96
PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP DALAM LATIHAN ROAD RACE BERBASIS PC TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Disusun oleh : WIDIHASTO NIM : 025114023 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007

PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

  • Upload
    others

  • View
    23

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DALAM LATIHAN ROAD RACE BERBASIS PC

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Program Studi Teknik Elektro

Disusun oleh :

WIDIHASTO

NIM : 025114023

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2007

Page 2: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

LAP COUNTER AND TIMER

IN ROAD RACE PRACTICE BASED ON PC

FINAL PROJECT

Presented As Partial Fulfillment Of The Requitments

To Obtain The Sarjana Teknik Degree

In Electrical Engineering

By :

WIDIHASTO

Student Number : 025114023

ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTEMENT

SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2007

ii

Page 3: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

iii

Page 4: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

iv

Page 5: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA :

ALLAH SWT

Ayah dan Bunda Tercinta atas segalanya

Mba` Ninuk dan Dek Tiwik yang selalu memberiku kasih sayang

Belahan hatiku Nusi Meirina atas cinta dan kesetiaan.

MOTTO

Kita boleh menyerah dalam menghadapi sesuatu,

Tapi kita tidak boleh putus asa.

(Penulis)

Dibalik penderitaan dan kesedihan yang mendalam,

Ada cahaya yang akan membawa kita menuju kebahagiaan.

(Penulis)

Bekerja keraslah dan kerahkan semua kemampuan,

Tuk masa depan yang baik.

(Penulis)

v

Page 6: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

vi

Page 7: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

INTISARI

Road race adalah olahraga balap motor yang mengutamakan kecepatan. Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini menggunakan komputer sebagai pengendali dan penampil waktu yang ditempuh oleh pembalap. Piranti ini menggunakan dua buah sensor. Satu sensor diletakkan pada garis start/finish, satu sensor diletakkan pada tikungan menjelang finish. Piranti juga menggunakan tiga buah led sebagai indikator. Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap menggunakan program visual basic. Piranti ini telah diimplemantasikan dan dilakukan pengujian untuk mengamati kinerja hasil perancangan yang telah dibuat. Pengukur lap ini dapat mengukur jumlah lap dan waktu tiap lap serta waktu terbaik selama 5 putaran dengan rata – rata galat pengukur waktu lap ini adalah 2,2 %. Kata kunci : Road Race, Lap, Visual Basic.

vii

Page 8: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

ABSTRACT

Road race is sport of motorcycle that to emphasize speed. The computer is use to control and display the time measure of total lap and time every lap.

This hardware use two sencor. Two positions censor are in start or finish line and in curve before finish. This hardware use three Led as indicator. Measurer of total laps and time every laps use visual basic as programme.

This hardware has implemented and tested for observing the performances. This tools can measure total laps, time every laps, and best time for five laps with average error 2.2 %. Keywords : Road Race, Lap, Visual Basic.

viii

Page 9: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT dan Muhammad SAW

sebagai Rosul-Nya atas segala karunia dan kemudahan-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya sesuai dengan yang

diharapkan. Skipsi ini diberi judul : Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap

Dalam Latihan Road Race Berbasis PC.

Skipsi ini ditulis bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana teknik pada program studi Teknik Elektro Universitas

Sanata Dharma. Penulisan skripsi ini didasarkan pada hasil-hasil yang penulis.

Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan, dan

bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Ir. Greg. Heliarko Sj, S.S., B.S.T., M.A., M.Sc. selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu B. Wuri Harini, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing I dan Ibu

Wiwien Widyastuti, S.T., M.T., sebagai dosen pembimbing II yang telah

bersedia memberikan ide, saran, bimbingan, dan waktu untuk penulis

dalam menyelesaikan tugas akhir.

3. Bapak dan Ibu dosen yang telah banyak memberikan pengetahuan dan

bimbingan kepada penulis selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

4. Bapak Djito dan seluruh karyawan/wati sekretariat Fakultas Teknik

Universitas Sanata Dharma.

ix

Page 10: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

5. Karyawan Laboraturium Teknik Elektro yang telah membantu selama

penulis bekerja di laboraturium.

6. Cintaku Nusi Meirina yang telah memberikan dorongan untuk

menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih atas semua cinta, kasih sayang,

perhatian dan kesetiaan yang telah diberikan dengan tulus.

7. Eyang Ngawi atas semua petunjuknya.

8. Teman-teman mahasiswa elektro khususnya angkatan 2002.

9. Teman-teman di Kos Nusantara : Ucok, Dhiki, Randi, Chandra, Lendut,

Alan, Niman, Manok, Morda, Darma, Tanthok, Asing, Pak Edi sekeluarga,

Angga dan Nia atas menjadi teman mencari inspirasi.

10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu di sini, terima kasih

atas semua kebaikan dan ketulusannya.

Penulis menyadari bahwa pada penulisan skripsi ini masih banyak terdapat

kesalahan dan kekurangannya, maka dari itu segala kritik dan saran dari berbagai

pihak sangat diharapkan agar penulis dapat lebih maju dan lebih baik.

Akhirnya penulis juga berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi

pembaca. Dan kiranya Allah SWT membalas kebaikan kepada semua yang telah

diberikan kepada penulis sampai saat ini. Sekian dan terima kasih.

Yogyakarta, September 2007

Penulis

Widihasto

x

Page 11: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………...…………………………………….. i

Halaman Persetujuan……………………...…………………………………… iii

Halaman Pengesahan…………………………………………………………... iv

Halaman Persembahan………………………...……………………………….. v

Halaman Pernyataan Keaslian Karya………………………………………….. vi

Intisari………………………………………………...…………………………vii

Abstract………………………………………………………………………… viii

Kata Pengantar…………………………………...…………………………….. ix

Daftar Isi………………………………………………...………………………xi

Daftar Gambar…………………………………………...…………………….. xiv

Daftar Tabel………………………………………………...………………….. xvi

Daftar Lampiran……………………………………...………………………… xvii

BAB I PENDAHULUAN……………………………...……………………… 1

1.1 Judul……………………………………………...………………….…. 1

1.2 Latar Belakang……………………………………...………………….. 1

1.3 Perumusan Masalah…………………………………...……………….. 2

1.4 Batasan Masalah………………………………...……………………... 2

1.5 Tujuan Penelitian………………………………...…………………….. 3

1.6 Manfaat Penelitian………………………………...…………………….3

1.7 Metodologi Penelitian……………………………...………………. …..3

BAB II DASAR TEORI ………………………………………………………5

xi

Page 12: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

2.1 Road Race……………………………………………...…………..........5

2.2 Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0……………...……………….6

2.3 Port Paralel………..…………………………………….………….. …..7

2.3.1 Mode Port Paralel ………………………………………………9

2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic……………………………10

2.5 Sensor………………………………………………………………. …..11

2.5.1 Fototransistor…………………….…………………………….. 11

2.5.2 Led Infra Red……………….………………………………….. 12

2.6 LED Indikator………………………………………………………….. 13

2.7 Pengkondisi Sinyal…………………………………………………….. 13

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK DAN PERANGKAT

KERAS ………………………………………………….…………….. 15

3.1 Alur Perancangan…………………………………………….……........ 15

3.2 Perancangan Perangkat Keras………………………………………….. 15

3.2.1 Rancangan Led Indikator…………………………………..........16

3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish ……………..17

3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer ……………... 20

3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer……………………21

3.3 Perancangan Perangkat Lunak…………………………………………. 22

3.3.1 Algoritma Program…………………………………………….. 22

3.3.2 Rancangan Form Awal………………………………………… 25

BAB IV PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN…………………….…….. 28

4.1 Sketsa Alat…….………………………………………………………. 28

xii

Page 13: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

4.2 Pembahasan Perangkat Keras ………………………….……………… 29

4.2.1 Data Keluaran Sensor………………………………………….. 29

4.2.2 Data Keluaran IC……………….……………………………… 30

4.3 Proses Kerja Alat………………………………………………………. 31

4.4 Data Pengamatan Pengukur Waktu Lap……………………………….. 35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………. 42

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………….. 42

5.2 Saran…………………………………………………………….……... 42

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………. 43

LAMPIRAN

xiii

Page 14: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin……………………………………….……….. 8

Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor………………………………….......... 12

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Led Infra Red……………………………………….. 13

Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Pengkondisi Sinyal……………………….. 14

Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian……………………….. 15

Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race………………………….……….. 16

Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator……………………………………......... 17

Gambar 3.4 Rancangan Sensor………………………………………………… 18

Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1)………………...………. 21

Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2)………………………… 21

Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel………………......... 22

Gambar 3.8 Rancangan Flowchart Program…………………………………... 23

Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Awal Program……………………………... 25

Gambar 3.10 Rancangan Form Utama………………………………………… 26

Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Help…………………………………......... 27

Gambar 4.1 Bentuk Alat………………………………………………….......... 29

Gambar 4.2 Tampilan Awal Program…………………………………….......... 31

Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama…………………………………………… 32

Gambar 4.4 Tampilan Setelah Command Button Mulai Ditekan……………… 32

Gambar 4.5 Tampilan Setelah Sensor 1 (mulai) Terhalang………………......... 33

Gambar 4.6 Tampilan Setelah Sensor 2 (start/finish) Terhalang……………… 34

xiv

Page 15: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

Gambar 4.7 Tampilan Setelah Pembalap Melakukan 4 kali Putaran…………... 34

Gambar 4.8 Tampilan Waktu Terbaik…………………………………...…….. 35

xv

Page 16: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Bit Register Port Paralel DB25…………………..…………………. 8

Tabel 4.1 Data Keluaran Sensor………………………………………...……... 29

Tabel 4.2 Data Keluaran IC…………………………………………...……….. 30

Tabel 4.3 Data Pengamatan Waktu Awal……………………………………… 35

Tabel 4.4 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 1)……………………. 36

Tabel 4.5 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 2)……………………. 36

Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 3)……………………. 37

Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 4)……………………. 37

Tabel 4.8 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 5)……………………. 38

Tabel 4.9 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 6)……………………. 38

Tabel 4.10 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 7)…………………... 39

Tabel 4.11 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 8)…………………... 39

Tabel 4.12 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 9)…………………... 40

Tabel 4.13 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 10)……………......... 40

xvi

Page 17: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Rangkaian Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap

Dalam Latihan Road Race Berbasis PC

Lampiran II Program Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap

Dalam Latihan Road Race Berbasis PC

Lampiran III Data Sheet Led Infra Red

Lampiran IV Data Sheet Fototransistor QSD122

Lampiran V Data Sheet SN74LS14

xvii

Page 18: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Judul

Pengukur Jumlah Lap dan Waktu Tiap Lap dalam Latihan Road Race

Berbasis PC

1.2 Latar Belakang

Perkembangan dunia otomotif semakin maju, baik pada mobil maupun

motor. Banyak fitur baru yang tercipta untuk memudahkan para pengguna.

