Upload
dokhuong
View
221
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Pengukuran Fitur Produk Sistem Telekomunikasi Sebagai Suatu Kesatuan
Komponen Teknologi Menjadi Bermakna dalam Pengambilan Keputusan
Pembelian
Teknologi komunikasi masa kini semakin canggih dalam memadukan jaiingan, sistem operasi dan alat, Proses adopsi hasil inovasi teknologi komunikasi tersebut oleh konsumen, yang diwujudnyatakan dalam pengambilan keputusan pembelian, juga semakin cepat, Ini terbukti oleh dominasi fitur produk sebagai variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian, selama produk dipandang sebagai sebuah kesatuan komponen teknologi. Penelitian pada 100 konsumen smartphone android Samsung, dua komponen utama yang harus diperhitungkan sebagai kesatuan adalah sistem operasi dan alat komunikasinya. Dua variabel lain yang secara signifikan dapat menjelaskan pengambilan keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek.
Ketika komponen sistem operasi dipisahkan dari alatnya, maka fitur produk menjadi tidak bermakna. Fitur komponen sistem operasi dalam teknologi komunikasi dapat dimengerti oleh konsumen sehingga tetap valid dan reliabel. Namun demikian, produk seperti itu tidak dapat diadopsi oleh konsumen, karena tanpa pengejawantahan sistem operasi ke dalam alat komunikasi yang menjembatani integrasi manusia dalam sistem tersebut. Alhasil, fitur sistem operasi yang menopang teknologi komunikasi tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk. Variabel yang berpengar uh terhadap keputusan pembelian adalah gaya hidup dan citra merek.
Kata Kunci: fitur produk, gaya hidup, citra merekdan keputusan pembelian.
Pendahuluan
Telekomunikasi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari (Karnita, 2011) bahkan termasuk
kebutuhan utama manusia (Setiyawan, 2012), yang teknologinya berkembang sangat cepat (Pasaribu,
2006). Kebutuhan masyarakat Indonesia akan informasidan komunikasi juga terus berkembang pesat
dari waktu ke waktu dan menyebabkan pihak penyedia jasa layanantelekomunikasi seluler dituntut
untuk berkembangguna memenuhi keragaman kebutuhan konsumennya (Suyuti, dkk, 2011). Menurut
penelitian Lambert dari Informa pada kuartal kedua tahun 2013, Indonesia masuk urutan ke-empat
dengan jumlah 285 juta pengguna telepon seluler (ponsel) dari 14 top pasar mobile phone dunia
(mobiforge.com, 2013). Jumlah pengguna ponsel Indonesia mencapai 115,4% dari jumlah penduduk.
Mengingat masih banyak penduduk Indonesia yang tidak menggunakan ponsel, maka angka tersebut
menunjukkan bahwacukup banyak orang Indonesia yang menggunakan lebih dari satu ponsel.
Diantara pengguna tersebut, sebanyak 45,5 juta (18,4% dari penduduk) menggunakan jaringan 3G/4G
(mobiforge.com, 2013).
Bagi orang aw am, perkembangan teknologi komunikasi dikenali dariperubahan fi tur-fitur
jaringan, sistem operasi dan perangkat kerasnya. Perkembangan terakhir teknologi jaringan sudah
sampai pada generasi ke-empat (4G) dan penelitian generasi ke-lima sudah dimulai (Pasaribu, 2006).
Perkembangan teknologi jaringan tersebut akan bermanfaat jika perkembanganteknologi sistem
Operasi dan pirantitelekomunikasinya sejajar. Sejajar dengan perkembangan teknologi jaringan,
teknologi mobile computing device (piranti bergerak) daripersonal device assistance (PDA) kini telah
digantikan dengan teknologi Ponsel Pintar (Smartphone) yang memiliki fungsi lebih baik dan lebih
Sri Sulandjari Bonny Cahya Nuragusta
ABSTRAK
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 620
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
modem (Hudjliyadiin, 2011). Perkembangan tersebut didukung oleh perkembangan sistem operas!
yang digunakan untuk mengelola sumber daya perangkat keras, dan menyediakan layanan umum bag!
aplikasi perangkat lunakyang juga semakin canggih, tidak hanya sebagai alat komunikasi dan hiburan,
tetapi sebagai media untuk mendapatkan informasi yang tidak terbatas melalui internet (Atminingsih,
2013). Salah satu sistem operas! tersebut adalah Android, yang merupakan sistem operas! yang
berbasis Linux untuk telepon seluler seperti telepon pin tar dan komputer tablet. Android menyediakan
platform terbuka bag! para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan
oleh bermacam piranti bergerak. Karen a kebebasan yang disediakan itu maka saat ini banyak sekali
komunitas-komunitas dan para pengembang android (Suhartanto, 2012). Penggunaan Android
berkembang sangat cepat, baru diluncurkan ke pasar pada akhir 2008, pada tahun 2011 telah
menggeser pangsa pasar Blackberry (Atminingsih, 2013) danpada tahun 2013 The Google Play App
telah melayani 2,5 milyar installs dengan 48 milyar aplikasi diunduh setiap bulannya
(mobiForge.com, 2013).
Persaingan yang ketat membuat pihak manajemen produsen harus tepat dalam memilih dan
menetapkan strategi-strategi yang berwawasan pasar (Boyd, 2000). Pemasar harus dapat
mendefinisikan kebutuhan konsumen dalam hal kriteria pemakaian yang berhubungan dengan fitur
produk, serta mampu menyediakan produk yang karakteristiknya sesuai dengan tuntutan yang
diinginkan konsumen sekarang ini (Boyd, 2000). Di Indonesia terdapat banyak merek
smartphoneyang berbasis android. Dianataranya adalah Smartfren, IMO, Cross, Tiphone, Cyrus Apel,
Nexian, Beyond, NS Icon, SPC, Mito, KNK, Huawei, HTC, OPPO, ZTE, SONY, Samsung
(Amaru 11 ah ,2013^Kchadi ran smartphone android secara resmi di Indonesia terjadi pada bulan Juni
2009, IMO (sebuah vendor handphone lokal), merilis smartphone lokal pertama yang berbasis
android, yaitu IMO S9000. Dari sekian banyak vendor yang menghadirkan smartphone android di
Indonesia, vendor asal Korea Selatan, Samsung, menjadi pemimpin di segmen ini, karena menguasai
lebih dari 80% pangsa pasar Android, yang kemudian diikuti oleh Sony Mobile dan vendor merk lokal
Cross dan Smartfren (Husodo, 2013). Di pasar duniapun, pangsa pasar Samsung juga paling unggul,
pada tahun 2013 mencapai 24,6% atau meningkat 11,8% dari tahun 2012 (www.gartner.com. 2013).
Memperhatikan perkembangan pangsa pasar Samsung tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada
ponsel Samsung sebagai obyek penelitian. Penguasaan pangsa pasar yang tertinggi menunjukkan
kemenangan Samsung menjadi produk pilihan konsumen diantara produk sejenis. Pertanyaan yang
menarik untuk diteliti adalah faktor-faktor apa yang mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen tersebut?
Penelitian terdahulu membuktikan beberapa faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian. Pada produk-produk yang berteknologi tinggi, termasuk ponsel, keputusan
pembelian dipengaruhi oleh citra merek (Handayani, 2010; Alfian, 2012; Djoko, dkk; 2012), gaya
hidup (Ardy, 2010; Anugrah, 2011), fitur produk (Djoko, dkk; 2012; Ardy, 2010), harga (Ardy,
2010), desain (Alfian, 2012), dan iklan (Handayani, 2010). Penelitian ini menggunakan metode
induktif, dengan melakukan penelitian pendahuluan untuk menentukan faktor apa yang relevan untuk
diuji pengaruhnya terhadap keputusan pembelian pada obyek penelitian smartphone android
Samsung. Penelitian pendahuluan dilakukan terhadap 30 pengguna smartphone android Samsung di
kalangan mahasiswa.
