Upload
others
View
40
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM
PERNAPASAN MANUSIA MELALUI MODEL QUANTUM
TEACHING DENGAN KOMBINASI TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 01 PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Aina Khayyul Muflikhah
NIM. 23060160009
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
ii
.
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM
PERNAPASAN MANUSIA MELALUI MODEL QUANTUM
TEACHING DENGAN KOMBINASI TEAM GAMES
TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VIII SMP
NEGERI 01 PABELAN, KABUPATEN SEMARANG TAHUN
PELAJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
Aina Khayyul Muflikhah
NIM. 23060160009
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2020
iv
.
.
v
.
vi
.
vii
MOTTO
ايرفع الله الذ ين ا منوا منكم, والذين اوتوا العلم درجت , والله بما تعملون خبير
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulilah wa syukrulillah a’la ni’matillah, segala puji syukur peneliti
haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahNya, dan tentunya
sholawat serta salam semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Saw.
Skripsi ini penilis persembahkan kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak Muji Suyanto dan Alm Ibu Maskanah serta adik
saya Wilda Himmalia Alaika Zahwa atas segala support dan do’a terbaik yang
telah dipanjatkan serta kasih sayang yang penuh kepada saya.
2. Saudara-saudara saya yang telah memotivasi dalam penulisan skripsi ini
3. Seluruh keluarga besar penulis.
4. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
5. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Salatiga.
6. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd., selaku KaProdi Tadris IPA, seluruh dosen
T. IPA, Keluarga besar Scientist In Laga, serta dosen IAIN Salatiga yang telah
menyalurkan ilmunya.
7. Ibu Dr. Maslikhah, S.Ag., M. Si., selaku dosen Pembimbing Akademik (PA)
yang telah bersedia menyempatkan waktunya dan memotivasi saya dalam
pelaksanaan bimbingan akademik.
8. Bapak Muhammad. Istiqlal, M.Pd., selaku dosen pembimbing skripsi saya
yang telah melaksanakan tugas sebagai pembimbing dengan sangat baik,
senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan serta
memberi masukan dalam proses penulisan skripsi saya.
9. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Ketua Penguji sidang skripsi saya,
bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd., sebagai Sekretaris Penguji, Bapak Prof. Dr.
Winarno, S.Si., M.Pd., selaku doesen Penguji I, dan Bapak Mufiq, S.Ag.,
M.Phil., selaku dosen Penguji II saya,
10. Keluarga Scientist Awesome dan teman-teman T.IPA angkatan 2016, HMJ
IPA 2017/2018.
ix
11. Pengasuh Pondok Pesantren Edi Mancoro, K. H. Muhammad Hanif, M.Hum.,
beserta keluarga dan seluruh keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro.
12. Ibu Sri Nurzaka Wandansari, M.Pd., Selaku Kepala Sekolah SMP N 01
Pabelan, atas izin dan kesempatannya melaksanakan penelitian. Bapak
Parjiyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran IPA yang telah memberi arahan
selama penelitian, kelas VIII B dan seluruh keluarga besar SMP N 01 Pabelan
yang telah membantu dalam penyelesaian PPL dan penelitian saya.
13. Sahabat saya Amelia R.P.S, Dara Ninggar Angesti, Sarah Arani N, Linda
Afriyani, Mazida Afia, Ega Wisnu P. Achmad Saiful Hadi, yang telah
memberikan motivasi, nasehat, pendengar yang baik serta dukungan dan
menjadi sahabat sekaligus keluarga saya di Salatiga.
14. Sahabat saya Weni Rosnasari, Yesi Asriyati A, Nazun Afifah, Alya Murfid,
Qonik, Anis Marzuqoh yang senantiasa sabar dan kompak walaupun tidak
mau kalah satu sama lain, dan seluruh santri Pondok Pesantren Edi Mancoro
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
15. Keluarga besar KKN posko 33 Dsn Trisip, kec candimulyo, Kab Magelang.
Sahabat KKN saya, Rizky Ayu, Dessy N.C.P, Yuni Aryani, Seviyati, Nur
Aini, Renny A, Emha N Author, Aldi P.P, atas support dalam menjalankan
penelitian saya.
16. Keluarga besar Formatas yang telah menyambut dengan baik di Salatiga serta
segala pengalaman kegiatan yang telah terlaksana.
17. Semua pihak terdekat penulis, dan semua yang telah mensupport penulisan
skripsi ini yang tidak dapat disampaikan satu persatu.
x
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah atas pertolongan dan limpahan rahmat serta
karuniaNya sehingga dalam kesempatan ini penulis dapat menyelesaikan
skripsi sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana atau Strata 1 (S1) Program
Studi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA), Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Sholawat serta salam semoga
tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabat,
semoga kita senantiasa mendapat syafaatnya di hari kiamat. Penelitian ini
mengangkat judul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem
Pernapasan Manusia Melalui Model Quantum Teaching dengan
Kombinasi Team Tames Tournamen (TGT) Pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 01 Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020’’.
Dalam pelaksanaan penelitian tentunya penulis tidak terlepas dari
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, begitu juga dalam penyusunan
skripsi ini. Hal tersebut tak lepas dari pertolongan yang diberikan oleh Allah
SAW. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Prof. Dr Mansur, M. Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, IAIN Salatiga.
3. Ibu Dr. Eni Titiusumawati, M.Pd selaku Ketua Program Studi tadris IPA.
4. Bapak M. Istiqlal, M. Pd selaku dosen pembimbing skripsi saya.
5. Ibu Dr. Maslikhah, S.Ag., M. Si., selaku dosen Pembimbing Akademik
(PA) yang telah bersedia menyempatkan waktunya dan memotivasi saya
dalam pelaksanaan bimbingan akademik.
6. Bapak Prof. Dr. Mansur, M. Ag., selaku Ketua Penguji sidang skripsi saya,
bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd., sebagai Sekretaris Penguji, Bapak Prof.
Dr. Winarno, S.Si., M.Pd., selaku doesen Penguji I, dan Bapak Mufiq,
S.Ag., M.Phil., selaku dosen Penguji II saya, yang telah memberikan
masukan dan saran dalam perbaikan skripsi saya
xi
7. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah menyalurkan ilmunya
kepada saya, staf akademika dan perpustakaan yang telah melayani
administrasi dan mendukung fasilitas sumber penulisan skripsi ini.
8. Ibu Fenny Widiyanti, M.Pd., yang telah bersedua menjadi dosen penguji
validasi.
9. Ibu Nurzaka Sri Wandansari, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 01
Pabelan yang telah mengizinkan peneliti melaksanakan penelitian di SMP
Negeri 01 Pabelan.
10. Bapak Parjiyanto, S.Pd selaku guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) yang telah membimbing dan mengarahkan selama
penelitian.
12.
11.
13.
xii
ABSTRAK
Muflikhah, Aina Khayyul. 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Sistem Pernapasan Manusia Melalui Model Quantum Teaching
Dengan Kombinasi Team Games Tournament (TGT) Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 01 Pabelan, Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi
Tadris Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing:
M. Istiqlal, M.Pd.
Hal yang melatar belakangi penelitian adalah masih terdapat kelas yang
mendapat hasil belajar kurang memenuhi KKM akibat kendala yang terjadi di
dalam kelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran IPA materi Sistem Pernapasan Manusia
dan bagaimana penerapan model Quantum teaching dengan kombinasi Team
Games Tournament (TGT) di kelas VIII B SMP N 01 Pabelan tahun ajaran
2019/2020, untuk mengatasi kendala yang terdapat di kelas tersebut.
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan kelas (PTK).
Analisis data yang dilakukan menggunakan teknik deskriptif kuantitatif dan
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan Lembar Observasi
Peserta Didik, Lembar Observasi Guru, RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), dan Lembar Soal Penilaian.
Hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan rata-rata
hasil belajar sebesar 15,305 (rata-rata Suklus I 61, 625 dan rata-rata Siklus II
76,593) dan peningkatan jumlah ketuntasan peserta didik sebesar 56,25%
(persentase ketuntasan Siklus I 31,25% dan persentase ketuntasan Siklus II
87,5%). Selain itu, Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament (TGT) dilaksanakan sesuai dengan kerangka
pembelajaran Quantum Teaching, yang biasa disingkat TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan) yang dikombinasikan dengan
pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran (TGT) dimasukkan
dalam sintak Namai, dimana peserta didik belajar melalui permainan.
Kata kunci: Hasil Belajar IPA, Quantum Teaching, Sistem Pernapasan Manusia
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN BERLOGO ...................................................................................... ii
JUDUL .................................................................................................................. iii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN PUBLIKASI .......................... vi
MOTTO ............................................................................................................... vii
PERSEMBAHAN ............................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
ABSTRAK ........................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 10
D. Definisi Operasional ................................................................................. 11
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 13
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Pencapaian ..................................... 15
G. Model Penelitian ....................................................................................... 16
H. Sistematika Penulisan Laporan .............................................................. 24
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 27
A. Kajian Teori .............................................................................................. 27
B. Kajian Pustaka ......................................................................................... 55
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ....................................................... 59
A. Deskripsi Awal .......................................................................................... 59
B. Deskripsi Siklus I ..................................................................................... 63
C. Deskripsi Siklus II .................................................................................... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 72
xiv
A. Deskripsi Pra Siklus (Nilai Hasil PAS) .................................................. 72
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus ................................................... 76
C. Pembahasan Penelitian .......................................................................... 110
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 115
A. Kesimpulan ............................................................................................. 115
B. Saran ....................................................................................................... 116
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 118
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 121
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keadaan Siswa .................................................................................... 60
Tabel 3.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan ................................................ 61
Tabel 3.3 Sarana dalam satu kelas .................................................................... 62
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus .......................................................... 72
Tabel 4.2 Data Perolehan Nulai Pra Siklus ...................................................... 75
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I ...................................................... 76
Tabel 4.4 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I ........................................ 86
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus I ................................................................ 90
Tabel 4.6 Data Perolehan Siklus I ..................................................................... 92
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II .................................................... 94
Tabel 4.8 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II .................................... 103
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siklus II ............................................................. 107
Tabel. 4.10 Data Perolehan Siklus II ............................................................... 109
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas ..................................... 19
Gambar 2.1 Sistem Pernapasan Manusia ......................................................... 49
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus ......................................... 75
Gambar 4.2 Diagram Nilai Ketuntasan Siklus I .............................................. 92
Gambar 4.3 Diagram Nilai Ketuntasan Siklus II ........................................... 109
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu ilmu yang
penting dalam dunia pendidikan, salah satunya ialah dijadikan sebagai
mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional di Indonesia. Ilmu
pengetahun alam (IPA) sendiri sudah dikenalkan sejak dahulu, dalam Al-
Qur’an Surah Al-Furqon ayat 53 Allah berfirman
هذاملح اجاج وجعل بينهما ’ وهو الذي مرج البحرين هذا عذب فرات و
حجورا برزخا وحجرام
”Dan dialah yang membiarkan dua laut mengalir
(berdampingan); yang ini tawar dan segar dan yang lain sangat asin lagi
pahit; dan dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang tidak
tembus”.
Melalui akal dan kekuatan berfikir yang dimiliki manusia, tentunya
wajib bagi kita untuk mempelajari fenomena-fenomena alam dan seisinya
yang sudah diperlihatkan Allah di dunia ini sehingga lahirlah ilmu
pengetahuan. Pada awal terdapatnya ilmu pengetahuan di dalamya tidak
dibedakan ilmu-ilmu yang melatar belakanginya, semua ilmu entah itu
ilmu pengetahuan alam maupun ilmu pengetahuan sosial masih disebut
ilmu pengetahuan, namun seiring berkembangnya zaman dan pola berfikir
manusia yang maju dan dengan didasari dengan bukti yang nyata dari hasil
penelitian, maka ilmu pengetahuan semakin luas cakupannya salah satunya
adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) (natural science) atau bisa dimaksud
sains di Indonesia. Khusus untuk mata pelajaran IPA di SMP/MTs,
2
pembelajaran IPA dikemas dalam suatu materi ajar membahas keterkaitan
materi fisika, kimia dan biologi di dalamnya.
Pengertian lain mengenai sains menurut Trowbridge dan Baybee,
yaitu science as a way of knowing. Ini mengandung makna bahwa sains
merupakan proses yang sedang berlangsung dengan titik fokus pada
pengembangan dan pengorganisasian pengetahuan. Hal senada
dikemukakan oleh Abruscato, bahwa sains merupakan kegiatan
mengumpulkan informasi secara sistematik dengan objek alam semesta,
mempelajari sains merupakan sebuah kegiatan tertentu yang dapat
menghasilkan pengetahuan baru di dalamnya memiliki ciri-ciri nilai dan
sikap ilmiah dalam memperoleh pengetahuan. (Sujana, 2014: 3).
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan
bahwa ilmu pengetahuan alam atau sains merupakan ilmu pengetahuan
yang terfokus pada subjek alam semesta beserta isinya, dan segala
peristiwa yang terjadi di dalamnya yang diperoleh melalui serangkaian
penelitian atau observasi secara sistematis oleh para ahli dengan dukungan
penelitian sebelumnya maupun penemuan baru sehingga menghasilkan
pengetahuan yang memiliki nilai sikap ilmiah.
Islam mengajarkan kepada kita untuk kiat belajar, ilmu yang
didapatkan dari hasil belajar dapat mengantarkan manusia untuk
meningkatkan derajat manusia. Seperti yang terkandung dalam firman
Allah Swt. dalam Al-Qur’an Surah Al-Mujadilah ayat 11:
3
له يرفع الله الذ ين ا منوا منكم, والذين اوتوا العلم درجت , وال
بما تعملون خبيرا
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat”.
Pendidikan pada dasarnya berlangsung dalam bentuk proses belajar
mengajar yang melibatkan dua pihak yaitu guru dengan tujuan yang sama
dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran harus dapat
memanfaatkan kelas dengan baik, menciptakan suasana belajar yang
efektif, interaksi guru dan siswa haruslah dekat serta rancangan
pembelajaran yang tepat sehingga proses pembelajaran menjadi
menyenangkan (Supramono, 2016: 79).
Permasalahan yang sering ditemukan dalam pembelajaran di
sekolah adalah dugaan mengenai adanya tingkat hasil belajar siswa dalam
pembelajaran. Inti dari kegiatan sekolah dalam proses belajar yang akan
mempengaruhi hasil belajar siswa. Salah satu keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran ialah hasil belajar yang meningkat dengan optimal
seiring dengan perkembangan kurikulum yang diterapkan oleh pihak
sekolah. Terdapat beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil belajar
peserta didik misalnya pembelajaran yang tidak menarik, proses
pembelajaran yang kurang melibatkan peran peserta didik untuk lebih aktif
belajar, peserta didik cenderung pasif dalam proses belajar, peserta didik
kurang percaya diri dalam hal mengemukakan pendapat dan berdiskusi
(Yanuarti, 2016: 11).
4
Dari laporan perkembangan sains dan tekonologi dari tahun 2005-
2010 dalam UNESCO Science Report 2010 di Paris, memperlihatkan
Indonesia tidak termasuk negara yang diperhitungkan dalam
perkembangan saintek. Permasalahan diantaranya berkaitan dengan guru.
Bagaimana seorang guru sains membuat siswa tertarik belajar sains,
bagaimana pembelajaran sains dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari,
sehingga tujuan utama sains bukan hanya belajar soal menghafal namun
belajar konsep dan penerapannya bisa terlaksana, tentunya perlu
peningkatan kualitas pembelajaran sains termasuk sistem penilaiannya.
Untuk mencapai semua itu perlu peningkatan profesionalisme guru.
Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal
28, pendidik/guru adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat
jenis kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional
dan sosial (Sari, 2013:1).
Keprofesionalan guru perlu ditingkatkan secara berkelanjutan
karena profesionalisme guru erat kaitannya dengan peningkatan mutu dan
hasil pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas guru dapat dilakukan
beberapa cara antara lain mengikuti Musyawarah Guru Mata Pealajaran
(MGMP), penataran, seminar, diskusi, workshop dan lain sebagainya.
Harapannya dengan dengan mengikuti berbagai kegiatan tersebut dapat
memicu kreativitas dan inovasi guru dalam mengajar di kelas.
Berdasarkan hasil wawancara kepada guru mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam di SMP N 01 Pabelan pada bulan November 2019
5
terdapat salah satu kelas yang menurut peneliti memiliki masalah sehingga
hasil belajar yang mereka dapatkan masih banyak yang kurang memenuhi
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yaitu kelas VIII B. Dari hasil
Penilaian Akhir Semester (PAS) gasal, persentase ketuntasan siswa baru
mencapai 25% dari 32 siswa. Artinya, terdapat 8 siswa yang sudah
memenuhi nilai KKM dan 24 (75%) lainnya belum memenuhi nilai KKM,
nilai rata-rata yang diperoleh kelas VIII B ialah 68,625.
Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), suatu pembelajaran
dikatakan berhasil apabila jumlah siswa yang telah mencapai KKM
mencapai 85%. Adapun nilai KKM yang sudah diterapkan pada mata
pelajaran IPA di SMP N 01 Pabelan adalah 70. Menurut guru mata pelajar
Ilmu Pengetahuan Alam, hal tersebut terjadi akibat peserta didik yang
tidak konsentrasi penuh terhadap mata pelajaran. Banyak peserta didik
yang tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh guru terutama
pada tempat duduk bagian belakang. Dalam satu minggu, peserta didik
memiliki 5 jam pelajaran yang dijadwalkan pada hari Senin dan Selasa.
Masalah lain yang berkaitan dengan jadwal tersebut adalah terdapat
beberapa siswa yang mengantuk, salah satu pemicunya ialah karena jadwal
pelajaran hari Selasa berada setelah istirahat ke-2. dan alokasi waktu yang
kurang tepat karena pembelajaran hari Senin ini dimuai pada jam ke-1 atau
setelah upacara bendera (apabila dilaksanakan). Selain itu, peserta didik
mudah bosan karena keterbatasan media pembelajaran yang tersedia.
6
Untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada nilai hasil
belajar kelas VIII B materi Sistem Pernapasan Manusia menjadi lebih
baik, maka peneliti ingin mencoba menerapan model yang belum pernah
dilakukan sebelumnya dan dianggap tepat dalam meningkatkan hasil
belajar siswa kelas VIII B. Melihat permasalahan yang ada pada
pembelajaran sebelumnya, peneliti lebih tertarik untuk menerapkan
pembelajaran model Quantum Teaching dengan kombinasi Teams Games
Tournament (TGT).
Quantum Teaching merupakan model pengajaran yang memiliki
asas utama “bawalah mereka ke dalam dunia kita dan antarkan dunia kita
ke dunia mereka”. Maksud dari asas ini menunjukkan bahwa langkah
pertama yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam memulai proses
pembelajaran adalah memasuki dunia siswa, caranya dengan mengaitkan
materi pelajaran yang akan diberikan dengan sebuah peristiwa yang terjadi
dalam kehidupan nyata mereka. Salah satu kaitannya terbentuk barulah
guru memberikan pemahaman kepada siswa tentang materi yang diajarkan
(DePorter, 2000 dalam Yahya, 2017: 391).
Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi
yang ada di dalam dan disekitar momen belajar. Interaks-inteaksi ini
mencangkup unsur-unsur belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah
siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi
orang lain. Quantum Teaching merupakan salah satu model yang
7
dilukiskan mirip sebuah orkrestra, dimana kita seolah menjadi pemimpin
konser saat sedang berada di kelas, karena disitu membutuhkan
pemahaman terhadap karakter murid yang berbeda-beda. Sebagaimana alat
musik seperti biola dan suling yang masing-masing memiliki suara yang
berbeda. Oleh karena itu Quantum Teaching mengajarkan supaya setiap
karakter dapat memiliki peran dan keterlibatan aktif murid dalam kegiatan
pembelajaran akan membawa kesuksesan dalam belajar. (DePorter, 2013).
Menurut (Eltizar, 2010) bahwa model pembelajaran Quantum
Teaching merupakan model pembelajaran yang mengedepankan interaksi
pada proses pembelajaran dan menekankan kerjasama antara siswa dan
guru untuk mencapai tujuan. Hal tersebut sejalan dengan apa yang
dikemukakan oleh A’la 2010, bahwa dengan menggunakan model
pembelajaran Quantum Teaching, akan tercipta keistimewaan belajar yang
akan melejitkan prestasi siswa.
Dari penjelasan di atas mengenai model belajar Quantum
Teaching, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Quantum Teaching
adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dan guru secara aktif,
keduanya malakukan interaksi belajar dengan mengedepankan
kemampuan dan bakat alamiah masing-masing peserta didik bahwa setiap
peserta didik memiliki karakter dan peran dalam keterlibatan aktif
melaksanakan tujuan pembelajaran dan meningkatkan prestasi peserta
didik.
8
Dalam pelaksanaannya, Yahya menyajian kerangka pembelajaran
model Quantum Teaching ini melalui 6 langkah yang dikenal dengan
TANDUR, yaitu: 1) Tumbuhkan, artinya memberikan penumbuhan minat
siswa, 2) Alami, artinya pemberian pengalaman langsung kepada siswa
sebelum penyajian, 3) Namai, artinya menyampaikan materi dengan
multimodel, 4) Demontrasi, artinya melakukan demontrasi yang dilakukan
oleh guru atau siswa, 5) Ulangi, artinya pengulangan oleh siswa bahwa
mereka benar-benar tahu, dan 6) Rayakan, artinya memberikan
penghargaan terhadap siswa yang telah berhasil mengerjakan sesuatu tugas
atau kewajiban dengan baik. (Yahya, 2017: 391).
Lalu untuk lebih menginovasi pembelajaran, peneliti
mengkombinasi Quantum Teaching dengan menerapkan model Team
Games Tournament, dimana sintak dari model tersebut dimasukkan pada
model pembelajaran Quantum Teaching. Model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas
seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa
sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan.
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT) dilakukan dengan
membagi kelompok yang beranggotakan 5 atau 6 orang peserta didik yang
memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku atau ras yang berbeda hal ini
dilakukan agar dalam sebuah tim berisikan anggota yang seimbang.
(Tarigan, dalam Yudianto, 2014:2).
9
Pembelajaran tipe TGT terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap
penyajian kelas class precentation), belajar kelompok (teams), permainan
(games), pertandingan (tournament) dan penghargaan kelompok (team
recognition). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam
pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih releks,
di samping menumbuhkan tanggung jawab, percaya diri, menghargai
sesama, disiplin, kompetitif, sportif, kerja sama, aktif dalam terlibatan
pembelajaran (Yudianto, 2014:2).
Model Quantum Teaching sudah dilaksanakan oleh peneliti
sebelumnya, bahwa penerapan model ini dapat meningkathan hasil
kognitif peserta didik dan terlaksana sangat efektif. Tentunya, dengan
kombinasi Team Games Tournament pembelajaran yang dilakukan akan
lebih menyenangkan dan kemungkinan keberhasilan dalam mencapai
tujuan pembelajaran sesuai yang diharapkan. Hal tersebut menjadi
motivasi peneliti bahwa pembelajaran tersebut juga dapat ditarapkan pada
kelas VIII B, SMP N 01 Pabelan.
Bagaimanakah penerapan model tersebut dan perubahan hasil
belajar peserta didik. Dengan demikian, penulis memberi judul penelitian
ini “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Pernapasan
Manusia Melalui Model Quantum Teaching Dengan kombinasi Team
Games Tournament (TGT) Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 01
Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
10
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah
dari peneliti yaitu:
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament materi Sistem pernapasan
manusia pada siswa kelas VIII B SMP Negeri 01 Pabelan Tahun
Pelajaran 2019/2020?
2. Apakah implementasi model Quantum Teaching dengan kombinasi
Team Games Tournament materi Sistem Pernapasan Manusia pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan
pembelajaran dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana penerapan model pembelajaran
Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games Tournament
materi Sistem pernapasan manusia pada siswa kelas VIII B SMP
Negeri 01 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Untuk mengetahui apakah implementasi model Quantum Teaching
dengan kombinasi Team Games Tournament materi Sistem Pernapasan
Manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 01 Pabelan Tahun
Pelajaran 2019/2020 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
11
D. Definisi Operasional
1. Peningkatan Hasil Belajar
Peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diterapkan
model Quantum Teaching dengan kombinasi Teams Games
Tournament (TGT) pada penelitian ini jika:
a. Hasil belajar peserta didik yang diterapakn model Quantum
Teaching dengan kombinasi Teams Games Tournament (TGT)
lebih tinggi dari hasil belajar pada siklus sebelumnya. Selain itu,
perolehan tersebut sudah memenuhi indikator pencapaian klasikal.
b. Hasil belajar peserta didik diukur menggunakan tes tertulis dalam
bentuk pilihan ganda setelah dilaksanakan pembelajaran.
c. Hasil belajar peserta didik dievaluasi untuk pelaksanaan
pembelajaran selanjutnya. Sehingga dalam penelitian ini yang
dimaksud peningkatan ialah peningkatan hasil belajar IPA materi
Sistem Pernapasan Manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 01
Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020.
