19
3 rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014 Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai Suatu Kesatuan Komponen Teknologi Menjadi Bermakna dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Teknologi komunikasi masa kini semakin canggih dalam memadukan jaiingan, sistem operasi dan alat, Proses adopsi hasil inovasi teknologi komunikasi tersebut oleh konsumen, yang diwujudnyatakan dalam pengambilan keputusan pembelian, juga semakin cepat, Ini terbukti oleh dominasi fitur produk sebagai variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, selama produk dipandang sebagai sebuah kesatuan komponen teknologi. Penelitian pada 100 konsumen smartphone android Samsung, dua komponen utama yang harus diperhitungkan sebagai kesatuan adalah sistem operasi dan alat komunikasinya. Dua variabel lain yang secara signifikan dapat menjelaskan pengambilan keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek. Ketika komponen sistem operasi dipisahkan dari alatnya, maka fitur produk menjadi tidak bermakna. Fitur komponen sistem operasi dalam teknologi komunikasi dapat dimengerti oleh konsumen sehingga tetap valid dan reliabel. Namun demikian, produk seperti itu tidak dapat diadopsi oleh konsumen, karena tanpa pengejawantahan sistem operasi ke dalam alat komunikasi yang menjembatani integrasi manusia dalam sistem tersebut. Alhasil, fitur sistem operasi yang menopang teknologi komunikasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk. Variabel yang berpengar uh terhadap keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek. Kata Kunci: fitur produk, gaya hidup, citra merekdan keputusan pembelian. Pendahuluan Telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari (Karnita, 2011) bahkan termasuk kebutuhan utama manusia (Setiyawan, 2012), yang teknologinya berkembang sangat cepat (Pasaribu, 2006). Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasidan komunikasi juga terus berkembang pesat dari waktu ke waktu dan menyebabkan pihak penyedia jasa layanantelekomunikasi seluler dituntut untuk berkembangguna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya (Suyuti, dkk, 2011). Menurut penelitian Lambert dari Informa pada kuartal kedua tahun 2013, Indonesia masuk urutan ke-empat dengan jumlah 285 juta pengguna telepon seluler (ponsel) dari 14 top pasar mobile phone dunia (mobiforge.com, 2013). Jumlah pengguna ponsel Indonesia mencapai 115,4% dari jumlah penduduk. Mengingat masih banyak penduduk Indonesia yang tidak menggunakan ponsel, maka angka tersebut menunjukkan bahwacukup banyak orang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu ponsel. Diantara pengguna tersebut, sebanyak 45,5 juta (18,4% dari penduduk) menggunakan jaringan 3G/4G (mobiforge.com, 2013). Bagi orang awam, perkembangan teknologi komunikasi dikenali dariperubahan fi tur-fitur jaringan, sistem operasi dan perangkat kerasnya. Perkembangan terakhir teknologi jaringan sudah sampai pada generasi ke-empat (4G) dan penelitian generasi ke-lima sudah dimulai (Pasaribu, 2006). Perkembangan teknologi jaringan tersebut akan bermanfaat jika perkembanganteknologi sistem Operasi dan pirantitelekomunikasinya sejajar. Sejajar dengan perkembangan teknologi jaringan, teknologi mobile computing device (piranti bergerak) daripersonal device assistance (PDA) kini telah digantikan dengan teknologi Ponsel Pintar (Smartphone) yang memiliki fungsi lebih baik dan lebih Sri Sulandjari Bonny Cahya Nuragusta ABSTRAK Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 620

Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai Suatu Kesatuan

Komponen Teknologi Menjadi Bermakna dalam Pengambilan Keputusan

Pembelian

Teknologi komunikasi masa kini semakin canggih dalam memadukan jaiingan, sistem operasi dan alat, Proses adopsi hasil inovasi teknologi komunikasi tersebut oleh konsumen, yang diwujudnyatakan dalam pengambilan keputusan pembelian, juga semakin cepat, Ini terbukti oleh dominasi fitur produk sebagai variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, selama produk dipandang sebagai sebuah kesatuan komponen teknologi. Penelitian pada 100 konsumen smartphone android Samsung, dua komponen utama yang harus diperhitungkan sebagai kesatuan adalah sistem operasi dan alat komunikasinya. Dua variabel lain yang secara signifikan dapat menjelaskan pengambilan keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek.

Ketika komponen sistem operasi dipisahkan dari alatnya, maka fitur produk menjadi tidak bermakna. Fitur komponen sistem operasi dalam teknologi komunikasi dapat dimengerti oleh konsumen sehingga tetap valid dan reliabel. Namun demikian, produk seperti itu tidak dapat diadopsi oleh konsumen, karena tanpa pengejawantahan sistem operasi ke dalam alat komunikasi yang menjembatani integrasi manusia dalam sistem tersebut. Alhasil, fitur sistem operasi yang menopang teknologi komunikasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk. Variabel yang berpengar uh terhadap keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek.

Kata Kunci: fitur produk, gaya hidup, citra merekdan keputusan pembelian.

Pendahuluan

Telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari (Karnita, 2011) bahkan termasuk

kebutuhan utama manusia (Setiyawan, 2012), yang teknologinya berkembang sangat cepat (Pasaribu,

2006). Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasidan komunikasi juga terus berkembang pesat

dari waktu ke waktu dan menyebabkan pihak penyedia jasa layanantelekomunikasi seluler dituntut

untuk berkembangguna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya (Suyuti, dkk, 2011). Menurut

penelitian Lambert dari Informa pada kuartal kedua tahun 2013, Indonesia masuk urutan ke-empat

dengan jumlah 285 juta pengguna telepon seluler (ponsel) dari 14 top pasar mobile phone dunia

(mobiforge.com, 2013). Jumlah pengguna ponsel Indonesia mencapai 115,4% dari jumlah penduduk.

Mengingat masih banyak penduduk Indonesia yang tidak menggunakan ponsel, maka angka tersebut

menunjukkan bahwacukup banyak orang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu ponsel.

Diantara pengguna tersebut, sebanyak 45,5 juta (18,4% dari penduduk) menggunakan jaringan 3G/4G

(mobiforge.com, 2013).

Bagi orang aw am, perkembangan teknologi komunikasi dikenali dariperubahan fi tur-fitur

jaringan, sistem operasi dan perangkat kerasnya. Perkembangan terakhir teknologi jaringan sudah

sampai pada generasi ke-empat (4G) dan penelitian generasi ke-lima sudah dimulai (Pasaribu, 2006).

Perkembangan teknologi jaringan tersebut akan bermanfaat jika perkembanganteknologi sistem

Operasi dan pirantitelekomunikasinya sejajar. Sejajar dengan perkembangan teknologi jaringan,

teknologi mobile computing device (piranti bergerak) daripersonal device assistance (PDA) kini telah

digantikan dengan teknologi Ponsel Pintar (Smartphone) yang memiliki fungsi lebih baik dan lebih

Sri Sulandjari Bonny Cahya Nuragusta

ABSTRAK

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 620

Page 2: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

modem (Hudjliyadiin, 2011). Perkembangan tersebut didukung oleh perkembangan sistem operas!

yang digunakan untuk mengelola sumber daya perangkat keras, dan menyediakan layanan umum bag!

aplikasi perangkat lunakyang juga semakin canggih, tidak hanya sebagai alat komunikasi dan hiburan,

tetapi sebagai media untuk mendapatkan informasi yang tidak terbatas melalui internet (Atminingsih,

2013). Salah satu sistem operas! tersebut adalah Android, yang merupakan sistem operas! yang

berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pin tar dan komputer tablet. Android menyediakan

platform terbuka bag! para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan

oleh bermacam piranti bergerak. Karen a kebebasan yang disediakan itu maka saat ini banyak sekali

komunitas-komunitas dan para pengembang android (Suhartanto, 2012). Penggunaan Android

berkembang sangat cepat, baru diluncurkan ke pasar pada akhir 2008, pada tahun 2011 telah

menggeser pangsa pasar Blackberry (Atminingsih, 2013) danpada tahun 2013 The Google Play App

telah melayani 2,5 milyar installs dengan 48 milyar aplikasi diunduh setiap bulannya

(mobiForge.com, 2013).

Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen harus tepat dalam memilih dan

menetapkan strategi-strategi yang berwawasan pasar (Boyd, 2000). Pemasar harus dapat

mendefinisikan kebutuhan konsumen dalam hal kriteria pemakaian yang berhubungan dengan fitur

produk, serta mampu menyediakan produk yang karakteristiknya sesuai dengan tuntutan yang

diinginkan konsumen sekarang ini (Boyd, 2000). Di Indonesia terdapat banyak merek

smartphoneyang berbasis android. Dianataranya adalah Smartfren, IMO, Cross, Tiphone, Cyrus Apel,

Nexian, Beyond, NS Icon, SPC, Mito, KNK, Huawei, HTC, OPPO, ZTE, SONY, Samsung

(Amaru 11 ah ,2013^Kchadi ran smartphone android secara resmi di Indonesia terjadi pada bulan Juni

2009, IMO (sebuah vendor handphone lokal), merilis smartphone lokal pertama yang berbasis

android, yaitu IMO S9000. Dari sekian banyak vendor yang menghadirkan smartphone android di

Indonesia, vendor asal Korea Selatan, Samsung, menjadi pemimpin di segmen ini, karena menguasai

lebih dari 80% pangsa pasar Android, yang kemudian diikuti oleh Sony Mobile dan vendor merk lokal

Cross dan Smartfren (Husodo, 2013). Di pasar duniapun, pangsa pasar Samsung juga paling unggul,

pada tahun 2013 mencapai 24,6% atau meningkat 11,8% dari tahun 2012 (www.gartner.com. 2013).

Memperhatikan perkembangan pangsa pasar Samsung tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada

ponsel Samsung sebagai obyek penelitian. Penguasaan pangsa pasar yang tertinggi menunjukkan

kemenangan Samsung menjadi produk pilihan konsumen diantara produk sejenis. Pertanyaan yang

menarik untuk diteliti adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan

konsumen tersebut?

Penelitian terdahulu membuktikan beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan

keputusan pembelian. Pada produk-produk yang berteknologi tinggi, termasuk ponsel, keputusan

pembelian dipengaruhi oleh citra merek (Handayani, 2010; Alfian, 2012; Djoko, dkk; 2012), gaya

hidup (Ardy, 2010; Anugrah, 2011), fitur produk (Djoko, dkk; 2012; Ardy, 2010), harga (Ardy,

2010), desain (Alfian, 2012), dan iklan (Handayani, 2010). Penelitian ini menggunakan metode

induktif, dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk menentukan faktor apa yang relevan untuk

diuji pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada obyek penelitian smartphone android

Samsung. Penelitian pendahuluan dilakukan terhadap 30 pengguna smartphone android Samsung di

kalangan mahasiswa.

Penelitian pendahuluan ini mengasumsikan bahwa jika jawabannya mendukung pilihan faktor

yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan pembelian mencapai 75% (tiga per empat) maka

faktor itu relevan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang relevan

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian adalah: fitur produk (didukung oleh

83,33% responden), citra merek (didukung oleh 80% responden) dan gaya hidup (didukung oleh

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 621

Page 3: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

83,33% responden). Selain telah dibuktikan oleh penelitian terdahulu pada obyek yang berbeda,

secara empiris penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa konsep citra merek, fitur produk dan gaya

hidup juga terbukti relevan dalam menjelaskan konsep keputusan pembelian.

Konsep fitur produk dimaknai sebagai sebagai karaktcristik produk yang dirancang untuk

menyempurnakan fungsi produk atau menambah keterikatan konsumen terhadap produk (Mullins

et.al, 2005). Menurut pemaknaan tersebut, kajian fitur produk harus didekati dari fungsinya. Menurut

pendekatan fungsi, produk dipandang sebagai sebuah sistem yang akan bekerja jika pirantinya dan

dioperasikan diatas media tertentu. Jadi, ada tiga komponen sistem yang saling terkait demi

berfungsinya produk, yaitu sub sistem piranti, sub sistem operasi dan sub sistem media. Berfungsinya

produk berteknologi canggih berupa ponsel yang diteliti membutuhkan piranti berupa mobile

computing device (smartphone), sistem operasi (android) dan media (jaringan telekomunikasi 3G/4G).

Komponen sistem utama bagi pengguna (operator) adalah sub sistem piranti dan sub sistem operasi

yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara operator dan piranti (human interface). Sedangkan

jaringan telekomunikasi 3G/4G menggunakan media transmisi non fisik (unguided media), berupa

gelombang elektromagnetik dimana sinyal dikirimkan melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus)

dengan menggunakan wireless atau satelit (Surya, 2009). Akses pada jaringan telekomunikasi yang

bersifat maya, difasilitasi oleh sistem operasi, sehingga dapat kesampingkan dalam proses pengukuran

konsep fitur produk menurut persepsi pengguna/operator. Dengan demikian, pengukuran fitur produk

menurut persepsi pengguna (operator) setidaknya mencakup sub sistem piranti dan sub sistem operasi.

Apabila salah satu sub sistem utama (OS atau piranti) dalam pengukuran fitur produk menurut

persepsi pengguna dikesampingkan, maka produk (ponsel) dipersepsikan tidak berfungsi, dan konsep

fitur produk menjadi tidak relevan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Pandangan

seperti itu akan dibuktikan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk

menjawab persoalan:(l) diantara faktor citra merek, fitur produk (dengan cakupan sub sistem operasi

dan sub sistem piranti) dan gaya hidup, faktor mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap

keputusan pembelian smartphone Samsung di kalangan mahasiswa UKSW Salatiga, dan (2) diantara

faktor citra merek, fitur produk (dengan cakupan sub sistem operasi) dan gaya hidup, faktor mana

yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung di kalangan

mahasiswa UKSW Salatiga.

Telaah Teoretis

Konsep utama dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian, Tiga konsep yang relevan

berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah citra merek, fitur produk dan gaya hidup. Telaah

teoritis memberi landasan berdasarkan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar pemaknaan konsep

maupun penyusunan hipotesis dan analisis.

a. Keputusan Pembelian

Pada umumnya, kajian tentang keputusan pembelian mengacu pada pendapat Kotler dan

Keller (2003) atau Kotler dan Amstrong (2008) yang memandang bahwa keputusan pembelian

sebagai bagian dari suatu proses pemecahan masalah/kebutuhan. Kotler dan Keller (2003) menguraian

proses pengambilan keputusan pembelian mulai dari mengenali masalah/kebutuhannya, mencari

informasi, mengevaluasi alternatif, mengambil keputusan dan perilaku pasaca pembelian. Tahapan

proses tersebut juga dituangkan dalam definisi Kotler dan Amstrong (2008) yang mengatakan bahwa

keputusan pembelian sebagai sebuah proses ketika konsumen mengenal masalah/kebutuhannya,

mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-

masing alternatif tersebut sehingga dapat memecahkan masalah/kebutuhannyanya.

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 622

Page 4: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Kusumawardani (2011) menekankan pada proses keterlibatan individu sccara langsung dalam

tahap pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh

penjual. Tahapan proses yang lain dalam pengambilan keputusan pembelian tidak dijelaskannya.