Penelitian pendahuluan ini mengasumsikan bahwa jika jawabannya mendukung pilihan faktor
yang dipertimbangkan dalam mengambil keputusan pembelian mencapai 75% (tiga per empat) maka
faktor itu relevan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa faktor-faktor yang relevan
dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan pembelian adalah: fitur produk (didukung oleh
83,33% responden), citra merek (didukung oleh 80% responden) dan gaya hidup (didukung oleh
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 621
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
83,33% responden). Selain telah dibuktikan oleh penelitian terdahulu pada obyek yang berbeda,
secara empiris penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa konsep citra merek, fitur produk dan gaya
hidup juga terbukti relevan dalam menjelaskan konsep keputusan pembelian.
Konsep fitur produk dimaknai sebagai sebagai karaktcristik produk yang dirancang untuk
menyempurnakan fungsi produk atau menambah keterikatan konsumen terhadap produk (Mullins
et.al, 2005). Menurut pemaknaan tersebut, kajian fitur produk harus didekati dari fungsinya. Menurut
pendekatan fungsi, produk dipandang sebagai sebuah sistem yang akan bekerja jika pirantinya dan
dioperasikan diatas media tertentu. Jadi, ada tiga komponen sistem yang saling terkait demi
berfungsinya produk, yaitu sub sistem piranti, sub sistem operasi dan sub sistem media. Berfungsinya
produk berteknologi canggih berupa ponsel yang diteliti membutuhkan piranti berupa mobile
computing device (smartphone), sistem operasi (android) dan media (jaringan telekomunikasi 3G/4G).
Komponen sistem utama bagi pengguna (operator) adalah sub sistem piranti dan sub sistem operasi
yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara operator dan piranti (human interface). Sedangkan
jaringan telekomunikasi 3G/4G menggunakan media transmisi non fisik (unguided media), berupa
gelombang elektromagnetik dimana sinyal dikirimkan melalui udara (atau air, dalam beberapa kasus)
dengan menggunakan wireless atau satelit (Surya, 2009). Akses pada jaringan telekomunikasi yang
bersifat maya, difasilitasi oleh sistem operasi, sehingga dapat kesampingkan dalam proses pengukuran
konsep fitur produk menurut persepsi pengguna/operator. Dengan demikian, pengukuran fitur produk
menurut persepsi pengguna (operator) setidaknya mencakup sub sistem piranti dan sub sistem operasi.
Apabila salah satu sub sistem utama (OS atau piranti) dalam pengukuran fitur produk menurut
persepsi pengguna dikesampingkan, maka produk (ponsel) dipersepsikan tidak berfungsi, dan konsep
fitur produk menjadi tidak relevan dalam proses pengambilan keputusan pembelian. Pandangan
seperti itu akan dibuktikan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, penelitian ini ditujukan untuk
menjawab persoalan:(l) diantara faktor citra merek, fitur produk (dengan cakupan sub sistem operasi
dan sub sistem piranti) dan gaya hidup, faktor mana yang paling dominan pengaruhnya terhadap
keputusan pembelian smartphone Samsung di kalangan mahasiswa UKSW Salatiga, dan (2) diantara
faktor citra merek, fitur produk (dengan cakupan sub sistem operasi) dan gaya hidup, faktor mana
yang paling dominan pengaruhnya terhadap keputusan pembelian smartphone Samsung di kalangan
mahasiswa UKSW Salatiga.
Telaah Teoretis
Konsep utama dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian, Tiga konsep yang relevan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah citra merek, fitur produk dan gaya hidup. Telaah
teoritis memberi landasan berdasarkan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar pemaknaan konsep
maupun penyusunan hipotesis dan analisis.
a. Keputusan Pembelian
Pada umumnya, kajian tentang keputusan pembelian mengacu pada pendapat Kotler dan
Keller (2003) atau Kotler dan Amstrong (2008) yang memandang bahwa keputusan pembelian
sebagai bagian dari suatu proses pemecahan masalah/kebutuhan. Kotler dan Keller (2003) menguraian
proses pengambilan keputusan pembelian mulai dari mengenali masalah/kebutuhannya, mencari
informasi, mengevaluasi alternatif, mengambil keputusan dan perilaku pasaca pembelian. Tahapan
proses tersebut juga dituangkan dalam definisi Kotler dan Amstrong (2008) yang mengatakan bahwa
keputusan pembelian sebagai sebuah proses ketika konsumen mengenal masalah/kebutuhannya,
mencari informasi mengenai produk atau merek tertentu dan mengevaluasi seberapa baik masing-
masing alternatif tersebut sehingga dapat memecahkan masalah/kebutuhannyanya.
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 622
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Kusumawardani (2011) menekankan pada proses keterlibatan individu sccara langsung dalam
tahap pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap produk yang ditawarkan oleh
penjual. Tahapan proses yang lain dalam pengambilan keputusan pembelian tidak dijelaskannya.
Sedangkan Jatra (2012) mendefinisikan keputusan pembelian sebagai perilaku konsumen dalam
memilih suatu produk setelah melalui pengevaluasian alternatif pilihan. Dua tahapan proses
pengambilan keputusan pembelian yang menjadi fokus definisi Jatra (2012) adalah mengevaluasi
alternatif dan memilih suatu produk (keputusan pembelian). Masda (2010) melihat keputusan
pembelian sebagai suatu kegiatan membeli sejumlah barang dan jasa, yang dipilih berdasarkan
informasi yang didapat tentang produk dan segera disaat kebutuhan dan keinginan muncul, dan
kegiatan ini menjadi informasi untuk pembelian selanjutnya. Definisi Masda (2010) menjelaskan
perilaku impulse buying dimana kebutuhan dan keinginan membeli muncul karena rangsangan dari
luar berupa informasi tentang produk tersebut, walaupun informasi tersebut juga digunakan untuk
mengambil keputusan pembelian ulang.
Penelitian ini dilakukan pada pengguna produk, sehingga tahapan proses pengenalan
masalah/kebutuhan dan pencarian informasi dapat diabaikan. Penelitian ini menggunakan pendekatan
sejarah untuk mengungkapkan alasan memilih produk merek tertentu dengan spesifikasi tertentu pula.
Dengan demikian, mengacu definisi Kotler dan amstrong (2008) tahapan yang relevan dalam
penelitian ini adalah evaluasi alternatif (lihat juga definisi Jatra, 2012), keputusan membeli (lihat juga
definisi Jatra, 2012; Masda, 2010) dan perilaku pasca pembelian (lihat juga definisi Masda, 2010).
Penelitian terhadap pengguna produk mengenai ketiga tahap proses keputusan pembelian tersebut
hanya dapat dilakukan ketika sumber informasi langsung terlibat sccara intensif dalam proses
pengambilan keputusan (Kusumawardani, 2011). Dengan demikian penelitian ini memodifikasi
definisi keputusan pembelian menjadi intensitas keterlibatan dalam proses evaluasi alternatif produk
yang dibeli, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian.