Perkembangan yang pesat terjadi terutama pada dunia balap. Dengan adanya

penambahan fitur baru ataupun teknologi baru, pembalap diharapkan mampu

untuk menjadi yang terbaik dan tercepat dalam dunia balap. Di Indonesia pada

khususnya dunia balap otomotif baik drag race maupun road race mengalami

kemajuan pesat. Banyak event yang menyelenggarakan perlombaan kecepatan

ini.

Dengan melihat perkembangan ini, maka penulis akan menciptakan alat

pengukur waktu tiap lap dalam latihan road race berbasis PC, sehingga tiap

putaran yang dilakukan pembalap akan tercatat dan akan ditampilkan dengan

menggunakan PC. Dengan menggunakan alat ini, waktu yang ditempuh

pembalap diharapkan dapat diketahui secara akurat.

Page 19: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

2

1.3 Perumusan Masalah

Bagaimana membuat alat pengukur waktu tiap lap dengan menggunakan

program Visual Basic yang dihubungkan dengan sensor melalui port paralel.

1.4 Batasan Masalah

Pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap pada latihan road race ini

memiliki batasan – batasan masalah sebagai berikut :

1. Simulasi road race menggunakan 1 (satu) mobil mainan.

2. Menggunakan 3 (tiga) buah led.

• Led kuning sebagai tanda pemanasan (warm up) lap.

• Led hijau sebagai tanda waktu mulai dihitung.

• Led merah sebagai tanda putaran terakhir dan perhitungan waktu.

3. Menggunakan 2 (dua) buah sensor.

• Sensor perhitungan waktu diletakkan pada garis start/finish.

• Sensor mulai diletakkan sebelum sensor perhitungan waktu.

4. Sensor menggunakan Infrared.

5. Perangkat keras dan perangkat lunak dihubungkan melalui port

parallel.

6. Program akan menampilkan jumlah 5 lap, waktu tiap – tiap putaran

dalam 5 lap serta waktu tercepat yang telah ditempuh selama 5 lap.

7. Menggunakan Visual Basic 6.0.

8. Menggunakan sistem operasi Windows Xp

Page 20: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

3

1.5 Tujuan Penelitian

Membuat alat untuk mengukur jumlah lap dan waktu tiap – tiap

lap pada latihan road race dengan menggunakan program Visual Basic

selama 5 putaran.

1.6 Manfaat Penelitian

1. Memberikan kemudahan dalam pengukuran jumlah lap dan waktu tiap

lap, serta waktu tercepat dalam 5 (lima) lap.

2. Dapat menghasilkan ketelitian waktu tiap lap dengan baik.

1.7 Metodologi Penelitian

Penulisan laporan tugas akhir ini berdasarkan atas hasil penelitian yang

telah dilakukan selama pembuatan perangkat lunak dan perangkat keras.

Adapun sistematika penelitian yang dilakukan :

1. Mencari referensi untuk penulisan tugas akhir.

2. Merancang sensor untuk dikoneksikan dengan komputer

menggunakan port parallel.

3. Membuat plant perangkat keras yang berukuran kecil yang

digunakan untuk melakukan perhitungan.

4. Melakukan pengambilan data dari plant yang telah dibuat.

5. Melakukan penulisan proposal penulisan tugas akhir.

6. Mengimplementasikan pengukur dari sensor dengan komputer

menggunakan program Visual Basic.

Page 21: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

4

7. Melakukan pengujian akhir hardware dan software.

8. Melakukan penulisan laporan akhir.

Page 22: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

5

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Road Race

Road Race merupakan olahraga kendaraan bermotor darat, atau yang biasa

disebut dengan balap motor. Pada kejuaraan ini, kendaraan bermotor (sepeda

motor) dikendarai dengan kecepatan tinggi yang dilakukan di dalam sebuah

lintasan pacu aspal yang tertutup.

Balap sepeda motor dapat dilaksanakan dalam suatu “Arena Tertutup”

(Closed Circuit) atau satu titik ke titik lainnya. Balap motor yang berstatus

tingkat “NASIONAL” harus diadakan di sirkuit yang memenuhi semua

ketentuan atau standar yang ditetapkan oleh Peraturan Peraturan Ikatan Motor

Indonesia (PP.IMI). Ketentuan atau standar sirkuit untuk balap motor tingkat

lokal atau daerah, dapat ditetapkan oleh pengelola daerah IMI yang

bersangkutan, dengan tetap berpegang teguh pada pedoman yang ditetapkan

oleh PP.IMI.

Adapun ketentuan-ketentuan didalam road race adalah sebagai berikut :

Lintasan :

1. Panjang lintasan minimal 1,2 km (1 putaran)

2. Lebar lintasan minimum 6 meter

3. Jalur lurus harus dipisah dengan ban atau karung dengan tinggi 60 cm.

4. Pengaman jalur tikungan dengan ban atau karung dengan tinggi 75 cm.

Page 23: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

6

5. Lintasan lurus tidak lebih dari 400 meter dihitung dari corner atau

tikungan terakhir sebelum lintasan lurus sampai dengan tikungan

berikut setelah lintasan lurus tersebut.

6. Jarak tempuh lomba di Kejurnas :

A. Kelas – kelas Utama :

i. Babak penyisihan dan semi final : 10 km.

ii. Babak Final/Race 1 dan 2 : 20 km.

B. Super Sport 600 cc :

Sama dengan jumlah lap pada kejuaraan Asia.

7. Jarak tempuh lomba dapat ditoleransi sebesar 5 % up.

Susunan Posisi Start.

Posisi Start disusun miring (eselon) sebagai berikut :

1. Baris Pertama : 4

2. Baris kedua : 4

3. Baris ketiga : 4

4. Baris keempat : 4

Posisi Start 1 (Pole Position) berada di sisi yang berlawanan dengan arah

tikungan pertama.[1]

2.2 Pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0

Perangkat lunak yang akan digunakan adalah Microsoft Visual Basic 6.0.

Visual Basic adalah bahasa pemrograman yang digunakan untuk membuat

aplikasi Windows yang berbasis grafis (GUI – Graphical User Interface) dan

Page 24: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

7

merupakan event-driven programming (pemrograman terkendali kejadian)

artinya program menunggu sampai adanya respon dari pemakai berupa event

(kejadian) tertentu (tombol diklik, menu dipilih, dan lain sebagainya). Ketika

event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (procedure event) akan

dijalankan.[2]

2.3 Port Paralel

Port paralel umumnya digunakan untuk mengatur printer. Tetapi sekarang

ini banyak periferal yang dapat dikoneksikan dengan port paralel. Port paralel

memiliki level tegangan TTL logika tinggi dan logika rendah ( “1” dan “0”).

Tegangan logika rendah (“0”) berkisar antara 0 volt sampai dengan + 0,8 volt,

sedangkan pada logika tinggi (“1”) berkisar antara + 2,4 volt sampai dengan +

5 volt. Arus- arus yang masuk dan keluar pada jalur port paralel bervariasi,

berkisar antara 4mA sampai dengan 20 mA. Maka bisa menggunakan driver

atau muka buffer untuk merancang suatu alat yang akan dikoneksikan dengan

menggunakan port paralel dengan kebutuhan arus yang lebih besar pada alat

yang akan dikoneksikan tersebut. Port paralel yang memiliki jumlah pin

sebanyak 25 buah adalah port paralel dengan mode konektor DB25.

Terdapat 3 jalur pada konektor DB25 diantaranya :

1. Jalur Control, yaitu digunakan untuk mengontrol periferal.

2. Jalur Status, yaitu digunakan untuk menerima sinyal status yang

dikirimkan periferal ke komputer.

3. Jalur Data, yaitu digunakan untuk transfer data.

Page 25: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

8

Gambar 2.1. Port Paralel 25 pin

Ketiga bagian jalur – jalur tersebut dihubungkan dengan register – register

internal. Jalur control dihubungkan dengan register control, jalur status

dihubungkan dengan register status, dan jalur data dihubungkan dengan

register data.

Tabel 2.1. Bit Register Port Paralel DB25

No Pin Nama Sinyal Direction Register Komplemen 1 Strobe In/Out Control bit 0 Ya 2 Data 0 Out Data bit 0 Tidak 3 Data 1 Out Data bit 1 Tidak 4 Data 2 Out Data bit 2 Tidak 5 Data 3 Out Data bit 3 Tidak 6 Data 4 Out Data bit 4 Tidak 7 Data 5 Out Data bit 5 Tidak 8 Data 6 Out Data bit 6 Tidak 9 Data 7 Out Data bit 7 Tidak

10 Ack In Status bit 6 Tidak 11 Busy In Status bit 7 Ya 12 Paper-Out/Paper-End In Status bit 5 Tidak 13 Select In Status bit 4 Tidak 14 Auto-Linefeed In/Out Control bit 1 Ya 15 Error/Fault In Status bit 5 Tidak 16 Initialize In/Out Control bit 2 Tidak 17 Select-Paper/Select-In In/Out Control bit 3 Ya

18 - 25 Ground Gnd - -

Pada setiap register memiliki 8 bit, tetapi tidak semua bit yang terhubung ke

jalur konektor DB25. Contohnya pada register bit C4, C5, C6, C7 serta pada

register bit S0, S1 dan S2 tidak dihubungkan dengan pin pada konektor DB25.

Sedangkan pin 18 sampai dengan pin 25 merupakan jalur ground.

Page 26: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

9

2.3.1 Mode Port Paralel

Adapun mode – mode port paralel yaitu :

1. Standard Parallel Port ( SPP )

2. Bidirectional Parallel Port ( BPP )

3. Enhanced Parallel Port ( EPP )

4. Extended Capability Port ( ECP )

Standard Parallel Port ( SPP )

Pada mode SPP jalur data hanya dapat diperlakukan sebagai output, jalur

control sebagai input/output sedangkan jalur status sebagai input.

Bidirectional Parallel Port ( BPP )

Merupakan standard parallel port yang memiliki fasilitas bidirectional,

yang biasa juga disebut dengan PS/2 Parallel Port. Pada mode ini jalur data

bisa dipergunakan sebagai input maupun sebagai output, jalur control sama

dengan mode SPP sebagai input/output begitu juga dengan jalur status sebagai

input.

Enhanced Parallel Port ( EPP )

Pada mode ini jalur data dapat dipergunakan sebagai input maupun output,

jalur control sebagai output dan jalur status sebagai input. Pada mode ini jalur

data dihubungkan dengan data register dan address register. Transfer data

EPP lebih cepat dibandingkan dengan standard parallel port. Pada EPP

terdapat 5 register tambahan, 2 register didefinisikan (address register dan

data register), sedangkan 3 register lainnya tidak terdefinisikan.