Sedangkan Jatra (2012) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai perilaku konsumen dalam

memilih suatu produk setelah melalui pengevaluasian alternatif pilihan. Dua tahapan proses

pengambilan keputusan pembelian yang menjadi fokus definisi Jatra (2012) adalah mengevaluasi

alternatif dan memilih suatu produk (keputusan pembelian). Masda (2010) melihat keputusan

pembelian sebagai suatu kegiatan membeli sejumlah barang dan jasa, yang dipilih berdasarkan

informasi yang didapat tentang produk dan segera disaat kebutuhan dan keinginan muncul, dan

kegiatan ini menjadi informasi untuk pembelian selanjutnya. Definisi Masda (2010) menjelaskan

perilaku impulse buying dimana kebutuhan dan keinginan membeli muncul karena rangsangan dari

luar berupa informasi tentang produk tersebut, walaupun informasi tersebut juga digunakan untuk

mengambil keputusan pembelian ulang.

Penelitian ini dilakukan pada pengguna produk, sehingga tahapan proses pengenalan

masalah/kebutuhan dan pencarian informasi dapat diabaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan

sejarah untuk mengungkapkan alasan memilih produk merek tertentu dengan spesifikasi tertentu pula.

Dengan demikian, mengacu definisi Kotler dan amstrong (2008) tahapan yang relevan dalam

penelitian ini adalah evaluasi alternatif (lihat juga definisi Jatra, 2012), keputusan membeli (lihat juga

definisi Jatra, 2012; Masda, 2010) dan perilaku pasca pembelian (lihat juga definisi Masda, 2010).

Penelitian terhadap pengguna produk mengenai ketiga tahap proses keputusan pembelian tersebut

hanya dapat dilakukan ketika sumber informasi langsung terlibat sccara intensif dalam proses

pengambilan keputusan (Kusumawardani, 2011). Dengan demikian penelitian ini memodifikasi

definisi keputusan pembelian menjadi intensitas keterlibatan dalam proses evaluasi alternatif produk

yang dibeli, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian.

Selaras dengan basil penelitian pendahuluan yang mendasari masalah dan persoalan penelitian,

berikut ini akan ditelaah sccara teoritis pengaruh citra merek, fitur produk, dan gaya hidup terhadap

keputusan pembelian.

b. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembeliaan

Citra merek pada umumnya dipahami dari sudut pandang psikologis. Akbar (2012) memaknai

citra merek sebagai keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses

informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran

ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan

membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003). Ketika pemasar menanamkan

product knowledge produk merek tertentu kepada seseorang, maka terbentuk ide setelah konsumen

mengunakan produk tersebut, selanjutnya hal ini dapat membuat konsumen mengaktualisasikan

dirinya dan memiliki kesan yang mendalam. Oleh karena itu, Kotler dan Keller (2009)

mengemukakan bahwa citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh

seseorang tentang sebuah objek. Objek yang dimaksud adalah lambang, desain huruf atau warna, dan

fungsi dasar produk atau jasa (Surachman, 2008). Pada dasarnya ketiga definisi diatas sama, yaitu

bahwa citra merek bertempat dalam ingatan konsumen yang kemudian dinilai dan direspon oleh

konsumen.

Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek

tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli produk merek yang

bersangkutan sangat besar (Musay, 2013). Tugas perusahaan adalah membangun citra merek yang

positif agar tingkat permintaan pembelian terhadap produknya terus meningkat (Wiratma, 2012).

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 623

Page 5: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modem yaitu

lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat (Vranesevic, 2003). Di benak

konsumen akan timbul keyakinan lebih terhadap perusahaan yang mempunyai citra merek yang baik,

dengan konsumen memiliki keyakinan lebih maka konsumen akan mengkonsumsi produk dari merek

tersebut (Astuti, 2006). Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan

image dari produk itu sendiri di benak konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen

dalam memilih suatu produk (Vranesevic, 2003).

Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari citra merek

terhadap keputusan pembelian (Handayani, 2010; Alfian, 2012; Djoko, dkk; 2012; Musay, 2013;

Wiratma, 2012; Vranesevic, 2003), maka dirumuskan proposisi yang akan dibuktikan dalam

penelitian ini:

PI: Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

c. Pengaruh Fitur Produk terhadap Keputusan Pembelian

Mullins et al. (2005) mendefinisikan fitur produk sebagai karakteristik produk yang dirancang

untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah keterikatan konsumen terhadap produk,

Penyempurnaan fungsi produk akan meningkatkan nilai atas produk tersebut (Kotler, 2000). Untuk

menciptakan tingkatan nilai yang lebih tinggi atas suatu produk maka perusahaan perlu meningkatkan

inovasi untuk menciptakan dan menawarkan fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan

dengan produk yang sudah ada di pasar (Suyaka, 2010). Peningkatan inovasi menjadi lebih nyata

apabila definisi dengan pendekatan fungsi dijabarkan dengan lebih jelas. Menurut pendekatan fungsi,

produk adalah sebuah sistem yang akan bekerja jika pirantinya dan dioperasikan diatas media tertentu.

Jadi ada tiga komponen sistem yang saling terkait demi berfungsinya produk, yaitu sub sistem piranti,

sub sistem operasi dan sub sistem media. Komponen sistem utama bagi pengguna (operator) adalah

sub sistem piranti dan sub sistem operasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara operator

dan piranti (human interface). Dalam perspektif pengguna, sub sistem operasi dan sub sistem piranti

merupakan suatu kesatuan teknologi yang tidak dapat dipisahkan, karena akan menyebabkan suatu

produk tidak dapat menjalankan fungsinya. Sedangkan sub sistem media dapat dikesampingkan ketika

telah terakomodasi atau terfasilitasi oleh sub sistem operasi, seperti dalam sistem telekomunikasi

selular dalam penelitian ini.

Fitur produk juga dijadikan sarana kompetitif untuk mendifferensiasikan produk perusahaan

terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya (Kotler dan Armstrong, 2008). Berbagai produk

serupa dapat dilihat berbeda oleh konsumen dari perbandingan fitur produk di dalamnya, yaitu

perbandingan kelengkapan fitur, kecanggihan fitur atau keistimewaan yang ditonjolkan dari satu fitur

di suatu produk dibandingkan dengan produk lain (Djoko, dkk; 2012).

Produk yang memiliki kelengkapan fitur yang diinginkan oleh konsumen, akan memiliki daya

tarik dan tingkat differensiasi yang tinggi (Wibowo, 2011), oleh karena itu dijadikan kriteria evaluasi

produk atau merek (Tjiptono, 2002). Wibowo (2011) menjabarkan beberapa karakteristik yang dapat

mengukur fitur produk berteknologi tinggi adalah daya tarik, kecanggihan, unggul spesifikasi dari

produk lain, dan kekhasan. Fitur produk sebagai dasar dan pertimbangan untuk memutuskan membeli

sehingga dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang

ditawarkan (Djoko, dkk; 2012).

Fitur produk merupakan salah satu unsur penting dalam pengambilan keputusan pembelian.

Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari fitur produk terhadap

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 624

Page 6: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

keputusan pembelian (Djoko, dkk; 2012; Ardy, 2010; Wibowo, 2011), maka dirumuskan proposisi

yang akan dibuktikan dalam penelitian ini:

P2: Fitur Produk Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

d. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian

Gaya hidup adalah pola hidup seorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya (Kotler, 2002).Pola hidup sesorang merupakan suatu keteraturan proses yang membentuk

aktivitas, persepsi, dan minat yang menjadikan ciri khas dari seseorang tersebut. Minor dan Mowen

(2002) menjelaskan gaya hidup dengan menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana

membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selanjutnya dalam kehidupan

sehari-hari. Setiadi (2003) mengkombinasikan definisi Kotler (2002) dengan definisi Minor dan

Mowen (2002) dengan menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan cara bagaimana orang

menghabiskan waktu (untuk melakukan aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam

lingkungannya (ekspresi minat) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga

dunia di sekitarnya (ekspresi opini). Definisi Setiadi Nampak lebih operasional, oleh karena itu

digunakan dalam penelitian ini.

