjutan untuk
perbaikan. Hal-hal yang menyebabkan proses pembelajaran kurang maksimal
diperbaiki, sedangkan hal-hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran
diupayakan untuk tetap dipertahankan.
1. Perencanaan Siklus II
Perencanaan pembelajaran membaca puisi melalui pembelajaran berbasis ICT
pada siklus II dilaksanakan dengan memperhatikan hasil refleksi dari observer
dan siswa. Peneliti kembali merancang desain pembelajaran dengan tetap
memperhatikan hasil refleksi dari siklus I.
a. Menyusun rencana perbaikan dengan materi musikalisasi puisi;
b. Menyiapkan lembar evaluasi;
c. Menyiapkan lembat observasi dan instrumen penilaian yang akan digunakan
pada siklus II.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
a. Guru mengawali dan menyampaikan salam dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai.
b. Guru mengulang kembali materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya
120
dan mengaitkan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
c. Guru menjelaskan materi pembelajaran tentang musikalisasi puisi.
d. Guru membentuk 5 kelompok, setiap kelompok terdiri 7 siswa.
e. Guru menjelaskan mengenai langkah kegiatan yang akan dilakukan siswa.
f. Guru memberikan motivasi kepada siswa pada tiap pertemuan agar siswa
dapat lebih percaya diri dalam memusikalisasikan puisi.
g. Setiap kelompok siswa menyiapkan peralatan berbasis jaringan Wi-fi,
Laptop, atau handphone, tafe recorder, speaker, microfon, flashdisk, kartu
memori, kamera/ handphone.
h. Memutar video hasil musikalisasi puisi yang baik secara berulang-ulang yang
menjadi pilihan kelompok (tahap atensi dari pembelajaran berbasis ICT) dan
menjadikan guru sebagai modelnya.
i. Mengajarkan cara menandai (metrum) pada teks puisi agar siswa dapat
mengetahui jeda dan intonasi dalam melafalkan musikalisasi puisi.
j. Memantapkan latihan olah nafas dan vokal pada siswa agar lebih baik
dalam mengelola vokal dan nafasnya saat memusikalisasikan puisi (tahap
retensi dari pembelajaran berbasis ICT).
k. Menyuruh siswa dalam kelompok secara bergantian menampilkan
musikalisasi puisi (tahap reproduksi pembelajaran berbasis ICT).
l. Siswa menyampaikan hasil pengamatannya sebagai bentuk apresiasi
kepada temannya dengan memperhatikan penampilan musikalisasi puisi
(tahap motivasi dari pembelajaran berbasis ICT).
m. Guru memberikan pemantapan dengan menjelaskan isi dari puisi yang sudah
dimusikalisasikan.
121
n. Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya.
o. Siswa yang belum jelas diberikan kesempatan untuk bertanya.
p. Siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai isi puisi yang
telah dimusikalisasikan.
q. Tindak lanjut oleh guru.
3. Observasi Siklus II
a. Melakukan observasi keterampilan guru dalam pembelajaran musikalisasi
puisi.
b. Melakukan observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran musikalisasi
puisi.
4. Refleksi Siklus II
Refleksi dalam penelitian ini didasarkan pada hasil observasi dan evaluasi
selama kegiatan pembelajaran berlangsung yang melibatkan siswa, guru,
kolaborator (rekan guru). mengevaluasi hasil pembelajaran pada siklus kedua.
a. Mengevaluasi hasil pembelajaran pada siklus kedua.
b. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siklus kedua dan mendiskusikan
bersama kolaborator.
c. Menganalisis siklus kedua dan menindaklanjuti sebagai perbaikan.
3.5 Data Penelitian
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah siswa, guru, hasil observasi selama
pelaksanaan tindakan di kelas, catatan lapangan, hasil angket motivasi belajar
122
siswa, hasil wawancara dengan siswa, hasil tes penampilan, hasil unjuk kerja.
Adapun pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1) Pendekatan Penelitian Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari observasi
melalui lembar pengamatan keterampilan guru dan aktivitas siswa dalam
kegiatan pembelajaran musikalisasi puisi melalui pembelajaran berbasis ICT.
2) Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dalam penelitian ini dari analisis hasil
observasi dengan instrumen berupa daftar nilai hasil belajar, lembar
pengamatan keterampilan guru, pengamatan aktivitas siswa dengan
menerapkan pembelajaran ICT dalam pembelajaran musikalisasi puisi.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah sebagai berikut. Data yang
dikumpulkan meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif berkaitan
dengan proses pembelajaran, sementara data kuantitatif berkaitan dengan hasil
latihan siswa. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data berupa
lembar penilaian formatif, kerja kelompok, dan lembar observasi. Data kuantitatif
akan diolah melalui analisis deskriptif, sedangkan data kualitatif akan diolah
dalam bentuk paparan narasi yang menggambarkan kualitas pembelajaran yang
dilakukan dengan observasi (pengamatan lapangan, catatan lapangan), angket,
dokumentasi, tes penampilan (unjuk kerja) dan rekaman.
123
1. Teknik Tes
Menurut Poerwanti (2008:1.5) mengemukakan bahwa tes adalah seperangkat
tugas yang harus dikerjakan oleh siswa untuk mengukur tingkat pemahaman dan
penguasaan terhadap cakupan materi yang dipersyaratkan dan sesuai dengan
tujuan pengajaran. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada siklus pertama dan
kedua untuk aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
2. Teknik Non Tes
a. Teknik Observasi
Observasi/pengamatan merupakan kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu
objek dengan menggunakan seluruh indera. Teknik ini dilakukan untuk melihat
semua aktivitas guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pedoman observasi
berisi butir-butir kegiatan yang diamati terhadap aktivitas yang diteliti melalui
pembelajaran berbasis ICT selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik
terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2007: 158).
Observasi dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran berlangsung.
Obervasi yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain konsistensi RPP dengan
pelaksanaan pembelajaran, misalnya cara guru mengajarkan materi, cara guru
menggunakan media pembelajaran, cara guru menjelaskan tujuan
pembelajaran dan bagaimana menggunakan media musikalisasi, serta cara guru
memberikan penilaian.