2. Model Quantum Teaching dengan kombinasi Teams Games
Tournament (TGT)
Model Quantum Teaching adalah pembelajaran aktif yang
memiliki kerangka pembelajaran Tanamkan. Alami, Namai,
Demonstrasi, Ulangi, Rayakan (TANDUR). Pembelajaran materi
Sistem Pernapasan Manusia diawali dengan Tumbuhkan artinya
menumbuhkan minat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran
12
melalui stimulus yang diberikan guru. Peserta didik diajak untuk
berfikir lalu menemukan fakta terkait pernapasan pada manusia.
Selanjutnya peserta didik diberikan pengalaman secara langsung yang
dipandu oleh guru untuk menemukan kembali terkait materi
pernapasan manusia, inilah penyajian kerangka Alami. Kerangka
pembelajaran ke tiga ialah Namai, artinya menyampaikan materi
dengan multimodel. Dalam penelitiani ini, Quantum Teaching
dikolaborasikan dengan Teams Gamest Tournament (TGT), jadi
peserta didik diajak untuk belajar sambil melakukan permainan.
Setelah dilaksanakan permainan, peserta didik melakukan demonstrasi
di depan kelas dan menjelasan kembali kepada peserta didik lainnya.
Lalu, untuk menguatkan materi yang sudah diajarkan, guru memasuki
kerangka Ulangi dengan mengajak peserta didik untuk mengulas
kembali materi sebelumnya, tujuannya bahwa mereka sudah benar-
benar tahu dan menguasai materi. Setelah pengulangan meteri tersebut
guru memberikan apresiasi terhadap hasil permainan yang telah
dilaksanakan sebelumnya, yaitu Rayakan artinya memberikan
penghargaan terhadap siswa yang telah berhasil mengerjakan sesuatu
tugas atau kewajiban dengan baik.
13
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian model pembelajaran Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran
IPA diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru dalam
memilih model pembelajaran IPA.
b. Penerapan model Quantum Teaching dengan kombinasi Team
Games Tournament (TGT) dalam pembelajaran IPA yang
dilakukan dengan maksimal akan memperoleh hasil yang
diharapkan sehingga dapat meningkatkan kualitas Pendidikan IPA
di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Guru
Setelah dilaksanakan pembelajaran model Quantum
Teaching dengan kombinasi Team Games Tournament (TGT),
Guru diharapkan dapat menerapkan model tersebut pada materi
Sistem Pernapasan Manusia di kelas lain atau materi lain yang
karakteristik materinya sama, misal: Sistem Pencernaan Manusia,
dan Sistem Peredaran Darah Manusia. Memperkaya model
pembelajaran sehingga guru termotivasi untuk lebih kreatif dan
inovatif dalam menyelesaikan permasalahan pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam.
14
b. Manfaat Bagi Siswa
Setelah diterapkan pembelajaran model Quantum Teaching
dengan kombinasi Team Games Tournament (TGT) dalam materi
IPA, dapat mengajarkan setiap karakter peserta didik lebih
berperan aktif dalam keterlibatan pembelajaran, Memunculkan
potensi yang dimiliki peserta didik sesuai perannya masing-
masing, dan memotivasi peserta didik untuk belajar lebih serius
untuk mendapatkan keberhasilan.
c. Manfaat Bagi Sekolah
Membantu sekolah dalam meningkatkan kualitas
pendidikan sekolah dengan adanya guru yang dapat
mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran dengan
tepat dan mendapatkan hasil yang yang diharapkan sesuai materi
pembelajaran yang disampaikan.
d. Manfaat Bagi Penulis
Peneliti mendapatkan manfaat pengalaman menerapkan
penelitian tindakan kelas melalui model pembelajaran Quantum
Teaching dengan kombinasi Team Games Turnament (TGT)
sehingga saat terjun di dunia pendidikan, peneliti sudah siap
melakukan pembelajaran di kelas.
15
F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Pencapaian
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah dalam penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan. Dinyatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta empiris yang diperoleh melalui
pengumpulan data (Mu’alimin, 2014: 25).
Dalam penelitian tindakan kelas ini dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
a. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dilaksanakan
sesuai kerangka pembelajaran, yaitu: TANDUR (Tumbuhkan,
Alami, Namai, Demonstrasi, Ulangi, Rayakan) dikombinasi
dengan permainan Team Games Tournament pada kerangka Namai
dalam pembelajaran materi Sistem pernapasan manusia pada siswa
kelas VIII B SMP Negeri 01 Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020.
b. Penerapan model pembelajaran model Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan
hasil belajar materi Sistem Pernapasan Manusia pada siswa kelas
VIII B SMP Negeri 01 Pabelan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2019/2020.
16
2. Indikator Keberhasilan
a. Indikator Keberhasilan Individu
Indikator keberhasilah Individu meliputi:
1) Hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Negeri 01 Pabelan
setelah menerapkan model Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournamen (TGT) pada pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam diharapkan mendapatkan nilai hasil belajar
diatas nilai KKM sebesar 70.
2) Guru dikatakan berhasil menerapkan model pembelajaran jika
telah melaksanakan pembelajaran dan minimal dalam kategori
baik.
b. Indikator Keberhasilan Klasikal
Indikator yang dirumuskan adalah hasil belajar siswa
dikatakan berhasil apabila sudah memenuhi nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan sekolah. Siklus akan
berhasil jika 85% atau lebih dari jumlah seluruh siswa kelas
tersebut dapat mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum. (IAIN
Salatiga, 2017: 34).
G. Model Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Researth). Menurut Kurt
17
Lewin penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan pada
sebuah kelas untuk mengetahui akibat tindakan yang diterapkan pada
suatu subyek penelitian di kelas tersebut. Siklus penelitian tindakan
kelas yaitu: perencanaan (plan), pelaksanaan (action), pengamatan
(observing) dan Refleksi.
Secara lebih luas penelitian tindakan kelas diartikan sebagai
penelitian yang berorientasi pada penerapan tindakan dengan tujuan
peningkatan mutu atau pemecahan masalah pada sekelompok subjek
yang diteliti dan mengamati tingkat keberhasilan atau akibat
tindakannya, untuk kemudian diberikan tindakan lanjutan yang bersifat
penyempurnaan tindakan atau penyesuaian dengan kondiisi dan situasi
sehingga dperoleh hasil yang lebih baik (Mu’alimin, 2014:6). Alasan
mengapa peneliti memilih Penelitian Tindakan Kelas (PTK) karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu:
a. Praktis dan langsung relevan untuk situasia aktual dalam dunia
kerja.
b. Menyediakan rangka kerja yang teratur untuk pemecahan masalah
dan perkembangan-perkembangan baru.
c. Bersifat fleksibel, adaptif.
d. Pelaksanaannya sistematis dan terstruktur.
e. Cara penelitiannya bersifat empiris, dalam artian bahwa penelitian
tersebut mendasarkan diri pada observasi aktual dan data mengenai
18
tingkah laku, dan tidak berdasar pada pendapat subjektif yang
didasarkan pada pengalaman masa lampau (Sujana, 2014: 4).
2. Subjek Penelitian
a. Lokasi
Tempat : SMP Negeri 01 Pabelan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Kelas/Semester : VIII/ Genap
b. Waktu
Penelitian ini dilaksanakan pada semester Genap tahun
pelajaran 2019/2020 pada:
1) Siklus I dilaksanakan pada tanggal: 20 Januari 2020
2) Siklus II dilaksanakan pada tanggal: 27 Januari 2020
c. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII B di SMP
Negeri 01 Pabelan. Jumlah siswa dalam kelas tersebut adalah 32
siswa, terdapat 17 siswa perempuan dan 15 siswa laki-laki.
3. Langkah- langkah Penelitian
Agar PTK mencapai hasil yang optimal dan sesuai dengan yang
diharapkan, maka penelitian harus melalui tahapan-tahapan sebagai
berikut:
19
Gambar 1.1 Siklus dalam Penelitian Tindakan Kelas
(Sumber: Arikunto 2010: 16)
a. Perencanaan (plan)
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan yang akan
dilakukan.
b. Pelaksanaan (action)
Pelaksanaan merupakan implementasi atau penerapan isi
dari rancangan yang sudah disusun pada tahap perencanaan.
Perencanaan
Pelaksanaan SIKLUS I
Pengamatan
Refleksi
Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
?
20
Berikut ini adalah hal yang harus disiapkan dalam pelaksanaan
PTK:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
2) Menyiapkan fasilitas atau sarana pembelajaran.
3) Melakukan analisis data baik pada hasil observasi maupun
hasil kerja siswa.
4) Mensimulasi pelaksanaan model pembelajaran dengan
mempertimbangkan waktu yang akan dilaksanakan.
c. Pengamatan (observing)
Pengamatan merupakan kegiaan mengamati
berlangsungnya pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti.
Pengamatan bisa dikalukan dengan teman sejawat atau guru
senderi. Pada saat ini guru pelaksana mencatat sedikit demi sedikit
apa yang terjadi agar memperoleh data yang akurat untuk
perbaikan siklus berikutnya. Pengamatan dilakukan pada saat
pelaksanaan pembelajaran .
d. Refleksi (reflecting)
Refleksi adalah upaya peneliti untu merenungkan apa yang
sudah dicapai melalui tulisan atau cerita. Tujuannya adalah untuk
mengetahui hasil dari pembelajaran apakah gagal atau berhasil.
Hasil refleksi ini dijadikan evaluasi untuk tindak lanjut siklus
berikutnya (Muslimin, 2014: 21).
21
4. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang menyebar pada masing-masing sumber
data/subjek penelitiperlu dikumpulkan untuk selanjutnya ditarik
kesimpulan. Dalam proses pengumpulan data, terdapat beberapa model
yang lazim digunakan adalah:
a. Pengumpulan data dengan observasi
Pengumpulan data melalui observasi artinya penelitian yang dapat
diperoleh dengan mempelajari dan memahami tingkah laku secara
langsung.
b. Pengumpulan data dengan wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasi dan ide tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu (Hikmawati, 2017: 79).
c. Pengumpulan data dengan dokumentasi.
Dokumentasi merupakan informasi yang penting bagi peneliti.
Dokumen memiliki arti “something written or printed, to be used a
record or evidence” yang artinya memiliki makna sesuatu yang
tertulis atau dicetak untuk digunakan sebagai suatu catatan atau
bukti.
d. Lembar Tes
Merupakan lembar soal yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan sesudah diberikan materi oleh guru, nilai hasil
22
pencapaian dapat digunakan sebagai acuan tindak lanjut siklus
selanjutnya (Muslimin, 2014: 34).
5. Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat ukur dalam penelitian. Sehingga
instrumen penelitian merupakan piranti peneliti mengukur fenomena
alam maupun sosial yang menjadi fokus peneliti, yang secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel. (Hikmawati, 2017: 30). Insrumen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Lembar Observasi Peserta Didik
Merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengamati
apa yang dilakukan peserta didik, tingkah laku dalam
pembelajaran, bagaimana hubungan sosial dengan teman di dalam
kelas, dan segala hal yang terkait dengan proses pembelajaran,
pengamatan ini dikemas dalam satu lembar dengan ketentuan
indikator yang sudah ditetapkan.
b. Lembar Observasi Guru
Merupakan alat bantu yang digunakan untuk mengamati
apa yang dilakukan guru saat pembelajaran berlangsung sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Merupakan sebuah perencanaan yang terstruktur dalam
suatu pembelajaran untuk mencapai kompetensi dalam standar ini.
23
d. Lembar Butir Soal
Lembar tes soal adalah alat yang digunakan untuk
mengukur pencapaian peserta didik setelah mempelajari materi
yang diajarkan guru.
6. Analisis data
Dalam penelitian ini analisis data dilakukan dengan teknik
deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif karena data yang
digunakan berbentuk angka-angka dan berbentuk kata-kata atau
penjelasan. (Suryanti: 2018)
Deskriptif kuantitatif digunakan untuk membandingkan hasil
nilai yang diperoleh tiap siklus dengan nilai Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang telah ditentukan oleh sekolah yaitu 70. Hasil
belajar yang didapatkan kemudian dianalisis dengan membandingkan
antara nilai sebelum dilakukan penelitian dan nilai setelah dilakukan
penelitian. Apabila nilai yang didapatkan oleh peserta didik masih di
bawah KKM maka dikatakan belum tuntas, dan apabila hasil yang
didapatkan sama dengan atau lebih dari KKM maka dikatakan tuntas.
Sedangkan deskriptif kualitatif diperoleh dari hasil lembar observasi
peserta didik dan lembar observasi guru.
Untuk menghitung ketuntasan belajar peserta didik, dapat
dihitung dengan rumus dibawah ini:
a. Menghitung nilai rata-rata kelas:
�� =∑(𝑡𝑖, 𝑓𝑖)
∑𝑓𝑖
24
Dimana:
∑𝑡𝑖 = nilai tengah
�� = rat-rata (mean)
𝑓𝑖 = jumlah frekuensi
b. Menghitung ketuntasan belajar klasikal\
P=∑ 𝑛1
∑ 𝑛 𝑥 100%
Dimana:
P = nilai ketuntasan belajar klasikal
∑ 𝑛1 = jumlah total nilai seluruh siswa
∑ 𝑛 = jumlah total siswa
Analisis data dilakukan secara kronologis, setelah semua data
selesai dikumpulkan dan biasanya diolah dan dianalisis secara
komputerisasi. Setelah data terkumpul semua, pekerjaan analisis data
dan pelaporannya akan lebi mudah dilaksanakan (Munawaroh, 2013:
84).
H. Sistematika Penulisan Laporan
1. Bagian Awal
Bagian awal laporan terdiri atas Sampul, Lembar berlogo,
Judul, Persetujuan pembimbing, Pengesahan kelulusan, Pernyataan
keaslian tulisan, Motto, Halaman persembahan, Kata pengantar,
Abstrak, Daftar isi, Daftar tabel, Gaftar gambar, dan Daftar lampiran.
25
2. Bagian Inti
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab I terdiri atas: Pendahuluan, bagian pendahuluan terdiri
dari beberapa bagian, yaitu latar belakang masalah, tujuan
penelitia, hipotesis tindakan, manfaat hasil penelitian, definisi
operasional, metodologi penelitian, dan sistematika penelitian.
b. BAB II LANDASAN TEORI
Bab II terdiri atas: Landasan Teori, pada bab ini akan
dibahas kajian teori tentang beberapa teori yang berhubungan
dengan peningkatan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPA
materi sistem pernapasan manusia melalui model Quantum
Teaching dengan kombinasi Team Games Tournament (TGT) pada
siswa kelas VIII. Selain itu juga dibahas kajian pustaka yang
berkaitan dengan penelitian. Kajian pustaka sangat penting dalam
penelitian ini karena menggunakan ruang lingkup mata pelajaran
yang berbeda mejadikan kajian pustaka sebagai acuan hasil
penelitian.
3. Bagian Akhir
a. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
Pada bab ini akan dijelaskan gambaran umum mengenai
sekolah SMP N 01 Pabelan, visi dan misi sekolah SMP N 01
Pabelan. Selanjutnya akan dijelaskan deskripsi pada pelaksanaan
26
siklus I (Perencanaan, Pelaksanaan, Pengumpulan
data/pengamatan, Refleksi), dan deskripsi pelaksanaan siklus II
(Perencanaan, Pelaksanaan, Pengumpulan data/pengamatan,
Refleksi).
b. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan data hasil penelitian dan refleksi
yang terjadi pada sitiap siklus.
c. BAB V PENUTUP
Bagian ini berisi kesimpulan dari penelitian yang
dilaksanakan mengenai peningkatan hasil belajar IPA melalui
model Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) pada siswa kelas VIII sekaligus berisi saran
yang membangun dari peneliti.
27
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar IPA
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan dari dalam diri siswa
yang dihasilkan dari suatu proses belajar yang tidak hanya berupa
pengetahuan melainkan berupa penghayatan dari dalam diri pribadi
dalam tiga ranah penting yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan
ranah psikomotorik (Gusmira, 2016:50).
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku siswa yang
terjadi berdasarkan pengalaman belajar serta kemampuan siswa
dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian pengalaman belajar
dalam suatu kompetensi dasar. Hasil belajar berfungsi sebagai
petunjuk tentang berubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa
sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan. Hasil belajar
bisa berbentuk pengetahuan, keterampilan, maupun sikap (Kraiger,
dalam Yanuarti, 2016:12).
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang diinginkan dapat diketahui melalui
evaluas belajar. Sunal, mengemukakan bahwa evaluasi belajar
merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
28
kebutuhan siswa. Selain itu, evaluasi belajar dapat dijadikan tindak
lanjut pembelajaran berikutknya.
b. Macam-Macam Hasil Belajar
Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja diukur dari
tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencangkup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu
menyangkut pengetahuan/konsep (kognitif), sikap (afektif), dan
keterampil (psikomotorik) yang berkaitan dengan mata pelajaran
yang diberikan kepada siswa. Lebih lengkapnya dapat dijelaskan
berikut ini:
1) Pemahaman Konsep
Menurut Bloom, pemahaman diartikan sebagai
kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang
dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa
besar siswa mampu memahami seperti apa yang ia bicarakan,
yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan. Berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Pemahaman konsep adisebut juga dengan aspek
kognitif atau pengetahuan. Ranah penegtahuan merupakan
merupakan kombinasi dimensi pengetahuan yang di
klarifikasikan menjadi faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif. Dengan demikian proses kognitif yang tersusun
29
secara herarki mulai mengingat, memahami, menerapkan,
menganalisis, menilai, dan mengkreasi (Muhammad, 2017:41)
2) Pemahaman Sikap
Menurut Sardiman, sikap merupakan kecenderungan
untuk melakukan sesuatu dengan cara, model, pola, dan teknik
tertentu terhadap duniase kitarnya baik berupa
individu0individu maupun objek-objek tertentu. Sikap merujuk
pada perbuatan, perilaku, atau tindakan seseorang (Sisanto,
2013: 6).
Untuk mengetahui sikap peserta didik maka diperlukan
adanya penilaian sikap. penilaian sikap merupakan kegiatan
untuk mengetahui kecenderungan perilaku spiritual dan sosial
peserta didik dalam kegiatan sehari-hari, baik di dalam maupun
di luar kelas sebagai hasil pendidikan. penilaian sikap
dilakukan dengan teknik observasi langsung dengan
menggunakan instrumen berupa lembar observasi (Direktorat
Pembinaan Sekolah Mengengah Pertama, 2017:21).
3) Sikap Keterampilan
Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan
dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki seperti
kreativitas, kerjasama, tanggung jawab, dan berdisiplin sesuai
dengan pelaksanaan bidang studi yang bersangkutan.
30
Indrawati, menyebutkan ada enam aspek keterampilan
proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran,
mengomunikasikan, memberi penjelasan atau interpretasi
terhadap suatu pengamatan, dan melakuan eksperimen.
c. Pengukuran Hasil Belajar
Kurikulum sebagai bagian penting dalam pendidikan
menentukan arah pendidikan. Oleh karena itu, kurikulum yang
berekelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan secara nasional. Kuruikulum 2013 merupakan
kurikulum yang berbasis kompetensi yang merefleksikan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap sehingga dapat
meningkatkan potensi peserta didik secara utuh. Karena itu,
kurikulum tersebut mengharapkan proses pembelajaran di sekolah
berosientasi pada penguasaan kompetensi-kompetensi yang telah
ditentukan secara integratif. Penilaian terdiri atas penilaian
eksternal dan internal:
1) Penilaian eksternal merupakan penilaian yang dilakukan oleh
pihak lain yang tidak melaksanakan proses pembelajaran.
Penilaian eksternal dilakukan oleh suatu lembaga, baik dalam
maupun luar negeri dimaksudkan anta lain untuk pengendali
mutu.
2) Penilaian internal adalah penilaian yang dilakukan dan
direncanakan oleh guru pada saat proses pembelajaran
31
berlangsung atau penilaian kelas (internal assessment) terhadap
hasil belajar peserta didik dalam rangka menjamin mutu yang
dilakukan oleh guru di kelas untuk menilai kompeteni peserta
didik pada tingkat tertentu. Kurikulum 2013 menuntut cara
penilaian dengan penilaian kelas sehingga dapat mengetahui
pembentukan dan pecapaian berbagai kompetensi peseta didik
(Sisanto, 2013: 10).
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara umum, faktor yang mempengaruhi hasil belajar
dibedakan menjadi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari peserta
didik. seperti halnya kesehatan, energi (fisiki) dan motivasi,
taraf belajar (psikis).
2) Faktor Eksternal
faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar peserta
didik. faktor ini eratkaitannya dengan keadaan lingkungan
disekitar peserta didik. Seperti halnya lingkungan keluarga,
teman-teman, kondisi ekonomi, keadaan masyarakat.
kondisisekolah dan lain sebagainya.
32
2. Model Quantum Teaching
a. Pengertian Quantum Teaching
Model ini bermula dari diadakannya sebuah program
selama sepuluh hari pada musim gugur di Kirkwood Meadows,
California pada tahun 1982 yang dikenal sebagai Super Camp yang
digagas oleh Bobi DePorter. Super Camp ialah suatu pembelajaran
yang berprinsip pada mengombinasikan penumbuhan rasa percaya
diri, keterampilan belajar, dan kemampuan berkomunikasi dalam
suatu lingkungan yang menyenangkan. Setelah beberapa kali
program ini diadakan, DePorter mulai melihat trobosan-trobosan
mengagumkan yang mengatakan bahwa programnya menuju arah
yang tepat. Akhirnya program ini lebih berhasil dari pada yang
diharapka dan menjadi peristiwa penting bagi remaja yang
mengikutinya.
Super Camp dilahirkan di bawah perusahaan Learning
Forum, dimana pendekatan yang digunakan oleh Super Camp yaitu
Quantum Learning. Quantum Learning sendiri berakar dari upaya
Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik yang berkebangsaan
Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai
“suggestology” atay “sugesto-pedia”. Prinsipnya adalah bahwa
sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan
setiap detail apapun memberikan sugesti positif atau negatif..
33
Bobbi DePorter mengemukakan “bahwa Quantum yaitu
interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya”. Menurutnya
semua kehidupan adalah energi. Seperti rumus yang terkenal dalam
fisika kuantum adalah massa kali kecepatan cahaya kuadrat sama
dengan Energi atau persamaan yang dituliskan sebagai E = mc2.
Tubuh kita secara fisik adalah materi. Sebagai pelajar tujuan kita
adalah meraih sebanyak mungkin cahaya yang berupa interaksi,
hubungan, inspirasi agar menghasilkan energi cahaya. Model
model Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah,
dengan segala nuansanya yang menyertakan segala kaitan,
interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar
(DePorter, 2013: 16).
Quantum Teaching dirancang sedemikian rupa untuk
menciptakan suasan belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa (Nuryanti,
2015:178).
Pembelajaran Quantum Teaching adalah salah satu model
pembelajaran yang melibatkan seluruh aspek-aspek yang
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan bernakna bagi pendidik dan peserta didik
(Supramono, 2016:80).
Quantum Teaching merupakan pengubahan bermacam-
macam interaksi yang ada di dalam dan disekitar momen belajar.
34
Interaksi ini mencangkup unsur untuk belajar efektif yang
mempengaruhi kesuksesan siswa dan mengubah kemampuan bakat
ilmiyah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi diri
mereka dan orang lain. (DePorter dalam Yahya, 2017:157).
Quantum Teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan
metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan
fasilitas Super Camp. Diciptakan berdasarkan teori-teori
pendidikan, seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple
Intelegence (Gardner), Neuro-Linguistic Learning (Grinder dan
Bandler), Experiential Learning (Hahn), Socratic Inquiry (Hunter).
Quantum Teaching merangkaikan yang paling baik dari yang
terbaik menjadi sebuah paket multisensori, multi kecerdasan, dan
kompetibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan
kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk
berprestasi.
Pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil
belajar karena model ini menggunakan prinsip sugesti yang dapat
mempengaruhi hasil belajar. Model ini menekankan kreativitas
siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif, dan dapat
mengembangkan suatu teori atau pemahaman yang mereka miliki.
Di sini siswa dituntut untuk lebih percaya diri dalam
mengemukakan sebuah pendapat (Yanuarti, 2016:14).
35
b. Landasan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Asas yang digunakan dalam model Quantum Teaching
yaitu: “Bawalah Dunia Mereka kedalam Dunia Kita, dan Antarkan
Dunia Kita ke Dunia Mereka”. Atinya, untuk mendapatkan hak
mengajar, pertama-tama guru harus membangun jembatan autentik
memasuki kehidupan murid. Tindakan yang demikian akam
memberi anda (seorang guru) untu memimpin, menuntun, dan
memudahkan perjalanan mereka menujukesadaran dan ilmu
pengetahuan yang lebih luas, caranya dengan mengaitkan apa yang
diajarkan dengan sebuah peristiwa,pikiran atau perasaan yang
diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, seni, musik,
rekreasi atau akademis mereka (Yahya, 2017:159).
c. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching
Selain itu, model pembelajaran Quantum Teaching juga
memiliki beberapa prinsip, diantaranya:
1) Segalanya Berbicara
Hal yang mengandung arti baik lingkungan kelas atau
sekolah, sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja yang
dibagikan kepada peserta didik sampai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), semuanya mencerminkan pemeblajaran,
guru harus merancang dengan sedemikian rupa hingga dapat
membawa pesan-pesan belajar bagi peserta didik.
36
2) Segalanya Bertujuan
Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran
mempunyai tujuan yang jelas serta terkontrol sehingga
bermakna bagi peserta didik.
3) Pengalaman Sebelum Pemberian Nama
Hal ini bermaksud sebelum siswa belajar memberi
nama, (mengidentifikasikan, mengkonseptualisasi,
membedakan, mengkategorikan) hendaknya telah memiliki
pengalaman informasiyang terkait dengan pemberian nama
tersebut. Karena pembelajaran yang baik adalah jika murid
telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan
dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka
pelajari. Ini dapat meningkatkan pemahaman jika ada
rangsangan yang kompleks selanjutnya akan menggerakkan
rasa keingintahuan.
4) Mengakui setiap usaha
Semua usaha yang sudah dilakukan peserta didik dalam
belajar harus memperoleh pengakuan guru dan peserta didik
lainnya. Pengakuan ini penting agar peserta didik termotivasi
untuk melakukan pembelajaran selanjutnya. Selain itu, proses
pembelajaran murid seharusnya dihargai dan diakui setiap
usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai
usaha yang mengandung resiko.
37
5) Merayakan keberhasilan
Setelah segala macam usaha telah dilakukan oleh
peserta didik, usaha tersebut layak untuk dirayakan
keberhasilannya. Perayaan tersebut diharapkan memberi umpan
balik dan motivasi kepada peserta didik untuk meningkatkan
hasil belajar siswa (Supramono, 2016:81).
d. Macam-macam Kunci Keunggulan dalam Pembelajarn
Quantum Teaching
Dalam pembelajaran Quantum Teaching terdapat satu set
prinsip yang disebut 8 Kunci Keunggulan. Kunci tersebut telah
digunakan pada beberapa sekolah, lingkungan binis dan tentunya
progran Super Camp denga hasil yang memuaskan. 8 kunci itu
menyediakan cara yang bermanfaat untuk mendapatkan
keselarasan dan kerja sama, memasang kerangka kerja bagi
lingkungan yang saling mendukung dan saling mempercayai
dimana setisp orang dihargai dan dihormati. 8 Kunci Keunggulan
dalam pembelajaran Quantum Teaching ialah:
1) Integritas (kejujuran)
Pembelajaran hendaknya bersikap jujur, tulus, dan
menyeluruh, dapat menselaraskan antara nilai-nilai dengan
perilaku yang dilakukan.
38
2) Kegagalan Awal Kesusesan
Pahamilah bahwa di dalam pembelajarn kegagalan
hanyalah memberikan informasi yang anda butuhkan untuk
sukses. Kegagalan itu tidak ada, yang ada hanya hasil dan
umpan balik. Semuanya dapat bermanfaat jika anda cara
menemukan hikmahnya.
3) Bicaralah dengan Niat Baik
Berbicaralah dengan pengertian positif, dan
bertanggung jawab, untuk komunikasi yang jujur dan lurus
sebaiknya menghindari gosip dan komunikasi yang berbahaya.
4) Hidup Disaat Ini
Pusatkan pembelajaran pada saat ini dengan
memanfaatkan waktu sebaik-baiknya dan belajar dengan
mengikuti perkembangan zaman.
5) Komitmen
Dalam pembelajaran, seorang guru dan peserta didik
harus dapat melaksanakan kewajiban masing-masing,
laksanakan visi yang ditargetkan dengan melakukan apa yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang diinginkan.
6) Tanggung Jawab
Di dalam pembelajaran, guru dan peserta didik
memiliki tanggung jawab penuh dengan apa yang
dilakukannya.
39
7) Bersikap Fleksibel
Pembelajaran yang baik ilah pembelajaran yang
bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru, dan
disesuaikan dengan keadaannya, hal ini dapat membantu anda
memperoleh hasil yang diinginkan tanpa memaksakan suatu
keadaan.
8) Keseimbangan
Keseimbangan dalam hal ini ialah menjaga keselarasan
pikiran, tubuh, dan jiwa agar di dalam suatu pembelajaran
ketiga hal tersebut dapat berkesinambungan (DePorter, 2010:
18).
e. Tahap Pembelajaran Quantum Teaching
Terdapat 6 tahap yang digunakan dalam pembelajaran
Quantum Teaching, tahapan ini biasa disingkat dengan istilah
TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi
dan Rayakan). Kunci dari pembelajaran ini ialah membangun
ikatan emosional guru dengan peserta didik, menjaga hubungan
baik, menumbuhkan minat dan rasa ingin tahu yang tinggi. Dengan
pembelajaran yang menyenangkan dapat menumbuhkan suasana
yang mengasikkan bagi peserta didik dari pada pemahaman materi
dan pemahaman konsep, penjelasan tahap tersebut ialah:
40
1) Tumbuhkan
Upaya dalam menumbuhkan minat peserta didik untuk
memasuki pembelajaran tentunya guru harus memiliki cara
untuk memasuki dunia peserta didik. Hal yang dapat dilakukan
ialah menumbuhkan sikap AMBAK (Apa Manfaat Bagiku?).
Dalam banyak situasi, menemukan AMBAK sama saja dengan
menciptakan minat dalam apa yang sedang dipelajari dengan
menghubungkannya dengan “dunia nyata”. Ini terutama benar
dalam situasi belajar yang formal (DePorter, 2015:48).
2) Alami
Suatu pembelajaran akan mudah dipahami apabila
peserta didik dapat melakukannya secara langsung. Maka dari
itu, guru hendaknya dapat memberikan contoh secara langsung
terhadap apa yang sedang dipelajarinya. Hal ini akan memicu
kerja otak kiri untuk bekerja dan terus menyimpan memori
ingatan dalam jangka waktu lama.
Selain dapat melakukannya secara langsung, peserta
didik juga diberikan kesempatan untuk melakukan percobaan
atau pembuktian, mengulang dan mendatangkan pengalaman
belajar yang dapat dimengerti oleh setiap murid secara alamiah
(Supramono, 2016:81).
41
3) Namai
Tahap ini merupakan pemberian kata kunci, konsep,
model atau rumus atas pengalaman yang diperoleh siswa.
Tahap penamaan memacu struktur kognitif siswa untuk
memberi identitas, menguatkan, dan mendefinisikan apa yang
dialaminya. proses penamaan dibangun dengan pengetahuan
awal dan rasa keingintahuan mereka saat itu. Pemberian nama
setelah pengalaman akan menjadikan sesuatu lebih bermakna
dan berkesan bagi peserta didik (Yahya, 2017:161).
4) Demontrasikan
Demonstrasi merupakan model penyajian pelajaran
dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta
didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik
sebenarnya atau hanya sekedar tiruan (Widaningsih, 2019:42).
Peserta didik dapat melakukan demonstrasi di depan
kelas atas kesempatan yang diberikan oleh guru, tujuannya
ialah untuk menunjukkan kemampuan yang meraka ketahui,
mengkomunikasikan materi yang sudah diberikan sekaligus
mengetahui tingkat pemahaman yang didapat peserta didik.
5) Ulangi
Mengulangi materi yang disudah diajarkan dapat
dilakukan dengan memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk mengajarkan pengetahuan baru yang mereka dapatkan
42
kepada orang lain. Selain itu, guru juga harus menanyakan
kembali materi yang sudah didapat setiap saat berlangsungnya
pembelajaran, pertanyaan-pertanyaan selalu diulang sehingga
pelajaran akan lebih lama tersimpan dalam memori jangka
panjang peserta didik. Sebelum menutup pembelajaran guru
harus memastikan bahwa peserta didiknya sudah mendapatkan
pemahaman secara merata.
6) Rayakan
Ketika peserta didik sudah menyelesaikan suatu
pekerjaan, maka pentinglah untuk merayakan prestasi yang
didapatnya. Ini akan memberikan perasaan keberhasilan,
penyelesaian, kepercayaan, dan membangun motivasi peserta
didi untuk menyelesaikan tujuan berikutnya (DePorter,
2015:57).
Merayakan usaha yang telah dicapai dapat dapat
membangun keinginan untuk sukses. Terdapat beberapa bentuk
perayaan yang dapat dilakukan oleh guru untuk menghargai
usaha peserta didiknya. Antara lain: tepuk tangan, tiga kali
hore, wuuuss, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi,
kejutan, pengakuan kekuatan, pujian kepada orang lain,
pernyataan afirmasi.
43
f. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Quantum
Teaching.
Model Quantum teaching memiliki kelebihan dan
kekurangan sebagai merikut:
1) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa
2) Menawarkan dan menimbulkan antusiasme siswa
3) Adanya kerjasama
4) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri
sendiri
5) Belajar terasa menyenangkan
6) Ketenangan psikologis
7) Adanya kebebasan dalam berekspresi
Kekurangannya model Quantum Teaching ialah:
1) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan
yang mendukung.
2) Memerlukan fasilitas yang memadai
3) Model ini banyak dilakukan di luar negeri sehingga kurang
beradaptasi dengan kehidupan di Indonesia.
4) Kurag dapat mengontrol siswa. (Sunandar dalam Suryanti,
2018:152).
44
3. Team Games Tournament (TGT)
Model Team Games Tournament, dimana sintak dari model
tersebut dimasukkan pada model pembelajaran Quantum Teaching.
Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT)
adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah
diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada
perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan
mengandung unsur permainan dan penguatan (Tarigan, dalam
Yudianto, 2014:2).
Model pembelajaran Team Games Tournament (TGT)
dilakukan dengan membagi kelompok yang beranggotakan 5 atau 6
orang peserta didik yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, suku
atau ras yang berbeda hal ini dilakukan agar dalam sebuah tim
berisikan anggota yang seimbang.
a. Pembelajaran tipe Team Games Tournament (TGT
TGT terdiri atas beberapa tahap, yaitu tahap penyajian kelas
class precentation), belajar kelompok (teams), permainan (games),
pertandingan (tournament) dan penghargaan kelompok (team
recognition). Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang
dalam pembelajaran model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih releks, disamping menumbuhkan tanggung jawab,
percaya diri, menghargai sesama, disiplin, kompetitif, sportif, kerja
sama, aktif dalam terlibatan pembelajaran (Yudianto, 2014:2).
45
4. IPA Sistem Pernapasan Manusia
IPA merupakan Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta. Baik ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang benda mati maupun benda
hidup dengan jalan melakukan pengamatan. Pe,belajaran sains di
Sekolah Menengah Pertama dikenal dengan pelajaran IPA (Ilmu
Pengetahuan Alam) yang masih menyatu dan diajarkan secara terpadu,
dalam artian belum diajarka secara terpisah seperti materi biologi,
fisika, dan kimia (Supramono, 2016:82).
Bernapas merupakan proses menghirup udara
(inhalasi/inspirasi) dan menghembuskan udara (ekhalasi/ekspirasi)
yang melibatkan pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus
paru-paru. Sistem pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring
(tenggorokan), laring (ruang suara), trakea (batang tenggorokan),
bronkus dan paru-paru. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun
atas dua bagian utama, (1) sistem pernapasan bagian atas, meliputi
hidung dan faring. (2) sistem pernapasan bagian bawah, meliputi
laring, trakea, bronkus dan paru-paru. Secara fungsional, sistem
pernapasan tersusun atas dua bagian utama: (1) Zona penghubung,
tersusun atas serangkaian rongga dan saluran yang saling berhubungan
baik di luar maupun di dalam paru-paru, meliputi hidung, faring,
laring, trakea, bronkus dan bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung
yaitu, menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara serta
46
menyalurkan udara menyuju paru-paru. (2) Zona respirasi tersusun atas
jaringan dalam paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu
alveolus.
a. Saluran pernapaan manusia antara lain, yaitu:
1) Hidung
Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung,
selaput lendirdan konka. Rambut-rambut hidung berfungsi
untuk menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk
bersama udara. Selaput lendir sebagai perangkap benda
asingyang masuk terhirup saat bernapas, misalnya debu, virus,
bateri. Konka memiliki kapiler yang berfungsi menyamakan
suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh atau
menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.
2) Faring
Faring merupakan organ pernapasan yang terletak
dibelakang (posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan
diatas laring (superior). Faring berungsi sebagai jalur masuk
udara dan makanan, ruang resonansi suara, serta tempat tonsil
yang berpartisipasi pada reaksi kekebalan tubuh dalam
melawan benda asing.
3) Laring
Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan
yang menghubungkan faring dengan trakea. Laring terdiri dari
47
dua lempeng atau lamina yang bersambung digaris tengah.
Ditepi atas terdapat lekukan berupa V. Di dalam larin terdapat
epiglotis dan dan pita suara. Epiglotis berupa katup tulang
rawan yang berbentuk seperti daun dilapisi oleh sel-sel epitel,
berfungsi untuk menutup laring sewaktu menelan makanan atau
minuman. Apabila partikel kecil seperti debu, asap, makanan
atau minuman yang masuk kedalam laring akan terjadi reflek
batuk, yang berfungsi untuk mengeluarkan partikel tersebut
dari laring.
Udara yang melewati laring dapat menggetarkan pita
suara, sehingga dihasilkan gelombang suara. Gelombang suara
ini dapat diatur untuk menghasilkan berbagi macam bunyi
dengan cara mengatur kolom udara pada faring, rongga
hidung,dan mulut. Tinggi rendahnya suara dikontrol oleh
tegangan pita suara. Akibat adanya hormon androgrn (hormon
kelamin pria), pita suara pada pria biasanya lebih tebal dan
lebih panjang, sehingga pita suara akan bergetar lebih lamban.
Hal ini menyebabkan nada suara pria memiliki rentang nada
yang lebih rendah daripada rentang nada suara wanita.
4) Trakea
Trakea merupaka saluran yang menghubungkan laring
dengan bronkus. Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang
rawan dan selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium
48
bersilia. Fungsi silia pada dinding trakea untuk menyaring
benda-benda asing yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
5) Bronkus
Pada bagian paling besar trakea, trakea bercabang
menjdi dua. Percabangan trakea tersebut disebut dengan
bronkus, masing-masing bronkus memiliki paru-paru kanan
dan paru-pari kiri. Struktur bronkus hampir sama dengan
trakea, tetapi lebih sempit. Bentuk tulang rawan bronkus tidak
teratur, tetapi berselang seling dengan otot polos.
6) Bronkiolus
Di dalam paru-paru bronkus bercabang lagi. Bronkiolus
merupakan cabang-cabang kecil dari bronkus. Pada ujung-
ujung bronkiolus terdapat gelembung-gelembung yang sangat
kecil dan berdinding tipis yang disebut alveolus
(jamak=alveoli) (Zubaidah, 2017:249)
7) Paru-paru
Paru-paru dibagi menjadi beberapa belahan atau lobus
oleh fisura. Paru-paru kanan memiliki tiga lobus dan paru-paru
kiri memiliki dua lobus. Setiap lobus tersusun atas lobula,
sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap lobula dan
dan semakin ia bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya
menjadi kantong kecil-kecil yang merupakan kantong udara
paru-paru. Jaringan paru-paru adalah elastik, berpori dan
49
seperti spon. Di dalam air paru-paru mengapung karena udara
yang ada di dalamnya.
Gambar 2.1 Sistem Pernapasan Manusia
(Sumber: Kemendikbud)
Bronkus pulmonaris, trakea terbelah menjadi dua
bronkus utama, bronkus ini bercabang lai sebelum masuk ke
paru-paru. Dalam perjalanannya menjelajahi paru-paru bronkus
pulmonaris bercabang dan beranting lagi. Saluran yang besar
mempertahankan struktur serupa dengan yang dari trakea,
mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan
utama rawan yang dilapisi epitelium bersilia. Makin kecil
salurannya, makin berkurang tulang rawannya dan akibatnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkus
terminalis masuk kedalam saluran lain yang disebut vestibula,
dan di sini membran lapisannya mulai berubah sifatnya,
epitelium bersilia diganti dengan epitelium yang pipih. Dari
50
vestibula berjalan beberapa infundibula dan di dalamnya
dijumpai kantung udara atau alveoli. Alveoli terdiri atas satu
lapis tunggal sel epitelium pipih dan di sinilah darah hampir
bersentuhan dengan udara. Suatu jaringan pembuluh darah
kapiler mengitari alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut
pleura. Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa.
Pleura berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat
mengembang dan mengempis. Pleura dilapisi oleh membran serosa
rangkap dua yaitu: Pleura viseteralis yang erat elapisi paru-paru,
masuk kedalam firusa dan dengan demikian memisahkan lobus
satu dari yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali di
sibelah tampuk paru-paru dan membentuk pleura diagfragmatika,
dan bagian yang terletak di leher ialah pleura servikalis. Pleura ini
diperkuat oleh membran yang kuat bernama membran suprapleura
(fasia Sibson) dan di atas membran ini terletak arteri subklavia.
Diantara kedua lapisan pleura itu terdapat sedikit exsudat
untuk meminyaki permukaannya dan menghindarkan gesekan
antara paru-paru dan dinding dadayang sewaktu bernapas bergerak.
Dalam keadaan sehat kedua lapis itu satu dengan yang lain erat
bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang
tidak nyata , tetapi dalam keadaan tidak normal, udara atau cairan
memisahkan kedua pleura itu dan ruang duantaranya menjadi jelas.
51
Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam
pertukaran gas oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
b. Mekanisme Pernapasan Manusia
Pada saat bernapas terdapat 2 mekanisme, yaitu menghirup
udara (inhalasi/inspiras) dan mengembuskan udara
(ekshalasi/ekspirasi) yang melibatkan pertukaran antara atmosfer
dengan alveolus paru-paru. Pada saat melakukan mekanisme
pernapasan terjadi kerja sama antara otot dada, tulang rusuk, otot
perut dan diagfragma. Diafragma adalah otot diantara rongga
Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada
dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi akibat adanya
kotraksi dan telaksasi otot-otot antar tulang rusuk bagian luar (otot
eksternal interkostalis). Pernapasan perut terjadi akibat adanya
kontraksi dan relaksasi otot diafragma.
c. Frekuensi Pernapasan Manusia
Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yaitu jenis kelamin, posisi tubuh, kegiatan tubuh, umur, dan suhu
tubuh.
1) Umur
Pada umumnya semakin bertambah umur seseorang
maka semakin rendah frekuensi pernapasannya. Hal ini
52
berhubungan erat dengan makin berkurangnya
proporsikebutuhan energinya.
2) Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak
sehingga lebih banyak memerlukan energi. Kebutuhan oksigen
dan produksi CO2 pada pria juga lebih tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa proses metabolise pada laki-laki jauh
lebih tinggi daripada perempuan.
3) Suhu Tubuh
Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat
frekuensi pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya
peningkatan proses metabolisme dalam tubuh, sehingga
pemasukan oksigen dan pengeluaran CO2.
4) Posisi Tubuh
Posisi tubuh sangat berpengaruh terhadap frekuensi
pernapasan. Hal ini berkaitan dengan beban yang harus
ditanggung oleh organ tubuh, pada saat posos tubuh beridiri,
otot-otot kaki akan berkontraksi untuk mengasilkan tenaga
yang dibutuhkan tubuh untuk tetap berdiri tegak. Sedangkan
pada saat posisi tubuh duduk atau berbaring, beban berat tubuh
disangga oleh sebagian besar tubuh sehingga tubuh tidak
membutuhkan banyak energi, dengan demikian frekuensi
pernapasan rendah.
53
5) Kegiatan atau aktivitas tubuh
Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh
perlu banyak oksigen sehingga frekuensi pernapasan
meningkat.
d. Volume Pernapasan Manusia
Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan
ada beberapa macam sebagai berikut:
1) Volume Tidal
Volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh
melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal) volumenya
sekitar 500 mL.
2) Volume Cadangan Ekspirasi
Volume udara yang masih dapat dikeluarkan secara
maksimal dari paru-paru setelah melakukan ekspirasi biasa.
3) Volume Cadangan Inspirasi
Volume udara yang masih dapat dimasukkan kedalam
paru-paru setelah melakukan inspirasi secara biasa. Volumen
cadangan inspirasi sekitar 1,500 mL.
4) Volume Residu
Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru
meskipun telah melakukan ekspirasi secara maksimal.
54
e. Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia
Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan,
antara lain asma, pneumia, tubercolusis, faringitis, tonsillingitis,
influenza, dan kanker paru-paru.
1) Asma
Penyakit asam merupakan kelainan yang ditandai
dengan peradangan kronis, hipersensitivitas, dan penyempitan
pada saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat terjadi karena
kontraksi secara terus-menerus otot polos penyususn dinding
bronkus atau bronkiolus, terlalu banyaknya sekresi mukus atau
lendir, dan rusaknya epitelium dinding bronkus atau
bronkiolus.
2) Pneumia
Penyakit ini merupakan infeksi atau inflamasi pada
pronkiolus dan alveolus. Penyebab terjadinya pneumia antara
lain, karena infeksi dari virus, bakteri, jamur, dan parasit
lainnya. Namun, umunya disebebkan oleh bakteri
Streptococcus pneumonia.
3) TBC (Tubercolusis)
Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi bakteri
Mycobacterium tubercolusis.
55
4) Faringitis
Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman
penyakit, seperti virus, bakteri, maupun jamur.
B. Kajian Pustaka
1. Penelitian yang dilakukan oleh Merlina Fitria Muthoharoh (2018, IAIN
Salatiga) yang berjudul “Implemantasi Quantum Learning dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam kelas VIII di SMP Walisongo
Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019).
Penelitian ini dilakukan untuk menindak lanjuti kendala pembelajaran
yang terjadi di dalam kelas ketika menggunakan model ceramah. Hasil
yang didapatkan dari penelitian tersebut ialah:
a. Kerangka pembelajaran Quantum Teaching yang telah diterapkan
dalam pendidikan agama islam di SMP Walisongo Karangmalang
menggunakan model Quantum Teaching terlaksana dengan sangat
efektif bagi siswa.
b. Faktor pendukung implementasi Quantum Teaching dalam
pembelajaran pendidikan agama Islam di SMP Walisongo
karangmalang yaitu fasilitas yang sudah memadahi, adanya
semangat guru dalam mengajar dan siswa memiliki antusias yang
tinggi untuk mengikuti proses pembelajaran tersebut. Sedangkan
faktor penghambat implementasi pembelajaran Quantum Teaching
56
dalam pembelajaran pendidikan agama Islam yaitu kurangnya
alokasi waktu.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Bella Pratiwi Utami (Tahun
Pelajaran 2015/2016) yang berjudul “Penerapan Model Quantum
Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran
Sejarah Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun
Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidak peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah
menggunakan model Quantum Teaching. Hasil analisis data dan
pembahasan didapatkan bahwa:
a. Terdapat peningakatan hasil belajar kognitif siswa dengan
penerapan model pembelajaran Quantum teaching pada mata
pelajaran Sejarah siswa kelas XI IPS I di SMA Negeri Punggur.
b. Dari 30 siswa yang mengikuti 3 kali test ada peningkatan
kognitif siswa, test pertama sebanyak 11 siswa (36,6%) yang
nilainya mampu mencapai ≥ 71,00, test kedua sebanyak 16
siswa (53,33%) yang nilainya mampu mencapai ≥ 71,00, dan
test ketiga sebanyak 24 siswa (80%) yang nilainya mampu
mencapai ≥ 71, 00.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Novita Sari (2019, Uin Raden Intan
Lampung), yang berjudul “Pengaruh Model Quantum Learning
Berbantuan Media Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Peserta
Didik Pada materi Konsep Gerak Lurus”. Penelitian bertujuan
57
untuk mengukur secara kuantitatif dampak pengaruh model
pembelajaran Quantum Teaching berbantuan teknik Mind Mapping
terhadap hasil belajar peserta didik. Hasil dari penelitian tersebut
ialah:
a. Hasil hipotesis memperoleh thitung sebesar 6,33 dan ttabel sebesar
2,01. Ditinjau dari hasil uji-t menunjukkan bahwa thitung lebih
besar dari ttabel.
b. Hasil uji tersebut terdapat pengaruh pada model pebelajaran
Quantum Teaching berbantuan teknik Mind Mapping terhadap
hasil belajar peserta didik pada ranah kognitif.