Gaya hidup konsumen dapat berubah, tetapi perubahan ini tidak disebabkan dengan adanya

kebutuhan tapi akibat pengaruh dari lingkungan, sebab pada dasarnya kebutuhan itu tetap seumur

hidup. Gaya hidup merupakan pendorong sikap individu dalam melakukan aktivitas pembelian dan

penggunaan sebuah produk, minat konsumen terhadap pembelian, dan opini konsumen terhadap

pembeliaan. Dengan demikian gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen untuk

melakukan suatu keputusan pembelian (Engel, 1995).

Terkait dengan keputusan pembelian suatu produk, Hawkins et al. (2007),menambahkan

cakupan gaya hidup dengan menambahkan produk apa yang dibeli, bagaimana menggunakannya, dan

apa yang dipikirkan tentang produk tersebut. Konsep gaya hidup digunakan secara cermat dapat

membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup

memepengaruhi prilaku pembeliaan (Kotler, 2005).

Gaya hidup masyarakat Indonesia sekarang terutama para pengguna internet sangat

bergantung pada telepon pintar yang mampu menunjang aktivitas sehari-hari dan gaya hidup mereka

(Ardy, 2010). Analisa gaya hidup berguna bagi pemasar untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar

untuk mengetahui area spesifik dari kehidupan konsumen untuk menetukan keputusan beli konsumen

(Chriesmaya, 2012). Oleh karena itu gaya hidup menajdi faktor yang mempengaruhi konsumen yang

akan melakukan pembelian.

Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari gaya hidup

terhadap keputusan pembelian (Ardy, 2010; Anugrah, 2011; Chriesmaya, 2012; Engel, 1995; Kotler,

2005), maka dirumuskan proposisi yang akan dibuktikan dalam penelitian ini:

P3: Gaya Hidup berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

e. Model Penelitian

Penelitian Djoko, dkk; (2012) menguji pengaruh citra merek, desain, dan fitur produk

terhadap keputusan pembelian dengan regresi linier secara parsial untuk mengetahui pengaruh

masing-masing variabel bebas citra merek, desain, dan fitur produk secara individu terhadap

keputusan pembelian dan secara bersama- sama dengan regresi berganda untuk melihat secara

keseluruhan variabel bebas terhadap keputusan pembelian. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh

Salim (2011) tentang pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian smartphone berbasis

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 625

Page 7: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Android dengan analisis regresi linier sederhana untuk melihat pcngaruh vanabel bebas sccara

individu terhadap keputusan pembelian. Model yang dibangun dalam penelitian ini merupakan nisbah

kausal yang menggambarkan pcngaruh citra merek, fitur produk dan gaya hidup terhadap keputusan

pembelian sccara bersama-sama.

Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah, dalam penelitian ini

ingin melihat pcngaruh manakah yang lebih dominan diantara ketiga variabel, yaitu: citra merek, fitur

produk dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Pada dasarnya, variabel-variabel bebas ini

diasumsikan memiliki pcngaruh sccara bersama-samaterhadap variabel keputusan pembelian, namun

tingkat pengaruhnya ada yang lebih dominan dari lainnya. Dinyatakan dalam bagan, model penelitian

ini menjadi:

Citra Merek

Fitur Produk Keputusan

Pembelian

Gaya Hidup

Gambar 1

Model Penelitian

Metode Penelitian

Obyek penelitian ini adalah pengguna produk smartphone android Samsung dengan

populasi seluruh mahasiswa yang telah menggunakan smartphone Samsung. Penelitian ini

mengambil data dari sekelompok sampel yang dipilih dengan teknik convinience sampling.

Teknik ini merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang

paling mudah dijumpai atau diakses (Santoso dan Tjiptono, 2001). Kuota sampel ditentukan

100 orang yaitu jumlah minimum responden yang dianggap mewakili populasi yang eukup

besar untuk mengurangi terjadinya eror, karena tidak diketahuinya jumlah populasi

sesungguhnya (Supramono dan Haryanto, 2005). Data dikumpulkan dengan menyebar

kuesioner kepada 100 mahasiswa pengguna smartphone android Samsung di UKSW

Salatiga. Kuesioner dirumuskan dari indikator-indikator empiris tiap konsep. Khusus

pengukuran konsep fitur produk, digunakan indikator empiris yang dirumuskan oleh Wibowo

(2011).

Pada dasarnya skala pengukuran konsep penelitian ini menggunakan aras ukur ordinal namun

dalam proses pengukurannya, penelitian ini menggunakan skala likert sehingga dikuantifikasi menjadi

interval. Indikator empiris dari tiap konsep diuji validitas dan reliabilitas dengan corrected item to

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana m m

Page 8: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

total correlation. Teknik analisis yang digunakan adalah linier forward regression yaitu teknik khusus

untuk menyeleksi variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel gayut dan

selanjutnya memilih variabel-variabel lain yang signifikan (Asri, 2013). Sebelum itu, dilakukan uji

asumsi klasik, meliputi: uji normalitas, heteroscedasticity, auto korelasi dan multikolinieritas. Proses

pengolahan data menggunakan program SPSS.

Temuan Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa produk

smartphone Samsung memiliki citra merek yang baik dan "perasaan bangga ketika menggunakan

smartphone Samsung". Berbeda dengan responden kategori usia 20-25, sebagian besar konsumen

kategori usia 15-20 menilai bahwa fitur BBM, instagram, path dan smartphone Samsung memiliki

kekhasan sebagai alat komunikasi yang pintar dan handal. Penialain tentang fitur e-mail tidak berbeda

menurut kategori usia. Berkaitan dengan gaya hidup, respoden menilai smartphone Samsung dapat

mengikuti tren masa kini, dan memenuhi kebutuhan komunikasi dalam pergaulan sesama pengguna

untuk mengekspresi diri dalam kelompok sosial. Intensitas keterlibatan responden dalam memutuskan

pembelian smartphone Samsung paling banyak masuk kategori dominan, namun dalam

membandingkan smartphone merek Samsung dengan merek lainnya tidak semata-mata berasal dari

diri mereka sendiri (mutlak diri sendiri), namun lebih banyak yang bersama orang lain (orang tua/

teman). Seluruh responden menyatakan setuju bahwa mereka puas terhadap smartphone Samsung

karena dapat memenuhi kebutuhan mereka. Akibat rasa puas tersebut, pada akhirnya responden akan

merekomendasikan smarphone Samsung kepada orang lain.

a. Uji Validitas dan Reliabilitas

Hasil uji validitas dan reliabilitas dari empat variabel dalam penelitian ini, yaitu citra merek,

fitur produk, gaya hidup dan keputusan pembelian dapat dilihat sebagai berikut. Terdapat satu dari 10

indikator empiris konsep citra merek, yaitu menggunakan smartphone merek Samsung merupakan

tindakan yang menyenangkan sesuai dengan identitas produk, yang memiliki tingkat signifikansi

0,441 (lebih besar dari a 0,05) sehingga dikeluarkan dari analisis. Dengan demikian, sembilan

indikator empiris variabel citra merek lainnya menunjukan tingkat signifikansi kurang dari 0,05,

sehingga masing-masing indikator empirik dari variabel citra merek, dinyatakan valid. Uji reliabilitas

data menggunakan koefisien Cronbach Alpha nilai >0,7 sehingga variabel-variabel tersebut

dinyatakan reliable.