124
Disamping itu, observasi juga dilakukan pada siswa antara lain: keaktifan siswa
dalam menggunakan teknik pembelajaran musikalisasi, perubahan prestasi
belajar dari siklus I ke siklus II, termasuk hal-hal yang mendorong selain
pembelajaran berbasis ICT dalam pembelajaran musikalisasi, yang ikut
mempengaruhi siswa pada perubahan prestasi belajarnya tiap siklus. Pada teknik
observasi peneliti melakukan pengamatan lapangan dan catatan lapangan.
b. Pengamatan lapangan.
Pengamatan lapangan yakni mengamati lokasi tempat pengambilan data untuk
melihat situasi dan kondisi sekolah, kemudian melalukan interview kepada
siswa dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, mengamati silabus dan RPP
yang akan digunakan untuk memahami dan membelajarkan materi puisi
khususnya musikalisasi.
c. Catatan lapangan
Catatan lapangan yakni mencatat waktu dan tempat pelaksanaan, mencatat
aktivitas guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang
meliputi instrument pengumpulan data perencanaan pembelajaran (RPP yang
digunakan guru), instrument pelaksanaan pembelajaran (tahap awal, inti, dan
penutup), dan instrumen aktivitas siswa (pada saat proses belajar mengajar).
d. Angket
Menurut Poerwanti dkk (2008: 3.26) mengemukakan bahwa angket/kuesioner
merupakan alat pengumpul data yang digunakan untuk mengumpulkan
125
informasi yang tidak mudah diakses dengan cara lain dan hasilnya berupa data
deskriptif. Penelitian ini menggunakan angket untuk: 1) mengumpulkan informasi
tentang respon siswa terhadap pembelajaran musikalisasi puisi dengan
pembelajaran berbasis ICT; 2) mengukur motivasi belajar siswa dalam
menggunakan pembelajaran berbasis ICT pada pelajaran musikalisasi puisi,
disusun sejumlah pernyataan yang berbentuk pernyataan positif atau
pernyataan dan pernyataan negatif menggunakan pembelajaran berbasis ICT.
e. Dokumentasi
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar nilai siswa.
Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan menyimpan data
dari berbagai sumber yang berkaitan dengan penelitian seperti foto
pembelajaran, catatan lapangan, RPP, Silabus. dan hasil pembelajaran
musikalisasi puisi dengan menggunakan pembelajaran berbasis ICT yang
dilakukan oleh guru.
f. Rekaman
Rekaman adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengabadikan hal-hal
yang diperlukan untuk dijadikan data penelitian. Pada penelitian pembelajaran
mengapresiasi puisi, rekaman dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran yang
meliputi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Adapun rekaman dilakukan dengan
mengabadikan pelaksanaan pembelajaran menjadi sebuah foto dan merekam
jalannya proses pelaksanaan pembelajaran menjadi sebuah video.
126
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah
(Suharsimi Arikunto, 2006:160). Instrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
a. Format Analisis Penilaian Kinerja Guru (APKG) I dan APKG II
APKG I dilakukan untuk menilai perencanaan pembelajaran yang dilakukan
oleh guru (RPP) dan APKG II dilaksanakan untuk menilai aktivitas guru
dalam pelaksanaan kegiatan guru.
b. Lembar Pengamatan Aktivitas Belajar Siswa
Lembar aktivitas siswa belajar siswa digunakan untuk menilai aktivitas siswa
untuk ketika pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan ini terdiri dari
atas 7 aspek penilaian.
c. Perangkat Tes
Perngkat tes yang digunakan untuk mendapatkan data tentang efektifitas dan
efisiensi pembelajaran serta hasil belajar yang dicapai siswa setiap akhir
siklus. Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut. Rubrik
penilaian meliputi 1) kemampuan kognitif atau pengetahuan untuk melihat
kemampuan musikalisasi puisi, 2) penilaian sikap, dan 3) penilaian
psikomotorik .
Perangkat tes berdasarkan kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam
penilaian musikalisasi puisi terdiri dari dua jenis, yaitu penilaian terhadap
127
kemampuan memahami unsur-unsur intrinsik sebuah puisi dan penampilan
musikalisasi puisi. Namun pada penelitian ini peneliti lebih fokus pada
penilaian penampilan musikalisasi puisi.
1. Penilaian memahami unsur-unsur instrinsik puisi.
Untuk mengukur kemampuan siswa dalam musikalisasi puisi berdasarkan
unsur-unsur instrinsik yang terdapat dalam puisi,maka kriteria-kriteria yang
harus dicapai oleh siswa meliputi pemahaman tema, perasaan, nada, suasana,
dan amanat.
a. Tema adalah pokok persoalan yang disampaikan penyair di dalam puisi.
b. Perasaan adalah perasaan penyair terhadap pokok persoalan yang
diekspresikan dalam puisi.
c. Nada adalah sikap penyair terhadap pembaca yang kadang menggurui,
menasehati, mengejek, menyindir atau sekadar bercerita.
d. Suasana adalah keadaan jiwa pembaca setelah membaca puisi, atau akibat
psikologis yang ditimbulkan puis terhadap pembaca. Nada dan suasana
puisi saling berhubungan karena nada puisi menimbulkan suasana
pembaca.
e. Amanat yang hendak disampaikan penyair dalam puisi, dapat ditemukan
setelah mengetahui tema, perasaan, nada, dan suasana puisi yang kita baca.
2. Penilaian penampilan musikalisasi puisi
Kriteria penilaian penampilan musikalisasi puisi meliputi interpretasi, vokal,
komposisi musikal, keselarasan dan penampilan Soal-soal dalam tes
128
penampilan musikalisasi puisi. Penilaian penampilan pementasan
musikalisasi siswa dan di buat pedoman penskorannya.
Tabel 3. Sebaran Kompetensi Dasar
KD – KI 3 KD-KI 4 MATERIPELAJARAN
6.
Mengungkapkan
kembali cerpen
dan puisi dalam
bentuk yang lain
6.2 Menyanyikan puisi
yang sudah
dimusikalisasi dengan
berpedoman pada
kesesuaian isi puisi
dan suasana/irama
yang dibangun.