Page 27: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

10

Extended Capability Port ( ECP )

Pada mode Extended Capability Port ( ECP ) memiliki kecepatan transfer

data yang sama dengan Enhanced Parallel Port ( EPP ).

Keunggulan Extended Capability Port ( ECP ) :

- Menggunakan FIFO ( First In First Out, merupakan teknik pengolahan

data yang mana data yang pertama masuk adalah data yang pertama

keluar ) buffer untuk menerima maupun mengirim data.

- Memiliki RLE ( Run Length Encoding ) yang dapat melakukan

kompresi data.

- Menghasilkan sinyal handshake yang lebih baik dari mode EPP.

- Dapat menggunakan DMA channels untuk melakukan transfer data.

Keunggulan – keunggulan tersebutlah yang membuat mode ini dapat berjalan

lebih baik dibandingkan dengan mode EPP. Mode ECP juga memiliki fasilitas

– fasilitas untuk mendukung berjalannya mode SPP, mode BPP dan mode EPP

yang dapat diatur di dalam Extended Control Register ( ECR ).[3]

2.4 Pengaksesan Port Paralel Pada Visual Basic

Visual Basic tidak dapat mengakses hardware secara langsung dalam

sistem operasi Windows, maka semua permintaan pengaksesan hardware

harus melalui Windows. Program eksternal untuk melakukan pengaksesan

hardware secara langsung pada program dengan menggunakan file DLL

(Dynamic Link Library).[3]

Page 28: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

11

File DLL harus dideklarasikan kedalam Visual Basic, pendeklarasiannya

sebagai berikut :

Public Declare Function Inp Lib ʺinpout32.dllʺ _ Alias ʺInp32ʺ (ByVal PortAddress As Integer) As Integer Public Declare Sub Out Lib ʺinpout32.dllʺ _ Alias ʺOut32ʺ (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer)

File DLL juga harus diletakkan dalam direktori //windows/system atau

diikutkan dalam satu folder program yang dibuat. Sintak penulisan di dalam

Visual Basic untuk masukan (input) atau keluaran (output) sebagai berikut :

Untuk masukan : Inp [Alamat_Port]

Untuk keluaran : Out [Alamat_Port], [Nilai]

2.5 Sensor

Sensor adalah piranti yang mendeteksi perubahan yang dihasilkan oleh

media yang diukur. Sensor yang digunakan dalam piranti ini adalah

Fototransistor dan Led Infra Red. Fototransistor sebagai penerima dan Led

Infra Red sebagai pengirim(pemancar).

2.5.1 Fototransistor

Fototransistor merupakan piranti peka cahaya yang aktif bila menerima

cahaya dari luar. Piranti ini hanya memiliki 2 buah pin, yaitu pin emiter dan

pin kolektor. Sedangkan arus basis pada fototransistor dihasilkan dari

intensitas cahaya yang menyentuh detektor optis pada fototransistor. Semakin

Page 29: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

12

banyak cahaya yang ditangkap oleh piranti tersebut, semakin besar arus yang

dihasilkan. Gambar 2.2 menunjukkan bentuk dari Fototransistor

Gambar 2.2 Bentuk Fisik Fototransistor

2.5.2 Led Infra Red

Led Infra Red merupakan piranti yang bisa digunakan sebagai sumber

cahaya. Fototransistor dapat mendeteksi sumber cahaya dari Led Infra Red.

Fototransistor akan aktif apabila mendapat cahaya dari Led Infra Red. Bentuk

fisik Led Infra Red ditunjukkan pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Bentuk Fisik Led Infra Red

Page 30: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

13

2.6 LED Indikator

an dioda yang dapat memancarkan cahaya.

R =

Led merupak

IledVcc ……………………… (2.1)

Gambar 2.4 Rancangan Rangkaian Led Indikator

2.7 Pengondisi Sinyal

berfungsi agar keluaran dari sensor dapat dibaca port

R 1 =

Pada bagian ini

paralel dan dalam kondisi low (0) atau high (1).

IfVfVcc )( − ……………………… (2.2)

R c = Ic

VceVcc )( − ……………………..… (2.3)

Page 31: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

14

Gambar 2.5 Rancangan Rangkaian Pengkondisi Sinyal

Gambar 2.5 merupakan rangkaian pengondisi sinyal, dan inverter yang

dikemas dalam IC SN74LS14. Port paralel dapat membaca logika high (1)

atau low (0) dari keluaran (Vout), tegangan 0 V sampai dengan + 0,8 V untuk

logika high (1) dan tegangan 2,4 V sampai dengan 5 V untuk logika low (0).

Page 32: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

15

BAB III

PERANCANGAN PERANGKAT KERAS

DAN PERANGKAT LUNAK

.

3.1 Alur Perancangan

Alat yang dirancang ini terdiri dari sensor, pengondisi sinyal dan

komputer. Sensor terdiri dari Led Infra Red yang mengirim cahaya dan

diterima fototransitor. Pengondisi sinyal yang digunakan dihubungkan dengan

inverter yang dikemas dalam IC, keluaran IC dihubungkan dengan komputer

dengan menggunakan port paralel, dan penampil menggunakan Visual Basic

6.0. Diagram blok dalam perancangan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap

road race ini dapat dilihat pada gambar 3.1.

Sensor PC Pengondisi Sinyal

Gambar 3.1 Rancangan Diagram Blok Alur Rangkaian

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Perangkat keras lintasan latihan road race (gambar 3.2) yang

menggunakan 1 buah jalur pada umumnya menggunakan lintasan minimal

sepanjang 1,2 kilometer dalam 1 putaran. Pengukur latihan road race ini

menggunakan panjang lintasan 2 meter dan lebar lintasan 10 sentimeter.

Menggunakan 2 buah sensor, sensor mulai dan sensor start/finish. Sensor

Page 33: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

16

mulai untuk mengaktifkan led hijau sebagai tanda putaran berikutnya akan

mulai dihitung dan sensor start/finish untuk memulai perhitungan waktu serta

selasai.

Sensor 2

Sensor 1

LI

NTASAN

Interface Db25

LED

Gambar 3.2 Rancangan Lintasan Road Race

3.2.1 Rancangan Led Indikator

Rangkaian led indikator terdapat 3 led. Menandakan awal melintasi

lintasan untuk led kuning, mulai perhitungan waktu untuk led hijau serta led

merah untuk akhir melintasi lintasan akan dipasang pada garis start.

Page 34: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

17

Gambar 3.3 Rancangan Led Indikator

Arus maksimum led untuk dapat menyala maksimal Iled = 20 mA. Pada

perancangan ini digunakan arus led Iled = 11 mA dengan Vcc port paralel = 5

V, maka besarnya R :

R = IledVcc ……………………… (2.1)

R = mAV

115

= 454,54 Ω

Pada pasaran nilai resistor 454,54 Ω tidak ada, maka R yang digunakan

adalah 470 Ω.

3.2.2 Rancangan Sensor Mulai dan Sensor Start/Finish

Rangkaian sensor mulai dan sensor start/finish yang dipasang pada garis

start untuk sensor start/finish dan pada tikungan akhir untuk sensor mulai

akan mulai aktif atau menghitung jumlah lap dan waktu tiap lap untuk sensor

start/finish dan mulai menyala (on) untuk sensor mulai begitu pembalap

memulai latihan atau mulai melintasi lintasan. Sensor ini menggunakan

cahaya sebagai pengaktif fototransistor dan sebagai sumber cahaya pada

Page 35: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

18

sensor ini adalah Led Infra Red. Pada perancangan ini digunakan sebagai

sumber cahaya adalah Led Infra Red.

Penerima cahaya dari Led Infra Red adalah fototransistor yang pada

rancangan perangkat keras ini digunakan fototransistor dengan tipe QSD122.

Sinar dari Led Infra Red yang mengenai atau diterima oleh fototransistor akan

menjadi IB (arus basis). Dengan ini maka kolektor-emiter akan terhubung (on),

karena resistor kolektor-emiter akan menjadi sangat kecil atau mendekati nol

(0). Keadaan kolektor-emiter terbuka (off), bila fototransistor tidak

mendapatkan cahaya yang dipancarkan oleh infrared, yang menyebabkan

resistansi kolektor-emiter menjadi besar dan dikarenakan tidak adanya arus

pada basis dan tegangan pada kaki emitter sama dengan ground.

B

Gambar 3.4 Rancangan Sensor

Page 36: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

19

Arus maju maksimum dioda infra merah If = 100mA dan tegangan maju

dioda infra merah Vf = 1,6 volt (data sheet infra-red devices). Pada

perancangan ini digunakan arus maju dioda infra merah If = 10mA. Nilai Vcc

diberikan sebesar 12 V untuk mendapatkan output sebesar 5 V, maka dapat

dihitung besarnya R1 :

R1 = If

VfVcc )( − ………….(2.2)

R1 = mA10

6,112 −

= 1040 Ω

Pada pasaran nilai resistor 1040 Ω tidak ada, maka R1 yang digunakan

adalah 1000 Ω.

Saat infra merah memancarkan cahaya (on) dan phototransistor

menerimanya, maka akan menghasilkan arus Ib. Arus Ib ini menyebabkan

tegangan antara kolektor dan emiter kecil (VCE ≈ 0). Agar keluaran

phototransistor dapat maksimal maka phototransistor dibuat dalam keadaan

saturasi. Tegangan VCE pada keadaan saturasi adalah 0,4 volt. Arus pada

kolektor IC = 1 mA (data sheet phototransistor QSD122). Besar hambatan Rc

dapat dihitung :

Rc = Ic

VceVcc )( − …………..(2.3)

Rc = mA1

4,012 −

= 11600 Ω

Page 37: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

20

Pada pasaran nilai resistor 11600 Ω tidak ada, maka Rc yang digunakan

adalah 12000 Ω.

Kaki kolektor dari fototransistor dihubungkan dengan IC SN741LS14.

Keluaran dari IC dihubungkan dengan port paralel. Sensor start/finish ini

sebanyak 1 buah yang terlekat pada garis finish yang berfungsi sebagai sensor

pendeteksi jumlah lap dan waktu yang ditempuh tiap putaran. Sensor mulai ini

sebanyak 1 buah yang terletak di akhir tikungan.