Terhadap konsep fitur produk disajikan dua alternatif pengukuran. Alternatif pertama, fitur

produk smartphone diukur dari subsistem piranti(HW) dan sistem operasi (OS), sedang alternatif

kedua hanya diukur dari operating system saja. Diantara delapan fitur sub sistem operasi, terdapat satu

indikator yang tidak sahib, yaitu play store gratis sehingga dikeluarkan dari proses analisis

berikutnya. Tujuh indikator empiris sistem operasi yang tersisa beserta empat indicator empiris sub

sistem piranti adalah sahib, sehingga digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji reliabilitas data

menggunakan koefisien Cronbach Alpha nilai >0,7 sehingga variabel-variabel tersebut dinyatakan

reliable.

Hasil pengujian validitas pada masing- masing indikator empiris variabel gaya hidup

menunjukan tingkat signifikansi kurang dari 0,05, sehingga semua indikator empiris dari variabel

gaya hidup, dinyatakan valid. Uji reliabilitas data menggunakan koefisien Cronbach Alpha

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 627

Page 9: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

menunjukkan nilai >0,7 sehingga variabel-vanabel tersebut dinyatakan reliable. Dengan demikian,

semua indikator empiris gaya hidup dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.

b. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diuji adalah pengaruh vanabel citra merek, fitur produk, dan gaya hidup

terhadap keputusan pembelian. Untuk menemukan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap

keputusan pembeliandigunakan analisis forward regression. Runtut dengan perbedaan proses

pengukuran variable fitur produk, maka uji statistiknya juga dibedakan antara hipotesis yang

mengandung pengukuran fitur produk dan sub sistem piranti dan OS dengan yang mengandung sub

sistem OS saja.

Hasil analisis forward regression (tabel LA), menunjukkan bahwa variabel fitur produk

dengan cakupan sub sistem piranti dan OS memiliki pengaruh paling dominan (R square = 0,670),

sehingga membentuk model regresi pertama, Kemudian ditambah variabel gaya hidup (R square =

0,769), sehingga membentuk model regresi kedua. Terakhir ditambah variabel citra merek (R square

= 0,779), membentuk model regresi ketiga. Perubahan variabel fitur produk menjelaskan perubahan

keputusan pembelian sebesar 67,0%. Ketika ditambahkan dengan variabel gaya hidup, maka

perubahan keputusan pembelian sebesar 76,9%. Ketika variabel citra merek ditambahkan, maka

keputusan pembelian menjadi sebesar- 77,9%.

Tabel 1

Koefisien Determinasi (R Square) Persamaan Regresi

Model Summaryd

A. Fitur Produk mencakup sub sistem OS

& Piranti B. Fitur Produk mencakup sub sistem OS

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std, Error

of the

Estimate Model R

R

Square

Adjusted

R

Square

Std, Error

of the

Estimate

1 ,819a ,670 ,667 ,21459 1 ,800a ,640 ,636 ,22430

2 ,877b ,769 ,764 ,18045 2 ,815b ,664 ,657 ,21787

3 ,882c ,779 ,772 ,17763

a. Predictors; (Constant), Fitrir_produk

b. Predictors; (Constant), Fitrir_prodrik, Gaya_Hidup

c. Predictors; (Constant), Fitrir_produk, Gaya_Hidup, Citra_merek

d. Dependent Variable; Keputusan_Pembelian

a. Predictors; (Constant), Gaya Hidup

b. Predictors; (Constant), Gaya Hidup, Citra Merek

c. Dependent Variable; Keputusan Pembelian

Pada tabel LB, menunjukkan bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh paling dominan

(R square = 0,640), sehingga membentuk model regresi pertama. Kemudian ditambah Citra merek (R

square = 0,664), sehingga membentuk model regresi kedua. Perubahan variabel Gaya hidup

menjelaskan perubahan keputusan pembelian sebesar- 64%. Ketika ditambahkan dengan variabel gaya

hidup, maka perubahan keputusan pembelian sebesar- 66,4%. Variabel fitur produk tidak berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan kebenaran definisi konsep fitur

produk menurut Mullins (2005), sebagai karakteristik produk yang diberikan perusahaan untuk

memberikan pelengkap fungsi dasar produk yang dapat menambah daya tarik konsumen. Fakta

Fakultas Ekonomika dan Bisnis CT O Universitas Kristen Satya Wacana m m

Page 10: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang fitur produk smartphone tertentu dilandasi oleh

pemahaman bahwa produk tersebut baru dapat berfungsi jika digerakkan oleh integrasi sub sistem

piranti dan OS. Oleh karena itu, analisis selanjutnya akan menggunakan pengukuran fitur produk

dengan integrasi sub sistem piranti dan OS, sebagai berikut.

Tabel 2

Hasil uji signifikansi Nisbah secara Simulutan dengan

F orward Regresion

Coefficients"

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig,

1 (Constant) ,617 ,251 2,456 ,016

Fitur_produk ,835 ,059 ,819 14,116 ,000

2 (Constant) ,147 ,224 .655 ,514

Fitur_produk ,517 ,070 ,507 7,377 ,000

Gaya_Hidup ,439 ,068 ,443 6,449 ,000

3 (Constant) -,201 ,279 -,719 ,474

Fitur_produk ,490 ,070 ,481 6,980 ,000

Gaya_Hidup ,424 ,067 ,428 6,289 ,000

Citra_merek ,127 ,063 ,105 2,026 ,046

Dependent Variable:

Keputusan_Pembelian

> Fitur Produk adalab Variabel yang Paling Dominan Berpengarub terbadap Keputusan

Pembelian

Fitur produk menandai karakteristik produk melekat erat pada suatu produk yang dianggap

penting dan menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian (Akbar, 2012).

Tanpa variabel lain pada model 1, fitur produk mampu menjelaskan 67% perubahan variabel

keputusan pembelian. Koefisien regresinya signifikan pada level 0,000 dengan nilai koefisien positif

sebesar 0,835 menunjukkan bahwa Ho (|3i = 0, dimana i adalab fitur produk) ditolak. Sehingga

proposisi PI: yang mengatakan bahwa Citra Merek berpengarub terbadap Keputusan Pembelian

terbukti benar.

Simulasi hasil analisis forward regression variabel fitur produk (X) terbadap keputusan

pembelian (Y) adalab sebagai berikut:

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana m m

Page 11: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Y- 0,617 + 0,835Xl+e

Y = 0,619 + 0,835 (1) = 1,4

Y = 0,619 + 0,835 (5) = 4,7

Bcrdasarkan regresi diatas, apabila perusahaan selalu melakukan pengembangan fitur produk,

sehingga memiliki kecanggihan tinggi (skor 5), maka skor keputusan pembelian mencapai 4,7 atau

menjadi pilihan konsumen. Apabila perusahaan mengabaikan pengembangan fitur produk sehingga

kalah dari perusahaan lain dan konsumen menilai fitur produk perusahaan memiliki kecanggihan yang

rendah (skor 1), maka tingkat keputusan pembelian hanya mencapai skor 1,4 artinya disingkirkan dari

daftar pilihan produk yang dipertimbangkan untuk dibeli. Smartphone android Samsung dinilai

memiliki fitur produk handal, tidak mengherankan apabila sangat digemari oleh kalangan konsumen

terutama kelompok usia 15-20 tahun.

Dalam jangkauan global, Samsung dinilai menyediakan kenyamanan kepada masyarakat

melalui smartphone yang dilengkapi dengan fitur media & hiburan. Produsen Samsung dinilai lebih

kreatif dalam hal menciptakan smartphone. Samsung menyediakan Smart School Solution dan

perangkat medis portabel yang kian beragam untuk meningkatkan kehidupan dengan

menyebarluaskan pendidikan dan perawatan kesehatan ke berbagai tempat yang paling membutuhkan

(www.samsung.com).