Memahami Puisi
Menyimpulkan
Puisi
Menelaah
Struktur dan
Kebahasaan
Puisi
Menyajikan Puisi
secara Lisan dan
Tertulis
Berdasarkan Silabus Bahasa Indonesia (terlampir), dan Sebaran
Kompetensi Dasar (KD) pada serial Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013 Tahun Pelajaran 2017/2018 (terlampir), pada materi
apresiasi musikalisasi puisi berikut.
6. Mengungkapkan kembali cerpen dan puisi dalam bentuk yang lain.
6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dengan berpedoman
pada kesesuaian isi puisi dan suasana/irama yang dibangun. Penjabaran
lembar soal tes pada KI –KD 4 (ranah psikomotor) dapat dilihat pada
kisi-kisi soal esai sebagai berikut.
129
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Esai dan Penampilan Siswa
KI-KD 3 KI-KD 4 Indikator SoalButir Soal
No.Soal
JumlahSoal
6.Mengungkapkankembali cerpendan puisi dalambentuk yang lain
6.2 Menyanyikanpuisi yangsudahdimusikalisasidenganberpedomanpadakesesuaian isipuisi dansuasana/iramayangdibangun.
Mampumenentukan topikdan merumuskantema (berdasarkanpengamatanataupenelitian).
Mampu menjelaskansuasana yangmelatarbelakangi puisi.
Mampu memaknaiisi puisi.
Mampu menemukanunsur-unsur pembangunpuisi (struktuk fisikdan batin).
Mampu mencarinada dan iramayang cocok denganpuisi.
(Mampumengekspresikanpuisi sesuai dengansuasana dalambentuk nyanyian /lagu,Mampu menampilkankreativitasnyadalam emusikalisasikanpuisi di depan kelas,Mampu menuliskanhasil kerja kelompoktentang struktur fisikdan struktrurbatin puisi)
1,
2
3,
4
5
1
1
1
1
1
130
Perangkat tes dapat diuraikan dalam indikator kemampuan musikalisasi
kemampuan puisi dapat dilihat seperti pada tabel berikut.
Tabel 5. Indikator Penilaian Kemampuan Bermusikalisasi Puisi
Indikator Sub Indikator Deskriptor Penilaian SkorSkorMaksimal
Penafsiran/Interpretasi/Penghayatan
Mampu memahamiisi, makna, maksud,pesan atau amanatdalam puisi dandituangkan dalamarasemen lagu danmusik
Sangat baik dalam menghayati danmemahami isi puisi yang di musikalisasisehingga tercermin dalam alunan nada yangtepat dan ekspresi yang baik
25
25
Menghayati dan memahami isi puisi yang dimusikalisasi dan mengekspresikannyadengan baik
20
Menghayati dan memahami puisi yang dimusikalisasi tetapi ekspresi belum tepat
15
Kurang menghayati dan kurang memahamiisi puisi yang di musikalisasi
10
Tidak menghayati dan tidak memahami isipuisi yang di musikalisasi
5
Vokal
1. Lafal/artikulasi(Mampu melafalkanhuruf dan suku katadengan suara yangjelas, tegas dengankarakter fonologisbahasa puisi)
Sangat baik dalam melafalkan kata-kata puisiyang dimusikalisasi.
10
10
Tidak ada kesalahan pelafalan. 8Terdapat 1 atau 2 kesalahan pelafalan. 6Beberapa pelafalan yang salah tetapi tidakmengganggu konsentrasi.
4
Salah melafalkan beberapa bunyi danmengganggu konsentrasi
2
2. Intonasi(Mampu mengatursusunan suara,volume: lembutkerasnyasuara;nada: rendah -tingginya suara;tempo: lambatcepatnya suara)
Intonasi dalam musikalisasi puisi sangatsesuai dan memudahkan pendengar untukmemahami isi yang disampaikan.
10
10
Intonasi sesuai dan memudahkan pendengaruntuk memahami isi yang disampaikan.
8
Intonasi kurang sesuai dan mengaburkanmakna yang disampaikan.
6
Intonasi terkesan dibuat-buat dan dipaksakan 4Intonasi datar 2
KomposisiMusikal
Mampumenyesuaikansusunan bunyi dansuara yangdiwujudkan melaluinada, irama danmelodi
Susunan bunyi dan suara yang diwujudkanmelalui nada, irama dan melodi sangat tepatmengiringi musikalisasi puisi
25
25
Terdapat 1-2 kesalahan nada, irama, melodiyang digunakan dalam musikalisasi puisi
20
Terdapat 3-4 kesalahan nada, irama, melodiyang digunakan dalam musikalisasi puisi
15
Terdapat lebih dari 4 kesalahan nada, irama,melodi yang digunakan dalam musikalisasipuisi
10
Nada, irama, melodi yang digunakan dalammusikalisasi puisi tidak tepat
5
131
Keselarasan
1. HarmonisasiKetepatan dalammemilih sertamenentukansusunan bunyi,tangga nada, iramadan melodi
Nada, irama dan melodi yang digunakansangat sesuai dan tepat dengan puisi yangdimusikalisasi
10
10
Nada, irama dan melodi yang digunakansudah sesuai dan tepat dengan puisi yangdimusikalisasi tetapi masih ada nada yangsumbang
8
Nada, irama dan melodi yang digunakansudah sesuai dan tepat dengan puisi yangdimusikalisasi tetapi masih ada nada yangsumbang dan kurang harmonis
6
Nada, irama dan melodi yang digunakantidak tepat dengan puisi yang dimusikalisasidan masih ada nada yang sumbang
4
yang digunakan tidak sesuai dengan puisiyang dimusikalisasi
2
2. KoherensiKetepatan dalammemilih sertamewujudkansusunan bunyi dansuara yang selarasdengan cangkupanbentuk dan jenispuisi
Aransemen musik yang diperdengarkansangat sesuai dan berkaitan dengan suasanapuisi
10
10
Aransemen musik yang diperdengarkansudah sesuai tetapi kurang berkaitan dengansuasana puisi
8
Aransemen musik yang diperdengarkancukup sesuai tetapi kurang berkaitan dengansuasana puisi
6
Aransemen musik yang diperdengarkankurang sesuai dan berkaitan suasana puisi
4
Aransemen musik yang diperdengarkansangat tidak sesuai dan berkaitan dengansuasana puisi
