2
Berkembang pertanian di Nusa Penida ini tidak lepas dari bagusnya teknik konservasi tanah yang diterapkan di Pulau ini. Pulau Nusa Penida merupakan daerah lahan kering dengan topografi berombak sampai bergelombang dan didominasi oleh batu gamping. Tanah2 di Nusa Penida sebenarnya sangat subur dimana dari hasil sampel tanah di ketahui bahwa Kejenuhan Basa (KB) sangat tinggi akan tetapi perlu dilakukan penambahan N, P, K dan bahan organik. Akibat solum tanah yang dangkal (< 30 cm) serta bentuk lereng yang curam (didominasi oleh lereng > 45%) serta dengan keadaan curah hujan yang rendah ( rata-rata 1.152 mm/thn, data tahun 2003) menyebabkan potensi Erosi di daerah ini sangat tinggi. Untuk menghindari tingginya tingkat erosi tersebut masyarakat nusa penida melakukan konservasi dengan metode mekanik yang merupakan perlakuan fisik mekanis terhadap terhadap tanah sehingga mampu mengurangi laju aliran permukaan dan erosi dengan cara pembangunan bagunan yang akhirnya mampu meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Pembuatan terasering pada lahan-lahan pertanian yang mempunyai lereng yang terjal (> 15 %), hal ini dilakukan karena masyarakat tau bahwa apabila hal ini tidak dilakukan maka tanah - tanah yang mempuyai solum dangkal tersebut akan cepat habis diterjang erosi. Adapun fungsi dari metode mekanik adalah (1) untuk mengurangi laju aliran permukaan, (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan sehingga kekuatan aliran permukaan tidak merusak, (3) meningkatkan kapisitas infiltrasi tanah dan memperbaiki aerasinya dan (4) mampu menyediakan air bagi tanaman. terasering merupakan metode konservasi tanah mekanik yang berfungsi untuk mengurangi panjang lereng sehingga dapat mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan yang akhirnya mampu menekan laju erosi, fungsi lainnya adalah untuk menangkap air sehingga mampu menyediakan air bagi tanaman. Batas terasering di susun oleh batu kapur dan hampir seluruh lahan di nusa penida di buat seperti ini. Akan tetapi usaha ini masih terkendala dengan ketersediaan air akibat rendahnya curah hujan dan tidak bisanya memanfaatkan air dari sungai bawah tanah yang cukup tinggi tersedia di nusa penida. Upaya yang dapat dilakukan untuk penyedotan mata air mungkin perlu dilakukan pemetaan aliran sungai bawah tanah di pulau nusa penida sehingga bisa dilakukan pengeboran untuk penyedotan air tanah tersebut. Untuk penyedotan bisa memanfaatkan kincir angin seperti pemanfaatan angin untuk pembangkit listrik di nusa penida. Metode vegetatif dengan memanfaatkan vegetasi dan

penida

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penida

Berkembang pertanian di Nusa Penida ini tidak lepas dari bagusnya teknik konservasi tanah yang diterapkan di Pulau ini. Pulau Nusa Penida merupakan daerah lahan kering dengan topografi berombak sampai bergelombang dan didominasi oleh batu gamping. Tanah2 di Nusa Penida sebenarnya sangat subur dimana dari hasil sampel tanah di ketahui bahwa Kejenuhan Basa (KB) sangat tinggi akan tetapi perlu dilakukan penambahan N, P, K dan bahan organik. Akibat solum tanah yang dangkal (< 30 cm) serta bentuk lereng yang curam (didominasi oleh lereng > 45%) serta dengan keadaan curah hujan yang rendah ( rata-rata 1.152 mm/thn, data tahun 2003) menyebabkan potensi Erosi di daerah ini sangat tinggi.

Untuk menghindari tingginya tingkat erosi tersebut masyarakat nusa penida melakukan konservasi dengan metode mekanik yang merupakan perlakuan fisik mekanis terhadap terhadap tanah sehingga mampu mengurangi laju aliran permukaan dan erosi dengan cara pembangunan bagunan yang akhirnya mampu meningkatkan kemampuan penggunaan lahan. Pembuatan terasering pada lahan-lahan pertanian yang mempunyai lereng yang terjal (> 15 %), hal ini dilakukan karena masyarakat tau bahwa apabila hal ini tidak dilakukan maka tanah - tanah yang mempuyai solum dangkal tersebut akan cepat habis diterjang erosi. Adapun fungsi dari metode mekanik adalah (1) untuk mengurangi laju aliran permukaan, (2) menampung dan menyalurkan aliran permukaan sehingga kekuatan aliran permukaan tidak merusak, (3) meningkatkan kapisitas infiltrasi tanah dan memperbaiki aerasinya dan (4) mampu menyediakan air bagi tanaman. terasering merupakan metode konservasi tanah mekanik yang berfungsi untuk mengurangi panjang lereng sehingga dapat mengurangi kecepatan dan jumlah aliran permukaan yang akhirnya mampu menekan laju erosi, fungsi lainnya adalah untuk menangkap air sehingga mampu menyediakan air bagi tanaman. Batas terasering di susun oleh batu kapur dan hampir seluruh lahan di nusa penida di buat seperti ini.

Akan tetapi usaha ini masih terkendala dengan ketersediaan air akibat rendahnya curah hujan dan tidak bisanya memanfaatkan air dari sungai bawah tanah yang cukup tinggi tersedia di nusa penida. Upaya yang dapat dilakukan untuk penyedotan mata air mungkin perlu dilakukan pemetaan aliran sungai bawah tanah di pulau nusa penida sehingga bisa dilakukan pengeboran untuk penyedotan air tanah tersebut. Untuk penyedotan bisa memanfaatkan kincir angin seperti pemanfaatan angin untuk pembangkit listrik di nusa penida. Metode vegetatif dengan memanfaatkan vegetasi dan tanaman untuk mengurangi erosi, penghambat benturan juga berguna sebagai penghambat aliran permukaan, memperbaiki tekstur tanah dan meningkatkan kadar air tanah, akan mengurangi evaporasi dan dapat meningkatkan aktifitas mikroorganisme yang mengakibatkan peningkatan porositas tanah sehingga memperbesar jumlah infiltrasi dan mencegah terjadinya erosi.

Untuk pengembangan pertanian yang dapat dilakukan pada lahan dengan karakteristik berkapur seperti wilayah nusa penida, dilakukan ubidaya tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan vegetasi yang tahan terhadap kondisi kering di wilayah nusa penida. Dan langkah terakhir yg di harapkan adalah penanaman tanaman yg bernilai ekonomis tinggi seperti jambu mete, jagung maupun kedelai