Selaras dengan basil penelitian pendahuluan yang mendasari masalah dan persoalan penelitian,
berikut ini akan ditelaah sccara teoritis pengaruh citra merek, fitur produk, dan gaya hidup terhadap
keputusan pembelian.
b. Pengaruh Citra Merek terhadap Keputusan Pembeliaan
Citra merek pada umumnya dipahami dari sudut pandang psikologis. Akbar (2012) memaknai
citra merek sebagai keseluruhan persepsi terhadap suatu merek yang dibentuk dengan memproses
informasi dari berbagai sumber setiap waktu. Citra merek dibangun berdasarkan kesan, pemikiran
ataupun pengalaman yang dialami seseorang terhadap suatu merek yang pada akhirnya akan
membentuk sikap terhadap merek yang bersangkutan (Setiadi, 2003). Ketika pemasar menanamkan
product knowledge produk merek tertentu kepada seseorang, maka terbentuk ide setelah konsumen
mengunakan produk tersebut, selanjutnya hal ini dapat membuat konsumen mengaktualisasikan
dirinya dan memiliki kesan yang mendalam. Oleh karena itu, Kotler dan Keller (2009)
mengemukakan bahwa citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh
seseorang tentang sebuah objek. Objek yang dimaksud adalah lambang, desain huruf atau warna, dan
fungsi dasar produk atau jasa (Surachman, 2008). Pada dasarnya ketiga definisi diatas sama, yaitu
bahwa citra merek bertempat dalam ingatan konsumen yang kemudian dinilai dan direspon oleh
konsumen.
Ketika sebuah merek memiliki citra yang kuat dan positif di benak konsumen maka merek
tersebut akan selalu diingat dan kemungkinan konsumen untuk membeli produk merek yang
bersangkutan sangat besar (Musay, 2013). Tugas perusahaan adalah membangun citra merek yang
positif agar tingkat permintaan pembelian terhadap produknya terus meningkat (Wiratma, 2012).
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 623
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Menciptakan kesan menjadi salah satu karateristik dasar dalam orientasi pemasaran modem yaitu
lewat pemberian perhatian lebih serta penciptaan merek yang kuat (Vranesevic, 2003). Di benak
konsumen akan timbul keyakinan lebih terhadap perusahaan yang mempunyai citra merek yang baik,
dengan konsumen memiliki keyakinan lebih maka konsumen akan mengkonsumsi produk dari merek
tersebut (Astuti, 2006). Implikasi dari hal tersebut menjadikan merek suatu produk menciptakan
image dari produk itu sendiri di benak konsumen dan menjadikan motivasi dasar bagi konsumen
dalam memilih suatu produk (Vranesevic, 2003).
Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari citra merek
terhadap keputusan pembelian (Handayani, 2010; Alfian, 2012; Djoko, dkk; 2012; Musay, 2013;
Wiratma, 2012; Vranesevic, 2003), maka dirumuskan proposisi yang akan dibuktikan dalam
penelitian ini:
PI: Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
c. Pengaruh Fitur Produk terhadap Keputusan Pembelian
Mullins et al. (2005) mendefinisikan fitur produk sebagai karakteristik produk yang dirancang
untuk menyempurnakan fungsi produk atau menambah keterikatan konsumen terhadap produk,
Penyempurnaan fungsi produk akan meningkatkan nilai atas produk tersebut (Kotler, 2000). Untuk
menciptakan tingkatan nilai yang lebih tinggi atas suatu produk maka perusahaan perlu meningkatkan
inovasi untuk menciptakan dan menawarkan fitur-fitur produk yang lebih menarik dibandingkan
dengan produk yang sudah ada di pasar (Suyaka, 2010). Peningkatan inovasi menjadi lebih nyata
apabila definisi dengan pendekatan fungsi dijabarkan dengan lebih jelas. Menurut pendekatan fungsi,
produk adalah sebuah sistem yang akan bekerja jika pirantinya dan dioperasikan diatas media tertentu.
Jadi ada tiga komponen sistem yang saling terkait demi berfungsinya produk, yaitu sub sistem piranti,
sub sistem operasi dan sub sistem media. Komponen sistem utama bagi pengguna (operator) adalah
sub sistem piranti dan sub sistem operasi yang memungkinkan terjadinya komunikasi antara operator
dan piranti (human interface). Dalam perspektif pengguna, sub sistem operasi dan sub sistem piranti
merupakan suatu kesatuan teknologi yang tidak dapat dipisahkan, karena akan menyebabkan suatu
produk tidak dapat menjalankan fungsinya. Sedangkan sub sistem media dapat dikesampingkan ketika
telah terakomodasi atau terfasilitasi oleh sub sistem operasi, seperti dalam sistem telekomunikasi
selular dalam penelitian ini.
Fitur produk juga dijadikan sarana kompetitif untuk mendifferensiasikan produk perusahaan
terhadap produk sejenis yang menjadi pesaingnya (Kotler dan Armstrong, 2008). Berbagai produk
serupa dapat dilihat berbeda oleh konsumen dari perbandingan fitur produk di dalamnya, yaitu
perbandingan kelengkapan fitur, kecanggihan fitur atau keistimewaan yang ditonjolkan dari satu fitur
di suatu produk dibandingkan dengan produk lain (Djoko, dkk; 2012).
Produk yang memiliki kelengkapan fitur yang diinginkan oleh konsumen, akan memiliki daya
tarik dan tingkat differensiasi yang tinggi (Wibowo, 2011), oleh karena itu dijadikan kriteria evaluasi
produk atau merek (Tjiptono, 2002). Wibowo (2011) menjabarkan beberapa karakteristik yang dapat
mengukur fitur produk berteknologi tinggi adalah daya tarik, kecanggihan, unggul spesifikasi dari
produk lain, dan kekhasan. Fitur produk sebagai dasar dan pertimbangan untuk memutuskan membeli
sehingga dapat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli suatu barang atau jasa yang
ditawarkan (Djoko, dkk; 2012).
Fitur produk merupakan salah satu unsur penting dalam pengambilan keputusan pembelian.
Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari fitur produk terhadap
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 624
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
keputusan pembelian (Djoko, dkk; 2012; Ardy, 2010; Wibowo, 2011), maka dirumuskan proposisi
yang akan dibuktikan dalam penelitian ini:
P2: Fitur Produk Berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
d. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian
Gaya hidup adalah pola hidup seorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya (Kotler, 2002).Pola hidup sesorang merupakan suatu keteraturan proses yang membentuk
aktivitas, persepsi, dan minat yang menjadikan ciri khas dari seseorang tersebut. Minor dan Mowen
(2002) menjelaskan gaya hidup dengan menunjukan bagaimana orang hidup, bagaimana
membelanjakan uangnya, dan bagaimana mengalokasikan waktu. Selanjutnya dalam kehidupan
sehari-hari. Setiadi (2003) mengkombinasikan definisi Kotler (2002) dengan definisi Minor dan
Mowen (2002) dengan menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan cara bagaimana orang
menghabiskan waktu (untuk melakukan aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
lingkungannya (ekspresi minat) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga
dunia di sekitarnya (ekspresi opini). Definisi Setiadi Nampak lebih operasional, oleh karena itu
digunakan dalam penelitian ini.
Gaya hidup konsumen dapat berubah, tetapi perubahan ini tidak disebabkan dengan adanya
kebutuhan tapi akibat pengaruh dari lingkungan, sebab pada dasarnya kebutuhan itu tetap seumur
hidup. Gaya hidup merupakan pendorong sikap individu dalam melakukan aktivitas pembelian dan
penggunaan sebuah produk, minat konsumen terhadap pembelian, dan opini konsumen terhadap
pembeliaan. Dengan demikian gaya hidup merupakan faktor yang mempengaruhi konsumen untuk
melakukan suatu keputusan pembelian (Engel, 1995).
Terkait dengan keputusan pembelian suatu produk, Hawkins et al. (2007),menambahkan
cakupan gaya hidup dengan menambahkan produk apa yang dibeli, bagaimana menggunakannya, dan
apa yang dipikirkan tentang produk tersebut. Konsep gaya hidup digunakan secara cermat dapat
membantu pemasar memahami nilai konsumen yang berubah dan bagaimana gaya hidup
memepengaruhi prilaku pembeliaan (Kotler, 2005).