2
Sikap dankreatifitas
1. Sikap danKelancaranMampu bersikapyang wajar, tenangdan tidak kakudalambermusikalisasipuisi.
Sangat baik dalam bersikap, wajar, tenangdan tidak kaku
5
5
Baik dalam bersikap, wajar, tenang tetapikaku
4
Baik dalam bersikap, wajar tetapi tidaktenang
3
Baik dalam bersikap, wajar tetapi tidaktenang dan kaku
2
Baik dalam bersikap, tidak wajar, tidaktenang dan kaku
1
2. Kreativitassumber bunyi/aransemenmusik dankerapihan dalambermusikalisasipuisi
Sangat baik, kreatif dan rapi dalammengaransemen musik yang mengiringimusikalisasi puisi
5
5
Baik dan kreatif dan rapi dalammengaransemen musik yang mengiringimusikalisasi puisi
4
Cukup baik, kreatif dan rapi dalammengaransemen musik yang mengiringimusikalisasi puisi
3
Cukup baik, kreatif tetapi rapi dalammengaransemen musik yang mengiringimusikalisasi puisi
2
Tidak kreatif dan tidak rapi dalammengaransemen musik yang mengiringimusikalisasi puisi
1
Jumlah Skor Maksimal 100
132
d. Perangkat Angket
Lembar angket digunakan untuk memperoleh data mengenai motivasi belajar
siswa. Angket berisi kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk
mengetahui motivasi belajar siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
media musikalisasi pada pelajaran apresiasi puisi.
Mtivasi belajar siswa memuat tiga aspek mendasar yaitu: mendorong individu
untuk berbuat, diukur melalui ada atau tidaknya dorongan menggunakan teknik
pembelajaran ICT dalam pembelajaran musikalisasi puisi, menyeleksi suatu
perbuatan (tindakan) yaitu dengan sadar memilih menggunakan teknik
pembelajaran ICT dalam pembelajaran musikalisasi puisi dan tindakan tersebut
adalah tindakan untuk mencapai tujuan yaitu berhasil dalam belajar yang
dinyatakan adanya peningkatan kemampuan siswa dalam bermusikalisasi puisi,
yang diukur dengan adanya upaya mencapai KKM
Tabel 6. Kisi-Kisi Motivasi Belajar Siswa
Variabel Aspek Indikator No. Instrumen
Motivasibelajar siswa
Mendorongindividu untukberbuat
Terdorong menggunakanTeknik pembelajaran ICTdalam pembelajaranmusikalisasi puisi siswa.
1–5
Menyeleksisesuatuperbuatan(tindakan)
Memilih menggunakanTeknik pembelajaran ICTdalam pembelajaranmusikalisasi puisi siswa
6-10
Mencapai tujuan Berhasil mencapai KKM 11-15
133
3.8 Format Instrumen Penelitian
Tabel 7. Format Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
No Aspek Pelaksanaan Skor Nilai KetYa Tidak 1 2 3 4 5
1 Kejelasan perumusan tujuanpembelajaran (tidakmenimbulkan penafsiran gandadan mengandung perilaku hasilbelajar)
2 Pemilihan bahan ajar sesuaidengan tujuan dan karakteristikpeserta didik
3 Pengorganisasian bahan ajar(keruntutan, sistematika materi,dan kesesuaian dengan alokasiwaktu)
4 Pemilihan sumber/mediapembelajaran (sesuai dengantujuan, materi dan karakteristiksiswa)
5 Kejelasan skenariopembelajaran (langkah-langkahkegiatan pembelajaran : awal,inti, dan penutup)
6 Kerincian skenariopembelajaran (setiap langkahtercemin strategi/metode danalokasi pada setia tahap)
7 Kesesuaian dengan teknikpembelajaran
8 Kelengkapan instrumen (soal,kunci, pedoman pensekoran)
Skor Total
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Keterangan Skor5 = Sangat baik4 = Baik3 = Sedang/cukup2 = Kurang1 = Sangat Kurang
134
Tabel 8 . Format Penilaian Pelaksanaan Proses Pembelajaran
No AspekPelaksanaan Skor Nilai
KetYa Tidak 1 2 3 4 5
I. Kegiatan Pendahuluan1 Penyiapan Awal Kondisi
Pembelajarana. Mempersiapkan siswa belajarb. Memeriksa kehadiran siswac. Penyiapan media/alat
2 Membuka Pembelajarana. Melakukan kegiatan apersepsib. Menyiapkan KD yang akan
dicapaiII. Kegiatan Inti Pembelajaran3 Pengorganisasian Materi
Pembelajaran Pada KegiatanInti
a. Penguasaan materipembelajaran
b. Mengaitkan materi denganpengetahuan relevan
c. Sistematika dan urutanpenyampaian materi sesuaidengan hirearki dan karaktersiswa
d. Terjadinya kegiataneksplorasi,elaborasi dankonfirmasi dalam prosespembelajaran yang sesuaidengan tahapan/langkahpembelajaran
e. Ketepatan penggunaan alokasiwaktu yang disediakan sesuaidengan tahapan/langkahpembelajaran
f. Mengaikan materi denganrealitas kehidupan
4 Pendekatan / Strategi / Modeldalam Pembelajarana. Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan kompetensi(tujuan) yang akan dicapai
b. Melaksanakan pembelajaransecara runtut
c. Penguasaan kelasd. Penggunaan berbagai
pendekatan (strategi/metode)pembelajaran secara tepat.Logis dan variatif
135
e. Kesesuaian penggunaanpendekatan (strategi/metode)pembelajaran dengan materipembelajaran
f. Terciptanya prosespembelajaran yang kondusif danI2M3 (interaktif, inspiratif,menyenangkan, menantang, danmemotivasi)
5 Pemanfaatan Sumber/MediaPembelajarana. Penggunaan sumber/media dan
alat bantu pembelajaran secaratepat, efektif dan efisien
b. Perancangan media dan alatbantu pembelajaran menarikminat siswa
c. Melibatkan siswa dalampemanfaatan media
6 Pembelajaran yang Memicu danMemelihara Ketertiban Siswaa. Menumbuhkan partisipasi siswa
dalam pembelajaranb. Menunjukan sikap terbuka
terhadap respon siswac. Menumbuhkan kerjasama dan
antusiasme siswa dalam belajard. Memantau kemajuan belajar
selama proses pembelajaran7 Penilaian Hasil Belajar
a. Penilaian proses dilakukansecara variatif untuktercapainya indikatorpencapaian dan materipembelajaran
b.Penilaian produk dilakukansesuai dengan indikatorpencapaian
8 Penggunaan Bahasa dan Gayadalam Pembelajaran
a. Penggunaan bahasab. Gaya mengajarc. Penampilan
III. Kegiatan Penutup9 Menutup Pembelajaran
a. Melakukan refleksi danmembuat rangkuman dengan
melibatkan siswab. Melaksakan tindak lanjut(pengayaan, remedial, tugas
lainnya)Jumlah
136
Keterangan :5 = Sangat Baik4 = Baik3 = Cukup2 = Kurang1 = Sangat Kurang
Tabel 9. Format Observasi Aktivitas Siswa
No. Aktivitas dalam Pembelajaran
SkorJumlah Katagori
1 2 31 Siswa aktif memberikan respon terhadap
apersepsi musikalisasi yang diberikan guru2 Siswa aktif dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran apresiasi musikalisasi puisi3 Siswa menunjukkan sikap menerima
stimulus/contoh yang diberikan oleh guru4 Siswa aktif berdiskusi pada kelompoknya
untuk enginterpretasi puisi danmengembangkannya menjadi lagu
5 Siswa aktif dalam mencari nada, irama yangsesuai dengan suasana yang ada pada puisimengguna-kan alat musik yang ada serta berlatihmenyanyikannya.