3.2.3 Rancangan Pengondisi Sinyal dengan Komputer

Alat pengukur road race dengan menggunakan sensor dari Led Infra Red

dan fototransistor sebagai penerima menggunakan komputer sebagai tampilan

dan program Visual Basic 6.0 sebagai program yang digunakan. Interface dari

sensor menuju ke komputer menggunakan port paralel, di mana keluaran dari

sensor dihubungkan dengan IC SN74LS14 supaya output yang keluar dari

sensor dapat diterima oleh komputer. Port paralel sendiri mempunyai 25 pin

yang dapat dipakai. Di mana pin no 2 sampai dengan pin no 9 dapat

digunakan sebagai output data, pin no 10 sampai dengan pin no 17 dapat

digunakan sebagai input data, dan pin 18 sampai dengan pin 25 sebagai

ground.

Keluaran pengondisi sinyal 1 (sensor 1) akan dihubungkan dengan pin no

10 pada port paralel, dan keluaran pengondisi sinyal 2 (sensor 2) akan

dihubungkan dengan pin no 12 pada port paralel.

Page 38: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

21

VCC

R1

A Y

INV

sensor1

VB1

SUB-D 25

1325122411231022

921

820

719

618

517

416

315

214

1

Rc

Gambar 3.5 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 1) dengan Port Paralel

VCC

R1

A Y

INV

sensor2

VB1

SUB-D 25

1325122411231022

921

820

719

618

517

416

315

214

1

Rc

Gambar 3.6 Rancangan Pengondisi Sinyal (Sensor 2) dengan Port Paralel

3.2.4 Rancangan Led Indikator dengan Komputer

Led indikator menggunakan 3 buah led yang akan dihubungkan dengan port

paralel pada pin no 2, pin no 3 dan pin no 4.

Page 39: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

22

VB1

SUB-D 25

1325122411231022

921

820

719

618

517

416

315

214

1

LED Merah

R7

R6

LED Kuning

LED Hijau R5

D2

D1

D0

Gambar 3.7 Rancangan Led Indikator dengan Port Paralel

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Pada perancangan perangkat lunak ini, berdasarkan pada input yang

menuju ke komputer atau output dari sensor yang dikirim ke komputer akan

ditampilkan oleh komputer dengan menggunakan program Visual Basic 6.0.

3.3.1 Algoritma Program

Pada program ini, komputer akan menampilkan jumlah lap, waktu tiap lap

serta waktu tercepat yang ditempuh pembalap (best time). Komputer akan

mendapat input dari sensor melalui port paralel. Susunan dari sistem ini adalah

suatu algoritma.

Pada menu awal akan tertampil Command Button masuk, command button

tersebut akan berfungsi untuk masuk ke form utama. Form utama ini

command button mulai akan ditekan, maka led warna kuning akan on. Led

kuning sebagai indikator bahwa pembalap boleh memulai latihan di lintasan

Page 40: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

23

dan diberikan satu kali putaran awal (waktu belum dihitung). Setelah

pembalap melakukan satu kali putaran awal, maka program memerintahkan

untuk membaca sensor (1), apakah pembalap telah melintasi sensor tersebut.

Apabila pembalap telah melintasi sensor tersebut, maka led hijau akan on, dan

waktu akan mulai dihitung bila pembalap telah melintasi garis start (sensor 2).

Gambar 3.8 Rancangan Flowchart Program

Page 41: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

24

Program akan menanyakan apakah pembalap telah melintasi sensor

start/finish, sensor yang terlekat di garis start. Apabila pembalap telah

melintasi sensor start/finish maka waktu yang telah ditempuh pembalap

selama melakukan satu kali putaran lintasan akan disimpan dan ditampilkan

didalam label LAP 1. Setelah pembalap melintasi sensor start/finish, program

akan secara otomatis mereset waktu timer dan program akan melakukan

perhitungan kembali dengan waktu awal nol dan pembalap akan melakukan

perputaran didalam lintasan sebanyak lima kali putaran. Waktu yang

dihasilkan pembalap akan disimpan dan ditampilkan didalam label LAP 2, bila

pembalap melalukan perputaran pada lap 2. Label LAP 3 akan berisikan waktu

yang telah dihasilkan pembalap selama melintasi perputaran lintasan yang ke

tiga. Label LAP 4 akan berisikan waktu yang telah dihasilkan pembalap

selama melintasi perputaran lintasan yang ke empat. Label LAP 5 akan

berisikan waktu yang telah dihasilkan pembalap selama melintasi perputaran

lintasan yang ke lima. Ketika pembalap akan melakukan perputaran yang ke

lima, maka led merah akan on, led merah disini untuk menandakan perputaran

terakhir yang ditempuh pembalap dan pembalap akan berhenti melakukan

perputaran lintasan. Bila pembalap telah melakukan perputaran lintasan

sebanyak lima kali, program akan membaca waktu yang telah dihasilkan

pembalap dari LAP 1 sampai dengan LAP 5, dan waktu tersebut akan

dibandingkan. Waktu pada lap berapa yang paling kecil, dan waktu hasil

perbandingan tersebut akan disimpan dan akan ditampilakan didalam label

waktu terbaik. Apabila pembalap ingin melakukan perputaran lintasan lagi,

Page 42: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

25

maka tekan command button lagi dan semua catatan waktu yang tertampil dan

disimpan oleh program akan dihapus dan program dapat digunakan lagi. Bila

tidak ingin melakukan pembalap tidak ingin melakukan perputaran lintasan

lagi, maka tekan command button keluar program akan keluar. Didalam menu

utama terdapat command button bantuan, bila command button bantuan

ditekan maka akan tertampil cara menggunakan program. Command button

kembali ini untuk kembali ke menu awal.

3.3.2 Rancangan Form Awal

Program yang digunakan dalam perancangan ini adalah Visual Basic 6.0.

Dimana visual basic sebagai pengukur dari sensor, dan ditampilkan.

Gambar 3.9 Rancangan Tampilan Awal Program

Tampilan awal yang akan ditampilkan visual basic adalah seperti pada gambar

3.9. Dimana command button masuk sebagai awal untuk melaksanakan

program. Bila masuk ditekan, maka akan tertampil tampilan program untuk

Page 43: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

26

menghitung waktu tiap lap selama 5 lap dan waktu tercepat yang telah

ditempuh oleh pembalap. Seperti gambar 3.10.

Gambar 3.10 Rancangan Form Utama

Pada gambar 3.10 merupakan tampilan program untuk mengetahui waktu

tempuh pembalap. Dimana pada tampilan ini tersedia lap 1 sampai dengan lap

5 serta waktu terbaik (best time) yang telah ditempuh. Pada tampilan ini

command button MULAI berfungsi untuk memulai menjalankan program.

Bila command button ini ditekan maka led warna kuning akan on,

menandakan pembalap telah diperbolehkan untuk melintasi lintasan. Led

warna hijau akan on bila pembalap telah melewati sensor mulai dan

menandakan waktu pembalap selama melintasi lintasan akan mulai dihitung

setelah pembalap melewati garis start. Led warna merak akan on bila

pembalap telah melintasi lintasan sebanyak 4 putaran. Command button LAGI

Page 44: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

27

berfungsi untuk menghitung ulang perhitungan waktu yang telah ditempuh

oleh pembalap, dan waktu yang telah ditempuh sebelumnya oleh pembalap

akan dihapus, serta waktu tercepat yang ditempuh pembalap akan terhapus

pula. Command button BANTUAN berisikan tentang cara menggunakan

program, seperti pada gambar 3.11. Sedangkan command button KELUAR

berfungsi untuk mengakhiri atau keluar dari program.

Gambar 3.11 Rancangan Tampilan Help

Pada rancangan tampilan bantuan (gambar 3.11) command button KEMBALI

berfungsi untuk kembali ke form menu utama.

Page 45: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

28

BAB IV

PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini menganalisis hasil dari data pengamatan dan pembahasan atas

perancangan pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap dalam latihan road race

berbasis PC, yang berupa pengujian dari perangkat keras serta perangkat

lunak. Pengamatan perangkat keras meliputi tegangan keluaran dari sensor

saat terhalang serta saat tidak terhalang dan pengamatan perangkat lunak

meliputi cara kerja Visual Basic serta waktu yang dicatat oleh program.

4.1 Sketsa Alat

Sketsa alat pengukur jumlah lap dan waktu tiap lap ini dapat dilihat pada

gambar 3.2 menggunakan 1 buah jalur lintasan. Led indikator terdiri dari 3

buah led. Led kuning sebagai indikator mulai melintasi lintasan, led hijau

sebagai indikator mulai perhitungan serta led merah sebagai indikator selesai

perhitungan (putaran terakhir). Sensor yang digunakan sebanyak 2 buah.

Sensor 1 (mulai) terletak pada akhir tikungan serta sensor 2 (start/finish)

terletak di garis start. Pada alat ini komputer merupakan alat pengendali

dengan menggunakan software visual basic.

Page 46: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

29

Gambar 4.1 Bentuk Alat

4.2 Pembahasan Perangkat Keras

Perangkat keras yang terdiri dari sensor dan inverter yang dikemas dalam

IC, menghasilkan tegangan keluaran yang akan dijadikan masukan komputer

melalui port paralel.

4.2.1 Data Keluaran Sensor

Sensor start/finish dan sensor mulai mempunyai 2 keadaan, keadaan

terhalang (sensor on) dan keadaan tidak terhalang (sensor off). Setiap keadaan

menghasilkan tegangan keluaran yang berbeda.

Tabel 4.1 Data Keluaran Sensor

Keadaan Sensor 1 Sensor 2 Terhalang 4,18 Volt 4,15 Volt

Tidak Terhalang 0,5 Volt 0,6 Volt

Page 47: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

30

Pada saat keadaan sensor 1 tidak terhalang maka tegangan yang dihasilkan

adalah 0,5 V, pada saat terhalang tegangan menjadi 4,18 V. Sensor 2

menghasilkan tegangan sebesar 0,6 V saat tidak terhalang dan 4,15 V saat

terhalang. Dari tegangan yang diperoleh dari sensor, akan dijadikan tegangan

masukan IC.

4.2.2 Data Keluaran IC

Tabel 4.2 Data Keluaran IC

Keadaan Sensor 1 Sensor 2 Logika Port Paralel Terhalang 0,8 Volt 0,7 Volt 0

Tidak Terhalang 2,55 Volt 2,5 Volt 1

Pada keluaran IC yang mendapat masukan dari sensor, keluaran sensor 1

sebesar 2,55 V saat tidak terhalang dan 0,8 V saat terhalang. Sensor 2

menghasilkan tegangan keluaran sebesar 2,5 V saat tidak terhalang, dan

menghasilkan 0,7 V saat terhalang. Keluaran dari IC akan diolah untuk

masukan komputer yang akan diproses oleh program Visual Basic.