Ketika teknologi jaringan semakin maju dari 3G ke 3,5G dan ke 4G, sistem android juga

semakin ditingkatkan. Bukan hanya fitur serta kemampuan yang disajikan Samsung, seperti Smart

Stay, Smart Rotation, S Voice, Motion, S-Pen, juga dilengkapi layanan Google seperti Google Now,

Google + yang dapat diunduh di Play Store,Samsung memiliki kemampuan untuk memprediksi tren

bcsar baru dan menciptakan beberapa tren mereka sendiri. Apabila suatu merek smartphone lain

mengeluarkan produknya dengan keunggulan tertentu. Samsung akan menarik dan mempertahankan

minat konsumen dengan merenovasi fiturnya menjadi lebih baik dan handal sehingga dapat

meningkatkan keputusan pembelian konsumen (Prayogi, 2013).

> Gaya Hidup adalah Variabel Dominan ke Dua Setelah Fitur Produk terhadap

Keputusan Pembelian

Variabel fitur produk dan gaya hidup bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan

pembelian terbukti benar karena didukung oleh fakta. Pengaruh fitur produk dan gaya hidup terhadap

keputusan pembelian mencapai tingkat signifrkansi 0,000 (lebih kecil dari a 0,05), maka Ho (|3i = |3j,i

= 0, dimana j adalah gaya hidup) ditolak. Proposisi yang menyatakan gaya hidup memiliki pengaruh

terhadap keputusan pembelian terbukti kebenarannya karena didukung oleh fakta. Adanya pengaruh

gaya hidup menunjukkan bahwa semakin tingginya gaya hidup konsumen maka semakin tinggi pula

keputusan pembelian

Berikut adalah simulasi basil analisis regresi fitur produk (XI) dan gaya hidup (X2) terhadap

keputusan pembelian (Y) sebagai berikut:

Y= 0,147 + 0,517 X1+ 0,439 X2 + e

Y= 0,147 + 0,517 (5) + 0,439 (1) = 3,1

Y = 0,142 + 0,517 (5) + 0,439 (5) = 4,9

Ketika produsen menyajikan produk yang memiliki fitur produk yang handal (skor 5), dan

sasarannya adalah konsumen memiliki gaya hidup yang tinggi (skor 5), maka tingkat keputusan

pembelian mencapai skor 4,9 atau menjadi pilihan konsumen. Tingginya keputusan pembelian produk

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 630

Page 12: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

dalam penelitian ini, smartphone Samsung, dilakukan dalam beberapa tahap, salah satunya tahap

evaluasi produk. Konsumen pertama-tama mempertimbangkan kehandalan fitur produk

kemampuannya dalam memenuhi gaya hidup. Ketika dalam proses evaluasi produk, konsumen

memberikan penilaian yang tinggi terhadap fitur produk dan kemampuannya memenuhi gaya

hidupnya, maka konsumen (terutama kelompok laki-laki) memutuskan membeli produk. Selanjutnya,

dalam evaluasi tahap pemakaian, ternyata produk tersebut dapat memberikan kepuasan karena

karaktcristik produknya sesuai ekspektasinya, konsumen akan merekomendasikan produk yang

bersangkutan kepada orang lain. Hal tersebut akan meningkatkan keputusan pembelian produk.

Namun bila konsumen tidak setuju dengan adanya variabel gaya hidup maka keputusan pembelian

menjadi 3,1 atau ragu-ragu untuk memilih produk tersebut.

Ponsel pin tar atau smartphone memang sudah menjadi pelengkap gaya hidup kaum muda,

Hal ini disebabkan oleh gaya hidup konsumen sekarang terutama para pengguna internet sangat

bergantung pada telepon pintar yang mampu menunjang aktivitas sehari-hari dan gaya hidup mereka.

Untuk itulah penggunaan smartphone android Samsung digemari konsumen. Aplikasi penunjang

pekerjaan, aplikasi penambah pengetahuan dan aplikasi hiburan menjadi alat bantu praktis. Mobilitas

tanpa mengesampingkan produktifitas menjadi fenomena yang kian luas dikalangan masyarakat

(Syarifuddin, 2013). Engel (1995) juga membuktikan bahwa gaya hidup yang dianut seseorang

menentukan pemilihan dan keputusan pembelian sebuah produk. Indikator gaya hidup yang dinilai

terpenuhi oleh smartphone android Samsung adalah keinginan untuk mengikuti tren masa kini dan

mengekspreksikan diri dalam kelompok sosial.

> Citra Merek adalah Variabel yang Paling Tidak Dominan Setelah Fitur Produk dan

Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian

Variabel fitur produk, gaya hidup dan citra merek bersama-sama mempunyai pengaruh

terhadap keputusan pembelian terbukti benar karena didukung oleh fakta. Tabel 2 menunjukkan

bahwa pada model regresi ketiga, pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mencapai

tingkat signifikansi 0,010 (lebih kecil dari a 0,05), maka Ho (|3i =|3j,i =|3k,ij = 0, dimana k adalah citra

merek) ditolak. Proposisi yang menyatakan citra merek memiliki pengaruh terhadap keputusan

pembelian terbukti kebenarannya karena didukung oleh fakta.

Dibawah ini merupakan simulasi basil analisis regresi variabel fitur produk (XI), gaya hidup

(X2) dan citra merek (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai berikut:

Y= -0,201 + 0,490 XI + 0,424 x2 + 0,127 + e

Y = -0,201 + 0,490 (5) + 0,424 (5) + 0,127 (1) = 4,4

Y = -0,201 + 0,490 (5) + 0,424 (5) + 0,127 (5) = 5,0

Ketika pemasar menyajikan fitur produk yang handal (skor 5), dan sasarannya adalah

konsumen memiliki gaya hidup yang tinggi (skor 5), maka akan timbul nilai emosional pada diri

konsumen tentang persepsi positif pada saat membeli atau menggunakan suatu merek (skor 5), yang

akan menciptakan keputusan pembelian mencapai skor 5 atau mutlak dipilih konsumen. Apabila

konsumen tidak memiliki presepsi positif pada merek (skor X3=l) maka skor keputusan pembelian

turun menjadi 4,4, berarti masih menjadi produk pilihan konsumen.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsumen menganggap bahwa smartphone android

Samsung memiliki citra merek yang baik, karena dinilai memiliki manfaat di dalamnya yaitu terkait

merek smartphone Samsung yang merupakan produk handal terutama pada konsumen laki-laki,

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 631

Page 13: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

perasaan bangga ketika membeli produk smartphone merek Samsung dan menganggap bahwa

pelayanan pelanggan yang baik dan merek smartphone Samsung. Citra merek yang baik juga

dibuktikan dengan lebih dari 80 persen responden setuju bahwa Samsung merupakan produk yang

memiliki prestise dan modern, baik untuk besaran usia, gender maupun pengeluaran per bulan. Para

pimpinan Samsung memang bekerja keras menaikkan citra merek produk dan perusahaan, serta

memastikan untuk selalu memproduksi dan menciptakan produk-produk yang berkualitas (Fino,

2013). Citra merek yang baik mengakibatkan smartphone android Samsung memiliki kesan yang baik

pula bagi penggunanya dan mengurangi resiko kerugian ketika konsumen membeli smartphone

android Samsung,

SIMPULAN DAN IMPLIKASI

a. Simpulan

Fitur produk menurut persepsi pengguna/konsumen dapat dipahami jika ditinjau dengan

pendekatan fungsi. Konsekuensinya, fitur produk dimaknai sebagai suatu integrasi sub sistem - sub

sistem utama yang memungkinkan pengguna dapat mengoperasikan piranti sebagai manifestasi fisik

dari produk tersebut. Pada produk smartphone android Samsung, fitur produk menjadi variabel yang

paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, bila pengukurannya mencakup sub

sistem operasi (OS) dan piranti sebagai satu kesatuan. Apabila cakupan pengukuran fitur produk

hanya difokuskan pada sub sistem operasi saja, maka variabel fitur produk menjadi tidak berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Menurut persepsi pengguna, fitur sistem operasi (OS) saja tidak akan

berfungsi jika tidak ada pirantinya. Kalaupun diasumsikan ada pirantinya dengan dengan sembarang

merek, maka fitur OS yang disediakan oleh smartphone android Samsung hampir sama dengan

smartphone lain. Gaya hidup merupakan variabel dominan ke dua setelah fitur produk, dan yang

terakhir citra merek adalah variabel yang paling tidak dominan setelah fitur produk dan gaya hidup,

Simpulan ini menjawab persoalan-persoalan penelitian pada bab I.