Model Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) ini merupakan model pembelajaran Quantum
Teaching yang dikombinasi dengan model Team Games Tournament
(TGT). Keunikan penelitian ini ialah selain memahami pembelajaran,
peserta didik menguji materi yang didapatnya melalui permainan
kelompok. Sehingga pembelajaran yang berlangsung lebih
menyenangkan, dan lebih meningkatkan hasil belajar peserta didik,
khususnya dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
Sistem Pernapasan Manusia.
Menurut guru mata pelajaran IPA, masih terdapat peserta didik
yang kurang berkonsentrasi, masih banyak peserta didik yang kurang
memperhatikan guru saat mengajar terutama peserta didik yang duduk
di bagian belakang, dan masih ada peserta didik yang mengantuk.
58
Tentunya, penerapan model Quantum Teaching dengan kombinasi
Team Games Tournament (TGT) akan bermanfaat dalam pengajaran
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
59
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Deskripsi Awal
1. Gambaran Umum SMP N 01 Pabelan
a. Lokasi
SMP Negeri Pabelan berada di JL. Salatig-Bringin, Km. 8,
Kauman Lor, Pabelan, Bantar, Popongan, Bringin, Semarang, Jawa
Tengah 50772.
b. Visi dan Misi
1) Visi
“Beriman dan Taqwa, Berprestasi, Menguasai IPTEK,
Terampil, Kreatif dan Mandiri”
2) Misi
a) Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui
pengamalan ajaran agama.
b) Mengoptimalkan proses pembelajaran yang aktif dan
kreatif menuju penguasaan pengetahuan dan keterampilan.
c) Memberikan layanan bimbingan untuk meningkatkan
semangat belajar dan jiwa kompetitif peserta didiki.
d) Mengembangkan bidang pengetahuan dan ilmu
pengetahuan dan teknologi sesuai dengan potensi peserta
didik.
60
e) Membina kemandirian dan kreatifitas peserta didik melalui
kegiatan kewirausahaan dan pengembangan diri yang
terencana dan berkesinambungan.
f) Pemenuhan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi
bagi warga sekolah.
c. Keadaan Siswa
Keadaan siswa SMP Negeri Pabelan dalam 4 (empat) tahun
terakhir dapat dijelaskan seperti tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Keadaan Siswa
Tahun
Pelajaran
Kelas
VII VIII IX
L P Jum L P Jum L P J
2016/2017 101 91 192 109 85 194 86 91 177
2017/2018 108 92 200 97 89 186 107 84 191
2018/2019 90 102 192 108 81 189 94 88 182
2019/2020 97 95 192 88 102 190 102 81 183
61
d. Pendidik dan tenaga kependidikan
Kualifikasi tenaga pendidik di SMP Negeri 1 Pabelan:
Tabel 3.2 Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No
Tingkat
Pendidikan
Jumlah dan status guru
Jumlah GT*/PNS
GTT**/Guru
bantu
P L P L
1 S2 - 3 - 1 4
2 S1 7 16 3 3 29
3 D4 - - - - -
4 D3/Sarjana
muda
- - - - -
5 D2 - - - - -
6 D1 - - - - -
Jumlah 7 19 3 4 33
Keterangan: * GT : Guru tetap
** GTT : Guru tidak tetap
62
Tabel 3.3 Kualifikasi tenaga kependidikan do SMP Negeri 1
Pabelan
No
Tingkat
Pendidikan
Jumlah dan status guru
Jumlah PT*/PNS PTT**
L P L P
1 S1 1 2 - 1 4
2 D4 - - - -
3 D3/Sarjana muda - - - - -
4 D2 - - - 1 1
5 D1 - - - - -
6 ≤ SMA sederajat - - 5 - 5
Jumlah 1 2 5 1 10
Keterangan: * GT : Guru tetap
** GTT : Guru tidak tetap
e. Sarana dalam satu kelas
Tabel 3.3 Sarana dalam satu kelas
No Jenis Prasarana Rasio
Kondisi
baik rusak
1 Kursi siswa 32
2 Meja siswa 18
3 Kursi guru 1
4 Meja guru 1
63
No Jenis Prasarana Rasio
Kondisi
baik rusak
5 Lemari - -
6 Papan pajang 1
7 Papan tulis 1
8 Tempat sampah 2
9 Tempat cuci tangan - -
10 Jam dinding 1
11 Soket listrik 1
12 LCD proyektor 1
13 Audio room 1
14 Alat kebersihan kelas 4
B. Deskripsi Siklus I
Pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 20 Januari 2020
jam pelajaran ke 1-3 dimulai dari jam 07.20-9.20 selama 120 menit.
Materi yang diajarkan pada siklus satu adalah Organ Pernapasan dan
Mekanisme Bernapas. Pelaksanaan pembelajaran siklus I dijelaskan
sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap pembelajaran siklus I, peneliti menyiapkan
beberapa hal diantaranya:
a. Menyusun RPP (Pencana Pelaksanaan Penelitian) siklus I.
64
b. Menyiapkan perangkat dan instrumen pembelajaran berupa:
1) Lembar penilaian pengetahuan;
2) Lembar soal pengetahuan;
3) Lembar observasi guru untuk mengamati guru dalam
melaksanakan pembelajaran;
4) Lembar observasi peserta didik untuk mengamati peserta ididk
selama proses pembelajaran;
5) Materi pembelajaran yang dipaparkan melalui slide;
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meliputi
diantaranya adalah:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama sebelum
memulai pelajaran
3) Guru melakukan presensi
4) Guru menyampaikan sub-sub pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Tumbuhkan
a) Guru menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar
dengan memberikan berbagai pertanyaan terkait materi
Sistem Pernapasan Manusia.
65
b) Guru meminta peserta didik untuk menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
c) Guru meminta peserta didik untuk menuliskan fakta yang
telah diperoleh.
d) Guru memberikan penguatan terhadap fakta yang didapat.
2) Alami
a) Guru melaksanakan kegiatan “Alami” dengan .
b) Guru mengajak peserta didik untuk mengikuti arahan
mempraktikkan mekanisme bernapas.
c) Guru meminta peserta didik untuk mencatat dan
menyampaikan fakta yang diperoleh.
d) Guru memberikan penguatan terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
e) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
f) Guru memberikan tanggapan apabila terdapat pertanyaan
dari peserta didik.
3) Namai
a) Guru melaksanakan kegiatan “Namai” dengan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan.
b) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
heterogen.
c) Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mencatat
materi Sistem Pernapasan Manusia.
66
d) Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang terdapat dalam cacatan.
e) Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan
informasi yang tepat.
f) Guru melaksanakan kegiatan mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan model Team Games
Tournamen.
4) Demonstrasi
a) Guru melaksanakan kegiatan “Demonstrasi” bernapasan
dan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapsan perut.
5) Ulangi
a) Guru memberikan materi malelui pemaparan slide.
b) Guru memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk
bertanya.
c) Guru melakukan penarikan kesimpulanterhadap materi
pemeblajaran Sistem Pernapasan Manusia.
6) Rayakan
a) Guru melaksanakan kegiatan “Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan kepada peserta didik.
b) Guru memberikan evaluasi selama kegiatan pembelajaran.
c) Guru enyampaikan informasi materi berikutnya.
67
7) Penutup
a) Menutup pembelajaran dengan santun dan berdo’a.
b) Mengucapkan salam penutup.
3. Pengamatan
Pada tahap pengamatan, peneliti melaksanakan kegiatan
pengamatan terhadap kegiatan pembelajaran siklus I sesuai dengan
lembar observasi guru dan lembar observasi peserta didik.
4. Refleksi
Setelah mendapatkan data dari hasil pengamatan siklus I,
selanjutnya hasil pengamatan dianalisis bersama guru mata pelajaran
IPA. Data tersebut kemudian disimpulkan bagaimana hasil
pembelajaran peserta didik dan hasil observasi guru pada siklus I untuk
memperoleh tindakan selanjutnya.
C. Deskripsi Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada 27 Januari 2020 jam ke 1-3 dimulai
dari jam 07.20-09.20. Pembelajaran dilaksanakan selama 120 menit.
Materi yang diajarkan adalah Frekuensi Pernapasan, Volume Pernapasan
dan Gangguan Pada Sistem Pernapasan Manusia. pelaksanaan siklus II
dijelaskan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Pada tahap pembelajaran siklus I, peneliti menyiapkan beberapa hal
diantaranya:
a. Menyusun RPP (Pencana Pelaksanaan Penelitian) siklus II.
68
b. Menyiapkan perangkat dan instrumen pembelajaran berupa:
1) Lembar penilaian pengetahuan;
2) Lembar soal pengetahuan;
3) Lembar observasi guru untuk mengamati guru dalam
melaksanakan pembelajaran;
4) Lembar observasi peserta didik untuk mengamati peserta ididk
selama proses pembelajaran;
5) Materi pembelajaran yang dipaparkan melalui slide;
2. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembelajaran pada siklus I meliputi diantaranya
adalah:
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam.
2) Guru mengajak peserta didik untuk berdo’a bersama sebelum
memulai pelajaran
3) Guru melakukan presensi
4) Guru menyampaikan sub-sub pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak dicapai.
b. Kegiatan Inti
1) Tumbuhkan
a) Guru menumbuhkan minat peserta didik untuk belajar
dengan memberikan berbagai pertanyaan terkait materi
Sistem Pernapasan Manusia.
69
b) Guru meminta peserta didik untuk menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
c) Guru meminta peserta didik untuk menuliskan fakta yang
telah diperoleh.
d) Guru memberikan penguatan terhadap fakta yang didapat.
2) Alami
a) Guru melaksanakan kegiatan “Alami” dengan meminta
peserta didik untuk menghitung frekuensi pernapasan
bersama teman sebangkunya secara bergantian selama 15
detik.
b) Guru mengajak peserta didik untuk mengikuti arahan
mempraktikkan frekuensi bernapas
c) Guru meminta peserta didik untuk mencatat dan
menyampaikan fakta yang diperoleh.
d) Guru memberikan penguatan terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
e) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk bertanya
f) Guru memberikan tanggapan apabila terdapat pertanyaan
dari peserta didik.
3) Namai
a) Guru melaksanakan kegiatan “Namai” dengan menjelaskan
model pembelajaran yang akan digunakan.
70
b) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok
heterogen.
c) Guru meminta peserta didik untuk membaca dan mencatat
materi Sistem Pernapasan Manusia.
d) Guru meminta peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang terdapat dalam cacatan.
e) Guru mendorong peserta didik untuk mendapatkan
informasi yang tepat.
f) Guru melaksanakan kegiatan mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan model Team Games
Tournamen.
4) Demonstrasi
a) Guru melaksanakan kegiatan “Demonstrasi” bernapasan
dan perbedaan antara pernapasan dada dan pernapsan perut.
5) Ulangi
a) Guru memberikan materi malelui pemaparan slide.
b) Guru memberikan kesempatan terhadap peserta didik untuk
bertanya.
c) Guru melakukan penarikan kesimpulanterhadap materi
pemeblajaran Sistem Pernapasan Manusia.
71
6) Rayakan
a) Guru melaksanakan kegiatan “Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan kepada peserta didik.
b) Guru memberikan evaluasi selama kegiatan pembelajaran.
c) Guru enyampaikan informasi materi berikutnya.
c. Penutup
1) Menutup pembelajaran dengan santun dan berdo’a.
2) Mengucapkan salam penutup.
72
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pra Siklus (Nilai Hasil PAS)
Berikut ini paparan dan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam sebelum diadakannya penelitian atau belum
diterapkannya model Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) yaitu diadapat dari nilai Penilaian Akhir Semester
(PAS).
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 A.R 70 62 Tidak Tuntas
2 AP 70 65 Tidak Tuntas
3 AAWD 70 65 Tidak Tuntas
4 ACA 70 68 Tidak Tuntas
5 ASWR 70 60 Tidak Tuntas
6 BDS 70 68 Tidak Tuntas
7 DSN 70 70 Tuntas
8 ESR 70 62 Tidak Tuntas
9 EA 70 85 Tuntas
10 FHNN 70 90 Tuntas
11 GEP 70 80 Tuntas
12 IFH 70 80 Tuntas
73
No Nama KKM Nilai Keterangan
13 JNR 70 60 Tidak Tuntas
14 LRWPL 70 68 Tidak Tuntas
15 MDD 70 88 Tuntas
16 MRN 70 65 Tidak Tuntas
17 MAS 70 68 Tidak Tuntas
18 MK 70 68 Tidak Tuntas
19 MW 70 68 Tidak Tuntas
20 NP 70 63 Tidak Tuntas
21 NAA 70 73 Tuntas
22 NKF 70 65 Tidak Tuntas
23 RSLA 70 65 Tidak Tuntas
24 RNRJ 70 63 Tidak Tuntas
25 RWH 70 58 Tidak Tuntas
26 SA 70 93 Tuntas
27 SWL 70 60 Tidak Tuntas
28 THFA 70 60 Tidak Tuntas
29 T 70 68 Tidak Tuntas
30 VDK 70 65 Tidak Tuntas
31 YRNP 70 58 Tidak Tuntas
32 YDK 70 65 Tidak Tuntas
Jumlah 2196
74
No Nama KKM Nilai Keterangan
Persentase Siswa Tuntas
(25%) 8
Siswa
Persentase Siswa Tidak Tuntas
(75%) 24
Siswa
Rata-Rata 68,625
a. Nilai rata-rata hasil test pra siklus
�� =∑𝑥
𝑛
�� =2169
32
= 68,625
b. Nilai persentase hasil test pra siklus yang tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
𝑃 =8
32 x 100%
= 25%
c. Nilai persentase hasil test pra siklus yang tidak tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
𝑃 =24
32 x 100%
= 75%
75
Tabel 4.2 Data Perolehan Nulai Pra Siklus
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Persentase
Angka Keterangan
1 ≥70 Tuntas 8 25%
2 ≤70 Tidak Tuntas 24 75%
Jumlah 32 100%
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Nilai Pra Siklus
Berdasarkan data hasil belajar pra siklus diatas, masih banyak
siswa kelas VIII B SMP N Pabelan 01 materi Sistem Pernapasan Manusia
yang mendapatkan nilai hasil belajar dibawah nilai KKM. Nilai ini
tergolong rendah karena hanya ada 25% (8 siswa dari 32 siswa) yang
mendapat nilai ≥KKM dengan perolehan nilai rata-rata 68,625 . Data
tersebut menjadi nilai acuan peneliti dalam meningkatkan hasil belajar IPA
materi Sistem Pernapasan Manusia dengan menerapkan model Quantum
Teaching dengan Team Games Tournament.
25%
75%
Tuntas Tidak Tuntas
76
B. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Hasil Penelitian Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari
Senin tanggal 20 Januari 2020 di kelas VIII B SMP N Pabelan 01 jam
pelajaran ke satu sampai jam ke tiga atau dari jam 07.20-9.20 selama
120 menit. Materi yang diajarkan ialah pengertian bernapas dan
respirasi dilanjutkan dengan mempelajari organ pernapasan manusia.
Proses pembelajaran yang dilakukan mengacu pada rencana
pembelajaran yang sudah disusun sebelumnya. Adapun hasil
pengamatan peneliti dalam kegiatan pembelajaran siklus I sebagai
berikut:
a. Data Hasil Pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
1 Pra
Pembelajaran
a. Memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran
b. Memeriksa kesiapan peserta
didik
2 Pembelajaran
kegiatan awal
a. Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam
b. Mengajak siswa berdo’a
77
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
bersama
c. Melakukan presensi
d. Menyampaikan sub-sub
pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai
Pembelajaran
Kegiatan Inti
Tumbuhkan
a. Meminta peserta didik untuk
memberikan berbagai
pertanyaan terkait materi Sistem
Pernapasan Manusia.
b. Meminta peserta didik untuk
menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
c. Meminta peserta didik untuk
menuliskan fakta yang telah
diperoleh.
d. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang didapat.
Alami
e. Melaksanakan kegiatan “Alami”
78
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
dengan memberikan pernyataan
pentingnya bernapas pada
makhluk hidup.
f. Mengajak peserta didik untuk
mengikuti arahan
mempraktikkan mekanisme
bernapas.
g. Meminta peserta didik untuk
mencatat dan menyampaikan
fakta yang diperleh.
h. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
i. Memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya
j. Memberikan tanggapan apabila
terdapat pertanyaan dari peserta
didik.
Namai
k. Melaksanakan kegiatan
“Namai” dengan menjelaskan
79
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
model pembelajaran yang akan
digunakan.
l. Membagi kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen.
m. Meminta peserta didik untuk
membaca dan mencatat materi
Sistem Pernapasan Manusia.
n. Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam cacatan.
o. Mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang
tepat.
p. Melaksanakan kegiatan
mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan
model Team Games
Tournament (TGT) yang akan
digunakan.
q. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
80
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
menggunakan model belajar
Team Games Tournament
(TGT).
Demonstrasi
r. Melaksanakan kegiatan
“Demonstrasi” bernapasan dan
perbedaan antara pernapasan
dada dan pernapsan perut.
s. Memberikan materi malelui
pemaparan slide.
t. Memberikan kesempatan
terhadap peserta didik untuk
bertanya.
u. Melakukan penarikan
kesimpulan terhadap materi
pemeblajaran Sistem
Pernapasan Manusia.
Rayakan
v. Melaksanakan kegiatan
“Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games
81
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan
kepada peserta didik.
w. Memberikan evaluasi selama
kegiatan pembelajaran.
x. Menyampaikan informasi
materi berikutnya
Pembelajaran
kegiatan
penutup
a. Menutup pembelajaran dengan
santun dan berdo’a
3
Penguasaan
materi ajar
a. Menunjukkan penguasaan
materi.
b. Mengaitkan materi dengan
materi lain yang relevan.
4 Strategi
pembelajaran
a. Menerapkan model
pembelajaran Quantum
Teaching dengan Team Games
Tournamen (TGT).
5 Interaksi
dalam
pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang
menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik.
82
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
b. Menunjukkan sikap terbuka dan
dan responsif terhadap peserta
didik.
c. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri
siswa
6 Penggunaan
bahasa
a. Menggunakan bahasa
lisan/tulisan secara baik, jelas
dan lancar.
b. Menggunakan bahasa tubuh
secara baik dan benar.
c. Menyampaikan materi dengan
suara dan intonasi yang tepat.
7 Penilaian
belajar
a. Melakukan penilaian proses
selama belajar.
b. Melakukan penilaian akhir
sesuai dengan rencana dalam
RPP.
Jumlah 6 32 54 12
83
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
Total 104
Kategori Kurang
Keterangan :
1= Guru tidak melaksanaan indikator yang telah ditentukan
2= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan, namun
belum baik
3= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan
cukup baik
4= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan
baik
Rumus Penghitungan Skor Akhir :
𝑁 =𝑅
𝑆𝑀 𝑥 100
Keterangan:
N = Nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
84
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)
Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Peraturan Menteri Agama
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16
Tahun 2009, yaitu
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 – 100
Baik (B) 76 – 90
Cukup (C) 61 – 75
Kurang (K) ≤ 60
Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus I
𝑁 =104
172 𝑥 100
N = 60,46
Kategori = Kurang
Tabel 4.3 merupakan hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I
yang akan diuraikan sebagai berikut:
1) Guru telah melaksanakan pra pembelajaran dengan menyiapkan
ruang dan alat yang digunakan untuk pembelajaran namun belum
85
baik. Sehingga masih ada sintak yang terlewati dan tidak
diterapkan.
2) Penguasaan materi ajar yang diberikan dan mengaitkan materi
dengan materi Sistem Pernapasan dengan materi lain yang relevan
sudah cukup baik.
3) Guru menerapkan pembelajaran model Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament (TGT) dengan cukup baik.
Akan tetapi, masih ada sintak yang terlewati karena keterbatasan
waktu.
4) Dalam interaksi pembelajaran guru sudah menerapkan suasana
yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan, bersikap
responsif, dan menumbuhkan rasa percaya diri terhadap peserta
didik dengan cukup baik.
5) Guru sudah cukup baik dalam penggunaan bahasa lisan maupun
tulisan di dalam pembelajaran.
6) Guru telah melakukan penilaian proses selama belajar dan
penilaian akhir sesuai RPP dengan cukup baik.
7) Kategori kinerja guru masih kurang baik, yaitu 60,46.
b. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus I
Lembar pengamatan peserta didik dilakukan untuk mengamati
segala kegiatan yang dilakukan peserta didik sesuai dengan indikator
yang ditentukan. Hasil pengamatan pererta didik dalam pembelajaran
siklus I sebagai berikut:
86
Tabel 4.4 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus I
No Indikator
Penilaian
A B C D
1 Kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
2 Khusyuk dalam berdo’a.
3 Antusias saat dilakukan presensi.
4 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang
sedang disampaikan.
x
5 Mampu menemukan fakta sesuai dengan materi.
6 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
mencatatnya.
7 Mampu mengemukakan pertanyaan secara
mandiri
8 Peserta didik kritis dan menyimak pertanyaan
yang diajukan oleh guru/peserta didik lain.
9 Mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.
10 Melakukan diskusi aktif dengan kelompoknya
11 Mencoba mengemukakan pendapat sendiri
mengenai apa yang dipikirkannya.
12 Berani menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
13 Mampu mengondisikan/membagi tugas peserta
87
No Indikator
Penilaian
A B C D
didik lain dalam kelompok.
14 Mencatat segala sesuatu dalam diskusi.
15 Peserta didik saling berbagi dan bekerja sama
dalam kelompok.
16 Peserta didik berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya.
17 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
terjadi dalam kelompok.
18 Mencari dan mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan materi.
19 Berani mendemonstrasikan sesuai perintah guru.
20 Menghormati guru dan peserta didik lain
Keterangan :
A = jika ≥ 80% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
B = jika ≥ 60% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
C = jika ≥ 40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
D = jika <40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
88
Observasi peserta didik siklus I yang telah dilakukan dijelaskan
sebagai berikut: kesiapan dalam melaksakanan pembelajaran baru
mencapai ≥60%. Artinya, peserta didik masih kurang siap dalam
belajar Ilmu Pengetahuan Alam. Hal ini dikarenakan terdapat peserta
didik yang salah membawa buku paket Ilmu Pengetahuan Alam.
Kekhusyukan peserta didik dalam berdo’a dan antusias saat
presensi sebanyak ≥40%, seringnya guru harus mengulang presensi
karena peserta didik kurang memperhatikan guru. Saat pelajaran
berlangsung, peserta didik kurang memperhatikan apa yang
disampaikan guru, dan masih kesulitan dalam menemukan fakta terkait
materi organ pernapasan dan mekanisme bernapas, dan ada ≥60%
peserta didik yang mencatatnya. Pada saat guru mempersilahkan untuk
bertanya, belum ada peserta didik yang ingin menanyakan terkait
materi tersebut. Lalu pembelajaran dilanjutkan dengan pembagian
kelompok dan diskusi kelompok, sebanyak ≥60% peserta didik
mengikuti arahan yang diberikan guru untuk berkumpul dengan
kelompoknya, dan baru ≥40% peserta didik melaksanakan diskusi.