Saat keadaan tidak terhalang Visual Basic membaca input dari sensor 1

dan sensor 2 dari port paralel dengan nilai desimal 126 dengan biner

01111110. Sensor 1 dan sensor 2 dihubungkan dengan port paralel jalur status

pin 10 dan pin 12. Bila sensor 1 dan sensor 2 dalam keadaan terhalang, maka

Visual Basic akan membaca input dari port paralel dengan nilai desimal 62

dan 94 atau dengan nilai biner 00111110 dan 01011110. Keadaan sensor

terhalang, port paralel membaca sebagai keadaan low (0) dan tidak terhalang

sebagai keadaan high (1).

Page 48: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

31

4.3 Proses Kerja Alat

Berikut ini akan dijelaskan bagaimana cara kerja dari peralatan pengukur

jumlah lap dan waktu tiap lap ini :

1. Proses kerja alat ini diawali dengan menghubungkan hardware dengan

catu daya, sehingga alat siap untuk dijalankan.

2. Setelah catu daya dihubungkan lalu jalankan program Visual Basic maka

akan tertampil menu awal program seperti gambar 4.2.

Gambar 4.2 Tampilan Awal Program

3. Tekan tombol command button masuk, maka program akan menampilkan

menu utama perhitungan waktu (Gambar 4.3). Menu utama terdiri dari

command button mulai, command button bantuan, command button lagi

dan command button keluar. Tampilan lap yang terdiri dari lap 1 sampai

dengan lap 5 dan waktu terbaik.

Page 49: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

32

Gambar 4.3 Tampilan Menu Utama.

4. Setelah menu utama tertampil, tekan command button mulai maka led

kuning akan on (Gambar 4.4) menandakan program telah berjalan dan

pembalap telah memulai melintasi lintasan dan menempuh 1 kali putaran

pemanasan (waktu belum dihitung).

Gambar 4.4 Tampilan Setelah Command Button Mulai Ditekan

Page 50: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

33

5. Setelah pembalap melintasi lintasan dan melakukan putaran pemanasan,

maka pembalap akan memotong sensor 1 (mulai) dan led hijau akan on

dan led kuning off (Gambar 4.5) menandakan perhitungan waktu akan

mulai bila pembalap memotong sensor 2 (start/finish).

Gambar 4.5 Tampilan Setelah Sensor 1 (mulai) Terhalang

6. Bila pembalap telah melintasi garis start, maka sensor 2 (start/finish) akan

terhalang dan timer akan mulai menghitung waktu yang ditempuh

pembalap dalam melintasi lintasan. Timer akan berhenti bila pembalap

telah melintasi garis finish atau sensor 2 terhalang lagi. Waktu yang telah

ditempuh pembalap akan ditampilkan pada text Lap 1, dan timer akan

kembali menghitung untuk putaran-putaran berikutnya selama 5 (lima)

putaran dan akan ditampilkan dalam text lap berikutnya (Gambar 4.6).

Page 51: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

34

Gambar 4.6 Tampilan Setelah Sensor 2 (start/finish) Terhalang

7. Bila pembalap telah melakukan putaran sebanyak 4 kali, maka led merah

akan on, dan led hijau akan off. Menandakan pembalap akan melakukan

putaran lintasan untuk yang terakhir (Gambar 4.7).

Gambar 4.7 Tampilan Setelah Pembalap Melakukan 4 kali Putaran

Page 52: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

35

8. Bila pembalap telah selesai melakukan putaran sebanyak 5 kali, maka

waktu terbaik (best time) dari 5 kali putaran tersebut akan tertampil di

dalam text waktu terbaik (Gambar 4.8).

Gambar 4.8 Tampilan Waktu Terbaik

4.4 Data Pengamatan Pengukur Waktu Lap

Pengamatan waktu yang dilakukan terhadap pengukuran waktu lap ini

dengan cara membandingkan waktu pada alat dengan waktu pada stopwatch

standar (handphone – HP). Dari hasil pengamatan tersebut diambil beberapa

sampel waktu. Hal ini dimaksudkan agar dapat melihat ketepatan

penghitungan waktu yang dilakukan oleh alat.

Tabel 4.3 Data Pengamatan Waktu Awal

Alat Ukur Waktu Awal Sensor (program) 00:00:00:00 Stopwatch (HP) 00:00:00:00

Page 53: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

36

Data pengamatan waktu awal dilakukan dengan secara bersamaan

mengaktifkan alat ukur (sensor program dengan stopwatch). Waktu yang

dihasilkan kedua alat ukur sama.

Pengambilan data alat dimulai pada saat pembalap mulai melintasi garis

start. Saat pembalap melintasi garis start, stopwatch dihidupkan dan

dimatikan saat memasuki garis finish.

Tabel 4.4 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 1)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) %

LAP 1 00:00:05.04 00:00:04.93 00:00:00.11 2,1 LAP 2 00:00:05.01 00:00:04.89 00:00:00.12 2,3 LAP 3 00:00:05.05 00:00:04.92 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.00 00:00:04.90 00:00:00.10 2,0 LAP 5 00:00:05.03 00:00:04.88 00:00:00.15 2,9

Selisih rata-rata = 5

15,010,013,012,011,0 ++++ = 0,12 detik

% rata-rata = 5

9,20,25,23,21,2 ++++ = 2,3 %

Tabel 4.5 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 2)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) %

LAP 1 00:00:05.02 00:00:04:96 00:00:00.06 1,1 LAP 2 00:00:05.04 00:00:04:99 00:00:00.05 0,9 LAP 3 00:00:05.01 00:00:04:95 00:00:00.06 1,1 LAP 4 00:00:05.05 00:00:04:89 00:00:00.16 3,1 LAP 5 00:00:05.09 00:00:04:93 00:00:00.16 3,1

Page 54: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

37

Selisih rata-rata = 5

16,016,006,005,006,0 ++++ = 0,09 detik

% rata-rata = 5

1,31,31,19,01,1 ++++ = 1,8 %

Tabel 4.6 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 3)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) %

LAP 1 00:00:05.01 00:00:04:94 00:00:00.07 1,3 LAP 2 00:00:05.03 00:00:04:89 00:00:00.14 2,7

LAP 3 00:00:05.01 00:00:04:93 00:00:00.08 1,5 LAP 4 00:00:05.00 00:00:04:93 00:00:00.07 1,4 LAP 5 00:00:05.04 00:00:04:96 00:00:00.08 1,5

Selisih rata-rata = 5

08,007,008,014,007,0 ++++ = 0,08 detik

% rata-rata = 5

5,14,15,17,23,1 ++++ = 1,6 %

Tabel 4.7 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 4)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.05 00:00:04:93 00:00:00.12 2,3 LAP 2 00:00:05.02 00:00:04:95 00:00:00.07 1,3 LAP 3 00:00:05.07 00:00:04:91 00:00:00.16 3,1 LAP 4 00:00:05.05 00:00:04:91 00:00:00.14 2,7 LAP 5 00:00:05.08 00:00:04:94 00:00:00.14 2,7

Selisih rata-rata = 5

14,014,016,007,012,0 ++++ = 0,12 detik

Page 55: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

38

% rata-rata = 5

)7,27,21,33,13,2( ++++ = 2,4 %

Tabel 4.8 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 5)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.10 00:00:04:96 00:00:00.14 2,7 LAP 2 00:00:05.06 00:00:04:95 00:00:00.11 2,1 LAP 3 00:00:05.08 00:00:04:95 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.05 00:00:04:97 00:00:00.08 1,5 LAP 5 00:00:05.07 00:00:04:96 00:00:00.11 2,1

Selisih rata-rata = 5

)11,008,013,011,014,0( ++++ = 0,11 detik

% rata-rata = 5

)1,25,15,21,27,2( ++++ = 2,1 %

Tabel 4.9 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 6)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.14 00:00:04:96 00:00:00.18 3,5 LAP 2 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 3 00:00:05.09 00:00:04:95 00:00:00.14 2,7 LAP 4 00:00:05.07 00:00:04:96 00:00:00.11 2,1 LAP 5 00:00:05.09 00:00:04:96 00:00:00.13 2,5

Selisih rata-rata = 5

)13,011,014,013,018,0( ++++ = 0,13 detik

% rata-rata = 5

)5,21,27,25,25,3( ++++ = 2,6 %

Tabel 4.10 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 7)

Page 56: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

39

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.12 00:00:04:97 00:00:00.15 2,9 LAP 2 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 3 00:00:05.09 00:00:04:97 00:00:00.12 2,3 LAP 4 00:00:05.11 00:00:04:99 00:00:00.12 2,3 LAP 5 00:00:05.14 00:00:04:98 00:00:00.16 3,1

Selisih rata-rata = 5

)16,012,012,013,015,0( ++++ = 0,13 detik

% rata-rata = 5

)1,33,23,25,29,2( ++++ = 2,6 %

Tabel 4.11 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 8)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.12 00:00:04:96 00:00:00.16 3,1 LAP 2 00:00:05.16 00:00:04:99 00:00:00.17 3,2 LAP 3 00:00:05.10 00:00:04:97 00:00:00.13 2,5 LAP 4 00:00:05.13 00:00:04:99 00:00:00.14 2,7 LAP 5 00:00:05.12 00:00:04:98 00:00:00.14 2,7

Selisih rata-rata = 5

)14,014,013,017,016,0( ++++ = 0,14 detik

% rata-rata = 5

)7,27,25,22,31,3( ++++ = 2,8 %

Tabel 4.12 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 9)

Page 57: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

40

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 – T1) %

LAP 1 00:00:05.15 00:00:04.99 00:00:00.16 3,1 LAP 2 00:00:05.12 00:00:05.00 00:00:00.12 2,3 LAP 3 00:00:05.16 00:00:04.98 00:00:00.18 3,4 LAP 4 00:00:05.19 00:00:04.97 00:00:00.22 4,2 LAP 5 00:00:05.16 00:00:04.97 00:00:00.19 3,6

Selisih rata-rata = 5

)19,022,018,012,016,0( ++++ = 0,17 detik

% rata-rata = 5

)6,32,44,33,21,3( ++++ = 3,3 %

Tabel 4.13 Data Pengamatan Waktu Putaran (Percobaan 10)

No Lap Stopwatch LAP Timer Selisih Galat (T0) (T1) (T0 - T1) %

LAP 1 00:00:05.15 00:00:04.96 00:00:00.19 3,6 LAP 2 00:00:05.17 00:00:04.95 00:00:00.22 4,2 LAP 3 00:00:05.14 00:00:04.95 00:00:00.19 3,6 LAP 4 00:00:05.18 00:00:04.97 00:00:00.21 4,0 LAP 5 00:00:05.14 00:00:04.99 00:00:00.15 2,9

Selisih rata-rata = 5

)15,021,019,022,019,0( ++++ = 0,19 detik

% rata-rata = 5

)9,20,46,32,46,3( ++++ = 3,6 %

Dari tabel data pengamatan di atas, maka dapat dilihat bahwa selisih

pengukuran waktu yang diperoleh antara 0,05 – 0,22 detik. Terdapat

perbedaan selisih waktu antara waktu pada alat dan waktu pada stopwatch di

mana rata-rata selisih waktu adalah :

Page 58: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

41

Σ SelisihRata-rata = 10

)19,017,014,013,013,011,012,008,009,012,0( +++++++++

= 0,12 detik

Σ % rata-rata = 10

)6,33,38,26,26,21,24,26,18,13,2( +++++++++

= 2,2 %

Selisih waktu antara perhitungan menggunakan program dengan stopwatch

terjadi karena perbedaan tingkat ketelitian. Tingkat ketelitian dengan

menggunakan stopwatch hanya menggunakan kasat mata, mulai perhitungan

waktu bisa terjadi setelah obyek melewati garis start ataupun sebelum.