6 Siswa menunjukkan minat positif untukbersaing dengan kelompok lain
7 Siswa aktif mengekspresikan hasilinterpretasinya dalam bentuk lagu danmenampilkan di depan kelas.Jumlah
Tabel 10. Format Motivasi Siswa
No. NamaSiswa
Skor / No InstrumenJumlah
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1
2
3
4
5
...
Jumlah
137
Tabel 11. Format Penilaian Aspek Kemampuan Musikalisasi
NoNamaSiswa
Aspek/Skor
Penafsiran
Vokal
Komposisi
Keselarasan Sikap dan Kreatifitas
SkorTotal
Lafal Intonasi Harmonisasi KoherensiSikap dan
KelancaranKreatifitas
1 2 3 4 5 6 7 8
25 10 10 25 10 10 5 5 100
Jumlah Skor Maksimal (Nilai Kognitif) : 100
Tabel 12. Format Penilaian Penampilan/Psikomotor Musikalisasi Puisi
No. Peserta :Nama Kelompok :
Aspek yang dinilai
Interpretasi/penghayatan
Vokal Komposisimusikal Keselarasan Penampilan
Jumlahnilai
Lafal Intonasi KomposisiHarmoni
-sasiKoherensi Sikap Kreativitas
1-25 1-10 1-10 1-25 1-10 1-10 1-5 1-5
Tabel 13. Format Penilaian Aspek Afektif
No.NamaSiswa
Aspek Sikap yang Dinilai
∑ NAKerjasama Kesungguhan Menghargai
PercayaDiri Kejujuran
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
Dst
Jumlah Skor Maksimal (Nilai Sikap) : 15
138
3.9 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang digunakan untuk mengetahui apakah intervensi yang
yang dilakukan dapat membantu siswa mempermudah memahami materi baik
respon, tanggapan, dan opini siswa yang menunjukkan sikapnya. Hasil ini
digunakan untuk mengetahui adanya perbaikan dalam proses dan peningkatan
kemampuan apresiasi sastra siswa sesuai dengan tujuan peneliti. Indikator
keberhasilan penelitian tindakan kelas ini pada aspek proses dan hasil
pembelajaran. Dari segi proses 80% siswa aktif dalam pembelajaran, sementara
itu dari segi hasil dapat berhasil jika siswa mendapat nilai ≥ 75, sebanyak 80 %.
Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan siswa
dalam musikalisasi puisi yang ditunjukkan dengan meningkatnya aspek proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Siswa dinyatakan tuntas belajar jika telah
mencapai pemahaman materi ≥ 80% siswa yang perolehan nilai ≥ 75 (sesuai
KKM).
Selain itu indikator yang digunakan untuk mengukur peningkatan keaktifan
belajar adalah sebagai berikut.
1. Respon siswa terhadap penjelasan atau pertanyaan guru.
2. Unjuk kerja siswa dalam aktivitas pembelajaran secara individu.
3. Mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan baik dan tepat waktu.
4. Aktif mencari informasi dan menunjukkan rasa ingin tahu yang besar.
Kriteria mengukur tingkat keberhasilan upaya peningkatan pembelajaran
adalah sebagai berikut.
139
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun dengan
menggunakan ICT dinyatakan berhasil bila nilai lembaran penelitian
RPP mengalami peningkatan pada setiap siklusnya dan siklus
dihentikan jika nilai pada penilaian RPP mencapai nilai ≥ 75 dengan
katagori baik (dinilai dengan menggunakan format APKG).
2. Pelaksanaan pembelajaran musikalisasi puisi sesuai langkah-langkah
pembelajaran dengan berbasis ICT, dinyatakan berhasil bila dalam proses
pelaksanaan pembelajaran mencapai ≥ 75 dengan katagori baik (dinilai
dengan format APKG ) dan terjadi peningkatan aktifitas siswa yang aktif
(kriteria tinggi) pada setiap siklusnya dan siklus akan dihentikan jika
jumlah siswa yang aktif mencapai skor ≥ 80%.
3. Adanya peningkatan motivasi dan kemampuan apresiasi musikalisasi
puisi siswa setelah diterapkan pembelajaran berbasis ICT yang
ditunjukkan dengan kenaikan persentase angket motivasi siswa dari
siklus I ke siklus II dan telah mencapai kriteria tinggi dan hasil tes
kemampuan apresiasi musikalisasi siswa.