Gaya hidup masyarakat Indonesia sekarang terutama para pengguna internet sangat
bergantung pada telepon pintar yang mampu menunjang aktivitas sehari-hari dan gaya hidup mereka
(Ardy, 2010). Analisa gaya hidup berguna bagi pemasar untuk mengetahui apa yang diinginkan pasar
untuk mengetahui area spesifik dari kehidupan konsumen untuk menetukan keputusan beli konsumen
(Chriesmaya, 2012). Oleh karena itu gaya hidup menajdi faktor yang mempengaruhi konsumen yang
akan melakukan pembelian.
Mengacu pendapat temuan penelitian tentang pengaruh yang signifikan dari gaya hidup
terhadap keputusan pembelian (Ardy, 2010; Anugrah, 2011; Chriesmaya, 2012; Engel, 1995; Kotler,
2005), maka dirumuskan proposisi yang akan dibuktikan dalam penelitian ini:
P3: Gaya Hidup berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.
e. Model Penelitian
Penelitian Djoko, dkk; (2012) menguji pengaruh citra merek, desain, dan fitur produk
terhadap keputusan pembelian dengan regresi linier secara parsial untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variabel bebas citra merek, desain, dan fitur produk secara individu terhadap
keputusan pembelian dan secara bersama- sama dengan regresi berganda untuk melihat secara
keseluruhan variabel bebas terhadap keputusan pembelian. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh
Salim (2011) tentang pengaruh gaya hidup terhadap keputusan pembelian smartphone berbasis
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 625
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Android dengan analisis regresi linier sederhana untuk melihat pcngaruh vanabel bebas sccara
individu terhadap keputusan pembelian. Model yang dibangun dalam penelitian ini merupakan nisbah
kausal yang menggambarkan pcngaruh citra merek, fitur produk dan gaya hidup terhadap keputusan
pembelian sccara bersama-sama.
Yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah, dalam penelitian ini
ingin melihat pcngaruh manakah yang lebih dominan diantara ketiga variabel, yaitu: citra merek, fitur
produk dan gaya hidup terhadap keputusan pembelian. Pada dasarnya, variabel-variabel bebas ini
diasumsikan memiliki pcngaruh sccara bersama-samaterhadap variabel keputusan pembelian, namun
tingkat pengaruhnya ada yang lebih dominan dari lainnya. Dinyatakan dalam bagan, model penelitian
ini menjadi:
Citra Merek
Fitur Produk Keputusan
Pembelian
Gaya Hidup
Gambar 1
Model Penelitian
Metode Penelitian
Obyek penelitian ini adalah pengguna produk smartphone android Samsung dengan
populasi seluruh mahasiswa yang telah menggunakan smartphone Samsung. Penelitian ini
mengambil data dari sekelompok sampel yang dipilih dengan teknik convinience sampling.
Teknik ini merupakan prosedur sampling yang memilih sampel dari orang atau unit yang
paling mudah dijumpai atau diakses (Santoso dan Tjiptono, 2001). Kuota sampel ditentukan
100 orang yaitu jumlah minimum responden yang dianggap mewakili populasi yang eukup
besar untuk mengurangi terjadinya eror, karena tidak diketahuinya jumlah populasi
sesungguhnya (Supramono dan Haryanto, 2005). Data dikumpulkan dengan menyebar
kuesioner kepada 100 mahasiswa pengguna smartphone android Samsung di UKSW
Salatiga. Kuesioner dirumuskan dari indikator-indikator empiris tiap konsep. Khusus
pengukuran konsep fitur produk, digunakan indikator empiris yang dirumuskan oleh Wibowo
(2011).
Pada dasarnya skala pengukuran konsep penelitian ini menggunakan aras ukur ordinal namun
dalam proses pengukurannya, penelitian ini menggunakan skala likert sehingga dikuantifikasi menjadi
interval. Indikator empiris dari tiap konsep diuji validitas dan reliabilitas dengan corrected item to
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana m m
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
total correlation. Teknik analisis yang digunakan adalah linier forward regression yaitu teknik khusus
untuk menyeleksi variabel bebas mana yang paling berpengaruh terhadap variabel gayut dan
selanjutnya memilih variabel-variabel lain yang signifikan (Asri, 2013). Sebelum itu, dilakukan uji
asumsi klasik, meliputi: uji normalitas, heteroscedasticity, auto korelasi dan multikolinieritas. Proses
pengolahan data menggunakan program SPSS.
Temuan Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa produk
smartphone Samsung memiliki citra merek yang baik dan "perasaan bangga ketika menggunakan
smartphone Samsung". Berbeda dengan responden kategori usia 20-25, sebagian besar konsumen
kategori usia 15-20 menilai bahwa fitur BBM, instagram, path dan smartphone Samsung memiliki
kekhasan sebagai alat komunikasi yang pintar dan handal. Penialain tentang fitur e-mail tidak berbeda
menurut kategori usia. Berkaitan dengan gaya hidup, respoden menilai smartphone Samsung dapat
mengikuti tren masa kini, dan memenuhi kebutuhan komunikasi dalam pergaulan sesama pengguna
untuk mengekspresi diri dalam kelompok sosial. Intensitas keterlibatan responden dalam memutuskan
pembelian smartphone Samsung paling banyak masuk kategori dominan, namun dalam
membandingkan smartphone merek Samsung dengan merek lainnya tidak semata-mata berasal dari
diri mereka sendiri (mutlak diri sendiri), namun lebih banyak yang bersama orang lain (orang tua/
teman). Seluruh responden menyatakan setuju bahwa mereka puas terhadap smartphone Samsung
karena dapat memenuhi kebutuhan mereka. Akibat rasa puas tersebut, pada akhirnya responden akan
merekomendasikan smarphone Samsung kepada orang lain.
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
Hasil uji validitas dan reliabilitas dari empat variabel dalam penelitian ini, yaitu citra merek,
fitur produk, gaya hidup dan keputusan pembelian dapat dilihat sebagai berikut. Terdapat satu dari 10
indikator empiris konsep citra merek, yaitu menggunakan smartphone merek Samsung merupakan
tindakan yang menyenangkan sesuai dengan identitas produk, yang memiliki tingkat signifikansi
0,441 (lebih besar dari a 0,05) sehingga dikeluarkan dari analisis. Dengan demikian, sembilan
indikator empiris variabel citra merek lainnya menunjukan tingkat signifikansi kurang dari 0,05,
sehingga masing-masing indikator empirik dari variabel citra merek, dinyatakan valid. Uji reliabilitas
data menggunakan koefisien Cronbach Alpha nilai >0,7 sehingga variabel-variabel tersebut
dinyatakan reliable.
Terhadap konsep fitur produk disajikan dua alternatif pengukuran. Alternatif pertama, fitur
produk smartphone diukur dari subsistem piranti(HW) dan sistem operasi (OS), sedang alternatif
kedua hanya diukur dari operating system saja. Diantara delapan fitur sub sistem operasi, terdapat satu
indikator yang tidak sahib, yaitu play store gratis sehingga dikeluarkan dari proses analisis
berikutnya. Tujuh indikator empiris sistem operasi yang tersisa beserta empat indicator empiris sub
sistem piranti adalah sahib, sehingga digunakan untuk analisis selanjutnya. Uji reliabilitas data
menggunakan koefisien Cronbach Alpha nilai >0,7 sehingga variabel-variabel tersebut dinyatakan
reliable.