Sedangkan tingkat ketelitian dengan menggunakan program berdasarkan obyek

yang melintasi sensor.

Page 59: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengamatan dan perancangan yang dilakukan maka dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Galat pengukur waktu lap ini adalah 2,2 %, dengan jumlah selisih rata –

rata waktu adalah 0,12 detik.

2. Pengukur waktu ini dapat meningkatkan ketelitian bagi pembalap dalam

mencatat waktu putaran.

5.2 Saran

Sehubungan alat ini jauh dari kesempurnaan, maka penulis mencoba untuk

memberikan saran-saran bagi pengembangan yang lebih lanjut agar dapat

menjadi lebih baik, yaitu :

1. Media pengiriman informasi dari sensor tidak lagi menggunakan kabel

melainkan tanpa kabel.

2. Tampilan akan lebih baik bila tidak ada batasan putaran. Sehingga

pembalap dapat melakukan putaran melintasi sirkuit sebanyak mungkin.

3. Ketelitian waktu akan lebih baik bila ditingkatkan.

42

Page 60: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

DAFTAR PUSTAKA

[1] Ikatan Motor Indonesia, 2006, “Peraturan Balap Motor”, Penerbit IMI,

Yogyakarta.

[2] B. Wuri. H. dan Petrus Setyasadi, 2001, “Pemrograman Orientasi Obyek”,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

[3] Retna Prasetia dan Catur Edi Widodo, 2004, “Interfacing Port Paralel dan

Port Serial Komputer dengan Visual Basic 6.0”, Penerbit Andi,

Yogyakarta.

[4] Windra Swastika, 2006, “Resep Visual Basic”, Penerbit Dian Rakyat,

Jakarta.

[5] LPKBM MADCOMS, 2005, “Panduan Pemrograman dan Referensi

Kamus Visual Basic 6.0”, Penerbit Andi, Yogyakarta.

[6] http : //www.vbcode.com, 20107, “Source Code VB” diakses tgl.20-04-2007

[7] http : //www.beyandlogic.org/spp/. diakses tgl.20-04-2007

43

Page 61: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 62: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

PROGRAM Dim BaseAddress As Integer Dim BestTime1, BestTime2, BestTime3, BestTime4, BestTime5 As Integer Dim WaktuLap1, WaktuLap2, WaktuLap3, WaktuLap4, WaktuLap5 As Integer Dim TotalTenthDetik, TotalDetik, TenthDetik, Detik, menit, Jam As Integer Dim Detik1, Menit1, Detik2, Menit2, Detik3, Menit3, Detik4, Menit4, Detik5, Menit5 As Integer Dim Jaml, Jam2, Jam3, Jam4, Jam5 As String Private Sub CmdHelp_Click() 'Bantuan Frminfo.Show End Sub Private Sub CmdReset_Click() 'Lagi Unload Me End Sub Private Sub CmdStart_Click() 'Start Out Val(&H378), 1 'Led Kuning On led1.FillColor = &HFFFF& End Sub Private Sub Command2_Click() Text9.Text = Text9.Text + 1 End Sub Private Sub END_Click() 'Keluar Program End End Sub Private Sub Form_Activate() 'Pembaca Input Parallel Port Text9.Text = "0" For i = 1 To 150000 If i Mod 10 = 0 Then Timer4 = DoEvents End If Next i For a = 1 To 200000 If a Mod 10 = 0 Then Timer2 = DoEvents End If Next a For b = 1 To 2500000 If b Mod 10 = 0 Then

Page 63: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

Timer3 = DoEvents End If Next b For c = 1 To 2500000 If c Mod 10 = 0 Then Timer1 = DoEvents End If Next c End Sub Private Sub Form_Load() 'Pemberian Nilai Awal BestTime = 0 BestTime1 = 0 BestTime2 = 0 BestTime3 = 0 BestTime4 = 0 End Sub Private Sub Timer1_Timer() 'Perhitungan Timer Awal If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then Jam1 = "0" & Jam End If Text2.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" End If End Sub Private Sub Timer2_Timer() If Text7.Text = "94" Then Out Val(&H378), 2

Page 64: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

led2.FillColor = &HFF00& 'Led Hijau On led1.FillColor = &HFFFFFF 'Led Kuning Off End If End Sub Private Sub Timer3_Timer() 'Best Time If WaktuLap1 < WaktuLap2 Then BestTime1 = WaktuLap1 Else BestTime1 = WaktuLap2 End If If BestTime1 < WaktuLap3 Then BestTime2 = BestTime1 Else BestTime2 = WaktuLap3 End If If BestTime2 < WaktuLap4 Then BestTime3 = BestTime2 Else BestTime3 = WaktuLap4 End If If BestTime3 < WaktuLap5 Then BestTime4 = BestTime3 Else BestTime4 = WaktuLap5 End If BestTime = BestTime4 If BestTime = WaktuLap1 Then Text1.Text = Text8.Text ElseIf BestTime = WaktuLap2 Then Text1.Text = Text3.Text ElseIf BestTime = WaktuLap3 Then Text1.Text = Text4.Text ElseIf BestTime = WaktuLap4 Then Text1.Text = Text5.Text ElseIf BestTime = WaktuLap5 Then Text1.Text = Text6.Text End If End Sub Private Sub Timer4_Timer() 'Nilai Input Parallel Port Text7.Text = Inp(Val(&H379)) End Sub Private Sub Timer5_Timer() 'Perhitungan Lap 1

Page 65: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

If Text7.Text = "62" Then TotalTenthDetik = -1 Timer1.Enabled = False End If If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then Jam1 = "0" & Jam End If Text8.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" WaktuLap1 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If End Sub Private Sub Timer6_Timer() If Text7.Text = "62" Then Text9.Text = Text9.Text + 1 End If End Sub Private Sub Timer7_Timer() 'Pengaktif Timer If Text9.Text = "1" Then Timer5.Enabled = True ElseIf Text9.Text = "2" Then Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = True ElseIf Text9.Text = "3" Then Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = True ElseIf Text9.Text = "4" Then Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False

Page 66: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

Timer10.Enabled = True ElseIf Text9.Text = "5" Then Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False Timer10.Enabled = False Timer11.Enabled = True Else Timer5.Enabled = False Timer8.Enabled = False Timer9.Enabled = False Timer10.Enabled = False Timer11.Enabled = False Timer3.Enabled = True End If If Timer10.Enabled = True Then Out Val(&H378), 4 led3.FillColor = &HFF& 'Led Merah On led2.FillColor = &HFFFFFF 'Led Kuning Off led1.FillColor = &HFFFFFF 'Led Hijau Off Timer2.Enabled = False End If End Sub Private Sub Timer8_Timer() 'Perhitungan Lap 2 If Text7.Text = "62" Then TotalTenthDetik = -1 End If If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then Jam1 = "0" & Jam End If Text3.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & ""

Page 67: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

WaktuLap2 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If End Sub Private Sub Timer9_Timer() 'Perhitungan Lap 3 If Text7.Text = "62" Then TotalTenthDetik = -1 End If If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then Jam1 = "0" & Jam End If Text4.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" WaktuLap3 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If End Sub Private Sub Timer10_Timer() 'Perhitungan Lap 4 If Text7.Text = "62" Then TotalTenthDetik = -1 End If If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then

Page 68: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

Jam1 = "0" & Jam End If Text5.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" WaktuLap4 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If End Sub Private Sub Timer11_Timer() 'Perhitungan Lap 5 If Text7.Text = "62" Then TotalTenthDetik = -1 End If If Text7.Text = "126" Then TotalTenthDetik = TotalTenthDetik + 1 TenthDetik = TotalTenthDetik Mod 100 TotalDetik = Int(TotalTenthDetik / 100) Detik = TotalDetik Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Detik1 = "0" & Detik End If menit = Int(TotalDetik / 60) Mod 60 If Len(menit) = 1 Then Menit1 = "0" & menit End If Jam = Int(TotalDetik / 3600) If Jam < 9 Then Jam1 = "0" & Jam End If Text6.Text = Jam1 & ":" & menit & ":" & Detik & ":" & TenthDetik & "" WaktuLap5 = (Jam1 * 3600) + (menit * 60) + Detik + TenthDetik End If End Sub Public Declare Function Inp Lib "inpout32.dll" _ Alias "Inp32" (ByVal PortAddress As Integer) As Integer Public Declare Sub Out Lib "inpout32.dll" _ Alias "Out32" (ByVal PortAddress As Integer, ByVal Value As Integer) Public Declare Sub Tunda Lib "Port_IO.dll" (ByVal lama As Integer)

Page 69: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 70: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 71: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 72: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 73: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 74: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 75: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 76: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 77: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 78: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 79: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 80: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 81: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 82: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 83: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP
Page 84: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

1POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

Operation From Very Slow Edges

Improved Line-Receiving Characteristics

High Noise Immunity

description

Each circuit functions as an inverter, but becauseof the Schmitt action, it has different inputthreshold levels for positive-going (VT+) andnegative-going (VT–) signals.

These circuits are temperature compensated andcan be triggered from the slowest of input rampsand still give clean, jitter-free output signals.

ORDERING INFORMATION

TA PACKAGE† ORDERABLEPART NUMBER

TOP-SIDEMARKING

PDIP NTube SN7414N SN7414N

PDIP – NTube SN74LS14N SN74LS14N

Tube SN7414D7414

0°C to 70°C SOIC DTape and reel SN7414DR

7414

0°C to 70°C SOIC – DTube SN74LS14D

LS14Tape and reel SN74LS14DR

LS14

SOP – NS Tape and reel SN7414NSR SN7414

SSOP – DB Tape and reel SN74LS14DBR LS14

Tube SN5414J SN5414J

CDIP JTube SNJ5414J SNJ5414J

CDIP – JTube SN54LS14J SN54LS14J

–55°C to 125°C Tube SNJ54LS14J SNJ54LS14J

CFP WTube SNJ5414W SNJ5414W

CFP – WTube SNJ54LS14W SNJ54LS14W

LCCC – FK Tube SNJ54LS14FK SNJ54LS14FK† Package drawings, standard packing quantities, thermal data, symbolization, and PCB design guidelines are

available at www.ti.com/sc/package.