Diskusi berlangsung cukup gaduh, karena banyak peserta didik
yang bergurau dengan peserta didik dari kelompok lain, dalam hal ini
guru sudah memberikan ice breaking mengingat duskusi ini sangat
penting sebagai bahan menjawab pertanyaan dari guru pada saat
pertandingan. Namun peserta didik kembali gaduh lagi. Dalam diskusi
tersebut terdapat <40% peserta didik yang dapat mengemukakan
89
pendapat sendiri mengenai apa yang dipikirkannya. Dalam pembagian
tugas kelompok ≥40% peserta didik mampu membagi tugas dengan
peserta didik lain dan ≥60% peserta didik mencatat hasil diskusi
mereka. Begitu juga pada saat pertandingan berlangsung, dikarenakan
pembelajaran ini masih asing bagi mereka. Kerja sama dan keaktifan
peserta didik masih kurang, hanya ≥40% peserta didik yang melakukan
sesuai indikator tersebut dalam kelompoknya. ≥60% peserta didik
mampu bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi dalam
kelompok mereka. Namun untuk mencari dan mengumpulkan
informasi yang berkaitan dengan materi, baru terdapat ≥40% peserta
didik yang melakukan sesuai indikator. Dalam pembelajaran siklus I
guru tidak melaksanakan demonstrasi karena keterbatasan waktu saat
memulai pembelajaran, sehingga sintak ini terlewati. Pembelajaran
siklus I cukup baik, peserta didik dan guru saling menghormati.
Lembar observasi siklus I ini dapat menjadi bahan refreksi dalam
melaksanaan pembelajaran siklus II.
c. Data Hasil Belajar Siklus I
Hasil belajar didapatkan melalui tes mandiri oleh peserta didik.
Tujuannya ialah untuk mengetahui sejauh mana hasil yang didapatkan
dari suatu pembelajaran tersebut. Berikut adalah hasil belajara pada
siklus I:
90
Tabel 4.5 Data Hasil Belajar Siklus I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 A.R 70 86 Tuntas
2 AP 70 53 Tidak Tuntas
3 AAWD 70 60 Tidak Tuntas
4 ACA 70 73 Tuntas
5 ASWR 70 66 Tidak Tuntas
6 BDS 70 73 Tuntas
7 DSN 70 73 Tuntas
8 ESR 70 73 Tuntas
9 EA 70 53 Tidak Tuntas
10 FHNN 70 86 Tuntas
11 GEP 70 80 Tuntas
12 IFH 70 40 Tidak Tuntas
13 JNR 70 53 Tidak Tuntas
14 LRWPL 70 40 Tidak Tuntas
15 MDD 70 60 Tidak Tuntas
16 MRN 70 64 Tidak Tuntas
17 MAS 70 40 Tidak Tuntas
18 MK 70 53 Tidak Tuntas
19 MW 70 73 Tuntas
20 NP 70 66 Tidak Tuntas
21 NAA 70 66 Tidak Tuntas
22 NKF 70 60 Tidak Tuntas
23 RSLA 70 46 Tidak Tuntas
24 RNRJ 70 60 Tidak Tuntas
25 RWH 70 53 Tidak Tuntas
26 SA 70 66 Tidak Tuntas
27 SWL 70 40 Tidak Tuntas
28 THFA 70 53 Tidak Tuntas
29 T 70 80 Tuntas
30 VDK 70 43 Tidak Tuntas
31 YRNP 70 60 Tidak Tuntas
32 YDK 70 80 Tuntas
Jumlah 1972
91
No Nama KKM Nilai Keterangan
Persentase Siswa Tuntas 31, 25% (10
Siswa)
Persentase Siswa Tidak Tuntas 68,75% (22
Siswa)
Rata-rata 61.625
1) Nilai rata-rata hasil siklus I
�� =∑𝑥
𝑛
�� =1972
32
= 61.625
2) Nilai persentase hasil siklus I yang tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
𝑃 =10
32 x 100%
= 31,25%
3) Nilai persentase hasil test siklus I yang tidak tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
𝑃 =22
32 x 100%
= 68,75%
92
Tabel 4.6 Data Perolehan Siklus I
No Rentang Nilai Jumlah
Siswa
Persentase
Angka Keterangan
1 ≥70 Tuntas 10 31,25%
2 ≤70 Tidak Tuntas 22 68,75%
Jumlah 32 100%
Gambar 4.2 Diagram Nilai Ketuntasan Siklus I
Berdasarkan Tabel 4.5, data hasil tes peserta didik pada siklus I
diuraikan sebagai beriku:
1) Rata-rata nilai tes yang didapatkan peserta didik adalah 61.625.
2) Terdapat 10 peserta didik yang telah mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga nilai persentase
ketuntasannya 31,25%.
3) Terdapat 22 peserta didik yang belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga nilai persentase ketidak
tuntasannya 68,75%.
Tuntas Tidak Tuntas
93
d. Refleksi
Setelah menganalisis kegiatan pembelajaran melalui lembar
observasi guru dan peserta didik serta mengolah nilai pada siklus I,
ditemukan beberapa hal yang perlu diperbaiki, diantaranya:
1) Guru kurang tepat dalam mengalokasikan waktu pada saat
memulai pembelajaran dan melaksanakan sintak Demonstrasi.
2) Guru belum dapat mengondisikan peserta didik untuk tetap tanang
karena peserta didik masih ramai dan kurang memperhatikan
intruksi guru saat pertandingan berlangsung maupun saat diberikan
materi.
3) Peserta didik yang masih pasif dan kurang percaya diri dalam
bertanya maupun menjawab pertanyaan peserta didik lain, dan
pada saat ditunjuk untuk mendemonstrasikan di depan kelas.
4) Masih terdapat peserta didik yang tidak ikut berdiskusi dalam
kelompok karena pembagian tugas tidak merata.
5) Masih terdapat peserta didik yang kurang memperhatikan guru atau
peserta didik lain dan melakukan pekerjaan lain yang tidak penting
atau bercanda dengan temannya.
2. Hasil Penelitian Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 27 Januari 2020 di kelas VIII B SMP N Pabelan 01 jam pelajaran
ke satu sampai jam ke tiga atau dari jam 07.20-09.20 selama 120 menit.
Proses pembelajaran yang dilakukan mengacu pada rencana pembelajaran
94
yang sudah disusun sebelumnya. Materi yang diajarkan melanjutkan sub
bab sebelumnya yaitu frekuensi pernapasan, volume pernapasan, dan
gangguan ada sistem pernapasan manusia. Dalam hal ini, sub bab
gangguan pada sistem pernapasan dilakukan dengan penugasan membuat
poster. Adapun hasil pengamatan peneliti dalam kegiatan pembelajaran
siklus I sebagai berikut:
a. Data Hasil Pengamatan Guru Siklus II
Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
1 Pra
Pembelajaran
a. Memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran
b. Memeriksa kesiapan peserta
didik
2 Pembelajaran
kegiatan awal
a. Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam
b. Mengajak siswa berdo’a
bersama
c. Melakukan presensi
d. Menyampaikan sub-sub
pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak
95
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
dicapai
3 Pembelajaran
Kegiatan Inti
Tumbuhkan
a. Meminta peserta didik untuk
memberikan berbagai
pertanyaan terkait materi Sistem
Pernapasan Manusia.
b. Meminta peserta didik untuk
menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
c. Meminta peserta didik untuk
menuliskan fakta yang telah
diperoleh.
d. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang didapat.
Alami
e. Melaksanakan kegiatan “Alami”
dengan memberikan pernyataan
pentingnya bernapas pada
makhluk hidup.
f. Mengajak peserta didik untuk
mengikuti arahan
96
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
mempraktikkan mekanisme
bernapas.
g. Meminta peserta didik untuk
mencatat dan menyampaikan
fakta yang diperleh.
h. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
i. Memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya
j. Memberikan tanggapan apabila
terdapat pertanyaan dari peserta
didik.
Namai
k. Melaksanakan kegiatan
“Namai” dengan menjelaskan
model pembelajaran yang akan
digunakan.
l. Membagi kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen.
m. Meminta peserta didik untuk
97
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
membaca dan mencatat materi
Sistem Pernapasan Manusia.
n. Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam cacatan.
o. Mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang
tepat.
p. Melaksanakan kegiatan
mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan
model Team Games
Tournament (TGT) yang akan
digunakan.
q. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan model belajar
Team Games Tournament
(TGT).
Demonstrasi
r. Melaksanakan kegiatan
98
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
“Demonstrasi” bernapasan dan
perbedaan antara pernapasan
dada dan pernapsan perut.
s. Memberikan materi malelui
pemaparan slide.
t. Memberikan kesempatan
terhadap peserta didik untuk
bertanya.
u. Melakukan penarikan
kesimpulan terhadap materi
pembelajaran Sistem
Pernapasan Manusia.
Rayakan
v. Melaksanakan kegiatan
“Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games
Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan
kepada peserta didik.
w. Memberikan evaluasi selama
kegiatan pembelajaran.
99
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
x. Menyampaikan informasi
materi berikutnya
Pembelajaran
kegiatan
penutup
a. Menutup pembelajaran dengan
santun dan berdo’a
3
Penguasaan
materi ajar
a. Menunjukkan penguasaan
materi.
b. Mengaitkan materi dengan
materi lain yang relevan.
4 Strategi
pembelajaran
a. Menerapkan model
pembelajaran Quantum
Teaching dengan Team Games
Tournamen (TGT).
5 Interaksi
dalam
pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang
menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik.
b. Menunjukkan sikap terbuka dan
dan responsif terhadap peserta
didik.
c. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik.
100
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
d. Menumbuhkan rasa percaya diri
siswa
6 Penggunaan
bahasa
a. Menggunakan bahasa
lisan/tulisan secara baik, jelas
dan lancar.
b. Menggunakan bahasa tubuh
secara baik dan benar.
c. Menyampaikan materi dengan
suara dan intonasi yang tepat.
7 Penilaian
belajar
a. Melakukan penilaian proses
selama belajar.
b. Melakukan penilaian akhir
sesuai dengan rencana dalam
RPP.
Jumlah 0 0 57 93
Total 150
Kategori Baik
Keterangan:
1= Guru tidak melaksanaan indikator yang telah ditentukan
101
2= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan, namun
belum baik
3= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan
cukup baik
4= Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan
baik
Rumus Penghitungan Skor Akhir:
𝑁 =𝑅
𝑆𝑀 𝑥 100
Keterangan:
N = nilai yag dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)
Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Peraturan Menteri Agama
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16
Tahun 2010, yaitu
yaitu:
102
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 -100
Baik (B) 76 - 90
Cukup (C) 61 - 75
Kurang (K) ≤ 60
Hasil Penilaian Observasi guru Siklus II
𝑁 =150
172 𝑥 100
N = 87,20
Kategori = Baik
Tabel 4.4 merupakan hasil pengamatan terhadap guru pada siklus I
yang akan diuraikan sebagai berikut:
1) Guru sudah baik dalam melaksanakan pra pembelajaran dengan
menyiapkan ruang dan alat yang digunakan untuk pembelajaran,
sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2) Penguasaan materi ajar yang diberikan sudah cukup baik dan
mengaitkan materi dengan materi Sistem Pernapasan dengan
materi lain yang relevan sudah baik.
3) Guru menerapkan pembelajaran model Quantum Teaching dengan
kombinasi Team Games Tournament (TGT) dengan baik, tidak ada
103
lagi sintak yang tertinggal dan sesuai Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
4) Dalam interaksi pembelajaran, guru sudah menerapkan suasana
yang dapat menumbuhkan partisipasi aktif, keceriaan,
menumbuhkan rasa percaya diri dengan cukup baik dan
menunjukkan sikap rensonsif terhadap peserta didik dengan baik.
5) Guru menggunakan bahasa lisan maupun tulisan di dalam
pembelajaran dengan baik.
6) Guru telah melakukan penilaian proses selama belajar cukup baik
dan penilaian akhir sesuai RPP dengan baik.
7) Kategori kinerja guru sudah baik, yaitu 87,20.
b. Hasil Pengamatan Peserta Didik Siklus II
Lembar pengamatan peserta didik dilakukan untuk mengamati
segala kegiatan yang dilakukan peserta didik pada siklus II sesuai
dengan indikator yang telah ditentukan.
Tabel 4.8 Lembar Observasi Peserta Didik Siklus II
No Indikator
Penilaian
A B C D
1 Kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
2 Khusyuk dalam berdo’a.
3 Antusias saat dilakukan presensi.
104
No Indikator
Penilaian
A B C D
4 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang
sedang disampaikan.
5 Mampu menemukan fakta sesuai dengan materi.
6 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
mencatatnya.
7 Mampu mengemukakan pertanyaan secara
mandiri
8 Peserta didik kritis dan menyimak pertanyaan
yang diajukan oleh guru/peserta didik lain.
9 Mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.
10 Melakukan diskusi aktif dengan kelompoknya
11 Mencoba mengemukakan pendapat sendiri
mengenai apa yang dipikirkannya.
12 Berani menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
13 Mampu mengondisikan/membagi tugas peserta
didik lain dalam kelompok.
14 Mencatat segala sesuatu dalam diskusi.
15 Peserta didik saling berbagi dan bekerja sama
dalam kelompok.
16 Peserta didik berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya.
105
No Indikator
Penilaian
A B C D
17 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
terjadi dalam kelompok.
18 Mencari dan mengumpulkan informasi yang
berkaitan dengan materi.
19 Berani mendemonstrasikan sesuai perintah guru.
20 Menghormati guru dan peserta didik lain
Keterangan:
A = jika ≥ 80% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
B = jika ≥ 60% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
C = jika ≥ 40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
D = jika <40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
Dari hasil observasi lembar peserta didik siklus II, kesiapan
peserta didik dalam mengikuti pelajaran sudah mencapai ≥80%.
Artinya, sudah ada lebih dari 25 peserta didik yang telah siap
mengikuti pelajaran, begitu juga saat masing-masing peserta didik
melaksanakan do’a dengan khusyuk. Namun pada saat presensi 60%
peserta didik masih kurang memperhatikan guru, karena mereka
bergurau dengan temannya. Saat pembelajaran sudah berlangsung,
106
≥80% peserta didik mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang
sedang disampaikan. Peserta didik memperhatikan dengan sungguh-
sungguh apa yang disampaikan oleh guru mengenai intruksi
menghitung frekuensi pernapasan, disetiap meja salah satu peserta
didik melakukan pernapasan selama 20 detik dan teman sebangkunya
menghitung jumlah frekuensi pernapasan teman tersebut, begitu juga
sebaliknya. Hasil yang meraka dapat dicatat untuk dapat
mengemukakan fakta sesuai materi yang ada. Dalam mengemukakan
pertanyaan secara mandiri, sudah terdapat ≥60% peserta didik mampu
melakukannya. Pertanyaan tersebut umumnya berkaitan langsung
dengan apa yang dialaminya. Seperti halnya “mengapa pada saat
pingsan kita masih bisa bernapas?”. Peserta didik lain pun sangat
antusias mendengarkan pertanyaan dan penjelasan yang diberikan oleh
guru.
Seluruh peserta didik mengikuti arahan dari guru untuk
melaksanakan diskusi aktif dalam kelompok yang sudah dibagi
sebelumnya. ≥60% peserta didik dapat mengemukakan pendapat yang
ia miliki mengenai frekuensi dan volume pernapasan manusia sesuai
dengan pengalaman yang dimilik masing-masing. Diskusi ini sebagai
bahan untuk menjawab pertanyaan saat pertandingan berlangsung.
Maka dari itu, perlu adanya kerja sama dan pembagian tugas yang
merata. ≥60% peserta didik bertanggung jawab atas segala sesuatu
yang terjadi dalam kelompoknya. Ada peserta didik yang kurang
107
menerima kekalahan karena kelompok mereka kurang cepat dalam
menjawab pertanyaan guru saat pertandingan berlangsung. Seluruh
peserta didik melaksanakan intruksi dari guru untuk memperagakan
pernapasan sesuai materi yang diajarkan dan mampu
mendemonstrasikan di depan kelas. Selama Pembelajaran berlangsung,
peserta didik sangat menghormati guru maupun peserta didik lain dan
pembelajaran berjalan dengan lancar.
c. Data Hasil Belajar Siklus II
Tabel 4.9 Data Hasil Belajar Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 A.R 70 73 Tuntas
2 AP 70 66 Tidak Tuntas
3 AAWD 70 80 Tuntas
4 ACA 70 73 Tuntas
5 ASWR 70 73 Tuntas
6 BDS 70 73 Tuntas
7 DSN 70 93 Tuntas
8 ESR 70 73 Tuntas
9 EA 70 80 Tuntas
10 FHNN 70 93 Tuntas
11 GEP 70 80 Tuntas
12 IFH 70 73 Tuntas
13 JNR 70 80 Tuntas
14 LRWPL 70 80 Tuntas
15 MDD 70 80 Tuntas
16 MRN 70 73 Tuntas
17 MAS 70 93 Tuntas
18 MK 70 73 Tuntas
19 MW 70 73 Tuntas
20 NP 70 73 Tuntas
108
No Nama KKM Nilai Keterangan
21 NAA 70 80 Tuntas
22 NKF 70 73 Tuntas
23 RSLA 70 73 Tuntas
24 RNRJ 70 73 Tuntas
25 RWH 70 66 Tidak Tuntas
26 SA 70 80 Tuntas
27 SWL 70 66 Tidak Tuntas
28 THFA 70 73 Tuntas
29 T 70 80 Tuntas
30 VDK 70 73 Tuntas
31 YRNP 70 66 Tidak Tuntas
32 YDK 70 93 Tuntas
Jumlah 2451
Persentase Siswa Tuntas 87,5% (28 Siswa)
Persentase Siswa Tidak Tuntas 12,5% (4 Siswa)
Rata-rata 76,593
1) Nilai rata-rata hasil test pra siklus
�� =∑𝑥
𝑛
�� =2451
32
= 76,593
2) Nilai persentase hasil test siklus II yang tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
𝑃 =28
32 x 100
= 87,5%
3) Nilai persentase hasil siklus II yang tidak tuntas
𝑃 =𝐹(𝑥 𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠)
𝑁 x 100%
109
𝑃 =4
32 x 100
= 12,5%
Tabel. 4.10 Data Perolehan Siklus II
No
Rentang Nilai
Jumlah
Siswa
Persentase
Angka Keterangan
1 ≥70 Tuntas 28 87,5%
2 ≤70 Tidak Tuntas 4 12,5%
Jumlah 32 100%
Gambar 4.3 Diagram Nilai Ketuntasan Siklus II
Berdasarkan Tabel 4.6, data hasil tes peserta didik pada siklus II
diuraikan sebagai beriku:
1) Rata-rata nilai tes yang didapatkan peserta didik adalah 76,593.
2) Terdapat 28 peserta didik yang telah mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga nilai persentase
ketuntasannya 87,5%.
Tuntas Tidak Tuntas
110
3) Terdapat 4 peserta didik yang belum mencapai nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM), sehingga nilai persentase ketidak
tuntasannya 12,5%.
d. Refleksi
Hasil analisis yang didapat dari lembar observasi guru dan peserta
didik sekaligus nilai hasil belajar pada siklus II, dapat disimpulkan
sebagai berikut:
1) Guru sudah bisa melaksanakan pembelajaran sesui dengan rencana
pembelajaran.
2) Guru mengajar sudah sesuai dengan alokasi waktu yang telah
ditentukan.
3) Guru bisa mengondisikan peserta didik agar tetap tanang saat
pembelajaran berlangsung.
4) Peserta didik lebih percaya diri saat mengikuti pembelajaran
5) Peserta didik lebih aktif dalam diskusi kelompok, menanggapi dan
menemukan fakta sesuai dengan materi.
6) Suasana belajar lebih menyenangkan.
7) Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus II.
C. Pembahasan Penelitian
1. Pra Siklus
Nilai yang digunakan dalam pra siklus diambil dari nilai mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sebelum diterapkannya Model
111
Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games Tournament
(TGT). Hasil dari analisis data tersebut terdapat 8 dari 32 peserta didik
yang mendapat nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
Artinya, hanya 25% dari jumlah peserta didik dalam kelas uji.
Sedangkan 26 peserta didik mendapat nilai dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) atau 75% dari jumlah seluruh siswa di
kelas uji. Rata-rata nilai yang didaptkan ialah 67,78.
2. Siklus I
Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I, analisis data
menunjukkan peningkatan pada nilai hasil belajar peserta didik.
Terdapat 10 peserta didik yang mendapat nilai diatas KKM atau
31,25% dari jumlah seluruh peserta didik dalam kelas uji. Sedangkan
22 lainnya mendapat nilai di bawah KKM. Nilai yang didapatkan pada
siklus I ini belum mencapai indikator yang diharapkan peneliti.
Pasalnya, pada siklus I baru mencapai 68,75%. Sedangkan indikator
yang diharapkan dapat mencapai 85%. Rata-rata nilai peserta didik
pada hasil belajar siklus I adalah 61.625. Pemenang pada siklus I yang
pertama diraih oleh kelompok 3, pemenang kedua diraih oleh
kelompok 8 dan pemenang ketiga diraih oleh kelompok 6.
Berdasarkan analisis lembar pengamatan guru, hasil yang
didapatkan masih kurang baik yaitu 60,46. Pembelajaran ini kurang
efektif karena dalam pengajaran guru tidak sesuai dengan alokasi
waktu yang telah ditentukan. Guru menerapkan pembelajaran model
112
Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games Tournament
(TGT) dengan cukup baik. Akan tetapi, masih ada sintak yang terlewati
karena keterbatasan waktu. Penguasaan materi ajar yang diberikan dan
mengaitkan materi Sistem Pernapasan dengan materi lain yang relevan
sudah cukup baik, begitu juga dalam penggunaan bahasa lisan maupun
tulisan. Refleksi yang perlu dilakukan ialah mengatur alokasikan
waktu, pengkondisian peserta didik untuk tetap tanang saat
pertandingan berlangsung maupun saat diberikan materi,
mengkondisiskan peserta didik saat diskusi kelompok, melakukan
pembelajaran yang lebih menarik agar peserta didik tertarik untuk
belajar sehingga memperhatikan guru atau peserta didik lain hal ini
dapat menjadikan peserta didik lebih aktif dan percaya diri.
Berdasarkan analisis pengamatan peserta didik, rata-rata
terdapat ≤40% peserta didik yang menerapkan sikap sesuai indikator,
Dan masih ada beberapa poin yang belum sesui yang diinginkan
peneliti, misalnya: partisipasi peserta didik dalam absensi, kurang
kritis dan masih banyak yang tidak menyimak apa yang disampaikan
guru atau peserta didik lainya. Masih banyak peserta didik yang belum
dapat mengemukakan pertanyaan secara mandiri mengenai apa yang
dipikirkannya, diskusi kelompok belum terstruktur sehingga masih
terdapat peserta didik yang tidak paham. Peserta didik belum berani
dan aktif dalam mengemukakan pendapatnya dan baru ada satu anak
yang mau mendemonstrasikan di depan kelas.
113
5. Siklus II
Pembelajaran pada siklus II berjalan dengan lancar, peserta
didik sudah paham dengan model pembelajaran yang digunakan dalam
materi Sistem Pernapasan ini. Hasil yang didapatkan tentunya lebih
baik dari siklus I. Dalam pembelajaran siklus II 87,5% dari 32 peserta
didik dalam kelas uji atau 28 peserta didik berhasil mendapat nilai
diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), sedangkan 12,5% atau 4
lainnya mendapat nilai dibawah KKM. Hal ini menunjukkan bahwa
pada siklus II sudah memenuhi indikator Penelitian tindakan kelas,
sudah ada lebih dari 85% peserta didik yang mendapat nilai diatas
KKM sehingga pembelajaran ini cukup sampai siklus II. Rata-rata nilai
yang didapatkan peserta didik adalah 76,593. Pemenang pada siklus II
yang pertama diraih oleh kelompok 7, pemenang kedua diraih oleh
kelompok 2 dan pemenang ketiga diraih oleh kelompok 6.
Berdasarkan analisis lembar pengamatan guru, pembelajaran
sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) begitu
juga dengan alokasi waktunya. Penilaian guru mencapai 87,20. Pada
siklus II ini guru dapat mengkondisikan peserta didik dengan baik,
sehingga pembelajaran model Quantum Teaching dengan kombinasi
Team Games Tournament (TGT) lebih terstruktur dan pertandingan
berjalan dengan kondusif.