4. Penilaian (evaluasi) dinyatakan berhasil apabila terjadi pencapaian Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar yaitu nilai ≥ 75 dan siklus akan
dihentikan apabila jumlah siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) mencapai ≥ 80%. Penjabaran indikatornya adalah
sebagai berikut: a) siswa mampu menyampaikan hasil apresiasi puisi
dalam bentuk musikalisasi dengan berpedoman pada kesesuaian isi
puisi, suasana dan irama yang dibangun atau sesuai dengan aspek
indikator yang menjadi penilaian penampilan musikalisasi puisi. Siswa
140
mampu menyampaikan hasil apresiasi musikalisasi puisi dalam bentuk
tulisan.
5. Peningkatan hasil belajar dinyatakan berhasil bila terjadi peningkatan
jumlah siswa yang yang mencapai nilai KKM ≥ 75 pada setiap
siklusnya dan siklus akan dihentikan apabila jumlah siswa yang mencapai
KKM ≥ 80 %. Peningkatan hasil belajar dinyatakan berhasil bila terjadi
peningkatan jumlah siswa yang yang mencapai nilai KKM ≥ 75 pada
setiap siklusnya dan siklus akan dihentikan apabila jumlah siswa yang
mencapai KKM ≥ 80 %. Rata-rata kelas berdasarkan nilai tes siswa
meningkat dari siklus I ke siklus II.
Adapun rangkuman indikator keberhasilan dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 14. Indikator Keberhasilan
No Aspek yang diukur TargetKeberhasilan Cara Pengukuran
1 Keaktifan siswaselama apersepsi.
≥80%Diamati saat guru memberikanapersepsi kepada siswa pada awalpembelajaran.
2
Keaktifan siswadalam mengikutipembelajaran
≥80%Diamati saat pembelajaran denganmenggunakan lembar observasioleh peneliti dan dihitung darijumlah siswa yang menunjukkankesungguhan dalam kegiatanbelajar mengajar.
3
Keberanianmembacakan danmemusikalisasikanpuisi di depan kelas.
≥80%Diamati saat pembelajaran denganmenggunakan lembar observasioleh peneliti dan dihitung darijumlah siswa yang beranimemusikalisasikan puisi di depankelas.
4
Ketuntasan hasilbelajar (kemampuansiswa dalammemusikalisasikanpuisi; mendapatnilai 75 ke atas).
≥80%Dihitung dari jumlah siswa yangmemeroleh nilai 75 atau lebih,untuk keberanian mengekspresikanunsur-sunsur yang terkandungdalam puisi yang dianalisis dalambentuk musikalisasi, dinyatakantelah mencapai ketuntasan belajar.
141
3.10 Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu metode
penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai data yang
diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa
juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Data yang
diperoleh dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Data Penilaian Perencanaan Pembelajaran (APKG) 1
Perhitungan skor APKG digunakan untuk menilai RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran) yang didalamnya memuat beberapa komponen tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media dan sumber
belajar, serta evaluasinya. Sebagai pedoman pembelajaran tentunya RPP harus
berkualitas baik. Untuk mengukurnya di perlukan instrumen tersebut. Penilaian
RPP menggunakan format Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) dengan
skala 1- 5 dengan katagori:
1 = sangat kurang
2 = kurang
3 = cukup
4 = baik
5 = sangat baik
Sedangkan rumus akhir yang digunakan adalah sebagai berikut.
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Wardani (2007: 43) mengintrepretasikan kualitas RPP sebagai berikut.
142
86-100 = sangat baik
70-85 = baik
55-69 = sedang
40-54 = kurang
<40 = sangat kurang
2. Data Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran
Salah satu cara melihat pembelajaran berjalan baik, efektif dan efisien, yaitu
dengan melihat kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Aktivitas
pelaksanaan pembelajaran guru di catat oleh guru mitra yang bertindak sebagai
observer menggunakan lembar APKG II. Setiap komponen dinilai 1-5 dan
menggunakan rumus akhir sebagai berikut.
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Wardani (2007: 43) mengintrepretasikan kualitas pelaksanaan pembelajaran
dengan kriteria sebagai berikut.
86-100 = sangat baik
70-85 = baik
55-69 = sedang
40-54 = kurang
<40 = sangat kurang
3. Data Aktivitas Siswa
Untuk mengukur aktivitas siswa selama pembelajaran, peneliti menyiapkan
penilaian pada lembar observasi aktivitas siswa. Aktivitas siswa sangat penting
untuk diamati sebagai tolok ukur apakah siswa mengikuti pembelajaran secara
143
baik atau tidak. Aktivitas siswa diamati oleh guru dibantu dengan guru mitra
selama proses pembelajaran berlangsung menggunakan lembar observasi. Setiap
komponen dinilai 1-3 dan menggunakan rumus akhir sebagai berikut.
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Wardani (2007: 43) mengintrepretasikan aktivitas pembelajaran dengan kriteria
sebagai berikut.
80-100 = sangat aktif
60-79 = aktif
40-59 = kurang aktif
<40 = tidak aktif
4. Data Motivasi Siswa
Pengukuran tingkat motivasi belajar siswa selama pembelajaran, lembar angket
yang akan di isi oleh siswa siswa. Motivasi belajar siswa sangat penting untuk
diamati sebagai tolok ukur apakah siswa menyukai sistem pembelajaran secara
yang kita lakukan. Setiap komponen dinilai 1-4 dan menggunakan rumus akhir
sebagai berikut.
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Wardani (2007: 43) mengintrepretasikan motivasi dengan kriteria sebagai berikut.
80-100 = motivasi tinggi
60-79 = motivasi sedang
40-59 = motivasi rendah
<40 = motivasi sangat rendah
144
5. Data Kemampuan Musikalisasi Siswa
a) Menilai indikator ketercapaian siwa;
b) Mengamati dan menskor setiap penampilan kelompok musikalisasi puisi
siswa peraspek (vokal yang terdiri dari lafal dan intonasi, komposisi
musikal, keselarasan yang terdiri harmonisasi dan koherensi, penampilan);
c) Menjumlah skor secara utuh.
d) Menentukan tingkat kemampuan siswa memusikalisasikan puisi melalui
teknik pembelajaran ICT.
e) Menghitung tingkat kemampuan siswa memusikalisasikan puisi melalui
teknik pembelajaran ICT.
f) Menghitung rata-rata kemampuan siswa memusikalisasikan puisi
melalui teknik pembelajaran ICT dengan rumus.