Copyright 2002, Texas Instruments IncorporatedPRODUCTION DATA information is current as of publication date.Products conform to specifications per the terms of Texas Instrumentsstandard warranty. Production processing does not necessarily includetesting of all parameters.

Please be aware that an important notice concerning availability, standard warranty, and use in critical applications ofTexas Instruments semiconductor products and disclaimers thereto appears at the end of this data sheet.

SN5414, SN54LS14 . . . J OR W PACKAGESN7414 . . . D, N, OR NS PACKAGE

SN74LS14 . . . D, DB, OR N PACKAGE(TOP VIEW)

1

2

3

4

5

6

7

14

13

12

11

10

9

8

1A1Y2A2Y3A3Y

GND

VCC6A6Y5A5Y4A4Y

3 2 1 20 19

9 10 11 12 13

4

5

6

7

8

18

17

16

15

14

6YNC5ANC5Y

2ANC2YNC3A

1Y 1A NC

4Y 4A6A

3YG

ND

NC

NC – No internal connection

V CC

SN54LS14 . . . FK PACKAGE(TOP VIEW)

On products compliant to MIL-PRF-38535, all parameters are testedunless otherwise noted. On all other products, productionprocessing does not necessarily include testing of all parameters.

Page 85: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

2 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

logic diagram (positive logic)

1A

2A

3A

4A

5A

6A

1Y

2Y

3Y

4Y

5Y

6Y

1

3

5

9

11

13

2

4

6

8

10

12

Y = A

Pin numbers shown are for the D, DB, J, N, NS, and W packages.

Page 86: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

3POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

schematic

’14

GND

Output Y

100 Ω

VCC

6 kΩ

Input A

GND

Output Y

VCC

20 kΩ

Input A

’LS14

Resistor values shown are nominal.

Page 87: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

4 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

absolute maximum ratings over operating free-air temperature (unless otherwise noted)†

Supply voltage, VCC (see Note 1) 7 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Input voltage: ’14 5.5 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

’LS14 7 V. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Package thermal impedance, θJA (see Note 2):D package 86°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

DB package 96°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . N package 80°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . NS package 76°C/W. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Storage temperaturerange, Tstg –65°C to 150°C. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

† Stresses beyond those listed under “absolute maximum ratings” may cause permanent damage to the device. These are stress ratings only, andfunctional operation of the device at these or any other conditions beyond those indicated under “recommended operating conditions” is notimplied. Exposure to absolute-maximum-rated conditions for extended periods may affect device reliability.

NOTES: 1. Voltage values are with respect to network ground terminal.2. The package termal impedance is calculated in accordance with JESD 51-7

recommended operating conditions

SN5414 SN7414UNIT

MIN NOM MAX MIN NOM MAXUNIT

VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 4.75 5 5.25 V

IOH High-level output current –0.8 –0.8 mA

IOL Low-level output current 16 16 mA

TA Operating free-air temperature –55 125 0 70 °C

electrical characteristics over recommended operating free-air temperature range (unlessotherwise noted)

PARAMETER TEST CONDITIONS‡SN5414SN7414 UNITTEST CONDITIONS

MIN TYP§ MAX

VT+ VCC = 5 V 1.5 1.7 2 V

VT– VCC = 5 V 0.6 0.9 1.1 V

Hysteresis(VT+ – VT–)

VCC = 5 V 0.4 0.8 V

VIK VCC = MIN, II = –12 mA –1.5 V

VOH VCC = MIN, VI = 0.6 V, IOH = –0.8 mA 2.4 3.4 V

VOL VCC = MIN, VI = 2 V, IOL = 16 mA 0.2 0.4 V

IT+ VCC = 5 V, VI = VT+ –0.43 mA

IT– VCC = 5 V, VI = VT– –0.56 mA

II VCC = MAX, VI = 5.5 V 1 mA

IIH VCC = MAX, VIH = 2.4 V 40 µA

IIL VCC = MAX, VIL = 0.4 V –0.8 –1.2 mA

IOS¶ VCC = MAX –18 –55 mA

ICCH VCC = MAX 22 36 mA

ICCL VCC = MAX 39 60 mA

‡ For conditions shown as MIN or MAX, use the appropriate value specified under recommended operating conditions.§ All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.¶ Not more than one output should be shorted at a time.

Page 88: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

5POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Figure 1)

PARAMETERFROM

(INPUT)TO

(OUTPUT) TEST CONDITIONS

SN5414SN7414 UNITPARAMETER (INPUT) (OUTPUT) TEST CONDITIONS

MIN TYP MAXUNIT

MIN TYP MAX

tPLHA Y RL = 400 Ω CL = 15 pF

15 22ns

tPHLA Y RL = 400 Ω, CL = 15 F

15 22ns

recommended operating conditions

SN54LS14 SN74LS14UNIT

MIN NOM MAX MIN NOM MAXUNIT

VCC Supply voltage 4.5 5 5.5 4.75 5 5.25 V

IOH High-level output current –0.4 –0.4 mA

IOL Low-level output current 4 8 mA

TA Operating free-air temperature –55 125 0 70 °C

electrical characteristics over recommended operating free-air temperature range (unlessotherwise noted)

PARAMETER TEST CONDITIONS†SN54LS14 SN74LS14

UNITPARAMETER TEST CONDITIONS†MIN TYP‡ MAX MIN TYP‡ MAX

UNIT

VT+ VCC = 5 V 1.4 1.6 1.9 1.4 1.6 1.9 V

VT– VCC = 5 V 0.5 0.8 1 0.5 0.8 1 V

Hysteresis(VT+ – VT–)

VCC = 5 V 0.4 0.8 0.4 0.8 V

VIK VCC = MIN, II = –18 mA –1.5 –1.5 V

VOH VCC = MIN, VI = 0.5 V, IOH = –0.4 mA 2.5 3.4 2.7 3.4 V

VOL VCC = MIN VI = 1 9 VIOL= 4 mA 0.25 0.4 0.25 0.4

VVOL VCC = MIN, VI = –1.9 VIOL = 8 mA 0.35 0.5

V

IT+ VCC = 5 V, VI = VT+ –0.14 –0.14 mA

IT– VCC = 5 V, VI = VT– –0.18 –0.18 mA

II VCC = MAX, VI = 7 V 0.1 0.1 mA

IIH VCC = MAX, VIH = 2.7 V 20 20 µA

IIL VCC = MAX, VIL = 0.4 V –0.4 –0.4 mA

IOS§ VCC = MAX –20 –100 –20 –100 mA

ICCH VCC = MAX 8.6 16 8.6 16 mA

ICCL VCC = MAX 12 21 12 21 mA

† For conditions shown as MIN or MAX, use the appropriate value specified under recommended operating conditions.‡ All typical values are at VCC = 5 V, TA = 25°C.§ Not more than one output should be shorted at a time, and duration of the short-circuit should not exceed one second.

switching characteristics, VCC = 5 V, TA = 25°C (see Figure 2)

PARAMETERFROM TO

TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNITPARAMETER(INPUT) (OUTPUT)

TEST CONDITIONS MIN TYP MAX UNIT

tPLHA Y RL = 2 kΩ CL = 15 pF

15 22ns

tPHLA Y RL = 2 kΩ, CL = 15 F

15 22ns

Page 89: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

6 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

PARAMETER MEASUREMENT INFORMATIONSERIES 54/74 DEVICES

tPHL tPLH

tPLH tPHL

LOAD CIRCUITFOR 3-STATE OUTPUTS

High-LevelPulse

Low-LevelPulse

VOLTAGE WAVEFORMSPULSE DURATIONS

Input

Out-of-PhaseOutput

(see Note D)

3 V

0 V

VOL

VOH

VOH

VOL

In-PhaseOutput

(see Note D)

VOLTAGE WAVEFORMSPROPAGATION DELAY TIMES

VCC

RL

Test Point

From OutputUnder Test

CL(see Note A)

LOAD CIRCUITFOR OPEN-COLLECTOR OUTPUTS

LOAD CIRCUITFOR 2-STATE TOTEM-POLE OUTPUTS

(see Note B)

VCC

RLFrom Output

Under Test

CL(see Note A)

TestPoint

(see Note B)

VCCRL

From OutputUnder Test

CL(see Note A)

TestPoint

1 kΩ

NOTES: A. CL includes probe and jig capacitance.B. All diodes are 1N3064 or equivalent.C. Waveform 1 is for an output with internal conditions such that the output is low except when disabled by the output control.

Waveform 2 is for an output with internal conditions such that the output is high except when disabled by the output control.D. S1 and S2 are closed for tPLH, tPHL, tPHZ, and tPLZ; S1 is open and S2 is closed for tPZH; S1 is closed and S2 is open for tPZL.E. All input pulses are supplied by generators having the following characteristics: PRR ≤ 1 MHz, ZO ≈ 50 Ω; tr and tf ≤ 7 ns for Series

54/74 devices and tr and tf ≤ 2.5 ns for Series 54S/74S devices.F. The outputs are measured one at a time with one input transition per measurement.

S1

S2

tPHZ

tPLZtPZL

tPZH

3 V

3 V

0 V

0 V

thtsu

VOLTAGE WAVEFORMSSETUP AND HOLD TIMES

TimingInput

DataInput

3 V

0 V

OutputControl

(low-levelenabling)

Waveform 1(see Notes C

and D)

Waveform 2(see Notes C

and D)≈1.5 V

VOH – 0.5 V

VOL + 0.5 V

≈1.5 V

VOLTAGE WAVEFORMSENABLE AND DISABLE TIMES, 3-STATE OUTPUTS

1.5 V 1.5 V

1.5 V 1.5 V

1.5 V

1.5 V 1.5 V

1.5 V 1.5 V

1.5 V

1.5 V

tw

1.5 V 1.5 V

1.5 V 1.5 V

1.5 V 1.5 V

VOH

VOL

Figure 1. Load Circuits and Voltage Waveforms

Page 90: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

7POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

PARAMETER MEASUREMENT INFORMATIONSERIES 54LS/74LS DEVICES

tPHL tPLH

tPLH tPHL

LOAD CIRCUITFOR 3-STATE OUTPUTS

High-LevelPulse

Low-LevelPulse

VOLTAGE WAVEFORMSPULSE DURATIONS

Input

Out-of-PhaseOutput

(see Note D)

3 V

0 V

VOL

VOH

VOH

VOL

In-PhaseOutput

(see Note D)

VOLTAGE WAVEFORMSPROPAGATION DELAY TIMES

VCC

RL

Test Point

From OutputUnder Test

CL(see Note A)

LOAD CIRCUITFOR OPEN-COLLECTOR OUTPUTS

LOAD CIRCUITFOR 2-STATE TOTEM-POLE OUTPUTS

(see Note B)

VCC

RLFrom Output

Under Test

CL(see Note A)

TestPoint

(see Note B)

VCCRL

From OutputUnder Test

CL(see Note A)

TestPoint

5 kΩ

NOTES: A. CL includes probe and jig capacitance.B. All diodes are 1N3064 or equivalent.C. Waveform 1 is for an output with internal conditions such that the output is low except when disabled by the output control.