Hasil pengujian validitas pada masing- masing indikator empiris variabel gaya hidup
menunjukan tingkat signifikansi kurang dari 0,05, sehingga semua indikator empiris dari variabel
gaya hidup, dinyatakan valid. Uji reliabilitas data menggunakan koefisien Cronbach Alpha
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 627
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
menunjukkan nilai >0,7 sehingga variabel-vanabel tersebut dinyatakan reliable. Dengan demikian,
semua indikator empiris gaya hidup dapat digunakan untuk analisis selanjutnya.
b. Uji Hipotesis
Hipotesis yang diuji adalah pengaruh vanabel citra merek, fitur produk, dan gaya hidup
terhadap keputusan pembelian. Untuk menemukan faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap
keputusan pembeliandigunakan analisis forward regression. Runtut dengan perbedaan proses
pengukuran variable fitur produk, maka uji statistiknya juga dibedakan antara hipotesis yang
mengandung pengukuran fitur produk dan sub sistem piranti dan OS dengan yang mengandung sub
sistem OS saja.
Hasil analisis forward regression (tabel LA), menunjukkan bahwa variabel fitur produk
dengan cakupan sub sistem piranti dan OS memiliki pengaruh paling dominan (R square = 0,670),
sehingga membentuk model regresi pertama, Kemudian ditambah variabel gaya hidup (R square =
0,769), sehingga membentuk model regresi kedua. Terakhir ditambah variabel citra merek (R square
= 0,779), membentuk model regresi ketiga. Perubahan variabel fitur produk menjelaskan perubahan
keputusan pembelian sebesar 67,0%. Ketika ditambahkan dengan variabel gaya hidup, maka
perubahan keputusan pembelian sebesar 76,9%. Ketika variabel citra merek ditambahkan, maka
keputusan pembelian menjadi sebesar- 77,9%.
Tabel 1
Koefisien Determinasi (R Square) Persamaan Regresi
Model Summaryd
A. Fitur Produk mencakup sub sistem OS
& Piranti B. Fitur Produk mencakup sub sistem OS
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std, Error
of the
Estimate Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std, Error
of the
Estimate
1 ,819a ,670 ,667 ,21459 1 ,800a ,640 ,636 ,22430
2 ,877b ,769 ,764 ,18045 2 ,815b ,664 ,657 ,21787
3 ,882c ,779 ,772 ,17763
a. Predictors; (Constant), Fitrir_produk
b. Predictors; (Constant), Fitrir_prodrik, Gaya_Hidup
c. Predictors; (Constant), Fitrir_produk, Gaya_Hidup, Citra_merek
d. Dependent Variable; Keputusan_Pembelian
a. Predictors; (Constant), Gaya Hidup
b. Predictors; (Constant), Gaya Hidup, Citra Merek
c. Dependent Variable; Keputusan Pembelian
Pada tabel LB, menunjukkan bahwa variabel gaya hidup memiliki pengaruh paling dominan
(R square = 0,640), sehingga membentuk model regresi pertama. Kemudian ditambah Citra merek (R
square = 0,664), sehingga membentuk model regresi kedua. Perubahan variabel Gaya hidup
menjelaskan perubahan keputusan pembelian sebesar- 64%. Ketika ditambahkan dengan variabel gaya
hidup, maka perubahan keputusan pembelian sebesar- 66,4%. Variabel fitur produk tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini membuktikan kebenaran definisi konsep fitur
produk menurut Mullins (2005), sebagai karakteristik produk yang diberikan perusahaan untuk
memberikan pelengkap fungsi dasar produk yang dapat menambah daya tarik konsumen. Fakta
Fakultas Ekonomika dan Bisnis CT O Universitas Kristen Satya Wacana m m
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
menunjukkan bahwa persepsi konsumen tentang fitur produk smartphone tertentu dilandasi oleh
pemahaman bahwa produk tersebut baru dapat berfungsi jika digerakkan oleh integrasi sub sistem
piranti dan OS. Oleh karena itu, analisis selanjutnya akan menggunakan pengukuran fitur produk
dengan integrasi sub sistem piranti dan OS, sebagai berikut.
Tabel 2
Hasil uji signifikansi Nisbah secara Simulutan dengan
F orward Regresion
Coefficients"
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig,
1 (Constant) ,617 ,251 2,456 ,016
Fitur_produk ,835 ,059 ,819 14,116 ,000
2 (Constant) ,147 ,224 .655 ,514
Fitur_produk ,517 ,070 ,507 7,377 ,000
Gaya_Hidup ,439 ,068 ,443 6,449 ,000
3 (Constant) -,201 ,279 -,719 ,474
Fitur_produk ,490 ,070 ,481 6,980 ,000
Gaya_Hidup ,424 ,067 ,428 6,289 ,000
Citra_merek ,127 ,063 ,105 2,026 ,046
Dependent Variable:
Keputusan_Pembelian
> Fitur Produk adalab Variabel yang Paling Dominan Berpengarub terbadap Keputusan
Pembelian
Fitur produk menandai karakteristik produk melekat erat pada suatu produk yang dianggap
penting dan menjadi salah satu pertimbangan dalam melakukan keputusan pembelian (Akbar, 2012).
Tanpa variabel lain pada model 1, fitur produk mampu menjelaskan 67% perubahan variabel
keputusan pembelian. Koefisien regresinya signifikan pada level 0,000 dengan nilai koefisien positif
sebesar 0,835 menunjukkan bahwa Ho (|3i = 0, dimana i adalab fitur produk) ditolak. Sehingga
proposisi PI: yang mengatakan bahwa Citra Merek berpengarub terbadap Keputusan Pembelian
terbukti benar.
Simulasi hasil analisis forward regression variabel fitur produk (X) terbadap keputusan
pembelian (Y) adalab sebagai berikut:
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana m m
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Y- 0,617 + 0,835Xl+e
Y = 0,619 + 0,835 (1) = 1,4
Y = 0,619 + 0,835 (5) = 4,7
Bcrdasarkan regresi diatas, apabila perusahaan selalu melakukan pengembangan fitur produk,
sehingga memiliki kecanggihan tinggi (skor 5), maka skor keputusan pembelian mencapai 4,7 atau
menjadi pilihan konsumen. Apabila perusahaan mengabaikan pengembangan fitur produk sehingga
kalah dari perusahaan lain dan konsumen menilai fitur produk perusahaan memiliki kecanggihan yang
rendah (skor 1), maka tingkat keputusan pembelian hanya mencapai skor 1,4 artinya disingkirkan dari
daftar pilihan produk yang dipertimbangkan untuk dibeli. Smartphone android Samsung dinilai
memiliki fitur produk handal, tidak mengherankan apabila sangat digemari oleh kalangan konsumen
terutama kelompok usia 15-20 tahun.
Dalam jangkauan global, Samsung dinilai menyediakan kenyamanan kepada masyarakat
melalui smartphone yang dilengkapi dengan fitur media & hiburan. Produsen Samsung dinilai lebih
kreatif dalam hal menciptakan smartphone. Samsung menyediakan Smart School Solution dan
perangkat medis portabel yang kian beragam untuk meningkatkan kehidupan dengan
menyebarluaskan pendidikan dan perawatan kesehatan ke berbagai tempat yang paling membutuhkan
(www.samsung.com).
Ketika teknologi jaringan semakin maju dari 3G ke 3,5G dan ke 4G, sistem android juga
semakin ditingkatkan. Bukan hanya fitur serta kemampuan yang disajikan Samsung, seperti Smart
Stay, Smart Rotation, S Voice, Motion, S-Pen, juga dilengkapi layanan Google seperti Google Now,
Google + yang dapat diunduh di Play Store,Samsung memiliki kemampuan untuk memprediksi tren
bcsar baru dan menciptakan beberapa tren mereka sendiri. Apabila suatu merek smartphone lain
mengeluarkan produknya dengan keunggulan tertentu. Samsung akan menarik dan mempertahankan
minat konsumen dengan merenovasi fiturnya menjadi lebih baik dan handal sehingga dapat
meningkatkan keputusan pembelian konsumen (Prayogi, 2013).