Nilai Akhir %100maksimalskorJumlah
diperolehyangskorJumlahx
Dengan ketentuan sebagai berikut:
≥ 80 ke atas : tinggi
76 – 79 : sedang
61 – 75 : rendah
< 60 : Sangat rendah
g) Penilaian hasil belajar siswa tidak lepas dari unsur subjektifitas penilaian,
untuk mengurangi subjektifitas tersebut, data akan dinilai oleh dua
orang penilai yakni peneliti dan kolaborator.
h) Menentukan tingkat kemampuan siswa berdasarkan tolak ukur yang
digunakan, baik aspek kognitif, afektif dan psikomotor.
145
6. Data Ketuntasan Kemampuan Musikalisasi Siswa
Terdapat dua katagori ketuntasan belajar yaitu secara perseorangan maupun secara
klasikal. Beradasarkan petunjuk pelaksanaan pembelajaran dalam kurikulum
(2013: 12) dan KKM sekolah siswa telah tuntas belajar jika mencapai nilai 75, dan
rata-rata kelas mencapai 75%. Untuk menghitung besarnya ketuntasan dapat
dipergunakan persamaan sebagai berikut.
P %100x
xn
Keterangan
P = Presentase ketuntasan
∑x = jumlah siswa yang tuntas
∑n = jumlah seluruh siswa
3.11 Validasi Data
Validasi merupakan dukungan bukti dan teori terhadap penafsiran hasil tes sesuai
dengan tujuan yang akan dicapai (Mardopi dalam Burhan, 2013: 152) Validasi
terkait dengan ranah yang diukur menggunakan alat yang dipakai untuk
mengukur serta mengetahui skor hasil pengukurannya.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa terdapat
peningkatan keterampilan musikalisasi puisi melalui pembelajaran berbasis
Information And Communication Technology (ICT) dengan perincian sebagai
berikut.
1. Perencanaan pembelajaran oleh guru meliputi kejelasan perumusan tujuan
pembelajaran, pengorganisasian bahan, pemilihan sumber, kelengkapan
instrument dan materi, dan alat evaluasi memiliki skor sebesar 72,50% pada
siklus pertama dan meningkat sebesar 90,00% pada siklus kedua. Beberapa
aspek yang masih lemah antara lain pemilihan bahan ajar, jenis kegiatan
belajar, dan langkah-langkah mengajar.
2. Pelaksanaan pembelajaran meliputi penyiapan awal, membuka pelajaran,
mengorganisasikan materi, pendekatan, penggunaan sumber, penilaian hasil,
menutup pelajaran dengan menggunakan media gambar dan video off line
pada siklus pertama dengan rata-rata 65,50% dan meningkat menggunakan
jaringan wi-fi, internet, dan hand phone pada siklus kedua sebesar 90,30%.
Terjadi peningkatan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran
dengan rata-rata peningkatan aktivitas siswa sebesar 62,31% pada siklus
pertama dan meningkat sebesar 80,27% pada siklus kedua, sedangkan untuk
200
motivasi belajarnya rata-rata mencapai 61,86% pada siklus pertama dan
80,05% pada siklus kedua.
3. Pembelajaran ICT dapat meningkatkan nilai rata-rata keterampilan
musikalisasi puisi pada aspek penafsiran/interpretasi/penghayatan, vokal
(lafal dan intonasi) , komposisi musikal, keselarasan, penampilan, dari pra-
siklus sebesar 66,21 naik pada siklus pertama 72,47; dan menjadi 82,00
pada siklus kedua. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menggunakan
ICT yang baik oleh guru, di dukung aktivitas dan motivasi siswa dapat
menumbuhkan suasana belajar yang menyenangkan sehingga keterampilan
musikalisasi siswa dapat meningkat.
4. Terjadi peningkatan ketuntasan dari 35 siswa pada pra-siklus baru mencapai
25,71% naik menjadi 51,43% pada siklus pertama dan 88,57% pada siklus
kedua. Pada siklus tersebut di atas 80% siswa sudah mencapai KKM sebesar
75,00 dan serta semua indikator sudah tercapai. Peningkatan ketuntasan ini
dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan
model pembelajaran berbasis ICT untuk melatih kemampuan musikalisasi
siswa, ketersedian media dan alat-alat pembelajaran dalam kelompok,
tumbuhnya persepsi positif pada diri siswa, lebih aktif, kompak dan
bersemangat kompak, merasa senang dengan pembelajaran yang ada, sehingga
siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diberikan.
201
5.3 Saran
Berdasarkan hasil simpulan dan hasil temuan penelitian dapat diberikan beberapa
saran sebagai berikut.
1. Guru mata pelajaran bahasa Indonesia hendaknya berupaya untuk
menerapkan pembelajaran berbasis ICT khususnya pada materi
musikalisasi puisi sesuai dengan temuan penelitian yaitu pemilihan bahan
ajar, jenis kegiatan belajar, dan langkah-langkah mengajar yang
mempermudah siswa untuk memusikalisasikan puisi.
2. Sekolah dapat melengkapi sarana Wi-fi yang lebih kuat untuk
pembelajaran musikalisasi puisi sehingga pembelajaran berbasis ICT dapat
terlaksana degan baik, sehingga lebih menyenangkan siswa, dengan
demikian akan berdampak positif bagi peningkatan hasil belajar dan
peningkatan keterampilan musikalisasi puisi.
3. Siswa lebih aktif berlatih sekaligus melengkapi kebutuhan dasar untuk
pembelajaran berbasis ICT, harus membangun persepsi positif, memiliki
motivasi tinggi, dan lebih kompak dalam bermusikalisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Alfiah. 2009. Pengajaran Puisi Sebuah Penelitian Tindakan Kelas.Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Aminuddin. 2009. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Sinar BaruAlgesindo, Bandung.
Ari KPIN. 2008. Musikalisasi Puisi: Tuntunan dan Pembelajaran.Hikayat, Yogyakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT.Rineka Cipta, Jakarta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara, Jakarta.