Ketika fitur produk dinilai tinggi sesuai dengan gaya hidup konsumen maka timbul nilai

emosional pada diri konsumen dan menciptakan persepsi positif yang mendorong keputusan membeli

atau menggunakan merek produk tersebut. Prioritas kebijakan perusahaan untuk mengarahkan

keputusan pembelian konsumen menurut temuan penelitian ini adalah pada pengembangan fitur

produk secara terns menerus. Proses pengembangan fitur produk perlu memperhatikan karakteristik

konsumen terutama aspek gender.

b. Implikasi Teoritis

Penelitian ini membuktikan bahwa fitur produk, gaya hidup dan citra merek memiliki

pengaruh yang berjenjang terhadap keputusan pembelian. Fitur produk merupakan variabel paling

dominan dengan kemampuan menjelaskan perubahan keputusan pembelian sebesar 67%. Penelitian-

penelitian terdahulu belum melihat jenjang dominasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

pembelian, Hasil penelitian ini berlaku pada produk alat telekomunikasi berteknologi tinggi yang

mengandalkan fitur produk untuk mempermudah komunikasi antar alat dengan penggunanya

(manusia-mesin).

c. Implikasi Terapan

Fitur produk merupakan variabel paling dominan terhadap keputusan pembelian, oleh karena

itu perusahaan smartphone Samsung dapat memprioritaskan pengembangan fitur produk untuk dapat

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 632

Page 14: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

menarik konsumen, Pengembangan fitur produk harus dilakukan secara terus menerus seiring dengan

perkembangan teknologi informasi, dengan memperhatikan aspek gender penggunanya. Citra merek

yang oleh konsumen dianggap sudah baik, perlu dijaga oleh perusahaan.

d. Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini mengambil obyek produk

berteknologi tinggi di bidang teknologi informasi (smartphone). Hasil penelitian ini belum

tentuberlaku pada produk yang tidak berteknologi tinggi. Hal tersebut menjadi tantangan bagi peneliti

berikutnya, untuk membuktikannya.

Pengukuran konsep fitur produk menggunakan indikator empirik yang telah digunakan oleh

Wibowo (2011). Memang indikator- indikator empirik tersebutvalid dan reliable, namun jika dilihat

dari rumusan kalimatnya terlalu umum, sehingga memungkinkan terjadi bias persepsi. Oleh karena itu

disarankan lebih khusus, misalnyadengan menyebut merek dan/atau tipe produk pembanding.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Kurnia, 2012, Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk Terhadap

Keputusan Pembelian Handphone Atau Smartphone Samsung Jenis Android, Fakultas

Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Alfian, B, 2012, Pengaruh Citra Merek Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil

Toyota Kijang Inova Pada PT. HADJI KALLA Cabang Polman Univesitas Hassanudin

Makasar

Anugrah, Ricky, 2011, Pengaruh sikap terhadap produk dan gaya gidup Brand Minded

terhadap keputusan membeli Smartphone BlackBerry pada siswa SMA AL-Azhar

Bumi Serpong Damai

Ardy, Dian, A. P. 2010, Pengaruh gaya hidup, fitur, dan harga terhadap keputusan pembelian

Blaeberry Currve 9300, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Surabaya,Kampus Ketintang Surabaya 60231

Asri, S, K, 2013, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Dalam Penggunaan Kartu

Kredit, Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana

Astuti, R, P, 2006, Pengaruh Brand lamgedan Daya Tarik Packaging terhadap Minat beli Ulang

Konsumen Pada Produk Sabun Cair Merek Lifebuoy, Skripsi, Universitas Kristen Satya

Wacana Salatiga

Boyd, Walker, 0,C, Larreche, J, 2000 Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga

Chriesmaya, Ivane Eka, 2012, Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Konsumen Dalam

Memilih Minimarket Alfamart di Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya

Djoko, Handoyo, dkk, 2012, Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk terhadap

Keputusan Pembelian Handphone Nokia, Universitas Diponegoro

Engel, J,F, Blackwell, R,D,, Miniard, P,W, 1995, Perilaku Konsumen, Edisi 8 Jilid 2, Jakarta:

Binarupa Aksara

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 633

Page 15: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Handayani, N, F, dan Fitriyenni, 2012, Pengaruh Citra Merek dan Iklan terhadap Keputusan

Pembelian Motor YAMAHA MIO Pada CV, TJAHAJA BARU di pasaman, Manajemen

UPI -YPTIC Padang

Hawkins, Mothersbaugh, 2007,Consumer BehavionBuilding Marketing Strategy, edition 11,New

York: Irwin McGraw Hill

Hudjliyadiin, Mifta, 2011, Internet Parental Control System Via Android Mobile Phone Sistem

Pengawasan Internet Untuk Orang Tua Via Ponsel Android, STIMIK AMIKOM,

Yogyakarta

Jatra, Made, dan Dewi, N. L. G. D. M, 2012. Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan

Pembelian Handphone di Kota Denpasar, Ekonomi Universitas Udayana

Karnita, Rosa, 2011, Melihat dan Merasakan Tampilan Grails Layar Telepon Selular, Jurnal

Itenas Rekarupa © FSRD-Itenas I No,l I Vol,I, Institut Teknologi Nasional Januari - Maret

2011, hal, 85-94

Kotler, Philip, (2000), Marketing Management: Edisi Milenium, International Edition, Prentice Hall

International, Inc, New Jersey

Kotler, Philip, (2002), Manajemen Pemasaran, edisi millennium, jilid 1, PT. Prenhalindo, Jakarta

Kotler, Philip, 2005, Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta

Kotler, P, dan Keller, K, L, (2009), Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Indeks, Jakarta,

Kotler, philip, and Amstrong, Gary, 2008, Perilaku Konsumen, Jilid kedua, Edisi Kedua

Belas,Jakarta: Erlangga

Kusumawardani, Dyah, Ayu. 2011. Studi Mengenai Keputusan Pembelian Jasa Wedding and

Event Organizer. Universitas Diponegoro. Semarang.