> Gaya Hidup adalah Variabel Dominan ke Dua Setelah Fitur Produk terhadap
Keputusan Pembelian
Variabel fitur produk dan gaya hidup bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap keputusan
pembelian terbukti benar karena didukung oleh fakta. Pengaruh fitur produk dan gaya hidup terhadap
keputusan pembelian mencapai tingkat signifrkansi 0,000 (lebih kecil dari a 0,05), maka Ho (|3i = |3j,i
= 0, dimana j adalah gaya hidup) ditolak. Proposisi yang menyatakan gaya hidup memiliki pengaruh
terhadap keputusan pembelian terbukti kebenarannya karena didukung oleh fakta. Adanya pengaruh
gaya hidup menunjukkan bahwa semakin tingginya gaya hidup konsumen maka semakin tinggi pula
keputusan pembelian
Berikut adalah simulasi basil analisis regresi fitur produk (XI) dan gaya hidup (X2) terhadap
keputusan pembelian (Y) sebagai berikut:
Y= 0,147 + 0,517 X1+ 0,439 X2 + e
Y= 0,147 + 0,517 (5) + 0,439 (1) = 3,1
Y = 0,142 + 0,517 (5) + 0,439 (5) = 4,9
Ketika produsen menyajikan produk yang memiliki fitur produk yang handal (skor 5), dan
sasarannya adalah konsumen memiliki gaya hidup yang tinggi (skor 5), maka tingkat keputusan
pembelian mencapai skor 4,9 atau menjadi pilihan konsumen. Tingginya keputusan pembelian produk
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 630
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
dalam penelitian ini, smartphone Samsung, dilakukan dalam beberapa tahap, salah satunya tahap
evaluasi produk. Konsumen pertama-tama mempertimbangkan kehandalan fitur produk
kemampuannya dalam memenuhi gaya hidup. Ketika dalam proses evaluasi produk, konsumen
memberikan penilaian yang tinggi terhadap fitur produk dan kemampuannya memenuhi gaya
hidupnya, maka konsumen (terutama kelompok laki-laki) memutuskan membeli produk. Selanjutnya,
dalam evaluasi tahap pemakaian, ternyata produk tersebut dapat memberikan kepuasan karena
karaktcristik produknya sesuai ekspektasinya, konsumen akan merekomendasikan produk yang
bersangkutan kepada orang lain. Hal tersebut akan meningkatkan keputusan pembelian produk.
Namun bila konsumen tidak setuju dengan adanya variabel gaya hidup maka keputusan pembelian
menjadi 3,1 atau ragu-ragu untuk memilih produk tersebut.
Ponsel pin tar atau smartphone memang sudah menjadi pelengkap gaya hidup kaum muda,
Hal ini disebabkan oleh gaya hidup konsumen sekarang terutama para pengguna internet sangat
bergantung pada telepon pintar yang mampu menunjang aktivitas sehari-hari dan gaya hidup mereka.
Untuk itulah penggunaan smartphone android Samsung digemari konsumen. Aplikasi penunjang
pekerjaan, aplikasi penambah pengetahuan dan aplikasi hiburan menjadi alat bantu praktis. Mobilitas
tanpa mengesampingkan produktifitas menjadi fenomena yang kian luas dikalangan masyarakat
(Syarifuddin, 2013). Engel (1995) juga membuktikan bahwa gaya hidup yang dianut seseorang
menentukan pemilihan dan keputusan pembelian sebuah produk. Indikator gaya hidup yang dinilai
terpenuhi oleh smartphone android Samsung adalah keinginan untuk mengikuti tren masa kini dan
mengekspreksikan diri dalam kelompok sosial.
> Citra Merek adalah Variabel yang Paling Tidak Dominan Setelah Fitur Produk dan
Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian
Variabel fitur produk, gaya hidup dan citra merek bersama-sama mempunyai pengaruh
terhadap keputusan pembelian terbukti benar karena didukung oleh fakta. Tabel 2 menunjukkan
bahwa pada model regresi ketiga, pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian mencapai
tingkat signifikansi 0,010 (lebih kecil dari a 0,05), maka Ho (|3i =|3j,i =|3k,ij = 0, dimana k adalah citra
merek) ditolak. Proposisi yang menyatakan citra merek memiliki pengaruh terhadap keputusan
pembelian terbukti kebenarannya karena didukung oleh fakta.
Dibawah ini merupakan simulasi basil analisis regresi variabel fitur produk (XI), gaya hidup
(X2) dan citra merek (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) sebagai berikut:
Y= -0,201 + 0,490 XI + 0,424 x2 + 0,127 + e
Y = -0,201 + 0,490 (5) + 0,424 (5) + 0,127 (1) = 4,4
Y = -0,201 + 0,490 (5) + 0,424 (5) + 0,127 (5) = 5,0
Ketika pemasar menyajikan fitur produk yang handal (skor 5), dan sasarannya adalah
konsumen memiliki gaya hidup yang tinggi (skor 5), maka akan timbul nilai emosional pada diri
konsumen tentang persepsi positif pada saat membeli atau menggunakan suatu merek (skor 5), yang
akan menciptakan keputusan pembelian mencapai skor 5 atau mutlak dipilih konsumen. Apabila
konsumen tidak memiliki presepsi positif pada merek (skor X3=l) maka skor keputusan pembelian
turun menjadi 4,4, berarti masih menjadi produk pilihan konsumen.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa konsumen menganggap bahwa smartphone android
Samsung memiliki citra merek yang baik, karena dinilai memiliki manfaat di dalamnya yaitu terkait
merek smartphone Samsung yang merupakan produk handal terutama pada konsumen laki-laki,
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 631
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
perasaan bangga ketika membeli produk smartphone merek Samsung dan menganggap bahwa
pelayanan pelanggan yang baik dan merek smartphone Samsung. Citra merek yang baik juga
dibuktikan dengan lebih dari 80 persen responden setuju bahwa Samsung merupakan produk yang
memiliki prestise dan modern, baik untuk besaran usia, gender maupun pengeluaran per bulan. Para
pimpinan Samsung memang bekerja keras menaikkan citra merek produk dan perusahaan, serta
memastikan untuk selalu memproduksi dan menciptakan produk-produk yang berkualitas (Fino,
2013). Citra merek yang baik mengakibatkan smartphone android Samsung memiliki kesan yang baik
pula bagi penggunanya dan mengurangi resiko kerugian ketika konsumen membeli smartphone
android Samsung,
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
a. Simpulan
Fitur produk menurut persepsi pengguna/konsumen dapat dipahami jika ditinjau dengan
pendekatan fungsi. Konsekuensinya, fitur produk dimaknai sebagai suatu integrasi sub sistem - sub
sistem utama yang memungkinkan pengguna dapat mengoperasikan piranti sebagai manifestasi fisik
dari produk tersebut. Pada produk smartphone android Samsung, fitur produk menjadi variabel yang
paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, bila pengukurannya mencakup sub
sistem operasi (OS) dan piranti sebagai satu kesatuan. Apabila cakupan pengukuran fitur produk
hanya difokuskan pada sub sistem operasi saja, maka variabel fitur produk menjadi tidak berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Menurut persepsi pengguna, fitur sistem operasi (OS) saja tidak akan
berfungsi jika tidak ada pirantinya. Kalaupun diasumsikan ada pirantinya dengan dengan sembarang
merek, maka fitur OS yang disediakan oleh smartphone android Samsung hampir sama dengan
smartphone lain. Gaya hidup merupakan variabel dominan ke dua setelah fitur produk, dan yang
terakhir citra merek adalah variabel yang paling tidak dominan setelah fitur produk dan gaya hidup,
Simpulan ini menjawab persoalan-persoalan penelitian pada bab I.