Berdasarkan analisis pengamatan peserta didik, rata-rata ≤60
peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator. Artinya, bahwa
114
peserta didik lebih aktif dan percaya diri dalam melaksanakan
pembelajaran. ketika pembelajaran sudah terstruktur maka akan lebih
mudah mengkondisikan peserta didik untuk belajar. Model
pembelajaran Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar,
peserta didik lebih bersemangat dalam belajar karena model ini tidak
membosankan, salain ini terdapat permainan yang dapat meningkatkan
semangat peserta didik untuk belajar.
115
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembelajaran model Quantum Teaching dengan Team
Games Tournament (TGT) yang telah dilaksanakan pada siswa kelas VIII
B SMP Negeri 01 Pabelan Tahun Pelajaran 2019/2020 dalam dua siklus,
dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dengan kombinasi
Team Games Tournament (TGT) materi Sistem Pernapasan Manusia
dilaksanakan sesuai dengan sintak pembelajaran Quantum Teaching,
yang biasa disingkat TANDUR (Tanamkan, Amati, Namai,
Demonstrasi, Ulangi, Rayakan) yang dikombinasikan dengan
pembelajaran Team Games Tournament (TGT). Pembelajaran (TGT)
dimasukkan dalam sintak Namai, dimana peserta didik belajar melalui
permainan.
2. Berdasarkan hasil analisis Penelitian Tindakan Kelas melalui model
pembelajaran Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) materi Sistem Pernapasan Manusia dapat
meningkatkan hasil pembelajaran peserta didik. Hal ini dapat dilihat
dari meningkatnya hasil belajar pra siklus hingga siklus II. Pada
analisis nilai pra siklus terdapat 4 siswa yang tuntas atau 25% dari 32
siswa, dan 28 siswa mendapatkan hasil dibawah KKm atau 75% dai 32
siswa tidak tuntas. Rata-rata nilai yang diperoleh adalah 67,78. Pada
116
siklus I yang mencapai nilai KKM sebanyak 10 siswa atau 31,25% dari
32 siswa, sedangkan 22 lainnya mendapat nilai diatas KKM atau
68,75. Rata-rata nilai yang didapatkan adalah 61,625. Sedangkan pada
siklus II terdapat 28 siswa yang berhasil mendapat nilai diatas KKM
atau 87,5% dari 32 siswa dan sisanya 4 siswa mendapat nilai kurang
dari KKM. Rata-rata nilai yang didapat adalah 76,593. Jadi,
peningkatatan rata-rata siswa setelah dilaksanakannya pembelajaran
menggunakan Quantum Teaching dengan kombinasi Team Games
Tournament (TGT) sebanyak 15,305 (rata-rata Siklus I 61, 625 dan
rata-rata Siklus II 76,593) dan peningkatan jumlah ketuntasan peserta
didik sebanyak 56,25% (persentaseSiklus I 31,25% dan persentase
Siklus II 87,5%). Karena hasil belajar sudah memenuhi indikator
keberhasilan klasikal maka penelitian ini dihentikan pada siklus II.
B. Saran
Setalah menganalisis hasil penelitian, pembahasan hingga
kesimpulan, peneliti mengajukan beberapa saran yang berhubungan
dengan pembelajaran yaitu:
1. Bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah diharapkan mendukung penerapan berbagai macam
model pembelajaran aktif di kelas, selain itu pembelajaran model ini
dapat dijadikan salah satu referensi untuk meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Selain itu, kepala sekolah juga memberi fasilitas yang
mendukung dalam pembelajaran IPA khususnya.
117
2. Bagi Guru
a. Guru diharapkan dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan dalam kelas.
b. Guru perlu menyiapkan dengan baik sebelum melaksanakan
pembelajaran melalui model pembelajaran aktif dalam kelas.
c. Memberikan motivasi dan bimbingan kepada peserta didik yang
mengalami kesulitan dalam belajar.
d. Guru hendaknya memberikan suatu penghargaan kepada peserta
didik yang telah mencapai pembelajaran yang diharapkan sebagai
motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti
a. Peneliti yang ingin menggunakan model Quantum Teaching ini
diharapkan dapat menyiapkan alat, bahan dan segala macam
perangkat pembelajaran dengan semaksimal mungkin.
b. Peneliti diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam
mengkombinasi pembelajaran.
118
DAFTAR PUSTAKA
DEPAG RI. 2005. Mushaf Al-Qur’an dan Terjemahan Edisi Tahun 2002. Jakarta:
Al-Huda.
Arikunto, Suharmisi, Suhardjono & Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Darmadi, H. 2017. Pengembangan Model dan Model Pembelajaran dalam
Dinamika Balajar Siswa. Sleman: Deepublish.
https://books.google.co.id/books?id=MfomDwAAQBAJ&printsec=frontc
over%dq=model+pembelajaran&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjkl6LXpr&
mAhXXfx0KHTWXDGcQ6AEICTAA#v=onepage&q=model%20pembe
alajaran&f=false (diakses pada 2 Desember 2019)
DePorter, Bobbi & Mike Harnacki. 2013. Quantum Learning: Unleashing Genius
In You. Teaching. Terj. Alwiyah Abdurrahman. Bandung: Kaifa.
______ 2010. Quantum Teaching Mempraktekkan Quantum Learning di Ruang-
Ruang Kelas. Terj. Ary Nilandari. Bandung: Kaifa
Eltrizar. 2017. Penerapan Model Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar PKn Siswa Kelas IV SD negeri 19 Balik Alam Kecamatan
Mandau. Jurnal Primary Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Riau. Vol. 6, No. 2.
DOI: https://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v6i2.4536
Gusmira Lisa & Zulkifli Matondang. 2016. Penerapan Model Pembelajaran
Quantum Teaching untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar
Konsentrasi Bangunan Siswa Kelas X TGB SMK Negeri 2 Medan. Jurnal
Edication Building. Vol. 2, No. 1. DOI:
https://doi.org/10.24114/pelamhi.v23i1.6226
Hikmawati, Fenti. 2017. Metodologi Penelitian. Depok: PT Raja Grafindo
Persada.
IAIN Salatiga. 2017. Pedoman Penyusunan Skripsi. Salatiga: IAIN Salatiga.
Mua’limin & Rahmat Arofah Hari Cahyadi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas
Teori dan Prakti. Sidoarjo : Ganding Pustaka.
Muhammad, Hamid. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan
Pendidik. Jakarta: Kemendikbud.
Munawaroh, 2013. Panduan Memahami Metodologi Penelitian. Malang:
Intimedia.
Muthoharoh, Merlina Fitria. 2018. Implementasi Quantum Teaching dalam
Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VIII di SMP Walisongo.
Karangmalang Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi
diterbitkan. Salatiga: Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga.
Nuryanti. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri 24 Pekanbaru.
119
Jurnal Primari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Vol. 4, No.2.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
(https://books,google,co.id/book?id=55OShITLNCMCXH4XMBHYBsAn
8Q6AwAnoECAcQAQ#v=onepage&q&f=false ) diakses pada 3 januari
2020.
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16 Tahun 2009.
Prabawanti, Estu Hari. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching
Dengan Model Diskusi Berbantuan Lembar Kerja Siswa (LKS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Materi Bentuk Pangkat Dan Akar Pada Siswa
Kelas X6 Semester I SMA Negeri 2 Magetan Tahun Pelajaran 2013/2014.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Vol. 3, No.2.
Sari, Milya. 2013. Problematika pembelajaran Sains Ditinjau dari Aspek Guru.
Jurnal Al-Ta’lim. Jilid 1, No. 4. DOI: https://10.15548/jt.v20i1.30
Sari, Novita. 2019. Pengaruh Model Quantum Teaching Berbantuan Media Mind
Mapping Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Pada Materi Konsep Gerak
Lurus. Skripsi Diterbitkan. Lampung: Universitas Islam Negeri Raden
Intan Lampung.
Sinar. 208. Model Active Learning. Sleman: Deepublishing.
https://books.google.co.id/books?id=C0BVDwAAQBAJ&printsec=frontc
over&ved=)ahUKEwiEldL3qr7mAhVaWH0KHRiaCK8Q6AEICTAA#v=
onepage$q=model%20active%20learning&f=false (diakses pada 29
November 2019)
Sujana, Asep. 2014. Dasar-Dasar IPA, Konsep dan Aplikasinya. Bandung: UPI
PRESS.
Supramono, Agus. 2016. Pengaruh Model Pembelajaran Quantum (Quantum
Teaching) Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD YPS Lawewu
Kecamatan Nuha Kabupaten Luwu Timur. Jurnal Nalar Pendidikan. Vol.
4, No. 2. DOI: https://doi.org/10.26858/jnp.v4i2.2401
Suryanti, Wiwin. 2018. Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk
meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Pecahan Pada Siswa Kelas
VII SMP Negeri 3 Getasan. Jurnal Mitra Pendidikan (JMP Online). Vol. 2,
No. 1. DOI: https://dx.doi.org/10.23887/jet.v4i2.24369
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana.
Utami, Bella Pratiwi. 2017. Penerapan Model Quantum Teaching Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sejarah Siswa Kelas XI
IPS SMA Negeri 1 Punggur Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi
Diterbitkan. Bandar Lampung: Universitas Bandar Lampung.
Widaningsih, Ida. 2019. Strategi dan Inovasi Pembelajaran Bahasa Indonesia di
Era Revolusi Industri 4.0. Ponorogo: Uwais Inspirasi Indonesia.
120
Yahya Husniyati. 2017. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Quantum
Teaching Terhadap hasil Belajar Biologi Siswa SMS Islam Terpadu Al-
Fityan Gowa. Jurnal Biotek. Vol. 5, No. 1. DOI:
https://doi.org/10.24252/jb.v5i1.3455
Yanuarti, Ary & A. Sobandi. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching. Jurnal
Pendidikan Manajemen Perkantoran. Vol. 1, No. 1. DOI:
https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3261
Yudianto, Wisnu D, Kamin Sumardi & Ega T. Berman. 2014. Model
Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan hasil
belajar siswa SMK. Jurnal Of Mechanical Engineering Education. Vol. 1,
No. 2. DOI: https://doi.org/10.17509/jmee.v1i2.3820
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
121
LAMPIRAN-LAMPIRAN
122
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan x (3 JP) @40 Menit
A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis sistem
pernapasan pada manusia.
3.9.1 Menjelaskan pengertian bernapas
dan respirasi
3.9.2 Menyebutkan organ pernapasan
123
Kompetensi Dasar Indikator
manusia
3.9.3 Menjelaskan fungsi organ
pernapasan manusia
3.9.4 Menjelaskan mekanisme
pernapasan manusia
3.9.5 Mengidentifikasi perbedaan
mekanisme pernapasan dada dan
pernapasan perut
3.9.6 Mendemonstrasikan perbedaan
mekanisme pernapasan dada dan
pernapasan perut.
3.9.7 Mengomunikasikan keterkaitan
antara struktur dan fungsi organ
pernapasan
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi.
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia.
3. Menjelaskan fungsi organ pernapasan manusia.
4. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia.
5. Mengidentifikasi perbedaan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan
perut.
6. Mendemonstrasikan perbedaan mekanisme pernapasan dada dan
pernapasan perut.
7. Mengomunikasikan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ
pernapasan.
124
D. Materi Pembelajaran
1. Materi Pembelajaran Reguler
a. Bernapas merupakan proses menghirup udara (inhalasi/inspirasi) dan
menghembuskan udara (ekhalasi/ekspirasi) yang melibatkan
pertukaran udara antara atmosfer dengan alveolus paru-paru. Sistem
pernapasan manusia tersusun atas hidung, faring (tenggorokan), laring
(ruang suara), trakea (batang tenggorokan), bronkus dan paru-paru.
b. Secara struktural, sistem pernapasan tersusun atas dua bagian utama,
(1) sistem pernapasan bagian atas, meliputi hidung dan faring. (2)
sistem pernapasan bagian bawah, meliputi laring, trakea, bronkus dan
paru-paru. Secara fungsional, sistem pernapasan tersusun atas dua
bagian utama. (1) Zona penghubung, tersusun atas serangkaian rongga
dan saluran yang saling berhubungan baik di luar maupun di dalam
paru-paru, meliputi hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
bronkiolus. Fungsi dari bagian penghubung yaitu, menyaring,
menghangatkan, dan melembabkan udara serta menyalurkan udara
menuju paru-paru. (2) Zona respirasi tersusun atas jaringan dalam
paru-paru yang berperan dalam pertukaran gas yaitu alveolus.
c. Hidung dilengkapi dengan rambut-rambut hidung, selaput lendir dan
konka. Rambut-rambut hidung berfungsi untuk menyaring partikel
debu atau kotoran yang masuk bersama udara. Selaput lendir sebagai
perangkap benda asing yang masuk terhirup saat bernapas, misalnya
debu, virus, bakteri. Konka memiliki kapiler yang berfungsi
menyamakan suhu udara yang terhirup dari luar dengan suhu tubuh
atau menghangatkan udara yang masuk ke paru-paru.
d. Faring merupakan organ pernapasan yang terletak di belakang
(posterior) rongga hidung hingga rongga mulut dan di atas laring
(superior). Faring berungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan,
ruang resonansi suara, serta tempat tonsil yang berpartisipasi pada
reaksi kekebalan tubuh dalam melawan benda asing.
125
e. Laring atau ruang suara merupakan organ pernapasan yang
menghubungkan faring dengan trakea,
f. Trakea merupakan saluran yang menghubungkan laring dengan
bronkus. Dindingnya tersusun dari cincin-cincin tulang rawan dan
selaput lendir yang terdiri atas jaringan epitelium bersilia. Fungsi silia
pada dinding trakea untuk menyaring benda-benda asing yang masuk
ke dalam saluran pernapasan.
g. Paru-paru dibungkus oleh selaput rangkap dua yang disebut pleura.
Pleura berupa kantung tertutup yang berisi cairan limfa. Pleura
berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan
mengempis.
h. Di dalam paru-paru terdapat jaringan yang berperan dalam pertukaran
gas oksigen dan gas karbon dioksida yaitu alveolus.
i. Mekanisme pernapasan dapat dibedakan menjadi pernapasan dada dan
pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi akibat adanya kotraksi dan
relaksasi otot-otot antar tulang rusuk bagian luar (otot eksternal
interkostalis). Pernapasan perut terjadi akibat adanya kontraksi dan
relaksasi otot diafragma.
2. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Pengaruh Olahraga Terhadap Sistem Respirasi
Ketika berolahraga jantung memompa darah ke paru-paru dan
seluruh tubuh dengan jumlah yang sama, dengan demikian terjadi
kenaikan aliran darah dari jantung ke paru-paru. Kapasitas difusi
oksigen dari udara alveolus kedalam darah meningkat tiga kali lipat
selama melakukan olahraga maksmal sehingga tersedia area
permukaan yang lebih besar untuk difusi oksigen.
Ketika otot berkontraksi selama berolahraga, otot
menggunakan sejumlah besar oksigen dan menghasilkan sebagian
besar karbon dioksida. Ketika berolahraga terlalu keras konsumsi
oksigen dan pertukaran udara paru-paru keduanya meningkat secara
tajam. Pada permulaan olahraga, pertukaran udara pada paru-paru
126
meningkat secara tiba-tiba, kemudian diikuti oleh peningkatan
berikutnya secara perlahan-lahan. Ketika berolahraga dengan tingkat
sedang, peningkatan lebih terjadi pada kedalaman pertukaran udara
paru-paru daripada peningkatan kecepatan pernapasan. Ketika olahraga
lebih kuat, maka frekuensi pernapasan juga akan meningkat.
Peningkatan pertukaran udara secara tiba-tiba saat olahraga
dimuai, terjadi karena adanya perubahan neural yang mengirim impuls
ke area inspirasi di medula oblongata. Perubahan yang terjadi meliputi
(1) antisipasi aktivitas, yang merangsang sistem limbik (2) impuls
sensorik dari propioseptors pada otot, tendon dan sendi; dan (3) impuls
motorik dari motorik korteks primer (precentral gyrus). Peningkatan
lebih bertahap dalam.
Pertukaran udara selama olahraga ringan disebabkan oleh
perubahan fisika dan kimia dalam aliran darah yang meliputi (1)
sedikit penurunan PO2, karena peningkatan konsumsi oksigen, (2)
sedikit peningkatan PCO2, karena peningkatan produksi CO2 yang
dihasilkan oleh kontraksi otot, dan (3) peningkatan suhu, karena
pembebasan panas yang seiring dengan banyaknya oksigen yang
digunakan. Selama olahraga ringan, HCO3 – buffer H+ dilepaskan oleh
asam laktat dalam reaksi yang melibatkan CO2, yang selanjutnya
meningkatkan PCO2.
Pada akhir sesi olahraga, penurunan pertukaran udara pada
paru-paru secara tiba-tiba diikuti oleh penurunan yang lebih perlahan
sampai tubuh istirahat. Penurunan tersebut diinisiasi terutama oleh
perubahan neural ketika pergeraan tubuh berhenti atau melambat. Fase
penurunan yang lebih bertahap tersebut menunjukkan tingkat kimia
darah dan suhu pada keadaan istirahat yang kembali melambat.
b. Pengaruh Merokok Pada Sistem Respirasi
Merokok dapat menyebabka seseorang menjadi mudah
“terengah-engah” bahkan ketika melakukan olahraga ringan karena
beberapa faktor menurunkan efisiensi pernapasan pada perokok yakni
127
(1) nikotin mendesak pangkal bronkiolus, sehingga menurunkan
sirkulasi udara yang keluar dari paru-paru. (2) karbon monoksida
dalam mengikat hemoglobin sehingga mengurangi kemampuan
hemoglobin membawa oksigen. (3) iritan pada asap dapat
menyebabkan peningkatan sekresi lendir oleh lapisan mukosa batang
tenggorok dan pembengkakan lapisan mukosa, hal tersebut
mengganggu sirkulasi udara yang masuk dan ke luar paru-paru, (4)
iritan pada asap juga menghambat pergerakan silia dan merusak silia
pada lapisan sistem respirasi. Dengan demikian, kelebihan lendir dan
zat-zat asing lainnya menjadi tidak mudah dikeluarkan, apabila ini
berlangsung terus menerus maka dapat menyebabkan kesulitan
bernapas. (5) seiring dengan waktu, merokok dapat menyebabkan
kerusakan serat elastik paru-paru dan merupakan penyebab utama
emfisema. Perubahan ini menyebabkan menyempitnya bronkiolus dan
menjebak udara di alveolus pada saat akhir ekspirasi. Hal tersebut
menyebabkan pertukaran udara yang kurang efisien.
3. Materi Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remidial dilakukan ketika peserta didik belum mencapai
ketuntasan hasil belajar dengan mengulang pembelajaran materi
Sistem Pernapasan Manusia.
E. Model Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific Approach
2. Model : Quantum Teaching dengan Teams Games Tournaments
(TGT)
F. Media Pembelajaran
1. Media
a. Slide presentasi (PPT) Sistem Pernapasan Manusia
b. Proyektor
c. Torso sistem pernapasan manusia
128
2. Bahan
a. Gambar beberapa sistem pernapasan manusia
b. Spidol, Bolpoin, dan alat tulis lainnya
G. Sumber Belajar
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pertemuan Pertama 3 JP (3 x 40 menit)
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
1 Pendahuluan 1. Guru mengawali kegiatan
pembelajaran dengan
memberikan salam dan
menyapa peserta didik.
2. Peserta didik dan guru
berdoa untuk memulai
pelajaran.
3. Guru melakukan presensi
peserta didik.
4. Guru menyampaikan
sub-bab pelajaran dan
tujuan pelajaran yang
diharapkan dapat dicapai
10 Menit
129
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
peserta didik.
2 Kegiatan Inti Tumbuhkan 1. Guru memberikan
stimulus dengan bertanya
kepada peserta didik “apa
fungsi dari hidung?”,
“jika kalian terkena pilek
atau flu, apakah kamu
dapat bernafas dengan
baik?”, “jika seseorang
sulit bernapas, apa yang
akan terjadi pada orang
tersebut?”.
2. Peserta didik diminta
untuk menemukan fakta
terkait pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
3. Peserta didik diminta
untuk menuliskan dan
menyampaikan fakta
yang telah diperoleh.
4. Guru memberikan
penguatan terhadap fakta
yang didapat oleh peserta
didik.
5 Menit
Mengamati Alami 5. Guru memberikan 15 menit
130
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
pernyataan bahwa
pentingnya pernapasan
bagi makhluk hidup.
6. Guru mengajak peserta
didik untuk mengenali
istilah bernapas dan
respirasi sekaligus
mempraktikkan
mekanisme bernapas
secara bersama-sama.
7. Peserta didik diminta
untuk mengikuti arahan
yang diberikan guru.
8. Peserta didik diminta
untuk menuliskan dan
menyampaikan fakta
yang telah diperoleh.
9. Guru memberikan
penguatan terhadap fakta
yang telah didapatkan
oleh peserta didik.
Menanya 10. Guru memberikan
pernyataan kepada
peserta didik “Apakah
kalian ingin mempelajari
5 menit
131
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
lebih lanjut, bagaimana
mekanisme pernapasan
manusia?”
11. Peserta didik menanyakan
beberapa materi yang
kurang dipahami.
12. Guru memberikan
tanggapan apabila
terdapat pertanyaan yang
diberikan peserta didik.
Mengumpul-
kan informasi
Namai 13. Guru menjelaskan model
pembelajaran yang akan
digunakan ialah Team
Games Tournamen atau
sebuah model permainan
pertandingan belajar
kelompok.
14. Guru mengorganisasi
kelas menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan
kelompok yang telah
dibentuk oleh guru.
15. Peserta didik diminta
berkumpul dengan
anggota kelompok
10 menit
132
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
16. Guru meminta peserta
didik untuk membaca
materi Sistem Pernapasan
Manusia pada Buku Paket
Ilmu Pengetahuan Alam
halaman 46-55.
17. Peserta didik dalam
kelompok mengumpulkan
informasi yang terdapat
dalam catatan yang telah
ditulisnya.
18. Guru mendorong peserta
didik untuk mendapatkan
informasi yang tepat.
Mengasosiasi 19. Guru menjelaskan alur
permainan yang akan
digunakan.
Penyajian kelompok.
Belajar kelompok.
Permainan.
Pertandingan.
Penghargaan
kelompok.
20. Peserta didik mengikuti
arahan guru dalam
35 menit
133
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
instruksi permainan.
21. Guru dan peserta didik
bersama-sama memulai
permainan.
Mengkomuni-
kasikan
Demonstrasi 22. Guru meminta kepada
salah satu peserta didik
maju ke depan untuk
mendemonstrasikan
beberapa materi yang
sudah didapat, seperti
bernapas, perbedaan
pernapasan dada dan
perut.
23. Peserta didik mengikuti
instruksi yang telah
diberikan oleh guru.
5 menit
Ulangi 24. Guru memberikan materi
melalui pemaparan slide
powerpoint Sistem
Pernapasan Manusia.
25. Peserta didik menanyakan
beberapa materi yang
kurang dipahami.
26. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
25 menit
134
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
membuat kesimpulan
terhadap materi Sistem
Pernapasan Manusia
Rayakan 27. Guru memberikan
penghargaan terhadap
kelompok yang menjadi
pemenang dalam
permainan.
28. Guru mengevaluasi hasil
kegiatan pembelajaran.
5 menit
3 Penutup 1. Guru memberikan
penghargaan berupa
apresiasi tentang proses
pembelajaran yang telah
dilaksanakan bersama
peserta didik.
2. Guru menyampaikan
informasi materi pada
pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa
penutup dan salam.
5 menit
135
136
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : SMP Negeri 1 Pabelan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas / Semester : VIII / Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Alokasi Waktu : 2 Pertemuan x (3 JP) @40 Menit
A. Kompetensi Inti
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya
terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator
3.9 Menganalisis sistem
pernapasan pada manusia,
3.9.8 Menyelidiki frekuensi pernapasan
pada manusia
137
Kompetensi Dasar Indikator
dan memahami gangguan
pada sistem pernapasan,
serta upaya menjaga
kesehatan sistem
pernapasan.
4.9 Menyajikan karya tentang
upaya menjaga kesehatan
sistem pernapasan manusia.