Masda, P, G, 2010, Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Galamai Di KotaPayakumbuh, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang

Mowen, John, C, dan Minor, M,, (2002), Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi kelima (terjemahan),

Erlangga, Jakarta

Mullins, J, Walker, 0,C,, Boyd, H,W, and Larreche, J,C, (2005), Marketing Management: A

Strategic Decision - Making Approach, McGraw - Hill, New York

Musay, Fransisca Paramitasari, 2013, Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan

Pembelian,Universitas Brawijaya, Malang

Salim, Agus, 2011,Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Berbasis

Android,Jurnal manajemen pemasaran,Institut Bisnis dan Informatika Indonesia

Santoso, Singgih, dan Tjiptono, Fandy, 2001, Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan

SPSS, PT Flex Media Komputindo, Jakarta

Setiadi, Nugroho, 2003,Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian

Pemasaran, Edisi 1, Jakarta: Prenada Media

Simamora, Bilson, 2008, Panduan Riset Prilaku Konsumen, PT Gramedia pustaka Utama, Jakarta

Suhartanto ,Wisnu, 2012, Pembuatan Custom Rom Cyanogen Gunadarma pada Handphone

Android,Universitas Gunadarma, Jakarta

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 634

Page 16: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Supramono dan Haryanto J,0, 2005,Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran, Edisi Pertama,

ANDI: Yogyakarta

Surachman, S,A, 2008, Dasar-dasar manajemen merek, Bayumedia publihshing, Malang

Surya, Arifta, 2009, Perbandingan Media Transmisi Wireless Dan Satelite Perbandingan Media

Transmisi Wireless Dan Satelite, Jurnal, Jurusan Teknik Informatika Fakultas Tlmu

Komputer Universitas Sriwijaya, Palembang

Suyaka, Ferdy, Fahdrian, 2010,Analisa Atribut, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia

Suyuti, Saidah, Rusli, Syafruddin Syarif, 2011, Studi Perkembangan Teknologi 4G - LTE dan

WiMAX di Indonesia, Jurnal Ilmiah "Elektrikal Enjiniring" UNHAS, Volume 09/

No,02/Mei -Agustus/ 2011

Tjiptono, Fandy, 2002, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Penerbit Andi, Yogyakarta

Vranesevie, Tihomir, 2003, The Effect of the Brand on Perceived Quality of Food Products,

British Food Journal, Vol,105, No,l 1, p,811-825

Wibowo, Christina Irawati, 2011, Pengaruh Fitur Produk, Konsep Diri, dan Gaya Hidup

Terhadap Itensi Memebeli dan Word of Mouth pada Blackberry, Universitas Kristen

Satya Waeana, Salatiga

Wibowo, 2006, Pengaruh Brand Awareness, Brand Trust, dan Brand Image Terhadap

Keputusan Pembelian Obat Nyamuk Hit Liquid Spray di Kota Depok, Universitas

Kristen Satya Waeana, Salatiga

Wiratma, aditya Yoga, 2012, Analisis Pengaruh Produk, Persepsi Harga, Dan Citra Merek

Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olah Raga Merek NIKE Di Kota

Semarang,Universitas diponegoro, Semarang

DARI WEB/INTERNET

Amarullah, Amril, 2013,Adu Kuat Ponsel Pintar di Pasar Indonesia,

http://techno.okezone.com/read/2013/07/02/57/831014/redirect. 23 September 2013 pukul

9,21 WIB

Android, 27 May 2013, Google I/O: Android Studio launched to build and test Android apps.

http ://mobiforge. com/android

Atmininingsih, 2013, Analisis Pengaruh Atribut Produk Sistem Operasi Handphone Terhadap

Sikap Konsumen Dalam Kategori Produk Smartphone, (Studi Kasus Mahasiswa

Universitas Gunadarma), Journal.publication.gunadarma.co.id, Jakarta

Fino, Yurio Kristo, 2013, Mengenal 'Bapak' Kejayaan Samsung,

http://inet.detik.com/read/2013/12/19/100259/2446233/317/6/mengenal-zapakkei avaan-

samsuim, 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB

Husodo, 2013, Analis: Samsung Kuasai 80% Pasar Smartphone Android Indonesia,

http://www.teknoup.com/news/25412/analis-samsung-kuasai-80-pasai--smaitphone-android-

indonesia/, 5 September 2013

Pasaribu, Parlin, 2006, Evolusi Teknologi Telekomunikasi Bergerak: 1G to 4G,

KomunitaseLearningilmuKomputer.Com

Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Waeana m m

Page 17: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

Prayogi, Gesit, 2013,Makin kreatif dengan Samsung Galaxy Note 2,

http://techno.okezone.com/read/2013/02/ll/207/759858/makin-ki-eatif-dengan-samsung-

galaxy-note-ii, 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB

Syarifuddin, D,2013, [PR] Samsung GALAXY Gift Indonesia dan Samsung E-Pass Bentuk

Apresiasi Ganda Samsung Electronics Indonesia, http://www.iagati'eview.com/2013/1 l/pr-

samsung-galaxy-gift-indonesia-dan-samsung-e-pass-bentuk-apresiasi-ganda-samsung-

electronics-indonesia/.23 April 2014 Pukul 22:31 WIB

www.gartner.com, 2013,Gartner Says Worldwide Mobile Phone Sales Declined 1,7 Percent in

2012, http://www.gai-tnei-.com/newsi-oom/id/2335616,23 Oktober 2013 Pukul 22:31 WIB,

www.samsung.com. 2014, Mengapa Memilih Samsung Electronics,

http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsungelecti'onics/cai'eei's/whvsamsungelecti'oni

cs.html. 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB

Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana

636

Page 18: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

LAMPIRAN 1

Pengukuran konsep

Keputusan pembelian adalahintensitas keterlibatan dalam proses evaluasi alternatif produk,

memutuskan produk yang dibeli dan menunjukkan perilaku pasca pembelian

Indikator Empirik

1. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan alternative/pilihan spesifikasi produk yang akan

dibeli,

2. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan alternative/pilihan merek produk yang akan

dibeli,

3. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan kriteria penilaian untuk memilih produk yang

akan dibeli,

4. Intensitas keterlibatan dalam proses menilai alternative/pilihan produk yang akan dibeli,

5. Intensitas keterlibatan dalam proses memutuskan alternative/pilihan produk yang dibeli,

6. Keyakinan bahwa produk yang dibeli tepat dalam memecahkan masalah/kebutuhan,

7. Penilaian tentang kesesuaian produk yang dibeli dan digunakan dengan kriteria penilaian yang

ditentukan pada waktu mengevaluasi alternative/pilihan,

8. Tingkat kepuasan setelah menggunakan produk,

9. Keinginan untuk merekomendasaikan produk yang dipilih pada orang lain,

Citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah

objek

Indikator Empirik

1, Keyakinan bahwa lambang pada merek produk adalah asli,

2, Keyakinan tentang desain huruf pada merek produk mudah dikenali dan khas,

3, Keyaikan tentang warna pada merek produk menarik,

4, Keyakinan tentang fungsi dasar produk memadai,

1. Ide menggunakan produk merupakan tindakan yang menyenangkan sesuai dengan identitas

produk

2. Ide percaya produk dapat diandalkan sesuai identitas produk,(multiguna)

1. Kesan tentang merek merupakan produk yang handal,

2. Kesan perasaan bangga ketika membeli produk,

3. kesan mendapatkan pelayanan pelanggan yang baik darn merek produk

Fitur produk adalah karakteristik produk yang diran-cang untuk menyempurnakan fungsi produk

Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana

637

Page 19: Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/5804/2/PROS_Sri Sulandjari... · Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen

3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014

atau menambah keterikataan konsumen terhadap produk,

1. keunggulan spesifikasi (wibowo, 2011),

2. derajat kecanggihan (wibowo, 2011),

3. Lebih bagus dibandingkan pesaing (wibowo, 2011),

4. Memiliki daya Tarik (wibowo, 2011),

5. Memiliki kekhasan (wibowo, 2011),

Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan

opininya

Indikator Empirik

1. Update berita dan informasi terns menerus tentang produk (wibowo, 2011),

2. Selalu terhubung dengan teman- teman pengguna produk (wibowo, 2011),

3. Mengikuti tren perkembangan produk masa kini (wibowo 2011)

4. Mengekspresikan diri dalam kelompok sosial pengguna produk ,(wibowo, 2011),

5. Merefleksikan status social dalam pergaulan pengguna produk (wibowo, 2011),

Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana

638