Ketika fitur produk dinilai tinggi sesuai dengan gaya hidup konsumen maka timbul nilai
emosional pada diri konsumen dan menciptakan persepsi positif yang mendorong keputusan membeli
atau menggunakan merek produk tersebut. Prioritas kebijakan perusahaan untuk mengarahkan
keputusan pembelian konsumen menurut temuan penelitian ini adalah pada pengembangan fitur
produk secara terns menerus. Proses pengembangan fitur produk perlu memperhatikan karakteristik
konsumen terutama aspek gender.
b. Implikasi Teoritis
Penelitian ini membuktikan bahwa fitur produk, gaya hidup dan citra merek memiliki
pengaruh yang berjenjang terhadap keputusan pembelian. Fitur produk merupakan variabel paling
dominan dengan kemampuan menjelaskan perubahan keputusan pembelian sebesar 67%. Penelitian-
penelitian terdahulu belum melihat jenjang dominasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian, Hasil penelitian ini berlaku pada produk alat telekomunikasi berteknologi tinggi yang
mengandalkan fitur produk untuk mempermudah komunikasi antar alat dengan penggunanya
(manusia-mesin).
c. Implikasi Terapan
Fitur produk merupakan variabel paling dominan terhadap keputusan pembelian, oleh karena
itu perusahaan smartphone Samsung dapat memprioritaskan pengembangan fitur produk untuk dapat
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 632
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
menarik konsumen, Pengembangan fitur produk harus dilakukan secara terus menerus seiring dengan
perkembangan teknologi informasi, dengan memperhatikan aspek gender penggunanya. Citra merek
yang oleh konsumen dianggap sudah baik, perlu dijaga oleh perusahaan.
d. Keterbatasan Penelitian dan Rekomendasi Penelitian
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah bahwa penelitian ini mengambil obyek produk
berteknologi tinggi di bidang teknologi informasi (smartphone). Hasil penelitian ini belum
tentuberlaku pada produk yang tidak berteknologi tinggi. Hal tersebut menjadi tantangan bagi peneliti
berikutnya, untuk membuktikannya.
Pengukuran konsep fitur produk menggunakan indikator empirik yang telah digunakan oleh
Wibowo (2011). Memang indikator- indikator empirik tersebutvalid dan reliable, namun jika dilihat
dari rumusan kalimatnya terlalu umum, sehingga memungkinkan terjadi bias persepsi. Oleh karena itu
disarankan lebih khusus, misalnyadengan menyebut merek dan/atau tipe produk pembanding.
DAFTAR PUSTAKA
Akbar, Kurnia, 2012, Analisis Pengaruh Harga, Brand Image, dan Atribut Produk Terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Atau Smartphone Samsung Jenis Android, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro
Alfian, B, 2012, Pengaruh Citra Merek Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil
Toyota Kijang Inova Pada PT. HADJI KALLA Cabang Polman Univesitas Hassanudin
Makasar
Anugrah, Ricky, 2011, Pengaruh sikap terhadap produk dan gaya gidup Brand Minded
terhadap keputusan membeli Smartphone BlackBerry pada siswa SMA AL-Azhar
Bumi Serpong Damai
Ardy, Dian, A. P. 2010, Pengaruh gaya hidup, fitur, dan harga terhadap keputusan pembelian
Blaeberry Currve 9300, Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri
Surabaya,Kampus Ketintang Surabaya 60231
Asri, S, K, 2013, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mahasiswa Dalam Penggunaan Kartu
Kredit, Skripsi, Universitas Kristen Satya Wacana
Astuti, R, P, 2006, Pengaruh Brand lamgedan Daya Tarik Packaging terhadap Minat beli Ulang
Konsumen Pada Produk Sabun Cair Merek Lifebuoy, Skripsi, Universitas Kristen Satya
Wacana Salatiga
Boyd, Walker, 0,C, Larreche, J, 2000 Manajemen Pemasaran, Jakarta : Erlangga
Chriesmaya, Ivane Eka, 2012, Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Keputusan Konsumen Dalam
Memilih Minimarket Alfamart di Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
Djoko, Handoyo, dkk, 2012, Pengaruh Citra Merek, Desain, dan Fitur Produk terhadap
Keputusan Pembelian Handphone Nokia, Universitas Diponegoro
Engel, J,F, Blackwell, R,D,, Miniard, P,W, 1995, Perilaku Konsumen, Edisi 8 Jilid 2, Jakarta:
Binarupa Aksara
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 633
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Handayani, N, F, dan Fitriyenni, 2012, Pengaruh Citra Merek dan Iklan terhadap Keputusan
Pembelian Motor YAMAHA MIO Pada CV, TJAHAJA BARU di pasaman, Manajemen
UPI -YPTIC Padang
Hawkins, Mothersbaugh, 2007,Consumer BehavionBuilding Marketing Strategy, edition 11,New
York: Irwin McGraw Hill
Hudjliyadiin, Mifta, 2011, Internet Parental Control System Via Android Mobile Phone Sistem
Pengawasan Internet Untuk Orang Tua Via Ponsel Android, STIMIK AMIKOM,
Yogyakarta
Jatra, Made, dan Dewi, N. L. G. D. M, 2012. Pengaruh Atribut Produk terhadap Keputusan
Pembelian Handphone di Kota Denpasar, Ekonomi Universitas Udayana
Karnita, Rosa, 2011, Melihat dan Merasakan Tampilan Grails Layar Telepon Selular, Jurnal
Itenas Rekarupa © FSRD-Itenas I No,l I Vol,I, Institut Teknologi Nasional Januari - Maret
2011, hal, 85-94
Kotler, Philip, (2000), Marketing Management: Edisi Milenium, International Edition, Prentice Hall
International, Inc, New Jersey
Kotler, Philip, (2002), Manajemen Pemasaran, edisi millennium, jilid 1, PT. Prenhalindo, Jakarta
Kotler, Philip, 2005, Manajamen Pemasaran, Jilid 1 dan 2, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta
Kotler, P, dan Keller, K, L, (2009), Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Indeks, Jakarta,
Kotler, philip, and Amstrong, Gary, 2008, Perilaku Konsumen, Jilid kedua, Edisi Kedua
Belas,Jakarta: Erlangga
Kusumawardani, Dyah, Ayu. 2011. Studi Mengenai Keputusan Pembelian Jasa Wedding and
Event Organizer. Universitas Diponegoro. Semarang.