3.9.9Menjelaskan faktor yang
memengaruhi frekuensi
pernapasan manusia
3.9.10 Mendemonstrasikan frekuensi
pernapasan
3.9.11 Mendemonstrasikan macam-
macam volume pernapasan
manusia
3.9.12 Menjelaskan macam-macam
volume pernapasan manusia
3.9.13 Menjelaskan macam-macam
gangguan sistem pernapasan
manusia
3.9.14 Menjelaskan macam-macam
upaya pencegahan dan
penanggulangan sistem
pernapasan manusia
4.9.1 Membuat poster tentang upaya
menjaga kesehatan sistem
pernapasan manusia
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan dapat:
1. Menyelidiki frekuensi pernapasan pada manusia
2. Menjelaskan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia
3. Mendemonstrasikan frekuensi pernapasan
4. Mendemonstrasikan macam-macam volume pernapasan manusia
5. Menjelaskan macam-macam volume pernapasan manusia
6. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia
138
7. Menjelaskan macam-macam upaya pencegahan dan penanggulangan
sistem pernapasan manusia
8. Membuat poster tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
manusia
D. Materi Pembelajaran
4. Materi Pembelajaran Reguler
a. Frekuensi pernapasan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu jenis
kelamin, posisi tubuh, kegiatan tubuh, umur, dan suhu tubuh.
b. Umur, pada umumnya semakin bertambah umur seseorang maka
semakin rendah frekuensi pernapasannya.
c. Pada umumnya laki-laki lebih banyak bergerak sehingga lebih banyak
memerlukan energi. Kebutuhan oksigen dan produksi CO2 pada pria
juga lebih tinggi.
d. Semakin tinggi suhu tubuh maka semakin cepat frekuensi
pernapasannya. Hal ini terjadi karena adanya peningkatan proses
metabolisme.
e. Ketika tubuh memerlukan banyak energi maka tubuh perlu banyak
oksigen sehingga frekuensi pernapasan meningkat.
f. Volume udara yang digunakan dalam proses pernapasan ada beberapa
macam. Volume tidal, yaitu volume udara yang keluar masuk paru-
paru saat tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal).
Volume cadangan ekspirasi, yaitu volume udara yang masih dapat
dikeluarkan secara maksimal dari paru-paru setelah melakukan
ekspirasi biasa. Volume cadangan inspirasi, yaitu volume udara yang
masih dapat dimasukkan kedalam paru-paru setelah melakukan
inspirasi secara biasa. Volume residu, yaitu volume udara yang ,asih
tersisa di dalam paru-paru meskipun telah melakukan ekspirasi secara
maksimal.
139
g. Gangguan yang dapat terjadi pada sistem pernapasan, antara lain asma,
pneumia, tubercolusis, faringitis, tonsillingitis, influenza, dan kanker
paru-paru.
h. Asma merupakan kelainan yang ditandai dengan peradangan kronis,
hipersensitivitas, dan penyempitan pada saluran pernapasan.
Penyempitan ini dapat terjadi karena kontraksi secara terus-menerus
otot polos penyususn dinding bronkus atau bronkiolus, terlalu
banyaknya sekresi mukus atau lendir, dan rusaknya epitelium dinding
bronkus atau bronkiolus.
i. Pneumia merupakan infeksi atau inflamasi pada pronkiolus dan
alveolus. Penyebab terjadinya pneumia antara lain, karena infeksi dari
virus, bakteri, jamur, dan parasit lainnya. Namun, umunya disebebkan
oleh bakteri Streptococcus pneumonia.
j. Penyakit TBC disebabkan oleh infeksi baktei Mycobacterium
tubercolusis.
k. Faringitis adalah infeksi pada faring oleh kuman penyakit, seperti
virus,, bakteri maupun jamur.
5. Materi Pembelajaran Pengayaan
a. Pengaruh Olahraga Terhadap Sistem Respirasi
Ketika berolahraga jantung memompa darah ke paru-paru dan
seluruh tubuh dengan jumlah yang sama, dengan demikian terjadi
kenaikan aliran darah dari jantung keparu-paru. Kapasitas difusi
oksigen dari udara alveolus kedalam darah meningkat tiga kali lipat
selama melakukan olahraga maksimal sehingga tersedia area
permukaan yang lebih besar untuk difusi oksigen.
Ketika otot berkontraksi selama berolahraga, otot
menggunakan sejumlah besar oksigen dan menghasilkan sebagian
besar karbon dioksida. Ketika berolahraga terlalu keras konsumsi
oksigen dan pertukaran udara paru-paru keduanya meningkat secara
tajam. Pada permulaan olahraga, pertukaran udara pada paru-paru
meningkat secara tiba-tiba, kemudian diikuti oleh peningkatan
140
berikutnya secara perlahan-lahan. Ketika berolahraga dengan tingkat
sedang, peningtan lebih terjadi pada kedalaman pertukaran udara paru-
paru daripada peningkatan kecepatan pernapasan. Ketika olahraga
lebih kuat, maka frekuensi pernapasan juga akan meningkat.
Peningkatan pertukaran udara secara tiba-tiba saat olahraga
dimulai, terjadi karena adanya perubahan neural yang mengirim impuls
ke area inspirasi di medula oblongata. Perubahan yang terjadi meliputi
(1) antisipasi aktivitas, yang merangsang sistem limbik (2) impuls
sensorik dari propioseptors pada otot, tendon dan sendi; dan (3) impuls
motorik dari motorik korteks primer (precentral gyrus). Peningkatan
lebih bertahap dalam.
Pertukaran udara selama olahraga ringan disebabkan oleh
perubahan fisika dan kimia dalam aliran darah yang meliputi (1)
sedikit penurunan PO2, karena peningkatan konsumsi oksigen, (2)
sedikit peningkatan PCO2, karena peningkatan produksi CO2 yang
dihasilkan oleh kontraksi otot, dan (3) peningkatan suhu, karena
pembebasan panas yang seiring dengan banyaknya oksigen yang
digunakan. Selama olahraga ringan, HCO2 - buffer H+ dilepaskan oleh
asam laktat dalam reaksi yang melibatkan CO2, yang selanjutnya
meningkatkan PCO2.
Pada akhir sesi olahraga, penurunan pertukaran udara pada
paru-paru secara tiba-tiba diikuti oleh penurunan yang lebih perlahan
sampai tubuh istirahat. Penurunan tersebut diinisiasi terutama oleh
perubahan neural ketika pergeraan tubuh berhenti atau melambat. Fase
penurunan yang lebih bertahap tersebut menunjukkan tingkat kimia
darah dan suhu pada keadaan istirahat yang kembali melambat.
b. Pengaruh Merokok Pada Sistem Respirasi
Merokok dapat menyebabkan seseorang menjadi mudah
“terengah-engah” bahkan ketika melakukan olahraga ringan karena
beberapa faktor menurunkan efisiensi pernapasan pada perokok yakni
(1) nikotin mendesak pangkal bronkiolus, sehingga menurunkan
141
sirkulasi udara yang keluar dari paru-paru. (2) karbon monoksida
dalam asap, mengikat hemoglobin sehingga mengurangi kemampuan
hemoglobin membawa oksigen. (3) iritan pada asap dapat
menyebabkan peningkatan sekresi lendir oleh lapisan mukosa batang
tnggorok dan pembengkakan lapisan mukosa, hal tersebut
mengganggu sirkulasi udara yang masuk dan ke luar paru-paru, (4)
iritan pada asap juga menghambat pergerakan silia dan merusak silia
pada lapisan sistem respirasi. Dengan demikian, kelebihan lendir dan
zat-zat asing lainnya menjadi tidak mudah dikeluarkan, apabila ini
berlangsung terus menerus maka dapat menyebabkan kesulitan
bernapas. (5) seiring dengan waktu, merokok dapat menyebabkan
kerusakan serat elastik paru-paru dan merupakan penyebab utama
emfisema. Perubahan ini menyebabkan menyempitnya bronkiolus dan
menjebak udara di alveolus pada saat akhir ekspirasi. Hal tersebut
menyebabkan pertukaran udara yang kurang efisien.
6. Materi Pembelajaran Remidial
Pembelajaran remidial dilakukan ketika peserta didik belum
mencapai ketuntasan hasil belajar dengan mengulang pembelajaran
materi Sistem Pernapasan Manusia.
E. Model Pembelajaran
3. Pendekatan : Scientific Approach
4. Model : Quantum Teaching dengan Teams Games Tournaments
(TGT)
F. Media Pembelajaran
3. Media
d. Slide presentasi (PPT) Sistem Pernapasan Manusia
e. Proyektor
f. Torso sistem pernapasan manusia
142
4. Bahan
c. Gambar beberapa sistem pernapasan manusia
d. Spidol, Bolpoin, dan alat tulis lainnya
G. Sumber Belajar
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs
Kelas VIII. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
2. Pertemuan Pertama 3 JP (3 x 40 menit)
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
1 Pendahuluan 5. Guru mengawali kegiatan
pembelajaran dengan
memberikan salam dan
menyapa peserta didik.
6. Peserta didik dan guru
berdoa untuk memulai
pelajaran.
7. Guru melakukan presensi
peserta didik.
8. Guru menyampaikan
sub-bab pelajaran dan
tujuan pelajaran yang
diharapkan dapat dicapai
peserta didik.
10 Menit
143
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
2 Kegiatan Inti Tumbuhkan 1. Guru memberikan
stimulus dengan bertanya
kepada peserta didik
“apakah kalian tau
frekuensi pernapasan
kalian selama satu
menit?”. Apakah sama
dengan frekuensi
pernapasan temanmu?”
2. Guru mengaitkan materi
frekuensi pernapasan
dengan materi volume
pernapasan manusi.
3. Peserta didik diminta
untuk menemukan fakta
terkait pertanyaan yang
diberikan oleh guru.
4. Peserta didik diminta
untuk menuliskan dan
menyampaikan fakta
yang telah diperoleh.
5. Guru memberikan
penguatan terhadap fakta
yang didapat oleh peserta
didik.
15 menit
144
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
Mengamati Alami 6. Guru meminta peserta
didik untuk menghitung
frekuensi pernapasan
bersama teman
sebangkunya secara
bergantian selama 15
detik.
7. Peserta didik diminta
untuk mengikuti arahan
yang diberikan guru.
8. Peseerta didik diminta
untuk menuliskan dan
menyampaikan fakta
yang telah diperoleh.
9. Guru memberikan
penguatan terhadap fakta
yang telah didapatkan
oleh peserta didik.
5 menit
Menanya 10. Guru memberikan
pernyataan kepada
peserta didik “Apakah
kalian ingin mempelajari
lebih lanjut, bagaimana
frekuensi pernapasan
manusia itu berbeda ”
10 menit
145
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
11. Peserta didik
menanyakan beberapa
materi yang kurang
dipahami.
Mengumpul-
kan informasi
Namai 12. Guru menjelaskan model
pembelajaran yang akan
digunakan ialah Team
Games Tournamen atau
sebuah model permainan
pertandingan belajar
kelompok.
13. Guru mengorganisasi
kelas menjadi beberapa
kelompok sesuai dengan
-kelompk yang telah
dibentuk oleh guru.
14. Peserta didik diminta
berkumpul dengan
anggota kelompok
15. Guru meminta peserta
didik untuk membaca
matari Sistem
Pernapasan Manusia
pada Buku Paket Ilmu
Pengetahuan Alam
10 menit
146
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
halaman 56-selesai.
16. Peserta didik dalam
kelompok
mengumpulkan informasi
yang terdapat dalam
catatan yang telah
ditulisnya.
17. Guru mendorong peserta
didik untuk mendapatkan
informasi yang tepat.
Mengasosiasi 18. Guru menjelaskan alur
permainan yang akan
digunakan:
Penyajian kelompok.
Belajar kelompok.
Permainan.
Pertandingan.
Penghargaan
19. Peserta didik mengikuti
arahan guru dalam
intruksi permainan.
20. Guru dan peserta didik
bersama-sama memulai
permainan.
35 menit
Mengkomuni- Demonstrasi 21. Guru meminta kepada 5 menit
147
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
kasikan salah satu peserta didik
maju kedepan kelas
untuk
mendemonstrasikan
beberapa materi yang
sudah didapat, seperti
menghitung frekuensi
dan macam-macam
volume pernapasan
manusia.
22. Peserta didik mengikuti
intruksi yang telah
diberikan oleh guru.
Ulangi 23. Guru memberikan materi
melalui pemaparan slide
powerpoint Sistem
Pernapasan Manusia.
24. Peserta didik
menanyakan beberapa
materi yang kurang
dipahami.
25. Guru bersama-sama
dengan peserta didik
membuat kesimpulan
terhadap materi Sistem
25 menit
148
NO
TAHAP
SINTAK
PEMBELAJA-
RAN
(Quantum
Teaching)
KEGIATAN
WAKTU
(120
menit)
Pernapasan Manusia
Rayakan 26. Guru memberikan
penghargaan terhadap
kelompok yang menjadi
pemenang dalam
permainan.
27. Guru mengevaluasi hasil
kegiatan pembelajaran.
5 menit
3 Penutup 1. Guru memberikan
penghargaan berupa
apresiasi tentang proses
pembelajaran yang telah
dilaksanakan bersama
peserta didik.
2. Guru menyampai-kan
informasi materi pada
pertemuan berikutnya.
3. Guru menutup kegiatan
pembelajaran dengan doa
penutup dan salam.
5 menit
149
Pabelan, 27 Januari 2020 Pabelan, 27 Januari 2020
150
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
(TES TERTULIS)
LEMBAR SOAL SIKLUS I
Instrumen tes tertulis : Digunakan untuk menilai pengetahuan peserta
didik pada materi Sistem Pernapasan Manusia
MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam
KELAS : VIII (Delapan)
Materi Pokok : Sistem pernapasan Manusia
Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Kompetensi Dasar
3.9 Menganalisis sestem pernapasan pada manusia.
151
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia, dan memahai gangguan pada
sistem pernapasan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
manusia.
A. Tujuan Kegiatan
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi.
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia.
3. Menjelaskan fungsi organ pernapasan manusia.
4. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia.
5. Mengidentifikasi perbedaan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan
perut.
B. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Lembar Soal
b. Bolpoin, pensil, dan alat tulis lainnya
2. Bahan
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
C. Prosedur Kegiatan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
2. Ikuti petunjuk pengerjaan pada lembar soal
3. Diskusikan hasil informasi dan fakta yang kalian peroleh bersama teman
sekelompokmu.
4. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
D. Petunjuk Pengerjaan
1. Tulislah identitas diri anda pada sisi kanan atas lembar jawab
2. Bacalah setiap butir soal dengan teliti sebelum menjawab pertanyaan
3. Tanyakan kepada guru bila terdapat soal yang kurang jelas
152
4. Teliti kembali jawabanmu sebelum menyerahkan hasilnya kepada guru
Soal Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada lembar jawab yang
telah disediakan!
1. Pertukaran gas oksigen yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup adalah ....
A. Bernapas
B. Respirasi
C. Respirasi Internal
D. Respirasi Eksternal
2. Gas-gas yang menjadi pertukaran respirasi internal adalah ....
A. O2 dengan air
B. Udara pada atmosfer dengan alveolus
C. O2 dan CO2
D. Darah dengan sel-sel tubuh
3. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi hidung dalam proses pernapasan
adalah ....
A. Mengatur suhu udara yang mesuk kedalam paru-paru
B. Sebagai tempat pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida
C. Mengatur kelembapan udara yang masuk kedalam paru-paru
D. Menyaring partikel debu atau kotoran yang masuk bersama udara
4. Berikut ini merupakan jalannya udara pada sistem pernapasan manusia yang
benar adalah ....
A. Rongga hidung-laring-trakea-bronkiolus-bronkus-paru-paru
B. Rongga hidung-faring-trakea-bronkiolus-bronkus-paru-paru
C. Rongga hidung-faring-laring-trakea-bronkus-bronkiolus-paru-paru
D. Rongga hidung-trakea-faring-laring-bronkus-bronkiolus-paru-paru
5. Energi yang dihasilkan dari reaksi metabolisme tubuh adalah ....
A. Energi ATP
B. Zat metabolisme tubuh
153
C. O2
D. Gula
6. Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan tersedak. Hal itu disebabkan ....
A. Adanya makanan yang masuk ke rongga mulut
B. Adanya makanan yang masuk ke rongga hidung
C. Adanya makanan yang masuk ke tenggorokan
D. Adanya makanan yang masuk ke epiglotis
7. Struktur pada laring yang berfungsi untuk mencegah masuknya partikel
makanan atau minuman ke dalam laring dan trakea adalah ....
A. Silia
B. Tonsil
C. Epiglotis
D. Pita suara
8. Urutan sistem pernapasan bagian bawah pada manusia adalah ....
A. Laring, trakea, bronkus, dan paru-paru
B. Laring, faring, paru-paru, dan alveolus
C. Faring, trakea, bronkus, dan bronkiolus
D. Bronkus, bronkiolus, dan paru-paru
9. Secara fungsional zona yang tersusun atas jaringan alveolus yang berperan
dalam pertukaran gas adalah ....
A. Zona dalam
B. Zona respirasi
C. Zona penghubung
D. Zona luar
10. Jaringan dalam paru-paru yang berfungsi sebagai tempat pertukaran gas
oksigen dan karbon dioksida adalah ....
A. Alveolus
B. Bronkiolus
C. Bronkus
D. Laring
154
11. Struktur yang berfungsi melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang
dan mengempis adalah ....
A. Pleura
B. Alveolus
C. Diafragma
D. Lobus paru-paru
12. Berikut ini merupakan aktivitas yang menyebabkan terjadinya inspirasi
adalah ....
A. Relaksasi otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan relaksasinya diafragma
B. Relaksasiya otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan berkontraksinya
diafragma
C. Berkontraksinya otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan relaksasinya
diafragma
D. Berkontraksinya otot-otot eksternal antar tulang rusuk dan berkontraksinya
diafragma
13. Perhatikan ciri-ciri berikut!
1) Berfungsi sebagai jalur masuk udara dan makanan
2) Ruang resonansi udara
3) Dilapisi oleh membran mukosa
4) Tersusun atas otot rangka
5) Terdapat tonsil
Alat respirasi yang memiliki ciri-ciri tersebut adalah ....
A. Faring
B. Trakea
C. Laring
D. Bronkus
14. Hormon pada seorang laki-laki, yang menyebabkan pita suara pada pria lebih
tebal dan panjang sehingga menyebabkan nada suara laki-laki memilki rentang
yang lebih rendah adalah ....
A. Hormon insulin
B. Hormon progesteron
155
C. Hormon androgen
D. Hormon adrenalin
15. Pernyataan berikut yang benar tentang mekanisme inspirasi adalah ....
A. Diafragma dan otot dada kontraksi, rongga dada kembali normal, paru-
paru kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru
B. Diafragma dan otot dada relaksasi, rongga dada kembali normal, paru-paru
kembali normal, dan udara keluar dari paru-paru
C. Diafragma dan otot dada kontraksi, rongga dada membesar, paru-paru
mengembang, dan udara masuk ke paru-paru
D. Diafragma dan otot dada kontraksi, rongga dada kembali membesar, paru-
paru kembali mengecil, dan udara masuk ke paru-paru
156
KUNCI JAWABAN TES PENGETAHUAN
DAN CARA PENSKORAN/PENILAIAN
Pabelan, 27 Januari 2020
No Kunci Jawaban
1 B
2 D
3 B
4 C
5 A
6 D
7 C
8 A
9 B
10 A
11 A
12 D
13 A
14 C
15 D
Nilai= Jumlah benar x 2
3
157
Lampiran 4
INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN
(TES TERTULIS)
LEMBAR SOAL SIKLUS II
Instrumen tes tertulis : Digunakan untuk menilai pengetahuan peserta
didik pada materi Sistem Pernapasan Manusia
MATA PELAJARAN : Ilmu Pengetahuan Alam
KELAS : VIII (Delapan)
Materi Pokok : Sistem pernapasan Manusia
Kompetensi Inti
5. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
6. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
7. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
8. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
Kompetensi Dasar
3.10 Menganalisis sestem pernapasan pada manusia.
3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia, dan memahai gangguan pada
sistem pernapasan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
158
4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan
manusia.
E. Tujuan Kegiatan
Setelah mengikuti proses pembelajaran, peserta didik diharapkan:
1. Menjelaskan pengertian bernapas dan respirasi.
2. Menyebutkan organ pernapasan manusia.
3. Menjelaskan fungsi organ pernapasan manusia.
4. Menjelaskan mekanisme pernapasan manusia.
5. Mengidentifikasi perbedaan mekanisme pernapasan dada dan pernapasan
perut.
6. Mendemonstrasikan perbedaan mekanisme pernapasan dada dan
pernapasan perut.
7. Mengomunikasikan keterkaitan antara struktur dan fungsi organ
pernapasan.
8. Menjelaskan faktor yang memengaruhi frekuensi pernapasan manusia.
9. Menjelaskan macam-macam volume pernapasan manusia.
10. Menjelaskan macam-macam gangguan sistem pernapasan manusia.
11. Menjelaskan macam-macam upaya pencegahan dan penanggulangan
sistem pernapasan manusia.
F. Alat dan Bahan
3. Alat
a. Lembar Soal
b. Bolpoin, pensil, dan alat tulis lainnya
4. Bahan
Zubaidah, S., Dkk. 2017. Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII.
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
G. Prosedur Kegiatan
5. Siapkan alat dan bahan yang akan dipergunakan.
6. Ikuti petunjuk pengerjaan pada lembar soal
7. Diskusikan hasil informasi dan fakta yang kalian peroleh bersama teman
sekelompokmu.
159
8. Sampaikan hasil diskusi kelompok ke depan kelas.
H. Petunjuk Pengerjaan
5. Tulislah identitas diri anda pada sisi kanan atas lembar jawab
6. Bacalah setiap butir soal dengan teliti sebelum menjawab pertanyaan
7. Tanyakan kepada guru bila terdapat soal yang kurang jelas
8. Teliti kembali jawabanmu sebelum menyerahkan hasilnya kepada guru
Soal Pilihan Ganda
Berilah tanda silang (X) pada huruf A, B, C, atau D pada lembar jawab yang
telah disediakan!
1. Pada saat posisi tubuh berdiri otot kaki akan berkontraksi untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar sehingga berpengaruh dalam pernpaan dibandingkan
degan duduk atau berbaring. Faktor yang mempengaruhi frekuensi tersebut
adalah ....
A. Suhu tubuh
B. Posisi tubuh
C. Aktivitas tubuh
D. Lingkungan disekitar tubuh
2. Otot diagfragma berkontraksi, rongga perut membesar, tekanan udara di
rongga dada mengecil, berdasarkan keterangan di atas fase yang sedang terjadi
adalah ....
A. Inspirasi pernapasan perut
B. Inspirasi pernapasan dada
C. Ekspirasi pernapasan perut
D. Ekspirasi pernapasan dada
3. Apakah kelainan yang disebabkan oleh menyempitnya saluran pernapasan
dalam paru-paru, sehingga seseorang dapat mengalami kesulitan bernapas?
A. Bronkitis
B. Asfiksi
C. Influenza
160
D. Asma
4. Udara dari luar akan masuk ke paru-paru bila ...
A. Tulang rusuk terangkat
B. Tulang rusuk turun
C. Diafragma terangkat
D. Diafragma relaksasi
5. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tubercolusis adalah
A. TBC
B. Faringitis
C. Influenza
D. Pneumia
6. Volume cadangan inspirasi dapat menampung 1500 mL udara. Artinya adalah
....
A. Volume udara masih dapat di keluarkan secara maksimal dari paru-paru
setelah melakukan ekspirasi biasa.
B. Volume udara yang masih dapat dimasukkan ke dalam paru-paru setelah
melakukan inspirasi biasa.
C. Volume udara yang keluar masuk paru-paru saat tubuh melakukan
inspirasi atau ekspirasi.
D. Volume udara yang masih tersisa di dalam paru-paru meskipun telah
melakukan ekpirasi secara maksimal.
7. Untuk membuktikan pernapasan menghasilkan H2O dapat dilakukan dengan
cara ....
A. Meniup air kapur
B. Meniup cermin
C. Meniup air di bak mandi
D. Meniup air di piring
8. Jaringan yang berperan dalam pertukaran oksigen dan gas karbon dioksida
adalah ....
A. Bronkiolus
B. Faring
161
C. Trakea
D. Alveolus
9. penyakit yang disebabkan oleh inveksi virus Streptococcus pneumonia adalah
....
A. Asma
B. Pneumia
C. Influenza
D. TBC
10. Dibawah ini adalah ciri alat pernapasan pada makhluk hidup sebagai tempat
pertukaran oksigen dan karbon dioksida adalah ....
A. Banyak kapiler darah
B. Permukaan luas
C. Lembab
D. Tersusun atas jaringan otot
11. Organ ini berfungsi sebagai media yang menghubungkan oksigen yang kita
hirup agar mencapai paru-paru adalah fungsi organ ....