Arsie, Freddy D. 1996. Proses Musikalisasi Deavies Sanggar Matahari.Balai Pustaka, Jakarta .
Arsyad, Azhar. 2014. Media Pembelajaran. PT Rajagrafindo Persada, Jakarta.
As-shodiqi, Nur Fajri. 2018. Pengembangan Media Pembelajaran MusikalisasiPuisi untuk Siswa Kelas IX Berbasis Macromedia Flash Player. JurnalDigital repository. Universitas Negeri Jember.http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/85102
Asyhar, Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. GaungPersada, Jakarta.
Burhan, Murgiyantoro. 2014. Penilaian Pembelajaran Berbasis Kompetensi.BPFE, Yogyakarta.
Daniel Xerri . 2012. Poetry Teaching and Multimodality: Theory into Practice.Jurnal internasional Scientific research Vol.3, No.4, 507-512. PublishedOnline August 2012 in SciRes. (http://www.SciRP.org/journal/ce).Department of English, Junior College. University of Malta, Msida, Malta.http://dx.doi.org/10.4236/ce.2012.34077
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media, Yogyakarta.
Elfanany, Burhan. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Araska, Yogyakarta :
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Gava Media, Yogyakarta.
203
Darmawan, Deni. 2011. Teknologi Pembelajaran. PT. Rosdakarya Offset,Bandung.
Dola, Abdullah. 2007. Apresiasi Prosa Fiksi dan Drama. Badan PenerbitUniversitas Negeri Makassar, Makassar.
Doyin, Mukh. 2008. Seni Baca Puisi: Persiapan, Pelatihan, Pementasan, danPenilaian. Bandungan Institute, Bandung.
Hamalik. 2006. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara, Bandung
Harianto, Sugeng. 2013. Format Penulisan Karya Ilmiah UNILA. BandarLampung: UNILA
Hartoyo. 2012. Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dalam PembelajaranBahasa. Pelita Insani, Semarang.
Hopkin, David. 1993. A Teacher’s Guideto Classroom Research, Open UniversityPress
Hamdy Salad 2015. Panduan Wacana & Apresiasi Musikalisasi Puisi. PustakaPelajar, Yogyakarta.
Herman Waluyoari. 2002. Apresiasi Puisi: Panduan untuk Pelajar danMahasiswa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
_______________ . 2003. Teori dan Apresiasi Puisi: Erlangga, Jakarta.
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. PT Gaung Persada, Jakarta.
Ismawati, Esti. 2013. Pengajaran Sastra. Ombak, Yogyakarta.
Khairunisa, Ratna. 2017. Penggunaan Media Berbasis Teknologi Informasi danKomunikasi (TIK) dalam Peningkatan Kemampuan Musikalisasi PuisiSiswa Kelas III B SDN 005 Awang Long Samarinda. Jurnal PendidikanDasar. Universitas Widyagama Mahakam Samarinda. Vol 2, No 1 (2017) .http://jurnal.fkip-uwgm.ac.id/index.php/pendasmahakam/article/ view/95
Kusuma, Wijaya. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indek
Margono. 2007. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta..
Miarso, Yusufhadi. 2004. Teknologi Komunikasi Pendidikan. CV. Rajawali,Jakarta.
Mulyatiningsih, Endang. 2011. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik.UNY Press, Yogyakarta.
204
Muslich. 2008. Melaksanakan PTK Itu Mudah. Bina Aksara, Bandung
Nitayadnya, I Wayan. 2014. Pemanfaatan Teknologi Informasi DalamPembelajaran dan Penelitian Bahasa dan Sastra. Vol 13, No 1 (2014).Jurnal Multilingual. Kemendidbud. go.id. https://scholar.google.co.id/
Nurgiyantoro. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. GMUP, Yogyakarta.
Palewa, M. Dirwan Ari 2014. Peranan Media Pembelajaran Berbasis ICT dalamMeningkatkan Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan AgamaIslam di SMA Maarif NU Pandaan. Thesis, Universitas Islam NegeriMaulana Malik Ibrahim.
Poerwanti, Endang.,dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran. Direktorat JenderalPendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.
Pradopo, Rahmad Djoko. 1990. Pengkajian Puisi. Gajah Mada, Yogyakarta:
Prastati, Trini. 2001. Media Sederhana. PAU-PPAI-UT, Jakarta.
Rahyubi, Heri. 2012. Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik.Nusa Media, Bandung.
Rahardjito. 2004. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Ririn Setyorini. 2016. Pemanfaatan Internet Sebagai Implementasi Ict Dan SaranaMemotivasi Belajar Sastra di Sekolah.Tesis. Pascasarjana PendidikanBahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Rohani, Ahmad. 2007. Pengelolaan Pengajaran. Rineka Cipta, Jakarta.
Sadiman, A. Dkk. 2006. Media Pendidikan. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Sayuti. 2008. Sastra Populer. Universitas Terbuka, Jakarta.
Sayuti . A. Suminto. 1985. Puisi dan Pengajarannya: Sebuah Pengantar. IKIPSemarang Press, Semarang.
_________________. 2008 Berkenalan dengan Puisi. Gama Media, Yogyakarta.
Semi, Atar. 1993. Anatomi Sastra. Angkasa Raya, Padang.
Sudjana. 2007. Media Pengajaran. Sinar Baru Algesindo, Jakarta
Sudjana dan Rivai. 2002. Media Pendidikan. Balai Pustaka, Jakarta.
205
Sue Dymoke. 2003. Drafting and Assessing Poetry: A Guide for Teachers. Jurnalinternasional. Sage Knolegde. http://sk.sagepub.com/books/drafting-and-assessing-poetry/n4.xml.DOI: http://dx.doi.org/10.4135/9781446216668.n4
Situmorang, B.P. 1983. Puisi dan Metodologi Pengajarannya. Nusa Indah, EndeFlores.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT. RinekaCipta, Jakarta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Alfabeta, Bandung.
Suharianto, S. 1981. Pengantar Apresiasi Puisi. Widya Duta, Surakarta.
Waluyo, Herman J. 1991. Teori dan Apresiasi Puisi. Erlangga, Jakarta.