Masda, P, G, 2010, Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Galamai Di KotaPayakumbuh, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Mowen, John, C, dan Minor, M,, (2002), Perilaku Konsumen Jilid 1, Edisi kelima (terjemahan),
Erlangga, Jakarta
Mullins, J, Walker, 0,C,, Boyd, H,W, and Larreche, J,C, (2005), Marketing Management: A
Strategic Decision - Making Approach, McGraw - Hill, New York
Musay, Fransisca Paramitasari, 2013, Pengaruh Brand Image Terhadap Keputusan
Pembelian,Universitas Brawijaya, Malang
Salim, Agus, 2011,Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian Smartphone Berbasis
Android,Jurnal manajemen pemasaran,Institut Bisnis dan Informatika Indonesia
Santoso, Singgih, dan Tjiptono, Fandy, 2001, Riset Pemasaran : Konsep dan Aplikasi dengan
SPSS, PT Flex Media Komputindo, Jakarta
Setiadi, Nugroho, 2003,Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi Penelitian
Pemasaran, Edisi 1, Jakarta: Prenada Media
Simamora, Bilson, 2008, Panduan Riset Prilaku Konsumen, PT Gramedia pustaka Utama, Jakarta
Suhartanto ,Wisnu, 2012, Pembuatan Custom Rom Cyanogen Gunadarma pada Handphone
Android,Universitas Gunadarma, Jakarta
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana 634
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Supramono dan Haryanto J,0, 2005,Desain Proposal Penelitian Studi Pemasaran, Edisi Pertama,
ANDI: Yogyakarta
Surachman, S,A, 2008, Dasar-dasar manajemen merek, Bayumedia publihshing, Malang
Surya, Arifta, 2009, Perbandingan Media Transmisi Wireless Dan Satelite Perbandingan Media
Transmisi Wireless Dan Satelite, Jurnal, Jurusan Teknik Informatika Fakultas Tlmu
Komputer Universitas Sriwijaya, Palembang
Suyaka, Ferdy, Fahdrian, 2010,Analisa Atribut, Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia
Suyuti, Saidah, Rusli, Syafruddin Syarif, 2011, Studi Perkembangan Teknologi 4G - LTE dan
WiMAX di Indonesia, Jurnal Ilmiah "Elektrikal Enjiniring" UNHAS, Volume 09/
No,02/Mei -Agustus/ 2011
Tjiptono, Fandy, 2002, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Penerbit Andi, Yogyakarta
Vranesevie, Tihomir, 2003, The Effect of the Brand on Perceived Quality of Food Products,
British Food Journal, Vol,105, No,l 1, p,811-825
Wibowo, Christina Irawati, 2011, Pengaruh Fitur Produk, Konsep Diri, dan Gaya Hidup
Terhadap Itensi Memebeli dan Word of Mouth pada Blackberry, Universitas Kristen
Satya Waeana, Salatiga
Wibowo, 2006, Pengaruh Brand Awareness, Brand Trust, dan Brand Image Terhadap
Keputusan Pembelian Obat Nyamuk Hit Liquid Spray di Kota Depok, Universitas
Kristen Satya Waeana, Salatiga
Wiratma, aditya Yoga, 2012, Analisis Pengaruh Produk, Persepsi Harga, Dan Citra Merek
Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olah Raga Merek NIKE Di Kota
Semarang,Universitas diponegoro, Semarang
DARI WEB/INTERNET
Amarullah, Amril, 2013,Adu Kuat Ponsel Pintar di Pasar Indonesia,
http://techno.okezone.com/read/2013/07/02/57/831014/redirect. 23 September 2013 pukul
9,21 WIB
Android, 27 May 2013, Google I/O: Android Studio launched to build and test Android apps.
http ://mobiforge. com/android
Atmininingsih, 2013, Analisis Pengaruh Atribut Produk Sistem Operasi Handphone Terhadap
Sikap Konsumen Dalam Kategori Produk Smartphone, (Studi Kasus Mahasiswa
Universitas Gunadarma), Journal.publication.gunadarma.co.id, Jakarta
Fino, Yurio Kristo, 2013, Mengenal 'Bapak' Kejayaan Samsung,
http://inet.detik.com/read/2013/12/19/100259/2446233/317/6/mengenal-zapakkei avaan-
samsuim, 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB
Husodo, 2013, Analis: Samsung Kuasai 80% Pasar Smartphone Android Indonesia,
http://www.teknoup.com/news/25412/analis-samsung-kuasai-80-pasai--smaitphone-android-
indonesia/, 5 September 2013
Pasaribu, Parlin, 2006, Evolusi Teknologi Telekomunikasi Bergerak: 1G to 4G,
KomunitaseLearningilmuKomputer.Com
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Waeana m m
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
Prayogi, Gesit, 2013,Makin kreatif dengan Samsung Galaxy Note 2,
http://techno.okezone.com/read/2013/02/ll/207/759858/makin-ki-eatif-dengan-samsung-
galaxy-note-ii, 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB
Syarifuddin, D,2013, [PR] Samsung GALAXY Gift Indonesia dan Samsung E-Pass Bentuk
Apresiasi Ganda Samsung Electronics Indonesia, http://www.iagati'eview.com/2013/1 l/pr-
samsung-galaxy-gift-indonesia-dan-samsung-e-pass-bentuk-apresiasi-ganda-samsung-
electronics-indonesia/.23 April 2014 Pukul 22:31 WIB
www.gartner.com, 2013,Gartner Says Worldwide Mobile Phone Sales Declined 1,7 Percent in
2012, http://www.gai-tnei-.com/newsi-oom/id/2335616,23 Oktober 2013 Pukul 22:31 WIB,
www.samsung.com. 2014, Mengapa Memilih Samsung Electronics,
http://www.samsung.com/id/aboutsamsung/samsungelecti'onics/cai'eei's/whvsamsungelecti'oni
cs.html. 23 April 2014 Pukul 22:31 WIB
Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana
636
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
LAMPIRAN 1
Pengukuran konsep
Keputusan pembelian adalahintensitas keterlibatan dalam proses evaluasi alternatif produk,
memutuskan produk yang dibeli dan menunjukkan perilaku pasca pembelian
Indikator Empirik
1. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan alternative/pilihan spesifikasi produk yang akan
dibeli,
2. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan alternative/pilihan merek produk yang akan
dibeli,
3. Intensitas keterlibatan dalam proses menentukan kriteria penilaian untuk memilih produk yang
akan dibeli,
4. Intensitas keterlibatan dalam proses menilai alternative/pilihan produk yang akan dibeli,
5. Intensitas keterlibatan dalam proses memutuskan alternative/pilihan produk yang dibeli,
6. Keyakinan bahwa produk yang dibeli tepat dalam memecahkan masalah/kebutuhan,
7. Penilaian tentang kesesuaian produk yang dibeli dan digunakan dengan kriteria penilaian yang
ditentukan pada waktu mengevaluasi alternative/pilihan,
8. Tingkat kepuasan setelah menggunakan produk,
9. Keinginan untuk merekomendasaikan produk yang dipilih pada orang lain,
Citra merek adalah sejumlah keyakinan, ide, dan kesan yang dipegang oleh seseorang tentang sebuah
objek
Indikator Empirik
1, Keyakinan bahwa lambang pada merek produk adalah asli,
2, Keyakinan tentang desain huruf pada merek produk mudah dikenali dan khas,
3, Keyaikan tentang warna pada merek produk menarik,
4, Keyakinan tentang fungsi dasar produk memadai,
1. Ide menggunakan produk merupakan tindakan yang menyenangkan sesuai dengan identitas
produk
2. Ide percaya produk dapat diandalkan sesuai identitas produk,(multiguna)
1. Kesan tentang merek merupakan produk yang handal,
2. Kesan perasaan bangga ketika membeli produk,
3. kesan mendapatkan pelayanan pelanggan yang baik darn merek produk
Fitur produk adalah karakteristik produk yang diran-cang untuk menyempurnakan fungsi produk
Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana
637
3rd Economics & Business Research Festival 13 November 2014
atau menambah keterikataan konsumen terhadap produk,
1. keunggulan spesifikasi (wibowo, 2011),
2. derajat kecanggihan (wibowo, 2011),
3. Lebih bagus dibandingkan pesaing (wibowo, 2011),
4. Memiliki daya Tarik (wibowo, 2011),
5. Memiliki kekhasan (wibowo, 2011),
Gaya hidup adalah pola hidup seseorang didunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat dan
opininya
Indikator Empirik
1. Update berita dan informasi terns menerus tentang produk (wibowo, 2011),
2. Selalu terhubung dengan teman- teman pengguna produk (wibowo, 2011),
3. Mengikuti tren perkembangan produk masa kini (wibowo 2011)
4. Mengekspresikan diri dalam kelompok sosial pengguna produk ,(wibowo, 2011),
5. Merefleksikan status social dalam pergaulan pengguna produk (wibowo, 2011),
Fakultas Ekonomika dan Bisnis rUniversitas Kristen Satya Wacana
638