A. Jantung
B. Bronkiolus
C. Paru-paru
D. Trakea
12. Pada saat posisi tubuh berdiri otot kaki akan berkontraksi untuk menghasilkan
tenaga yang lebih besar sehingga berpengaruh dalam pernpaan dibandingkan
degan duduk atau berbaring. Faktor yang mempengaruhi frekuensi tersebut
adalah ....
E. Suhu tubuh
F. Posisi tubuh
G. Aktivitas tubuh
H. Lingkungan disekitar tubuh
13. Volume pernapsan manusia yang dapat menampung udara yang keluar masuk
paru-paru saat tubuh melakukan inspirasi atau ekspirasi biasa (normal)
volumenya sekitar 500 mL adalah ....
162
A. Volume cadangan
B. Volume cadangan inspirasi
C. Volume cadangan ekspiras
D. Volume cadangan tidal
14. Pada saat malam hari kita tidak dianjurkan tidur di bawah pohon, hal ini
dikarenakan ....
A. Banyak karbon dioksida yang dihasilkan sehingga kita akan mengalami
kesulitan bernapas dan mengganggu fungsi paru-paru.
B. Banyak oksigen yang dihasilkan sehingga kita akan mengalami kesulitan
bernapas dan mengganggu fungsi paru-paru.
C. Banyak karbondioksida dan oksigen yang dihasilkan sehingga kita akan
mengalami kesulitan bernapas dan mengganggu paru-paru.
D. Banyak gas-gas kimia yang dihasilkan oleh pohon pada saat malam hari
sehingga berbahaya bagi sistem pernapasan kita.
15. Upaya yang dapat kita lakukan untuk menghindari penyakit sistem pernapasan
adalah ....
A. meghirup asap rokok
B. bermain petasan
C. menghindari penyebaran bakteri dan virus
D. merokok
163
KUNCI JAWABAN TES PENGETAHUAN
DAN CARA PENSKORAN/PENILAIAN
No Kunci Jawaban
1 C
2 B
3 D
4 A
5 A
6 B
7 B
8 D
9 B
10 C
11 C
12 B
13 C
14 A
15 C
Nilai= Jumlah benar x 2
3
164
Lampiran 5
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Pabelah
Nama Guru : Parjiyanto, S.Pd.
Hari/ Tanggal : 20 Januari 2020
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Siklus Ke-1 : (Satu)
Alokasi Waktu : 3x40 menit (3 JP)
Petunjuk pengisian :
1. pengamat memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil
pengamatan. Apabila terdapat indikator yang tidak dilaksanakan cukup
dikosongkan kolom penilaian.
2. Catat hal-hal yang anda rasa perlu atau penting pada proses pembelajaran
dibawah tabel yang telah disediakan.
Keterangan :
1 = Guru tidak melaksanaan indikator yang telah ditentukan
2 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan, namun belum baik
3 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan cukup baik
4 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan baik
165
No Aspek Indikator Penilaian
1 2 3 4
1 Pra
Pembelajaran
c. Memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran
d. Memeriksa kesiapan peserta
didik
2 Pembelajaran
kegiatan awal
e. Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam
f. Mengajak siswa berdo’a
bersama
g. Melakukan presensi
h. Menyampaikan sub-sub
pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai
Pembelajaran
Kegiatan Inti
Tumbuhkan
y. Meminta peserta didik untuk
memberikan berbagai
pertanyaan terkait materi Sistem
Pernapasan Manusia.
z. Meminta peserta didik untuk
menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
aa. Meminta peserta didik untuk
menuliskan fakta yang telah
diperoleh.
bb. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang didapat.
Alami
cc. Melaksanakan kegiatan “Alami”
166
No Aspek Indikator Penilaian
1 2 3 4
dengan memberikan pernyataan
pentingnya bernapas pada
makhluk hidup.
dd. Mengajak peserta didik untuk
mengikuti arahan
mempraktikkan mekanisme
bernapas.
ee. Meminta peserta didik untuk
mencatat dan menyampaikan
fakta yang diperleh.
ff. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
gg. Memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya
hh. Memberikan tanggapan apabila
terdapat pertanyaan dari peserta
didik.
Namai
ii. Melaksanakan kegiatan
“Namai” dengan menjelaskan
model pembelajaran yang akan
digunakan.
jj. Membagi kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen.
kk. Meminta peserta didik untuk
membaca dan mencatat materi
Sistem Pernapasan Manusia.
167
No Aspek Indikator Penilaian
1 2 3 4
ll. Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam cacatan.
mm. Mendorong peserta didik
untuk mendapatkan informasi
yang tepat.
nn. Melaksanakan kegiatan
mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan
model Team Games
Tournament (TGT) yang akan
digunakan.
oo. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan model belajar
Team Games Tournament
(TGT).
Demonstrasi
pp. Melaksanakan kegiatan
“Demonstrasi” bernapasan dan
perbedaan antara pernapasan
dada dan pernapsan perut.
qq. Memberikan materi malelui
pemaparan slide.
rr. Memberikan kesempatan
terhadap peserta didik untuk
bertanya.
ss. Melakukan penarikan
168
No Aspek Indikator Penilaian
1 2 3 4
kesimpulan terhadap materi
pemeblajaran Sistem
Pernapasan Manusia.
Rayakan
tt. Melaksanakan kegiatan
“Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games
Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan
kepada peserta didik.
uu. Memberikan evaluasi selama
kegiatan pembelajaran.
vv. Menyampaikan informasi
materi berikutnya
Pembelajaran
kegiatan
penutup
b. Menutup pembelajaran dengan
santun dan berdo’a
3
Penguasaan
materi ajar
c. Menunjukkan penguasaan
materi.
d. Mengaitkan materi dengan
materi lain yang relevan.
4 Strategi
pembelajaran
e. Menerapkan model
pembelajaran Quantum
Teaching dengan Team Games
Tournamen (TGT).
5 Interaksi
dalam
pembelajaran
e. Menciptakan suasana yang
menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik.
169
No Aspek Indikator Penilaian
1 2 3 4
f. Menunjukkan sikap terbuka dan
dan responsif terhadap peserta
didik.
g. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik.
h. Menumbuhkan rasa percaya diri
siswa
6 Penggunaan
bahasa
d. Menggunakan bahasa
lisan/tulisan secara baik, jelas
dan lancar.
e. Menggunakan bahasa tubuh
secara baik dan benar.
f. Menyampaikan materi dengan
suara dan intonasi yang tepat.
7 Penilaian
belajar
c. Melakukan penilaian proses
selama belajar.
d. Melakukan penilaian akhir
sesuai dengan rencana dalam
RPP.
Jumlah 6 32 54 12
Total 104
Kategori Kurang
170
Rumus Penghitungan Skor Akhir :
𝑁 =𝑅
𝑆𝑀 𝑥 100
Keterangan:
N = Nilai yang dicari atau diharapkan
R = Skor yang diperoleh
SM = Skor maksimum
Hasil Penilaian Observasi Guru Siklus I
𝑁 =104
172 𝑥 100
N = 60,46
Kategori = Kurang
100 = Bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)
Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Permendikbud No. 81A
Tahun 2013 yaitu:
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 – 100
Baik (B) 76 – 90
Cukup (C) 61 – 75
Kurang (K) ≤ 60
171
172
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Pabelah
Nama Guru : Parjiyanto, S.Pd
Hari/ Tanggal : 27 Januari 2020
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Siklus Ke : II (dua)
Alokasi Waktu : 3x40 menit (3 JP)
Petunjuk pengisian :
1. pengamat memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil
pengamatan. Apabila terdapat indikator yang tidak dilaksanakan cukup
dikosongkan kolom penilaian.
2. Catat hal-hal yang anda rasa perlu atau penting pada proses pembelajaran
dibawah tabel yang telah disediakan.
Keterangan :
1 = Guru tidak melaksanaan indikator yang telah ditentukan
2 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan, namun belum baik
3 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan cukup baik
4 = Guru melaksanakan sesuai indikator yang telah ditentukan dengan baik
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
1 Pra
Pembelajaran
a. Memeriksa kesiapan ruang, alat
dan media pembelajaran
b. Memeriksa kesiapan peserta
173
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
didik
2 Pembelajaran
kegiatan awal
e. Membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam
f. Mengajak siswa berdo’a
bersama
g. Melakukan presensi
h. Menyampaikan sub-sub
pelajaran dan tujuan
pembelajaran yang hendak
dicapai
3 Pembelajaran
Kegiatan Inti
Tumbuhkan
i. Meminta peserta didik untuk
memberikan berbagai
pertanyaan terkait materi Sistem
Pernapasan Manusia.
j. Meminta peserta didik untuk
menemukan fakta terkait
pertanyaan yang diberikan guru.
k. Meminta peserta didik untuk
menuliskan fakta yang telah
diperoleh.
174
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
l. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang didapat.
Alami
m. Melaksanakan kegiatan
“Alami” dengan memberikan
pernyataan pentingnya
bernapas pada makhluk hidup.
n. Mengajak peserta didik untuk
mengikuti arahan
mempraktikkan mekanisme
bernapas.
o. Meminta peserta didik untuk
mencatat dan menyampaikan
fakta yang diperleh.
p. Memberikan penguatan
terhadap fakta yang diperoleh
peserta didik.
q. Memberikan kesempatan
peserta didik untuk bertanya
r. Memberikan tanggapan apabila
terdapat pertanyaan dari
175
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
peserta didik.
Namai
s. Melaksanakan kegiatan
“Namai” dengan menjelaskan
model pembelajaran yang akan
digunakan.
t. Membagi kelas menjadi
beberapa kelompok heterogen.
u. Meminta peserta didik untuk
membaca dan mencatat materi
Sistem Pernapasan Manusia.
v. Meminta peserta didik untuk
mengumpulkan informasi yang
terdapat dalam cacatan.
w. Mendorong peserta didik untuk
mendapatkan informasi yang
tepat.
x. Melaksanakan kegiatan
mengasosiasi dengan
menjelaskan alur permainan
model Team Games
176
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
Tournament (TGT) yang akan
digunakan.
y. Melaksanakan kegiatan
pembelajaran dengan
menggunakan model belajar
Team Games Tournament
(TGT).
Demonstrasi
z. Melaksanakan kegiatan
“Demonstrasi” bernapasan dan
perbedaan antara pernapasan
dada dan pernapsan perut.
aa. Memberikan materi malelui
pemaparan slide.
bb. Memberikan kesempatan
terhadap peserta didik untuk
bertanya.
cc. Melakukan penarikan
kesimpulan terhadap materi
pembelajaran Sistem
Pernapasan Manusia.
177
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
Rayakan
dd. Melaksanakan kegiatan
“Rayakan” kepada pemenang
dalam permainan Team Games
Tournament (TGT) dengan
memberikan penghargaan
kepada peserta didik.
ee. Memberikan evaluasi selama
kegiatan pembelajaran.
ff. Menyampaikan informasi
materi berikutnya
Pembelajaran
kegiatan
penutup
a. Menutup pembelajaran dengan
santun dan berdo’a
3
Penguasaan
materi ajar
a. Menunjukkan penguasaan
materi.
b. Mengaitkan materi dengan
materi lain yang relevan.
4 Strategi
pembelajaran
a. Menerapkan model
pembelajaran Quantum
Teaching dengan Team Games
178
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
Tournamen (TGT).
5 Interaksi
dalam
pembelajaran
a. Menciptakan suasana yang
menumbuhkan partisipasi aktif
peserta didik.
b. Menunjukkan sikap terbuka dan
dan responsif terhadap peserta
didik.
c. Menumbuhkan keceriaan dan
antusiasme peserta didik.
d. Menumbuhkan rasa percaya diri
siswa
6 Penggunaan
bahasa
a. Menggunakan bahasa
lisan/tulisan secara baik, jelas
dan lancar.
b. Menggunakan bahasa tubuh
secara baik dan benar.
c. Menyampaikan materi dengan
suara dan intonasi yang tepat.
7 Penilaian
belajar
a. Melakukan penilaian proses
selama belajar.
b. Melakukan penilaian akhir
179
No Aspek Indikator
Penilaian
1 2 3 4
sesuai dengan rencana dalam
RPP.
Jumlah 0 0 57 93
Total 150
Kategori Baik
Rumus Penghitungan Skor Akhir:
𝑁 =𝑅
𝑆𝑀 𝑥 100
Keterangan:
N = nilai yag dicari atau diharapkan
R = skor yang diperoleh
SM = skor maksimum
100 = bilangan tetap
(Purwanto, 2009: 102)
Kategori nilai kinerja guru didasarkan pada Peraturan Menteri Agama
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No 16 2010
Peringkat Nilai
Amat Baik (A) 91 – 100
Baik (B) 76 – 90
180
181
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Pabelan
Nama Guru : Parjiyanto, S. Pd.
Hari/tanggal : 20 Januari 2020
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Sub Bab : Organ pernapasan dan Mekanisme Pernapasan
Alokasi Waktu : 3x40 Menit (3 jam pelajaran)
Petunjuk pengisian :
3. pengamat memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil
pengamatan. Apabila terdapat indikator yang tidak dilaksanakan cukup
dikosongkan kolom penilaian.
4. Catat hal-hal yang anda rasa perlu atau penting pada proses pembelajaran di
bawah tabel yang telah disediakan.
Keterangan :
A = jika ≥ 80% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
B = jika ≥ 60% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
C = jika ≥ 40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
D = jika <40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
182
No Indikator Penilaian
A B C D
1 Kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
2 Khusyuk dalam berdo’a.
3 Antusias saat dilakukan presensi.
4 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang
sedang disampaikan. x
5 Mampu menemukan fakta sesuai dengan materi.
6 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
mencatatnya.
7 Mampu mengemukakan pertanyaan secara
mandiri
8 Peserta didik kritis dan menyimak pertanyaan
yang diajukan oleh guru/peserta didik lain.
9 Mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.
10 Melakukan diskusi aktif dengan kelompoknya
11 Mencoba mengemukakan pendapat sendiri
mengenai apa yang dipikirkannya.
12 Berani menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
13 Mampu mengondisikan/membagi tugas peserta
didik lain dalam kelompok.
14 Mencatat segala sesuatu dalam diskusi.
15 Peserta didik saling berbagi dan bekerja sama
dalam kelompok.
16 Peserta didik berani dan aktif dalam
mengemukakan pendapatnya.
17 Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
terjadi dalam kelompok.
183
184
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIK
SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Negeri 01 Pabelan
Nama Guru : Parjiyanto, S.Pd
Hari/tanggal : 20 Januari 2020
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII B/ Genap
Materi Pokok : Sistem Pernapasan Manusia
Sub Bab : Menghitung freakuensi dan volume bernapas
Alokasi Waktu : 3x40 Menit (3 jam pelajaran)
Petunjuk pengisian :
1. pengamat memberi tanda cek (√) pada kolom yang sesuai dengan hasil
pengamatan. Apabila terdapat indikator yang tidak dilaksanakan cukup
dikosongkan kolom penilaian.
2. Catat hal-hal yang anda rasa perlu atau penting pada proses pembelajaran
dibawah tabel yang telah disediakan.
Keterangan :
A = jika ≥ 80% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
B = jika ≥ 60% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
C = jika ≥ 40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
D = jika <40% peserta didik menerapkan sikap sesuai indikator
No Indikator
Penilaian
A B C D
1 Kesiapan peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran.
185
No Indikator
Penilaian
A B C D
2 Khusyuk dalam berdo’a.
3 Antusias saat dilakukan presensi.
4 Mengikuti dengan seksama segala sesuatu yang
sedang disampaikan.
5 Mampu menemukan fakta sesuai dengan materi.
6 Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan
mencatatnya.
7 Mampu mengemukakan pertanyaan secara
mandiri
8 Peserta didik kritis dan menyimak pertanyaan
yang diajukan oleh guru/peserta didik lain.
9 Mengikuti arahan yang diberikan oleh guru.
10 Melakukan diskusi aktif dengan kelompoknya
11 Mencoba mengemukakan pendapat sendiri
mengenai apa yang dipikirkannya.
12 Berani menjadi pemimpin dalam kelompoknya.
13 Mampu mengondisikan/membagi tugas peserta
didik lain dalam kelompok.
14 Mencatat segala sesuatu dalam diskusi.
15 Peserta didik saling berbagi dan bekerja sama
dalam kelompok.
186
Pabelan, 27 Januari 2020 Pabelan, 27 Januari 2020
187
Lampiran 9
DOKUMENTASI
Gambar Lampiran 9.1. Peserta didik sedang melaksanakan pembelajaran
Gambar Lapiran 9.2 Peserta didik sedang melaksanakan intruksi dari guru untuk
mengemukakan fakta-fakta terkait pernapasan manusai
188
Gambar Lampiran 9.3 Peserta didik sedang mengikuti intruksi guru untuk
menghitung frekuensi pernapasan bersama teman sebangkunya
Gambar Lampiran 9.4 Peserta didik sedang melaksanakan diskusi kelompok
189
Gambar Lampiran 9.14 Peserta didik sedang melaksanakan demonstrasi
pernapasan panusia
190
Lampiran 10
191
.
192
.
193
Lampiran 11
.
194
.
195
196
.
197
Lampiran 12
198
Lampiran 13
199
Lampiran 14
200
LEMBAR KONSULTASI SKRIPSI
Nama Mahasiswa : Aina Khayyul Muflikhah
N I M : 23060160009
Dosen Pembimbing : Muhammad Istiqlal, M.Pd.
Judul Skripsi pada surat penunjukan pembimbing skripsi:
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem Pernapasan Manusia Melalui Model
Quantum Teaching dengan Kombinasi Team Games Toeurnament (TGT) Pada
Siswa Kelas VIII SMP Negeri 01 Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2019/2020.
No Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf
1 30 Oktober
2019
Konsultasi Judul
Skripsi
1. ACC judul skripsi.
2. Membuat Bab I.
3. Membuat RPP dan
penilaian
2 27
Desember
2019
Bab I 1. Perbaikan penulisan
Judul.
2. Perbaikan penulisan
yang disesuaikan
dengan pedoman
skripsi.
3. Memperbaiki
skrutkur penulisan
latar belakang.
4. Perbaikan penulisan
body note.
5. Memperbaiki
penulisan arti ayat
Al-Qur’an.
6. Definisi operasional
disesuaikan dengan
variabel.
7. Mencari dosen
sebagai penguji
validasi soal dan
RPP.
8. Membuat Bab II dan
III.
3 13 Januari Bab II dan III 1. ACC Bab I.
201
No Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf
2020 2. Memperbaiki
penulisan.
3. Mempelajari PTK.
4. ACC penelitian.
5. Membuat surat izin
penelitian.
6. Membuat daftar isi
7. Membuat Bab IV
dan V.
4 6 April 2020 Bab I 1. Kajian pustaka
ditambah penelitian
yang mendukung
peneliti, keunikan
penelitian serta
kontribusi penelitian
ini.
Bab IV 1. Tabel yang
membutuhkan lebih
dari satu halaman
menggunakan
fasilitas Repeat
Header Rows.
2. Menjelaskan lebih
rinci soal kegiatan
prasiklus.
3. Mengapa terdapat
nama yang ditebali?
4. Perbaikan penulisan
“presentase”
5. Kesimpulan hasil
kinerja guru di
jelaskan mengapa
masih kurang.
6. Jelaskan mengapa
guru masih kurang
tepat dalam
mengajar.
7. Bagian refreksi
Siklus I dilengkapi
lagi alasannya
8. perlu dijelaskan
lebih lanjut
202
No Tanggal Isi Konsultasi Catatan Pembimbing Paraf
mengenai hasil
obeservasi peserta
didik siklus II.
5 27 April
2020
Skripsi 1. Absrtak masih acak-
acakan.
2. Lengkapi semua
sesuai dengan buku
pandan skripsi.
6 9 Mei 2020 Skripsi 1. Halaman X terdapat
kotakan pada angka
10.
2. Halaman 20 poin d
menggantung
3. Halaman 19 poin a
menggantung.
4. Halan 25 terdapat
bagian yag kosong
antara 1 dan 2.
Dosen Pembimbing,
Muhammad Istiqlal, M.Pd.
NIDT. 19890710 201608 1 001
203
Lampiran 15
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Aina Khayyul Muflikhah Jurusan : T. IPA
NIM : 23060160009 Dosen P.A. : Dr. Maslikhah, S.Ag. M. Si
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1 ORIENTASI PENGENALAN
AKADEMIK DAN
KEMAHASISWAAN (OPAK)
IINSTITUT AGAMA NEGERI
SLATIGA
Salatiga, 18-19
Agustus 2016
di Kampus 2
IAIN Salatiga
Peserta 3
2 ORIENTASI PENGENALAN
AKADEMIK DAN
KEMAHASISWAAN
FFAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN IAIN
SALATIGA
Salatiga, 22-23
Agustus 2016
di Kampus 3
IAIN Salatiga
Peserta 3
3 LIBRARY USER EDUCATION Salatiga, 30
Agustus 2016
Peserta 3
4 SOSIALISASI DAN DESIMINASI
BUKU: Model Pendekatan
Scientifik dakam Kehidupan
Keagamaan Masyarakat Kampung
Mualaf
Salatiga, 28
Desember
2016 di
Kampus 3
IAIN Salatiga
Peserta 3
5 SEMINAR NASIONAL
HIMPUNAN MAHASISWA
JURUSAN SEJARAH DAN
KEBUDAYAAN ISLAM IAIN
SALATIGA dengan tema “Sejarah
dan Revitalisasi Identitas Bangsa”
Salatiga,
Tanggal 08
November
2016
Peserta 8
6 MAKRAB: Asik Semalam Bersama
Scientist In Laga (ASAM BASA)
Salatiga, 2
Desember
2016
Peserta 3
7 SEMINAR NASIONAL
PROBLEMATIKA HAKIM DAN
PERADILAN “REKONTRUKSI
IDEAL SISTEM PERADILAN DI
INDONESIA”
Salatiga, 22
September
2016
Peserta 8
8 DIALOG INTERAKTIF SENAT
MAHASISWA FAKULTAS
Salatiga, 04 Peserta 3
204
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
IAIN SALATIGA.
oktober 2016
9 SEMINAR NASIONAL
PERINGATAN HARI BUMI 22
APRIL MATA PALA MITAPASA
IAIN SALATIGA dengan tema
“Dengarkan Bisikan Alam Tentang
Manusia”
Salatiga,
Tanggal 22
April 2017 di
Auditorium
Kampus I
IAIN Salatiga
Peserta 8
10 SALATIGA SCIENCE OLIMPIAD II
Tingkat SMPMTs se-Jawa Tengah
Salatiga 6
Oktober 2017
Panitia 6
11 Asik Semalam bersama Asam Basa
II (ASAM BASA II) “Larutkan
Perbedaan, reaksikan Persamaan,
Hasilkan Persaudaraan”
Salatiga, 4-5
November
2017
Panitia 4
12 TRAINING LEGISLATION
SENAT MAHASISWA (SEMA)
IAIN SALATIGA dengan tema
“Aktualisasi Peran SEMA dalam
Meningkatkan Integritas Mahasiswa
Melalui Undang-undang ORMAWA
IAIN Salatiga”
Salatiga, 12
April 2017
Peserta 3
13 SK SUSUNAN PANITIA
SALATIGA SCIENCEOLIMPIAD
III. HIMPUNAN MAHASISWA
JURUSAN TADRIS ILMU
PENGETAHUAN ALAM,
FAKULTAS TARBIYAH DAN
ILMU KEGURUAN, INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA TAHUN 2018
Salatiga,
Tanggal 9
April 2018 di
Kampus 3
IAIN Salatiga
Panitia 4
14 INTERNATIONAL FORUM ON
SCIENCE (IFOS) 2018 “SCIENCE
AS AN INTEGRAL PART OF
ISLAM”
Salatiga,
Tanggal Maret
2018 di
Kampus 3
IAIN Salatiga
Panitia 10
205
.
206
Lampiran 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Aina Khayyul Muflikhah
Tempat Tanggal Lahir: Batang, 26 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Golongan Darah : A
Alamat : Ds Getas RT 10/RW03,
Kec. Bawang, Kab Batang, Jawa
Tengah
No. HP : 085877289362
E-mail :
Jenjang Pendidikan
1. SD Negeri getas 01 2004-2010
2. MTs Sunan Kalijaga Bawang 2010-2013
3. MA Negeri Temanggung 2013-2016
4. IAIN Salatiga 2016-2020