Waveform 2 is for an output with internal conditions such that the output is high except when disabled by the output control.D. S1 and S2 are closed for tPLH, tPHL, tPHZ, and tPLZ; S1 is open and S2 is closed for tPZH; S1 is closed and S2 is open for tPZL.E. Phase relationships between inputs and outputs have been chosen arbitrarily for these examples.F. All input pulses are supplied by generators having the following characteristics: PRR ≤ 1 MHz, ZO ≈ 50 Ω, tr ≤ 1.5 ns, tf ≤ 2.6 ns.G. The outputs are measured one at a time with one input transition per measurement.

S1

S2

tPHZ

tPLZtPZL

tPZH

3 V

3 V

0 V

0 V

thtsu

VOLTAGE WAVEFORMSSETUP AND HOLD TIMES

TimingInput

DataInput

3 V

0 V

OutputControl

(low-levelenabling)

Waveform 1(see Notes C

and D)

Waveform 2(see Notes C

and D) ≈1.5 V

VOH – 0.5 V

VOL + 0.5 V

≈1.5 V

VOLTAGE WAVEFORMSENABLE AND DISABLE TIMES, 3-STATE OUTPUTS

1.3 V 1.3 V

1.3 V 1.3 V

1.3 V

1.3 V 1.3 V

1.3 V 1.3 V

1.3 V

1.3 V

tw

1.3 V 1.3 V

1.3 V 1.3 V

1.3 V 1.3 V

VOL

VOH

Figure 2. Load Circuits and Voltage Waveforms

Page 91: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

8 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’14 CIRCUITS†

T+

Figure 3

–25–50–75

1.64

1.62

1.61

1.600 25 50

– P

osi

tive

-Go

ing

Th

resh

old

Vo

ltag

e –

V

1.66

1.67

POSITIVE-GOING THRESHOLD VOLTAGEvs

FREE-AIR TEMPERATURE1.70

75 100 125

1.65

1.63

TA – Free-Air Temperature – °C

V

VCC = 5 V

1.68

1.69

Figure 4

T–

–25–50–75

0.84

0.82

0.81

0.800 25 50

– N

egat

ive-

Go

ing

Th

resh

old

Vo

ltag

e –

V

0.86

0.87

NEGATIVE-GOING THRESHOLD VOLTAGEvs

FREE-AIR TEMPERATURE0.90

75 100 125

0.85

0.83

TA – Free-Air Temperature – °C

V

VCC = 5 V

0.88

0.89

T+

–25–50–75

790

770

760

7500 25 50

– H

yste

resi

s –

mV

810

820

HYSTERESISvs

FREE-AIR TEMPERATURE850

75 100 125

800

780

TA – Free-Air Temperature – °C

V

VCC = 5 V

830

840

Figure 5

T–

V

† Data for temperatures below 0°C and above 70°C and supply voltage below 4.75 V and above 5.25 V are applicable for SN5414 only.

Page 92: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

9POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’14 CIRCUITS†

Figure 6

780760 800 820 840

DISTRIBUTION OF UNITSFOR HYSTERESIS

860 880 900

VT+ – VT– – Hysteresis – mV

VCC = 5 VTA = 25°C

Rel

ativ

e F

req

uen

cy o

f Occ

ure

nce

740

Figure 7

4.754.5

0.8

0.4

0.2

05

Th

resh

old

Vo

ltag

e -–

V

1.2

1.4

THRESHOLD VOLTAGESvs

SUPPLY VOLTAGE2.0

5.25 5.5

1.0

0.6

TA = 25°C

1.6

1.8

VT+ – VT– – Hysteresis – mV

Positive-Going Threshold Voltage, VT+

Negative-Going Threshold Voltage, VT–

4.5

0.8

0.4

0.2

0

1.2

1.4

2.0

1.0

0.6

1.6

1.8

Figure 8

4.75 5

HYSTERESISvs

SUPPLY VOLTAGE

5.25 5.5

TA = 25°C

VCC – Supply Voltage – V

T+

––

Hys

tere

sis

– V

VT

–V

V

Figure 9

0.40

1

00.8

2

OUTPUT VOLTAGEvs

INPUT VOLTAGE4

1.2 2

3

VCC – Supply Voltage – V

O–

Ou

tpu

t V

olt

age

– V

VCC = 5 VTA = 25°C

1.6

VT– VT+

† Data for temperatures below 0°C and above 70°C and supply voltage below 4.75 V and above 5.25 V are applicable for SN5414 only.

Page 93: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

10 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’LS14 CIRCUITS†

Figure 10

1.64

1.62

1.61

1.60

Po

siti

ve-G

oin

g T

hre

sho

ld V

olt

age

– V

1.66

1.67

POSITIVE-GOING THRESHOLD VOLTAGEvs

FREE-AIR TEMPERATURE1.70

1.65

1.63

VCC = 5 V

1.68

1.69

TA – Free-Air Temperature – °C–25–50–75 0 25 50 75 100 125

T+

–V

Figure 11

0.84

0.82

0.81

0.80

0.86

0.87

NEGATIVE-GOING THRESHOLD VOLTAGEvs

FREE-AIR TEMPERATURE0.90

0.85

0.83

VCC = 5 V

0.88

0.89

–25–50–75 0 25 50 75 100 125TA – Free-Air Temperature – °C

– N

egat

ive-

Go

ing

Th

resh

old

Vo

ltag

e –

VT

– V

Figure 12

790

770

760

750

810

820

HYSTERESISvs

FREE-AIR TEMPERATURE850

800

780

VCC = 5 V

830

840

–25–50–75 0 25 50 75 100 125

TA – Free-Air Temperature – °C

T+

––

Hys

tere

sis

– V

VT

–V

Figure 13

760740 780 800 820

DISTRIBUTION OF UNITSFOR HYSTERESIS

840 860 880

VT+ – VT– – Hysteresis – mV

VCC = 5 VTA = 25°C

Rel

ativ

e F

req

uen

cy o

f Occ

ure

nce

720

99% AREABOVE 735 mV

† Data for temperatures below 0°C and above 70°C and supply voltage below 4.75 V and above 5.25 V are applicable for SN5414 only.

Page 94: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14

HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

11POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

TYPICAL CHARACTERISTICS OF ’LS14 CIRCUITS†

Figure 14

0.8

0.4

0.2

0

1.2

1.4

THRESHOLD VOLTAGES AND HYSTERESISvs

SUPPLY VOLTAGE2.0

1.0

0.6

TA = 25°C

1.6

1.8

VCC – Supply Voltage – V

4.754.5 5 5.25 5.5

Th

resh

old

Vo

ltag

e –

V

Positive-Going Threshold Voltage, VT+

Negative-Going Threshold Voltage, VT–

Hysteresis, VT+ – VT–

Figure 15

0.40

1

00.8

2

OUTPUT VOLTAGEvs

INPUT VOLTAGE4

1.2 2

3

VI – Input Voltage – V

O–

Ou

tpu

t V

olt

age

– V

V

VCC = 5 VTA = 25°C

1.6

VT– VT+

† Data for temperatures below 0°C and above 70°C and supply voltage below 4.75 V and above 5.25 V are applicable for SN5414 only.

Page 95: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

SN5414, SN54LS14,SN7414, SN74LS14HEX SCHMITT-TRIGGER INVERTERS

SDLS049B – DECEMBER 1983 – REVISED FEBRUARY 2002

12 POST OFFICE BOX 655303 • DALLAS, TEXAS 75265

TYPICAL APPLICATION DATA

TTL System

CMOS

Sine-WaveOscillator

TTL System Interfacefor Slow Input Waveforms

330 Ω

Input

Multivibrator

0.1 Hz to 10 MHz

Open-CollectorOutput

Input Output

Pulse Stretcher

Pulse Shaper

Input

Output

VT–

VT+

VT–

VT+

Input

Output

Threshold Detector

VT+

Input

Output

Point A

A

Page 96: PENGUKUR JUMLAH LAP dan WAKTU TIAP LAP

IMPORTANT NOTICE

Texas Instruments Incorporated and its subsidiaries (TI) reserve the right to make corrections, modifications,enhancements, improvements, and other changes to its products and services at any time and to discontinueany product or service without notice. Customers should obtain the latest relevant information before placingorders and should verify that such information is current and complete. All products are sold subject to TI’s termsand conditions of sale supplied at the time of order acknowledgment.

TI warrants performance of its hardware products to the specifications applicable at the time of sale inaccordance with TI’s standard warranty. Testing and other quality control techniques are used to the extent TIdeems necessary to support this warranty. Except where mandated by government requirements, testing of allparameters of each product is not necessarily performed.

TI assumes no liability for applications assistance or customer product design. Customers are responsible fortheir products and applications using TI components. To minimize the risks associated with customer productsand applications, customers should provide adequate design and operating safeguards.

TI does not warrant or represent that any license, either express or implied, is granted under any TI patent right,copyright, mask work right, or other TI intellectual property right relating to any combination, machine, or processin which TI products or services are used. Information published by TI regarding third–party products or servicesdoes not constitute a license from TI to use such products or services or a warranty or endorsement thereof.Use of such information may require a license from a third party under the patents or other intellectual propertyof the third party, or a license from TI under the patents or other intellectual property of TI.

Reproduction of information in TI data books or data sheets is permissible only if reproduction is withoutalteration and is accompanied by all associated warranties, conditions, limitations, and notices. Reproductionof this information with alteration is an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable forsuch altered documentation.

Resale of TI products or services with statements different from or beyond the parameters stated by TI for thatproduct or service voids all express and any implied warranties for the associated TI product or service andis an unfair and deceptive business practice. TI is not responsible or liable for any such statements.

Mailing Address:

Texas InstrumentsPost Office Box 655303Dallas, Texas 75265

Copyright 2002, Texas Instruments Incorporated